EDISI HARIAN Rabu, 10 Oktober 2018
S
etidaknya 29 negara sudah menawarkan bantuan kemanusiaan, namun pemerintah Indonesia menolak bantuan medis dari negara sahabat. Mengapa demikian? Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho sebelumnya “Kita lebih mengungkapkan memfokuskan enam kebutuhan bantuan untuk bantuan asing untuk rehabilitasi menanggulangi Di dan rekonstruksi,” bencana. antaranya, kata Jusuf Kalla t r a n s p o r t a s i di Kantor Wakil udara, tenda, alat Presiden, Jakarta, pengolahan air, generator, field Selasa (03/10). hospital (rumah sakit lapangan), dan fogging.Namun kini, kebutuhan rumah sakit lapangan, tenaga medis dan fogging, tidak lagi menjadi prioritas. Bantuan internasional difokuskan pada transportasi, pengelahan air (water treatment), genset untuk kebutuhan listrik, dan tenda. “Beberapa negara yang menawarkan tim SAR dan tenaga medis sudah diputus untuk tidak difasilitasi. Jadi mereka menawarkan tenaga-tenaga SAR untuk mencari korban, tapi tidak sesuai dengan kebutuhan pemerintah Indonesia. Sehingga, tidak difasilitasi,” ujar Sutopo dalam konferensi pers yang digelar Rabu (03/10). Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan bantuan luar negeri untuk bencana di Sulteng akan difokuskan dalam dua hal, yakni rehabilitasi dan rekonstruksi, sama seperti yang dilakukan saat penanganan bencana tsunami di Aceh pada 2004 lalu. Untuk bantuan asing yang bersifat tanggap darurat, Kalla mengatakan pemerintah Indonesia masih menerimanya selama itu memenuhi kebutuhan.
Eceran Rp. 3.000,-
Prajurit TNI memasukan logistik kedalam pesawat untuk tugas misi kemanusian gempa Palu, Sulawesi Tengah di Base Ops Pangkalan Udara Militer Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (29/09).
Gempa Dan Tsunami Palu:
Bantuan Internasional Berdatangan, Tapi Mengapa Bantuan Medis Tak Difasilitasi? Apa saja yang dibutuhkan? Sutopo dari BNPB mengungkapkan, hingga kini sudah ada 29 negara dan empat badan kemanusiaan yang menawarkan bantuan, namun hanya 17 negara yang sesuai dengan kebutuhanpemerintah Indonesia yang sudah ditetapkan. “Kita pilah apa yang ditawarkan oleh mereka, tetap dalam hal ini enam kebutuhan utama, dalam hal ini transportasi udara, pesawat dalam hal ini, water treatment, genset, rumah sakit lapangan, tenaga medis dan fogging,” kata Sutopo. “Dari 29 negara yang disortir tadi, hanya 17 yang menawarkan sesuai kebutuhan kita,” imbuhnya. Negara-negara itu antara lain AS, Perancis, Ceko, Swiss, Norwegia, Hungaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Korea Selatan, Arab Saudi, Qatar, Selandia Baru, Singapura, Thailand, Jepang, India, dan Cina.
Tujuh pesawat hercules dari empat negara sahabat
Lebih jauh dia mengungkapkan, empat negara sudah menawarkan bantuan pesawat angkut Hercules C-130 untuk mengangkut bantuan kemanusiaan, yakni dua pesawat dari Singapura, satu pesawat dari Korea Selatan dan satu pesawat dari pemerintah Inggris. Adapun Jepang selain menawarkan bantuan pesawat Hercules C-130, negara itu pula menawarkan helicopter MI-17.
“Kita juga mengingat kapasitas bandara untuk menampung pesawat besar Hercules tadi hanya tujuh, jadi saat ini dirasa cukup,” kata Sutopo. Dua pesawat Hercules C-130 yang membawa bantuan kemanusiaan dari Singapura sudah terparkir di hangar C Bandara Haji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur. Dua pesawat yang mengangkut bantuan kemanusiaan ini dijadwalkan akan bertolak ke Bandara Mutiara Sis-Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, pada Rabu (03/10) siang. Dua pesawat Hercules dari Singapura sudah tiba pada Selasa (02/10) petang di Balikpapan, namun jadwal keberangkatan masih menunggu antri jalur transportasi udara mengingat landasan pacu apron di Bandara Palu terbatas.
