DEPARTEMEN
PE K E R JAAN
UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR INDUK PELAKSANA KEGIATAN PENGEMBANGAN WILAYAH SUNGAI JRATUNSELUNA SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR JRATUNSELUNA BAGIAN PELAKSANA KEGIATAN PEMBINAAN DAN PERENCANAAN SUMBER AIR JRATUNSELUNA
Jln, Brigjen S. Sudiarto No.375 Telp. (024) 6723212 – 6722240 Fax. (024) 6731758 Semarang
Paparan Draft Final Report
STUDY PENATAGUNAAN KAWASAN KEDUNG OMBO Semarang, 16 Nopember 2006
PT. TERA BUANA MANGGALA JAYA (JO) PERSERO PT. VIRAMA KARYA 1
LATAR BELAKANG :
Waduk Kedung Ombo sebagai waduk multi fungsi telah memberikan konstribusi yang cukup besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, maupun aspek lainnya;
Keberadaan waduk Kedung Ombo perlu dilestarikan; Permasalahan terjadi di bendungan/waduk dan di Kawasan Sekitar Waduk berkaitan dengan penataan kawasan yang mengancam kelestarian waduk; Perlu dilakukan penatagunaan kawasan waduk Kedung Ombo.
2
MAKSUD DAN TUJUAN : ď ľ
ď ľ
Maksud studi : adalah untuk menanggulangi permasalahan kawasan Waduk Kedung Ombo, dengan penyusunan penatagunaan lahan sekitar waduk dengan pemanfaatan ruang agar perkembangannya dapat dikelola dengan baik, untuk menghindari kerusakan lingkungan dan untuk kelestarian sumber air Tujuan studi : adalah menata kembali tata guna tanah / lahan sesuai dengan kemampuan lahan dan peruntukannya, sekaligus untuk memberikan kepastian pemanfaatan ruang yang sesuai dengan peran dan fungsi waduk, dengan memperhatikan karakteristik masyarakat dan lingkungan. 3
SASARAN KEGIATAN STUDI
Pengembangan kawasan yang berfungsi lindung tetapi mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar yang selanjutnya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah; Mendorong keselarasan antara kawasan yang berfungsi lindung yang lebih produktif dan kesejahteraan masyarakat; Menjaga kelestarian kawasan yang berfungsi sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya; Memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dalam pengelolaan kawasan sekitar waduk;
Mencegah dibangunnya pusat-pusat kegiatan yang tidak sesuai dengan peruntukannya 4
LINGKUP PEKERJAAN :
Penyusunan kebijakan dan strategi penatagunaan tanah / lahan sekitar waduk; Penyusunan rencana pemanfaatan ruang kawasan waduk; Penyiapan langkah-langkah yang diperlukan dalam penetapan tata guna tanah / lahan; Penyusunan aksi dan tindak lanjut (rekomendasi) dan tugas dan tanggung jawab, jadwal pelaksanaan tentatif dari masing-masing instansi atau stakeholders dalam kegiatan penataan kawasan dalam usaha pelestarian Waduk Kedung Ombo.
5
LANDASAN HUKUM
Undang Undang No.23 Tahun 1997, tentang : PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Undang Undang No.24 Tahun 1992, tentang : PENATAAN RUANG
Undang Undang No.32 Tahun 2004, tentang : PEMERINTAH DAERAH
Undang Undang No.41 Tahun 1999, tentang : KETENTUAN – KETENTUAN POKOK KEHUTANAN
Undang Undang No.5 Tahun 1960, tentang : PERATURAN DASAR POKOK – POKOK AGRARIA
Undang Undang No.7 Tahun 2004, tentang : SUMBER DAYA AIR
Undang Undang No.9 Tahun 1985, tentang : PERIKANAN
Undang Undang No.9 Tahun 1990, tentang : KEPARIWISATAAN
Keputusan Presiden No.32 Tahun 1990, tentang : PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG
Peraturan Pemerintah No.141 Tahun 2000, tentang : PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NO. 15 TAHUN 1990 TENTANG USAHA PERIKANAN
Peraturan Pemerintah No.15 Tahun 1990, tentang : USAHA PERIKANAN 6
Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 2004, tentang : PENATAGUNAAN LAHAN Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1994, tentang : PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA DAN TAMAN WISATA ALAM; Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 1982, tentang : TATA GUNA AIR Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 1993, tentang : PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 1990 TENTANG USAHA PERIKANAN; Peraturan Pemerintah No.67 Tahun 1996, tentang : PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 1998, tentang : KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM Keputusan Presiden No.62 Tahun 2000, tentang : KOORDINASI PENATAAN RUANG NASIONAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN, KABUPATEN BOYOLALI DAN KABUPATEN GROBOGAN menyangkut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) masing-masing kabupaten. Peraturan Daerah Prov. Jawa Tengah No.11 Tahun 2004, tentang : GARIS SEMPADAN Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.21 Tahun 2003, tentang : RTRW PROVINSI JAWA TENGAH Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.11 Tahun 2004, tentang : GARIS SEMPADAN. 7
LOKASI STUDY :
8
PETA SITUASI WADUK KEDUNG OMBO
9
KONDISI GEOLOGI • Geologi Kawasan Waduk Kedung Ombo Terletak pada Zona Kendeng yang terdiri dari Formasi Kerek (Tmk) menunjukkan umur Miosen Tengah dan Formasi Kalibeng (Tmpk) dengan umur Pliosen. Kedudukan Formasi Kalibeng (Tmpk) terletak selaras di atas Formasi Kerek (Tmk). Struktur geologi secara regional terdapat jauh di luar lokasi kawasan Waduk Kedung Ombo, berupa struktur antiklin dan sesar, baik tipe sesar geser maupun sesar naik.
• Bencana Geologi Waduk Kedung Ombo termasuk dalam skala Modified Mercalli Intensity (MMI), yang menunjukkan nilai lebih kecil dari IV.
• Hidrogeologi Kawasan Waduk Kedung Ombo – Akifer Produktif – Akifer Produktif Sedang – Air Tanah Langka
10
PETA GEOLOGI WADUK KEDUNG OMBO
11
Peta Bencana Gempa Bumi di Kedung Ombo 12
HIDROGEOLOGI
Peta Hidrogeologi daerah Grobogan dan sekitarnya 13
KONDISI TOPOGRAFI DAS KEDUNG OMBO 1. Daerah Hulu Daerah ini merupakan daerah yang mempunyai kelandaian cukup terjal, lebih dari pada 15%. Kemiringan lahan di bagian ujung hulu mencapai 25-40%. Di atas hulu, yang berada di lereng G. Merbabu kemiringan mencapai lebih dari 40%. 2. Daerah Tengah Merupakan daerah dengan kelandaian sedang, berkisar 8%. Di beberapa bagian dijumpai kemiringan yang agak besar sampai 15%. Kawasan ini merupakan daerah pertanian yang potensial dan subur, khususnya tanaman padi dan tegalan. 3. Daerah Hilir Merupakan dataran rendah dengan kelandaian kecil kurang dari 8%. Di areal ini terdapat persawahan dan tegalan serta kebun di beberapa lokasi. 14
DEMOGRAFI : KEPADATAN PENDUDUK
Jumlah KK Yang bermukim di Kawasan WKO
Jumlah Penduduk Yang bermukim di Kawasan WKO
1156; 6,82%
5.058; 7,45%
6.972; 41,12%
5.310; 31,31%
18.978; 27,94%
31.090; 45,77% Kemusu-Boyolali
Kemusu-Boyolali Miri - Sragen 3.519; 20,75%
12.797; 18,84%
Miri - Sragen
Sumberlawang-Sragen
Sumberlawang-Sragen
Geyer - Grobogan
Geyer - Grobogan
15
MATA PENCAHARIAN PENDUDUK :
Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Kawasan WKO Petani/nelayan Industri 19,20%
Pertambangan Perdagangan
6,33% 0,80% 0,60% 7,50% 0,05%
Konstruksi 62,07%
Angkutan Jasa sosial Lainnya
3,45%
16
Komposisi Pendapatan Penduduk di Kawasan WKO <250000 8%
250000-500000 11%
23%
3%
5001000-750000 751000-1000000
10%
1001000-1250000
12%
33%
1251000-1500000 >1500000
Komposisi Pendapatan Penduduk di Kawasan WKO
17
Komposisi Pendapatan Penduduk di Kawasan WKO (Kec. Kemusu-Boyolali)
<250000
8% 3%
Komposisi Pendapatan Penduduk di Kawasan WKO (Kec. Miri dan SumberlawangSragen)
250000-500000 6% 34%
8%
0%
23%
5001000-750000 1001000-1250000
32%
1251000-1500000 >1500000
<250000
<250000
250000-500000
250000-500000
29%
751000-1000000
9%
Komposisi Pendapatan Penduduk di Kawasan WKO (Kec. Geyer-Grobogan)
5001000-750000
20%
5%
15%
1251000-1500000 >1500000
751000-1000000 1001000-1250000
1001000-1250000
18%
5001000-750000 40%
751000-1000000
10%
0%
40%
1251000-1500000 >1500000
Perbandingan Komposisi Pendapatan Penduduk WKO di Tiga Kabupaten (Boyolali, Sragen dan Grobogan)
18
Rata-rata Pengeluaran Penduduk di Kawasan WKO Makan 124000; 11,17% 270714; 24,38%
transport listrik
242000; 21,79%
air SPP sekolah 82967; 7,47% 32972; 2,97% 256301; 23,08%
29400; 2,65%
Uang saku sekolah Sosial/Sumbangan Lainnya
72019; 6,49%
Rata-rata Pengeluaran Penduduk Pada Berbagai Kebutuhan
19
Keadaan Keluarga Sejahtera di Kawasan WKO 2556; 15,69%
1482; 9,10%
Pra KS KS I KS II, III,IV 12256; 75,22%
Komposisi Keadaan Keluarga Sejahtera Penduduk di Kawasan WKO
20
Keadaan Keluarga Sejahtera di Kawasan WKO (Kec. Miri & Sumberlawang - Sragen)
Keadaan Keluarga Sejahtera di Kawasan WKO (Kec. Kemusu-Boyolali) 824; 11,54%
Keadaan Keluarga Sejahtera di Kawasan WKO (Kec. Geyer - Grobogan)
Pra KS
469; 6,57%
2087; 22,80%
KS I
297; 24,40%
KS I KS II, III,IV
KS II, III,IV
Pra KS
Pra KS
KS I KS II, III,IV
658; 7,19%
681; 55,96%
6409; 70,01%
239; 19,64%
5847; 81,89%
Perbandingan Komposisi Keadaan Keluarga Sejahtera Penduduk di Kawasan WKO di Tiga Kabupaten (Boyolali, Sragen dan Grobogan)
21
TINGKAT PENDIDIKAN
Tingk at Pe ndidik an Pe nduduk di Kaw as an WKO
536; 0,87%
PT/Akademi SLTA
4362; 7,11% 8231; 13,42%
18678; 30,46%
SLTP SD Tidak/belum tamat SD
29521; 48,14%
22
KONDISI TATA GUNA LAHAN NO
1
SAWAH (ha)
LOKASI
Miri, Sragen
2
Sumberlawang, Sragen
3
Kemusu, Boyolali
4
Juwangi, Boyolali
5
Geyer, Grobogan Jumlah
TEGALAN (ha)
PEKAR. (ha)
HUTAN (ha)
LAIN-LAIN (ha)
1.421
1032
1318
67
1542
(26,4%)
(19,18%)
(24,49%)
(1,25%)
(28,65%)
2131
3047
1180
851
307
(28,35%)
(40,54%)
(15,69%)
(11,32%)
(4,08%)
652
1553
856
4378
1692
(6,58%)
(15,67%)
(8,64%)
(44,17%)
(17,08%)
381
1031
1099
5285
183
(4,76%)
(12,89%)
(13,74%)
(66,07%)
(2,29%)
1911
2517
1417
13272
481
(9,74%)
(12,83%)
(7,22%)
(67,65%)
(2,45%)
6496
9180
5870
23853
4205
Sumber : Hasil Analisis Peta Rupa Bumi 23
STUDI TERDAHULU : 1. Rencana Pengembangan Kawasan WKO oleh Pemerintah Sragen 1. Rencana pengembangan sarana wisata; 2. Rencana pengembangan jaringan jalan;
3. Rencana jaringan listrik; 4. Rencana pengembangan jaringan air bersih; 5. Rencana perlindungan sosial budaya masyarakat; 6. Rencana kawasan lindung.
