Perancangan Balai Masyarakat (Studi Kasus : Kampung Terban, Yogyakarta)

Page 1

BALAI MASYARAKAT RAMAH AIR Studi Kasus : Kampung Terban Yogyakarta

Universitas Islam Indonesia

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan

Dady Wicaksono Dr.Ing. Ir. Ilya F. Maharika,MA., IAI.



Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Penulis menyadari bahwa proses pelaksanaan dan penyusunan hingga terselesaikan tugas akhir ini tidak lepas dari dukungan materil dan moril oleh banyak pihak, karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada; 1. Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya sehingga selama proses penyusunan penilitan ini diberikan kemudahan dan kelancaran. 2. Orang tua, Junaedi,SKM.,MKes dan Hidyati,SKM. yang telah memberikan motivasi, semangat, dan doa serta arahan bimbingan mengenai karya tulis ini. 3. Bapak Dr.Ing. Ir. Ilya F. Maharika,MA., IAI. yang telah memberikan arahan, bimbingan, kritik dan saran sehingga tugas akhir ini menjadi lebih baik serta memiliki konsep yang lebih menarik. 4. Bapak Dr. Yulianto P. Prihatmaji, IPM, IAI selaku ketua Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia. 5. Chandra Hadi Sukamana, M. Naufal Raga, M. Riqzi Bagaskara, M. Arif Selgi, Intan Widiyanti, Mutia Muyasarah dan R.A. Ridyna, yang telah memberikan bantuan semangat dan dukungannya. 6. Febria Nur Khalilah yang telah memberikan semangat dan dukungannya selama proses Proyek Akhir Sarjana. 7. Masyarakat kampung Terban yang telah memberikan informasi mengenai keadaan di lokasi sampel. 8. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Arsitektur UII angkatan 2015 Penulis berharap meskipun jauh dari kata sempurna, Proyek Akhir Sarjana ini dapat membuka pemikiran dan wacana baru dalam berarsitektur di masa depan khususnya dalam perancangan community center dan dapat memicu diskusi yang kritis untuk mengembangkan pemikiranpemikiran ini.

Dady Wicaksono 27 Desember 2019

ii


Abstrak Padatnya perkampungan yang tumbuh dengan biologis, menyebabkan keberagaman dalam hubungan masyarakat menjadi sangat kompleks. Begitu juga antara masyarakat dan sungai. Sungai memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat, dengan harga tanah yang murah, dengan bersinggungan langsung dengan pusat kota, dengan sumber air yang melimpah, membawa berkah berlipat ganda bagi masyrakat kampung di sekitar sungai. Namun perlahan magnet ini menjadikan perkampungan di bantaran sungai menjadi sangat padat, rumah-rumah dan bangunan tumbuh dengan cepat. Timbulah permasalahan-permasalahan yang tak dapat dihindari lagi, seperti bom waktu yang sudah pasti akan terjadi. Ruang peresapan berkurang drastis, air tanah pun mulai menyusut, sungai bukan lagi menjadi sumber air bersih namun menjadi saluran pembuangan limbah air dan sampah. Fenomena ini terjadi dengan nyata di kampung Terban, salah satu kampung yang berada di bantaran Sungai Code, sungai yang membentang dan membelah daratan Yogyakarta. Hunian yang berkembang cepat, menyisihkan pentingnya sebuah balai masyarakat sebagai tempat berkumpul dan bertukar pikiran antara masyrakat kampung. Dalam proyek ini mencoba menghadirkan sebuah balai masyarakat yang dapat menampung kebutuhan masyarakat dan memiliki nilai lebih dari sekedar balai masyarakat melainkan juga dapat menciptakan water-friendly culture di tengah kehidupan kampung Terban. Kata Kunci : water firendly culture, sungai, kampung, balai masyrakat

iii


Abstract The density of kampong that grow biologically causes diversity in community relations to become very complex. Likewise, between the community and the river. The river has a special a raction for the community, with low land prices, close with the city center, abundant water resources, bringing multiple blessings to the kampong community around the river. But slowly this magnetism made the se lements along the river banks become very dense, houses and buildings grew rapidly. Some problems cannot be avoided anymore, such as a time bomb that definitely explode. Infiltration space is drastically reduced, groundwater begins to shrink, rivers are no longer a source of clean water but become a sewage and waste water drainage. This phenomenon clearly happens in Kampong of Terban, one of the kampong located on the banks of the Code River, a river that flows and divides the mainland of Yogyakarta. The fast-growing dwelling, set aside the importance of a community hall as a place to gather and exchange ideas between kampong communities. In this project, trying to present a community center that can accommodate the needs of the community and has more value than just the community hall but can also create a water-friendly culture in the middle of Kampong of Terban life. Kata Kunci : water firendly culture, river, kampong, community center

iv


Daftar Isi Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi

ii iii v

1. Pendahuluan 1.1. Isu global Yang Terjadi 1.2. Permasalahan Air di Yogyakarta 1.3. Perubahan Morfologi Badan Sungai 1.4. Permasalahan Kampung Terban 1.5. Peta Permasalahan 1.6. Peta Pemecahan Permasalahan 1.7. Metode Pemecahan Permasalahan 1.8. Originalitas

03

2. Penelusuran Permasalahan Desain 2.1. Community Center 2.2. Kajian Preseden 2.3. Water Friendly Building 2.4. Kajian Konteks Lokasi

25

3. Pemecahan Persoalan Desain 3.1. Strategi Desain

49

4. Hasil Rancangan 4.1. Terban Community Center 4.2. Water Friendly Building 4.3. Community Center

65

5. Evaluasi Rancangan 5.1. Review Evaluatif Water Reservoir 5.2. Review Evaluatif Pengguna

87

Daftar Pustaka

93

v



01


Pendahuluan. Ÿ

Issue global yang terjadi Kota Jogja dan permasalahannya Morfologi sungai dengan segala perubahan

Ÿ

Kondisi kawasan Terban

Ÿ Ÿ


Isu global yang terjadi

Permukaan bumi teridiri dari daratan dan perairan. Sebagian besar dari permukaan bumi merupakan perairan yang sangat luas. Namun dari banyaknya air yang ada di bumi hanya 2,5% yang dapat dimanfaat-kan dan dikonsumsi oleh manusia. Namun pertumbuhan penduduk yang berkembang dengan pesat tanpa adanya kontrol akan berpengaruh terhadap perubahan badan air . Masalah yang ditimbulkan dari pertumbuhan penduduk yang tinggi yaitu lahan yang tersedia untuk perumahan dan komersial tidak cukup memadai sehingga badan air yang ada dialih fungsikan untuk menciptakan lahan perumahan yang baru , masalah alih fungsi lahan ditambah dengan isu perubahan iklim dapat berkembang menjadi masalah banjir di kawasan urban. Di samping itu jaringan air kotor tidak dapat mencakupi seluruh penduduk yang ada sehingga reservoir air di permukaan mengandung limbah perkotaan, kakus serta kebocoran suplai air dan jaringan pasokan air dan limbah , dan kontrol perencanaan yang tidak memadai dari daerah perkotaan yang tumbuh dengan

5

Pendahuluan

cepat dapat mengakibatkan degradasi ekosistem dan hilangnya kualitas hidup. , Permasalahan air di dunia telah menjadi salah satu sorotan utama s e b a g a i m a s a l a h ya n g p e r l u diselesaikan. Hal ini dapat dilihat d a r i m u n c u l n ya S u s t a i n a b l e Develop-ment Goals (SDGs). Sustainable Development Goals merupakan kelanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs) yang telah dimulai sejak tahun 2000 hingga tahun 2015. Sejak 2015 berakhir SDGs muncul sebagai pengganti dari MDGs, dimana tujuan utamanya yaitu untuk mendapatkan kehidupan di masa depan yang lebih baik dan keberlanjutan untuk seluruh umat manusia. Di dalam SGD terdapat b e b e r a p a t u j u a n ya n g i n g i n dicapai, salah satunya yaitu mengenai air bersih dan sanitasi ( G o a l 6 : C l e a n Wa t e r a n d Sanitation). Hal ini menjadi penting karena 40% populasi di bumi telah mengalami kelangkaan air, angka ini dikhawatirkan akan terus naik sejalan dengan suhu bumi yang terus meningkat sebagai akibat dari perubahan iklim (climate change).


“With the global population continuing to increase, water resources are becoming ever more threatened by drivers of change, such as urbanisation, agricultural intensification or climate change, that can be directly or indirectly a ributed to human activity.”

Peningkatan populasi dengan kebutuhan urbanisasi dan sanitasi, serta perubahan dalam praktik industrial, praktik pertanian dan transformasi lanskap telah mengubah siklus biogeokimia dari skala kecil ke skala besar di kawasan urban. Morfologi selalu berubah-ubah, karena morfologi akan selalu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi disekitarnya, misalnya aliran air, endapan sedimen yang terjadi, kondisi lingkungan dan juga aktifitas manusia. Belakangan ini

mulai muncul istilah renaturalisasi. Maksud dari renaturalisasi ini yaitu buah dari banyaknya kegagalan dari naturalisasi sungai, sehingga munculah istilah renaturalisasi atau restorasi sungai. Restorasi sungai adalah upaya mengembalikan fungsi-fungsi sungai baik secara fisik, ekologi, sosial maupun ekonomi sehingga menjadi sungai yang alami (naturelike river) dan menyerupai kondisi awalnya dalam rangka mengurangi bahaya banjir dan kerusakan sungai yang lebih parah .

