FRATER CMM 1/19
| ST. VINSENSIUS DI MOSOCHO | RIWAYAT DUNIA ORANG BUTA | SALIB JUBILEUM DI BRASIL | HARI PROVINSI BELANDA | CERITA DI HALAMAN SEKOLAH | HARI KAUM MUDA SEDUNIA DI PANAMA
DAFTAR ISI RUMUSAN MISI Belas kasih berlaku di segala zaman dan di setiap tempat. Belas kasih merupakan inti setiap agama di dunia: agama Hindu, Budha, Yahudi, Kristen dan Islam. Gerakan belas kasih meninggalkan jejaknya dalam sejarah. Pelbagai bentuk penampilan belas kasih merupakan ungkapan masyarakat tempat lahirnya belas kasih dan spiritualitas yang mendukungnya. Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelas Kasih, berakar dalam semangat belas kasih Kristiani.
KOLOM PEMIMPIN UMUM
4
ST. VINSENSIUS DI MOSOCHO
5
TERBITAN Frater CMM adalah majalah kuartal Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda Yang Berbelas Kasih. Langganan gratis. Kontribusi sukarela sangat dihargai, dapat di transfer melalui: BCA KCU Yogyakarta no. rek. 0375600990 a.n. Martinus Max Mangundap/Emarius Gulo. ISSN 1877-9719 Staf redaksi: Nathalie Bastiaansen (pemimpin dan editor pelaksana), Frater Edward Gresnigt, Frater Ad de Kok Kontributor: Frater Agustinus Nai Aki, Frater Videlis Minyega, Jef van Gils, Frater Henrique Matos, Nelleke Verstijnen-Massuger, Charles van Leeuwen, Ambassadors WWB, Frater Petrus Narwadan, Frater Wim Verschuren, Frater Niek Hanckmann Penerjemah: Frater Rofinus Banunaek Desain: Layout: Percetakan:
Heldergroen, The Netherlands DekoVerdivas, The Netherlands Candra Ide Cemerlang Printing, Pringwulung, Yogyakarta
Kontak Indonesia: Frater CMM, Jalan Ampel 6/10, Papringan, Yogyakarta 55281 E-mail: fratercmmprovindo@yahoo.co.id E-mail: magazine@cmmbrothers.nl website: www.cmmbrothers.org Foto sampul depan: Siswa SMA Frater Don Bosco Manado sedang memegang buku-buku sejarah Frater CMM (foto: Frater Agustinus Nai Aki). Perumpamaan tentang anak yang hilang, Rembrandt. 2
Foto sampul belakang: Mantel Bunda Maria, oleh Vanderley Campos de Sena. Komunitas Eleousa, Vught, Belanda (foto: Frater Niek Hanckmann).
GAMBARAN KEGIATAN KERASULAN
6
RIWAYAT DUNIA ORANG BUTA
9
SALIB JUBILEUM DI BRASIL
10
DALAM SOROTAN
12
DARI STAF REDAKSI Kita berada pada satu perayaan peringatan, dan edisi kali ini juga memperhatikannya. Misalnya, ada artikel tentang salib jubileum di Brasil, yang dibuat oleh Frater Henrique Matos. Di Sekolah Don Bosco di Manado, riwayat hidup para frater dibacakan di halaman sekolah setiap pagi. Dalam seri ‘Gambaran Kegiatan Kerasulan’ kita melihat ke masa lalu, dan selama hari provinsi di Belanda, mereka kembali melihat ke masa lalu. Banyak lagi yang ada dalam program ini untuk beberapa bulan mendatang. Pada bulan Agustus, misalnya, akan ada pelelangan lukisan yang dibuat oleh frater-frater di Tilburg. Melalui seri ‘Dalam Sorotan’ kami sudah fokus pada beberapa lukisan ini. Berbicara tentang sejarah: kami bekerja keras di bagian arsip para frater. Belum lama ini, pekerjaan terkait dengan ketersediaan arsip Institut St. Henricus untuk Tunanetra di Grave telah diselesaikan. Staf editorial meminta Jef van Gils untuk memberikan informasi tentang pentingnya pekerjaan ini. Memberi perhatian penuh pada sejarah ini, Anda barangkali berpikir bahwa frater-frater hanya fokus menghidupi masa lalu, namun hal itu tidaklah demikian. Pada tahun 2018 terdapat empat belas frater mengikrarkan kaul seumur hidup. Beberapa frater muda turut serta dalam Hari Kaum Muda Sedunia di Panama pada bulan Januari 2019, di bawah pimpinan Frater Broer Huitema, Niek Hanckmann dan Rofinus Banunaek.
HARI PROVINSI BELANDA
11
14
TENTANG JOANNES ZWIJSEN
CERITA DI HALAMAN SEKOLAH
15
HARI KAUM MUDA
18
‘LIHATLAH
BERITA SINGKAT
Dan selanjutnya: pada lampiran, Anda akan menemukan survei. Staf editorial ingin mendengar pendapat Anda tentang majalah ini. Apakah Anda berkehendak baik untuk menyelesaikan dan mengembalikan survei ini? Terima kasih atas perhatiannya!