24
2. Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Kedung Ombo 1. Program - program pengentasan kemiskinan, keterbelakangan dan keterisoliran ;
2. Relokasi dan pembangunan fasilitas umum bagi masyarakat Kedungpring ; 3. Ganti rugi pembebasan tanah dalam Pembangunan Waduk Kedung Ombo ; 4. Pihak legislatif dan birokrasi pemerintahan yang terkait belum memberikan dukungan optimal sesuai dengan kewenangannya masing-masing ;
25
3. Study Resort De Kraton 1. Studi dilaksanakan Program Doktor Teknik Sipil UNDIP, 2005
2. Kesimpulan : Dilihat dari aspek yuridis, maka lokasi calon Resort de Kraton bisa dilakukan pembangunan dengan catatan tidak menyebabkan gangguan fungsi lindung kawasan sekitar Waduk Kedung Ombo; 3. Untuk itu, pihak pengembang wajib mengajukan permohonan ijin kepada institusi pengelola Waduk Kedung Ombo untuk areal dengan elevasi +90,0 m dpl sampai elevasi +95,0 m dpl dan kepada Pemerintah Kabupaten Sragen untuk areal dengan elevasi di atas +95,0 m dpl. 4. Bangunan permanen yang ada di bawah elevasi +90,00 m dpl perlu direvisi (dibongkar).
26
TINJAUAN HIDROLOGI
Kebutuhan Air
Potensi / Ketersediaan Air :
Potensi Waduk Kedung Ombo : 255 juta m3/tahun (prob 97 %) Potensi Suplesi S. Lanang : 76,72 juta m3/tahun (prob 97 %)
Sedimentasi Waduk
Air Baku : PDAM Kota Semarang dan PDAM Kab. Purwodadi Air Irigasi : 64.888 Ha PLTA : 23,90 MW.
Sedimentasi Waduk Kedung Ombo : 0,868 juta m3/th. Perkiraan Umur Waduk : 105, 427 th ( dihitung sejak 1989)
Imbangan Air
Potensi inflow hanya memenuhi 63,2 % kebutuhan air. 27
TINJAUAN LINGKUNGAN
Air Bersih Buangan Domestik Pengelolaan Limbah Padat Mutu Air Kawasan Perairan Rekomendasi Ke Depan Fungsi Pemanfaatan Lahan Pertanian Fungsi Pemanfaatan Genangan Waduk 28
TINJAUAN SOSIAL EKONOMI & BUDAYA ►
Analisis Permasalahan Sosial Ekonomi dan Budaya.
►
Permasalahan Sosial, Budaya dan Ekonomi
►
Analisis Permasalahan
►
Kebijakan pemerintah dalam penanganan dampak pembangunan waduk
►
Upaya yang telah dilakukan pemerintah
►
Penanganan relokasi
►
Upaya yang masih harus dilakukan
29
Analisis Permasalahan Sosial Ekonomi dan Budaya Operasionalisasi waduk
Masalah ganti rugi Masalah relokasi Hilangnya lahan pertanian. Aksesibilitas
Kondisi Sebelum adanya waduk. Pendidikan rendah Pendapatan Rendah Terikat pada sector primer Sumber daya alam kurang/terbatas
Aktivitas setelah operasio nalisasi waduk
Kebijakankebijakan pemerintah yang telah dilakukan
Masalah yang masih muncul. Masyarakat masih ada yang bertempat tinggal di greenbelt dan pasang surut Masyarakat mengerjakan pertanian di greenbelt yang kurang mendukung kelestarian waduk Masyarakat mengerjakan lahan pasang surut yang kurang mendukung terhadap pelestarian waduk Pembangunan bangunan bukan tempat tinggal di daerah greenbelt
30
TINJAUAN HUKUM Undang – Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air PENYEDIAAN (Harus menjamin Kualitas dan Kuantitas) Pasal 29
PENGGUNAAN (Pemanfaatan sebagai media / materi) Pasal 32
PENATAGUNAAN Pasal 27 (Penetapan Zona) (Ruang Waduk) (Kawasan Lindung)
PENGUSAHAAN (Penggunaan air, Pemanfaatan wadah air dan daya air) Pasal 45
PENGEMBANGAN (Peningkatan pemanfaatan fungsi guna memenuhi kebutuhan air baku) Pasal 34
31
TINJAUAN HUKUM Undang-Undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air : penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengusahaan dan pengembangan.
