Diurna iii

Page 1

DIURNA | Edisi III | September 2015

1


EDITORIAL

DIURNA Pelindung Prof. Yohanes Surya, Ph.D

S

alah satu elemen jurnalisme sebagaimana dikemukakan Bill Kovach dalam The Elements of Journalism adalah loyalitasnya kepada masyarakat. Masyarakat yang dimaksud di sini adalah antara media kampus dengan civitas akademikanya. Sebagaimana fungsi dan perannya, media kampus memberi sumbangsih pemikiran, kritikan dan saran terhadap kampus melalui produk jurnalistiknya. Pada edisi kali ini, DIURNA membahas lebih dalam mengenai adanya kesimpang siuran beasiswa di kampus Universitas Surya. Mengingat, beasiswa di kampus ini menyangkut hajat hidup dan mati mahasiswa: bila tak mencapai ketentuan indeks prestasi beasiswa, maka harus membayar uang kuliah yang fantastis! Kami mencoba menelisik dari perspektif mahasiswa yang merasakan dampak langsung dari tidak jelasnya kesepakatan kerja sama beasiswa, antara pihak penerima dan pemberi beasiswa yang disertai dengan data beserta analisisnya. Jika selama ini, pembicaraan simpang siur beasiswa hanya menjadi kasakkusuk mahasiswa, tanpa kunjung adanya klarifikasi pihak yang terlibat di dalamnya, maka kami mencoba mengurai masalahnya agar jelas dan mengemuka. Salam DIURNA!

Pembina Dr. Ir. Albert Kuhon, M.S., S.H, Leo Alexander Tambunan, S.E., M.M., Drs. Zihni Rifai, Vinna Waty Sutanto, S.Sos, M.I.Kom. Pemimpin Umum Syahrizal Sidik Pemimpin Redaksi Priscilla Afta Y. F. Wakil Pemimpin Redaksi Michelle Lawrence Sekretaris Umum Sunnaholomi Halakrispen Redaktur Pelaksana Antonius Eko Purwito Bendahara Ismaya Dwi Purbawati Editor Azka Nurul Kamilah, Anis Soyyati, Nida Ulfah Sa’diyyah Layout Design Imas Dwi Masitoh Web Maintenance Moch. Nurul Anwar Social Media Syidik Sulistyanto Media Partner dan Iklan Abigail Florencia Cores Distribusi dan Sirkulasi M. Artha Litbang Redaksi Imam Rama Hermawan Staf Redaksi Decky Tri Isdianoor, Anisa Rahmatia, Made Zerlinda Ayundari, Inka Putik Puspawangi Ilustrasi Cover Sani Fathudin Sekretariat Redaksi Lab. Digital Communicaton Surya University, 2nd Floor, Jl. Boulevard Blok O/1, Scientia Garden, Summarecon Serpong, Tangerang Banten. Informasi dan kerjasama Email : redaksi. diurna@gmail.com Facebook : Diurnapost Twitter : @LPM_DIURNA Instagram : @diurnapost Website : www.diurnapost.com

2

DIURNA | www.diurnapost.com

DIURNA | Edisi III | September 2015

3


3

E D I T O R I A L

14

WA WA NC A

RA

6

DIURNA

8 LIP

UT AN

KAL PER ENDER ISTI WA

UT AM

A

16

I N F O K A M P U S

18

20 JAS

OP IN

ME

‘‘.‘‘

I

22

24

K SO

SO

IN

ON E

SI A

RA

H

LA

AG A

SE N

SI

A A ISW RY AS KA AH M

28

RE

36

HR

30 IPT

EK

K F JO TI PO REA K

32

CONTENTS DIURNA | www.diurnapost.com

LA JA H

D

26 O

4

JE

DIURNA | Edisi III | September 2015

5


2015

September - Desember

9

September

21

September

29

September

10

November

21

November

25

November

Hari Guru

Hari Perdamaian Internasional

2

Oktober

Hari Batik Nasional

6

DIURNA | www.diurnapost.com

16

Oktober

Hari Sarjana Internasional

28

Oktober

Hari Sumpah Pemuda

Hari Ganefo

1

Desember

Hari

9

Pohon

Desember

22

Desember

Hari Pangan Sedunia

DIURNA | Edisi III | September 2015

7


Liputan UTAMA

Simpang Siur Beasiswa Simpang Siur

T

erkait masalah dengan Bank Mandiri, pihak Biro Administrasi Akademik (BAA) yang diwakili oleh Recky memberikan penjelasan bahwa kasus Alvin karena pihak Mandiri salah dalam menginterpretasikan data yang telah diberikan oleh Universitas Surya. “Saya nggak tahu sih pastinya, begini misalnya 20 anak sudah bayar ke kami, dan Mandiri itu memasukkan (daftar yang membayar) sesuai urutan namanya bukan dari yang sudah bayar, sehingga ada yang sudah bayar dibilangnya belum,” jelasnya kepada DIURNA. Recky juga menambahkan, seharusnya pihak Bank Mandiri tidak langsung mengirimi surat kepada orang tua, melainkan ke kampus terlebih dulu.

U

niversitas Surya memberikan ragam pilihan program beasiswa kepada mahasiswanya. Namun, siapa sangka, di antara banyaknya program beasiswa itu, masih ada ketidakjelasan aturan mengenai beasiswa di kampus ini yang masih menjadi tanda tanya mahasiswa.

8

DIURNA | www.diurnapost.com

“Sampai terakhir itu saya dikirimi surat dari Bank Mandiri yang menyatakan bahwa kredibilitas Anda di mata perbankan itu buruk,” ujar Alvin pada Kamis (17/9). Mahasiswa program studi Human Computer Interaction ini menuturkan, dirinya dinyatakan memiliki tunggakan dua bulan ditambah dengan dendanya menjadi sekitar 8,8 juta.

