32
Banjarmasin Post
KAMIS
27 JANUARI 2011/ 22 SAFAR 1432 H NO. 14171 TH XXXIX/ ISSN 0215-2987
RP 3.000
HALAMAN
DEMI KEADILAN, KEBENARAN DAN DEMOKRASI
7 Bulan Pasok Pil Koplo ke Lapas Diduga Libatkan Oknum Sipir BANJARMASIN, BPOST - Pada suatu malam di pekan lalu, BPost menemui Oren (bukan nama sebenarnya). Setelah beberapa kali menolak, akhirnya dia luluh dan bersedia ditemui di suatu tempat di kawasan Banjarmasin Tengah. Menemui Oren, bukan sekadar berkenalan atau berteman. Pria paruh baya itu memiliki informasi tentang peredaran narkoba khususnya obat bebas terbatas alias pil koplo di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Teluk Dalam Banjarmasin. Tak hanya itu, dia pernah menjadi salah seorang pelaku. Selama tujuh bulan, dia leluasa menyusupkan obat bebas terbatas ke tempat yang seharusnya ‘steril’. “Caranya gampang-gampang susah,” ujarnya. Peredaran narkoba terutama pil koplo ke Lapas Teluk Dalam, selama beberapa pekan ini kembali mendapat sorotan. Seringkali media mewartakan polisi menangkap pengunjung (pembesuk) yang berupaya menyusupkan obat-obat terlarang. Tragisnya, tidak sedikit
BANJARMASINPOST/APUNK
PERLU BUKTI - Tidak bisa dibantah, aksi Gayus H Tambunan telah mencemarkan bekas tempatnya bekerja, Ditjen Pajak. Dugaan mafia pajak di institusi itu terus berkumandang. Bak menjawab tudingan, Ditjen Pajak memasang spanduk-spanduk yang berisi tekadnya menjadi institusi yang bersih dari korupsi dan tentunya mafia pajak. Suatu langkah yang bisa diacungi jempol. Tetapi, akan lebih baik jika tekad itu bukan sekadar jargon atau slogan di spanduk. Masyarakat perlu bukti. Berita di halaman 20.
Rekrutmen Siswa SBI Disetop
“
BANJARMASIN, BPOST - Sebagaimana diwartakan BPost, pembangunan gedung dan sarana prasarana sekolah berstandar internasional (SBI) di Kalsel, molor dari target. Dari tenggat awal tahun ini, diperkirakan kelar tahun depan. Oleh karena itu, Gubernur Kalsel Rudy Ariffin menegaskan, pada tahun ini pemprov akan memfokuskan pada penyelesaian gedung dan fasilitas fisik sekolah yang berada di Jalan A Yani kilometer 17, Banjar tersebut. Imbasnya, rekrutmen siswa berprestasi untuk tahun ini dihentikan. “Akan dilakukan pada tahun depan,” kata Rudy di Banjarmasin, Selasa (25/1) malam. Menurut Rudy, jika dipaksakan, siswa yang akan mengikuti proses belajar mengajar di gedung tidak akan mendapatkan fasilitas lengkap. Selain itu, ‘penitipan’ siswa angkatan 2010 di SMA Semesta Semarang
DI Pasar Lima, Banjarmasin, kemarin malam, bergantian orang mendatangi beberapa lapak dari gerobak yang diterangi neon 20 watt. Di lapak yang berjejer itu terhampar beragam jenis obat. Dari ‘kelas’ bebas hingga terlarang. BPost yang sedang menelusuri peredaran obat bebas (tanpa resep dokter) mendekati satu lapak. Menanyakan ada-tidaknya Dextro. Dengan santai,
HERMAN TAUFAN Sekretaris Disdik
(Jateng), SMA Pribadi Bandung (Jabar) dan SMA Kharisma Bangsa Tangerang (Banten), diteruskan. Menanggapi itu, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kalsel, Herman Taufan mengatakan akan memenuhi permintaan tersebut. “Kalau gubernur bilang seperti itu ya kita akan melaksanakannya,” ucapnya.
Hal 18 kol 4-7
08125133xxxx: WP 1, di lapas mana ada peredaran narkobanya? sejauh mana keterlibatan petugas? hukumannya apa? Moga berita ini bisa jadi teguran dan instropeksi bagi petugas lain karena aku juga petugas pengamanan lapas. 08524812xxxx: WP 1, sepertinya ada oknum yang bermain dengan tahanan 08969133xxxx: WP 1, ada narkoba di lapas. Gimana tuh....
