Kabar Serasan
Ayo Berinvestasi di Muaraenim EDISI 01 - TAHUN I - OKTOBER 2010
Dari meja Bupati Muaraenim
Pentingnya Kesadaran Membayar Pajak
D
i beberapa daerah kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi terbilang masih minim. Kemampuan masyarakat untuk membayar pajaklah ditenggarai menjadi kendala utama sehingga terjadinya penumpukan tunggakan pajak. Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) sering kesulitan menarik pajak dari masyarakat. Bila petugas datang wajib pajak sering kali menunda untuk membayar pajak yang menjadi tanggung jawabnya. Padahal dengan membayar pajak, masyarkat juga akan menerima keuntungan. Pajak dari masyarakat akan kembali kepada masyarakat berupa hasil pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah. Sebenarnya untuk memungut pajak dari masyarakat Dispenda mempunyai sistem dalam penarikan pajak. Apabila dalam beberapa tahap penunggak pajak belum juga melunasi pajak yang belum dibayar, pihak Dispenda memberikan peringatan bahwa ada denda apabila terlambat membayar pajak. Di Kabupaten Muaraenim, kesadaran masyarakat dalam membayar pajak cukup tinggi. Ini terbukti Kabupaten Muaraenim pada 6 Oktober 2010 berhasil menerima Tanda Penghargaan atas keberhasilan Pencapaian Penerimaan PBB Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Tahun 2008 dan Tahun 2009 dari Kakanwil Ditjen Pajak Sumsel dan Kepulauan Babel. Penghargaan ini tentu menggembirakan. Saya berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah bekerja keras hingga target penerimaan pajak di daerah kita dapat tercapai. Ini tak lepas dari koordinasi antar dinas/instansi terkait dengan pengelolaan penerimaan PBB sektor pedesaaan dan perkotaan serta PBB sektor P3 (Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan) dan BPHTB di Kabupaten Muaraenim yang terjalin dengan harmonis. Sehingga penerimaan dari sektor ini dapat mencapai target yang telah ditentukan. Saya juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat Kabupaten Muaraenim atas kesadarannya dalam membayar pajak. Tentu saja kita tidak boleh terlena dengan keberhasilan dalam pencapaian di sektor pajak ini. Ke depan semua pihak terkait agar terus memacu semangat kerja agar pendapatan daerah akan terus meningkat. Sehingga pembangunan di Kabupaten Muaraenim akan terus berkesinambungan. ]
2
Untuk menjaga hubungan baik serta mencegah hal-hal yang tidak diinginkan sesama pihak yang berkepentingan. Maka kepada relasi, instansi pemerintah, instansi swasta, bila menerima surat dari pihak maupun yang mengatasnamakan redaksi atau berhubungan dengan Kabar Serasan agar mengkonfirmasikan kepada redaksi. Dalam tugas jurnalistiknya, wartawan kami selalu dibekali kartu pers serta surat tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dari redaksi. Wartawan Kabar Serasan dilarang menerima dan meminta apapun dari narasumber.
Edisi 01 | Tahun I | Oktober 2010 |
KABAR SERASAN
Penerbit: YPM Muaraenim Bangkit Pelindung: Ir. Muzakir Sai Sohar PU/Penanggung Jawab: Firdaus Masrun Pemimpin Perusahaan: Asrul Hadi Pemimpin Redaksi: Khairul Amri Redaktur: M. Lutfi Staf Redaksi: Muhammad Al Hadi Reza Fotografer: Gabby Febrian Design Grafis: A. Raghib Amirullah Manajer Adm/Keu dan Sirkulasi: Tita Zen Alamat Redaksi : Jl Wijaya Timur Raya No 7 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (12170) Telp. (021) 2616.1894
Redaksi menerima kiriman tulisan dari pembaca. Bagi yang tulisan yang dimuat akan diberikan uang lelah dan Tulisan maksimal 2 halaman folio (7500 Karakter) dan tidak menyangkut SARA.