Alvin mengambil program beasiswa Student Loan, yang membuatnya harus berurusan dengan Bank Mandiri dalam hal pembayaran uang kuliah Alvin menyatakan sudah rutin membayar tiap bulan, tetapi anehnya, pihak Bank Mandiri merasa belum menerima dana, hingga akhirnya Bank Mandiri mengirim surat langsung kepada orang tuanya sekitar satu bulan lalu.

Namun, di sisi lain, menurut penuturan Alvin, sistem pembayaran uang kuliah di Universitas Surya juga masih manual dan kemungkinan terjadi kesalahannya besar. “Seharusnya kalau kayak gitu bisa dihindari aja,” ungkapnya. Hubungan antara pihak kampus dan Bank Mandiri juga dirasanya kurang terjalin dengan baik. “Karena pihak Mandirinya menghubungi kampus itu susah,” paparnya.

DIURNA | Edisi III | September 2015

9


Liputan UTAMA

Perlu pembenahan signifikan Wakil Rektor 2 Bidang Keuangan, Rukmantara mengiyakan bahwa hubungan Bank Mandiri dengan Universitas Surya saat ini kurang terjalin dengan baik “Masalah antara kampus dengan Bank Mandiri saat ini memang masih pembenahan,” ujar Rukmantara. Di sisi lain, perasaan yang hampir sama dirasakan oleh Aryo, mahasiswa penerima beasiswa Samsung. Ia merasa bingung karena ditinggal begitu saja oleh pihak Samsung, meskipun pembiayaan uang kuliah tetap diterimanya. “Iya, meskipun kami sudah di-cover tapi masih pengen tahu gitu transparansinya,” ujar Aryo kepada DIURNA. Tidak adanya kejelasan perjanajian kerjasama antara pihak penyedia beasiswa dengan penerima dikeluhkan

10

oleh |mahasiswa, karena menyangkut kejelasan DIURNA www.diurnapost.com

dan aturan mainnya secara transparan. Mengenai beasiswa Samsung, Rukmantara mengaku tidak mengetahui adanya beasiswa yang meng-cover biaya kuliah dengan skema empat tahun. “Mengenai beasiswa dari pihak Samsung saya kurang mengetahuinya karena saya baru ada di sini bulan Agustustus 2014,” ujar Wakil Rektor tersebut. “Untuk mengetahui lanjut bisa menghubungi Ibu Verlin karena beliau yang menjadi Wakil Rektor II sebelum saya,” tambahnya.

Samsung hanya uang kuliah

membiayai

beasiswa,” ujarnya, Senin (21/9). “Bentuk beasiswanya sendiri hanya meng-cover uang pendidikan selama mereka berkuliah di sini,” jelasnya kepada DIURNA. Mengenai mekanisme pembayarannya, Verlin menjelaskan bahwa biaya akan diberikan oleh Samsung ketika kampus memberikan laporan akademiknya penerima di akhir semester. Ia juga menambahkan bahwa saat ini pembiayaan untuk beasiswa di kampus hampir keseluruhan di-cover oleh Universitas Surya.

Verlin memberikan penjelasan bahwa beasiswa Samsung adalah salah satu inisiatif dari kampus untuk mencarikan dana bantuan kepada mahasiswa yang tidak mampu memenuhi pembayaran biaya kuliah.

Verlin juga menambahkan, pihak kampus juga meng-cover program beasiswa dari Pemerintah Daerah (Pemda), karena banyak pihak Pemda yang belum menyetorkan uang kuliahnya kepada kampus. “Ada nggak Pemda uangnya, nggak pernah ada,” tukasnya.

“Untuk skema beasiswa dari Samsung setiap bulan atau semester kami memberikan laporan kepada pihak Samsung mengenai perkembangan akademik mahasiswa yang menerima

Reporter: Antonius Eko Purwito/ M. Nurul Anwar Editor: Syahrizal Sidik

DIURNA | Edisi III | September 2015

11


12

DIURNA | www.diurnapost.com

DIURNA | Edisi III | September 2015

13


Wawancara

SAATNYA BERSATU WUJUDKAN INDONESIA JAYA WAWANCARA PROF. YOHANES SURYA

“Hanya dengan kerjasama kita dapat membuat sesuatu yang besar, hanya lewat kebersamaan kita bisa berhasil,” ujar Prof. Yohanes Surya pada kuliah umum di acara Kirana – Mengukir Karya Indonesia Jaya — sebagai peringatan Dies Natalis kedua Surya University. Usai pembukaan acara Rektor dari Surya University ini meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh tim liputan LPM DIURNA, apa sih arti kebersamaan bagi seorang ahli fisikawan ini dan apa saja cita-cita luhurnya untuk Indonesia? Apa arti kebersamaan menurut Prof. Yohanes Surya? Kebersamaan dalam konteks yang ingin saya bangun, saya membayangkan kita ini memiliki satu visi yang jelas yaitu Indonesia Jaya di tahun 2030 dan Indonesia Super Power di tahun 2045, kita bersama-sama dengan tekad yang kuat dan bulat untuk mencapai visi itu. Apa rencana-rencana yang sedang Prof. Yo rancang ke depan bagi Surya University? Surya University memiliki visi yang sangat jelas yakni menjadi pilar untuk Indonesia Jaya. Nah, untuk mencapai Indonesia Jaya ini kita memerlukan steps, salah satu step yang terdekat, kita sedang mempersiapkan kampus baru di daerah Kabupaten Bogor dan Tangerang.

