Masterplan tata ruang desa sugian

Page 1

MASTERPLAN

TATA RUANG DESA SUGIAN



Pengantar Kepala Desa

P

uji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat, taufik, dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan penyusunan dokumen perencanaan berupa Rencana Induk (Master Plan) Pembangunan Desa Sugian. Penyusunan Master Plan ini bertujuan untuk memberikan arah bagi penyusunan dokumen RPJM dan RKP Desa Sugian selama jangka waktu 20 ( Dua Puluh ) tahun. Selama ini, perencanaan pembangunan di desa bersifat jangka pendek dan menengah, sehingga terkesan belum ada arah pembangunan desa yang bersifat jangka panjang yang disesuaikan dengan potensi desa. Perkenankan melalui kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bupati Lombok Timur,

Camat Sambelia, keluarga besar Pemerintah Desa dan BPD Desa Sugian maupun kepada semua pihak yang telah membimbing dan membantu dalam pembuatan Master Plan ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Master Plan ini masih banyak kekurangan maupun kelemahan. Untuk itu kami mohon dengan hormat saran atau kritik dari semua pihak demi sempurnanya dokumen Master Plan ini sehingga arah penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan dan pembinaan kemasyarakatan desa akan semakin tertata dengan baik.

KEPALA DESA SUGIAN,

LALU MUSTIADI

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

3


P

uji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena bimbinganNya, pekerjaan penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Pembangunan Desa dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Penyusunan Master Plan Pembangunan Desa beranjak dari inisiasi Bapak Kepala Desa Sugian

yang sungguh sungguh memikirkan bagaimana planning pembangunan desa yang terarah sesuai dengan visi misi Kepala Desa dan Visi Misi Pembangunan Desa. Perkenankan melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah berkontribusi dalam pengerjaan penyusunan Master Plan Pembangunan Desa,

baik Bupati Lombok Timur, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lombok Timur, Camat Sambelia, Pemerintah Desa dan BPD Sugian, serta pihak-pihak lainnya. Kami menyadari bahwa penyusunan Master Plan Pembangunan Desa tidak terlepas dari kekurangan, sehingga sepatutnya kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. -Tim Penyusun

4

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


Tim Penyusun

LALU MUSTIADI

HERMAN PK.

TANTOWI JAUHARI, S.Kom.

HAERUL AZMI, S.Si

ROSMAWATI, S.Pd.

BAGUS HADY KUSUMA

MUNAWIR HARIS, S.SOs.

MAKBULLAH, S.Pd.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

5


Tabel of

. s en t Con

1

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud, Tujuan dan Manfaat 1.4 Ruang Lingkup 1.5 Metode Penyusunan

2

2.1 Sejarah Desa Sugian 2.2 Administratif Desa 2.3 Aksesibilitas Menuju Sugian 2.4 Geografis 2.5 Demografis 2.6 Profil Sarana dan Prasarana Desa

6

3.2 Potensi Perikanan 3.3 potensi Kehutanan 3.4 Potensi Pariwisata

POTENSI DESA

PENDAHULUAN

KONDISI EXISTING DESA SUGIAN

3

3.1 Potensi Pertanian

2.7 Kelembagaan Desa

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

4

4.1 Arah Kebijakan Nasional

4.2 Arah Kebijakan Provinsi NTB

4.3 Arah Kebijakan

ARAH PENGEMBANGAN

Kabupaten Lombok Timur


5 RENCANA TATA RUANG DESA

5.1 Analisis SWOT 5.2 Konsep Pembangunan Desa Sugian 5.3 Skenario Pengembangan Tata Ruang Desa Sugian 5.4 Skenario Pengembangan

5.9 Skenario Pengembangan Kehutanan di Desa Sugian 5.10 Skema Pengembangan Pengairan di Desa Sugian 5.11 Skema Konservasi Desa Sugian 5.12 Skema Pengembangan

Tata Guna Lahan Desa

Mitigasi Bencana di Desa

Sugian

Sugian

5.5 Infrastruktur Dan Utilitas Desa Sugian 5.6 Skenario Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Desa Sugian 5.7 Skenario Pengembangan Perkebunan Rakyat Dan Perikanan Desa Sugian 5.8 Skenario Pengembangan

5.13 Sekma Peningkatan Produktivitas Pertanian Desa Sugian 5.14 Skema Peningkatan Sumber daya Manusia di Desa Sugian 5.15 Skenario Pengembangan Pariwisata Desa Sugian 5.16 Skema Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekowisata

Pendidikan di Desa Sugian

6 REKOMENDASI PROGRAM

- Lampiran Indikasi Program Tata Ruang – Perencanaan Desa Sugian

Lampiran

- Lampiran 1. - Lampiran 2. - Lampiran 3.

- Lampiran 4. - Lampiran 5. - Lampiran 6.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

7


1

PENDAHULUAN

“Pada hakikatnya Tuhan menciptakan dunia atau bumi memiliki batas ruang dan waktu. Masyarakat di bumi Nusantara membentuk koloni yang kemudian di sebut desa.” (Buku Tata Ruang Dan Pembangunan Kawasan Pedesaan oleh Borni Kurniawan)

1.1 Latar Belakang

K

ewenangan utama desa berupa kewenangan hak asal usul dan kewenangan lokal skala desa. Pada pasal 8 Permendesa No 1/2015, desa berwenang untuk menetapkan dan menegaskan batas Desa, termasuk melakukan pengembangan tata ruang dan peta sosial desa. Karena itu, urusan tata ruang skala desa seharusnya menjadi prioritas program pembangunan yang dilaksanakan oleh semua desa. Penataan ruang adalah sistem proses perencanaan tata

8

ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang. Undang-Undang Desa secara implisit menyebutkan bahwa tata ruang desa perlu diatur sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan Desa. Setidaknya ada 3 alasan mengapa pengaturan tata ruang menjadi penting bagi proses perencanaan pembangunan Desa. Pertama, pengaturan tata ruang Desa menjadi sangat penting untuk bahan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

Desa (selanjutnya disebut RPJMDes). Tanpa adanya Rencana Pengembangan tata ruang, Desa tidak bisa mewujudkan RPJMDes dengan baik dan menjamin terwujudnya keberlanjutan manfaat hasil-hasil pembangunan. Desa akan dihadapkan pada berbagai masalah sebagaimana terjadi pada masa sekarang, misalnya rusaknya ekosistem pertanian dan hutan yang diikuti dengan semakin tingginya beban pembangunan untuk menjamin kelestariannya dan lingkungan hidup yang sehat bagi penduduk Desa yang semakin padat, semakin terbuka dengan wilayah perkotaan dan semakin rawannya sumberdaya alam untuk


menjamin keberlanjutan mata pencaharian. Kedua, ketiadaan rencana tata ruang juga menyebabkan meningkatnya konflik kepentingan antar desa dengan Desa dan daerah serta antar warga masyarakat dengan sektor swasta yang berkepentingan atas sumberdaya alam dan manusia di desa. Konflik kepentingan itu sering merugikan pihak desa dan masyarakatnya seperti menanggung beban kerusakan lingkungan, kerawanan pangan dan sumberdaya hayati, serta hilangnya sumber pendapatan desa. Ketiga, selama ini rencana tata ruang hanya disusun oleh

pihak kabupaten dengan membagi antara wilayah pedesaaan dengan perkotaaan, sementara wilayah pedesaan sendiri tidak dikembangkan pada setiap unit teritorial desa atau klaster antar Desa yang memiliki persamaan geografis, ekonomi, sosial dan budaya. Dari ketiga alasan tersebut, di sinilah isu tata ruang menjadi penting untuk dilihat dalam konteks sebagai bagian dari obyek pengaturan yang kewenangannya dimiliki oleh Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 16 ayat (4): Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, pungutan, tata ruang, dan organisasi pemerintah desa harus mendapatkan evaluasi dari Bupati/Walikota sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Desa. Keberadaan tata ruang desa ini merupakan hal yang bersifat strategis jika dikaitkan dengan penyusunan rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa. Hal ini didasarkan bahwa pemanfaatan sumber daya ruang (lahan) di desa terus mendapatkan tekanan struktural dari ekspansi industri

berbasis lahan, sehingga desa terus menerus kehilangan akses terhadap sumber daya ruang. Karena itu menjadi penting bagi desa untuk memastikan adanya penataan ruang tersebut. Masterplan atau rencana tata ruang merupakan dokumen perencanaan tata ruang yang mengatur letak fasilitas umum dan sosial sesuai dengan fungsi lahannya. Mempertimbangkan tantangan-tantangan yang dialami oleh desa-desa di Indonesia, rencana tata ruang penting untuk menjadi pegangan dalam mengembangkan desanya. Dalam melihat masa depan, rencana tata ruang menjadi rencana induk pembangunan desa yang berangkat dari potensi dan masalah yang saat ini masih dimiliki. Rencana ini didasari pada visi desa yang mampu mensejahterakan semua penghuninya, baik secara lingkungan, sosial, maupun ekonomi. Semua pihak yang terlibat dalam pengembangan desa, di antaranya adalah pemerintah desa, lembaga desa, komunitas, masyarakat, pemerintah daerah, dan pihak swasta, harus mampu secara kolaboratif mengelola aset dan kekayaan -

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

9


desa melalui perencanaan dan pembangunan yang telah disepakati bersama. Sehingga kebutuhan terhadap pemahaman secara menyeluruh tentang

1.2 Landasan Hukum Adapun landasan hukum yang menjadi acuan dalam penyusunan Masterplan Tata Ruang Desa Sugian yaitu: 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Evaluasi dan Pengendalian Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 5. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

10 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

masterplan desa dan tahapannya menjadi sangat diperlukan bagi masyarakat di wilayah desa.

8. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Evaluasi dan Pengendalian Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 12. Undang – Undang Nomr 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 13. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. 14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;


15. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Pantai Secara Partisifatif 16. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

1.3 Maksud, Tujuan dan Manfaat 1. Maksud

Penyusunan Masterplan bertujuan untuk menjadikan dokumen sebagai pedoman (guideline) dan arah kegiatan dalam membangun Model Program Desa Ecovillage Desa Sugian, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur. 2. Tujuan • Bagi masyarakat di Desa Sugian, Masterplan Model Ecovillage bertujuan memberikan pedoman penyediaan layanan umum dan layanan sosial dasar tanpa menghilangkan kearifan lokal (local wisdom) masyarakat di Desa Sugian. • Bagi pemerintah dan lembaga masyarakat, Masterplan Model Ecovillage bertujuan memberikan arahan dalam sinergisitas dan keberlanjutan pembangunan di Desa

3. Manfaat Tersusunnya dokumen Masterplan Model Program

Ecovillage diharapkan berbagai kegiatan yang ada didalamnya mampu terlaksana serta termonitoring secara baik guna meningkatkan kualitas pembangunan program, masyarakat, serta pencapaian target yang telah ditentukan.

1.4 Ruang Lingkup A. Ruang Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan penyusunan masterplan ini,

meliputi: a. b. c. d. e. f.

Persiapan; Survey Pengumpulan Data dan Informasi; Focus Group Discussion (FGD); Analisis; Konsultasi Publik; Penyusunan Laporan.

B. Ruang Lingkup Substansi

Lingkup substansi kegiatan penyusunan Masterplan ini, meliputi: a. Mengidentifikasi potensi-potensi Desa Sugian; b. Mengidentifikasi Peluang dan Permasalahan Potensi Desa Sugian; c. Mengidentifikasi Kebijakan dan Strategi Pemerintah Provinsi dan Daerah; d. Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan Desa Sugian; e. Menyusun konsep pengembangan Pengembangan; dan f. Menyusun rekomendasi pengembangan

Desa Sugian.

C. Ruang Lingkup Wilayah

Lokasi/Wilayah Masterplan Desa Sugian adalah 9 Dusun Se Desa Sugian dan Gili Sulat dan Gili Lawang yang menjadi wilayah administrative Desa Sugian.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

11


1.5 Metode Penyusunan Dalam penyusunan Masterplan Tata Ruang Desa Sugian dilakukan beberapa metode pengumpulan data dan informasi baik melalui studi literature, wawancara tokoh, Focus Group Discussion (FGD) dan konsultasi publik. Adapun alur atau bagan tahapan penyusunan Masterplan Tata Ruang Desa Sugian dapat dilihat pada bagan alur dibawah ini.

12 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


2

BAB 2

KONDISI EXISTING DESA SUGIAN Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

13


2.1 Sejarah Desa Sugian

D

esa Sugian merupakan salah satu desa yang terbentuk dari program pemekaran desa di Kabupaten Lombok Timur, yaitu pemekaran dari Desa Sambelia Kecamatan Sambelia. Desa Sugian terbentuk pada tahun 2004, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 5 Tahun 2004 tentang Pembentukan Desa Rarang Selatan, Desa Bilok Petung, Desa Labuan Pandan, Desa Sugian, Desa Kalijaga Selatan, Desa Kalijaga Timur, Desa Bagik Payung Selatan, Desa Jenggik Utara, Desa Bebidas dan Desa Tembeng Putik Di Kabupaten Lombok Timur. Pembentukan Desa Sugian lahir atas aspirasi dan prakarsa masyarakat Desa Sugian sendiri yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan desa melalui peningkatan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna. Berdasarkan hikayat dan penuturan para tetua yang dibenarkan oleh tokoh-tokoh se Kecamatan Sambelia dizaman dahulu, Desa Sugian adalah Desa Mandiri dan besar dengan wilayah yang sangat luas meliputi Dara Kunci (menanga reak dan Sandongan)

14 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

di sebelah Barat, Kokok Pedek, Tekalok, Dadap sampai Labuhan Pandan disebelah timur. Penduduk aslinya diperkirakan berasal dari

daratan Sulawesi (mandar). Pada saat itu Desa Sugian adalah desa makmur dan memiliki Bandar Pelabuhan yang besar. Karena kekayaannya sehingga dinamakan Sugian yang berasal dari kata “Sugih” yang berarti kaya.

Konon karena musibah yang besar, Desa Sugian hilang lenyap dan berubah menjadi hutan belantara. Beberapa bukti yang memperkuat keterangan tersebut adalah adanya makam Syaikh Ismail pedagang sekaligus mubaligh oleh banyak orang mengatakan beliau adalah salah satu wali yang bermukim di Sugian dahulu, sehingga sampai sekarang makam beliau dikeramatkan oleh masyarakat sugian dan tidak pernah luput dari para peziarah yang datang mengunjunginya. Pada tahun 80-an ketia Habib BA menjadi Camat Sambelia, Hutan Sugian dibuka menjadi tempat pemukiman penduduk dan terus berkembang menjadi sebuah dusun di bawah Pemerintahan Desa Sambelia, dan dideklarasikan menjadi Desa definitif pada tanggal 3 Agustus 2004 .


2.2 Administratif Desa PETA ADMINISTRATIF DESA SUGIAN

Desa Sugian secara administratif merupakaan salah satu Desa dari 11 (sebelas) Desa yang ada di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat, dengan jarak ±57 km dari Ibu Kota Kabupaten Lombok Timur, 98 Km dari Ibu Kota Nusa Tenggara Barat. Secara geografis Desa Sugian berada pada koordinat 8020’38.95”S, 116041’19.44”E. Luas wilayah Desa mencapai 3.506 Ha, memiliki batas wilayah dengan : Batas Utara : Laut Jawa Batas Selatan : Desa Bagik Manis Batas Barat : Desa Dara Kunci Batas Timur : Desa Dadap ( Berdasarkan Peraturan Daerah Kab. Lombok Timur No : 5 TAHUN 2004)

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

15


Peta-Peta Dusun 1). Dasan Baru Dusun Paling Utara berbatasan dengan Desa Dara Kunci merupakan Dusun yang mempunyai karakteristik perbukitan ( 100 Ha) tanpa memiliki garis pantai, ladang pribadi ( 71,8 Ha), sawah (28,5 Ha), Pemukiman (17,1 Ha) dan kebun (5,6 Ha).

2). Kokok Pedek Wilayah Kokok Pedek mempunyai luas hutan sekitar 117 Ha yang sebagian besar adalah wilayah hutan HKm, sawah 48,66 Ha, Pemukiman 10,17 Ha, dan pantai ( Pantai Kope ) seluas 2,53 Ha.

16 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


3). Kokok Pedek Timur Adalah Dusun hasil pemekaran dari Dusun Kokok Pedek tahun 2019, sebagian besar wilayah Hutan (168 Ha) sawah (23,3 Ha) Pemukiman ( 8,07 Ha) tambak Rakyat (7,12 Ha) dan luas garis pantai (2,02 Ha).

4). Dusun Sugian Dari luas wilayah yaitu 56.34 Ha Didominasi sawah seluas 42,3 Ha, sisanya pemukiman (5,66 Ha) dan tambak rakyat (0,99 Ha), sehingga mata pencaharian sebagain besar penduduk adalah petani/ buruh tani.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

17


5). Sugian Lauk Dusun adalah ibukota desa Sugian sama seperti sugian barat Dusun Sugian Lauk lebih banyak di dominasi oleh hutan (214 Ha) dan sisanya adalah sawah (21,6 Ha) pemukiman (6,46 Ha) padat terpusat, Sebelah timur berbatasan dengan Desa Bagik Manis. Mata Pencaharian penduduk Sugian Lauk adalah petani dan jasa perdagangan.

6). Sugian Barat Merupakan hasil pemekaran dari dusun sugian lauk, sebagian besar wilayah adalah hutan dan terluas di Desa Sugian yaitu ( 294 Ha) , sawah (21,6 Ha) sisanya adalah pemukiman padat terpusat (6,49 Ha).

18 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


7). Dusun Pekapuran Dengan total yang hanya 30.1 Ha yang sebagian besar persawahan (24,3 Ha), pemukiman ( 4,56 Ha), sementara luas garis pantai (1,15 Ha), Namun sebagian besar penduduk berprofesi sebagai nelayan. Wilayah pekapuran sangat penting sebagai jalur penyebrangan ke Gili Sulat dan Gili Lawang karena terdapat dermaga pekapuran yang dimanfaatkan juga sebagai wisata desa.

8). Sugian Baru Dusun Sugian Baru adalah Wilayah agro karena hampir seluruh masyarakatnya bertani, luas areal pertanian adalah (40,34 Ha) dan jumlah luas pemukiman hanya (2, 86 Ha). Kedepannya wilayah sugian baru akan dikembangkan menjadi daerah Agrowisata dengan konsep pertanian dan peternakan terpadu.

9). Tekalok Setelah dimekarkan wilayah Dusun tekalok hanya 45,31 Ha, luas sawah (21,5 Ha) Pemukiman (5,52 Ha), luas garis pantai 1,88 Ha, Di dusun Tekalok yang mayoritas nelayan akan dikembangkan menjadi kampung nelayan maju.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

19


2.3 Aksesibilitas Menuju Sugian

Akses II (Jalur Utara) Merupakan jalur alternative melalui Lombok Utara, waktu tempuh cenderung lambat karena jalurnya banyak perbukitan. Biasanya turis datang dari jalur ini karena lebih dekat

20 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


Akses I (Jalur Selatan) Dengan waktu tempuh 2 Jam 48 Menit dari melalui Lombok Tengah, jalan Raya yang dilalui cukup padat, ini merupakan akses/jalur utama menuju Sugian

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

21


2.4 Geografis 2.4.1 Topografi Berdasarkan topografi, Desa Sugian berada

2.4.3 Geologi Unsur Pembentuk Tanah di Desa Sugian

pada ketinggian wilayah rerata 16 mdpl mempunyai curah hujan 100 mm/thn dengan jumlah bulan hujan sebanyak 6 bulan dan suhu disekitar desa rerata 450C. Masuk ke dalam tipe wilayah dataran rendah.

adalah Tanah debuan yang berarti tanah di Desa Sugian cocok untuk Pertanian cabe dan tembakau, dan perkebunan jambu mete dan sejenisnya.

yaitu : Kali Kokok Rajak, kali Tibu Bele, Kali Salaq Base, Kali Kokok Pancor, Kali Kokok Kahwe.

dengan suhu rata rata 29/32 0C.

