Prosiding ComDays 2011

Page 1


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

PROSIDING 6th ANNUAL COMMUNICATION DAYS 2011

EDITOR Nawiroh Vera

LAYOUT Ricky W Putra Arbi Satya Putro Ipung Hargianto

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA

BUKU ABSTRAKSI

ISSN 9-772089-075002


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

COMMUNICATION DAYS 6TH ANNUAL 2011 Jakarta – Indonesia 25 Oktober 2011

Nama Publikasi Prosiding Seminar Nasional; Globalisasi, Pemuda, dan Identitas Bangsa Buku Abstraksi Full paper(CD)

Reviewer DR. Hadiono Afdjani DR. Umaimah Wahid Liza Dwi Ratna Dewi, M.Si. Nawiroh Vera, M.Si.

Penerbit Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara Jakarta Selatan 12260


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

KATA SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS BUDI LUHUR

Assalamua‟alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera, Para mahasiswa yang saya cintai, Oktober adalah saat yang tepat bagi kita untuk berbicara tentang Pemuda dan Identitas Bangsa. Mengapa? Bung Karno punya istilah “Jas Merah”. Jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Pada 28 Oktober 1928 dikumandangkan Sumpah Pemuda Oleh Pemuda Pemudi dari berbagai suku yang ada di Indonesia. Sumpah Pemuda mengikrarkan identitas bangsa kita sebagai bangsa Indonesia, yaitu: Bertanah Air Satu, Tanah Air Indonesia, Berbangsa Satu Bangsa Indonesia dan Berbahasa Satu Bahasa Indonesia. Teks Sumpah Pemuda itu dibacakan di Jl. Kramat Raya 106, Jakarta Pusat, milik seorang Pemuda Indonesia keturunan Tionghoa. Oleh karena itu, sebagai rektor Universitas Budi Luhur saya sangat bangga bila pada bulan Oktober 2011 ini berkumpul Pemuda Pemudi, mahasiswa mahasiswi dari berbagai suku dan etnis yang ada di Indonesia sebagai finalis lomba karya penulisan yang bertema identitas bangsa. Pesan saya: Bangun dan terus kuatkan identitas bangsa Indonesia. Karena bila anda tidak terus memperkuat identitas bangsa, Bangsa Indonesia akan habis ditelan arus globalisasi yang tidak terbendung. Akhir kata, Selamat kepada seluruh sivitas akademika Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur atas keberhasilannya mengadakan Call For Paper mahasiswa tingkat nasional. Terima kasih juga kepada rekan-rekan kerja di lingkungan Universitas Budi Luhur yang mendukung kegiatan ini, sehingga kita dapat menjadi tuan rumah yang baik bagi perwakilan mahasiswa dari seluruh Indonesia yang datang ke kampus kita tercinta.

Wassalamua‟alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Oktober 2011 Rektor Universitas Budi Luhur, Jakarta

Prof. Dr. Tb. Ronny Rahman Nitibaskara

i


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

KATA SAMBUTAN DEKAN FIKOM UNIVERSITAS BUDI LUHUR

Assalamua‟alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera, Seluruh Finalis Call For Paper yang saya cintai,

Sungguh tidak disangka bahwa kegiatan Call For Paper dan Seminar Nasional bertema: Globalisasi, Pemuda dan Identitas Bangsa yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa FIKOM Universitas Budi Luhur mendapatkan sambutan yang luar biasa dari mahasiswa di seluruh Indonesia. Lebih dari 100 makalah dari berbagai perguruan tinggi di tanah air “masuk” ke panitia, untuk kemudian ditentukan finalisnya. Realita ini menunjukkan bahwa mahasiswa di seluruh Indonesia memiliki kepedulian terhadap masalah pemuda dan identitas bangsa. Identitas sebagai Bangsa Indonesia harus dimiliki bila bangsa kita tidak mau “hilang” terbawa arus kuat globalisasi. Kepedulian mahasiswa ini merupakan hal yang sangat membanggakan, karena mahasiswa adalah masa depan bangsa. Ya, sekali lagi, masa depan Bangsa Indonesia ada di tangan anda. Mahasiswa! Hidup Mahasiswa Indonesia! Pada kesempatan ini saya harus mengucapkan selamat kepada seluruh sivitas akademika Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur yang telah bersama-sama mempersiapkan penyelenggaraan kegiatan ini dengan kekompakan yang luar biasa. Saya juga harus mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Universitas Budi Luhur yang telah mendukung dan membantu penyelenggaraan acara ini sehingga kita dapat menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu-tamu kita yang datang dari seluruh Indonesia.

Hidup Mahasiswa Indonesia. Jayalah Bangsa Indonesia!

Wassalamua‟alaikum Wr. Wb. Tuhan Memberkati. Jakarta, Oktober 2011 Dekan Fikom Universitas Budi Luhur, Jakarta

Liza Dwi Ratna Dewi, M. Si.

ii


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera untuk kita semua, Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan kasihnya, kini Communication Days telah sampai ditahun keenam, Sebuah acara insan akademis yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Jakarta. Bulan Oktober merupakan bulan persatuan, dimana seluruh pemuda nusantara berkumpul untuk mengikrarkan sumpah akan tanah air, bahasa dan berbangsa satu, Indonesia! yang dikenal dengan momentum Sumpah Pemuda. Inilah yang sekaligus menjadi dasar pemikiran kami menyelenggarakan Communication Days 6th Annual 2011 dengan tema "Globalisasi, Pemuda dan Nasionalisme". Bersama rekan-rekan sivitas akademika Fakultas Ilmu Komunikasi, sungguh kita patut berbangga, di kali pertama menyelenggarakan kegiatan tahunan berjangka nasional, telah mendapat antusias mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se-nusantara. Hal ini membuat kami semakin semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi bangsa Indonesia dengan menjunjung Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam jiwa raga kami. Akhirnya, saya ucapkan terima kasih kepada segenap Keluarga Besar Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang telah berjuang bersama menyelenggarakan kegiatan ini. serta kepada jajaran Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur, segenap sivitas akademika Universitas dan Yayasan Budi Luhur serta kepada pihak-pihak lain yang telah mendukung terselenggaranya acara ini.

Salam Mahasiswa! Bangkitlah Pemuda Indonesia!

Hormat kami,

Christophorus Bayu Kurniawan Ketua Panitia Communication Days 6th Annual 2011

iii


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR ISI Optimalisasi Pergerakan Mahasiswa Asli Daerah Dalam Mempertahankan Budaya Asli Daerah DenganSentralization Culture Festival From Local Student System (SentuvalLodentsys). Much.PrimadionSofyan, Yoga AdiKonang, RialitaFebrina

1

Penerapan Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire (kendaliBebas) dalam Menggerakan Organisasi Pemuda Kampung berbasis Gotong-Royong Isdiyono, Ela Sri Handayaningsih, Firdaus Malaya Dewi

12

Peranan Pengembangan Peran dan Fungsi Pemuda Dalam Komunikasi YenniWidiAstuti

28

Paradigma dan Dinamika Globalisasi SoniAdiyono

41

Mengenal Bangsa dan Diri Sendiri dalam Era Globalisasi Sunarto

59

Peran Pemuda Indonesia dalam Menjaga Kelestarian Kebudayaan Tradisional akibat Arus Globalisasi Erlangga Ryansha, Muhammad Wildan Mukholad

72

Kapitalisme Industri Musik Menggeser Musik Tradisional Indonesia Kusdiana Lusi Kartikasari

89

Fenomena Pembentukan Komunitas Virtual Pecinta Korea Di Indonesia Dan DampaknyaTerhadap Remaja Dan Perilakunya Bayu Setiadi, Deasy Christiana

103

Wajah Baru „Genjringan Cirebonâ€&#x; di Masa Depan Ayatulloh Michael Musyaffi, Fadilla M. Mahdi, Adam Habibie

117

Outlet Cinta Bahasa: Upaya Pemertahanan Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Bangsa Dalam Mengarungi Era Globalisasi Firstya Evi D.,Angga Setiyawan, Liliek Handoko

141

Jejaring Sosial sebagai Katalisator Gerakan Pemuda dalam Membentuk dan Mempertahankan Identitas Bangsa Anisa Ayuningtyas, Purnama Ayu Rizky

156

Pembangunan Ekonomi Umat Melalui Pelestarian Sumber Daya Air Untuk Mewujudkan Kesejahteraan Harrys Pratama Teguh

177

iv


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Dampak Globalisasi Teknologi dan Informasi terhadap pembentukan karakter generasi muda khususnya Perempuan di Indonesia Angelique Maria Cuaca

193

Bahasa Alay Tunjukkan Identitas Bangsa (?) Ni PutuSugilastini

205

LiTiOPI Untuk Menanamkan Nilai-nilai Pancasila Annisa Nurul Islami, Ardita Markhatus Solekhah, Ika Susianti

232

YETERS ; Konsep Membentuk Jiwa Wirausaha Pemuda Di Tengah Globalisasi Munir, Inda Meilina Sofiani, AnggaErlando

253

Prestasi Semu Atas Eksitensi Kesian Wayang Devan Filia Pratama, Khaerul Muslimin, Annisa Istrianty

279

Pertania Sebagai Identitas Bangsa Galuh Novikah Widy Utami

297

v


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Optimalisasi Pergerakan Mahasiswa Asli Daerah Dalam Mempertahankan Budaya Asli Daerah Dengan Sentralization Culture Festival From Local Student System (Sentuval Lodentsys). Much. Primadion Sofyan1, Yoga Adi Konang2, Rialita Febrina3 1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Surabaya, 60115 Telp. 031-5914042 Fax. 031-5981841, 5939934 Email : primadion@gmail.com 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Surabaya, 60115 Telp. 031-5914042 Fax. 031-5981841, 5939934 Email : konangkonang@gmail.com 1 Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, 60115 Telp. 031-5914042 Fax. 031-5981841, 5939934 Email: rialita.unair@gmail.com

Abstrak Saat ini penduduk Indonesia telah mencapai 229.964.720 jiwa ( BPS, 2010). Sedangkan jumlah pemuda yang terdapat di Indonesia sebesar 80,82 juta jiwa (www.kemenbudpar.com). Banyak hal yang dapat dilakukan oleh para pemuda, salah satunya adalah apa yang dikatakan oleh sang proklamator kita Ir Soekarno “ beri aku sepuluh pemuda, maka aku akan menggemparkan dunia�. Sosok kharismatik seperti beliau sangat jeli melihat potensi dari pemuda, mulai dari semangat, keingintahuan, dan semangat pantang menyerah. Jadi peran pemuda sangat penting dalam pembangunan. Salah satu peran pemuda yang dimiliki saat ini ada di tangan mahasiswa. Saat ini jumlah mahasiswa yang ada di Indonesia berjumlah 4,8 juta jiwa (www.kompas.com). Mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa memiliki tujuan yang jelas dan terarah dalam menyikapi berbagai macam masalah. Disinilah potensi mahasiswa untuk menghadapi berbagai macam masalah yang terjadi, terutama masalah globalisasi. Salah satu dari akibat globalisasi adalah tidak adanya batas antar wilayah yang mengakibatkan distorsi yang berakibat terjadinya kekacauan antar wilayah. Dengan adanya kekhawatiran semacam itu, perlu suatu upaya untuk mempertahankan kebudayaan asli daerah maupun nasional untuk menahan dan memanfaatkan globalisasi yang telah masuk ke Indonesia. Karena itu, dibutuhkanlah peran mahasiswa untuk memperkenalkan kebudayaan asli Indonesia kepada masyarakat internasional, agar kebudayaan asli Indonesia dapat dikenal di masyarakat mancanegara sehingga dapat bertahan di era globalisasi melalui optimalisasi pergerakan mahasiswa asli daerah dalam mempertahankan budaya asli daerah tersebut dengan cara mengadakan festival daerah yang mengusung potensi budaya daerah tersebut, dalam tingkat regional, nasional hingga internasional melalui Sentralization Culture Festival from Local Student System (Sentuval Lodentsys). Kata Kunci: Globalisasi, Kebudayaan, Sentuval Lodentsys, Mahasiswa.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

1


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB 1 PENDAHULUAN I.

Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang mempunyai penduduk terbesar ke empat di dunia ,tanah yang dikenal subur, memiliki banyak sumber daya alam, dan mempunyai beraneka ragam budaya menunujukan bahwa begitu unik dan besarnya negara ini. Indonesia punya potensi besar dalam melakukan apapun dan bidang apapun. Hal itu bukan karena tanpa alasan mayoritas penduduk indonesia adalah anak muda. Indonesia memiliki 80,82 juta jiwa anak muda (www.kemenbudpar.com). Kita mengetahui bersama bahwa anak muda mempunyai banyak potensi dan punya keinginan untuk terus berkembang dan mencapai sesuatu. Semangat itu yang memberikan keunikan pemuda dibandingkan dengan kelompok lain. Pemuda Indonesia tersebar di semua pulau di indonesia sehingga memiliki keunikan dan kebudayaan sendiri- sendiri yang semuanya menarik. Tetapi dikarenakan adanya era globalisasi sehingga menimbulkan era distorsi budaya yang berakibat perubahan tren model budaya berakibat pemuda sekarang kurang percaya diri dengan kebudayaan asli daerahnya. Malahan tren sekarang mereka cenderung untuk mengikuti gaya yang menurut mereka modern dan yang biasa di contoh adalah budaya di daerah perkotaan yang bila ditelusuri budaya dikota kebanyakan berasal dari budaya barat. Padahal budaya tersebut belum tentu cocok dan bagus untuk di terapkan. Adanya kemunduran akan kebangaan daerah oleh anak muda tersebut, ditambah dengan pemberitaan media internasional akan citra buruk indonesia. Indonesia tidak di kenal sebagai negara yang indah, ramah, dan punya nilai luhur budaya yang tinggi serta beraneka ragam tetapi dikenal sebagai negara yang tidak aman, suka demo, tidak demokratis, sampai dikenal negara tertinggal. Padahal kenyataan kita ketahui tidak seperti itu malah jauh dari yang digambarkan oleh media massa tersebut. Di sini hanya perlu satu kata yaitu promosi. Indonesia perlu promosi ke luar negeri. Promosi di sini yang kita harus wujudkan yaitu menunjukan bahwa indonesia itu unik, keunikan tersebut dapat dilakukan dengan percaya diri kepada daerahnya. Dalam hal ini pemuda harus mengambil peran. Salah satu kelompok pemuda yang bisa kita andalakan dan banyak di harapkan oleh kelompok masyarakat untuk mengambil peran tersebut adalah mahasiswa. Mahasiswa daerah perlu membangun daerahnya mengenalkan budayanya dan perlu keyakinan bahwa setiap daerah itu punya budaya yang unik yang perlu di kembangkan sehingga di kenal oleh semua kalngan masyarakat baik nasional maupun internasional. Salah satu contoh gerakan pemuda cinta daerahnya yaitu kegiatan Festival Bunga di Tomohon. Suatu daerah yang sebelumnnya belum di kenal baik di nasional maupun internasional, karena adanya sebuah event tersebut akhirnya daerah tersebut menjadi mendunia. Kita juga bisa mencontoh negara saudara tua kita yaitu jepang. Bagi sebagian masyarakat dunia, kebudayaan Jepang dianggap mewakili Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

2


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

seluruh kebudayaan di Asia, terutama di kawasan timur dan Pasifik. Padahal tidak demikian kenyataannya, masih ada China, Taiwan, dan Korea yang juga memiliki keunikan budaya sendiri. Namun mengapa hal ini bisa terjadi? Tak lain karena pemuda-pemudi di Negeri Sakura tersebut selalu bangga dan cinta terhadap kebudayaan nenek moyang mereka. Bermacam festival kebudayaan selalu digelar di sana, bahkan terkadang diadakan juga di Indonesia. Jepang menjadi negara maju di bidang teknologi dan ekonomi, tapi tetap mempertahankan akar kebudayaan mereka. Jadi seharusnya tidak ada alasan bagi pemuda untuk tidak percaya diri dan malah harus bangga serta berani menunjukan budaya mererka sendiri. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaaan perlu memegang peranan penting dalam pembinaan pengembangan budaya daerah. Pemerintah harus bertindak sebagai koordinator atas gerakan itu. Sehingga daerah budaya yang dikenal di dunia tidak hanya bali saja. Tetapi kita memiliki tempat destinasi budaya yang sama uniknya dan malah lebih unik dari bali. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang memperlancar dan memudahkan pemuda daerah untuk merealisasikan itu semua. Sehingga lewat gerakan pemuda akan budaya daerah suatu saat nanti di masa depan Indonesia bisa menjadi ikon warisan dunia yang beradap dan punya nilai yang sangat tinggi. Sehingga kita bisa menjadi seperti jepang , Indonesia menjadi icon Asia, terutama di regional ASEAN.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

3


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Gagasan Gagasan dari abstrak adalah dengan mengadakan festival kebuadayaan pada tiap-tiap daerah, setiap kabupaten atau kota diharapkan membuat suatu event dimana event tersebut diadakan untuk menggali potensi dari masing-masing daerah, mulai dari seni tari, music, alat music, pakaian sampai dengan kuliner dari masing-masing daerah.

Jalur Intrakulikuler

Mahasiswa Daerah

Jalur Ekstrakulikuler

Mengadakan Festival Tingkat daerah

Bekerjasama dengan pemerintah serta LSM Daerah

Diikuti oleh Kesenian dan Budaya di berbagai Daerah

Mengadakan Festival tingkat Propinsi

Bekerjasama dengan Pemerintah dan LSM Budaya tingkat Provinsi

Diikuti oleh Perwakilan Kesenian dan Kebudayaan di Masing-Masing Provinsi

Mengadakan Festival tingkat Nasional

Bekerjasama dengan Kemenbudpar, LSM budaya Nasional, dan masyarakat

Diikuti oleh Berbagai Kebudayaan dan Seni tingkat Daerah

Bermuara ke festival Internasional yang diselenggarakan oleh UNICEF Gambar I. Skema Sentralization Culture Festival From Local Student System (Sentuval Lodentsys) (Sumber: Penulis, 2011)

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

4


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Optimalisasi peran mahasiswa tersebut dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk pelestarian seni dan budaya daerah.

2.2 Jalur Intrakurikuler Untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah diperlukan adanya pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa adanya pemahaman yang baik terhadap hal itu, mustahil mahasiswa dapat menjalankan peran itu dengan baik. Peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan budaya daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata kuliah atau dijadikan sebagai mata kuliah. Kemungkinan yang pertama dapat dilakukan melalui mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) bagi mahasiswa program studi eksakta, dan Ilmu Budaya Dasar dan Antropologi Budaya bagi mahasiswa program studi ilmu sosial. Dalam dua mata kuliah itu terdapat beberapa pokok bahasan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daerah yaitu tentang manusia dan kebudayaan, manusia dan peradaban, dan manusia, sains teknologi, dan seni. Kemungkinan yang kedua tampaknya telah diakomodasi dalam kurikulum program studiprogram studi yang termasuk dalam rumpun ilmu budaya seperti program studi di lingkungan Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu Budaya. Beberapa mata kuliah yang secara khusus dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap seni dan budaya daerah adalah Masyarakat dan Kesenian Indonesia, Manusia dan Kebudayaan Indonesia, dan Masyarakat dan Kebudayaan Pesisir. Melalui mata kuliah-mata kuliah itu, mahasiswa dapat diberi penugasan untuk melihat, memahami, mengapresiasi, mendokumentasi, dan membahas seni dan budaya daerah. Dengan kegiatan-kegiatan semacam itu pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga telah melakukan pelestarian. 2.3 Jalur Ekstrakurikuler Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

5


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Jawa / daerah lainnya merupakan langkah lain yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu mendorong pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan wahana yang sangat strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah mahasiswa yang benar-benar berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin sebagai salah satu bentuk kegiatan UKM kesenian daerah (Jawa misalnya) yang pada gilirannya akan berujung pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya daerah. Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional (Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Dari kedua jalur tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya mahasiswa masih memiliki potensi yang cukup besar untuk mempertahankan kebudayaan asli Indonesia. Akan tetapi, tidak semua kebudayaan yang ada di seluruh indonesia bisa di pertahankan. Ada dari beberapa daerah yang kebudayaannya yang masih bisa bertahan dari serangan globalisasi seperti kebudayaan suku Tengger di Probolinggo, tetapi ada yang sedikit demi sedikit pudar atau bahkan punah karena kalah oleh proses globalisasi, contohnya tari udang di Sidoarjo. Maka dari itu perlu adanya optimalisasi dari mahasiswa dari berbagai daerah untuk mengangkat budaya di daerah masing-masing agar tidak punah dimakan zaman melalui festival daerah yang nantinya akan terintegrasi dengan festival internasional yang akan memperkenalkan berbagai macam kebudayaan yang masih ada atau yang hampir ditelan oleh zaman sehingga kebudayaan tersebut dapat dikenali kembali. Dengan memakai skema tersebut, diharapkan kebudayaan daerah yang hampir punah bisa dibangkitkan lagi dengan sistem tersebut. Mahasiswa yang notabenya adalah seorang “agen of change� merupakan sosok yang sangat penting untuk merubah suatu keadaan bangsa, terutama dalam menghadapi globalisasi. Selain itu, dukungan dari pemerintah setempat maupul LSM-LSM yang membidangi masalah kebudayaan dan kesenian. Bila kerjasama antara mahasiswa dengan pemerintah serta LSM-LSM yang membidangi masalah kebudayaan dan kesenian terwujud, maka tidak mungkin kebudayaan asli daerah akan bangkit serta dapat

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

6


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

melawan arus globalisasi atau bahkan dapat terkenal di seluruh penjuru dunia melalui media festival kebudayaan. Berikut merupakan Berita Resmi Statistik No. 41/07/Th.XIII, 1 Juli 2010 Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada Mei 2010 mencapai 600,0 ribu orang atau naik 15,01 persen dibanding jumlah wisman Mei 2009 yang sebanyak 521,7 ribu orang. Demikian pula jika dibandingkan dengan April 2010, jumlah wisman Mei 2010 naik 7,94 persen. ď€ Jumlah wisman ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai pada Mei 2010 naik 4,56 persen dibanding Mei 2009. Begitu pula jika dibanding April 2010, jumlah wisman ke Bali mengalami kenaikan sebesar 8,23 persen, yaitu dari 184,2 ribu orang menjadi 199,4 ribu orang pada Mei 2010. Secara kumulatif (Januari-Mei) 2010, jumlah wisman mencapai 2,77 juta orang atau naik 14,59 persen dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2009 sebanyak 2,41 juta orang. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 17 provinsi pada Mei 2010 mencapai ratarata 51,22 persen, atau naik 3,39 poin dibanding TPK Mei 2009 sebesar 47,83 persen. Begitu pula bila disbanding TPK hotel April 2010, TPK hotel berbintang pada Mei 2010 mengalami kenaikan 1,45 poin. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada Mei 2010 mencapai 600,0 ribu orang atau naik 15,01 persen dibanding jumlah wisman Mei 2009 yang sebanyak 521,7 ribu orang. Demikian pula jika dibandingkan dengan April 2010, jumlah wisman Mei 2010 naik 7,94 persen.Jumlah wisman ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai pada Mei 2010 naik 4,56 persen dibanding Mei 2009. Begitu pula jika dibanding April 2010, jumlah wisman ke Bali mengalami kenaikan sebesar 8,23 persen, yaitu dari 184,2 ribu orang menjadi 199,4 ribu orang pada Mei 2010. Secara kumulatif (Januari-Mei) 2010, jumlah wisman mencapai 2,77 juta orang atau naik 14,59 persen dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2009 sebanyak 2,41 juta orang. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 17 provinsi pada Mei 2010 mencapai ratarata 51,22 persen, atau naik 3,39 poin dibanding TPK Mei 2009 sebesar 47,83 persen. Begitu pula bila disbanding TPK hotel April 2010, TPK hotel berbintang pada Mei 2010 mengalami kenaikan 1,45 poin. Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di 17 provinsi selama Mei 2010 adalah 1,91 hari turun 0,22 hari dibanding keadaan Mei 2009. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

7


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Berikut merupakan Daftar Tarian dari seluruh daerah di Indonesia

1. Provinsi DI Aceh / Nanggro Aceh Darussalam / NAD Tari Tradisional : Tari Seudati, Tari Saman Meuseukat 2. Provinsi Sumatera Utara / Sumut Tari Tradisional : Tari Serampang Dua Belas, Tari Tor-tor 3. Provinsi Sumatera Barat / Sumbar Tari Tradisional : Tari Piring, Tari payung 4. Provinsi Riau Tari Tradisional : Tari Tanduk, Tari Joged Lambak 5. Provinsi Jambi Tari Tradisional : Tari Sekapur Sirih, Tari Selampit Delapan 6. Provinsi Sumatera Selatan / Sumsel Tari Tradisional : Tari Tanggai, Tari Putri Bekhusek 7. Provinsi Lampung Tari Tradisional : Tari Jangget, Tari Melinting 8. Provinsi Bengkulu Tari Tradisional : Tari Andun, Tari Bidadei Teminang 9. Provinsi DKI Jakarta Tari Tradisional : Tari Topeng, Tari Yapong 10. Provinsi Jawa Barat / Jabar Tari Tradisional : Tari Topeng Kuncaran, Tari Merak 11. Provinsi Jawa Tengah / Jateng Tari Tradisional : Tari Serimpi, Tari bambangan Cakil 12. Provinsi DI Yogyakarta / Jogja / Jogjakarta Tari Tradisional : Tari Serimpi Sangupati, Tari Bedaya 13. Provinsi Jawa Timur / Jatim Tari Tradisional : Tari Remong, Tari Reog Ponorogo 14. Provinsi Bali Tari Tradisional : Tari Legong, Tari Kecak 15. Provinsi Nusa Tenggara Barat / NTB Tari Tradisional : Tari Mpaa Lenggo, Tari Batunganga Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

8


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

16. Provinsi Nusa Tenggara Timur / NTT Tari Tradisional : Tari Perang, Tari Gareng Lameng 17. Provinsi Kalimantan Barat / Kalbar Tari Tradisional : Tari Monong, Tari Zapin Tembung 18. Provinsi Kalimantan Tengah / Kalteng Tari Tradisional : Tari Balean Dadas, Tari Tambun & Bungai 19. Provinsi Kalimantan Selatan / Kalsel Tari Tradisional : Tari Baksa Kembang, Tari Radap Rahayu 20. Provinsi Kalimantan Timur / Kaltim Tari Tradisional : Tari Perang, Tari Gong 21. Provinsi Sulawesi Utara / Sulut Tari Tradisional : Tari Maengkat, Tari Polo-palo 22. Provinsi Sulawesi Tengah / Sulteng Tari Tradisional : Tari Lumense, Tari Pule Cinde 23. Provinsi Sulawesi Tenggara / Sultra Tari Tradisional : Tari Dinggu, Tari Balumpa 24. Provinsi Sulawesi Selatan / Sulsel Tari Tradisional : Tari Bosara, Tari Kipas 25. Provinsi Maluku Tari Tradisional : Tari Lenso, Tari Cakalele 26. Provinsi Irian Jaya / Papua Tari Tradisional : Tari Musyoh, Tari Selamat datang

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

9


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Peran mahasiswa sangat dibutuhkan untuk memperkenalkan kebudayaan asli Indonesia kepada masyarakat internasional, agar kebudayaan asli Indonesia dapat dikenal di masyarakat mancanegara sehingga dapat bertahan di era globalisasi melalui optimalisasi pergerakan mahasiswa asli daerah dalam mempertahankan budaya asli daerah tersebut dengan cara mengadakan festival daerah yang mengusung potensi budaya daerah tersebut, dalam tingkat regional, nasional hingga internasional melalui Sentralization Culture Festival from Local Student System (Sentuval Lodentsys). Sentralization Culture Festival From Local Student System (Sentuval Lodentsys) merupakan salah satu cara untuk mempertahankan

kebudayaan asli daerah dengan cara

mengadakan suatu festival kebudayaan yang diadakan oleh mahasiswa asli daerah bekerjasama dengan pemerintah dan LSM setempat sehingga dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan seluruh elemen masyarakat dapat membantu mewujudkan kebudayaan yang kuat dari arus globalisasi. 3.2 Saran Adapun saran yang dapat disampaikan melalui karya tulis ini adalah : 1. Mahasiswa asli daerah mampu untuk menangani permasalahan kebudayaan di daerah masing-masing 2. Bangun sinergitas antara mahasiswa, pemerintah, dan LSM setempat untuk melakukan upaya pengurangan degradasi kebudayaan akibat arus globalisasi. 3. Mempercepat adanya festival budaya yang dimulai dari masing-masing daerah sebagai langkah pertama memperkenalkan budaya daerah kepada masyarakat daerah yang belum mengenal kebudayaan asli daerah mereka sendiri.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

10


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA Kartodirdjo, Sartono. 1994. Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Kartodirdjo, Sartono. 1994. Pembangunan Bangsa tentang Nasionalisme, Kesadaran dan Kebudayaan Nasional. Yogyakarta: Aditya Media. Koentjaraningrat, 1984. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Cetakan ke-11. Jakarta: Gramedia. Koentjaraningrat, 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Cetakan ke-6. Jakarta: Aksara Baru. Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: Rajawali Press. Sedyawati, Edi. 2007. Keindonesiaan dalam Budaya: Buku 1 Kebutuhan Membangun Bangsa yang Kuat. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Sedyawati, Edi. 2008. Keindonesiaan dalam Budaya: Buku 2 Dialog Budaya Nasional dan Etnik, Peranan Industri Budaya dan Media Massa, Warisan Budaya dan Pelestarian Dinamis. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Setiadi, Elly M., Kama A. Hakam, Ridwan Effendi. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Cetakan ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Smiers, Joost. 2009. Arts under Pressure: Memperjuangkan Keanekaragaman Budaya di Era Globalisasi. Terjemahan Umi Haryati. Yogyakarta: Insistpress http://tiuii.ngeblogs.com/2009/10/23/peran-budaya-lokal-memperkokoh-ketahanan-budayabangsa-2/ http://staff.undip.ac.id/sastra/dhanang/2009/07/23/peningkatan-kualitas-pembelajaran-sejarahdan/ http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-kebudayaandaerah/

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

11


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Penerapan Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire (kendali Bebas) dalam Menggerakan Organisasi Pemuda Kampung berbasis Gotong-Royong Isdiyono1, Ela Sri Handayaningsih2, Firdaus Malaya Dewi3 1

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 55281 Telepon : (0274) 586168 (Hunting)Faks.: (0274) 565500 Email : black_rose_zip@yahoo.co.id 2 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 55281 Telepon : (0274) 586168 (Hunting)Faks.: (0274) 565500 Email : ela_sri92@ymail.com 3 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 55281 Telepon : (0274) 586168 (Hunting)Faks.: (0274) 565500 Email : cewexviruz@gmail.com

Abstrak Kampung sebagai identitas kultur tradisional, memiliki fungsi alami dalam membentuk pemuda yang bernurani, peka terhadap perkembangan sosial dan memelihara fungsi mempertahankan nilai budaya lokal. Fakta ini menuntut organisasi kepemudaan di kampung harus bisa adaptif terhadap dinamika masyarakat tersebut. Pada saat ini, organisasi kepemudaan terancam oleh kemajuan teknologi yang sangat cepat. Salah satu nilai yang terancam oleh derasnya arus kemajuan teknologi adalah sistem gotong-royong yang selama ini menjadi identitas kultural bangsa Indonesia. Gotong-royong memiliki kekuatan yang efektif untuk mempertahankan nilai kesetaraan, kerjasama, empati, kebersamaan dan kekeluargaan. Organisasi kepemudaan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kelestarian budaya gotong-royong. Individualitas yang semakin meningkat, membuat organisasi kepemudaan harus tanggap terhadap kondisi internal dan kreatif dalam mempertahankan fungsi kaderisasi dan transformasi nilai budaya yang relevan. Pengkaderan tidak bisa dilakukan dengan sikap keterpaksaan, tetapi melalui pendekatan interpersonal tradisional. Dalam hal ini, setiap kader diberikan kebebasan untuk menyusun dan melaksanakan kegiatan dengan pemimpin organisasi sebagai pengawas. Metode autokratis yang terlalu mengekang dan demokrasi yang terlalu bebas, kurang relevan dalam membangkitkan gerak pemuda dalam menjalankan fungsi kaderisasi. Gaya kepemimpinan Laissez-Faire (kendali bebas) memiliki persyaratan dalam menggerakkan organisasi berbasis gotong-royong. Pemberian keleluasaan kader dalam mengembangkan program-program yang kreatif dan ikut melestarikan budaya yang relevan, akan memberi stimulus positif dalam meningkatkan kinerja organisasi kepemudaan. Sehingga, organisasi non-profit kepemudaan di kampung bisa berjalan sebagai organisasi sosialkemasyarakatan. Kata Kunci: Gaya kepemimpinan Laissez-Faire (kendali bebas), Organisasi, Organisasi pemuda kampung, Gotong-royong. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

12


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

1. PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah Sejarah panjang perjalanan bangsa ini mencatat, pemuda memiliki peran penting. Tidak hanya berjuang di garis terdepan, tetapi sebagai aktor intelektual dalam merumuskan rangka bangsa pasca kemerdekaan. Bukti nyata peran tersebut bisa dilihat dari tercetusnya peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Satu ikrar yang memiliki nilai histories dalam menyatukan bangsa yang terpecah. Sumpah Pemuda menyatukan gerakan-gerakan rakyat secara tradisional dengan berjuang secara individual menjadi kooperatif. Letak wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan dipisahkan oleh lautan, merupakan masalah besar dalam menyatukan gerak. Perjuangan yang dilakukan kecilkecilan, tidak akan mampu untuk melawan kekuatan para penjajah yang memiliki persenjataan modern. Padahal tujuan gerakan-gerakan rakyat tersebut adalah sama yaitu mewujudkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Persatuan yang membentuk people power tentu akan sangat menguntungkan rakyat dalam memperjuangkan hak dan kewajibannya. Meski tidak memakai senjata, kekuatan rakyat yang bersatu akan lebih menakutkan daripada kumpulan tentara dengan persenjataan lengkap. Ketika para penjajah menyerang secara frontal, tentu mereka akan mendapatkan sanksi dari persatuan bangsa. Penyerangan terhadap sipil, sama artinya dengan melanggar hak asasi manusia. Puncak perjuangan para pemuda tentu saja kemerdekaan yang dibacakan pada 17 Agustus 1945 dan menjadi hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Perjuangan yang disusun secara sembunyi-sembunyi di bawah tekanan penjajah, pada akhirnya bisa terlaksana. Hal ini merupakan sebuah kemenangan besar dari semangat persatuan. Setelah kemerdekaan, secara kasat mata gerakan perlawanan itu dibubarkan. Tetapi, bukan berarti persatuan ini padam. Dalam perkembangannya, organisasi-organisasi bermunculan. Tidak hanya organisasi kepemudaan saja, organisasi kepartaian, keetnisan dan organisasi yang berdiri dengan tujuan sama pun bermunculan. Hal yang dirasakan pada awal kemerdekaan kembali terjadi. Organisasi kepemudaan pecah dan bergerak sendiri-sendiri dalam membangun bangsa. Melihat dampak yang ditimbulkan begitu besar bagi persatuan bangsa, maka beberapa pemimpin organisasi kepemudaan berkumpul. Pada bulan Juli 1961, terbentuklah pramuka sebagai wadah organisasi kepemudaan nasional yang menaungi langkah gerak mereka. Ketika kondisi negara sudah sedikit stabil, pemerintah pun menerbitkan UndangUndang RI Nomor 28 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan yang menginstruksikan adanya organisasi kepemudaan di tingkat desa. Satu langkah penting Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

13


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

dalam memberdayakan pemuda dalam satu semangat persatuan. Puncaknya, pada 2010 Menteri Sosial menerbitkan peraturan pemerintah no 77/HUK/2010. Dalam PP tersebut, Karang Taruna didefinisikan sebagai salah satu organisasi sosial kemasyarakatan yang diakui keberadaannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana tercantum dalam Pasal 38 ayat (2) huruf d, Bab VII tentang Peran Masyarakat UndangUndang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Dasar tersebut merupakan poin penting bagi pemuda dalam mewujudkan gerak nyata dalam masyarakat. Bahwa organisasi pemuda perlu didirikan sebagai usaha untuk pengkaderan kepemimpinan pada masa mendatang. Satu siklus yang harus terus berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Akan tetapi, pada saat ini organisasi kepemudaan di kampung sedang mengalami masa-masa sulit. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi daripada kepemudaan pasca kemerdekaan, tidak terlalu banyak mempengaruhi perubahan pola pikir. Bahkan, dalam banyak hal, salah satu yang terkena dampak ini adalah sikap gotong-royong, mengalami penurunan. Pemuda bergerak tidak lagi berdasarkan pada kebersamaan dan keterikatan dalam masyarakat. Pragmatisme telah mewarnai organisasi kepemudaan dalam menjalankan roda kepengurusannya. Tujuan besar organisasi kepemudaan tidak lagi untuk memajukan peran di masyarakat tetapi lebih pada hiburan semata. Sebagai salah satu contoh, anggota dalam kepemudaan akan lebih suka jika melaksanakan kegiatan pesta kembang api, kompetisi-kompetisi tradisi yang dibuat-buat hingga kegiatan bernilai profit segolongan oknum. Contoh lain, dalam gotong-royong membantu tetangga yang punya hajat pemuda seperti enggan membantu sebelum diberikan imbalan satu atau dua batang rokok. Berbeda jika diminta secara bersama-sama menyusun kegiatan yang bernilai profit secara kolektif. Misalnya saja merintis usaha pembesaran ikan lele, tentu anggota merasa kurang bergairah. Kondisi yang demikian tentu saja sangat memprihatinkan terhadap keberlangungan dan progres pemuda sebagai ujung tombak kemajuan bangsa. Perlu ada mediasi antara anggota organisasi pemuda yang cenderung suka kegiatan hiburan dengan yang berorientasi produktif. Sehingga, akan terwujud kegiatan atau produk kreatif. Dalam hal ini, kepemimpinan ketua menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Organisasi kepemudaan berbeda dengan organisasi di sekolah, kampus adan lembaga-lembaga legal lainnya. Organisasi kampung terdiri dari berbagai latar belakang, motif dan tujuan individu. Organisasi di kampus misalnya, yang telah memiliki background dan mindset yang sama sehingga memudahkan transfer visi dan misi organisasi kepada seluruh anggota. Kepemimpinan ketua akan berdampak terhadap berjalannya organisasi. Gaya demokrasi dalam organisasi kepemudaan di kampung, tidak bisa diterapkan secara menyeluruh. Misal, jika ada suatu permasalahan kemudian diminta untuk Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

14


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

mendiskusikannya, para anggota akan menuruti begitu saja keputusan yang diambil. Akan tetapi, di belakang layar mereka tidak mendukung, bahkan membuat repot temantemannya yang bersemangat dalam melaksanakan kegiatan. Jika hal demikian berlanjut, maka organisasi tersebut akan memberatkan pihak anggota yang mau belajar dan berjuang bersama dengan modal ikhlas dan bersemangat untuk mengembangkannya. Maka, gaya kepemimpinan Laissez-Faire yang dilaksanakan dengan kontrol pemimpin, dimaksudkan untuk memberikan sebuah ide tentang pemimpin organisasi kampung yang ideal. Gaya kepemimpinan ini pada awalnya merujuk pada kepemimpinan yang membebaskan anggotanya untuk mengatur dirinya dalam organisasi. Konsep ini bisa dimanfaatkan dalam membangun kepercayaan diri anggota yang sulit berkomunikasi dengan yang lain. Tugas ketua hanya sebagai fasilitator dan koordinator dalam kapasitasnya sebagai pengontrol. Bisa dikatakan, aktivitas organisasi dijalankan berdasar keinginan anggota dalam kontrol pemimpin. Jika hal tersebut dilaksanakan, maka ada tanggung jawab yang secara tidak langsung diterima oleh anggota yang pada awalnya tidak begitu sepakat dengan gerak organisasi. Jika sudah ada rasa keterikatan secara emosional, maka pemimpin bisa mengarahkan tujuan organisasi ke arah yang lebih baik dan visioner.

1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana penerapan model gaya kepemimpinan Laissez-Faire (kendali bebas) terkontrol dalam menggerakkan organisasi kepemudaan di kampung? 1.2.2. Bagaimana gaya kepemimpinan Laissez-Faire (kendali bebas) terkontrol dalam menggerakkan organisasi kepemudaan di kampung berbasis gotong-royong? 1.3. Tujuan Penulisan 1.3.1. Untuk mengetahui penerapan model gaya kepemimpinan Laissez-Faire (kendali bebas) terkontrol dalam menggerakkan organisasi kepemudaan di kampung. 1.3.2. Untuk mengetahui penerapan model gaya kepemimpinan Laissez-Faire (kendali bebas) terkontrol dalam menggerakkan organisasi kepemudaan di kampung berbasis gotong-royong. 1.4. Manfaat Penulisan 1.4.1. Bagi masyarakat Dapat digunakan sebagai referensi pembinaan organisasi kepemudaan yang sesuai dengan latar belakang dan karakteristik masyarakat setempat. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

15


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

1.4.2. Bagi organisasi kepemudaan Dapat digunakan sebagai referensi dalam mengatur dan membina para anggota organisasinya. 1.4.3. Bagi penulis Dapat dijadikan sebagai pengembangan konsep pembentukan kepemimpinan yang ideal di tingkat kampung dalam mengembalikan konsep gotong-royong.

2. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire (kendali bebas) Terkontrol Secara etimologis, kata „kepemimpinanâ€&#x; berasal dari kata pimpin yang berarti tuntun, bina atau bimbing. Sedangkan berdasarkan EYD, imbuhan ke-an di sini mengubah makna sebagai kata sifat. Kartini (2006:2-6) mendefinisikan kepemimpinan sebagai cabang dari kelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu administrasi Negara. Dalam hal ini, kepemimpinan dikategorikan sebagai terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab teorinya diharapkan bisa dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup manusia. Sedangkan Hadari (2004:8-20) mengartikan kepemimpinan sebagai kemampuan/kecerkasaan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatankegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Sedangkan kata pemimpin, menurut J.Winardi (2009:303-304) adalah seseorang yang karena kecakapan-kewcakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama ke arah pencapaian „sasaran-sasaran tertentuâ€&#x;. Jadi, pemimpin dan kepemimpinan memiliki arti yang berbeda. Kata pemimpin penunjukkan orang yang memiliki sifat-sifat seorang yang cakap dalam menggerakkan kelompok yang dipimpinnya. Sedangkan kata kepemimpinan lebih mengarah kepada pengertian kemampuan seseorang dalam memimpin perkumpulannya. Kepemimpinan dalam masyarakat, berbeda dengan kepemimpinan dalam institusi yang legal dan berawal dari sudut pandang yang sama. Di tingkat kampung, mengatur organisasi lebih sulit dikarenakan banyak faktor. Latar belakang pendidikan, ekonomi, kemauan untuk belajar hingga tujuan individual mewarnai aktivitas kegiatan harian. Jika tidak didasari oleh perasaan penuh ihklas, maka hal ini merupakan tugas berat seorang pemimpin organisasi tersebut. Maka, diperlukan sinergi antara tujuan organisasi dengan keinginan individu atau kelompok dalam organisasi tersebut. Langkah awal yang harus diberikan bekal tentu saja pemimpinnya. Karena pemimpin organisasi di kampung masih dihormati sebagai efek Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

16


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

dari nilai-nilai masyarakat. Meskipun, tantangannya tidak sedikit dan terkadang lebih mengerikan daripada organisasi legal. Untuk menjembatani keinginan anggota dan tujuan organisasi, maka diperlukan sikap netral dalam menentukan arah. Gaya kepemimpinan Laissez-Faire yang terkontrol, memungkinkan setiap anggota bebas untuk memberikan usul kegiatan. Kartini (2006:76) menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan ini seorang ketua bertindak sebagai simbol. Hadari (2004:98-100) memberikan dua hal yang dimiliki pemimpin jenis ini yaitu perilaku kompromi (compromiser) dan perilaku pembelot (deserter). Tugas ketua hanya sebagai pengontrol agar organisasi tetap berjalan sesuai dengan langkah gerak dan perannya sebagai penggerak kegiatan di kampung. Kepemimpinan yang demikian merupakan kepemimpinan yang justru akan mendapatkan tempat dalam kepemudaan daripada demokrasi. Meskipun negara kita merupakan negara demokrasi, tetapi tidak semua hal bisa diatasi dengan demokrasi. Sebagai contoh, demokrasi menuntut pengambilan keputusan dilakukan secara bersamasama. Tetapi, di kampung hal demikian tidak terjadi. Terutama dalam masyarakat Jawa, aktivitas bertanya-jawab dan saling menyanggah merupakan tindakan yang tidak biasa. Dalam tabel model kepemimpinan situasional (Miftah,2007:70), jenis kepemimpinan tersebut termasuk dalam kategori partisipasi. Model ini menempatkan hubungan antara pemimpin dan bawahannya terjalin erat, sedangkan tugas yang diberikan tinggi. Kondisi yang demikian, bisa dikatakan terdapat hubungan konsultasi. Hubungan komunikasi pemimpin-bawahan tidak terjadi secara frontal dan terus-menerus, tetapi secara individual. Konsep kepemimpinan yang demikian, mendekati ideal dalam organisasi yang memiliki banyak tugas dan rendah hubungan.

2.3. Organisasi kepemudaan di Kampung Secara sederhana, kata organisasi menurut Veithzal (2003:188) merupakan suatu unit terkoordinasi yang terdiri setidaknya dua orang, berfungsi mencapai suatu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran. Pengertian yang lebih rinci dikemukakan oleh Pace & Faules (2006:41-43) bahwa organisasi sosial merujuk kepada pola-pola interaksi sosial (frekuensi dan lamanya kontak antara orang-orang:kecenderungan mengawali kontak: arah pengaruh antara orang-orang: derajat kerja sama: perasaan tertarik, hormat, dan permusuhan: dan perbedaan status) dan regularitas yang teramati dan perilaku sosial orang-orang yang disebabkan oleh situasi sosial mereka alih-alih oleh karakteristik fisiologis atau psikologis mereka sebagai individu. Dengan demikian, organisasi kampung yang berlatar belakang sosial-kultural memenuhi definisi sebagai pola interaksi yang cenderung terbentuk karena adanya interaksi antar individu pada suatu daerah tertentu. Adanya pola atau regularitas dalam interaksi sosial mengisyaratkan bahwa terdapat hubungan antara orang-orang yang Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

17


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

mentrasformasikan mereka dari kumpulan individu menjadi sekelompok orang atau dari sejumlah kelompok menjadi suatu sistem sosial yang lebih besar (ibid:43). Organisasi kampung memiliki ciri khas dalam gerak kegiatan-kegiatannya. Ciri tersebut adalah lebih mengedepankan emosi-empati yang terbentuk akibat dari interaksi yang terjadi secara langsung. Faktor ekonomi dan geografi membentuk organisasi tersebut menjadi sebuah sistem yang padu dalam kebersamaan. Kondisi geografi yang relatif dekat dan belum banyak tersentuh oleh teknologi, membuat komunikasi yang berlangsung sering terjadi dalam kondisi langsung tatap muka. Nilai-nilai budaya setempat yang masih kuat terjaga, membuat beban moral yang disandang seseorang ketika tidak bersedia interaksi cukup tinggi. Sehingga, mau tidak mau dan suka tidak suka seseorang yang hidup dalam masyarakat kampung harus mau berinteraksi terhadap lingkungannya. Kondisi perekonomian yang rata-rata berada pada kondisi kelas menengah ke bawah, membuat keterikatan antar anggota terjalin erat. Hal ini terjadi karena masing-masing individu merasa tidak sanggup melakukan aktivitas-aktivitas yang besar jika ditanggung sendiri. Misalnya dalam hajat pernikahan atau upacara kematian, seorang anggota masyarakat kebanyakan tidak mampu untuk menggaji para tenaga yang membantu. Perasaan yang sama tentang kondisi ini, telah menimbulkan perasaan tanggung jawab dalam melaksanakan urusan-urusan besar secara bersama-sama.

2.4. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire (kendali bebas) Terkontrol Menggerakkan Organisasi Kepemudaan Berbasis Gotong-Royong

dalam

Dapat disimpulkan bahwa aktivitas yang terjadi dalam organisasi kepemudaan di masyarakat merupakan salah satu akibat dari interaksi sosial yang berlaku di masyarakat. Sebagai salah satu generasi yang memiliki peran sebagai kader pemimpin kampung, organisasi kepemudaan merupakan tempat para pemuda berproses. Sikap-sikap yang dibutuhkan oleh masyarakat kampung, muncul dalam interaksi-interaksi yang terjadi secara terus-menerus. Persamaan rasa yang dimiliki sebagai warisan status sosial, berdampak terhadap bentuk pelaksanaan aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi kepemudaan. Rasa kebersamaan dalam segi geografi dan ekonomi, telah menumbuhkan satu rasa saling bekerja sama. Dalam hal ini, perasaan untuk membantu tanpa diminta dan dilaksanakan secara ikhlas inilah yang kita kenal sebagai nilai-nilai gotong-royong. Dalam sistem pemerintahan di kampung, gotong-royong ini memiliki nilai dalam meringankan beban warga masyarakat, mempererat persaudaraan dan meneruskan tradisi interaksi langsung. Dalam menggerakkan organisasi kepemudaan di kampung, seorang pemimpin memiliki tanggung jawab dalam menentukan pandangannya dalam membawa Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

18


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

organisasinya ke dalam kebersamaan. Sikap memimpin yang otoriter tentu tidak bisa diterapkan secara utuh dalam masyarakat yang memiliki rasa empati yang tinggi. Sebaliknya, nilai demokrasi belum bisa dilaksanakan secara penuh kepada anggota dikarenakan beberapa norma yang kurang memungkinkan. Misalnya saja sikap malu, tertutup atau kurang memiliki keberanian. Gaya kepemimpinan ini memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut dengan memadukan aktivitas yang berlandaskan keinginan anggota, dikerjakan oleh anggota dan dikontrol oleh seorang pemimpin. 3. METODE PENULISAN 3.1. Tahapan Penulisan Beberapa tahap dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut. Beberapa tahap dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut. 1. Mengkaji dan mengidentifikasi pemasalahan gerak organisasi kepemudaan di kampung. 2. Mempelajari informasi dari berbagai media (observasi, buku, referensi, jurnal, dan media online) tentang substansi gaya kepemimpinan Laissez-Faire dan penerapannya. 3. Merumuskan permasalahan tentang pelaksanaan harian organisasi kepemudaan di kampung dan peluang keberhasilan pelaksanaan gaya kepemimpinan Laissez-Faire. 4. Mengolah, mengkaji, dan menganalisis permasalahan berdasarkan informasi serta kajian pustaka yang telah diperoleh untuk mendapatkan jawaban dari perumusan masalah. 5. Mengambil kesimpulan berdasarkan pembahasan serta merekomendasikan saran untuk menindak lanjuti karya tulis ini sebagai pengembangan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan karakter masyarakat di kampung. 3.2. Sumber Penulisan Adapun sumber-sumber penulisan karya tulis ilmiah ini didasarkan pada observasi, kajian buku referensi, jurnal, dan media elektronik (dari internet). Sumber-sumber yang relevan dan mendukung diolah menjadi analisis deskriptif data yang diperoleh untuk mendapatkan kesimpulan dan saran yang berusaha membuktikan manfaat gaya kepemimpinan Laissez-Faire dalam organisasi kepemudaan di kampung.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

19


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

3.3. Disain Posisi Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire Terkontrol Gaya Kepemimpinan

Otoriter diktator

Autoritatif demokratis

Permisif Kendali Laissez-Faire terkontrol

-Bawahan menentukan sendiri agenda. -Setiap agenda dilaporkan dan didiskusikan dengan ketua. -Tanggung jawab pelaksanaan berada pada bawahan.

Gambar 1. Bagan gaya kepemimpinan Laissez-Faire (kendali bebas) terkontrol. -Ketua memiliki fungsi controlling.

3.4. Analisis Data 3.4.1. Pengumpulan data Pengumpulan data yang digunakan adalah melalui beberapa bentuk sebagai berikut. 3.4.1.1. Observasi Observasi dilakukan dalam rangka pengambilan dokumentasi kegiatan pembelajaran tematik. Adapun macam kelengkapan instrument observasi yang digunakan adalah sebagai berikut. 3.4.1.2. Lembar analisis situasi Untuk mengetahui kondisi organisasi kepemudaan di kampung yang mendukung bagi terlaksananya pelaksanaan gaya kepemimpinan LaissezFaire. 3.4.1.3. Wawancara Wawancara dilakukan secara tiga arah yaitu melalui pengurus kampung, pengurus organisasi kepemudaan dan anggota. Dengan wawancara tiga arah, maka dapat disimpulkan kesesuaian gaya kepemimpinan terhadap kepuasan anggota dalam pelaksanaan aktivitas organisasi.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

20


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

3.4.2. Reduksi data Reduksi data yang dilakukan dalam analisis ini adalah dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa. Dari hasil tersebut, kemudian kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Kesimpulan hasil penelitian disusun berdasarkan analisis pembuktian kebenaran dari rumusan masalah. 3.4.3. Analisis data Data yang telah terkumpul, dikelompokkan sesuai dengan jenis datanya untuk memperkuat argumentasi penulisan paper ini. Pengelompokkan ini akan mempermudah penulis dalam menentukan kondisi ideal organisasi kepemudaan, permasalahan yang dihadapi saat ini dan solusi yang ditawarkan. 3.4.4. Penarikan kesimpulan Pemaknaan dari tulisan ini disajikan dengan argumentasi-argumentasi berdasarkan pengolahan data. Data diklasifikasikan untuk mempermudah hubungan ketercapaian hasil kesimpulan dari rumusan masalah. Setelah dicapai sebuah kesimpulan, data yang didapat kemudian dinilai untuk mengukur kualitas data. Adapun cara penilaian ini adalah dengan triangulasi data dan melakukan konfirmasi untuk menemukan hasil ketercapaian ide yang ditawarkan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Pengamatan awal Permasalahan yang terjadi dalam organisasi kepemudaan di kampung pada saat ini banyak sekali aspeknya. Hal ini disebabkan oleh kesamaan letak geografis dan kondisi latar belakang ekonomi kelauarga berada pada tingkat menengah ke bawah. Beberapa permasalahan tersebut antara lain adalah kesenjangan pendidikan, individualitas yang tinggi dan intervensi dari para pengurus kampung terhadap eksistensi pemuda dalam lingkungan kampung. Hasil observasi menunjukkan alasan mengapa ketiga aspek di atas berpengaruh terhadap eksistensi pemuda. Data tersebut disajikan sebagai berikut.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

21


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Tabel 1. Contoh kegiatan organisasi kepemudaan dan kondisi pelaksanaannya. No

Jenis kegiatan

Contoh

Keterangan

1.

Intern

a. Cycling. b. Buka bersama. c. Rapat rutin.

Kegiatan ini berjalan, tetapi belum berjalan lancar. Letar belakang seperti disebut di atas merupakan penghambat.

2.

Budaya K

a. Kirab budaya. Kegiatan seperti di samping b. Peringatan hari besar. lancar karena memang sifatnya c. Lomba takbir keliling. hiburan.

o n d 3. i s i y a n 4. g

Sosiala. Gotong-royong. kemasyarakatan b. Pertemuan RW c. Rembug desa d. Sinom e. Silaturahim f. Menjenguk anggota yang sakit

Sedikit sulit, karena orang tua tidak membiasakan anaknya untuk terjun dalam masyarakat. Aktivitas yang berbeda, membuat titik temu sulit diambil dalam pertemuan.

Perekonomian

Tidak berjalan maksimal, kekurangan sumber. Apalagi, kas 500 rupiah per bulan saja tidak lancar.

a. Pengambilan rekening listrik. b. Kas anggota yang menikah. c. Hibah.

d e m i k Keterangan : i a Meskipun kegiatan yang dilaksanakan cukup banyak, tetapi terkadang kurang efektif n dalam pelaksanaannya. Kebiasaan molor, bicara di belakang layar, ketertutupan , anggota dan jadwal yang bertabrakan merupakan hambatan dasar. Pemimpin yang sibuk, turut menghambat ketercapaian paham dalam pelaksanaan kegiatan. Konsep d kepemimpinan demokrasi tidak bisa berjalan dengan lancar jika melihat kondisi yang i demikian. p erparah dengan kondisi kesenjangan sosial yang terjadi dalam tingkat pendidikan anggota organisasi. Permasalahan pendidikan yang tidak setara merupakan permasalahan yang sangat serius. Dalam pengamatan awal, kondisi tingkat pendidikan berpengaruh terhadap sikap dan motivasi yang diambil oleh anggota. Hal ini bisa dilihat dalam tabel berikut. Tabel 2. Daftar tingkat pendidikan dan motivasi anggota organisasi pemuda Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

22


COMMYOUTHNALISM

No

Kategori

COMMUNICATION DAYS 2011

Usia

Posisi

Masalah

(tahun) 1.

SMA

15-18

Anggota baru,

Baru tahap belajar, butuh penguatan.

2.

Kuliah

18-23

Pengurus

Waktu luang sempit.

3.

Bekerja

15-25

Pengurus dan anggota Motivasi lemah. serabutan

4.

Lain-lain

15-25

Kerja serabutan, Tidak bisa memanajemen pengangguran waktu

Simpulan : problem-problem di atas membuat ruang interaksi menjadi sedikit. Hal ini berdampak langsung pada permasalahan komunikasi.

Sebagai lembaga sosial dan sukarela, maka kegiatan yang dilaksanakan pun sifatnya sering dilaksanakan secara insidental dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Ketika individualitas tinggi, maka konsep kepemimpinan yang memiliki hubungan antarpersonal tinggi perlu dilaksanakan. Hal ini bermanfaat dalam menjalin hubungan kebersamaan. Sedangkan tugas tinggi, diberikan sebagai konsekuensi atas kepercayaan yang telah diberikan. Tentu tidak dibiarkan begitu saja. Tetapi, harus ada batasan-batasan yang terus dipegang oleh pemimpin. 4.1.2. Pemetaan masalah Selain faktor paksaan dalam satu wilayah geografis dan kondisi perekonomian yang hampir setara pada tingkat menengah ke bawah, ada beberapa hal yang perlu dicermati. Bukan untuk menyederhanakan permasalahan, tetapi juga efek dari kondisi negatif yang ditimbulkan. Hal ini akan bermanfaat dalam menentukan solusi dalam memecahkan permasalahan masyarakat, khususnya dalam lingkup organisasi kepemudaan. Pada akhirnya, permasalahan mengerucut pada tiga aspek besar yang berpengaruh dalam organisasi kepemudaan di kampung. Pertama adalah peran para pengurus kampung. Yang dimaksud pengurus kampung adalah mereka yang memiliki jabatan di kampung, yang dituakan atau yang dihormati oleh masyarakat kampung. Sebagai orang yang sudah berinteraksi secara langsung dengan

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

23


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

masyarakat di luar lingkup daerahnya, mereka memiliki interaksi yang terjadi secara terus-menerus. Dalam pandangan orang-orang besar di kampung, mereka akan merasa bertanggung jawab terhadap pembinaan organisasi kepemudaan di kampungnya. Hal ini terkadang menimbulkan tekanan-tekanan aktivitas yang mereka tujukan kepada organisasi kepemudaan. Dengan dalil pengalaman organisasi di masa lampau, mereka sering memperbandingkan antara organisasi pada zamannya dengan organisasi sekarang. Fakta ini jelas membuat tekanan kepada organisasi kepemudaan semakin meningkat. Kedua adalah anggota organisasi kepemudaan. Sebagai organisasi sosial nonprofit, organisasi kepemudaan memiliki kelemahan dasar yaitu terkait dengan loyalitas. Tidak dapat dimungkiri bahwa motivasi untuk memperoleh keuntungan bagi diri sendiri merupakan motif terbesar dalam menggerakkan orang. Konsep ini juga berlaku dalam organisasi kepemudaan. Sehingga, terkadang anggota organisasi memiliki kredibilitas dan semangat tinggi ketika mereka merasakan manfaat mengikuti organisasi kepemudaan. Konsep pemikiran yang demikian telah menimbulkan fanatisme sementara dalam membela, mempertahankan dan memajukan organisasi yang mereka ikuti. Kondisi yang demikian sebenarnya memaksa organisasi kepemudaan untuk bergerak dengan perubahan paradigma. Aktivitas enterpreneur atau sosio-preneur yang disusun untuk mengatasi permasalahan tersebut, terkadang tidak bisa diterapkan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa pemuda di kampung terutama dengan pendidikan yang kurang, melihat keuntungan yang bisa dilihat oleh mata sebagai bentuk „manfaat nyataâ€&#x; gerak organisasi. Terakhir adalah faktor pemimpin. Seorang pemimpin, terutama di kampung tidak hanya memiliki peran sebagai manajer saja. Dia memiliki peran lain dalam pembinaan, penyusunan strategi pelaksanaan kegiatan, kerja sama dengan para pemangku kepentingan dan melakukan tugas evaluasi kinerja. Pemimpin yang dibutuhkan di desa, berbeda dengan pemimpin yang dibutuhkan dalam sebuah lembaga. Pemimpin organisasi kepemudaan memiliki tanggung jawab dan mempertaruhkan reputasinya sebagai warga masyarakat yang baik di sini. Seorang pemimpin kampung, harus selalu mempersiapkan mentalnya dalam menghadapi tekanan-tekanan masyarakat dan anggotanya dalam pelaksanaan kegiatan. Keberhasilan tidak selalu diukur dari tingkat perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang disertai tanggung jawab dalam aktivitas organisasi. Mereka cenderung memikirkan bahwa mereka harus mendapatkan sesuatu ketika melaksanakan aktivitas. Hal inilah yang membuat seorang pemimpin harus Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

24


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

mengenal dan mengembangkan konsep kepemimpinannya dalam membawa organisasinya ke arah yang lebih baik.

4.2. Pembahasan 4.2.1. Penerapan gaya kepemimpinan Laissez-Faire terkontrol Dalam mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang ditawarkan adalah penerapan konsep gaya kepemimpinan Laissez-Faire yang terbimbing. Gaya pembiaran gerak organisasi oleh anggota dengan kontrol oleh pemimpin, merupakan pandangan dasar dari konsep gaya kepemimpinan ini. Gaya ini dipilih dengan menyesuakan antara kondisi para anggota organisasi kepemudaan yang cenderung memiliki motivasi lemah dengan keterlibatan mereka dalam aktivitas. Konsep ini bisa dilihat dalam penyajian gambar sebagai berikut.

Pemimpin Kepemimpinan

Aksi

Ide anggota

Pelaksanaa n bebas oleh anggota

Kontrol pemimpin

Aksi

Gambar 2. Penerapan gaya kepemimpinan Laissez-Faire dalam organisasi kepemudaan di kampung. Pentingnya keterlibatan anggota organisasi kepemudaan, adalah sebagai sarana untuk menjaga dedikasi anggota dalam menegakkan berjalannya aktivitas organisasi. Seorang pemimpin dalam organisasi kepemudaan, jarang diberikan penghargaan meski hanya dengan ucapan saja. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan mereka yang bervariasi, kebanyakan hanya sampai pada tingkat SMA saja. Anggota yang memiliki kesempatan melanjutkan sekolah di tingkat mahasiswa masih bisa dihitung dengan jari. Tingkat pendidikan yang rendah, memiliki potensi menghambat berpikir visioner dalam pelaksanaan aktivitas organisasi. Akibatnya, sering terjadi perdebatan hanya dikarenakan oleh sebuah permasalahan kecil. Misalnya saja Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

25


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

tentang cara berpakaian. Dalam masyarakat tradisional, penampilan merupakan salah satu ciri khas yang melekat bagi seseorang yang bisa langsung diindera. Ketika ada akulturasi budaya yang tidak sesuai, maka masyarakat akan menilasi negatif organisasi kepemudaan. Padahal, kegiatan tersebut hanya dilakukan oleh oknum pemuda yang tidak bisa menempatkan diri saja. Contohnya adalah memakai baju daerah dengan pasangan celana jins ketat. Perpaduan antara filosofi timur yang lembut tentu tidak cocok jika disatukan secara utuh dengan budaya pop barat. Permasalahan yang sedianya kecil tersebut, bisa menjadi besar dan berlarut-larut hanya karena kengototan anggota dalam mempertahankan idealismenya. Pada akhirnya, pembuatan peraturan sering dilakukan sebagai solusi untuk mengkompakkan seluruh anggota organisasi kepemudaan.

4.2.2. Kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat Konsep pembagian di atas, merupakan esensi dari sikap pemimpin dalam membebaskan anggotanya dalam melaksanakan kegiatan kepemudaan dalam batasan norma masyarakat. Norma yang lebih banyak bersifat tersirat, membutuhkan pemikiran berdasarkan olah rasa yang mendalam terhadap isyaratisyarat yang diberikan oleh masyarakat. Misalnya, prinsip mendiamkan seseorang atau sekelompok orang oleh sebagian masyarakat bisa berarti bentuk protes mereka terhadap perilaku yang ditunjukkan. Dalam taraf yang ekstrim, masyarakat memiliki senjata ampuh dalam menegakkan norma yaitu dengan mempermalukan seseorang di tengah khalayak secara tersirat saja. Isyarat yang demikian, memiliki dampak yang sangat besar terhadap integritas pemuda sebagai tulang punggung masyarakat. Meskipun tidak memiliki hak yang tinggi dalam melakukan protes sosial, pemuda selalu mendapatkan tuntutan agar selalu melaksanakan aturan-aturan yang telah ditetapkan secara sukarela dan dengan semangat tinggi. Konsep gotong-royong diperlukan dalam melaksanakan amanah masyarakat tersebut. Kerja sosial yang menjadi latar belakang kinerja organisasi kampung, merupakan alasan yang kuat dalam pelaksanaan kegiatan organisasi kepemudaan. Belum mampu mandiri secara keseluruhan bagi pemuda kampung, menuntut rasa saling membutuhkan selalu ditunjukkan dalam aktivitas organisasi sehari-hari. Rasa saling membutuhkan ini akan membentuk suatu tanggung jawab moral dalam membalas apa yang telah didapatkan oleh seseorang kepada orang lain. Ketika organisasi dijalankan dengan gotong-royong dengan sikap pemimpin yang sesuai konsep Laissez-Faire terkontrol, akan membentuk sebuah komitmen bersama yang kuat. Anggota yang memiliki sebagian kewenangan, akan Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

26


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

mendapatkan kenyamanan dalam partisipasinya sebagai anggota organisasi kepemudaan. Jika perasaan saling percaya dan saling memiliki ini terbentuk, maka permasalahan dan gejolak-gejolak yang terjadi di antara individu dalam organisasi bisa diminimalisir. Ketika permasalahan tersebut menjadi minim, maka idealnya kinerja organisasi akan semakin meningkat. Peningkatan ini secara tidak langsung yang terjadi secara terus-menerus, akan membentuk kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi organisasi kepemudaan. Sehingga, anggota akan merasa nyaman berada di dalam organisasi, masyarakat melihat peran besar organisasi kepemudaan dan pemimpin bisa melaksanakan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Penerapan gaya kepemimpinan Laissez-Faire (kendali bebas) terkontrol adalah dengan paradigma pemimpin sebagai kontroler aktivitas organisasi yang dijalankan secara bebas oleh anggota. 5.1.2. Gaya kepemimpinan Laissez-Faire (kendali bebas) terkontrol, memiliki kesesuaian dengan konsep gotong-royong yang terjadi dalam masyarakat kampung.

5.2. Saran 5.2.1. Pelaksanaan gaya kepemimpinan demikian, memerlukan inovasi dalam metode pelaksanaan oleh pemimpin agar tidak menjenuhkan. 5.2.2. Pelaksanaan pembaharuan sistem kerja dalam organisasi membutuhkan kesabaran dan keuletan dalam menjalankannya karena tentangan dari berbagai pihak sering muncul dalam menghadang sistem tersebut.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

27


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA Hadari, Nawawi., M. Martini Hadari. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. J.Winardi. 2009. Manajemen perilaku organisasi. Jakarta : Kencana.

Kartini Kartono. 2006. Pemimpin dan kepemimpinan : Apakah kepemimpinan abnormal itu? Jakarta : Rajawali Press. Miftah Toha. 2007. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Pace,Wayne & Faules, Don F. 2006. Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Karang Taruna. 2011. Pedoman Dasar Karang Taruna Terbaru 2010 . Diambil dari http://karangtaruna1960.blogspot.com/2011/06/pedoman-dasar-karang-tarunaterbaru.html pada Senin, 10/10/2011 PUKUL 11.06

Veithzal Rivai. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku organisasi. Jakarta : Rajawali Press.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

28


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Peranan Pengembangan Peran dan Fungsi Pemuda Dalam Komunikasi

Yenni Widi Astuti Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jl. HR Boenyamin 708 Telp.(0281) 635292 Email : flies_2801@yahoo.com Abstrak

Peran dan fungsi pemuda sampai saat ini ada tiga yaitu iron stock, moral force dan agent of change. Pengembangan dalam peran dan fungsi pemuda bukan dimaksudkan untuk menambahkan namun menilik kembali sejarah dan perjuangan yang telah ada sebelumnya jauh sebelum adanya teknologi seperti saat ini. Pelogikaan bahwa teknologi saat ini sangat berguna untuk pengembangan peran dan fungsi ini perlu dilakukan secara menyeluruh. Era saat ini menuntut semua pihak untuk berpartisipasi terutama pemuda sebagai penerus dimana akan banyak pengaruh bermunculan baik positif maupun negatif. Tingkat kemajuan teknologi terutama dalam komunikasi perlu diimbangi dengan kearifan budaya timur. Maksudnya adalah peran dan fungsi ini beradaptasi dengan kemajuan teknologi dengan tetap memegang budaya timur. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan luar biasa dari seorang pemuda untuk mengibarkan bangsa di kancah dunia dan memenuhi prinsipnya sebagai identitas bangsa. disadari ataupun tidak permasalahan bangsa terutama dalam hal kemajuan teknologi akan terus menempa pemuda untuk terus berekplorasi dalam mencari solusi terbaik. Penanaman nilai-nilai luhur nenek moyang secara benar akan mengantarkan para pemuda mencari jati diri. Semakin maju teknologi maka akan seimbang peran dan fungsinya. Pilihannya pemuda menjadi generasi penerus atau generasi perusak, seluruh komponen bangsa berpengaruh dalam pembentukan proses saat ini maupun masa yang akan datang. Pemuda akan selalu menjadi generasi perubah bagaimanapun sistuasi dan kondisi.

Kata kunci: peran, fungsi, pemuda, teknologi

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

29


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemuda merupakan aset yang penting bagi suatu negara karena ketika pemudanya rusak maka dipastikan negara tersebut akan hancur karena tidak adanya penerus atau pemimpin di masa depan. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat dilihat dari pemuda sebagai parameternya. Dimana menurut Kementerian Pemuda dan Olaharaga definisi pemuda yang dimaksud adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun [1]. Negara pun mengharapkan pemuda Indonesia mampu merespon permasalahan aktual kepemudaan dan kemasyarakatan (bangsa), sekaligus secara proaktif mencari dan menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Hal tersebut bermakna sebagai spirit kepeloporan, kreativitas, kepedulian, dan kesukarelaan pemuda. Dengan spirit ini pemuda tidak saja mampu berperan aktif dalam pembangunan nasional, namun sekaligus menjadi solution maker bagi permasalahan yang melingkupi pemuda itu sendiri. Oleh karenanya perlu terus ditingkatkan wawasan, kapasitas, dan keterampilan pemuda guna mendukung partisipasi dan peran aktif pemuda di berbagai bidang pembangunan nasional menuju kesejahteraan dan keadilan social [1]. Pentingnya pembangunan sumberdaya manusia seringkali terkait dengan fakta, bahwa prestasi pembangunan manusia Indonesia yang dipresentasikan dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) relatif masih kurang baik dibandingkan negara-negara tetangga di lingkup ASEAN. Menurut Human Development Report 2007-2008, HDI Indonesia sebesar 0,728, yang berada dalam peringkat 107 dari 177 negara yang disurvei oleh UNDP. Peringkat ini masih berada di bawah Vietnam (105), Philipina (90), Thailand (78), Malaysia (63), Brunei Darussalam (30) dan Singapura (25). Oleh karena itu, pembangunan sumberdaya manusia menempati posisi prioritas utama dan sangat strategis dalam pembangunan nasional. Dalam data single years yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2009 menunjukkan bahwa jumlah usia pemuda 16 sampai 30 tahun adalah sebanyak 62.775 juta jiwa atau 27,31 % dari jumlah penduduk Indonesia. Potensi besar pemuda juga terletak pada sifat cenderung pada pembaruan dan perubahan yang dimiliki oleh golongan usia ini [1]. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

30


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Pemuda merupakan ujung tombak setiap perubahan yang terjadi sepanjang sejarah Indonesia. Tokoh-tokoh pergerakan nasional pada era-era perjuangan meraih kemerdekaan dan mempertahankannya di awal-awal kemerdekaan, sebagian besar tokohnya adalah kaum muda. Era kepemimpinan dan ketokohan pemuda dalam gerakan sosial dan politik di Indonesia era â€&#x;98 juga dipelopori oleh para pemuda. Dengan demikian, pemuda dalam kategori sosial memainkan peran kepeloporan yang relatif signifikan dalam sejarah Bangsa Indonesia [1]. Di abad modern ini, terutama pasca perang dunia kedua, bermunculan berbagai penemuan baru sebagai akibat kemajuan teknologi yang berkembang pesat dan terjadi susul menyusul. Teknologi memberikan manusia bermacam-macam kemudahan dalam melakukan pekerjaan, dan lebih dari itu menjadikan kehidupan lebih menyenangkan dan lebih nyaman salah satunya dalam teknologi komunikasi. Mc Luhan menyebut dunia sekarang sebagai a global village. Kemajuan teknologi ini juga telah dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Melalui radio, televisi, film, dan surat kabar dapat dikatakan seluruh pelosok tanah air telah terjangkau oleh jaringan komunikasi yang menghubungkan pusat dan daerah [2]. Oleh karenanya pemuda yang mampu menyerap informasi lebih cepat untuk melakukan perubahan maka sangat potensial dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hampir tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tanpa komunikasi. Komunikasi merupakan jembatan penghubung agar bisa terbentuk masyarakat [3]. Dalam komunikasi dikenal teori McLuhan yaitu teori perpanjangan alat indra (sense extension theory) menyatakan bahwa media adalah perluasan dari alat indra manusia; telepon adalah perpanjangan telinga dan televisi adalah perpanjangan mata [4]. Hal ini juga tidak jauh dari pengaruh globalisasi dimana semakin banyaknya saluran informasi dalam berbagai bentuk seperti elektronik maupun non elektronik. Teknologi informasi dan komunikasi yang terus berkembang cenderung akan mempengaruhi segenap bidang kehidupan [5]. Perkembangan teknologi yang semakin cepat telah membawa dunia memasuki era baru khususnya dibidang informasi, Perkembangan Teknologi Informasi telah merambah keberbagai penjuru dunia dan bahkan lebih cepat dari yang pernah dibayangkan sebelumnya. Tidak terkecuali di Indonesia Perkembangan Teknologi Informasi menjadi pembicaraan utama dan menjadi hal yang utama dalam setiap media massa dan media elektronik [6]. Berawal dari halCommunication Days 2011 | FIKOM - UBL

31


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

hal yang telah disebutkan maka perlu adanya tindak lanjut dalam peningkatan serta pengembangan peran dan fungsi pemuda pada negara ini terutama dalam komunikasi yang diharapkan akan sesuai dengan tracknya juga mampu membawa bangsa ini lebih maju.

1.2 Perumusan Masalah 1. Apakah peran dan fungsi pemuda Indonesia dalam konteks identitas bangsa? 2. Bagaimana peranan pengembangan peran dan fungsi pemuda dalam komunikasi yang semakin maju di era globalisasi? 1.3 Tujuan Penulisan Mengetahui bagaimana peranan pengembangan peran dan fungsi pemuda dalam komunikasi sehingga dapat digunakan untuk menganalisis lebih jauh terkait pengaruh yang akan ditimbulkan dimasa mendatang. 1.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan merupakan studi pustaka serta penggunaan internet untuk menambah referensi dan data yang dibutuhkan dalam penulisan makalah ini. 2. PEMBAHASAN Globalisasi merupakan sebuah istilah yang tidak lagi asing bagi mata dan telinga kita sejak dasawarsa-dasawarsa terakhir di abad yang lalu. Fenomena globalisasi sendiri, sebagai bentuk interaksi lintas budaya dan benua, bukan pula suatu hal yang baru bagi umat manusia. Namun, pengistilahan globalisasi telah demikian menggugah polemik dunia. Globalisasi terjadi pada segi budaya, politik, hiburan, teknologi, dan apapun bentuknya, terutama ekonomi [7]. Pengertian globalisasi tentunya banyak dan beragam, setidaknya ada dua perspektif utama mengenai globalisasi. Perspektif pertama berkeyakinan bahwa globalisasi merupakan sebuah strategi untuk penyeragaman dan memberikan model sistem nilai yang tunggal di tingkat global. Perspektif ini lahir dari pandangan yang berkembang di kalangan pemikiran dan politisi Barat, khususnya pada abad ke-18. Perspektif kedua, globalisasi berseberangan nyata dengan perspektf pertama [8].