Balikpapan sebagai pintu masuk bantuan internasional Sutopo mengungkapkan, Balikpapan akan dijadikan entry point (pintu masuk) bagi pesawat yang membawa bantuan internasional. “Dukungan keimigrasian juga telah disiapkan,” cetusnya. Petugas BNPB dan Kementerian Luar Negeri pula akan ditempatkan untuk memfasilitasi bantuan internasional dan posko secara berkala memberikan laporan secara berkala kepada Menkopolhukam yang ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai koordinator satgas tanggap darurat bencana Sulawesi Tengah.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengungkapkan dengan kondisi terkini Bandara Mutiara Sis-Al Jufri di Palu, pesawat Hercules C-130 memang ideal karena bobotnya berat dan bisa mendarat dan lepas landas di landasan pacu yang pendek. Bandara Mutiara Sis-Al Jufri sejatinya memiliki landasan pacu sepanjang 2.500 meter, namun hanya 2.000 meter yang bisa digunakan lantaran sisanya rusak akibat gempa. “Hanya pesawat angkut berat jenis itu lah yang bisa mendarat karena runway yang sepanjang 2.500 meter, sekitar 200 meter di ujung cracked, sehingga yang bisa efektif dipakai hanya 2.000 meter. Dan pesawat C-130 lah yang sangat mampu untuk bisa melakukan short landing dan short take off,” jelas Wiranto dalam konferensi pers Selasa (02/10). Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama Novyan Samyoga, kedatangan bantuan internasional dipusatkan di bandara Balikpapan, mengingat bandara Mutiara Aljufri, palu yang tidak memungkinkan menampung pesawat bantuan berukuran besar. Bantuan internasional yang tiba di Balikpapan, akan diangkut menggunakan pesawat TNI AU yang ukurannya lebih kecil. Setidaknya, bantuan yang sudah tiba berupa makanan, kebutuhan pokok dan perlengkapan pengungsian. “Memang diarahkan bantuan yang sangat dibutuhkan, seperti makanan dan sebagaimana dan tentunya peralatan. Namun untuk medik tidak karena kaitannya nanti dengan regulasi dan sebagainya.
Namun yang lebih penting saat ini adalah logistic dan peralatan,” papar Sementara, bantuan dalam bentuk uang akan diberikan langsung kepada pemerintah Indonesia yang diwakili oleh BNPB, disesuaikan dengan peraturan yang berlaku. Menurut rilis BNPB, Korea Selatan akan menyumbang senilai US$1 juta, Cina melalui Palang Merah Cina akan menyumbang sebesar US$200 juta, dan AHA center akan mengirimkan Tim ERAT ke Palu. Adapun Uni Eropa telah menggelontorkan bantuan kemanusiaan darurat senilai 1,5 juta euro atau Rp25 miliar. Komisaris untuk Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Krisis Uni Eropa, Christos Stylianides mengatakan bantuan ini diberikan sebagai aksi solidaritas Uni Eropa terhadap korban bencana. “Kami bertindak cepat untuk menyalurkan bantuan darurat kepada mereka yang paling terkena dampak di Indonesia. Bantuan kami akan membantu yang paling rentan dan membantu menyediakan pasokan penting seperti makanan, tempat tinggal, air dan sanitasi serta persediaan medis,” ujar Sytlianides dalam keterangan tertulisnya. Selain itu, Uni Eropa juga mengirim seorang ahli kemanusiaan ke daerah tersebut untuk membantu mengoordinasikan upaya bantuan Uni Eropa dan telah mengaktifkan layanan pemetaan satelit Copernicus darurat Uni Eropa.
JOGJA TERKINI
HAL 2
Inilah Calon Presiden dan Wakil Presiden Pilpres 2019
TRIBUNJOGJA.COM / Bramasto Adhy
Terasa Panas, Berapa Suhu Udara Yogyakarta Hari Ini?
MSI beberapa waktu lalu menyatakan hal tersebut masih wajar. Bagaimana Oktober? Ada kenaikan suhu di beberapa hari terakhir. uhu udara “Yang dirasakan masyarakat Yogyakarta pada hari ini suhu cukup panas. Senin (8/10/2018) Memang terjadi kenaikan siang hari ini terasa suhu udara. Dalam 3 hari panas. Sebenarnya ini suhu udara maksimum berapa suhu udara siang hari mencapai 33 Yogyakarta saat ini? -34 C,” katanya Kamis Menurut pencatatan Accu (4/9/2018). Weather, pada pukul Ia menjelaskan kondisi 13.00 WIB suhu udara “Himbauan masyarakat untuk panas saat ini terjadi karena di Yogyakarta tercatat 36 hati-hati saja, waspada cuaca posisi semula matahari ekstrem. Misalnya cuaca panas derajat celcius. September lalu tiba-tiba hujan. Mulai Bulan Beberapa waktu kemudian bersihkan drainase dan selokan,” berada di kisaran equator. belakangan ini suhu udara tutupnya. Hal itu menyebabkan di Yogyakarta memang wilayah Indonesia terasa lebih panas. mendapat banyak curahan Kepala Kelompok Data dan matahari. Sedangkan pada Oktober, Infomasi BMKG Stasiun Klimatologi pergerakan poissi matahari semu Yogyakarta, Djoko Budiyono, bergerak ke bagian selatan
S
equator. Hal itu menyebabkan wilayah Yogyakarta yang berada di selatan equator akan mendapatkan curahan matahari yang lebih besar lagi. “Oktober ini matahari akan berada di atas wilayah kita. Bertepatan dengan kondisi ini,”terangnya. Oleh sebab itu maka wilayah Yogyakarta suhu maksimum cukup tinggi sekitar 33-35C. Prakiraan cuaca DIY Sementara itu BMKG, pada Senin (8/10/2018) hari ini untuk seluruh wilayah DIY diprediksi cerah berawan. Dengan rincian cuaca siang hari cerah, dan cerah berawan pada malam hari. Suhu udara berkisar antara 23 hingga 33 derajat celsius dengan kecepatan angin 30km/jam dan kelembaban udara berkisar antara 45 hingga 85 persen. BMKG juga memberikan peringatan tinggi gelombang 2 - 2.5 meter di perairan selatan DIY. (*)
G
undukan kubah lava baru Gunung Merapi (2.930 mdpl) semakin terlihat jelas dari Dusun Balerante, Kemalang, Klaten, Jateng, Selasa (9/10/2018). Saat cuaca cerah dan puncak tak tertutup awan atau kabut, lava yang terbentuk sejak 18 Agustus 2018 itu bisa dilihat dengan mata telanjang. Asap cukup tebal mengepul di celah kubah lava 2010 sektor tenggara. Kubah lava baru Merapi itu menumpuk di atas sumbat atau kubah lava erupsi 2010, yang ada di dasar kawah gunung yang terletak di perbatasan DIY-Jateng ini. Data terbaru yang dipublikasikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, volume lava per 5 Oktober 2018 tercatat 136.000 meter kubik dengan pertumbuhan ratarata 1.000 meter kubik per hari. Dengan angka pertumbuhan ini, per 9 Oktober 2018 ini diperkirakan volumenya sudah naik lebih kurang 3.000 meter kubik, menjadi 139.000 meter kubik. Aktivitas Gunung Merapi saat ini ada di fase erupsi bersifat efusif, ditandai keluarnya material lava yang kemudian membeku di puncak. Kubah lava baru ini dinyatakan masih stabil. Aktivitas penduduk di dusun-dusun di lereng selatan dan tenggara Merapi sampai saat ini masih normal. Mereka berkebun, mencari rumput di kawasan bawah puncak tanpa rasa khawatir. Penambangan pasir di alur Kali Woro dan Kali Gendol antara Dusun Srunen, Glagaharjo, dan Dusun Kopeng, Kepuharjo juga terlihat semarak. “Biasa saja Mas, kita tetap cari rumput dan kayu di dekat puncak sana,” kata