2.4.4 Klimatologi 2.4.2 Hidrologi Desa Sugian didominasi oleh curah hujan 132 Desa Sugian dilalui oleh beberapa sungai/Kali mm dengan jumlah bulan hujan sebanyak 6 bulan,

Tutupan Lahan

Tutupan lahan didominasi oleh wilayah pertanian, kawasan Hutan Produksi, kawasan permukiman.

Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Sugian adalah persawahan sebanyak 277,9 Ha, Tanah kering 308,56 Ha, Perkebunan 10 Ha, Fasilitas Umum 21,12 Ha dan Tanah Hutan 2938,28 Ha.

22 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


2.5 Demografis 2.5.1 Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk di Desa Sugian mengalami peningkatan cukup signifikan dari kurun waktu terjadinya peningkatan jumlah penduduk ini juga menandai perkembangan dan peningkatan kepadatan penduduk di Desa Sugian.

Data Jumlah penduduk tahun 2021 No

Nama Dusun

1 2 3 4 5 6 7 8 9

DASAN BARU KOKOK PEDEK KOKOK PEDEK TIMUR PEKAPURAN SUGIAN SUGIAN BARAT SUGIAN BARU SUGIAN LAUK TEKALOK TOTAL

Luas (km2) 2.2 1.8 2.1 0.3 0.6 3.0 0.4 2.4 0.5

KK 182 153 121 116 122 159 94 133 137 1217

L

P

L+P

324 248 182 200 220 283 162 198 264 2081

304 260 179 185 219 259 138 216 253 2013

628 508 361 385 439 542 300 414 517 4094

Kepadatan 282 285 173 1283 779 179 694 171 1141 308

Dari table diatas Kepadatan penduduk di Desa Sugian pada tahun 2021 yaitu 308 jiwa penduduk per Km2. Dusun dengan kepadatan tertinggi yaitu Dusun Pekapuran dan yang terendah kepadatannya adalah Dusun Sugian Lauk, Kepadatan penduduk pada dusun dusun di Desa Sugian sangat dipengaruhi oleh Penggunaan lahan, kelengkapan fasilitas dan lapangan pekerjaan yang tersedia pada dusun tersebutTerlihat juga bahwa dua dusun yang mempunyai kepadatan tinggi adalah dusun yang mempunyai garis pantai yang luas sehingga pemukiman nelayan akan terpusat di dua dusun tersebut. Berbeda halnya dengan tiga dusun terendah, diwilayah tersebut terdapat wilayah hutan yang luas yang tidak bisa dijadikan pemukiman karena statusnya adalah hutan yang dilindungi Negara. Selain itu ketiganya banyak berada di daerah perbukitan yang dari segi fisiografis cukup mempengaruhi.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

23


2.6 Profil Sarana & Prasarana Desa 2.6.1 Sarana Air

Keberadaan mata air yang jauh dan debit yang kecil membuat pemenuhan air untuk irigasi menggunakan sumur bor, jumlah sumur bor sampai saat ini adalah 18 unit tersebar di 9 dusun. Sedangkan kebutuhan sehari hari untuk air bersih telah diupayakan dengan perpipaan berbayar yang dikelola oleh PAMDES Firdaus, dengan menggunakan mata air dari sungai Sambelia, saat ini hanya mampu mengaliri 4 Dusun atau 45 % dari seluruh wilayah Sugian, selebihnya menggunakan sumur gali disetiap rumah warga.

2.6.2 Sarana Transportasi

Panjang jalan beraspal (hotmik dan lapen) adalah 10, 22 Km atau sekitar 54 % dari seluruh ruas jalan. Jalan Provinsi dan jalan kabupaten seluruhnya sudah diaspal.

Panjang rabat jalan yang sudah dikerjakan adalah sepanjang 4.08 Km atau 22 % dari ruas jalan. Rabat jalan sebagian besar dibangun oleh Dana Desa.

Panjang jalan yang masih tanah adalah sekitar 4,55 Km atau 24 % dari total seluruh ruas jalan, terutama jalan menuju TWA Kramat Suci dan Dusun Dasan Baru.

MasterplanTata TataRuang RuangDesa DesaSugian Sugian 22 Masterplan 24


2.6.3 Sarana Kesehatan Di Desa Sugian Sarana Kesehatan terdapat Polindes 1 Unit, Posyandu 9 Pos dengan jumlah kader 72 Orang. Jumlah Bidan 2 Orang dan Perawat 5 Orang. Sementara Jumlah Dukun beranak yang aktif masih 3 orang. Jarak ke Puskesmas terdekat yaitu puskesmas Sambelia adalah 5,5 Km dengan jarak tempuh 7 Menit.

2.6.4 Sarana Pendidikan Data sarana pendidikan di Desa Sugian dapat dilihat pada table berikut:

No 1 2 3 4 5 6 7

Nama Sarana SD Negeri 1 Sugian SD Negeri 3 Sugian SDI Sulton Rinjani MINW Sugian MTS NW Sugian MA NW Sugian SMP 4 Sambelia

Kategori SD Negeri SD Negeri SD Swasta SD Swasta SMP Swasta SMA Swasta SMP Negeri

2.7 Kelembagaan Desa 2.7.1 Ekonomi

1). Bumdes Beriuk Maju

Badan Usaha Milik Bersama “Beriuk Maju” Desa Sugian didirikan pada Tahun 2016 dengan Perdes No 8 tahun 2016 tentang Bumdes, pada awalnya Bumdes Beriuk Maju hanya memiliki usaha Simpan Pinjam dan penyewaan alat, namun karena tidak berjalan semestinya pada tahun 2018 Bumdes Beriuk Maju melalui Dana Desa membangun Bumdesmart yang menjual sembako dan lain lain sebagai salah satu unit usaha disamping itu PAMDes, dan Unit Usaha Bank Sampah juga dijalankan.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

25


2). KWT Bangkit Bersama

KWT (Kelompok Wanita Tani) Bangkit Bersama terbentuk pada tahun 2016 yang difasilitasi oleh KPSHK dan KONSEPSI pada program PSDABM MCA-Indonesia. Kelompok yang dibentuk untuk dapat memaksimalkan potensi HHBK dari HKm Sambelia dan potensi yang terdapat di Desa Sugian sebagai nilai tambah ekonomi dari kelompok tersebut. Pada tahun 2019 KWT mendapatkan dukungan kembali dari NTFP-EP dan GAGGA untuk dapat mengelola potensi dari tanaman jambu mete (daging dan biji) memberikan peluang baru untuk usaha KWT Bangkit Bersama. Dukungan dari Pemerintah Desa Sugian dan Dinas-Dinas terkait terhadap KWT Bangkit Bersama dapat memajukan kelompok usaha yang berdasarkan potensi desa ini menjadi kelompok yang terus maju dan berkembang. “dari potensi desa menjadi potensi ekonomi” Pemasaran Produk baik dengan metode reseller maupun online diterapkan, hasilnya pemasaran dapat menembus banyak retail modern dan luar daerah

3). POKLAHSAR Salah satu upaya pengembangan potensi yang ada di desa adalah melalui Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) yang beranggotakan ibu-ibu nelayan sebagai salah satu upaya pemberdayaan dan pelibatan perempuan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan mendukung pengelolaan Kawasan Konservasi TWP Gili Sulat dan Gili Lawang. Poklahsar dikukuhkan dan di SK kan oleh Kepala Desa Sugian. Ada 3 (tiga) Poklahsar yang terbentuk di Desa Sugian yaitu Poklahsar Senang Hati, Poklahsar Keluarga Sejahteradan Poklahsar Keluarga Bahari. Poklahsar mengolah sumberdaya perikanan menjadi produk bernilai ekonomis yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan serta menjaga kestabilan harga ikan hasil tangkapan nelayan. Saat ini, hasil olahan dari Poklahsar berupa abon ikan, teri crispy, kerupuk ikan dan frozen food yang masih dipasarkan secara tradisional.

Masterplan Tata Tata Ruang Ruang Desa Desa Sugian Sugian 26 Masterplan 24


2.7.2 Sosial 1). Karang Taruna “ Gili Sulat” Karang Taruna Gili Sulat sebagai salah satu Lembaga Kepemudaan yang bersifat sosial kemasyarakatan, gabungan dari kelompok pemuda pemuda dusun sering mendakan kegiatan gotong royong dan acara olahraga untuk menumbuhkan minat pemuda desa. Selain itu Karang taruna mengikutkan dirinya dalam kegiatan kegiatan konservasi lingkungan baik tingkat desa maupun di luar desa.

2). Sibat/KMPB Sugian Kesiapsiagaan masyarakat dalam hal kebencanaan harus optimal dikarenakan Desa Sugian termasuk Desa yang rawan bencana, dengan adanya SIBAT/KMPB yang dilatih oleh PMI Kabupaten, dapat meningkatkan pengetahuan dan kesiapan masyarakat. Selain itu banyak kegiatan yang dilakukan oleh lembaga SIBAT seperti gotong royong, santunan dan lain lain.

3). Pokmaswas Pade Angen Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) merupakan kelompok masyarakat swadaya yang merupakan perpanjangan tangan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. NTB yang memiliki tugas dan fungsi membantu dalam pemantauan dan pengawasan di perairan NTB dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan. Adapun Pokmaswas Pade Angen sendiri memiliki wilayah kerja di Kawasan Konservasi TWP Gili Sulat dan Gili Lawang serta perairan sekitarnya. Pokmaswas Pade Angen Desa Sugian dibentuk dan berdiri pada tahun 2014, sejak dikukuhkan pada Juni 2014 oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabuopaten Lombok Timur dengan Nomor:188.4/233.a/KP.05/2014. Selanjutnya kepengurusan POKMASWAS Pade Angen mengalami pergantian pengurus dengan Surat Keputusan Kepala Desa Sugian dan kemudian selanjutnya dikukuhkan pada tanggal 23 Desember 2020 dan di SK kan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten dan Provinsi NTB dengan Nomor : 523/217/05/Dislutkan/2020. Masterplan 27 MasterplanTata TataRuang RuangDesa DesaSugian Sugian 25


2.7.3 BUDAYA 1) Pokdarwis Gili Sulang

Kelompok Sadar Wisata Gili Sulang terbentuk pada tahun 2018, pada tahun yang sama SK Desa Sugian sebagai Desa Wisata oleh Kabupaten dan tahun 2019 SK 99 Dewi oleh Gubernur NTB. Pokdarwis Gili sulang focus kepada Promosi dan branding wisata disamping itu juga ikut membina pengelola pengelola tiap objek wisata di Desa. Rehabilitasi tanaman Mangrove dijual sebagai paket wisata, namun banyak kendala yang dihadapi seperti sarana dan prasarana yang kurang lengkap dan peningkatan SDM yang kurang menjadi kekurangan yang harus segera dibenahi. 2) Perpustakaan Desa Asikin Perpustakaan Desa Sugian dibentuk berdasarkan dorongan dari Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab.Lotim melalui program Perpuseru yang telah banyak menyumbangkan berbagai sarana seperti buku dan computer. Karena pembinaan yang terus menerus dilakukan oleh Daerah maka Pemerintah Desa berkomitmen membangun Perpustakaan.

28 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


3

BAB 3

POTENSI

DESA Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

29


“Mayoritas penduduk Desa Sugian bermata pencaharian sebagai petani, karena masyarakat yang masih tinggal di daerah pedesaan. Pertanian Desa Sugian merupakan salah satu sektor kunci perekonomian. Saat ini sekitar 90 % lahan Desa Sugian digunakan untuk pertanian.”

3.1 Potensi Pertanian

Mayoritas penduduk Desa Sugian bermata pencaharian sebagai petani, karena masyarakat yang masih tinggal di Daerah pedesaan. Pertanian Desa Sugian merupakan salah satu sector kunci perekonomian, Saat ini sekitar 90 % lahan Desa Sugian digunakan untuk pertanian. Akan tetapi saat ini perkembangan sector pertanian di pedesaan menghadapi berbagai tantangan. Beberapa faktor teknis dan non teknis menjadi kendala dalam pembangunan Pertanian di masa yang akan datang. Desa Sugian terletak di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur merupakanalah satu Desa yang memiliki potensi pertanian yang melimpah. Potensi yang ada diantaranya ketersedian lahan pertanian, perkebunan, ketersediaan SDM pertanian, dan adanya kelompok tani yang aktif. Adapun data jumlah petani dan jenisnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Melihat geografis Desa Sugian serta sebagian besar mata pencaharian utama masyarakat NTB sebagai petani, sudah barang tentu hal tersebut menjadikan sektor pertanian sebagai sektor yang sangat strategis dalam struktur perekonomian Desa Sugian. Seiring dengan berkembangnya perekonomian yang mencanangkan masa depan Sugian menuju era daerah pariwisata tentunya sector pertanian tetap dipertimbangkan.

30 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

No

Jumlah Petani

Petani Pemilik

Buruh Penggarap

Buruh Tani

Petani Ternak

1

3.737

938

98

560

207


Beberapa faktor teknis dan nonteknis juga ditengarai menjadi kendala dalam pembangunan pertanian di masa yang akan datang, seperti menurunnya kapasitas dan kualitas infrastruktur, konversi lahan, degradasi lahan dan air, perubahan iklim, kerusakan lingkungan, kesenjangan hasil antara di tingkat penelitian dan di petani, kurang menariknya kegiatan pertanian bagi generasi muda, serta persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dan nonpertanian (infrastruktur, industri, perkotaan/pemukiman). Adapun beberapa hal yang terkait dengan pertanian di Desa Sugian yaitu sebagai berikut:

3.1.1 Jenis Penggunaan Lahan Desa Sugian merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur. Desa Sugian memiliki luas wilayah kira -kira 900 Ha. Desa ini memiliki potensi unggulan di sektor pertanian dan perkebunan yang bisa dikembangkan menjadi sektor potensial bagi desa dalam membangun desa dan mensejahterakan masyarakat untuk menuju desa yang sejahtera mandiri. Berbagai potensi dan tantangan dalam pengembangan sektor pertanian ini diharapkan mampu untuk dikelola dan diatasi dengan baik. Peran serta petani, pemerintah, dan masyarakat umum sangat diperlukan dalam mendukung peningkatan potensi dan pengembangan sektor pertanian. Sebagian besar lahan pertanian di Desa Sugian merupakan tanah sawah dengan system irigasi setengah teknis yaitu mengandalkan air tadah hujan dan pemanfaatan sumur bor yang sudah ada. Adapun jenis penggunaan lahan pertanian di Desa Sugian dapat dilihat pada tabel dibawah ini. No A

B

C.

JENIS PENGGUNAAN LAHAN

LUAS (Ha)

Tanah Sawah Irigasi teknis Irigasi setengah teknis Tadah hujan Tanah Kering Tegal / Kebun Ladang / Huma Perkebunan Hutan Rakyat Tambak / Rebat / Kolam Tanah yang sementara tidak diusahakan

476,8 66,9 227,9 182 424 52 30 300 12 30

Lahan Bukan Pertanian Perkarangan atau Bangunan Hutan Negara Lainnya

55,2 1.350 1.200

3.1.2 Pemanfaatan Lahan dan Pola Tanam Pola bercocok tanam masyarakat mengikuti perubahan musim yakni musim Timur dan musim Barat. Pada musim Timur selalu diwarnai dengan musim hujan dan musim barat terjadi kemarau sangat panjang. Musim kemarau biasanya pada bulan Februari sampai September sedangkan musim hujan dari bulan Oktober sampai Januari. Pertanian Desa Sugian memiliki peranan dan potensi yang penting dalam andil terhadap perekonomian masyarakatnya. Komoditas yang ditanam oleh masyarakat di Desa Sugian yaitu padi sawah, palawija dan sayur mayur. Komoditas yang paling dominan adalah padi sawah.

Hal ini mengingat sebagian besar lahan yang ada di desa ini ditanami oleh tanaman padi berulang kali, dimana luas sawah di Desa Sugian sebesar 476 Ha. Lahan pertanian yang ada di wilayah Desa Sugian adalah lahan yang dimiliki mayoritas penduduk.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

31


No

Pola tanam

Jumlah Areal / Populasi (ha)

1. 2.

Padi - padi - palawija Padi - palawija - palawija

250 150

3. 4.

Padi - Palawija - bero Palawija - Palawija - bero

35 225

5.

Padi - tembakau - Cabe

150

Ket.

3.1.3 Data Jenis Tanah Dan Penggunaannya Tanah merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari bahan organic dan mineral. Peranan tanah bagi kehidupan makhluk hidup sangatlah penting terutama bagi tumbuh-tumbuhan. Tanah sendiri menyediakan air dan unsur hara yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup tumbuhan. Tidak hanya tumbuhan, banyak spesiespun hidupnya bergantung pada tanah sebagai tempat habitatnya. Jenis-jenis tanah bergantung pada proses pembentukan serta lokasi dari tanah itu sendiri. Jenis-jenis tanah dari satu daerah dengan daerah lainnya berbeda tergantung dari komponen yang ada di dalam daerah tersebut.

No 1.

Jenis Tanah Tanah liat dan tanah berdebu

Luas (Ha) 476,8

Komponen yang ada di dalam tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah yang mengandung mineral 50 %, bahan organic 5 % dan air 25 %. Selain itu, jenis tanah juga dipengaruhi oleh letak astronomis dan geografis. Desa Sugian sendiri memiliki jenis tanah berupa tanah liat dan tanah berdebu dengan luasan sekitar 476,8 Ha. Jenis tanah yang dimiliki Desa Sugian dipengaruhi oleh letak geografisnya yang berada di antara pesisir pantai Selat Alas dan jajaran pegunungan Gunung Rinjani. Adapun jenis tanah pertanian di Desa Sugian dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tanaman yang Diusahakan

Keterangan

Padi, jagung, cabai, tembakau,

Kisaran liat antara 40 - 80%

3.1.4. Data Agroekosistem Agroekosistem adalah sebuah sistem lingkungan yang telah dimodifikasi dan dikelola oleh manusia untuk kepentingan produksi pangan, serat dan berbagai produk pertanian lain (Conway, 1987). Agroekosistem ditopang oleh dua sistem yang saling berinteraksi dan pengaruh mempengaruhi yakni sistem natural dan sistem sosial. Di Sugian sendiri, agroekosistem ini sudah dilakukan dalam mengupayakan bagaimana cara meningkatkan pendapatannya dari lahan pertanian agar mampu mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangganya akan tetapi tatap menjaga nilai alami yang ada. Salah satu cara yang ditempuh petani adalah dengan melakukan tanaman tumpang sari, yaitu tanaman cabai, tembakau, tomat dan sayuran lainnya. Adapun data agroekosistem yang dilaksanakan di Desa Sugian terlihat pada tabel dibawah ini. No. A.

Komoditas

Padi dan Palawija Padi Jagung

32 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

Luas Tanam ( Ha )

54,72 182

Luas Panen ( Ha )

54,20 180

Produksi ( ton ) 308 1.980

Provitas ( ton ) 5,69 11

Ket. GKG


B.

C.

