PE
REN CANA
AN
PER
MUKIM
AN
KELURAHAN
MAGUWOHARJO DUSUN SAMBILEGIKIDUL DISUSUN OLEH :
eko priyo h. 110113845
nita nathania 130115079
a.oldi bagas 120114244
riccandra sanjaya 120114408
vanessa stefani 130115108
dian gloria s. 130115117
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2016
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Keputusan Menteri Permukiman & Prasarana Wilayah no.
34
534/KPTS/M/2001 Tabel 3.2 Keputusan Menteri Permukiman & Prasarana Wilayah no.
36
534/KPTS/M/2001 Tabel.3.3 Keputusan Menteri Permukiman & Prasarana Wilayah no.
38
534/KPTS/M/2001 Tabel.3.4 Sarana Pemerintah dan Pelayanan Umum Pemerintah
40
Tabel.3.5 Sarana Pemerintah dan Pelayanan Umum Sambilegi Kidul
41
Tabel.4.1 Dimensi panjang tiang lampu
49
DAFTAR DIAGRAM Diagram 3.1 Skema Penyaluran air kotor pada Padukuhan Sambilegi Kidul
16
Diagram 3.2
24
Diagram 4.1 proses pengolahan air limbah rumah tangga (domistik) dengan proses bioďŹ lter anaerob-aerob
45
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Metode Pemetaan 1.4 Ruang Lingkup BAB II Tinjauan Kawasan 2. 1 Tinjauan Wilayah D. I. Yogyakarta 2. 2. Tinjauan Wilayah Kabupaten Sleman 2.2.1 Letak GeograďŹ s Kabupaten Sleman 2.2.2 Kondisi Klimatologis Kabupaten Sleman 2.2.3 Kondisi Topograf Kabupaten Sleman 2.3 Tinjauan Wilayah Kecamatan Depok 2.3.1 Batas Wilayah Kecamatan Depok 2.3.2 Kedudukan Administratif Wilayah Kecamatan Depok 2.3.3 Kondisi GeograďŹ s dan Geologis Kecamatan Depok 2.3.4 Kondisi Klimatologis Kecamatan Depok 2.4 Tinjauan Wilayah Desa Maguwoharjo 2.4.1 Predikat Wilayah Desa Maguwoharjo 2.4.2 Kondisi Fisik Wilayah Desa Maguwoharjo 2.5 Tinjauan Wilayah Padukuhan Sambilegi Kidul 2.5.1 Batas Wilayah Padukuhan Sambilegi Kidul 2.5.2 Kedudukan Administratif Wilayah Kecamatan Depok BAB III Pembahasan 3.1 Prasarana 3.1.1 Prasarana Jalan Lingkungan 3.1.2 Prasarana Saluran Air Limbah 3.1.3 Prasarana Saluran Air Hujan 3.1.4 Prasarana Jaringan Pengumpul Air Hujan 3.2 Utilitas Umum 3.2.1 Jaringan Air Bersih 3.2.2 Jaringan Penerangan Jalan 3.2.3 Sistem Pembuangan Sampah 3.2.4 Sistem Pemadam Kebakaran 3.3 Sarana 3.3.1 Sarana Pendidikan 3.3.2 Sarana Kesehatan 3.3.3 Sarana Olahraga dan Ruang Terbuka 3.3.4 Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum 3.3.5 Sarana Peribadatan 3.3.6 Sarana Pemakaman BAB IV Rekomendasi dan Kesimpulan 4.1 Prasarana 4.2 Utilitas Umum 4.3 Sarana 4.4 Kesimpulan
1 1 2 2 3 4 4 4 5 5 6 6 7 7 9 9 10 16 19 22 23 26 30 32 34 36 37 40 41 42 43 49 55
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maguwoharjo merupakan sebuah kelurahan yang berada di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Desa ini terletak di sebelah utara lapangan parkir bandara Adi Sucipto. Terdiri dari 20 padukuhan, 95 RW, 199 RT yang terletak di pinggir Kota Yogyakarta. Sebuah desa hendaknya memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan sesuai standar. Dan cara untuk mencari tahu apakah suatu desa sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai adalah dengan melakukan survey dan analisis desa tersebut. Diawali dengan pemetaan, yang merupakan tahapan awal dalam mengindentifikasi dan menggali semua permasalahan beserta potensi desa, sebagai dasar untuk penataan lingkungan permukiman yang baik. D.I.Yogyakarta, Sleman
Indonesia
Padukuhan Sambilegi Kidul
Kec.Depok, Kel.Maguwoharjo
Gambar 1.1 Lokasi padukuhan Sambilegi Kidul Sumber : Olahan Pribadi
1.2. Tujuan Tujuan yang diharapakan dapat dicapai adalah a.
Dapat menyusun peta yang menggambarkan wilayah Padukuhan Sambilegi Kidul.
b.
Memahami masalah, potensi serta kemungkinan pengembangan infrastruktur di padukuhan Sambilegi Kidul.
c.
Mengetahui fasilitas sarana dan prasarana yang telah tersedia di padukuhan Sambilegi Kidul.
d.
Memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk melakukan pengembangan potensi.
1
1.3. Metode Pemetaan Kegiatan pemetaan dilakukan dengan beberapa metode diantaranya : a.
Penggalian informasi melalui peta-peta tematik.
b.
Wawacara langsung terhadap pak dukuh, ketua RT dan masyarakat setempat.
c.
Pengamatan lingkungan / survey lapangan.
d.
Mengambil foto.
1.4. Ruang Lingkup Pemetaan Padukuhan Sambilegi Kidul secara garis besar dilakukan dengan meliputi aspek-aspek sebagai berikut : a.
Letak dan batas-batas RT dan RW setempat.
b.
Jenis jalan dan kondisi jalan setempat.
c.
Saluran air limbah.
d.
Saluran air hujan.
e.
Jaringan pengumpul air hujan atau resapan air hujan.
f.
Penyedia air bersih.
g.
Penerangan jalan.
h.
Pembuangan sampah.
i.
Pemadam kebakaran.
j.
Sarana pendidikan.
k.
Sarana kesehatan.
l.
Sarana olah raga dan ruang terbuka.
m.
Sarana pemerintahan dan pelayanan umum.
n.
Sarana peribadatan.
o.
Sarana pemakaman.
2
BAB 2 TINJAUAN KAWASAN
2.1 Tinjauan Wilayah D.I Yogyakarta Provinsi D.I Yogyakarta terletak dibagian dibagian selatan pulau Jawa bagian tengah dengan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan samudera Hindia. Secara geografis D.I Yogyakarta terletak pada 7º3’ - 8º12’ Lintang Selatan dan 110º00’ - 110º50’ Bujur Timur. Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2 ini merupakan provinsi dengan luas wilayah terkecil kedua setelah provinsi DKI Jakarta. Jika dilihat pada gambar 2.1, terlihat bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari 4
kabupaten, yaitu Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, dan 1 Kotamadya, yaitu Kota Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri
dari 5 (lima) Daerah Tingkat II, 78 kecamatan, 393 desa, dan 45 kelurahan. Kelima Dearah tingkat II itu terdiri dari 1 (satu) kotamadya dan 4 (empat) kabupaten terlihat pada tabel 2.1.
3
2.2 Tinjauan Wilayah Kabupaten Sleman 2.2.1 Letak Geografis Kabupaten Sleman Secara geografi Kabupaten Sleman terletak diantara 1070 15’03” dan 1070 29’ 30” Bujur Timur, 70 47’30” Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan kota Yogyakarta, Babupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah Timur kabupaten Sleman berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten sleman terdiri ats 17 kecamatan dengan luas wilayah 574,82 Ha. 2.2.2 Kondisi Klimatologis Kabupaten Sleman Kondisi iklim di wilayah Kabupaten Sleman termasuk beriklim tropis basah dengan musim hujan antara bulan November-April dan musim kemarau antara bulan Mei-Oktober. Adapun kelembaban nisbi udara pada tahun 2000 terendah pada bulan Agustus sebesar 74 % dan tertinggi pada bulan Maret dan November masing-masing sebesar 87 %, sedangkan suhu udara terendah sebesar 26,10 C pada bulan Januari dan November, dan suhu udara tertinggi 27,40 C pada bulan September. 2.2.3 Kondisi Topografi Kabupaten Sleman Kondisi iklim di wilayah Kabupaten Sleman termasuk beriklim tropis basah dengan musim hujan antara bulan November-April dan musim kemarau antara bulan Mei-Oktober. Adapun kelembaban nisbi udara pada tahun 2000 terendah pada bulan Agustus sebesar 74 % dan tertinggi pada bulan Maret dan November masing-masing sebesar 87%, sedangkan suhu udara terendah sebesar 26,10 ºC pada bulan Januari dan November, dan suhu udara tertinggi 27,40 ºC pada bulan September. Kabupaten Sleman keadaan tanah relatif datar, yaitu yang di bagian selatan, kecuali di daerah perbukitan di bagian tenggarakecamatan Prambanan dan sebagian di kecamatan Gamping. Untuk bagian utara kontur tanah relative miring dandi sekitar Lereng Merapi relatif terjal serta terdapat sekitar 100 sumber mata air. Topografi dapat dibedakan, yaitu : a. Kemiringan lahan Dari peta topografi dengan skala 1 : 50.000 dapat dilihat ketinggian dan jarak horisontal untuk dihitung kemiringan (Lereng). Hasil analisa peta, didapat kemiringan kabupaten Sleman dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Lereng 0-2 % terdapat di 15 kecamatan dengan luas 34.128 ha atau 59,32 % dari seluruh wilayah.