Kabar Serasan Daftar Isi: Ayo Berinvestasi di Muaraenim ...Hlm 04 Plesiran ke Muaraenim ...Hlm06 Melestarikan Budaya Leluhur ...Hlm 08 APBD Muaraenim Tahun 2011 Meningkat ...Hlm 10 Monumen Pejuang Trademark Baru Kota Tanjung Enim ...Hlm 11
OPINI
Mengkritisi Program Gerbang Serasan (Oleh Firdaus Masrun)
P
rogram Gerakan Pembangunan melalui Pemberdayaan Masyarakat di Bumi Serasan Sekundang (GERBANG SERASAN) merupakan program terobosan Pemerintah Kabupaten Muaraenim untuk mempercepat dan memperjelas arah pembangunan, utamanya dalam penanggulangan kemiskinan, melalui tiga pendekatan. Pertama, lewat penciptaan iklim kesadaran masyarakat, Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat, dan ketiga, mencegah masyarakat lemah menjadi bertambah lemah menghadapi yang kuat. Dalam terminologi bahasa, Gerbang bermakna Pintu atau Jalan Utama dan Serasan berarti Satu Keinginan, Satu Kehendak untuk bersama-sama mencapai tujuan. Karena itu dalam konteks pembangunan kekinian, Program Gerbang Serasan Kabupaten Muaraenim mengandung makna sebagai keinginan bersama masyarakat kabupaten ini menempuh jalan, menuju satu arah yakni kemajuan dengan bertumpu pada kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Program Gerbang Serasan yang dimulai pada Maret 2001 dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Muaraenim Nomor 6 tahun 2001. Tentu saja program ini dibuat bukan sekedar jargon apalagi pemanis sebuah rezim tapi sebuah komitmen resmi dan diharapkan menjadi lokomotif dari sebuah rangkaian kekuatan pembangunan daerah ini. Karena itu Program Gerbang Serasan tidak sebatas ditulis, disetujui dan disepakati saat di dalam ruang pertemuan tapi harus ditindaklanjuti dengan langkah nyata, diawasi pelaksanaannya dan diukur capaiannya. Dengan bertumpu pada kekuatan masyarakat dan sumber daya yang dimiliki, tujuan sejahtera bagi masyarakatnya bukan sebatas angan. Jika semua kekua-
tan komitmen pada tujuan sama maka Program Gerbang Serasan akan mampu menjadi konsep dasar proses pengentasan kemiskinan secara gradual dan berkelanjutan. Lewat program ini masyarakat disadarkan akan kemampuan yang dimiliki dan atas dasar itulah kemajuan diupayakan dan dicapai bersama. Dengan kata lain, memperjuangkan kemajuan, perwujudan kesejahteraan bagi masyarakat dan daerah ini, bukan menjadi tugas pemerintah daerah ini saja, tapi tanggungjawab bersama, ya masyarakat, ya juga kalangan dunia usaha baik swasta maupun lembaga usaha pemerintah (BUMN_BUMS). Pemerintah Kabupaten Muaraenim harus mampu menginventarisir dan memetakan potensi kekuatan yang dimiliki setiap wilayah. Pemetaan potensi menjadi penting karena keragaman potensi lokal, latarbelakang dan karakter masyarakatnya yang berbeda satu sama lain memastikan bahwa penyamarataan perlakuan tidak selamanya tepat dalam mencapai sasaran yang diinginkan. Penyediaan pelayanan, pemberian modal usaha, kegiatan pelatihan dan bimbingan, juga tidak untuk membuat masyarakat menjadi terlena dan malas bekerja tapi harus dimaksudkan sebagai perangsang untuk
bangun dan berkembangnya potensi yang dimiliki. Pendekatan kelompok yang menjadi pilihan pelaksanaan Program Gerbang Serasan, juga harus diikuti dengan bimbingan dan pendam-pingan secara berkala. Karena, meneyerahkan pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat akan membuat tujuan tidak tercapai dan berpotensi menjadikan masyarakat konsumtif. Warga masyarakat yang sejak awal memang kurang berdaya, akan kesulitan memecahkan masalah yang mereka hadapi tanpa bimbingan dan pendampingan, Dan pada akhirnya, satu hal lain yang tak dilupakan dalam implementasi program ini, yakni prinsip keterbukaan agar semua kegiatan bias dipertanggungjawabkan. Karena itu peran pengawasan menjadi penting. Mungkin fungsi Perguruan Tinggi (komponen mahasiswa), Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat bisa dioptimalkan sebagai mitra. Mudah-mudahan dengan demikian, arah pembangunan benar-benar mampu mewujudkan masyarakat Kabupaten Muaraeninm makmur, sejahtera dan beradab. Semoga. ] (Penulis adalah Ketua Umum YPM Muaraenim Bangkit)
KABAR SERASAN | Edisi 01 | Tahun I | Oktober 2010
3
Ayo Berinvestasi di Muaraenim Kabupaten Muaraenim memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang luar biasa. Potensi SDA tersebut menjadi magnet bagi investor menanamkan investasinya dalam pengelolaan SDA di Muaraenim. Apa yang dilakukan Pemkab Muaraenim untuk menarik investor tersebut?
