Kabar Serasan MEDIA PEMBANGUNAN MUARAENIM
OFFROAD
Memacu Adrenalin EDISI 06 - TAHUN I - MEI 2011
INFOTORIAL
PAUD, Menyiapkan Generasi Penuh Potensi
06
Zaeleva, Anak Desa Juara Olimpiade Matematika
Kabar Serasan Penerbit: YPM Muaraenim Bangkit Pelindung: Ir. Muzakir Sai Sohar
08
PU/Penanggung Jawab: Firdaus Masrun Pemimpin Perusahaan: Asrul Hadi Pemimpin Redaksi: Khairul Amri
10
Mengejar Target Pembangunan Nasional 2014
Muzakir Tinjau Proyek PLTU Gunung Raja
14
Off Road Olahraga Memacu Adrenalin
Redaktur: M. Lutfi
Staf Redaksi: Muhammad Al Hadi Saptoto Fotografer: Riana
12
Design Grafis: A. Raghib Amirullah
Manajer Adm/Keu dan Sirkulasi: Tita Zen
Pembinaan dan Pengawasan Kunci Keberhasilan Program PNPM
17
Alamat Redaksi : Jl Wijaya Timur Raya No 7 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (12170) Telp. (021) 2616 1894 Fax. (021) 7788 5465
Hotline: 0811926736/08176696468 Email: kabar_serasan@yahoo.co.id
Redaksi menerima kiriman tulisan dari pembaca. Bagi yang tulisan yang dimuat akan diberikan uang lelah dan Tulisan maksimal 2 halaman folio (7500 Karakter) dan tidak menyangkut SARA.
KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011
3
DARI MEJA BUPATI
Semua Manusia Sama di Hadapan Hukum Ir. Muzakir Sai Sohar, Bupati Muaraenim
M
ungkin Anda pernah melihat jalannya suatu persidangan di pengadilan, di mana terdakwanya tidak didampingi seorang pun pengacara. Persidangan seperti ini biasanya terjadi pada perkara-perkara ringan, seperti pencurian, kekerasan, dan tindakan kriminal lainnya, yang pelakunya dari kalangan kurang mampu. Jangankan si terdakwa mampu membayar pengacara untuk memberikan pembelaan hukum atas perkara yang menimpanya. Dia saja berani mencuri lantaran terdesak kebutuhan ekonomi. Padahal, UUD 1945 Pasal 1 Ayat (3) jelas menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum�. Prinsip negara hukum menuntut antara lain adanya jaminan kesederajatan bagi setiap orang di hadapan hukum (equality before the law). Atas dasar itu, maka prinsipnya ditentukan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum, sesuai bunyi Pasal 28D Ayat 1 UUD 1945 Amandemen kedua. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan, setiap warga negara sama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kekecualian.
4
Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 |
Melihat isi konstitusi di atas, maka antara bantuan hukum dan negara mempunyai hubungan yang erat, apabila bantuan hukum dipahami sebagai hak maka dipihak lain negara mempunyai kewajiban untuk pemenuhan hak tersebut. Seperti yang disebutkan Pasal 34 ayat (1) UUD 1945, bahwa “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara�. Artinya, negara jelas mengakui hak ekonomi, hukum, sosial, budaya, sipil dan politik dari fakir miskin. Dalam kaitannya dengan bantuan hukum cuma-cuma untuk rakyat miskin/fakir, maka tugas konstitusional negara ialah dengan membiayai gerakan bantuan hukum (alokasi anggaran) sebagai wujud dari tanggung jawab negara untuk melindungi nasib fakir miskin guna mengakses keadilan. Namun saya sependapat jika pelayanan hukum gratis itu benar-benar disasarkan kepada masyarakat miskin. Artinya, dana yang disediakan pemerintah, apakah itu dari APBD/ APBN untuk pelayanan hukum gratis diberikan kepada masyarakat miskin yang sedang terbelit masalah hukum. Karena itu saya sangat mendukung layanan bantuan hukum gratis yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Sumsel bersama organisasi advokat Peradi, KAI, dan LBH Palembang yang berlaku sejak 12 Februari 2009. Dan ini adalah terobosan penting, bahkan menjadi yang pertama di Indonesia. Guna mendukung pelayanan hukum gratis di Kabupaten Muaraenim, pada 2011 Pemkab telah menganggarkan dana sebesar Rp 200 juta. Bagaimanapun, sudah menjadi kewajiban kita sebagai sesama insan untuk
KABAR SERASAN
menghormati (to respect), memenuhi (to fulfill), dan kewajiban untuk melindungi (to protect). Kewajiban tersebut termasuk kewajiban untuk melindungi, memenuhi dan menghormati hak atas bantuan hukum. Namun demikian, dengan adanya program pelayanan hukum gratis ini, bukan berarti masyarakat malah lebih berani melanggar hukum. Justru dengan adanya program ini, saya ingin masyarakat Muaraenim makin cerdas dengan persoalan-persoalan hukum. Sehingga mereka dapat membedakan mana yang legal dan illegal. ]
No Telepon Penting di daerah Muaraenim: Polres
(0734)421-192
Kodim
(0734)421-059
Pemadam Kebakaran (0734)421-113 RSUD DR H M Rabain (0734)421-192 Gangguan PLN (0734)421-601 Gangguan Telkom (0734)421-999 PDAM Tirta Lematang (0734)421-093 Askes Cab Pemb. ME (0734)422-678
OPINI
PAUD, EFEKTIFKAH..?
T
(Oleh Firdaus Masrun)
anggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bicara soal pendidikan, percayakah Anda bahwa masa depan suatu negara bergantung kepada para orang tua? Boleh percaya, juga tak dilarang untuk meragukannya. Topik ini sengaja diangkat, mengingat mutu dan hasil pendidikan kita terus disorot. Berkorelasi langsung dengan pertanyaan, sudah benarkah pola pendidikan di negara kita selama ini? Pertanyaan ini menjadi penting karena hasil pendidikan menentukan mutu suatu bangsa ke depan. Kembali ke pertanyaan awal tadi, percayakah bahwa pada akhirnya kualitas bangsa ini ditentukan dari sejauh mana kualitas para orang tua. Kok bisa? Seorang anak, sejak kecil ,bahkan sejak lahir, telah menerima pendidikan dari orang tua, terutama dari si ibu yang paling dekat dengannya. Baik dalam bentuk sentuhan, hingga belajar tutur kata dan cara bersikap terhadap manusia. Keluarga adalah lembaga pendidikan paling menentukan bagi perkembangan dan masa depan seseorang. Seorang anak yang lahir, tumbuh dan berkembang dari keluarga yang edukatif (menanamkan pola hidup beraturan dan mengajarkan budi pekerti) akan memiliki mental dan prilaku yang baik, demikian pula sebaliknya. Psikologi pendidikan, sebagai salah satu cabang psikolog menempatkan keluarga sebagai lembaga pen-
didikan paling utama dan menentukan, baru setelah itu lingkungan masyarakat dan sekolah. Sangat ideal jika seorang anak lahir dan besar dari keluarga dengan orang tua yang mengerti pendidikan, tumbuh dan berkembang di lingkungan yang memberi rangsangan atas penyaluran bakat dan kemampuannya, serta bersekolah di tempat di mana potensi akademisnya pun terasah. Semua keluarga memiliki kemampuan sama untuk mendapatkan situasi ideal itu. Jadi bukan hanya menjadi monopoli keluarga kaya. Tapi hanya bisa dicapai para orang tua berpendidikan tinggi. Karena untuk menciptakan itu dibutuhkan dua syarat, yakni waktu yang cukup dan kemauan orang tua untuk mendidik sendiri anaknya selama bersama di rumah. Tak sedikit orang tua,karena alasan ekonomi, mengabaikan pendidikan anaknya. Tenggelam dalam kesibukan mencari nafkah di luar rumah, menyerahkan pendidikan dan proses perkembangan anak kepada pengasuh. Tak ada waktu untuk bersama apalagi mengajar, karena kembali ke rumah dalam kondisi sudah lelah fisik dan mental. Maka di kota-kota besar banyak orang tua tak sungkan memilih cara instan, memasukkan anak mereka ke tempat-tempat atau lembaga yang memang bergerak di bidang jasa pembinaan dan bimbingan bagi anakanak sejak usia dini. Dari situasi itulah lahir dan marak bermunculan lembaga
