BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini yang akan dibahas adalah latar belakang; tujuan dan sasaran; ruang lingkup; kerangka kerja; dan sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang Menurut Garth N. Jone, perencanaan adalah
Parakan pun cukup beragam, mulai dari industri
proses pemilihan dan pengembangan dari tindakan
pengolahan hasil pertanian, industri kerajinan, hingga
yang
industri makanan.
paling
baik
atau
menguntungkan
untuk
mencapai tujuan. Mencapai tujuan perencanaan harus
Ditinjau dari aspek contain, masyarakat di wilayah
memilih
pilihan
Kedu-Parakan merupakan aspek yang paling penting
tersebut.
bagi perkembangan industri ini. Hal ini dibuktikan
yang
langkah-langkah
diperlukan
untuk
dengan
alternatif
mencapai
tujuan
Menetapkan langkah dan strategi perencanaan harus
dengan perkembangan IKM ini
memperhatikan
dari masyarakat itu sendiri. Selain merupakan suatu
pembatas
internal
dan
pengaruh
eksternal sebagai ruang lingkup pembahasan dalam
bentuk
perencanaan.
wilayah
kreatifitas,
yang justru tumbuh
berkembangnya
Kedu-Parakan
merupakan
sektor suatu
IKM
di
bentuk
dua
kemandirian masyarakat setempat untuk meningkatkan
kecamatan di wilayah Kabupaten Temanggung yang
kualitas hidupnya secara personal maupun kualitas
memiliki
hidup warga di sekitarnya.
Wilayah
Kedu-Parakan
potensi
kemasyarakatan
yang
merupakan
perekonomian cukup
besar.
berbasis Potensi
Pada
perencanaan
ini,
ditujukan
agar
perekonomian ini yaitu pada sektor industri kecil
perindustrian khususnya industri kecil menengah yang
menengah (IKM). IKM yang ada di wilayah Kedu-
ada di Wilayah Kedu-Parakan mampu berkembang secara
maksimal.
Selain
itu
bertujuan pula agar
Wilayah Kedu-Parakan menjadi pusat industri kecil
1
menengah di Kabupaten Temanggung. Namun, tidak
sempadan
hanya
Parakan berdasarkan fakta lapangan.
terkonsentrasi
perencanaan
ini
pada
masalah
juga
industri,
bertujuan
bangunan
Wilayah
Kedu-
5. Menyusun skenario perencanaan;
untuk
6. Menetapkan
mengembangkan Wilayah Kedu-Parakan pada setiap
strategi
dan
arah
kebijakan; 7. Menentukan prioritas program;
aspek keruangan sehingga perkembangan yang ada
8. Menetapkan
dapat terjadi secara optimal dan berkelanjutan.
yang
1.2 Tujuan dan Sasaran
rencana
terdiri
dari
spasial
wilayah
rencana
struktur
ruang, pola ruang, struktur dan pola ruang
pengembangan
IKM,
dan
rencana penyediaam fasilitas.
Tujuan dan sasaran penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut. 1.2.1 Tujuan Tujuan dari studio perencanaan ini yaitu
1.3 Ruang Lingkup
membuat produk perencanaan Wilayah Kedu-
Ruang lingkup pada penyusunan laporan ini
Parakan dengan mengkaji kondisi eksisting dan
meliputi ruang lingkup wilayah maupun ruang lingkup
mengacu pada isu perkembangan yang ada serta
materi.
mengarahkannya menjadi suatu wilayah terpadu yang berkonsep industrial “small” city.
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah Berikut merupakan ruang lingkup wilayah makro Kabupaten Temanggung dan wilayah
1.2.2 Sasaran Sasaran dari
penyusunan
laporan
ini
adalah
mikro Wilayah Kedu-Parakan. 1.3.1.1
1. Menyusun
dan
menganalisis
profil
Wilayah Kedu-Parakan; 2. Mengidentifikasi permasalahan
karakteristik yang
ada
dan
di
isu
Wilayah
3. Merumuskan visi, misi, dan konsep untuk pengembangan Wilayah Kedusebagai
industrial
“small”
city; 4. Menganalisis ruang;
merupakan Provinsi
salah Jawa
satu
kabupaten
Tengah.
di
Kabupaten
Temanggung terdiri dari 20 kecamatan.
Kedu-Parakan;
Parakan
Ruang Lingkup Wilayah Makro Kabupaten Temanggung Kabupaten Temanggung
struktur proyeksi;
ruang;
pola
karakteristik
pengguna; kebutuhan ruang; koefisien dasar bangunan; ketinggian bangunan
Kabupaten
Temanggung
terletak
di
tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah yang secara astronomis berada diantara 110o23' - 110o46'30" Bujur Timur dan 7o14' 7o32'35"
Lintang
Temanggung
Selatan.
memiliki
Kabupaten
wilayah
seluas
870,65 km2 (lihat Gambar 1.1).
dan jarak antar bangunan; dan gasris
2
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 1. 1 Peta Administrasi Kabupaten Temanggung
1.3.1.1
Ruang Lingkup Wilayah Mikro KeduParakan Kecamatan Kedu memiliki luas 3498 Ha dan terdiri dari 14 desa, 105 dusun, 414 RT, dan 107 RW. Sementara
itu,
Kecamatan
Parakan
memiliki luas 2222,47 Ha dan terdiri dari
16
desa,
79
dusun,
348
RT,
dan 77 RW. Berikut peta administrasi Wilayah Kedu-Parakan.
3
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 1. 2 Peta Administrasi Wilayah Kedu-Parakan
c. Karakteristik
1.3.2 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi
dalam
proposal
teknis ini meliputi hal berikut, Aspek tata
fisik guna
klimatologi, daya
meliputi
Parakan,
lahan,
topografi,
litologi,
berdasarkan
bahaya
geologi,
sumber
macam
dan
prasarana
jenisnya,
industri
Keduindustri
dan
macam-
berdasarkan
proses
produksinya.
meliputi
aspek
di
potensi-potensi
Wilayah
Kedu-Parakan
ekonomi, aspek kependudukan, aspek
potensi
sosial
perindustrian.
budaya,
Wilayah
macam-macam
Identifikasi
b. Aspek non-fisik non-fisik
di
d. Potensi Wilayah
secara spasial. Aspek
industri
dimaksud
sarana
dan
Karakteristik industri berupa gambaran
yang
alam,
kecil
menengah aktivitas
a. Aspek fisik
industri
organisasi
dan
yang
terkait
yang
ada
terutama dengan
kelembagaan serta pemerintahan.
4
e. Isu dan Permasalahan Wilayah Identifikasi permasalahan yang ada di Wilayah Kedu-Parakan. Permasalahan yang diangkat terutama permasalahan yang bersifat spasial.
1.4 Kerangka Kerja Berikut Kerangka kerja berupa langkah-langkah kerja
adalah
kerangka
kerja
dalam
penulisan
laporan Studio Perencanaan:
dalam penyusunan laporan studio perencanaan.
Data Sekunder: - BPS - Bappeda - Kantor Kecamatan - Kantor Kelurahan - Dinas PU - Dinas Perindustrian - PLN - Internet - PDAM
Penentuan wilayah studi “Wilayah Kedu-Parakan�
Penyusunan dan Analisis Profil Wilayah Kedu-Parakan
Data Primer: - Survey - Wawancara - Observasi - Dokumentasi
Identifikasi Isu dan Permasalahan
Survei lapangan
Basis data dan Kompilasi data
Analisis data
Analisis Struktur Ruang Analisis Pola Ruang
Preskripsi perencanaan Analisis Proyeksi
Program Pembangunan
Konsep, skenario, dan strategi perencanaan
Rencana pengembangan wilayah dan kota
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 1. 3 Kerangka Kerja Kelompok 5B Studio Perencan
5
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika
penulisan
dari
Laporan
Wilayah Kedu-Parakan yang menitikberatkan pada industri kecil dan menengah di kota kecil (Industry in “Small” City).