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

32


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Salah satu sisi positif yang akan diterima oleh Indonesia sebagai negara berkembang adalah Indonesia dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi, disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju, tetapi kita juga harus mempertimbangkan sisi negatif yang akan kita terima sebagai negara berkembang. Salah satunya adalah arus informasi budaya yang sangat deras dari negara maju yang akan dapat mempengaruhi pola pikir, cara pandang dan tingkah laku masyarakatnya dan berpotensi besar melunturkan rasa nasionalismenya [9]. Globalisasi telah membawa masyarakat dunia ke perubahan sosial yang sangat cepat dengan persoalan yang sarat kompleksitas. Persoalan-persoalan yang dihadapi sekarang ini pada dasarnya bersifat saling terkait (interconnected), baik pada taraf nasional (lokal) maupun pada taraf global. Tampaknya, semua bangsa-bangsa di dunia akan berpacu untuk maju, menguasai pengetahuan. Jadilah pengetahuan menjadi sumber daya utama masyarakat. Suka atau tidak suka, pengetahuan akan menjadi alat (tools) masyarakat/bangsa (negara) –termasuk Indonesia – dalam memperebutkan pengaruh dan pasar di arena global. Masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan akan terlindas dan menjadi bulan-bulanan mereka (khususnya negara-negara maju) yang memiliki kemapanan pengetahuan [10]. Gotong royong yang sudah menjadi ciri khas kebiasaan masyarakat Indonesia. Indonesia sebagai bangsa yang memiliki adat ketimuran yang kuat semakin terancam keberadaanya karena arus informasi budaya dari barat yang masyarakatnya lebih mementingkan sikap indivualisme semakin deras masuk ke negera-negara berkembang. Inilah salah satu dampak yang perlu diperhatikan dan di awasi secara ketat prosesnya oleh pemerintah [9]. Globalisasi dalam pengertian Barat, semacam ruang dua kutub mengenai isu identitas budaya, sosial, dan nasional, sedang di sisi lainnya mereka melontarkan ide pemusnahan identitas lokal. Dengan mencermati perkembangan dalam beberapa dekade terakhir ini, tampak jelas adanya upaya para politisi negara-negara Barat, semacam AS berusaha menyeret dunia menuju tatanan tunggal berdasarkan nilai-nilai Barat. Sebagian besar ilmuan bahkan menyebut model globalisasi kultural semacam itu sebagai imperialisme budaya yang lebih terkesan nyata di lingkungan media massa dan seni. Sebagai contoh, acara-acara televisi, filem, dan musik pop merupakan perangkat utama imperialisme budaya. Dengan demikian, seni bisa menjadi perangkat paling

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

33


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

efektif di berbagai bidang yang bisa membantu para perancang globalisasi kultural merealisasikan ambisinya [8]. Bagi bangsa Indonesia, globalisasi perlu diwaspadai dan dihadapi dengan sikap arif dan bijaksana. Salah satu sisi negatif dari globalisasi adalah semakin menguatnya nilai-nilai materialistis pada masyarakat Indonesia. Disisi lain nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, keramahtamahan sosial, dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia, semakin pudar. Inilah yang menyebabkan krisis pada jati diri bangsa [9]. Banyak yang terkena dampak globalisasi ini antara lain dikarenakan persaingan yang semakin ketat dengan segala keterbukaan yang ada terutama dalam hal ini adalah pemuda. Teknologi Informasi dan komunikasi memungkinkan terjadinya globalisasi secara menyeluruh tidak hanya dalam bidang ekonomi saja tetapi sosial, budaya, dan pendidikan pun dalam waktu dekat akan terkena imbasnya, hal ini dikarenakan transfer informasi terjadi sangat cepat, dan tidak adanya filterisasi dari pemerintahan secara ketat mengenai pemilahan informasi-informasi, karena tidak semua informasi bermanfaat terkadang ada informasi yang tidak bermanfaat atau disebut spam dengan leluasa dan mudah di akses di indonesia, dan terutama masuknya pengaruh budaya barat ke dalam negeri yang notabene negara timur dengan leluasa [9]. Kemajuan teknologi komunikasi jelas akan membawa dampak, baik positif maupun negatif terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat. Secara positif akan memberikan kemungkinan terjadinya komunikasi secara lebih baik dan luas jangkauannya. Kemajuan ini telah dirasakan manfaatnya bagi negara-negara yang sedang membangun. Dampak negatif menimbulkan masalah baru. Memberikan kemudahan timbulnya pertentangan sosial dan perubahan sistem nilai, karena adanya perbenturan sistem nilai dalam masyarakat penerima teknologi yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda. Selain itu tidak mustahil derasnya arus nilainilai budaya melalui media massa dapat menimbulkan perubahan berbagai sikap pada anggota masyarakat yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda [10]. Bagi bangsa Indonesia masalah yang dihadapi berkaitan dengan factor budaya adalah : a. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beraneka suku bangsa dengan latar belakang kebudayaan, agama, dan sejarah yang berbeda.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

34


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

b. Masyarakat yang majemuk ini sedang mengalami pergeseran sistem nilai sebagai akibat pembangunan yang pada hakekatnya merupakan proses pembaharuan di segala sektor kehidupan. c. Derasnya arus informasi dan komunikasi yang dibawa oleh media massa memperlancar kontak-kontak antar kebudayaan. d. Pertambahan penduduk yang menuntut pertambahan sarana hidup baik dalam kuantitas, kualitas, maupun variasi [10]. Dalam hubungan dengan masalah di atas, bangsa Indonesia harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan sistem nilai yang sesuai dengan tuntutan pembangunan. Pembangunan sistem nilai yang cocok dengan tuntutan kemajuan, harus tetap dilandasi nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila sehingga proses medernisasi di Indonesia benar-benar proses aktualisasi dari bangsa Indonesia sesuai dengan tuntutan zaman. Timbul persoalan, bagaimana merekayasa pergeseran-pergeseran nilai dalam rangka mengaktualisasikan diri sesuai dengan tuntutan zaman sehingga bangsa Indonesia memiliki ciri-ciri universal dari bangsa yang modern, tetap mempertahankan identitas kebangsaan yang bersumber dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia [10]. Krisis ekonomi – sejak 1997 dan berlanjut ke krisis multidimensional – yang dialami masyarakat bangsa Indonesia merupakan fakta atas dasyatnya puting-beliung globalisasi memorakporandakan bangsa ini menjadi berantakan. Bangsa ini telah berada pada “tapal batas bayangbayang kehancuran” karena terperangkap oleh jumlah hutang yang signifikan, dan euforia kedaerahan yang mengarah ke disintegrasi bangsa. Indonesia kini – hanya bertahan hidup berkat bantuan pinjaman negara-negara donor dan lembaga-lembaga keuangan internasional lainnya – menghadapi dilema, yakni, Indonesia – berdasarkan rekomendasi dari negara-negara donor, dan lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia – harus membuka pasar berdasarkan mekanisme pasar global, menurunkan tarif impor, menaikkan harga BB Mdan tarif listrik, yang saat ini belum tepat untuk diterapkan mengingat kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang masih memprihatinkan [10]. Angka pengangguran yang semakin meningkat, menurunnya daya beli (purchasing power) masyarakat, keterpurukan dunia industri dan perbankan nasional sebagai tulang-punggung perekonomian nasional, kualitas SDM yang masih memprihatinkan, dan ketidakpastian program Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

35


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

nasional dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable development) [10]. Perlu diketahui bahwa permasalahan juga ada diberbagai bidang. Indikasinya harus ada penyelesaian yang bijak dengan tetap memegang prinsip budaya ketimuran dan terus mengasah para pemuda untuk meningkatkan kualitasnya demi membangun bangsa ini dari keterpurukan. Oleh karena itu pemuda sebagai tulang punggung negara perlu diperhatikan dengan khusus tetapi juga tidak meninggalkan elemen negara yang lain. Secara khusus disini dimaksudkan adanya optimalisasi pengembangan peran dan fungsi pemuda dalam tiga hal yaitu a. Iron stock (cadangan keras) Pemuda, aset bangsa untuk menjadi generasi penerus. Sudah pasti, mahasiswa yang sejak dulu disebut-sebut sebagai kaum terpelajar harus bisa menggantikan generasi sebelumnya. Mereka yang sebelumnya telah berjuang untuk bangsa, mempercayakan masa yang akan datang kepada generasi penerus. b. Moral force (benteng moral) pemuda harus menjaga nilai-nilai moral tersebut dari dalam diri terlebih dahulu, sehingga mampu menjadi contoh yang baik. Oleh karena itu peranan inilah yang harusnya diingat lekatlekat, lalu kemudian dipraktikkan dengan sebaik-baiknya oleh pemuda. c. Agent of change (agen perubah) Pemuda membawa perubahan yang diharapkan yaitu dalam segala aspek kehidupan. Berubah dari keadaan saat ini menjadi lebih baik lagi. Apalagi Indonesia merupakan negara berkembang, jadi peran sebagai pembawa perubahan akan sangat penting untuk membawa keadaan bangsa menjadi lebih baik lagi[11]. Seiring dengan pesatnya perkembangan Teknologi Informasi yang terjadi sekarang ini khususnya di negara kita Indonesia [6]. Melihat perkembangan kemajuan teknologi komunikasi banyak pengamat mengatakan bahwa negara-negara maju sekarang ini memasuki zaman informasi yang disebabkan oleh revolusi komunikasi [2]. Hal ini pun terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Ciri utama munculnya masyarakat informasi adalah terjadinya perkembangan teknologi yang semakin canggih, terutama dalam bidang komunikasi dengan perangkat lunaknya (software). Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

36


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

data dalam berbagai cara untuk mendapatkan informasi yang berkualitas. Teknologi komunikasi digunakan agar data dapat tersebar dan diakses secara global [5]. John Naisbitt menyebutkan pula lima hal yang diperhatikan mengenai perubahan masyarakat industri ke masyarakat informasi. Pertama, masyarakat informasi merupakan suatu realitas ekonomi. Kedua, inovasi di bidang komunikasi dan teknologi komputer akan menambah langkah perubahan dalam penyebaran informasi dan percepatan arus informasi. Ketiga, teknologi informasi yang baru diterapkan dalam tugas industri yang lama, secara perlahan akan melahirkan kreativitas dan proses produksi yang baru. Keempat, dalam masyarakat informasi, individu yang menginginkan kemampuan menulis dan kemampuan dasar membaca lebih bagus dari masa lalu. Kelima, keberhasilan dan kegagalan teknologi komunikasi ditentukan oleh prinsip teknologi tinggi dan sentuhan yang tinggi pula [2]. Semakin canggihnya peralatan komunikasi yang digunakan akan memungkinkan penyebaran informasi lebih efisien dan efektif. Awal lahirnya abad informasi ditandai dengan peluncuran Sputnik Uni Sovyet dan Apollo Amerika Serikat. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1956. Nilai keberhasilannya pun dapat dilihat dari penguasaan teknologi peluncuran semata, tetapi keberhasilannya pun dapat dilihat dari segi missi yang diembannya yaitu dimulainya globalisasi teknologi vital revolusi informasi yang membuat bumi menjadi satu “desa dunia� dengan satelit sebagai pengalih bola dunia dalam posisinya sendiri [2]. Cepatnya revolusi informasi telah menimbulkan permasalahan sosial mengenai masyarakat informasi. Jika dibandingkan antara masyarakat pertanian dengan masyarakat informasi, perubahan yang terjadi memerlukan waktu 100 tahun ke masyarakat industri dan 20 tahun ke masyarakat informasi. Perubahan yang cepat ini membuat masyarakat harus mengantisipasi masa depannya [2]. Termasuk di dalamnya adalah pemuda yang bisa jadi sebagai elemen yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini. Menilik Indonesia sebagai negara dengan budaya ketimuran jelas akan kentara sekali perbedaannya untuk dapat menyesuaikan diri dengan era globalisasi yang banyak kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi. Oleh sebab itu perlu dicermati apa-apa saja yang kemudian harus dipertahankan sebagai identitas bangsa terutama penguatan dalam budaya ketimuran. Dimana dikenal bahwa masyarakat selalu bersikap gotong royong dan bekerjasama

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

37


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

dalam setiap aspek kehidupan. Selalu bersikap ramah dan terbuka namun tidak mudah terbawa arus dan memiliki pendirian yang kuat dalam berprinsip. Satu hal yang sering terlewat adalah terkadang tidak sepenuhnya dapat optimal dalam membendung arus pemikiran-pemikiran baru yang terkadang melunturkan budaya ketimuran ini. Dimaksudkan dalam hal ini yaitu menyaring mana yang kemudian tepat untuk diterapkan di negara Indonesia ini dengan tetap berpegang pada ideologi bangsa Indonesia (Pancasila). Cinta tanah air dan juga nasionalisme cukup penting untuk menegaskan pendirian atau prinsip Indonesia. Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompok-kelompok. Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar. Dimulai dari lingkungan terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada mulanya manusia hidup dalam kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok lebih besar lagi sperti suku, masyarakat dan bangsa. Kemudian manusia hidup bernegara. Mereka membentuk negara sebagai persekutuan hidupnya. Negara merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh kelompok manusia yang memiliki cita-cita bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang sama [12]. Negara dan bangsa memiliki pengertian yang berbeda. Apabila negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia maka bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa yang belum bernegara,seperti bangsa yang kita kenal dengan suku anak dalam. Demikian pula orang-orang yang telah bernegara yang pada mulanya berasal dari banyak bangsa dapat menyatakan dirinya sebagai suatu bangsa. Baik bangsa maupun negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan bangsa atau negara lain di dunia [12] . Identitas bangsa adalah sifat khas suatu bangsa yang membedakannya dengan bangsa lain di dunia. Identitas nasional Indonesia berarti karakteristik yang dimiliki Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain di dunia. Identitas bangsa ini terbentuk dari empat unsur yaitu

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

38


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

a. Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kclompok etnis dengan tidak kuiang 300 dialek bahasa. b. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristcn, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, tetapi sejak pcmerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan. c. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. d. Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem dan lambang yang secara langsung dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia [12]. Identitas bangsa ini akan dapat terus dilestarikan dan dipertahankan dengan adanya sosok pemuda yang mempunyai tiga peran dan funfsi yang tersebut di atas. Pemudalah yang pada akhirnya dapat mencerminkan masa depan suatu bangsa dengan prinsip, sikap, dan tingkah laku mereka. Seperti telah diketahui bahwa adanya teknologi informasi dan komunikasi telah banyak membawa perubahan baik yang bersifat positif maupun negatif. Pemanfaatannya pun dibuktikan telah mampu membawa kemajuan dalam suatu negara. Indonesia juga dapat mengalami hal ini dimana bila jelas pemakaian teknologi ini dimaksudkan untuk perkembangan kemajuan negara. Pemuda dalam hal ini yang membawa peran penting karena sejak dini mereka telah dikenalkan dengan kecanggihan dan penggunaannya di kehidupan sehari-hari. Pemuda yang kemudian telah menyadari hal ini diharapkan mampu mengintegrasi peran dan fungsinya dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Memegang semangat untuk tetap mempertahakan identitas bangsa dalam konteks budaya ketimuran untuk senantiasa terjaga. Hal yang dapat dilakukan antara lain dengan penanaman sejak dini bahwa penting untuk tetap Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

39


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

menjadi diri kita sendiri disaat banyak hal baru yang bermunculan dihadapan kita, prinsip yang harus senantiasa menjadi pegangan hidup. Peran dan fungsi pemuda inilah yang perlu dikembangkan bukan untuk menambahnya.tetapi kemudian banyak mengambil dari perjalanan masa lalu yang dapat diambil hikmah dan manfaatnya. Telah diketahui bahwa peran dan fungsi ini telah dipraktikkan dalam tahun-tahun silam seperti tahun 1945 untuk merebut kemerdekaan melawan penjajahan. Tahun 1966 dalam menumbangkan orde lama, terakhir tahun 1998 menggulingkan kekuasaan orde baru yang masih dapat dirasakan hingga saat ini. Era pemerintahan reformasi telah bergulir menggantikan orde baru pimpinan Soeharto hingga saat ini. Ditarik benang merahnya ada beberapa kesamaan yang dapat diambil dari peristiwaperistiwa ini antara lain persatuan dan kesatuan seluruh pemuda Indonesia tanpa memandang suku dan agama. Tekad dan ide-ide luar biasa dari pemuda untuk melakukan perubahan secara besar-besaran. Penggunaan sarana dan prasarana informasi dan komunikasi secara arif dan bijak untuk mencapai tujuan perubahan. Pemuda kedepannya diharapkan untuk mampu melakukan pembangunan dalam berbagai bidang salah satunya adalah di area komunikasi. Teknologi yang canggih saat ini mampu membawa pemuda untuk mulai pembangunan berkelanjutan. Telah diketahui bahwa komunikasi berperan penting untuk pembangunan negara untuk lebih maju. Perubahan yang dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan ke arah yang lebih baik atau lebih maju keadaan sebelumnya. Oleh karena itu peranan komunikasi dalam pembangunan harus dikaitkan dengan arah perubahan tersebut. Artinya kegiatan komunikasi harus mampu mengantisipasi gerak pembangunan [2]. Dengan demikian pembangunan di Indonesia adalah rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia, harus bersifat pragmatik yaitu suatu pola yang membangkitkan inovasi bagi masa kini dan yang akan datang. Dalam hal ini tentunya fungsi komunikasi harus berada di garis depan untuk merubah sikap dan perilaku manusia Indonesia sebagai pemeran utama pembangunan, baik sebagai subjek maupun sebagai objek pembangunan [2]. Pada akhirnya pemuda memegang peranan penting untuk melakukan peran dan fungsinya untuk memajukan komunikasi terutama dalam pembangunan yang lebih baik untuk negara dan bangsa ini. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

40


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

3. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Peran dan fungsi pemuda ada tiga yaitu iron stock (cadangan keras), moral force (benteng moral), dan agent of change (agen perubah). Pengembangan peran dan fungsi pemuda ini berperan dalam mempengaruhi dalam komunikasi di tingkatan teknologinya. Harapannya kemajuan dalam komunikasi ini pemuda tetap mampu mempertahankan eksistensi budaya ketimuran dan tetap menjaga identitas bangsa menghadapi era globalisasi. 3.2 Saran Penulisan ini diharapkan mampu menstimulasi lebih jauh untuk mengembangkan tulisan ini dan memunculkan ide-ide lain sebagai solusi lebih tepat kedepannya.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

41


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kementerian Pemuda Dan Olahraga. 2010. Rencana Strategis Kementerian Pemuda Dan Olahraga Tahun 2010 – 2014. [2] Sitompul, Mukti. 2002. Konsep – Konsep Komunikasi Pembangunan. Universitas Sumatra Utara. [3] Rumanti, Sr Maria Assumpta. Dasar-Dasar Public Relations: Teori dan Praktik. Jakarta, PT. Grasindo. [4] Rahmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. [5] Musllim. 2005. Teknologi Informasi Dalam Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia. [6] Gunawan, Hendra. 2004. Studi tentang Kendala Teknologi Informasi di Indonesia. Makalah. [Diakses 5 Oktober 2011]. [7] Hamzah, Fahri. Negara, Pasar dan Rakyat. 2010. Yayasan Faham Indonesia. [8]

Agus Maladi Irianto, Dr, M.A. 2008. Ketahanan Budaya, Kesenian dan Globalisasi. http://semangatbelajar.com/ketahanan-budaya-kesenian-dan-globalisasi/.

[Diakses

10

Oktober 2010]. [9] Anonim. 2010. Globalisasi Budaya Sebagai Dampak Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Makalah. [Diakses 5 Oktober 2011]. [10] Sinaga, Anggiat BP. 2003. Optimalisasi Peran dan Fungsi ITB sebagai Agen Pembaharu Dalam Pembangunan Nasional: Harapan dan Tantangan 2020. Bandung. [11] El Rahma, Indah. 2011. http://dwiindah2.blogspot.com/2011/01/peran-dan-fungsi-pemudamahasiswa-kaum.html. [Diakses 10 Oktober] [12]

Sajalah,

Irmanto.

2010.

Mengenang

Kembali

Identitas

Nasioanal

dan Nasionalisme Indonesia. Makalah. [Diakses 5 Oktober 2011].

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

42


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Paradigma dan Dinamika Globalisasi Soni Adiyono Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro, Semarang, 50131 Telp (024)3517261 , 3520165 , Fax (024) 3569684 E-mail : soniadiyono@rocketmail.com

Abstrak Globalisasi membawa dampak bagi bangsa Indonesia, baik dampak positif maupun negatif. Dampak tersebut sangat berpengaruh terhadap nilai nasionalisme di kalangan pemuda khususnya. Globalisasi ini marak dibicarakan orang dan menyebabkan munculnya berbagai macam pradigma. Hadirnya teknologi informasi dan komunikasi merupakan faktor pendukung utama dalam globalisasi. Berbagai macam tuntutan perkembangan zaman yang semakin modern, akan berdampak pula dibutuhkannya suatu informasi yang diinginkan secara cepat, tepat dan praktis. Maka dari itu bukan hal yang tabu lagi jika teknologi informasi ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari, serta tidak dapat dipungkuri pula kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi ini akan mempercepat proses pergerakan globalisasi. Globalisasi itu sendiri juga kerap kali diartikan sebagai hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar suatu negara satu dengan lainnya dapat bergerak bebas dan terbuka dalam bidang perdagangan. Dengan adanya konsep itulah semakin bebas perdagangan antar negara, maka disitulah tempat pembebasan dari faktor-faktor yang lain. Dikarenakan bukan hanya barang dan jasa saja yang akan masuk secara bebas, naun juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya, dan lain-lain. Globalisasi yang kita rasakan sejak abad ke-20 ini sudah barang tentu tidak luput dari berubahnya suatu identitas bangsa, khususnya di Indonesia ini. Hal ini merubah cara pikir pemuda masa kini yang hanya ingin mendapatkan semuanya tanpa harus susah payah terlebih dahulu seperti pemuda di zaman dahulu. Kata Kunci: Globalisasi, Teknologi, Informasi, Komunikasi

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

43


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang

Pada era seperti sekarang ini kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut akan diikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan. Adanya teknologi yang kian berkembang pesat, tentunya memberikan banyak kemudahan bagi umat manusia dalam menikmati cara baru dalam melakukan aktifitas kesehariannya. Dalam ilmu komputer terdapat beberapa faktor pendukung penting yang berpengaruh dalam kemajuan suatu informasi. Informasi tersebut secara cepat berkembang dan bermakna serta berharga jika informasi tersebut disebarluaskan kesegala penjuru seolah-olah dapat dikatakan “tanpa batas� penyebaran informasi itu. Kita tahu bahwa negara kita merupakan negara berkembang, serta Indonesia juga terdapat berbagai macam suku-suku dan kebudayaan yang beragam di seluruh pulau-pulaunya. Penerapan teknologi dalam negara kita pun masih mengalami berbagai kendala baik dari segi budaya, kondisi negara, maupun sumber daya manusaianya. Sekitar tahun 1995 Indonesia mulai memanfaatkan teknologi internet, ketika IndoInternet membuka jasa layanan ini, dan Lalu menginjak tahun 1997-an internet mulai berkembang pesat. Pengguna Internet di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan data perkiraan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) sampai dengan akhir tahun 2005 pengguna internet indonesia mencapai 16 juta pengguna, naik hampir 50 % dibandingkan dengan data pengguna internet. Tahun 2004 yang mencapai 11 juta pengguna. Namun pemanfaatan teknologi yang modern ini masih di dominasi oleh lembaga-lambaga tertentu, misalnya perbankan, media massa, perdagangan, dan industri. Kita dapat mengamati dari keuntungan yang didapat dari lembaga-lembaga tersebut, Jika dilihat dari segi potensinya, seiring perkembangan zaman tentunya lembaga pendidikan akan mendominasinya. Pendidikan harus mampu untuk meningkatan information literacy yang baik, dengan dukungan dari data dan fakta yang relefan tentunya akan membentuk identitas bangsa pada keutuhan kehidupan berbangsa dan bertanah air satu. Pemuda khususnya bagi pemuda Indonesia harus dituntut mampu melakukan filterasi terhadap perkembangan teknologi informasi tersebut, sehingga tidak memberikan dampak negatif pada masyarakat luas. Misalnya, gambar-gambar atau video-video yang termasuk dalam kategori pornografi dengan mudah diakses dimanapun dan kapanpun, hal tersebut merupakan ancaman serius bagi penerus bangsa. Pada dasarnya perkembangan teknologi informasi (internet) dapat dimanfaatkan oleh negara Indonesia untuk mengembangkan budaya nasional dengan cara mempublikasikan atau mempromosikan semua budaya nasional guna kesajahteraan rakyat dan kemajuan bangsa kita Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

44


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

sendiri. Banyak hal yang kita peroleh dengan memanfaatkan budaya nasional. Contohnya tanggal 2 Oktober, UNESCO telah memberikan klaim batik terhadap bangsa kita dan menetapkan tanggal tersebut sebagai “Hari Batik se-Dunia�. Selain Internet, handphone atau telepon genggam sudah lazim digunakan sebagai sebagai media telekomunikasi dan mengirim pesan singkat yang berupa teks (SMS) short messege service, namun sekarang ini handphone banyak dilengkapi fitur-fitur canggih yang menunjang kapabilitas untuk masuk ke dalam internet, bahkan kecepatan pengaksesan data pada barang yang mungil ini, dapat dibilang sangat cepat karena dilengkapi dengan komponen 3G atau bahkan hingga 3,5G. Oleh karena itu, pentingnya pembinaan terhadap generasi muda menjadi warga negara yang baik merupakan perhatian serius bagi bangsa kita. Disamping didorong pendidikan kewarganegaraan sebagai pembinaan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air. Serta dapat secara selektif menyaring modernisasi yang mendunia ini, diharapkan terciptanya kepribadian bangsa yang kokoh dan tidak menghilangkan karakter kebudayaan lokal dan identitas nasional (national identity) baik dikalangan pemuda maupun masyarakat luas di Indonesia. 1.2

Rumusan Masalah 1.2.1 Adakah keterkaitan globalisasi dengan teknologi informasi dan komunikasi? 1.2.2 Bagaimanakah globalisasi terhadap kebudayaan tradisonal di Indonesia? 1.2.3 Apa itu komunikasi dan teknologi informasi? 1.2.4 Bagaimanakah keterkaiatan paradigma baru yang muncul tentang utilitasi teknologi informasi (TI)? 1.2.5 Bagaimanakah dampak globalisasi terhadap perkembangan teknologi informasi di Indonesia? 1.2.6 Bagaimanakah pengaruh atau dampak globalisasi terhadap jiwa nasionalisme pada generasi pemuda Indonesia? 1.2.7 Bagaimanakah fakta pemuda masa kini megguanan handphone dan internet? 1.2.8 Klaim negeri jiran yang serumpun terhadap budaya kita Masih adakah nasionalisme? 1.2.9 Masih adakah nasionalisme? 1.2.10 Bagaimanakah peran pemerintah dan masyarakat?

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

45


COMMYOUTHNALISM

1.3

COMMUNICATION DAYS 2011

Pemecahan Masalah 1.3.1 Globalisasi dan teknologi informasi dan komunikasi. 1.3.2 Globalisasi dalam kebudayaan tradisional di Indonesia. 1.3.3 Teknologi informasi dan komunikasi. 1.3.4 Paradigma baru yang muncul tentang utilisasi teknologi informasi (TI). 1.3.5 Dampak globalisasi terhadap perkembangan teknologi informasi di indonesia. 1.3.6 Dampak globalisasi terhadap jiwa nasionalisme pada pemuda Indonesia. 1.3.7 Pemuda masa kini menggunakan handphone dan internet. 1.3.8 Klaim negeri Jiran Malaysia terhadapbangsa Indonesia. 1.3.9 Adakah nasionelisme. 1.3.10 Peran pemerintah dan masyarakat.

1.4

Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan paper ini yakni menggali dari sudut pandang mengenai globalisasi sangatlah luas artinya, dapat dikatakan sulit untuk mengetahui definisi yang jelas dari globalisasi itu sendiri. Terlebih jika kita kaitkan dengan teknologi, maka arti dari globalisasi ini menjadi sangat luas arti dan maknanya. Namun tanpa disadari sebenarnya kita dapat merasakan arti globalalisasi dengan melihat perkembangan seperti dewasa ini, pengaruh akan canggihnya teknologi yang kian terus berkembang nampaknya akan berpengaruh dengan kebiasaan dari para pemuda khususnya di Indonesia, kebiasaan yang timbul nampaknya akan berpegaruh dalam jiwa nasionalisme yang ada pada penerus bangsa. Bukan hanya kita yang mengambil dan meniru dari luar, melainkan kita dapat mempublikasikan dan mengenalkan akan kekayaan budaya kita serta kearifan lokal yang ada di indonesia, tentunya tidak lepas dari menggunakan kecanggihan teknologi itu sendiri. Adapun tujuan dari paper ini yaitu : 1.

Mengetahui tentang keterkaitan globalisasi dengan teknologi informasi dan komunikasi.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

46


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

2.

Mengetahui tentang globalisasi dalam kebudayaan tradisional di Indonesia.

3.

Memperkenalkan teknologi informasi dan komunikasi.

4.

Mengetahui paradigma baru yang muncul tentang utilisasi teknologi informasi (TI).

5.

Mengetahui dampak globalisasi terhadap perkembangan teknologi informasi di indonesia.

6.

Mengetahui dampak globalisasi terhadap jiwa nasionalisme pada pemuda Indonesia.

7.

Pemuda masa kini menggunakan handphone dan internet.

8.

Klaim negeri Jiran Malaysia terhadap bangsa Indonesia.

9.

Adakah nasionalisme di kalangan penerus bangsa.

10.

Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat.

Pemuda masa kini pada umumnya dapat dikatakan ikut terseret arus globalisasi, sehingga tanpa mereka sadari sebenarnya mereka itu telah melunturkan kebudayaannya sendiri, atau mungkin lebih merasa bangga dengan kebudayaan asing yang masuk kedalam culture kita.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

47


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB II PEMBAHASAN 2.1

Globalisasi dan Teknologi Informasi

Globalisasi merupakan suatu keadaan, tetapi juga suatu tindakan di mana aktivitas kehidupan lokal dalam suatu negara tetapi mendunia. Istilah komunikasi global juga kita temukan ketik berbincang-bincang tentang penggunaan internet sebagai media komunikasi yang dapat mengakses berita dari seluruh dunia tanpa ada aturan yang terlalu ketat. Di negara-negara yang maju untuk saat ini menggunakan istilah globalisasi baru (new globalism). Bagaimana pun globalisasi merupakan suatu yang tidak dapat dihindari sehingga yang terpenting adalah bagaimana menyikapi dan memanfaatkan secara baik efek global sesuai dengan harapan dan tujuan hidup kita. Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal tersebut akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah, seperti kebudayaan gotong royong, menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. 2.2

Globalisasi dalam Kebudayaan Tradisional di Indonesia

Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar yang masuk ke dalam. Kemajuan yang dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar inilah yang terjadi dalam proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan masalah atau isu makna budaya. Dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya masih tetap berarti. Masyarakat Indonesia pada umunya merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Dilihat dari segi kesenian yang ada, dapat menjadikan cermin betapa kayanya negara Indonesia ini. Dengan perkataan lain, dikatakan pula bahwa berbagai kelompok masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain inilah bangsa Indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang tinggal di nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Maka dari itu proses saling mempengaruhi merupakan gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Kemampuan berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

48


COMMYOUTHNALISM

2.3

COMMUNICATION DAYS 2011

Teknologi Informasi (TI) dan Komunikasi

Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang dapat digunakan untuk mengolah data, termasuk didalamnya memproses, mendapatkan, meyusun, menyimpan, serta memenipulasi data sehingga menghasilakan informai yang berkualitas. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan kepemerintahan serta merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan suatu keputusan tertentu. Sudah hal yang lazim jika bidang pendidikan menggunakan teknologi informasi. 2.3.1

Hakekat Teknologi Pembelajaran Teknologi pengajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Teknologi pengajaran itu sendiri merupakan satu himpunan dari proses yang terintegrasi dan didalamnya melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan serta organisasi pengelolaan cara-cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana dan Rivai, 2001). Ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang dikembangkan oleh manusia untuk memecahakan maslah-masalah praktis dalam kehidupannya (Sumantri, 1999:161). Lalu teknologi menurut Arnold johnson dan Martin Peterson dalam The Liang Gie (1996) mengatakan teknologi adalah penerapan dari ilmu dan hasil penelitian ilmiah untuk memecahkan masalah.

2.4 Paradigma Baru tentang Utilisasi Teknlogi Informasi (TI) Paradigma baru yang kerap muncul dikalangan teknologi informasi adalah teknologi lektronik yang dipergunakan untuk akuisisi, pengolahan, penyimpanan, produksi dan distribusi (Gunton 1994)

Sistem Komputer

TI (Teknologi Informasi)

Sistem Telokomunikasi Figure 2.4.1 Definition of Information Technology

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

49


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Disamping itu pada hakekatnya sistem itu sendiri tentunya harus didukung dengan faktor-faktor pendukung, supaya memperoleh kaluaran (output) yang diharapkan. Faktorfaktor tersebut harus saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Brainware

Dataware Performance control system

Data

Software

Process

Info

Hardware

Data Storage

Netware Figure 2.4.2 Information System

Jadi untuk mengoptimalkan suatu informasi yang diinginkan atau diharapkan seharusnya diawali dari visi dan misi manusia, visi dan misi kesejahteraan umat, dan barulah diikuti dengan visi dan misi enterprise / organisasi, Sehingga mampu untuk mendapatkan keluaran (output) yang diharapkan.

Visi dan misi manusia Visi dan misi kesejahteraan umat Visi dan misi enterprise / organisasi

Paradigma baru Utilisasi TI

Figure 2.4.3 A paradigm Utility of Informtion Technologi

2.5

Mengetahui Dampak Globalisasi Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia

Teknologi yang dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan manusia ternyata memberikan nilai tambah bagi usaha-usaha di berbagai kalangan. Semakain canggih teknologi Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

50


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

biasanya akan memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Namun disamping usaha yang didirikan mendapatkan keuntungan yang berlipat, ternyata teknologi ini menimbulkan dampak. Berbicara mengenai dampak, tentunya akan ada dampak positif dan dampak negatif dari teknologi itu sendiri, antara lain sebagai berikut : 2.5.1

Dampak Positif Perkembangan teknologi yang kian berkembang, akan memermudah orang untuk berhubungan melewati batas-batas negara. Lebih lanjut dampak positif globalisasi adalah: 1. Terjadinya industrialisasi 2. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi 3. Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang terpenting bagi konsumen tidak perlu pergi ke toko. 4. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan ke depan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut. 5.

Disamping itu di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi ternyata mampu untuk menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara lain : terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

51


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant�. 2.5.2

Dampak Negatif Penyalahgunaan fungsi atau kegunaan teknologi akan berdampak negatif dan akibatnya mengarah ke pelanggaran norma dan asusila, seperti video porno yang direkam via handphone, atau kasus penipuan via internet. Lebih lanjut dampak negatif globalisasi di bidang teknologi: 1. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut. 2. Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di bidang pendidikan juga mencetak generasi yang berepengetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tinggi maka orang berusaha menerobos sistem keamanan perbangkan dan kejahatan tindak kriminal lainnya. 3. Disisi lain, di bidang kesinian tradisional akan jelas semakin tersisih, Hal ini disebabkan karena baragamnya alternatif tawaran hiburan dan informasi yang disuguhkan untuk masyarakat, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakatnya.

2.6

Mengtahui dampak globalisasi terhadap jiwa nasionalisme pada pemuda Indonesia

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat, terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap penerus bangsa begitu kuat. Pengaruh tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Internet yang sudah banyak dikupas, jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi sebaliknya, kita akan mendapat kerugian. Dewasa Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

52


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

ini, banyak pelajar ataupun mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk berinteraksi dengan handphone. 2.6.1

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme 1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. 2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa. 3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan IPTEK dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

2.6.2

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme 1.

Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.

2.

Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.

3.

Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

4.

Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

53


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. 2.7

Pemuda masa kini menggunakan handphone dan internet

Dewasa ini handphone dengan internet dapat diktakan dalam satu kesatuan. Bagaimana tidak, dengan kecanggihan yang ada pada hanphone model sekarang ini sudah tentu akan didukung dengan fasilitas yang dapat berhubungan dengan internet dan bagi pengguna tentunya akan dipermudah dalam pengaksesan layanan tersebut, kapan dan dimana aja. Disamping keunggulan yang ditawarkan oleh simungil dan praktis ini, ternyata bukan sekedar segi fungsionalitasnya saja yang berubah, namun sekarang lebih menuju ke arah live style dan dapat berpengaruh kuat sekali ke arah prestis. Fakta yang sering kita jumpai pada umunya dikalangan anak-anak dan pemuda sekarang sudah lazim mempunyai handphone dan tiada hari tanpa memegang handphone terasa tidak enak karena telepon gengam dapat di pergunakan sebagai alat komunikasi, dan sebagai alat yang dapat menyimpan file-file yang sangat berharga. Anak-anak zaman sekarang lebih mementingkan handphone daripada pelajaran. Coba bayangkan setiap anak selalu memegang handphone-nya masing-masing dan sedangkan buku pelajaran tidak di pegang sama sekali hanya dibiarkan begitu saja tanpa peduli. Berikut merupakan tindakan remaja khususnya siswa yang sering ditemukan. Ada sikap positif dan negatif. 1. Banyak siswa yang mempunyai handphone dan waktu luangnya banyak tersita untuk smsan atau saling telepon (bukan untuk belajar). 2. Ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung di dalam kelas siswa memilih sibuk dengan handphone mereka. 3. Sebagian siswa yang menggunakan alat berkomunikasi ketika saat ulangan.

komunikasi tersebut

untuk saling

4. Banyak siswa yang menyimpan hal-hal yang berbau pornoaksi dan pornografi. 5. Siswa tidak gagap teknologi, siswa dapat mengikuti perkembangan era teknologisasi dunia dan siswa dapat lebih produktif, efektif dan efisien dalam waktu, energi dan biaya karena ada sarana komunikasi yang memudahkan urusannya. 6. Siswa dapat mencari materi dengan search lewat handphone meskipun berada dalam lingkungan kelas saat jam pelajaran tanpa perlu ke laboratorium TIK. 2.8

Klaim negeri Jiran Malaysia terhadap bangsa Indonesia Beberapa kali negeri Jiran Malaysia membuat panas hati sebagian besar masyarakat Indonesia. Negara yang mengusung slogan “Truly Asia� itu telah berulang kali mengklaim kebudayaan Indonesia sebagai miliknya. Berikut sebagian datanya :

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

54


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Agustus 2007 Malaysia mengklaim dan mempatenkan batik motif “Parang Rusak”, angklung, wayang kulit hingga rendang. Sehingga Sekjen Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar menyatakan bahwa pemerintah telah mendaftarkan batik dan angklung ke UNESCO, sebagai masterpiece world heritage. Langkah ini merupakan reaksi setelah munculnya klaim tersebut. Oktober 2007 Lagu yang sangat mirip “Rasa Sayang” menjadi soundtrack iklan pariwisata Malaysia yang dicurigai diambil dari lagu “Rasa Sayange”. Lagu ini pernah diupload di situs resmi pariwisata Malaysia, http://www.rasasayang.com.my dan disiarkan oleh televisi-televisi di Malaysia. Klaim ini menuai kecaman hebat dari masyarakat Indonesia hingga DPR. Tapi Malaysia sempat berdalih lagu tersebut sudah terdengar di Kepulauan Nusantara sebelum lahirnya Indonesia. Sehingga tak bisa diklaim sendiri oleh Indonesia. Demikian juga lagu “Indang Bariang” yang merupakan lagu asal daerah Sumatera tersebut. 21 November 2007 Para seniman Ponorogo kaget oleh munculnya Tari Barongan yang sangat mirip Reog Ponorogo. Padahal Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah mendaftarkan Reog Ponorogo dan mendapatkan Hak Cipta No.026377 pada 11 Februari 2004. Oleh Malaysia, tarian ini diberi nama Tari Barongan. Website Kementerian Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia (http://heritage.gov.my) pernah memampangnya dan menyatakan tarian itu warisan dari Batu Pahat, Johor dan Selanggor Malaysia. 25 November 2007 Pada acara “Kemilau Nusantara 2007” di Bandung, Wakil Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Abdul Azis Harun, mengancam mengklaim Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Melayu. “Bahasa Melayu adalah Bahasa Malaysia,” katanya. Ancaman tersebut akan dilaksanakan bila masyarakat dan Pemerintah Indonesia masih mempermasalahkan klaim Malaysia terhadap lagu “Rasa Sayange” yang dibuat di Malaysia pada tahun 1907 dan tari Barongan. Juni 2008 Staf Ahli Menko Kesra bidang Ekonomi Kerakyatan dan Informasi Malaysia, Komet Mangiri mengatakan bahwa Indonesia kalah cepat dari Malaysia dalam mematenkan batik. Tapi yang berhasil dipatenkan itu hanya motif Parang Rusak. Adapun motif-motif lainnya berusaha diselamatkan dengan dipatenkan sejumlah perancang dan Pemerintah Daerah ke Depkumham dan Pemerintah mematenkan ke UNESCO. Maret 2009 Melihat perkembangan tersebut, Indonesia berupaya mematenkan batik, keris dan wayang. “Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali” kata Kabag Pembangunan Karakter dan Pekerti Bangsa Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Edi Irawan. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

55


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Agustus 2009 Tari Pendet menjadi iklan acara Discovery Channel bertajuk “Enigmatic Malaysia”. Setelah dipersoalkan selama beberapa hari, Discovery Channel akhirnya memunculkan iklan itu terhitung sejak senin 24 Agustus 2009. Pemerintah Malaysia menyatakan tak pernah mengklaim Tari Pendet. 2.9

Adakah nasionalisme di kalangan penerus bangsa

Hari Sumpah Pemuda yang diperingati pada tanggal 28 Oktobe, serta Hari Pahlawan pda tanggal 10 November merupakan contoh bentuk simbolis dari nilai-nilai nasionalisme. Namun suasana peringatan ini sepi-sepi saja bahkan tidak menjadi perhatian bagi pemerintah dan masyarakat. Justru yang banyak menjadi perhatian antara lain kasus “Cicak dan Buaya” yaitu kasus yang melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit dan Chandra dengan lawannya Pihak POLRI yang ternyata di sutradarai oleh “Mafia Hukum” Anggodo. Dimana nasionalisme masyarakat saat ini, terutama para generasi muda? Bahkan pada acara-acara di telivisi lebih didominasi oleh acara-acara yang sifatnya hanya sekadar hiburan semata terutama bagi generasi muda. Kerap kali, nasionalisme hanya menjadi tema-tema dalam diskusi, seminar, talk show dan forum lainnya. Seakan-akan nasionalisme mati suri. Dengan kata lain, nasionalisme tidak lagi berpihak pada rakyat bahkan bangsa Indonesia, tetapi nasionalisme menjadi slogan kaum elite hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompok atas nama demokrasi. Para politikus bicara nasionalisme hanya untuk menaikan posisinya dalam lingkungan publik, hanya menarik simpati masyarakat yang hanya demi kepentingan sesaatnya atau bahkan untuk mengelabui masyarakat kecil. Seharusnya Rasa kebersamaan ini tidak hanya muncul saat terjadi bencana-bencana alam, keamanan negara diganggu oleh negara lain, warga negara kita disiksa oleh warga negara negara lain, tetapi mestinya muncul pada setiap saat dan tempat. Sehingga masyarakat menjadi aman dan tentram karena pejabat politik memiliki rasa solidaritas yang tinggi untuk membela rakyat agar menjadi maju dan hidup bahagia. Pejabat politik juga memiliki rasa kebersamaan dalam menanggulangi kemiskinan, pengangguran dan kebodohan yang masih banyak dirasakan oleh rakyat Indonesia. 2.10 Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat? Ada bebarapa hal penting yang harus menjadi perhatian pemerintah (pusat maupun daerah), termasuk juga masyarakat secara umum dalam upaya pelestarian budaya nasional pada saat era globalisasi ini antara lain yaitu : Perlunya evaluasi pada peran dan fungsi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata harus lebih berperan sebagai lembaga yang bisa “menjual” dan “mendatangkan” keuntungan bagi negara dengan mengembangkan dan melestarikannya. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus memperhatikan upaya pelastarian budaya nasional. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak boleh hanya Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

56


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

memprioritaskan pada bidang politik dan ekonomi saja. Tetapi juga pada bidang budaya, karena budaya adalah bagian dari kehidupan masyarakat karakter bangsa yang perlu memperoleh perhatian. Pemerintah harus menyediakan kecukupan dana untuk pelestarian budaya walaupun pemerintah punya banyak utang. Generasi muda bangsa Indonesia harus mempunyai rasa kebanggan terhadap budaya nasional. Generasi muda harus bisa menampilkan budaya nasional pada setiap moment, bukan sebaliknya menjadi generasi muda yang tidak jelas identitasnya bahkan banyak yang mengikuti budaya-budaya asing supaya dikatakan gaul, termasuk korban globalisasi. Era globalisasi yang didukung dengan teknologi internet mestinya dimanfaatkan sebagai media pelestarian budaya nasional dengan cara mempublikasikan atau bahkan “mendokumentasikan� pada dunia tentang keanekaragaman budaya nasional bangsa Indonesia. Sehingga, masyarakat dari bangsa lain dapat membaca, mengetahui dan mengenal budaya-budaya nasional Indonesia. Budaya nasional yang terdapat pada masing-masing pemerintah daerah yang merupakan ciri khas daerah seharusnya wajib dipatenkan oleh pemerintah daerah. Sehingga tidak dibebankan pada masyarakat dan menjadi milik pemerintah daerah atas nama masyarakat, karena budaya nasional tidak boleh dimiliki hak patennya oleh satu orang saja tapi milik semua masyarakat yang ada di daerah tersebut.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

57


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB III PENUTUP 3.1

Kesimpulan

Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan paradigma pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu penerus bangsa. 3.2

Saran

Bagi para pemuda tentunya dapat menggunakan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi ini lebih bijak dan selektif, supaya tidak menggunakan teknologi tersbut untuk melakukan hal-hal yang semestinya tidak dilakukan oleh penerus bangsa. Disamping itu pemuda juga lebih dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air serta ikut melestarikan kebudayaan nasional. Dan sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk senantiasa menjaga dan bangga akan warisan nenek moyang ini. Terlebih jika kebudayaan nasional ini di publikasikan ke kancah dunia supaya eksistensi kebudayaan nasional di Indonesia lebih dipandang dan dapat bersaing dengan kebudayan dan kesenian dari manca negara. Budaya nasional yang ada di tiap-tip daerah tentunya harus diptenkan dan diindung kelestarianya agar tidak terjadi klaim-klaim dari pihak manapun. Maka dari itu bukan dari pihak masyarakat saja yang andil dalam hal ini, namun juga dukungan pemerintah daerah maupun pusat sangat dierlukan.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

58


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA [1]

Sartini, “Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah kajian Filsafat”, in Review Paper Filsafat Kebudayaan Fakultas Filsafat UGM. date unpublished.

[2]

Adeney, Bernard T., 1995, Etika Sosial Lintas Budaya, Kanisius, Yogyakarta.

[3]

Al-Hadar Smith, “Syariah dan Tradisi Syi‟ah http://alhuda.or.id/rub_budaya.htm , didownload 7/15/04.

[3]

Ali Moertopo,1978, Strategi Pembangunan Indonesia, CSIS, Jakarta. .

[4]

Ans, “Pola Perilaku Orang Bali Merujuk Unsur Tradisional”, dalam

Ternate”,

dalam

http://www.balipos.co.id, 4 September 2003. [5]

Ayatrohaedi, 1986, Kepribadian Budaya Bangsa (local Genius), Pustaka Jaya, Jakarta.

[6]

Bayu Dwi Mardana, “Menyingkap Fajar Sejarah Nusantara, dalam http://www.sinarharapan.co.id/hiburan/budaya/2003/1018/bud2.html 7/15/04.

.didownload

[7]

“Bhineka Tunggal Ika”, dalam http://www.indonesiamedia.com/2004/05/early/budaya/budaya-0504-bhineka.htm , didownload 7/15/04.

[8]

Chanpong Thookjit, “Medicinal Plants and Local Wisdom Applications in Rural

[9]

Areas, Amphoe Muang, Changwat Phayao, http://www.chiangmai.ac.th/abstract1999//edu/abstract/edu9900108.html,

dalam

didownload 7/21/04. [10]

Dresthasuta, “Agama dan Budaya”, dalam http://www.iloveblue.com/bali_funky/artikel_nali/detail/1099.htm , didownload 7/15/04.

[11]

Elly Burhainy Faizal, (SP http://www.papuaindependent.com

Daily)

31

Oktober

2003

[12]

Fuad Hassan, “Pokok-pokok Bahasan Mengenai Budaya Nusantara Indonesia” ,

dalam

dalam http://kongres.budpar.go.id/news/article/Pokok_pokok_bahasan.htm, didownload 7/15/04. [13]

Muslim, “Teknologi Informasi Dalam Pendidikan”, on this paper Mahasiswa UPI Bandung, date unpublished.

[14]

Sutrisno, R, “Makalah Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah” dalam http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensikebudayaan-daerah/

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

59


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

[15]

Anas, M, T, Mursidin, Firdaus, “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran di Provinsi Sulawesi Tenggara”. (Simposium Pendidikan) .2008

[16]

Kudang, B, “Paradigma Utilitas Teknologi Informasi”. (in Bogor). 26 April 2008

[17]

Samadikun, S, “Dampak Globalisasi dan Perkembangan Teknologi Inofrmasi di Indonesia”, (Konperensi Komputer Nasional VII Pembangunan Infrastruktur Teknologi Informasi di Indonesia Menyongsong Abad Ke-21). In Jakarta. 26-27 Oktober 1992

[18]

On site http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/dampak-globalisasi-di-bidangteknologi/ “Dampak Globalisasi di Bidang Teknologi”. (2010). March 7

[19]

Jamli, Edison dkk.”Kewarganegaraan”.(2005).Jakarta: Bumi Akasara

[20]

Unkwon, “Peran Telepon gengam Terhadap Kehidupan Remaja Siring dengan Perkembangan Teknologi dan Komunikasi” on site http://muara.dagdigdug.com/2009/09/15/laporan-karya-tulis-ilmiah-peranan-telepongenggam-terhadap-kehidupan-remaja-seiring-dengan-perkembangan-teknologi-dankomunikasi/ (2009). September 15

[21]

Saiman, “Tntangan Budaya Nasional”. On http://ejournal.umm.ac.id/index.php/bestari/article/view/105. Date : Unknown

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

site

60


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Mengenal Bangsa dan Diri Sendiri dalam Era Globalisasi Sunarto Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Internasional Batam, Batam, 29432 Telp : +62-778-6002999 E-mail : sunarto_uib@yahoo.com

Abstrak Globalisasi pemuda yang berjalan tanpa adanya penanaman identitas bangsa akan menghilangkan rasa cinta tanah air dan mulai melupakan budaya-budaya yang ada. Mengikuti perkembangan zaman sekaligus menanamkan pentingnya identitas bangsa di dalam diri sangatlah penting untuk dilakukan. Kita dituntut untuk mampu bersaing dalam era globalisasi yang sangat ketat ini. Mengapa kita tidak memanfaatkan apa yang Negara kita punya? Banyak sekali yang dapat kita kembangkan, seperti mengembangkan rumah adat khas daerah kita yang begitu indah ornamennya. Hal itu tentu akan membawa banyak dampak positif. Terlepas dari itu, sikap apa yang wajib kita miliki untuk dapat menjalankan dua hal tersebut bersamaan? Mereka adalah Attitude, Respect, Confident, Care, Productive, Reliable, Innovative, Sense, dan Creative. Kita bisa ambil contoh Sense. Di sini kita dapat membagi Sense menjadi tiga bagian penting, yaitu SOB, SOA, dan SOD. Pertama, SOB adalah Sense Of Belonging. SOB berarti kita harus menumbuhkan rasa memiliki. Setelah kita mempunyai rasa memiliki, tentunya kita akan menghargai dan menyayangi setiap hal yang ada di Negara kita. Kedua, yaitu SOA ( Sense Of Awareness). SOA berarti penuh kesadaran. Kita harus sadar bahwa kita adalah generasi muda untuk mengembangkan bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi. Jangan sampai kita lupa akan Negara yang telah membesarkan kita sampai saat ini. Ketiga, yaitu SOD ( Sense Of Duties ). SOD berarti bertanggung jawab. Setiap pekerjaan yang kita lakukan haruslah didasari rasa tanggung jawab. Janganlah sampai perbuatan kita menyimpang dari nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat. Pengembangan paradigma seperti ini akan menciptakan SDM yang berkualitas demi terealisasinya Negara yang makmur.

Kata Kunci: Sense, Belonging, Awareness, Duties

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

61


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

1. Pendahuluan Semakin maju perkembangan teknologi, semakin kita dituntut untuk bisa berpikir lebih luas. Segala jenis informasi sangat mudah didapat pada zaman sekarang. Namun, apabila kita tidak bisa menyaringnya dengan baik, maka kita akan terseret dalam arus informasi yang begitu banyak saat ini yang bergulir tanpa arah yang jelas. Apabila kita memiliki jati diri bangsa tentunya kita akan bisa memilah-milah informasi yang sesuai dengan karakter bangsa kita yang selalu menjunjung tinggi nilai dan norma. Berbicara mengenai globalisasi pemuda dan identitas bangsa sebenarnya sudah lama menjadi sorotan. Tentunya di dalam menciptakan pemuda yang berkualitas sudah seharusnya diikuti dengan jati diri bangsa yang kokoh. Hal ini berguna supaya kita tetap menjadi seorang pemuda Indonesia dimana pun kita berada, tetap membawa citra diri bangsa. Namun di dalam kenyataannya, masih banyak sekali pemuda-pemudi Indonesia yang mulai melupakan jati diri bangsa. Kita harus mulai bersama-sama mendirikan jati diri kita yang kokoh. Meskipun perkembangan zaman terus maju, kita tetap harus memegang teguh jati diri kita supaya tidak salah dalam menerima budaya-budaya luar. Sebenarnya makna globalisasi pemuda seperti apa yang harus kita bangun ? Apakah hanya dengan meng-iya-kan kata merdeka ? Adakah arti merdeka untuk kita yang sesungguhnya ? Lahir dan besar di Indonesia merupakan anugerah yang luar biasa. Mengapa tidak? Negara kita kaya akan suku, kaya akan hasil alam, kaya akan budaya, dan kaya akan alam wisata. Hal ini tidak bisa kita dapatkan di Negara manapun. Segala sesuatu telah kita dapatkan di Negara ini. Lihatlah Negara kita, betapa baiknya nilai dan norma yang dijunjung Negara kita. Betapa indahnya ketika budaya malu untuk melakukan kejahatan kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Justru, hal sederhana yang perlu kita lakukan adalah tetap membangun Indonesia di era globalisasi ini dengan tetap berpegang teguh pada ideologi Pancasila. Namun, saat ini kita dapat melihat ada banyak sekali pemuda-pemudi Indonesia yang tidak bisa memegang teguh identitasnya, seperti terjerat dalam tali narkoba yang semakin merajalela, pergaulan bebas yang sudah dianggap seperti hal biasa. Sungguh ironis sekali melihat hal itu terjadi di Negara Indonesia. Di mana rasa malu kita ? Di mana kesadaran dan rasa tanggung jawab kita untuk Negara ? Jangan pernah bertanya apa yang telah Negara berikan kepada kita, tapi pertanyakanlah apa kontribusi yang telah kita berikan untuk Negara ? Aksi akan sangat lebih bagus dibandingkan kita hanya bisa mengeluh. Keadaan Negara hanya kita yang tahu dan oleh karena itu, kita sendiri yang harus memperbaikinya, seperti kutipan pesan Prof. R. Soeharso berikut ini : “ ‌Right or Wrong My Country, lebih-lebih kita tahu Negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru saat itu pula kita wajib memperbaikinya‌ “ [1] Sebagai seorang pemuda Indonesia yang mempunyai identitas bangsa yang kuat, seharusnya kita dapat berpikir bagaimana caranya untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dalam membangun bangsa Indonesia, contohnya pengembangan suatu usaha properti yang memasarkan rumah adat yang ada di Negara kita. Apalagi sekarang internet sudah merajalela di kalangan pemuda-pemudi. Sebenarnya apabila kita bisa berpikir kreatif, maka kita bisa menggunakan fasilitas internet sebagai penambah wawasan kita, serta wadah yang tepat untuk mempromosikan Negara kita, bukannya Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

62


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

menerima informasi-informasi negatif yang ada secara mentah-mentah. Satu hal yang harus kita sadari, yaitu di mana pun kita berada, kita tetap harus membawa identitas bangsa. Tunjukkan bagaimana ciri seorang pemuda Indonesia, yaitu tetap menjunjung nilai dan norma, berbudaya, serta menjadi pemuda Indonesia apa adanya. Kita harus bangkit, bangkit untuk membangun Negara tercinta ini. Berikut adalah iklan yang menarik sekali untuk direnungi dalam membangkitkan rasa nasionalisme yang diucapkan oleh sang “Nagabonar” (Deddy Mizwar, pemain dan sutradara film Nagabonar) dalam iklan yang memperingati 100 tahun Hari Kebangkitan Nasional: “BANGKIT ITU SUSAH, susah melihat orang lain susah, senang melihat orang lain senang; BANGKIT ITU TAKUT, takut korupsi, takut makan yang bukan haknya; BANGKIT ITU MENCURI, mencuri perhatian dunia dengan prestasi; BANGKIT ITU MARAH, marah bila martabat bangsa dilecehkan; BANGKIT ITU MALU, malu jadi benalu, malu karena minta melulu; BANGKIT ITU TIDAK ADA, tidak ada kata menyerah, tidak ada kata putus asa; BANGKIT ITU AKU UNTUK INDONESIAKU.” [2] Mengapa kita harus mencintai Negara kita ? Berikut adalah kutipan jawaban pertanyaan tersebut yang menurut penulis sangat penting untuk dipahami : “ Karena ia adalah Ibu Pertiwi kita yang telah memberi kita kehidupan dan tempat tinggal. Tentu saja, jika seseorang memilih untuk hijrah ke luar negeri, itu adalah haknya yang sah sebagai seorang manusia. Namun, adakah sesuatu yang lebih manis daripada berbakti pada tanah air kita ? Mencintai Indonesia bukan hanya tugas bagi seorang warga Negara, melainkan juga suatu kehormatan dan tujuan hidup yang besar. Sama seperti kita patut berbakti kepada orang tua, sudah sepantasnya kita berbakti pada Ibu Pertiwi.” [3] Benar sekali, tiada satupun yang lebih indah dan manis ketika kita bisa berbakti dan memberikan kontribusi kepada Negara kita yang tercinta ini, Indonesia. Mengapa Negara seperti Amerika bisa lebih maju daripada Negara Indonesia ? Hal itu kembali lagi kepada kualitas SDM yang mereka miliki. Dari berbagai buku yang penulis baca, pemuda-pemudi di sana memiliki suatu integritas yang tinggi sehingga menimbulkan rasa memiliki dan kesadaran yang tinggi terhadap Negara mereka. Dari kecil, pemuda Indonesia sudah terbiasa akan mencontek PR temannya. Mereka tak sadar kalau hal kecil itu akan membawa dampak yang besar bagi perkembangan Negara kita nantinya. Apabila mereka bisa memiliki suatu rasa kesadaran dan bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan, pastinya mereka akan berusaha untuk memahami bukan sekadar melihat dan mengejar nilai semata. Tokoh pahlawan kita, Abdul Muis pun percaya kalau pemuda-pemudi Indonesia mampu bersaing bahkan lebih dari pemudapemudi bangsa lain, seperti tertuang dalam kutipan berikut : “ ..Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemudi kita tidak bisa, jika memang mau berjuang…” [4] Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

63


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Dalam sudut pandang lain, penulis juga merasa bahwa karena jarak pulau-pulau yang ada di Indonesia yang berada sangat dekat dengan Negara luar membuat masyarakat kita terlena dengan budaya dari bangsa luar tersebut. Banyak orang menganggap bahwa kebudayaan luar lebih bagus daripada kebudayaan sendiri. Padahal, apabila kita bisa memahami lebih dalam, kita akan menemukan sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang spesial, sesuatu yang hanya ada pada kebudayaan kita. Sebagai perbandingan, penulis mengambil dua contoh pulau yang pernah penulis tinggali, yaitu Pulau Bangka dan Pulau Batam. Dari pandangan penulis, kedua pulau ini memiliki perbedaan yang sangat jauh sekali. Pulau Bangka jauh dari Negara luar, jadi kehidupan sehari-harinya seperti layaknya masyarakat Indonesia yang tetap menjunjung tinggi nilai dan norma, serta masih peduli dengan kekayaan budaya yang ada di daerah tersebut. Sederhana saja, di Pulau Bangka, sikap saling tolong menolong masih erat sekali. Mereka tidak pernah membeda-bedakan meskipun berbeda suku. Apabila ada salah satu dari mereka yang bepergian ke luar kota, pasti mereka akan memberikan oleh-oleh ke tetangganya. Sikap yang ramah dan selalu bercengkerama di saat sore hari sudah merupakan budaya yang tidak bisa dilepaskan di pulau ini. Meskipun internet yang sudah menjamur dan telah memberikan banyak informasi, namun masyarakat di pulau ini masih tetap menjaga apa yang disebut identitas bangsa. Namun, ada juga sejumlah pemuda yang terkontaminasi dan menerima informasi secara mentah-mentah. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya pemahaman mengenai identitas bangsa yang sebenarnya dan lingkungan tumbuh kembangnya. Berbeda dengan Pulau Bangka, Pulau Batam memiliki jarak yang dekat dengan Negara luar, yaitu Singapura. Segala jenis informasi dari Negara Singa tersebut dapat dengan sangat mudah masuk ke Pulau Batam. Pulau Batam saat ini sering disebut sebagai Negara ke-2 Singapura karena gaya kehidupannya yang menyerupai Negara Singa tersebut. Hal yang paling mudah yang dapat kita lihat adalah dari segi cara berpakaian. Banyak sekali pemuda pemudi Batam yang meniru gaya berpakaian orang Singapura, seperti celana pendek yang sangat popular di komunitas perempuanperempuan yang ada di Pulau Batam. Adapun hal lainnya yang bisa kita lihat adalah dari segi bahasa. Banyak sekali pemuda-pemudi di sana, terutama yang suku Tiong Hua menggunakan bahasa Mandarin dalam berkomunikasi sehari-hari. Sebenarnya hal itu justru menguntungkan buat mereka. Namun, yang menjadi masalah adalah mereka sendiri terkadang kesulitan jika harus berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Tak ayal karena kesulitan berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia membuat mereka sedikit kesulitan dalam pelajaran Bahasa Indonesia sewaktu SMA. Salah satu hal yang lebih prihatin lagi adalah kebanyakan pemuda-pemudi di sana tidak tahu lagu-lagu daerah yang ada di Indonesia. Namun, hal ini tidak berlaku dengan lagu-lagu dari Singapura ataupun Negara luar lainnya. Mengenai masalah sosialisasi, pemuda di sana sedikit memilih-milih dalam hal pertemanan. Mereka lebih suka bergaul dan berkumpul dengan suku mereka sendiri. Jarang sekali kita bisa melihat mereka berkumpul bersama dengan suku-suku yang berbeda. Apakah perbedaan jarak, lingkungan tempat tinggal, serta budaya yang ada di daerah tersebut menjadi faktor utama yang menyebabkan gaya hidup dan tingkat faktor sense kedua pulau tersebut berbeda? Sangat pentingkah faktor sense tersebut? Apabila kita bisa memahaminya dengan baik dan cermat, hanya dengan faktor sense, kita dapat Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

64


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

membangun pemuda yang berkualitas yang diimbangi dengan jati diri bangsa yang kuat. Namun, karena hal tersebut sering dianggap sebagai hal biasa, maka hal tersebut menjadi hal yang biasa-biasa saja. Apabila kita dapat mengembangkan dan memaknai faktor sense sebagaimana mestinya, maka faktor sense akan menjadi suatu hal yang sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Pada pembahasan ini, penulis ingin membahas mengenai faktor sense atau yang dikenal sebagai rasa. Sebenarnya apa faktor sense itu? Menurut pendapat penulis, sense merupakan hal yang paling mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warga Negara. Tanpa adanya faktor sense bagaimana kita bisa membangun rasa cinta tanah air. Sebagai seorang pemuda Indonesia, apapun agama dan suku kita, tetap satu visi dan misi yang harus kita realisasikan yaitu membangun Indonesia menjadi Negara yang adil dan makmur. Jika kita tetap berjalan dengan jalan sendiri tanpa ada rasa terhadap tanah air, untuk apa pahlawan kita rela mengorbankan nyawanya hanya untuk mendapat kemerdekaan. Rasa kesadaran perlu kita timbulkan untuk memaknai dan menghargai jerih payah para pahlawan kita. Lalu, untuk apa para pejuang merumuskan persatuan Indonesia kalau kita sendiri tidak menghargai dan membangun Negara kita yang begitu kayanya. Sebagai seorang pemuda Indonesia, sepatutnyalah kita berkontribusi untuk Negara kita. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk membahas faktor sense lebih lanjut. Penulis membagi sense menjadi tiga bagian yaitu SOB, SOA, dan SOD. Pertama, SOB adalah Sense Of Belonging. SOB berarti kita harus menumbuhkan rasa memiliki. Setelah kita mempunyai rasa memiliki, tentunya kita akan menghargai dan menyayangi setiap hal yang ada di Negara kita. Kedua, yaitu SOA ( Sense Of Awareness). SOA berarti penuh kesadaran. Kita harus sadar bahwa kita adalah generasi muda untuk mengembangkan bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi. Jangan sampai kita lupa akan Negara yang telah membesarkan kita sampai saat ini. Sebagai seorang pemuda Indonesia kita harus memberikan kontribusi yang berguna bagi Negara Indonesia tercinta kita ini. Ketiga, yaitu SOD ( Sense Of Duties ). SOD berarti bertanggung jawab. Setiap pekerjaan yang kita lakukan haruslah didasari rasa tanggung jawab. Janganlah sampai perbuatan kita menyimpang dari nilai dan norma yang ada di dalam masyarakat. Pengembangan paradigma seperti ini akan menciptakan SDM yang berkualitas demi terealisasinya Negara yang makmur. 2. Penelitian dan Pembahasan Menindaklanjuti pembahasan di atas, maka penulis berinisiatif membuat suatu kuisioner untuk menilai sejauh mana pemuda pemudi di dua pulau tersebut memiliki faktor sense. Penulis menyusun beberapa pertanyaan yang mewakili tiga sense, yaitu SOB, SOA, dan SOD. Penulis mengambil pemuda pemudi Pulau Bangka dan Pulau Batam sebagai sampel. Penulis mengambil 30 orang sebagai uji sampel, yaitu 15 orang dari Pulau Bangka dan 15 orang dari Pulau Batam. Penulis menggunakan kuisioner sebagai sumber data dalam penelitian penulis. Berikut adalah kuisioner yang penulis susun untuk dijadikan sebagai penilaian faktor sense.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

65


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

2.1 Kuisioner Nama : Umur : Isikanlah tanda silang atau check list pada pertanyaan di bawah ini. 1. Seberapa seringkah Anda browsing situs internet tentang Indonesia ? Sangat Sering

Sering

Jarang

Tidak Pernah

2. Seberapa seringkah Anda menyanyi atau mendengarkan lagu daerah yang ada di lingkungan Anda sekarang ? Sangat Sering

Sering

Jarang

Tidak Pernah

3. Seberapa seringkah Anda menggunakan produk buatan Indonesia ? Sangat Sering

Sering

Jarang

Tidak Pernah

4. Seberapa seringkah Anda menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari ? Sangat Sering

Sering

Jarang

Tidak Pernah

5. Seberapa seringkah Anda mengikuti upacara adat atau tradisi yang ada di daerah Anda ? Sangat Sering

Sering

Jarang

Tidak Pernah

6. Seberapa seringkah Anda memperkenalkan objek wisata daerah Anda kepada temanteman luar Anda ? Sangat Sering

Sering

Jarang

Tidak Pernah

7. Seberapa seringkah Anda mengunjungi objek wisata maupun budaya yang ada di daerah Anda ? Sangat Sering

Sering

Jarang

Tidak Pernah

8. Seberapa seringkah Anda menggunakan pakaian tradisional seperti batik pada hari-hari khusus atau pada suatu acara tertentu ? Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

66


COMMUNICATION DAYS 2011

COMMYOUTHNALISM

Sangat Sering

Sering

Jarang

Tidak Pernah

9. Seberapa seringkah Anda merayakan hari raya nasional, seperti Hari Pendidikan Nasional ? Sangat Sering

Sering

Jarang

Tidak Pernah

Dari kuisioner tersebut penulis membuat skor untuk menilai faktor sense. Penulis memberi 4 poin untuk Sangat Sering, 3 poin untuk Sering, 2 poin untuk Jarang, dan 1 poin untuk Tidak Pernah. Apabila skor poinnya > 18, maka pemuda tersebut dikatakan memiliki tingkat SOB, SOA, dan SOD yang tinggi. Semakin tinggi poinnya, maka tingkat SOB, SOA, dan SOD –nya akan semakin tinggi. Apabila skor poinnya <= 18, maka pemuda tersebut dikatakan memiliki tingkat SOB, SOA, dan SOD yang rendah. Semakin rendah poinnya, maka tingkat SOB, SOA, dan SOD –nya akan semakin rendah. Adapun berikut ini adalah hasil dari penelitian penulis yang berupa kuisioner dan penulis sajikan dalam bentuk tabel dan grafik. 2.2 Tabel Penelitian a. Pulau Bangka Tabel 1 : Tabel Penelitian untuk Pulau Bangka No.

Nama

Umur

Poin Standar

Poin

Memiliki SOB, SOA, SOD ( Tinggi/Rendah )

1.

Hendy Pratama

19 th

19

21

TINGGI

2.

Fajri Fauzan S.

19 th

19

17

RENDAH

3.

Septian Tommy

19 th

19

27

TINGGI

4.

Rahmat Kurniawan

21 th

19

17

RENDAH

5.

Anwar

19 th

19

25

TINGGI

6.

Kemas Rasyadi

20 th

19

17

RENDAH

7.

Devyta

19 th

19

19

TINGGI

8.

Arin

19 th

19

29

TINGGI

9.

Eza Budi Perkasa

19 th

19

21

TINGGI

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

67


COMMUNICATION DAYS 2011

COMMYOUTHNALISM

10.

Tiara

19 th

19

27

TINGGI

11.

Hendro

19 th

19

28

TINGGI

12.

Intan

20 th

19

24

TINGGI

13.

Ria

19 th

19

20

TINGGI

14.

Mentari

19 th

19

22

TINGGI

15.

Diaz

19 th

19

23

TINGGI

b. Pulau Batam Tabel 2 : Tabel Penelitian untuk Pulau Batam No.

Nama

Umur

Poin Acuan

Poin

Memiliki SOB, SOA, SOD ( Tinggi/Rendah )

1.

Juwita

20 th

19

20

TINGGI

2.

Oka Budiman

21 th

19

16

RENDAH

3.

Hery Haryanto

18 th

19

23

TINGGI

4.

Shiervie Yukiko

21 th

19

22

TINGGI

5.

Steven

19 th

19

18

RENDAH

6.

Fices Hispida

19 th

19

19

TINGGI

7.

Lisna

19 th

19

17

RENDAH

8.

Anrio

19 th

19

25

TINGGI

9.

Steven

21 th

19

23

TINGGI

10.

Marzuki

19 th

19

20

TINGGI

11.

Dwi

19 th

19

18

RENDAH

12.

Hirokomita

20 th

19

18

RENDAH

13.

Vince Novia A.

20 th

19

21

TINGGI

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

68


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

14.

Hendra Siswanto

18 th

19

20

TINGGI

15.