4
2. Lereng >2-15 % terdapat di 13 kecamatan dengan luas lereng 18.192 ha atau 31,65 % dari luas total wilayah. 3. Lereng >15-40 % terdapat di 12 kecamatan dengan luas lereng sebesar 3.546 ha atau 6, 17 % dari luas total wilayah. 4. Lereng >40 % terdapat di kecamatan Godean, Gamping, Berbah, Prambanan, Turi, Pakem, dan Cangkringan dengan luas 1.616 ha atau 2,81 % dari luas total wilayah. b. Ketinggian tempat Ketinggian wilayah kabupaten Sleman berkisar antara 100 sd 1000 m dari permukaan air laut. c. Tata Guna Hampir dari setengah dari luas wilayah merupakan tanah pertanian yang subur dengan didukung irigasi teknis dibagian barat dan selatan. Keadaan jenis tanahnya dibedakan atas sawah, tegal, pekarangan, hutan, dan lainlain. Sawah turun rata-rata pertahun sebesar 0,96%, tegalan naik 0,82%, pekarangan naik 0,31%, dan lain-lain turun 1,57%. 2.3 Tinjauan Wilayah Kecamatan Depok 2.3.1 Batas Wilayah Kecamatan Depok Kecamatan Depok merupakan bagian dari kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Batas Wilayah Kecamatan Depok yaitu: Utara : Kecamatan Ngaglik dan Ngemplak Timur : Kecamatan Kalasan dan Berbah Selatan: Kecamatan Banguntapan Barat : Kecamatan Mlati 2.3.2 Kedudukan Administratif Wilayah Kecamatan Depok Kecamatan Depok sebagai bagian dari kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 3 desa (Desa Caturtunggal, Desa Maguwoharjo, dan Desa Condongcatur), 58 Padukuhan, 215 Rukun Warga, dan 648 Rukun Tetangga.
Gambar 2.2 Peta Administratif kecamatan Depok Sumber : Kecamatan Depok dalam Angka, 2014
5
2.3.3 Kondisi Geografis dan Geologis Kecamatan Depok Secara
geografis
kecamatan
depok
terletak
antara
7.46’43?LS
dan
110.23’21?BT dengan ketinggian 100m dpl – 200m dpl atau ketinggian rata-ratanya yaitu 140m dpl. Jenis tanah pada Kecamatan Depok menurut Bappeda Sleman yaitu keseluruhannya tanah regusol kurang lebih 3.555 hektar. Berdasarkan data ciptakarya.pu.go.id kecamatan depok memiliki air bawah tanah yang baik bada tiap kedalaman (dangkal, sedang, dan dalam) dengan jumlah > 10 l/d/km2 dan kandungan Fe2+ tinggi 2.3.4 Kondisi Klimatologis Kecamatan Depok Kecamatan Depok memiliki suhu maksimum yaitu 35oC dan suhu minimumnya adalah 22oC. Karena keterbatasan data klimatologis pada Kecamatan Depok, maka diambil rata-rata berdasarkan Kabupaten Sleman yaitu sebagai berikut:
2.3 Tinjauan Wilayah Desa Maguwoharjo Maguwoharjo Sleman, Daerah
adalah
Istimewa
sebuah desa yang
terletak
di
Yogyakarta, Indonesia. Lurah desa
ini
kecamatan Depok, adalah
H.
Imindi
Kasmiyanto. Maguwoharjo mempunyai kode pos 55282. Desa Maguwoharjo terletak pada 7º46’21” LS dan 110º25’30” BT, dengan luas wilayah 15.010.800 M2, dan jumlah penduduk 25.125 jiwa. Nama Maguwoharjo diambil dari nama lapangan terbang yang ada di wilayah ini yakni lapangan terbang Meguwo, yang sekarang lebih dikenal dengan Bandar Udara Adisucipto. Selain Bandar Udara Adisucipto, beberapa obyek vital yang terdapat di wilayah ini diantaranya adalah:Kampus Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta,
dan Stadion
Internasional Maguwoharjo. Pada mulanya Desa Maguwoharjo merupakan wilayah yang terdiri dari 5 (lima) Kelurahan dan 2 (dua) kampung, masing-masing adalah: Kelurahan Kembang, Kelurahan Nayan, Kelurahan Tajem, Kelurahan Paingan, Kelurahan Padasan, Kampung Pengawatrejo, Kampung Blimbingsari. Berdasarkan maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan tahun 1946 mengenai Pemerintahan Kelurahan, maka 5 (lima) Kelurahan dan
6
2.3.1 Predikat Wilayah Desa Maguwoharjo Maguwoharjo
termasuk
wilayah
tengah
yaitu
wilayah
aglomeras
(perkembangan kota dalam kawasan tertentu) kota Yogyakarta yang meliputi Kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok dan Gamping. Wilayah ini merupakan pusat pendidikan, perdagangan dan jasa. Karena perkembangan kota Yogyakarta, maka kota-kota yang berbatasan dengan kota Yogyakarta merupakan wilayah yang akan mengikuti perkembangan kota Yogyakarta. Berdasar jalur lintas antar daerah, kondisi wilayah Kabupaten Sleman dilewati jalur jalan negara yang merupakan jalur ekonomi yang menghubungkan Sleman dengan kota pelabuhan (Semarang, Surabaya, Jakarta). Jalur ini melewati wilayah Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok, Mlati, dan Gamping. Selain itu, wilayah Kecamatan Depok, Mlati dan Gamping juga dilalui jalan lingkar yang merupakan jalan arteri primer. Untuk wilayahwilayah kecamatan merupakan wilayah yang cepat berkembang, yaitu dari pertanian menjadi industri, perdagangan dan jasa. 2.3.2 Kondisi Fisik Wilayah Desa Maguwoharjo Secara
administratif
kawasan
Maguwo
termasuk
kedalam
wilayah
perencanaan Depok - Ngemplak, yang berada diamtara kecamatan Depok dan kecamatan Ngemplak, kabupaten Sleman, D.I.Yogyakarta. Wilayah Depok - Ngemplak termasuk
kedalam
wilayah
tengah
yang
merupakan
wilayah
aglomerasi
(perkembangan kota dalam kawasan tertentu) kota Yogyakarta. Wilayah ini merupakan pusat pendidikan, perdagangan dan jasa. Beberapa hal yang dapat dilihat dari potensi kawasan ini yaitu struktur tata ruang dan sumber daya yang ada. Desa Maguwoharjo memiliki 20 Padukuhan yakni: 1. Denokan
11. Tajem
2. Krodan
12. Banjeng
3. Jenengan
13. Sambego
4. Pugeran
14. Stean
5. Sanggrahan
15. Meguwo
6. Nanggulan
16. Ringinsari
7. Demangan
17. Sambilegi Lor
8. Corongan
18. Sambilegi Kidul
9. Nayan
19. Karangploso
7
DĂ▓ ĽĂʼnى ﻮ Peta Rencana Pemanfaatan Ruang Desa Maguwoharjo Sumber : www.depokkec.slemankab.go.id
a. Struktur Tata Ruang Zona pemukiman penduduk asli berada di sebelah barat dan tenggara wilayah perencanaan, sedangkan pemukiman berupa perumahan berada disebelah utara. Zona pendidikan terdapat diutara daerah perencanaan dan pada bagian timur terdiri dari pemukiman dan lahan sawah. Zona jasa dan perdagangan terdapat disepanjang jalan Setan-Tajem. NB Potensi Sumber Daya Alam 1. Sumber daya Alam Wilayah perencanaan terletak pada lereng gunung Merapi yang memiliki tanah yang subur dan memiliki tingkat permeabilitas yang tinggi sehingga cocok untuk pertanian. 2. Sumber daya Buatan Terdapat perguruan tinggi yang terkenal serta stadion baru yang menjadikan wilayah ini pusat perkembangan ekonomi bagi penduduk sekitar. 3. Sumber daya Manusia Kepadatan cenderung tersebar merata, namun kepadatan paling tinggi terdapat diwilayah selatan. ŃB Potensi Iklim Kualitas vegetasi yang tinggi dan letaknya yang berada di kaki gunung Merapi menjadikan wilayah ini memiliki iklim yang relatif sejuk.
