Frater CMM 2021/3

Page 1

3/21

m a jal ah

Frater CMM | KAPITEL UMUM 2021 | RUMAH TEMPAT FRATER ANDREAS DILAHIRKAN | CINTA AKAN KRISTUS | MISI BARU DI ZAMBIA | PARA FRATER DI ATAS PANGGUNG | PUBLIKASI | MEMBUTUHKAN YESUS


Lihat situs website www.cmmbrothers.org

DAFTAR ISI

KAPITEL UMUM

4

RUMUSAN MISI

TERBITAN

Belas kasih berlaku di segala zaman dan di setiap tempat.

Frater CMM adalah majalah kuartal Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda Yang Berbelas Kasih. Langganan gratis. Kontribusi sukarela sangat dihargai, dapat ditransfer melalui: BCA KCU Yogyakarta no. rek. 0375600990 a.n. Martinus Max Mangundap/Emarius Gulo. ISSN 1877-9719

Belas kasih merupakan inti setiap agama di dunia: agama Hindu, Budha, Yahudi, Kristen dan Islam. Gerakan belas kasih meninggalkan jejaknya dalam sejarah. Pelbagai bentuk penampilan belas kasih merupakan ungkapan masyarakat tempat lahirnya belas kasih dan spiritualitas yang mendukungnya. Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelas Kasih, berakar dalam semangat belas kasih Kristiani.

Staf redaksi: Nathalie Bastiaansen (pemimpin dan editor pelaksana), Frater Edward Gresnigt, Frater Ad de Kok, Frater Benyamin T. Robiwala. Kontributor: Nathalie Bastiaansen, Nelleke Verstijnen, Raldo Neven, Frater Paskalis Wangga, Frater Athanasius Onyoni, Jan Swolfs, Frater Lawrence Obiko, Charles van Leeuwen, Frater Paul Damen, Frater Ad de Kok. Penerjemah: Frater Benyamin T. Robiwala, Frater Rofinus Banunaek, Frater Blasius Perang. Desain: Heldergroen, Belanda Layout: DekoVerdivas, Belanda Percetakan: PT Kanisius Yogyakarta, Indonesia Kontak Indonesia: Frater CMM, Jalan Ampel 6/10, Papringan, Yogyakarta 55281. E-mail: fratercmmprovindo@yahoo.co.id E-mail: magazine@cmmbrothers.nl website: www.cmmbrothers.org Foto sampul depan: Uskup Gerard de Korte menerima sebuah buku “Misi Belas Kasih - Frater-Frater Zwijsen” dari tangan sang penulis, Charles van Leeuwen, sekretaris studi. Foto: Nathalie Bastiaansen.

Perumpamaan tentang anak yang hilang, Rembrandt. 2

Foto sampul belakang: “Simbiosis”, Frater Ad de Kok.


DALAM SOROTAN

8

REFLEKSI: CINTA AKAN KRISTUS

10

DARI STAF REDAKSI Akhirnya, tibalah saatnya para frater bisa melaksanakan Kapitel Umum pada bulan November 2021 setelah beberapa kali tertunda yaitu pada bulan Mei 2020, pada akhir tahun 2020 dan lagi pada bulan Mei 2021 akibat pandemi corona. Bagaimanapun juga, tersedia cukup waktu untuk melakukan persiapan, meskipun ada banyak hal yang harus dipersiapkan pada saat-saat terakhir. Tersedia tiga minggu khusus, di mana tiga tema sentral ditampilkan: Misi, pengelolaan finansial dan kepemimpinan. Informasi lebih lanjut tentang ini bisa dibaca pada halaman 4 sampai 7; dan tentu juga ada Dewan Pimpinan Umum yang baru. Anggota dewan umum yang baru akan membaktikan diri untuk masa enam tahun mendatang demi kemajuan Kongregasi. Pada bagian ‘Gambaran Kegiatan Kerasulan’ para frater menyampaikan rasa syukur, gembira dan bangga tentang misi baru di Zambia. Terbitan kali ini, kami juga memasukan seorang rekan pendahulu: Frater Andreas van den Boer. Frater Perpetuus van de Burgt pernah melukis rumah tempat kelahirannya, namun tak tahu persis di mana letaknya. Pada halaman 15 bagian ‘Cerita masa lampau’, Jan Swolfs (Frater Hospitiusmantan) menceritakan bagaimana para frater mengadakan kegiatan ekstra di teater Tilburg. ‘Refleksi’ kali ini diberikan oleh Frater Paskalis Wangga dari Indonesia. Ia menghubungkan tiga frase inti untuk mencintai Kristus yang diambil dari Konstitusi. Demikian pula hal cinta akan Kristus pada kolom ‘Lihatlah Sesamaku’ muncul kembali dalam cerita Frater Paul Damen dari Belanda. Akhirnya kami mengucapkan Selamat Natal dan Bahagia Tahun Baru 2022.

GAMBARAN KEGITAN KERASULAN: MISI DI ZAMBIA

CERITA MASA LAMPAU:

12

PARA FRATER DI ATAS PANGGUNG

15

BERITA SINGKAT

17

LIHATLAH SESMAKU: FRATER PAUL DAMEN

19 3


INTERNASIONAL

Para anggota Kapitel Umum bersama staf.