K
abupaten Muaraenim yang mempunyai luas wilayah 9.140,50 km2 terletak pada 40-60 Lintang Selatan (LS) dan 1040-1060 Bujur Timur, memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah. Dengan potensi sumber daya alamnya, maka ABPD Muaraenim setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2010 ini APBD Bumi Serasan Sekundang ini, mencapai Rp 1.009.420.542.882 dan pada Rancangan APBD tahun 2011 mendatang direncanakan sebesar sebesar Rp 1.097.140.434.358. Laju pertumbuhan ekonominya mencapai 5,97 persen dan pendapatan PDRB dengan migas mencapai Rp 17,9 tiliun dengan laju pertumbuhan ekonomi 5,97 persen. Kabupaten yang berpenduduk 668,341 jiwa tersebar di 22 kecamatan 305 desa dan 16 kelurahan itu, cukup memiliki potensi kekayaan alam yang luar biasa untuk memajukan perekonomian di kabupaten yang dialiri sungai enim ini. Peluang investasi terbuka lebar. Salah satu kekayaan
4
alam di Muaraenim yaitu kandungan batubara yang mencapai 13,64 miliar ton dengan cadangan terukur sebanyak 6,25 miliar ton. Karena itu, Bumi Serasan Sekundang menjadi tujuan investasi yang menarik bagi para investor yang bergelut di bisnis pertambangan khususnya batubara. Hingga saat ini, pengelolaan sumber daya alam batubara belum dapat diupayakan secara maksimal. Hingga 2010 produksi penambangan batubara di daerah ini baru menghasilkan kurang dari 11 juta ton pertahun. Produksi terbesar dilaksanakan oleh BUMN pertambangan yakni PT Bukit Asam (persero) Tbk, dengan total produksi sebesar 10 juta ton pertahun. Sementara sisanya dihasilkan oleh beberapa perusahaan swasta yang baru mulai beroperasi beberapa tahun belakangan. Potensi kekayaan alam di daerah yang sekarang dipimpin oleh Ir. Muzakir Sai Sohar ini tidak hanya sebatas batubara. Minyak dan gas bumi serta geothermal (panas bumi) juga terdapat di daerah ini. Dari data terakhir disebutkan cadangan minyak bumi di
Edisi 01 | Tahun I | Oktober 2010 |
KABAR SERASAN
daerah ini mencapai 252.397 million stock tank barrel sedangkan cadangan Gas Bumi mencapai 12,477 billion standard cubic feet. Untuk pengelolaan migas tersebut saat ini dilakukan manajemen PT Pertamina E&P Region Sumatera bersama perusahaan Join Opration Bodynya (JOB) dan beberapa perusahaan lainnya. Potensi sumber daya alam lainnya yaitu geothermal (panas bumi) yang terdapat di daerah hulu Kabupaten Muaraenim, tepatnya di Kaki Bukit Barisan di Kecamatan Semende Darat Laut (SDL) dan Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU). Tak tanggung-tanggung total cadangan terukur panas bumi di kedua daerah tersebut mencapai 470 Mega Watt Energy. Seperti diketahui total volume cadangan panas bumi dunia 40 persen berasal dari perut bumi negara kita. Dan separuhnya terdapat di Kabupaten Muaraenim. Potensi geothermal yang berada di daerah itu merupakan penghasil energi panas bumi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Energy geothermal ini merupakan energi yang sangat ramah lingkungan dan tidak akan habis karena sumber panas bumi berasal dari magma di pusat bumi yang akan menghasilkan uap setelah diinjeksi dengan air. Jika ini dimanfaatkan dengan baik, tentu saja, dapat memberikan kontribusi yang cukup besar di tengah krisis energi yang melanda Indonesia saat ini. Namun sayang, dengan potensi sumber daya alam yang luar biasa ini, masyarakat Kabupaten Muaraenim belum dapat menikmatnya. Karena sumber daya alam yang besar ini belum tergarap secara maksimal. Tak hanya itu, kontribusi dari sisi pendapatan daerah juga belum memproleh tambahan secara signifikan. Berbagai upaya telah dilakukan Pemkab Muaraenim untuk menarik para investor agar mau menanamkan modalnya di daerah ini. Kepala Bidang Pertambangan Dinas Pertambangan dan Energi Muaraenim, Ir Yulius, mengatakan saat ini ada 55 perusahaan pertambangan batubara yang telah mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan menanamkan investasinya di Muaraenim. Namun dari jumlah itu, baru 15 perusahaan yang melakukan eksploitasi dan produksi. Perusahaan yang telah berproduksi di antaranya PT BA Tbk Tanjung Enim, PT Batubara Bukit Kendi (PT BBK), PT Manunggal Multi Energi, PT Bumi Sekundang Enim Energi, dan
PT Pendopo Eenergi Batubara. Sedangkan 40 perusahaan lainnya yang telah mengantongi IUP baru sebatas melakukan eksplorasi. ”Jika perusahaan yang telah mendapatkan IUP ini segara melakukan kegiatan eksploitasi produksi, tentunya penerimaan daerah dari sektor pertambangan batubara cukup tinggi. Kalau sekarang pendapatan daerah sektor batubara yang tertinggi baru dari PT BA Tbk,” jelas Yulius, belum lama ini. Penerimaan daerah dari batubara tersebut berupa royalti, PBB pertambangan, sumbangan pihak ketiga, dan landren. Hanya saja dia tidak menyebutkan angka nominal penerimaan daerah dari perusahaan tambang terbesar di Provinsi Sumatera Selatan itu. Menurutnya, meski perusahaan yang telah mendapatkan IUP tersebut belum melakukan kegiatan eksploitasi, namun mereka telah dikenakan biaya kesungguhan. Biaya kesungguhan sebesar Rp 50 ribu per hektar itu langsung disetorkan perusahaan tersebut ke bank sebagai uang jaminan investasinya. Sementara itu, Bupati Muaraenim, Ir Muzakir Sai Sohar, mengatakan tersendatnya investasi pertambangan itu karena adanya persoalan mengenai lahan. ”Sebagian lahan pertambangan yang telah dikeluarkan Izin Usaha Pertambangannya (IUP) kepada perusahaan tersebut berada