Undang – Undang RI No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Bab I, Pasal 1 : tentang Kawasan Tertentu Bab II, Pasal 3 : tentang Tujuan Penataan Ruang Bab IV, Pasal 10 : tentang Pengelolaan Kawasan
Undang – Undang RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
Bab I, Pasal 1 Butir C : Definisi Kawasan Hutan Bab IV, Pasal 16 : Kegiatan Penataan Kawasan BAB IV, Pasal 18 : Proporsi luas kawasan Bab V, Pasal 50 : ketentuan Penentuan Kawasan
Perda Jawa Tengah No. 11 Tahun 2004 Tentang Garis Sempadan
Bab I, Pasal 1 Butir 8 : Definisi garis sempadan Bab I, Pasal 1 Butir 11 : Garis sempadan danau, waduk dll. Bab I, Pasal 1 Butir 18 : Fungsi garis sempadan Bab V, Pasal 10 : Garis sempadan waduk Bab X, Pasal 67 : Kegiatan yang diijinkan di garis sempadan 32
PERMASALAHAN KAWASAN WADUK KEDUNG OMBO Secara umum permasalahan Kawasan Kedungombo dibagi : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Permasalahan Waduk dan Daerah Aliran Sungai Ketersedian Air (kualitas dan kuantitas) Lahan kritis Alih fungsi lahan Koordinasi antar instansi / lembaga Permasalahan Sosial, ekonomi dan hukum masyarakat sekitar waduk 33
KONDISI PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN (1998 – 2002)
Citra LANDSAT 5 (1998)
Citra LANDSAT 7 (2002)
34
HASIL PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN (1998 – 2002) 1. Kecamatan Miri Sragen : 2. Kecamatan Sumberlawang Sragen
3. Kecamatan Kemusu Boyolali 4. Kecamatan Juwangi Boyolali 5. Kecamatan Geyer Grobogan Hasil analisis menunjukkan
• Hutan relatif tetap • Permukiman bertambah • Tegalan, Semak, persawahan berkurang
35
Sungai Tubuh Bendungan
Pemukiman
Jalan Raya
Kontur Terjal Kontur Landai
36
STRATEGI PENANGANAN PERMASALAHAN SOSIAL BUDAYA DAN MASYARAKAT Strategi Penatagunaan Pertanian Green Belt INTERNAL
•Pertanian di lahan greenbelt
PELUANG ( O )
E K S T E R N A L
Luasnya greenbelt yang belum dibudidayakan. Kelonggaran pemerintah bagi penduduk untuk mengelola greenbelt
KEKUATAN ( S )
KELEMAHAN (W ) Sumber daya keuangan/permodalan sangat kurang Akses jalan/sarana dan prasarana yang kurang memadai. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk pelestarian waduk Kurangnya pengetahuan tentang konservasi tanah untuk pengendalian erosi
(SO) Membudidayakan greenbelt yang banyak melibatkan masyarakat.
(WO) Memberikan bantuan modal dan peralatan sesuai kebutuhan masyarakat Perbaikan sarana dan prasarana.
Banyaknya penduduk yang mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian Ketrampilan yang dimiliki masyarakat. Banyak nya penduduk yang tidak mempunyai mata pencaharian tetap
STRATEGI ANCAMAN ( T )
Jenis tanaman yang dapat mengancam kelestarian waduk. Peraturan pemerintah tentang kawasan waduk.
(ST) Mengusahakan jenis tanaman yang dapat menjamin kelestarian waduk dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
(WT) Melakukan pendekatan kepada lembaga-lembaga pemerintah dan swasta dalam rangka mendukung permodalan.
37
Strategi Penatagunaan Perikanan Keramba INTERNAL
Perikanan Keramba
E K S T E R N A L
PELUANG ( O )
Permintaan akan hasil perikanan tinggi. Harga ikan karamba cukup tinggi Dukungan pemerintah atas budidaya tinggi
ANCAMAN ( T )
Keamanan masih kurang terjamin. Peraturan pemerintah tentang kawasan waduk.
KEKUATAN ( S )
KELEMAHAN (W ) Permodalan terbatas/kurang. Sarana dan prasarana khususnya akses jalan dan pasar kurang. Ketrampilan masyarakat untuk budidaya ini masih rendah. Penurunan kualitas air Peningkatan sedimentasi Kurangnya kesadaran masyarakat pada upaya konservasi
(SO) Perlu diadakan pelatihan – pelatihan untuk mengolah karamba Perlu dibuka tempat untuk budidaya selain yang sudah ada yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang mendukung.
(WO) Memberikan bantuan modal dan peralatan sesuai kebutuhan masyarakat Perbaikan sarana dan prasarana.
Sudah adanya sebagian masyarakat yang membudidayakan karamba. Daya dukung lingkungan masih memungkinkan untuk dikembangkan Keinginan masyarakat untuk budidaya karamba tinggi
(ST) Menerapkan sistem keamana yang terpadu diantara kelompok petani karamba.