KAPITEL UMUM 2021 “Dipanggil Menjadi Frater Berbelas Kasih, Penuh Sukacita dan Kehendak Dalam Dunia Dewasa Ini.” Kapitel Umum sejak semula dijadwalkan berlangsung pada musim semi 2020. Karena pandemi corona terpaksa beberapa kali ditunda, namun kini tibalah waktunya: Kapitel Umum berlangsung dari tanggal 8 hingga 28 November 2021.

Kapitel Umum adalah titik puncak dari tanggung jawab kita bersama, segenap frater di seluruh dunia. Seluruh Kongregasi telah terwakili dalam kapitel ini; ini adalah kuasa tertinggi dalam kongregasi kita dan memiliki kompetensi legislatif. Tugas Kapitel Umum adalah menjaga semangat dan perutusan Kongregasi kita sesuai dengan inspirasi dasar dan tradisi Kongregasi serta memperhatikan tuntutan-tuntutan zaman. Kapitel Umum memilih Dewan Umum yang baru dan menentukan tindakan apa yang dilakukan untuk tahuntahun yang akan datang (bdk. Konstitusi I, 402-408).

Perlu perubahan Kongregasi sudah menjadi internasional, provinsiprovinsi dan regio-regio sedang bekerja menuju kemandirian finansial yang lebih besar. Peran sentral Belanda semakin berkurang, baik dalam kepemimpinan maupun dukungan finansial. Ini tentu saja membawa tantangan besar. Kebutuhan akan perubahan sudah

4

dirasakan sejak beberapa waktu lalu. Sebagaimana tertulis dalam Konstitusi: “Dengan cermat kita harus selalu memperhatikan tanda-tanda zaman” (Konst. I, 210). Oleh karena itu, dalam agenda Kapitel Umum, ada beberapa pokok penting yang sangat fundamental bagi masa depan Kongregasi: misi CMM, manajemen keuangan, dan kepemimpinan. Kebijakan baru diperlukan untuk memperbaiki situasi keuangan Kongregasi dan untuk memastikan kepemimpinan yang baik pada semua tingkat. Ini menjadi penting agar penentuan kebijakan sejalan dengan spiritualitas dan kharisma para frater; untuk itu diperlukan visi - misi yang jelas. Inilah yang dilakukan pertama kali oleh para anggota kapitel. Di bawah arahan moderator Tom Koot, telah dibahas dengan panjang lebar tema-tema utama, juga topiktopik lain seperti kerasulan, formasi, komunikasi, dan kehidupan komunitas.


Misi CMM Para frater menginginkan sebuah pernyataan misi yang dapat diidentifikasi oleh semua frater, dan pada saat yang sama harus memberikan keleluasaan yang cukup kepada provinsi, regio dan komunitas untuk memperhatikan situasi setempat dan membuat kebijakan konkrit berdasarkan pernyataan misi itu. Dipandu oleh Bapak Alfred Maussen, seorang penasihat manajemen strategis, para anggota kapitel dapat membuat pernyataan misi: Di ruang Kapitel.

Misi Frater CMM Kita dipanggil untuk menjadi frater yang berbelas kasih dan melaksanakan apa yang telah dilakukan oleh Yesus: mengabdi dan membawa terang, mengucapkan kata yang menyelamatkan dan mengulurkan tangan yang menolong. Banyak karya kita dalam bidang pendidikan, pendampingan orang muda dan pelayanan gereja, terutama bagi orang miskin dan yang membutuhkan. Melalui kualitas pendidikan dan pembinaan religius, kita ingin memberdayakan orang muda dan memberi kontribusi untuk perkembangan masyarakat. Kita memperhatikan yang sakit dan yang rapuh, menempatkan keramah-tamahan, dan membantu mereka untuk menemukan makna dan kebahagiaan dalam hidup. Bersama dengan orang lain kita mengabdikan diri untuk membangun dunia yang lebih manusiawi, adil dan damai. Kita adalah Frater Religius dan tinggal di dalam komunitas, penuh sukacita dan kehendak, terbuka terhadap dunia sekitar. Percaya kepada Allah, sederhana, persaudaraan dan belas kasih menjadi ciri khas hidup dan cara kerja kita.

Manajemen keuangan Selama tiga hari penuh para anggota Kapitel membahas tentang situasi keuangan. Apa keadaannya? Bagaimana kita bisa menjamin kelangsungan dan keberadaan Kongregasi ini ke depan? Ini adalah agenda yang sulit dan rumit, namun begitu mudah dipahami dengan adanya masukan kreatif dari Iris Nieuwboer seorang konselor dengan metode LEGO® SERIOUS PLAY®. Kedengarannya lucu dan menyenangkan, tetapi ini adalah cara yang sangat efektif untuk mencari solusi terhadap masalah atau isu-isu yang kompleks. Metode kerja kreatif ini mengajak kamu untuk melepaskan diri dari cara berpikir yang terkadang sudah mendarah daging dan melihat masalah dari perspektif yang sama sekali berbeda. Setelah sesi LEGO ini, dimulailah sesi bagaiamana kebijakan baru dibuat dengan arahan dari Frans Schilder (penasihat keuangan Dewan Umum). Kebijakan baru ini menawarkan perspektif tersendiri tentang masa depan yang berkelanjutan bagi Kongregasi - karena memang begitulah adanya - untuk karya para frater dalam pelayanan kepada sesama.

