Panduan Umum
Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat Berisi keterangan yang jelas untuk S eb elum • S aat • S esudah Bencana
D ibuat o l e h Yaya s a n I D E P untuk keterangan lebih l a n j u t : w w w. i d e p fo u n d at i o n . o rg / p b b m
E d i s i ke d u a 2 0 0 7 © O l e h Yay a s a n I D E P
Edisi Kedua oleh Yayasan IDEP 2007 PO BOX 160 Ubud, 80571, Bali, Indonesia www.idepfoundation.org © Yayasan I D E P BUKU INI BERTUJUAN Selama ini, tindakan dalam usaha penanggulangan bencana dilakukan oleh pemerintah yang pelaksanaannya kemudian dilakukan bersama antara pemerintah daerah dengan organisasi-organisasi yang terkait dan masyarakat yang tertimpa bencana. Pada saat menghadapi bencana, masyarakat yang belum mampu untuk menanganinya sendiri harus menunggu bantuan yang kadang-kadang tidak segera datang. Perlu disadari bahwa detik-detik pertama saat bencana terjadi adalah saat yang sangat penting dalam usaha mengurangi dampak bencana yang lebih besar. Didasari pemikiran tersebut dan sejalan dengan program pengembangan masyarakat yang mandiri, masyarakat sendiri perlu mengetahui secara menyeluruh semua upaya tindakan penanggulangan bencana supaya bisa segera mengambil tindakan yang tepat pada waktu sebelum, saat dan sesudah bencana. Buku ini lebih menekankan tindakan-tindakan kesiapsiagaan dalam usaha mencegah kemungkinan bencana dan mengurangi dampak bencana.
© Yayasan IDEP IDEP mempersilahkan lembaga atau perorangan yang bermaksud menggandakan buku ini untuk kepentingan berbagai kegiatan penanggulangan bencana yang bersifat non-komersial tanpa mengubah isi buku. Untuk alasan lain, silahkan mengajukan izin tertulis kepada Yayasan IDEP. Apabila ada masukan atau saran, baik mengenai isi maupun penggunaan buku ini, silahkan hubungi kami melalui alamat yang tercantum di dalam buku ini. Kami menghargai saran dan masukan anda. Foto-foto © Yayasan IDEP, Rama Surya, Stuart Coles, Ir. Cahyo Alkantana M.Sc.
Dikembangkan dengan dukungan dari BAKORNAS PB, MPBI, UNESCO, USAID, OXFAM dan Masyarakat Indonesia ISBN : 978-979-24-1310-6
Panduan Umum
Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat Berisi keterangan yang jelas untuk S eb elum • S aat • S esudah Bencana IDEP Dibuat oleh Yayasan IDEP U nt u k ke te ra n g a n l e b i h l a n j u t • w w w. i d e p fo u n d at i o n . o rg / p b b m
IDEP IDEP
Dicetak dengan dukungan dari:
Dikembangkan dengan dukungan dari:
IDEP
Buku ini didedikasikan untuk seluruh Masyarakat Indonesia, Para Korban Bencana yang mengorbankan hidupnya tanpa tahu apa kesalahan mereka, Para Keluarga Korban, Pengungsi, Teman-teman Relawan Kemanusiaan yang tiada henti memberikan tenaga dan pengorbanannya serta seluruh pihak yang membantu terwujudnya buku ini
Semua telah terjadi‌ Sudah banyak darah yang tumpah Sudah banyak air mata yang menitik Alam sudah terlalu muak Dengan semua tingkah manusia Bersahabatlah dengan alam Karena‌ Manusia bukan mahluk bumi Karena‌ Tuhan titipkan bumi untuk kita perlakukan dengan bijak Bersama alam kita hidup dalam damai (Bumi Air Mata, Ade Andreawan, 100307)
KATA PENGANTAR DARI Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang sering mengalami bencana, Karena itu, penting bagi masyarakat-masyarakat yang tinggal di wilayah ini untuk memiliki panduan yang mereka perlukan dalam kondisi tanggap darurat secara mandiri. Pengalaman telah menunjukkan bahwa para anggota masyarakat merupakan pihak pertama yang merespon saat terjadinya bencana. Buku ini bertujuan untuk membantu masyarakat untuk mengatasi trauma pada jam-jam dan hari-hari pertama terjadinya bencana, sebelum pertolongan dari luar tiba. Revisi buku Paket Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat milik IDEP merupakan komponen utama dalam program bantuan kecil USAID/ASIA US Indian Ocean Tsunami Warning Program (USIOTWS). Pada awalnya revisi buku ini didukung oleh USAID/Indonesia’s Office of Democratic and Decentralized Governance, Conflict Prevention and Response Team. Program tersebut bertujuan memperkuat kapasitas peringatan tsunami secara menyeluruh di wilayah Samudra Hindia – dari pendekatan penggunaan teknologi canggih hingga membangun resiliensi di masyarakat. Paket Panduan Penanggulangan Bencana milik IDEP melengkapi komponen-komponen lain dari program dukungan kami kepada masyarakat, termasuk program Coastal Community Resilience Initiative. Revisi buku panduan ini sangat mengesankan karena memiliki informasi yang dapat di akses oleh masyarakat, bersifat mandiri serta memiliki formulir dan bagian-bagian lainnya yang bersifat praktis. Hal ini merupakan cermin dan penghargaan atas hubungan baik IDEP dengan masyarakat dan para mitra yang selama ini telah bekerja bersama-sama dan tim media yang telah mengembangkan materi-materi buku panduan ini. Kami telah melihat langsung bagaimana IDEP membuat tinjauan dan mengembangkan buku panduan ini serta keahlian para pakar berpengalaman yang telah memberikan kontribusi. Para pakar tersebut menjamin kualitas dari buku ini dan memastikan buku ini dapat diterima oleh seluruh sektor penanggulangan bencana berbasis masyarakat. USAID berterima kasih kepada OXFAM yang telah bersama-sama mendukung kegiatan revisi panduan ini dan berharap agar OXFAM berhasil dalam upaya-upaya program kemasyarakatannya.
Hormat kami,
Catatan
Daftar Isi
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
Catatan
ii
Daftar Isi Daftar Istilah
x
Pendahuluan
3
Bencana dan Indonesia
3
Tentang buku panduan PBBM (edisi kedua)
3
Siapa yang menggunakan panduan ini
4
Bagaimana menggunakan panduan ini
4
Buku formulir dan tugas relawan
4
Tujuan PBBM
5
Sasaran PBBM
5
Penanggulangan bencana
7
Penanggulangan bencana berbasis masyarakat
10
Peran masyarakat dalam penanggulangan bencana
10
Tentang ancaman
15
Gempa bumi
15
Tsunami
19
Tanah longsor
21
Gunung api
22
Badai dan angin topan
25
Banjir
27
Konflik sosial
31
Serangan teroris
33
Kekeringan
34
Kerawanan pangan
35
Kebakaran perkotaan
38
Kebakaran hutan dan lahan
39
Wabah penyakit
43
iii
Modul A - Sebelum Bencana
A.1 Pentingnya kesiapsiagaan
49
A.2 Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB)
53
Apa dan kenapa KMPB?
53
Manfaat KMPB
53
Memilih anggota KMPB
54
Pengorganisasian KMPB
55
Tentang pelatihan KMPB
55
Tugas KMPB
56
Contoh struktur organisasi KMPB
56
Ringkasan tugas KMPB dalam setiap tahap
57
Perincian tugas setiap regu KMPB
59
Perincian tugas Koordinator Umum KMPB
59
Formulir PBBM yang bisa diisi oleh Koordinator Umum
59
Perincian tugas Koordinator Seksi
59
Perincian tugas SG1 - Regu Peringatan Dini
60
Perincian tugas SG2 - Regu Pemetaan
61
Perincian tugas TD1 - Regu Perintis
62
Perincian tugas TD2 - Regu Penyelamatan
63
Perincian tugas TD3 - Regu Keamanan
64
Perincian tugas TD4 - Regu Pengungsian
65
Perincian tugas TD5 - Regu Kebakaran
66
Perincian tugas TD6 - Regu Logistik
67
Perincian tugas KM1 - Regu Administrasi dan Dokumentasi
68
Perincian tugas KM2 - Regu Informasi dan Hubungan Luar
69
Perincian tugas KM3 - Regu Relawan
70
Perincian tugas SJ1 - Regu Pertolongan Pertama
71
Perincian tugas SJ2 - Regu Dapur Umum
73
Hubungan KMPB dengan Relawan
A.3 Memperkirakan faktor risiko bencana
iv
45
74
81
Pembuatan profil desa
81
Penilaian ancaman
82
Penilaian kerentanan dan kemampuan
83
Penilaian risiko
86
Penggambaran peta ancaman
89
A.4 Pembuatan rencana Rencana pencegahan dan mitigasi
95 97
Rencana kesiapsiagaan
102
Sistem peringatan dini
102
Rencana cadangan
103
Latihan
104
A.5 Rencana pengungsian
109
Tentang pengungsian
109
Yang dipertimbangkan dalam menentukan pengungsian
109
Menentukan lokasi pengungsian
110
Tempat pengungsian untuk bencana tertentu
111
Modul B - Saat Bencana
115
B.1 Tindakan langsung saat bencana
119
B.2 Tanggap darurat tanpa rencana
123
Tugas KMPB pada tahap saat bencana
124
B.3 Tanggap darurat saat bencana
127
Mempersiapkan tugas untuk Seksi dan regu
127
Penanganan korban
128
Mengamankan keadaan di lokasi bencana
130
Membuat laporan kondisi sarana
131
Mendirikan pos-pos bantuan kemanusiaan
132
Posko KMPB
132
Pos Kesehatan
137
Pos Kesejahteraan
137
Penanganan jenazah
138
B.4 Tindakan pengungsian
143
Pengarahan pengungsian meliputi
143
Persiapan dapur umum
144
Persiapan obat-obatan
144
Putuskan aliran listrik
144
Mempersiapkan lokasi pengungsian
144
Kebutuhan kendaraan
144
Perhatian untuk warga yang rentan
145
Modul C – Sesudah Bencana
C.1 Pemulihan sesudah bencana
151
Tujuan pemulihan sesudah bencana
151
Jangka waktu pemulihan
151
Hak, kewajiban dan tanggungjawab masyarakat
152
C.2 Jangka waktu pemulihan
153
Kebutuhan pemulihan yang mendesak
153
Kebutuhan pemulihan jangka panjang
154
C.3 KMPB dalam tahap pemulihan
155
Peran masyarakat dalam tahap pemulihan
155
Yang dapat membantu KMPB dalam pemulihan
155
Tugas regu KMPB dalam pemulihan
156
C.4 Memperkirakan kebutuhan
159
Pendataan kebutuhan
159
Pembuatan laporan keadaan umum
160
Kebutuhan dasar perorangan atau keluarga
162
Kebutuhan rumah tangga
167
Kebutuhan permukiman
169
Kebutuhan masyarakat secara umum
171
Kebutuhan rasa aman
175
C.5 Proses pemenuhan kebutuhan
179
Lingkaran proses pemenuhan kebutuhan
179
Membuat kesimpulan kebutuhan
180
Mengenal sumber daya yang tersedia
183
Menentukan prioritas penyaluran sumber daya
185
Apabila ada kekurangan
185
C.6 Pembukuan dalam proses pemenuhan kebutuhan Mendata bantuan yang diterima vi
149
189 189
Mendata bantuan yang disalurkan
190
Penyaluran bantuan kepada keluarga atau orang
191
Penggunaan jurnal rangkuman transaksi keuangan
192
Penggunaan jurnal rangkuman transaksi barang
193
C.7 Proses pencarian bantuan
197
Peran KMPB dalam permohonan bantuan
197
Mengenal sumber bantuan
197
Tentang pengajuan permohonan bantuan
199
C.8 Bekerjasama dengan media massa
203
Cara menghubungi media
203
Pernyataan Pers
204
Laporan perkembangan situasi / pertanyaan yang sering ditanyakan
205
Tanggungjawab juru bicara
206
Wawancara dengan korban atau penyintas
206
Pengumuman tentang keadaan korban atau penyintas
206
C.9 Pemulihan jangka panjang
209
Pertimbangan jangka panjang
209
Peran KMPB dalam pemulihan jangka panjang
209
Bantuan dari pihak terkait
210
Membuat peta pemulihan bencana
210
Cara membuat peta pemulihan bencana
210
Membangun perekonomian lokal di desa
211
Produksi pangan
211
Modul D - Evaluasi Kegiatan
217
Menilai pencapaian dan pembelajaran dari program penanggulangan bencana
217
Cara menilai program penanggulangan bencana
218
Memperbaiki rencana penanggulangan bencana
221
Kesimpulan
222
vii
Lampiran tambahan
Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD)
227
Yang perlu diperhatikan
227
Memeriksa kondisi korban
227
Posisi pemulihan
229
Menangani syok (shock) – gejala dan penanganannya
230
Pemeriksaan denyut nadi
231
Memindahkan korban
232
Cara merawat luka
233
Pendarahan
235
Luka bakar
237
Pertolongan pertama pada luka bakar
238
Luka karena sengatan listrik
239
Perawatan kejiwaan
243
Pihak yang bisa membantu
243
Beberapa langkah untuk merawat penderita gangguan stres pasca-trauma (GSPT)
244
Gizi dalam kondisi darurat
viii
225
245
Ketahanan pangan, gizi dan bantuan pangan
247
Gizi untuk kelompok rentan
249
Ramuan ‘Gurih Gurih Gizi’
254
Permukiman sementara
259
Pengaturan permukiman sementara
259
Tempat hunian, penampungan dan bantuan non-pangan
260
Air, sanitasi dan kebersihan
265
Pelayanan kesehatan
271
Undang Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
275
Daftar hubungan atau kontak
283
Yang bisa memberi pelatihan dan instansi Pemerintah
283
Kantor daerah SATKORLAK PB
284
Media massa yang bisa dihubungi
286
Beberapa LSM yang bisa dihubungi
288
Organisasi sumber bantuan
292
Daftar pustaka dan referensi
299
Nomor telepon untuk gawat darurat
304
pendahuluan
Daftar Istilah
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)
ix
O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
Daftar Istilah A
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu
Ancaman / Bahaya adalah kejadian-kejadian,
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
gejala atau kegiatan manusia yang berpotensi
disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor
untuk
luka-luka,
non-alam maupun faktor manusia sehingga
kerusakan harta benda, gangguan sosial
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
ekonomi atau kerusakan lingkungan. Bahaya
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dapat mencakup kondisi-kondisi laten yang bisa
dampak psikologis.
menimbulkan
kematian,
mewakili ancaman di masa depan dan dapat disebabkan oleh berbagai hal: alam atau yang
Bencana
diakibatkan oleh proses-proses yang dilakukan
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
manusia (kerusakan lingkungan dan bahaya
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara
teknologi). Bahaya dapat berbentuk tunggal,
lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
berurutan atau gabungan antara asal dan
meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan
dampak mereka. Setiap bahaya dicirikan oleh
tanah langsor.
alam
adalah
bencana
yang
lokasi, frekuensi dan peluang.
Bencana non-alam adalah bencana yang Analisa
Menguraikan
sebuah
hal
atau
diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
keadaan untuk menentukan penyebabnya atau
peristiwa non alam yang antara lain berupa
mengambil kesimpulan dari hal tersebut.
gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.
Aset (Sumber daya) Segala sesuatu yang dimiliki, biasanya berupa barang; harta benda.
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
B
peristiwa yang disebabkan oleh manusia yang
BAKORNAS PB Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana - tingkat Nasional
Bantuan darurat merupakan upaya untuk memberikan
bantuan
pemenuhan
kebutuhan
berkaitan
dengan
dasar
berupa
pangan, sandang, tempat tinggal sementara, perlindungan, kesehatan, sanitasi dan air bersih.
Bencana sosial adalah bencana yang
meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror.
Benda yang tidak stabil Benda-benda yang tidak tertanam, terikat, menempel pada sesuatu yang stabil yang bisa terbawa oleh angin, air, gempa dll.
Berkelanjutan Hal atau kegiatan yang bisa bertahan lama.
D
Drainase adalah prasarana yang berwujud saluran atau bangunan lainnya yang berfungsi
Daya tahan / berdaya tahan
adalah
mengatur pembuangan air dan atau kelebihan
kapasitas sebuah sistem, komunitas atau
air sehingga memenuhi syarat teknis pengairan
masyarakat yang memiliki potensi terpapar
baik pertanian maupun pengendalian banjir,
pada bencana untuk beradaptasi, dengan
Drainase merupakan syarat mutlak yang harus
cara bertahan atau berubah sedemikian rupa
tersedia dalam sistem pengairan.
sehingga mencapai dan mempertahankan suatu tingkat fungsi dan struktur yang
E
dapat diterima. Hal ini ditentukan oleh tingkat kemampuan sistem sosial dalam
Evaluasi Penilaian kembali suatu kejadian,
mengorganisir
keadaan, kegiatan.
diri
untuk
meningkatkan
kapasitasnya untuk belajar dari bencana di masa lalu untuk perlindungan yang lebih baik di masa mendatang dan untuk meningkatkan upaya-upaya pengurangan risiko.
hal, unsur, tindakan yang tersembunyi.
Dini
Sebuah
kegiatan
Gangguan Stres Pasca Trauma (GSPT) Gangguan mental seseorang akibat suatu
Deteksi Kegiatan penelitian suatu keadaan,
Deteksi
G
kejadian yang merugikan.
GPS (Global Positioning System) adalah untuk
mengetahui kemungkinan bencana.
Diskriminasi Anggapan mengenai perbedaan jenis kelamin, warna kulit, suku bangsa, umur, kondisi seseorang dll.
Dokumentasi Kegiatan mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tentang kejadian, kegiatan, hal, tempat atau obyek dalam wujud tulisan, gambar dan suara ke dalam arsip.
Donor Pemberi bantuan perorangan atau instansi yang menyumbang bantuan berupa uang, bahan-bahan, tenaga ahli, pelatihan dll.
sebuah sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi. GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi.
H HP (Hand-phone) Alat hubungan jarak jauh, telepon yang bisa digenggam.
HT Handy Talky (Radio Panggil) Alat hubungan jarak terbatas yang bisa digenggam.
I Instalasi
Kegiatan
pemasangan
suatu
sarana atau unsur sebuah sarana yang telah terpasang.
Instansi Sebuah lembaga atau organisasi.
xi
J
Kemampuan
penyesuaian
adalah
cara orang-orang atau lembaga-lembaga
Jurnal Buku rangkuman dalam pembukuan.
K Kalori adalah satuan ukuran untuk energi yang didapatkan tubuh dari makanan seperti dari karbohidrat, protein dan lemak.
Kapasitas Isi sesuatu rongga, ruang, tempat atau kemampuan seseorang.
Kedaruratan merupakan suatu keadaan kritis yang terjadi dengan cepat dimana kehidupan dan kesejahteraan suatu masyarakat terancam.
Kemampuan adalah penguasaan sumber daya, cara dan kekuatan yang dimiliki masyarakat, sehingga memungkinkan untuk mengurangi tingkat risiko bencana dengan cara mempertahankan dan mempersiapkan diri, mencegah, menanggulangi, meredam, serta dengan cepat memulihkan diri dari akibat bencana. Kapasitas bisa mencakup caracara fisik, kelembagaan, sosial atau ekonomi serta karakteristik keterampilan pribadi atau kolektif seperti misalnya kepemimpinan dan manajemen. Kapasitas juga bisa digambarkan sebagai kemampuan (capability).
menggunakan sumber daya dan kemampuan yang ada untuk menghadapi akibat-akibat merugikan yang bisa mengarah kepada suatu bencana. Secara umum ini mencakup pengelolaan sumber daya baik di waktu-waktu normal, selama krisis atau kondisi merugikan. Penguatan kemampuan penyesuaian biasanya memperkuat ketahanan untuk menghadapi dampak-dampak bahaya alam dan bahaya yang diakibatkan aktifitas manusia.
Kerentanan adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan teknologi di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan berkurangnya kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu. Untuk faktorfaktor positif yang meningkatkan kemampuan orang untuk menghadapi bahaya, lihat definisi tentang kapasitas.
Kesiapsiagaan
adalah
upaya
untuk
memperkirakan kebutuhan dalam rangka menghadapi
situasi
kedaruratan
dan
mengidentifikasi kebutuhan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini bertujuan agar masyarakat mempunyai persiapan yang lebih baik untuk menghadapi bencana.
Keterbukaan Kejelasan sebuah kegiatan, tidak ada yang disembunyikan.
Klorin
Unsur kimia yang bisa digunakan
untuk membasmi kuman.
xii
KMPB Kelompok Masyarakat Penanggulangan
Medis Fasilitas atau hal yang menyangkut
Bencana.
kesehatan atau pengobatan.
Konflik adalah pertentangan fisik antara dua
Mitigasi merupakan serangkaian upaya yang
pihak atau lebih yang menyebabkan hilangnya
dilakukan untuk mengurangi risiko bencana,
hak
timbulnya
baik secara struktural melalui pembuatan
rasa takut, terancamnya keamanan dan
bangunan fisik, maupun nonstruktural melalui
ketentraman, terganggunya keselamatan atau
pendidikan, pelatihan dan lainnya.
kelompok
masyarakat,
martabat, hilangnya aset dan terganggunya
MPBI (Masyarakat Penanggulangan Bencana
keseimbangan kehidupan masyarakat.
Indonesia) Badan yang menampung jaringan
Konfrontasi Pertikaian atau tatap muka.
organisasi yang bergerak dalam bidang penanggulangan bencana di Indonesia.
Korban
bencana
adalah
orang
atau
sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana.
O ORARI Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia.
L
P
Lembaga internasional adalah organisasi yang berada dalam lingkup struktur organisasi
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah
Perserikatan
yang
sebuah organisasi independen dan netral di
menjalankan tugas mewakili Perserikatan
Indonesia yang kegiatannya di bidang sosial
Bangsa-Bangsa atau organisasi internasional
kemanusiaan.
Bangsa-Bangsa
atau
lainnya dan lembaga asing nonpemerintah dari negara lain di luar Perserikatan Bangsa-
Pasca Konflik Sebuah tahap sesudah
Bangsa.
perselisihan atau pertentangan.
LINMAS Perlindungan Masyarakat di tingkat
Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik
Kelurahan.
Indonesia
yang
memegang
kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat nirlaba
sebagaimana
dimaksud
yang bergerak dalam berbagai aspek untuk
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
membantu masyarakat.
Tahun 1945.
M
Pemerintah
Daerah
bupati/walikota,
atau
dalam
adalah
Undang-
gubernur,
perangkat
daerah
Media Massa Fasilitas yang menyampaikan
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
berita dari sumbernya kepada umum, seperti
daerah.
televisi, radio, koran, majalah dll.
xiii
Pemulihan adalah serangkaian usaha untuk
Peringatan dini adalah serangkaian upaya
mengembalikan
untuk
kondisi
masyarakat
dan
memberikan
peringatan
tentang
lingkungan hidup yang terkena bencana dengan
kemungkinan akan hadirnya ancaman yang
memfungsikan kembali sarana dan prasarana pada
berpotensi bencana yang disampaikan secara
keadaan semula atau menjadi lebih baik dengan
resmi, menjangkau seluruh masyarakat dengan
melakukan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi.
segera, tegas dan tidak membingungkan.
Sistem peringatan
dini
terdiri dari
satu
Penanggulangan bencana adalah seluruh
rangkaian hal yaitu: memahami dan memetakan
kegiatan yang meliputi aspek perencanaan
bahaya; memantau dan meramalkan peristiwa-
dan penanggulangan bencana sebelum, saat
peristiwa yang akan segera terjadi; memproses
dan sesudah terjadi bencana yang mencakup
dan menyebarkan peringatan kepada pihak
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
berwenang dan kepada masyarakat; dan
darurat dan pemulihan.
melakukan tindakan yang semestinya dan tepat waktu terhadap peringatan.
Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana dan jika mungkin
Pengkajian / analisis risiko adalah suatu
menghilangkan sama sekali atau mengurangi
metodelogi untuk menentukan sifat dan
ancaman
untuk
cakupan risiko dengan melakukan analisis
meminimalkan bencana-bencana lingkungan,
terhadap potensi bahaya dan mengevaluasi
teknologi dan biologi terkait. Tergantung
kondisi-kondisi kerentanan yang ada yang
pada kelayakan dari segi sosial dan teknis dan
dapat menimbulkan suatu potensi ancaman
pertimbangan
melakukan
atau kerugian bagi penduduk, harta benda,
pencegahan
penghidupan dan lingkungan tempat mereka
dibenarkan di kawasan-kawasan yang sering
bergantung. Proses untuk melakukan suatu
terkena dampak bencana. Dalam konteks
pengkajian risiko didasarkan pada suatu
peningkatan kesadaran dan pendidikan publik,
tinjauan tentang ciri-ciri teknis bahaya seperti
merubah sikap dan perilaku yang terkait dengan
lokasi, dampak kerusakan, frekuensi dan
pengurangan risiko bencana berperan dalam
kemungkinan, serta pada analisis tentang
meningkatkan suatu “budaya pencegahan�.
aspek fisik, sosial dan ekonomi dari kerentanan
investasi
bencana
dan
cara-cara
biaya/manfaat,
tindakan-tindakan
sekaligus memberi pertimbangan khusus pada
Pengungsian Kegiatan memindahkan orang,
kapasitas penyesuaian yang terkait dengan
hewan atau barang dari suatu tempat yang
berbagai bentuk risiko.
mengalami ancaman bahaya ke tempat yang aman.
Penduduk terkena bencana / pengungsi adalah orang atau kelompok-kelompok orang yang telah dipaksa atau terpaksa melarikan diri atau meninggalkan rumah atau tempat tinggal mereka sebelumnya sebagai akibat dari atau dampak buruk bencana. xiv
Pengelolaan risiko bencana (disaster risk
Pos-pos bantuan Beberapa pos yang bisa
management) adalah proses yang sistematis
didirikan oleh masyarakat sendiri atau sumber
dalam
bantuan untuk membantu masyarakat yang
menggunakan
keputusan-keputusan
administratif, lembaga, keterampilan operasional
sedang dilanda bencana.
dan kapasitas untuk menerapkan kebijakankebijakan, strategi-strategi dan kemampuan
PPGD Penanganan Penderita Gawat Darurat -
penyesuaian masyarakat dan komunitas untuk
cara menangani orang yang sedang menderita
mengurangi dampak bahaya alam dan bencana-
akibat bencana atau kecelakaan dll.
bencana lingkungan dan teknologi terkait. Ini
terdiri dari semua bentuk aktifitas, termasuk
Prasarana Fasilitas penting yang dibutuhkan
tindakan-tindakan struktural dan non-struktural
masyarakat seperti listrik, telepon, gas dll.
untuk
menghindarkan
(pencegahan)
atau
membatasi (mitigasi dan kesiapsiagaan) dampak
Prioritas Yang terpenting, hal terpenting atau
merugikan yang ditimbulkan oleh bahaya.
apa saja yang paling penting.
Pengurangan
R
risiko
bencana
adalah
kerangka kerja konseptual yang terdiri dari kemungkinan untuk meminimalkan kerentanan
Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI): Sebuah organisasi sosial nirlaba yang
dan risiko bencana di seluruh masyarakat, untuk
beranggotakan pengguna perangkat radio.
elemen-elemen yang dipandang mempunyai
menghindari (pencegahan) atau membatasi (mitigasi dan kesiapsiagaan) dampak merugikan
Rawan
yang ditimbulkan oleh bahaya dalam konteks
karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
luas pembangunan berkelanjutan. Kerangka kerja
klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik,
pengurangan risiko bencana terdiri dari bidang
ekonomi dan teknologi pada suatu wilayah
aksi sebagai berikut: Kesadaran dan pengkajian
untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi
risiko, termasuk analisis bahaya dan analisis
kemampuan mencegah, meredam, mencapai
kerentanan
kesiapan dan mengurangi kemampuan untuk
atau
kapasitas
pengembangan
pengetahuan, termasuk pendidikan, pelatihan, penelitian dan informasi komitmen publik
bencana
adalah
kondisi
atau
menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
dan kerangka kerja institusional, termasuk
Rehabilitasi adalah serangkaian program
aksi kelembagaan, kebijakan, perundangan
kegiatan yang terencana, terpadu dan menyeluruh
dan komunitas penerapan langkah-langkah,
yang dilakukan setelah kejadian bencana guna
termasuk pengelolaan lingkungan, perencanaan
membangun kembali masyarakat yang terkena
penggunaan lahan dan tata kota, perlindungan
bencana melalui pemulihan kesehatan, mental,
fasilitas penting, penerapan sains dan teknologi,
spiritual, penguatan kesadaran masyarakat
kemitraan, jejaring dan instrumen finansial. Sistem
akan kerawanan bencana; pengurangan tingkat
peringatan dini termasuk peramalan, penyebaran
kerawanan
peringatan, tindakan-tindakan kesiapsiagaan dan
pemulihan hak-hak masyarakat; pemulihan
kapasitas untuk memberikan reaksi.
administrasi
bencana;
pemulihan
pemerintahan;
dan
ekonomi; integrasi
kegiatan pemulihan dampak bencana. xv
Rekonstruksi adalah serangkaian program kegiatan
yang
menyeluruh jangka
terencana,
yang
menengah
terpadu
dilaksanakan dan
jangka
S
dan dalam
panjang
Sanitasi Kebersihan suatu sarana umum atau kebersihan pribadi.
untuk mencapai kondisi lebih baik seperti sebelum terjadinya bencana yang meliputi
SAR (Search and Rescue) Lembaga atau
pembangunan kembali sarana dan prasarana
kegiatan untuk mencari dan menyelamatkan
dasar seperti pembangunan air bersih, jalan,
orang, hewan atau barang akibat bencana.
listrik, puskesmas, pasar, telekomunikasi, sarana
Sarana Fasilitas atau bangunan untuk
sosial masyarakat dan lingkungan hidup.
memudahkan suatu kegiatan.
Resusitasi jantung-paru (CardioPulmonary Resuscitation - CPR), merupakan
SATGAS PB Satuan Tugas Penanggulangan
cara pertolongan pertama yang dapat dilakukan
Bencana di tingkat Kecamatan.
pada pasien atau korban yang mengalami henti jantung-paru agar korban tetap hidup serta
Sodium Hydrochlorite Unsur kimia yang
kerusakan otak dapat dicegah, sambil menunggu
biasanya digunakan untuk pemutih pakaian
datangnya pertolongan medis.
seperti Bayclin yang bisa digunakan sebagai disinfektan air.
Risiko bencana adalah prakiraan atau yang
Syok Kondisi tubuh yang bisa menyusul
ditimbulkan oleh bencana pada suatu wilayah
cedera parah. Kondisi ini bisa membahayakan
dalam kurun waktu tertentu seperti kematian,
seseorang apabila tidak langsung dirawat.
kemungkinan
potensi
kerugian
luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat. Secara konvensional risiko dinyatakan dalam persamaan Risiko = Bahaya x Kerentanan. Sejumlah disiplin ilmu juga mencakup konsep keterpaparan untuk secara khusus merujuk pada aspek kerentanan fisik. Lebih dari sekedar
mengungkapkan
kemungkinan
adanya
kerugian fisik, sangat penting untuk mengakui bahwa risiko-risiko dapat bersifat melekat atau dapat diciptakan atau ada dalam sistem-sistem sosial. Penting untuk mempertimbangkan konteks sosial dimana risiko terjadi dan oleh karenanya penduduk tidak mesti mempunyai persepsi yang sama tentang risiko dan akarakar penyebabnya. xvi
T Tanggap
darurat
adalah
serangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan segera setelah kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang mencakup kegiatan penyelamatan masyarakat terkena bencana, harta benda, evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsian, pemulihan sarana dan pelayanan kritis.
Transaksi Suatu kejadian dimana dua pihak atau lebih melakukan persetujuan, pemberian atau penerimaan sesuatu.
Trauma adalah cedera yang terjadi pada batin dan tubuh akibat suatu peristiwa tertentu.
Triage kegiatan pemilahan korban-korban menurut kondisinya dalam kelompok untuk mengutamakan perawatan bagi yang paling membutuhkan.
V Vektor adalah agen pembawa penyakit seperti
lalat,
nyamuk,
kutu
dan
tikus,
dimana penyebab wabah penyakit dan kematian dalam banyak situasi bencana.
Y Yodium adalah salah satu unsur gizi yang penting bagi kesehatan orang.
Sumber www.mpbi.org www.peduli-bencana.or.id Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
xvii
Catatan
xviii
Lampiran Tambahan
pendahuluan
Pendahuluan
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)
O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
pendahuluan
Catatan
pendahuluan
Pendahuluan Dalam buku panduan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat Edisi kedua ini Anda akan melihat bahwa usaha Penanggulangan Bencana yang efektif sangat tergantung pada kemampuan masyarakat itu sendiri, dan kemampuan masyarakat untuk bekerjasama dengan organisasi lain seperti pemerintah, LSM lokal dan internasional, dan sektor bisnis untuk mencegah, mengurangi risiko, menangani dan memulihkan situasi dari bencana. Kami berharap paket panduan PBBM ini akan membantu Anda dan masyarakat Anda untuk dapat melakukan kesiapsiagaan terhadap bencana dengan lebih baik lagi. Bencana dan Indonesia Karena letak, geologis, cuaca dan kondisi sosial, Indonesia menjadi negara dengan potensi sosioekonomi yang besar sekali. Sayangnya, kondisi ini juga yang membuat Indonesia mempunyai kerentanan yang sangat tinggi terhadap beragam bencana seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, badai dan angin topan, wabah penyakit, kekeringan dan gunung api. Belakangan ini bencana terjadi hampir setiap tahun di Indonesia. Ditambah lagi pertumbuhan penduduk yang tinggi serta pembangunan yang juga menghasilkan banyak bencana seperti kebakaran kota dan hutan, polusi udara, kerusakan lingkungan, dan terorisme. Bencana muncul ketika ancaman alam (seperti gunung api) bertemu dengan masyarakat yang rentan (perkampungan di lereng gunung api) yang mempunyai kemampuan rendah atau tidak mempunyai kemampuan untuk menanggapi ancaman itu (tidak ada pelatihan atau pemahaman tentang gunung api atau tidak siap siaga). Gabungan keduanya menyebabkan terganggunya kehidupan masyarakat seperti kehancuran rumah, kerusakan harta benda serta korban jiwa. Karena umumnya bahaya bencana dapat terjadi di mana saja dengan sedikit atau tanpa peringatan, maka sangat penting bersiapsiaga terhadap bahaya bencana untuk mengurangi risiko dampaknya. Melalui pendidikan masyarakat dapat dilakukan beberapa hal untuk mengurangi risiko bencana, misalnya: •
Mengurangi ancaman
•
Mengurangi kerentanan
•
Meningkatkan kemampuan menangani ancaman
Tentang buku panduan PBBM (edisi kedua) Paket Panduan PBBM edisi kedua ini merupakan hasil kerjasama Yayasan IDEP dengan sejumlah mitra dan kawan-kawan serta para ahli di berbagai bidang yang menggabungkan pengalaman dan penelitian bertahun-tahun, baik dari dalam maupun luar negeri. Seperti dalam edisi pertama, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia sederhana agar mudah dipahami oleh seluruh kelompok masyarakat. Edisi PBBM ini telah menggabungkan masukan dan rekomendasi dari para ahli, praktisi dan pengguna Edisi Pertama Paket Panduan PBBM. Kami telah menyederhanakan strukturnya sehingga lebih ringkas dan lebih mudah diikutinya dengan tetap mempertahankan keutuhan isi edisi pertama. Kami telah menambah bagian tertentu seperti misalnya menyajikan jenis ancaman lainnya (dari 8 menjadi 13 jenis) dan mengulas isu-isu yang dihadapi masyarakat dengan lebih baik.
pendahuluan
Buku panduan PBBM ini dibuat untuk masyarakat Indonesia yang berisiko terhadap bencana. Oleh karena itu, pengalaman, pembelajaran, usul dan pemikiran Anda tentang buku ini sangat penting. Silakan kirim masukan, saran dan komentar Anda kepada kami, pbbm@idepfoundation.org untuk menjadi masukan dalam perbaikan edisi mendatang.
Siapa yang menggunakan panduan ini? Buku ini dipergunakan oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu dibuat sesuai dengan kondisi dan situasi Indonesia secara umum. Penyesuaian lebih lanjut dari materi ini harus dibuat oleh masyarakat setempat untuk memperoleh hasil yang maksimal, karena kondisi daerah di Indonesia beragam. Panduan ini juga dapat digunakan oleh organisasi kemanusiaan, lembaga pemerintah dan unsur masyarakat yang membutuhkan.
Bagaimana menggunakan panduan ini? Buku panduan dan buku formulir yang menyertainya akan sangat berguna apabila seluruh isinya dibaca dan dipahami sebelum bencana terjadi. Anda juga dapat menggunakan buku ini pada saat atau setelah bencana terjadi dengan langsung membuka bagian yang tepat dan diperlukan. Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) di masyarakat Anda dapat mengaktifkan dukungan dan keterlibatan seluruh anggota masyarakat. Buku panduan ini sebaiknya diperkenalkan kepada seluruh masyarakat melalui pertemuan desa atau umum untuk menjelaskan seluruh isinya. Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan koordinasi lembaga pemerintah yang tepat (misalnya SATGAS PB, SATLAK PB), sehingga mereka tahu kegiatan Anda dan bisa saling membantu. Seluruh tahap praktis dalam usaha penanggulangan bencana dibagi dalam tiga modul, seperti di bawah ini. Masing-masing bagian dilengkapi dengan contoh formulir laporan yang khusus diciptakan untuk bagian tersebut. •
Modul A sebelum bencana
•
Modul B saat bencana
•
Modul C sesudah bencana
•
Lampiran tambahan Pertolongan Pertama Gawat Darurat, perawatan kejiwaan, ketahanan pangan, gizi dan bantuan pangan, fasilitas permukiman sementara, pasokan air bersih, sanitasi dan penyuluhan kebersihan, pelayanan kesehatan, daftar lembaga terkait.
Buku formulir dan tugas relawan Formulir kosong siap pakai. Formulir ini dibuat agar mudah untuk digandakan atau difotokopi sesuai kebutuhan. Formulir juga merinci tugas para relawan KMPB saat terjadi bencana dan sesudah bencana. Jika dibutuhkan, halaman ini dapat digandakan untuk diberikan kepada anggota masingmasing regu dalam tahap tanggap darurat. Tindakan dan langkah yang dijelaskan dalam buku telah diujicoba di beberapa daerah. Untuk mencapai hasil yang efektif, langkah ini harus dilakukan dengan latihan ujicoba di masing-masing kabupaten. Silakan mengubah isi agar sesuai dengan kondisi setempat jika diperlukan.
pendahuluan
Tujuan PBBM Tujuan PBBM adalah agar masyarakat mengetahui semua langkah-langkah penanggulangan bencana sehingga dapat mengurangi ancaman, mengurangi dampak, menyiapkan diri secara tepat bila terjadi ancaman, menyelamatkan diri, memulihkan diri, dan memperbaiki kerusakan yang terjadi agar menjadi masyarakat yang aman, mandiri dan berdaya tahan terhadap bencana. Yang lebih penting lagi, panduan ini menekankan pentingnya tindakan kesiapsiagaan untuk mencegah atau mengurangi risiko bencana.
Sasaran PBBM 1.
Memperkaya pengetahuan masyarakat melalui pendidikan tentang bencana
2.
Meningkatkan kesadaran masyarakat dan kesiapsiagaan bencana, khususnya di wilayah berisiko tinggi
3.
Mengenalkan metode pembuatan peta ancaman dan evakuasi oleh masyarakat setempat
4.
Menguatkan kemampuan masyarakat untuk menanggulangi bencana
5.
Membangun kemampuan masyarakat bekerjasama dengan pihak-pihak terkait
6.
Mengembangkan atau mengaktifkan Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana di masyarakat
7.
Menambah tingkat kesadaran masyarakat tentang lingkungan hidup
8.
Membangun dan memelihara kemandirian masyarakat dalam menanggulangi bencana
Siapa yang melakukan perencanaan? Masyarakat yang sewaktu-waktu dapat mengalami bencana adalah pelaku utama dalam perencanaan penanggulangan bencana. Alasan penulisan buku ini adalah untuk membantu masyarakat merencanakan kesiapsiagaan mencegah atau mengurangi ancaman, mengurangi dampak ancaman, menanganinya pada saat terjadi dan memulihkan kembali setelah bencana. Diharapkan dengan panduan ini, anggota masyarakat dapat bekerjasama untuk membuat rencana yang cocok dan tepat.
Kerangka kerja Dalam setiap kejadian bencana di Indonesia ada berbagai pihak yang bekerjasama berusaha menanggulangi bencana, yaitu: pemerintah, LSM lokal dan internasional dan masyarakat itu sendiri. Hubungan antara pihak-pihak terkait ini sebaiknya dijalin pada tahap sebelum bencana, di bawah koordinasi lembaga pemerintah yang mempunyai tugas utama penanggulangan bencana, sesuai dengan Undang-Undang Penanggulangan Bencana No. 24 Tahun 2007 pada tingkatan daerah masing-masing. Undang-Undang Penanggulangan Bencana (selanjutnya akan disebut UU PB) secara umum merupakan sebuah kemajuan bagus untuk sistem penanggulangan bencana di Indonesia. Sistem lama yang lebih bergantung pada status darurat diubah menjadi pencegahan (preventif ), dengan memberikan kewenangan pada pemerintah daerah dalam menentukan rencana penanggulangan bencana yang digunakan sesuai dengan kearifan lokal setempat.
pendahuluan
Dalam sistem penanggulangan bencana yang lama, di tingkat nasional ada Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana(Bakornas PB) sebagai lembaga antar kementerian yang bertugas mengkoordinir seluruh kegiatan penanggulangan bencana. SATKORLAK PB (Satuan Koordinasi Pelaksana PB) di tingkat propinsi merupakan lembaga antar dinas propinsi yang mengkoordinir kegiatan PB. Kemudian SATLAK PB (Satuan Pelaksana PB) pada tingkat kabupaten; SATGAS (Satuan Tugas) pada tingkat kecamatan; dan LINMAS (Perlindungan Masyarakat) pada tingkat desa. Dalam UU No. 24 Tahun 2007, lembaga-lembaga diatas lebih disederhanakan. Pada tingkat nasional, akan dibentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang setingkat dengan menteri. Untuk daerah, akan dibentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik ditingkatan propinsi maupun kabupaten/kota. Lembaga lain yang berperan penting dalam penanggulangan bencana di Indonesia adalah lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB, misalnya UNICEF, UNESCO, WHO, UNDP, UNHCR, UN-OCHA/UNORC, WFP), LSM lokal dan internasional dan organisasi seperti PMI (Palang Merah Indonesia), Yayasan IDEP, MPBI (Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia), Oxfam, CARE, CRS (Catholic Relief Service). Untuk memperkuat kesiapsiagaan mereka, masyarakat juga bisa mendapatkan pelatihan dari organisasi-organisasi tersebut.
Pengertian bencana Bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang menyebabkan gangguan serius pada masyarakat sehingga menyebabkan korban jiwa serta kerugian yang meluas pada kehidupan manusia baik dari segi materi, ekonomi maupun lingkungan dan melampaui kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasi menggunakan sumber daya yang mereka miliki. Dari pengertian di atas, bencana merupakan sebuah peristiwa yang terjadi karena bertemunya ancaman dari luar terhadap kehidupan manusia dengan kerentanan, yaitu kondisi yang melemahkan masyarakat untuk menangani bencana. Singkatnya ketika ancaman berdampak merugikan manusia dan lingkungan, dan tidak adanya kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya maka peristiwa itu disebut dengan bencana. Hubungan antara ancaman, kerentanan dan kemampuan dapat digambarkan sebagai berikut
A nca ma n X Ke re n t a na n Ke ma m pua n
=
R I S I KO B E N C ANA
Berdasarkan penyebab bahayanya, bencana dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu bencana alam, bencana sosial dan bencana campuran. Bencana alam disebabkan oleh kejadian-kejadian alamiah seperti gempa bumi, tsunami, gunung api, dan angin topan. Bencana sosial atau bencana buatan manusia, yaitu hasil dari tindakan langsung maupun tidak langsung manusia seperti perang, konflik sosial, terorisme dan kegagalan teknologi. Bencana dapat terjadi karena alam dan manusia sekaligus yang dikenal sebagai bencana campuran atau kompleks, seperti banjir dan kekeringan. Jika dilihat dari tempo kejadiannya, ancaman dapat terjadi secara mendadak, berangsur-angsur atau musiman. Contoh ancaman yang terjadi secara mendadak adalah gempa bumi, tsunami, dan banjir bandang, ancaman yang berlangsung secara perlahan-lahan atau berangsur-angsur adalah banjir genangan, rayapan, kekeringan dan ancaman yang terjadi musiman adalah banjir bandang (di musim hujan), kekeringan (di musim kemarau) dan suhu dingin.
pendahuluan
Contoh ancaman dari alam
Contoh ancaman dari ulah manusia
•
Gempa Bumi
•
Konflik
•
Tsunami
•
Perang
•
Gunung Api
•
Seranggan Teroris
•
Angin Topan dan Badai
•
Kegagalan Teknologi
•
Longsor
•
Hama Penyakit
•
Kekeringan, dsb.
Contoh ancaman dari campuran alam dan ulah manusia •
Banjir
•
Longsor
•
Kebakaran Hutan
•
Kekurangan Pangan
Faktor-faktor kerentanan yang berpengaruh antara lain •
Berada di lokasi berbahaya (lereng gunung api, sekitar tanggul sungai, di daerah labil, dll).
•
Kemiskinan
• Pertambahan penduduk yang pesat
•
Perpindahan penduduk desa ke kota
• Perubahan budaya
•
Kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan
• Kurangnya informasi dan kesadaran
Penanggulangan bencana Penanggulangan Bencana adalah serangkaian kegiatan baik sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan memulihkan diri dari dampak bencana. Secara umum kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penanggulangan bencana adalah sebagai berikut: pencegahan, pengurangan dampak bahaya, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan (rehabilitasi dan rekonstruksi), dan pembangunan berkelanjutan yang mengurangi risiko bencana. Berikut adalah gambar siklus penanggulangan bencana secara umum
Ta n g g a p D a r u r at
K e s i a ps i ag a a n Kesiapsiagaan:
Kajian Darurat Rencana Operasional
Peringatan Dini Rencana Siaga
Mitigasi
Pencegahan
Pengkajian Koordinasi Manajemen Informasi Mobilisasi Sumber Keterkaitan Lokal-NasionalInternasional Kerjasama PemerintahMiliter-Masyarakat-SwastaAkademisi
Tanggap Darurat
Pemulihan: Rehabilitasi Rekonstruksi
Pembangunan Kembali Pencegahan & Mitigasi
Pa s c a D a r u r at
Masing-masing kegiatan di atas dapat diterangkan dengan singkat sebagai berikut
pendahuluan
Pencegahan Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan sama sekali atau mengurangi ancaman. Contoh tindakan pencegahan: •
Pembuatan hujan buatan untuk mencegah terjadinya kekeringan di suatu wilayah
•
Melarang atau menghentikan penebangan hutan
•
Menanam tanaman bahan pangan pokok alternatif
•
Menanam pepohonan di lereng gunung
Mitigasi atau pengurangan Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk mengurangi atau meredam risiko. Kegiatan mitigasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu fisik dan nonfisik. Contoh tindakan mitigasi atau peredaman dampak ancaman: •
Membuat bendungan, tanggul, kanal untuk mengendalikan banjir; pembangunan tanggul sungai dan lainnya
•
Penetapan dan pelaksanaan peraturan, sanksi; pemberian penghargaan mengenai penggunaan lahan, tempat membangun rumah, aturan bangunan
•
Penyediaan informasi, penyuluhan, pelatihan, penyusunan kurikulum pendidikan penanggulangan bencana
Kesiapsiagaan Kesiapsiagaan adalah upaya menghadapi situasi darurat serta mengenali berbagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu. Hal ini bertujuan agar warga mempunyai persiapan yang lebih baik untuk menghadapi bencana. Contoh tindakan kesiapsiagaan:
•
Pembuatan sistem peringatan dini
•
Membuat sistem pemantauan ancaman
•
Membuat sistem penyebaran peringatan ancaman
•
Pembuatan rencana evakuasi
•
Membuat tempat dan sarana evakuasi
•
Penyusunan rencana darurat, rencana siaga
•
Pelatihan, gladi dan simulasi atau ujicoba
•
Memasang rambu evakuasi dan peringatan dini
pendahuluan
Tanggap darurat Tanggap darurat adalah upaya yang dilakukan segera setelah bencana terjadi untuk mengurangi dampak bencana, seperti penyelamatan jiwa dan harta benda. Contoh tindakan tanggap darurat: •
Evakuasi
•
Pencarian dan penyelamatan
•
Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
•
Pengkajian cepat kerusakan dan kebutuhan
•
Penyediaan kebutuhan dasar seperti air dan sanitasi, pangan, sandang, papan, kesehatan, konseling
•
Pemulihan segera fasilitas dasar seperti telekomunikasi, transportasi, listrik, pasokan air untuk mendukung kelancaran kegiatan tanggap darurat
Pemulihan Pemulihan adalah upaya yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi hidup dan kehidupan masyarakat seperti semula atau lebih baik dibanding sebelum bencana terjadi melalui kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Contoh tindakan pemulihan: Memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, kesehatan, kejiwaan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan, prasarana transportasi, penyusunan kebijakan dan pembaharuan struktur penanggulangan bencana di pemerintahan. Pembangunan berkelanjutan Pembangunan berkelanjutan adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor risiko bencana sehingga masyarakat akan mampu mencegah, mengurangi, menghindari ancaman atau bahaya dan memulihkan diri dari dampak bencana. Contoh tindakan pembangunan berkelanjutan: membangun prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan, pembaharuan rencana tata ruang wilayah, sistem pemerintahan dan lainnya yang memperhitungkan faktor risiko bencana.
pendahuluan
Penanggulangan bencana berbasis masyarakat Penanggulangan bencana berbasis masyarakat adalah upaya yang dilakukan oleh anggota masyarakat secara terorganisir baik sebelum, saat dan sesudah bencana dengan menggunakan sumber daya yang mereka miliki semaksimal mungkin untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan memulihkan diri dari dampak bencana. Beberapa alasan pentingnya penanggulangan bencana berbasis masyarakat 1.
Penanggulangan bencana adalah tanggungjawab semua pihak, bukan pemerintah saja.
2.
Setiap orang berhak untuk mendapatkan perlindungan atas martabat, keselamatan dan keamanan dari bencana.
3.
Masyarakat adalah pihak pertama yang langsung berhadapan dengan ancaman dan bencana. Karena itu kesiapan masyarakat menentukan besar kecilnya dampak bencana di masyarakat.
4.
Masyarakat yang terkena bencana adalah pelaku aktif untuk membangun kembali kehidupannya.
5.
Masyarakat meskipun terkena bencana mempunyai kemampuan yang bisa dipakai dan dibangun untuk pemulihan melalui keterlibatan aktif.
6.
Masyarakat adalah pelaku penting untuk mengurangi kerentanan dengan meningkatkan kemampuan diri dalam menangani bencana.
7.
Masyarakat yang menghadapi bencana adalah korban yang harus siap menghadapi kondisi akibat bencana.
Oleh karena itu buku panduan ini disusun sedemikian rupa untuk membantu masyarakat dalam membuat perencanaan untuk persiapan sebelum bencana, penanggulangan pada saat terjadi bencana dan pemulihan setelah bencana. Dengan bantuan buku pedoman ini, seluruh anggota masyarakat diharapkan bisa bekerjasama untuk membuat perencanaan yang tepat dan bermanfaat.
Peran masyarakat dalam penanggulangan bencana Pada
saat
setempatlah
kritis, yang
masyarakat mengatasi
dampak bencana pada keluarga dan tetangga dengan menggunakan kemampuan yang mereka miliki. Dalam seringkali
tahap
pemulihan
membutuhkan
yang waktu
panjang dan sumber daya yang banyak, masyarakat memerlukan dukungan karena sumber daya mereka menipis atau habis. 10
pendahuluan
Umumnya yang terjadi adalah pemerintah atau lembaga bantuan dari luar hanya memusatkan perhatian pada upaya tanggap darurat melalui konsultasi yang minim sekali dengan masyarakat setempat dan seringkali masyarakat hanya menjadi obyek proyek bantuan darurat. Pada tahap pemulihan, kegiatan pemerintah dan lembaga bantuan sangat terbatas, apalagi pada tahap sebelum bencana. Melihat kedua hal di atas, maka penting bagi masyarakat untuk menyiapkan diri dengan cara mengurangi ancaman, melakukan kegiatan pengurangan dampak ancaman, kesiapsiagaan, dan meningkatkan kemampuan dalam penanganan bencana. Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan baik apabila masyarakat mengorganisir diri membentuk Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB). Lihat dalam Modul A – Sebelum Bencana. Peranan dan kebutuhan khusus laki-laki, perempuan dan kelompok rentan
dalam
penanggulangan bencana Kemampuan dan pengetahuan perempuan maupun laki-laki berperan penting dalam proses pengambilan keputusan penanggulangan bencana. Masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda sesuai dengan budaya. Laki-laki maupun perempuan sangat penting terlibat dalam Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) di masyarakat. Contohnya, perempuan mempunyai banyak pengalaman dan praktik dalam mengelola hal-hal yang terkait dengan pemeliharaan dasar kehidupan. Keterampilan seperti ini sangat dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan kesiapsiagaan masyarakat, tindakan tanggap darurat dan pemulihan. Laki-laki mungkin lebih mempunyai pengetahuan tentang lahan dan wilayah; dan keterampilan ini berguna untuk pemetaan dalam tahap kesiapsiagaan sebelum bencana dan pencarian serta penyelamatan dalam tanggap darurat dan pemulihan. Karena masing-masing kelompok dalam masyarakat mempunyai kebutuhan yang berbeda maka penting untuk diperhatikan pada setiap tahap bencana. Kebutuhan khusus dan kemampuan kelompok rentan lainnya dalam masyarakat juga harus dipertimbangkan. Yang termasuk dalam kelompok rentan adalah bayi, anak dibawah usia 5 tahun, anak, orang lanjut usia, perempuan hamil dan menyusui, orang dengan kendala gerak dan indera (cacat), orang yang hidup dengan HIV/AIDS dan kelompok minoritas. Sangat penting untuk memastikan orang-orang ini dipertimbangkan dalam Penanggulangan Bencana bukan saja karena kebutuhan mereka harus terpenuhi, tetapi juga karena kemungkinan kontribusi bantuan berharga dari mereka. Dibutuhkan banyak macam keahlian untuk menjalankan tugas penanggulangan bencana dalam KMPB. Berdasarkan kenyataan itu, pentingnya peranan laki-laki, perempuan dan semua anggota kelompok masyarakat harus dipahami dengan jelas. 11
pendahuluan
Catatan
12
pendahuluan
Tentang Ancaman
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)
13
O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
pendahuluan
Catatan
14
pendahuluan
Tentang ancaman 1. Gempa bumi
8. Seranggan teroris
2. Tsunami
9. Kekeringan
3. Tanah longsor 4. Gunung api 5. Badai dan angin topan
10. Kerawanan pangan 11. Kebakaran perkotaan
6. Banjir
12. Kebakaran hutan
7. Konflik sosial
13. Wabah penyakit
Gempa bumi Penyebab Gempa bumi terjadi karena gesekan antar lempeng-lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Pergesekan ini mengeluarkan energi yang luar biasa besar dan menimbulkan goncangan di permukaan. Indonesia sangat rawan gempa karena secara geografis berada dekat dengan lempeng-lempeng yang aktif dan saling berhubungan satu sama lain, serta karena adanya gunung-gunung api yang juga aktif.
Dampak Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan sarana seperti bangunan, jembatan dan jalan-jalan yang besar dan luas. Gempa juga dapat diikuti bencana alam berbahaya seperti tanah longsor dan tsunami (silakan baca bagian tanah longsor dan tsunami pada buku ini). Korban jiwa biasanya terjadi karena tertimpa bagian-bagian bangunan roboh atau obyek berat lain seperti pohon dan tiang listrik. Orang sering terperangkap dalam bangunan runtuh. Gempa bumi sering diikuti oleh gempa susulan dalam beberapa menit, jam, hari atau bahkan minggu setelah gempa yang pertama, walaupun sering tidak sekuat yang pertama. Ancaman gempa susulan adalah runtuhnya bangunan yang telah goyah dan rusak akibat gempa pertama. 15
pendahuluan
Tindakan kesiapsiagaan Merencanakan kesiapsiagaan terhadap bencana tidak hanya mencakup perencanaan fisik bangunan belaka. Setiap orang dalam rumah sebaiknya tahu apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi bila situasi darurat terjadi.
Prinsip rencana siaga untuk rumah tangga •
Sederhana - Rencana darurat rumah tangga dibuat sederhana sehingga mudah diingat oleh seluruh anggota keluarga. Bencana adalah situasi yang sangat mencekam sehingga mudah mencetus kebingungan. Rencana darurat yang baik hanya berisi beberapa rincian saja yang mudah dilaksanakan.
•
Tentukan jalan melarikan diri - Pastikan Anda dan keluarga tahu jalan yang paling aman untuk keluar dari rumah saat gempa. Jika Anda berencana meninggalkan daerah atau desa, rencanakan beberapa jalan dengan memperhitungkan kemungkinan beberapa jalan yang putus atau tertutup akibat gempa.
•
Tentukan tempat bertemu - Dalam keadaan anggota keluarga terpencar, misalnya ibu di rumah, ayah di tempat kerja, sementara anak-anak di sekolah saat gempa terjadi, tentukan tempat bertemu. Yang pertama semestinya lokasi yang aman dan dekat rumah. Tempat ini biasanya menjadi tempat anggota keluarga bertemu pada keadaan darurat. Tempat kedua dapat berupa bangunan atau taman di luar desa, digunakan dalam keadaan anggota keluarga tidak bisa kembali ke rumah. Setiap orang mestinya tahu tempat tersebut.
Prinsip rencana siaga untuk sekolah Sama dengan prinsip rencana siaga di rumah tangga. Gedung sekolah perlu diperiksa ketahanannya terhadap gempa bumi. Sebaiknya sekolah dibangun berdasarkan standar bangunan tahan gempa. Anak-anak sekolah perlu sering dilatih untuk melakukan tindakan penyelamatan diri bila terjadi gempa, misalnya sekurang-kurangnya 2 kali dalam setahun.
Menyiapkan rumah tahan gempa
16
•
Minta bantuan ahli bangunan. Tanyakan tentang perbaikan dan penguatan rumah seperti serambi, pintu kaca geser, garasi, dan pintu garasi. Setidaknya ada bagian rumah yang tahan gempa sebagai titik atau ruang berlindung
•
Periksa apakah pondasi rumah Anda kokoh
•
Jika mempunyai saluran air panas dan gas, pastikan tertanam dengan kuat. Gunakan sambungan pipa yang lentur
•
Letakkan barang yang besar dan berat di bagian bawah rak dan pastikan rak tertempel mati pada tembok
•
Simpan barang pecah-belah di bagian bawah rak atau lemari yang berlaci dan dapat dikunci
•
Gantungkan benda berat seperti gambar, lukisan, dan cermin jauh dari tempat tidur, sofa atau kursi dimana orang duduk
•
Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak dan sambungan gas yang bocor
•
Perbaiki keretakan-keretakan pada atap dan pondasi rumah, dan pastikan hal itu bukan karena kerusakan struktur
pendahuluan
•
Pasang pipa air dan gas yang lentur untuk menghindari kebocoran air dan gas
•
Simpan racun serangga atau bahan yang berbahaya dan mudah terbakar di tempat aman, terkunci serta jauh dari jangkauan anak-anak
•
Hiasan gantung dan lampu diikat kuat agar tidak jatuh pada saat gempa
•
Bila memungkinkan sediakan kasur gulung di dekat tempat-tempat tertentu sebagai alat pengaman kejatuhan barang dari atas
•
Menyediakan helm dekat dengan tempat kerja atau tempat tidur Anda dan gunakan segera ketika terjadi gempa
Tindakan saat terjadi gempa bumi 1.
Bila Anda berada dalam bangunan, cari tempat perlindungan, misalnya di bawah meja yang kuat. Hindari jendela dan bagian rumah yang terbuat dari kaca. Gunakan bangku, meja atau perlengkapan rumah tangga yang kuat sebagai perlindungan
2.
Tetap di sana namun bersiap untuk pindah. Tunggu sampai goncangan berhenti dan aman untuk bergerak
3.
Menjauhlah dari jendela kaca, perapian, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin akan jatuh. Tetap di dalam untuk menghindari terkena pecahan kaca atau bagian-bagian bangunan
4.
Jika malam hari dan Anda di tempat tidur, jangan lari keluar. Cari tempat yang aman di bawah tempat tidur atau meja yang kuat dan tunggu gempa berhenti. Jika gempa sudah berhenti, periksa anggota keluarga dan carilah tempat yang aman. Ada baiknya kita mempunyai lampu senter dekat tempat tidur. Saat gempa malam hari, alat murah ini sangat berguna untuk menerangi jalan mencari tempat aman, terutama bila listrik padam akibat gempa. Lilin dan lampu gas sangat berbahaya, dan sebaiknya tidak digunakan
5.
Jika Anda berada di tengah keramaian, cari perlindungan. Tetap tenang dan mintalah yang lain untuk tenang juga. Jika sudah aman, berpindahlah ke tempat yang terbuka, jauh dari pepohonan besar atau bangunan. Waspada akan kemungkinan gempa susulan
6.
Jika Anda di luar, cari tempat terbuka, jauh dari bangunan, pohon tinggi dan jaringan listrik. Hindari rekahan akibat gempa yang bisa sangat berbahaya
7.
Jika Anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap dalam mobil. Menjauhlah dari jembatan, jembatan layang atau terowongan. Pindahkan mobil jauh dari lalu lintas. Jangan berhenti dekat pohon tinggi, lampu lalu lintas atau tiang listrik
8.
Jika Anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang rapuh, waspadalah dengan batu atau tanah longsor yang runtuh akibat gempa
9.
Jika Anda di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi atau berjarak beberapa ratus meter dari pantai. Gempa bumi dapat menyebabkan tsunami selang beberapa menit atau jam setelah gempa dan menyebabkan kerusakan yang hebat 17
pendahuluan
Tindakan setelah gempa bumi berlangsung Saat Anda dan keluarga terlepas dari ancaman akibat gempa awal
18
1.
Periksa adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong mereka yang terluka atau terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana, kemudian berikan pertolongan pertama jika memungkinkan. Jangan coba memindahkan mereka yang luka serius karena justru bisa memperparah luka.
2.
Periksa keamanan. Periksa hal-hal berikut setelah gempa •
Api atau ancaman kebakaran
•
Kebocoran gas - tutup saluran gas jika diduga bocor dari adanya bau dan jangan dibuka sebelum diperbaiki oleh ahlinya
•
Kerusakan saluran listrik - matikan meteran listrik
•
Kerusakan kabel listrik - menjauhlah dari kabel listrik sekalipun meteran telah dimatikan
•
Barang-barang yang jatuh di dalam lemari (saat Anda membukanya)
•
Periksa pesawat telepon - pastikan telepon pada tempatnya
3.
Lindungi diri Anda dari ancaman tidak langsung dengan memakai celana panjang, baju lengan panjang, sepatu yang kuat dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini akan melindungi Anda dari luka akibat barang-barang yang pecah.
4.
Bantu tetangga yang memerlukan bantuan. Orang tua, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dan orang cacat mungkin perlu bantuan tambahan. Mereka yang jumlah anggota keluarganya besar juga memerlukan bantuan tambahan pada keadaan darurat.
5.
Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk pecahan gelas, kaca, dan obat-obatan yang tumpah.
6.
Waspada dengan gempa susulan. Sebagian besar gempa susulan lebih lemah dari gempa utama. Namun, beberapa dapat cukup kuat untuk merobohkan bangunan yang sudah goyah akibat gempa pertama. Tetaplah berada jauh dari bangunan. Kembali ke rumah hanya bila pihak berwenang sudah mengumumkan keadaan aman. •
Gunakan lampu senter. Jangan gunakan korek api, lilin, kompor gas atau obor
•
Gunakan telepon rumah hanya dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa
•
Nyalakan radio untuk informasi, laporan kerusakan atau keperluan relawan di daerah Anda
•
Kondisikan jalan bebas rintangan untuk mobil darurat
pendahuluan
Tsunami Penyebab Tsunami adalah gelombang besar yang diakibatkan oleh pergeseran bumi di dasar laut. Kata tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti “gelombang pelabuhan” karena bencana ini hanya terjadi di wilayah pesisir.
Kapan tsunami terjadi? Tsunami bisa terjadi kapan saja, pada saat musim hujan ataupun musim kemarau baik siang maupun malam hari. Tanda peringatan akan terjadinya bencana tsunami bisa dilihat di bawah ini.
Dampak •
Banjir dan gelombang pasang yang tinggi
•
Kerusakan pada sarana dan prasarana di sekitar kawasan pesisir
•
Pencemaran sumber-sumber air bersih
Tindakan kesiapsiagaan Mengenali gejala yang mungkin terjadi •
Biasanya diawali gempa bumi yang sangat kuat, biasanya lebih dari 6 skala richter, berlokasi di bawah laut. Anda dapat merasakan gempa tersebut jika berada dekat dengan pusat gempa. Namun tsunami bisa tetap terjadi meskipun Anda tidak merasakan goncangan
•
Bila Anda menyaksikan permukaan laut turun secara tiba-tiba, waspadalah karena itu tanda gelombang raksasa akan datang (merupakan tanda peringatan datangnya tsunami)
•
Hembusan angin berbau air laut yang keras
•
Tsunami adalah rangkaian gelombang. Bukan gelombang pertama yang besar dan mengancam, tetapi beberapa saat setelah gelombang pertama akan menyusul gelombang yang jauh lebih besar
•
Bila Anda melihat laut menjadi berwarna gelap atau mendengar suara gemuruh lebih keras dari biasanya, itu dapat berarti gelombang tsunami sedang mendekat
Saat mengetahui ada gejala akan terjadi tsunami, segera sampaikan pada semua orang, khususnya aparat pemerintah setempat sehingga mereka dapat memberikan tanda peringatan untuk mengungsi. Segera lakukan pengungsian, karena tsunami bisa terjadi dengan cepat hingga waktu untuk mengungsi sangat terbatas. Mengungsi ke daerah yang tinggi dan sejauh mungkin dari pantai, mengikuti tanda evakuasi, melalui jalur evakuasi ke tempat evakuasi. Ikuti perkembangan terjadinya bencana melalui media atau sumber yang bisa dipercaya. 19
pendahuluan
Mengurangi dampak dari tsunami •
Hindari bertempat tinggal di daerah tepi pantai yang landai kurang dari 10 meter dari permukaan laut. Berdasarkan penelitian, daerah ini merupakan daerah yang mengalami kerusakan terparah akibat bencana Tsunami, badai dan angin ribut
•
Disarankan untuk menanam tanaman yang mampu menahan gelombang seperti bakau, palem, ketapang, waru, beringin atau jenis lainnya
•
Ikuti tata guna lahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat
•
Buat bangunan bertingkat dengan ruang aman di bagian atas
•
Bagian dinding yang lebar usahakan tidak sejajar dengan garis pantai
Tindakan saat tsunami berlangsung Prinsip-prinsip cara penyelamatan diri 1.
Bila sedang berada di pantai atau dekat laut dan merasakan bumi bergetar, segera berlari ke tempat yang tinggi dan jauh dari pantai. Naik ke lantai yang lebih tinggi, atap rumah atau memanjat pohon. Tidak perlu menunggu peringatan Tsunami
2.
Tsunami dapat muncul melalui sungai dekat laut, jadi jangan berada di sekitarnya
3.
Selamatkan diri anda, bukan barang anda
4.
Jangan hiraukan kerusakan di sekitar, teruslah berlari
5.
Jika terseret tsunami, carilah benda terapung yang dapat digunakan sebagai rakit
6.
Saling tolong-menolong, ajaklah tetangga tinggal di rumah anda, bila rumah Anda selamat! Utamakan anak-anak, wanita hamil, orang jompo dan orang cacat
7.
Selamatkan diri melalui jalur evakuasi tsunami ke tempat evakuasi yang sudah disepakati bersama
8.
Tetaplah bertahan di daerah ketinggian sampai ada pemberitahuan resmi dari pihak berwenang tentang keadaan aman
9.
Jika anda berpegangan pada pohon saat gelombang tsunami berlangsung jangan membelakangi arah laut supaya terhindar dari benturan benda benda yang dibawa oleh gelombang. Anda dapat membalikan badan saat gelombang berbalik arah kembali ke laut
10. Tetap berpegangan kuat hingga gelombang benar-benar reda
Tindakan setelah tsunami berlalu
20
•
Hindari instalasi listrik bertegangan tinggi dan laporkan jika menemukan kerusakan kepada PLN
•
Hindari memasuki wilayah kerusakan kecuali setelah dinyatakan aman
•
Jauhi reruntuhan bangunan
•
Laporkan diri ke lembaga pemerintah, lembaga adat atau lembaga keagamaan!
•
Upayakan penampungan sendiri kalau memungkinkan. Ajaklah sesama warga untuk melakukan kegiatan yang positif. Misalnya mengubur jenazah, mengumpulkan bendabenda yang dapat digunakan kembali, sembahyang bersama, dan lain sebagainya. Tindakan ini akan dapat menolong kita untuk segera bangkit, dan membangun kembali kehidupan
•
Bila diperlukan, carilah bantuan dan bekerjasama dengan sesama serta lembaga pemerintah, adat, keagaamaan atau lembaga swadaya masyarakat
•
Ceritakan tentang bencana ini kepada keluarga, anak, dan teman Anda untuk memberikan pengetahuan yang jelas dan tepat. Ceritakan juga apa yang harus dilakukan bila ada tandatanda tsunami akan datang
pendahuluan
Tanah longsor Penyebab Pengertian tanah longsor adalah runtuhnya tanah secara tiba-tiba atau pergerakan tanah atau bebatuan dalam jumlah besar secara tiba-tiba atau berangsur yang umumnya terjadi di daerah terjal yang tidak stabil. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya bencana ini adalah lereng yang gundul serta kondisi tanah dan bebatuan yang rapuh. Hujan deras adalah pemicu utama terjadinya tanah longsor. Tetapi tanah longsor dapat juga disebabkan oleh gempa atau aktifitas gunung api. Ulah manusia pun bisa menjadi penyebab tanah longsor seperti penambangan tanah, pasir dan batu yang tidak terkendali.
Gejala umum 1. 2. 3. 4.
Muncul retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing Muncul air secara tiba-tiba dari permukaan tanah di lokasi baru Air sumur di sekitar lereng menjadi keruh Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan
Wilayah-wilayah yang rawan akan tanah longsor •
Pernah terjadi bencana tanah longsor di wilayah tersebut
•
Berada pada daerah yang terjal dan gundul
•
Merupakan daerah aliran air hujan
•
Tanah tebal atau sangat gembur pada lereng yang menerima curah hujan tinggi
Dampak Tanah dan material lainya yang berada di lereng dapat runtuh dan mengubur manusia, binatang, rumah, kebun, jalan dan semua yang berada di jalur longsornya tanah. Kecepatan luncuran tanah longsor, terutama pada posisi yang terjal, bisa mencapai 75 kilometer per jam. Sulit untuk menyelamatkan diri dari tanah longsor tanpa pertolongan dari luar.
Tindakan kesiapsiagaan •
Tidak menebang atau merusak hutan
•
Melakukan penanaman tumbuh-tumbuhan berakar kuat, seperti nimba, bambu, akar wangi, lamtoro, dsb., pada lereng-lereng yang gundul
•
Membuat saluran air hujan
•
Membangun dinding penahan di lereng-lereng yang terjal
•
Memeriksa keadaan tanah secara berkala
•
Mengukur tingkat kederasan hujan
Tindakan saat terjadi tanah longsor •
Segera keluar dari daerah longsoran atau aliran reruntuhan/puing ke area yang lebih stabil
•
Bila melarikan diri tidak memungkinkan, lingkarkan tubuh anda seperti bola dengan kuat dan lindungi kepala Anda. Posisi ini akan memberikan perlindungan terbaik untuk badan Anda 21
pendahuluan
Tindakan setelah terjadi tanah longsor •
Hindari daerah longsoran, dimana longsor susulan dapat terjadi
•
Periksa korban luka dan korban yang terjebak longsor tanpa langsung memasuki daerah longsoran
•
Bantu arahkan SAR ke lokasi longsor
•
Bantu tetangga yang memerlukan bantuan khususnya anak-anak, orang tua dan orang cacat
•
Dengarkan siaran radio lokal atau televisi untuk informasi keadaan terkini
•
Waspada akan adanya banjir atau aliran reruntuhan setelah longsor
•
Laporkan kerusakan fasilitas umum yang terjadi kepada pihak yang berwenang
•
Periksa kerusakan pondasi rumah dan tanah disekitar terjadinya longsor
•
Tanami kembali daerah bekas longsor atau daerah di sekitarnya untuk menghindari erosi yang telah merusak lapisan atas tanah yang dapat menyebabkan banjir bandang
•
Mintalah nasihat untuk mengevaluasi ancaman dan teknik untuk mengurangi risiko tanah longsor
Cara-cara menghindari korban jiwa dan harta akibat tanah longsor • Membangun permukiman jauh dari daerah yang rawan •
Bertanya pada pihak yang mengerti sebelum membangun
•
Membuat peta ancaman - untuk keterangan lebih lanjut lihat bagian A.3 Memperkirakan risiko bencana
•
Melakukan deteksi dini
Gunung api Penyebab Gunung api meletus akibat magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi atau karena gerakan lempeng bumi, tumpukan tekanan dan panas cairan magma. Letusannya membawa abu dan batu yang menyembur dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya. Gunung api bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar pada wilayah radius ribuan kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di bumi ini, seperti yang terjadi pada Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung Krakatau di Propinsi Banten, Indonesia.