Sayuran dan Buah 1.Cabai 2. Mangga 3. Pisang 4. Pepaya Tanaman Perkebunan Kelapa Jambu Mete Pinang Asam Tembakau Rakyat Wijen Jarak

349,30 15 230 180

348 15 230 180

24.847 750 6.440 5.040

71,3 50 28 28

Buah Segar

15 287 2 1 349.30 2 15

15 287 2 1 349.30 2 15

19,5 631,4 50.000 8 663.67 2,6 150

1,3 2,2 25.000 8 1.81 1,3 10

Tahunan Tahunan Tahunan Tahunan Semusim Semusim

Beberapa potensi perkebunan yang ada di Desa Sugian antara lain: Kelapa, jambu mente, pinang, asam, tembakau, wijen, dan jarak. Untuk komoditi perkebunan, masyarakat masih menjadikannya sebagai selingan, padahal jika bisa mengolah dengan baik, potensi ini juga dapat memberi pengaruh yang sama besarnya seperti pada potensi pertanian. Salah satu komoditas yang paling dominan di Desa Sugian adakah Jambu mete. Jambu mete merupakan tanaman tahunan yang biasanya tumbuh di daerah kering. Tanaman ini banyak ditanam untuk program rebosisasi, karena itu produksi jambu mete Desa Sugian cenderung meningkat. Sugian merupakan salah satu desa penghasil utama mete di Kecamatan Sambelia. Buah mete dapat dipilah menjadi dua bagian utama, yaitu mete gelondongan dan buah semu. Dari mete gelondongan dapat dihasilkan kacang mete, yaitu dengan cara memecah kulit (pericarp) nya. Desa Sugian salah satu desa yang melakukan pengolahan kacang mete dan sudah berhasil dipasarkan ke berbagai daerah di Lombok. Disamping itu, dalam proses pemecahan ini dapat dihasilkan CNSL (Cashew nut shell liquid) yaitu oleoresin yang berasal dari pericarp. Kacang mete dapat digunakan lebih lanjut untuk berbagai produk pangan dan kosmetika, sedangkan CNSL digunakan sebagai bahan baku pembuatan perekat dan minyak rem.

3.1.5. Penerapan teknologi pertanian Dengan adanya peran teknologi pertanian maka diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian, serta memudahkan bagi para pengelola sektor pertanian untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Akan tetapi teknologi pertanian di beberapa wilayah mungkin masih belum sesuai untuk diterapkan secara keseluruhan, karena masih harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti kondisi alam, tenaga ahli yang mengoperasikan peralatan, serta pengetahuan masyarakat tentang alat teknologi pertanian. Salah satu penerapan teknologi pertanian di Desa Sugian yaitu menggunakan mesin traktor, jarang sekali masyarakat yang menggunakan alat bantu hewan seperti sapi dan kerbau. Adapun data penerapan teknologi Usaha tani di tingkat kelompok di Desa Sugian ditampilkan pada tabel berikut.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

33


No

Komoditas

Teknologi

Tingkat Penerapan (%)

1.

Padi

PTT

Pengetahuan 46%

Sikap 40%

Keterampilan 42%

2.

Jagung

PTT

20%

28%

32%

3.

Cabe

Konvensional

20%

30%

25%

4.

Tembakau

Intensifikasi

35%

40%

42%

Sementara itu, untuk penggunaan atau penerapan teknologi pada tingkat petani pada pertanian di Desa Sugian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

No. I. 1. 2. II. 1. III. 1.

Komoditas

PenerapanTeknologi (%) Varietas pengolahan tanah takaran pupuk Tidak Unggul Traktor Ternak Cangkul Urea Za SP36 NPK

Tanaman Pangan dan palawija Padi + 100% Jagung + 40% Perkebunan Tembakau + 70% Hortikultura Cabai + 60%

Organik

Penyiangan Panen

100% 100%

100% 100%

25% 10%

100% 100%

90% 100%

100%

100%

50%

100%

90%

100% 100% 100% 100%

80%

100%

100%

3.1.6. Kelembagaan Pertanian Kelembagaan pertanian adalah norma atau kebiasaan yang terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota masyarakat yang terkait erat dengan penghidupan dari bidang pertanian di pedesaan. Terdapat 2 jenis kelompok tani di Desa Sugian yaitu kelompok tani tanaman pangan dan hortikultura dan kelompok wanita tani. 1. Tabel Kelompok Tani Tanaman Pangan dan Hortikultura No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Nama Kelompok Tani

Alamat ( Dusun )

Pada Maju I Pada Maju II Dasan Baru I Dasan Baru II Bangun Terus SPS 294 Ingin Maju II Ingin Selamat Maju Terus Selasari Pacu Pasu Harapan Bersama Ingin Bangun Terus Jumlah

Tekalok Tekalok Dasan Baru Kokok Pedek Sugian Lauq Kokok Pedek Sugian Baru Sugian Baru Sugian Sugian Sugian Sugian Lauq Sugian

34 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

Nama Ketua Napiah Lalu Rohadi Amaq Supardi Samir Said Kheril Imran, SP. Moh. Yasim Haerul Anwar Sahnan Mashur Amin Suparman Adam Iderus Lalu Mustaan

Jumlah Anggota ( Orang ) 35 54 42 57 27 21 32 39 45 35 28 150 42 607

Luas Garapan ( Ha ) Kering 32.50 52.00 35.60 43.10 30.75 22.00 22.50 31.30 44.55 30.00 27.00 160 33,70 369.5 152


2. Tabel Kelompok Wanita Tani (KWT) No. 1.

Nama Kelompok Tani Bangkit Bersama

Alamat ( Dusun ) Kokok Pedek

Nama Ketua

Jumlah Anggota ( Orang )

Komoditas Yang di Usahakan

Hadiatun, S.Pd.

10

Jambu Mete

3.1.7. Sarana dan Prasarana Pertanian Dalam mendukung kegiatan pertanian dibutuhkan sarana prasarana pendukung sehingga dapat memberikan hasil yang optimal dalam rangka meningkatkan produksi pertanian. Kebutuhan jenis dan jumlah sarana dan prasarana pertanian tergantung pada kondisi dan jenis pertanian suatu daerah. Adapun beberapa fasilitas sarana peralatan yang ada pada saat ini di Desa Sugian adalah sebagai berikut. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Jumlah Barang ( buah )

Nama Barang Traktor Hand traktor / Roda 2 Cultivator Mesin Air Hand sprayer Pawer thresher Prontok banting Huller Lantai jemur Sabit bergerigi Kios saprodi

Ket.

5 2 522

2 1.325 4

3.1.8. Lembaga Usaha Tani Lembaga usaha tani merupakan badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pengelolaan, pendampingan dan jasa pada bidang pertanian. Bentuk usaha dalam pertanian ada berbagai macam seperti permodalan, pemasaran, penyaluran, serta pengadaan jasa dan komoditi kebutuhan pertanian. Lembaga usaha tani memiliki peran yang besar agar dapat mendorong petani bisa bersaing dalam melaksanakan kegiatan usaha tani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup petani itu sendiri. Selain itu, lembaga usaha tani dapat meningkatkan posisi tawar menawar petani dalam kegiatan ekonomi, sehingga dapat mengurangi kesenjangan dan kerugian yang dialami oleh petani. Adapun beberapa lembaga usaha tani yang ada di Desa Sugian dapat No.

Lembaga Usaha Tani

Jumlah

1 2 3 4 5

Bumdes Koperasi Pertanian/KUD Bank Unit Desa (BPR/BRI) Kios Saprodi Lumbung Desa

1 1 4 1

3.1.9. Produk Hasil Pertanian Sebagian besar komoditas pertanian global dapat hidup di Indonesia karena memiliki tanah subur yang melimpah. Indonesia adalah penghasil utama dari berbagai produk pertanian tropis. Komoditas pertanian penting di Indonesia meliputi minyak sawit, karet alam, kakao, kopi, teh, singkong, beras dan rempahrempah tropis. Adapun jenis komoditas yang dihasilkan dari pertanian di Desa Sugian berdasarkan luas tanam dan hasil produksinya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

35


No.

Jenis Komoditas

Luas Tanam ( Ha )

Luas Panen ( Ha )

Produksi ( ton )

Provitas ( ton )

54,72

54,20

308

5,69

16.630.000

182

180

1.980

11

15.500.000

349,30

348

24.847

71,3

53.700.000

1.

Padi

2.

Jagung

3.

Cabai

4.

Mangga

15

15

750

50

5.

Pisang

230

230

6.440

28

6.

Pepaya

180

180

5.040

28

7.

Kelapa

15

15

19,5

1,3

8.

Kapok

3

3

9.

Jambu mente

287

287

631,4

2,2

10.

Pinang

2

2

50.000

25.000

11.

Asam

1

1

8

8

12

Tembakau rakyat

349,30

349,30

663,67

1.81

13.

Wijen

2

2

2,6

1.3

36 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

Harga (Rp)

25.000.000


3.2 Potensi Perikanan

Perairan Provinsi Nusa teggara Barat (NTB) merupakan bagian dari dua wilayah pengelolaan perikanan (WPP), dimana perairan bagian utara termasuk dalam WPP 713 dan bagian selatan masuk dalam WPP 573. Produksi perikanan tangkap di provinsi NTB pada tahun 2018 mencapai sekitar 208 ribu ton dengan armada tangkap sebanyak 25 ribu unit kapal dan 38 ribu unit alat penangkapan ikan yang dilakukan oleh 66 ribu nelayan (DKP, 2019). Armada perikanan tangkap di NTB didominasi oleh kapal motor tempel dan kapal motor dibawah 5 GT, sedangkan alat tangkap yang mendominasi di NTB berupa jaring insang, pancing, dan bubu.

Selat Alas merupakan salah satu satu lokasi penting bagi kegiatan penangkapan ikan, khususnya nelayan kecil di Provinsi NTB yang utamanya menangkap ikan pelagis dan demersal. Perairan Desa Sugian sendiri masuk didalam kawasan selat alas dan lebih khusus lagi termasuk dalam kawasan konservasi Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Sulat-Lawang dengan luas 10.000 Ha. Kawasan konservasi TWP Gili Sulat-Lawang dikelola dengan sistem zonasi.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

37


Peta Kawasan Konservasi TWP Gili Sulat-Lawang

Jumlah nelayan di Desa Sugian sendiri paling banyak dibanding dengan desa-desa pesisir yang ada di Kecamatan Sambelia. Adapun jumlah nelayan di Desa Sugian yaitu 133 orang. Jenis tangkapan ikan pelagis yang bernilai ekonomis tinggi adalah cakalang, tongkol, tengiri, cumi-cumi, dan teri, sedangkan jenis tangkapan ikan demersal adalah kerapu, kakap merah, dan kuwe.

Gambar. Salah Satu Armada Penangkapan ikan di Perairan Selat Alas Jenis ikan yang ditemukan di Selat Alas yaitu 274 spesies dari 23 family yang didominasi oleh kelompok jenis kerapu (Epinephelidae, 25%), kakap (Lutjanidae, 38 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

18%), kakatua (Scaridae, 10%), dan lencam (Lethrinidae, 10%). Ikan kerapu dan kakap merupakan jenis ikan dominan yang menjadi target penangkapan nelayan di Selat Alas. Ikan kerapu yang ditemukan sebanyak 58 spesies, ikan kakap 41 spesies, ikan kakatua 24 spesies, dan ikan lencam 22 spesies. Jenis ikan kerapu yang dominan adalah spesies Variola albimarginata (kerapu ekor bulan), Epinephelus fasciatus (kerapu kokak/sunu/ karet/nurhayati), dan Epinephelus areolatus (kerapu minyak/gepeng). Ikan kakap dominan yang ditemukan di Selat Alas adalah jenis Lutjanus boutton (kakap bunga waru), L. gibbus (kakap merah), dan Etelis coruscans (kakap kerisi bali). Ikan dari kelompok jenis lencam atau Lethrinidae ditemukan sebanyak 22 spesies dan didominasi oleh jenis Lethrinus ornatus dan Lethrinus lentjan, dan ikan dari kelompok Nemiptheridae yaitu ikan kurisi/kongkang jenis Parascolopsis eriomma. Adapun detail hasil tangkapan nelayan di Lombok Timur dapat dilihat pada tabel berikut ini.


Jenis ikan

Musim

Rata-rata hasil tangkapan (kg)

April

1

Ande-ande

Maret-Oktober

5

Balang-balang

Maret-November

8

Banjar-banjar

April-september

10

Barakuda

April-september

10

Baronang

Maret-oktober

4

Bengkawal

Sepanjang tahun

4

Bengkucing

Februari-Agustus

4

Bengkunis

Januari-Juli

50

Bunga waru

Maret-September

3,75

Cakalang

Februari-Agustus

3

Cumi

Februari-Agustus

15,8

Dapak

Sepanjang tahun

5

Dara midang

Sepanjang tahun

6

Gurisi

Desember

1

Gurita

Maret-September

25

Hiu

Sepanjang tahun

3,7

Kaka tua

Musim hujan

1

Kakap

Maret-oktober

3,3

Kejakas

Sepanjang tahun

19,2

Kemiri

Sepanjang tahun

5

Kenet

Sepanjang tahun

2

Kerapu

Maret-oktober

5,3

Sepanjang tahun

1

Ketembong

April-september

10

Kucingan

April-september

11

Kurisi

Sepanjang tahun

3

Laura

Sepanjang tahun

4,2

Layah

April-september

8,4

Lembain

Sepanjang tahun

2

Lemcam

Sepanjang tahun

10,1

Libas

November

20

Locol

Sepanjang tahun

4

Mengkalok

Sepanjang tahun

11,5

Ongar

Sepanjang tahun

5

Pajar

Maret-oktober

5

Pari

Desember-april

2

Sepanjang tahun

5

Musim hujan

10

Pesidung

Sepanjang tahun

4

Pogot

Sepanjang tahun

3

Ruby Rumak

Sepanjang tahun Sepanjang tahun

6 3,5

Andai

Ketambak

Pase pase Pasoh

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

39


Semalu/Black bus Sembulak Sempik Semulu Serpik Sulir Tambak Tembero Temburak

Desember Sepanjang tahun Sepanjang tahun Februari-Maret Maret-Juli Sepanjang tahun Sepanjang tahun Sepanjang tahun Sepanjang tahun

Terang bulan Teri Teri hijau Teri laying Tong Mata Tongkol Tuna Turingan Wadela Waru

Sepanjang tahun Musim hujan Agustus-April Agustus-April Pebruari-juli Pebruari- november Sepanjang tahun Januari-Agustus Sepanjang tahun Sepanjang tahun

12 20 20 3,9 11,3 4,4 8,4 5 2 5 22,6 197 6 2 17,4 21,6 29 50 5 Sumber: Kartawijaya et al., 2014

Sementara itu, untuk detail hasil produksi perikanan pertahun secara umum di Selat Alas dan nilai produksinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel. Hasil Produksi Perikanan di Perairan Selat Alas Jenis Ikan Tuna

Hasil Produksi (Ton/Thn) 6.380

Nilai Produksi (Rp) 9.570.000.000

25.520

22.968.000.000

6.380

9.570.000.000

12.760

19.140.000.000

Tenggiri

6.380

9.570.000.000

Jambal

1.276

1.276.000.000

Pari

6.380

9.570.000.000

Kuwe

12.760

19.140.000.000

Cumi

2.552

89.320.000

Gurita

2.552

89.320.000

Sarden

12.760

11.484.000.000

Bawal

6.380

9.570.000.000

Baronang

6.380

9.570.000.000

Kembung

12.760

19.140.000.000

6.380

9.570.000.000

Tongkol/cakalang Hiu Kakap

Ikan ekor kuning

40 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


Penangkapan ikan di Selat Alas menggunakan beberapa alat tangkap umum antara lain yaitu alat tangkap pancing ulur (handline), pancing tonda (troll line), rawai dasar (bottom longline), Jala, Seser dan panah (speargun). Alat tangkap yang dominan menangkap ikan di Selat Alas adalah alat tangkap pancing dan paling sedikit adalah jala. Adapun detail alat tangkap yang digunakan diperairan Selat Alas dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Jenis Alat

Jumlah

Pancing

266 Unit

Rawai Dasar

115 Unit

Jala

5 Unit

Seser

60 Unit

Panah

50 Unit

Dalam rangka mengatasi kondisi penangkapan berlebih (overfishing), perlu dilakukannya upaya pengelolaan perikanan berkelanjutan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 45 tahun 2009 pasal 6 ayat 1 menegaskan bahwa pengelolaan perikanan ditujukan untuk tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan, serta terjaminnya kelestarian sumber daya ikan. Untuk mendukung upaya pengelolaan tersebut, dibutuhkan data dan informasi yang berkaitan dengan sumber daya ikan, kondisi stok, armada dan alat tangkap, serta informasi perikanan lainnya. Data dan informasi tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai langkah awal dalam menyusun rencana aksi pengelolaan perikanan karang di wilayah Selat Alas agar di masa mendatang pemanfaatannya secara lestari dan berkelanjutan. Selain sumberdaya perikanan yang melimpah, perairan desa Sugian yang merupakan kawasan konservasi perairan juga memiliki sumberdaya seperti terumbu karang, mangrove, lamun dan biota lain yang melimpah. Berdasarkan hasil analisis citra, ekosistem terumbu karang di kawasan Lombok Timur mencakup area seluas 6.188,66 Ha. Lombok Timur merupakan daerah dengan luasan terumbu karang terbesar di pulau Lombok dengan genera karang tertinggi yaitu sekitar 60 genera karang, 48 genera karang diantaranya ditemukan di Gili Sulat, sehingga menjadikan lokasi tersebut menjadi lokasi dengan keragaman genera karang tertinggi dan lokasi yang memiliki keragaman karang terendah ditemukan di Teluk Ekas (Heaven on the Planet) dengan 9 genera (Grafik).

Grafik Jumlah Genera Karang Keras Kab. Lombok Timur 60 50 40 30 20 10 0

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

41


Lamun (seagrass) merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi di perairan yang salinitasnya tinggi, hidup terbenam di dalam air dan memiliki rhizoma, daun, serta akar sejati. Sebagai sebuah ekosistem, padang lamun merupakan habitat bagi beberapa organisme laut. Padang lamun memiliki fungsi secara ekologis diantaranya sebagai produsen detritus dan zat hara; mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak; tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar dan daerah pemijahan bagi beberapa jenis biota laut (Bengen, 2004). Berdasarkan hasil analisis citra, sebaran luas padang lamun di pesisir Lombok Timur mencapai 1.631,66 Ha. Ekosistem lamun ditemukan tertinggi secara berurutan berada pada wilayah Gili Sulat dan Gili Lawang. Vegetasi lamun cukup padat, persentase tutupannya berkisar antara 70 s/d 100 % dengan luasan sekitar 100 hektare. Di Gili Sulat dan Gili Lawang ditemukan 7 spesies lamun sesuai dengan urutan dominansinya yaitu Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Cymodocea serrulata, Halodule pinifolia dan Halophila ovalis. Sementara itu, Mangrove merupakan sumber daya alam yang memiliki berbagai manfaat dan berpengaruh luas ditinjau dari aspek ekologis dan ekonomis. Peranan penting mangrove secara ekologis maupun ekonomis antara lain penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan, tempat pembesaran, penahan abrasi, peredam badai, pencegah intrusi air laut, penyedia kayu, daun-daunan, bahan baku obat- obatan dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil analisis citra, luasan hutan mangrove di Kabupaten Lombok Timur diestimasi seluas 1.731 Ha (Pardede et al.,2013). Ekosistem mangrove tersebut banyak ditemukan pada perairan Gili Sulat dan Gili Lawang serta sebagian kecil Teluk Ekas di Lombok Timur.Gili Sulat dan Gili Lawang merupakan kawasan hutan mangrove alami dan terbaik di Pulau Lombok, sehingga sangat cocok untuk ekoturisme. Jenis-jenis mangrove yang terdapat di Gili Sulat dan Gili Lawang meliputi Rhizophora apiculate, R. stylosa, R. mucronata, Bruguiera gymnorrhiza, Sonneratia alba, Ceriops tagal, Luminitzera recemosa, dan Avicenia marina.