8
2.4 Tinjauan Wilayah Padukuhan Sambilegi Kidul 2.4.1 Batas Wilayah Kecamatan Depok Padukuhan Sambilegi Kidul merupakan salah satu padukuhan yang berada di bagian selatan Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Batas Wilayah Kecamatan Depok yaitu: Utara : Sambilegi Lor dan Nanggulan Timur : Desa purwomartani Selatan: Jalan Solo dan Tlukan Barat : Kembang
DĂ▓ ĽĂʼnﻰ ﻮ Padukuhan Sambilegi Kidul Sumber : Google Maps, diakses Mei 2016
2.3.2 Kedudukan Administratif Wilayah Kecamatan Depok Sambilegi kidul merupakan salah satu padukuhan yang berada di bagian selatan Desa Maguwoharjo. Padukuhan Sambilegi Kidul memiliki 3 RW dan 9 RT. Selain itu pada padukuhan Sambilegi Kidul memiliki 435 rumah dengan 402 kepala keluarga. Jumlah penduduk laki-laki pada padukuhan Sambilegi kidul berjumlah 671 orang, sedangkan penduduk perempuan mendominasi dengan jumlah 701 orang.
DĂ▓ ĽĂʼnي ﻮ Peta Rencana Pola Ruang Padukuhan Sambilegi Kidul Sumber : RDTRK depok, Sleman 2010
9
BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Prasarana 3.1.1 Jalan Lingkungan KlasiďŹ kasi Jalan Secara Fungsional Jalan Arteri -
Didesain berdasarkan kecepatan
Jalan Lokal Sekunder -
rencana paling rendah 60 km/s -
Lebar badan jalan min. 11 m
-
Memiliki perlengkapan jalan yang
Didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 km/s
-
Lebar badan jalan min. 6.5 m
-
Jalan lokal sekunder menghubungkan antar kawasan sekunder atau kawasan
cukup seperti rambu, marka, lampu
sekunder dengan perumahan
pengatur lalu lintas, lampu penerangan jalan dan lain-lain
-
Kendaraan angkutan barang berat dan bus tidak diijinkan melalui fungsi jalan
-
Jalan arteri primer seharusnya dilengkapi dengan median jalan
-
ini di daerah pemukiman. Menurut Peraturan Pemerintah No. 34
Jumlah jalan masuk ke jalan arteri t a h u n 2 0 0 6 , j a l a n l o k a l s e k u n d e r primer dibatasi secara eďŹ sien, jarak menghubungkan kawasan sekunder kesatu antar jalanmasuk/akses langusng dengan perumahan, kawasan sekunder tidak boleh lebih pendek dari 500 m.
-
Jalur khusus seharusnya disediakan yang dapat digunakan untuk sepeda
kedua dengan perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan.
dan kendaraan lambat lainnya.
Gambar 3.1 sumber: pu.go.id
Gambar 3.3 sumber: pu.go.id
Gambar 3.2 sumber: pu.go.id
Gambar 3.4 sumber: pu.go.id 10
KlasiďŹ kasi Jalan Secara Fungsional
Jalan Lingkungan Sekunder Menurut Peraturan Pemerintah no. 34 tahun 2006 Pasal 20 (1) Jalan lingkungan sekunder didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 10 (sepuluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling sedikit 6, 5 (enam koma lima) meter. (2) Persyaratan teknis jalan lingkungan sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda 3 (tiga) atau lebih. (3) Jalan lingkungan sekunder yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor beroda 3 (tiga) atau lebih harus mempunyai lebar badan jalan paling sedikit 3, 5 (tiga koma lima) meter.
Bagian-Bagian Jalan Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA) merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar tinggi dan kedalaman ruang batas tertentu. Ruang tersebut diperuntukkan bagi median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, goronggorong, perlengkapan jalan dan bangunan pelengkap lainnya. Daerah Milik Jalan (DAMIJA) merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh Pembina Jalan. DAMIJA ini diperuntukkan bagi daerah manfaat jalan (DAMAJA) dan pelebaran jalan maupun penambahan jalur lalu-lintas dikemudian hari serta kebutuhan ruang untuk pengamanan jalan Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA) merupakan ruang sepanjang jalan di luar daerah milik jalan (DAMIJA) yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu, dan diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan
Keterangan
Gambar 3. 5 sumber: SNI 03-6967-2003
11
Analisis Jalan Lokal Sekunder
Jalan Anggrek
Bahu Jalan Badan Jalan Sempadan Gambar 3. 12 sumber: Dokumentasi Pribadi Jalan Anggrek termasuk ke dalam jalan lokal sekunder karena menghubungkan kawasan-kawasan permukiman di Kelurahan Maguwoharjo. Di Jalan Anggrek kendaraan angkutan umum seperti bus tidak di perbolehkan masuk sehingga Jalan Anggrek tidak dapat diklasiďŹ kasikan ke dalam jalan lokal primer. Pada kondisi eksisting jalan lokal sekunder memiliki lebar jalan total 8 meter terdiri dari sempadan 1.5 meter di sisi kiri dan kanan jalan, bahu jalan 0.6 meter, dan badan jalan 5 meter. Bahu jalan yang terdapat pada jalan Anggrek (jalan lokal sekunder) memiliki lebar yang kurang memenuhi standar. Pada standar bahu jalan minimum selebar 1 meter. Bahu jalan digunakan untuk menampung kendaraan yang berhenti darurat atau parkir sehingga tidak mengganggu pengguna badan jalan yang lain. Jalan Lingkungan
Gambar 3. 13 sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 3. 14 sumber: Dokumentasi Pribadi
Pada kondisi eksisting jalan lingkungan memiliki lebar jalan 4 meter. Pada jalan lingkungan tidak terdapat bahu jalan. Sempadan jalan yang ada di jalan lingkungan masih belum terlihat jelas namun batas jalan dengan rumah warga sudah terlihat jelas dan tiap rumah sudah di batasi dengan pagar.
Gambar 3. 15 Gambar 3. 16 sumber: Dokumentasi Pribadi sumber: Dokumentasi Pribadi Pada foto diatas terlihat bahwa banyak dahan pohon yang berada di atas area damija (daerah milik jalan) sehingga dapat menghalangi pandangan pengguna jalan. Banyak jalan lingkungan yang mengalami kerusakan (berlubang atau tidak rata).
12
Data Eksisting No. Ruas
1.
Kondisi
KlasiďŹ kasi Arteri
Foto
Lebar 12 m Perkerasan Aspal
Gambar 3. 6 sumber: Google Street View
2.
Lokal Sekunder
Lebar 8 meter Bahu jalan 0.6 m Perkerasan Aspal a c 1.5 m
b 5m
c
a 1.5 m
a. Sempadan b. Badan Jalan c. Bahu jalan
3.
Lingkungan
Gambar 3. 7 sumber: Dokumentasi Pribadi
Lebar 5 m Perkerasan Beton Badan Jalan 5m
Gambar 3. 8 sumber: Dokumentasi Pribadi
4.
Lingkungan
Lebar 4 m Perkerasan conblock Badan Jalan 4m
Gambar 3. 8 sumber: Dokumentasi Pribadi
5.
Lingkungan
Lebar 4 m Belum ada perkerasan jalan Badan Jalan 4m
6.
Lingkungan
Gambar 3. 9 Gambar 3. 10 sumber: Dokumentasi Pribadi
Lebar 4 m Perkerasan Jalan Aspal
Badan Jalan 4m
Gambar 3. 11 sumber: Dokumentasi Pribadi
13
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Jalan Wilayah Rukun Tetangga Dusun Sambilegi Kidul Legenda : : batas wilayah dukuh 7
3
2
: batas wilayah RT 2
: jalan arteri 4
: jalan lokal sekunder : jalan lingkungan
5
: sungai 2
1
6
1
: Jalan Anggrek
2
: Jalan Kenanga
3
: Jalan Mangga
4
: Jalan Pisang
5
: Jalan Mawar
6
: Jalan Rambutan
7
: Jalan Cabe I
8
: Jalan Adi Sutjipto
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL
8 0
70
210
280
14
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta KlasiďŹ kasi Jalan Wilayah Rukun Tetangga Dukuh Sambilegi Kidul Legenda : : batas wilayah dukuh : batas wilayah RT : jalan arteri
3
4
: jalan lokal sekunder : jalan lingkungan : sungai
2
1
: Ruas Jalan 1 (Jalan Arteri)
2
: Ruas Jalan 2 (Jalan Lokal Sekunder)
3
: Ruas Jalan 3 (Jalan Lingkungan)
4
: Ruas Jalan 4 (Jalan Lingkungan)
5
: Ruas Jalan 5 (Jalan Lingkungan)
6
: Ruas Jalan 6 (Jalan Lingkungan)
5
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL
1 0
PETA
70
210
280
KUNCI
6
15
3.1.2 Prasarana Saluran Air Limbah Pada Padukuhan Sambilegi Kidul, keadaan prasarana saluran air limbah tergolong kurang baik karena belum ada saluran khusus maupun perlakuan / sistem khusus dalam pengolahan air limbah tersebut. Air limbah pada Padukuhan Sambilegi Kidul dibedakan atas sumber yaitu : (1) air limbah kamar mandi,wastafel,keran cuci (2) kloset/WC dan (3) dapur (sink). Air limbah tersebut ada yang di resapkan ke tanah kembali namun ada pula rumah yang membuangnya ke selokan drainase maupun pekarangan rumah.