Gaby

19 th

19

16

RENDAH

Berdasarkan dari hasil kuisioner yang diperoleh, maka penulis menyajikan tabel hasil penelitian tersebut dalam bentuk grafik. Berikut adalah grafik dari hasil penelian kuisioner Pulau Bangka dan Pulau Batam. a. Pulau Bangka

GRAFIK KUISIONER PULAU BANGKA 35 30

POIN

25

1 9

20 15

TINGGI

10

RENDAH

5

0

NAMA

Grafik 1. Hasil kuisioner Pulau Bangka

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

69


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Berdasarkan grafik kuisioner di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 3 dari 15 orang yang memiliki SOB, SOA, dan SOD rendah. Hal ini berarti, hanya terdapat 20% orang yang memiliki tingkat SOB, SOA, dan SOD rendah. Sebaliknya, terdapat 80% orang yang memiliki tingkat SOB, SOA, dan SOD tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa di Pulau Bangka rasa memilikinya terbilang tinggi. Pada grafik di atas kita dapat amati bahwa poin tertinggi yang dicapai adalah 29. Berarti poin ini adalah sejumlah 80.50% dari poin tertinggi maksimal yang dapat dicapai ( 36 poin ). Sedangkan poin yang terendah adalah 17 poin. Berarti poin ini adalah sejumlah 47.22% dari poin tertinggi maksimal yang dapat dicapai ( 36 poin ). Adapun kemungkinan faktor sense tinggi yang diperoleh adalah karena mereka sendiri tumbuh di lingkungan budaya yang kuat. Selain itu, pergaulan sesama teman juga mempengaruhi faktor sense itu sendiri. Pembiasaan diri ikut dalam setiap tradisi juga dapat menimbulkan rasa memiliki yang kuat. Contohnya, sejak kecil penulis selalu ikut tradisi dan hari-hari besar Negara. Awalnya memang seperti suatu ketidakpedulian karena ditugaskan oleh guru. Namun, seringnya mengikuti upacara tersebut sehingga menimbulkan rasa memiliki tersendiri, rasa kesadaran akan pentingnya merayakan hari tersebut dimana kita sendiri memahami makna sebenarnya dari perayaan hari besar Negara tersebut.

b. Pulau Batam

Grafik 1. Hasil kuisioner Pulau Batam

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

70


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa ada 6 dari 15 orang yang memiliki SOB, SOA, dan SOD rendah. Hal ini berarti ada sekitar 40% orang yang memiliki SOB, SOA, dan SOD rendah dan 60% orang yang memiliki SOB, SOA, dan SOD yang tinggi. Pada grafik di atas dapat kita amati bahwa poin tertinggi yang diraih adalah 25. Ini berarti poin tersebut adalah sejumlah 69.44% dari poin tertinggi yang seharusnya dicapai ( 36 poin ). Sedangkan poin terendah yang diraih yaitu 16. Ini berarti poin tersebut adalah sejumlah 44.44% dari poin tertinggi yang seharusnya dicapai ( 36 poin ). Berbeda dengan grafik kuisioner Pulau Bangka, grafik kuisioner Pulau Batam berada di bawah nilai atau poin yang dicapai pada grafik kuisioner Pulau Bangka. Namun, hasil yang dicapai pada grafik kuisioner pulau Batam tidaklah buruk karena yang memiliki tingkat SOB, SOA, dan SOD tinggi adalah sebesar 60% ( lebih besar dari 50% ). Adapun faktor yang menyebabkan terdapatnya sejumlah orang yang memiliki tingkat SOB, SOA, dan SOD rendah adalah karena lingkungan tempat tinggal mereka. Kebanyakan pemuda-pemudi Tiong Hua di sana menggunakan bahasa Mandarin dalam percakapan sehari-hari bahkan di sekolah pun mereka masih menggunakan bahasa tersebut. Selain itu, dari survei penulis terhadap teman-teman penulis di Pulau Batam diperoleh suatu fakta bahwa dari sejak kecil tontonan mereka sehari-hari adalah siaran Singapura. Mereka tidak pernah menonton siaran Indonesia. Hal itulah yang membuat mereka sedikit tidak mengenal Negaranya sendiri. 3. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian di atas, maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut. a. Pulau Batam yang jaraknya lebih dekat dengan Negara luar memiliki faktor sense yang lebih kecil dibandingkan dengan Pulau Bangka. b. Rasa nasionalisme dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah faktor sense. c. Faktor sense terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Sense Of Belonging ( SOB ), Sense Of Awareness ( SOA ), dan Sense Of Duties ( SOD ). d. Lingkungan tempat tinggal dan kebudayaan, serta jarak yang ada mempengaruhi tinggi rendahnya faktor sense. Memahami masalah di atas, maka penulis merekomendasikan untuk membiasakan diri mengembangkan SOB, SOA, dan SOD dari sejak kecil. Apabila hal tersebut sudah tertanam dari kecil, maka dimanapun kita berada, kita akan tetap menjadi pemuda-pemudi Indonesia sepenuhnya. Supaya SOB, SOA, dan SOD dapat tertanam dengan sempurna, maka semua pihak harus turut andil. Kita tidak bisa membebankan tanggung jawab ini kepada satu pihak saja. Apabila ada kekompakkan dari semua pihak, maka tentunya kita tidak perlu takut lagi pemuda-pemudi kita akan melupakan dan meninggalkan identitas dirinya sebagai pemuda-pemudi Indonesia. Lalu, melalui media apa seharusnya kita menanamkan SOB, SOA, dan SOD ? Hal yang paling dasar adalah melalui sekolah. Pelaksanaan upacara setiap senin, serta memperingati hari-hari besar Negara merupakan hal kecil yang dapat dilakukan untuk Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

71


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

memupuk faktor sense. Selain itu, nilai-nilai Pancasila yang kita pelajari sepatutnya diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan baik di lingkungan sekolah maupun di dalam lingkungan masyarakat sehari-hari. Jangan biarkan konsep pendidikan Negara kita hanya mempelajari teorinya saja, namun tidak tahu bagaimana seharusnya mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Apa gunanya kita menghafal Pancasila dan membaca UUD 1945 setiap senin pagi, namun kita sendiri tidak tahu bagaimana cara memaknainya secara utuh dalam kehidupan sehari-hari. Apabila kita bisa menerapkan nilai yang terkandung di dalam Pancasila, UUD 1945, serta berbagai nilai dan norma yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, maka kemajuan bangsa akan terealisasi dengan tetap memegang teguh identitas bangsa. Berikut adalah gambar bagaimana SOB, SOA, dan SOD yang sudah ditanamkan dari sejak dini dan dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 1. Penanaman SOB, SOA, dan SOD dari sejak dini [5]

Gambar 2. Penanaman SOB, SOA, dan SOD dalam kehidupan sehari-hari [6] Sudah seharusnyalah kita mulai membenah diri, merenungi, dan mengembangkan faktor sense. Tidak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan yang baik. Semoga apa yang menjadi tujuan dan cita-cita Negara dapat terealisasikan.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

72


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA

[1]

http://iselantang.wordpress.com/2007/11/12/kata-mutiara-dari-para-pahlawan-

nasional / [2]

http://denmaswahyu.wordpress.com/2008/06/03/benarkah-rasa-nasionalismebangsa-indonesia-telah-memudar/

[3]

A.L. Maria, ( 2011 ). “ Patriot “, Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer

[4]

http://iselantang.wordpress.com/2007/11/12/kata-mutiara-dari-para-pahlawan-

nasional/ [5]

http://www.google.co.id/imgres?q=rasa+nasionalisme&um=1&hl=id&sa=N&biw= 1280&bih=697&tbm=isch&tbnid=fBgunJhGhhZN1M:&imgrefurl=http://www.ban gancis.web.id/2010/07/tanamkan-rasa-nasionalisme-lewatbusana.html&docid=k14BStgeF2FcaM&w=531&h=286&ei=LOWPTsG6LsjUrQe 754SHAQ&zoom=1

[6]

http://www.google.co.id/imgres?q=rasa+nasionalisme&um=1&hl=id&sa=N&biw= 1280&bih=697&tbm=isch&tbnid=n907QXZld2ikkM:&imgrefurl=http://www.pine m.info/archive/jiwa-patriotisme-di-kalangan-mahasiswa&docid=lJZfiRHN0LsoM&w=600&h=330&ei=LOWPTsG6LsjUrQe754SHAQ&zoom=1

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

73


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Peran Pemuda Indonesia dalam Menjaga Kelestarian Kebudayaan Tradisional akibat Arus Globalisasi Erlangga Ryansha1, Muhammad Wildan Mukholad2 Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Dramaga, 16880 Telp : +62-251-350605 Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Dramaga, 16880 Telp : +62-251-621210; 621219 ext. 5205, 3207

Abstrak Globalisasi bukanlah istilah yang asing di telinga kita. Secara nyata, globalisasi berdampak positif bagi kehidupan, misalnya akselerasi teknologi informasi. Di sisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi memberikan dampak negatif terhadap eksistensi budaya tradisional yang merefleksikan identitas bangsa. Pemuda adalah pihak yang paling rentan menerima dampak negatif globalisasi. Padahal, peran pemuda sangat strategis dalam penetuan nasib bangsa ke depan. Kenyataannya, masih banyak di antara para pemuda yang belum mampu menyeleksi dampak globalisasi tersebut. Salah satu identitas bangsa Indonesia yang harus dijaga dari dampak buruk globalisasi adalah budaya tradisional. Contohnya, tari tradisional yang tidak terjaga kelestariaannya karena budaya asing yang cenderung lebih mendominasi dewasa ini. Globalisasi dapat menggeser kebudayaan suatu bangsa. Namun, semua itu dapat dicegah dengan menyeleksi dampak mana saja yang bisa diambil. Memang globalisasi merupakan media yang menghubungkan dunia, baik melalui teknologi, komunikasi, maupun sarana transportasi. Jika kita terpengaruh globalisasi hendaknya tidak melupakan budaya tradisional kita sebagai identitas bangsa. Sebab, sebagai pemuda haruslah dapat mempertahankan eksistensi budaya tradisional di antara perkembangan globalisasi yang begitu pesat. Akhirnya, diperlukan sumbangsih pemuda dalam melestarikan kebudayaan tradisional. Untuk menyesuaikannya dengan masa kekinian, budaya tradisional dapat dimodifikasi di kehidupan modern agar lebih mudah diterima siapa saja. Dengan begitu, kita tetap bisa menikmati budaya tradisional tanpa ada rasa bosan. Pemuda tak perlu menghindari globalisasi. Lebih selektiflah dalam memilih dampak yang ada daripada memilih budaya yang masuk.

Kata kunci kita itu : pemuda, globalisasi, identitas bangsa, dampak

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

74


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Globalisasi bukanlah sebuah istilah yang asing di telinga kita dewasa ini. Globalisasi telah memberikan perubahan yang sangat signifikan terutama sejak akhir abad 20. Hal ini terlihat dari mudahnya kita bertatap muka secara tidak langsung dengan orang di belahan dunia lain, kemajuan teknologi komunikasi seperti telepon selular dan surat elektronik, ataupun bebasnya arus pertukaran informasi karena tidak ada halangan. Meskipun globalisasi telah memberikan sumbangsih yang begitu besar bagi kemaslahatan manusia di dunia, tidak dapat kita menutup mata bahwa globalisasi juga memberikan dampak negatif. Bagaimana kita saat ini sangat bergantung dengan keberadaan internet, baik dengan atau tanpa kabel, kecanduan menggunakan Blackberry, dan juga merasa bangga bukan main ketika jalan-jalan mengenakan pakaian merek luar negeri. Contoh perilaku tersebut bukanlah hal yang aneh apalagi buruk. Namun, disadari atau tidak, perilaku itu jugalah yang membuat kita, terutama pemuda Indonesia, semakin jauh dari budaya tradisionalnya sendiri. Di awal hingga akhir tahun 90an dan awal tahun 2000an kita masih bisa melihat anak-anak di tengah-tengah suasana kota bermain benteng atau tampilnya tarian-tarian khas berbagai daerah di televisi. Bukan berarti peandangan seperti itu telah sepenuhnya hilang di Indonesia, tetapi arus globalisasi turut berperan dalam tergerusnya kebudayaan tradisional tersebut. Pemuda Indonesia, yang jumlahnya saat ini mencapai 62 juta orang [1], adalah potensi besar bagi bangsa ini. Bagaimana tidak, merekalah yang nantinya akan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan. Oleh karenanya, pemuda Indonesia seharusnya dapat menjaga kelestarian kebudayaan tradisional agar terhindar dari kepunahan. Kebudayaan tradisional yang dimaksud meliputi segala aspek, mulai dari kesenian tradisional, bahasa dan lagu daerah, pakaian dan upacara adat bahkan nilai-nilai sosial ketimuran yang sangat Indonesia. Di tengah-tengah arus globalisasi yang semakin kuat, pemuda Indonesia tidak boleh lemah menghadapi tantangan. Dengan

1

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/10/06/17451580/KNPI.Minta.MP3EI.Libatkan.Pemuda (7 Oktober 2011)

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

75


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

menyeleksi dampak yang masuk dari globalisasi, kebudayaan tradisional diharapkan akan tetap terjaga.

1.2 Identifikasi Masalah Masalah yang dapat diidentifikasi antara lain: a. Mulai memudarnya kebudayaan tradisional dewasa ini akibat arus globalisasi. b. Lebih dominannya dampak negatif dari globalisasi sehingga dampak positif seakan tertutupi. c. Peran pemuda Indonesia dalam menjaga kelestarian kebudayaan tradisionalnya masih belum termanfaatkan sepenuhnya.

1.3 Rumusan masalah Masalah yang dapat dirumuskan antara lain: a. Apakah dampak yang ditimbulkan oleh globalisasi? b. Apakah yang dimaksud dengan kebudayaan tradisional? c. Apakah yang menyebabkan kebudayaan tradisional semakin memudar dewasa ini? d. Bagaimana peran pemuda Indonesia dalam menjaga kelestarian kebudayaan tradisional?

1.4 Tujuan Tujuan penulisan makalah ini antara lain: a. Meningkatkan kecintaan kita, khususnya pemuda Indonesia, kepada kebudayaan tradisional b. Menyosialisasikan bahwa dampak globalisasi dapat dipilih c. Menjaga eksistensi kebudayaan tradisional di tengah arus globalisasi yang semakin kencang d. Menjelaskan peranan pemuda Indonesia dalam melestarikan kebudayaan tradisional

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

76


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pemuda Pemuda merupakan aset terbesar bangsa sekaligus tumpuan harapan yang akan menegakkan kembaki cita-cita bangsa ini. Pemuda merupakan bagian dari roda perputaran zaman yang diharapkan kembali dapat menjadi agen perubahan.[2] Dengan potensi yang dimiliki seperti, memiliki semangat dan gagsan baru katena cara pandangnya yang ideal serta kemurnian pikiran, menjadi titik temu dengan zaman baru yang harus diawali dengan semangat dan gagasan baru. Di sisi lain, pemuda memiliki peranan sebagai pelapis yang kuat. Dalam menjalankan perannya itu, pemuda dituntut untuk selalu mengembangkan kepedulian dan kreatifitas sebagai modal dasar dalam membangun bangsa di masa akan datang.

2.2 Kelestarian Kata kelestarian berasal dari kata dasar lestari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelestarian berarti keadaan yang tetap seperti semula atau keadaan yang tidak berubah-ubah.[3]

2.3 Kebudayaan Kebudayaan, dengan kata dasar budaya, berasal dari bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Koentjaraningrat mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu. [4] Menurut Edward Burnett Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang 2

Adhyaksa Dault, Pemuda dan Kelautan (Jakarta: Penerbit Pustaka Cidesindo, 2008) http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php (7 Oktober 2011) 4 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: Radar Jaya Offset, 2000). 3

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

77


COMMUNICATION DAYS 2011

COMMYOUTHNALISM

lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Sementara, menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. [5] Berdasarkan World Conference on Culture Policies (1982), kebudayaan merupakan bagian yang fundamental dari kehidupan setiap orang serta setiap masyarakat dan karena itu pembangunan yang tujuan akhirnya diarahkan bagi kepentingan manusia harus memiliki dimensi kebudayaan. Oleh karena itu, setiap perilaku baik pribadi maupun secara luas di masyarakat, terutama yang berhubungan dengan pembangunan, haruslah mengacu kepada nilai-nilai kebudayaan. Bagian inti dari kebudayaan adalah nilai-nilai dan konsep dasar yang memberikan arah pada berbagai tindakan, baik yang layak, atau harus dilakukan oleh warga suatu masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut. Bagian inti kebudayaan inilah yang perlu diinternalisasikan kepada anak didik sepanjang proses belajarnya. Seorang anak didik memang dibentuk menjadi seseorang yang terampil, berpengetahuan, dan berkemampuan kerja, namun ia juga perlu dijadikan seseorang yang berkepribadian utuh yang hidup hati nuraninya serta kepekaan akan hal-hal indah dalam kehidupan ini.[6] Kebudayaan atau culture adalah keseluruhan pemikiran dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam perkembangan sejarahnya. Ruth Benedict melihat kebudayaan sebagai pola pikir dan berbuat yang terlihat dalam kehidupan sekelompok manusia dan yang membedakannya dengan kelompok lain. Para ahli umumnya sepakat bahwa kebudayaan adalah perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajari atau learning behavior. [7] Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya polapola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya

ditujukan

untuk

membantu

manusia

dalam

melangsungkan

kehidupan

bermasyarakat.

5

Posman Simanjuntak, Berkenalan dengan Antropologi (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 136. Edi Sedyawati, Keindonesiaan dalam Budaya (Jakarta: Wedatama Widya Sastra, 2007) 7 Agus R.Sarjono, Pembebasan Budaya-Budaya Kita (Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 1999). 6

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

78


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

2.3.1 Kebudayaan Nasional Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni: “Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.”[8]

Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional” Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaankebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Bangsa Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional. [1]

8

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya (Semarang: P&K, 1999)

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

79


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

2.4 Globalisasi Globalisasi merupakan gerakan perluasan pasar dan di semua pasar yang berdasarkan persaingan selalu ada yang menang dan yang kalah. [9] Menurut Malcolm Waters, globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial-budaya menjadi kurang penting, yang terjelma di dalam kesadaran orang. Sementara Emmanuel Ritcher berpendapat bahwa globalisasi adalah jaringan kerja global yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi ke dalam saling ketergantungan dan persatuan dunia. Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini (Lucian W. Pye, 1966). Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.

9

Erman Rajagukguk, Peranan Hukum dalam Pembangunan pada Era Globalisasi. JURNAL HUKUM No. 11 Vol. 6 (Yogyakarta: UII, 1999), h. 115

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

80


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB III PEMBAHASAN

Dalam era global, sekarang ini terjadi berbagai macam perubahan di semua bidang kehidupan karena berbagai faktor, baik karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi utamanya teknologi informasi, maupun perubahan politik internasional yang terjadi di semua sektor dan strata masyarakat. Perubahan tersebut pasti juga menghasilkan perubahan dalam tatanan kehidupan pada umumnya, termasuk kehidupan ekonomi. Dengan demikian, berpikir, berencana, bertindak, dan mengambil keputusan di bidang ekonomi saat ini sangat dipengaruhi oleh konsep berpikir, berencana, dan bertindak secara global.[10] Era globalisasi saat ini ibarat ruangan tak berpintu. Semua hal dapat masuk dan keluar begitu mudahnya. Keadaan ini tentunya memberikan dampak bervariasi bagi mereka yang menerimanya. Tidak terlepas dari pemuda yang lebih rentan menerima dampak negatif globalisasi jika mereka tak pandai memilah-milahnya. Padahal, peran pemuda sangat strategis dalam penetuan nasib bangsa ke depan. Kenyataannya, masih banyak di antara para pemuda yang belum mampu menyeleksi dampak globalisasi tersebut. Salah satu identitas bangsa Indonesia yang harus dijaga dari dampak buruk globalisasi adalah budaya tradisional. Contohnya, tarian tradisional semakin sedikit peminatnya karena adanya pilihan lain yang dianggap lebih populer seperti tarian modern. Terbukti bahwa globalisasi dapat menggeser kebudayaan suatu bangsa. Namun, semua itu dapat dicegah dengan menyeleksi dampak mana saja yang bisa diambil. Jika kita terpengaruh globalisasi hendaknya jangan membuat kita pernah melupakan kebudayaan tradisional sebagai identitas bangsa. Sebab, sudah sepatutnya pemuda mampu mempertahankan eksistensi budaya tradisional di antara perkembangan globalisasi yang begitu pesat.

3.1 Peranan Pemuda Indonesia �Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia,� inilah sebuah ungkapan yang sungguh populer yang diucapkan oleh sang orator ulung, proklamator, sekaligus presiden 10

Sri Redjeki Hartono, Hukum Ekonomi Indonesia (Malang: Bayu Media, 2007), h. 70.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

81


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

pertama Indonesia, Ir. Soejarno alias Bung Karno. Ia menyanjung betapa pentingnya keberadaan sebuah komunitas pemuda dalam suatu bangsa dan negara, dalam sejarah Indonesia dari prolog sampai epilog kemerdekaan, pemuda memiliki peranan luar biasa sebagai ujung tombak perubahan. Tonggak kebangkitan lahirnya kesadaran “berbangsa�, peran tersebut dapat dilihat sejak para pemuda membuat “komunike politik kebangsaan� 28 Oktober 1928 yang menggaungkan semangat satu tumpah darah, satu bangsa, dan satu bahasa. Pada dasarnya, pemuda memiliki beberapa peranan yang penting dalam bermasyarakat, diantaranya: a. Menunjang Kemajuan Bangsa Pemuda, apalagi mahasiswa, adalah motor terjadinya pergerakan di Indonesia. Contohnya, pada

tahun 1998, ketika terjadi aksi besar-besaran menuntut reformasi,

pemudalah yang berada di garda terdepan, saat itu dipimpin oleh Amien Rais. Dengan jiwa patriotnya serta pengorbanan yang tulus tanpa pamrih, pemuda seakan tak pernah kehilangan nyawa untuk mengaspirasikan keinginannya melalui berbagai cara dan media. b. Peran Moral Moralitas adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan. Pembentukan karakter yang berujung pada moral yang luhur dimulai prosesnya semenjak dini. Pemuda mempunyai peran dalam kehidupannya dengan memberikan contoh dan keteladanan yang baik. Jika dewasa ini kegiatan pemuda berorientasi pada hedonisme dan lebih suka mengisi waktu luang dengan kegiatan yang tidak berguna sehingga mengabaikan perannya dalam mengusung perubahan di negeri ini, maka pemuda semacam ini adalah potret generasi yang hilang yaitu generasi yang terlena dan lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda, apalagi mahasiswa yang merupakan kaum terpelajar. c. Peran Sosial Pemuda harus menumbuhkan jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain solidaritas sosial. Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat-sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

82


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

keangkuhan dan kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa melihat penderitaan rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum tertindas dan di biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan sayangnya turun dan memberikan bantuan baik

moril

maupun

materiil

bagi

siapa

saja

yang

memerlukannya. Sebagai contoh di Kalimantan Barat pada tahun 1998 s/d 2000 pernah terjadi gelombang pengungsian besar-besaran akibat konflik sosial di daerah ini, maka mahasiswa harus ikut memperhatikan masalah ini dengan memberikan bantuan baik secara moril maupun materiil serta pemikirannya serta ikut mencarikan solusi penanganan bencana kemanusiaan ini. Betapa peran sosial mahasiswa jauh dari pragmatisme, dan rakyat dapat merasakan bahwa mahasiswa adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari rakyat, walaupun upaya sistematis untuk memisahkan mahasiswa dari rakyat telah dan dengan gencar dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak ingin rakyat ini cerdas dan sadar akan problematika ummat terjadi. d. Peran Politik Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.[11] Kutipan di atas menegaskan bahwa siapapun berhak mengeluarkan aspirasinya, melalui jalur independen ataupun politik. Hal ini dikuatkan pula lewat Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik. Tidak terkecuali pemuda, yang salah satu fungsinya sebagai kontrol sosial bagi pemerintah atau kasarnya menjadi penekan bagi pemerintah yang tidak adil. Pada masa orde baru, pemerintah merancang sedemikian rupa agar pemuda tidak memanfaatkan perannya dalam berpolitik. Kala itu, siapa yang berbeda pemikiran dengan pemerintah langsung dianggap melakukan makar dan bisa-bisa dibui. Dalam dunia kampus khususnya, melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0457/0/1990 tentang Pola Pembinaan dan Pengembangan Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, pemerintah mengeluarkan kebijakan NKK/BKK (Normalisasis Kehidupan Kampus) yang melarang keras mahasiswa beraktifitas politik. Kebijakan ini terbukti ampuh memasung gerakan-

11

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Batam: Interaksara, 2002), h. 11.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

83


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

gerakan mahasiswa yang membuat mahasiswa sibuk dengan kegiatan rutinitas kampus sehingga membuat mahasiswa terpenjara oleh sistem yang ada. Pemuda adalah kaum yang bergerak secara dinamis dan penuh dengan kreatifitas. Pemuda Indonesia telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rakyat. Mereka haruslah mengambil peran di berbagai aspek kehidupan. Namun, dalam usahanya melakukan suatu perubahan, pemuda menghadapi berbagai tantangan. Padahal, pembangunan pemuda mempunyai peran strategis dalam mendukung peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas. Pemuda merupakan generasi penerus, penanggung jawab dan pelaku pembangunan masa depan. Untuk itu, pemuda harus disiapkan dan diberdayakan agar mampu memiliki kualitas dan keunggulan daya saing guna menghadapi tuntutan, kebutuhan, serta tantangan dan persaingan di era global. Tantangan besar sesungguhnya yang dihadapi para pemuda dewasa ini adalah menghadapi globalisasi beserta dampak dan pengaruhnya yang terbilang luar biasa. Pemuda-pemuda masa kini merasa lebih bangga jika berperilaku kebarat-baratan, mulai dari gaya pakaian, makanan, bahkan sikap dan pandangan hidup. Gaya hidup seperti itu ditunjukkan secara jelas melalui televisi, mulai dari gaya sinetron yang pemainnya tampil dengan pendekatan serba hedonis, acara kontes menyanyi dan mencari bakat, maupun iklan produk kecantikan yang menampilkan wajah asing sebagai modelnya. Dari contoh kasus tersebut, tercermin bahwa masih sedikit pemuda di negeri ini yang lebih keras berupaya dalam hal prestasi yang berbasis pengetahuan, penelitian, dan intelijensinya. Kesadaran kolektif untuk menjadikan peran pemuda di tengah masyarakat lebih konkret lagi, perlu adanya kesadaran kolektif para pemuda pada perjuangan yang sesungguhnya. Anak-anak muda perlu diberikan stimulan besar untuk dapat kembali ke jalan kebenaran, mempertahankan semangat perjuangan dan kepemudaan. Pemuda perlu mendefinisikan kembali tujuan dan visi hidupnya secara kolektif. Dari sini kemudian akan ada kesadaran kolektif untuk melanjutkan peran yang diwariskan para pemuda sebelumnya. Sebab, hanya dengan semangat, kolektivitas, dan tekad yang kuat, bangsa ini dapat kembali berjaya dan bangkit dari keterpurukan. Pemuda Indonesia, yang jumlahnya mencapai 62 juta orang, [12] adalah sebuah kekuatan besar milik bangsa ini. Bayangkan, hampir sepertiga penduduk Indonesia adalah pemuda dan mereka 12

http://kppo.bappenas.go.id/files/-1-Proyeksi%20Jumlah%20Pemuda.pdf (1 Oktober 2011)

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

84


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

berada dalam usia yang masih produktif. Dalam beberapa tahun ke depan, pemudalah yang akan memegang tampuk kepemimipinan, baik secara politik maupun kelembagaan. Meskipun kekuatannya terkadang diragukan, tidak dapat dipungkiri bahwa pemuda adalah aset besar. Lihat saja, partai politik mulai menjaring massa dari kalangan pemuda, organisasi nirlaba banyak yang mengangkat isu kepemudaan, dan bahkan diperingati hari pemuda internasional, akrab disebut international youth day, setiap tahunnya. Dengan potensi yang luar biasa, jelas sudah bahwa pemuda dapat berperan besar dalam menjaga kelestarian kebudayaan tradisional. Beberapa waktu yang lalu, Indonesia telah kehilangan beberapa kebudayaan asli karya negerinya, seperti Tari Pendet, Reog Ponorogo, dan lagu tradisional Rasa Sayange. Sebagai mahasiswa, bagaimana tindakan dan tanggungjawab kita menanggapi hal tersebut? Merupakan salah satu peran mahasiswa untuk menjadi "guardian of value" atau penjaga nilai yang terdapat dalam masyarakat bangsa ini.[13] Sebagai pemuda, posisi kita adalah menerima kebudayaan. Maksudnya, pemuda bukan waktunya menciptakan kebudayaan melainkan menjaga kelestariannya dengan mempelajari dan mengajari budaya-budaya tersebut pada generasi-generasi selanjutnya. Jauhkan rasa antipati dengan kebudayaan kita sendiri sebab siapa lagi yang akan peduli jika bukan kita sendiri. Sayangnya, pemuda masih kurang sadar untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai kebudayaan, bahkan yang terdapat dalam lingkungannya sendiri.

3.2 Cara Menjaga Kelestarian Kebudayaan Tradisional Menjaga kelestarian kebudayaan tradisional merupakan tanggung jawab kita sebagai warga negara Indonesia. Pemuda memiliki kewajiban yang sama untuk mencegah kebudayaan tradisional memudar atau bahkan punah akibat arus globalisasi. Selain itu, dengan menjaga kelestariannya, secara tidak langsung berarti kita juga peduli akan eksistensi kebudayaan tersebut di tanah air sehingga mengurangi resiko diklaim oleh negara lain. Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh pemuda Indonesia untuk menjaga kelestarian budaya tradisional, antara lain sebagai berikut: 1. Mempertahankan nilai-nilai orisinal yang sudah terdapat dalam masyarakat

13

http://www.itb.ac.id/news/2677.xhtml (1 Oktober 2011)

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

85


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

2. Menentukan tindakan apa yang dapat kita lakukan untuk melestarikan kebudayaan tersebut 3. Membentuk wadah yang kreatif untuk mengenalkan kebudayaan tradisional 4. Memodifikasi kebudayaan tradisional dengan kebudayaan barat hasil globalisasi tanpa mengurangi

esensi utama yang terkandung di dalamnya.

3.3 Memilih Dampak Globalisasi Globalisasi telah menimbulkan dampak yang begitu besar dalam dimensi kehidupan manusia, karena globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan masyarakan modern. Sehingga terjadi dampak yang beragam terutama pada aspek sosial dampak positif nya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Sedangkan dampak negatifnya, banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif, salah satu contoh dengan hadirnya modernisasi di segala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya sarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba cepat (instant) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat terjadi dehumanisasi yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi. Dampak yang ditimbulkan oleh arus globalisasi memang sangat hebat. Globalisasi telah merasuki sendi-sendi yang ada di dalam mayarakat. Untuk itu, kita, khususnya pemuda harusnya bersikap cerdas dalam menghadapi dampak yang sudah ada maupun yang akan datang. Salah satunya dengan memilih dampak globalisasi. Sebelum kita mem-filter atau menyaring dampak globalisasi, kita perlu memilih dampak mana saja yang bisa diterima oleh kultur Indonesia. Kebalikan dengan yang masa lalu, pemuda zaman sekarang sangat „bebas memilihâ€&#x;. Jika ada hal baru yang datang di sekeliling mereka, pemuda cenderung memanfaatkan kesempatan dan meninggalkan apa yang telah mereka kerjakan sebelumnya. Mereka akan terus melakukan itu sampai mereka merasakan kesempatan yang ada tidak mendatangkan keuntungan riil seperti yang mereka inginkan. Namun kenyataannya, apa yang mereka pilih justru lebih banyak Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

86


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

membawa dampak negatif daripada positifnya. Hal ini tentunya bukanlah sesuatu yang diharapkan dari arus globalisasi. Untuk mencegah terpilihnya dampak negatif, pemuda harus dibekali pengetahuan dan wawasan akan pentingnya dampak globalisasi. Globalisasi menciptakan semacam “persaingan� antara kebudayaan tradisional dengan kebudayaan asing yang masuk. Kebudayaan tradisional dewasa ini semestinya mampu memasuki ranah manapun atau dengan kata lain bersifat fleksibel. Apalagi sekarang teknologi dan globalisasi bisa menghubungkan masing-masing dari kita lewat jejaring sosial. Seharusnya dampak positif tersebut dapat dimaksimalisasikan oleh pemuda Indonesia untuk mengenal, mempelajari, melestarikan, dan mewariskan kebudayaan tradisional. Alasan lain, pemuda dianggap sebagai pihak yang lebih melek teknologi di era yang semakin canggih ini. Teknologi, salah satu produk globalisasi, sebetulnya difokuskan untuk kesejahteraan kita manusia. Keberadaan kemajuan teknologi beserta dampak-dampak lain terus berjalan. Sebab, globalisasi tidak bisa dihindari melainkan harus bisa di hadapi. Jika kita tidak bisa berhadapan dengan globalisasi dan memilih dampak kemudian menyeleksinya, Indonesia akan tertinggal jauh dan lama kelamaan “mati�. Di sisi lain, jika kita mampu menghadapi tantangan globalisasi dengan tetap mengedepankan kebudayaan tradisional yang merupakan jati diri bangsa sesungguhnya, maka kita akan keluar menjadi pemenang, setidaknya di negeri sendiri.

3.4 Menjunjung Kebudayaan Tradisional di Tengah Arus Globalisasi Kebudayaan tradisional, yang pada hakikatnya merupakan bentuk lain dari nilai-nilai lokal, adalah aset penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya pemuda. Mungkin tidak banyak lagi pemuda yang tahu apa itu permainan congklak, bagaimana prosesi upacara ngaben dilakukan, atau bahkan mengapa orang menunjuk menggunakan tangan kiri dianggap tidak sopan. Nilai-nilai dalam kebudayaan tradisional sekarang ini tak lagi diperhatikan seperti zaman dahulu terlebih aplikasinya dalam bentuk kesenian yang sepertinya hanya bagian dari kepentingan pariwisata semata. Memang masih dijalankan sesuai mekanismenya, namun dampaknya tidak lagi terlalu terasa. Untuk itu perlu dilakukan revitalisasi kebudayaan dengan menjunjung kembali kebudayaan tradisional yang cenderung menghilang. Apalagi, di tengah arus globalisasi yang tidak mengenal ruang dan waktu, kebudayaan tradisional harus menjadi Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

87


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

tuan di rumahnya sendiri. Melalui kekuatan pemuda, yang memiliki ide dan kreativitas luar biasa, niscaya kebudayaan tradisional akan tetap hidup ketika nilai-nilainya teramalkan.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

88


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan Pemuda sebagai ujung tombak bangsa menjelma menjadi sebuah amunisi untuk selalu berkiprah dan memberikan sumbangsihnya demi kemajuan Indonesia. Melalui kuantitas maupun kemampuannya yang luar biasa, pemuda diharapkan mampu mengambil andil dalam menjaga kelestarian kebudayaan tradisional. Di era globalisasi yang sarat akan tantangan, pemuda dituntut berpikir cerdas dan kritis untuk menjaga kelestarian budaya tradisional Indonesia. Dengan memilih dampaknya, akan tercipta sikap lebih selektif yang secara langsung akan mereduksi pengaruh buruk globalisasi.

4.2 Saran Untuk pemuda Indonesia, khususnya mahasiswa, kebudayaan tradisional harus tetap dilestarikan meskipun kita hidup di era globalisasi. Akselerasi informasi, komunikasi, dan teknologi janganlah menjadi alas an untuk melupakan kebudayaan tradisional. Hal tersebut seharusnya menjadi suatu sarana untuk mempertahankan eksistensi kebudayaan tradisional.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

89


COMMUNICATION DAYS 2011

COMMYOUTHNALISM

DAFTAR PUSTAKA

Bappenas. 2011. Proyeksi Jumlah Pemuda [online] http://kppo.bappenas.go.id/files/-1Proyeksi%20Jumlah%20Pemuda.pdf (1 Oktober 2011) Orin

Basuki,

dkk.

2011.

KNPI

Minta

MP3EI

Libatkan

Pemuda

[online]

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/10/06/17451580/KNPI.Minta.MP3EI.Libatkan.Pe muda (7 Oktober 2011) Damayanti, Christie. 2011. „The New Age Workâ€&#x; : Bekerja Dalam Arus Globalisasi [online] http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/09/09/the-new-age-work-bekerja-dalam-arusglobalisasi/ (7 Oktober 2011) Dault, Adhyaksa. 2008. Pemuda dan Kelautan. Jakarta: Penerbit Pustaka Cidesindo. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya. Semarang: P&K. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia [online] http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/ (7 Oktober 2011) Dewantara, Ki Hajar. 1994. Kebudayaan. Yogyakarta: Penerbit Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa. Hartono, Sri Redjeki. 2007. Hukum Ekonomi Indonesia. Malang: Bayu Media. Kiwik. 2009. PSB ITB 2010: Menegaskan Posisi Mahasiswa dalam Pelestarian Kebudayaan [online] http://www.itb.ac.id/news/2677.xhtml (1 Oktober 2011) Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Radar Jaya Offset. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. 2002. Perubahan Pertama UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Batam: Interaksara. Rajagukguk, Erman. 1999. Peranan Hukum dalam Pembangunan pada Era Globalisasi Jurnal Hukum, Vol. 6 (No. 11) Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang No. 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik. Lembaran Negara RI Tahun 2002, No. 31. Sekretariat Negara. Jakarta. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

90


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Sarjono, Agus R. 1999. Pembebasan Budaya-Budaya Kita. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Sedyawati, Edi. 2007. Keindonesiaan dalam Budaya. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Simanjuntak, Posman. 2003. Berkenalan dengan Antropologi. Jakarta: Erlangga.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

91


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Kapitalisme Industri Musik Menggeser Musik Tradisional Indonesia Kusdiana Lusi Kartikasari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga , Surabaya 60286 Telp. (031) 5033642 , 5036584 Email : info@feb.unair.ac.id

Abstrak Globalisasi telah turut serta membawa bangsa Indonesia ke arah perubahan mengikuti arus zaman yang senatiasa berkembang. Seni musik merupakan salah satu aspek yang diliputi oleh globalisasi. Dalam perkembangannya, musik yang notabene dikenal dekat dengan jiwa pemuda telah mengalami perubahan pesat. Namun sayangnya perubahan tersebut telah bergeser cukup jauh dari akar budaya Indonesia. Kapitalisme industri musik merajalela saat ini. Musik dengan genre baru dan lirik yang lebih simpel mampu menggeser kedudukan musik tradisional Indonesia. Industri musik saat ini mampu berkembang dengan pesat karena semakin mudah terciptanya tren musik modern dalam masyarakat. Oleh sebab itu hal yang dapat dilakukan untuk bisa mengangkat kembali musik tradisional Indonesia adalah dengan menciptakan tren yang serupa. Musik tradisional harus mulai disisipkan dalam jiwa pemuda kita yang semakin tergerus oleh arus globalisasi. Jika selama ini kita tidak asing dengan adanya lembaga pelatihan musik modern seperti alat musik keyboard, gitar, drum maupun pelatihan vokal seriosa, maka kita juga harus bisa membuat masyarakat tidak asing dengan lembaga pelatihan musik tradisional dengan cara bekerja sama dengan ahli musik tradisional dan pemilik modal untuk mendirikan lembaga sejenis dengan sasaran utama adalah para pemuda seluruh daerah di Indonesia. Dengan adanya lembaga pelatihan musik tradisional tersebut maka akan semakin banyak pemuda dan masayarakat Indonesia yang mengenal dan mahir dalam bidang musik tradisional. Semakin masyarakat kita mengenal, maka akan semakin mudah untuk mencintai musik tradisional tersebut. Dengan begitu kapitalisme industri musik dapat tergerus perlahan demi perlahan dan musik tradisional Indonesia mampu mengambil alih tahta musik Indonesia dalam jiwa pemuda dan masyarakat kita kembali.

Kata Kunci: Globalisasi, Kapitaslisme industri musik, Musik tradisional Indonesia, Pemuda, Lembaga pelatihan musik.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

92


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi merupakan suatu fenomena yang terjadi di dunia seiring kemajuan ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi. Di era dua puluhan ini masyarakat semakin menuju ke arah yang mengglobal, dimana batas antar negara sudah semakin menjadi semu dan keterkaitan antar bangsa semakin meningkat. Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992:8), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut[1]. Arus globalisasi telah mempengaruhi hampir seluruh aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Seni musik sebagai salah satu bagian aspek budaya juga tak luput dari pesatnya perkembangan zaman. Perubahan seiring laju modernisasi menimbulkan trasformasi budaya yang cukup tajam. Hal ini pula yang terjadi di dalam industri musik Indonesia. Dahulu wajah industri musik kita masih sering dihiasi oleh musik-musik daerah yang menonjolkan nilai sosial budaya masyarakat Indonesia. Masyarakat secara umum juga tak malu untuk menikmati maupun memainkan musik tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Namun seiring berkembangnya zaman, jenis musik modern justru semakin menjamur Maraknya musik modern dalam kehidupan masyarakat Indonesia membuat posisi musik tradisional yang sarat akan budaya menjadi semakin tergeser. Dengan didukung kemajuan ilmu pengetahuan, musik modern memang mampu dikemas lebih baik. Unsur teknologi juga banyak disisipkan ke dalam jenis musik ini. Sajian yang menarik membuat musik modern semakin mengglobal dan disukai oleh masyarakat. Karakteristik yang menguntungkan dari musik modern itulah yang mengakibatkan munculnya kapitalisme di dalam industri musik. Para pelaku industri musik menyadari bahwa musik modern merupakan ladang bisnis yang sangat menguntungkan sehingga mereka berlomba-lomba untuk menguasai industri musik dengan cara semakin banyak memproduksi musik modern. Namun dalam kompetisi industri musik ini para pelaku kebanyakan cenderung lebih mengutamakan keuntungan material semata tanpa memperhatikan kualitas musik yang diproduksi sehingga dampaknya tentu saja pada moral bangsa kita. Kedudukan musik tradisional yang mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia semakin terancam oleh musik modern yang bersifat kapitalis dan menyimpang jauh dari akar budaya nusantara. Semakin sering musik modern tersebut disisipkan dalam kehidupan masyarakat kita, maka akan semakin dalam juga musik modern ini tertanam di jiwa masyarakat Indonesia. Musik adalah aspek kehidupan yang dekat dengan jiwa pemuda. Dari permasalahan yang juga menyangkut pemuda itulah, maka kita sebagai pemuda perlu memberikan perhatian lebih mengenai sejauh mana masyarakat meninggalkan musik tradisional dan beralih ke musik modern serta perlu dicari pula solusi yang dapat dilakukan agar kita mampu mempertahankan eksistensi musik tradisional sebagai salah satu budaya Indonesia ini.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

93


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

[1]

Roland Robertson, Globalizaztion:Social Theory and Global Culture, (London:Sage,1992), h 8.

1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana perkembangan musik tradisional nusantara jika dibandingkan dengan musik modern di Indonesia saat ini? 1.2.2 Sejauh mana musik modern mampu menggeser kedudukan musik tradisional di dalam industri musik Indonesia? 1.2.3 Apa saja yang dapat dilakukan oleh para pemuda Indonesia untuk membantu melestarikan dan mempertahankan eksistensi musik tradisional nusantara? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Untuk mengetahui perkembangan musik tradisional nusantara jika dibandingkan dengan musik modern di Indonesia saat ini. 1.3.2 Untuk mengetahui sejauh mana musik modern mampu menggeser kedudukan musik tradisional di dalam industri musik Indonesia. 1.3.3 Untuk mengetahui solusi apa saja yang dapat dilakukan oleh para pemuda Indonesia untuk membantu melestarikan dan mempertahankan eksistensi musik tradisional nusantara. 1.4 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup dari pembahasan masalah dalam makalah ini adalah segala sesuatu yamg berkenaan dengan masalah pergeseran budaya musikalisasi masyarakat Indonesia dari musik tradisional ke musik modern akibat semakin berkembangnya arus globalisasi di dunia 1.5 Manfaat Penulisan 1.5.1 Dapat mengetahui perkembangan musik tradisional nusantara jika dibandingkan dengan musik modern di Indonesia saat ini. 1.5.2 Dapat mengetahui sejauh mana musik modern mampu menggeser kedudukan musik tradisional di dalam industri musik Indonesia. 1.5.3 Dapat mengetahui solusi apa saja yang dapat dilakukan oleh para pemuda Indonesia untuk membantu melestarikan dan mempertahankan eksistensi musik tradisional nusantara. 1.6 Metodologi 1.6.1 Melakukan kajian pustaka beberapa buku literatur yang membahas tentang kebudayaan musik Indonesia, musik tradisional, dan musik modern di Indonesia saat ini. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

94


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

1.6.2 Melakukan browsing di internet untuk mengumpulkan data-data penting lainnya.

2. KERANGKA TEORITIK DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Batasan Istilah Dalam pembuatan makalah ini istilah-istilah yang digunakan adalah istilah yang sudah dimengerti oleh masyarakat banyak. Tujuan dari penggunaan istilah-istilah tersebut yaitu untuk memudahkan pembaca dalam membaca dan memahami makalah ini. 2.2 Sudut Pandang Pendekatan Sudut pandang yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah sudut pandang secara sosial budaya karena yang dibahas adalah pengaruh globalisasi terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat, terutama budaya musik tradisional Indonesia yang mulai tersisihkan oleh musik modern. 2.3 Kerangka Berpikir Dalam penyusunan makalah ini digunakan pola paragraf dari umum ke khusus agar pembaca tidak merasa bingung dan dapat memahami makalah dengan baik karena penyusunan paragraf dimulai dari hal-hal yang umum dulu baru meningkat ke hal-hal yang lebih khusus dan kompleks. 2.4 Rumusan Hipotesis Terjadinya globalisasi memberikan pengaruh yang cukup besar pada hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat di dunia. Salah satu aspek yang dipengaruhi adalah budaya musik. Lahirnya musik modern akibat semakin berkembangnya zaman telah mampu menggeser kedudukan musik tradisional yang sarat akan nilai-nilai kebudayaan masyarakat Indonesia Maka untuk mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang dapat kita lakukan adalah dengan turut serta menyisipkan kembali musik tradisional nusantara ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia sebagamana apa yang juga dilakukan oleh musik modern. Penyisipan itu dapat dilakukan dengan dua cara. Yang pertama, jika selama ini kita tidak asing dengan adanya lembaga pelatihan musik modern, maka kita juga harus bisa membuat masyarakat tidak asing dengan lembaga pelatihan musik tradisional. Dengan begitu, maka musik tradisional yang sudah mulai dilupakan dan dianggap kuno oleh masyarakat bisa terangkat kembali. Kedua, kita bisa mulai menyisipkan musik tradisional ke dalam musik modern dengan cara mengkampanyekan kolaborasi musik modern dengan musik tradisional sehingga masyarakat bisa mulai mengenal kembali musik daerah nusantara ini..

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

95


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

3. PEMBAHASAN 2.1 Musik Tradisional Indonesia vs Musik Modern Budaya bangsa adalah warisan leluhur yang wajib dijaga oleh para generasi muda saat ini. Berbagai macam kesenian yang dimiliki oleh Indonesia membuat negara ini terkenal sebaga negara yang kaya akan budaya. Musik adalah salah satu aspek budaya yang cukup dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari, termasuk para pemuda bgsa kita. Musik secara umum dibedakan menjadi dua macam berdasarkan sifat dan karakteristiknya, yaitu musik tradisional dan musik modern. Musik tradisional adalah musik yang kental dengan nuansa budaya masyarakat daerah di Indonesia. Jenis musik ini disajikan dengan lirik-lirik yang sederhana dan biasanya menggunakan bahasa maupun gaya daerah setempat serta diiringi oleh alunan suara alat musik tradisional seperti gendang, seruling, ketipung, gamelan, angklung, dan lain sebagainya. Sedangkan musik modern merupakan musik yang lahir karena pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini. Oleh sebab itulah musik modern biasa disajikan dengan menggunakan alat musik yang modern pula seperti gitar elektrik, drum, biola, maupun piano. Kesenian daerah Indonesia seperti musik tradisional ini pernah mengalami masa kejayaannya, yaitu ketika bangsa kita belum terpengaruh oleh arus globalisasi. Dahulu masyarakat justru senang dan bangga ketika bisa menampilkan kesenian daerahnya masing-masing. Berbagai jenis seni musik tradisional beredar dalam industri musik Indonesia. Karakter musik yang kuat dan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia dipandang sebagai sebuah karya seni yang mengagumkan. Masyarakat juga tidak segan-segan untuk mempelajari kesenian musik tradisional, termasuk alat-alat musik daerah khas Indonesia. Namun seiring dengan perkembangan zaman, pengaruh globalisasi telah semakin meluas. Di era yang semakin mengglobal saat ini batas antar negara menjadi semakin tipis. Budaya-budaya asing mudah masuk ke Indonesi, bahkan juga tak sedikit yang sampai mempengaruhi budaya bangsa sendiri. Kiblat masayarakat kita menjadi semakin ke arah luar, termasuk dalam bidang musik. Jenis aliran musik modern yang telah lahir dalam masa ini menjelma sebagai idola baru masyarakat. Musik yang menggunakan instrumen alat musik modern yang lebih canggih dikemas dengan lebih menarik jika dibandingkan dengan musik tradisional. Keunggulan musik modern memang terletak pada aransemen musiknya yang didukung oleh alat-alat musik modern dengan kecanggihan teknologinya. Sedangkan musik tradisional lebih unggul dalam makna serta penyajiannya yang sarat akan seni tradisional cerminan kepribadian bangsa Indonesia. Kedua jenis musik ini masingmasing memiliki kelebihan maupun kekurangan. Bisa dibilang juga bahwa musik tradisional dan musik modern berjaya pada masa yang berbeda. Musik daerah yang sifatnya tradisional dapat mengalami perkembangan pesat ketika zaman belum tersentuh globalisasi. Namun ketika dunia semakin berkembang ke arah yang lebih maju, musik modern mulai lahir dan menggeser kedudukan musik tradisional bangsa ini secara perlahan demi perlahan. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

96


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

2.2 Perkembangan Kapitalisme Musik Modern Saat Ini Kapitalisme adalah "a social system based on the recognition of individual rights, including property rights, in which all property is privately owned". (Suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak milik di mana semua pemilikan adalah milik privat). (Ayn Rand, 1970)[2]. enurut Wikipedia (2011), kapitalisme atau kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Sedangkan kekuatan pendorong utama kapitalisme, menurut Marx, terdapat dalam eksploitasi dan alienasi tenaga kerja[3]. Berdasarkan arti dari kapitalisme tersebut, maka kita bisa mengetahui apa yang dimaksud dengan kapitalisme industri musik saat ini. Kapitalisme industri musik adalah suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh pemilik modal dalam industri musik untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dengan memanfaatkan sumber daya musik yang tersedia, yaitu para pelaku seni musik, terutama musik modern yang sedang digemari oleh masyarakat saat ini. Populernya musik modern dalam kehidupan masyarakat Indonesia ini membuat pasar industri musik semakin banyak dihiasi oleh musik-musik dengan aliran modern. Tren musik yang penuh dengan sentuhan teknologi ini semakin lekat dengan jiwa masyarakat. Hampir setiap hari musik-musik modern senantiasa menghiasai hari-hari kita. Strategi pemasaran yang menyisipkan jenis musik ini ke sisi-sisi kehidupan masyarakat sehari-hari memang terbukti ampuh membuat musik modern semakin meresap dalam ingatan masyarakat. Semakin sering diperdengarkan, maka akan semakin mudah untuk disukai. [3]

http://media.isnet.org/islam/Etc/Kapitalisme.html

[2]

http://id.wikipedia.org/wiki/Kapitalisme

Para pelaku industri musik di Indonesia memanfatkan tren tersebut untuk bisa mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara semakin banyak memproduksi musik-musik beraliran modern yang sarat akan arasemen yang menggunakan kecanggihan teknologi. Karena terlalu tergiur dengan keuntungan besar yang menjanjikan, para pelaku industri musik tersebut semakin lama semakin banyak memproduksi musik-musik modern. Namun sayangnya banyak di sini hanya berarti adanya peningkatan kuantitas, tetapi tidak disertasi dengan peningkatan kualitas. Oleh sebab itu, musik modern yang merajalela di industri musik saat ini menjadi semakin jauh dari budaya masyarakat kita sebenarnya. Musik modern pada dasarnya merupakan perwujudan seni musik yang lahir karena pengaruh perkembangan globalisasi. Jenis musik ini bukanlah musik yang khas asli daerah di Indonesia, namun telah bercampur dengan aliran-aliran musik dari negara lain. Bisa dibilang bahwa musik modern adalah musik yang sifatnya global karena dapat diterima oleh masyarakat di seluruh dunia. Tetapi terkadang apa yang terkandung dalam musik modern tidak sesuai dengan budaya dan kepribadian bangsa Indonesia. Perkembangan musik modern saat ini semakin jauh bergeser dari akar budaya bangsa kita. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

97


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Pengaruh kapitalisasi dalam industri musik tentu membuat musik modern akan semakin jauh atau bahkan tidak lagi berhubungan dan sudah benar-benar lepas dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Para pelaku industri cenderung memikirkan keuntungan semata.Apabila hal ini terus terjadi, maka yang perlu dikhawatirkan adalah moral bangsa ini, terutama generasi muda Indonesia. Musik adalah salah satu aspek seni yang dekat dengan kehidupan pemuda-pemuda bangsa kita. Dunia musik yang semakin tidak bisa dijaga keteraturannya akan memberikan dampak yang nyata bagi kelangsungan budaya bangsa ini. 2.3 Kapitalisme Industri Musik Modern Mampu Menggeser Musik Tradisional Pesatnya perkembangan musik modern di jagad industri permusikan Indonesia memberi dampak yang nyata bagi keberadaan musik tradisional yang sarat akan budaya dan kepribadian khas nusantara. Kapitalisme industri musik yang semakin tidak terkendali menyebabkan tergesernya musik tradisional Indonesia saat. Berikut adalah gambar grafik perkembangan musik tradisional dan musik modern di Indonesia antar periode tahun: Grafik 1 :

Berdasarkan grafik di atas, kita bisa melihat bahwa pada awal tahun 1920-an, musik tradisional dan musik modern masih berjalan secara beriringan. Musik tradisional saat itu masih melekat dalam jiwa masyarakat Indonesia. Sedangkan musik modern yang memang berkiblat pada aliran musik dari luar negeri terutama dunia barat, juga mulai memasuki kehidupan masyarakat kita. Pada tahun 1950-an, kedua jenis musik ini masih berjalan beriringan, hingga akhirnya ketika tahun 1980-an, musikmusik modern dari barat maupun negara lain di timur semakin banyak yang masuk ke Indonesia. Arus perkembangannya cukup cepat dan membuat grafik musik tradisional Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

98


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

mulai turun karena masyarakat kita telah beralih ke musik modern secara perlahan. Tahun 1990-an dan tahun 2000-an adalah fase paling drastis. Pada dua masa tersebut, era globalisasi sedang pesat-pesatnya tumbuh. Berbagai macam budaya dari luar negeri dapat dengan mudahnya masuk ke Indonesia. Namun sayang, budaya-budaya asing tersebut banyak yang tidak disaring dengan baik oleh masyarakat Indonesia, sehingga pengaruh negatif dari budaya asing tersebut semakin laluasa menyusup dalam segala aspek kehidupan bangsa. Kapitalisme industri musik modern juga mulai tumbuh pada masa-masa awal tumbuh kembangnya zaman modern. Musik modern yang lahir dari era globalisasi mengalami kenaikan grafik yang signifikan. Sedangkan grafik musik tradisional khas budaya nusantara justru semakin turun. Kemajuan teknologi dan informasi memberikan sumbangan yang besar dalam kejayaan musik modern. Dengan menggunakan kecanggihan teknologi dan keluasan informasi, musik modern dapat dikemas dengan lebih baik dan lebih menarik sehingga masyarakat Indonesia banyak yang menyukainya. Musik modern telah menjadi tren dalam kehidupan masyarakat kita, terutama generasi muda. Orang yang tidak suka dengan musik modern pasti dianggap sebgarai orang yang tidak tahu perkembangan zaman atau biasa disebut tidak gaul. Sedangkan orang yang justru sangat menggemari kesenian musik tradisional bangsa Indonesia justru disebut sebagai orang yang kuno dan ketinggalan zaman. 2.4 Peran Pemuda Bangsa dalam Mempertahankan Eksistensi Musik Tradisional Indonesia Pemuda adalah tonggak utama yang menjadi motor penggerak kemajuan suatu zaman. Tanpa pemuda, suatu perubahan tidaklah akan terjadi. Peran vital ini membuat para pemuda bangsa harus sadar akan tanggung jawab dan beban yang ada di pundaknya. Bangsa Indonesia bergantung kepada para generasi mudanya. Kehancuran moral pemuda akan memberikan dampak yang besar bagi kelangsungan perkembangan suatu negara. Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi kita untuk selalu menjaga aspekaspek kehidupan yang berkaitan dengan kehidupan para pemuda bangsa. Musik termasuk dalam aspek terdekat dengan kehidupan generasi muda kita. Dimanapun dan kapanpun itu, musik selalu menjadi teman penghibur yang ampuh di kala kesendirian ataupun kejenuhan. Namun sayangnya, anak muda zaman sekarang jauh lebih suka mendengarkan musik-musik modern dibandingkan musik tradisional. Padahal musik tradisional mengandung unsur kebudayaan yang khas bangsa Indonesia. Kehadiran musik modern yang berhasil menggeser kedudukan musik tradisional di blantika musik Indonesia tidaklah bisa dianggap ringan maupun hanya didiamkan saja. Pemuda bangsa ini khususnya harus mengambil tindakan nyata demi mempertahankan kelangsungan kebudayaan Indonesia. Zaman telah semakin maju, ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi semakin berkembang. Pemuda tentunya juga memiliki pengetahuan yang semakin luas dan kemampuan yang lebih baik dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Peran aktif kaum muda sangat dibutuhkan oleh bangsa. Musik modern ditanamkan dalam jiwa masyarakat Indonesia dengan cara disisipkan ke dalam sisi-sisi kehidupan bangsa ini. Maka untuk bisa mempertahankan Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

99


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

kesenian musik tradisional Indonesia,kita juga harus bisa melakukannnya dengan cara yang sama seperti apa yang para pelaku industri musik modern masa kini lakukan. Penyisipan ke dalam aspek kehidupan masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai caranya. Dua contoh dari cara tersebut adalah dengan mendirikan sebuah lembaga pelatihan kesenian musik tradisional dan dengan gencar mengadakan promosi kolaborasi acara musik modern dengan musik tradisional. 2.4.1 Lembaga Pelatihan Musik Tradisional di Indonesia Selama ini di sekitar kehidupan masyarakat indonesia telah banyak menjamur lembaga-lembaga bimbingan belajar yang berbasis kurikulum pendidikan formal Indonesia maupun pendidikan non formal lainnya. Lembaga bimbingan belajar seperti ini biasa disebut dengan singkatan LBB. Contoh LBB berbasis kurikulum pendidikan formal yang telah memiliki nama besar adalah Primagama, Ganesha Operations (GO), SSC, Neutron Yogyakarta, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk LBB berbasis pendidikan non formal seperti yang berkaitan dengan seni contohnya adalah Yamaha Popular Music Course. Ada juga sekolah khusus musik yang sudah sangat terkenal di Indonesia seperti Purwa Caraka Music Studio atau biasa disebut PCMS. Cabang lembaga maupun sekolah musik seperti yang disebut tadi telah mulai tersebar di kota-kota besar seluruh Indonesia. Namun kebanyakan, lembaga dan sekolah musik tersebut biasanya mengajarkan tentang cara-cara memainkan alat musik modern seperti gitar, biola, piano, drum, dan lain sebagainya. Jika melihat keberadaan lembaga pelatihan musik modern yang telah bertebaran di hampir seluruh wilayah Indonesia, kita dapat mengetahui bagaimana besarnya minat masyarakat terhadap musik modern. Lembaga pelatihan musik modern menjadi ladang bisnis yang menguntungkan bagi para ahli musik modern. Mereka dapat membaca kesempatan besar yang ada di depan mata. Mereka tahu bahwa masyarakat kita di era globalisasi seperti sekarang cenderung menyenangi musik-musik modern. Lembaga pelatihan musik seperti ini muncul akibat dari potensi pasar yang menggambarkan kegemaran masyarakat Indonesia terhadap musik modern Begitu mudahnya esensi musik modern saat ini masuk ke dalam jiwa masyarakat Indonesia hingga sampai turut menggeser kedudukan musik tradisional. Maka dari itu, salah satu hal yang bisa kita lakukan adalah menciptakan tren lahirnya lembaga pelatihan musik tradisional di dalam kehidupan masyarakat. Seni tradisional telah ada di dalam jiwa masyarakat Indonesia sejak zaman nenek moyang kita dahulu. Namun, keberadaannya telah mulai tenggelam di era modernisasi seperti sekarang. Munculnya lembaga pelatihan musik tradisional ini bisa merangsang kembali minat masyarakat kita terhadap musik-musik daerah khas nusantara. Untuk memulai pendirian lembaga pelatihan alat musik tradisional, maka kita harus mencari informasi tentang para ahli musik tradisional di daerah terdekat dan mengajak bekerja sama. Jika orang yang bisa dijadikan sebagai tentor musik tradisional telah ada, selanjutnya kita bisa mulai mencari para pemilik modal yang mau diajak bekerja sama untuk mendirikan lembaga ini. Jika dua faktor utama tersebut telah tersedia, tinggal kita para pemuda bangsa ini Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

100


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

yang menjalankannya, yaitu mulai membangun, mengembangkan lembaga pelatihan musik tradisional.

mendirikan,

dan

Sekolah tentang manajemen bisnis di Indonesia mulai berkembang dengan luas saat ini. Sudah banyak pemuda-pemudi bangsa yang semakin mahir dalam menjalankan suatu bisnis. Lembaga pelatihan musik tradisional dapat menjadi ladang bisnis baru yang mampu menyaingi ketenaran lembaga pelatihan musik modern. Dengan pengolahan manajemen yang baik dan tepat, serta tetap tidak lupa dalam mengutamakan esensi pelestarian musik tradisional, maka lembaga pelatihan musik tradisional seperti ini akan mendapat respon yang positif dari masyarakat. Usaha untuk menyisipkan kembali musik tradisional ke dalam jiwajiwa masyarakat kita pasti juga dapat berjalan dengan lancar. Para pemuda bangsa juga akan semakin banyak yang mahir memainkan alat-alat musik tradisional maupun menyanyikannya. Seperti kata pepatah jawa yang berbunyi, “Tresno iku jalaran soko kulino� yang berarti cinta atau suka itu muncul karena kebiasaan. Maka dengan mulai terbiasanya masyarakat kita terhadap kehadiran lembaga pelatihan musik tradisional di Indonesia, secara perlahan namun pasti mereka pasti dapat menyukai kembali musik tradisional. 2.4.2 Kolaborasi Musik Modern dan Musik Tradisional Pertunjukkan musik modern sering digelar dalam perayaan-perayaan di Indonesia. Sedangkan musik tradisional hanya digelar dalam acara-acara adat atau kesenian tradisional di masyarakat. Jarang kita bisa melihat terdapat musik tradisional yang dipertunjukkan di konser musik yang sebagian besar dihadiri oleh para generasi muda Indonesia. Para penyelenggara acara tentu memikirkan bagaimana kurang positifnya respon pengunjung jika yang dipertunjukkan adalah kesenian tradisional nusantara yang notabene telah dianggap sebagai kesenian jadul dan sangat membosankan untuk dipertunjukkan. Namun bagaimana jika musik modern dan tradisional digelar dalam satu panggung dengan tajuk kolaborasi? Tentu akan menjadi sangat menarik. Masyarakat kita saat ini cenderung menyukai musik modern yang sarat akan kecanggihan teknologi dan sifatnya mengglobal. Dengan adanya kolaborasi dua jenis musik yang berbeda zaman tersebut, maka musik tradisional yang mulanya telah mulai tersisih dalam kehidupan masyarakat kita, akan muncul dan mampu disisipkan kembali ke dalam sisi-sisi kehidupan masyarakat Indonesia. Pertunjukan dengan perbaduan jenis musik modern dan tradisional pernah diadakan di beberapa tempat dan waktu, baik di Indonesia bahkan di luar negeri. Salah satu contoh pagelaran kolaborasi musik seperti itu adalah seperti yang pernah diadakan di Denpasar, Bali pada bulan November 2007. Menurut Ketua Yayasan Seni Suara Dana Pelestarian Gong Tradisional Bali I Ketut Suardana yang dikuptip oleh kapanlagi.com (2007), kolaborasi musik tradisional Bali dengan alat musik seperti sexsophone, tabla, rehab dan gitar dinilai mampu menciptakan seni yang harmonis. "Keterpaduan alat musik tradisional Bali dengan alat modern berhaluan barat berkat pendekatan musikologi dan budaya Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

101


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

yang mampu menciptakan seni musik yang serasi dan harmonis," (Prof Dr I Nyoman Sirtha, SH, MS dari "Bali Heritage Trust", 2007). Selain itu juga pernah diselenggarakan pagelaran musik bertajuk “West Java jazz� yang di adakan oleh Fikom Unpad Bandung pada 21 Mei 2010 di Dago tea House, Bandung. West Java Jazz� juga dimeriahkan dengan penampilan, Contra Indigo, Ryan V, U.S, Coffe Shop, The Statement, Arumba Udjo, dan Endah n Rhesa. Dilanjutkan dengan penampilan angklung dari SD Isholla dan arumba saung angklung Udjo yang dilengkapi oleh 2 penyanyi wanita. Mereka menyanyikan beberapa lagulagu modern dan tradisonal. Di akhir acara, Contra Indigo berduet dengan arumba angklung Udjo dengan menyanyikan 2 lagu. Ada juga seniman Indonesia yang sedang naik daun namanya dalam blantika musik Indonesia yaitu Soimah. Wanita yang berprofesi sebagai sinden ini bahkan telah membawa nama besar Indonesia hingga ke Amerika Serikat berkat kepiawaiannya memadukan musik tradisional jawa dengan musik modern. Soimah mulai menggeluti dunia seni Jawa sejak tahun 1995. Ia juga pernah mengenyam bangku kuliah di Institut Kesenian Indonesia Yogyakarta. Sudah cukup lama Soimah bergabung dengan Jogja Hip Hop Foundation. Ini merupakan perkumpulan seniman hip hop di Jogjakarta. Berkolaborasi dengan seniman hip hop Jogja, Soimah menyanyikan lagu Jawa dengan gaya hip hop. Tribunnews mewartakan bahwa pada bulan Mei lalu, Soimah dan Jogja Hip Hop Foundation mengadakan tur ke Asia Society, New York, Amerika Serikat untuk mempopulerkan bahasa Jawa melalui hiphop. Menyempatkan untuk mengunjungi Bronx (pusat hiphopnya New York), Soimah mendapat sambutan yang luar biasa dari komunitas setempat. Di samping tingkahnya yang unik, Soimah juga sangat senang mempromosikan budaya tradisional terutama musik daerah Indonesia ke seluruh belahan dunia. Dari beberapa contoh kolaborasi musik modern dan musik tradisional tersebut, kita dapat melihat bahwa musik tradisional sebenarnya tidak kalah dari musik modern. Bahkan perpaduan keduanya sangatlah indah dan disenangi masyarakat. Musik modern dapat digunakan sebagai sarana untuk mempopulerkan kembali musik tradisional Indonesia melalui kolaborasikolaborasi dengn musik modern. Dengan taktik yang seperti ini, maka musik tradisional bisa terangkat dan masuk kembali ke dalam sisi-sisi kehidupan masyarakat Indonesia lagi.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

102


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya masyarakatnya. Kesenian tradisional nusantara menggambarkan kepribadian bangsa ini. Musik adalah salah satu aspek dari seni yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat kita, terutama generasi muda. Namun sayang, karena pengaruh globalisasi, musik-musik tradisional khas daerah Indonesia mulai tenggelam. Kehadiran musik modern di industri musik masa kini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat kita. Apalagi jika diamati, kapitalisme industri musik yang menghalalkan segala cara demi meraih keuntungan dengan memproduksi musik-musik modern yang semakin kurang berkualitas telah membuat kedudukan musik tradisional menjadi tersisihkan. Peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa sangat diperlukan. Generasi muda kita saat ini sangatlah kaya akan ilmu pengetahuan. Dengan bekal ilmu yang lebih tersebut, diharapkan pemuda Indonesia dapat memberikan kontribusi yang nyata untuk melestarikan kesenian daerah nusantara. Ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu dengan mendirikan lembaga pelatihan musik tradisional dan mulai semakin gencar mengadakan pertunjukkan yang menghadirkan kolaborasi antara musik modern dan musik tradisional. Dengan dua cara itu diharapkan musik tradisional di Indonesia dapat memperoleh tempatnya kembali di hati masyarakat dantidak mudah tergeser lagi oleh musik modern. 4.2 Saran 4.2.1 Saran Untuk Pemerintah Indonesia - Pemerintah Indonesia harus lebih memperhatikan kelestarian budaya musik tradisional di Indonesia dengan cara senantiasa melakukan sosialisasi tentang pentingnya melestarikan musik tradisional bangsa kepada masyarakat. - Pemerintah harus lebih sering lagi dalam mengadakan pementasan seni musik tradisional Indonesia bagi di dalam negeri maupun di luar negeri. - Pemerintah wajib menyediakan wadah dan kesempatan yang tepat bagi para pemuda yang ingin turut serta melestarikan kebudayaan musik tradisional Indonesia, seperti mengadakan lomba-lomba yang berkaitan dengan musik tradisional. 4.2.2 Saran Untuk Pemuda Bangsa Indonesia - Sangat diharapkan kesadaran dari para pemuda Indonesia untuk bisa lebih peduli dengan harta warisan budaya leluhur mereka, terutama terhadap kelestarian musik tradisional nusantara. - Pemuda zaman sekarang telah mempunyai pengetahuan yang jauh lebih luas jika dibandingkan dengan para pemuda zaman dahulu. Oleh sebab itu, alangkah baiknya jika para pemuda Indonesia bisa memanfaatkan ilmu yang dimiliki sesuai bidangnya masing-masing dan mengambil peran yang nyata demi kelangsungan kelestarian budaya bangsa. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

103


COMMYOUTHNALISM

-

COMMUNICATION DAYS 2011

Para pemuda kita harus lebih cermat lagi dalam menyaring budaya asing yang masuk ke Indonesia dan jangan sampai mudah terseret dengan budaya-budaya baru akibat derasnya arus globalisasi.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

104


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA

Admin.2010.”Musik

Modern”,

(http://sumberilmu.info/2008/09/03/musik-modern/,

diakses

tanggal 30 September 2011) Admin Pikiran Rakyat Online.2011.“Dwiki Dharmawan Ramaikan Bambu Nusantara World Music Festival” (http://www.pikiran-rakyat.com/node/160230, diakses pada 2 Oktober 2011) Anonim.2007. “Kolaborasi Musik Tradisional Bali

Miliki Daya Tarik

Tersendiri”,

(http://musik.kapanlagi.com/berita/kolaborasi-musik-tradisional-bali-miliki-daya-tariktersendiri-kmf6ji1.html, diakses pada tanggal 5 Oktober 2011) Harford, Tim. 2009. “Detektif Ekonomi”. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Nasucha, Yakub, Muhammad Rochmadi dan Agus Budi Wahyudi.2010.”Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah”.Yogyakarta. Media Perkasa. Robertson, Roland, 1992. Globalization: Social Theory and Global Culture. Sage, London. Silvia,

Arnis.2011.”Soimah:

Sinden

Hip

Hop

(http://blog.djarumbeasiswaplus.org/arnissilvia/?p=1458&cpage=1,

dari

Jogja”,

diakses

pada

tanggal 5 Oktober 2011) Sutrisno, Rendy. 2009. “Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah”, (http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensikebudayaan-daerah/, diakses pada 3 oktober 2011) Wikipedia.2011.“Musik Tradisional”,(http://id.wikipedia.org/wiki/Musik_tradisional, diakses tanggal 30 September 2011) Wikipedia.2011.”Globalisasi”,( http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi, diakses tanggal 30 September 2011) Wikipedia.2011.”Kapitalisme”,(

http://id.wikipedia.org/wiki/Kapitalisme

diakses

pada

Oktober 2011)

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

105

1


COMMUNICATION DAYS 2011

COMMYOUTHNALISM

Zakky.2010.”Pengertian

Musik

Tradisional

dan

Musik

Modern”,

(http://www.scribd.com/doc/27710094/Pengertian-Musik-Tradisional-Dan-MusikModern, diakses pada tanggal 1 Oktober 2011) Verina, Vannia dan Aditya Kurniawan.2010. ”West Java Jazz: Kolaborasi Musik Modern dan Tradisional”

,

(http://apanamablogkita.blogspot.com/2010/06/west-java-jazz-

kolaborasi-musik-modern.html, diakses pada tanggal 6 Oktober 2011)

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

106


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

FENOMENA PEMBENTUKAN KOMUNITAS VIRTUAL PECINTA KOREA DI INDONESIA DAN DAMPAKNYA TERHADAP REMAJA DAN PERILAKUNYA Bayu Setiadi1, Deasy Christiana2 1

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur, Jakarta 12260 Telp : (021) 5853753 ext. 253 E-mail : Bayumasbay@gmail.com 2 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur, Jakarta 12260 Telp : (021) 5853753 ext. 253 E-mail : deasychristiana31@gmail.com

Abstrak Kemunculan internet pada akhir abad ke-21 menghasilkan perubahan yang signifikan terhadap perkembangan ilmu komunikasi. Salah satu perubahan yang dihasilkan adalah munculnya komunitas virtual yang berbasis dunia maya, dimana situs jejaring sosial menjadi salah satu tempat berkembangnya komunitas virtual dengan baik. Contoh dari komunitas virtual yang cukup populer saat ini adalah komunitas pecinta Korea. Fenomena Korean Wave atau demam Korea telah menciptakan fenomena baru di Indonesia. Komunitas virtual tersebut berisi sejumlah orang dengan ketertarikan sama mengenai Korea baik musik, film, dan lain sebagainya. Hal ini sedikit banyak berdampak terhadap perilaku remaja yang merupakan bagian dari komunitas tersebut. Dampak yang paling dikhawatirkan adalah para remaja Indonesia akan lebih mengenal budaya asing khususnya Korea dibandingkan budaya negeri sendiri. Bahkan dampak yang terburuk dapat menimbulkan hilangnya rasa nasionalisme terhadap bangsa sendiri. Maka dari itu, dibutuhkan pengemasan budaya lokal yang lebih menarik dan berkualitas dengan memanfaatkan perkembangan ICT. Tujuanya agar budaya Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan dapat lebih dicintai oleh masyarakatnya khususnya kaum remaja.

Kata kunci : Remaja, Komunitas Virtual, Korean Wave, Internet

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

107


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena Demam Korea atau yang lebih dikenal dengan Korean Wave/Hallyu Wave merupakan suatu istilah yang diberikan terhadap menyebarnya budaya pop (pop culture) Korea Selatan secara global di berbagai negara di dunia. Fenomena ini mulai populer di akhir era 90-an di China dan sejak awal tahun 2000-an menjadi semakin populer di kalangan msyarakat Asia bahkan dunia. Terlebih lagi sejak era digital seperti saat ini dimana situs jejaring sosial dan microblogging seperti facebook,twitter,youtube,tumblr dan lain sebagainya membuat budaya pop Korea menjadi semakin dikenal luas. Budaya pop yang tersebar pun menyentuh aspek fashion, gaya rambut, film, musik, tayangan televisi dan juga budaya tradisional masyarakat Korea. Fenomena ini tentunya membuat Korea Selatan menjadi salah satu negara yang sukses menyebarkan budayanya melalui industri kreatif selain Amerika Serikat dan Jepang. Terpaan budaya pop Korea utamanya menyentuh sebagian kaum remaja di beberapa negara walaupun orangtua juga tidak luput terkena demam Korea ini. Fenomena Korean Wave ini pun tidak luput menjangkiti para remaja di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan Information and Communication Technology (ICT) Korean Wave juga menimbulkan fenomena baru di Indonesia dimana saat ini di internet banyak bermunculan komunitas-komunitas virtual (virtual community) pecinta Korea yang isinya berupa informasi mengenai Korea dan anggota serta pengurus dari komunitas virtual tersebut yang sebagian besar merupakan kalangan remaja. Komunitas virtual yang ada pun sebagian besar bukan hanya komunitas “asal-asalan� melainkan telah memiliki struktur organisasi yang cukup baik dan anggotanya menyebar di berbagai daerah di Indonesia. keberadaan komunitas virtual bagi para penggemar Korea di Indonesia dianggap sangat membantu karena dapat dijadikan wadah saling bertukar informasi, menyatukan aspirasi, bertemu, atau bahkan membuat program-program atau kegiatan tertentu dalam rangka menyebarkan kebudayaan Korea dan menunjukkan kecintaan mereka terhadap Korea.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

108


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Hal ini tentunya menjadi menarik untuk dibahas karena sebagian remaja Indonesia dapat memanfaatkan kemajuan ICT untuk melakukan suatu hal atau kegiatan yang positif dengan membentuk komunitas virtual melalui internet. Namun, ibarat dua sisi mata uang dibalik hal positif tersebut juga menimbulkan kekhawatiran karena dari komunitas-komunitas virtual yang dibuat justru membuat budaya asing semakin dikenal dan justru berpotensi mengikis rasa nasionalisme terhadap budaya lokal. Bahkan dampak yang terburuk dapat menimbulkan rasa antipati terhadap bangsa sendiri dan justru mengagungkan bangsa lain. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan dalam uraian di atas, maka dapat dirumuskan sebuah rumusan masalah yaitu: “Bagaimana Dampak Dari Pembentukan Komunitas Virtual Pecinta Korea Di Indonesia Terhadap Remaja Dan Perilakunya?� 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan dari berkembangnya komunitas pecinta Korea di Indonesia terhadap remaja dan perilakunya. Selain itu juga untuk mengetahui perkembangan komunikasi dilihat dari persfektif teori media baru yaitu teori determinasi teknologi.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

109


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Korean Wave Istilah Korean wave atau juga dikenal dengan hallyu wave mengacu pada fenomena berkembangnya budaya populer Korea yang pada awalnya disebarkan melalui media massa (televisi) yang berkembang pada sekitar akhir dekade 1990. Istilah hallyu wave sendiri pertama kali dipopulerkan di China oleh para wartawan yang melihat fenomena ini pada akhir era 90-an di China, dimana serial/drama korea yang ditayangkan disana mendapatkan apresiasi yang luar biasa. Sung Sang-Yeon seorang dosen di Philological dan Cultural Studies, Departemen Musikologi di Universitas Wina, Austria melalui penelitianya mengungkapkan bahwa “Penonton China tertarik oleh “citra modern” yang diperlihatkan pada mode,gaya rambut,dan gaya hidup masyarakat Korea Selatan. Selanjutnya fenomena ini juga diikuti dengan perilaku para anak muda di China yang mengikuti fashion-fashion di serial/drama yang mereka tonton”.14 Setelah Korean wave mewabah di China perlahan tapi pasti fenomena ini menjangkiti hampir sebagian besar negara-negara di Asia seperti Jepang, Taiwan, Thailand, Singapura, Filiphina, dan lain sebagainya termasuk Indonesia. Melihat fenomena ini, para sineas drama di Korea mulai menyadari daya jual drama Korea sangat tinggi di negara-negara tetangganya sehingga mereka menjadikan produksi serial drama sebagai komoditas ekspor. Puncaknya terjadi saat serial Winter Sonata diputar di Jepang, Cina, Taiwan dan Asia Tenggara. Sejak saat itu istilah "Hallyu" atau "demam Korea" mulai dikenal di negara-negara Asia. Pemerintah Korea Selatan pun menjadikan Korean wave sebagai suatu hal yang harus dikelola dengan serius. Maka Pemerintah Korea Selatan pada era pemerintahan Kim Dae Jung telah menyediakan serangkaian rencana untuk mempromosikan ekspor konten budaya Korea, seperti yang dikutip pada penelitian Sung Sang-Yeon berikut ini: By the early 2000s, after the 1997 Asian financial crisis, the Korean government had begun targeting the export of Korean popular culture as a new economic initiative. President Kim Dae-jung (inaugurated in 1998), who informally called himself the 14

http://www.asiamedia.ucla.edu/article.asp?parentid=86640

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

110


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

President of Culture, established the Basic Law for the Cultural Industry Promotion in 1999 by allocating $148.5 million to this project.15 Kutipan di atas menggambarkan dengan jelas bahwa pemeritah Korea Selatan benar-benar serius dalam menanggapi serta mengelola fenomena Korean wave ini. Di Indonesia sendiri fenomena Korean wave sempat mengalami pasang surut. Namun, pada tahun 2005 saat serial drama Full House yang diperankan oleh Rain dan Song Hye Kyo menuai kesuksean setelah ditayangkan di salah satu stasiun televisi nasional, fenomena Korean wave kembali populer di Indonesia bahkan dampaknya lebih luas. Terlebih lagi pada tahun tersebut internet mulai populer di kalangan masyarakat Indonesia sehingga semakin mempermudah akses konten budaya Korea masuk ke negeri ini. Kehadiran internet sendiri memang berdampak pada perkembangan Korean wave di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini cukup banyak orang di Indonesia terutama remaja yang tertarik menonton drama Korea, mendengar musik K-pop (Korean pop), makan makanan khas korea, memakai pakaian khas korea, belajar berbahasa korea (hangul) bahkan brand-brand dari korea mulai merajalela. Situs jejaring sosial serta microblogging seperti facebook, twitter, youtube, tumblr dan lain sebagainya juga sangat membantu perkembangan Korean wave ini. Setelah era internet masuk, mulai banyak bermunculan komunitas-komunitas virtual yang mengakomodir kepentingan-kepentingan para pecinta Korea sesuai dengan kebutuhanya sehingga internet benar-benar memegang peranan penting dalam perkembangan Korean wave di Indonesia. 2.2 Komunitas Virtual Pengertian komunitas berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia adalah “kelompok organisme (orang dsb) yang hidup dan saling berinteraksi di daerah tertentu�.16 Istilah virtual sendiri dapat kita artikan sebagai sesuatu yang bersifat maya, tetapi memungkinkan untuk menampilkan kualitas seperti nyata.Virtual disini dapat berupa berbagai macam teknologi, seperti yang sangat banyak diminati pada saat ini yaitu internet.