14

DIURNA | www.diurnapost.com

Di sana kita akan membuat satu kampus di mana terdapat pusat-pusat riset yang akan menopang riset-riset di Surya University untuk menjadi motor penggerak Indonesia Jaya. Apa saja yang telah Surya University raih selama dua tahun ini? Banyak hal yang dicapai dalam dua tahun ini, jadi kita sudah banyak melakukan riset dari tenaga peneliti yang kami miliki, antara lain kerjasama dengan TNI Angkatan Darat Indonesia, kita sudah memiliki banyak produk, juga kita kerjasama dengan pihak pemerintah daerah, salah satunya yakni dengan pihak pemerintah daerah Papua untuk membuat rumah obat dengan Martha Tilaar, kerjasama dengan El Nusa dan masih banyak kerjasama dengan institusi-institusi lain. Hal ini ditujukan untuk membangkitkan atmosfer riset di Indonesia khususnya di berbagai institusi-institusi yang dimiliki oleh Indonesia Apa harapan Prof. Yo pada peringatan Dies Natalis Surya University? Saya berharap melalui Kirana ini dapat mempersatukan kita semua, membuat kita menjadi maju dengan satu tujuan bahwa kita ini sedang membuat satu gerakan besar Indonesia Jaya 2030. Oleh

: Priscilla A.

Editor: Syahrizal Sidik

DIURNA | Edisi III | September 2015

15


Info KAMPUS

yang memiliki prestasi akademik. Kegian ini dimeriahkan pula oleh pentas KIRANA yang diisi oleh pentas dari Teater Langit dan Paduan Suara. Kali pertamanya SU mengumpulkan sebanyak 1200 orang yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan staf akademik untuk membentuk logo SU. Hebatnya, pembuatan logo ini didokumentasikan dengan mengambil foto dari udara oleh Drone hasil karya dosen dan mahasiswa dari research center yang telah tersedia di SU. Setelah logo SU terbentuk dengan sempurna, mereka langsung melakukan sebuah gerakan yang diberi nama “Salam Kebersamaan”. Mereka bersama-sama bersuara dengan lantang dan saling berpegangan tangan sambil mengucapkan “Aku, Kamu, Kita, Indonesia”. Salam kebersamaan ini diharapkan dapat menumbuhkan kembali komitmen generasi muda terhadap cita-cita pendiri bangsa untuk menegakkan semangat “Bhineka Tunggal Ika”.

KIRANA 2 : Aku, Kamu, Kita, Indonesia

B 16

elum lama ini, Universitas Surya melakukan perayaan HUT ke-2 yang diberi nama “KIRANA 2 – Mengukir

“Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa bangga terhadap Indonesia dan kecintaan terhadap SU, serta dapat meluruhkan dinding

Karya Indonesia Jaya dengan tema “Kebersamaan”, (3/9) di Kampus Universitas Surya (SU). Tema kebersamaan sengaja diangkat untuk menumbuhkan kembali semangat dan komitmen generasi muda terhadap kebersamaan dan kemajemukan.

perbedaan untuk bersama membangun perbedaan,” harap Martin Tjahjono, Wakil Rektor I SU.

DIURNA | www.diurnapost.com

Kegiatan KIRANA 2 ini dimulai dengan kuliah umum yang dibawakan oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D. Dalam pidatonya, Prof. Yohanes

DIURNA/M. NURUL ANWAR

mengatakan bahwa Universitas Surya dapat menjadi universitas nomor satu di Indonesia kelak, kuncinya adalah dengan kerjasama, gotong royong, saling bahu-membahu. Selain kuliah umum, acara ini menggelar pameran hasil karya mahasiswa dan dosen. Kemudian Dean List dan President List, pemberian penghargaan terhadap mahasiswa

Gerakan salam kebersamaan ini sejalan dengan tujuan didirikannya kampus Universitas Surya yaitu membangun Indonesia Jaya. Citacita ini, dikokohkan dengan 8 pilar Indonesia Jaya yaitu : pluralisme, kerja sama, optimisme, kerja keras, integritas, keberlanjutan, dan terdepan. Salam Kebersamaan. “Aku, Kamu, Kita, Indonesia”. Oleh: Michelle Lawrence & Ismaya D.P. Editor : Azka Nurul Kamilah

DIURNA | Edisi III | September 2015

17


OPINI

Merawat Independensi LPM DIURNA akan mengemban tugas keredaksian dalam penerbitan Surya University Newsletter yang bekerja sama dengan BEM Surya, UKM, beserta HMPS. Newsletter ini rencananya akan terbit dua bulan sekali dan dicetak 2000 eksemplar yang didistribusikan ke luar kampus. Ke mana peran bidang promosi kampus?

Proyek ini seharusnya dijadikan DIURNA sebagai ujian pertamanya dalam hal merawat ke-independenannya, mengingat kita adalah Department of Independent Journalism. Tetapi, kenapa tiba-tiba kampus gencar untuk mempublikasikan diri. Mulai dari integrasi media sosial hingga membuat newsletter di saat seperti ini.

Anggota redaksi DIURNA kebanyakan adalah mahasiswa prodi Digital Communication yang seharusnya sudah memahami bagaimana perilaku awak media beretika yang baik dan benar. Meskipun masih dalam taraf pembelajaran, kapan lagi menerapkan prinsipprinsip itu. Apakah menunggu ketika sudah benar-benar di lapangan yang sebenarnya? Kalau di tahap pembelajaran saja tidak bisa menerapkannya, lapangan sesungguhnya hanyalah omong kosong.

18

DIURNA | www.diurnapost.com

Khusnudzon kepada Kampus Namun, jika dilihat dari sudut pandang lainnya, kenapa kampus tiba-tiba meminta DIURNA untuk mengemban penerbitan newsletter ini. Belum jelas pula apa motif dan alasannya tetapi yang saya heran adalah apakah newsletter yang katanya dengan format jurnalistik tetapi harus patut untuk jadi bacaan para wali/ orang tua mahasiswa itu patut diemban oleh Lembaga Pers Kampus?

