RTPLP Desa Pleret

Page 1

DOKUMEN

RENCANA TINDAK

PENATAAN LINGKUNGAN

PERMUKIMAN ( RTPLP )

Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )

TAHUN 2011 - 2015DESA PLERET - KECAMATAN PLERET - KAB. BANTUL -YOGYAKARTA ND PLERET


BAB 1 Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )

PENDAHULUAN

1

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


BAB 2 Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )

PENENTUAN

KAWASAN PRIORITAS

2

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


BAB 3 Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )

GAMBARAN UMUM

KAWASAN PRIORITAS

3

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


BAB 4 Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )

konsep pengembangan

KAWASAN PRIORITAS

4

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


BAB 5 Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )

rencana umum

dan panduan rancangan

5

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


BAB 6 Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )

rencana investasi

dan pentahapan pembangunan

6

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


BAB 7 Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )

pedoman

pengendalian

7

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


DAFTAR ISI

Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )

DAFTAR ISI

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


KATA PENGANTAR

Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )

KATA PENGANTAR

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


LEMBAR PENGESAHAN

Program Penataan Lingkungan PermuKiman Berbasis Komunitas ( Plpbk )

LEMBAR

PENGESAHAN

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


Page ii RTPLP DESA PLERET

Halaman Pengesahan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Desa Pleret Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul

Pada hari ini, Minggu, 15 Mei 2011 bertempat di Balai Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, telah dilaksanakan pembahasan dan penyepakatan hasil Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pleret, Kecamatan Pleret, antara Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) dan Pemerintah Desa Pleret dengan Tim Teknis PLPBK Kabupaten Bantul. Dokumen ini, selanjutnya disebut RTPLP, akan menjadi dokumen yang sah dan resmi untuk menjadi acuan pelaksanaan kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) – P2KP di Desa Pleret. Segala hal yang berkaitan dengan proses penyusunan RTPLP ini menjadi dasar bagi seluruh masyarakat Desa Pleret untuk melaksanakan dan mewujudkan pembangunan Desa Pleret menuju lingkungan hunian yang sehat, mandiri, tertib, selaras, sejahtera, produktif dan berkelanjutan. Demikian dokumen RTPLP dibuat untuk menjadi dasar bagi kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Pleret. Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, DIY, 15 Mei 2011, Pihak-pihak yang membuat kesepakatan: Kepala Desa Pleret

BKM Maju Makmur

(Nur Subiyantoro )

(Ahmad Sudarmi, SPd)

Ketua TIPP PLPBK Desa Pleret

( H. Ismadi )

Ketua Tim Teknis PLPBK Kabupaten Bantul

( Ari Budi Nugroho, ST , M.Sc) NIP.19710323.199903.1.002

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page iii RTPLP DESA PLERET

KATA PENGANTAR Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan atas perkenan-Nya, dapat Kami selesaikan Dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Desa Pleret, 2011.

Tahun Anggaran

Dokumen RTPLP ini merupakan tindak lanjut dari dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pleret sebelumnya. Arahan-arahan pengembangan yang merupakan terjemahan visi Desa Pleret yang termuat dalam RPLP pada akhirnya didetailkan secara teknis dalam dokumen RTPLP ini. Diantaranya dengan gambar-gambar, desain, skema, dsb. Sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai panduan penataan lingkungan permukiman Desa Pleret ke depan, sebagai upaya mewujudkan visi/cita-cita bersama masyarakat Desa Pleret. Secara garis besar, penyusunan dokumen RTPLP bertujuan untuk mewujudkan pembangunan Desa Pleret menuju lingkungan hunian yang sehat, mandiri, tertib, selaras, sejahtera, produktif dan berkelanjutan. RTPLP Desa Pleret ini diharapkan akan menjadi pedoman dalam rangka pencapaian cita-cita masyarakat Desa Pleret ke depan. Melalui perencanaan yang dilaksanakan secara partisipatif dan berbasis komunitas, diharapkan produk perencanaan yang dihasilkan lebih dapat diterima oleh masyarakat karena perasaan memiliki yang tinggi, serta dapat diimplentasikan secara berkelanjutan. Demikian pengantar ini kami susun. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dokumen perencanaan ini, penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Pleret, Mei 2011 Penyusun,

Tim Inti Perencanaan Partisipatif Desa Pleret

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page iv RTPLP DESA PLERET

DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi

BAB 1

Pengertian RTPLP Tujuan Penyusunan RTPLP Kedudukan RTPLP dalam Kawasan Perencanaan Tata Cara Penyusunan Dokumen RTPLP A. Mengenali Kondisi Kawasan Prioritas Melalui Survey B. Melakukan Analisa RTPLP C. Menyepakati Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan

I-1 I-1 I-1 I-2

BAB V

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS IV.1. Visi Dan Misi Pengembangan Wilayah IV.2. Konsep Pengembangan Kawasan IV.3. Skenario Pengembangan Kawasan Prioritas

IV-1 IV-2 IV-3

A. Analisa Sektor-Sektor Utama Desa Pleret Sesuai Kreteria yang disepakati B. Analisa Terhadap Sektor yang Paling Potensial Dikembangkan

D. Kondisi Sarana dan Prasarana Fisik III.2. Potensi Pengembangan A. Potensi Pengembangan B. Potensi Pengembangan C. Potensi Pengembangan D. Potensi Pengembangan E. Potensi Pengembangan

Pertanian Peternakan Perikanan Industri Rumah Tangga Perdagangan dan Jasa

III.3. Identifikasi Kawasan Prioritas

Rencana Umum Pengembangan Kawasan Prioritas A. Rencana Peruntukan Lahan B. Rencana Intensitas Pemanfaatan Lahan C. Rencana Tata Bangunan D. Rencana Sistem Sirkulasi dan Pedestrian E. Rencana Sistem Ruang Terbuka Hijau F. Rencana Prasarana dan Utilitas Lingkungan

V-1

V.2.

Perencanaan Embung dan Sistem Pengendali banjir

V-11

V.2.

Perencanaan Kawasan Pasar Klitikan

V-13

I-2 I-2 I-2

II-1 II-2

BAB VI

II-2 II-3

BAB VII PEDOMAN PENGENDALIAN

III-1 III-1 III-2 III-3 III-4 III-5 III-5 III-5 III-5 III-6 III-6

V-1 V-2 V-4 V-6 V-9 V-9

RENCANA INVESTASI DAN PENTAHAPAN BANGUNAN VI.1. Indikasi Program VI.2. Rencana Investasi

GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS III.1. Gambaran Umum Wilayah A. Penggunaan Lahan B. Kondisi Kependudukan C. Sebaran Fasilitas Umum dan Sosial

RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN V.1.

PENENTUAN KAWASAN PERENCANAAN II.1. Kriteria Kawasan Perencanaan II.2. Analisa Kawasan Perencanaan

BAB 3

BAB IV

PENDAHULUAN I.1. I.2. I.3. I.4.

BAB 2

i ii iii iv

VI-1 VI-2

VII.1. Ketentuan Pengendalian Rencana A. Aspek Pengendalian B. Strategi Pengendalian

VII-1

VII.2. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan A. Aspek Pengendalian Pelaksanaan B. Pengelolaan Kawasan Prioritas C. Pelaku Pengelolaan Kawasan Prioritas D. Sistematika Pedoman Pengelolaan E. Peran Pelaku Dalam Pengelolaan Kaw. Prioritas F. Proses Pelaksanaan Pembangunan

VII-1 VII-1 VII-2 VII-2 VII-2 VII-3 VII-5

VII-1 VII-1

III-6 rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page I-1 RTPLP DESA PLERET

BAB 1 PENDAHULUAN

I.2. Tujuan Penyusunan RTPLP Maksud dan tujuan penyusunan dokumen RTPLP terdapat dalam Peraturan Menteri Pekejaan Umun No.06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP). Secara sederhana diuraikan tujuan penyusunan RTPLP adalah: A.

Dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) ini merupakan aktifitas kelanjutan dari perencanaan lingkungan Makro Desa Pleret dalam RPLP. Lingkup RTPLP lebih bersifat mikro, yaitu pada kawasan skala kecil yang merupakan bagian dari wilayah Desa Pleret yang telah disepakati sebagai kawasan prioritas untuk dikembangkan. Kawasan Prioritas merupakan kawasan yang disepakati untuk ditata terlebih dahulu. Maksud penataan di kawasan prioritas ini adalah untuk memberikan contoh nyata tentang penataan lingkungan yang akan dikembangkan oleh masyarakat di masa yang akan datang

I.1. Pengertian RTPLP Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) di dalam kegiatan PLPBK adalah rencana teknis yang merupakan turunan dari Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP). RTPLP di dalam kegiatan PLPBK mengadopsi prinsip-prinsip Penataan Bangunan dan Lingkungan, terutama tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dengan demikian, RTPLP dalam kegiatan PLPBK merupakan panduan rancang bangun di kawasan prioritas yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan lingkungan agar sejalan dengan gagasan sosial dan gagasan pengembangan ekonomi masyarakat sebagaimana tercantum di dalam RPLP. RTPLP dalam PLPBK setidaknya memuat materi pokok mengenai: A. B. C. D. E. F.

B. C.

Fenomena pertumbuhan kawasan yang cepat, tidak terarah dan tidak terkendali yang mendorong kearah keseragaman wajah/rupa kota. Tuntutan untuk mempertahankan keunggulan spesifik suatu kawasan sebagai kawasan yang berjatidiri. Kebutuhan integrasi atas berbagai konflik kepentingan dalam penataan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

D. E.

D.

Antar bangunan Bangunan dengan lingkungannya Bangunan dengan prasarana kota Lingkungan dengan konteks regional Bangunan dan lingkungan dengan aktivitas publik Lingkungan dengan pemangku kepentingan (stakeholders)

Kebutuhan tindak lanjut atas rencana tata ruang yang ada sekaligus manifestasi atas pemanfaatan ruang. Kebutuhan untuk merealisasikan, melengkapi, dan mengintegrasikan berbagai peraturan yang ada pada suatu kawasan, ataupun persyaratan teknis lain yang berlaku. Kebutuhan alternatif perangkat pengendali yang mampu dilaksanakan langsung di lapangan.

I.3. Kedudukan RTPLP Dalam Kawasan Perencanaan Gambar I.1 Kedudukan RTPLP (Setara Lingkungan di Indonesia

RTBL)

dalam

Perencanaan

Tata

Bangunan

dan

Program Bangunan dan Lingkungan Rencana Umum dan Panduan Rancangan Rencana Investasi Ketentuan Pengendalian Rencana Pedoman Pengendalian Pelaksanaan Skenario Pentahapan Pembangunan Infrastruktur Lingkungan

Secara hirarki, perencanaan Penataan Lingkungan kawasan prioritas tersebut merupakan bagian dari RPLP yang dijabarkan dalam perencanaan yang lebih rinci, dengan mengadopsi prinsip-prinsip dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Umumnya diselenggarakan pada kawasankawasan dengan karakteristik khusus. Misalnya kawasan bantaran sungai, kawasan permukiman kumuh perkotaan, kawasan pusat perdagangan dan jasa, kawasan bersejarah, kawasan perkampungan industri kecil, kawasan pariwisata, kawasan sentra pertanian, dll.

Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 06/PRT/M/2007 tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page I-2 RTPLP DESA PLERET

BAB 1 PENDAHULUAN I.4. Tata Cara Penyusunan Dokumen RTPLP Pada proses penyusunan rencana penataan bangunan dan lingkungan, tahaptahap yang telah dilakukan oleh Desa Pleret adalah: A.

B.

Mengenali Kondisi Kawasan Prioritas Melalui Survey Informasi penting yang perlu diamati dan dicermati pada saat survey diantaranya adalah : 1. Kondisi blok peruntukan lahan dan bangunan pada kawasan prioritas terpilih 2. Kegiatan sosial ekonomi masyarakat setempat 3. Potensi lahan yang tersedia 4. Kondisi bangunan dan lingkungan bersejarah yang perlu dilestarikan 5. Kondisi danau/situ, sungai, lembah, pantai, dll yang potensial 6. Kondisi ruang terbuka hijau yang tersedia 7. Kondisi jaringan jalan lingkungan dan saluran pada kawasan prioritas (baik/buruk) dan catat panjang dan lebar setiap ruas jalan berdasarkan kondisinya 9. Kondisi pelayanan air bersih dan sanitasi pada kawasan prioritas, seperti: kondisi air, potensi sumberdaya air yang tersedia (air tanah atau air permukaan) 10. Kondisi kelembagaan, pengelolaan dan pembangunan yang sudah terbentuk pada tingkat komunitas Melakukan Analisis Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Tahapan analisis yang dilakukan adalah: 1. Melakukan penilaian dan selanjutnya menyepakati isi kebijakan dan rencana-rencana pembangunan di atasnya. Seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bantul dalam konteks penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan prioritas. 2. Mengkaji dan menyepakati upaya penanganan permasalahan pembangunan setiap blok peruntukan lahan dan bangunan pada kawasan prioritas dalam rangka mewujudkan lingkungan yang teratur, bersih, sehat dan berjatidiri. 3. Mengkaji dan Mengkaji dan menyepakati pemanfaatan potensi lahan untuk penataan lingkungan blok peruntukan perumahan, pertanian, industri kerajinan, pelestarian kawasan bersejarah, pariwisata dll. 4. Melakukan analisis kebutuhan dasar dan kebutuhan program pembangunan setiap blok peruntukan pada kawasan prioritas. Seperti kebutuhan penanganan sampah, penanganan lokasi genangan/banjir, peningkatan jalan lingkungan dan saluran, pemenuhan kebutuhan air bersih, penataan bangunan, peremajaan kawasan, penanganan dan pemulihan kerusakan lingkungan,

pengamanan area konservasi, dll. Kegiatan analisis ini perlu mengacu pada standar-standar teknis perencanaan pembangunan kawasan. 5. Melakukan analisis kebutuhan pembentukan kelembagaan baru, sebagai pengelola pembangunan pada tingkat komunitas. C. Menyepakati Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan Rencana ini, menguraikan aturan-aturan kesepakatan rencana penataan bangunan dan lingkungan, dalam rangka mewujudkan lingkungan yang teratur, bersih, sehat, produktif dan berjatidiri. Pada tahap ini diarapkan masyarakat dapat memahami dan mampu secara mandiri mengelola pembangunan lingkungan yang berkelanjutan. Proses penyusunan rencana penataan bangunan dan lingkungan dilakukan oleh TIPP bersama Tim Teknis Pemda dan Tim Konsultan, dengan melibatkan BKM, perangkat kelurahan, Pokja PLPBK dan pelaku pembangunan lainnya mellui kegiatan diskusi-diskusi dan musyawarah warga untuk menyepakati hasil-hasil perencanaan kawasan prioritas yang mengadopsi prinsip-prinsip dalam RTBL, yaitu: 1. Program Bangunan dan Lingkungan a.Merupakan penjabaran lebih lanjut dari perencanaan dan peruntukan lahan yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu. Memuat jenis, jumlah, besaran, dan luasan bangunan gedung, serta kebutuhan ruang terbuka hijau, fasilitas umum, fasilitas sosial, prasarana aksesibilitas,sarana pencahayaan, dan sarana penyehatan lingkungan. Dapat berupa penataan prasarana dan sarana yang sudah ada maupun pengadaan sarana-prasarana baru. b.Penyusunan program bangunan dan lingkungan dilakukan melalui analsis kawasan dan wilayah perencanaan termasuk mengenai pengendalian dampak lingkungan, dan analisis pengembangan pembangunan berbasis peran masyarakat, yang menghasilkan konsep dasar perancangan tata bangunan dan lingkungan. 2. Panduan Rancangan Kawasan Prioritas Terpilih a.Merupakan ketentuan-ketentuan tata bangunan dan lingkungan pada sutu lingkungan/kawasan yang memuat struktur peruntukan lahan kawasan prioritas terpilih, rencana perpetakan, rencana tapak, renana sistem pergerakan, rencana aksesibilitas lingkungan, rencana prasarana dan sarana lingkungan, rencana wujud visual bangunan, dan ruang terbuka hijau. b.Bersifat melengkapi dan menjelaskan secara lebih rinci rencana umum yang telah ditetapkan pada RPLP. Meliputi ketentuan dasar implementasi rancangan dan prinsip-prinsip pengembangan rancangan kawasan. Dengan komponen penataan yang mengatur: KDB, KLB, KDH, KTB, pengturan blok lingkungan, pengaturan kavling, pengaturan bangunan, pengaturan ketinggian & elevasi lantai bangunan. 3. Rencana Investasi a.Merupakan tindak lanjut dari RPLP tingkat desa (makro) dan RTPLP pada tingkat kawasan prioritas (mikro). rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page I-3 RTPLP DESA PLERET

BAB 1 PENDAHULUAN b. Merupakan rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung kelayakan investasi dan pembiayaan suatu penataan, ataupun menghitung tolok ukur keberhasilan investasi. Sehingga dapat tercapai kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan. c. Menjadi alat mobilisasi dana investasi masing-masing pemangku kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan perannya dalam suatu sistem wilayah yang disepakati bersama. Sehingga dapat tercapai kerjasama untuk mengurangi berbagai konflik kepentingan dalam investasi/ pembiayaan.

a. Dengan adanya pedoman ini, diharapkan: - Menjamin pelaksanaan kegiatan berdasarkan RTPLP - Menjamin pemanfaatan dan optimalisasi nilai investasi - Menghindari fenomena lahan tidur/bangunan terbengkalai akibat investasi yang tidak semestinya - Menarik investasi lanjutan dalam pengelolaan lingkungan setelah masa pasca-konstruksi 6. Skenario Pentahapan Pembangunan Infrastruktur Lingkungan a.Merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan rencana investasi. Skenario pentahapan pembangunan akan memberikan gambaran yang jelas terhadap rencana-rencana pembangunan yang akan di lakukan. b.Setidaknya menjelaskan tentang pentahapan pembangunan infrastruktur yang direncanakan (dapat dalam hitungan bulan ataupun tahun), indikasi biaya yang dibutuhkan,serta indikasi mitra potential yang akan diajak terlibat.

d. Mengatur upaya percepatan penyediaan dan peningkatan kualitas pelayanan prasarana/sarana dari suatu lingkungan/kawasan. e. Juga mengatur Indikasi Program Pembangunan Desa, untuk jangka waktu 5 tahun yang disusun berdasarkan hasil perencanaan partisipatif. f. Mengatur penetapan program-program prioritas pembangunan untuk jangka waktu 5 tahun, atau program tahunan pembangunan kawasan/sub kawasan prioritas. Pada tahap awal, program prioritas terpilih yang akan dibiayai oleh BLM 2 dan 3 (Total alokasi Rp 700 juta), dapat diusulkan menjadi lokasi uji coba pembangunan fisik Desa dan harus disepakati bersama untuk dibuat Dokumen Perencanaan Teknis/DED. 4.

Ketentuan Pengendalian Rencana a. Bertujuan untuk mengendalikan rencana kerja, program kerja maupun kelembagaan kerja pada masa pemberlakuan aturan dalam RTPLP dan pelaksanaan penataan suatu kawasan. Serta mengatur pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan RTPLP pada tahap pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan. b. Menjadi alat mobilisasi peran masing-masing pemangku kepentingan pada masa pelaksanaan atau masa pemberlakuan RTPLP sesuai dengan kapasitasnya dalam suatu sistem yang disepakati bersama. Serta berlaku sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk mengukur tingkat keberhasilan kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan.

5.

Pedoman Pengendalian Pelaksanaan a. Dimaksudkan untuk mengarahkan perwujudan pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan/kawasan berdasarkan dokumen RTPLP, dan memandu pengelolaan kawasan agar dapat meningkat, berkualitas, dan berkelanjutan. rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page II-2 RTPLP DESA PLERET

BAB 2 PENENTUAN KAWASAN PERENCANAAN II.1. KRETERIA KAWASAN PERENCANAAN Kawasan perencanaan, atau kawasan prioritas dalam PLP-BK merupakan luasan area tertentu yang disepakati dipilih untuk dilakukan pembangunan atasnya, karena dipertimbangkan dapat menjadi penggerak utama perkembangan fisik kawasan, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pula sosial dan ekonomi masyarakat desa secara keseluruhan. Hakikat program PLP-BK sendiri, sesuai dengan kepanjangannya, merupakan penataan lingkungan permukiman yang dilakukan dengan basis komunitas., dimana keterlibatan masyarakat menjadi peran utamanya. Kata kunci dalam program ini yang membedakannya dengan program-program lain adalah: (1) lingkungan, (2) permukiman, dan (3) komunitas. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, definisi ketiga kata kunci tersebut adalah sebagai berikut: A. Lingkungan Menurut UU No 23 Tahun 1997, lingkungan berarti semua ruang dengan kesatuan benda dan kesatuan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan merupakan wadah antara unsur hayati/makhluk hidup (manusia dll), unsur fisik, serta unsur sosial-budaya. B. Permukiman Definisi permukiman atau human settlement menurut Doxiadis (1971) adalah tempat/ruang untuk hidup dan berkehidupan bagi kelompok manusia, bersistem dan berbentuk. Dapat berupa rural settlement atau urban settlement. Pengertian ini berbeda dengan perumahan atau housing yang bermakna tempat/ruang dengan fungsi dominan untuk tempat tinggal, misalnya perumahan desa dan perumahan kota. Perumahan terkait dengan aktivitas bertempattinggal, seperti membangun atau menghuni. Dari kedua pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa artian perumahan adalah sebatas fisik, sementara permukiman selain unsur fisik juga meliputi aktivitas di dalamnya, seperti interaksi sosial, budaya maupun ekonomi. Misalnya kawasan bantaran sungai, kawasan permukiman kumuh perkotaan, kawasan pusat perdagangan dan jasa, kawasan bersejarah, kawasan perkampungan industri kecil, kawasan pariwisata, kawasan sentra pertanian, dll.

C. Komunitas Komunitas berarti kelompok/masyarakat yang memiliki persamaan tujuan tertentu. Dalam PLP-BK, berbasis komunitas berarti bahwa segala tahapan kegiatan dilaksanakan dengan peran serta masyarakat, sebagai subyek sekaligus obyek penataan kawasannya. Masyarakat diberikan kesempatan aktif beraspirasi dan berkontribusi untuk merumuskan program-program bangunan dan lingkungan yang sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Dari pengertian-pengertian sebelumnya, dapat disimpulkan program PLPBK merupakan upaya penataan lingkungan permukiman Desa Pleret yang setiap tahapannya melibatkan masyarakat secara langsung maupun tidak, dengan sasaran pengembangan kegiatan yang tidak hanya terbatas pada area perumahan, namun pada aspek potensial kawasan yang lebih tinggi daripada kawasan lainnya. Tahapan dalam PLP-BK tidak berhenti sampai pada rencana penataan ruang setempat saja karena masih dilanjutkan dengan pembangunan fisik, pemasaran, dan monitoring/evaluasi, serta pengembangan kawasan prioritas . Dokumen RTPLP ini merupakan tahapan akhir dari proses Perencanaan PLP-BK sebelum akhirnya dilaksanakan pembangunan fisik, yang akan dilaksanakan pada kawasan prioritas yang telah dipilih dan disepakti bersama oleh masyarakat Desa Pleret. Sejak awal sosialisasi PLP-BK dilaksanakan, telah diberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa lingkup Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) adalah pada Desa Pleret (makro). Namun pelaksanaan pembangunan fisik hanya akan dilaksanakan pada kawasan dengan potensi penggerak perkembangan desa terbesar yang merupakan kebutuhan dan kesepakatan bersama masyarakat Desa Pleret untuk membangunnya, atau disebut dengan kawasan prioritas (mikro). Dalam Pedoman Teknik PLP-BK Tahun 2010, dijelaskan bahwa kriteria kawasan prioritas adalah: 1. Kawasan yang memiliki persoalan-persoalan pembangunan (fisik, sosial dan ekonomi) yang mendesak untuk ditangani. 2. Kawasan yang memiliki potensi sumber daya lokal yang lebih tinggi dibandingkan kawasan lainnya, dan apabila potensi tersebut dididayagunakan, diperkirakan dapat membangkitkan perkembangan atau menjadi trigger perkembangan pembangunan fisik, sosial dan ekonomi Kelurahan/Desa. 3. Kawasan potensi atau rawan bencana alam. 4. Kawasan terisolasi dan atau kawasan permukiman masyarakat miskin. Dijelaskan juga bahwa pengertian kawasan, dalam konteks kawasan prioritas, adalah: 1. Area dengan fungsi dominan tertentu, seperti permukiman, industri, agrowisata dll. 2. Biasanya memiliki batas-batas secara fisik (sungai, jalan, saluran,) 3. Tidak selalu ditentukan berdasarkan batas-batas administratif RT, RW, dusun, pedukuhan, kelurahan, dan sebagainya. 4. Memiliki luasan antara 5 – 60 Ha untuk wilayah kabupaten.

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page II-2 RTPLP DESA PLERET

BAB 2

Gambar II.1 Proses Penentuan Kawasan Perencanaan

PENENTUAN KAWASAN PERENCANAAN Agar dapat memberikan penilaian secara berimbang pada kawasan-kawasan yang dinominasikan sebagai kawasan prioritas dan kemudian menetapkannya, TIPP Desa Pleret menyepakati kriteria-kriteria lain yang harus dipenuhi oleh kawasan prioritas terpilih di Desa Pleret. Kriteria ini ditentukan berdasar manfaat yang diperoleh bila dilakukan pengembangan pada kawasan tersebut, dinilai dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan (SEL) sebagai berikut: 1. Aspek Lingkungan a)Bangunan dan lingkungan yang tertata b)Luasan lahan terkena dampak c)Pemanfaatan lahan tidak produktif d)Peningkatan kualitas permukiman 2. Aspek Ekonomi a)Peningkatan pendapatan b)Peluang pengurangan pengangguran c)Multiplier effect d)Pemanfaatan sumber daya (bahan baku) lokal e)Peningkatan nilai tambah produk (hasil) 3. Aspek Sosial a)Pemberdayaan wanita b)Pemberdayaan/pelibatan kelompok masyarakat c)Perubahan perilaku masyarakat/transformasi sosial (hidup bersih, sehat, kesejahteraan) d)Tingkat serapan tenaga kerja lokal Setelah kriteria-kriteria kawasan prioritas ini disepakati, selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan analisa terhadap potensi-potensi desa yang akan dikembangkan, untuk kemudian dipilih dan ditentukan pembangunan yang sesuai atasnya

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011

A. Analisa Sektor-Sektor Utama Desa Pleret Sesuai Kriteria yang Disepakati Sesuai dengan skema di atas, yang pertama dilakukan adalah analisa pada sektor-sektor utama penggerak perekonomian Desa Pleret. Sebagaimana termuat dalam RPLP, kelima sektor ini adalah pertanian, peternakan, industri rumah tangga, perdagangan dan jasa, serta perikanan. Analisa dilakukan dengan memberikan peringkat pada kelima sektor sesuai dengan kriteria yang telah disepakati sebelumnya. Caranya, pada setiap kriteria diberikan peringkat berurutan pada sektor mana yang memiliki potensi paling besar apabila dikembangkan. Peringkat 1 adalah sektor yang dipertimbangkan memiliki potensi berkembang paling besar, diikuti dengan sektor lain pada peringkat 2 dan seterusnya sampai dengan peringkat 5. Semakin kecil akumulasi peringkatnya, maka semakin besar potensi sektor tersebut untuk dikembangkan dan ditentukan prioritas pembangunan kawasannya. Berikut ini adalah hasil analisa terhadap sektor-sektor utama penggerak perekonomian di Desa Pleret sesuai dengan kriteria kawasan prioritas yang telah disepakati:

II.2. ANALISA KAWASAN PERENCAAN Dalam menentukan dan menyepakati kawasan prioritas, langkah-langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page II-3 RTPLP DESA PLERET

BAB 2 PENENTUAN KAWASAN PERENCANAAN

Bangunan yang tertata

1

3

2

Perikanan

4

Perdagangan & Jasa

a.

Industri Rumah Tangga

LINGKUNGAN

Parameter

Peternakan

Alternatif

Sesuai Kriteria Kawasan

Pertanian

Tabel II.1 Analisa Sektor-Sektor Utama Desa Pleret

Luasan lahan t erkena dampak

1

2

4

3

5

c.

Pemanfaatan lahan tidak produktif

1

2

4

3

5

d.

Peningkatan kualitas lahan

1

2

4

5

3

e.

Peningkatan pendapatan

3

4

1

2

5

f.

Peluang

2

4

1

3

5

EKONOMI

pengangguran g.

Multiplier effect

1

2

3

5

4

h.

Pemanfaatan sumber daya (bahan

1

5

2

4

3

2

3

1

5

4

baku) lokal i.

Peningkatan nilai tambah produk

SOSIAL

(hasil) j.

Pemberdayaan wanita

3

4

1

2

5

k.

Pemberdayaan/pelibatan kelompok

1

2

4

5

3

masyarakat l.

Perubahan

perilaku

masyarakat

5

1

2

3

4

1

2

5

4

3

26

34

35

46

54

(hidup bersih & sehat) m. Tingkat serapan tenaga kerja lokal Total

Akumulasi peringkat yang ke-2 adalah peternakan. Kriteria yang kurang dapat dipenuhi adalah pemanfaatan sumber daya lokal (poin h), pemberdayaan wanita (poin j), peningkatan pendapatan (poin e), dan peluang pengurangan pengangguran (poin f).

5

b.

pengurangan

Dari hasil penilaian di atas, yang memiliki nilai peringkat kumulatif terkecil adalah sektor pertanian, kemudian secara berurutan diikuti oleh peternakan, industri rumah tangga, perdagangan dan jasa, dan perikanan . Kriteria yang kurang optimal apabila dilakukan pengembangan pada sektor pertanian adalah perubahan perilaku masyarakat secara sosial (poin l), serta bangunan yang terkena penataan (poin a). Hal ini dikarenakan pengembangan pada sektor pertanian hanya akan berdampak pada kawasan perumahan secara tidak langsung. Karena tentunya yang terkena dampak langsung adalah lahan pertanian. Namun demikian, potensi peningkatan ekonomi cukup baik dengan pengembangan pertanian. terutama untuk pertanian lahan kering.

Sebenarnya keempat kriteria ini masih memungkinkan untuk dipenuhi. Hanya saja asumsi yang digunakan dalam analisa ini adalah peluang yang terjadi pada tahun pertama pengembangan. Transformasi pada pengembangan peternakan secara fisik/lingkungan akan dapat langsung dirasakan, terutama terkait mewujudkan lingkungan sehat. Kondisi ini kemudian akan diikuti dengan transformasi sosial dan ekonomi dari pengembangan peternakan secara bertahap. Karena adanya dukungan/motivasi dari perubahan fisik lingkungan, kualitas kehidupan warga tentunya akan lebih baik. Urutan ke-3 adalah sektor industri rumah tangga yang memiliki selisih penilaian sangat sedikit dengan pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa industri rumah tangga memiliki peran tak kalah penting dalam perekonomian di Desa Pleret. Selanjutnya berturut-turut adalah sektor perdagangan dan jasa, kemudian perikanan.

B.Analisa Terhadap Sektor yang Paling Potensial Dikembangkan Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa urutan sektor-sektor yang paling potensial dikembangkan di Desa Pleret secara berurutan adalah (1) Pertanian, (2) Peternakan, (3) Industri Rumah Tangga, (4) Perdagangan dan Jasa, (5) Perikanan. Analisa terhadap sektor yang paling potensial dikembangkan seharusnya meliputi 3 sektor utama Desa Pleret, namun untuk memberikan pengetahuan secara umum, pada pembahasan ini analisa akan dilakukan pada keseluruhan sektor.

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011. rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page 11-4 RTPLP DESA PLERET

BAB 2

Tabel

Analisa Terhadap Sektor yang Paling Potensial Dikembangkan di Desa Pleret

Swadaya

Masalah

PENENTUAN KAWASAN PERENCANAAN Diketahui kelima sektor ini mempunyai nilai lebih tersendiri yang saling berkaitan. Pertanian membutuhkan pupuk dari kotoran ternak untuk kesuburan lahan, serta pasokan air yang tetap. Peternakan membutuhkan hasil pertanian untuk makan ternak. Sinergi dua sektor ini akan optimal bila dikerjakan secara beriringan. Pada akhirnya output 2 sektor utama ini akan menjadi input bagi kegiatan-kegiatan di sektor lainnya, yaitu industri rumah tangga, perdagangan dan jasa, dan perikanan Cukup jelas bahwa sektor basis Desa Pleret adalah pertanian, yang termasuk juga di dalamnya sektor peternakan. Dengan hasil ini, cita-cita masyarakat Desa Pleret untuk mengembangkan pertanian dan peternakan yang sinergis bukan mustahil untuk diwujudkan karena telah memiliki embrio yang kuat. Oleh karenanya prioritas pembangunan di Desa Pleret disepakati pada pengembangan pertanian dan peternakan, dengan didukung kegiatan perikanan dan perdagangan jasa, yang pada akhirnya diharapkan dapat menjadi trigger atau penggerak berkembangnya sektor-sektor turunan lain di Desa Pleret. Detail pembahasannya adalah sebagai berikut:

II.2

Pertanian

Peternakan

Industri Rumah Tangga

? Produksi tidak optimal karena pasokan air kurang (faktor lokasi yang ada di hulu dan lahan pertanian yang lebih tinggi dari permukaan sungai)

? Kurangnya jumlah ternak untuk pengembanga n peternakan ? Manajemen peternakan (pengelolaan limbah, lokasi) ? Masih ting ginya biaya produksi (pakan, obat, dll)

? Manajemen usaha (modal, tenaga kerja, distribusi, keterampilan , market, dsb) ? Limbah industri yang belum teratasi

? Mata pencaharian utama dari sektor pertanian. Baik sebagai pemilik atau buruh, yang telah memiliki kemampuan bertani.

? Belum menjadi sumber pendapatan utama, kebanyakan sebagai investasi (tabungan) walaupun sudah mulai dirintis pengembanga n kelompok ternak.

? Mata pencaharian terbesar setelah pertanian & peternakan. ? Komoditasny a beragam, namun kegiatannya skala individu.

Perdagangan dan Jasa ? Manajemen usaha (modal, tenaga kerja, distribusi, dsb) ? Penataan ruang dan sarana prasarana

? Mata pencaharian terbesar setelah industri rumah tangga.

Perikanan

? Pasokan air kurang mencuku pi karena adanya sistem jatah dan lokasinya di bagian hulu

? Sudah mengar ah pada perkemb angan kegiatan yang potensial

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page II-5 RTPLP DESA PLERET

BAB 2

Lingkup Kegiatan Perubahan

Rencana Pengembangan

PENENTUAN KAWASAN PERENCANAAN Pertanian

Peternakan

Industri Rumah Tangga

Perdagangan dan Jasa

Perikanan

? Meningkatkan hasil panen sehingga dapat mencukupi kebutuhan pangan sendiri ? Bila pengairan lancar, berpeluang menarik tenaga kerja ke sektor pertanian

? Menumbuhkan kesadaran bahwa peternakan dapat menjadi sumber penghasilan ? Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dengan manajemen kandang kelompok yang terpisah ? Pengelolaan limbah bermanfaat bagi lingkungan dan menambah pendapatan ? Pengorganisasia n ternak dari permukiman ke kandang kelompok di t iap pedukuhan ? Adanya sebuah kandang sentral yang ditunjang oleng kandang kandang sub pendukung, minimal 1 kandang kelompok di tiap pedukuhan.

? Dibentuknya kelompok industri dapat memudahkan akses ke modal, pemasaran, ? Labelisasi juga berfungsi promosi ? Limbah industri dapat dimanfaatkan kembali Memberdaya kan pemuda, wanita agar lebih produktif

? Kawasan perdaganga n menjadi lebih tertata dan difungsikan optimal ? Selain meningkatka n pendapatan juga dapat menunjang pertanian, peternakan, industri, perikanan, dan wisata budaya

? Berpeluan g menjadi alternatif sumber pendapa tan baru

? Karena dalam skala rumah tangga, industri di Desa Pleret masih menyebar, belum ada kawasan khusus. Namun kegiatan ini dapat ditemui di seluruh pedukuhan.

? Penataan pusat perdaganga n-jasa ada di pasar Pleret, sekitar kantor Kecamatan Pleret ? Lokasi strategis lainnya ada di sekitar jalan kabupaten (Kerto, Kanggotan, Kauman, Trayeman)

? Optimalisa si kolam kolam kelompok di 2 pedukuha n ? Optimalisa si kolam individu di permukim an

? Pengambilan air dari Sungai Gajahwong sebagai sumber air paling potensial untuk mengaliri lahan pertanian di bagian barat desa yang meliputi empat pedukuhan (Bedukan, Keputren, Kerto, Karet).

Investaasi

Pertanian

? Investasi pembuatan prasarana cukup sulit karena biayanya cukup besar, namun masih terdapat peluang kemitraan.

Peternakan

Industri Rumah Tangga

Perdagangan dan

Perikanan

? Bantuanbantuan untuk pengembangan ternak cukup banyak dan beragam, baik dari pemerintah maupun swasta.

? Investasi untuk kegiatan industri cukup banyak, namun akan lebih mudah diperoleh bila melalui kelompok/ko perasi

? Untuk skala kecil, dapat meminjam ke desa ? Skala besar dengan kemitraan

? Dapat berupa kemitraan atau penyuluh an

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

II.3. KAWASAN PRIORITAS YANG DISEPAKATI Sesuai dengan visi Desa Pleret dalam Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas yakni “Tercapainya Kesejahteraan Masyarakat Desa Pleret Melalui Pertanian dan Peternakan yang Modern dan Mandiri, Didukung oleh Industri, Perdagangan dan Jasa�, pertanian menjadi komponen utama pengembangan potensi desa menjadi prioritas utama, sehingga dalam upaya mengembalikan produktivitas pertanian dengan mengoptimalkan fungsi saluran irigasi baik dari hulu sampai hilir. Fungsi pertanian semaksimalkan mungkin mampu mendorong pengembangan potensi lain Desa Pleret yakni peternakan dan perikanan yang bersinggungan langsung secara kebutuhan lahan. Selain melihat dari visi Desa Pleret melalui potensi yang ada, penentuan kawasan prioritas juga melihat dari kebutuhan penataan lingkungan permukiman yang sangat mendesak untuk diselesaikan, yang aman dari bahaya bencana dan memiliki dukungan terhadap pengembangan potensi lain yang ada seperti industry dan perdagangan jasa. Dengan melihat kebutuhan baik secara potensi maupun mitigasi bencana, maka penentuan kawasan prioritas diarahkan pada wilayah Desa Pleret bagian Barat yang berbatasan langsung dengan Sungai Gajah Wong. Dimana awal dari pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian lahan basah berada pada kawasan hulu ini, tetapi kebutuhan akan prasarana dan sarana yang mampu mengendalikan limpahan air pada saat musim hujan dikarenakan posisi yang rendah dan berbatasan dengan sungai juga perlu diselesaikan

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page III-3 RTPLP DESA PLERET

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS III.1.GAMBARAN UMUM WILAYAH Kawasan prioritas yang diarahkan pada wilayah Desa Pleret bagian Barat yang berbatasan langsung dengan Sungai Gajah Wong, meliputi wilayah sebagian Padukuhan Kanggotan dan sebagian Padukuhan Bedukan.

Peta III.1 Peta Kawasan Prioritas

A. Penggunaan Lahan Kawasan Prioritas memiliki luas 48,8 Ha sebagian besar berupa tanah pekarangan dan pemukiman, jalan lingkungan baik berupa jalan tanah, perkerasan, rabat beton maupun jalan aspal, lapangan, lahan dengan fungsi peternakan, lahan dengan fungsi perikanan, perdagangan dan jasa dan lainlain. Kawasan prioritas yang berbatasan langsung dengan Sungai Gajah Wong, pada bagian bantaran masih belum tertata, hanya ditanami tanaman bambu yang mampu menahan arus sungai dan menjaga kestabilan tanah yang ada. Hanya saja fungsi tanaman ini belum optimal untuk menahan arus sungai terutama ketika musim penghujan, dimana limpahan air mampu membanjiri wilayah yang memang berada pada bagian hulu ini. Bahkan di beberapa wilayah, ada permukiman yang berada dibawah ketinggian jalan, sehingga bisa dibayangkan pada saat musim penghujan wilayah ini menjadi kawasan genangan yang besar, sehingga fungsi pengendali banjir memang menjadi kebutuhan kawasan ini Peta III.2 Peta Pemanfaatan Lahan Kawasan Prioritas

Bedukan BEDUKAN KANGGOTAN

Kerto DK.BEDUKAN Luas wil. 26,9 Ha

Kanggotan

DK.KANGGOTAN Luas wil. 21,9 Ha

LEGENDA Infrastruktur Jalan Kabupaten Jalan Desa Jalan Lingkungan Batas Dusun Jembatan

Pemanfaatan lahan Pemukiman Pertanian Tegalan Blok Rumah

Sungai

UTARA rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page III-2 RTPLP DESA PLERET

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS

Mata pencaharian penduduk di kawasan prioritas dominasi sebagai petani dan buruh tani sebesar 12,6% dan pedagang sebesar 26,9%. Hal ini terkait dengan fungsi kawasan yang tidak hanya memiliki potensi pertanian juga perdagangan dengan posisi wilayah yang berbatasan dengan jalan dan sungai. Tabel III.3 Tabel Jumlah Penduduk Kawasan Prioritas Berdasar Mata Padukuhan

B. Kondisi Kependudukan Jumlah Penduduk Desa Pleret seluruhnya 12.150 jiwa, sedangkan jumlah penduduk di kawasan prioritas ini sebanyak 2.199 jiwa, sehingga secara prosentase kawasan prioritas memiliki penduduk sebesar 18% dari total keseluruhan penduduk yang ada di Desa Pleret.

Bedukan Kanggotan Jumlah %

112

Buruh tani 166

6

6

62

592

57

35

6

845

1.609

118

172

193

618

74

85

21

1.019

2.300

5,1

7,5

8,9

26,9

3,2

3,7

0,9

44,3

100

Petani

Buruh Pedagang bangunan 131 26

50

Industri RT 15

Lainlain 174

PNS

Swasta

17

Jumlah 691

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

Sedangkan dominasi penduduk di kawasan prioritas adalah berada pada usia produktif 25-49 sebesar 38,8%, sehingga ini menjadi potensi sumber daya manusia yang harus dioptimalkan dalam penataan kawasan prioritas ke depan.

Tabel III.1 Tabel Distribusi Penduduk Kawasan Prioritas

Pedukuhan

Luas Wilayah (Ha)

Jumlah KK

Jumlah Jiwa

Bedukan

26,9

203

691

Kanggotan

21,9

460

1.609

Tabel III.4 Tabel Jumlah Penduduk Kawasan Prioritas Berdasar Kelompok Umur Padukuhan

Luas Total Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

Tabel III.2 Tabel Kepadatan Penduduk Kawasan Prioritas

2.000-3.500 jiwa/km2

>3.500 jiwa/km2

Bedukan

-

2.560

-

Kanggotan

-

-

7.334

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

50< 204

Kanggotan

443

227

652

287

1609

Jumlah

586

331

892

491

2.300

25,5

14,4

38,8

21,3

100

691

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

Sedangkan jumlah penduduk di kawasan prioritas yang dilihat dari tingkat pendidikan prosentase tertinggi adalah penduduk yang lulus dari SD sebesar 30,7%. Hal ini dapat dominasi mata pencaharian penduduk kawasan prioritas yang sebagian besar adalah petani dan pedagang. Tabel III.5 Tabel Jumlah Penduduk Kawasan Prioritas Berdasar Tingkat Pendidikan

<2.000 jiwa/km2

Pedukuhan

Jumlah

Bedukan

%

Sedangkan kepadatan penduduk di Kawasan Prioritas merupakan kepadatan bruto tertinggi terutama di pedukuhan Kanggotan yang dipengaruhi oleh guna lahan dan ketersediaan sarana-prasarana (lahan pertanian, sekolah, perdagangan, dsb).

Struktur Umur 15-24 25-49 104 240

0-14 143

Padukuhan Bedukan

Belum Sekolah 53

290

Lulus SMP 125

Lulus SMA 121

PAUD

TK

Lulus SD

15

20

Akademi Tdk /PT Sekolah 22 45

Jumlah 691

Kanggotan

100

56

80

418

293

356

93

213

1.609

Jumlah

153

71

100

708

418

477

115

258

2.300

6,7

3,1

4,5

30,7

18,1

20,7

5

%

11,2

100

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page III-3 RTPLP DESA PLERET

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS Penduduk Desa Pleret terdiri dari 5.835 orang laki-laki dan 6.315 orang perempuan, sehingga untuk prosentase penduduk laki-laki di kawasan prioritas sebesar 19,5% dari total jumlah penduduk laki-laki di Desa Pleret. Sedangkan prosentase penduduk perempuan di kawasan prioritas sebesar 18,4% dari total jumlah penduduk perempuan di Desa Pleret. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki, hal dianalisa karena adanya migrasi penduduk laki-laki dewasa (usia produktif) yang meninggalkan desa untuk bekerja.

C. Sebaran Fasilitas Umum dan Sosial Kawasan prioritas yang sebagian wilayahnya berbatasan dengan pusat pemerintahan desa dan dilewati jalan Kabupaten, memiliki fasilitas umum yang beragam diantaranya fasilitas pendidikan berupa PAUD, TK ABA , TPA, SMP Muhamadiyah Pleret, Pondok Pesantren An-Nikmah. Sedangkan Fasilitas perdagangan dan jasa tersebar di kawasan prioritas diantaranya jasa reparasi baik onderdil kendaraan maupun peralatan rumah tangga, kios dan toko. Untuk fasilitas sosial yang ada di kawasan prioritas berupa masjid, mushola, makam bahkan Masjid Patok Negoro yang merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Mataram yang masih tertinggal dan menjadi aset budaya yang perlu dipelihara dengan baik.

Tabel III.6 Tabel Jumlah Penduduk Kawasan Prioritas Berdasar Jenis Kelamin

Padukuhan Bedukan

Jenis kelamin L P 336 355

Total 691

KK

Paud dan TPA

BEDUKAN

KANGGOTAN KANGGOTAN

203 Musolah

Kanggotan Jumlah

802

807

1.609

460

1.138

1.162

2.300

663

SMP Muhammadiyah Pleret Lapangan Volly Masjid

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011. SMA Muhammadiyah Pleret

Makam

Dari data Pemetaan Swadaya PJM Pronangkis Desa Pleret tahun 2010, terdata 1.839 KK yang termasuk dalam kriteria kemiskinan dari total 3.577 KK yang ada di Desa Pleret, atau sekitar 51,41%. Sedangkan untuk kawasan prioritas jumlah KK miskin adalah sebanyak 329 KK atau sebesar 17,9% dari jumlah KK miskin yang ada di Desa Pleret.

Peta III.3 Peta Sebaran Fasilitas Umum dan Sosial di Kawasan Prioritas

Kios/toko

Jasa Pompa Air TK ABA

Tabel III.7 Tabel Jumlah Miskin Kawasan Prioritas

Padukuhan Bedukan

Jumlah KK Miskin 105

Kanggotan

224

Jumlah

329

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

Pondok Pesantren An- Ni’Mah

Klitikan/Kios Barang Bekas

LEGENDA Infrastruktur Jalan Kabupaten Jalan Desa Jalan Lingkungan Batas Dusun Jembatan Sungai

UTARA

FASUM FASOS TK SMP SMA TPA PONDOK PESANTREN MUSOLA&MASJID GARDU RONDA LAPANGAN MAKAM

PEREKONOMIAM KIOS/TOKO JASA

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page III-4 RTPLP DESA PLERET

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS D. Kondisi Sarana dan Prasarana Fisik Prasarana fisik yang ada di kawasan prioritas baik berupa jalan dan drainase memiliki kondisi yang beragam. Untuk jenis jalan di kawasan prioritas terdiri dari jalan aspal, jalan cor blok dan jalan tanah dengan kondisi mulai dari masih baik sampai dengan sudah rusak yang memerlukan penanganan. Untuk kelas jalan di kawasan prioritas berupa kelas jalan lingkungan, jalan desa dan jalan Kabupaten.

Tabel III.8 Tabel Kondisi Jalan Kabupaten Kawasan Prioritas Padukuhan Panjang

Aspal

Perkerasan Rabat Makadam Beton

Sedangkan kondisi saluran drainase di kawasan prioritas yang ada masih banyak yang berupa saluran terbuka, tetapi di beberapa titik sudah berupa drainase tertutup. Sebagai wilayah yang selalu tergenang pada musim penghujan, apalagi pasca erupsi Merapi yang berdampak pada tingginya debit air yang disertai material yang berujung pada pendangkalan sungai, perlu adanya penanganan terkait dengan sistem dranase kawasan yang terintegrasi. Karena masih banyak jalan lingkungan maupun jalan desa yang belum dilengkapi dengan drainase yang baik. Tabel III.11 Tabel Kondisi Jaringan Drainase Kawasan Prioritas

Padukuha n

Konstruksi

Dimensi Beton Buka Tutup

Panjang

Lebar

Baik

Sedang

Kanggotan

440

50’

100

150

10

180

320

120

Jumlah

440

50’

100

150

10

180

320

120

300

300

300

Jumlah

300

300

300

Sedang Buruk

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

Peta III.3 Peta Kondisi Sarana dan Prasarana Fisik di Kawasan Prioritas

Buruk

Bedukan Kanggotan

Tanah Baik

Bedukan

Kondisi Tanah

Batu Bata Buka Tutup

Kondisi

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011. Jln Lingkungan

BEDUKAN

KANGGOTAN

Tabel III.9 Tabel Kondisi Jalan Desa Kawasan Prioritas Padukuhan Panjang Bedukan

1.450

Aspal 850

Perkerasan Rabat Makadam Beton 400

Kondisi Tanah

Baik

200

850

Sedang

Drainase Lingkungan (Sistem Terbuka)

Buruk 600

Kanggotan Jumlah

Jln Lingkungan

Jln Kabupaten Drainase Lingkungan (Sistem Tertutup)

1.450

850

400

200

850

600 Jln Lingkungan

Jln Lingkungan

Bedukan

3.750

Perkerasan Rabat Makadam Beton 2.740

Kanggotan

2.350

1.390

60

900

1.390

Jumlah

6.100

4.130

60

1.910

1.640

Padukuhan Panjang

Aspal

Kondisi Tanah

Baik

Sedang

Buruk

1.010

250

3.230

270

LEGENDA Jalan Kabupaten Jalan Desa Jalan Lingkungan Batas Dusun Jembatan Sungai

960 3.230

1.230

UTARA

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page III-5 RTPLP DESA PLERET

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS

Sedangkan kondisi saluran drainase di kawasan prioritas yang ada masih banyak yang berupa saluran terbuka, tetapi di beberapa titik sudah berupa drainase tertutup. Sebagai wilayah yang selalu tergenang pada musim penghujan, apalagi pasca erupsi Merapi yang berdampak pada tingginya debit air yang disertai material yang berujung pada pendangkalan sungai, perlu adanya penanganan terkait dengan sistem dranase kawasan yang terintegrasi. Karena masih banyak jalan lingkungan maupun jalan desa yang belum dilengkapi dengan drainase yang baik.

III.2.POTENSI PENGEMBANGAN A. Potensi Pengembangan Pertanian Pengembangan pertanian Desa Pleret bertujuan untuk mengatasi masalah utama sektor pertanian di Desa Pleret, yaitu masalah pengairan. Pengairan yang ada saat ini masih belum mencukupi kebutuhan air di lahan pertanian, sehingga hasil panen tidak optimal. Padahal sumber mata pencaharian utama Desa Pleret adalah dari sektor pertanian. Oleh karena itu, pilihan pembangunan pada kawasan pertanian adalah pengadaan sarana dan prasarana yang dapat menambah debit air ke lahan pertanian Desa Pleret. Saat ini lahan pertanian mendapatkan pasokan air yang bersumber dari DAM Karangploso (dari Sungai Opak) di wilayah Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, yang berjarak sekitar 14 km dari Desa Pleret. Secara umum jaringan irigasi ini mengaliri lahan pertanian Desa Pleret bagian barat. Air dari hulu mengalir sampai ke Desa Pleret, masuk mulai Pedukuhan Gunungan, kemudian bercabang ke Pedukuhan Bedukan, Keputren, Kerto, hingga sampai ke Pedukuhan Karet. Desa Pleret memiliki batas alam berupa Sungai Gajahwong di sebelah barat dan Sungai Opak di sebelah timur yang akhirnya bertemu menjadi batas sebelah selatan Desa Pleret. Dengan kondisi ini sebenarnya Desa Pleret memiliki potensi alam strategis untuk penyediaan pengairan bagi lahan pertaniannya. B. Potensi Pengembangan Peternakan Peternakan merupakan kegiatan yang paling banyak ditekuni masyarakat di Kawasan Prioritas setelah bidang pertanian dan perikanan. Komoditasnya adalah kambing gimbal, kambing peranakan etawa (PE), sapi, serta unggas (ayam, bebek, puyuh). Usaha ternak terbanyak adalah kambing dan sapi. Namun demikian, pengembangan ternak di kawasan prioritas diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan akan kambing peranakan etawa (PE) dan sapi, yang didukung oleh karakteristik lahan yang sebagian berupa lahan pertanian dengan kondisi tanah berpasir sehingga cocok untuk budidaya peternakan. Dengan pengembangan peternakan, lahan pertanian akan berpeluang menjadi subur melalui pemakaian pupuk organik dari ternak. Sebaliknya, hewan ternak akan mudah mendapat pakan ternak karena luasnya lahan pertanian.

Tabel III.12 Tabel Jumlah Kelompok Ternak di Kawasan Prioritas

Padukuhan Bedukan

Jumlah Kel.Ternak Sapi Kambing 1 1

Jumlah ternak Sapi Kambing 12 60

Kanggotan

1

1

10

30

Jumlah

2

2

22

90

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

Jumlah ternak dalam tabel tersebut adalah ternak yang terdapat di kandang kelompok. Jumlah ini belum termasuk ternak yang dipelihara di lingkungan hunian karena alasan ketidaktersediaan ruang di kandang kelompok atau pemilik ternak ingin selalu dekat dengan ternaknya karena perasaan memiliki yang tinggi. Banyaknya ternak di lingkungan perumahan tentu menimbulkan gangguan-gangguan seperti gangguan kesehatan, kenyamanan, serta keruangan. C. Potensi Pengembangan Perikanan Kegiatan perikanan di kawasan prioritas perlahanlahan mulai bangkit, setelah sekian lama produktivitasnya menurun. Pemanfaatan lahan di bantaran sungai sebagai kolam-kolam perikanan, sudah diakomodir oleh Kelompok Ternak Niti Rejeki dengan rencana pembangunan embung yang tidak hanya berfungsi untuk pertanian tetapi juga perikanan, sehingga kebutuhan air yang menjadi syarat utama kolam-kolam perikanan akan terpenuhi. Kelompok perikanan di kawasan prioritas sudah terbentuk 2 kelompok, yang ke depan akan mengembangkan tidak hanya budidaya perikanan tetapi juga pembibitan perikanan.

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page III-6 RTPLP DESA PLERET

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS

E. Perdagangan dan Jasa Masyarakat Desa Pleret sudah mulai banyak yang menekuni bidang perdagangan. Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya warung-warung atau kios-kios. Di Desa Pleret terdapat pasar tradisional yang diharapkan dapat meningkatan kegiatan bidang perdagangan. Komoditasnya antara lain produk-produk hasil bumi, kelontong, dan sparepart otomotif baik baru, bekas, ataupun imitasi. Untuk perdagangan di kawasan prioritas lebih banyak berupa took, warung dan kaki lima.

Tabel III.13 Tabel Jumlah Komoditas Perikanan di Kawasan Prioritas

Padukuhan Bedukan

Kolam Kelompok Ada

Komoditas Perikanan Lele, gurameh

Komoditas Unggulan Lele

Ada

Lele, gurameh

Lele

Tabel III.15 Tabel Aktivitas Perdagangan di Kawasan Prioritas Padukuhan

Pasar

Bedukan

Kanggotan

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

D. Industri Kecil dan Rumah Tangga Industri kecil dan rumah tangga merupakan salah satu sektor perekonomian yang menjadi andalan warga di kawasan prioritas. Jenisnya beraneka macam, namun kebanyakan adalah industri makanan dan kerajinan, dengan komoditas yang beragam pula. Untuk industri rumah tangga yang berada di kawasan prioritas lebih banyak berupa industri yang menghasilkan aneka makanan dan kerajinan berupa peci, border dan perak.

Bedukan

Peyek 3

Kanggotan Jumlah

Aneka Tempe makanan 4 1

Peci

9

1

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

Mebel

6

5 3

Bordir

6

Perak 2

6

1

6

1

2

10

4

Jumlah

2

13

4

Sedangkan pelayanan jasa-jasa yang ada di Kawasan Prioritas antara lain berupa fotocopy, warnet, wartel, bengkel las, bengkel motor atau mobil dan rental PS. Tabel III.16 Tabel Aktivitas Jasa di Kawasan Prioritas

Jenis Jasa Salon

Bengkel Bengkel Wartel Las Motor/Mbl

Fotocopy

PS

Warnet

Kanggotan

1

1

1

2

3

1

Jumlah

1

1

1

2

3

1

Bedukan

Jenis Usaha Padukuhan

Kanggotan

Mini Market

Sumber : Dokumen Usulan PLPBK BKM Maju Makmur Desa Pleret, 2009.

Padukuhan Tabel III.14 Tabel Sebaran Industri Rumah Tangga di Kawasan Prioritas

Aktivitas Perdagangan Kaki Toko Warung Lima 3

2

Sumber : Dokumen Usulan PLPBK BKM Maju Makmur Desa Pleret, 2009.

III.1.IDENTITAS KAWASAN PRIORITAS Kawasan Prioritas yang akan dikembangkan adalah : A. Kawasan Bedukan yang akan dikembangkan menjadi kawasan percontohan Desa Mandiri Energi, yang memanfaatkan keberadaan Sungai Gajahwong tidak hanya untuk pertanian, perikanan dan peternakan tetapi ke depan mampu memberikan suplai energ tambahan untuk kawasan permukiman Bedukan pada khususnya dan Desa Pleret pada umumnya. B. Kawasan Kanggotan, yang merupakan daerah rawan bencana banjir karena wilayah permukiman yang berbatasan langsung dengan Sungai Gajahwong, ang potensial dalam pengembangan perdagangan terutama onderdil-onderdil bekas yang tidak hanya melayani masyarakat local tetapi sudah mencakup wilayah secara regional

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page III-7 RTPLP DESA PLERET

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS C. Permukiman yang terkena dampak meliputi kawasan lingkup kawasan Bedukan dan Kanggota

perumahan yang berada di

Penataann kawasan prioritas ini tidak terlepas dari visi Desa Pleret yang menjadikan pertanian, peternakan dimana didalamnya juga termasuk kegiatan perikanan sebagai tujuan bersama masyarakat dengan didukung potensi industry rumah tanggan, perdagangan dan jasa. Penataan kawasan ini juga menjadi upaya dalam pengendalian mitigasi bencana terutama banjir yang setiap tahun menjadi ancaman di wilayah ini.

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page IV-1 RTPLP DESA PLERET

BAB 4 KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS IV.1.VISI DAN MISI Pembangunan kawasan prioritas di dalam program PLP-BK merupakan perwujudan tindakan yang pertama kali dilakukan dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama masyarakat. Cita-cita pembangunan Desa Pleret adalah tercapainya kesejahteraan masyarakat. Sementara cita-cita PLP-BK adalah transformasi dari masyarakat miskin/tak berdaya menjadi masyarakat berdaya yang kemudian naik kelas menjadi masyarakat mandiri, dan selanjutnya menjadi masyarakat madani. Meskipun tujuan akhir program adalah transformasi sosial masyarakat, pembangunan fisik tetap diperlukan sebagai sarana atau modal dasar bagi masyarakat untuk berkembang. Namun demikian telah disepakati bahwa pembangunan pada kawasan prioritas bukan hanya merupakan pembangunan lingkungan tertentu, melainkan pembangunan fisik yang dapat menjadi penggerak/pemicu berkembangnya potensi utama kawasan perencanaan, yang pada akhirnya dapat mendorong terjadinya transformasi masyarakat dan terwujudnya cita-cita pembangunan Desa Pleret. Pada bagan, alur tersebut digambarkan sebagai berikut:

Visi Desa Pleret yang telah disepakati masyarakat, dan terangkum dalam RPLP Desa Pleret Tahun 2010 adalah: “Tercapainya Kesejahteraan Masyarakat Desa Pleret Melalui Pertanian & Peternakan yang Moderen dan Mandiri, Didukung oleh Industri, Perdagangan & Jasa� Visi Pembangunan Kawasan Prioritas Desa Pleret adalah: “Menjadikan Kawasan Pertanian, Peternakan dan Perikanan yang didukung oleh industri rumah tangga dan perdagangan jasa sebagai kawasan yang Mandiri dan Handal, yang berbasis pada mitigasi bencana� Misi pembangunannya adalah: 1. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dengan melakukan penataan dan pengembangan pada kawasan pertanian, peternakan dan perikanan sebagai sektor ekonomi utama. 2. Memperkuat sinergi sektor pertanian, peternakan dan perikanan sebagai sektor basis dengan memberdayakan sumber daya lokal untuk membentuk masyarakat yang mandiri dan madani. 3. Mengelola dan menata kawasan pertanian, peternakan dan perikanan secara moderen, dengan tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan. 4. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui optimalisasi sektor basis,yang dapat menggerakkan perkembangan sektor-sektor turunan, yaitu industri rumah tangga, perdagangan dan jasa. 5. Membina masyarakat untuk berkomitmen dalam mengelola kawasan prioritas secara swadaya, serta menciptakan suasana yang kondusif untuk masuknya kerja sama dan investasi. Misi tersebut berfungsi untuk mengawal tercapainya tujuan utama pembangunan kawasan prioritas dan terwujudnya visi Desa Pleret. Dengan terlaksananya misi-misi di atas, diharapkan masyarakat dapat melaksanakan strategi-strategi pengembangan Desa, diantaranya: 1. Penerapan Panca Usaha Tani. 2. Mengurangi konversi ke lahan terbangun dengan mempertahankan area pertanian, membuat zonasi pertanian, serta zonasi khusus untuk peternakan dan perikanan 3. Mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal untuk kegiatan-kegiatan produksi, baik bahan baku maupun tenaga kerja. 4. Mengembangkan inovasi dan variasi pada produk-produk setempat. 5. Melakukan promosi/pemasaran untuk menjual produk-produk yang dihasilkan Desa Pleret. 6. Menjalin kerjasama dengan instansi terkait untuk meningkatkan kapasitas kegiatan masyarakat, baik melalui penelitian (research), penyuluhan, pelatihan, maupun investasi. 7. Memperbaiki pengelolaan manajemen dalam bidang pertanian, peternakan, perikanan, industri, perdagangan dan jasa, dsb.

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page IV-2 RTPLP DESA PLERET

BAB 4 KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS IV.2. KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page IV-3 RTPLP DESA PLERET

BAB 4 KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS

RENC. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

RENC PENGEMBANGAN,PERTANIAN DAN PETERNAKAN

IV.3. SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS RENCANA PENGEMBANGAN EMBUNG DAN PENGENDALI BANJIR

Bedukan image embung dan pengendali banjir

RENC PENGEMBANGAN,PERTANIAN DAN PETERNAKAN

RENC PENGEMBANGAN,PERTANIAN DAN PETERNAKAN

PENGEMBANGAN KAWASAN PERDAGANGAN & JASA RENC. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

PENGEMBANGAN KAWASAN PERDAGANGAN & JASA RENC. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

KAWASAN WISATA CAGAR BUDAYA

RENCANA RUANG TERBUKA HIJAU/ GREEN BELT AREA

Image Ruang Terbuka/green Belt Area Sempadan Sungai

PENGEMBANBANGAN PASAR KLITIKAN

image Pasar Klitikan

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-1 Peta V-1

RTPLP DESA PLERET

Peta Rencana Pemanfaatan Lahan

BAB 5 RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN V.1.RENCANA UMUM PENGEMBANGAN KAWASAN PRIORITAS WILAYAH BEDUKAN DAN KANGGOTAN

Kaw. Budidaya,Permukiman dan Industri Rumah Tangga Renc.Pembuatan Embung dan Pengendali Banjir

SEMPADAN SUNGAI GREEN BELT

A. Rencana Peruntukan Lahan

Bedukan

Rencana peruntukan lahan kawasan prioritas mengikuti arahan RDTRK Kecamatan Pleret untuk permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran, serta industri yang ramah lingkungan (non polutan). Pola pemanfaatan ruang sesuai kondisi eksisting dan analisa pengembangan untuk kawasan prioritas terbagi menjadi:

Kaw. Budidaya,Pertanian dan Peternakan

Kerto

Kaw. Budidaya,Permukiman dan Industri Rumah Tangga

1. Kawasan Lindung Sempadan Sungai Difungsikan untuk konservasi dan pencegahan erosi. Direncanakan sebagai lokasi pembangunan embung. Kegiatan yang diperbolehkan di sekitarnya adalah budidaya ikan dan peternakan. 2.Zona Permukiman dan Fungsi Industri Rumah Tangga Pengembangan industri Desa Pleret dibatasi pada industri ramah lingkungan, pengembangan yang sesuai adalah industri kecil/rumah tangga yang dikembangkan pada kawasan permukiman. Diantaranya industri peci rajut, pengolahan makanan, dll. 3.Zona Pertanian Kawasan pertanian lahan basah berfungsi sebagai area resapan air. Sedangkan kawasan pertanian lahan kering dapat juga dijadikan sebagai lahan cadangan untuk pengembangan permukiman. 4.Zona Pengembangan Perdagangan dan Jasa Akan berkembang setelah adanya peningkatan kelas jalan akibat pembangunan Jalan Outer Ring Road (JORR). Fungsi perdagangan dan jasa dikembangkan pada lapis utama dari koridor jalan.

RENC JLN KABUPATEN DAN FUNGSI PERDAGANGAN DAN JASA

PENGEMBAGAN KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA

KAWASAN WISATA LINDUNG BUDAYA

Kaw. Budidaya,Permukiman dan Industri Rumah Tangga

SEMPADAN SUNGAI GREEN BELT

LEGENDA Infrastruktur

PENATAAN KAWASAN PEDAGANG KLITIKAN/BARANG BEKAS

Jalan Kabupaten Jalan Desa Jalan Lingkungan Batas Dusun Jembatan Sungai

Pemanfaatan lahan Pemukiman Pertanian Tegalan Green Belt/Kaw Hijau Kawasan Perdagangan Jasa Rencana Embung Penataan Kaw Pasar Blok Rumah

UTARA

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-2 Peta V-2

RTPLP DESA PLERET

Peta Koefisien Dasar Bangunan

BAB 5 RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN B. Rencana Intesitas Pemanfaatan Lahan 1. Koefisien Dasar Bangunan Bertujuan untuk menjaga keseimbangan pemanfaatan lahan sehingga pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung lahan. 1. Kawasan Lindung Sempadan Sungai KDB : 10% KDH : 10 % 2. Zona Permukiman dan Fungsi Industri Rumah Tangga KDB : 50% KDH : 20% 3. Zona Pertanian Untuk pengembangan perumahan baru KDB : 40% KDH : 25% 4. Zona Pengembangan Perdagangan dan Jasa KDB : 60% KDH : 20%

KANGGOTAN

BEDUKAN

Kawasan lindung sepadan sungai,nilai KDB 10% Kawasan Perdagangan & Jasa,nilai KDB 60 % Kawasan Permukiman & Fungsi Industri,nilai KDB 50% Kawasan Pertanian,nilai KDB 40%

Koefisien dasar Bangungan (KDB) adalah angka besaran luas dasar (tapak bangunan dibagi luas kapling/petak lahan tempat bangunan tersebut)dalam angka persen. Secara teoritis, angka ini dapat berkisar antara tiada bangunan ( 0% ) sampai tidak ada pekarangan hanya ada bangunan (100%) UTARA rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-3 Peta V-3

RTPLP DESA PLERET

Peta Koefisien Lantai Bangunan

BAB 5 RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN 1. Koefisien Lantai Bangunan Yang dimaksud dengan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka besaran luas lantai bangunan (Berbagi tingkat lantai bila ada) di bagi luas kapling (petak lahan tempat bangunan tersebut) dalam rasio angka desimal.

KANGGOTAN

Secara matematis dapat di tuliskan sebagai berikut

BEDUKAN

kawasan permukiman dan Industri

Kawasan lindung sepadan sungai Kawasan Perdagangan & Jasa Kawasan Permukiman & Fungsi Kawasan Pertanian

Nilai KLB 1.Kawasan 2.Kawasan 3.Kawasan 4.Kawasan

lindung 0 Perdagangan jasa 1,4 = max 2 lantai Permukiaman dan fungsi industri, 1,2 = max 2 lantai pertanian 0

UTARA kawasan perdagangan dan jasa rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-4 Peta V-4

RTPLP DESA PLERET

Peta Rencana Tata Bangunan

BAB 5

Kaw. Budidaya,Permukiman dan Industri Rumah Tangga

RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

Zona Pertanian dan Pengembangan Perumahan

Renc.Pembuatan Embung dan Pengendali Banjir

PrinsipUmum: Sebagai kawasan budidaya pertanian lahan basah dan lahan kering,fungsi resapan air,alokasi lahan untuk pengembangan permukiman,serta pengembangan peternakan.

C. Rencana Tata Bangunan Rencana Pengembagan Kawasan Bantaran Sungai Sebagai Kawasan lindung/Green Belt (Area Hijau) Diperuntukkan sebagai kawasan lindung,dan direncanakan sebagai lokasi pembangunan embung dan sistem pengendali banjir untuk mengatasi masalah pertanian dan luapan air.

SEMPADAN SUNGAI GREEN BELT

Bedukan

Aturan Wajib: 1. Tidak diperkenankan ada rumah tinggal.Selain sarana prasarana embung.Guna lahan yang diperbolehkan adalah kolam ikan,kandang ternak,RTH.

Kaw. Budidaya,Pertanian dan Peternakan

Kerto Kaw. Budidaya,Permukiman

Aturan Anjuran: 1. Jaringan Jalan: Akses jalan setapak untuk mitigasi,dapat untuk sirkulasi kendaraan roda empat.

RENC JLN KABUPATEN DAN FUNGSI PERDAGANGAN JASA

dan Industri Rumah Tangga

Perdagangan Jasa Pemukiman Pengembangan Pertanian Sempadang Sungai Pertanian

2. Vegetasi Penanaan tanaman perindang,produktif,perdu,untuk meminimalisir dampak erosi.

Zona Permukiman Dan Industri Rumah Tangga PENGEMBAGAN KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA

KAWASAN WISATA LINDUNG BUDAYA

Kaw. Budidaya,Permukiman dan Industri Rumah Tangga

Sempadan Bangunan Sempadan bangunan adalah jarak antara bangunan dengan sisi terluar lahan letak dan orentasi bangunan pekarangan yang berdekatan dengan jalan. Standar yang digunakan (mengacu pada SNI 03-6981-2004) antara lain : Sempadan bangunan di jalan lingkungan minimal 1,75 m untuk bangunan berlantai satu, dan 2,75 m untuk bangunan berlantai dua Sempadan bangunan di jalan utama desa minimal 2,5 m untuk bangunan berlantai satu, dan 3,5 m untuk bangunan berlantai

AturanWajib: 1.GunaLahan: Pertanian lahan basah,pertanian lahan kering,bangunan penunjang (huma,lumbung,gubug,kandang ternak,gudang,dsb). 2.TinggiBangunan maksimal 2tingkat. Mengutamakan pembangunan vertikal AturanAnjuran: Pengembangan perumahan diprioritaskan pada lahan tidak produktif.

SEMPADAN SUNGAI GREEN BELT

PENATAAN KAWASAN PEDAGANG KLITIKAN/BARANG BEKAS

Ketinggian Bangunan

yang berfungsi untuk permukiman (rumah) maupun perdagangan dan jasa hanya 1.Bangunan, baik diperbolehkan memiliki ketinggian bangunan maksimal 2 lantai. 2.Pada setiap lantai bangunan, minimal harus memiliki tinggi dinding 3 meter dari lantai ke langit-langit (plafon) atau kuda-kuda rumah (bila rumah tidak menggunakan plafon).

UTARA

Prinsip Umum: Diperuntukkan sebagai hunian dengan campuran industri rumah tangga untuk mendorong produktifitas dan kemandirian warga dengan tetap menjaga kualitas lingkungan. Aturan Wajib: 1.GunaLahan: Rumah tinggal , industri 2.TinggiBangunan Maksimal 2 tingkat

rumah tangga,fasilitas umum

Aturan Anjuran: 1.Blok Massa Bangunan : Berorientasi kejalan 2.JaringanJalan: Dapat diakses oleh kendaraan roda empat,mobil PMK,dsb. 3.SistemParkir: Didalam halaman/pekarangan rumah.Tidak diperkenankan parkir dibadan jalan untuk waktu yang lama. 4.Vegetasi Pemanfaatan lahan kosong untuk taman.1 pohon perindang /produktif dan tanaman pendek/perdu pada 1 bangunan bila memungkinkan,apabila tidak memungkinkan dapat dengan mediapot,rambat,dsb.

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-5 RTPLP DESA PLERET

Peta V-5

Kaw. Budidaya,Permukiman dan Industri Rumah Tangga

BAB 5

Peta Rencana Tata Bangunan

Renc.Pembuatan Embung dan Pengendali Banjir

RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN SEMPADAN SUNGAI GREEN BELT

Zona Pengembagan Pertanian dan Peternakan

Bedukan

Prinsip Umum: Sebagai kawasan budidaya pertanian lahan basah dan lahan kering,fungsiresapan air,alokasi lahan untuk pengembangan permukiman,serta pengembangan peternakan.

Kaw. Budidaya,Pertanian dan Peternakan

Aturan Wajib: 1.GunaLahan:Pertanian lahan basah,pertanian lahan kering,kandang ternak kelompok(sentral maupun sub),bangunan penunjang(huma,lumbung,gubug,gudang,dsb). 2.TinggiBangunan maksimal 2 tingkat. AturanAnjuran: 1.Pengembangan perumahan diprioritaskan padalahan tidak produktif.

Kerto

Kaw. Budidaya,Permukiman dan Industri Rumah Tangga

Rencana Pengembangan Jln Kabupaten Dan Perdagangan Jasa Prinsip Umum: Diperuntukkan sebagai etalase distribusi produk dan sumber daya Desa Pleret bagi masyarakat setempat,warga luar daerah,dan penglaju setelah terlaksananya pengembangan jalan kabupaten.

PENGEMBAGAN KAWASAN PERDAGANGAN DAN JASA

Zona Perdagangan dan Jasa PrinsipUmum: 1.Diperuntukkan sebagai tempat distribusi sumber daya dan produk Desa Pleret. 2.Menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan warga setempat,warga sekitar maupun penglaju.AturanWajib: 1.GunaLahan Toko,warung,ruko,pelayananjasa-jasa. 2.TinggiBangunan maksimal 2tingkat,dan1tingkat. AturanAnjuran: 1.BlokMassaBangunan: Berorientasikejalan. 2.JaringanJalan: Terdapatj arak antara jalan dan bangunan dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan pengguna.Di sertai jalur pejalankaki,PJU. 3.SistemParkir: Offstreet,setiapbangunanmemilikilahanparkir. 4.Vegetasi: Pemanfaatan lahan kosong untuk taman.Penanaman tumbuhan rindang padatepi jalan.1 pohon dan tanaman pendek/perdu pada1bangunan bilamemungkinkan,apabila tidak memungkinkan dapat dengan media pot,rambat,dsb.

RENC JLN KABUPATEN DAN FUNGSI PERDAGANGAN JASA

KAWASAN WISATA LINDUNG BUDAYA

Kaw. Budidaya,Permukiman dan Industri Rumah Tangga

SEMPADAN SUNGAI GREEN BELT

PENATAAN KAWASAN PEDAGANG KLITIKAN/BARANG BEKAS

Aturan Wajib: 1. GunaLahan : Toko,warung,ruko,pelayanan jasa-jasa. 2. TinggiBangunan Maksimal2tingkat. Aturan Anjuran: 1.Blok Massa Bangunan: Berorientasi ke jalan. 2.Jaringan Jalan: Terdapat jarak antara jalan dan bangunan dengan pertimbangan keamanan dan kenyamanan pengguna.Disertai jalur pejalan kaki,PJU. 3.Sistem Parkir: Offstreet,setiap bangunan memiliki lahan parkir. 4.Vegetasi: Pemanfaatan lahan kosong untuk taman.Penanaman tumbuhan rindang pada tepi jalan.1pohon dan tanaman pendek/perdu pada 1bangunan bila memungkinkan,apabila tidak memungkinkan dapat dengan media pot,rambat,dsb.

UTARA rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-6 TPLP DESA PLERET

Renc Pengembangan Jalan Kawasan Prioritas ( Kawasan Bedukan dan Kanggotan)

BAB 5

Peta V-7

RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

Peta Rencana Pengembangan Jalan

D. Rencana Sistem Sirkulasi dan Pedestrian Peta V-6

RENC PERBAIKAN JALAN (Pengaspalan)

Peta Rencana Sistem Sirkulasi dan Pedestrian

RENC PERBAIKAN JALAN (Cor Blok)

KANGGOTAN

KANGGOTAN

BEDUKAN

LEGENDA LEGENDA Jaringan Jalan Jalan Kabupaten Rencana Pengembangan Jln Kabupaten Jalan Lingkungan Pedistrian Pejalan Kaki Rencana Jalan Inspeksi Batas Dusun Rencana Pengembangan Jembatan Sungai

UTARA

BEDUKAN

KETERANGAN

KEGIATAN

Rencana Peningkatan Jalan menjadi jalan Kabupaten setelah adanya Jalan Outer Ringroad.

Perkerasan Jalan Aspal sepanjang 600 m

Rencana Perbaikan Jalan

Perkerasan Cor untuk jalan Tanah sepanjang +960 m

UTARA

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-7 RTPLP DESA PLERET

BAB 5 RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN 1. Penataan Saluran Drainase Saluran drainase harus tersedia baik pada kawasan perumahan,maupun padatepi jalan. Hal ini dikarenakan fungsinya yang penting untuk menampung air saat hujan,mengurangi genangan,serta menyalurkan air buangan. Saluran drainase dapat berada pada sisi/pinggir jalan,dan dapa tpula berada dibawah jalan apabila lebar jalan tidak mencukupi. Saluran drainase yang ada dibawah jalan adalah saluran tertutup. Pemilihan saluran terbuka atau tertutup dapat di sesuaikan Rencana Pengembangan dengan faktor keamanan dan karakteristik masing-masing lokasi. Namun pada saluran drainase terbuka perlu ditambahkan peraturan untuk tidak membuang sampah,daun,sisamaterial,dsb kedalam saluran.

2. Rencana Penataan Jalan Lingkungan

Kondisi Eksisting rencana penataan Pengaturan Sempadan Jalan (Jaarak antara jalan dengan pemukiman ) lebar jalan,jalan khusus pejalan kaki.Penambahan Rencana Pengembangan sarana jalan,persampahan,tamanisasi,perkerasan jalan, Penataan kebun dan halaman rumah, optimaliasai drainase dan saliran air hujan rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-8 RTPLP DESA PLERET

3. Rencana Penataan Jalan Kabupaten

BAB 5

Jalan kabupaten memiliki fungsi utama sebagai penghubung antara kota-kota atau kabupaten- kabupaten. Oleh karena itu,kendaraan yang melintas pada umumnya adalah kendaraan angkutan barang maupun penumpang.Jenis kendaraan yang melintasi jalan kabupaten Desa Pleret adalah truk muatan,minibus,mobil bak terbuka,dan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat.Ketentuan umum jalan kabupaten adalah:

RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN 2. Rencana Penataan Jalan Kolektor desa Jalan kolektor desa memiliki fungsi utama sebagai penghubung dan kolektor antara tempat satu dengan tempat yang lainnya,baik didalam maupun antardesa.Kendaraan yang melintas padaumumnya adalah kendaraan dengan muatan ringan,seperti mobil,sepedamotor,kendaraan tidak bermotor,dsb.Ketentuan umum jalan kolektor adalah:

a. Memiliki perkerasan aspal. b. Lebarantara 6– meter. c. Disertai denga rambu,marka jalan,dan petunjuk lalu lintas yangj elas. d. Memiliki penerangan yang memadai. e. Memiliki trotoar untuk menampung kebutuhan pejalan kaki,penempatan streetfurnitures,serta sebagai barier atau pemisa harus lalulintas dengan kegiatan disekitarnya yang pada umumnya merupakan kawasan cukup ramai/pusat kegiatan. f. Dilengkapi dengan drainase dikedua sisinya.