SEDUNIA DI PANAMA
SESAMAKU’
16
19 3
KOLOM PEMIMPIN UMUM
Maria memiliki tempat sentral dalam sejarah kita, tetapi juga dalam identitas kita saat ini. Zwijsen memberi kita Maria, Bunda yang Berbelas Kasih, sebagai pelindung Kongregasi. Siapakah dia, untuk kita? Salah satu hal yang kita lakukan selama tahun jubileum adalah melihat sejarah kita. Kita melihat Joannes Zwijsen menunjukkan tiga sumber yang dapat menopang kita: Yesus, Maria, dan Vinsensius de Paul. Tujuan melihat sejarah kita bukan hanya mengetahui apa yang sedang terjadi di masa lalu. Faktanya, kembali ke akar kita harus selalu tetap menjadi rujukan mendasar dalam kehidupan dan pekerjaan kita sehari-hari. Kali ini saya ingin fokus pada Maria. Namanya menjadi pelindung Kongregasi kita dan karena itu mendapat tempat sentral dalam sejarah kita, tetapi juga dalam identitas kita saat ini. Zwijsen memberi kita Maria, Bunda yang Berbelas Kasih, sebagai pelindung Kongregasi. Apa artinya ini untuk kita? Siapakah dia untuk kita? Konstitusi kita mengatakan kita harus ‘menghormati Maria sebagai Bunda kita’ (Konstitusi I, 44). Saya berpikir bahwa peran utama Maria dalam Kongregasi kita adalah peran seorang Ibu: ia membentuk kita dan melindungi kita; ia bisa menginspirasi dan mendorong kita. Sebagai saudara, kita berada di bawah mantelnya, bersama dengan mereka yang kita layani dan temui. Memiliki Maria untuk nama Kongregasi kita merupakan anugerah terbesar yang patut kita syukuri. Ia juga disebut ‘Hamba Tuhan’, ia adalah ‘pribadi yang rendah hati dan kepadanya Yang Mahakuasa menunjukkan belas kasihan’. Karena itu ia adalah ‘suri teladan bagi kita’ (Konstitusi I, 58-60). Kita 4
berusaha meniru kebajikannya seperti kesederhanaan, kerendahan hati, dan ‘hadir’. Ia tidak banyak diceriterakan dalam Kitab Suci, tetapi kehadirannya yang penuh kasih dan perhatian dirasakan oleh orangorang di sekitarnya. Peran ketiga Maria adalah sebagai pengantara. Ia mendekati Yesus, dan menyampaikan ‘lakukan apa pun yang Dia katakan kepadamu’. Jika kita mengikuti nasehatnya, kita dapat mengalami apa yang Tuhan minta dari kita, di sini dan sekarang. Sebagaimana Konstitusi kita menegaskan: dia bagi kita adalah ‘pelita harapan dan penghiburan dalam penziarahan kita menuju Allah’ (Konstitusi I, 303). Konstitusi kita bukan hanya sesuatu dari masa lalu kita: tetapi juga merupakan Pedoman Hidup kita untuk hari ini. Kita diundang untuk bertanya pada diri sendiri: bagaimana saya mengalami Maria dalam hidupku? Apakah ia juga ibuku? Apakah saya berpaling kepadanya dengan kesedihan dan kegembiraanku? Apa yang harus saya tanyakan kepada Maria? Apa yang ingin saya katakan kepadanya? Ia ada di sana dalam sejarah kita; Apakah saya juga membiarkannya berjalan bersamaku hari ini, menuju masa depanku? Siapakah Maria bagiku? Frater Lawrence Obiko dalam sebuah wawancara dengan Nathalie Bastiaansen
KENYA
ST. VINSENSIUS DE PAUL: KINI MENJADI SANTO PELINDUNG St. Vinsensius de Paul, juga dikenal sebagai ‘Bapak kaum miskin’ bukan hanya seorang kudus dari zaman dahulu. Santo pelindung karya amal ini diberikan kepada Frater CMM oleh pendiri Uskup Joannes Zwijsen sebagai contoh pelayanan terhadap orang miskin dalam masyarakat kita. Tiga lembaga CMM di provinsi Kenya/Tanzania juga menjadikan St. Vinsensius sebagai santo pelindung mereka.
Sikap Belas Kasih Di Sekolah Dasar Putra St. Vinsensius De Paul di Mosocho, para frater, guru, dan siswa memperingati pestanya setiap tahun pada tanggal 27 September. Sebagai persaudaraan Vinsensian, mereka merayakan hari ini sebagai hari keluarga. Mereka memanfaatkan kesempatan itu untuk rehat dan merenungkan bagaimana Vinsensius mengabdikan hidupnya bagi orang miskin. Paus Fransiskus menyatakan bahwa cinta kasih adalah pusat dari misi Gereja, dan kita dipanggil untuk membagikannya kepada dunia, terutama dengan mereka yang membutuhkan, seperti yang dilakukan St. Vinsensius de Paul.
Inisiasi Pada tanggal 27 September 2018, hari itu diawali dengan perayaan Ekaristi di mana beberapa anggota baru diterima masuk dalam Gereja Katolik. Terdapat 26 anak laki-laki katekumenat menerima Sakramen Permandian, sedangkan 12 lainnya menerima Komuni Pertama. Upacara itu dipimpin oleh Pastor Lawrence
Pastor Lawrence Mandere memberikan komuni kudus kepada beberapa siswa baptisan baru.
St. Vinsensius de Paul.
Mandere, pastor yang bertanggung jawab di Paroki Nyabururu, serta diberkati oleh orang tua dan wali baptis dalam menyaksikan upacara tersebut. Para guru dan siswa Sekolah Dasar Putra St. Vinsensius De Paul hadir untuk mendukung mereka sebagai anggota keluarga Kristiani baru saat merayakan inisiasi ini.
Teguh dalam iman Dalam homilinya, Pastor Lawrence mengharapkan anak-anak muda Katolik untuk tetap teguh dalam iman mereka dan tidak lalai serta kehilangan arah. Dia juga mendesak orang tua dan wali baptis untuk berziarah bersama mereka dalam iman mereka terutama ketika mereka tumbuh dewasa. Mereka juga diajarkan pentingnya berbagi dan berbelas kasih satu sama lain, baik di sekolah maupun di rumah. Kepala Sekolah, Frater Elijah Agilo memberi ucapan selamat kepada para katekumenat atas ketekunan mereka dan berhasil melaksakan katekese di bawah bimbingan Frater Duncan Wafula.
Komitmen dalam melayani Yang menyentuh saya secara pribadi di lembaga kami adalah komitmen dan dedikasi yang ditunjukkan oleh frater-frater, yang juga berpengaruh kepada anggota staf kami. Hal ini telah menarik banyak orang tua untuk membawa anak-anak mereka belajar di sekolah kami. Bahkan kelihatan bahwa murid-murid nonKatolik menghadiri katekese dan kadang-kadang meminta untuk dibaptis di Gereja Katolik. Tentu saja, ini hanya dapat terwujud dengan persetujuan orang tua. Semoga Tuhan memberkati karya tangan kami. Frater Videlis Minyega CMM (Kenya) 5
GAMBARAN KEGIATAN KERASULAN
Juara sepak bola dari sekolah di Tilburg pada Hari Raja 1953.