Kita menghormati Maria sebagai Bunda yang Berbelas Kasih, mencintai dan mengenang pendiri kita Joannes Zwijsen, mengikuti teladan Santo Vinsensius de Paul: melayani Tuhan dalam diri orang miskin dan yang membutuhkan. Kita mengingat kata-kata Yesus “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”

Permainan LEGO Serious Play. 5


INTERNASIONAL

Kepemimpinan Kapitel Umum membahas budaya kepemimpinan khusus dalam Kongregasi. Kitab Suci dan tradisi Kristiani menawarkan model kepemimpinan yang spesifik, seperti kepemimpinan yang melayani (Servant Leadership); memimpin dengan melayani orang lain, dan kepemimpinan penuh persaudaraan; memimpin dengan mendengarkan dan memberikan contoh yang baik, dekat dengan sesama frater dan mendorong kerja tim. Aspek khusus dari kepemimpinan adalah bekerja dengan orang lain. Kepemimpinan ini bukan saja mencakup tentang bagaimana bekerja sebagai tim dalam dewan, tetapi juga tentang kerja sama antara berlainan dewan. Diskusi kelompok.

Melihat ke belakang dan ke depan Beberapa kutipan kata sambutan penutup dari Pemimpin Umum: “Suasananya luar biasa. Kita telah melakukan diskusi terbuka dan menikmati suasana damai dan persaudaraan. Beberapa nilai inti dari Kongregasi kita: belas kasih, persaudaraan, kesederhanaan, pelayanan, pengabdian yang penuh sukacita, melakukan apa yang telah dilakukan oleh Yesus, sangat jelas dan mewarnai suasana ini. Tentulah bahwa nama Pendiri kita, Uskup Joannes Zwijsen dan Santo Patron kita Vinsensius de Paul dan Maria disebutkan berkali-kali. Mereka adalah inspirator yang menuntun pada misi kita, kehidupan komunitas kita dan refleksi kita.”

Dewan Umum yang baru : Fr. Rikardus Rumangun, Fr. Benyamin T. Robiwala, Fr. Lawrence Obiko, Fr. Paul Damen, Fr. Damasus Dobat

Dewan Umum baru Pada hari Jumat, tanggal 26 November 2021, Dewan Umum Kongregasi yang baru terpilih. Frater Lawrence Obiko (Kenya) terpilih kembali oleh para anggota Kapitel sebagai pemimpin umum. Frater Paul Damen (Belanda) terpilih sebagai wakil dalam Dewan Umum. Frater Benyamin T. Robiwala (Indonesia) telah menjadi anggota Dewan Umum untuk periode 2014-2021 dan kembali menjabat sebagai anggota Dewan Umum untuk periode 2021-2027. Selain itu, dua anggota dewan baru terpilih: Frater Rikardus Rumangun dari Indonesia dan Frater Damasus Dobat dari Indonesia, namun bekerja sejak 2007 sebagai misionaris di Brasil.

“Kalian tentu akrab dengan moto kapitel kita, yang mengajak kita untuk menjadi frater yang berbelas kasih, penuh sukacita dan kehendak, dalam dunia dewasa ini. Ada semangat yang baik di antara kita dan kata-kata sukacita dan kehendak mengungkapkan hal tersebut. Kita berbicara banyak tentang misi, tentang arah misi kita. Karena kita ingin menjadi frater dalam dunia dewasa ini. Kita ingin hadir untuk orang-orang yang membutuhkan kita.” “Kalian memahami bahwa tim yang baru terpilih saat ini memiliki banyak hal yang harus dilakukan. Dan kita menantikannya! Kami berjanji akan melakukan yang terbaik dan kami ingin tetap dekat dengan kalian, terhadap semua frater, semua dewan dan semua karya kita di dunia. Sebagai pemimpin umum saya ingin melakukan yang terbaik untuk menjadi lebih dekat dan mudah didekati serta menjaga kualitas kehidupan manusiawi dan spiritual kita sebagai frater.” Nathalie Bastiaansen, anggota staf Dewan Umum

6


Relaksasi seputar pertemuan.

Presentasi simbol.

Presentasi.

Presentasi simbol dari Frater Henrique de Fatima Marques. “Konstitusi kita sangat membantu saya dalam menjalani kehidupan sehari-hari melalui semangat pendiri kita Joannes Zwijsen, dan melalui spiritualitas dan karisma kita. Saya tidak berpura-pura menjadi ahli dalam memahami Konstitusi kita. Saya sadari bahwa saya masih harus belajar banyak dari Konstitusi, namun juga melalui saudara-saudara saya. Saya ingin menyebutkan satu kutipan dari Konstitusi kita yang sangat penting bagi saya: 'Doa kita adalah jawabannya: Inilah aku, Tuhan'.”

Perayaan penutup bersama Uskup Gerard de Korte. 7


DALAM SOROTAN

DI MANA TEMPAT FRATER ANDREAS DILAHIRKAN? Di masa lalu dan kini terdapat sejumlah frater yang memiliki kreativitas ketrampilan. Mereka membuat lukisan, gambar, patung atau kerajinan tangan yang indah. Bermacam-macam dan seringkali tak diketahui siapa pembuatnya. Hasil seleksi kreativitas ini dimuat dalam kolom sorotan. Bagian ke-12 dari rubrik ini memperlihatkan lukisan dari Frater Perpetuus van de Burgt.