Kondisi Eksisting

a.Perkerasan dapat berupa aspal,corblok,konblok.Jalan tanah sebisa mungkin harus segera diperkeras untuk m e n g u r a n g i g a n g g u a n l i n g k u n g a n sepertidebu,genangan,dsb. b.Lebar antara1,5–3,5 meter. c.Kecepatan laju kendaraanyang melintas sedang,tidak untuk kecepatan tinggi.

haruslah 2,8 m

3,5 m 5,5 m 7,5 m

d.Memiliki penerangan yang memadai,paling tidak dari rumah warga. e.Pada sisi jalan diberi ruang untuk pejalan kaki,penempatan streetfurnitures,dan tanaman untuk pemisah harus lalulintas dengan kegiatan disekitarnya.

Jalan Lingkungan 1. Jarak rumah-selokan 2,8 m 2. Lebar jalan lingkungan 3,5 m 3. Lebar jalan dan batas selokan 5,5 cm 4. Lebar jalan dan selokan 7,5

f.Dilengkapidengandrainasedikeduasisinya.

3,5 m 7,5 m

Kondisi Eksisting

Jalan Kabupaten 1. Jarak bangunan-jalan 3,5 m 2. Lebar jalan Kabupaten 9 m 3. Lebar jalan dan pedistrian 1,5 cm 4. Lebar pedistrian 1,5

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-9 RTPLP DESA PLERET

Peta V-8 Peta Rencana Ruang Terbuka Hijau/vegetasi

BAB 5

pagar tanaman Rumah idealnya dikelilingi pagar tanaman

RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN E. Rencana Sistem Ruang Terbuka Hijau Bantaran Sungai Fungsi: Menjaga kualitas air dan tanah ditepi sungai,meminimalisir erosi,fungsi resapan &RTH,perindang. KarakterTanaman: Mampu mempertahankan tanah dari erosi,dapat menyimpan air. Peletakan: Sepanjang tepian sungai,tinggi dan kerapatan tanaman masih memungkinkan untuk melihat tepi/permukaans ungai. Jenis: Trembesi,mahoni,asam,bambu,perdu,dsb

Rencana Pengembangan Jalan Kabupaten

Fungsi: peneduh,penghias,mengurangi polusi udara,meredam suara,buffer arus lalulintas dengan aktivitas guna lahan sekitar

Pemukiaman Karakter & Fungsi Tanaman: Menjaga suhu,peneduh,tanaman obat keluarga(toga),produktif,penghias,. Peletakan: 1 pohon tiap 1 rumah,tanaman hias dalam pot,pergola atau tanaman rambat bagi lahan yang minim. Jenis: tanaman produktif (mangga,rambutan,nangka,belimbing,asam jawa,mlinjo,duwet,dll),sayur (terung,cabai,bayam,dll),tanaman nobat,perindang perdu dan tanaman hias

KarakterTanaman: kanopi lebar,batang tidak terlalu besar,akar kuat namun tidak muncul kepermukaan sehingga tidak membuat jalan/trotoar bergelombang,homogen. Peletakan: 2 sisi jalan tiap 5 matau padapot,dengan catatan tidak menganggu sirkulasi. Jenis:palm,akasia,glodogan tiang,angsana,mahoni, sawoduren,g melina,dsb.

Ketentuan Penataan Vegetasi dan RTH adalah: a.Setiap rumah harus memiliki lahan terbuka paling tidak 20% dari luas dasar bangunan rumah. b.Lahan terbuka tersebut dimanfaatkan dengan ditanami tanaman produktif(seperti buah dan kayu),tanaman hias,tanaman rindang,tanaman obat,sayur,dsb. c.Apabila tidak terdapat lahan terbuka,atau luasnya terbatas,penanaman vegetasitetap harus dilakukan dengan menggunakan media lain.Misalnya menanam didalampot,tanaman rambat,dsb. Lingkup

Eksisting

Rincian

Bantaran sungai

500 m

Penanaman pencegah erosi, penyimpanan air

Bantaran sungai

663 kk

Minimal 1 pohon 1 KK

Jalan Lingkungan Fungsi: Peneduh,penghias,pengarah,identitas kawasan,pagar. KarakterTanaman: Tanaman keras atau perdu,tidak menutup bangunan/tidak terlalu tinggi,indah dipandang,perawatan mudah.

Kebutuhan Penghijuan bantaran sungai

Jln Lingkungan

5850 m

Jalur hijau di kedua sisi jalan di selingi tanaman perdu

663 pohon (Tanaman produktip,tanaman hias, tanaman keras, perdu dll ) Pengembangan jalur hijau dan beatufikasi sepanjang jalan

Jl. Kabupaten

2250 m

Setiap 5 m disisi utara selatan

720 pohon

Peletakan: Berderet sepanjang 2sisi jalan,tanaman perdudapat menjadi pagar,diselingi pohon bertinggi sedang.

UTARA

Jenis: Palm,perdu,bunga hias

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-10 RTPLP DESA PLERET

BAB 5

Peta V-9

RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN F. Rencana Prasarana dan Utilitas Lingkungan

Peta Rencana Prasarana dan Utiliats Lingkungan

1 3

RENC SUMUR PERESAPAN(9 TTK)

4

1. Pengolahan sampah Keterangan

Rincian

1

Kebutuhan

Satu set tempat sampah setiap 1 KK

Sampah Komunal

Sampah dari rumah tangga dikumpulkan pada tempat sampah komunal pada masing-masing RT untuk di pilah terlebih dahulu sebelum dibawa ke TPA

Dibagi dalam 5 blok untuk setiap wilayah untuk mempermudah pengelolaa

5

KANGGOTAN

Penghijuan bantaran sungai Wil Bedukan 203 KK = 203 Set Tempat Sampah Wil Kanggotan 460 KK = 460 Set Tempat Sampah

Sampah Rumah Tangga

TPA

2

BEDUKAN

2

Tempat Pembuangan Akhir yang menampung sampah dari 1 unit TPA untuk skala desa. tempat sampah komunal Masih diperlukan kajian dan analisa dalam pemilihan lokasilebih lanjut

2. Sistem Sanitasi

Teknis Pengolahan Sampah Rumah Tangga

3 4

5 UTARA

Perbedaan utama sistem sanitasi rumah tangga dan sistem sanitasi industri adalah pada pengolahan limbah,sering kali berupa limbah cair. Pada sistem sanitasi rumah tangga,limbah cair akan disalurkan langsung ke bak pembuangan tanpa diolah terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan limbah rumah tangga pada umumnya tidak banyak disertai zat dengan kandungan berbahaya.Sedangkan pada industri,limbah yang dihasilkan biasanya memiliki kandungan berbahaya yang apabila langsung dibuang tanpa diolah terlebih dahulu akan berdampak pada lingkngan sekitarnya.Oleh karena itu,sistem sanitasi industri dilengkapi dengan pengolahan terlebih dahulu,sehingga limbah yang dibuang keselokan/sungai sudah aman.Setiap industri pengolahan di Desa Pleret dianjurkan untuk memiliki sistem pengolahan limbah.

Pembuatan fasilitas pembuangan sampah yang dipilah sesuai dengan jenisnya, untuk memudahkan pemilahan bak sampah diberi penanda yang berbeda

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-11 RTPLP DESA PLERET

BAB 5

Pembangunan embung akan memberikan manfaat langsung kawasan disekitar Sungai Gajah wong,antaralain:

bagi

1 Mengembalikanfungsi kawasan sekitar sungai sebagai kawasan lindung sempadan sungai. Yang berarti membebaskan tepian sungai dari segala aktivitas budidaya. Jarak minimal rumah yang diijinkan adalah18 meter dari tepi sungai. Untuk selanjutnya,bangunan lapis pertama dari tepi sungai dianjurkan untuk menghadap atau memiliki muka bangunan kearah sungai agar lingkungan antaranya tidak terbegkalai. Jarak jalan minimal adalah 23 meter sejajar dari tepi sungai.

RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN G. Rencana Pengembagan Embung Dan Sistem Pengendali Banjir Rencana Embung Kaw. Lindung Sempadang Sungai Lokasi pengembangan Embung Pengembangan Peternakan

Pengembagan Peternakan

2 Pengembangan kawasan ini juga akan berimplikasi pada pengurangan dampak banjir/luapan Sungai Gajah wong. Pembangunan embung secara langsung akan meliputi sistem pengendali banjir disepanjang tepi sungai yang manfaatnya akan dirasakan langsung oleh warga yang tinggal disekitar sungai.

Permukiman Pertanian

Kanggotan

3 Konservasi juga dilakukan dengan penghijauan sepanjang tepi sungai untuk mencegah erosi. Vegetasi yang dianjurkan adalah tanaman-tanaman rendah untuk meningkatkan keamanan/keselamatan disekitar sungai. Optimalisasi pencegahan erosi juga didukung dengan pembanketan tepi sungai dan pembuatan tanggul penanggulangan banjir. Selain untuk konservasi,kawasan ini juga berfungsi rekreasi.

Bedukan Peta V-10 Peta Rencana Pengembangan Embung

Luas tanah kas desa yang tersedia untuk pembangunan embung dan sarana- 4 Penggunaan embung utamanya adalah saat musim kemarau. Pada Kerto musim penghujan sawah mendapat pasokan air yang cukup,sehingga prasarana kelengkapannya adalah sekitar 2.000m2. Luas bak penampung air dari embung akan disalurkan kekolam-kolam ikan disekitar diperkirakan sebesar 1.080 m2 dengan kedalaman 4 meter. Pembangunan fasilitas pendukungnya antara lain pengadaan pintu air,pengadaan bak embung yang akan direvitalisasi. resorvoir,pengadaan pompa dan rumah pompa,pengadaan saluran irigasi dan drainase,serta perbaikan akses menuju ke embung. 5 Pemanfaatan tanah kas Desa Pleret juga akan dioptimalkan untuk Selisih ketinggian permukaan air Sungai Opak dengan permukaan tanah sawah diDesa Pleret adalah 7 meter. Oleh karena itu,diperlukan pompa untuk mengangkat air dari embung kebak reservoir/bakur untuk selanjutnya di distribusikan kesaluran irigasi dengan sistem gravitasi. Tidak jauh dengan embung terdapat zona peternakan dan perikanan. Peternakan diPedukuhan Bedukan juga merupakan sub dari kandang ternak sentral yang7 direncanakan di Pedukuhan Gunungan. Selain ternak sapi dan kambing yang sudah berkembang,saat ini mulai dirintis budidaya unggas dan kolam. PrinsipUmum: 1.Pembangunan embung bertujuan mengatasi masalah utama pertanian wilayah Desa Pleret.

menunjang pengembangan peternakan. Saat ini diBedukan telah dirintis kandang kelompok sapi dan kambing peranakan Etawa yang juga merupakan kandang sub Desa Pleret. Kandang ini juga sebagai percontohan pengembangan sistem beternak moderen dan mandiri. Dalam jangka pendek direncanakan adanya pembangunan kandang sapi,pembuatan pupuk organik dan pengembangan biogas sebagi sumber energi untuk penerangan dan kebutuhan rumah tangga lain.

6 Pengembangan peternakan juga meliputi ternak unggas yang juga menggunakan teknik moderen. Konsentrasi kandang unggas disebagian terpisah dari hunian warga dan menggunakan peralatan moderen seperti mesin penetas tenaga surya.

2.Selain untuk fungsi pengairan,pembangunan embung berdampak pada penataan 7 Penataan kawasan inijuga akan menjadi solusi bagi pencemaran kawasan sekitar sungai,yaitu sistem pengendali banjir/luapan,sehingga akibat pembuangan sampah. Warga biasanya membuang sampah kualitas lingkungan meningkat.

UTARA

AturanWajib: tidak diperkenankan ada bangunan tinggal AturanAnjuran: mempertahankan kawasan sempadan sungai dengan konservasi.

kekawasan ini karena menganggap lahan ini tidak dimanfaatkan. Penataan kawasan sekitar sungai dengan pembangunan sarana prasarana yang baik tentu dapat menjadi motivasi warga untuk tetap menjaga lingkungannya

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-12 RTPLP DESA PLERET

BAB 5 RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

SITE PLAN RENCANA EMBUNG

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-13 RTPLP DESA PLERET

BAB 5 RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN PREPEKTIP

E. RENCANA PENGEMBANGAN PASAR KLITIKAN Keberadaan pasar klitikan saat ini yang kurang akomadatif dan representatif, perlu adanya pembenahan atau rehabilitasi baik dalam penataan struktur maupun infrastruktur. Rencana pengembangan/rehabilitasi pasar klitikan meliputi ; 1. Penataan los pasar dengan volume 4 m2 (2x2),diharapkan mampu menampung keberdaan pedagang saat ini yang + mencapai 70 orang 2. Penataan lahan parkir yang berfungsi penampung para pembeli 3. Penataan Bak sampah untuk menjaga kebersian kawasan 4. Penataan sistem infrastruktur yang meliputi saluran Drainase dan Sanitasi (KM/WC)

Peta V-11 Peta Rencana Penataan Pasar Klitikan Pleret

2,00

2,00

1

5

2,00

6

3

7

Permukiman

4

8

cm

rencana los 200 x 200 cm

cm

2 Kaw. Lindung Sempadang Sungai Kerto Lokasi pengembangan Pasar Klitikan Pengembangan Peternakan

1800

Km/Wc dan Tempat sampah

41 50

Bedukan

2,00

Kanggotan

Pertanian

denah los TOTAL LOS BERJUMLAH 50 LOS

00

cm

Area Parkir Kios 200x200 cm

39

Area Parkir Fasilitas Pasar Klitikan 1. Los berjumlah 50 los 2. KM/WC 2 buah 3. Lahan Parkir 4. Bak Sampah

PENATAAN KAWASAN PEDAGANG KLITIKAN/BARANG BEKAS

UTARA

700 c m

UTARA

RENCANA SITE PLANT rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page V-14 RTPLP DESA PLERET

BAB 5 RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN GAMBAR 3D RENCANA PASAR KLITIKAN

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page VI-1 RTPLP DESA PLERET

BAB 6 RENCANA INVESTASI DAN PENTAHAPAN PEMBANGUNAN VI.1. INDIKASI PROGRAM Indikasi program penataan Kawasan Prioritas Desa Pleret pada dasarnya akan merupakan suatu urutan pengembangan untuk mencapai tujuan pembangunan dalam jangka menengah, Pembangunan sendiri merupakan suatu proses yang terus menerus dilakukan untuk mencapai tujuan akhir penataan lingkungan permukiman. Tahapan pembangunan ini akan memperhatikan: • Pengembangan dan peletakan aspek-aspek strategis yang menjadi dasar pengembangan desa dalam jangka panjang, yaitu bagi pelaksanaan dan kesinambungan tahapan pembangunan secara menyeluruh • Pengembangan berbagai aspek dalam upaya mencapai pengembangan lingkungan permukiman yang menjadi harapan masyarakat • Berbagai kondisi mendesak yang perlu ditangani dan mempunyai dampak besar bagi masyarakat dan pengembangan ekonomi kawasan Sedangkan rencana investasi merupakan rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung kelayakan investasi dan pembiayaan suatu penataan atau pun menghitung tolok ukur keberhasilan investasi, sehingga tercapai kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan. Rencana ini akan menjadi alat mobilisasi dana investasi masing-masing pemangku kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan perannya di wilayah perencanaan yang diprioritaskan dan telah disepakati bersama, sehingga dapat tercapai kerja sama untuk mengurangi berbagai konflik kepentingan dalam investasi/ pembiayaan.