PAUD (Pendidikan anak usia dini )yang dalam perkembangannya tak semata dilaksanakan masyarakat lingkungan tapi kemudian masuk dan menjadi program pendidikan oleh pemerintah,dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional. Ada dua sebab mengapa PAUD berkembang sangat pesat di kota-kota besar. Pertama karena di kota-kota besar para orang tua sangat mengerti pentingnya memberi pendidikan sejak usia dini kepada anak mereka. Kedua, lembaga pendidikan ini menjadi solusi atas keterbatasan waktu mereka memberi pendidikan langsung kepada sang anak. Harga yang tinggi, akhirnya bukan lagi jadi masalah. Tapi benarkah PAUD adalah jawaban atas semua kendala orang tua mendidik anak? Agaknya tidak juga. Karena mendidik anak, tak sama dengan memberi pendidikan kepada remaja atau orang dewasa. Karena terkait dengan hubungan emosi anak dan ibunya yang tak bisa diberikan oleh lembaga ini. Maka jangan kaget, di perkotaan lahir anakanak pintar tapi kurang memiliki hubungan emosional dengan orang tua. Mereka generasi cerdas tapi haus kasih sayang. Kondisi dasar yang tak sehat itulah yang melahirkan anak-anak dengan karakter ego tinggi, kurang peduli dengan lingkungan sekitarnya, dan tak memiliki dasar moral yang kuat. Maka jika Anda punya waktu cukup bersama anak di rumah, maksimalkan waktu itu untuk memberikan pendidikan kepada anak sejak ia bayi hingga masuk sekolah formal. Fungsikan diri Anda sebagai guru baginya. Sebagai guru akan lebih baik jika Anda terus menambah ilmu (terutama dengan membaca) pengetahuan sehingga bukan saja menambah bekal ilmu yang akan diajarkan, tapi juga menjadikan Anda sebagai tempatnya bertanya saat ia membutuhkan jawaban atas sesuatu yang tidak ia pahami. Jika itu bisa dijalankan, maka Anda telah menjadi guru terbaik bagi sang anak. Guru yang tak hanya menanamkan pengetahuan dasar, tapi membimbing dan menyiapkan mentalnya dan yang lebih penting lagi, menanamkan budi pekerti sebagai bekal baginya, saat memasuki dunia nyata di lingkungan masyarakat. ] (Penulis adalah Ketua Umum YPM Muaraenim Bangkit)
KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011
5
SOROTAN
M
emasuki masa depan penuh persaingan dalam percaturan dunia, Indonesia menghadapi tantangan menyiapkan masyarakat penuh potensi. Tidak bisa tidak, karena di era globalisasi yang menyentuh semua aspek kehidupan, dunia seperti tanpa jarak. Komunikasi dan transaksi ditentukan oleh kemampuan masingmasing. Yang lemah akan tergilas, yang kuat terus bergegas, melaju maju meninggalkan yang lain. Di bidang ekonomi, di era perdagangan bebas yang mulai berlaku di dunia internasional, persaingan dagang dan pasar tenaga kerja bersifat multibangsa. Dan akhir dari semua itu, hanya bangsa yang unggullah yang akan mampu bersaing. Untuk memenuhi harapan itu, pendidikan adalah jawaban. Dan pendidikan, harus dilakukan kepada manusia sejak usia dini. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together (Belajar untuk Tahu, Belajar untuk Berbuat, Belajar untuk Menjadi dan Belajar untuk Hidup Bersama). Hasil penelitian para ahli juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak sejak lahir. Pada saat lahir otak manusia berisi sekitar 100 miliar hingga 200 miliar sel saraf. Tiap sel saraf siap berkembang sampai taraf tertinggi dari kapasitas manusia jika mendapat stimulasi yang sesuai dari lingkungan sejak awal ia tumbuh dan berkembang. Itulah yang melatarbelakangi pemerintah membuat program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), program pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Hasil penelitian para ahli di bidang neuroscience dan psikologi membuktikan PAUD merupakan keharusan, menjadi sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga disebut sebagai the golden age (usia emas). Formula yang disusun pemerintah dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 adalah usaha
6
Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 |
Kreatifitas anak harus dikembangkan sejak dini.
PAUD, MENYIAPKAN GENERASI PENUH POTENSI Hasil penelitian para ahli di bidang neuroscience dan psikologi membuktikan pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan keharusan. Formula apa saja yang masih harus dibenahi pemerintah? sadar dan terencana untuk mewujudkan itu, dengan menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran, yang mendorong peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Caranya, dengan mendidik generasi yang berkualitas, sejak usia dini. Dengan UU Sisdiknas sistem pendidikan di Indonesia tidak lagi tiga tingkatan tapi dibuat menjadi empat tingkatan yakni pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan yang sistemik. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak-kanak atau Raudhatul Athfal)
KABAR SERASAN
non formal (Kelompok Bermain/Play Group, Taman Pendidikan Anak), dan/ atau informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Untuk pelaksanaannya, pemerintah telah membuat kurikulum dasar dan standar kompetensi anak usia dini, sebagai acuan dan berlaku secara nasional. Pemerintah mendorong lahirnya lembaga-lembaga PAUD di masyarakat baik dari jalur formal maupun non formal. Yang terpenting, dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini ini hendaknya menggunakan prinsip-prinsip; Pertama, berorientasi pada kebutuhan anak. Caranya, dengan memperhatikan aspek
SOROTAN perkembangan fisik maupun psikis (intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional). Kedua, menggunakan metode belajar melalui bermain. Misalnya saat belajar, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya. Ketiga, lingkungan yang kondusif. Artinya, lingkungan diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan anak saat bermain. Keempat, menggunakan konsep pembelajaran terpadu. Tentukan tema yang menarik dalam proses belajar, sehingga akan memancing minat anak untuk memperhatikan. Kelima, mengembangkan berbagai kecakapan. Prinsip ini dapat dilakukan melalui proses pembiasaan, agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri. Keenam, menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar. Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik/ guru. Dan terakhir, dilaksanakan secara bertahap dan berulang–ulang. Artinya, pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak, lalu disajikan secara berulangulang . Dalam pelaksanaannya, program
PAUD di Indonesia masih menghadapi banyak masalah dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Pertama, masyarakat ekonomi lemah di negara kita masih sangat banyak. Vivi Alatas, Ekonom World Bank pernah merilis hasil penelitiannya bahwa pada akhir tahun 2010 jumlah penduduk miskin di Indonesia sekitar 43,4 juta jiwa— naik sekitar 12,4 juta jiwa dibanding tahun 2009 (Sumber: Harian Seputar Indonesia 12 Desember 2010). Artinya, sedikitnya 43 juta lebih anak di Indonesia hidup dalam kemiskinan sehingga banyak anak-anak yang pertumbuhan badan dan intelektualnya terhambat. Kedua, kualitas asuhan rendah. Kondisi ekonomi lemah ditambah dengan tingkat pendidikan ibu dan calon ibu yang rendah, menyebabkan rendah pula kualitas asuhan terhadap anak usia dini. Sudah banyak kasus terjadi seorang ibu tega membuang atau membunuh bayi yang dilahirkannya hanya karena malu atau takut tidak bisa merawatnya. Banyak pula ibu atau calon ibu yang tidak tahu bagaimana cara memberi makan, mengasuh, dan mendidik anak. Asal anaknya diam, mereka sudah puas. Ketiga, kualitas PAUD rendah. Data dari Depdiknas menunjukkan hingga 2008, jumlah lembaga PAUD tercatat 182.201 lembaga. Dari jumlah itu, semuanya milik masyarakat. Artinya biaya PAUD masih sangat ber-
Salah satu kegiatan belajar bagi pendidikan anak usia dini.