Dampak Hasil gunung api
22
•
Gas vulkanik
•
Lava dan aliran pasir serta batu panas
•
Lahar
•
Tanah longsor
•
Gempa bumi
•
Abu letusan
•
Awan panas (Piroklastik)
pendahuluan
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung api. Gas-gas yang dikeluarkan antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2) dan Nitrogen (N2) yang membahayakan bagi manusia. Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung api. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya. Lahar juga merupakan salah satu ancaman bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung api. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental dan mengalir dari lereng gunung. Lumpur ini bisa panas atau dingin. Awan panas adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya karena tidak ada cara untuk menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum gunung meletus. Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir turun dan akhirnya mengendap di dalam dan di sekitar sungai dan lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km per jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan kilometer dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki, dan juga menyebabkan sesak napas sampai tidak bisa bernapas. Abu Letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Dampak abu letusan •
Permasalahan pernapasan
•
Kesulitan penglihatan
•
Pencemaran sumber air bersih
•
Badai listrik
•
Gangguan kerja mesin dan kendaraan bermotor
•
Kerusakan atap
•
Kerusakan ladang dan lingkungan sekitar
•
Kerusakan infrastruktur seperti jalan dan bandar udara
23
pendahuluan
Tindakan kesiapsiagaan Persiapan dalam menghadapi letusan gunung api •
Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman-ancamannya
•
Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
•
Membuat sistem peringatan dini
•
Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api
•
Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api instansi berwenang
•
Membuat perencanaan penanganan bencana
•
Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan
•
Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
•
Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi
yang diterbitkan oleh
Tindakan saat terjadi letusan gunung api Yang sebaiknya dilakukan jika terjadi letusan gunung api
24
•
Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan daerah aliran lahar
•
Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan
•
Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas
•
Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan
•
Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya
pendahuluan
•
Melindungi mata dari debu - bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata
•
Jangan memakai lensa kontak
•
Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
•
Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan
Tindakan setelah terjadi letusan gunung api Yang sebaiknya dilakukan setelah terjadinya letusan gunung api •
Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
•
Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan
•
Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling dan pengapian
Badai dan angin topan Penyebab Angin Topan atau badai besar adalah angin kencang dengan kecepatan 120 km per jam atau lebih. Angin Topan bisa mempunyai kekuatan hembusan angin sampai 200 km per jam yang dibarengi oleh hujan yang sangat lebat sehingga menyebabkan badai di daerah pesisir dan gelombang besar yang sangat kuat di laut. Di pusat badai, mata angin ribut yang bertekanan rendah membentuk kubah air yang tinggi. Ketika seluruh badai bergerak ke daratan, ia mendorong kubah air, sehingga menyebabkan banjir di daratan. Tanda-tanda terjadinya angin ribut • Penurunan suhu dan tekanan udara yang drastis dan tiba-tiba •
Terlihat gumpalan awan gelap, besar dan tinggi
•
Petir dan guruh terlihat dari jauh
•
Terdengar suara gemuruh/guntur dari kejauhan
•
Peringatan dari BMG yang disampaikan melalui media televisi, radio atau surat kabar
Dampak Kekuatan angin dan hujan bisa •
Menyebabkan kerusakan atau kehancuran bangunan
•
Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil
•
Merusak jaringan listrik
•
Menyebabkan erosi di daerah pesisir
•
Menyebabkan banjir
•
Membahayakan keselamatan 25
pendahuluan
Tindakan kesiapsiagaan Masyarakat yang hidup di daerah pesisir dan rawan akan bencana ini, bisa melakukan beberapa tindakan persiapan menghadapi badai dan angin topan dengan: •
Menyadari risiko dan membuat rencana pengungsian - mengetahui risiko dan cara mengungsi yang cepat dan tepat adalah kunci dari tindakan persiapan dan pencegahan ini
•
Melakukan latihan dengan menelusuri jalur-jalur evakuasi - akan mempercepat dan memudahkan proses pengungsian apabila diperlukan nanti
•
Menguatkan atap rumah dengan mengikat atap dengan baik
•
Mengembangkan rencana tindakan •
Kapan harus bersiap untuk menghadapi badai dan angin topan?
•
Apabila diperlukan, berapa lama dibutuhkan untuk mengungsi?
•
Apakah jalur pengungsian perlu diubah karena terlalu sulit?
•
Menyiapkan kebutuhan yang diperlukan - Pada saat peringatan akan adanya badai, setiap keluarga perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti lilin atau lampu senter dengan persediaan baterainya, dan makanan paling sedikit untuk tiga hari
•
Pencegahan di rumah-rumah - Menutup jendela-jendela dan pintu-pintu kaca dengan papan. Berdasarkan penelitian tentang angin disimpulkan bahwa bangunan akan lebih bisa bertahan apabila tidak ada angin yang masuk
•
Persediaan penerangan dan makanan - Dalam bencana badai dan angin topan jaringan listrik sering terganggu atau rusak sama sekali. Karena tidak memungkinkan untuk melakukan perbaikan dengan cepat, maka perlu persediaan lilin atau lampu senter dengan cadangan baterai di dalam rumah. Persediaan makanan bagi setiap anggota keluarga untuk minimal tiga hari adalah suatu keharusan
•
Mendengarkan radio untuk informasi darurat - BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) adalah instansi pemerintah yang bertanggungjawab untuk penelitian dan peringatan akan ancaman. Biasanya badan ini menyiarkan peringatan kepada masyarakat melalui radio: bisa dengan radio komunikasi atau dengan radio komunitas
Tindakan saat terjadi badai dan angin topan Tetap berada di dalam rumah, kecuali apabila dianjurkan untuk mengungsi. Walaupun tidak ada anjuran, masyarakat harus tetap bersiap untuk mengungsi. Apabila dianjurkan untuk tinggal di dalam rumah maka
26
•
Semua persediaan sudah disiapkan
•
Jika diperlukan, tinggal di suatu ruangan yang paling aman di dalam rumah
•
Matikan semua sumber api, aliran listrik dan peralatan elektronik
•
Terus mendengarkan radio agar mengetahui perubahan kondisi
•
Hindari banjir - Apabila banjir masuk ke dalam rumah, jika memungkinkan, naik ke tempat yang lebih tinggi. Waspada terhadap ‘pusat’ angin topan. Pusat badai dan angin topan ini biasanya mencapai radius 30 - 50 km dan badainya bisa mencapai radius 600 km. ‘Pusat’ badai dapat membawa air yang menyebabkan terjadi banjir di daerah pesisir. Pada saat ‘pusat’ badai ini lewat, keadaan biasanya lebih tenang dan tidak berawan, namun ini bukan berarti badai telah berlalu. Tetap tinggal di dalam rumah hingga badai benar-benar berlalu (bisa beberapa jam atau hari).
pendahuluan
Tindakan setelah terjadi badai dan angin topan •
Usahakan untuk tidak segera memasuki daerah sampai dinyatakan aman. Banyak kegiatan berlangsung untuk membenahi daerah yang baru terlanda bencana ini. Untuk memperlancar proses ini sebaiknya orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk
•
Gunakan senter untuk memeriksa kerusakan. Jangan menyalakan aliran listrik sebelum dinyatakan aman. Jauhi kabel-kabel listrik yang terjatuh di tanah. Untuk menghindari kecelakaan, jalan yang terbaik adalah menjauhi kabel-kabel ini
•
Matikan gas dan aliran listrik. Untuk menghindari kebakaran, apabila tercium bau gas segera matikan aliran gas dan apabila ada kerusakan listrik segera matikan aliran dengan mencabut sekring. Ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang benar-benar paham tentang listrik
•
Pergunakan telepon hanya untuk keadaan darurat. Jaringan telepon akan menjadi sangat sibuk pada saat seperti ini. Kepentingan untuk meminta bantuan harus diutamakan
•
Mendengarkan radio untuk mengetahui perubahan kondisi
Banjir Banjir adalah ancaman musiman yang terjadi apabila meluapnya tubuh air dari saluran yang ada dan menggenangi wilayah sekitarnya. Banjir adalah ancaman alam yang paling sering terjadi dan paling banyak merugikan, baik dari segi kemanusiaan maupun ekonomi. Sembilan puluh persen dari kejadian bencana alam (tidak termasuk bencana kekeringan) berhubungan dengan banjir. Jenis banjir yang sering terjadi: bandang atau kiriman dan pasang-surut.
Penyebab •
Hujan - dalam jangka waktu yang panjang atau besarnya curah hujan selama berhari-hari
•
Erosi tanah - menyisakan batuan yang menyebabkan air hujan mengalir deras di atas permukaan tanah tanpa terjadi resapan
•
Buruknya penanganan sampah - yang menyumbat saluran-saluran air sehingga tubuh air meluap dan membanjiri daerah sekitarnya
•
Pembangunan tempat permukiman - dimana tanah kosong diubah menjadi jalan atau tempat parkir yang menyebabkan hilangnya daya serap air hujan. Pembangunan tempat permukiman bisa menyebabkan meningkatnya risiko banjir sampai 6 kali lipat dibandingkan tanah terbuka yang biasanya mempunyai daya serap air tinggi. Masalah ini sering terjadi di kota-kota besar yang pembangunannya tidak terencana dengan baik. Peraturan pembuatan sumur resapan di daerah perkotaan kurang diawasi pelaksanaannya
•
Bendungan dan saluran air yang rusak - walaupun tidak sering terjadi, namun bisa menyebabkan banjir terutama pada saat hujan deras yang panjang
•
Keadaan tanah dan tanaman - tanah yang ditumbuhi banyak tanaman mempunyai daya serap air yang besar. Tanah yang tertutup semen, paving atau aspal sama sekali tidak menyerap air. Pembabatan hutan juga dapat merupakan penyebab banjir
•
Di daerah bebatuan - daya serap air sangat kurang sehingga bisa menyebabkan banjir kiriman atau banjir bandang 27
pendahuluan
Dampak Ancaman wabah penyakit setelah banjir - Pada saat dan sesudah banjir, ada beberapa tempat yang bisa menyebabkan tersebarnya penyakit menular, seperti: tempat pembuangan limbah dan tempat sampah yang terbuka, sistem pengairan yang tercemar dan sistem kebersihan yang tidak baik. Bakteri bisa tersebar melalui air yang digunakan masyarakat, baik air PAM maupun air sumur yang telah tercemar oleh air banjir. Air banjir membawa banyak bakteri, virus, parasit dan bibit penyakit lainnya, termasuk juga unsur-unsur kimia yang berbahaya. Penyakit Diare - diare mempunyai masa pertumbuhan antara 1 - 7 hari. Ikuti petunjuk-petunjuk kebersihan di bawah ini untuk menghindari risiko terjangkit diare. Orang yang terjangkit penyakit ini harus mendapatkan perawatan khusus karena apabila dibiarkan terlalu lama bisa terancam, khususnya pada orang tua dan anak-anak. Penyakit yang disebarkan oleh nyamuk - banjir bisa meningkatkan perkembangbiakan nyamuk secara luas. Bibit-bibit penyakit yang dibawa oleh serangga ini termasuk Demam Berdarah, Malaria, dll. Untuk mencegah sebuah tempat menjadi sarang nyamuk, kosongkan air yang tergenang dan tutup tempat-tempat air yang terbuka. Unsur-unsur kimia seperti pestisida, pupuk kimia dan unsur-unsur dengan bahan dasar minyak bisa mencemari sumber air dan membawa risiko.
Tindakan Kesiapsiagaan Persiapan dalam pencegahan kemungkinan banjir - Untuk menghindari risiko banjir, sebaiknya membuat bangunan di daerah yang aman seperti di dataran yang tinggi dan melakukan tindakantindakan pencegahan. Untuk daerah-daerah yang berisiko banjir, sebaiknya: •
Mengerti akan ancaman banjir - termasuk banjir yang pernah terjadi dan mengetahui letak daerah apakah cukup tinggi untuk terhindar dari banjir
•
Melakukan persiapan untuk mengungsi - dan melakukan latihan pengungsian. Mengetahui jalur evakuasi, jalan yang tergenang air dan yang masih bisa dilewati. Setiap orang harus mengetahui tempat evakuasi, kemana harus pergi apabila terjadi banjir
•
Mengembangkan program penyuluhan - untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman banjir dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memperhitungkan ancaman banjir dalam perkembangan masa depan
•
Memasang tanda ancaman pada jembatan yang rendah - agar tidak dilalui orang pada saat banjir. Adakan perbaikan apabila diperlukan
•
Mengatur aliran air ke luar daerah - pada daerah permukiman yang berisiko banjir
•
Menjaga sistem pembuangan limbah dan air kotor - tetap bekerja pada saat terjadi banjir
•
Memasang tanda ketinggian air - pada saluran air, kanal, kali atau sungai yang dapat dijadikan petunjuk pada ketinggian berapa akan terjadi banjir atau petunjuk kedalaman genangan air
Tindakan di rumah-rumah • • • • 28
Simpan surat-surat penting di dalam tempat yang tinggi, kedap air dan aman Naikkan panel-panel dan alat-alat listrik ke tempat yang lebih tinggi, sekurang-kurangnya 30 cm di atas garis ketinggian banjir maksimum Pada saat banjir, tutup kran saluran air utama yang mengalir ke dalam rumah, dan matikan listrik dari meterannya Pindahkan barang-barang rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi
pendahuluan
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir •
Buat sumur resapan bila memungkinkan
•
Tanam lebih banyak pohon besar
•
Membentuk Kelompok Masyarakat Pengendali Banjir
•
Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir
•
Membangun sistem peringatan dini banjir
•
Menjaga kebersihan saluran air dan limbah
•
Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan bangunan rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan
•
Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan pengendali banjir dan lokasi evakuasi
•
Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air
Tindakan saat terjadi banjir •
Segera menyelamatkan diri ke tempat yang aman
•
Jika memungkinkan ajaklah anggota keluarga atau kerabat atau orang di sekitar Anda untuk menyelamatkan diri
•
Selamatkan barang-barang berharga sehingga tidak rusak atau hilang terbawa banjir
•
Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar untuk tindakan selanjutnya
Tindakan setelah terjadi banjir Mencegah tersebarnya penyakit di daerah banjir Air untuk minum dan memasak Di saat dan sesudah terjadinya banjir, penting untuk memperhatikan kebersihan air yang digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. •
Gunakan air bersih untuk mencuci piring, mencuci, dsb. Jangan menggunakan air yang telah tercemar
•
Rebus atau proses air sebelum digunakan. Merebus air bisa membunuh bakteri dan parasit. Rebus dan biarkan air mendidih sekurang-kurangnya 7 menit. Hanya minum air yang sudah direbus, bukan air mentah
•
Gosok gigi atau buat es dari air bersih yang sudah direbus
•
Air juga bisa diolah dengan klorin atau yodium atau dengan mencampur 4 tetes klorin pemutih pakaian tanpa pewangi (5.25% sodium hypochlorite) dalam 2 liter air. Campur dengan baik dan biarkan, kalau bisa di bawah sinar matahari, selama 30 menit. Cara ini cukup baik untuk mengolah air tapi tidak bisa membunuh semua kuman atau parasit. Jika menggunakan yodium, campurkan 11 tetes yodium (2%) ke dalam 2 liter air. Jika menggunakan tablet pemurni air, ikuti instruksi penggunaannya. Jumlah klorin dan yodium harus digandakan jika air sangat kotor dan keruh 29
pendahuluan
Hal-hal penting tentang sanitasi dan kebersihan Air banjir bisa mengandung kotoran dari limbah air kotor dan limbah industri. Walaupun kontak dengan kulit tidak membahayakan, namun mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar air banjir bisa berisiko bagi kesehatan masyarakat. Pada saat bencana, sangat penting untuk menerapkan langkah-langkah dasar kebersihan ini. Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih: • Sebelum memasak atau makan •
Setelah buang air
•
Setelah melakukan pembersihan
•
Setelah menangani apa saja yang telah tercemar air banjir
Jangan biarkan anak-anak bermain di air banjir. Seringlah mencuci tangan mereka, terutama sebelum makan.
Pembersihan di rumah setelah banjir Setelah menentukan suatu daerah aman dari banjir, semua permukaan harus dibersihkan dan diberi obat pembasmi kuman untuk mencegah tumbuhnya jamur dan lumut. Jika memungkinkan, pakai sepatu karet dan sarung tangan selama melakukan proses pembersihan ini. •
Dinding, lantai dan permukaan lain harus dibersihkan dengan air sabun dan diberi obat pembasmi kuman dengan campuran 1 cangkir cairan pemutih per 2 liter air
•
Perhatian khusus diberikan pada tempat-tempat bermain anak-anak dan tempat-tempat makanan seperti dapur, meja makan, lemari makanan, kulkas, dll.
•
Untuk barang-barang yang sulit dibersihkan, seperti kasur, kursi-kursi dengan jok, dll, keringkan di luar rumah di bawah panas matahari dan kemudian diberi obat pembasmi kuman. Barang-barang yang tidak bisa dibersihkan sebaiknya dibuang saja
Perlu diingat bahwa bibit-bibit penyakit seperti bakteri dan jamur masih bisa tumbuh dan berkembang lama setelah tindakan pembersihan selesai. Oleh sebab itu, disarankan pada masyarakat yang daerahnya telah dilanda banjir untuk mengadakan tindakan pembersihan berulang kali.
Beberapa tindakan untuk menjaga kebersihan •
Buatlah pagar untuk mengelilingi tempat air bersih supaya binatang tidak masuk
•
Bakarlah sampah yang dapat dibakar. Sampah yang tidak dapat dibakar sebaiknya ditanam dalam lubang khusus. Jarak lubang sampah paling tidak 20 meter dari permukiman dan 500 meter dari sumber air bersih
•
Buanglah barang-barang yang sudah kotor terkena air banjir
•
Jangan buang air besar maupun air kecil di dekat tempat air bersih ataupun rumah permukiman
•
Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih •
Sebelum memasak atau makan
•
Setelah buang air
•
Setelah melakukan pembersihan
•
Setelah memegang apa saja yang telah tercemar air banjir
Informasi lebih lanjut tentang sanitasi dan kebersihan dapat dilihat pada lampiran tambahan. 30
pendahuluan
Konflik sosial Konflik adalah pertentangan fisik antara dua pihak atau lebih yang menyebabkan hilangnya hak kelompok masyarakat, timbulnya rasa takut, terancamnya keamanan dan ketentraman, terganggunya keselamatan atau martabat, hilangnya aset dan terganggunya keseimbangan kehidupan masyarakat. Konflik sosial adalah salah satu bagian dari dampak perbedaan kepentingan yang tidak ditangani dengan baik dalam kehidupan masyarakat. Apabila diikuti dengan tindakan kekerasan bisa mengakibatkan bencana bagi masyarakat. Dampak utama dari konflik sosial adalah trauma berkepanjangan pada masyarakat terutama anak-anak. Secara sederhana kekerasan bisa diartikan sebagai tindakan yang menyebabkan kerusakan fisik, mental, lingkungan atau melanggar hak azasi manusia.
Tahap konflik Sebelum memasuki bagian dari pencegahan konflik, sebaiknya mengerti tentang beberapa tahap dalam konflik sosial, seperti di bawah ini: 1. Sebelum konflik - Periode dimana rasa ketidaksesuaian antara dua pihak atau lebih yang memicu munculnya konflik. Mungkin salah satu pihak telah mengetahui adanya persoalan tetapi karena ingin menghindari bentrokan akhirnya tidak diselesaikan. Atau kedua belah pihak memang sengaja atau tidak sengaja meredam perasaan masing-masing (konflik laten). 2. Konfrontasi - Pada tahap ini konflik mulai terbuka. Pihak-pihak yang mempunyai masalah dan pendukungnya mulai melakukan aksi saling menantang. Masing-masing pihak mungkin telah mengumpulkan kekuatan dan mungkin telah mencari sekutu dengan harapan bisa memenangkan konfrontasi. Keadaan menjadi sangat tegang, masing-masing pihak siap untuk berkonfrontasi. 3. Krisis - Ini merupakan puncak konflik, ketika tindakan kekerasan antara kedua pihak terjadi. Dalam konflik yang berskala besar bisa seperti perang yang akhirnya memakan korban. Sangat sulit untuk mengadakan perundingan pada tahap ini. Komunikasi antara pihak-pihak yang berselisih mungkin terputus. Pernyataan-pernyataan yang keluar cenderung saling menuduh dan menentang. 4. Pasca Krisis - Setelah puncak konflik berlalu, situasi membaik dan ketegangan berkurang. Pihak yang terlibat konflik telah berdamai. Namun seringkali masalah utama belum selesai hingga ada kemungkinan krisis muncul kembali. Satu pihak mungkin menaklukan pihak lainnya, atau melakukan gencata senjata (jika perang). Turun tangannya pihak berwenang mungkin dapat menurunkan tingkat ketegangan dan menghentikan pertikaian. 5. Pemulihan dan Pembangunan Kembali - Setelah perselisihan konflik diselesaikan dan tidak ada lagi potensi konflik yang muncul, maka saatnya untuk membangun kembali hubungan diantara pihak yang terlibat. Fokuskan pada upaya interaksi positif dan membangun kerjasama jangka panjang. Bentuk konflik sosial dengan kekerasan • Perkelahian antar perseorangan, kelompok dan masyarakat •
Pembantaian oleh satu masyarakat pada masyarakat lainnya
•
Perusakan bangunan fisik secara sengaja
Penyebab •
Ketidakseimbangan atau ketidakadilan dalam hal ekonomi, politik, sosial, hukum, budaya dan agama
•
Perebutan kepentingan sumber daya alam
•
Kecemburuan perseorangan atau kelompok
•
Ketersinggungan perseorangan atau kelompok
•
Lemahnya penegakan hukum 31
pendahuluan
Dampak •
Korban jiwa, luka-luka
•
Bangunan rusak
•
Hancurnya sarana umum
•
Trauma sosial
•
Kesulitan ekonomi
•
Hancurnya kepercayaan dan kerjasama antar kelompok
•
Pemisahan masyarakat berdasarkan SARA (Suku-Agama-Ras-Antar golongan)
Satu pihak akan mungkin menaklukkan pihak lainnya atau mungkin melakukan gencatan senjata (jika perang tejadi). Satu pihak mungkin akan menyerah atas desakan pihak lain. Kedua belah pihak mungkin akan setuju untuk berunding, dengan atau tanpa bantuan perantara. Turun tangannya pihak yang berwenang mungkin memaksa kedua pihak untuk menghentikan pertikaian. Apapun keadaannya, tingkat ketegangan mulai menurun dengan kemungkinan adanya penyelesaian.
Tindakan kesiapsiagaan •
Memahami dan menghargai pendapat orang lain, memahami permasalahan dan mencari jalan keluarnya
•
Membina komunikasi yang baik dan terbuka, membentuk forum antar agama, politik dan adat
•
Memperkuat rasa persatuan dan menegakkan hukum
•
Mengadakan kegiatan sosial bersama seperti pertandingan olahraga, pasar malam, dsb.
Tindakan saat terjadi konflik •
Jangan mudah percaya pada isu atau gosip yang tidak jelas sumbernya
•
Mintalah keterangan yang pasti dari pihak yang berwenang
•
Hindari kerumunan orang yang tidak jelas maksud dan tujuannya
•
Kerumunan massal biasanya sangat mudah dihasut untuk membuat kerusuhan
•
Jangan membalas kekerasan dengan kekerasan, serahkan kepada pihak yang berwajib untuk menyelesaikannya, minta bantuan pihak lain sebagai penengah dalam perundingan
•
Jika merasa terancam, segera minta bantuan pada pihak Kepolisian
Catatan: Pelaku atau korban dari kerusuhan kebanyakan adalah orang yang hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui penyebab terjadinya. Mengapa harus menjadi korban sia-sia?
Tindakan setelah konflik terjadi Melalui perundingan biasanya situasi bisa diredam dan kemungkinan hubungan bisa menjadi normal kembali. Namun, jika masalah yang menjadi penyebab tidak diselesaikan dengan baik, konflik akan tetap ada. Catatan: Konflik besar kemungkinan berasal dari masalah kecil yang tidak terselesaikan. Selesaikan langsung masalah yang timbul dengan berunding sebelum masalahnya menjadi lebih besar.
Langkah-langkah penyelesaian Pada intinya penyelesaian konflik merupakan tanggungjawab dan kerjasama antar seluruh pihak yang terkait yaitu masyarakat, organisasi dan pemerintah. Untuk itu perlu dilakukan beberapa langkah penyelesaian dengan menentukan langkah yang akan diambil dan pihak yang melaksanakan. 32
pendahuluan
Seranggan teroris Seranggan teroris dikategorikan sebagai bencana karena peristiwa ini bisa menimbulkan banyak korban baik harta maupun jiwa. Tujuan seranggan teroris adalah untuk menyebarkan ketakutan pada masyarakat agar tuntutannya dipenuhi. Bentuknya bermacam-macam, namun yang sering dilakukan adalah seranggan bom. Jenis seranggan lainnya seperti seranggan gas beracun yang terjadi di Jepang atau sabotase sarana penting seperti sarana air bersih, listrik dan lainnya.
Penyebab Seranggan teroris dapat dilatarbelakangi berbagai alasan misalnya ketika orang atau kelompok tertentu merasa tertekan dan dikucilkan. Namun cara penyampaian pesannya berupa seranggan berbentuk kekerasan, penculikan atau sabotase.
Sasaran seranggan teroris - Teroris menyerang lokasi-lokasi strategis • • •
Kantor pemerintahan Sarana utama transportasi Tempat keramaian
• •
Industri penting Sarana umum
• • •
Kebakaran gedung, gas, listrik, dll. Keracunan Panik
Dampak • • •
Terkena serpihan ledakan bom, pecahan kaca Tertimpa reruntuhan bangunan Trauma dan stres berkepanjangan
Tindakan kesiapsiagaan Dalam melakukan tindakan kesiapsiagaan ini dibutuhkan kewaspadaan seluruh pihak baik masyarakat, pemerintah maupun perorangan dalam: •
Menjaga keamanan lingkungan (siskamling, penjagaan keamanan)
•
Melaporkan kepada aparat terdekat jika menemukan orang, kelompok orang atau sesuatu yang mencurigakan
•
Memperketat penjagaan keamanan dengan melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang mencurigakan; memasang palang pada jalan masuk untuk memeriksa kendaraan bermotor di wilayah bangunan penting (kantor, hotel, dll.)
•
Memasang sistem pencegahan dan kebakaran pada bangunan penting
pemadam
Untuk pelayanan darurat dan keamanan •
Memasang alat pendeteksi, kaca cermin untuk memantau bagian bawah mobil, dan alat pelacak bahan peledak
•
Membuat rencana transportasi korban ke rumah sakit
•
Mempersiapkan pemadam kebakaran
•
Membangun pusat penerangan dan komunikasi 33
pendahuluan
Kekeringan Kekeringan adalah ancaman musiman yang terjadi karena berkurangnya atau hilangnya sumber air untuk kebutuhan hidup, pertanian, ekonomi dan lingkungan yang terjadi dalam waktu tertentu dan dapat mempengaruhi atau merugikan masyarakat.
Penyebab Kekeringan disebabkan oleh berbagai keadaan atau akibat yang pada garis besarnya disebabkan oleh gejala alami dan ulah manusia. Gejala alam yang menyebabkan kekeringan adalah perubahan iklim yang disebut fenomena ‘El Nino’ yang mengubah pola cuaca dan berdampak terhadap berkurangnya air hujan. Penyebab kekeringan yang disebabkan oleh ulah manusia •
Penebangan hutan yang merusak daerah resapan air hujan dan kemampuan tanah menahan air
•
Sumber air berkurang
•
Penggunaan tanah yang kurang teratur
•
Perubahan iklim, seperti efek rumah hijau
•
Penggunaan air yang berlebihan
•
Polusi sumber air
Gejala Gejala kekeringan dikenali dengan jarangnya hujan, berkurangnya air di sungai, turunnya permukaan air di sungai, sumur, danau atau waduk. Di daerah pertanian, kekurangan air ditandai oleh rusaknya tanaman. Kekeringan umumnya dapat diramalkan kejadiannya oleh masyarakat setempat dan juga Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), namun biasanya sudah terlambat untuk diantisipasi.
Dampak Tergantung daerah masing-masing, yang sering terjadi bila kekeringan adalah
34
•
Sulitnya mendapatkan air bersih
•
Munculnya penyakit-penyakit, terutama penyakit kulit, penyakit tanaman dan ternak
•
Kekurangan pangan karena berkurangnya atau gagal panen yang selanjutnya dapat mengakibatkan kelaparan
•
Kebakaran di daerah peternakan, pertanian dan hutan
•
Rusaknya lingkungan air tawar yang mengakibatkan berkurangnya ikan, burung dan binatang lain di alam
•
Berkurangnya pendapatan penduduk yang penghasilannya terkait dengan air, seperti petani, petambak
•
Erosi tanah oleh angin dan air
•
Konflik sosial akibat akses terhadap air yang berkurang
pendahuluan
Tindakan Kesiapsiagaan Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi akibat kekeringan •
Membuat sumur resapan sebanyak mungkin
•
Membuat bak penampungan air hujan
•
Menghemat penggunaan air
•
Penanaman kembali daerah resapan air, misalnya dengan tanaman pengikat air seperti pisang, kelapa
•
Pelestarian hutan
•
Membuat organisasi masyarakat yang mengelola penggunaan air
•
Memanfaatkan air limbah dengan mengolah ulang
•
Membuat peta daerah kekeringan
•
Perencanaan penggunaan lahan dan air yang selaras alam
•
Pembuatan peraturan daerah yang mengatur mengenai penggunaan lahan, air, dan hutan
•
Menggunakan jenis tanaman yang memerlukan sedikit air dan tahan terhadap kekeringan
•
Menjalin hubungan dengan stasiun klimatologi setempat agar masyarakat dapat mengantisipasi musim kering dan hujan
Tindakan Saat Terjadi Kekeringan Bila terjadi kekeringan kegiatan yang dapat dilakukan •
Bantuan air bersih yang diambil dari daerah lain
•
Pencarian sumber air bersih yang masih ada
•
Pencarian bantuan dari pemerintah dan LSM
Kerawanan pangan Kerawanan Pangan terjadi apabila setiap orang tidak memiliki akses secara fisik atau secara ekonomi dan tidak memiliki kontrol terhadap pangan yang aman, bergizi dan diterima secara sosial untuk hidup sehat dan produktif sepanjang waktu.
Penyebab Kerawanan pangan dapat disebabkan karena •
Kemiskinan dan pengangguran yang mengakibatkan keterbatasan daya beli masyarakat untuk membeli bahan makanan yang dibutuhkan
•
Kepemilikan tanah yang sangat terbatas untuk menghasilkan bahan makanan atau hasil pertanian untuk diganti dengan bahan pangan
•
Kendala sumber daya alam atau keterbatasan lingkungan alam untuk menyediakan bahan pangan yang cukup
•
Kebijakan ekonomi dan pertanian yang tidak berpihak pada masyarakat miskin
•
Perang dan konflik sosial
•
Hambatan perdagangan
•
Pembangunan pertanian yang tidak memadai 35
pendahuluan
•
Pertumbuhan penduduk yang pesat
•
Ketidaksetaraan sosial dan gender
•
Bencana alam (banjir, gempa bumi, hama, kekeringan, dsb.)
•
Kerusakan lingkungan dan bencana yang disebabkan oleh manusi seperti polusi air, polusi lahan pertanian dengan penggunaan bahan kimia
Kategori kerawanan pangan 1.
Kronik - Terjadi apabila orang hidup dalam situasi dimana jarang atau tidak pernah tersedia cukup suplai bahan pangan.
2.
Berjangka waktu - Terjadi apabila orang tidak memiliki akses terhadap bahan pangan pada beberapa periode tertentu di satu waktu. Kerawanan pangan kategori ini terdiri dari 2 sub kategori •
Sementara - Gangguan persediaan bahan pangan yang dapat terjadi kapan pun dan disebabkan oleh berbagai faktor (antara lain: penghasilan yang tidak tetap). Biasanya kategori ini terjadi dalam jangka pendek
•
Musiman - Gangguan persediaan bahan pangan secara sistematis yang terjadi pada periode tertentu yang sama pada tiap tahun, seperti musim kering tahunan atau musim hama yang muncul pada waktu yang sama setiap tahun
Dampak 1. Kelaparan - Kelaparan merupakan kekurangan pangan absolut yang mempengaruhi sejumlah besar penduduk dalam jangka waktu yang panjang. Kelaparan ini merupakan bencana kerawanan pangan. Kelaparan merupakan krisis sosial-ekonomi yang biasanya dibarengi dengan penyebarluasan kekurangan gizi, kekurangan pangan, penyebaran penyakit dan peningkatan angka kematian. Hal ini bisa disebabkan oleh situasi seperti kekeringan berkepanjangan selama bertahun-tahun atau konflik berkepanjangan seperti perang. 2. Kekurangan pangan - Kekurangan pangan bukan merupakan kelaparan, melainkan mirip dengan kekurangan gizi dan biasanya terkait dengan kemiskinan. Di banyak negara miskin, sering terjadi kekurangan pangan musiman, biasanya pada bulan-bulan sebelum panen tiba saat persediaan makanan menipis. Orang menjadi lemah akibat tidak mendapatkan pangan yang cukup selama berhari-hari. Ketika kekurangan pangan terjadi dalam jangka panjang dan dialami oleh sejumlah besar penduduk sehingga menyebabkan perpindahan penduduk besar-besaran serta kematian, maka kekurangan pangan telah menjadi bencana kelaparan.
Tindakan kesiapsiagaan Sistem peringatan dini untuk kerawanan pangan Dalam rangka menyiapkan sistem peringatan dini yang tepat ketika krisis pangan mengancam, masyarakat perlu mengawasi ketersediaan bahan pangan dan akses mereka terhadap pangan sehinga respon yang tepat dapat segera dilakukan. 36
pendahuluan
Tindakan saat terjadi kerawanan pangan Beberapa langkah yang dapat dipilih untuk mengatasi kerawanan pangan Tipe intervensi
Intervensi tersebut tepat dilakukan apabila/dalam situasi:
Distribusi bahan pangan
• Masyarakat terputus dari sumber pangan mereka • Kekurangan gizi tingkat tinggi yang di luar kebiasaan • Sebagai upaya menyelamatkan jiwa pada saat tanggap darurat dan pemulihan
Pemberian makanan tambahan
• Tingkat angka kekurangan gizi sedang • Kerawanan pangan dalam cakupan yang luas • Sebagai strategi transisi yang jelas untuk mendukung penghidupan masyarakat
Pemberian bahan makanan sebagai upah kerja
• Kehilangan pekerjaan dan kekurangan bahan pangan • Infrastruktur mengalami kerusakan • Kondisi darurat berskala kecil
Kupon makanan / cash vouchers
• Bencana yang terjadi mendadak • Kondisi darurat berskala kecil • Terdapat bahan pangan yang diperdagangkan • Kebutuhan untuk memfungsikan pasar
Hibah
• Pada tahap awal keadaan darurat atau pada tahap rehabilitasi • Bahan pangan tersedia dan pasar berfungsi baik • Tidak dalam situasi konflik
Lapangan kerja
• Kondisi darurat berskala kecil • Bahan pangan tersedia • Kerawanan pangan yang terjadi mengakibatkan kehilangan penghasilan harta benda dan pekerjaan • Untuk wilayah yang lebih parah dibandingkan hibah • Pada tahap pemulihan
Skema peningkatan pendapatan
• Daya jual terbatas • Tahap pemulihan • Bahan pangan dan bahan lain tersedia di pasar
Keuangan mikro
• Pada tahap pemulihan dari kondisi darurat • Konteks relatif aman • Akses terhadap pasar dan bank berfungsi baik • Kondisi ekonomi stabil (tidak terjadi inflasi yang luar biasa) • Angkatan kerja terampil tersedia
Dukungan pasar
• Kerawanan pangan yang terjadi mengakibatkan fragmentasi pasar • Harga bahan pangan lokal tidak stabil • Distribusi langsung tidak memungkinkan karena tidak aman
Penjualan bahan pangan bersubsidi (e.g penjualan beras murah)
• Apabila terjadi persoalan ketersediaan dan akses terhadap bahan pangan
Dukungan pertanian
• Kerawanan pangan yang terjadi disebabkan karena hilangnya produksi tanaman • Tahap pemulihan • Hanya akan berjalan baik bila dilakukan tepat waktu (e.g sesuai dengan musim tanam)
Dukungan ternak
• Kondisi darurat dimana ternak terkena dampak • Terjadi kematian ternak akibat kekurangan pakan dan atau air • Penyakit ternak • Larangan perpindahan ternak
Dukungan perikanan
• Dapat diterapkan bila cukup air dan tenaga untuk mengerjakannya
Sumber: Jaspars et al, 2002 dalam Food Security Assessment Guidelines, Agustus 2003
Informasi lebih lanjut tentang gizi dapat dilihat pada lampiran tambahan. 37
pendahuluan
Kebakaran perkotaan Kebakaran di perkotaan merupakan kejadian yang paling sering terjadi, terutama pada musim kering. Di daerah-daerah rawan, kebakaran terjadi hampir setiap hari dengan beragam penyebab.
Prinsip kebakaran
BAHAN MUDAH TERBAKAR
Ada 3 bahan dasar yang perlu ada agar terjadi kebakaran yaitu oksigen, panas, dan bahan mudah terbakar. Dengan menghilangkan salah satu dari ketiga bahan dasar tersebut, kita dengan mudah menghindari kejadian kebakaran dan menanganinya bila terjadi. OKSIGEN
PANAS
Penyebab Penyebab yang paling sering terjadi di perkotaan adalah rokok, obat nyamuk bakar atau dupa yang lupa dimatikan atau dibuang sembarangan, kompor yang meledak, sambungan pendek listrik (korsleting), kembang api yang mengenai atap yang mudah terbakar dan kebakaran yang disebabkan oleh bom molotov atau roket. Sering juga kebakaran perkotaan atau kebakaran rumah di pedesaan disebabkan oleh akibat ancaman lain, misalnya karena akibat gempa bumi, badai.
Tindakan kesiapsiagaan Sebelum kebakaran terjadi, yang dapat kita lakukan adalah:
38
•
Memeriksa sambungan listrik, terutama pada rumah-rumah lama. Bila memungkinkan kabel-kabel listrik yang sudah lama diganti. Sambungan-sambungan kabel dilapisi selotip listrik
•
Memeriksa kompor. Pada kompor minyak, sumbu-sumbu diperiksa ketinggiannya dan kebersihannya
•
Meletakkan bahan-bahan mudah terbakar berjauhan dengan kompor atau kabel-kabel listrik
•
Menyediakan karung pasir, tonggak pengait dan alat pemadam kebakaran
•
Mengenal cara kerja dan melatih diri menggunakan alat pemadam kebakaran
•
Memeriksa batas waktu pakai alat pemadam kebakaran (buatan pabrik)
•
Bila memungkinkan memasang alat pendeteksi kebakaran
•
Menyimpan barang-barang berharga (uang, perhiasan, ijazah, sertifikat rumah/tanah, sertifikat usaha) di tempat yang tidak mudah terbakar
•
Di sekolah, guru-guru dapat melatih anak-anak sekolah mengenai kebakaran, pencegahan dan bagaimana mengevakuasi diri bila terjadi kebakaran
•
Pada musim kemarau atau kering, saling mengingatkan agar tidak membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarangan
•
Bila menginap di penginapan, perhatikan jalur-jalur evakuasi dan petunjuk bila terjadi kebakaran
•
Mematikan mesin bila mengisi bahan bakar pada stasiun penjualan bahan bakar
•
Menyiapkan rencana siaga bila terjadi kebakaran
•
Menempatkan nomor telepon Dinas Kebakaran Kota di tempat yang mudah dijangkau dan dilihat bila terjadi kebakaran
pendahuluan
Tindakan saat terjadi kebakaran Pada saat kebakaran terjadi, kita dapat melakukan: •
Melapor kejadian kebakaran kepada pihak berwenang: Dinas Kebakaran Kota atau Polisi
•
Menjauhkan bahan-bahan mudah terbakar atau meledak lainnya dari jangkauan api, seperti minyak tanah, gas, bensin, obat nyamuk cair, kertas, plastik, kain dan kayu
•
Memadamkan sumber kebakaran dengan menghilangkan elemen-elemen yang menyebabkan timbulnya api, seperti mengurangi jumlah oksigen di daerah dekat kebakaran dengan menutupi kompor sumber api dengan karung basah atau pasir
•
Mengevakuasi korban kebakaran
•
Segera melaksanakan pertolongan pertama pada korban kebakaran. Lihat penanganan luka bakar
Tindakan setelah terjadi kebakaran Setelah kebakaran terjadi, yang dapat kita lakukan adalah: •
Mendata korban kebakaran
•
Mendata kerusakan akibat kebakaran
•
Mengenali penyebab kebakaran dan memperbaikinya
•
Mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan untuk perbaikan selanjutnya
•
Memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan
Kebakaran hutan dan lahan Apa itu kebakaran hutan dan lahan Kebakaran hutan dan lahan adalah sebuah kejadian terbakarnya kawasan hutan/lahan baik dalam luasan yang besar maupun kecil. Kebakaran hutan dan lahan seringkali tidak terkendali dan bila ini terjadi maka api akan melahap apa saja dihadapannya mengikuti arah angin. Kebalikannya, penyebaran api kebakaran di lahan gambut justru tidak mengikuti arah angin. Titik api justru berada di kedalaman lebih dari 2 meter. Pada kawasan gambut, rembetan api akan meluas ke segala arah dan sulit diperkirakan penyebarannya. 39
pendahuluan
Mengapa terjadi kebakaran hutan atau lahan Kebakaran terjadi karena dua hal: karena ulah manusia baik disengaja maupun tidak dan karena terbakar dengan sendirinya. Kebakaran dengan sendirinya tidak terjadi disembarang tempat. Kebakaran ini hanya terjadi pada daerah yang tanahnya mengandung batubara. Pada daerah lain mustahil terjadi kebakaran semacam ini. Hal ini disebabkan oleh jenis hutan alam Indonesia yang termasuk dalam kategori hutan tropis (tropical forest) atau hutan hujan basah (rain forest) sehingga lantai hutan selalu dalam keadaan basah atau lembab. Untuk unsur kesengajaan, manusia sengaja melakukannya untuk membuka dan membersihkan lahan. Pembakaran hutan dalam waktu singkat juga diyakini dapat meningkatkan kesuburan tanah. Pada beberapa kelompok masyarakat yang masih memiliki kearifan tradisional, pembakaran hutan dilakukan sebulan sebelum musim penghujan. Hal ini diperlukan karena hutan/lahan yang terbakar dalam waktu yang lama justru kehilangan kesuburan tanah. Untuk unsur ketidaksengajaan biasanya terjadi pada musim kemarau panjang. Dalam musim kemarau, sebatang rokok yang dibuang ke semak yang kering akan mampu menimbulkan api apabila angin bertiup perlahan. Bekas api unggun yang tidak mati dengan sempurna juga mampu memicu terjadinya kebakaran hutan/lahan.
Dampak Dampak bagi kesehatan manusia - Kebakaran hutan atau lahan menghasilkan bahan kimia berbahaya •
Karbon dioksida
•
Karbon monoksida
•
Sulfur
•
Dioksida
•
Methan
•
Nitrogen oxida
•
Berbagai bahan organik
•
Amonia
•
Partikel kecil yang dilepaskan dari elemen karbon
Semua bahan di atas tersebut sangat berbahaya apabila dihirup oleh manusia. Penyakit yang bisa ditimbulkan diantaranya infeksi saluran pernafasan akut, bronkitis, keracunan dan diare hingga bisa menyebabkan kematian. Dampak sosial budaya dan ekonomi • Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat dan terganggunya aktivitas sehari-hari •
Peningkatan jumlah hama
•
Terganggunya kesehatan: infeksi saluran napas, diare, dll.
Dampak terhadap ekologis dan kerusakan lingkungan • Hilangnya sejumlah spesies flora dan fauna •
Terjadinya banjir di daerah yang hutan gambutnya terbakar
•
Polusi udara dan air
•
Pada jangka panjang dapat menurunkan kesuburan tanah
Secara fisik
40
•
Tanah menjadi rusak dan terbuka sehingga ketika hujan lapisan tanah teratas akan terbawa ke sungai dan mengendap di sana (sedimentasi). Lama kelamaan sungai menjadi dangkal sehingga ketika musim hujan yang panjang akan terjadi banjir
•
Mempercepat proses penggerusan lapisan hara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh subur.
pendahuluan
Secara kimia Terjadinya peningkatan keasaman tanah. Secara biologi Membunuh organisme tanah yang bermanfaat bagi upaya peningkatan kesuburan tanah. Kerugian dari kebakaran hutan atau lahan •
Hilangnya tegakan kayu hutan di hutan
•
Hilangnya hasil hutan nonkayu, seperti karet, damar, rotan, dll.
•
Hilangnya tumbuhan maupun bibit yang bermanfaat bagi manusia, misalnya tanaman obat, dll.
•
Hilangnya tempat berekreasi
•
Hilangnya fungsi penyediaan air bagi pertanian
•
Hilangnya flora dan fauna yang memperkaya pengetahuan manusia
•
Cepatnya perubahan iklim dan pemanasan global
Tindakan kesiapsiagaan 1.
Jangan melakukan pembakaran untuk melakukan pembukaan lahan
2.
Mintalah petunjuk kepada Dinas Kehutanan dan Perkebunan maupun Dinas Pertanian setempat tentang tata cara pembukaan lahan tanpa membakar
3.
Informasikan dan minta masyarakat waspada pada efek negatif pembakaran hutan
Bila dinas setempat tidak memilikinya, lakukan cara berikut ini 1.
Tebanglah pohon dan semak belukar pada lahan yang ingin Anda gunakan untuk berkebun
2.
Potong-potong/cacah pohon/ranting/semak tersebut dan sebarkan ke sekeliling lahan Anda
3.
Jangan gunakan bahan kimia untuk mematikan pohon/semak. Dalam jangka panjang, penggunaan bahan kimia terus menerus akan membuat tanah kehilangan kemampuan untuk beregenerasi (mengembalikan kesuburan), akibatnya kebutuhan Anda akan pupuk di masa mendatang akan semakin meningkat
4.
Biarkan sisa semak dan pepohonan yang telah Anda cacah tersebut mengering selama lebih kurang sebulan. Bila memungkinkan siramkan air ke segala penjuru lahan Anda untuk mempercepat proses pembusukan
5.
Tanamlah bibit Anda di sela-sela batang pohon, potongan ranting atau semak tersebut. Hal tersebut sangat berguna sebagai pupuk bagi tanaman Anda
6.
Bangunlah sumur di lahan Anda sehingga Anda tidak akan kesulitan mencari air seandainya terjadi kebakaran yang tidak terkendali di lahan ataupun di luar lahan Anda. Jangan lupa agar kampung Anda menyediakan setidaknya dua buah mesin pompa air untuk menyedot dan menyemprotkan air ditambah selang sepanjang minimal 50 meter, dua buah
7.
Bila memungkinkan, galilah parit di sekeliling lahan Anda, di sekeliling rumah Anda dengan dalam atau lebar minimal 30 x 30 cm. Periksalah menjelang musim kemarau agar tidak terjadi pendangkalan. Parit ini sangat berguna untuk mencegah api memasuki lahan atau daerah rumah Anda 41
pendahuluan
8.
Ajak tetangga dan warga kampung Anda untuk membuat sistem peringatan sederhana apabila terjadi kebakaran. Kentongan merupakan sarana yang paling murah untuk sebuah sistem peringatan. Pukullah kentongan sebanyak mungkin apabila terjadi kebakaran hutan atau lahan untuk memperingatkan tetangga-tetangga Anda
Tindakan saat terjadi kebakaran hutan dan lahan 1.
Pukullah kentongan untuk memberitahu tetangga, warga kampung Anda dan pemerintah daerah setempat
2.
Buatlah tim kecil 4 - 5 orang dan masing-masing menggunakan mesin robin (mesin pompa air yang menggunakan bensin) dan selang yang tersedia untuk melakukan pemadaman. Bawalah parang dan cangkul
3.
Bila dirasa air tak akan mampu menghentikan kebakaran, lakukan cara ini: •
Tebang pohon yang ada di daerah tersebut sebanyak-banyaknya dan tumpuk di mana api akan datang. Ingat! api datang berdasarkan arah angin. Basahi telunjuk Anda dan acungkan ke atas untuk merasakan dari mana arah angin datang
•
Mulailah menggali dengan jarak lebih kurang 10 meter dari tumpukan pohon. Gali dengan kedalaman dan lebar 30 x 30 centimeter, lalu dengan mesin robin tuangkan air sebanyakbanyaknya ke dalam saluran tersebut
•
Pada lahan gambut, Anda hanya cukup membelah tanah gambut dengan parang yang tajam sedalam mungkin pada dua sisi yang berbeda dengan jarak antar sisi 30 centimeter. Bila persediaan air dalam gambut masih cukup banyak maka tanah hasil tebasan parang Anda akan tenggelam dengan sendirinya dan membentuk parit
•
Bersiap-siaplah untuk mengambil langkah-langkah penyelamatan diri dan keluarga Anda Yang dilakukan bila kebakaran hutan dan lahan mengurung Anda 1.
Jangan panik 2.
Basahi telunjuk Anda dan ancungkan untuk mengetahui arah angin 3.
Kumpulkan keluarga Anda, minta mereka untuk memakai sepatu yang bukan terbuat dari karet dan supaya memakai celana panjang dari bahan katun yang cukup tebal
6.
42
4.
Ambil selimut atau seprai tebal atau kain sarung dari katun atau bahan non-sintetis (misalnya rayon, polyester dll.) berlapis-lapis dan tutuplah sekujur tubuh Anda kecuali mata
5.
Siramlah air sebanyak-banyaknya sehingga selimut, seprai, sarung dan tubuh Anda menjadi basah kuyup
Teroboslah api sambil berlari mengikuti arah angin sampai ke tempat yang benar-benar aman. Jangan lari melawan arah angin
pendahuluan
Wabah penyakit Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata, jauh melebihi keadaan biasanya. Wabah biasanya dibawa oleh vektor seperti cacing, lalat, nyamuk, kutu dan tikus, dimana menyebabkan terjadinya wabah penyakit dan kematian dalam banyak situasi bencana.
Penyebab •
Penyakit infeksi seperti virus bakteri dan organisme lain seperti malaria dan cacing dapat menular melalui air, udara, makanan, manusia atau bahkan binatang dan serangga
•
Wabah pada tanaman dapat disebabkan karena serangga
Dampak •
Meningkatnya jumlah tanaman, hewan atau manusia yang menderita penyakit tertentu, sesuai dengan penyebabnya, yang bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat mengakibatkan kematian.
Contoh-contoh wabah •
Wabah pada manusia: flu burung, SARS, demam berdarah, demam kuning, malaria, tuberculosis, HIV/AIDS, ebola, sampar, pes, demam keong (schistosomiasis), cacar, campak, diare, kolera dan penyakit kuku dan mulut
•
Wabah pada hewan: penyakit kuku dan mulut, rabies dan flu burung
•
Wabah pada tanaman: hama tikus, serangga, wereng, virus tanaman dan bakteri
Tindakan kesiapsiagaan •
Peningkatan kesehatan umum dan penyehatan lingkungan (penggunaan jamban yang sehat, pengelolaan sampah)
•
Penyuluhan dan kampanye penyadaran untuk masyarakat
•
Pengamatan yang terus menerus, deteksi dini dan pengobatan yang tepat serta cepat
•
Waspadalah pada penyakit yang ada di sekitar lingkungan anda dan bisa berdampak pada masyarakat
•
Karantina penderita
•
Pengobatan penderita dan anggota keluarga terdekatnya
•
Imunisasi bagi yang belum terkena
•
Pengendalian vektor (mahluk pembawa penyebab wabah); misalnya dengan menguras genangan air, menutup tempat genangan, penggunaan kelambu yang sudah diberi obat untuk menghindari nyamuk (penyebab dari demam berdarah dan malaria) dan pemusnahan sumber virus (misalnya unggas pada flu burung)
•
Pemantauan penderita
Informasi lebih lanjut tentang sanitasi, kebersihan dan pelayanan kesehatan dapat dilihat pada lampiran tambahan. 43
pendahuluan
Catatan
44
• Pentingnya kesiapsiagaan • Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) • Memperkirakan faktor risiko bencana • Pembuatan rencana • Rencana pengungsian
Sebelum Bencana
•
Dibuat oleh Yayasan IDEP untuk keterangan lebih lanjut : www.idepfoundation.org/pbbm
Sebelum Bencana
Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat
sebelum bencana
Catatan
46
Sebelum Bencana
Pentingnya Kesiapsiagaan
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
sebelum bencana
Catatan
48
sebelum bencana
A.1 Pentingnya kesiapsiagaan Tujuan Mengurangi ancaman Untuk mencegah ancaman secara mutlak memang mustahil, seperti gunung api meletus. Namun ada banyak cara atau tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ancaman atau mengurangi akibat ancaman. Contoh: Untuk mencegah banjir, sebelum musim hujan masyarakat bisa membersihkan saluran air, got dan sungai serta tidak membuang sampah di sembarang tempat, apalagi di sungai.
Mengurangi kerentanan masyarakat Kerentanan masyarakat dapat dikurangi apabila masyarakat sudah mempersiapkan diri, akan lebih mudah untuk menentukan tindakan penyelamatan pada saat bencana terjadi. Persiapan yang baik akan bisa membantu masyarakat untuk melakukan tindakan yang tepat guna dan tepat waktu. Contoh: Masyarakat yang pernah dilanda bencana gunung api meletus dapat mempersiapkan diri dengan melakukan pengawasan aktifitas gunung api dan membuat perencanaan evakuasi, penyelamatan serta mendapatkan pelatihan kesiapsiagaan bencana.
Mengurangi akibat Untuk mengurangi penderitaan akibat suatu ancaman, masyarakat perlu mempunyai persiapan supaya bisa cepat bertindak apabila terjadi bencana. Contoh: Umumnya pada kasus bencana, masalah utama adalah persediaan air bersih. Akibatnya banyak masyarakat yang terjangkit penyakit menular. Dengan melakukan persiapan terlebih dahulu, kesadaran masyarakat akan pentingnya sumber air bersih bisa mengurangi kejadian penyakit menular.
Menjalin kerjasama Tergantung dari cakupan bencana dan kemampuan masyarakat, penanganan bencana bisa dilakukan oleh masyarakat itu sendiri atau apabila diperlukan bisa bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait. Untuk menjamin kerjasama yang baik, pada tahap sebelum bencana ini masyarakat perlu menjalin hubungan dengan pihak-pihak seperti Puskesmas, Polisi, Aparat Desa atau Kecamatan. 49
sebelum bencana
Catatan
50
Sebelum Bencana
Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB)
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
sebelum bencana
Catatan
52
sebelum bencana
A.2 Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) Apa dan kenapa KMPB? KMPB adalah organisasi yang terdiri dari anggota masyarakat manapun, baik laki-laki maupun perempuan, yang peduli pada penanggulangan bencana dalam bentuk dan nama apapun sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dan dibentuk atas hasil keputusan bersama. Masyarakat sendiri berhak untuk melakukan segala usaha untuk mengurangi risiko dan dampak bencana. Banyak contoh berhasil yang telah diterapkan oleh kelompok-kelompok masyarakat di negara-negara lain. KMPB muncul sebagai upaya penyatuan sumber-sumber yang dimiliki oleh masyarakat untuk menanggulangi bencana yang dihadapi bersama. Pembentukannya dapat merupakan bentukan perorangan atau kelompok yang sudah ada dalam masyarakat yang bersama-sama sesuai kemampuan masing-masing menyumbang agar dapat menanggulangi bencana secara tepat guna dan tepat waktu. KMPB dapat menjadi bagian pemerintahan Desa yang dibentuk oleh Pemerintah Desa atau Kepala Desa. Di tempat lain, KMPB dapat juga merupakan organisasi swadaya masyarakat di luar jalur pemerintahan Desa atau merupakan gabungan beberapa organisasi masyarakat yang sudah ada di Desa.
Manfaat KMPB Jam-jam pertama adalah masa kritis bagi korban bencana. Banyak korban yang akhirnya meninggal atau menjadi cacat seumur hidup karena tidak mendapatkan pertolongan segera. Oleh karena itu, perlu disiapkan sebuah kelompok masyarakat yang memiliki kemampuan untuk menanggulangi hal-hal tersebut. Tugas utama Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) ini adalah membuat perencanaan untuk mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi di wilayahnya. Apabila diperlukan, KMPB bisa bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dalam menanggulangi bencana seperti Polisi, TNI, SAR, dll. 53
sebelum bencana
Memilih anggota KMPB Anggota KMPB misalnya •
Wakil-wakil organisasi yang ada di Desa, misalnya organisasi Perempuan Desa (Pengurus Program Kesejahteraan Keluarga/PKK), organisasi Karang Taruna, organisasi Tani atau Nelayan, pengurus POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu), organisasi perlindungan masyarakat (Pecalang, LINMAS)
•
Perorangan yang mampu dan sanggup melibatkan diri dalam KMPB
•
Gabungan keduanya
Anggota kelompok harus dipilih berdasarkan kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas yang dibutuhkan. Keanggotaan kelompok harus seimbang antara laki-laki dan perempuan, orang tua dan kaum muda. Anggota perempuan harus terlibat dalam seluruh proses penanggulangan bencana, sejak saat pengkajian, analisis, perencanaan, pengerahan sumber-sumber, pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Beberapa contoh kriteria anggota KMPB •
Sehat
•
Mewakili salah satu kelompok masyarakat
•
Punya kemauan dan waktu untuk terlibat
Formulir A-01 - Anggota Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana dapat digunakan untuk mencatat anggota KMPB, seperti contoh berikut.
Anggota Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) No
Jabatan
Telepon
Alamat
1
Siti Sundari
Kelompok KMPB
Koordinator
081 234 234xxx
RT 12/RW 08
2
Armansyah
Seksi Siaga
Koordinator
081 234 234xxx
RT 12/RW 08
3
Suroso
Regu Peringatan Dini
Anggota
987 xxx
RT 33/RW 02
4
Made Nurbawa
Regu Pemetaan
Anggota
085 637 23xxx
RT 42/RW 10
5
Agus Samijaya
Seksi Tanggap Darurat
Koordinator
987 xxx
RT 11/RW 11
6
Dewanda G
Regu Perintis
Anggota
082 361 23xxx
RT 03/RW 21
7
Suharto B
Regu Penyelamatan
Koordinator
tidak ada
RT 12/RW 22
8
Maria Dolores
Regu Penyelamatan
Anggota
081 344 34xxx
RT 03/RW 23
9
Herman Purnomo
Regu Keamanan
Anggota
987 xxx
RT 03/RW 24
10
Yuyun Raharja
Regu Pengungsian
Anggota
081 191 59xxx
RT 55/RW 16
11
Pieter Tambunan
Regu Kebakaran
Anggota
82 561 89xxx
RT 03/RW 12
12
Yani Hartati
Seksi Komunikasi
Koordinator
987 xxx
RT 12/RW 13
13
Nita Tobing
Dokumentasi & Administrasi
Koordinator
tidak ada
RT 12/RW 14
14
Ratna Effendi
Dokumentasi & Administrasi
Anggota
987 xxx
RT 13/RW 20
15
Ni Ketut Wulandari
Informasi & Hubungan Luar
Koordinator
987 xxx
RT 42/RW 10
16
Ni Putu Ariati
Seksi Kesejahteraan
Koordinator
tidak ada
RT 11/RW 11
17
Tony Suriajaya
Regu Pertolongan Pertama
Koordinator
081 191 59xxx
RT 03/RW 21
18 19 20
54
Nama
Regu
Nita Sundari Lokasi : Desa Wonokerto Tanggal Mengisi : 24 Juni 1999 Pengisi :
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-01
Trisna Purwati Regu DapurA-01, Umum Anggota Kelompok Koordinator Masyarakat 081 191 59xxxPenanggulangan RT 55/RW 16Bencana Cara mengisi Formulir Nancy Latu Regu Dapur Umum Anggota tidak ada RT 03/RW 12 (KMPB): Tulis semua anggota KMPB yang telah dipilih, menurut regu dan jabatan di dalam regu Heti Damayanti Regu Dapur Umum Anggota tidak ada RT 12/RW 13 tersebut dengan dilengkapi nomor telepon dan alamat lengkap.
sebelum bencana
Pengorganisasian KMPB Besarnya jumlah anggota KMPB ini tergantung pada besarnya wilayah, besarnya cakupan kemungkinan bencana dan sumber daya manusia yang ada. Kelompok ini kemudian dibagi menjadi beberapa regu sesuai dengan kebutuhan yang masing-masing memiliki tugas khusus. Masingmasing regu memilih seorang koordinator. Pilihlah orang-orang yang mempunyai kemampuan dan kemauan sesuai dengan tugas yang ditunjuk. KMPB ini sebenarnya adalah alat atau wadah operasional yang efektif dalam penanganan bencana di masing-masing Desa atau KeLurahan.
Tentang pelatihan KMPB Untuk meningkatkan kemampuan regu-regu ini, bisa diadakan pelatihan-pelatihan khusus untuk tiap-tiap regu. Banyak organisasi yang menyediakan pelatihan-pelatihan khusus ini. KMPB bisa menghubungi organisasi-organisasi tersebut melalui telepon atau dengan mengirim permohonan secara tertulis. Alamat dan nomor teleponnya bisa didapatkan melalui buku telepon, di kantor telepon atau kantor pos setempat. Setelah mendapatkan pelatihan, anggota KMPB bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pelatihan yang didapat. Untuk lebih jelas mengenai instansi yang memberikan pelatihan khusus untuk regu masing-masing, lihat bagian ‘Lampiran Tambahan’.
55
sebelum bencana
Tugas KMPB Contoh struktur organisasi KMPB
Koordinator Umum KMPB
Seksi
Seksi
Seksi
Seksi
Siaga
Tanggap Darurat
Komunikasi
Kesejahteraan
(SG)
(TD)
(KM)
(SJ)
SG-1
TD-1
KM-1
SJ-1
Regu Peringatan Dini
Regu Perintis
Regu Administrasi & Dokumentasi
Regu Pertolongan Pertama
SG-2
TD-2
KM-2
SJ-2
Regu Pemetaan
Regu Penyelamatan
Regu Informasi Hubungan Luar
Regu Dapur Umum
TD-3
KM-3
Regu Keamanan
Regu Relawan
TD-4
56
Regu Pengungsian
TD-5 Regu Kebakaran
TD-6
Regu Logistik
sebelum bencana
Ringkasan tugas KMPB dalam setiap tahap Seksi atau Regu
Sebelum bencana (kesiapsiagaan)
Saat bencana (tanggap darurat)
Sesudah bencana (pemulihan)
Bekerjasama, pelatihan dari
Koordinator Umum KMPB
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggungjawab atas seluruh kegiatan KMPB. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan seluruh anggota KMPB, juru bicara masyarakat
Koordinator (SG) Seksi Siaga
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggungjawab atas seluruh kegiatan Seksi Siaga. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi
Memantau perkembangan bencana, bencana susulan dan dampak bencana
Tentukan tindakan pemulihan, menganalisa kerusakan akibat bencana
Dinas Kehutanan, Pertanian, Pengairan, InfoKom, Permukiman & Prasarana Wilayah, BMG, DVMB, SATGAS, Polisi, Koramil, ORARI, RAPI
Pemetaan pemulihan
BAKOSURTANAL, BAPPEDA, DVMB, PMI, LSM, SATLAK, Universitas, BMG, PU, DinSos
SG-1-Regu Peringatan Dini
Melatih diri, mengenali tanda awal ancaman, bangun jaringan komunikasi, melatih warga
SG-2-Regu Pemetaan
Melatih diri, Mengumpulkan data, membuat peta ancaman, peta kerentanan, peta risiko, sosialisasi daerah-daerah bahaya
Koordinator (TD) Seksi Tanggap Darurat
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggungjawab atas seluruh kegiatan Seksi Tanggap Darurat. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi
TD-1 – Regu Perintis
Melatih diri, Menyiapkan dan memelihara peralatan untuk membuka jalan
Memperbaiki jalan, membuka jalan baru, menyiapkan tempat pengungsian
Merawat sarana jalan, jembatan, rambu jalan
SAR, TNI, Polisi, PU, Pencinta Alam, BMG, PMI, SATLAK
TD-2 – Regu Penyelamatan
Melatih diri, melatih warga menyelamatkan diri, menyediakan dan memelihara peralatan
Mencari, menyelamatkan dan memindahkan korban yang masih hidup
Mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh Regu Penyelamatan sebelum dan saat bencana, membuat usulan untuk perbaikan
SAR, BMG, SATLAK, TNI, Polisi, PMI, LSM, Pencinta Alam
TD-3 – Regu Keamanan
Melatih diri, mengenali risiko keamanan dan cara pengamanan
Mengamankan jalur daerah bencana dan menjamin keamanan
Menjaga tempat penyimpanan persediaan, menjaga keamanan daerah
TNI, Polisi
TD-4 – Regu Pengungsian
Melatih diri, membuat rencana dan jalur evakuasi, memasang rambu evakuasi, memimpin latihan evakuasi masyarakat atau warga, persiapan lokasi dan sarana pengungsian, misalnya air, jamban, makanan cadangan dll.
Memimpin dan mengawasi proses pengungsian, membuat daftar pengungsi
Memelihara sarana evakuasi, misalnya air, sanitasi, kebersihan, listrik, sampah, jalan dll.
SAR, PMI, TNI, Polisi, PU, SATLAK
TD-5 – Regu Kebakaran
Melatih diri, melatih warga memadamkan kebakaran, memantau faktor risiko kebakaran, menyediakan dan merawat alat pemadam kebakaran
Memadamkan kebakaran, mematikan aliran listrik, membantu Regu Penyelamatan
Memeriksa dan mengendalikan bahan yang mudah terbakar, misalnya bahan bakar, kompor, tabung gas, sambungan listrik dll.
Membuat peta dampak bencana, peta wilayah
Dinas Pemadam Kebakaran, Polisi, TNI, PMI
57
sebelum bencana
Seksi atau Regu
Saat bencana (tanggap darurat)
Bekerjasama, pelatihan dari
TD-6 – Regu Logistik
Koordinator (KM) Seksi Komunikasi
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggungjawab atas seluruh kegiatan Seksi Komunikasi. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi, juru bicara masyarakat
KM-1– Regu Administrasi & Dokumentasi
Melatih diri, menyalin, menggandakan dan menyebarkan formulir, menyimpan buku PBBM, menjalin komunikasi
POSKO KMPB, menyebarkan dan mengisi formulir, menjalin komunikasi, membuat laporan
POSKO KMPB, menerima bantuan, menyalurkan bantuan uang, melaporkan kegiatan di papan informasi Desa
PMI, Dinas Sosial, SATLAK, LSM
KM-2 – Regu Informasi & Hubungan Luar
Melatih diri, menjalin hubungan baik dengan organisasi dan media luar
Menghubungi Instansi gawat darurat, meminta bantuan, hubungan luar, menyampaikan laporan
Meneliti sumber dukungan, menjaga hubungan luar, laporan ke donor
Persatuan Wartawan atau Jurnalis, Media Massa, SATLAK, Dinas Infokom, LSM, PMI
KM-3 – Regu Relawan
Melatih relawan, Mengumpulkan informasi tentang relawan yang bisa membantu di dalam KMPB
Menghubungi Instansi relawan, mengerahkan dan menempatkan relawan di Regu terkait
Merawat relawan, memberikan penghargaan yang pantas, mencari dan mengerahkan relawan bila dibutuhkan
LSM, Pencinta Alam, PMI, SAR, Mahasiswa, Karang Taruna
Koordinator (SJ) Seksi Kesejahteraan
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggungjawab atas seluruh kegiatan Seksi Kesejahteraan. Menampung dan menangani masalah/keluhan, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi
SJ-2 – Regu Dapur Umum
Bekerjasama dengan Regu Dapur Umum untuk mengelola Pos Kesejahteraan, mengumpulkan perkiraan kebutuhan dasar dan darurat serta melaporkan
Sesudah bencana (pemulihan)
Melatih diri, mendaftar sumber-sumber cadangan masyarakat yang bisa digunakan, mencari tahu sumber bantuan yang bisa diperoleh, menentukan tempat penyimpanan barang
SJ-1– Regu Pertolongan Pertama
58
Sebelum bencana (kesiapsiagaan)
Melatih diri dalam pertolongan pertama, menjalin relasi yang baik dengan lembaga-lembaga kesehatan
Menilai kondisi korban dan melakukan PPGD, membuat laporan
Melatih diri mengenai dapur umum, menyiapkan dan memelihara peralatan dapur umum, menyiapkan dan memeriksa kondisi bahan makanan cadangan
Menyediakan makanan dan minuman untuk masyarakat dan orang yang bertugas, menyediakan kebutuhan khusus kelompok rentan: bayi, anak, perempuan hamil, perempuan menyusui, orang lanjut usia, orang sakit dan penyandang cacat (warga yang punya kebutuhan khusus: buta, tuli, lumpuh)
Menyalurkan bantuan
Depot Logistik, PMI, Dinas Sosial
Memenuhi kebutuhan kesehatan dasar masyarakat, membuat laporan kesehatan
Dinas Kesehatan, PMI, PUSKESMAS, Rumah Sakit, Lembaga kesehatan lainnya
Menyediakan makanan dan minuman bagi orang yang membutuhkan
Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, penjual makanan, Depot Logistik, PMI, TNI, LSM
sebelum bencana
Perincian tugas setiap regu KMPB Perincian tugas Koordinator Umum KMPB Koordinator mendukung penuh segala kegiatan Seksi-Seksi dan regu-regu dengan menjalin kerjasama yang baik. Koordinator Umum juga bertanggungjawab atas pemecahan masalah serta memenuhi kebutuhan organisasi di setiap tahap penanggulangan bencana.
Formulir PBBM yang bisa diisi oleh Koordinator Umum •
B-01 Daftar Komunikasi Harian
•
D-01 Evaluasi Sebelum Bencana
•
D-02 Evaluasi Tanggap Darurat Saat Bencana
•
D-03 Evaluasi Koordinator & Regu KMPB
Semua formulir ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di tahap sebelum bencana menghadapi ancaman dan mengurangi risiko.
Perincian tugas Koordinator Seksi Di dalam KMPB ada empat koordinator Seksi:
1. Koordinator Seksi Siaga (SG), yang bertanggungjawab untuk •
SG-1 – Regu Peringatan Dini
•
SG-2 – Regu Pemetaan
2. Koordinator Seksi Tanggap Darurat (TD), yang bertanggungjawab untuk •
TD-1 – Regu Perintis
•
TD-4 – Regu Pengungsian
•
TD-2 – Regu Penyelamatan
•
TD-5 – Regu Kebakaran
•
TD-3 – Regu Keamanan
•
TD-6 – Regu Logistik
3. Koordinator Seksi Komunikasi (KM), yang bertanggungjawab untuk •
KM-1 – Regu Administrasi dan Dokumentasi
•
KM-2 – Regu Informasi dan Hubungan Luar
•
KM-3 – Regu Relawan
4. Koordinator Seksi Kesejahteraan (SJ), yang bertanggungjawab untuk •
SJ-1 – Regu Pertolongan Pertama
•
SJ-2 – Regu Dapur Umum
59
sebelum bencana
Koordinator-koordinator Seksi ini bertugas menjadi penampung masalah yang dihadapi anggotanya, sekaligus melibatkan mereka untuk memecahkan permasalahan bersama-sama. Masing-masing Koordinator Seksi ini diharapkan untuk bisa mendukung penuh segala kegiatan regu-regu dengan menjalin kerjasama yang baik di setiap tahap penanggulangan bencana. Formulir-formulir PBBM yang bisa diisi oleh koordinator Seksi •
B-01 – Daftar Komunikasi Harian
Perincian tugas SG1 - Regu Peringatan Dini Dalam tahap sebelum bencana •
Regu Peringatan Dini perlu melatih diri dalam peringatan dini
•
Mengenali tanda-tanda awal terjadinya ancaman bencana dan segera menyampaikan kepada anggota masyarakat yang lain
•
Membangun jaringan, cara dan sarana komunikasi antar warga untuk menyampaikan kemungkinan terjadinya ancaman bencana
•
Agar upaya peringatan dini berhasil maka regu ini perlu melatih warga masyarakat bereaksi terhadap peringatan
•
Mengadakan hubungan dengan organisasi-organisasi deteksi dini, untuk mempelajari tentang gejala bencana, regu ini sebaiknya membina hubungan secara rutin dengan organisasi-organisasi deteksi dini (seperti BMG, Dinas Pengairan, Pusat Pemantau Kegiatan Gunung Api), organisasi radio atau komunikasi (Dinas InfoKom, ORARI, RAPI). Hasil dari pengetahuan ini dilaporkan kepada koordinator Seksi dan warga masyarakat
Semua anggota Regu Tanggap Darurat bisa membantu dalam kegiatan-kegiatan di atas ini. Dalam tahap saat bencana •
Memantau perkembangan suatu bencana dan terus mengawasi kemungkinan bencana susulan dan melaporkan perkembangan situasi kepada Koordinator Seksi
•
Menilai dampak bencana yang terjadi. Tugas ini bisa merupakan kerjasama dengan instansi peringatan dini
Dalam tahap sesudah bencana
60
•
Menentukan tindakan pemulihan, menganalisis kerusakan akibat bencana
•
Menentukan prioritas kebutuhan sarana dan prasarana yang menDesak untuk mengurangi penderitaan masyarakat. Prioritas-prioritas ini termasuk sarana-sarana penting yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari seperti: •
Air bersih
•
MCK untuk umum
•
Jalan ke lokasi bencana
•
Alat komunikasi hubungan masyarakat dengan pihak luar
•
Alat penerangan atau listrik
•
Sekolah sementara
sebelum bencana
•
Gudang penyimpanan persediaan
•
Tempat permukiman sementara
•
Sarana Kerohanian sementara
•
Pos kesehatan
•
Sumber daya manusia dan bahan-bahan
Bisa bekerjasama atau dapat pelatihan dari •
Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, Dinas Pengairan, Dinas InfoKom, BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika), SATGAS, Koramil, Polisi, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (DVMB), Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpras), ORARI, RAPI
Formulir-formulir PBBM yang bisa diisi oleh regu ini •
A-04 Bencana Yang Pernah Terjadi
•
A-05 Perkiraan Sumber Daya Desa
•
A-09 Prioritas Tindakan Yang Diperlukan
•
A-10 Rencana Tindakan Pencegahan
•
B-01 Daftar Komunikasi Harian
•
B-04 Laporan Kondisi Sarana
•
C-03 Data Perkiraan Kondisi dan Kebutuhan Sanitasi
•
C-08 Data Perkiraan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Semua formulir dan pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di tahap sebelum bencana dalam menghadapi ancaman.