Akhir
Kelompok 5B Studio Perencanaan Wilayah Kedu-
BAB IV PRESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN Bab ini berisikan visi dan misi perencanaan,
Parakan Industrial “Small” City yaitu:
elemen BAB I
skenario
perencanaan,
PENDAHULUAN
strategi perencanaan dan arah kebijakan,
Bab ini berisikan latar belakang; tujuan dan
prioritas program, rencana spasial wilayah
sasaran; ruang lingkup yang terbagi menjadi
perencanaan.
ruang lingkup materi dan ruang lingkup
BAB V
KESIMPULAN
wilayah; kerangka kerja, serta sistematika
Bab ini berisikan kesimpulan dari laporan
penulisan laporan.
akhir Kelompok 5B Studio Perencanaan
BAB II PROFIL WILAYAH KEDU-PARAKAN Bab ini berisikan tentang karakteristik dan isu wilayah perencanaan di Wilayah KeduParakan. Aspek yang dibahas pada profil wilayah ini yaitu aspek fisik, non fisik, serta karakteristik industri di Wilayah KeduParakan. Selain itu pada bab ini juga dibahas mengenai isu dan permasalahan yang ada di Wilayah Kedu-Parakan. BAB III ANALISIS PERENCANAAN Bab
ini
berisikan
tentang
ananalisis
perencanaan yang akan digunakan pada
6
konsep,
Wilayah Kedu-Parakan Industrial “Small” City.
BAB II PROFIL WILAYAH KEDU-PARAKAN
2.1 Konstelasi Wilayah Pengembangan industri kecil dan menengah
serta
memiliki
tingkat
populasi
dan
kepadatan
Kabupaten Temanggung di Wilayah Kedu-Parakan
penduduk yang tinggi.
Sedangkan wilayah yang
berkaitan erat dengan konstelasi Wilayah Kedu-
dikategorikan
wilayah
Parakandengan wilayah yang lebih luas. Konstelasi
umumnya memiliki jenis usaha sentra industri kecil
Wilayah Kedu-Parakan dengan wilayah yang lebih
dan menengah yang lebih beragam dibandingkan
luas
dengan
ini
dilihat
aksesibilitas, kegiatan
berdasarkan
sistem
ekonomi.
kriteria
yaitu
permukiman,
dan
Kedu-Parakan
yang
pusat Wilayah
3
sebagai
wilayah
menciptakan
perkotaan.
terjadinya
timur, Kecamatan Bulu dan Kledung di sebelah
aliran
selatan, Kecamatan Ngadirejo di sebelah barat dan
Kedu-Parakan.
Kecamatan Jumo di sebelah utara ini dilalui oleh
juga
tiga fungsi jalan, yaitu jalan nasional, provinsi dan
Temanggung
sebagai
kabupaten.
Kabupaten
Temanggung
mendukung
tingginya
pada
tersebut
dapat
pertumbuhan
baru yang mendukung pengembangan industri kecil dan
tersebut
Hal
pusat-pusat
dibatasi oleh Kecamatan Temanggung di sebelah
Hal
pedesaan
menengah
sehingga
distribusi
diharapkan
hasil
perindustrian
Terlebih,
Wilayah
berbatasan
langsung
akan di
Wilayah
Kedu-Parakan
dengan
pusat
ada
Kecamatan
administrasi sehingga
di dapat
tingkat
menciptakan
aksesibilit
proses
as
pengemban
serta
level
of
gan
service
Wilayah
ke
Kedu-
berbagai
Parakan
wilayah
menjadi
di sekitar
kawasan
Wilayah
strategis
Kedu-
ekonomi
Parakan.
Kabupaten
Sarana
Temanggun
transportasi terminal dan
berupa penumpang
barang
memberikan
peta
Gambar 2. 1 Peta Konstelasi Wilayah Kedu-Parakan
juga
kemudahan
g pada tahun 2025. Pada
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
aksesibilitas
di
Wilayah
persebaran
dibawah
ini
desa-kota
dapat
diketahui
bahwa wilayah dengan karakteristik perkotaan paling
Kedu-Parakan. Kondisi demikian sangat mendukung
banyak
adanya pengembangan industri kecil dan menengah
pada wilayah yang berbatasan dengan Kecamatan
di Wilayah Kedu-Parakan dalam hal pendistribusian
Kedu.
bahan baku dan hasil produksi ke dalam maupun
memiliki
ke luar Kabupaten Temanggung.
Kundisari,
Berdasarkan karakteristik sistem pusat permukiman,
Desa Danurejo, dan Desa Salamsari.
Wilayah Kedu-Parakan terdiri dari 2 ciri perkotaan
ditemui
di
Kecamatan
Wilayah/Desa karakteristik Desa
di
Parakan
Kecamatan
perkotaan
Mergowati,
terdapat
Kedu
meliputi
Desa
yang Desa
Mojotengah,
Dapat diketahui dari peta persebaran desa-
yaitu desa dan kota. Wilayah perkotaan memiliki
kota
ciri, yaitu berada di pusat-pusat jalur strategis
Kecamatan terjadi lintas batas administrasi. Hal ini
7
di
atas,
perkembangan
perkotaan
di
dikarenakan faktor letaknya yang strategis (pada
kabupaten
atau
jalur utama penghubung Kabupaten Semarang dan
perkotaan
Parakan
Wonosobo). Berdasarkan Perda nomor 7 tahun
Temanggung termasuk dalam PKL (pasal 9 ayat
2011 tentang RTRW Kabupaten Temanggung tahun
1),
2011-2031, daerah yang termasuk ke dalam Pusat
bahwa
Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan
merupakan salah satu bagian dari Pusat Pelayanan
yang
Kawasan (PPK).
berfungsi
untuk
melayani
kegiatan
skala
beberapa
sedangkan
dan
pasal
Kawasan
9
kecamatan.
Kawasan
Kawasan
Perkotaan
ayat
3
Perkotaan
menyebutkan
Kedu
bersama
Berikut merupakan karakteristik wilayah yang akan dibahas,
2.2 Karakteristik Wilayah
yakni
meliputi
kondisi
fisik
dan
penggunaan
lahan;
kependudukan; infrastruktur dan fasilitas; dan perekonomian.
2.3.1 Karakteristik Keruangan
2.3.1.1 Fungsi Kawasan
Berikut merupakan kondisi fisik dan
Karakteristik
penggunaan lahan Wilayah Kedu-Parakan.
Wilayah
fungsi
Kedu-Parakan
kawasan
terdiri
dari
di
kawasan
budidaya, penyangga, dan kawasan lindung. Wilayah
Kedu-Parakan
didominasi kawasan
oleh
budidaya
sehingga cocok untuk pengembangan kawasan industri kecil dan
menengah.
Pengembangan kawasan budidaya di Wilayah
Kedu-
Parakan
diarahkan
pada
kawasan
peruntukan
industri
yang
dapat
menciptakan aglomerasi
kegiatan
produksi lokasi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
di
satu
dengan
biaya
investasi prasarana yang efisien.
Gambar 2. 2 Peta Kesesuaian Lahan Kawasan Wilayah Kedu-Parakan
2.3.1.2 Penggunaan Lahan Pola penggunaan lahan di Wilayah KeduParakan terdiri dari penggunaan lahan terbangun sebesar 37% dan lahan non terbangun sebesar 63%. Namun, pada lahan terbangun didapat pola permukiman
yang
cenderung
tersebar
secara
sporadis.
Hal
dibawah
dimana
pada
tersebut
dapat
kawasan
simpul-simpul
jalan
dilihat
pada
permukiman terutama
peta
tersebar
pada
Desa
Parakan Wetan dan Kedu yang secara fungsional merupakan pusat pelayanan lingkungan di Wilayah Kedu-Parakan.
Perkembangan
pola
penggunaan
lahan ini memerlukan arahan penggunaan lahan,
8
agar
dapat
menunjang
pengembangan
spasial
Parakan.
industri kecil dan menengah di Wilayah KeduSumber:
Hasil
Analisis
5B
Studio
Kelompok
Perencanaan, 2014
Gambar 2. 3 Peta Tata Guna Lahan Wilayah Kedu-Parakan
2.3.1.1 Sistem
Pusat
Permukiman Sistem
pusat
permukiman
Wilayah
Kedu-Parakan
memiliki
enam Orde
orde
pelayanan.
pertama
yang
merupakan
orde
pusat
pelayanan
utama
yaitu
Kelurahan
Parakan
Kauman
keduanya
dilintasi
oleh
dan
Desa
di Kelurahan Parakan Kauman dan Desa Kedu,
Kedu,
sedangkan
orde
sehingga mudah untuk dijangkau oleh desa-desa
pelayanan terkecil yaitu Desa Watukumpul, Desa
di sekitarnya. Selain itu letak keduanya menyebar
Depokharjo,
sehingga
orde
keenam
yang
Gondang Wayang,
merupakan
Ngadimulyo, dan
tidak
ada
jalur
strategis
kesenjangan
jangkauan
Salamsari. Selain dalam aspek pusat permukiman,
pelayanan dan mampu menjadi pemicu pemerataan
struktur ruang berkaitan pula dengan kelengkapan
pembangunan
sarana pendukung permukiman serta aksesibilitas
Kelurahan
Parakan
Kauman
dan
untuk menjangkau sarana-sarana tersebut.
diharapkan
mampu
menjadi
pusat
di
Wilayah
Kedu-Parakan.. Desa
Kedu
pemasaran
produk-produk
industri
kecil menengah yang ada di Wilayah Kedu-Parakan guna
mendukung
terciptanya
Wilayah
Kedu-Parakan
menjadi
kawasan
strategis
ekonomi
Kabupaten
Temanggung pada tahun 2015. Sumber: Kelompok
Hasil 5B
Analisis Studio
Perencanaan, 2014
Gambar 2. 4 Peta Sistem Pusat Permukiman Wilayah Kedu-Parakan
9
sebagian besar termasuk kedalam green field atau
2.3.1.2 Brown and Green Field
wilayah
Kedu-Parakan
masih
banyak
daerah
terdapat
non-terbangun.
Namun
di
setiap
kelurahan/desa
yang
berada di wilayah KeduParakan
juga
daerah
brown
Daerah
yang
memiliki
field. memiliki
brown field terluas berada di
kelurahan
kauman
dan
parakan parakan
wetan. Artinya bahwa di dua
kelurahan
tersebut
sebagian besar lahannya merupakan
kawasan
terbangun. Berdasarkan
hasil
analisis
kesesuaian
lahan yang merupakan overlay dari peta tata guna lahan, peta kesesuaian lahan dan peta RTRW didapatkan bahwa seluruh wilayah Kedu-Parakan
Karakteristik struktur dan pola ruang di Wilayah Kedu-Parakan dikaji berdasarkan RTRW Temanggung
2011-2031
sebagai
Gambar 2. 5 Peta Brown dan Green Field Wilayah Kedu-Parakan
pelayanan
2.3.1.3 Struktur dan Pola Ruang
Kabupaten
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
(PPK).
sebagai
Pusat
Berdasarkan
Pelayanan
analisis
sistem
Kawasan pusat
permukiman, Wilayah Kedu-Parakan memiliki enam orde pelayanan. Orde pertama yaitu di Kelurahan
berikut. Sumber:
Hasil
Analisis
5B
Studio
Kelompok
Perencanaan, 2014
Gambar 2. 6 Peta Struktur Ruang Wilayah Kedu-Parakan
Berdasarkan Peta Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung, Parakan
Kecamatan
memiliki
pelayanan
sebagai
Kegiatan
Lokal
sedangkan
fungsi Pusat (PKL)
Kecamatan
Kedu
memiliki
fungsi
10
Parakan Kauman dan Desa Kedu, sedangkan orde
strategis untuk pengembangan industri kecil dan
keenam yaitu Desa Watukumpul, Desa Depokharjo,
menengah (IKM).
Gondang
umum
Wayang,
Ngadimulyo,
Selain dalam aspek
dan
Salamsari.
pusat permukiman,
struktur
ruang berkaitan pula dengan aksesibilitas. Adanya
Jalur
Wilayah
yang
melintasi
wilayah
Temanggung-Kedu-Parakan, Parakan
Kedu-Parakan
Jaringan pelayanan angkutan
serta
penumpang
di
memiliki Desa
ini
yaitu
kawasan terminal
Kedu
dan
jalur
perkotaan
barang Desa
dan
Parakan
sebagai jalan nasional, jalan Parakan-Ngadirejo-
Kauman. Selain itu, pemanfaatan sistem jaringan
Patean serta adanya isu strategis pembangunan
transportasi
jalur
materi yaitu sistem jaringan transportasi, energi,
lingkar
Parakan
menunjukkan Wilayah
adanya
pada
tahun
kemudahan
Kedu-Parakan
2015
aksesibilitas
sehingga
wilayah
ini
lingkungan, dan jaringan evakuasi bencana.
karakteristik
jaringan
menanggung 48 penduduk
terbesar
di
total penduduk Kabupaten Temanggung. Sex rasio Kecamatan Kedu adalah 104 yang berarti Kecamatan Kedu Perempuan Laki-Laki
0 Jumlah Penduduk
produktif
Kabupaten
Temanggung yaitu 55.368 jiwa atau 7,5% dari
produktif,
sedangkan
menanggung
47
untuk
penduduk
non
produktif. Berdasarkan piramida penduduk di bawah, diketahui bahwa Kecamatan Kedu dan Parakan merupakan piramida
ekspansif
65+ 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 -19 10 - 14 5 - 9 0 - 4
yang
menunjukkan
5000
4000
tingginya
Kecamatan Parakan Perempuan
Umur
penduduk
non
Kecamatan Parakan pada setiap 100 penduduk
Kecamatan Kedu pada tahun 2012 memiliki
Umur
air,
adalah 48 yang berarti setiap 100 penduduk
demografi
a. Kepadatan dan Distribusi Penduduk
5000
daya
lingkup
ketergantungan penduduk di Kecamatan Kedu
merupakan
65+ 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 -19 10 - 14 5 - 9 0 - 4
sumber
beberapa
telekomunikasi,
Wilayah Kedu-Parakan.
jumlah
memiliki
di
2.3.2 Kependudukan Berikut
wilayah
Laki-Laki
2000 0 2000 Jumlah Penduduk
4000
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Gambar 2. 7 Piramida Penduduk Wilayah Kedu-ParakanTahun 2013
dalam 100 perempuan terdapat 104 laki-laki,
tingkat kelahiran penduduk. Selain itu, besarnya
sedangkan
potensi SDM di Wilayah Kedu-Parakan ditunjukkan
50.698
jiwa
Parakan
penduduk
dengan
memiliki sex
rasio
berdasarkan jumlah penduduk produktif yang sangat
adalah 103:100. Hal ini menunjukkan jumlah
besar
penduduk
mengakibatkan tingginya kebutuhan akan lapangan
penduduk
11
Kecamatan
laki-laki perempuan.
lebih
besar
dibanding
Depedency ratio atau
yaitu
pekerjaan.
52,8-53,5%.
Disisi
lain,
hal
ini
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Grafik diatas menunjukkan jumlah penduduk
60.000
di 55.000 51.942 49.493
50.000
52.460 49.902
53.924 49.752
Wilayah
Kedu-Parakan
pada
tahun
55.368 55.857
2009 hingga 2013 cenderung mengalami
50.698 51.136
Kecamatan
peningkatan. penurunan
45.000 2009
2010 2011 2012 2013 Tahun Kecamatan Kedu Kecamatan Parakan
Namun, Parakan jumlah
pada
tahun
2011
sempat
mengalami
penduduk.
Penurunan
jumlah penduduk ini dikarenakan tingginya migrasi keluar untuk bekerja dan menetap di luar Wilayah Kedu-Parakan.
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Gambar 2. 8 Pertumbuhan Penduduk Wilayah Kedu-Parakan Tahun 2009– 2013
Jumlah Penduduk
6000
Kecamatan Kedu
Grafik
disamping
menunjukkan
5000
persebaran
4000
tertinggi
penduduk berada
Kelurahan
3000
0
dan
Tingginya
jumlah
penduduk
karena
disebabkan posisi
kedua
ini
berada
posisi
yang
kelurahan pada
Kecamatan Parakan
Parakan
Wetan. tersebut
Desa
di
Parakan
Kauman
2000 1000
Jumlah Penduduk
bahwa
strategis
dengan
keterjangkauan
fasilitas
pelayanan.