6


Permasalahan Air di Kota Yogyakarta Sebelum membahas permasalahan air di kota Yogyakarta, berikut merupakan narasi awal mengenai kota ini. Kota Yogyakarta adalah ibukota DI Yogyakarta, posisinya berada di tengah atau di pusat, lebih tepatnya berada di antara Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman. Kota Yogyakarta merupakan pusat pelayanan administrasi dan juga politik tapi tidak hanya itu, Kota Yogyakarta juga sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial budaya dan juga jasa pelayanan. Batas wilayah Yogyakarta secara rinci adalah sebagai berikut; Ÿ Utara : Sleman Ÿ Timur : Sleman dan Bantul Ÿ Selatan : Bantul Ÿ Barat : Sleman dan Bantul Yogyakarta merupakan kota yang sedang dalam masa perkembangan, perlahan kota ini menjelma

7

Pendahuluan

menjadi kota dengan penduduk yang cukup padat. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah bahwa jumlah penduduk terus bertambah setiap tahunnya. Jika dilihat lebih dalam lagi, kota Yogyakarta yang merupakan salah satu kota pendidikan di Indonesia, dan juga sebagai pusat dari kegiatan ekonomi, kota yang terpadat dibandingkan dengan kabupaten lain di D.I. Yogyakarta. Tingkat kepadatan rumah tangga sudah mencapai angka 4.512 per km2. Kota Yogyakarta menjadi magnet bagi warga disekitar kota untuk datang dan mencari na ah, hal ini menjadikan lahan menjadi sangat sempit karena dengan bertambahnya penduduk keperluan akan rumah pun meningkat.

Dengan meningkatnya keperluan akan rumah maka yang terjadi adalah pembangunan bangunan rumah secara besar-besaran. Hal ini akan berakibat pada perubahan f u n g s i l a h a n , ya n g a wa l n ya merupakan lahan hijau berubah menjadi perumahan.


“Terjadinya pertambahan jumlah penduduk yang mengakibatkan pemukiman penduduk semakin padat khususnya di daerah perkotaan sehingga dapat menjadi penyebab turunnya kualitas air tanah. Akibatnya ketersediaan air tanah semakin lama semakin sedikit bahkan habis. Hal ini sudah banyak terjadi dibeberapa daerah di Indonesia,...”

sumber : elantowow.wordpress.com 2015

8


9

Pendahuluan


“Menjamurnya hotel dinilai menjadi salah satu penyebab krisis air di sekitaran Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Apalagi, keberadaan hotel-hotel di DIY banyak berpusat di daerah-daerah perkotaan. Menurut Permaisuri dari Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, konsumsi air di hotel sudah pasti menjadi luar biasa banyak, dan berakibat kepada berkurangnya jatah air tanah untuk masyarakat. Karena itu Hemas, menilai keberadaan air di Yogyakarta sudah harus menjadi perhatian.”

Sejak tahun 2015, beberapa kecamatan di D.I. Yogyakarta mengalami dampak dari krisis air, di antaranya adalah lima kecamatan di Kota Yogyakarta, lima kecamatan di Kulon Progo, dua kecamatan di Sleman, enam kecamatan di Bantul dan lima belas kecamatan di Gunung Kidul (Himawan, 2016). Kecamatankecamatan tersebut dikatakan mengalami krisis air dikarenakan 70% dari sumber air di kawasan tersebut tercemar E-coli.

Dari kutipan berita tersebut, beberapa daerah di Yogyakarta mengalami krisis air tidak hanya dikarenakan karena pertumbuhan bangunan perumahan. Namun juga karena pembangunan hotel maupun apartemen yang beberapa tahun terakhir ini gencar dilakukan di Yogyakarta, terlebih di daerah kota dan juga Sleman.

10


Perubahan Morfologi Badan Sungai

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 35, tahun 1991, yang dikatakan dengan sungai adalah tempat dan wadah serta jaringan yang menghubungkan air dari mata air hingga ke muara, yang kanan kirinya dibatasi dengan garis sempadan disepanjang pengalirannya. Dasar Sungai Pada kawasan bantaran sungai Code, yang tepatnya berada di Kelurahan Terban, dasar sungai mengandung sedimen yang didominasi oleh pasir, hal ini diakibatkan karena sumber sungai Code berasal dari lahar hujan gunung Merapi. Banyak juga terdapat bebatuan dengan ukuran yang bervariatif. Pada bagian samping kanan dan kiri dasar sungai, terdapat penumpukan sedimen yang terjadi karena ketika aliran air sungai mengalir maka material-material yang dilewatinya perlahan lahan mulai terbawanya, dan menumpuk di satu sisi dasar sungai yang disebut dengan meander.

11

Pendahuluan

Penumpukan ini mengakibatkan p e n ye m p i t a n l e b a r d a n j u g a kedalaman dasar sungai Code, terlebih karena penumpukan tersebut sudah terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama, maka berbagai jenis tumbuhan liar pun tumbuh, misalnya pohon pisang, rerumputan, dan pohon batang keras lainnya. Ditambah dengan sampah-sampah dan juga materialmaterial bangunan yang dibuang ke dasar sungai, yang semakin memperdangkal dan mempersempit dasar sungai.


sumber : Penulis 2019

12


Lereng Sungai Aliran sungai secara alamiah akan mengakibatkan pengikisan atau penggerusan material-material di badan sungai. Aliran tersebut dapat menyebabkan terjadi erosi, erosi yang terjadi merupakan erosi tebing sungai/ lereng sungai (river bank erosion). Erosi biasanya terjadi di belokan air sungai, selain itu terjadi juga ketika aliran sungai cukup besar dan kuat sehingga sangat berdampak pada bagian lereng sungai. Pa d a k a wa s a n p e r a n c a n g a n Kelurahan Terban, lereng sungai sudah tidak alami. Terdapat dua jenis konstruksi penahan lereng sungai, yaitu bronjong atau gabion, dan juga dinding penahan beton.

Dinding penahan beton dimaksudkan untuk menahan erosi ataupun mencegah erosi terjadi pada lereng sungai, hal tersebut dimaksudkan karena pada kawasan Kelurahan rumah-rumah warga sangat dekat dengan bibir sungai. Sedangkan bronjong digunakan untuk menutup gerowong atau lubang dan melapisi dinding beton. Konstruksi penahan lereng sungai ini diterapkan karenakan arus sungai yang terjadi pada saat musim hujan dan ketika terjadi banjir lahar dingin dari gunung Merapi cukup kuat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa bronjong yang terlepas atau longsor karena terkena erosi.

sumber : Penulis 2019

13

Pendahuluan


sumber : Penulis 2019

14


Fungsi Sungai Pada kawasan yang padat penduduk, fungsi sungai yang tadinya hanya sebagai wadah untuk mengalirkan air dari hulu ke hilir dan juga untuk mengangkut sedimen pada badan sungai, mulai bertambah dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan. Selain dua fungsi di atas sungai Code digunakan juga sebagai tempat pembuangan sampah. Walaupun ada peringatan larangan, namun sungai tetap menjadi salah satu alternatif warga untuk membuang sampah. Hal ini sepertinya menjadi hal yang lumrah bagi warga di sana untuk membuang sampah di badan sungai Code.

15

Pendahuluan

Sungai Code juga digunakan sebagai tempat untuk BAB (buang air besar) atau sungai digunakan sebagai jamban. Dengan adanya hal ini sungai menjadi tercemar oleh kotoran manusia. Di tambah lagi sungai menjadi buangan dari saluran air kotor rumah rumah warga, air bekas cuci dan air bekas mandi. Namun di samping itu, sungai Code juga digunakan untuk menyalurkan hobi warga sekitar, yaitu memancing. Beberapa warga di Kelurahan masih menjadikan sungai Code sebagai wadah untuk memancing. Material – material yang terbawa dari gunung Merapi,

menjadi rezeki tersendiri bagi warga di kawasan . Sejumlah warga memanfaatkan tumpukan pasir yang terbawa aliran air dan mengendap di dasar sungai.