SI PALUii
Banyala Sabarataan KADA karasaan bubuhan kakanakan sakulah bananaikan pulang. Karna bininya sibuk baharaguan di rumah, tapaksa Palui nang manulaki maambilakan rapor wan tabungan anaknya nang bangaran si Pulai. Hal 18 kol 1-3
SUBUH 05:06
sang penjual mengatakan ada, tetapi jumlahnya terbatas, hanya sekitar 100 butir. Tiba-tiba datang seorang remaja yang juga hendak membeli Dextro. Melihat itu, penjual tadi menawari BPost dan si remaja berbagi. Tak hanya Dextro yang per 10 butir dijual seharga Rp 1.500, penjual itu menawarkan obat serupa, Lexitap.
Suara Warga
Hal 18 kol 1-3
MASIH ingat serial film kartun Tom and Jerry? Kisah petualangan dua musuh bebuyutan Tom Kucing dan Jerry Tikus itu tampaknya pas disandingkan dengan kantor seNET kaligus tempat tinggal perdana menteri Inggris di Downing Street 10, London. Mengapa? Ternyata, tempat itu sudah lama menjadi ‘rumah’ tikus. Hewan pengerat itu terlihat di tangga pintu hitam paling terkenal di Inggris tersebut dalam dua buah berita di televisi sebagaimana dikutip warta AP dan AFP, Selasa (25/1). Gara-gara itulah, televisi tersebut kebanjiran pesan dari masyarakat baik melalui e-mail, SMS atau Twitter dan Facebook agar pemerintah melakukan sesuatu untuk memberantas tikus. Dulu ada kucing khusus yang ‘digaji’ untuk memberantasnya. Namun, ditiadakan karena tidak ada anggaran khusus. (kps/ap)
Hal 18 kol 4-7
Tiba-tiba Hilang
“Saya belum tahu, anggarannya dialihkan atau dikembalikan ke kas negara”
Downing Street Sarang Tikus
yang tertangkap itu adalah istri dari orang yang mendekam di Lapas. Beralasan cinta, mereka nekat melakukan tanpa berpikir risiko yang dihadapi jika diketahui petugas. “Itu karena mereka tidak tahu caranya,” ucap Oren. Oren pun lantas menceritakan pengalamannya dengan lancar. Dia mengaku minimal tiga kali dalam seminggu memasok obat bebas terbatas, Dextro dan Leksotan. Untuk memperlancar aksinya, dia bekerja sama dengan oknum petugas lapas. Tentunya dengan kompensasi uang. Tak hanya itu, Oren pun berupaya menjadi teman yang akrab bagi sang sipir. “Saya kenalan dulu. Berteman akrab dengan petugas.
ZUHUR 12:35
ASAR 15:59
MAGRIB 18:44
ISYA 19:56
- SBI kada batarimaan murid dulu, Lak-ai + Jangan sampai angkatan partama jadi pahabisan, Nang-ai Anang Gayam
BANJARMASIN POST/DOK
BANJARMASIN POST/DONNY SOPHANDY
BEREDAR - Upacara menjadi salah salah satu aktivitas di Lapas Teluk Dalam Banjarmasin, kemarin. Berdasar penelusuran BPost, di lapas itu obat bebas terbatas semacam Dextro, Code 15, Leksotan dan Lexitap (foto kanan) dan narkoba diedarkan secara diam-diam.
Hasil Polling Warta Pilihan: 1. Dugaan Peredaran Narkoba di Lapas 2. Cukong di Balik Maraknya Pengemis Jumlah pemilih: z Warta 1: 62 orang (facebook-SMS)z Warta 2: 32 orang
Dari Lontong Hingga Sepatu (Contoh Kasus di Lapas Teluk Dalam) 3 September 2010, Suparno (58) menyusupkan 1.100 butir Dextro yang dimasukkan ke lontong. 23 September 2010, DP (17) membawa 1.185 butir Dextro yang disembunyikan di celana dalam. 11 November 2010, Susiana (28) menyelundupkan 1.000 butir Dextro melalui sepatu anaknya yang balita. 15 November 2010, Mailiyani (52) mem bawa dompet berisi 1.000 butir Dextro. 20 Desember 2011, Wati (25) menyelundupkan 2.000 butir Dextro dalam nasi kuning. 23 Desember 2010, Ded (15), membawa 50 butir yang dimasukkan ke wadai (kue) 29 September 2010, napi Aswi (28) menyimpan sabu di bawah alas tidur. 2 September 2010, napi Fad (15) menyimpan sabu di sel
Kita Anna D’soulmate PLHN yg terbaik,,ya no stu aj dch:) Meyhenny Alcebeleste YANG No 1 za dec.... Kt harus perlu tuch berantas yang namanya NARKOBA
Mila Fitria 1, alasanx...biar smua tau gimana caRa peredarannya...pdhl disanakan jelas2 ada aparat...koq bs beredar disana....