12000
10000 8000 6000
Sumber:
4000
BPS
Kabupaten
Temanggung, 2014
2000
Gambar 2. 9 Persebaran Penduduk di Wilayah Kedu-Parakan Dirinci Per Desa Tahun 2013
0
Desa
12
b. Penduduk Menurut Agama
Kecamatan Parakan 1690 964
15
197
47832
Kecamatan Kedu Islam
Khatolik
Kristen
Kristen
Budha
Budha
Hindu
Gambar 2. 11 Penduduk Menurut Agama di Wilayah KeduParakan Tahun 2013
13
Islam
Khatolik
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
.
167
203
52191
Hindu
Diagram di atas menunjukkan mayoritas penduduk di Wilayah Kedu-Parakan beragama Islam dengan prosentase 99% untuk Kecamatan Kedu dan 94% untuk Kecamatan Parakan.
c.
Penduduk Menurut Mata Pencaharian Berikut persentase penduduk menurut mata
pencaharian di Wilayah Kedu-Parakan. 6%
Wilayah ditunjukkan
4662
Kecamatan lain
7834 8928
di
masih
memiliki
pendidikan
1237
penduduk
Tidak Sekolah Belum Tamat SD
7788
Kecamatan Kedu
2589
Tidak Sekolah
Belum Tamat SD
11447 16988
5.598 jiwa atau 13% dari jumlah penduduk yang industri
1745
1230
industri di Wilayah Kedu-Parakan yaitu sebanyak sektor
tingkat
24557
Jumlah penduduk yang bekerja pada sektor
di
dengan
6908
Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014 Gambar 2. 12 Perbandingan Jumlah Penduduk Sektor Industri di Wilayah Kedu-Parakan dan Kecamatan Temanggung Tahun 2013
bekerja
Kedu-Parakan
yang rendah.
Kecamatan Parakan 87%
Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir
kualitas sumber daya manusia yang rendah, hal ini
Kecamatan Kedu
7%
d.
Kabupaten
Kecamatan Parakan
Temanggung. Data ini menunjukkan bahwa peran
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
sektor
Gambar 2. 14 Penduduk Menurut Pendidikan Terakhir di Wilayah KeduParakan Tahun 2013
industri
di
Wilayah
Kedu-Parakan
cukup
tinggi. Selain itu, di Wilayah Kedu-Parakan sendiri terdapat sekitar 2.524 jiwa yang bekerja di sektor industri kecil dan menengah, atau sekitar 45,09%
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui
dari jumlah seluruh penduduk di wilayah Kedu-
bahwa
mayoritas
penduduk
pendidikan
terakhir
Parakan yang bekerja di sektor industri.
tamat SD dan hanya sedikit yang tamat akademi maupun universitas. Hal ini menunjukkan rendahnya tingkat
pendidikan
berimplikasi
yang pada
rendahnya kualitas SDM serta
kurangnya
kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya
pendidikan.
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Gambar 2. 13 Penduduk Menurut Mata Pencaharian Wilayah Kedu-Parakan Tahun 2013
14
2.3.1 Infrastruktur dan Fasilitas Berikut
merupakan
sarana
dan
prasarana
yang terdapat pada Wilayah Kedu-Parakan. a.
Jalan
 Jaringan jalan yang melewati Kecamatan Kedu yaitu: -
Jalan
kolektor
yang
menghubungkan
Magelang
dan
Wonosobo
Kecamatan
Bulu
dan
serta
Parakan
Kabupaten
menghubungkan
dengan
Kecamatan
Temanggung.
Jalan
-
lokal
yang
menghubungkan
Kecamatan
Kedu
Kecamatan
dengan
Parakan.

Jaringan
jalan
yang melewati Kecamatan Parakan yaitu: -
Jalan
kolektor
menghubungkan Kab. Magelang dan
Wonosobo
serta
menghubungkan Kec. Parakan dengan
Kecamatan
Temanggung, Kedu, dan Bulu. -
Jalan
lokal
yang
menghubungkan Kec. Parakan dengan serta
Kecamatan Kecamatan
Parakan
Kedu
dan
Bulu. - Jalan
Kolektor
yang
terdapat di wilayah Kelurahan Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 15 Peta Jalan Aspal dan Makadam Wilayah Kedu-Parakan
Pada Wilayah KeduParakan dilalui oleh koridor jalan
yaitu
primer
jalan
yang
kolektor digunakan
sebagai
penghubung
Kecamatan
Temanggung
dan
Parakan
sebagai
kawasan
strategis
pertumbuhan
ekonomi
Provinsi. Sedangkan jalan makadam berada di jalan lokal
dan
lingkungan.
Berikut merupakan rincian jaringan
jalan
Kedu-Parakan:
15
Wilayah
Parakan Kauman, Kecamatan Parakan.
Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011
Gambar 2. 16 Peta Jaringan Jalan dan Kondisi Jalan Wilayah KeduParakan
Seluruh
rumah
Parakan sudah
tangga
di
Wilayah
menggunakan listrik
PLN.
KeduTidak
ada rumah tangga yang menggunakan listrik selain PLN. Selain itu, sudah terdapat pula penerangan jalan. Sedangkan untuk pemadaman listrik jarang terjadi,
hanya
saat
hujan
deras
atau
angin
kencang. (a) (b) Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 17 (a) Jalan Lokal di Desa Bandunggede, Kecamatan Kedu dan (b) Jalan Kolektor di Kelurahan Parakan Kauman
b.
Listrik Pada profil listrik di wilayah Kecamatan Kedu
memiliki satu buah gardu induk yang melayani kebutuhan listrik seluruh penduduk Kecamatan Kedu
Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 20 Jaringan Listrik di Desa Mergowati, Kecamatan Parakan
Jumlah Keluarga
dan Kabupaten Temanggung. 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Gambar 2. 18 Jumlah Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kecamatan Kedu Tahun 2013
Desa Rumah Tangga Pengguna Listrik Listrik PLN Rumah Tangga Pengguna Listrik Listrik Non PLN
Banyaknya Keluarga
3000 2500 2000 1500
Sumber: BPS Kabupaten
1000
Temanggung, 2014
Gambar 2. 19 Jumlah Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kecamatan Parakan Tahun 2013
500 0
Desa/ Kelurahan
PLN
Non PLN
16
c.
Air Bersih Penduduk
pada
wilayah
Kedu-Parakan
memiliki sumber air bersih yang beragam, yaitu
Jumlah Rumah Tangga
sumur, mata air, PAM, dan sungai. 2000 1500
Sumber:
1000
Kabupaten
Gambar 2. 21 Banyaknya Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Dirinci per Desa di Kecamatan Kedu Tahun 2013
500 0
Sumur
Desa
Jumlah Rumah Tangga
BPS
Temanggung, 2014
PAM
Mata Air
2000 1500 1000 500 0
Sumber:
BPS
Kabupaten
Temanggung, 2014
Gambar 2. 22 Banyaknya Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Dirinci per Desa di Kecamatan Parakan Tahun 2013
Desa/ Kelurahan PAM
Sumur
Mata Air
Air Sungai
Dari grafik di atas dapat diketahui rumah tangga di Kecamatan Kedu menggunakan sumber air minum sumur, PAM, dan mata air sedangkan Kecamatan Parakan terdapat pula rumah tangga yang tangga
menggunakan di
kedua
air
sungai.
kecamatan
Namun,
tersebut
rumah
mayoritas
menggunakan sumur.
Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 24 PDAM di Kelurahan Parakan Wetan, Kecamatan Kedu dan Sumur di Desa Ngadimulyo, Kecamatan Parakan
Dari
grafik
dan
diagram
ketersediaan
air
bersih di atas dapat diketahui rumah tangga di Kecamatan Kedu menggunakan sumber air minum sumur, PAM, dan mata air sedangkan Kecamatan Parakan Sumber:
Hasil
Kuesioner
Industri
Kelompok
5B
Studio
Perencanaan, 2014
Gambar 2. 23 Ketersediaan Air Bersih di Wilayah Kedu dan Parakan
17
terdapat
pula
rumah
tangga
yang
menggunakan air sungai. Namun, rumah tangga di kedua kecamatan tersebut mayoritas menggunakan sumur dan PDAM.
d.