Lukisan rumah tempat Frater Andreas dilahirkan oleh Frater Perpetuus van de Burgt. Pada musim panas tahun 2020, sekretariat Frater CMM Generalat menerima sebuah panggilan dari Ny. Van den Broek yang berasal dari Tilburg. Ia memiliki sebuah lukisan rumah tempat lahir Frater Andreas, yang dilukis oleh Frater Perpetuus van de Burgt pada tahun 1980. Ny. van den Broek tak memiliki cukup tempat untuk lukisan yang besar dan berpikir tak cocok bila ini diberikan kepada salah satu dari sekian anak atau cucunya. Apakah para frater barangkali menginginkannya?

8

Frater Perpetuus van de Burght.


Dua lukisan Lukisan diambil dan seketika itu ditemukan tempat yang cocok di ruang tamu besar Generalat. Frater Edward menemukan bahwa lukisan ini serupa dengan lukisan rumah lahir Frater Andreas lainnya di Generalat, yang dilukis oleh Frater Meinulphus van Grootel (1893-1964); meskipun sebagiannya tidak sama. Tidak hanya dalam bentuk atau teknik, melainkan juga situasi di sekitar rumah.

Lukisan rumah tempat Frater Andreas dilahirkan oleh Frater Meinulphus van Grootel.

Foto rumah tempat Frater Andreas dilahirkan di Udenhout.

Lukisan di masa lalu Rumah tempat Frater Andreas lahir adalah di Houtsestraat nomor 8 Udenhout dan bangunannya telah diubah pada tahun 1930-an. Itu berarti bahwa Frater Perpetuus tetap mempertahankan posisi duduknya saat melukis gambar ini di Houtsestraat pada tahun 1980. Ia melukis kanvasnya setelah ada sebuah foto rumah lama. Ini diketahui karena lukisan tersebut tersimpan di bagian arsip. Apakah Frater Perpetuus melukis yang sama? Akan tetapi foto yang mana ia jadikan sebagai contoh? Lukisan Frater Perpetuus memperlihatkan lebih banyak daripada foto rumah dan lukisan yang dibuat oleh Frater Meinulphus.

yang juga dibuat pada tahun 1980 dari perkebunan berbeda, namun… dengan latar belakang pabrik dan gereja yang sama, sebuah sumur di depan rumah, dan ayam di halaman…

Gereja, gerobak dorong, dapur, dan… lukisan lainnya Frater Perpetuus melukis sebuah sumur di depan rumah dan sebuah gerobak dorong. Ada dua objek yang bisa dilihat pada potret rumah yang lain di mana Frater Andreas lahir, namun ini adalah potret bagian belakang rumah. Dalam lukisan juga terdapat beberapa cakaran ayam di sekitar halaman dan pada bagian belakang kita melihat sebuah pabrik dan menara gereja. Nomor delapan adalah bagian dari Houtsestraat, jadi di belakang rumah bagian kiri adalah Loon op Zand yang bisa dilihat. Pada Loonse Molenstraat - semua mengatakan - di Loon op Zand masih tertinggal pabrik tepung. Kita juga belum menemukan fotografi yang menunjukkan semuanya ini di bagian arsip frater. Kita tidak menemukan lukisan lain dari Frater Perpetuus

Sebuah foto bagian belakang dari rumah di Houtsestraat nomor 8. Apakah Frater Perpetuus membiarkan imajinasi liarnya dan menempatkan tempat kelahiran Frater Andreas dalam suasana menarik melalui imajinasi sendiri? Apa pun argumennya, ini adalah lukisan yang bagus, dengan ayam yang mencakar di halaman. Itu bisa menjadi hal yang nyata. Nathalie Bastiaansen (Belanda)

9


REFLEKSI

CINTA AKAN KRISTUS ‘Kasih akan Kristus’ adalah inti motivasi dari panggilan hidup sebagai religius. Relasi ini juga mempengaruhi relasi dengan orang lain. “Oleh karena itu akan ada orang yang mencitaimu dan ada orang yang membencimu”. kata Frater Paskalis Wangga. Dalam refleksinya ia menghubungkan tiga frase kunci dari Konstitusi CMM untuk mencintai Kristus. Benci dan cinta adalah bagian dari irama hidup. Sebagai religius kita berusaha untuk mencintai bahkan lebih dari itu. Ada tiga frase kunci dalam Konstitusi kita yang berkaitan dengan ini: “mengabdi dan membawa terang, mengucapkan kata yang menyelamatkan, mengulurkan tangan yang menolong” (Konst. I, 10).

Mengabdi dan membawa terang “Mengabdi dan membawa terang” dimulai dengan penyerahan diri secara total kepada Bapa dan Putra-Nya. Allah mengenal dan memahami setiap pribadi yang dipanggil dan mengutus mereka untuk membawa terang. Cahaya yang dimaksudkan adalah penyelamatan dunia, terutama orang-orang yang kurang beruntung, orang-orang kecil dan miskin. Mereka membutuhkan sentuhan keselamatan, kebaikan, damai, sukacita dan kasih. Mereka membutuhkan suasana persaudaraan dan belas kasih. Orang miskin barangkali tak memiliki kekayaan secara material, namun mereka memiliki hati yang

bernilai. Mereka merindukan kebahagiaan yang sama sebagaimana orang yang berkepunyaan; martabat dan harga diri mereka seharusnya dilindungi dan dijamin. Sebagai religius, kita dipanggil seperti nabi Yeremia. Allah bersabda kepada Yeremia: ‘Kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi’ (Yer. 1: 7).