KEGIATAN-KEGIATAN EKSTRA KURIKULER Kongregasi secara keseluruhan dihadapkan pada pelbagai kebutuhan, baik dalam bentuk material maupun spiritual. Para frater dalam kerja sama dengan pihak laik berusaha mengatasi situasi ini. Bagian keduabelas dari terbitan pada kolom ini menampilkan berbagai kegiatan ekstra kurikuler dari para frater pada masa lalu, yang melaluinya mereka membangun kehidupan kaum muda setelah seharian bekerja tekun di sekolah. Sejak permulaan Kongregasi, para frater bertanggung jawab untuk kaum muda yang dipercayakan kepada mereka, terdapat keseimbangan antara waktu yang dihabiskan di sekolah dengan yang di luar sekolah. Memanfaatkan waktu secara bermakna dan sehat adalah penting. Prinsip pedagogis: ‘di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat’ merupakan landasannya. Keluar jalan-jalan dan bermain sepak bola telah menjadi kegiatan rekreasi favorit sejak dulu. Bentuk yang paling klasik adalah kegiatan-kegiatan kaum muda di paroki. Banyak perhatian diberikan untuk berbagai jenis musik dan teater. Para frater menulis drama untuk kaum muda. Banyak frater
6
membentuk suara anak-anak, mendirikan paduan suara dan memimpinnya; mereka melakukan opera atau terlibat dalam drum band dan kegiatan kaum muda, seperti kepramukaan. Bagi para frater sendiri, semua kegiatan ekstra kurikuler ini tidak hanya merupakan sumbangan bagi kebahagiaan kaum muda, tetapi juga bermanfaat untuk kegiatan rekreasi bagi diri mereka. Pada saat yang sama, semua kegiatan ini adalah untuk pengembangan kepribadian. Bahkan saat ini pun, kegiatan ekstra kurikuler masih merupakan elemenelemen yang sangat penting dalam pendidikan kaum muda.
Bermain sepak bola dengan Frater Tharasius Mutsaers di Curaçao.
Para frater sepanjang barisan.
Satu permainan catur, kegiatan anak-anak di Den haag.
Frater Orantus van Doorn dengan alat musiknya ‘Melodia’.
Satu adegan drama dari ‘King Joco II’.
Satu adegan drama dari ‘A Mary performance’, oleh Frater Egbert van Oosterhout. 7
GAMBARAN KEGIATAN KERASULAN
Para musisi dan vokalis di Ruwenberg tahun 1912. Frater Getulius Arts di belakang organ.
‘Penjaga-penjaga Kaum Muda dari Vlijmen’ berlatih lagu.
S.O.O.S., kegiatan kaum muda di Tilburg, menaiki perahu pada 1959.
Frater Matthee Goevaers mengorganisir ‘Penjaga-penjaga Alam’ di Den Bosch. Di sini ia memandu pertunjukkan anjing.
Musikal ‘Fiddler on the Roof’ (Anatevka) diperagakan oleh para siswa di Sekolah Pendidikan Guru di Tomohon, Indonesia, dibawa arahan Frater Ad de Kok (1972).
Opera ‘Setan-setan dari hutan’, dibawa arahan Frater Candidus van der Linden, memperoleh juara umum di St. Thomas College Curaçao pada 1953. Dekorasinya dikerjakan oleh Frater Cyriel Witters.
Drama dari ‘The King’s visit’, diperagakan di Ruwenberg.
Satu kegiatan tamasya ke Schiphol pada 1953 oleh sekolah Noordhoek.
8
BELANDA
RIWAYAT DUNIA ORANG BUTA Di ruang bawah tanah Generalat Frater CMM terdapat pengarsipan yang luas. Bpk. Jef van Gils mengurus berbagai file dalam arsip ini yang berkaitan dengan komunitas-komunitas para frater di Belanda. Sebagian besar terdiri dari dokumen yang berkaitan dengan Institut St. Henricus untuk Tunanetra di Grave. Institut St. Henricus untuk Tunanetra di Grave dibuka pada tahun 1859. Pendirinya adalah Ibu Henriëtte de la Geneste (1800-1859). Joannes Zwijsen menyediakan tenaga-tenaga handal untuk menjalankan institut ini dalam kerja sama dengan para frater. Institut ini semakin berkembang pesat dan harus diperluas beberapa kali. Pada tahun 1966 institut ini pindah ke Nijmegen dan diserahkan kepada kaum awam pada tahun 1978.
Arsip tersesat
untuk menulis dalam naskah standar. Ia juga mengembangkan ‘papan aritmatika Graafs’, yang sudah digunakan secara internasional. Sejak awal abad ke-20 ‘pembelajaran sentuhan’ digunakan di St. Henricus. Dengan menyentuh objek, tunanetra dapat mengerti konsep kata-kata seharihari yang umum dan kurang umum. Bagian unik dari pembelajaran taktil adalah boneka binatang. Dalam menyentuh hewan-hewan ini, kata-kata seperti angsa, anjing, dan bahkan harimau menjadi bermakna bagi para siswa.
Awalnya hanya file-file yang berkaitan dengan periode Grave yang ditemukan di arsip para frater. Dokumendokumen dari periode Nijmegen ternyata disimpan di Pusat Dokumentasi Katolik di Nijmegen. Jef van Gils memanfaatkan ‘prinsip asal-usul’ agar segmen ini ditransfer ke arsip para frater.
Dokumen-dokumen Arsip St. Henricus sekarang berisi 1060 file yang dikatalogkan dan diperjelas. Tanpa ketekunan dan kegigihan dari arsiparis maka arsip hanya akan menjadi tumpukan kertas. Arsip St. Henricus dari para frater sekarang menjadi sumber yang kaya dan mudah diakses oleh para peneliti dari berbagai bidang kerja. Selain informasi umum tentang organisasi seperti risalah rapat, statuta-statuta, dan file-file personel, arsip juga memberikan wawasan dalam pengembangan pendidikan orang buta dan komunitas tunanetra di masyarakat.
