5 minute read

Time Machine

Bruno Belamich & Carlos Rosillo

Co-Founders, Bell & Ross

Ketangguhan mesin jam Kenissi terbaru yang dipatenkan, desain yang futuristik dan dualitas Bell & Ross yang unik

Kedatangan kami di Kuala Lumpur atas undangan Bell & Ross bersama Time International pada November lalu menghasilkan banyak berita menarik. Selain berita mengenai peluncuran koleksi BRX5 terbaru yang mengusung mesin jam Kennisi yang tangguh dan desain futuristik (simak liputan eksklusifnya di halaman 80-85), kami juga berkesempatan mewawancarai duo dinamis yang berada dibalik kesuksesan merek jam tangan independen asal Prancis tersebut. Bruno Belamich (Bell) dan Carlos A. Rosillo (Ross), yang mendirikan Bell & Ross pada tahun 1992 sebagai proyek di universitas. Kemitraan itu terus berkembang ketika perusahaan mulai memasok jam tangan pilot ke angkatan udara Prancis, hingga kini, tiga puluh tahun kemudian, saat mereka sudah berusia akhir 50-an, mereknya terdapat3 di 80 negara dengan 600 titik penjualan di seluruh dunia, dengan 15 di antaranya adalah butik Bell & Ross

Berikut adalah rangkuman hasil wawancara Collector’s GuideWATCHES, Indonesia dan beberapa rekan media lainnya dengan duo pendiri merek jam yang telah sukses membawa desain kokpit pesawat ke pergelangan tangan ini. Saat ditanya mengapa mereka memilih Malaysia untuk peluncuran koleksi BR-X5 terbarunya, Carlos menjawab, “Sebetulnya kami sudah melakukan tur dunia, perjalanan dimulai dari New York, Tokyo, Singapura, Malaysia, kemudian Paris, London, juga Taiwan, dan Italia. Tujuannya adalah, karena Anda tidak bisa hadir di semua tempat, kami, mengadakan acara besar di Manhattan, New York, karena cakupannya internasional. Kami belum pernah ke sana sebelumnya, dan saat mengadakan peluncuran perdana, jam 6 sore waktu New York, saat itu tengah malam di Eropa, sekitar jam 6 pagi di sini (Malaysia) dan jam 7 pagi di Jepang. Dengan begitu, semua bisa melihat, di sana ada sekitar 300 orang tamu yang hadir langsung, namun secara digital, seluruh dunia turut menyaksikannya. Setelah itu, kami mengunjungi seluruh pasar penting untuk kami, dan kami ingin bertemu langsung dan bertatap muka dengan Anda semua di sini, dan mengajak Anda turut menikmati acara peluncuran ini.”

Apa tantangan terbesar saat membuat koleksi BR-X5?

Direktur Kreatif dan salah satu pendiri merek, Bruno berujar, “Dalam hal desain, kami harus menemukan keseimbangan yang sempurna antara case jam yang canggih dan sophisticated, dan dapat dikenakan dengan nyaman (wearable). Saya ingin mempertahankan keseimbangan ini untuk para konsumen yang ingin mengenakan jam tangan ini setiap hari. Jadi, kita harus memberi lebih tetapi tidak berlebihan, mepertahankan desain yang tak lekang oleh waktu, dan esensial. Kualitas yang sophisticated bisa dilihat dari bagian samping case arloji ini, sembari tetap mempertahankan identitas case bulat di dalam bentuk kotak kami yang ikonik.”

Mengapa Anda memilih warna oranye?

Terdapat dua bahan case jam, yang pertama dari baja dan bahan tersebut tidak dapat menunjukkan seluruh konstruksi jam dengan jelas.

Dalam hal desain, kami harus menemukan keseimbangan yang sempurna antara case jam yang canggih dan sophisticated, dan dapat dikenakan dengan nyaman (wearable)

Sementara pada model case berbahan karbon warna hitam dengan perpaduan warna oranye, Anda bisa melihat konstruksi jam yang sophisticated. Selain itu, dengan adanya multi-komponen, membuat kami dapat menggunakan berbagai bahan yang berbeda. Susunan yang berbeda saat Anda melihat kosntruksinya, apakah itu dari baja dipadukan dengan bahan karet, titanium, karbon atau bahan lainnya. Jam tangan adalah wearable accessory, jadi warna turut menentukan keindahan sebuah jam tangan, seperti warna blue sky yang indah, oranye atau merah yang menantang.

Bell & Ross dikenal sebagai pelopor dalam penggunaan material baru dalam pembuatan jam, melalui lini eksperimental BR-X1 misalnya. Apakah itu menjadi kekuatan Anda untuk selalu menemukan bahan baru?

Kami tidak membuatnya sendiri, melainkan bekerjasama dengan para pemasok bahan yang membawakan kepada kami bahanbahan baru, lalu kami mencampur dan membuat resep baru bersama mereka. Namun yang terpenting pada koleksi BR-X5 ini adalah untuk mendesain case arloji yang memungkinkan untuk melakukan banyak hal, namun tetap harus memenuhi konsep “resistance and lightness”, tangguh namun ringan. Konstruksinya harus mudah memenuhi (syarat) kedap air, tahan goncangan, ringan, dan juga finishing harus terlihat indah, meski memiliki banyak komponen yang terpisah dan berbedabeda.

Bahan atau materi apa yang paling sulit digunakan?

Tentu saja safir, karena memerlukan proses yang panjang dan lama untuk membentuk case jam, dan jika ada kesalahan sedikit saja, bentuknya menjadi rusak dan kita harus membuangnya.

Koleksi BR-X5 mewakili babak baru dalam sejarah Bell & Ross, dengan desain yang avant-garde dan berani. Dan tentunya mesin jam tangguh dari pembuat mesin jam terkenal Swiss, Kenissi, yang telah dipatenkan, yaitu caliber BR-CAL.323 yang mewakili evolusi desain khas merek ini. “Saat mereka (pabrik) Kenissi yang memasok ke merek-merek jam ternama seperti Chanel, Tudor dan lainnya itu menawarkan kepada kami, apakah kami tertarik dan mau membeli mesin jam buatan manufaktur, tentu saja kami setuju, namun dengan beberapa syarat, yaitu kami ingin memiliki ciri khas yang bisa dipersonalisasi di mesin itu nantinya, pada oscillating weight, indikator cadangan daya, dan komponen lainnya.” Ungkap Bruno.

Pertanyaan terakhir kami adalah, bagaimana cara meyakinkan konsumen wanita, khususnya mereka yang sedang mencari jam tangan Bell & Ross pertamanya. “Dengan membelinya. Kekuatan produk kami adalah pada desain yang orisinil, dan mereka bisa memilih desain, warna dan ukuran yang mereka inginkan. Tugas kami secara umum adalah untuk membuat produk yang sangat bagus, dan dapat dipercaya. Dan setelah produk tersebut ada di butik, konsumen akan melihat sendiri dan memutuskan produk mana yang ingin mereka pilih, apakah cocok dengan kepribadian mereka, busana mereka, dan faktor lainnya. Satu hal yang menarik adalah, latar belakang jam kami adalah militer, dunia kaum pria, namun justru instrumen ini kuat, powerful, dan kaum wanita masa kini menyukai instrumen yang tangguh.”

This article is from: