RPLP Desa Pleret

Page 1

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)

PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) DESA PLERET, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL, DIY TAHUN 2011-2020


Halaman Pengesahan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Desa Pleret Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Pada hari Sabtu, 20 Oktober 2010 bertempat di Balai Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, telah dilaksanakan pembahasan dan penyepakatan hasil Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret, Kecamatan Pleret, antara Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) dan Pemerintah Desa Pleret dengan Tim Teknis PLPBK Kabupaten Bantul. Dokumen ini, yang selanjutnya disebut RPLP, akan menjadi dokumen yang sah dan resmi untuk menjadi acuan pelaksanaan kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas( PLPBK) di Desa Pleret. Segala hal yang berkaitan dengan proses penyusunan RPLP ini menjadi dasar bagi seluruh masyarakat Desa Pleret untuk melaksanakan dan mewujukan pembangunan Desa Pleret menuju lingkungan hunian yang sehat, mandiri, tertib, selaras, sejahtera, produktif, dan berkelanjutan. Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya agar dapat dilaksanakan dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, DIY, 20 Oktober 2010, Pihak-pihak yang membuat kesepakatan,

Kepala Desa Pleret

BKM Maju Makmur

Tim Inti Perencanaan Partisipatif

( Nur Subiyantoro )

( Ahmad Sudarmi, S.Pd )

( H. Ismadi )

Ketua Tim Teknis PLPBK Kabupaten Bantul

( Ari Budi Nugroho, ST )

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

2


KATA PENGANTAR

Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan atas perkenan-Nya, dapat Kami selesaikan Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret, Tahun Anggaran 2011. Dokumen RPLP ini memuat mengenai arahan kebijakan pembangunan yang ada di Kabupaten Bantul dan Kecamatan Pleret, gambaran kondisi Desa Pleret secara keseluruhan, analisa potensi dan permasalahan pengembangan desa, konsep rencana pengembangan desa dan rencana pengembangan permukiman.

Dengan tersusunnya Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret, Tahun Anggaran 2011 yang telah dilakukan pembahasan dan kesepakatankesepakatan, diharapkan akan dapat menjadi landasan untuk perencanaan pembangunan di Desa Pleret 10 tahun ke depan. Demikian pengantar ini disusun. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dokumen ini, Penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Pleret, Oktober 2010 Tim Penyusun Rencana Penataan Lingkungan Permukiman

Tim Inti Perencanaan Partisipatif Desa Pleret

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

3


II.5.

DAFTAR ISI Halaman 1 2 3 4

Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi BAB I

BAB II

PENDAHULUAN I.1. Uraian Kegiatan I.2. Tujuan I.3. Hasil Akhir I.4. Sasaran Lokasi dan Kelompok Kegiatan I.5. Komponen Kegiatan I.6. Tahapan Pelaksanaan Penataan Lingkungan Permukiman GAMBARAN UMUM WILAYAH II.1. Lokasi Desa Pleret II.2. Kondisi Fisik Wilayah A. Penggunaan Lahan B. Kawasan Sekitar Sungai C. Kawasan Permukiman D. Kawasan Pertanian E. Kawasan Perdagangan dan Jasa F. Ruang Terbuka Hijau G. Kawasan Bersejarah H. Ancaman Bencana II.3. Kependudukan A. Distribusi Penduduk B. Kepadatan Penduduk C. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian D. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur E. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan F. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin G. Jumlah Penduduk Miskin II.4. Kondisi Ekonomi A. Pertanian B. Peternakan C. Perikanan D. Industri Rumah Tangga E. Perdagangan dan Jasa

II.6.

6 6 6 6 6 7 9

11 11 11 11 13 13 14 14 14 14 15 15 15 15 16 16 16 17 17 18 18 18 19 19 20

II.7.

II.8.

BAB III

Kondisi Perumahan dan Bangunan A. Kondisi Bangunan Rumah B. Air Bersih dan Sanitasi C. Pengelolaan Sampah Sarana dan Prasarana A. Jalan dan Jembatan B. Drainase C. Irigasi D. Listrik E. Telekomunikasi F. Transportasi Pelayanan Publik A. Pendidikan B. Kesehatan C. Keamanan Kelembagaan A. Lembaga Pemerintah B. Kelompok Masyarakat C. Lembaga Adat

23 23 23 23 24 24 24 27 27 28 28 28 28 30 30 33 33 33 33

ANALISIS III.1. Analisis Kebijakan Perencanaan A. Kebijakan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Bantul B. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Pleret C. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Pleret Tahun 2007-2012 III.2. Analisis Potensi dan Masalah A. Tata Ruang B. Perumahan dan Bangunan C. Sarana dan Prasarana D. Ekonomi E. Pelayanan Publik F. Kelembagaan III.3. Analisis Proyeksi Jumlah Penduduk III.4. Analisis Kebutuhan Fasilitas Pelayanan Lingkungan III.5. Analisis Pemilihan Arahan Pengembangan Desa Pleret A. Pertanian B. Peternakan C. Perikanan D. Industri Rumah Tangga E. Perdagangan dan Jasa

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

34 34 34 34 36 37 37 37 38 39 41 41 42 42 43 43 44 45 45 46

4


BAB IV

KONSEP PENGEMBANGAN IV.1. Visi IV.2. Misi IV.3. Strategi IV.4. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman A. Rencana Struktur dan Pola Ruang 1. Rencana Struktur Ruang 2. Rencana Pola Ruang a. Kawasan Lindung b. Kawasan Budidaya B. Rencana Pengembangan Permukiman 1. Rencana Arahan Pengembangan Permukiman 2. Rencana Vegetasi 3. Rencana Penyediaan Air Bersih 4. Rencana Sanitasi 5. Rencana Persampahan C. Rencana Pengembangan Ekonomi 1. Rencana Pertanian 2. Rencana Peternakan 3. Rencana Industri Rumah Tangga 4. Rencana Perdagangan dan Jasa 5. Rencana Perikanan D. Rencana Pengembangan Sarana Prasarana 1. Rencana Pengembangan Jalan dan Jembatan 2. Rencana Pengembangan Drainase 3. Rencana Pengembangan Irigasi E. Rencana Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 1. RTH yang Dijaga Kelestarian dan Keberadaannya 2. Prioritas Pengembangan RTH F. Rencana Mitigasi 1. Rencana Mitigasi Gempa 2. Rencana Mitigasi Banjir/Erosi 3. Rencana Endemi Penyakit G. Rencana Pengembangan Kelembagaan H. Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas

47 47 47 47 48 48 48 49 49 49 50 50 51 51 52 53 55 55 55 56 56 57 57 57

BAB V

BAB VI

INDIKASI PROGRAM V.1. Rencana Pentahapan V.2. Rencana Tindak Partisipatif A. Bentuk dan Sistem Pengelolaan Pelaksanaan Pembangunan B. Kesepakatan tentang Monitoring Evaluasi Partisipatif C. Proses Pelaksanaan Pembangunan V.3. Rencana Investasi Pembangunan

65 65 73 73

PENUTUP VI.1. Kesepakatan Stakeholders A. Masyarakat Desa Pleret B. Pemerintah Desa Pleret C. Pemerintah Kabupaten Bantul VI.2. Pengesahan Rencana Penataan Permukiman (RPLP) Desa Pleret

82 82 82 82 82 83

74 75 76

Lingkungan

58 58 59 59 59 60 60 62 62 63 63

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

5


BAB I PENDAHULUAN I. 1.

Uraian Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) atau disebut juga Noto Deso Pleret adalah sebuah proses membangun dan mengembangkan tatanan sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan dengan dilandasi oleh visi yang dibangun secara bersama-sama oleh masyarakat Desa Pleret.

I. 2.

Tujuan Tujuan umum Terwujudnya tatanan kehidupan yang harmonis dengan dilandasi budaya maju masyarakatnya guna membangun lingkungan permukiman yang sehat, tertib, selaras, berjatidiri dan lestari. Tujuan khusus a. Memampukan masyarakat dalam merencanakan dan mengelola lingkungan permukimannya sebagai upaya untuk perkuatan proses demokrasi, akuntabilitas serta tanggung jawab sosial.

I. 3.

b.

Mengembangkan kemitraan antara masyarakat dengan pemerintah yang dibangun dengan kerjasama dan pengakuan atas ide-ide dan keterampilan kreatif yang dimiliki oleh masyarakat.

c.

Mengintegrasikan proses dan hasil perencanaan penataan lingkungan permukiman yang disusun oleh masyarakat ke dalam sistem perencanaan pembangunan di tingkat daerah.

d.

Mendorong tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di tingkat kelurahan/desa.

Hasil Akhir a.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret yang di dalamnya mencakup Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) yang disusun secara partisipatif oleh masyarakat bersama pemerintah dan kelompok peduli serta dipahami sebagai bagian dari dokumen perencanaan pembangunan kelurahan/desa.

I. 4.

c.

Aturan tertulis tentang pembangunan/pengelolaan permukiman yang disepakati masyarakat bersama pemerintah sebagai komitmen bersama sebagai sarana mewujudkan perubahan sikap dan perilaku masyarakat.

d.

Kelembagaan pembangunan atau unit pengelola pembangunan SEL (sosial, ekonomi dan lingkungan) yang andal dan mampu berperan sebagai pusat pelayanan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya.

e.

Terwujudnya atau terlaksananya pembangunan fisik kawasan prioritas yang dilakukan oleh masyarakat dengan bimbingan pemerintah dan dukungan berbagai pihak dengan berbagai sumber daya.

Sasaran Lokasi dan Kelompok Kegiatan Sasaran Lokasi Kegiatan Desa Pleret merupakan salah satu desa yang berhak melaksanakan PLPBK di wilayahnya, karena telah melaksanakan kegiatan PAKET atau kegiatan kemitraan setara PAKET. Selain itu Desa Pleret memiliki BKM yang memenuhi kualifikasi BKM berdaya menuju mandiri atau BKM mandiri. Sasaran Kelompok Kegiatan a. Masyarakat/BKM/LKM Masyarakat Desa Pleret utamanya kelompok miskin dengan BKM/LKM yang memenuhi kriteria berdaya menuju mandiri atau mandiri. b. Pemerintah Daerah Perangkat pemerintahan tingkat kota/kabupaten, kecamatan hingga kelurahan/desa, khususnya yang terkait dengan perencanaan pembangunan dan tata ruang, pengembangan potensi, pengembangan dan pembangunan permukiman, penataan bangunan-lingkungan, pengembangan ekonomi masyarakat, pertanahan, serta mitigasi bencana. c. Pihak Terkait Lainnya Pihak pemangku kepentingan atau kelompok peduli di luar masyarakat Desa Pleret dan perangkat pemerintahan seperti sektor swasta, perbankan, LSM, perguruan tinggi, asosiasi profesi dan usaha sejenis, dll yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan pengembangan potensi kawasan.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

6


I. 5.

Komponen Kegiatan Komponen untuk Masyarakat Desa Pleret a. Fasilitasi Pendampingan Yaitu serangkaian kegiatan edukasi dan pelatihan, membangun komitmen bersama, melakukan survei swadaya, merumuskan kebutuhan nyata dari hasil pendataan swadaya, menyusun rencana tindak penataan lingkungan permukiman, sampai dengan pendampingan dan pengawasan pelaksanaan konstruksi melalui penugasan tim fasilitator. b. Fasilitasi Pendanaan Fasilitas dana ini bukanlah penyediaan dana untuk membiayai seluruh rencana pembangunan yang telah dibuat, melainkan merupakan dana stimulan untuk belajar praktek melaksanakan pembangunan lingkungan permukiman. Sehingga masih diperlukan upaya lanjut untuk menggalang dana swadaya dari masyarakat, pemda dan kelompok peduli, serta sumberdaya dari berbagai pihak lainnya. Dana untuk PLPBK disebut Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), yang hanya boleh digunakan untuk membiayai kegiatan yang langsung terkait dengan penataan kembali lingkungan permukiman. Jumlah alokasi dana BLM diinformasikan secara terbuka, sehingga dapat diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat secara transparan. Bila dalam waktu yang telah ditentukan BKM/LKM dinilai tidak dapat menunjukan kemampuan dan kesungguhan melaksanakan ketentuan/aturan yang ditetapkan, maka alokasi dana yang ada, sebagian atau seluruhnya, dapat ditangguhkan atau dibatalkan. Demikian halnya apabila BKM/LKM tidak mampu mencairkan seluruh alokasi dana BLM hingga masa pelaksanaan proyek berakhir, maka sisa alokasi dana BLM harus dikembalikan ke kas negara.

Tabel Alokasi dan Ketentuan Pencairan BLM Tahapan Pencairan BLM-1 Rp.200.000.000

BLM-2 Rp.500.000.000

BLM-3 Rp.300.000.000

Alokasi Peruntukan

Syarat Pencairan

1. Biaya Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan Partisipatif (25 juta), 2. Dukungan proses perencanaan dan pemasaran (175 juta). 1. Biaya Tenaga Ahli Pendamping Pemasaran (25 juta), 2. Pelaksanaan Pembangunan Fisik 1 & 2 (400 juta), 3. Dukungan proses perencanaan dan pemasaran (75 juta).

1. Setelah SPPB ditandatangani dan diverifikasi oleh Korkot Advance/ Askot Mandiri Adv. 2. Rencana Kerja Kegiatan (termasuk RAB dan Jadwal) Perencanaan disepakati dan diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Adv. 1. RPLP selesai dan disepakati warga & Pemerintah kota/kabupaten, 2. Rencana kerja tindak lanjut (termasuk RAB dan Jadwal) untuk pemasaran hasil perencanaan partisipatif telah disepakati dan diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advance, 3. Bila terjadi sisa alokasi pemanfaatan kegiatan dukungan proses perencanaan dan pemasaran maka dapat dialihkan sebagai penambahan pelaksanaan pembangunan fisik yang dikuatkan dengan Berita Acara yang diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advance. 1. Laporan kemajuan pekerjaan dan rencana kerja pelaksanaan kegiatan fisik selanjutnya yang akan dilakukan (disertai DTPL) dan diverifikasi Korkot 2. Advance/Askot Mandiri Advance. 3. Penggunaan dana untuk pelaksanaan kegiatan fisik 2 (kedua) sudah 100%, dipertanggung jawabkan (laporan keuangan terkini) dan diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advance. 4. Laporan keseluruhan pelaksanaan pekerjaan disertai dengan laporan pertanggungjawaban keuangan (dengan kinerja keuangan memadai), diverifikasi Korkot Advance/Askot Mandiri Advance.

Pelaksanaan Pembangunan Fisik 3 (300 juta)

Sumber: Dokumen Pedoman Pelaksanaan PLP-BK, 2010.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

7


Komponen Dukungan Teknis untuk Pemerintah Kabupaten dan Pemangku Kepentingan Lain a. Dukungan Teknis kepada Pemerintah Kota/Kabupaten 1. Lokakarya dan sosialisasi para pelaku tingkat kota/kabupaten. 2. Pengelolaan kegiatan fasilitasi untuk perencanaan, pemasaran sosial dan pengelolaan kegiatan fisik. 3. Supervisi dan pendampingan proses penyusunan RPLP dan RTPLP di tingkat masyarakat. 4. Monitoring dan evaluasi kegiatan proyek melalui SIM dan uji petik. 5. Memfasilitasi pemahaman tim teknis pemda tentang SIM PLPBK. 6. Pelaksanaan FGD tentang perkara kritis lingkungan di tingkat kota/kabupaten melalui KBP. 7. Pertemuan/musyawarah KBP secara intensif, khususnya terkait agenda pengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas. 8. Penguatan dan pengokohan KBP sebagai pendorong good governance, mengkaji perkara kritis penataan lingkungan permukiman di tingkat kabupaten, serta perencanaan oleh masyarakat. 9. Memfasilitasi pemerintah kota/kabupaten dalam mengintegrasikan RPLP dan RTPLP dalam dokumen perencanaan tingkat kota/kabupaten. 10. Pelatihan dan bimbingan yang berkaitan dengan PLPBK termasuk penyediaan bahan dan media belajar. 11. Studi lapangan untuk belajar bersama masyarakat. 12. Pengembangan kelembagaan. b. Dukungan Teknis kepada Pemangku Kepentingan Lainnya 1. Mendukung kegiatan perencanaan, pemasaran sosial dan pengelolaan kegiatan fisik dalam PLPBK di kelurahan/desa terpilih. 2. Pelaksanaan FGD tentang perkara kritis lingkungan di tingkat kota/kabupaten melalui KBP. 3. Pertemuan/musyawarah KBP secara intensif, khususnya terkait dengan agenda penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas 4. Penguatan dan pengokohan KBP sebagai pendorong good governance, mengkaji perkara kritis penataan lingkungan permukiman di tingkat kota/kabupaten, serta perencanaan oleh masyarakat. 5. Pelatihan dan bimbingan yang berkaitan dengan PLPBK termasuk penyediaan bahan dan media belajar. 6. Studi lapangan untuk belajar bersama masyarakat. 7. Pengembangan kelembagaan.

Komponen Dukungan Teknis yang Diperlukan Kota/Kabupaten dan Pemangku Kepentingan Lainnya

dari

Pemerintah

a. Dukungan Teknis yang Diharapkan dari Pemerintah Provinsi/Kota/Kabupaten 1. Membentuk Tim Teknis di tingkat pemda yang bertugas memberi bimbingan teknik, fasilitasi kegiatan perencanaan dan pemasaran, serta supervisi pelaksanaan pembangunan fisik dalam rangka integrasi perencanaan PLPBK di tingkat masyarakat dengan perencanaan pembangunan di tingkat kota/kabupaten. 2. Pada Tahap Perencanaan memberi masukan bagi penetapan kebijakan, kegiatan dan anggaran untuk mendukung realisasi harmonisasi dan integrasi RPLP, RTPLP dan aturan-aturan lain yang menjadi kesepakatan Aturan Bersama (AB) berbasis komunitas. 3. Mendorong dan memastikan bahwa mitigasi bencana menjadi bagian dari produk perencanaan PLPBK yang sejalan dengan perencanaan mitigasi bencana di tingkat kota/kabupaten serta memfasilitasi agar tersosialisasi dan terlaksana dengan baik di masyarakat. 4. Memberi dukungan dan kepastian hukum terhadap hasil perencanaan, sehingga RPLP dan RTPLP dapat digunakan sebagai masukan penting dalam perencanaan detil tata ruang tingkat kota/kabupaten, terutama dalam rencana tata bangunan dan lingkungan. 5. Pada Tahap Pemasaran Produk Perencanaan memberi dukungan informasi dan penguatan pengembangan ekonomi lokal dan mendorong sinergi dengan pengembangan ekonomi tingkat kabupaten/kota. 6. Sinergi program kegiatan dalam RPLP dan RTPLP dengan berbagai kegiatan SKPD terkait (bersifat lintas-sektor). 7. Pada Tahap Pelaksanaan Fisik memfasilitasi aspek-aspek teknis yang terkait dengan peraturan dan standard teknis yang berlaku di tingkat kota/kabupaten. 8. Mendorong TKPKD sebagai lembaga koordinasi penanggulangan kemiskinan untuk dapat berperan aktif dalam memberi masukan dan memfasilitasi proses pelaksanaan PLPBK agar hasilnya dapat bersinergi dengan kebijakan penanggulangan kemiskinan tingkat kota/kabupaten. 9. Memberikan fasilitas diantaranya BOP Tim Teknis yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PLPBK.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

8


b. Dukungan Teknis yang Diharapkan dari Pelaku Lokal 1. Memfasilitasi pemangku kepentingan lainnya untuk dapat memberikan berbagai dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan PLPBK. 2. Pada Tahap Perencanaan memberi masukan bagi penetapan kebijakan, program, dan anggaran untuk mendukung integrasi RPLP, RTPLP dan aturan-aturan yang menjadi kesepakatan Aturan Bersama (AB) berbasis komunitas. 3. Pada Tahap Pemasaran Produk Perencanaan memberikan dukungan informasi dan penguatan terhadap pengembangan ekonomi lokal, serta mendorong sinergi pengembangan ekonomi kota/kabupaten. 4. Sinergi RPLP dan RTPLP dengan berbagai program atau kegiatan pelaku lokal terkait. 5. Pada Tahap Pelaksanaan Fisik memfasilitasi masyarakat dalam melaksanakan kontrol kualitas teknis yang sesuai dengan peraturan dan standar teknis yang berlaku di tingkat kota/kabupaten. Gambar Skenario Pelaksanaan Kegiatan

PERIODE I

1. Pendampingan/penguatan kapasitas warga untuk menyepakati aturan bangunan dan hal lain dalam PLPBK. 2. BLM untuk proses perencanaan (RPLP, RTPLP, AB) oleh warga. 3. Harmonisasi dan integrasi rencana (RPLP, RTPLP, AB) oleh Pemda dan masyarakat. 4. Pengembangan kapasitas Pemda oleh pemerintah pusat. 5. Dokumen program yang disepakati pemerintah dan masyarakat. 6. Monitoring dan supervisi oleh pemerintah.

PERIODE II

1. Pelaksanaan kegiatan fisik. 2. Fasilitas (promosi, channelling, kemitraan) oleh konsultan dan pemerintah kota/kabupaten. 3. Dukungan program oleh pemerintah dan pihak lain. 4. Monitoring dan supervisi oleh pemerintah.

PERIODE III 1. Manajemen pembangunan berkelanjutan secara mandiri oleh komunitas. 2. Fasilitasi dan pembinaan sepenuhnya oleh pemerintah kota/kabupaten. 3. Monitoring dan supervisi oleh pemerintah kota/kabupaten.

I. 6.

Tahapan Pelaksanaan Penataan Lingkungan Permukiman a. Tahap Persiapan Inti kegiatan dalam tahap ini dilakukan setelah adanya penetapan lokasi sasaran. Pada tahap persiapan, sosialisasi kegiatan dilakukan melalui berbagai media dengan penekanan pada lokakarya orientasi kegiatan secara berjenjang di daerah. Hal ini didukung dengan keterlibatan SKPD melalui pembentukan Tim Teknis Pemda Tingkat Kota/Kabupaten serta keterlibatan dalam Tim Inti PLPBK di tahap perencanaan, pemasaran dan pelaksanaan pembangunan. Tim Teknis Pemda adalah tim kerja yang dibentuk oleh pemerintah daerah setempat, beranggotakan unsur-unsur dinas yang terkait dengan perencanaan pembangunan dan pengembangan ekonomi, lingkungan permukiman dan pemberdayaan masyarakat. Tim Teknis berfungsi sebagai fasilitator, dinamisator, serta nara sumber, yang mempertemukan antara pihak masyarakat (didukung oleh Tim Inti PLPBK) dengan pemerintah daerah. Hal-hal yang perlu di fasilitasi dan dimediasi oleh Tim Teknis adalah hal-hal yang terkait kebijakan pemerintah daerah (RTRW kota/kabupaten, kebijakan investasi daerah dll), teknis penyusunan rencana masyarakat, serta kedudukan hasil-hasil kesepakatan masyarakat terhadap peraturanperaturan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. Tim Inti PLPBK dibentuk oleh masyarakat yang sekurang-kurangnya memenuhi unsur kelurahan/pemerintah desa, BKM/LKM, pemangku kepentingan dan atau kelompok peduli tingkatkelurahan/desa, serta perwakilan dari SKPD, yang berfungsi menjembatani kepentingan masyarakat kelurahan/desa dengan pemerintah daerah dan institusi swasta yang berkompeten (minimal masing- masing unsur diwakili oleh satu orang yang tetap selama pelaksanaan PLPBK). Tim Inti PLPBK ini terdiri atas Tim Inti Perencanaan Partisi patif (TIPP), Tim Inti Pemasaran (TIP), dan Tim Pelaksanaan Pembangunan (TPP). Tim Inti tersebut akan dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat. Setiap Tim Inti akan didukung oleh pokja-pokja yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap kegiatan.

b.

Tahap Perencanaan Partisipatif Inti kegiatan pada tahap ini adalah membangun kolaborasi perencanaan, antar berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha/swasta) untuk dapat saling terbuka berbagi informasi, melakukan dialog, konsultasi, dan bersepakat terhadap arahan pengembangan lingkungan permukiman, serta aturan dan atau pokok-pokok perencanaan pembangunan.

Sumber: Dokumen Pedoman Pelaksanaan PLP-BK, 2010.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

9


Hasil perencanaan partisipatif tidak hanya mencakup penataan fisik lingkungan semata, namun harus menggerakkan potensi ekonomi lokal yang didukung pelayanan sosial yang baik, serta pembangunan institusi yang mendukung penataan lingkungan permukiman, dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Tahap kegiatan ini adalah : 1. Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat. 2. Persiapan Proses Perencanaan Partisipatif. 3. Penyusunan RPLP Desa Pleret dengan masa 10 tahun, termasuk penyusunan aturan bangunan dan lingkungan setempat, dan aturanaturan lain yang menjadi Aturan Bersama. 4. Penyusunan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) dengan masa berlaku perencanaan 5 tahun. c.

Tahap Pemasaran Hasil Perencanaan Partisipatif Inti kegiatan pada tahap ini adalah melakukan proses pemasaran hasil perencanaan kawasan yang akan ditata kembali (RPLP) dan telah tersedia RTPLP kepada berbagai pihak seperti antara lain dinas/instansi pemerintah (sumber dana APBN/APBD) maupun lembaga/instansi non-pemerintah seperti lembaga bisnis, sosial baik ditingkat nasional maupun multi nasional, sehingga terjadi kerjasama yang saling menguntungkan atau kontribusi sepihak seperti chanelling dari dinas/sektor lain.

Pada tahap pelaksanaan pembangunan perlu dibentuk Tim Pelaksana Pembangunan (TPP). Pengelolaan kegiatan pembangunan akan dilakukan oleh TPP bersama dengan TP, termasuk BKM dan jajarannya serta perangkat kelurahan/desa yang difasilitasi dan didampingi oleh Tim Konsultan (Tim Korkot Advance) dan Tim Teknis Pemerintah Kota/Kabupaten. Pelaksanaan pembangunan fisik hasil rencana tindak penataan lingkungan permukiman tidak hanya sebagai bentuk peningkatan kualitas permukiman serta penggalian potensi yang dimiliki kelurahan/desa namun tujuan utama adalah untuk mewujudkan perubahan sikap dan perilaku masyarakat . Untuk mewujudkan hal itu, tahap pelaksanaan kegiatan fisik di kelurahan/desa akan dilakukan dalam dua tahapan (Pembangunan Fisik tahap 2 dan tahap 3) sesuai dengan ketersediaan BLM yaitu sebagian dari BLM-2 dan BLM-3. Kedua tahapan ini dapat menyelesaikan kegiatankegiatan yang serupa dalam waktu pelaksanaan yang berurutan. Tahapan ini dilakukan untuk menumbuh kembangkan kemampuan serta proses bekerja dan belajar masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman, khususnya dalam pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan konstruksi. Iharapkan hasil dari pembangunan ini akan mewujudkan lingkungan yang aman, tertib, sehat, selaras dan lestari yang menjunjung nilai-nilai budaya lokal.

Untuk membantu masyarakat melakukan hal tersebut, masyarakat berhak merekrut tenaga ahli pemasaran yang bertugas membantu masyarakat yang dalam hal ini direpresentasikan oleh Tim Pemasaran (TP) untuk mempersiapkan, menyusun strategi, dan menginisiasi langkah awal pelaksanaan pemasaran kawasan tersebut. d.

Tahap Pelaksanaan Pembangunan Paralel dengan proses pemasaran, dilakukan pula tahapan kegiatan Pelaksanaan Pembangunan Fisik tahap 1. Tahapan ini merupakan bagian dari pembangunan di lokasi RTPLP. Kegiatan ini merupakan hasil nyata gagasan perubahan sosial sebagai ‘mock up’ yang diharapkan mampu membangun kepercayaan di masyarakat untuk mewujudkan perubahan sikap dan perilaku seutuhnya.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

10


Secara administratif, Desa Pleret terdiri dari 11 pedukuhan, yaitu: 1. Pedukuhan Gunungan 2. Pedukuhan Trayeman 3. Pedukuhan Bedukan 4. Pedukuhan Kauman 5. Pedukuhan Gunungkelir 6. Pedukuhan Kanggotan 7. Pedukuhan Kerto 8. Pedukuhan Keputren 9. Pedukuhan Kedaton 10. Pedukuhan Karet 11. Pedukuhan Pungkuran

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH Data-data tentang gambaran umum wilayah Desa Pleret ini merupakan hasil dari pemetaan swadaya pada basis pedukuhan yang telah disepakati di tingkat desa. II. 1.

Lokasi Desa Pleret Desa Pleret terletak di Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kurang lebih berjarak 12 km pada arah tenggara dari pusat kota Kabupaten Bantul. Desa Pleret merupakan Ibukota Kecamatan Pleret yang secara administratif dibatasi oleh: Sebelah utara Sebelah timur Sebelah selatan Sebelah barat

: Desa Jambidan dan Desa Wirokerten : Desa Bawuran dan Desa Segoroyoso : Desa Segoroyoso : Desa Wonokromo

II. 2.

Wilayah Desa Pleret dibatasi 2 sungai yaitu sungai Opak dan sungai Gajahwong, sungai-sungai yang cukup besar di wilayah Kabupaten Bantul, dan mengalir sepanjang tahun. Debit air sungai sangat dipengaruhi oleh besarnya curah hujan dan recharge dari tanah. Saat musim penghujan debit aliran relatif besar, sedangkan saat kemarau akan terjadi penurunan debit karena aliran hanya berasal dari air tanah atau mata air di bagian hulu. Wilayah Desa Pleret merupakan daerah datar dengan ketinggian 50-100 meter di atas permukaan laut. Kondisi ini potensial untuk iklim stabil dalam aspek pertanian, dengan mengacu dua musim, kemarau dan penghujan. Berdasarkan Peta Geologi Yogyakarta tahun 2004, wilayah desa Pleret termasuk dalam formasi endapan vulkanik Gunungapi Merapi muda yang terbentuk pada jaman kuarter. Material penyusunnya yang dominan adalah pasir dan debu vulkanik. Di samping itu terdapat pula sisipan tuff, abu, breksi, aglomerat dan lelehan lava yang tidak terpisahkan.

Gambar Lokasi Desa Pleret

1

2

3 4 6

7

5

8 9 10 11

Kondisi Fisik Wilayah

A. Penggunaan Lahan Wilayah Desa Pleret memilki luas 423,15 Ha yang terdiri dari tanah pertanian 50,08%; tanah pekarangan dan pemukiman 43,04%; jalan 2,08%; lapangan 0,59%; dan lain-lain 4,21%. Dari luas penggunaan tanah pekarangan dan pemukiman tersebut, distribusi pemanfaatannya adalah untuk tempat tinggal 80,5%; industri 0,9%; perdagangan dan jasa 2,1%; perkantoran 2,3%; pasar 1,5%; dan sekolahan 12,7%.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

11


Gunungan

Trayeman

Bedukan

Kauman Gunungkelir

Kanggotan

Keputren Kerto

Kedaton Permukiman Pertanian Hutan Tegalan

Karet

Pungkuran

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

12


Gambar Distribusi Penggunaan Lahan Desa Pleret (dalam Ha)

Pertania n; 211,92

Gambar Kondisi Lingkungan Sekitar Sungai di Desa Pleret

Permuki man; 182,12

Tempat tinggal

Lain-lain; 17,81

Industri

Jalan; 8,8 Lapanga n; 2,5

146,61

23,13

Perdagangan & jasa Perkantoran Pasar

2,7 4,21

Sekolah

Gunungan

Bedukan

Trayeman Kauman Gunungkelir

Kanggotan Kerto

Keputren Kedaton

1,65

3,82 Karet

Sumber : RPP Desa Pleret, JRF, 2009.

B.

Pungkuran

Kawasan Sekitar Sungai Desa Pleret diapit oleh 2 sungai, Gajahwong di bagian barat dan sungai Opak di bagian timur. Kedua sungai ini bertemu di bagian selatan Desa Pleret. Dari 11 dusun yang ada di Desa Pleret, 5 di antaranya bersinggungan langsung dengan aliran sungai ini, yaitu Dusun Gunung Kelir, Dusun Pungkuran, Dusun Karet, Dusun Bedukan, dan Dusun Kanggotan. Sungai yang membatasi Desa Pleret digunakan warga untuk berbagai macam kegiatan, yaitu MCK (mencuci, buang air, dll), penambangan pasir, memandikan ternak, memancing, dan pengairan berkala. Pemanfaatan sungai, terutama MCK dan penambangan, membuat kawasan sungai rentan mengalami penurunan kualitas. Demikian pula dengan bantaran sungai, yang meskipun masih banyak ditumbuhi pepohonan, kondisinya terancama oleh kerusakan. Kondisi bantaran sungai di Desa Pleret secara umum masih banyak ditumbuhi pohon, banyak sampah, dan mulai terkikis akibat erosi.

Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.

C. Kawasan Permukiman Karakter permukiman di Desa Pleret pada umumnya cukup padat dengan akses jalan yang sempit dan belum memiliki pola yang jelas, terutama pada kawasan yang berada di tengah blok permukiman. Pemanfaatan pekarangan rumah warga pada umumnya adalah ditanami pepohonan produktif dan buah. Selain itu, di sebagian besar kawasan, pekarangan dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan kolam ikan secara individu.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

13


D. Kawasan Pertanian Luas lahan pertanian di Desa Pleret adalah 211,92 Ha atau sekitar 50,08% dari total luas wilayah Desa Pleret. Karakter tanahnya kering dan sebagian berpasir. Lahan pertanian yang mendapat irigasi semi teknis sekitar 80% dan sisanya adalah tanah pertanian tadah hujan. Sebaran kawasan pertaniannya ada di Pedukuhan Gunungkelir, Gunungan, Bedukan, Keputren, Kedaton, Karet, Pungkuran, dan Trayeman. Desa Pleret termasuk daerah hilir, untuk memenuhi kebutuhan airnya masih mengandalkan sumber air yang berasal dari dam Karangploso (Sungai Opak) yang berada di wilayah Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, dengan jarak sekitar 14 km. Di daerah hulu banyak pengrajin batu bata di sekitar jaringan irigasi yang mengakibatkan jaringan irigasi rusak. Ditambah lagi dengan banyaknya kolam perikanan di sepanjang jaringan yang mengakibatkan semakin berkurangnya pasokan air untuk daerah hilir. Kondisi ini mengakibatkan kurangnya pasokan air ke Desa Pleret, terutama di musim kemarau. Sebaliknya di musim penghujan Desa Pleret mendapat limpahan air yang berlebih dari daerah hulu, sehingga sering mengakibatkan banjir di lahan pertanian maupun permukiman penduduk.

G. Kawasan Bersejarah Desa Pleret memiliki banyak peninggalan situs bersejarah yang menurut para ahli merupakan peninggalan Kraton Kerto pada masa pemerintahan Sultan Agung dan Kraton Pleret pada masa pemerintahan Susuhunan Amangkurat I. Peninggalan bersejarah ini ada yang berbentuk sisa bangunan, bangunan utuh, maupun artefak-artefak. Peninggalan ini tersebar di Pedukuhan Gunungan, Gunungkelir, Kauman, Kanggotan, Kedaton, dan Kerto. Gambar Sebaran Kawasan Bersejarah di Desa Pleret

Gunungan

Bedukan

E.

Trayeman Kauman

Kawasan Perdagangan dan Jasa

Gunungkelir

Kanggotan

Desa Pleret merupakan ibukota Kecamatan Pleret, maka dari itu banyak kegiatan jasa-jasa dan perdagangan yang ada di wilayahnya. Dominasi kegiatan perdagangan dan jasa nampak pada fungsi pasar, pertokoan, warung, pelayanan jasa-jasa, dan beberapa mini market. Sebaran aktivitas ini antara lain pada sekitar Kantor Kecamatan Pleret, pada ruas-ruas jalan utama di Pedukuhan Kauman, Trayeman, Kerto, dan Kanggotan. Aktivitasnya sangat beragam, mulai dari penyediaan kebutuhan pokok, distribusi hasil-hasil produksi Desa Pleret, serta pemenuhan pelayanan jasa-jasa.

Kerto

Keputren Kedaton

Karet Pungkuran

Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.

F.

Ruang Terbuka Hijau

Fungsi RTH di Desa Pleret tidak hanya sebagai kawasan resapan, namun juga sebagai kebutuhan utama lokasi evakuasi saat terjadi bencana. RTH yang ada di Desa Pleret kebanyakan adalah lapangan olahraga yang tersebar di beberapa lokasi. Atara lain lapangan besar di Pedukuhan Kauman dan Kerto, serta lapangan-lapangan kecil di pedukuhan lainnya.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

14


H. Ancaman Bencana Bencana yang mengancam Desa Pleret secara keseluruhan adalah gempa bumi. Tingkat kerawanan gempa termasuk kategori tinggi karena Desa Pleret berada pada patahan sesar Opak (pada sungai Opak). Desa Pleret termasuk desa yang mengalami kerusakan parah akibat bencana gempa bumi yang terjadi tahun 2006. Selain gempa, kejadian bencana di Desa Pleret adalah akibat angin dan banjir yang hampir terjadi setiap tahun. Bencana yang juga berpotensi mengancam Desa Pleret adalah epidemi penyakit. Potensi bencana ini terakait dengan kondisi kesehatan lingkungan di Desa Plerert yang masih belum tertata. Desa Pleret telah memiliki pengaturan mengenai penanggulangann bencana yang terangkum dalam dokumen Rencana Penataan Permukiman pada tahun 2009.

Gunungan

Kependudukan A. Distribusi Penduduk Jumlah Penduduk Desa Pleret seluruhnya 12.150 jiwa yang tersebar di 11 Pedukuhan dengan jumlah KK 3.577. Tabel Distribusi Penduduk Desa Pleret Pedukuhan Gunungan Trayeman Kauman Gunung Kelir Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan Bedukan Keputren Jumlah

Luas wilayah (Ha) 29,5 50,9 31,0 70,5 36,7 55,1 38,9 36,7 21,9 26,9 27,0 423,1

Jumlah KK 181 294 341 315 372 304 411 520 460 203 176 3.577

Jumlah (jiwa) 590 822 1.021 945 1.416 990 1.327 2.080 1.609 691 659 12.150

Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009. 2500

Trayeman

2000

Bedukan

1500

Kauman Gunungkelir

Kanggotan Kerto

II. 3.

1000 500

Keputren

0 Kedaton

Karet Pungkuran

Daerah Rawan Banjir Patahan/Sesar Opak

B. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk bruto Desa Pleret adalah 2.871 jiwa per km2. Kepadatan penduduk bruto adalah perbandingan jumlah penduduk keseluruhan dengan jumlah luas wilayah keseluruhan.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

15


Mata pencaharian penduduk Desa Pleret banyak tergantung pada sektor pertanian. Sementara lainnya bekerja pada sektor industri kecil dan perdagangan. Penduduk Desa Pleret paling banyak bekerja sebagai buruh tani dan buruh bangunan. Hal ini mengindikasikan bahwa mereka tidak memiliki lahan pertanian sendiri. Jumlah petani pemilik lahan adalah 12,4% yang juga beraktivitas di bidang peternakan dan perikanan.

Tabel Kepadatan Penduduk Desa Pleret per Dusun

Pedukuhan

<2.000 jiwa/km2

Gunungan Trayeman Kauman Gunung Kelir Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan Bedukan Keputren

1.612 1.340 1.798 -

2.000-3.500 jiwa/km2 2.000 3.298 -

>3.500 jiwa/km2 3.857 5.672 7.334 -

3.414 2.560 2.441

D. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Jumlah penduduk berdasarkan struktur umur dapat digunakan untuk mengetahui kelompok usia produktif tenaga kerja di Desa Pleret. Tabel Jumlah Penduduk Desa Pleret Berdasarkan Kelompok Umur Pedukuhan Gunungan Trayeman Kauman Gunung Kelir Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan Bedukan Keputren Jumlah %

Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.

Kepadatan bruto tertinggi berturut-turut terdapat di pedukuhan Kanggotan, Kerto, kemudian Kedaton. Sedangkan yang paling rendah kepadatannya adalah pedukuhan Gunungkelir. Secara umum tingginya angka kepadatan bruto dipengaruhi oleh guna lahan dan ketersediaan sarana-prasarana (lahan pertanian, sekolah, perdagangan, dsb). C.

Jumlah Penduduk Menurut Pencaharian Tabel Penduduk Berdasar Mata Pencarian

Dukuh

Petani

Gunungan Trayeman Kauman Gunungkelir Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan Bedukan Keputren Jumlah %

94 132 164 152 110 79 212 332 6 112 114 1.507 12,40

Buruh tani 142 198 246 226 164 119 318 498 6 166 158 2.241 18,44

Buruh bangunan 112 156 194 180 166 213 321 395 62 131 125 2.055 16,91

Pedagang

PNS

Swasta

36 41 17 68 78 215 99 16 592 26 34 1.222 10,06

19 27 26 17 32 14 23 50 57 17 31 313 2,58

30 62 28 21 69 122 44 36 35 50 38 541 4,45

Industri RT 24 17 18 25 15 54 61 76 6 15 5 316 2,60

Lainlain 133 189 328 256 782 168 249 677 845 174 154 3.955 32,55

Jml 590 822 1.021 945 1.416 990 1.327 2.080 1.609 691 659 12.150 100

0-14 143 104 208 217 371 252 307 560 443 143 129 2.877 23,68

Struktur Umur 15-24 25-49 89 216 126 449 157 171 159 178 323 402 283 236 155 547 468 604 227 652 104 240 148 249 2.239 3.944 18,43 32,46

50 < 142 143 485 391 320 219 318 448 287 204 133 3.090 25,43

Jumlah 590 822 1.021 945 1.416 990 1.327 2.080 1.609 691 659 12.150 100

Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.

Penduduk Desa Pleret paling banyak berada pada kelompok umur 25-49 tahun, atau pada usia kerja. Artinya Desa Pleret memiliki sumber daya manusia pada usia produktif yang cukup banyak.

E.

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Data Penduduk berdasarkan struktur pendidikan Desa Pleret secara lengkap seperti dalam tabel berikut :

Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

16


Tabel Jumlah Penduduk Desa Pleret Berdasarkan Tingkat Pendidikan

G. Jumlah Penduduk Miskin

Pedukuhan

Belum Sekolah

PAUD

TK

Lulus SD

Lulus SMP

Lulus SMA

Akademi /PT

Tidak Sekolah

Jumlah

Gunungan Trayeman Kauman Gunung Kelir Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan Bedukan Keputren Jumlah %

34 51 65 157 65 81 80 180 100 53 41 907 7,47

0 19 39 20 37 42 24 196 56 15 0 448 3,69

23 62 55 30 41 38 57 64 80 20 43 513 4,22

111 95 90 112 760 96 503 120 418 290 73 2.668 21,96

83 63 311 123 232 152 215 212 293 125 49 1.858 15,29

141 161 319 94 131 224 180 198 356 121 138 2.063 16,98

15 55 19 21 36 37 45 58 93 22 38 439 3,61

183 316 123 388 114 320 223 1052 213 45 277 3.229 26,58

590 822 1021 945 1416 990 1327 2080 1609 691 659 12.150 100

Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.

Kemiskinan diartikan sebagai ketidakmampuan dari segi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup sehari-hari karena tidak mempunyai modal dan pendidikan atau pengetahuan yang rendah. Sesuai FGD yang telah dilakukan oleh Kader Masyarakat dan disempurnakan oleh BKM, kriteria kemiskinan di Desa Pleret adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Penghasilan di bawah UMP (Rp. 700.000,00). Pendapatan tidak tetap. Sumber pendapatan tunggal (suami/Istri saja). Tingkat pendidikan rendah. Jumlah tanggungan keluarga banyak. Tidak memiliki modal/ketrampilan terbatas. Tidak mampu membiayai pengobatan ke rumah sakit besar. Tidak memiliki rumah tinggal yang memadai/rumah ngindung.

Dari data Pemetaan Swadaya PJM Pronangkis Desa Pleret tahun 2010, terdata 1.839 KK yang termasuk dalam kriteria kemiskinan dari total 3.577 KK yang ada di Desa Pleret, atau sekitar 51,41%. Sebarannya adalah: Tabel Jumlah Penduduk Miskin Desa Pleret Tahun 2010

F.

Jumlah Penduduk Desa Berdasarkan Jenis Kelamin Penduduk Desa Pleret terdiri dari 5.835 orang laki-laki dan 6.315 orang perempuan. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki. Dianalisa karena adanya migrasi penduduk laki-laki dewasa (usia produktif) yang meninggalkan desa untuk bekerja. Tabel Jumlah Penduduk Desa Pleret Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Pedukuhan Total KK L P Gunungan 283 307 590 181 Trayeman 407 415 822 294 Kauman 495 526 1021 341 Gunung Kelir 464 481 945 315 Kedaton 680 736 1416 372 Pungkuran 431 559 990 304 Karet 646 681 1327 411 Kerto 964 1.116 2080 520 Kanggotan 802 807 1609 460 Bedukan 336 355 691 203 Keputren 327 332 659 176 Jumlah 5.835 6.315 12.150 3.577

Jumlah KK Miskin Gunungan 51 Trayeman 157 Kauman 162 Gunung Kelir 239 Kedaton 169 Pungkuran 139 Karet 238 Kerto 256 Kanggotan 224 Bedukan 105 Keputren 99 Jumlah 1.839 Sumber: PJM Pronangkis Desa Pleret, 2010. Pedukuhan

Dengan melihat perbandingan jumlah KK miskin Desa Pleret dengan jumlah keseluruhan KK Desa Pleret, yaitu 51,41% atau separuhnya, dapat diasumsikan bahwa jumlah penduduk miskin di Desa Pleret adalah separuh dari total keseluruhan penduduk Desa Pleret.

Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

17


II. 4

Kondisi Ekonomi A. Pertanian Kegiatan pertanian di Desa Pleret dikembangkan hampir di setiap dusun, karena masih menjadi sandaran hidup bagi masyarakat Desa Pleret, terutama Desa Pleret bagian timur dan selatan. Hanya Dusun Kanggotan yang tidak mengembangkan kegiatan pertanian, dikarenakan tidak adanya lahan pertanian di wilayahnya. Hasil utama pertanian di Desa Pleret adalah padi dan palawija (kacang tanah dan jagung). Panen padi biasanya berlangsung 2-3 kali setahun. Mengingat irigasi di wilayah Desa Pleret masih belum mampu memenuhi kebutuhan pengairan secara menyeluruh dan kontinyu, maka sistem pola tanam yang digunakan adalah 30 % menggunakan sistem pola tanam padipadi-polowijo untuk wilayah yang mendapatlkan irigasi semi teknis. Sedangkan 70% menggunakan sistem pola tanam padi-polowjo-polowijo untuk wilayah kurang mendapat irigasi. Selain padi dan palawija, sebagian warga Desa Pleret menanami lahan pertaniannya dengan rumput gajah. Rumput gajah ini biasanya dijual untuk makanan ternak dan dianggap hasilnya lebih menguntungkan. Para petani di Desa Pleret telah menggunakan teknologi modern untuk mengolah lahan pertaniannya. Telah dimulai kegiatan pembibitan, ada alatalat moderen, Koperasi, dan di masing-masing pedukuhan telah ada kelompok tani (Gapoktan). Permasalahan utama pertanian adalah kurangnya pasokan air yang berdampak pada tidak optimalnya hasil panen. Petani seringkali belum dapat mencukupi kebutuhan konsumsinya dari hasil panen, dan hanya ada beberapa petani yang dapat menjual sisa hasil panennya.

B. Peternakan Kegiatan peternakan di Desa Pleret dilakukan oleh warga di semua dusun. Hewan ternak yang paling umum dipelihara oleh warga adalah sapi, kambing, dan unggas. Meskipun demikian, warga masih menganggap kegiatan beternak sebagai kegiatan ekonomi sampingan, hanya sebagai aset atau tabungan, belum sebagai budidaya atau sumber pendapatan. Ternak umumnya dipelihara secara tradisional dan individu di kandang pribadi yang ada di pekarangan rumah pemilik. Hal ini cukup menimbulkan gangguan lingkungan, terutama saat musim penghujan.

Namun saat ini warga mulai menggiatkan peternakan sapi dan kambing yang ditandai dengan berdirinya kelompok-kelompok ternak di masingmasing pedukuhan, baik kelompok ternak sapi maupun kambing. Masyarakat dengan kesadaran sendiri juga telah medirikan kandang ternak secara berkelompok dengan menyewa tanah kas desa sebagai lahannya. Dengan ini diharapakan dapat lebih mudah dalam pembinaaan dan pengelolaan usaha, disamping itu kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat akan lebih terjaga karena limbah kotoran ternak dapat ditangani dan dikelola secara baik. Misalnya kotoran ternak dijadikan pupuk organik yang sangat berguna bagi pertanian maupun dijadikan biogas sebagai bahan bakar alternatif di tengah harga bahan bakar yang mahal. Diharapkan dengan adanya kelompok-kelompok ternak yang dalam usaha peternakannya dilakukan secara intensif dapat menjadikan desa Pleret sebagai sentra atau pusat ternak sapi dan kambing.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

18


Jumlah Kelompok Ternak dan Populasi Ternak Desa Pleret

Pedukuhan

Jumlah Kelompok Ternak

Tabel Komoditas Perikanan di Desa Pleret

Jumlah Ternak

Sapi

Kambing

Sapi

Kambing

Gunungan

1

1

80

30

Trayeman

1

1

50

100

1

10

65

Kauman

Gunungan Trayeman Kauman

V Gunung Kelir V

Gunung Kelir

1

1

10

20

Kedaton

1

1

15

30

Pungkuran

1

1

46

35

Karet

1

1

25

40

Kerto

2

1

106

278

Kanggotan

1

1

10

30

Bedukan

Bedukan

1

1

12

60

Keputren

Keputren JUMLAH

2

1

20

20

12

11

384

708

Kolam Kelompok V -

Dukuh

Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan

V V V V V

• • • • • • • • • • • • • • • •

Komoditas Perikanan Lele Lele Nila Bawal Lele Nila Bawal Lele Lele Lele Gurameh Lele Gurameh Lele Nila Gurame

• •

Komoditas Unggulan Lele Lele

• •

Lele Nila

Lele Lele Lele

Lele

Lele

Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.

Sumber : Dokumen Usulan PLPBK BKM Maju Makmur Desa Pleret, 2010.

D. Industri Kecil dan Rumah Tangga C. Perikanan Meskipun tidak tampak terlalu menonjol, kegiatan perikanan di Desa Pleret cukup banyak diminati oleh warga. Ada perikanan yang dikelola secara berkelompok, dan ada pula yang dikelola individu di pekarangan rumah. Pengembangan kegiatan perikanan di Desa Pleret terkendala masalah ketersediaan lahan dan pasokan air yang tidak mencukupi.

Industri kecil dan rumah tangga merupakan salah satu sektor perekonomian yang menjadi andalan warga Desa Pleret. Jenisnya beraneka macam, namun kebanyakan adalah industri makanan dan kerajinan, dengan komoditas yang beragam pula. Kegiatan industri di Desa Pleret baru dikembangkan dalam skala individu, belum ada komoditas yang diproduksi secara massal sebagaimana yang dilakukan oleh desa-desa industri. Meskipun demikian, kegiatan industri ini dapat menyerap cukup banyak tenaga kerja dari warga Desa Pleret sendiri. Beberapa di antara komoditas hasil industri kecil dan rumah tangga dari Desa Pleret telah berskala ekspor, terutama industri kerajinan.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

19


Tabel Sebaran Industri di Desa Pleret Jenis Usaha Pedukuhan

Gula Jawa

Peyek

Aneka Makanan

Tahu

Tempe

Gunungan

2

3

10

3

Trayeman

2

17

2

Kauman

1

4

6

Gunung Kelir

7

2

Kedaton

7

Pungkuran

6

Karet

1

Kerto

1

Kanggotan

2

Mebel

Perak

Pahat Batu

3

1

1

1

5

1

2

6

8

1

4

7

7

1

1

27

5

6

3

4

1

Keputren

1

2

1

17

65

1

Bordir/ Jahit

Cor Logam

2

2

1

Bedukan

JUMLAH

Peci

12

12

6

8

1

2

2

1 6

53

3

Tabel Distribusi Aktivitas Perdagangan di Desa Pleret Kaki Mini Pedukuhan Pasar Toko Warung Lima Market Gunungan 7 Trayeman 6 10 4 3 Kauman 1 1 3 3 Gunung Kelir 4 Kedaton 4 5 Pungkuran 2 8 Karet 5 Kerto 1 12 Kanggotan 2 10 4 Bedukan 3 Keputren 2 4 JUMLAH 1 18 71 8 6 Sumber : Dokumen Usulan PLPBK BKM Maju Makmur Desa Pleret, 2010.

Sarana perdagangan terbanyak di Desa Pleret berupa warungwarung sebagai kegiatan ekonomi tambahan warga yang bisa dilakukan di rumah. Desa Pleret memiliki pasar tradisional yang berlokasi di Dusun Kauman. Pasar ini merupakan satu-satunya pasar yang ada di Desa Pleret. Fasilitas perdagangan paling banyak dan lengkap sarananya ada di Pedukuhan Trayeman dan Kanggotan. Zona kegiatan perdagangan dan jasa di Desa Pleret berkembang di sekitar jalan utama. Ditunjukkan dengan banyaknya toko-toko dan mini market yang beroperasi di sana.

1 18

11

6

3

Sumber : Dokumen Usulan PLPBK BKM Maju Makmur Desa Pleret, 2010.

E.

Perdagangan dan Jasa Masyarakat Desa Pleret sudah mulai banyak yang menekuni bidang perdagangan. Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya warungwarung atau kios-kios. Di Desa Pleret terdapat pasar tradisional yang diharapkan dapat meningkatan kegiatan bidang perdagangan. Komoditasnya antara lain produk-produk hasil bumi, kelontong, dan sparepart otomotif baik baru, bekas, ataupun imitasi.

Pelayanan jasa-jasa yang ada di Desa Pleret antara lain salon, fotocopy, warnet, wartel, persewaan alat-alat, pengobatan alternatif, bengkel, dan lain sebagainya.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

20


Tabel Distribusi Aktivitas Pelayanan Jasa-jasa di Desa Pleret Jenis Jasa Pedukuhan

Gunungan Trayeman Kauman Gunung Kelir Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan Bedukan Keputren Jumlah

Salon

3 2

Foto Copy

Ps

Warnet/ Rentall

Bengkel Las

1

2

1 2 2 1 3 6 1 6 3

3

2 6

3 29

1 3

1 2

1

1 1

1 1

1

1 1 1 10

1 5

1

4

Bengkel Motor/ Mobil

Penggilingan Padi

Wartel

2 1

1 1 1 1

5

Sumber : Dokumen Usulan PLPBK BKM Maju Makmur Desa Pleret, 2010.

Pelayanan dan jasa di Desa Pleret antara lain warung internet, waung telekomunikasi, persewaan alat-alat, servis dan reparasi, pelayanan jasa kesehatan, bengkel, salon, fotokopi, dsb.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

21


Gunungan

Trayeman Bedukan

Kauman Gunungkelir

Kanggotan Keputren Kerto

Perdagangan

Kedaton

Jasa Industri Kolam Ikan KandangKelompok Kandang Pribadi

Karet

Pungkuran

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

22


II. 5.

Kondisi Perumahan dan Bangunan A. Kondisi Bangunan Rumah Hampir 95 % bangunan rumah di Desa Pleret merupakan bangunan permanen. Pasca bencana gempa tahun 2006, bangunan rumah yang ada di Desa Pleret secara umum sudah menggunakan konstruksi tahan gempa. Kondisi tersebut terlaksana berkat bantuan teknis yang didampingi oleh LSM dan lembaga-lembaga terkait lainnya. Jika dilihat berdasarkan kriteria standar rumah sehat, yaitu kondisi lantai, tembok, ventilasi, pencahayaan, dan pemanfaatan lahan pekarangan, beberapa rumah yang ada di Desa Pleret masih dapat dikatakan kurang memenuhi kriteria rumah sehat. Misalnya kandang ternak yang lokasinya dekat dengan rumah, tembok belum diplester, ventilasi yang kurang memadai, masih berlantai tanah, dsb. C.

B. Air bersih dan Pembuangan Hampir seluruh warga Desa Pleret menggunakan sumur sebagai sumber air utama. Sebagian besar warga juga telah memiliki sumur di masing-masing rumah, dan ada juga yang dikelola secara bersama-sama. Kondisi air bersih di Desa Pleret secara umum baik, jernih dan tidak berbau. Kebutuhan warga Desa Pleret terhadap air bersih dirasakan sudah mencukupi. Untuk kondisi sanitasi, sebagian besar warga di Desa Pleret telah memiliki MCK dan septictank di masing-masing rumah. Beberapa rumah yang belum memiliki MCK pribadi biasanya menumpang di rumah tetangga atau menggunakan MCK umum di masjid, dsb. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada beberapa warga yang memiliki kebiasaan buang air di sungai.

Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah di Desa Pleret masih dikelola secara individu. Beberapa warga yang tinggal dekat dengan sungai cenderung membuang sampah ke sungai. Sedangkan warga yang tinggal jauh dari sungai membuang sampah di pekarangan dengan membuat lubang di tanah kemudian membakar atau menimbun sampah di situ. Sebagian besar warga belum melakukan pemilahan dan pengolahan sampah. Jenis sampah yang cukup banyak dihasilkan di Desa Pleret adalah sampah yang berasal dari daun-daun pepohonan yang ada di pekarangan warga. Sampah tersebut merupakan jenis sampah organik yang sesungguhnya dapat dimanfaatkan oleh warga untuk menunjang kegiatan perekonomian. Selain sampah organik juga masih banyak sampah yang belum dikelola dengan baik seperti sampah rumah tangga dan kotoran ternak.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

23


II. 6.

Sarana dan Prasarana A. Jalan dan Jembatan

Tabel Data Jalan Kabupaten di Desa Pleret (dalam Meter)

Berdasarkan kelasnya, jalan-jalan di Desa Pleret dibedakan menjadi jalan Kabupaten, jalan desa dan jalan lingkungan. Masing-masing memiliki fungsi sebagai jalur utama, penghubung antar dusun, penghubung dalam dusun, serta untuk distribusi hasil bumi dan hasil usaha. Sebagian besar Dusun yang ada di Desa Pleret sudah memiliki akses jalan yang cukup baik. Kondisi perkerasan jalan di Desa Pleret, khususnya pada jalur-jalur utama, menggunakan perkerasan aspal. Untuk jalan lingkungan sebagian besar juga berupa jalan beton, sebagian kecil lainnya ada yang telah berupa jalan aspal dan bahkan masih ada yang berupa jalan tanah. Jalan tanah yang belum mengalami perkerasan seringkali mengalami kerusakan, terutama saat musim hujan. Kondisi tersebut cukup mengganggu mobilitas warga di Desa Pleret.

Panjang

Gunungan Trayeman Kauman Gunung Kelir Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan Bedukan Keputren Jumlah

160 700 1.400

160 700 1.400

160 700 1.400

950 500

950 500

950

300 300

300 300

Jalan Kabupaten

Bedukan Kauman Gunungkelir Keputren Kedaton

1.000 5.310

Aspal

Tanah

Baik

Sedang

Buruk

500

300 300

1.000 5.310 1.100 Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.

1.000 4.210

Tabel Data Jalan Desa di Desa Pleret (dalam Meter)

Trayeman

Kerto

Kondisi

Pedukuhan

Gunungan

Kanggotan

Perkerasan Rabat Makadam Beton

Jalan Desa

Karet Pungkuran

Pedukuhan Gunungan Trayeman Kauman Gunung Kelir Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan Bedukan Keputren Jumlah

Panjang

Aspal

Perkerasan Rabat Makadam Beton

1.250 1.200 500 625

700 1.200 500 400

2.100 2.400 3.500

1.300 2.220 3.200

200

1.450 1.000 14.025

850 500 10.850

400

Kondisi

Tanah

Baik

550

1.250 600 500 400

225 600 180

1.300 2.220

300

900

200 500 2.275

Sedang

850 500 5.850

200

600 225

3.200

600 180 300

5.550

600 500 2.625

Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.

Jalan lingkungan

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

Buruk

24


Tabel Data Jalan Lingkungan di Desa Pleret (dalam Meter) Perkerasan Pedukuhan

Panjang

Gunungan

1.700

Trayeman

4.500

Kauman

11.850

Rabat Beton

Makadam

Tanah

900

100

500

200

3.000

1.500

Baik

820

500

320

Kedaton

3.700

2.000

Pungkuran

2.050

Karet

1.565

Kerto

2.540

1.680

860

Kanggotan

3.750

2.740

1.010

250

Bedukan

2.350

1.390

900

1.390

Keputren

2.000

900

1.100

38.310

3.400

17.585

Jumlah

1.000

11.850 100

700 1.225

825

1.565

60

1.560

Buruk

4.500 6.900

825

Sedang 1.700

3.350

Gunung Kelir

Sebagian besar wilayah di Desa Pleret belum memiliki saluran drainase. Kurang tersedianya saluran drainase mengakibatkan banyaknya genangan dari pekarangan yang tumpah ke jalan di musim hujan,. Beberapa lokasi yang sudah memiliki saluran drainase pun sering mengalami luapan air sampai ke jalan. Genangan air tersebut menimbulkan penyakit, gangguan lingkungan, kerusakan jalan dan lahan pertanian. Kondisi saluran drainase di beberapa lokasi kurang terawat. Baik saluran teknis maupun non-teknis tertutup daun, sampah dan endapan tanah.

Kondisi

Aspal

1.600

B. Drainase

15.765

Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.

Kondisi jembatan yang ada di Desa Pleret saat ini sudah cukup baik. Beberapa permasalahan yang ada antara lain keberadaan jembatan sebagai jalur penghubung masih dirasakan kurang, misalnya sebagai penghubung Desa Pleret dengan Desa Wonokromo di bagian barat (pada Pedukuhan Bedukan) dan dengan Desa Bawuran di bagian timur (pada Pedukuhan Gunungkelir). Koneksi antar desa ini menjadi kebutuhan warga untuk mempermudah mengakses fasilitas dari masing-masing desa.

400

320

1.000

2.700

500

725

1.565

2.565

Dimensi Lokasi/ Ruas Jalan

Konstruksi

Panjang

Lebar/ diamet er

buka

400

50’

120

200

50’

100

2.052

0.50

1.500

Karet

230

50’

230

Kerto

650

80’

Kanggotan

440

50’

100

150

800 4.772

80’

300 2.250

500 770

Beton

Kondisi

Batu Bata

tutup

buka

tutup

Tanah

Baik

Sedang

Rusak

150

120

130

150

1.500

552

Gunungan

2.540 3.230

Tabel Jaringan Drainase Desa Pleret

Trayeman

270

Kauman

960

Gunung Kelir

1.100

900

25.240

10.505

Kedaton

130 100

200 552

Pungkuran 135

95

650 10

650

180

320

120

1.532

300 2.330

500 1.972

Bedukan Keputren Jumlah

220

470

Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.

Masalah lainnya adalah karakteristik jembatan yang tidak cukup lebar, hanya bisa dilalui satu arah, serta konstruksi beberapa jembatan yang masih berupa bambu dan kurang kokoh. Permasalahan tersebut terutama dirasakan di dusun yang berlokasi dekat dengan sungai yaitu di Dusun Bedukan, Karet, Kanggotan, Pungkuran, dan Gunung Kelir.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

25


Gunungan

Trayeman Bedukan

Kauman Gunungkelir

Kanggotan Keputren Kerto

Kedaton

Karet

Pungkuran

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

26


C. Irigasi Kondisi saluran irigasi di Desa Pleret saat ini banyak yang mengalami kerusakan dan tak terawat. Kebanyakan adalah saluran non-teknis yang berupa tanah. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya banyak permasalahan seperti kurang lancarnya aliran air, banyak titik kebocoran, pembagi air rusak atau hilang, air tidak bisa masuk ke lahan pertanian dan sering terjadi longsor. Jaringan irigasi Desa Pleret berasal dari Bendung Karangploso yang berada di wilayah Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, dengan jarak sekitar 14 km, mengambil air dari sungai Opak. Permasalahannya adalah pada musim kemarau air tidak sampai di area pertanian, dan mengakibatkan beberapa warga beralih menggunakan sumur pantek. Selain itu distribusi air dilakukan dengan sistem jatah, sehingga pasokan air tidak selalu ada.

Gunungan 1.500 0,8 Trayeman 1.600 0,8 Kauman 1.400 0,8 Gunung Kelir 1.800 0,8 Kedaton 2.000 0,8 Pungkuran 2.600 0,8 1.100 Karet 2.440 0,8 Kerto 2.300 0,8 Kanggotan Bedukan 1.400 0,8 Keputren 1.900 0,8 1.000 Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.

1.000 400 1.000

1.400 400

1.500 600 1.400 1.400 1.000 1.500 2.440 2.300 500

500 350 1.000

250 400

Buruk

Sedang

Baik

Kondisi Sederhana

½ Teknis

Kontruksi Teknis

Lebar (Diameter)

Panajng (M)

Lokasi

Tabel Jaringan Listrik Desa Pleret Pedukuhan

Tabel Kondisi Jaringan Irigasi Dimensi

D. Listrik Jaringan listrik secara keseluruhan telah masuk sampai ke semua Pedukuhan yang ada di Desa Pleret. Namun demikian, belum semua warga masyarakat dapat menyambung aliran listrik secara mandiri dengan meteran listrik sendiri. Hal ini disebabkan lokasi rumah jauh dan terpencar dari jaringan listrik, sehingga tidak memungkinkan ditarik meteran sendiri. Selain itu ada masyarakat yang tidak mampu menyambung listrik dengan meteran sendiri karena faktor ekonomi, mereka mengalirkan listrik dari tetangga atau saudaranya. Dengan semakin banyaknya industri kerajinan dan kegiatan ekonomi lainya maka kebutuhan listrik masyarakat semakin besar.

1.500 1.600 1.400 1.800 2.000 2.600 1.940 2.300 800 500

Gunungan Trayeman Kauman Gunung Kelir Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan Bedukan Keputren JUMLAH

Pelayanan Jaringan Listrik Rumah Tangga (KK) PLN Diesel Belum Terlayani Jaringan Listrik 123 58 265 29 269 72 312 33 372 52 232 1 86 264 141 496 24 345 56 135 68 159 17 2972 1 636

Sumber : RPP JRF Desa Pleret, 2009.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

27


E.

Telekomunikasi Jaringan telekomunikasi yang ada berupa telepon kabel dan telepon seluler. Telepon kabel dari TELKOM baru menjangkau lokasi sekitar jalan utama, terutama untuk kantor, rumah sakit, dan pelayanan publik lain.Lainnya memanfaatkan telepon seluler baik GSM maupun CDMA sebagai sarana berkomunikasi.

F. Transportasi Sistem transportasi sangat dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana serta guna lahan jalan yang ada. Penggunaan alat transportasi yang ada di wilayah Desa Pleret berupa sepeda, sepeda motor, andong, mobil, minibus, dan truk pengangkut barang. Desa Pleret dilalui rute kendaraan umum dari terminal Giwangan-Jambidan-Pleret-SegoroyosoWonolelo-Imogiri. Kondisi lalu lintas di Desa Pleret masih sepi. Hanya dilalui sirkulasi arus lalu lintas antar pedukuhan dan antar desa.

II. 7.

Tabel Sebaran Pelayanan Pendidikan di Desa Pleret Pedukuhan

Gunungan Trayeman Kauman Gunung Kelir Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan Bedukan Keputren Jumlah

PAUD

1 1 1 1 1 2 2 1 10

TK

1 1 1 1 1 1

SD

SMP

SMU/ SMK

Non Formal ( PKBM )

1

1

1 1

1

1 1

1 1 8

1 4

1 1

1

2

2

3

Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.

Pelayanan pendidikan yang paling banyak di Desa Pleret adalah PAUD, yaitu sebanyak 10 buah. Hanya Dusun Gunungan, Dusun Trayeman, dan Dusun Keputren yang belum memiliki PAUD. Sedangkan Dusun Kerto dan Kanggotan merupakan dusun yang memiliki 2 PAUD di wilayahnya. Pelayanan pendidikan informal, terutama PAUD, yang diselenggarakan secara swadaya oleh warga pada umumnya belum optimal. Pada umumnya disebabkan oleh kurangnya sarana prasarana pembelajaran (buku panduan, alat bermain, perabotan) kekurangan tenaga pengajar, dan gedung yang masih menumpang karena belum punya tempat khusus. Selain itu, di sebagian dusun kesadaran masyarakat untuk mengikutkan anaknya ke PAUD juga masih dirasakan kurang. Terlebih lagi untuk iuran sebagai pembiayaan penyelenggaraan PAUD.

Pelayanan Publik A. Pendidikan Secara umum, jenis pelayanan pendidikan di Desa Pleret cukup lengkap, baik yang sifatnya formal ataupun informal. Pelayanan pendidikan formal di Desa Pleret yaitu TK, SD, SMP, SMA. Sedangkan pendidikan informal di Desa Pleret antara lain TPA (taman pendidikan Al-Qur’an), PAUD (pendidikan anak usia dini), dan beberapa pelatihan keterampilan, seperti latihan MC dan karawitan.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

28


Gunungan

Trayeman Bedukan Kauman Gunungkelir

Kanggotan Keputren Kerto

Kedaton

Karet

Pungkuran

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

29


B. Kesehatan Pelayanan kesehatan di Desa Pleret pada dasarnya bertumpu pada pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas Pembantu dan Posyandu. Pelayanan kesehatan Posyandu adalah yang paling banyak jumlahnya di Desa Pleret. Pada umumnya, dusun yang memiliki lebih dari 1 posyandu disebabkan oleh kondisi wilayahnya yang terpisahkan oleh jalan, sehingga dirasa perlu untuk memisahkan pelayanan posyandu tersebut. Posyandu merupakan satu-satunya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan secara swadaya oleh warga. Jenis pelayanan yang diberikan oleh posyandu ini meliputi pelayanan kesehatan bagi bayi dan balita, ibu hamil, dan lansia. Dari sisi kuantitas, pelayanan yang diberikan oleh posyandu sudah cukup baik karena tiap dusun telah mengagendakan penyelenggaran pelayanan posyandu secara rutin, minimal sebulan sekali. Sedangkan Dusun Kedaton mengagendakan posyandu rutin setiap 2 bulan sekali. Dari sisi kualitas, pelayanan kesehatan yang dirasakan oleh warga masih belum optimal. Ketidakoptimalan ini antara lain disebabkan oleh kurangnya tenaga medis, masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan kader (posyandu), peralatan kesehatan masih belum lengkap, biaya pengobatan yang dirasa mahal, dan belum adanya pencegahan rutin terhadap penyakitpenyakit yang sering mewabah, seperti DBD. Tabel Sebaran Layanan Kesehatan di Desa Pleret Pedukuhan Gunungan Trayeman Kauman Gunung Kelir Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan Bedukan Keputren Jumlah

Rumah Sakit

Puskesmas

Puskesmas Pembantu

1

1

1

1

Posyandu 1 2 1 1 2 3 1 2 2 1 1 17

C. Keamanan Kondisi keamanan di Desa Pleret pada umumnya masih relatif aman, tertib, dan terkendali. Ancaman keamanan warga antara lain sering terjadi kasus pencurian ternak, terutama bebek, ayam, mentok,dan ikan. Kondisi keamanan di Desa Pleret ditunjang oleh pelaksanaan sisitem ronda yang ada di setiap dusun. Sistem ronda ini dilaksanakan secara bergilir dan telah berjalan rutin meskipun di beberapa pedukuhan masih kekurangan pos ronda karena gempa ataupun termakan usia. Tabel Kondisi Keamanan Lingkungan di setiap Pedukuhan di Desa Pleret Dukuh Gunungan Trayeman Kauman Gunung Kelir Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan Bedukan Keputren

Kecukupan Jumlah Pos Kamling Belum ada Belum cukup Cukup Belum ada Belum cukup Cukup Belum ada Belum ada Belum ada Belum cukup Cukup

Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.

Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

30


Gunungan

Trayeman Bedukan Kauman Gunungkelir

Kanggotan Keputren Kerto

Kedaton

Karet

Pungkuran

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

31


Gunungan

Trayeman Bedukan Kauman Gunungkelir

Kanggotan Keputren Kerto

Kedaton

Karet

Pungkuran

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

32


Kelembagaan A. Lembaga Pemerintah Jenis-jenis lembaga pemerintahan yang ada di Desa Pleret adalah Pedukuhan, RW dan RT. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan berupa pertemuan rutin berkala melibatkan setiap warga masyarakat dan para kader. Pertemuan tersebut membahas koordinasi mengenai penyusunan program, rencana pembangunan skala dusun, pembangunan sarana umum, pengelolaan bantuan, kerja bakti/gotong royong. Sebagian besar kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan di tingkat Dusun. Kinerja lembaga pemerintahan tersebut saat ini cenderung berjalan cukup baik dengan dukungan partisipasi yang kuat dari warga masyarakat. Kinerja dari lembaga tersebut terkendala kurangnya sarana dan prasarana pendukung.

B. Kelompok Masyarakat Terdapat berbagai macam kelompok masyarakat di Desa Pleret antara lain Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), PKK, karang taruna, keagamaan, kelompok olahraga, , kelompok pertanian, kelompok peternakan, dsb. Berbagai macam kelompok masyarakat tersebut berkaitan erat dengan beragam potensi yang ada di Desa Pleret. Secara umum kelompok masyarakat tersebut memiliki kinerja yang cukup baik.

Kantor Koramil

Puskesmas

Kantor Polsek

1

Kantor KUA

Gunungan Trayeman Kauman Gunung Kelir Kedaton Pungkuran Karet Kerto Kanggotan Bedukan Keputren Jumlah

Upt Pendidikan

Pedukuhan

Kantor Kecamatan

Tabel Fasilitas Pemerintahan Desa Pleret Kantor Balai Desa

II. 8.

1 1

1 1

1 1

C. Lembaga Adat Lembaga adat yang ada di Desa Pleret jenisnya beraneka-ragam. Sebagian besar lembaga adat tersebut merupakan kelompok kesenian berupa kelompok ketoprak, karawitan, seni tari, salawatan, hadroh dan campur sari. Kegiatan yang sering dilakukan oleh kelompok tersebut diantaranya adalah pertemuan rutin, latihan rutin, dan pementasan. Namun kegiatan tersebut memiliki kendala yaitu minimnya peralatan.

1

1

1

1

1 1

1

Sumber : Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

33


BAB III ANALISIS III. 1. Analisis Kebijakan Perencanaan A. Kebijakan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Bantul Materi ini disampaikan pada pembekalan Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) dan Kelompok Kerja (Pokja) PLPBK Desa Pleret, 7 Juni 2010 oleh Tim Teknis Bappeda Kabupaten Bantul. Disampaikan bahwa pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bantul ditekankan pada hal-hal berikut: 1. Kemiskinan Fokus sasarannya adalah pengurangan beban KK miskin (bantuan pendidikan (BOSDA, dana pendidikan untuk KK miskin, bantuan kesehatan (pemeriksaan ibu hamil gratis), gratis berbagi akte subsidi, pembayaran PBB tanah sawah), pemberdayaan KK miskin (community development), validasi data KK miskin. 2. Pendidikan Fokusnya adalah perbaikan mutu pendidikan (semua jenjang), mengedepankan muatan lokal (tata krama/budi pekerti mitigasi bencana), perbaikan kesejahteraan tenega pengajar, menyekolahkan guru (S2/S3), pengembangan perpustakaan. 3. Kesehatan Fokusnya adalah investasi SDM, dilakukan sejak bayi (pemeriksaan bumil gratis), pelayanan kesehatan menjangkau semua lapisan masyarakat, DB4MK (angka kematian ibu, angka kematian bayi, DBD, gizi buruk, dan TBC. 4. Ketenagakerjaan Fokus pada penyiapan tenaga kerja yg berkualitas sesuai kebutuhan pasar, penciptaan iklim investasi, perluasan lapangan kerja, pengembangan BLK membangun hubungankerja, peningkatan kesejahteraan dan perlindungan pekerja, penciptaan wirausaha baru. 5. Pertanian Fokus untuk mencukupi kebutuhan air, penyediaan benih unggul, ketersediaan pupuk, penguatan kelebagaan petani (gapoktan, P3A, GP3A), pasca panen (stabilisai harga).

6. Industri, Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Pariwisata Fokus pada peningkatan mutu produk, pengembangan daya tarik investasi, peningkatan sarana fisik dan pengelolaan serta perlindungan pasar tradisional, peningkatan fisik, investasi dan pengelolaan kawasan wisata yang melibatkan masyarakat setempat. 7. Kerajinan Fokus pada peningkatan kapasitas (pengetahuan, kapasitas, manajemen), pengembangan UMKM, mengembangkan kebijakan industri kerajian sesuai dengan kondisi pengrajin dan pasar, mengembangkan organisasi dan asosiasi atau kelompok.

8. Infrastruktur Fokus pada peningkatan jangkauan dan pemerataan oncoran air irigasi , peningkatan dan pemeliharan jalan kabupaten, peningkatan layanan infrastruktur permukiman, fasilitas sekolah, kesehatan, perdagangan. 9. Perdagangan Fokus pada pembangunan pasar tradisional (Bantul, Piyungan, Niten, Imogiri) yang dikembangkan menjadi pasar modern, memperkuat permodalan pedagang dalam upaya memerangi rentenir, pengelolaan sampah pasar untuk sampah organik di bidang pertanian, membatasi berdirinya mini market dengan regulasi pemda.

B. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Kecamatan Pleret RDTRK Kecamatan Pleret memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan pengembangan kawasan Desa Pleret, mengingat Desa Pleret merupakan ibukota Kecamatan yang memiliki posisi vital dan strategis dalam lingkup kewilayahan Kecamatan Pleret. Secara umum, tujuan penataan ruang Kecamatan Pleret yang terdapat RDTRK Kecamatan Pleret adalah: 1. Menjaga kelestarian lingkungan, melalui penerapan pembangunan berkelanjutan; 2. Menumbuhkembangkan perekonomian lokal dan regional, yang sesuai dengan potensi SDA dan SDM lokal demi kesejahteraan masyarakat; 3. Menjaga keselarasan kehidupan sosial dan budaya untuk menciptakan suasana kondusif dalam menunjang pelaksanaan pembangunan, dan dapat meminimalir konflik kepentingan pemanfaatan ruang; 4. Upaya mitigasi bencana, sehingga dapat meminimalisir korban dan kerusakan apabila terjadi bencana.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

34


Beberapa isu penting yang perlu diperhatikan dari wilayah Kecamatan Pleret antara lain: 1.

Aglomerasi Perkotaan Kecamatan Pleret termasuk di dalam wilayah aglomerasi pekotaan Yogyakarta, yang berimplikasi pada perubahan karakteristik wilayah dan juga masyarakat, dari yang semula berkarakter pedesaan menjadi meng-kota. Hal ini ditandai dengan fenomena konversi lahan pertanian menjadi area perumahan atau perdagangan dan jasa. Kecenderungan ini juga berlaku pada kawasan Desa Pleret, yang merupakan ibukota Kecamatan, dan berperan sebagai pusat pengembangan kegiatan kawasan.

2.

Kerawanan Bencana Wilayah Kecamatan Pleret (termasuk di dalamnya Desa Pleret) merupakan daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana gempa cukup tinggi. Hal ini sudah terbukti saat terjadi bencana gempa pada tahun 2006, yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa dan kerusakan tempat tinggal maupun infrastruktur. Kerawanan ini tidak terlepas dari kondisi geologis wilayah Kecamatan Pleret yang merupakan jalur sesar (patahan) gempa. Karena itu, segala perencanaan dalam kawasan ini harus memuat aspek mitigasi bencana.

3. Deliniasi Kawasan Dalam RDTRK Kecamatan Pleret, Desa Pleret masuk ke dalam BWK (Bagian Wilayah Kawasan) II, dengan pusat pelayanan yang terletak di area sekitar Pasar Pleret. Arahan untuk BWK II ini adalah penggunaan lahan untuk permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran, serta industri yang ramah lingkungan (non polutan). Karakter BWK II bercirikan perkotaan, yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas perekonomian, pendidikan, serta kesehatan.

BWK I

BWK II

BWK III

4.

BWK IV

Pola Pemanfaatan Ruang Dalam RDTR Kecamatan Pleret, rencana pola pemanfaatan ruang yang terkait dengan kawasan Desa Pleret antara lain sebagai berikut: i. Arahan kawasan lindung di Desa Pleret adalah sebagai kawasan sempadan sungai dan kawasan cagar budaya. Kawasan sempadan sungai pada bantaran sungai Opak dan Gajahwong. Sedangkan kawasan cagar budaya ada di sekitar situs peninggalan Kraton; ii. Terkait dengan arahan kawasan budidaya dalam lingkup Kecamatan Pleret, Desa Pleret direncanakan perkembangannya sebagai kawasan permukiman perkotaan; iii. Kawasan perdagangan dan jasa pada wilayah Desa Pleret diarahkan lokasi pengembangannya pada Jalan WonokromoPleret, dan Jalan Pleret-Banguntapan.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

35


iv. Arahan pengembangan industri di Desa Pleret adalah untuk industri kecil/rumah tangga yang dikembangkan pada kawasan permukiman. v. Arahan pemanfaatan ruang Desa Pleret juga ditujukan untuk pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering. Kawasan pertanian lahan basah berfungsi sebagai area resapan air. Sedangkan kawasan pertanian lahan kering dapat juga dijadikan sebagai lahan cadangan untuk pengembangan permukiman. vi. Pada Desa Pleret, tidak terdapat arahan pengembangan kawasan pertambangan, khususnya bahan galian golongan C (batu kapur/gamping). Jadi, kegiatan penambangan yang terjadi di bantaran sungai dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang ilegal. C.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES) Pleret Tahun 2007-2012 Dalam RPJMDES, dinyatakan bahwa visi pembangunan Desa Pleret adalah: “Terwujudnya Desa Pleret yang menuju desa Industri, Perdagangan, Wisata, dengan meningkatkan di bidang Pertanian serta melestarikan Cagar Budaya” Dalam mewujudkan visi tersebut, misi yang diemban antara lain: 1. Meningkatkan mutu produk melalui peningkatan akses modal, bahan baku, dan teknologi; 2. Peningkatan sarana fisik dan pengelolaan pasar tradisional serta perlindungan terhadap pedagang kecil; dan 3. Peningkatan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi komoditas, pengembangan agribisnis pertanian, peternakan, perikanan, serta diversifikasi bahan pangan.

Arahan pengembangan sektor perdagangan adalah optimalisasi pasar tradisional yang berorientasi kepada pedagang kecil. Untuk sektor wisata, arahan pengembangannya terkait dengan pelestarian cagar budaya yang dimiliki oleh wilayah Desa Pleret. Secara umum, tujuan pembangunan yang ingin dicapai oleh Desa Pleret adalah terciptanya kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Untuk mencapainya, pembangunan desa diarahkan pada penciptaan lapangan kerja dan kesempatan usaha melalui kegiatan ekonomi kerakyatan. Adanya pengembangan kegiatan ekonomi yang dapat melibatkan/memberdayakan seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat meningkatkan penghasilan dan daya beli dari masyarakat secara keseluruhan, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat. Terkait dengan proses penyusunan RPLP Desa Pleret, masukan yang dapat diambil dari RPJMDES adalah: 1. Pengembangan pembangunan desa dapat diarahkan pada 3 kegiatan utama, yaitu pertanian, industri kecil dan rumah tangga, serta perdagangan. Ketiga sektor kegiatan ekonomi tersebut dapat dikembangkan secara bersamaan dan saling bersinergi, sehingga dapat mengangkat pembangunan desa secara keseluruhan; 2. Pengembangan perekonomian desa, yang diwujudkan melalui pengembangan sektor-sektor kegiatan utama, seperti pertanian, industri, dan perdagangan, harus sesuai dengan tujuan pembangunan desa, yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata, melalui penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang mampu menjangkau seluruh kalangan masyarakat Desa Pleret.

Berdasarkan visi-misi pembangunan Desa Pleret, disimpulkan bahwa arah pembangunan desa ke depan tidak hanya mengandalkan sektor pertanian saja, namun pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat juga diarahkan pada sektor industri, perdagangan, dan wisata. Ditekankan bahwa kegiatan pertanian tetap harus dipertahankan keberadaannya. Pertanian diarahkan pada diversifikasi kegiatan, tidak hanya pertanian on-farm saja, namun juga pengembangan sektor peternakan dan perikanan. Sektor industri diarahkan pada pengembangan industri kecil dan rumah tangga yang bermutu dan berdaya saing, melalui peningkatan akses modal, bahan baku, dan teknologi.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

36


III. 2. Analisis Potensi dan Masalah A. Tata Ruang Potensi 1. Warga sekitar menggunakan sungai sebagai tempat memancing atau untuk memandikan hewan ternak. 2. Kondisi lingkungan di bantaran sungai masih relatif alami dengan adanya semak-semak dari tanaman bambu. 3. Kondisi pekarangan di sekitar rumah masih cukup alami dengan banyak ditanami tanaman-tanaman produktif oleh warga. 4. Terdapat situs cagar budaya di beberapa dusun yang berpotensi sebagai wisata budaya serta penelitian. 5. Warga menggunakan lahan-lahan kosong di sekitar permukiman untuk mengembangkan tanaman produktif seperti rumput gajah dan pohon buah.

Masalah 1. Ancaman kerusakan lingkungan akibat penambangan pasir di sekitar bantaran sungai, yang juga menyebabkan pengikisan/erosi. Selain itu, sungai juga rawan longsor karena pengikisan sungai. 2. Sungai rawan tercemar kotoran dan air limbah dari industri maupun limbah rumah tangga. 3. Banyak sampah yang terbawa arus sungai yang berasal dari bagian hulu. 4. Adanya pembuangan sampah di pekarangan cukup mengganggu kenyamanan di lingkungan sekitarnya.

5. Kondisi tata ruang permukiman yang padat, dan aksesnya sulit. 6. Ancaman pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri yang limbahnya belum dikelola dengan baik. 7. Terganggunya kenyamanan masyarakat karena kotoran ternak yang berasal dari kandang menimbulkan bau. 8. Lokasi kandang pribadi cenderung dekat dengan permukiman yang berpotensi menganggu kesehatan dan menimbulkan bau tidak sedap terutama saat musim hujan. 9. Keberadaan situs cagar budaya belum dimanfaatkan atau ditata dengan baik walaupun sudah sepenuhnya tergali. Selain itu, situs yang sudah ada kondisinya rusak dan tidak terawat.

B. Perumahan dan Bangunan Potensi 1. Sebagian besar rumah dan bangunan fasilitas umum yang ada sudah sehat, layak huni, serta konstruksinya permanen dan tahan gempa. 2. Kebutuhan air bersih warga yang berasal dari sumur gali sudah tercukupi, dimana kualitas airnya jernih dan tidak berbau. 3. Sebagian besar warga telah menggunakan kamar mandi dan WC dalam keseharian.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

37


C.

Masalah 1. Masih terdapat rumah yang kurang layak huni, seperti dinding yang belum diplester, lantai masih tanah, tidak ada ventilasi, dsb. 2. Belum semua KK memiliki kamar mandi dan sumur sendiri, lalu menumpang di tetangganya atau di kamar mandi masjid. 3. Warga masih membuang limbah rumah tangga/MCK ke pekarangan atau sungai. Cukup banyak warga yang belum memiliki septic tank. 4. Belum ada pengelolaan sampah dan tidak tersedia tempat pembuangan sampah yang memadai. Sampah biasanya ditimbun di pekarangan ataupun dibakar. Masih terdapat beberapa warga yang membuang sampah ke sungai. 5. Kondisi di jalan sekitar permukiman saat malam hari gelap karena minim penerangan.

Sarana dan Prasarana Potensi 1. Akses jalan ke permukiman warga relatif memadai jangkauannya, tidak ada lokasi yang terisolir. 2. Posisi jalan cukup strategis sebagai jalur distribusi manusia, barang, dan aktivitas antar desa. 3. Sudah terdapat jaringan irigasi yang menghubungkan antar desa sehingga menjadi awal dari sistem pengairan yang baik. 4. Di beberapa titik telah terdapat jembatan sebagai sarana penghubung Desa Pleret dengan desa-desa sekitarnya. 5. Terdapat sarana transportasi umum. 6. Terjangkau jaringan listrik dan telepon.

Masalah 1. Masih terdapat jalan lingkungan yang belum diperkeras (jalan tanah). Beberapa ruas jalan yang sudah diperkeras dalam keadaan rusak. Menimbulkan genangan dan becek saat musim hujan. 2. Masih terdapat jembatan berkonstruksi bambu yang telah rusak dan tidak cukup lebar. Hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua. 3. Dusun di kawasan hilir saat musim kemarau sering tidak mendapat jatah air irigasi. Sebagian saluran masih berupa saluran non-teknis, sehingga banyak mengalami kebocoran. 4. Belum banyak saluran drainase yang memadai di sekitar jalan dan permukiman warga. Beberapa saluran tertutup sampah dan endapan pasir sehingga tidak berfungsi optimal dan menimbulkan genangan saat musim hujan.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

38


Gambar Potensi-potensi Ekonomi Desa Pleret

Lahan pertanian yang luas, ditanami padi, palawija, rumput gajah.

Telah mulai dirintis kelompok ternak dan kandang kelompok

D. Ekonomi Potensi 1. Kegiatan pertanian merupakan sektor yang dominan. Sudah ada manajemen kegiatan melalui kelompok tani yang cukup baik . 2. Ketertarikan pada sektor peternakan cukup tinggi yang ditandai dengan dibentuknya kelompok ternak dan banyaknya permintaan untuk pembangunan kandang kelompok. 3. Adanya sinergi antara sektor pertanian dengan peternakan melalui penyediaan dan pemenuhan kebutuhan masing-masing sektor. Yaitu pupuk organik dari kandang dan pakan ternak dari pertanian. 4. Kegiatan perikanan sudah dilakukan oleh sebagain warga melalui kolam kelompok dan pemancingan. Juga terdapat kolam-kolam pribadi. 5. Perdagangan dan jasa potensial berkembang karena posisi Desa Pleret yang strategis, dilalui jalan kabupaten dan sebagai ibukota kecamatan. Hal ini ditunjang dengan adanya pasar desa dan banyaknya kegiatan produktif warga. 6. Komoditas industri rumah tangga sangat beragam. Dominasinya adalah industri makanan dan kerajinan. Serapan tenaga kerja bidang industri cukup banyak, walaupun masih bersifat informal.

Terdapat kolam-kolam kelompok yang tersebar di beberapa lokasi

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

39


Masalah

Komoditas industri makanan yang sangat beragam

1. Hasil panen baru dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat sendiri. Banyak yang belum dapat menyisakan hasil panen untuk dijual. 2. Permasalahan utama pertanian adalah debit air dan saluran irigasi yang kurang memadai. Biaya produksi tinggi karena harga bibit, pupuk dan pestisida mahal dan ketersediaanya terkadang kurang mencukupi. 3. Kendala pengembangan ternak kelompok adalah ketersediaan lahan untuk kandang kelompok dan penambahan daya tampung. Kotoran ternak belum dikelola optimal sehingga menimbulkan pencemaran di sekitar kandang. Biaya produksi (pakan dan pemeliharaan) masih tinggi sehingga belum dapat dipasarkan dengan harga bersaing. 4. Lokasi kandang pribadi di permukiman cukup mengganggu kenyamanan karena adanya limbah ternak, terutama di musim penghujan. Banyak pemilik kandang pribadi yang belum mau memindahkan ternaknya ke kandang kelompok. 5. Kegiatan perikanan terhambat oleh ketersediaan pasokan air yang belum mencukupi, terutama pada musim kemarau saat air dari sungai dan irigasi berkurang. Selain itu ada ancaman penyakit ikan, keamanan, masalah modal usaha, distribusi, pengetahuan dan manajemen yang belum baik. 6. Kegiatan perdagangan dan jasa terhambat oleh permodalan dan daya beli masyarakat yang rendah. 7. Pengembangan industri kecil dan rumah tangga terkendala minimnya ketersediaan bahan baku, modal, dan kurang maksimalnya sistem pemasaran. 8. Terdapat warga yang melakukan penambangan pada lahan pertanian dan di tepi sungai. Kegiatan ini nantinya akan berdampak buruk pada lingkungan, namun banyak yang memperoleh penghasilan dari hal ini. Maka dari itu harus diciptakan lapangan pekerjaan baru untuk menampung transformasi tenaga kerja tersebut. 9. dan Masih ada kegiatan sektor ekonomi yang menggunakan tenaga kerja dari luar Desa Pleret. Padahal masih ada masyarakat setempat yang dapat diberdayakan. Permasalahnya adalah kurangnya keahlian dan keterampilan mereka sebagai bekal untuk dapat mengakses sektorsektor tersebut. 10. Tidak adanya tindak lanjut yang kongkrit setelah adanya pelatihan menjadikan ketrampilan yang sudah didapatkan tidak bisa dikembangkan.

Beraneka ragam komoditas industri kerajinan

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

40


e.

Pelayanan Publik

f.

Kelembagaan

Potensi

Potensi

1.

1. Telah terdapat struktur kelembagaan yang mengurus kegiatan-kegiatan bermasyarakat, baik pada tingkat Desa Pleret, tingkat pedukuhan, maupun tingkat RT. 2. Kelembagaan dapat berperan sebagai media komunikasi yang baik pada masing-masing tingkat. Antara lain dengan agenda rutin seperti rapat, arisan, kerja bakti, dan pengajian, dan sebagainya. 3. Beberapa dusun sudah memiliki beberapa program dan kegiatan yang terencana. 4. Kelembagaan mewadahi seluruh kegiatan di Desa Pleret. Antara lain kesehatan, keamanan, sosial, perekonomian, budaya, kesenian, olahraga, pemuda, wanita dan anak-anak dan lain-lain. 5. Kelembagaan di Desa Pleret antara lain BKM, LPMD, kelompok tani, kelompok ternak, PKK, Karang Taruna, siskamling, karawitan, Risma, dan sebagainya.

2. 3. 4.

Telah banyak pelayanan publik yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat Desa Pleret. Antara lain kelompok bermain, PAUD, TPA, Posyandu, Posyandu Lansia, dan keamanan lingkungan. Tenaga pengajar dan pekerjanya adalah perwakilan warga masyarakat Desa Pleret yang turut peduli. Jumlah PAUD cukup banyak, terdapat di hampir semua pedukuhan. Hal ini sesuai dengan banyaknya kelompok anak usia dini di Desa Pleret. Posyandu telah rutin dilakukan minimal sebulan sekali. Terdapat juga posyandu lansia dan puskemas keliling. Sudah ada sistem ronda (siskamling) yang dijalankan secara bergilir oleh warga dengan rutin.

Masalah 1. Masalah

2.

1.

3.

2.

3.

4.

Kegiatan pelayanan publik masih belum memiliki tempat sendiri. Kebanyakan dilangsungkan di rumah kepala dukuh atau rumah-rumah warga yang dirasa dapat menampung kegiatan tersebut. Kualitas layanan pendidikan informal masih kurang memadai, terutama tenaga pengajar dan prasarana pembelajaran seperti referensi buku bacaan, alat tulis, meja, almari, dan sebagainya. Frekuensi pelayanan kesehatan dirasa masih kurang, padahal kebanyakan warga Desa Pleret sangat membutuhkan pelayanan kesehatan yang terjangkau. Pemeriksaan kesehatan setiap sebulan sekali dinilai tidak dapat mengantisipasi kebutuhan pemeriksaan atau pengobatan bila ada yang sakit mendadak. Selain itu belum ada penanganan terhadap penyakit kronis. Jumlah pos ronda di dalam lingkungan dusun masih kurang mencukupi.

Kegiatan dari kelompok-kelompok warga banyak terkendala oleh minimnya sarana-prasarana dan peralatan yang dimiliki. Keberadaan dan kinerja dari BKM dinilai masih kurang optimal dalam memberikan bantuan permodalan. Keberadaan kelompok masyakakat yang berbasis keremajaan, kewanitaan (PKK), keagamaan, dan olahraga dinilai masih belum maksimal dan berjalan dengan seadanya.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

41


III. 3. Analisis Proyeksi Jumlah Penduduk

III. 4. Analisis Kebutuhan Fasilitas Pelayanan Lingkungan

Proyeksi jumlah pendudukdiperlukan untuk mengetahui banyaknya penduduk pada tahun perencanaan. Lebih lanjut, analisa ini digunakan untuk mengetahui daya tampung wilayah, kesesuaian antara kapasitas (daya tampung) kawasan dengan besarnya perkembangan yang diproyeksikan terjadi pada tahun perencanaan. Perkembangan yang dimaksud antara lain berupa perkembangan aktivitas, guna lahan, dsb. Analisis ini juga berfungsi untuk memberikan batasan terukur terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan wilayah agar dapat tetap berkesinambungan dengan lingkungan sekitar. Sehingga penyimpanganpenyimpangan pemanfaatan lahan dapat diminimalisir. Menurut hasil pemetaan swadaya, jumlah penduduk Desa Pleret pada tahun 2010 adalah 12.150 jiwa. Berdasarkan data kependudukan dalam profil Kecamatan Pleret tahun 2005-2010, rata-rata laju pertumbuhan penduduk Desa Pleret per tahun adalah sebesar 2,53%. Dengan menggunakan laju pertambahan penduduk tersebut, dapat diproyeksikan jumlah penduduk Desa Pleret pada tahun perencanaan 2011-2020 sebagai berikut: Tabel Proyeksi Penduduk Desa Pleret Tahun 2011-2020 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah Penduduk (jiwa) 12.457 12.772 13.095 13.426 13.766 14.114 14.471 14.837 15.212 15.597

Diperlukan untuk mengetahui apakah fasilitas pelayanan yang ada di Desa Pleret sesuai dengan kriteria baku fasilitas pelayanan lingkungan permukiman. Analisanya berdasar pada perbandingan jumlah penduduk yang dilayani, yaitu 12.150 jiwa, dengan standar minimum penduduk terlayani.

Jenis Fasilitas

Tabel Kebutuhan Fasilitas Pelayanan Desa Pleret Standar Perhitungan Minimum Luas Keterangan Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Lahan (m2)

Fasilitas

700

1.200

8

17

b. SD c. SMP d. SMA e. Puskesmas f. Pustu g. Rumah Sakit h. Apotek i. Praktik Dokter

6.400 12.000 28.000 30.000 6.000 240.000 10.000 5000

4 2 2 0 1 1 n/a n/a

2 1 0 0 2 0 1 2

j. Warung k. Pertokoan l. Pasar m. Taman main 1

250 2.500 30.000 250

1.500 10.000 20.000 650 500 86.400 350 Dengan rumah 100 1.200 13.500 250

71 18 1 n/a

48 5 0 48

n. Taman main 2

2.500

1.250

0

5

o. Lapangan olahraga

30.000

9.000

2

0

a. TK

Kebutuhan

Sumber: Hasil Analisa PLPBK Desa Pleret, 2010.

Dengan jumlah proyeksi penduduk pada tahun perencanaan seperti tabel di atas, dapat diketahui daya dukung lahan berdasarkan daya tampung. Perhitungan ini dapat digunakan untuk mengkaji ketersediaan lahan/ruang untuk aktivitas, dihitung berdasarkan luasan lahan dibagi dengan jumlah penduduk eksisting. Hasil perhitungan digunakan sebagai acuan untuk menentukan ambang batas kawasan dengan menggunakan kriteria yang dikemukakan Yates (1980).

Jumlah masih kurang, namun menyesuaikan dengan jumlah murid Sangat mencukupi Sangat mencukupi Sangat mencukupi Sesuai Kurang mencukupi Sangat mencukupi

Sangat mencukupi Sangat mencukupi Sangat mencukupi Idealnya terdapat setidaknya 4 taman ini di setiap pedukuhan Taman main yang ada kebanyakan adalah arena bermain di sekoah Jumlah ini dipastikan cukup karena terdapat 2 lapangan sepak bola yang cukup besar di Desa Pleret

Sumber: Analisa TIPP Berdasarkan Kriteria Penentuan Baku Fasilitas Pelayanan Lingkungan Permukiman oleh Luthfi Muta’ali, 2000.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

42


III. 5. Analisis Pemilihan Arahan Pengembangan Desa Pleret Analisis ini dilakukan untuk memilih arah pengembangan Desa Pleret dengan mempertimbangkan potensi kawasan yang memiliki dampak paling besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam menentukan pilihan tersebut, yang perlu dipertimbangkan adalah peluang, ancaman, dan kebutuhan yang diperlukan untuk pengembangan masing-masing sektor. Prioritas yang dipilih tidak hanya harus memenuhi syarat memberi dampak paling luas bagi wilayah, namun yang terpenting adalah pertimbangan bahwa prioritas pengembangan yang dipilih cukup realistis untuk dicapai dalam tahun perencanaan yang ditentukan. Dari hasil pemetaan swadaya, pilihan arahan pengembangan Desa Pleret adalah melalui sektor pertanian, peternakan, perikanan, industri rumah tangga,serta perdagangan dan jasa. Berikut adalah analisis masing-masing sektor yang telah dilakukan oleh TIPP dan Pokja : a. Pertanian Potensi 1.

Lahan pertanian cukup luas (50%).

2.

Diapit oleh Sungai Opak dan Sungai Gajahwong.

3. 4.

Masalah 1.

2.

Hasil utamanya padi dan 3. palawija. Juga ditanam rumput gajah untuk makanan ternak.

5.

Banyak tenaga buruh.

6.

Beberapa Dusun telah melakukan pertanian organik.

7.

Telah menggunakan peralatan modern.

8.

Telah dirintis usaha pembibitan.

Hasil panen belum mencukupi untuk konsumsi pribadi.

Peluang 1.

Tipe tanah kering. 2. Kualitas lahan pertanian menurun karena pengerukan pasir dan pembuatan batu bata.

4.

Mengalami kekurangan air karena berada di wilayah hilir

5.

Saluran irigasi mengalami kerusakan.

6.

Pembagian jatah air secara bergilir tidak dapat mencukupi kebutuhan air.

7.

Keberadaan kelompok tani belum optimal.

8.

Penyuluhan tentang pertanian dirasa kurang.

Dapat memperoleh pupuk organik dari peternakan Desa Pleret sendiri.

Ancaman

Kebutuhan

1.

Hama dan penyakit tanaman.

1.

Pasokan air yang mencukupi.

2.

Berkurangnya lahan pertanian akibat pembangunan permukiman dan penambangan.

2.

Penyediaan/perbaikan saluran irigasi yang memadai.

3.

Penyuluhan pengelolaan dan pendistribusian.

Dapat dikembangkan untuk industri pengolahan pangan. 3.

Kualitas tanah menurun 4. karena penggunaan pupuk kimia.

Kemudahan memperoleh bibit, pupuk, dsb

Sumber : Analisa Data Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

43


b. Peternakan

Potensi 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Masalah

Terdapat beragam jenis ternak dengan komoditas unggulan sapi dan kambing.

1.

Hampir di setiap pedukuhan telah ada kelompok ternak dan kandang kelompok.

2.

Selain kelompok ternak, warga juga mengelola ternak secara individu. Telah ada contoh pengelolaan kotoran ternak menjadi biogas.

3.

4.

5.

SDM telah cukup memiliki 6. bekal kemampuan beternak. 7. Terdapat tempat penyembelihan hewan. 8. 9.

Kegiatan beternak masih dianggap sebagai kegiatan ekonomi sampingan atau aset (tabungan) oleh warga. Lokasi kandang pribadi ada di permukiman warga. Kandang pribadi sering menimbulkan masalah kesehatan-lingkungan.

Peluang 1.

Permintaan pasar mudah/banyak.

2.

Dapat dijual dalam bentuk daging, bibit (peranakan), atau penggemukan.

3.

4.

Belum semua kotoran ternak dikelola, terutama pada kandang pribadi. Kurangnya daya tampung kandang kelompok.

5.

Susah mendapatkan lahan untuk kandang kelompok. Kurang pembinaan tentang pengelolaan ternak. Kesulitan mendapatkan pakan ternak.

6.

Ancaman 1.

Ancaman penyakit menular dapat menghambat perkembangbiakan.

1.

Pembentukan kelompok ternak pada tingkat Dusun yang belum memiliki kelompok.

2.

Limbah yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan.

2.

Lahan untuk kandang kelompok yang lokasinya jauh dari permukiman.

3.

Dokter atau mantri ternak yang siaga.

4.

Forum-forum penyuluhan pengelolaan ternak.

5.

Pembuatan pakan fermentasi/konsentrat.

6.

Pengelolaan limbah ternak yang menyertai kandang kelompok maupun pada kandang individu.

Dapat menjadi pemasok daging untuk kawasan sekitar (sate). Kotoran yang belum dikelola dapat dijual atau diolah menjadi pupuk dan biogas. Pupuk kandang yang dihasilkan dapat menyokong pertanian, sehingga dapat mengurangi biaya produksi dan menjaga kualitas tanah.

Kebutuhan

3. 4.

Kekurangan pasokan pakan ternak. Persaingan dengan daerah-daerah pemasok daging lainnya.

Ketersediaan rumput gajah untuk pakan.

Kesulitan menjual/distribusi

Sumber : Analisa Data Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

44


c.

Perikanan Potensi

Masalah

Peluang

1. Terdapat 55 petak kolam 1. Ketersediaan sumber air untuk 1. Masih terdapat lahan yang kelompok di 5 kolam kelompok yang tidak ajeg dapat dikembangkan pedukuhan, dan 66 kolam karena sistem jatah. menjadi kolam. pribadi. 2. Posisi Desa Pleret ada di bagian hilir, 2. Pasokan air untuk kolam 2. Beberapa telah dibuka sehingga debit air tidak maksimum. yang dekat dengan sungai untuk pemancingan 3. Pengelolaan kolam kelompok di tidak tergantung musim. umum. beberapa lokasi terhenti. 3. Berpeluang memasok 4. Kurangnya pembinaan pengelolaan warung makan, order perikanan. restoran,dan pasar, baik di dalam maupun luar desa.

Ancaman 1. Penyakit ikan yang mudah menular sering mengakibatkan gagal panen. 2. Keamanan di sekitar kolam kurang terjaga. Sering terjadi kehilangan.

Kebutuhan 1. Pasokan air yang menerus.

2. Penjagaan keamanan di lingkungan kolam kelompok. 3. Penyuluhan tentang budidaya ikan, kesehatan, pakan, pembibitan, dsb.

Sumber : Analisa Data Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010. d. IndustriRumah Tangga

Potensi

Masalah

Peluang

Ancaman

1. Komoditasnya sangat beragam (kerajinan, olahan pangan, dll).

1. Baru dikembangkan secara individu. 1. Beberapa industri kreatif 1. Harus bersaing dengan Belum ada yang diproduksi secara dapat mencapai pasar industri serupa dari massal seperti pada desa-desa nasional, bahkan ekspor. daerah lain. industri. 2. Menyerap cukup banyak 2. Masih terdapat 2. Proses produksi masih tenaga kerja dari warga 2. Belum ada lembaga/ paguyuban pengangguran yang dapat tergantung oleh musim Desa Pleret dan beberapa yang mewadahi kegiatan industri. diberdayakan/ diberi /pemesanan. Belum dari luar daerah. pelatihan untuk tenaga kerja dapat memproduksi 3. Pengelolaan limbah industri yang industri. dalam jumlah yang ajeg. 3. Beberapa produk sudah belum memadai. memiliki pasar di luar 3. Untuk tenaga kerja 4. Masalah kewirausahaan (pelatihan, daerah dan ekspor. musiman, harus mulai tenaga kerja, modal, distribusi, dll) dipikirkan cara untuk 4. Beberapa industri 5. Beberapa produk belum transformasi/pindah ke menggunakan bahan menyertakan branding (merek) dan bidang usaha lainnya. baku setempat. masih dikemas sederhana. 6. Masih terdapat produk makanan yang belum didaftarkan di Dinas Kesehatan.

Kebutuhan 1. Pembentukan koperasi /paguyuban yang mewadahi kegiatan industri. 2. Kemudahan jaringan pemasaran (promosi, channeling, dll). 3. Penguatan kewirausahaan (modal, pelatihan, dsb). 4. Pendaftaran produk ke Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dsb. 5. Pemberian label/merek produk, yang juga sebagai bentuk promosi. 6. Pemberian nilai tambah produk untuk meningkatkan harga jual (pengemasan dsb)

Sumber : Analisa Data Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

45


e.

Perdagangan dan Jasa Potensi 1.

2.

3.

4.

Status sebagai ibukota Kecamatan yang ramai dengan perdagangan jasa di lokasi-lokasi strategis.

Masalah 1.

Letak pasar di lokasi ramai, sehingga menimbulkan gangguan pada jam sibuk.

2.

Belum ada zonasi dalam pasar.

Pusat kegiatan jasa dan perdagangan warga adalah 3. pada Pasar Desa Pleret, Pasar klitikan dan lokasi 4. strategis lainnya. Selain mewadahi kegiatan masyarakatnya, pasar Desa 5. Pleret juga menjadi tujuan belanja warga desa sekitarnya. 6. Cukup banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar.

5.

Juga terdapat pasar hewan.

6.

Saat malam hari ramai akan pedagang makanan

7.

Pedagang lebih memilih di jalan daripada di kios. Kegiatan jual-beli merambah area luar pasar (pinggir jalan).

Peluang

Ancaman

1.

Pengembangan pasar dapat menciptakan serapan pekerjaan baru.

1.

2.

Dapat menjadi tempat 2. pemasaran hasil-hasil sektor ekonomi Desa Pleret (pertanian, peternakan, industri).

Adanya beberapa toko besar, swalayan dsb yang terletak cukup dekat dengan pasar.

Kebutuhan 1.

Masalah pencemaran di 2. sekitar pasar bila tidak ada penanganan serius.

Penduduk sekitar belum memperoleh nilai secara langsung dari aktivitas pasar. Belum ada pengelolaan sampah pasar.

Sistem penataan yang lebih teratur. Misalnya pemisahan zona ternak dengan makanan, dsb. Mendesain pasar agar pedagang di pinggir jalan mau pindah ke dalam pasar.

3.

Pengelolaan ruang yang lebih baik. Misalnya pengaturan sampah, tempat parkir, dsb).

4.

Aturan manajemen pasar yang tegas.

Beberapa pengguna los berasal dari luar Desa Pleret. Padahal ada pedagang Pleret yang belum mendapat los.

Sumber : Analisa Data Pemetaan Swadaya PLPBK Desa Pleret, 2010.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

46


BAB IV KONSEP PENGEMBANGAN IV. 1. Visi Dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman ini telah disepakati visi Desa Pleret sebagai cita-cita pembangunan yang ingin dicapai, yaitu : “Tercapainya Kesejahteraan Masyarakat Desa Pleret Melalui Pertanian dan Peternakan yang Modern dan Mandiri, Didukung oleh Industri, Perdagangan dan Jasa”

Penjabaran visi di atas adalah bahwa sektor pertanian dan peternakan merupakan tumpuan utama ekonomi masyarakat Desa Pleret yang tidak dapat berdiri sendiri dan memiliki ketergantungan erat satu sama lain. Sinergi kedua sektor ini, kotoran ternak untuk pupuk maupun tanaman untuk makanan ternak, pada akhirnya menghasilkan produk ekonomi utama Desa Pleret. Produk pertanian dan peternakan kemudian menjadi bahan baku kegiatan industri rumah tangga yang pada akhirnya mampu menggerakkan perdagangan dan jasa di Desa Pleret. Tercapainya kesejahteraan masyarakat berarti terpenuhinya kebutuhankebutuhan masyarakat, baik kebutuhan dasar pangan, papan dan sandang, maupun kebutuhan pelengkap seperti pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Modern berarti pengelolaan dengan metode dan teknik yang baik sesuai dengan kapasitasnya. Bukan hanya dimaknai menggunakan peralatan bermesin atau bahan-bahan pabrikan semata, namun tentunya dengan tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Mandiri berarti dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, tanpa banyak bergantung pada daerah lain. Mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya, menyediakan kebutuhan dasar, dan menghasilkan produk yang berdaya saing. IV. 2. Misi Untuk mewujudkan visi di atas, maka visi tersebut akan dijabarkan dalam misimisi. Misi-misi yang ditempuh untuk mewujudkan visi di atas akan dijelaskan kemudian. Berikut adalah misi-misinya : a. Meningkatkan ketahanan pangan melalui swasembada pangan dan diversifikasi pertanian.

b. Memberdayakan masyarakat melalui optimalisasi pengembangan sektor pertanian, peternakan, industri, perdagangan dan jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja. c. Mendukung berkembangnya industri, perdagangan dan jasa melalui pengembangan pertanian dan peternakan. d. Menghasilkan produk-produk ekonomis yang berkualitas dan berdayasaing. e. Membentuk satu sistem ekonomi yang dapat menampung kegiatan produktif warga, sekaligus mampu memenuhi kebutuhan warga Desa Pleret. f. Membentuk sistem kelembagaan yang baik dan mampu mewadahi kegiatan dan aspirasi warga. g. Menciptakan suasana kondusif untuk mendukung masuknya investasi. IV. 3. Strategi Berdasarkan misi di atas, telah dirumuskan strategi pengembangan wilayah agar misi-misi tersebut dapat tercapai. Berikut adalah strategi pengembangan wilayah Desa Pleret : a. Penerapan Panca Usaha Tani. b. Mempertahankan area pertanian dengan membuat zonasi pertanian, serta zonasi khusus untuk peternakan. c. Pemberian insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan pertanian dan peternakan. d. Penggunaan teknik modern pada pertanian dan peternakan. e. Meningkatkan kualitas sumber daya setempat, baik bahan baku maupun tenaga kerja. f. Memberdayakan masyarakat lokal sekitar dalam pengembangan industri, perdagangan dan jasa. g. Mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal untuk kegiatan-kegiatan produksi di Desa Pleret. h. Melakukan promosi untuk menjual produk-produk yang dihasilkan Desa Pleret. i. Mengembangkan inovasi dan variasi pada produk-produk Desa Pleret. j. Melalukan penataan kawasan perdagangan dan jasa agar dapat berfungsi secara optimal. k. Menarik investasi ke semua sektor agar dapat membuka banyak lapangan pekerjaan. l. Mengupayakan legalitas ijin mendirikan usaha kecil menengah dan pemberian label pada produk yang dihasilkan.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

47


m. Menjalin kerjasama dengan instansi terkait untuk meningkatkan kapasitas kegiatan masyarakat, baik melalui penelitian (research), penyuluhan, pelatihan, maupun investasi. n. Memperbaiki pengelolaan manajemen dalam bidang pertanian,peternakan, industri, perdagangan dan jasa. Strategi-stretegi di atas dipilih untuk mengatasi permasalahan dan mengoptimalkan potensi yang ada di Desa Pleret. Pemilihan strategi ini didasarkan pada misi-misi yang telah tercantum sebelumnya. Dengan ini diharapkan dapat menimbulkan multiplier effect bagi pengembangkan semua sektor perekonomian Desa Pleret, yang merupakan cara untuk memeratakan kesejahteraan penduduk sebagai tujuan utamanya. Selain memanfaatkan sumber daya alam yang telah tersedia, strategi ini juga memanfaatkan sumber daya manusia di Desa Pleret yang belum optimal. Hal ini dilakukan dengan cara pemberdayaan masyarakat, baik dalam bidang pertanian dan peternakan, maupun dalam bidang industri, perdagangan dan jasa. Dengan dilakukannya pemberdayaan masyarakat ini diharapkan agar masyarakat lebih mempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan sektor perekonomian, karena mereka terlibat secara langsung di dalamnya.