16


Permasalahan Kampung Terban

Arus urbanisasi yang begitu cepat, membuat kota yang sudah cukup padat bertambah menjadi semakin padat karena jumlah penduduk yang juga meningkat. Dengan beratambahnya jumlah penduduk maka permintaan akan lahan pemukiman meningkat, sehingga akan meningkatkan juga harga suatu lahan pemukiman tersebut. Hal tersebut mengakibatkan masyarakat yang memiliki penghasilan menengah ke bawah tidak mampu untuk membeli lahan pemukiman yang seharusnya. Masyarakat ini lalu mencari tanah yang murah untuk membangun

17

Pendahuluan

tempat tinggal, biasanya berada di daerah pinggiran kota. Pa d a l o k a s i p e r a n c a n g a n d i kampung Terban, melebar ke arah bantaran sungai merupakan pemukiman yang cukup padat. Bangunan-bangunan rumah sudah berdiri tidak lagi menggunakan konstruksi non-permanen, namun bangunan tersebut sudah menggunakan konstruksi semipermanen dan permanen. Karena lokasinya yang sangat strategis dekat dengan kota, dan juga dekat dengan salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Yogyakarta yaitu Universitas Gadjah Mada,

pemukiman di kawasan Terban, sudah banyak direnovasi dan difungsikan sebagai rumah kos mahasiswa/ mahasiswi. Rumah yang sudah ditambah fungsinya sebagai rumah kos kebanyakan berada 40-50 meter dari badan sungai Code. Sedangkan yang berada di samping sungai Code sendiri kebanyakan merupakan rumah-rumah pribadi, namun tidak semua rumah pribadi, terdapat pembangunan baru yang akan difungsikan sebagai rumah kos, ada pula bangunan rumah kos dua lantai yang berjarak 6 meter dari badan sungai Code.


Misalnya di kawasan sungai Code, banyak rumah-rumah yang berdiri di bantaran sungai dengan perkembangan penduduk cukup pesat. Sebagai akibat dari tingginya kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan tersebut, maka timbulah kantong-kantong permukiman tidak layak huni di sepanjang sungai Code, yang pada gilirannya mampunyai andil besar dalam pencemaran badan sungai Code terutama kualitas air dan kecenderungan terjadinya erosi pada tebing sungai yang mengakibatkan perubahan karakter morfologi badan air.

18


Peta permasalahan Berdasarkan dengan problematika yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa kurangnya kesiapan perencanaan di kampung Terban, yang menyebabkan terjadinya degredasi ekosistem yang diakibatkan hilangnya dialog antara pemukiman dengan sungai.

19

Pendahuluan

Munculnya beberapa permasalahan yang terjadi di kampung Terban mengindikasi bahwa strategistrategi yang dilakukan oleh masyarakat maupun oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan di kampung Terban tidak berjalan dengan apa yang diharapkan.


Isu Arsitektural

Isu Non-Arsitektural

Kurangnya fasilitas yang dapat mengakomodasi hubungan antara pemukiman dan badan sungai

Dialog antara pemukiman dan badan sungai menjadi hilang dan terkaburkan

Kurangnya infrastruktur hijau yang disebabkan dengan padatnya pemukiman pada kawasan perkampungan

Pertumbuhan pemukiman yang begitu cepat menyebabkan terjadinya degradasi ekosistem pada bantaran sungai Pencemaran dan hilangnya sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga

Permasalahan Umum

Permasalahan Khusus

Bagaimana merancang balai masyarakat yang dapat mengembalikan infrastruktur hijau di kawasan kampung Terban dengan pendekatan water friendly?

Bagaimana strategi yang dapat diterapkan di kampung Terban? Bagaimana merancang bantaran s u n g a i ya n g m a m p u n g m e n ”dialog”kan antara pemukiman dan badan sungai?

Merancang balai masyarakat yang dapat mendorong interaksi dan dialog antara masyarakat pemukiman dan badan sungai, dan dengan pendekatan water friendly di kampung Terban

20


Batasan Desain Desainer Bagaimana merancang balai masyarakat yang dapat mengembalikan infrastruktur hijau?

Radikal

Klien Bagaimana merancang balai masyarakat yang dapat meningkatkan kondisi dan kualitas lingkungan?

Bagaimana merancang balai masyarakat yang ramah air? Bagaimana strategi yang dapat diterapkan di kampung Terban yang mampu men”dialog’kan antara pemukiman dan badan sungai?

21

Praktis

Bagaimana merancang balai masyarakat yang tahap pembangunannya atau konstruksi materialnya dapat dilakukan oleh masyarakat?

Bagaimana merancang balai masyarakat yang konstruksi dan b i a ya n ya t e t a p s e b a g a i m a n a mestinya?

Simbolis

Bagaimana merancang balai masyarakat yang juga sebagai pencitraan kultur baru yang water friendly?

Bagaimana merancang balai masyarakat yang menggambarkan budaya sekitar?

Formal

Bagaimana merancang balai masyarakat dengan konfigurasi bentuk yang multifungsi dan dapat menjaga kesehatan sungai?

Bagaimana merancang balai masyarakat dengan kebutuhan dan fungsi yang sesuai?

Pendahuluan


Pengguna Bagaimana merancang balai masyarakat yang dapat memaksa interaksi antar masyarakat?

Legislator Bagaimana merancang balai masyarakat yang sesuai peraturan bangunan yang berlaku?

Bagaimana merancang balai masyarakat yang dapat meningkatkan aktivitas yang berorientasikan terhadap ramah air?

Bagaimana merancang balai masyarakat yang fleksibel terhadap perubahan kebutuhan aktifitas pengguna?

Bagaimana merancang balai masyarakat yang proses pembangunannya dapat dilaksanakan pihak setempat?

Bagaimana merancang balai masyarakat yang menggambarkan budaya sekitar?

Bagaimana merancang balai masyarakat yang menggambarkan budaya sekitar?

Bagaimana merancang balai masyarakat yang fungsional bagi seluruh lapisan masyarakat?

Bagaimana merancang balai masyarakat yang sesuai dengan peraturan bangunan yang berlaku seperti kdb, klb, dan lain lain?

Bagaimana merancang balai masyarakat yang menarik bagi pengunjung dari luar kampung atau wisatawan?

22


Metode Pemecahan Permasalahan

Metode pengumpulan data yang dibutuhkan dilakukan secara berikut: Ÿ Pengumpulan data langsung di lapangan dengan memperhatikan aspek sosial, lingkungan, dan arsitektural Ÿ Wawancara dengan warga yang berkaitan dengan kampung Terban mengenai keadaan sosial dan lingkungan di kampung Terban Ÿ Studi literature untk menemukan informasi serta teori yang sesuai dengan tema perancangan di kampung Terban Ÿ Studi kasus serta preseden yang terkait dengan perancangan sehingga dapat digunakan sebagai rujukan dalam merancang di kampung Terban

23

Pendahuluan

Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan analisis sesuai dengan konteks dan gagasan terkait batasan rancangan. Analisis data meliputi aspek antara lain : Ÿ Aspek Arsitektural Aspek ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan khususnya permasalahan pada balai masyarakat yang berada di kampung Terban sesuai dengan konteks dan teori serta gagasan yang diusulkan Ÿ Aspek Sosial Bagaimana rancangan dapat merespon lingkungannya yang memiliki keterkaitan sosial pada bangunan. Sehingga manusia, bangunan, dan lingkungan dapat saling berkesinambungan satu sama lain

Ÿ Aspek Lingkungan Rancangan diharapkan dan memberikan respon yang baik serta memperbaiki kondisi yang ada


Originalitas (Novelty) Perancangan sebuah desain di dalam arsitektur, selalu menggunakan pendekatanpendekatan dimana pendekatan tersebut menyesuaikan dengan tujuan dan keinginan capain sebuah bangunan. Penggunaan pendekatan dengan water friendly dimana sebuah bangunan dapat mengembalikan suatu ekosistem air atau badan air menjadi lebih baik sudah sering dilakukan. Namun pendekatan tersebut biasanya lebih dikenal dengan water conservation, yang penerapannya kebanyakan hanya dengan “ambil dan tempel”. Pendekatan tersebut digunakan di dalam merancang sebuah bangunan dengan melihat rancangan lain yang melakukan pendekatan yang sama, lali meniru strategi yang dilakukan. Padahal konteks lokasi, aktivitas masyarakat, curah hujan dan factor lain sebagainya bisa saja berbeda. Berikut merupakan beberapa hasil rancangan dari beberapa mahasiswa yang menggunakan pendekatan water conservation. Ÿ High Rise Apartment di Kawsan Maguwoharjo dengan Konsep Green Building pada High-Rise Apartement dengan Penekanan pada Konversi Air dan Efisiensi Energi

Asrama Mahasiswa di Seturan Yogyakarta dengan Konsep Arsitektur Hijau dengan penekanan Efisiensi Energi dan Konversi Air Ÿ K a m p u n g Ve r t i k a l p a d a Pemukiman Padat di Kawasan Bengkok Sadai dengan Pendekatan Green Architecture Ÿ

Pe n t i n g n y a m e n g k a j i s u a t u kawasan perlu dilakukan, untuk menentukan strategi-strategi yang akan diterapkan, sehingga pendekatan yang ingin dicapai tidak hanya dapat di”install” namun juga dapat memberikan dampak bagi masyarakat pada lokasi perancangan. Strategi dan riset desain yang ditawarkan untuk masa depan masih dapat dikembangkan menyesuaikan dengan konteks lokasi serta faktor lainnya dan juga teknologi yang terus berkembang. Sehingga kebaruan sebuah gagasan atau ide-ide “gila” menjadi poin ya n g s a n g a t p e n t i n g u n t u k menjawab permasalahan di masa depan.