Perincian tugas SG2 – Regu Pemetaan Dalam tahap sebelum bencana Perkiraan dan penelitian lingkungan •
Tugas pertama untuk regu ini adalah mengumpulkan data dan keterangan dari masyarakat dan keadaan lingkungan
•
Regu ini bersama anggota masyarakat lainnya mengenali ancaman-ancaman, sumber ancaman, tanda-tanda, waktu kejadian, bagian masyarakat yang mungkin terkena ancaman (misalnya: ladang, sawah, ternak, perahu, lingkungan, kelompok manusia umur tertentu)
•
Bersama masyarakat mengenali kerentanan (kelemahan) warga yang berakibat pada ketidakmampuan mereka menangani ancaman, misalnya lokasi yang dekat dengan ancaman, pengetahuan, sikap terhadap perubahan, kekerabatan, gotong royong, kepadatan penduduk, tumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik, perusakan bakau, penebangan pohon di daerah resapan air, selokan yang tersumbat, jumlah warga yang rentan (bayi, anak, orang lanjut usia, perempuan hamil, perempuan menyusui)
•
Bersama anggota masyarakat lain mengenali sumber-sumber yang dimiliki oleh warga masyarakat untuk menangani bencana misalnya cadangan makanan, sumber air alternatif, sumber papan, tenaga terlatih yang ada di Desa (kader kesehatan, mantri, bidan, tukang, dukun beranak, guru, penyuluh, pemuka agama). Untuk keterangan lebih lanjut tentang hal ini, lihat bagian A.3 ‘Memperkirakan Faktor Risiko Bencana’ 61
sebelum bencana
Hasil pengumpulan semua data ini kemudian menjadi unsur-unsur yang diperlukan untuk pembuatan peta ancaman, peta kerentanan, peta kemampuan dan peta risiko bencana. Untuk petunjuk lengkap tentang proses pembuatan Peta Ancaman ini, lihat bagian A.3 ‘Memperkirakan Faktor Risiko Bencana’. Dalam tahap saat bencana •
Membantu Seksi Tanggap Darurat
•
Membuat peta dampak bencana, peta wilayah yang masih perlu bantuan, peta daerah konsentrasi pengungsian dan menempatkan peta-peta tersebut di tempat yang mudah dijangkau warga
Dalam tahap sesudah bencana •
Menentukan tenaga kerja dan bahan-bahan setempat yang tersedia untuk kebutuhan pemulihan
•
Pemetaan pemulihan - untuk keterangan lebih lanjut bisa lihat bagian C.9 ‘Pemulihan Jangka Panjang’
Bisa bekerjasama atau mendapat pelatihan dari •
BAKOSURTANAL, BAPPEDA, BMG, PMI, LSM, SATLAK, DVMB, PU – Kimpras, Dinas Sosial
Formulir-formulir PBBM yang bisa diisi oleh regu ini •
A-07 Data Peta Ancaman
•
A-08 Perkiraan Lokasi Orang
Semua formulir dan pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di tahap Sebelum Bencana dalam menghadapi ancaman.
Perincian tugas TD1 - Regu Perintis Dalam tahap sebelum bencana •
Melatih diri, melatih warga masyarakat
•
Menyiapkan dan memelihara peralatan untuk membuka jalan, misalnya parang, gergaji, kapak, cangkul, tali tambang, linggis, tangga, kompas, senter, radio panggil (jika tersedia)
•
Mendapat pelatihan dan membina hubungan dengan organisasi yang terkait
Dalam tahap saat bencana •
Menjamin kelancaran jalur keluar masuk dari lokasi bencana dan membantu persiapan tempat penampungan pengungsi
•
Pada kasus bencana tertentu, lokasi kadang sulit dijangkau atau ada kerusakan jalan ke wilayah tersebut. Pada kondisi seperti ini, Regu Perintis berperan penting dalam memperbaiki jalan atau membuka jalan baru untuk jalur pengungsi dan bantuan
Dalam tahap sesudah bencana Membantu pembangunan kembali sarana dan prasarana yang dibutuhkan masyarakat, termasuk pembuatan fasilitas sanitasi dan permukiman sementara serta jalan. Bisa bekerjasama atau dapat pelatihan dari • BMG, PMI, SATLAK, TNI, Polisi, PU, SAR, Pencinta Alam 62
sebelum bencana
Perincian tugas TD2 - Regu Penyelamatan Dalam tahap sebelum bencana •
Melatih diri dan melatih warga menyelamatkan diri
•
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan untuk mengurangi kemungkinan bencana. Contoh: •
Kalau ada bukit yang gundul, regu ini menganjurkan dan menggerakkan masyarakat membuat terasering dan menanam pepohonan agar tidak terjadi tanah longsor; pengurangan kemiringan lereng dan tindakan sesuai lainnya
•
Menganjurkan dan menggerakkan masyarakat untuk menguatkan atap rumah di wilayah yang rentan angin kencang (badai)
•
Menganjurkan dan menggerakkan masyarakat untuk membuat penampung air hujan dan menanam pohon di wilayah rawan kekeringan
•
Menganjurkan dan menggerakkan masyarakat untuk membuat tanggul di daerah rawan banjir
•
Menganjurkan dan menggerakkan masyarakat untuk menanam bakau di daerah rawan tsunami
•
Menganjurkan dan menggerakkan masyarakat menanam bahan pangan jenis lain di daerah rawan pangan
•
Regu ini juga menyiapkan dan memelihara alat-alat penyelamatan, misalnya: pelampung, rakit, ban dalam, perahu
•
Membantu Regu Peringatan Dini dalam usaha pencegahan, pengurangan risiko, untuk mendapat pelatihan dan membina hubungan dengan organisasi yang terkait
Dalam tahap saat bencana •
Menolong, menyelamatkan, mencari korban yang masih hidup
•
Melakukan pemisahan korban bencana menurut kondisinya
•
Mencari orang yang belum ditemukan
•
Mengevakuasi, mendata dan membuat laporan mengenai korban meninggal
•
Menyediakan laporan orang yang belum ditemukan dan kondisi korban ke Posko KMPB
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai korban meninggal dan korban terluka lihat bagian B.3 ‘Tanggap Darurat Saat Bencana’. Pada lampiran tambahan bagian PPGD ada petunjuk pembuatan tandu dan pertolongan penderita gawat darurat (PPGD). Dalam tahap sesudah bencana Mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh Regu Penyelamatan sebelum dan saat bencana, membuat usulan untuk perbaikan. Bisa bekerjasama atau mendapat pelatihan dari •
BMG, PMI, LSM, SATLAK, TNI, Polisi, SAR, Pencinta Alam
Formulir-formulir PBBM yang bisa diisi oleh regu ini •
B-01 Daftar Komunikasi Harian
•
B-02 Daftar Pemisahan Korban Bencana / TRIAGE
Semua formulir dan pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di tahap sebelum bencana dalam menghadapi ancaman bencana dan membantu pembuatan laporan keadaan saat bencana. 63
sebelum bencana
Perincian tugas TD3 - Regu Keamanan Dalam tahap sebelum bencana • Melatih diri dan warga untuk mengenali risiko keamanan (orang-orang yang mencurigakan di wilayahnya) dan cara pengamanan •
Menyiapkan serta memelihara peralatan dan sarana keamanan misalnya kentongan, senter, radio panggil, pentung
•
Membantu Regu Peringatan Dini, Regu Penyelamatan dan Regu Pengungsian dalam usaha pencegahan serta melaksanakan pelatihan
•
Membina hubungan dengan organisasi yang terkait
Dalam tahap saat bencana • Mengamankan jalur, menutup daerah bencana dari orang yang tidak berkepentingan dan menjamin keamanan •
Melarang orang yang tidak berwenang dan tidak berkepentingan untuk masuk ke daerah bencana
•
Menjaga keamanan lokasi bencana agar regu lainnya bisa melakukan tugas tanpa gangguan
•
Menutup daerah bencana dengan memberikan tanda batas. Tanda bisa dibuat dengan tali yang kemudian diganti oleh Polisi dengan garis batas Polisi
Dalam tahap sesudah bencana •
Mengatur masuknya bantuan ke lokasi bencana dan menjaga tempat penyimpanan persediaan barang atau bantuan
•
Memasang tanda petunjuk jalan terdekat mulai dari luar batas Desa sampai ke lokasi bencana untuk kemudahan jalur bantuan
•
Mencegah terjadinya tindakan kriminal di lokasi bencana
Bisa bekerjasama atau mendapat pelatihan dari •
TNI, Polisi
Formulir-formulir PBBM yang bisa diisi oleh regu ini • B-01 Daftar Komunikasi Harian •
B-03 Daftar Kehadiran di Lokasi Bencana
Semua formulir dan pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di tahap sebelum bencana dalam menghadapi ancaman dan membantu proses pengamanan lokasi di tahap saat bencana.
64
sebelum bencana
Perincian tugas TD4 - Regu Pengungsian Dalam tahap sebelum bencana •
Melatih diri dan melatih warga melakukan evakuasi
•
Membuat perkiraan jumlah calon pengungsi
•
Membuat rencana dan jalur evakuasi, memasang rambu evakuasi, persiapan lokasi dan sarana pengungsian. Contoh persiapan lokasi: pembuatan jamban (1 jamban untuk 20 orang), penyediaan sumber dan tempat penampungan air, penyediaan makanan cadangan yang harus diperiksa setiap beberapa bulan
•
Menentukan dan mengumumkan lokasi yang aman untuk mengungsi kepada masyarakat
•
Mendapat pelatihan dan membina hubungan dengan organisasi yang terkait
•
Memperhitungkan kebutuhan alat angkut dan mengenali alat angkut yang tersedia di dalam Desa sendiri dan sekitarnya
Dalam tahap saat bencana •
Memimpin pengungsian
•
Membuat daftar pengungsi
•
Memanfaatkan kendaraan yang dimiliki warga setempat (kuda, andong, becak, gerobak, perahu, motor, truk, sepeda) dan apabila tidak cukup bisa minta bantuan pada warga sekitar
•
Mendirikan POSKO, fasilitas sementara dan pos-pos bantuan kemanusiaan. Lihat bagian A.5 ‘Rencana Pengungsian’ untuk keterangan lebih lanjut tentang pengungsian
Dalam tahap sesudah bencana •
Memelihara sarana tempat pengungsian misalnya jumlah dan kualitas air, keamanan tempat pengungsian, sanitasi atau kebersihan, listrik, tempat sampah, jalan
•
Koordinasi konstruksi permukiman sementara, termasuk sanitasi dan kebutuhan lain
Bisa bekerjasama atau mendapat pelatihan dari •
SAR, TNI, Polisi, PU, PMI, SATLAK
Formulir-formulir PBBM yang bisa diisi oleh regu ini •
A-11 Persiapan Pengungsian
•
B-01 Daftar Komunikasi Harian
•
C-02 Data Perkiraan Keadaan Pengungsian
Semua formulir dan pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di tahap sebelum bencana dan tahap saat bencana.
65
sebelum bencana
Perincian tugas TD5 - Regu Kebakaran Dalam tahap sebelum bencana •
Melatih diri dan melatih warga memadamkan kebakaran
•
Mengenali faktor risiko kebakaran dan melakukan pencegahan
•
Menyediakan atau mempersiapkan dan memelihara alat pemadam kebakaran misalnya karung pasir, pipa air, tiang pengait, tabung pemadam kebakaran
•
Memasang tanda peringatan akan bahaya kebakaran
•
Mendapat pelatihan dan membina hubungan dengan organisasi yang terkait
Dalam tahap saat bencana •
Memadamkan kebakaran
•
Mematikan aliran listrik
•
Memindahkan barang berbahaya (mudah terbakar)
•
Membantu Regu Penyelamatan dalam pencarian korban
Setelah Pemadam Kebakaran pemerintah tiba di lokasi, Regu Kebakaran KMPB bisa memberikan keterangan tentang sumber air yang tersedia dan membantu kegiatan yang diperlukan. Dalam tahap sesudah bencana •
Memeriksa dan mengendalikan penggunaan bahan mudah terbakar misalnya bahan bakar, kompor, tungku, tabung gas, sambungan listrik, petromaks, lampu minyak.
•
Mendidik masyarakat untuk tidak membakar sampah sembarangan
Bisa bekerjasama atau mendapat pelatihan dari •
Dinas Pemadam Kebakaran, TNI, Polisi, PMI
Formulir-formulir PBBM yang bisa diisi oleh regu ini •
B-01 Daftar Komunikasi Harian
Semua formulir dan pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di tahap saat bencana dalam menghadapi ancaman bencana.
66
sebelum bencana
Perincian tugas TD6 - Regu Logistik Dalam tahap sebelum bencana •
Melatih diri dan mendaftar sumber-sumber cadangan masyarakat yang bisa digunakan untuk mengetahui sumber bantuan yang bisa diperoleh di dalam dan di luar Desa
•
Menjalin hubungan dengan sumber-sumber bantuan
•
Bersama warga masyarakat menyepakati kriteria calon
Dalam tahap saat bencana •
Mendaftar nama penerima bantuan dari luar
•
Bersama warga mendaftar kebutuhan bantuan dari luar dan menyampaikannya kepada koordinator Seksi, warga dan sumber bantuan dari luar
•
Menyalurkan bantuan kepada anggota masyarakat yang sudah diseleksi
Dalam tahap sesudah bencana •
Bersama warga masyarakat mendaftar kebutuhan bantuan dari luar untuk pemulihan
•
Menyalurkan bantuan
Bisa bekerjasama atau mendapat pelatihan dari •
Depot Logistik, PMI, Dinas Sosial
Formulir-formulir PBBM yang bisa diisi oleh regu ini •
B-09 Daftar Penentuan Kebutuhan Darurat
•
C-01 Data Keadaan Umum Masyarakat
•
C-04 Kebutuhan Dasar Perorangan Atau Keluarga
•
C-05 Data Perkiraan Kebutuhan Rumah Tangga
•
C-06 Data Perkiraan Kebutuhan Permukiman
67
sebelum bencana
Perincian tugas KM1 - Regu Administrasi dan Dokumentasi Dalam tahap sebelum bencana •
Melatih diri
•
Menyalin, memperbanyak dan menyebarkan formulir
•
Menyimpan Buku Panduan PBBM asli dan laporan kegiatan kesiapsiagaan yang pernah disusun serta menjaga komunikasi diantara setiap Regu dan Seksi
•
Menyebarluaskan brosur kepada masyarakat
Dalam tahap saat bencana •
Mencatat dan mengarsip hasil catatan
•
Mengatur POSKO KMPB, memberi keterangan kepada orang yang datang dan mengatur hubungan keluar
•
Mempersiapkan daftar-daftar tugas untuk semua regu dan membagikannya kepada reguregu sesuai dengan tugasnya. Daftar bisa didapat dari Buku Formulir dan Tugas Relawan pada saat penanganan bencana
•
Memperbanyak dan menyebarkan formulir, mengarsip hasilnya, membantu mengisi formulir
•
Membantu pelapor dalam mengisi permohonan pencarian
•
Menerima laporan daftar kelompok kondisi korban dan membuat laporan jumlah korban
•
Mengurus papan pengumuman dan mengisi keterangan umum yang bisa dilihat oleh masyarakat
•
Mengisi daftar orang yang belum ditemukan. Hasilnya ditempelkan pada papan pengumuman di Posko KMPB dan diserahkan kepada Regu Penyelamatan untuk pelaksanaan pencarian
•
Menjaga komunikasi di antara setiap Regu dan Seksi
Dalam tahap sesudah bencana •
Mengatur POSKO KMPB
•
Memperbanyak dan menyebarkan formulir, mengarsip hasilnya, menyimpan Buku Panduan PBBM asli, membantu pengisian formulir
•
Membuat kesimpulan kebutuhan, menentukan prioritas penyaluran sumber daya yang tersedia, mengurus pembukuan dalam proses pemenuhan kebutuhan
•
Menerima bantuan, menyalurkan bantuan uang, menyerahkan bantuan barang ke Seksi Kesejahteraan untuk disalurkan, menjamin ketransparanan, mempelajari dokumen-dokumen
•
Mengumpulkan dan meneliti data kebutuhan kesejahteraan
•
Membuat laporan dan melakukan pencatatan seluruh proses pemulihan untuk kemudian bisa dilaporkan dalam rapat umum KMPB
•
Menjaga komunikasi di antara semua Regu dan Seksi
Bisa bekerjasama atau mendapat pelatihan dari • 68
PMI, Dinas Sosial, SATLAK, LSM
sebelum bencana
Formulir-formulir PBBM yang bisa diisi oleh regu ini •
A-01 Anggota Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB)
•
B-01 Daftar Komunikasi Harian
•
B-05 Permohonan Pencarian / Missing Person Tracing Form
•
B-06 Daftar Orang Hilang
•
B-07 Daftar Kelompok Kondisi Korban
•
B-08 Laporan Jumlah Korban
•
C-09 Data Keluarga Yang Perlu Bantuan
•
C-10 Rangkuman Kebutuhan Perorangan / Keluarga
•
C-11 Rangkuman Kebutuhan Masyarakat Secara Umum
•
C-12 Data Perkiraan Sumber Daya Yang Dimiliki Masyarakat
•
C-13 Kwitansi Penerimaan Uang
•
C-14 Bukti Penerimaan Barang
•
C-15 Kwitansi Pengeluaran Uang
•
C-16 Bukti Penyaluran Barang
•
C-17 Penyaluran Bantuan Kepada Keluarga / Orang
•
C-18 Jurnal Rangkuman Transaksi Keuangan
•
C-19 Jurnal Rangkuman Transaksi Barang
Semua formulir dan pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di tahap Sebelum Bencana dalam menghadapi ancaman bencana dan membantu mempermudah pendataan di tahap saat bencana.
Perincian tugas KM2 - Regu Informasi dan Hubungan Luar Dalam tahap sebelum bencana •
Melatih diri, mendapatkan pelatihan dan membina hubungan dengan organisasi media seperti wartawan, surat kabar, radio, televisi
•
Membuat profil Desa
Dalam tahap saat bencana •
Menghubungi instansi gawat darurat
•
Menyampaikan informasi bantuan yang diperlukan di lapangan
•
Melaporkan keadaan kepada Koordinator Seksi Komunikasi (KM)
•
Secara aktif menghubungi organisasi-organisasi yang bisa memberi bantuan pada saat darurat
Dalam tahap sesudah bencana •
Pencarian dan pengenalan sumber bantuan, termasuk (1) Pemerintah (2) Sumber perseorangan (perusahaan atau orang) dan (3) Organisasi-organisasi bantuan yang resmi
•
Di bawah koordinasi Koordinator Seksi Komunikasi (KM), bekerjasama dengan sumber bantuan
69
sebelum bencana
•
Menjelaskan keadaan masyarakat
•
Menindaklanjuti sesuai dengan persyaratan yang diminta
•
Melaporkan perkembangan keadaan setempat kepada sumber bantuan
•
Melaporkan kembali tanggapan dari sumber bantuan kepada masyarakat
•
Di bawah koordinasi Koordinator Seksi Komunikasi (KM), menjaga hubungan dengan Media massa: •
Mempersiapkan pernyataan pers dan lembaran fakta
•
Membantu juru bicara dalam wawancara apabila diperlukan
•
Memilih dan mempersiapkan orang yang akan diwawancarai
•
Mendampingi orang pada saat diwawancarai
•
Menjelaskan isi lembaran fakta dan pernyataan pers kepada orang yang akan diwawancarai supaya bisa dimengerti sebelum wawancara
Bisa bekerjasama atau mendapat pelatihan dari •
Persatuan Wartawan atau Jurnalis, Media Massa, SATLAK, Dinas Infokom, LSM, PMI
Formulir-formulir PBBM yang bisa diisi oleh regu ini •
B-01 Daftar Komunikasi Harian
•
C-20 Daftar Kontak Media
•
C-21 Pernyataan Pers
•
C-22 Lembar Fakta Situasi / FAQ
Semua formulir dan pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di tahap sebelum bencana dalam menghadapi ancaman bencana dan membantu proses penyebaran informasi di tahap saat bencana.
Perincian tugas KM3 - Regu Relawan Dalam tahap sebelum bencana •
Melatih diri, melatih relawan
•
Mengumpulkan informasi tentang relawan yang bisa membantu KMPB
•
Mengorganisir relawan yang dapat membantu dalam persiapan
•
Menyiapkan prosedur pengerahan relawan
Dalam tahap saat bencana
70
•
Membuat daftar kebutuhan relawan
•
Menghubungi instansi relawan
•
Mencatat data pribadi relawan
•
Menempatkan relawan dalam regu terkait
•
Mengatur penginapan dan kebutuhan relawan
•
Mencari dan mengerahkan relawan lain bila dibutuhkan termasuk dari kelompok profesi (petani, Nelayan, tukang, dokter, perawat, bidan dll.)
sebelum bencana
Dalam tahap sesudah bencana •
Memantau hasil pekerjaan semua relawan
•
Merawat relawan
•
Memberikan penghargaan yang pantas
•
Mencari dan mengerahkan relawan lain bila dibutuhkan termasuk dari kelompok profesi (petani, Nelayan, tukang, dokter, perawat, bidan dll.)
•
Mengevaluasi pekerjaan relawan dan melaporkannya kepada koordinator KMPB untuk disebarluaskan
Bisa bekerjasama atau mendapat pelatihan dari •
LSM, PMI, SAR, Pencinta Alam, Mahasiswa, Karang Taruna
Formulir-formulir PBBM yang bisa diisi oleh regu ini •
A-02 - Data Pribadi Relawan
•
A-03 - Daftar Relawan
Semua formulir dan pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di tahap sebelum bencana dalam menghadapi ancaman bencana.
Perincian tugas SJ1 - Regu Pertolongan Pertama Dalam tahap sebelum bencana •
Melatih diri dalam pertolongan pertama bekerjasama dengan lembaga yang terkait
•
Melaksanakan pelatihan untuk masyarakat dan membuat daftar kebutuhan medis, psikologis serta membina hubungan dengan lembaga / organisasi terkait
•
Setelah melaksanakan pelatihan, regu ini harus mampu melakukan pertolongan dasar seperti bantuan pernapasan, pengobatan luka, penghentian pendarahan, konseling dan penanganan trauma
Lihat lampiran tambahan bagian Pertolongan Penderita Gawat Darurat (PPGD). •
Menyediakan dan memelihara alat dan bahan pertolongan pertama seperti kapas, kasa steril, perban, plester, gunting, peniti, kain pembebat (mitela), bidai (potongan kayu), tandu, antiseptik, alkohol (70%), obat pencuci luka, Kotak pertolongan pertama, selimut
•
Regu ini juga perlu menghubungi instansi-instansi kesehatan terdekat untuk memudahkan proses penanganan korban pada waktu bencana terjadi. Catat nomor telepon, nama instansi dan nama orang yang dihubungi serta kapasitas dan jenis perawatan yang ditangani instansi-instansi itu dalam formulir A-06. (Daftar Rumah Sakit, PUSKESMAS, Klinik)
Dalam tahap saat bencana •
Di bawah pengawasan dokter yang ada mengumpulkan semua persediaan obat-obatan yang sudah ada pada masyarakat. Bisa diminta dari Puskesmas, klinik, dokter praktek, bidan praktek, dsb
•
Mengurus Pos Kesehatan
•
Melakukan Pertolongan Pertama Gawat Darurat sesuai dengan kemampuan dengan mempertimbangkan kondisi korban 71
sebelum bencana
•
Memberikan alternatif tempat untuk melakukan perawatan bagi korban
•
Membuat penelitian dan laporan tentang perkiraan kebutuhan kesehatan umum
•
Menilai kondisi kejiwaan korban dan membantu sesuai dengan kemampuan
•
Mendaftar korban yang membutuhkan bantuan medis dan kejiwaan
Dalam tahap sesudah bencana •
Mengenali kebutuhan kesehatan masyarakat (obat-obatan, vitamin, kesehatan jiwa)
•
Membuat laporan kesehatan
•
Merawat pasien-pasien rawat jalan sesuai kemampuan - korban yang kembali dari rumah sakit biasanya masih memerlukan pengobatan dan perawatan lanjutan
•
Bekerjasama dengan organisasi-organisasi kesehatan untuk bisa mendapatkan, menyimpan, menyalurkan dan menjaga persediaan peralatan medis dan obat-obatan di bawah pengawasan dokter, apoteker dan petugas kesehatan yang ada
•
Membuat laporan yang kemudian diserahkan kepada regu Administrasi dan Dokumentasi untuk meminta bantuan dari luar
•
Bertanggungjawab atas persediaan peralatan dan obat-obatan di bawah pengawasan dokter, apoteker dan petugas kesehatan yang ada
•
Membuat laporan rutin tentang situasi kesehatan masyarakat dan perkembangannya untuk diteruskan kepada kepala PUSKESMAS setempat
Bisa bekerjasama atau mendapat pelatihan dari •
Dinas Kesehatan, PUSKESMAS, PMI, Rumah Sakit, Lembaga kesehatan lainnya
Formulir-formulir PBBM yang bisa diisi oleh regu ini •
A-06 Daftar Rumah Sakit / PUSKESMAS / Klinik
•
B-01 Daftar Komunikasi Harian
•
B-02 Daftar Pemisahan Korban Bencana / TRIAGE
•
C-07 Data Perkiraan Kebutuhan Kesehatan Umum
Semua formulir dan pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di tahap sebelum bencana dalam menghadapi ancaman bencana dan membantu proses pertolongan pertama di tahap saat bencana.
72
sebelum bencana
Perincian tugas SJ2 - Regu Dapur Umum Dalam tahap sebelum bencana •
Melatih diri, mendapatkan pelatihan dan melatih warga masyarakat
•
Menyiapkan dan memelihara peralatan dan bahan dapur di tempat pengungsian atau evakuasi
•
Melayani dapur umum
•
Memperkirakan dan menyiapkan kebutuhan untuk mendirikan dapur umum, juga membina hubungan dengan organisasi yang terkait
Contoh alat dan kebutuhan dapur umum: panci ukuran besar, kompor, tungku, piring, sendok, ember besar, gayung, bahan bakar (minyak, kayu), minyak goreng, bumbu dapur, garam, gula, kecap, bahan makanan pokok (beras, jagung, sagu, ubi). Dalam tahap saat bencana •
Memenuhi kebutuhan dasar seperti minuman, makanan dan lainnya, untuk masyarakat dan semua orang yang bertugas
•
Menyediakan kebutuhan khusus kelompok rentan
•
Mengatur dan mengurus dapur umum
Dalam tahap sesudah bencana •
Menyiapkan dan menyediakan makanan dan minuman bagi orang yang membutuhkan
•
Membagikan bahan-bahan makanan kering untuk kelompok rentan
Bisa bekerjasama atau mendapat pelatihan dari •
Depot Logistik, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, PMI, TNI, LSM, penjual makanan
73
sebelum bencana
Hubungan KMPB dengan Relawan Pengkoordinasian relawan Apa itu relawan? Relawan atau sukarelawan adalah sumber daya manusia yang memiliki keahlian atau keterampilan tertentu yang sangat diperlukan sebelum, saat dan sesudah bencana. Sering orang datang menawarkan diri menjadi relawan sehingga perlu diatur dengan baik. Koordinator KMPB berhak untuk mengatur relawan-relawan tersebut. Contoh: memasang pengumuman agar para relawan itu mendaftarkan diri di Desa atau daerah yang bersangkutan dengan menghubungi regu relawan. Regu Relawan mengawasi seluruh kegiatan relawan, termasuk menetapkan kriteria relawan, penerimaan, penjadwalan, penempatan para relawan. Anda mungkin akan mendapatkan banyak penawaran bantuan relawan. Kadang-kadang terlalu banyak relawan yang tidak terlatih dan tidak terkoordinasi di lokasi bencana justru dapat memperburuk keadaan. Karena itu, sangat penting untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat yang memerlukan dukungan relawan. Relawan dapat sangat berguna untuk dua tujuan utama: •
Untuk menyediakan keterampilan khusus yang dibutuhkan sebelum, saat dan sesudah bencana seperti penerjemahan, penggalian dana, penyusunan data, dukungan medis dan kejiwaan yang khusus, bangunan (rumah, sarana air, jamban, pengolahan sampah dll.)
•
Menjadi tenaga tambahan bagi anggota regu yang ada dalam bencana berskala besar, atau ketika banyak dari anggota regu penanggulangan tidak ada atau tidak tersedia saat bencana terjadi
Regu Relawan diberikan tugas untuk mencari penjelasan tentang kebutuhan relawan untuk regu masing-masing. Kemudian, Regu Relawan perlu mencari relawan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Informasi tentang relawan yang tersedia dapat diperoleh melalui iklan, televisi, radio, jaringan LSM, internet atau informasi dari mulut ke mulut. Apabila ada relawan yang bersedia, Regu Relawan perlu mencatat data pribadinya, keahlian, menempatkan dalam regu terkait, memantau aktifitas, mengatur penginapan dan kebutuhan dasar relawan.
Formulir A-02 berikut ini bisa digunakan oleh Regu Relawan untuk mendata relawan dan keahlian / keterampilan mereka. Isian dari formulir ini juga akan berguna untuk mengetahui keperluan relawan tambahan, penempatan dan pengaturan relawan.
74
sebelum bencana
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-02
Data Pribadi Relawan / Volunteer Personal Information Nama Lengkap / Full Name : Hand Phone : Telp. Rumah / Home Ph. : Telp. lain / Other Ph. : Alamat Jalan / Street Address: Kota / Town / City :
Putra Wijaya XX124629221 0361 9015XX 362 9015XX Jl Hanoman 46 Ubud - Bali
Kebangsaan / Nationality : Telp. Kantor / Office Ph. : Email : Banjar / Kampung / RT-RW : Kabupaten / Regency : Pekerjaan / Current Job : Organisasi/Organization :
Indonesia 0361 901 5xx putra@somewebsite.blu Nyuh Kuning Gianyar Media designer Yayasan IDEP
Beri tanda 'X' di bidang pengetahuan/pengalaman / Please put an ‘X’ for areas of knowledge / experience. Keterampilan Medis / Medical Skills Dokter / Doctor Dokter Bedah / Surgeon Perawat / Nurse Anastesi / Anaesthesia Paramedis / Paramedic Pendidikan Medis / Medical Training
Penyembuhan / Healing Apoteker / Chemist Terapi Fisik / Physical Therapy Konseling / Counselling Psikiatris / Psychiatrist Psikolog / Psychologist Lainnya / Other
Tingkat keterampilan dari 1 = terendah / 5 = tertinggi. Indicate level of skill 1 = lowest / 5 = highest
Pengalaman sebagai relawan sebelumnya Previous experience as a volunteer
Administrasi / Administration
x x
POSKO / Crisis Centre
Resepsionis / Receptionist
Kamar Jenazah / Morgue
Pembukuan / Book Keeping
Lokasi Bencana / Disaster Site
Akunting / Accounting
Konseling / Counselling
Keterampilan teknis / Engineering
x
Serabutan / Floater or Runner
Kebersihan / Cleaning Keamanan / Security Guru / Teacher Operator
Pemilahan Korban / Triage Persediaan Makanan / F & B Media Rumah Sakit / Hospital
Supir / Driver Penyedia Mobil / Car Provider Penyedia Motor / Bike Provider
Informasi Lainnya / Other Information :
Manajemen Transportasi / Transportation Management
Komputer / Computer Skills
Klinik / Clinic
Excel Word Processing Data Base Internet Jaringan / Networks
x x x x x
Kemampuan bahasa / Language level
Web Humas / Public Relations Menulis / Writing Menyunting / Editing Fotograpi/Photography Lainnya / Other
x x x x
Berapa lama dapat menjadi relawan? How long can you volunteer ?
Komunikasi & Media / Media
1 = Aktif 2 = Pasif Bahasa Indonesia / Indonesian Bahasa Inggris / English Bahasa Lainnya / Other
Penuh Waktu / Full time Paruh Waktu / Part Time Jam tertentu / Specific Hours Lainnya - jelaskan / Other - explain
1 2 1
Prancis, Mandarin
x
Kesehatan / Health
Apakah kondisi kesehatan Anda baik ? Are you in good health?
Ya
Penyakit menular yang pernah diderita / Any contagious diseases :
Malaria Tropikana Hepatitis B, Tetanus, Cacar, Campak, Dipteri
Dengan ini, saya menyatakan diri telah mengisi daftar ini dengan benar.
By signing this form here I state that all information contained is accurate
Tempat : Nua Dua, Jimbaraan
Tanggal : 12 Dec 2001
Putra Wijaya Tanda Tangan
Cara mengisi Formulir A-02 Data Pribadi Relawan Minta relawan untuk melengkapi data yang ada dalam formulir. Bantu mereka untuk memahami pentingnya menginformasikan tingkat keterampilan mereka dengan akurat sehingga mereka dapat ditempatkan sesuai dengan bidangnya. Minta mereka untuk mengisi keterangan tentang kesehatan dan penyakit dengan jujur termasuk vaksinasi yang telah diterima. 75
sebelum bencana
Beberapa hal yang perlu diingat perihal penggunaan tenaga relawan Apabila relawan akan ditugaskan di daerah bencana yang rawan penyakit (belum lengkap persediaan sanitasi), maka kesehatan mereka dan sejarah vaksinasi sangat penting. Apabila mereka belum mempunyai vaksinasi yang sesuai kebutuhan setempat, maka sebaiknya mereka mendapatkan sebelum mereka tiba di lokasi bencana sesuai dengan saran dari dokter. Apabila relawan jatuh sakit, maka hal itu akan menjadi beban bagi KMPB. Relawan akan membutuhkan makanan dan tempat untuk tinggal. Hal itu perlu disiapkan dan dipertimbangkan sebelum mereka diterima. Apabila relawan belum berpengalaman dalam daerah bencana, maka mereka sebaiknya membaca bagian buku panduan PBBM ini yang terkait dengan tugas-tugas mereka dan mempelajari keadaan setempat. Untuk itu, Regu Relawan bertugas untuk memberikan pengarahan secara umum mengenai keadaan setempat, struktur organisasi KMPB setempat dan orientasi fasilitas pada saat mereka datang. Perincian tugas yang lengkap sebaiknya disampaikan oleh Koordinator Regu tertentu di mana mereka ditugaskan. Beberapa hal yang perlu disampaikan
76
•
Mengutamakan amanat kemanusiaan
•
Menghargai kebudayaan dan adat istiadat
•
Menghargai perbedaan ras, agama atau kebangsaan penerimanya
•
Tidak mengejar kepentingan politik atau keagamaan tertentu
•
Bersama membangun kemampuan masyarakat setempat
•
Terbuka dan transparan
•
Memberi informasi yang positif mengenai masyarakat dampingan atau masyarakat terkena bencana
sebelum bencana
Menempatkan dan memantau hasil kerja relawan Sesudah ada tawaran dan lamaran dari relawan, Regu Relawan bertanggungjawab untuk menempatkan relawan tersebut dalam regu yang paling cocok dengan keahlian / keterampilan yang mereka miliki. Dengan masukan dari Koordinator Regu yang menerima relawan, Regu Relawan bertanggungjawab untuk mengevaluasi hasil kerja semua relawan. Apabila hasil kerja mereka tidak sesuai dengan kebutuhan KMPB dan masyarakat setempat, sebaiknya relawan tersebut dipulangkan. Formulir A-03 berikut ini bisa digunakan oleh Regu Relawan untuk mendata relawan dan keahlian atau keterampilan mereka. Isian dari formulir ini juga akan berguna untuk mengetahui keperluan relawan tambahan, penempatan dan pengaturan relawan.
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-03
Pengisi :
Daftar Penempatan Relawan Terdaftar
Tgl
Nama Sukarelawan
Lokasi : Keterampilan/Keahlian (termasuk Bahasa)
Handphone
Nomor Lain
Nita Sundari Desa Wonokerto Posisi yg Diberikan
Regu / Supervisor
Ngurah Mahardika
Dokter hewan, inggris, jerman
081238057xx
0361 2434xx
pertolongan pertama
SJ1 - Savitri
1-Jul
Gery Kenneth
Insinyur, Indonesia, Inggris
08115578xx
0361 9015xx
membangun rumah
TD4 - Sandi Harun
2-Jul
Muhamad Abdulah
Tukang air
tidak ada
021 35667xx
membangun rumah
TD4 - Sandi Harun
3-Jul
Savitri
Perawat
tidak ada
0361 2434xx
perawat
SJ1 - Savitri
4-Jul
Taufik Abdulah
Tukang Sumur
tidak ada
022 57465xx
membangun rumah
TD4 - Sandi Harun
5-Jul
Suryadhi Kemal
Tukang las
tidak ada
022 57465xx
membangun rumah
TD4 - Sandi Harun
6-Jul
Fanny Muhammad
tidak ada
tidak ada
022 57465xx
evakuasi mayat
TD2 - Benny
7-Jul
Christine Scheepers
Dokter, Jerman
081238057xx
036 19015xx
dokter
SJ1 - Savitri
8-Jul
Herman Nieper
Dokter, Jerman
08123857x
0361 9015xx
dokter
SJ1 - Savitri
9-Jul
Samantha Muller
Bidan, Indonesia, Inggris
081159342xx
021 49903xx
bidan
SJ1 - Savitri
10-Jul
Petra Becht
Ahli Bencana, Prancis, Indonesia
0811594590xx
021 49903xx
hubungan donor
KM2- Suryani KM3 - Wayan
30-Jun
11-Jul
Petra Becht
Ahli Bencana, Prancis, Indonesia
0811594590xx
021 49903xx
mencari relawan ahli
12-Jul
Karlina
Perawat
tidak ada
021 35667xx
perawat
SJ1 - Savitri
13-Jul
Wisnu
Tukang Bangunan
tidak ada
0361 2434xx
membangun rumah
TD4 - Sandi Harun
14-Jul
Suryanta
Montir
tidak ada
0361 2434xx
evakuasi mayat
TD2 - Benny
15-Jul
Bayu
SAR, P3K
tidak ada
0361 2434xx
evakuasi mayat
TD2 - Benny
Cara mengisi Formulir A-03 Daftar Penempatan Relawan. Catat nama, alamat atau nomor telepon yang dapat dihubungi dan keterampilan setiap relawan yang membantu. Ketika mereka bertugas, catat posisi yang diberikan kepada mereka dan pengawas yang bertugas untuk mengawasi mereka. Penempatan relawan dapat saja dilakukan sesuai dengan keperluan.
77
sebelum bencana
Catatan
78
Sebelum Bencana
Memperkirakan Risiko Bencana
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
sebelum bencana
Catatan
80
sebelum bencana
A.3 Memperkirakan faktor risiko bencana Berikut adalah langkah-langkah untuk memperkirakan risiko bencana : •
Pembuatan profil Desa
•
Penilaian ancaman
•
Penilaian kerentanan dan kemampuan
•
Penilaian risiko
Pembuatan profil Desa Profil Desa dibuat dengan menggunakan data yang tersedia di Desa atau KeLurahan. Data yang biasanya digunakan antara lain: •
Luas dan batas wilayah (Kota, Desa, Dusun)
•
Jumlah dan nama-nama wilayah
•
Sarana jalan (jalan Kabupaten, jalan Desa, jalan Dusun, jalan Kampung) dan jembatan
•
Tata guna lahan (hutan, kebun, sawah, permukiman, mata air, sungai, laut sesuai dengan keadaan setempat)
•
Sarana-sarana umum (balai Desa atau KeLurahan, Sekolah, pasar, tempat ibadah, puskesmas atau klinik kesehatan, lapangan yang ada di wilayah tersebut)
•
Jumlah masyarakat berdasarkan umur dan jenis kelamin (pisahkan data laki-laki dan perempuan serta kelompok-kelompok umur dari 0 tahun hingga di atas 60 tahun. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kita dalam mengetahui perbedaan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya)
Contoh data kependudukan Jenis Kelamin Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah Penduduk
0-11 Bulan
11
6
17
1-4 Tahun
18
11
29
5-14 Tahun
29
33
62
15-49 Tahun
56
42
98
50-59 Tahun
25
17
42
60 tahun ke atas
16
9
25
155
118
273
Jumlah
•
Hitung kelompok rentan dalam wilayah tersebut (bayi, balita, anak-anak, para lanjut usia, perempuan hamil dan menyusui, para penyandang cacat, orang yang sedang sakit, orang yang hidup dengan HIV/AIDS)
•
Hitung tenaga kesehatan (Bidan atau kader Desa), tenaga keamanan, jumlah transportasi yang dimiliki (mobil, motor, truk), sarana komunikasi yang dimiliki 81
sebelum bencana
Penilaian ancaman Kegiatan ini dilakukan bersama oleh masyarakat untuk mengetahui ancaman yang dapat membahayakan kehidupan mereka. Dalam proses ini sebaiknya wakil-wakil masyarakat, baik lakilaki maupun perempuan, tua maupun muda mengenali sifat ancaman: • Jenis ancaman • Penyebabnya • Tanda awal • Perkiraan kekuatan, kecepatan, frekuensi dan luas wilayah yang terkena • Perkiraan waktu kedatangan/timbulnya ancaman • Dampak yang merugikan (perkiraan potensi kerusakan pada bangunan fisik, korban yang ditimbulkan, gangguan kesehatan umum, tanaman pangan dan cadangan pangan, sarana, sumber air bersih, lingkungan) Contoh penilaian ancaman Jenis
Penyebab
Tanda Awal
Perkiraan
Perkiraan Waktu
Dampak
Banjir
Curah hujan meningkat.
Hujan deras.
Jika hujan berlangsung selama 2 jam atau lebih Air menjebol tanggul sungai.
Setiap puncak musim penghujan antara bulan DesemberMaret.
Semua wilayah permukiman dan pertanian seluas 50 ha terendam.
Hutan di kawasan hulu gundul. Daerah resapan air berkurang. Sedimentasi sungai. Penyempitan badan sungai. Aliran sungai tersumbat karena sampah.
Tinggi air sungai melebihi tebing sungai.
Sekolah, KUD, pasar, Balai Desa semua tergenang.
Waktunya sangat cepat.
Jalan terendam dan jembatan putus.
Menggenangi seluruh Desa selama seminggu.
Kegiatan ekonomi lumpuh. Sumur warga tergenang air banjir. Warga banyak yang terserang diare, gatal dan ISPA (infeksi saluran pernapasan atas).
Berikut ini adalah Formulir A-04 – Bencana yang Pernah Terjadi yang diisi oleh Regu Penyelamatan untuk mengetahui bencana yang pernah terjadi di wilayahnya. Data diperoleh berdasarkan keterangan dari warga yang telah mengalami bencana sebelumnya. 82
sebelum bencana
Bencana yang Pernah Terjadi Jenis Bencana
Penyebab Bencana
Tanggal Terjadi
Tanah Longsor
Hujan & penebangan pohon
23-Feb-79
Tanah Longsor
Hujan & penebangan pohon
21-Mar-82
Banjir Bandang
Pembuangan limbah, penebangan pohon & pembangunan
23-Feb-79
Desa Wonokerto
Lokasi :
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-04
Pengisi : Jangka Waktu Pemulihan
2 bulan
6 bulan
3 minggu
Perkiraan Jumlah korban korban kerusakan meninggal luka-luka bangunan
12-13
5
3
24
32
8
Tgl Mengisi :
Nita Sulandari
No Lokasi di Dalam Desa
30 Mei 2001 Besar Dampak (are / hektar)
Kerusakan Sarana
Sumber Informasi
Yuyun Raharja
1
Tebing Utara
1/2 hektar
tidak ada
2
Bagian Utara Desa
1/2 hektar
listrik & Air
3
Tebing Utara
1/4 hektar
tidak ada
4
Bagian Utara Desa
1 hektar
listrik, Air, Puskesmas
5
Pinggir Sungai
2 hektar
jembatan, jalan
2 hektar
sekolah & kantor desa
30
21
3 6 Bagian Selatan Desa
Pieter Tambunan
Yani Hartati
Keterangan & Kesimpulan
Sayang penebangan pohon tidak terkendalikan, masyarakat harus melakukan penanaman kembali. Harus sering diadakan kerja bakti untuk membersihkan sungai.
Cara mengisi Formulir A-04 – Bencana Yang Pernah Terjadi: Isi kolom-kolom menurut judul di atasnya sesuai dengan keterangan yang diperoleh.
Beberapa hal yang perlu dicermati dalam penilaian ancaman adalah •
Sumber atau jenis ancaman
•
Luas wilayah yang rawan bencana
•
Jumlah masyarakat (berdasarkan kelamin, umur dan kelompok rentan) di wilayah yang terancam
•
Jumlah dan jenis bangunan (rumah, kantor, Sekolah, tempat ibadah, KUD, pasar, puskesmas)
•
Sarana dan prasarana (jalan, jembatan, sarana listrik, sarana air, sarana telekomunikasi)
Penilaian kerentanan dan kemampuan Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda bersama-sama menilai kemampuan dan kerentanan yang ada di masyarakat untuk dikelola dalam upaya mengurangi risiko dan dampak buruk tiap ancaman. Mengapa proses ini dilakukan? Ada beberapa alasan mengapa proses penilaian kemampuan dan kerentanan ini dilakukan: •
Menyadari kelemahan dalam menangani bencana
•
Menyadari sumber yang tersedia di dalam masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk upaya penanggulangan bencana
Orang terlemah di dalam masyarakat pun mempunyai keterampilan, sumber daya dan kekuatan untuk menolong dirinya sendiri dan mungkin orang lain. Untuk membantu melakukan penilaian kemampuan dan kerentanan, kita bisa menggunakan sumber penghidupan sebagai alat penilaian kemampuan dan kerentanan yang ada di masyarakat. Jika sumber kehidupan di masyarakat bersifat negatif maka hal itu disebut kerentanan dan jika bersifat positif disebut kemampuan. 83
sebelum bencana
Sumber penghidupan tersebut adalah 1.
Alam (tanah, air, udara, tumbuhan, binatang)
2.
Manusia (sikap, motivasi, kebiasaan, keterampilan, jenis kelamin, usia, kelengkapan anggota badan, fungsi alat indra)
3.
Sosial (hubungan keluarga, organisasi, kelembagaan, jaringan sosial)
4.
Ekonomi (mata pencaharian, keuangan, akses pinjaman)
5.
Fisik (jalan, jembatan, puskesmas, pelabuhan, bandara, terminal angkutan, Sekolah, pasar, KUD, tempat pelelangan, rumah gadai, tempat ibadah, sarana rekreasi, perkantoran, pertokoan)
Contoh sumber kehidupan yang menjadi kerentanan Alam
Manusia
Sosial
Ekonomi
Fisik
Hutan gundul akibat penebangan.
Tidak punya keterampilan dan pendidikan yang memadai.
Hubungan kekerabatan buruk.
Tidak punya pekerjaan tetap.
Organisasi atau lembaga yang ada tidak berfungsi sehingga tidak bisa memberikan informasi.
Penghasilan rendah.
Letak rumah, ladang dan pelayanan dasar di lokasi berbahaya (bantaran sungai, lereng gunung api, lereng terjal, tanah labil).
Tidak mempunyai tabungan.
Rancangan dan bahan bangunan tidak aman.
Daerah resapan air berkurang. Daerah vegetasi berkurang. Eksploitasi tambang. Alih fungsi lahan.
Sikap pasrah, tidak punya inisiatif. Mengalami ketergantungan. Tidak ada kerjasama, persatuan, solidaritas.
Jaringan sosial lemah. Tidak setaranya partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Sulit memperoleh pinjaman dana untuk usaha.
Kurangnya pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, perumahan, sanitasi, jalan, listrik, komunikasi).
Berikut ini adalah contoh pendataan salah satu sumber kehidupan yaitu sarana fisik (misalnya: perumahan, tempat ibadah, Sekolah, puskesmas, rumah sakit, pasar, kantor pemerintah) yang tersedia di suatu wilayah atau Desa dengan formulir berikut.
84
sebelum bencana
Formulir A-05 – Perkiraan Sumber Daya Desa. Pendataan prasarana ini berguna untuk mengetahui berapa besar nilai kerusakan jika terjadi bencana. Apabila nilai sebenarnya tidak diketahui, cukup dibuat dengan memperkirakan nilai serta jumlah sarana tersebut. Data penilaian ini akan dibutuhkan dalam proses permohonan bantuan pada tahap sesudah bencana (pemulihan).
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-05
Perkiraan Sumber Daya Desa
Lokasi :
Pengisi : Tgl Mengisi :
Desa Wonokerto
Sumber Daya Desa / Fasilitas
Jumlah Bangunan
Suroso 24-Jan-01
Nilai Bangunan (Rp)
Di Seluruh Di Daerah Wilayah Rawan
Di Seluruh Desa / Wilayah
Di Daerah Rawan
Perumahan
204
22
Rp 4.040.000.000
Rp 32.000.000
Tempat ibadah
12
4
Rp
210.000.000
Rp 47.000.000
A-05 - Perkiraan Sumber
Bangunan sekolah
3
1
Rp
180.000.000
Rp 50.000.000
Daya Desa: Isi kolomkolom menurut judul di atasnya sesuai dengan keterangan yang diperoleh atau dengan melakukan
Tempat kegiatan ekonomi : pasar, supermarket, mal, dsb
3
-
Rp
175.000.000
-
Kantor pemerintah
2
1
Rp.
54.000.000
Rp 23.000.000
Daerah sentral industri (pabrik)
-
1
224
29
Cara mengisi Formulir
Jumlah
perkiraan.
-
Rp 820.000.000 Rp 4.659.000.000
Rp 972.000.000
Keterangan dan Catatan
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-06 Daftar Rumah Sakit / PUSKESMAS / Klinik Pengisi : Made Nurbawa No Nama Rumah Sakit
1 RSUD Bangli
Alamat
Jl.Melati No. 8
Spesialisasi
Lembar No :
0.001
Lokasi : Desa Wonokerto
Tgl Mengisi : 18-Apr-97
Daya Jarak dari Tampung Lokasi
Orang yang Dihubungi
No. Telepon RS
Luka bakar, patah tulang
340
15 km
I Nym Gunadi (HUMAS RS)
0361 2347xxx
2 Wisma Prashanti
Jl. M. T. haryono
Operasi Patah Tulang
130
2 km
Chandra Kusuma (Dokter RS)
0361 4343xxx
3 Dharma Kerthi
Jl. Dipoegoro 10
Gangguan pernapasan, patah tulang
310
2,5 km
Kholik Saputra (Pegawai RS)
0349 322xxx
Jl. Gunung Putri No.9
Patah tulang, luka bakar
110
17 km
Widyawati Putri Dewi (Dokter RS)
0342 767xxx
4 Manuaba
Formulir A-06 – Daftar Rumah Sakit / Klinik / Puskesmas. Saat bencana terjadi, korban yang menderita cedera berat harus dibawa ke rumah sakit secepatnya. Untuk ini Regu Pertolongan Pertama sebelumnya sudah mempersiapkan daftar instansi kesehatan terdekat untuk kemudahan pada waktu diperlukan, lengkap dengan nomor telepon, orang yang dihubungi, kapasitas dan jenis perawatan yang ditangani. Cara mengisi Formulir A-06 - Daftar Rumah Sakit: Isi kolom-kolom menurut judul di atasnya sesuai dengan keterangan yang diperoleh.
85
sebelum bencana
Penilaian risiko Kegiatan ini adalah proses untuk memperkirakan besarnya risiko kemungkinan bencana. Kegiatan ini dilakukan dengan cara: •
Menemukan setiap unsur yang berisiko untuk setiap jenis ancaman
•
Mengkaji akar penyebab mengapa unsur tersebut berisiko
Ada 3 komponen dalam penilaian risiko, yaitu: 1.
Menghitung kemungkinan risiko
2.
Mengenali unsur-unsur yang berisiko pada manusia, lingkungan, bangunan, ekonomi, sosial sesuai dengan ancaman yang ada
3.
Mengenali kerentanan terhadap unsur-unsur yang berisiko seperti kerentanan yang ada di masyarakat/orang (sikap, perilaku, motivasi, keterampilan); kerentanan bangunan (lokasi, bahan baku, rancangan); lingkungan (kerusakan lingkungan)
Penilaian risiko ini harus 1.
Mengenali unsur yang berisiko
2.
Mengkaji kemungkinan dampak tiap ancaman
3.
Mempertimbangkan situasi wilayah (Desa atau Kota, pantai, dataran atau pegunungan)
4.
Mengkaji unsur fisik, bahan, sosial, sifat setiap unsur berisiko yang membuatnya rentan terhadap ancaman
Contoh penilaian risiko Ancaman
Unsur Berisiko
Dampak Hanyut terbawa air banjir
Banjir Manusia
Ternak
Mengungsi
Sifat Menimpa masyarakat di sepanjang alur sungai
Sakit gatal, diare, infeksi saluran pernapasan
Bayi, anak-anak, orang yang sedang sakit, perempuan hamil, orang cacat dan lanjut usia mudah terserang penyakit
Hilang terbawa arus air banjir
Ternak tidak ditempatkan dalam kandang
Mati tidak mendapatkan pasokan pakan
Jenis ternak butuh pakan tiap hari
Kekurangan air bersih dan pangan
Musim penghujan antara bulan Des-Maret Pertanian
Puso, lahan rusak, gagal panen, irigasi rusak
Jenis tanaman padi Persawahan di sepanjang alur sungai
Bangunan
Sarana
86
Rumah, tempat, Sekolah, Masjid, balai Desa tergenang air
Lokasi rumah, Sekolah dan balai Desa dekat dengan sungai dan berada lebih rendah daripada badan sungai
Jalan tergenang air setinggi 2 m
Jalan berada di pinggir sungai
Jembatan di pinggir Desa putus sehingga daerah terisolasi
Jembatan di pinggir sungai merupakan bangunan yang sudah lama
Tiang telepon rubuh tergerus air banjir Tiang listrik rubuh tergerus air banjir
Tiang telepon dan tiang lisrik dipasang tidak terlalu dalam sehingga mudah tergerus air banjir
Pipa air putus terkena air banjir
Pipa air tidak ditanam dalam tanah
sebelum bencana
Dalam melakukan penilaian risiko juga harus mempertimbangkan jangka waktu karena hal ini berpengaruh terhadap dampak yang timbul misalnya, kerentanan yang ada di masyarakat pada jangka panjang bisa meningkat atau menurun tergantung dari perubahan yang terjadi. Pembaharuan penilaian risiko perlu dilakukan setiap 6 bulan atau 1 tahun agar risiko bencana selalu mengacu pada perubahan yang terjadi di masyarakat.
Formulir-formulir di bawah ini perlu diisi oleh regu pemetaan sebelum proses pembuatan peta ancaman. Formulir A-07 Data Peta Ancaman adalah data rincian tentang sarana, manusia dan alam, batasbatas wilayah, jalan-jalan. Keterangan tersebut sangat berguna untuk ketepatan peta ancaman dengan keadaan di wilayah yang sebenarnya. Lokasi :
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-07
Data Peta Ancaman
Pengisi :
Desa Wonokerto Made Nurbawa
Tgl Mengisi :
02-Feb-98
Keterangan
25
Penduduk laki-laki dewasa Wanita dewasa Anak anak Laki-laki lanjut usia Wanita lanjut usia Puskesmas Jalan dusun Jalan desa Batas dusun Batas desa Ternak Lahan pertanian Balai desa Gardu listrik Tempat aman untuk mengungsi Sekolah Tempat ibadah Rumah Sakit Kantor desa Sungai Mata air Danau Hydrant Wilayah rawan banjir Wilayah rawan tanah longsor
26
Wilayah rawan gunung meletus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Satuan orang orang orang orang orang unit kilometer kilometer buah buah ekor ha unit unit ha unit unit unit unit buah buah buah unit ha ha ha
Contoh Simbol
Lokasi No
Dusun Air Bah 1 104 108 324 9 21 1 4 5 6 3 1,024 14 1 1 2 2 5 1 4 3
RW 01
RW 02
RW 03
2 96 106 219 34 17 1 3 2 3 1 1,401 21 1 1 4 1 3 1 1 3 2
3 70 96 118 10 18 1 4 1 461 17 1 2 3 1 4 1 1 1 1 1
4 81 46 265 12 32 3 2 2 3 810 13 1 1 2 2 2 1 2 2 1
Jumlah 5
6
7
8
9
10
351 356 926 65 88 2 11 13 12 7 3,696 65 4 4 10 6 12 5 3 2 2 1 10 7
Cara mengisi Formulir A-07 - Data Peta Ancaman: keterangan untuk mengisi formulir ini bisa mengacu pada profil Desa. Isi kolom-kolom dengan data yang sesuai dengan judul di atasnya.
87
sebelum bencana
Formulir A-08 Perkiraan Lokasi Orang adalah untuk memperkirakan posisi orang pada tempat dan waktu yang berbeda. Keterangan ini perlu untuk kemudahan usaha pencarian orang pada saat bencana terjadi. Lokasi : Desa Wonokerto
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-08
Jenis bencana : Tanah Longsor
Perkiraan Lokasi Orang Tgl Mengisi :
31 Januari 1999
Pengisi :
Made Nurbawa Lokasi Orang
Perumahan
Jumlah Orang Tinggal di‌ Siang Hari
Malam Hari
402
478
Tempat kegiatan ekonomi ( pasar, supermarket, mal)
Bekerja di‌ Siang Hari
Malam Hari
Di Daerah Rawan Bencana Siang Hari
Malam Hari
66 50
24
Daerah sentral industri (pabrik)
504
528
24
Tempat ibadah Kantor pemerintah Bangunan sekolah
Jumlah orang di masing-masing tempat
343
745
502
25
14
21
9
600
-
528
113
Keterangan dan catatan
Cara mengisi Formulir A-08 - Perkiraan Lokasi Orang – Isi kolom-kolom sesuai dengan pemantauan pada berbagai waktu dan lokasi di tempat.
88
sebelum bencana
Penggambaran peta ancaman Peta ini adalah sebuah gambaran yang mewakili keadaan sebenarnya di suatu wilayah. Pembuatannya akan lebih baik kalau menggunakan skala, tetapi bisa juga tidak. Yang paling penting peta ini harus tepat dan mudah dimengerti. Jika memungkinkan, sebaiknya mengacu kepada peta yang sudah ada. Namun, jika peta tersebut belum ada maka langkah berikut bisa membantu.
Langkah-langkah penggambaran Simbol-simbol Peta Bencana Kantor desa desa Kantor
Batas desa desa Batas
Laki laki laki dewasa dewasa Laki
Simbol-simbol yang perlu diisi di
Sungai Sungai
Ternak Ternak
Wanita dewasa dewasa Wanita
Lahan pertanian pertanian Lahan
Jembatan Jembatan
dalam peta ancaman seperti ini
Laki-laki lanjut lanjut usia usia Laki-laki
Balai desa desa Balai
Mata air air Mata
bisa dibuat sendiri sesuai dengan
Wanita lanjut lanjut usia usia Wanita
Gardu listrik listrik Gardu
Danau Danau
Puskesmas Puskesmas
Tempat aman aman mengungsi mengungsi Tempat
Hydrant Hydrant
Jalan dusun dusun Jalan
Sekolah Sekolah
Wilayah gunung gunung melutus melutus Wilayah
Anak anak anak Anak
Jalan desa desa Jalan
Tempat ibadah ibadah Tempat
Wilayah tsunami tsunami Wilayah
Batas dusun dusun Batas
Jalan terdekat terdekat ke ke RSUD RSUD Jalan
Wilayah tanah tanah longsor longsor Wilayah
1. Menggambar peta dasar 1. Menggambar peta dasar 1. Gambarkan peta dasar wilayah dan sekitarnya 1. Gambarkan peta dasar wilayah dan 2. Sebutkan arah utara sekitarnya
keadaan setempat.
U
1
3. garis-garis 2. Gambarkan Sebutkan arah utara perbatasan Desa 3. Gambarkan garis-garis perbatasan Desa
Desa C Desa A
2. Menggambar daerah, jalan dan sungai 1. Bagi peta tersebut dalam beberapa wilayah 2. Menggambar daerah, jalan dan sungai Dusun dengan garis batas yang jelas. 1. Bagi peta tersebut dalam beberapa wilayah 2. Gambarkan semua jalan di daerah. Penentuan Dusun dengan garis batas yang jelas. gambar jalan akan membantu untuk posisi jalan sarana 2. menentukan Gambarkan semua dipenting daerah. Penentuan gambar jalan akan membantu 3. Gambarkan sungai dan jembatan yang ada untuk menentukan posisi sarana penting
Desa B
U
2
Desa B
Desa C Desa A
3. Gambarkan sungai dan jembatan yang ada 3. Menempatkan sarana penting 1. Kantor 3. Menempatkan sarana penting 2. Sekolah 1. Kantor 3. pertemuan 2. Balai Sekolah
U
3
Desa B
4. ibadah 3. Tempat Balai pertemuan 4. 5. 5. 6. 6.
Tempat ibadah Lapangan Lapangan PUSKESMAS, Klinik, dll. PUSKESMAS, Klinik, dll.
Desa C Desa A
89
sebelum bencana
4
U
Desa B
Desa C Desa A
1. Mulai menentukan daerah-daerah rawan bencana di Desa tersebut 2. Tunjukkan luas cakupan dari kemungkinan bencana itu 3. Jika di suatu daerah kemungkinan terjadi lebih dari satu bencana maka sebaiknya simbol tersebut dibiarkan bertumpangan
5
U
4. Menentukan daerah rawan bencana 4. Menentukan daerah rawan bencana
Desa B
5. Menempatkan perumahan 5. Menempatkan perumahan 1. Langkah selanjutnya adalah penempatan simbolsimbol rumah pada posisi yang tepat Desa C Desa A
3. Jika memungkinkan, jumlah orang, ternak dan lahan pertanian dimuat di keterangan peta
6
U
2. Penempatan simbol ternak dan lahan pertanian
Desa B
6. Menentukan lahan 6. Menentukan lahan 1. Hutan 2. Laut
Desa C
4. Danau
Desa A
5. Mata air
7
Desa B
U
6. Sungai 7. dll. (sesuai dengan keadaan setempat) 7. Keterangan tambahan - Tandai jalan terbaik 7. Keterangan tambahan - Tandai jalan terbaik ke:ke:
POLISI
Desa C
1. RSU, PUSKESMAS 2. Kantor Polisi
Desa A
3. Desa terdekat
Ke Kantor Bupati
8
4. Sarana-sarana umum seperti gardu listrik, telpon, dll. Desa B
U
POLISI
Desa C Desa A Ke Kantor Bupati
90
3. Pertambangan
Ke Daerah Penggungsi
8. Daerah pengungsian - daerah Tandai yang daerah yang 8. Daerah pengungsian - Tandai dianggap dianggap aman untukjuga mengungsi, jalur aman untuk mengungsi, jalur yangjuga terbaik keyang arah terbaik ke arah lokasi Syarat daerah lokasi pengungsian. Syaratpengungsian. daerah pengungsian yang pengungsian yangdijangkau, baik adalah mudah dijangkau, baik adalah mudah aman dan luas untuk aman dan luas untuk pengungsi dan tersedia pengungsi dan tersedia kebutuhan dasar seperti air dan kebutuhan dasar seperti air danperlindungan. lahan untuk membuat lahan untuk membuat tempat Daerah tempat perlindungan. Daerah pengungsian tentukan pengungsian di tentukan sesuai dengan ancamandiyang ada. sesuai dengan ancaman yang ada.
sebelum sebelum bencana bencana
9. Langkah terakhir pembuatan peta - Setelah semua proses pembuatan peta dijalankan, periksalah kembali dan segera perbaiki jika ada kesalahan. Jika sudah, maka peta ancaman ini siap untuk disebarkan dan diperlihatkan kepada masyarakat.
9
Contoh peta ancaman
Desa B
U
POLISI
Desa C Desa A Ke Daerah Penggungsi
Ke Kantor Bupati
masyarakat : Jumlah masyarakat Jumlah kelompok rentan
750 jiwa Jumlah bangunan
Jumlah prasarana dan sarana
Bayi Bayi
: 75
Rumah Rumah
: 300
Jalan Jalan
: 6
Anak-anak
: 134
Usaha/pabrik Usaha/pabrik
: 20
Jembatan
: 3
Orang sakit
: 20
Sekolah
: 2
Gardu listrik : 2
Orang hamil
: 25
Tempat ibadah : 2
Gardu telepon : 1
Orang cacat
: 10
Kantor Kantor
Saluran air
: 20
Manula
: 150
Motor Motor
: 100
Mobil Mobil
: 10
Truk Truk
: 3
: 4
91 91
sebelum bencana
Setelah peta ancaman berhasil dibuat, lakukan evaluasi bersama-sama untuk memastikan bahwa peta ancaman tersebut telah sesuai dengan kondisi setempat. Dalam pembuatan peta ancaman sebaiknya selalu dilakukan pembaharuan data setiap periode tertentu (6 bulan atau 1 tahun) karena adanya perubahan yang terjadi di masyarakat dan lingkungan. Perubahan tersebut akan sangat mempengaruhi beberapa hal, antara lain: •
Jenis ancaman yang ada
•
Penyebab ancaman
•
Luas wilayah yang terancam
•
Jumlah masyarakat yang terancam
Peta ancaman merupakan sebuah data yang selalu berkembang di masyarakat sesuai dengan kondisi dan situasi yang sedang berkembang. Untuk menjamin keterlibatan masyarakat dan menjaga keterbukaan setiap laporan, peta ancaman dan keterangan perlu ditempelkan di papan pengumuman seperti di bawah ini.
92
Sebelum Bencana
Pembuatan Rencana
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
sebelum bencana
Catatan
94
sebelum bencana
A.4 Pembuatan rencana Penentuan tujuan dan pelaksanaan Untuk bisa mencapai hasil yang maksimal sebuah rencana harus mempunyai tujuan dan cara pelaksanaan yang tepat. Secara sederhana tujuan bisa diartikan sebagai hasil maksimal dari tindakan, sedangkan pelaksanaannya merupakan semua usaha dalam mencapai tujuannya. Buatlah rencana menurut kemampuan masyarakat dan tanpa ketergantungan dari dukungan pihak luar.
Tindakan pembuatan rencana umum Setelah semua keterangan terkumpul, periksalah kembali dan dari hasilnya bisa dibuat sebuah rencana yang bisa berguna pada waktu diperlukan. Rencana yang baik adalah rencana yang : 1.
Mempunyai tujuan yang jelas - hasil yang ingin dicapai harus jelas untuk mempermudah pengawasan pelaksanaannya
2.
Mudah dalam pelaksanaannya - rencana akan mudah dilaksanakan apabila didasari atas kemampuan dan sumber daya yang ada
3.
Masuk akal - mungkin atau tidaknya suatu rencana untuk bisa dilaksanakan perlu dipertimbangkan secara matang. Disamping kemampuan dan sumber daya, penyesuaian waktu juga harus dipikirkan karena dengan mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu rencana akan mempermudah pelaksanakan rencana selanjutnya
4.
Mempunyai prioritas - karena dalam usaha penanggulangan bencana ada berbagai macam cara pemecahan masalah, maka setiap rencana harus ditentukan prioritasnya
95
sebelum bencana
Pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana perlu melalui berbagai tahap siklus proyek. Hal ini bertujuan agar kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan dampak positif yang maksimal. Wakil warga masyarakat yang terancam atau terkena bencana, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda terlibat secara aktif bersama-sama dengan pihak lain melakukan penilaian, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan umpan balik dalam melakukan kegiatan. Berikut adalah penjelasan dari siklus proyek
alik nb a p Um
Ump
Pen ila ian
1. Penilaian adalah proses pengamatan situasi,
Ev
a lu a
si
an
ba
li k
pengumpulan
data
dan
informasi
yang
Evaluasi
Perencanaan
kemudian diolah dan dianalisis sehingga
S I K LUS PROYE K
memberikan suatu pemahaman tentang situasi dan gambaran yang jelas tentang ancaman terhadap hidup, martabat dan kehidupan manusia dari bencana. Hasil dari penilaian ini menjadi dasar dari perencanaan program yang akan dilaksanakan
P
an
aa
n
em
t au
an
a Pel
a ks
n
2. Perencanaan adalah proses menentukan jenis dan rangkaian kegiatan atau program beserta metode dan strategi pelaksanaannya agar tujuan yang
hendak dicapai bisa terwujud 1.
Pelaksanaan adalah proses berjalannya kegiatan seperti yang telah direncanakan dengan pemanfaatan waktu dan sumber yang telah dialokasikan
2.
Pemantauan adalah proses mengamati atau mengawasi jalannya kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi, apakah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak, termasuk mencermati perkembangan situasi di tempat kegiatan atau program untuk melakukan penyesuaian dan mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi selama kegiatan berlangsung
3.
Evaluasi adalah penilaian akhir dari seluruh proses dan hasil akhir kegiatan untuk memetik pelajaran dari kegiatan yang telah dilaksanakan demi meningkatkan atau memperbaiki program di masa mendatang. Hasil evaluasi ini biasanya berisi tentang rekomendasi dan saran-saran
4.
Umpan balik adalah proses tindak lanjut dari hasil rekomendasi dan saran di kegiatan evaluasi. Umpan balik ini biasanya dilakukan untuk mendapatkan masukan dari penerima manfaat program dan pihak terkait lainnya apakah program perlu dilanjutkan atau dihentikan
96
sebelum bencana
Rencana pencegahan dan mitigasi Untuk mengurangi risiko bencana, masyarakat dapat bersama-sama melakukan perencanaan pencegahan dan mitigasi dipandu oleh regu penyelamatan. Formulir-formulir berikut ini, Formulir A-09 – Prioritas Tindakan yang Diperlukan dapat digunakan oleh Regu Penyelamatan untuk menentukan masalah, prioritas, tindakan pemecahan dan sumber daya yang diperlukan.
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-09
Prioritas Tindakan yang Diperlukan Bagian
No
Pengetahuan tentang …
Bagian
Penyebab
2
Kemungkinan terjadinya di wilayah ini
3
Lokasi rawan di wilayah ini
4
Cara pencegahannya
No
2 Pencegahan
3
Sudah Belum Tahu Tahu
Penjelasan
1
1
Desa Kuta Jenis Ancaman : Gempa Bumi Lokasi :
Prioritas 1
2
Untuk tindakan yang diperlukan diisi tanda :
3
5
7 Persiapan
8 9
Membuat tempat aman warga berkumpul Membuat peta jalan menyelamatkan diri Merencanakan lokasi pengungsian Peralatan penyelamatan diri tersedia
10 11 12 Lain-lain
13
Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat Pelatihan relawan Kerjasama dgn pemerintah utk peringatan dini
Keterangan
4
6
G Sarjana 12 Okt 2002
Sering terjadi gempa tektonik Sering terjadi Pembangunan gedung bertingkat
Sudah Belum
Penataan pembangunan Penyuluhan ttg gempa & rumah tahan gempa Perbaikan bangunan agar tahan gempa
Tgl : Keterangan
Tindakan
Pengisi :
Penataan bangunan (1) dan perbaikan bangunan agar tahan gempa (3) sulit dilakukan. Sistem peringatan dini berbasis masyarakat (11) menggunakan peralatan dan sumber daya lokal seperti kentungan dan pecalang. Pelatihan pertolongan pertama (12) sudah pernah dilakukan oleh beberapa warga, seperti anggota penyelamat pantai dan mahasiswa.