Gambar.3.23 air limbah yang dibuang ke jalan Sumber : Data pribadi (dengan pengolahan)
WC KM+ KERAN CUCI
Gambar.3.24 air limbah yang dibuang ke jalan Sumber : Data pribadi (dengan pengolahan)
Septictank
BAK KONTROL
Sumur Resapan selokan / pekarangan
SINK Diagram 3.1 Skema Penyaluran air kotor pada Padukuhan Sambilegi Kidul Sumber : Olahan pribadi
Menurut data Puskesmas Depok I tahun 2013, jumlah kepala keluarga yang menggunakan saluran pembuangan air limbah yang diresapkan kembali ke tanah sebanyak 359 kk dari total 412 kk atau sekitar 87% dan sisanya sebanyak 53 kk air limbah di buang ke pekarangan/jalan (seperti pada gambar 3.xx dan 3.x). Pada Padukuhan Sambilegi Kidul masih ditemukan pula jamban komunal / MCK komunal sebanyak 129 unit. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kk (lebih dari 1) tinggal pada 1 kavling tanah (tanah keluarga) sehingga kemungkinan untuk sharing MCK cukup tinggi. Sebanyak 306 unit jamban leher angsa digunakan warga. Jamban jenis ini merupakan standar yang baik untuk alat sanitasi rumah karena jamban ini perlu air untuk menggelontorkan kotoran. Air yang terdapat pada leher angsa untuk menghindarkan bau dan mencegah masuknya lalat serta kecoa. 16
Terdapat beberapa standar terkait tata cara perencanaan saluran air limbah serta fasilitas MCK yang sehat berdasarkan SNI 03-2398 tahun 2002. Standar tersebut dapat menjadi acuan dalam menyusun strategi rekomendasi yang baik bagi Padukuhan Sambilegi Kidul nantinya. Menurut SNI 03-1733-2004, jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air limbah yang harus disediakan pada lingkungan perumahan adalah: (a) septik tank (b) bidang resapan (c) jaringan pemipaan air limbah.
Pada SNI 03-2399-2002, dijelaskan pula keterangan : 1. Lubang pemeriksaan 2. Pipa udara 3. Ruang bebas 4. Ruang jernih 5. Kerak 6. Lumpur
spesiďŹ kasi untuk pipa air limbah adalah sebagai berikut : (1) diameter min.150 mm untuk pipa yang terbuat dari tanah liat atau beton dan 110 mm untuk pipa PVC (2) kemiringan min.2% (3) disetiap belokan harus dilengkapi bak kontrol untuk mengontrol/membersihkan pipa (4)
Gambar.3.25 Tata cara perencanaan septictank Sumber : SNI 03-2398 tahun 2002
setiap unit buangan air limbah dilengkapi perangkap air.
Berdasarkan paparan standar menurut SNI, dapat diketahui bahwa sistem pembuangan air limbah pada Padukuhan Sambilegi Kidul dengan sistem on-site (pengolahan setempat) dimana air limbah langsung diolah di sumbernya dengan septictank, baik septictank individual maupun semi-komunal (2-5 rumah) sudah sesuai jika air limbah dibuang ke sumur peresapan, serta jumlah kk yang menggunakan septictank komunal pun masih terkontrol baik. Jenis jamban yang digunakan pun sudah cukup baik dan sehat.
17
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Persebaran SALURAN AIR LIMBAH Dukuh Sambilegi Kidul Legenda : : jalan kolektor : jalan lokal : jalan lingkungan : sungai : rumah dengan septictank komunal : jaringan selokan pembuangan air kotor letak di sisi kiri/ kanan jalan (got) : jaringan selokan pembuangan air kotor letak di tengah jalan (gorong-gorong)
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
18
3.1.3 Prasarana Saluran Air Hujan Existing : Ÿ
Area pedukuhan Sambilegi Kidul hanya memanfaatkan saluran drainase bawah tanah sebagai saluran air hujan belum terdapat jalur parit sebagai penunjang
Tidak terdapat jalur parit sebagai penunjang saluran air hujan Gambar.3.26 Sumber : Data pribadi (dengan pengolahan)
drainase jika debit air hujan melebihi kapasitas. Ÿ Lahan yang mengalami perkerasan tidak
menyediakan saluran untuk peresapan air hujan, akan tetapi menyediakan saluran pembuangan air hujan
Analisis : Terdapat beberapa titik resapan air hujan yang mengarah ke saluran drainase bawah tanah Gambar.3.27 Sumber : Data pribadi (dengan pengolahan)
Saluran air hujan merupakan sarana penunjang dalam wilayah permukiman
Untuk mengalirkan air hujan, dari suatu tempat ketempat lain, misalnya dari daerah permukiman kedaerah pembuangan seperti saluran utama,
sungai, danau, laut, dll,
dibutuhkan sarana atau prasarana di permukiman berupa drainase permukiman.
yang berfungsi menyalurkan air hujan dari area permukiman rumah warga menuju saluran air hujan dengan kapasitas yang lebih besar seperti saluran drainase kota. Berdasarkan survey yang telah dilakukan diperoleh data existing sebagai berikut. Existing : Ÿ
Belum tersedianya saluran air hujan ataupun parit sebagai sarana pendukung saluran air hujan area permukiman rumah warga.
Sistem saluran air hujan terbagi menjadi 2 yakni : Persyaratan saluran terbuka : o Saluran berbentuk ½ lingkaran, diameter minimum 20cm; o Kemiringan saluran minimum 2% o Kedalaman saluran minimum 40cm; o Bahan bangunan : tanah liat, beton, batu bata, batu kali; Persyaratan Saluran tertutup : o Saluran dilengkapi dengan lubang kontrol pada setiap jarak minimal 10meter dan pada setiap belokan; o Kemiringan saluran minimum 2% o Kedalaman saluran minimum 30cm; o Bahan bangunan : PVC, tanah liat, beton, batu bata, batu kali;
19
Analisis : Saluran air hujan didesain untuk digunakan atau dipakai hanya untuk dilingkungan permukiman. Pada saluran air hujan, air hujan yang masuk kesaluran adalah air hujan yang tidak tercemar dan bukan air limbah.
Solusi :
Gambar.3.28 Sumber : SNI
Penambahan saluran air hujan di sekitar area permukiman dianjurkan untuk mencegah kelebihan debit air jika curah hujan melebihi batas debit air yang diperkirakan. Sarana untuk saluran air hujan yang dianjurkan adalah saluran drainase dengan persyaratan sebagai berikut :
TIPE I
1.Saluran air hujan pracetak berlubang ini harus direncanakan mampu mengalirkan serta meresapkan sebagian air hujan ke dalam tanah dengan kecepatan tertentu. 2. Saluran air hujan pracetak berlubang ini tidak bolehmenerima dan mengalirkan air limbah. 3. Saluran air hujan pracetak berlubang ini harus dipasang diatas tanah yang stabil. TIPE II
4. Permukaan bagian luar dan dalam halus tidak cacat dankedap air. 5. Struktur atau lapisan tanah yang dapat digunakan kurangcocok untuk jenis tanah lempung.
TIPE III Gambar.3.29 Sumber : SNI
20
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Persebaran SALURAN AIR HUJAN DAN TITIK PERSAMPAHAN Dukuh Sambilegi Kidul Legenda : : jalan kolektor : jalan lokal : jalan lingkungan : sungai : titik penempatan tempat sampah umum : saluran air hujan tambahan pada permukiman : saluran drainase kota
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
21
3.1.4 Prasarana Jaringan Pengumpul Air Hujan
Gambar.3.30 Sumber : Data Pribadi
Peresapan terbesar pada padukuhan sambilegi yakni memanfaatkan lahan terbuka atau lahan-lahan yang tidak mendapatkan perkerasan
berupa halaman dan area
persawahan. Untuk lahan yang mengalami perkerasan, air hujan langsung dialirkan ke saluran pembuangan berupa selokan dan kemudian ke sungai.