15 16

Op.cit Tim kamus besar bahasa Indonesia,Kamus Besar Bahasa Indonesia,Balai Pustaka,Jakarta,2005,hlm.586

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

111


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Jadi komunitas virtual dapat didefinisikan sebagai sebuah forum di mana para anggotanya saling berkomunikasi dan berinteraksi serta bebas berhubungan dengan mengeluarkan pendapat, namun hal ini dalam konteks ruang maya (cyberspace).

Anggota

komunitas virtual biasanya merupakan orang-orang yang memiliki kesamaan dalam pekerjaan, minat, hobby dan faktor penyatu lainya dimana media integrasi dan komunikasinya sudah menggunakan internet. Dalam komunitas virtual tidak mengutamakan pertemuan langsung secara fisik. Berkaitan dengan penelitian ini komunitas virtual merupakan salah satu sarana yang efektif dalam penyebaran Korean wave. Jumlah komunitas virtual pecinta Korea di Indonesia tergolong sangat banyak dibandingkan dengan negara lain di dunia disesuaikan dengan kegemarannya masing-masing, contohnya saja akun Twitter dari fanbase @HottestID, yang merupakan komunitas virtual dari boyband Korea 2PM. Tidak hanya HottestID, masih ada banyak komunitas virtual lain di Indonesia yang mewadahi para penggemar dari boyband 2PM seperti @HottestJakarta, @2pmforhottestindo, @2PM_Medan, dsb. Komunitas virtual tersebut sebagian besar dibentuk oleh remaja, dan memiliki anggota yang juga kebanyakan remaja yang sangat loyal terhadap komunitas yang diikuti. 2.3 Teori Determinasi Teknologi Teori determinasi teknologi ini pertama kali dikemukakan oleh Marshall McLuhan pada tahun 1962 dalam tulisannya The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man. Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. Kata determinasi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti menetapkan atau menentukan sedangkan dalam bidang teknologi determinasi berarti sebuah ketetapan akan metode baru dalam ilmu pengetahuan yang berdasarkan atas inovasi atau dengan perkembangan zaman. Determinasi teknologi adalah penemuan atau perkembangan teknologi dalam berkomunikasi yang mampu mengubah kebudayaan manusia. McLuhan sendiri dalam teori ini membagi sejarah kehidupan manusia ke dalam empat periode yaitu a tribal age (era suku atau purba), literate age (era literal/huruf), a print age (era Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

112


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

cetak), dan electronic age (era elektronik). Mc Luhan juga menuturkan bahwa perubahan antara tiap-tiap periode Menurutnya tidak bersifat evolusif melainkan lebih disebabkan karena penemuan teknologi komunikasi. Berikut penggambaran lebih jelas mengenai empat periode berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Marshall Mc Luhan dalam buku Richard West dan Lynn H.Turner yang berjudul Pengantar Komunikasi Massa: Analisis dan Aplikasi : Zaman Sejarah

Teknologi yang Utama/Indera yang dominan

Era Tribal

Kontak tatap muka/Pendengaran

Masyarakat lisan atau tribal memiliki alat stabilitas melampaui segala yang mungkin bagi dunia yang visual atau beradab dan terfragmentasi.

Era Literasi

Abjad Fonetis /Penglihatan

Pria dan wanita Barat telah melakukan sedikit hal untuk mempelajari dampakdampak dari abjad fonetis dalam menciptakan banyak dari pola dasa budayanya.

Era Cetak

Percetakan/Penglihatan

Mungkin berkah paling berharga dari tipografi bagi manusia adalah sikap yang tidak terpengaruh dan ketidak terlibatan daya untuk bertindak tanpa bereaksi.

Era Elektronik Komputer/Penglihatan, Pendengaran/Sentuhan

17

Komentar McLuhan

Komputer merupakan yang paling luar biasa dari semua busana teknologi yang pernah diciptakan‌karena computer merupakan kepanjangan dari system saraf pusat kita. 17

Richard West & Lynn H.Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, Salemba Humanika, Jakarta, 2010, hlm.144

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

113


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Menurut McLuhan saat ini kita hidup dalam era electronic age. Dimana saat ini komunikasi berbasis teknologi menjadi primadona dan banyak digunakan oleh khalayak. Manusia kemudian menjadi hidup di dalam apa yang disebut sebagai “global village”. Media massa pada era ini mampu membawa manusia mampu untuk bersentuhan dengan manusia yang lainnya, kapan saja, di mana saja, seketika itu juga. McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. Paling tidak, ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan didalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa „Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri‟.

18

Inti dari teori McLuhan adalah determinisme teknologi. Maksudnya adalah penemuan atau perkembangan teknologi komunikasi itulah yang sebenarnya yang mengubah kebudayaan manusia. Jika Karl Marx berasumsi bahwa sejarah ditentukan oleh kekuatan produksi, maka menurut McLuhan eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan mode komunikasi. Jadi McLuhan sampai pada kesimpulannya bahwa media adalah pesan itu sendiri (the medium is the message).

18

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm.184

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

114


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB III PEMBAHASAN 1.1 Permasalahan Berdasarkan teori determinasi teknologi, McLuhan mengatakan bahwa saat ini kita hidup dalam era electronic age. Dimana saat ini komunikasi berbasis teknologi menjadi primadona dan banyak digunakan oleh khalayak. Selanjutnya perkembangnya teknologi saat ini memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan bermasyarakat, baik pengaruh yang positif maupun negatif. Pada satu sisi, perkembangan teknologi yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Salah satunya dengan kehadiran internet. Berkat kecanggihan teknologi komunikasi masa kini, jarak bukanlah menjadi suatu masalah yang sangat berarti. Namun di sisi lain dengan kehadiran teknologi Indonesia mau tidak mau harus berhadapan dengan kebudayaan asing yang masuk lewat globalisasi. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung mengikuti kebudayaan asing yang masuk. Dikaitkan dengan teori McLuhan, sangatlah jelas bahwa media membentuk bahkan mengubah perilaku seseorang. Kenyataan yang ada pada saat ini sangat menggambarkan bagaimana khalayak sudah „di jajahâ€&#x; oleh media elektronik. Contohnya saja fenomena Korean wave yang saat ini tengah berkembang pesat melalui dunia maya dan menerpa kalangan remaja di Indonesia. Fenomena Korean Wave di Indonesia saat ini memang sedang mewabah tidak hanya di Asia tapi juga dunia, dan Indonesia termasuk salah satu negara yang terkena demam hallyu wave ini. Terpaan media yang banyak memberitakan atau menyelipkan hal-hal tentang industri Korea juga menjadi salah satu alat yang membantu menjamurnya korean wave. Hal ini tentunya berdampak pada perilaku generasi muda Indonesia. Korea Selatan sendiri cenderung mudah untuk menyebarkan sesuatu dengan menggunakan fasilitas internet karena sekitar 80% rumah di Korea Selatan sudah memiliki internet dengan kecepatan tinggi. Berbanding terbalik dengan apa yang ada di Indonesia, namun hal tersebut tidak serta merta menjadikan remaja di Indonesia yang terkena hallyu wave ini jadi

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

115


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

diam dan tidak membantu menyebarkan pop culture tersebut. Sebaliknya, Indonesia menjadi salah satu negara dengan komunitas virtual untuk artis Korea terbanyak di dunia. Melihat fenomena yang terjadi perlahan tapi pasti berpengaruh terhadap budaya di Indonesia, para generasi muda yang menggemari Korea ini cenderung ikut aktif menyebarkan budaya Korea melalui komunitas virtual yang dibangunnya dan cenderung melupakan budaya sendiri. Generasi muda pun saat ini lebih menyukai kebudayaan Korea dibandingkan dengan budayanya sendiri, hal tersebut terbukti dengan selalu ramainya acara-acara yang berbau-bau budaya Korea. Di tahun 2011 sendiri ini saja sudah banyak acara-acara yang diadakan oleh komunitaskomunitas virtual tersebut. Dari acara berskala kecil sampai acara berskala besar, seperti yang baru-baru ini diadakan oleh Korean Tourism Organization (KTO) yang bekerjasama dengan Korean Cultural Center Indonesia (KCC) yang membuat acara Korea Indonesia Week 2011. Acara tersebut diselenggarakan untuk lebih memperkenalkan budaya Korea kepada masyarakat Indonesia dan sebagian besar yang hadir pada acara tersebut adalah kaum remaja yang sangat tertarik dengan budaya Korea. Para generasi muda lebih memilih secara suka rela membuat atau menghadiri acara bertemakan budaya Korea dibandingkan dengan melestarikan budaya Indonesia.

Fenomena ini tentunya berkaitan erat dengan istilah senosentrisme. Senosentrisme sendiri berbanding terbalik dengan etnosentrisme. “Etnosentrisme didefinisikan sebagai Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

116


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

kepercayaan pada superioritas inheren kelompok atau budayanya sendiri�, 19 sedangkan senosentrisme adalah sikap yang lebih menyenangi pandangan/produk asing. Saat ini dapat dikatakan sebagian remaja Indonesia tengah mengalami krisis kebudayaan yang cukup pelik. Komunitas-komunitas virtual pecinta Korea yang ada membuat para remaja tersebut semakin terbius mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan Korea dan melupakan budaya sendiri. Ditambah lagi pemerintah Korea yang benar-benar menyadari bahwa saat ini dunia tengah mengalami era yang disebut “era budaya� sehingga mereka menjadikan industri hiburan sebagai industri yang strategis. Imbasnya, strategi promosi yang gencar serta kemudahan dalam mengakses informasi itu membuat remaja Indonesia tergila-gila pada budaya Korea dan ingin menunjukkan loyalitas kecintaan mereka secara nyata. Saat ini banyak remaja-remaja dari anggota komunitas virtual pecinta Korea yang melakukan hal-hal yang dianggap irasional bagi sebagian orang diluar komunitas tersebut. Banyak dari mereka yang rela merogoh uang dengan nominal yang cukup besar hanya sekadar untuk membeli dvd atau merchandise yang berkaitan dengan idolanya melalui online shopping. Atau orang rela datang dari dini hari hanya untuk mendapatkan kursi konser yang terdepan demi melihat idolanya. Serta yang cukup fenomenal adalah project yang dibuat oleh komunita virtual @Indoelfproject pada saat konser salah satu boyband Korea Super Junior di Singapura Januari 2011. Project-nya berupa pembuatan 10 buah medali yang terbuat dari emas murni yang bernilai puluhan juta rupiah. Tentunya ini sungguh ironi di tengah banyaknya krisis kemanusiaan yang terjadi di Indonesia.

19

Alo Liliweri,Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya,PT.Pustaka Pelajar,Yogyakarta,2002,hlm 138

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

117


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Fenomena ini menggambarkan dengan jelas bahwa saat ini nasionalisme di jiwa sebagian besar remaja Indonesia mulai memudar seiring dengan berkembangnya ICT. Evolusi teknologi yang terjadi tidka dapat diimbangi oleh kesiapan Indonesia dalam menghadapi globalisasi dimana arus informasi serta budaya asing dapat dengan mudah masuk ke Indonesia. Dalam hal ini kecenderungan remaja Indonesia yang merupakan anggota dari komunitas virtual pecinta Korea sepertinya lebih mengagung-agungkan/memuja budaya Korea berikut dengan gaya hidupnya dan menjadikannya sebagai kelompok acuan sehingga secara tak langsung mempengaruhi akal dan intelegensi, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku manusia Indonesia sehingga menjadi kendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri. Pemerintah tentunya harus sigap menanggapi fenomena ini jika tidak ingin budaya Indonesia hilang di masa yang akan datang.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

118


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

1.2 Kesimpulan Dan Saran globalisasi saat ini mengharuskan semua orang menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang global yang membentang luas dimana jarak bukan lagi menjadi suatu masalah. Perkembangan teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi informasi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Namun, dibalik kemudahan dari era globalisasi kita juga harus berhati-hati agar jati diri bangsa tidak serta merta luntur dibuatnya. Para generasi muda yang paling banyak terkena arus globalisasi ini seringkali menjadi lupa akan budaya sendiri, karena terpaan dari budaya luar yang bebas masuk ke Indonesia memang cukup hebat. Korea Selatan menjadi salah satu negara yang dengan mudah bisa diterima oleh para remaja di dunia tak terkecuali di Indonesia. Mulai dari tayangan drama Korea, musik, fashion, dan makanan Korea pun bisa diterima dengan baik disini. Lalu apa yang membuat budaya Korea Selatan bisa begitu terkenal di Indonesia? Tak lain tak bukan adalah berkat campur tangan dari remaja Indonesia itu sendiri. Yang dengan suka rela membuat komunitas-komunitas virtual pecinta Korea. Fenomena Korea Wave yang telah mengambil alih perhatian remaja Indonesia saat ini tentunya lama-kelaman bila tidak

ditanggapi secara serius bisa mengikis budaya bangsa.

Mereka lebih menyukai produk Korea dibandingkan Indonesia, yang notabene adalah tanah air mereka sendiri. Dan lebih sigap menyebarkan Korean Wave daripada melestarikan apa yang menjadi budaya Indonesia. Dampak yang terjadi memang cukup besar bagi perilaku remaja saat ini yang ke-Koreaan. Selain itu, perilaku remaja seiring dengan berkembangnya Korean Wave menyebabkan lunturnya rasa nasionalisme mereka terhadap Indonesia. Saran untuk mengatasi hal tersebut adalah bisa dengan memperbaiki kualitas tayangan hiburan di Indonesia, karena komunitas virtual pecinta Korea merupakan salah satu wujud dari rasa frustasi generasi muda Indonesia terhadap tayangan hiburan lokal yang saat ini cenderung minim kualitas dan lebih banyak meniru produk luar. Berbeda dengan tayangan hiburan Korea yang kreatif dan berkualitas. Pemerintah melaui lembaga-lembaga terkait hendaknya bekerja sama dengan para pelaku di industri kreatif dalam bidang hiburan untuk membuat tayangan-tayangan kreatif dan inovatif.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

119


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Bukan malah ikut terbawa arus fenomena Korean Wave yang justru malah akan membuat budaya Korea semakin menancap kuat dalam ingatan generasi muda Indonesia. Para generasi muda Indonesia juga sebaiknya tidak bersikap menyukai secara berlebihan terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia. Karena bagaimanapun juga budaya sendiri itu harus dilestarikan. DAFTAR PUSTAKA -

Liliweri,Alo,2002.Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya,PT.Pustaka Pelajar:Jakarta

-

Littlejohn, W.Stephen dan Foss, A.Karen. 2009. Teori Komunikasi (Theories of Human Communication).Salemba Humanika:Jakarta

-

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. PT RajaGrafindo Persada:Jakarta

-

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.2005.Kamus Besar bahasa Indonesia:Edisi Ketiga.Balai Pustaka:Jakarta

Sumber lain : -

http://www.asiamedia.ucla.edu/article.asp?parentid=86640

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

120


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

“ Wajah Baru „Genjringan Cirebon‟ di Masa Depan” Ayatulloh Michael Musyaffi1, Fadilla M. Mahdi2, Adam Habibie3 1

Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung, 40132 Telp : (022) 2509055 Fax : (022) 2509055 E-mail : ysfm28@yahoo.com 2

Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung, 40132 Telp : (022) 2509055 Fax : (022) 2509055 E-mail : aielletter@yahoo.com 3

Fakultas ilmu dan teknologi kebumian Institut Teknologi Bandung, bandung 40132 Telp : (022) 2508519 Fax : (022) 2508519 E-mail : habibie.adam@gmail.com

Abstrak Genjringan adalah bagian dari budaya lokal yang telah lama usang dan dilestarikan di Cirebon sebagai sebuah tradisi yang mengakar disepanjang sejarah perkembangan budaya. Alunan Musiknya yang bercirikan timur tengah serta gerakannya yang melengking membuat Budaya ini menjadi salah satu yang paling favorit dibandingkan kebudayaan yang lain. Meskipun genjringan pada proses selanjutnya nyaris tergeser oleh dentuman gerusan culture domestik, namun identitas budaya lokal itu sampai sekarang masih bertahan di tengah gejolak budaya asing yang masuk ke ruang ruang publik, dan perlahan tapi pasti identitas budaya lokal itu perlahan-lahan digerogoti sampai akhirnya punah jika tidak segera diantisipasi dengan cepat dan tepat. Dan sampai sekarang budaya lokal terus mengokohkan identitas dirinya sebagai kesatuan sistem budaya yang mencoba melawan kerasnya propaganda modernitas yang menuntut perubahan dinamika sosial. Suatu budaya bisa bertahan ketika ia mampu menghadapi kompetisi domestik serta jika budaya itu dapat menyesuaikan citra dirinya dengan budaya global Dan dapat merespon animo publik didalam mentransformasikan budaya lokal ke domestik. Sebenarnya dari segi kontennya tidak kalah dari perkembangan musik zaman sekarang. Bahkan jika dibandingkan secara mendalam, genjringan mempunyai nilai lebih. Seperti misalnya kualitas lirik yang lebih bermakna. Berdasarkan penelitian kami permasalahan utama tergusurnya genjringan Cirebon adalah pengemasan dan pemasaran dari genjringan itu sendiri yang makin kurang di hati masyarakat. Untuk itulah, kami melakukan inovasi yang membuat genjringan akan mampu mengubah wajah baru di dalam peta industri musik global 5 tahun mendatang. Kata Kunci: Budaya, Genjringan, musik, inovasi

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

121


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Berbagai macam bentuk produk budaya dimiliki oleh tiap daerahnya. Sebut saja rumah adat, tarian, lagu daerah, alat musik, bahasa, patung, pakaian, dan banyak lagi bentuk kebudayaan lainnya. Dunia internasional pun sudah mengakui beberapa kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari budaya Internasional. Tercatat hingga tahun 2009 setidaknya ada 6 kebudayaan nasional yang sudah diakui oleh UNESCO, yaitu: wayang kulit, keris, batik, lagu “rasa sayange”, reog ponorogo, dan tari pendet. Namun, enam kebudayaan tersebut belum dapat dikatakan mampu mewakili kebudayaan yang ada di Indonesia. Negara ini masih banyak memiliki kebudayaan lain yang masih perlu patut menjadi perhatian utama. Mempertimbangkan hal tersebut, perlu digali lagi kebudayaan lain di Indonesia yang memiliki ciri khasnya yang unik namun tetap berterima secara internasional, baik dengan pengemasan kembali ataupun cara lainnya. Dalam makalah ini akan diterangkan satu kebudayaan asli Cirebon yang bernama “genjringan.” Genjringan sendiri dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan sebutan rebana. Namun, tidak seperti rebana yang lain. Memainkan genjringan cirebon ini akan sangat berbeda dengan memainkan rebana pada umumnya. Genjringan Cirebon akan dimainkan secara berkelompok, menampilkan tarian-tarian yang khas, lirik yang berisi pujian-pujian, serta tabuhan genjring yang mengalun mengiringinya. Berbeda dengan tabuhan rebana atau genjring lainnya, genjringan di Cirebon ini memiliki ciri khas dalam irama tepukan genjring, lirik yang beragam, serta tambahan atraksi lain yang mengiringinya. Keberagaman jenis genjringan ini ditentukan berdasarkan daerahnya. Tiap daerah selalu menampilkan keunikan tersendiri dalam tampilan pertunjukkan genjringannya. Meski kebanyakan berisi pujian, mereka tidak memiliki permainan genjring yang kaku. Sehingga, hasil irama genjringan terdengar nyaman di telinga.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

122


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Namun sangat disayangkan, keberagaman musik pada kebudayaan genjring ini akan terancam punah. Pemerintah kota Cirebon tidak begitu perhatian terhadap keberadaan kebudayaan ini. Hal ini terbukti dengan jarangnya penampilan kebudayaan genjring ini di tiap acara yang ada di Cirebon, baik yang hanya bersifat daerah maupun perhelatan internasional. Mempertimbangkan hal tersebut, penulis mencoba memberikan solusi dalam pengembangan kebudayaan genjringan ini. Dengan ini diharapkan genjringan akan kembali hadir sebagai kebudayaan yang patut dibanggakan oleh masyarakat Cirebon, Indonesia, bahkan hingga internasional.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka makalah

ini akan mencoba membahas dan menjawab dari dua pertanyaan berikut: 1. Mengapa genjringan kurang begitu diminati? 2. Bagaimana potensi genjringan ke depannya?

1.3

Batasan Masalah Permasalahan dalam makalah ini akan dibatasi pada kebudayaan genjringan yang masih

bertahan di Cirebon.

1.4

Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis : 1. Mengapa Genjringan kurang begitu diminati 2. Potensi genjringan di Cirebon pada khususnya, serta menjadi model bagi pengembangan dan pemeliharaan kebudayaan Indonesia lainnya agar tetap bertahan dan berkembang tanpa terpengaruh kemajuan zaman.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

123


COMMYOUTHNALISM

1.5

COMMUNICATION DAYS 2011

Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian diharapkan berguna : 1. Bagi Pemerintah kota Cirebon sebagai sarana masukan pengembangan salah satu dari kebudayaannya. 2. Bagi masyarakat umum sebagai sarana informasi dan penyadaran pentingnya pewarisan kebudayaan yang ada di Indonesia. 3. Bagi penulis sebagai bagian dari pengabdian diri kepada masyarakat Cirebon dikarenakan adanya hubungan kekerabatan dengan masyarat disana.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

124


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB I I PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Genjringan Awal mulanya genjringan merupakan salah satu alat untuk mengembangkan syiar Islam. Zaman dahulu pada hari-hari besar Islam di keraton, di pondok pesantren atau di langgarlanggar, genjringan ini dipertunjukan. Lambat laun genjringan ini digemari masyarakat dan akhirnya terus berkembang. Pada mulanya genjringan berfungsi sebagai alat upacara-upacara keagamaan, seperti mengarak anak yang akan dikhitan atau dalam rangka perkawinan. Namun sesuai dengan perkembangan zaman fungsi genjring adalah seni yang harus memuaskan penonton yang melihatnya. 2.2 Potensi Kesenian Daerah Cirebon Berdasarkan survei Dinas Kebudayaan Kabupaten Cirebon pada tahun 2005 menyatakan bahwa ada 2 seni genjringan yang mengalami kemajuan serta hanya 1 seni genjringan yang hampir punah. Seperti genjringan pengiringan yang sampai sekatang hampir punah. Namun ada perubahan positif terlihat pada kesenian genjring akrobat dan burok yang mengalami perkembangan signifikan. Artinya ada peluang dan tantangan untuk mengembangkan genjringan menjadi kesenian yang diterima di masyarakat. Tabel 2.1 Kesenian Daerah Cirebon Punah No

Kelompok dan jenis Sebelu kesenian m 2005

Hampir punah

Berkembang

2005

Sebelu

2005

Sebelu

2005

s.d.

m 2005

s.d.

m 2005

s.d.

sekarang 1

sekarang

sekarang

Seni Karawitan Karawitan Cirebon

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

X

X 125


COMMUNICATION DAYS 2011

COMMYOUTHNALISM

Gong Renteng Dan

X

X

Genjring Pengiring

X

X

Trebang

X

X

Brai

X

X

Gembyung

X

X

X

X

Jaran Lumping

2

Seni Teater Sandiwara Tunil

3

X

X

Seni Pedalangan Wayang Kulit Purwa Wayang

X

Golek

X

X

X

Cepak/Papak Wayang Golek Purwa X Wayang

X

wong

X

X

Cirebon Wayang Catur

X

Wayang Kulit Babad 4

X

X

Seni musik Tarling Klasik

5

X

X

X

Seni Tari Tari Topeng

X

Tari Baksa

X

Tari Klasik

X

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

X

X X

126


COMMYOUTHNALISM

6

COMMUNICATION DAYS 2011

Tayuban Cirebon

X

X

Angklung Bungko

X

X

Rudat

X

X

Seni Sastra Seni

Macapat

X

X

X

X

Cirebonan Pantun 7

Seni Rupa Lukis Kaca

X

X

X

X

Ukir Kedok Cirebon

X

X

Ukiran Batu Pahat

X

X

Tekes atau Sobrah

X

X

Batik Trusmi

X

X

X

X

Sungging

Wayang

Kulit

Wayang Golek Cepak

X

Kaligrafi 8

Seni

X

Pertunjukan

Rakyat Genjring Akrobat

X

X

X

X

Ronggeng Umbul

X

X

Reog Cirebonan

X

X

Sintren

dan

lais

Cirebon

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

127


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Genjring Burok

X

Seni Berokan atau

X

X

X

Ronggeng Bugis

X

X

Sampyong/ Ujungan

X

X

Jaran Lumping

X

X

Barongan

Jumlah

Sebelum 2005

3

-

27

-

10

-

2005 s.d. Sekarang

-

2

-

11

-

27

(perbandingan keadaan sebelum dan sesudah tahun 2005) Sumber : November 2009

2.2.1 Beberapa Macam Genjringan Cirebon 1. Genjringan Pengiringan Genjringan Pengiringan dalam pergelarannya ada keterkaitan erat dengan penyelenggaraan upacara adat tradisional. Sebab yang dimaksud dengan genjringan pengiring adalah musik genjring untuk mengiring atau menyertai iring-iringan adat. Genjringan ini dilengkapi dengan alat-alat lainnya seperti gitar, suling, dan lain-lain. Syair lagunya didominasi oleh lagu-lagu tarling dan dangdut. Umumnya kesenian genjring pengiringan bernafaskan Islam, karena merupakan pengembangan dari rebana. Kesenian ini pun disebut pula genjringan santri. Pergelaran Genjringan pengiringan Didominasi antara musik dan lagu. Hampir setiap wilayah di kabupaten Cirebon Memiliki genjringan penggiringan, malah ada yang lebih dari satu group. Pengembangannya masa kini sesuai dengan kemajuan zaman. Pergelaran genjringan pengiringan tidak membutuhkan skenario. Lagu yang sering dimunculkan adalah lagu daerah, dangdut/tarling Yang sedang populer pada saat itu. Seluruh lapisan masyarakat tampaknya masih menerima terhadap kesenian genjringan pengiring. Terlebih kesenian ini tidak ada dampak negatif bagi masyarakat. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

128


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Pada bulan ramadhan, group genjringan pengiring dengan secara sukarela membangunkan masyarakat untuk makan sahur di masing-masing blok atau desanya. 2. Genjringan Akrobat I. Sejarah singkat genjringan akrobat Genjringan akrobat diperkirakan masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Islam di pulau jawa. Pada mulanya, genjringan di Pulau Jawa, khususnya di Cirebon ini adalah alat untuk mengembangkan Agama Islam, hal ini terbukti dalam syair atau nyanyian yang diambil dari kitab “Barzanji” atau kitab “Khadaro” yang merupakan pujian-pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam bahasa Cirebon dikenal dengan “Shalawatan” Genjringan yang tadinya hanya merupakan musik, lalu ditambah tair-tarian sambil duduk dengan mengikuti irama. Setelah itu mulai berkembang genjringan debus, yang disinyalir menjadi tari rundat dan kuntulan, dicampur dengan gaya pencak silat beladiri, pencak silat kramat. Juga mengadakan permainan sulap yang mengandung unsur magis yang saat itu masih dimainkan oleh pemuda.

II. Alat dan Perlengkapan A. Alat ertunjukan Akrobat B. Tangga berbagai ukuran panjang/tinggi 1. Tangga hanya satu tiang bambu 2. Restok sebanyak 7 buah 3. Baling-baling dari kayu 2 buah 4. Bangkongan 2 buah (tinggi dan pendek) 5. Blagbag 3 macam dan 3 ukuran 6. Tambang besar sepanjang 30 meter 7. Sepeda roda satu dan roda dua 8. Tongkat bambu 9. Meja besar 10. Steger 11. Senteran dan lain-lain

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

129


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Gambar 2.1 Genjring C. Waditra dan tabuhan alat musik 1. Genjringan 4 buah 2. Dogdog 1 atau 2 buah 3. Pada tahun 1977-an mulai diberi 1 stel tutukan dan 1 stel gong 4. Pada thaun 1982-an lagu dangdut sangat digemari oleh masyarakat pedesaan, maka mulailah diberi guitar melodi – guitar pengiringan, dan suling.

D. Busana Biasanya busana genjringan akrobat itu ada 4 macam yaitu 1. Busana untuk tarian a. Baju lengan pendek yang berkerah bulat b. Gaun c. Celana tanggung sebatas lutut d. Ikat pinggang e. Ikat kepala 2. Busana untuk atraksi a. Kaos lengan pendek b. Gaun c. Celana training tanggung dibawah lutut d. Kain ikat kepala Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

130


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

3. Busana biduan Disesuaikan 4. Busana untuk wiyaga Disesuaikan

III.

Jalannya pertunjukan

1. Pembukaan : genjringan ditabok diiringi dengan dogdog sebagai pengiring atau irama yang keras 2. Irama turun dengan nada yang cukup sedap, dengan iringan lagu adem ayem atau lagu kuda-kuda, saat itulah pemain putri naik ke pentas 3. Tari rudatan/rudat dan diteruskan dengan kuntulan 4. Dilanjutkan dengan pertunjukan akrobat, diselingi dengan fragmen drama humor oleh 2 atau 3 orang pelawak baik lelaki maupun perempuan 5. Sebagai selingan juga diadakan nyanyian lagu daerah Cirebon 6. Kembali meneruskan atraksi dan lain lain sampai selesai 7. Penutup dinyanyikan lagi sipaku gelang.

IV.

Susunan Atraksi

A. Genjringan Akrobat 1. Daclingan – koprol – kayangan 2. Untang sejenis koprol (dari atas steger) 3. Main bermacam-macam tangga, bahkan ada yang tingginya 12 meter 4. Main blagbag (papan tulis) dan kitiran 5. Main sepeda roda satu dan dua tanpa stang 6. Senteran – tatagan 7. Bangkongan – kayangan 8. Main tembang 9. Dan masih banyak lagi

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

131


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

B. Barungan a. Antara kedua aliran kuda dan bintang enggan disatukan, masing-masing saling mempertahankan pengguronnya. Hingga tak aneh lagi bila kebetulan dari kedua aliran ini main di satu tempat atau satu hajat, satu kampung atau satu desa yang bernama barungan, maka dari seluruh alirannya ikut memperkuat pengguronnya masing-masing. b. Perseturuan atau persaingan antara kedua aliran itu oleh pemerintah didamaikan dengan cara pembinaan, musyawarah dan pendekatan yang ulet kepada masing-masing aliran ini agar bersatu, namun hal ini tentu memakan waktu cukup lama.

V. Fragmen Drama Humor Timbulnya fragmen drama humor oleh genjringan putra. Genjringan putri sampai sekarang disetiap pergelaran dengan penampilan pelawak-pelawak yang sudah menjadi kegemaran masyarakat pengagumnya, maka perawanan pelawak adalah sebagai berikut : a. Menghibur penonton agar bisa tertawa setelah melihat pertunjukan atraksi yang sangat tegang b. Pemain bisa istirahat sewaktu atraksi humor dilaksanakan.

3. Genjringan Burok

Dilihat dari namanya dapat diketahui bahwa kesenian tradisional burok merupakan seni perpaduan antara kesenian tradisional „genjring‟ dan kesenian asing yang berasal dari luar yaitu „burok‟ Burok berasal dari bahasa Arab “Buroq” yang berarti cahaya yang diimajinasikan dalam bentuk binatang sebagai kendaraan alat untuk terbang naik ke langit sidratul muntaha, ketika Nabi Muhammad SAW melaksanakan Mi‟raj pada peristiwa Isra dan Mi‟raj.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

132


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Orang berimajinasi bahwa hewan buroq itu divisualisasikan kedalam bentuk gambar seekor kuda sembrani yang bersayap seperti burung garida dan berkepala seorang wanita yang berwajah cantik yang biasanya dituangkan pada lukisan kaca sebagai hiasan dinding Kesenian tradisional genjring burok berbeda jauh dengan kesenian genjring sulap putri, walaupun kedua bentuk kesenian ini sama-sama menggunakan waditra yang sama yaitu genjring sebagai instrumen utamanya dalam setiap kali pertunjukan. Perbedaan kedua bentuk kesenian tradisional ini terletak pada konvensi dan media pertunjukan. Pada kesenian tradisional genjringan sulat putri konvensi pertunjukannya cenderung bersifat statis disatu tempat dan terkadang menggunakan sarana panggung sebagai tempat perunjukan, sedangkan mediannya adalah pertunjukan berupa sulap atau akrobat dimana seorang wanita kecil naik ke atas tangga dengan ketinggian 6-7m, kemudian menjatuhkan diri dan menjaga keselamatannya hanya ditadah dengan jaring yang sekelilingnya dipegang oleh para pemain pembantu, selain itu masih banyak lagi atraksi akrobat yang kelihatannya mengundang bahaya. Kesenian tradisional burok konvensi pertunjukannya non statis yaitu berupa arakarakan atau pegawai disepanjang jalan menempuh suatu rute yang telah ditentukan dengan medianya berupa boneka sebagai medium ungkap, seperti pada pesta karnaval yang mengundang simpati penonton terutama para anak-anak untuk turut serta didalam barisan arak-arakan sehingga menimbulkan suasana meriah, semarak dan disinilah letak seninya kesenian tradisional genjring burok. Sebagai pendukung didalam pesta arak-arak kesenian tradisional genjringan burok ditampilkan boneka – boneka dengan kerangka anyaman bambu atau rotan yang diberi kain penutup yang ganjil kelihatannya. Boneka tersebut digambarkan berupa sepasang burung raksasa atau kuda bersayap dengan kepala berupa kepala seorang wanita berwajah cantik lengkap dengan gincu merah yang menghias bibir dan pipinya, alis mata terukir begitu indahnya, pipi berbedak rapi dan juga tidak ketinggalan perhiasan sepsang anting menghiasi kedua telinagnya. Begitulah imajinasi penggambaran binatang burok didalam pertunjukan kesenian genjring burok. Sepasang ondel-ondel atau bedawang yang satu berwujud seorang wanita, lengkap dengan baju terusan, rambut terurai bebas dengan wajah yang sederhana namun menarik, Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

133


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

ondel-ondel yang satu lagi berwajah seorang pria yang begitu menyeramkan dengan kain sarung yang diselempengkan diatas pundaknaya dan baju kampret model bodor. Seekor harimau atau macan tutul dengan mulutnya yang terbuka dan seekor binatang purba atau dinasaurus yang oleh masyarakat Cirebon disebut dengan nama “gojilan”. Selain model – model

tersebut

masih

banyak

lagi

bentuk-bentuk

imajinasi

lainnya

seperti

urangayu/Nyiblorong, model kera atau monyet, dan lain-lain.

Gambar 2.2 Genjringan Burok

I. Latar belakang Melihat latarbelakang sejarahnya, kesenian tradisional burok dapat dibilang masih muda usiannya bila dibandingkan dengan kesenian tradisional lainnya yang telah tumbuh dan berkembang di Cirebon seperti reog, berokan atau barongan, wayangkulit, dan lain-lain. Kurang lebih pada tahun 1920, barulah lahir kesenian genjring burok yang pertama itu pun hanya terdapat disatu desa yaitu Desa Kalimaro Kec. Babakan. Adapaun pencipta pertamanya bernama Ta‟al, salah seorang penduduk Desa Kalimaro. Ketika masih muda, ia bersama rekan-rekan segenenerasinya Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

134


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

mencoba merintis dan mengembangkan kesenian tradisional burok seperti yang kita kenal sekarang ini. Menurut Asmani di Kec. Babakan terdapat kuran glebih 20 rombongan kesenian tradisional burok, di Kec Ciledug 7 Rombongan, dan di Kec. Losari 3 rombongan yang kesemuanya ini terdapat di wilayah Cirebon bagian timur. Diantara sekian banyaknya rombongan kesenian burok ada satu yang boleh dikatakan sebagai favorit bagi masyarakat Kec. Babakan yaitu rombongan yang dipimpin Mustofa. Rombongan ini selain bermain di kecamatannya sendiri juga sering dipanggil di kecamatan lainnya. Pernah pula memeriahkan pesta besar di taman mini Indonesia Indah, pesta hajatan di Banten, Bandung, dan Jakarta. Kesenian tradisional genjring burok merupakan khas Cirebon baik ditinjau dari segi musik maupun juga dari segi seni rupanya yang jelas terwakili oleh pulasan warna warni yang khas Cirebon yaitu akurat, ini dapat kita lihat pada pulasan sayap burok, goresan pada wajah wanita serta atribut-atribut lainnya. II. Jalannya pertunjukan A. Persiapan 1. Pada tahap persiapan, pimpinan atau sesepuh genjringan burok membakar kemenyan sambil membaca doa dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar mereka diberi keselamatan dan keberkahan didunia dan akhirat. 2. Para wiyaga mempersiapkan alat-alat musik burok 3. Para penari burok mempersiapkan boneka burok dan semua boneka pelengkap lainnya. 4. Semua pemain/penari memasuki boneka atau mengenakan busana boneka masing-masing B. Pembukaan Pertunjuksn genjring burok dibuka dan diawali dengan gamelan atau tetalu dengan menyajikan lagu-lagu istrumen, sebagai persiapan untuk berangkat arak-arakan atau piawai sebagai pertunjukan pokok genjringan burok. C. Acara inti

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

135


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

1. Pada intinya pertunjukan genjring burok ini adalah melaksanakan arak-arakan atau piawai dengan menampilkan berbagai jenis boneka dalam ukuran besar, terutama boneka burok yang mengarak “pengantin sunatâ€&#x; disertai oleh bonekaboneka ondel-ondel atau bedawang, gojilan, dan lain-lain. Menempuh suatu rute jalan yang telah ditentukan dengan start dan finish dari dan ke rumah yang hajat (tuan hajat) 2. Setelah kembali ke tempat yang punya hajat, istirahat untuk beberpa saat, kemudian diteruskan dengan atraksi pergelaran tari-tarian burok yang diiringi lagu-lagu adem ayem, bendrong, dan lagu-lagu kombinasi. Dalam adegan atraksi ini biasanya ada beberapa anak (penonton) yang memiliki (menunggang) burok, yang setiap babaknya mereka harus membayar upah atau saweran alakadarnya. Tari dan lagu dalam adegan ini berlangsung beberapa babak menurut waktu dan kebutuhan. 3. Setelah dianggap cukup untuk mempergelarkan tair-tarian dan lagu-lagu maka pertunjukan ini dianggap selesai dna ditutup dengan lagu instrumentalia. Sebagai catatan semula, kesenian genjring burok membawakan lagu-lagu yang bernafaskan keagamaan terutama agama Islam yaitu dengan menampilkan lagu-lagu dalam kitab Barzanzi, tetapi sekarang disesuaikan dengan situasi dan kondisi zaman. III.

Perlengkapan Genjring Burok A. Waditra Waditra atau instrumen musik utama lagu yang digunakan dalam pertunjukan fenjring burok adalah : 1. 4 buah genjringan yang terdiri dari dari 4 susunan nada yang dikenal dengan sebutan bibit, nojo, penerus nojo, dan ngarangi 2. Selain keempat genjring diatas, sebagai instrumen pokok juga ditambah dengan bedug atau dogdog yang dilengkapi pula dengan sebuah gong, guitar listrik, biola, suling, dan klenangan. B. Peralatan

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

136


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Peralatan pokok yang menjadi ciri khas kesenian tradisional genjring burok adalah boneka burok, sepasang boneka ondel-ondel atau bedawang, dan boneka pelengkap lainny seperti urangayu, macan tutul, dan lain-lain. C. Pelaku/pemain Pertunjukan genjring burok biasanya didukung oleh beberapa orang pelaku atau pemain yang masing-masing berperan sebagai berikut : 1. Kira-kira 10 orang sebagai nayaga penabuh alat musik 2. 2 atau 3 orang sebagai pesinden atau juru kaswih 3. Sekitar 10 – 15 orang sebagai penari boneka burok atau ondel IV.

Waktu dan Tempat Pertunjukan A. Waktu pertunjukan Waktu pertunjukan kesenian genjring burok biasanya dilaksanakan pada siang hari dan berlangsung sekitar 3 – 5 jam. B. Tempat pertunjukan Tempat pertunjukan kesenian genjring burok biasanya dijalan-jalan yang telah ditentukan rute-nya oleh panitia (yang punya hajat) dan berbentuk arakarakan atau pawai yang dilengkapi dengan alat-alat instrumen genjring dan boneka terutama burok. Kesenian genjring burok pada umummnya dipertunjukan kepada khitanan anak-anak dan telah menjadi kebiasaan anak-anak yang telah/ akan dikhitan tersebut biasanya menaiki burok, yang menurut falsafah tradisi keyakinannya bertujuan mengambil hikmah barokah dari peristiwa Isra Mirâ€&#x;aj, karena Nabi besar Muhammad SAW ketika Mirâ€&#x;aj menaiki burik sebagai kendaraanya. Terkadang pertunjukan genjring burok juga mengarak pengantin perempuan yang tujuannya untuk cerek atau nadar. Bisa juga untuk pesta kaulan anakanak yang baru sembuh dari sakitnya, pesta giling padi, sedekah bumi, pesta giling tebu, dan juga memeriahkan hari bersejarah nasional serta hari raya umat Islam.

V.

Perkembangan masa kini Kesenian tradisional genjring burok semula pada umumnya membawakan lagu0lagu yang diambil dari kitab Al Barzanji, Al Burdah, dan Saropul Anam

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

137


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

seperti halnya lagu Husbina, Barzanji, Shalawat Nabi, Imlat, Unzur Ila, dan sebagainya, namun kini telah beralih menjadi lagu-lagu dangdut, jaipong, tarling dan lagu-lagu pop daerah seperti kiser, adem ayem, botol kecap, dan lain-lain demi memenuhi selera masyarakat. Hal ini semuanya wajar bagi masyarakat Cirebon karena merupakan akibat akulturasi yang mnimbulkan resesi atau krisis nilai seni tradisional yang tidak saja melanda kota besar, melainkan juga melanda dan merusak hingga kota-desa. Tidaklah mengherankan jika lagu-lagu pada kesenian tradisional genjringan burok ini tidak lagi diambil dari kitab Al Barzanji dan lain-lain.

2.3 Angklung VS Genjringan Siapa yang tak kenal dengan alat musik yang satu ini, Angklung. Alat musik tradisional itu, saat ini tidak hanya marak dikalangan dewasa saja. Anak muda yang didominasi para pelajar pun tidak kalah ketinggalan untuk melestarikan kesenian ini. Tidak heran, jika dibeberapa sekolah khususnya setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) rata-rata memiliki grup musik angklung. Bahkan banyak diantara mereka yang menjadikan kesenian ini sebagai ekstrakurikuler. Sebut saja misalnya SMA 5, SMA 3 Bandung, SMA 2, SMK 10, dan beberapa sekolah lainnnya. Sebelum digandrungi kalangan remaja, jika menilik sejarahnya, perkembangan angklung berbeda satu dengan lainnya. Tergantung sejarah didaerahnya masing-masing. Sebuah literatur menyebutkan, angkulung berasal dari daerah Bogor, Banten, Cirebon dan beberapa daerah lainnya. Di Bogor, lahirnya angklung diawali dari ritual tradisonal untuk mendatangkan keberkahan karena musim kemarau yang berkepanjangan. Seorang pemuda tercatat bernama Mukhtar, melakukan meditasi untuk membuat Angklung. Al hasil ritual menolak bala berhasil setelah dimainkan dengan musik angklung. Di Banten tepatnya di Baduy Jero, musik Angklung dimainkan dalam berbegai upacara adat yang digelar kala itu. misalnya dalam rangka menghormati sang dewi kesuburan dan pertanian. Selain itu, angklung ini pun dimainkan untuk acara hiburan. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

138


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Perkembangan selanjutnya, sekitar tahun 1938, Angklung mulai dimunculkan kembali dengan disponsori oleh Daeng Soetigna. Musik angklung yang awalnya menggunakan tangga dana Pentatonik, berkembang menjadi menggunakan tangga nada diatonis. Tangga nada ini, sudah menggunakan tangga nada yang memiliki oktaf 7 nada.

Awal berkembangnya musik angklung ketika tahun 1950 digelar Konfrensi Asia Afrika di Bandung. Saat itu musik angklung kali pertama dipertunjukan kepada dunia internasinal. Sejak saat itu, angklung terus berkembang dan dikenal oleh dunia internasional. Perkembangan selanjutnya, Angklung semakin banyak digandrungi oleh berbagai kalangan. Tidak hanya kalangan budayawan, tetapi juga kalangan muda yang ingin mengenal dan melestarikan budaya Sunda yang satu ini. Saat ini, salahsatu icon pelestarian angklung berada di saung Ujo. Tak terkecuali beberapa sekolah yang juga menjadikan angkulung sebagai kesenian bergengsi yang memiliki nilai tinggi. Beberapa sekolah menengah di Bandung pun menjadikan angklung sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler. Layaknya ekstrakurikuler yang digandrungi para siswa masa kini, ekskul angklung pun mendapatkan peminat yang tidak sedikit jumlahnya. Dalam satu minggu, siswa meluangkan satu hari mereka untuk berlatih angklung. ”Bermain angklung merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya. Saya bisa tampil beda dari teman lainnya yang monoton pada alat musik modern saja,”ujar Rista di SMA 5, Bandung. Menurutnya, hampir semua anak sesuasinya dapat dipastikan bisa memainkan alat musik modern. ”Semua anak seusia kami mungkin bisa memainkan piano, gitar, dan lainnya, tapi untuk angklung tidak semua bisa. Kami berani tempil beda,”ceritanya. Menurutnya, memainkan angklung memerlukan keterampilan khusus yang tentu saja tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. ”Kalau alat musik ini, tidak semua orang bisa memainkannya. Perlu keterampilan khusus dan ketekunan dalam mempelajarinya,”imbuh Rista. Ia mengaku sejak berada dibangku SMA

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

139


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

telah menekuni untuk mempelajari alat musik ini. Kebetulan ditempatnya sekolah terdapat kelompok yang menggandrungi musik tradisional itu. Hal senada pun dipertegas oleh Sitta Nurmasitta, 16, siswa SMA 5 Bandung. Ia mengaku terjun menggeluti musik angklung berangkat dari keinginannya memajukan budaya Sunda. Karena menurutnya, jangan sampai orang Sunda tidak mengenal dan mengetahui budayanya sendiri. ”Dengan mengenal dan mempelajari musik angklung, merupakan salahsatu usaha untuk melestarikan budaya Sunda,”ujar Sitta. Menurutnya, musik angklung tidak menjadikan dia kurang percaya diri dinatara aliran musik lainnya. ”Dengan memainkan alat musik ini, kita bisa menjadi trandstter diantara yang lainnya. Mereka melihat, memaninkan angklung adalah hal unik yang tidak semua orang bisa memainkannya,”ujarnya lebih lanjut. Senada dengan Sitta, Selly Nisa Kania, 15, siswa SMK N 10 mengaku tidak gengsi membawakan musik angklung. Malah menurutnya, dengan mengembangkan musik angklung, dapat menampilkan suasana dan warna musik yang berbeda. Lalu bagaimana dengan Genjringan? Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu stasiun televisi lokal „RCTV‟, potensi genjringan Cirebon sangat besar. Bahkan jika dilihat dari aspek ekonominya, adanya genjringan ini dapat dijadikan ladang bisnis yang menggiurkan. Setiap tahunnya RCTV mengadakan perlombaan genjringan yang tujuannya selain melestarikan budaya genjringan, juga untuk meningkatkan pendapatan. Dari 3 kali acara ini berlangsung tiap tahunnya, perlombaan genjringan tahun ini mampu menaikan rating sebesar 60% sehingga mampu mendorong investor untuk berinvestasi. Bahkan ketika acara berlangsung, pengiklan berbondong-bondong mendaftarkan iklannya walaupun harganya lebih besar dibandingkan biasanya. Disamping itu ternyata ada keuntungan lain yang didapatkan para kelompok genjringan itu sendiri. Selain mendapatkan kontrak non formal dari RCTV, mereka juga sering kali diminta untuk menghibur acara-acara tertentu. Senada dengan itu pemerintah kota Cirebon pun mendukung secara penuh program ini. Bahkan mereka berani berinvestasi lebih besar dari sektor budaya yang lain.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

140


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Dalam prakteknya kesenian genjringan ini memang belum mampu menyedot berbagai kalangan masyarakat khususnya dikalangan pendidik. Jika angklung saja sudah memasuki wilayah pendidikan, maka genjringan masih jauh. Namun bukan berarti tidak ada harapan, para aktivis genjringan perlahan namun pasti mulai menunjukan sepak terjangnya dengan terus menerus melakukan edukasi berkala yang bukan hanya diwariskan kepada keturunan tertentu tetapi juga para pelajar. Hal inilah yang menjadi kunci atas perkembangan genjringan di masa yang akan datang. 2.4 Upaya Pelestarian Genjringan Dalam melestarikan budaya Genjringan ini, setidaknya ada beberapa pihak yang mampu berperan serta secara langsung, antara lain 2.4 Upaya Pelestarian Genjringan Dalam melestarikan budaya Genjringan ini, setidaknya ada beberapa pihak yang mampu berperan serta secara langsung, antara lain 1. Pemerintah Seperti layaknya alat musik angklung yang didukung penuh pelestariannya oleh pemerintah daerah, Genjringan pun seharusnya mulai dilestarikan oleh pemerintah Cirebon. Berikut adalah beberapa hal yang mampu dilakukan pemerintah Cirebon untuk melestarikan Genjringan : -

Mengenalkan budaya Genjringan pada tamu-tamu yang berkunjung dengan cara menyajikan pementasan Genjringan sebagai hiburan

-

Membuat semacam cagar budaya untuk merekam sejarah perkembangan Genjringan dan sebagai pusat perkembangan budaya Genjringan

-

Membuat sentra kesenian Genjringan sebagai objek wisata budaya di Cirebon dan memfasilitasi masyarakat yang ingin mempelajari Genjringan

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

141


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

2. Masyarakat Masyarakat memiliki peran penting dalam pelestarian budaya Genjringan untuk menjadi kebudayaan yang bergengsi dan dikenal masyarakat luas. Hal utama yang harus dimiliki oleh masyarakat adalah pola pikir bahwa Genjringan tidaklah norak dan hanya untuk kalangan tertentu saja, tapi mampu bersaing dan eksis di era sekarang. Masyarakat diharapkan memiliki kebangaan tersendiri akan budaya lokal Cirebon ini. Beberapa hal yang mampu dilakukan untuk melestarikan Genjringan antara lain : - Mengenalkan Genjringan pada anak-anak dengan cara mengajarinya - Membuat ekstrakurikuler Genjringan bagi siswa - Mengubah pola pikir bahwa Genjringan hanya untuk kalangan tertentu saja

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

142


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Usaha pelestarian dan pengembangan kesenian lokal Cirebon yaitu Genjringan ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Mulai dari masyarakat, seniman Genjringan itu sendiri maupun dari pemerintah. Tak heran jika banyak budaya yang punah karena tidak adanya sinergisitas yang mampu meningkatkan kinerja dari budaya itu sendiri. Dari sinilah point penting yang dapat dijadikan patokan terhadapa majunya genjringan, yaitu bahu membahu melakukan gerakan yang mampu meningkatkan added value dari genjringan itu sendiri. 3.2 Saran Berikut ini beberapa poin yang penulis sarankan demi perkembangan dan kemajuan Genjringan sebagai kesenian lokal Cirebon 1. Bagi Pemerintah Pemerintah diharapkan memberikan dukungan penuh terhadap usaha pengembangan dan pelestarian Genjringan sebagai salah satu kesenian Cirebon. Beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha pelestarian Genjringan yaitu : 1.

Mengenalkan budaya Genjringan pada tamu-tamu yang berkunjung dengan cara menyajikan pementasan Genjringan sebagai hiburan. Hal ini merupakan gerbang pertama Genjringan dapat dikenal oleh kalangan luas, bahkan dapat menjadi peluang Genjringan dikenalkan kepada dunia mancanegara.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

143


COMMYOUTHNALISM

2.

COMMUNICATION DAYS 2011

Membuat semacam cagar budaya untuk merekam sejarah perkembangan Genjringan dan sebagai pusat perkembangan budaya Genjringan.

3.

Membuat sentra kesenian Genjringan sebagai objek wisata budaya di Cirebon

dan

memfasilitasi

masyarakat

yang

ingin

mempelajari

Genjringan. Sentra budaya ini juga dapat menambah pengetahuan turis tentang kesenian Cirebon.

2. Bagi Seniman Genjringan Diharapkan mampu meningkatkan performance serta mengembangkan kesenian genjringan agar terus menerus diterima oleh masyarakat

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

144


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA

Dinas kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga kabupaten Cirebon. 2009. Deskripsi kesenian daerah Cirebon. Cirebon: Kantor Persenibud kabupaten Cirebon. http://rifnet.multiply.com/journal/item/7/Angklung_Pun_Di_Gandrungi_Kaum_Muda http://dreamindonesia.wordpress.com/2009/09/14/inillah-6-budaya-indonesia-yang-diakuiunesco-setelah-diklaim-malaysia/

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

145


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

OUTLET CINTA BAHASA: UPAYA PEMERTAHANAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI IDENTITAS BANGSA DALAM MENGARUNGI ERA GLOBALISASI FIRSTYA EVI D.1, ANGGA SETIYAWAN2, LILIEK HANDOKO3 1

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang Telp:085640530079 E-mail: tya.firstya@gmail.com 2

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang Telp:085640821694 E-mail: setiyawanangga@yahoo.co.id 3

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang Telp:085725824242 E-mail: Suaraalam19@yahoo.com

Abstrak Nilai rata-rata ujian akhir nasional mata pelajaran bahasa Indonesia di kalangan pemuda yaitu pelajar kita terus memburuk di dua tahun terakhir ini. Hal tersebut menjadi tamparan keras bagi kita semua bahwa bahasa Indonesia mulai kehilangan jatidirinya sebagai identitas bangsa. Oleh karena itu, mengatasnamakan pemuda Indonesia, kami-penulis-berupaya menawarkan alternatif solusi dalam mengatasi berbagai permasalahan di atas dengan langkah yang tepat guna dan kreatif yaitu dengan menghadirkan Outlet Cinta Bahasa sebagai upaya pemertahanan bahasa Indonesia dalam mengarungi era globalisasi sekarang ini. Data dan sumber data yang digunakan dalam karya tulis ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui hasil bahwa: (1) Menurut hasil wawancara kepada siswa, rendahnya nilai UN mereka diakibatkan oleh pengajaran yang buruk, serta lingkungan yang tidak memberikan contoh yang baik dalam penggunaan bahasa Indonesia, (2) Outlet Cinta Bahasa adalah suatu usaha bisnis kreatif yang menjual produk berupa kata-kata yang terapkan dalam suatu media. Pengembangan Outlet Cinta Bahasa dibutuhkan strategi pengembangan yang meliputi; (a) pelabelan, (b) Visi, Misi, Jiwa, Posisi, dan Karakter, (c) penganalisisan lingkungan pemasaran, dan (d) perumusan alternatif strategi pengembangan.

Kata Kunci: Outlet Cinta Bahasa, Pemertahanan Bahasa Indonesia, Identitas Bangsa, Era Globalisasi

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

146


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi dan memiliki peran yang besar dalam komunikasi [1]. Keunikan manusia dalam perbedaannya dari makhluk lain ialah bahwa, di samping sebagai homo sapiens, manusia adalah juga animal symbolicum. Antara pikiran dengan bahasa terdapat jalinan kait-mengait yang erat [2]. Sabagai homo sapiens, manusia tidak dapat dilepaskan dari kegiatan sosial yang berhubungan dengan orang lain yang otomatis tidak dapat dapat lepas pula dari bahasa sebagai penghubung antar manusia tersebut. Di sinilah peran bahasa terlihat karena bahasa menjembatani hubungan antara manusia satu dengan manusia yang lain. Melalui proses komunikasi ini pula, sesuai dengan fitrah bahwa bahasa bersifat dinamis, perlahan tetapi pasti, bahasa mengalami perkembangan atau bahkan perubahan (dinamika bahasa). Apabila menilik kepada pembagian tujuh unsur kebudayaan universal, dapat diketahui bahwa bahasa menjadi salah satu unsur kebudayaan universal. Bahasa sebagai salah satu bagian dari kebudayaan memberikan ciri tertentu yang merupakan rekaman perilaku manusia serta mencerminkan karakter suatu kelompok yang membedakannya dari kelompok lain. Bukan sekadar menjadi sebuah alat komunikasi semata tetapi juga menjadi sebuah identitas yang tidak dapat terpisahkan dari manusia tersebut. Hal tersebut juga berlaku bagi bahasa Indonesia yang menjadi alat komunikasi bagi warga negara Indonesia sekaligus menjadi identitas bangsa Indonesia. Undang-Undang nomor 24 tahun 2009 menjelaskan bahwa bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan Negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 36. Bagi bangsa Indonesia sebagai bangsa berkembang yang kini sedang membangun dalam upaya menyejajarkan diri dengan bangsa-bangsa maju, bahasa Indonesia memegang peranan sangat penting [2]. Sejak dikumandangkan sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia pada 28 Oktober 1928 lalu, hingga kini penggunaan bahasa Indonesia makin meluas ke berbagai sendi kehidupan, terlebih lagi pada era globalisasi seperti saat ini. Globalisasi, sebagai tatanan kehidupan dunia yang baru telah mengubah pola pikir masyarakat. Seluruh sendi kehidupan masyarakat mengalami perubahan, terutama yang mengarah pada persiapan memasuki tatanan baru tersebut, tidak terkecuali pada penggunaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris yang semakin gencar memasuki berbagai sendi kehidupan, terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara otomatis memicu perkembangan kosakata maupun istilah dalam bahasa Indonesia. Sadar atau tidak, harus kita akui bahwa kebanggaan bangsa Indonesia sebagai penutur utama bahasa Indonesia mulai mengalami penurunan secara perlahan. Gejala munculnya penggincuan bahasa asing di pertemuan-pertemuan resmi, di media elektronik, dan di tempat-tempat umum mengindikasikan adanya krisis kebanggaan terhadap bahasa Indonesia Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

147


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

yang notabene menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia itu sendiri. Padahal untuk menjaga eksistensi, jatidiri bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa, bahasa Indonesia harus digunakan secara baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku yaitu salah satunya harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Berdasarkan hasil observasi penulis, didapatkan fakta bahwa saat ini kian marak terjadi kesalahan berbahasa yang tidak hanya dilakukan oleh para orang tua tetapi juga oleh para pemuda yang seharusnya berperan sebagai penegak pilar identitas bangsa. Beberapa contoh kesalahan berbahasa yang sering terjadi adalah penyerapan bahasa asing yang keliru dan penggunaan kosakata tidak baku. Padahal apabila kesalahan tersebut tetap saja dipertahankan maka sebagai penutur asli bahasa Indonesia dapat dikatakan telah melakukan pembiaran dan melakukan kejahatan berbahasa yang jangka panjang akan mengikis jati diri bahasa Indonesia. Menurut Tadjuddin [2], terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kadar kemampuan penguasaan bahasa Indonesia pada orang Indonesia, salah satunya adalah karena para penutur bahasa Indonesia banyak yang tidak tahu bahwa untuk dapat menguasai bahasa Indonesia (dan bahasa pada umumnya) penutur harus memegang prinsip “berbeda bentuk berbeda makna�. Ketidakpedulian mereka akan perbedaan ragam bahasa baku dan nonbaku sebenarnya merupakan implikasi dari keawaman tentang prinsip tersebut. Keawaman masyarakat Indonesia akan ragam bahasa baku dan nonbaku tersebut disebabkan karena semakin rendahnya kecintaan terhadap bahasa kebangsaan tersebut, oleh karenanya perlu dilakukan peningkatan kampanye yang kreatif, interaktif, dan komunikatif mengenai ragam bahasa Indonesia. Salah satu alternatif kampanye tersebut adalah melalui Outlet Cinta Bahasa. Outlet Cinta Bahasa bukan sekadar sebuah toko yang menjual produk berupa pakaian dan lain sebagainya tetapi Outlet Cinta Bahasa juga akan mengedepankan jasa yang membantu para penutur bahasa Indonesia untuk dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam karya tulis ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa di era globalisasi? 2. Bagaimana potensi dan strategi Outlet Cinta Bahasa sebagai alternatif kampanye penggunaan bahasa Indonesia sebagai upaya pemertahanan identitas bangsa di era globalisasi? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan karya tulis ini adalah: 1. Mendeskripsikan kondisi bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa di era globalisasi. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

148


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

2. Mendeskripsikan potensi dan strategi Outlet Cinta Bahasa sebagai alternatif kampanye penggunaan bahasa Indonesia sebagai upaya pemertahanan identitas bangsa di era globalisasi. 1.4 Manfaat Penulisan Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis karya tulis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perkembangan bidang kebahasaan terutama yang berkaitan dengan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa serta dapat memberikan alternatif data untuk kajian lebih lanjut. Secara praktis penulisan karya tulis ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai tawaran solusi untuk mengatasi permasalahan krisis bahasa dan alternatif bentuk kampanye untuk meningkatkan kecintaan generasi penerus akan bahasa Indonesia. II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Outlet Cinta Bahasa Outlet Cinta Bahasa adalah usaha yang bergerak dalam industri kreatif yang berfungsi sebagai media kampanye penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menumbuhkembangkan rasa kecintaan dan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia yang merupakan identitas bangsa melalui berbagai produk dan jasa yang ditawarkan berbasis profit dan social responsibility. Outlet Cinta Bahasa menawarkan beberapa produk di antaranya yaitu kaos cinta bahasa, alat tulis cinta bahasa, dan pernak-pernik cinta bahasa lainnya seperti pin, mug, gantungan kunci, dan lain sebagainya. Produk-produk tersebut didesain sedemikian rupa sehingga mampu bersaing dengan produk sejenis yang ada di pasaran. Outlet Cinta Bahasa sebagai sebuah usaha yang berbasis social responsibility tidak hanya menawarkan produk semata, akan tetapi juga turut mengkampanyekan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar melalui Klinik Cinta Bahasa yang tersedia di dalam laman Outlet Cinta Bahasa. Klinik Cinta Bahasa adalah konten yang terdapat dalam laman Outlet Cinta Bahasa yang memberikan pengetahuan tentang ihwal penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 2.2 Bahasa Indonesia sebagai Identitas Bangsa Undang-undang nomor 24 tahun 2009 menjelaskan bahwa bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan Negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kemudian dalam pasal 1 menjelaskan bahwa Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

149


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Indonesia Tahun 1945 bersumberdari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemudatanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa. 2.3 Globalisasi Menurut Abdul Rahman Embong [3] globalisasi dikaitkan dengan konsep pengurangan kedaulatan negara, keterobosan batas wilayah, kecanggihan teknologi, pengecilan dunia dan pengembangan transaksi perdagangan berdasarkan pemikiran perdagangan bebas. Globalisasi adalah kecenderungan umum terintegrasinya kehidupan masyarakat domestik/lokal ke dalam komunitas global di berbagai bidang [4]. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia [5] Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya [6].

III. METODE PENULISAN

3.1 Pendekatan Penulisan Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan kajian kepustakaan. Pemilihan pendekatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara cermat mengenai potensi dari objek kajian. Dalam hal ini penulis berusaha memberikan alternatif solusi mengatasi masalah krisis kecintaan berbahasa Indonesia. 3.2 Sumber Data Penulisan karya tulis ini mengambil sumber data dari kondisi di lapangan sesuai yang dipaparkan narasumber sekaligus berdasarkan sumber-sumber dari buku-buku dan teori yang relevan dengan topik penulisan, seperti artikel koran dan internet. Sumber kajian ini diharapkan dapat memperkuat pembahasan topik. 3.3 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Pengumpulan data dilakukan melalui teknik studi kasus yang didukung dengan wawancara kepada narasumber yang berkaitan dengan topik permasalahan sekaligus disertai dengan memilah-milah sumber-sumber pustaka yang mendukung penyelesaian permasalahan dalam makalah ini. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif menggunakan analisis SWOT. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

150


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

3.4 Prosedur Penyusunan Karya Tulis Penyusunan karya tulis ini melalui tahapan-tahapan yang sistematis. Adapun langkahlangkah yang dilakukan dalam menyusun makalah ini adalah sebagai berikut : a) menemukan dan merumuskan masalah, b) mencari dan menyeleksi sumber-sumber kepustakaan yang relevan, c) menganalisis data untuk menjawab permasalahan, d) merumuskan pembahasan masalah, e) menarik simpulan dan merekomendasikan saran, dan f) menyusun makalah. IV. PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Bahasa Indonesia sebagai Identitas Bangsa di Era Globalisasi Sejak diikrarkannya Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa nasional. Pengukuhan bahasa Indonesia yang tidak hanya sebagai sarana komunikasi tetapi juga merupakan identitas bangsa semakin kuat ketika bahasa Indonesia juga ditetapkan sebagai bahasa negara seperti yang tertuang di dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai sebuah alat komunikasi yang dinamis, sejak tahun 1928 hingga kini, bahasa Indonesia mengalami perubahan sejalan dengan perubahan yang terjadi pada masyarakat penuturnya. Bahasa Indonesia sendiri mengenal istilah “baik” dan “benar”. Dalam ilmu kebahasaan istilah bahasa “benar” berkaitan dengan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia dan patuh pada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Namun, dalam praktiknya penggunaan bahasa ini tidak selamanya mampu memenuhi tuntutan komunikatif yang menjadi fungsi utama bahasa itu sendiri. Bahasa “benar” hanya bisa digunakan sebatas keperluan formal saja, sedangkan intensitas penggunaan bahasa formal dalam kehidupan sehari-hari sangat jauh lebih minim dibandingkan dengan pengunaan bahasa pergaulan (informal). Atas dasar inilah maka muncul istilah bahasa “baik” sebagai pemenuhan tuntutan komunikatif dalam bahasa. Seiring dengan berkembangnya berbagai sendi kehidupan di era globalisasi, keterampilan masyarakat akan bahasa pun turut berkembang. Selain bahasa daerah dan bahasa Indonesia, sebagian masyarakat telah menguasai bahasa asing sebagai sarana interaksi dengan dunia global [7]. Demi menyongsong arus globalisasi, berbagai upaya dilakukan pemerintah utamanya Dinas Pendidikan dalam rangka mendongkrak kemampuan generasi penerus dalam berbahasa asing atau lebih khusus dalam berbahasa Inggris. Akan tetapi sungguh disayangkan ketika peningkatan keterampilan masyarakat Indonesia, khususnya pemuda Indonesia, dalam berbahasa asing justru berdampak negatif pada perkembangan dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seakan latah dengan globalisasi dan bahasa asing, masyarakat Indonesia kerap mencampuradukkan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Tidak hanya itu, imbas dari kebebasan berbahasa mengakibatkan Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

151


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

turunnya pemahaman dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta semakin pesatnya laju pertumbuhan media sosial dalam jaringan, menjadikan masyarakat Indonesia, terutama para pemuda Indonesia, dengan mudahnya memopulerkan berbagai bahasa gaul yang cenderung merupakan plesetan dari kosa kata bahasa Indonesia yang digunakan tanpa mengindahkan kaidah yang berlaku. Menurut Tadjuddin dalam buku Batas Bahasaku Batas Duniaku [2] terdapat beberapa faktor subjektif yang menyebabkan rendahnya kadar kemampuan penguasaan bahasa Indonesia pada orang Indonesia, yaitu; (1) bahasa adalah bagian dari kehidupan manusia sehari-hari yang tidak terpisahkan, implikasinya ialah bahwa orang umumnya tidak memandang bahasa sebagai sesuatu yang sebenarnya teramat berharga dan penting sehingga perlu dipelihara, (2) para penutur bahasa Indonesia beranggapan bahwa mereka telah pandai berbahasa Indonesia, (3) para penutur bahasa Indonesia lupa, tidak sadar, atau mungkin sekali tidak tahu bahwa berkomunikasi itu, yaitu menggunakan bahasa, ada macamnya, (4) penutur bahasa Indonesia tidak menyadari adanya ragam bahasa baku dan nonbaku, dan (5) penutur bahasa Indonesia banyak yang tidak tahu bahwa untuk dapat menguasai bahasa Indonesia (dan bahasa pada umumnya) penutur harus memegang prinsip “berbeda bentuk berbeda makna�. Fakta bahwa memang telah terjadi degradasi kecintaan akan bahasa Indonesia yang disebabkan oleh berbagai faktor subjektif tersebut dapat diamati dari penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Contoh kesalahan berbahasa yang terjadi yaitu penyerapan bahasa asing yang keliru. Sering kita melihat di tempat parkir bertuliskan “bebas parkir� secara umum tidak ada yang salah dengan kata tersebut. Akan tetapi, apabila ditilik secara mendalam kata tersebut adalah hal yang salah. Seharusnya parkir bebas bukan bebas parkir. Hal ini dilatarbelakangi oleh penyerapan bahasa asing yang kurang sesuai, yaitu free parking. Contoh lain adalah minimnya pengetahuan masyarakat akan ragam bahasa baku yang ditandai dengan penggunaan kata yang salah semacam apotik, praktek, atau sekedar. 4.2 Potensi dan Strategi Outlet Cinta Bahasa sebagai Alternatif Kampanye Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai Upaya Pemertahanan Identitas Bangsa di Era Globalisasi Untuk mengembangkan Outlet Cinta Bahasa dibutuhkan strategi pengembangan yang meliputi; (1) pelabelan, (2) Visi, Misi, Jiwa, Posisi, dan Karakter, (3) penganalisisan lingkungan pemasaran, dan (4) perumusan alternatif strategi pengembangan. 4.2.1 Pelabelan Menelaah berbagai potensi dan kondisi yang dimiliki sebagai solusi kampanye penggunaan bahasa Indonesia, penulis merekomendasikan strategi pengembangan Outlet Cinta Bahasa sebagai media yang berupaya mempertahankan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

152


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Sebagai sarana mengampanyekan penggunaan bahasa Indonesia, Outlet Cinta Bahasa diharapkan dapat menjadi solusi masalah kebahasaan (bahasa Indonesia) yang terjadi di era globalisasi saat ini. Pemilihan label Outlet Cinta Bahasa didasarkan pada tiga hal utama yaitu karakteristik label yang sederhana, mudah diingat, serta memiliki kesan kuat dan mendalam. 4.2.2 Visi, Misi, Jiwa, Posisi, dan Karakter Visi yang menjadi pijakan awal dalam perintisan Outlet Cinta Bahasa yaitu mengampanyekan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Adapun misinya yaitu, (1) mewujudkan Outlet Cinta Bahasa, (2) menumbuhkembangkan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa, (3) meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan (4) mengembangkan Outlet Cinta Bahasa sebagai peluang usaha berbasis profit dan social responsibility. Jiwa (soul of the brand) pengadaan Outlet Cinta Bahasa adalah adanya kesadaran akan menurunnya kebanggaan berbahasa Indonesia yang mengakibatkan maraknya kesalahan berbahasa di kalangan masyarakat. Posisi (brand positioning) Outlet Cinta Bahasa adalah tekad dan komitmen untuk meningkatkan kebanggaan berbahasa Indonesia sekaligus meminimalisasi maraknya kesalahan berbahasa di kalangan masyarakat. Adapun karakter (brand personality) Outlet Cinta Bahasa adalah kebanggaan terhadap bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. 4.2.3 Analisis Lingkungan Pemasaran 4.2.3.1 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan yang dibahas dalam penulisan karya tulis ini mencakup sumber daya manusia, sumber daya produksi, dan sumber daya pemasaran. Identifikasi analisis lingkungan internal yang menjadi faktor kekuatan yaitu, (1) Dukungan sumber daya manusia berupa pelaksana/pengelola yang mencukupi, (2) terwujudnya manajemen produksi yang kuat , (3) Peluang berupa jaringan kerjasama yang cukup luas, (4) Pioneer dalam pengembangan Outlet Cinta Bahasa. Berdasarkan analisis lingkungan internal yang menjadi faktor kelemahan adalah, (1) kurangnya kebanggaan masyarakat akan bahasa Indonesia, (2) kesulitan saat awal promosi Outlet kepada mitra bisnis dan masyarakat, (3) sistem baru yang membutuhkan pemasaran ekstra, (4) bayang-bayang kebangkrutan (kerugian) di bulan-bulan awal, (5) harga bahan baku produk-produk Outlet Cinta Bahasa dan sarana pendukung lain yang fluktuatif 4.2.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal yang dibahas dalam penulisan ini meliputi analisis lingkungan mikro dan analisis lingkungan makro. Lingkungan mikronya meliputi: masyarakat, pengelola, mitra usaha, dan pemerintah. Lingkungan makronya meliputi: demografi, ekonomi, alam, dan teknologi. Identifikasi analisis lingkungan eksternal yang Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

153


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

menjadi peluang pengembangan Outlet Cinta Bahasa adalah, (1) mitra sosialisasi dan pemasaran produk-produk Outlet Cinta Bahasa, (2) perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, (3) kebijakan pemerintah yang mendukung peningkatan nasionalisme dan jatidiri bangsa, (4) wilayah pemasaran yang cukup luas, dan (5) tren produk-produk Outlet Cinta Bahasa yang digandrungi remaja masa kini. Faktor-faktor yang menjadi ancaman antara lain, (1) persaingan dengan outlet-outlet atau distro-distro yang menjual produk sejenis, (2) kurangnya kepercayaan mitra usaha dan masyarakat berhubung masih merupakan bisnis baru, (3) keterbatasan ide kreatif dalam mendesain produk-produk yang akan dipasarkan, dan (4) modal awal dalam merintis dan mengembangkan Outlet Cinta Bahasa. 4.2.4 Alternatif Rumusan Strategi Pengembangan Outlet Cinta Bahasa Strategi pengembangan penting untuk dirumuskan dan dijalankan dalam rangka pengembangan Outlet Cinta Bahasa sebagai media media yang berupaya mempertahankan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa melalui kampanye penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal pengembangan Outlet Cinta Bahasa dapat diketahui faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi. Selanjutnya setelah keempat faktor tersebut diketahui, dapat dianalisis dan dirumuskan alternatif strategi pengembangan Outlet Cinta Bahasa. Berdasarkan identifikasi faktorfaktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, kemudian dilakukan perumusan strategi pengembangan dengan menggunakan analisis SWOT. Strategi yang pertama yaitu menggandeng berbagai instansi yang terkait seperti Balai Bahasa setempat dan juga mahasiswa dalam perintisan serta pengembangan Outlet Cinta Bahasa (strategi S-O), membuat laman Outlet Cinta Bahasa sebagai strategi promosi sekaligus sebagai media sosialisasi atau kampanye penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar melalui jalinan kerjasama dengan laman Balai Bahasa setempat maupun lamanlaman edukasi bahasa lainnya. (strategi W-O), pengoptimalan sistem pengelolaan dan pengorganisasian Outlet Cinta Bahasa. Dalam hal ini, harus jelas tentang pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing personel yang terlibat dalam perintisan dan pengembangan Outlet Cinta Bahasa (S-T), memaksimalkan promosi yang menarik kepada para mitra usaha dan masyarakat, serta jeli melihat setiap kesempatan, kebutuhan, dan tren produk yang sedang menjamur di kalangan masyarakat, terutama remaja (W-T). 4.2.4.1 Strategi Produk Berdasarkan hasil analisis SWOT, alternatif strategi yang termasuk strategi produk yaitu dengan membuat variasi jenis produk yang menarik dengan menyesuaikan permintaan pasar serta tampilan laman yang komunikatif dan semenarik mungkin. Batasan produk dan laman yang menarik di sini setidaknya memuat beberapa hal yang meliputi, (a) Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

154


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

esensi kampanye penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, (b) gambar-gambar produk yang menarik dengan mengedepankan identitas bangsa, (c) harga produk yang terjangkau, (d) pengadaan jasa dari laman yang informatif, dan (f) penjelasan yang lengkap dan komunikatif mengenai bahasa sebagai identitas bangsa. 4.2.4.2 Strategi Personel Berdasarkan hasil analisis SWOT, alternatif strategi yang termasuk strategi personel yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelola Outlet Cinta Bahasa. Rekomendasi yang dapat diterapkan antara lain, (1) perekrutan pengelola (administrator), (2) peningkatan kualitas sumber daya pengelola, alternatif metode yang dapat dilaksanakan adalah dengan menetapkan metode on the job training dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihannya. 4.2.4.3 Strategi Tempat Berdasarkan hasil analisis SWOT, alternatif strategi yang termasuk strategi tempat yaitu penyediaan ruang khusus bagi pengelola Outlet Cinta Bahasa. Untuk mempermudah pemasaran produk Outlet Cinta Bahasa, pengelola diharapkan mampu menjalin kerjasama dengan kantin-kantin sekolah maupun menjalin mitra bisnis dengan perusahaan lain. Disamping itu, tidak menutup kemungkinan bagi pengelola untuk menjalin kerjasam dengan Balai Bahasa setempat. 4.2.4.4 Strategi Bukti Fisik Berdasarkan hasil analisis SWOT, alternatif strategi yang termasuk strategi bukti fisik yaitu pembuatan desain produk-produk yang akan di pasarkan melalui Outlet Cinta Bahasa semenarik mungkin. Berikut merupakan beberapa contoh desain produk Outlet Cinta Bahasa:

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

155


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Gambar 1. Contoh desain kaos 1

Gambar 2. Contoh desain kaos 2

Gambar 3. Contoh desain kaos 3

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

156


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Gambar 4. Contoh desain kaos 4

Gambar 5. Contoh desain laman Outlet Cinta Bahasa

4.2.4.5 Strategi Promosi Strategi promosi yang harus dilakukan memiliki beberapa sasaran yaitu promosi kepada mitra usaha dan masyarakat. Strategi promosi yang dilakukan kepada mitra usaha bertujuan agar mereka tertarik untuk berpartisipasi dalam proses pengembangan Outlet Cinta Bahasa. Strategi yang dilakukan kepada masyarakat bertujuan agar mereka tertarik untuk menggunakan produk Outlet Cinta Bahasa. 4.2.5 Dampak Pengembangan Outlet Cinta Bahasa Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

157


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Pengembangan Outlet Cinta Bahasa memiliki beberapa dampak positif diantaranya: (1) meningkatnya kecintaan dan kebanggaan masyarakat terhadap bahasa Indonesia, (2) bertambahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, (3) terciptanya peluang usaha baru.

V. PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Demi menyongsong arus globalisasi, berbagai upaya dilakukan pemerintah utamanya Dinas Pendidikan dalam rangka mendongkrak kemampuan generasi penerus dalam berbahasa asing atau lebih khusus dalam berbahasa Inggris. Akan tetapi sungguh disayangkan ketika peningkatan keterampilan masyarakat Indonesia, khususnya pemuda Indonesia, dalam berbahasa asing justru berdampak negatif pada perkembangan dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seakan latah dengan globalisasi dan bahasa asing, masyarakat Indonesia kerap mencampuradukkan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. 2. Untuk mengembangkan Outlet Cinta Bahasa dibutuhkan strategi pengembangan yang meliputi; (1) pelabelan, (2) Visi, Misi, Jiwa, Posisi, dan Karakter, (3) penganalisisan lingkungan pemasaran, dan (4) perumusan alternatif strategi pengembangan. 5.2 Saran Dalam pengembangan Outlet Cinta Bahasa perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: (1) perlu meningkatkan fokus pada bidang perintisan Outlet Cinta Bahasa melalui strategi promosi, personel, produk, bukti fisik, dan tempat, (2) dalam pelaksanaannya pengelola perlu memperhatikan dampak negatif yang mungkin muncul dengan dikembangkannya Outlet Cinta Bahasa, yaitu maraknya pesaing bisnis dengan produk yang sejenis.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

158


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA [1] Yunita, 2008. Peningkatan Kemampuan Memberikan Kritik terhadap Informasi dari Media Massa dengan Menggunakan Teknik Investigasi Kelompok dalam Pembelajaran Berbicara Siswa Kelas X-7 SMA Negeri 1 Salatiga Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. [2] Tadjuddin, Moh. 2004. Batas Bahasaku Batas Duniaku. Bandung: Alumni. [3] Abdul Rahman Embong.2000. Malaysia Menangani Globalisasi. UKM Press. [4] Arfani, Riza Noer. 2004. Globalisasi, karakteristik dan Implikasinya. Ekonomi Politik Digital Journal Al-Man채r Edisi I. [5] Jamli, Edison dkk. 2005. Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Akasara [6] Darmiyati, Tri. 2008. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme. Dalam http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=7124, diakses pada tanggal 8 Oktober 2011 [7] Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Pustaka Gramedia.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

159


COMMUNICATION DAYS 2011

COMMYOUTHNALISM

LAMPIRAN 1 ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN OUTLET CINTA BAHASA S: Strength Faktor Internal

1. 2. 3. 4.

Dukungan sumber daya manusia berupa pelaksana/pengelola yang mencukupi. Terwujudnya manajemen produksi yang kuat Peluang berupa jaringan kerjasama yang cukup luas. Pioneer dalam pengembangan Outlet Cinta Bahasa..

Faktor Eksternal

W: Weakness 1.

2.

3. 4. 5.

O: Opportunity 1. 2.

3.

4. 5.

Mitra sosialisasi dan pemasaran produk-produk Outlet Cinta Bahasa.. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat. Kebijakan pemerintah yang mendukung peningkatan nasionalisme dan jatidiri bangsa. Wilayah pemasaran yang cukup luas. Tren produk-produk Outlet Cinta Bahasa yang digandrungi remaja masa kini.

T: Threats 1.

2.

3.

4.

Persaingan dengan Outletoutlet atau distro-distro yang menjual produk sejenis. Kurangnya kepercayaan mitra usaha dan masyarakat berhubung masih merupakan bisnis baru. Keterbatasan ide kreatif dalam mendesain produkproduk yang akan dipasarkan. Modal awal dalam merintis dan mengembangkan Outlet Cinta Bahasa.

Strategi S-O Menggandeng berbagai instansi yang terkait seperti Balai Bahasa setempat dan juga mahasiswa dalam perintisan serta pengembangan Outlet Cinta Bahasa.

Strategi S-T Pengoptimalan sistem pengelolaan dan pengorganisasian Outlet Cinta Bahasa. Dalam hal ini, harus jelas tentang pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing personel yang terlibat dalam perintisan dan pengembangan Outlet Cinta Bahasa.

Kurangnya kebanggaan masyarakat akan bahasa Indonesia. Kesulitan saat awal promosi Outlet kepada mitra bisnis dan masyarakat. Sistem baru yang membutuhkan pemasaran ekstra. Bayang-bayang kebangkrutan (kerugian) di bulan-bulan awal. Harga bahan baku produkproduk Outlet Cinta Bahasa dan sarana pendukung lain yang fluktuatif. Strategi W-O Membuat laman Outlet Cinta Bahasa sebagai strategi promosi sekaligus sebagai media sosialisasi atau kampanye penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar melalui jalinan kerjasama dengan laman Balai Bahasa setempat maupun laman-laman edukasi bahasa lainnya.

Strategi W-T Memaksimalkan promosi yang menarik kepada para mitra usaha dan masyarakat, serta jeli melihat setiap kesempatan, kebutuhan, dan tren produk yang sedang menjamur di kalangan masyarakat, terutama remaja.

Analisis SWOT Potensi dan Strategi Outlet Cinta Bahasa

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

160


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Jejaring Sosial sebagai Katalisator Gerakan Pemuda dalam Membentuk dan Mempertahankan Identitas Bangsa Anisa Ayuningtyas¹, Purnama Ayu Rizky² 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 55281 Telp :085645686780 E-mail : anisayuningtyas.br@gmail.com 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,55281 Telp : 081904082355 E-mail : purnamaayurizky@gmail.com

Abstrak Internet memungkinkan setiap orang mengakses semua hal karena bersifat global. Kemampuan internet dalam melampaui batas-batas budaya, suku, agama, bangsa, dan negara itulah yang kemudian menciptakan “a borderless world” (dunia tanpa sekat), salah satu ciri globalisasi. Imbasnya, pelbagai peristiwa di suatu belahan dunia membawa konsekuensi penting bagi belahan dunia lain. Akhirnya timbul kekhawatiran bahwa cara berpikir, berbicara, dan bertindak global tersebut akan mencerabut segala hal yang berbau lokal. Kecepatan dan keterbukaan informasi sebagai dampak positif globalisasi akan tampak sia-sia dengan lunturnya identitas bangsa, yaitu cara kita, bangsa Indonesia, memandang diri sendiri dan cara bangsa lain memandang kita. Padahal, identitas tidak terbentuk begitu saja melainkan terus dinegosiasikan sepanjang kehidupan. Dengan demikian, identitas bangsa sesungguhnya dapat dibentuk dan dirawat melalui interaksi antarmanusia di dunia maya. Sebagai reaksi terhadap aksi pengeboman Ritz Carlton dan JW Marriot 17 Juli 2009, para pemuda Indonesia membanjiri timeline twitter dengan informasi positif mengenai Indonesia, diakhiri hashtag #IndonesiaUnite. Hasilnya, #IndonesiaUnite menjadi trending topic selama tiga hari berturut-turut. Dunia akhirnya mendengar semangat para pemuda Indonesia. Alih-alih turun ke jalan menuntut perubahan, mereka justru menciptakan perubahan. Namun, perlawanan melalui jejaring sosial, memiliki kelemahan sebab hanya ada di permukaan dan tidak menyentuh akar persoalan. #IndonesiaUnite menepis tudingan “bonoisasi” tersebut. Meskipun gerakannya berawal dari dunia maya, tetapi berlanjut dengan aksi nyata. Tulisan yang disusun dengan metode studi literatur ini, dimaksudkan untuk memberi gagasan mengenai perubahan yang dilakukan pemuda melalui internet, guna membentuk dan mempertahankan identitas bangsa.

Kata Kunci: internet, globalisasi, identitas bangsa, IndonesiaUnite

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

161


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Globalisasi Akibat Dromologi Internet “Lenyapnya ruang materi, menggiring kita ke arah penguasaan waktu semata...Kebrutalan kecepatan telah menjadi tujuan sekaligus takdir dunia.” Paul Virilio Berbincang tentang globalisasi berarti berbicara tentang kecepatan. Dalam era kapitalisme global, ruang dalam konteks non-artifisial telah dijelajahi hingga sudut terakhirnya, sekurang-kurangnya dalam skala global. Sementara itu, waktu telah digapai mendekati batas terjauhnya, yaitu kecepatan cahaya sehingga yang tersisa hanyalah diskursus kecepatan20. Globalisasi sendiri menuntut segala sesuatu berjalan serba cepat. Kecepatan inilah yang dijadikan tolak ukur penanda kemajuan. Bukan hanya itu, kecepatan bahkan ditasbihkan sebagai paradigma di bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya dalam kehidupan kontemporer21. Tuntutan akan kecepatan dalam konsep globalisasi ini dimafhumkan, mengingat globalisasi mengharuskan aktor-aktor yang terlibat di dalamnya untuk “berlari”, sebab diam berarti tergilas zaman. Untuk mengejar dunia yang terus “berlari”, manusia sebagai aktor utama membutuhkan kendaraan untuk mengatasi keterbatasan daya tempuh. Manusia membutuhkan katalisator untuk membantu mengarungi jagat baru yang menuntut efisiensi di segala lini. Kendaraan inilah yang kita sebut internet22, sebuah jaringan kabel, telepon, dan satelit yang dapat menghubungkan komputer-komputer dalam setiap rumah di berbagai belahan dunia. Internet terdesentralisasi secara total dan tak seorang pun bisa menghentikan lajunya. Bahkan, banyak kunci kemajuan dilakukan dengan kolaborasi

20

Yasraf Amir Piliang. 2011. Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan. Bandung: Matahari. 21

22

Thomas L. Friedman. 2002. Memahami Globalisasi: Lexus dan Pohon Zaitun. Bandung: ITB. John Vivian. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

162


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

antarindividu yang meskipun tidak pernah bertemu satu sama lain, tetapi dapat saling bertukar gagasan tanpa hambatan. Begitu adiluhungnya internet, hingga Yasraf Amir Piliang (2011) menyebutnya sebagai lakon utama penyebab munculnya masyarakat ekstasi23, masyarakat yang mabuk teknologi informasi dan komunikasi. Masih menurut uraian Piliang, internet telah memunculkan ekstensi atas dunia nyata, yakni dunia maya. Inilah yang kemudian disebut sebagai ruang baru yang bersifat artifisial dan maya, yakni cyberspace. Dunia ekstensifikasi ini lebih memungkinkan untuk terjadinya pertukaran gagasan, ide, dan berbagai macam imaji kehidupan lain daripada dunia nyata. Cyberspace juga merupakan ruang yang ideal untuk terjadinya komunikasi. Mengamini Habermas, cyberspace tak hanya menjadi public space tapi juga public sphere. Konsep tersebut sesuai dengan penuturan Thomas L. Friedman bahwa inti globalisasi adalah kemajuan di bidang teknologi dari internet sampai komunikasi via satelit. Proses terintegrasinya pelbagai elemen dunia kehidupan ke dalam sistem tunggal berskala dunia ini, tak lain berkat jasa internet. Pada akhirnya, batas-batas teritorial pun tak terasa lagi. Tidak ada lagi sekat yang jelas antarbangsa. Dunia, seperti yang digambarkan Marshall McLuhan (1964), akan menjadi sebuah kampung global (global village)24, yang masyarakatnya berinteraksi dan dibentuk oleh teknologi elektronik di dunia yang semakin mengerut. Artinya, semakin dimungkinkan terjadinya pertukaran informasi dan komunikasi yang nyaris tak terbatas oleh ruang dan waktu. Setiap orang bisa berhubungan dengan orang dari negara mana pun tanpa harus repot mengurus paspor, visa, dan lain sebagainya. Cukup masuk dalam ekstensi dunia nyata saja, semua bisa beradu tidak hanya ideologi, tapi juga muka. Fenomena inilah yang diistilahkan Paul Virilio sebagai dromologi internet 25, sebuah percepatan dunia tanpa batas.

23 24

25

Yasraf. Op., Cit. Marshall McLuhan. 1994. Understanding Media: The Extensions of Man. New York: MIT Press. Paul Virilio. 1986. Speed and Politics: An Essay on Dromology, Semiotext(e). New York.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

163


COMMYOUTHNALISM

1.2

COMMUNICATION DAYS 2011

Dampak Percepatan Informasi Terhadap Identitas Fenomena maraknya penggunaan internet pernah diramalkan oleh futurolog Alvin dan Heidi Toffler dalam bukunya The Third Wave (1980), jauh sebelum internet dipergunakan secara masif. Mereka membagi perkembangan manusia menjadi tiga babak: agraris, industri, dan informasi26. Gelombang agraris ditandai dengan integrasi manusia dengan alam. Sementara gelombang industri dikesankan sebagai masyarakat ekonomi yang rasional dan sangat percaya terhadap survival of the fittest Charles Darwin. Saat ini, kita sedang berada dalam era informasi yang mengagungkan spirit survival of the fastest. Otomatis, kita menyaksikan bagaimana informasi menjadi katalisator dalam perkembangan peradaban. Informasi juga mengubah cara pandang kita terhadap dunia. Karena itu, membanjirnya informasi, diyakini oleh sebagian orang sebagai era Renaissance yang baru. Berbicara soal era informasi, berarti akses terhadap informasi menjadi tak terelakkan. Seseorang yang menguasai informasi diibaratkan sedang memimpin dunia. Maka, siapapun yang tak ingin tersuruk dalam persaingan global, harus punya akses terhadap informasi. Hanya saja, kenyataannya sekarang, ketika luapan informasi begitu mudah diterima khususnya oleh tiap pemuda, timbul kekhawatiran bahwa kemudahan akses tersebut akan mencerabut segala hal yang berbau lokal dan mampu melunturkan identitas kebangsaan. Kekhawatiran tersebut berdasarkan argumen bahwa perkembangan teknologi dan kemudahan akses informasi mampu menyulap kehidupan sosial sedemikian rupa. Secara umum, konsekuensi yang dihadapi masyarakat adalah akan digiring menuju death of the social. Secara lebih spesifik, pengaruh cyberspace ini menurut Piliang27, bisa diklasifikasikan ke dalam tataran individu, antarindividu, komunitas, maupun dalam lingkup yang lebih luas: negara bangsa. Pada tingkat individu, cyberspace menciptakan perubahan mendasar dalam pemahaman kita tentang diri (self) dan identitas (identity). Secara abstrak, identitas didefinisikan

sebagai

aspek-aspek

yang

melingkupi

eksistensi

seseorang,

26

Alvin dan Heidi Toffler. 2002. Menciptakan Peradaban Baru: Politik Gelombang Ketiga. Yogyakarta: Ikon Teralitera. 27 Yasraf Amir Piliang. 2005. Cyberspace dan Perubahan Sosial dalam Jurnal Balairung edisi 38. Yogyakarta: BPPM Balairung.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

164


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

merepresentasikan dirinya secara utuh, dan unik atau berbeda dengan orang lain 28. Struktur cyberspace semakin membuka ruang yang lebar bagi setiap orang untuk secara artifisial menciptakan konsep tentang identitas. Kondisi demikian membuat identitas menjadi sebuah konsep tanpa makna. Artinya, bila setiap orang dapat menciptakan berbagai identitas dirinya secara tak terbatas, maka hakikat identitas itu sendiri tak ada lagi. Sebagai sebuah konsep, identitas masih ada jika ada prinsip pembeda. Namun, jika setiap orang dapat menjadi setiap orang lainnya ad infinitum, maka kita menghadapi matinya perbedaan. Berarti mati pula identitas. Kini, setiap orang di dalam cyberspace terlibat dan melibatkan diri dalam permainan identitas: identitas baru, identitas palsu, identitas ganda, dan identitas jamak. Kekacauan identitas ini pada tahap selanjutnya akan mempengaruhi persepsi, pikiran, personalitas, dan gaya hidup setiap orang. Pun mampu mengikis identitas yang lebih universal, yakni identitas kebangsaan. Kedua, di tingkat antarindividu. Cyberspace sebagai dunia bit-bit informasi telah mendeteritorialisasi batas-batas sosial serta mengeliminasi hambatan dalam proses komunikasi. Konsekuensinya, setiap orang dalam cyberspace bebas berbicara tanpa tekanan apapun. Namun, seiring dengan perkembangan waktu, terjadi pergeseran makna. Alih-alih menjadi ruang orang berbicara secara benar dan jujur, cyberspace justru menjadi ruang yang penuh rekayasa, manipulasi, dan kesemuan. Bahkan, public sphere yang digadang-gadang ada di dalam cyberspace, tak lebih hanya menjadi simbol belaka. Merlyna Lim dalam kuliah umum tentang Social Media, Youth, and Popular Movement (2011) berujar, cyberspace tidak bisa menciptakan public sphere yang ideal. Semua orang bebas berbicara, tapi tidak semua suara orang didengar. Inilah kondisi yang ia sebut multiple spheres of collectivity. Ketiga, lingkup komunitas. Cyberspace telah menciptakan ruang virtual maya yang tak ada kontrol dan regulasi di dalamnya. Di dalam cyberspace, setiap orang seakan-akan menjadi pemimpin, pengontrol, dan penilai bagi dirinya sendiri. Jika diteruskan, kondisi ini akan menciptakan ruang demokrasi yang radikal di mana segala hal dihalalkan atas nama penghormatan terhadap demokrasi. Dalam Radikal Itu Menjual, di dunia maya banyak orang terus bermimpi akan tatanan sosial yang sepenuhnya anarkis, yang didalamnya 28

Astar Hadi. 2005. Matinya Dunia Cyberspace: Kritik Humanis Mark Slouka Terhadap Jagat Maya. Yogyakarta: LKiS.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

165


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

semua hubungan sosial bersifat sukarela dan tanpa paksaan, tidak menghiraukan segala jenis aturan dan hierarki. Terakhir, dalam konteks negara-bangsa. Karena cyberspace berperan dalam deteritorialisasi sosial, maka nilai-nilai dari suatu negara akan mudah masuk ke negara yang lain. Imbasnya, pemuda bisa kehilangan identitas kebangsaannya lantaran banyak terpapar oleh budaya atau ideologi negara lain dalam jagat maya. Namun, segala kekhawatiran tersebut ditepis oleh Joanna Thornborrow. Menurutnya, identitas bangsa, yaitu cara kita, bangsa Indonesia, memandang diri sendiri dan cara bangsa lain memandang kita, tidak terbentuk begitu saja. Ia menuturkan, identitas terus-menerus dibentuk dan dinegosiasikan sepanjang kehidupan melalui interaksi kita dengan bangsa lain29. Dengan demikian, bukan tidak mungkin bahwa identitas bangsa Indonesia sesungguhnya dapat dibentuk dan dirawat melalui interaksi antarbangsa di dunia maya.

1.3

Gerakan Pemuda Indonesia di Dunia Maya Di Indonesia, internet baru menemukan momentumnya dua tahun sebelum Soeharto lengser keprabon. Internet pada waktu itu secara ekstensif digunakan oleh kaum oposan kelas menengah perkotaan untuk menghindari sensor media siaran yang sangat represif oleh rezim orde baru. Menurut Merlyna Lim (2002), internet sebagai media alternatif bawah tanah, luput dari kontrol pemerintah30. Para mahasiswa pada waktu itu pun bisa memanfaatkan internet untuk merencanakan, mengorganisasikan, dan mengatur strategi gerakan mereka serta mengukur tingkat dukungan internasional dalam demokrasi yang akhirnya menggulingkan rezim Soeharto. “Pada hari-hari terakhir, beberapa mahasiswa yang menduduki gedung parlemen memakai komputer laptop untuk mengirimkan berita secara online sementara tentara dengan ketat menjaga di sekeliling mereka,� tulis Khrisna Sen dan David T. Hill (2001)31.

29

Joanna Thornborrow. 2007. Bahasa dan Identitas dalam Bahasa, Masyarakat, dan Kekuasaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 30

Merlyna Lim. 2004. The Internet, Social Networks, and Reform in Indonesia. is available online at: http://jaromil.dyne.org/journal/documents/Internet_in_Indonesia_MerlynaLim2004.pdf 31

Khrisna Sen, David T. Hill. 2001. Media, Budaya, dan Politik Indonesia. Jakarta: ISAI

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

166


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Internet memang memiliki banyak kelebihan sehingga sering dimanfaatkan sebagai alat pergerakan oleh para pemuda. Kelebihannya antara lain terkonvergensi ke segala lapisan masyarakat, biaya murah, resisten terhadap kontrol serta mudah digunakan oleh semua orang. Kelebihan inilah yang membuat internet lebih terbuka, bebas, otonom, dan kreatif dibandingkan dengan media yang sudah ada sebelumnya. Oleh sebab itu, masuk akal apabila internet digunakan sebagai alat pergerakan pemuda dari generasi ke generasi. Kiprah pemuda di era keterbukaan informasi yang sangat menjunjung tinggi konsep survival of the fastest ini, pemuda dituntut berlari lebih cepat karena dunia pun berlari dengan cepat. Berbagai gerakan pemuda sejak Soeharto lengser, tumbuh bak cendawan di musim hujan. Hanya saja, gerakan-gerakan setelah orde baru terkesan sinkretis, temporer, dan tak punya orientasi. Kebanyakan dari mereka susah menciptakan platform pergerakan pemuda yang ideal, disebabkan ketiadaan common enemies. Selain itu, gerakan-gerakannya cenderung reaktif, muncul setelah ada isu baru mengemuka32. Akibatnya, banyak kelompok yang mengidentifikasi diri sebagai gerakan pemuda, mandul dan bubar di tengah jalan karena tidak mampu menjaga ritme pergerakan dan gagal membentuk identitasnya33.

32

Budi Hardiman. 2010. Ruang Publik: Melacak "Partisipasi Demokratis� dari Polis sampai Cyberspace. Yogyakarta: Kanisius.

33

Steven G. Jones. 1998. Virtual Culture: Identity and Communication in Cybersociety. The Great Britain: The Cromwell Press.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

167


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Kekuatan Jejaring Sosial Sejak paruh abad ke-20, gerakan sosial (social movement) tidak lagi berkutat seputar perjuangan kelas tertentu tetapi sudah beranjak ke penguatan hak-hak sipil, otonomi, dan identitas. Bentuk dan variasi gerakan sosial telah berbeda, tetapi landasan yang mendasarinya tetap sama, yakni semangat moral untuk menghapuskan segala macam ketidakadilan34. Tujuannya, agar demokrasi partisipatoris dapat terwujud bagi masyarakat sipil dalam rangka memperjuangkan keadilan sosial yang lebih merata yang pada akhirnya akan menciptakan suatu perubahan35. Teknologi informasi dan komunikasi baru seperti internet telah

mengubah cara para aktivis dalam berkomunikasi, berkolaborasi, dan

berdemonstrasi. Fakta yang bisa dikedepankan dari peran internet dalam konteks gerakan sosial adalah memberikan ruang kebebasan berekspresi yang lebih besar dibandingkan berbagai media massa pendahulunya. Hal itu dikarenakan gerakan sosial via internet sebagaimana dikemukakan oleh McAdam, McCarthy, dan Zald (1996), memiliki tiga ciri sebagai berikut36: 1. Mobilisasi struktur Penyebarluasan gagasan, pembentukan opini, dan penggalangan dukungan melalui internet jelas mengurangi biaya dengan sangat signifikan. Demikian pula dalam pengaksesannya juga tidak memerlukan banyak biaya. Leizerov (2000) menyatakan 34

Marta Fuentes, Andre Gunder Frank. 1988. Ten Theses on Social Movements dalam World Development No.12/Vol.17. 35

Saleh Abdullah. 2010. Koin, Kota, dan Kekuasaan dalam Oposisi Maya. Yogyakarta: INSISTPress.

36

R. K. Garrett. 2006. Protest in an Information Society: A Review of Literature on Social Movements and New ICTs. Information, Communication and Society, 9(2), 202-224.] is available online at: http://journalsonline.tandf.co.uk/openurl.asp?genre=article&id=doi:10.1080/13691180600630773.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

168


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

efisiensi biaya ini akan berkontribusi terhadap peningkatan partisipasi secara kuantitas. Meskipun demikian, kuantitas partisipan tidak serta merta sejalan dengan kualitas dukungan. Selain murah, informasi via internet dapat tersebar secara cepat dan masif. Dengan demikian, orang-orang sejatinya dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk memverifikasi informasi dan memeriksa sebuah isu dari sumber yang terpercaya. Namun, orang-orang seringkali justru tergiring oleh lautan informasi yang akurasinya semakin berkurang sehingga berpotensi untuk menimbulkan konflik. 2. Peluang struktur Gerakan sosial via internet terbukti tahan terhadap sensor dan kontrol dari rezim yang otoriter sebagaimana yang dialami media konvensional. Bahkan, beberapa kali dapat menumbangkan rezim otoriter yang berkuasa di suatu negara. Bentuknya yang tak tersentuh inilah yang menjadikannya kuat. Lambat laun, gerakannya semakin meniadakan pentingnya sebuah organisasi yang harfiah. Tanpa adanya bentuk nyata gerakan di lapangan, aksi yang selama ini bergerak di dunia maya bisa jadi hanya ilusi. 3. Proses framing Lantaran strukturnya yang tak tersentuh kalangan penguasa, para aktivis dapat leluasa menggunakan internet untuk menyebarkan maksud sebenarnya dari suatu gerakan, biasanya dengan menggunakan bahasa yang berbeda dengan yang diutarakan di media konvensional. Media konvensional tak lagi dapat dipercaya akibat masuknya berbagai kepentingan ekonomi-politik media, seperti pemilik, pemerintah, maupun pengiklan. Melalui internet, pesan yang ingin disampaikan terkait gerakan sosial diharapkan akan lebih akurat, dan esensi yang sebenarnya ingin diperjuangkan benarbenar dapat terwakili. Di tengah derasnya arus informasi di internet, orang mencari sumber paling terpercaya. Dalam hal ini, jejaring sosial memberi arahan apakah satu berita layak diperhatikan atau tidak37. Kekuatan jejaring sosial, menjadi semacam pintu awal, ukuran penting tidaknya informasi. Sebab, berdasarkan riset Office of Communications (2008), dalam beberapa tahun terakhir, jejaring sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan

37

Nezar Patria. 2010. Tiga Layar Kerumunan Virtual dalam Oposisi Maya. Yogyakarta: INSISTPress.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

169


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

dari kaum muda38. Khusus untuk jejaring sosial facebook, jumlah penggunanya di Indonesia mayoritas berusia 18-24 tahun, berkurang seiring bertambahnya usia (lihat: gambar 1). Kaum muda, sebagai pengguna mayoritas dari jejaring sosial, merupakan agen perubahan dalam menghapuskan segala bentuk ketidakadilan.

Gambar 1: Persebaran usia pengguna facebook di Indonesia tahun 2011

Sumber: socialbakers.com Jejaring sosial, sebagai salah satu aplikasi internet, menyediakan berbagai layanan antara lain: sebagai tempat mencari kesenangan dan hiburan, salah satu cara menjaga relasi yang sudah ada, salah satu jalan untuk mencari teman lama, salah satu cara untuk membangun relasi baru, sebagai alat untuk membangun kepercayaan diri, sebagai kesempatan untuk menjadi orang lain, dan sebagai sarana untuk mengangkat masalahmasalah sosial. 38

Office of Communications. 2008. Social Networking: A Quantitative and Qualitative Research Report Into Attitudes, Behaviours, and Use. is available online at: http://stakeholders.ofcom.org.uk/binaries/research/medialiteracy/report1.pdf

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

170


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Berdasarkan jenis layanan yang telah dipaparkan sebelumnya, jejaring sosial telah menjadi semacam kerumunan virtual yang berpotensi menggalang solidaritas baik sosial maupun politik. Internet adalah medium, termasuk jejaring sosial yang ada didalamnya. Kerumunan virtual bisa menjadi medium bagi ekspresi kehendak umum dalam pengertian Rousseau. Kehendak umum itu, meskipun tak cukup kuat diangkat sebagai mandat politik, setidaknya berpotensi menjadi suatu gerakan sosial jika ia bisa diwujudkan dalam struktur lebih kompleks, dengan perspektif lebih berjangka panjang, dan logistik lebih matang. Dunia maya mendorong pengelompokan komunitas-komunitas yang memiliki kesamaan meski bergerak dalam sistem ketidakberaturan. Meskipun dalam sifatnya yang libertarian, dunia maya mempertemukan radikalisme dalam cara yang paling sederhana: tinggal klik 39.

2.2

Bukan Menuntut Melainkan Menciptakan Perubahan Beberapa tahun belakangan, cyber society mulai memanfaatkan jejaring sosial untuk menggalang dukungan, menyeret opini publik, kemudian mendesak pemerintah dengan menjelma menjadi sebuah praksis gerakan perlawanan terhadap berbagai bentuk ketidakadilan. Di Indonesia, ada tiga kasus yang kerap menjadi contoh kekuatan jejaring sosial dalam menciptakan perubahan: gerakan “Koin Peduli Prita” di facebook, “1.000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto” di facebook, dan “IndonesiaUnite” di twitter, yang ketiganya terbentuk pada waktu berdekatan di penghujung 2009. Kasus pertama, berawal dari email keluhan Prita Mulyasari terhadap pelayanan Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera, Serpong, Tangerang, yang tersebar pesat ke beberapa milis dan forum di dunia maya. Merasa dirugikan dan kredibilitasnya terancam, Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera lantas menggugat Prita secara pidana dan perdata. Terkait gugatan pidana, Polri menjerat Prita dengan Pasal 310 dan 311 KUHP serta Pasal 27 Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik tentang pencemaran nama baik. Atas dasar ancaman hukuman tersebut, Prita ditahan di Lapas Wanita Tangerang sejak 13 Mei 2009. Dukungan lantas mengalir deras di berbagai grup facebook,

39

Dodi Yuniar. 2010. Gotong Royong untuk Mendapatkan Keadilan: Sebuah Catatan Kronologis Kasus BibitChandra dan Prita Mulyasari dalam Oposisi Maya. Yogyakarta: INSISTPress.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

171


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

sampai-sampai pada 3 Juni 2009, 14 perempuan anggota DPR menjaminkan diri untuk penangguhan penahanan Prita. Akhirnya, Prita dibebaskan pada hari itu juga, statusnya diubah menjadi tahanan kota. Sedangkan untuk perkara perdata, Prita sempat kalah dalam banding perdata ke Pengadilan Tinggi Banten sehingga wajib membayar denda sebanyak Rp 204 juta. Segera setelah putusan perdata tersebar, tercetus gerakan “Koin Peduli Prita� di facebook yang berhasil mengumpulkan sumbangan hingga Rp 825 juta. Melalui jejaring sosial, penggalangan dukungan terbukti cukup efektif apabila bertransformasi menjadi praksis gerakan, dalam kasus ini pengumpulan koin. Sebab, keluhan terhadap pelayanan rumah sakit yang kurang memuaskan bukan hal asing lagi di Indonesia, artinya kasus yang dialami Prita ini bukan yang pertama. Tapi bedanya, sekarang orang-orang tidak mau diam saja. Bersama-sama, mereka menyampaikan aspirasi yang selama ini tidak pernah mendapat tanggapan serius dari pemerintah. Ibarat koin, seremeh apa pun, jika terkumpul dalam jumlah besar, ternyata tidak sekadar bisa menuntut perubahan tetapi bahkan menciptakan perubahan, berupa sebuah keadilan dalam pelayanan kesehatan. Pemerintah tidak bisa tidak mendengar gerakan dengan jumlah pendukung yang besar. Hingga akhirnya pada Oktober 2010, majelis hakim agung Harifi Tumpa menyatakan Prita terbukti tidak melanggar hukum sekaligus mengabulkan kasasi yang diajukan ibu tiga anak itu 40. Dengan putusan itu, Prita pun terbebas dari gugatan ganti rugi yang dilayangkan Rumah Sakit Omni. Kasus kedua, tak lain berupa sebuah babak dalam perseteruan Cicak versus Buaya. Pada 29 Oktober 2009, Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah melakukan wajib lapor ke Mabes Polri terkait testimoni Antasari Azhar tentang dugaan suap terhadap pimpinan KPK. Namun, keduanya malah ditahan dengan alasan melakukan tindakan mempersulit jalannya pemeriksaan dengan menggiring opini publik melalui pernyataan-pernyataan di media serta forum diskusi. Ketika berita penahanan Bibit-Chandra tersiar, berbagai dukungan, tuntutan, kecaman, sampai pernyataan menjaminkan diri untuk pembebasan Bibit-Chandra terus bermunculan. Semua suara menyatakan bahwa tindakan polisi ini berlebihan. Penahanan ini semakin menyempurnakan keyakinan publik bahwa KPK 40

Amahl S. Azwar. 2011. Prita Menang di Kasus Perdata, Kalah di Pidana. is available online at: http://www.mediaindonesia.com/read/2011/07/10/240740/37/5/Prita-Menang-di-Kasus-Perdata-Kalah-di-Pidana-

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

172


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

memang sedang dilumpuhkan. Salah satu gerakan yang fenomenal adalah grup “1000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto” yang dibuat Usman Yasin pada hari penahanan Bibit-Chandra. Hanya dalam kurun waktu sembilan hari, target sejuta pendukung terlampaui. Berdasarkan riset checkFacebook.com, jumlah pengguna facebook di Indonesia sekitar 10 juta orang, artinya 10 persennya menjadi anggota grup tersebut. Eskalasi protes masyarakat membuat presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa perlu bertindak, membentuk Tim Delapan yang keesokan harinya merekomendasikan penahanan Bibit-Chandra ditangguhkan. Pada 3 November 2009 malam, Bibit-Chandra keluar dari penjara. Empat belas hari kemudian, Tim Delapan menyerahkan rekomendasi kepada presiden Susilo Bambang Yudhoyono, salah satunya untuk menghentikan proses hukum terhadap Bibit-Chandra karena tidak ada cukup bukti dan terlalu dipaksakan dengan sangkaan penyalahgunaan kewenangan. Dengan ini, opini publik semakin tergiring pada satu kesimpulan, bahwa Bibit-Chandra memang tidak bersalah. Mereka hanya satu dari sekian banyak korban kesewenang-wenangan penegakan hukum oleh aparat pemerintah. Demonstrasi yang terlaksana tidak hanya berujung pada tuntutan tetapi pada perubahan, berupa sebuah keadilan dalam penegakan hukum. Kejaksaan akhirnya menghentikan proses hukum terhadap Bibit-Chandra pada 30 November 2009. Keesokan harinya, kejaksaan agung menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan atas kasus BibitChandra. Presiden SBY kemudian menandatangani Keppres Pengaktifan kembali BibitChandra sebagai Wakil Ketua KPK, yang aktif per 7 Desember 2009. Kasus ketiga, muncul akibat sebuah ledakan bom di hotel Ritz Carlton dan JW Marriot Jakarta. Pada 17 Juli 2009, setiap orang menatap timeline twitter, mencari kabar terbaru dan me-retweet, meneruskan informasi tentang ledakan tersebut. Pemberitaan di media konvensional tentang aksi teror tersebut justru menambah kepanikan dan ketakutan masyarakat. Hingga akhirnya, tweet-tweet mulai mengarah kepada pesan yang sama, halhal positif tentang Indonesia, diakhiri hashtag #IndonesiaUnite 41. Tujuannya adalah memperbaiki citra Indonesia sekaligus merebut posisi pertama Trending Topics yang sebelumnya negatif seperti “Jakarta bombings” dengan “#IndonesiaUnite”. Hasilnya, #IndonesiaUnite berhasil menjadi trending topics selama tiga hari berturut-turut, hingga 41

Pandji Pragiwaksono. 2011. Nasional.is.me. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

173


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

diberitakan oleh CNN dan berbagai media luar negeri. Dunia pun mendengar bahwa mental bangsa Indonesia tidak roboh akibat pengeboman. Gerakan IndonesiaUnite bertransformasi ke banyak aksi nyata, tiba-tiba sejumlah distro di berbagai kota di Indonesia, memproduksi minimal selusin kaos bertuliskan “Kami Tidak Takut�. Ada yang menggratiskan, ada yang menjual dengan harga produksi. Selain itu, ada juga kaos BolBal, yang merupakan kaos Manchester United yang dipakai secara terbalik dan disablon dengan tulisan IndonesiaUnited. Pascapengeboman, Manchester United batal berkunjung ke Indonesia. Dampaknya, banyak pedagang kaos Manchester United yang rugi. Gerakan ini pun beraksi, mereka membeli kaos-kaos yang tentu tidak laku itu lalu membaliknya dan menyablonnya. Ini adalah sebuah perubahan, karena Indonesia sudah pernah berkali-kali dibom sebelumnya tetapi belum pernah berdiri dan memutuskan untuk mengambil sikap, hanya diam saja. Hasilnya, pariwisata tetap bagus, IHSG normal dalam sehari, dolar tidak terpengaruh, orang-orang berkegiatan seperti biasa.

2.3

Hanya di Permukaan, Tidak Menyentuh Akar Persoalan Banyak yang beranggapan bahwa jejaring sosial memegang peranan penting dalam gerakan sosial era baru. Beberapa orang bahkan menyebut-nyebut facebook sebagai pahlawan atas terjadinya revolusi Mesir yang menggulingkan rezim Hosni Mubarak. Namun, tak sedikit pula yang menyangsikan pendapat tersebut. Meminjam istilah Naomi Klien, seorang jurnalis asal Kanada, fenomena ini tak ubahnya seperti bonoisasi, hanya ada di permukaan dan tidak menyentuh akar persoalan. Gerakan Koin Peduli Prita, 1000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto, dan #IndonesiaUnite berhasil muncul ke permukaan karena masing-masing diuntungkan oleh dukungan gencar pemberitaan dalam skala besar dari media massa lain, karakter perjuangan dan sosok korban yang ditonjolkan. Gerakan Koin Peduli Prita berhasil mengumpulkan koin sebesar Rp 825 juta lantaran sosok Prita sebagai seorang perempuan berjilbab, taat beragama, seringkali berurai air mata, sontak saja mengundang empati banyak orang. Apalagi, tindakan yang dilakukannya tidak asing oleh kebanyakan masyarakat urban, curhat via internet. Sebenarnya orang-orang yang mendukung Prita ini tak ubahnya sedang memperjuangkan hak dirinya sendiri. Untuk memperoleh hak kebebasan berpikir, berpendapat, dan berbicara

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

174


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

dimana saja, termasuk di dunia maya. Jika seorang Prita bisa terjerat UU ITE karena curhatnya dianggap mencemarkan nama baik suatu lembaga, orang-orang pun cemas, jangan-jangan di kemudian hari, mereka akan mengalami nasib yang serupa. Jika gerakan ini coba dilakukan untuk sosok korban yang lain, belum tentu berhasil, contohnya koin untuk Bilqis, banyak anak lain yang juga kurang beruntung seperti Bilqis. Meskipun juga sempat mendapatkan sorotan media massa konvensional seperti halnya Prita, tapi nyatanya tidak seberhasil Prita dalam hal kuantitas jumlah sumbangan, ini semakin membuktikan bahwa sebenarnya yang lebih dipedulikan orang adalah nasibnya sendiri. Untuk kasus 1000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto, perseteruan cicak atau KPK versus buaya atau kejaksaan dan kepolisian, dari awal sudah membentuk siapa tokoh protagonis dan antagonisnya. Apalagi istilah itu dikemukakan dari pihak polisi, Susno Duadji, “Cicak kok mau lawan buaya,� sehingga semakin menghilangkan dukungan masyarakat kepada jaksa dan polisi sama sekali. Siapa yang mau membela buaya. Berbagai pemberitaan pun framingnya sama, bahwa tindakan polisi sudah berlebihan, Bibit dan Chandra belum terbukti bersalah, tidak seharusnya ditahan, mereka harus secepatnya dibebaskan. Jika tidak, KPK memang nyata-nyata sedang dilumpuhkan. Tapi gerakan di dunia maya sebatas menggalang opini, belum sampai menggerakkan massa. Buktinya 1000.000 facebookers dukung Bibit-Chandra cuma sedikit yang turun ke jalan. Untuk IndonesiaUnite, ia mendapatkan sebuah momen yang pas, begitu sebuah bom meledak di hotel Marriot dan Ritz Carlton, orang-orang tiba-tiba menjadi lebih nasionalis. Banyak yang menyampaikan pesan, awalnya di twitter, untuk menyemangati yang lain. Mereka tidak menyebarkan ketakutan atas teror yang terjadi tetapi justru menyebarkan hal-hal positif tentang Indonesia. Profit twitter mereka lantas memakai badge bendera merah putih, memakai kaos BolBal dan Kami Tidak Takut, intinya jadi lebih cinta Indonesia. Tapi kemana mereka sekarang? Apalagi setelah bom Solo meledak baru-baru ini, mereka memang masih menyebar #ceritaSolo berisi hal-hal positif tentang Solo untuk meredam pemberitaan negatif tentang teror bom yang terjadi di Solo. Tapi gerakan IndonesiaUnite bukan aksi perlawanan terhadap terorisme, tetapi semangat untuk menciptakan perubahan. Masalahnya, jika tanpa momen tertentu, seperti ledakan bom, orang-orang tidak terketuk hatinya untuk sama-sama berjuang. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

175


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Hal itu tidak dapat dimungkiri karena jejaring sosial sebagai salah satu aplikasi internet, otomatis memiliki sifat mendangkalkan seperti yang dipaparkan Nicholas Carr dalam bukunya yang fenomenal, The Shallows42. Selama ini, konten internet kerap memicu perdebatan antara pendukung dan penolaknya. Yang terlewatkan adalah perdebatan mengenai apa yang dilihat McLuhan, bahwa dalam jangka panjang, konten media tidak lebih penting daripada media itu sendiri dalam memengaruhi bagaimana orang berpikir dan bertindak. Kita terbiasa menganggap teknologi hanyalah alat yang tidak berdaya sampai kita menggunakannya dan tidak berdaya lagi saat kita menyingkirkannya. Setiap ada efek negatif dari suatu teknologi, kita kerap mengambinghitamkannya atas dosa para penggunanya. Menurut McLuhan, pandangan ini sangat keliru karena sejatinya, setiap media baru mengubah kita, masuk ke sistem saraf, mengubah cara pikir kita. Nicholas Carr mengaku cara berpikirnya tidak seperti dulu lagi. Ia merasakannya terutama saat membaca. Dulu ia begitu mudah tenggelam dalam lautan kata-kata. Kini ia hanya berselancar saja diatasnya. Konsentrasinya mulai hilang setelah satu atau dua halaman, lantas mulai gelisah, kehilangan fokus, dan mulai mencari-cari aktivitas lain. Ia merasa harus selalu memaksa otaknya untuk kembali ke teks. Akhirnya ia tahu alasannya. Selama satu dekade belakangan ia habiskan banyak waktu untuk online. Melalui internet, sebagan besar informasi mengalir ke mata telinga dan pikirannya. Atas anugerah tersebut, ada harga yang harus dibayar. Seperti yang diungkapkan McLuhan, media bukan hanya merupakan saluran informasi. Media menyediakan isi pikiran dan juga membentuk proses pikiran. Cara kerja otak berubah. Otak lapar. Otak menuntut untuk diberi makan seperti yang dilakukan internet. Semakin banyak otak diberi makan, semakin lapar dia. Bahkan ketika jauh dari internet, Carr tidak tahan, ia ingin tetap terhubung. Maka tak heran jika gerakan sosial via jejaring sosial hanya di permukaan saja, karena para aktivis kita rata-rata sekarang hanya terfokus dan terobsesi terhadap perubahan dalam skala besar, di lingkup nasional, tanpa membenahi akar permasalahannya dulu secara perlahan-lahan. Ini karena masyarakat sekarang ingin yang serba instan, seperti yang kerap mereka dapatkan dari internet. Mereka ingin serba cepat, atas nama efisiensi, yang bertele-tele sudah tidak mendapat tempat lagi. Bahkan mungkin saja mereka yang 42

Nicholas Carr. 2011. The Shallows: Internet Mendangkalkan Cara Berpikir Kita. Bandung: Mizan.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

176


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

mendukung atau join the group hanya ikut-ikutan saja dan tidak tahu sama sekali tentang isu yang sedang diperjuangkan. Hasil riset Bimber (2001) menyebutkan bahwa tidak ada korelasi positif antara penggunaan internet, yang otomatis memudahkan pengaksesan informasi dengan tingkat partisipasi masyarakat terhadap isu sosial-politik. Sebenarnya yang menjadi persoalan mendasar yaitu bobroknya pelayanan kesehatan di Indonesia. RS Omni internasional hanya salah satu kasus di bidang pelayanan kesehatan. Padahal yang dihadapi oleh jutaan rakyat Indonesia bukan rumah sakit seperti Omni melainkan puskesmas dan rumah sakit-rumah sakit daerah. Jika memang aktivis hendak menindaklanjuti persoalan ini, hendaknya dilakukan interaksi antara aktivis dan subyek masyarakat untuk membicarakan persoalan mengenai kesehatan di lingkup mereka. Bisa dimulai dari menjawab pertanyaan mendasar, apa definisi kesehatan menurut masyarakat, harus mereka sendiri yang merumuskan, tidak memakai parameter-parameter dari luar. Setelah itu, dibuat program kerja bersama, dengan demikian ada perubahan dari masyarakat yang hanya sebagai objek kesehatan menjadi subyek pelaku kesehatan. Ini tidak mudah sebab sebagian besar aktivis sekarang hanya peduli pada perubahanperubahan skala besar di tingkat negara. Sementara untuk kasus Bibit-Chandra, akar permasalahannya sebenarnya adalah karena pengusutan korupsi di Indonesia. Harus ada organisasi atau lembaga di tingkat lokal yang bekerja untuk isu korupsi di tiap daerahnya. Selama ini hanya mengandalkan analisis ICW, tapi setelah aktivis ICW pulang ke Jakarta, tidak ada orang lokal yang menindaklanjuti sehingga hanya menjadi isu sesaat, temporer sifatnya. Tidak ada yang memantau setiap hari sehingga tak heran bila korupsi jalan terus. Jika para aktivis gerakan sosial di era internet masih saja terjebak dengan perjuangan isu-isu berskala besar tanpa membenahi persoalan-persoalan mendasarnya sedikit demi sedikit, tidak akan menciptakan perubahan apa pun.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

177


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB III KESIMPULAN

Jejaring sosial digadang-gadang sebagai alat pergerakan (mobilisator) yang cukup efektif. Pernyataan inilah yang seharusnya kita kritisi. Bahwasanya, jejaring sosial hanya menjalani peran sebagai katalisator saja. Seperti pernyataan yang dikutip dari Merlyna Lim (2011), jejaring sosial hanya mendorong pergerakan massa. Para pemudalah yang tetap mengemban amanah untuk melakukan perubahan. Selain itu, jejaring sosial juga memiliki banyak kelemahan. Salah satunya adalah ketiadaan win-sin solution. “Berbeda dengan konsep deliberasi, jejaring sosial tidak menstimulus pemuda untuk mencari solusi atas setiap isu yang ada. Meskipun secara faktual, jejaring sosial punya andil dalam setiap perubahan, namun sebenarnya jejaring sosial tidak bisa menciptakan public sphere yang ideal. Semua orang bebas berbicara, tapi tidak semua suara orang didengar. Inilah kondisi yang disebut dengan multiple spheres of collectivity. Terkait dengan gegap gempitanya penggalangan massa lewat internet seperti yang terjadi dalam beberapa kasus, menurut Roem Topatimasang, gerakan semacam ini bukan gerakan sosial, baru sebatas penggalangan opini dan solidaritas. Itu baru cikal bakal gerakan sosial. Yang ia pahami sebagai perubahan sosial adalah ada syarat pokok yaitu berubahnya struktur dan relasi kekuasaan. Aksi-aksi solidaritas yang berangkat dari dunia maya itu pun sebetulnya hanyalah reaksi spontan yang muncul karena dorongan kolektif dari lingkungan. Spontanitas pemuda itu lahir hanya jika ada isu-isu yang mengemuka Di samping itu, isu yang dikawal biasanya hanya di ranah mikro politis, sehingga tidak cukup kuat untuk dijadikan platform pergerakan dan biasanya aksi bersifat temporer. Partisipasi dari pemuda pun biasanya hanya bersifat sinkretis dan ala kadarnya. Mengingat tidak semua pemuda paham betul isu yang sedang ia bela. Namun hal ini tak boleh dijadikan dalih yang membuat pemuda patah arang. Pemuda harus selalu gigih melakukan perubahan dan berusaha untuk tetap konsisten mengawal isu-isu sosial serta membuat revolusi positif dengan aksi yang berkesinambungan. Para eksponen aktivis yang sudah berhasil menggalang solidaritas dan pembentukan opini di jagat maya harus segera menindaklanjuti kerja tersebut di dunia nyata. Mereka harus merumuskan apa yang sebetulnya hendak mereka ubah. Aksi harus dilakukan orang secara langsung. Mereka harus bertemu, Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

178


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

bertatap muka, menyusun program bersama, berbagi peran, melakukan evaluasi. Dan itu tidak mungkin dilakukan di dunia maya. Itu hanya bisa dilakukan di dunia nyata. Jika tidak, hal tersebut bisa menjadi sebuah ilusi. Seakan-akan dunia berubah hanya dengan sekali klik.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

179


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA [1]

Amir Piliang, Yasraf. 2011. Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan. Bandung: Matahari.

[2] L. Friedman, Thomas. 2002. Memahami Globalisasi: Lexus dan Pohon Zaitun. Bandung: ITB. [3]

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana.

[4]

Amir Piliang, Yasraf. Op., Cit.

[5] McLuhan, Marshall. 1994. Understanding Media: The Extensions of Man. New York: MIT Press. [6]

Virilio, Paul. 1986. Speed and Politics: An Essay on Dromology, Semiotext(e). New York.

[7]

Toffler, Alvin. Heidi Toffler. 2002. Menciptakan Peradaban Baru: Politik Gelombang Ketiga. Yogyakarta: Ikon Teralitera.

[8]

Amir Piliang, Yasraf. 2005. Cyberspace dan Perubahan Sosial dalam Jurnal Balairung edisi 38. Yogyakarta: BPPM Balairung.

[9]

Hadi, Astar. 2005. Matinya Dunia Cyberspace: Kritik Humanis Mark Slouka Terhadap Jagat Maya. Yogyakarta: LKiS

[10] Thornborrow, Joanna. 2007. Bahasa dan Identitas dalam Bahasa, Masyarakat, dan Kekuasaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [11] Lim, Merlyna. 2004. The Internet, Social Networks, and Reform in Indonesia. is available online at: http://jaromil.dyne.org/journal/documents/Internet_in_Indonesia_MerlynaLim2004.pdf [12] Sen, Khrisna. David T. Hill. 2001. Media, Budaya, dan Politik Indonesia. Jakarta: ISAI. [13] Hardiman, Budi. 2010. Ruang Publik: Melacak "Partisipasi Demokratis� dari Polis sampai Cyberspace. Yogyakarta: Kanisius. [14] G. Jones, Steven. 1998. Virtual Culture: Identity and Communication in Cybersociety. The Great Britain: The Cromwell Press. [15] Fuentes, Marta. Andre Gunder Frank. 1988. Ten Theses on Social Movements dalam World Development No.12/Vol.17. [16] Abdullah, Saleh. 2010. Koin, Kota, dan Kekuasaan dalam Oposisi Maya. Yogyakarta: INSISTPress. [17] Garrett, R.K. 2006. Protest in an Information Society: A Review of Literature on Social Movements and New ICTs. Information, Communication, and Society, 9(2), 202-224.] is available online at: Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

180


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

http://journalsonline.tandf.co.uk/openurl.asp?genre=article&id=doi:10.1080/13691180600 630773 [18] Patria, Nezar. 2010. Tiga Layar Kerumunan Virtual dalam Oposisi Maya. Yogyakarta: INSISTPress. [19] Office of Communications. 2008. Social Networking: A Quantitative and Qualitative Research Report Into Attitudes, Behaviours, and Use. is available online at: http://stakeholders.ofcom.org.uk/binaries/research/media-literacy/report1.pdf [20] Yuniar, Dodi. 2010. Gotong Royong untuk Mendapatkan Keadilan: Sebuah Catatan Kronologis Kasus Bibit-Chandra dan Prita Mulyasari dalam Oposisi Maya. Yogyakarta: INSISTPress. [21] Azwar, Amahl S. 2011. Prita Menang di Kasus Perdata, Kalah di Pidana. is available online at: http://www.mediaindonesia.com/read/2011/07/10/240740/37/5/Prita-Menang-di-KasusPerdata-Kalah-di-Pidana[22] Pragiwaksono, Pandji. 2011. Nasional.is.me. Yogyakarta: Bentang Pustaka. [23] Carr, Nicholas. 2011. The Shallows: Internet Mendangkalkan Cara Berpikir Kita. Bandung: Mizan.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

181


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

PEMBANGUNAN EKONOMI UMAT MELALUI PELESTARIAN SUMBER DAYA AIR UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN Harrys Pratama Teguh, Ida Lelah, Juharudin Faculty Syariâ€&#x;ah end Islamic Economic, institute religion Islam Country "Sultan Maulana Hasanuddin" Banten, Serang City, Banten Province, Indonesia. harryspratamateguh@yahoo.co.id idha_dolphin89@yahoo.com Joeha_xp89@yahoo.com

Abstrak In everyday life, Water is the main source of economic development of mankind, such as in agriculture to realize the ever increasing needs of the community coupled with skyrocketing prices of products based on crop yields without the factors causing high prices of products. While in the long term the government party must lead the people to prosperity, spiritual and physical well-being, and must face the long-term problems such as application of the legal aspects of Islamic economics in preserving the potential utilization of water resources. This paper aims first, to know the main grip of mankind to preserve water resources to the optimum. Second, know the legal basis which confirms the utilization of water resources devoted to the maximum for the prosperity of the people. and third, providing steps and solutions to avoid a water crisis that will most likely occur in the future. At the writing of scientific papers that we use is the correlative study, which is a correlative research is research that links the existing data. In accordance with the understanding that we connect the data that we can from each other. In addition we are also linking the existing data with the theoretical basis that we use. So expect our research can be a proper research and appropriate. With the article titled "Economic Development Through People of Preservation Water Resources To Achieve Prosperity" expected Based on this has given rise to concerns for developing a new approach to the economy in such a limited circle of concern to develop an academic discipline is generally called the Islamic economic order. Islamic economic order based on the strong foundation of Tawheed (Oneness of God), the caliphate (representatives), and 'is the (justice). The third premise is a unity of inter-related. The above matters if it is associated with natural resources including water resources conservation created should be used to achieve welfare for all Muslims who love the world environment. Following the government's role in the new economic order that needs to be understood, at least include four things : 1. Maximalitation level of utilization of water resources. 2. Minimalitation distributive inequalities. 3. Maximalitation job creation. 4. Maximalitation supervision. Keywords: Islamic Economic Order, Water Resources Utilization, and Environmental Protection.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

182


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan sumber utama pembangunan ekonomi umat manusia seperti pertanian untuk mewujudkan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat yang disertai dengan melonjaknya harga produk hasil panen tanpa didasari faktor penyebab mahalnya harga produk. Sementara dalam jangka panjang pihak pemerintah harus mengantarkan masyarakat kepada kemakmuran, kesejahteraan lahir dan bathin, serta harus menghadapi masalah jangka panjang seperti penerapan aspek hukum ekonomi Islam dalam melestarikan pendayagunaan potensi sumber daya air. Sementara dalam jangka pendek pemerintah dituntut untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif terhadap seluruh pihak. Persoalan ekonomi sebenarnya mengalami perkembangan yang cukup strategis, demikian juga upaya untuk memecahkan berbagai persoalan ekonomi seperti Pelestarian Sumber Daya Air yang menjadi moment utama selama perjuangan manusia di sepanjang kehidupan baik yang terekam oleh sejarah maupun tidak. Apabila persoalan ekonomi dikaitkan dengan pelestarian sumber daya air yang dihadapi umat manusia, maka terlihat suatu asumsi seperti munculnya suatu pandangan yang menempatkan aspek material yang bebas dari dimensi nilai pada posisi yang dominan. Dampak yang ditimbulkan dari cara pandang inilah yang kemudian membawa malapetaka dan bencana dalam kehidupan sosial masyarakat seperti eksploitasi dan perusakan lingkungan hidup, disparatis pendapatan dan kekayaan antar golongan dalam masyarakat dan antarnegara di dunia, lunturnya sikap kebersamaan dan persaudaraan, timbulnya berbagai penyakit sosial (social disease) disertai dengan muncul suatu revolusi sosial yang anarkis dan sebagainya. Pemanfaatan sumber daya air sejalan dengan perkembangan peradaban manusia yang telah dicatat dalam prasasti Tugu pada masa kerajaan Tarumanegara pada abad ke 6 sebagaimana yang telah dilaksanakan penggalian saluran untuk mengalirkan air ke kotaraja dan upaya pengendalian banjir. Mengingat fakta dilapangan masih banyak masyarakat yang tidak memahami makna dari pelestarian dan pendayagunaan sumber daya air secara hemat dan praktis. Melihat pemakaian air yang tidak perlu dan berlebihan secara terus menerus dari tahun ke tahun, diperkirakan pada tahun 2019 negara akan mengalami krisis air yang hebat atas faktor meningkatnya populasi dan eksploitasi air tanah yang berlebih. Oleh karena itu, hal tersebut dinilai perlu dipelajari dengan penuh cermat dan keseriusan untuk diselesaikan dengan baik dan tepat minimal mengurangi angka pemakaian air diluar batas normal dengan judul tulisan �Pembangunan Ekonomi Umat Melalui Pelestarian Sumber Daya Air Untuk Mewujudkan Kesejahteraan� melalui tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi setiap umat manusia agar potensi sumber daya air dapat dimanfaatkan dengan optimal dan memuaskan dimuka perekonomian nasional. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa yang menjadi pegangan utama umat manusia untuk melestarikan sumber daya air dengan optimal ? 2. Apa landasan hukum yang menegaskan pendayagunaan sumber daya air harus ditujukan dengan sebesar-besarnya untuk mewujudkan kemakmuran rakyat ? 3. Bagaimana langkah dan solusi untuk menghindari krisis air yang kemungkinan besar akan terjadi pada waktu yang akan datang ?

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

183


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pegangan utama umat manusia untuk melestarikan sumber daya air dengan optimal. 2. Mengetahui landasan hukum yang menegaskan pendayagunaan sumber daya air harus ditujukan dengan sebesar-besarnya untuk mewujudkan kemakmuran rakyat. 3. Memberikan langkah dan solusi untuk menghindari krisis air yang kemungkinan besar akan terjadi pada waktu yang akan datang.

METODE PENULISAN

Pada penulisan karya tulis ilmiah yang kami gunakan adalah penelitian korelatif, yang dimaksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat. PEMBAHASAN

Sebelum penulis membahas mengenai aspek hukum Ekonomi Islam terhadap sumber daya air, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai Resistensi terhadap globalisasi dan sistem ekonomi kapitalis sebagai motor penggerak utama globalisasi yang sering disuarakan dari jantung kapitalisme itu sendiri. Berbagai peristiwa dekade terakhir, terutama krisis ekonomi tahun 1997 di Asia menimbulkan kesadaran bahwa tatanan ekonomi dunia saat ini mencerminkan ketidak adilan struktur ekonomi pada negara berkembang. Beberapa alternatif telah dimajukan, seperti green economy. Belakangan banyak kalangan, termasuk ahli ekonomi Barat mulai melirik sistem ekonomi yang ditawarkan oleh Islam sebagai pilar tatanan ekonomi baru dunia. Tatanan ekonomi baru tersebut harus mencerminkan keadilan, pandangan yang sejajar terhadap manusia dan moralitas. Tatanan ekonomi yang ditawarkan Islam dilandasi dengan fondasi yang kuat, yaitu tauhid (keesaan Tuhan), khilafah (perwakilan), dan „adalah (keadilan). Ketiga landasan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Tauhid merupakan muara dari semua pandangan dunia Islam. Tauhid mengandung arti alam semesta didesain dan diciptakan secara sadar oleh Tuhan Yang Mahakuasa dan tidak terjadi secara kebetulan atau aksiden. Hal tersebut sebagaimana telah ditegaskan Q.S. al-Baqarah Ayat 30 yang : Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S. al-Baqarah Ayat 30). Hal tersebut diatas jika dikaitkan dengan sumber daya alam termasuk didalamnya pelestarian sumber daya air yang diciptakan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh umat Islam yang mencintai dunia lingkungan hidup. Pada sisi ini, Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

184


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

jelas bertentangan dengan konsep self interest kapitalisme. Implikasi dari pandangan tersebut bahwa persaudaraan universal yang kemudian menimbulkan persamaan sosial dan menjadikan sumber daya alam sebagai amanah untuk dilestarikan dan dimanfaatkan dengan maksimal dalam menjalankan kehidupan. Pandangan ini tidak akan terlaksana secara substansial tanpa dibarengi dengan keadilan sosial ekonomi. Penegakan keadilan dan penghapusan semua bentuk ketidakadilan sebagaimana telah ditekankan dalam al-Qur‟an sebagai misi utama Rasul Allah yang terdapat pada Al-Qur‟an Q.S. A-Hadiid, Ayat 25 yang :  Sesungguhnya kami Telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan Telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Q.S. A-Hadiid, Ayat 25). Dari landasan beberapa ayat Al-Qur‟an diatas dapat dilihat bahwa ada keseimbangan dari faktor ekonomi termasuk didalamnya pemisahan yang radikal antara sektor moneter dengan sektor riil menjadi ketidak adilan dan ketidak merataan. Peranan pemerintah dalam tatanan ekonomi baru tersebut, paling tidak mencakup empat hal : 1. Maksimalisasi tingkat pemanfaatan sumber daya Alam. Pemanfaatan sumber daya Alam tersebut harus memperhatikan prinsip kesejajaran dan keseimbangan (equilibrium). Hal ini penting, karena apabila terjadi pemanfaatan yang tidak seimbang atau pemborosan yang terjadi atas kerusakan alam yang pada gilirannya adalah ketidak seimbangan sunnatullah (hukum alam). Kerugiannya juga pada manusia dalam jangka panjang. Dalam ekonomi Islam konsep al-„adl dan al-ihsan menunjukkan suatu keadaan keseimbangan dan kesejajaran sosial : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S. an-Nahl, Ayat 90). 2. Minimalisasi kesenjangan distributif. Kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang berkaitan dengan prinsip dasar ekonomi Islam yaitu keadilan distributif. Keadilan distributif didefinisikan sebagai suatu distribusi pendapatan dan kekayaan yang tinggi, sesuai dengan norma-norma fairness yang diterima secara universal. 3. Maksimalisasi penciptaan lapangan kerja. Pertumbuhan ekonomi merupakan sarana untuk mencapai keadilan distributif, sebagian karena mampu menciptakan kesempatan kerja yang lebih banyak daripada yang mungkin bisa diciptakan dalam keadaan ekonomi statis seperti penciptaan lapangan kerja yang harus diimbangi dengan pemberian tingkat upah yang adil berdasarkan hasil perkembangan usaha produktif yang dipegang oleh setiap pengusaha. Pemerintah dalam hal ini berkewajiban untuk memastikan kesempatan kerja yang luas melalui berbagai kegiatan ekonomi yang aktif pada sektor yang mampu menyerap semua lapisan. 4. Maksimalisasi pengawasan. Salah satu bagian integral dari kesatuan sistem ekonomi Islam adalah lembaga Hisbah. Peranannya, sebagaimana dirumuskan Ibn Taimiyah, Lembaga Hisbah adalah lembaga pengawasan terhadap penyimpangan dari kegiatan Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

185


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

ekonomi. Dalam pemerintahan yang modern saat ini, lembaga tersebut dapat diaplikasikan dengan modefikasi tertentu yang mempunyai tugas dan wewenang yang sama. Pengawasan dalam ekonomi Islam adalah penting, karena suatu sistem ekonomi yang adil tidak akan berjalan apabila terjadi kecurangan yang disebabkan oleh perilaku menyimpang pelaku ekonomi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam dapat dijadikan alternatif sebagai sistem perekonomian umat Islam yang mampu membawa masyarakat untuk menuju kesejahteraan dan kemakmuran sebagaimana yang diharapkan oleh Agama Islam, karena dibangun tiga landasan utama yang mencerminkan dan menjamin keadilan berjalan. Demikian juga dalam melestarikan sumber daya air, Air sebagai sumber daya alam berupa persediaan dan sekaligus sebagai aliran dan pengisian kembali oleh air hujan. Ekonomi sumber daya air adalah suatu studi tentang proses bagaimana manusia mengambil keputusan, sehingga sumber daya air yang langka dapat dimanfaatkan secara optimal. Persediaan dan biaya-biaya untuk mengeksploitasi sumber daya air akan mempengaruhi ekonomi makro suatu negara. Keseimbangan perdagangan misalnya, ikut dipengaruhi oleh sumber daya air terutama untuk ekspor hasil pertanian. Pengembangan sumberdaya air meliputi pengawasan aliran air, sehingga pola pemasokan air memenuhi pola permintaan di seluruh ruang dan waktu. Sebagaimana diketahui penanganan sumberdaya air biasanya dilakukan oleh manajemen pemerintah yang membidanginya dengan meliputi beberapa tujuan nasional yakni efsiensi ekonomi, pengawasan kualitas lingkungan, distribusi pendapatan antar daerah, dan menyelamatkan sekelompok masyarakat tertentu yang bermukim di suatu daerah. Pemanfaatan sumber daya air umumnya ditujukan untuk memasok keperluan kota, irigasi, pembangkit tenaga listrik pengawasan banjir, rekreasi, pengawasan pencemaran, pelayaran, perikanan, dan untuk konservasi binatang di hutan. Mengingat pentingnya pemanfaatan sumberdaya air ini secara optimal, maka pertimbangan untuk penggunaan ganda harus batasi, meskipun dengan proyek kecil. Sumber daya air saat ini menjadi problematika besar bagi Negara berkembang termasuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berkedudukan sebagai Negara terluas (peringkat 15) dunia termasuk didalamnya kaya akan sumber daya alam dengan kapasitas 325.350 jenis flora dan fauna. Pada tulisan ini, penulis akan mencoba menguraikan beberapa problematika yang terjadi pada pola pemanfaatan potensi sumber daya air, diantaranya : A. Adanya Gejala Krisis Air

Masalah yang muncul banyak terletak pada bagaimana manajemen sumberdaya air harus dioptimalkan dengan terbatasnya segala sumber daya yang ada. Erat kaitannya dengan masalah tersebut yang sering muncul adalah problematika distribusi kuantitas, kualitas, dan modus pemakaian yang sangat bervariasi. Dengan demikian sering terjadi di suatu lokasi terdapat kelebihan air, sedangkan di tempat lain menderita kekurangan air. Berikut rumusan strategi pengembangan sektor air bersih dispesifikkan ke dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Hal tersebut diharapkan akan menghasilkan dampak positif dalam masingmasing aspek secara proporsional, berkelanjutan, dan membawa peningkatan kesejahteraan (social benefit). Rumusan pada dasarnya mendeskripsikan strategi pengelolaan sumberdaya air dari Le Moigne et al. (1994), yang terdiri dua kegiatan penting yakni analisis sumberdaya Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

186


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

air, yaitu mengkaji aspek fisik dan faktor-faktor yang mempengaruhi sumberdaya air, dan pendefinisian strategi, yaitu proses penetapan bentuk-bentuk pengelolaan sumberdaya air. B. Degradasi Sumber Daya Air

Berbagai keluhan yang disertai protes masyarakat terkait adanya pencemaran air yang semakin bermuculan sebagai akibat dari adanya limbah industri termasuk limbah dari industri pariwisata seperti hotel dan restoran. Kecenderungan menurunnya kualitas air seiring dengan meningkatnya perkembangan industri yang mengeluarkan limbah, pertumbuhan perumahan secara eksponensial dan pertambahan penggunaan bahan organik sintetis. Di Bali misalnya pemerhati lingkungan telah mendesak pihak hotel untuk melakukan program penanggulangan limbah karena akumulasi limbah hotel dan rumah tangga di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar diyakini sudah tergolong memprihatinkan yaitu mencapai 24%, sedangkan pencemaran air sungai di seluruh Bali secara umum mencapai 7%. Intruksi air laut telah terjadi atas faktor eksploitasi yang berlebihan terhadap air tanah. Pembabatan hutan dengan semena-mena tanpa kendali akan mengakibatkan berkurangnya kuantitas air yang tidak jarang menimbulkan banjir terutama pada musim penghujan. Air tanah dan air permukaan mulai terkontaminasi dari berbagai zat kimia yang mengandung racun dari limbah industry tersebut, baik limbahan dari saluran irigasi yang mengandung pestisida maupun limbah domestik. Degradasi sumberdaya air sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Air irigasi yang tercemar akan berakibat buruk terhadap hasil panen, sehingga secara keseluruhan tanaman padi persawahan akan menimbulkan pencemaran sumberdaya air yang mengancam kesejahteraan masyarakat. C. Persaingan Semakin Tajam antar Pengguna Air Persaingan yang menjurus konflik kepentingan dalam pemanfaatan air antara berbagai sektor seperti sektor pertanian dan non-petanian akan lebih cenderung meningkat pada masa mendatang. Hal ini dapat dipahami karena air yang sebelumnya dimanfaatkan lebih banyak untuk pertanian, perlu dicatat pada masa mendatang sumber daya air harus dialokasikan terhadap sektor non-prtanian. Sebenarnya konflik akibat persaingan dalam pemanfaatan air sudah sering terjadi pada kalangan petani padi, terutama pada wilayah yang sedang mengalami kelangkaan air. Konflik antar petani dalam pemanfaatan air irigasi biasanya terjadi antara kelompok petani hulu dan kelompok petani hilir, namun pada umumnya tidak berkepanjangan dan tidak sampai menimbulkan bentrokan fisik. Akibat persaingan yang semakin tajam dalam pemanfaatan air maka di masa yang akan datang konflik akan terus bermunculan tidak hanya antar petani tetapi antara kelompok petani melawan kelompok bukan petani yang ikut terhambat akan kebutuhan air. Hasil penelitian JICA seperti dikutip oleh Kurnia, menunjukkan bahwa mulai tahun 1991 sampai tahun 2020 diperkirakan konversi lahan beririgasi di seluruh Indonesia akan mencapai 807.500 ha (untuk Jawa sekitar 680.000 ha; Bali 30.000 ha; Sumatera 62.500 ha dan Sulawesi 35.000 ha). Khusus untuk Bali, dalam beberapa tahun belakangan ini areal persawahan yang telah beralih fungsi diperkirakan mencapai 1.000 ha per tahun. Penciutan lahan sawah ini sungguh pesat, lebih-lebih wilayah sekitar kota yang dipicu oleh harga tanah semakin meroket, sehingga pemilik sawah tergoda untuk menjual sawahnya.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

187


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

D. Menyusutnya Lahan Pertanian Beririgasi Akibat Alih Fungsi Alih fungsi lahan pertanian untuk tujuan non-pertanian merupakan proses yang tidak terhindarkan. Hal ini disebabkan karena adanya ledakan jumlah penduduk yang menunutut pertambahan pemukiman, transportasi, pembangunan industri dan berbagai prasarana fisik untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia modern yang semuanya itu niscaya membutuhkan tanah. Misalnya selama kurun waktu 1984-1990 di Jawa Barat telah terjadi alih fungsi lahan sawah untuk non-pertanian seluas 27.768 ha atau rata-rata 5.554 ha per tahun. Selanjutnya di Jawa dan Bali, selama periode 1981-1986 luas lahan sawah yang telah beralih fungsi mencapai 224.184 ha dengan rata-rata 37.364 ha / tahun. Dari sawah seluas 224.184 ha itu 55,77% masih dipergunakan sebagai lahan pertanian sedangkan sisanya sebanyak 44,23 % dialih fungsikan ke non-pertanian. E. Kurang Jelasnya Ketentuan Hak Penguasaan Air

Pemerintah sebagaimana yang penulis cermati dari beberapa media informasi telah menetapkan susunan prioritas penggunaan air dengan urutan sebagai berikut : 1) Air minum, rumah tangga, pertahanan, keamanan, peribadatan, dan berbagai usaha perkotaan. 2) Pertanian dalam arti luas yaitu termasuk peternakan, perkebunan dan Perikanan. 3) Ketenagaan, industri, pertambangan, lalu lintas dan rekreasi. Akan tetapi pada kenyataannya urutan prioritas yang kedua yakni pertanian sering dikalahkan oleh urutan prioritas ketiga seperti misalnya untuk kebutuhan pembangunan industri. Dalam hal seperti ini, keberlanjutan pertanian hilir akan membawa akibat pemberian izin oleh pemerintah atas pengambilan air di hulu sungai untuk keperluan industri yang tidak jarang menimbulkan pencemaran sungai. Perangkat peraturan dan perundangundangan yang berlaku saat ini dinilai belum tegas dan eksplisit dalam memberikan jaminan kepastian hukum dalam memperoleh hak guna air kepada petani yang sudah berlangsung secara turun temurun. Para petani yang sudah berabad-abad memanfaatkan air sungai untuk keperluan irigasi dalam posisi yang lemah. Jika ada pendatang baru seperti misalnya PDAM atau bahkan pengusaha air minum kemasan yang mengambil air di hulu sungai, maka terpaksa harus mengalah dengan resiko tersebut yaitu pertanian akan mengalami gagal panen dan tidak bisa melanjutkan usaha tani atas faktor kekurangan air. F. Bahan Baku Produksi Air Bersih

Bahan baku produksi air minum berasal dari air tanah termasuk air sumber dan air permukaan (sungai, dan danau). Menurut perspektif historis antara tahun 1978-1984 penggunaan air tanah sekitar 52 % sebagai bahan baku air PAM. Angka ini jauh di atas pemakaian sungai yang hanya 23 % digunakan sebagai sumber bahan baku. Sementara itu penduduk yang menggunakan sumur air tanah menghadapi beberapa aspek negatif seperti mudah tercemar dan pemilikan tanah yang sempit menyebabkan jarak ideal antara sumur dan sumur peresap minimal 15 m sulit dipenuhi. Mengingat kecenderungan penggunaan air sungai sebagai bahan baku air tampak mengalami peningkatan, oleh karena itu pemerintah harus mengambil langkah pengamanan terhadap sungai sebagai sumber air PAM agar tidak tercemar. Dalam jangka pendek pencemaran akan membawa dampak negatif terhadap biaya produksi air bersih, dan dalam jangka panjang akan mengakibatkan penurunan produktivitas kerja penduduk akibat terkontaminasi dengan air yang tercemar. Masalah pencemaran lingkungan yang berakibat kualitas SDA menurun karena pembangunan yang selama ini

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

188


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

dilakukan secara konvesional, dengan cara memacu pertumbuhan dan aktivitas ekonomi sehingga mengakibatkan terjadi peningkatan eksploitasi sumber daya alam (SDA). Peningkatan eksploitasi SDA akan mengakibatkan kerusakan alam, tanah, air, udara dan keanekaragaman hayati baik secara langsung maupun bertahap. Dari masalah inilah kemudian orang sadar betapa perlunya pemikiran untuk mempertimbangkan kelestarian SDA dan lingkungan agar pembangunan ini berkelanjutan. Konsep ini dikenal dengan “pembangunan berkelanjutan� yang menyatakan bahwa pembangunan ini harus memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Cukup banyak bukti menunjukkan adanya pencemaran sungai disetiap kota besar tanah air sehingga perlu ditanggulangi segera seperti kasus sungai Ciliwung di Jakarta, sungai Garang di Semarang, sungai Brantas di Surabaya dan beberapa sungai tertentu di luar Jawa. Untuk itu sangatlah logis penelitian mengenai langkah tersebut, pertumbuhan industri yang semakin meningkat dan peningkatan intensifikasi pertanian dengan pemakaian lebih banyak pestisida yang diikuti dengan berkembangnya penduduk kota yang memberi pengaruh buruk kepada tingkat pencemaran air. Saat ini diperlukan pembangunan yang tepat dalam pengelolaan air sebagai sumber mineral sehingga air yang dieksploitasi besar-besaran tanpa memperhatikan konsep pelestariannya. Berikut beberapa catatan yang kiranya perlu penulis uraikan agar permasalahan sumber daya air termasuk kemungkinan besar akan terjadinya krisis air dapat dihindarkan. Pelestarian dan perlindungan sumberdaya air untuk menjamin keberlanjutan tata air dan pada akhirnya juga keberlanjutan pertanian yang secara kuantitatif perlu ditingkatkan. Berikut beberapa langkah yang penulis uraikan : 1) Pelaksanaan analisa dampak lingkungan bagi proyek-proyek pembangunan atau investasi. Proyek yang secara potensial dapat mengganggu kelestarian sumberdaya air agar secara tegas dilarang atau dihentikan. 2) Penerapan aturan siapa yang melakukan pencemaran dialah yang harus menanggung beban biaya penanggulangan pencemaran tersebut (polluters pay principle) dan kepada pelakunya juga harus dikenai sanksi sesuai aturan yang berlaku. 3) Pengendalian pencemaran atas mutu sumberdaya air dengan cara antara lain: a. Pengolahan air tercemar pada sungai dan danau. b. Pengolahan air limbah pada sumber-sumber tercemar seperti pabrik dan pemukiman. Dan c. Pengembangan teknologi pengendalian pencemaran. 4) Penerapan teknologi irigasi air limbah. Teknologi ini telah berkembang pesat di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Israel dan bahkan India. 5) Rehabilitasi kerusakan daerah hulu sungai (daerah tangkapan). Kerusakan daerah hulu sangat fatal karena dapat mengakibatkan banjir. Adanya erosi karena penggundulan hutan di daerah hulu berakibat pengendapan lumpur pada waduk dan bangunan irigasi. Rehabilitasi kerusakan daerah tangkapan dapat dilakukan antara lain melalui penghijauan dan reboisasi. Dari analisis diatas dapat disimpulkan dalam pengembangan dan manajemen sumberdaya air meliputi beberapa tujuan nasional seperti efisiensi ekonomi, pengendalian kualitas lingkungan, distribusi pendapatan antar daerah, serta untuk memenuhi tujuan-tujuan khusus lainnya termasuk menyelamatkan sekelompok masyarakat tertentu yang bermukim di suatu Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

189


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

daerah. Selama duapuluh tahun terakhir ini, Indonesia telah mengalami penurunan aliran mantap air sebanyak 26,4 %, suatu penurunan yang cukup drastis. Dilain pihak, dalam kurun waktu yang sama kebutuhan akan air bersih naik sekitar 50 %. Oleh karena itu pengendalian air permukaan menjadi semakin penting. Dengan desakan dan pinjaman (loans) dari lembaga internasional seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, proses reformasi sektor SDA dimulai sejak tahun 1999. 1.