di kawasan hutan. Inilah persoalan yang paling rumit untuk menyelesaikannya,” jelas Muzakir yang dimintai tanggapannya belum lama ini. Sebagaimana diketahui, jika lahan penambangan terdapat di kawasan hutan, perusahaan yang sudah memiliki izin ekploitasi tidak serta merta bisa melakukan kegiatan penambangan. Untuk melakukan kegiatan ekploitasi, perusahaan yang bersangkutan harus memperoleh izin pinjam pakai kawasan hutan dari Menteri Kehutanan . Menurut Muzakir, pihak Pemkab Muaraenim tentu saja tidak berpangku tangan mengahadapi persoalan yang dialami perusahaan yang telah menanamkan investasinya. Pihaknya sedang berupaya membantu perusahaan–perusahaan tersebut untuk mendapatkan izin pinjam pakai hutan seperti yang disyaratkan oleh Kementerian Menteri Kehutanan. Di sisi lain, Jaminan Reklamasi (Jamrek) setelah melakukan penambangan juga menjadi persoalan tersendiri. Hal ini penting karena menyangkut Lingkungan Hidup. “Tentu kita tidak ingin penambangan yang dilakukan tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Artinya daerah memang harus memberdayakan segala potensi yang ada untuk menambah PAD. Namun kegiatan itu jangan sampai merusak lingkungan,” kata Muzakir. Dengan berbagai kendala yang ada, Kabupaten Muaraenim tentu merasa sangat dirugikan. Belum beroperasinya perusahaan-peruahan penambangan tersebut tentu saja berdampak pada sisi penerimaaan daerah dari sektor pertambangan batubara. Bisa dibayangkan jika perusahaan–perusahaan tersebut sudah berproduksi dampak positif yang akan terjadi. Dengan bertambahnya pendapatan daerah yang signifikan, Pemkab Muaraenim tentu dapat secara maksimal melaksanakan kegiatan pembangunan yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah itu. Untuk itu Muzakir berharap persoalan perizinan pinjam pakai hutan tersebut dapat segera terselesaikan. Sehingga pembangunan di Kabupaten Muaraenim dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. ] Amri
KABAR SERASAN | Edisi 01 | Tahun I | Oktober 2010
5
Plesiran
ke Muaraenim Kalau bicara objek wisata di Kabupaten Muaraenim, banyak orang akan menyebut air terjun. Ya, masyarakat Muaraenim sudah sangat familiar dengan air terjun yang diberi nama Curug Tenang itu. Selain menawarkan kesegaran bagi para wisatawan, air terjun yang tingginya mencapai 99 meter ini relatif lebih baik dalam pengelolaan dan mudah dijangkau dari objek wisata lain yang ada di Kabupaten Muaraenim. Air terjun yang terletak di Desa Bedegung, Kecamatan Tanjung Agung merupakan air terjun tertinggi di Sumatera Selatan. Dan pada hari libur selalu disesaki pengunjung. Selain Curug Tenang, apa saja obyek wisata lainnya?
S
elain anak-anak muda, objek wisata yang satu ini juga merupakan tempat favorit untuk rekreasi keluarga. Untuk pengunjung dari luar kota yang ingin menginap pun sudah tersedia penginapan yang cukup memadai. Jadi tidak salah bila Air Terjun Curug Tenang ini masih menjadi tujuan utama wisata di Kabupaten Muaraenim.
6
Selain Air Terjun Curug Tenang, sebenarnya di Muaraenim masih banyak objek wisata yang bisa dikunjungi. Misalnya wisata Arung Jeram dan objek wisata sejarah Candi Bumi Ayu. Wisata Arung Jeram merupakan atraksi wisata yang baru dikembangkan di Kabupaten Muaraenim. Tempat ini juga tidak
Edisi 01 | Tahun I | Oktober 2010 |
KABAR SERASAN
jauh dari lokasi Curug Tenang. Bagi yang menyukai tantangan, wisata arung jeram bisa menjadi pilihan. Petualangan berarung jeram dengan menyusuri Sungai Enim dengan level III - IV tentu cukup memacu adrenalin. Bagi pemula tidak perlu khawatir karena di tempat ini juga disediakan para pemandu yang telah terlatih. Mereka sebelumnya dikirim ke Sukabumi, Jawa Barat, untuk melaksanakan pelatihan di Sungai Cicatih yang merupakan kawah candra dimuka bagi pemandu wisata arung jeram di Indonesia. Sementara untuk wisata sejarah Candi Bumi Ayu, lokasinya pun sebenarnya cukup mudah untuk didatangi. Objek Wisata Candi Bumi Ayu terletak di Desa Bumiayu, Kecamatan Tanah Abang, berjarak
antara sekitar 85 Km dari Kota Muaraenim. Dapat ditempuh dengan kendaraan darat. Candi ini merupakan satu-satunya Kompleks Percandian di Sumatera Selatan. Sampai sekarang tidak kurang Sembilan buah candi yang telah ditemukan dan empat di antaranya telah dipugar, yaitu Candi 1, Candi 2, Candi 3 dan Candi 8. Usaha pelestarian ini telah dimulai pada 1990 sampai sekarang, dengan didukung dana APBN.
