Handbook of
Darah Tinggi? AKRABI TENSI
Faradhifa Karima A Reny Arienta Putri Daniatul Firdausy
01. Narasi “Sakit Kepala Bapak” 02. Definisi Hipertensi 03. Gejala 04. Penyebab 05. Patofisiologi 06. Pencegahan 07. Manajemen Stress 08. DASH Diet 09. Life-Style Modification 10. Kuisioner Perceived Stress Scale
KI SA
T KEPALA BAPAK
KI SA
T KEPALA BAPAK
KI SA
T KEPALA BAPAK
KI SA
T KEPALA BAPAK
Hipertensi didefinisikan dengan kondisi tekanan darah sistol ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastol ≥90 mmHg (InfoDATIN, Kemenkes RI).
Di Indonesia, prevalensi hipertensi sekitar 34,11% pada penduduk berusia di atas 18 tahun. Hipertensi merupakan penyebab utama penyakit tidak menular dan kematian dini di seluruh dunia.
Orang dengan hipertensi umumnya tidak merasakan gejala apapun. Namun, hipertensi berat dapat menimbulkan gejala, seperti:
Sakit Kepala
Telinga berdengung
Mata Buram
Mimisan
Jantung berdebar
Leher kaku
Gelisah, bingung
Nyeri Dada
Etiologi menurut KBBI adalah ilmu kedokteran yang mempelajari tentang asal muasal atau sebab yang terjadi akibat suatu penyakit
Etiologi menurut 1. Usia yang lebih tua 2. Genetika 3. Kelebihan berat badan atau obesitas 4. Tidak aktif secara fisik 5. Diet tinggi garam 6. Minum terlalu banyak alkohol
Klasifikasi 1. Renin-dependent hypertension 2. Elderly Arteriosclerosis-based hypertension 3. Sympathetic-Active hypertension 4. Secondary hypertension 5. Salt-sensitive hypertension 6. Hyperhomocysteinemia hypertension
merupakan bagaimana cara tubuh mengalami peningkatan tekanan darah dan ini dapat terjadi karena berbagai alasan: 1. Jantung yang Terlalu Kuat: Kadang-kadang, jantung memompa darah dengan terlalu kuat, seperti motor yang terlalu cepat. Ini meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah. 2. Pembuluh Darah yang Tidak Fleksibel: Pembuluh darah bisa menjadi kaku atau tersumbat karena faktor-faktor seperti makanan yang tidak sehat dan kurangnya olahraga. Ini seperti pipa yang menyempit, sehingga darah harus bergerak dengan tekanan lebih tinggi. 3. Sistem Hormon yang Tidak Seimbang: Hormon dalam tubuh bisa menjadi tidak seimbang, seperti sistem reninangiotensin, yang mengontrol tekanan darah. Ketika sistem ini tidak bekerja dengan baik, tekanan darah dapat naik. 4. Sistem Saraf yang Terlalu Aktif: Kadang-kadang, sistem saraf tubuh yang mengatur berbagai fungsi seperti denyut jantung dan pembuluh darah terlalu aktif. Ini dapat meningkatkan tekanan darah. 5. Kerusakan pada Dinding Pembuluh Darah: Lapisan dalam pembuluh darah bisa rusak, seperti bagian dalam pipa air yang berkarat. Ini membuat pembuluh darah lebih kecil dan meningkatkan tekanan darah. 6. Faktor Genetik: Ada juga faktor genetik yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap hipertensi. Jika ada anggota keluarga yang memiliki hipertensi, kemungkinan Anda juga dapat mengalami hal yang sama.
1. Makan terlalu banyak makanan asin (usahakan kurang dari 2 gram per hari) 2. Makan makanan tinggi lemak jenuh atau trans 3. Merokok atau menggunakan tembakau 4. Minum terlalu banyak alkohol (maks 1 gelas setiap hari untuk wanita, 2 untuk pria) 5. Melewatkan atau berbagi obat. 6. Mengurangi hipertensi mencegah serangan jantung, stroke dan kerusakan ginjal, serta masalah kesehatan lainnya.
1. Makan lebih banyak sayuran dan buah-buahan. 2. Kurangi duduk. 3. Lebih aktif secara fisik, yang dapat mencakup berjalan kaki, berlari, berenang, menari, atau aktivitas yang membangun kekuatan, seperti angkat beban. 4. Lakukan setidaknya 150 menit per minggu aktivitas aerobik intensitas sedang atau 75 menit per minggu aktivitas aerobik berat. 5. Lakukan latihan membangun kekuatan 2 hari atau lebih setiap minggunya. 6. Menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas. 7. Minum obat sesuai resep ahli kesehatan Anda. 8. Tepati janji temu dengan ahli kesehatan Anda.