24


02


Penelusuran Persoalan Desain


“A community is a group of people who have common characteristics or interests. Communities can be defined by: geographical location, race, ethnicity, age, occupation, a shared interest or affinity (such as religion and faith) or other common bonds, such as health need or disadvantage.”

Community Center Communtiy center atau pusat komunitas dapat berfungsi membantu masyrakat disekeliling-nya untuk mewujudkan ide dan inisiatif mereka. Community center adalah pusat untuk berkumpul yang digunakan untuk melakukan kegiatan maupun aktifitas sosial secara bersama untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai (Rick Van Urk, 2015). Pusat komunitas adalah ruang publik bagi komunitas untuk melakukan aktivitas sosial, ber-

27

interaksi, rekreasi, dan menyalurkan hobinya yang dalam beberapa kasus dapat menanggulangi permasalahan sosial (Surayuda, 2016). Terdapat beberapa kajian-kajian yang membahas pusat komunitas. Xu, Gao, dan Yan (2005) membahas pusat komunitas dari segi pengembangan pelayanan komunitas di China, dan menemukan pusat komunitas menjadi alternatif yang layak dalam mereformasi sistem kesejahteraan di China.

Penelusuran Persoalan Desain

Montoya (2013) mengkaji kemampuan penduduk lokal dengan studi kasus Central City BHC dan salah satu kesimpulannya menunjukkan bahwa pengetahuan komunitas dapat mendorong kawasannya untuk berkembang. Kajian pusat komunitas dari sisi penataan kotanya dibahas oleh Marrio . Marrio (1997) mengu n g k a p k a n d a l a m k a j i a n n ya bahwa pusat komunitas sebagai fasilitas publik berkontribusi dalam memperkuat komunitas lokal. Meskipun kajian yang di-


lakukan Marrio membahas dari sisi penataan kota, kajian ini tidak melihat pemanfaatan pusat komunitas sebagai ruang publik memiliki memori kolektif. Kritik yang muncul dalam kajian Marrio melihat bahwa kajian ini mengabaikan konteks komunitas itu sendiri, bagaimana konsep ruang publik dan memori kolektif dari komunitas lokal mendukung keberadaan pusat komunitas dalam memperkuat komunitas lokal tersebut.

28


Kajian Preseden

Dalam merancang suatu rancangan diperlukan preseden untuk mempercepat proses serta memberikan kajian yang lebhi bervariatif. Pemilihan preseden tersebut tidak terlepas dari tema dan pendekatan yang akan dilakukan oleh penulis.

Community Center Camburi / CRU! Architects

Arsitek CRU! Architects Tipe Pusat Komunitas Lokasi Sao Paulo, Brazil Sumber h ps://www.archdaily.com/90602 4/community-center-camburi-cruarchitects

Community Center Cambury merupakan bangunan yang dibangun dan diperuntukan bagi komunitas dengan pendapatan menengah ke bawah di Cambury, dibangun sebagai social development project. CRU! Architects tidak ikut mengambil keputusan dalam

29

menentukan ruang-ruang di dalam bangunan karena bangunan diperuntukkan untuk masyarakat d a n m e r e k a l a h ya n g b e r h a k m e n e n t u k a n . A r s i t e k h a n ya membantu dalam merancangan bangunan secara teknis dengan bantuan masyarakat pula.

Penelusuran Persoalan Desain


30


Pani Community Center/ SchilderSchole archiects

Arsitek SchilderScholte architecs Tipe Pusat Komunitas Lokasi Bangladesh, India Sumber h ps://www.archdaily.com/60071 3/pani-community-centreschilderscholte-architects

Dutch foundation melalui SchilderScholte architects merancang sebuah bangunan untuk kegiatan belajar bagi masyarakat. Bangunan ini berfungsi sebagai pusat komunitas untuk masyrakat dari anak-anak hingga orang tua. Selain fungsi utama yang ingin di-

31

capai, tujuan lain yaitu untuk mendorong masyrakat menyadari prinsip-prinsip dasar sustainability dan juga konsep bangunan tahan lama.

Penelusuran Persoalan Desain


32


Nature’s Catalog/ Garis architects

Arsitek Garis Architecs Tipe Ruang Publik Lokasi Kuala Lumpur, Malaysia Sumber h ps://www.archdaily.com/91936 1/natures-catalog-garis-architectsplus-gade-design-workshop

Tertelan di dalam dedaunan tebal, gazebo berdiri sebagai analogi geometri untuk memancing interaksi dan kontemplasi melalui artikulasi massa dan bentuk. Dengan ukuran gazebo 9 meter persegi, terdiri dari 3 bingkai box yang saling terikat secara vertikal

33

menciptakan beberapa tingkat untuk menyesuaikan kondisi lokasi yang miring secara topografis. Konfigurasi box gazebo secara vertikal memungkinkan publik menikmati pemandangan dari tingkatan paling atas yang mudah diakses.

Penelusuran Persoalan Desain


Communtiy center atau pusat komunitas dapat berfungsi membantu masyrakat disekeliling-nya untuk mewujudkan ide dan inisiatif mereka. Community center adalah pusat untuk berkumpul yang digunakan untuk melakukan kegiatan maupun aktifitas sosial secara bersama untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai (Rick Van Urk, 2015). Pusat komunitas adalah ruang publik bagi komunitas untuk melakukan aktivitas sosial, ber-

interaksi, rekreasi, dan menyalurkan hobinya yang dalam beberapa kasus dapat menanggulangi permasalahan sosial (Surayuda, 2016). Terdapat beberapa kajian-kajian yang membahas pusat komunitas. Xu, Gao, dan Yan (2005) membahas pusat komunitas dari segi pengembangan pelayanan komunitas di China, dan menemukan pusat komunitas menjadi alternatif yang layak dalam mereformasi sistem kesejahteraan di China.

34


Water Friendly Building Di kota-kota besar seluruh dunia, krisis air bersih dan air layak minum semakin tinggi. Hal tersebut diakibatkan karena sebagian besar air yang ada di bumi adalah air asin atau 97,5% dan air tawar yang ada hanya 2,5% dari total semua persediaan air di bumi ini. Konsep sumberdaya air kota pada dasarnya mengikuti prinsip daur hidrologi. Akibat penguapan dan keadaan klimatologis dapat membentuk awan pembawa hujan dan apabila persyaratan berat butir-butir hujan terpenuhi maka akan berlangsung hujan. Air hujan yang turun menuju permukaan tanah sebagian tertahan oleh mahkota pepohonan dan bangunan yang selanjutnya akan diuapkan kembali. Sedangkan air yang jatuh ke permukaan tanah terpisah menjadi dua bagian, yaitu bagian yang mengalir di permukaan menjadi aliran sungai menuju laut, dan bagian lainnya

35

masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi, dan proses ini sangat tergantung pada struktur geologinya. Proses yang dilakukan alam untuk memurnikan air sangat terbatas dan butuh waktu yang cukup lama. Oleh karena itu manusia harus dapat mencegah penyebaran limbah masuk ke dalam tanah dan mencemari air tanah.Dalam keadaan tertentu dapat terjadi aliran mendatar yang disebut aliran antara (interflow, subsurface flow). Bagian air ini juga mencapai sungai dan atau laut. Daur hidrologi sebagaimana dikemukakan di atas berlangsung di dalam suatu DAS. Perkembangan infrastruktur kota, dan aktifitas kota menghasilkan berbagai macam limbah yang mencemerani badan air dan kualitas air. Yang akan terkena dampaknya yaitu biota air dan juga kesehatan manusia sendiri.

Penelusuran Persoalan Desain

Bangunan yang baik dan ramah terhadap air harus dapat merespon keadaan yang terjadi sekarang ini. Padatnya rumah-rumah mengakibatkan kecilnya permukaan tanah terbuka yang dapat meresapkan air ke dalam tanah, tidak hanya itu dengan padatnya penduduk aktivitas yang terjadi semakin tinggi, sehingga pencemaran air tanah sangat mudah terjadi. Banyak skenario baru di dalam perancanaan hunian sehingga dapat mengatasi permasalahan tersebut, berikut adalah beberapa contoh skenarionya ; 1. Water-efficient appliances (Willis et al., 2013, Kordana et al., 2014, Gao et al., 2017, Fidar et al., 2016) 2. Rainwater harvesting (Umapathi et al., 2013, Shimizu et al., 2013, Hajani and Rahman, 2014, Lee et al., 2016, Siems and Sahin, 2016, Lopes et al., 2017) 3. Grey-water reuse (GarcíaMontoya et al., 2016)


36


Kajian Konteks Lokasi

Lokasi perancangan berada di kawasan bantaran Sungai Code, berada di Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Batas-batas dari kelurahan ini adalah; Utara : Desa Caturtunggal Depok, Sleman Ÿ Timur : Desa Caturtunggal Depok, Sleman dan Kelurahan Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta Ÿ Selatan : Kelurahan Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta dan Kelurahan Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta Ÿ Barat : Kelurahan Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta Ÿ

Padatnya penduduk di kampung Te r b a n , m e n g a k i b a t k a n perubahan-perubahan yang terjadi pada badan sungai. Berikut merupakan data hasil penelitian penulis pada tahun 2018 dengan judul “Pemetaan Variasi Morfologi Wa t e r s c a p e d i L i n g k u n g a n Bantaran Sungai Code Yogyakarta”.