Mengucapkan kata yang menyelamatkan Setiap kata yang keluar dari mulut kita menunjukkan siapa kita sebenarnya. Pikiran dan perasaan yang keluar dari lubuk hati kita terpancar dalam pembicaraan kita kepada orang-orang di sekitar kita. Jadi, sebagai religius yang terpanggil untuk berbakti kepada Kristus, hendaknya dengan jujur mengatakan yang baik, yang bernilai dan yang menyelamatkan untuk sesama. Berusaha menghindari kata-kata negatif, karena ini bisa merugikan orang lain, bahkan secara halus dan tak sadar kita telah membunuh karakter seseorang. Kata-kata negatif mengganggu proses pertumbuhan bagi yang lain.

Frater Paskalis Wangga bersama beberapa novis mengunjungi tetangga di sekitar. 10


Mengulurkan tangan yang menolong Secara logika kita tidak memahami mengapa Allah memanggil dan memilih kita sebagai Frater CMM. Mengapa bukan orang lain? Sesuatu yang kita lihat sebagai hal yang luar biasa dan penting. Rupanya Allah memanggil dan memilih kita untuk berziarah bersama Kristus. Saya bersyukur atasnya dan menyadari bahwa Allah sepenuhnya mengenal dan menganugerahkan panggilan ini kepada kita. Allah memiliki maksud yang sangat jelas sehingga kita dipanggil untuk bergerak dengan mengulurkan tangan yang menolong. Dengan membuat orang lain bahagia, kita juga merasa bahagia.

Apa hubungan kasih dengan ini? Kasih bukan hanya berasal dari atas seperti meteor jatuh ke bumi. Kita menerima kasih terlebih dahulu, sebelum kita membagikannya. Pengalaman dicintai adalah kebutuhan dasar. Entah sadar atau tidak pengalaman dicintai, tanpa syarat dan penuh kesetiaan adalah hal yang dirindukan oleh setiap orang. Kami mempunyai pengalaman menarik di komunitas novisiat tahun kedua, Pematangsiantar. Dekat komunitas hidup seorang nenek dan cucunya. Mereka tinggal di sebuah rumah sewa berdinding papan yang sudah tua dan suami dari nenek ini telah meninggal pada bulan Januari 2021. Ia memiliki 6 orang anak dan semuanya telah menikah, namun jarang anak-anaknya datang mengunjungi.

Praktek Selama beberapa tahun terakhir para frater di Pematangsiantar memberi sedikit bantuan berupa makanan seperti nasi, telur, mie goreng, minyak goreng, sabun cuci dan gula. Kami juga mengunjunginya dan kadang-kadang mendengar keluh-kesahnya tentang kemiskinan hidup. Usianya sekitar 70-an, namun harus mengurus diri sendiri dan cucunya yang masih kelas 3 SD. Meskipun dengan kondisi hidup dan keluh-kesahnya, ia tetap memiliki semangat hidup dan rajin ke gereja pada hari Minggu. Tahun 2020, ia jatuh sakit. Bukan karena covid, namun karena tidak mendapatkan bantuan; barangkali orang merasa takut dengan covid. Seseorang memberi informasi kepada frater bahwa ia sakit. Saya menelepon ambulance agar dihantar ke RS dan meminta bantuan orang-orang sekitar untuk membawanya ke ambulance, namun karena takut akan covid, tak ada yang mau menyentuh. Karena

Frater Paskalis Wangga bersama beberapa novis senang mengunjungi seorang nenek.

cukup berat, saya bersama dengan perawat RS, kami berusaha membawanya ke ambulance. Setelah semuanya selesai saya kembali ke komunitas. Ia sembuh setelah sekian lama dirawat. Sejak Mei 2021 kami kembali meneruskan bantuan makanan pokok dan mendengarkan keluh-kesahnya lagi. Kami mendengar ia meratap atas kelembutan kasih sayang.

Frater yang gembira bisa memberi kebahagiaan bagi yang lain Intinya adalah bahwa kekuatan untuk mengasihi Allah dan sesama manusia tidak bersumber dari diri kita sendiri. Kita menerima kekuatan dari Allah ini sebagai sebuah karunia khusus. Bahwa kita dicintai oleh Allah dalam pengalaman hidup kita, Ia menguatkan kita untuk menyingkirkan setiap kebencian dan gangguan yang ada pada diri kita terhadap orang lain. Cinta sejati tidaklah berhenti pada yang buruk atau berpikiran negatif terhadap seseorang yang kita kenal. Kita harus bisa mencintai orang sebagaimana adanya. Kita dipanggil untuk hidup seturut semangat Yesus, untuk hidup dalam kepercayaan dan keyakinan akan kebaikan yang dimiliki oleh setiap pribadi. Setiap orang membutuhkan nilai hidup dan kebahagiaan sama seperti lainnya. Frater Paskalis Wangga CMM (Indonesia)

11


GAMBARAN KEGIATAN KERASULAN

MISI BARU DI ZAMBIA Kongregasi secara keseluruhan dihadapkan dengan pelbagai macam kebutuhan, baik dalam bentuk material maupun spiritual. Para frater dalam kerja sama dengan pihak lain berusaha untuk mengatasi situasi ini. Bagian kesembilan belas dari terbitan ini kita beranjak ke Zambia, di mana para Frater CMM segera memulai misi baru. Pada tahun 2008 terdapat dua calon dari Zambia melamar ke Kongregasi. Mereka tertarik untuk bergabung dengan Frater CMM di Namibia. Ternyata mereka adalah calon-calon yang serius dan bisa memulai pembinaan sebagai postulan di Namibia. Semakin banyak orang muda menyusul dari Zambia. Kini terdapat 7 frater kaul sementara dan beberapa calon dari Zambia di Kongregasi.

