16
Banjarmasin Post
KAMIS
28 OKTOBER 2010/ 20 ZULKAIDAH 1431 H
Banjarmasin Post www.banjarmasinpost.co.id
Banjarmasin Post
28
KAMIS
28 OKTOBER 2010/ 20 ZULKAIDAH 1431 H NO. 14082 TH XXXIX/ ISSN 0215-2987
RP 3.000
HALAMAN
DEMI KEADILAN, KEBENARAN DAN DEMOKRASI
Ratusan Jenazah Telantar Korban Tewas Tsunami Capai 319 Orang
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
SISA TSUNAMI - Pemandangan di Desa Betumonga Pulau Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai seusai disapu tsunami. Foto diambil dari udara, Rabu (27/10).
MENTAWAI, BPOST - Korban gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR) disusul tsunami yang mengguncang Padang dan Kepualauan Mentawai, Sumbar, terus bertambah.
Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengungkapkan jumlah korban tewas sedikitnya 319 orang dan 160 orang lukaluka. “Yang hilang, mencapai 410 orang,” kata Irwan di Pa-
dang, Rabu (27/10). Uniknya, kata Irwan, tidak ada korban jiwa di dusun yang terdekat dengan pusat gempa. Sebelum tsunami menerjang, warga Dusun Surat Aban --du-
Tsunami Setinggi 12 Meter
TSUNAMI yang menerjang Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, ternyata setinggi 12 meter. Hal itu terbukti dengan adanya pucuk pohon kelapa yang hilang akibat sapuan tsunami. Gelombang setinggi 12 meter itu terjadi di daerah Muntai Baru-baru, di sisi Utara pantai. Namun, pohon kelapa yang diterjang tsunami itu tetap berdiri kokoh. Hanya pucuknya yang hilang.
“Saya melihat ada pohon kelapa yang hilang atasnya, berarti tingginya gelombang ada yang mencapai 12 meter,” kata Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, Rabu (27/10). Jumlah korban meninggal di daerah ini cukup banyak, mencapai 63 orang. Sedangkan korban hilang tercatat 13 orang. Saat ini kebutuhan logistik untuk para pengungsi di Mentawai masih sangat kurang, karena bantuan belum tersa-
sun terdekat dari pusat gempa- langsung mengungsi ke pegunungan, sehingga tidak ada korban jiwa dari dusun tersebut. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pagai Utara Selatan, Josakamatir menambahkan jumlah korban tewas terbanyak ada di Dusun Silabu, Munte Baru Baru, Malakopak, Betumonga, dan Pagai Utara Selatan. Di Dusun Munte sebanyak 58 orang tewas. Sedangkan di Dusun Malakopak sebanyak 56 orang. Sisanya tersebar di berbagai dusun yang ada di wilayah itu. Menurut Joskamatir, evakuasi terhadap korban meninggal masih berlangsung. Jenazah korban meninggal ditempatkan sementara di sejumlah rumah ibadah. Keterbatasan peralatan, memperlambat proses evakuasi. “Jenazah belum bisa disemayamkan secara layak. Cangkul tidak mencukupi, kita mengevakuasi dengan peralatan seadanya,” katanya. Oleh karena itu, jenazah korban masih ditutupi dengan alat seadanya seperti tikar, kain atau koran.
ISTIMEWA
INILAH foto jenazah korban letusan Gunung Merapi yang diduga kuat Mbah Maridjan.
AP PHOTO/SLAMET RIYADI
KOKOH - Sebuah masjid tetap berdiri dengan kokoh, meski banyak rumah yang hancur dan pohon serta rumput di Kaliadem, Sleman, Yogyakarta, terbakar usai letusan Gunung Merapi yang diikuti semburan awan panas, Rabu (27/10). Sebanyak 30 orang tewas akibat letusan itu termasuk Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan.
Warga Kalsel Bisa Tenang
Hal 14 kol 4-7
lurkan secara maksimal. “Mungkin besok (hari ini) didistribusikan secara maksimal, logistik yang ada saat ini tentu tidak cukup,” katanya. Menurutnya, semua korban meninggal diakibatkan ditelan tsunami. “Justru akibat gempa tidak ada korban yang meninggal, semuanya meninggal akibat tsunami,” ujar Irwan.
Istri Mbah Maridjan Shock
Hal 14 kol 4-7
Lima Menit Lalu...
Kata Mereka
Membalas Jasa Kakak
RASA panik itu ternyata memiliki hikmah. Saya benarbenar bersyukur. Jika tidak, saya tidak tahu apa yang akan menimpa jika bertahan beberapa menit saja di rumah Mbah Maridjan di Kinahrejo. Lima menit yang tersisa itu sungguh menyesakkan ketika saya akhirnya melihat hancurnya rumah dan tanah yang semula saya injak. Keramahan dan keceriaan Mbah Maridjan masih terngiang-ngiang di benak.
MBAH Maridjan adalah inspirator saya. Keluarga besar Sidomuncul sangat kehilangan. Saya berkenalan dengan Mbah Maridjan pada 28 Mei 2006, sehari setelah gempa 7,6 SR memorak-porandakan Yogya, Bantul, Prambanan, Wonosari dan IRWAN HIDAYAT Klaten. Kami bertemu di ruDirut PT Sidomuncul mahnya. Yang memperkenalkan adalah (alm) Sumadi Wonohito, pendiri Kedaulatan Rakyat.
