28
Banjarmasin Post
MINGGU
23 JANUARI 2011/ 18 SAFAR 1432 H NO. 14167 TH XXXIX/ ISSN 0215-2987
RP 3.000
HALAMAN
DEMI KEADILAN, KEBENARAN DAN DEMOKRASI
Bertumbangan karena Justin
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
ANTRE - Ribuan orang antre sejak subuh untuk membeli tiket konser Justin Bieber, di eX Plaza, Jakarta, Sabtu (22/1). Rencananya, konser penyanyi remaja itu digelar di Sentul, Bogor, Jabar, 23 Januari 2011.
pukul 06.00 Wita. Saat itu, antrean sudah cukup panjang. “Aku baru dapat voucher tiket sekitar jam setengah satu siang,” ujar warga Lebak Bulus, Jakarta itu. Astrid rela mengantre demi dua buah hatinya, Cinta Harahap (18) dan Meiske Sandra Harahap (11). Kedua anaknya itu penggemar berat Justrin. Namun, mereka tidak bisa ikut mengantre lantaran sekolah. “Aku gantian antre sama suami. Ini demi anak. Kalau aku, Justin nggak banget deh. Aku nggak mau kecewain anak-anak, soalnya dulu Justin mau datang, tapi nggak jadi. Mudah-mudahan nanti Justin jadi datang,” ujarnya. Astrid membeli dua tiket kelas festival. Untuk satu tiket tersebut harganya Rp 1 juta. Sedangkan, untuk kelas tribun satu, Rp 750 ribu dan tribun dua, Rp 500 ribu.
Para pengantre itu hanya mendapat voucher yang harus ditukarkan tiketpada22April2011. Rencananya, konser Justin digelar di Sentul, Bogor, Jabar. Justin yang lahir di Kanada, 1 Maret 1994 memulai kariernya dengan mem-posting video di YouTube. Dia dikenal dengan sejumlah hits-nya antara lain Baby, One Time, dan Never Let You Go. Selain itu, Justin juga menyabet sejumlah penghargaan seperti American Music Award untuk kategori Artist of The Year, Favorite Pop/Rock Male Artist, dan Favorite Pop/Rock Album. (tribunnews/wil)
Justin Bieber
JAKARTA, BPOST - Demi sang idola, Justin Bieber, ribuan orang rela saling dorong dan berdesakan berjam-jam sejak subuh di EX Plaza, Jakarta, Sabtu (22/1). Akibatnya, puluhan orang terutama remaja putri pingsan. Salah satunya, Hanggi (12). Siswi SMPN 4 Tangerang, Banten ini datang bersama teman-temannya untuk mendapatkan tiket konser Justin yang baru akan digelar 23 April 2011. “Badannya kecil, terdorong-dorong terus pingsan,” ujar rekan Hanggi, Prilly. Tragisnya, gara-gara pingsan saat antre membeli tiket, Hanggi dilarang orangtuanya menonton konser Justin. “Dia langsung disuruh pulang oleh orangtuanya. Katanya, juga tidak boleh nonton, takut pingsan lagi,” kata Prilly. Pengantre lain, Astrid Harahap (35) mengaku tiba di lokasi sekitar
Thamrin Didenda 5 Gong Majelis Adat Dayak Jatuhi Sanksi PALANGKARAYA, BPOST - Perdamaian antara masyarakat adat Dayak dengan sosiolog Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Thamrin Amal Tomagola, akhirnya terwujud. Berakhirnya persengketaan itu dicapai dalam sidang adat Dayak Maniring Tuntang Manetes Hinting Bunu di Palangkaraya, Kalteng, Sabtu (22/1). Ribuan orang menghadiri sidang yang digelar di rumah adat Betang Tingang Nganderang itu. Tidak semua orang yang mayoritas mengenakan pakaian adat terutama baju benang bintik dan lawung (ikat kepala khas Dayak) bisa masuk ruang sidang sehingga harus mengikuti dari luar. Mereka terpaksa menyaksikan jalannya sidang yang dijaga ratusan aparat kepolisian dan Pasukan Dayak itu melalui monitor televisi. Sidang ini langsung dihadiri Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Agustin Teras Narang. Dia mengenakan pakaian adat selaku Temanggung Bajela Bulau (kasta tertinggi suku Dayak). Bertindak sebagai majelis hakim adalah tujuh tokoh adat yang dipimpin Lewis KDR. Sedangkan penuntut pelanggaran adat sebanyak enam orang. Selain mereka, di podium juga ada dua panitera atau pencatat persidangan serta empat orang deputi MADN dari Kalteng, Kalsel, Kaltim dan Kalbar.
Sebagai pelanggar adat, Thamrin duduk di kursi yang berada di lantai lebih rendah. Dia langsung berhadapan dengan majelis hakim adat. Dalam sidang itu, Thamrin tidak didampingi pembela. Jalannya persidangan mirip sidang yang digelar di pengadilan negeri. Namun, seusai sidang, Thamrin menjalani ritual adat Dayak.
BANJARMASIN POST GROUP/FATURAHMAN
SEMBELIH HEWAN - Usai sidang adat Dayak di Palangkaraya, Kalteng, dengan pelanggar adat, Thamrin Amal Tomagola (berkacamata, membawa air kemasan), dilakukan penyembelihan sejumlah hewan seperti sapi, kambing dan kerbau, Sabtu (22/1). Pada sidang, Thamrin dinyatakan bersalah dan dikenai sanksi denda karena pernyataannya menghina masyarakat Dayak.