Perubahan yang terjadi di badan sungai Code dan bantaran sungainya terjadi karena aktifitas yang terjadi di kawasan tersebut yang terus meningkat. Hal ini dikarenakan kantong-kantong perumahan di bantaran sungai Code terus tumbuh sehingga mempengaruhi badan air yang ada di sekitarnya. Berikut merupakan data penduduk dari tahun ke tahun.

37

Penelusuran Persoalan Desain


NO 1

TERBAN (NON-ALAMI)

SINDUADI (ALAMI)

NO 3

Badan Sungai

TERBAN (NON-ALAMI)

SINDUADI (ALAMI)

Bendungan a. Tipe Ukuran

a. Dasar Sungai

b. Lereng Sungai

1

Aliran Air

2

Bendungan

3

Lereng Sungai

Tipe bendungan kecil (small dams) b. Konstruksi Bendungan 1

c. Saluran Drainase

Aliran Air

2

Material Sedimen

3

Bendungan

Konstruksi beton c. Penggunaan Bendungan

1

Aliran Air

2

Material Sedimen

3

Bendungan

Memperlambat arus Menangkap lumpur dan pasir

d. Fungsi Sungai

d. Fungsi Bendungan CODE

BENDUNGAN

PEMBUANGAN LIMBAH KOLAM DAN TAMBAK

CODE KOLAM DAN TAMBAK MENAMBANG PASIR

2

MEMANCING

Kolam a. Dasar Kolam

MEMANCING

4

SPOT MEMANCING

Mata Air

a. Mata air di lokasi sampel bersifat musiman. b. Sistem pengambilan menggunakan pompa air. c. Bibir mata air sudah diperkeras dengan konstruksi semen. d. Penutup mata air menggunakan penutup yang sudah disemen.

b. Dinding Kolam

b. Drainase Kolam

1

Lereng Sungai

2

Kolam

3

Meander

4

Aliran Sungai

1

Mata air

4

Penutup Mata air

2

Dasar Koral

5

Pompa Air

3

Bibir Mata air

6

Pipa PVC

Dengan adanya tabel data hasil penelitian tersebut maka perlu ada perancangan lebih lanjut pada hunian warga kampung Terban, sehingga perubahan perubahan yang terjadi di badan air dapat secara lambat laun kembali normal. Karena apabila hal tersebut dibiarkan maka pencemaranan sumber air bersih akan menjadi masalah yang sangat besar, terlebih beberapa sumber air di kampung Terban sudah mulai berwarna dan berbau.

38


39

Penelusuran Persoalan Desain


Bantaran Sungai Code Sungai Code berada di Provinsi Daerah Istemewa Yogyakarta, dan melintasi tiga kabupaten, yaitu Sleman, Yogyakarta dan Bantul. sungai Code merupakan anak sungai dari sungai Boyong, berada pada aliran DAS (Daerah Aliran Sungai) Opak yang berhulu di Gunung Merapi. Batas utara sungai Code berada di jembatan Boyong, Sleman yang meruapakan terusan dari sungai Boyong. Sedangkan batas selatan berada di jembatan Kedong Songo, Imogiri Timur, Bantul. Lokasi dari sungai Code sangat unik karena seolah membelah Yogyakarta menjadi dua bagian yaitu barat dan timur. Kampung Code merupakan sebuah miniatur dari sebuah masyarakat yang memiliki latar belakang dan kehidupan yang begitu kompleks. Awalnya, kampung Code merupakan p e m u k i m a n l i a r ya n g d a p a t dikatakan kumuh dan suram. Status kepemilikan tanah yang tidak bertuan serta lokasinya yang berada dekat dengan kota menjadikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang datang ke k o t a Yo g y a k a r t a . S e h i n g g a menjadikan kawasan ini menjadi rumah tinggal dengan bangunan seadanya.

masyarakat yang datang untuk tinggal di bantaran sungai. Karena kebutuhan air untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi, cuci, kakus menjadi mudah didapatkan. Maka tidak heran jika bantaran sungai Code menjadi tempat yang strategis bagi para pendatang. Dari satu dua rumah yang berdiri lama kelamaan tumbuh menjadi banyak dan akhirnya membentuk suatu masyarakat di bantaran sungai. Jumlah penduduk di bantaran sungai Code terus bertambah sejak tahun 1970 saat bantaran sungai Code mulai dijadikan sebagai pemukiman. Jumlah penduduk yang paling padat berada di area penggal tengah. Jika dilihat dari lokasinya area penggal tengah berada dekat dengan Malioboro yang meruapakan central business district (CBD) di Yogyakarta. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang mendorong masyarakat untuk tinggal di kawasan bantaran sungai Code karena dimudahkan dengan kegiatan ekonomi. Kelurahan yang padat penduduknya adalah kelurahan Suryatmajan, Ngupasan, dan Purwokinanti. Laju pertumbuhan penduduk di daerah sungai Code berkisar antara +1.75 (kelurahan Terban) sampai dengan -0,61 (kelurahan Kota Baru).

Kota Yogyakarta adalah kota tujuan urbanisasi dari masyarakat yang ingin mencari pekerjaan di kota. Sungai Code yang merupakan sumber air yang terus ada, menjadi salah satu alasan

40


Kampung Terban Kelurahan Terban adalah sebuah kelurahan yang berada di kecamatan Gondokusuman. Letaknya di sebelah utara dari Kota Yogyakarta, berbatasan langsung dengan kabupaten Sleman, Yo g ya k a r t a . Te r d a p a t e m p a t wilayah kampung yang ada pada kelurahan Terban yaitu, kampung Purbonegaran, kampung Resonegaran, kampung Sagan dan kampung Terban. Kampung Terban merupakan kampung yang paling padat diantara empat kampung yang ada di Kelurahan Terban. Kampung Terban berada disekitar Jl. C. Simanjuntak. Lokasinya yang dekat dengan Universitas Gadjah Mada

41

menjadikan kampung Terban yang berada di bantaran sungai Code banyak beralih fungsi menjadi koskosan. Jika dilihat secara konteks arsitekturnya, perkembangan pemukimannya organis mengikuti kondisi dari perkampungan tersebut. Jika dilihat secara administratif, kelurahan Terban memiliki 12 RW dengan 58 RT, dan total jumlah penduduk mencapai 7986 orang. Namun kampung Terban yang berada pada bantaran sungai Code hanya terdapat 3 RW. Di bagian selatan yang berbatasan dengan jembatan Jl. Jend. Sudirman adalah RW 6, di utara terdapat RW 1 yang berbatasan dengan Kecamatan Depok, Sleman.

Penelusuran Persoalan Desain


42


Kajian Peraturan Mayoritas wilayah kampung Terban merupakan pemukiman yang padat penduduk. Keberadaan ruang hijau atau infrastrukter hijau sangat terbatas, bahkan jarang untuk ditemui. Peraturan Daerah telah memiliki regulasi yang mengatur masalah tersebut. Namun regulasi yang ada justru kebanyakan tidak diikuti atau tidak dilaksanakan oleh masyarakat kampung Terban. Hal tersebut diakibatkan karena banyak faktor, baik faktor lingkungan, faktor ekonomi maupun faktor sosial. KDB maksimal 90% KLB maksimal 6,4 KDH minimal 5% TB maksimal 32 meter (Perdais No.2 tahun 2017)

Batas Kawasan

Tipografi

Tingkat Kepadatan

43

Penelusuran Persoalan Desain


Sempadan Sungai Perda No. 2 Tahun 2012 3 Meter dari bibir sungai

Sempadan Sungai

Kendaraan Umum Mobil & Sepeda Motor Sepeda Motor

Kegunaan Jalan

Pendidikan Pemukiman Padat Sedang Pemukiman Padat Ringan

Tata Guna Lahan

44


Kondisi Fisik Kondisi fisik pada Kampung Terban secara umum sudah dapat dikatakan layak. Justru beberapa rumah dibagian barat dari sungai Code sudah mengalami renovasi dengan memaksimalkan luas lahan yang dipunya untuk menambah fungsi lain, yang awalnya hanya rumah pribadi menjadi kos-kosan. Bahkan sudah ada satu dua bangunan baru yang khusus difungsikan sebagai kos-kosan. Bangunan yang berada di bantaran, yang bersinggungan langsung dengan sungai Code masih didominasi oleh rumah pribadi. Kondisi bangunan ada yang dapat dikatakan bangunan baru kebanyakan jika warga tersebut datang dikurun waktu 5-10 tahun belakangan, namun jika sudah sejak awal berada di kampung Terban kondisi bangunannya masih seadanya.