Pendidikan visual bagi orang cacat Awalnya, tunanetra hampir tidak menerima pendidikan apa pun. Tidak banyak yang diharapkan. Ada beberapa tempat yang menyediakan kesempatan kerja bagi mereka dengan sangat terbatas, di mana keranjang, sapu dan sikat diproduksi. Para frater di St. Henricus memberikan kontribusi yang signifikan bagi pendidikan dan pengembangan para tunanetra. Frater Adrianus Kemps adalah contoh yang baik. Ia mengembangkan teknik pelat tembaga yang digunakan siswa tunanetra
‘Tactile learning’, sekitar tahun 1935.
Tunanetra di masyarakat Sejak awal, tenaga kerja utama di St. Henricus terdiri dari para frater, namun sekitar pertengahan abad ke-20 personel awam ditambahkan. Para frater dibantu oleh para ahli seperti dokter, psikolog, dan pekerja sosial. Lebih banyak perhatian diberikan untuk penelitian dan perkembangan secara umum dari tunanetra. Sekolah untuk tunanetra berkembang dari ‘rumah untuk tunanetra’ menjadi pusat perawatan dan bimbingan yang lebih modern. “Kelompok-kelompok perumahan” skala kecil didirikan sehingga ada lebih banyak perhatian untuk diintegrasikan secara nyata di dalam dunia. Nathalie Bastiaansen 9
BRASIL
SALIB JUBILEUM DI BRASIL Pada hari pembukaan resmi Tahun Jubileum CMM, 25 Agustus 2018, para frater di Brasil mempersembahkan sebuah salib untuk perayaan peringatan 175 tahun Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelas Kasih (1844-2019). Salib ini didesain oleh Frater Henrique Matos, dengan menyertakan berbagai gambar pada salib itu.
Sisi depan salib
Realitas kehidupan yang sulit
Salib itu memiliki dua sisi: di satu sisi kita melihat gambar Bunda Maria yang Berbelas Kasih, dilukis ketika Kongregasi merayakan ulang tahun pendirian ke-150 (1994). Di sebelah sosok Maria adalah frasa pembuka dari lagu resmi Kongregasi: Salve Regina, Mater Misericordiae. Pada palang horizontal, sebelah kiri, singkatan CMM, Congregatio Mater Misericordiae, dan di sebelah kanan fokus pada perayaan: ‘175 tahun’. Pada palang vertikal kita melihat medali dengan lambang asli Kongregasi, dan di bawahnya, gambar Pendiri, Uskup Joannes Zwijsen (1794-1877), tertera tahun 1844 (pendirian) dan 2019 (175 tahun).
Di bawah gambar Maria adalah lambang episkopal sang pendiri, dengan domba dan singa, dan frasa Latin Mansuete et Fortiter (lembut dan kuat). Di antara lambang dan gambar Bunda Maria, logo awal Kongregasi, yang begitu dihormati di Brasil: salib saling terkait dengan huruf awal nama Maria. Di bagian tumpuan - melambangkan relasi langsung dengan realitas kesulitan hidup banyak orang yang menemukan bahwa diri mereka disingkirkan dari kehidupan masyarakat - ada salib logam dengan karya-karya belas kasih.
Sisi belakang salib
Frater Henrique Matos CMM (Brasil)
Di sisi lain dari salib kita melihat foto hitam-putih dari patung Bunda Maria, Bunda yang Berbelas Kasih, yang ditempatkan di kapel lama rumah induk di Tilburg, Belanda. Di puncak salib adalah medali Bunda Maria dari Aparecida, pelindung utama Brasil. Ini merupakan foto asli dari Bunda Maria Tak Bernoda, Santa pelindung Portugal, karena berada lama di bawah air sungai Paraíba sehingga warnanya berubah menjadi gelap.
Bunda para budak Simbolisasi itu agak persuasif: Maria dipandang sebagai Bunda bagi mereka yang pada waktu itu secara sosial disingkirkan: para budak. Di sini kita mendapatkan pelajaran spiritual yang berharga: ‘Aparecida’ memanifestasikan dirinya sebagai Bunda Belas Kasih, sosok yang tanpa syarat peduli tentang penderitaan mereka yang paling hina.
Sisi belakang salib.