Calon Presiden Joko Widodo Calon Wakil Presiden Ma’ruf Amin
Calon Presiden Prabowo Subianto Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahudin Uno
Masyarakat yang tinggal di Kawasan Terkait aktivitas vulkanik dan statusnya itu, BPPTKG Yogyakarta merekomendasikan radius 3 kilometer dari puncak gunung harus steril. Rawan Bencana (KRB) III seperti disampaikan Kepala BPPTKG Yogyakarta, Nanik Humaida, diminta meningkatkan kewaspadaan. Peristiwa agak menonjol di kawasan lereng dan puncak, yang terpantau petugas dari Pos PGM Babadan, terjadi Senin (8/10/2018). Terlihat pasir halus dan debu vulkanik di lereng barat beterbangan cukup pekat, akibat tiupan angin kencang berkecepatan 40 kilometer per jam. Feneomena ini dinilai tidak membahayakan karena kemarau membuat material pasir dan debu di permukaan lereng gunung sangat kering dan mudah terbang karena terpaan angin.
Melihat Gundukan Kubah Lava Baru Gunung Merapi dari Dusun Balerante Rubiyem, warga Balerante saat ditemui sedang pulang mencari rumput dari hutan di bawah puncak. Menurut Rubiyem dalam beberapa hari atau pekan terakhir ini, ia tidak mendengar atau merasakan keganjilan apa-apa dari puncak gunung. “Kalau gundukan hitam (kubah lava baru) di puncak sana itu sudah beberapa hari terlihat. Asapnya juga terus mengepul,” lanjutnya. Puryanto, penduduk Balerante lain yang ditemui sedang berada di kawasan wisata Kali Talang, mengatakan, pertumbuhan kubah lava baru Merapi terus dipantau oleh warga. Kegiatan ronda atau jaga malam terus
digiatkan setiap malam di Balerante dan sekitarnya maupun di Dusun Srunen, Kalitengah Kidul, dan Kalitengah Lor di wilayah Cangkringa, Sleman. “Sejauh ini kita tidak merasakan gejalagejala aktivitas di atas sana, apakah itu suara atau getaran,” kata Puryanto. Hasil analisis BPPTKG Yogyakarta berdasar data yang dihimpun, mulai terjadi perubahan morfologi (bentuk) di sektor tenggara. Perubahan itu terjadi karena pertumbuhan kubah lava yang rata-rata per hari 1.000 meter kubik. Angka ini terhitung rendah karena masih di bawah 20.000 meter kubik per hari.Pantauan
antara 28 September hingga 4 Oktober, kegempaan terus terdeteksi berasal dari gempa hembusan sebanyak 55 kali. Kemudian 10 gempa vulkanik tektonik dangkal (VTB), 27 kali gempa fase banyak (MP), 148 kali gempa guguran, 31 gempa frekuensi rendah, dan 20 kali gempa tektonik. Dari data pengukuran EDM, deformasi tidak menunjukkan peruibahan signifikan. Untuk pengukuran emisi gas, sepanjang pekan itu diperoleh data ratarata emisi SO2 sebesar 77,96 ton/day, atau masih di kisaran normal. Dari hasil pengamatan dan analisis itu, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan tetap berstatus “Waspada”.
