2 minute read
LIHATLAH SESAMAKU
from Frater CMM 2021/2
by CMM Brothers
PANGGILAN FRATER CYPRIAN
Belas kasih dan persaudaraan adalah dua konsep kunci karisma Frater CMM. Kata-kata yang indah, namun bagaimana praksisnya dalam kehidupan sehari-hari para frater. Inilah yang disorot pada bagian ini ‘Lihatlah sesamaku’.
Advertisement
Saya lahir dan bertumbuh dalam keluarga Katolik. Bapak saya berkeinginan menjadi imam, namun kakek dan nenek saya tak mengizinkan karena ia adalah harapan masa depan untuk meneruskan keturunan. Ketika saya masih di SD guru kami pernah bertanya, ‘Apa cita-citamu setelah besar?’ Jawaban saya menggemparkan teman-teman sekelas. Saya katakan bahwa saya mau menjadi seorang frater religius. Tampaknya, saya sendiri saja yang memberi jawaban aneh. Ketika saya mengunjungi kakek dan nenek dan mereka mendengar pembicaraan tentang masa depan saya, mereka berharap bahwa saya bisa berubah pikiran. Namun, saya tetap berpegang pada keputusan dan akhirnya mereka merestui. Masih bertanya-tanya: saya mau bergabung ke kongregasi yang mana?
Pertanyaan saya terjawab ketika belajar di lembaga kateketik yang dikelola oleh Misionaris Consolata dan di sini saya berjumpa dengan seorang Frater CMM. Ia bercerita tentang keberadaan misi Frater CMM, mempromosikan karisma persaudaraan dan belas kasih sebagaimana ia sendiri telah mempraktekkannya. Keinginan saya untuk bergabung dengan Kongregasi ini bertumbuh hari demi hari mulai saat itu. Saya masuk novisiat tahun 1994. Di sini saya tertarik dengan sebuah teks Kitab Suci yang berada di samping tabernakel: “Kamu telah melakukannya untuk Aku” - Matius 25: 40. Menunjuk pada penghakiman terakhir, dengan enam bagian tugas yang diberikan kepada kita: memberi makan kepada yang lapar, memberi minum kepada yang haus, memberi pakaian, memberi tumpangan, mengunjungi yang sakit dan yang dalam penjara. Saya semakin menyadari teks ini akan karya belas kasih yang menjadi inti dari misi Frater CMM. Saya merasa ini luar biasa, bahkan perlu dicatat bahwa pelayanan ini bisa dengan mudah dilakukan tanpa membutuhkan dana besar; yang dibutuhkan adalah komitmen, dedikasi dan belas kasihan. Di novisiat kami diberikan tanggung jawab dengan tugas menyiapkan air bersih untuk tetangga.
Saya sungguh menyadari akan tantangan-tantangan dalam hidup. Kita semua mengalami kemunduran, berkaitan dengan politik atau ketegangan etnik, tantangan spiritual, kesulitan relasi dengan teman dan kenalan, penderitaan atau kemiskinan. Pandemi Covid-19 membawa konsekuensi kehilangan nyawa dan hancurnya impian, lebih dari yang kita sebut misi belas kasih. Saya ingat bahwa St. Vinsensius de Paul, patron kita berbicara tentang perang, wabah dan kelaparan pada masanya. Sesuatu yang bukan kebetulan. Sebagai masyarakat yang bertanggung jawab dengan komitmen mengikuti Kristus, kita Frater CMM bisa berbuat sesuatu demi kebaikan dan kebutuhan dunia dewasa ini. Ingatlah karya belas kasih.
Frater Cyprian Mbashu saat memasuki novisiat di Oyugis tahun 1994.