Walau demikian, peran serta Pemerintah Kabupaten Muaraenim cukup besar, antara lain membangunan jalan, pembebasan tanah dan pembangunan Gedung Museum Lapangan. Percandian Bumi Ayu meliputi lahan seluas 75,56 Ha, dengan batas terluar berupa tujuh buah sungai parit yang sebagian sudah mengalami pendangkalan.
pada saat ini masih dalam proses pengkajian dan pemugaran, sehingga belum banyak informasi yang dapat diketahui. Sedangkan informasi tertulis dari candi tersebut masih dalam proses dipahami oleh Tim Pengkajian Peninggalan Purbakala Provinsi Sumatera Selatan. Keistimewaan kawasan Candi Bumi Ayu dikenal dengan situs candicandi peninggalan Hindu dari aliran Siwa. Dari hasil penggalian para arkeolog, komplek Candi Bumi Ayu ini merupakan candi-candi Hindu terbesar di luar Jawa, dan dari penemuan tersebut dapat disimpulkan bahwa candi-candi ini merupakan tiruan Candi Prambanan di Jawa Tengah. ]
Tanah yang sudah dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Muaraenim seluas 6,50 Ha, selebihnya 69,06 Ha masih dikuasai oleh masyarakat. Lahan ini terdiri dari pemukiman masyarakat, kebun karet, kebun jeruk, tanah desa dan rawa-rawa. Sesuai dengan Studi Rencana Induk Pelestarian Situs Bumi Ayu Sumatera Selatan tahun 1996/1997 yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Secara bertahap lahan tersebut akan dibebaskan, mengingat lahan tersebut merupakan situs purbakala. Candi Bumi Ayu
KABAR SERASAN | Edisi 01 | Tahun I | Oktober 2010
7
A
khir Juni 2010 Provinsi Sumatera Selatan menyelenggarakan pameran dan malam pentas seni budaya bertajuk “The Ancient Heritage of Sriwijaya”. Acara yang bertujuan untuk memperkenalkan warisan peninggalan Kerajan Sriwijaya kepada masyarakat luas ini dilaksanakan di Hotel Dharmawangsa dan berlangsung meriah. Selain pameran dan pentas seni, diluncurkan pula buku “The Ancient Heritage of Sriwijaya”. Ratusan undangan hadir malam itu. Selain Muzakir Sai Sohar dan Eddy Santana yang punya “gawean”, hadir pula tokoh nasional yang berasal dari Sumsel, seperti Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Ketua DPR RI Marzuki Alie, pengusaha Dewi Motik Pramono, dan tokoh masyarakat Sumsel lainnya. Menurut rencana, acara ini akan dilaksanakankan setiap tahun. Diagendakan 15 daerah yang terdiri dari 11 kabupaten dan 4 kotamadya secara bergiliran akan mengisi acara ini. Tahun ini yang mendapat kesempatan pertama untuk mempersembahkan keunikan dan ciri khas kebudayaannya adalah Kabupaten Muaraenim dan Kotamadya Palembang. Kabupaten Muaraenim yang kembali menerima penghargaan Adipura dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, merupakan sebuah daerah dengan potensi budaya yang luar biasa besar. Bupati Muaraenim Muzakir Sai Sohar dalam paparannya menyebutkan, salah satu budaya yang berpotensi untuk dijadikan tujuan wisata adalah area Candi Bumi Ayu. Objek Wisata Candi Bumi Ayu terletak di Desa Bumiayu, Kecamatan Tanah Abang, berjarak antara sekitar 85 Km dari Kota Muaraenim yang dapat ditempuh dengan kendaraan darat. Candi ini merupakan satu-satunya Kompleks Percandian di Sumatera Selatan. Sampai sekarang tidak kurang sembilan buah candi yang telah ditemukan dan empat di antaranya telah dipugar, yaitu Candi 1, Candi 2, Candi 3 dan Candi 8. Usaha pelestarian ini telah dimulai pada 1990 sampai sekarang, dengan didukung dana APBN. Keistimewaan kawasan Candi Bumi Ayu adalah keberadaan situs candi-candi peninggalan Hindu dari aliran Siwa. Dari hasil penggalian para
8
Melestarikan Budaya Leluhur Di tengah arus globalisasi yang kian tak terbendung, nilai-nilai budaya sering terlupakan. Tak sedikit budaya kita yang hilang ditelan zaman. Kita sebagai anak bangsa harus berperan aktif, agar warisan luhur dari nenek moyang kita bisa tetap terjaga.