45

Penelusuran Persoalan Desain


46


Tipologi Secara arsitektural bangunanbangunan di kampung Terban sangat bervariatif karena perkembangan kampung Terban ini pun organis, sehingga bangunan-bangunan tersebut menyesuaikan kondisi dan kebutuhan dari warga di kampung terban. Di bagian timur kampung Terban yang berada di belakang deretan café dan tempat usaha lainnya di Jl. Sardjito, bangunan rata rata merupakan kawasan pemukiman dengan bangunan gaya rumah lama saling berdempet dan lebih teratur. Di bagian bantaran sungai, tipologi bangunan lebih beragam, karena menyesuaikan kondisi dan kebutuhan dari warga kampung Terban

47

Penelusuran Persoalan Desain


48


03


Pemecahan Persoalan Desain


Strategi desain

Bentuk dan masa dari bangunan balai masyarakat yang akan didesain disesuaikan berdasarkan dengan analisis dan juga kajian preseden yang telah didapat oleh penulis pada bab 2. Dimana dalam sebuah desain bangunan memiliki banyak faktor dalam penentuan masa dan bentuk dari suatu bangunan.

Strategi desain yang diberikan yaitu dengan mengangkat bangunan sehingga menciptakan ruang terbuka hijau pada lantai dasarnya. Konsepnya yaitu lantai atau ruang diatas akan menaungi ruang terbuka di lantai dasar, yang merupakan sebuah reintepretasi modern dari rumah panggung tradisional.

Ruang Hijau Kondisi kampung Terban yang cukup padat dengan pemukiman, menyebabkan ruang terbuka hijau yang ada hanya sedikit, bahkan bisa dikatakan tidak ada. Karena lahan yang ada dimaksimalkan oleh masyarakat kampung Terban dengan bangunan rumah masingmasing.

Ruang terbuka yang tercipta dapat menjadi area peresapan air hujan ke tanah, sehingga limpahan air h u j a n t i d a k h a n ya l a n g s u n g dibuang ke sungai namun dapat diresapkan ke tanah, yang diharapkan dapat memperbaiki kualitas dari air tanah yang terus menurun di kampung Terban.

51

Pemecahan Persoalan Desain


52


Ruang Bermain Padatnya pemukiman di kota-kota besar menyebabkan sulitnya untuk memfasilitasi area terbuka di tengah-tengah pemukiman, padahal ruang terbuka sendiri biasanya dimanfaatkan anak-anak sebagai area bermain mereka. Kampung Terban salah satunya, dimana kampung ini merupakan kampung bantaran sungai yang sudah cukup padat dengan pemukiman, menyebabkan ruang bermain bagi anak-anak sangatlah kurang. Kebanyakan dari mereka bermain di jalan kampung yang lebarnya hanya 120-160 cm saja. Ditambah dengan beberapa kendaraan sepeda motor yang berlalu lalang.

53

Hal ini selain dapat mengganggu area sirkulasi kendaraan, namun j u g a s a n g a t m e m b a h a ya k a n kesalamatan anak-anak, dimana rata-rata anak tersebut berumur dengan kisaran dari balita hingga seumuran anak SD. Dengan pendekatan strategi yang diterapkan pada ruang hijau, yaitu reintepretasi dari rumah panggung tradisional, akan menghasilkan area terbuka pada kolong bangunan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat terlebih untuk anak-anak kecil dari balita hingga SD sebagai lahan atau area untuk bermain.

Pemecahan Persoalan Desain


54


Ruang Bertingkat Masyarakat Kampung Terban memiliki beberapa aktivitas dan kegiatan yang biasanya rutin dilakukan, seperti rembug atau pertemuan warga, yasinan, memancing dan lain-lain. Akan tetapi karena jumlah masyarakat kampung Terban yang cukup padat, sehingga menuntut suatu ruang atau balai masyarakat yang dapat menampung cukup banyak masyarakat yang hadir jika terdapat rembug warga maupun kumpul-kumpul warga kampung. Kegiatan dan aktivitras dari masyarakat ini membutuhkan ruang yang cukup luas misalnya dalam kegiatan yasinan bapak bapak yang rutin dilakukan setiap malam jumat.

55

Kegiatan lainnya yang diharapkan oleh masyarakat kampung Terban yang dapat tertampung adalah kegiatan belajar atau kerja kelompok untuk anak-anak di kampung Terban. Masyarakat menginginkan bangunan yang dapat digunakan oleh anak-anak mereka untuk belajar bersama. Dengan luasan lahan yang tersedia tidak begitu lebar, dan hanya memiliki luas 135 m2, maka memaksimalkan penggunaan lahan yang tersisa dan tersedia sangatlah penting. Salah satunya yaitu dengan menerapkan strategi ruang bertingkat atau multi level. Strategi ini dapat menampung jumlah masyarakat yang lebih banyak, sehingga akan lebih efektif.

Pemecahan Persoalan Desain


56


57

Pemecahan Persoalan Desain


Split Level Sou Fujimoto menyatakan, “Titik menarik dari sebuah pohon adalah bahwa tempat-tempat ini tidak terisolir tetapi terhubung satu sama lain dalam relativitasnya yang unik. Untuk mendengar suara seseorang dari seberang dan atas, melompat ke cabang lain, diskusi berlangsung lintas cabang oleh anggota dari cabang terpisah. Inilah beberapa momen kekayaan yang dijumpai melalui kehidupan yang begitu padat secara spasial. ” Dengan strategi yang diintepretasikan dari sebuah pohon, aktivitas yang dilakukan di dalam bangunan memicu interaksi antar pengguna. Sehingga kebiasaan aktivitas yang terjadi di kehidupan kampung Terban berupa saling tanya saling tegur sapa, dapat juga terwadahi dengan adanya balai masyarakat.

58


Dialog Pemukiman dan Sungai Aliran sungai secara alamiah akan mengakibatkan pengikisan atau penggerusan material-material di badan sungai. Aliran tersebut dapat menyebabkan terjadi erosi, erosi yang terjadi merupakan erosi tebing sungai/ lereng sungai (river bank erosion). Erosi biasanya terjadi di belokan air sungai, selain itu terjadi juga ketika aliran sungai cukup besar dan kuat sehingga sangat berdampak pada bagian lereng sungai. Dibuatnya dinding penahan beton (betonisasi) merupakan solusi dari pemerintah untuk mencegah terjadinya erosi. Namun hal tersebut justru membawa dampak negatif dibalik mengatasi erosi. Dampak negatif tersebut adalah adanya batas antara pemukiman dan

59

badan sungai. Hal ini mem-bawa dampak yang buruk, karena adanya batas tersebut membuat masyarakt tidak sadar bahwa sungai merupakan tanggung jawab mereka. Justru yang terjadi sebaliknya, masyarakat banyak yang membuang sampah di sungai, sungai menjadi saluran pembuangan dari air kotor hasil aktivitas warga, dan lain sebagainya. Strategi desain yang akan diterapkan yaitu “memaksa” masyarakat untuk bersinggungan langsung dengan badan sungai, dengan cara membawa gubahan bangunan mendekati badan sungai. Sehingga secara psikologis masyarakat merasa bahwa sungai merupakan bagian dari pemukimannya yang harus dijaga dan dilindungi.

Pemecahan Persoalan Desain


60


Gradasi Lingkungan Peningkatan jumlah penduduk yang ada di kampung Terban sejalan dengan peningkatan aktivitas yang terjadi di sekitar sungai Code. Aktivitas yang terjadi tidak mempengaruhi sungai Code apabila yang terjadi hanya sedikit, namun karena jumlah penduduk yang besar aktivitas yang ditimbulkan pun bertambah banyak. Aktivitas dari masyarakat yang paling mempengaruhi adalah aktivitas membuang sampah di sungai dan menyalurkan air kotor langsung ke sungai. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada mata kuliah Karya Tulis Ilmiah, sebagian besar warga melakukan kegiatan tersebut. Hal tersebut sangat berbahaya jika terjadi terus menerus, karena

61

kualitas lingkungan akan menurun (degradasi lingkungan). Salah satu buktinya yaitu air sumur sudah mulai berwarna dan bersedimen. Strategi yang diterapkan yaitu dengan mengembalikan kondisi lingkungan seperti semula. Pada lokasi site disamping bangunan batu kali yang dapat menjadi media tanam, sehingga dapat menjadi area hijau. Dengan penerapan strategi ini ekosistem alami yang tergerus oleh aktivitas masyarakat dapat kembali, dengan k e m b a l i n ya e k o s i s t e m a l a m i proses-proses passive filter air yang dilakukan oleh tanah, bebatuan dan vegetasi akan berlangsung dengan baik, sehingga kualitas air dan juga lingkungan dapat meningkat (gradasi lingkungan)

Pemecahan Persoalan Desain


Kontribusi Mengurangi Banjir Mengenalnya masyarakat dengan material-material instan yang dapat digunakan dalam pembangunan, misalnya semen, beton dan perkerasan lainnya. Menyebabkan ruang resap air ke dalam tanah berkurang dengan cukup drastis. Gorong-gorong yang diperkeras menggunakan semen atau beton, menjadikan air tidak terserap ke dalam tanah, namun mengalir dengan cepat ke sungai. Aliran air yang cepat jika intensitas dan debitnya tinggi dapat menyebabkan terjadinya banjir yang membahayakan warga sekitar sungai Code, terlebih di daearah kampung Terban. Strategi yang akan digunakan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya banjir karena tingginnya debit air yang masuk ke badan sungai yaitu dengan menciptakan water reservoir pada bangunan rancangan. Dengan water reservoir maka laju air dari kawasan sekitar yang tadinya langsung dibuang ke sungai, akan ditahan terlebih dahulu dan ketika penuh dapat digunakan sebagai sumber air cadangan bagi warga sekitar.