Pusat kegiatan Desa Pleret berada pada poros wilayah di sekitar jalan kabupaten. Guna lahannya didukung dengan keberadaan fasilitas pemerintahan, perdagangan dan jasa, fasilitas pendidikan dan fasilitas rekreasi sehingga memungkinkan untuk skala pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat. Rencana guna lahan di Desa Pleret sedikit banyak akan dipengaruhi adanya rencana jaringan jalan outer ring road (JORR). Apabila nantinya Desa Pleret dilalui jaringan jalan ini, maka beberapa guna lahan terutama di sekitar JORR akan berubah. Saat ini diestimasikan bahwa perubahannya adalah dari fungsi pertanian ke perumahan dan perdagangan-jasa. Secara tidak langsung akan berpengaruh secara ekonomi terutama masyarakat yang memiliki lahan disepanjang jalan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pembatasan kegiatan di sekitar kawasan yang termasuk dalam rencana JORR. Antara lain pedukuhan Bedukan, Kanggotan, Keputren, Kauman, dan Gunungkelir. Untuk jaringan penghubung antar lingkungan padukuhan dibedakan berdasarkan lokasi jalan, jalan yang berada pada wilayah pertanian hanya diperbolehkan untuk direncanakan berupa jalan perkerasan, sedangkan pada fungsi permukiman dapat berupa jalan aspal maupun jalan perkerasan.

IV. 4. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Gunungan

A. Rencana Struktur dan Pola Ruang 1.

Rencana Struktur Ruang Penggunaan lahan di Desa Pleret didominasi oleh lahan pertanian produktif (50,08%), sebagian berupa pertanian lahan kering dengan irigasi teknis dan sebagian berupa tegalan. Pertanian lahan kering terbentang di Desa Pleret kecuali pada bagian barat desa dan kawasan sekitar jalan kabupaten. Sedangkan tegalan umumnya terdapat pada kawasan sekitar sungai. Lahan pertanian produktif direncanakan untuk tidak digunakan sebagai fungsi non-pertanian. Perkembangan penggunaan lahan untuk pembangunan rumah tinggal dioptimalkan untuk menggunakan fungsi lahan permukiman yang masih memungkinkan untuk dimanfaatkan. Namun mengingat kedudukan Desa Pleret yang cukup dekat dengan kawasan perkotaan, cukup besar peluang adanya pengembangan perumahan

Kawasan Perdagangan dan Jasa

Kawasan Pertanian dan Peternakan

Trayeman Bedukan Kauman Gunungkelir

Kanggotan Kerto

Keputren Kedaton

Karet

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

Pungkuran

Kawasan Permukiman dengan Fungsi Campuran Industri Rumah Tangga

48


2. Rencana Pola Ruang

iii. Zona Jasa dan Perdagangan Zona jasa dan perdagangan secara umum direncanakan di sepanjang jalan Wonokromo-Pleret, dan Pleret-Banguntapan. Zona perdagangan yang lebih spesifik di antaranya adalah zona perdagangan klithikan di Dusun Kanggotan.

Rencana pola ruang memberikan arahan terhadap distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya. Arahan pola ruang untuk Desa Pleret yaitu: a.

iv. Zona Pendidikan dan Perkantoran Zona pendidikan dan perkantoran direncanakan berada di Dusun Kauman, Dusun Kedaton dan Dusun Keputren.

Kawasan Lindung Kawasan lindung merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup. Mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan lindung di Desa Pleret terdiri dari:

i.

Sempadan Sungai Kawasan lindung sempadan sungai yang ditetapkan adalah bantaran Sungai Opak dan Sungai Gajah Wong sejauh jarak yang telah ditetapkan.

ii.

Cagar Budaya Kawasan lindung cagar budaya yang ditetapkan adalah kawasan di sekitar peninggalan situs kraton. Seperti kawasan Gunung Sentono dan kawasan di sekitar situs Kraton Kerto dan Kauman.

b. Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya di Desa Pleret terdiri dari: i.

ii.

Zona pertanian Zona pertanian terdiri dari zona pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering. Rencana zona pertanian di Desa Pleret adalah mempertahankan zona pertanian yang ada saat ini. Terutama lahan basah yang tersebar di seluruh desa, kecuali Dusun Kanggotan. Lahan kering dicadangkan sebagian sebagai zona permukiman. Zona permukiman Rencana pengembangan zona permukiman di Desa Pleret adalah sama pada zona permukiman saat ini yang tersebar ke seluruh desa, dengan perluasan ke arah lahan kering.

v.

Zona Industri Zona industri yang dapat ditetapkan di Desa Pleret antara lain zona industri tahu di Dusun Gunungan, dan zona industri emping mlinjo di Kedaton. Sedangkan industri lainnya, tidak dizonasi karena lokasinya yang tersebar.

Kawasan Budidaya: Pertanian dan Peternakan Gunungan

Kawasan Budidaya: Perdagangan dan Jasa

Trayeman Bedukan Kauman Gunungkelir

Kanggotan Kerto

Keputren Kedaton

Kawasan Lindung: Sempadan Sungai Karet

Pungkuran

Kawasan Lindung: Cagar Budaya

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

Kawasan Budidaya: Permukiman, Industri Rumah Tangga

49


B. Rencana Pengembangan Permukiman 1.

ii. Mengelola atau menampung air limbah yang berasal dari kamar mandi ataupun dapur dengan menggunakan septictank. Terutama bagi warga yang belum memiliki penampungan limbah sendiri. Pembuangan air limbah secara langsung ke pekarangan maupun kebiasaan membuang limbah ke selokan atau sungai harus dihilangkan. iii. Melakukan penghijauan di sekitar rumah melalui penanaman tanaman-tanaman produktif ataupun TOGA (tanaman obat keluarga). iv. Pembuatan lubang biopori di dalam pekarangan rumah untuk meningkatkan peresapan air ke tanah dan mengurangi potensi terjadinya banjir atau genangan air. v. Peran aktif dari warga masyarakat dalam memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan dengan cara teratur melaksanakan kegiatan bersih lingkungan atau kerja bakti secara bersama/gotong royong.

Rencana Arahan Pengembangan Permukiman Karakteristik permukiman Desa Pleret secara umum bercirikan permukiman perdesaan, yang terlihat dari ciri-ciri berikut: a. Kepadatan bangunan rumah masih relatif rendah, terdapat jarak antara rumah yang satu dengan yang lain. b. Sebagian besar merupakan rumah satu tingkat, yang luasan bangunannya relatif luas. c. Konstruksi bangunan rumah sebagian besar menggunakan material tembok, meski sederhana. d. Terdapat area terbuka hijau/pekarangan yang luas di sekitar rumah warga. e. Persebaran rumah warga cenderung mengkluster/mengelompok menjadi beberapa perkampungan penduduk, membentuk dusundusun. f. Kawasan permukiman di sekitar bantaran sungai Opak memiliki jarak yang cukup jauh dengan sungai. Sedangkan di sekitar sungai Gajahwong, kawasan permukiman cenderung lebih dekat dengan sungai. Berdasarkan karakteristik tersebut, untuk beberapa tahun ke depan pengembangan permukiman Desa Pleret diarahkan untuk tetap mempertahankan konsep permukiman perdesaan yang telah ada, namun ditambah beberapa peningkatan kualitas lingkungan tempat tinggal. Konsep pengembangan permukiman yang diarahkan untuk diterapkan antara lain adalah: a.

Permukiman Berwawasan Lingkungan Konsep permukiman berwawasan lingkungan diarahkan melalui pengembangan permukiman yang tidak merusak atau mencemari lingkungan, serta menciptakan permukiman yang hijau, bersih, dan, sehat bagi warga. Penerapan konsep ini antara lain dilakukan melalui: i. Masing-masing penghuni rumah melakukan pengelolaan terhadap sampah yang dihasilkan, dan menghindari pembuangan sampah secara sembarangan ataupun membakarnya. Karena itu, setiap rumah tangga diharapkan dapat menyediakan tempat sampahnya sendiri, dan melakukan pemilahan jenis sampah secara sederhana.

b. Intensifikasi Lahan Permukiman Lokasi pengembangan permukiman bagi rumah-rumah baru diarahkan untuk memanfaatkan area lahan permukiman yang sudah ada saat ini. Dengan lebih menekankan pada minimalisasi konversi lahan pertanian yang ada, terutama untuk lahan-lahan yang produktif. Konsep ini didasari oleh pertimbangan bahwa masih banyak lahan kosong di sekitar kawasan permukiman saat ini, yang masih bisa dimanfaatkan untuk pengembangan rumah baru. Dengan permukiman yang lebih mengelompok dan tidak menyebar, maka penyediaan prasarana pendukung seperti akses jalan ataupun layanan pengumpulan sampah akan menjadi lebih mudah. Sehingga dapat membentuk sebuah kluster permukiman yang dihuni oleh banyak warga.

c.

Pengembangan Pagar Tanaman Pengembangan pagar sebagai pembatas antar pekarangan rumah bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan dari penghuni rumah, khususnya bagi keluarga yang memiliki anak kecil. Untuk menonjolkan kesan permukiman yang hijau, maka pagar dibuat dengan menggunakan tanaman yang diatur rapi dan tertata.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

50


Namun pagar diarahkan untuk dibangun tidak terlalu tinggi, sehingga interaksi antar tetangga masih dapat terjaga. Selain bermanfaat untuk menghijaukan lingkungan, secara khusus penggunaan pagar tanaman juga dapat menyerap polusi kendaraan yang berasal dari jalan. 2.

Rencana Vegetasi

3.

Rencana Penyediaan Air Bersih Sumber air bersih utama masyarakat Desa Pleret didapat dari sumber air dalam tanah melalui sumur, baik berupa sumur timba maupun dengan pompa listrik. Untuk menjaga kualitas dan ketersediaan pasokan air bersih bagi warga Desa Pleret, rencana penyediaan air bersih yang akan diterapkan antara lain: a.

MCK Komunal Untuk menyediakan kebutuhan air bersih bagi warga yang belum memiliki sumur, maka diarahkan untuk dikembangkan MCK komunal yang dilengkapi dengan sumur umum yang dapat digunakan warga secara bersama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait pengembangan MCK komunal ini antara lain: i. Masing-masing RT diarahkan untuk memiliki MCK komunal. Namun untuk jangka pendek, MCK komunal akan dikembangkan pada lokasi-lokasi yang ketersediaan sumber air bersihnya relatif minim. ii. Lokasi pembangunan MCK komunal diarahkan di tengahtengah permukiman warga, atau di sekitar bantaran sungai untuk mengurangi jumlah warga yang mandi ataupun buang air di sungai. iii. Pengelolaan MCK komunal dilakukan secara bersama, dengan beban biaya pemeliharaan yang juga ditanggung oleh warga bersama.

b.

Konservasi Air Tanah Konservasi air tanah perlu dilakukan agar persediaan air di dalam tanah meningkat dan sumur tidak kering saat kemarau. Dilakukan dengan mengembangkan sistem lubang biopori di sekitar permukiman warga, sehingga air hujan dapat meresap maksimal ke dalam tanah. Selain untuk mencegah banjir atau genangan air, biopori akan meningkatkan cadangan air di dalam tanah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait pengembangan biopori adalah:

Arahan rencana penataan vegetasi yang akan diterapkan di Desa Pleret disesuaikan berdasarkan masing-masing zona, antara lain: a.

Jalan Utama Jalan masuk utama merupakan cerminan yang memperlihatkan identitas Desa Pleret. Untuk itu perlu adanya vegetasi yang menarik dan berkesan bagi orang yang melewati Desa Pleret.

b.

Permukiman Penataan vegetasi di kawasan permukiman diarahkan sebagai batas antar rumah atau pagar hidup, untuk mengatasi penggenangan, pelestarian air tanah, dan pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman produktif.

c.

Bantaran Sungai Penataan vegetasi di bantaran sungai akan berfungsi sebagai buffer dan pencegah terjadinya erosi. Selain itu, konsep ini dimaksudkan untuk menciptakan kawasan bantaran sungai yang bersih dan terawat.

i.

Pengembangannya dilakukan secara swadaya oleh masingmasing rumah tangga.

ii.

Dibutuhkan sosialisasi agar masyarakat memahami manfaat biopori dan memiliki pengetahuan tentang cara membuatnya.

iii. Lubang biopori dibuat pada beberapa titik di pekarangan rumah, di pinggiran jalan, dan sebagainya.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

51


Gambar Contoh Penggunaan Biopori

Sesuai dengan standar penentuan sistem sanitasi permukiman, pengelolaan limbah yang cocok untuk Desa Pleret adalah sebagai berikut: Bagan Standar Penentuan Sistem Sanitasi Permukiman Air Limbah Sewer & Treatment Plant Kepadatan Penduduk <100jiwa/Ha

Kepadatan Penduduk <300jiwa/Ha Septic Tank & Small Bore Sewer & Treatment Plant

Permeabilitas tanah baik?

4.

Kedalaman Air Tanah >4meter

Rencana Sanitasi

Di wilayah Desa Pleret terdapat beberapa rumah warga yang belum memiliki pengolahan sanitasi yang baik, dan masih ada beberapa warga yang memiliki kebiasaan buang air di sungai. Berikut adalah bagan arahan rencana pengelolaan sanitasi yang akan diterapkan:

Tinja/kotoran manusia

IYA Septic Tank & Sumur Saluran Resapan

Septic Tank & Saluran Resapan

TIDAK

Sumber: Jurnal Perencanaan Infrastruktur.

Limbah Cair Rumah Tangga

Air cuci

Septic Tank & Anaerobic Up-Flow

Limbah dapur

Berdasarkan data dan analisa sebelumnya, kepadatan penduduk Desa Pleret adalah 29 jiwa/Ha, dengan permeabilitas tanah yang cukup baik, dan kedalaman air tanah 80-100 meter. Sesuai dengan standar pada bagan di atas, sistem sanitasi yang sesuai untuk Desa Pleret adalah septic tank, sumur dan saluran resapan.

Sanitasi (septictank dan sumur resapan) Sumber : Hasil Analisa PLPBK Desa Pleret, 2010.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

52


Untuk menciptakan tersedianya sistem sanitasi yang layak dan berkelanjutan untuk seluruh warga Desa Pleret, rencana penyediaan sanitasi yang akan diterapkan antara lain: a.

Sistem Sanitasi On-Site Limbah cair yang berasal dari rumah tangga diolah dengan sistem individual yang menggunakan fasilitas sanitasi setempat (on-site sanitation) yaitu dengan menggunakan jamban keluarga dengan unit pengolahan yang dilengkapi dengan fasilitas sumur peresapan. Konsep tersebut digunakan karena optimal untuk menanggulangi permasalahan sanitasi untuk rumah dengan pekarangan yang luas.

b.

Jarak dengan Sumur Jarak dari sumber air minum ke tempat penampungan kotoran perlu diperhatikan. Semakin dekat jarak penampungan kotoran dengan sumber air minum, kemungkinan besar akan menimbulkan perembesan kotoran ke dalam sumber air minum. Kondisi ini akan mempengaruhi kualitas air untuk keperluan rumah tangga.

c.

d.

5.

Kebiasaan warga Desa Pleret yang masih membuang dan membakar sampah di pekarangan rumah dan di bantaran sungai dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan adanya rencana pengelolaan sampah yang menyeluruh dan melibatkan masyarakat. Secara perlahan penerapannya akan mengubah kebiasaan warga, serta membuat sampah memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Berikut ini adalah panduan untuk menentukan sistem pengelolaan sampah di permukiman: Bagan Penentu Sistem Pengelolaan Sampah Permukiman Fungsi & Nilai Kawasan Kepadatan Penduduk Daerah Pelayanan

Penentuan Daerah Pelayanan

MCK Komunal Dibutuhkan adanya rencana sarana dan prasarana sebagai sebuah percontohan yang ada di masing-masing RT. Rencana sarana dan prasarana yang akan dilakukan adalah membangun MCK umum dengan konsep sanitasi yang baik dan sesuai dengan kriteria. Sehingga selain sebagai contoh MCK yang baik, MCK tersebut juga dapat diperuntukkan bagi warga yang terbiasa buang air di selokan atau sungai. Peran Serta Masyarakat Dalam merencanakan dan mengimplikasikan rencana sanitasi, sejak awal sangat dibutuhkan adanya keterlibatan, kesadaran serta komitmen yang kuat dari masyarakat. Termasuk untuk pengelolaan dan pemeliharaan MCK komunal.

Rencana Persampahan

Kondisi Lingkungan

Tingkat Pendapatan Warga Topografi

Strategi Pelayanan Tingkat Pelayanan

Frekuensi Pelayanan Kualitas Operasional

Sumber & Volume Sampah

Kebutuhan Dana/Biaya Pemindahan & Pengangkutan Pelayanan Komunal

Pewadahan

Pengumpulan

TPA Pengolahan

Strategi Pengelolaan Sampah Pelayanan Setempat

Pewadahan

Pengolahan

Sumber: Jurnal Perencanaan Infrastruktur.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

53


Arahan rencana persampahan yang akan diterapkan di Desa Pleret adalah sebagai berikut: a.

Pemilahan Sampah Sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga di Desa Pleret setiap harinya memiliki jenis yang berbeda, dan membutuhkan metoda pengolahan yang berbeda pula. Oleh karena itu, pemilahan merupakan salah satu kunci dari sistem pengelolaan sampah yang akan diterapkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait pemilahan sampah ini antara lain: i. Jenis sampah yang dipilah berupa sampah organik dan non organik di masing-masing rumah. ii. Pendekatan, sosialisasi, penyebaran informasi kepada warga sehingga memiliki kemauan, kepedulian terhadap masalah persampahan dan menjadi penggerak di lingkungannya. iii. Pelatihan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran penghijauan lingkungan dan 3R (reduce, reuse, recycle).

b.

Proses Pengangkutan Sampah Sampah yang telah dipilah di masing-masing rumah tersebut kemudian dikumpulkan di tempat pengumpulan sampah sementara yang ada di masing-masing Dukuh/RT/RW setempat sesuai dengan kesepakatan warga. Sampah yang berasal dari tempat sampah sementara tersebut kemudian diangkut menuju tempat pengolahan sampah terpadu.

c.

Pengolahan Sampah Terpadu Sampah-sampah yang telah dikumpulkan akan diolah menjadi barang yang bernilai ekonomi. Pengolahan sampah ini nantinya tidak hanya memanfaatkan sampah yang berasal dari rumah tangga, namun juga akan terintegrasi dengan kegiatan peternakan yang menghasilkan kotoran ternak untuk dijadikan pupuk kompos.

Berikut ini adalah bagan arahan rencana pengolahan sampah terpadu yang akan diterapkan. Sampah Rumah Tangga

Kegiatan Peternakan Sampah Organik

Kotoran ternak

Kompos

Daur Ulang

Sampah Non Organik

Digunakan Kembali

Dihancurkan

Sumber : Hasil Analisa PLPBK Desa Pleret, 2010.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan pengolahan sampah terpadu antara lain : i. Pembentukan kelompok kerja dan kesepakatan kontribusi warga terkait bank sampah. ii. Pendampingan, pelatihan dan pemantauan secara bertahap hingga dapat menghasilkan kompos, produk daur ulang,dan sebagainya iii. Koordinasi dengan pemerintah setempat seperti Dinas Kebersihan, Tata Kota, Perumahan, dan Pekerjaan Umum, agar bersinergi dengan sistem pengelolaan sampah skala kota. iv. Pemasaran hasil daur ulang, tanaman produktif, atau kompos sehingga dapat menjadi salah satu sumber pendapatan warga.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

54


C.

Rencana Pengembangan Ekonomi

2. Rencana Peternakan

Secara umum rencana pengembangan ekonomi di Desa Pleret adalah melalui sinergi antara sektor-sektor utamanya seperti disebutkan pada visi desa. Sektor-sektor ini antara lain pertanian, peternakan, industri rumah tangga, perdagangan dan jasa, serta perikanan. Bentuk pengembangan antar sektor-sektor yang saling terkait tersebut adalah sebagai berikut: 1.

Rencana Pertanian Rencana pengembangan pertanian banyak dipengaruhi oleh kondisi lahan pertanian di Desa Pleret yang berupa lahan kering dan berada di wilayah hilir. Beberapa rencana pengembangan pertanian di antaranya: a. Penambahan debit air irigasi di wilayah pertanian melalui perbaikan sarana dan prasarana. b. Meningkatkan ketahanan pangan masyarakat agar masyarakat tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan konsumsinya sendiri, namun juga mampu menyisakan hasil panen untuk dijual ke pasar. c. Kegiatan pertanian mulai diarahkan untuk dapat menghasilkan bibit padi, tidak hanya untuk budidaya dan konsumsi semata (on farm). d. Adanya diversifikasi produk pertanian. Hasil panen tidak hanya berupa produk alami, namun harus mulai dikembangkan menjadi produk-produk olahan pangan untuk memberi pertambahan nilai. e. Peningkatan kualitas lahan pertanian dengan mengurangi penggunaan obat dan pupuk kimia, serta mulai beralih ke penggunaan bahan-bahan organik. f. Pengendalian penurunan kualitas dan kuantitas lahan pertanian akibat adanya penambangan tanah untuk bahan baku batu bata. Pengendalian dilakukan dengan membatasi penambangan tanah hanya pada lahan-lahan yang tidak produktif. g. Pengadaan sentra atau lokasi percontohan pertanian organik untuk menunjukkan hasil-hasil pertanian, serta untuk mempermudah pemasaran produk pertanian kepada konsumen. h. Adanya penyuluhan berkala tentang pengelolaan pertanian, serta sosialisai dan pelatihan pertanian organik. i. Tersinerginya sektor pertanian dan peternakan melalui penyediaan pakan untuk ternak dan pupuk dari kotoran ternak.

Kegiatan peternakan dilakukan hampir oleh semua warga yang juga berstatus sebagai petani. Peternakan berkaitan erat dengan sektor pertanian, namun masih dianggap sebagai usaha sampingan semata. Rencana pengembangan peternakan Desa Pleret antara lain : a. Membuat kandang kelompok terintegrasi dengan 1 pusat di level desa, dengan sub-sub pendukung dari kandang kelompok di tingkat dukuh. b. Pembentukan kelompok ternak pada Dusun yang belum memiliki kelompok ternak sebagai salah satu upaya pengembangan sumber daya manusia setempat. c. Pengadaan kandang kelompok untuk menampung ternak kambing dan sapi yang masih dipelihara di kawasan hunian. Lokasi kandang kelompok idealnya terpisah dari hunian warga. d. Lokasi budidaya ternak unggas juga harus terpisah dari hunian warga untuk menghindari gangguan kesehatan, polusi, dsb. e. Adanya pengelolaan kotoran ternak pada kandang kelompok. Misalnya diolah menjadi pupuk organik, bahan untuk biogas, media pembudidayaan cacing untuk pakan ikan, ataupun dijual sebagai bahan dasar pembuatan pupuk. e. Upaya menjaga kesehatan ternak, antara lain melalui pemeriksaan ternak secara berkala, menjaga kebersihan kandang, penyediaan dokter atau mantri ternak, dsb. f. Upaya menjaga keamanan di kandang kelompok dengan rutin memonitor kandang untuk mencegah kerugian akibat kehilangan dan kejadian tidak terduga lainnya. g. Fokus kegiatan peternakan untuk pembibitan, penggemukan, serta dapat menjadi pemasok daging untuk industri pengolahan makanan dan kawasan kuliner di Desa Pleret ataupun sekitarnya. h. Adanya penyuluhan dan pelatihan pengelolaan kandang bersama agar tidak menimbulkan gangguan untuk lingkungan sekitarnya. i. Adanya manajemen pengelolaan kandang kelompok, terutama bagi pemilik yang memelihara ternaknya di kandang kelompok. Misalnya pembayaran sewa kandang atau uang kas sebagai bentuk kontribusi bagi pemilik lahan. j. Pembuatan makanan konsentrat bagi hewan ternak sehingga biaya produksi menjadi lebih kecil. k. Adanya kemudahan akses ke pemberian pinjaman lunak dan pemasaran ternak. l. Tersinerginya sektor peternakan dan pertanian melalui penyediaan pupuk dari kotoran ternak dan pakan dari pertanian untuk hewan ternak.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

55


3. Rencana Industri Rumah Tangga Pengembangan kegiatan industri di Desa Pleret menjadi satu kesatuan dengan pengembangan sektor-sektor lain seperti pertanian, perdagangan, jasa dan perikanan. Beberapa usulan pengembangan lainnya antara lain: a. Pembentukan paguyuban atau Koperasi untuk mewadahi seluruh kegiatan pengrajin industri, baik industri makanan, kerajinan dan lainnya untuk mempermudah pengajuan proposal, pelatihan, mengakses bantuan modal, dan tukar-menukar informasi dsb. b. Bimbingan untuk produsen industri, terutama tentang manajemen usaha. Antara lain kemudahan untuk mengakses bahan baku dan modal, tersedianya link kerjasama atau channeling, serta pemasaran yang ajeg dan tidak tergantung musim. c.

d.

e.

f. g. h. i. j.

Adanya pelatihan tentang proses industri di tingkat Desa untuk memberdayakan warga setempat yang masih menganggur. Sehingga pemilik usaha tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk membayar tenaga kerja dari luar Desa. Pemberian label pada produk yang secara tidak langsung dapat berfungsi untuk menginformasikan/promosi hasil-hasil produksi kreatif Desa Pleret. Pengembangan inovasi dan variasi produk, diantaranya variasi model, bahan, warna, bentuk dan fungsi. Pengrajin tidak hanya memproduksi satu jenis produk, namun bisa mulai merintis variasi produk lainnya. Pada level dasar harus ditindaklanjuti dengan adanya musyawarah atau rembug rutin antara para pelaku industri. Adanya pengelolaan limbah-limbah industri, baik penangannya ataupun pemanfaatannya kembali. Pelatihan manajemen pemasaran bagi seluruh pelaku industri kecil di Desa Pleret. Terdapat rencana untuk zona industri yang ideal dan tidak mengganggu kenyamanan tinggal di lingkungan permukiman. Kegiatan industri dapat memberdayakan tenaga kerja setempat, khususnya pengangguran dan ibu-ibu.

4.

Rencana Perdagangan dan Jasa a.

Adanya wadah berupa paguyuban/koperasi untuk mempermudah masalah pendanaan. b. Optimalisasi fungsi Pasar Pleret sebagai wadah kegiatan perdagangan dan jasa. Khususnya dengan melakukan penataan kembali fungsi ruang di dalam dan sekitar pasar. c. Rencana zonasi kawasan perdagangan dan jasa Desa Pleret dengan segala fasilitas kelengkapannya, misalnya lahan parkir. d. Mengoptimalkan fungsi pasar dan kios-kios untuk mendukung kegiatan kuliner (oleh-oleh/makanan khas).

e.

Mengutamakan memberi tempat usaha bagi pedagang yang berasal dari dalam Desa Pleret. f. Adanya manajemen pengelolaan pasar yang baik. g. Memasarkan produk-produk Desa Pleret ke pasar modern. h. Kegiatan pelatihan/penyuluhan mengenai pemasaran, pengemasan, mengurus perijinan/standarisasi, inovasi produk yang dihasilkan, dsb. i. Mengadakan festival kuliner j. Pengembangan pasar klitikan dengan prioritas bagi pedagang Desa Pleret yang selama ini masih berdagang di sepanjang jalan di Desa Wonokromo. k. Pemberdayaan pemuda dan wanita untuk mengelola sektor-sektor perdagangan dan jasa, khususnya kios-kios makanan dan kolam pemancingan. l. Kegiatan perdagangan dan jasa dapat menjadi tempat memasarkan hasil pertanian, peternakan, perikanan, industri kerajinan warga, dan juga mendukung jalur wisata yang direncanakan.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

56


5.

Rencana Perikanan a. Pengembangan sektor perikanan dengan konsep rekreasi, dimana diusulkan untuk menjadi lokasi pemancingan dan wisata kuliner sebagai satu kesatuan. b. Sektor perikanan diusulkan untuk dikembangkan dengan model kelompok. c. Mengadakan ronda tidak hanya pada kawasan permukiman, namun juga sampai ke kolam kelompok. d. Bimbingan dan penyuluhan tentang budidaya ikan terutama tentang bibit, pakan, penyakit, cara pengembangbiakan, dan pemasaran. e. Selain pengembangan kolam kelompok, warga juga diberi pemahaman untuk mengembangkan kolam pribadi, paling tidak untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. f. Mengatasi masalah air agar potensi kolam pemancingan dan pengelolaan perikanan cukup besar dan dapat menjadikan sektor perikanan sebagai alternatif lain di bidang ekonomi Desa Pleret.