Seharusnya setiap institusi bahkan perusahaan pun mempunyai bagian atau divisi komunikasinya, begitupun Surya University ini. Apakah memanfaatkan sumber daya yang ada? Mungkin sengaja untuk menguji LPM DIURNA dalam hal keindependenanya. Atau mungkin untuk mendidik LPM DIURNA agar lebih produktif dan memiliki keterampilan yang memadai? Bukankah universitas adalah tempat pembelajaran, termasuk memupuk idealisme mahasiswanya? Lebih baik kita khusnudzon (red: berprasangka baik) saja biar tidak dosa. [M. Nurul Anwar]

DIURNA | Edisi III | September 2015

19


Jas MERAH Sang Guru Bangsa Salam Jasmerah! Nama H.O.S Tjokroaminoto tidak akan lekang dari ingatan bangsa Indonesia. Peranan Tjokroaminoto dalam mendidik para generasi muda guna membentuk mental dan moral menjadi pemimpin bangsa. Di bawah bimbingannya, muncul sederet tokoh pendiri republik sekaliber Soekarno, Semaoen, Alimin, Muso, Kartosoewirjo, Darsono hingga Tan Malaka.

Hadji Oemar Said (H.O.S) Tjokroaminoto disebut-sebut sebagai De Ongekroonde van Java atau Raja Jawa Tanpa Mahkota, ia lahir di Ponorogo 16 Agustus 1882. Sang pemimpin pergerakan perlawan terhadap Kolonial Belanda ini sangat disegani melalui organisasi besar bernama Sarekat Islam yang didirikannya dan saat itu sudah beranggotakan lebih dari 2,5 juta orang. Tjokroaminoto, mengajarkan muridnya akan arti cinta tanah air, mendidik moral dan mental pemimpin, serta membentuk sikap dan

profil.merdeka.com

Tjokroaminoto: Sang Guru Bangsa 20

DIURNA | www.diurnapost.com

keteladanan diri. Tjokroaminoto juga sosok yang menanamkan kebenaran sebagai nilai tertinggi dan memahamkan intisari agama sebagai pondasi. Ia kemudian melahirkan generasi terbaik, sosok-sosok pejuang yang akan menentukan haluan bangsanya di kemudian hari, di antaranya Soekarno, Semaoen, Alimin, Muso, Kartosoewirjo, Darsono hingga Tan Malaka adalah para pendiri bangsa sekaligus sosok yang terlibat dalam pemimpin pergerakan besar, Nasionalis, Komunis, dan DI/TII.

Dari semua murid Tjokroaminoto, hanya Soekarno yang berbeda haluan. Alimin, Muso, Darsono dan Tan Malaka memilih ideologi Sosialis/Komunis yang dikawal oleh Henk Sneevliet – tokoh asal Belanda menarik perhatian kelima sekawan tadi— yang dipelopori Semaoen yang bergabung dengan Indische SociaalDemocratische Vereeniging. Soekarno memilih jalan sendiri setelah bertemu dengan Tjipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker, yang merupakan pentolan dari Indische Partij. Hingga pada tahun 1927 Soekarno mendirikan alat perjuangan yang secara tidak langsung mengantarkannya naik singgasana di Bumi Nusantara yaitu Partai Nasional Indonesia. Selain Soekarno, murid-murid H.O.S Tjokroaminoto lainnya adalah para pemimpin pergerakan yang pada saat itu memiliki pengaruh besar di masyarakat. Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo adalah salah satunya, pemimpin pergerakan dengan ideologi islam, yang memelopori Negara Islam Indonesia (NII), yang kemudian pada 1962 ia ditembak mati rezim Soekarno. Meski satu perguruan, terjadi persinggungan ideologi yang berbeda pada setiap murid-muridnya itu. Tak pelak, atas dedikasinya dalam mendidik dan melahirkan para pemimpin bangsa, ia disebut sebagai “guru bangsa�. Sebagaimana prinsip yang termaktub dalam Trilogi Guru Bangsa: setinggi-tinggi ilmu, sepintar-pintar siasat, dan semurni-murni tauhid. [] (Oleh : Imam Rama Hermawan) Editor: Syahrizal Sidik DIURNA | Edisi III | September 2015

21


SOSOK “Sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuat saya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidup saya,’’ tutur Andy. Siapa menyangka, sosok kecil Andy adalah anak nakal. Andy mengaku pernah mencuri mangga tetangganya. Namun, ulahnya berbuah sial karena saat ia telah mencuri mangga, ia menabrak spion mobil dan harus menggantinya. Kisah bandelnya tak hanya itu, saat masa muda Andy di Sekolah Teknik Mesin pernah naksir guru bahasa Inggris. “Itu satu-satunya guru bahasa Inggris perempuan di sekolah kami,” ujarnya.

Menjadi Jurnalis Televisi Karier jurnalistik Andy tak berhenti di suratkabar, pasca menjadi pemimpin Redaksi Media Indonesia, Andy juga sempat menjadi pemimpin redaksi RCTI yang memimpin Seputar Indonesia. Tahun 2006, ia diminta Surya Paloh menggantikan Don Bosco menjadi pemimpin redaksi Metro TV.

DIURNA/ Syahrizal

Kisah Si “Anak Bandel” yang Kini jadi Jurnalis Sukses Siapa yang menduga, nama Andy Flores Noya bakal setenar seperti sekarang? Andy lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 November 1960, pergumulannya dengan dunia jurnalisme dimulai saat ia pertama kali

22

DIURNA | www.diurnapost.com

terjun sebagai reporter pada 1985 saat ia membantu penerbitan Grafitipers, salah satu usaha grup TEMPO. Saat itu, pria berdarah Jawa Ambon ini masih kuliah di Sekolah Tinggi Publisitik (STP) Jakarta.