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page VI-2 RTPLP DESA PLERET

BAB 6 RENCANA INVESTASI DAN PENTAHAPAN PEMBANGUNAN

VI.2. RENCANA INVESTASI

Tahun Pelaksanaan

Sumber Dana Lokasi

Volume

Harga Satuan 2011

Estimasi Biaya 2011 (Rp)

Keterangan Swasta Swada ya

Detail

Desa

Kegiatan

Govt.

No .

Tabel VI.1 Tabel Rencana Investasi

300.000.000

300.000.000

350 m’

263.000

92.050.000

X

X

Dinas Pertanian, DPU

Beduka n

850 m’

953.600

810.560.000

X

X

SDA Provinsi, DPU

BLM

I

II

III

IV

V

PERTANIAN 1

Pengadaan sarana pengairan dari Sungai Gajahwong

2

3

Pembuatan embung (pertanian, perikanan)

Beduka n

1 unit

Perbaikan saluran irigasi non teknis

Beduka n

Pengadaan saluran irigasi

X

PETERNAKAN 1

Pemeriksaan kesehatan untuk hewan ternak

Cek up kesehatan hewan

Beduka n

75 ekor

100.000

7.500.000

X

X

X

Dispertahut

2

Pelatihan dan penyuluhan pengelolaan kotoran ternak

Pelatihan pupuk organik

Beduka n

2 kelomp ok

1.000.000

2.000.000

X

X

X

Dispertahut

3

Pengolahan kotoran te rnak di kandang kelompok menjadi pupuk organik

Pengadaan sarana pupuk organik

Beduka n

2 kelomp ok

65.000.000

130.000.000

X

Dispertahut

4

Pembuatan kandang sapi

Perbaikan kandang sub Bedukan

Beduka n

9.000.000

X

Dispertahut

5

Pengadaan kompos

6

Pengadaan mesin penetas tenaga surya

mesin pencacah

Beduka n

1 unit

7.000.000

7.000.000

X

X

Dispertahut

Beduka n

1 unit

60.000.000

60.000.000

X

X

Dispertahut

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page VI-3 RTPLP DESA PLERET

BAB 6 RENCANA INVESTASI DAN PENTAHAPAN PEMBANGUNAN INDUSTRI RUMAH TANGGA 1

Pembentukan paguyuban atau Koperasi

Adany a paguyuban/koperasi

2

Registrasi produk-produk industri

Registrasi produk

Bedukan , Kanggot an

2 unit

2.000.000

4.000.000

X

X

Disperindagkop

5 bh

1.000.000

5.000.000

X

X

Disperindagkop

X

X

Disperindagkop

Kanggot an 3

Labelisasi

Labelisasi produk

4

Adanya pelatihan pembuatan produk setempat di tingkat Desa

Pelatihan peningkatan skill

5

Pelatihan inovasi dan variasi (diversifikasi) produk industri

Pelatihan peningkatan produk

6

Pembentukan sentra -sentra industri

Zona sentra industri

7

Bimbingan manajemen usaha untuk produsen industri

Pelatihan manajemen dan pengembangan industri

Bedukan , Kanggot an

11 bh

500.000

5.500.000

Beduka n

20 org

30.000

600.000

X

X

Disperindagkop

Bedukan , Kanggot an

11 org

100.000

1.100.000

X

X

Disperindagkop

10.000.000

10.000.000

X

X

Disperindagkop

60.000

1.200.000

X

X

Disperindagkop

Beduka n Bedukan, Kanggot an

1 dusun

20 org

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page VI-4 RTPLP DESA PLERET

BAB 6 RENCANA INVESTASI DAN PENTAHAPAN PEMBANGUNAN PERDAGANGAN DAN JASA 1

Adanya lokasi -lokasi pendukung kegiatan perdagangan dan jasa warga

Pembangunan Los Pasar Klitikan

Kanggot an

1 unit

Pembangunan kolam perikanan, pemancingan ikan

Bedukan , Kanggot an

9 kolam

100.000.000

100.000.000 X

PERIKANAN 1

2

Menggiatkan kelompok perikanan

Bimbingan/penyuluha n tentang pembibitan ikan

3

2.000.000

18.000.000 X

Penyuluhan pembibitan ikan Bedukan , Kanggot an

17 org

60.000

1.020.000

X

X

Penyuluhan kesehatan ikan

Bedukan , Kanggot an

17 org

60.000

1.020.000

X

X

X

Wewenang Dinas Kelautan dan Perikanan

60.000

1.020.000

X

X

X

Wewenang Dinas Kelautan dan Perikan an

Bimbingan/penyuluhan tentang kesehatan ikan

4

Bimbingan/penyuluhan tentang pembuatan/pengadaan pakan ikan

Penyuluhan pengadaan pakan ikan

Bedukan , Kanggot an

17 org

5

Menjaga keamanan di sekitar kolam kelompok

Menjaga keamanan di sekitar kolam kelompok

Bedukan , Kanggot an

2 unit

2.000.000

4.000.000

6

Pengadaan bibit dan pakan ikan

Pengadaan bibit dan pakan Bedukan

1 unit

20.000.000

20.000.000

X

X

X

X

Wewenang Dinas Kelautan dan Perikanan

X

X

Swadaya masyarakat bersama Pemdes

Wewenang Dinas Kelautan dan Perikanan

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page VI-5 RTPLP DESA PLERET

BAB 6 RENCANA INVESTASI DAN PENTAHAPAN PEMBANGUNAN

FASILITAS UMUM DAN SOSIAL Pengadaan pos keamanan

Pembangunan pos ronda

Bedukan

1 unit

6.000.000

6.000.000

X

Pengadaan gedung serbaguna

Sebagai tempat pertemuan dan interaksi warga

Kanggot an

1 unit

10.000.000

10.000.000

Pengadaan taman bacaan

Pembangunan perpustakaan warga

Kanggot an

1 unit

61.000.000

61.000.000

X

Keterlibatan swasta dan Dinas Pendidikan

Pengadaan taman bermain

Pembangunan tempat bermain anak

Kanggot an

1 ttk

7.500.000

7.500.000

X

Keterlibatan swasta melalui CSR

Pengadaan MCK

MCK pribadi di tiap rumah

Bedukan

50 KK

504.000

25.200.000

X

Swadaya masyarakat Wewenang Pemerintah Desa

X

Keterlibatan dan desa

masyarakat

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page VI-6 RTPLP DESA PLERET

BAB 6 RENCANA INVESTASI DAN PENTAHAPAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN 1

Peningkatan status menjadi jalan kabupaten

Perkerasan aspal

2

Perbaikan jalan lingkungan

Perkerasan jalan tana cor

3

Pengadaan jembatan Pleret Wonokromo

4

Pengadaan saluran draina se

5

Beduka n

600 m

700.000

420.000.000

h ke

Beduka n

960 m

500.000

480.000.000

– Sesuai rencana peningkatan status jalan

Beduka n

1 unit

225.000.000

225.000.000

Drainase lingkungan

Bedukan

300 m

330.000

99.000.000 X

Drainase lingkungan

Bedukan Kanggot an

450 m

330.000

135.000.000 X

6

Pembanketan/bronjong tepi sungai

Pengamanan sungai

Bedukan

450 m

667.500

300.375.000

7

Penghijauan jalan kabupaten

Penambahan pohon perindang

Bedukan

610 pohon

50.000

30.500.000

8

Program 1 rumah 1 pohon

Jenis pohon buah, perindang

Bedukan

203 pohon

25.000

5.075.000

9

Pengadaan set tempat sampah rumah tangga

Menampung sampah rumah Bedukan tangga yang sudah dipilah

203 set

25.000

5.075.000

10

Pengadaan tempat sampah komunal

Dibagi menurut blok pengelolaan

Bedukan

5 unit

33.275.000

166.375.000

11

Pengadaan TPA

Untuk skala desa, lokasi dibahas lebih lanjut

Beduka n

1 unit

250.000.000

250.000.000

12

Penyuluhan dan Pelatihan pengelolaan sampah

Dilakukan dalam basis padukuhan

Bedukan , Kanggot an

650.000

1.300.000

2 lokasi

Wewenang Pemprov DIY, DPU, Dishub

X

X

X

X

DPU

Wewenang Pemprov DIY, DPU

X

X

DPU, SDA Provinsi

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

BLH

BLH

BLH

BLH

BLH

BLH X

X

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page VII-1 RTPLP DESA PLERET

BAB 7 PEDOMAN PENGENDALIAN VII.1.KETENTUAN PENGENDALIAN RENCANA

B. Strategi Pengendalian Strategi pengendalian rencana diatur dengan Rencana Kelembagaan, yang mencantumkan organisasi pelaksana, SDM yang terlibat, dan aturan tata laksana kelembagaannya. Detail rencana kelembagaan ini terdapat dalam AD/ART kawasan prioritas yang telah disepakati warga, baik untuk pengelolaan kawasan pertanian maupun kawasan peternakan.

Ketentuan Pengendalian Rencana ini bertujuan untuk: 1. Mengendalikan berbagai rencana kerja, program kerja maupun kelembagaan kerja pada masa pemberlakuan aturan dalam RTPLP dan pelaksanaan penataan kawasan prioritas Desa Pleret. 2. Mengatur pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan RTPLP pada tahap pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan, yaitu pada tahun perencanaan 2011-2015. Ketentuan Pengendalian Rencana dapat menjadi alat mobilisasi peran masing-masing pemangku kepentingan pada masa pelaksanaan atau masa pemberlakuan RTPLP sesuai dengan kapasitasnya dalam suatu sistem yang disepakati bersama, serta berlaku sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk mengukur tingkat keberhasilan kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan. A. Aspek Pengendalian Aspek Pengendalian Rencana meliputi:

VII.2.PEDOMAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN Pengendalian pelaksanaan dilakukan oleh perangkat desa, BKM dan jajarannya, serta Tim Pelaksana Pembangunan (TPP) Desa Pleret yang telah ditetapkan berdasarkan kesepakatan, dengan dampingan dari Tim Teknis Kabupaten Bantul yang terkait dan Tim Konsultan (Tenaga Ahli, Asot, Korkot, Fasilitator, dll). Selain itu juga dituntut kesadaran dan peran serta masyarakat Desa Pleret untuk melakukan perannya mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya, khususnya masyarakat pada kawasan prioritas. Arahan pengembangan dan pembangunan fisik kawasan di Desa Pleret adalah pada sektor pertanian dan peternakan. Oleh karenanya, pedoman pengendalian pelaksanaan pembangunan ini akan mengacu pada rencana pengembangan kawasan yang telah disepakati. Pedoman pengendalian pelaksanaan pembangunan Desa Pleret didetailkan dalam dokumen Aturan Bersama (AB) dan Detail Engineering Design (DED). A. Aspek Pengendalian Pelaksanaan

1. Ketentuan administratif serta kelembagaan yang diperlukan pemerintah daerah mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, maupun provinsi, untuk mengendalikan pelaksanaan seluruh rencana dan program dalam rangka mendorong pelaksanaan materi RTPLP agar terlaksana secara efektif. Diantaranya melalui mekanisme perizinan seperti IMB (Izin Mendirikan Bangunan), pembentukan kelembagaan terkait, dsb. 2. Arahan yang bersifat mengantisipasi terjadinya perubahan pada tahap pelaksanaan, tetapi masih dapat memenuhi persyaratan daya dukung dan daya tampung lahan,kapasitas prasarana lingkungan binaan, masih sejalan dengan rencana dan program penataan kota, serta masih dapat menampung aspirasi masyarakat. Antara lain arahan penggunaan lahan selama tahun perencanaan RPLP, pembatasan konversi lahan pertanian menjadi kawasan terbangun maupun penambangan, ketentuan KDB dan KLB yang sesuai dengan fungsi utama sebagai kawasan pertanian dan peternakan, dsb.

1.Penetapan alat-alat dan prosedur pengendalian pelaksanaan. Antara lain melalui mekanisme perizinan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) yang sesuai untuk kawasan dengan fungsi utama pertanian-peternakan, review tim ahli pengelolaan air untuk embung dan ahli pengelolaan pertanianpeternakan, serta penerapan insentif dan disinsentif khususnya untuk warga pada kawasan prioritas, dsb. 2.Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan materi teknis dokumen RTPLP. Caranya dengan rutin melakukan pertemuan dan koordinasi pihak-pihak terkait untuk mereview progres pelaksanaan agar sesuai dengan tujuan yang telah disepakati. 3.Evaluasi pelaksanaan peran para pemangku kepentingan sesuai kesepakatan dalam penataan bangunan dan lingkungan, baik pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat, maupun pemerintah. Dengan kata lain, melakukan public hearing atau diskusi/rembug antar pihak-pihak terkait secara rutin. rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page VII-2 RTPLP DESA PLERET

BAB 7 PEDOMAN PENGENDALIAN 4.Pengawasan teknis atas pelaksanaan sistem perizinan dan pelaksanaan kegiatan pembangunan di lokasi penataan, baik secara aktif oleh tim teknis dan TPP, maupun melalui peran serta masyarakat untuk ikut mengawasi proses pelaksanaan pembangunan di kawasannya. 5.Penerapan mekanisme sanksi dalam penyelenggaraan pembangunan sesuai peraturan perundang-undangan dan Aturan Bersama yang disepakati. B. Pengelolaan Kawasan Prioritas Pengelolaan kawasan mencakup kegiatan pemeliharaan atas investasi fisik yang telah terbangun beserta segala aspek non-fisik yang diwadahinya, kegiatan penjaminan, pengelolaan operasional, pemanfaatan, rehabilitasi/pembaharuan, serta pelayanan dari aset properti kawasan prioritas. Jenis aset properti yang dikelola di Desa Pleret antara lain sumber daya alam, bangunan fisik (embung, saluran pendistribusi air, kandang ternak sentral Desa Pleret, beserta sarana-prasarana lingkungan kelengkapannya), lahan (pertanian, sungai dan lingkungan perumahan), lansekap dan tata hijau, serta infrastruktur kawasan. Baik yang merupakan aset bersama dengan kepemilikan publik setempat, atau pun aset properti pribadi yang harus dikontrol pemanfaatan dan perkembangannya sesuai dengan RTPLP yang disepakati.

Pihak pengelola kawasan berfungsi sebagai lembaga perantara/penghubung dan lembaga perwakilan di antara berbagai pelaku yang berkepentingan dalam pengelolaan aset properti. Pihak pengelola merumuskan program pengelolaan yang dirangkum dari berbagai kepentingan beragam pelaku. Pada kasus pengelolaan dengan kompleksitas tinggi, pihak pengelola diizinkan untuk mendelegasikan atau mengontrakkannya secara profesional kepada suatu lembaga/pihak lain secara kompetitif sesuai peraturan perundang-undangan. D. Sistematika Pedoman Pengelolaan Sistematika Pedoman Pengelolaan kawasan prioritas yang dapat dijadikan acuan secara umum adalah sebagai berikut:

C. Pelaku Pengelolaan Kawasan Prioritas Wewenang atas pelaksanaan pengelolaan kawasan prioritas dilakukan oleh Pihak Pengelola Kawasan, yaitu oleh P3A pada kawasan pertanian dan kelompok ternak yang disepakati pada kawasan peternakan, yang anggota dan programnya disusun sesuai kesepakatan antara masyarakat (pemilik lahan/bangunan, pengguna), swasta (pengembang/investor/penyewa), pemerintah daerah dan pelaku pembangunan lain, termasuk pengguna/pemakai/penyewa dari luar kawasan.

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page VII-3 RTPLP DESA PLERET

BAB 7 PEDOMAN PENGENDALIAN Tabel VII.2 Sistematika Pendoman Pengelolaan Kaw Prioritas Peraturan Umum: Peraturan Operasional Penggunaan, Pemanfaatan dan Penjaminan

a. b. c. d. e.