arkeolog, komplek Candi Bumi Ayu ini merupakan candi-candi Hindu terbesar di luar Jawa, dan dari penemuan tersebut dapat disimpulkan bahwa candi-candi ini merupakan tiruan Candi Prambanan di Jawa Tengah. Muzakir memaparkan, potensi Muaraenim tidak hanya di bidang seni budaya dan pariwisata Dia juga memberikan gambaran tentang potensi ekonomi yang ada di Kabupaten Muaraenim. Menurutnya, kabupaten dengan motto “Serasan Sekundang” ini juga mempunyai potensi besar di bidang pertanian, perkebunan, perikanan.
Edisi 01 | Tahun I | Oktober 2010 |
KABAR SERASAN
Kelapa sawit dan karet merupakan komoditas terbesar yang dihasilkan di bidang perkebunan. Sementara Walikota Palembang Eddy Santana menjelaskan tentang sejarah kain Songket yang menjadi kebanggan warga Sumsel. Songket merupakan salah satu hasil industri kerajinan kain khas hasil tenun tradisional yang sekarang sudah dimodifikasi. Kerajinan tenun Songket ini sudah ditekuni oleh masyarakat Palembang sejak 200 tahun lalu yang merupakan warisan turun-temurun. Dan telah dimulai dari zaman keDatuan Sriwijaya sebagai salah satu
usaha sambilan bagi penduduk asli Palembang. Pada waktu itu, kerajinan Songket telah membawa kemakmuran rakyat di daerah Sumatera Selatan. Perkembangan usaha Songket ini makin bertambah pesat dengan adanya hubungan perdagangan dan kebudayaan dengan Tiongkok dan Siam. Pedagang Tiongkok dan Siam pada zaman itu banyak membawa benang sutera dan benang emas sebagai bahan baku tenunan Songket tersebut, sehingga kerajinan tenun Songket ini hampir terdapat di seluruh pelosok Palembang. Akibat dari pengaruh kebudayaan dari luar tersebut telah mempengaruhi pula corak dan motif dari kain Songket yang dihasilkan. Selain Songket, ada juga jenis kain khas Palembang, antara lain Kain Jumputan dan Kain Tajung. Kain Jumputan terbuat dari sutera daun, dapat pula dari kain katun, ditulis, diikat (dijumput) dan dicelup pada cairan pewarna. Sedangkan Kain Tajung yang biasa disebut Sewet Tajung berbentuk sarung yang terdiri dari bermacam varian, yaitu Tajung Blongsom (dipakai oleh wanita), Tajung Gebeng (untuk pria), Tanjung Rumpa (Tajung dengan taburan benang emas) terbuat dari benang sutera dan dibuat secara tradisional (ditenun). Masih ada lagi kerajinan khas Kota Palembang, misalnya Laker yaitu kerajinan yang terbuat dari kayu yang
berbentuk guci atau piring. Bahan bakunya terbuat dari kayu tembesu yang dilukis secara tradisional. Corak dan ragam hiasan serta motif ukiran kayu dimanifestasikan melalui gambar tumbuh-tumbuhan, seperti bunga teratai dan buah-buahan. Ada juga ukiran khas Palembang yang dibuat menjadi lemari Palembang yang telah dikenal secara nasional. Kemudian ada pula kerajinan rotan. Produk yang dihasilkan berupa mebel, keranjang parcel lampu dinding dan lain sebagainya. Kerajinan ini
sangat menarik karena bahan baku kerajinan ini berasal dari limbah yang mengotori Sungai Musi. Bentuk hasil kerajinannya seperti tas, kursi tamu, vas bunga, dan lain sebagainya. Apa yang dilakukan masyarakat dan Pemda Sumsel tentu layak kita apresiasi. Melestarikan warisan budaya merupakan suatu keharusan bagi kita semua. Karena di situ kita dapat merasakan manfaat dan nilai-nilai luhur dari apa yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita. Mari kita lestarikan budaya kita. ] Amri
KABAR SERASAN | Edisi 01 | Tahun I | Oktober 2010
9
APBD Muaraenim Tahun 2011 Meningkat
Akhir tahun, adalah masa-masa sibuk bagi pemimpin daerah. Salah satu agenda penting yang harus dilakukan adalah menyusun rancangan APBD. Bagaimana Rancangan APBD Kabupaten Muaraenim untuk 2011 ?