M

inatnya yang tinggi di dunia kuli tinta, membuatnya bergabung dengan Bisnis Indonesia, akan tetapi hanya bertahan selama dua tahun. Karir jurnalistik Andy cukup panjang, tahun 1992, datang tawaran dari Surya Paloh, pemilik surat kabar Prioritas untuk bergabung dengan koran Media Indonesia yang mereka kelola. Maka sejak itulah Andy kembali ke suratkabar.

Saat ini, Andy F. Noya menjadi pembawa acara Kick Andy yang ditayangkan di Metro TV. Acara ini selalu menjadi sorotan publik dan disukai banyak orang karena banyak memberikan edukasi dan fakta. Rep. Syahrizal Sidik Editor : Azka Nurul

Kamilah DIURNA | Edisi III | September 2015

23


Jelajah INDONESIA

Wisata Antariksa di Planetarium Jagad Raya

Kutai Kartanegara senilai 18 Miliar. Rampung dan diresmikan setahun berikutnya oleh Wakil Presiden saat itu, Hamzah Haz. Pengunjung bisa menikmati berbagai fasilitas dan kegiatan dengan harga di bawah 10 ribu rupiah. Di sini biasa diadakan pertunjukan simulasi tentang petualangan seorang ayah dan anak perempuannya yang menelusuri dunia dinosaurus dari awal zaman hingga akhir kehidupan para dinosaurus.

A FOTO-FOTO:ISTIMEW

P

lanetarium adalah wahana pendidikan yang dapat membantu masyarakat umum mengenal objek-objek langit yang tersebar di seluruh penjuru jagat raya. Ada 3 unit planetarium di Indonesia yang berlokasi di Jakarta, Surabaya, dan terbaru di Pulau Kalimantan Timur, Tenggarong. Planetarium ini bernama Planetarium Jagad Raya yang kini mempunyai proyektor tercanggih berasal dari Jerman yaitu Powerdom Velvet dari Carl Zeiss. Proyektor terbaru dengan teknologi 3 dimensi ini memungkinkan pengunjung dapat

24

DIURNA | www.diurnapost.com

menyaksikan objek-objek luar angkasa dalam 3 dimensi yang seakan melintas di depan mata dan terasa dekat tanpa harus menggunakan kacamata khusus. Di sini terdapat 10 buah proyektor, terdiri dari 1 buah proyektor utama, 8 buah proyektor slide (6 untuk allsky projection), dan 1 proyektor meteor. Planetarium Jagat Raya Tenggarong Planetarium ini berdiri di komplek Museum Mulawarman di jalan Diponogoro. Dibangun pada tahun 2002 menggunakan Anggaran Pembangunan Daerah (APD)

langit, pameran yang berisikan 52 buah poster tentang objek-objek di tata surya, galaksi, dan alam semesta. Terdapat pula perpustakaan dengan ruang baca lesehan, dan dua buah teleskop yang sering digunakan ketika ada acara pengamatan benda langit. Selain itu, ada pula miniatur 8 planet dalam tata surya yang menambah kelengkapan fasilitas yang ditawarkan di sini. Menayangkan Film yang Mendidik dan Seru Tahun ini, ada 2 film terbaru yang ditayangkan di Planetarium The Dinosaur at Dusk dan Galilleo: The Power of Telescope yang dibeli dari Pemerintah daerah Kukar, Belanda. The Dinosaur at Dusk bercerita

Sementara film Galilleo: The Power of Telescope menceritakan kisah kehidupan seorang Galilleo sebagai ilmuwan dan penemu teleskop, alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda antariksa di tata surya agar tampak lebih dekat dan jelas. Penonton seakan dibawa terbang menuju angkasa yang luas menyusuri sebuah museum teleskop dan bagaimana sejarah sebuah teleskop. Kedua film ini hanya dapat ditonton dengan cara mendongakkan kepala ke atas karena proyektor memancarkan cahaya tepat ke layar cekung pada dome planetarium. Posisi ini tidak akan membuat kepala sakit karena 92 bangku yang sangat empuk sudah diatur secara melingkar. Rasakan pengalaman menakjubkan berwisata antarariksa di Planetarium Jagat Raya. Penulis : Decky Tri Isdian N. Editor : Azka Nurul Kamilah DIURNA | Edisi III | September 2015

25


OLAHRAGA

Surya Diving Club:

Menarik dan menyenangkan

Menikmati Keindahan Alam Bawah Laut

Olahraga diving tentu memiliki daya tarik tersendiri. Olahraga diving itu unik, sangat menarik dan menyenangkan karena sangat bergengsi dan memiliki tingkat kesulitan yang tidak semua orang bisa lakukan.“Di bawah laut sana sangat bergantung dengan tangki udara di punggung, dan peralatan yang kita kenakan, tanpa semuanya itu kita tidak akan bisa bertahan karena tekanan dan keterbatasan udara,” ujar Patricia Devina Hendrawan, ketua Surya Diving Club ketika diwawancarai Diurna. Dena — sapaan akrabnya — menuturkan bahwa di UKM ini juga mempelajari keterampilan baru bersama, bersenangsenang di pulau bersama, dan menikmati keindahan alam terutama alam bawah laut bersama.