14 15
Cara mengisi Formulir A-09 – Tindakan yang Diperlukan. Pada bagian pengetahuan, isi kolom yang sesuai dengan hasil pembicaraan bersama dan jelaskan tindakan yang diperlukan dalam kolom keterangan. Kemudian, isi kolom pencegahan dan persiapan dengan tindakan hasil pembicaraan bersama tersebut dan tentukan prioritasnya. Contoh pengisian Formulir A-09 di atas ini cocok untuk kasus gempa bumi. Di halaman berikut bisa lihat contoh penggunaan Formulir A-09 untuk beberapa jenis ancaman lainnya: 1. Tsunami
5. Banjir
2. Tanah longsor
6. Konflik sosial
3. Letusan gunung api
7. Serangan teroris
4. Badai dan angin topan
97
sebelum bencana
Contoh pengisian Formulir A-09 – Prioritas Tindakan yang Diperlukan untuk tsunami Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-09
Lokasi :
Prioritas Tindakan yang Diperlukan Bagian
No
Pengetahuan tentang…
Bagian
Jenis Ancaman :
1
Penyebab
2
Kemungkinan terjadinya di wilayah ini
3
Lokasi rawan di wilayah ini
4
Cara pencegahannya
Tsunami
Tindakan
Informasi simpang -siur Pernah terjadi dulu sekali
Seluruh desa dekat laut Apakah memang bisa dicegah Prioritas
Sudah Belum
1
10
Pembuatan Sistem Peringatan Dini Pemetaan lokasi rawan tsunami Pemetaan lokasi aman tsunami Pembuatan peta jalur evakuasi Pembuatan rencana tempat pengungsian
2
Tgl :
G Sarjana 12 Okt 2002
Keterangan
Penyuluhan tentang tsunami Penanaman kembali hutan bakau
1
Pengisi :
Sudah Belum Tahu Tahu
Penjelasan
No
Desa Kuta
2
Untuk tindakan yang diperlukan diisi tanda :
3
Keterangan
3
Pencegahan
4 5 6 7 Persiapan
8 9
Lain-lain
11
Kerjasama dgn pemerintah utk sistem peringatan dini
12
Kerjasama dengan media massa untuk penyuluhan
13
Pelatihan relawan
Sistem peringatan dini berbasis masyarakat (6) menggunakan peralatan dan sumber daya lokal seperti kentungan dan pecalang. Pelatihan pertolongan pertama sudah pernah dilakukan oleh beberapa warga, seperti anggota penyelamat pantai dan mahasiswa.
14 15
Contoh pengisian Formulir A-09 – Prioritas Tindakan yang Diperlukan untuk tanah longsor Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-09
Prioritas Tindakan yang Diperlukan Bagian
No
1 Pengetahuan 2 tentang… 3 4 Bagian
No
Kemungkinan terjadinya di wilayah ini Lokasi rawan bencana di wilayah ini Cara pencegahannya Tindakan
5
Memeriksa kondisi tanah secara berkala Membuat Peta Ancaman Melakukan deteksi dini Menyiapkan sistem tanda bahaya Menentukan lokasi pengungsian Membuat rencana pengungsian Pemeliharaan tanggul di utara desa Gladi untuk rencana pengungsian
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tgl :
Sulastri 1 Des 2003
Penebangan pohon yang berlebihan Akan lebih parah apabila penebangan tidak dihentikan Sebelah barat desa Penebangan harus dihentikan Prioritas 1
Membangun tanggul / tembok penyangga lereng
Pengisi :
Keterangan
Sudah Belum
4
Pencegahan 3
98
Penyebab
Desa Wonokerto Tanah Longsor
Sudah Belum Tahu Tahu
2
Lain-lain
Penjelasan
Melarang penebangan pohon dan hutan Penanaman pohon-pohon kembali Membuat saluran / selokan air
1
Persiapan
Lokasi : Jenis Ancaman :
2
Untuk tindakan yang diperlukan diisi tanda : 3
Keterangan
No. 11 sedang dilaksanakan pembangunannya, No..4 sudah direncanakan tapi sedang menunggu bahan, No.10 & No.12 perlu pelatihan
sebelum bencana
Contoh pengisian Formulir A-09 – Prioritas Tindakan yang Diperlukan untuk gunung api Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-09
Prioritas Tindakan yang Diperlukan Bagian
No
1 Pengetahuan 2 tentang… 3 4 Bagian
2 Pencegahan 3
Sudah Belum Tahu Tahu
Penjelasan
Penyebab Kemungkinan terjadinya di wilayah ini Lokasi rawan bencana di wilayah ini
Pengisi : Tgl Mengisi :
Suherman 15-Jan-01
Keterangan
Gerakan lempeng bumi, Kelihatannya masih aktif Di seputar gunung lereng
Cara pencegahannya
No 1
Desa Kertanaga Jenis Ancaman: Gunung Berapi Lokasi :
Tindakan
Prioritas
Sudah Belum
1
Hindari membangun di daerah yang rawan Memindahkan desa dari aliran lava Membangun tanggul penangkal aliran lava
2
Untuk tindakan yang diperlukan diisi tanda : 3
Keterangan
4 5 6 7 Persiapan
8 9
Mempersiapkan peralatan keselamatan diri Menghubungi organisasi bantuan Menyiapkan sistem tanda bahaya Menentukan lokasi pengungsian
Pengetahuan tentang awan panas
No.3 & No.6 Pemda sudah membuat rencana, No.8 Sudah ada tapi belum mencukupi, Masyarakat masih memerlukan pelatihan dari Instansi terkait
10 11 12 Lain-lain
13 14 15
Contoh pengisian Formulir A-09 – Prioritas Tindakan yang Diperlukan untuk badai dan angin topan Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-09
Prioritas Tindakan yang Diperlukan Bagian
No
1 Pengetahuan 2 tentang… 3 4 Bagian
No
1 2 Pencegahan 3 4
Lokasi :
Jenis Ancaman :
Penjelasan
Penyebab Kemungkinan terjadinya di wilayah ini Lokasi rawan di wilayah ini Cara pencegahannya Tindakan
Memeriksa rumah-rumah Membuat penutup jendela dari kayu Mengadakan penyuluhan tentang bahaya Menanam pohon-pohon penangkal angin
Desa Kuala Sampang Badai
Tgl Mengisi :
Sudah Belum Tahu Tahu
Pengisi :
D Marhaen 15 Juni 2002
Keterangan
Tapi belum jelas Sering Daerah dekat pantai Tapi belum jelas, masih perlu pelatihan Prioritas
Sudah Belum
1
2
Untuk tindakan yang diperlukan diisi tanda : 3
Keterangan
5 6 7 Persiapan
8 9 10 11 12
Lain-lain
Membuat rencana pencegahan Menentukan lokasi pengungsian Membuat peta ancaman Membuat rencana pengungsian Menyiapkan sistem tanda bahaya Menjalin hubungan dengan BMG Menghubungi Satlak PB untuk pelatihan
No.7 & No.8 Sedang diadakan penyuluhan, No..9 - 10 Perlu pelatihan, No.11 BMG sudah dihubungi.
13 14 15
99
sebelum bencana
Contoh pengisian Formulir A-09 – Prioritas Tindakan yang Diperlukan untuk banjir
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-09
Prioritas Tindakan yang Diperlukan Bagian
No
1 Pengetahuan 2 tentang… 3 4
1 2 Pencegahan 3 4 5 6 7 Persiapan
8 9
Jenis Ancaman:
Tgl Mengisi : Keterangan
Penyebab Kemungkinan terjadinya di wilayah ini Lokasi rawan bencana di wilayah ini
Sampah yang menyumbat jalan air sungai & saluran air Setiap kali ada hujan deras yang lebih dari 2 hari Daerah di pinggir sungai Perlu diadakan pembersihan dan pengelolaan sampah
Cara pencegahannya Tindakan
Prioritas
Sudah Belum
1
Hindari membangun di lokasi yang rawan Bangun tanggul / tembok penahan Melatih masyarakat untuk bisa berenang Pembersihan saluran-saluran air Melakukan deteksi dini Membuat Peta Ancaman Menyiapkan sistem tanda bahaya Menentukan lokasi pengungsian Membuat rencana pengungsian
Membuat jadwal kerja bakti
2
Untuk tindakan yang diperlukan diisi tanda : 3
Keterangan
Suherman 15-Jan-01
Pengisi :
Sudah Belum Tahu Tahu
Penjelasan
No
Bagian
Desa Pringga Banjir
Lokasi :
No.4 - Kerja bakti 1 bulan sekali, hari minggu terakhir. No.8 & No.9 Perlu pelatihan. No.6 Sudah ada rencana tapi belum ada bahan.
10 11 12 Lain-lain
13 14 15
Contoh pengisian Formulir A-09 – Prioritas Tindakan yang Diperlukan untuk konflik sosial
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-09
Prioritas Tindakan yang Diperlukan Bagian
Pengetahuan tentang…
Bagian
No
Penjelasan
1
Penyebab
2
Kemungkinan terjadinya di wilayah ini
3
Lokasi rawan di wilayah ini
4
Cara pencegahannya
No
Tindakan
1
Mengadakan penyuluhan tentang perbedaan Membentuk sistem komunikasi Forum agama & kelompok masyarakat Membuat kegiatan sosial bersama
2 Pencegahan
Lokasi : Jenis Ancaman :
3 4
Desa Sengkuni Konflik Sosial
Sudah Belum Tahu Tahu
Pengisi : Tgl :
A Hardi 20-Feb-04
Keterangan
Persoalan tanah dan kehidupan yang makin sulit Kalau keadaan masih seperti ini akan sering terjadi Biasanya di tempat anak-anak muda minum Jangan mau dihasut; masalah dirundingkan Prioritas
Sudah Belum
1
2
Keterangan
Untuk tindakan yang diperlukan diisi tanda : 3
5 6 7 Persiapan
8 9
Merencanakan tindakan pencegahan Menyiapkan sistem tanda bahaya Menentukan lokasi pengungsian Membuat rencana pengungsian
10 11 12 Lain-lain
13 14 15
100
16
Pemahaman perbedaan dalam masyarakat
No.6 & No.8 - Perlu sering mengadakan pertemuan. No.3 Pemuka Agama & Adat telah melakukan penyuluhan. No..7 & No..9 - Perlu pelatihan
sebelum bencana
Contoh pengisian Formulir A-09 – Prioritas Tindakan yang Diperlukan untuk serangan teroris Desa Kuta Jenis Ancaman : Serangan Teroris
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-09
Lokasi :
Prioritas Tindakan yang Diperlukan Bagian
No
Pengetahuan tentang…
Bagian
1
Penyebab
2
Kemungkinan terjadinya di wilayah ini
3
Lokasi rawan di wilayah ini
4
Cara pencegahannya Tindakan
1
Pendidikan dalam kewaspadaan masyarakat Melaporkan orang yang mencurigakan Melaporkan bungkusan yang mencurigakan Memeriksa orang-orang di pintu masuk Pemeriksaan kendaraan di pintu masuk Pelatihan PPGD Sistem Komunikasi Daftar petugas-petugas kesehatan Sistem pemadam kebakaran Menentukan lokasi pengungsian Pemeriksaan identitas pendatang
3 4 5 6 7
Persiapan
No
2 Pencegahan
Sudah Belum Tahu Tahu
Penjelasan
8 9 10 11
Pengisi : Tgl : Keterangan
Tapi belum jelas Bisa terjadi kapan saja Bisa terjadi dimana saja Laporkan semua yang mencurigakan Prioritas
Sudah Belum
1
2
Untuk tindakan yang diperlukan diisi tanda : 3
Keterangan
G Sarjana 12 Okt 2002
No..7, No..9 & No.10 - Perlu pelatihan. No.11 - Razia KTP telah dilakukan
12 Lain-lain
13 14 15
Formulir A-10 – Rencana Tindakan Pencegahan dapat digunakan oleh Regu Penyelamatan untuk menentukan masalah, prioritas, tindakan pemecahan dan sumber daya yang diperlukan.
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-10
Lokasi :
Rencana Tindakan Pencegahan Untuk pilihan prioritas yang paling tepat isi tanda : No
Masalah
Usul Tindakan
#
Tebing di utara desa yg rawan longsor
Perbaikan tanggul dan tembok penyangga
#
Hutan yang gundul di utara desa
Penanaman kembali hutan di sebelah utara
# Tanda bahaya
Membuat sistem tanda bahaya
Pengisi :
Tgl Mengisi : Prioritas 1
2
Bahan yang Diperlukan
Pelaksana
Batu, semen dan pasir Gotong royong
3
Desa Wonokerto Made Nurbawa 8 Juli 2000
Bibit pohon, pupuk, peralatan menanam
Anak sekolah SMU
Peralatan bunyibunyian (peluit, kentongan dll)
Ibu-ibu PKK
Bantuan & Sumbernya
Rp 24.000.000,00 (Bantuan Bupati) 350 bibit pohon (Dinas Kehutanan) Swadaya
Cara mengisi Formulir A-10 – Rencana Tindakan Pencegahan. Isilah masalah yang dihadapi bersama-sama masyarakat pada kolom masalah dan tentukan usul tindakan, bahan, pelaksana, waktu dan biaya yang dibutuhkan. Keterangan dan catatan
101
sebelum bencana
Rencana kesiapsiagaan Upaya yang dilakukan bertujuan untuk meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi baik jiwa, harta benda maupun lingkungan. Koordinator KMPB sebaiknya mengadakan musyawarah Perencanaan kesiapsiagaan yang melibatkan perwakilan semua unsur masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, orang lanjut usia maupun anak-anak sehingga dihasilkan rencana yang dapat dipahami dan diterima oleh semua warga. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan dalam rangka kesiapsiagaan adalah: 1.
Merencanakan sistem peringatan dini
2.
Membuat peta ancaman
3.
Membuat rencana siaga atau cadangan
4.
Membuat rencana pengungsian atau evakuasi
5.
Simulasi, latihan lapangan atau latihan
Sistem peringatan dini Sistem peringatan dini membantu masyarakat untuk mengambil keputusan mengenai tindakan yang perlu, tepat serta dilakukan pada saat ancaman datang. Pemberian peringatan dini harus: 1.
Menjangkau sebanyak mungkin anggota masyarakat
2.
Segera
3.
Tegas, jelas dan tidak membingungkan
4.
Bersifat resmi atau disepakati oleh semua pihak
1
Contoh pendistribusian informasi ramalan adanya ancaman (peringatan dini)
2
1. Sirene tanda bahaya berbunyi! 2. Informasi bahaya ke BMG 3. Informasi bahaya ke tingkat Propinsi
3
4 6
4. Informasi bahaya ke tingkat Kabupaten 5. Informasi bahaya ke tingkat Kecamatan 6. Informasi bahaya ke tingkat Desa 7. Informasi bahaya sampai ke masyarakat
102
5 7
sebelum bencana
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam sistem peringatan dini antara lain: 1.
Masyarakat mengetahui tingkat peringatan
2.
Masyarakat menyepakati lambang dan tanda peringatan
3.
Masyarakat menyepakati petugas yang membunyikan tanda peringatan
4.
Masyarakat menyepakati dan mempunyai alat penyebar peringatan, misalnya kentongan, pengeras suara di Masjid
5.
Semua warga masyarakat dapat menjangkau alat peringatan dan papan informasi
6.
Peringatan dalam bahasa sederhana, tegas arahannya dan dalam bahasa lokal/setempat
7.
Masyarakat bersama regu peringatan dini melakukan pelatihan peringatan dini sekurangnya 6 bulan sekali
Rencana cadangan Rencana cadangan adalah rencana menghadapi situasi darurat. Prinsip-prinsip rencana cadangan • • • •
Penyusunan dilakukan bersama, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda Situasi darurat disepakati bersama Dilakukan secara terbuka Menetapkan peranan dan tugas setiap pihak
•
Diperbaharui sekurangnya setiap 6 bulan
Tanda awal ancaman
rencana cadangan
siap siaga
Berikut adalah langkah-langkah dalam penyusunan rencana cadangan
1. Prioritas risiko Langkah pertama adalah menetapkan prioritas ancaman yang paling berisiko.
2. Memperkirakan situasi darurat yang akan terjadi Perlu gambaran awal wilayah, peta ancaman, kemampuan dan kerentanan warga. Hal ini akan memberikan gambaran seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh ancaman tersebut dan seberapa besar kemampuan masyarakat mengelola ancaman serta dampak yang diakibatkan. Memperkirakan situasi darurat, hal yang perlu diperhatikan adalah: 1.
Wilayah yang diperkirakan terkena bencana
2.
Letak dan tempat pengungsian
3.
Jumlah dan sifat penduduk yang terkena bencana
4.
Perkiraan kebutuhan darurat
5.
Kemudahan penduduk terkena bencana untuk mendapatkan bantuan
6.
Perkiraan jangka waktu bantuan dibutuhkan
7.
Profil pengungsi berdasarkan jenis kelamin, usia dan kelompok rentan
8.
Menentukan cara pemenuhan kebutuhan pada saat darurat 103
sebelum bencana
Yang diperlukan dalam penyusunan rencana cadangan: 1.
Manajemen dan koordinasi
2.
Pendataan dan perlindungan
3.
Penampungan sementara dan prasarana pendukung
4.
Pangan dan gizi
5.
Air bersih dan sanitasi
6.
Logistik dan transportasi
7.
Perlengkapan kebersihan, peralatan memasak dan makan minum serta pakaian
8.
Pelayanan kesehatan dan penyuluhan kebersihan
9.
Pendidikan
10. Pelayanan masyarakat 11. Keamanan dan keselamatan sumber penghidupan
3. Pelaksanaan dan tindak lanjut Rencana cadangan dilaksanakan apabila situasi darurat terjadi. Setelah pelaksanaan rencana cadangan diperlukan tindak lanjut yang membahas: •
Laporan pelaksanaan kegiatan masing-masing Seksi
•
Peninjauan kembali terhadap tanda peringatan dini
•
Penyesuaian rencana cadangan dengan berbagai tambahan yang dibutuhkan
Latihan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapsiagaan warga menghadapi ancaman bencana yang mungkin terjadi. Latihan ini dibagi menjadi dua kegiatan yaitu: Koordinasi di Pos Koordinasi (Posko) Langkah-langkah dalam koordinasi posko 1.
Koordinator umum KMPB menyampaikan kembali situasi darurat yang telah disepakati bersama sebelumnya. Isinya tentang ancaman yang akan terjadi, waktu ancaman terjadi, tanda peringatan dini yang disampaikan, cara komunikasi untuk menyampaikan peringatan kepada warga, tindakan warga, jumlah warga yang mengungsi, jalur evakuasi, cara evakuasi (memprioritaskan kelompok rentan), perkiraan waktu yang ditempuh, letak dan tempat pengungsian, jangka waktu berada di pengungsian, jenis dan jumlah kebutuhan penduduk selama mengungsi
104
2.
Masing-masing Seksi melaporkan sumber daya yang mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan
3.
Jika ditemukan kekurangan sumber daya, maka disepakati jalan keluarnya
4.
Mengevaluasi persiapan dan pelaksanaan latihan secara keseluruhan di semua Seksi yang terlibat
sebelum bencana
Latihan lapangan Kegiatan latihan lapangan adalah pengerahan sumber untuk menguji coba situasi darurat yang akan dilaksanakan di lapangan. Hal-hal yang perlu dipantau dan dievaluasi dalam pelaksanaan latihan lapangan: 1.
Cara penyampaian peringatan dini dari lembaga terkait (BMG) kepada masyarakat (rumah tangga). Apakah cara penyampaian peringatan, mulai dari lembaga terkait sampai ke Desa, kemudian dari Desa ke Kampung, dari Kampung ke setiap rumah tangga sudah jelas dan tepat? Apakah alat-alat yang digunakan dalam penyampaian peringatan bisa digunakan dan berfungsi dengan baik? Apakah alat penyampaian peringatan di tingkat Desa mampu menjangkau seluruh penduduk di sekitarnya?
2.
Tanggapan penduduk yang menerima peringatan dini untuk menyelamatkan diri. Bagaimana masyarakat bertindak setelah menerima informasi mengenai peringatan adanya ancaman?
3.
Penanganan penderita gawat darurat oleh masyarakat setempat maupun relawan jika dalam situasi darurat disebutkan ada korban.
4.
Pengungsian masyarakat dan caranya (memprioritaskan kelompok rentan dan korban). Bagaimana warga menyelamatkan diri ke tempat yang aman? Apakah mereka memprioritaskan kelompok rentan untuk mengungsi? Sarana apa yang mereka pakai menuju ke daerah aman? Apakah jalur evakuasi aman? Apakah dalam evakuasi terjadi kemacetan atau tabrakan antar warga atau sarana transportasi? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tempat yang aman atau tempat pengungsian?
5.
Penentuan letak dan tempat pengungsian. Apakah penentuan letak dan tempat pengungsian telah mempertimbangkan beberapa hal seperti jumlah warga yang mengungsi; luas lahan atau jumlah bangunan yang tersedia; keamanan tempat dari ancaman dan bahaya seperti bangunan tidak stabil, tanahnya tidak stabil; mudahnya mendapatkan prasarana pendukung seperti pasokan air bersih, sanitasi (mandi, cuci, jamban, pengelolaan sampah, saluran pembuangan air), kondisi jalan untuk sarana transportasi; dan pelayanan kesehatan dan pendidikan?
6.
Kebutuhan pengungsi. Kebutuhan pengungsi beraneka ragam, ditambah lagi dengan kebutuhan khusus kelompok rentan.
7.
Koordinasi antar Seksi dan regu. Salah satu tantangan terbesar dalam penanggulangan bencana adalah koordinasi antar Seksi dan regu yang terlibat. Seringkali gagalnya koordinasi disebabkan oleh sikap mendahulukan kepentingan masing-masing Seksi
yang
menyebabkan
penanggulangan
bencana menjadi tersendat-sendat. Apabila dalam pelaksanaan latihan lapangan masih ditemukan hambatan dalam koordinasi, sebaiknya dicarikan jalan keluar dalam pertemuan evaluasi kegiatan latihan lapangan. 105
sebelum bencana
Catatan
106
Sebelum Bencana
Rencana Pengungsian
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
sebelum bencana
Catatan
108
sebelum bencana
A.5 Rencana pengungsian Tentang pengungsian Pengungsian adalah proses pemindahan orang ke tempat yang aman dari daerah berbahaya. Pengambilan keputusan untuk melakukan pengungsian adalah hal yang penting pada saat bencana. Keputusan yang tepat dalam melakukan pengungsian sangat menentukan dalam mengurangi dampak bencana. Ini adalah pilihan terakhir, karena sulit untuk mengintegrasikan masyarakat kembali ke kehidupan semula. Jangan lakukan evakuasi kecuali jika benar-benar dibutuhkan!
Yang dipertimbangkan dalam menentukan pengungsian Menilai potensi dampak bencana Perlu atau tidaknya melakukan pengungsian ditentukan dengan terlebih dahulu menilai besarnya dampak bencana. Penilaian ini bisa dilakukan secara naluriah atau melalui pengamatan langsung.
Kemungkinan bahaya susulan Pada banyak kasus, bencana yang terjadi diikuti oleh bencana susulan yang kadang-kadang mengakibatkan jatuhnya lebih banyak korban. Misalnya, pada saat gempa pertama mungkin hanya sedikit korban yang jatuh, namun lokasi bencana belum dapat dikatakan aman karena keadaan bangunan dan sarana umum lainnya masih dalam kondisi berisiko. Oleh karena itu, harus dipastikan lokasi yang tertimpa bencana sudah aman dari ancaman bahaya susulan yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban lebih banyak.
Tersedianya kebutuhan Tersedianya kebutuhan masyarakat di tempat pengungsian perlu diperhatikan dan disediakan sebelum ancaman terjadi. Kebutuhan ini meliputi •
Tempat perawatan korban
•
Tempat perlindungan yang aman
•
Tempat untuk melakukan koordinasi bantuan
•
Sarana yang tersedia
109
sebelum bencana
Menentukan lokasi pengungsian Tentang masyarakat yang tanahnya digunakan untuk pengungsian Besar kemungkinan penduduk yang tanahnya digunakan untuk pengungsian juga mengalami akibat bencana. Apabila itu terjadi, hal yang perlu dilakukan adalah melibatkan perwakilan dari masyarakat yang tanahnya digunakan untuk pengungsian dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi kedua pihak. Dalam pertemuan itu dibicarakan: • Rencana penanganan akomodasi •
Pengadaan makanan dan air
•
Sanitasi
Pembicaraan mengenai hal ini lebih baik dilakukan sebelum bencana terjadi Rancangan tempat perlindungan, konstruksi dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Rancangan tempat perlindungan hendaknya bisa memberikan rasa aman, nyaman dan tentram bagi orangorang yang berlindung dan harus menyatu dengan lingkungan, baik dalam lingkungan budaya maupun alam sekitarnya. Pertimbangan dalam memilih tempat pengungsian
110
•
Tempat yang aman dari ancaman bencana dan binatang buas
•
Cukup luas untuk menampung pengungsi (minimal 3.5 m2 per orang) dan kegiatan pertolongan
•
Jalur mudah dijangkau
•
Fasilitas air bersih dan sarana lainnya
•
Kemudahan komunikasi
sebelum bencana
Tempat pengungsian untuk bencana tertentu •
Tanah Longsor - tempat datar dan aman
• • • • • •
Gunung Api - tempat tinggi dan terlindung dari abu dan gas Tsunami - tempat tinggi sekitar 30 meter dari permukaan laut Banjir - dataran tinggi, di luar daerah jalur banjir Gempa Bumi - di luar bangunan/tempat terbuka Konflik Sosial - tempat yang netral dari pihak-pihak yang bertikai Serangan Teroris - tempat jauh dari keramaian, sarana umum dan bangunan penting
Tempat pengungsian tetap memperhatikan adanya sarana umum yang aman dan mudah terjangkau misalnya Masjid, Sekolah, balai Desa, kantor Desa / Lurah. Bila tidak memungkinkan, baru diupayakan pembangunan tempat penampungan sementara. Berikut adalah Formulir A-011 – Persiapan Pengungsian yang digunakan oleh Regu Pengungsian untuk dirundingkan dengan masyarakat setempat dalam mempersiapkan pengungsian. Untuk mendapat jawaban yang tepat, pertanyaan-pertanyaan di formulir ini perlu dibahas bersama. Sebaiknya masyarakat sudah berunding mengenai rencana pengungsian sebelum bencana terjadi. Lokasi :
Formulir Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana No A-11
Persiapan Pengungsian
Pengisi :
Untuk pilihan prioritas yang paling tepat isi tanda : Bagian
Tgl Mengisi : Sudah Belum Tahu Tahu
No
Penjelasan
1
Cakupan bencana untuk menentukan mengungsi atau tidak
Kebutuhan pengungsi
Proses pengungsian
Pengetahuan 2 tentang… 3
Desa Wonokerto Suroso 20-Sep-98 Keterangan
Perlu pelatihan Perlu pelatihan Perlu pelatihan
4
Bagian
No
Tindakan
Sudah Belum Dilaksa Dilaksa nakan nakan
Prioritas 1
2
1
Menentukan lokasi pengungsian
2
Membuat rencana pengungsian
3
Mengetahui jalan yang terbaik menuju ke lokasi pengungsian
4
Transportasi untuk pengungsian
5
Data pelayanan gawat darurat
6
Rencana pemindahan korban ke rumah sakit
7
Menjamin keamanan
8
Membuat peta ancaman
9
Latihan untuk pelaksanaan pengungsian
Persiapan
3
Keterangan
Masyarakat sangat memerlukan pelatihan mengenai pengungsian. Sudah menghubungi beberapa instansi tetapi belum mendapat jawaban.
10 11 Lain-lain 12
Cara mengisi Formulir A-011 – Persiapan Pengungsian: Pada bagian pengetahuan, isi kolom yang sesuai dengan hasil perundingan dan jelaskan tindakan yang diperlukan dalam kolom keterangan. Kemudian, isi kolom persiapan dengan tindakan-tindakan hasil perundingan tersebut dan tentukan prioritasnya. 111
sebelum bencana
Kesimpulan Untuk mengembangkan rencana penanggulangan bencana secara lengkap, seluruh buku panduan ini perlu dipelajari, dipertimbangkan dan diuji coba. Sebaiknya hasil rencana penanggulangan bencana ini, termasuk peta
ancaman,
kerentanan,
kemampuan,
risiko,
ditempelkan di tempat umum agar bisa dilihat dan dipertimbangkan oleh masyarakat. Semua pendapat dan saran yang diberikan harus dipertimbangkan dan jika perlu, dimasukkan ke dalam rencana.
Menilai perkembangan pelaksanaan Rencana ini perlu sewaktu-waktu diperiksa dan disesuaikan dengan keadaan, ancaman, nomor telepon dan sumber yang berubah. Proses ini diperlukan untuk bisa menjamin kesesuaian rencana dengan keadaan yang sebenarnya. Pelaksanaan rencana Seluruh anggota KMPB dengan mengikutsertakan masyarakat perlu melakukan latihan-latihan uji coba untuk menjamin ketepatgunaan rencana ini dan memperkuat kemampuan dalam menjalankan tugastugasnya. Mengawasi perkembangan pelaksanaan Pada pelaksanaannya, semua kegiatan perlu diawasi untuk mengetahui seberapa jauh kemajuan yang dicapai dan masalah-masalah yang dihadapi. Pengawas pelaksanaan ini sebaiknya dilakukan oleh beberapa orang anggota KMPB dan warga yang ikut dalam proses pembuatan rencana.
112
Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat •
Saat Bencana
Tindakan langsung saat bencana • Tanggap darurat tanpa rencana • Tanggap darurat saat bencana • Tindakan pengungsian •
Saat Bencana Dibuat oleh Yayasan IDEP untuk keterangan lebih lanjut : www.idepfoundation.org/pbbm
saat bencana
Catatan
114
saat bencana
Modul B - Saat Bencana
Pendahuluan Modul ini adalah petunjuk praktis yang disusun untuk
masyarakat
pada
saat
menghadapi
bencana. Perlu diingat bahwa setiap kejadian bencana mempunyai cakupan, intensitas dan dampak yang berbeda. Oleh sebab itu, langkahlangkah ini perlu disesuaikan dengan situasi yang terjadi. Mengingat jam-jam pertama adalah saat yang paling penting dalam melakukan tindakan pada saat bencana, maka Modul B ini sengaja dibuat singkat.
115
saat bencana
Catatan
116
Saat Bencana
Tindakan Langsung Saat Bencana
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
saat bencana
Catatan
118
saat bencana
B.1 Tindakan langsung saat bencana Sebesar apa pun bencana yang terjadi, tindakan langsung yang perlu dilakukan oleh masyarakat yang menghadapi bencana adalah: 1.
Saksi yang mengetahui, BUNYIKAN TANDA BAHAYA! Sebaiknya ditentukan salah satu kelompok dari masyarakat (Regu Peringatan Dini) yang telah ditunjuk sebelumnya sebagai pembuat keputusan. Tindakan ini berkaitan dengan pembunyian tanda bahaya dan rencana pengungsian.
2.
Meminta bantuan - melalui telepon atau mengutus orang •
Meminta bantuan dari Desa terdekat
•
Menghubungi SATGAS PB, PMI, Polisi, TNI, LSM dan Pemerintah
•
Menghubungi media massa (gunakan Formulir B-01 Daftar Komunikasi Harian)
Seksi Tanggap Darurat yang telah dibentuk (lihat: Formulir Sebelum Bencana A-01) segera menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan peranannya. Regu Administrasi dan Dokumentasi harus menyebarkan Formulir B-01 Daftar Komunikasi Harian kepada semua regu untuk mencatat semua hubungan keluar – masuk, telepon, telepon seluler maupun HT (Handy Talky). Semua Regu bisa menyerahkan formulir-formulir yang telah diisi kepada Regu Administrasi dan Dokumentasi, untuk memudahkan pengawasan kerjasama proses tanggap darurat. Formulir Tanggap Darurat Bencana No B-01
Lokasi :
Daftar Komunikasi Harian
Pengisi :
No
Tanggal
Waktu
Dihubungi (keluar) Menghubungi (masuk)
Desa Wonokerto Yani Hartati
Nomor Telepon
Yang Dihubungi / Dicari
Tentang
1 27-Okt-03 10.00
SATLAK PB (masuk)
0342 782xxx
Chandra Gupta
Alat transportasi & tenda
2 28-Okt-03 09.30
SAR (masuk)
021 672xxx
Sucipto M
Peralatan penyelamatan
3 29-Okt-03 13.00
Yayasan Wiguna 0361 883xxx (dihubungi)
Suciana S
Bantuan kejiwaan
4 29-Okt-03 16.30
PMI
Martin S
Obat-obatan
0361 752xxx
0.001 SAR
Lembar No: Regu/Org yg Menangani:
Hasil dari Komunikasi Ini
Bantuan segera datang
Penelepon / Penerima
Maria Dolores
Akan tiba besok pagi pukul 9
Herman Purnomo
3 orang ahli kejiwaan akan hadir 2 hari lagi
Yuyun Raharja
Akan diantar besok pagi
Maria Dolores
Cara mengisi Formulir B-01. Daftar Komunikasi Harian – Isi keterangan menurut judul di atasnya.
119
saat bencana
3.
Kepala Desa, Pimpinan Wilayah atau wakilnya memutuskan untuk mengungsi atau tidak •
Apabila tidak perlu mengungsi - lanjutkan ke Bagian B.2 ‘Tanggap Darurat Tanpa Rencana’
•
Apabila perlu mengungsi - tentukan, perlu langsung atau tidak?
•
Apabila perlu langsung mengungsi - selamatkan diri Anda dan keluarga, jangan ambil risiko dengan membawa barang apa pun. Berangkat secepatnya dengan menggunakan kendaraan yang ada atau berlari
•
Apabila ada waktu SEBELUM mengungsi - lihat bagian A.5 ‘Rencana Pengungsian’ dan B.4 ‘Tindakan Pengungsian’
•
Kalau sudah mempunyai rencana cadangan - buka bagian B.3 ‘Tanggap Darurat Saat Bencana’
•
Kalau tidak mempunyai rencana cadangan - lihat petunjuk di bawah ini Masyarakat harus menyiapkan rencana cadangan yang sudah pernah dilatih bersama untuk menghadapi ancaman yang terjadi tiba-tiba (berlangsung sangat singkat dan cepat), sehingga dapat melakukan upaya penyelamatan diri dan anggota masyarakat lainnya tanpa perlu menanti perintah siapapun
Langkah-langkah penyelamatan diri
120
1.
Segeralah menyelamatkan diri dengan mencari tempat perlindungan atau menjauh dari daerah yang berbahaya
2.
Jika sempat, selamatkan orang di sekitar Anda untuk berlindung atau menjauh dari daerah yang berbahaya
3.
Apabila Anda bertanggung jawab untuk memberitahu tentang bahaya, segeralah beritahu apa yang sedang terjadi atau bunyikan tanda bahaya
4.
Segera setelah keadaan aman, periksalah apakah ada korban (baik anggota keluarga ataupun orang lain) di sekitar Anda
5.
Jika mampu menolong korban yang ada di sekitar Anda, berilah pertolongan pertama, kemudian bawalah korban ke tempat yang aman. Namun apabila Anda tidak mampu menolong, baik karena jumlah korban banyak maupun kondisi korban kritis, segeralah meminta bantuan
6.
Saat menuju ke tempat aman, ajaklah orang-orang di sekitar Anda untuk berkumpul di tempat aman yang telah disepakati
7.
Setelah semua berkumpul di tempat aman, segeralah periksa orang-orang yang berhasil menyelamatkan diri. Lakukan pengamatan singkat dan diskusikan dengan orang-orang di sekitar Anda apakah perlu melakukan tindakan penyelamatan lanjutan atau cukup aman di tempat tersebut. Kemudian lakukan koordinasi untuk melakukan tindakan penanganan darurat. Tentukan lokasi yang akan dipakai sebagai Pos Koordinasi
Saat Bencana
Tanggap Darurat Tanpa Rencana
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
saat bencana
Catatan
122
saat bencana
B.2 Tanggap darurat tanpa rencana Punya rencana atau tidak?
Apabila tidak, Kepala Desa atau pimpinan Desa lainnya segera membagi tugas dan tanggung jawab dengan menunjuk warga masyarakat yang ada di tempat dan dianggap mampu untuk melakukannya. Kumpulkan warga yang sudah ditunjuk dan bentuklah regu-regu tanggap darurat. Besarnya jumlah petugas ini tergantung pada besarnya wilayah dan besarnya bencana. Untuk sebuah Desa di Indonesia, yang ratarata mempunyai 500 keluarga, petugas yang diperlukan adalah kurang lebih 45 orang.
Karena tidak memiliki rencana, maka pengaturan tugas
perlu
disesuaikan
menurut
cakupan
bencana, kondisi Desa atau wilayah setempat dengan melibatkan seluruh masyarakat yang mampu. Para petugas ini dibagi menjadi regu-regu dengan tugas yang tercantum dalam lembaran Keterangan Tugas yang ada di Buku Formulir & Tugas Relawan Dalam Penanganan Bencana. Bagikan lembaran ini kepada regu-regu sesuai dengan tugasnya.
123
saat bencana
Tugas KMPB pada tahap saat bencana Di sini dijelaskan tugas koordinator umum, koordinator Seksi dan regu-regu pada tahap saat bencana. Untuk tugas keseluruhan lihat di Buku Formulir. Seksi atau Regu
124
Tugas
Bekerjasama, dapat pelatihan dari
Koordinator Umum KMPB
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggung jawab atas seluruh kegiatan KMPB. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan seluruh anggota KMPB, juru bicara masyarakat
Koordinator (SG) Seksi Siaga
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggung jawab atas seluruh kegiatan Seksi Siaga. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi
SG-1-Regu Peringatan Dini
Memantau perkembangan bencana, bencana susulan, dan dampak bencana
Dinas Kehutanan, Pertanian, Pengairan, InfoKom, Pemukiman & Prasarana Wilayah, BMG, DVMB, SATGAS, Polisi, Koramil, ORARI, RAPI
SG-2-Regu Pemetaan
Membuat peta dampak bencana, peta wilayah
BAKOSURTANAL, BAPPEDA, PMI, LSM, SATLAK, DVMB, Universitas, BMG, PU, DinSos
Koordinator (TD) Seksi Tanggap Darurat
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggung jawab atas seluruh kegiatan Seksi Tanggap Darurat. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi
TD-1 – Regu Perintis
Memperbaiki jalan/buka jalan baru, menyiapkan tempat pengungsian
SAR, TNI, Polisi, PU, Pencinta Alam, BMG, PMI, SATLAK
TD-2 – Regu Penyelamatan
Mencari, menyelamatkan dan memindahkan korban yang masih hidup.
SAR, BMG, SATLAK, TNI, Polisi, PMI, LSM, Pencinta Alam
TD3 – Regu Keamanan
Mengamankan jalur daerah bencana, dan menjamin keamanan
TNI, Polisi
TD-4 – Regu Pengungsian
Memimpin dan mengawasi proses pengungsian, membuat daftar pengungsi
SAR, PMI, TNI, Polisi, PU, SATLAK
TD-5 – Regu Kebakaran
Memadamkan kebakaran, mematikan aliran listrik, membantu Regu SAR
Dinas Pemadam Kebakaran, Polisi, TNI, PMI
TD-6 – Regu Logistik
Bekerjasama dengan Regu Dapur Umum untuk mengelola Pos Kesejahteraan, mengumpulkan perkiraan kebutuhan dasar dan darurat serta melaporkan
Depot Logistik, PMI, Dinas Sosial
Koordinator (KM) Seksi Komunikasi
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggung jawab atas seluruh kegiatan Seksi Komunikasi. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi, juru bicara masyarakat
KM-1– Regu Dokumen & Administrasi
POSKO KMPB, menyebarkan dan mengisi formulir, menjalin komunikasi, membuat laporan
PMI, Dinas Sosial, SATLAK, LSM
KM-2 -Regu Informasi & Hubungan Luar
Menghubungi Instansi gawat darurat, meminta bantuan, hubungan luar, menyampaikan laporan
Persatuan Wartawan atau Jurnalis, Media Massa, SATLAK, Dinas Infokom, LSM, PMI
KM-3 – Regu Relawan
Menghubungi Instansi relawan, mengerahkan dan menempatkan relawan di Regu terkait
LSM, Pencinta Alam, PMI, SAR, Mahasiswa, Karang Taruna
Koordinator (SJ) Seksi Kesejahteraan
Di setiap tahap penanggulangan bencana bertanggung jawab atas seluruh kegiatan Seksi Kesejahteraan. Menampung dan menangani masalah/keluhan, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi
SJ-1– Regu Pertolongan Pertama
Menilai kondisi korban dan melakukan PPGD, membuat laporan
Dinas Kesehatan, PMI, PUSKESMAS, Rumah Sakit, Lembaga kesehatan lainnya
SJ-2 – Regu Dapur Umum
Menyediakan makanan dan minuman untuk masyarakat dan orang yang bertugas, menyediakan kebutuhan khusus kelompok rentan: bayi, anak, perempuan hamil, perempuan menyusui, orang lanjut usia, orang sakit, dan penyandang cacat (warga yang punya kebutuhan khusus misalnya buta, tuli, lumpuh)
Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, penjual makanan, Depot Logistik, PMI, TNI, LSM
Saat Bencana
Tanggap Darurat Saat Bencana
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
saat bencana
Catatan
126
saat bencana
B.3 Tanggap darurat saat bencana Apabila sudah ada KMPB, pastikan kehadiran anggota-anggota KMPB tersebut. Jika ada yang tidak hadir segera cari orang lain untuk menggantikannya. Jika KMPB sudah siap, pelaksanaan rencana cadangan sudah bisa dimulai.
Mempersiapkan tugas untuk Seksi dan regu Seksi Komunikasi bertugas untuk mengingatkan tentang tugas masing-masing regu pada saat bencana terjadi. Jika diperlukan, gunakan keterangan tugas di Buku Formulir & Tugas Relawan Dalam Penanganan Bencana untuk dibagikan kepada koordinator masing-masing regu. Formulir-formulir di bawah ini juga perlu dibagikan kepada koordinator masing-masing regu sesuai dengan daftar di bawah ini. Jika memerlukan lebih dari satu lembar untuk masing-masing formulir, Seksi Komunikasi perlu memperbanyak secepatnya. Nomor dan judul formulir B-01 Daftar Komunikasi Harian B-02 Daftar Pemisahan Korban Bencana / TRIAGE
Diberikan kepada Semua orang atau regu yang berhubungan luar TD 2 – Regu Penyelamatan, dan SJ 1 – Regu Pertolongan Pertama
B-03 Daftar Kehadiran di Lokasi Bencana
TD 3 – Regu Keamanan
B-04 Laporan Kondisi Sarana
SG 1 – Regu Peringatan Dini
B-05 Permohonan Pencarian
KM 1 – Regu Administrasi dan Dokumentasi
B-06 Daftar Orang Hilang
KM 1 – Regu Administrasi dan Dokumentasi
B-07 Daftar Kelompok Kondisi Korban
KM 1 – Regu Administrasi dan Dokumentasi
B-08 Laporan Jumlah Korban
KM 1 – Regu Administrasi dan Dokumentasi
B-09 Daftar Penentuan Kebutuhan Darurat
TD 6 – Regu Logistik
Untuk cara pengisian formulir-formulir ini, lihat keterangan di dalam halaman yang sesuai dalam buku ini.
127
saat bencana
Penanganan korban Banyak nyawa bisa diselamatkan dengan usaha Pertolongan Pertama yang baik pada jam-jam awal bencana. Untuk menentukan prioritas perawatan, perlu ditentukan bagaimana kondisi korban berdasarkan empat kelompok kondisi di bawah ini:
1.
KR = Kritis: Perawatan Langsung. Korban yang kritis harus diutamakan dan secepatnya dibawa ke rumah sakit terdekat. Perlu dilakukan pencatatan identitas dan ciri-ciri korban, rumah sakit yang dituju dan nomor kendaraan yang mengantar. Jika ada, bisa diberi pita atau sobekan kain berwarna merah di lengannya.
2.
DR = Darurat: Perawatan Segera. Korban yang darurat segera diberi bantuan untuk meringankan penderitaan dan secepatnya dibawa ke rumah sakit terdekat. Perlu dilakukan pencatatan identitas dan ciri-ciri korban, rumah sakit yang dituju dan nomor kendaraan yang mengantar. Jika ada, bisa diberi pita atau sobekan kain berwarna kuning di lengannya.
3.
NK = Non-Kritis: Bisa menunggu perawatan. Korban yang tidak kritis sebaiknya ditempatkan ditempat terlindung dan diberikan pertolongan pertama sebelum dicatat identitas dan ciricirinya. Jika ada, bisa diberi pita atau sobekan kain berwarna hijau di lengannya.
4.
TH = Tanpa Harapan: Meninggal atau tidak bisa dirawat. Korban yang tanpa harapan ditempatkan di lokasi khusus dan dicatat identitas serta ciri-cirinya dan apabila memungkinkan diberi perawatan kemudian. Pindahkan korban tewas dan tidak bisa dirawat ke tempat aman sambil menunggu angkutan ke Rumah Sakit. Jika ada, bisa diberi pita atau sobekan kain berwarna hitam di lengannya.
Nama atau nomor (sesuai dengan tanda pengenal) korban perlu dicatat pada pita atau sobekan kain yang ada di lengan. Untuk keterangan yang lebih lengkap tentang cara Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), lihat penjelasan tentang PPGD di Bagian Lampiran Tambahan. Berikut ini adalah formulir yang digunakan oleh Regu Penyelamatan dan Regu Pertolongan Pertama untuk melakukan pemisahan korban bencana menurut
kondisinya.
formulir
ini
bisa
Dengan
menggunakan
ditentukan
pengutamaan
korban yang perlu dirawat langsung, segera, bisa menunggu atau tanpa harapan. 128
saat bencana
Formulir B-02 – Daftar Pemisahan Korban Bencana / TRIAGE ini perlu diserahkan kepada Regu Administrasi dan Dokumentasi untuk membuat laporan kondisi korban. 1. KR = Kritis: Perawatan Langsung
Formulir Tanggap Darurat Bencana No B-02
3. NK = Non-Kritis: Bisa Menunggu Perawatan
Pengisi : Maria Dolores
4. TH = Tanpa Harapan: Meninggal atau tidak bisa dirawat
No
Nama atau Nomor (sesuai dengan tanda pengenal )
Kondisi (pilih salah satu) KR
DR
NK
1
A-001/4
2
Sumarya S
3
Wahyu Damar
4
Sumarni
5
Surya Kencana
6
Sundari
7
Ahmad Salam
8
Rudi Lamas
9
Parwati M
10
Sunar Cahyadi
11
Jeni Rahman
12
Posman Kurdi
13
Karsidi T
14
A-013/7
15
Lohot S
16
Puri Rama
17
A-033/8
TH
Kelamin L
P
5 thn
DK 3450 GG
Rs Bunga
28-Jul-03
19.3
47 thn
DK 2252 KL
Rs Wangaya
28-Jul-03
20.3
28 thn
/
Sudah pulang
28-Jul-03
20.35
25-30 thn
DK 203 LX
Rs Wangaya
29-Jul-03
9.15
22 thn
DK 3450 GG
Rs Bunga
29-Jul-03
10
38 thn
DK 203 LX
Rs Bunga
29-Jul-03
10.3
Waktu
Tgl
17.12
Berangkat dari Lokasi
28-Jul-03
Tujuan: Rumah Sakit/ Tempat Lain
Rs Wangaya
Di sebelah utara gedung
DK 203 LX
No. Polisi Ambulans / Kendaraan
Lokasi:
34-40
Perkiraan Umur
0.001
Lembar No:
2. DR = Darurat: Perawatan Segera
Daftar Pemisahan Korban Bencana / TRIAGE
25-30 thn
/
Masih di lokasi
/
/
32 thn
/
Masih di lokasi
/
/
15 thn
/
Sudah pulang
29-Jul-03
11.37
60-70 thn
DK 2252 KL
Rs Wangaya
29-Jul-03
12.18
40-50 thn
/
Masih di lokasi
/
/
25-30 thn
/
Masih di lokasi
/
/
40-50 thn
DK 3450 GG
Rs Wangaya
29-Jul-03
14.55
25-30 thn
/
Sudah pulang
29-Jul-03
14.55
18 thn
/
Masih di lokasi
40-50 thn
DK 203 LX
Rs Wangaya
/ 29-Jul-03
/ 15.37
Cara mengisi Formulir B-02 - Daftar Pemisahan Korban Bencana / TRIAGE. Isi keterangan sesuai dengan judul di atasnya. Isi keterangan nama atau nomor (sesuai dengan tanda pengenal) korban yang ada di lengan korban. Isi tanda √ yang sesuai dengan kelompok kondisi korban. Tentukan jenis kelamin dan perkiraan umur. Kemudian catat nomor kendaraan yang mengantar dan sarana perawatan yang dituju, tanggal dan jam korban diberangkatkan.
Orang hilang Tugas Regu Penyelamatan adalah mencari dan menyelamatkan korban bencana yang masih hidup serta memindahkannya ke tempat yang aman. Di samping menyelamatkan korban, regu ini juga harus mencari orang yang belum diketemukan. Setiap laporan orang yang belum diketemukan harus dilaporkan ke Posko KMPB untuk ditempelkan di papan pengumuman. 129
saat bencana
Mengamankan keadaan di lokasi bencana Tempatkan beberapa orang dari Regu Keamanan di sepanjang jalan untuk mengatur keluarmasuknya bantuan ke lokasi bencana. Orang yang tidak berkepentingan sebaiknya dilarang masuk karena lokasi bencana belum aman dan regu-regu yang bertugas di lokasi bencana memerlukan keleluasaan untuk melakukan tugasnya. Pasang tanda petunjuk jalan terdekat mulai dari luar batas Desa sampai ke lokasi bencana untuk kemudahan jalur bantuan. Jika memungkinkan perbaiki kerusakan jalan untuk memperlancar lalu lintas kendaraan. Tindak kejahatan di lokasi bencana perlu ditangani sesuai aturan yang ada. Karena lokasi ini masih dianggap berbahaya, untuk mengetahui orang-orang yang hadir di lokasi bencana dan kepentingannya, Regu Keamanan bisa menggunakan Formulir B-03 Daftar Kehadiran di Lokasi Bencana. Formulir Tanggap Darurat Bencana No B-03
Lokasi :
Daftar Kehadiran di Lokasi Bencana No
Tanggal
Waktu Masuk Waktu Keluar
Pengisi : Nama
Desa Wonokerto Herman Purnomo
0.001
Lembar No:
Alamat & Nomor Telepon/ HP
Alasan
1
1/8/03
1:12
17:15
Wardiman
Jl. Astina 11x Bangli, o81 338 41xxx
Identifikasi korban
2
1/8/03
12:00
18:15
Rukmini Sala
Desa blantih, 081 234 333xxx
Wartawan
3
1/8/03
12:00
19:15
Darsih Kumala
Desa Wombat, 081 335 43xxx
PMI
4
1/8/03
1:00
20:15
Amanda Rustam
Ngasem Rejo, 081 879 6xxx
Linmas
5
1/8/03
2:00
21:15
Roy Marten
Pringgodadi, 081 553 64xxx
SAR
6
1/8/03
3:00
22:15
Gendon
Desa Palung, 081 856 42xxx
Polsek
7
1/8/03
4:00
23:15
Mardi Juana
Jl, Solo 54, Yogya 081 338 68xxx
Wartawan
8
1/8/03
5:00
21:15
Kalim Suharto
Jl. Sampit 29a, Yogya 081 556 78xxx
Membawa makanan
9
1/8/03
6:00
14:25
Heri Mawan
Desa Kuncrut, 081 235 43xxx
Linmas
10
1/8/03
7:00
14:15
Suparjo Kali
Pringgodadi 081 558 79xxx
Linmas
11
1/8/03
8:00
14:15
Murti Kayan
Desa Tebus 081 185 67xxx
TVRI
12
1/8/03
9:00
17:00
Paling Gunadi
Jl. Murka 14, Solo 081 234 55xxx
SAR
13
1/8/03
10:00
17:10
Maria Tombong
Jl. Artini 2, Salatiga 081 556 23xxx
Sukarelawan
14
1/8/03
11:00
18:05
Rini Salim
Jl. Artini 4, Salatiga
Sukarelawan
15
1/8/03
12:00
19:45
Purba Lingga
Jl. Artini 6, Salatiga
Sukarelawan
16
1/8/03
13:00
18:30
Sunarti Renta
Ngasem Rejo 081 156 33xxx
Mencari keluarganya
17
1/8/03
14:00
19:50
Loban Sirait
Jl. Durna 13, Solo 081 335 86xxxx
SAR
Cara mengisi B-03 Daftar Kehadiran di Lokasi Bencana: Isi keterangan sesuai dengan judul di atasnya.
130
saat bencana
Membuat laporan kondisi sarana Formulir B-04 – Laporan Kondisi Sarana berikut ini bisa digunakan oleh Regu Peringatan Dini untuk mengetahui keadaan, untuk kemudahan akses masuk organisasi-organisasi bantuan. Isian dari formulir ini juga akan berguna untuk membuat perkiraan kebutuhan dan pembuatan peta dalam tahap pemulihan.
Lokasi :
Formulir Tanggap Darurat Bencana No B-04
Laporan Kondisi Sarana Pelapor :Mansur Abu Bakar
Pengisi : Penerima :
Supramto D
Tanggal Lapor :
a b c d e f g
Saluran Air di… Saluran Air di… Saluran Air di… Saluran Air di… Listrik Sanitasi Komunikasi
Lokasi
Selatan desa Pusat desa Timur desa Barat desa Seluruh desa Seluruh desa Seluruh desa
Jalur Utama ke Lokasi Bencana & Fasilitas Medis
a b
HR
TB
BR
Hujan masih terus turun waktu laporan ini dibuat, kemungkinan bencana susulan bisa terjadi kapan saja. Apabila hujan tidak berhenti penduduk daerah utara desa perlu diungsikan
HR
Yeh Mampeh Ke Bukit Sari Yeh Mampeh Ke Penelokan
TB
BR
OK
Jalur terbaik menuju lokasi bencana adalah:
c
Dari Penelokan menuju Songan
Bangunan - Tulislah nama & tempat bangunan yang rusak, lalu tunjukkan jumlah yang rusak dalam kotak sesuai kondisinya
a
c d e f
Pukul: 11.00 WITA
OK
d
b
05-Sep-03
Catatan penting:
HR : Hancur / TB : Tidak bekerja / BR : Bekerja tapi Rusak / OK : Bekerja dgn Baik.
Sarana Utama
Yeh Mampeh Marlin Kondan
Rumah Toko Kantor Pasar MCK umum Persediaan air
HR
TB
BR
36 30 7 14 2 1 3
OK
278 28 5
2
6 4
Jalur terbaik menuju lokasi fasilitas medis adalah:
Jalan raya masih bisa dilewati
g
Cara mengisi Formulir B-04 Laporan Kondisi Sarana Menentukan sarana sesuai dengan sarana yang ada di wilayah dan lokasinya. Beri tanda pada kolom kondisi sarana-sarana tersebut. Tentukan jalur terbaik dan kondisinya untuk menuju ke lokasi bencana dan jalur menuju ke sarana medis. Untuk hal-hal lain yang perlu dilakukan bisa dimasukkan dalam keterangan catatan.
131
saat bencana
Mendirikan pos-pos bantuan kemanusiaan Pos-pos bantuan ini dibentuk sebagai tempat untuk mengatur informasi, komunikasi dan kerjasama antara masyarakat dan pihak luar. Jumlah pos-pos ini tergantung dari besarnya cakupan bencana. Masyarakat dan KMPB bisa menentukan pos-pos yang diperlukan. Setiap Pos sebaiknya diberi nama yang jelas, disertai dengan jenis pelayanannya sehingga warga bisa dengan mudah menemukan tempat untuk mendapatkan bantuan. Semua pos-pos bantuan kemanusiaan sebaiknya berada di lokasi yang aman.
Posko KMPB Pelaksana : Seksi Komunikasi Adalah posko pertama ketika memasuki daerah pos bantuan kemanusiaan. Fungsi Posko KMPB termasuk:
132
•
Mengatur komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar Seksi dan Regu
•
Memberi keterangan kepada orang yang datang dan mengatur hubungan keluar
•
Penyimpanan dan penyebaran data
•
Tempat papan pengumuman - tentang keterangan umum yang bisa dilihat oleh masyarakat
•
Tempat melaporkan orang yang belum ditemukan
•
Tempat mengolah laporan kondisi korban
saat bencana
Pendaftaran untuk orang hilang Dalam proses ini, Regu Administrasi dan Dokumentasi harus membantu pelapor dalam mengisi Formulir B-05 Permohonan Pencarian. Formulir berikut ini bisa digunakan untuk mencatat rincian ciri-ciri orang yang belum ditemukan untuk memudahkan pengenalan korban yang dicari. Formulir ini juga bisa digunakan untuk mendata korban sesuai dengan kondisi mereka. Formulir B-05 Permohonan Pencarian (bagian pertama) Formulir Tanggap Darurat Bencana No B-05
Permohonan Pencarian / Missing Person Tracing Form Kasus Bencana Tragedy
Tempat
Banjir
Place
Tanggal
Desa Batur
Date
No. Ref
23-Jul-03
M - CK/03
1. Orang yang Dicari / Missing Person Nama Lengkap Full Name Nama Ayah Father Name Tanggal Lahir Birth Date Tempat Lahir Place of Birth
Ciri-ciri Umum General Appearance Mata Eyes Kuping Ears
Nama Ibu Mother Name Kebangsaan
3/30/81
Nationality
Blahbatuh Tengah
Passport / Other Identification Card
Weight
Tinggi Height
Ethnic Group Kabupaten
Blahbatuh
Regency
Rambut
Lebar
Gianyar Pekerjaan Job Warna Kulit
165 cm
Skin Color
Photo Attached
Mouth
Hair
Pada Betis
Other Characteristics (Tattoos, scars, marks)
Latest Date Seen
Suku
Indonesia
Foto Terlampir Bibir
Hitam
Ciri-ciri Khusus (Tato, bekas luka, tanda)
Tgl Terakhir Terlihat
Village
Sex
P
Diah Hantyantia
Berkaca Mata
Other Hair on Body
Clothing
Desa
Kelamin
Erna
2030230/03/1981A-102
52 Kg
Rambut di Badan Lainnya
Pakaian
Nick Name
Pujiono PH
Nomor Passport/KTP/SIM
Berat
Alias
Erna Mandyawati
Hidung
Tipis
Nose
Propinsi Province
Bali Bali
Pegawai BRI Sawo Matang Ya Mancung
Hitam, Panjang Dan Lurus Bentuk Wajah
Bulat Oval
Shape of the Face
Luka Bakar Pada Betis Kaki Kiri
Pakaian biru, celana jeans biru
Perhiasan Accessories
Anting-anting perak
Tempat Terakhir Terlihat
7/24/03
Latest Place Seen
Balai Banjar Desa Batur
Alamat Rumah Orang yang Dicari / Missing Person's Home Address Alamat Rumah : Jln / No Home Address : Street / No Propinsi / Negara Province / Country
Jln. Astina Selatan 11x Bali
Desa, Kabupaten /Kota Village, Regency / City No. Telp Telp No
Gianyar 081 236 18xxx
Alamat Terakhir Orang yang Dicari / Missing Person's Current Address Alamat Terakhir Latest Address Propinsi / Negara Province / Country
Desa Batur Bali / Indonesia
Hotel / Cottage / Rumah Hotel / Cottage / House No Telp Telp No
-
0361 9432xx
INFORMASI LAIN YANG DAPAT MEMBANTU USAHA PENCARIAN/OTHER INFORMATION THAT CAN HELP IDENTIFY THIS PERSON
133
saat bencana
Formulir B-05 Permohonan Pencarian (bagian kedua) 2. Pelapor / Person Making Application for Missing Person Nama Lengkap Full Name
No. Ref
Pujiono PH
M - CK/02
Nomor Passport / KTP / SIM / Lainnya
20381/34-232/7813B
Passport / Other Identification Card Tanggal Lahir
Kebangsaan
7/3/56
Birth Date
Jl Astina 11x
Home Address : Street / No
Bali / Indonesia
Propinsi / Negara Province / Country Alamat E-mail E-mail Address
Sex
Laki-laki
Indonesia
Nationality
Alamat Rumah : Jln / No
Kelamin
Desa,Kabupaten /Kota Village, Regency / City NoTelp
Gianyar 0361 989xxx
Telp No
utama@crash.net.id
Hubungan dengan Orang yang Dicari
Bapak
My Relationship with Missing Person
Tanda Tangan Pemohon
Pujiono PH
Signature of Applicant
Nama Petugas Officer in Charge
I Made Jason
INFORMASI LAIN / OTHER INFORMATION
Korban menderita Penyakit Asma yang akut Cara mengisi Formulir B-05 Permohonan Pencarian. Setiap kotak harus diisi selengkap mungkin. Semakin banyak keterangan yang diberikan, semakin mudah untuk mengenali korban. Periksa ulang formulir dengan teliti sebelum pelapor pergi. Hasil dari Formulir B-05 Permohonan Pencarian digabungkan dalam Formulir B-06 Daftar Orang Hilang. Formulir ini digunakan oleh Regu Pengungsian untuk: 1.
Ditempelkan pada papan pengumuman di Posko KMPB
2.
Diserahkan kepada Regu Penyelamatan untuk pelaksanaan pencarian
Formulir Tanggap Darurat Bencana No B-06
Lembar No :
Daftar Orang Hilang
Lokasi : Pengisi :
No
Nama Lengkap Orang yang Belum Ditemukan
Kelamin L
P
Umur/Tgl Lahir
Pelapor
Hubungan dengan Korban
0.001
Desa Wonokerto Suroso Alamat dan Nomor Telepon Pelapor
1
Sri Rejeki
22-Dec-75
Sudarso Mulyo
Suami
Desa Batur, 0362 984xxx
2
Rosa Sitepu
30-Mar-81
Andrean Sadri
Teman
Desa Blahbatuh, 081 236 18xxx
3
Firman Murtado
31-Mar-81
Andi Murtado
Adik
Desa Sumerep, (kantor desa 054 232xx)
4
Kurnadi Wongso
42 thn
Marsih
Tetangga
Desa Wonokerto, 081 235 67xxx
5
Ali Mahmudin
25 thn
Uni Sara
Istri
Desa Wonokerto, 081 335 45xxx
6
Kirana Sari
18 thn
Durga Sari
Kakak
Desa Wonokerto, 081 135 76xxx
Cara mengisi Formulir B-06 Daftar Orang Hilang – Isi kolom sesuai dengan judul di atasnya. Perlu diisi nomor dari Formulir B-05 Permohonan Pencarian. 134
saat bencana
Mengolah daftar kelompok kondisi korban Regu Administrasi dan Dokumentasi bisa menggunakan Formulir B-07 Daftar Kelompok Kondisi Korban untuk mengelompokkan kondisi korban dari keterangan Formulir B-02 Pemisahan Korban Bencana / TRIAGE. Formulir ini berguna untuk menentukan kebutuhan korban dan keluarganya dalam tahap pemulihan. Hasil dari formulir-formulir ini juga diperlukan untuk membuat laporan jumlah korban. Tentukan kelompok kondisi korban di kotak kanan atas dan gunakan satu formulir untuk setiap kelompok korban, seperti pada contoh berikut: Desa Batur Pengisi : Ferdi Sukma
Formulir Tanggap Darurat Bencana No B-07
Lokasi :
Daftar Kelompok Kondisi Korban
Gunakan lembar yang berbeda untuk setiap kelompok kondisi - Misalnya, Cedera, Meninggal, Trauma, Kehilangan Rumah
Kelamin No Nama Lengkap Korban
Perkiraan Umur L
1 2 3 4 5
Husin Salim Widiawati Rusman Tumiran Aman Dari Sari Utama
P
32 tahun 23 tahun 45 tahun 18 tahun 26 tahun
Lokasi Korban Sekarang
Nama Pelapor
RS Wangaya Puskesmas RS Bunga RS Bunga RS Bunga
Formulir Tanggap Darurat Bencana No B-07
Rudi Salim Ardianto Hamka Lukman Hakim Andi Marmuf Tama Hartawan
Lokasi :
Daftar Kelompok Kondisi Korban
Pengisi :
Desa Lembang Sutrisna
Gunakan lembar yang berbeda untuk setiap kelompok kondisi - Misalnya: Cedera, Meninggal, Trauma, Kehilangan Rumah
Kelamin No
Nama Lengkap Korban
Perkiraan Umur L
1 2 3 4 5
Joni Pratama Abdul Salim Surya Gemilang Karsiman Ni Made Sunarti
P
63 tahun 23 tahun 20-25 tahun 42 tahun 30-35 tahun
Formulir Tanggap Darurat Bencana No B-07
Daftar Kelompok Kondisi Korban
Lokasi Korban Sekarang
Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui
Lokasi : Pengisi :
Nama Pelapor
Lusi Pratama Mentorejo Sulastri K Broto Kusumah Ngurah Sujana
Kuta Nyoman Wira
Gunakan lembar yang berbeda untuk setiap kelompok kondisi - Misalnya, Cedera, Meninggal, Trauma, Kehilangan Rumah
Kelamin No
1 2 3 4 5
Nama Lengkap Korban
Remy Latu Ni Luh Londri Abdul Salim Murtinah S Purwati Ningsih
L
P
Perkiraan Umur
37 tahun 43 tahun 14 tahun 28 tahun 35 tahun
Lokasi Korban Sekarang
RS Wangaya Puskesmas Posko Poppies Posko Arjuna Rumah
Nama Pelapor
Indra Kencana Aminoto Parto Lupus Kardiman Mukti Merto Dipuran
* Kelompok Kondisi
MENINGGAL Lembar No:
0.001
Alamat dan Nomor Telepon Pelapor
Balai Desa Batur/ 0362-456xxx SD 3 Batur/ 0362-785xxx Jl. Dedaruk 4/ 0362 857xxx Jl. Ampera 27/ 0362 943xxx Jl. Tambun 14/ 0362 456 7xxx
* Kelompok Kondisi
HILANG Lembar No:
0.001
Alamat dan Nomor Telepon Pelapor
Perum. Daun Pisang/ 081 338 xxxx Desa Tingklik RT 04/RW 09 Jl. Mulia Gg IV no.6/ 022-874xxx Jl. Mantili No. 36b/ 022- 452 xxx Jl. Nakula No. 45/ 022-554 xxx
* Kelompok Kondisi
CEDERA Lembar No:
0.001
Alamat dan Nomor Telepon Pelapor
Belantih/ 081 234 54xxx Jln. Kenangan 24 , Kuta Jl. Kediri, Kuta Jl. Dewi Sartika/ 081 335 8xxx Jl. Raya Kuta
Cara mengisi Formulir B-07 Daftar Kelompok Kondisi Korban. Isi kolom sesuai dengan judul di atasnya. Tentukan kelompok kondisi korban di kotak kanan atas. Menggunakan satu formulir untuk setiap kelompok kondisi seperti contoh di bawah ini. Kemudian isi keterangan setiap korban menurut hasil dari Formulir B-02 Pemisahan Korban Bencana/TRIAGE. 135
saat bencana
Membuat laporan jumlah korban Laporan ini adalah ringkasan hasil dari Formulir B-07 - Daftar Kelompok Kondisi Korban. Regu Administrasi dan Dokumentasi bisa menggunakan Formulir B-08 Laporan Jumlah Korban dibuat untuk diperlihatkan kepada media massa dan juga untuk mengajukan permohonan kepada sumber bantuan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan.
Jenis Bencana :
Formulir Tanggap Darurat Bencana No B-08
Laporan Jumlah Korban Pengisi : Penerima :
No
Korban
Lokasi :
Suprapto Susanto Tarigan Manahutu Jumlah
Tanggal Dilaporkan : Waktu :
Data Didapatkan dari Formulir
Tanah Longsor Tegalalang 30-Jul-03 14.15 wita Catatan Penting
1
Hilang
14
Daftar Orang Hilang Formulir B-06
2 korban belum ditemukan
2
Meninggal
21
Daftar Korban Meninggal Formulir B-07
3 mayat belum dikenali
3
Cedera
56
Daftar Korban Cedera Formulir B-07
6 korban mengalami cedera berat
4
Kehilangan Rumah
41
Daftar Korban Kehilangan rumah Formulir B-07
43 rumah hancur total
5
Mengalami Trauma
83
Daftar Korban Trauma Formulir B-07
4 orang mengalami depresi berat
Keterangan
Apabila kondisi cuaca tidak membaik, masyarakat yang berada di utara desa harus segera diungsikan
Cara mengisi Formulir B-08 Laporan Jumlah Korban – Cantumkan jumlah korban menurut kondisinya di dalam kolom-kolom sesuai dengan judul di atasnya. Untuk hal-hal lain bisa ditulis di dalam kolom catatan.
136
saat bencana
Pos Kesehatan Pelaksana: Regu Pertolongan Pertama Adalah pos tempat merawat korban yang bisa ditangani di tempat. Pos ini sebaiknya berada di tempat yang teduh dan dekat dapur umum. Di sinilah semua kegiatan perawatan medis dan kejiwaan dilakukan. Masyarakat yang membutuhkan obat-obatan, perawatan, konseling bisa datang ke pos ini untuk mendapatkan bantuan.
Pos Kesejahteraan Pelaksana: Regu Dapur Umum dan Regu Logistik Adalah tempat dimana warga bisa mendapatkan minuman dan makanan melalui dapur umum dan juga tempat dimana regu-regu KMPB yang sedang membantu masyarakat terkena bencana bisa mendapatkan kebutuhan darurat. Untuk memperkirakan kebutuhan yang diperlukan oleh regu-regu tersebut, regu logistik bisa mengunakan Formulir B-09 Daftar Penentuan Kebutuhan Darurat. Data kebutuhan ini didapatkan dari keterangan setiap Seksi atau Regu yang masing-masing mempunyai kebutuhan khusus. Untuk memenuhi kebutuhan ini, bisa dicari dari sumber daya yang ada di sekitar. Bila barang sudah diperoleh, langsung disalurkan kepada regu atau bagian yang membutuhkannya. Formulir B-09 Daftar Penentuan Kebutuhan Darurat ini juga berguna untuk menentukan kekurangan bahan yang dibutuhkan untuk mendapatkannya dari luar. Untuk keterangan lebih lanjut tentang pencarian bantuan, lihat bagian C.7 ‘Proses pencarian bantuan’.
Formulir Tanggap Darurat Bencana No B-09
Daftar Penentuan Kebutuhan Darurat
Lokasi : Pengisi :
Yeh Mampeh, Batur Saleh Hadi
KEBUTUHAN (Dapat Diperoleh dari Masing-masing Seksi atau Regu) Tanggal
23-Aug-03 23-Aug-03 23-Aug-03 23-Aug-03 23-Aug-03
Nama Barang
Kegunaan
Jumlah yg Dibutuhkan
Untuk Seksi/Regu
Tempat perlindungan Tanggap 42 buah sementara Darurat Mengevakuasi korban 10 buah tandu, Tandu & tali Penyelamatan yang terjebak tali 100 meter Pencarian korban Senter dan baterai 30 buah senter Penyelamatan pada malam hari Pita warna merah, Triage (pemilahan 100 meter P3K kuning, biru dan hitam korban) Masyarakat yang Selimut & baju hangat 200 buah Kesejahteraan kedinginan Tenda / terpal
23-Aug-03
Beras
24-Aug-03
Stetoskop
24-Aug-03 Obat merah & perban
0.001
Lembar No :
BARANG DITERIMA Jumlah yg Diterima
No/Tanda Terima
Paraf Penerima
21 buah
001/08/ym
SY
20 buah tandu, 002/08/ym 150 meter tali
RS
17 buah
003/08/ym
TR
100 m
004/07/ym
MR
280 buah
004/08/ym
RS
Makanan
2 ton
Logistik
1,5 ton
005/01/ym
TR
5 buah
004/03/ym
Mirna
Memeriksa korban
5 buah
P3K
Pengobatan korban luka-luka
20 botol/ 5 dos
P3K
10 botol/2 dos 003/02/ym
RS
10 kg/ 50 kg
Dapur umum
10 kg/100 kg 004/ 01/ym
TR
50 kg/ 200 buah Dapur umum
20 kg/140 buah 004/09/ym
LN
24-Aug-03
Garam & gula
Memasak
24-Aug-03
Kopi & gelas
Membuat kopi
24-Aug-03
Korek api
Memasak
10 dos
Dapur umum
10 dos
005/03/ym
RS
25-Aug-03
Kompor gas
Memasak
20 buah
Dapur umum
16 buah
005/04/ym
TR
Cara mengisi Formulir B-09 Daftar Penentuan Kebutuhan Darurat. Isi nama dan jumlah barang yang dibutuhkan serta kegunaannya, dan nama regu atau bagian yang membutuhkannya. Apabila barangbarang yang diperlukan sudah didapat, isilah dalam kolom yang sesuai dengan judul di atasnya. 137
saat bencana
Penanganan jenazah Bencana besar, apa pun penyebabnya, sama dalam satu hal: banyaknya jumlah korban. Berbagai bencana, seperti Bom Bali 2002 dan Tsunami Aceh 2004, mengajarkan kepada kita pentingnya pengetahuan tentang penanganan jenazah.
Risiko penyakit Anggapan umum bahwa jenazah membawa risiko penyakit menular adalah tidak benar, kecuali korban yang terkena penyakit infeksi seperti flu burung, TBC dll. Jenazah akibat benturan, tenggelam, tusukan benda tajam tidak mungkin menularkan penyakit seperti tipus, kolera, desentri. Risiko penyakit dari jenazah yang tidak ditangani dengan baik adalah mencemari sumber air minum yang dapat meyebabkan gangguan pencernaan atau gejala keracunan makanan.
Risiko gangguan kejiwaan Kita sebaiknya lebih mementingkan gangguan kejiwaan akibat kehilangan orang-orang yang dikasihi dan akibat melihat jumlah korban yang banyak. Karena itu, kita perlu mengumpulkan dan menyingkirkan jenazah sesegera mungkin. Ini tidak berarti bahwa jenazah harus segera dikubur atau dibakar. Jika memungkinkan, kita perlu mengidentifikasi dan mencatat identitas semua jenazah, sebelum dikubur atau dibakar.
Pelaksanaan upacara agama dan adat Kita hendaknya menghormati keinginan anggota keluarga dan masyarakat untuk melakukan upacara agama dan adat bagi orang yang meninggal. Hal ini juga akan sangat membantu orang dalam mengatasi dampak kejiwaan akibat bencana.