Gambar. Ekosistem Mangrove di Gili Sulat dan Gili Lawang

42 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


3.3 Potensi Kehutanan Hutan di Desa Sugian terdiri dari Hutan Produksi, Hutan Konservasi (lindung) dan Hutan Mangrove. Secara geografis terletak di Kawasan KPH Rinjani Timur. PETA KPH RINJANI TIMUR

Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Rinjani Timur merupakan salah satu dari 23 unit wilayah KPH di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.337/MENHUT-VII/2009 pada tanggal 15 Juni 2009. Berdasarkan hasil tata batas yang telah dilakukan, luas wilayah kawasan hutan KPHL Rinjani Timur ialah 37.063,67 Ha yang terdiri dari hutan lindung seluas 31.498,67 Ha dan hutan produksi seluas 5.565 ha yang meliputi beberapa Kelompok Hutan (KH) yakni KH. Rinjani (RTK 1), KH. Sekaroh (RTK 15), KH. Gong (RTK 8), KH. Petandakan (RTK 9), KH. Kedatu (RTK 10), KH. Rebanbela (RTK 11), KH. Gili Lawang, Gili Sulat, dan Gili Petagan (RTK 14). Secara administratif, Kawasan KPH Rinjani Timur termasuk dalam wilayah Pemerintahan Kabupaten Lombok Timur yang terdiri dari Kecamatan Sembalun, Sambelia, Pringgabaya, Suwela, Wanasaba, Aikmel dan Jerowaru.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

43


3.3.1. Hutan Lindung Perda Kabupaten Lombok Timur Nomor 12 Tahun 2012 tentang RTRWP Kabupaten Lombok Timur pada pasal 17 dan pasal 24 telah menetapkan beberapa wialayah yang diperuntukkan sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya dimana kawasan hutan KPH Rinjani Timur termasuk kedalam kedua tipe rencana kawasan tersebut. Rencana kawasan lindung yang ditujukan sebagai kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya berfungsi sebagai kawasan resapan air terdiri dari: • Kawasan Hutan Lindung Gunung Rinjani (RTK. 1) seluas 27.319,67 ha; • Kawasan Hutan Lindung Gong (RTK. 8) seluas 33,60 ha; • Kawasan Hutan Lindung Petandakan (RTK. 9) seluas 82,90 ha; • Kawasan Hutan Lindung Kedatuk (RTK. 10) seluas 13,80 ha; • Kawasan Hutan Lindung Rebanbela (RTK. 11) seluas 8,50 ha; • Kawasn Gili Lawang, Sulat dan Petagan (RTK. 14) seluas 1.206,00 ha; dan • Kawasan Hutan Lindung Sekaroh (RTK. 15) sluas 2.834,20 ha.

3.3.2 Hutan Produksi Sebagai suatu kesatuan pengelolaan hutan lindung di tingkat tapak, KPH Rinjani Timur merupakan institusi yang memegang peranan sangat penting untuk bertanggungjawab atas pengelolaan hutan, memastikan terpeliharanya fungsi-fungsi kawasan lindung, termanfaatkannya fungsi kawasan budidaya secara berkelanjutan dan terjaganya kawasan strategis pada kawasan yang telah ditetapkan dalam Perda RTRWP Kabupaten Lombok Timur. Pada wilayah kerja KPHL Rinjani Timur telah berlangsung pemanfaatan kawasan dalam berbagai bentuk yaitu IUPHHK-HT an. PT. Sadhana Arifnusa seluas 1.794 Ha pada hutan produksi, pengelolaan Hutan Kemasyarakatan 2.230 Ha dan permohonan penetapan areal kerja HKm seluas 545 Ha.

3.3.3 Rencana Pengelolaan Rencana pengelolaan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya di dalam kawasan hutan terdiri atas: 44 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

• Semua upaya perlindungan meliputi rehabilitasi, pemanfaatan, usaha budidaya tanaman obat, tanaman hias dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pemungutan hasil hutan bukan kayu; • Konservasi meliputi pemanfaatan, perlindungan dan pengawetan; dan • Pelestarian fungsi sumberdaya alam dan lingkungan guna mendukung kehidupan secara serasi yang berkelanjutan dan tidak dapat dialih fungsikan menjadi kawasan budidaya. Sementara itu, rencana kawasan budidaya di kabupaten Lombok Timur terdiri atas: • Kawasan peruntukan hutan produksi tetap; • Kawasan peruntukan pertanian; • Kawasan peruntukan perikanan, kelautan dan pulau-pulau kecil; • Kawasan peruntukan pertambangan; • Kawasan peruntukan industri; • Kawasan peruntukan pariwisata; • Kawasan peruntukan pemukiman; • Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan.


3.4 Potensi Pariwisata Desa Sugian merupakan desa yang termasuk dalam 99 Dewi (Desa Wisata) di NTB yang ditetapkan dengan keputusan Gubernur NTB dengan Nomer SK :050.13-366 Tahun 2019 tentang Penetapan 99 lokasi

Desa Wisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2019-2023 dan diperkuat dengan SK Bupati Nomer 188.47/101.a/PAR/2018. Adapun peta potensi wisata Desa Sugian dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

45


Pengembangan Desa Wisata Sugian mulai dikembangkan pada tahun 2018 semenjak kelompok sadar wisata (Pokdarwis) “Gili Sulang” terbentuk dengan Nomer Surat keputusan Kepala Desa Sugian Nomer 188/002/SGN/II/2018 tentang pembentukan Pokdarwis “Gili Sulat” yang bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata Desa Sugian.

3.4.1. Potensi Pariwisata Potensi wisata desa sugian secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu: 1. Wisata Bahari (Laut dan Gili) 2. Wisata Agro (Hutan dan persawahan) 3. Wisata Budaya, Regili dan Pendidikan Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomer 7 Tahun 2013 tentang Pembangunan Destinasi Pariwisata Daerah bahwa Desa Sugian termasuk dalam KSPD Rasimas-Sembalun dan sekitarnya meliputi kawasan wisata Benang Stokel, Gili Sulat, Sembalun, Gunung Rinjani, Otak Kokoq sebagai kawasan wisata agro, pegunungan, budaya, dan kuliner.

TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-Rata

3.4.2. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Lombok Timur Th 2010-2019 Tingkat kunjungan wisatawan ke Lombok Timur dari tahun 2011-2016 terus mengalami peningkatan dengan puncak kedatangan wisatawan mancanegara pada tahun 2017 dengan jumlah kunjungan sebanyak 38.315 orang, sedangkan puncak kunjungan untuk wisatawan nusantara pada tahun 2016 sebanyak 62.171 orang. Pada tahun 2018 laju pertumbuhan kunjungan wisatawan khususnya wisatawan mancanegara mengalami penurunan sangat tajam disebabkan karena pada tahun ini terjadi gempa bumi Lombok, sehingga sektor pariwisata Lombok umumnya dan Lombok timur khususnya sangat terdampak. Seiring membaiknya recovery gempa Lombok pada tahun 2019 tingkat kunjungan juga semakin banyak dan mencapai 48 %. Adapun data jumlah kunjungan wisatawan pada periode tahun 2010-2019 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

WISATAWAN KE KAB.LOTIM WISMAN WISNU JUMLAH 9.368 4.588 13.958 8.778 6.252 15.030 10,956 8,826 19,782 17,634 20,204 37,838 24,176 37,516 61,692 27,186 43,519 70,705 30,847 62,171 93,018 38,315 40,848 79,163 2028 28,478 30,506 37,364 21,053 58,417 20,908 27,991 48,898

PERTUMBUHAN WISATAWAN 0 1.074 4,752 18,056 23,854 9,013 22,313 (13,855) (48,657) 27,911 9,315

LAJU PERTUMBUHAN 0 7% 24% 48% 39 % 13 % 24 % -18 % 0% 48 % 20 %

Sementara itu, untuk trand kunjungan kunjungan wisatawan pada periode tahun 20102019 dapat dilihat pada grafik disamping ini.

46 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


3.4.3. Destinasi Pariwisata

1). Kawasan Hutan Lindung Gili Sulat dan Gili Lawang

Jenis mangrove di Gili Sulat dan Gili Lawang (JICA, 2006), antara lain: - Sonnertia alba - Avicenia marina, dan - Rhizophora apiculata - Ceriops Tagal lainnya - Rhizophora stylosa - Luminitzera - Rhizophora mucronata recemosa - Bruguiera gemnorrhyza

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

47


2). Kawasan Konservasi Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Sulat dan Gili Lawang

48 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


3). Taman Wisata Air (TWA) Keramat Suci

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

49


4). Pantai Kope

50 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


5). Pantai Pekapuran

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

51


4

BAB 4 A R A H PENGEMBANGAN

52 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


4.1 ARAH KEBIJAKAN NASIONAL Ada 7 sasaran pembangunan yang tertuang dalam RPJMN Tahun 2015-2019 untuk wilayah Nusa Tenggara yaitu: 1) Dalam rangka percepatan dan perluasan pengembangan ekonomi Wilayah Pulau Nusa Tenggara, akan dikembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di koridor ekonomi dengan memanfaatkan potensi dan keunggulan daerah, termasuk diantaranya adalah pengembangan 1 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), 2 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) 2) untuk menghindari terjadinya kesenjangan antar wilayah di Wilayah Nusa Tenggara, maka akan dilakukan pembangunan daerah tertinggal dengan sasaran sebanyak 16 Kabupaten tertinggal dapat terentaskan dengan sasaran outcome: (a) meningkatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal sebesar 5,90 persen; (b) menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi 15,80 persen; dan (c) meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal sebesar 68,98. 3) Untuk mendorong pertumbuhan pembangunan kawasan perkotaan di Nusa Tenggara, maka akan diusulkan pembangunan 1 Kawasan Perkotaan Metropolitan 4) Meningkatkan keterkaitan desa-kota, denganmemperkuat 4 pusat-pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) atau Pusat Kegiatan Lokal (PKL).

5) Dalam rangka mewujudkan kawasan perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman, maka akan dikembangkan 3 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan negara yang dapat mendorong pengembangan kawasan sekitarnya 6) Sasaran Otonomi Daerah untuk Wilayah Nusa Tenggara adalah: (1) Meningkatnya proporsi penerimaan pajak dan retribusi daerah sebesar 25% untuk propinsi dan 10% untuk kabupaten/ kota; (2) Meningkatnya proporsi belanja modal dalam APBD propinsi sebesar 25% dan untuk Kabupaten/Kota sebesar 25% pada tahun 2019 serta sumber pembiayaan lainnya dalam APBD; (3) Meningkatnya jumlah daerah yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) sebanyak 2 provinsi dan 10 kabupaten/kota di wilayah Nusa Tenggara; (4) Terlaksananya e-budgeting di wilayah Nusa Tenggara (dengan proyek awal Provinsi NTT); (5) Meningkatnya kualitas dan proporsi tingkat pendidikan aparatur daerah untuk jenjang S1 sebesar 50% dan S2-S3 sebesar 5%; (6) Terlaksananya diklat kepemimpinan daerah serta diklat manajemen pembangunan, kependudukan, dan keuangan daerah di seluruh wilayah Nusa Tenggara sebesar 30 angkatan; (7) Terlaksananya pengaturan kewenangan secara bertahap di wilayah Nusa Tenggara (dengan proyek awal Provinsi NTB); Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

53


4.2 ARAH KEBIJAKAN PROVINSI NTB

(8) Meningkatnya implementasi pelaksanaan SPM di daerah, khususnya pada pendidikan, kesehatan dan infrastruktur; (9) Meningkatnya persentase jumlah PTSP sebesar 100%; (10) Meningkatnya persentase jumlah perizinan terkait investasi yang dilimpahkan oleh kepala daerah ke PTSP sebesar 100%; (11) Terlaksananya koordinasi pusat dan daerah melalui peningkatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah; (12) terlaksananya sistem monitoring dan evaluasi dana transfer secara on-line di wilayah Nusa Tenggara. 7) Sasaran Penanggulangan Bencana di Wilayah Nusa Tenggara adalah kawasan pengembangan wilayah berisiko tinggi yaitu: 2 (dua) PKN terdiri dari Kupang dan Mataram Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 181 yang akan dikembangkan sebagai perkotaan Mataram Raya meliputi wilayah Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Utara; 5 (lima) PKW terdiri dari Kabupaten Bima (KAPET Bima), Kabupaten Ngada (KAPET Mbay), Praya di Kabupaten Lombok Tengah (termasuk KEK Mandalika), Raba di Kabupaten Dompu, Ende dan sekitarnya (Kabupaten Ende dan Ngada) yang akan dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan baru

54 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

RPJPD (Rencana pembangunan jangka panjang) Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2005-2025 memiliki visi pembangunan adalah “Terwujudnya Masyarakat Nusa Tenggara Barat Yang Beriman, Maju dan Sejahtera” RPJMD Provinsi NTB Tahun 2019-2023 ini mengusung Visi “Membangun Nusa Tenggara Barat yang Gemilang”. Dalam Visi ini terdapat kata kunci “NTB GEMILANG” yang bermakna satu keyakinan bahwa Provinsi NTB dapat berperan besar di kancah nasional dan internasional, dan satu komitmen bahwa percepatan dan lompatan pembangunan harus terus diikhtiarkan untuk mewujudkan Provinsi NTB yang tertata rapi sebagai tempat hunian menyenangkan, dengan masyarakat yang berdaya saing, tangguh, dan berbudi luhur serta pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik. Dalam rangka mewujudkan visi untuk membangun Nusa Tenggara Barat yang gemilang, ditetapkan 6 (enam) misi pembangunan Provinsi NTB Tahun 2019 2023 sebagai berikut: MISI 1 : NTB TANGGUH DAN MANTAP melalui penguatan mitigasi bencana dan pengembangan infrastruktur serta konektivitas wilayah MISI 2 : NTB BERSIH DAN MELAYANI melalui transformasi birokrasi yang berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dari KKN dan berdedikasi MISI 3 : NTB SEHAT DAN CERDAS melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pondasi daya saing daerah MISI 4 : NTB ASRI DAN LESTARI melalui pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan MISI 5 : NTB SEJAHTERA DAN MANDIRI melalui penanggulangan kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan pertumbuhan ekonomi inklusif bertumpu pada pertanian, pariwisata dan industrialisasi MISI 6 : NTB AMAN DAN BERKAH melalui perwujudan masyarakat madani yang beriman, berkarakter dan penegakan hukum yang berkeadilan


Dalam pengelolaan wilayah pesisir dan Pulau-pulau Kecil dalam kebijakan Perda Nomor 12 Tahun 2017 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulaupulau kecil (RZWP3K) Tahun 2017 -2037 dikelompokkan dalam 15 (lima belas) kawasan pengelolaan, termasuk Kawasan Gili Sulat-Labuhan Lombok dan sekitarnya; PROGRAM UNGGULAN PROVINSI NTB Sesuai dengan visi provinsi ntb yaitu NTB gemilang makan di susunlah program unggulan NTB untuk mendukung visi tersebut.

Gemilang Infrastruktur Dan Tangguh Gemilang Pendidikan Dan Bencana, terdiri : Kesehatan,terdiri dari : • 1.000 Cendekia • Percepatan Jalan Mantap • Literasi Digital • SPAM Regional • Rumah Bahasa • SI-AGA • Revitalisasi Posyandu • Irigasi Cukup • NTB Juara • Desa Tangguh Bencana • Air Bersih Untuk Semua • Nusa Terang Benderang • Re-engineering SMK • NTB Terkoneksi • Generasi Emas NTB • Sekolah Siaga Bencana • Rumah Layak Huni Gemilang Infrastruktur Dan Tangguh Bencana, terdiri : • Percepatan Jalan Mantap • SPAM Regional • SI-AGA • Irigasi Cukup • Desa Tangguh Bencana • Nusa Terang Benderang • NTB Terkoneksi Sekolah Siaga Bencana

Gemilang Lingkungan, terdiri dari: • • • • • •

Tata Ruang Berkelanjutan NTB Hijau NTB Zero Waste Geopark Dunia Bank Sampah Taman Asri

Gemilang Ekonomi, Pariwisata, Pertanian Gemilang Pembangunan Sosial Budaya, Dan Industri, terdiri dari: terdiri dari: • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Melawan kemiskinan dari desa HHBK Unggul E-Commerce Bumdes Maju Science Technology Industrial Park (STIP) Inovatif Koperasi Aktif Keluarga Sasambo Gemilang NTB ramah investasi UMKM Bersaing 99 Desa Wisata Perda Produk Lokal Rumah Kemasan Pertanian Lestari Kampung Unggas Revitalisasi BLK Apartemen Ikan KRPL Industrialisasi Produk Pertanian

• Islamic Centre Pusat Peradaban NTB Hijau • Kampung Madani • Desa Bersinar • Kampung Media • Bale Mediasi • Kota Layak Anak • Sekolah Perjumpaan • Ramah Difable • PAUD Holistik Integratif

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

55


PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS NTB Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak pada posisi geografis yang strategis, dilintasi oleh jalur ”Sabuk Selatan Transnasional Banda Aceh-Kupang” merupakan jalur transportasi darat nasional yang terpadat. Selain itu, Provinsi NTB juga diapit dua Alur Pelayaran Internasional (API), alur pertama yang melintasi Selat Lombok dan alur kedua yang melintasi Selat Timor. Provinsi NTB juga masuk dalam wilayah “Segi tiga emas tujuan wisata dunia “Bali-KomodoTana Toraja”. Dengan posisi geografis yg sangat strategis tersebut, pemerintah Provinsi NTB akan terus mendorong dan memfasilitasi pengembangan pembangunan kawasan kawasan strategis yang ada di Nusa Tenggara Barat, antara lain 1. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Kawasan ini merupakan satu diantara 10 Destinasi Wisata Proritas Nasional. Berlokasi di Pulau Lombok tepatnya di Kabupaten Lombok Tengah, dengan lahan seluas 1,250 ha. Dalam kawasan ini juga sedang dibangun lintasan balap yang rencananya akan dipergunakan untuk gelaran internasional MotoGP pada tahun 2021. 2. Kawasan Teluk Saleh-Moyo-Tambora (SAMOTA) SAMOTA berada dalam Kawasan Andalan Nasional Sumbawa dan Kawasan Andalan Nasional Bima, sesuai Peraturan Pemerintah nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional. Memiliki sumber daya alam potensial dan prospektif untuk dikelola secara berkelanjutan (Taman Buru, Taman Wisata Alam Laut, Taman Nasional Gunung Tambora, Kelautan dan Perikanan, Agroindustri dan Agrowisata). 3. Global Hub Bandar Kayangan Bandar Kayangan terletak di salah satu dari sepuluh lokasi lintasan strategis dunia (UNCTAD, 2009). Terletak di Jalur Laut II Kepulauan Nusantara, “Jalur Tol Laut” yang didedikasikan bagi dunia, sehingga kapal kapal dari Eropa, Afrika, Asia Tengah, Australia, Asia Tenggara dan Asia Timur Jauh bahkan dari negaranegara Pasifik dapat melalui jalur-jalur tersebut dengan aman. Berada di jalur ALKI II (Alur Laut Kepulauan Indonesia) yang menjadi “highway” bagi kapal kapal “extra large” dunia, rata-rata 40 kapal melewati selat Lombok per hari.

56 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

4. Kawasan Smelter dan Industri Turunannya Kehadiran Smelter akan berdampak luar biasa bagi NTB sebab, selain Smelter, di kawasan tersebut akan dibangun pula industri pendukung seperti industri pupuk, industri semen dan lainnya. Sehingga akan banyak putra-putri NTB yang diserap, dan secara ekonomis akan berdampak pula bagi masyarakat NTB secara umum. 5. Kawasan Sangiang-Komodo-Sape (La SAKOSA) La SAKOSA merupakan konsep integrasi yaitu Sape yang mewakili Sape, Lambu, Teluk Waworada. Kemudian Komodo yang mewakili Pulau Gilibanta, Pulau Kelapa (Lambu), Pulau Rinca, dan Pulau Komodo. Sementara Sangiang menggambarkan Wera, Ambalawi, Pulau Sangiang, dan Asakota (Kota Bima). Hubungan dari tiga wilayah besar (Kabupaten Bima, NTT, dan Kota Bima), terkoneksi pada segala aspek pembangunan, perdagangan, pariwisata, perikanan, pertanian, perhubungan, dan lain-lain.