WAS PADA
HAL 3 Sehingga dislokasi ini tentunya mengubah dimensi airnya. Dimensi air berubah maka terjadilah gelombang, turun dulu terus naik. Daerah-daerah rawan tsunami kami sudah petakan. Sama juga Pantai Selatan. Tapi tidak seluruhnya. Kalau topografinya terjal, tidak mungkin masuk ke darat. Kalau landai kami petakan. Topografi terjal seperti apa? Uluwatu kan terjal. Kalau Pantai Kuta, itu topografinya lepas landai. Tanya: Beberapa waktu lalu ada kajian tsunami besar 57 meter bisa menerjang Pandeglang. Apakah itu menjadi masukan bagi Peta Rawan Bencana? Enggak semua, itu bagian dari referensi. Karena kan ilmu pengetahuan semua bisa. Kami kaji kemungkinannya. Teman-teman punya data patahannya, sehingga nanti berapa meter di daerah itu. Sebagai masukannya. Kalau untuk memfinalisasi yang mana yang merahnya, kami hitung lagi. Karena bisa saja, bikin modelling. Misalkan gempa sekian, maka kami kasih contoh seperti di Aceh. Ada sistemnya, ada programnya.
HAL 2
Masjid Baiturrahman di Palu yang terdampak gempa dan tsunami. Foto: FOZ
Indonesia Rawan Bencana Alam
Ini Penjelasan Lengkap dari Kepala Badan Geologi Kementrian ESDM BELAKANGAN ini Indonesia kerap mengalami musibah gempa. Selain banjir, gempa dan tsunami, Indonesia juga rawan letusan gunung merapi. Bahkan baru-baru ini ada isu terkait Megathrust Jawa, bencana besar yang mungkin menimpa sebagian besar pulau Jawa. Dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari Viva, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudy Suhendar, menjelaskan semua hal itu. Indonesia diketahui berada dalam jalur Ring of Fire. Indonesia berdiri di atas tiga lempeng Bumi. Ini membuatnya memiliki kondisi alam yang kompleks. Pertemuan tiga lempeng itu menghasilkan dua sisi bagi Indonesia. Di satu sisi Indonesia berlimpah berkah sumber daya alam, mulai mineral logam sampai panas Bumi. Namun sisi lainnya, tiga lempeng Bumi membuat Indonesia menjadi area ‘merah’, rawan bencana alam mulai dari gempa Bumi serta tsunami sampai letusan gunung berapi. Tanya: Gempa sering yang terjadi di Indonesia, wilayah mana yang paling berisiko? Gempa itu ada dua. Bisa disebabkan di tengah laut, ada juga di tengah daratan namanya patahan atau sesar. Jadi bisa akibat itu. Di mana yang rawan? Daerah-daerah yang memiliki hubungan patahan dengan lempeng ini. Beberapa waktu lalu, ramai-ramai soal Megathrust Jawa.
Itu kan Selatan dan di bagian Barat di segmen-segmen (patahan). Logikanya umum lempeng terpotong-potong, yang dekat-dekat itu yang berbahaya. Termasuk Sesar Lembang itu, itu daratnya. Dan memang tidak nyambung dengan yang di laut. Kalau ada getaran di situ, dia mengaplikasikan zona di daerah itu. Satu benda patah melawan benda lemah ketika digoyangkan akan beda. Tanya: Secara teori, gempa di laut dan darat tingkat kekuatannya lebih dahsyat yang mana? Sampai sekarang belum ada teknologi yang bisa mengukur kekuatan gempa keluarnya akan seperti apa. Kalaupun di darat, ada namanya dislokasi, pergeseran. Di darat itu pasti berbahaya, atau terjadi di laut, tapi sesarnya dari darat nyambung ke laut. Contoh Sesar Cimandiri, mulai dari Pelabuhan Ratu sampai Padalarang. Zona itu teramplikasi. Itu yang artinya gempa, gempa itu pedataran maupun pegunungan risikonya sama saja. Kalau di pedataran, memang tidak runtuh tapi kena bangunan. Pedataran tanah batuan dasarnya belum padat benar, sehingga kayak beras masih lepas-lepas. Kalau di pegunungan akibat gempa, longsor ada kolaps tanah. Tanya: Bagaimana dengan kekuatan tsunami, seperti apa? Di tempat lempeng ketemu lempeng itu terjadi dislokasi, naik ataupun turun.