Drainase
e.
Persampahan
Berdasarkan hasil kuesioner, kondisi drainase di Kecamatan Kedu 70% dalam kondisi lancar, 9% dalam
kondisi
kering,
dan
13%
dalam
Pada sistem persampahan di Wilayah KeduParakan penjelasannya adalah sebagai berikut.
kondisi
Kedu
mampat. Jenis drainase yang ada mayoritas masih berupa drainase alami yakni tanah dengan sistem
24%
terbuka. Beberapa titik di setiap desa Kecamatan Kedu sudah
terdapat
drainase buatan.
Dibakar
Berbeda
dengan kondisi drainase di Kecamatan Parakan yang
cukup
baik,
yakni
aliran
airnya
Dikubur
56%
20%
Diangkut
lancar.
Namun,masih dijumpai pula saluran drainase yang meluap pada saat hujan karena tersumbat sampah. Selain
itu,
ada
beberapa
desa/kelurahan
Parakan
yang
tidak memiliki drainase tersier sehingga aliran air
31%
hujan mengalir di jalan lokal dan jalan lingkungan
Dibuang ke sungai
44%
Dibakar
dan menyebabkan genangan.
Diambil petugas
25%
Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 27 Sistem Persampahan Kecamatan Kedu dan Parakan
Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 25 Jaringan Drainase di Desa Mergowati, Kecamatan Kedu Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 28 Persampahan Desa Sunggingsari, Kecamatan Parakan
Pengelolaan Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 26 Drainase Sekunder di Desa Tegalroso, Kecamatan Parakan
sampah
di
Kecamatan
Kedu
dengan cara dibakar sebesar 56%. Hanya Desa Kedu sampah
yang
menggunakan
dan
memiliki
metode
TPS.
Berbeda
Kecamatan Parakan yang mayoritas sungai
dengan
besar
pengangkutan
persentase
dengan
dibuang ke 44%.
Hanya
18
Kelurahan Wetan,
Parakan
dan
Desa
Kauman,
Kelurahan
Mandisari
yang
Parakan
mengangkut
sampahnya dan mempunyai TPS. f.
Sanitasi
Jamban Sendiri
14% 7%
Jamban Umum
Bukan Jamban
79%
Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 29 Presentase Tempat BAB di Kecamatan Kedu
Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa secara umum penduduk Kecamatan Kedu memiliki jamban, namun masih terdapat desa yang tidak memiliki jamban yaitu Desa Tegalsari, Bojonegoro, dan Desa Kutoanyar. Begitu pula di Kecamatan Parakan,
hampir
menggunakan
jamban
seluruh
warganya
pribadi.
Sedangkan
sudah WC
umum hanya dapat dijumpai di Desa Tegalroso, Desa Traji, Desa Watukumpul, Desa Sunggingsari, Desa
Glapansari,
Desa
Caturanom,
Depokharjo, dan Desa Ringinanom.
19
Desa
d. Pengolahan Limbah Industri Terdapat
pengolahan
limbah
industri
di
Kecamatan Parakan yakni pada sentra industri tahu
yang
terdapat
Kauman. Industri
di
Kelurahan
tahu ini
Parakan
mendapat bantuan
pemerintah sehingga terdapat pengolahan limbah cair dan menghasilkan biogas yang bermanfaat bagi masyarakat. Sumber:
Hasil
Kuesioner
Industri
Kelompok
5B
Studio
Perencanaan, 2014
Gambar 2. 32 Diagram Pengelolaan Limbah Hasil Industri Wilayah Kedu-Parakan
Dari gambar dan diagram Pengolahan Limbah Hasil Industri Wilayah Kedu-Parakan di atas dapat diketahui bahwa pengolahan limbah hasil industri
di
kedua
kecamatan
sudah
dapat
mengelola limbah hasil industri dengan baik, terbukti
bahwa
sudah
terdapat
saluran
khusus/IPAL untuk sistem pengelolaan limbah Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan,
yang
2014
ada
sekitar
Gambar 2. 311 Pengelolaan Limbah di Desa Wanutengah, Kecamatan Parakan
6%
di
lokasi
industri
industri. yang
Sisanya
tidak
hanya
menimbulkan
limbah.
Rumah Tangga
e. Telekomunikasi 600
Gambar 2. 33 Jumlah Sarana Telekomunikasi di Kecamatan Kedu dirinci Per Desa Tahun 2013
400 200 0
Kantor Pos/Pembantu
Desa Wartel/
Pesawat TV
Pesawat Radio
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
4
Jumlah
Gambar 2. 34 Jumlah Sarana Telekomunikasi di Kecamatan Parakan dirinci Per Desa Tahun 2013
3 2 1 0
Warnet
Wartel
Desa/ Kelurahan Kantor Telepon
Kantor Pos
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
20
data
di
atas
diketahui
Kecamatan
Kedu
mayoritas
mempunyai
sarana
telekomunikasi berupa TV dan radio.
Masih
sebuah Kedu
dapat
kantor dan
Sedangkan Parakan
dijumpai
pos
di
beberapa untuk terdapat
Jumlah
Berdasarkan
40 30 20 10 0
Desa Wartel.
Kecamatan
Desa
beberapa
warnet dan wartel serta kantor pos di Parakan Kauman.
Keluarga Pengguna Telepon‌ Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Gambar 2. 35 Jumlah Keluarga Pengguna Telepon Kabel di Kecamatan Kedu Dirinci Per Desa Tahun 2011
Pengguna telepon kabel terbanyak ada di Desa Kutoanyar dan paling sedikit di Desa Salamsari.
21%
Sedangkan untuk ketersediaan BTS hanya ada Ada Kuat
di Desa Kedu dan sinyal HP sudah menjangkau
Ada Lemah
di semua desa. Berbeda dengan Kecamatan Parakan 10 dari 16 desa/kelurahan yang ada
79%
sudah terlayani oleh PT Telkom. Berdasarkan hasil
kuesioner
seluruh
desa/
kelurahan,
masyarakat lebih banyak menggunakan telepon
Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan,
genggam sebagai alat komunikasi.
2014
Gambar 2. 36 Kekuatan Sinyal Handphone di Kecamatan Kedu
f. Pendidikan Sarana pendidikan yang terdapat pada wilayah Kedu-Parakan penjelasannya adalah sebagai berikut. 5
Jumlah
4 3 2
1 0
Desa TK Swasta
SD Negeri
SD Swasta
SMP Negeri
SMP Swasta
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Gambar 2. 37 Sarana Pendidikan di Kecamatan Kedu Tahun 2013
21
SMU Swasta
Jumlah
8 6 4
2 0
Desa/ Kelurahan TK Negeri
TK Swasta
SD Negeri
SD Swasta
SMP Negeri
SMP Swasta
SMU Negeri
SMU Swasta
Perguruan Tinggi Swasta
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Gambar 2. 38 Sarana Pendidikan di Kecamatan Parakan Tahun 2013
Semua desa di Kecamatan Kedu sudah memiliki
sudah memiliki TK dan untuk SD masih ada
sarana pendidikan TK dan SD, namun tidak
desa
semua desa memiliki sarana pendidikan SMP
Ringinanom dan Desa Depokharjo. Desa yang
dan
memiliki
SMA.
Desa
yang
memiliki
sarana
yang
belum
sarana
memiliki
terlengkap
yaitu
adalah
Desa
Kelurahan
terlengkap adalah Desa Kutoanyar, Mojotengah,
Parakan Wetan, Parakan Kauman, dan Desa
Bandunggede,
Mandisari serta terdapat perguruan tinggi swasta
Kecamatan
Sumber:
dan
Parakan,
Hasil
Tegalsari. setiap
Observasi
Sedangkan desa/
Kelompok
di
kelurahan
5B
Studio
di Desa Wanutengah.