gantung orang tua. Sehingga wajar jika biaya PAUD jauh lebih besar dari biaya di SD atau SM. Dengan kondisi ekonomi yang lemah banyak orang tua yang tidak sanggup membayar tinggi untuk pendidikan anaknya. Hal ini menyebabkan kualitas layanan PAUD tidak seperti yang diharapkan. Ini terutama banyak terjadi di daerah luar perkotaan. Keempat, program intervensi orang tua rendah. Pos pelayanan terpadu belum dapat mencukupi kebutuhan mereka. Di negara-negara maju keluarga yang tidak mampu mendapat gaji, bantuan makanan pokok, dan susu untuk anak-anak. Bantuan serupa sangat terbatas, tidak reguler, dan belum bisa mencakup seluruh masyarakat miskin di Indonesia. Selain itu, banyak ibu hamil yang kekurangan gizi dan tidak pernah memeriksakan diri ke dokter sehingga pertumbuhan dan perkembangan janinnya kurang terawat dan tidak optimal. Wajar saja jika tingkat kematian bayi dan ibu sangat tinggi. Berbagai persoalan PAUD seperti di atas harus diatasi secara terpadu. Pemerintah, masyarakat, dan perguruan tinggi harus bekerja sama untuk mengembangkan PAUD. Pemerintah harus bekerja sama untuk mengembangkan PAUD minimal setara dengan pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah perlu secara bertahap mendirikan TK atau santunan pendidikan anak usia dini agar mampu menampung minimal 80% anak usia TK. Gedung SD yang tidak berfungsi karena kekuarangan siswa dapat digunakan sebagai TK atau pendidikan anak usia dini. Untuk itu, pemerintah perlu bekerja sama dengan komponen masyarakat dan perguruan tinggi. Perguruan tinggi mempersiapkan guru TK yang berkualitas, baik melalui program D-2 mapun S-1. Asosiasi PAUD perlu dikembangkan sebagai wahana temu ilmiah dan pengembangan profesi para pemerhati PAUD. Berbagai buku, alat permainan, sarana pembelajaran untuk anak usia dini perlu dikembangkan. Penelitian berskala nasional tentang kondisi gizi, pendidikan, dan pola asuh anak usia dini perlu dilakukan agar dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun program intervensi secara akurat. Semoga PAUD di Indonesia makin berkembang pesat. ] FIR
KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011
7
SOROTAN Bupati Muara Enim menyerahkan hadiah bagi siswa juara olimpiade
Zaeleva, Anak Desa Juara Olimpiade Matematika Tiada hari tanpa belajar. Kata-kata ini dia tanamkan pada dirinya. Sebagai seorang anak tentu saja dia juga menyempatkan diri untuk bermain dengan teman sebayanya. Di usia yang masih belia, Zaeleva sudah mampu membagi waktu, kapan belajar dan kapan bermain. Hasilnya dia berhasil menjadi juara olimpiade matematika tingkat kabupaten.
F
asilitas pendidikan yang diperoleh anak-anak yang menuntut ilmu di pedesaan tentu tidak sama dengan fasilitas yang diterima oleh anak-anak yang menuntut ilmu di perkotaan. Meskipun demikian, tidak berarti prestasi yang mereka torehkan selalu kalah dengan anak-anak yang mendapatkan fasiltas pendidikan yang lebih baik. Dengan segala keterbatasan fasilitas, mereka tetap melakukan kegiatan belajar dengan penuh semangat untuk meraih prestasi setinggi mungkin. Dengan keinginan dan tekad yang kuat, meskipun berasal dari desa mereka ingin membuktikan bahwa mereka mampu meraih prestasi. Dan
8
Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 |
ini terbukti. Dari 18 pelajar tingkat SD yang mengikuti olimpiade matematika, IPA, lomba pidato, lomba kreasi daur ulang, lomba melukis dan lomba menyanyi, 13 orang di antaranya adalah pelajar yang berasal dari pedesaan. Bahkan dalam lomba olimpiade tingkat SD se Kabupaten Muaraenim yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Muaraenim dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), yang menjadi pemenang pertama bidang matematika justru dari desa. Sang juara itu bernama Zaeleva Lilenia. Siswa kelas VI SD Negeri Ujanmas, Kecamatan Ujanmas, Kabupaten
KABAR SERASAN
Muaraenim, ini mampu menyingkirkan pelajar lainnya yang mengikuti lomba tersebut. Keberhasilannya keluar sebagai juara, tentu adalah hal yang membanggakan, dan memberikan kebahagian tidak hanya untuk dirinya. Kedua orang tuanya Eli San Fikri dan Erlina Rosalia dan para guru tempat dia menuntut ilmu ikut larut dalam kebahagian, dengan prestasi yang ia peroleh. Betapa tidak dengan fasilitas sekolah yang serba terbatas, ternyata mampu menelurkan seorang bintang pendidikan di tingkat kabupaten pada olimpiade tersebut. Setiap prestasi tentu akan selalu diikuti apresiasi. Atas keberhasilannya
SOROTAN merebut juara olimpiade matematika tingkat kabupaten, Zaeleva mendapatkan hadiah berupa bingkisan dan uang pembinaan yang diserahkan lansung oleh Bupati Muaraenim, Ir Muzakir Sai Sohar usai peringatan Hardiknas di lapangan Merdeka. Dengan seragam sekolah putih merah dan mengenakan topi yang juga berwarna merah berlogo Tutwuri Handayani, Zaeleva Lilenia tampak sumringah. Senyumnya mengembang terpancar kebahagian di wajahnya saat menerima bingkisan dan uang dari bupati. Jika bagi sebagian besar siswa matematika adalah momok yang menakutkan, namun bagi Zaeleva justru palajaran yang menyenangkan. Bahkan putri pertama dari dua bersaudara ini, mengaku sebelum masuk SD
dia memang sudah menyukai pelajaran matematika. Karena menurutnya matematika adalah ilmu eksak yang tidak perlu memerlukan hafalan, melainkan membutuhkan perhitungan dan pemikiran. Sang juara mengaku, dalam belajar dia tidak hanya mengandalkan dari sekolah. Selain belajar di sekolah dia juga mengikuti pelajaran tambahan dari gurunya di luar jam pelajaran sekolah. Dia juga mengikuti bimbingan belajar dengan guru kursus secara pribadi. ”Setiap harinya saya terus belajar, pagi belajar di sekolah. Usai pulang sekolah, ada pelajaran tambahan serta mengikuti kursus secara privat,”ujarnya. Baginya tiada hari tanpa belajar. Sebagai seorang anak tentu saja dia juga menyempatkan diri untuk ber-
Sang Juara Matematika Zaeleva dan gurunya Sri Endang Lestari.
main dengan teman sebayanya. Yang penting, kata Zaeleva, harus bisa membagi waktu, kapan belajar dan kapan bermain. Hal ini dibenarkan oleh Sri Endang Lestari, guru kelas VI yang setiap hari mengajar Zaeleva. Menurut Sri, anak didiknya yang satu ini memang sangat rajin belajar. Tak heran jika akhirnya Zaeleva bisa menjadi juara dalam olimpiade matematika. Dan sebagai guru, dirinya sangat bangga dengan hasil yang telah dicapai salah satu anak didiknya itu. ”Selaku guru saya sangat gembira dan bangga karena anak didik saya bisa keluar sebagai juara lomba olimpiade matematika tingkat kabupaten,” ungkap Sri. Sri menuturkan, Zaeleva adalah satu dari 44 siswa kelas VI yang diajarnya dengan prestasinya cukup menonjol. Sejak dari kelas I dia terus menduduki rangking pertama di sekolah itu. Untuk meningkatkan prestasi siswa yang didiknya, dia tidak saja memberikan pendidikan pada saat jam belajar. Tetapi juga memberikan pelajaran tambahan pada sore hari usai pulang sekolah. ”Seluruh murid mengikuti pelajaran tambahan di luar jam pelajaran sekolah. Pelajaran tambahan ini merupakan kebijakan sekolah untuk meningkatkan pretasi anak-anak,” jelasnya. Prestasi tidak datang begitu saja. Apa yang diperoleh Zaeleva tentu bisa dijadikan contoh bagi siswa-siswa yang bersekolah di pedesaan. Keterbatasan fasilitas bukanlah halangan untuk menggapai prestasi. Ketekunan, tekad, dan kesungguhanlah yang paling penting. Meski dengan fasilitas yang cukup, jika tidak diikuti dengan kerja keras, ketekunan, dan tekad yang kuat mustahil prestasi akan bisa diraih. Untuk melahirkan anak didik yang yang berkualitas peran para guru tentu saja sangat vital. Guru harus berperan lebih aktif, agar anak didiknya paling tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Selain guru, peran orang tua juga sangat penting. Dengan terjalinnya komunikasi antara orang tua murid dan guru, hasil yang capai anak-anak dalam belajar tentu akan semakin baik. Yang pada gilirannya akan bisa menghasilkan anak–anak Indonesia yang berkualitas. ] Rsm/Amr
KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011
9
NASIONAL
Mengejar Target Pembangunan Nasional 2014 Dalam dua event penting, yaitu Raker MP3EI dan Raker Musrembangnas, pemerintah pusat menekankan pentingnya dilakukan percepatan pembangunan nasional. Untuk mencapai sasaran, tentunya butuh koordinasi derajat tinggi, sarana yang cukup, serta alokasi anggaran yang memadai.