Tanya: Apakah banyaknya gempa saat ini itu karena informasi semakin banyak atau memang keadaan geografis Bumi yang tidak pernah diam? Pertama, mungkin saya juga berpikiran begitu, informasi utamanya. Sekecil apapun gempa (sekarang) tercatat. Alatalat yang dimiliki BMKG sebarannya sudah rapat. Jangkauan alat-alat yang dipakai, acuannya Badan Geologi Amerika yang juga memantau seluruh dunia. Kemudian geologinya Jerman juga. Alat-alat semakin canggih, sekecil apapun (gempa) terekam. Pada dasarnya dari dulu gempa sudah ada. Saya kecil juga sudah merasakan gempa. Cuma tidak heboh. Orang Bengkulu paling sering dapat gempa. Lain persoalan ada perubahan iklim, perubahan gerakan Bumi kita perlu kajian lah. Saya belum melihat itu. Selama Bumi bergerak, pasti ada gerakan lah menurut saya. Tanya: Pesan apa pada masyarakat agar siap menghadapi bencana? Yang penting tempat kita itu adalah potensi bencananya apa. Harus kita kenal, tempat kita potensi bencananya apa. Setelah kenal, kita harus beradaptasi bencana itu seperti apa. Jadi mengenal bencana. Misalkan tempat kita rawan longsor, berarti tempat kita harus tahu karakteristik kapan terjadinya longsor. Syukur-syukur bisa pindah sih. Sama dengan kita tinggal di daerah gunung api. Kita harus apa, kapan kita harus di sini, kapan kita harus menyingkir. Kalau untuk kegempaan, paling tidak rumah kita itu di daerah gempa seperti apa. Sehingga kekuatan paling tidak rumah bangunan kita seperti apa. Dan ada lagi arahan-arahan. Kalau kita ada gempa, ada arahannya harus apa. Tidak boleh ini, tidak boleh di bawah lereng yang terjal. Harus mencari lapangan yang luas. Ada beberapa arahan, itu sudah ada di pemda. []
INDONESIA CERDAS
Djoko Setiadi, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Liputan6.com/Andina Librianty
Cerdas Mencegah Penyebaran “Hoax” di Media Sosial “Publik bingung mana informasi yang benar dan tidak, ujungnya bangsa bisa terpecah belah, perang saudara, buat keluarga bercerai, dan lainnya,” ucap Djoko dalam Talk Show bertema ‘Melawan Hoax Dengan Cinta’ di Paradigma Kafe, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 28 Februari 2018. Dia pun membagikan tips untuk membedakan hoax dengan berita yang valid. Agar, lanjut dia, masyarakat Indonesia tidak lagi menjadi korban hoax. Berikut tipsnya: 1. Cek Kejanggalan Masyarakat harus mengecek apakah dalam berita yang mereka baca ditemukan suatu kejanggalan.
“Biasanya (berita hoax) menggunakan bahasa provokatif, memanfaatkan isu-isu yang sedang tren (isu SARA, pemerintah dan lainnya),” kata Djoko. 2. Kesesuaian Judul dan Isi Harus dicek kesesuaian antara judul dan isi beritanya. Jadi diharapkan, masyarakat tidak hanya membaca sebatas judul, lalu langsung menyimpulkan isinya. “Karena pembuat berita hoax kadang bikin judul berita provokatif dan fenomenal tapi isi suka bertolak belakang,” ujar Djoko. 3. Pastikan Sumber Berita Masyarakat harus benar-benar memastikan sumber berita yang dibaca.
Djoko menyebutkan, jika sumber berita telah terverifikasi oleh Dewan Pers, maka dapat lebih dipercaya. “Jika sumber berita dari media online yang belum terverifikasi Dewan Pers, kemungkinan besar (dapat) berisi hoax,” ucap Djoko. 4. Lihat Tanggal Terbit Masyarakat harus mengecek kapan tanggal berita diterbitkan untuk memastikan berita itu valid atau hoax. “Berita hoax tidak memiliki tanggal yang bisa diverifikasi tanggalnya,” kata Djoko.