Gambar.3.31 Sumber : Data Pribadi
Menurut Peraturan Menteri Pekerja Umum (No : 05/PRT/M/2008)
22
3.2 Utilitas Umum 3.2.1 Penyedia Air Bersih 3.2.1.1 Prasarana/ Utilitas – Jaringan air bersih Deskripsi umum Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Untuk itu, lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air bersih lingkungan perumahan di perkotaan. Beberapa ketentuan yang terkait adalah: a) SNI 03-2399-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum. b) SNI 03-1745-1989 tentang Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung. Jenis elemen perencanaan Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air bersih yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah: a) kebutuhan air bersih; b) jaringan air bersih; c) kran umum; dan d) hidran kebakaran Persyaratan, kriteria dan kebutuhan Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi adalah: a) Penyediaan kebutuhan air bersih 1) Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari perusahaan air minum atau sumber lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan 2) apabila telah tersedia sistem penyediaan air bersih kota atau sistem penyediaan air bersih lingkungan, maka tiap rumah berhak mendapat sambungan rumah atau sambungan halaman. b) Penyediaan jaringan air bersih 1) harus tersedia jaringan kota atau lingkungan sampai dengan sambungan rumah; 2) pipa yang ditanam dalam tanah menggunakan pipa PVC, GIP atau ďŹ ber glass; 3) pipa yang dipasang di atas tanah tanpa perlindungan menggunakan GIP. c) Penyediaan kran umum 1) satu kran umum disediakan untuk jumlah pemakai 250 jiwa; 2) radius pelayanan maksimum 100 meter; 3) kapasitas minimum untuk kran umum adalah 30 liter/orang/hari; dan
23
4) ukuran dan konstruksi kran umum sesuai dengan SNI 03-2399-1991 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum. d) Penyediaan hidran kebakaran 1) untuk daerah komersial jarak antara kran kebakaran 100 meter; 2) untuk daerah perumahan jarak antara kran maksimum 200 meter; 3) jarak dengan tepi jalan minimum 3.00 meter; 4) apabila tidak dimungkinkan membuat kran diharuskan membuat sumur-sumur kebakaran; dan 5) perencanaan hidran kebakaran mengacu pada SNI 03-1745-1989 tentang Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.
Analisis terhadap Eksisting Pada Dusun Sambilegi Kidul, seluruh masyarakat sudah terpenuhi kebutuhan air bersihnya. Air bersih pada rumah-rumah warga bersumber dari sumur mereka masingmasing.
Gambar 3.32 sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.33 sumber: Dokumentasi Pribadi
Air Tanah
Sumur
Pompa Air
Tandon Air
Kran Air
Diagram 3.2 sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar.3.34 Sumber : Data Pribadi
24
Menurut data kesehatan lingkungan per dusun tahun 2016 Puskesmas Depok I, pada RT 05 terdapat 2 keluarga yang sudah menggunakan sumber daya air PDAM selain itu seluruh warga menggunakan sumber daya sumur gali. 2 Keluarga yang menggunakan sumber air PDAM tersebut mengambil jaringan air yang berasal dari Jalan Adisucipto karena tidak ada lagi selain di RT 05 yang menggunakan PDAM. Dari gambar diatas juga terlihat bahwa jumlah keluarga pengguna lebih banyak dibandingkan dengan jumlah sarana yang ada, hal tersebut berarti bahwa tidak setiap keluarga memiliki sumber daya air masing-masing. Dalam hasil wawancara kepada Ketua RW setempat juga dikatakan bahwa setiap rumah bisa terdiri lebih dari satu keluarga sehingga hanya memiliki 1 sumber air untuk memenuhi kebutuhan 1 rumah. Sumber air PDAM di Dusun Sambilegi Kidul sedang dalam masa pembangunan oleh sebab itu, seluruh warga masih menggunakan sumber air sumur gali. Dalam jangka waktu kedepannya masyarakat Dusun Sambilegi akan memiliki 2 sumber air bersih yaitu dari sumur gali dan dari jaringan PDAM.
25
3.2.2 Utilitas Umum Penerangan Jalan Penerangan jalan umum di dusun
PJU Swadaya
Sambilegi Kidul sudah baik, namun jumlah dan peletakannya masih kurang. Penerangan untuk jalan lokal sekunder (jl.anggrek) sendiri masih mengandalkan 2
1
lampu yang berasal dari rumah-rumah warga. Belum adanya tiang lampu penerangan khusus untuk jalan utama. Sedangkan pada jalan lingkungan penempatan serta jumlahnya sudah cukup baik namun ada beberapa jalan yang hanya
3
PJU Pemda
4
Gambar.3.35 foto eksisting Sumber : Dokumentasi Pribadi
mengandalkan penerangan dari rumahrumah warga (2) dan dari pemerintah daerah
pula (3 & 4). Selain itu hampir disetiap gapura gang dipasang lampu penerangan (1). Sehingga perlu ada respon terhadap jalan lokal yang menjadi jalan utama akses dari Jl.Solo menuju dukuh Sambilegi Kidul yang standarnya minimal lampu dari pemda. Terdapat beberapa standar terkait pemasangan dan peletakan penerangan jalan umum berdasarkan SNI-7391 tahun 2008. a. Jenis lampu penerangan jalan secara umum menurut karakteristik dan penggunaannya
Pada eksisting,lampu yang terpasang pada jalan lokal sekunder (jl.anggrek) dan lingkungan terdiri atas beragam jenis bergantung pada pemilik rumah yang berada di sepanjang jalan. Lampu yang digunakan berjenis uoroscent (tube light) dan incandescent (pijar) sehingga e ďŹ s i e n s i , u m u r, d a y a d a n spesiďŹ kasi lampu menurut jenis jalannya belum terlalu diperhatikan dengan baik. GAMBAR 3.35 Jenis lampu penerangan jalan secara umum menurut karakteristik dan penggunaannya Sumber : SNI-7391 2008
26
b. Kualitas pencahayaan
GAMBAR 3.36 kualitas pencahayaan Sumber : SNI-7391 2008
c. Sistem penempatan lampu penerangan jalan
GAMBAR 3.37 sistem penempatan lampu penerangan jalan Sumber : SNI-7391 2008
Pada sistem parsial, penempatan lampu jalan harus memberikan adaptasi yang baik bagi penglihatan pengendara, sehingga efek kesilauan dan ketidaknyamanan penglihatan dapat dikurangi. Jarak antara titik lampu yang satu dengan yang lain max.40-50 m.
Lampu penerangan jalan harus dipasang dengan menggunakan jaringan listrik penerangan jalan tersendiri. Berikut ini adalah ilustrasi penempatan lampu penerangan jalan : 27
Keterangan : H : tinggi tiang lampu L : lebar badan jalan, termasuk median jika ada E : jarak interval antar tiang lampu S1 + S2 : proyeksi kerucut cahaya lampu S1 : jarak tiang lampu ke tepi kereb S2 : jarak dari tepi kereb ke titik penyinaran terjauh l : sudut inklinasi pencahayaan
S2+S1
S1
S2
Gambar.3.38 Ilustrasi penempatan lampu penerangan jalan Sumber : SNI-7391 2008
d. Sistem penempatan lampu penerangan jalan pada kondisi jalan khusus Tidak hanya di jalan lokal sekunder yang membutuhkan tambahan lampu penerangan jalan, namun di jalan lingkungan pun membutuhkan penerangan. Pada dusun Sambilegi Kidul terdapat jalan berbelok pada jalan lokal dan lingkungungannya, sehingga terdapat standar khusus penempatan lampu jalan pada jalan yang demikian sebagai berikut :
Gambar.3.39 lampu radius <305 m di lengkung luar Sumber : SNI-7391 2008
Gambar.3.40 lampu radius <305 m di lengkung dalam Sumber : SNI-7391 2008
Gambar.3.41 Lokasi jalan yang membutuhkan penempatan penerangan jalan khusus Sumber : Data Pribadi
28
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Persebaran TITIK PENERANGAN JALAN UMUM Dukuh Sambilegi Kidul Legenda : : jalan kolektor : jalan lokal : jalan lingkungan : sungai : titik penerangan lampu jalan
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
29
3.2.3 Sistem Pembuangan Sampah Sistem persampahan merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sebuah permukiman. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sistem persampahan permukiman adalah : Gambar 3.42 Tempat sampah di depan hunian warga Sumber: Data Pribadi
Gambar 3.43 Tempat Pembakaran sampah warga Sumber: Data Pribadi
ANALISIS : Total penduduk Sambilegi Kidul : 1393 jiwa. ketentuan timbunan sampah
- Pembagian jenis sampah - Pengelolaan sampah Pembagian jenis sampah yang dimaksud adalah pemisahan jenis sampah berdasarkan bahan sampah itu sendiri, pada umumnya sampah terbagi menjadi 2 kategori yaitu sampah organik dan sampah non-organik. Berdasarkan data survey p a d a p e d u ku h a n Sa mb i l e g i Ki d u l , si ste m pembagian jenis sampah belum diberlakukan oleh warga setempat. Warga cenderung mencampur sampah menjadi 1 tempat sampah di tempat yang telah disediakan oleh masing-masing rumah. Pengelolaan sampah pada pedukuhan Sambilegi Kidul terbagi menjadi 2 jenis, yakni; (1) sampah di ambil dari tempat sampah yang terletak di depan rumah tiap warga oleh mobil sampah secara berkala, (2) warga membakar sampah baik secara individu maupun berkelompok menggunakan tempat pembakaran sampah yang dibuat sendiri oleh warga
Gambar 3.44 Ketentuan sampah
Volume sampah perhari : 1393 x 2.25 : 2295.5 liter : 2.2955 Secara garis besar sistem persampahan di pedukuhan Sambilegi Kidul sudah memiliki sistem yang cukup teratur dengan adanya truk sampah yang mengambil sampah dari tiap rumah warga secara berkala. SOLUSI : Solusi yang ditawarkan adalah adanya pembagian jenis sampah baik itu organik maupun anorganik pada tempat sampah di tiap rumah warga maupun penempatan tempat sampah umum berukuran besar di beberapa titik yang dianggap cukup strategis agar mudah dijangkau oleh warga sekitar.