D
i bulan April 2011, Kabar Serasan setidaknya mencatat ada dua event penting di Tanah Air, yang berkaitan dengan program pembangunan di Indonesia. Event pertama, yaitu Rapat Kerja Pemerintah dan Dunia Usaha membahas Rencana Induk atau Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Istana Bogor, Selasa, 19 April 2011, untuk mempercepat pertumbuhan pembangunan ekonomi di Indonesia. Rapat Kerja MP3EI yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, juga dihadiri jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, beberapa kepala daerah, serta para pelaku dunia usaha, termasuk UMKM. Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, MP3EI bukanlah pengganti dari semua rencana yang telah dimiliki, baik pada tingkat nasional maupun tingkat daerah. Sebab, pemerintah telah mempunyai RPJMN (Rencana Pembangunan Jangkah Me-
10
Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 |
nengah Nasional), RKP (Rencana Kerja Pemerintah), APBN, ada RKPD (Rencana Kerja Pembangunan Daerah), serta APBD yang mecakup semua sektor dan bidang kehidupan. Dan Presiden SBY mengingatkan sekaligus meminta semua program itu betul-betul dijalankan. Presiden juga menegaskan bahwa MP3EI juga bukan subtitusi. MP3EI ini dikeluarkan karena pemerintah ingin melakukan percepatan dan perluasan pada sektor-sektor tertentu dari ekonomi kita dengan sasaran, arah, dan time line yang jelas. Dalam MP3EI ini tertuang jelas siapa berbuat apa, siapa berinvestasi berapa dan di mana. Presiden menandaskan, “Keberhasilan Indonesia adalah keberhasilan dari semua agenda dan program yang dijalankan, ditambah dengan keberhasilan dari implementasi MP3EI ini.� Pemerintah mengakui, program percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia diperkirakan membutuhkan banyak modal.
KABAR SERASAN
Salah satu sumber pendanaan yang diharapkan pemerintah adalah berasal dari luar negeri. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan menyebut salah satunya berasal dari JP Morgan Chase & Co, salah satu perusahaan finansial tertua di dunia. "Tentunya diminta kalau bisa seperti JP Morgan memberikan atensi kalau bisa bantuan, karena ini kan kebutuhan dananya nggak kecil," ujar Gita usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima CEO JP Morgan Chase & Co Jamie Dimon di Kantor Presiden, Selasa 3 Mei 2011. Gita mengungkapkan, BUMN sudah diminta melakukan pembiayaan program yang disebut MP3EI itu sebesar USD 100 miliar dari kebutuhan Rp 835 triliun. Sumber pembiayaan lain berasal dari non-BUMN atau swasta. "Belum lagi yang dari luar negeri. Ini kan semua perlu pinjaman itu saya rasa peran dari JP Morgan," katanya. Namun menurut Gita, dalam pertemuan tersebut, belum muncul
NASIONAL komitmen nilai atau nominal dari JP Morgan. Sementara Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, komitmen yang muncul dalam pertemuan adalah keinginan JP Morgan men-support MP3EI. Selain itu juga pendanaan dalam bidang infrastruktur. Hatta mengungkapkan, hampir tiap kuartal JP Morgan membawa investor untuk mencari proyek di Indonesia. Jika sebelumnya hanya tiga investor dalam satu tahuan, saat ini mencapai lima investor. "Jadi kita harus banyak men-create project pembangunan kita terutama untuk infrastruktur," kata Hatta. Meski saat ini Indonesia belum sampai pada investment grade, namun pasar disebut Hatta sudah mengakuinya. "Itu sudah terbukti ketika kemarin bond-nya kita itu dikenakan rate hanya sekitar 5 persen. Bayangkan pada beberapa dua atau tiga tahun lalu sampai kena 11 persen," urai Hatta. Hal itu, kata dia menunjukkan bukti Indonesia sebagai tempat investasi yang baik. Adapun event kedua di bulan April yaitu dilangsungkannya Rapat Kerja Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrembangnas) 2011 di Bidakara, Jakarta, 28 April 2011. Acara itu diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ini dibuka oleh Presiden Susilo Bam-
bang Yudhoyono dan dihadiri Wakil Presiden Boediono serta seluruh kepala daerah di Indonesia. Musrembangnas 2011 diselenggarakan sebagai upaya menyusun Rencana Kerja Pemerintah 2012. Acara itu mengusung tema "Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat". Raker Musrembangnas tahun ini juga dibahas pelbagai persoalan yang masih terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2010. Di bidang kesejahteraan, misalnya, pada 2010 PDB per kapita hanya US$ 3.000 (growth 6.1%), dan Indonesia masuk dalam kategori Lower Middle Income Countries. Tercatat jumlah penduduk miskin sebanyak 31 juta orang atau 13,3% dari total jumlah penduduk. Adapun lima provinsi paling miskin di Indonesia yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Gorontalo, dan NTT. Sementara dari sisi lapangan pekerjaan, tercatat 8,3 juta orang menjadi pengangguran terbuka. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi terjadi di Banten (13,68%), diikuti oleh DKI Jakarta (11,05%), Jawa Barat (10,33%), Kalimantan Timur (10,10%), dan Maluku (9,97%). Kemudian, untuk Indeks Pembangunan Manusia IPM), paling rendah di Papua (64,53), diikuti NTB (64,66), NTT (66,60%), Papua Barat (68,58), dan Maluku Utara (68,58) dalam skala 0-100.
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bersama Kepala Bappenas Armida Alisyahbana saat pembukaan Musrembangnas di Jakarta.