STRATEGI (WT) Melakukan pendekatan kepada lembaga-lembaga pemerintah dan swasta dalam rangka mendukung permodalan.
38
Strategi Penatagunaan Perikanan Nelayan / Jaring INTERNAL
Perikanan Jaring Nelayan
E K S T E R N A L
PELUANG ( O )
Permintaan akan hasil perikanan tinggi. Harga ikan karamba cukup tinggi Dukungan pemerintah atas budidaya tinggi.
KEKUATAN ( S )
KELEMAHAN (W ) Permodalan terbatas/kurang. Sarana dan prasarana khususnya akses jalan dan pasar kurang. Ketrampilan masyarakat untuk budidaya ini masih rendah. Masih banyak terikat pada pertanian greenbelt dan pasang surut.
(SO) Perlu diadakan pelatihan – pelatihan untuk budidaya perikanan jaring nelayan. Perlunya penebaran bibit-bibit ikan yang dapat berkembang biak di perairan Kedung Ombo
(WO) Memberikan bantuan modal dan peralatan sesuai kebutuhan masyarakat Perbaikan sarana dan prasarana.
Sudah adanya sebagian masyarakat yang membudidayakan jarimh perikanan nelayan. Daya dukung lingkungan masih memungkinkan untuk dikembangkan Keinginan masyarakat untuk budidaya tinggi
STRATEGI ANCAMAN ( T )
Keamanan masih kurang terjamin.
(ST) Menerapkan sistem keamanan yang terpadu diantara kelompok petani karamba.
(WT) Melakukan pendekatan kepada lembaga-lembaga pemerintah dan swasta dalam rangka mendukung permodalan.
39
Strategi Penatagunaan Pariwisata dan Sektor Informal INTERNAL
Pariwisata dan sektor informal
E K S T E R N A L
PELUANG ( O )
Jumlah pengunjung di obyek wisata meningkat. Dukungan pemerintah atas pengembangan wisata di 3 kabupaten tinggi.
KEKUATAN ( S )
KELEMAHAN (W ) Sumber dana terbatas untuk mengembangkannya. Ketidak jelasan kepemilikan antara pemkab, Jratun, perhutani dan Pemprop. Adanya sistim bagi hasil antara pemkab dengan Jratun dan Perhutani. Banyaknya bangunan untuk sektor pariwisata ini di elevasi 90.
(SO) Pembuatan program pengembangan pariwisata yang dapat mendukung kelestarian waduk.
(WO) Mencari investor untuk pariwisata di kawasan waduk kedungombo yang dapat mendukung kelestarian waduk. Menata kembali bangunanbangunan untuk sektor pariwisata, seperti hotel dan warung yang berada pada elevasi yang tidak diijinkan.
Sumber daya alam/lokasi mendukung untuk dikembangkan Keinginan masyarakat untuk mengembangkan pariwisata tinggi.
STRATEGI ANCAMAN ( T )
Kebijakan pemerintah tentang kawasan waduk. Timbulnya kecemburuan sosial antar kabupaten
(ST) Pembuatan rencana induk tata ruang kawasan waduk Kedung Ombo.
(WT) Pembagian hasil yang proporsional sesuai untuk pengembangan pariwisata.
40
Strategi Penataan Lahan Pasang Surut dan Green Belt INTERNAL
Lahan Pasang Surut dan Greenbelt
E K S T E R N A L
PELUANG ( O )
Kebijakan pemerintah untuk terus menyelesaikan masalah relokasi.
KEKUATAN ( S )
KELEMAHAN (W ) Sumber dana untuk relokasi terbatas. Masih banyak penduduk yang belum menerima ganti rugi. Kelengkapan administrasi bagi penduduk Masih banyak penduduk yang masih terikat pada bekas tanahnya. Keterbatasan lahan untuk relokasi.
(SO) Mencarikan tempat ganti untuk keperluan relokasi.
(WO) Memindahkan/merelokasi penduduk yang bertempat tinggal di greenbelt dengan skala prioritas
Banyaknya penduduk yang menginginkan pindah dari wilayah greenbelt. Adanya kelonggaran dari pemerintah untuk warga untuk menempati kawasan greenbelt.
STRATEGI ANCAMAN ( T )
Elevasi air waduk yang kadang-kadang melebihi dari 90. Peraturan pemerintah tentang kawasan waduk.
(ST) Berusaha untuk selalu mengontrol ketinggian waduk, yang sampai menggenangi rumah penduduk. Memindahkan penduduk yang rumahnya tergenang ke tempat yang lebih aman.
(WT) Melakukan pendekatan kepada lembaga-lembaga pemerintah dan swasta dalam rangka mrelokasi penduduk yang tinggal di lahan greenbelt.
41
Perubahan Lahan Kritis (1998-2002)
Citra LANDSAT 5 (1998)
Citra LANDSAT 7 (2002) 42
Ladang
Hutan
Tubuh Bendungan
Hutan
Pemukiman
Ladang Hutan
Pemukiman Pemukiman
Citra LANDSAT 5 (1998)
43
SAWAH
Hutan
Tubuh Bendungan
LADANG
Hutan LADANG Genangan Air PEMUKIMAN
PEMUKIMAN PEMUKIMAN
Citra LANDSAT 7 (2002)
44
Alih Fungsi Lahan
Citra LANDSAT 5 (1998)
Citra LANDSAT 7 (2002) 45
Pemukiman
Tubuh bendungan
Genangan Air
Citra LANDSAT 5 (1998)
46
PEMUKIMAN
Sedimentasi Tubuh Bendungan
Genangan Air Pemukiman
Pemukiman
Pembukaan Lahan (Hutan)
Pembukaan Lahan (Hutan)
Citra LANDSAT 7 (2002)
47
48
49
RENCANA PENATAGUNAAN KAWASAN KEDUNG OMBO Usulan Visi â&#x20AC;&#x153; Pemanfaatan Kawasan Waduk Kedung Ombo yang berkelanjutan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar â&#x20AC;?