Landasan Kebijakan dan Pendekatan Penanganannya 1.1. Landasan kebijakan

Seperti yang diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 3 ayat 3 bahwa “..bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan bagi sebesarbesar kemakmuran masyarakat”. Selanjutnya dalam UU No 11 Tahun 1974 tentang Pengairan, dan PP No 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air dijabarkan lebih lanjut bahwa “air memiliki fungsi sosial dikuasai oleh negara dan negara memberikan wewenang kepada pemerintah untuk mengatur, mengelola dan mengendalikan.”. Sedangkan pengertian pembangunan pengairan adalah segala usaha untuk mengembangkan pemanfaatan, pelestarian dan perlindungan air beserta sumber-sumbernya dengan memperhatikan pemerataan pembangunan dan upaya pengentasan kemiskinan. Dalam pelaksanaannya lingkup tugas bidang pengairan dapat dibagi menjadi dua yaitu tugas pembangunan dan tugas umum pemerintahan. Dalam tugas pembangunan terdapat tiga pokok kegiatan yaitu pengembangan, perlindungan dan operasi dan pemeliharaan :  Kegiatan pengembangan/pembangunan untuk meningkatkan kemanfaatan air dan atau sumber air bagi kesejahteraan rakyat melalui pembangunan prasarana dan sarana.  Kegiatan perlindungan meliputi upaya penyelamatan tanah dan air, pencegahan terjadinya pengotoran/pencemaran, pengamanan dan pengendalian daya rusak air serta perlindungan bangunan pengairan.  Kegiatan operasi dan pemeliharaan untuk menjamin kelestarian fungsi air dan prasarana pengairan yang dapat mengikut sertakan pemanfaat, dan dengan melaksanakan berbagai aspek pembinaan. Sedangkan dalam tugas umum pemerintahan meliputi empat pokok kegiatan yaitu tata pengaturan air, pembinaan, pengaturan kelembagaan dan pengusahaan :  Kegiatan tata pengaturan air, meliputi segala usaha untuk mengatur pemanfaatan untuk mencapai manfaat yang sebesar-besarnya dalam memenuhi hajat hidup dan perikehidupan rakyat. Dalam pelaksanaannya mengikuti perencanaan teknis dengan memperhatikan urutan prioritas berdasarkan pola dasar pembangunan nasional.  Kegiatan pembinaan yang meliputi pengaturan dan pemberian pedoman peruntukan, penggunaan, penyediaan/alokasi air dan sumber air, melakukan pencegahan pengotoran/pencemaran, pengamanan dan pengendalian daya rusak dan menyelenggarakan penyuluhan.  Kegiatan pengaturan dan kelembagaan untuk melengkapi perangkat pengaturan dan kelembagaan dalam kegiatan koordinasi, perencanaan, pengusahaan, perlindungan air dan atau sumber air  Kegiatan pengusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui upaya pengaturan dan pemberian izin pengusahaan air dan atau sumber air. Pedoman pengusahaan adalah berdasarkan asas usaha bersama. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

190


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Undang-undang no. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 menegaskan rencana pembangunan nasional dalam 20 tahun ke depan dalam berbagai sektor pembangunan sebagai upaya menyabarkan dan mencapai tujuan nasional sebagaimana tersebut dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Visi dan Misi Pembangunan Nasional 2005-2025 adalah �INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU DAN MAKMUR� Adapun misi RPJ P 2005-2025 adalah : 1. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafat Pancasila. 2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum. 4. Mewujudkan Indonesia aman, damai dan bersatu. 5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan. 6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari. 7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. 8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan internasional. Dari misi tersebut yang terkait lansung dengan sektor lingkungan hidup adalah misi ke 6 yaitu mewujudkan Indonesia asri dan lestari. Dalam mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari sasaran dan arah pembangunan Lingkungan Hidup yang digariskan dalam RPJP 2005-2025 adalah sebagai berikut : A. Sasaran RPJP 2005-2025 khususnya Lingkungan Hidup 1. Membaiknya pengelolaan dan penggunaan SDA dan pelestarian fungsi LH yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi daya dukung dan kemampuan pemulihannya dalam mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang dan lestari. 2. Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan SDA untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa, serta modal pembangunan. 3. Meningkatnya kesadaran, sikap mental dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi LH untuk menjaga kenyamanan dan kualitas kehidupan. B. Arah RPJP 2005-2025 khususnya Lingkungan Hidup 1. Mendayagunakan SDA yang terbarukan, SDA terbarukan dimanfaatkan secara rasional, optimal, efisien dan bertanggung jawab dengan menggunakan seluruh fungsi dan manfaat secara seimbang. 2. Mengelola SDA yang tidak terbarukan, Pengelolaan SDA tak terbarukan, seperti bahan tambang, mineral, dan sumber energi diarahkan untuk tidak dikonsumsi secara langsung, melainkan diperlakukanan sebagai masukan, baik bahan baku maupun bahan bakar, untuk proses produksi yang dapat menghasilkan nilai tambah optimal di dalam negeri. 3. Menjaga keamanan ketersediaan energi, Menjaga keamanan ketersediaan energi diarahkan untuk menyediakan energi dalam waktu yang terukur antara tingkat ketersediaan sumber-2 energi dan tingkat kebutuhan masyarakat. 4. Menjaga dan melestarikan sumber daya air, Pengelolaan diarahkan menjamin keberlanjutan daya dukungnya dengan menjaga kelestarian fungsi daerah tangkapan air dan keberadaan air tanah. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

191


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

5. Mengembangkan sumber daya kelautan, Pembangunan ke depan perlu memperhatikan pendayagunaan dan pengawasan wilayah laut yang sangat luas.Pemanfaatan sumber daya tersebut melalui pendekatan multisektor, integratif dan komprehensif untuk meminimalkan konflik dan tetap menjaga kelestariannya. 6. Meningkatkan nilai tambah atas pemanfaatan SDA tropis yang unik dan Khas, Deversifikasi produk dan inovasi pengolahan hasil SDA terus dikembangkan agar mampu menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai tambah tinggi. 7. Memperhatikan dan mengelola keragaman jenis SDA yang ada di setiap wilayah, Pengelolaan SDA untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, mengembangkan wilayah strategis dan cepat tumbuh serta memperkuat daerah dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan. 8. Mitigasi bencana alam sesuai dengan kondisi geologi Indonesia, Mengembangkan kemampuan sistem deteksi dini, sosialisasi dan desiminasi informasi terhadap ancaman kerawanan bencana alam kepada masyarakat. 9. Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan, Pembangunan ekonomi diarahkan pada pemanfaatan jasa lingkungan yang ramah lingkungan. Pemulihan kondisi lingkungan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan. 10. Meningkatkan kapasitas pengelolaan SDA dan LH, Peningkatan kelembagaan, penegakan hukum, SDM yang berkualitas, penerapan etika lingkungan, internalisasi etika lingkungan dalam kegiatan produksi, konsumsi, pendidikan formal dan kehidupan sehari-hari. 11. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan. C. Beberapa kelemahan strategis dalam pencegahan kerusakan lingkungan Beberapa kelemahan yang sifatnya mendasar selama ini dalam mengelola lingkungan hidup dan memerlukan tekad kuat untuk diperbaiki menurut kami adalah : 1. Energi nasional dalam kurun 10 tahun terakhir tercurah habis untuk pengembangan proses demokrasi yang kurang sehat, sehingga hal-hal yang strategis dan berdampak luas dan menjangkau llintas generasi kurang mendapat perhatian dan dukungan politis. 2. Kebijakan dan regulasi tentang pengelolaan hidup yang sudah cukup baik dalam formulasinya ternyata tidak dibarengi dengan implementasi yang baik. 3. Penegakan hukum terhadap pelanggaran perusakkan dan pencemaran lingkungan hampir tidak ada sangsinya. 4. Otonomi daerah yang berorientasi menaikkan PAD menyebabkan exploatasi sumber daya yang membabi buta. Seolah-olah Lingkungan Hidup dan SDA adalah sapi perah yang tidak akan habis susunya. 5. Anggaran sektor LH yang sangat kecil yakni masih pada posisi 1% dari APBN, sementara kontribusi hasil SDA mencapai sekitar 25-30% APBN, sangatlah tidak seimbang antara kebutuhan dan beban yang dibutuhkan. 6. Sementara Sumber Daya Manusia (SDM) yang menyadari pentingnya peran Lingkungan Hidup sebagai modal pembangunan dan sekaligus tabungan untuk generasi penerus bangsa, sekalipun itu di tingkat pengambil keputusan baik di Pusat maupun Daerah. 7. Minimnya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dan implementasi mengenai Lingkungan Hidup antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

192


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

1.2. Pendekatan penanganan A. Pendekatan wilayah sungai dalam keterpaduan tata ruang Pembangunan secara alamiah akan tumbuh pesat di daerah yang memiliki sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan dukungan prasarana lainnya. Pusat pertumbuhan berada di perkotaan dengan dukungan daerah pertanian di sekitarnya. Perkembangan ekonomi dengan industri dan perdagangan akan memanfaatkan lahan maupun sumberdaya air. Muncul potensi konflik antara pengguna yang selama ini telah memanfaatkan sumberdaya air dan lahan yang umumnya dalam posisi lemah. Untuk itu sangat diperlukan campur tangan pemerintah dengan penekanan perbaikan pengelolaan sumberdaya air yang berdasarkan pada keterpaduan. B. Kesepakatan Internasional 1992, Dublin – Rio de Janeiro dan Cisarua Dari berbagai konperensi internasional muncul beberapa kesepakatan reformasi dalam pengelolaan sumberdaya air terutama dalam menghadapi Abad 21. Pengelolaan sumberdaya air membutuhkan pendekatan yang holistik, berdasarkan partisipatori yang melibatkan pengguna, perencana dan penentu kebijakan mengingat air dalam keadaan tertentu sudah menjadi benda yang memiliki nilai ekonomi. C. Pergeseran paradigma Dengan mengacu pada perubahan lingkungan, ketersediaan sumberdaya, perkembangan teknologi dan sosial kemasyarakatan maka tidak dapat dielakkan lagi adanya pergeseran paradigma. Pembangunan yang semula kurang serius mempertimbangkan lingkungan sudah harus berwawasan lingkungan. Demikian pula penanganan dengan pendekatan parsial atau proyek individu menjadi pendekatan komprehensif. Pengelolaan yang semula berdasarkan supply untuk memenuhi permintaan sudah harus berorientasi pada pengelolaan sumberdaya dengan pendekatan demand management. D. Pendekatan pengelolaan Beberapa kata kunci dalam pendekatan pengelolaan sumberdaya air ini adalah keterpaduan berdasarkan kerangka analitis yang holistik, upaya pembenahan institusi dan pengaturan dengan koordinasi, serta penerapan sistim insentive dan disinsentif. Untuk itu upaya pemberdayaan institusi dengan dukungan pengaturan dan kemampuan teknis merupakan salah satu jalan untuk mencapai pengelolaan yang handal dan berkelanjutan. 2.

Penyesuaian Kebijaksanaan Sumber Daya Air Perlu ada penyesuaian atau reorientasi kebijaksanaan di bidang sumberdaya air yang mencakup hal-hal sebagai berikut : 1) Pengelolaan sumberdaya air yang berorientasi pada sisi persediaan (supply-side management) perlu diorientasikan ke arah pengelolaan sumberdaya air yang memperhitungkan nilai air dalam kaitannya dengan biaya penyediaan dan memperlakukan air sebagai barang ekonomi ( demandside management). 2) Kebijakan sumberdaya air yang menekankan pada pengembangan pada satu sistem irigasi perlu disesuaikan yakni menuju pengembangan dan pengelolaan air dalam satu daerah aliran sungai (DAS) yang memperhatikan keterkaitan antara berbagai pengguna air sepanjang sungai, keterkaitan antara air permukaan dan air tanah, perlindungan daerah

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

193


COMMYOUTHNALISM

3)

4)

5)

6)

COMMUNICATION DAYS 2011

tangkapan (catchment area) serta mengembangkan sistem pengelolaan one river, one management. Pengelolaan secara tersentralisasi agar dirubah menjadi terdesentralisasi yaitu dengan melibatkan berbagai pengguna khususnya kelembagaan lokal seperti P3A yang ada dalam setiap tahapan kegiatan keirigasian mulai dari perencanaan, pemeliharaan sampai pemanfaatan. Pemerintah telah menyadari akan kelemahan dari pendekatan yang tersentralisasi dalam pengelolaan sumberdaya air. Oleh sebab itu, sejak beberapa tahun terakhir ini pemerintah telah memberikan kewenangan yang lebih besar kepada P3A dalam pengelolaan jaringan irigasi. Ini terbukti dari adanya program PIK (Penyerahan Irigasi Kecil) untuk sistem irigasi yang kurang dari 500 ha, sedangkan untuk yang di atas 500 ha petani diwajibkan membayar Iuran Atas Pelayan Irigasi (IPAIR). Sebegitu jauh belum banyak ada laporan evaluasi yang mendalam tentang pelaksanaan program-progaram ini. Dalam rangka implementasi program PIK dan IPAIR perlu kiranya memotivasi petani agar menjadikan P3A sebagai lembaga irigasi yang mampu berfungsi ganda yakni selain sebagai pengelola sistem irigasi dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan (OP) tetapi juga sebagai pengelola agribisnis. Dalam pengelolaan irigasi, para petani perlu dimotivasi untuk membentuk wadah koordinasi antar P3A atau Federasi P3A baik dalam lingkungan satu sistem irigasi yang terdiri dari beberapa P3A maupun dalam lingkungan yang lebih luas yaitu daerah aliran sungai (DAS). Hal ini dimaksudkan agar air dapat dialokasikan secara lebih adil berdasarkan kesepakatan semua P3A yang terkait. Selain itu, melalui Federasi P3A ini pengaturan dan ketentuan pola tanam dan jadwal tanam yang mendukung pemanfaatan air secara lebih efisien dan adil dapat dirumuskan bersama. Tanggung jawab pengelolaan DAS memang seyogyanya ada dalam satu tangan. Sebab, DAS merupakan satu kesatuan topografi, satu kesatuan tata air dan satu kesatuan ekosistem dengan batas-batas geografis yang jelas sehingga wajar jika dikelola dalam satu kesatuan managemen. Dengan demikian, maka perencanaan pemanfaatan air sungai dan pengembangan sumberdaya air dalam DAS dapat disesuaikan antara kebutuhan dan potensi yang tersedia (Mahar, 1999).

Kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air di Indonesia selama ini masih mengandung beberapa kelemahan. Antara lain : 1. Masih berorientasi pada segi penyediaan (supply-side management). 2. Lebih menekankan pada pengembangan satu sistem irigasi dan kurang memperhatikan keterkaitan hidrologis antar sistem dalam satu sungai. 3. Lebih berorientasi pada pengembangan jaringan utama sistem irigasi. dan 4. Arena pengelolaan air ada pada tingkat sistem irigasi bukan sungai. Ciri-ciri dari supply-side management seperti dikemukakan oleh Osmet (1996) antara lain air diperlakukan sebagai sumberdaya yang ketersediannya tidak terbatas, peran pemerintah sangat dominan dengan fungsi utama menyediakan air kepada pengguna dengan biaya yang relatif rendah dan bahkan gratis seperti dalam bidang irigasi, lebih menekankan pada pengembangan sarana dan prasarana fisik dengan perhatian utama terpusat pada efisiensi teknis.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

194


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

3.

Pembangunan Berkelanjutan Melalui Sumber Daya Air Dalam melaksanakan pembangunan nasional perlu memperhatikan tiga pilar pembangunan berkelanjutan secara seimbang, hal ini sesuai dengan hasil Konperensi PBB tentang Lingkungan Hidup yang diadakan di Stockholm Tahun 1972 dan suatu Deklarasi Lingkungan Hidup KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992 yang menyepakati prinsip dalam pengambilan keputusan pembangunan harus memperhatikan dimensi lingkungan dan manusia serta KTT Pembangunan Berkelanjutan di Johannesburg Tahun 2002 yang membahas dan mengatasi kemerosotan kualitas lingkungan hidup. Bagi Indonesia mengingat bahwa kontribusi yang dapat diandalkan dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi dan sumber devisa serta modal pembangunan adalah sumberdaya air yang dapat dikatakan bahwa sumberdaya air mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia baik pada masa lalu, saat ini maupun masa mendatang sehingga dalam penerapannya harus memperhatikan apa yang telah disepakati dunia internasional. Namun demikian, selain sumberdaya alam yang mampu mendatangkan kontribusi besar bagi pembangunan di lain pihak keberlanjutan atas ketersediaannya sering diabaikan yang mestinya ditaati sebagai landasan melaksanakan pengelolaan suatu usaha dan atau kegiatan mendukung pembangunan dari sektor ekonomi yang secara garis besar kurang diperhatikan, sehingga ada kecenderungan terjadi penurunan daya dukung lingkungan dan menipisnya ketersediaan sumberdaya air yang ada serta penurunan kualitas lingkungan hidup. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang tidak dilakukan sesuai dengan daya dukungnya dapat menimbulkan krisis pangan, krisis air, krisis energi dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa hampir seluruh jenis sumberdaya alam dan komponen lingkungan hidup mengalami penurunan kualitas dan kuantitasnya dari waktu ke waktu. Dengan kondisi tersebut maka pengelolaan sumberdaya air yang berkelanjutan perlu ditingkatkan kualitas dan dukungan penegakan hukum lingkungan yang adil dan tegas, sumberdaya manusia yang berkualitas, perluasan penerapan etika lingkungan serta asimilasi sosial budaya yang semakin mantap. Perlu segera didorong agar perubahan cara pandang terhadap lingkungan hidup yang berwawasan etika lingkungan melalui internalisasi kedalam kegiatan/proses produksi dan konsumsi, dan menanamkan nilai dan etika lingkungan dalam kehidupan sehari-hari termasuk proses pembelajaran sosial serta pendidikan formal pada semua tingkatan. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan, perlu memperhatikan penjabaran lebih lanjut mandat yang terkandung dari Program Pembangunan Nasional yaitu pada dasarnya merupakan upaya untuk mendayagunakan sumberdaya air untuk kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal sertapenataan ruang. Dengan demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan publik. Konsep ini mengandung dua unsur : 1. 2.

Kebutuhan, khususnya kebutuhan dasar bagi golongan masyarakat yang kurang beruntung yang amat perlu mendapatkan prioritas tinggi. Keterbatasan, penguasaan teknologi dan organisasi sosial harus memperhatikan keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia pada saat ini dan di masa depan.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

195


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Hal ini mengingat visi pembangunan berkelanjutan bertolak dari Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yaitu terlindunginya segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, tercapainya kesejahteraan umum dan kehidupan bangsa yang cerdas, dan dapat berperannya bangsa Indonesia dalam melaksankan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan demikian, visi pembangunan yang dapat dianut adalah pembangunan yang dapat memenuhi aspirasi dan kebutuhan masyarakat generasi saat ini tanpa mengurangi potensi pemenuhan aspirasi dan kebutuhan generasi mendatang. PENUTUP 1. Kesimpulan Keinginan untuk membangun lembaga ekonomi yang sejalan dengan prinsip Islam seperti lembaga finasial yang bebas bunga, pengumpulan zakat lewat pemerintah, dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut telah melahirkan keprihatinan untuk mengembangkan sebuah pendekatan baru bagi ekonomi pada kalangan terbatas seperti keprihatinan untuk mengembangkan suatu disiplin akademis yang secara umum disebut tatanan ekonomi Islam. Tatanan ekonomi Islam dilandasi dengan fondasi yang kuat yaitu tauhid (keesaan Tuhan), khilafah (perwakilan), dan „adalah (keadilan). Ketiga landasan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Hal tersebut diatas jika dikaitkan dengan sumber daya alam termasuk didalamnya pelestarian sumber daya air yang diciptakan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh umat Islam yang mencintai dunia lingkungan hidup. Berikut peranan pemerintah dalam tatanan ekonomi baru yang perlu dipahami, paling tidak mencakup empat hal : 1. Maksimalisasi tingkat pemanfaatan sumber daya. 2. Minimalisasi kesenjangan distributif. 3. Maksimalisasi penciptaan lapangan kerja. 4. Maksimalisasi pengawasan. 2.

Saran Dari penulisan diatas ada beberapa hal yang perlu diuraikan kembali mengingat krisis air yang kemungkinan besar akan terjadi : 1. Pemerintah harus mensosialikan akan krisis air terhadap rakyat banyak agar dijadikan pelajaran bagi pengguna air. 2. Pemerintah harus memberikan support terhadap masyarakat yang sudah berhasil melestarikan sumber daya air dengan tujuan masyarakat dapat meniru orang yang sudah paham terhadap lingkungan. 3. Pemerintah selaku pembuat kebijakan harus tegas, adil, dan bijaksana dalam menjalankan UU minimal memberikan sanksi terhadap petugas yang tidak berhasil dalam mengelola, melestarikan, dan Mensosoalisasikan SDA terhadap Rakyat.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

196


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA Helmi., “Kearah Pengelolaan Sumberdaya Air yang Berkelanjutan: Tantangan dan Agenda untuk Penyesuaian Kebijaksanaan dan Birokrasi di Masa Depan”. Dalam VISI Irigasi Indonesia Nomor 13 (7) 1997, Pusat Studi Irigasi Universitas Andalas, Padang, 1997. Iqbal Achmad. “Pemerintah Harus Perhatikan Konsep Ekonomi Islam” 24-11-2008 Website http://www.ekonomisyariah.net Anonim, 2001. “Memprihatinkan Limbah Hotel dan Rumah Tangga di Badung dan Denpasar”,. Dalam Bali Post, Kamis 12 April Nasoetion , Lufti dan Joyo Winoto.,“Masalah Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Dampaknya Terhadap Keberlangsungan Swasembada Pangan”, Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta, 1996. Kurnia, G., Arianto, T., Judawinata, R., Sufyandi,A., Rija., dan D. Hermajanda. 1996. “Persaingan dalam Pemanfaatan Sumberdaya Air”, Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Jakarta, 1996. Atmanto, Sudar Dwi., “Pertanian dan Irigasi Air Limbah”, dalam Irigasi Petani No.11/V/1993, Pusat Studi dan Pengembangan Irigasi (PSPI), LP3ES, Jakarta, 1993. RPJP memuat visi, misi, kondisi umum, arah, tahapan, dan prioritas Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

197


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Dampak Globalisasi Teknologi dan Informasi terhadap pembentukan karakter generasi muda khususnya Perempuan di Indonesia Angelique Maria Cuaca Psikologi UPI YPTK Padang

Abstrak Perdebatan mengenai globalisasi telah dua dekade ini menjadi buah bibir kaum akademisi di Indonesia. Berbagai akibat ditimbulkan olehnya, mulai dari bidang ekonomi, sosial, politik bahkan sampai ke bidang kebudayaan. Dampak yang timbul dalam kebudayaan Indonesia terasa saat mulai masuknya jaringan sosial pertemanan seperti facebook dan twitter. Kemudahan yang diberikan di era globalisasi melalui revolusi digital di Indonesia tidak disangka memberikan dampak yang bertolak belakang dari fungsinya sebagai alat yang mempermudah seseorang untuk melakukan sesuatu hal. Revolusi digital di Indonesia ternyata mampu merubah paradigma masyarakat Indonesia, khususnya perempuan. Perubahan paradigma itu kemudian yang merubah struktur kebudayaan Indonesia yang ada. Berbicara mengenai perempuan mau tak mau harus berbicara tentang gaya hidupnya. Gaya hidup ini juga dipengaruhi oleh globalisasi khususnya globalisasi teknologi informasi lewat medianya seperti internet. Fenomena gaya hidup selebritis disadari atau pun tidak, telah menjadi tren generasi muda saat ini. Tanpa mereka sadari, banyak dari mereka mulai mengakui dirinya sebagai “ Alay‟ers, Jempol‟ers, Facebook‟ers dan lainnya. Budaya narsisme yang ditularkan oleh jejaring sosial sedikit demi sedikit mulai mengakar membentuk sebuah karakter budaya.. Generasi muda menganggap dirinya harus menjadi pusat perhatian dari individu lainnya layaknya seorang selebritas. Fenomena “ Selebritas mini “ yang diciptakan oleh globalisasi teknologi dan informasi menjadi sesuatu yang menarik untuk di kaji lebih dalam, khususnya dari pendekatan psikologi dan feminisme. Hal ini terkadang lepas dari perhatian para akademisi maupun pengamat sosial, meskipun sudah ada beberapa penelitian yang di lakukan tantang dampak globalisasi di segala bidang, penulis akan mencoba mengkaji dampak dari globalisasi dibidang tekhnologi terhadap pembentukan karakter generasi muda khususnya perempuan di Indonesia. Dengan harapan akan bisa memberikan suatu pemahaman dan solusi dalam pembentukan karakter generasi muda tersebut. Kata Kunci: Globalisasi Teknologi, Perempuan, Karakter Generasi Muda

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

198


COMMYOUTHNALISM

1.1

COMMUNICATION DAYS 2011

Pendahuluan / Globalisasi dan pemuda Dalam kehidupan sehari – hari, kita sering mendengar kata Globalisasi. Globalisasi di

Indonesia mulai masuk ketika mulai adanya revolusi di bidang teknologi dan informasi. Era yang awalnya “ gagap teknologi “ berubah menjadi “ Hi – tec “. Seluruh aktivitas kontak fisik diganti dengan kontak media. Ruang dan waktu tidak menjadi penghalang lagi untuk melakukan komunikasi dua arah bahkan lebih. Jasa ilmu pengetahuan dan iptek tanpa disadari telah menembus sekat – sekat wilayah geografi suatu negara. Jika dahulunya untuk berkomunikasi antar negara kita menggunakan media telpon SLJJ dan mengirim surat lewat jalur darat yang memakan waktu yang cukup lama, hari ini kita dipermudah dengan adanya internet. Fenomena internet membuat dunia bagaikan jejaring bola di mana setiap orang terhubung satu dengan yang lainnya dalam hitungan menit bahkan detik. Secara cepat, arus informasi terus mengalir tanpa mampu dikontrol oleh negara sehingga tidak ada yang mampu menahannya. Sudah jarang orang yang tidak menggunakan internet sebagai sarana. Internet bagaikan bola jaring yang melilit satu sendi dengan sendi yang lain. Tua muda, desa kota, lelaki perempuan, dan yang lainnya menggunakan internet untuk berbagai keperluan hidup. Di mulai dari sekolah yang mengajarkan mengenai penggunaan internet, di kampus yang menerapkan sistem belajar jarak jauh / e – learing, e – book, e –registrasi dan sebagainya, bank yang mulai menerapkan sistem e – banking, kantor–kantor dan café yang mulai memasang wi – fi, dan masyarakat yang mulai berwirausaha membuka jasa warung internet sebagai sarana menfasilitasi internet beredar di mana saja. Apalagi handphone zaman sekarang tidak ada lagi yang tidak menyediakan layanan internet sebagai fitur unggulannya seperti Blackberry Messager ( BBM ), Nokia Messager, dan sebagainya. Para pemilik layanan telekomunikasi selular pun berlomba – lomba membanting harga layanan internet karena permintaan akan internet begitu banyak dan persaingan harga pasar tinggi.. Internet seperti iklan yang dikeluarkan oleh salah satu operator komunikasi, “ Di mana saja dan kapan saja.” Kemudian timbul pertanyaan menarik yang mendasari penelitian ini, apa dampak globalisasi teknologi dan informasi terhadap pembentukan karakter generasi muda khususnya Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

199


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Perempuan di Indonesia? Hal ini penting untuk dikaji karena generasi muda adalah generasi penerus yang akan melanjutkan kehidupan bangsa Indonesia ke depannya. 1.2

Globalisme Kata globalisasi berasal dari kata global yang berarti mendunia. Pengertiannya secara

keseluruhan adalah proses yang mendunia, di mana satu persatu sekat ditembus sehingga membuat dunia yang begitu luasnya ibarat kertas yang mampu dilipat sekecil mungkin. Proses dimulainya Globalisasi ditandai dengan adanya pasar bebas yang masuk ke dalam struktur perekonomian, kemudian dipercepat dengan berkembangnya teknologi dan informasi. Proses globalisasi ekonomi dan revolusi di bidang teknologi informasi kemudian berjalin kuat dan menuntun perubahan ke arah ekonomi, sosial, politik dan juga kebudayaan. Perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal abad ke-20. Berbicara mengenai Globalisasi , sampai hari ini tidak ada kesepakatan mengenai makna dan pengertiannya. Selama dua dekade, pro kontra mengenai pengertian Globalisasi masih saja bergulir tanpa menemukan titik temu. Setiap ilmuan yang berasal dari masing masing kelompok mempunyai defenisi tersendiri sesuai dengan perspektif dan ideologi yang mereka anut. Dan sampai hari ini juga, mereka banyak menggunakan konsep “menuju pada” dibandingkan konsep ”yang sudah jadi”. Globalisasi sebenarnya bukanlah sebuah konsep melainkan sebuah pendekatan. Pendekatan Globalisasi ini didasari oleh paham liberalisme yang mengatur seluruh sistem yang bernaung di dalamnya. Menurut James Canton, “ Globalisasi akan meningkatkan pemahaman lintas budaya, menghapuskan sekat antar masyarakat akibat perbedaan negara karena perserikatan perdagangan semakin berkembang melintasi batas – batas negara. “ [1] James menganggap bahwa Globalisasi mampu menciptakan pluralisme, perdamaian, serta adanya saling memahami antara pelaku pemilik kedua kebudayaan yang berbeda. 1.3

Pendekatan Psikologi

Psikologi berasal dari kata pysce yang berarti jiwa dan logos yaitu ilmu. Jiwa merupakan sesuatu yang abstrak, oleh karena itu psikologi lebih diartikan sebagai sebuah ilmu yang mengamati perilaku manusia. Menurut Sigmund Freud yang merupakan bapak psikoanalisa, Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

200


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

pengamatan perilaku manusia tidak hanya dilihat dari kesadaran yang merupakan bagian kecil dari kehidupan mental tapi juga dari bagian terbesarnya adalah ketidaksadaran. Ketidaksadaran ini kemudian yang menjadi sumber utama dari konflik. Pra kesadaran yang berada diantara sadar dan tidak sadar, sewaktu – waktu dapat muncul dalam kesadaran. Freud mendasarkan teorinya pada keadaan bawah sadar yang merupakan keinginan yang diterima pada masa lampau, dibuang dari kesadaran, menjadi alam bawah sadar yang kemudian berpengaruh. Freud mengibaratkan alam sadar dan tidak sadar itu dengan sebuah gunung es yang terapung di permukaan air. [2] Carl Gustav Jung, pengikut Freud memperkuat bahwa kedua alam tersebut tidak hanya saling mengisi, tetapi berpengaruh satu sama lain. Jung memfungsikan alam sadar sebagai penyesuaian terhadap dunia luar dan alam tak sadar sebagai penyesuaian terhadap dunia dalam. Menurut Jung, ketidaksadaran terbagi dua yaitu pertama, ketidaksadaran pribadi yang berisikan hal – hal yang diperoleh individu selama hidupnya. Kedua, ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran koletif menunjukan kebiasaan manusia sejak dahulu dalam menghadapi berbagai situasi seperti ketakutan, bahaya, perjuangan, kematian, dan sebagainya. Jung merumuskan, “ Ketidaksadaran kolektif itu sebagai suatu warisan kejiwaan yang besar daripada perkembangan kemanusiaan, yang lahir kembali dalam struktur tiap – tiap individu. “ [3]

Pengetahuan mengenai kesadaran diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui manifestasi dari isi ketidaksadaran. Manifestasi itu antara lain : pertama, Symtom dan kompleks. Symtom merupakan gejala dorongan dari jalannya energi normal, sedangkan kompleks merupakan bagian yang tidak terkontrol kesadaran, berada di luar kesadaran dan berpotensi menghambat / memajukan kesadaran. Kedua, mimpi, fantasi dan khayalan. Menurut Jung, “ Impian tetang keinginan – keinginan sampai pada khayalan khusus orang – orang yang ada di dalam keadaan tertentu. “ [4] Ketiga, Archetypus berasal dari kata Augustinus yang merupakan reaksi yang terjadi / insting terhadap situasi yang terjadi. Jung menyebutkan Archetypus sebagai “ organ – organ jiwa “ / Bergson “ les eternels encrees “.

Jung membagi arah jiwa manusia dalam dua bagian yaitu pertama, gerak progresi yaitu gerak maju atas dasar kesadaran dan bentuk proses penyesuaian yang terus menerus terhadap tuntutan – tuntutan sadar. Kedua, gerak regresi yaitu dimana gerak maju terhalang oleh libido sehingga menyebabkan penurunan. Kepribadian jiwa manusia memiliki kecenderungan untuk Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

201


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

berkembang ke arah bulatan yang stabil. Jung dalam psikoterapinya mengatakan bahwa “ perkembangan adalah semacam pembeberan kebulatan asli yang semula tak punya diferensiasi, pembeberan ini adalah realisasi atau penemuan diri. “ [5] Proses ini disebut Jung sebagai “proses individuasi”. Proses inilah yang kemudian akan mengaktifkan ketidaksadaran, sehingga totalitas fisik dapat berfungsi dengan baik.

1.4

Pandangan feminisme Feminisme merupakan sebuah konsep gerakan perempuan yang dilatar belakangi oleh

berbagai macam bentuk penindasan dan ketidakadilan terhadap perempuan. Feminisme berasal dari kata feminin yang berarti perempuan dan feminis adalah perempuan yang berjuang dalam konsep gerakan perempuan. Berdasarkan pendekatan feminisme eksistensialis yang didasari oleh pemikiran Simone de Beauvoir menyebutkan bahwa “ Perempuan mempunyai hak penuh bangga menjadi perempuan, seperti juga laki – laki bangga menjadi seorang laki – laki. Setiap orang dapat menjadi bahagia dengan tubuhnya, tetapi tidak selayaknya kita menempatkan tubuh sebagai pusat dari jagad ini “ [6] Simone menerangkan bahwa perempuan dan laki – laki memiliki peran yang sama yaitu sebagai subjek yang berfikir dan melakukan sesuatu, bukan sebagai objek. Simone membagi tiga jenis perempuan yang menampilkan sisi feminitas salah satunya adalah narsis. Narsisme yang timbul pada perempuan disebabkan oleh keputusasaan sebagai subjek karena tidak diperkenankan untuk mengaktualisasikan diri. Simon mengatakan, “ Karena tidak mampu memberikan kepuasan pada dirinya melalui proyek – proyek dan tujuannya, [perempuan] dipaksa menemukan imanensinya sebagai seorang manusia. Ia menjadikan dirinya sangat penting, karena tidak ada objek penting yang dapat diaksesnya. “ [7] Perempuan kemudian merasa diri mereka adalah objek di mana mereka terpesona bahkan terobsesi terhadap citranya baik itu wajah, tubuh, maupun pakaiannya. Narsisme awalnya menguntungkan bagi perempuan karena ia dapat membangun ego dan keberanian untuk menghadapi masa depan yang tidak menyenangkan, tapi pada akhirnya narsisme menghambat kemajuan diri perempuan itu sendiri. Ia akan terus menyesuaikan diri sesuai dengan hasrat laki – laki dan selera masyarakat. Penghargaan diri narsis bergantung pada persetujuan mereka. Ia cantik jika masyarakat

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

202


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

menyatakan bahwa ia cantik, namun ia sendiri tidak mempunyai kekuatan atau kekuasaan untuk mengakui kecantikannya. Perempuan yang masuk ke dalam tiga jenis ini menurut Bartky dicecoki dengan citra mengenai kecantikan perempuan di mana keinginan mereka dikumpulkan dalam bentuk fashion kecantikan. [8] Perempuan menjadi sangat sibuk memperhatikan segala ketidaksempurnaan tubuhnya, sehingga mereka tidak lagi mempunyai waktu untuk meningkatkan pikirannya. Satu satunya caranya perempuan membebaskan diri dari tubuhnya adalah menolak untuk menghambur – hamburkan uang hanya untuk mendapatkan pengakuan. 2.1

Globalisasi, Feminisme, dan Psikologi sebuah kritik Arus globalisasi teknologi dan informasi membuat tren baru dalam masyarakat.

Perubahan yang digandeng dalam perubahan struktur ekonomi memiliki misi untuk menjadikan bangsa yang maju, saling menghargai perbedaan, menciptakan pluralisme, dan perdamaian. Adanya internet, membuat arus globalisasi semakin bertambah kencang. Arus globalisasi informasi teknologi masuk ke segala aspek dan melakukan perombakan mulai dari kebudayaan, struktur pemerintahan , bahkan sampai ke aspek yang terkecil yaitu pribadi dari individu masyarakat. Menggunakan pendekatan psikologi, globalisasi teknologi informasi melalui internet mempengaruhi alam bawah sadar individu yang kemudian membentuk karakternya. Menurut Sigmund Freud yang merupakan bapak psikoanalisa, pengamatan perilaku manusia tidak hanya dilihat dari kesadaran yang merupakan bagian kecil dari kehidupan mental tapi juga dari bagian terbesarnya adalah ketidaksadaran.� Secara tidak sadar, anak muda Indonesia khususnya perempuan secara perlahan berubah kebiasaan yang berujung pada perubahan karakter. Liberalisme membentuk di mana setiap orang menjadi konsumerisme, menjadikan segala sesuatu menjadi kebutuhan khususnya dalam penampilan dan gaya hidup. Mulai masuknya jalur perdagangan lewat internet, dan yang banyak menjadi sasarannya adalah perempuan melalui dunia mode dan dunia kecantikan. Perempuan kemudian merubah diri mereka seperti idola mereka yang tertampil pada media. Mulai dari ujung kuku sampai ujung rambut, perempuan yang tidak sadar kemudian merubah jati dirinya.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

203


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Feminisme eksistensialis, melihat bahwa perempuan yang tidak menjadi diri sendirinya sama dengan menjadikan dirinya sebagai komoditas. Simon mengatakan, “ Karena tidak mampu memberikan kepuasan pada dirinya melalui proyek – proyek dan tujuannya, [perempuan] dipaksa menemukan imanensinya sebagai seorang manusia. Ia menjadikan dirinya sangat penting, karena tidak ada objek penting yang dapat diaksesnya. “ Benarkah globalisasi teknologi informasi akan membawa pluralisme, perdamaian, dan saling menghargai dalam masyarakat, sedangkan dari pendekatan psikologi dan feminisme menilai bahwa ada pengaruh buruk dibalik kenyamanan yang diberikan globalisasi? 2.2

Generasi muda dan internet khususnya facebook Internet memberikan kemudahan bagi semua orang dalam mencari informasi.

Kemudahan informasi menjadikan setiap orang mudah untuk belajar, kapan saja, dan di mana saja. Menurut penelitian majalah Global, ada 40 anak muda terkaya yang berhasil membuat inovasi canggih untuk kehidupan.[9] Mereka mampu menciptakan

software, website,

komunitas, layanan internet (web apps) yang memiliki jutaan pengunjung tiap harinya. Salah satu diantaranya adalah Mark Zuckerberg yang berhasil membuat facebook. Facebook memberikan banyak kemudahan dalam mencari teman – teman, memperkuat jaringan, sebagai bisnis modal usaha dan sebagainya. Facebook kemudian menjadi hari – hari anak muda, kapan saja di mana saja berfacebook ria mulai menggunakan komputer, handphone, dan sebagainya. Mulai dari chatting, update status, grup, video call, game online, semua fitur komplit di dalam sana. Anak muda mulai menggunakannya sebagai ajang untuk mengeksplorasi diri dan menjadikan facebook sebagai dunia kedua mereka. Di sana mereka menemukan sebuah kehidupan di mana tidak ada batasan ataupun halangan untuk menghambat perkembangan mereka dalam berkarya mengaktualisasikan diri. Indonesia merupakan pengguna facebook terbesar kedua di dunia setelah Amerika. Sejak jejaring sosial masuk ke Indonesia, banyak perubahan yang terjadi. Peminatnya banyak berasal dari kalangan anak muda di segala status sosial mulai dari kota maupun daerah, miskin maupun kaya, akademisi, maupun pebisnis.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

204


COMMYOUTHNALISM

2.3

COMMUNICATION DAYS 2011

Perkembangan Kejiwaan Generasi Muda dan Pendekatan Psikologis akibat

internet khususnya facebook Pada hakekatnya, informasi tidak hanya berisi pesan yang mengandung makna positif atau negatif, tapi juga berisi makna dan nilai sosial budaya di dalamnya. Terlebih lagi jika informasi tersebut berasal dari masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda, akibatnya akan terjadi akulturasi dimana kebudayaan tersebut saling bertemu kemudian saling mempengaruhi satu sama lain. Proses akulturasi tersebut kemudian akan menjelma menjadi sebuah transformasi kebudayaan. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai – nilai ( value ) yang dianut masyarakat dalam berbagai hal termasuk yang berkaitan dengan aspek – aspek kejiwaan/ psikologi yaitu apa yang terdapat di alam pikiran seseorang. Aspek – aspek kejiwaan menjadi penting apabila karena tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikirannya. Penyebaran melalui media jejaring sosial merupakan sarana yang sangat efektif untuk menginformasikan, membuat orang penasaran, hingga terpicu untuk melakukan sesuatu. Jika dilihat dari psikologi perkembangan, anak muda belum mampu menguasai fungsi fisik maupun psikis karena ia berada diantara fase anak dan orang dewasa. Menurut Remplein, masa krisis anak muda yang disebut “Jugencrise” berada pada masa pubertas sampai adolsensi. [10] Mereka masih harus menemukan tempat mereka di dalam masyarakat. Mereka masih rentan dalam penerimaan informasi. Selain dampak positif yang diberikan, facebook ternyata memberikan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia khususnya anak muda. Anak muda lebih banyak menggunakan Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

205


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

facebook sebagai bentuk pengaktualisasian diri mereka dan diisi dengan kegiatan mencari teman, pacar, bahkan untuk membentuk sebuah komunitas baru. Facebook tidak menahan arus informasi yang masuk, sehingga membuat anak muda susah menemukan jati dirinya. Facebook membuat anak muda larut dalam kehidupan dunia maya dan melupakan kehidupan nyata yang mereka geluti sehari –hari. Mereka menggunakan identitas palsu untuk menjadi terkenal, memenuhi kebutuhan kebutuhan psikis yang tidak terjawab di dunia nyata. Survei dari lembaga amal anak Kidscape mewawancarai lebih dari 2.300 anak muda di Inggris yang berusia antara 11 dan 18 tahun tentang penggunaan internet mereka. Hasil survei menunjukkan bahwa saat ini satu dari dua pengguna muda berbohong tentang informasi pribadi mereka di internet, terutama dalam umur mereka. [11] Lalu tingginya tingkat pernikahan dini karena seringnya berinteraksi di facebook. [12] Jung berpendapat, pengetahuan yang diberikan di media ternyata mampu menimbulkan ketidaksadaran yang membentuk pola perilaku. Ketika melakukan aktivitas tersebut maka mereka mulai mengalami tahapan yang bermain di bawah sadar. Pertama, “ Archetypus “ . Pikiran mereka akan mulai menunjukan reaksi terhadap situasi yang telah terjadi. Misalnya, ketika menggunakan facebook, mereka terfikir untuk melakukan hal – hal di mana mereka bisa jauh lebih dikenal seperti menggunakan identitas palsu, foto yang diedit supaya kelihatan lebih menarik, lebih cantik atau tampan sehingga bisa dikagumi oleh orang lain, dan mengutip kata – kata yang menarik perhatian orang untuk memberikan tanda sebagai bentuk pengaguman. Kedua, munculnya mimpi, fantasi, dan khayalan. Setelah upaya pertama mereka diakui, maka timbul sebuah eksistensi di mana mereka merasa seperti selebritis yang harus pantas dikagumi dan bahkan di idolakan. Khayalan untuk menjadi lebih dikagumi lagi muncul dan melahirkan upaya – upaya untuk melakukan “ Archetypus “ yang selanjutnya. Ketiga, Symtom dan Kompleks. Pada fase ketiga ini, mereka yang menggunakan facebook menjadi tidak sadar lagi dengan fitrahnya sebagai manusia di dunia nyata dan mulai melakukan tindakan – tindakan yang kemudian menjadi kebiasaan dan berpotensi untuk menghambat kesadaran dan kemajuannya sendiri. Ketiga proses ini seperti lingkaran spiral di mana, dari waktu ke waktu akan terus bertambah besar pengaruhnya dan akan membentuk karakter anak muda yang tidak peka terhadap lingkungan di dunia nyatanya lagi. Misalnya, seorang pemain game di facebook akan terus bermain game untuk mendapatkan pengakuan dari teman – temannya yang ikut bermain game. Lalu seorang yang biasanya meng – update status dan foto – foto akan selalu melakukan aktivitas yang sama guna mendapatkan pengakuan eksis dari teman Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

206


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

– temannya yang berada di facebook dengan memberikan komentar sanjungan ataupun jempol sebagai bentuk kesukaan. Tidak sedikit dari mereka yang kemudian menyebut diri mereka sebagai alay‟ers, jempol‟ers, facebook‟ers dan sebagainya. 2.4

Generasi muda perempuan dan selebritas mini Pandangan feminisme eksistensialis menyebutkan bahwa “ Perempuan mempunyai hak

penuh bangga menjadi perempuan, seperti juga laki – laki bangga menjadi seorang laki – laki. Setiap orang dapat menjadi bahagia dengan tubuhnya, tetapi tidak selayaknya kita menempatkan tubuh sebagai pusat dari jagad ini. “ Perempuan sudah seharusnya sadar untuk tidak menjadikan tubuhnya sebagai komoditas. Perempuan yang terjebak dalam paradigma lama membuat mereka harus mencari jati diri mereka agar diakui oleh lelaki dan masyarakat. Perempuan merasa bahwa mereka adalah komoditas yang harus ditampilkan. Perempuan hanya terjebak dalam kehidupan maya dimana mereka bisa dikagumi dengan foto yang diedit, yang dulunya tidak cantik menjadi lebih cantik. Mereka melakukan hal tersebut karena tidak mendapatkan pengakuan dari kaum laki – laki dan masyarakat di dunia nyata. Dengan melakukan hal tersebut, mereka merasa telah sempurna menjadi seorang perempuan seutuhnya, yang dikagumi dan diakui masyarakat. Misalnya, di facebook sendiri tak jarang perempuan menggunakan foto artis terkenal agar untuk dikagumi. Mereka terkena “ krisis identitas “ , di mana mereka malu untuk mengungkapkan jati diri mereka. Mereka lebih percaya diri dengan identitas yang diburamkan untuk mendapatkan sebuah pengakuan. Seorang perempuan yang tidak diakui di masyarakat nyata bahwa ia adalah seorang yang cantik, maka ia akan cenderung mencari pengakuan lain untuk memenuhi tuntutan psikisnya untuk diakui. Tanpa kita sadari, kemajuan teknologi dan informasi ternyata telah membawa dampak buruk dalam interaksi antar manusia khususnya dalam pembentukan karakter perempuan Indonesia. Dimulai dengan masuknya jejaring sosial seperti friendster, facebook, twitter, dan yang lainnya mulai menimbulkan krisis identitas pada diri perempuan di Indonesia. Menurut penelitian Greenfield, seorang ilmuan dari Universitas Oxford, mengatakan bahwa “Facebook dan Twitter telah menciptakan generasi yang terobsesi dengan dirinya sendiri. “ [13] Sejumlah pengguna Facebook merasa menjadi selebritas mini yang harus diamati dan dikagumi oleh pengguna lain. Mereka berlomba – lomba untuk mendapatkan pengakuan khususnya dari kaum Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

207


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

lelaki. Setiap update status di face book ataupun posting foto, mereka mengaharapkan jempol dan komentar sanjungan terhadap postingan yang mereka lakukan. Mereka pun berlomba-lomba untuk menambah teman bahkan sampai ribuan, walaupun sebenarnya mereka tidak terlalu ingin mengenal teman-teman yang menambahkan mereka sebagai teman di facebook. Ada kebanggaan tersendiri bila mereka mempunyai banyak teman di facebook, seolah-olah temanteman tersebut merupakan fans-fans mereka yang harus memperhatikan setiap online. Sering sekali mereka juga meniru tingkah pola selebrtis yang cenderung selalu dibicarakan atau di gosipkan dalam melakukan aktifitas apapun. Misalnya mereka meng-update status tentang apa saja yang mereka lakukan di dunia nyata. Akibatnya, perhatian mereka pun terfokus dalam hal ini hampir setiap saat, mengupdate status tiap 5 menit sekali, posting foto-foto dimanapun mereka berada dan dalam momen apapun. Hal ini juga mempengaruhi kehidupan dunia nyata mereka, kemanapun mereka pergi mereka akan sangat memperhatikan penampilan sebaik mungkin dan cenderung merasa menjadi pusat perhatian setiap orang. Inilah yang menyebabkan mereka merasa bahwa mereka adalah komoditas yang harus layak dijual layaknya seorang selebrity dan di ikuti oleh orang lain. 3.

Kesimpulan dan Saran Globalisasi

teknologi

informasi

khususnya

internet

dengan

demikian

sangat

mempengaruhi perkembangan psikologis generasi muda. Segala kemudahan mendapatkan informasi memalui media internet ini menyebabkan mempengaruhi pembetukan karakter generasi muda yang cukup berbeda dengan generasi sebelumnya. Generasi muda saat ini menemukan dunia barunya di internet atau dunia maya. Dalam dunia tersebut generasi muda mempunyai kehidupan baru yang cukup berbeda dengan dunia nyata mereka, dan bahkan mempengaruhi karakter mereka pada kehidupan sehari-hari. Sifat egosentris generasi muda khususnya perempuan melihat dirinya sebagai selebritas mini yang harus mendapat perhatian dan bahkan komoditi yang harus dijual baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Dengan demikian diperlukan suatu kesadaran bagi untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda dalam menyikapi dampak positif dan negatif dari globalisasi teknologi ini. Para psikolog dan juga pemerintah dan instasi-instasi terkait mulai melakukan suatu upaya memberikan pemahaman kepada generasi muda sejak dini. Bisa di mulai dari sekolah-sekolah dari tingkat pendidikan dasar. Pendampingan orang tua juga sangat diperlukan untuk melakukan Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

208


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

pengawasan di tingkat keluarga. Dengan demikian akan tercipta suatu karakter generasi muda yang bermanfaat dari arus teknologi informasi ini.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

209


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Daftar Pustaka : [1] P. Hirst, G.Thomson, Globalisasi adalah mitos, Yayasan Obor Indonesia, 2001, ch.5, pp. 150 [2]S. Suryabrata, Psikologi Perkembangan, PT Raja Grafindo Persada, 2002, ch.6, pp. 121 [3] S. Suryabrata, Psikologi Perkembangan, PT Raja Grafindo Persada, 2002, ch.7, pp. 166 [4] S. Suryabrata, Psikologi Perkembangan, PT Raja Grafindo Persada, 2002, ch.7, pp. 168 [5] S. Suryabrata, Psikologi Perkembangan, PT Raja Grafindo Persada, 2002, ch.7, pp. 169 [6] R.P.Tong, Pengantar Paling Komprehensif kepada Arus Utama Pemikiran Feminis, Feminis Thought, Jalasutra, 2010, ch. 5, pp. 281 [7] R.P.Tong, Pengantar Paling Komprehensif kepada Arus Utama Pemikiran Feminis, Feminis Thought, Jalasutra, 2010, ch. 5, pp. 272 [8] R.P.Tong, Pengantar Paling Komprehensif kepada Arus Utama Pemikiran Feminis, Feminis Thought, Jalasutra, 2010, ch. 5, pp. 276 - 277 [9] http://www.arimurti.com/Artikel/Blogging/40-Anak-Muda-Terkaya-di-Internet.html, 11:14, 13-10-2011 [10] http://techno.okezone.com/read/2011/02/08/55/422600/60-anak-muda-berbohong-tentangusianya-di-internet, 13.11, 10-10-2011 [11] http://id.berita.yahoo.com/facebook-picu-nikah-usia-dini-050214327.html, 10:13, 12-10-2011 [12]

http://id.berita.yahoo.com/pengguna-facebook-dan-twitter-diduga-alami-krisis-identitas-

035323589.html, 12.10, 13-10-2011 [13] S.R.Haditono, Psikologi Perkembangan, Gadjah Mada University Press, 2006, ch.5, pp.264

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

210


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAHASA ALAY TUNJUKKAN IDENTITAS BANGSA (?) Ni Putu Sugilastini Uiversitas Pendidikan Ganesha, Bali

Abstrak Pemuda adalah penerus bangsa yang dilematis, di satu sisi ia sulit menghadapi kondisi diri mereka sendiri, terbukti banyak pengangguran dan terlibat hal-hal negatif lainnya, sementara tantangan globalisasi sangat deras menyerbu bangsa ini. Globalisasi ini pulalah yang ‟memaksa‟ pemuda untuk menunjukkan komitmen dan semangat nasionalismenya di samping tetap berkomitmen pada masa depan dan cita-cita bangsa dan negara. Di tengah gempuran globalisasi, pemuda „sepertinya‟ dituntut untuk tetap mempertahankan identitas bangsa. Bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia (ingatlah Sumpah Pemuda). Ya, tidak bisa dimungkiri itu. Apa yang terjadi jika identitas berubah tak karuan? Mungkin bangsa pun akan berubah kepribadiannya di mata dunia (analogikan seperti manusia yang memiliki identitas yang berbeda, dan memiliki kepribadian yang berbeda pula). Bukan bahasa Indonesia, berarti bukan bangsa Indonesia. Singkatnya seperti itu. Sementara, apa itu bahasa Alay? Termasuk ke dalam bahasa Indonesia yang notabene adalah identitas bangsa Indonesia? Ya, mungkin inilah globalisasi yang menyerang pemuda Indonesia dan mengancam eksistensiya identitas bangsa Indonesia. Sesungguhnya, tidak bisa dimungkiri bahwa bahasa Alay telah ada sejak dulu, bahkan pada media massa (media yang sangat cepat memengaruhi perkembangan bahasa masyarakat). Perlu kita ketahui bahwa bahasa merupakan dasar untuk membentuk kecerdasan manusia. Nah, bisa kita bayangkan jika bahasa Alay yang tidak kontekstual menggantikan bahasa Indonesia menjadi identitas bangsa Indonesia, mungkin pemuda Indonesia pun akan menjadi alay. Jadi,jika bahasa Indonesia ingin berkembang maka bahasa Indonesia harus tetap fungsional dan tetap menjadi identitas bangsa Indonesia. Inilah tanggung jawab pemuda Indonesia.

Kata Kunci: Bahasa Alay, Identitas Bangsa

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

211


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DIKSI DAN JENIS PENGUBAHAN BAHASA INDONESIA MENJADI BAHASA ALAY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemuda kini kian dilematis. Pada satu sisi ia sulit menghadapi kondisi diri mereka sendiri, seperti terjebak dalam dunia pengangguran dan terlibat hal-hal negatif lainnya, sementara tantangan globalisasi sangat deras menyerbu bangsa ini. Globalisasi ini pulalah yang ‟memaksa‟ pemuda untuk menunjukkan komitmen dan semangat nasionalismenya di samping tetap berkomitmen pada masa depan dan cita-cita bangsa dan negara. Pemuda sebagai pewaris masa depan memiliki peran penting dalam menghadapi arus globalisasi ini, paling tidak pemuda harus memiliki beberapa hal yang sangat penting berikut ini. Pertama, pemahaman yang baik dan benar akan hakikat dan makna globalisasi, berikut manfaat dan mudaratnya. Kedua, kepandaian dan kecerdasan pemuda dalam menyikapi dan memerankan diri di tengah arus globalisasi. Ketiga, faktor kemampuan pemuda untuk memperkuat jaringan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis dengan berbagai komponen strategis dalam globalisasi. Dengan demikian, pendidikan juga menjadi salah satu faktor penting dalam memajukan pemuda. Namun sayangnya, dunia pendidikan kita sejak kemerdekaan hingga sekarang masih sulit untuk diprioritaskan, meskipun UUD sudah mengamanatkan pentingnya pendidikan yang baik untuk SDM bangsa ini. Taufik Abdullah (dalam Pemuda dan Dinamika Kebangsaan: Potret Nasionalisme Kaum Muda di Tengah Arus Globalisasi dan Reformasi, 2005:198) menilai pemuda atau generasi muda adalah konsep yang sering diartikan secara nilai. Hal ini karena keduanya bukanlah istilah ilmiah saja, tetapi lebih merupakan pengertian ideologis dan kultural. “Pemuda harapan bangsa”, “Pemuda pemilik masa depan” atau “Pemuda harus dibina” dan

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

212


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

sebagainya, memperlihatkan betapa saratnya nilai yang telah terlekat pada kata “pemuda” tersebut. Catatan Taufik Abdullah tersebut menarik dan dalam konteks Indonesia menemukan relevansinya. Sebab berbicara soal sosok pemuda, memang identik dengan membicarakan nilai yang dilekatkan padanya. Sosok pemuda, selalu dikaitkan dengan peran sosial (dan politik) yang dilakukannya. Hal ini dapat dipahami, mengingat sosok pemuda telah tercitra sebagai sosok yang melekat dengan hakikat perubahan sosial (politik). Realitas kepemudaan kita di dalam spektrum yang luas itu merupakan refleksi yang muncul, tatkala memotret realitas kepemudaan kita dewasa ini. Pertama, pemuda kita berada dalam, “mendayung diantara dua karang”. Fenomena ini bersifat klasik dan sudah muncul sejak dulu: bahwa pemuda memiliki idealisme (cita-cita utama), namun di sisi lain dihadapkan pada realitas kehidupan yang kerap jauh dengan segenap cita-cita dan harapan yang ada. Posisi pemuda berada di antara “karang idealisme” dan “karang pragmatisme”. Kedua, pemuda masa kini memiliki tantangan lebih kompleks dibanding dengan generasi muda masa lalu. Dinamika kehidupan masa kini, dipengaruhi oleh banyaknya faktor, yang satu pihak menciptakan kemajuan dalam fasilitas kehidupan, pihak lain mengarah sebaliknya, mendorong kemunduran. Lingkungan eksternal yang demikian cepat berubah, menuntut respons yang tepat dan cerdas agar tidak terjebak pada kemunduran.Ketiga, pemuda kini memiliki referensi yang lebih beragam, untuk menentukan sikapnya dalam memandang ragam persoalan mutakhir. Referensi itu didapat dari makin berjalannya waktu, dengan beragam kejadian yang melingkupinya, sehingga pemuda bisa menengok ke belakang, proses sejarah kehidupan bangsa. Referensi itu juga didapat dari pola pergaulan mereka yang makin luas. Referensi itu tidak hanya didapat dari para orang tua mereka, namun dari proses pergaulan dan pengalaman pendidikan (pencerdasan) yang dicapainya, melalui proses dialektika dan perkembangan wacana. Keempat, pemuda dewasa ini berada di posisi pergeseran nilai. Apa yang dipandang tidak pantas di masa lampau, bisa jadi tidak demikian halnya kini. Apa yang dulu dianggap baik, bisa jadi tidak demikian halnya kini. Pergeseran nilai kehidupan (cara memandang hidup dan memaknai sesuatu) dalam masyarakat, biasanya memikirkan aspek-aspek normatif, seperti adat-istiadat. Lagi-lagi, pemuda dituntut untuk mampu menyikapi realitas pergeseran nilai tersebut dengan ragam Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

213


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

referensi yang dimilikinya, pemuda berupaya meresponnya dengan tepat, sehingga tidak terjebak pada lingkaran hipokritas (kemunafikan). Realitas pergeseran nilai Sumpah Pemua pun, nampaknya harus dihadapi pemuda kita. “Kami putra-putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia�. Ikrar pemuda yang ketiga ini tetap terngiang meski telah berlalu 83 tahun lamanya. Bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia (ingatlah Sumpah Pemuda). Ya, tidak bisa dimungkiri itu. Apa yang terjadi jika identitas berubah tidak karuan? Mungkin bangsa pun akan berubah kepribadiannya di mata dunia (analogikan seperti manusia yang pasti memiliki identitas yang berbeda dan kepribadian yang berbeda pula). Bukan bahasa Indonesia, berarti bukan bangsa Indonesia. Singkatnya seperti itu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi, bahasa negara, bahasa persatuan, bahasa kesatuan, dan bahasa nasional. Bahasa resmi adalah bahasa yang keberadaannya telah disahkandengan undang-undang atau peraturan pemerintah, bahasa negara adalah bahasa suatu bangsa yang memiliki pemerintahan, bahasa persatuan adalah bahasa yang berfungsi mempersatukan semua suku bangsa yang ada di Indonesia, bahasa kesatuan adalah bahasa yang telah menjadi satu (identitas NKRI), dan bahasa nasional adalah bahasa yang dipergunakan sebagai wahana untuk menyatakan aspirasi kebangsaan (kenasionalan), seperti bahasa perjuangan bangsa, lambang kebanggaan bangsa, dan perwujudan jati diri atau identitas bangsa. Di tengah gempuran globalisasi,

pemuda

„sepertinyaâ€&#x; dituntut

untuk tetap

mempertahankan identitas bangsa. Mampukah pemuda Indonesia menjaga bahasa resmi, bahasa persatuan, bahasa kesatuan, bahasa kesatuan, dan bahasa nasional kita di tengah maraknya bahasa asing atau bahkan bahasa daerah yang terasa asing dan telah mendarah daging karena kedudukan masyarakat tertentu? Globalisasi yang semakin menjadi, membuat semakin banyaknya perubahan, salah satunya pengaruh bahasa yang masuk ke dalam bahasa Indonesia. Salah satu bahasa yang sangat asing memengaruhi kemampuan berbahasa pemuda kita adalah bahasa Alay.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

214


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Adakah yang belum mengetahui apa itu bahasa Alay? Ada yang bilang Alay itu Anak Lebay, Anak Layangan, Anak layu atau Anak kelayapan, dan lain sebagainya. Kini anak muda sekarang cenderung mengandrungi ini, namun ada juga yang tidak suka. Fenomena ini senantiasa bisa salah kaprah atau bahkan bisa merusak. Bahasa Alay itu sangat berbeda dari bahasa biasanya, awal mula kemunculan bahasa rumit ini tak lepas dari perkembangan SMS (Short Massage Service) atau layanan pesan singkat. Namanya pesan singkat, maka menulisnya pun menjadi serba singkat, agar pesan yang panjang bisa terkirim hanya dengan sekali SMS dan agar tidak terlalu lama mengetik dengan tombol handphone yang terbatas. Awalnya memang hanya serba menyingkat. Kemudian huruf-huruf mulai diganti dengan angka, atau diganti dengan huruf lain yang jika dibaca kurang lebih menghasilkan bunyi yang mirip. Keberadaan bahasa Alay dianggap kaum muda sebagai alat komunikasi dalam pergaulan sehari-hari. Baik lisan maupun tulisan, bahasa ini dianggap sebagai media berekspresi. Namun, tanpa disadari, lama kelamaan bahasa Alay bisa mengancam eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan karena semakin jauh berbeda dengan kaidahkaidah bahasa yang baik dan benar. “Para pemuda seharusnya bisa menempatkan dirinya dan mengikuti kaidah-kaidah Bahasa Indonesia. Karena bahasa itu kan menunjukkan diri seseorang,� ujar Laksmi, dosen Bahasa Indonesia Institut Pertanian Bogor kepada tim Liputan 6 SCTV, Sabtu (9/10). Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa itu merupakan alat yang sangat tidak memadai untuk berfikir dengan tertib dan untuk melahirkan pendapat (C.P.F.Lecoutere, L. Grootaers). Akan tetapi, munculnya bahasa Alay juga merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Dalam ilmu linguistik memang dikenal adanya beragam-ragam bahasa baku dan tidak baku. Bahasa baku biasnya digunakan dalm acara-acara yang kurang formal. Akan tetapi bahasa Alay merupakan bahasa gaul yang tidak mengindah.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

215


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Kita ketahui bahwa bahasa Indonesia itu sudah mulai dipenuhi oleh bahasa asing yang mungkin saja dapat merusak, salah satunya yaitu bahasa Alay. Jika hal ini kita perhatikan, tatanan bahasa Indonesia kian merasuki EYD yang benar. Namun, kita juga harus terbuka dengan hal-hal yang baru tapi tidak mengindahkan tatanan bahasa yang baik dan benar. Penggunaan bahasa Alay oleh para remaja ABG mungkin dimaksudkan untuk menyingkat karakter agar efisien atau agar orang tua yang kebetulan memergoki mereka ketika ber-SMS atau mencuri-curi membuka handphone anaknya menjadi puyeng sendiri karena tidak mengerti. Pendapat perihal penggunaan bahasa di luar tatanan bahasa Indonesia juga diungkapkan oleh Mendiknas Republik Indonesia, bahwa sikap atau rasa kurang bangga terhadap bahasa Indonesia, tampak pada penggunaan bahasa di ruang publik di kota – kota besar di wilayah Indonesia. Di samping itu, juga, sebagian masyarakat memilih penggunaan bahasa asing atau bahasa daerah yang tidak pada tempatnya. Bahkan, sebagian media publikasi pun turut dalam arus itu. Melihat kenyataan yang ada tentang semakin merajanya bahasa Alay, seakan membuat kita menyadari bahwa tidak banyak yang menyadari betapa sulitnya ikrar Sumpah Pemuda mampu dikumandangkan oleh pemuda kita dulu. Padahal, untuk menyadari hal tersebut, kita cukup mengetahui bagaimana sulitnya mempertahankan dan menjaga eksistensi bahasa persatuan kita, bahasa Indonesia yang mungkin kini telah diambil alih keeksistensiannya oleh bahasa Alay. Haruskah kita „selingkuhâ€&#x; dengan bahasa alay ini dari bahasa Indonesia? Sesungguhnya, apakah yang membuat bahasa Alay jauh lebih eksis dibandingkan bahasa Indonesia dari segi struktur dan diksinya? 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Diksi atau kata apa saja dalam bahasa Indonesia yang biasa masuk ke dalam bahasa Alay? 2. Bagaimana jenis pengubahan kata dari bahasa Indonesia menjadi bahasa Alay? Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

216


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi diksi atau kata apa saja yang ada dalam bahasa Indonesia yang biasa diubah ke dalam bahasa Alay. 2. Mengetahui jenis pengubahan kata dari bahasa Indonesia menjadi bahasa Alay. 1.4 Mamfaat Hasil Penelitian 1. Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini diharapkan memberi kontribusi positif dalam menanamkan rasa cinta dan bangga menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 2. Bagi sekolah, penelitian ini memberikan informasi untuk mengambil kebijakan atau mengambil tindak lanjut terhadap usaha pengembangan bahasa Indonesia. 3. Bagi peneliti yang notabenya adalah pemuda harapan bangsa, hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi, masukan, bahkan menjadi bahan untuk memotivasi pemuda lainnya agar tetap mampu mempertahankan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

217


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Bahasa Indonesia Hakikat bahasa sama pengertiannya dengan ciri atau sifat hakiki terhadap bahasa. Chaer (1994:33) mengemukakan hakekat bahasa itu di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Bahasa sebagai sistem Kata sistem dalam keilmuan dapat dipahami sebagai susunan yang teratur, berpola, membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa bahasa memiliki sifat yang teratur, berpola, memiliki makna dan fungsi. Sistematis diartikan pula bahwa bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun acak. Karenanya, sebagai sebuah sistem, bahasa juga sistemik. Sistematik atau sistematis maksudnya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi juga terdiri atas sub-subsistem atau sistem bawahan. Di sini dapat disebutkan subsistem-subsistem itu antara lain; subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, subsistem semantik. Maka, sebagai sebuah sistem, bahasa berfungsi untuk memilah kajian morfologi, fonologi, sintaksi, dan semantik.

2. Bahasa itu berwujud lambang Ungkapan lambang tentu sudah sering kita dengar, semisal ungkapan “merah lambang berani dan putih lambang suci�. Dalam bidang ilmu, istilah lambang berada dalam kajian semiotika atau semiologi. Bahasa sebagai lambang, di dalamnya ada tanda, sinyal, gejala, gerak isyarat, kode, indeks, dan ikon. Lambang sendiri sering disamakan dengan simbol. Dengan demikian, bahasa sebagai lambang artinya memiliki simbol untuk menyampaikan pesan kepada lawan tutur. Ia berfungsi untuk menegaskan bahasa yang hendak disampaikan. 3. Bahasa itu adalah bunyi

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

218


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Kata bunyi berbeda dengan kata suara. Menurut Kridaklaksana (1983:27) bunyi adalah pesan dari pusat saraf sebagai akibat dari gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Karena itu, banyak ahli menyatakan bahwa yang disebut bahasa itu adalah yang sifatnya primer, dapat diucapkan dan menghasilkan bunyi. Dengan demikian, bahasa tulis adalah bahasa skunder yang sifatnya berupa rekaman dari bahasa lisan, yang apabila dibacakan/dilafalkan tetap melahirkan bunyi juga. Sebagai bunyi, bahasa berfungsi untuk menyampaikan pesan lambang dari kebahasaan sebagaimana disebutkan di atas bahwa bahasa juga bersifat lambang. 4. Bahasa itu bermakna Bahasa sebagai suatu hal yang bermakna erat kaitannya dengan sistem lambang bunyi. Oleh sebab bahasa itu dilambangkan dengan suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran, yang hendak disampaikan melalui wujud bunyi tersebut, maka bahasa itu dapat dikatakan memiliki makna. Lambang bunyi bahasa yang bermakna itu, dalam bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. 5. Bahasa itu arbitrer Arbitrer dapat diartikan „sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, manasukaâ€&#x;. Arbitrer diartikan pula dengan tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Hal ini berfungsi untuk memudahkan orang dalam melakukan tindakan kebahasaan. 6. Bahasa itu unik Bahasa dikatakan memiliki sifat yang unik karena setiap bahasa memiliki ciri khas sendiri yang dimungkinkan tidak dimiliki oleh bahasa yang lain. Ciri khas ini menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat dan sistem-sistem lainnya. Di antara keunikan yang dimiliki bahasa bahwa tekanan kata bersifat morfemis, melainkan sintaksis. Bahasa bersfiat unik berfungsi untuk membedakan antara bahasa yang satu dengan lainnya.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

219


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

7. Bahasa itu universal Selain unik dengan ciri-ciri khas tersendiri, setiap bahasa juga dimungkinkan memiliki ciri yang sama untuk beberapa kategori. Hal ini bisa dilihat pada fungsi dan beberapa sifat bahasa. Karena bahasa itu bersifta ujaran, ciri yang paling umum dimiliki oleh setiap bahasa itu adalah memiliki vokal dan konsonan. Namun, beberapa vokal dan konsonan pada setiap bahasa tidak selamanya menjadi persoalan keunikan. Bahasa Indonesia misalnya, memiliki 6 buah vokal dan 22 konsonan, tetapi bahasa Arab memiliki 3 buah vokal pendek, 3 buah vokal panjang, serta 28 konsonan (Al-Khuli, 1982:321). Oleh sifatnya yang universal ini, bahasa memiliki fungsi yang sangat umum dan menyeluruh dalam tindakan komunikasi. 8. Bahasa itu manusiawi Bahasa yang manusiawi adalah bahasa yang lahir alami oleh manusia penutur bahasa dimaksud. Hal ini karena pada binatang belum tentu ada bahasa meskipun binatang dapat berkomunikasi. Sifat ini memiliki fungsi sebagai citra bahasa adalah sangat baik dalam komunikasi. 9. Bahasa itu bervariasi Setiap masyarakat bahasa pasti memiliki variasi atau ragam dalam bertutur. Bahasa Aceh misalnya, antara penutur bahasa Aceh bagi masyarakat Aceh Barat dengan masyarakat Aceh di Aceh Utara memiliki variasi. Variasi bahasa dapat terjadi secara idiolek, dialek, kronolek, sosiolek, dan fungsiolek. 10. Bahasa itu dinamis Hampir di setiap tindakan manusia selalu menggunakan bahasa. Bahkan, dalam bermimpi pun, manusia menggunakan bahasa. Karena setiap tindakan manusia sering berubah-ubah seiring perubahan zaman yang diikuti oleh perubahan pola pikir manusia, bahasa yang digunakan pun kerap memiliki perubahan. Inilah yang dimaksud dengan dinamis. Dengan kata lain, bahasa tidak statis, tetapi akan terus berubah mengikuti kebutuhan dan tuntutan pemakai bahasa.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

220


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

11. Bahasa sebagai alat interakasi sosial Bahasa sebagai alat interaksi sosial sangat jelas fungsinya, yakni dalam interaksi, manusia memang tidak dapat terlepas dari bahasa. Seperti dijelaskan di atas, hampir di setiap tindakan manusia tidak terlepas dari bahasa, maka salah satu hakekat bahasa adalah alat komunikasi dalam bergaul sehari-hari. 12. Bahasa sebagai identitas diri Bahasa juga dapat menjadi identitas diri pengguna bahasa tersebut. Hal ini disebabkan bahasa juga menjadi cerminan dari sikap seseorang dalam berinteraksi. Sebagai identitas diri, bahasa akan menjadi penunjuk karakter pemakai bahasa tersebut. Sementara itu, Brown dan Yule (1996:1) berpendapat bahwa bahasa itu dapat berfungsi sebagai pengungkapan isi

yang dideskripsikan menjadi

fungsi

transaksisional

dan sebagai

pengungkapan hubungan sosial dan sikap-sikap pribadi yang dideskripsikannya menjadi fungsi interaksional. 2.2 Diksi Bahasa Indonesia Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya.