Penjaminan atas hak tanah dan hak pakai Hak dan kewajiban berbagai pelaku Penggunaan yang diizinkan dan yang terlarang Pemeliharaan kondisi properti Pengelolaan dan penataan lansekap, ruang terbuka, dan fasilitas umum/fasilitas sosial f. Pembangunan tanpa izin (pembangunan liar) g. Pemeliharaan ruang terbuka dan fasilitas umum lingkungan h. Pembiayaan pemeliharaan dan perbaikan i. Penegakan hukum pengelolaan

Peraturan Khusus Penggunaan Dan Pemanfaatan: Peraturan Penggunaan dan Pemanfaatan Kaveling dan Ruang Publik

a. b. c. d. e.

Peraturan Khusus Pengelolaan Dan Perawatan: Peraturan Pengelolaan dan Perawatan Kaveling dan Ruang Publik

a. Pengelolaan, penggunaan dan perawatan kaveling dan ruang publik b. Koordinasi kegiatan yang diwadahi c. Pengelolaan kaki lima d. Pengelolaan sirkulasi pejalan kaki, transportasi, dan sistem parkir e. Manajemen gangguan (polusi udara, air, suara, dan hama) f. Manajemen teguran/sanksi/denda dan bonus/insentif/disinsentif/imbalan

Koordinasi persetujuan dan persyaratan penggunaan Manajemen gangguan Manajemen akse sibilitas umum Kebersihan dan pembuangan sampah/limbah Pengelolaan utilitas dan fasilitas

Peraturan Khusus Pelayanan Lingkungan: Peraturan Pelayanan Lingkungan

a. b. c. d. e. f. g.

Koordinasi layanan kegiatan yang diwadahi Pengelolaan dan layanan kaki lima Manajemen gangguan (polusi udara, air, suara, dan hama) Pengelolaan layanan kebersihan dan pembuangan Koordinasi layanan keamanan dan keselamatan Manajemen pelaksanaanperaturan layanan fasilitas umum Manajemen teguran/sanksi/denda dan bonus/insentif/disinsentif/imbalan

Peraturan Khusus Pembaharuan/ Perbaikan: Peraturan Pembaharuan Aset

a. b. c. d. e.

Koordinasi pembaharua n/perbaikan Manajemen risiko dan nilai aset terhadap kebutuhan Manajemen pembaharuan Perubahan/penambahan dan renovasi/perbaikan Manajemen insentif/disinsentif/imbalan dalam pembaharuan/perbaikan aset

Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

E. Peran Pelaku Dalam Pengelolaan Kawasan Prioritas 1.Pemerintah Pusat Bertugas untuk menyediakan sharing pendanaan pembangunan fisik penataan lingkungan permukiman, kegiatan yang bersifat supervisi dan ataupun pengawasan berkala, serta penyiapan aturan aturan pokok yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut. 2.Pemerintah Daerah Memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap aspek aspek sosialisasi dan pendekatan masyarakat, penyiapan infrastruktur dasar, pendampingan pelaksanaan pembangunan, pengawasan terhadap perijinan pemanfaatan ruang, serta peningkatan kapasitas masyarakat dalam berbagai hal berkaitan tentang penataan bangunan dan lingkungan dan aspek-aspek pendukung lainnya. 3.Swasta Terlibat sebagai bagian mitra kerja melaui berbagai mekanisme CSR dan berbagai kerjasama saling menguntungkan lainnya.

seperti

4.Masyarakat a. Menjadi pihak pelaku program, secara proaktif terlibat dalam perencanaan partisipatif berbasis komunitas, proses pemasaran program dan proses pembangunan kawasannya. b. Melaksanakan pembangunan sesuai rencana pemanfaatan ruang kawasannya yang telah ditetapkan, dengan cara memanfaatkan ruang sesuai dengan prosedur perijinan yang berlaku. c. Berpartisipasi aktif dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan sesuai arahan pemanfaatan kawasan. d. Melakukan peran pengawasan terhadap pelaksanaan program untuk menghindari pelaksanaan pembangunan yang menyimpang dari ketentuan yang telah disepakati. e. Kesepakatan Tentang Monitoring Evaluasi Partisipatif Monitoring dan Evaluasi (monev) Partisipatif secara umum adalah evaluasi berkaitan dengan upaya penghitungan, penakaran, atau pemberian penilaian. Proses evaluasi adalah proses yang terencana untuk menilai derajat capaian dari kegiatan yang dievaluasi. Kegiatan Monev pada proses pengelolaan pelaksanaan pembangunan di Desa Pleret akan dilaksanakan oleh LPMD dan UPUP sesuai dengan bidang pembangunan yang disusun dalam RPLP. Komposisi keanggotaan Tim Monev mewakili unsur Pemdes, LPMD Desa, LPMD Pedusunan dan UP-UP dari BKM Maju Makmur. Untuk menjaga objektivitas dan mampu memberikan masukan perbaikan, tim monev akan beranggotakan LPMD pedukuhan yang tidak menjadi lokasi pembangunan sehingga seluruh tim monev akan melakukan dengan objektif dan seimbang. Dilihat dari segi waktu pelaksanaannya, kegiatan monitoring dan evaluasi dapat dibedakan menjadi : rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page VII-4 RTPLP DESA PLERET

BAB 7 PEDOMAN PENGENDALIAN 1. Evaluasi pra-proyek (pre-project evaluation); 2. Evaluasi pada saat proyek masih berjalan (on-going/concurrent evaluation); 3. Evaluasi tengah waktu (summative/terminal evaluation); dan 4. Evaluasi pasca-proyek (impact/ex-post evaluation). Monev haruslah menjadi kegiatan yang terus-menerus, artinya bukan merupakan kegiatan yang sekali jadi dan kemudian selesai. Evaluasi haruslah menjadi kegiatan yang partisipatif, artinya kegiatan dimaksud haruslah melibatkan seluruh pihak semaksimal mungkin. Dalam situasi tertentu, misalnya tingginya angka buta aksara dalam komunitas yang bersangkutan, 'tim evaluator' harus mampu mengembangkan alat bantu tertentu, agar kendala yang ada tidak membatasi partisipasi kelompok buta aksara itu.

Tabel VII.2 Prosedur Kegiatan Monitoring Evaluatif

Tahap Evaluasi

Rencana Kegiatan

Penanggung Jawab

a. Menyepakati rumusan pekerjaan dan kriteria anggota Tim Monev

Pra Proyek

b. Menyusun rencana waktu (action plan) dan pembiayaan kegiatan monev

Pemdes, BKM

c. Menyusun keanggotaan tim monev dengan kesepakatan dan berita acara

Pelaksanaan

a. Melakukan penin jauan secara berkala dengan rencana waktu yang telah disepakati dalam action plan

Tim Monev

b. Membuat catatan kegiatan peninjauan

Evaluasi haruslah menjadi kegiatan yang konstruktif, bermanfaat bagi kelanjutan proyek pada khususnya, dan pemberdayaan masyarakat pada umumnya. Bentuk kegiatan meliputi hal-hal sebagai berikut :

c. Melakukan rapat koordinasi rutin

Tengah Waktu

Pasca Proyek

a. Menyusun laporan hasil monitoring evaluasi kepada BKM dan Pemdes Tim Monev b. Mendokumentas ikan seluruh kegiatan dalam bentuk foto dan laporan tertulis a. Membuat laporan pertanggungjawaban seluruh kegiatan monev dan anggaran biaya yang telah dipergunakan kepada Pemdes dan BKM

Tim Monev

b. Melakukan audit intern terhadap kegiatan dan biaya operasional Tim Monev Sumber: Analisa TIPP Desa Pleret, 2011.

rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page VII-5 RTPLP DESA PLERET

BAB 7 PEDOMAN PENGENDALIAN Tim Monev ini akan bertanggung jawab kepada Pemdes dan Masyarakat melalui BKM Maju Makmur. Seluruh operasional kegiatan tim ini akan dibebankan pada APBDes dan kontribusi dari BKM sehingga diharapkan kinerja tim ini bisa maksimal memberikan hasil kerjanya. Masa kerja tim ini akan dimulai setelah RPLP disahkan oleh Kepala Desa dan berakhir setelah RPLP selesai tahun pelaksanaannya. Pembentukan tim maupun evaluasi kinerja tim disesuaikan setiap tahun dengan waktu bersamaan pelaksanaan RWT (Rembug Warga Tahunan) BKM Maju Makmur Desa Pleret. Diharapkan hasil dari Monev ini tidak saja mengutamakan hal-hal yang terkait dengan proyek yang tengah berjalan saja, melainkan, dan ini jauh lebih penting dari kepentingan dalam skala proyek, adalah juga sebagai arena belajar bersama para-pihak tentang hal-hal yang terkait dengan kepentingan komunitas yang lebih luas. F. Proses Pelaksanaan Pembangunan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Fisik PLP-BK adalah serangkaian kegiatan pelaksanaan/implementasi hasil-hasil perencanaan yang telah disepakati bersama dan yang tercantum dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) yang di dalam pelaksanaanya akan menggunakan BLM maupun dana dari hasil tahap pemasaran.

i.Dasar-dasar konstruksi bangunan, keselamatan bangunan dan keselamatan kerja.Kesadaran dan kewaspadaan atas ancaman yang ada di daerah Indonesia, terutama terkait dengan kerawanan bencana alam. ii.Pengetahuan dasar tentang prinsip dan standar bangunan tahan gempa, sehingga peserta mampu mengawasi pelaksanaan proyek pembangunan prasarana/sarana umum sederhana di wiyahnya (dusun) yang memenuhi standar tahan/aman gempa. iii.Kemampuan mengembangkan mekanisme pelaksanaan dan pengawasan bangunan sesuai dengan kebutuhannya.

b. Pelatiahan dan Bimbingan Pengelolaan Keuangan Adalah serangkaian kegiatan pengelolaan yang meliputi penerimaan, pencatatatan, pembelanjaan, & pertanggungjawaban keuangan terkait dengan pelaksanaan implementasi hasil RPLP, khususnya pengelolaan dana bersumber dari BLM 3 maupun 4. Pihak-pihak yang perlu dilatih adalah anggota TIPP, UPL, TPP (Tim Pelaksana Pembangunan)/KSM terutama para pihak yang ditunjuk mengelola keuangan proyek implementasi tersebut, serta relawan masyarakat yang akan ikut membantu mengawasi jalannya pekerjaan. Pengerjaan proyek implementasi RPLP dilakukan dengan pola “Community Contracting“ dimana TPP/KSM yang dibentuk/diberi mandat oleh masyarakat, bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan program di lapangan sehingga prinsip keterbukaan dan transparansi menjadi syarat utama dalam pengadaan/pembelian barang yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.

Adapun langkah-langkah tahapan Pelaksanaan Pembangunan akan meliputi: 1. Tahap Persiapan Konstruksi a.Pelatiahan Dan Bimbingan Teknik Konstruksi Adalah serangkaian kegiatan pelatihan yang diupayakan untuk memberikan pemahaman yang cukup tentang kesadaran dan standar teknis bangunan,kesadaran tentang bahaya kegempaan di wilayah Indonesia dan hal-hal teknis terkait.Pelatihan ini ditujukan bagi masyarakat,khususnya pihak-pihak yang terkait langsung dengan pembangunan fisik,yang didanai dengan menggunakan dana BLM 3 maupun 4. Pihak-pihak yang perlu dilatih adalah anggota TIPP, TPP (Tim Pelaksana Pembangunan)/KSM, UPL, LPMD serta relawan yang akan ikut membantu mengawasi jalannya pekerjaan. Hasil yang diharpakan terjadinya pemahaman dan dimilikinya

Pengadaan/pembelian barang dalam hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan dimaksudkan agar diperoleh harga yang bersaing dan efisien yaitu harga yang sebanding dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai persyaratan dari pekerjaan tersebut. Di dalam pengadaan barang maupun jasa, TPP/KSM wajib menjamin terwujudnya asas-asas berikut ini: i.Transparan. Segala informasi yang berkaitan dengan keputusan pengadaan/pembelian barang dapat diakses dan diketahui oleh masing – masing pihak yang terlibat (TPP/KSM, TIPP, BKM maupun masyarakat lain secara umum) ii.Akuntabilitas. Segala bentuk pengadaan/pembelian barang harus melalui prosedur yang telah disepakati bersama dengan dilengkapi berkas-berkas administrasi pembelian/pengadaan yang dapat dipertanggungjawabkan. rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Page VII-6 RTPLP DESA PLERET

BAB 7 PEDOMAN PENGENDALIAN iii.Pengetahuan dasar tentang prinsip dan standar bangunan tahan gempa, sehingga peserta mampu mengawasi pelaksanaan proyek pembangunan prasarana/sarana umum sederhana di wiyahnya (dusun) yang memenuhi standar tahan/aman gempa. iv.Kemampuan mengembangkan mekanisme bangunan sesuai dengan kebutuhannya.

pelaksanaan

dan

pengawasan

2.Tahap Pelaksanaan Konstruksi a.Penyiapan Usulan Teknis Pelaksanaan Per Sub Proyek Usulan Teknis merupakan rencana teknis kegiatan yang lebih rinci dan detail yang menjadi muatan/substansi usulan kegiatan per sub proyek. Halhal yang perlu dipersiapkan adalah : i. Penyediaan lahan ii. Survey dan identifikasi.Dilakukan untuk swadaya masyarakat, teknik ifrastruktur,harga satuan upah/bahan/alat, serta calon tenaga kerja. iii.Dokumentasi (gambar) infrastruktur kondisi awal (0%) iv.Pembuatan desain/gambar-gambar perencanaan sederhana v.Pengamanan dampak lingkungan dan sosial vi.Pembuatan rencana anggaran biaya (RAB) pelaksanaan pekerjaan vii.Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan viii.Pembuatan rencana pengadaan bahan/alat. ix.Penyusunan struktur organisasi & tim pelaksana pekerjaan x.Penyusunan dokumen proposal pelaksanaan kegiatan xi.Pembuatan rencana pemeliharaan setelah tahap pembangunan b.Verifikasi Usulan Teknis Per Sub Proyek Verifikasi Usulan Teknis per Sub Proyek disepakati bersama dalam forum rembug selanjutnya diverifikasi. Verifikasi perlu dilakukan dalam upaya menjamin optimalisasi pemanfaatan dana BLM maupun mobilisasi sumber daya lokal yang ada.

c.Pelaksanaan Konstruksi i. Persiapan Pelaksanaan Konstruksi - Persiapan Pelaksanaan Konstruksi - Mmbentuk struktur organisasi & pengurus pemanfaatan & pemeliharaan (pengelola) prasarana (termasuk rencana kerja dan aturan mainnya) - Mengikuti musyawarah persiapan pelaksanaan konstruksi (MP2K) - Melaksanakan penandatanganan Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana (SPPD) - Mengikuti kegiatan coaching/pelatihan teknis dan administrasi yang diselenggarakan oleh BKM dan UPL - Pembuatan & pemasangan papan nama kegiatan di lokasi kegiatan - Sosialisasi kegiatan KSM/panitia kepada warga ii.Pelaksanaan Konstruksi Pada tahap ini KSM/panitia melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur dan melakukan pengendalian. Kegiatankegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi : - Pencairan dana (uang muka dan termin) - Mobilisasi tenaga kerja/bahan/alat - Melaksanakan kegiatan pembangunan prasarana/fisik - Supervisi kegiatan konstruksi - Musyawarah pengadaan bahan dan alat (bila ada) iii.Pelaporan Kemajuan Pekerjaan Fisik - Membuat administrasi/laporan harian, mingguan - Membuat dokumentasi (photo-photo) kondisi 50%, 100% - Pemantauan dampak lingkungan kondisi 50%, 100% - Melakukan rapat evaluasi kemajuan mingguan lapangan - Melakukan pemeriksaan & membuat Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAP2)

Hal yang perlu diperhatikan dalam verifikasi lapangan adalah implementasi dari desain yang cocok dengan tradisi lingkungan setempat (catatan: semua proyek yang akan diimplementasikan harus mampu memberikan nilai tambah terhadap potensi lokal dan bukan sebaliknya), penerapan teknologi tepat guna dengan memanfaatkan material yang mudah didapat disekitar lokasi, dan pola pengerjaan yang mampu untuk diadaptasi dan atau dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan sedikit bantuan dari pihak luar. rencana tindak penataan lingkungan permukiman (RTPLP)berbasis komunitas DESA PLERET 2011 - 2015


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.