Penyiapan tempat kerja sementara Jika memungkinkan, perlu disiapkan tempat identifikasi dan penyiapan jenazah sementara. Tempat dimaksud dapat saja sangat sederhana misalnya perahu, tenda darurat atau bangunan sederhana yang aman dari bencana susulan. Tempat dimaksud harus mudah dicapai dan mempunyai sumber air dan penerangan yang cukup. Jika memungkinkan, empat tempat yang saling berdekatan diperlukan dalam proses ini. Tempat dimaksud adalah
138
1.
Tempat penerimaan : digunakan untuk tempat mencatat dan menggolongkan jenazah awal (misalnya berdasarkan ras, kelamin, perkiraan umur, tinggi dan ciri-ciri mencolok lainnya).
2.
Tempat umum : digunakan untuk tempat anggota keluarga memeriksa foto-foto, pengenal yang dibawa korban, informasi yang sudah terkumpul.
3.
Ruang pemeriksaan : akan dibutuhkan apabila menginginkan informasi rinci terhadap tubuh korban. Di ruang ini bagian jenazah juga akan diambil dan bila dianggap perlu dilakukan bedah jenazah.
4.
Tempat penyimpanan dan pengawetan sementara : akan diperlukan apabila jenazah tidak diambil langsung oleh keluarga korban. Tempat ini harus bersih, sejuk atau dingin dan memiliki akses untuk pengurusannya.
saat bencana
Peralatan Peralatan minimum yang harus tersedia adalah: tandu, sarung tangan kulit, sarung tangan karet, pakaian montir lengkap, sepatu boots, topi pengaman, sabun, bahan pembersih kuman/hama (misalnya: alkohol, kaporit) dan kain katun. Peralatan tambahan (jika ada): meja bedah jenazah dari baja, kereta dorong, penutup lantai, plastik tebal tidak tembus pandang untuk dinding, kantung jenazah, kantung sampah, bahan dan alat pencuci (sabun, ember, lap, handuk), pengharum, dan papan pengumuman besar. Jas hujan sangat diperlukan bila ada risiko hujan dalam bekerja menangani jenazah. Sedangkan masker sebenarnya bukan sesuatu yang menDesak. Alat ini mengganggu pernapasan sehingga pekerja mudah lemas, kecuali masker ini akan berguna pada penanganan jenazah yang diakibatkan oleh penyakit menular seperti flu burung, TBC dll. Tidak ada ancaman dari menghirup bau jenazah sehingga tidak ada bahaya sama sekali dalam menanganinya, meskipun tanpa menggunakan masker. Hal yang paling mengganggu hanyalah gas dan bau menyengat. Penggunaan pelindung kepala yang kuat juga diperlukan, terutama untuk pekerjaan di bawah reruntuhan bangunan. Bahan lain yang sebaiknya tersedia adalah larutan kaporit. Larutan kimia ini diperlukan untuk mencuci cairan yang keluar dari jenazah akibat pembusukan yang dapat menyebabkan penyakit. Alat-alat lain yang akan sangat membantu penanganan jenazah perlu disiapkan. Alat-alat yang dimaksud misalnya: • Lampu senter (bila bekerja malam hari) •
Alat-alat panggil (peluit, alat pengeras suara, radio panggil atau handy-talky)
•
Tali
•
Pisau
•
Sarung tangan
•
Penunjuk arah seperti kompas, GPS
•
Alat dokumentasi seperti, kertas dan pulpen (Formulir B-02 Daftar Pemisahan Korban Bencana), kamera foto, video (penting dalam pengenalan jenazah)
Dalam penyimpanan, hendaknya diusahakan agar jenazah tidak diletakkan secara bertumpuk. Penumpukan jenazah hanya dapat dilakukan pada saat transportasi dan penyimpanan dalam ruangan dingin.
139
saat bencana
Pemindahan, identifikasi dan penandaan jenazah Dalam pemindahan jenazah, usahakan mencatat data tentang jenazah dan tempat penemuannya selengkap dan sebanyak mungkin. Foto dan video termasuk di dalamnya. •
Jika memungkinkan, jenazah sudah diberi identitas awal berdasarkan lokasi penemuan dengan huruf A, B, C, D, dst; atau berdasarkan nama pencatat (A untuk Anton, B untuk Burhan, dll.). Setiap jenazah selanjutnya diberikan nomor, misalnya A1, A2, A3, dst.
•
Pengamatan bagian luar dan pakaian sudah dapat dilakukan sejak jenazah ditemukan
•
Jenazah selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kelamin, umur, warna kulit, tinggi badan. Catat warna dan panjang rambut serta ciri-ciri khas seperti bekas luka, tanda-tanda kelahiran, serta pakaian dan perhiasan atau kacamata yang dipakai
•
Jenazah selanjutnya diletakkan berdasarkan kelompok atau sub-kelompok berdasarkan kriteria yang telah dibuat
•
Untuk setiap jenazah harus ada map khusus yang digunakan untuk menyimpan semua informasi serta dokumen-dokumen dan perhiasannya
Penanganan akhir Penanganan jenazah yang paling umum dilakukan adalah penguburan. Dalam banyak negara, pembakaran jenazah semakin sering dilakukan. Dalam kondisi tertentu, pengawetan jenazah perlu dilakukan.
Pemakaman dan pembakaran jenazah Sebaiknya penguburan dilakukan secara terpisah. Pemakaman sementara dapat dibenarkan dalam keadaan bencana sampai keadaan memungkinkan untuk pemindahan ke tempat asal korban (jika diinginkan). Tempat pemakaman hendaknya jauh dari sumber air minum, dengan jarak minimum 50 meter dan jauh dari rumah penduduk (jarak terdekat 500 meter). Dalam pemakaman, pemberian tanda atau kode yang sesuai dengan identitas jenazah hendaknya selalu diupayakan. Jika memungkinkan, pemakaman hendaknya selalu dilakukan mengikuti petunjuk pemimpin keagamaan setempat. Untuk penduduk yang beragama Islam, dalam bencana tsunami Aceh dan Sumatera Utara, 26 Desember 2004, Majelis Ulama Indonesia mensyaratkan dua hal dalam penanganan jenazah, yaitu prinsip “KAKU” yang artinya kafan dan kubur. Jenazah hendaknya diupayakan dibungkus kafan yang memadai lalu dikubur. Kalaupun tidak tersedia, pakaian yang dipakai orang bersangkutan saat ditemukan adalah kafan yang paling minimum yang mesti dipenuhi. Pembakaran jenazah besar-besaran sebaiknya tidak dilakukan, terlebih bila bertentangan dengan budaya dan agama setempat. Di samping itu, bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran jenazah lebih berguna untuk bahan bakar memasak bagi yang selamat. Jika hendak dilakukan, tempat pembakaran jenazah diusahakan jauh dari rumah penduduk dengan arah angin menjauhi perkampungan.
140
Saat Bencana
Tindakan Pengungsian
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)
O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
saat bencana
Catatan
142
saat bencana
B.4 Tindakan pengungsian Sebelum mengungsi, Kepala Desa atau Koordinator KMPB perlu memberikan pengarahan kepada masyarakat.
Pengarahan pengungsian meliputi 1.
Jenis dan cakupan bencana yang mengancam
2.
Waktu yang masih tersedia untuk mempersiapkan kebutuhan
3.
Waktu dan tempat berkumpul untuk mengungsi
4.
Lokasi pengungsian
5.
Kebutuhan untuk mengungsi
6.
Pembagian tanggung jawab yang dikoordinasi oleh Regu Pengungsian: a. Setiap keluarga bertanggung jawab atas anggota keluarga masing-masing b. Dalam lingkup Dusun, RT, RW yang bertanggung jawab adalah kepala wilayahnya
7.
Yang perlu dibawa (bisa disimpan dalam ‘tas siaga’ setiap saat) a. Barang dan surat berharga - sertifikat tanah, akte kelahiran, surat nikah, ijasah, perhiasan, dsb. b. Bahan makanan pokok - beras, jagung, sagu, ubi dll. c. Pakaian dan selimut d. Hewan ternak (jika memungkinkan) e. Peralatan - senter, lilin, korek api, alat dapur, alat pertukangan, alat pertanian, dsb. pilih yang mudah dibawa f.
8.
Obat-obatan
Sebelum meninggalkan rumah / kantor a. Kunci semua pintu dan jendela b. Matikan listrik dari terminal utama dan cabut selang gas c. Matikan air pada pipa utama
143
saat bencana
Persiapan dapur umum Bawa perlengkapan memasak; anjurkan penduduk untuk membawa peralatan yang mampu dibawa. Bawa barang yang berguna untuk keadaan darurat (terpal, tali, dsb). Apabila memungkinkan, masyarakat bisa membawa persediaan makanan yang sudah dimiliki di rumah masing-masing. Segala kebutuhan dasar yang mungkin dibutuhkan perlu dibawa untuk memudahkan usaha memenuhi kebutuhan awal di tempat pengungsian.
Persiapan obat-obatan Disamping makanan, masyarakat juga bisa membawa persediaan obat-obatan yang sudah ada di rumah. Dengan membawa barang-barang ini, masyarakat telah melakukan tindakan awal pembangunan masyarakat mandiri. Kumpulkan semua persediaan obat-obatan dari masyarakat. Apabila masih kurang, bisa juga meminta dari Puskesmas, klinik, praktek dokter, bidan, apotik, warung, toko atau rumah sakit. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan oleh Regu Pertolongan Pertama.
Putuskan aliran listrik Untuk menghindari kebakaran, hubungi PLN untuk memutuskan aliran listrik utama ke Desa. Selain bisa menyebabkan kebakaran, sentuhan aliran listrik bertegangan tinggi juga berbahaya bagi manusia. Air merupakan unsur pengantar listrik yang membahayakan. Segera putuskan aliran listrik apabila ada gejala atau tanda akan banjir.
Mempersiapkan lokasi pengungsian Lokasi pengungsian sebaiknya ditentukan masyarakat karena mereka tahu wilayah yang aman. Kemudian kirim Regu Perintis dan Regu Pengungsian untuk mempersiapkan lokasi pengungsian. Tentukan jalur yang terbaik menuju ke lokasi pengungsian. Periksa jalurnya dan bersihkan dari segala macam hambatan. Disamping mengawasi jalannya pengungsian, regu-regu ini juga perlu membuat bangunan sederhana untuk digunakan sebagai pos-pos KMPB.
Kebutuhan kendaraan Perhitungkan kebutuhan kendaraan dan manfaatkan kendaraan yang dimiliki warga setempat. Apabila tidak mencukupi mohon bantuan dari warga sekitar. Truk besar bisa digunakan untuk mengangkut barang-barang. Pastikan lokasi pengungsian dan jalur menuju ke sana telah siap, dan kendaraan berisi cukup bahan bakar untuk perjalanan.
144
saat bencana
Prioritas pengangkutan 1.
Korban luka-luka
2.
Warga yang rentan - bayi, anak-anak, perempuan hamil, perempuan menyusui, orang lanjut usia, penyandang cacat, orang sakit
3.
Seluruh sisa warga
4.
Barang kebutuhan untuk lokasi pengungsian. Barang utama yang perlu diangkut adalah keperluan mutlak sehari-hari seperti makanan, minuman, dsb.
Perhatian untuk warga yang rentan Perhatian khusus harus diberikan kepada warga yang rentan agar bisa mencapai lokasi pengungsian dengan selamat. •
Bayi dan anak usia 5 tahun ke bawah
•
Perempuan hamil (memerlukan pendamping untuk mengawasi kondisinya)
•
Perempuan menyusui
•
Orang penyandang cacat (memerlukan bantuan khusus)
•
Orang lanjut usia (memerlukan bantuan transportasi dan obat-obatan)
•
Orang sakit (termasuk penderita HIV/AIDS)
•
Anak sekolah (jika memungkinkan dan masih ada waktu, pulang dulu ke rumah atau ikuti arahan dari sekolah untuk bisa langsung diajak mengungsi)
145
saat bencana
Kesimpulan Dalam modul ini dijelaskan hal-hal utama dalam usaha tanggap darurat saat bencana seperti:
1. Keamanan masyarakat 2. Pemisahan korban bencana / TRIAGE 3. Perkiraan tentang orang yang belum diketemukan 4. Laporan
perkiraan
kebutuhan
darurat 5. Laporan awal kondisi sarana dan jalur ke lokasi bencana 6. Proses pengungsian
Di bagian berikut, Modul C sesudah bencana, masyarakat akan memulai proses penanganan kebutuhan pemulihan untuk jangka pendek dan jangka panjang.
146
• Pemulihan sesudah bencana • Jangka waktu pemulihan • KMPB dalam tahap pemulihan • Memperkirakan kebutuhan • Proses pemenuhan kebutuhan • Pembukuan dalam proses pemenuhan kebutuhan • Proses pencarian bantuan • Bekerjasama dengan media massa • Pemulihan jangka panjang •
Sesudah Bencana
Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat
Sesudah Bencana Dibuat oleh Yayasan IDEP untuk keterangan lebih lanjut : www.idepfoundation.org/pbbm
sesudah bencana
Catatan
148
Sesudah Bencana Modul C – Sesudah Bencana
Pemulihan Bencana
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
sesudah bencana
Catatan
150
sesudah bencana
C.1 Pemulihan sesudah bencana Tahap pemulihan sesudah bencana adalah memperbaiki dan membangun kembali segala sarana dan prasarana serta penghidupan masyarakat yang rusak akibat tertimpa suatu bencana.
Tujuan pemulihan sesudah bencana 1.
Mengurangi penderitaan korban bencana
2.
Mengembalikan kondisi seperti semula atau meningkatkannya menjadi lebih baik dari pada kondisi semula
3.
Menciptakan lingkungan yang bisa mengurangi ancaman dan kerentanan terhadap bencana di masa depan
Prioritas utama dalam tahap pemulihan ini adalah memenuhi kebutuhan dasar untuk mengurangi penderitaan. Modul C ini dibagi menjadi 4 bagian 1.
Peran KMPB dan masyarakat dalam pemulihan
2.
Perkiraan kebutuhan
3.
Menentukan sumber daya (setempat atau dari luar)
4.
Pemenuhan kebutuhan
Jangka waktu pemulihan Jangka waktu tahap pemulihan ini ditentukan menurut besarnya dampak bencana yang terjadi dan kemampuan yang dimiliki baik oleh penduduk yang terkena bencana maupun oleh pemerintah untuk melakukan pemulihan. Pemulihan bisa memakan waktu beberapa hari, sampai beberapa tahun, tergantung ketersediaan sumber daya. Jangka waktu pemulihan pada umumnya terbagi atas dua bagian yaitu: 1.
Pemulihan jangka pendek dan menengah
2.
Pemulihan jangka panjang
Untuk keterangan lebih lanjut tentang pemulihan jangka panjang, lihat bagian C.9 ‘Pemulihan jangka panjang’.
151
sesudah bencana
Hak, kewajiban dan tanggungjawab masyarakat Tahap pemulihan adalah sebuah kesempatan bagi masyarakat untuk menentukan arah kehidupan masa depannya. Menyadari ketiga hal di bawah ini akan mempermudah usaha masyarakat dalam pemulihan dampak bencana.
Hak Setiap warga masyarakat mempunyai hak untuk hidup layak. Untuk bisa mencapai tujuan ini, masyarakat berhak menggunakan sumber daya yang ada. Apabila sumber daya yang ada tidak mencukupi, masyarakat berhak untuk meminta bantuan dari luar. Hak ini berlaku bagi semua orang, baik perempuan maupun laki-laki, tua-muda, besar-kecil, kaya atau miskin. Orang-orang yang termasuk dalam kelompok rentan berhak untuk mendapatkan perhatian khusus.
Kewajiban Masyarakat memiliki kewajiban untuk membangun kembali wilayahnya yang tertimpa bencana; memenuhi kebutuhan dengan mencari sumber daya yang ada di tempat; dan memiliki kewajiban untuk membantu sesama dalam masa-masa sulit ini. Dalam melakukan kewajiban-kewajiban ini, masyarakat membutuhkan keterbukaan. Masyarakat berhak untuk mengetahui jalannya pemulihan dengan jelas dan adil. Untuk menghindari timbulnya kecurangan, dituntut kerjasama yang erat, keterbukaan dan tanggungjawab antara KMPB, oganisasi-organisasi pemberi bantuan dan masyarakat sendiri.
Tanggungjawab Usaha pemulihan merupakan tanggungjawab bersama antara masyarakat dan instansi-instansi terkait yang menangani usaha ini. KMPB bertanggungjawab atas kelancaran proses pemulihan. Untuk memastikan proses ini, perlu dibuat laporan secara berkala. Semua pihak yang terkait, termasuk masyarakat, bertanggungjawab untuk menjaga proses pemulihan secara keseluruhan. Di samping itu, pelestarian alam sangatlah penting untuk menghindari bencana di masa mendatang. Ini merupakan tanggungjawab bersama dalam kaitannya dengan kehidupan berkelanjutan.
152
sesudah bencana
C.2 Jangka waktu pemulihan Kebutuhan pemulihan yang mendesak Kebutuhan pemulihan yang mendesak adalah kebutuhan pemulihan yang perlu diutamakan walaupun hanya bersifat sementara. Tahap pemulihan jangka pendek dilakukan apabila masyarakat belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri.
Memenuhi kebutuhan pribadi Kebutuhan rumah tangga: air minum, makanan, susu bayi, sanitasi, air bersih dan sabun untuk MCK (mandi, cuci, kakus/jamban), alat-alat untuk memasak, pakaian, selimut dan tempat tidur, permukiman sementara dan kebutuhan budaya dan adat.
Memenuhi kebutuhan umum •
Kebutuhan kesehatan umum – seperti perlengkapan medis (obat-obatan, perban, dll), tenaga medis, pos kesehatan dan perawatan kejiwaan
•
Kebutuhan ibadah – seperti tempat ibadah sementara
•
Kebutuhan ketentraman dan stabilitas – seperti keamanan wilayah
•
Kebutuhan sanitasi – air dan tempat pengelolaan limbah dan sampah
•
Kebutuhan sarana dan prasarana yang mendesak – seperti air bersih, MCK untuk umum, jalan ke lokasi bencana, alat komunikasi dalam masyarakat dan pihak luar, penerangan / listrik, sekolah sementara, alat angkut/transport, gudang penyimpanan persediaan, tempat permukiman sementara, pos kesehatan, alat dan bahan-bahan
Pemulihan yang lebih permanen dapat dipenuhi pada saat pemulihan jangka panjang. Contoh : untuk penggantian atau perbaikan kerusakan tempat mandi umum, pada tahap awal cukup dengan membuat bangunan sementara yang sederhana. Sedangkan untuk bangunan permanen dapat dilakukan pada tahap pemulihan jangka panjang.
153
sesudah bencana
Kebutuhan pemulihan jangka panjang Pada tahap ini masyarakat perlu memperkirakan kebutuhan untuk kehidupan yang berkelanjutan. Proses ini sangat tergantung pada kerusakan yang terjadi dan kemampuan untuk mendapatkan alat, bahan dan tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pemulihan akibat bencana. Pada dasarnya, pemulihan jangka panjang mencakup: •
Membangun perekonomian lokal - seperti pembukaan peluang usaha, pembukaan lapangan kerja, pelatihan tenaga kerja, pasar, koperasi dan kios
•
Perbaikan unsur-unsur rohani serta adat dan budaya - seperti membangun tempat ibadah yang permanen
•
Perbaikan / membangun bangunan yang lebih permanen - seperti rumah, kantor, sekolah, pabrik, jalan dan jembatan
•
Perbaikan / membangun fasilitas kesehatan yang permanen - seperti rumah sakit, klinik, PUSKESMAS, apotek
•
Perbaikan aliran listrik dan sistem komunikasi permanen
•
Perbaikan produksi pangan - seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan tempat pengelolaan pasca panen
•
Perbaikan dan pelestarian lingkungan - seperti menanam pohon, membersihkan sungai, pengamanan terumbu karang
•
Pemulihan pendidikan - seperti penyediaan buku, pendidikan guru, penyediaan perpustakaan, dll.
•
Tata guna tanah dan tata ruang wilayah
Proses pemulihan keadaan jangka panjang bisa menghabiskan waktu lama. Masyarakat bisa mempercepat jalannya proses ini dengan: 1.
Memperkirakan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan
2.
Merencanakan proses pelaksanaannya
3.
Mengusulkan program-program kepada donor-donor yang berkeinginan untuk membantu
Untuk keterangan lebih lanjut tentang pemulihan jangka panjang lihat bagian C.9 ‘Pemulihan jangka panjang’.
154
sesudah bencana
C.3 KMPB dalam tahap pemulihan Tugas-tugas setiap regu KMPB akan berubah pada tahap pemulihan ini. Namun tugas dasar KMPB adalah tetap untuk meringankan penderitaan masyarakat yang dilanda bencana. KMPB juga harus bekerjasama dengan masyarakat dalam menangani dan menyalurkan bantuan, baik dari dalam maupun luar.
Peran masyarakat dalam tahap pemulihan Masyarakat yang tertimpa bencana mungkin telah kehilangan banyak harta benda bahkan ada juga yang kehilangan anggota keluarga. Untuk memulai kehidupan kembali memerlukan kebutuhan materi maupun tenaga yang banyak. Masyarakat sendirilah yang paling mengetahui kebutuhan mereka, dan perlu memberikan keterangan yang jelas tentang kebutuhan mereka kepada Regu Logistik untuk mengusahakannya. KMPB kemudian berusaha untuk memenuhi kebutuhan melalui sumber daya setempat. Setelah bisa menentukan kekurangannya, kemudian bisa mengajukan permohonan bantuan dari luar. Ketika bantuan diterima, masyarakat sebaiknya ikut membantu dalam menyalurkan bantuan agar mengetahui proses dan menjamin transparansi/keterbukaan proses penyaluran bantuan tersebut. Selama tahap awal pemulihan bencana, KMPB perlu bertemu paling sedikitnya seminggu sekali supaya dapat mengetahui segera kebutuhan yang diperlukan dan dengan cepat dapat mengutamakan penggunaannya. Ketika keadaan membaik dan stabil, pertemuan cukup dilakukan dua minggu atau sebulan sekali. KMPB perlu mempertimbangkan bahwa semakin sering mengadakan pertemuan, semakin berkurangnya waktu untuk melaksanakan tugas. Pertemuan tidak resmi antara regu yang bekerja untuk berkoordinasi dan menyepakati sebuah proses kegiatan dapat dilakukan kapan saja bila dianggap perlu.
Yang dapat membantu KMPB dalam pemulihan Banyaknya orang yang terlibat dalam proses ini juga tergantung dari besarnya dampak bencana yang terjadi. Makin besar dampak bencana, makin banyak orang yang terlibat. Yang dapat terlibat dalam pemulihan bersama KMPB termasuk: •
Tokoh-tokoh masyarakat dan agama
•
Perwakilan dari pemerintah daerah
•
Organisasi-organisasi pendukung atau bantuan
•
Perwakilan dari berbagai golongan dalam masyarakat (kelompok budaya, etnis, ibu-ibu dsb.)
•
Orang-orang yang mempunyai keahlian dalam proses pemulihan
•
Relawan
•
Anggota masyarakat
•
Media massa
•
Perkumpulan profesi (insinyur, pengusaha, dokter, pengacara, artis)
Para ahli dari luar yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat setempat dapat diminta untuk memberi pelatihan, meningkatkan kemampuan regu-regu KMPB dan mempercepat proses pemulihan. 155
sesudah bencana
Tugas regu KMPB dalam pemulihan Untuk penjelasan lebih lanjut tentang tugas regu KMPB, bisa dilihat di bagian A.2 ‘Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB)’ dan bagian berikut ini. Seluruh regu dalam KMPB harus saling berkoordinasi dan berkomunikasi satu sama lain. Seksi atau Regu
156
Pemulihan
Bekerjasama, dapat pelatihan dari
Koordinator Umum KMPB
Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan KMPB. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan seluruh anggota KMPB, juru bicara KMPB
Koordinator (SG) Seksi Siaga
Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan Seksi Siaga. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi
SG-1-Regu Peringatan Dini
Tentukan tindakan pemulihan, menganalisa kerusakan akibat bencana
Dinas Kehutanan, Pertanian, Pengairan, InfoKom, Pemukiman & Prasarana Wilayah, BMG, DVMB, SATGAS, Polisi, Koramil, ORARI, RAPI
SG-2-Regu Pemetaan
Pemetaan pemulihan
BAKOSURTANAL, BAPPEDA, PMI, LSM, SATLAK, DVMB, Universitas, BMG, PU, DinSos
Koordinator (TD) Tanggap Darurat
Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan Seksi Tanggap Darurat. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi
TD-1 – Regu Perintis
Merawat sarana jalan, jembatan, rambu jalan
SAR, TNI, Polisi, PU, Pencinta Alam, BMG, PMI, SATLAK
TD-2 – Regu Penyelamatan
Mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh Regu Penyelamatan sebelum dan saat bencana, membuat usulan untuk perbaikan
SAR, BMG, SATLAK, TNI, Polisi, PMI, LSM, Pencinta Alam
TD-3 – Regu Keamanan
Menjaga tempat penyimpanan persediaan, menjaga keamanan daerah
TNI, Polisi
TD-4 – Regu Pengungsian
Memelihara sarana evakuasi misalnya air, sanitasi/kebersihan, listrik, sampah, jalan
SAR, PMI, TNI, Polisi, PU, SATLAK
TD-5 – Regu Kebakaran
Memeriksa dan mengendalikan bahan yang mudah terbakar misalnya: bahan bakar, kompor, tabung gas, sambungan listrik
Dinas Pemadam Kebakaran, Polisi, TNI, PMI
TD-6 Regu Logistik
Menyalurkan bantuan
Depot Logistik, PMI, Dinas Sosial
Koordinator (KM) Seksi Komunikasi
Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan Seksi Komunikasi. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi, juru bicara Seksi
KM-1– Regu Administrasi & Dokumentasi
POSKO KMPB, menerima bantuan, menyalurkan bantuan uang, melaporkan kegiatan di papan informasi desa
PMI, Dinas Sosial, SATLAK, LSM
KM-2 – Regu Informasi & Hubungan Luar
Meneliti sumber dukungan, menjaga hubungan luar, laporan ke donor
Persatuan Wartawan atau Jurnalis, Media Massa, SATLAK, Dinas Infokom, LSM, PMI
KM-3 – Regu Relawan
Merawat relawan, memberikan penghargaan yang pantas, mencari dan mengerahkan relawan bila dibutuhkan
LSM, Pencinta Alam, PMI, SAR, Mahasiswa, Karang Taruna
Koordinator (SJ) Seksi Kesejahteraan
Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan Seksi Kesejahteraan. Penampung masalah, menjalin kerjasama yang baik, memenuhi kebutuhan anggota Seksi
SJ-1– Regu Pertolongan Pertama
Memenuhi kebutuhan kesehatan dasar masyarakat, membuat laporan kesehatan
Dinas Kesehatan, PMI, PUSKESMAS, Rumah Sakit, Lembaga kesehatan lainnya
SJ-2 – Regu Dapur Umum
Menyediakan makanan dan minuman bagi orang yang membutuhkan
Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, penjual makanan, Depot Logistik, PMI, TNI, LSM
•
Pembagian Seksi dan Regu perlu disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan setempat
•
Bila warga memutuskan untuk menggunakan struktur yang sama seperti pada masa tanggap darurat atau sebelum bencana, maka nama regu yang digunakan mungkin perlu disesuaikan agar cocok untuk semua situasi baik pada sebelum, saat maupun sesudah bencana
Sesudah Bencana
Memperkirakan Kebutuhan
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
sesudah bencana
Catatan
158
sesudah bencana
C.4 Memperkirakan kebutuhan
Pendataan kebutuhan Pendataan kebutuhan merupakan bagian yang sangat penting untuk memastikan pemenuhan kebutuhan perorangan dan keluarga secara umum. Organisasi-organisasi
pemberi
bantuan
lebih
cenderung memberikan bantuan kepada masyarakat yang tertimpa bencana.
Apabila memerlukan bantuan, isilah formulir yang disediakan secepatnya agar bisa mengajukan permohonan. Untuk mempermudah pengelompokan, mengaculah pada Piagam Kemanusiaan dan Standar Minimum dalam Respon Bencana Sphere - Air dan Sanitasi, Makanan dan Gizi, Hunian, Kesehatan. Bagian buku ini membantu warga masyarakat dan KMPB menghitung kebutuhan warga. Hasil penghitungan dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan bantuan dari luar. Formulir-formulir di bawah ini juga bisa digunakan sebagai laporan untuk diperlihatkan kepada warga masyarakat, pemerintah, lembaga bantuan dan media massa.
159
sesudah bencana
Pembuatan laporan keadaan umum Untuk mengetahui keadaan umum masyarakat, formulir berikut ini bisa digunakan oleh Regu Logistik sebagai perkiraan awal keadaan umum. Formulir ini perlu segera dikirimkan ke lembaga bantuan, pemerintah dan media massa untuk mempercepat datangnya bantuan. Formulir Pemulihan Bencana No C-01
Lokasi : Jenis Bencana :
Data Keadaan Umum Masyarakat Pengisi :
Ardiani Ningsih
Tgl & Waktu Penelitian :
Yeh Mampeh Tanah Longsor
Laporan No : 002
1 Juni 2003/13.00
Data Perkiraan Keadaan Umum Masyarakat 1
2
Berapa orang yang tertimpa bencana? Di mana mereka?
Perkiraan jumlah menurut umur dan kelamin orang tersebut:
3
Bagaimana kondisi mereka?
4
Siapa yang beresiko tinggi & mengapa?
5
Apakah kondisi sekarang sudah aman?
6
Masalah apa yang mungkin bisa terjadi?
7
Bantuan apa yg sudah diterima? Berapa lama masyarakat bisa bertahan dgn bantuan itu?
8
Apakah ada sumber air bersih? Di mana tempatnya?
9
Bagaimana kondisi jalan ke pasar terdekat untuk memperoleh kebutuhan pokok?
Kira-kira 200-210 keluarga. Sebagian mengungsi di Bangli, sebagian di Desa Belantih Ibu Hamil / Menyusui
P : 102
BATITA
BALITA
Anak - anak
Dewasa
Orang Tua
Bayi < 3 tahun
Bayi < 5 tahun
5-16 tahun
17-56 tahun
57 ke atas
P : 148 L : 142
P : 51 L : 49
P : 169 L : 160
P : 148 L : 142
P : 51 L : 49
12 orang meninggal, kira-kira 30 luka-luka dan 15 ada di RSU, 100 keluarga kehilangan tempat tinggal Ada 5 orang yang sedang hamil, 35 anak di bawah usia 5 tahun (BALITA) dan 2 orang yang tidak bisa jalan Belum, ada kemungkinan bencana susulan Kalau hujan terus, kemungkinan terjadi longsor lagi. Sarana sanitasi tidak memadai, bisa penyakit menular Makanan yang disumbangkan oleh desa tetangga, namun hanya bisa mencukupi selama 3 hari Ada, kira-kira 2 km dari lokasi ini Baik
10
Apakah ada transportasi untuk masyarakat & pengangkutan?
Tidak ada
11
Berapa besar kerusakan pada lahan yang produktif?
30% dari lahan produktif
12
Apakah fasilitas kesejahteraan (kinik, sekolah, dll) masih bisa dipergunakan?
Sekolah digunakan sebagai tempat penampungan / penyimpanan persediaan sementara, selain itu tidak ada
13
Apakah ada gudang penyimpanan persediaan?
Belum ada
14
Jika tidak, apa yang perlu dipersiapkan utk penyimpanan persediaan?
Bangunan darurat untuk penyimpanan
15
Di mana tempat penyimpanan persediaan sekarang?
Di gudang sekolah
Catatan penting yang lain bisa dilampirkan atau ditulis di belakang halaman ini
Cara mengisi Formulir C-01 Data Keadaan Umum Masyarakat. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam formulir ini kepada 10 orang yang berbeda usia, jenis kelamin dan yang tinggal di tempat yang berbeda. Orang-orang ini harus mampu memberi keterangan atau jawaban yang jelas dan sesuai dengan keadaan secara umum. Hasil dari jawaban ini dikumpulkan, disimpulkan dan dimasukkan ke dalam formulir ini. Setelah diisi, formulir ini diserahkan kepada Regu Administrasi dan Dokumentasi serta Regu Informasi dan Hubungan Luar. Tergantung pada cakupan bencana, pertanyaan di dalam formulir ini mungkin tidak semua diperlukan. Karena itu regu-regu KMPB perlu memilih atau menyesuaikan pertanyaan dengan keadaan. 160
sesudah bencana
Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-02
Data Perkiraan Keadaan Pengungsian Pengisi:
Ardiani Ningsih
Lokasi :
Yeh Mampeh Jenis Bencana : Tanah Longsor
Tgl & Waktu Penelitian :
1 Juni 2003/13.0 Laporan No: 002
Data Perkiraan Keadaan Pengungsian 1
Desa apa saja yang digunakan untuk lokasi pengungsian?
Desa Belantih
2
Berapa jarak antara daerah bencana dengan lokasi pengungsian?
Kira-kira 200 meter
3
Apa yang dikuatirkan masyarakat setempat?
Kekurangan tempat
4
Apakah ada peluang untuk membuka usaha di tempat ini?
Tidak ada
5
Apakah ada lowongan pekerjaan di tempat ini?
Belum tahu
6
Apakah ada pengaturan kerja sama antar dua masyarakat?
Belum tahu
7
Siapa yg bertanggungjawab atas pembangunan di lokasi tersebut?
Pemerintah Daerah & Regu Pengungsian KMPB
8
Apakah ada tempat untuk perawatan korban?
Ada, PUSKESMAS setempat tetapi tidak mencukupi
9
Apakah ada tempat perlindungan yang aman?
Ada
10
Apakah tempat perlindungan ini mencukupi?
Tidak mencukupi, kurang lebih 20 keluarga belum tertampung
11
Apakah ada tempat untuk melakukan koordinasi bantuan?
Ada, di Kantor Desa Belantih
12
Sarana umum apa saja yang tersedia (air bersih, sistem komunikasi, sanitasi)?
Air bersih, tetapi masih kurang untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat
Catatan penting yang lain tentang hal ini Cara mengisi Formulir C-02 Data Perkiraan Keadaan Pengungsian. Ajukan pertanyaan yang ada di dalam formulir ini kepada orang yang mengungsi dan kepada masyarakat yang menampungnya. Orang ini harus mampu memberi keterangan atau jawaban yang jelas dan sesuai dengan keadaan secara umum. Hasil dari jawaban ini dikumpulkan, disimpulkan dan dimasukkan ke dalam formulir ini. Setelah diisi, formulir ini diserahkan kepada Regu Administrasi dan Dokumentasi serta Regu Informasi dan Hubungan Luar.
161
sesudah bencana
Kebutuhan dasar perorangan atau keluarga Kebutuhan air bersih Kebutuhan utama adalah air minum. Selain itu dibutuhkan persediaan air yang cukup untuk mandi, mencuci dan memasak. Setiap orang memerlukan kebutuhan air bersih seperti di bawah ini: •
Air minum: minimal 2.5 - 3 liter per hari
•
Air untuk kepentingan kebersihan: minimal 2 - 6 liter per hari
•
Air untuk memasak: minimal 3 - 6 liter per hari
Maka jumlah kebutuhan air minimal per orang adalah 7.5 - 15 liter per hari pada hari-hari pertama tanggap darurat; setelah itu jumlah air yang disediakan perlu ditingkatkan. Semua air minum harus dimasak sampai mendidih, sekurangnya 7 (tujuh) menit sebelum bisa digunakan untuk masak atau minum.
Kebutuhan kebersihan pribadi Untuk menjaga kesehatan, setiap orang perlu menjaga kebersihan untuk menghindari penyakit. Untuk itu masing-masing orang akan membutuhkan persediaan seperti ini: •
250 gram sabun mandi per orang per bulan
•
200 gram sabun cuci per orang per bulan
•
Ibu-ibu dan remaja putri harus memiliki pembalut wanita
•
Untuk bayi hingga usia 2 tahun, 12 popok yang dapat dicuci
•
Kebutuhan obat-obatan dan vitamin untuk kesehatan
Kebutuhan pangan - makanan dan gizi Kebutuhan penting lainnya adalah gizi dalam makanan. Untuk menjaga kesehatan masyarakat di saat yang sulit ini diperlukan persediaan makanan yang bergizi. Tekanan dari bencana dan tugastugas yang harus dilakukan akan sangat mempengaruhi kondisi seseorang. Untuk itu masyarakat memerlukan makanan yang bergizi untuk memulihkan kondisi tubuh dan mental agar bisa meneruskan tugas-tugas tahap pemulihan ini. Perhatian khusus harus diberikan kepada masyarakat yang rentan seperti bayi, anak, perempuan hamil, ibu yang menyusui, orang lanjut usia dan penyandang cacat. Apabila masyarakat kekurangan sembilan bahan pokok (sembako) yaitu beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, sayur-sayuran, minyak tanah, dan garam beryodium, mereka bisa mengajukan permintaan bantuan kepada pemerintah daerah setempat.
Contoh ramuan makanan tambahan bergizi Sebagian penyakit disebabkan oleh kekurangan gizi seperti kekurangan zat besi, yodium dan vitamin A. Resep Gurih Gurih Gizi di Lampiran Tambahan merupakan ramuan yang menggunakan bahan yang mudah didapatkan dan bisa dibuat oleh masyarakat. Resep ini sudah dibuktikan bisa memenuhi kebutuhan gizi. 162
sesudah bencana
Kebutuhan kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah Kebersihan lingkungan sangat terkait dengan masalah kesehatan. Agar warga masyarakat tetap sehat selama masa pemulihan, warga harus memperhatikan faktor-faktor kebersihan dan pengaturan pembuangan limbah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas air, khususnya apabila sumbersumber air telah tercemar. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjamin kebersihan lingkungan: 1.
Tempat mandi
2.
Jamban
3.
Tempat cuci yang bersih dan
4.
Saluran limbah/selokan yang baik
5.
Pengelolaan sampah
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kebutuhan air dan kebersihan lingkungan •
Satu tempat pengambilan air untuk memenuhi kebutuhan 250 warga
•
Satu jamban untuk 20 warga atau 1 keluarga, terpisah menurut jenis kelamin
•
Jarak ke sumber air terjauh tidak melampaui 500m
•
Jarak terjauh ke jamban 50m
•
Jarak sumber air dengan jamban 30m
Lihat Lampiran Tambahan untuk penjelasan tentang cara pembuatan hal-hal di atas.
Pengelolaan sampah Bakarlah sampah-sampah yang dapat dibakar (pembakaran hanya dilakukan pada saat situasi tanggap darurat). Sampah-sampah yang tidak dapat dibakar sebaiknya ditanam di lubang khusus yang sudah digali sebelumnya, minimal 20 meter dari tempat hunian dan tempat pengambilan air bersih. Sedapat mungkin warga diajak untuk memisahkan ‘sampah makanan’ dan ‘sampah nonmakanan’ supaya sampah makanan bisa dijadikan kompos.
163
sesudah bencana
Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-03 Data Perkiraan Kondisi dan Kebutuhan Sanitasi Pengisi :
Ardiani Ningsih
Tgl & Waktu Penelitian :
Yeh Mampeh Jenis Bencana : Tanah Longsor Lokasi :
1 Juni 2003/13.25
Laporan No :
002
Data Perkiraan Sarana Sanitasi
Rusak semua, masyarakat sementara ini menggunakan sungai sebagai gantinya, dan sungainya kotor Ada, sumur galian. Jaraknya 30 meter dari tempat pembuangan air besar
1
Apakah ada tempat pembuangan air besar? Jika ada, apakah berfungsi dengan baik?
2
Apakah ada sumber air bersih untuk sarana sanitasi? Berapa jauh jaraknya dari tempat pembuangan air besar?
3
Apakah ada bahan-bahan untuk membangun fasilitas pembuangan air besar?
Ada, kayu, tali, dan terpal. Tetapi tidak cukup
4
Apakah ada resiko penyakir menular? Bagaimana penanganannya?
Ada, resikonya besar sekali. Sangat dibutuhkan tempat pembuangan limbah yang memadai
5
Apa usaha untuk memperbaiki sistem pembuangan air kotor?
Membuat selokan tetapi bahan-bahan kurang
6
Apakah ada masalah dengan drainase (banjir, tempat berkembang penyakit, tercemarnya air?)
Ada, tersumbat lumpur
7
Jika ada, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut ?
Menggali lumpur tersebut, tetapi memerlukan peralatan
Data Perkiraan Pengolahan Sampah 1
Apakah ada masalah pembuangan sampah?
Ya. Tidak ada tempat pembuangan sampah
2
Jenis sampah dan jumlah sampah yang dihasilkan?
Sampah plastik, sisa makanan, puing bangunan, dll
3
Bagaimana cara pembuangan sampah tersebut?
Masih ditumpuk di belakang lapangan sepak bola
4
Apakah kegiatan/ fasilitas kesehatan menghasilkan limbah? Bagaimana cara membuang limbah itu?
Ya, tetapi belum ada tempat khusus untuk pengolahannya
Catatan Tentang Kebutuhan Sanitasi & Pengolahan Sampah
Perlu dibuat MCK sementara dan saluran pembuangan air limbah. Lokasinya sudah dipilih, dan memang cukup jauh dari sumber air. Untuk sumber daya manusia sudah ada dari masyarakat sendiri, tetapi bahannya belum ada.
Cara mengisi Formulir C-03 Data Perkiraan Kondisi dan Kebutuhan Sanitasi: Jawab pertanyaan, isi kebutuhan sanitasi yang diperlukan, termasuk pengolahan sampah. Formulir ini kemudian diserahkan kepada Regu Informasi dan Hubungan luar untuk mengajukan permohonan kepada pihak luar. 164
sesudah bencana
Kebutuhan ibadah, adat dan budaya Setiap orang yang kehidupannya tiba-tiba berubah akibat terjadinya bencana akan mengalami tekanan yang berat. Di samping kondisi fisik, setiap orang juga memerlukan kondisi rohani yang kuat untuk bisa memulihkan rasa ketentraman hidup. Kebutuhan adat dan budaya menyangkut kebutuhan-kebutuhan untuk mengadakan upacara adat di rumah seperti upacara selamatan, upacara peringatan untuk orang meninggal dan upacaraupacara lainnya menurut adat dan budaya masing-masing. Sedangkan kebutuhan ibadah seseorang menyangkut sarana ibadah di rumah sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Untuk mengetahui kebutuhan dasar perorangan atau keluarga, formulir berikut ini bisa digunakan oleh Regu Logistik sebagai perkiraan kebutuhan dasar. Sesudah diisi, segera kirim ke lembaga bantuan, pemerintah dan media massa. Ini akan membantu untuk melancarkan proses penyaluran bantuan.
165
sesudah bencana
Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-04 Kebutuhan Dasar Perorangan Atau Keluarga Pengisi :
Ardiani Ningsih
Tgl & Waktu Penelitian :
Lokasi :
Yeh Mampeh Jenis Bencana : Tanah Longsor 1 Juni 2003/ 13.21 Laporan No : 002
Data Perkiraan Air Bersih 1
Apakah ada persediaan air bersih untuk minum dan memasak?
Ada. Masyarakat merebus air dari mata air tetapi lokasi mata air terlalu jauh
2
Apakah ada persediaan air bersih untuk mandi dan mencuci?
Ada di sungai tetapi airnya kotor
3
Berapa lama persediaan air bisa bertahan?
5 hari
4
Berapa orang yg memerlukan kebutuhan itu?
Kurang lebih 510 orang
Data Perkiraan Kesehatan Pribadi 1
Apakah ada persediaan obat-obatan untuk keperluan pribadi?
Tidak ada. Masyarakat telah menyumbangkan semua persediaan pribadi kepada KMPB
2
Apakah ada persediaan sabun mandi dan sabun cuci untuk keperluan pribadi?
Tidak ada
3
Apa kebutuhan kesehatan khusus untuk wanita, bayi dan anak-anak?
Pembalut wanita, susu, vitamin dan popok
4
Berapa orang yg memerlukan kebutuhan itu?
Kurang lebih 210 orang
Data Persediaan Pangan
Ada tetapi sedikit. Hanya yang diberikan oleh Regu Hubungan Sosial
1
Apakah ada persediaan makanan yang bergizi?
2
Kalau ada, berapa lama persediaan makanan bergizi tersebut masih bisa bertahan ?
3
Kalau tidak, apa persediaan makanan yang diperlukan?
SEMBAKO: beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi & ayam, telur ayam, susu , sayuran, minyak tanah , garam beryodium
4
Berapa orang yg memerlukan kebutuhan itu?
Kurang lebih 510 orang
2 hari. Sangat dibutuhkan bantuan segera
Data Perkiraan Kebutuhan Ibadah, Budaya dan Adat 1
Apa kebutuhan budaya dan adat (seperti upacara adat dll) yang diperlukan?
Kebutuhan upacara pemakaman
2
Apa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut?
Peti mati, kain, dupa, dll.
3
Berapa orang yg memerlukan kebutuhan itu?
Kurang lebih 210 keluarga
Catatan penting yang lain bisa dilampirkan atau ditulis di belakang halaman ini.
Cara mengisi Formulir C-04 Data Kebutuhan Dasar Perorangan atau Keluarga. Ajukan pertanyaan yang ada di dalam formulir ini kepada 10 orang yang berbeda usia dan jenis kelamin, dan yang tinggal di tempat-tempat yang berbeda. Orang-orang ini harus mampu memberi keterangan atau jawaban yang jelas dan sesuai dengan keadaan secara umum. Hasil dari jawaban ini dikumpulkan, disimpulkan dan dimasukkan ke dalam formulir ini. Setelah diisi, formulir ini diserahkan kepada Regu Administrasi dan Dokumentasi serta Regu Informasi dan Hubungan Luar. 166
sesudah bencana
Kebutuhan rumah tangga Kebutuhan rumah tangga adalah kebutuhan setiap keluarga atau perorangan sehari-hari yang meliputi kebutuhan mutlak seperti pakaian, peralatan dan perlengkapan rumah tangga. Secara terinci, kebutuhan-kebutuhan rumah tangga adalah:
Pakaian dan tempat tidur - Semua orang, setidaknya perlu memiliki: • • •
Selimut - termasuk selimut khusus untuk bayi Tempat tidur atau alas tidur Pakaian yang sesuai dengan adat setempat
Alat dapur, lampu, peralatan rumah tangga lainnya Jika makanan dimasak oleh masing-masing keluarga, maka setiap keluarga perlu memiliki: •
Kompor atau tempat perapian untuk memasak
•
Bahan bakar
•
Panci masak besar dengan tutup
•
Baskom
•
Pisau
•
Sendok kayu
•
Tempat penampungan air lengkap dengan penutup
•
Lentera, senter atau lilin
•
Korek api
•
Piring
•
Sendok
•
Gelas
Untuk mengetahui kebutuhan rumah tangga, formulir berikut ini bisa digunakan oleh Regu Logistik sebagai perkiraan awal keadaan umum. Sesudah diisi, segera kirim ke lembaga donor, pemerintah dan media massa. Ini akan membantu untuk mempercepat datangnya bantuan.
167
sesudah bencana
Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-05 Data Perkiraan Kebutuhan Rumah Tangga
Pengisi :
Ardiani Ningsih
Tgl & Waktu Penelitian :
Yeh Mampeh Jenis Bencana : Tanah Longsor Lokasi :
1 Juni '03/13.00 Laporan No : 002
Alat Dapur, Lampu, & Peralatan Rumah Tangga Lainnya 1
Apa keperluan alat masak dan alat makan?
Kompor, panci, baskom, pisau, sendok kayu, penampungan air, piring, sendok dan gelas
2
Apa keperluan penerangan?
Lentera, senter, lilin dan korek api
3
Bahan bakar apa yang digunakan?
Minyak tanah dan gas elpiji
4
Berapa keluarga yang tidak memiliki bahan bakar sekarang?
Kira-kira 210 keluarga
5
Di mana masyarakat bisa memperoleh bahan bakar?
Dari desa tetangga
6
Berapa orang yang memerlukan kebutuhan itu?
Kurang lebih 510 orang
Data Perkiraan Pakaian dan Tempat Tidur 1
Pakaian apa yang diperlukan masyarakat sekarang?
Pakaian hangat
2
Apakah masyarakat memerlukan selimut dan tempat tidur saat ini?
Ya
3
Apakah masyarakat memerlukan kelambu saat ini?
Ya
4
Berapa orang yang memerlukan kebutuhan itu?
Kurang lebih 210 keluarga
Catatan penting yang lain bisa di tulis di sini, dilampirkan atau ditulis di belakang halaman ini!
Cara mengisi Formulir C-05 Data Perkiraan Kebutuhan Rumah Tangga. Ajukan pertanyaan yang ada di dalam formulir ini kepada 10 orang yang berbeda usia dan jenis kelamin, dan yang tinggal di tempat yang berbeda. Orang-orang ini harus mampu memberi keterangan atau jawaban yang jelas dan sesuai dengan keadaan secara umum. Hasil dari jawaban ini dikumpulkan, disimpulkan dan dimasukkan ke dalam formulir ini. Setelah diisi, formulir ini diserahkan kepada Regu Administrasi dan Dokumentasi serta Regu Informasi dan Hubungan Luar untuk diteruskan ke lembaga bantuan. 168
sesudah bencana
Kebutuhan permukiman Orang yang kehilangan rumah menghadapi keadaan yang sangat sulit. Untuk itu setiap orang diharapkan bisa mengerti dan memberikan perhatian kepada orang yang membutuhkan. Masyarakat yang rumahnya selamat dari bencana sebaiknya menampung orang-orang yang kehilangan rumah. Setiap orang membutuhkan tempat permukiman yang layak, yang mempunyai syarat-syarat seperti di bawah ini.
Syarat permukiman: •
Ada akses untuk sumber air bersih
•
Mempunyai sarana sanitasi (MCK)
•
Ada akses jalan
•
Tempat yang aman
•
Tempat yang privat / pribadi – setiap keluarga memerlukan ruang pribadi
•
Tiap orang membutuhkan ruang berteduh/beratap minimal seluas 3.5 m2
•
Tempat tinggal yang memadai (manusiawi) yang terlindung dari panas, hujan, udara dingin dan angin
•
Cukup untuk melakukan kegiatan rumah tangga
•
Cukup untuk melakukan kegiatan pendukung mata pencaharian
Apabila memerlukan pembangunan atau perbaikan tempat permukiman, usahakan untuk mendapatkan bahan-bahan dari yang bisa diselamatkan dari lokasi bencana dan sekitarnya (sumber daya lokal). Bila diperlukan, lihat Lampiran Tambahan untuk keterangan tentang membuat tenda permukiman sementara. Untuk mengetahui kebutuhan permukiman, formulir berikut ini bisa digunakan oleh Regu Pengungsian sebagai perkiraan awal keadaan umum. Sesudah diisi, segera kirim ke lembaga bantuan, pemerintah dan media massa. Ini akan membantu untuk kelancaran datangnya bantuan.
169
sesudah bencana
Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-06
Data Perkiraan Kebutuhan Permukiman Pengisi :
Ardiani Ningsih
Tgl & Waktu Penelitian :
Lokasi :
Yeh Mampeh Jenis Bencana : Tanah Longsor 1 Juni'03/ Pukul: 13.00
Laporan No :
002
Data Perkiraan Kebutuhan Permukiman 1
Berapa keluarga yang tidak memiliki tempat permukiman? Di mana lokasinya?
Kurang lebih 100 keluarga, sedang ditampung di sekolah
2
Apakah akibat kekurangan tempat tersebut akan beresiko terhadap keselamatan jiwa?
Ya
3
Bahan apa yang sudah diterima sampai saat ini? Siapa yang memberi?
Semen, batu, dan pasir dari PEMDA
4
Bahan bangunan apa yang bisa diselamatkan dari lokasi bencana? Berapa jumlahnya ?
5
Bagaimana dan siapa yang akan membangun rumah dan fasilitas tersebut?
6
Apakah tersedia cukup bahan / tenaga kerja untuk pembangunan permukiman yg mendesak ?
7
Berapa banyak bahan yang masih diperlukan ?
8
Apakah ada lahan untuk membangun tempat perlindungan masyarakat? Berapa besarnya?
Ada, seluas 500 m2
9
Apakah masyarakat bisa menggunakan bangunan yang tidak rusak ?
Ya, sementara masih bisa menggunakan sekolah
10
Apakah ada peralatan untuk membangun atau memperbaiki tempat perlindungan masyarakat?
11
Apakah peralatan ini bisa digunakan untuk mendukung pekerjaan?
Batu bata kurang lebih 300 buah, beberapa pintu dan pipa-pipa air yang pendek 25 buah Masyarakat secara bergotong royong dengan bantuan dari sukarelawan dan ahli bangunan Ya, bisa menggunakan bahan yang ada (seperti di atas), tetapi masih memerlukan bahan lainnya 2000 sak semen, pasir, dan 10,000 batu bata, paku, 200 m pipa, dan 100 buah pompa air
Ada,10 palu dan 3 gergaji; jelas peralatan ini tidak cukup. Ya, karena banyak penduduk disini adalah pekerja bangunan
Catatan penting yang lain bisa di tulis di sini, dilampirkan atau ditulis di belakang halaman ini!
Cara mengisi Formulir C-06 Data Perkiraan Kebutuhan Permukiman. Ajukan pertanyaan yang ada di dalam formulir ini kepada 10 orang yang berbeda usia, jenis kelamin dan yang tinggal di tempat-tempat yang berbeda. Orang-orang ini harus mampu memberi keterangan atau jawaban yang jelas dan sesuai dengan keadaan secara umum. Hasil dari jawaban-jawaban ini dikumpulkan, disimpulkan dan dimasukkan ke dalam formulir ini. Setelah diisi, formulir ini diserahkan kepada Regu Administrasi dan Dokumentasi serta Regu Informasi dan Hubungan Luar.
170
sesudah bencana
Kebutuhan masyarakat secara umum Kebutuhan untuk pos kesehatan Besarnya kebutuhan kesehatan tergantung dari besarnya dampak bencana. Kebutuhan dasar pos kesehatan termasuk •
Tempat yang bersih dan terlindung untuk melakukan perawatan
•
Tenaga ahli medis atau orang yang telah mendapatkan pelatihan
•
Peralatan medis, obat-obatan dan vitamin
Regu Pertolongan Pertama bekerjasama dengan Dinas Kesehatan atau Rumah Sakit, PMI dan organisasi kesehatan lainnya bertanggungjawab dalam merawat dan mengawasi perkembangan kesehatan masyarakat, seperti misalnya: •
Melanjutkan perawatan korban
•
Membantu masalah kebidanan
•
Konsultasi kejiwaan
•
Penanganan jasad/jenazah
•
Melakukan pemeriksaan mutu persediaan air
Penyuluhan kesehatan masyarakat Regu Pertolongan Pertama juga perlu memberikan penerangan dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat yang meliputi: •
Penerangan mengenai kebersihan, memasak air minum, mencuci tangan setelah buang air
•
Penerangan mengenai pencegahan wabah penyakit (lihat bagian Pendahuluan – Tentang Jenis Ancaman)
•
Penerangan mengenai peningkatan kesehatan masyarakat
•
Penerangan tentang gizi dalam makanan
•
Menjaga kebersihan
•
Pembuangan sampah yang benar
Bagi masyarakat yang baru mengalami bencana, tekanan dampak yang dirasakan bisa mempengaruhi kestabilan jiwa dan mengakibatkan trauma. Oleh sebab itu masyarakat yang mengalami trauma perlu mendapatkan bantuan kejiwaan untuk memulihkan kestabilan mental. Lihat Lampiran Tambahan untuk menangani hal ini. Formulir berikut ini bisa digunakan oleh Regu Pertolongan Pertama untuk menentukan perkiraan kebutuhan kesehatan umum. 171
sesudah bencana
Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-07 Data Perkiraan Kebutuhan Kesehatan Umum Pengisi :
Ardiani Ningsih
Tgl & Waktu Penelitian :
Yeh Mampeh Jenis Bencana : Tanah Longsor Lokasi :
1 Juni 2003/ 13.45
Laporan No :
002
Data Perkiraan Sarana, Perlengkapan dan Tenaga Kesehatan 1
Apakah ada tenaga ahli medis yang memadai?
Regu Pertolongan Pertama KMPB tetapi, tidak mampu menangani semua korban
2
Apakah sudah ada fasilitas kesehatan yang memadai?
Belum ada
3
Apakah sudah ada fasilitas kesehatan untuk kebutuhan darurat?
Ada, tenda dan tikar tetapi masih kurang
4
Apakah sudah ada perlengkapan medis (obatobatan, perban, dll)?
Ada, sedikit (dari PUSKESMAS desa sebelah) tetapi masih sangat kurang
5
Peralatan & perlengkapan medis apa yang masih dibutuhkan?
Sesuai dengan daftar di bawah ini
6
Apakah ada yang menyediakan kebutuhan medis di atas?
Tidak, sangat diharapkan mendapat bantuan dari luar
7
Sebutkan Jenis dan Perkiraan Jumlah Perlengkapan Medis yang Diperlukan JENIS
ciprofloxacin dettol betadine vitamin untuk bayi & anak vitamin C & B untuk dewasa combantrin amoxycillin 500 mg sirup moxycillin utk bayi paracetamol utk anak salep antibiotik phenergan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
JUMLAH DIPERLUKAN
untuk 20 orang 100 botol 100 botol untuk 50 anak untuk 200 orang untuk 20 orang untuk 25 orang untuk 10 orang untuk 22 orang untuk 20 orang untuk 30 orang
JENIS 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
ibuprofen piroxicam phenergan bantalan perban soplas tempat tidur pasien gunting episiotomy slop tangan medis (latex) stetoskop gunting episiotomi
JUMLAH DIPERLUKAN
untuk 150 orang untuk 10 orang untuk 10 orang 500 buah 400 buah 300 buah 10 buah 3 buah 5 box 2 buah 2 buah
Catatan penting lain bisa ditulis di bawah ini, dilampirkan atau ditulis di belakang halaman ini!
Cara mengisi Formulir C-07 Data Perkiraan Kebutuhan Kesehatan Umum. Jawab pertanyaan, isi jenis obat-obatan yang diperlukan dan jumlahnya. Formulir ini kemudian diserahkan kepada Regu Logistik untuk mengajukan permohonan keluar.
172
sesudah bencana
Listrik dan sistem komunikasi sementara Tergantung pada cakupan dan jenis bencana yang terjadi, biasanya aliran listrik dan sistem komunikasi akan terganggu atau rusak sama sekali. Untuk memulihkan hubungan aliran listrik, KMPB perlu menghubungi PLN terdekat. Namun untuk melaksanakan tugas-tugas yang memerlukan listrik seperti pada Pos Kesehatan untuk tugas-tugas yang menyangkut keselamatan orang perlu diusahakan generator. Untuk memperbaiki sistem komunikasi, KMPB perlu menghubungi Perusahaan Telekomunikasi, dan sambil menunggu perbaikan bisa menggunakan telepon seluler/Hand Phone dan Handy Talky/Radio Panggil (HT) yang ada pada masyarakat.
Sekolah sementara Walaupun dalam masa kesulitan, pendidikan tidak bisa diabaikan. Apabila tidak ada bangunan yang bisa digunakan, proses pendidikan masih bisa dilakukan dengan menggunakan bangunan sementara atau di bawah pohon rindang. Peralatan seperti buku tulis, alat-alat tulis dan pendidik adalah kebutuhan pendidikan yang utama. Apabila terdapat kekurangan perlu dilaporkan kepada KMPB untuk meminta bantuan dari luar.
Gudang penyimpanan persediaan Bahan-bahan persediaan dan bantuan yang diterima perlu disimpan di dalam ruangan yang memadai untuk menjaga ketahanannya. Untuk ini perlu dibangun sebuah tempat sementara atau dicari ruangan dari bangunan yang sudah ada. Tempat penyimpanan ini harus bersih, kering dan bisa dikunci. Regu-regu yang bertanggungjawab atas gudang dan isinya adalah: â&#x20AC;˘
Regu Keamanan - untuk menjaga keamanan gudang
â&#x20AC;˘
Regu Administrasi dan Dokumentasi- untuk dokumentasi penerimaan dan pengeluaran
â&#x20AC;˘
Regu Logistik - untuk proses penyaluran barang
Tentang bahan bangunan, alat dan tenaga kerja Sebaiknya menggunakan tenaga kerja dan bahan-bahan setempat. KMPB dapat meminta lembagalembaga bantuan untuk menggunakan tenaga kerja dan bahan setempat untuk memperkuat ekonomi lokal. Formulir berikut ini bisa digunakan oleh Regu Peringatan Dini untuk memperkirakan kerusakan sarana dan prasarana. Jika Regu Peringatan Dini sudah mengisi Formulir A-05 â&#x20AC;&#x201C; Perkiraan Sumber Daya Desa di tahap Sebelum Bencana, dan Formulir B-04 â&#x20AC;&#x201C; Laporan Kondisi Sarana di tahap Saat Bencana/Tanggap Darurat, hasilnya bisa dijadikan pertimbangan untuk Formulir C-08 Data Perkiraan Sarana dan Prasarana. Keterangan dari tiga formulir ini bisa dijadikan acuan dalam usaha merencanakan permohonan bantuan untuk perbaikan sarana dan prasarana. 173
sesudah bencana
Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-08 Data Perkiraan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pengisi :
Ardiani Ningsih
Tgl & Waktu Penelitian :
Lokasi:
Yeh Mampeh
Jenis Bencana:Tanah Longsor
1 Juni 2003/ 13.00
Laporan No :
31
Data Perkiraan Jalan dan Jembatan DATA PERKIRAAN INI BERSANGKUTAN DENGAN FORMULIR B-O4 Laporan Kondisi Sarana 1
Apakah ada bahan / buruh untuk memperbaiki kerusakan jalan & jembatan?
Tenaga kerja ada tetapi bahan belum tersedia
2
Material apa yang dibutuhkan? Siapa yg bisa mendapatkannya?
Batu, pasir, dan aspal. KMPB akan mengajukan permohonan kepada organisasi bantuan
Data Perkiraan Listrik 1
Apakah aliran listrik berfungsi sebelum terjadinya bencana?
Ya
2
Bagaimana fasilitas listrik pada masyarakat saat ini?
Rusak
3
Apabila rusak, apa yang bisa digunakan untuk penerangan dan listrik?
4
Apakah ada dampak darurat karena rusaknya aliran listrik?
Lampu minyak, lilin, dan senter tetapi tidak cukup. Ada juga generator tetapi rusak Ada. Fasilitas kesehatan jadi terhambat karena sangat membutuhkan penerangan
5
Kalau ada, apakah PLN sudah dihubungi?
Sudah, tetapi belum datang
Data Perkiraan Sistem Komunikasi 1
Alat komunikasi apa yang digunakan masyarakat sebelum terjadinya bencana?
2
Apa alat komunikasi yang ada pada saat ini, dan kondisinya?
3
Apakah Telkom sudah dihubungi?
1
2
3
4
Hand Phone, telepon rumah, dan handy-talky Handi talki dan hand phone tetapi tidak ada pulsa dan tidak bisa disetrum Sudah, tetapi belum datang
Data Perkiraan Kebutuhan Sarana dan Prasarana untuk Pendidikan Sekolah, tetapi sedang digunakan untuk pengungsian. Jadi Sarana pendidikan apa yang ada pada saat ini? sementara diadakan di luar sekolah di bawah pohon Perlu tempat pemukiman supaya sekolah bisa digunakan Apa kebutuhan untuk fasilitas pendidikan? kembali Belum dan sangat dibutuhkan buku tulis, alat-alat tulis Apakah kebutuhan pendidikan sudah tersedia untuk anak-anak? dan buku pelajaran Kalau belum, berapa orang yg memerlukan kebutuhan itu?
Kurang lebih 100 anak
Data Perkiraan Sarana Ibadah 1
Kebutuhan sarana ibadah apa yang diperlukan?
Perbaikan pada tempat ibadah yang mengalami kerusakan
2
Apakah ada bahan untuk memenuhi kebutuhan tersebut?
Belum ada
3
Apa kendalanya untuk memenuhi kebutuhan tersebut?
Tidak ada bahan dan bantuan
Catatan penting yang lain bisa ditulis dibawah ini, dilampirkan atau ditulis di belakang halaman ini!
Cara mengisi Formulir C-08 Data Perkiraan Kebutuhan Sarana dan Prasarana. Regu Peringatan Dini sebaiknya menentukan tenaga dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk perbaikan yang mendesak ini. Regu ini juga perlu mencari di mana bisa memperoleh bahan-bahan dan tenaga tersebut. Jika memungkinkan, gunakan sumber daya lokal untuk memulihkan ekonomi setempat. 174
sesudah bencana
Kebutuhan rasa aman Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan kerohanian, adat dan budaya masyarakat. Setelah menghadapi bencana yang besar, banyak orang mengalami tekanan jiwa melihat kehidupan yang telah dirintis bertahun-tahun rusak dalam sekejap. Supaya keadaan ini tidak berlarut-larut, perlu segera diadakan penyuluhan dan penerangan kepada masyarakat tentang rencana pemulihan. Pemenuhan kebutuhan kerohanian, adat dan budaya yang cepat juga akan membantu pemulihan ketentraman dan rasa aman dalam kehidupan masyarakat yang dilanda bencana ini.
Ketegangan antar kelompok Dalam jenis bencana tertentu, kondisi kelompok bisa menjadi sangat rentan di hadapan pengaruh bencana karena banyak orang yang mengalami tekanan secara sengaja atau tidak akan mencari orang yang bisa disalahkan atas penderitaannya. Hal-hal yang bisa dijadikan alasan adalah perbedaan: â&#x20AC;˘
Suku bangsa
â&#x20AC;˘
Kepercayaan atau Agama
â&#x20AC;˘
Pandangan politik
â&#x20AC;˘
Status ekonomi/kekayaan
Untuk keterangan lebih lanjut, lihat konflik sosial di bagian Pendahuluan - Jenis Ancaman
175
sesudah bencana
Catatan
176
Sesudah Bencana
Proses Pemenuhan Kebutuhan
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
sesudah bencana
Catatan
178
sesudah bencana
C.5 Proses pemenuhan kebutuhan Bagian ini akan menjelaskan lingkaran proses untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakat dalam pemulihan bencana. Proses tersebut digambarkan dalam bagan di bawah ini. Untuk penjelasan yang lengkap tentang proses ini, lihat halaman berikut.
Lingkaran proses pemenuhan kebutuhan 1.
Mengumpulkan keterangan mengenai kebutuhan perorangan, keluarga dan masyarakat secara umum dan membuat kesimpulan tentang kebutuhan keseluruhan
2.
Mengumpulkan data tentang sumber daya yang tersedia dan yang ada di wilayah sekitar
3.
Menyalurkan sumber daya yang tersedia kepada yang paling membutuhkan secara adil dan terbuka
4.
Apabila ada kekurangan, perlu dihitung dan permohonan bantuan diajukan untuk menutupi kekurangan tersebut. Bantuan yang diterima bisa disalurkan sesuai dengan langkah 3
PENYALURAN SUMBERDAYA
Kebutuhan Keluarga
Kebutuhan Umum
pangan, air, kesehatan, permukiman, dll
pangan, air, kesehatan, permukiman, dll
Penelitian & Laporan Kebutuhan
3
1
Regu Hubungan Sosial
SUMBERDAYA YANG TERSEDIA
Tentukan Prioritas Penyaluran
2
Regu Administrasi & Dokumentasi
Kalau Ada Kekurangan
BANTUAN YANG DITERIMA
Meminta Bantuan Keluar
4
Regu Hubungan Luar
Saran penerapan proses pemenuhan kebutuhan Keterlibatan masyarakat dalam proses pemenuhan kebutuhan ini adalah sangat penting. Mengadakan pertemuan dengan seluruh anggota masyarakat akan menjamin keterlibatan ini. Sebaiknya pengumpulan masukan mengenai kebutuhan, prioritas dan penyaluran sumber yang tersedia dilakukan secara terbuka untuk menjamin keterbukaan dan keadilan. 179
sesudah bencana
Membuat kesimpulan kebutuhan Kesimpulan kebutuhan perorangan atau keluarga Setiap orang atau wakil keluarga yang membutuhkan bantuan perlu datang ke Posko KMPB untuk menyampaikan kebutuhan-kebutuhan khususnya. Kesempatan ini perlu diumumkan kepada warga masyarakat dan ditempelkan di papan pengumuman. Membuat data keluarga yang membutuhkan bantuan berguna untuk mengawasi penyaluran bantuan dengan adil dan terbuka. Rangkuman jumlah orang berdasarkan usia dan jenis kelamin akan digunakan pada formulir berikutnya untuk menjelaskan kebutuhan khusus keluarga. Untuk mengetahui data keluarga yang perlu bantuan, formulir berikut ini bisa digunakan oleh Regu Administrasi dan Dokumentasi. Sesudah diisi, segera dikirim ke lembaga bantuan, pemerintah dan media massa untuk melancarkan datangnya bantuan. Nomor yang diberikan kepada keluarga masing-masing akan berguna untuk memastikan penyaluran bantuan sesuai dengan kebutuhan. Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-09
Lokasi :
Data Keluarga yang Perlu Bantuan
Pengisi :
Penerima Laporan :
Ahmad Maulana
Jenis Bencana :
Sinta Wati Jumlah Ibu Hamil Anggota / Keluarga Menyusui
No
Tgl Melapor
Nama Kepala atau Wakil Keluarga
1
29 Mei 2003
Wahyu Dinata
tempat sementara di sekolah
7
2
29 Mei 2003
Kelik Rahayu
tempat sementara di sekolah
6
3
29 Mei 2003
Hasan Sadili
tempat sementara di sekolah
4
Lokasi Keluarga Sekarang
1
Tgl Laporan : BALITA
Anak2
Dewasa
O.Tua
Bayi < 3 tahun
bayi < 5 tahun
5-16 tahun
17-56 tahun
57 ke atas
1
1
1
3
1
1
3
2
2
1
1
ibu
ibu meninggal
1
2
anak
anak luka parah
4
30 Mei 2003
Rapianto Lukman
mengungsi ke Bangli
4
31 Mei 2003
Budi Prahara
tempat sementara di sekolah
2
6
31 Mei 2003
Mansur Kobar
di rumah Pak Manur, Certeri
3
7
31 Mei 2003
Aminah Tarmiji
tempat sementara di sekolah
3
8
31 Mei 2003
Agus Tiono
tempat sementara di sekolah
5
9
1 Juni 2003
Dewi Suroso
tempat sementara di sekolah
6
10
1 Juni 2003
Jasamin Harahap
tempat sementara di sekolah
7
1
11
1 Juni 2003
Maria Dolores
mengungsi ke Bangli
4
1
12
1 Juni 2003
Yani Hartati
mengungsi ke Bangli
5
13
1 Juni 2003
Nita Tobing
mengungsi ke Bangli
6
14
2 Juni 2003
Ratna Effendi
di rumah Ibu Susi, Batur
7
15
2 Juni 2003
Ketut Wulandari
di rumah Ibu Nur, Certeri
8
16
2 Juni 2003
Ni Putu Ariati
di rumah Ibu lala, Certeri
2
1
1
17
2 Juni 2003
Tony Suriajaya
tempat sementara di sekolah
6
1
18
3 Juni 2003
Trisna Purwati
di rumah Ibu Susi, Batur
4
19
3 Juni 2003
Nancy Latu
tempat sementara di sekolah
4
20
3 Juni 2003
Armansyah
tempat sementara di sekolah
1
94
No. hal :
Anggota yg Keterangan Khusus tentang Menjadi Korban Korban
BATITA
5
Jumlah dari halaman ini:
1 Juni 2003
Desa Muncul Banjir
1
Kelik Rahayu
1 1
anak 2 ibu
ibu di RSU Darmata
2
3
1
bapak
bapak meninggal
J Harahap
2
1
orang tua
keduanya meninggal
MDolores
2
1
bapak
bapak di RSU Darmata Yani Hartati
bapak
bapak belum ketemu
1
4
1
3
3
1
bapak
Nita Tobing bapak di RSU Darmata Ratna Effendi bapak meninggal KWulandari
2
2
1
ibu
ibu di RSU Darmata
Tony Suriajaya
1
2
ibu
ibu meninggal
Trisna Purwati
1
1
bapak
bapak meninggal
1
9
bapak
Putu Ariati
1
1
6
Agus Tiono D Suroso
1
5
1
M Kobar A Tarmiji
2
2
1
R Lukman
2
1 1
anak luka parah
2 2
H Sadili
Budi Prahara
2 1
Tanda Tangan Wakil Keluarga
W Dinata -1
2 1
12
Nancy Latu
Armansyah
20 33 23
3
Cara mengisi Formulir C-09 Data Keluarga yang Perlu Bantuan. Isilah nomor, nama kepala keluarga atau wakil, lokasi sekarang, jumlah anggota keluarga berdasarkan usia, jenis kelamin dan kondisi. Lengkapi dengan tanda tangan kepala keluarga tersebut atau yang mewakili.