Sisi depan salib. 10
BELANDA
PERTEMUAN CMM PROVINSI BELANDA Dua kali setahun CMM Provinsi Belanda menyelenggarakan hari provinsi. Para frater dan anggota asosiasi dari Belanda dan Belgia serta Generalat berkumpul bersama di pusat perawatan kesehatan Joannes Zwijsen untuk bertemu, berefleksi, dan berinspirasi. Pada hari provinsi bulan November 2018, dikhususkan untuk menyambut perayaan Jubileum 175 tahun Frater CMM yang akan datang. Dimulai dengan ibadat sabda pada sore hari di kapel. Frater Jan Koppens, pemimpin provinsi, mengawali dengan ucapan selamat datang: “175 tahun, 175 tahun muda! Pohon Zwijsen yang ditanam dengan air mengalir, mampu dan masih dapat mengatasi angin badai, gempa bumi, dan kekeringan ... Sebagai frater dan anggota asosiasi, kita mempunyai alasan baik untuk berterima kasih. Jadi kita hidup dalam Gereja dan masyarakat, jadi kita hidup dalam Kongregasi kita dan dalam komunitas kita. Persaudaraan yang berbelas kasih, persaudarian yang berbelas kasih, di dalam dan di luar Kongregasi. Itulah yang menggerakkan kita sebagai Kongregasi selama 175 tahun.” Dalam ibadat sabda, beberapa mazmur didaraskan dan sebuah teks dari buku Charles van Leeuwen tentang tahun-tahun awal Kongregasi dibacakan. Semua yang hadir juga menyanyikan lagu – diciptakan khusus untuk tahun Jubileum dengan refrein: “mengabdi dan membawa terang, ulurkan tangan yang menolong, ucapkan kata menyelamatkan: itulah cara Dia mengutus kita. Pergi dan lakukan apa yang Yesus lakukan.” Dengan bantuan beberapa huruf alfabet, Charles van Leeuwen, studi sekretaris, berbicara tentang perkembangan paling penting di tahun-tahun awal. Kemudian dipentaskan drama satu babak tentang hubungan antara Joannes Zwijsen dan Raja Willem II. Frater Ad de Kok berperan sebagai Frater Victor, sepupu dari Zwijsen, yang bercerita tentang Zwijsen dan Willem II: “Raja Willem II meninggal di Tilburg pada jam 3 dini hari di tangan Everard, dokter pribadinya. Setengah jam kemudian seorang petugas
Frater Ad de Kok (kanan) berperan sebagai Frater Victor Zwijsen. Charles van Leeuwen sedang menuangkannya segelas anggur (foto: Nelleke Verstijnen-Massuger). tiba di pastoran dan mengetuk pelan. Pastor Paroki, Zwijsen, yang membukakan pintu. Dikenal sebagai pribadi yang selalu tegas dan lembut, sang uskup sangat tersentuh oleh berita sedih ini. Tidak ada banyak waktu untuk berdoa; dia harus menahan diri dan membawa berita sedih ini kepada sang ratu. Selama tiga minggu ia berada di sisinya, untuk menghibur dan membimbingnya. Menawarkan keramahtamahan kepada orang asing, menghibur yang sedih: ... itu adalah karya belas kasih Zwijsen di awal tahun 1849 ...”. Pada bulan April 2019, tema untuk hari provinsi adalah: ‘Kemiskinan di Tilburg, kemiskinan di dunia’. Tema ini juga masih berkaitan dalam konteks tahun jubileum: semua provinsi dan regio dalam Kongregasi akan mengadakan proyek khusus untuk membantu orang miskin dan tunawisma. Frater Ad de Kok CMM (Belanda) 11
DALAM SOROTAN
KARYA SENI DI LOTENG Bagian istimewa keempat ‘Dalam Sorotan’ memberi perhatian pada banyak lukisan yang dibuat oleh para frater dan sudah tersimpan di loteng Generalat. Di antaranya terdapat beberapa karya bagus; sayang sekali bahwa karya-karya itu hanya disimpan di loteng ... Pada kesempatan tahun jubileum akan diadakan lelang tanggal 31 Agustus 2019, di mana sejumlah lukisan pilihan akan dipamerkan. Hasil penjualan akan mendukung kegiatan sosial lain yang diselenggarakan selama tahun jubileum ini; di antaranya adalah proyek ‘Menyediakan Hunian Layak untuk para Tunawisma’. Proyek ini dimaksudkan untuk mengondisikan suatu keadaan dan kehidupan yang layak bagi orang miskin dan tunawisma yang tinggal di lingkungan sekitar para frater di seluruh dunia. Pilihan lukisan yang kami tampilkan di sini mewakili segmen kecil dari karya-karya indah yang tersimpan di loteng. Kami memilih beberapa karya dari Frater Anthimus Aerts (1919-1979), Frater Humberto Wouters (1920-1999), Frater Paschalius Vervest (1923-1989), dan Frater Vincenzo de Kok (1911-1997). Apakah barangkali salah satu dari karya-karya ini ditemukan pada dinding tempat Anda?
Humberto Wouters, ‘Paskah, makam kosong’, tak bertanggal.
Nathalie Bastiaansen
Anthimus Aerts, pemandangan, tak bertanggal. Humberto Wouters, tanpa judul (apakah ini Maria di Golgotha?), tak bertanggal. 12
Paschalius Vervest, ‘Moergestel’, 1985.
Paschalius Vervest, ‘Enschot’, 1986.
Vincenzo de Kok, ‘masih hidup dengan mawar’, 1964.
Paschalius Vervest, ‘Hoogeloon’, 1986.
Vincenzo de Kok, ‘onesimus’, 1991. 13
TENTANG JOANNES ZWIJSEN
PADA AWALNYA ADA KENTANG Uskup Zwijsen tidak menghendaki agar frater-fraternya tinggal di rumah sewaan, jadi ia segera membangun rumah besar untuk mereka. Bahkan sebelum satu calon diterima, ia membeli tanah untuk itu. Itu terjadi pada Januari 1844. Tanah itu tidak jauh dari pusat Tilburg. Zwijsen memiliki bedeng yang ditanami kentang selama dibutuhkan, sehingga rencananya tidak diketahui, dan tanah tersebut menghasilkan pendapatan. Karena itu, panen pertama dari Kongregasi adalah panen kentang. Pada 25 Agustus 1844, frater-frater pertama memulai novisiat mereka. Pada bulan Oktober, tepat setelah kentang dipanen, pembangunan rumah frater mulai dikerjakan. Zwijsen sedang terburu-buru; pada akhir musim panas rumah itu harus selesai. Meskipun musim dingin yang ekstrim, pembangunan itu berhasil. Zwijsen langsung berpikir pada hal-hal besar. Rumah itu memiliki enam kamar besar. Ruang makan dan rekreasi terletak di sebelah kanan pintu masuk, dan di sebelah kiri ada ruang tamu yang luas dan kamar tamu. Lorong panjang dan lebar dirancang pada bagian belakang kamar-kamar ini, samping sudut kanan dibangun dapur dan kapel. Di lantai pertama, dibangun dua puluh satu kamar tidur persiapan untuk para frater baru. Asrama untuk anak yatim terletak di bawah atap yang tegak, searah dengan menara yang runcing dan kokoh. Kegiatan pembangunan yang ambisius sang pastor ini memang menimbulkan kegelisahan di kota. Diceritakan bahwa Zwijsen harus menjelaskannya kepada Raja Willem II, yang kemudian tinggal di Tilburg. Ia melaksanakan pembangunan dengan ‘tampilan sederhana’: “Yang saya lakukan adalah membangun rumah untuk orang-orang muda dari Tilburg dan tempat lain, yang mau peduli pada diri mereka sendiri dengan mengajari anak laki-laki miskin dan kurang mampu dan merawat anak yatim, seperti Sustersuster Cinta Kasih. Saya akan memberikan beberapa peraturan kepada orang-orang ini, yang harus mereka patuhi. Saya juga akan memberi mereka pakaian yang sesuai dengan posisi mereka agar membantu mereka 14
Gambar (rekonstruksi) dari rumah frater pertama pada tahun 1845.