OFM Conv. untuk membuka misi baru di Keuskupan Mansa, di wilayah Kawambwa, bagian utara Zambia.

Undangan Hal ini mendorong para frater untuk menjajaki kemungkinan membuka komunitas baru CMM di Zambia. Tentu saja, ini juga termasuk menginvestigasi kemungkinan memulai sebuah karya di Zambia. Apakah ada kebutuhan atau situasi darurat di mana para frater bisa memberikan sumbangan yang berarti? Uskup Keuskupan Mansa sangat tertarik dengan karya para frater, dan pada awal tahun 2020, Dewan Umum menerima undangan resmi dari Uskup Patrick Chisanga,

12

Frater Lawrence Obiko, CMM dan Uskup Patrick Chisanga, OFM Conv.


Pusat Pelatihan Keterampilan St. Maria Di masa lalu, para Misionaris untuk Afrika, yang lebih terkenal dengan sebutan White Fathers, telah memulai beberapa sekolah di Kawambwa. Kemudian ini diserahkan ke keuskupan, namun sayangnya keuskupan tidak memiliki sumber daya manusia dan keuangan untuk melanjutkan semua fasilitas. Saat ini terdapat sekolah dasar campuran, sekolah menengah untuk anak-anak perempuan, dan sekolah untuk para tunanetra. Juga terdapat Pusat Pelatihan Keterampilan dengan fasilitas menjahit dan pertukangan (Pusat Pelatihan Keterampilan St. Maria). Kekurangan guru yang berkualitas sangat terasa, terutama untuk menjahit dan pertukangan. Oleh karena itu, fasilitasfasilitas ini tidak ada lagi, sementara pelatihan yang baik di bidang-bidang ini memberi kesempatan kepada kaum muda untuk bekerja dan mendatangkan penghasilan. Secara relatif terdapat banyak orang muda di wilayah Kawambwa, dan mereka mempunyai persoalan dan kesulitan sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan juga pihak-pihak yang bisa membimbing orang-orang muda ini melalui pelayanan kaum muda.

Gereja Paroki St. Maria di Kawambwa.

Para Perintis Suatu langkah penting merealisasikan misi baru di Zambia adalah mengidentifikasi frater yang bisa diutus sebagai perintis misi. Ini ditemukan dalam diri Frater Daniel Nyakundi, Frater Videlis Minyega, Frater Peter Muthuku dan Frater Alfred Kaluba. Kita berharap para perintis ini sukses dalam memulai misi baru.

Misi baru ini dimulai dengan dukungan juga dari Kongregasi Misionaris Hati Kudus (MSC), dan lewat bantuan dari Supply and Demand International. Banyak fasilitas telah tersedia saat ini, namun masih ada hal yang harus dilakukan sehingga semuanya bisa berjalan lancar dan selanjutnya. Apakah Anda ingin mendukung misi baru dari para frater ini? Silahkan salurkan kontribusi Anda melalui IBAN NL 60 ABNA 0522439055 pada rekening Fraters CMM Missieprocuur. Anda bisa menjelaskan maksud Anda memberi sumbangan; misalnya (dalam hal ini): “misi baru di Zambia”, maka sumbangan Anda akan dialokasikan untuk ini. Frater CMM dengan status ANBI. Terima kasih atas dukungan Anda!

Ruang menjahit.

Pusat Pelatihan Kejuruan St. Maria, gedung utama. 13


GAMBARAN KEGIATAN KERASULAN

Pusat Pelatihan Kejuruan St. Maria.

Sekolah St. Maria untuk para tunanetra.

Kelompok Kaum Wanita Paroki.

14

Renovasi dan perluasan akomodasi di masa mendatang untuk para frater di Kawambwa.


CERITA MASA LAMPAU

Teater Tilburg.

Frater-frater di atas panggung Jan Swolfs adalah salah seorang anggota Kongregasi Frater CMM sejak tahun 1943-1982. Ia mencatat memoarnya ke dalam beberapa volume yang disebut “Ome Jan”, dengan maksud untuk keluarga dan temanteman. Bagian pertama adalah masa kanak-kanaknya di paroki Hasselt, Tilburg, bagian kedua adalah tentang pendidikannya dengan para frater di Tilburg, dan bagian ketiga diberi judul: “Ome Jan dan tempat kerjanya”. Pada saat itu para frater mengalami hal yang tentu tidak terjadi setiap hari. Judul aslinya adalah ‘Frater dan Teater Tilburg’.

Pertunjukan sandiwara di Tilburg Pada tahun 1961, Bary ditunjuk sebagai direktur teater kotamadya Tilburg. Ia segera memikirkan rencana untuk menggemparkan kota Tilburg dengan pertunjukan besar. Ia tak perlu menunggu waktu lama dengan rencana ini. Kelompok teater ‘Ensemble’ berkeliling dengan ‘Penerus’, arahan Karl Guttmann. Ini diatur di Vatikan, menjelang pemilihan Paus. Para kardinal dan para uskup mengikuti konklaf di sana. Wim Bary memiliki relasi yang baik dengan Karl Guttmann dan mereka ingin memproduksi layar lebar untuk televisi Belanda dan Belgia. Ini hanya akan disiarkan dua kali ketika rampung. Rekamannya dilakukan di teater Tilburg di mana diadakan pertunjukan sandiwara pada tahun 1963/1964.