Gambar 3.45 Contoh Tempat Sampah Sumber: Google diakses, Mei
dengan diberlakukannya sistem pembagian jenis sampah baik organik dan anorganik diharapkan kedepannya warga dapat mengolah sampah rumah tangga menjadi produk daur ulang bernilai jual yang dapat menguntungkan warga pedukuhan itu sendiri seperti contoh: sampah organik diolah menjadi pupuk, dan sampah anorganik diolah menjadi produk daur ulang yang bernilai jual.
30
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Persebaran SALURAN AIR HUJAN DAN TITIK PERSAMPAHAN Dukuh Sambilegi Kidul Legenda : : jalan kolektor : jalan lokal : jalan lingkungan : sungai : titik penempatan tempat sampah umum : saluran air hujan tambahan pada permukiman : saluran drainase kota
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
31
3.2.4 Sistem Pemadam Kebakaran Sarana pemadam kebakaran yang terdapat di Padukuhan Sambilegi Kidul kurang memadai. Untuk menanggulangi kebakaran Padukuhan Sambilegi Kidul menggunakan sarana milik TNI AU dan menggunakan sumber air yang terdapat pada rumah seperti sumur dan sungai pada bagian Timur Padukuhan Sambilegi Kidul. Jarak pemadam kebakaran TNI AU dengan Padukuhan Sambilegi Kidul tidak begitu jauh. Akses jalan yang mudah sehingga mudah untuk di jangkau ketika terjadi bencana kebaran. Dari hasil survey yang dilakukan, bangunan yang memiliki APAR atau pun Hydrant baru terdapat pada hotel dan bangunan industri seperti Mirota dan pabrik roti. Pada saat terjadi kebakaran hal yang utama ialah penyediaan jalur evakuasi dan penyediaan sumber air. Sirkulasi : Ÿ Jalur evakuasi atau rute emergency exit harus mudah dan efektif untuk di akses. Ÿ Kejelasan dan penempatan petunjuk evakuasi
Hydrant Pillar
Hydrant Kota
Hydrant Box
Gambar 3.46 Contoh Hydran Sumber: Google diakses, Mei
32
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Persebaran PEMADAM KEBAKARAN Dukuh Sambilegi Kidul Legenda :
PADUKUHAN SAMBILEGI
: jalan kolektor : jalan lokal : jalan lingkungan : sungai
: Lingkungan/ Halaman : Persawahan : Sungai
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
33
3.3 Sarana 3.3.1 Sarana Pendidikan STANDAR PELAYANAN BIDANG
INDIKATOR CAKUPAN
TINGKAT PELAYANAN
PELAYANAN Ssarana Jumlah anak usia • Satuan wilayah kota Pendidikan
sekolah yang tertampung
KUALITAS
KUALITAS
• sedang/ kecil • Satuan wilayah kota besar / metro -
Minimal tersedia : 1 unit TK untuk setiap 1.000 penduduk 1 unit SD untuk setiap 6.000 penduduk 1 unit SLTP untuk setiap 25.000 penduduk 1 unit SLTA untuk setiap 30.000 penduduk Minimal sama dengan kota sedang/kecil juga tersedia 1 unit Perguruan Tinggi untuk setiap 70.000 penduduk
Bersih, mudah dicapai, tidak bising, jauh dari penyakit, sumber bau sampah, dan pencemaran lainnya.
Tabel 3.1 Keputusan Menteri Permukiman & Prasarana Wilayah no. 534/KPTS/M/2001 EKSISTING - Tidak ditemukan sarana pendidikan TK, SD, SMP, maupun SMA pada padukuhan Sambilegi Kidul. - Sarana pendidikan terdekat berada di Padukuhan Nanggulan yang berada di bagian utara Padukuhan Sambilegi Kidul, yaitu berupa Sekolah Dasar (SD). Jarak dari Padukuhan Sambilegi Kidul yaitu sekitar 3 Kilometer. ANALISIS - Seharusnya pada padukuhan tersebut terdapat paling tidak Taman Kanak-Kanak, karena Padukuhan Sambilegi Kidul tersebut memiliki jumlah penduduk sebesar 1.399 jiwa. Sedangkan syarat untuk didirikan 1 unit TK pada satu wilayah yaitu wilayah tersebut minimal mempunyai penduduk sebesar 1.000 jiwa.
Gambar 3.47 Padukuhan Sambilegi Kidul Sumber:Data Pribadi
Gambar 3.48 SD Negri Nanggulan Sumber:Data Pribadi
34
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Rekomendasi SARANA PENDIDIKAN Dukuh Sambilegi Kidul Legenda : : jalan kolektor : jalan lokal : jalan lingkungan : sungai : rekomendasi lokasi TK Sambilegi Kidul
Rekomendasi : Rekomendasi lokasi penempatan TK di padukuhan Sambilegi Kidul ditempatkan di lahan kosong yang terletak di RT 05 dan terdapat rumah penduduk yang sudah cukup padat jadi masyarakat setempat tidak telalu jauh jika ingin pergi ke TK.
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
35
3.3.2 Sarana Kesehatan
Tabel 3.2 Keputusan Menteri Permukiman & Prasarana Wilayah no. 534/KPTS/M/2001 EKSISTING - Di Padukuhan Sambilegi Kidul tidak ditemukan adanya sarana kesehatan. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk untuk sebuah balai pengobatan / puskesmas belum mencukupi standar pelayanan. - Puskesmas terdekat dapat ditemui pada Padukuhan Nanggulan, yaitu Puskesmas Depok 1 yang berada di sebelah barat SD Negeri Nanggulan. Puskesmas Depok 1 tersebut sudah mencakup seluruh padukuhan yang ada di Desa Maguwoharjo. Jarak dari padukuhan Sambilegi Kidul menuju puskesmas tersebut yaitu sekitar 3 Kilometer. Puskesmas Depok 1 tersebut mencakup 1 Desa Mahuwoharjo. ANALISIS - Menurut standar pelayanan yang terdapat pada Keputusan Menteri Permukiman & Prasarana wilayah no. 534/KPTS/M/2001, Padukuhan Sambilegi Kidul dengan jumlah penduduk 1.399 jiwa belum dapat mempunyai suatu balai pengobatan / puskesmas sendiri, karena standar minimal jumlah penduduk dalam suatu wilayah minimal 3.000 jiwa untuk 1 unit balai pengobatan.
Gambar 3.49 Padukuhan Sambilegi Kidul Sumber:Data Pribadi
Gambar 3.50 Puskesmas Depok I Sumber:Data Pribadi
36
3.3.3 Sarana Olahraga dan Lapangan Terbuka
EKSISTING Pada Padukuhan Sambilegi Kidul tidak terdapat pemakaman. Terdapat 3 ruang terbuka, 2 area sawah dan 1 gedung olah raga. Ukuran: - Ruang terbuka : 380 m2 660 m2 532 m2 154 m2 - Area sawah : 41.470 m2 32.604 m2 75.800 m2
+
Menurut wawancara dengan ketua RT 04 serta beberapa masyarakat setempat, di Sambilegi Kidul masih membutuhkan gedung olah raga, karena hanya ditemukan satu gedung olah raga dan letaknya pun berada di sebelah selatan Jl. Solo.