menghargai diri sendiri dan mendapatkan rasa hormat dari orang lain. Ini adalah niat saya Yang Mulia, itu saja.� Pada tanggal 15 September 1845, empat frater pertama pindah ke rumah frater dan sebulan kemudian ditambahkan dua frater lagi. Pada bulan November juga tujuh anak yatim pertama tiba. Bersama-sama mereka membentuk suatu komunitas yang baik, dan rumah frater belum terisi semua. Zwijsen optimis. Ia menulis kepada seorang teman dengan harapan bahwa akan memiliki dua belas frater pada Paskah 1846. Harapannya tidak mencapai angka tersebut, namun pada Natal di tahun itu mereka bersama-sama berjumlah dua belas orang. Dikutip dari Uskup Zwijsen dan Frater-fraternya Pertama. Sejarah Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelas Kasih, Volume 1, oleh Charles van Leeuwen (Valkhof Pers, 2014).
INDONESIA
Seorang siswa membaca sejarah para frater.
CERITA DI HALAMAN SEKOLAH Dalam Tahun Jubileum CMM, setiap hari di halaman sekolah Frater Don Bosco Manado, Anda dapat mendengarkan cerita-cerita tentang sejarah Frater CMM. Para frater, guru, dan siswa SMA Frater Don Bosco di Manado memberikan perhatian khusus pada sejarah 175 tahun CMM. Mereka memilih sekelompok siswa untuk menjadi ‘Duta-duta Jubileum’. Tugas siswa-siswi ini adalah mempelajari dan meceriterakan kepada orang lain sejarah Frater CMM. Setiap hari, pada apel pagi di halaman sekolah, duta-duta jubileum membaca bagian-bagian dari tulisan sejarah Kongregasi. Mereka membaca banyak ceritera dalam Bahasa Inggris tentang Pendiri, Uskup Joannes Zwijsen dan tentang Frater Andreas van den Boer: cara kreatif untuk mempraktekkan ketrampilan berbahasa Inggris, dan untuk belajar dan berbagi tentang sejarah Kongregasi.
Kisah-kisah dari sejarah: contoh untuk masa kini Beatrix Rori, salah satu duta jubileum, terinspirasi oleh semangat iman Joannes Zwijsen dalam membangun dunia yang lebih baik. Juga, duta-duta jubileum lainnya senang dan bangga berbagi ceritera tentang CMM. Marcella Winokan melihat Frater Andreas sebagai teladan yang baik bagi siswa dan guru: “Ia adalah guru yang tegas tetapi lembut. Dia sangat disiplin dan tidak pernah terlambat.”
Membangun dunia yang lebih baik Maria Livin terkesan dengan karya belas kasih. “Frater-frater bisa menjadi panutan kami. Membaca tentang karya belas kasih mereka, membuat saya ingin mengubah diri saya sendiri. Saya harap kita bisa mulai
memerangi kemiskinan seperti yang Zwijsen lakukan. Kita bisa membangun dunia yang lebih baik.” Juga, Marcella Pattinama terinspirasi oleh upaya Zwijsen dalam memperjuangkan hak-hak orang yang lemah dan yang miskin. “Mari kita membangun suatu dunia di mana orang miskin tidak diabaikan, tetapi diterima sepenuhnya dalam masyarakat.” Bagi Angel Tumbol, Frater Andreas adalah “frater yang penuh belas kasihan; semangat dan dedikasinya tidak kehilangan relevansinya. Pekerjaannya harus dilanjutkan.”
Generasi-generasi baru Guru Mata Pelajaran Agama Katolik, Bapak Chris Aray, berharap supaya terdapat lebih banyak lagi generasi baru Joannes Zwijsen, yang tidak hanya belajar spiritualitas tetapi juga menghidupi spiritualitas itu. “Joannes Zwijsen adalah abdi dunia sekaligus dan abdi Allah. Dia mempunyai tanggung jawab untuk membangun dunia yang lebih manusiawi. Sekolah Frater Don Bosco Manado adalah warisan Joannes Zwijsen. Semoga benih yang ditanam akan tumbuh dengan baik, dan saya harap itu akan selalu menginspirasi kita semua, baik sebagai kepala sekolah, guru, staf, dan siswa untuk mengekspresikan belas kasih dan persaudaraan dalam hidup kita.” Frater Agustinus Nai Aki CMM (Indonesia)
15
INTERNASIONAL
HARI KAUM MUDA SEDUNIA DI PANAMA 2019 Dari tanggal 13 hingga 31 Januari 2019, Frater CMM mengorganisir untuk kelima kalinya mengikuti perjalanan Hari Kaum Muda Sedunia untuk gerakan kaum muda internasional, ‘Duta-duta Persaudaraan Seluas Dunia’ (WWB). Perjalanan kali ini adalah ke Panama. Sekitar 60 orang muda dari 7 negara berbeda, ikut serta dalam perjalanan ini. Tema Hari Kaum Muda Sedunia 2019 adalah: ‘Aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu’
Katekese di Panama. Pada awal tahun 2018, duta-duta persaudaraan mengikuti program-program persiapan di negara mereka masing-masing. Tiga kisah dalam Kitab Suci adalah landasan dari pertemuan persiapan ini. Sehubungan dengan tema Hari Kaum Muda Sedunia, dipilihkan kisah-kisah tentang tiga wanita tangguh dari Perjanjian Lama: Rut, Yudit, dan Ester.