D. Rencana Infrastruktur 1. Rencana Pengembangan Jalan dan Jembatan Rencana jaringan jalan akan menganut konsep perbaikan jaringan jalan yang menjadi sirkulasi utama pada skala desa dan dusun. Rencana meliputi jaringan jalan di wilayah permukiman dan jalan bagi lahan pertanian. Beberapa rencana yang dapat dikembangkan antara lain: a.

Permukiman Perbaikan jalan di wilayah permukiman dilaksanakan dengan mempertimbangkan faktor kepentingan dan fungsi jalan bagi eksternal dan internal wilayah. Beberapa rencana yang bisa dikembangkan adalah : i. Penindaklanjutan dari program pemerintah mengenai outer ringroad sehingga didapatkan kejelasan tentang rencana dan detail jaringan jalan yang akan dikembangkan. ii. Pengaspalan jalan desa yang menghubungkan antar dusun di Desa Pleret yang sampai saat ini baru sebagian yang terlaksana. iii. Perkerasan jalan yang tepat pada jalan-jalan di tiap dusun, diutamakan pada jalan yang menjadi sirkulasi utama atau yang dianggap penting bagi sirkulasi warga. Hal ini bermanfaat memperlancar mobilitas serta kegiatan ekonomi warga. iv. Penggunaan standarisasi proyek jalan baik pada jalan lingkungan maupun jalan desa sehingga manfaat yang dirasakan bagi warga menjadi maksimal. Penggunaan standar jalan dapat menghemat anggaran terkait dengan perbaikan jalan serta kualitas jalan yang lebih baik.

b. Pertanian Perbaikan jalan di wilayah permukiman ditujukan agar distribusi hasil pertanian dapat dilakukan dengan lancar sehingga bisa meningkatkan kinerja petani secara efektif dan efisien. Rencana jaringan jalan di lahan pertanian adalah sebagai berikut : i.

Perbaikan jalan bagi lahan pertanian di Dusun Gunung Kelir. Hal ini dilakukan untuk memperlancar sirkulasi distribusi hasil lahan pertanian pada wilayah sebelah timur dari Desa Pleret.

ii.

Perbaikan jalan yang penting di dusun lain sehinga distribusi bahan baku, hasil, dan tenaga kerja dapat merata.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

57


3. Rencana Pengembangan Irigasi

2. Rencana Pengembangan Drainase Jaringan drainase berfungsi sebagai saluran yang mengalirkan air hujan agar tidak terjadi genangan pada wilayah permukiman. Konsep yang diterapkan pada Desa Pleret adalah penyaluran potensi air yang seimbang secara vertikal dan horizontal. Pada umumnya kelebihan air hujan yang turun dipandang harus segera dibuang melalui mekanisme pengaliran lewat saluran dan segera dibuang ke sungai. Namun dalam konsep vertikal, kelebihan air hujan dianggap sebagai sesuatu yang harus dikelola dan disimpan sebanyak mungkin untuk menjaga pasokan air tanah saat musim kemarau datang. Dalam konsep horizontal, saluran drainase diintegrasikan dengan saluran irigasi agar pasokan air bagi lahan pertanian dapat bertambah sehingga mencapai bagian selatan desa. Rencana yang mendukung konsep tersebut adalah: a. Perbaikan saluran drainase lingkungan di permukiman serta saluran drainase utama di wilayah Desa Pleret, serta pada konsentrasi permukiman di dusun-dusun. Saluran drainase lingkungan yang berada di konsentrasi permukiman di dusundusun lebih diutamakan pada lokasi genangan air sehingga dapat mengatasi masalah yang sudah ada. b. Penerapan cara penyerapan air dengan sistem biopori pada wilayah pekarangan rumah dan saluran drinase sehingga limpasan air dapat terserap sebagian ke dalam tanah. Biopori merupakan lubang resapan dengan diameter ± 10 cm dan kedalaman ± 1 meter. Pada lubang biopori dapat diisi dengan daun-daunan agar proses penyatuan dan penyerapan lebih efektif. Kawasan Permukiman

Letak Sumur Resapan Kiri

Jaringan irigasi pada lahan pertanian sangat erat kaitannya dengan permasalahan utama pada sektor pertanian, yaitu masalah air. Debit air pada musim kemarau sangat kurang sedangkan pada musim penghujan sering melebihi kapasitas. Selain itu, permasalahan dari saluran irigasi adalah kualitas saluran yang sering bocor sehingga mengurangi debit air yang mengalir. Beberapa rencana yang akan dilakukan terkait dengan penataan jaringan irigasi adalah sebagai berikut: a.

Rehabilitasi saluran irigasi yang rusak dan sering menimbulkan masalah. Saluran ini berupa saluran primer, sekunder, maupun tersier yang berada pada lahan pertanian. Rehabilitasi dengan peningkatan saluran irigasi menjadi saluran irigasi teknis sehingga memaksimalkan fungsi dari saluran tersebut.

b.

Pembuatan saluran irigasi baru pada lahan pertanian yang kekeringan dan membutuhkan saluran.

c.

Pembuatan sumur gali serta pompa di berbagai titik pada lahan persawahan sehingga permasalah air dapat teratasi. Hal ini tentunya didukung oleh perilaku warga yang mendukung proses drainase vertikal sehingga debit air sumur dapat terjaga.

d.

Peningkatan penataan jaringan irigasi untuk pendukung pertanian organik. Pada pertanian organik, air merupakan salah satu faktor penting keberhasilan sistem sehingga mutlak harus dipenuhi. Adanya penyuluhan mengenai konservasi air pada lahan pertanian dapat menjadi tindak lanjut dari rencana ini.

Saluran Drainase (Parit)

Medium Jalan 0.4 m

0.4 m 12.00 m

Letak Sumur Resapan Kanan Saluran Drainase Kiri Saluran Drainase Kanan Jarak Antar Sumur Letak Sumur Resapan Kanan Medium Jalan

6.00 m

6.00 m

Letak Sumur Resapan Kiri

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

58


E.

Rencana Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan salah satu elemen lingkungan yang penting untuk menjaga keseimbangan wilayah. Peranan RTH sebagai fungsi ekologis sangat dibutuhkan bagi kawasan desa yang bercirikan perkotaan agar keberlanjutan fungsi ekologis yang sudah tercapai dapat terus dilestarikan. RTH juga memiliki fungsi sosial sebagai tempat berkumpulnya masyarakat dalam suatu wadah publik yang bisa diakses oleh siapa saja dan kapan saja. Fungsi lain yang juga dapat timbul akibat adanya RTH adalah fungsi ekonomi. Munculnya aktivitas ekonomi sering kali bermula dari RTH yang bersifat publik sebagai tempat berkumpulnya masyarakat. Pelestarian serta pengembangan jenis menjadi fokus dari rencana RTH di Desa Pleret. Jenis RTH, terutama yang bersifat publik, tidak terdapat di semua dusun sehingga perlu adanya pengembangan jenis dan variasi RTH yang dapat mendukung kualitas permukiman. Selain itu, pelestarian RTH yang sudah ada menjadi tulang punggung kualitas lingkungan alam agar seimbang dengan permukiman eksisting. 1. RTH yang Dijaga Kelestarian dan Keberadaannya a.

RTH sempadan sungai, yang terdapat pada bantaran Sungai Gajahwong dan Sungai Opak. Berfungsi pula sebagai kawasan lindung yang tidak diperbolahkan adanya pembangunan. Sehingga lebar kawasan lindung dapat tetap terjaga, dan dapat pula menghindari bencana longsor. Yang diperbolehkan adalah pembangunan fasilitas publik dengan mempertimbangkan keamanan dan kelestarian lingkungan. Penataan di kawasan ini dilakukan dengan penanaman vegetasi yang cocok serta adanya aturan yang membatasi sepanjang kawasan lindung.

2. Prioritas Pengembangan RTH a.

Taman Baca dan Bermain akan menganut konsep taman yang berguna dalam bidang pendidikan, sosial dan lingkungan. Taman baca dan bermain merupakan taman pada suatu lokasi di permukiman dengan desain yang fungsional namun menarik. Taman ini berfungsi sebagai sarana pendidikan berupa perpustakaan dan tempat pendidikan informal bagi warga (PAUD, TK, dll) serta dapat digunakan sebagai tempat berkumpul dan berinteraksi oleh warga dari berbagai umur. Kedua fungsi tersebut akan dipadukan dengan fungsi lingkungan sehingga warga dapat lebih menghargai lingkungan alam. b. Jalur Hijau, diproyeksikan berada di sepanjang jalan utama Desa Pleret dan jalan lingkungan utama di setiap dusun. Kegiatan ini dilakukan dengan penanaman pohon perindang di jalan utama Desa Pleret serta pohon produktif di jalan lingkungan setiap dusun. c. Hutan Wisata Kawasan Gunung Sentono yang berada di wilayah Dusun Gunung Kelir berpotensi besar karena adanya situs bersejarah makan kuno yang dapat menarik wisatawan maupun peneliti. Pengembangan kawasan hutan dilakukan dengan arahan tidak merubah ekosistem yang ada. Rencana yang akan dilakukan adalah dengan menata kawasan tersebut sebagai kawasan wisata melalui penanaman tanaman produktif dan pemasaran. Perlu juga adanya pengendalian kawasan agar tidak menjadi kawasan yang rusak lingkungan dan ekosistemnya. d. Tamanisasi dilakukan di setiap dusun pada lokasi yang memungkinkan. Bertujuan untuk menambah keindahan kawasan serta penghijauan permukiman. Pada lahan pekarangan warga juga dapat ditanami pohon produktif sebagai alternatif penghijauan.

b. Hutan, yang berada di wilayah Dusun Gunung Kelir serta di sekitar sungai. Penataan kawasan ini dilakukan dengan pengendalian serta penanaman tanaman produktif. Pengendalian kelestarian hutan akan menjadi kegiatan utama dalam menjaga ruang terbuka hijau.

e.

Lahan Produktif Sempadan Sungai ditata dengan ditanami tanaman produktif atau dijadikan lahan pertanian. Kegiatan ini tentunya juga mempertimbangkan aspek manfaat dan akibat yang timbul dari kegiatan tersebut.

c.

f.

Pengendalian dan Pengawasan RTH dilakukan melalui adanya aturan-aturan yang mengikat kawasan agar ruang terbuka hijau yang sudah ada maupun yang akan dibuat tetap lestari.

Pemakaman, dilakukan dengan arahan pelestarian meliputi kawasan di sekitarnya dan penguatan batas dari lokasi.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

59


F.

Rencana Mitigasi Bencana Mitigasi bencana dibutuhkan untuk mengantisipasi dan meminimalisir dampak yang mungkin terjadi terkait dengan potensi bencana yang ada. Berdasarkan pemetaan swadaya, terdapat 3 jenis bencana yang berpotensi terjadi di Desa Pleret, yaitu gempa, banjir/longsor, dan endemi penyakit. Rencana mitigasi untuk masing-masing ancaman yang akan diterapkan di Desa Pleret adalah sebagai berikut: 1. Mitigasi Bencana Gempa Desa Pleret berada di wilayah patahan/sesar Opak pada Sungai Opak. Meski tidak dapat diperkirakan waktu kejadiannya, gempa memiliki siklus kemunculan, dan pada tahun 2006 Desa Pleret juga ikut merasakan dampak akibat bencana gempa besar yang melanda wilayah DIY dan Jateng. Mitigasi bencana yang perlu dilakukan antara lain: a.

Pembuatan Jalur dan Lokasi Evakuasi Untuk mengantisipasi dampak yang parah terhadap keselamatan warga, maka perlu ditetapkan jalur evakuasi yang dapat menjamin keselamatan warga pada saat terjadi gempa. Jalur tersebut diarahkan untuk menuju titik-titik evakuasi yang tersebar di Desa Pleret, dilengkapi oleh rambu-rambu/penunjuk arah. Kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi lokasi evakuasi yaitu: i.

Memiliki area terbuka yang dapat menampung banyak orang.

ii.

Terdapat ruang/bangunan tertutup yang tahan gempa, yang dapat menjadi tempat berteduh dari hujan, khususnya bagi anak-anak dan wanita.

ii.

Lapangan Desa Pleret berada di Pedukuhan Kerto dengan luas area 15.000 m2 dan dapat menampung hampir seluruh warga sekitar area tersebut, antara lain dusun Kerto, Kanggotan, Bedukan, Karet. Lapangan ini tepat di pinggir jalan Kabupaten, sehingga keberadaannya sangat strategis dan akses evakuasi menuju ke rumah sakit besar akan lebih mudah. Sarana MCK belum ada. Agar lokasi ini lebih memadai maka perlu dibuat saluran draenase, MCK, Barak pengungsi, sarana listrik dan air bersih.

iii. Memiliki MCK umum yang dapat berfungsi dengan baik. iv. Lokasi yang relatif tinggi, untuk mengantisipasi meningkatnya muka air sungai. Berdasarkan RPP JRF, arahan lokasi evakuasi bencana pada wilayah Desa Pleret antara lain: i.

Balai Desa Pleret, juga dilengkapi dengan Pendopo yang cukup luas dan sarana gedung olahraga yang cukup luas pula. Letaknya dekat jalan Kabupaten sehingga mudah dijangkau. Kondisi baik, sudah ada fasilitas listrik dan air bersih walaupun belum maksimal. MCK masih perlu ditambah, karena saat ini baru ada 1 unit MCK. Daya tampung lokasi ini 1000 orang.

iii. Lapangan ketrampilan Pleret yang berlokasi di Pedukuhan Kauman dengan luas 10.000 m2. Lapangan ini berada di komplek kantor pemerintahan Kecamatan, Koramil, Polsek, KUA, Cabang Dinas P & K, Pramuka, Bank, TPA TK, dekat dengan pasar dan berada di tengah permukiman penduduk. Sehingga keberadaannya sangat cocok dan strategis untuk tempat evakuasi. Lokasi ini di musim penghujan tidak digenangi air karena posisi tanah lebih tinngi dibanding dengan lahan sekitarnya. Fasilitas yang diperlukan dilokasi ini adalah sarana MCK.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

60


b.

Penyiapan Kebutuhan Pokok Dasar Beberapa aspek yang harus dipersiapkan dalam menghadapi bencana gempa antara lain: i.

Ketersediaan air bersih yang mencukupi, khususnya pada titik evakuasi. Perlu dipersiapkan sumber air yang memadai untuk kebutuhan banyak orang, melalui adanya sumur maupun pompa listrik ii. Persediaan makanan bagi pengungsi (seperti lumbung beras) sehingga dapat mengurangi resiko krisis makanan saat terjadi gempa iii. Tersedianya energi listrik. Meskipun dalam jumlah terbatas, adanya pasokan listrik sangat diperlukan dalam menunjang kegiatan evakuasi. Mengingat pasca terjadinya gempa seringkali listrik padam, disarankan untuk menyediakan genset pada titik-titik evakuasi yang penting iv. Tenda darurat untuk mengantisipasi kekurangan bangunan tertutup/beratap pada titik evakuasi. Pihak pemerintah Desa maupun masyarakat (dalam lingkup Pedukuhan) dapat mempersiapkan tenda darurat ini secara bertahap, sesuai kemampuan dan prioritas v. Penyiapan jaringan komunikasi alternatif melalui radio, untuk mengantisipasi terputus atau terganggunya jaringan telepon selular vi. Peralatan medis dan obat-obatan yang dapat digunakan untuk keadaan darurat, misalkan berupa P3K

iv. Lapangan Kedaton dengan luas lahan 8000 m2 dan dapat menampung pengungsi dari warga sekitar. Fasilitas yang diperlukan adalah sarana MCK. v.

Lapangan bola volley di setiap pedukuhan. Luas masingmasing sekitar 10x15 m2 terletak pada area lahan yang masih luas sehingga dapat dipergunakan sebagai area evakuasi. Masalah yang ada yaitu sanitasi serta sarana pendudukung evakuasi seperti MCK tidak tersedia dan jauh dari MCK umum.

c.

Hierarki (level) dan cakupan pelayanan yang dimiliki oleh masingmasing titik evakuasi tidak sama. Titik utama evakuasi diarahkan pada (i) Lapangan Desa yang terdapat di Pedukuhan Kerto dan (ii) Lapangan ketrampilan Pleret yang berlokasi di Pedukuhan Kauman. Dengan begitu, apabila pada titik evakuasi terdekat dari rumah pelayanan yang dibutuhkan tidak tersedia, maka setelah gempa mereda warga dapat mengakses ke titik evakuasi yang pelayanannya lebih lengkap.

Sosialisasi dan Latihan Evakuasi Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman warga dalam menyikapi bencana gempa, perlu dilakukan kegiatan sosialisasi tentang mitigasi bencana. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian dan pengetahuan kepada masyarakat tentang Sikap Tanggap Bencana. Selain itu, juga perlu dilakukan kegiatan latihan evakuasi yang diadakan secara berkala, untuk mengecek kesiapan warga dan juga sarana-prasarana pendukung seperti genset, tenda, dan sebagainya.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

61


d.

Pembentukan Pokja Penanganan Bencana Pengorganisasian sumber daya merupakan aspek penting di dalam penanganan bencana. Karena itu perlu dipersiapkan adanya Pokja yang memiliki komando dan pembagian tugas yang jelas, sehingga dapat bekerja secara efektif. Dengan adanya Pokja, kondisi di seluruh Desa juga dapat terpantau, dengan adanya koordinator di masing-masing wilayah Pedukuhan. Selain itu, terdapat bagian Pokja yang berperan ke luar, misalkan untuk memantau perkembangan atau untuk mengakses bantuan makanan dan medis. Tugas pokok dari Pokja ini adalah memberi peringatan dini bila terjadi bencana dan mengkoordinir warga dalam proses penyelamatan.

Bencana banjir dan erosi merupakan ancaman bencana yang serius mengingat desa Pleret dikelilingi oleh dua sungai besar, yakni sungai Opak dan sungai Gajah Wong. Rencana mitigasi bencana banjir Desa Pleret akan banyak berhubungan dengan rencana drainase dan irigasi, terkait dengan tata kelola air dalam skala desa. Arahan rencananya antara lain:

b. c. d. e. f. g. h.

Permasalahan kesehatan masyarakat banyak disebabkan oleh rendahnya kualitas air bersih yang tersedia untuk masyarakat, sanitasi yang belum memadai, serta kebersihan lingkungan yang kurang terjaga. Endemi penyakit yang diantisipasi kemunculannya adalah demam berdarah (DBD), diare/muntaber, dan penyakit pernafasan. Arahan rencana pencegahannya antara lain: a. b. c. d. e.

2. Mitigasi Bencana Banjir/Erosi

a.

3. Mitigasi Endemi Penyakit

f.

Meningkatkan aspek kesehatan lingkungan melalui penyediaan sistem persampahan dan sanitasi yang memadai Pemisahan kandang ternak dari rumah tinggal warga dengan jarak yang memadai Terkait dengan penyediaan air bersih, maka harus digunakan standar jarak antara sumur dengan septiktank Pengurangan area genangan di sekitar permukiman Pemberdayaan PKK untuk melakukan sosialisasi perilaku hidup sehat, seperti budaya buang sampah pada tempatnya, tidak buang air (BAB) sembarangan, ataupun mandi di sungai Pelaksanaan kegiatan gotong rotong membersihkan lingkungan secara rutin dan secara khusus dilakukan kegiatan bersih kali dalam periode waktu tertentu.

Pembangunan sistem drainase primer pada kawasan-kawasan vital. Pengembangan embung di sekitar kawasan yang rawan banjir. Pengembangan lubang biopori di sekitar permukiman untuk meningkatkan peresapan air ke tanah oleh masyarakat. Pembangunan jaringan drainase/selokan yang memadai di sekitar permukiman . Pembuatan talud/bangket pada kawasan yang rendah lokasinya. Reboisasi lahan-lahan yang berpotensi erosi. Mencegah adanya pembuangan sampah secara sembarangan, khususnya pada bantaran sungai dan saluran-saluran air. Mencegah pembangunan permukiman pada bantaran sungai yang berpotensi terkena banjir.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

62


G. Rencana Pengembangan Kelembagaan Kapasitas kelembagaan, baik di dalam Pemerintahan Desa maupun organisasi masyarakat/komunitas akan menjadi faktor penentu keberhasilan dalam pelaksanaan rencana pembangunan. Berdasarkan kondisi kelembagaan yang ada di Desa Pleret saat ini yang dapat dikatakan sudah relatif lengkap, mulai dari yang bersifat pemerintahan, organisasi kewanitaan, kepemudaan, hingga kelompok petani/peternak. Karena itu, arahan pengembangan kelembagaan yang akan diterapkan di Desa Pleret antara lain: 1. Peningkatan Kapasitas dan Kinerja Kelembagaan

Peningkatan kapasitas kelembagaan dilakukan melalui perbaikan dan penyempurnaan sistem pelaksanaan organisasi atau manajerial. Sedangkan peningkatan kinerja terkait dengan pemaksimalan potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh sebuah organisasi atau komunitas. Melalui peningkatan kapasitas dan kinerja, masing-masing stakeholder yang ada di Desa Pleret dalam menjalankan perannya masing-masing di dalam mendukung dan menjalankan kegiatan pembangunan Desa yang direncanakan dalam RPLP. 2. Pengembangan Kapasitas SDM Selain pembenahan atau peningkatan kualitas dari organisasi atau komunitas sebagai suatu kesatuan institusional, juga perlu dilakukan proses pengembangan kapasitas dari SDM anggota organisasi atau komunitas. Pengembangan kapasitas SDM dapat dilakukan melalui kegiatan semacam training dan workshop, yang dapat menambah pengetahuan dan kemampuan (skills), yang dapat digunakan untuk memajukan organisasi/komunitasnya, serta mampu menularkan pengetahuan dan kemampuannya kepada sesama anggota (melalui proses transfer informasi). 3. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung Untuk mendukung pelaksanaan operasional kelembagaan, maka masing-masing organisasi/komunitas membutuhkan dukungan sarana dan prasarana yang memadai, sesuai dengan bidang atau lingkup kerjanya masing-masing. Prioritas pengembangan sarana dan prasarana pendukung diarahkan kepada organisasi/kelompok yang memiliki peranan strategis dalam pelaksanaan rencana, atau organisasi/kelompok yang berorientasi kepada pelayanan publik/sosial yang bermanfaat bagi banyak orang.

4. Penciptaan Kesinergian Antar Lembaga Di dalam pelaksanaan rencana pembangunan Desa Pleret, tidak menutup kemungkinan pada suatu kegiatan/program pembangunan membutuhkan keterlibatan lebih dari satu organisasi/komunitas. Oleh karena itu, perlu diciptakan iklim kerja sama yang kondusif antar setiap organisasi/komunitas yang ada di Desa Pleret, sehingga lebih mudah dan fleksibel untuk melaksanakan kemitraan di dalam menjalankan kegiatan/program pembangunan.

H. Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sesuai dengan visi Desa Pleret, prioritas pengembangan adalah pada sektor pertanian dan peternakan. Namun, pembangunan fisik tahap 1 yang akan didetailkan dalam Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) hanya akan memprioritaskan pengembangan pada satu sektor saja. Oleh karena itu harus ditentukan sektor yang menjadi prioritas pembangunan fisik kawasan tahap pertama. Dengan disepakatinya kawasan prioritas 1, bukan berarti pengembangan sektor-sektor lain tidak diperhatikan. Kawasan prioritas 2, 3 dan selanjutnya tetap dirumuskan, hanya saja kawasan prioritas 1 akan mendapat dana pembangunan fisik dari BLM 2. Beberapa kriteria yang bisa menjadi kawasan prioritas antara lain: 1. Memiliki luas 5 – 10 Ha, tidak hanya bangunan utamanya namun juga disertai sarana prasarana lingkungan pendukung lain. 2. Didukung dengan swadaya masyarakat setempat yang tinggi. 3. Secara manfaat dapat mengatasi permasalahan yang ada di Desa Pleret, serta mampu memberikan hasil akhir yang relevan dengan input pembangunan. 4. Dapat menjadi pedoman perubahan perilaku masyarakat, secara sosial, ekonomi, dan lingkungan. 5. Memiliki nilai jual dan berpotensi untuk memperoleh investasi melalui channeling. 6. Mampu membuat perubahan signifikan secara sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam jangka waktu 10 tahun mendatang.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

63


Melalui kriteria di atas, analisa prioritas pembangunan fisik di Desa Pleret adalah :

Investasi

Lingkup Kegiatan

Potensi Perubahan

Rencana Pengembangan

Swadaya

Masalah

Tabel Analisa Pemilihan Prioritas Pembangunan Fisik Desa Pleret Pertanian  Produksi tidak optimal karena pasokan air kurang (faktor lokasi yang ada di hulu dan lahan pertanian yang lebih tinggi dari permukaan sungai)  Mata pencaharian utama dari sektor pertanian. Baik sebagai pemilik atau buruh, yang telah memiliki kemampuan bertani.  Memenuhi kebutuhan air melalui pembuatan embung penyimpan air dan pengangkatan air ke lahan pertanian  Mampu menyediakan bibit, pupuk, tenaga kerja dan pemenuhan pangan secara mandiri  Meningkatkan hasil panen sehingga dapat mencukupi kebutuhan pangan sendiri  Bila pengairan lancar, berpeluang menarik tenaga kerja ke sektor pertanian

 Pengangkatan air dari sungai Gajahwong di Dusun Bedukan yang dapat mengaliri lahan pertanian di 4 pedukuhan lain (Bedukan, Kedaton, Kauman, Keputren)

   

 

Peternakan Kurangnya jumlah ternak untuk pengembangan peternakan Manajemen peternakan (pengelolaan limbah, lokasi) Masih tingginya biaya produksi (pakan, obat, dll) Belum menjadi sumber pendapatan utama, kebanyakan sebagai investasi (tabungan) walaupun sudah mulai dirintis pengembangan kelompok ternak. Membuat kandang kelompok terintegrasi dengan 1 pusat di level desa, dengan subsub pendukung dari kandang kelompok di tingkat dukuh Kegiatannya adalah pembibitan, penggemukan, olahan pangan Mandiri menghasilkan pakan, pengolahan limbah, supply pangan

Industri Rumah Tangga Perdagangan dan Jasa  Manajemen usaha (modal, tenaga  Manajemen usaha (modal, kerja, distribusi, keterampilan, market, tenaga kerja, distribusi, dsb) dsb)  Penataan ruang dan sarana  Limbah industri yang belum teratasi prasarana

 Mata pencaharian terbesar setelah  pertanian & peternakan.  Komoditasnya beragam, namun kegiatannya masih dalam skala individu.  Menentukan komoditi yang menjadi  brand image Desa Pleret   Labelisasi, registrasi produk  Penguatan manajemen usaha  Pembentukan kelompok pelaku industri  Penanganan limbah industri  Optimalisasi sumber daya lokal

  Menumbuhkan kesadaran bahwa peternakan dapat menjadi sumber penghasilan, selain hobi/tabungan   Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dengan manajemen kandang  kelompok yang terpisah  Pengelolaan limbah bermanfaat bagi lingkungan dan menambah pendapatan 

Dibentuknya kelompok industri dapat  memudahkan akses ke modal, pemasaran, Labelisasi juga berfungsi promosi  Limbah industri dapat dimanfaatkan kembali sehingga tidak mencemari lingkungan Memberdayakan pemuda, wanita agar lebih produktif   Pengorganisasian ternak dari permukiman  Karena dalam skala rumah tangga, industri di Desa Pleret masih menyebar, ke kandang kelompok di tiap pedukuhan belum ada kawasan khusus. Namun  Kandang sentral Desa Pleret ada di Dusun kegiatan ini dapat ditemui di seluruh  Gunungan sebagai pioneer peternakan. pedukuhan. Sub pendukung minimal 1 kandang kelompok di tiap pedukuhan.

 Investasi pembuatan embung  Bantuan-bantuan untuk pengembangan cukup sulit, yang ternak cukup banyak dan beragam, baik memungkinkan adalah dari pemerintah maupun swasta. perbaikan saluran irigasi tersier

Perikanan  Pasokan air kurang mencukupi karena adanya sistem jatah dan lokasinya di bagian hulu

Mata pencaharian terbesar  Merupakan kegiatan setelah industri rumah tangga. sampingan, hobi, atau sekedar bersifat rekreasi. Penataan kawasan pasar Pengadaan sarana prasarana perdagangan di beberapa lokasi strategis

 Menyediakan pasokan air yang cukup untuk aktifnya kembali perikanan  Kolam kelompok sebagai sarana rekreasi & kuliner

Kawasan perdagangan menjadi  Berpeluang menjadi alternatif lebih tertata dan difungsikan sumber pendapatan baru optimal apabila pengairan lancar Selain meningkatkan pendapatan juga dapat menunjang pertanian, peternakan, industri, perikanan, dan wisata budaya

Pusat perdagangan-jasa ada di  pasar Pleret, sekitar kantor Kecamatan Pleret  Lokasi strategis lainnya ada di sekitar jalan kabupaten (Kerto, Kanggotan, Kauman, Trayeman)  Investasi untuk kegiatan industri cukup  Untuk skala kecil, dapat  banyak, namun akan lebih mudah meminjam ke desa diperoleh bila melalui  Skala besar dengan kemitraan kelompok/koperasi

Optimalisasi kolam-kolam kelompok di 5 pedukuhan Optimalisasi kolam individu di permukiman

Dapat berupa kemitraan atau penyuluhan

Sumber: Hasil Analisa PLPBK Desa Pleret, 2010.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

64


BAB V INDIKASI PROGRAM V. 1.