ANALISIS
1
2
3
4 Gambar.3.51 Ruang Terbuka dan Sarana Olah Raga Sumber : Foto Pribadi
37
BIDANG PELAYANAN
TINGKAT PELAYANAN
Sarana Ruang Terbuka
Tingkat pelayanan : Tersedianya • Lingkungan untuk setiap 250 jiwa • 0.3m2 / penduduk dari luas kawasan (taman, olahraga, bermain) • 0.2m2 / penduduk dari luas kawasan (pemakaman umum) • Parkir lingkungan 3% dari luas kawasan dengan jumlah 2500 orang
KUALITAS PELAYANAN • Bersih , mudah dicapai, terawat, indah dan nyaman
Tabel.3.3 Keputusan Menteri Permukiman & Prasarana Wilayah no. 534/KPTS/M/2001 Pasal 29 (1) Ruang terbuka hijau sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 huruf a terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka privat. (2) Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota. (3) Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 (dua puluh) persen dari luas wilayah kota Undang - undang no 25 th 2007 pasal 29 SNI-1733, 1989 ANALISIS Jumlah penduduk Luas minimal ruang terbuka Luas minimal pemakaman
: 1.399 jiwa. : 0,3 m2 x 1.399 m2 = 419,7 m2 : 0,2 m2 x 1.399 m2 = 279,8 m2
Pemakaman untuk penduduk Sambilegi Kidul sampai saat ini masih menjadi satu dengan pemakaman Padukuhan Sambilegi Lor. Direkomendasikan untuk membangun pemakaman dengan minimal luas 279,8 m2.
38
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Persebaran SARANA OLAH RAGA DAN RUANG TERBUKA Dukuh Sambilegi Kidul
1
Legenda : : jalan kolektor 2
: jalan lokal 3
: jalan lingkungan : sungai : lahan kosong : sawah : gedung olah raga
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
4
39
Tabel.3.4
40
Tabel.3.5
Gambar.3.52
41
Gambar.3.53
42
BAB 4 REKOMENDASI dan KESIMPULAN 4. 1 Prasarana Rekomendasi Jalan Lingkungan Jalan Lokal Sekunder
Lebar Jalan Anggrek sebagai jalan lokal sekunder belum memenuhi standar karena jalan ini cukup sering dilalui oleh kendaraan roda empat. Di jalan Anggrek ini kendaraan roda empat yang berpapasan terkadang harus sampai mengenai batas jalan (mepet) terutama jika mobil yang berpapasan berukuran besar. Bahu jalan Anggrek juga perlu dilebarkan agar dapat menampung kendaraan yang akan berhenti darurat atau parkir. Lebar bahu jalan Anggrek hanya 0.6 m sehingga sangat direkomendasikan untuk dilebarkan.
Gambar 4. 1 sumber: Dokumentasi Pribadi Jalan Lingkungan Dahan pohon yang berada diatas jalan lingkungan dapat menghalangi pandangan pengguna jalan. Perlu adanya pembersihan dahan pohon terhadap damija (daerah milik jalan) terutama pada pohon-pohon yang dapat menghalangi jarak pandang. Kualitas jalan lingkungan di Dusun Sambilegi Kidul perlu diperbaiki. Beberapa perkerasan jalan perlu ditambahkan terutama di jalan yang belum memiliki perkerasan (masih berupa tanah). Selain itu, jalan lingkungan di Dusun Sambilegi Kidul banyak yang berlubang dan tidak rata. Jalan lingkungan di Dusun Sambilegi Kidul perlu diperbaiki dan diratakan kembali agar pengguna jalan nyaman dalam menggunakan jalan. Beberapa jalan lingkungan yang ada di Dusun Sambilegi perlu di lebarkan karena sering digunakan untuk lalu lintas kendaraan roda empat. Persimpangan-persimpangan yang ada di jalan lingkungan Dusun Sambilegi perlu ditambahkan cermin cembung agar tidak terjadi kecelakaan di jalan lingkungan. Dengan menggunakan cermin cembung di persimpangan jalan maka setiap pengguna dapat melihat apabila ada kendaraan yang datang dari arah sebaliknya.
Dahan pohon yang berada di atas daerah milik jalan dipangkas agar tidak menutupi pandangan pengguna jalan.
Gambar 4. 2 sumber: Dokumentasi Pribadi 43
Gambar 4. 3 sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 4. 4 sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar yang berada di kiri adalah gambar eksisiting sedangkan yang berada di kanan adalah gambar setelah diperbaiki. Gambar kanan memiliki lebar jalan sekitar 6 sampai 7 meter yang sesuai dengan SNI dimana jalan lingkungan memiliki lebar lebih dari 6.5 meter. Pada gambar kiri terlihat bahwa jalan belum memiliki perkerasan jalan yang baik oleh sebab itu pada gambar kanan perkerasan diperbaiki dengan penambahan perkerasan berupa aspal.
Gambar 4. 5 sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 4. 6 sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar diatas menunjukkan perempatan jalan lingkungan yang berada di Dusun Sambilegi Kidul. Pada gambar di kiri menunjukkan kondisi eksisting perempatan jalan lingkungan Dusun Sambilegi Kidul sedangkan pada gambar kanan menunjukkan setelah adanya perbaikan. Pada gambar kanan terdapat cermin cembung yang berfungsi untuk melihat sisi ruas lain yang berada di perempatan tersebut. Cermin cembung ini memiliki tujuan untuk mengurangi kemungkinan kecelakaan antar kendaraan di lingkungan Dusun Sambilegi Kidul. Cermin cembung diletakkan di pojok jalan agar pengguna kendaraan dapat melihat sesaat sebelum mereka melewati persimpangan jalan. Dengan begitu para pengguna kendaraan dapat melewati persimpangan jalan lingkungan dengan aman.
44
Rekomendasi Prasarana Saluran Air Limbah Pada bab pembahasan telah dijelaskan bahwa keadaan SPAL di Padukuhan Sambilegi Kidul sudah cukup baik namun penulis memberikan rekomendasi berupa metode pengolahan air limbah secara mandiri sehingga dapat digunakan kembali recycle waste water. Pengolahan air limbah ini menggunakan sistem on-site semi komunal dengan kombinasi biofilter anaerob dan aerob. Teknik ini sudah cukup lama dipakai banyak permukiman di Indonesia. Dari hasil pengolahan air limbah rumah tangga dengan proses biofilter Anaerob-Aerob untuk skala rumah tangga (kapasitas 3 m3/hari dengan waktu tinggal antara 1 - 3 hari) secara fisik air hasil olahannya sudah jernih dan dari hasil analisa kimia, didapatkan hasil efisiensi penghilangan yang cukup baik yakni: BOD 84,7 - 91 %; COD 79,6 - 95,3 %; dan SS 94,1 - 95% ; NH4-N 89,389,8 % ; deterjen (MBAS) 83 - 87 % dan PO4 44,4 - 47,3 %. Proses pengolahan air limbah rumah tangga dengan proses Biofilter Anaerob-Aerob cukup stabil walaupun konsentrasi air limbah berfluktuasi. Secara singkat proses kerja dijelaskan pada diagram berikut :
Diagram.4.1 proses pengolahan air limbah rumah tangga (domistik) dengan proses biofilter anaerob-aerob Sumber : http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrt/limbahrt.html
Bahan utama yang dibutuhkan adalah unit reaktor dapat dibuat dari bahan fiberglas atau dari bahan beton cor, tergantung dari situasi, kondisi, harga serta kemudahan instalisi/pemasangannya dan untuk melekatkan mikroorganisme dapat menggunakan batu pecah (gravel) atau batu apung ukuran 3-5 cm, atau dari bahan plastik/PVC bentuk sarang tawon atau media lain yang sesuai.
Gambar.4.7 Bahan utama Biofilter Anaerob-Aerob Sumber : http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrt/limbahrt.html
45
Unit alat pengolahan air limbah tersebut dapat dilengkapi dengan bak khlorinasi (bak kontaktor) yang berfungsi untuk mengkontakan khlorine dengan air hasil pengolahan. Air limbah yang telah diolah sebelum dibuang ke saluran umum dikontakkan dengan khlorine agar mikroorganisme patogen yang ada di dalam air dapat dimatikan. Senyawa khlor yang digunakan adalah kaporit dalam bentuk tablet. Berikut detail penampang bak kontaktor pada gambar 4.x
Gambar.4.8 Penampang Melintang reaktor Sumber : http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrt/limbahrt.html
Gambar.4.9 Penampang Melintang bak kontaktor Sumber : http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrt/limbahrt.html
46
Rekomendasi Prasarana Jaringan Resapan Air Hujan Permasalahan 타
:
Kurangnya kesadaran akan pemenfaatan air hujan, yang menyebabkan air hujan langsung terbuang.
타 Belum tersedianya sumur resapan air huajn pada rumah warga. 타 Kondisi permukimanan yang pada yang menyebabkan berkurangan lahan peresapan
diakibatkan pembangunan dan perkersaran pada tanah. 타 Lahan yang mengalami perkerasan tidak menyediakan saluran untuk peresapan air
hujan, akan tetapi menyediakan saluran pembuangan air hujan.
Tanggapan
:
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerja Umum (No : 05/PRT/M/2008) Bab 2 Bahwa daerah yang telah memiliki area terbuka sesuai atau lebih luas dari yang di tentukan sehbaiknya dipertahankan kondisinya. Jadi pada area peresapan padukuhan Sambilegi Kidul seperti persawahan dan halaman tetap dipertahankan, dan tidak dilakukan pembangunan melebihi peraturan yang ada. Pada area yang mengalami telah perkerasan akan dilakukan teknik peresapan menggunakan biopori. Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air.