Pertukaran budaya Di Panama, duta-duta persaudaraan dari beberapa negara berkumpul di Rumah Pusat Retret Emanuel di perbukitan, sebelah barat Kota Panama. Di sini mereka mengikuti bersama program intensif melalui pendalaman Kitab Suci, doa, dan pertunjukan budaya. Melalui program intensif ini, aspek- aspek hakiki dari Maria menjadi pusat permenungan: Maria sebagai Nabi, sebagai Bunda yang Berbelas Kasih, sebagai Bunda Tujuh Dukacita, dan sebagai Sahabat dalam perziarahan kita. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan bus ke Kota Panama, di mana duta-duta persaudaraan disambut oleh keluarga angkat dari Paroki St. Maria di Distrik Balboa. Pada suatu malam, dipentaskan acara kebudayaan untuk seluruh umat paroki di mana dutaduta persaudaraan menampilkan beragam budaya dari negara mereka. 16
Hari Kaum Muda Sedunia Sesudahnya, duta-duta persaudaraan berpartisipasi sebagai satu kelompok internasional pada Hari Kaum Muda Sedunia. Selama tiga hari mereka mengikuti program katekese dalam Bahasa Inggris. Pada sore dan malam hari, mereka berpartisipasi dalam festival kaum muda melalui musik, teater, dan diskusi. Peristiwaperistiwa yang paling menarik adalah penyambutan Paus pada hari Kamis, Jalan Salib pada hari Jumat, kegiatan vigili di bawah cahaya bintang-bintang Panama pada Sabtu malam, serta kenangan perayaan penutupan pada hari Minggu dengan Bapa Suci Paus Fransiskus dan ratusan ribu orang muda.
Refleksi Pada tanggal 28 Januari, duta-duta persaudaraan berangkat ke Santa Clara, di mana mereka tinggal di rumah pantai Villa Paúl. Rumah ini merupakan milik Pater-pater Lasaris (CM), yang tinggal dan bekerja di paroki dan mereka menjadi tuan rumah bagi duta-duta persaudaraan di Panama. Di sini mereka mengambil waktu untuk kegiatan evaluasi, refleksi, penutupan dan perpisahan.
Kesaksian Kami bertanya kepada beberapa duta persaudaraan tentang apa yang mereka dapatkan dari perjalanan tersebut dan apa yang telah dipelajari serta bagaimana harapan mereka untuk membagikan pengalamanpengalaman itu dengan orang lain, di negara mereka dan dalam kehidupan mereka sehari-hari: “Melalui program WWB saya berharap untuk menjadi duta belas kasih dan persaudaraan Tuhan. Saya ingin menunjukkan bahwa orang muda Katolik saat ini tidak hanya dapat melihat dan berdiam, tetapi mereka dapat melihat dan bertindak” (Richardo Dika Wahyu Prakastya, Indonesia). “Jaga semangat muda agar tetap membara, baik dalam iman maupun dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Mari kita menjadi garam dan terang bagi orang lain!” (Maria Catarina Maharani, Indonesia). “Melalui perziarahan ini, saya tumbuh dan telah terinspirasi oleh kehidupan frater-frater” (Boniface Mhagama, Tanzania). “Kepada orang-orang muda di negara saya, saya ingin mengatakan: ‘Mari kita bersama-sama membaca Firman Tuhan dan bertindak sesuai dengan ajaranNya, sehingga kita dapat menggapai cita-cita kita’” (Gertrude K. Peter, Tanzania).
Duta-duta persaudaraan dan para peziarah lainnya sedang dalam perjalanan untuk vigili dan perayaan penutupan dengan Paus.
“Saya ingin mengajari orang lain bagaimana melakukan Lectio Divina. Saya juga ingin mendorong semua anak muda untuk serius memperhatikan pesan Paus: marilah kita ‘sekarang’ menjadi milik Allah” (Suster Elizabeth Amunyela MSC, Namibia). “Pesan saya kepada kaum muda di negara saya adalah marilah kita bersatu dalam perjuangan melawan kesulitan-kesulitan di dalam masyarakat. Marilah kita membangun masyarakat yang penuh harapan dan kebahagiaan untuk bersama. Orang-orang cenderung mengatakan bahwa kaum muda adalah ‘masa depan’, tetapi Paus Fransiskus mengatakan bahwa kita adalah ‘masa kini’!” (Benedictus Ashipala, Namibia). “Ketika saya pulang setelah Hari Kaum Muda Sedunia, saya berharap untuk berbagi pengalaman saya dalam menghargai perbedaan, karena yang membuat kami menjadi istimewa adalah perbedaan-perbedaan” (Victor Francis, Brasil). “Program WWB telah membantu kami untuk merangkul kehadiran Tuhan dalam keanekaragaman. Kami berharap untuk meneruskan tema ‘Di sini aku, Tuhan’ kepada orang-orang muda di rumah. Kami ingin memberitahu mereka bahwa kami, orang muda, adalah ‘sekarang’ dan bukan masa depan” (Veronica Sisela dan Lydia Talai, Kenya).
Maria, Bunda yang Berbelas Kasih sering digambarkan sebagai seorang wanita yang melindungi semua orang di bawah mantelnya. Untuk tugas kreatif selama meditasi dengan tema ‘Maria, Bunda yang Berbelas Kasih’, setiap peserta membawa sepotong kain dari negara asalnya. Mantel-mantel dibuat dari potonganpotongan kain ini.
“Kami ingin mengatur pertemuan kaum muda di mana kami dapat berbagi sukacita Injil dengan orang lain seperti yang kami alami di Panama” (Francis Mutuku dan Cleophas Wabwile, Kenya). Nathalie Bastiaansen 17
BERITA SINGKAT
SIDANG UMUM 2019 Berdasarkan artikel 143 bagian II dari Konstitusi Frater CMM mengatakan bahwa paling sedikit diadakan dua kali sidang umum pada masa jabatan dewan pimpinan umum selama enam tahun. Sidang umum pertama dari dewan pimpinan umum periode 2014-2020 diadakan pada tahun 2016. Untuk sidang umum kedua, dewan pimpinan umum dan para pemimpin provinsi dan regio berkumpul bersama dari 18 Februari hingga 3 Maret 2019. Mereka bertemu di Generalat Tilburg, Belanda. Pada sidang umum ini dewan pimpinan umum dan para pemimpin provinsi dan regio membahas kebijakankebijakan untuk Kongregasi dan mempersiapkan kapitel umum tahun 2020. Sayangnya, Frater Theo Adams, pimpinan regio CMM Brasil, tidak dapat hadir. Ia sedang dalam proses pemulihan dari kecelakaan mobil. Frater Damasus Dobat menggantikannya.