4.3 ARAH KEBIJAKAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR KEBIJAKAN PENATAAN RUANG

Berdasarkan pasal 5 Peraturan Daerah Nomer 2 Tahun 2012 tentang RTRW Lombok Timur Tahun 2012-2032 strategi pengembangan wilayah Lombok Timur terdiri atas : •

Pengembangan Wilayahwilayah pertanian, perikanan dan Kelautan dengan konsep agroindustrti dan minapolitan; Penataan pusat-pusat pertumbuhan dan peningkatan system prasrana wilayah yang menunjang system pemsaran hasil pertanian, perikanan dan kelautan;

• •

Pengendalian pemanfaatan lahan pertanian Pengembangan wilayah dengan menekankan pada peningkatan pertumbuhan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam, cagar budaya dan peninggalan sejarah; Pengembangan system prasarana wilayah yang mendukung pemasaran hasil pertanian, perikanan dan kelautan serta pariwisata

Pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan lahan, daya tamping lahan dan daya dukung lingkungan serta aspek konservasi; dan Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH LOMBOK TIMUR Rencana Struktur ruang wilayah Kabupaten Lombok Timur terdiri atas: a. b. c.

Pusat-Pusat Kegiatan Sistem Jaringan Prasarana Umum Sistem Jaringan Prasarana lainnya.

Dalam Rencana Struktur ruang Wilayah Kabupaten Lombok Timur di jelakan bahwa : 1. Wilayah Sambelia dan sekitarnya termasuk dalam PPK (pusat Pelayanan Kawasan) dan Wilayah Belanting termasuk dalam PPL (Pusat pelayanan Lokal)

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

57


5

BAB 5

RENCANA

TATA RUANG DESA 58 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


SWOT

A n al y s i s

5.1 KEKUATAN/S

PERTANIAN

KEHUTANAN

PERIKANAN

PELUANG/O

ANCAMAN/T

• Lahan produktif • Sumber air tersedia (sumur bor dan mata air) • Kuantitas SDM petani tinggi • Adanya Kelompok Pengolah Hasil Pertanian • Adanya Kelompok Petani

• Teknologi pertanian belum memadai • Kualitas SDM masih rendah • Luas Lahan Pertanian Kurang • Komoditi yang dihasilkan tidak beragam • Ketersediaan pupuk dan obatobatan pertanian tidak stabil/ sering terjadi kelangkaan

• Akses Pasar Tersedia • Akses Transportasi sudah tersedia • Alat Produksi tersedia • Pengembangan objek Wisata Agro • Pengolahan Hasil Pertanian

• Penyempitan Lahan untuk pemukiman Penduduk • Alih fungsi lahan untuk jalan • Cuaca yang tidak menentu • Penggunaan bahan non organic/kimia yang tinggi • Bencana Alam berupa banjir

• Lahan hutan Produksi dan lindung (mangrove) yang masih luas • Sudah masuk dalam kawasan HKM dan Kemitraan • Adanya Kelompok Pengelola Hutan( Hkm & Kemitraan) • Keanekaragaman • Spesies Mangrove tinggi • Fauna Endemik (burung maleo) di hutan mangrove

• Perambahan Hutan • Pelaksanaan regulasi yang tidak konsisten • Pengawasan yang kurang • SDM masyarakat pengelola masih rendah • Sistem irigasi yang belum ada • Infrastruktur jalan masih belum memadai

• Pengembangan objek wisata (Hutan Produksi dan Hutan Mangrove) • Pengelolaan hutan produksi dengan pola tumpang sari (jagung, jambu mete, padi gora, palawija)

• Bencana alam (kekeringan, banjir, erosi) • Industrialisasi kawasan hutan • Perburuan fauna

• •

Perairan yang luas Keanekaragaman biota yang tinggi Sebaran terumbu karang yang masih luas Pelaku perikanan masih tinggi Adanya lembaga/kelompok pengelola perikanan (perikanan tangkap, budidaya, dan pengolahan dan pengawasan) Termasuk dalam kawasan konservasi perairan Infrastruktur jalan yang memadai

SDM yang masih kurang dalam mengelola hasil perikanan Alat tangkap yang masih belum memadai Teknologi pengolahan hasil tangkap belum memadai Pelaksanaan dan penegakan regulasi yang belum maksimal Kelompok masyarakat pengelola yang belum berjalan maksimal Sarana dan prasarana pengawasan yang belum memadai

• •

Potensi objek wisata yang beragam (bahari, pesisir, mangrove, agro, religi, perbukitan) Adanya lembaga pengelola wisata (Pokdarwis) Adanya regulasi pengelolaan wisata di tingkat desa Adanya perencanaan pengembangan yang terarah

Kurangnya sarpras pendukung wisata SDM pengelola yang masih rendah Kesadaran masyarakat terkait wisata masih minim Promosi masih kurang Infrastruktur pendukung wisata belum memadai Pengelolaan sampah yang belum ada

• •

• • •

• •

PARIWISATA

KELEMAHAN/W

• • •

• • • • •

• • • • •

Pengembangan wisata bahari Pengembangan teknologi perikanan (rumpon, KJA) Pengolahan produk hasil perikanan (abon ikan, teri crispy, nughet ikan dll)

• • •

• •

• •

SK Daerah tentang desa wisata Adanya event-event wisata nasional maupun internasional Masuk dalam prioritas jalur pengembangan wisata daerah (Prov. dan Kab.) Kemitraan dengan pihak ketiga Sudah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Taman Wisata Perairan (TWP) oleh Kementrian KP

• •

Bencana alam (abrasi, tsunami dll) Limbah industri Destructive Fishing (Bom, Potasium, Penggunaan panah Kompresor, bagang, gleaning/ madak Sampah Kegiatan wisata yang tidak ramah lingkungan

Keamanan Tekanan terhadap sosial dan budaya masyarakat setempat Tekanan terhadap SDA

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

59


5.1.2 Konsep Khusus

5.2 Konsep Pembangunan Desa Sugian Dalam pelaksanaan proses Perencanaan dan Penataan Desa Sugian di Kecamatan Sambelia dalam Perda Kabupaten Lombok Timur Nomor 2 Tahun 2012 RTRW Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012 – 2032 untuk menuju Kecamatan dalam pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Daerah Wisata, Lingkungan Sugian – Sambelia yang diperuntukan sebagai sudut kepentingan lingkungan. Sedangkan dalam pengembangan pola ruang RTRW Kabupaten LombokTimur, Kecamatan Sambelia yang berada di wilayah pesisir masuk dalam pengembangan budidaya pertanian lahan kering serta pertanian lahan basah. Kawasan strategis kabupaten untuk kepentingan lingkungan di kecamatan Sambelia meliputi kawasan ekosistem hutan Sambelia. Dimana pola pengembagan wilayah Desanya dalam membangun sistem perekonomian masyarakat sebagai suatu sistem yang mendukung akan keberlanjutan ekosistem hutan sambelia. 5.1.1 Konsep Utama • Memberi kepastian untuk membangun pada lokasi yang tepat • Mempertahankan aset-aset desa yang ada saat ini tanpa merubah lingkungannya. • Koservasi lokasi-lokasi bersejarah dan objek alami lainnya. • Meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat (livelihood & wellbeing). • Memberdayakan dan melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan desanya. • Menciptakan lingkungan yang aman, lebih baik, tertata, lengkap dengan sarana dan prasarana dasar. 60 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

• Mengoptimalkan produktifitas pemanfaatan lahan/hutan melalui kegiatan agroforestry, silvopastural, silvoofishery pertanian, serta objek alam sebagai mata pencaharian utama masyarakat di Desa Sugian • Proses pembangunan harus cepat dan tepat sasaran (tidak menyalahi aturan tata ruang dan aturan adat lainnya, tetapi tidak terlalu lama/berlarut-larut). • Perencanaan dan pembangunan wilayah desa harus bersifat lebih baik (tertata, dilengkapi dengan fasililtas pendukung) sehingga tidak membangun kekumuhan yang ada sebelumnya. • Meningkatkan partisipatif aktif dan keswadayaan dalam proses pembangunan desa. • Pemerataan pendidikan dan ketenagakerjaan (TKI) • Pemekaran wilayah Desa dan penataan administrasi kependudukan. • Memperkuat nilai-nilai budaya dan adat istiadat melalui kesepakatan. • Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan • Mewujudkan pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. • Mewujudkan Rencana Tata Ruang Desa dan Rencana Tata Guna Lahan Desa yang terintegrasi, memastikan keterlibatan efektif perempuan, generasi muda dan kelompokkelompok terpinggirkan lainnya. • Mewujudkan Rencana Tata Ruang Desa dan Rencana Tata Guna Lahan Desa yang menjamin pemenuhan hak ekonomi kelompok tani perempuan dan pemuda di desa, • Mewujudkan keterlibatan perempuan dan pemuda dalam pembangunan desa di bawah tatanan desa baru, dan meningkatkan praktik pertanian berkelanjutan bagi perempuan dan pemuda petani.


5.3 Skenario Pengembangan Tata Ruang Desa Sugian Skenario pengembangan Tata Ruang Desa Sugian merupakan upaya perencanaan dan pembanguan struktur desa dan ruang desa dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah lereng Gunung Rinjani.

5.3.1 Tema Pengembangan Desa Sugian Skenario pengembangan Desa Sugian menjadi desa dengan tema agropolitan (pertanian – perkebunan – peternakan - perikanan dan kehutanan) hal ini tercermin dari lokasi dan potensi. Pengembangan konsep tersebut diatas didukung dengan : • Keunggulan ekosistem dan kondisi alam lingkungan. • Masyarakat beserta perangkat desa dan perengkat adat mempunyai komitmen tinggi untuk mengembangkan desanya karena melihat potensi desa yang besar. • Pertanian sebagai sektor mata pencaharian sebagai keahlian utama masyarakat. • Pola hidup masyarakat dan kerukunan antar agama sesuai dengan nilai awiq-awiq di dalam masyarakat • Arah dan orientasi usaha masyarakat mempunyai pandangan kedepan

5.3.2 Kerangka Utama Desa Sugian Memperkuat hirarki jalan yang menjadi kerangka utama antar Desa. Pengembangan kerangka utama Desa Sugian melalui : • Meningkatkan kelas/hirarki jalan Desa Sugian ke desa sekitar. • Meningkatkan kualitas jalan utama desa yang ada melalui pelebaran jalan dan peningkatan kualitas fisik serta lingkungan. • Jalan ke kawasan pertanian dan perkebunan sebagai jalan perekonomian untuk mengangkut hasil bumi maupun lalu-lintas warga. • Meningkatkan kelestarian struktur dan pola ruang desa (budidaya dan hutan lindung). • Pengerasan ruas badan jalan dan pembukaan jalan baru.

• Memfungsikan jalan lingkungan sebagai sarana penghubung dan komunikasi antar dusun.

5.3.3 Ruang Utama Desa Sugian Pengembangan kawasan pelayanan masyarakat seperti: lapangan olah raga, Sarana keagamaan berupa Masjid atau Surau, Posyandu, sekolah, kantor Desa, balai Desa, Gedung Pertemuan, Rumah tradisional dan pasar mingguan menjadi pusat desa yang terpadu. • Sugian sebagai pusat Desa dan berfungsi sebagai pelayanan administrasi, serta sebagai penyedia jasa dan perdagangan yang dibutuhkan oleh masyarakat. • Kawasan Hutan Kemasyarakatan dimanfaatkan untuk menjaga pelestarian kawasan hutan dan potensi sumber air dalam pemanfaatan dan pengelolaan melalui sistem awiq-awiq di satuan wilayah besar Desa Sugian • Menata kembali wilayah administrasi Desa Sugian, melalui pemekaran Desa maupun Dusun yang terjadi dan administrasi kependudukan.

5.3.4 Integrasi Desa Sugian Dengan Wilayah Sekitar • Meningkatkan aksesibilitas Desa – peluang bisnis (lokal) di desa Sugian dengan desa sekitarnya untuk kepentingan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. • Menangkap peluang keunggulan kedekatan lokasi desa dengan Kecamatan Sambelia dan Taman Nasional Gunung Rinjani . • Meningkatkan jalan rabat beton yang menghubungkan antar dusun dan juga jalan tani maupun jalan produksi masyarakat ke lokasi aktivitas pertanian dan perkebunan. • Meningkatkan koordinasi dengan pihak Kecamatan dan kabupaten serta dengan desadesa sekitar dalam pembangunan di Desa Sugian • Menata lingkungan dan daerah aliran sungai untuk daerah bawahnya (desa-desa lainnya).

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

61


5.4 Skenario Pengembangan Tata Guna Lahan Desa Sugian

Peta Tata Guna Lahan Desa Sugian 5.4.1 Perumahan Prinsip pengembangan perumahan terbagi atas : • Peningkatan kualitas perumahan, menuju tingkat rumah sehat. • Menata tata letak dan arah bangunan rumah. • Memisahkan fungsi rumah tinggal dengan kandang ternak. • Menata drainase pembuangan limbah rumah tangga. • Memisahkan fungsi rumah tinggal dengan kandang ternak. • Melengkapi lokasi pemukiman dengan halaman rumah untuk penghijauan. • Memisahkan lingkungan perumahan dengan lokasi perkantoran dan terintegrasi dengan rencana pengembangan desa. • Pembangunan rumah dinas untuk perangkat pendidikan, penyuluh, kesehatan

5.4.2 Peribadatan

Kesepakatan peribadatan :

masyarakat

untuk

62 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

lokasi

• Dikembangkan sebagai Balai Pertemuan Umum (Social Comunity Building). • Rehabilitasi bangunan Masjid dan pembangunan Surau di dusun-dusun.

5.4.3 Perdagangan Dan Jasa Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa dipusatkan di Ibu Kota Desa Sugian dikhususkan untuk mendukung perekonomian masyarakat, pengembangannya berupa: • Toko maupun warung makan, warung kopi yang bisa mendukung kebutuhan warga dan pendatang (rest area, homestay). • Fasilitas Jasa Komersial, seperti penampungan hasil bumi dari dusun-dusun lainnya. • Pengembangan hari pasaran di Sugian • Mendorong usaha home industri, pertukangan dan jasa. • Mengembangkan jasa simpan pinjam berupa koperasi maupun kelembagaan keuangan lainnya.


5.4.4 Fasilitas Umum Dan Sosial Desa Skenario pengembangan fasilitas desa dengan melihat kebutuhan dan keinginan masyarakat Desa diantaranya: • Meletakan kembali fasilitas ibadah dengan memanfaatkan fasilitas Desa Sugian • Perawatan kantor Desa Sugian, tempat ibadah dan balai pertemuan pada bagian-bagian yang rusak. • Mempersiapkan sarana dan prasarana oleh raga dan tempat bermain anak-anak. • Pengadaan fasilitas kesenian dalam melestarikan budaya lokal. • Meningkatkan fasilitas air bersih dan penerangan desa (PLN). • Sarana dan prasarana kesehatan yang dipusatkan di Desa Sugian • Pembangunan Balai Pertemuan di setiap dusun. • Meningkatkan sarana dan parasarana saluran irigasi. • Menyediakan tempat pemakaman umum (kuburan desa). • Mengembangkan akses transportasi yang bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 dan lebih.

5.4.5 Konservasi Lahan Pertanian Dan Perkebunan Desa Lahan pertanian dan perkebunan tetap dipertahankan dan di tingkatkan produktivitasnya, karena merupakan salah satu mata pencaharian penduduk. Penataan dan pengelolaan kembali seperti peremajaan atau perluasan disesuaikan. Skenario pengembangan lokasi aktivitas pertanian dan perkebunan melalui: • Mempertahankan area pertanian dan dikembangkan lebih baik dengan peremajaan • Merehabilitasi kavling pertanian ataupun blok Hutan Kemasyarakatan yang rusak dan lingkungan sekitar dengan melakukan penanaman kembali. • Perluasan pertanian padi sawah tanpa merubah kondisi lingkungan yang ada.

• Pengelolaan lahan pertanian yang lebih baik atau lebih maju dalam mengelola hasil pertanian. • Seluruh wilayah Desa Sugian tidak untuk pengembangan perkebunan yang merusak lingkungan hidup. • Mengembangkan tanaman pangan lokal serta penghijauan hutan dengan tanaman lokal. • Budidaya tanaman obat di kebun masing-masing. • Memanfaatkan hasil hutan non kayu (madu, tanaman obat, berburu dan lainnya). • Memperluas kawasan pengelolaan dan pemanfaatan yang berdasarkan awiq-awiq. • Mengembangkan lahan pertanian terpadu untuk kolam ikan dan perluasan padi sawah. • Budidaya tanaman kayu lokal dan MPTS lokal di lokasi HKm dan lahan/kebun milik.

5.5 Infrastruktur dan Utilitas Desa Sugian

Peta Struktur Ruang Desa Sugian Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

63


5.5.1 Jalan

5.5.2 Drainase/Irigasi

• Konsep Dasar 1. Merancang kembali perencanaaan pengembangan jalan 2. Jalan merupakan sarana transportasi juga berfungsi sebagai sarana penyelamatan. 3. Jalan yang merupakan ruang sirkulasi kendaraan umum dan kendaraan pribadi sekaligus sebagai sarana pejalan kaki yang aman. 4. Jalan merupakan ruang gerak linier baik bagi kendaraan maupun manusia, dimana jalan harus dibebaskan dari segala macam instalasi infrastruktur • Prinsip 1. Jalan harus dimanfaatkan secara benar sesuai dengan peruntukannya dan kapasitasnya. 2. Lebar jalan harus mampu menampung kapasitas lalu-lintas sampai dengan umur rencana yang direncanakan. 3. Perkerasan jalan/badan jalan harus mampu menampung beban lalu lintas sesuai dengan kelas jalan yang ada. 4. Jalan sebagai prasarana transportasi yang lancar, aman dan nyaman • Skenario 1. Peningkatan dan Pelebaran Jalan a. Jalan Utama Desa Sugian (dari batas Desa Sugian dengan Desa-desa yang ada di sekitar batas administrasi) memakai pengaspalan. b. Konstruksi lorong dengan beton rabat. c. Jalan tanah ditingkatkan kelasnya dengan konstruksi rabat beton yang menghubungkan dusun-dusun. 2. Pembuatan jalan baru a. Jalan Lingkar yang menghubungkan jalan – jalan lokal di kawasan permukiman di dusun-dusun yang ada di Desa Sugian dengan konstruksi rabat beton. b. Rencana Pembangunan jalan lingkungan di Desa Sugian c. Pembangunan jembatan beton

•Konsep dasar Perencanaan sistem jaringan drainase dan irigasi kawasan pertanian dilakukan dengan mempertimbangkan luas daerah pelayanan (catchment area) atau luasan baku sawah, jenis lapisan permukaan terbangun, bentuk serta jenis saluran yang digunakan. •Prinsip 1. Drainase kawasan dipisahkan dengan pembuangan air kotor (rumah tangga) 2. Drainase harus dapat mengalirkan air secepat mungkin sesuai kapasitas tampungannya. 3. Kecepatan aliran tanpa menimbulkan kerusakan pada dinding dan dasar saluran 4. Kemiringan saluran disesuaikan dengan fungsi saluran 5. Arah pengaliran air menggunakan pola pengaliran gravitasi dengan memperhatikan kecepatan aliran yang terjadi. 6. Saluran dibangun pada sisi pematang dan disesuaikan dengan kondisi lingkungannya. •Skenario 1. Pembangunan Saluran Drainase/irigasi di Desa Sugian disesuaikan dengan lokasi pencetakan sawah baru dan sumbernya. 2. Pembangunan Drainase Lorong baru selebar 0,5 m dan disesuaikan dengan kondisinya. 3. Pengembangan sistem jaringan irigasi primer – sekunder – tersier dalam meningkatkan produksi pertanian masyarakat Desa Sugian

64 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

5.5.3 Air Minum •Jangka Pendek 1) Pembuatan jaringan distribusi air bersih ke rumah – rumah penduduk 2) Rata-rata jumlah air yang digunakan untuk minum, memasak, dan kebersihan pribadi masingmasing rumah tangga. 3) Jarak terjauh antara rumah tangga dan titik air terdekat. 4) Sumber dan sistem air dipelihara sedemikian rupa sehingga volume air yang tepat secara konsisten atau secara berkala.