Pastikan mendapatkan cukup tidur. Kurang tidur atau tidur berkualitas buruk dapat berdampak negatif pada mood, kewaspadaan mental, tingkat energi, dan kesehatan fisik. Pelajari teknik-teknik relaksasi. Meditasi, relaksasi otot progresif, citra bimbingan, latihan pernapasan dalam, dan yoga adalah teknik-teknik relaksasi yang kuat dan penangkal stres. Perkuat jaringan sosial. Terhubung dengan orang lain dengan mengikuti kelas, bergabung dalam sebuah organisasi, atau berpartisipasi dalam kelompok dukungan.
Tingkatkan keterampilan manajemen waktu. Semakin efisien dapat mengatasi tuntutan pekerjaan dan keluarga, semakin rendah tingkat stres yang dialami.
Cobalah untuk menyelesaikan situasi yang menimbulkan stres jika memungkinkan. Jangan biarkan situasi yang menimbulkan stres terus berlarut-larut.
Berikan diri perawatan. Beri diri kesempatan untuk mendapatkan pijatan. Nikmati pengalaman dengan sepenuh hati, misalnya, makan dengan lambat dan benar-benar nikmati rasa dan sensasi setiap suapannya. Ambil waktu untuk berjalan-jalan atau tidur sejenak, atau dengarkan musik favorit.
Jangan ragu untuk meminta bantuan. Jika stres dan kecemasan terus berlanjut, bicarakan dengan dokter.
Dietary Approaches To Stop Hypertension adalah pendekatan nutrisi yang dirancang untuk membantu mengendalikan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Diet ini tidak memerlukan makanan khusus, tetapi memberikan panduan harian dan mingguan tentang apa yang sebaiknya dimakan.
1. Konsumsi Sayuran, Buah, dan Sereal Utuh: DASH Diet sangat mendorong konsumsi sayuran segar, buah-buahan, dan sereal utuh seperti gandum utuh, oatmeal, dan beras merah. Ini karena makanan ini kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. 2. Produk Susu Rendah Lemak atau Bebas Lemak: Diet ini merekomendasikan produk susu rendah lemak atau bebas lemak seperti susu, yogurt, dan keju. Ini membantu mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung. 3. Protein Sehat: DASH Diet mencakup sumber protein sehat seperti ikan, unggas, kacang-kacangan, dan kacangkacangan. Ini membantu menyediakan protein yang diperlukan untuk tubuh tanpa memperkenalkan terlalu banyak lemak jenuh.
4. Batasi Lemak Jenuh dan Minyak Tropis: Diet ini menyarankan untuk membatasi makanan yang tinggi lemak jenuh, seperti daging berlemak dan produk susu penuh lemak. Selain itu, juga disarankan membatasi penggunaan minyak tropis seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak inti sawit yang tinggi lemak jenuhnya. 5. Hindari Minuman Manis dan Makanan Manis: DASH Diet menyarankan untuk menghindari minuman berpemanis tambahan seperti minuman bersoda berkalori tinggi dan makanan manis seperti permen dan kue kering. Gula tambahan dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan dan tekanan darah tinggi. 6. Bataskan Asupan Garam: Meskipun tidak tercantum dalam materi di atas, DASH Diet juga menyarankan untuk membatasi asupan garam. Ini karena garam dapat meningkatkan tekanan darah. Sebaiknya menghindari makanan yang tinggi garam dan memasak dengan garam secukupnya.
1. Penurunan Berat Badan - Tujuan: Tujuan optimal adalah mencapai berat badan ideal, tetapi dapat diharapkan penurunan tekanan darah sebesar 1 mm Hg untuk setiap penurunan 1 kg berat badan. 2. Diet - Diet DASH: Diet ini mengutamakan konsumsi buah-buahan, sayuran, sereal utuh, produk susu rendah lemak, serta mengurangi lemak jenuh dan lemak total. - Diet Lain dengan Bukti Dukungan: - Diet rendah kalori dari karbohidrat. - Diet tinggi protein. - Diet vegetarian. - Pola makan ala Mediterania. - Natrium (Garam): Tujuan adalah kurang dari 1500 mg per hari, tetapi sebaiknya mencapai setidaknya pengurangan 1000 mg per hari. - Kalium: Tujuan adalah 3500 hingga 5000 mg per hari, lebih baik didapatkan melalui makanan.
3. Olahraga Disarankan program olahraga terstruktur. - Aerobik: Idealnya, 90–150 menit per minggu dengan intensitas 65%–75% dari denyut jantung maksimum. - Latihan resistensi dinamis dan isometrik juga terbukti dapat menurunkan tekanan darah.