180
sesudah bencana
Membuat rangkuman kebutuhan perorangan atau keluarga Keterangan di bawah merupakan kebutuhan dasar untuk perorangan. Waktu masyarakat melapor ke posko KMPB perlu disebutkan kebutuhan seperti dibawah ini. Daftar ini bisa dicantumkan di papan atau di kertas untuk mengetahui jumlah orang yang membutuhkan jenis-jenis keperluan ini. •
Air bersih untuk minum dan memasak
•
Obat-obatan untuk keperluan pribadi
•
Air bersih untuk mandi dan mencuci
•
•
Sabun mandi dan cuci
Kebutuhan kesehatan khusus bayi, perempuan, orang lanjut usia
•
Pakaian, selimut dan tempat tidur
•
•
Alat penerangan
Alat-alat dan bahan untuk membangun atau memperbaiki tempat
•
Persediaan makanan
•
Tempat permukiman
•
Bahan bakar
•
Dukungan sekolah untuk murid
•
Keperluan alat masak dan makan
•
Kebutuhan untuk tradisi upacara agama
Untuk membuat rangkuman kebutuhan perorangan atau keluarga, Formulir C-10 Rangkuman Kebutuhan Perorangan / Keluarga berikut ini bisa digunakan oleh Regu Administrasi dan Dokumentasi. Keterangan untuk formulir ini bisa didapatkan dari Formulir C-04 Kebutuhan Dasar Perorangan Atau Keluarga, Formulir C-05 Data Perkiraan Kebutuhan Rumah Tangga, Formulir C-06 Data Perkiraan Kebutuhan Permukiman dan Formulir C-03 Data Perkiraan Kondisi dan Kebutuhan Sanitasi atau saat keluarga melapor ke posko KMPB. Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-10
Lokasi :
Rangkuman Kebutuhan Perorangan / Keluarga Pengisi :
Jenis Bencana :
Ahmad Maulana
Sebutkan Jumlah Orang yang Tidak Punya Persediaan Sesuai Kebutuhan di Bawah Ini
Tgl Laporan : BATITA BALITA
Ibu Hamil / Menyusui Bayi < 3 bayi - 5
Keterangan tentang Kebutuhan Tersebut
1 Juni 2003
Anak2
Dewasa
O.Tua
5-16 tahun
17-56 tahun
57 ke atas
Desa Muncul Banjir
Jumlah ORANG
Jenis persediaan makanan yang dibutuhkan
1
Air bersih untuk minum dan memasak
65
23
48
87
82
12
317
2
Air bersih untuk mandi dan mencuci
65
23
48
87
82
12
317
SEMBAKO : (1) beras (2) gula pasir (3) minyak goreng & margarin (4) daging sapi & ayam (5) telur ayam (6) susu (7) jagung (8) minyak tanah (9) garam beryodium
3
Obat-obatan untuk keperluan pribadi
65
23
48
87
82
12
317
Jenis persediaan untuk ibadah, budaya & adat
4
Sabun mandi & cuci
65
23
48
87
82
12
317
5
Kebutuhan kesehatan khusus wanita
6
Kebutuhan kesehatan khusus bayi
7
Alat penerangan
8
Selimut dan tempat tidur
9
Bahan bakar
10
Tempat permukiman yg mendesak
11
Bantuan sekolah untuk murid
12
Persediaan makanan
13 14 15
Pakaian
16
Alat-alat utk memperbaiki tempat
17
Bahan untuk memperbaiki tempat
tahun
tahun
149 180
Jenisnya : Lentera
Jenisnya :
149
210 180 225
261
90
210
LPG 65
23
48
87
82
12
261 65
23
48
87
82
180
Jenis alat-alat masak dan makan yang dibutuhkan
210 756
Kompor, panci dengan tutup, baskom, pisau, sendok kayu, tempat penampungan air dgn penutup, korek api, piring, sendok, gelas
210
Jenis pakaian yang dibutuhkan
317 261
12
317
Kebutuhan kerohanian budaya & adat
210
210
Keperluan alat masak dan makan
210
210
65
23
48
87
Sajadah, mukena dan peci
Pakaian yang hangat Peralatan untuk membangun/memperbaiki tempat
Palu, gergaji, tang, obeng
317
Jenis bahan untuk membangun/memperbaiki
210
210
210
210
Batako, pasir, semen, pompa air, pipa, kayu untuk pintu & jendela, genteng
82
12
Cara mengisi Formulir C-10 Rangkuman Kebutuhan Perorangan / Keluarga. Setelah diisi, formulir ini diserahkan kepada Regu Administrasi dan Dokumentasi serta Regu Informasi dan Hubungan Luar untuk dikirim ke lembaga donor, pemerintah dan media massa. Ini akan membantu untuk mempercepat datangnya bantuan. 181
sesudah bencana
Kesimpulan Tentang Kebutuhan Masyarakat Secara Umum Kebutuhan sangat tergantung pada cakupan bencana dan keadaan wilayah sebelum bencana terjadi. Bagian ini hanya membahas kebutuhan masyarakat secara umum yang mendesak. Untuk keterangan lebih lanjut tentang kebutuhan jangka panjang lihat bagian C.9 ‘Pemulihan Jangka Panjang’. Proses penentuan kebutuhan masyarakat secara umum sebaiknya ditentukan bersama antara masyarakat dan KMPB. Untuk melakukan ini, bisa digunakan Formulir C-03 Data Perkiraan Kondisi dan Kebutuhan Sanitasi, Formulir C-04 Kebutuhan Dasar Perorangan Atau Keluarga dan Formulir C-08 Data Perkiraan Kebutuhan Sarana dan Prasarana. Regu Administrasi dan Dokumentasi bisa menggunakan Formulir C-11 Rangkuman Kebutuhan Masyarakat Secara Umum untuk mencatat prioritas tindakan yang diperlukan. Sesudah sumber daya yang tersedia jelas, rencana penyaluran dan jumlah yang masih dibutuhkan bisa diisi.
Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-11
Lokasi :
Desa Wonokerto
Rangkuman Kebutuhan Masyarakat Secara Umum No
Sarana yang Rusak
Kebutuhan
1
Air bersih
Tempat penampungan air & saluran air
2
Pengisi : Tgl Mengisi :
Prioritas
M Nurbawa 1 Juli 2003
Sumberdaya yang Ada
Jumlah yang Masih Dibutuhkan
Pelaksana
SDM
1 tangki air, 60 sak semen dan 100 m pipa
Agus Samijaya
Tempat Tenda permukiman
SDM & tali
300 m terpal & peralatan pertukangan
Regu Pengungsian
3
Sarana sanitasi
MCK sementara
SDM & kayu 20m terpal & 60 m pipa
4
Pengolahan sampah
Pengambilan sampah oleh PEMDA
5
Persediaan listrik
Generator & bantuan dari PLN
6
Sistem komunikasi
HP atau Handi Talki & bantuan dari TELKOM
7
Sarana utk pendidikan
Tenaga pengajar
8
Sarana ibadah
1 gereja dan 1 mesjid perlu diperbaiki
9
Jalan dan jembatan
Jalan raya perlu diperbaiki
1
2
3
/
/
1 generator, 20 senter & baterai secukupnya, biaya utk PLN (+/5 juta) 30 HP + pulsa atau 10 set Handi HP (masih Talki & biaya untuk TELKOM kurang) (+/-5 juta) 3 Guru & 200 set buku-buku & / alat tulis 1,000 sak semen , 50 truk pasir, SDM & kayu 30,000 batu bata dan 20,000 genteng 5 truk batu, 10 truk pasir, dan / aspal secukupnya /
Regu Pengungsian Regu Dapur Umum Regu Peringatan Dini / PLN Regu Peringatan Dini / TELKOM Yuyun Raharja Haji Tony Suriajaya PEMDA
Catatan penting yang lain bisa dilampirkan atau ditulis di belakang halaman ini!
Cara Mengisi Formulir C-11 Rangkuman Kebutuhan Masyarakat Secara Umum. Isilah kolom dengan jelas. Apabila usulan tindakan tersebut telah jelas dan perlu dilakukan, isilah sumber daya (lihat bagian berikut) yang di perlukan. Tentukan siapa yang akan menjadi pelaksana.
182
sesudah bencana
Mengenal sumber daya yang tersedia Pergunakan sumber daya yang telah tersedia atau yang bisa diperoleh di tempat sekitar. Sebagian bahan yang diperlukan oleh masyarakat mungkin sudah tersedia di masyarakat itu sendiri. Penilaian sumber daya yang ada ini sangat penting untuk segera bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang mendesak. Dengan dukungan dari KMPB, masyarakat bisa membuat prioritas. Untuk melakukan ini harus dicatat apa yang dibutuhkan masyarakat dan bantuan apa yang tersedia serta bagaimana penyalurannya. Seluruh keterangan tentang sumber daya yang sudah tersedia ini dikumpulkan dan diserahkan kepada Regu Administrasi dan Dokumentasi untuk dicatat dan disimpan di tempat yang layak sambil menunggu saat penyaluran. Pemulihan keadaan akan lebih mudah bila bisa menggunakan sumber daya yang sudah ada. Sejalan dengan pengembangan kehidupan masyarakat yang mandiri dan berkelanjutan, KMPB perlu mendorong masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang telah tersedia. Sumber daya yang mungkin tersedia di masyarakat yang akan berguna: • Air •
Persediaan pangan
•
Persediaan sandang
•
Persediaan uang
•
Bantuan yang sudah diterima
•
Bahan bangunan yang masih bisa digunakan
•
Tenaga kerja
•
Tempat perlindungan sementara
•
Lahan-lahan yang masih bisa ditanami
•
Ternak
•
Pasar dan Kios
•
Pukat, jaring, perahu
183
sesudah bencana
Formulir C-12 Data Perkiraan Sumber Daya Yang Dimiliki Masyarakat di bawah ini bisa digunakan oleh Regu Administrasi dan Dokumentasi untuk menentukan perkiraan sumber daya yang telah tersedia di masyarakat.
Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-12 Data Perkiraan Sumber Daya Yang Dimiliki Masyarakat
Pengisi :
Ardiani Ningsih
Tgl & Waktu Penelitian :
Yeh Mampeh Jenis Bencana : Tanah Longsor Lokasi :
1 Juni 2003/ 13.15
Laporan No :
002
Data Perkiraan Sumber Daya Yang Dimiliki Masyarakat 1
Sebutkan jumlah uang (seperti kas desa) yang ada
Rp. 12.370.000,-
2
Sumber air bersih
Mata air tetapi jauh
3
Sebutkan jumlah dan jenis persediaan pangan yang ada
Beras: 500 kg , gula: 50 kg, kopi: 20 kg, mie: 42 kardus, tempe: 25 kg, sayur-sayuran untuk 50 orang
4
Sebutkan jumlah dan jenis bantuan yang sudah diterima
Dari desa sebelah tetapi sudah habis digunakan
5
Sebutkan jumlah dan jenis bahan bangunan yang masih bisa digunakan
Kayu dari puing-puing lokasi bencana
6
Sebutkan sumber daya manusia lokal yang bisa membantu dalam proses pemulihan
45 orang tukang bangunan, 2 orang utk administrasi, dan beberapa tenaga dari KMPB
7
Sebutkan tempat perlindungan sementara yang ada (rumah / sarana yang bisa digunakan)
Sekolah, kantor desa & beberapa rumah penduduk desa sebelah
8
Sebutkan lahan pertanian yang masih produktif sekarang
Sawah dan kebun sayur, kira-kira seluas 100 hektar
9
Sebutkan jumlah dan jenis ternak yang ada sekarang
Sapi:10 ekor, kambing: 30 ekor, ayam: kira-kira 100 ekor
10
Apakah kapasitas kandang mencukupi utk ternak tersebut?
Tidak ada sama sekali. Sapi & kambing diikat di lapangan sekolah, ayam bebas berkeliaran
Keterangan Tentang Data Perkiraan Sumber Daya yang Dimiliki Masyarakat
Masyarakat di wilayah ini bukan masyarakat yang kaya. Maka tidak banyak sumber daya yang tersedia untuk proses pemulihan. Namun, seluruh masyarakat bersedia menyumbangkan tenaganya untuk memperbaiki desa ini. Oleh sebab itu masyarakat ini membutuhkan bantuan dari luar untuk memulihkan keadaan desa. Cara mengisi Formulir C-12 Data Perkiraan Sumber Daya Yang Dimiliki Masyarakat. Keterangan untuk mengisi formulir ini, bisa diperoleh dari formulir sebelumnya dan informasi dari regu-regu terkait. Data perkiraan sumber daya ini dimasukan ke dalam Formulir C-11 Rangkuman Kebutuhan Masyarakat Secara Umum di kolom â&#x20AC;&#x153;sumber daya yang adaâ&#x20AC;?. Perhitungkan jumlah yang masih dibutuhkan, dan serahkan hasilnya kepada Regu Informasi & Hubungan Keluar. Formulir ini berhubungan juga dengan Formulir A-05 Perkiraan Sumber Daya Desa, A-07 Data Peta Ancaman dan B-04 Laporan Kondisi Sarana. 184
sesudah bencana
Menentukan prioritas penyaluran sumber daya Apabila sumber daya yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan, masyarakat perlu melakukan prioritas penyalurannya. Dengan bantuan masyarakat, KMPB bisa menentukan proses penyaluran bantuan secara adil kepada yang paling membutuhkan tanpa pilih kasih. Urutan prioritas adalah: 1.
Korban yang masih menderita akibat luka fisik, trauma kejiwaan atau mental
2.
Orang yang mengalami kesusahan akibat anggota keluarga yang meninggal atau terluka
3.
Orang yang mengalami tekanan mental akibat bencana dan memerlukan bantuan kejiwaan
4.
Orang yang menderita karena kehilangan harta benda, mengalami kesulitan dalam usaha untuk mencari pendapatan atau mengalami penurunan pendapatan secara drastis
5.
Keseluruhan masyarakat
Apabila ada kekurangan
Apabila sumber daya telah disalurkan menurut prioritas yang telah ditentukan, KMPB perlu menghitung perkiraan kekurangan kebutuhan yang masih diperlukan masyarakat. Kekurangan ini
bisa
diperoleh
dengan
mengajukan
permohonan kepada sumber-sumber bantuan dan menyiarkannya di media massa. Apabila masih ada kekurangan, lihat bagian C.7 â&#x20AC;&#x2DC;Tentang proses pencarian bantuanâ&#x20AC;&#x2122;.
185
sesudah bencana
Catatan
186
Sesudah Bencana
Pembukuan Dalam Proses Pemenuhan Kebutuhan
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
sesudah bencana
Catatan
188
sesudah bencana
C.6 Pembukuan dalam proses pemenuhan kebutuhan Pembukuan adalah catatan mengenai semua transaksi pemasukan dan pengeluaran barang dan uang. Pembukuan ini perlu dilakukan secara terperinci supaya bisa mengetahui dengan jelas jumlah persediaan dan kekurangan kebutuhan untuk mengambil keputusan tindakan selanjutnya. Semua transaksi uang dan barang harus dicatat secara lengkap, tepat dan bisa diperlihatkan kapan saja kepada masyarakat supaya: 1.
Menumbuhkan keyakinan pada masyarakat bahwa dana yang ada telah disalurkan secara tepat dan adil
2.
Memiliki catatan penerimaan dan pengeluaran yang jelas untuk bisa dipertanggung-jawabkan kepada pihak pemberi bantuan dan masyarakat
3.
Ada catatan yang jelas tentang bantuan yang telah disalurkan; kepada siapa disalurkan dan berapa jumlahnya
4.
Pengetahuan ini akan membantu KMPB untuk menentukan bantuan yang masih diperlukan
Pilihlah satu atau dua orang dari Regu Administrasi dan Dokumentasi yang bertanggungjawab atas pembukuan ini. Sebaiknya orang ini sudah berpengalaman dalam melakukan pembukuan/akuntansi. Untuk menjaga keterbukaan, setiap salinan laporan kegiatan bisa ditempel di papan pengumuman supaya bisa dilihat dan dinilai oleh warga.
Mendata bantuan yang diterima Seluruh bantuan yang diterima sebaiknya diproses melalui Regu Administrasi dan Dokumentasi yang kemudian mencatat transaksi penerimaannya. Untuk itu, Regu Administrasi dan Dokumentasi bisa menggunakan formulir-formulir berikut ini: Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-13
Catatan : Anda bisa memperbanyak atau menyalin contoh kwitansi ini, atau anda bisa menggunakan buku kwitansi biasa yang ada di tempat anda
Kwitansi penerimaan Penerimaan Uang uang Untuk
Kwitansi Penerimaan Uang Tanggal diterima : Diterima dari : Untuk pembayaran : Terbilang :
Lokasi :
102 Desa Muncul
Jumlah :
Rp. 1.000.000,-
No Kwitansi :
01-Jun-04
KTU -
Yayasan Wiguna Bantuan uang sekolah Satu juta rupiah
Nama / Tanda Tangan Pemberi :
Lestari Suriyani
Tanda Tangan Penerima :
Ratna Effendi No Kwitansi :
KTU -
Kwitansi Penerimaan Cara mengisi Formulir Uang C-13 - Kwitansi Penerimaan Uang. Pengisian formulir ini sama dengan Lokasi : pengisian kwitansi penerimaan biasa. Bila sudah tersedia, kwitansi biasa bisa digunakan. Tanggal diterima : Jumlah : Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-14 Diterima dari :
Catatan : anda bisa memperbanyak atau menyalin contoh ini, jika memungkinkan anda juga bisa memakai buku nota yang tersedia di tempat anda.
Bukti Penerimaan Barang Untuk penerimaan barang Untuk pembayaran :
No Bukti : Terbilang :
Bukti Penerimaan Barang Nama / Tanda Tangan Pemberi :
Diterima dari : Barang yg diterima:
Lokasi :
BTB - 132
Desa Muncul
TglTangan diterimaPenerima : 03-Jun-04 Tanda :
PEMDA, Bpk S Sutrisno, Departemen Sosial Beras: 500 Kg, mie: 200 dus, minyak goreng: 50 lt
Kwitansi Penerimaan Uang Tanggal diterima :
Nama / Tanda Tangan Pemberi : Diterima dari :
S Sutrisno
No Kwitansi :
KTU -
Lokasi : Jumlah :
Tanda Tangan Penerima :
Ni Putu Ariati
Untuk pembayaran :
Bukti : BTB - Barang. Isi formulir ini dengan cara yang sama Cara mengisi Formulir C-14 - KwitansiNo Penerimaan Terbilang : Lokasi : Bukti pengisian Penerimaan Barang seperti faktur penerimaan biasa. Bila sudah tersedia, faktur biasa bisa digunakan. Nama / Tanda Tangan Pemberi :
Diterima dari : Barang yg diterima:
TglTangan diterimaPenerima : Tanda :
189
sesudah bencana
Mendata bantuan yang disalurkan Penyaluran uang sebaiknya dilakukan oleh Regu Administrasi dan Dokumentasi. Sedangkan penyaluran barang bisa dilakukan oleh Regu Logistik. Seluruh hasil transaksi penyaluran ini kemudian diserahkan kepada Regu Administrasi dan Dokumentasi untuk pembukuannya. Untuk mencatat transaksi pengeluaran dan penyaluran, Regu Administrasi dan Dokumentasi bisa menggunakan formulir-formulir berikut ini: Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-15 Untuk pengeluaran uang Kwitansi Pengeluaran Uang No Kwitansi :
Kwitansi Pengeluaran Uang Tgl diberikan : Diberikan kepada : Untuk pembayaran : Terbilang :
Catatan : Anda bisa memperbanyak atau menyalin contoh kwitansi ini, atau anda bisa menggunakan buku nota biasa
Lokasi :
03-Jun-04
Jumlah :
KKU - 132 Desa Muncul
Rp. 45.000,-
Aminah Tarmiji / No. 44 Uang sekolah dua anak Empat puluh lima ribu rupiah
Nama Pemberi Uang :
Tanda Tangan Penerima :
Aminah Tarmiji
Lestari Suriyani
No Kwitansi :
Kwitansi Pengeluaran Uang
KKU -
Cara mengisi Formulir C-15 - Kwitansi Lokasi Pengeluaran Uang. Pengisian formulir ini sama seperti : pengisian kwitansi Tgl diberikan : pengeluaran uang biasa. Jumlah :Bila sudah tersedia, kwitansi biasa bisa digunakan. Untuk uang yang diberikan kepada keluarga/perorangan, cantumkan nomor keluarga/orang yang Diberikan kepada : menerima uang tersebut. Untuk pembayaran :
Catatan : Anda bisa memperbanyak buku ini atau menyalinnya, atau bisa juga menggunakan nota yang tersedia di tempat anda.
Terbilang Formulir Penanganan & :Pemulihan Bencana No C-16 Untuk penyaluran barang
Bukti Penyaluran Barang Nama Pemberi Uang :
Tanda Tangan Penerima :
Bukti No :
Bukti Penyaluran Barang Diberikan kepada: Hasan Sadili / No. 23 Kwitansi Pengeluaran Uang Barang yang diberikan: Tgl diberikan :
Lokasi :
BKB - 023
Desa Muncul
KKU - 29-Nov Tgl diberikan :
No Kwitansi : Lokasi :
Beras 5 kg, Mie 20 bungkus
Jumlah :
Diberikan kepada : Untuk pembayaran :
Tanda Tangan Pemberi : Terbilang :
Aminah Tarmiji
Nama Pemberi Uang :
Tanda Tangan Penerima :
Hasan Sadili
Tanda Tangan Penerima :
Bukti No :
BKB -
Bukti Penyaluran Barang Lokasi : Barang. Pengisian formulir ini sama seperti Cara mengisi Formulir C-16 - Bukti Penyaluran pengisian faktur pengeluaran biasa. Bila sudah tersedia, faktur biasa bisa digunakan. Untuk barang Diberikan kepada: Tgl diberikan : yangBarang diberikan kepada keluarga/perorangan, cantumkan nomor keluarga/orang yang menerima yang diberikan: barang tersebut.
Tanda Tangan Pemberi :
Bukti Penyaluran Barang 190
Diberikan kepada: Barang yang diberikan:
Tanda Tangan Penerima :
Bukti No : Lokasi :
Tgl diberikan :
BKB -
sesudah bencana
Penyaluran bantuan kepada keluarga atau orang Setiap kali ada penyaluran bantuan kepada keluarga/perorangan, Regu Administrasi dan Dokumentasi perlu menyimpan catatan bantuan tersebut sebagai bukti apabila diperlukan nanti. Gunakan formulir berikut untuk setiap keluarga. Formulir ini berdasarkan data Formulir C-09 Data Keluarga yang Perlu Bantuan.
Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-17
Penyaluran Bantuan Kepada Keluarga / Orang
Ipung Margono Jumlah Anggota: 5 orang Anak Bersekolah: 2 anak - tingkat SD Wakil Keluarga:
Tanggal
No KKU/BKB
Jenis bantuan yang diterima
Yeh Mampeh Tgl laporan : 31-Oct-03 Pengisi : A.Maulana Lokasi :
No Keluarga:
12
Jumlah yang diterima Uang Barang
2 Juni 2003 BKB-006 Beras 20 kg 2 Juni 2003 BKB-007 Gula pasir 5 kg 2 Juni 2003 BKB-008 Minyak goreng 1 Lt 2 Juni 2003 BKB-009 Daging ayam 1 kg 18 Juni 2003 KKU-102 Biaya RSU untuk perawatan Ibu Rp 234,000 18 Juni 2003 KKU-103 Uang biaya sekolah 2 anak Rp 45,000 13 Juni 2003 BKB-102 Pakaian - jaket hangat & kaos kaki 5 set 13 Juni 2003 BKB-103 Selimut 5 buat 13 Juni 2003 BKB-104 Tikar 4 buah 13 Juni 2003 BKB-105 Minyak tanah 3 lt 13 Juni 2003 BKB-106 Kompor 1 buah 13 Juni 2003 BKB-107 Alat alat untuk memasak 1 set 13 Juni 2003 BKB-108 Alat alat untuk makan 5 set 18 Juni 2003 BKB-210 Alat perbaiki rumah (palu, gergaji) 1 set 18 Juni 2003 BKB-211 Batako 250 buah 18 Juni 2003 BKB-212 Pasir 3 sak 18 Juni 2003 BKB-213 Perlatan MCK 1 set 18 Juni 2003 KKU-122 Uang biaya sekolah 2 anak Rp 45,000 22 Juni 2003 BKB-411 Beras 20 kg 22 Juni 2003 BKB-412 Telur ayam 10 buah 22 Juni 2003 BKB-413 Susu 1 kg 22 Juni 2003 BKB-414 Garam 3 kg 28 Juni 2003 BKB-433 Beras 20 kg Juni 2003 BKB-434 pasir Bantuan Kepada Keluarga/Orang. Formulir 2 kgini adalah Cara28 mengisi Formulir C-17 â&#x20AC;&#x201C;Gula Penyaluran rangkuman segalaBKB-435 jenis bantuan yang telah diterima oleh setiap keluarga/perorangan. 28 Juni 2003 Minyak goreng 2 lt Kolom bantuan yang diterima dibagi menjadi dua bagian: pada kolom uang, isi jumlah uang10 yang diterima, 28 Juni 2003 BKB-436 Telur ayam buah dan pada kolom barang, isi jenis dan jumlah barang sesuai dengan C-15 Kwitansi Pengeluaran Uang 28 Juni 2003 BKB-437 Susu 1 kg dan C-16 Bukti Penyaluran Barang.
191
sesudah bencana
Penggunaan jurnal rangkuman transaksi keuangan Setiap kwitansi penerimaan dan pengeluaran uang harus dimasukkan kedalam Jurnal Rangkuman Transaksi Keuangan. Jurnal keuangan ini berfungsi untuk mengetahui berapa besar uang yang telah diterima dan dikeluarkan; keterangan penggunaan pengeluaran uang itu; dan untuk mengetahui saldo uang yang masih tersedia. Jika KMPB membutuhkan, jumlahkan kolom pemasukan dan pengeluaran untuk mendapatkan laporan keuangan. Formulir ini bisa difotokopi atau disalin kedalam buku oleh Regu Administrasi dan Dokumentasi.
Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-18
Lokasi :
Jurnal Rangkuman Transaksi Keuangan
Tgl Dilapor :
Pengisi : Ratna Effendi Tanggal
No KKU / KTU
Desa Muncul 30 Juni 2003 11
Nomor Halaman : Pemasukan (kredit)
Keterangan
Pengeluaran (debit)
Saldo awal (diambil dari halaman sebelumnya) :
12-Nov-03
KTU-006
Bantuan uang sekolah dari Yayasan Wiguna
Rp 1.000.000
12-Nov-03
KKU-007
Pembagian uang saku, keluarga 1-20 sebesar Rp 45.000/ keluarga
13-Nov-03
KTU-007
Bantuan uang dari PT. Laris Manis
14-Nov-03
KKU-008
Beli beras 300 kg untuk persediaan
15-Nov-03
KKU-009
Fotokopi formulir x 100
16-Nov-03
KTU-008
Bantuan uang dari PEMDA
17-Nov-03
KKU-010
Pembagian uang saku, keluarga 21-50 sebesar Rp 45.000/ keluarga
18-Nov-03
KKU-011
Beli gula 50 kg untuk persediaan
19-Nov-03
KKU-012
20-Nov-03
KKU-013
12-Nov-03
KTU-009
Bantuan uang sekolah dari Yayasan Lestari Alam
22-Nov-03
KKU-014
Pembagian uang saku, keluarga 51-61. sebesar Rp 45.000,-/keluarga
23-Nov-03
KKU-015
Beli beras 400 kg untuk persediaan
12-Nov-03
KTU-010
Bantuan uang dari Inu Susani & teman-temannya
25-Nov-03
KKU-016
Fotokopi formulir x 100
Rp
26-Nov-03
KKU-017
Beli gula 50 kg untuk persediaan
Rp 900.000 Rp
300.000 Rp 900.000 Rp
5.000
Saldo
Rp 1.200.000 Rp
2.200.000
Rp
1.300.000
Rp
1.600.000
Rp
700.000
Rp
695.000
Rp
4.195.000
Rp 1.305.000
Rp
2.890.000
Rp 300.000
Rp
2.590.000
Beli mie 1000 bungkus untuk persediaan
Rp 500.000
Rp
2.090.000
Beli terpal untuk buat tenda
Rp 1.204.500
Rp
885.500
Rp
1.885.500
Rp
1.453.500
Rp 3.500.000
Rp 1.000.000 Rp
450.00
Rp 1.200.000
Rp
235.500
Rp
1.235.500
5.000
Rp
1.230.000
Rp 300.000
Rp
930.500
Rp 1.000.000
Neraca (sisa uang) pada halaman ini :
Rp 930.500
Cara mengisi Formulir C-18 - Jurnal Rangkuman Transaksi Keuangan. Setiap halaman dibagi menjadi beberapa kolom yang berisi: •
Tanggal - saat transaksi dilakukan
•
Keterangan - nama pemberi dan penerima uang serta tujuan penggunaannya
•
Pemasukan - jumlah uang yang diterima
•
Pengeluaran - jumlah uang yang dikeluarkan
•
Saldo - pemasukan dikurangi pengeluaran
•
Pada baris terakhir setiap halaman diisi neraca yang kemudian bisa ditulis pada baris pertama halaman berikutnya
192
sesudah bencana
Penggunaan jurnal rangkuman transaksi barang Setiap bukti penerimaan dan pengeluaran barang harus dimasukkan kedalam Jurnal Rangkuman Transaksi Barang. Jurnal Barang ini berfungsi untuk mengetahui jumlah setiap jenis barang yang telah diterima dan dikeluarkan; penggunaan barang itu; serta saldo barang yang masih tersedia. Jika KMPB membutuhkan, jumlahkan kolom pemasukan dan pengeluaran untuk mendapatkan laporan inventaris. Formulir C-19 Jurnal Rangkuman Transaksi Barang ini bisa difotokopi atau disalin kedalam buku oleh Regu Administrasi dan Dokumentasi. Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-19
Jurnal Rangkuman Transaksi Barang
Lokasi :
Jenis Barang : Beras Pengisi : Tanggal
19-Jan-04
Tgl Laporan :
Ni Putu Ariati No KKU/BKB
Tanah Longsor Yeh Mampeh
Jenis Bencana :
13
No Halaman : Barang Masuk
Keterangan (tunjukkan Nomor Keluarga yang menerima)
Barang Keluar
Saldo Barang
50 kg
Saldo awal barang ini (bila ada, diambil dari formulir C-19 sebelumnya) :
15-Jan-04
BKB-006
Beras untuk keluarga No. 01, diwakili oleh Wahyu Dinata
10
40 kg
16-Jan-04
BKB-007
Beras untuk keluarga No. 02, diwakili oleh Kelik Rahayu
20
20 kg
17-Jan-04
BKB-008
Beras untuk keluarga No. 03, diwakili oleh Hasan Sadili
10
10 kg
17-Jan-04
BKB-009
Beras diterima dari Yayasan Wiguna
17-Jan-04
KKU-102
100
110 kg enyalin atau m anyak a bisa emperb bisa m inkan anda jug pat anda. gk n : anda di tem Catata , jika memun rsedia te ng ini contoh buku nota ya ai memak
20
Beras untuk keluarga No. 04, diwakili oleh R Lukman
90 kg
o C-14
cana N
en han B Pemuli
132
TB kti : B cul No Bu esa Mun D i: Lokas 4 -0 n u : 03-J erima Tgl dit
17-Jan-04
KKU-103
Beras untuk keluarga No. 05, diwakili oleh Budi Prahara anan & enang
17-Jan-04
BKB-102
18-Jan-04
BKB-103
u Beras untuk keluarga No. 06, diwakiliBoleh Mansur Kobar 20 60 kg rang aan Ba im r sial e n Pe emen So Bukti Beras diterima dari PEMDA 500pk S Sutrisno, Depart 560 kg 0 lt B oreng: 5
li Formu
ra aan Ba enerim
18-Jan-04
BKB-104
18-Jan-04
BKB-105
Beras untuk keluarga No. 25, diwakili oleh Dewi Suroso
BKB-106
18-Jan-04
BKB-107
80 kg
kti P
dari : erima Beras untuk keluarga No. 08, diwakili oleh AgusDitTiono : iterima g yg d Baran
18-Jan-04
10
ng
rP
, yak g PEMDA dus, min mie: 200 , g K 0 0 10 550 Beras: 5
20 emberi
nP Beras untuk keluarga No. 07, diwakili oleh Aminah/ Tarmiji Tanga Tanda
kg
530 kg
n Tanga Tanda
riati
A Ni Putu
:
10 o C-16520 kg cana N
Nama
ma : Peneri
bisa ini atau n : Anda Catata anyak buku juga rb a edia mempe nya, atau bis ng ters lin menya akan nota ya un mengg t anda. pa di tem
TB -
kti : B 023 No Bu BKB i : No : cul LokaBsukti M esa un si : D rimaL:oka gl dite
n
e han B tngrainsann&oPemuli u S S a n lir Pe rang Beras untuk keluarga No. 15, diwakili oleh Ketut Wulandari 10 Formu ran Ba
510 kg
lu
Penya
18-Jan-04
BKB-108
18-Jan-04
BKB-210
g T Baran : rimaaannBarang e erikan n e P Beras untuk keluarga No. 14, diwakili oleh RatnaBEffendi 20 490 Tgl dib ukti Penyalur 3 2 kg . o N / i i il Bukt asan Sad us a: H arik:epad 0 bungk eriakdan rim , Mie 2470 Beras untuk keluarga No. 13, diwakili oleh Nita TobingDitDeib g 20 kg k eras 5
19-Jan-04
BKB-211
Beras untuk keluarga No. 12, diwakili oleh Yani Hartati
10
460 kg
19-Jan-04
BKB-212
Beras untuk keluarga No. 11, diwakili oleh Maria Dolores
5ri :
455 kg
19-Jan-04
BKB-213
19-Jan-04
KKU-122
Beras untuk keluarga No. 10, diwakili oleh Jasamin Harahap inah Tarm 10 445 kg Am g n a r g a anBBaran 425 kg Beras untuk keluarga No. 17 , diwakili oleh Tony Suriajaya erim luraan20 kttii PPeennya u B k u B
19-Jan-04
BKB-411
Bukti
a:erikan: dib itegrim g nygg ydan Banra Bara
B
: rima : n PennePenerima a Tanga TandaTanda Tang
be an P:em a Tang / Tand emberi Namaa Tangan P Tand iji
Beras untuk keluarga No. 19, diwakili oleh Nancy Latu
pada: kan ke Diberia dari : Diterim kan: diberi g yang a: Baragnyg diterim aran
5
420 kg
ri :embe mgbaenriP Taen nadna P nag a T T / a a d m TNaan
kan ke
ng yan
-
TB kti : B BKB No Bu No : Bui k: ti s a Lok i: Lokas : erima : Tgl dit erikan
Tgl dib
pada: rikan:
g dibe
a: neari:m enePriem ga nP nadnagTaan aT TandTa
No : Bukti i: Lokas
rang
Diberi
Sadili
:
n Ba yalura
Pen Bukti
Hasan
420 kg
Saldo akhir barang ini, padaB halaman ini :
Lihat keterangan cara pengisian formulir ini di halaman berikut.
29-Nov
Tgl dib
BKB -
: 193
erikan
sesudah bencana
Cara mengisi Formulir C-19 Jurnal Rangkuman Transaksi Barang. Isi kolom sesuai dengan judul di atasnya. Gunakan jurnal yang terpisah untuk setiap jenis barang seperti beras, terpal, obat-obatan dll. Setiap jenis barang mempunyai satuan unit yang berbeda misalnya kilogram untuk beras, atau lembar untuk selimut. Setiap halaman dibagi menjadi beberapa kolom yang berisi:
194
•
Tanggal - saat transaksi dilakukan
•
Keterangan - yang memberi atau menerima barang. Kalau barang diberikan kepada satu keluarga, tulis nomor keluarga yang menerima barang tersebut
•
Barang masuk - pada kolom barang, jumlah barang yang diterima dicatat jumlahnya dengan angka (1,...,10, 20, dst.) dan juga unitnya (seperti kg, liter, buah, dll.).
•
Barang keluar - jumlah pengeluaran barang ditulis di kolom barang keluar
•
Saldo Barang – jumlah barang masuk dikurangi jumlah barang keluar
•
Pada baris terakhir setiap halaman diisi neraca yang kemudian bisa ditulis pada baris pertama halaman berikutnya
Sesudah Bencana
Proses Pencarian Bantuan
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
sesudah bencana
Catatan
196
sesudah bencana
C.7 Proses pencarian bantuan Apabila tidak bisa mencukupi kebutuhannya sendiri, maka masyarakat perlu mencari bantuan dari sumber lain. Peran KMPB dibutuhkan untuk mengajukan permohonan kepada organisasi-organisasi bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan dasar yang mendesak. Pada saat mencari bantuan, masyarakat dan KMPB sebaiknya menggunakan kesempatan ini untuk memikirkan kebutuhan jangka panjang yang bisa meningkatkan pengembangan wilayahnya. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai Pemulihan Jangka Panjang, lihat bagian C.9 ‘Pemulihan Jangka Panjang’.
Peran KMPB dalam permohonan bantuan Regu Informasi dan Hubungan Luar adalah wakil masyarakat dalam memohon bantuan dan menjelaskan kepada pihak pemberi bantuan untuk menggunakan pendekatan yang sesuai dengan budaya masyarakat. Tugas-tugas regu ini dalam pencarian bantuan juga meliputi: 1.
Pencarian dan pengenalan sumber bantuan
2.
Bekerjasama dengan sumber bantuan dengan
3.
•
Menjelaskan keadaan masyarakat
•
Menindaklanjuti sesuai dengan persyaratan yang diminta
•
Melaporkan perkembangan keadaan masyarakat
Melaporkan hasilnya kepada masyarakat dan lembaga bantuan
Mengenal sumber bantuan Ada tiga sumber bantuan yang bisa membantu dalam tahap pemulihan ini, yaitu: 1.
Pemerintah
2.
Sumber perseorangan (swasta)
3.
Organisasi-organisasi pemberi bantuan resmi
Bantuan dari Pemerintah Dalam hal pemulihan, pemerintah adalah pihak yang bertanggungjawab atas terpenuhinya bantuan bagi masyarakat yang mengalami bencana. Beberapa instansi pemerintah dapat membantu masyarakat memulihkan keadaan setelah bencana. Instansi tersebut adalah SATGAS PB, SATLAK PB, SATKORLAK PB, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum/Permukiman, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan. Silakan hubungi instansi-instansi tersebut di tempat, dan tanyakan tentang jenis bantuan yang mereka sediakan serta syarat-syarat untuk mendapatkan bantuan tersebut. Apabila pemerintah tidak bisa mengatasi semua kebutuhan masyarakat dalam proses pemulihan ini, maka masyarakat dapat meminta bantuan ke lembaga-lembaga atau perseorangan di bawah ini. 197
sesudah bencana
Bantuan Perseorangan (Swasta) Bantuan swasta bisa datang dari: •
Anggota masyarakat sendiri
•
Masyarakat tetangga sekitar
•
Kelompok keagamaan
•
Kelompok profesi (insinyur, artis, pedagang, pengacara, dokter)
•
Media (radio, televisi, surat kabar)
•
Perusahaan yang mempunyai kebijakan dan menjalankan tanggungjawab sosial perusahaan
•
Masyarakat umum
Meminta bantuan kepada pihak swasta biasanya membutuhkan proses yang lebih mudah daripada mencari bantuan ke lembaga lainnya. Dalam meminta bantuan perseorangan, keadaan riil sebaiknya dijelaskan secara sederhana dan kekeluargaan. Media massa, baik cetak maupun elektronik, bisa sangat membantu untuk memberitakan keluar tentang apa yang dialami masyarakat. Penyiaran ini akan sangat membantu masyarakat dalam memperoleh bantuan yang diperlukan. Untuk keterangan lebih lanjut tentang cara menyampaikan keterangan yang cocok untuk disiarkan melalui media massa, lihat bagian C.8 ‘Bekerjasama dengan media massa’.
Bantuan dari Lembaga Bantuan Ada beberapa lembaga bantuan kemanusiaan yang dapat memberi bantuan kepada masyarakat untuk pemulihan bencana jangka pendek dan jangka panjang. Setiap lembaga bantuan memiliki persyaratan khusus seperti: •
Jenis-jenis bantuan yang mereka bisa berikan
•
Bantuan yang tersedia untuk keadaan tertentu
•
Proses pemberian atau penyaluran bantuan
Terkadang bantuan dari lembaga bantuan tidak langsung disalurkan kepada masyarakat, melainkan harus melalui instansi terkait, baik pemerintah maupun LSM resmi. Dalam keadaan ini, KMPB dapat menyampaikan kebutuhan masyarakat kepada lembaga donor melalui instansi terkait, pemerintah atau LSM resmi. Sebaiknya KMPB menghubungi lembaga bantuan terlebih dahulu untuk meminta keterangan mengenai lembaga yang akan ditunjuk untuk menyalurkan bantuan. Kemudian KMPB bisa mengajukan permohonan bantuan atas nama lembaga yang akan ditunjuk untuk menyalurkan bantuan. Pastikan bahwa lembaga yang akan mewakili masyarakat di hadapan lembaga bantuan benar-benar mempunyai keinginan untuk membantu masyarakat. Beberapa lembaga bantuan tidak bisa membantu tanpa adanya permohonan bantuan khusus dari pemerintah. Pada kasus seperti ini, KMPB bisa meminta instansi pemerintah yang terkait untuk membuat surat rekomendasi. Dalam surat ini dilampirkan semua formulir yang menjelaskan perkiraan kebutuhan masyarakat, baik perorangan maupun secara umum. Apabila sudah mengetahui lembaga bantuan yang bisa membantu, KMPB sebaiknya memberikan juga nama dan telepon lembaga bantuan tersebut kepada pemerintah untuk mempercepat proses permohonan bantuan. 198
sesudah bencana
Sehabis menghubungi setiap lembaga bantuan, perlu dicatat semua keterangan penting tentang sumber bantuan tersebut, termasuk saran-saran mereka tentang tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk bisa mendapatkan bantuan dari mereka. Untuk ini bisa digunakan Formulir B-01 Daftar Komunikasi Harian dan keterangan tentang tindak lanjut dimasukkan pada kolom “Hasil dari komunikasi”. Pada lampiran tambahan terdapat daftar organisasi pemberi bantuan yang bisa dihubungi bila memerlukan bantuan dari luar.
Tentang pengajuan permohonan bantuan Permohonan bantuan kepada lembaga bantuan kemanusiaan cukup diawali dengan disampaikan gambaran keadaan secara garis besar untuk menentukan apakah sumber bantuan tersebut bisa memberi bantuan yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu Regu Informasi dan Hubungan Luar bisa mengirimkan hasil pengisian formulir-formulir berikut ini sebagai penjelasan kebutuhan kepada sumber bantuan. •
C-01 Data Keadaan Umum Masyarakat
•
C-02 Data Perkiraan Keadaan Pengungsian
•
C-03 Data Perkiraan Kondisi dan Kebutuhan Sanitasi
•
C-04 Kebutuhan Dasar Perorangan Atau Keluarga
•
C-05 Data Perkiraan Kebutuhan Rumah Tangga
•
C-06 Data Perkiraan Kebutuhan Permukiman
•
C-07 Data Perkiraan Kebutuhan Kesehatan Umum
•
C-08 Data Perkiraan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
•
C-09 Data Keluarga yang Perlu Bantuan
•
C-10 Rangkuman Kebutuhan Perorangan / Keluarga
•
C-11 Rangkuman Kebutuhan Masyarakat Secara Umum
•
C-12 Data Perkiraan Sumber Daya Yang Dimiliki Masyarakat
Hal-hal penting untuk ditanyakan saat menghubungi sumber bantuan mencakup: 1.
Apakah lembaga bantuan tersebut bersedia untuk membantu masyarakat yang dilanda bencana?
2.
Jika bersedia membantu, persyaratan apa saja yang diminta?
3.
Jika bantuan tersedia, kapan bisa diterima?
Lembaga yang akan memberi bantuan akan menjelaskan apa saja yang dibutuhkan dalam proses permohonan bantuan selanjutnya. Apabila kebutuhan utama sudah terpenuhi, masyarakat bisa mulai membuat perkiraan kebutuhan pemulihan jangka panjang. Untuk keterangan lebih lanjut, lihat bagian C.9 ‘Pemulihan Jangka Panjang’.
199
sesudah bencana
Catatan
200
Sesudah Bencana
Bekerjasama dengan Media Massa
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
sesudah bencana
Catatan
202
sesudah bencana
C.8 Bekerjasama dengan media massa Melalui media massa, berita tentang bencana yang terjadi bisa disebar-luaskan ke seluruh pelosok tanah air. Karena pada bencana cakupan besar akan ada banyak pertanyaan dari khalayak umum dan media massa maka KMPB dan masyarakat perlu menyiapkan diri untuk itu. Di sinilah diperlukan peran Regu Informasi dan Hubungan Luar untuk mewakili masyarakat dalam menyampaikan berita yang tepat. Regu Informasi dan Hubungan Luar bekerjasama dengan Regu Administrasi dan Dokumentasi membentuk pusat informasi bencana yang mudah dijangkau oleh masyarakat, pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya. Hal ini sangat penting untuk mempermudah penyebaran informasi kebutuhan dan kondisi terakhir yang terjadi di daerah bencana. Saat ini adalah kesempatan terbaik untuk menjelaskan kebutuhan masyarakat yang tertimpa bencana melalui media massa untuk meminta bantuan dari orang-orang yang terketuk hatinya. Media massa juga bisa menjadi perantara bagi masyarakat dan khalayak umum untuk melaporkan masalah yang terjadi agar proses pemulihan berjalan lancar, terbuka dan bertanggungjawab.
Cara menghubungi media Setiap saat, Regu Informasi dan Hubungan Luar perlu menghubungi organisasi media massa untuk memberi berita terbaru dan perkembangan situasi di lapangan agar kebutuhan-kebutuhan masyarakat bisa disampaikan kepada umum secepat mungkin dengan alat komunikasi yang tersedia di masyarakat. Regu Informasi dan Hubungan Luar perlu mencatat semua pihak media yang menghubungi atau dihubungi di dalam Formulir C-20 Daftar Kontak Media agar mudah berhubungan sewaktu ada perkembangan.
Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-20
Daftar Kontak Media No
Jenis Media
Lokasi : Pengisi :
Nama Organisasi
Orang yg Dihubungi
Jabatan / Posisi
Desa Muncul Ni Ketut Samirati Handphone
Lembar No: Tgl Mengisi : Telpon Kantor
26 11-Jan-04 No fax.
1
Media massa
AJI
I Made Santika
Wartawan
081 138 4xxx
0361 974 xxx
362 974 xxx
2
Media cetak
Aliansi Pemuda
Sulastri Andini
Wartawan
081 128 1xxx
0361 988 xxx
362 988 xxx
3
Media cetak
Gatra
Hendro Endiarto
Wartawan
081 133 3xxx
0361 821 xxx
362 821 xxx
4
Televisi
Indosiar
Ida Ayu Wulandari
Wartawan
081 120 0xxx
0361 589 xxx
361 589 xxx
5
Media cetak
Internews Indonesia
Herman Purnomo
Resepsi
081 128 1xxx
362 589 xxx
362 589 xxx
6
Media cetak
Jawa Post
Yuyun Raharja
Wartawan
081 133 3xxx
363 589 xxx
363 589 xxx
7
Media cetak
Kompas
Pieter Tambunan
Wartawan
081 128 1xxx
364 589 xxx
364 589 xxx
8
Media cetak
Media Indonesia
Yani Hartati
Wartawan
081 133 3xxx
365 589 xxx
365 589 xxx
9
Televisi
Metro TV
Nita Tobing
Wartawan
081 128 1xxx
366 589 xxx
366 589 xxx
10
Media cetak
Pikiran Rakyat
Ratna Effendi
Wartawan
081 133 3xxx
367 589 xxx
367 589 xxx
11
Radio
Radio 68H
Ni Ketut Wulani
Wartawan
081 128 1xxx
368 589 xxx
368 589 xxx
12
Radio
Radio Elshinta
Ni Putu Ariati
Wartawan
081 133 3xxx
369 589 xxx
369 589 xxx
13
Radio
Radio SCFM
Tony Suriajaya
Wartawan
081 128 1xxx
370 589 xxx
370 589 xxx
14
Televisi
RCTI
Trisna Purwati
Wartawan
081 133 3xxx
371 589 xxx
371 589 xxx
17
Televisi
SCTV
Agus Samijaya
Wartawan
081 128 1xxx
374 589 xxx
374 589 xxx
18
Media cetak
Suara Merdeka
Dewanda G
Wartawan
081 133 3xxx
375 589 xxx
375 589 xxx
19
Media cetak
Tempo
Suharto B
Wartawan
081 128 1xxx
376 589 xxx
376 589 xxx
20
Televisi
TVRI
Maria Dolores
Wartawan
82 128 1xxx
376 589 xxx
376 589 xxx
Cara Mengisi Formulir C-20 Daftar Kontak Media. Catat data setiap pihak media, baik yang 15 Media cetak Republika Nancy Latu Wartawan 081 128 1xxx 372 589 xxx 372 589 xxx menghubungi atau dihubungi. Isi data dengan lengkap sesuai kolom dalam formulir ini sebelum 16 Radio RRI Heti Damayanti Wartawan 081 133 3xxx 373 589 xxx 373 589 xxx memberikan informasi kepada pihak media. 203
sesudah bencana
Pernyataan Pers Maksud dan tujuan dari pernyataan pers adalah untuk menyampaikan situasi dan kebutuhan masyarakat, serta menjelaskan keadaan terkini kepada khalayak umum melalui media massa. Pernyataan pers ini meliputi hal-hal yang biasanya ditanyakan oleh media massa. Formulir C-21 - Pernyataan Pers di bawah ini bisa digunakan oleh Regu Informasi dan Hubungan Luar untuk mempersiapkan data yang jelas, singkat dan tepat. Pernyataan Pers ini bisa dikirim keseluruh media massa. Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-21
Pernyataan Pers Nama Kontak Pers :
Ardiani Ningsih
Tanggal Pernyataan Pers ini
Waktu Pernyataan Pers ini
11-Jan-04
14:30 wita
Nomer Telpon : 081 6475 0xxx
1. Pesan utama pada publik :
Bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah ini merupakan bencana yang sangat berat. Tindakan evakuasi telah dilakukan. Bencana susulan masih mungkin terjadi karena itu kami memerlukan banyak bantuan untuk menangani bencana ini. 2. Lokasi Anda :
Br. Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Kabupaten Bangli
3. Dua - tiga kalimat yang menjelaskan keadaan sekarang:
Hujan masih turun deras, banjir dan tanah longsor susulan masih mungkin terjadi di daerah utara Desa Yeh Mampeh. 4. Kutipan singkat dari juru bicara atau Koordinator Umum KMPB:
Masyarakat kami sangat berterima kasih atas bantuan yang telah diterima, namun masih banyak kebutuhan yang diperlukan. Kami ingin mengetuk hati Anda untuk meringankan penderitaan kami. Kutipan ini diucapkan oleh: Tony Suriajaya - Koordinator KMPB
5. Uraikan tindakan yang sedang dilakukan:
Pencarian korban yang masih tertimbun tanah longsor. Pendirian tenda dan penyediaan makanan dan air untuk korban bencana. 6. Daftar tindakan yang akan dilakukan:
Perbaikan rute jalan masuk ke lokasi bencana agar memudahkan transportasi untuk orang yang sedang menyelamatkan korban. 7. Daftar bantuan yg dibutuhkan (obat-obatan, makanan, sukarelawan [sebutkan jenis yang diperlukan], peralatan pembangunan kembali):
Obat-obatan untuk mengatasi diare, SEMBAKO dan air bersih, sukarelawan kesehatan dan SAR, peralatan untuk mengeruk tanah yang memimbun jalan dan bangunan. 8. Bagaimana cara menyalurkan bantuan ke masyarakat (petunjuk pengiriman, dll):
Penyaluran bantuan hingga saat ini masih ditangani oleh Regu Administrasi & Dokumentasi, silakan menghubungi no. telepon: 081 324 3 xxx 9. Orang & nomor yg dapat dihubungi untuk informasi lebih lanjut:
Ni Ketut Samirati/ Nomor telepon: 081 368 9xxx
Cara mengisi Formulir C-21 Pernyataan Pers. Pernyataan ini harus mewakili keadaan yang sebenarnya; menyampaikan kebutuhan masyarakat; dan menjelaskan bagaimana cara mendapatkan keterangan lebih lanjut. Untuk itu perlu dicantumkan nama orang dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Sebelum diumumkan, formulir ini harus diserahkan kepada juru bicara untuk disetujui terlebih dulu. 204
sesudah bencana
Laporan perkembangan situasi / pertanyaan yang sering ditanyakan Regu Informasi dan Hubungan Luar perlu mengisi formulir lembaran fakta sesuai dengan keadaan terkini. Lembar ini perlu diperbaharui setiap ada perkembangan. Pada awal tanggap darurat laporan perkembangan situasi mungkin perlu diperbaharui 2 – 3 kali sehari. Lembaran fakta bisa digunakan bagi yang bertugas untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering diterima melalui telepon atau radio. Lembaran Fakta ini juga bisa dikirim keseluruh media massa. Formulir Penanganan & Pemulihan Bencana No C-22
Tgl FAQ :
Lembar Fakta Situasi / FAQ
Pengisi :
Wakil Masyarakat yg Dapat Dihubungi : Ni Ketut Samirati T.
J.
Telp :
01-Dec-04 Sri Sukarwi
081 7974 3xxx
Bagaimana saya dapat menemukan seseorang yang terlantar/ pindah/ kehilangan tempat tinggal dalam bencana ini?
Silahkan menghubungi Regu Penyelamatan, dgn Bapak Widiana, no telepon 081 2468 7xxx
T.
Bagaimana cara saya dapat membantu masyarakat secara sukarela?
J.
Anda dapat menghubungi saudara Iwan pada no telepon 081 3244 6xxx atau Anda datang ke lokasi untuk mendaftarkan diri pada regu Administrasi & Dokumentasi.
T.
Bagaimana saya dapat menyumbangkan uang atau memberikan bantuan kepada para korban bencana?
J.
Silakan Anda berhubungan dengan bendahara Regu Administrasi & Dokumentasi yaitu Ibu Rita pada no telepon 081 5764 8xxx
T
Apa yg dapat disumbangkan untuk membantu mereka yang tempat tinggalnya hancur dan/ atau mata pencahariannya hilang? contoh: Makanan & air sangatlah penting segera sesudah bencana terjadi, tetapi dana akan sangat berguna bagi para korban saat ini. Para korban & masyarakat sangat berterima kasih pada kemurahan hati yang ditunjukkan oleh mereka yang peduli.
J.
Untuk keterangan lebih lanjut tentang apa yang dibutuhkan, silakan menghubungi bagian Regu Administrasi & Dokumentasi dengan Ibu Widawati dengan no telp 081 673 45xxx
Fakta & Statistik Tentang Bencana Ini
•
Sampai saat ini ada
5
orang dipastikan meninggal,
3
orang belum ditemukan
31
orang dilaporkan cedera, dan
43
orang
tanpa tempat tinggal.
• Sektor pertanian mengalami kerusakan berat. Dari 2.400 jumlah ternak, 1.830 mati dalam bencana. • 41 tempat tinggal rusak, dan 27 rusak berat atau hancur sama sekali. • Tempat penampungan/tenda evakuasi yang ada saat ini 15, dan sekarang menampung lebih dari 210 keluarga. • Pada saat puncak bencana, lebih dari 500 orang tinggal di tempat penampungan resmi. masih tertutup hingga saat ini. • Lebih dari 2 jalan ditutup pada saat puncak bencana. 1 • 172 orang masih belum mendapatkan makanan yg cukup. 88 orang masih belum mendapatkan air minum yg cukup. • 630 orang masih belum mendapatkan akses ke sarana listrik/air/sanitasi. amoxycillin 500 mg ciprofloxacin ibuprofen • Sumbangan medis yang diperlukan : vitamin untuk bayi & anak
amoxycillin utk bayi
dettol
piroxicam
vitamin C & vitamin B
paracetamol utk anak
betadine
phenergan
combantrin
salep antibiotik
gunting episiotomi
Cara Mengisi Formulir C-22 - Lembaran Fakta Situasi / Pertanyaan yang Sering Ditanyakan (FAQ): Lembaran Fakta ini harus mewakili keadaan yang sebenarnya; menyampaikan kebutuhan masyarakat; dan menjelaskan bagaimana cara mendapatkan keterangan lebih lanjut. Untuk itu perlu dicantumkan nama orang dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Apabila ada pertanyaan lain yang sering ditanyakan, bisa ditambahkan sebagai lampiran. Sebelum diumumkan, formulir ini harus diserahkan kepada juru bicara untuk disetujui terlebih dulu. 205
sesudah bencana
Tanggungjawab juru bicara Juru bicara adalah wakil suara masyarakat. Biasanya juru bicara adalah Koordinator Umum KMPB dan Koordinator Seksi Komunikasi. Juru bicara perlu menyetujui terlebih dulu isi Lembaran Fakta dan Pernyataan Pers yang dibuat oleh Regu Informasi dan Hubungan Luar sebelum diumumkan. Tugas juru bicara juga termasuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Oleh karena itu juru bicara yang baik adalah orang yang mengetahui jalannya pemulihan secara keseluruhan. Juru bicara harus mampu untuk menyampaikan pesan yang jelas tentang kebutuhan masyarakat dan memberi penjelasan tentang kejadian bencana kepada khalayak ramai. Wakil-wakil dari Regu Informasi dan Hubungan Luar perlu membantu juru bicara apabila pertanyaan yang diajukan terlalu banyak untuk diatasi sendiri.
Wawancara dengan korban atau penyintas Adalah tugas dari Regu Informasi dan Hubungan Luar untuk menjamin adanya perlindungan bagi masyarakat dari beberapa wartawan tertentu yang mungkin mencari cerita dengan mengabaikan reputasi dan kehidupan pribadi para korban/penyintas dan keluarga mereka. Perlindungan ini termasuk: â&#x20AC;˘
Memilih dan mempersiapkan orang yang akan diwawancarai
â&#x20AC;˘
Mendampingi orang pada saat diwawancarai
â&#x20AC;˘
Menjelaskan isi lembaran fakta dan pernyataan pers kepada orang yang akan diwawancarai supaya bisa dimengerti sebelum wawancara
Pengumuman tentang keadaan korban atau penyintas Semua keterangan tentang keadaan korban atau penyintas ke media massa harus sepengetahuan dan persetujuan keluarga yang bersangkutan (dalam kasus korban atau penyintas berkewarganegaraan asing, kedutaan atau konsulatnya). Ini penting untuk menghindari kekuatiran keluarga atau kerabat korban atau penyintas dari keterangan yang belum pasti.
206
Sesudah Bencana
Pemulihan Jangka Panjang
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
sesudah bencana
Catatan
208
sesudah bencana
C.9 Pemulihan jangka panjang Setelah kondisi berangsur pulih, masyarakat bisa mulai merencanakan pemulihan jangka panjang. Tahap ini adalah kesempatan bagi masyarakat untuk membangun keadaan yang lebih baik daripada semula. Karena itu diperlukan rencana yang matang dan baik. Proses ini akan dibantu oleh pembuatan peta pemulihan. Kebutuhan dalam pemulihan jangka panjang sangat tergantung pada cakupan dampak bencana di suatu wilayah. Pada bagian buku ini dijelaskan secara singkat beberapa pertimbangan yang diperlukan dalam perencanaan pemulihan jangka panjang dari bencana berskala besar. Pilih pertimbangan yang sesuai dengan kebutuhan. Bagian ini tidak dibuat sebagai panduan lengkap seperti bagian-bagian sebelumnya karena pemulihan jangka panjang merupakan hal yang sangat tergantung pada keadaan lokasi dan wilayah masing-masing. Oleh sebab itu bagian ini hanya merupakan saran pertimbangan untuk memulai proses pemulihan jangka panjang. Apabila dibutuhkan, keterangan lebih lanjut bisa diperoleh dengan menghubungi instansi pemerintah setempat, LSM dan ahli yang berpengalaman dalam hal ini.
Pertimbangan jangka panjang Pada tahap ini masyarakat perlu memperkirakan kebutuhan untuk kehidupan yang berkelanjutan. Proses ini sangat tergantung pada kerusakan yang terjadi, kerentanan dan kemampuan untuk mendapatkan alat, bahan dan tenaga yang dibutuhkan. Pada dasarnya, pemulihan jangka panjang mencakup: â&#x20AC;˘
Membangun perekonomian lokal
â&#x20AC;˘
Perbaikan sarana dan prasarana
â&#x20AC;˘
Perbaikan dan pelestarian lingkungan
â&#x20AC;˘
Mengurangi risiko bencana
Peran KMPB dalam pemulihan jangka panjang Proses pemulihan keadaan jangka panjang bisa menghabiskan waktu lama. KMPB dan masyarakat bisa mempercepat jalannya proses ini dengan: 1.
Melibatkan diri dalam proses penilaian kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan.
2.
Melibatkan diri secara aktif dalam proses perencanaan pemulihan.
3.
Mengusulkan program-program yang mendukung proses pemulihan kepada sumber bantuan.
4.
Pengawasan proses pemulihan jangka panjang perlu dilakukan dengan cermat agar bisa menjamin ketepatgunaan bahan yang digunakan.
KMPB perlu memastikan bahwa semua sumber daya yang telah tersedia dan bantuan yang diterima bisa digunakan dengan baik untuk pembangunan jangka panjang ini. 209
sesudah bencana
Bantuan dari pihak terkait Pihak-pihak yang bisa membantu KMPB dan masyarakat dalam tahap ini adalah LSM lokal, internasional dan pemerintah. Kemungkinan untuk mendapatkan bantuan ini berhubungan dengan cakupan dampak bencana dan kemampuan masyarakat dalam membangun kerjasama dengan sumber bantuan. Bantuan yang didapat dari sumber bisa berupa: • • •
Pelatihan Ketrampilan Ahli Pembangunan kembali
• • •
Modal Usaha Peralatan dan bahan Saran dan nasehat
Membuat peta pemulihan bencana Peta pemulihan adalah peta yang menjelaskan keadaan setelah bencana yang bisa membantu KMPB untuk merencanakan proses pembangunan yang tepat. Peta ini dapat digunakan sebagai usulan kepada pemerintah dalam perencanaan pembangunan desa. Proses pembuatan Peta Pemulihan bisa dilakukan setelah proses pemulihan jangka pendek selesai. Pembuatan peta yang tepat akan bisa menjelaskan keadaan wilayah yang sebenarnya. Masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda bisa langsung menentukan tindakan pemulihan jangka panjang tanpa harus menunggu selesainya peta pemulihan bencana.
Cara membuat peta pemulihan bencana Jika masyarakat masih memiliki peta ancaman, pergunakan peta itu dan tambahkan keterangan yang sesuai dengan rencana sekarang. Jika tidak maka sebaiknya membuat peta yang baru. Pada peta pemulihan bencana ini bisa dimasukkan keadaan sekarang dan semua rencana pembangunan, serta sumber daya alam di wilayah sekitar. Pastikan untuk memasukan ancaman yang mungkin akan dihadapi. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai pembuatan peta, lihat bagian A.3 ‘Memperkirakan faktor risiko bencana’. Hal-hal yang perlu dimasukkan dalam peta pemulihan adalah • Tempat permukiman • Prasarana utama dan kondisinya sekarang
210
•
Sarana kesehatan
•
Sarana pendidikan
•
Sarana peribadatan
•
Sarana rekreasi dan olahraga
•
Kantor, toko, pasar, koperasi, bank dan pabrik
•
Tempat penyaluran bantuan
•
Sumber persediaan dan pengolahan air
•
Sistem pembuangan air kotor
•
Sumber bahan bangunan yang ada di sekitar
•
Tempat membuat kompos dan daur ulang sampah
•
Sistem produksi dan pengolahan hasil pangan
•
Gudang penyimpanan persediaan pemulihan
•
Lahan-lahan produksi makanan
•
Tempat penyimpanan bibit
•
Kandang ternak
•
Ancaman yang mungkin terjadi dan wilayah yang bisa terkena
sesudah bencana
Membangun perekonomian lokal di desa Pemulihan perekonomian lokal mencakup banyak hal seperti pembukaan atau perbaikan peluang usaha, pembukaan/perbaikan lapangan kerja, dan perbaikan produksi dan pengolahan hasil pangan. Keperluan dan kesesuaian program akan sangat berhubungan dengan sumber daya lokal dan keadaan wilayah sebelum bencana terjadi. Sebaiknya KMPB mengadakan musyawarah dengan masyarakat yang berminat, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda untuk membicarakan jenis usaha yang akan dikembangkan dan menentukan prioritasnya. Sesudah ada kesepakatan, KMPB bisa menghubungi sumber bantuan membahas kemungkinan mendapat bantuan dalam melaksanakan program tersebut. Untuk mempercepat proses pemulihan, KMPB perlu mendorong masyarakat dan sumber bantuan untuk mendukung perekonomian lokal dengan menggunakan sebanyak mungkin sumber daya dan tenaga lokal. Untuk keterangan lebih lanjut tentang proses permohonan bantuan, lihat bagian C.7 â&#x20AC;&#x2DC;Proses pencarian bantuanâ&#x20AC;&#x2122;.
Pelatihan peningkatan ketrampilan Apabila ketrampilan yang dibutuhkan belum bisa diperoleh dari masyarakat, bisa diadakan pelatihanpelatihan ketrampilan khusus. Pelatihan ini bisa diperoleh dari organisasi-organisasi bantuan, LSM atau instansi pemerintah. Hubungi sumber-sumber bantuan untuk mengetahui pelatihan apa saja yang bisa diberikan. Pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan khusus ini sangat diperlukan untuk memulai usaha baru di masyarakat.
Tentang program kredit usaha Untuk anggota-anggota masyarakat yang ingin mengembangkan usaha sendiri program ini akan membantu memulai usaha. Program pembiayaan usaha kecil merupakan program yang meliputi penyaluran kredit kecil, peminjaman modal, peminjaman benih, koperasi simpan pinjam dan lainnya. Beberapa LSM sedang mengembangkan program ini. Untuk bisa mendapatkan pinjaman kredit tersebut, tentu ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Untuk mengetahui syarat-syarat ini, silakan hubungi LSM-LSM atau instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang ini.
Produksi pangan Pembangunan perekonomian lokal bisa diawali dengan usaha yang berhubungan dengan produksi pangan seperti di bawah ini.
Pertanian dan perkebunan Bila dibutuhkan, KMPB bisa memohon bantuan dari dinas pertanian dan sumber lain yang berhubungan dengan perkembangan bidang pertanian dan perkebunan setempat. Untuk mengembangkan produksi pangan setempat, masyarakat bisa meningkatkan hasil panen dengan memperkaya jenis yang ditanam. Jenis bantuan yang bisa diperoleh termasuk benih, alatalat dan bahan-bahan untuk pertanian dan perkebunan. 211
sesudah bencana
Peternakan dan perikanan Ternak yang selamat mungkin mengalami kekurangan makanan atau gizi dan menjadi rentan terhadap penyakit. Untuk membantu masyarakat mengatasi keadaan seperti ini, KMPB bisa memohon bantuan untuk perawatan kesehatan ternak, pakan, kandang dan sumber air. Di daerah pantai, bencana mungkin merusak perahu, jaring dan tambak yang merupakan alat pencari nafkah. KMPB dapat mencari bantuan ke Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mendapatkan bantuan perbaikan atau pengadaan perahu dan jaring, serta ke Dinas Perdagangan untuk membangun tempat pelelangan ikan, pabrik es dan pengolahan hasil laut.
Perbaikan sarana dan prasarana Sangatlah penting untuk merancang sarana dan prasarana tahan bencana di daerah rawan bencana. Hindari membangun di daerah yang mungkin akan terkena bencana lagi. Sarana dan prasarana permanen termasuk: •
Sumber air tetap
•
Tempat permukiman permanen
•
Sanitasi, pengelolaan sampah atau kotoran
•
Fasilitas kesehatan umum – PUSKESMAS, klinik, dsb.
•
Sarana ibadah atau tempat ibadah
•
Sekolah
•
Jalan dan jembatan
•
Saluran-saluran irigasi
•
Lahan pertanian
•
Listrik dan sumber bahan bakar
•
Perumahan, toko-toko dan pasar
Walaupun perbaikan sarana dan prasarana utama biasanya ditangani oleh pemerintah setempat, namun peran KMPB dan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, diperlukan untuk membuat penilaian, memberi masukan dalam perencanaan dan pelaksanaan dan mengawasi proses pemulihan di wilayahnya.
Perbaikan dan pelestarian lingkungan Lingkungan, apabila dimanfaatkan dengan benar, bisa menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat yang hidup di dalamnya. Pemanfaatan yang benar berarti penggunaan secukupnya dan melestarikan segala sesuatu yang telah digunakan. Hal ini penting untuk menjaga kehidupan berkelanjutan. Perbaikan dan pelestarian lingkungan perlu dilakukan karena:
212
•
Akar-akar pohon memperkuat tanah dari bahaya longsor
•
Tumbuh-tumbuhan membantu menahan air
•
Sungai yang bersih mengalirkan air dengan baik
•
Lingkungan menyediakan bahan-bahan untuk kebutuhan bangunan
•
Menyediakan sumber makanan dan obat-obatan
sesudah bencana
Kesimpulan Tahap pemulihan setelah bencana adalah proses yang paling banyak memerlukan waktu dan tenaga. Pemulihan adalah waktu untuk belajar dari masa lalu dan mengurangi risiko dari bencana yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Dalam cakupan bencana kecil sekalipun, proses ini akan memberi banyak pengalaman berharga bagi masyarakat untuk dijadikan pertimbangan dalam
perencanaan
mendatang.
pencegahan
Pengalaman
di
masyarakat
masa dalam
mengatasi tahap pemulihan ini diharapkan akan memperkuat kesadaran mereka untuk menjaga lingkungan, mengurangi ancaman, mengurangi kerentanan dan meningkatkan kemampuan dalam menanggulangi bencana.
213
sesudah bencana
Catatan
214
Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat • Menilai pencapaian dari program penanggulangan bencana • Memperbaiki rencana penanggulangan bencana
Evaluasi Kegiatan Dibuat oleh Yayasan IDEP untuk keterangan lebih lanjut : www.idepfoundation.org/pbbm
Evaluasi Kegiatan
•
evaluasi kegiatan
Catatan
216
Modul D - Evaluasi Kegiatan
evaluasi kegiatan
Menilai pencapaian dan pembelajaran dari program penanggulangan bencana Karena semua daerah mempunyai kebutuhan khusus, maka proses yang diterapkan di dalam panduan ini perlu disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Masyarakat menentukan penggunaan panduan ini sesuai dengan wilayah dan kondisi setempat. Apabila diperlukan, KMPB dan masyarakat setempat bisa menambahkan langkah-langkah lain pada tahap sebelum, saat dan sesudah bencana. KMPB bersama warga masyarakat perlu menilai hasil semua usaha yang telah dilakukan; mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami dalam proses tersebut dan memetik pelajaran agar dapat membuat perencanaan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan setempat. Untuk melakukan ini KMPB bisa mengumpulkan saran-saran dari 1.
Setiap anggota KMPB
2.
Anggota masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda dan yang rentan
3.
Organisasi-organisasi yang turut membantu
Sasaran penilaian ini adalah untuk mengetahui kemampuan KMPB 1.
Dalam melakukan kesiapsiagaan serta rencana tindakan pengurangan ancaman dan risiko sebelum bencana terjadi
2.
Dalam bertindak saat bencana atau tanggap darurat
3.
Dalam tindakan yang dilakukan selama proses pemulihan sesudah bencana
Pengalaman dalam menangani dan memulihkan keadaan setelah bencana akan memberi banyak pelajaran, meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri KMPB dan masyarakat. Sesudah bencana penting untuk menilai kemampuan semua pihak dalam menjalankan tugas-tugasnya. Hasil dari penilaian ini bisa digunakan oleh KMPB untuk memperbaiki perencanaan penanggulangan bencana di masa mendatang.
217
evaluasi kegiatan
Cara menilai program penanggulangan bencana Formulir-formulir berikut bisa digunakan oleh KMPB dan masyarakat untuk melakukan penilaian terhadap langkah-langkah penanggulangan bencana yang telah dilakukan dan kemampuan KMPB dalam mengatasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Sebaiknya penilaian ini dilakukan bersama masyarakat secara umum melibatkan baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda. Demi kemajuan bersama, KMPB perlu mempertimbangkan semua saran-saran yang diberikan saat itu.
Formulir Evaluasi Kegiatan No D-01 Evaluasi Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana
Jenis Bencana : Lokasi :
Gunung Berapi Desa Lampok
Tgl Terjadinya :
12-Nov-03
Tgl Evaluasi : 12 Des 2003
Beri tanda : dengan pendapat anda. SB = Sangat Baik; B = Baik; SD = Sedang; Br = Buruk; SBr = Sangat Buruk Pemahaman tentang Bencana 1
Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang resiko bencana?
2
Bagaimana persiapan masyarakat dalam menghadapi bencana ?
Peta Bahaya
SB
SB
Bagaimana ketepatan peta bahaya?
2
Bagaimana kejelasan keterangan di dalam peta tersebut?
3
Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang peta bahaya?
4
Bagaimana manfaatnya dalam penanggulangan bencana?
SB
1
Bagaimana ketepatan perencanaan?
2
Bagaimana kemudahan pelaksanaan rencana tersebut?
3
Bagaimana kemudahan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat?
4
Bagaimana persiapan masyarakat sebelum bencana?
Lokasi Pengungsian 1
Bagaimana lokasi pengungsian?
2
Bagaimana fasilitas di tempat itu?
Kelompok Penanganan Bencana 1
Bagaimana susunan anggota KMPB?
2
Bagaimana persiapan KMPB dalam menghadapi bencana?
SD
Br
B
SBr Keterangan
Ada beberapa sarana yang tidak dicantumkan nilai perkiraannya.
1
Perencanaan
B
SD
Br
SBr Keterangan
Keberhasilan peta ini atas bantuan mahasiswamahasiswa ITB
B
SD
Br
SBr Keterangan
Banyak masalah dalam penyaluran bantuan. Rencana dalam tahap pemulihan perlu diubah sedikit karena tidak sesuai dengan keadaan.