Usulan Misi Pemanfaatan fungsi waduk melalui kegiatan konservasi pada daerah tangkapan dan sabuk hijau Pembatasan aktivitas budidaya pada kawasan waduk (wilayah perairan) dan sekitar waduk (wilayah daratan) Pemberdayaan stakeholder terkait (masyarakat sekitar, pihak swasta dan pemerintah baik unsur pusat maupun daerah) dalam pengelolaan dan pendayagunaan waduk
50
Skenario Pengembangan Kawasan Waduk Kedung Ombo Skenario Kependudukan : trend oriented dan target oriented Skenario Pengembangan Sistem Aktifitas :pemanfaatan sumber daya alam secara terkendali dengan intervensi pemerintah secara ketat
Skenario Pemanfaatan Ruang – Pemulihan kawasan lindung dan budidaya dan pemberdayaan masyarakat (Th 2007 -2011) – Pemantapan kawasan lindung dan kawasan budidaya (Th. 2011 – 2016)
Strategi Penatagunaan Kawasan Waduk Kedung Ombo – Lingkungan – Mitigasi bencana – Pemanfaatan sumber daya air di kawasan Waduk Kedung Ombo
51
Rencana Sistem Kegiatan (Pusat Pelayanan) Kawasan Waduk Kedung Ombo Pusat pelayanan pariwisata : dikembangkan pada Kabupaten Sragen (Desa Ngargosari, Dusun Boyolayar, Kecamatan Sumber Lawang) dan Kabupaten Boyolali (Desa Wonoharjo dan Kedungrejo, Kecamatan Kemusu).
Pusat permukiman : di seluruh kawasan waduk Kedungombo (Detail di Laporan)
Pusat budidaya perikanan : Kabupaten Sragen yaitu pada Desa Ngargotirto dan Ngargosari dan Desa Wonoharjo dan Kedungrejo, Kecamatan Kemusu
52
Rencana Kawasan Perlindungan Rencana kawasan perlindungan â&#x20AC;&#x201C; Rencana zona lindung lokal : elevasi 90-95 mdpl â&#x20AC;&#x201C; Rencana zonasi lindung dan penyangga pada kawasan hutan : (zona preservasi dan zona pemanfaatan terbatas) 500 m dr garis air tertinggi â&#x20AC;&#x201C; Rencana kawasan lindung sempadan sungai : 100 m kiri kanan tepi sungai
Rencana kawasan lindung lokal Rencana zonasi lindung dengan pemanfaatan terbatas Rencana zonasi kawasan sempadan sungai Rencana pemanfaatan terbatas (Kawasan perairan) Rencana kawasan pemanfaatan (budidaya)
53
Rencana Kawasan Lindung Lokal KECAMATAN
DESA
LUAS PERUNTUKAN SABUK HIJAU
Miri
Bagor Gilirejo Gilirejo Baru Soko
0,07 930,25 138,35 90,27
Kemusu
Juworo Kedungmulyo Ngaren Gilirejo Soko Sarimulyo Sarimulyo Soko Ngargotirto Ngargotirto Ngargotirto
194,58 1289,18 24,70 1387,28 90,57 0 70,16 90,57 1,47 92,89 951,10
Sumber Lawang
Sarimulyo Wonoharjo Gilirejo
8,74 1060,57 178,33
Geyer
Juworo Kalangbancar Ngargosari
44,73 0 169,86
54
Rencana Kawasan Lindung dengan pemanfaatan terbatas Kecamatan Geyer
Kemusu
Sumberlawang
Nama Desa Juworo
Luas Peruntukan Hutan Produksi 2415,91
Ngargosari
83,68
Wonoharjo
1345,10
Rambat
241,99
Kedungmulyo
133,09
Kedungrejo
117,50
Ngargotirto
47,64 55
Rencana Pemanfaatan lahan perairan Kecamatan Geyer
Kemusu
Sumberlawang
Nama Desa Juworo
Luas Peruntukan Hutan Produksi 2415,91
Ngargosari
83,68
Wonoharjo
1345,10
Rambat
241,99
Kedungmulyo
133,09
Kedungrejo
117,50
Ngargotirto
47,64 56
Rencana Kawasan Sempadan Sungai 1. Sempadan Sungai Serang (Desa Klewor Dusun Kedungayu, Kecamatan Kemusu dan Desa Juworo, Kecamatan Geyer) dengan lebar garis sempadan 100 meter 2. Kali Genengsari (Desa Genengsari Dusun Balirejo, Kecamatan Kemusu), Kali Nglanji, Kali Tapen dengan lebar garis sempadan 50 meter 3. Kali Kombo (Desa Kedung Uter) dengan lebar garis sempadan 100 meter 57
Rencana Pemanfatan Kawasan Perairan (terbatas) 1. Dengan penetapan sebagai Kelas 2, maka air Waduk Kedung Ombo dapat digunakan untuk kegiatan pariwisata, perikanan, dan pertanian. 2. Dengan penentuan Kelas 2 untuk perairan Waduk Kedung Ombo, maka daya dukung lingkungan untuk parameter DO mensyaratkan nilai minimal 4. Sedangkan luasan Waduk Kedung Ombo yang dapat digunakan untuk budidaya perikanan darat (karamba) dapat mencapai 2.830 Ha. Sementara yang ada sekarang baru mencapai 5 Ha. 3. Penetapan tersebut masih memberikan kelonggaran untuk memanfaatkan air Waduk Kedung Ombo sebagai sumber air baku air minum, dengan catatan bahwa harus dilakukan pengolahan atau treatment terlebih dahulu. 4. Pemantauan Kualitas air 3 bulan sekali 58
Rencana Penanganan Lingkungan Konservasi Lahan Metoda vegetatif yang dapat disarankan adalah : Penanaman tanaman penutup tanah Penanaman rumput makanan ternak Penanaman dalam strip (strip cropping) Pergiliran tanaman Penggunaan sisa-sisa tanaman (mulsa) Penanaman tanaman penguat teras.