•Jangka Panjang Berdasarkan prediksi perkembangan jumlah penduduk, sumber air yang ada tidak mencukupi maka harus ada penambahan debit air. Sumber air minum yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Desa Sugian yaitu berasal dari hulu sungai Sambelia. Penambahan pipanisasi untuk jangka panjang dapat melayani akses sumber air ke seluruh dusun yang ada di dalam desa Sugian Dengan pengembangan PAMDes yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan desa-desa disekitar Desa Sugian.

5.5.4 Persampahan Dari proyeksi timbunan sampah dan pelayanan prasarana persampahan, maka program pengelolaan persampahan dalam pengelolaannya ditangani oleh desa sendiri dan menertibkan pembuangan sampah ke sungai oleh tiap keluarga.

5.5.5 Air Limbah Untuk jangka pendek diterapkan skenario sebagai berikut: 1. Tahap awal bisa 1:20 dan ditingkatkan maksimum 5 orang pengguna untuk 1 jamban 2. Penggunaan jamban diatur oleh rumah-rumah tangga dan atau terpisahkan menurut jenis kelamin 3. Jamban kolektif/umum dibersihkan atau dipelihara sedemikian rupa sehingga mereka tetap digunakan oleh sasaran pengguna. 4. Jamban berjarak tidak lebih dari 25 meter dari tempat tinggal Sedangkan untuk jangka panjang diterapkan skenario setiap rumah mempunyai 1 WC. Pembangunan jamban di masing-masing rumah harus memenuhi standar yang berlaku.

5.5.6 Listrik Kebutuhan daya listrik didasarkan pada standar yang berlaku. •Jangka Pendek 1. Peyediaan genset untuk memenuhi kebutuhan warga, sehingga bisa terlayani sepanjang hari. 2. Penyediaan dalam perluasan jaringan listrik

5.5.7 Telekomunikasi Untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi, jaringan yang melalui kawasan perencanaan agar ditingkatkan baik jumlah maupun penyebarannya sehingga dapat lebih merata dan menjangkau seluruh kawasan. Fasilitas Internet dapat disediakan oleh perseorangan maupun Badan Usaha Milik Desa baik dengan metode antena maupun kabel.

5.6 Skenario Pengembangan Ekonomi dan Sosial Desa Sugian Skenario Pengembangan ekonomi di Desa Sugian dikembangkan dalam perencanaan Desa untuk memfasilitasi masyarakat Desa Sugian dan juga kelompok tani hutan dalam mengembangkan potensi semberdaya alam dan hutannya untuk mendukung pembangunan yang lestari dan berkelanjutan dalam daya dukung lingkungan. Upaya yang dikembangkan dapat melalui agrobisnis, agroforestry maupun jasa lingkungan.

5.6.1 Skenario Pengembangan Ekonomi Desa Sugian 1. Mempertahankan eksisting mata pencaharian penduduk, seperti (pertanian – perkebunan – peternakan - perikanan dan kehutanan) 2. Meningkatkan kemampuan/kapasitas penduduk , melalui : • Pelatihan atas pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam berusaha. • Pengembangan sifat enterprenuership dari penduduk yang ingin berusaha/ swadaya. • Pengadaan tenaga penyuluhan untuk pertanian, peternakan dan kesehatan. 3. Menyediakan wadah/tempat usaha, antara lain melalui : • Penataan area usaha warga (perdagangan dan jasa) menjadi kawasan yang terintegrasi dengan rencana desa dan lingkungan alam sekitarnya.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

65


Melengkapi area dengan sarana dan prasarana pendukung. • Melestarikan tradisi pasaran dalam mempertemukan pembeli dan penjual di dalam satu tempat dan satu hari 4. Meningkatkan kapasitas produksi dan pendapatan warga, melalui : • Penambahan modal usaha • Pemanfaatan teknologi yang lebih baik • Bantuan alat kerja • Bantuan benih, pupuk. • Manajemen dan Marketing yang lebih baik dan pangsa pasar yang lebih luas.

5.6.2 Skenario Pengembangan Sosial dan Budaya Desa Sugian Menguatkan kegiatan sosial, budaya dan peribadatan penduduk seperti : 1. Penyediaan sarana dan prasarana untuk mengembangkan aktivitas sosial dan seni budaya masyarakat. 2. Penguatan sistem dan struktur pemerintahan desa. 3. Mengembangkan sifat/rasa memiliki terhadap masa depan desa melalui peran aktif dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan fisik desa serta kerelaan sumbangan masyarakat desa untuk kepentingan umum/desa. 4. Menjaga nilai-nilai atau norma yang berlaku di kehidupan masyarakat Desa Sugian melalui awiqawiq. 5. Saling menghargai, menghormati dan kerjasama antar umat beragama. 6. Menghentikan para calo TKI yang merekrut tenaga kerja di bawah umur.

5.7 Skenario Pengembangan Perkebunan Rakyat dan Perikanan di Desa Sugian Pengelolaan perkebunan diatur melalui kesepakatan masyarakat, antara lain : 1. Tidak diperbolehkan lagi perluasan arael perkebunan. 2. Pemanfaatan areal yang semula untuk tanaman kebun, diganti dengan tanaman keras lokal, seperti Mete

66 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

3. Menghentikan penggunaan bahan-bahan kimia beracun yang dapat mencemari sungai dan kesehatan manusia. 4. Menghentikan penggunaan potas dan racun kimia pembasmi ikan di sungai-sungai. 5. Memanfaatkan aliran sungai dan air sungai untuk budi daya perikanan air tawar.

5.8 Skenario Pengembangan Pendidikan di Desa Sugian Pemerataan mutu pendidikan bagi anak usia sekolah, antara lain : 1. Pembangunan Gedung SMA Negeri di Desa Sugian 2. Kejar paket B dan SMP untuk masyarakat Desa Sugian 3. Rehabilitasi total SD di wilayah Desa Sugian 4. Penambahan tenaga pengajar agama 2 orang, pengajar guru olah raga dan guru umum yang akan ditempatkan di Sekolah. 5. Mencetak Sarjana kampung sebanyak 20 orang (D III san S I). 6. Peningkatan Imam untuk 3 orang guru pengajian. 7. Mengembangkan sanggar kesenian (tari-tarian, dan lain-lain).

5.9 Skenario Pengembangan Kehutanan di Desa Sugian Pengelolaan hutan diatur melalui kesepakatan adat, antara lain : 1. Menghentikan penebangan hutan dan penjualan kayu gelondongan. 2. Memanfaatkan aliran sungai untuk budi daya perikanan air tawar. 3. Penghijauan bantaran sungai dan hulu sungai. 4. Revitalisasi Kehutanan yang mencakup penguatan kelembagaan kelompok-kelompok masyarakat sekitar hutan. 5. Mengedukasi masyarakat untuk menjaga hutan Sugian khususnya dan sambelia pada umumnya sebagai Kawasan Ekosistem Hutan yang telah ditetapkan menjadi kawasan strategis Kabupaten Lombok Timur dengan cara pelibatan dalam kegiatan konservasi hutan. 6. Fasilitasi peran serta aktif masyarakat dalam upaya mitigasi, kontingensi dan adaptasi terhadap perubahan iklim global dalam upaya


penanggulangan bencana. 7. Pembuatan aturan local yang disepakati oleh seluruh masyarakat tentang komitmen menjaga hutan dengan tidak melakukan kegiatan yang merusak ekosistem hutan. 8. Memperbanyak kegiatan penyuluhan atau sosialisasi untuk memberikan pemahaman pada masyarakat mengenai fungsi dasar hutan dan betapa pentingnya hutan dalam kehidupan. 9. Memberdayakan pemuda-pemuda desa sebagai petugas pengawas hutan oleh instansi-instansi terkait. 10. Mendorong Pemerintah atau dinas terkait membangun lebih banyak pos pos penjagaan dan pengawasan hutan. 11. Pemberian akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk pembangunan hutan tanaman dengan pola kemitraan dan lainnya. 12. Memberikan kesempatan kepada Badan Usaha baik Koperasi milik Desa atau Badan Usaha Milik Desa(BUMDes) sebagai salah satu pemegang ijin pemanfaatan hasil hutan

5.10 Skema Pengembangan Sistem Pengairan Desa Sugian 5.10.1 Konsep Dasar Berdasarkan prediksi perkembangan jumlah penduduk, sumber air yang ada tidak mencukupi maka harus ada penambahan debit air. Sumber air minum yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Desa Sugian yaitu berasal dari mata air maupun sumur bor perlu dijaga kualitas dari kondisi disekitarnya. Pemanfaatan sumber air tersebut dapat digunakan untuk petanian maupun keperluan rumah tangga penduduk. Penanganan dan pengendalian sanitasi akan menjadi semakin baik dengan memaksimalkan penyediaan sarana dan prasarana dalam mendukung system pengairan secara terpadu di Desa Sugian. Perencanaan sistem jaringan drainase dan irigasi kawasan pertanian dilakukan dengan mempertimbangkan luas daerah pelayanan (catchment area) atau luasan baku sawah, jenis lapisan permukaan terbangun, bentuk serta jenis saluran yang digunakan. Penambahan pipanisasi untuk jangka panjang dapat melayani akses sumber air ke seluruh dusun yang

ada di dalam Desa Sugian dengan pengembangan PAMDes yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan desa-desa disekitar Desa Sugian. 5.I0.2 Prinsip Pemanfaatan sumber air yang secara terpadu bagi penghidupan masyarakat baik untuk keperluan pengembangan system pertanian maupun sumber air bersih untuk keperluan rumah tangga masyarakat Desa Sugian, dapat dikelola dengan bijaksana melalui pembentukan petugas pengawasan maupun pengembangan pengelolaan PAM desa. Sehingga masyarakat dapat memperoleh akses air diserta dengan suatu prinsip bersama, yaitu: a. Meningkatkan kesehatan penduduk melalui penyediaan sarana air bersih dan sumber air minum b. Mencegah wabah penyakit yang bersumber dari air minum c. Untuk mendapatkan air bersih langsung dari mata air karena sebagian besar Desa Sugian krisis air bersih d. Terpeliharanya sarana air bersih dan sumber mata air untuk air minum e. Program peningkatan kesadaran masyarakat dalam penerapan prilaku hidup bersih dan sehat. 5.I0.3 Skenario Dalam melakukan perencanaan pembangunan sistem pengairan bagi keperluan masyarakat di Desa Sugian, dapat melalui beberapa skenario, diantaranya: 1) Pengadaan air bersih • Membuat dan memperbaiki jaringan air dan bak penampung • Memelihara sumber air dan sarana pendukungnya 2) Air Minum • Pembuatan jaringan distribusi air bersih ke rumah – rumah penduduk • Rata-rata jumlah air yang digunakan untuk minum, memasak, dan kebersihan pribadi masingmasing rumah tangga. • Jarak terjauh antara rumah tangga dan titik air terdekat. • Sumber dan sistem air dipelihara sedemikian rupa sehingga volume air yang tepat secara konsisten atau secara berkala. Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

67


3) Drainase/irigasi

Peta Sistem Sumber air dan Irigasi Desa Sugian •

• •

Pembangunan Saluran Drainase/irigasi di Desa Sugian disesuaikan dengan lokasi pencetakan sawah baru dan sumbernya. Pembangunan Drainase Lorong baru selebar 0,5 m dan disesuaikan dengan kondisinya. Pengembangan sistem jaringan irigasi primer – sekunder – tersier dalam meningkatkan produksi pertanian masyarakat Desa Sugian Perbaikan sanitasi lingkungan dengan memaksimalkan anggaran desa untuk sanitasi, menigkatkan kwalitas SDM di desa

5.11 Skema Konservasi Desa Sugian Skema yang dilakukan dalam melakukan upaya konservasi di Desa Sugian merupakan suatu upaya dalam adaptasi dan mitigasi bencana yang disesuaikan dengan arahan Kabupaten Lombok Timur. Sehingga pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah desa dapat mengembangkan prinsip hutan lestari yang melihat daya dukung lingkungan di sekitar dan potensi wilayah Desa. 1) Arah Penyelamatan Lingkungan • Menyelamatkan dan mempertahankan daerah bantaran sungai dan hulu sungai serta dijadikan hutan lindung. • Mempertahankan kondisi lingkungan eksisting dan tidak boleh dirubah baik tutupan vegetasi hutan maupun bentang alamnya. 68 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

Mengembangkan objek alami dan objek sejarah untuk kawasan wisata, seperti di Wilayah Gili, Pesisir dan lokasi HKm 2) Lokasi Penyelamatan Meningkatkan aksesibilitas masyarakat dalam penyelamatan lingkungan alam dan lingkungan sosial-budaya. Berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam Aturan Adat Desa Sugian (Awiqawiq), masyarakat setuju untuk melestarikan lingkungan alam dan lingkungan budaya sehingga perlu difasilitasi dalam penerapan program pembangunannya. Meningkatkan kreativitas warga dan mengembangkan keswadayaan dalam rangka penyelamatan lingkungan alam dan lingkungan budaya melalui : • Penghijauan pada hulu-hulu sungai dan bantaran sungai. • Mendokumentasikan nilai budaya dan adat Desa Sugian • Mengakses sarana dan prasarana informasi dan jalan-jalan buntu • Pembuatan tangga untuk mempermudah menuju lokasi wisata. • Kawasan pemukiman di tata rapi dan meningkatkan sanitasi lingkungan pemukiman. • Pemeliharaan ternak dibuat kandang dan dipisahkan dari rumah induk.


Upayan perlindungan kumpulan pepohonan/ vegetasi merupakan salah satu upaya untuk memperkecil dampak, maka hal yang perlu dilakukan antara lain : • Penanaman kembali di sepanjang jalan, di area perumahan warga, ruang-ruang terbuka desa • Mempertahankan pohon-pohon/vegetasi hutan alami. • Tidak melakukan penebangan di hutan lindung untuk kepentingan pribadi dan mempertahankan rawa-rawa untuk pengembangan ikan air tawar • Mempertahankan daerah tangkapan air di bagian hulu dan sepanjang aliran sungai yang mengalir di Desa Sugian • Menata potensi wisata alam dan wisata budaya, tanpa merubah kondisi lingkungan atau bentang alamnya. • Melestarikan hutan di sekitar Desa Sugian sebagai wilayah hulu Sungai

5.12 Skema Pengembangan Mitigasi Bencana di Desa Sugian

Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana harus berdasarkan analisis risiko dan upaya sistematis untuk mengurangi risiko ini serta meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana. Kebijakan pengurangan risiko bencana biasanya juga menjaga agar kegiatan pembangunan tidak meningkatkan kerentanan masyarakat. a)  Pemenuhan Hak Masyarakat dalam penanggulangan bencana, baik berupa penimgkatan kapasita, informasi maupun bantuan apabila terkena bencana. b) Masyarakat Menjadi Pelaku Utama. keberhasilan masyarakat dalam mendukung proses pengembangan program pembangunan desa. c) Dilakukan Secara Partisipatoris. mendorong pengakuan atas hak dan ruang bagi setiap warga untuk menyampaikan suaranya dalam proses program. d) Mobilisasi Sumber Daya Lokal. Melalui prinsip pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan sekaligus meningkatkan daya dukung lingkungan terhadap berbagai risiko bencana dengan mengacu pada kebutuhan masyarakat dan hak-haknya. e) Inklusif. Program pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana menggunakan prinsip pelibatan semua pihak, dengan mengakomodasi sumbersumber daya dari berbagai kelompok di dalam maupun di luar desa sebagai bagian dari jaringan sosial komunitas desa yang berdasarkan solidaritas dan kerelawanan. f) Berlandaskan Kemanusiaan. Program akan mendukung peningkatan kemampuan masyarakat dengan mengembangkan sumber daya yang dimiliki masyarakat sendiri.

5.12.1 Skenario Skenario yang dilakukan dalam mengembangkan adaptasi dan mitigasi bencana yang disesuaikan dengan arahan Kabupaten Lombok Timur. Sehingga pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah desa dapat mengembangkan prinsip hutan lestari yang melihat daya dukung lingkungan di sekitar dan potensi wilayah Desa Sugian. Berbasis Pengurangan Risiko Bencana.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

69


g) Keadilan dan Kesetaraan Gender. Keadilan gender merupakan proses yang adil bagi perempuan dan laki-laki secara sosial-budaya. h) Keberpihakan Pada Kelompok Rentan. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain anak-anak, penyandang disabilitas, lanjut usia, perempuan hamil, dan orang sakit. i) Transparansi dan Akuntabilitas. Masyarakat berhak mengetahui proses terjadinya pengambilan keputusan dalam proses pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko bencana, serta mengetahui pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya dalam kerangka program. j) Kemitraan. Program akan mengutamakan kemitraan atau kerjasama antara individu, kelompok atau organisasi-organisasi untuk melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bersama. k) Multi Ancaman. perencanaan aksi dan perencanaan pembangunan juga harus mempertimbangkan penanggulangan dari beberapa ancaman tersebut. l) Otonomi dan Desentralisasi Pemerintahan. Dalam kerangka pengurangan risiko bencana, ada hal-hal tertentu yang cukup ditangani oleh desa dan ada hal-hal yang memang harus ditangani oleh tingkat pemerintahan di atasnya. m) Pemaduan ke Dalam Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di masa sekarang tanpa mengurangi hak generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka. n) Diselenggarakan Secara Lintas Sektor. Sinergi kerja lintas sektor ini juga akan dapat menghindari tumpangtindih program/kegiatan yang dapat berakibat pada inefisiensi pendanaan. 5.12.2 Konsep Upaya pengurangan resiko bencana di Desa Sugian berbasis masyarakat dengan penerapan awiqawiq dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alamnya. Hal ini untuk menyiapkan Desa Sugian Menjadi Desa Yang Tangguh Dalam Menghadapi Bencana. Sehingga pelaksanaan program-program pembangunan desa dapat memadukan dengan aspek penanggulangan bencana yang terjadi di Desa Sugian yang selaras dengan UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

5.12.3 Prinsip Prinsip-prinsip Upaya Pengurangan Resiko Bencana yang menempatkan warga masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana sebagai pelaku utama, sebagai subjek yang berpartisipasi dan bukan objek, akan lebih berkelanjutan dan berdaya guna. Masyarakat yang sudah mencapai tingkat ketangguhan terhadap bencana akan mampu mempertahankan struktur dan fungsi mereka sampai tingkat tertentu bila terkena bencana.

Peta Rawan/Resiko Bencana Desa Sugian

70 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


5.13 Skema Peningkatan Produktiftas Pertanian Desa Sugian 5.13.1 Konsep Dasar Hasil pertanian di Desa Sugian dari berladang cukup tinggi, tingkat permintaan produksi biji mente dan asam di salah satunya serta tanaman pangan seperti padi dan jagung. Namun masyarakat di Desa Sugian sebagian besar masih menjual kepada tengkulak, akses pasar yang berada di Kecamatan Sambelia (pusat Kecamatan) di rasa kurang maksimal oleh masyarakat di Desa Sugian. Model pengembangan system pertanian yang dikembangkan di wilayah Sugian melalui pertanian campuran dalam satu lahan. Dimana pemanfataan lahan yang ada di di wilayah Sugian ialah berupa Pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering, namun pemanfaatan lahan di kawasan hutan mangrove dapat memungkin dengan pencadangan untuk lahan pertanian yang dapat dikelola bersama di dalam kawasan hutan mangrove.