Komentar lain di halaman 4
Kata Mereka LUKARDONO Kakanwil Kemenkum HAM Kalsel SAYA sangat menghargai ketika ada petugas Lapas yang berhasil mencegah penyusupan Dextro ke Lapas. Saya langsung kirim surat ucapan terima kasih dan memberi penghargaan. Namun kami perlu masukan dan koreksi jika hal itu masih terjadi di Lapas. Itu perlu buat kami. Yang jelas, terkait permasalahan itu kami akan terus berbenah dengan memperketat penjagaan. Akan kami perintahkan itu.
SUGINO Kalapas Teluk Dalam SAYA akan terus menggalakkan pembinaan dan pengawasan di dalam lapas. Kepada penghuni, saya sering ingatkan agar tidak berbuat yang macammacam. Jangan salahgunakan Dextro apalagi membuat onar.Razia pun rutin kami lakukan, minimal satu minggu sekali. Jika menemukan narapidana yang mabuk-mabukan, langsung diamankan. Selain menyerahkan ke polisi, sanksi bagi warga binaan yang tertangkap basah adalah tidak mengizinkan keluarganya membesuk. Lalu, tidak diusulkan mendapat remisi. Memang selama ini belum ada undang undang untuk menjerat penyalahgunaan Dextro. Tetapi kami tetap berkomitmen untuk memprosesnya karena sudah menjadi semacam tren.
SAEFUDDIN Pengamat Hukum Unlam MESKI tidak bisa dijerat UU Narkoba atau Psikotropika, peredaran Dextro seharusnya bisa dihindari. Apalagi itu terjadi di Lapas. Jika perbuatan itu membuat keresahan, bisa saja dibikin efek jera untuk pengedarnya. Caranya, tegakkan aturan tata tertib atau aturan internal di Lapas. Sanksi bagi napi bisa beragam. Mulai dari sel isolasi hingga tidak dimohonkan remisi. Dengan cara itu, mereka tidak berani lagi mengedarkan atau mengonsumsi Dextro. Hal 18 kol 6-7
Pengawal Ayin Berdatangan JAKARTA, BPOST - Rencananya, Kamis (27/1) ini, terpidana kasus suap, Arthalita Suryani (Ayin) menghirup ‘udara segar ’. Dia bisa meninggalkan tahanan karena mendapat pembebasan bersyarat. Menyambut pembebasan itu, sejak seminggu lalu, para pengawal Ayin yang rata-rata pria muda bertubuh tegap, berdatangan dan melakukan penjagaan di Lapas Tangerang, Banten. Keberadaan kelompok tersebut membuat belasan orang urung menggelar aksi menolak pembebasan bersyarat Ayin, Rabu (26/1). Meski mereka sudah berada di depan Lapas, namun aksi tak kunjung digelar. Bahkan, selang sepuluh menit kemudian, mereka meninggalkan lokasi.“Kalau ada massa yang pro dan kontra begini kita jadi repot. Takutnya rusuh. Sebenarnya kalau mau demo, ya demo aja. Serahkan saja pengamanannya ke polisi dan kita,” kata petugas Lapas, Widi. Saat ditemui, Ayin mengaku puluhan pria tegap itu adalah pendukungnya. Mereka adalah penjaga tanah milik Ayin di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi).
Arthalita Suryani
Putih yang Mulai Pudar Indra Gusliannor gusliandra.blogspot.com
MUNGKIN tidak bisa dibayangkan dalam benak yang kian luntur akan sebuah kejujuran, suatu permasalahan yang bisa diselesaikan dalam tempo sesingkatnya dibikin panjang bak benang kusut yang tak ada helaiannya. Hal 18 kol 1-3
Hal 18 kol 4-7
2701/B01