Arti kedua ini

membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

221


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Diksi terdiri dari delapan elemen: Fonem : Fonem dalam bahasa dapat mempunyai beberapa macam lafal yang bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku kata. Fonem /p/ dalam bahasa Indonesia, misalnya, dapat mempunyai dua macam lafal. Bila berada pada awal suku kata, fonem itu dilafalkan secara lepas. Pada kata /pola/, misalnya, fonem /p/ itu diucapkan secara lepas untuk kemudian diikuti oleh fonem /o/. Bila berada pada akhir kata, fonem /p/ tidak diucapkan secara lepas; bibir kita masih tetap rapat tertutup waktu mengucapkan bunyi ini. Dengan demikian, fonem /p/ dalam bahasa Indonia mempunyai dua variasi. Variasi suatu fonem yang tidak membedakan arti dinamakan alofon. Alofon dituliskan di antara dua kurung siku [...]. Kalau [p] yang lepas kita tandai dengan [p] saja, sedangkan [p] yang tak lepas kita tandai dengan [p>], maka kita dapat berkata bahwa dalam bahasa Indonesia fonem /p/ mempunyai dua alofon, yakni [p] dan [p>]. Silabel : Suku kata disebut juga silabel adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran atau runtutan bunyi ujaran. Satu silabel biasanya meliputi satu vokal dan satu konsonan atau lebih. Silabel mempunyai puncak kenyaringan (sonoritas)yang atuh pada vokal. (Chaer, 1994:123) Konjungsi : Konjungsi, konjungtor, atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta. Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang dapat beririsan. Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum. Kata benda Kata kerja : kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi dua: kata Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

222


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

kerja transitif yang membutuhkan pelengkap atau objek seperti memukul (bola), serta kata kerja intransitif yang tidak membutuhkan pelengkap seperti lari. Infleksi : perubahan bentuk kata (dalam bahasa fleksi) yang menunjukkan berbagai hubungan gramatikal (seperti deklinasi nomina, pronomina, adjective, dan konjugasi verba 2.3 Hakikat Bahasa Alay Sebenarnya kata “ALAY” berasal dari kata Anak-LAYangan, di sebut begitu karena maksud dari kata tersebut adalah kampungan. Mengapa kampungan? Karena memang bermain Layang-Layang pada jaman sekarang sudah memang tidak jamannya dan dianggap “Kampungan”. Kampungan sama halnya dengan berbagai tulisan-tulisan aneh yang beredar seperti sekarang. Dengan menuliskan kata dengan contoh= “AqU BieZ bliH HanDphond Barruw LogH”, zaman seperti sekarang saja, tulisan-tulisan seperti itu sudah dianggap “Gaul”, padahal jika kita pikir itu adalah sebuah hal yang kampungan karena tidak menghargai siapa yang membaca tulisan itu, apalagi sudah benar-benar mengubah kata-kata yang sudah dituliskan di “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak berlaku untuk anak gaul atau anak alay, sebutan populernya. Sudah sejak jaman dahulu, bahasa Indonesia, terutama bahasa percakapan sehari hari, banyak diplesetkan. Di setiap jamannya bahasa alay ini selalu berubah ubah. Dulu, bahasa gaul ini belum mempunyai nama khusus, hanya pengucapannya saja yang ditambahkan atau diselipkan di antara kata. Biasanya ini hanya percakapan antara dua orang yg tidak ingin percakapan mereka diketahui orang lain. Sebagai contoh : afadafa afapafa, arti: ada apa. Dan penambahan kata di antara tersebut, tidak mempunyai aturan yang baku. Bisa saja saat ini menggunakan fa, berhubung ada teman yang ikut bergabung dalam percakapan, maka fa digantikan dengan fu, atau yang lainnya. Selanjutnya bahasa ini mulai menghilang, tidak digunakan. Muncullah bahasa baru, bahasa “Prokem”. Bahasa prokem lebih sulit dimengerti, karena ada banyak Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

223


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

menghilangkan suku kata, umumnya suku kata di bagian belakang, atau bahkan tidak ada suku kata asli dari kata tersebut yang digunakan. Bahkan pada jamannya, bahasa prokem mempunyai kamus tersendiri. Tapi uniknya bahasa prokem ini lebih bertahan, karena sampai saat ini masih ada yang digunakan anak muda. Contoh, kata “BONYOK” dari kata BOkap NYOKap, atau Bapak Ibu. Selanjutnya ada kata yang dibuat baru khusus di bahasa prokem, seperti ” BECENG” yang artinya PISTOL. Atau “GELE” yang artinya Ganja. “Prend, ogut mokaw ke rokum lu, bonyok di rokum ga” artinya “Kawan, saya mau ke rumah kamu, Bapak dan Ibu di rumah tidak. Bahasa prokem ini pun seiring dengan waktu mulai menghilang. Timbullah bahasa Alay. Bahasa Alay ini berbeda dengan bahasa prokem, karena bahasa Alay umumnya bahasa penulisan. Lain dengan bahasa prokem yang merupakan bahasa pengucapan, artinya pengucapannya yang berbeda. Bahasa Alay penulisannya yang berbeda. Dan tentunya untuk orang yang sudah tidak muda lagi, akan sulit mencerna huruf yang digantikan angka, atau huruf yang dicampur dengan kapital di tengah kata. Seperti contoh judul tulisan ini, huruf „A‟ digantikan angka 4. Ada yang mengatakan bahwa bahasa Alay akan merusak bahasa Indonesia. Tetapi mungkin saja, bahasa Alay ini pun seiring waktu akan menghilang. Tentunya, akan digantikan bahasa gaul yang formatnya berbeda lagi. Sebelum bahasa Alay muncul, sebenarnya ada satu masa fenomena bahasa yang muncul, yaitu bahasa “SMS‟ atau „Short Message Service‟ atau pesan singkat. Seiring dengan mulai menjamurnya penggunaan telepon seluler. Biaya per sekali kirim SMS yang lebih murah daripada percakapan telepon, tentunya lebih menarik untuk digunakan. Bahasa SMS ini lebih menekankan pada penyingkatan kata agar kuota per sekali kirim SMS, yang hanya 160 karakter, dapat terpenuhi. Bahasa SMS ini sampai sekarang pun masih digunakan. Karena dari segi biaya, per sekali kirim SMS masih tetap lebih murah. Sekali lagi, tentunya para pakar bahasa Indonesia tidak perlu khawatir bahasa Indonesia akan punah digantikan bahasa alay.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

224


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB III METODE PENELITIAN Wendra(2009) memaparkan metode penelitian berisikan prosedur yang akan ditempuh dalam penyelenggaraan suatu penelitian. Metode penelitian akan memberikan gambaran langkah, cara, dan aspek penelitian. Oleh karena itu, dalam metode penelitian akan membahas tentang (1) rancangan penelitian, (2) subjek dan objek penelitian, (3) instrumen penelitian, (4) pengumpulan data, (5) analisis data. Berikut ini akan dipaparkan lebih rinci mengenai metode penelitian.

3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Sugiyono (2006) menyebutkan analisis deskriptif adalah teknik menganalisis data dengan mendkripsikan atau menggambarkan data yang diperoleh secara apa adanya. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana diksi dan jenis pengubahan kata dari bahasa Indonesia menjadi bahasa Alay.

3.2

Subjek dan Objek Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat variabel melekat, dan yang dipermasalahkan dalam penelitian(Wendra, 2009). Subjek penelitian memiliki kedudukan yang sangat sentral dalam penelitian karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah media massa, media elektronik, dan para pengguna bahasa Alay.

3.2.2 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah diksi dan jenis pengubahan kata dari bahasa Indonesia menjadi bahasa Alay. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

225


COMMYOUTHNALISM

3.3

COMMUNICATION DAYS 2011

Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai �variasi�

antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Sugiyono, 2006:20). Penelitian ini hanya terdiri atas satu variabel, yaitu variabel bebas (X). Variabel Bebas (X) adalah variabel yang berpengaruh terhadap suatu gejala. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah diksi dan jenis pengubahan kata dari bahasa Indonesia menjadi bahasa Alay. 3.4

Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data adalah seperangkat alat yang digunakan untuk menjaring atau

mengumpulkan data penelitian (Muslich, 2009). Pemilihan instrumen sesungguhnya digunakan sebagai pendukung penggunaan metode dalam pengumpulan data. Ini dirancang dan disiapkan dengan spesifik untuk memperoleh data yang mendukung penelitian. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah lembar observasi untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai penggunaan konjungsi dalam bahasa lisan siswa. Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan hasil rekaman murni (tanpa manipulasi) dari setiap proses komunikasi para pengguna bahas Alay dan daftar kata serta kalimat dalam bahasa Alay yang akan diidentifikasi diksi serta jenis pengubahannya dari bahasa Indonesia. 3.5 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah untuk mendapatkan data. Muslich(2009) menambahkan pengumpulan data adalah pengaplikasian atau penerapan instrumen dalam rangka penjaringan dan pemerolehan data penelitian. Itu artinya, pemilihan teknik pengumpulan data yang tepat akan berpengaruh terhadap terpenuhinya standar data yang ditetapkan. Seperti apa yang telah dipaparkan sebelumnya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data deskriptif kualitatif mengenai bagaimana diksi dan jenis pengubahan kata dari bahasa Indonesia menjadi bahasa Alay. Jenis data yang dikumpulkan hanya menggunakan satu metode penelitian, yaitu metode observasi. Bentuk metode observasi digunakan adalah observasi nonpartisipatif. Observasi ini Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

226


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

dilakukan peneliti dengan tidak terlibat atau berperan langsung ketika observasi berlangsung. Peneliti hanya berkedudukan sebagai pengamat pada saat kegiatan observasi. Dalam keadaan tidak memungkinkan pun, peneliti masih bisa memeroleh data hanya dengan merekam segala bentuk bahasa lisan pengguna bahasa Alay. 3.6

Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis

deskriptif adalah teknik menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang diperoleh secara apa adanya berdasarkan temuan di lapangan.

Tabel 1. Jenis, pengumpulan, dan Analisis data Jenis Data

Pengumpulan data

Analisis data

Kata dalam bahasa Alay

Observasi

Deskriptif kualitatif

Analisis deskriptif akan digunakan untuk menggambarkan diksi serta pengubahannya dari bahasa Indonesia menjadi bahasa Alay.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

227


COMMUNICATION DAYS 2011

COMMYOUTHNALISM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Bahasa Alay dalam Bentuk Kalimat QmO dLaM iDopQhO (kamu dalam hidupku..) k‟tHwA„„„„„„„� ��„„ (ketawa…) cNeNk…………….. (dan senang) tHanKz b‟4„„„„„„ (thanks before, terimakasih sebelumnya) yOz aLaWAiCe d bEzT……………. (you always the best, kamu selalu yang terbaik) iN meYe heArD„„„„„„, (in my heart, dalam hatiku) q tWo……………… (aku tau……) qMo mANk cLiD wAd cYanK m qHo…………. (kamu memang sulit buat sayang sama aku…) tPhE qMo pLu tHwO„„„ (tapi kamu perlu tau….) mY LuPi”………… (my love, cintaku,) aLwaYs 4‟U…………… (always for you, cuman buat kamu) cO‟nA cMa qMo YaNk Co WaD qHo cYuM………… (soalnya cuma kamu yang cowo buat aku senyum) tHo_tHo………….. (dadah ) LupHz yOu„„„„„„, (love you, sayang kamu) bU_bU„„„„„„(bubu) TaKe mE 2 yOuR hEaRtZzz???? ????????? ????? (take me to your heart, bawa aku ke dalam hatimu) cXnK qMoh tO cKiDnAAAAaaaAaAaaaa……. (sayang kamu tuh sakitnya…) m_tHa apOn YoH……………… (minta ampun ya…)

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

228


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

I‟m ReGrEeEeeEEeeEet nOw……………. (aku menyesal sekarang) naFaZ„„„„„„„„� ��, (napas) bNcHi qOh nGmBAnK………………. (benci aku ngambang) hOeKkkKKk…………….. (sound effect muntah, HOEEEKK ) . nPhA jDe gnE????????? ?????? (mengapa jadi begini?) i dOn‟t LiKe tHaT………….. (I don‟t like that, aku tidak suka itu) ckIdDDdddDDDd„„„„„� �, „„„„„„„„„„ „„„ „„ (SAKIIIIIIT) pGEn qOh tO bLanK……………………. . (pengen aku tuh bilang) U bLOkE mY hEaLtH!!!!!! !!!!!!!!! ! (you bloke my health, kamu cowokesehatanku, atau kamu merusak kesehatanku?) i tHinK…………….. (aku pikir…) it‟Z DISGUSTING vOiCE……………….. (itu suara menjijkan) anDeE…………………. (andaiii…) adJA g2 dRe wAL…………….. (aja gitu dari awal) qTaH gAg mKeN dIEM”aN gNe tOh???!?@??@ ?@??@@?@? (kita ga makin diem dieman gini tho‟?) qOh g Mo iDoP dLAM kmNfqAn………. (aku ga mau hidup dalam kemunafikan) tHiZ iZ buLLsHiT!!!! !!!!!!! (this is bullshit!, ini semua omong kosong!!!) sHiT!!!!!!!! !!!!!!!!! !!!!! !!!!!!!!!!!! !!!! (shit!!!!!!) SADAM WITHOUT WORD!!!!!!!! !!!!!!!!! !! (sadam without word, sadam tanpa kata) HAifTf……………… (huff) qoH tLuZ”aN uCHA bWaD tTeP qEqEUh cXnK qMo………. (aku terus terusan berusaha buat tetep kekeuh sayang kamu…)

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

229


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

bUD„„„„„„„„„ , (but, tetapi…) hUhuHuHfTFTf………….. .. (huft huft) cIa” adJA………………… (sia sia aja ) shIt???????? ???? (TA*??????) maYbe??????? ???????? (maybe, mungkin????? ) s4iaa buk4n 4l@y v sDkt n9erDtii l4h 9im4n@ y9 n4m@x b4h@5a 4l@y idTu.. Hee.he.he

4.1.2 Bahasa Alay dalam Bentuk Kata                                  

Gue : W, Wa, Q, Qu, G Aku : Akyu, Akuwh, Akku, q. Lo/kamu : U Rumah : Humz, Hozz Aja : Ja, Ajj Yang : Iank/Iang, Eank/Eang (ada juga yang iiank/iiang) Tuh : Tuwh, Tuch Deh : Dech, Deyh Sempat : S4 Lucu : Luthu, Uchul, Luchuw Khusus : Khuzuz Kalian : Klianz Belum : Lom, Lum Cape : Cppe, Cpeg Kan : Khan, Kant, Kanz Manis : Maniezt, Manies Cakep : Ckepp Keren : Krenz, Krent Dulu : Duluw Chat : C8 Tempat : T4 Add : Et, Ett (biasanya minta di add friendsternya) Banget : Bangedh, Beud, Beut Telepon : Tilp Ini : Iniyh, Nc Boleh : Leh Baru : Ru Ya/Iya : Yupz, Ia, Iupz Kok : KoQ, KuQ, Kog, Kug Nih : Niyh, Niech, Nieyh Ketawa : wkwkwk, xixixi, haghaghag, w.k.k.k.k.k., wkowkowkwo Nggak : Gga, Gax, Gag, Gz Hai : Ui SMS : ZMZ, XMX, MZ Mengeluh : Hufft

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

230


COMMYOUTHNALISM

                                              

COMMUNICATION DAYS 2011

Kurang : Krang, Krank Tau : Taw, Tawh, Tw Maaf : Mu‟uv, Muupz, Muuv Sorry : Cowwyy, Sowry Siapa : Sppa, Cppa, Cpa, Spa Kakak : Kakagg Lagi : Ghiy, Ghiey, Gi Apa : Pa, PPa (PPa ???) Tapi : PPi Kenal : Nal Buat : Wat, Wad Cewek : Cwekz Cowok : Cwokz Bokep : Bokebb Sih : Siech, Sieyh, Ciyh Nya, contoh : misalnya, jadi misalna, misal‟a, misal.a Imut : Imoetz, Mutz Loh : Loch, Lochkz, Lochx Gitu : Gtw, Gitchu, Gituw Salam : Lam Karena/Soalnya : Coz, Cz Masuk : Suk, Mzuk, Mzug, Mzugg Punya : Pya, P‟y Pasti : Pzt Anak : Nax, Anx, Naq Cuekin : Cuxin Curhat : Cvrht Main : Men Paling : Plink, P‟ling Love : Luph, Luff, Loupz, Louphh Makan : Mumz, Mamz Yuk : Yuq, Yuqz, Yukz Terus : Rus, Tyuz, Tyz Tiap : Tyap Dong : Dumz, Dum Reply : Repp Halo : Alow Sayang : Saiank, Saiang Kalau : Kaluw, Klw, Low Setiap : Styp Lupa : Lupz Udah : Dagh Kamu : Kamuh, Kamyu, Qmu, Kamuwh Aja : Ja, Ajj Lo : U Boleh : Leh Telepon : Tilp

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

231


COMMYOUTHNALISM

                                              

COMMUNICATION DAYS 2011

Ini : Iniyh, Nc SMS : ZMZ, XMX, MZ Lagi : Ghiy, Ghiey, Gi Belum : Lom, Lum Cape : Cppe, Cpeg Kan : Khan, Kant, Kanz Manis : Maniezt, Manies Cakep : Ckepp Keren : Krenz, Krent Tau : Taw, Tawh, Tw Bokep : Bokebb Chat : C8 Tempat : T4 Sempat : S4 Apa : Pa, PPa (PPa ???) Tapi : PPi Mengeluh : Hufft Baru : Ru Rumah : Humz, Hozz Ya/Iya : Yupz, Ia, Iupz Kok : KoQ, KuQ, Kog, Kug Nih : Niyh, Niech, Nieyh Tuh : Tuwh, Tuch Deh : Dech, Deyh Lucu : Luthu, Uchul, Luchuw Khusus : Khuzuz Kalian : Klianz Nya, contoh : misalnya, jadi misalna, misal‟a, misal.a Imut : Imoetz, Mutz Loh : Loch, Lochkz, Lochx Gitu : Gtw, Gitchu, Gituw Salam : Lam Kenal : Nal Cowo : Cwokz Karena/Soalnya : Coz, Cz Makan : Mumz, Mamz Yuk : Yuq, Yuqz, Yukz Lupa : Lupz Udah : Dagh Kamu : Kamuh, Kamyu, Qmu, Kamuwh Aku : Akyu, Akuwh, Akku, Maaf : Mu‟uv, Muupz, Muuv Sorry : Cowwyy, Sowry Siapa : Sppa, Cppa, Cpa, Spa Kakak : Kakagg Pasti : Pzt Cuekin : Cuxin

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

232


COMMYOUTHNALISM

         

COMMUNICATION DAYS 2011

Curhat : Cvrht Terus : Rus, Tyuz, Tyz Tiap : Tyap Buat : Wat, Wad Cewek : Cwekz Sayang : Saiank, Saiang Masuk : Suk, Mzuk, Mzug, Mzugg Punya : Pya, P‟y Paling : Plink, P‟ling Love : Luph, Luff, Loupz, Louphh

4.2 Pembahasan 4.2.1 Diksi dalam Bahasa Alay 1. Kata benda 

Rumah : Humz, Hozz

2. Kata kerja 

Masuk : Suk, Mzuk, Mzug, Mzugg

3. Konjungsi 

Karena/Soalnya : Coz, Cz

4. Kata keadaan 

Cape : Cppe, Cpeg

5. Kata ganti    

Gue : W, Wa, Q, Qu, G Aku : Akyu, Akuwh, Akku, q. Lo/kamu : U Kalian : Klianz

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

233


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

4.2.2 Jenis Pengubahan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Alay 1. Penggunaan huruf kapital dan huruf kecil sesuka hati QmO dLaM iDopQhO (kamu dalam hidupku..)

2. Penggunaan angka yang menggantikan huruf s4iaa buk4n 4l@y v sDkt n9erDtii l4h 9im4n@ y9 n4m@x b4h@5a 4l@y idTu.. Hee.he.he

3. Penulisan kata yang sesuai dengan pengucapannya Yang : Iank/Iang, Eank/Eang (ada juga yang iiank/iiang) Add : Et, Ett (biasanya minta di add friendsternya)

4. Menunjukkan ekspresi yang agak berlebihan Ketawa : wkwkwk, xixixi, haghaghag, w.k.k.k.k.k., wkowkowkwo (bacanya apa coba tolong jelaskan) Mengeluh : Hufft 5. Penyingkatan (penghilangan salah satu huruf atau mengganti dengan simbol) Nya, contoh : misalnya, jadi misalna, misal‟a, misal.a Kenal : Nal (buset irit karakter banget) 6. Penambahan huruf yang berlebihan ckIdDDdddDDDd„„„„„� �, „„„„„„„„„„ „„„ „„ (SAKIIIIIIT! -ini ngomong sakitdoang kayak suara ban ngerem ehm) 7.

Penggunaan bahasa asing dengan alay

tHiZ iZ buLLsHiT!!!! !!!!!!! (this is bullshit!, ini semua omong kosong!!! -penuh amarah membara)

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

234


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Bahasa Alay memang sudah masuk memengaruhi bahasa Indonesia. Bahasa Alay dalam bahasa Indonesia biasanya memilih beberapa jenis kata, seperti kata benda, kata kerja, konjungsi, kata keadaan, dan kata ganti. Bahasa Indonesia yang benar berubah menjadi bahasa Alay dengan beberapa jenis perubahan, seperti penggunaan huruf kapital dan huruf kecil sesuka hati, penggunaan angka yang menggantikan huruf, penulisan kata yang sesuai dengan pengucapannya, menunjukkan ekspresi yang agak berlebihan, penyingkatan (penghilangan salah satu huruf atau mengganti dengan simbol, penambahan huruf yang berlebihan, dan penggunaan bahasa asing dengan gaya alay.

5.2 Saran-saran Sesungguhnya, banyak hal yang bisa kita lakukan untuk tetap mengeksistensikan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Jadilah trend centre Menyanggah pendapat Menteri Pendidikan Nasional bahawa pemuda memiliki sikap atau rasa kurang bangga terhadap bahasa Indonesia, kita harus dengan percaya diri selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sekalipun itu tidak lazim. Kita harus menyadari bahwa bahasa alay pun berkembang cepat karena berawal dari rasa bangga menggunakan bahasa alay. Jadi, kita (pemuda) harus mampu menjadi pencetus bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai bahasa gaul (bahasa pergaulan sehari-hari). 2. Membuat kamus bahasa alay-bahasa Indonesia Kamus bahasa alay yang dimaksud dalam hal ini bukan bertujuan agar bahasa Alay mudah dipahami semua kalangan seperti yang dipaparkan pada halaman sebelumnya. Jika mungkin bahasa alay menjadi bahasa pertama seseorang (jika mungkin hal tersebut

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

235


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

ada) yang ingin mengikuti trend center yang menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagai bahasa gaul, kamus bahasa alay-bahasa Indonesia ini niscaya bisa membantu. 3. Gunakan media massa sebagai media „ralat‟ Jika kita telah menyadari bahwa media massa merupakan media yang sangat cepat memengaruhi penggunaan bahasa Indonesia,

maka dengan mudah pula kita

menggunakan media massa untuk menunjukkan kepada masyarakat penggunaan bahasa yang benar. Bila perlu, ada keberanian sebuah media massa untuk memberanikan diri menyediakan ruang „ralat‟. Maksudnya, jika sebuah media (surat kabar misalnya) pernah menggunakan bahasa alay, ungkapkan dalam ruang tersebut tentang bagaimana seharusnya penggunaan bahasa yang benar (dari bahasa alay yang pernah digunakan).

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

236


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA http://blogbintang.com/kamus-bahasa-alay

Alfian M.,M.Alfan (Ed.).2005. Pemuda dan Dinamika Kebangsaan: Potret Nasionalisme Kaum Muda di Tengah Arus Globalisasi dan Reformasi. Jakarta: DPP KNPI dan World Assembly of Youth (WAY)

Nurjamal, Daeng dkk. 2011. Terampil Berbahasa: Menyusun Karya Tulis Akademik, Memandu Acara (MC-Moderator), dan Menulis Surat. Bandung: Alfabeta. Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi (Bentuk Derivasional dan Infleksional). Bandung:Refika Aditama. Rosidi, Ajip. 2010. BUS BIS BAS: Berbagai Masalah Bahasa Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Suandi, I Nengah. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Bahasa. Singaraja: Undiksha. Sumitha Adnyana, I Komang. 2008. Penerapan Teknik Pemecahan Masalah Kritis (critical Incident) untuk Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Argumentasi pada Keterampilan Berbicara Siswa VIII SMP Negeri 3 Bangli. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Ganesha. Wendra, I Wayan. 2008. Keterampilan Berbicara. Singaraja: Undiksha -------. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Singaraja: Undiksha.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

237


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

LiTiOPI Untuk Menanamkan Nilai-nilai Pancasila Annisa Nurul Islami, Ardita Markhatus Solekhah, Ika Susianti Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Telp: (0274) 542185 Email: neezhae_dp1@yahoo.com Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Telp: (0274) 542185 Email: di_Ma_S@ymail.com Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Telp: (0274) 542185 Email: i.susianti@yahoo.co.id Kekacauan yang dialami suatu negara banyak disebabkan oleh kurangnya kesadaran terhadap sejarah perjalanan bangsanya sendiri. Tidak jarang, bangsa tersebut kehilangan identitas kebangsaannya karena tercabut dari akar sejarahnya. Di sisilain, Indonesia dihadapkan pada globalisasi yang menuntut untuk bisa menunjukkan identitasnya sebagai bangsa yang dapat bersaing dalam segala bidang. Sementara itu, masalah – masalah nasional juga tidak kalah penting untuk segera diatasi. Mulai dari kemiskinan, hingga konflik elite politik seakan memamerkan bahwa Indonesia berada di suatu titik klimaks sebuah negara yang mengkhawatirkan, yaitu kehancuran sebagai bangsa dan Negara. Upaya untuk memperbaiki kondisi yang sedang terjadi adalah dengan meningkatkan kualitas SDM. Harapan tercapainya peningkatan kualitas manusia dapat ditempuh melalui pendidikan yang dapatmenanamkan nilai-nilai Pancasila.Salah satu cara menanamkan nilai-nilai Pancasila yaitu dengan menggunakan Leadership Training Of Pancasila Identity (LiTiOPI). LiTiOPI merupakan program training yang berisi materi tentang sejarah bangsa Indonesia, sejarah Pancasila, nilai-nilai Pancasila, dan konsistensi Pancasila dalam menghadapi globalisasi. Sasaran dari program ini adalah para generasi muda dan bertujuan dari program ini adalah menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada para generasi muda sehingga dapat membentuk generasi muda yang memiliki karakter Pancasila. Dengan diadakannya LiTiOPI diharapkan nilai-nilai Pancasila dapat tertanam dalam diri para generasi muda sehingga segala permasalahan yang ada di Indonesia dapat diselesaikan. Dengan demikian, Indonesia akan menjadi negara yang berdaulat dan Pancasilais. Keyword: Training, generasi muda, globalisasi, Pancasila, kualitas SDM

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

238


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa,

yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai luhur budaya Indonesia. Banyak dampak positif yang ditimbulkan akibat masuknya globalisasi, namun tidak sedikit dampak negatif yang juga ditimbulkan. Berbagai masalah yang cukup serius dapat timbul akibat globalisasi. Beberapa masalah yang ada di Indonesia antara lain perilaku-perilaku curang yang dilakukan oleh oknum pemerintahan, terjadinya degradasi moral yang cukup serius khususnya yang dialami oleh para pemuda. Hampir seluruh generasi muda mulai terpengaruh oleh budaya barat, bahkan budaya asli Indonesia sudah tergeser dengan sendirinya. Malangnya, generasi muda kita tidak merasa malu ketika mereka berperilaku tidak sesuai dengan nilai-nilai asli bangsa, mereka merasa dengan bangganya membudayakan budaya barat yang semakin hari mengkikis nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa. Nilai-nilai Pancasila kini sudah mulai dilupakan oleh bangsa kita sendiri khususnya para generasi muda, sedangkan nilai-nilai Pancasila memiliki kedudukan sebagai identitas kita sebagai bangsa. Selain itu, kita dituntut tetap mempertahankan eksistensi kita sebagai sebuah negara dalam kancah Internasional sedangkan, kita juga dihadapka pada masalah-masalah Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

239


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

nasional yang harus segera diselesaikan. Upaya untuk memperbaiki kondisi yang sedang terjadi adalah dengan meningkatkan kualitas SDM. Harapan tercapainya peningkatan kualitas manusia dapat ditempuh melalui pendidikan yang dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila. Salah satu cara menanamkan nilai-nilai Pancasila yaitu dengan menggunakan Leadership Training Of Pancasila Identity (LiTiOPI).

1.2.

Tujuan Penulisan 1. Mengetahui dan memahami kedudukan Pancasila di Indonesia. 2. Mengetahui dampak globalisasi terhadap ideologi Pancasila. 3. Mengetahui dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. 4. Mengetahui cara menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui Leadership Training Of Pancasila Identity.

1.3. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Globalisasi? 2. Apa yang dimaksud dengan Ideologi Pancasila? 3. Bagaimana kedudukan Pancasila di Indonesia? 4. Nilai-nilai apa saja yang ada di dalam Pancasila? 5. Bagaimana pengamalan nilai-nilai Pancasila di Indonesia? 6. Apa yang dimaksud dengan generasi muda? 7. Apa yang dimaksud dengan Leadership Training Of Pancasila Identity?

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

240


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB II KAJIAN TEORI 2.1.

Pancasila

2.1.1. Ideologi Pancasila Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu idea dan logia. Idea berasal dari idein yang berarti melihat. Idea juga diartikan sesuatu yang ada di dalam pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau rencana. Kata logia mengandung makna ilmu pengetahuan atau teori, sedang kata logis berasal dari kata logos dari kata legein yaitu berbicara. Istilah ideologi sendiri pertama kali dilontarkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754 - 1836), ketika bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide. Jadi dapat disimpulkan secara bahasa, ideologi adalah pengucapan atau pengutaraan terhadap sesuatu yang terumus di dalam pikiran. Dalam tinjauan terminologis, ideology is Manner or content of thinking characteristic of an individual or class (cara hidup/ tingkah laku atau hasil pemikiran yang menunjukan sifat-sifat tertentu dari seorang individu atau suatu kelas). Ideologi adalah ideas characteristic of a school of thinkers a class of society, a political party or the like (watak/ ciri-ciri hasil pemikiran dari pemikiran suatu kelas di dalam masyarakat atau partai politik atau pun lainnya).Ideologi ternyata memiliki beberapa sifat, yaitu dia harus merupakan pemikiran mendasar dan rasional. Kedua, dari pemikiran mendasar ini dia harus bisa memancarkan sistem untuk mengatur kehidupan. Ketiga, selain kedua hal tadi, dia juga harus memiliki metode praktis bagaimana ideologi tersebut bisa diterapkan, dijaga eksistesinya dan disebarkan. Pancasila dijadikan ideologi karena memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi. Pancasila pertama kali dikumandangkan oleh Soekarno pada saat berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (BPUPKI). Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

241


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Istilah dasar negara ini kemudian disamakan dengan fundamen, filsafat, pemikiran yang mendalam, serta jiwa dan hasrat yang mendalam, serta perjuangan suatu bangsa senantiasa memiliki karakter sendiri yang berasal dari kepribadian bangsa. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pancasila secara formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945. Di samping pengertian formal menurut hukum atau formal yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti (unsurunsur yang menyusun Pancasila tersebut). Tepat 64 tahun usia Pancasila, sepatutnya sebagai warga negara Indonesia kembali menyelami kandungan nilai-nilai luhur tersebut. a. Ketuhanan (Religiusitas) Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masingmasing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu keharusan bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang beragama, apapun agama dan keyakinan mereka. b. Kemanusiaan (Moralitas) Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai. c. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

242


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Merauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia. d. Permusyawaratan dan Perwakilan Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit. e. Keadilan Sosial Nilai

keadilan

ketidakberpihakkan,

adalah

nilai

yang

menjunjung

keseimbangan,

serta

pemerataan

norma terhadap

berdasarkan suatu

hal.

Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

243


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

2.1.2. Pancasila Sebagai Dasar Negara sekaligus Sumber dari Segala Sumber Hukum Dasar negera merupakan sumber kaidah hukum konstitusional yang mengatur negara beserta keseluruhan unsurnya. Dasar negara merupakan hasil perumusan yang dilembagakan dari suatu pandangan

hidup bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, kata dasar dapat diartikan fundamen/ pondasi, sedangkan kata berdasarkan dapat diartikan memakai sebagai dasar, bersumber

pada. Jadi dasar

negara dapat

diartikan sebagai pondasi berdirinya suatu negara, sumber pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan atau sumber segala peraturan yang ada dalam suatu negara. Pengertian dasar negara tersebut sesuai dengan bunyi pernyataan yang terdapat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu â€œâ€Ś. Maka disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.â€? Dalam pengertian lain, pancasila sebagai dasar negara sering disebut sebagai dasar falsafah negara Philosofische Gronslag atau ideologi negara (staatside). Dalam pengertian ini Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan kata lain Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur

penyelenggaraan

penyelenggaraan negara

negara.

terutama

Konsekuensinya, segala

seluruh

pelaksanaan

peraturan perundang-undangan

dan harus

berdasarkan nilai-nilai pancasila (Kaelan,2004:110). Pancasila sebagai dasar negara merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma, serta kaidah, baik moral maupun hukum negara dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan yang mengikat secara hukum. Kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara yang mengatur hidup kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan. Ketentuan ini tampak dalam sejarah ketatanegaraan kita Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

244


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

meskipun dituangkan dalam perumusan yang agak berbeda, yaitu dalam tiga buah Undang-Undang Dasar yang pernah kita miliki, yakni pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat, dan mukadimah UndangUndang Dasar Sementara Republik Indonesia (1950), Pancasila tetap tercantum didalamnya. Sebagaimana telah ditentukan oleh pembentukan Negara bahwa tujuan utama dirumuskannya Pancasila adalah sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Pelaksanaan Pancasila secara murni dan kosekuen secara hukum sudah jelas berlandaskan pada: a) TAP MPRS No. XX/ MPRS/ 1966 b) Instruksi Presiden No. 12 Tahun 1968 c) TAP MPR No. V/ MPR/ 1973 d) TAP MPR No. II/ MPR/ 1978 e) TAP MPR No. IX/ MPR/ 1978 Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945, kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945 yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945, serta hukum positif lainnya. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara tersebut dapat dirinci sebagai berikut : a. Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber tertib hukum) Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia yang dalam pembukaan UUD 1945 dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran. b. Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar 1945. c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis). d. Mengandung norma yang mengharuskan undang-undang dasar mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk para penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum dalam pokok pikiran keempat Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

245


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

yang bunyinya sebagai berikut :�‌‌ negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.� e. Merupakan sumber

semangat

bagi

Undang-Undang

Dasar

1945

bagi

penyelenggara negara, para pelaksana pemerintahan(juga para penyelenggara partai dan golongan fungsional). Hal ini dapat dipahami karena semangat adalah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, karena masayarakat dan negara

Indonesia

senantiasa

tumbuh

dan

berkembang

seiring

dengan

perkembangan jaman dan dinamika masyarakat. Dengan semangat yang bersumber pada asas kerohanian negara sebagai pandangan hidup bangsa, maka dan dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan asas kerohanian negara. 2.1.3. Kedudukan dan Fungsi Pancasila Berdasarkan isi Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), kedudukan pancasila dapat diperinci sebagai berikut: a. Pancasila sebagai Dasar Negara Dasar negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah negara.Negara Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu Pancasila.Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah dan rakyat.Pancasila dalam kedudukannya seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara dan seluruh kehidupan negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara mempunyai arti menjadikan Pancasila sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan.Hal ini berarti melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku.Oleh karena itu, sudah seharusnya semua peraturan perundang-undangan di negara Republik Indonesia bersumber pada Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pancasila terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara formal, dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

246


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

dasar negara (Suhadi, 1998). Cita-cita hukum atau suasana kebatinan tersebut terangkum di dalam empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama hakikatnya dengan Pancasila. Empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut lebih lanjut terjelma ke dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945.Barulah dari pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 itu diuraikan lagi ke dalam banyak peraturan perundang-undangan lainnya, seperti misalnya ketetapan MPR, undang-undang, peraturan pemerintah dan lain sebagainya. Pancasila merupakan suatu azas kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum sehingga merupakan sumber nilai, normaserta kaidah baik moral maupun hukum negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar negara pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum. b. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Setiap manusia di dunia pasti mempunyai pandangan hidup.Pandangan hidup adalah suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupaan yang terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur.Pandangan hidup berfungsi sebagai pedoman untuk mengatur hubungan dengan sesama, lingkungaan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya. Rangkaian nilai-nilai luhur yang tercantum dalam Pancasila telah dapat mencakup hubungan antara Tuhan dan sesama manusia. Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila pancasila tersebut berasal dari interaksi, religiusitas serta budaya masyarakat Indonesia sendiri.Oleh karena itu, Pancasila sebagai inti dari nilai-nilai budaya Indonesia maka pancasila dapat disebut sebagai cita-cita moral bangsa Indonesia.Cita-cita moral inilah yang kemudian memberikan pedoman, pegangan atau kekuatan kerohaniah kepada bangsa Indonesia di dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sering disebut sebagaithe way of life, pandangan, pedoman, atau petunjuk hidup.Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk arah untuk semua kegiatan ataau aktivitas hidup dan kehidupan di dalam segala bidang.Ini berarti bahwa semua tingkah laku dan tindak perbuataan setiap manusia Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

247


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

dalam kehidupan sehari-hari harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua silasila pancasila. c. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia Pancasila dalam pengertian ini adalah bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-masing yang disebut jiwa bangsa.Pancasila sebagai jiwa bangsa lahirnya bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia yaitu pada zaman Sriwijaya-Majapahit. Dari pengertian jiwa tersebut diatas oleh Laboratorium Pancasila IKIP Malang dianalisis dan dirumuskan sebagai berikut: 1) Segi formal

: Jiwa bangsa, yakni keyakinan dan pandangan hidup bangsa

Indonesia (pancasila) yang telah manunggal dengan watak dan tata nilai serta tata cara kehidupannya. 2). Segi material : Perwujudan berbagai suku bangsa dan kebudayaannya, yang mencerminkan Bhineka Tunggal Ika. d. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia Sikap mental, tingkah laku dan amal perbuatan Bangsa Indonesia mempunyai ciri khas yang menunjukkan jati diri seseorang sehingga dapat membedakannya dengan orang atau pihak lain artinya dapat membedakan dengan bangsa lain. Ciri khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian menurut Kamus Besar bahasa Indonesia. Dan kepribadian Bangsa Indonesia adalah pancasila. e. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilainilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat sebelum membentuk Negara dengan kata lain materi pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal bahan) pancasila. Unsur-unsur pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri Negara sehingga pancasila berkedudukan sabagai dasar Negara dan ideology bangsa dan Negara Indonesia. Dengan demikian pancasila sebagai ideology bangsa berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, bukan mengambil ideology dari bangsa lain. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

248


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

f. Pancasila sebagai Cita-cita dan Tujuan Bangsa Indonesia Cita-cita luhur Negara kita dengan tegas dimuat dalam pembukaan UUD 1945, karena pembukaan UD 1945 merupakan penuangan jiwa proklamasi ialah jiwa pancasila.Dengan demikian pancasila juga merupakan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia, yakni tercipta masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasar pancasila. g. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Pancasila telah disepakati oleh seluruh rakyat Indonesia melalui wakilnya, baik sebelum Indonesia merdeka maupun setelah Indonesia merdeka dan harus kita bela selama-lamanya.

h. Pancasila sebagai Filsafat Hidup yang Mempersatukan Bangsa Indonesia Pancasila adalah filsafat hidup dan kepribadian bangsa Indonesia, yang mengandung nilai-nilai dan norma yang oleh bangsa Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana, dan paling sesuai serta tepat bagi bangsa Indonesia sehingga dapat mempersatukan bangsa Indonesia.

2.1.4. Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari Di Indonesia yang menjadi dasar Negara adalah Pancasila.Pancasila merupakan jati diri maupun identitas bangsa Indonesia.Yang merupakan pedoman masyarakat Indonesia untuk bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila tidak hanya perlu dihafalkan.Namun yang terpenting adalah pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.Kadang masyarakat menganggap bahwa hafal saja sudah cukup.Dan itu pandangan yang salah.Karena untuk dapat menghafal isi dari pancasila anak-anak yang duduk di bangku SD pun sudah bisa. Langkah awal untuk dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai dalam pancasila adalah dengan menghafal ataupun tahu dari isi pancasila, dengan begitu akan mudah untuk mengaplikasikan dalam bertingkah laku. Jangan sampai masyarakat Indonesia itu Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

249


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

tidak hafal bahkan tidak mengetahui isi pancasila.Padahal bagi bangsa Indonesia merupakan identitas, pandangan hidup dan dasar Negara yang patut kita banggakan. Sebenarnya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila berfungsi sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan masyarakat tersebut. Pancasila sebagai nilai mengandung serangkaian nilai, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Kelima nilai ini merupakan satu kesatuan, tak terpisahkan dan mengacu kepada tujuan yang satu demi kesejahteraan bangsa Indonesia. Petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalan kelima sila Pancasila sebagai berikut: 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa a) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama c) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamadan kepercayaannya d) Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan pada orang lain 2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab a) Mengakui persamaan derajad, hak dan kewajiban b) Saling mencintai sesame manusia c) Tidak semena-mena terhadap orang lain d) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan e) Berani membela kebenaran dan keadilan f) Mengembangkan sikap tenggang rasa 3. Sila Persatuan Indonesia a) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara b) Cinta tanah air daan bangsa c) Bangga sebagai bangsa dan bertanah air Indonesia d) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan 4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan a) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain b) Mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

250


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

c) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan d) Musyawarah harus dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur 5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia a) Bersikap adil b) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban c) Menghormati hak-hak orang lain d) Suka memberi pertolongan kepada orang lain e) Tidak bersifat boros f) Suka bekerja keras g) Menghargai hasil karya orang lain Untuk saat ini pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari sudah memudar.Munculnya aliran sesat, pelanggaran HAM, korupsi,

pembunuhan,

penganiayaan, asusila, kebobrokan moral, dan beberapa masalah lain semakin membuktikan bahwa terjadi kesalahan dalam penanaman Identitas kebangsaan kepada individu Indonesia.

2.2. Generasi Muda MenurutB. Simanjuntak(1980:17), dilihat dari segi demografi umur 25 tahun telah dianggap sebagai pemuda. Dalam pemunculan itu generasi muda menuntut peranan sosial alokasi yang di satu pihak dapat menggugah kestabilan sosial sedang di pihak lain membuka kemungkinan perubahan yang diperlukan dalam struktur masyarakat. Sedangkan Samuel Huntington dalam Simanjuntak (1980) menyebutkan bahwa generasi memiliki 3 unsur yaitu: (a) umur yang sama memiliki attitude dan behavioral pattern tertentu, (b) kesadaran yang menyatakan berbeda mereka dengan yang lain, (c) adanya suatu interaksi for the purposeof chieving political result. 2.3. Globalisasi H.A.R Tilaar (1997: 121) mengemukakan bahwa globalisasi telah menciptakan dualisasi global yang mengakibatkan transendensi nilai-nilai estato septris. Nilai-nilai baru tersebut telah mengatasi keterlibatan dengan nilai-nilai berbangsa menuju nilai-nilai yang berlaku universal. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

251


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Hal ini berarti akan terjadi pergeseran atau perubahan penghayatan nilai-nilai yang mengakibatkan adanya suatu goncangan budaya. H.A.R Tilaar (1997:6) berpendatpat bahwa mansia yang berkualitas di dalam masyarakat yang berkualitas yaitu masyarakat yang menjunjung tinggi moralitas. Sedangkan Konichi Ohmae (1996) dalam Nurani Soyomukti (2008:42) menyebutkan faktor-faktor globalisasi sebagai 4”I” (Investasi, Industri, Informasi, dan Individual). Nurani (2008:42) berasumsi bahwa globalisasi adalah arus utama yang membawa dampah maha hebat terhadap ruang waktu yang mengalami percepatan. 2.4. Sumber Daya Manusia Jika dalam dunia Ekonomi sumber daya manusia merupakan energi yang digunakan untuk mengolah bahan produksi, maka secara umum modal manusia mengacu pafa pengetahuan, pendidikan, pelatihan, ketrampilan, dan keahlian dari para pekerja perusahaan (Dessler, 2008: 13). SDM merupakan terjemahan dari “human resources”, ada pula yang menyebutkan sebagai “manpower”(tenaga kerja). Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya, dan karya (rasio, rasa, dan karsa). Sehingga sumber daya yang berkualitas tinggi menurut Ndraha (1999) dalam Edy (2010) adalah sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan menggunakan energi tertinggi seperti: intelligence, creativity dan imagination: tidak lagi semata-mata menggunakan energi kasar seperti bahan mentah, lahan, air, tenaga otot, dan sebagainya.

2.5. Training Training atau dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi pelatihan. Pelatihan menurut Robert L. Craig dalam Soebagio (1993), what is more importantis the man had the ability to passon other the knowledge and skills gained in mastering circumstances....when the message was received by another succesfully, we say that learning took place and knowledge or skill was transfered. Inpres No. 15 tahun 1974 menjelaskan tentang pengertian latihan yakni bagian dari pendidikan yang mengaitkan proses belajar untuk meningkatkan keterampilan di luar sistem Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

252


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori. 2.6. Kualitas Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau derajat sesuatu. Dalam setiap aspek, kualitas menentukan suatu tindakan dikatakan baik atau buruk. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu atau kadar. Kualitas berkebalikan dengan kuantitas. Jumlah yang banyak belum tentu bisa menjadi patokan baik buruknya sesuatu. Jika dikaitkan dengan jumlah penduduk di Indonesia, banyaknya penduduk termasuk ke dalam jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan Singapura ataupun Malaysia. Akan tetapi dari sisi kualitas, penduduk Indonesia masih tertinggal jauh.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

253


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB III METODE PELAKSANAAN LiTiOPI merupakan sebuah program training yang dirancang berdasarkan inspirasi dari training ESQ, dengan sedikit mengubah konsep awal training ESQ mulai dari segi konten, durasi waktu pelaksanaan, hingga uji aplikasi nilai-nilai pancasila secara langsung. LiTiOPI memuat materi tentang sejarah bangsa Indonesia, sejarah Pancasila, nilai-nilai Pancasila, dan konsistensi Pancasila dalam menghadapi tantangan globalisasi yang semakin parah. Sasaran dari program ini adalah para generasi muda dengan jenjang usia antara 15-25 tahun. Sedangkan tujuan dari LiTiOPI itu sendiri tujuan menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada para generasi muda sehingga dapat membentuk generasi muda yang memiliki karakter Pancasila. Training dilaksanakan secara bertingkat dan terpadudi tingkat provinsi dengan kapasitas maksimal untuk peserta dalam ruangan 50 orang dengan harapan esensi materi dapat dicerna dengan baik dan lebih efektif, serta memudahkan panitia/tim pelaksana dalam mengorganisir peserta. Berdasarkan muatan materi yang disampaikan, LiTiOPI terdiri dari empat tingkatan training. Materi yang disampaikan pada training tingkat pertama adalah tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk training tingkat kedua, materi yang diberikan tentang sejarah lahirnya Pancasila. Pada training tingkat ketiga yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, dan materi yang disampaikan pada training level keempat yaitu eksistensi nilai-nilai Pancasila beserta pengamalannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk tiap tingkatan training, Leadership Training of Pancasila Identity dilaksanakan selama empat hari, dengan intensitas pertemuan per hari mulai pukul 07.00-16.00 (9 jam)dan pengkarantinaan selama empathari untuk penerapan materi yang telah disampaikan selama training terutama tentang pengamalan nilai-nilai dalam pancasila. Selama masa karantina, para peserta dituntut untuk menaati peraturan yang dibuat oleh panitia.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

254


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB IV PEMBAHASAN

Pancasila tidak hanya sekedar dihafalkan. Namun yang terpenting adalah pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Kadang masyarakat menganggap bahwa hafal saja sudah cukup.Itu adalah pandangan yang salah karena untuk dapat menghafal isi dari pancasila anak-anak yang duduk di bangku SD pun sudah bisa. Langkah awal untuk dapat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai dalam pancasila adalah dengan menghafal ataupun tahu dari isi pancasila, dengan begitu akan mudah untuk mengaplikasikan dalam bertingkah laku Petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalan kelima sila Pancasila sebagai berikut: 1.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa a) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama c) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya d) Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan pada orang lain

2.

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab a) Mengakui persamaan derajad, hak dan kewajiban b) Saling mencintai sesame manusia c) Tidak semena-mena terhadap orang lain d) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan e) Berani membela kebenaran dan keadilan f) Mengembangkan sikap tenggang rasa

3.

Sila Persatuan Indonesia a) Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara b) Cinta tanah air daan bangsa c) Bangga sebagai bangsa dan bertanah air Indonesia d) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan

4.

Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

255


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

a) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain b) Mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan c) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan d) Musyawarah harus dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur 5.

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia a) Bersikap adil b) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban c) Menghormati hak-hak orang lain d) Suka memberi pertolongan kepada orang lain e) Tidak bersifat boros f) Suka bekerja keras g) Menghargai hasil karya orang lain Saat ini pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari sudah memudar. Globalisasi

telah menciptakan dualisasi global yang mengakibatkan transendensi nilai-nilai estato septris pada bangsa Indonesia terutama generasi muda. Nilai-nilai baru tersebut telah mengatasi keterlibatan dengan nilai-nilai berbangsa menuju nilai-nilai yang berlaku universal. Hal ini berarti akan terjadi pergeseran atau perubahan penghayatan nilai-nilai yang mengakibatkan adanya suatu goncangan budaya. Akibatnya, kualitas sumber daya manusia menjadi semakin kurang dalam hal pencitraan bangsa. Di sinilah letak peranan LiTiOPI sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila yang selama ini kian memudar. LiTiOPI merupakan program training yang di dalamnya memuat materi-materi penting terkait pancasila. Training ini juga menjelaskan tentangsejarah bangsa Indonesia, sejarah Pancasila, nilai-nilai Pancasila, dan konsistensi Pancasila dalam menghadapi tantangan globalisasi yang semakin parah. Cara penyampaiannya juga disertai dengan fenomena yang terjadi saat ini melalui trainer-trainer handal yang memiliki latar belakang baik dalam pendidikan Pancasila. Dengan kehadiran LiTiOPI, generasi muda diharapkan mampu menjadi penerus bangsayang memiliki sifat-sifat kepemimpinan dan berkarakter Pancasila. Sifat-sifat tersebut meliputirasa ketuhanan, tanggung jawab, keberanian, dan empati yang kuat sehingga pemuda yang merupakan calon pemimpin bangsa dapat mengantarkan bangsa dan negaranya menuju Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

256


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

masa kejayaannya yaitu bangsa dan negara yang memiliki identitas dan budaya yang mengakar kuat serta diakui keberadaannya oleh negara lain.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

257


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai luhur budaya Indonesia. Saat ini pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari sudah memudar. Globalisasi telah menciptakan dualisasi global yang mengakibatkan transendensi nilai-nilai estato septris pada bangsa Indonesia terutama generasi muda. Nilai-nilai baru tersebut telah mengatasi keterlibatan dengan nilai-nilai berbangsa menuju nilai-nilai yang berlaku universal. Hal ini berarti akan terjadi pergeseran atau perubahan penghayatan nilai-nilai yang mengakibatkan adanya suatu goncangan budaya. Akibatnya, kualitas sumber daya manusia menjadi semakin kurang dalam hal pencitraan bangsa. Di sinilah letak peranan LiTiOPI sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila yang selama ini kian memudar. LiTiOPI merupakan program training yang di dalamnya memuat materi-materi penting terkait pancasila. Training ini juga menjelaskan tentangsejarah bangsa Indonesia, sejarah Pancasila, nilai-nilai Pancasila, dan konsistensi Pancasila dalam menghadapi tantangan globalisasi yang semakin parah. Cara penyampaiannya juga disertai dengan fenomena yang terjadi saat ini melalui trainer-trainer handal yang memiliki latar belakang baik dalam pendidikan Pancasila. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

258


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Dengan kehadiran LiTiOPI, generasi muda diharapkan mampu menjadi penerus bangsayang memiliki sifat-sifat kepemimpinan dan berkarakter Pancasila. Sifat-sifat tersebut meliputirasa ketuhanan, tanggung jawab, keberanian, dan empati yang kuat sehingga pemuda yang merupakan calon pemimpin bangsa dapat mengantarkan bangsa dan negaranya menuju masa kejayaannya yaitu bangsa dan negara yang memiliki identitas dan budaya yang mengakar kuat serta diakui keberadaannya oleh negara lain.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

259


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA [1] Dessler, Gary.2008.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:IKAPI. [2] B. Simanjuntak dan I.L Pasaribu.1980.Membina dan Mengembangkan Generasi Muda.Bandung:Tarsito. [3] H.A.R Tilaar.1997.Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era Globalisasi.Jakarta:IKAPI. [4] Kaelan.2004. Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma [5] Rukiyati.2008.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:UNY press. [6] Nurani Soyomukti.2008.Pendidikan Berperspektif Globalisasi.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media [7] http://topacom.wordpress.com/2008/03/09/kedudukan-dan-fungsi-pancasila diakses 10 Oktober 2011/09.15 [8] http://id.wikipedia.org/wiki/Kualitas diakses 10 Oktober 2011/09.10

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

260


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

YETERS;KONSEP MEMBENTUK JIWA WIRAUSAHA PEMUDA DI TENGAH GLOBALISASI Munir, Inda Meilina Sofiani, Angga Erlando Universitas Brawijaya , Malang Email : nier_khan@yahoo.co.id Email :Inda.mey@gmail.com Email; Erlandogo@ymail.com

Abstrak Globalisasi yang terjadi belakangan ini ditinjau dari perspektif ekonomi telah menjadi salah satu dampak pengangguran yang sudah menjadi penyakit dan selalu ada di negara-negara berkembang, selain kemiskinan dan kesenjangan sosial. Di Indonesia fenomena pengangguran terjadi karena perbandingan antara jumlah lapangan kerja yang ada dengan jumlah tenaga kerja sangatlah tidak berimbang. Tahun 2010 Indonesia dihadapkan pada kondisi perdagangan pasar bebas dengan adanya China ASEAN Trade Free Trade Area (CAFTA) sehingga menjadikan bangsa ini harus bekerja lebih keras, untuk bisa bertahan di era globalisasi pemuda. Globalisasi pemuda saat ini secara tersirat dapat merugikan Indonesia karena CAFTA menawarkan produk luar negeri yang murah dan menarik, menjadi mungkin hal itu dimanfaatkan pemuda misalnya dalam mencukupi kebutuhan baik barang elektronik, fashion, makanan, dan lainnya. Solusinya hanya satu yaitu mulai merubah mindset masyarakat Indonesia dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja(pencipta produk) dan menjadikan masyarakat berkarakter entrepreneur sejati. Pendidikan kewirausahaan dapat menjadi salah satu solusi mengatasi pengngguran. Pendidikan kewirausahaan sejalan dengan prespektif tujuan pembangunan nasional yang termaktub dalam UUD 1945. Dan siapa lagi bila bukan pemudanya sebagai penggerak.Karya tulis ini berusaha menggambarkan konsep dari Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme, maka jenis penulisan yang digunakan yaitu penulisan deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme adalah suatu program pendidikan kewirausahaan pada pemuda usia sekolah (SMAPerguruan Tinggi) dengan mengacu pada 40 nilai-nilai entrepreneurship Nabi Muhammad SAW, mendayagunakan potensi lokal sehingga mewujudkan jiwa nasionalisme dan memakai konsep pembentukan dan pengembangan SDM dengan Re-Code Rhenald Kasali (2007) dan Wolu Aji Langkah ( 8 Langkah Kekuatan) dalam prinsip pelaksanaannya. Hasil yang diharapkan dari pendidikan kewirausahaan dengan Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme adalah munculnya wirausaha-wirausaha muda baru, yang merupakan lulusan sekolah yang memiliki entrepreneurship nabi Muhammad SAW dan terciptanya sebuah sentra usaha berbasis budaya lokal yang eksis, sukses, dapat menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin dan profitable dimana pengelola sentra usaha ini adalah pelajar lulusan program ini. Penulis merekomendasikan kepada pemerintah untuk berperan aktif dalam menyukseskan Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme serta komponen dunia usaha untuk mendukung kegiatan pendidikan entrepreneur. Kata kunci : Youth Empowerment Ethnic, Entrepreneurship nabi Muhammad SAW, ReCode, Wolu Aji Langkah Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

261


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Globalisasi yang terjadi belakangan ini ditinjau dari perspektif ekonomi telah menjadi salah satu dampak pengangguran yang sudah menjadi penyakit dan selalu ada di negara-negara berkembang, selain kemiskinan dan kesenjangan sosial. Salah satu masalah klasik ini juga melanda bangsa Indonesia. Pengangguran seperti sebuah penyakit yang menggerogoti kesejahteraan masyarakat Indonesia dari zaman dulu hingga sekarang. Di Indonesia fenomena pengangguran terjadi karena perbandingan antara jumlah lapangan kerja yang ada dengan jumlah tenaga kerja sangatlah tidak berimbang. Menurut data BPS ada 9,43 juta penganggur atau sebesar 8,46 % dari total penduduk di Indonesia. Pengangguran di tingkat SD-SMP berjumlah 4,8 juta orang, sedangkan di jenjang SMA-Universitas mencapai 4,5 juta orang. (Harian Kompas, 2009). Parahnya lagi jumlah penganggur terdidik di Indonesia sangatlah besar. Tiap tahunnya menghasilkan rata-rata 300.000 lulusan. Namun karena daya serap lapangan kerja sangat sedikit, pada tahun 2007 terdapat lebih dari 740.000 lulusan perguruan tinggi (Ciputra,2008). Ditambah lagi tahun 2010, Indonesia dihadapkan pada kondisi perdagangan pasar bebas dengan adanya China ASEAN Trade Free Trade Area (CAFTA) yang menjadikan bangsa ini harus bekerja lebih keras untuk bisa bertahan di era global. Pertumbuhan ekonomi melalui pertumbuhan investasi perusahaan nasional maupun internasional tidak cukup untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi generasi muda (Ciputra, 2008). Negara Indonesia memiliki fenomena pengangguran yang terjadi karena perbandingan antara jumlah lapangan kerja yang ada dengan jumlah tenaga kerja sangatlah tidak berimbang. Tahun 2010 Indonesia dihadapkan pada kondisi perdagangan pasar bebas dengan adanya China ASEAN Trade Free Trade Area (CAFTA) sehingga menjadikan bangsa ini harus bekerja lebih keras, untuk bisa bertahan di era globalisasi pemuda. Globalisasi pemuda saat ini secara tersirat dapat merugikan Indonesia karena CAFTA menawarkan produk luar negeri yang murah dan menarik, menjadi mungkin hal itu dimanfaatkan pemuda misalnya dalam mencukupi kebutuhan baik barang elektronik, fashion, makanan, dan lainnya. Kondisi seperti ini menyebabkan sulit untuk lapangan kerja yang bisa mengakomodasi dan menampung pengangguran dengan tuntutan mampu bersaing dengan sisten CAFTA. Surplus pengangguran yang mencari kerja di Indonesia patut menjadi perhatian serius pemerintah. Fakta kasatmata surplus pencari kerja di Indonesia menunjukan bahwa pemerintah tidak dapat hanya mengandalkan pertumbuhan investasi untuk membuka lapangan kerja baru (Ciputra, 2008). Solusinya hanya satu yaitu mulai sejak dini merubah mindset masyarakat Indonesia dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja. Menjadikan masyarakat berkarakter entrepreneur sejati. Pendidikan kewirausahaan dapat menjadi salah satu solusi mengatasi pengangguran. Pendidikan kewirausahaan yang dilakukan di sekolah-sekolah akan menghasilkan wirausahawirausaha baru di masa depan (Ciputra, 2008). Pendidikan kewirausahaan sejalan dengan prespektif tujuan pembangunan nasional yang termaktub dalam UUD 1945. Tujuan pembangunan nasional tersebut antara lain adalah memajukan kesejahtreraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang menjadi landasan pikir untuk mengembangkan

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

262


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

kewirausahaan. Dengan demikian, diharapkan akan muncul pola pikir baru, sikap baru, dan kemampuan prima untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi orang lain dan diri sendiri. Menjadi seorang entrepreneur harus mempunyai pribadi yang jujur dan bersih dalam setiap tindakannya serta memiliki nilai-nilai entrepreneurship yang bagus dan bisa diterapkan. Salah satu model nilai-nilai entrepreneurship yang benar- benar menjunjung nilai kejujuran, etika bisinis yang baik dan berprospek cerah adalah nilai-nilai entrepreneurship Nabi Muhammad SAW. Entrepreneurship Nabi Muhammad SAW. selalu dilandasi sifat, fathonah (cerdas), amanah (menyampaikan), siddiq (jujur) dan tabligh (komunikatif) membuat nabi Muhammad SAW mampu mencapai puncak kekayaan dan kejayaan dalam usianya yang masih muda. Dalam dunia bisnis sifat-sifat yang ada pada nabi Muhammad SAW sesungguhnya merupakan asset yang sangat bernilai. Karena semua sifat itu merupakan pilar-pilar utama yang harus dimiliki seorang entrepreneur (Kamaluddin, 2007). Entrepreneurship yang dimiliki nabi Muhammad SAW sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Sejarah mencatat sejak berusia 12 tahun beliau sudah memulai pendidikan bisnis dari kakek dan pamannya. Entrepreneurship nabi Muhammad SAW terbentuk dari tempaan pengalamannya sejak kecil sampai beliau dewasa dan mencapai kesuksesan. (Trim, 2008). Penulis tergerak untuk mengadopsi pola pembentukan Entrepreneurship Nabi Muhammad SAW kedalam sebuah grand design untuk membentuk dan mengembangkan masyarakat menjadi SDM berjiwa entrepreneur yang menjunjung nilai-nilai entrepreneurship yang jujur, beretika dan berprospek cerah. Dengan melihat potensi lokal bangsa Indonesia yang masih belum maksimal dimanfaatkan. Pendidikan kewirausahaan ini juga berbasis pengembangan budaya lokal. Memakai konsep pembentukan dan pengembangan SDM dengan Re-Code plus-plus yaitu menambahkan model pembinaan mentoring „Asyru Tarbiyat secara komprehensif dalam mendukung keberlanjutan dari derasnya globalisasi dari rujukan Rhenald Kasali (2007) dan Wolu Aji Langkah ( 8 Langkah Kekuatan) dalam prinsip pelaksanaannya.Oleh karena itu judul gagasan yang diangkat dalam karya tulis ini adalah; Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (“YETERS�) Konsep Membentuk Jiwa Wirausaha Pemuda Di Tengah Globalisasi 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah bagaimana Blue Print itu disebut Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan entpreneurship nabi Muhammad SAW pada pemuda (SMAPerguruan tinggi) ? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dalam karya tulis ini adalah untuk mengetahui bagaimana Blue Print itu disebut Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme dapat dijadikan sebagai blue print program pendidikan untuk menanamkan entrepreneurship nabi Muhammad SAW pada pemuda (SMA-Perguruan tinggi) 1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan karya tulis ini adalah: 1. Bagi Pemerintah Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

263


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Memberikan rekomendasi berupa grang design program pendidikan untuk menanamkan entpreneurship nabi Muhammad SAW pada pemuda, agar dapat diadopsi dalam kurikulum pendidikan dari jenjang SMA-Perguruan Tinggi di Indonesia. Dengan tujuan dapat meningkatkan kualitas masyarakat mengatasi persoalan bangsa. 2. Bagi Masyarakat (Tenaga pendidik, dan anak didik )  Pelajar dan Orang tuanya : Memberikan wawasan, pemahaman, dan arahan mengenai sebuah blue print program pendidikan yang dapat membantu anak didik dalam memahami, mempraktekan dan membiasakan berwirausaha sejak dini dengan berlandaskan entrepreneurship Nabi Muhammad SAW  Dunia Usaha dan Investor : Memberikan masukan mengenai pentingnya peran serta dunia usaha dan investor, dalam mendukung program ini. Karena pada akhirnya keberadaan SDM berjiwa entrepreneur yang berkarakter tersebut akan sangat menguntungkan bagi dunia usaha dan investor  Media Massa : Memberikan wacana keilmuan baru, terkait gagasan untuk meningkatkan peran ekonomi syariah di Indonesia, melalui blue print program pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.  Budayawan Memberikan masukan mengenai pentingnya peran serta budayawan dalam mendukung program ini. Karena salah satu output dari program ini adalah terciptanya sentra usaha berbasis budaya lokal. 3. Bagi Penulis Memaksimalkan fungsi mahasiswa sebagai agent of change dengan melakukan respon intelektual dalam bentuk karya tulis yang bertujuan memberikan kontribusi untuk perubahan yang lebih baik pada masyarakat.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

264


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Entrepreneurship Peluang Menanggulangi Masalah Pengangguran Pengangguran sudah menjadi penyakit yang selalu ada di negara-negara berkembang, disamping kemiskinan dan kesenjangan sosial. Salah satu masalah klasik ini juga melanda bangsa Indonesia. Pengangguran seperti sebuah penyakit yang menggerogoti kesejahteraan masyarakat Indonesia dari zaman dulu hingga sekarang. Di Indonesia fenomena pengangguran terjadi karena perbandingan antara jumlah lapangan kerja yang ada dengan jumlah tenaga kerja sangatlah tidak berimbang. Untuk menjadi sebuah bangsa maju dan mandiri harus mempunyai sedikitnya 2 wirausahawan dari jumlah penduduk. Amerika memiliki 11 persen wirausahawan dari jumlah penduduk. Singapura sekitar 7 persen dan Indonesia baru 0,18 persen. (Gemari,2008). Pengembangan budaya entrepreneur di Indonesia adalah suatu peluang besar merubah mindset masyarakat untuk sama-sama memperbaiki kondisi bangsa. Saat ini pola penciptaan lapangan kerja baru tidak hanya tanggung jawab pemerintah tetapi tanggung jawab bersama. Penciptaan lapangan kerja yang luas bisa tercapai manakala semua komponen masyarakat ikut andil dalam penciptaan iklim entrepreneurship. Harus ada langkah yang nyata dalam perwujudan penciptaan wirausahawan menjadi 2 persen dari jumlah penduduk yaitu dengan pendidikan kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan yang dilakukan di sekolahsekolah akan menghasilkan wirausaha-wirausaha baru di masa depan (Ciputra, 2008). 2.2 Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Masalah Pengangguran Sebenarnya sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan iklim kewirausahaan dengan melalui INPRES No. 4 tahun 1995 dengan mencanangkan sebuah Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK). Tujuannya adalah menumbuhkan budaya kreatif dan inovatid di masyarakat baik, kalangan dunia usaha, pendidikan maupun aparatur pemerintah. Program terbaru pemerintah untuk membudayakan iklim wirausaha di lingkungan masyarakat diantaranya, dengan programprogram seperti PNPM Mandiri bagi masyarakat, PKM bagi mahasiswa. Namun kelemahan dari pelaksanaan upaya itu adalah kurangnya kontrol, pendampingan dan pengawasan yang baik, sehingga hasilnya kurang maksimal untuk mengatasi jumlah penggangguran. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) misalnya, yang salah satu jenisnya bernama Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). Program ini bertujuan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk membuka sebuah peluang usaha baru yang inovatif (www.dikti.go.id). Dalam pelaksanaannya usaha yang dijalankan mahasiswa penerima dana hanya berjalan sebatas masa wajib pelaksanaan program, yaitu 4 bulan. Setelah itu usaha yang sudah didirikan tidak berjalan lagi. Sehingga sangat perlu sekali dilakukan perbaikan-perbaikan, agar usaha-usaha yang didirikan dapat eksis dan membuka lapangan kerja baru bagi para penganggur. Pengangguran Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

265


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

diindikasikan bisa turun jika ada stimulus (Paskah Suzetta dalam Tupani, 2009). Stimulus dapat didefinisikan sebagai kesempatan atau jalan keluar bagi masyarakat untuk mengatasi masalah pengangguran yang terjadi. Contohnya, dibukanya lapangan kerja baru, dikucurkannya dana baik itu pinjaman atau hibah untuk usaha masyarakat, pendidikan dan pelatihan berwirausaha bagi masyarakat. Salah satu contoh gagasan stimulus itu adalah Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme yang merupakan sebuah progam Blue Print. Program pendidikan untuk menanamkan entpreneurship Nabi Muhammad SAW pada anak-anak usia sekolah melalui kombinasi Konsep Re-Code dan Wolu Aji Langkah ( 8 Langkah Kekuatan). 2.3 Karakteristik dan Pihak-Pihak yang Terkait dalam (YETERS) Programme Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme adalah sebuah program pembentukan dan pengembangan SDM pada anak-anak usia sekolah (SMA-Perguruan Tinggi) yang memiliki beberapa karakteristik, yaitu : (1) Merupakan program pendidikan entrepreneurship Nabi Muhammad SAW dari jenjang SMA-Perguruan Tinggi (2) Merupakan upaya menanamkan entrepreneurship nabi Muhammad SAW pada anak-anak usia sekolah; (3) Menggunakan konsep Re-Code plus –plus dan Wolu Aji Langkah ( 8 Langkah Kekuatan) dalam pelaksanaannya; (4) Memanfaatkan Budaya Lokal sebagai media usaha kreatif; (5) Mensinergikan beberapa pihak untuk terlibat didalamnya (Pemerintah, Akademisi, Dunia Usaha, Orang tua, Investor, Budayawan dan siswa). Melalui blue print ini diharapkan akan menghasilkan SDM-SDM berjiwa entrepreneurship Nabi Muhammad SAW yang mempunyai karakter entrepreneur sejati. Untuk peranan dalam masing-masing pihak yang terkait akan penulis jelaskan dalam bagian gagasan tentang Blue Print Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme . 2.4 Langkah-Langkah Perwujudan (YETERS) Programme 1. Pihak-pihak pencetus dan pendukung program ini (penulis, pakar ekonomi, pengusaha, budayawan, dunia pendidikan) mengadakan musyawarah untuk menghasilkan usulan yang akan diajukan kepada pemerintah. 2. Penyampaian dan negosiasi usulan program kepada pemerintah. 3. Pelaksanaan rapat kerja bersama semua pihak yang terlibat, untuk menghasilkan dan menetapkan agenda kerja dari program ini. 4. Melakukan persiapan-persiapan yang mendukung pelaksanaan program ini. 5. Mensosialisasikan program ini kepada masyarkat 6. Melakukan praktek dari blue print Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme 7. Evaluasi Keberhasilan 8. Pengembangan blue print ini kearah yang lebih baik 9. Mengulangi lagi dari langkah ketiga sampai kesembilan secara konsisten. 2.5 Konsep Dasar Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme merupakan pendidikan dan praktek kewirausahaan bagi anak didik (SMA-Perguruan Tinggi) yang menitik Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

266


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

beratkan pada kreativitas untuk berwirausaha. Berikut ini adalah definisi dari nama Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme : Youth Empowerment :

Menunjukkan bahwa target dari program ini adalah pemuda (SMA-Perguruan Tinggi)

Ethnic :

Digunakan budaya lokal Indonesia sebagai media pembelajaran entrepreneurship Program penanaman Entrepreneurship berbasiskan komunitas dunia usaha

Entrepreneur : Society Programme

Program ini mempunyai tiga pondasi dasar yang menyusunnya. Untuk memberikan gambaran yang jelas, mengenai ketiga pondasi dasar itu, dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 40 NILAI Entrepreneurship Rasulullah SAW (Trim, 2008)

Menggunakan Konsep Pembentukan dan pengembangan SDM dengan Re-Code plus-plus (Kasali, 2007)

Konsep Dasar Youth Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme

Mempunyai 8 Prinsip Pelaksanaan (Wolu Aji0

Gambar 1 : Skema Konsep Dasar Youth Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme

Penjelasan Gambar : 1. 40 Nilai Entrepreneurship Rasulullah SAW Program ini mempunyai pondasi dasar yaitu nilai entrepreneurship Rasulullah SAW. Nilainilai itu merupakan penjabaran dari sifat dasar yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, yaitu: (1) fathanah (cerdas) ; (2) amanah (terpercaya); (3) siddiq (jujur) dan (4) tabligh (komunikatif). Berdasarkan penelusuran literatur terkait dengan nilai entrepreneurship Rasulullah SAW, maka didapatkan empat puluh nilai entrepreneurship yang akan ditanamkan pada anak didik peserta program ini. (Trim, 2008). Keempat puluh nilai ini merupakan intisari yang mendasari proses pengajaran Entrepreneurship Rasululah SAW. Untuk memberikan gambaran yang jelas, keempat puluh nilai entpreneurship Nabi Muhammad SAW dapat dilihat pada lampiran karya tulis ini. 2. Konsep pembentukan dan pengembangan SDM dengan Re-Code plus-plus. Konsep yang dicetuskan oleh Rhenald Kasali (2007) ini, mengkaji secara khusus sebuah studi tentang genetika perilaku yang membahas tentang Change DNA dan Entrepreneurship Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

267


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DNA, dengan melihat dari kacamata strategi perubahan. Model perubahan itu akan digunakan sebagai : (1) Strategi yang memudahkan menanamkan Entrepreneurship nabi Muhammad SAW pada peserta (anak didik); (2) Strategi untuk merubah mindset peserta (anak didik) dari pencari kerja menjadi pembuat lapangan kerja; (3) Strategi untuk menyebarkan entrepreneurship nabi Muhammad SAW kepada masyarakat luas, dibawa aktor utama penyebarnya adalah peserta program ini. Gambaran dari strategi itu, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Re-Code TheCritical mass

Re-Code Leader

Re-Code Individu

Problem Based

Solution Based

Pasif (tell) Change DNA

Partisipatif (ask)

Re-Code Organisasi

-Stuktur -Nuansa -Linkages -Boundary

Cek Kadar OCEAN Gambar 2 : Pola Pikir Re-Code

Re-Orientasi OCEAN

Penjelasan Gambar : 1. Cek Kadar OCEAN : Melakukan pengamatan dan penilaian terhadap potensi yang dimiliki anak didik. 2. Change DNA : Melakukan pengamatan dan penilaian terhadap ada tidaknya sifat perubahan (Openness to Experience, Conscientiousness, Extroversion, Aggreableness, Neuroticism). 3. Re-Code Individu : Melakukan proses perubahan terhadap kadar sifat perubahan kearah yang lebih baik. 4. Re-Code Leader : Merubah mindset pemimpin dari setiap kelompok siswa yang diberi pendidikan Entrepreneurship nabi Muhammad SAW. Perubahan mindset pemimpin itu akan diikuti oleh anak buahnya. 5. Re-Code Organisasi : Berusaha mengubah budaya di dunia pendidikan yang kurang mendukung penyebaran entrepreneurship Nabi Muhammad SAW pada anak didik. Misalnya dengan menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar berwirausaha. 6. Re-Code The Critical Mass : Melakukan perubahan dan penanaman Entrepreneurship nabi Muhammad SAW pada suatu kelompok kecil yang berpengaruh, karena efeknya akan menyebar ke kelompok lain.Misalnya jika dalam satu sekolah, dipilih kelas unggulan sebagai objek dari program ini. 7. Re-Code Pikiran : Mengajak peserta (anak didik) untuk berpikir mengenai bagaimana proses nabi Muhammad SAW memperoleh jiwa wirausahanya dan mengajak peserta untuk melihat dampak dari pengimplementasian Entpereneurship nabi Muhammad SAW. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

268


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Nilai plus-plus dari Re-Code dengan maksud menambahkan model pembinaan mentoring berbasis „Asyru Tarbiyat secara komprehensif dalam mendukung keberlanjutan dari derasnya globalisasi juga menjadi hal urgensi karena secara penanaman akhlak hal ini sangat menarik dalam memberi varian prosesnya yang dapat dilihat sebagai berikut : Materi „Asyru Tarbiyat (Sepuluh model Pembinaan)

Materi „Asyru Tarbiyat Sepuluh model Pembinaan

Keteladanan

Nasehat

Melalui Peristiwa Penyaluran Potensi

Cerita (Kisah)

Kebiasaan

Memberikan Amanah

Diskusi

Memberikan Perhatian

Memberikan Hukuman Kreatif

Gambar 4.5 : Materi „Asyru Tarbiyat Penjelasan gambar : 1. Pembinaan dengan Keteladanan Keteladanan bagi seseorang merupakan hal sangat penting untuk diterapkan apalagi dalam kegiatan pembinaan, karena dengan keteladanan peserta didik akan mencoba untuk melakukan dan mencontoh apa yang telah dilakukan oleh seorang inspiratornya 2. Pembinaan dengan Nasehat Nasihat merupakan metode yang mengarahkan dan memotivasi secara kontinu kepada orang yang dibina. Nasehat ini besar pengaruhnya terhadap jiwa seseorang dan membuka jalan pemahaman dalam menguak potensi dirinya, menghancurkan kejumudan, dan menanamkan keistiqomahan 3. Pembinaan dengan Cerita (Kisah) Cerita/ kisah merupakan hal yang paling dapat menarik minat seseorang. Melalui pemberian kisah, seseorang dapat mengambil pelajaran (ibrah) dan hikmah yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas dirinya (ketaqwaannya). Penyampaian kisah dapat Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

269


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

dilakukan dengan berbagai cara (tentunya yang ahsan) baik itu secara klasikal atau bahkan secara teaterikal. Adapun jenis kisah yang disampaikan adalah kisah-kisah yang bersifat inspirasi, motivasi, atau bahkan renungan yang kesemua itu berhubungan dengan wirausaha. 4. Pembinaan dengan Kebiasaan Kebiasaan merupakan hal yang sangat istimewa dalam kehidupan, membiasakan diri dengan selalu berbuat baik ; puasa sunnah, membaca kitab suci al Qurâ€&#x;an, shalat berjamaah dan sebagainya perlu untuk selalu dilakukan sehingga akan terus terbiasa untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. 5. Pembinaan Melalui Peristiwa Pembinaan ini dilakukan dengan mengkaji pristiwa-pristiwa yang sedang terjadi akan wirausaha masa kini. Hal ini berguna untuk mengasah, membina, dan memperkokoh jiwa seseorang serta mampu untuk mengambil hikmah dibalik pristiwa yang terjadi. 6. Pembinaan dengan Diskusi Pembinaan dengan diskusi dapat memberikan kesempatan bagi para peserta didik untuk menyampaikan ide pemikiran dan solusi yang dimilikinya. Hal yang terpenting dalam pembinaan ini para peserta mentoring diharapkan mampu menyampaikan idenya dengan penyampaian yang baik. 7. Pembinaan dengan Memberikan Amanah Pembinaan dengan memberikan amanah bertujuan untuk membangun identitas diri peserta didik untuk lebih dewasa dan mampu melaksanakan apa yang telah diamanahkan kepadanya. Contoh sederhana peserta mentoring diberikan tugas untuk menyampaikan hal tetang wirausaha hal ini bisa dijadikan acuan untuk mengetahui sejauh mana didik menjalankan tugas atau amanah yang diberikan kepadanya tentang wirausaha 8. Pembinaan dengan penyaluran Kekuatan / Potensi Pembinaan dilakukan untuk menggali potensi yang ada dalam diri peserta mentoring, hal ini bisa dilihat dari kepribadian setiap peserta. Hal yang perlu dilakukan dalam pembinaan ini para peserta diharapkan untuk menuliskan cita-citanya dan seorang mentor harus mampu memberikan solusi 9. Pembinaan dengan Memberikan Perhatian Pembinaan ini berdasarkan pemikiran bahwa setiap orang mempunyai potensi dan sifat yang berbeda. Karena itu salah satu metode pembinaan yang dapat dikembangkan adalah dengan memberikan perhatian kepada orang yang dibina sesuai dengan keberadaan orang yang bersangkutan (secara fardhiyah, pribadi). Dengan memberikan perhatian, maka dapat memantapkan peserta didik 10. Pembinaan dengan Memberikan „Iqab (Hukuman Kreatif) Pembinaan ini bertujuan untuk membina keistiqamahan serta kedisiplinan seseorang dalam menjalani program. Metode yang dikembangkan adalah dengan memberikan iqab (hukuman) kepada diri seseorang karena kelalaian yang telah ia lakukan. Tentunya, bentuk iqab ini haruslah bernuansa pendidikan seperti memberikan hukuman berupa menghafalkan ayat al-Qurâ€&#x;an dan sebagainya. Dalam pelaksanaan „Asyru Tarbiyat (sepuluh Model Pembinaan) hal yang terpenting adalah kombinasi dari semua model pembinaan tersebut, supaya antara model pembinaan yang satu bisa melengkapi kekurangan model pembinaan yang lain. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

270


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

3. Mempunyai Wolu Aji (8 prinsip pelaksanaan) : Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme sebagai sebuah rangkaian kegiatan pendidikan dan praktek kewirausahaan dengan kreativitas dan peningkatan kecakapan berwirausaha Nabi Muhammad SAW memiliki prinsip-prinsip pelaksanaan sebagai berikut: a. Pemberdayaan anak bangsa secara berkelanjutan melalui jalur pendidikan untuk mampu mandiri dan membuka lapangan kerja baru sebagai bentuk partisipasi untuk mengembangkan ekonomi syariah pada khususnya dan mengatasi permasalahan bangsa pada umumnya. b. Kreatifitas untuk menciptakan peluang dalam berwirausaha serta mampu melakukan inovasi dan keberanian mengambil resiko yang terukur. c. Pembangunan dan peningkatan kualitas SDM yang memiliki pola pikir, semangat, dan kompetensi kewirausahaan sehingga sanggup menjadi wirausaha baru yang cakap paham teori serta prakteknya dan memiliki entrepreneurship nabi Muhammad SAW d. Pembelajaran dilakukan secara holistik (karakter, kecakapan, dan pengetahuan),dengan tujuan utama pembangunan pola pikir dan karakter wirausaha. e. Pembelajaran juga didasarkan atas pengalaman yang dirancang dalam sebuah siklus belajar dan mengikuti setting dunia nyata wirausaha sebagai sebuah pendekatan. f. Uji coba gagasan kreatif dan merasakan sendiri pengalaman mengambil resiko terukur. Uji coba gagasan kreatif dilakukan dengan tingkat kesulitan bertahap dan berulang-ulang agar menguatkan mental anak didik dalam berwirausaha. g. Tenaga pendidik yang terlibat dalam program harus mampu menginspirasi dan menantang peserta didik sehingga muncul, terungkap, dan tergali bakat anak didik yang masih terpendam. h. Peran serta pemerintah, lembaga keuangan, dunia usaha dan masyarakat bersinergi dan berperan aktif untuk membekali dan memberdayakan generasi muda agar lebih kreatif dan cakap berwirausaha.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

271


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

2.6 Grand Design Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme KEBIJAKAN PEMERINTAH / DEWAN SYARIAH ENTREPRENEUR NASIONAL

Pemerint ah

Donor Mento r Investo r

YETERS CENTER

Pakar Ekonomi

Pembentukan & Pengembangan SDM Berjiwa Entrepreneur

Dunia Pendidikan

Budayawa n

Praktek Entrepreneurship Nabi Muhammad SAW : Perintisan usaha dan pengembangannya dengan pendampingan dari berbagai pihak secara holistic.