Hal 14 kol 4-7
Sidang Adat Dayak z Tajuk: Maniring Tuntang Manetes Hinting Bunu z Majelis adat: 7 tokoh adat (4 orang dari Kalteng dan masing-masing satu orang dari Kalsel, Kaltim dan Kalbar) z Tempat: Betang Tingang Nganderang (dulu Betang Mandala Wisata) z Waktu: Sabtu, 22 Januari 2011 z Masalah: penistaan, pelecehan dan penghinaan adat oleh Thamrin Amal Tomagola z Putusan sidang: Meminta maaf di depan sidang Menyerahkan singer (denda) berupa lima pikul garantung (alat musik gong) Menanggung biaya sidang Rp 77.777.700 Mencabut pernyataan yang menghina suku Dayak Memusnahkan hasil penelitian yang menghina, melecehkan dan menista suku Dayak z Kelompok pengadil: Mejelis hakim Tim 6 (penuntut pelanggar adat) Majelis Adat Dayak Nasional
SI PALUii
Banda Kasayangan
Mobil-mobilan Seharga Avanza PADA pameran mainan internasional (toy fair) di Nuremberg, 3-8 Feberuari 2011, Audi AG akan memamerkan mobil-mobilan dengan perbandingan 1:2 dengan mobil asli. Harga mobil mainan itu 12.900 euro (Rp 158,8 juta). Setara dengan mobil terlaris di Indonesia Toyota Avanza. Mahal sekali! Iya. Tapi, mobil mainan ini mengingatkan pada mobil balap Mercedes era 1960-an. Panjangnya 2,32 meter dan lebar 97 sentimeter. Selain itu, bisa dikemudikan oleh remaja yang memiliki tinggi sampai 1,8 meter. Mainan ini disebut e-Tron karena digerakkan oleh motor listrik bertenaga 1,5 tenaga kuda dengan torsi 44Nm yang disuplai dari baterai litiumion. Mobil dengan sistem berpenggerak roda belakang ini bisa melaju dengan kecepatan 30 kilometer per jam dan punya gigi mundur. (hts/kps)
HIDUP Palui matan bahari sampai wayah ini tatap kada parnah baubah, bilang pas-pasan tarus. Napa haja usaha gasan maubah nasib suah inya rasani, matan bahuma manggawiakan kabun urang, bajualan pancarikinan, bajualan pacah Hal 14 kol 1-3
SUBUH 05:04
ZUHUR 12:35
ASAR 15:59
MAGRIB 18:43
ISYA 19:56
- Sidinnya kana hukum adat, Lak-ai + Jakanya Gayus kaya itu jua, Nang-ai Anang Gayam NET
Gara-gara Keceplosan THAMRIN Amal Tomagola mengungkapkan, pernyataan yang dinilai menghina masyarakat Dayak berdasar hasil penelitian yang dilakukannya pada 1982-1983 silam. Saat itu sosiolog Universitas Indonesia (UI) Jakarta tersebut melakukan wawancara dengan sepuluh perempuan Dayak dalam penelitian yang bekerja sama dengan Departemen Transmigrasi. Hal 14 kol 6-7
BANJARMASINPOST GROUP/FATURAHMAN
PROSESI - Thamrin Amal Tamagola (berkemeja batik) menjalani prosesi adat tapung tawar dalam sidang adat Dayak, Sabtu (22/1). Prosesi itu disaksikan Presiden Masyarakat Adat Dayak Nasional (MADN) Agustin Teras Narang (kanan).
Susno ‘Serang’ Komjen Ito Presiden
Uang Gayus Diduga Mengalir ke Polisi JAKARTA, BPOST - ‘Umpan’ terpidana kasus mafia pajak dan mafia hukum, Gayus H Tambunan disambut mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji. Susno yang berstatus terdakwa kasus dugaan korupsi dana pemilukada Jabar itu menuding ada pembelokan penanganan kasus Gayus oleh Kabareskrim Komjen Ito Sumardi. ‘Serangan’ Susno terhadap penggantinya itu dilontarkan saat ditemui rombongan Indonesia Police Watch (IPW) di rumah tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jabar, Sabtu (22/1). “Menurut Susno, dulu kasus itu dibelokkan oleh tim independen yang dipimpin Mathius Salempang (Kapolda Kaltim Irjen Mathius Sa-
Susno Duadji
lempang) dan kini oleh Ito Sumardi,” ujar Penasihat IPW,
Johnson Panjaitan. Kepada IPW, Susno mengatakan ada 149 perusahaan yang pajaknya bermasalah diperiksa penyidik Bareskrim Polri saat Susno menjabat Kabareskrim. Perusahaan wajib pajak itu diperiksa sejak Maret hingga April 2009. “Jadi bukan seperti pengakuan Pak Ito yang mengatakan dilakukan kemarin. Pak Susno sudah lama menyidik itu,” ujar Johnson. Hal 14 kol 4-7
Misteri Uang z Rp 28 miliar: Milik Gayus, sebagian mengalir ke polisi z Rp 74 miliar: Ito bilang milik Gayus, Susno bilang bukan milik Gayus, tetapi uang yang akan dibagi-bagi
Tidak Marah JAKARTA, BPOST - Secara diam-diam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memanggil seluruh anggota Satgas Antimafia Hukum ke kediaman pribadi, Cikeas, Bogor, Jabar, Sabtu (22/1). Selain Satgas, juga datang Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Selain itu, Menko Kesra Agung Laksono dan Menko Perekonomian Hatta Radjasa. Hal 14 kol 1-3
2301/B01