FOTO-FOTO: ARSIP SURYA DIVING CLUB

Apakah Anda termasuk penyuka diving? Di Kampus Surya University ada Unit Kegiatan Mahasiswa yang memfasilitasinya, lho. Namanya Surya Diving Club. Diving Club ini didirikan tahun 2014, dengan tujuan memfasilitasi mahasiswanya yang hobi diving. Diving juga sangat bermanfaat untuk ilmu kelautan (Oceanography), seperti Scientific Diving untuk coral check, pendataan koloni terumbu karang, sekaligus sarana perkumpulan dan trip olahraga selam atau snorkeling, dan menjelajahi perairan Indonesia. Berdirinya Surya Diving Club dicetuskan oleh beberapa dosen Teknik Lingkungan Surya University dari Center of Oceanography and

26

DIURNA | www.diurnapost.com

Marine Technology (COMT) mengumpulkan beberapa anak Teknik Lingkungan yang tertarik dengan dunia diving. Pada mulanya UKM ini bernama Environmental Diving Club, agar mahasiswa Teknik Lingkungan Surya University berkontribusi dalam riset terkait kelautan dan teknologi maritim.

keterampilan dasar renang seperti mampu berenang sejauh 200 meter di bawah 6 menit, water trappen, dan nafas yang panjang. Karena, untuk bisa melakukan kegiatan diving, para anggotanya harus memiliki sertifikasi menyelam, dan untuk mendapatkan sertifikasi, akan diajarkan dasar-dasarnya oleh instruktur tersertifikasi.

Reporter: Made Zerlinda Ayundari Editor: Syahrizal Sidik

Kegiatannya bukan hanya diving trip, Surya Diving Club juga mengadakan trip yang terbuka untuk anggota yang belum memiliki sertifikasi menyelam. Bagi mahasiswa yang tertarik mengikuti atau masuk ke dalam Surya Diving Club tidak perlu khawatir. Persyaratan masuk ke Surya Diving Club itu sendiri sebenarnya tidak ada, hanya saja untuk diving dibutuhkan

Setelah satu setengah tahun berjalan, Environmental Diving Club akhirnya terbuka untuk mahasiswa dari semua jurusan di Surya University yang juga mengubah nama club ini menjadi Surya Diving Club.

DIURNA | Edisi III | September 2015

27


Inovasi TEKNOLOGI penyimpanan dua kali lebih cepat di banding A8X. Apple mengklaim kinerja CPU 22 kali lebih cepat, sedangkan GPU 360 kali lebih cepat. “iPad Pro bahkan lebih cepat 80% dibanding portable PC,” ujar Phill Schiller, Senior VP Worldwide Marketing Apple. Phil Schiller dalam presentasinya mengklaim bahwa iPad Pro bisa menjalankan aplikasi AutoCAD dengan sangat lancar, Schiller menyebutnya sebagai ‘buttery 60 fps smoothness’. AutoCAD bahkan untuk perangkat PC dikenal sebagai aplikasi yang menguras tenaga untuk dijalankan. Desain bodi yang besar layaknya MacBook Air, tablet dengan layar 12,9 inch ini memiliki 5,6 juta pixel. Jumlah ini melebihi pixel di Retina Display milik MacBook Pro. Desainnya cukup tipis hanya 6,9 mm selisih 0,8 dari iPad Air 2. Sementara beratnya, 0,45 gram, sedikit lebih berat dibanding iPad pertama. Apple menunjang performa iPad Pro dengan baterai yang mampu bertahan 10 jam, dan 4 speaker stereo. Selain itu untuk menunjang produktivitas, Apple turut merilis aksesoris tambahan berupa keyboard fisik yaitu Smart Keyboard dan Apple Pencil. FOTO: APPLE.COM

iPad Pro Vs PC Portable 28

DIURNA | www.diurnapost.com

S

etelah mengenalkan saudara terbaru iPhone 6 yaitu iPhone 6S dan 6S Plus, Apple akhirnya mengkonfirmasi rumor yang beredar mengenai tablet jumbo buatannya, iPad Pro. Dengan prosesor terbaru A9X, iPad Pro diklaim memiliki performa lebih kencang dari PC Portabel. “Kami menciptakan perangkat paling powerful yang pernah dibuat Apple. Lebih powerful dan berkinerja mumpuni,” ujar Tim Cook, CEO Apple, dalam peluncuran iPad Pro di Bill Graham Civic Auditorium, San Francisco, Amerika Serikat. Dengan prosesor A9X yang memiliki kemampuan memori bandwitch dan performa

Apple akan merilis iPad Pro pada November mendatang dalam tiga varian warna standar, yaitu space grey, gold dan silver. Mengenai harga, tablet jumbo keluaran terbaru Apple ini dibandrol USD 799 alias Rp11,5 juta untuk spesifikasi paling rendah, yaitu 32 GB WiFi only. Sementara untuk yang paling tinggi 128 GB, hadir dalam dua versi yaitu WiFi only dan seluler 4G LTE. Untuk versi WiFi only dibanderol USD 949 atau sekitar Rp13,5 juta. Untuk seluler 4G LTE dihargai USD 1.079 alias Rp Rp15,5 juta. Keyboard fisiknya dijual seharga USD 169 atau sekitar Rp 2,5 juta dan Apple Pencil dijual USD 99 alias Rp1,5 juta. By: Anis Soyyati Editor : Azka Nurul Kamilah

DIURNA | Edisi III | September 2015

29


RESENSI RESENSI : NOVEL HUJAN BULAN JUNI

PESONA SAPARDI DALAM PROSA Judul buku

: Hujan Bulan Juni

Penulis

: Sapardi Djoko Damono

Tebal buku

: vi + 135 hlm

Cetakan pertama

: Juni2015

Penerbit

: PT Gramedia

Pustaka Utama

Untuk pertama kalinya, penyair Sapardi Djoko Damono menulis novel yang diadaptasi dari buku puisinya, Hujan Bulan Juni. Kendati hadir dengan format prosa, Sapardi tak pernah kehilangan imaji dan kepiawaiannya dalam “menyiihir” kata-kata. Simak sebagaimana alinea pembuka novel ini:

‘‘

Bagaimana mungkin seseorang memiliki keinginan untuk mengurai kembali benang yang tak terkirakan jumlahnya dalam selembar sapu tangan yang telah ditenunnya sendiri. Bagaimana mungkin…

‘‘

Novel ini berkisah tentang dua tokoh, Pingkan dan Sarwono, yang memadu kasih sayang dalam novel ini. Sapardi mengambil latar cerita tentang kehidupan kampus. Mantan dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia ini mengisahkan Pingkan dan Sarwono yang sebagai sosok yang terus berusaha mengukuhkan cinta, kendati di tengah

perbedaan tradisi antara Jawa dan Manado. Pingkan harus melanjutkan studinya ke Jepang, sedang Sarwono harus tetap di Jawa. Dengan gaya bahasa yang tidak langsung, pembaca diajak untuk menafsir sendiri bagaimana Hujan Bulan Juni dihadirkan, termasuk setting dan alur ceritanya yang khas gaya Sapardi. Dalam novelnya, Sapardi memilih diksi-diksi yang umum, tetapi tidak alfa dalam menghadirkan imaji narasi – lirik yang cukup kuat dan dramatik. Simaklah penggalan kalimat dalam novel ini: “…Bahwa kasih sayang ternyata sebuah ruang kedap suara yang merayakan senyap….” Gaya khas Sapardi dalam menyajikan imaji, sangat kentara dalam novelnya ini. Bagi Anda yang juga pernah membaca puisi-puisi Sapardi, tentu ingat bukan dengan salah satu sajaknya yang terkenal, Hujan Bulan Juni yang ditulis pertama kalinya pada 1989. Dalam novelnya ini, Sapardi berani menghadirkan narasi narasi yang cukup panjang tetapi memukau. Membuat kita merenungi baris demi baris kata yang ditulis sastrawan yang pernah menjadi redaktur puisi majalah Horison ini. Namun, bagi Anda yang kurang menyukai puisi, akhir cerita yang menghadirkan tiga sajak kecil, tentu akan membuat bingung dan cenderung membosankan. Akan tetapi, kendati demikian, Anda akan merasakan bahwa karya Sapardi tidak akan pernah selesai, karena cerita menjadi terbuka, memberi ruang tafsir yang bebas kepada pembacanya. [TIM LITBANG LPM DIURNA]

30

DIURNA | www.diurnapost.com

DIURNA | Edisi III | September 2015

31


// CERPEN

Pojok KREATIF

sekali. Tumbuhan ini sudah langka ditemukan di mana pun.” Wennie tersanjung. “Aku tidak tahu. Tapi, pohon ini sudah menemani ku sejak rasa sakit ini menyerang dadaku.” Setitik harapan itu membesar, berterima kasih kepadanya. Tectona Grandis. “Kau tahu, Sanie?” Lanjut arsitek itu. “Soal?”

FOTO:ISTIMEWA

Sekokoh Tectona Grandis Seorang perempuan duduk termenung di balik bingkai kayu itu. Merasakan sakit yang amat dalam hingga ke sukma. Ia bak bambu terpenjara seribu tentara. Tak tahu arah tujuan, sendiri pula. Kesakitan dalam akar ketakutan. Setiap hari ia menoleh ke sebuah benda tegak yang berdiri kokoh di tengah pekarangan, Tectona Grandis. Pohon yang selalu menemani dirinya hingga sang ratu malam menjemput mimpi- mimpinya.

32

DIURNA | www.diurnapost.com

*** “Sanie,” kata seorang tamu saat mengetuk pintu rumahnya. “Ya? Siapa?” Kata perempuan berumur 21 tahun itu. “Ini aku…,” tamu itu masuk. “Oh… Wennie? Terimakasih sudah datang menjengukku,” senyum itu tak luput dari wajah Sanie. Senyumnya membuat setitik harapan, kecil sekali. Suatu titik harapan dihatinya. Sambil duduk, Wennie melihat benda kokoh berdiri tinggi tegap, Tectona Grandis. “Berapa umur pohon jati ini? Indah

“Rahasia dibalik jati tua ini?” “Aku tidak tahu, apa itu? Ceritakan padaku,” Sanie pun ingin tahu. “Ehm… Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 meter. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau. Sebenarnya pohon ini sangat berguna bagi kehidupan semua orang. Walaupun mungkin, tampilannya memang buruk. Tidak indah, tetapi pohon ini sangat berfungsi sebagai bahan dasar untuk membangun suatu rumah,” Wennie menghela nafas. “Selain itu, pohon Tectona Grandis dikirim dan dipakai di berbagai mancanegara dan juga bisa dijadikan minyak untuk melapisi kayu- kayu yang mahal. Salah satu jenisnya adalah Jati Muna. Konon Jati Muna pertama kali ditanam oleh seorang tokoh masyarakat Muna yang bernama Paelangkuta, sekitar 700 tahun yang lalu. Saat itu, pemanfaatan Jati di Muna dikendalikan oleh kerajaan untuk kepentingan perumahan rakyat. Dalam perkembangannya, tanaman jati berkembang luas di seluruh Pulau Muna, sehingga selain Jawa dan Nusa Tenggara Timur, Pulau Muna terkenal dengan sebaran hutan-hutan jati yang subur. Pulau Muna pun dikenal sebagai pulau jati dengan 235,759 hektar kawasan hutan negara,” kata