Metoda mekanis (teknik sipil) dapat disarankan : Pembuatan teras (Sengkedan) Saluran Pembuangan (SPA) Cek dam
Konservasi Lingkungan Perairan 59
Rencana Penanganan Hidrologi Otomatisasi pencatatan ma waduk, ma sungai, pengukuran debit pengambilan air untuk peningkatan efisiensi. Penyelamatan daerah resapan di hulu waduk, termasuk mata air waduk ( S. Serang dan S Uter). Pengendalian erosi lahan Pemikiran : Waduk di DAS Lusi untuk menampung air berlebih di musim hujan
60
Rencana Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Waduk Kedung Ombo No
Issue
Instansi Terkait
1
Penyusunan Program-Program Pelaksanaan Pembangunan Wilayah Kawasan Waduk Kedung Ombo
IPK PWS Jratunseluna, Bappeda Jawa Tengah, Bappeda Kabupaten Boyolali, Sragen dan Grobogan
2
Pengaturan pemanfaatan Ruang Wilayah Daratan
Dinas Kimtaru Provinsi Jawa Tengah, Bappeda Kabupaten Boyolali, Sragen dan Grobogan
3
Pengaturan pemanfaatan Ruang Wilayah Perairan
IPK PWS Jratun Seluna, Dinas PSDA Jawa Tengah, Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Sragen dan Grobogan
4
Pengaturan pemanfaatan kawasan penangkapan ikan
IPK PWS Jratun Seluna, Dinas PSDA Jawa Tengah, Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Sragen dan Grobogan
5
Pengaturan pemanfaatan kawasan budidaya akuakultur
IPK PWS Jratun Seluna, Dinas PSDA Jawa Tengah, Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Sragen dan Grobogan, Bappedalda Jawa Tengah, Bapedalda Kabupaten Boyolali, Sragen dan Grobogan
6
Pengaturan pemanfaatan kawasan pariwisata
Dinas Pariwisata Jawa Tengah, Dinas Pariwisata Kabupaten Boyolali, Sragen dan Grobogan, IPK PWS Jratun Seluna, Dinas PSDA Jawa Tengah
7
Pengaturan pemanfaatan kawasan pemukiman
Dinas Kimtaru Provinsi Jawa Tengah, Bappeda Kabupaten Boyolali, Sragen dan Grobogan
8
Pengaturan dan pengembangan sarana pendukung pemukiman
Dinas Kimtaru Provinsi Jawa Tengah, Bappeda Kabupaten Boyolali, Sragen dan Grobogan
9
Pengaturan dan pengembangan sistem jaringan jalan
Dinas Bina Marga Jawa Tengah, Dinas PU di Kabupaten Boyolali, Sragen dan Grobogan
10
Pengaturan dan pengembangan sarana pendukung kegiatan perikanan dan akuakultur
Dinas Perikanan Jawa Tengah, Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Sragen dan Grobogan
11
Pengaturan kawasan perbatasan antar kabupaten
Setda Provinsi Jawa Tengah (tata pemerintahan) Bappeda Kabupaten Boyolali, Sragen dan Grobogan
61
Struktur Organisasi Pengelola Kawasan Waduk Kedung Ombo
Gubernur Provinsi Jawa Tengah Bupati Sragen, Boyolali, Grobogan
Penasehat Ilmiah dan Teknis: - Departemen Teknis - Universitas
Forum Pembanguna n Kedung Ombo
Pelaku Pembangunan: Investor Masyarakat
Gugus Tugas Dinas-dinas di Masing2Kab
IPK PWS Jratunseluna
Kelompok Kerja Terpadu (berdasarkan isu)
Pelaksana Teknis Masyara kat
Dinas Teknis
LSM
Swasta
62
Legalisasi Peraturan Penatagunaan Kawasan Menghindari adanya pemaksaan kehendak oleh investor; Rencana yang ada harus akomodatif terhadap pertumbuhan ekonomi; Penyusunan dan implementasi Rencana Penatagunaan Kawasan Waduk Kedung Ombo harus melalui koordinasi antar instansi terkait serta pemangku kepentingan; Rencana yang ada harus dapat dipahami secara jelas baik konsep maupun teknisnya sehingga tidak menimbulkan kesulitan atau multitafsir dalam pelaksanaannya; Memberdayakan Lembaga Pengelola Kawasan Waduk Kedung Ombo
63