Untuk menekan kekurangankekurangan yang masih terjadi di 2010, dalam Raker Musrembangnas kali ini, pemerintah telah membuat road map penguatan pelaksanaan pembangunan 2011 serta mengantisipasi isu-isu strategis di 2012. Program pembangunan nasional tersebut tetap berlandaskan empat pilar, yaitu Pro Growth, Pro Poor, Pro Job, dan Pro Environment. Sementara untuk mewujudkan empat pilar tersebut, pemerintah menggunakan kebijakan empat kluster penanggulangan kemiskinan. Kluster I: Bantuan dan perlindungan sosial. Kluster II: PNPM Mandiri. Kluster III: Penyaluran KUR, dan Kluster IV: Program murah. Lantas program prioritas apa saja yang akan direalisisakan pemerintah hingga 2014? Menko Kesra Agung Laksono menyebutkan, pemerintah di masa Kabinet Indonesia Bersatu II telah menetapkan 11 prioritas pembangunan nasional (2009-2014). Yaitu bidang reformasi birokrasi dan tata kelola, pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan, infrastruktur, iklim investasi dan iklim usaha, energi, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik, kemudian kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Patut diakui, pemerintah pusat memang telah memutar otak untuk mencapai target pembangunan nasional hingga 2014. Alangkah naif jika strategi yang dirancang pemerintah ini tidak dapat diwujudkan. Bagaimanapun rakyat jua nantinya akan semakin susah. Karenanya, program-program yang telah dirancang pemerintah untuk pembangunan kesejahteraan rakyat, perlu didukung dengan perencanaan yang matang, koordinasi derajat tinggi, sarana yang cukup, serta alokasi anggaran yang memadai. Pembangunan karakter bangsa sendiri diarahkan menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan nasional dan melibatkan berbagai pihak, sehingga koordinasi dan sinergi harus dilakukan dengan sistematis. Sementara untuk pengembangan ekonomi kreatif, harus didukung oleh pemerintah dan pemerintah daerah untuk mempercepat pencapaian sasaran RPJMN 2009�2014, yaitu penduduk miskin 8-10%. ] Fie
KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011
11
EKBIS
M
uaraenim salah satu kabupaten yang menjadi andalan Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal pasokan listrik. Saat ini saja kabupaten yang memiliki luas wilayah 9.238,77 km2 dengan jumlah penduduk 638,752 jiwa itu telah memiliki dua pembangkit listrik dengan kapasitas cukup besar. Di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU ) Bukit Asam Tanjung Enim berkapasitas 4x65 Mega Watt (MW). Kemudian Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gunung Mas di Kecamatan Ujanmas berkasitas 2x40 MW yang dikelola oleh PT Meppo Gen. Namun dua pembangkit listrik yang telah beroperasi yang disalurkan melalui jaringan interkoneksi, ternyata belum mampu untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumsel secara keseluruhan. Terkait pemenuhan kebutuhan listrik tersebut, Pemkab Muaraenim melalui bantuan pemerintah pusat, menggaet investor dari negara China untuk membangun PLTU di Desa Gunung Raja, Kecamatan Rambang Dangku berkapasitas 2x113,5 MW. Pembangunan pembangkit tersebut murni dilakukan PT GH EMM Indonesia . Untuk melihat secara dekat persiapan penyelesaian pembangunan PLTU yang dikerjakan investor dari negera tirai bambu itu, Bupati Muaraenim, Ir Muzakir Sai Sohar bersama unsur Muspida setempat melakukan peninjauan ke lokasi proyek. Dalam kunjungan itu bupati menerima masukan berbagai kendala yang dihadapi pihak perusahaan menjelang penyelesaian pembangunan proyek. Masalah pembebasan lahan masih menjadi kendala yang belum terselesaikan. Misalnya proses pembebasan lahan untuk pembangunan tower jaringan transmisi dari gardu induk di Kabupaten Lahat sepanjang 100 km untuk pemasangan 178 tower belum juga menemui titik temu. Hal ini disebabkan karena tingginya harga ganti rugi yang diminta masyarakat yang melebihi ketentuan yang telah ditetapkan Gubernur Sumsel melalui SK nomor 25 tahun 2009. Akibatnya penarikan konduktor atau stringing belum bisa dselesaikan. Sampai saat ini pekerjaan tersebut baru mencapai sekitar 60 persen. Wilayah lahan yang
12
Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 |
Muzakir Tinjau Proyek PLTU Gunung Raja Pemkab Muaraenim menggaet investor dari China untuk membangun PLTU berkapasitas 2x113,5 MW di Desa Gunung Raja, Kecamatan Rambang Dangku. PLTU ini juga untuk penambahan pemenuhan kebutuhan listrik di Sumsel.
Bupati Muara Enim saat meninjau pelaksanaan pembangunan PLTU Gunung Raja di Kecamatan Rambang Dangku.
belum bisa dibebaskan di Kecamatan Gunung Megang 110 pemilik, Kecamatan Muaraenim 50 pemilik dan di areal PTPN VII. Direktur Proyek PT GH EMM Indonesia, Mr Ghen Sang Bing, menyampaikan, saat ini kemajuan pekerjaan pembangkit unit I civil works 100 persen, boiler 95 persen, turbine 85 persen, generator 80 persen, dan electrical interconnection 90 persen. Pembangkit unit II civil works 95 persen, boiler 75 persen, turbine 55 persen generator 70 persen, electrical interconection 60 persen. Kemudian kemajuan pekerjaan kontruksi rata-rata 90 persen meski sudah ada yang 100 persen dan ada juga. Terkait dengan permasalahan pembebasan lahan Muzakir berjanji akan membantu proses penyelesaiannya dengan melakukan pendekatan
KABAR SERASAN
kepada masyarakat. Sehingga proyek nasional tersebut dapat segera selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. �Saya bersama temanteman di dewan (DPRD Muaraenim) akan membicakan masalah ini agar proses pembangunannya dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan,�jelasnya. Di satu sisi kepentingan investor yang telah menanamkan modal yang sangat besar perlu diperhatikan. Di sisi lain kepentingan masyarakat juga perlu diakomodir. Kedua pihak harus mengesampingkan ego masingmasing untuk tujuan yang lebih besar. Di sini peran pemerintah daerah dan anggota dewan untuk mencari solusi. Sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berlangsung sementara masyarakat pun tidak merasa dirugikan. ] Rsm
EKBIS
Asisten I Pemkab Muaraenim Drs H Bulgani Hasan didampingi Asisten II Ir Hasanudin saat memberikan bingkisan peralatan sekolah kepada anak-anak desa di Kecamatan Muara Belida.
Muara Belida Bakal Punya Pelabuhan Pembangunan dermaga batubara di Kecamatan Muara Belida , diharapkan akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Aktivitas bongkar muat di pelabuhan itu nantinya bisa menjadi alternatif mata pencaharian penduduk setempat.
K
abupaten Muaraenim yang memiliki 22 kecamatan, beberapa di antaranya masih dikatagorikan sebagai daerah terpencil. Salah satu daerah tersebut adalah Kecamatan Muara Belida. Daerah ini berbatasan lansung dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sebelumnya Muara Belida merupakan desa yang menjadi bagian dari Kecamatan Gelumbang. Kemudian desa tersebut membentuk kecamatan tersendiri dengan membawahi delapan desa. Desa yang berada di daerah tersebut hampir seluruhnya berada di pinggir aliran Sungai Meriak. Tak heran jika masyarakat di kecamatan itu menjadikan perahu sebagai alat tranportasi sehari-hari. Untuk menjangkau daerah tersebut membutuhkan waktu tempuh sekitar tujuh jam perjalanan darat dan sungai. Sebelum ada jalan darat, untuk mendatangi Muara Belida harus menggunakan speedboad melalui Sungai Musi dari Jembatan Musi II Palembang. Sejak jalan Patratani dibuka, akses untuk menuju daerah
tersebut tidak hanya melalui jalan sungai tetapi bisa juga ditempuh dengan perjalanan darat. Karena kondisi jalannya belum beraspal, hanya mobil yang bergardan ganda yang bisa melewati jalan tersebut. Akibat sulitnya akses untuk menjangkau Kecamatan Muara Belida, pemerintah pun mengalami berbagai kendala untuk mengembangkan daerah itu. Dibutuhkan investasi yang cukup besar agar daerah itu bisa lebih mudah dijangkau. Di era Kabupaten Muaraenim dipimpin H Kalamudin D SH MH (alm), rencana untuk mengembangkan daerah di tepian sungai itu sudah dirancang dengan membangun pelabuhan batubara. Setelah Ir Muzakir Sai Sohar menjadi Bupati Muaraenim, dia pun bertekad untuk mewujudkan rencana itu. Gayung pun bersambut. Adalah PT Dizamatra Powerindo, sebuah perusahaan yang berkecimpung di usaha penambangan batubara, menyambut baik rencana tersebut. Perusahaan yang berlokasi di Kabupaten
Lahat tersebut menyanggupi untuk membangun pelabuhan batubara. Kemudian Desa Patratani dipiih sebagai lokasi pelabuhan. Perusahaan tersebut, saat ini telah melakukan pengerjaan land clearing pembukaan jalan poros menuju pelabuhan yang akan dibangun. Jalan poros yang dibangun adalah jalan eks PT Patra Tani. Sedangkan lahan yang telah dibebaskan untuk membangun dermaga itu seluas 20 hektar. Untuk memulai pembangunan dermaga tersebut, manajemen PT Dizamatra Powerindo meminta dukungan masyarakat setempat agar pelabuhan bisa segara dapat diselesaikan. Asisten I Pemkab Muara Enim, Drs H Bulgani Hasan atas nama Pemkab Muaraenim dihadapan ribuan masyarakat tersebut mengatakan sangat wellcome terhadap investor yang akan menanamkan investasinya membangun pelabuhan batubara di Desa Patra Tani. Bulgani Hasan menuturkan, rencana kegiatan pembangunan pelabuhan tersebut telah dirintis sejak tiga tahun yang lalu, namun baru saat ini berhasil dilaksanakan. Sementara itu Direktur PT Dizamatra Powerindo, Susilo Dwijahtoro, mengatakan pembangunan yang akan dilaksanakan pada prinsipnya sangat mengharapkan dukungan dari masyarakat. �Dermaga batubara yang akan kita bangun untuk tahap pertama berkapasitas 1-2 juta ton per tahun. Pembangunan pelabuhan ini kita harapkan secepatnya selesai dilaksanakan. Dan batubara yang akan dibawa ke dermaga itu adalah milik PT Dizamatra sendiri,� jelas Susilo. Menurut Susilo pelabuhan ini dibangun untuk memperlancar angkutan batubara milik perusahaan yang memiliki lokasi tambang di Kabupaten Lahat. Batubara tersebut nantinya diangkut dengan melalui tongkang dari dermaga itu untuk di kirim ke luar daerah. Pembangunan pelabuhan batubara di Kecamatan Muara Belida ini diharapkan dapat lebih mempermudah akses untuk mencapai daerah itu. Aktivitas bongkar muat di pelabuhan itu nantinya bisa menjadi alternatif mata pencaharian penduduk setempat. Sehingga pada gilirannya bisa menggenjot perekonomian dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. ] Rsm
KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011
13
PEMBANGUNAN
Wakil Presiden Boediono saat membuka acara Rakernas PNPM Mandiri di Jakarta.
