Banjarmasin Post - Edisi Minggu, 18 Juli 2010

Page 1

28

RP 3.000

Banjarmasin Post

Terbaik di Kalimantan

MINGGU 18 JULI 2010/ 6 SYAKBAN 1431 H

NO. 13983 TH XXXVIII/ ISSN 0215-2987

HALAMAN

DEMI KEADILAN, KEBENARAN DAN DEMOKRASI

BANJARMASIN POST GROUP/DONNY SPOHANDI/APUNK

SELAMAT DATANG - Rombongan Susur Sungai Barito-Kahayan BPost 2010 disambut tari tradisional Dayak saat tiba di Kualakapuas, Kapuas, Kalteng, Sabtu (17/7). Pemimpin Umum BPost HG Rusdi Effendi AR diolesi pupur oleh penari sebagai tanda penyambutan terhadap rombongan yang menumpang tiga kelotok ini. Foto-foto lain di halaman 16.

Pengusaha Kalsel Sepakat Tolak Mobil Keluaran 2005 Wajib Pertamax

Sungguh Luar Biasa PENGALAMAN tak terlupakan diperoleh 64 peserta gelaran Susur Sungai Barito-Kahayan BPost 2010. Selain menapaki sejarah jalur perdagangan masa lampau, mereka juga menikmati denyut kehidupan warga pinggir sungai di Kalsel dan Kalteng. Di hari pertama, kemarin, peserta yang berbeda usia, profesi, dan jenis kelamin itu telah menyelesaikan etape Banjarmasin-Kualakapuas-Pulangpisau. Rombongan yang menumpang tiga kelotok itu dilepas Wali Kota Banjarmasin, HA Yudhi Wahyuni di Siring Sungai Martapura, Jalan Jenderal Soedirman, Banjarmasin, Sabtu (17/7). Prosesi pelepasan dimeriahkan kegiatan budaya

banjar, yakni musik panting dan tari Baksa Kambang. Pemandangan eksotis kehidupan keseharian warga pinggir sungai menjadi suguhan menarik bagi peserta. Seperti di Pulau Sewangi, Batola yang puluhan warganya sibuk bekerja di sejumlah tempat pembuatan perahu tradisional.

Selepas Pulau Sewangi, peserta dibawa ‘terbang’ sesaat ke situasi masa lalu, saat masih beroperasinya pabrik-pabrik pengolahan kayu berskala besar dengan ribuan pekerja memanfaatkan transportasi sungai. Sayang, keramaian itu tinggal kenangan. Yang tersisa bangunan dengan cerobong asap yang tak lagi mengepul. Hal 14 kol 4-7

Terima Kasih Kapuas SAMBUTAN luar biasa diperoleh rombongan saat tiba di Kualakapuas, Kapuas, Kalteng. Begitu keluar dari kelotok yang disandarkan di Dermaga Guest House Kapuas peserta diterima Bupati Kapuas, HM Mawardi. Hal 14 kol 1-3

Bupati Amur Pun Berkisah

14

JAKARTA, BPOST - Kebijakan kontroversial bakal dikeluarkan pemerintah. Pemerintah akan membatasi penjualan bahan minyak (BBM) bersubsidi terutama bensin bagi mobil keluaran 2005 ke atas. Pemilik mobil ‘baru’ dinilai memiliki kemampuan ekonomi yang lebih sehingga tidak perlu mendapat subsidi BBM. “Mereka saya kira tidak membutuhkan lagi (subsidi),” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedi Saleh di Jakarta, kemarin. Mengapa menggunakan patokan 2005? Dirjen Minyak dan Gas Kementerian ESDM Evita Legowo mengatakan hal tersebut merujuk pada data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susesnas). Dia mengakui pembahasan patokan tersebut belum melibatkan pengusaha seperti Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (Gaikindo). “Nantinya, secara teknis, petugas SPBU (stasiun peng-

isian bahan bakar umum) melihat STNK (surat tanda nomor kendaraan). Bagi yang keluaran 2005 ke atas, akan ditempeli stiker khusus,” ucap Evita. Ditegaskannya, pembatasan konsumsi BBM bersubsidi harus dilakukan karana realisasi konsumsi BBM bersubsidi melonjak rata-rata enam sampai sembilan persen dari kuota yang ditetapkan dalam APBN-P 2010. “Padahal sesuai perintah BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan Kementerian Keuangan, kita tidak boleh melebihi kuota sebesar 36,5 juta kiloliter. Kalau begini terus akan melebihi level 40,1 juta kiloliter,” ujarnya. Hal 14 kol 4-7

Saban hari, rumah sederhana di tepi jalan Desa Sungai Ratas, Candi Laras Selatan, Tapin, yang terasnya dipenuhi tumpukan purun itu disambangi banyak orang.