5.13.2 Prinsip Meningkatkan produksi pertanian khususnya untuk komuditi tanaman pangan dalam satu lahan dengan campuran seperti padi, jagung dan tanaman yang bernilai ekonomis tinggi seperti jambu mente dan asam dan memenuhi kebutuhan pangan terutama bagi masyarakat Desa Sugian. Dalam mengembangkan model pertanian campuran yang dapat menjadi suatu dorongan dalam pelaksanaan pertanian

berkelanjutan. Dapat dilakukan dengan optimalisasi lahan kering dan lahan basah maupun kawasan Hutan mangrove untuk pencadangan pengelolaan pertanian yang berada di dalam kawasan hutan mangrove, hal ini dilakukan dengan Mendorong peningkatan ketahanan pangan serta Pengolahan tata air/sumber air.

5.13.3 Skenario

Skenario pengembangan lokasi aktivitas pertanian dan perkebunan melalui : • Mempertahankan area pertanian dan dikembangkan lebih baik dengan peremajaan • Merehabilitasi kavling pertanian ataupun blok Hutan Kemasyarakatan yang rusak dan lingkungan sekitar dengan melakukan penanaman kembali. • Perluasan pertanian padi sawah tanpa merubah kondisi lingkungan yang ada.

Pengelolaan lahan pertanian yang lebih baik atau lebih maju dalam mengelola hasil pertanian. Seluruh wilayah Desa Sugian tidak untuk pengembangan perkebunan yang merusak lingkungan hidup. Mengembangkan tanaman pangan lokal serta penghijauan hutan dengan tanaman lokal. Budidaya tanaman obat di kebun masing-masing. Memanfaatkan hasil hutan non kayu (madu, tanaman obat, berburu dan lainnya). Memperluas kawasan pengelolaan dan pemanfaatan yang berdasarkan awiq-awiq. Mengembangkan lahan pertanian terpadu untuk kolam ikan dan perluasan padi sawah. Budidaya tanaman kayu lokal dan MPTS lokal di lokasi HKm dan lahan/kebun milik. Budidaya tanaman lokal di sekitar kawasan hutan mangrove.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

71


Peta Land Use Pertanian Berkelanjutan Desa Sugian

5.14 Skema Peningkatan Sumber Daya Manusia di Desa Sugian 5.14.1 Konsep Dasar Masyarakat Desa Sugian memiliki keterbatasan dalam kesempatan mendapatkan pendidikan umum yang memadai. Sebagian besar masyarakat hanya mengecap pendidikan Sekolah Dasar dan sederajat meskipun ada sebagian kecil yang dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Meskipun sebagian masyarakat sudah dapat memperoleh pendidikan umum yang layak, kemampuan masyarakat untuk menyerap pendidikan lingkungan hidup masih rendah karena pada kurikulum sekolah pun mata pelajaran tentang pelestarian lingkungan hidup belum ada. Hal ini juga menyebabkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kelestarian lingkungan sangat terbatas, di samping kurangnya kegiatan-kegiatan informal yang memperhatikan tentang lingkungan hidup di masyarakat. 72 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

5.14.2 Prinsip Pengembangan prinsip dalam melakukan peningkatan potensi Sumber Daya Manusia di Desa Sugian dapat didorong melalui nilai-nilai masyarakat setempat dalam memanfaatkan dan mengelola potensi Sumber daya Alamnya untuk turut serta dalam melakukan pelestarian lingkungan di wilayah Desa Sugian. Hal ini dapat dikembangkan bersama melalui: • Meningkatnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pelestarian lingkungan hidup dan sumberdaya alam • Perubahan sikap penduduk dalam memanfaatkan sumberdaya alam. • Memberikan pendidikan yang layak bagi anak usia sekolah • Meningkatkan fungsi sarana pendidikan di setiap dusun • Menjamin pelayanan pendidikan secara tetap oleh tenaga pendidik.


5.14.3 Skenario Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, sikap penduduk yang semakin peduli lingkungan dan anak usia sekolah dapat memperoleh pendidikan lingkungan hidup yang layak melalui: • Mondorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pendidikan formal dan informal • Pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat dalam penigkatan kapasitas kelompok • Mendorong peningkatan kemampuan baca tulis • Memotivasi pengembangan dan pembinaan PKBM serta mendukung pelaksanaan program – programnya

• •

Memberikan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) lewat jalur formal dan non-formal. Pengembangan kurikulum pertanian berkelanjutan dan pengendalian – pelesatarian lingkungan hidup sebagai bahan pembekalan mata ajaran pelestarian sumberdaya alam (hutan mangrove mangrove dan satwa) di sekolah, mengembangkan mata ajaran pengelolaan sumberdaya alam dan mengadakan kunjungan belajar guru-guru (studi banding) ke wilayah lainnya yang sudah sukses Pembangunan pusat informasi di dusun – dusun dan pengadaan perpustakaan kecil

5.15 Skenario Pengembangan Pariwisata Desa Sugian 5.15.1 Konsep Dasar Pengembangan Kawasan Wisata menganut pendekatan ekologi dan konservasi (Ekowisata), Para pelaku dan pakar di bidang ekowisata sepakat untuk menekankan bahwa pola ekowisata harus mampu meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya lokal. Pola tersebut juga harus mampu meningkatkan nilai konservasi dan pendapatan ekonomi masyarakat lokal. Untuk mencapai tujuan tersebut maka adapun aspek kunci ekowisata yang perlu ditekankan sebagai berikut: a. Jumlah pengunjung yang dibatasi atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung lingkungan dan sosial budaya masyarakat. b. Pola wisata ramah lingkungan. c. Pola wisata ramah budaya dan adat setempat. d. Membantu secara langsung perekonomian masyarakat lokal.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

73


5.15.2 Prinsip Ada lima prinsip yang harus dijalankan untuk mengembangkan yaitu: a. Pelestarian Kegiatan Ekowisata tidak menimbulkan kerusakan dan pencemaran lingkungan dan budaya setempat. b. Pendidikan Kegiatan Ekowisata dapat memberikan unsure pendidikan (eduwisata) misalnya memberikan pengetahuan tentang jenis mangrove dan sebagainya. c. Pariwisata Ekowisata harus mengandung unsure kesenangan untuk wisatawan d. d. Ekonomi Ekowisata harus memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat dengan memakai sumber daya local setempat e. Partisipasi Masyarakat Setempat Partisipasi masyarakat akan timbul, ketika alam/ budaya itu memberikan manfaat langsung/tidak langsung bagi masyarakat. Agar bisa memberikan manfaat maka alam/budaya tersebut harus dikelola dengan baik.

5.16 Skema Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekowisata Skema Pengelolaan Wisata menggunakan pola terintegrasi satu pintu yang diatur oleh Pemerintah Desa.

Sedangkan Zona Pemanfaatan yang dapat dikembangkan adalah seluruh wilayah Desa Sugian yang dapat berpotensi dan memiliki nilai jual wisata. Zona strategis pengembangan Wisata meliputi:

74

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

1. Kawasan Konservasi TWP Gili Sulat dan Gili Lawang 2. Kawasan Hutan Lindung Gili Sulat dan Gili Lawang 3. TWA Keramat Suci 4. Dewi Sulang Pekapuran 5. Kawasan Pantai Kope 6. Kawasan Pantai Tekalok 7. Kawasan Agro Sugian Baru 8. Kawasan Terpadu ex-KKLD

5.16.1 Pemanfaatan Perairan Gili Sulat-Lawang Perairan Desa Sugian merupakan Kawasan Konservasi yang sudah di tetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 92 tahun 2018 dengan nomenklatur Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Sulat dan Gili Lawang serta perairan sekitarnya. Kawasan Konservasi dikelola dengan sistem zonasi sehingga penentuan titik titik wisata seperti penyelaman, snorkeling, pemancingan dan lainnya harus disesuaikan dengan zonasi yang ada sehingga menjadi wisata bahari yang berkelanjutan. Selain itu juga, agar tidak menggangu aktifitas lain diperairan seperti aktifitas nelayan. Adapun peta Kawasan Konservasi TWP Gili Sulat dan Gili Lawang yang dikelola dengan sistem zonasi dapat dilihat pada gambar berikut ini.


Ombak yang tenang, mangrove yang lebat dan biota laut yang indah dan beranekaragam membuat perairan Gili Sulat dan Gili Lawang sangat cocok untuk wisata diving, snorkeling, canoing bahkan memancing (fishing). Adapun rencana pengembangan dan titik-titik aktifitas wisata yang sudah dipetakan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Site point kegiatan wisata di perairan sekitar Gili Sulat

Site point kegiatan wisata di perairan sekitar Gili Lawang

Gili Sulat yang luas akan biota mangrove sangat menunjang sebagai area swafoto dan kegiatan penelitian oleh akademisi. Tentunya sarana penunjang seperti tambatan perahu dan trecking kayu yang sudah rusak oleh Gempa 2018 harus dibangun kembali. Adapun rencana pengembangan tracking mangrove di Gili Sulat dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Rencana pengembangan fasilitas wisata di Gili Sulat

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

75


5.16.2 Pemanfaatan Gili Sulat-Lawang Rencana pemanfaatan Gili Lawang sebagai destinasi wisata dibagi menjadi 2 (dua) Zona yaitu Zona I dan Zona II. Sebagai pendukung atau penunjang untuk aktifitas wisata di Gili Lawang maka perlu dibangun jalan setapak, dermaga penyebrangan dan tracking kayu yang menghubungkan point A dan point B sehingga terintegrasi. Adapun gambar konsep pengembangan yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Zona I Pengembangan Wisata Gili Lawang ZONA PENERIMAAN 1. Berugak (sudah ada) 2. Toilet Bersih (sudah ada) 3. Ruang /Bangunan/Papan Informasi Gili Lawang dan Informasi Mangrove 4. Gudang Penyimpanan 5. Sistem Penerangan/Tenaga Surya 6. Gardu Pandang 7. TPS

B. ZONA CAMPING Jalan menuju Zona Camping Ground 2 harus melalui jalan setapak dan menyebrangi hutan mangrove sekitar 250 M dengan kontruksi kayu/beton. Zona Camping yang dapat melihat sunset gunung Rinjani ini lebih favorit daripada Camping Ground I

Sesuai dengan konsep eduwisata dan olahraga Zona II Gili Lawang direncanakan untuk Areal Zoo (Kebun Binatang) yang luasnya 7,28 Ha. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan berjalan kaki atau dengan bersepeda dengan jarak 1,92 Km dari camping Ground I. Sepanjang jalan dapat ditanami tanaman buah /pohon kelapa agar menambah keindahan jalur trekking bersepeda.

ZONA II Pengembangan Gili Lawang 76 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


. 5.16.3 TWA Keramat Suci Salah satu destinasi wisata yang potensial untuk dikembangkan di Desa Sugian adalah TWA Keramat Suci. Taman Wisata Alam (TWA) menurut peraturan Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Sehingga jelas TWA Keramat Suci merupakan kawasan wisata yang harus menjaga kelestarian lingkungan sekitar TWA Keramat Suci. Adapun gambar rencana pengembangan TWA Keramat Suci seperti dibawah ini.

Rencana Pengembangan Destinasi Wisata TWA Keramat Suci ZONA A. Gapura Wisata Gapura Wisata dibuat seunik mungkin sesuai dengan budaya dan adat setempat seperti gapura Lumbung Padi sasak, dilengkapi dengan taman kecil dan aksesori plank dan informasi yang menarik sehingga menarik perhatian calon wisatawan.

ZONA D. Fasilitas Parkir Fasilitas parkir adalah suatu area terbuka atau tertutup yang memiliki fungsi utama sebagai tempat memberhentikan dan menyimpan kendaraan, baik bermotor maupun tidak bermotor, dalam waktu tertentu dan rutin.

ZONA B. Ticketing & Pengolahan Pangan Pengembangan potensi Zona Ticketing dirancang dengan dekat dengan gedung Pengolahan Pangan dalam hal ini Kelompok Wanita Tani (KWT) Bangkit Bersama yang memproduksi hasil olahan bahan local yang dpat dijadikan oleh oleh. Sistem Ticketing dapat menggunakan manual dan elektronik dengan system yang dirancang secara terpadu oleh pengelola Desa.

ZONA E. Zona Komersil Zona Komersil ini terdiri dari beberapa sub-zona antara lain: Zona Camping Ground Zona Beachfront Zona Culinary & Shop

ZONA C. Tambak Rakyat Tambak Rakyat seluas 4 Ha yang dimiliki dan dikelola langsung oleh masyarakat setempat perlu ditata dan dikelola dengan manajemen kelompok yang bertujuan untuk menunjang objek wisata TWA Keramat Suci. Tambak Rakyat dapat dijadikan atraksi wisata seperti eduwisata pengenalan cara pembubidayaan ikan khususnya udang.

ZONA F. Wisata Religi Zona Wisata Religi Makam Keramat Suci mempunyai pengunjung tersendiri (Peziarah) yang sudah lama seringkali datang ke TWA Keramat Suci, banyak ritual yang unik yang dapat dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi obyek Wisata budaya dan religi ZONA G. Hutan Mangrove Keberadaan mangrove di TWA Keramat Suci menambah nilai tersendiri yaitu wisata Edukasi, perlu Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

77


dibangun trekking yang dapat digunakan sebagai jalur eduwisata dan swafoto pengunjung. ZONA H. Tracking To Glamping Adalah Zona Glamping/Homestay terapung yang ada di sebelah timur kawasan dilengkapi dengan fasilitas fasilitas sebagai berikut : 1. Glamping 2. Café Terapung ZONA I. Wahana Air Berbagai permainan air alami disuguhkan di zona ini seperti canoing, bebekan, banana boat, traditional boat, dan lain lain.

5.16.4 Kawasan Pantai KOPE (Koko Pedeq) Pantai Kope (Kokok Pedek) mempunyai garis pantai yang lebar dan panjang cocok untuk wisata refreshing/piknik, akses jalan yang sudah bagus dan lancar. Adapun rencana pengembangan wisata di pantai Kope adalah sebagai berikut.

Dalam pengembangan destinasi yang ada terdapat beberapa fasilitas sarana dan prasarana yang perlu di bangun dan dikembangkan antara lain: 1. Parkiran Parkiran mobil dan sepeda motor dipisah,

78 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

parkir motor menggunakan areal sebelah kanan dan parkir mobil bekerjasama dengan warga yang mempunyai lahan luas disamping kiri. 2. Homestay


Homestay diatur diluar zona komersil agar tamu yang menginap merasa nyaman, konsep yang diterapkan adalah menggunakan rumah warga yang sengaja dibuat untuk homestay. 3. Taman Landmark Pantai Taman landmark yang menggambarkan pantai kokok Pedek 4. Main Stage/Hiburan Panggung Hiburan acara seperti festival Gili Sulang dan sebagainya. 5. Pos Pengawasan Pos Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas) Kelautan ditempatkan di sudut kanan Kawasan dapat dijadikan sebagai pusat informasi. 6. Camping Ground Lokasi camping Ground sekitar 6 Are di sebelah Timur, maksudnya agar lokasi camping ground jauh dari pemukiman. 7. Lapak Lapak dapat berupa Container atau Warung kayu yang didesain secara tradisional 8. Sport Area Olahraga seperti Volly pantai, sepakbola pantai dan lain- lain.

9.

Parkir Sampan Nelayan Areal sampan nelayan yang tertata rapi akan menunjang serta memberikan kesan yang aman, nyaman dan asri kepada wisatawan. Karena kondisi saat ini, sampan nelayan masih ditambat secara bebas dan tidak tertata.

Dermaga Penyebrangan Dermaga penyebrangan digunakan sebagai fasilitas dalam menunjang kegiatan wisata untuk tujuan penyebrangan ke Gili Sulat dan Gili Lawang sehingga dapat menjamin dan memberikan kenyamanan kepada wisatawan yang berkunjung . Selain itu juga, derrmaga bisa menjadi site photo dengan view pantai dan Gili.

5.16.5 Kawasan Pantai Dewi Sulang Pekapuran Dusun Pekapuran merupakan salah satu dusun pesisir di Desa Sugian yang memiliki potensi wisata perairan yang potensial untuk dikembangkan. Dusun Pekapuran memiliki sebuah dermaga penyebrangan untuk mendukung kegiatan perikanan dan wisata. Dermaga digunakan untuk penyebrangan ke Gili Sulat dan Gili Lawang yang merupakan salah satu objek wisata yang menyuguhkan lebatnya ekosistem mangrove dengan berbagai macam biota didalamnya.

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

79


6

BAB 6

Rekomendasi

PROGRAM

80 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


Lampiran Indikasi Program Tata Ruang – Perencanaan Desa Sugian Dalam pelaksanaan program pembangunan desa Sugian yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Desa ataupun Perencanaan Desa, terdapat beberapa indikasi pengembangan program dalam kurun waktu hingga 25 tahun kedepan. Adapun indikasi program yang terkait sebagai pengembangan tematik, hal ini untuk menggambarkan tujuan yang diinginkan dalam awal pembuatan suatu peta sebagai bagian dari arahan pelaksanaan pembangunan. Adapun analisa tematik yang dilakukan dalam pembangunan Desa Sugian tersebut diantaranya:

1. Tema / Isu: Potensi Sumber Daya Alam, bertujuan untuk melihat potensi sumber daya alam yang terdapat di dalam desa dalam mendukung pembangunan desa selama 25 tahun kedepan Fakta/Potensi Pertanian

Masalah Solusi Nilai jual yang tidak Kerjasama pemerintah stabil dan petani untukmenstabilkan nilai jual produksi yang ada di petani Obata-obatan dan Kerjasama pemerintah pupuk masih langka dalam pengadaan pupuk dan obat2an untuk kebutuhan petani Kurangnya Mengadakan sosialisasi pengetahuan petani untuk penyuluhan tentang pertanian tentang pertanian unggul

Rencana Kerjasama pemerintah dan petani untuk memasarkan hasil produksi petani Membangun koperasi petani untuk pengadaan obat2an dan pupuk Mendatangkan ahli pertanian untuk memberikan pengetahuan tentang pertanian Nelayan/perikanan Kurangnya alat Pengadaan alat tangkap Kerjasama dengan tangkap dinas kelautan dan perikanan untuk pengadaan alat tangkap Mengadakan sosialisasi Memberikan Kurangnya dan pelatihan terhadap pengetahuan pengetahuan terhadap nelayan dari nelayan tentang nelayan para ahli penangkapan ikan

yang efektif dan berkelanjutan Nilai jual yang tidak Tetap memantau harga Membangun Tempat jual di pasar Pelelangan Ikan (TPI) stabil

Pariwisata Peternakan

Mengolah hasil tangkapan nelayan agar mempunyai nilai jual tinggi Membangun fasilitas Pengembangan wisata yang belum ada fasilitas wisata yang

Kerjasama dengan Poklahsar dan KWT untuk pengolahan hasil tangkap nelayan Membuat MCK dan tempat istirahat pengunjung

belum maksimal Langkanya makanan Pembuatan pakan alami Mengadakan untuk ternak yang pelatihan tentang untuk ternak mampu bertahan lama

pembuatan ternak alami

pakan

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

81


Perkebunan

Pembuatan koperasi untuk pengadaan obat2an hasil Kerjasama dengan Nilai jual yang tidak Mengolah perkebunan agar KWT untuk stabil mempunyai nilai jual pengolahan hasil tinggi kebundari masyarakat agar mempunyai nilai jual tinggi

Gagal panen

Pengadaan obat2an

2. Tema / Isu: Pertanian Berkelanjutan, bertujuan untuk melihat potensi pengembangan pertanian berkelanjutan di desa dalam menjaga ketahanan pangan sebagai penunjang perekonomian desa Fakta/Potensi

Tanaman pangan

Tanaman hortikultura

Masalah

Gagal panen karena hama dan air Harga yang tidak stabil

Solusi

Pengadaan obat2an untuk menangani penyakit yang ada di tanaman Pembuatan irigasi untuk tanaman yang ada di lahan pertanian Stop barang impor

Mengolah hasil tanaman melalui KWT dan BUMDes

Rencana

Pengadaan untuk obat2an

koperasi

Pembuatan irigasi untuk saluran air ke lahan pertanian Mengolah hasil tanaman yang ada di petani agar nilai jual tinggi

3. Tema / Isu: Sumber Daya Air dan Irigasi, bertujuan untuk melihat potensi sumber daya air dan irigasi desa sebagai penunjang system pertanian berkelanjutan dan kelayakan masyarakat akan akses sumber air di desa. Fakta/Potensi

Masalah

Mata air Treng Kurangnya debit air bukit

Solusi

Rencana

Pembuatan sumur gali Pengusulan sumur / sumur bor bor untuk dijadikan sebagai sumber air bersih sebagai kebutuhan air minum dan kebutuhan lahan pertanian Pipanisasi yang rusak Mengganti dan memperbaiki saluaran pipa yang rusak

4. Tema / Isu: Rawan Bencana, bertujuan untuk melihat potensi kerawanan bencana yang terdapat di desa sebagai bagian dalam melakukan adaptasi dan mitigasi masyarakat desa terhadap tingkat kerawanan yang terdapat di dalam desa sebagai rambu-rambu dalam melaksanakan pembangunan desa. Fakta/Potensi

Banjir

Masalah

Factor alam

Illegal logging

82

Solusi

Penumpukan sampah Pembuatan bak sampah Dangkalnya sungai Normalisasi Mitigasi

Penanaman / reboisasi

Rencana

Sosialisasi tentang kebersihan dan kelestarian lingkungan

5. Tema / Isu: Nilai Konservasi Tinggi, bertujuan untuk mempertahankan fungsifungsi ekologis khusus ataupun ciri khas lainnya bagi masyarakat di desa dalam melakukan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dan sendi sosial-budaya Masterplan Tata Ruang Desamelakukan Sugian masyarakat dalam pembangunan desa untuk menjaga daya tampung-daya dukung dan kualitas lingkungan dan kondisi alamnya.