Pembinaan dan Pengawasan Kunci Keberhasilan Program PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri hingga saat ini telah memberikan dampak cukup baik bagi masyarakat perdesaan maupun perkotaan. Untuk itu, pemerintah akan melanjutkan program tersebut dan menambah anggarannya.
W
akil Presiden Republik Indonesia Boediono mengungkapkan, setiap melakukan kunjungan ke daerah dia selalu mengecek pelaksanaan PNPM. Dari kunjungan tersebut dia mendapatkan kesan langsung secara spontan dari masyarakat. Yang pada intinya menyebutkan program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini disampaikan Wapres saat membuka Rapat Kerja Nasional PNPM Mandiri sosialisai program untuk tahun anggaran 2011 di Jakarta 27 April 2011 lalu. Terkait pelaksanaan PNPM ini, Wapres juga mendapat laporan adanya penyelewengan dana PNPM yang dilakukan masyarakat. Meski nilai penyelewengan itu amat sangat kecil, kata wapres, hal itu harus perbaiki, lalu segera hilangkan. Jika tidak hal ini bisa menganggu program yang lain. Untuk itu dia minta seluruh kepala daerah agar persoalan kecil-kecil itu untuk segera diselesaiakan. Jika tidak, hal itu bisa menghancurkan program PNPM Mandiri yang selama ini bermanfaat bagi masyarakat. Lebih lanjut Boediono berpe-
14
Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 |
san agar program yang benar-benar dirancang langsung dari masyarakat ini terus berjalan dan manfaatnya bisa dirasakan langsung masyarakat. Sekarang dana langsung diberikan ke kecamatan, tak ada yang menyetop, dan tak ada yang menyunat."Jangan ada yang menghambat aliran dana ini. Proses birokrasi yang panjang bisa mematikan gairah masyarakat," Boediono menekankan. Boediono menuturkan, program yang sebelumnya dikenal dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) ini merupakan program untuk menjaga masyarakat dari krisis moneter 1998 yang melanda Indonesia pada saat itu. PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program di bawah pembinaan Kementerian Dalam Negeri melalui Ditjend PMD. PNPM Mandiri Perdesaan pada 2011 mencakup 5.020 di 32 provinsi. Total alokasi dana dalam bentuk bantuan langsung masyarakat sebesar Rp8,268 triliun yang terdiri atas alokasi APBN Rp6,627 triliun dan APBD Rp1,640 triliun. Pada tahun lalu, program ini mampu mendanai 363 ribu lebih
KABAR SERASAN
kelompok kegiatan ekonomi produktif, membangun jalan desa sepanjang 51.731 km, membangun 6.571 jembatan, membangun 31.458 unit air bersih, 2.798 unit pasar desa, dan menyerap 4,5 juta lebih tenaga kerja. Dan telah berhasil mendapatkan partisipasi masyarakat sebanyak 12.446.306 orang (55 % dari Rumah Tangga Miskin), dan mampu mendanai 363 ribu lebih kelompok kegiatan ekonomi produktif. Bupati Muaraenim Ir Muzakir Sai Sohar yang hadir sebagai peserta dalam acara tersebut mengatakan, dalam pelaksanaan PNPM Mandiri yang terpenting adalah unsur pembinaan dan pengawasan. Bila tanpa pengawasan dan pembinaan maka program akan ngawur dan tidak terarah. Untuk itu pihak-pihak terkait di daerah harus betul-betul melakukan fungsinya secara maksimal. “Misalnya pada program pembangunan jalan setapak yang dilakukan oleh masyarakat, Pemkab akan melibatkan instansi terkait, dalam hal ini Dinas Cipta karya,� jelas Muzakir. Selain itu, Muzakir juga mengungkapkan bahwa dana PNPM terbatas.
PEMBANGUNAN Karena itu, jika ada kekurangan dana dalam pelaksaan program, Pemkab tak segan-segan untuk menyuntikkan dana. “Dananya bisa kita usahakan dari CSR perusahaan yang ada di Muaraenim,” imbuh Muzakir. Muzakir menegaskan, PNPM ini untuk dan oleh masyarakat. Namun kepentingan masyarakat yang ada, tentu tidak bisa mereka selalu menadahkan tangan, tetapi harus juga mandiri. Misalnya dengan hasil bumi yang mereka dapatkan, masyarakat sebetulnya bisa ikut berparisipasi, jadi tidak hanya mengandalkan dari dana PNPM saja. “Kita mengharapkan agar masyarakat juga bisa ikut perpartisipasi. Dengan pancingan dana PNPM ini diharapkan akan timbul kemandirian dalam masyarakat kita,” imbau Muzakir. Karena itu, kata Muzakir, pola hidup masyarakat yang konsumtif harus segera diubah. Misalnya di saat harga komuditi karet tinggi, masyarakat petani karet sering lupa diri. Mereka bukannya menyisihkan dana untuk kepentingan desa, tapi justru melakukan hal yang kurang bermanfaat, misalnya mereka malah “nanggap“ orkes. “Seharusnya masyarakat mengutamakan kepentingan desa mereka,” ujar Muzakir yang berharap dengan adanya PNPM, akan ada peningkatan kualitas pola berpikir masyarakat di daerah Muaraenim. Muzakir menuturkan, salah satu daerah di Kabupaten Muaraenim yang dianggap berhasil melaksanakan program ini adalah Kecamatan Tanjung Agung. Dia berharap keberhasilan Kecamatan Tanjung Agung ini, bisa memberi inspirasi dan motivasi pada kecamatan lain. Mereka bisa belajar dari keberhasilan ini. Paling tidak aparat Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah (PMPD) harus konsen, jangan hanya asal ada program, tetapi harus betul-betul yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat. Pengawasan dan pembinaan harus dilakukan dengan cermat. Menurut Muzakir, salah satu indikator keberhasilan itu adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakaat di daerah itu sendiri, sesuai dengan kemampuan daerah masing-masing. Jadi, jika setiap tahun dana bantuan yang dikucurkan semakin besar justru artinya kesejahteraan masyarakat belum tercapai.
Program PNPM Mandiri ini diharapkan sebagai pemicu agar masyarakat lebih mandiri, bukan program untuk meninabobokan masyarakat. Ini yang harus ditekankan pada masyarakat. "Dengan sistem PNPM yang bottom up, maka dukungan masyarakat sangat dibutuhkan, agar programnya lebih efektif dan efisien. Namun kontrol dan evaluasi tetap diperlukan agar program yang dibuat benarbenar keinginan murni masyarakat, bukan kepentingan elite," pungkas Muzakir. Sementara Kepala Badan PMPD Kabupaten Muaraenim, Drs H Fajeri Erham MM yang mendampingi bupati dalam acara ini menambahkan, dengan pelaksanaan pola, sistem, dan mekanisme dari program ini, telah memberikan dorongan yang kuat bagi pelaksanaan sistem pembangunan partisipasif (bottom up planing) dan otonomi daerah. Penanganan kemiskinan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat (community empowerment) adalah sebuah upaya pemerintah untuk membangun kapasitas masyarakat secara lebih baik. Dari aspek pemberdayaan perempuan, lanjut Fajeri, mereka juga berperan aktif dalam setiap proses perencanaan pembanguanan desa dan antar desa. Hal ini menunujukkan kemajuan yang nyata serta mengatasi bias gender yang selama ini terjadi.