Rencana Pentahapan Dalam dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) ini, rencana pentahapan waktu kegiatan adalah selama 10 tahun. Yaitu mulai tahun 2011 hingga tahun 2020. Kriteria-kriteria pelaksanaan pada proses penyusunan pentahapan menggunakan analisis kualitatif-kuantitatif. Metode ini menggunakan hasil capaian per tahun perencanaan yang dapat terukur melalui peta pelaksanaan per tahap periode tahunan. Sehingga masyarakat diharapkan mudah memahami hasil dari perencanaan yang telah disusun. Pentahapan pelaksanaan penataan lingkungan permukiman akan dibagi dalam dua periode 5 (lima) tahunan. Periode I yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2015 direncanakan akan fokus pada pembangunan kawasan sesuai dengan visi desa yang terangkum dalam Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP). Setelah Periode I berakhir, diagendakan adanya review pelaksanaan kegiatan sebelum dimulainya Periode II di tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. Agenda pembangunan dalam Periode II adalah pada kegiatan-kegiatan pendukung lain, seperti pendidikan, keamanan, kesehatan, dsb. Sumber pendanaan akan diperoleh dari Pemerintah Pusat (APBN), Pemerintah Kabupaten Bantul (APBD), Pemerintah Desa Pleret (APBDes), Swadaya Masyarakat, maupun melalui kemitraan dengan pihak ketiga. Khusus untuk kawasan yang masuk dalam prioritas PLPBK, pembangunannya akan dilaksanakan pada tahun 2011 dengan pendanaan BLM yang diterima melalui BKM Maju Makmur Desa Pleret. Kawasan ini akan menjadi kawasan percontohan pengembangan lingkungan permukiman di Desa Pleret, sehingga diharapkan model pelaksanaan pembangunan di kawasan ini dapat menjadi penggerak bagi berkembangnya kawasan lain dalam wilayah Desa Pleret. Dalam musyawarah Desa Pleret tanggal 13 Oktober 2010, telah disepakati kawasan percontohan meliputi sebagian wilayah pedukuhan Bedukan sebagai generator pengembangan pertanian, yang juga akan berdampak ke kawasan pertanian di pedukuhan Keputren, Kerto dan Karet. Selain itu untuk mewujudkan sinergi antara sektor pertanian dan peternakan, disepakati juga usulan pembangunan kawasan peternakan di pedukuhan Gunungan

Prioritas penanganan untuk Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di kawasan prioritas Desa Pleret adalah pada potensi pertanian dan peternakan, yang pada akhirnya mampu menggerakkan sektor-sektor industri rumah tangga, perdagangan dan jasa, serta perikanan. Dalam hal penataan lingkungan permukiman, pembangunan akan difokuskan pada pengelolaan sampah terpadu dan pengembangan lahan produktif. Gambaran detail tentang kebutuhan-kebutuhan pembangunan dan pengembangan kapasitas masyarakat Desa Pleret telah terangkum pada tabel berikutnya. Tabel tersebut memuat kebutuhan pengembangan menurut sektor pembangunan dengan detail lokasi tercantum. Prioritas pembangunan telah disepakati oleh TIPP Desa Pleret dengan mengutamakan pengembangan dan pembangunan pada sektor pertanian-peternakan, industri rumah tangga, perdagangan dan jasa, perikanan, serta peningkatan kualitas lingkungan dalam kurun waktu perencanaan 10 tahun mendatang

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

65


Tabel Rencana Pentahapan Pembangunan Desa Pleret Tahun 2011-2020 2020

2019

2018

2017

Volume

2016

Kebutuhan

2015

Lokasi

2014

Penjelasan

2013

Kegiatan

2012

No

2011

Tahun SKPD

PERTANIAN 1

2

3

4

Pengadaan embung di Sungai Gajahwong Pengadaan irigasi

Menyimpan air saat musim hujan (air meluap), agar Bedukan dapat digunakan saat musim kemarau (air kering).

saluran Menyalurkan air dari embung ke lahan pertanian di Bedukan sekitarnya. Karet

2.000 m2

Mesin pompa

2 unit

Saluran irigasi

850 m

Saluran irigasi

Kerto

Saluran irigasi

Kauman

Saluran irigasi

Pembuatan saluran di wilayah yang relatif tinggi dan Gunungan belum termasuk rencana pengairan terintegrasi di Desa Pleret Perbaikan saluran irigasi Mengoptimalkan debit air karena kondisi saluran Gunungkelir masih tanah, bocor, kotor, terdapat endapan tanah, Karet ditumbuhi tanaman, dsb. Keputren

Saluran irigasi

Pengadaan alternatif sumber-sumber air

Memperdalam sumur tujuh untuk meningkatkan Gunungan debit air bagi lahan pertanian

Memperdalam/ penggalian sumur

2 unit

Perbaikan saluran penghubung antar sumur untuk Gunungan memperlancar distribusi air

Perkerasan saluran

2m

Pengadaan sumur dan mesin pompa

Gunungan

Sumur, pompa

2 lokasi

Karet

Sumur, pompa

3 lokasi

Pungkuran

Pompa

3 lokasi

Pungkuran

Sprayer

3 unit

Pengadaan sarana penunjang 5

Lahan (tanah kas)

Pelatihan pertanian modern

Meliputi kemampuan menyediakan bibit, peralatan, Gunungan dan tenaga kerja sendiri. Serta pengolahan Gunungkelir pertanian dengan teknik dan metode yang baik, tanpa mengesampingkan keberlanjutan lingkungan. Karet

Dinas PU, Dinas Sumber Daya Air Dinas PU, Dinas Sumber Daya Air

1.900 m

400 m Pembanketan

500 m

Pembanketan

1.800 m

Dinas PU, Dinas Sumber Daya Air

Dinas PU, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Pertanian dan Kehutanan

Dinas Pertanian dan Kehutanan 16 orang

Keputren Trayeman 6

7

Percontohan pertanian modern

Diperlukan lokasi-lokasi lahan pertanian yang telah Karet menerapkan sistem pertanian modern dan mandiri. Keputren Terutama setelah adanya perbaikan pengairan. Trayeman

50.000 m2

Pemantapan jaringan Melalui channeling dengan dinas atau lembaga Pada skala kerja/kemitraan terkait, pembuatan proposal pemasaran, dsb. desa

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

Badan Ketahanan Pangan & Pelaksana Penyuluhan, Dinas Pertanian Kehutanan Bappeda, Dinas PU, KantorPMD

66


2020

2019

2018

2017

Volume

2016

Kebutuhan

2015

Lokasi

2014

Penjelasan

2013

Kegiatan

2012

No.

2011

Tahun SKPD

PETERNAKAN 8

Pembentukan kelompok Sebagai salah satu upaya pengembangan kapasitas ternak sumber daya manusia setempat, khususnya dalam hal pengetahuan pengelolaan ternak.

Gunungan

2 kelompok

Kauman

2 kelompok

Pungkuran

1 kelompok

Trayeman 9

10 11

12

13

Pengadaan kandang ternak kelompok

Pemeriksaan kesehatan untuk hewan ternak

Beberapa Pedukuhan belum memiliki kandang ternak kelompok. Dengan adanya kandang kelompok, hewan ternak yang ada di permukiman warga dapat dipindahkan di lokasi terpisah untuk menghindari masalah-masalah lingkungan.

Menjaga ternak dari penyakit menular, baik karena cuaca, virus, dan sebagainya.

Pelatihan dan Pengelolaan kotoran ternak meliputi pembuangan penyuluhan pengelolaan kotoran, pengolahan kotoran menjadi pupuk kotoran ternak organik dan biogas, serta penjualan kotoran untuk bahan pupuk.

Pengolahan kotoran ternak di kandang kelompok menjadi pupuk organik

Pembuatan makanan konsentrat bagi hewan ternak

Kebutuhan sarana untuk pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik adalah: tempat untuk mengolah yang disertai lapangan pengering 1.000m2, bangunan 10m x 10m,

Idealnya di satu lokasi kandang memiliki: mesin penggiling pakan 1 unit, mesin pengayak setelah digiling 1 unit, diesel 1 unit

Karet

Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Sosial, Dinas Nakertrans

1 kelompok Lahan 2.500

m2

m2

1 unit

Kauman

@ 1.000

2 lokasi

Keputren

@ 50m x 50m

2 lokasi

Kerto

3.600 m2

1 lokasi

Pungkuran

2.500 m2

2 lokasi

Trayeman

20-40 m2

1 lokasi

Bedukan

75 ternak

Gunungkelir

50 ternak

Bedukan

2 kelompok

Gunungan

2 kelompok

Gunungkelir

2 kelompok

Karet

1 kelompok

Kauman

1 kelompok

Kedaton

1 kelompok

Keputren

2 kelompok

Kerto

1 kelompok

Pungkuran

2 kelompok

Trayeman

1 kelompok

Bedukan

2 kelompok

Gunungan

2 kelompok

Gunungkelir

2 kelompok

Karet

1 kelompok

Kauman

2 kelompok

Kedaton

1 kelompok

Keputren

2 kelompok

Kerto

1 kelompok

Pungkuran

2 kelompok

Trayeman

1 kelompok

Gunungan

2 kelompok

Gunungkelir

2 kelompok

Karet

1 kelompok

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

Dinas Pertanian dan Kehutanan

Dinas Pertanian Kehutanan, Dinas Kesehatan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Kesehatan

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Kesehatan

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, Dinas Pertanian Kehutanan

67


Tahun

14

15 16 17

18

Perbaikan sarana dan prasarana di kandang kelompok

Diutamakan pada kandang kelompok yang telah Gunungan terbangun, namun sarananya belum optimal. Trayeman

Peningkatan keamanan di kandang kelompok Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas

Antisipasi terhadap pencurian ternak di kandang @kandang kelompok. kelompok Diperlukan 1 lokasi pengolahan kotoran menjadi Kedaton biogas untuk skala desa. Kerto

Pengembangan ternak unggas

Jumlah ternak unggas juga cukup banyak.

Penguatan jaringan pemasaran

Keputren

Dinas Pertanian dan Kehutanan

1 unit Mesin tetas

5 unit

Penanganan limbah unggas, terutama di Karet permukiman Diantaranya melalui channeling dengan dinas atau lembaga terkait, pembuatan proposal pemasaran, dsb.

2020

1 unit

Bak penampungan, saluran pembuang Sistem ronda bergilir

2019

Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas PU

2018

500 m

2017

Banket saluran air

2016

Volume

2015

Kebutuhan

2014

Lokasi

2013

Penjelasan

2012

Kegiatan

2011

No.

SKPD

Dinas Pertanian dan Kehutanan Bappeda, Dinas PU, KantorPMD

INDUSTRI RUMAH TANGGA 19

Pembentukan paguyuban atau Koperasi

Untuk mewadahi seluruh kegiatan pengrajin industri, sarana berdiskusi dan untuk memudahkan pengajuan proposal.

Bedukan

1 unit

Gunungkelir

1 unit

Kanggotan

1 unit

Kauman

1 unit

Dinas Perindagkop, Dinas Sosial, Dinas Nakertrans

Kedaton Kerto Trayeman 20

Pelatihan inovasi dan variasi (diversifikasi) produk industri

Dengan bahan dan teknik pembuatan yang sama dapat dibuat variasi model, warna, bentuk dan fungsi.

Bedukan

6 industri

Gunungkelir

20 orang

Kanggotan

5

Dinas Perindagkop, Dinas Nakertrans, Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal

Kedaton 21

22

23 24

Pelatihan pembuatan produk setempat di tingkat Desa Labelisasi

Memberdayakan warga setempat yang masih menganggur. Sehingga pemilik usaha tidak perlu mendatangkan tenaga kerja dari luar Desa. Secara tidak langsung dapat berfungsi untuk menginformasikan/promosi.

Bedukan

20 orang

Kerto Bedukan

6 industri

Gunungkelir

20 industri

Kanggotan

5 industri

Registrasi produkproduk industri

Memperoleh status legal bagi produk-produk industri. Khususnya bagi industri makanan.

Gunungkelir

20

Kanggotan

5

Pembentukan sentrasentra industri

Peci rajut

Bedukan

Tahu

Gunungan

Emping mlinjo

Kedaton

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

Dinas Perindagkop, Dinas Tenakertrans, Dinas Pendidikan Daerah Dinas Perindagkop, Dinas Kesehatan Dinas Perindagkop, Dinas Kesehatan Bappeda, Dinas Perindagkop, Dinas Nakertrans, Dinsos

68


25 Bimbingan manajemen Antara lain kemudahan untuk mengakses bahan usaha untuk produsen baku dan modal, tersedianya link kerjasama atau industri channeling, serta pemasaran yang ajeg dan tidak tergantung musim.

Bedukan

6 industri

Gunungan Gunungkelir

2020

2019

2018

2017

Volume

2016

Kebutuhan

2015

Lokasi

2014

Penjelasan

2013

Kegiatan

2012

No.

2011

Tahun SKPD Dinas Perindagkop, Dinas Nakertrans, Dinsos

20 orang

Kanggotan

5

Karet Kauman

20 orang

Kedaton Keputren Trayeman 26 Transformasi kerja

tenaga Menciptakan lapangan kerja baru bagi warga Karet penambang pasir di sungai dan lahan pertanian agar mereka beralih ke pekerjaan lainnya.

27 Pengolahan industri

limbah Pengolahan limbah industri tahu menjadi nata de Gunungan soya Pengolahan limbah industri tahu menjadi biogas Gunungan

16 industri

BLH, Dinas Perindagkop, Dinas Nakertrans, Dinsos, Dinas Pertanian dan Kehutanan BLH, Dinas Kesehatan, Dinas Perindagkop

16 industri

PERDAGANGAN DAN JASA 28 Penyuluhan & pelatihan manajemen usaha 29 Adanya lokasi-lokasi pendukung kegiatan perdagangan dan jasa warga

Penyuluhan teknik distribusi, pelayanan, produksi, dsb. Penyediaan lahan usaha bagi warga Desa Pleret yang masih berjualan klitikan di wilayah Desa Wonokromo Menggiatkan sentra kuliner di sepanjang jalan kabupaten, terutama saat bulan puasa.

Skala desa

Dinas Sosial, Dinas Tenakertrans Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perindagkop

Kanggotan

Trayeman Kauman

Penataan kawasan pasar Desa Pleret: Pemisahan Kauman zona ternak-makanan, penataan parkir, pengadaan kios. Kios-kios di sekitar lapangan Kerto untuk Kerto menunjang wisata sejarah dan kuliner. Dilengkapi dengan tempat parkir. Jalur jalan penghubung Desa Wonokromo dengan Bedukan Dusun Bedukan direncanakan akan meningkat statusnya menjadi jalan kabupaten. Apabila terealisasi, kawasan di sekitar jalan kabupaten akan diarahkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa.

Lahan tersedia Kebutuhan kios

1.300 m2 10 unit 130 m x 7m

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

69


2020

2019

2018

2017

Volume

2016

Kebutuhan

2015

Lokasi

2014

Penjelasan

2013

Kegiatan

2012

No

2011

Tahun SKPD

PERIKANAN 30

Bimbingan/ penyuluhan Agar warga tidak hanya memperoleh penghasilan Bedukan tentang pembibitan dari menjual ikan, namun juga mampu Gunungkelir ikan menghasilkan bibit sendiri. Sesuai dengan cita-cita Kanggotan menjadi desa yang mandiri. Karet

7 orang 20 orang

Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Nakertrans

Kerto 31

Bimbingan/ penyuluhan Meminimalisir ancaman penyakit ikan yang mudah Bedukan tentang kesehatan ikan menular, terutama pada satu kolam yang sama. Gunungkelir

7 orang 20 orang

Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan

Kanggotan Karet Kedaton Kerto 32

Bimbingan/ penyuluhan Untuk mengurangi biaya produksi dan mewujudkan Bedukan tentang pembuatan/ cita-cita menjadi desa yang mandiri. Gunungkelir pengadaan pakan ikan Kanggotan

7 orang 20 orang

Dinas Kelautan dan Perikanan

Karet

33

Pengadaan sarana Baik berupa kolam, pengelola, serta sistem Gunungkelir pembibitan terpadu pengelolaannya. Kanggotan

Kolam

5m x 5m

Dinas Kelautan dan Perikanan

Pompa air

@ 1 unit

Dinas Kelautan & Perikanan, DPU Dinas Kelautan dan Perikanan

Karet Kedaton 34

Pengadaan sumber air

Mengatasi masalah pasokan air yang susah.

Keputren

35

Menghidupkan kembali kolam kelompok dengan membukanya sebagai tempat pemancingan umum dan budidaya

Dengan adanya kolam kelompok yang dibukan untuk pemancingan umum, warga akan mendapat tambahan penghasilan, hiburan (rekreatif), serta terus menghidupkan fungsi kolam (kebersihan akan tetap terjaga, dsb).

Bedukan

7 kolam

Gunungkelir Kanggotan Karet

1 lokasi

Kedaton

1 kolam

Kerto 36

Menjaga keamanan di Menghindari terjadinya kehilangan ikan akibat Bedukan sekitar kolam kelompok pencurian yang cukup sering terjadi. Gunungkelir Kanggotan Karet Kedaton

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

70


2020

2019

2018

2017

Volume

2016

Kebutuhan

2015

Lokasi

2014

Penjelasan

2013

Kegiatan

2012

No

2011

Tahun SKPD

PERSAMPAHAN 37 38 39

40

41 42

Penyuluhan & pelatihan pengelolaan sampah Pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga Pengadaan tempat sampah komunal

Pengolahan rumah tangga

Mengubah kebiasaan masyarakat yang sebenarnya kurang baik untuk lingkungan. Masing-masing KK menyediakan minimal 2 bak sampah (untuk sampah organik dan non-organik). Direncanakan untuk menampung sampah dari rumah tangga. 1 unit pada tingkat RT.

Pada basis pedukuhan Pada skala Bak sampah desa Bedukan

5 lokasi 12 lokasi

Keputren

5 lokasi

Mengatasi masalah sampah yang saat ini cukup Kauman Pengolah sampah mengganggu kenyamanan sekitarnya. Agar kegiatan pengelolaan sampah di masyarakat Pada basis berjalan rutin. Bisa dengan sitem insentif- pedukuhan disinsentif.

BLH, Dinas Kesehatan BLH, Dinas Kesehatan

Gunungan

sampah Secara swadaya oleh kelompok masyarakat. Pada basis Paguyuban Meliputi prinsip 3R (reduce, re-use, recycle). pedukuhan Alat pengolah Sampah dapat diolah menjadi tas, arang, dll. sampah

Pengelolaan sampah pasar Desa Pleret Pengawasan pengelolaan

16-20 org/ kelompok

@1klompok @ 1 unit 1 unit

BLH, Dinas Kesehatan, Dinas PU

Dinas Sosial, Dinas Nakertrans Kantor Pengelola Pasar BLH, Dinas Kesehatan

SANITASI LINGKUNGAN

43

44 45

46

47

Pembuatan bak penampung limbah untuk setiap industri dengan kebutuhan khusus Perbaikan MCK umum Pengadaan MCK

Pengadaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal Perbaikan sistem sanitasi rumah tangga

Memngatasi pencemaran akibat limbah industri Pungkuran pemotongan daging yang merusak lahan pertanian dan air irigasi.

3 industri

BLH, Dinas PU, Dinas Kesehatan

BLH, Dinas Kesehatan

Di pasar desa Pleret

Kauman

1 unit

Di sekitar kawasan cagar budaya

Kauman

1 unit

Beberapa KK belum memiliki MCK pribadi

Bedukan

50 KK

Beberapa lokasi lebih efektif mamakai MCK umum

Pungkuran

BLH, Dinas Kesehatan

4 lokasi

Sebagai pusat/kolektor dari pembuangan limbah Kedaton rumah tangga.

1 unit

BLH, Dinas PU, Dinas Kesehatan

Kondisi saat ini masih belum ada sistem sanitasi. Kedaton Limbah dibuang di pekarangan.

180 m

BLH, Dinas PU, Dinas Kesehatan

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

71


2020

2019

2018

2017

Volume

2016

Kebutuhan

2015

Lokasi

2014

Penjelasan

2013

Kegiatan

2012

No

2011

Tahun SKPD

SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN 48 Perbaikan saluran irigasi non teknis 49 Pembanketan/ bronjong kawasan tepi sungai 50 Perbaikan saluran drainase

Meningkatkan kualitas fisik lingkungan untuk Bedukan menunjang aktifitas. Menguangi dampak lingkungan akibat erosi, Bedukan penambangan, dsb. Meningkatkan kualitas fisik lingkungan untuk Keputren menunjang aktifitas. Pungkuran

350 m

51 Pengadaan saluran drainase

Meningkatkan kualitas fisik lingkungan untuk Bedukan menunjang aktifitas. Kauman

300 m

450 m 275 m 545 m 600 m

Kedaton

53 Perkerasan jalan

Meningkatkan kualitas fisik lingkungan untuk Keputren menunjang aktifitas. Meningkatkan kualitas fisik lingkungan untuk Bedukan menunjang aktifitas. Kanggotan

50 m Lampu & dudukan lampu Cor blok

@ 4 unit 400 m 550 m

Keputren

54 Pengadaan pos keamanan

Corblok

1.200 m

Trayeman

Aspal Corblok

250 m 290 m 1 unit

Mendukung sistem keamanan swadaya yang sudah Bedukan rutin di masyarakat, khususnya pada kawasan yang Karet rawan. Kedaton Memperlancar akses ke sarana-sarana dan Bedukan pelayanan yang ada di desa lainnya tanpa harus mengambil jalan yang cukup jauh Gunungkelir

56 Pengadaan gedung serbaguna

Untuk menampung kegiatan warga pada tingkat Gunungan pedukuhan (PAUD, posyandu, pertemuan, dsb) Kanggotan

Bappeda, Dinas PU, Dinas Perhubungan Bappeda, Dinas PU, Dinas Perhubungan

600 m

Pungkuran

55 Pengadaan jembatan penghubung Ds Pleret dengan sekitarnya

Bappeda, Dinas PU, Dinas Perhubungan

1.200 m

Trayeman 52 Penerangan jalan

Bappeda, Dinas PU, Dinas Perhubungan Bappeda, DPU, Dinas Perhubungan, Dinas SDA Bappeda, Dinas PU, Dinas Perhubungan

1 unit 1 unit 30m x 5m x 5m

Bappeda, Dinas PU, Dinas Perhubungan

9m x 6m 1 unit

Karet

7m x 9m

Trayeman

10m x 15m

57 Pengadaan jalan

Menghubungkan wilayah

Karet

Penghubung RT2-4

200 m

58 Pengadaan taman bacaan 59 Pengadaan taman bermain 60 Pembangunan pagar bumi

Sarana rekreasi dan edukasi untuk warga.

Kanggotan

1 unit

Sarana rekreasi dan edukasi untuk warga.

Kanggotan

1 lokasi

Keputren

800 m x 0,8m

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

Bappeda, DPU, Dishub

72


V. 2.

Rencana Tindak Partisipatif A. Bentuk dan Sistem Pengelolaan Pelaksanaan Pembangunan Pengelolaan pelaksanaan pembangunan di Desa Pleret mengacu pada prinsip-prinsip kemasyarakatan (demokratis, partisipatif, transparansi, akuntabilitas dan desentralisasi) dan pembangunan berkelanjutan (perlindungan alam, pengembangan masyarakat dan pengembangan ekonomi) bagi seluruh warga masyarakat. Dalam hal ini bentuk yang akan dikembangkan oleh masyarakat Desa Pleret menggunakan metode pemberdayaan kelembagaan yang sudah ada, yaitu LPMD (Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa) di tiap pedusunan dan UP-UP yang berada berada BKM Maju Makmur. Struktur LPMD dalam hirarki kelembagaan pemerintahan yang berada di tingkat desa menjadi lembaga yang mengelola seluruh rencana pembangunan yang tertuang dalam RPJM Desa dibawah koordinasi Kepala Desa Pleret. Sedangkan LPMD di tingkat pedusunan berada di bawah koordinasi Kepala Pedukuhan. Gambar Struktur Organisasi LPMD dan UP-UP RPLP mewujudkan sinergi perencanaan antara RPJM Desa dengan PJM Pronangkis

LPMD Tingkat Desa

RPJM Desa (Rencana Pembangunan Jangka Menengah)

Kepala Desa Pleret

PJM Pronangkis (Program Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan)

LPMD Tingkat Dusun

Kadus

Perangkat Desa/Pamong

Gambar Alur Kegiatan Pelaksanaan Pembangunan

Pelaporan Hasil Pelaksanaan Pembangunan oleh KSM/Pokja

BKM Maju Makmur

BPD

Sekretaris Desa

Lingkup tanggung jawab maupun pelaksanaan kegiatan LPMD adalah menyusun rencana kegiatan pembangunan melalui proses Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) di tingkat dusun dan dilanjutkan melalui musrenbangdes di tingkat desa. Seluruh rencana dalam musrenbang disusun menjadi RPJM Desa. Sedangkan BKM menyusun rencana kerja tertuang dalam PJM Pronangkis yang disusun melalui mekanisme Pemetaan Swadaya yang dilakukan oleh masyarakat sendiri. Kedua lembaga yang menangani kegiatan pelaksanaan pembangunan di Desa Pleret ini akan menjadi lembaga-lembaga yang menangani monitoring evaluasi pelaksanaan seluruh kegiatan yang tertuang dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) yang telah disusun oleh TIPP. Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan akan dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Pembangunan (TPP) yang dibantu oleh Pokja Pelaksana Pembangunan atau KSM. Direncanakan untuk seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan secara mandiri oleh TPP/KSM/Pokja Pelaksana Pembangunan tersebut. Alur Sistematika Pelaksanaan Pembangunan oleh TPP/KSM/Pokja Pembangunan sebagai berikut :

Sekretariat

UPL

UPK

UPS

Pelatihan Penyusunan Dokumen Usulan Teknis kpd KSM oleh UPL dan TPP

Monitoring Pelaksanaan Pembangunan oleh Tim Monev dan Pemdes

Penyusunan Proposal Usulan Teknis oleh KSM/Pokja Pembangunan

Pelaksanaan Pembangunan oleh KSM/Pokja Pembangunan

Pelaporan Hasil Pelaksanaan Pembangunan oleh KSM/Pokja

PEMELIHARAAN

RT

RT

RT

KSM/P

KSM

KSM

Rapat BKM dan Pemdes untuk memverifikasi Usulan Teknis

Pencairan BLM sesuai proposal kepada KSM/Pokja Pembangunan

MASYARAKAT

Sumber : RPP Desa Margokaton, 2009. PELAKSANAAN DAN MONITORING

MONITORING oleh TIM MONEV

Sumber : RPP Desa Margokaton, 2009.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

73


B.

Kesepakatan tentang Monitoring Evaluasi Partisipatif Monitoring dan Evaluasi (monev) Partisipatif secara umum adalah evaluasi berkaitan dengan upaya penghitungan, penakaran, atau pemberian penilaian. Proses evaluasi adalah proses yang terencana untuk menilai derajat capaian dari kegiatan yang dievaluasi. Kegiatan Monev pada proses pengelolaan pelaksanaan pembangunan di Desa Pleret akan dilaksanakan oleh LPMD dan UP-UP sesuai dengan bidang pembangunan yang disusun dalam RPLP. Komposisi keanggotaan Tim Monev mewakili unsur Pemdes, LPMD Desa, LPMD Pedusunan dan UP-UP dari BKM Maju Makmur. Untuk menjaga objektivitas dan mampu memberikan masukan perbaikan, tim monev akan beranggotakan LPMD pedukuhan yang tidak menjadi lokasi pembangunan sehingga seluruh tim monev akan melakukan dengan objektif dan seimbang. Dilihat dari segi waktu pelaksanaannya, kegiatan monitoring dan evaluasi dapat dibedakan menjadi : 1. Evaluasi pra-proyek (pre-project evaluation); 2. Evaluasi pada saat proyek masih berjalan (on-going/concurrent evaluation); 3. Evaluasi tengah waktu (summative/terminal evaluation); dan 4. Evaluasi pasca-proyek (impact/ex-post evaluation). Monev haruslah menjadi kegiatan yang terus-menerus, artinya bukan merupakan kegiatan yang sekali jadi dan kemudian selesai. Evaluasi haruslah menjadi kegiatan yang partisipatif, artinya kegiatan dimaksud haruslah melibatkan seluruh pihak semaksimal mungkin. Dalam situasi tertentu, misalnya tingginya angka buta aksara dalam komunitas yang bersangkutan, ‘tim evaluator’ harus mampu mengembangkan alat bantu tertentu, agar kendala yang ada tidak membatasi partisipasi kelompok buta aksara itu. Evaluasi haruslah menjadi kegiatan yang konstruktif, bermanfaat bagi kelanjutan proyek pada khususnya, dan pemberdayaan masyarakat pada umumnya. Bentuk kegiatan meliputi hal-hal sebagai berikut :

Tabel Prosedur Kegiatan Monitoring Evaluatif Tahap Evaluasi

a. Menyepakati rumusan pekerjaan kriteria anggota tim monev Pra Proyek

Penanggung Jawab

Rencana Kegiatan dan

b. Menyusun rencana waktu (action plan) dan pembiayaan kegiatan monev

Pemdes, BKM

c. Menyusun keanggotaan tim monev dengan kesepakatan dan berita acara

Pelaksanaan

a. Melakukan peninjauan secara berkala dengan rencana waktu yang telah disepakati dalam action plan b. Membuat catatan kegiatan peninjauan

Tim Monev

c. Melakukan rapat koordinasi rutin a. Menyusun laporan hasil monitoring evaluasi kepada BKM dan Pemdes Tengah Waktu

Pasca Proyek

b. Mendokumentasikan seluruh kegiatan dalam bentuk foto dan laporan tertulis a. Membuat laporan pertanggungjawaban seluruh kegiatan Monev dan anggaran biaya yang telah dipergunakan kepada Pemdes dan BKM

Tim Monev

Tim Monev

b. Melakukan audit intern terhadap kegiatan dan biaya operasional tim monev

Sumber : RPP Desa Margokaton, 2009.