DIURNA | Edisi III | September 2015

33


// KOMIK

Pojok KREATIF Wennie dengan bangganya. “Namun,” suara itu berhenti, hening. Ia tak melanjutkan kalimatnya. “Namun? Namun apa?” Tanya Sanie heran. “Pohon ini sudah sangat langka, bahkan nyaris punah. Saat ini hampir tidak ada yang tersisa dari tegakan pohon jati yang besar di kawasan hutan. Semuanya habis ditebang secara legal maupun ilegal.” “Aku masih punya tunas pohon ini,” sela Sanie sambil tersenyum. “Mari kita tanam bersama,” ajak Wennie dengan riang. Sang malaikat ketakutan itu pun sirna bagaikan sang surya memeluk dalam dekapannya, hingga tak terlihat. Seolah sang pelangi menari di setitik harapannya. Ia pun berjalan keluar rumah hendak menanam tunas- tunas itu. Memandang sang langit, betapa bahagianya ia. Aku sekarang tahu. Walaupun aku telah kehilangan hartaku yang paling berharga yakni sayap kanan ku dan sakit di dada kananku, tetapi aku tetap mau berdiri tegak bagaikan pohon jati ini. Terus berguna untuk membangun fondasi- fondasi kehidupan. Aku akan memperlihatkan kepada dunia bahwa aku masih mencintai diriku yang tidak sempurna ini dan alam yang hampir punah. Aku berjanji. Hingga akhir hayatku, aku akan terus menanam tiap tunas- tunas pohon jati. Agar alam ini tidak punah dan tetap ada sama seperti harapan ini. Terimakasih… *** Setitik harapan membuat sang pelangi terus- menerus menari-nati, tak henti. Ia menutup matanya. Merenung, hingga sang putri mimpi menghelai rambut hitam panjangnya.

34

DIURNA | www.diurnapost.com

Untuk Sanie. B. Kuncoro Beloved aunt and mentor Solo, Mei 2011 Sanie B Kuncoro adalah penulis cerita pendek di berbagai media seperti; Kompas, Jawa Pos, Suara Merdeka, Femina, Pesona, Sekar, Kartini, Eve dan tabloid Nyata. Novelnya yang telah diterbitkan adalah Garis Perempuan, Memilikimu, Silang Hati, dan Alextimia (sebagai editor). Kumpulan cerpennya yaitu Melepas Ranting Hati dan Sayap Cahaya. Cerpen lainnya tergabung pada antologi Cerpen Terbaik Kompas 2010, 24 Sauh dan Dongeng Patah Hati. Kini Sanie tinggal di perbatasan kota Solo pada sebuah rumah berbata merah dan berpagar batu kali yang terbuka untuk setiap pembacanya. Cerpen ini di dedikasikan untuk perjuangannya melawan kanker payudara, dan untuk mereka yang hampir putus harapannya. Penulis: Shin Ae Yeon Amenomegami07@gmail.com Editor : Azka Nurul Kamilah

DIURNA | Edisi III | September 2015

35


KaryaMAHASISWA

A

gribisnis, salah satu program studi fakultas sosial dan ekonomi di Universitas Surya yang mempelajari tentang teknologi dan inovasi, kewirausahaan, serta pertanian ini memiliki projek penelitian mengenai berbisnis sayuran yang ditanam dengan cara hidroponik. Hidroponik merupakan budidaya menanam dengan pemanfaatan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Proses pembibitan hingga memanen sayuran hidroponik merupakan projek mini riset dari mahasiswa agribisnis angkatan 2013 dan 2014. Wadah hidroponik milik Agribisnis yang terletak di gedung SURE Center dipenuhi sayuran sejenis sawi seperti caisim dan pak coy, serta selada air yang siap untuk di panen (14/9).

FOTO: HANSYAM/ AGRI

Agribisnis, Belajar Sambil Berbisnis

Mereka menjual hasil panen ini dalam rangka pemenuhan tugas dari mata kuliah Customer Behavior. Biasanya sayur hidroponik dijual perkantong dengan harga Rp8000/200gr. Harga yang cukup terjangkau

mengingat sayur yang dijual merupakan sayuran yang ditanam dengan menggunakan media air. Cara penanamann dengan cara hidroponik cukup mudah, akan tetapi harus sabar dan teliti dalam proses penanamannya. Mulai dari pembibitan dengan menggunakan rockwool sampai benih tersebut berubah menjadi bibit selama kurang lebih 1-2 minggu. Masa pembesaran dari bibit tersebut sampai dengan panen adalah maksimal 40 hari. Air yang digunakan merupakan campuran air dan pupuk cair agar tanaman selalu tumbuh dengan baik. Air tersebut dipompa dengan mesin pompa bantuan tenaga listrik. Uniknya, sayuran ini harus dijual beserta akar-akarnya. “Sayurnya harus dijual beserta akarnya, karena sayur yang berani dijual beserta akar merupakan sayuran hidroponik,� jelas Michael Chang salah satu mahasiswa Agribisnis 2013. Penulis : Abigail F. Cores Editor : Azka Nurul Kamilah

Sayuran Hidroponik FOTO: IQBAL/ AGRI

36

DIURNA | www.diurnapost.com

DIURNA | Edisi III | September 2015

37


KaryaMAHASISWA

// FOTOGRAFI

Betsy Cynara Tjandra CHE 2015

Intan Mukti Pratiwi Biotek 2013

38

DIURNA | www.diurnapost.com

DIURNA | Edisi III | September 2015

39


40

DIURNA | www.diurnapost.com

DIURNA | Edisi III | September 2015

41


GALERI

KIRANA2

BE THE PART OF ! R E T T E L S W E N A Y R U S N? IG S E D L IL K S A E V A DO YOU H OUTER Y A L S A ITH US TER JOIN W YA NEWS LET R CV IN SUR IT YOU UBM .id LET’S S ahoo.co y @ i s k a ed TO snlr

42

DIURNA | www.diurnapost.com

SNL BRIN GS THE N EWEST INFORMA TION ABO UT SURYA UNIVERS ITY, GET NEW S! GET EXPE RIENCE! DIURNA | Edisi III | September 2015

43


44

DIURNA | www.diurnapost.com

www.diurnapost.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.