T
ak terasa satu tahun sudah Ir. Muzakir Sai Sohar memimpin Kabupaten Muaraenim. Dalam rentang waktu tersebut secara nyata dapat dilihat beberapa hal yang telah dilakukan oleh bupati yang akrab dipanggil ‘Kak Cakuk’ tersebut. Salah satu indikasi yang dapat kita lihat adalah adanya peningkatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada 2011 yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dalam dratf Rancangan Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Muaraenim untuk 2011, Muzakir menargetkan sebesar Rp 1.097.434.358. Angka ini meningkat cukup tajam dibandingkan APBD pada 2010 yang sebesar 1.009.420.542.882, atau mengalami kenaikan sekitar Rp 88 miliar. Draft RAPBD 2011 tersebut diserahkan langsung Bupati Muaraenim,Ir Muzakir Sai Sohar kepada Panitia Anggaran DPRD Muaraenim dalam rapat yang dipimpin Ketua DPRD M Thamrin AZ SH, belum lama ini. Dalam penyerahan draft tersebut bupati didampingi Wakil Bupati Muaraenim H Nurul Aman, Ketua Bappeda, Ir Hasanudin, Sekertaris Bappeda Ir Matkasrun serta se-
10
jumlah pejabat teras lainnya di lingkungan Pemkab Muaraenim. Pada kesempatan itu Bupati Muaraenim mengatakan, tujuan penyusunan kebijakan umum APBD Kabupaten Muaraenim tahun 2011 di antaranya menyediakan dokumen kebijakan umum APBD tahun 2011. Dokumen umum tersebut memberikan gambaran tentang kebijakan umum APBD Kabupaten Muaraenim, sekaligus memberikan arah bagi pelaksanaan program kegiatan pembangunan pada tahun 2011. Menurutnya, program kegiatan pembangunan tahun 2011 memuat ekonomi makro daerah, asumsi-asumsi dasar penyusunan RAPBD. Kemudian kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah dan kebijakan pembiayaan daerah. Sedangkan, lanjutnya tujuan penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD tahun anggaran 2011 menyediakan dokumen perencanaan yang memberikan gambaran tentang target rencana pendapatan daerah. Lebih lanjut Muzakir menjelaskan, target tersebut di antaranya meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), penerimaan dan perimbangan serta
Edisi 01 | Tahun I | Oktober 2010 |
KABAR SERASAN
pendapatan daerah yang sah. Pendapatan daerah direncanakan sebesar Rp 983.941.859.111,37. Sedangkan belanja daerah direncanakan sebesar Rp 1.045.556.954.358 dan pembiayaan netto sebesar Rp 61.615.095.246,63. ”Dapat diketahui defisit yang terjadi akan ditutupi dengan pembiayaan netto antara lain bersumber dari estimasi Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SilPA) tahun 2010 sebesar Rp 71.283.125.246,63,” jelas Muzakir. Secara keseluruhan, lanjutnya, jumlah dana yang diperkirakan tersedia untuk membiayai belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah tahun anggaran 2011 sebesar Rp 1.097.140.434.358. Bupati berharap, kiranya anggota DPRD dapat membahas RAPBD tersebut secepatnya. Sementara itu, Ketua DPRD Muaraenim, M Thamrin AZ SH, memberikan apresiasi yang cukup baik dengan adanya peningkatan pendapatan daerah pada draf RAPBD tahun 2011 tersebut. Meski demikian, dia berharap agar draf yang disampaikan di dalamnya tercermin berbagai program pembangunan yang dituangkan dalam visi Kabupaten Muaraenim SMAS (Sehat, Mandiri, Agamis dan Sejahtera). ”Jika pada draf RAPBD itu tidak tercermin visi Kabupaten Muaraenim SMAS, artinya visi tersebut hanya sebagai slogan belaka. Kita tidak mau visi itu hanya sekadar menjadi slogan saja, tetapi harus diwujudkan dengan menganggarkannya dalam APBD,” jelas Thamrin. Dia berjanji pembahasan RAPBD tersebut sudah akan rampung dilakukan sebelum akhir Desember 2010 ini. Sementara anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Muaraenim, Drs H Subardi Akbar, mengatakan badan anggaran akan meneliti RAPBD itu semaksimal mungkin. ”Kami berharap anggaran yang diajukan benar-benar untuk kepentingan rakyat. Jika anggaran yang diajukan tidak berpihak pada rakyat, tidak menutup kemungkinan, dewan akan mencoretnya dan mengalihkannya kepada yang lebih prioritas,” jelasnya. Menurutnya, ada beberapa sektor pembangunan yang anggarannya perlu dibesarkan. Di antaranya pembangunan infrastruktur pedesaan, pendidikan, kesehatan dan keagamaan. Beberapa sektor perlu dibesarkan anggarannya, untuk mewujudkan visi Kabupatan Muaraenim SMAS. Karena, lajutnya, visi Kabupaten Muaraenim tersebut, hingga berakhir masa jabatan bupati harus dapat diwujudkan, sehingga tidak hanya sekadar slogan belaka. ]
Monumen Pejuang Trademark Baru Kota Tanjung Enim Pemerintah Kabupaten Muaraenim dan manejemen PT Bukit Asam (persero) TBK membangun Monumen Perjuangan di pusat Kota Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul. Ada pesan berharga lewat pembangunan monumen ini.