Sumber:
Hasil
Observasi
Kelompok
5B
Studio
Perencanaan, 2014
Perencanaan, 2014
Gambar 2. 402 SMP Negeri 2 Kedu, Di Desa Gondang Wayang, Kecamtan Kedu
Gambar 2. 39 SD di Desa Wanutengah, Kecamatan Parakan
g. Peribadatan Setiap desa di Kecamatan Kedu memiliki masjid
Desa Glapansari, dan Desa Traji yang memiliki
dan surau,
gereja. Di Kecamatan ini juga terdapat vihara di
Desa
sedangkan gereja hanya ada di
Candimulya,
Bandunggede,
Kedu,
dan
Kelurahan
Gondang Wayang. Begitu juga di Kecamatan
sedangkan
Parakan, semua desa/kelurahan memiliki masjid
Wetan.
Parakan Klenteng
kauman
dan
Desa
di
Kelurahan
Traji,
Parakan
dan mushola, hanya Kelurahan Parakan Wetan,
22
Jumlah
20 Gambar 2. 41 Banyaknya Sarana Peribadatan Per Desa di Kecamatan Kedu Tahun 2013
15 10 5 0
Masjid
Surau
Gereja Protestan
Desa Gereja Katolik
Pura
Vihara
Klenteng
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
20
Jumlah
Gambar 2. 42 Banyaknya Sarana Peribadatan Per Desa di Kecamatan Parakan Tahun 2013
15 10 5
0
S u m b Desa/ Kelurahan Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014 Masjid Surau Gereja Katholik Gereja Protestan
Pura
Vihara
Klenteng
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan,
Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan,
2014
2014
Gambar 2. 44 Masjid di Desa Kedu, Kecamatan Kedu
Gambar 2. 43 Gereja di Kelurahan Parakan Wetan Kecamatan Parakan
h. Kesehatan Seluruh
desa
dengan di
Kecamatan
Kedu
memiliki
Kecamatan
Parakan,
sarana
kesehatan
yang ada lebih lengkap yakni terdapat RS Ngesti
Posyandu. Hampir semua desa memiliki minimal 2
Waluyo.
sarana
dan
Parakan dan wilayah sekitarnya. Selain itu, hampir
Kutoanyar yang hanya memiliki posyandu. Berbeda
semua desa memiliki minimal 2 sarana kesehatan
23
kesehatan,
kecuali
Desa
Danurejo
Rumah
sakit
ini
melayani
Kecamatan
kecuali
Kelurahan
Parakan
Wetan
dan
Desa
Dangkel.
Jumlah
15 \
10 5 0
Desa Posyandu Poliklinik
Poskesdes RSU Pemerintah
Puskesmas RSU Swasta
Puskesmas Pembantu RS Bersalin
Gambar 2. 45 Sarana Kesehatan di Kecamatan Kedu Tahun 2013
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Gambar 2. 46 Sarana Kesehatan di Kecamatan Parakan Tahun 2013
Jumlah
20 15 10 5 0
Desa/ Kelurahan Posyandu Polindes Puskesmas Poliklinik RSU Pemerintah RSU Swasta Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Puskesmas Pembantu RS Bersalin
Gambar 2. 47
RS Ngesti Waluyo di Desa Wanutengah, Kecamatan Parakan
Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
i. Transportasi Desa
Kedu
mengindikasikan
Kedu
sebagai
pusat Kecamatan Kedu yang melayani desa lain
terbanyak dibandingkan desa-desa lainnya yang
di sekitarnya. Sedangkan kendaraan umum di
ada di Kecamatan Kedu, hal ini menunjukkan
Kecamatan Parakan didominasi oleh kendaraan
Desa Kedu merupakan desa paling maju di
pick up.
Kedu.
sarana
Desa
transportasi
Kecamatan
memiliki
bahwa
Selain
itu
juga
24
100
Jumlah
80 60 40 20 0
Sepeda Motor
Desa Mini Bus Station
Dokar
Truk
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Gambar 2. 48 Jumlah Sarana Transportasi di Kecamatan Kedu Tahun 2013
Kecamatan
Parakan
sudah
memiliki
dengan
tipe
Jetis, m
2
dapat
terminal
C
dengan
yang
di
luas
Desa 5.207
menampung
50
unit bus umum dan 25 unit angkutan
umum.
Terdapat
beberapa rute bis kecil, bis sedang, yang
dan
melewati
Parakan Magelang
bis
besar
Kecamatan diantaranya
–
Parakan,
Parakan – Kendal, Parakan –
Temanggung,
Magelang
–
dan
Wonosobo.
Sedangkan
untuk
menghubungkan
antar
desa/
kelurahan
Kecamatan
Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
di
Parakan
Gambar 2. 49 Peta Trayek Angkutan Umum Kecamatan Parakan
menggunakan 4 jenis angkutan desa yang juga menghubungkan Kecamatan Parakan dengan kecamatan lain di sekitarnya. Rute 4 jenis angkutan antar desa diantaranya:
GAP sebanyak 20 unit dengan rincian rute sebagai berikut: - Parakan – Campursalam – Kutoanyar – Kundisari – Bojonegoro – Gondang Wayang – Gedongsari – Bandung Gede – Tegalsari – Parakan. - Parakan – Tegalsari – Bandung Gede – Gedongsari – Gondang Wayang – Bojonegoro – Kundisari – Kutoanyar – Campursalam – Parakan. - Parakan – Campursalam – Kutoanyar – Kundisari – Mergowati – PP.
AMOR sebanyak 10 unit dengan rute: Parakan – Caturanom – Tanduran – Brangkongan – Paponan
– Mayongan – Ngadigunung – Tuksari – Tlogowiro – Balesari – Mranggen – Kawagean – Depokharjo – Ringinanom – Parakan.
25
KALINGGA sebanyak 20 unit dengan rincian rute sebagai berikut - Parakan – Ringinanom – Depokharjo – Kewagean – Mranggen – Balesari – Tlogowiro – Tuksari – Ngadigunung – Mayongan – Paponan – Brangkongan – Tanduran – Caturanom – Parakan. - Parakan – Ringinanom – Depokharjo – Kewagean – Gentingsari – Bansari – Lengotono – Candisari/ Bungkol –tegalw Talun – Sempon – Nggenting
- Watukumpul – Mandisari – Parakan.
ERLANGGA sebanyak 10 unit dengan rute E: Parakan – Mandisari – Watukumpul – Nggenting –
Sempon – Talun – Candisari/ Bungkol – Lengotono – Bansari – Gentingsari – Kewagean – Depokharjo – Ringinanom – Parakan. Penduduk yang memilih jalan kaki, biasanya
8%
dekat dengan tempat kerja, sekolah atau pasar. Sedangkan
banyaknya
memilih
menggunakan
dikarenakan
kendaraan
praktis,nyaman, kapan
aman
saja
penduduk
yang
kendaraan pribadi dan
lebih
dibandingkan
44%
pribadi,
dianggap dapat
Jalan Kaki
lebih
Kendaraan Pribadi Kendaraan Umum
48%
digunakan
menggunakan
kendaraan umum. d. Perekonomian dan Perdagangan
Sumber:
Sarana Perekonomian dan Perdagangan yang terdapat di wilayah Kedu-Parakan penjelasannya
Gambar 2. 513 Jumlah Sarana Perekonomian di Kecamatan Kedu Tahun 2013
Jumlah
adalah sebagai berikut
Hasil
Olah
Data
Kelompok
5B
Studio
Perencanaan, 2014
Gambar 2. 50 Moda Transportasi Penduduk Wilayah Kedu Parakan
5 4 3 2 1 0
Desa Bank Umum BKK Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
BPR Lainnya
Koperasi Non KUD
Jumlah
15 10 Gambar 2. 52 Jumlah Sarana Perekonomian di Kecamatan Parakan Tahun 2013
5 0
BPR Lainnya
Bank Umum
Desa/ Kelurahan BKK Bank Pasar
KUD
Kantor Pos
Pegadaian
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Berdasarkan data di atas diketahui Kecamatan
bahwa
Desa
Kedu
merupakan
pusat
dari
Kedu tepatnya di Desa Kedu memiliki sarana
Kecamatan Kedu. Kemudian untuk Kecamatan
perekonomian terlengkap, hal ini mengindikasikan
Parakan, Kelurahan Parakan Kauman sebagai
26
dengan
Jumlah
kelurahan
sarana
perekonomian
terlengkap.