Tim Monev ini akan bertanggung jawab kepada Pemdes dan Masyarakat melalui BKM Maju Makmur. Seluruh operasional kegiatan tim ini akan dibebankan pada APBDes dan kontribusi dari BKM sehingga diharapkan kinerja tim ini bisa maksimal memberikan hasil kerjanya. Masa kerja tim ini akan dimulai setelah RPLP disahkan oleh Kepala Desa dan berakhir setelah RPLP selesai tahun pelaksanaannya. Pembentukan tim maupun evaluasi kinerja tim disesuaikan setiap tahun dengan waktu bersamaan pelaksanaan RWT (Rembug Warga Tahunan) BKM Maju Makmur Desa Pleret. Diharapkan hasil dari Monev ini tidak saja mengutamakan hal-hal yang terkait dengan proyek yang tengah berjalan saja, melainkan, dan ini jauh lebih penting dari kepentingan dalam skala proyek, adalah juga sebagai arena belajar bersama para-pihak tentang halhal yang terkait dengan kepentingan komunitas yang lebih luas.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

74


C.

Proses Pelaksanaan Pembangunan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Fisik PLP-BK adalah serangkaian kegiatan pelaksanaan/implementasi hasil-hasil perencanaan yang telah disepakati bersama dan yang tercantum dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) yang di dalam pelaksanaanya akan menggunakan BLM maupun dana dari hasil tahap pemasaran. Adapun langkah-langkah tahapan Pelaksanaan Pembangunan akan meliputi: 1. Tahap Persiapan Konstruksi a. Pelatihan Dan Bimbingan Teknik Konstruksi Adalah serangkaian kegiatan pelatihan yang diupayakan untuk memberikan pemahaman yang cukup tentang kesadaran dan standar teknis bangunan, kesadaran tentang bahaya kegempaan di wilayah Indonesia dan hal-hal teknis terkait. Pelatihan ini ditujukan bagi masyarakat, khususnya pihak-pihak yang terkait langsung dengan pembangunan fisik, yang didanai dengan menggunakan dana BLM 3 maupun 4. Pihak-pihak yang perlu dilatih adalah anggota TIPP, TPP (Tim Pelaksana Pembangunan)/KSM, UPL, LPMD serta relawan yang akan ikut membantu mengawasi jalannya pekerjaan. Hasil yang diharapkan terjadinya pemahaman dan dimilikinya : i. Dasar-dasar konstruksi bangunan, keselamatan bangunan dan keselamatan kerja. ii. Kesadaran dan kewaspadaan atas ancaman yang ada di daerah Indonesia, terutama terkait dengan kerawanan bencana alam. iii. Pengetahuan dasar tentang prinsip dan standar bangunan tahan gempa, sehingga peserta mampu mengawasi pelaksanaan proyek pembangunan prasarana/sarana umum sederhana di wiyahnya (dusun) yang memenuhi standar tahan/aman gempa. iv. Kemampuan mengembangkan mekanisme pelaksanaan dan pengawasan bangunan sesuai dengan kebutuhannya. b. Pelatihan dan bimbingan pengelolaan keuangan Adalah serangkaian kegiatan pengelolaan yang meliputi penerimaan, pencatatatan, pembelanjaan, serta pertanggungjawaban keuangan terkait dengan pelaksanaan implementasi hasil RPLP, khususnya pengelolaan dana yang bersumber dari BLM 3 maupun 4.

Pihak-pihak yang perlu dilatih adalah anggota TIPP, UPL, TPP (Tim Pelaksana Pembangunan)/KSM terutama para pihak yang ditunjuk mengelola keuangan proyek implementasi tersebut, serta relawan masyarakat yang akan ikut membantu mengawasi jalannya pekerjaan. Pengerjaan proyek implementasi RPLP dilakukan dengan pola “Community Contracting“ dimana TPP/KSM yang dibentuk/diberi mandat oleh masyarakat, bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan program di lapangan sehingga prinsip keterbukaan dan transparansi menjadi syarat utama dalam pengadaan/pembelian barang yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Pengadaan/pembelian barang dalam hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan dimaksudkan agar diperoleh harga yang bersaing dan efisien yaitu harga yang sebanding dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai persyaratan dari pekerjaan tersebut. Di dalam pengadaan barang maupun jasa, TPP/KSM wajib menjamin terwujudnya asas-asas berikut ini: i. Transparan. Segala informasi yang berkaitan dengan keputusan pengadaan/pembelian barang dapat diakses dan diketahui oleh masing – masing pihak yang terlibat (TPP/KSM, TIPP, BKM maupun masyarakat lain secara umum) ii. Akuntabilitas. Segala bentuk pengadaan/pembelian barang harus melalui prosedur yang telah disepakati bersama dengan dilengkapi berkas-berkas administrasi pembelian/pengadaan yang dapat dipertanggungjawabkan. 2. Tahap Pelaksanaan Konstruksi a. Penyiapan Usulan Teknis Pelaksanaan per Sub Proyek Usulan Teknis merupakan rencana teknis kegiatan yang lebih rinci dan detail yang menjadi muatan/substansi usulan kegiatan per sub proyek. Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah : i. Penyediaan lahan ii. Survey dan identifikasi. Dilakukan untuk swadaya masyarakat, teknik infrastruktur, harga satuan upah/bahan/alat, serta calon tenaga kerja iii. Dokumentasi (gambar) infrastruktur kondisi awal (0%) iv. Pembuatan desain/gambar-gambar perencanaan sederhana

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

75


v. Pengamanan dampak lingkungan dan sosial vi. Pembuatan rencana anggaran biaya (RAB) pelaksanaan pekerjaan vii. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan viii. Pembuatan rencana pengadaan bahan/alat. ix. Penyusunan struktur organisasi & tim pelaksana pekerjaan x. Penyusunan dokumen proposal pelaksanaan kegiatan xi. Pembuatan rencana pemeliharaan setelah tahap pembangunan

b. Verifikasi Usulan Teknis per Sub Proyek Usulan-usulan teknis rencana Kegiatan yang diajukan oleh TPP/KSM sebagaimana yang telah disepakati bersama dalam forum rembug selanjutnya diverifikasi. Verifikasi perlu dilakukan dalam upaya menjamin optimalisasi pemanfaatan dana BLM maupun mobilisasi sumber daya lokal yang ada. Hal yang perlu diperhatikan dalam verifikasi lapangan adalah implementasi dari desain yang cocok dengan tradisi lingkungan setempat (catatan: semua proyek yang akan diimplementasikan harus mampu memberikan nilai tambah terhadap potensi lokal dan bukan sebaliknya), penerapan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan material yang mudah didapat disekitar lokasi, dan pola pengerjaan yang mampu untuk diadaptasi dan atau dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan sedikit bantuan dari pihak luar. c.

Pelaksanaan Konstruksi i. Persiapan Pelaksanaan Konstruksi • Membentuk struktur organisasi & pengurus pemanfaatan & pemeliharaan (pengelola) prasarana (termasuk rencana kerja dan aturan mainnya) • Mengikuti musyawarah persiapan pelaksanaan konstruksi (MP2K) • Melaksanakan penandatanganan Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana (SPPD) • Mengikuti kegiatan coaching/pelatihan teknis dan administrasi yang diselenggarakan oleh BKM dan UPL • Pembuatan & pemasangan papan nama kegiatan di lokasi kegiatan • Sosialisasi kegiatan KSM/panitia kepada warga

ii.

Pelaksanaan Konstruksi Pada tahap ini KSM/panitia melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur dan melakukan pengendalian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi : • Pencairan dana (uang muka dan termin) • Mobilisasi tenaga kerja/bahan/alat • Melaksanakan kegiatan pembangunan prasarana/fisik • Supervisi kegiatan konstruksi • Musyawarah pengadaan bahan dan alat (bila ada)

iii. Pelaporan Kemajuan pekerjaan Fisik • Membuat administrasi/laporan harian, mingguan • Membuat dokumentasi (photo-photo) kondisi 50%, 100% • Pemantauan dampak lingkungan kondisi 50%, 100% • Melakukan rapat evaluasi kemajuan mingguan lapangan • Melakukan pemeriksaan & membuat Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAP2)

V. 3. Rencana Investasi Pembangunan Pendekatan pemrograman investasi untuk mendukung perwujudan kondisi yang diinginkan pada prinsipnya adalah melakukan justifikasi suatu investasi atas dasar prinsip koordinasi pengaturan, integrasi perencanaan dan sinkronisasi program pada skala prioritas tertentu. Program investasi yang diusulkan harus memiliki prinsip keadilan dan mengungkapkan secara jelas lokasi, besaran, volume, harga satuan dan biayanya, sumber dana, skala prioritas, keterpaduan rencana dan sinkronisasi program secara fungsional baik dari segi fisik maupun non fisik antar kegiatan, antar komponen dan dari segi pendanaan. Rencana investasi pembangunan Desa Pleret selama jangka waktu 10 tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

76


Tabel Rencana Investasi Pembangunan Desa Pleret Tahun 2011-2020 No.

Kegiatan

Lokasi

Kebutuhan

Volume

Biaya 2010

Pemda

Sumber Dana Desa Swasta

Swadaya

PERTANIAN Pengadaan sarana pengairan dari Sungai Gajahwong Pengadaan saluran irigasi

Bedukan

Bedukan Karet Kerto Kauman Gunungan

Perbaikan saluran irigasi

Gunungkelir Karet utara Karet barat Keputren barat Keputren timur Pengadaan alternatif sumber- Gunungan sumber air Gunungan

Gunungan timur Karet Pungkuran Pungkuran Percontohan pertanian modern

Pelatihan pertanian modern

Pemantapan jaringan kerja/kemitraan

Karet RT 06 Keputren Trayeman Gunungan Gunungkelir Karet Keputren Trayeman Pada skala desa Pleret

Lahan (mengambil tanah kas) Mesin pompa Saluran irigasi Saluran irigasi Saluran irigasi Saluran irigasi Saluran irigasi

2.000 m2

300.000.000

2 unit 850 m’ 300 m’ 200 m’ 150 m’ 1.900 m’

29.000.000 810.560.000 286.080.000 190.720.000 143.000.000 1.812.000.000

Pembanketan Pembanketan

400 m’ 200 m’ 300 m’ 1.000 m’ 800 m’ 2 unit

114.400.000 133.500.000 200.250.000 667.500.000 534.000.000 9.100.000

Pembanketan Memperdalam/ penggalian sumur Perkerasan saluran

Sumur dan mesin pompa Sumur dan mesin pompa Pompa Sprayer ( mesin penyeprot pupuk ) Pertanian modern

Pelatihan pertanian moden

2m

500.000

2 lokasi

41.600.000

3 lokasi

62.400.000

3 lokasi 3 unit

48.750.000 600.000

500m x 100m

8.420.000

10 10 10 10 10

orang orang orang orang orang

300.000 300.000 300.000 300.000 300.000

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

77


No.

Kegiatan

Lokasi

Kebutuhan

PETERNAKAN Pembentukan kelompok ternak

Gunungan Kauman Pungkuran Trayeman Pengadaan kandang ternak Karet kelompok Kauman Keputren Kerto Pungkuran Trayeman Pemeriksaan kesehatan untuk Bedukan hewan ternak Gunungkelir Pelatihan dan penyuluhan Bedukan pengelolaan kotoran ternak Gunungan Gunungkelir Karet Kauman Kedaton Keputren Kerto Pungkuran Trayeman Pengolahan kotoran ternak di Bedukan kandang kelompok menjadi Gunungan pupuk organik Gunungkelir Karet Kauman Kedaton Kerto Pungkuran Trayeman Pembuatan makanan konsentrat Gunungan bagi hewan ternak Gunungkelir Karet Perbaikan sarana dan prasarana Gunungan di kandang kelompok Trayeman Peningkatan keamanan di sekitar kandang kelompok Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas Pengembangan ternak unggas Penguatan jaringan pemasaran

Pada skala desa Kedaton Kerto Keputren Karet Pleret

Bentuk kelompok ternak Lahan seluas 2.500 m2 @ 1.000 m2 @ 50m x 50m 3.600 m2 2.500 m2 20-40m2 Cek up kesehatan ternak

Pelatihan Pupuk Organik

Pengadaan saran pupuk organik

Pengadaan mesin giling, ayakan, diesel pengolah pupuk konsentrat Pembanketan saluran air Saluran pembuangan, bak penampung Poskamling ternak Pengadaan Biogas Pengadaan mesin tetas Pengolahan klimbah Pelatihan channelling

Volume

Biaya 2010

2 kelompok 2 kelompok 1 kelompok 1 kelompok 1 unit 2 lokasi 2 lokasi 1 lokasi 2 lokasi 1 lokasi 75 ternak 50 ternak 2 kelompok 2 kelompok 2 kelompok 1 kelompok 1 kelompok 1 kelompok 2 kelompok 1 kelompok 2 kelompok 1 kelompok 2 kelompok 2 kelompok 2 kelompok 1 kelompok 2 kelompok 1 kelompok 1 kelompok 2 kelompok 1 kelompok 2 kelompok 2 kelompok 1 kelompok

1.000.0000 1.000.0000 500.000 500.000 42.000.000 84.000.000 84.000.000 42.000.000 84.000.000 14.000.000 7.500.000 5.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 130.000.000 130.000.000 130.000.000 65.000.000 130.000.000 65.000.000 65.000.000 130.000.000 65.000.000 10.000.000 10.000.000 5.000.000

500 m

143.000.000

10 buah

10.000.000

1 unit 1 unit 5 unit 5 bh 100 org

4.500.000 4.500.000 25.000.000 10.000.000 3.000.000

Pemda

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

Sumber Dana Desa Swasta

Swadaya

78


No.

Kegiatan

Lokasi

Kebutuhan

INDUSTRI RUMAH TANGGA Pembentukan paguyuban atau Koperasi

Bedukan Gunungkelir Kanggotan Kauman Kedaton Kerto Trayeman Gunungkelir Registrasi produk-produk Kanggotan industri Labelisasi Bedukan Gunungkelir Kanggotan Adanya pelatihan pembuatan Bedukan produk setempat di tingkat Desa Kerto Pelatihan inovasi dan variasi (diversifikasi) produk industri

Pembentukan sentra-sentra industri Transformasi tenaga kerja

Bedukan Gunungkelir Kanggotan Kedaton Bedukan Gunungan Kedaton Karet

Bimbingan manajemen usaha Bedukan untuk produsen industri Gunungan Gunungkelir Kanggotan Karet Kauman Kedaton Keputren Trayeman Pengolahan limbah industri Gunungan Gunungan PERDAGANGAN DAN JASA Penyuluhan dan pelatihan Pleret manajemen usaha Adanya lokasi-lokasi pendukung Bedukan kegiatan perdagangan dan jasa Kanggotan warga Kauman Kerto RT 02 Kerto RT 08 Trayeman Kauman

Paguyuban/koperasi

Registrasi Produk Labelisasi Produk Pelatihan peningkatan skill Pelatihan Peningkatan Produk

Zona sentra industri

Pelatihan manajemen & pengembanganindustr i

Alat pengolah limbah Alat biogas Pelatihan manajemen industri Zonasi industri Pasar klitikan pleret Pasar pleret Pujasera pleret Kampoeng ramadhan

Volume

Biaya 2010

1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 20 5 6 industri 20 industri 5 Industri 20 orang 20 orang

2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 20.000.000 5.000.000 3.000.000 10.000.000 2.500.000 600.000 600.000

6 Orang 20 orang 5 orang 10 orang 1 dusun 1 dusun 1 dusun

600.000 2.000.000 500.000 1.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000

10 orang 10 orang 10 orang 10 orang 10 orang 10 orang 10 orang 10 orang 10 orang 16 industri 16 industri

600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 600.000 16.000.000 24.000.000

100

3.000.000

1 ls 20 kios 1.300 m2 10 unit 130 m x 7m 10 unit 10 unit

Pemda

Sumber Dana Desa Swasta

Swadaya

10.000.000 100.000.000 58.500.000 45.000.000 409.500.000 1.000.000 1.000.000

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

79


No.

Kegiatan

PERIKANAN Menghidupkan kembali kolam kelompok dengan membukanya sebagai tempat pemancingan umum dan budidaya

Bimbingan/penyuluhan tentang pembibitan ikan

Bimbingan/penyuluhan tentang kesehatan ikan

Bimbingan/penyuluhan tentang pembuatan/pengadaan pakan ikan

Pengadaan sarana pembibitan terpadu Pengadaan sumber air Menjaga keamanan di sekitar kolam kelompok

PERSAMPAHAN Penyuluhan dan pelatihan pengelolaan sampah Pemilahan sampah mulai tingkat rumah tangga Pengadaan tempat sampah komunal

Lokasi Bedukan Gunungkelir Kanggotan Karet Kedaton Kerto Bedukan Gunungkelir Kanggotan Karet Kerto Bedukan Gunungkelir Kanggotan Karet Kedaton Kerto Bedukan Gunungkelir Kanggotan Karet Gunungkelir Karet Kedaton Keputren Bedukan Gunungkelir Kanggotan Karet Kedaton Pada basis pedukuhan pedukuhan Bedukan Gunungan Keputren Pada basis pedukuhan

Pengolahan sampah rumah tangga Pengelolaan sampah pasar Desa Kauman Pleret Pengawasan pengelolaan Pada basis pedukuhan

Kebutuhan

Volume

Biaya 2010

7 kolam 2 kolam 2 kolam 2 kolam 2 kolam 2 kolam 7 orang 20 orang 10 orang 10 orang 10 orang 7 orang 20 orang 10 orang 10 orang 10 orang 10 orang 7 orang 20 orang 10 orang 10 orang 5m x 5m

14.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 4.000.000 210.000 600.000 300.000 300.000 300.000 210.000 600.000 300.000 300.000 300.000 300.000 210.000 600.000 300.000 300.000 2.500.000

5m x 5m 5m x 5m @ 1 unit 1 bh 1 bh 1 bh 1 bh 1 bh

2.500.000 2.500.000 12.500.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000

16-20 orang per kelompok 11 dusun

7.000.000 22.000.000

TPS ( tempat 5 lokasi pembuangan 12 lokasi sementara ) 5 lokasi Paguyuban @ 1 kelompok Alat pengolah sampah @ 1 unit Pengolah sampah 1 unit

166.375.000 399.300.000 166.375.300 3.500.000 3.500.000 2.000.000

Pembuatan kolam & pemancingan ikan

Penyuluhan pembibitan ikan

Penyuluhan kesehatan ikan

Penyuluhan pengadaan pakan ikan

Pembuatan Kolam Pompa air

Pos jaga terpadu

Pengadaan bak sampah Bak sampah

Pemda

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

Sumber Dana Desa Swasta

Swadaya

80


No.

Kegiatan

Lokasi

SANITASI Pengadaan MCK

Bedukan Pungkuran

Kebutuhan

Volume

Biaya 2010

MCK

50 KK 4 lokasi

25.200.000 50.400.000

Perbaikan MCK umum

Kauman

MCK umum

1 unit

3.800.000

Pengadaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal

Kedaton

IPAL

1 unit

10.000.000

Perbaikan sistem sanitasi rumah tangga

Kedaton

Pembuatan bak penampung limbah untuk setiap industri dengan kebutuhan khusus

Pungkuran

SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN Pengadaan jembatan penghubung Desa Pleret dengan desa sekitarnya

Pemda

Sumber Dana Desa Swasta

Swadaya

180 m 3 industri

Bedukan

55.500.000

30m x 5m x 5m

Gunungkelir Pengadaan jalan Perkerasan jalan

Karet Bedukan Kanggotan01 Kanggotan06 Kanggotan08 Keputren Pungkuran Trayeman

Penerangan jalan Perbaikan saluran irigasi non teknis Pengadaan saluran drainase

Perbaikan saluran drainase Pembanketan/bronjong tepi sungai Pengadaan pos keamanan

Pengadaan gedung serbaguna

Pengadaan taman bacaan Pengadaan taman bermain Pembangunan pager bumi

Keputren Bedukan Bedukan Kauman Kedaton Trayeman Keputren Pungkuran Bedukan Bedukan Karet Kedaton Gunungan Kanggotan Karet Trayeman Kanggotan Kanggotan Keputren

Penghubung RT 02-04 Cor blok

Corblok Aspal Corblok Lampu & Dudukan

200 m 400 m 150 m 200 m 200 m

138.150.000 276.300.000 103.612.500 276.300.000 276.300.000

600 m 1.200 m 250 m 290 m @ 4 unit 350 m 300 m 600 m 1.200 m 50 m 275 m 545 m 450 m 1 unit 1 unit 1 unit 9m x 6m 1 unit 7m x 9m 10m x 15m 1 unit 1 lokasi 800m x 0,8m

414.450.000 828.900.000 200.317.500 11.000.000 91.948.500 17.640.000 35.280.000 70.560.000 2.940.000 9.707.500 19.238.500 300.375.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 94.500.000 10.000.000 110.250.000 262.500.000 61.000.000 7.500.000 55.000.000

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

81


BAB VI PENUTUP VI. 1. Kesepakatan Stakeholders Komitmen stakeholders yang ikut terlibat (antara lain masyarakat Desa Pleret, Pemerintah Desa Pleret, dan Pemerintah Kabupaten Bantul) tidak cukup berhenti sampai tersusunnya dokumen RPLP ini, namun harus terus berlanjut sampai rencana yang terangkum dalam RPLP terimplementasi. Kesepakatan masing-masing pihak ini adalah: A. Masyarakat Desa Pleret Tersusunnya dokumen RPLP Desa Pleret ini telah menunjukkan komitmen masyarakat untuk melaksanakan seluruh tahapan program PLPBK secara partisipatif. Seluruh tahapan perencanaan partisipatif telah dilaksanakan oleh Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) Desa Pleret yang beranggotakan 18 orang yang telah mewakili unsur Pemerintah Desa, BKM Maju Makmur, relawan/masyarakat dengan dibantu oleh 6 Kelompok Kerja (Pokja) yang terdiri dari 32 warga Desa Pleret. Sebagai bentuk kesepakatan telah dirumuskan beberapa hal sebagai berikut: 1. Masyarakat menerima hasil RPLP Desa Pleret dari kegiatan PLPBK (Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas) - P2KP sebagai dasar kegiatan pembangunan di Desa Pleret. 2. Kawasan Prioritas yang telah disepakati pada Musyawarah Desa (Musdes) tanggal 10 Oktober 2010 meliputi kawasan Pedukuhan Gunungan, Bedukan, Keputren, Kerto, serta Karet yang akan menjadi kawasan percontohan pengembangan lingkungan permukiman yang tertata, sehat, tertib, produktif dan berkelanjutan melalui pengembangan potensi peternakan dan pertanian yang akan diatur lebih lanjut dalam Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kawasan Prioritas Desa Pleret. 3. Potensi Pertanian, Peternakan, Industri Rumah Tangga, Perdagangan dan Jasa, serta Perikanan yang merupakan sektor-sektor ekonomi utama Desa Pleret akan dikembangkan dengan memanfaatkan segala kemampuan dan sumber daya lokal untuk mendukung terwujudnya cita-cita Desa Pleret yang Sejahtera, Mandiri dan Moderen dengan tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan. 4. Permasalahan yang masih muncul dari masyarakat akan diselesaikan dengan melibatkan seluruh masyarakat dalam mencari penyebab permasalahan dan mendapatkan penyelesaian permasalahan dengan kearifan lokal dan memanfaatkan sumber daya yang ada.

B. Pemerintah Desa Pleret Pemerintah Desa Pleret selaku penanggungjawab kegiatan PLPBK di Desa Pleret telah memberikan apresiasi yang baik dalam melaksanakan seluruh kegiatan Perencanaan Partisipatif ini. Beberapa hal yang menunjukkan komitmen Pemerintah Desa Pleret adalah: 1. Telah melaksanakan perekrutan TIPP dan Pokja sesuai dengan aturan PLPBK. 2. Telah melaksanakan perekrutan TAPP (Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan) dan memberikan Surat Kontrak kepada TAPP yang telah direkrut tersebut. 3. Memberikan informasi kepada TIPP mengenai hal-hal yang dibutuhkan dalam perencanaan RPLP, antara lain berupa profil desa, RPJM Desa, dan dokumen-dokumen terkait lainnya. 4. Menyediakan fasilitas ruang di Balai Desa untuk digunakan sebagai Sekretariat TIPP dan Pokja. 5. Bersedia menetapkan aturan bersama yang telah dituangkan dalam RPLP untuk menjadi Surat Keputusan Pemerintah Desa Pleret. C. Pemerintah Kabupaten Bantul Dalam kegiatan Review Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bantul, telah dirumuskan beberapa hal yang menjadi komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul untuk mendukung pelaksanaan RPLP Desa Pleret, antara lain: 1. Memfasilitasi koordinasi dengan investor sesuai arahan dalam RPLP. 2. Memberikan bantuan teknis kepada masyarakat, sesuai dengan skala prioritas pembangunan Pemda maupun prioritas kegiatan masyarakat. 3. Memberikan pelatihan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan dilaksanakan di tataran instansi/dinas yang terkait. 4. Memberikan fasilitasi promosi produk Desa Pleret, terutama potensi yang akan dikembangkan dalam RPLP. 5. Pengawalan perijinan untuk seluruh kegiatan dalam RPLP Desa Pleret yang membutuhkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bantul. 6. Penyediaan dana APBD terutama untuk kegiatan infrastruktur yang menjadi kebutuhan masyarakat untuk mengembangkan potensi sesuai kebutuhan dalam RPLP. Alokasi dana ini akan mengikuti prioritas pembangunan yang dijalankan di Pemerintahan Kabupaten Bantul.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

82


VI. 2. Pengesahan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret Pada hari Minggu, tanggal 9 Januari 2011 bertempat di Pendopo Desa Pleret, telah dilaksanakan lokakarya dan uji publik dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, DIY untuk tahun perencanaan 2011-2010. Pemaparan dokumen tersebut disampaikan oleh TIPP Desa Pleret di hadapan masyarakat dan perangkat pemerintahan Desa Pleret, pemerintah Kecamatan Pleret, Tim Teknis Program PLPBK Kabupaten Bantul, dan undangan-undangan lainnya. Dalam lokakarya ini disepakati pula muatan-muatan yang terkandung di dalam RPLP, setelah sebelumnya mendapat masukan dari undangan yang hadir. Dokumen RPLP ini selanjutnya akan menjadi dokumen yang sah dan resmi untuk menjadi acuan pelaksanaan kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman yang Berbasis Komunitas (PLPBK) – P2KP di Desa Pleret. Segala hal yang berkaitan dengan proses penyusunan RPLP ini menjadi dasar bagi seluruh masyarakat Desa Pleret untuk melaksanakan dan mewujudkan pembangunan Desa Pleret menuju lingkungan hunian yang sehat, mandiri, tertib, selaras, sejahtera, produktif dan berkelanjutan. Demikian dokumen RPLP dibuat untuk menjadi dasar bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Desa Pleret. Ditandatangani di Tanggal

: Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul : 10 Januari 2011

Kepala Desa Pleret

BKM Maju Makmur

Nur Subiyantoro

Ahmad Sudarmi, S.Pd

Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan

Fasilitator PLPBK Desa Pleret

Disti Ayu Kusuma, ST

Jumadi Faiz

Tim Teknis Pemerintah Kabupaten Bantul

KMW Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Ari Budi Nugroho, ST

Ir. Endar Gunarto

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret 2011-2020

83


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.