4. Pengurangan Konsumsi Alkohol - (1 minuman = 12 ons bir biasa [5% alkohol] / 5 ons anggur [12% alkohol] / 1,5 ons minuman beralkohol keras [40% alkohol]) - Wanita: Disarankan minum maksimal 1 minuman per hari. - Pria: Disarankan minum maksimal 2 minuman per hari.
Kuesioner Perceived Stress Scale KUESIONER PERCEIVED STRESS SCALE Perceived Stress Scale dikembangkan oleh Cohen dan Williamson pada tahun 1988. Kuesioner ini banyak digunakan untuk mengetahui persepsi seseorang terhadap stress. Dengan kata lain, kuesioner ini adalah alat untuk mengukur seberapa stress seseorang menilai kondisi yang sedang dihadapinya. Dengan dukungan teknologi informasi, analisis tingkat stres dapat dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan alat penilaian tingkat stres berbasis web yang dapat diakses dengan cepat oleh masyarakat. Bahan dan alat adalah formulir standar PSS yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Google Forms, Internet. Perangkat komunitas tidak digunakan melalui pelatihan tatap muka, namun melalui komunikasi daring kepada beberapa kelompok masyarakat dari berbagai profesi. Alat ini terbukti mudah digunakan masyarakat dan dapat dengan cepat menyediakan database tingkat stres seseorang melalui teknologi informasi sehingga masyarakat dapat mengukur sendiri tingkat stresnya. PSS terdiri dari 10 item yang menilai seberapa tidak terduga, tidak terkendali, dan kewalahannya hidup mereka dan serangkaian pertanyaan langsung tentang tingkat stres mereka saat ini. Responden menunjukkan seberapa sering mereka merasakan atau memikirkan hal tertentu dalam sebulan terakhir dengan melingkari angka pada skala Likert dari 0 (tidak pernah) hingga 4 (sangat sering). Skor PSS diperoleh dengan menjumlahkan semua item, dan skor yang lebih tinggi menunjukkan persepsi stres yang lebih besar. PSS bukanlah instrumen diagnostik dan pengembang belum mengungkapkan batasan skor apapun.
KUESIONER PERCEIVED STRESS SCALE
Kode Petunjuk Pengisian: Kuesioner ini adalah untuk menanyakan tentang perasaan dan pikiran Bapak/Ibu/Saudara selama sebulan terakhir. Terdapat 5 pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pertanyaan, yaitu: 0 : Tidak pernah 1 : Hampir tidak pernah (1-2 kali) 2 : Kadang-kadang (3-4 kali) 3 : Hampir sering (5-6 kali) 4 : Sangat sering (lebih dari 6 kali) Selanjutnya, Bapak/Ibu diminta untuk menjawab pertanyaan di bawah dengan cara melingkari pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan perasaan atau pikiran Bapak/Ibu dalam satu bulan terakhir.
KUESIONER PERCEIVED STRESS SCALE
Beevers, G., Lip, G. Y., & O'Brien, E. 2001. The pathophysiology of hypertension. BMJ, 322(7291), 912916. doi: 10.1136/bmj.322.7291.912 Harvard Health Publishing. 2020. 7 ways to reduce stress and keep blood pressure down. Diakses dari https://www.health.harvard.edu/heart-health/7-waysto-reduce-stress-and-keep-blood-pressure-down pada [7 Oktober 2023] National Heart, Lung, and Blood Institute. 2021. DASH eating plan. Diakses dari https://www.nhlbi.nih.gov/education/dash-eating-plan pada [7 Oktober 2023] WHO. 2023. Hypertension. Diakses https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/hypertension pada [8 Oktober 2023]
dari
NCD Risk Factor Collaboration (NCD-RisC). 2021. Worldwide trends in hypertension prevalence and progress in treatment and control from 1990 to 2019: a pooled analysis of 1201 population-representative studies with 104 million participants. Diakses dari https://www.thelancet.com/article/S01406736%2821%2901330-1/fulltext pada [8 Oktober 2023] Xu Chong et al. 2023. Etiological Diagnosis and Personalized Therapy for Hypertension: A Hypothesis of the REASOH Classification. Diakses dari https://www.mdpi.com/2075-4426/13/2/261 pada [8 Oktober 2023]
KEMENKES. 2023. Mengenal Penyakit Hipertensi. Diakses dari https://upk.kemkes.go.id/new/mengenalpenyakithipertensi#:~:text=Secara%20pengertian%2C%20Hipert ensi%20adalah%20suatu,atau%20sama%20dengan%20 90%20mmHg pada [5 Oktober 2023] Andrian SJ dan Tommy. 2019. Hipertensi Esensial: Diagnosis dan Tatalaksana Terbaru pada Dewasa. Diakses dari https://cdkjournal.com/index.php/cdk/article/view/491/ 451 pada [5 Oktober 2023]
S I!
YU
K,
A K R A BI T
N E