100 80 60 40 20 0
Desa Restoran/RM/Warung Makan
Warung/Toko/Kios
Pasar Umum
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Jumlah
Gambar 2. 53 Jumlah Sarana Perdagangan di Kecamatan Kedu dirinci Per Desa Tahun 2013 250 200 150 100 50 0
Desa/ Kelurahan Restoran/ RM/ Warung Makan
Warung/ Toko/ Kios
Pasar Umum
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Gambar 2. 54 Jumlah Sarana Perdagangan di Kecamatan Kedu dirinci Per Desa Tahun 2013
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa Desa Kedu
merupakan
perdagangan
desa yang paling
mengindikasikan
bahwa
memiliki
sarana
banyak Desa
Kedu
yang sebagai
pusat yang melayani desa lain di sekitarnya. Sedangkan adanya pasar, warung, dan toko memudahkan pendistribusian hasil produksi baik pertanian
maupun
industri
penduduk
serta
memenuhi kebutuhan masyarakat. Di Kecamatan Parakan juga terdapat sarana perdagangan dan jasa dengan jangkauan pelayanan yang luas, seperti
Pasar
Legi,
perbankan,
dan
deretan
toko, warung makan, koperasi dan swalayan. Pasar,
pertokoan,
dan
perbankan
ini
menjangkau Kecamatan Parakan dan sekitarnya, seperti
Kecamatan
Sedangkan
27
kelurahan
Kledung
dan
yang
memiliki
Bansari. sarana
Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014 Gambar 2. 55 Pasar sedang di Renovasi di Kelurahan Parakan
Kauman, Kecamatan Parakan
perdagangan
2.3.1
paling
banyak
adalah
Kelurahan
Parakan Kauman.
Perekonomian
Berikut merupakan karakteristik kegiatan ekonomi di Wilayah Kedu-Parakan.
Pertumbuhan Ekonomi (%)
a. Pertumbuhan Ekonomi Kegiatan
9
menjadi
8,26
8
7,57
7 6 4 3
pembangunan daerah.
Kecamatan Kedu
3,94
2,28
2
Kecamatan Parakan
0,26
0 2008
2009
2010
2011
Pertumbuhan
Wilayah
Kedu-
Parakan
dapat
salah satunya melalui pertumbuhan ekonomi
Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014 Gambar 2. 56 Perbandingan Persentase Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung, Kecamatan Kedu, dan Kecamatan Parakan Tahun 2008-2011
(PDRB).
di
direpresentasikan
Tahun
Bruto
Kondisi
perekonomian
1,91
1
satu
kebijakan
4,65
4,31
4,47
3,54
salah
prioritas utama dalam
Kabupaten Temanggung
4,9
5,21
5
ekonomi
perekonomian
Wilayah
Kedu-Parakan
dan kontribusi sektor dalam Domestik
cenderung
kurang
Pendapatan Regional stabil
jika
dibandingkan dengan pertumbuhan perekonomian Kabupaten Temanggung, terutama di Kecamatan Parakan pada
tahun
2010 disebabkan
karena kontribusi
pertanian
menurun hingga
6%. Disisi
lain,
terjadi
peningkatan laju ekonomi Kecamatan Kedu pada tahun 2010 hingga mencapai 7,57% karena adanya peningkatan kontribusi industri pengolahan sebesar 22%. Wilayah
Kedu-Parakan
18
kontribusi
18
PDRB yang cukup baik
17
terhadap
17
mempunyai
Temanggung
terhitung
dari tahun 2008 sampai dengan
tahun
2011.
Namun,
melihat
dukungan
sumberdaya
yang
di
ada
Kedu-Parakan terdapat yang
di
sentra
cukup
sana
Wilayah industri
banyak
di
seharusnya
kontribusi PDRB
mana
perolehan Wilayah
Kedu-
(%)
Kabupaten
17,55
16 16
15,93
15
15,16
15 14
14,82
14,77
2009
2010
PDRB Wilayah Kedu-Parakan
14 13 2007
2008
2011
Tahun Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Gambar 2. 47 Persentase PDRB Wilayah Kedu-Parakan terhadap Kabupaten Temanggung Tahun 2007-2011
28
Parakan dapat ditingkatkan lagi. Melihat fakta tersebut, pertumbuhan perekonomian selanjutnya mungkin dapat terwujud melalui pengoptimalan sektor industri. 1,60
Grafik di samping mampu
1,40
1,44
1,20
PDRB Sektor Industri Wilayah Kedu-Parakan
(%)
1,00
0,80 0,60 0,40 0,20
0,45
0,41
0,43
0,45
melengkapi
grafik
sebelumnya
mengenai
kontribusi
PDRB
Kedu-Parakan
terhadap
PDRB
Kabupaten
Temanggung.
Persentase
kontribusi
sektor
industri
terhadap
PDRB
sektor
industri
0,00 2007
2008
2009
2010
2011
Tahun
Kabupaten
Temanggung meningkat
yang
terus
menjadi
fakta
pendukung Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014
Gambar 2. 58 Persentase Kontribusi PDRB Sektor Industri Wilayah Kedu-Parakan terhadap PDRB Sektor Industri Kabupaten Temanggung Tahun 2007-2011
b. Tipologi Sektor (Identifikasi Sektor Unggulan) Berikut merupakan tipologi sektor di Wilayah Kedu-Parakan.
29
Wilayah
terciptanya
untuk pertumbuhan
perekonomian
Wilayah
Kedu-Parakan
melalui
sektor industri.
PB>0 SEKTOR UNGGULAN
SEKTOR BERKEMBANG
-
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
-
Pengankutan dan Komunikasi
LQ≼1
LQ<1 -
Jasa-jasa Keuangan, Sewa, dan Jasa Perusahaan Bangunan Listrik, Gas, dan Air Bersih
SEKTOR TERBELAKANG
-
Industri Pengolahan
-
Pertambangan dan Penggalian
-
Pertanian
SEKTOR POTENSIAL PB<0
Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 59 Tipologi Identifikasi Sektor Unggulan Kecamatan Kedu Tahun 2011
30
PB>0 SEKTOR BERKEMBANG
SEKTOR UNGGULAN
-
Listrik, Gas, dan Air Bersih
-
Keuangan, Sewa, dan Jasa Perusahaan Pengangkutan dan Komunikasi Industri Pengolahan
LQâ&#x2030;Ľ1
LQ<1
-
Pertanian
-
Jasa-jasa
-
Bangunan
-
Perdagangan, Hotel, dan
-
Pertambangan dan Penggalian
Restoran
SEKTOR TERBELAKANG
SEKTOR POTENSIAL
PB<0 Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 60 Tipologi Identifikasi Sektor Unggulan Kecamatan Parakan Tahun 2011
Berdasarkan identifikasi sektor unggulan melalui tipologi sektor di atas maka dapat diketahui bahwa sektor industri di Kecamatan Kedu merupakan sektor potensial, sedangkan sektor industri di Kecamatan Parakan tergolong pada sektor unggulan. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa pertumbuhan perekonomian Wilayah Kedu-Parakan selanjutnya dapat dilakukan melalui pengoptimalan beberapa sektor diantaranya sektor industri dan peningkatan integrasi sektor industri di Wilayah Kedu-Parakan. Sektor industri Wilayah Kedu-Parakan bisa dijadikan sektor prioritas setelah sektor jasa untuk dikembangkan lagi sehingga bisa meningkatkan kontribusinya terhadap pertumbuhan perekonomian Wilayah Kedu-Parakan.
Karakteristik Industri
Kabupaten
Temanggung
memiliki
berbagai macam industri pengolahan dengan
sentra
tersebar
di
industri
seluruh
kecil
yang
kecamatan
di
Kabupaten Temanggung. Industri yang ada pun cukup beragam dari segi jenis
komoditas,
pangan, kerajinan,
kayu
seperti
primer
kimia
hasil dan
industri hutan, bahan
35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0
Unit Usaha
2.1
Industri Pangan
Industri Kayu Kerajinan Primer Hasil Hutan
Industri Kimia dan Bahan Bangunan
Industri Sandang
Industri Logam dan Elektronika
Jenis Industri Sumber: Dinas Perindustrian dan UMKM Kabupaten Temanggung, 2013
Gambar 2. 615 Grafik Jumlah Industri di Kabupaten Temanggung berdasarkan Jenisnya
31
bangunan, sandang, serta industri logam dan elektronika. hanya
beragam
dari
jenisnya, perindustrian di
Unit Usaha
Tidak
Kabupaten
12 10 8 6 4 2 0
Temanggung juga
beragam
dari segi skala usaha.