Gambar.4.10 Sumber : Data Pribadi (dengan olahan)
47
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Persebaran JARINGAN PENGUMPUL AIR HUJAN Dukuh Sambilegi Kidul Legenda : : jalan kolektor : jalan lokal : jalan lingkungan : sungai
: Lingkungan/ Halaman : Persawahan : Sungai
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
48
Rekomendasi Utilitas Umum Penerangan Jalan Rekomendasi untuk penerangan jalan terdiri atas : spesifikasi jenis lampu yang digunakan, kualitas pencahayaan, penempatan tiang lampu serta penempatan penerangan pada kondisi jalan khusus. Adanya penambahan penerangan pada jalan kolektor (Jl.Anggrek) dengan spesifikasi sebagai berikut : (1) Lampu tabung fluorescent tekanan rendah (2) Efisiensi rata-rata 60-70 lumen/watt (3) Umur rencana rerata 8.000-10.000 jam (4) Daya 18-20 watt atau 36-40 watt.
Gambar.4.12 Ragam lampu fluoroscent Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/File:Leuchtstofflampen-chtaube050409.jpg
Untuk rekomendasi pada jalan anggrek sebagai jalan lokal sekunder disarankan menggunakan lampu dengan rerata iluminansi 2-5 lux, luminansi 0.5 cd/m2 dan tingkat kesilauan 4 glare atau batas ambang kesilauan 20%. Sedangkan untuk jalan lingkungan dapat menggunakan standar lampu untuk trotoar dengan rerata iluminansi 1-4 lux, luminansi 0,1 cd/m2 dan tingkat kesilauan 4 glare atau batas ambang kesilauan 20 %. Jalan yang direkomendasikan untuk penambahan PJU merupakan jalan 2 arah tanpa trotoar pemisah di tengah jalan, sehingga pola penataan yang dapat dilakukan adalah : sejajar kiri/kanan atau berselingan dengan tipe tiang lampu lengan tunggal rumah lampu merkuri.
Tabel.4.1 Dimensi panjang tiang lampu Sumber : SNI-7391 2008
Gambar.4.13 Bentuk tiang lampu Sumber : SNI-7391 2008
49
4. 2 Utilitas Umum Rekomendasi Prasarana Saluran Air Bersih Respon: Penyediaan air bersih kepada masyarakat Dusun Sambilegi Kidul sudah baik karena kebutuhan air bersih seluruh masyarakat sudah terpenuhi. Air bersih masyarakat bersumber dari sumur gali. Dari sumur, masyarakat memompa air untuk ditampung di tandon air seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Selanjutnya air akan disalurkan dari tandon air menuju kran-kran air untuk digunakan.
Gambar.4.11 Tandon Air warga Sumber : Dokumentasi pribadi
Hampir seluruh masyarakat menggunakan sumur gali untuk sumber air bersih, hal tersebut dapat mengganggu kesediaan air tanah yang ada di Dusun Sambilegi. Untuk menjaga air tanah yang ada di Dusun Sambilegi maka perlu sumber air PDAM yang dikelola oleh pemerintah. Saat ini, di Dusun Sambilegi sedang di bangun sumber air PDAM dan sudah banyak masyarakat yang mendaftar. Hal tersebut dapat dinilai baik karena dapat membantu mengurangi penggunaan air tanah.
50
40 m
Gambar.4.14 perspektif penambahan lampu penerangan pada jalan lokal sekunder (jl.Anggrek) Sumber : Data Pribadi (dengan perubahan)
20 m
Gambar.4.15 perspektif penambahan lampu penerangan pada jalan lingkungan (jl.Kenanga) Sumber : Data Pribadi (dengan perubahan)
51
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Persebaran TITIK PENERANGAN JALAN UMUM Dukuh Sambilegi Kidul Legenda : : jalan kolektor : jalan lokal : jalan lingkungan : sungai : titik penerangan lampu jalan : rekomendasi titik penerangan lampu jalan : rekomendasi titik penerangan lampu jalan
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
52
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Persebaran REKOMENDASI JALUR EVAKUASI Dukuh Sambilegi Kidul Legenda : : jalan kolektor : jalan lokal : jalan lingkungan : sungai
Jalan Lingkungan
Jalan Lokal Sekunder
Jalan Arteri
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
53
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Persebaran REKOMENDASI PEMADAM KEBAKARAN Dukuh Sambilegi Kidul Legenda : : jalan kolektor : jalan lokal : jalan lingkungan : sungai Hydrant Pillar 2
Hydrant Pillar 1
Arah Jangkauan Sungai
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
54
4.3 Sarana Rekomendasi Sarana Pendidikan
Gambar 4.16 Tampak Samping Kanan Rekomendasi TK Sambilegi Kidul
Gambar 4.17 Tampak Depan Rekomendasi TK Sambilegi Kidul
Gambar 4.18 Tampak Belakang Rekomendasi TK Sambilegi Kidul
Gambar 4.19 Tampak Samping Kiri Rekomendasi TK Sambilegi Kidul
55
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Rekomendasi SARANA PENDIDIKAN Dukuh Sambilegi Kidul Legenda : : jalan kolektor : jalan lokal : jalan lingkungan : sungai : rekomendasi lokasi TK Sambilegi Kidul
Rekomendasi : Rekomendasi lokasi penempatan TK di padukuhan Sambilegi Kidul ditempatkan di lahan kosong yang terletak di RT 05 dan terdapat rumah penduduk yang sudah cukup padat jadi masyarakat setempat tidak telalu jauh jika ingin pergi ke TK.
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
56
Rekomendasi Sarana Olahraga
Gambar 4.20 Tampak Depan Rekomendasi Gedung Olah Raga Sambilegi Kidul
Gambar 4.21 Tampak Samping Kanan Rekomendasi Gedung Olah Raga Sambilegi Kidul
Rekomendasi Sarana Pelayanan Umum
1.50
0.60
Gambar 4.22 Detail Kotak Pos Sumber : Data Pribadi
Rekomendasi Sarana Pemakaman Status kepemilikan tanah pemakaman sambilegi kidul merupakan milik kampung. Sehingga jika dialihfungsikan menjadi pemakaman, tidak akan menjadi sengketa.
Gambar 4.23 Desain Pemakaman Sambilegi Kidul Sumber : Data Pribadi
57
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Rekomendasi GEDUNG OLAH RAGA Dukuh Sambilegi Kidul 1
Legenda : : jalan kolektor : jalan lokal : jalan lingkungan 2
: sungai : lahan kosong : sawah : gedung olah raga : rekomendasi lokasi pemakaman Sambilegi Kidul : rekomendasi lokasi gedung olah raga bagian utara Rekomendasi : Rekomendasi lokasi penempatan gedung olah raga Sambilegi Kidul berada di lahan kosong RT 05. Lokasi berada di pusat Sambilegi Kidul dan terdapat rumahrumah penduduk setempat yang sudah lumayan padat. Lokasi tersebut berjarak sekitar 150 meter dari jalan lokalsekunder.
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
4
58
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Persebaran SARANA PELAYANAN UMUM Dukuh Sambilehi Kidul Legenda :
: batas wilayah Dukuh : Balai Desa : Siskamling
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
59
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Persebaran SARANA PERIBADATAN Dukuh Sambilehi Kidul Legenda :
1
: batas wilayah Dukuh
3
1
: Masjid Darul Ukromi
2
: Masjid AL-Fadilah
3
: Masjid AL-Ikhlas
2
Sarana Peribadatan sudah memenuhi standar. Selain itu di sekitar Lingkungan Sambilegi Kidul juga terdapat Greja Khatolik maupun Kristen.
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
60
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Peta Persebaran SARANA PEMERINTAHAN Dukuh Sambilehi Kidul Legenda :
: batas wilayah Dukuh : Balai Desa (respon) : Siskamling : Kotak Pos
Tanah sebagai respon balai desa adalah tanah kosong milik warga. sehingga akan mudah untuk negosiasi alihfungsi atau pemebelian tanah.
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
61
Perencanaan Pemukiman Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Rekomendasi PEMAKAMAN Dukuh Sambilegi Kidul 1
Legenda : : jalan kolektor : jalan lokal : jalan lingkungan 2
3
: sungai : lahan kosong : sawah : gedung olah raga : rekomendasi lokasi pemakaman Sambilegi Kidul
Rekomendasi :
Rekomendasi lokasi penempatan pemakaman di padukuhan Sambilegi Kidul memotong sebagian luas ruang terbuka hijau yang ada dengan luas 300 m2 dan terletak di RT TK di padukuhan Sambilegi Kidul ditempatkan di lahan kosong yang terletak di RT 08 dan dengan rumah penduduk di sekitarnya yang tidak terlalu padat.
PETA DUKUH SAMBILEGI KIDUL 0
70
210
280
PETA KUNCI
4
62
KESIMPULAN
63