Kaum perempuan turut serta mulai dari musyawarah, mengusulkan kegiatan sarana dan prasarana, hingga kegiatan ekonomi. Di Kabupaten Muaraenim, PNPM Mandiri Perdesaan dimulai dari tahun 2007. Hingga 2010 telah mendapat aloksi dana BLM sebesar Rp 57,5 miliar untuk Sembilan kecamatan. Untuk 2011, total dana yang dialokasikan untuk program ini sebesar Rp 12 miliar, turun dari alokasi tahun lalu yang sebesar Rp 18 miliar. PNPM Mandiri ini digulirkan bertujuan untuk menggerakkan potensi sumber daya manusia untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam segala aspek pembangunan serta mendorong tumbuh kembang kreativitas dan aktivitas masyarakat dalam berkarya dan berketerampilan. Dengan azaz: ”Dari, oleh dan untuk masyarakat”, sudah sepatutnya pelaksanaan program PNPM ini betulbetul untuk kepentingan masyarakat. Namun tetap perlu diakukan kontrol dan evaluasi agar benar-benar itu keinginan murni masyarakat bukan kepentingan elite. Jika hal ini dilakukan dengan benar, harapan untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dapat terwujud. ] Amr
Bupati Muaraenim Ir Muzakir Sai Sohar.
KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011
15
DINAMIKA
Z
eno dan Sonia terpilih setelah melalui tahap penyeleksian dengan menyisihkan 22 pasang finalis pada malam Grand Final yang diselenggarakan di Gedung Kesenian Putri Dayang Rindu awal April lalu. Untuk selanjutnya mereka akan menjadi duta pariwisata Muaraenim dan ikut serta dalam menyampaikan program Pemerintah Kabupaten Muaraenim kepada masyarakat. Wakil Bupati Muaraenim, H. Nurul Aman, SH dalam sambutannya mengatakan, selain berpenampilan baik, Bujang Gadis Serasan dituntut memiliki wawasan yang luas, khususnya mengenai potensi yang ada di Kabupaten Muaraenim dan harus memiliki sikap perilaku yang santun sehingga menjadi contoh bagi generasi muda di Kabupaten Muaraenim. “Bujang Gadis Muaraenim merupakan representasi dari generasi muda di Kabupaten Muaraenim sehingga haruslah memiliki pengetahuan yang luas, terutama mengenai potensi daerah Kabupaten Muaraenim dan memiliki perilaku yang terpuji. Tidak cukup dengan penampilan fisik yang baik saja,” ujar Nurul Aman. Dalam malam grand final, 22 finalis yang berasal berbagai Kecamatan di Muaraenim ini disuguhkan pertanyaan seputar potensi daerah Kabupaten Muaraenim, wawasan kebangsaan dan topik hangat yang sedang terjadi. Pertanyaan pun diberikan dalam dua versi, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Materi serupa juga akan diuji pada pemilihan Bujang Gadis di tingkat provinsi nantinya. Juara 1 Bujang Serasan Muaraenim 2011, Zeno Zasman, merupakan wakil dari Kecamatan Gelumbang, lulusan S1 Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu yang saat ini berprofesi sebagai Staf Humas dan Protokol Pemkab Muaraenim. Sedangkan Juara 1 Gadis Serasan Muaraenim 2011, Sonia Chandrakinanti, merupakan wakil dari Kecamatan Muaraenim, siswi SMA Negeri 17 Palembang. Saat ini mereka sedang mempersiapkan diri untuk menampilkan yang terbaik pada pemilihan Bujang Gadis Sumatera Selatan 2011. Mempelajari sejarah dan budaya Muaraenim dan juga Sumatera Selatan, termasuk berlatih menari dan menyanyikan lagu daerah. “Insya Allah kami siap memberi-
16
Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 |
Bujang Gadis Serasan Siap Wakili Muaraenim di Tingkat Provinsi Bujang Gadis Serasan Muaraenim 2011 terpilih, Zeno Zasman dan Sonia Chandrakinanti siap mewakili Kabupaten Muaraenim dalam pemilihan Bujang Gadis Sumatera Selatan 2011. Acara tersebut rencananya digelar Juni mendatang. kan yang terbaik nantinya. Saat ini kami terus mendalami budaya dan adat istiadat di Kabupaten Muaraenim, seperti adat Tunggu Tubang masyarakat Semendo, Piring Selawi dan Anak Belai di Tanjung Agung. Selain itu juga sejarah Candi Bumiayu, legenda Putri Dayang Rindu, objek wisata air terjun Curup Tenang, dan masih banyak lagi,” papar Sonia. “Mohon doa dan dukungannya kepada masyarakat Muaraenim, semoga kami dapat tampil secara maksmimal nantinya. Sekarang kami juga sedang berlatih menari dan menyanyi daerah Muaraenim juga mendalami potensi serta adat istiadat Sumatera Selatan pada umumnya,” tambah Zeno. Sonia dan Zeno juga menyatakan kesiapannya seandainya nanti dibutuhkan dalam mempromosikan Muaraenim dan Sumatera Selatan kepada tamu-tamu SEA Games 2011 bulan November mendatang. Ajang pemilihan Bujang Gadis Serasan merupakan salah satu atraksi wisata yang bertujuan untuk melestarikan budaya Sumsel sekaligus sebagai sarana pengembangan potensi, bakat, kreativitas, dan kecerdasan para generasi muda. Para Bujang Gadis yang terpilih tiap tahunnya akan dibina dengan maksud mengembangkan kebudayaan nasional pada umumnya, dan kebudayaan Bumi Serasan Sekundang pada khususnya.
KABAR SERASAN
Bujang Gadis yang terpilih di tingkat wilayah akan bertugas mendampingi bupati pada acara-acara seremonial. Sementara Bujang Gadis yang terpilih hingga tingkat Provinsi Sumatera Selatan akan bertugas mendampingi Gubernur. Selain itu, para Bujang Gadis juga akan bertugas untuk mempromosikan Provinsi Sumsel kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Muaraenim sebagai salah satu wilayah Kabupaten di Sumsel, memiliki banyak potensi di bidang pariwisata dan kebudayaan. Karenanya, peran Bujang Gadis menjadi salah satu yang dititikberatkan dalam hal ini. Ajang kompetisi positif bagi generasi muda ini senantiasa dikembangkan setiap tahunnya. Kriteria penilaian dalam pemilihan pun terus ditingkatkan kualitasnya setiap tahun, dengan menitikberatkan pada keterpaduan seluruh komponen penilaian secara menyeluruh, yaitu menyangkut aspek Pengetahuan Umum Pemerintahan Pusat dan daerah, Pengetahuan Sejarah dan Budaya Sumsel, Pengetahuan Pariwisata, Etika Berbusana, Bahasa, serta Psikologi dan Pengembangan Diri. Semuanya senantiasa juga bertujuan untuk menghasilkan bibit-bibit muda yang berkualitas dan berpotensi dalam pengaruhnya terhadap kebudayaan dan pariwisata Sumsel secara langsung atau di masa mendatang. ] HPM/Amr
S
elain diikuti offroader tuan rumah yang dimotori Muzakir Sai Sohar, even ini juga diikuti oleh para offroader dari luar Provinsi Sumatera Selatan seperti dari Yoyakarta, Bengkulu, Bandung, Jambi dan dikuti pula oleh Bupati Lahat, Bupati Empat Lawang, Dirlantas Polda Sumatera Selatan, serta para offroader yang tergabung dalam IOF. Kejuaraan semakin semarak karena Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Muaraenim Shinta Paramitha Sari SH M.Hum juga ikut berkubang lumpur untuk menguji nyali melintasi rintangan sirkuit. First Lady Muaraenim yang berpenampilan sporty ini menjadi satu-satunya peserta wanita yang tampil pada kejuaraan ini dan ternyata dia cukup handal untuk menaklukan rintangan sirkuit. Guyuran hujan menjadikan arena pertandingan semakin menantang untuk ditaklukkan oleh para offroader. Bupati Muara Enim Ir. Muzakir Sai Sohar dalam kata sambutannya mengatakan, kegiatan ini digelar untuk menyalurkan hobi dan animo bagi masyarakat yang gemar akan tantangan dalam berkendara khususnya kendaraan 4 WD (Wheel Drive) dan mencari bibit offroader muda yang akan dapat bersaing dikancah yang lebih tinggi. Selain itu, penyelenggaraan kegiatan offroader ini untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama offroader dan akan memperebutkan hadiah berupa satu unit kendaraan roda empat. Dan kegiatan ini akan diagendakan pada 2012 dengan hadiah yang lebih menarik lagi. Bupati Muaraenim menyampaikan apresiasinya kepada seluruh offroader yang telah berpartisipasi dan menyemarakkan kejuaraan ini. Bupati berharap kejuaraan offroad Muzakir 4x4 ini dapat diselenggarakan pada tahun-tahun mendatang. “Saya mengucapkan terima kasih bagi kepada seluruh peserta. Penghargaan yang tinggi saya berikan atas partisipasinya dalam kejuaraan ini. Semoga nantinya kejuaraan Muzakir Offroad 4x4 dapat diselenggarakan setiap tahunnya, sehingga dapat menjadi agenda tersendiri dalam kejuaraan offroad di Sumatera Selatan,” ujar Muzakir. Pada kejuaraan yang dilaksanakan di Sirkuit Muzakir Sai Sohar Talang Kerangan Talang Ubi, yang ber-
DINAMIKA
Off Road Olahraga Memacu Adrenalin Indonesia Offroad Federation (IOF) Komisariat Daerah Sumatera Selatan menggelar lomba Offroad Muzakir bertempat di Talang Kerangan Komplek Pertamina Pendopo Kecamatan Talang Ubi. Kegiatan offroad ini berlangsung selama dua hari dari tanggal 23-24 April 2011. Lomba offroad ini diikuti oleh 68 orang peserta.