Hal 14 kol 4-7 MBAH MARIDJAN - Juru Kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan berada di depan rumahnya, sehari sebelum gunung meletus, Senin (25/10)
Hal 14 kol 4-7
JAKARTA, BPOST - Bencana alam baik gempa, tsunami, banjir dan gunung meletus terjadi di Jawa dan Sumatera. Ratusan orang tewas karena musibah yang terjadi hampir berbarengan itu. Warga Kalimantan Selatan tidak perlu khawatir. Berdasar pemetaan daerah rawan gempa dan tsunami yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hanya Kalimantan yang bebas bencana. “Yang lain rawan gempa dan tsunami, mulai dari semua daerah pesisir barat Sumatera, seluruh kawasan Selatan Jawa, NTT, NTB, Papua, Papua Utara, Bali, Sulawesi
Kita
dan Maluku. Daerah-daerah tersebut zona merah “ ujar Kabid Informasi BNPB, Nelis Zuliasri kepada BPost di Jakarta, Rabu (27/10. Menurut Nelis, penyebab seluruh daerah tersebut menjadi kawasan rawan gempa dan tsunami karena menjadi bagian patahan tektonik. “Semua daerah itu masuk lempeng patahan. Ancaman un-
Daerah Zona Merah z Selatan Jawa z NTT z NTB z Papua z Papua Utara z Bali z Sulawesi z Maluku Ancaman di Banua z Kebakaran Hutan z Banjir tuk Kalimantan adalah kebakaran hutan dan banjir,” tegasnya. Hal 14 kol 4-7
Gabung di FB Banjarmasin Post
Yan Nur Hafi Khaizand TURUT b’duka cita ats terjadinya bencana beruntun yg menimpa negri ini. Smoga d’balik kjadian ini, ada hikmah yg t’kandung d’dlmnya.. Amiiin.
Ssyahh ‘muhammad’ Rounaa SEMOGA bwt saudara yg sdang mnghadapi cbaan mdhn diberi ktbhan n ksbran srta dbrikan phala yg brlipat gnda.amiiien
Komentar lain di hal 4
ANTARA/REGINA SAFRI
SI PALUii
Panyakit Kulistarul WAYAH dudukan di warung, gawian Palui sapakawalan tu kada lain apada bahahapakan atawa basasambatan. Biasanya nang rancak tapakalah tu kada lain pada Tulamak. Urangnya dasar kaya itu pang, Hal 14 kol 1-3
- Ratusan urang nang mati, Lak-ai + Paringatan gasan si hidup, Nang-ai Anang Gayam
SUBUH 04:44
ZUHUR 12:08
ASAR 15:22
MAGRIB 18:14
ISYA 19:24
Jelang Bincang Buku Tetralogi Pak Beye
Juara Tidur TERNYATA, tidur siang sudah menjadi tradisi bagi warga Spanyol. Oleh karena itu pula, digelar komNET petisi tidur siang di salah satu pusat perbelanjaan yang ramai di Madrid. Sebanyak 360 orang mengikuti lomba itu. Mereka diberi waktu maksimal 20 menit untuk tidur di sofa yang ditempatkan di lobi pusat perbelanjaan. Adalah Pedro Soria Lopez (62) yang memenangi kompetisi itu. Dia mampu tidur di tengah keramaian itu selama 17 menit. Bahkan, saking nyenyaknya tidur di sofa, Pedro bisa mendengkur hingga 70 desibel atau setara suara orang berteriak. “Tujuan dari kompetisi ini adalah menyebarkan gagasan bahwa tidur merupakan sesuatu yang harus dipertahankan dan dipraktikkan karena itu sehat dan baik untuk semua orang. Pola hidup modern membuat orang sulit tidur siang. Namun, studi menunjukkan, itu adalah praktik sehat,” kata ketua panitia, Andres Lemes. (tlg)
Jihad Luar Biasa
Saya Kan Bukan Pelacur SABTU (30/10), Penerbit Kompas, Banjarmasin Post, dan Toko Buku Gramedia menggelar bincang buku Pak Beye dan Istananya serta Pak Beye dan Politiknya. Dua buku dari tetralogi sisi lain Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu akan diperbincangkan oleh sang penulis Wisnu Nugroho dan pengamat politik Unlam, Taufik Arbain di kantor BPost Group, Gedung HJ Djok Mentaya, Jalan AS Musyaffa 16 Banjarmasin. Dua buku itu bermula dari sebuah tulisan pendek berjudul Mencari Cesare Paciotti yang di-posting di Kompasiana, 16 September 2008. Dari tulisan itu terus mengalir tulisan lain yang sedikit demi
TANGGAL 24 Mei lalu, kami (kelas 3 aliyah), setelah selesai menghadapi ulangan akhir (yang artinya tinggal menunggu perpisahan), silaturahmi ke rumah salah seorang ustadz kami, Ustadz Syamsuddin, yang Hal 14 kol 1-3
KOMPASIANA
sedikit menguak ‘rahasia’ Istana Negara, tempat Yudhoyono menjalankan tugasnya sebagai orang nomor satu di negeri ini. Kompasiana adalah social blog di website kompas.com.
Di sini pula, wartawan Kompas, Wisnu Nugroho yang biasa disapa Inu menulis halhal yang tidak ditampilkan di medianya. Hal 14 kol 1-3
2810/B01
2810/B16