B
angsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Tanpa jasa pahlawan mustahil kita dapat menikmati kemerdekaan. Ada kesan sebagian besar generasi muda sekarang kurang peduli terhadap perjuangan para pahlawan pendahulu kita yang rela mengorbankan harta dan nyawa demi merebut kemerdekaan. Karena jasa para pahlawan, sekarang kita sudah merdeka dalam banyak hal. Seperti merdeka dalam bekerja, menuntut ilmu, dan merdeka dalm memilih agama. Hal ini tentu tak lepas dari jasa meraka, para pahlwan. Untuk mengenang jasa para pahlawan, Pemerintah Kabupaten Muaraenim dan manejemen PT Bukit Asam (persero) TBK, baru-baru ini membangun Monumen Perjuangan yang reprensentatif di pusat Kota Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul. Peresmian monumen tersebut dilakukan oleh Bupati Muaraenim, Ir Muzakir Sai Sohar beserta Direktur Utama PTBA, Ir Sukrisno, disaksikan unsur muspida dan jajaran direksi PTBA lainnya dan masyarakat Kota Tanjung Enim dan sekitarnya. Keberadaan monumen tersebut, selain untuk mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan yang telah berkorban harta dan nyawa untuk merebut kemerdekaan. Juga untuk mempercantik wajah Kota Tanjung Enim. Dengan adanya monumen tersebut, kini kota penghasil batubara di Pulau Sumatera itu, semakin ramai dikunjungi masyarakat. Pembangunan mo-numen itu dilakukan manajemen PT Bukit Asam(persero) Tbk (PTBA) Tanjung Enim menelan dana sebesar Rp 3.465.193.000, yang bersumber dari dana anggaran corporate social responsibility (CSR) PT BA Tbk tahun 2010. Peresmian pembangunan monumen itu dilakukan Bupati Muaraenim, Ir
Muzakir Sai Sohar bersama jajaran direksi PT BA Tbk belum lama ini. Pada peresmian pembangunan monumen tersebut, Bupati Muaraenim, mengatakan pembangunan monumen perjuangan terdiri dari area relief, area Patung Monpera Tanjung Enim, area air mancur, publik space plaza, gate PT BA, pot taman devider jalan, dan pekerjaan elektrikal. Menurutnya, Kota Tanjung Enim, merupakan salah satu kota pusat pertumbuhan di Kabupaten Muaraenim yang sedang berkembang. Baik dari segi fisik, sosial, maupun ekonomi. Dinamika perkembangan spiritual Kota Tanjung Enim saat ini didorong oleh posisinya yang strategis. Kota batubara ini dilalui jalan lintas Sumatera dan pertumbuhan penduduk serta ekonomi masyarakat yang semakin meningkat. Pembangunan monumen itu juga untuk meningkatkan eksistensi Kota Tanjung Enim, sekaligus upaya mengantisipasi perkembangan kota agar sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Senada dengan Bupati Muaraenim, Direktur Utama PTBA Ir Sukrisno mengatakan, pembangunan Monumen Perjuangan ini memiliki sejarah yang penting bagi masyarakat Kabupaten Muaraenim, dan juga sejarah berdirinya perusahaan tambang yang dulu dikenal dengan PN TABA
ini. Di masa perjuangan, sinergi antara pejuang kemerdekaan, pekerja tambang dan wanita-wanita tangguh memiliki berperan besar dalam membantu para pejuang dari garis belakang yang digambarkan pada monumen tersebut. Ini terlihat jelas dengan tampilan tiga patung yang menjadi trademark monumen ini yang terdiri dari pejuang kemerdekaan, pekerja tambang dan patung wanita. Sukrisno berharap agar monumen ini dijaga oleh semua pihak, sehingga keberadaan monumen bisa menjadi trademark serta menjadi kebanggan masyarakat kota Tanjung Enim. Monumen perjuangan tersebut mempunyai nilai sejarah perjuangan pada masa penjajahan Belanda tahun 1940-1942, masa penjajahan Jepang tahun 19421945, masa kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945, dan masa pendudukan Belanda mempertahankan kemerdekaan tahun 1945-1948. Lewat pembangunan Monumen Perjuangan di Tanjung Enim ini, diharapkan pula agar generasi muda penerus pejuang bangsa dapat menanamkan, memelihara dan melestarikan nilai-nilai kepeloporan, keperintisan, dan kepahlawanan para pejuang kita yang telah membuat kita dapat menikmati alam kemerdekaan. ]
KABAR SERASAN | Edisi 01 | Tahun I | Oktober 2010
11
KABAR LENSA
12
Edisi 01 | Tahun I | Oktober 2010 |
KABAR SERASAN