62


63

Pemecahan Persoalan Desain


Menciptakan Culture Baru Masyarakat Kampung Terban memiliki beberapa aktivitas dan kegiatan yang biasanya rutin dilakukan, seperti rembug atau pertemuan warga, yasinan, memancing dan lain-lain. Akan tetapi karena kegiatan warga hanya berada di kawasan rumah rumah warga saja, sehingga warga menjadi kurang perhatian terhadap hadirnya sungai di dalam suatu kawasan. Hal tersebut menyebabkan sungai menjadi bagian terpisah dari kehidupan masyarakat di sana. Walaupun mereka hidup berdampingan, namun tidak ada hubungan yang kuat antara sungai dan masyarakat di kampung Terban.

Strategi yang dilakukan harus membawa sebuah culture baru dimana warga masyarakat di kampung Terban menjadi dekat dan saling bersinggungan langsung dengan sungai. Dengan bersinggungan langsung dengan sungai maka akan timbul culture dimana masyarakat akan menjadi sebuah kebiasaan untuk mencintai sungai dan air (water friendly). Cara yang digunakan yaitu dengan membentuk dan mengarahkan sedimen yang akan terbentuk, sehingga akan menjadi area baru di badan sungai. Dimana area ini akan dapat digunakan oleh warga untuk berbagai aktifitas dan kegiatan, misalnya memancing, sekedar untuk berjalan-jalan, olahraga, dan berbagai aktifitas lainnya.

64


04


Hasil Rancangan



Terban Community Center Balai masyarakat Kampung Terban merupakan rancangan yang dibangun berdasarkan kondisi lingkungan Kampung Terban saat ini, dimana banyak mengalami degradasi lingkungan. Balai m a s ya r a k a t i n i d i r a n c a n g d e n g a n t u j u a n meningkatkan kondisi lingkungan (gradasi lingkungan) sehingga dapat mengembalikan ekosistem alami yang telah tergeser.


Water friendly

Penerapan pendekatan “water friendly” pada rancangan balai masyarakat tidak semata-mata penerapannya dilakukan seperti pada kebanyakan rancangan. Pendekatan yang diterapkan merupakan intepretasi dari permasalahan yang ada di kawasan Kampung Terban, dilihat dari perubahan morfologi sungai berdasarkan hasil penelitan penulis pada Karya Tulis Ilmiah 2019 dengan judul Pemetaan Perubahan Morfologi Sungai Code pada Kawasan Terban.

69

Hasil Rancangan

Pemecahan masalah yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah sudah banyak dilakukan namun hasilnya hingga saat ini belum maksimal, hal tersebut diakibatkan karena penerapan suatu strategi hanya didasarkan pada strategi yang berhasil di kawasan lain, yang terkadang memiliki latar belakang yang sangat berbeda dengan di Kampung Terban. Sehingga perlu adanya ide, gagasan, dan terobosan baru yang mampu untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Strategi balai masyarakat yang dilakukan bertujuan untuk mengembalikan ekosistem alami yang telah lama hilang, dengan cara memperbanyak area hijau sebagai area peresapan air hujan dan penghilangan tanggul. Sehingga dalam waktu kedepan lambat laun dengan kembalinya ekosistem pada bantaran sungai, badan air yang ada di kampung Terban, baik itu sumur maupun sungai dapat kembali seperti semula.


70


Community Center

Community center pada kasus rancangan ini dapat dijelaskan sebagai berikut, bahwa latar belakang isu permasalahan adalah mengenai permasalahan air pada k a w a s a n k a m p u n g Te r b a n , sehingga community center ini memiliki arti menjadi pusat fasilitas publik yang berkontribusi untuk proses perbaikan lingkungan di kampung Terban, yang memiliki tujuan mengembalikan e k o s i s t e m a l a m i ya n g t e l a h tergusur. Sehingga permasalahan air yang terdapat di wilayah Terbandapat terselesaikan, dengan terjadi-nya proses natural dari daur air yang dilakukan oleh vegetasi, tanah dan bebatuan. Fasilitas yang dirancang ini terinspirasi dari aktivitas atau kebiasaan dari warga kampung Terban untuk bertegur sapa, dan saling berinteraksi. Sehingga balai masyarakat ini akan “memaksa” pengguna untuk saling berkomunikasi, baik untuk bermusyawarah, tukar pendapat atau kegiatan guyub lainnya.

71

Hasil Rancangan


72


Situasi Lokasi perancangan berada di bantaran sungai, yang dikelilingi dengan rumah-rumah warga yang sudah cukup padat. Perkembangan jumlah penduduk dan juga pertumbuhan bangunan hunian yang sangat cepat mengakibatkan beberapa dampak negatif yang telah dirasakan oleh masyarakat di sana. Misalnya air sumur yang membawa sedimen kuning, ruang terbuka untuk bermain yang tidak ada, serta hilangnya hubungan antara masyarakat dengan badan sungai.

73

Hasil Rancangan


Green Roof Green Roof untuk meningkatkan area hijau, dan juga menurunkan suhu dari matahari langsung di dalam bangunan.

Lantai 3 Lantai 3 berfungsi sebagai area serbaguna, yang ditujukan untuk kumpul warga, misal yasinan, tahlilan, maupun rapat warga.

Lantai 2 Lantai 2 berfungsi sebagai perpustakaan mini kampung dan juga ruang baca, dengan rak yang berada di dalam kolom struktur buis beton.

Lantai GF Lantai GF berfungsi sebagai area beramain, karena hilangnya open space yang dapat digunakan oleh anak-anak di sana untuk bermain di kampung Terban.

74


Green roof

Struktur penahan batu kali/ bronjong

Plat lantai 10cm Balok utama 15/20cm Kolom utama 250/125cm Kolom struktur 150cm dan toilet

Struktur penahan batu kali/ talud

Struktur tebing sungai

Sistem struktur

75

Hasil Rancangan


Gravel Sand Charcoal Sand

Water Reservoir berfungsi sebagai penampung air sementara dari saluran air gorong-gorong di kawasan tersebut yang berasal dari air hujan. Air hujan tersebut akan di simpan di water reservoir, sebelum disimpan air di filter terlebih dahulu dengan bahan material alami yaitu, kerikil, pasir kasar, arang dan juga pasir halus. Air yang ditampung di water reservoir dapat digunakan untuk memnuhi kebutuhan air toilet umum yang ada lokasi perancang-an. Ketika musim kemarau, water reservoir dapat digunakan sebagi open space, atau area bermain bagi anak anak. Sehingga water reservoir ini memiliki dua fungsi sekaligus, dan dapat dimanfaatkan kapan saja ketika musim kemarau maupun musim penghujan.

1000 1000 1700

6300

Water Reservoir

76


500 500 500 500 500 500 500

500 500

2000

Buis Beton Pada lokasi perancangan, sungai Code telah sering mengalami erosi, sehingga dilakukan betonisasi pada semua sisi dinding sungai. Hal tersebut menjadi cara yang paling ringkas dan cepat, namun dampaknya menghilangkan ekosistem yang ada disungai. Misalnya saja habitat dari katak dan belalang menghilang, karena tidak lagi terdapat vegetasi yang dapat dijadikan sebagai rumah dari hewan tersebut. Selain itu dengan adanya betonisasi aliran air sungai menjadi sangat cepat, sehingga dampaknya pada area hilir dapat terjadi banjir.

79

Hasil Rancangan


3000

1000

675

675

Buis beton digunakan pada dinding sungai, hal tersebut bertujuan untuk mengembalikan ekosistem yang telah lama hilang dari sungai Code. Buis beton digunakan karena memiliki lubang dibagian tengah yang dapat digunakan sebagai media tanam bagi tumbuhan. Dengan kembalinya vegetasi liar yang tumbuh, maka tercipta tempat hidup bagi hewan-hewan untuk berkembang biak. Selain itu buis beton dapat berfungsi juga sebagai tempat duduk dan sekaligus tangga, yang dapat untuk digunakan untuk aktfitas warga dan sebagai “penyambung” hubungan antara masyarakat dan badan sungai.