Bupati Muaraenim saat melepas peserta Muzakir 4x4 Offroad Cup 2011.
hasil menjadi juara umum kali ini adalah Tim Offroad Bengkulu. Tim Bumi Rafflesia yang diketuai oleh Agus Anshari ini berhasil menyabet Juara 1 Perorangan kelas up 2.500 cc, Juara 2 Tim kelas up 2.500 cc, Terbaik SCS 4, dan Terbaik SCS 6. Dengan kemenangan ini, hadiah utama satu unit kendaraan roda empat, dua unit sepeda motor akhirnya diboyong ke Kota Bengkulu. Ketua Indonesian Offroad Federation (IOF) Komda Bengkulu yang ikut berlaga dalam kejuaraan ini, Agus Anshari mengaku senang dapat memenangi kejuaraan Offroad Muzakir 4x4 ini. Menurutnya, selain dapat menaklukkan medan lintasan yang sulit dan menantang, dalam kejuaran ini juga dimanfaatkan sebagai ajang si-
laturahmi dengan sesama offroader lainnya. “Kami merasa senang dapat memenangi kejuaraan offroad ini karena mengingat medan yang cukup sulit, benar-benar menantang untuk ditaklukkan. Selain itu, di sini kami juga dapat bertemu dan bersilaturahmi dengan para offroader dari berbagai daerah,” ujar Agus. Untuk memeriahkan acara dan menghibur masyarakat Pendopo Talang Ubi, pada penutupan diadakan atraksi menggilas mobil oleh para offroader. Sebanyak empat mobil bekas disiapkan panitia untuk dilindas oleh mobil offroader. Atraksi menegangkan ini disaksikan langsung oleh Bupati Muaraenim, Ir. Muzakir Sai Sohar dan ribuan warga. ] HPM/Amr
KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011
17
SEKTORAL
Bupati Muaraenim Muzakir Sai Sohar bersama Ibu Shinta didampingi Kepala Desa Semangus Ardiansyah saat menyerahkan bantuan kepada Masyarakat Desa Semangus.
D
esa Semangus merupakan desa yang berbatasan dengan Musi Rawas, Lahat, dan Musi Banyuasin. Dalam hal kesejahteraan, desa ini memang masih tertinggal jauh dengan desa– desa lain yang berada di Kecamatan Talang Ubi. Meskipun sebetulnya tidak sedikit pula Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan ma-syarakat desa, terutama di bidang perkebunan. Saat ini perusahaan yang bergerak di usaha perkebunan, yakni PT MAP. Perusahaan perkebunan ini usaha utamanya adalah penanaman untuk jenis pohon akasia. Seperti kita ketahui jenis pohon ini merupakan bahan dasar untuk pembuatan kertas. Kunjungan kali ini dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi Bupati Muaraenim dengan masyarakat Desa Semangus. Muzakir sengaja turun langsung ke lapangan untuk mengetahui permasalahan apa yang dihadapi masyarakat. Dalam kesempatan temu wicara, Kepala Desa Semangus, Ardiansyah menyampaikan beberapa permasalahan yang terjadi di masyarakat, di antaranya permasalahan tapal batas tanah milik warga dengan PT MAP. Untuk permasalahan tapal batas ini warga berharap agar diberi kejelasan berdasarkan ketentuan hukum yang seadil-adilnya. Selain itu Ardiansya meminta kepada Bupati Muaraenim agar di desa
18
Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 |
Bupati Muaraenim Kunjungi Desa Semangus Bupati Muaraenim Ir. Muzakir Sai Sohar, bersama FKPD Muaraenim yang mewakili, dan Kepala Dinas Instansi terkait di lingkup Pemkab Muaraenim, Jum’at 29 April 2011 melakukan kunjungan kerja dan temu wicara dengan warga masyarakat Desa Semangus Kecamatan Talang Ubi. Permasalahan apa saja yang ditemui bupati di lapangan? mereka bisa didirikan Taman Pendidikan Alqur’an (TPA) dan Sekolah Lanjutan Pertama (SMP). SMP diperlukan karena pada saat ini sekolah terdekat ada di pusat kecamatan, yakni di Pendopo. Hal ini menyulitkan para pelajar yang ingin melanjutkan sekolah di tingkat SMP. Dengan jarak tempuh yang cukup jauh tentu saja hal ini menjadi tidak efisien. Selain waktu yang banyak terbuang, kondsi ini juga menyebabkan biaya transportasi menjadi semakin besar. Menanggapi hal tersebut, Bupati Muzakir Sai Sohar dalam sambutannya memerintahkan dinas instansi terkait agar segera menyelesaikan permasalahan tapal batas tanah tersebut hingga mendapatkan win-win Solution. Artinya, tidak saling merugikan
KABAR SERASAN
di antara kedua belah pihak. Sementara permintaan masyarakat mengenai mendirikan SMP di Desa Semangus ditanggapi secara positif oleh Bupati Muaraenim, dan akan dianggarkan pada APBD tahun 2012. Bupati juga akan memperbaiki sistem transportasi dan jalan menuju desa tersebut. Dalam kesempatan ini Bupati Muaraenim, juga memberikan bantuan langsung secara pribadi, yaitu tiga buah genset untuk masjid Al-Amin, AtTaqwa, A-Suro, ditambah dengan satu set rebana untuk majelis pengajian, dan dua set bolla volly untuk Karang Taruna Desa Semangus. Selain itu Bupati Muaraenim menjanjikan akan mendirikan sebuah TPA yang diberi nama Hj. Murayah. ] Humas & Protokol
INFOTORIAL
KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011
19
LENSA SERASAN
20
Bupati Muaraenim Muzakir Sai Sohar didampingi Ibu Shinta beserta Direktur AKBID foto bersama Dr. Boyke dan Tika Bisono dalam acara Dies Natalis SPK/AKBID 2011.
Bupati Muara Enim menyerahkan pataka kepada Ketua Pengcab IPSI dengan Ketua Ny Shinta Faramitha Muzakir yang dilantik.
Bupati Muara Enim bersama Direktur Proyek PT GH EMM Indonesia, Mr Ghen Sang Bing meninjau pelaksanaan pembangunan PLTU Gunung Raja.
Bupati Muara Enim bersama unsur Muspida berpose bersama siswa juara lomba olimpiade.
Bupati Empat Lawang, Antoni Aljufri ikut berpartisipasi pada lomba Offroad Muzakir Cup di Talang Ubi, Pendopo Muaraenim.
Bupati Muara Enim, Ir Muzakir Sai Sohar melantik pengurus 10 cabang olahraga.
Direktur AKBID Muaraenim, Rita Kamelia SPd menyaksikan pemeriksaan Ibu hamil pada acara pengobatan gratis dalam rangka Dies Natalis 2011.
Manajemen PT Dizamatra Powerindo dan beberapa pejabat daerah Muaraenim berfoto bersama anak-anak yang mendapat bingkisan di Muara Belida, Muaraenim.
Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 |
KABAR SERASAN