PROFESI DI KENYA, INDONESIA, DAN TIMOR LESTE Pada tanggal 15 Agustus 2018, dalam perayaan Ekaristi meriah, delapan frater di Kenya mengikrarkan kaul kekal untuk hidup mereka. Pemimpin Umum, Frater Lawrence Obiko, menerima kaul kekal dari rekanrekan Frater Philemon Ratemo, Dennish Omeni, Erick Nyakundi, Christopher Akunga, Leonard Diang’a, Albert Nyantika, Videlis Minyega, dan Geoffrey Sinange.
sana dan menerima pengikraran kaul kekal mereka. Salah satu elemen upacara tradisional, di mana keluarga secara simbolis menyerahkan putra-putra mereka kepada Kongregasi, terjadi sebelum memasuki gereja.
Pemimpin umum menerima kaul kekal dari empat frater di Indonesia pada tanggal 22 September 2018. Mereka adalah Frater Dionisius Kayus Abi, Andreas Tana Atu, Anselmus Antoin Abi and Oktafianus Leki Taek. Sanakkeluarga dari rekan-rekan frater ini menghantar putra-putra mereka ke gereja mengenakan pakaian tradisional sesuai budaya setempat. Rekan Frater Leonardo do Carmo Pinto dan Andre Neno Abi mengikrarkan kaul kekal di regio Timor Leste pada tanggal 29 Desember 2018. Pemimpin umum hadir di 18
Perayaan kaul kekal di Timor Leste.
‘LIHATLAH SESAMAKU’
HAIKU DARI FRATER ROBERTO CREEMERS
Belas kasih dan persaudaraan adalah dua konsep kunci karisma Frater CMM. Kata-kata yang indah, namun bagaimana praksisnya dalam hidup sehari-hari para frater. Bagian ini menjadi fokus dengan topik ‘Lihatlah Sesamaku’. Satu pertanyaan: “Lemah, orang miskin, apakah kamu mencintaiku? ” Sebuah jawaban yang bergetar. Dalam diam diterima permukaan air tak bergerak asal usul rahmat.
Frater Roberto Creemers bukan satu-satunya yang mendapatkan panggilan sejati ketika pensiun dari tugasnya sebagai guru. Ia menjadi salah satu direktur spiritual di pusat retret dari Pastor Guy Borreman, S.J. Kekuatannya terletak pada pembicaraan pribadi. Apa rahasianya? Saya yakin itu adalah kehidupan spiritual pribadinya. Dari pengalamannya sendiri, ia bisa menjadi pembimbing spiritual bagi orang lain. Belas kasih sangat kuat dan lembut pada saat yang bersamaan; jelas, konfrontatif dan penuh kasih pada saat yang bersamaan. Dengan sedikit mengenal Frater Roberto, saya pikir ini adalah kekuatannya, mengkombinasikan kedua hal ini. Dalam keseharian, Roberto tidak mudah ditemui dan kadang-kadang ia bisa tampak lebih tegas. Tetapi para peserta retret terus kembali kepadanya bahkan setelah retret. Ia memiliki banyak sahabat. Kita mengenal Frater Roberto dengan cara khusus melalui haikunya. Ia menemukan bentuk puisi ini ketika bertemu dengan seseorang yang telah menerbitkan buku kecil dengan haiku. Tetapi dari semua itu, ia dikejutkan oleh suatu wawancara dengan seorang suster, yang meringkas gagasan utama dari renungan hariannya dalam haiku untuk dibawa-bawa sepanjang hari. Faktanya, Roberto melakukan hal yang sama. Ia mengatakan tidak memiliki ‘cita-rasa bahasa’, tetapi masih ingin mengekspresikan pemikirannya dalam haiku. Ia mengatakan: “Sebuah puisi haiku mengajarkan Anda untuk mengungkapkan dan memperdalam”.
Rabuni, Tuan, Penampilan ajaib tolong sebutkan namaku. (Yohanes 20:10) Menara Babel konteks kontemporer: kurang cinta. Haiku adalah bentuk puisi Jepang, ditulis dalam tiga baris yang - dalam bentuk klasik - baris pertama 5, baris kedua 7, dan baris ketiga lagi berisi 5 suku kata. Betapa ketatnya mematuhi pola ini, seperti halnya bentuk puisi lainnya, selalu saja menjadi bahan diskusi. Terkadang, dalam bentuk modern atau barat, seseorang menyimpang dari aturan ini. Frater Roberto meninggal pada tanggal 30 Juni 2018. Setelah kematiannya, sebuah buku kecil dengan banyak haiku ditemukan di kamarnya. Semua ditulis dengan tulisan tangan yang rapi. Pada sebuah pengumuman ia bertanya ‘kapan waktunya tiba’ untuk memberikan buklet ini dengan haiku kepada Frater Edward. Frater Edward telah mengumpulkan cukup banyak haiku dari Roberto dalam brosur kecil, dan Frater Roberto sangat senang dengan itu. Haiku-haiku ini mungkin bukan merupakan permata sastra. Tetapi Anda dapat menyebut haiku-haiku ini sebagai bukti spiritualnya. Frater Wim Verschuren CMM (Belanda)
19
KITA MENGHORMATI MARIA SEBAGAI PELINDUNG KONGREGASI: BUNDA YANG BERBELAS KASIH. DENGAN SENANG HATI KITA MEMPERCAYAKAN DIRI KEPADA PEMELIHARAAN KEIBUANNYA DAN KEPADA PENGANTARAANNYA BAGI KITA SENDIRI DAN BAGI SEMUA ORANG YANG MENGALAMI KESULITAN. (dari Konstitusi Frater CMM)
Majalah Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda Yang Berbelas Kasih