SB
B
SD
Br
SBr Keterangan
Masih kekurangan tenda dan alat-alat pertukangan
SB
B
SD
Br
SBr Keterangan
Hanya perlu sedikit perubahan dalam perencanaan
Catatan lain bisa dilampirkan di kertas yang lain
Cara Pengisian Formulir D-01. Evaluasi Kesiapsiagaan & Pencegahan Bencana. Berikan tanda 4pada kotak yang sesuai dengan hasil penilaian: SB = Sangat Baik, B = Baik, SD = Sedang, Br = Buruk, SBr = Sangat Buruk Dan berikan keterangan untuk menjelaskan pilihanpilihan penilaian tersebut. Sesudah diisi, formulir ini bisa dijadikan dasar untuk memperbaiki rencana penanggulangan bencana.
218
evaluasi kegiatan
Formulir Evaluasi Kegiatan No D-02 Evaluasi Tanggap Darurat Bencana
Jenis Bencana : Gunung Berapi Lokasi : Desa Lampok
Tanggal Terjadinya Bencana : 12 Nov 2003
Tanggal Evaluasi : 28 Des 2003
Beri tanda : dengan pendapat anda. SB = Sangat Baik; B = Baik; SD = Sedang; Br = Buruk; SBr = Sangat Buruk
Waktu Tanggap Darurat 1
Waktu melaksanakan rencana penanggulangan bencana
2
Waktu untuk mencari bantuan
3
Waktu datangnya bantuan dari saat dihubungi Kelancaran Komunikasi
Cepat SedangLambat
SB
B
1
Dalam regu
2
Antar regu
3
Antara regu dan koordinator kelompok
4
Antara KMPB dan masyarakat
5
Dengan pihak luar
SD
BR
SBr
Formulir yang harus diubah, dihilangkan atau ditambah (berikan alasannya) 1
Perlu formulir baru untuk digunakan di saat pengungsian
2
Perlu formulir tentang pembersihan lokasi bencana
3
Perlu formulir tentang kebutuhan obat-obatan dan peralatan medis
4 5 6 7
Tulis keterangan tambahan pada bagian di bawah ini atau di halaman lain : Rencana perlu sering ditilik kembali dan diubah sesuai keadaan. Pemda telah menjanjikan untuk mengirim Dinas Perhutanan untuk membantu penanaman kembali hutan di sebelah utara desa yang gundul.
Cara Pengisian Formulir D-02 Evaluasi Tanggap Darurat Saat Bencana. Pada bagian tahap tanggap darurat, isilah kotak sesuai dengan penilaian. Penilaian tentang kelancaran komunikasi diisi dalam kotak: SB = Sangat Baik, B = Baik, SD = Sedang, Br = Buruk, SBr = Sangat Buruk.
219
evaluasi kegiatan
Formulir Evaluasi Kegiatan No D-03
Jenis bencana : Gunung Berapi Lokasi : Desa Lampok
Evaluasi Koordinator dan Regu KMPB Tanggal Terjadi Bencana : 12 Nov 2003 Tahap Tanggap Darurat Saat Bencana
Tanggal Pengungsian : 28-Nov-03 Anggota Regu Cukup Kurang
Kemampuan Baik Buruk
Koordinator Umum KMPB
Koordinator Seksi Siaga (SG)
SG-1 – Regu Peringatan Dini
SG-2 – Regu Pemetaan
Koordinator Seksi Tanggap Darurat (TD) TD-1 – Regu Perintis
Keterangan
Peta bagus sekali
TD-2 – Regu Penyelamatan
TD-3 – Regu Keamanan
TD-4 – Regu Pengungsian
Perlu lebih banyak orang
TD-5 – Regu Kebakaran
Kurang orang/peralatan
TD-6 – Regu Logistik
Kurang orang
Koordinator Seksi Komunikasi (KM)
KM-1 – Regu Admin & Dokumentasi
KM-2 – Regu Media & Hubungan Luar
KM-3 – Regu Relawan
Koordinator Seksi Kesejahteraan (SJ)
SJ-1 – Regu Pertolongan Pertama SJ-2 – Regu Dapur Umum
Tugas terlalu banyak
Kekurangan tenaga medis Makanan enak sekali
Tulis keterangan tambahan pada bagian di bawah ini atau di halaman lain : Secara umum KMPB sudah berfungsi dengan baik. Banyak korban yang bisa diselamatkan karena kelancaran proses pengungsian. Regu P3K walaupun telah menjalankan tugasnya dengan baik, masih perlu mendapatkan pelatihan tambahan untuk memperdalam pengetahuan dalam penanganan korban, khususnya korban trauma.
Cara Pengisian Formulir D-03 Evaluasi Koordinator dan Regu KMPB. Wakil dari masyarakat perlu mengisi formulir ini dengan persetujuan anggota masyarakat. Berikan tanda 4 pada kotak yang sesuai dengan hasil penilaian mengenai jumlah anggota dan kemampuan masing-masing koordinator dan Regu KMPB dalam menangani tugasnya. Perlu juga diberikan keterangan untuk menjelaskan penilaian tersebut. Sesudah diisi, formulir ini bisa dijadikan dasar untuk memperbaiki rencana penanggulangan bencana. 220
evaluasi kegiatan
Memperbaiki rencana penanggulangan bencana Setelah selesai melakukan penilaian untuk tahap sebelum bencana, KMPB bisa membuat rencana yang lebih baik. Dalam proses perbaikan rencana masyarakat perlu 1.
Mempertimbangkan semua saran dari seluruh lapisan masyarakat dan instansi pemerintah
2.
Membuka kembali Modul A dari panduan ini untuk disesuaikan dengan keadaan terakhir setempat
3.
Memperbaiki peta ancaman sesuai dengan keadaan terakhir setempat
4.
Membuat formulir-formulir yang diperlukan
5.
Memperkuat ketahanan masyarakat, salah satunya dengan pelatihan tambahan yang dibutuhkan
6.
Memperkuat keadaan lingkungan menjadi lingkungan yang lebih aman dari bencana
7.
Membangun persatuan dalam masyarakat untuk mencegah terjadinya masalah sosial di tempat
8.
Membina kelangsungan hubungan dengan pihak-pihak yang bisa membantu
221
evaluasi kegiatan
Kesimpulan Buku panduan ini dibuat untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan usaha penanggulangan bencana secara mandiri supaya bisa bertindak secara cepat dan tepat saat bencana terjadi. Dampak bencana dapat dikurangi dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dan mengurangi kerentanan. Penggunaan panduan dan formulir lengkap ini bisa membantu masyarakat dalam merencanakan tindakan penanggulangan bencana secara menyeluruh. Dengan penerbitan buku ini, Yayasan IDEP berharap untuk bisa meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi tantangan yang mungkin terjadi. Yayasan IDEP berharap agar seluruh masyarakat yang berkeinginan bisa melaksanakan program penanggulangan bencana di wilayahnya masing-masing. Yayasan IDEP juga mengharapkan keberhasilan penuh bagi seluruh masyarakat dalam menciptakan kehidupan yang aman dan berkelanjutan.
Yayasan IDEP
222
• Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) • Perawatan kejiwaan • Gizi dalam kondisi darurat • Permukiman sementara • Air, sanitasi dan kebersihan • Pelayanan kesehatan • Undang Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana • Daftar hubungan atau kontak • Daftar pustaka • Nomor telepon untuk gawat darurat •
Lampiran Tambahan Dibuat oleh Yayasan IDEP untuk keterangan lebih lanjut : www.idepfoundation.org/pbbm
Lampiran Tambahan
Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat
lampiran tambahan
Catatan
224
Lampiran Tambahan
Lampiran tambahan
Pertolongan Pertama Gawat Darurat
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
lampiran tambahan
Catatan
226
lampiran tambahan
Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD) Yang perlu diperhatikan 1.
Harus tenang. Hanya orang yang tenang bisa membantu orang lain
2.
Jangan mendekati korban kecuali dalam keadaan aman. Periksa keadaan sekitar dari bahaya lalu lintas, kebakaran, aliran listrik, atau apa saja yang bisa mengancam keselamatan Anda, orang lain dan korban. Dekati korban setelah kondisi benar-benar aman
3.
Mintalah bantuan. Jangan meninggalkan korban sendirian. Kirim orang lain untuk segera mencari pertolongan. Apabila Anda satu-satunya orang yang berada di tempat kejadian dan bantuan tidak kunjung tiba, Anda bisa pergi meninggalkan korban untuk mencari pertolongan
4.
Kalau bisa, hubungi Rumah Sakit atau fasilitas medis yang terdekat. Pesan yang diberikan kepada layanan gawat darurat harus singkat. Beritahu di mana lokasi korban, kondisi korban, dan berapa banyak korban
5.
Apabila korban mengalami patah tulang atau bagian belakang, jangan memindahkannya tanpa tandu. Lihat bagian berikut untuk keterangan lebih lanjut
Jangan memberikan makanan atau minuman kepada korban. Sedapat mungkin, tindakan yang diambil harus dilakukan sesuai dengan pentunjuk di bawah ini. Pertolongan yang tidak dilakukan dengan benar bisa menambah penderitaan korban.
Setiap menit sangat berharga bagi korban dalam kondisi darurat lakukanlah tindakan pertolongan secepat mungkin
Memeriksa kondisi korban Penolong bisa menggerakkan bahu korban dengan perlahan sambil memanggil atau mengajak bicara dan bertanya kepada korban. Bila sadar, korban akan bisa menggerakkan tubuhnya, mengeluarkan suara atau menjawab pertanyaan sebagai bentuk reaksi yang diberikan. Jika tidak ada gerakan anggota tubuh atau reaksi, berarti korban tidak sadar; maka yang harus dilakukan adalah: 1.
Hubungi 118 atau nomor telepon gawat darurat yang bisa dihubungi. Bisa minta bantuan orang lain untuk melakukannya jika ada banyak orang di sekitar lokasi kejadian.
2.
Baringkan korban dan berlututlah di sebelahnya, tegak lurus dengan bahu korban.
3.
Angkat dagu dan tengadahkan kepala korban ke belakang; pegang rahangnya dengan tangan Anda. Pastikan tidak ada makanan, lidah yang terlipat, benda-benda asing di dalam mulut yang bisa menyumbat jalan napas. Bila ada benda asing gunakan kedua jari Anda untuk mengeluarkan benda tersebut dari mulut. Periksa pernapasannya dengan Lihat - Dengar - Rasakan selama 5 227
lampiran tambahan
sampai 10 detik. Lihat naik turun (kembang-kempis) dada bagian bawah dan perut. Dengarkan dan rasakan keluarnya udara dari hidung dan mulut dengan melekatkan pipi Anda ke wajah korban. Jika korban tidak bernapas, segera lakukan pernapasan bantuan dari mulut ke mulut (RJP - Resusitasi Jantung Paru).
228
4.
Pernapasan bantuan dari mulut ke mulut - usahakan kepala korban tetap dalam posisi menengadah. Tutup hidung korban. Tarik napas dalam-dalam dan letakkan mulut Anda di atas mulut korban. Mulut Anda harus menutupi sepenuhnya mulut korban. Pastikan udara yang dihembuskan tidak keluar dari hidung korban. Berikan napas bantuan sebanyak 2 kali setiap 5 detik sambil tetap Lihat - Dengar - Rasakan hembusan napasnya dan lihat apakah dada korban naik saat udara dihembuskan.
5.
Jika masih belum ada napas, mulailah pernapasan bantuan dengan menekan dada dan jantung; taruh satu telapak tangan di antara tulang dada dan tulang belakang dan tangan yang lain di atasnya. Tekan dada korban sedalam 4-5cm dengan cepat. Lakukan 30 tekanan untuk setiap 2 pernapasan (100 tekanan per menit).
6.
Jika tidak ada pernapasan, lanjutkan pemberian pernapasan bantuan dengan mulut. Ulangi langkah 4 dan 5. Setiap 2 menit, periksalah denyut nadinya pada pergelangan tangan atau letakkan 2 jari Anda di batang tenggorokan korban dengan hati-hati, kemudian geserlah ke alur otot leher besar. Rasakan hanya di satu sisi ketika memeriksa nadi. Lakukan atau ulangi terus langkah 4, 5 dan 6 sampai korban bisa bernapas dengan lancar (sadar) atau hingga bantuan medis datang.
7.
Ketika korban bernapas lagi, miringkan dia dalam posisi pemulihan (lihat penjelasan posisi pemulihan) dan sering-sering periksa saluran pernapasan, denyut nadi (lihat penjelasan pemeriksaan denyut nadi) dan pernapasannya.
8.
Apabila seseorang mengalami luka bakar, rawat dengan memindahkan penyebabnya seperti memadamkan api dan membilas semua bahan kimia yang menempel di kulitnya. Untuk keterangan lebih lanjut lihat bagian luka bakar.
9.
Jika korban menderita akibat kontak dengan aliran listrik, lihat bagian luka karena sengatan listrik.
lampiran tambahan
Pernapasan bantuan untuk bayi dan anak di bawah usia 8 tahun 1.
Letakkan bayi atau anak dalam posisi terlentang
2.
Buka saluran pernapasan dengan menaikkan sedikit posisi kepala sedikit ke atas. Bersihkan saluran pernapasannya. Setelah bersih, baringkan anak sedikit miring. Untuk bayi berusia di bawah 1 tahun baringkan terlentang.
3.
Apabila bayi atau anak tidak bernafas, tutup mulut dan hidung bayi dengan mulut Anda. Beri napas bantuan sebanyak 2 kali secara efektif. Jika tidak ada tanda-tanda pernapasan dari bayi maka lakukan langkah selanjutnya
4.
Beri tekanan lembut pada dada bayi atau anak sebanyak 30 kali. Letakkan jari ketiga dan keempat Anda di tengah dada bayi atau anak 1.5 cm di bawah puting susu bayi atau anak. Tekan ke bawah secara lembut sedalam 2.5 sampai dengan 3.5 cm
5.
Periksa pernapasan bayi atau anak jika tidak ada perubahan, ulangi langkah ke 3 dan 4 sekali lagi. Jika masih belum ada perubahan pernapasan, segera hubungi tenaga medis terdekat
Posisi pemulihan Posisi Pemulihan dilakukan ketika korban sudah bernapas lagi namun tidak sadarkan diri dan untuk menjaga saluran pernapasan serta mengeluarkan cairan dari mulut. CATATAN PENTING : Jangan menggerakkan korban yang kemungkinan menderita luka di bagian leher atau bagian belakang. Biarkan korban dalam posisi semula, kecuali korban dalam keadaan berbahaya. 1.
Luruskan kaki korban, kemudian silangkan salah satu tangannya ke bahu, tekukkan salah satu kakinya
2.
Gulirkan korban dengan mendorong bahu dan pinggul (untuk menghindari kemungkinan cedera di tulang belakang) menjauhi Anda
3.
Tempatkan lengan yang dinaikkan ke atas sebagai penopang atau bantal kepalanya
229
lampiran tambahan
Jika korban berusia di bawah 1 tahun 1.
Tengadahkan kepala ke belakang
2.
Wajah korban diputar sedikit menghadap ke samping untuk memudahkan cairan keluar dari mulut dan menjaga saluran pernapasan
Menangani syok (shock) – gejala dan penanganannya Jika seseorang mengalami luka parah, kemungkinan besar dia akan mengalami syok. Syok sangat membahayakan (keadaan bisa memburuk secara cepat), karena itu dibutuhkan perawatan segera. Bersiaplah untuk melakukan pernapasan bantuan bila diperlukan.
Gejala awal terjadinya syok •
Tidak tenang, kebingungan dan tidak terarah
•
Kulit pucat atau terasa dingin sekali
•
Denyut jantung bisa normal, pelan atau cepat
•
Kehausan dan kering di mulut.
Gejala lanjut dari syok •
Tekanan darah rendah atau tidak bisa dibaca atau denyut jantung cepat, tidak tetap atau tidak teratur
•
Warna kulit berubah kebiruan atau keunguan pada bibir atau kuku
•
Mata membelalak
•
Pingsan atau tidak sadar
•
Pernapasan tidak teratur, tersengal-sengal
Apabila seseorang mengalami syok
230
lampiran tambahan
1.
Baringkan korban di atas selimut, naikkan kakinya melebihi tinggi posisi kepala, longgarkan bajunya dan tenangkan korban
2.
Panggil atau hubungi ambulans (unit gawat darurat atau 118)
3.
Selimuti korban apabila kedinginan
4.
Periksa pernapasan dan nadi setiap 10 menit (lihat penjelasan pada bagian berikut)
5.
Jika penderita tak sadarkan diri lakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru)
Pemeriksaan denyut nadi CATATAN PENTING: Jika korban mengalami syok sebaiknya periksa nadi di leher.
Jumlah denyut nadi sama dengan jumlah denyut jantung. Jika jantung berhenti berdenyut, aliran darah akan terhenti, pernapasan terhenti dan korban akan pingsan, bahkan meninggal. Nadi harus terus diperiksa jika korban pingsan, luka atau sakit parah.
Denyut nadi normal â&#x20AC;˘
Orang dewasa adalah 60 â&#x20AC;&#x201C; 80 denyutan per menit
â&#x20AC;˘
Anak-anak mencapai 100 denyutan per menit
â&#x20AC;˘
Bayi mencapai 140 denyutan per menit
Cara memeriksa denyut nadi Denyut jantung harus dihitung dalam 60 detik. Apabila kurang dari 60 detik bisa menyebabkan kesalahan menghitung. Jam tangan sangat membantu untuk menghitung. Hitung berapa banyak denyut jantung yang dirasa dalam 60 detik.
Cara memeriksa denyut jantung 1.
Periksa denyut nadi pada pergelangan tangan; atau
2.
Letakkan 2 atau 3 ujung jari Anda di batang tenggorokan korban dengan hatihati, kemudian geserlah ke alur otot leher besar. Rasakan hanya disatu sisi ketika memeriksa nadi
231
lampiran tambahan
Memindahkan korban Sebisa mungkin, jangan memindahkan korban yang terluka kecuali ada bahaya api, lalu-lintas, asap beracun atau hal lain yang membahayakan korban maupun penolong. Sebaiknya berikan pertolongan pertama di tempat korban berada sambil menunggu bantuan datang. Jika terpaksa memindahkan korban, perhatikan hal-hal berikut 1.
Apabila korban dicurigai menderita cedera tulang belakang, jangan dipindahkan kecuali memang benar-benar diperlukan 2.
3.
Tangani korban dengan hati-hati untuk menghindari cedera lebih parah. Pegang korban erat-erat tapi lembut. Perhatikan bagian kepala, leher dan tulang belakang terutama jika korban pingsan. Angkat korban perlahan-lahan tanpa merenggutnya
CATATAN PENTING: Menyeret korban dapat dilakukan jika korban pingsan atau luka parah dan tidak cukup orang yang menolong untuk memindahkan korban. Lihat bagian selanjutnya.
Tentang tandu Jika tidak ada tandu yang tersedia, gunakan papan meja, pintu atau 2 batang kayu yang kuat dengan selimut atau kain sarung. Gunakan tandu dengan bagian tengah yang keras untuk membawa korban yang dicurigai menderita cedera di kepala atau di tulang belakang.
Cara membuat tandu dari selimut dan tiang Taruh selimut terbentang di tanah dan letakan kedua tiang berjarak 1/3 lebar selimut. Lipat sisa selimut menutupi kedua tiang tersebut. Berat korban akan menahan lipatan pada tempatnya.
CATATAN PENTING: Uji tandu ini dengan seorang yang sama berat atau lebih dari korban untuk menjamin kekuatannya.
232
lampiran tambahan
Cara memindahkan korban jika tidak ada tandu 1.
Jika kaki korban tidak terluka, membungkuk dan berjongkoklah di kaki korban; pegang pergelangan kakinya dengan erat; seret korban perlahan-lahan menjauhi dari bahaya
2.
Jika kaki korban terluka, pegang siku atau pergelangan tangan korban dengan erat. Membungkuk dan seret korban perlahan-lahan. Jangan menyeret korban dengan memegang pakaiannya (lihat gambar)
CATATAN PENTING: Ketika Anda menyeret korban, usahakan tubuh korban tetap rata dengan tanah.
Memindahkan korban dengan merangkul Dapat dilakukan untuk orang dewasa yang terluka yang masih bisa berjalan dengan sedikit bantuan. 1.
Berdirilah di samping korban; di sisi tubuh yang terluka. Namun, jika tangan atau bahu yang terluka, berdirilah di sisi tubuh yang lain (lihat gambar)
2.
Rangkulkan tangan Anda ke belakang korban dan pegang pinggulnya. Rangkulkan tangan korban ke pundak Anda dan sanggalah korban dengan bahu Anda. Pegang tangannya
3.
Pindahkan korban dengan perlahan-lahan. Melangkah dengan kaki bagian dalam terlebih dahulu
Cara merawat luka 1. Menggunakan perban sebelum dibalut Perban bisa digunakan sebagai penutup pelindung luka sebelum dibalut untuk mengendalikan, menyerap dan menghentikan pendarahan, mengurangi rasa perih serta mencegah infeksi dan luka lebih lanjut. Usahakan untuk menggunakan perban yang steril dan tidak lengket. Jika tidak ada, gunakan kain yang menyerap, bersih dan tidak lengket, seperti kain katun (sarung, seprai dll) atau pembalut wanita. Jangan menggunakan kain yang terbuat dari serat langsung pada luka, sebab seratnya akan menempel.
2. Mengisi bantalan Bantalan bisa dibuat dari beberapa lapis kain atau perban; diletakkan di atas perban agar menekan, menambah daya serap cairan serta melindungi luka. Bantalan dapat mencegah pembalut menyentuh luka jika ada benda atau tulang retak yang menonjol di luka. 233
lampiran tambahan
3. Pembalut pembungkus luka Luka perlu dibalut untuk mengendalikan pendarahan, mengencangkan perban dan bantalan, mengurangi atau mencegah pembengkakan, menyangga kaki atau sendi, meredakan nyeri dan mencegah pergeseran pada kaki atau sendi. Dalam keadaan darurat, Anda bisa menggunakan kain, sarung bantal atau kain bersih lainnya untuk membalut. Jangan membalut terlalu ketat. Pembengkakan, pucat atau biru pada jari tangan dan kaki, juga rasa kaku, terjepit, nyeri dan nadi tidak lancar di bagian bawah perban menandakan bahwa pembalut harus dilonggarkan.
4. Penggunaan belat atau bidai Belat atau bidai digunakan untuk melindungi luka agar tidak bertambah parah. Belat atau bidai juga digunakan sebagai penopang atau pencegah bagian badan yang retak dari gerakan sembari menunggu bantuan medis datang.
5. Cara membuat penyangga Penyangga digunakan jika tempurung lutut, lengan atas, lengan bawah, pergelangan atau jari mengalami retak. Dalam keadaan darurat,
234
lampiran tambahan
Anda dapat menggunakan payung yang dilipat, koran yang digulung atau bahan seperti tongkat yang keras. Bahkan kaki yang tidak luka pun dapat digunakan sebagai penyangga (lihat gambar di halaman sebelumnya). Ikat erat kaki yang terluka dengan kaki yang tidak luka. 1.
Usahakan bagian yang terluka tidak bergeser saat memasang penyangga
2.
Penyangga harus cukup panjang sampai kedua ujungnya menjangkau bagian yang retak
3.
Periksa pengikat penyangga setiap 15 menit untuk memastikan bahwa sirkulasi darah tidak terganggu
Pendarahan Pendarahan berat maupun ringan jika tidak segera dirawat bisa berakibat fatal. Bila pendarahan terjadi, penting bagi penolong untuk menghentikannya secepat mungkin. Ada dua jenis pendarahan; pendarahan luar (pendarahan dari luka) dan pendarahan dalam (pendarahan di dalam tubuh). Pendarahan dalam lebih berbahaya dan lebih sulit untuk diketahui daripada pendarahan luar. Oleh karena itu tanda-tanda berikut harus diperhatikan. Tanda-tanda pendarahan dalam, antara lain •
Batuk atau muntah darah
•
Pembengkakan atau pengerasan di perut atau di paha
•
Mengeluarkan tinja merah atau hitam
•
Air kencing merah
•
Otot perut nyeri, lemas dan kaku
•
Syok (shock)
Cara penanganan pendarahan dalam 1.
Baringkan korban dengan nyaman dan longgarkan pakaiannya yang ketat
2.
Angkat dan tekuk kakinya, kecuali ada bagian yang retak
3.
Segera cari bantuan medis
4.
Jangan memberi makanan atau minuman
5.
Periksa korban setiap saat kalau dia mengalami syok (shock)
Cara penanganan pendarahan luar (pendarahan dari luka) 1.
Baringkan korban dalam posisi pemulihan, kecuali bila ada luka di dada
2.
Periksa apakah luka berisi benda asing atau tulang yang menonjol. Jika ada, jangan sentuh luka; gunakanlah bantalan pengikat. Untuk keterangan lebih lanjut lihat bagian sebelumnya, “Merawat luka” 235
lampiran tambahan
3.
Jika luka tidak disertai tulang yang menonjol, segera tekan bagian tubuh yang terluka. Jika tidak ada pembalut yang steril, gunakan gumpalan kain atau baju bersih atau tangan untuk mengontrol pendarahan sampai menemukan pembalut dan bantalan yang steril. Jika korban dapat menekan sendiri, suruh korban menekan lukanya, untuk mengurangi risiko infeksi silang
4.
Balut luka dengan erat
5.
Angkat bagian tubuh yang terluka, lebih tinggi dari posisi jantung korban
6.
Jika darah membasahi pembalut, lepaskan pembalut dan gantilah bantalan. Walaupun pendarahan telah berhenti, jangan terburu-buru melepaskan pembalut, bantalan atau perban untuk menghindari terjadinya hal yang tak terduga
7.
Jangan memberi makanan atau minuman kepada korban yang mengalami pendarahan
8.
Periksa korban setiap saat kalau-kalau dia mengalami syok (shock)
9.
SEGERA cari bantuan medis
Cara menghentikan pendarahan 1.
Angkat bagian tubuh yang terluka
2.
Tekan bagian yang terluka dengan kain bersih. Jika tidak ada, gunakan tangan Anda
3.
Tetap tekan bagian tubuh yang terluka sampai pendarahan terhenti
4.
Jika pendarahan tidak bisa diatasi dengan menekan bagian tubuh yang terluka, dan korban telah kehilangan banyak darah, maka dianjurkan untuk: â&#x20AC;˘
Tetap menekan dengan kuat bagian tubuh yang terluka
â&#x20AC;˘
Mengangkat bagian tubuh yang terluka setinggi-tingginya
â&#x20AC;˘
Mengikat bagian lengan atau kaki yang dekat dengan luka, sedekatdekatnya. Ikat di antara bagian yang terluka dengan badan korban. Kencangkan ikatan sampai pendarahan terhenti
CATATAN PENTING: Jangan menggunakan tali yang kecil atau kawat sebagai pengikat Yang perlu diperhatikan pada pendarahan
236
1.
Mengikat bagian tubuh untuk menghentikan pendarahan hanya boleh dilakukan bila pendarahan tidak dapat diatasi dengan cara menekan langsung bagian tubuh yang terluka
2.
Selalu kendurkan ikatan setiap setengah jam untuk melihat apakah ikatan masih diperlukan dan juga untuk melancarkan peredaran darah
3.
Jika ikatan terlalu lama tidak dikendurkan, ada kemungkinan bagian tubuh yang terluka mengalami nekrosis sehingga harus dipotong
4.
Jangan menggunakan bahan tak lazim seperti tanah, minyak, menghentikan pendarahan
5.
Jika pendarahan atau luka korban terlalu berat, angkat bagian tubuh yang terluka dan rendahkan kepalanya untuk menjaga supaya korban tidak mengalami syok (shock)
jeruk atau kopi untuk
lampiran tambahan
Luka bakar Apabila seseorang sedang mengalami luka bakar, hentikan penyebabnya, misalkan padamkan api. Periksa jalan napas dan pernapasan. Singkirkan benda-benda yang ikut panas (pakaian, cincin, arloji, perhiasan). Bagi korban yang tidak sadar lakukan perawatan, atasi pendarahan, dinginkan luka dengan air biasa atau mencucinya di bawah air yang mengalir.
CATATAN PENTING: JANGAN SEMBARANGAN MENGOLESKAN SALEP ATAU KRIM KARENA PANAS TERTAHAN DI DALAM DAN MEMPERSULIT PEMERIKSAAN. JANGAN MEMECAHKAN GELEMBUNG YANG TERJADI
Cari bantuan medis. Apabila bantuan lama datangnya, tutupi luka yang sudah dingin dengan kasa atau kain yang lembab. Jangan menggunakan kapas atau kain yang berbulu. Jangan melepaskan kain yang melekat pada luka bakar - gunting di sekelilingnya. Jika memungkinkan, sambil menunggu bantuan medis tinggikan bagian yang terluka atau pindahkan korban ke tempat perawatan. Kalau orang ini sadar dan meminta, berikan minum. Perhatikan tanda-tanda syok. Syok bisa menyebabkan kematian. Dokter merawat luka bakar menurut tingkatan: pertama, kedua atau ketiga. Makin tinggi tingkatannya makin serius kerusakan pada kulit.
Ciri-ciri luka bakar tingkat pertama Pada tingkatan ini hanya bagian atas atau lapisan kulit pertama yang terbakar. Kulit menjadi merah, kering atau membengkak. Luka bakar ini bisa mengelupas dan sakit sekali. Dokter tidak diperlukan pada tingkatan ini kecuali kulit yang terbakar cukup luas. Luka bakar tingkat pertama ini biasanya sembuh dalam waktu 5 sampai 6 hari tanpa bekas.
Ciri-ciri luka bakar tingkat kedua Pada tingkatan ini, dua lapisan kulit atas terbakar. Luka bakar tingkat kedua ini bisa membahayakan kalau lebih dari setengah badan yang terbakar. Apabila hanya sedikit kulit yang terbakar, korban masih bisa dirawat di rumah. Tetapi kalau lukanya lebih dari 3cm persegi, maka harus dibawa ke dokter; pun apabila kulit melepuh atau luka terdapat di tangan, di muka atau di selangkangan.
Ciri-ciri luka bakar tingkat ketiga Pada tingkatan ini, ketiga lapisan kulit terbakar; malah bisa merusak jaringan otot, urat saraf, tulang atau lemak di bawah kulit. Pada luka bakar tingkat ketiga ini kulit menjadi merah, putih, berlilin atau hitam hangus. Kalau urat sarafnya ikut rusak, akan mati rasa. Daerah kulit yang terbakar mengeluarkan banyak cairan bening. Untuk luka ini, korban harus segera dibawa ke dokter. Perawatan oleh ahli kulit dan bedah plastik sangat dibutuhkan karena luka ini akan meninggalkan bekas pada kulit.
237
lampiran tambahan
Pertolongan pertama pada luka bakar Untuk luka bakar ringan 1.
Aliri dengan air biasa selama 10 menit atau kalau tidak ada air tutupi dengan kompres lembab
2.
Tutupi luka dengan perban atau kain bersih yang tidak lengket. Pastikan perban atau kain menutupi daerah kulit yang terbakar. Bisa juga menggunakan daun pisang muda yang masih tergulung untuk membalut luka bakar. Untuk meredakan rasa sakit bisa digunakan lendir tanaman lidah buaya
3.
Jangan memakai mentega, pasta gigi dan bahan yang berlemak dan jangan memecah gelembung yang terjadi pada luka
Untuk luka bakar parah
238
1.
Jika pakaian korban terbakar, padamkan api dengan selimut, handuk, seprai yang tebal, dsb. Bekap supaya api tidak mendapat udara. Balutkan sampai api padam
2.
Lepaskan pelan-pelan pakaian yang menempel, biarkan sobekan yang sulit dikelupas melekat pada luka. Jika mungkin, serahkan kepada ahli yang ada karena mereka tahu cara melepaskan dengan baik
3.
Kalau tidak bisa langsung dibawa ke rumah sakit, rawat korban dari syok
4.
Apabila korban sadar dan meminta minum, beri minum air hangat. Air membantu menggantikan cairan yang hilang
lampiran tambahan
Luka karena sengatan listrik Kontak dengan aliran listrik yang tinggi bisa membuat seseorang pingsan, kadang-kadang sampai berhenti bernapas; dan bisa juga menyebabkan luka bakar yang dalam dan kerusakan di dalam tubuh.
Jika seseorang terkena sengatan listrik 1.
Matikan aliran atau pisahkan kontak korban dari sumbernya (alat listrik atau kabel). Jangan menarik korban langsung. Gunakan tongkat panjang seperti kayu kering, gagang sapu untuk menjauhkan sumber aliran listrik tersebut. Jangan sekali-kali menggunakan bahan besi dan pastikan tidak ada air di sekitar karena Anda juga bisa terkena sengatan
2.
Periksa pernapasan korban - kalau berhenti, lakukan pernapasan bantuan mulut-ke-mulut. Lihat bagian sebelumnya
3.
Kalau korban sudah bernapas kembali, tempatkan korban dalam posisi pemulihan dan rawat semua lukanya dan minta bantuan medis
Setiap menit sangat berharga bagi korban dalam kondisi darurat lakukan tindakan pertolongan secepat mungkin
239
lampiran tambahan
Catatan
240
Lampiran Tambahan
Perawatan Kejiwaan
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
lampiran tambahan
Catatan
242
lampiran tambahan
Perawatan kejiwaan Pihak yang bisa membantu Bagi masyarakat yang baru mengalami bencana, tekanan dampak yang dirasakan bisa mempengaruhi kestabilan jiwa dan mengakibatkan trauma. Karena itu masyarakat yang mengalami trauma perlu mendapatkan bantuan kejiwaan untuk memulihkan kestabilan mental mereka. Teman-teman, anggota keluarga, ibu rumah tangga, tokoh agama, dan konselor profesional adalah orang-orang yang bisa membantu usaha pemulihan kestabilan mental ini. Jika memungkinkan, Regu Pertolongan Pertama bekerjasama dengan pihak terkait (pemerintah dan organisasi lainnya) untuk mengatur •
Pelayanan pengobatan
•
Pelayanan terapi
Orang-orang yang bisa mengalami gangguan stres pasca-trauma (GSPT) adalah •
Korban bencana
•
Anggota tim KMPB
•
Masyarakat di sekitar lokasi bencana
•
Orang yang baru pulih dari gangguan kejiwaan sangat rentan terhadap hal ini
Seorang yang mengalami GSPT terperangkap dalam perasaannya sendiri dan menurunkan keinginannya untuk berhubungan dengan orang lain. Penderita GSPT akan semakin parah jika mengkonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang. Jenis-jenis gejala gangguan stres pasca trauma (GSPT) •
Teringat kembali pengalaman buruk
•
Perasaan kaku dan tumpul, tertekan dan selalu bersedih
•
Mengasingkan diri dan bersikap acuh pada lingkungan
•
Menghindari kegiatan, situasi atau hal-hal yang berhubungan dengan penyebab trauma
•
Kecemasan berlebihan, cepat panik dan agresif
•
Mudah terkejut dan latah
•
Sulit dan takut tidur, mimpi buruk
•
Teringat, mendengar atau melihat kembali apa yang dialami
•
Gelisah, cemas dan tegang
•
Kehilangan selera makan
•
Memiliki kecenderungan untuk bunuh diri 243
lampiran tambahan
Beberapa langkah untuk merawat penderita gangguan stres pasca-trauma (GSPT) Langkah ini memerlukan bimbingan orang yang dipercaya atau seorang konselor (pembimbing) profesional agar penderita bisa 1.
Mengeluarkan (mengekspresikan) pengalaman-pengalaman yang menakutkan
2.
Setelah itu berusaha untuk tenang dan santai
3.
Meresapi apa yang sudah dialami
4.
Membiarkan kembali ingatan tentang pengalaman yang terjadi pada masa lalu dan kemudian mencoba memusatkan pikirannya pada saat sekarang
Keterangan Rasa putus asa, sedih dan takut sering terjadi sebagai akibat dari bencana.
Tanggapan positif atau negatif terjadi lambat laun dari semenjak peristiwa kehilangan.
Beberapa orang merasa kuatir untuk memulai hidup baru. Mereka takut akan kehilangan lagi apa yang telah dibangun bertahun-tahun.
Depresi atau stres seringkali muncul jika seseorang tidak mendapatkan dukungan untuk menghadapi tekanan dari dampak bencana.
Pengalaman
lain
memberikan
pelajaran
untuk
memperkuat hubungan antara keluarga dan sesama masyarakat.
244
Lampiran Tambahan
Gizi Dalam Kondisi Darurat
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
lampiran tambahan
Catatan
246
lampiran tambahan
Ketahanan pangan, gizi dan bantuan pangan Keterangan berikut biasanya digunakan dalam melakukan penilaian kebutuhan, membuat prioritas dan memberikan bantuan pada saat bencana oleh instansi yang bergerak di bidang kemanusiaan. Dengan keterangan ini masyarakat bisa: • Mengetahui apa yang menjadi haknya sebagai korban bencana •
•
Mengetahui informasi yang diperlukan oleh instansi yang ingin memberikan bantuan, agar masyarakat bisa lebih aktif dalam mensosialisasikan kebutuhan yang diperlukan pada saat bencana kepada pemerintah, lembaga-lembaga kemanusiaan, pihak media dan swasta Dapat mengawasi pengadaan dan pemberian bantuan
Ketahanan pangan Jika orang-orang menghadapi risiko kerawanan pangan, maka keputusan program bantuan pangan harus didasarkan pada 1.
Pemahaman tentang bagaimana orang-orang tersebut biasanya mengakses pangan (termasuk kemampuan untuk membeli, kecukupan persediaan pangan, stabilitas persediaan dan akses sepanjang waktu)
2.
Dampak bencana terhadap ketahanan pangan saat ini dan di masa mendatang
3.
Respon yang paling tepat
Ketahanan pangan umum - Orang-orang mempunyai akses yang memadai dan semestinya terhadap bahan pangan dan nonpangan melalui cara yang menjamin keberlangsungan hidup mereka, mencegah berkurangnya harta benda dan menjaga martabat mereka. Produksi utama- Mekanisme produksi utama didukung dan dilindungi. Pendapatan dan lapangan pekerjaan - Orang-orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang sesuai, upah yang adil dan berperan dalam ketahanan pangan tanpa membahayakan sumber daya yang menjadi dasar penghidupan. Akses pasar - Orang-orang memiliki akses yang aman terhadap barang-barang dan pelayanan pasar karena produsen, konsumen dan pedagang dilindungi dan digalakkan.
Gizi Jika orang-orang menghadapi risiko kekurangan gizi, maka keputusan program bantuan pangan harus didasarkan pada pemahaman yang kuat mengenai penyebab, jenis, tingkat dan cakupan kekurangan gizi, dan respon yang paling tepat. Bantuan gizi umum - Ketersediaan sumber daya dan pelayanan gizi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara umum maupun kelompok-kelompok tertentu yang mungkin menghadapi risiko gizi yang meningkat. Semua kelompok - kebutuhan gizi penduduk terkena bencana terpenuhi. Ada akses untuk berbagai makanan yang memenuhi kebutuhan gizi (makanan pokok, kacang-kacangan atau produk hewani, sumber lemak dan vitamin). Perkiraan kebutuhan gizi rata-rata penduduk adalah • 2.100 kalori per orang per hari • 10-12 % total energi dipenuhi dari protein • 17 % total energi dipenuhi dari lemak •
Asupan vitamin dan mineral melalui makanan segar atau yang diperkaya vitamin dan mineral 247
lampiran tambahan
â&#x20AC;˘
Kelompok yang berisiko - kebutuhan gizi dan bantuan bagi kelompok berisiko yang teridentifikasi terpenuhi
â&#x20AC;˘
Bayi berumur kurang dari enam bulan diberikan ASI secara eksklusif atau penuh
â&#x20AC;˘
Bayi berumur 6-24 bulan mendapatkan makanan tambahan yang bergizi dan sarat energi
â&#x20AC;˘
Perempuan hamil dan menyusui mendapatkan gizi dan makanan tambahan
â&#x20AC;˘
Para lanjut usia mendapatkan makanan yang bergizi
Koreksi kekurangan gizi - Jika ditemukan angka kekurangan gizi yang tinggi, perlu dipastikan adanya akses terhadap pelayanan untuk memperbaiki serta mencegah kekurangan gizi. Kekurangan gizi sedang dan gizi parah tertangani, serta kekurangan vitamin dan mineral tertangani.
Bantuan pangan Jika analisis menunjukkan bahwa bantuan pangan merupakan respon yang tepat, ini harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek tapi juga sedapat mungkin berperan dalam memulihkan ketahanan pangan jangka panjang. Distribusi pangan gratis hanya dilakukan jika memang betulbetul diperlukan, ditujukan untuk mereka yang paling membutuhkan makanan dan secepat mungkin diakhiri. Pemberian makan secara massal dilakukan hanya untuk jangka waktu awal yang singkat setelah terjadinya bencana. Makanan kering untuk dimasak di rumah diberikan pada saat memungkinkan. Jika ada risiko bantuan pangan diambil alih atau digunakan oleh pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata, harus ada tindakan untuk mencegah sehingga tidak memperburuk situasi. Perencanaan bantuan pangan - Pengkajian dan analisis awal mengenai sebuah keadaan darurat harus mengidentifikasi sumber-sumber pangan dan pendapatan yang dimiliki oleh masyarakat, serta segala ancaman terhadap sumber-sumber tersebut. Pengkajian dan analisis juga harus menentukan apakah diperlukan bantuan pangan; dan jika bantuan pangan memang diperlukan maka harus ditentukan jenis dan jumlah yang diperlukan untuk memastikan orang-orang mampu mempertahankan status gizi yang memadai. Perencanaan jatah - Jatah untuk distribusi pangan umum dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara kebutuhan penduduk yang terkena dampak bencana dengan sumber-sumber pangan mereka sendiri. Ketepatan dan penerimaan - Produk makanan yang diberikan sesuai dan diterima oleh penerima dan dapat digunakan secara efisien pada tingkat rumah tangga. Kualitas dan keamanan pangan - Makanan atau pangan yang dibagikan mempunyai kualitas yang tepat dan baik untuk dikonsumsi manusia. Pengelolaan bantuan pangan Kesetaraan dalam proses distribusi merupakan hal yang utama; dan keterlibatan orang-orang yang terkena dampak bencana dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan sangat menentukan. Mereka harus diberitahu mengenai jumlah dan jenis jatah makanan yang akan dibagikan dan mereka harus merasa yakin bahwa proses distribusi dilakukan secara adil dan mereka menerima apa yang sudah dijanjikan Penanganan makanan - Makanan disimpan, dimasak atau disiapkan dan dikonsumsi dengan cara yang aman dan tepat pada tingkat rumah tangga maupun komunitas. Pengelolaan rantai pasokan - Sumber daya bantuan pangan (komoditas dan dana bantuan) dikelola dengan baik dengan sistem yang transparan dan responsif. Distribusi - Metode distribusi makanan/pangan bersifat responsif, transparan, setara dan sesuai dengan kondisi setempat. 248
lampiran tambahan
Gizi untuk kelompok rentan Kondisi umum pada saat terjadi bencana Beberapa saat setelah terjadi bencana dimana masyarakat melakukan pengungsian dan berkumpul di lokasi pengungsian atau penampungan sementara, umumnya akan timbul berbagai masalah kondisi kesehatan terutama masalah gizi pada kelompok-kelompok rentan.
Masalah yang timbul umumnya disebabkan oleh •
Suasana dan kondisi sekitar tempat penampungan yang kurang memadai dibanding sebelum terjadi bencana, misalnya tidak ada air bersih dan sarana sanitasi yang mencukupi untuk kebutuhan dan aktivitas sehari-hari, fasilitas penerangan, komunikasi dan transportasi yang terputus, tidak ada ruang khusus untuk kebutuhan pribadi maupun keluarga, ketersediaan dan akses terhadp jumlah pangan dan jenis makanan terbatas, suasana ramai dan gaduh setiap saat.
•
Kondisi fisik dan psikis atau emosi yang lemah atau tidak stabil akibat kehilangan anggota keluarga dan harta benda karena bencana
•
Terbatasnya jumlah tenaga kesehatan dan tenaga lainnya untuk membantu dalam penanganan evakuasi termasuk dalam penyelenggaraan bantuan pangan dan obat-obatan di lokasi pengungsian.
Akibat berbagai kombinasi kondisi diatas, banyak pengungsi bisa mengalami penurunan daya tahan tubuh, terjangkit wabah penyakit dan bahkan kematian terutama kepada kelompok masyarakat yang berisiko dan rentan.
Yang dimaksud dengan kelompok masyarakat berisiko dan rentan adalah •
Bayi yang berumur 0-6 bulan
•
Bayi berumur 6-12 bulan
•
Balita, anak dan bayi dibawah lebih dari 0-12 bulan dan dibawah 60 bulan atau 5 tahun
•
Ibu hamil dan ibu menyusui
•
Orang tua
•
Penyandang cacat yang memerlukan bantuan khusus
•
Penderita HIV/AIDS
Berdasarkan studi kasus di berbagai kondisi darurat di banyak negara, angka kematian tertinggi pada pengungsi ditemukan pada kelompok bayi dan balita (WHO dll, 2001). Karena itu, dalam kondisi darurat penting sekali memperhatikan kesehatan dan nutrisi kondisi kelompok masyarakat ini untuk mencegah kondisi buruk yang dapat terjadi. 249
lampiran tambahan
Apa yang harus dilakukan? Segera lakukan penilaian untuk menentukan jumlah kelompok rentan dalam suatu wilayah penampungan pengungsi. Penilaian dilakukan kepada jumlah kelompok umur 0-6 bulan, 6-12 bulan, 12-60 bulan, ibu hamil, ibu menyusui dan kelompok orang jompo, orang penyandang cacat dan penderita HIV/AIDS. Perhitungan perlu juga memperhatikan jika ada bayi atau balita yang kehilangan orang tuanya serta ibu menyusui yang kehilangan bayi atau anaknya. Berdasarkan informasi dari perhitungan kelompok rentan maka segera lakukan identifikasi cepat mengenai â&#x20AC;˘
Jenis makanan yang ada
â&#x20AC;˘
Jenis makanan yang diperlukan, terutama kepada kelompok rentan
â&#x20AC;˘
Penyimpangan pemberian makanan kepada kelompok rentan, jika hal tersebut telah berlangsung selama di masa tanggap darurat di pengungsian
â&#x20AC;˘
Ketersediaan makanan pokok yang disesuaikan untuk kebutuhan kelompok pengungsi lainnya
â&#x20AC;˘
Fasilitas dapur umum dan tenaga kerja
â&#x20AC;˘
Fasilitas dan sarana untuk mendapatkan air bersih
â&#x20AC;˘
Fasilitas pelayanan kesehatan
Lakukan pengukuran status gizi secara cepat (dianjurkan untuk melakukan pengukuran terhadap berat dan tinggi badan) serta dan memastikan pemberikan makanan yang sesusi dengan kebutuhan kepada kelompok umur yang ada di kamp pengungsi tersebut. Pengukuran dilakukan bersama dengan staf kesehatan lokal yang terlatih.
Untuk bayi yang berumur 0-6 bulan Pastikan bahwa bayi hanya mendapat ASI saja. Tidak perlu memberikan makanan tambahan. ASI adalah makanan terbaik bagi bayi pada umum ini, yang menyediakan cukup nutrisi yang diperlukan untuk kehidupan dan pertumbuhan bayi. Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi daya tahan bayi dan pertumbuhan otaknya. Dalam kondisi darurat, bisa saja ditemukan bayi pada umur 0-6 bulan yang kehilangan ibunya. Untuk itu perlu segera dicarikan kemungkinan donasi ASI dari ibu lain yang sedang menyusui. Ibu menyusui dalam kondisi sehat dapat memberikan susu kepada 2 orang bayi. Produksi susu akan dengan sendirinya meningkat jika penyusuan terus dilakukan. Namun, penting sekali untuk memastikan pemberian makanan tambahan yang bergizi bagi ibu menyusui untuk memastikan kesehatan dan kelancaran produksi susunya. Jika tidak ada ibu menyusui yang dapat memberikan susunya kepada bayi 0-6 bulan yang kehilangan ibunya atau yang ibunya tidak dapat memberikan susu, maka dapat di berikan susu fomula khusus untuk bayi < 6 bulan (generik) yang dilengkapi dengan instruksi penggunaan yang jelas sesuai dengan standar Codex atau standar internasional institusi kesehatan dunia. Pemberian hanya boleh dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman. Pemberian susu formula yang tidak terawasi akan menimbulkan masalah baru seperti diare bila penyiapannya tidak higienis dan tidak tersedia air bersih. 250
lampiran tambahan
Dalam kondisi darurat, ibu menyusui dapat jatuh sakit sehingga tidak dapat memberikan ASI dan produksi ASI terhenti. Untuk itu bayi dapat dibantu dengan mencari ibu menyusui lain yang bersedia memberi ASI untuk sementara waktu atau jika tidak ada maka bayi diberikan susu formula khusus untuk bayi < 6 bulan. Pemberian susu formula khusus untuk bayi < 6 bulan harus diberikan satu paket dengan air kemasan untuk mencegah kontaminasi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi atau sampai ibu dapat memproduksi susu kembali (relaktasi)
Untuk bayi yang berumur 6-12 bulan hingga 24 bulan Selain ASI, pemberian makanan pelengkap harus diberikan kepada bayi yang berumur 6-24 bulan. Pemberian makanan tambahan pendamping ASI atau sering disebut MP-ASI harus dilakukan dengan menggunakan sumber air yang aman dan dimasak sempurna. Jika tidak ada MP-ASI yang tersedia, gunakan alternatif MP-ASI seperti biskuit bayi dan susu formula lanjutan yang sesuai dengan umur bayi. Perlu diingat bahwa ibu menyusui perlu didorong untuk tidak mengurangi frekuensi dan lama waktu menyusui yang dilakukan meskipun bayi juga mendapat makanan tambahan. Frekuensi pemberian makanan tambahan sebaiknya adalah sebagai berikut •
2-3 kali sehari untuk bayi berumur 6-8 bulan
•
3-4 kali sehari untuk bayi berumur 9-24 bulan
•
Ditambah 1-2 kali sehari konsumsi makanan ringan jika anak menginginkan
•
Perlu diperhatikan bahwa anak yang tidak disusui pada kelompok umur ini akan memerlukan pemberian frekuensi makanan yang lebih sering
Untuk balita berumur 24-60 bulan atau 2-5 tahun Pemberikan makanan sama seperti orang dewasa, selain itu perlu diberi tambahan berupa susu dan biskuit.
Untuk ibu hamil dan menyusui Ibu hamil dan menyusui sangat memerlukan pemberian makanan yang bergizi untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat untuk menghasilkan bayi yang sehat bagi ibu hamil dan menjamin produksi susu bagi ibu menyusui. Kepada ibu hamil dan meyusui pemberian jatah makanan dalam pengungsian, selain pemberikan makanan sesuai kebutuhan normal wanita dewasa perhari harus mendapat makanan tambahan. Bentuk makanan tambahan dalam kondisi darurat pada umumnya yang dapat digunakan adalah biskuit, susu dan gula. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan bagi ibu hamil dan menyusui •
Pastikan minum air bersih yang cukup. Bagi ibu menyusui saat menyusui atau setelah menyusui segera minum cairan bersih yang dapat mengganti cairan tubuh ibu yang keluar
•
Konsumsi sayuran setiap hari
•
Makan protein 2x sehari, sepert: telur, ayam, tahu, tempe, daging sapi, ikan dan kacang-kacangan
•
Makanlah 3x sehari, 2x sehari saja tidak cukup
•
Jangan menggunakan vetzin atau penyedap rasa buatan kepada makanan ibu hamil dan menyusui (serta kepada bayi dan balita). Vetsin dapat menyebabkan sariawan mulut, sakit maag dan bisa membantu pertumbuhan sel kanker di dalam tubuh manusia 251
lampiran tambahan
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk dalam kondisi darurat bagi kaum ibu hamil, menyusui dan memiliki anak balita •
Mengakui keberadaan kelompok-kelompok rentan yang ada - Hitung masing-masing jumlah ibu hamil, ibu menyusui, bayi 0-6 bulan dan bayi 6-12 bulan. Segera daftarkan mereka agar berhak menerima ransum makanan lebih yang dapat mencukupi kebutuhan gisi ibu hamil dan ibu menyusui serta bayinya.
•
Shelter dan privasi - Menyediakan ruang khusus di kamp pengungsi agar ibu menyusui dapat melakukan dengan nyaman dan tenang, serta memberikan kenyamanan bagi bayi.
•
Pengurangan beban kerja - Lakukan prioritas dalam pembagian makanan, air, dll, agar kaum ibu hamil, ibu menyusui dan ibu memiliki balita tidak harus antri dalam waktu lama
•
Rasa aman - Berikan rasa aman dengan menyediakan penerangan yang cukup bagi tempat ibu hamil dan menyusui
•
Makanan dan nutrisi yang cukup - Pastikan pemberikan ransum makanan yang sesuai dengan kebutuhan. Jika tidak memungkinkan berikan makanan dan vitamin tambahan bagi ibu hamil dan menyusui
•
Penjelasan bagi kaum ibu - Jika ada staf kesehatan lokal di lokasi penampungan, maka sebaiknya: melatih kaum ibu untuk melakukan pemberian ASI dan memberi dukungan untuk terus menyusui hingga bayi mencapai 24 bulan; mengidentifikasi dan membantu ibu yang memiliki masalah atau melakukan rujukan kepada pelayanan kesehatan yang lebih memadai; melakukakan observasi untuk memastikan pertumbuhan bayi dan balita dalam kondisi normal
•
Dukungan dari komunitas - Menyediakan ruang khusus bagi kaum ibu dengan bayi dan balita mereka dapat saling bertemu dimana mereka dapat saling memberikan dukungan moral terhadap satu dan yang lain
•
Pelayanan kesehatan yang memadai - Menyediakan staf terlatih yang dapat membantu kaum ibu dalam melakukan pemberian ASI secara normal dan membantu kaum ibu mengatasi permasalahan dalam pemberian ASI. Membantu atau melakukan rujukan ke sarana kesehatan lebih lanjut bagi ibu hamil dan menyusui yang sakit dan atau memiliki anak yang kurang gizi. Membantu ibu menyusui yang mengalami relaktasi (penghentian pemberian ASI) untuk dapat melanjutkan memberikan ASI-nya. Memberikan pertolongan kepada bayi yang sakit yang tidak dapat menyusu dari ibunya dan atau melakukan rujuan kepada pelayanan kesehatan yang lebih memadai.
Beberapa mitos tentang menyusui dalam keadaan darurat bencana yang tidak tepat •
252
Stres membuat ASI kering - Stres berat atau ketakutan akan menyebabkan aliran ASI berkurang sebagai respon fisiologis terhadap rasa khawatir yang meningkat, tetapi hal ini hanya bersifat sementara. Sebenarnya menyusui akan mengeluarkan hormon yang dapat mengatasi stres sehingga ibu tenang dan dapat memberi kasih sayang kepada bayinya, bukan hanya sekedar memberi ASI
lampiran tambahan
•
Ibu kurang gizi tidak mampu menyusui - Hanya ibu yang mengalami gizi kurang yang sangat berat yang tidak mampu menyusui. Ibu dengan gizi kurang yang ringan tetap dapat menyusui dengan kualitas ASI yang tetap baik. Agar ibu tetap sehat dan mampu menyusui perlu diberikan makanan tambahan
•
Bayi dengan diare butuh cairan tambahan - ASI mengandung air 90%, bayi yang menyusu hanya ASI saja (eksklusif ) yang menderita diare tidak perlu diberikan cairan lain, apalagi dalam keadaan darurat sulit mendapatkan air bersih. Dalam keadaan diare berat bayi dapat diberikan ‘Oralit’ dengan menggunakan cangkir
•
Bila menyusui terhenti tidak dapat menyusui kembali - Menyusui kembali setelah terhenti sementara dapat dilakukan dengan teknik relaktasi yang mendukung dan memotivasi ibu untuk menyusui siang dan malam, karena makin sering bayi menghisap ASI makin banyak produksi ASI
Yang perlu diperhatikan dalam pemberian formula atau susu pengganti ASI Resolusi World Health Assembly 47 (1994) berbunyi - dalam keadaan darurat bencana sekalipun ibu harus tetap menyusui untuk menyelamatkan kehidupan bayi, karena menyusui merupakan satu-satunya cara pemberian makanan yang paling aman dan optimal. Di samping itu menyusui menjamin hubungan emosional yang tak terpisahkan antara ibu dan bayi sebagai satu kesatuan biologis maupun sosial. Mengacu pada Resolusi tersebut tentang ‘Compliance to The International Code of Marketing of Breastmilk Substitute’, dalam keadaan darurat bencana prosedur penggunaan susu formula sebagai berikut : •
Sumbangan susu formula, botol, dot dan makanan bayi komersial harus ditolak
•
Apabila diperlukan, susu formula sebaiknya dibeli oleh institusi yang bertanggungjawab terhadap program gizi berdasarkan analisis dan penilayan yang akurat
•
Apabila susu formula didistribusikan dan penggunaannya harus dimonitor dan diawasi secara ketat oleh petugas kesehatan
•
Distribusi hanya dimaksud untuk bayi yang benar-benar membutuhkan, dengan jangka waktu maksimum sampai bayi berumur 1 tahun atau dapat menyusui kembali
•
Susu formula jangan menjadi bagian dari distribusi umum
•
Botol dan dot tidak boleh didistribusi secara umum dan penggunaannya tidak dianjurkan dan sebagai gantinya dilakukan pemberian dengan menggunakan cangkir
•
Sebaiknya susu formula yang digunakan berlabel generik
Untuk orang tua Orang tua memiliki fisik yang lebih lemah dari pada kelompok umur dewasa pada umumnya dan mungkin saja mengalami stress dan trauma saat bencana. Kebutuhan orang tua hampir sama dengan kebutuhan orang dewasa, namun dalam kondisi darurat yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan kepada kelompok ini adalah •
Kemudahan akses untuk mendapatkan makanan (tidak perlu harus mengantri lama)
•
Bahan makanan dapat mudah dipersiapkan dan dikonsumsi
•
Bahan makanan memenuhi kebutuhan protein dan nutrisi bagi orang tua 253
lampiran tambahan
Untuk penyandang cacat Secara umum kebutuhan orang penyandang cacat di atas 5 tahun memiliki kebutuhan nutrisi yang sama dengan orang dewasa pada umumnya. Namun, mengingat kondisi keadaan orang penyandang cacat yang beragam, perhatian harus diberikan kepada mereka mengingat keterbatasan mereka seperti kemampuan mobilitas yang terbatas untuk mengakses makanan, postur tubuh atau kondisi yang memerlukan bantuan khusus untuk melakukan aktivitas makan dan kegiatan lain pada umumnya. Dalam kondisi bencana, orang penyandang cacat juga memiliki risiko lebih besar untuk terpisah dari anggota keluarga lainnya. Untuk itu, dalam kondisi bencana harus diupayakan agar para penyandang cacat dapat memiliki akses atas makanan sama dengan orang sehat yang lain serta membantu para penyandang cacat untuk melakukan aktivitas makan seperti menyediakan sedotan atau alat bantu untuk makan lainnya.
Untuk penderita HIV/AIDS Penderita HIV/AIDS memiliki risiko mengalami kondisi kekurangan gizi yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti: kehilangan selera makan, kesulitan untuk melakukan aktivitas makan, kemampuan tubuh menyerap makanan yang terbatas akibat diare, penyakit infeksi saluran pencernaan, penyakit infeksi di tubuh dan penyakit kronis lain. Dalam banyak kondisi, penderita HIV/AIDS memiliki kebutuhan energi yang lebih yang lebih besar sesuai dengan kondisi kesehatan mereka. Dalam kondisi darurat, kebutuhan ini perlu diperhatikan jika ada penderita HIV ditengah-tengah pengungsi. Yang perlu dicegah adalah jangan sampai terjadi diskriminasi dan pengucilan yang menyebabkan penderita HIV/AIDS tidak mendapatkan akses makanan yang adil. Bahkan jika memungkinkan dan diperlukan para penderita HIV/AIDS perlu mendapat perhatian agar memperoleh ransum makanan yang lebih banyak dari orang dewasa sehat pada umumnya, makanan yang lunak dan mudah dicerna serta memperoleh vitamin dan mineral tambahan.
Ramuan â&#x20AC;&#x2DC;Gurih Gurih Giziâ&#x20AC;&#x2122; Yang bisa memenuhi kebutuhan untuk â&#x20AC;˘
Zat besi
â&#x20AC;˘
Yodium
â&#x20AC;˘
Vitamin A
Sebuah ramuan yang mudah dibuat dan bisa mengatasi kekurangan gizi. Masyarakat memerlukan tambahan gizi untuk mengembalikan kekuatan tubuh serta melindungi mereka dari serangan penyakit. Perhatian khusus harus diberikan kepada masyarakat yang rentan, wanita hamil dan ibu yang menyusui, bayi, balita dan orang yang sudah tua. Sebagian dari penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan gizi adalah karena kekurangan zat besi, yodium dan vitamin A. Ramuan di halaman berikut adalah ramuan yang bisa dibuat oleh masyarakat, dan sudah dibuktikan bisa memenuhi kebutuhan zat besi, yodium dan vitamin A. Masyarakat bisa dengan mudah membuat ramuan ini. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan juga mudah didapat. Apabila kekurangan bahan, permohonan bisa diajukan kepada sumber bantuan. 254
Ramuan GuRih GuRih Gizi (GGG) c a R a m e m Buat R a m ua n u n t u k m e n jaG a k e s e h ata n
Satu sendok makan GGG mengandung vitamin A, yodium dan zat besi yang cukup untuk kebutuhan satu hari, dan rasanya enak. Ramuan ini sudah diuji oleh ahli gizi, baik untuk anak-anak, ibu yang hamil dan ibu yang menyusui. GGG mudah dibuat dan bisa tahan lama, bahan untuk membuatnya adalah sayuran yang bisa dipetik langsung dari kebun Anda.
Bahan yanG dipeRlukan untuk memBuatnya daun kelor
adalah:
kangkung
daun ubi jalar
bayam
pak choi
tepung beras
minyak goreng
kacang tanah
gula pasir
garam beryodium
susu bubuk (atau ampas kelapa)
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat +/- 50 porsi GGG Daun segar (5 jenis di atas) Garam ber yodium Gula pasir Kacang tanah goreng atau wijen Susu bubuk (atau ampas kelapa) Tepung beras Minyak goreng yang baru
: 1 kg : 1 1/2 sendok makan (sesuai selera) : 1 1/2 sendok makan (sesuai selera) : 1/2 cangkir : 3 sendok makan : 1 cangkir : 1 Liter
(sesudah membuat GGG, minyaknya bisa digunakan untuk masakan lain)
alat - alat yanG dipeRlukan untuk memBuat GGG : sendok goreng saring cobek & ulekan sendok baskom penggorengan
toples yang steril dan kedap udara untuk menyimpan
c a r a u n t u k m e m a s a k r a m ua n g u r i h g u r i h g i z i ...
1
2
5
4 3
pisahkan daun dari tangkai
cuci daunnya bersih-bersih
tiriskan sampai kering
6
7
pastikan hasil gorengan daun sama sekali tidak berminyak
haluskan hasil gorengan daun dengan ulekan
panaskan minyak cukup untuk merendam daun
goreng daun sampai kering lalu angkat dan tiriskan
9 10
8 haluskan kacang tanah goreng dan sangrai dengan tepung hingga berwarna kecokelatan
masukkan semua bahan ke dalam baskom
aduk hingga semua bahan tercampur rata
j i k a s u k a , b i s a ta m b a h k a n c a b e , g u l a atau g a r a m s e s ua i s e l e r a
11
Saringlah ...
Dengan satu sendok makan GGG setiap hari, semua
campuran tepung dll
tumbukan daun
kebutuhan zat besi / yodium / vitamin A terpenuhi ! Cara
pemakaian
GGG:
ramuan ini sangat enak bila ditaburkan di atas nasi, bubur, mie dsb. GGG perlu disimpan dalam toples yang steril dan kedap udara agar GGG bisa tahan selama 3 bulan di luar kulkas, dan sampai 6 bulan jika disimpan di dalam kulkas. l e m b a r a n t e n ta n g r a m ua n g u r i h g u r i h g i z i i n i d i b uat da n d i t e r b i t k a n o l e h yaya s a n i d e p
:
w w w . i d e p f o u n dat i o n . o r g
Lampiran Tambahan
Permukiman Sementara
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
lampiran tambahan
Catatan
258
lampiran tambahan
Fasilitas permukiman sementara Pengaturan permukiman sementara Pengaturan tempat permukiman berpengaruh pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Walaupun tempat ini hanya difungsikan sebagai permukiman jangka pendek, namun sebaiknya dibuat dengan pemikiran jangka panjang. Perlu adanya tim pengaturan tempat permukiman yang dibentuk dari dalam pengungsi itu sendiri atau paling tidak dari Regu Pengungsi yang bertanggungjawab terhadap permukiman. Di tempat pengungsian diperlukan tempat untuk hunian, sarana medis, dapur umum, tempat cuci piring, air bersih, sanitasi (WC laki-laki dan perempuan yang terpisah), balai pertemuan sementara dan tempat buang sampah. Dapur umum harus dibuat di tempat yang aman dan dijaga (faktor keamanan dan penyimpanan makanan) untuk menghindari binatang, dll. Jarak antara WC Umum atau Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ke tempat hunian sementara 20 meter dan jarak antara WC Umum atau Tempat Pembuangan Sampah (TPS) ke penampungan air bersih atau sungai sebaiknya lebih dari 30 meter. Keamanan WC umum juga harus diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan (pemerkosaan, pelecehan seksual) terutama yang sering terjadi pada malam hari. Ini sudah menjadi pengalaman di tempat-tempat pengungsian. Bahan-bahan yang digunakan untuk membangun bisa dari bahan-bahan yang tersedia di tempat seperti bambu, kayu, dll. Yang terpenting adalah menjaga kebersihannya untuk kesehatan pengungsi.
259
lampiran tambahan
Tempat hunian, penampungan dan bantuan non-pangan Keterangan berikut biasanya digunakan dalam melakukan penilaian kebutuhan, membuat prioritas dan memberikan bantuan pada saat bencana oleh instansi yang bergerak di bidang kemanusiaan. Dengan keterangan ini masyarakat bisa: â&#x20AC;˘ Mengetahui apa yang menjadi haknya sebagai korban bencana â&#x20AC;˘
â&#x20AC;˘
Mengetahui informasi yang diperlukan oleh  instansi yang ingin memberikan bantuan, agar masyarakat bisa lebih aktif dalam mensosialisasikan kebutuhan yang diperlukan pada saat bencana kepada pemerintah, lembaga-lembaga kemanusiaan, pihak media dan swasta Dapat mengawasi pengadaan dan pemberian bantuan
Hunian dan penampungan Bantuan tempat hunian disediakan kepada tiap-tiap rumah tangga untuk memperbaiki atau membangun tempat tinggal atau penampungan rumah tangga-rumah tangga pengungsi yang bisa ditinggali atau komunitas yang sudah ada. Penyelesaian masalah tempat hunian rumah tangga perorangan dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang tergantung pada tingkat bantuan yang disediakan, hak guna atau kepemilikan lahan, ketersediaan pelayanan-pelayanan dasar dan prasarana sosial, serta kesempatan untuk meningkatkan dan memperluas tempat tinggal. Perencanaan strategis Solusi-solusi tempat hunian dan penampungan yang sudah ada diberikan prioritas melalui pemulangan atau penampungan rumah tangga yang terkena dampak bencana dan keamanan, kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan dijamin. Perencanaan fisik Praktek-praktek perencanaan fisik setempat sedapat mungkin digunakan untuk memungkinkan akses dan penggunaan yang aman dan terjamin terhadap tempat hunian dan pelayanan-pelayanan serta sarana-sarana dasar dan untuk memastikan privasi yang semestinya dan pembatasan antara tempat hunian satu rumah tangga dengan yang lainnya. Ruang tinggal yang tertutup Orang-orang mempunyai naungan tertutup yang memadai untuk dijadikan tempat tinggal yang bermartabat. Kegiatan dasar rumah tangga dapat dilaksanakan secara memuaskan dan kegiatan pendukung penghidupan atau mata pencaharian dapat dilakukan secara semestinya. â&#x20AC;˘
Tersedianya tempat naungan awal yang beratap dengan luas lantai setidaknya 3.5 m2 per jiwa
â&#x20AC;˘
Adanya pembatas atau sekat antar keluarga yang aman dan menjaga privasi antar jenis kelamin
Rancang bangun Rancang bangun tempat hunian dapat diterima oleh penduduk yang terkena dampak bencana dan memberikan kenyamanan suhu yang memadai, udara segar dan perlindungan dari cuaca untuk memastikan martabat, kesehatan, keamanan dan kesejahteraan penghuninya. 260
lampiran tambahan
Pembangunan Pendekatan pembangunan sesuai dengan praktek-praktek pendirian bangunan setempat yang aman dan memaksimalkan peluang-peluang penghidupan setempat. Dampak lingkungan Dampak negatif terhadap lingkungan ditekan melalui pengaturan rumah tangga pengungsi, pengadaan bahan dan penggunaan teknik pembangunan secara seksama.
Bantuan non-pangan Pakaian, selimut dan perlengkapan tidur memenuhi kebutuhan manusia yang paling pribadi untuk melindungi diri dari iklim dan untuk menjaga kesehatan, privasi dan martabat. Pakaian dan perlengkapan tidur Orang-orang yang terkena dampak bencana mempunyai pakaian, selimut dan perlengkapan tidur yang memadai untuk memastikan martabat, keselamatan dan kesejahteraan mereka. •
Perempuan, laki-laki, tua maupun muda setidaknya memiliki satu perangkat pakaian yang lengkap dengan ukuran yang tepat, sesuai dengan budaya, musim dan iklim
•
Orang-orang mempunyai akses terhadap kombinasi selimut, perlengkapan tidur atau alas tidur untuk mendapatkan kenyamanan suhu
•
Kain pembungkus jenazah untuk pemakaman yang layak secara budaya tersedia jika diperlukan
Kebersihan pribadi Setiap rumah tangga yang terkena dampak bencana mempunyai akses yang memadai terhadap sabun dan barang-barang lainnya untuk memastikan kebersihan, kesehatan, martabat dan kesejahteraan pribadi. •
Setiap orang mempunyai akses terhadap 250 gram sabun mandi setiap bulan
•
Setiap orang mempunyai akses terhadap 200 gram sabun cuci setiap bulan
•
Perempuan dan anak-anak perempuan mempunyai bahan pembalut selama menstruasi
•
Bayi hingga usia dua tahun mempunyai 12 popok yang bisa dicuci sesuai dengan kebiasaan setempat
Piranti memasak dan makan - Setiap rumah tangga yang terkena dampak bencana mempunyai akses terhadap piranti untuk memasak dan makan. Kompor, bahan bakar dan penerangan - Setiap rumah tangga yang terkena dampak bencana mempunyai akses terhadap sarana-sarana memasak bersama atau satu kompor dan akses terhadap pasokan bahan bakar untuk keperluan memasak dan menjaga kehangatan. Piranti dan peralatan - Masing-masing rumah tangga yang terkena dampak bencana yang bertanggungjawab untuk pembangunan atau pemeliharaan dan penggunaan tempat hunian mereka secara aman mempunyai akses terhadap piranti dan peralatan yang diperlukan. 261
lampiran tambahan
Mendirikan tenda
langkah 1
Ada beberapa macam tenda yang dapat didirikan. Gambar-gambar berikut adalah cara termudah untuk mendirikan tenda.
langkah 2
1.
Ambil selembar terpal empat persegi panjang. Dari panjangnya dilipat menjadi dua dengan setiap orang memegang ujung-ujung lipatan. Di ujung-ujung lipatan inilah tiang-tiang utama tenda akan dipasang
2.
Tancapkan sejajar 2 tiang utama sebagai penyangga tenda, jarak antara kedua tiang tergantung lebar terpal. Kemudian bentangkan terpal untuk menutupi kedua tiang yang telah ditancapkan. Pastikan ujung atas tiang-tiang utama bertemu dengan ujung-ujung lipatan terpal
3.
Pertemuan-pertemuan ini diikat dengan tali yang panjangnya 3 kali tiang utama. Tarik tali-tali ini menjauh dari terpal sampai lipatan atas terpal menjadi kencang dan tiang tetap tegak. Ikat ujung tali-tali ini pada pasak-pasak, tarik erat-erat, kemudian tanamkan pasak-pasak ini ke tanah
4.