B

Hal 14 kol 4-7

Hemat 2,3 Juta SEJAK dua pekan lalu PT Pertamina melakukan sosialisasi penggunaan bahan bakar nonsubsidi kepada pemilik kendaraan bermotor, khususnya mobil. Sosialisasi dalam bentuk ajakan itu selalu terpampang dalam bentuk spanduk di sejumlah SPBU. Isi pesannya bermacam-macam, semisal: Saya Cinta BBM

Tak Bersubsidi dan Mobil Mewah, Gengsi Pakai BBM Bersubsidi. Meskipun sosialisasi itu gampang terlihat bagi pengguna kendaran, tak banyak yang menghiraukan. Para pengguna mobil lebih memilih membeli premium (bersubsidi) daripada pertamax (nonsubsidi). Hal 14 kol 4-7

Umpat Ma-andak

Meski Sampingan tapi Lumayan seorang pengusaha. Dia bergerak di bisnis anyaman purun (sejenis rumput). Salah satu produk terkenalnya adalah Tikar Dalit. Hampir setiap hari, truk atau mobil pengangkut barang hilir mudik dari rumahnya, membawa gulungan tikar khas desa tersebut. Perajin anyaman purun yang dikelola Utuh, sebagian besar adalah tetangganya.

z Kuota Kuota: 36,5 juta kiloliter. emium z Pr Premium emium: 11,075 juta kiloliter z Minyak tanah tanah: 1,261 juta kiloliter z Solar Solar: 6,218 juta kiloliter ediksi z Pr Prediksi ediksi: lebihi 40,1 juta kiloliter

SI PALUii

Rezeki dari Purun Tapin

ahkan, pintu rumah berdinding kayu milik Ahmad Syahrani alias Utuh Putih tersebut, selalu terbuka dari pagi hingga malam. Tamu silih berganti. Mayoritas dari luar desa. Bahkan, tak jarang datang dari luar pulau. Dalam bahasa kerennya, tamu-tamu itu adalah relasi bisnis Utuh. Baik pembeli, pengumpul atau rekan-rekan usaha. Maklum saja, Utuh juga

Konsumsi BBM Sampai 30 Juni 2010

BANJARMASIN POST GROUP/SYAIFUL AKHYAR

Utuh Putih beserta keluarga mengumpulkan dan menyusun kerajinan purun.

IMBAH takana PHK karna pabrik wadahnya bagawi tapaksa tutup, Palui tuhuk mancari gawian kada dapat jua. Akhirnya Palui laki bini bulikan ka banua. Di samping babulik Hal 14 kol 4-7

Andalkan Dadahup UNTUK menghasilkan Tikar Dalit, warga Desa Sungai Ratas tidak menggunakan purun yang tumbuh di desanya. Mereka justru mengambil purun dari Dadahup, Kalteng.

Menurut warga, elastisitas purun yang ada di desanya sangat rendah sehingga mudah putus atau ‘pecah’ saat dianyam. Hal 14 kol 6-7

- Nang bamutur harus bapertamax, Lak-ai

+ Asal kada tukang ujek haja nang disuruh, Nang-ai Anang Gayam

05:07

12:29

15:53

18:28

19:41

NET

Suami 38, Istri 108 MENGEJUTKAN. Di Malaysia terdapat pasangan suami istri yang beda usianya 70 tahun. Sang istri, Wook Kundor sudah berusia 108 tahun, sedangkan suaminya, M Noor Che Musa baru berusia 38 tahun. Kemarin, pasangan ini kembali bersama setelah Musa menjalani hukuman rehabilitasi selama satu tahun karena kasus narkoba. “Saya bersyukur suami saya telah kembali. Saya senang kami bertemu lagi karena saya benarbenar mencintainya. Saya akan menjalankan tugas sebagai seorang istri,” kata Wook. Bagi Wook, Musa adalah suami ke-22. Sedangkan Musa baru kali pertama menikah. “Saya selalu merindukannya. Saya tahu saya telah melakukan sesuatu yang salah dan saya telah bertobat,” kata pria yang dulunya anak kos Wook ini. (kps/mlp)

1807/B01


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Banjarmasin Post - Edisi Minggu, 18 Juli 2010 by Banjarmasin Post - Issuu