Factor alam

Mitigasi

Illegal logging

Penanaman / reboisasi

4.5. Tema Isu:Nilai Rawan Bencana, bertujuan untuk potensi fungsikerawanan Tema // Isu: Konservasi Tinggi, bertujuan untukmelihat mempertahankan bencana yang terdapat desa sebagai bagian dalam melakukan adaptasi mitigasi fungsi ekologis khususdiataupun ciri khas lainnya bagi masyarakat di desadan dalam masyarakat terhadapterhadap tingkat keanekaragaman kerawanan yanghayati terdapat di dalam desa sebagai melakukan desa perlindungan dan sendi sosial-budaya rambu-rambu dalammelakukan melaksanakan pembangunan desa. menjaga daya tampung-daya masyarakat dalam pembangunan desa untuk dukung dan kualitas lingkungan dan kondisi alamnya. Fakta/Potensi Masalah Solusi

Rencana

Masalah Pembuatan bak BanjirFakta/PotensiPenumpukan sampah

Solusi /Sosialisasi Rencana tentang

Makam Keramat

Jalan rusak Perbaikan jalan sampah kebersihan dan Belum ada sarana pendukung Meningkatkan sarana dan kelestarian Dangkalnya sungai Normalisasi prasarana lingkungan Dibuatkan fasilitas pendukung FactorPenataan alam yang belum Mitigasi maksimal IllegalBelum logging Penanaman Pembuatan / ada dokumentasi pendokumentasianreboisasi tentang makam keramat Pengelolaan yang belum Pembuatan pengurus Tema / Isu: Nilaiterorganisir Konservasi Tinggi, bertujuan untuk mempertahankan fungsi-

5. fungsi ekologis khusus ataupun ciri khas lainnya bagi masyarakat di desa dalam melakukan perlindungan terhadap keanekaragaman hayati dan sendi sosial-budaya masyarakat dalam melakukan pembangunan desa untuk menjaga daya tampung-daya dukung dan kualitas lingkungan dan kondisi alamnya. Fakta/Potensi

No

1 A. 1. 2.

3. 4.

Makam Keramat

Nama Program

Masalah

Solusi / Rencana

Jalan rusak BERDASARKAN POTENSI JANGKA Perbaikan jalan INDIKASI PROGRAM PANJANG Belum ada sarana pendukung Sasaran

2021-

2027-

Penataan yang belum 2026 2032 2 4 5 maksimal 3 PERTANIAN Belum ada Mapping Awal lokus pengembangan Potensi 9 Dusun pendokumentasian Pertanian Terpadu Pengelolaan yang belum Pelatihan dan Bimbingan Kelompok Tani Poktan terorganisir Pembinaan Peningkatan Kualitas Produksi

Petani tembakau

Tembakau, dan cabe

& cabe

Pembangunan Pembibitan/Pembenihan Pertanian

Meningkatkan sarana dan Instansi Pelaksana Sumber Dana prasarana 2039- 2045Dibuatkan fasilitas pendukung 2044 2050

Rencana Pelaksanaan 20332038

6

7

8

9

Pembuatan dokumentasi Dinas Pertanian, tentang makam keramat Pemdes PembuatanDinas pengurus Pertanian, Pemdes

Dinas Pertanian, Pemdes Dinas Pertanian,

dan Perkebunan

Pemdes

5.

Pengembangan Pertanian pada lahan kering

Petani ladang

6.

Promosi atas hasil produksi pertanian Desa

Petani, Bumdes

7.

Penyediaan sarana produksi pertanian

Poktan

8.

Pembangunan Teknologi Pertanian untuk Pupuk

Bumdes

Dinas Pertanian, Pemdes Dinas Pertanian, Bumdes Dinas Pertanian, Pemdes

Organik

Dinas Pertanian, Bumdes

9.

Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur Pertanian

Petani

Dinas PU, Pemdes

10.

Penyusunan data dan Informasi Pertanian

Petani

BPS, Pemdes

11.

Pembentukan Kemitraan Petani dan Bumdes

Petani, Bumdes

Bumdes

10

APBN, APBD, Dana Desa APBN, APBD, Dana Desa APBN, APBD, Dana Desa APBN, APBD, Dana Desa APBN, APBD, Dana Desa APBN, APBD, Dana Desa APBN, APBD, Dana Desa APBN, APBD, Dana Desa APBN, APBD, Dana Desa APBN, APBD, Dana Desa Dana Desa

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

83


No

Nama Program

1 12.

Sasaran

2 Pembangunan dan Penyediaan Pengolahan

3

Rencana Pelaksanaan

Instansi Pelaksana

2021-

2027-

2033-

2039-

2045-

2026

2032

2038

2044

2050

4

5

6

7

8

Poktan

Produksi Pertanian 13.

Pembangunan Kandang Kolektif

9

Sumber Dana

10

Dinas Pertanian,

APBN, APBD,

Pemdes

Dana Desa

Sugian baru,

Dinas Pertanian,

sugian barat,

Pemdes

APBN, APBD, Dana Desa

dasan baru 14.

Pembanguan Land Penjemuran

poktan

Dinas Pertanian, Pemdes

15.

Pembangunan sumur bor

16.

Pembangunan balai balai pertemuan petani

17.

Bantuan ternak

18.

Pembangunan pabrik saos

Sugian baru

APBN, APBD, Dana Desa

Dasan baru,

Dinas Pertanian,

kokok pedek

Pemdes

Kokok pedek,

Dinas Pertanian,

sugian baru

Pemdes

Peternak

Dinas Pertanian,

APBN, APBD, Dana Desa APBN, APBD, Dana Desa

Pemdes

APBN, APBD, Dana Desa

Pemdes, swasta

APBN, APBD, Dana Desa, swasta

B.

KEHUTANAN

1.

Melaksanakan penghijauan di wilayah HKm,

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

pinggiran pantai dan di pinggiran sungai

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

Dana Desa

Mengadakan/membuat bibit mangrove dan kayu

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

APBN, APBD,

2.

APBN, APBD,

hutan

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

Dana Desa

3.

Penanaman kayu untuk pakan ternak (lamtoro dsb)

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

APBN, APBD,

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

4.

Membuat satuan penjaga hutan, membuat pos

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

No

Nama Program

1

Sasaran

2 pengawasan, melakukan patroli hutan oleh Polhut,

3

Rencana Pelaksanaan

Instansi Pelaksana

2021-

2027-

2033-

2039-

2045-

2026

2032

2038

2044

2050

4

5

6

7

8

9

APBN, APBD,

Sumber Dana

10

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

Dana Desa

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

APBN, APBD,

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

Dana Desa

Mendata jenis flora dan fauna khas hutan desa serta

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

APBN, APBD,

PPL, Kades dan Toga Toma 5. 6.

Membuat batas hutan dan rambu rambu hutan

hasil hutan

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

Dana Desa

7.

Mempublikasikan informasi hutan secara menarik

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

APBN, APBD,

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

Dana Desa

8.

Pembuatan jalur transportasi (jalur inspeksi dan

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

APBN, APBD,

trekking)

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

Memperbanyak pos pengawasan

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

Dana Desa

Dinas LH, KPH Rintim,

APBN, APBD,

9. 10.

Pembentukan Kelompok Hutan Petani Mete

APBN, APBD, APBN, APBD,

11.

Pelatihan managerial kelembagaan Petani Hutan

KTH

12.

Pengembangan Madu Trigona

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

Dana Desa

KWT

Dinas LH, KPH Rintim,

APBN, APBD,

Pemdes, Masyarakat

13.

Pengembangan hasil hutan bukan kayu untuk olahan pangan

14.

Mengedepankan bumdes sebagai mitra utama

Bumdes

petani hutan 15.

Promosi dan pemasaran hasil hutan bukan kayu

84 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

KWT

APBN, APBD,

Pemdes, Masyarakat

Dana Desa

Dinas LH, KPH Rintim,

APBN, APBD,

Pemdes, Masyarakat

Dana Desa

Dinas LH, KPH Rintim,

APBN, APBD,

Pemdes, Masyarakat

Dana Desa


No

Nama Program

1 16.

Sasaran

2 Pembangunan Balai pertemuan Petani Hutan

3

Rencana Pelaksanaan

Instansi Pelaksana

2021-

2027-

2033-

2039-

2045-

2026

2032

2038

2044

2050

4

5

6

7

8

KTH

9 Dinas LH, KPH Rintim,

Sumber Dana

10 APBN, APBD,

Pemdes, Masyarakat 17. 18. 19.

Pembangunan sumur bor di wilayah hutan Pembangunan Bronjong sungai wilayah hutan Kelengkapan sarana pengendali kebakaran hutan

C.

PERIKANAN

1.

Pendataan Biota perikanan darat dan perikanan laut

2.

Pelatihan kelembagaan kelompok perikanan

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

Hutan kemitraan

Dinas LH, KPH Rintim,

dan HKm

Pemdes, Masyarakat

APBN, APBD, APBN, APBD, APBN, APBD

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

Dana Desa Kelompok Nelayan dan

Dana Desa

tambak 3.

Pelatihan keterampilan kelompok perikanan

Kelompok

Pemdes, Diskelkan

Nelayan dan

APBN, APBD, Dana Desa

tambak 4.

Penyusunan database perikanan (sensus perikanan)

5.

Pembentukan dan pengembangan Koperasi

Kelompok

Perikanan

Nelayan dan

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

Dana Desa Dana Desa

tambak 6.

Pemenuhan Rantai dingin (pabrik es, freezer & cold

Ex Ice flag

Pemdes, Diskelkan

box)

No

APBN, APBD, Dana Desa

Nama Program

1

Sasaran

2

3

Rencana Pelaksanaan

Instansi Pelaksana

2021-

2027-

2033-

2039-

2045-

2026

2032

2038

2044

2050

4

5

6

7

8

Sumber Dana

9

10

7.

Pembangunan gerai nelayan

Kokok Pedek

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

8.

Pembangunan dermaga

Kokok Pedek

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

9.

Pembangunan Keramba jaring apung

Kokok Pedek

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

10.

Pembangunan tanggul penahan ombak

Tekalok

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

11.

Pembangunan talud sepanjang pantai

Tekalok-

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

12.

Penguatan Lembaga Pokmaswas

Pokmaswas

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

13.

Rehabilitasi terumbu karang

Tekalok-kokok

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

14.

Penggalakan Gemarikan

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

15.

Pembangunan Unit pengolahan ikan

Pekapuran

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

16.

Pembangunan Land Penjemuran ikan teri

Pekapuran

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

17.

Pembangunan gudang produksi poklahsar

Tekalok

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

18.

Rehab (penambahan volume panjang) dermaga

Pekapuran

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

Dana Desa Dana Desa Dana Desa Dana Desa pekapuran

Dana Desa Dana Desa

pedek Masyarakat

Dana Desa

Sugian

Dana Desa Dana Desa Dana Desa Dana Desa

pekapuran

Dana Desa

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

85


No

Nama Program

1 19.

Sasaran

2 Pembangunan dan pengembangan armada alat

3

Rencana Pelaksanaan

Instansi Pelaksana

2021-

2027-

2033-

2039-

2045-

2026

2032

2038

2044

2050

4

5

6

7

8

Nelayan

Sumber Dana

9

10

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

tangkap nelayan

Dana Desa

20.

Pembangunan sarana pembenihan ikan

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

21.

Pembentukan standar peraturan yang melibatkan

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

Pemdes, Diskelkan

APBN, APBD,

Dana Desa masyarakat 22.

Dana Desa

Pengembangan kampong nelayan maju tekalok

Tekalok

Dana Desa D.

POTENSI PARIWISATA

1.

Pembangunan Gapura Wisata dan Batas Desa

Sugian Lauk

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

2.

Pembangunan Green zone

Sugian Lauk

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

3.

Pembangunan Rest Area

Sugian Lauk

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

4.

Pembangunan Tourist Information Centre

Sugian Lauk

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

5.

Pembangunan Tugu Desa

Sugian Lauk

Pemdes

6.

Pembangunan Lapangan/alun alun budaya

Sugian Lauk

Pemdes

7.

Pembangunan Kampung Eco green

Sugian lauk,

Pemdes

KAWASAN KOTA DESA Dana Desa Dana Desa Dana Desa Dana Desa

sugian barat 8.

Pembangunan Gedung Galeri Kesenian

Sugian Barat

Dispar, Pemdes

APBN, APBD, Dana Desa

No

Nama Program

1

Sasaran

2

3

Rencana Pelaksanaan 2021-

2027-

2033-

2039-

2045-

2026

2032

2038

2044

2050

4

5

6

7

8

Instansi Pelaksana

Sumber Dana

9

10

KAWASAN WISATA AGRO SUGIAN BARU 1..

Sosialisasi wisata agro kepada petani

Sugian Baru

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

2.

Pembentukan pengelola wisata agro

Sugian Baru

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

3.

Sketsa dan desain kawasan

Sugian Baru

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

4.

Pembangunan Spot selfie agro

Sugian Baru

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

5.

Penataan Kawasan kampong agro

Sugian Baru

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

6.

Penataan Treking Sepeda santai

Sugian Baru

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

7.

Pembangunan Gapura wisata agro

Sugian Baru

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

Dana Desa Dana Desa Dana Desa Dana Desa Dana Desa Dana Desa Dana Desa KAWASAN KAMPUNG NELAYAN TEKALOK 1.

Gapura Batas Desa

Tekalok

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

2.

Hotel

Tekalok

swasta

3.

Penataan kawasan pantai tekalok

Tekalok

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

4.

Sosialisasi kepada masyarakat kampong nelayan

Tekalok

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

5.

Penataan kawasan kampung nelayan

RT 1 Tekalok

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

Dana Desa

Dana Desa Dana Desa

86 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


No

Nama Program

1

Sasaran

2

3

Rencana Pelaksanaan

Instansi Pelaksana

2021-

2027-

2033-

2039-

2045-

2026

2032

2038

2044

2050

4

5

6

7

8

9

Sumber Dana

10 Dana Desa

KAWASAN KKLD SUGIAN 1.

Pembangunan Homestay Exs KKLD

Ex KKLD

2.

Pembangunan wisata kolam pemancingan rakyat

Tambak Rakyat

Dispar

APBN, APBD,

Dispar, Pemdes

APBN, APBD, Dana Desa

KAWASAN TWA KERAMAT SUCI 1.

Penataan Areal Makam Keramat

TWA Keramat

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

Dinas PU, Pemdes

APBN, APBD,

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

Suci 2.

Pembangunan jalan wisata

3.

Pengembangan Treking mangrove

4.

Perpipaan air bersih

5.

Pembangunan parkir dan pos ticket

6.

Pembangunan lesehan terapung

Dana Desa

TWA Keramat Suci

Dana Desa

TWA Keramat Suci

Dana Desa

TWA Keramat Suci

Dana Desa

TWA Keramat Suci

Dana Desa

TWA Keramat Suci

Dana Desa

KAWASAN WISATA PANTAI KOKOK PEDEK 1.

Penataan kawasan kampong kokok pedek

Pantai kokok

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

Instansi Pelaksana

Sumber Dana

9

10

Dispar, Pemdes

APBN, APBD,

Dinas kelkan, Pemdes

APBN, APBD,

Dispora

APBN, APBD,

pedek 2.

Landmark pantai kokok pedek

3.

Penataan parkiran sampan/perahu nelayan

Dana Desa

Pantai kokok pedek

No

Nama Program

Dana Desa

Pantai kokok

Sasaran

Rencana Pelaksanaan 2021- 2027- 2033- 2039- 2045-

1

2

4.

Penataan lapak pedagang

5.

Pembangunan gerai nelayan kakap merah

6.

Pembangunan areal olahraga pantai

3

2026

2032

2038

2044

2050

4

5

6

7

8

pedek Pantai kokok

Dana Desa

pedek Pantai kokok

Dana Desa

pedek

Dana Desa Dana Desa

KAWASAN GILI LAWANG & SULAT 1.

Tambatan perahu (dermaga) gili lawang

Gili lawang

Dinas Kelkan

APBN, APBD

2.

Penataan camping ground gili lawang

Gili lawang

Dispar

APBN, APBD

3.

Renovasi trekking mangrove gili sulat

Gili sulat

DLH, KPH Rintim

APBN, APBD

4.

Identifikasi nama mangrove

Dua Gili

DLH, KPH Rintim

APBN, APBD

5.

Pembangunan Treking kayu di gili lawang

Gili lawang

DLH, KPH Rintim

APBN, APBD

6.

Penataan trecking sepeda gili lawang

Gili lawang

DLH, KPH Rintim

APBN, APBD

Dispar, Pemdes

APBD, Dana

PROMOSI 1.

Penyelenggaraan Festival gili sulang

Desa 2.

Penyelenggaraan event-event wisata tahunan

Pokdarwis

Dana Desa

3.

Media ofline dan online

Pokdarwis

Dana Desa

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

87


Lampiran

88 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


Lampiran 1. SK Tim Pokja Penyusun Masterplan

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

89


Lampiran 2.

Dokumentasi Kegiatan FGD Tingkat Dusun (9 Dusun) W

90 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


Lampiran 3.

Sketsa Peta Hasil FGD Tingkat Dusun

Dusun Sugian Lauk

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

91


W

Dusun Sugian Barat

92 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


Dusun Sugian Baru

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

93


W

Kokok Pedek Timur

94 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


Sugian Induk

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

95


W

Pantai Kokok Pedek dan Sekitarnya

96 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


Dusun Dasan Baru + Kokok Pedek

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

97


W

Dusun Pekapuran

Dusun Tekalok

98 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


Lampiran 4.

Dokumentasi Pertemuan Tim Pokja

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

99


Lampiran 5.

Dokumentasi Konsultasi Publik Tingkat Desa

100 Masterplan Tata Ruang Desa Sugian


Lampiran 6.

Dokumentasi Konsultasi Publik Tingkat Kabupaten

Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

101


Terima kasih. Masterplan Tata Ruang Desa Sugian

Editor Muarrifan (IvanDochy) Contact Person 087759894546 Sosial Media Instagram : Ivandochy_ Facebook : Heyvan



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.