80


Sedimen sebagai area aktifitas Sungai Code memiliki sedimen di sisi sungai yang cukup padat, namun hal tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik. Justru sedimen tersebut beralih fungsi sebagai tempat sampah/ bak sampah, yang terjadi badan sungai menjadi penuh dengan sampah limbah rumah tangga. Hal tersebut dapat terjadi karena akses ke badan sungai yang tidak mudah, sehingga masyarakat dan badan sungai memiliki batasan, yang menyebabkan hilangnya rasa memiliki terhadap badan sungai. Oleh karena itu, agar menjadi sebuah area yang bermanfaat bagi masyarakat Terban, maka pembentukan sedimen ini dapat di desain, dengan cara mengatur posisi bronjong. Bronjong aku menahan sedimen yang

Bronjong

Sungai Code

Bronjong pada badan sungai bagian luar berfungsi untuk membentuk dan menahan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai

Bronjong Sedimen material sungai

Menciptakan sedimen untuk area aktifitas, mengembalikan biodiversitas, baik hewan maupun tumbuhan

81

Hasil Rancangan


terbawa oleh arus air, sehingga sedimen akan terbentuk di sisi sungai sesuai dengan rencana perancangan. Tumpukan sedimen ini menjadi area baru bagi aktifitas warga kampung Terban. Di samping menciptakan ruang baru bagi masyarakat, bronjong juga berfungsi layaknya bendungan. Bronjong tersebut menangkap sedimen, sehingga sedimen tidak tersebar ke seluruh badan sungai yang dapat mengakibatkan pendangkalan sungai. Adanya bronjong tersebut memusatkan arah sedimen menumpuk sehingga ketika sedimen sudah cukup banyak pengerukan dapat dilakukan dengan mudah. Selain itu sedimen tersebut juga dapat digunakan oleh masyarakat sebagai bahan material pembangunan.

Bronjong

Sungai Code

Bronjong pada badan sungai bagian luar berfungsi untuk membentuk dan menahan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai

Bronjong Sedimen material sungai

Menciptakan sedimen untuk area aktifitas, mengembalikan biodiversitas, baik hewan maupun tumbuhan

82


Meresapkan Air Hujan Air hujan pada dasarnya harus diresapkan ke dalam tanah. Air hujan yang masuk ke dalam tanah akan mengganti air tanah yang telah digunakan oleh warga sekitar sebagai sumber air bersih. Oleh karena itu siklus ini harus tetap di jaga untuk keberlangsungan sumber air bersih bagi warga di kampung Terban. Air yang jatuh ke rooftop, diturunkan melewati dalam bangunan. Untuk memberikan pengalaman baru bagi pengguna, maka digunakan material yang beton precast dan juga acrylic. Sehingga ketika hujan turun, dan pengguna dapat melihat aliran air yang mengalir turun ke tanah.

83

Hasil Rancangan


84


85

Hasil Rancangan


86


05


Evaluasi Rancangan


Review Evaluatif Water Reservoir Perancangan water reservoir sebagai salah satu penampungan air di area perancangan bertujuan untuk mengurangi run-off air dari perkampungan ke badan sungai, terutama ketika musim penghujan. Hal ini dimaksudkan agar air hujan yang turun di kampung Terban dapat dimanfaatkan secara maksimal, seperti untuk menyiram water closet dan menyiram tanaman. Curah hujan pada umumnya dihitung dengan satuan milimeter (mm), yang artinya adalah umlah air yang jatuh/ tertampung di wiliyah 1m x 1m. Jadi curah hujan 1mm adalah jumlah air yang turun dari langit sebanyak 1mmx 1mx 1m =0,001m3 = 1 liter Dari data BMKG pada tahun 2019, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember yang mana curah hujannya yaitu 200-300mm. Dari curah hujan tersebut diambil ratarata curah hujan pada bulan Desember yaitu 250mm, dan dianggap hujan mengguyur Yogyakarta secara merata di seluruh area serta selama satu hari penuh hujan terus menerus.

89

Evaluasi Rancangan

Luas area perancangan 12,8m x 11,1m = 142,08m . Maka total jumlah air yang jatuh di permukaan area perancangan adalah : = 250mm x 142,08m2 = 0,25m x 142,08m2 = 35.530m3 Kapasitas water reservoir yang ada, adalah : = 2m x 8,56m x 3,5m = 59,92m3 Jadi, ketika hujan deras mengguyur Yogyakarta selama 24 jam terus menerus dengan curah hujan ratarata 250mm, maka water reservoir dapat menampung seluruh air hujan yang jatuh ke area perancangan dan masih dapat menampung lagi air hujan limpahan dari kawasan hingga 24,39m3.


90

sumber : bmkg.go.id


Review Evaluatif Pengguna Berdasarkan hasil berbincang dan wawancara kepada beberapa warga di kampung Terban, yang berada dekat dengan lokasi perancangan, ada beberapa poin positif yang diutarakan melihat rancangan balai masyarakat. B e b e r a p a p o i n p o s i t i f ya n g diberikan yaitu, warga setuju dan sependapat dengan area-area yang ditujukan bagi anak-anak, karena di kampung Terban lokasi bermain anak sudah sangat minim. Selanjutnya mini perpustakaan, dengan harapan yang sama dengan perancang, warga berharap dengan adanya perpustakaan bisa meningkatkan kesenangan anak-anak kampung Terban dalam belajar. Karena warga di sana yang juga sebagai orang tua sudah mengeluhkan dengan adanya handphone yang menjadi candu bagi anak-anak di kampung Terban. Menghijaukan kembali kampung Terban juga mendapat respon yang positif, karena memang beberapa tahun terakhir ini warga Terban sedang gencar gencarnya menanam tanaman untuk mempercantik kampung merkea.

91

Evaluasi Rancangan

D a r i p o i n - p o i n p o s i t i f ya n g diutarakan, ada juga keraguan ketika melihat struktur yang akan digunakan. Pembangunan yang menurut warga agak berbeda dengan pembangunan biasanya. Selain itu proses lamanya pembangunan dinding sungai dengan konsep baru menimbulkan pertanyaan bagi warga apakah akan mengganggu warga selama pengerjaan, jalan akan ditutup atau apakah desain tersebut dapat terhindar dari longsor, karena warga takut jika terjadi longsor seperti tanggu-tanggul di beberapa kampung di aliran sungai code.


92


Daftar Pustaka García-Montoya, M., Sengupta, D., Nápoles-Rivera, F., Ponce-Ortega, J. M., & El-Halwagi, M. M. (2016). Environmental and economic analysis for the optimal reuse of water in a residential complex. Journal of Cleaner Production, 130, 82–91. h ps://doi.org/10.1016/j.jclepro.2015.06.109 Hasyyati, A. Y., Prianto, E., & Budiarto, A. S. (2012). Community center di bsd city, 1(Community Center), 147–156. Mitra, D., & Banerji, S. (2018). Urbanisation and changing waterscapes: A case study of New Town, Kolkata, West Bengal, India. Applied Geography, 97(September 2017), 109–118. h ps://doi.org/10.1016/j.apgeog.2018.04.012 Radhakrishnan, M., Pathirana, A., Ashley, R. M., Gersonius, B., & Zevenbergen, C. (2018). Flexible adaptation planning for water sensitive cities. Cities, 78(March 2017), 87–95. h ps://doi.org/10.1016/j.cities.2018.01.022 Ragheb, A., El-Shimy, H., & Ragheb, G. (2016). Green Architecture: A Concept of Sustainability. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 216(October 2015), 778–787. h ps://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.12.075 Rasoolimanesh, S. M., Badarulzanan, N., Abdullah, A., & Behrang, M. (2019). How Governance Influences the Components of Sustainable Urban Development? Journal of Cleaner Production, 238, 117983. h ps://doi.org/10.1016/j.jclepro.2019.117983 Sapena, M., & Ruiz, L. Á. (2018). Analysis of land use/land cover spatio-temporal metrics and population dynamics for urban growth characterization. Computers, Environment and Urban Systems, (August), 0–1. h ps://doi.org/10.1016/j.compenvurbsys.2018.08.001 Standards, G. (n.d.). Module 2 Water bodies , where are they ? Investigation 3. Strohschön, R., Wiethoff, K., Baier, K., Lu, L., Bercht, A. L., Wehrhahn, R., & Azzam, R. (2013). Land use and water quality in Guangzhou, China: A survey of ecological and social vulnerability in four urban units of the rapidly developing megacity. International Journal of Environmental Research, 7(2), 343–358. Su on, M. A., Reis, S., Billen, G., Cellier, P., Erisman, J. W., Mosier, A. R., … Sprent, J. (2012). Preface " Nitrogen & Global Change ," 1691–1693. h ps://doi.org/10.5194/bg-9-1691-2012 Triharti, D., & Rahman, T. N. (2015). DI BANTARAN KALI CODE YOGYAKARTA, (November), 1–7. Wakode, H. B., Baier, K., Jha, R., & Azzam, R. (2018). Impact of urbanization on groundwater recharge and urban water balance for the city of Hyderabad, India. International Soil and Water Conservation Research, 6(1), 51–62. h ps://doi.org/10.1016/j.iswcr.2017.10.003 Zaida, S. N. A. (2012). Model Bantaran Sungai CIliwung dengan Pendekatan Ekohidraulika di Lokasi Kelurahan Sempur Kota Bogor. Hidrologi, 1–50. 93




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.