Lembaga Keuanga n Syariah Bank Syariah BMT

Diintegrasikan dengan Koperasi Kurikulum pendidikan di yang kompeten dalam Lahirnya SDM Unggul Syariah sekolah mengimplementasikan karakter Pemodal Media entrepreneur sejati untuk menjawab Umum Massa tantangan bangsa Indonesia saat ini Membudayanya Multiplier Effect yang Meningkatkan Daya Entrepreneurship Saing Bangsa dalam ditimbulkan Nabi Muhammad menghadapi CAFTA dan SAW di Masyarakat pasar bebas dunia Penurunan Terciptanya Sentra Transformasi Pengangguran & Usaha yang berbasis Mindset Masyarakat Kemiskinan Budaya LokalYouth Empowerment Ethnic dari Pencari Kerja Gambar 3 : Grand Design Enterpreneur Society (YETERS) Programme menjadi pembuat lapangan kerja

Penjelasan Gambar : A : Pemerintah menerima usulan dari Dewan Ekonomi Syariah, untuk membuat kebijaksaan terkait dengan pelaksanaan pendidikan Entrepreneur yang berbasiskan Entrepreneurship Nabi Muhammad SAWdi dunia pendidikan. Lalu dibentuklah Dewan Syariah Entrepreneur Nasional sebagai wakil pemerintah dalam membuat kebijakan. Dalam pelaksanaan kebijakan ini tidak serta-merta diterapkan secara menyeluruh di seluruh Indonesia, namun dilakukan proyek percobaan pada beberapa sekolah. Hal ini disebabkan beberapa alasan yaitu : (1) Untuk mengukur apakah program ini memang mampu menghasilkan output yang diharapkan, yaitu lahirnya SDM unggul (2) Diperlukan sebuah bukti keberhasilan pelaksanaan program ini melalui proyek percontohan ini. Dengan harapan semua pihak (masyarakat, akademisi, budayawan, media massa, dunia usaha dan investor) dapat percaya dan mendukung pelaksanaan selanjutnya. B : Dewan Syariah Entrepreneur Nasional membentuk sebuah tim yang terdiri dari beberapa komponen dengan jobdesk sebagai berikut :  YETERS Center Merupakan lembaga yang berperan untuk menyusun kurikulum pendidikan Entrepreneurship nabi Muhammad SAW, menyelenggarakan pendidikan dan kursus, mengembangkan temuan dan riset yang dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan Entprereneurship nabi Muhammad SAW. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

272


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

 Pakar Ekonomi Syariah. Sebagai dewan penasehat yang memberikan masukan, ide dan saran terkait pelaksanaan program ini, agar sesuai dengan koridor syariat Islam.  Dunia Pendidikan (Diknas dan lembaga dibawahnya) Melakukan musyawarah dengan Melakukan persiapan terkait dengan faktor-faktor yang menunjang pelaksaaan program ini (sarana dan infrakstruktur, siswa, guru, sosialisasi)  Dunia Usaha (Pengusaha Muslim) Dunia usaha bertindak sebagai sponsor dan mentor yang ikut melakukan pendampingan dalam proses pembentukan SDM syariah. Dunia usaha juga berperan aktif dalam praktek Entrepreneurship nabi Muhammad SAW melalui pemberian modal dan pendampingan usaha yang dirintis peserta.  Budayawan. Budayawan berperan sebagai mentor yang memberikan wawasan kepada peserta didik, mengenai potensi budaya lokal Indonesia. Budayawan juga mengajarkan dan berusaha membangun kecintaan peserta didik terhadap budaya bangsa yang dimilikinya ,dengan berusaha memanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan bersama.  Lembaga Keuangan Syariah Lembaga keuangan syariah mempunyai dua peran, yaitu : (1) Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan praktek kerja di lembaga keuangan syariah; (2) Menjadi sponsor/investor dalam pengembangan usaha yang dirintis peserta didik.  Media Massa Media Massa berperan untuk mensosialisasikan program ini kepada seluruh masyarakat. Mulai dari tujuan program ini, sasaran program ini, proses pelaksanaan program ini dan capaian-capaian yang berhasil diraih. Semua komponen tersebut merupakan aktor utama yang akan bersinergi untuk mewujudkan pelaksanaan Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme . C : Proses Pendidikan untuk menanamkan Entrepreneurship nabi Muhammad SAW dapat dilihat pada diagram proses pendidikan program ini :

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

273


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Persiapan Introduksi : Youth Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme Pelaksanaan Pendidikan Entrepreneurship SAW

Pengajaran Teori Entrepreneurship nabi Muhammad SAW

Implementasi praktik Entrepreneurship nabi Muhammad SAW

Problem Evaluation Tidak Berhasil

2nd Implementation : Pelaksanaan praktik entrepereneurship nabi Muhammad SAW dengan membuka usaha dan mendapat modal bergulir dari investor Lahirnya SDM Unggul

Control dan Pengawasan dari Pendidik

Control dan Pengawasan dari Investor

Gambar 4 : Diagram Alir Proses Pendidikan

Penjelasan Diagram Alir : 1. Persiapan Beberapa persiapan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :  Koordinasi antar pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program ini untuk membangun komitmen bersama dan menyusun agenda kerja pelaksanaan program.  Kurikulum pendidikan dari jenjang SMA- Perguruan tinggi.  Ketersediaan SDM dan prasana untuk menjalankan program ini.  Pengarahan mentor program ini terkait dengan kurikulum pendidikan entrepreneurship nabi Muhammad SAWyang akan diajarkan.  Strategi sosialisasi program yang efektif dan mudah diterima masyarakat. 2. Grand Opening Grand Opening bertujuan untuk Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme. Acara grand opening mengundang beberapa pihak yaitu : 1. 2. 3. 4.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pejabat Pemerintahan setempat Pengurus Dewan Ekonomi Syariah Perwakilan dunia usaha

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

274


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

5. Pakar Ekonomi 6. Budayawan 7. Pelajar dan orang tuanya 8. Tokoh Masyarakat sekitar 9. Media Masssa Inti dari acara Grand Opening ini adalah perkenalan sosialiasi program ini, terkait informasi mengenai teknis pelaksanaan pendidikan melalui Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) Programme . 3. Pelaksanaan pendidikan Entrepreneurship nabi Muhammad SAW. (Secara Teori dan Praktek) ďƒź Pendidikan untuk siswa SMA. Teknis pembelajarannya dalam pendidikan ini adalah menanamkan jiwa entrepreneur. Dalam pengembangan pembelajaran ini adalah ditekankan kepada praktek dari nilai Entprereneurship nabi Muhammad SAW yang dilakukan dalam dunia bisnis. Intinya siswa mulai diajak untuk praktek singkat wirausaha. Untuk lebih jelasnya terkait dengan praktek tersebut dapat dilihat pada lampiran karya tulis ini. ďƒź Pendidikan Untuk mahasiswa perguruan Tinggi. Karena nilai-nilai Entrepreneurship nabi Muhammad SAW sudah berhasil tertanam pada diri peserta yang kini memasuki perguruan tinggi, maka dalam tahap ini pendidikan lebih ditekankan pada praktek bisnisnya. Mahasiswa juga diberi kesempatan untuk magang di lembaga-lembaga keuangan syariah dan perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh pengusaha muslim untuk menimba dan mempraktekkan ilmu yang sudah dipelajarinya. Setelah magang, mahasiswa diberi kesempatan untuk membuka usaha dengan bantuan modal dan pendampingan dari pihak yang terlibat dalam program ini. 4. Problem Evalution Setelah melaksanakan pendidikan di setiap jenjangnya, tentu akan ditemui banyak sekali kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh peserta program ini. Maka dari itu diperlukan suatu tahap evaluasi untuk membahas kendala dan permasalahan bersama para tenaga pendidik dan praktisi dunia usaha. Tujuan pelaksanaan problem evalution ini supaya peserta dapat menemukan solusi dari kendala dan permasalahan yang dihadapinya. Dengan harapan, kedepannya ketika peserta melakukan praktik usaha dapat mengatasi kendala, permasalahan yang muncul. 5. 2nd Implementation : Pelaksanaan praktik entrepreneurship nabi Muhammad SAW usaha dengan bantuan modal bergulir dari investor.Pelaksanaan program ini dilakukan pada saat peserta lulus dari program ini. Bidang usaha yang dijalankan merupakan kelanjutan dari praktik singkat wirausaha sebelumnya, yaitu pada jenjang SMA dan perguruan tinggi. Dalam implementasi kedua ini akan diberikan modal bergulir yang jumlahnya disesuaikan dengan proposal bisnis dan hasil evaluasi kinerja selama melakukan praktik usaha pada jenjang SMA dan perguruan tinggi. Modal bergulir tersebut akan dikembalikan setelah satu tahun, terhitung sejak dimulainya usaha. Agar pelaksanaannya berhasil maka control dan Pengawasan dari investor secara intensif dan komprohensif Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

275


COMMYOUTHNALISM

2.7

COMMUNICATION DAYS 2011

Multiplier Effect dari keberhasilan Pelaksanaan Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS)

Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) adalah konsep untuk melahirkan SDM syariah yang kompeten untuk mengaplikasikan nilai yang berorientasi dengan kesifatan rosul dan mampu menjawab tantangan bangsa Indonesia saat ini dalam globalisasi yang nantinya akan menimbulkan SDM syariah . Keberadaan SDM syariah itu dapat menimbulkan beberapa Multiplier Effect, diantaranya : a. Munculnya wirausaha-wirausaha muda baru, yang merupakan lulusan sekolah yang memiliki entrepreneurship nabi Muhammad SAW b. Munculnya budaya berwirausaha dengan berlandaskan entrepreneurship nabi Muhammad SAW, di lingkungan dunia pendidikan pada khususnya, dan menyebar pada masyarakat pada umumya. c. Transformasi mindset masyarakat dari pencari kerja menjadi pembuat lapangan kerja d. Terciptanya sebuah sentra usaha berbasis budaya lokal yang eksis, sukses, dapat menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin dan profitable dimana pengelola sentra usaha ini adalah pelajar yang lulusan program ini. e. Turunnya jumlah angka penggangguran di wilayah sekitar pelaksanaan program ini. Karena output dari program ini yang sentra usaha berbasis budaya lokal mampu menyediakan dan menyerap tenaga kerja. Sehingga berdampak pada meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat. f. Perkembangan dan peran ekonomi syariah di Indonesia akan semakin kuat, karena didukung hadirnya SDM syariah yang mampu menerapkan ekonomi Islam secara kaffah dan komprehensif

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

276


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan 1. Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS): merupakan konsep membentuk jiwa wira usaha pemuda ditengah globalisasi. 2. Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai pihak untuk mendukung kesuksesan program tersebut. 3. Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) memili potensi dapat melahirkan SDM syariah yang kompeten untuk mengaplikasikan wirausaha berbasis Professional Syariah Entrepreneurship dan mampu menjawab tantangan bangsa Indonesia saat ini 4. Lahirnya SDM syariah dari gagasan Youth Empowerment Ethnic Enterpreneur Society (YETERS) dapat menimbulkan beberapa multiplier effect yang membawa dampak positif bagi kemashalatan umat. 3.2 Rekomendasi dan Saran 1.

2.

3.

Agar program ini dapat diadopsi dan dipraktekkan di lapangan dibutuhkan sosialiasi kepada semua pihak yang terlibat dan uji coba di lapangan, untuk mengukur keberhasilan program ini. Agar pelaksanaan program ini sukses, perlu adanya kesepahaman dan komitmen yang kuat antara semua pihak yang terlibat. Beberapa cara untuk membangun kesepahaman dan komitmen itu diantaranya: (1) Sering melakukan musyarawarah dan koordinasi untuk menentukan kebijakan arah gerak dari program ini; (2) Dibuatnya MoU diantara pihakpihak yang terlibat, dimana didalamnya tertuang poin-poin kesepakatan yang harus dijalankan dan dipatuhi bersama. Perlunya diadakan evaluasi pelaksanaan program ini oleh berbagai pihak yang terlibat. Agar dapat diadakan perbaikan terus menerus pada berbagai aspek kegiatan yang masih dirasa kurang dan memerlukan pembenahan.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

277


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA (1) Ciputra, 2008. Wolu Aji Langkah ( 8 Langkah Kekuatan). Jakarta: Elex Media Komputindo (2) Harian Kompas. Terbit tanggal 16 september 2009. Kewirausahaan Perguruan Tinggi. (3) Hermawan, Karta Jaya. Muhammad Syakir Sula, 2006. Syariah Marketing. Mizan MediaUtama: Bandung (4) Kamaluddin, Laode M. 2007. “14 Langkah Bagaimana Rasulullah SAW Membangun Kerajaan Bisnis.” Republika : Jakarta (5) Karnita. 2008. Perlukah Kewirausahaan Masuk Kurikulum Pendidikan.Gemari Edisi 91.Hlm 67. (6) Kasali, Rhenald. 2007. Re-Code Your Change DNA. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta (7) Trim, Bambang. 2008. Business Wisdom of Muhammad SAW.40 Kedahsyatan Bisnis ala Nabi SAW. Madania Prima : Bandung (8) Tupani, Dwi. 2009. Angka Pengangguran 2009 Bisa Turun Dari Yang Diperkirakan. www.mediaindonesia.com (diakses pada tanggal 10 Oktober 2011) (9) (www.dikti.go.id).

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

278


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Prestasi Semu Atas Eksistensi Kesenian Wayang Devan Filia Pratama Khaerul Muslimin Annisa Istrianty Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami 36 A 57126 Surakarta, Telp. (0271) 646 994

Abstrak Penulisan laporan ini menggunakan metode penelitian perkembangan dengan data primer sebagai sumber datanya. Menilik tentang keberagaman kebudayaan di Indonesia yang salah satu contohnya adalah kesenian wayang. Wayang merupakan sebuah pertunjukan boneka yang hanya dilihat melalui bayangannya, menurut sejarahnya pertunjukan bayangan boneka (wayang) yang memiliki gaya tutur dan keunikan tersendiri ini berasal pada abad ke 4 di prasasti balitung. Yang menjadi permasalahan adalah mengapa sejalan dengan terus berkembangnya modernisasi dan semakin luasnya globalisasi,eksistensi mahakarya asli Indonesia itupun terasa semakin memudar? hal ini dikarenakan kemerosotan nilai budaya yang menganggap “kuno,ga keren� dan hilangnya rasa nasionalisme patriotisme generasi pemuda penerus bangsa. Mayoritas pemuda jaman sekarang lebih tertarik menyaksikan tayangan televise yang kurang mendidik dibandingkan menyaksikan pagelaran kesenian wayang. Namun masih terdapat golongan pemuda minoritas yang mencintai warisan nenek moyang ini dan tetap mengharumkan nama baik Indonesia hingga ke berbagai penjuru dunia. Dengan semangat kaum pemuda yang masih membara pada merekalah harapan bangsa dipasrahkan. Bangasa ini akan semakin dihargai di mata dunia berkat aksi dari para pemuda yang menghasilkan kemajuan-kemajuan di bidang teknologi dan pengetahuan tanpa melupakan budaya asli leluhur bangsa, salah satunya dengan melestarikan kesenian wayang. Sebagai hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa di jaman globalisasi yang semakin bebasnya budaya luar yang masuk sehingga membuat salah satu identitas bangsa ini memudar, dikarenakan kemerosotan nilai budaya yang menganggap “kuno,ga keren� dan hilangnya rasa nasionalisme patriotisme generasi pemuda penerus bangsa. Kesadaran kaum mayoritas inilah yang dapat membuat Prestasi Semu Atas Eksistensi Kesenian Wayang menjadi prestasi nyata dan mengharumkan nama Bangsa Indonesia yang dikenal sebagai keberagaman kebudayaannya . Kata kunci : Keberagaman Budaya, Wayang, Budaya Asing, Peran Pemuda

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

279


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menilik tentang keberagaman kebudayaan di Indonesia yang salah satu contohnya adalah kesenian wayang. Wayang merupakan sebuah pertunjukan boneka yang hanya dilihat melalui bayangannya, menurut sejarahnya pertunjukan bayangan boneka (wayang) yang memiliki gaya tutur dan keunikan tersendiri ini berasal pada abad ke 4 di prasasti Balitung. Kaum muda Indonesia yang di gadang-gadang sebagai penerus bangsa dengan melestarikan budaya asli Indonesia justru perlahan-lahan melupakan kebudayaan Indonesia. Mayoritas pemuda jaman sekarang lebih tertarik menyaksikan tayangan televisi yang kurang mendidik dibandingkan menyaksikan pagelaran kesenian wayang, dan ditengah maraknya arus globalisasi yang masuk ke indonesia, melalui cara-cara tertentu membuat dampak positif dan dampak negatif nya sendiri bagi bangsa indonesia. Terutama dalam bidang kebudayaan, karena semakin terkikisnya nilai-nilai budaya kita oleh pengaruh budaya asing tersebut. Dengan begitu perlu ketegasan bagi generasi tua melakukan pemberdayaan generasi pemuda terhadap eksistensi kesenian wayang. Namun masih terdapat golongan pemuda minoritas yang mencintai warisan nenek moyang ini dan tetap mengharumkan nama baik Indonesia hingga ke berbagai penjuru dunia. Dengan semangat kaum pemuda yang masih membara pada merekalah harapan bangsa dipasrahkan. Bangsa ini akan semakin dihargai di mata dunia berkat aksi dari para pemuda yang menghasilkan kemajuan-kemajuan di bidang teknologi dan pengetahuan tanpa melupakan budaya asli leluhur bangsa, salah satunya dengan melestarikan kesenian wayang. Wayang adalah hasil kesenian warisan nenek moyang bangsa indonesia yang sampai saat ini masih lestari serta dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat indonesia pada umumnya dan masyarakat jawa pada khususnya. Tapi hanya sedikit dari jenis wayang yang tetap bertahan di kalangan masyarakat (Amir Hidayat, 2001). Keasliaan bahwa pertunjukkan wayang merupakan pertunjukkan asli bangsa Indonesia tercermin dari istilah-istilah yang digunakan dalam pertunjukkan wayang. Kata “wayang� itu sendiri adalah kata bahasa Jawa yang mengandung arti Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

280


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

�bayang-bayang�, karena dalam pertunjukkan wayang penonton dari balik layar menyaksikan bayang-bayang boneka yang dimainkan dalang (Bani Sudardi, 2001).

1.2 Rumusan Masalah

Masalah dapat diartikan sebagai suatu informasi yang mengandung pertanyaan atau yang dapat dipertanyakan, mengandung ketidakjelasan atau ketidakpastian (Taliziduhu Ndraha, 1997 : 30-31). Setiap penulisan ilmiah yang akan dilakukan selalu berangkat dari masalah (Sugiyono, 2004 : 25). Rumusan masalah dimaksudkan untuk penegasan masalah-masalah yang akan diteliti sehingga memudahkan dalam pekerjaan serta pencapaian sasaran. Adapun beberapa permasalahan dalam karya tulis ini sebagai berikut: 1. Bagaimana cara pemberdayaan pemuda dan prestasi dalam kebudayaan wayang yang selama ini ditampilkan di Indonesia? 2. Apa saja upaya peningkatan yang dilakukan rakyat Indonesia, khususnya golongan pemuda dalam menjaga eksistensi kebudayaan wayang?

1.3. Tujuan Penulisan 1. Tujuan objektif a. Mengetahui prestasi dalam kebudayaan wayang yang selama ini ditampilkan di Indonesia; b. Mengetahui upaya yang dilakukan masyarakat Indonesia, khususnya kaum muda dalam eksistensi kelestarian kebudayaan wayang; 2. Tujuan subjektif a. Menambah pengetahuan penulis di bidang kebudayaan wayang dan prestasinyanya yang telah di dapat; b. Untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Mahasiswa tingkat nasional yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Jakarta.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

281


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

1.4. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan kebudayaan pada umumnya dan kebudayaan wayang pada khususnya; b. Memperkaya referensi dan literatur dalam dunia kepustakaan tentang perkembangan kebudayaan wayang di Indonesia dan hasil penulisan dapat dipakai sebagai acuan terhadap penulisan sejenis untuk tahap berikutnya;

2. Manfaat Praktis

a. Guna mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis, sekaligus untuk mengembangkan kemampuan penulis dalam mengkritisi persoalan-persoalan yang muncul dalam eksistensi kebudayaan wayang. b. Hasil penulisan diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat (pihak-pihak terkait) yang interest terhadap pelestarian dan kemajuan kebudayaan wayang baik di ranah Nasional maupun Internasional.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

282


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Istilah 2.1.1. Pengertian Pemberdayaan Pemuda Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemberdayaan adalah proses, cara, perbuatan memberdayakan, sedangkan pemuda adalah orang yang masih muda, remaja taruna. Dari kedua pengertian kata tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pemberdayaan pemuda ialah proses, cara, perbuatan yang memberdayakan orang muda untuk memiliki kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak agar tercapai suatu tujuan yang positif. Pemberdayakan

mempunyai

dua

makna,

yakni

mengembangkan,

memandirikan,

menswadayakan dan memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatankekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan. Makna lainnya adalah melindungi, membela dan berpihak kepada yang lemah, untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang dan terjadinya eksploitasi terhadap yang lemah (Prijono dan Pranarka, 1996). 2.1.2. Pengertian Peningkatan Eksistensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian peningkatan ialah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb), sedangkan pengertian eksistensi ialah hal berada, keberadaan. Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan eksistensi ialah proses, cara, perbuatan meningkatkan suatu hal berada. 2.1.3 Pengertian Kebudayaan Wayang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kesenian adalah perihal seni, keindahan. Macam-macam wayang yang terkenal di Indonesia yaitu Wayang suket, wayang ini terbuat dari rumput kering yang dianyam menjadi beberapa bentuk wayang. Bulir-bulir rumputnya dibiarkan untuk menambah ciri khas dan membuatnya menarik. Dan ada juga jenis Wayang kardus, wayang ini sendiri merupakan model wayang yang dibuat dengan bahan dasar kardus yang tentunya cukup mudah untuk dibuat dibanding dengan yang bahannya berasal dari kulit. Dan masih banyak lagi macam dan jenis wayang dengan keunikan. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

283


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB 3 METODE PENULISAN

3.1.

Jenis Penelitian Penelitian dilihat dari jenisnya ada dua macam yaitu penelitian sosiologis (lapangan) dan

penelitian normatif yang hanya bersumber pada bahan kepustakaan (library research). Adapun hasil dari penelitian normatif disebut karya tulis ilmiah, maka penulis menggunakan penelititan normatif yang bersifat deskriptif. Sebagaimana dipaparkan oleh Bambang Sunggono (1996 : 36), penelitian diskriptif pada umumnya bertujuan untuk mendiskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap suatu populasi atau daerah tertentu, mengenai sifat-sifat, karakteristik, atau faktorfaktor tertentu. Penelitian diskriptif biasanya ditempuh dengan cara memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada. Mula-mula data disusun dan dikumpulkan, dijelaskan, kemudian dianalisis. Oleh sebab itu, penelitian ini sering disebut dengan metode analitik (Winarno Surakhmad, 1994 : 10). 3.2.

Pendekatan yang Digunakan Dalam usaha untuk memperoleh pemahaman tentang Pemberdayaan pemuda terhadap

peningkatan eksistensi kebudayaan wayang menggunakan pendekatan sosiologis normatif. Maksud dari sosiologis normatif adalah penelitian ini berdasarkan pada teori-teori yang didapat dari gejala-gejala sosial yang ada pada masyarakat yang mencintai dan melestarikan eksistensi kebudayaan wayang dalam berbagai sudut pandang.

3.3.

Jenis dan Sumber Data 3.3.1.

Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari

bahan pustaka sebab penelitian ini merupakan penelitian sosiologis normatif. Data sekunder tersebut diperoleh dari bahan-bahan budaya, yang terdiri dari bahan-bahan kepustakaan dari beberapa, jurnal, buku referensi dan media massa seperti koran, internet yang mengulas mengenai prestasi semu atas eksistensi wayang.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

284


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

3.3.2. Sumber Data Sumber data merupakan tempat dimana data diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder yaitu tempat kedua diperoleh data. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 3.3.2.1.

Bahan Primer

Bahan primer ialah bahan yang mempunyai kekuatan mengikat. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tentang kebudayaan wayang yang diselenggarakan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. 3.3.2.2.

Bahan Sekunder

Bahan sekunder sebagai pendukung dari bahan primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal, literatur, buku, koran dan sebagainya yang berkaitan dengan pemberdayaan pemuda terhadap peningkatan prestasi kebudayaan wayang. 3.3.2.3.

Bahan Tersier

Bahan tersier ini sebagai pendukung dari data sekunder dari bahan primer dan bahan sekunder yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3.4.

Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam karya tulis ini adalah sejumlah data sekunder yang memuat keterangan tentang pemberdayaan pemuda terhadap peningkatan prestasi kebudayaan wayang.

3.5.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, dilakukan dengan cara studi kepustakaan (library research). Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan kebudayaan yang didapat dari membaca buku literatur, dan membaca dokumen yang relevan dengan penulisan tentang prestasi semu atas eksistensi wayang.

3.6.

Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

285


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

disarankan oleh data (Lexy J. Maleong, 2001: 103). Mengingat karya tulis ini merupakan penelitian sosiologis normatif, maka data dianalisis secara kualitatif dengan model interaktif (interaktif model of analisis), yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui tiga tahap, dengan menyeleksi dan mengklarifikasi data yaitu mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan dengan cara: 3.6.1. Reduksi Data Kegiatan yang bertujuan untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting

yang muncul dari catatan dan pengumpulan data. Proses ini

berlangsung terus-terus menerus sampai laporan akhir penelitian selesai. 3.6.2. Penyajian data Dari data yang telah dikumpulkan dan telah direduksi kemudian disajikan menjadi informasi yang selanjutnya menjadi bahan untuk penarikan kesimpulan yang meliputi berbagai jenis keterangan, tabel dan sebagainya. 3.6.3. Menarik kesimpulan Setelah memahami arti dari berbagai hal yang meliputi berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan-pencatatan peraturan, pernyataan-pernyataan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, akhirnya peneliti menarik kesimpulan. Berikut ini kami berikan ilustrasi bagan dari tahap analisis data: Pengumpulan data

Reduksi data

Penyajian data

Penarikan kesimpulan

Dengan model analisis ini maka peneliti harus bergerak diantara empat sumbu kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bolak balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan selama sisa waktu penelitian. Analisis data kualitatif merupakan suatu tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis yaitu apa yang dinyatakan responden secara lisan dan tulisan, dan juga Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

286


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

perilakunya yang nyata, diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh (Soerjono Soekanto, 1984: 250). Setelah analisis data selesai, maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif yaitu dengan jalan menuturkan dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan data yang diperoleh. Untuk menguji validitas data digunakan teknik trianggulasi yakni teknik pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang berada di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data yang sama dari sumber lain (Lexi J. Moleong, 2001: 155).

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

287


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemberdayaan Pemuda dan Prestasi dalam Kebudayaan Wayang di Indonesia 4.1.1 Pagelaran wayang yang ditampilkan di Indonesia pada tahun 2011 Melihat semakin terus berkembangnya jaman, dan semakin kerasnya persaingan dalam Era Globalisasi ini, tentu kita sebagai masyarakat indonesia yang termasuk negara berkembang, tidak boleh kalah dari negara yang mengaku negara maju. Hal ini dapat diistilahkan sebagai “pekerjaan rumah� untuk para pejabat negara pada umumnya dan para pemimpin rakyat daerah pada khususnya untuk tetap menjaga eksistensi negara Indonesia ini. Salah satu keunggulan negara Indonesia ialah keberagaman kebudayaannya yang tentu hal tersebut telah diakui oleh negara lainnya. Keberagaman ini dapat dikhususkan pada kebudayaan wayang. Dengan tetap mempertahankan kebudayaan kita, khususnya wayang tentu dapat menarik perhatian masyarakat dunia terhadap keunikan dan keindahan wayang yang jarang dijumpai pada era ini, untuk itu banyaknya pagelaran wayang yang diselenggarakan. Beberapa contoh penyelenggaraan wayang di Indonesia pada tahun 2011, diantaranya Surabaya - Pagelarang wayang kulit dalam rangka sosialisasi 4 Pilar di Surabaya pada 8 Oktober malam mendapat perhatian besar masyarakat Kota Pahlawan tersebut. Ki Cahyo Kuntadi, dalang muda (30 tahun) yang sedang naik daun ini malam itu membawakan cerita Babad Alas Wanamarta. Pagelaran ini dimulai pukul 21.00 diawali penyerahan tokoh utama wayang oleh Kepala Biro Keuangan Setjen MPR Suryani, S.H., mewakili pimpinan MPR, kepada dalang disaksikan Kepala Biro Humas MPR Yana Indrawan, Kepala Biro Setpim Aip Suherman dan para pejabat Jawa Timur. Jawa Tengah - Pementasan wayang kulit dalam rangka sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, dilaksanakan di desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah, Jumat (23/9). Pementasan wayang kulit tersebut mengetengahkan lakon Sumilaking Pedhut Wiratha (hilangnya awan kelabu di atas negara Wiratha), dengan dalang Ki Anom Suroto. Festival Wayang Indonesia 2011 kali ini dilangsungkan selama 3 hari, dari tanggal 15 Juli sampai dengan 17 Juli 2011. Festival ini dipusatkan penyelenggaraannya di Kawasan Kota Tua, di depan Museum Fatahillah Jakarta. Dan Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

288


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

masih banyak lagi pagelaran wayang yang diadakan di seluruh Indonesia pada kesempatan yang ada.

4.1.2

Pemberdayaan Pemuda

Ada degradasi dalam tatanan adat istiadat dan budaya kita. Bila ini terus dibiarkan maka akan membahayakan jati diri dan identitas bangsa, sebab keberadaan keduanya ada dalam budaya. Kebiasaan merendahkan karya bangsa adalah salah satu hal yang menyebabkan bangsa ini terus digerus �kemelaratan budaya�. Hampir tidak ada kebanggaan berbangsa, apalagi kebanggaan pada karya bangsa sendiri. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa ketahanan budaya bangsa ini rapuh. Bangsa kita tidak berdaya menghadapi dinamika perubahan. Ketidakberdayaan itu diperparah oleh hilangnya identitas dan rendahnya produktivitas. Kerumunan bangsa ini disibukkan aktivitas pencitraan alternatif dan belanja konsumsi. Sumardjo (1999) menyebutkan ciri-ciri warga masyarakat berdaya yaitu: 1. Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan); 2. Mampu mengarahkan dirinya sendiri; 3. Memiliki kekuatan untuk berunding; 4. Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan; 5. Bertanggungjawab atas tindakannya.

4.1.3

Prestasi yang telah diraih Indonesia atas kebudayaan wayang

Seperti yang kita ketahui telah banyaknya pagelaran wayang yang diselenggarakan di Indonesia, tentu tidak hanya pagelaran semata tetapi tentu banyaknya prestasi yang diraih atas pagelaran kebudayaan wayang tersebut, seperti yang dapat kita lihat bahwa wayang adalah salah satu budaya Indonesia yang diakui oleh dunia. Buktinya, UNESCO lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity) dan untuk itulah UNESCO memasukkannya dalam Daftar Warisan Dunia. Tidak hanya di luar negeri ,dalam negeri juga wayang mendapatkan penghargaan MURI Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

289


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

bergengsi di Indonesia salah satunya Perkumpulan Wayang Orang Tertua [Sriwedari] yang masih aktif menyelenggarakan kegiatan rutin, dan tenyata tidak hanya penduduk pribumi saja yang dapat memainkan atau menyelenggarakan pagelaran wayang melainkan Pagelaran Wayang Kulit dengan Pemain Pendukung Berasal dari 10 Negara, Dalang keturunan Tiong Hoa Sabdho Sutedjo diiringi karawitan dan pesinden dari : Indonesia, China, Jepang, Hongaria, Belanda, Brasil, Inggris, Perancis, Amerika, Denmark. Hal ini tentu membuat MURI tidak tahan untuk menetapakan rekor Indonesia pada hal tersebut.

Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa kebudayaan wayang yang selama ini ditampilkan di Indonesia banyak sekali dan banyak juga mendapatkan prestasi seperti yang telah dijelaskan diatas, tidak hanya pagelaran wayang biasa seperti masyarakat pada umumnya dan golongan pemuda pada khususnya yang menganggap pagelaran kebudayaan wayang ini membosankan dan tidak keren, yang membuat ironi justru pagelaran kebudayaan wayang ini lebih dihargai, diminati, dan dipelajari lebih dalam oleh bangsa asing dibandingkan bangsa sendiri.

4.2 Upaya yang Dilakukan Rakyat Indonesia, Khususnya Golongan Pemuda Terhadap Eksistensi Kelestarian Kebudayaan Wayang 4.2.1 Pembagian Rakyat di Indonesia Sebelum membahas tentang pembagian rakyat di Indonesia, ada baiknya kita mengetahui arti dari rakyat, rakyat adalah semua persekutuan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan yang merupakan negara, yang berada (berdiam) atau bertempat tinggal dalam wilayah negara itu, serta tunduk kepada kekuasaan pemeritah dari negara tersebut (victor S : 1987). Di Indonesia rakyat di bedakan menjadi dua bagian yaitu bukan penduduk dan penduduk, serta warga negara dan bukan warga negara, yang membadakan dari dua hai ini hanya pada bagian hukum yang mengikatnya, yang berkaitan juga pada hak dan kewajiban seorang tersebut. Hal diatas juga diperjelas dalam UU No.12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan. 4.2.2 Upaya Golongan Pemuda Perhadap Eksistensi Kelestarian Kebudayaan Wayang Umumnya pelaku dalam pertunjukan wayang adalah orang-orang yang sudah tua atau sepuh. Padahal Sebagai generasi pemuda sudah sepantasnya kita untuk terus melestarikan kebudayaan yang menjadi identitas bangsa dan tidak melupakannya. Maka dari itu masyarakat Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

290


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

mempercayakan kepada mahasiswa yang sudah dianggap dewasa untuk mempertahankan kebudayaan wayang dan mempresentasikan di kancah global, hanya saja masih ada beberapa kekurangan yang membuat tersendatnya kegiata mulia itu. Antara lain, pengetahuan yang kurang tentang wayang tersebut, kurangnya pengetahuan tentang cara memainkan wayang, kurangnya kesadaran akan pentingnya mempertahankan wayang sebagai budaya lokal, sehingga para pemuda belum bisa mempresetasikan wayang tersebut ke kancah global. Adanya globalisasi yang memiliki dampak positif maupun negatif, maka perlu adanya tindak lanjut dalam menyikapi globalisasi tersebut. Pengaruh positif globalisasi ialah dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berfikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin, dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. Dapat juga membantu penyebaran suatu kebudayaan sehingga budaya suatu bangsa lebih dikenal dalam dunia Interasional selain itu pada media-media informasi juga bisa memberikan pengaruh positif, misalnya saja kita bisa mengetahui bagaimanakah kebudayaan suatu bangsa. Sedangkan pengaruh negatif globalisasi yaitu masyarakat kita khususnya kaum muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antar perilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. Arus globalisasi pun sangat memberikan andil dalam semakin lunturnya kebudayaan wayang di Indonesia. Fenomena ini nampak jelas dalam budaya kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya pemuda dimana mereka lebih “menggandrungi” budaya barat daripada budaya asli sebagai jati diri bangsa. Sarana media juga turut memberi kontribusi dalam memudarnya budaya bangsa. Kita bisa melihat dari tayangan-tayangan di televisi yang lebih menonjolkan dan “mengagungangungkan” budaya barat (budaya import) tanpa ada sedikit pun rasa penyesalan dalam diri mereka. Disinilah peran mahasiswa sebagai kaum muda yang terpelajar dan terdidik, sebagai generasi penerus bangsa dituntut agar dapat mempertahankan dan melestarikan budaya Indonesia asli dengan semangat nasionalisme untuk tetap “mengeksiskan” budaya Indonesia di kancah Intenasional. Solusi globalisasi terhadap eksistensi jati diri bangsa adala sebagai berikut : 1. Menggunakan pancasila sebagai filter dalam IPTEK Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

291


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

2. Meningkatkan pemahaman mengenai Bhineka Tunggal Ika 3. Menunjukkan prestasi putra-putri bangsa 4. Memberikan gambaran tentang kesadaran mengenai tantangan global yang dihadapi bangsa Indonesia 5. Memotivasi bangsa Indonesia untuk bersikap kritis 6. Menumbuhkan kesadaran untuk mempertahankan budaya dan melestarikannya. Menurut hemat kami upaya yang dapat dilakukan golongan pemuda terhadap eksistensi kelestarian kebudayaan wayang yaitu: pertama, menambah porsi pengetahuan tentang kebudayaan wayang di berbagai tingkat pendidikan baik mulai dari tingkat SD hingga Perguruan Tinggi. Maksudnya kebudayaan wayang sebaiknya sudah diperkenalkan sejak dini agar para generasi muda tidak melupakan akan budaya wayang. Kedua, filter bagi globalisasi dari kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan atau berdampak negatif. Ketiga, mengadakan berbagai pagelaran budaya. Contohnya di Solo tanggal 14 oktober 2011 telah diadakan pagelaran seni wayang di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Keempat, membatasi acara-acara yang dapat memunculkan rasa cinta terhadap budaya asing.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

292


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan 5.1.1. Pemberdayaan Pemuda dan Prestasi dalam Kebudayaan Wayang di Indonesia Dapat kita ketahui bahwa kebudayaan wayang yang selama ini ditampilkan di Indonesia banyak sekali dan banyak juga mendapatkan prestasi seperti yang telah dijelaskan diatas, tidak hanya pagelaran wayang biasa seperti masyarakat pada umumnya dan golongan pemuda pada khususnya yang menganggap pagelaran kebudayaan wayang ini membosankan dan tidak keren, yang membuat ironi justru pagelaran kebudayaan wayang ini lebih dihargai diminati, dan dipelajari lebih dalam oleh bangsa asing dibandingkan bangsa sendiri. 5.1.2. Upaya yang Dilakukan Rakyat Indonesia, Khususnya Golongan

Pemuda

Terhadap Eksistensi Kelestarian Kebudayaan Wayang Menurut hemat kami upaya yang dapat dilakukan golongan pemuda terhadap eksistensi kelestarian kebudayaan wayang yaitu: Pertama,

menambah porsi

pengetahuan tentang kebudayaan wayang di sekolah-sekolah baik mulai dari tingkat SD hingga Perguruan Tinggi. Kedua, menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya masuk tidak merugikan dan berdampak negatif. Ketiga, mengadakan berbagai pertunjukan kebudayaan. Keempat, membatasi acara-acara yang dapat memunculkan rasa cinta terhadap budaya asing. 5.2.

Saran 5.2.1. Pemerintah 1. Pemerintah membatasi masuknya budaya asing yang masuk ke dalam Indonesia. 2. Pemerintah terus memberikan dorongan kebudayaan wayang. Dengan sering menampilkan pagelaran wayang di berbagai kota. 3. Sebaiknya pemerintah menyuguhkan sebuah karya seni wayang dengan cara yang lebih menarik. 5.2.2. Kaum Muda 1. Kaum muda harus lebih peka terhadap kesenian wayang.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

293


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

2. Kaum muda seharusnya memberikan inovasi-inovasi baru dengan kebudayaan wayang dengan cara menampilkan wayang dalam bentuk pasir.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

294


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA Brandon, James R. 1967. Theatre in South East Asia Cambridge, Massachusetts: Harvard University. Hitcock, M. 1991. Indonesische Siermotieven. Bandung: Gedruck Door NV. & Co. Read, H. 1970. Education Through Art. London: University of California Press. Wolf, Janul. 1993. The Social Production of Art. Whasington Square, New York: New York University Press Holt, Claire. 1967. Art in Indonesia: Continuities and Change. Ithaca, New York: Cornell University Press. Hauser, A. 1974. The Sosiologi of Art. Chicago, Lndon: The University of Chicago. Groenandel, Victoria M. Clara Van. 1987. Dalang di Balik Wayang. Jakarta: Grafitipers. Sastraamidjaja, A.S. 1964. Renungan Tenang Pertunjukan Wayang Kulit. Jakarta: PT Kinta. Soedarsono. 1984. Wayang Wong: The State Ritual Danoe Drama In The Court of

Yogyakarta.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Ismunandar. 1994. Wayang: Asal-usul dan Jenisnya. Semarang: Dahara Prie Soedarsono. 1972. Wayang Dalam Kehidupan Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Panitia Pameran Wayang. Sukasman. 1986. Segi Rupa Wayang Kulit Purwa dan Perkembangannya. Yogyakarta: Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi). Khayam, Umar. 1981. Seni, Tradisi, Masyarakat. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan. Soetarma. 2002. Pewayangan Dalam Budaya Jawa, Dewa Ruci. Surakarta: Sekolah Tinggi Seni Indonesia Press. Soetopo, H.B. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: University Sebelas Maret Press. Soekiman, D. 2002. Kebudayaan Indis. Yoyakarta: Yayasan Benteng Budaya. Kamajaya (Alih Bahasa). 1981. Serat Sastramiruda. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

295


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Mulyono, Sri. 1982. Apa dan Siapa Semar. Jakarta: Gunung Agung. Kartosoedjono. 1950. Kitab Wali Sepuluh. Kediri: Bukhandel Tan Khoen Swie. http://nasional.kompas.com/read/2008/09/09/22344886/budaya.indonesia.berubah http://nasional.kompas.com/read/2008/10/31/2054436/pelajaran.seni.indonesia.makin.tidak.diminati http//:mpr.go.id/2011/7/15/244321/pagelaran/budaya/wayang/jawa.tengah. http//:kompasiana.com/2008/05/18/24331/prestasi/internasional/wayang.kulit. http//:detiknews.com/2009/04/16/4123324/pengaruh/globalisasi.dunia. http://dunia.vivanews.com/news/read/202254-belanda-menghargai-budaya-wayang. http://id.wikipedia.org/wiki/2009/12/15/205432/Wayang.pasir.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

296


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

PERTANIAN SEBAGAI IDENTITAS BANGSA Galuh Novikah Widy Utami Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126 Telp : (0271) 646994 E-mail :awolly_98@yahoo.co.id Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian, karena sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Oleh sebab itu, pertanian dapat disebut sebagai identitas bangsa. Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, perhatian masyarakat Indonesia khususnya pemuda akan pentingnya sektor pertanian mulai memudar. Hal ini terbukti dengan banyaknya areal pertanian yang telah tergusur dan berubah pemanfaatannya untuk sektor lain seperti industri, properti, infrastruktur, dan pemukiman. Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2009 jumlah angkatan kerja di sektor pertanian ada 43,02 juta. Hal ini turun 203.000 dibandingkan dengan data Februari 2010. Namun, pada sector lain, dari tahun ke tahun jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan yang signifikan. Pada sektor perdagangan tahun 2008 mempunyai jumlah angkatan kerja 20,68 juta orang, Februari 2009 naik menjadi 21,83 juta dan pada Februari 2010 menjadi 22,21 juta. Sementara itu sektor jasa pada Februari 2009 mempunyai angkatan kerja sebanyak 12,77 juta, sedangkan pada Februari 2010 menjadi 15,61 juta angkatan kerja. Berdasarkan data di atas, pemerintah dirasa perlu mengadakan grand strategy pembangunan pertanian melalui pemberdayaan petani kecil. Melalui konsepsi tersebut, maka diharapkan mampu menumbuhkan sektor pertanian, sehingga mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian dan sosial masyarakat Indonesia.

Kata kunci Pentingnya Pertanian, Data BPS, Grand Strategy

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

297


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Pertanian merupakan sektor utama yang mendukung pembangunan Bangsa. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari lahan pertanian. Hampir separuh penduduknya berprofesi sebagai petani dan menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi infomasi, pola pikir masyarakat terutama pemuda tentang pertanian mulai berubah. Revolusi industri telah berhasil meyakinkan masyarakat Indonesia, bahwa sektor industrilah yang memegang peranan penting bagi pembangunan Indonesia dibandingkan dengan pertanian yang notabene berada di sawah dengan lumpur dan bau kerbau. Akibatnya kuantitas produksi pertanian berangsur menurun. Ditambah lagi lahan pertanian yang semakin sempit. Miris memang bagi Indonesia yang pernah berhasil mewujudkan swasembada pangan untuk beras, kini justru getol menjalankan impor beras. Menyandang gelar Negara agraris ternyata belum mampu memastikan dirinya untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan bangsanya. Hingga akhirnya terjadi lonjakan harga beras sebagai bukti kelangkaannya di masyarakat. Mencengangkan, karena lonjakan harga terjadi begitu cepat dan mencapai nilai yang tinggi. Perhatian pemerintah mengenai hal inipun juga belum terlihat keseriusannya. Banyak memang subsidi yang diberikan pemerintah untuk petani. Contohnya saja subsidi pupuk, namun menurut masyarakat ada beberapa pupuk yang diberikan pemerintah kurang memberikan kontribusi bagi pertumbuhan tanaman pangan mereka. Banyak yang berpendapat, untuk membangun pertanian Indonesia dibutuhkan SDM yang memadai. Indonesia sendiri bukan Negara yang kekurangan SDM, banyak warganya yang memiliki SDM tinggi. Namun, kembali lagi pada konsep awal, warga khususnya pemuda Indonesia yang memiliki potensi tinggi justru memilih mengembangkan potensinya di sektor lain, Industri misalnya. Padahal kemajuan sektor industri semata-mata

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

298


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

bukan hanya karena kerja keras perindustri, namun juga karena kontribusi sektor pertanian terhadapnya cukup besar. Sektor pertanian tanpa sektor industri masih bisa berjalan. Namun bagaimana jika keadaannya dibalik? Sektor industri akan berhenti ketika tidak ada kontribusi dari sektor pertanian. Akan tetapi, penghargaan dari warga Indonesia terhadap pertanian masih saja rendah jika dibandingkan sektor lain. Kesadaran akan konsep itulah yang masih belum tertanam pada cara berpikir masyarakat Indonesia. Berbeda halnya dengan masyarakat AS yang mulai menyoroti pertanian sebagai sumber perkembangan sektor industri mereka untuk meningkatkan perekonomian Negara. Hingga akhirnya kini ketahui bahwa AS adalah penghasil jagung dan gandum terbesar. AS pulalah yang menjadi produsen tepung gandum terbesar yang kemudian mengekspor produknya ke Negara lain. Gaya hedonisme yang telah meracuni pemuda kita, membuat mereka tidak bisa melihat peluang besar di sektor pertanian. Sehingga banyak dari mereka yang berasal dari keluarga petani tidak mau melanjutkan latar belakang keluarganya. Anggapan mereka terhadap profesi petani tidak lebih baik jika dibandingkan dengan profesi eksekutif muda yang berdasi, dokter, atau pejabat. Mereka ingin menjadi seseorang yang berduit tanpa kerja keras. Hal ini sangat bertolakbelakang dengan sektor pertanian yang mengharuskan seluruh pelakunya bekerja keras untuk mencapai kesejahteraan. Namun, pemuda terpelajar yang tengah duduk di bangku sekolah maupun kuliah selalu beranggapan bahwa pertanian adalah terjun ke sawah atau ladang dengan cangkul, caping, dan sepasang kerbau yang sedang membajak sawah.

1.2

Rumusan Masalah Kurangnya perhatian masyarakat maupun pemerintah akan pentingnya sektor pertanian sebagai faktor utama pembangunan bangsa mulai mengkhawatirkan. Bukan hanya karena sebagian wilayah Indonesia terdiri dari lahan pertanian, namun juga karena pola pikir dan cara pandang masyarakat terhadap pertanian memudar secara perlahan. Jika hal ini terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan, perekonomian Indonesia akan hancur. Menyikapi masalah ini, penulis menyajikan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

299


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

a. Mengapa pertanian bisa dikatakan layak dijadikan identitas bangsa? b. Apa sajakah penyebab kurangnya minat pemuda terhadap sektor pertanian? c. Bagaimana cara sektor pertanian Indonesia dapat meraih masa kejayaan?

1.3

Tujuan Menganggapi rumusan masalah di atas, penulis dapat menarik tujuan : a. Untuk mengetahui mengapa pertanian bisa dikatakan layak dijadikan identitas bangsa b. Untuk mengetahui apa sajakah penyebab kurangnya minat pemuda terhadap sektor pertanian

c. Untuk mengetahui bagaimana cara sektor pertanian Indonesia dapat meraih masa kejayaan

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

300


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB 2 KAJIAN TEORI

2.1

Definisi Mendengar kata „identitas bangsaâ€&#x; tentunya sudah sering. Namun, tidak semua warga Indonesia mengetahui apa arti dentitas bangsa. Ketika ditanya apa itu identitas bangsa, kebanyakan orang akan diam seribu bahasa. Padahal, untuk mengetahui idntitas bangsa, seseorang harus memahami terlebih dahulu apa itu identitas bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), identitas berarti ciri khusus seseorang dan bangsa berarti kelompok orang yang mempunyai asal keturunan yang sama, mempunyai pemerintahan sendiri. Sementara menurut Wikipedia, identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Bangsa menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan Identitas Bangsa Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilainilai tersebut kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Mosher (1996) berpendapat bahwa pertanian diartikan sebagai turutnya campurtangan manusia dalam perkembangan tanaman dan atau hewan, agar dapat lebih baik memenuhi kebutuhan dan memperbaiki kehidupan masyarakat. Sementara itu, Asparno Mardjuki (1990) menyatakan pertanian ialah pengelolaan tanaman dan lingkungannya agar memberikan produk, sedang dalam arti luas pertanian ialah pengelolaan tanaman, ternak, ikan, dan lingkungannya agar memberikan suatu produk. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) mengartikan pertanian sebagai perihal mengusahakan lahan untuk bercocok tanam. Tidak jauh berbeda dengan Wikipedia yang menyatakan pertanian sebagai kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

301


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

hidupnya. Secara umum pengertian pertanian adalah suatu kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati guna menghasilkan pangan. Sejak masa nenek moyang, kehidupan rakyat Indonesia tidak bisa terlepas dari pertanian. Mengingat

banyak warga yang

menggantungkan hidupnya dari lahan pertanian.

2.2

Lingkup Kegiatan Pertanian Menurut Wikipedia, dasar usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi sehingga membutuhkan pengetahuan dari mulai pengolahan lahan, pemilihan bibit, pemberian pupuk dan pestisida, pengolahan pasca panen, pengemasan, pendistribusian, hingga pengemasan. Usaha yang seperti ini disebut sebagai usaha agribisnis. Apabila usaha pertanian ini dapat berjalan intensif, perekonomian bangsa dapat tertolong dari keterpurukan yang dialami saat ini. Menurut Totok Mardikanto (2007), sejak dikembangkannya konsep agribisnis, lingkup pertanian dipecah ke dalam : 1.

Kegiatan on-farm yang lebih dikenal sebagai sub-sistem budidaya

2.

Kegiatan off-farm, yang terdiri atas: a. Sub-sistem pengadaan input dan peralatan atau mesin pertanian b. Sub-sistem pasca panen dan pengolahan hasil c. Sub-sistem pemasaran hasil

3.

Kegiatan non-farm yang lebih dikenal sebagai sub-sistem pendukung, yang terdiri atas penelitian,

pendidikan/pelatihan,

penyuluhan,

konstruksi,

pengangkutan,

keuangan/pembiayaan, perdagangan, dan aneka jasa. Sementara itu, Wikipedia menambahkan, sisi pertanian industrialis yang memperhatikan lingkungan adalah pertanian berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan sendiri berarti suatu cara bertani yang mempertimbangkan aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian. Mekanisme bertani ini dipercaya dapat memenuhi kriteria keuntungan ekonomi, keuntungan sosial bagi keluarga tani dan masyarakat, dan konservasi lingkungan secara berkelanjutan.

2.3

Perkembangan Pertanian Indonesia

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

302


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Arifin (2003) berpendapat bahwa perkembangan pertanian Indonesia dari tahun ke tahun dilihat dari berbagai aspek menunjukkan perubahan yang mencengangkan. Rata-rata semua aspek di bidang pertanian mengalami penurunan. Sementara sektor lain justru mengalami peningkatan pada setiap aspeknya. Dengan pasti sektor-sektor lain berhasil menyusul kedudukan sektor pertanian yang sebelumnya selalu unggul. Padahal, dalam sejarah modern indonesia pertumbuhan sektor pertanian sebenarnya mencatat suatu kinerja yang tidak terlalu buruk.sektor pertanian tumbuh sekitar 3,73% rata-rata pertahun pada periode 1968-2001.

Tabel 1 : Perkembangan struktur ekonomi pertanian 1965 - 2000 Pangsa sektor pertanian dalam struktur ekonomi Indonesia(%) Struktur ekonomi

1965

1975

1985

1995

2000

Pertanian

57.1

30.2

22.9

17.1

17

Industri

12.5

33.5

35.3

41.8

47

Jasa

31.4

36.3

42.8

41.1

36

Pertanian

Na

62

56

48

46

Sektor lain

Na

38

44

52

54

11

17

11

15

17

65

24

16

18

12

Konsumsi total

Na

74

72

68

68

Pangsa

Na

38

30

33

33

Pangsa tenaga kerja

Pangsan perdagangan Impor (makanan) Ekspor (barang primer) Konsumsi (%PDB)

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

303


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Bahan panagan Investasi pertanian (% total) Subsidi pupuk

Na

Na

4.4

1.6

0.7

Pertanian irigasi

Na

Na

18.1

10.2

10.4

Data di atas cukup menjadi bukti, bahwa pertanian Indonesia kini memang sangat butuh perhatian dari induknya yang tak lain adalah pemerintah dan masyarakat sendiri. Kejayaan pertanian di tahun 60-an pun ternyata tidak ada tindak lanjutnya untuk kemajuan tahun-tahun berikutnya. Reform agraria yang dilakukan masa pemerintahan orde baru seakan tidak mampu lagi digunakan saat ini.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

304


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1

Faktor Penyebab Layaknya Pertanian Dijadikan Identitas Bangsa

3.1.1 Lahan Pertanian yang Mendominasi Wilayah Indonesia Lahan pertanian di Indonesia bisa dikatakan sangat luas dan hamper semua penghuni Negara mengetahuinya. Sejak taman kanak-kanak, sudah dipatri dalam ingatan mereka bahwa Indonesia adalah Negara agraris. Jadi sebenarnya tak ada alasan lagi bagi mereka yang sudah bertumbuh dewasa untuk tidak memperhatikan pertanian. Data BPS tahun 2004 menyatakan bahwa luas lahan pertanian indonesia 73,4 juta Ha. Dari jumlah itu, 65,7 juta Ha berupa lahan kering dan lahan sawah kurang lebih 7,7 juta Ha. Bukan angka yang kecil untuk ukuran luas lahan pertanian suatu negara. Namun pada perkembangannya, ternyata nilai hasil sektor ini tidak lebih tinggi dari sektor-sektor lain.

3.1.2 Sektor Pertanian menjadi Tumpuan Utama bagi Tenaga Kerja Sebanyak 25,4 juta rumah tangga memastikan dirinya menjadi tenaga kerja pertanian, hal ini dinyatakan dalam data BPS sensus penduduk tahun 2003. Data ini telah mengalami peningkatan sebayak 5.400.000 tenaga kerja dibandingkan tahun sebelumnya. Padahal, jika dikaji lahan pertanian semakin sempit dari tahun ke tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan Indonesia lagi-lagi bertambah. Sementara itu, data BPS 2010 kembali menyatakan bahwa pertanian mengalami tren dalam ketenagakerjaan. Sebanyak 40% dari keseluruhan tenaga kerja yang berjumlah 107,4 juta menjadikan sektor pertanian sebagai sumber penghasilan utama.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

305


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

3.1.3 Sektor Pertanian Berpotensi menjadi Pilar Perekonomian Bangsa Ternyata memang benar pertanian memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian bangsa. Jika menengok sedikit ke belakang, akan diketahui bahwa pada tahun 1970an sampai tahun 1980an PDB (Produk Domestik Bruto) sektor pertanian mengalami peningkatan sebesar 3,2 % per tahunnya. Tak hanya itu, tahun 1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras meski hanya bertahan hingga tahun 1993. Saat

krisis

melanda

negeri tahun 1998,

hamper

semua sumber

perekonomian bangsa mengalami penurunan pertumbuhan. Sektor industri yang selalu dibangga-banggkan pun tak ayal mengalami penurunan juga. Namun, lain halnya dengan sektor pertanian yang masih mampu bertahan dan justru mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 0,22 %. Padahal, saat itu perekonomian Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 13, 68 %.

3.2

Faktor Penyebab Kurangnya Minat Pemuda terhadap Sektor Pertanian Tak dapat dipungkiri bahwa minat pemuda Indonesia terhadap sektor pertanian mulai luntur. Terlihat dari berkuranganya generasi muda yang memilih pendidikan atau fakultas pertanian dari tahun ke tahun. Padahal, jurusan pertanian merupakan sarana pendidikan formal yang menyiapkan tenaga kerja di bidang pertanian. Dari data Depdiknas, kekosongan kursi jurusan pertanian PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan PTS (Perguruan Tinggi Swasta) pun meningkat tajam. Berdasarkan data SNMPTN tahun 2008 terdapat lebih dari 2.894 kursi kosong program studi bidang pertanian di 47 perguruan tinggi negeri. Setahun kemudian (SNMPTN 2009), sekitar 7.700 kursi jurusan pertanian juga tidak terisi. Bahkan ada satu PTN yang langsung menutup jurusan pertaniannya lantaran dalam SNMPTN hanya mendapatkan satu orang peminat, itu pun nilainya tidak memenuhi standar. Sementara itu, data Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2009) juga menyebutkan selama kurun 2005 sampai 2007, sebanyak 40 program studi pertanian di berbagai universitas/PT gulung tikar, dan kini tinggal tersisa 20 PT/universitas baik negeri dan swasta yang masih membuka jurusan itu.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

306


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA), diperoleh hasil yang mendukung argument bahwa peminat fakultas pertanian memang menurun. Dari diagram terlihat 50 % lebih siswa memilih tidak melanjutkan pendidikan ke fakultas pertanian.

Gambar 1 : Hasil penelitian presentase siswa yang memilih pertanian Penelitian lain menyatakan, di daerah Jawa Barat 40 persen petani rata-rata berusia diatas 50 tahun (Kompas, 4/8/2008). Hal ini tentu sangat mendesak adanya generasi penerus untuk melanjutkan aktifitas pertanian yang notabene sumber perekonomian dan sumber matapencaharian utama bagi masyarakat Indonesia.

3.2.2 Pola Pikir Pemuda Ironis memang, bagi Indonesia sebagai Negara agraris justru kekurangan tenaga ahli di bidang pertanian. Hal ini dikarenakan rendahnya minat pemuda untuk melanjutkan pendidikan maupun pekerjaan di bidang pertanian. Anggapan mereka tentang pertanian sudah memprihatinkan. Bagi mereka pertanian kurang menjanjikan jika dibandingkan sektor lain. Petani mengabadikan hidupnya di lahan berlumpur dengan sepasang kerbau. Sungguh njeglek jika dibandingkan dengan profesi elit yang selalu berpenampilan menarik dengan dasi, jas, dan sepatu. Inilah kekurangan mereka yang tidak bisa melihat peluang di sektor pertanian. Ketergantungan sektor-sekotr lain terhadap pertanian sesungguhnya sangat besar. Jadi, apabila ada keuletan dalam menjalani profesi pertanian, kemungkinan hasilnya tidak kalah dari sektor industri maupun Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

307


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

jasa. Pelaku tani sebagian besar terdiri dari senior. Maka peran generasi muda sangat diperlukan sebagai pemegang estafet untuk keberlanjutan pertanian Indonesia.

3.2.3 Penyusutan Lahan Pertanian Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan memperingatkan adanya penyusutan luas lahan pertanian. Secara keseluruhan lahan pertanian Indonesia berkurang sebesar 27 ribu hektar per tahun (Media Indonesia, 2/7/10). Salah satu penyebab menyusutnya lahan pertanian adalah alih fungsi lahan. Karena alih fungsi lahan dikhawatirkan dapat mengancam kethanan pangan suatu daerah. Sebenarnya hal ini sudah diatur dalam undang-undang. UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan menyebutkan bahwa dalam hal untuk kepentingan umum, maka lahan pertanian dapat dialihfungsikan. Namun, hal ini sering dimanfaatkan atau disalah-artikan oleh pihak-pihak tertentu yang menjadikan “kepentingan umum� sebagai alasan untuk melakukan alih fungsi lahan pertanian.

3.2.4 Anggapan Kurangnya Lapangan Pekerjaan di Bidang Pertanian Tidak sedikit memang, pemuda yang berpendapat bahwa lapangan pekerjaan di bidang pertanian sempit. Itulah yang sering dijadikan alasan generasi muda Indonesia untuk tidak mempelajari pertanian. Padahal jika dikaji lebih dalam, pertanian membutuhkan tenaga kerja yang banyak, lebih banyak mungkin jika dibandingkan dengan sektor lain. Mengingat pertanian mendominasi wilayah Indonesia. Anggapan ini timbul karena mungkin mereka memandang bahwa pembangunan pertanian Indonesia bisa dibilang gagal. Berikut adalah hasil penelitian mengenai pendapat generasi muda tentang lapangan pekerjaan bidang pertanian.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

308


COMMUNICATION DAYS 2011

COMMYOUTHNALISM

Gambar 2 : Hasil penelitian alasan pemuda enggan pertanian

3.3

Strategi untuk Meraih Kejayaan Pertanian Indonesia Meski hanya kurang lebih sembilan tahun, setidaknya Indonesia pernah menyandang predikat Negara berswasembada pangan untuk beras. Hal ini terjadi saat rezim orde baru tahun 1983-1994. Saat itu, Indonesia mengambil kebijakan revolusi hijau yang sedikitnya telah membantu perekonomian bangsa. Kebijakan-kebijakan revolusi hijau yang membuat Indonesia dapat meraih masa kejayaannya di bidang pertanian adalah diversifikasi pertanian, rehabilitasi pertanian, penyuluhan, dll. Sebenarnya, strategi-strategi tersebut bisa dikembangkan kembali untuk pencapaian kejayaan yang sempat terhenti. Namun, perlu diperhatikan intensifitas setiap strategi yang direncanakan. Pencapaian dapat dilakukan dengan cara : 1. Mengintensifkan penyuluhan 2. Diversifikasi pangan, yang pada kenyataannya saat revolusi hijau diberlakukan monokultural 3. Penggunaan pupuk kimia yang diperhitungkan dan mulai memandang pupuk organik 4. Rehabilitasi lahan, karena unsur hara tanah telah banyak berkurang 5. Pemilihan bibit unggul (dengan cara kultur jaringan, karena dianggap lebih tahan terhadap penyakit dan dapat ditanam di lahan tertentu) 6. Mengaktifkan kembali Koperasi Unit Desa yang mulai meredup

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

309


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

7. Menghindari alih fungsi lahan, mengingat banyaknya biaya yang telah dikeluarkan pemerintah untuk membangun sarana irigasi 8. Pemanfaatan teknologi semaksimal mungkin Walaupun demikian, masalah utama pertanian kini tidak hanya terletak pada pemerintah atau pelaku pertanian saja. Pemuda yang mulai menjauh dari sektor ini sangat perlu perhatian. Karena merekalah generasi penerus bangsa sekaligus pemegang estafet sektor pertanian. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini antara lain : 1. Memberi pengertian secara spesifik apa itu pertanian, bagaimana kondisinya, bagaimana penanganannya 2. Meyakinkan pemuda bahwa pertanian bukanlah sektor peyek yang dapat dipandang sebelah mata, melainkan sektor utama bangsa 3. Menjelaskan bahwa lapangan pekerjaan di bidang pertanian menjanjikan dan tidak sedikit keberadaannya 4. Menanamkan pada pola pikir pemuda bahwa pertanian itu penting untuk keberlanjutan hidup manusia

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

310


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

BAB 4 PENUTUP

4.1

Kesimpulan Pertanian merupakan sektor utama Indonesia, pilar perekonomian bangsa. Kejayaan yang pernah diraih Indonesia pada kenyataannya tidak dapat bertahan lama dan berangsur menurun. Sementara itu, pemuda sebagai generasi penerus justru kurang memperhatikan pertanian. Kebanyakan dari mereka memilih sektor lain yang dianggap lebih menjanjikan ketimbang pertanian yang hanya dipandang sebelah mata. Hal ini terlihat dari jumlah peserta SNMPTN di fakultas pertanian yang kian menurun. Ribuan kursi kosong untuk calon mahasiswa pertanian terjadi di berbagai PTN. Akibatnya, usaha-usaha yang dilakukan pemerintah maupun pelaku usahatani seakan tidak ada artinya mengingat semangat pemuda sendiri masih kurang.

4.2

Saran Untuk membangun sektor pertanian dibutuhkan kerjasama antar beberapa pihak yang bersangkutan. Pihak-pihak tersebut adalah pemerintah, petani, koperasi, distributor pupuk, dan penyedia jasa, serta pemuda sebagai generasi penerus. Mereka perlu bersinergi dalam menghadapi permasalahan-permasalahan sektor pertanian. Pemerintah seharusnya lebih tegas dalam menetapkan kebijakan. Seperti halnya penetapan UU mengenai alih fungsi lahan yang dipandang masih terdapat kekurangan karena sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak kurang bertanggungjawab. Walaupun demikian, peran aktif petani, koperasi, distributor pupuk, dan penyedia jasa tak kalah penting. Petani seharusnya melaksanakan kebijakan pemerintah. Contohnya saja, tuntutan pemerintah untuk melakukan diversifikasi pertanian. Koperasi sebagai lembaga penyedia modal juga berperan penting dalam keberlanjutan hidup para petani. Sementara itu, pihak pendukung seperti distributor pupuk dan penyedia jasa memiliki peran yang penting juga. Kedua pihak ini sangat berpengaruh pada sistem tanam pertanian. Terakhir adalah pemuda. Pemuda memegang peranan sangat penting, mengingat generasi penerus saat ini di bidang pertanian belum memenuhi target yang ditetapkan. Lebih dari 50 % pelaku tani berusia 50 tahun ke atas. Apabila peran pemuda belum juga Nampak, maka pertanian Indonesia akan semakin sulit berkembang.

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

311


COMMYOUTHNALISM

COMMUNICATION DAYS 2011

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Bustanul. 2004. Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku KOMPAS Mardikanto, Totok. 2007. Pengantar Ilmu Pertanian Untuk Mahasiswa dan Peminat Pertanian. Surakarta: PUSPA Mardjuki, Asparno. 1990. Pertanian Dan Masalahnya. Yogyakarta: Andi Offset Bechtold, Karl-Heinz W, dkk. 1988. Politik Dan Kebijaksanaan Pembangunan Pertanian. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia http://id.shvoong.com/sosial-sciences/1747413-identitas-nasional-indonesia/ http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian http://www.beritadaerah.com/berita/national/35441 http://wartapedia.com/nasional/statistik/323-bps-tenaga-kerja-pertanian-capai-1074-jutaorang.html http://aldorahman.blogspot.com/2010/05/peran-pertanian-dalam-perekonomian.html http://dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1509:revitalisasipendidikan-pertanian&catid=69:berita-terkait&Itemid=196 http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4617&Itemid=29 http://ronawajah.wordpress.com/2009/10/28/pemuda-enggan-bekerja-di-sektor-pertanian/ http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=4617&Itemid=29 http://army-as.web.id/2010/11/makalah-revolusi-hijau/

Communication Days 2011 | FIKOM - UBL

312


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.