Ekstra Demi meningkatkan semaraknya pertunjukan, Karl Guttmann membutuhkan sejumlah tenaga ekstra. Wim Bary segera menyiapkan sebuah solusi. Ia menelepon ke rumah frater di Tilburg dan Goirle dan meminta apakah ada frater yang bersedia untuk bekerja di bagian produksi sebagai ekstra. Wim berpikir: “Memecahkan dua masalah secara serentak dalam

satu tindakan! Saya siapkan pakaian.” Pada masa itu para frater mengenakan jubah setiap hari dan juga para kepala sekolah yang ingin membawa pakaian St. Nikolas. Agak mengejutkan pada pertemuan pertama. Sementara itu, modernisasi telah ada dalam Kongregasi dan para frater baru saja menerima setelan hitam yang rapih untuk acara tertentu. Sebagian besar dari mereka mencari kesempatan untuk memamerkannya, meskipun Wim Bary tidak memperhitungkannya. Kesempatan berikut pada saat latihan masing-masing tampil rapih dengan jubahnya dan beberapa dengan setelan St. Nikolas. Tampak seperti para uskup dan sebagian besar ‘conclavis’.

Gumaman gumaman Teks tambahan dipelajari dengan cepat: “Gumaman gumaman”. Ini harus diulang terus-menerus. Dalam lingkup teater pengulangan konstan kata ini biasanya menirukan gumaman yang tak dapat dimengerti oleh keramaian atau pendengar. Ini barangkali perubahan dari barbarous Yunani (‘orang yang tidak beradab’). Drama Inggris juga menggunakan “Gumaman gumaman” untuk simulasi suara bisikan.

15


CERITA MASA Br LAMPAU

Alat peraga yang sesuai Saat gladi resik muncul sebuah kejadian kecil. Frater Hieronymo Teurlings mengenakan sebuah salib yang bagus selaku uskup. Bagian tengah dari teksnya aktor Ko Van Dijk menyetopnya saat ia melihat salib indah dengan ‘batu permata’ St. Nikolas dari Goirle dan berteriak kepada pemimpin: “Itu yang saya maksudkan!” Segera ada pergantian dan Ko yang hebat pergi dengan akusisi barunya sebagai Kardinal dari Bologna.

Cukup terkenal Ada cukup banyak yang disampaikan tentang kejadian selanjutnya, namun ingin saya katakan bahwa sungguh luar biasa menjadi bagian dari ini. Siapa yang bisa mengatakan bahwa dia telah berada di atas panggung bersama aktor Ko van Dijk, Lex Goudsmit dan Ton van Duinhoven; kemudian di televisi Belanda dan Belgia?

Jan Swolfs (Frater M. Hospitius - mantan), Tilburg

Ko van Dijk sebagai Kardinal dari Bologna dalam ‘Penerus’. Foto: Max Koot. Koleksi Peter-Jan van Dijk.

Lihat situs website www.cmmbrothers.org

16


BERITA SINGKAT

YUBILEUM HIDUP MEMBIARA TAHUN 2022 65 tahun

29 Agustus: Frater Jan Heerkens, Frater Frans van de Meulengraaf, Frater Yvo Nijsten.

60 tahun

29 Agustus: Frater Pieter-Jan van Lierop.

25 tahun

4 Mei: Frater Januarius Juma, Frater Matias Hamsudin, Frater Frans Kilat, Frater David Jeda, Frater Paulus Paji Keban, Frater Aloysius Ungkang. 20 Oktober: Frater James Makovo.

INSPIRASI Anda barangkali ingat kolom tentang ‘Pemimpin Umum’ sejak beberapa tahun silam. Lewat pengiriman secara reguler kami menerima reaksi-reaksi simpatik pada bagian ini: rupanya, ini menjadi sumber refleksi bagi banyak orang. Oleh sebab itu kami memutuskan untuk menyatukan teks-teks tersebut ke dalam sebuah buku kecil dengan judul: INSPIRASI – dalam wawancara dengan Frater Lawrence Obiko, Pemimpin Umum. Dan apa yang membuat buku ini semakin spesial yaitu bahwa juga memuat gambar-gambar lukisan karya Frater Lawrence selama beberapa tahun silam. Semua frater dan anggota asosiasi akan menerima satu copy.

17


BERITA SINGKAT

MISI BELAS KASIH Dengan senang hati kami mengumumkan sebuah publikasi baru, yang menggambarkan kekayaan sejarah frater. Buku ini menceritakan sejarah frater sebagai kisah misi belas kasih.