Rencana Kegiatan Jangka Pendek (1-5 th) antara lain : Implementasi Penataan Kawasan Penetapan Klas Mutu Air Waduk Kedungombo Pengembalian Fungsi Lindung Lokal – Terwujudnya Sempadan waduk seluas 6.813 Ha – Relokasi permukiman sabuk hijau Penanaman tanaman yang dapat menjamin kelestarian waduk dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Perbaikan sarana dan prasarana. Pengendalian erosi lahan Penyediaan air baku bagi masyarakat Dll. Jangka Panjang (5 – 10 th) antara lain : Pembuatan rencana induk tata ruang kawasan waduk Kedung Ombo. Pemantapan Fungsi Kawasan Budidaya – Pengembangan fungsi permukiman – Pengembangan aktivitas perikanan karamba – Pengembangan kawasan perikanan tangkap – Pengembangan kawasan aktifitas pariwisata Pemikiran : Waduk di DAS Lusi untuk menampung air berlebih di musim hujan Penyediaan air minum bagi masyarakat sekeliling waduk Dll. 64
65
Tabel Kuantitas Penggunaan Lahan di Kawasan Kedung Ombo
KECAMATAN
LUAS PERUNTUKAN SABUK HIJAU (HA)
LUAS PERUNTUKAN HUTAN PRODUKSI (HA)
LUAS PERUNTUKAN PERMUKIMAN (HA)
Kemusu
3,742.53
1,837.68
53.15
Miri
1,297.29
-
164.05
Sumberlawang
855.32
131.32
222.19
Geyer
239.31
2,415.91
0.45
6,134.45
4,384.91
439.84
Jumlah
66
44000 0
45000 0
46000 0
47000 0
48000 0
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR IPK PWS JRATUNSELUNA
49000 0
JL. Brigjend Sudiarto, S emarang 9 22000 0
92 20000
PROYEK
STUDI PENATAGUNAAN KAWASAN WADUK KEDUNG OMBO
Panawangan
KETERANGAN
Pulutan
Jalan
Kondisi Penggunaan Lahan 2002
Karangpahing PulorejoPutat
Hutan Lindung
Kluwan Kuripan Cingkrong Toko
Hutan Produksi Terbatas Kompleks PLTA
Ngembak Danyang Candisari Genuksuran
Perkebunan
9 21000 0
Gunung Tumpeng Cerme Kayen
Bolog Arang Telawah Sedadi Jetis Karangsono Parakan
Juwangi
Pilangrejo Sambeng
9 20000 0
Sindurejo Bandung Harjo
Ngleses
Sobo
Ledokdawan 92 00000
Gunungsari Garangan Lembu
Geyer Wonoharjo
Monggot
Kemusu Banyusri
Karangjati Ketoyan
Bolo
Wd.Kedung Ombo
Bawu
Klewor
Gilirejo Ngargo Tirto
Watugede
47000 0
Orientasi Lokasi Jepara
Pati Kudus
Rem bang
Dem ak Kendal Brebes
Tegal
Pemal ang
Pek alongan Batang Blora
Purwodadi Semarang Temanggung Purbalingga
Banjarnegara
Wonosobo Boyolali
Ci lacap
Sragen
Banyum as Magelang
Karang A ny
Kebumen Klat en
Purworejo
Sukoharj o
Wonogiri
Skala 0
91 80000
46000 0
Ngandul Pendem
91 90000
Kendel Kadipaten Palemrejo Bangkok Cukilan Semawung Gondanglegi Kunti Klari Krandon Lor Kedungringin Dolongan Karanggatak Karangmojo Bagor Pakang Kedung Tumpeng Pranggong Karangkepoh Soka Kebonan Munggur Banyu Urip Sendang Barukan Kedungdowo Sukorejo Wd. Klego Sumber Agung Nyamat Brojol Doyong Kacangan Medayu Sranten Suruh Pengkol Klego Bade Andong Tegalsari Plumbon Reksosari Girimorgo Grogolan Senggrong Waduk Klego Tegalwaton Bonomerto Mojosari Mojo Sunggingan Purworejo Sangge Beji Bantengan Jeruk Blumbang KebowanJatirejo Ngasinan Klumpit Muncar Jaten Kalangnan Pinggir Kwangen Karangduren Kemetul Geneng Pakel Sempulur Koripan SendangrejoSempu Cukil Kaloran Butuh Manyaran Kenteng Tanjung Gentan Sidoharjo Sumber Gondang Rawe Wonorejo Ngembat Padas Jetak Klero Patemon Kedung Lengkong Regunung Ketapang Bakalrejo Duren Susukan Tengaran Donoyudan Saren Timpik Jlarem Sruwen Samberembe Ngadirjo Tegalrejo Gondang Slamet Tajuk Kaligentong Sampetan Kembang Ngargoloko Jogonayan Ngagrong
45000 0
Wd.Jimbar
Gemantar Sumberejo
Tlogo Tirto Ngrakum
Ngablak
44000 0
Ngargosari Wd.Ngargosari
Geneng Sari
Lemahireng Kauman
Kalang Bancar Wd.Dlingu Juworo
Nglaji
Guwo
Bojong
Bandung Kedungpilang Wonosegoro Dadapayam Kalinanas
Rambat
Bercak
Gosono
Jatilawang
Tubuh Air
Pilang Payung
Krobokan
Bengle
Tegalan
Depok
Nampu
Kalimati
9 19000 0
Katong
Dimoro
Jerukan
Ngaren
Sawah
Kranggan Harjo Sugihan Wd.Sanggeh
S.Serang Genengadal
Lajer
9 18000 0
Permukiman
92 10000
Karangawader
48000 0
Utara 2000
4000
6000
8000 Meters
Sumber Peta Dasar: Peta RBI Tahun 2000 Balai Das Pemali Jratun, 2004
49000 0
67
SEKIAN TERIMA KASIH
68