Ikat keempat ujung terpal dengan tali yang kemudian diikatkan ke pasak-pasak; tarik erat-erat menjauh dari tiang utama, kemudian tanamkan pasak-pasak ini ke tanah. Untuk variasi, tambahkan dua pasang tiang pendek pada kiri-kanan lipatan utama untuk menghasilkan tenda seperti pada gambar 5
langkah 3
langkah 4
gambar 5
262
Lampiran Tambahan
lampiran tambahan
Air, Sanitasi & Kebersihan
263
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)
O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
lampiran tambahan
Catatan
264
lampiran tambahan
Pasokan air bersih, sanitasi dan penyuluhan kebersihan Keterangan berikut biasanya digunakan dalam melakukan penilaian kebutuhan, membuat prioritas dan memberikan bantuan pada saat bencana oleh instansi yang bergerak di bidang kemanusiaan. Dengan keterangan ini masyarakat bisa: â&#x20AC;˘ Mengetahui apa yang menjadi haknya sebagai korban bencana â&#x20AC;˘
â&#x20AC;˘
Mengetahui informasi yang diperlukan oleh  instansi yang ingin memberikan bantuan, agar masyarakat bisa lebih aktif dalam mensosialisasikan kebutuhan yang diperlukan pada saat bencana kepada pemerintah, lembaga-lembaga kemanusiaan, pihak media dan swasta Dapat mengawasi pengadaan dan pemberian bantuan
Pasokan air bersih Dalam situasi darurat, mungkin tidak cukup tersedia air untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar. Dalam kasus seperti ini sangatlah penting untuk memasok air minum yang aman dalam jumlah yang mencukupi untuk menjaga kelangsungan hidup. Akses dan jumlah air. Semua orang mempunyai akses yang aman dan berkeadilan terhadap air dalam jumlah yang memadai untuk minum, memasak, dan kebersihan pribadi serta rumah tangga. Rata-rata kebutuhan air untuk minum, memasak, mencuci dan mandi adalah 7,5 â&#x20AC;&#x201C; 15 liter/jiwa/ hari. Tentunya hal ini perlu disesuaikan dengan kondisi setempat. Titik-titik air umumnya terletak cukup dekat dengan hunian sehingga memungkinkan pemenuhan air untuk keperluan minimum. Jarak terjauh antara titik air dan permukiman adalah 500 meter. Kualitas air. Rasa air bisa diterima, dan kualitasnya memadai untuk diminum serta digunakan untuk kebersihan pribadi dan rumah tangga tanpa menyebabkan risiko yang berarti terhadap kesehatan. Sarana dan piranti penggunaan air. Orang-orang mempunyai sarana dan piranti yang mencukupi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan air dalam jumlah yang cukup untuk keperluan minum, memasak, dan kebersihan pribadi, dan untuk memastikan bahwa air minum tetap aman sampai waktunya untuk dikonsumsi. Setiap rumah tangga memiliki peralatan untuk mengambil dan menyimpan air di dalam wadah berukuran 10-20 liter. Disarankan agar peralatan untuk mengambil dan menyimpan air tertutup sehingga air tidak tercemar.
Pembuangan tinja Pembuangan tinja yang aman merupakan suatu prioritas utama dan dalam kebanyakan situasi bencana harus ditangani sesegera mungkin. Penyediaan sarana-sarana yang tepat untuk membuang air besar adalah salah satu dari beberapa respon darurat yang paling penting untuk menjamin martabat, keamanan, kesehatan dan kesejahteraan penduduk. Jumlah dan akses ke jamban. Orang-orang mempunyai jumlah jamban yang memadai dan cukup dekat dengan tempat tinggal mereka, agar cepat, aman dan pantas baik siang maupun malam. Penggunaan 1 jamban maksimal untuk 20 orang dan terpisah menurut jenis kelamin. Disarankan agar letak jamban tidak jauh dari lokasi hunian; maksimal 50 meter. Rancangan, pembangunan dan penggunaan jamban. Jamban ditempatkan, dirancang, dibangun, dan dipelihara sedemikian rupa sehingga nyaman, higienis, dan aman dipakai. 265
lampiran tambahan
Pengendalian vektor Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh vektor (agen pembawa penyakit seperti lalat, nyamuk, kutu dan tikus) merupakan salah satu penyebab utama penyakit dan kematian dalam banyak situasi bencana. Perlindungan perorangan dan keluarga. Semua orang yang terkena dampak bencana seharusnya mempunyai pengetahuan dan cara untuk melindungi diri sendiri dari penyakit dan gangguan vektor yang kemungkinan menjadi risiko berarti bagi kesehatan dan kesejahteraan. Perlindungan fisik, lingkungan dan kimiawi. Jumlah vektor penyakit yang membawa risiko gangguan kesehatan dan kenyamanan dikendalikan dalam taraf yang dapat diterima/ditolerir. Keamanan pengendalian kimiawi. Cara pengendalian vektor dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memastikan bahwa penduduk yang terkena dampak bencana dan lingkungan setempat terlindungi secara memadai serta menghindari proses resistensi vektor terhadap bahan yang digunakan.
Pengelolaan limbah padat Penduduk terkena bencana seharusnya mempunyai lingkungan yang tidak tercemar oleh limbah padat (termasuk limbah medis) dan mempunyai saranasarana untuk membuang limbah rumah tangga dengan mudah dan efektif. Limbah dapat dikelola secara rutin dengan cara dikumpulkan, dibakar atau ditimbun sesuai dengan konteks bencana yang terjadi. Disarankan agar ada 1 tempat sampah berukuran 10 liter untuk setiap keluarga.
Drainase (saluran air) Suatu rancangan drainase yang tepat untuk mengatasi air hujan melalui perencanaan lokasi dan pembuangan air limbah dengan drainase berskala kecil harus dilakukan untuk mengurangi potensi risiko kesehatan penduduk. Fungsi drainase. Meminimalkan risiko-risiko kesehatan dan risiko lainnya yang diakibatkan oleh erosi air dan genangan, termasuk air hujan, banjir, air limbah rumah tangga dan sarana kesehatan pada lingkungan penduduk terkena bencana.
Penyuluhan kebersihan Gabungan antara pengetahuan, praktek dan sumber daya penduduk dengan pengetahuan dan sumber daya lembaga-lembaga memungkinkan dihindarinya perilaku tidak higienis yang berisiko. Tiga faktor kunci di sini adalah (1) saling berbagi informasi dan pengetahuan, (2) penggerakan masyarakat dan (3) penyediaan bahan dan sarana dasar. Rancangan dan pelaksanaan program. Semua sarana dan sumber daya yang disediakan mencerminkan tingkat kerentanan, kebutuhan dan pilihan penduduk yang terkena dampak bencana. Sejauh memungkinkan, para pengguna dilibatkan dalam pengelolaan dan pemeliharaan sarana-sarana kebersihan. 266
lampiran tambahan
WC umum (pit latrines) Sanitasi adalah hal yang sangat penting di tempat permukiman sementara. Banyak kasus penyakit menular timbul karena sanitasi yang kurang baik; dan ini bisa berakibat buruk pada masyarakat. Unsur-unsur dalam WC umum 1.
Lubang di tanah (paling sedikit kedalaman 2m)
2.
Dasar WC
3.
WC jongkok
4.
Atap dan dinding penutup sekelilingnya
Untuk mengurangi bau dan agar tidak dikerumuni lalat, masukan jeruk nipis, tanah, atau abu ke dalam lubang setiap selesai pemakaian. Gunakan abu sebagai penimbun kotoran untuk mempercepat kegiatan pembusukan. Apabila lubang sudah 2/3 penuh, harus segera ditimbun dengan tanah. Atap, dinding dan WC jongkoknya bisa dipindahkan untuk WC baru.
Cara membuat WC umum darurat 1.
Gali lubang, minimum satu meter persegi dan lebih dari dua meter dalamnya
2.
Pertinggi tepi atas lubang kira-kira 15 cm dari tanah dengan batu bata atau semen
3.
Gali jalur di sekeliling pertinggian tepi untuk saluran tumpahan air
4.
Buat tembok penahan 1m dari atas untuk mencegah robohnya dinding lubang
kawat nyamuk
Masalah bau dan serangga masih ditemukan pada jenis ini tetapi dengan pengaturan udara yang baik, memerciki minyak tanah serta menggunakan penutup, masalah ini bisa dikurangi (lihat gambar).
pipa dicat hitam mengaju matahari
Membuat lubang angin atau ventilasi WC 1.
Buat lubang angin atau ventilasi WC dengan menggunakan pipa, paling kecil berlingkaran 15 cm dan tinggi kira-kira 2.5 m; dicat hitam dan ditaruh di bagian WC yang kena matahari untuk mengontrol bau dan serangga. Menghitamkan bagian luar pipa akan meningkatkan ketepatgunaan sistem ventilasi ini
2.
Ujung atas pipa ditutup dengan kawat nyamuk
3.
Jangan menyumbat lubang karena akan menghalangi perputaran udara
tepi
tembok penahan 1m
Jika WC Umum Darurat belum tersedia, buanglah air besar dan air kecil di tempat yang jauh dari tempat orang-orang mandi atau air bersih. Ajarilah hal yang sama kepada anak-anak Anda. 267
lampiran tambahan
Kebersihan umum (sanitasi) Jagalah
kebersihan
sumur
dan
tempat
penampungan air bersih. Jangan biarkan hewan piaraan atau binatang liar mendekati tempat-tempat tersebut. Bila perlu, buatlah pagar di sekeliling sumur atau tempat penampungan air bersih untuk mencegah hewan atau binatang masuk. Jangan membuang air besar atau kecil dan sampah di dekat sumur atau penampungan air bersih.
Jagalah kebersihan sungai dan hulunya dari kotoran apa pun. Bakarlah sampah-sampah yang dapat dibakar. Sampah-sampah yang tidak dapat dibakar sebaiknya ditanam di lubang khusus, minimal 20 meter dari tempat hunian dan tempat pengambilan air bersih.
268
Lampiran Tambahan
Pelayanan Kesehatan
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
lampiran tambahan
Catatan
270
lampiran tambahan
Pelayanan kesehatan Keterangan berikut biasanya digunakan dalam melakukan penilaian kebutuhan, membuat prioritas dan memberikan bantuan pada saat bencana oleh instansi yang bergerak di bidang kemanusiaan. Dengan keterangan ini masyarakat bisa: • Mengetahui apa yang menjadi haknya sebagai korban bencana •
•
Mengetahui informasi yang diperlukan oleh instansi yang ingin memberikan bantuan, agar masyarakat bisa lebih aktif dalam mensosialisasikan kebutuhan yang diperlukan pada saat bencana kepada pemerintah, lembaga-lembaga kemanusiaan, pihak media dan swasta Dapat mengawasi pengadaan dan pemberian bantuan
Sistem dan Infrastruktur kesehatan Dalam suatu respon keadaan darurat, bila tingkat kematian seringkali meningkat atau dapat segera meningkat, prioritas intervensi kemanusiaan harus dipusatkan pada kebutuhan mendesak untuk bertahan hidup, termasuk pelayanan medis dasar. Jika kebutuhan bertahan hidup telah terpenuhi dan tingkat kematian telah menurun mendekati tingkat semula, harus dikembangkan suatu rangkaian pelayanan kesehatan yang lebih menyeluruh. •
Memprioritaskan pelayanan kesehatan - Semua orang mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan yang diprioritaskan untuk menangani penyebab-penyebab utama kematian dan kesakitan yang berlebihan
•
Mendukung sistem kesehatan nasional dan setempat - Pelayanan kesehatan dirancang untuk mendukung sistem, struktur dan penyedia pelayanan kesehatan yang sudah ada
•
Koordinasi - Orang mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan yang terkoordinir antar semua lembaga dan sektor untuk mencapai dampak maksimal
•
Pelayanan kesehatan dasar - Pelayanan kesehatan didasarkan pada prinsip-prinsip perawatan kesehatan dasar yang relevan
•
Pelayanan klinis - Penduduk mempunyai akses terhadap pelayanan klinis yang dibakukan dan mengikuti protokol dan pedoman yang diakui
•
Sistem informasi kesehatan - Rancangan dan pengembangan pelayanan kesehatan dipandu oleh data kesehatan umum yang relevan yang selalu ada serta dikumpulkan, dianalisis, dan digunakan secara terkoordinir
Pengendalian vektor Melakukan perlindungan perorangan dan keluarga, dengan mengetahui cara melindungi diri dari penyakit dan gangguan vektor yang berisiko terhadap kesehatan. Perlindungan fisik, lingkungan dan kimiawi, dengan mengendalikan vektor penyakit yang berisiko terhadap kesehatan dan kenyamanan, dalam taraf yang dapat ditolerir. Keamanan pengendalian kimiawi, cara pengendalian vektor yang memadai, menghindari proses kebalnya vektor terhadap bahan yang digunakan dan dipastikan agar penduduk yang terkena bencana dan lingkungannya terlindungi. 271
lampiran tambahan
Pengendalian penyakit menular Meningkatnya angka kematian dan kesakitan karena penyakit menular lebih sering terjadi dalam kaitannya dengan keadaan darurat yang kompleks dibandingkan dengan bencana-bencana lain. •
Pencegahan - Orang mempunyai akses terhadap informasi dan pelayanan yang dirancang untuk mencegah penyakit menular yang sangat berperan mengakibatkan kematian dan kesakitan berlebihan
•
Pencegahan campak - Semua anak-anak usia 6 bulan sampai 15 tahun mendapat imunisasi untuk mencegah campak
•
Diagnosis dan pengelolaan campak - Orang mempunyai akses terhadap diagnosis dan pengobatan yang efektif untuk penyakit menular yang akan sangat berperan dalam mencegah kematian dan kesakitan yang berlebihan
•
Kesiapsiagaan terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit - Diambil tindakan-tindakan untuk mempersiapkan dan merespon kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular
•
Deteksi, investigasi dan penanganan Kejadian Luar Biasa - Kejadian Luar Biasa penyakit menular dideteksi, diinvestigasi dan dikendalikan degan cara yang tepat waktu dan efektif
•
HIV/AIDS - Orang mempunyai akses terhadap paket pelayanan minimal untuk mencegah penularan HIV/AIDS
Pengendalian penyakit tidak menular Meningkatnya kesakitan dan kematian karena penyakit tidak menular merupakan ciri umum banyak bencana. Indikator umum untuk pengendalian penyakit tidak menular adalah sebagai berikut:
272
•
Cedera - Orang mempunyai akses pelayanan yang tepat untuk penanganan cedera
•
Kesehatan reproduksi - Orang mempunyai akses terhadap paket pelayanan awal minimal untuk memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi
•
Aspek kesehatan jiwa dan sosial - Setiap orang mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan sosial dan mental untuk mengurangi kesakitan dan kecacatan yang berkaitan dengan kesehatan mental serta masalah-masalah sosial
•
Penyakit kronis - Dalam populasi dimana sebagian besar kematian disebabkan oleh penyakit kronis, penduduk mempunyai akses terhadap terapi-terapi yang esensial untuk mencegah kematian
Lampiran Tambahan
lampiran tambahan
Ringkasan Undang Undang Penanggulangan Bencana Indonesia
273
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM)
O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
lampiran tambahan
Catatan
274
lampiran tambahan
Undang Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Dalam tahun 2007, pemerintah Indonesia telah membuat langkah kemajuan yang baik dalam usaha menanggulangi bencana. Landasan hukum dalam melakukan penanggulangan bencana dibuat dalam bentuk Undang-undang yaitu Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Undang-undang ini merupakan perubahan mendasar dalam pola pelaksanaan penanggulangan bencana di Indonesia. Berikut ini beberapa hal penting dalam UU No. 24 Tahun 2007.
UU Penanggulangan Bencana BAB III Tanggungjawab DAN WEWENANG Pasal 5 Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pasal 6 Tanggungjawab Pemerintah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi a. pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan program pembangunan; b. pelindungan masyarakat dari dampak bencana; c. penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana secara adil dan sesuai dengan standar pelayanan minimum; d. pemulihan kondisi dari dampak bencana; e. pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam anggaran pendapatan dan belanja negara yang memadai; f. pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam bentuk dana siap pakai; dan g. pemeliharaan arsip/dokumen otentik dan kredibel dari ancaman dan dampak bencana. Pasal 7 (2) Penetapan status dan tingkat bencana nasional dan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c memuat indikator yang meliputi: a. jumlah korban; b. kerugian harta benda; c. kerusakan prasarana dan sarana; d. cakupan luas wilayah yang terkena bencana; dan e. dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan. 275
lampiran tambahan
BAB IV KELEMBAGAAN Bagian Kesatu Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pasal 10 (1) Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 membentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2) Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Lembaga Pemerintah Nondepartemen setingkat menteri. Bagian Kedua Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pasal 18 (1) Pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 membentuk badan penanggulangan bencana daerah. (2) Badan penanggulangan bencana daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. badan pada tingkat provinsi dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di bawah gubernur atau setingkat eselon Ib;dan b. badan pada tingkat kabupaten/kota dipimpin oleh seorang pejabat setingkat di bawah bupati/ walikota atau setingkat eselon IIa. BAB V HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT Bagian Kesatu Hak Masyarakat Pasal 26 (1) Setiap orang berhak: a. mendapatkan pelindungan sosial dan rasa aman, khususnya bagi kelompok masyarakat rentan bencana; b. mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. c. mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan tentang kebijakan penanggulangan bencana. d. berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan program penyediaan bantuan pelayanan kesehatan termasuk dukungan psikososial; e. berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan penanggulangan bencana, khususnya yang berkaitan dengan diri dan komunitasnya; dan f. melakukan pengawasan sesuai dengan mekanisme yang diatur atas pelaksanaan penanggulangan bencana. 276
lampiran tambahan
(2) Setiap orang yang terkena bencana berhak mendapatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar. (3) Setiap orang berhak untuk memperoleh ganti kerugian karena terkena bencana yang disebabkan oleh kegagalan konstruksi. Bagian Kedua Kewajiban Masyarakat Pasal 27 Setiap orang berkewajiban: a. menjaga kehidupan sosial masyarakat yang harmonis, memelihara keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup; b. melakukan kegiatan penanggulangan bencana; dan c. memberikan informasi yang benar kepada publik tentang penanggulangan bencana. Bagian Kedua Tahap, Paragraf Kesatu Prabencana Pasal 44 Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi terjadi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf b meliputi: a. kesiapsiagaan; b. peringatan dini; dan c. mitigasi bencana. Pasal 45 (1) Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf a dilakukan untuk memastikan upaya yang cepat dan tepat dalam menghadapi kejadian bencana. (2) Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan bencana; b. pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem peringatan dini; c. penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar; d. pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang mekanisme tanggap darurat; e. penyiapan lokasi evakuasi; f. penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat bencana; dan g. penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana. Pasal 46 (1) Peringatan dini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf b dilakukan untuk pengambilan tindakan cepat dan tepat dalam rangka mengurangi risiko terkena bencana serta mempersiapkan tindakan tanggap darurat. (2) Peringatan dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: 277
lampiran tambahan
a. pengamatan gejala bencana; b. analisis hasil pengamatan gejala bencana; c. pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang; d. penyebarluasan informasi tentang peringatan bencana; dan e. pengambilan tindakan oleh masyarakat. Pasal 47 (1) Mitigasi Bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf c dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana. (2) Kegiatan mitigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. pelaksanaan penataan tata ruang; b. pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan; c. penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan baik secara konvensional maupun modern; d. penentuan status keadaan darurat bencana; e. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana; f. pemenuhan kebutuhan dasar; g. pelindungan terhadap kelompok rentan; dan h. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital. Paragraf Kedua Tanggap Darurat Pasal 48 Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf b meliputi: a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya; b. penentuan status keadaan darurat bencana; c. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana; d. pemenuhan kebutuhan dasar; e. pelindungan terhadap kelompok rentan; dan f. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital. Pasal 49 Pengkajian secara cepat dan tepat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf a dilakukan untuk mengidentifikasi: a. cakupan lokasi bencana; b. jumlah korban; c. kerusakan prasarana dan sarana; d. gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan; dan e. kemampuan sumber daya alam maupun buatan. 278
lampiran tambahan
Pasal 50 (1) Dalam hal status keadaan darurat bencana ditetapkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai kemudahan akses yang meliputi: a. pengerahan sumber daya manusia; b. pengerahan peralatan; c. pengerahan logistik; d. imigrasi, cukai, dan karantina; e. perizinan; f. pengadaan barang/jasa; g. pengelolaan dan pertanggungjawaban uang dan/atau barang; i. penyelamatan; dan h. komando untuk memerintahkan sektor/lembaga. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kemudahan akses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah. Pasal 51 (1) Penetapan status darurat bencana dilaksanakan oleh pemerintah sesuai dengan skala bencana. (2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk skala nasional dilakukan oleh Presiden, skala provinsi dilakukan oleh gubernur, dan skala kabupaten/kota dilakukan oleh bupati/walikota. Pasal 52 Penyelamatan dan evakuasi korban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf c dilakukan dengan memberikan pelayanan kemanusiaan yang timbul akibat bencana yang terjadi pada suatu daerah melalui upaya: a. pencarian dan penyelamatan korban; b. pertolongan darurat; dan/atau c. evakuasi korban. Pasal 53 Pemenuhan kebutuhan dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf d meliputi bantuan penyediaan: a. kebutuhan air bersih dan sanitasi; b. pangan; c. sandang; d. pelayanan kesehatan; e. pelayanan psikososial; dan f. penampungan dan tempat hunian. 279
lampiran tambahan
Paragraf Ketiga Pascabencana Pasal 57 Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap pascabencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf c meliputi: a. rehabilitasi; dan b. rekonstruksi. Pasal 58 (1) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf a dilakukan melalui kegiatan: a perbaikan lingkungan daerah bencana; b. perbaikan prasarana dan sarana umum; c. pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat; d. pemulihan sosial psikologis; e. pelayanan kesehatan; f. rekonsiliasi dan resolusi konflik; g. pemulihan sosial ekonomi budaya; i. pemulihan keamanan dan ketertiban; j. pemulihan fungsi pemerintahan; dan k. pemulihan fungsi pelayanan publik. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.
Pasal 59 (1) Rekonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 huruf b, dilakukan melalui kegiatan pembangunan yang lebih baik, meliputi:
a. pembangunan kembali prasarana dan sarana; b. pembangunan kembali sarana sosial masyarakat; c. pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyarakat; d. penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana; e. partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan masyarakat; f. peningkatan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya; g. peningkatan fungsi pelayanan publik; dan h. peningkatan pelayanan utama dalam masyarakat. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah. 280
Lampiran Tambahan
Daftar Hubungan atau Kontak
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
lampiran tambahan
Catatan
282
lampiran tambahan
Daftar hubungan atau kontak Yang bisa memberi pelatihan dan instansi Pemerintah Untuk meningkatkan kesiapsiagaan, masyarakat bisa mendapatkan pelatihan-pelatihan dari organisasi-organisasi yang terkait dengan bencana. Beberapa organisasi dan lembaga pemerintah yang bisa memberikan latihan-latihan khusus ini adalah:
BMG (Badan Meteorologi & Geofisika)
PMI (Palang Merah Indonesia)
Adalah lembaga pemerintah yang khusus menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di bidang meteorologi dan geofisika. Lembaga ini bisa memberi keterangan tentang perkembangan badai tropis, perubahan cuaca dan kegiatan gunung berapi. Telp : (021) 424 6321 Fax : (021) 654 316 Website : www.bmg.go.id:8080/index.jsp
Lembaga yang bertugas untuk membantu masyarakat dalam meringankan penderitaan masyarakat yang dilanda bencana. Bisa memberi pelatihan tentang penanganan penderita gawat darurat. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96 Jakarta Selatan,12790 Telp : (021) 799 2325 Fax : (021) 799 5188 Email : pmi@palangmerah.org Website : www.palangmerah.org
Departemen Kelautan & Perikanan Lembaga pemerintah yang bisa memberikan pelatihan tentang mitigasi bencana alam di kawasan pesisir. Telp / fax : (021) 352 2059 Website : www.dkp.go.id
Polisi Bisa memberi pelatihan tentang menjaga keamanan lingkungan.
SATKORLAK PB Dinas Sosial Bisa memberi pelatihan tentang pembuatan dapur umum dan pembangunan tempat pengungsian.
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) LSM lokal bisa bekerjasama dengan masyarakat dalam menanggulangi bencana. Bisa memberi pelatihan tentang: Mitigasi dan Pencegahan Bencana, Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana, Permohonan Bantuan. Lihat daftar kontak beberapa LSM setempat di halaman berikut.
Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana - instansi pemerintah di tingkat provinsi. Bisa memberi pelatihan tentang: Semua aspek penanggulangan bencana. Silakan hubungi kantor SATKORLAK setempat untuk keterangan tentang pelatihan yang diberikan. Lihat daftar kantor-kantor daerah SATKORLAK PB di halaman berikut.
SAR (Search & Rescue) Lembaga yang bertugas dalam melakukan pencarian, pertolongan dan penyelamatan korban bencana. Bisa memberi pelatihan tentang pencarian & penyelamatan korban.
Pemadam Kebakaran Bisa memberi pelatihan tentang pencegahan dan pemadaman kebakaran.
TNI (Tentara Nasional Indonesia) Bisa memberi pelatihan tentang membuat tandu dari bahan yang tersedia di sekitar; keterampilan tali-temali dan membuka jalan. 283
lampiran tambahan
Kantor daerah SATKORLAK PB Untuk meningkatkan kesiapsiagaan, masyarakat bisa menjalin hubungan dengan instansi SATKORLAK PB setempat. SATKORLAK PB juga menyediakan beberapa pelatihan bagi masyarakat tentang tanggap darurat bencana. Silakan hubungi kantor terdekat untuk keterangan tentang pelatihan yang tersedia. Apabila ada nomor yang tidak berfungsi, telepon ke 108 untuk mendapatkan nomor terbaru.
Bakornas PB (Badan Koordinasi
SATKORLAK PB Jawa Timur
Nasional Penanggulangan Bencana) Jl. Ir. H. Juanda N0.36 Jakarta Pusat 10210 Telp : (021) 350 7521 Fax : (021) 350 4983
Jl. Pahlawan No.110 Telp : (031) 20 005 / 200 044 Atau Jl. Pemuda No.7, Surabaya Telp : (031) 43 875
SATKORLAK PB Daerah Istimewa Aceh
SATKORLAK PB Sumatera Selatan
Jl. Tjut Nyak Arief, Banda Aceh Telp : (0651) 51 935, 51 725, 51 1216 Fax : (0651) 51 091
Jl. Kapten A. Rivai, Palembang Telp : (0711) 310 00, 310 419
SATKORLAK PB Papua SATKORLAK PB Sumatra Utara Jl. Diponegoro No. 30 Medan Telp : (061) 457 6902 Fax : (061) 452 0111
SATKORLAK PB Riau Jl. Jend.Sudirman No. 460, Pekan Baru Telp : (0761) 33 726, 31 222 Fax : (0761) 33 725
SATKORLAK PB Lampung Jl. WR.Monginsidi No. 69 Teluk Betung, Bandar Lampung Telp : (0721) 473 038, 481 166
SATKORLAK PB Jawa Barat Jl. Diponegoro No.22, Bandung Telp : (022) 420 4483 Fax : (022) 423 9450
Jl. Soa Siu Dok II, Jaya Pura Telp : (091) 132 2321
SATKORLAK PB Sulawesi Utara Jl. 17 Agustus No.69, Manado Telp : (0431) 620 01, 655 59, 8655 59 Fax : (0341) 865 471
SATKORLAK PB Sulawesi Tengah Jl. Sam Ratulangi No. 101, Palu Telp : (0451) 421 111, 421 311, 423 111
SATKORLAK PB Sulawesi Tenggara Jl. Drs. Abdullah Silondae No. 8, Kendari 93111 Telp : (0401) 391 600, 397 609
SATKORLAK PB Sulawesi Selatan Jl. Jend. Urip Sumoharjo No.269, Makasar Telp : (0411) 453 070, 442 856
SATKORLAK PB Jawa Tengah Jl. Pahlawan No.9, Semarang Telp : (024) 311 150, 311 166, 31174
284
SATKORLAK PB Bali Jl. Basuki Rahmat, Denpasar Telp : (0361) 235 155
lampiran tambahan
SATKORLAK PB Nusa Tenggara Barat
Catatan Tentang Kantor SATKORLAK PB
Jl. Pejanggik No.12, Mataram Telp : (0370) 622 833 Fax : (0370) 631 000
Nama
: ______________________
SATKORLAK PB Kalimantan Barat
Telp
: ______________________
Jl.A. Yani, Pontianak Telp : (0561) 732 001 Fax : (0561) 732 025
Fax
: ______________________
Hubungi
: ______________________
Keterangan
:
Nama
: ______________________
Telp
: ______________________
Fax
: ______________________
Hubungi
: ______________________
Keterangan
:
Nama
: ______________________
Telp
: ______________________
Fax
: ______________________
Hubungi
: ______________________
Keterangan
:
SATKORLAK PB Jambi Jl. Jend. Ahmad Yani No.1, Jambi Telp : (0741) 62 697
SATKORLAK PB Nusa Tenggara Timur Jl.El Tari No.52, Kupang Telp : (0391) 33 111
285
lampiran tambahan
Media massa yang bisa dihubungi Untuk menyebarluaskan berita tentang bencana dan meminta bantuan perseorangan, Regu Informasi dan Hubungan Luar bisa menghubungi media massa dari daftar di bawah ini. Daftar ini adalah media massa nasional. Ada banyak media massa lokal yang juga perlu dihubungi yang mungkin bisa datang lebih cepat untuk meliput berita di lokasi bencana. Apabila ada nomor yang tidak bekerja bisa, telepon ke 108 untuk mendapatkan nomor terbaru.
AJI (Aliansi Jurnalis Independen)
Kompas
Website : www.ajinews.or.id Email : ajioffice@aji-indonesia.or.id Telp : (021) 571 1044 Fax : (021) 571 1063
Website : www.kompas.com E-mail : kompas@kompas.com Telp : (021) 534 7710 Fax : (021) 548 6085
Gatra
Media Indonesia
Website : www.gatra.com Email : redaksi@gatra.com Telp : (021) 797 3535 Fax : (021) 791 96941 ext. 42
Website : www.mediaindo.co.id Telp : (021) 581 2088 Fax : (021) 581 2102
Metro TV Indosiar Website : www.indosiar.com Email : news@indosiar.com Telp : (021) 567 2222, 568 8888 Fax : (021) 565 5662
Website : www.metrotvnews.com Email : info@metrotvnews.com Telp : (021) 5830 0077 Fax : (021) 581 6365
Radio 68H Inside Indonesia Website : http://insideindonesia.org Email : admin@insideindonesia.org Telp : +61 3 9419 4504 Fax : +61 3 9419 4774
Website : http://news.radio68h.com Email : redaksi@radio68h.com Phone : (021) 857 3388 Fax : (021) 858 2430
Radio Elshinta (Jakarta) Internews Indonesia Website : www.internews.or.id Email : info@internews.or.id Telp : (021) 392 3030 Fax : (021) 392 2255
Jawa Post Website : www.jawapos.com Email : editor@jawapos.com Telp : (031) 820 2216 Fax : (031) 828 5555
286
Website : www.indosiar.com/elshinta/default.htm Telp : (021) 586 9005 Fax : (021) 586 1180
RCTI Website : http://rcti.oke.com Telp : (021) 532 0830 Fax : (021) 532 7189
lampiran tambahan
Republika Website : www.republika.co.id Email : sekretariat@republika.co.id Telp : (021) 780 3747 Fax : (021) 798 3623
RRI (Radio Republik Indonesia) Website : www.rri-online.com Email : rri@rri-online.com Telp : (021) 345 6811 Fax : (021) 350 0990
Catatan Tentang Media Massa Lokal
Nama
: ______________________
Telp
: ______________________
Fax
: ______________________
Hubungi
: ______________________
Keterangan
:
Nama
: ______________________
Telp
: ______________________
Fax
: ______________________
Hubungi
: ______________________
Keterangan
:
Nama
: ______________________
Telp
: ______________________
Fax
: ______________________
Hubungi
: ______________________
Keterangan
:
SCTV Website : www.sctv.co.id Telp : (021) 522 5555 Fax : (021) 522 0120
Tempo Website : www.tempointeraktif.com Email : interaktif@tempo.co.id Telp : (021) 725 5625 Fax : (021) 725 5645
TVRI (TV Republik Indonesia) Website : www.tvri.co.id Telp : (021) 570 4740, 573 1280 Fax : (021) 583 02139
287
lampiran tambahan
Beberapa LSM yang bisa dihubungi Daftar ini berisi keterangan tentang beberapa LSM yang bisa membantu masyarakat dalam penanggulangan bencana. Selain LSM yang berada dalam daftar ini ada banyak lagi LSM lokal di Indonesia yang bisa membantu masyarakat. Sebaiknya di tahap sebelum bencana, Regu Informasi dan Hubungan Luar menjalin hubungan dengan LSM-LSM setempat. Pada saat menghubungi bisa ditanyakan tentang pelatihan, fasilitas dan dukungan apa yang mereka sediakan untuk membantu masyarakat dalam kesiapsiagaan, pengurangan risiko, pencegahan, tanggap darurat dan pemulihan bencana. Apabila ada nomor yang tidak berfungsi, telepon ke 108 untuk mendapatkan nomor terbaru.
Aliansi Masyarakat Adat
Forum LSM Aceh
Kalimantan Barat Telp : (0561) 884 567 Fax : (0561) 883 135
Jl. T. Iskandar No.58, Lambhuk, Banda Aceh 23116 Telp : (0651) 33619 Fax : (0651) 635 954 Email : forumlsmaceh@yahoo.com Website : www.forum-aceh.or.id
CIS GMKI-GAMKI NTT Jl. Pendidikan II No.2 Kotabaru Kec. Kala Palima, Kupang Telp : (0380) 82 5140 Fax : (0380) 82 5140
Dompet Dhuâ&#x20AC;&#x2122;afa Republika Jl. Ir.H. Juanda Blok 50 B 28 No. 29 Cuputat, Jakarta 15419 Telp : (021) 741 6050 Fax : (021) 741 6070
ELS-HAM Jl. Kampus ISTP, Padang Bulan Abepura, Papua Telp : (0967) 581600 Fax : (0967) 581520
Fauna & Flora International Jl. Bangbarung Raya No.74 Bantarjati, Bogor 16151 Indonesia Telp : (0251) 326 408 Fax : (0251) 372 101 Email : frankmomberg@cbn.net.id Website : mikmik2000@yahoo.com
KOGAMI Jl. Batang Pasaman No. 2, Komp. GOR A.Salim, Rimbo Kaluang, Padang. Sumatera Barat 25114 Telp : (0751) 7860280
LP3ES Directory Telp : (021) 567 4211-13 Fax : (021) 568 3785 Email : penelitian@lp3es.or.id Website : www.lp3es.or.id
MPBI (Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia) Jl. Kebon Sirih No. 5 G, Jakarta 10340 Indonesia Telp : (021) 3147321 Fax : (021) 3103535 Email : hening@mpbi.org Website : www.mpbi.org
Nurani Dunia Jl. Proklamasi 37, Jakarta Pusat 10320 Telp / fax : (021) 391 0579 Email : nurani@dnet.net.id 288
lampiran tambahan
PELANGI Jl. Pangeran Antasari No.10, Kebayoran Baru Jakarta 12150, Indonesia Telp : (021) 7280 1172 (hunting) Fax : (021) 7280 1174 Website : www.pelangi.or.id
PIKP (Pusat Informasi dan Komunikasi Perempuan) Jl.Kartini No.12 A Lubuk Pakam, Sumatera Utara Telp : (061) 795 5992 Email : tuahtsm@indo.net.id
RPuK (Relawan Perempuan untuk Kemanusian) Jl. Kruengpaisangan, No1, Kompleks GENCE, Banda Aceh Telp : (0651) 49 301 Fax : (0651) 49 301 Email : rpuk@aceh.wasantara.net.id
SINTESA Jl. Wd Wau No. 63B, PO Box 139 Baubau, Buton, Sulawesi Tengara Telp : (0402) 22 521
SPKP HAM PMKPM (Penanganan Masalah Kemanusiaan Pengungsian Massal) Jl. Ngagel Jaya Utara II No.20-22, Surabaya, Jawa Timur Telp / fax : (031) 502 2694
Jl. Inspeksi Krueng Aceh No.18, Beorawe, Banda Aceh Telp : (0651) 24 726, 34 350 Fax : (0651) 32 242, 34 350
Tapak Ambon PMPB (Perkumpulan Masyarakat Penanganan Bencana) Jl. Badak no.7, Bakunase, Kupang-NTT Telp / fax : (0380) 833 566 Email : pmpbencana@gmail.com
PIKUL Jl. R.W. Monginsidi II no. 2, Kel Pasir Panjang, Kupang, 85227, NTT â&#x20AC;&#x201C; Indonesia Telp : (0380) 830218 Fax : (0380) 833257 Email : pikul@pikul.or.id
Posko Kemanusian Nusantara Jl. KH Agus Salim VI No.8, Sampang, Madura Telp : (0323) 324 888, 82140
Jl.Mampang Prapatan XI No23, Jakarta 12790 Telp : (021) 794 1577
Tim Relawan untuk Kemanusiaan (TruK) Jl. Kayumanis IV No. 18 Jakarta Timur 13130 Telp : (021) 858 1731, 910 0490 Email : humanity@cbn.net.id
WALHI (Friends of Earth of Indonesia) Telp : (021) 7919 3363 Fax : (021) 794 1673 Email : info@walhi.or.id Website: www.walhi.or.id
WARSI RE:ACT A Civil Society Collaboration Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta Designer Center lt.7, Jl. Gatot Subroto kav.53, Jakarta 10260 Telp : (021) 530 4722
Komp. DPRD Jambi, Jl. Inu Kertapati No. 12 Rt. 10 Pematang Sulur Telanaipura. PO BOX 28/BKO 37312 Jambi Telp : (0741) 6695 / 66678 Fax : (0741) 670 509 Email : warsi@jambi.wasantara.net.id
289
lampiran tambahan
Yayasan Aksara
Yayasan IDEP
Jl. Arco Raya No. C1, Cipete Selatan, Jakarta 12410 Telp : (021) 7590 5521, 7590 5523 Fax : (021) 765 2480 Website: www.aksara.org.id
Jl. Hanoman No, 42, Ubud, 80571, Bali. Telp / fax : (0361) 981 504 Email : info@idepfoundation.org Website : www.idepfoundation.org
Yayasan Almamater Papua Jl. Brawijaya no. 13, Merauke-Papua Telp : (0971) 321 334 Fax : (0971) 325 853
YKKSS (Yayasan Korban Kerusuhan Sosial Sambas) Jl. Panarel Tol. Gg. Melati No.3, Pontianak 78235, Kalimantan Barat Telp : (0561) 411 676, 455 686 Fax : (0651) 712 112
Yayasan Alpsm Tri Prasetya Jl. Raya Tomohon No. 409 Walian Tumohon, Sulawesi Utara Telp / fax : (0431) 35 250
Yayasan Bantuan Hukum Bantaya Jl. Beringin Lorong 1 No.10, Palu, Sulawesi Tengah 9422 Telp : (0451) 411676 Fax : (0561) 411 676
Yayasan Baris Baru Jl. H. Saibun 22, Jatipadang Raya, Pasar Minggu, Jakarta – Indonesia Telp : (021) 7884 1201 Fax : (021) 7827 812 Email : barisbaru@cbn.net.id
Yayasan Bumi Sehat Nyuh Kuning Village – PO BOX 116 Ubud, Bali 80571 Telp : (0361) 970 002 Fax : (0361) 972 969 Email : info@bumisehatbali.org Website : www.bumisehatbali.org
YAKKUM (Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum) Telp : (0274) 548 694 Fax : (0274) 548 694 Email : yakkum emergency@yahoo.com
Yayasan (KKSP) Pusat Pendidikan dan Informasi Hak Anak JL. Teladan No.59, Medan 20217 Telp : (061) 7362 009 Fax : (061) 736 2009
Yayasan Learisa Kayeli Karingan Baileo Maluku Jl. Inatuni No.1 Rt 002/04 Kel. Amantelu Karang Panjang, Ambon Telp : (0118) 356 216, 322 020 Fax : (0118) 356 216
Yayasan Matahari Celebes Jl. Jend. Sudirman No. 74, Tentena, Sulawesi Tengah 94663 Telp / fax : (0456) 21070
Yayasan Peduli Indonesia (YPI) Yayasan Hualopu Jl. Dr. Kayadoe, Kudamati, Ambon, Maluku Telp / fax : (0118) 311 816
290
Jl. K.H. Dewantara, Tulamalae, Atambua, NTT Indonesia Telp : (0380) 21425
lampiran tambahan
Yayasan Telapak
Catatan Tentang LSM Lokal
Gd. Alumni, Jl. Raya Pajajaran no. 54, Bogor Telp: (0251) 393 246, 715 9902 Website : www.telapak.org
Nama
: ______________________
Telp
: ______________________
Fax
: ______________________
Hubungi
: ______________________
Keterangan
:
Nama
: ______________________
Telp
: ______________________
Fax
: ______________________
Hubungi
: ______________________
Keterangan
:
Nama
: ______________________
Telp
: ______________________
Fax
: ______________________
Hubungi
: ______________________
Keterangan
:
Ye Water Program Email : info@yewaterprogram.org Website : www.YEWaterProgram.org Hp : 081 315 425 860
291
lampiran tambahan
Organisasi sumber bantuan Daftar ini menjelaskan beberapa organisasi yang bisa memberi bantuan pada saat tanggap darurat dan pemulihan bencana yang berskala besar. Selain lembaga di bawah ini ada juga sumber bantuan lain / lokal yang bisa dihubungi yang mungkin bisa datang lebih cepat untuk membantu masyarakat yang tertimpa bencana. Sebaiknya dalam tahap sebelum bencana, Regu Informasi dan Hubungan Luar menjalin hubungan dengan sumber-sumber bantuan setempat. Apabila ada nomor yang tidak berfungsi, telepon ke 108 untuk mendapatkan nomor terbaru.
Action Contre Ia Faim (ACF) Jl.Dharmawangsa IX / 120, Kebayoran Baru, Jak Sel 12180 Telp : (021) 7220775 / 7257320
Canadian International Development Agency Telp : (021) 2550 7800 Fax : (021) 2550 7811 Website : www.acdi-cida.gc.ca/index-e.htm
ADRA Gedung Pertemuan Advent 4th Fl Jl. MT Haryono Blok A, Kav 4 - 5 Telp : (021) 8370 3185 Fax. : (021) 8370 7341
Australian Agency for International Development
Jl. Brawijaya X no. 5, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12160 Telp : (021) 724 7080 Fax : (021) 726 6470 Email : cardi@cbn.net.id
Jl. H.R. Rasuna Said kav C15-16, Kuningan, Jakarta Selatan Telp : (021) 2550 5555 Fax : (021) 2550 5582 Email : ausaid.jakarta@dfat.gov.au Website : www.ausaid.gov.au
CARE International Indonesia
British Council Indonesia
Catholic Relief Services
Telp : (021) 252 4115 Fax : (021) 252 4129 Website : www.britishcouncil.org
Jl. Wijaya I No.35, Kebayoran,Baru, Jakarta 12170 Telp : (021) 725 3339 Fax : (021) 725 1566 Email : WebMaster@CatholicRelief.org Website : www.catholicrelief.org
British Embassy Telp : (021) 315 6264 Fax : (021) 316 0858 Email : britemb@attglobal.net Website : www.britain-in-indonesia.or.id/ indonesia.htm
292
CARDI
Jl. Patimura No.33, Kebayoran Baru, Jakarta 12110 Telp : (021) 727 96661 Fax : (021) 722 2552 Website : www.careinternational.org.uk
Centre for Internally Displaced People Service (CIS) Jl. Pendidikan II/02 Walikota, Kupang, NTT Telp : (0380) 825 140 Email : cis_kupang@yahoo.com
lampiran tambahan
Church World Services Jl. Kemang Selatan II No. 4 A, Jakarta 12730 Telp : (021) 719 7929 Fax : (021) 717 93387
International Committee of the Red Cross (ICRC)
Christian Children Fund (CCF)
Jl. Iskandarsyah I No.14, Kebayoran, Jakarta 12160 Telp : (021) 739 6736 Fax : (021) 739 95112
Jl. Cempaka Putih Tengah I No. 5, Jakarta Pusat 10510 Telp : (021) 424 7292/4287 7851
International Federation of Red Cross & Crescent Societies (IFRC)
Common Ground Indonesia Telp : (021) 725 1080 Fax : (021) 725 6082 Email : commonground@indocg.org Website : www.sfcg.org
CORDAID Jl.Indraprasta 237i, Tegalrejo, Yogyakarta Telp : (0274) 620 263
Danish International Development Assistance Telp : (021) 576 1478 Fax : (021) 576 1535 Email : jktamb@um.dk Website : www.emb-denmark.or.id
C/o Palang Merah Indonesia Jl. Gatot Subroto Kav.96, Jakarta Telp : (021) 7919 184, 7918 0906 Fax : (021) 7918 0905
International Medical Corps (IMC) Jl. Terusan Hang Lekir II No. W-16, Jakarta 12220 Telp : (021) 722 2028 / 7278 3680
International Relief and Development (IRD) Jl. Ampera Raya No. 5A, Jakarta 12560 Telp :(021)788 3916
International Rescue Committee Telp : +1 212 551 3000 Address : lihat CARDI Website : www.theirc.org
HIVOS Jl. Brawijaya III no. 7. Kebayoran Baru. Jakarta 12160 Telp : (021) 724 4432/725 1528 Fax : (021) 723 0774
Islamic Relief Indonesia
International Catholic Migration Commission (ICMC)
International Organization for Migration (IOM)
Jl. Terusan Hang Lekir I no 5, Kebayoran Baru, Jakarta Telp : (021) 720 3910 Fax : (021) 726 1918
Surya Building, Floor 12Ath, Jl. MH Thamrin Kav. 9. Jakarta 10350 Telp : (021) 3983 8529 Fax : (021) 3983 8528
Jl. Gereja Theresia, No. 33, Menteng Telp : (021) 3144 979 Fax : (021) 390 9986
293
lampiran tambahan
Japan International Cooperation Agency (JICA) Telp : (021) 390 7533 Fax : (021) 390 7536 Website : www.jica.go.jp/english
Mercy Corps Indonesia Jl. Kemang Selatan I no. 3, Jakarta Selatan 12550 Telp : (021) 719 4948 Fax : (021) 7179 0907 Website : www.mercycorps.or.id
Jaringan Peduli Lingkungan (JPL) POSKO LINGKAR Seknas JPL Jl.Banteng Perkasa No.40 Kaliurang km 8.5, Ngaglik Sleman, Jogjakarta 55581 Telp : (0274) 886320
Mercy Corps International (MCI) Jl. Ampera Raya 4 A, Ragunan, Jakarta12550 Telp : (021) 782 8611 Fax : (021) 782 8610
OXFAM GB Jesuit Refugee Service (JRS) Gg. Cabe, DP III Np. 9 DN 13, Puren, Pringwulun, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp : (0274) 517405
Jl. Sulawesi no. 28, Sono, Sinduadi, Yogyakarta Telp : (0274) 881 181 Fax : (0274) 882 730 Website : www.oxfamgb.org
Medicins du Monde (MDM)
Palang Merah Indonesia
Jl. Darmawangsa XII / 10, Kebayoran Baru, Jakarta 12170 Telp : (021) 728 0354 Fax : (021) 722 5042
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96 Jakarta Selatan,12790 Telp : (021) 799 2325 Fax : (021) 799 5188 Email : pmi@palangmerah.org Website : www.palangmerah.org
Medical Emergency Relief International (MERLIN) Jl. Karang Asem I/7. Kuningan, Jakarta Telp : (021) 526 8483
Medicines Sans Frontiers Belgium (MSF-B) Jl. Kemang Utara no. 32, Jakarta 12730 Telp : (021) 719 5947 Fax : (021) 719 5948
Medicins Sans Frontieres Holland (MSF-H) Jl.YBR 5 No. 33, Kuningan, Jakarta 12950 Telp : (021) 525 4065 Fax : (021) 526 1706
294
Peace Brigades International (PBI) PeMad, Jl. Damai Mudal 01/19, Sariharjo, Ngaglik Sleman, Yogyakarta 55581 Telp : (0274) 446 3996
Project Concern International (PCI) Jl. Tirtayasa Raya no. 51, Jakarta 12160 Telp : (021) 739 9708 Fax : (021) 722 1136
Save the Children UK (SC-UK) Jl. Pejaten Barat no.8, Jakarta Selatan 12550 Telp : (021) 7883 5556 Fax : (021) 7883 5665 E-mail : info@savethechildren.or.id
lampiran tambahan
Save the Children US (SC-US) Jl. Brawijaya VIII no. 7, Kebayoran Baru, Jakarta 12160 Telp : (021) 7279 9570 Fax : (021) 7279 9571
UNCHR (United Nations High Commissioner for Refugees) Menara Ravindo Lt. 14, Jl. Kebon Sirih Kav. 75, Jakarta Telp : (021) 391 2888 Fax : (021) 391 2777
UNDP (United Nations Development Program) Gedung Menara Thamrin Lt.8 Jl. MH. Thamrin Kav.3, PO Box 2338, Jakarta 10250 Telp : (021) 314 1308, ext.136 Fax : (021) 398 38941
UNEP (United Nations Environment Programme) Menara Thamrin Building, 8-9 th Floor Kav.3 Jl. MH. Thamrin, PO Box 2338 Jakarta 10250 Telp : (021) 314 1308 Website : www.unep.org
UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) UNESCO HOUSE - Jln. Galuh (II) No. 5, Kebayoran Baru Jakarta 12110 PO Box 1273 / JKT 10002, Indonesia Telp : (021) 7399 818 Ext. 828 Fax : (021) 7279 6489 Website : www.unesco.org/csi www.unesco.or.id
UNFPA (United Nation Population Fund)
UNICEF (United Nations Children’s Fund) Wisma Metropolitan II, Lt. 11, Jl. Jend Sudirman kav 31 Jakarta Selatan 12920 Telp : (021) 570 5816 Fax : (021) 571 1326 Email : jakarta@unicef.org
UN OCHA (United Nations Office for Coordination of Humanitarian Affairs) Gd. H. H. Thamrin Lt.9, Jl. MH. Thamrin Kav.3 PO Box 2338 Jakarta 10250 Telp : (021) 314 1308, ext.136 Fax : (021) 398 38941
USAID (United States Agency for International Development) Jl. Medan Merdeka Selatan no. 5, Jakarta 10110 Telp : (021) 3435 9390 Fax : (021) 380 6694 Website : www.usaid.gov
Urban Quality Indonesian – German Technical Cooperation Ex. Gedung Dinas Pariwisata, Kompleks Pemda DIY Kepatihan, Jl. Malioboro 14, Yogyakarta Telp : (0274) 557 064 Fax : (0274) 557 064 Website : www.urbanquality.or.id
Welt Hunger Hilfe Bireuen Office: Jl. T. Muda Lasin, Dusun Blang Raya, Desa Meunasah Blang, Kec. Jeumpa, Kab. Bireun, NAD Telp : (0644) 22 781 Fax : (0644) 22 781 Email : gaa.banda-aceh.watsan@dwhh.org
Menara Thamrin Lt. 7, Jl. MH Thamrin kav.3, Jakarta. Telp : (021) 314 1308 Fax : (021) 319 27902
295
lampiran tambahan
World Agroforestry Centre Jl. CIFOR, Situ Gede, Sindang Barang, Bogor 16880 PO Box 161, Bogor 16001 Telp : (0251) 625 415 or 625417 Fax : (0251) 625 416 Website : www.worldagroforestrycentre.org/sea
World Food Programme (WFP) Wisma Kyoei Prince Lt. 9, Jl Jend. Sudirman Kav. 3, Jakarta 10220 Telp : (021) 570 9004 Fax : (021) 570 9001
Catatan Tentang Sumber Bantuan
Nama
: ______________________
Telp
: ______________________
Fax
: ______________________
Hubungi
: ______________________
Keterangan
:
Nama
: ______________________
Telp
: ______________________
Fax
: ______________________
Hubungi
: ______________________
Keterangan
:
Nama
: ______________________
Telp
: ______________________
Fax
: ______________________
Hubungi
: ______________________
Keterangan
:
World Health Organization (WHO) Gedung Bina Mulia Lt.9, Jl. HR. Rasuna, SaidKav.10, Kuningan, Jakarta Telp : (021) 5204349, 520 1166, 520 1166 Fax : (021) 520 1164
World Vision Indonesia Jl. Wahid Hasyim no. 33 Jakarta Pusat, 10340 Telp : (021) 3192 7467/ 390 8122 Fax : (021) 2305 708 Email : Indonesia@wvi.org
WWF Indonesia Kantor Taman A9, Unit A â&#x20AC;&#x201C; 1, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta 12950 Indonesia Telp : (021) 576 1070, ext. 305 Fax : (021) 576 1080 Email : nfirman@wwf.or.id Website : www.wwf.or.id
296
Daftar Pustaka & Referensi
Lampiran Tambahan
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) O l e h Ya y a s a n I D E P - w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b b m
Catatan
298
Daftar pustaka dan referensi •
An Overview of Disaster Management, 2nd Edition, UNDP UNDRO, Disaster Management Training Programme 1992
•
American Heart Association, December 2005
•
Are you ready?, Federal Emergency management Agency FEMA, www.fema.gov
•
ASI Eksklusif Dong!, Robin Lim, 2007, Yayasan Bumi Sehat, Bali
•
Ayo Siaga Bencana! Palang Merah Remaja, Palang Merah Indonesia, Asep Mulyadi dkk Jakarta
•
Bencana dan Lingkungan, Gustavo Wilches dkk, Edisi 2, 1995, Inggris, Program Pelatihan Manajemen Bencana UNDP/ DHA
•
Building Capacities for Risk Reduction, 1st Edition, DHA Disaster Management Training Programme 1997, Module prepared by Lynne Bethke, James Good and Paul Thompson, Inter Works
•
Buku Panduan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat, Arjuno Djuned Pusponegoro dkk, Jakarta, Perhimpunan “Critical Care Medicine” Indonesia
•
Cardiopulmonary resuscitation (CPR): First aid. The Mayo Clinic, MayoClinic.com
•
Contingency Planning for Emergencies, A manual for local government units, Second Edition, May 2003. The United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) and the National Disaster Coordinating Council - Office of Civil Defense (NDCC-OCD) of the Philippines
•
Decay of aftershock density with distance indicates triggering by dynamic stress, K. R. Felzer and E. E. Brodsky. Article Published in Nature, 441 (2006)
•
Disaster Mitigation, 2nd Edition, UNDP DHA, Disaster Management Training Programme 1994, A.W. Coburn, R.J.S. Spence, A. Pomonis, Cambridge Architectural Research Limited, The Oast House, Malting Lane, Cambridge, UK
•
Disaster Preparedness, 2nd Edition, UNDP, DHA Disaster Management Training Programme 1994, Randolph Kent
•
Disaster Reduction: A Practitioner’s Guide, Office for US Foreign Disaster Assistance, US Agency for International Development, November 2002
•
Drought and Famine, 2nd Edition, UNDP, DHA Disaster Management Training Programme 1994, John Borton and Nigel Nicholds, Relief and Disasters Policy Programme, Oversees Development Institute, Regent’s College, Inner Circle, Regent’s Park, London
•
Emergency water supply, WEDC Loughborough University Leicestershire
•
Encouraging good hygiene and sanitation A PILLARS Guide by Isabel Carter, Tearfund UK
•
Environmental health in emergencies and disasters: a practical guide, World Health Organization, www.who.int/ water_sanitation_health/hygiene/emergencies/emergencies2002/en/
•
Epidemics caused by dead bodies a disaster myth that does not want to die. Claude de Ville de Goyet, in the Pan American Journal of Public Health 15(5), 2004
•
ESP FOCUS Tsunami 2007 Emergency Survival Program, Series For Hazards, Disaster Management, Disaster Management, Vulnerability, Capacity, Preparedness, UN DMTP UNDP, DHA & UNDRO
•
Farm management Issues, New Zealand Govt
•
Fire and Other Emergencies, Victorian Government Department of Sustainability and Environment’s Home 2007
•
Fire growth, fire behaviour and firefighter safety. J.H. Rasmussen and L.G. Fogarty. Reviewed by Liam Fogarty in Fire Technology Transfer Note Number 14 December 1997, New Zealand Forest Research Institute and FIRE
•
Gempa Bumi & tsunami Tingkat SD, H.M. Rusli Yunus dkk, 2005, RISTEK, Jakarta
•
Gempa Bumi & tsunami Tingkat SMA, H.M. Rusli Yunus dkk, 2005, RISTEK, Jakarta
299
•
Gempa Bumi & tsunami Tingkat SMP, H.M. Rusli Yunus dkk, 2005, RISTEK, Jakarta
•
Gempa Bumi & tsunami Tingkat TK, H.M. Rusli Yunus dkk, 2005, RISTEK, Jakarta
•
Gempa bumi dan Tsunami, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung
•
Gender dan Manajemen Bencana Berbasis Komunitas, Shinta Dewi dan Iskandar Leman, 2006
•
Gunung api, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung
•
Hand book for emergency, United Nation High Commissioner for Refugee, March 1998-ref.6
•
Infant Feeding in Emergencies, WHO et all, 2001, Module 1, ENN, Dublin, Ireland or download from: http://www. ennonline.net/ife/index.html
•
Infectious disease risks from dead bodies following natural disasters, Oliver Morgan, in the Pan American Journal of Public Health 15(5), 2004
•
Intensive First AID Training Manual, BIMC Medical Education Development and Technology, Juni 2007
•
Introduction to Hazards, 3rd Edition, UNDP DHA, Disaster Management Training Programme 1997, Module prepared by Shelia B. Reed, InterWorks
•
Joint fire awarness information for operating farm fire units, November 2005, The South Australian Country Fire Service and South Australian Farmers Federation
•
Kebakaran Hutan dan Lahan, Hasil Riset Rully Syumanda, WALHI (disarikan dari berbagai sumber)
•
Keputusan Menteri Industri dan Perdagangan no.115/mpp/kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998
•
Kerawanan Pangan, Hasil Riset Sukma T Aprilya (disarikan dari berbagai sumber)
•
Kesiapan Bencana, Edisi 2,1994, Inggris, Program Pelatihan Manajemen Bencana UNDP/DHA
•
Landslide and Debris Flow (Mudslide), American Red Cross, 1999, http://www.redcross.org/services/disaster/0,1082,0_ 588_,00.html
•
Manajemen Bencana Berbasis Komunitas: Sebuah Kebutuhan, Eko Teguh Paripurno, 2003, Yogyakarta, Pusat Studi Manajemen Bencana UPN “Veteran” Yogyakarta
•
Mapping the Way Forward for Large Scale Urban Disaster Management in Australia, EMA, Emergency management Australia, October 2003
•
Materi Kursus Advanced Cardiac Life Support, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta
•
Media Relations in Emergencies, www.paho.org/English/PED/medios.htm#mediaemerg
•
Mengenal Gunung api, Eko Teguh Paripurno, Jurnal Manajemen Bencana KAPAL
•
Mengenal Kekeringan, Hasil Riset Torry Kuswardono, WALHI (disarikan dari berbagai sumber terutama dari National Drought Mitigation USA)
•
Mengenal Longsor, Eko Teguh Paripurno, Jurnal Manajemen Bencana KAPAL
•
Mitigasi Bencana, A.W. Coburn dkk, Edisi 2,1994, Inggris, Program Pelatihan Manajemen Bencana UNDP/DHA
•
Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Penanganan Bencana, 2005, Jakarta, Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia
•
Overview Disaster Management, Edisi Kedua, UNDP-DHA
•
Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia, Sugeng Triutomo - BAKORNAS PB, Jakarta, 2006
•
Pedoman Umum Penanggulangan Kedaruratan Khusus Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan RI. http://www.gizi.net/kebijakan-gizi/infoaceh/index.htm
•
300
Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat, Edisi satu, Yayasan IDEP (2004), UNESCO CSI – Jakarta
•
Pengantar Tentang Ancaman, Program Pelatihan Manajemen Bencana, Edisi Ketiga, Sheila B. Reed, InterWorks, 1995, UNDP - DHA
•
Pengelolaan Risiko Bencana Oleh Komunitas, Eko Teguh Paripurno, 2003, Yogyakarta, Pusat Studi Manajemen Bencana UPN “Veteran” Yogyakarta
•
Pengelolaan Risiko Bencana Oleh Komunitas, Eko Teguh Paripurno, 2003, Yogyakarta, Pusat Studi Manajemen Bencana UPN “Veteran” Yogyakarta
•
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah, 2006
•
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006 Tentang Pedoman Umum Mitigasi Bencana
•
Piagam Kemanusiaan dan Standar Minimum Dalam Respon Bencana, 2006, Terjemahan Bahasa Indonesia Edisi 2006, Jakarta, PT. Grasindo Indonesia
•
Planning for fire prevention and drought management project, National Development Planning Agency- BAPPENAS (Bureau of Marine, Aerospace, Environment, Science and Technology) and the Asian Development Bank TA 2999-INO July 1998 – March 1999
•
Prinsip Dasar Rencana Kontijensi, 2003, Jakarta, Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia dan Pusat Studi Manajemen Bencana UPN “Veteran” Yogyakarta
•
Proyek Sphere: Piagam Kemanusiaan dan Standar Minimum dalam Respon Bencana, SCHR dan InterAction, Jenewa, 2005
•
Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Ian Davis dan Yasemin Aysan, Edisi 1,1994, Inggris, Program Pelatihan Manajemen Bencana UNDP/DHA
•
Release and dispersion of vegetation and peat fire emissions in the atmosphere over Indonesia 1997/1998, Journal: Atmospheric Chemistry and Physics Discussions 2004. B. Langmann and A. Heil, Max-Planck-Institut f ¨ ur Meteorologie, Hamburg, Germany
•
Rencana Kerja Penaggulangan Masalah Gizi Di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, Diren Bina Kesehatan Masyarakat, 2005, Departemen Kesehatan RI or download from: http://www.gizi.net/kebijakan-gizi/ infoaceh/index.htm
•
Secondary Aftershocks and Their Importance for Aftershock Forecasting, by Karen R. Felzer, Rachel E. Abercrombie, and Goran Ekstrom, August 2003
•
Smokey the Bear Website, 2007: www.smokeybear.com
•
Tanah Longsor, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung
•
Tinjauan Umum Manajemen Bencana, Edisi 2,1992, Inggris, Program Pelatihan Manajemen Bencana UNDP/UNDRO
•
Trial by fire, forest fires and forestry policy in Indonesia’s era of crisis and reform, 2000. Charles Victor Barber, James Schweithelm, World resources Institute in collaboration with WWF Indonesia and TELAPAK Indonesia Foundation
•
Tsunami Fact, the National Disaster Education Coalition: American Red Cross, FEMA, IAEM, IBHS, NFPA, NWS, USDA/ CSREES, and USGS
•
Usai Bencana: Menaksir Kerusakan dan Analisis Kebutuhan, Cara Pelaporan, Terjemahan Bahasa Indonesia, 2004, Yogyakarta, Komunitas Peduli Bencana Indonesia
•
Vulnerability and Risk Assessment, 2nd Edition, UNDP DHA Disaster Management Training Programme 1994, A.W. Coburn, R.J.S. Sspence, A. Pomonis, Cambridge Architectural Research Limited, The Oast House, Malting Lane, Cambridge, UK
•
Wildland Fires and the Environment: a Global Synthesis,1999, Joel S. Levine, Atmospheric Sciences Division, NASA Langley Research Center, Hampton, USA; Tom Bobbe,USDA Forest Service Remote Sensing Application Center Salt Lake City, USA; Nicolas Ray and Ronald G. Witt UNEP/Division of Environmental Information, Assessment & Early Warning/ GRID-Geneva Geneva, SWITZERLAND; Ashbindu Singh UNEP/Division of Environmental Information, Assessment & Early Warning/North America EROS Data Center Sioux Falls, USA
•
Wildland-Urban Fire - A different approach. Jack D. Cohen Research Physical Scientist Missoula Fire Sciences Laboratory, Rocky Mountain Research Station. USDA Forest Service
301
Catatan
302
Terima kasih kepada semua kontributor yang telah mendedikasikan diri mereka hingga membuat penyelesaian panduan PBBM terwujud. Ucapan terima kasih yang khusus kami tujukan kepada: Abdul Muhari
Faisal Djalal
Manohar Shenoy
Rully Syumanda
Ade Andreawan
Gede Sudiarta
Masahiro Yamamoto
Saiful Sudin
Adi Kurniawan
Gede Sugiarta
Masri
Santi Evelyna
Agus T. Prihartono
Gede Suryagiri
Melanie Templer
Agus Tangkas
Graeme John Stevens
Michael Ricos
Agus Widodo
Hening Parlan
Ngurah Mahardika
Ali Aliyuddin
Hery Yanto
Nyoman Saridewi
Anangga Dipa
Ian Stevenson
N. Uslaini
Asmilia Makmur
Ibu Robin Lim
Nita Noor
Avianto Muhtadi
Ilham Ariawan
Nur Arifina Vivinia
Ayu R.K. Ahza
Indra Jaya
Nyoman Iswara
Banu Subagyo
I Nyoman Sudiana
Panji Tisna
Sven Themi
Benny Usdianto
Iskandar H Leman
Pantoro Tri Kuswantoro
Sylvie Iriyani Saleh
Budi Rahardjo
Ismed Ramadhoan
Patra Rina Dewi
Taka Gani
Cahyo Alkantana
Jan Steffen
Petra Schneider
Tiromsa Sinaga
Christine Foster
Jason Brown
Puji Pujiono
Tony Suriajaya
Courtney Stephen
Josh Pollard Taylor
Purnawan Budisetia
Trisna Kuslim
Dandi A. Reza
Kadek Swesnawa
Putra Wijaya
Dandi Prasetia
Kristanto Sinandang
Putu Mudiartha
David McKinnie
Lakota Hemmerle
Putu Sherlyana
Derek Elias
Latifur Rahman
Putu Sutawijaya
Dewi Surtikanti
Laura Kong
Putu Widhiantara
Didik S Mulyana
Made Chakra
Putu Widiastuti
Ega Gunawan
Made Indra Wijaya
Rama Surya
Eka Yuliani
Made Kushandari
Rappy Kewlyge
Eko Teguh Paripurno
Made Suyasa
Regina Rahadi
Yulizar
Elsye Suryawan
Made Wismaya
Robin Wilison
Yuniarti Wahyuningtyas
Fahmie Haris
Madrina Mazhar
Rosa Rosanti
Zion Lee
Sherry Kasman Entus Sinta Dewi Sri Mahayuni Stacey Tighe Stuart Coles Sugeng Triutomo Suhaimi Suharman Sukma Tin Aprillya
Vania K. Budianto Vicky Amrullah Vidiarina Wasistini Baitoningsih Wayan Sukadana Wayan Winata Wuwun Widyawati Yona Sri Purnama Yos Boli
Nomor telepon untuk gawat darurat Tiga digit nomor di bawah ini, bisa anda hubungi dari telepon biasa maupun HP dari wilayah mana saja di Indonesia. Sebaiknya nomor dibawah ini dicoba dahulu dan cari nomor lokal.
SAR (Search and Rescue) Polisi Pemadam Kebakaran RSU/ Ambulance PLN (Perusahaan Listrik Negara)
115 112 113 118 123
Tulis disini nomor telepon dan alamat untuk lembaga penanganan bencana di wilayah anda :
Lembaga LINMAS (di Desa) SATGAS (di Kecamatan) SATLAK (di Kabupaten) SATKORLAK (di Propinsi) PMI (Pelang Merah Indonesia) BMG (Badan Meteorologi & Geofisika) Rumah Sakit yang terdekat Klinik yang terdekat PUSKESMAS yang terdekat
Kantor Desa Media Radio Media Televisi Media Koran
Alamat
Telp 1
Telp 2
E d i s i ke d u a 2 0 0 7 Š O l e h Yay a s a n I D E P
YAYASAN IDEP Yayasan IDEP adalah organisasi nirlaba yang berdiri tahun 1999 di BaliIndonesia pada saat puncak krisis ekonomi Indonesia. IDEP mengemban misi untuk menanggapi kebutuhan mendesak dalam pengelolaan sumber daya dan produksi makanan yang lestari, serta memastikan pentingnya pendidikan lingkungan untuk kehidupan yang berkelanjutan. IDEP memiliki keahlian khusus dalam pengembangan media dan pelatihan yang dirancang khusus untuk masyarakat dan memberdayakan masyarakat dalam penanggulangan bencana dan pembangunan berkelanjutan. Untuk melihat contoh produk media yang dikembangkan IDEP silakan mengakses bebas dari website kami : w w w . idepfoundation.org/download.html PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA Melalui Program Penanggulangan Bencana, Yayasan IDEP membantu masyarakat dalam kesiapsiagaan dan penanganan bencana melalui pelatihan yang nantinya akan menghasilkan fasilitator masyarakat. Pelatihan dan kegiatan penguatan kapasitas ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama merancang langkahlangkah perencanaan dan tindakan terpenting yang harus dilakukan masyarakat untuk kesiapsiagaan, pencegahan, pengurangan risiko, tanggap darurat dan pemulihan setelah bencana. Pada saat tanggap darurat, IDEP bekerja bersama jaringan relawan dan organisasi mitra dalam pemberian bantuan sesegera mungkin kepada mereka yang paling membutuhkan. Sedangkan pada masa pemulihan setelah bencana, IDEP bekerja bersama perwakilan masyarakat lokal untuk meningkatkan kemampuan orang-orang dengan beragam cara untuk pemulihan masyarakat yang berkelanjutan. MEDIA PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS MASYARAKAT IDEP mulai mengembangkan paket panduan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) segera setelah peristiwa Bom Bali tahun 2002. Pelajaran berharga yang dipetik dari tragedi tersebut dengan jelas menunjukkan adanya kebutuhan akses informasi dan pendidikan mengenai tindakan tanggap darurat oleh masyarakat dalam menghadapi bencana yang terjadi. Paket PBBM meliputi buku panduan, dilengkapi dengan formulir praktis yang dapat digunakan masyarakat untuk mempersiapkan diri dan mengurangi risiko dampak bencana, mengarahkan tindakan masyarakat pada saat bencana terjadi, dan bekerja secara transparan dan bisa dipertanggungjawabkan di antara masyarakat dan pihak luar untuk memulihkan kondisi sesudah bencana. Paket ini juga menyediakan poster tahan segala cuaca untuk meningkatkan partisipasi dan kesadaran tentang sistem PBBM dan bermacam buku komik bercerita tentang masyarakat yang menghadapi jenis ancaman yang berbeda, dimana masingmasing juga menyajikan lembaran informasi tentang jenis ancaman yang ada di dalam cerita buku komik. Untuk keterangan lebih lanjut silahkan lihat: www.idepfoundation.org/pbbm Yayasan IDEP mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan tak terhingga yang diterima dari ratusan relawan, masyarakat yang telah berpartisipasi, jaringan mitra kerja kami dan para penasehat program, dan para pendukung lainnya yang terlibat dalam upaya penting ini.
Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) Tentang beberapa ancaman Buku panduan PBBM ini dirancang untuk memberi pengertian tentang Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat. Buku ini adalah hasil pengalaman
Modul A - sebelum bencana
dan penelitian, baik dari dalam maupun luar negeri serta masukan dari para ahli
•
Pentingnya kesiapsiagaan
penasihat. Seluruh petunjuk dalam buku panduan ini disampaikan dalam bentuk
•
Kelompok Masyarakat
praktis yang dibantu dengan formulir-formulir sebagai alat pembantu.
Penanggulangan Bencana (KMPB) •
Memperkirakan faktor risiko bencana
Panduan ini sudah diperiksa oleh BAKORNAS PB (Badan Koordinasi Nasional
•
Pembuatan rencana
Penanggulangan Bencana), MPBI (Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia)
•
Rencana pengungsian
& ahli-ahli penasehat lainnya. Modul B - saat bencana Modul A sebelum bencana berisi tentang pentingnya kesiapsiagaan yang perlu
•
Tindakan langsung saat bencana
dilakukan masyarakat bersama Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana
•
Tanggap darurat tanpa rencana
(KMPB). Kegiatan itu meliputi penilaian ancaman, kerentanan dan kemampuan yang
•
Tanggap darurat saat bencana
dimiliki, pembuatan peta ancaman dan membuat perencanaan seperti membangun
•
Tindakan pengungsian
sistem peringatan dini setempat. Modul C - sesudah bencana Modul B saat bencana langkah tindakan penyelamatan diri harus segera dilakukan
•
Pemulihan sesudah bencana
pada saat bencana terjadi secara mendadak dan berangsur. Dalam bagian ini,
•
Jangka waktu pemulihan
masyarakat bisa mengetahui tindakan Tanggap Darurat apa saja yang harus dilakukan
•
KMPB dalam tahap pemulihan
bersama KMPB, seperti penanganan korban, tindakan pengungsian, Pertolongan
•
Memperkirakan kebutuhan
Pertama Gawat Darurat (PPGD), SAR, dsb.
•
Proses pemenuhan kebutuhan
•
Pembukuan dalam proses
Modul C sesudah bencana menjelaskan apa saja yang perlu diperhatikan dalam
pemenuhan kebutuhan
pemulihan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Bagaimana masyarakat
•
Proses pencarian bantuan
bisa menilai tingkat kerusakan yang dialami, bantuan apa saja yang dibutuhkan dan
•
Bekerja sama dengan media massa
bagaimana menentukan prioritas tindakan pemulihan berdasarkan sumber daya yang tersedia.
•
Pemulihan jangka panjang
Lampiran tambahan Buku Panduan Umum Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) ini
•
Pertolongan Pertama Gawat Darurat
•
Perawatan kejiwaan
telah disusun menggunakan bahasa yang sederhana dan banyak gambar-gambar
Gizi dalam kondisi darurat
yang terperinci untuk memastikan agar informasi yang berada di dalamnya mudah
•
Permukiman sementara
dimengerti oleh semua pihak yang berkepentingan. Ini adalah referensi dan buku
•
Air, sanitasi dan kebersihan
pedoman yang cocok untuk digunakan oleh penggerak kerja sama masyarakat dan
•
Pelayanan kesehatan
pembangunan berkelanjutan, yaitu Kelompok Masyarakat, NGO / LSM, pegawai
•
Undang Undang No. 24 Tahun 2007
Pemerintahan, Universitas dan Organisasi lainnya.
tentang Penanggulangan Bencana
IDEP
IDEP
IDEP
IDEP
IDEP Dicetak dengan dukungan dari:
Paket PBBM dikembangkan dengan dukungan dari
Paket PBBM dikembangkan dengan dukungan dari:
IDEP
Paket PBBM lengkap berisi : Buku panduan, buku formulir, poster-poster dan buku-buku cerita komik
Untu k keterangan lebih lanjut : w w w.idepfoundation.org/pbbm ISBN No : 978-979-24-1310-6
IDEP