Misi itu dimulai sejak sekelompok laki-laki dan perempuan dari Tilburg dan sekitarnya di bawah kepemimpinan pastor mereka, mendirikan karya baru untuk mengatasi kemiskinan termasuk sebuah rumah sakit dan panti asuhan, sekolah untuk orang miskin dan sekolah untuk anak-anak tunarungu dan tunanetra. Ini adalah karya perintis, dijalankan dengan sarana yang terbatas, memerlukan pengembangan dan dukungan dari warga masyarakat yang baik. Karya karitatif lokal dan kecil berkembang menjadi populer dan profesional. Ini berkembang menjadi dua karya besar yaitu pendidikan Katolik dan organisasi perawatan bahkan menyebar ke seluruh Belanda, Belgia dan kemudian di negara-negara lain. Sebagian dijalankan para Suster Cnita Kasih dan lainnya oleh para frater; keduanya di bawah kepemimpinan yang sama yaitu Joannes Zwijsen, yang menjadi uskup agung. Seperti apa sejarah yang memberi terang dan menggerakkan orang untuk menjadi frater serta bagaimana kehidupan mereka di dalam biara dan di tempat karya. Buku ini menguraikan cita-cita religius dan sosial para frater berhadapan dengan kesulitan yang terjadi dalam organisasi dan dalam biara. Menggambarkan suasana di sekolah dan pentingnya memperhatikan pendidikan untuk gereja dan masyarakat. Meski demikian, semuanya ini menggambarkan para frater sendiri, pendiri Zwijsen yang karismatik dan ratusan frater yang mengikuti jejaknya dan membentuk misi belas kasih. Apa yang bisa kita lakukan dengan kemiskinan masyarakat dan buta huruf yang meluas? Bagaimana kita membuat hidup lebih baik di daerah kumuh dan di perkampungan yang miskin? Bagaimana kita mendukung gereja dan mereka yang kekurangan sumber daya? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan sejak awal: pertanyaan-pertanyaan ini masih relevan di masa ini.

18

Misi Belas Kasih ditulis oleh Charles van Leeuwen, yang terlibat untuk Kongregasi sebagai sekretaris studi. Bagian pertama ini menguraikan tentang sejarah frater sampai tahun 1920. Kita berharap untuk bisa melihat bagian kedua dalam beberapa tahun mendatang yaitu tentang abad kedua puluh. Buku ini hanya dalam bahasa Belanda dengan 720 halaman dan tersedia di toko-toko buku. Harga: € 45,-.


‘LIHATLAH SESAMAKU’

MEMBUTUHKAN YESUS Siapa sebenarnya frater? Apa yang memotivasi mereka? Apa impian dan cita-cita mereka? Dengan cara apa mereka mewujudkan ‘belas kasih’ dan ‘persaudaraan’ – dua konsep kunci karisma Frater CMM? Pada bagian ‘Lihat Sesamaku’, kami selalu memberi kesempatan seorang frater untuk berbagi.

Menjadi frater bukanlah pilihan hidup yang mudah dipahami, terutama di Belanda. Bukankah itu agak di luar duniawi? Tidak, tentu saja frater-frater bukanlah orang-orang di luar dunia: dalam beberapa bidang kita kenal dengan baik apa yang ditawarkan oleh dunia.

Dasar yang kuat Hidup sebagai frater dilandasi pada iman akan Tuhan: kita menjalaninya di dalam Gereja Katolik. Ini memberi dasar yang kokoh bagi hidup kita. Tentu saja, harus ada keberanian dalam melakukan langkah lompatan yang selalu dilandasi oleh iman kepada Tuhan. Itu tidak berarti bahwa kamu harus ‘dewasa’ dalam iman saat masuk. Sebaliknya, saya sendiri mengalami bahwa iman saya semakin berkembang selama saya menjadi seorang frater. Dan ini masih berkembang. Terkadang ada juga keraguan akan apa yang diyakini. Justru karena lompatan yang dilakukan dan mempertaruhkan beberapa hal, wajar jika terkadang memunculkan keraguan: Apakah benar saya melakukan ini? Namun, pada akhirnya semakin merasakan: inilah yang saya perjuangkan dan membawa makna terdalam sehingga membuat saya bahagia.

Cinta tanpa pamrih Saya melihat di sekitar adanya kebutuhan besar akan Yesus. Tidak berarti bahwa ini diungkapkan dengan kata-kata. Rupanya kerinduan akan sosok pribadi yang hidup secara sempurna, yang memberi cinta dan terus memberikan cinta tanpa syarat dan bukan karena kepentingan diri sendiri… kerinduan itu besar. Di kayu salib, Yesus berkata: “Aku haus.” Bagi saya, ini bukan sekadar rasa haus akan air biasa (tentu dialamiNya juga). Ini adalah rasa haus akan cinta kita, akan penerimaan kita terhadap-Nya.

Frater Paul Damen bersama Bpk. Peter Noordanus, Wali Kota Tilburg, dan beberapa tamu ‘Inlooplunch’ (program makan siang) di Komunitas Elim.

Tak sia-sia Apakah begitu sulit untuk mengatakan ya? Barangkali demikian. Di mana kamu mendengarnya, sehingga kamu bisa mengatakan ya kemudian itu baik? Selain itu apakah kamu masih mendengar bahwa kamu dilindungi dari surga, bahwa kamu dicintai tanpa harus melakukan apa pun dengan itu? Bagaimanapun juga, segenap masyarakat kita berprinsip ‘sesuatu berlaku untuk sesuatu’ dan ‘tak ada yang sia-sia’. Bahwa kamu diterima hanya karena siapa kamu ... Bahwa bukan persoalan jika kamu mencapai target ... Bahwa bukan persoalan jika kamu cukup tenang dan bisa mengikuti gaya terkini .. Ini merupakan pengecualian, kenyataannya juga baik dan benar. Ini masih ada! Frater Paul Damen, CMM (Belanda)

19


KITA MENGAKUI BAHWA DALAM BANYAK SITUASI KITA AKAN BEKERJA DENGAN LEBIH EFISIEN, JUSTRU KALAU KITA HANYA MENGGABUNGKAN DIRI DALAM STRUKTUR-STRUKTUR PIHAK LAIN (dari Konstitusi Frater CMM)

Majalah Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda Yang Berbelas Kasih


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.