Skala
Kecamatan Sumber: Dinas Perindustrian dan UMKM Kabupaten Temanggung, 2013
Gambar 2. 62 Grafik Jumlah Industri Besar di Kabupaten Temanggung
usaha perindustrian
yang ada di Kabupaten Temanggung antara lain industri besar, industri sedang, industri kecil, dan industri rumah tangga. Berikut merupakan grafik persebaran perindustrian tersebut. 12
Unit Usaha
10 8 6 4 2 0
Kecamatan Sumber: Dinas Perindustrian dan UMKM Kabupaten Temanggung, 2013
Gambar 2. 63 Grafik Jumlah Industri Sedang di Kabupaten Temanggung
Berdasarkan grafik-
2.000
grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah
1.000
industri yang ada di
500
Sumber: Dinas Perindustrian dan UMKM Kabupaten Temanggung, 2013
Gambar 2. 64 Grafik Jumlah Industri Kecil di Kabupaten Temanggung
Wonoboyo
Tlogomulyo
Candiroto
Ngadirejo
Tretep
Bejen
Jumo
Bansari
Selopampang
Kecamatan
Gemawang
Tembarak
Bulu
Kranggan
Parakan
Pringsurat
Kaloran
Kledung
Kandangan
Kedu
0
Temanggung
Unit Usaha
1.500
Wilayah
Kedu-
Parakan
sangatlah
banyak,
terutama
untuk
industri
berskala kecil. Hal ini
mengindikasikan
bahwa
Wilayah
Kedu-Parakan
memiliki potensi industri pengolahan yang sangat besar. Dilihat dari skala industri yang berkembang pesat yaitu industri kecil, potensi perindustrian yang ada diperkirakan berkembang dari adanya suatu kreativitas
32
masyarakat. Hal ini apabila mendapatkan suatu perhatian yang baik akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Temanggung pada umumnya dan masyarakat di Wilayah Kedu-Parakan khususnya. Berikut merupakan karateristik industri di wilayah studi Kedu-Parakan. a. Gambaran Aktivitas Industri di Wilayah Kedu-Parakan Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang memberikan kontribusi sebesar 22% dari total PDRB Kecamatan Kedu. Sektor tersebut juga didukung oleh tingginya partisipasi penduduk yang bermata pencaharian pada sektor industri pengolahan yang memberikan proporsi sebesar 20% dari 30.986 jiwa penduduk yang bekerja.
Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 65 Peta Persebaran Unit Usaha Sentra Industri Hulu Wilayah Kedu-Parakan
Peta
persebaran
industri
di
atas
Kecamatan Kedu terbagi menjadi 3 jenis, yaitu
menunjukkan adanya aglomerasi sentra industri
industri
besar
di kawasan perkotaan Kecamatan Kedu (Desa
pekerja
sebanyak
Danurejo,
dengan
tenaga
Kedu,
Mergowati,
dan
Desa
dengan 2
kerja
tenaga
kerja
>100
unit,
industri
sedang
antara
20-99
pekerja
Kundisari). Hal ini diindikasikan karena adanya
sebanyak 1 unit, dan industri kecil dan rumah
kemudahan aksesibilitas dan kelengkapan sarana
tangga dengan jumlah tenaga kerja antara 1-19
dan prasarana. Sektor industri pengolahan di
pekerja sebanyak 1345 unit.
Jenis industri
industri kecil dan rumah tangga ini memberikan
memiliki
kecil dan rumah
jumlah
pekerja
tangga yang
2.597
jiwa
ini
kontribusi
bagi
pendapatan
daerah,
namun
diantaranya terdiri dari industi rajutan, genteng,
permasalahan terkait kurangnya modal, kualitas
batu bata, emping melinjo, anyaman pelepah
SDM, dan akses terhadap pasar yang lebih
pisang, dan
33
sentra
keranjang
industri
sapu
tembakau, ijuk.
gerabah
tanah,
luas menjadikan industri-industri yang terdapat
Banyaknya
jumlah
di Kecamatan Kedu menjadi sulit berkembang.
Sektor unggulan yang dimiliki oleh Kecamatan
sedang
Parakan
sebanyak
Sektor
adalah industri
sektor
industri
pengolahan.
pengolahan
ini
dari
terdiri
3
kategori yaitu industri besar (tenaga kerja>100 pekerja)
sebanyak
5
unit
usaha,
rumah
(tenaga 2
tangga
industri
kerja
20-99
dan
(tenaga
industri
kerja
1-19
pekerja) kecil
dan
pekerja)
sebanyak 1.118 unit. Selain itu, adanya sektor
industri
industri didukung oleh banyaknya home industry di
Kecamatan
mendominasi
Parakan. di
Jenis
Kecamatan
industri
yang
Parakan
adalah
berupa industri kecil (home industry). Di sisi lain,
Kecamatan
Parakan
memilki
5
industri
besar yang rata-rata berbasis pada perkayuan, industri sebanyak
ini
mampu kurang
menyerap
lebih
4.975
tenaga jiwa
kerja (Dinas
Pedagangan, Industri, dan UMKM, 2011).
34
Tabel II. 1 Daftar Sentra Industri Kecil di Wilayah Kedu-Parakan Karakteristik Industri
Hulu
Hilir
35
Nama Sentra Industri
Alamat Kecamatan
Desa/Kel
Tahu
Parakan
Parakan Kauman
Tahu
Parakan
Wanutengah
Tahu
Parakan
Dangkel
Perajang Tembakau
Parakan
Watukumpul
Perajang Tembakau Perajang Tembakau
Parakan Parakan
Tegalroso Traji
Rajutan
Parakan
Parakan Wetan
Rajutan
Parakan
Traji
Rajutan tas
Parakan
Caturanom
Rajutan
Parakan
Campursalam
Rajutan
Kedu
Karangtejo
Rajutan
Kedu
Danurejo
Anyaman Pelepah Pisang
Kedu
Mergowati
Anyaman Pelepah Pisang
Kedu
Mojotengah
Pakaian Jadi
Parakan
Parakan Kauman
Keranjang Tembakau
Parakan
Traji
Lenteng
Parakan
Mandisari
Tempe
Parakan
Dangkel
Ceriping
Parakan
Campursalam
Emping Jet
Parakan
Wanutengah
Kue Basah
Parakan
Wanutengah
Ceriping Ketela
Parakan
Nglondong
Ceriping
Parakan
Mandisari
Kerupuk Rambak
Parakan
Ringinganom
Emping melinjo
Kedu
Karangtejo
Batu bata
Kedu
Kundisari
Batu bata
Kedu
Gondangwayang
Batu bata
Kedu
Bojonegoro
Batu bata
Kedu
Candimulyo
Genteng
Kedu
Kundisari
Genteng
Kedu
Tegalsari
Gerabah Tanah Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Pengrajin ijuk Terompah Kayu
Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu
Kundisari Kedu Bojonegoro Karangtejo Bandunggede Gondangwayang Ngadimulyo Mergowati Tegalsari Mergowati
Emping Jagung
Kedu
Kutoanyar
Karakteristik Industri
Nama Sentra Industri
Alamat Kecamatan
Desa/Kel
Keranjang Sayur Jemuran
Kedu Kedu
Gondangwayang Gondangwayang
Ceriping Telo
Kedu
Ngadimulyo
Tempe
Kedu
Bandunggede
Ceriping Gendar
Kedu
Bandunggede
Kedu
Mergowati
Rigen Sumber: Disperindag Kabupaten Temanggung, 2012
36
Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 65 Peta Persebaran Unit Usaha Sentra Industri Hulu Wilayah Kedu-Parakan
a. Gambaran Aktivitas Industri di Wilayah Kedu-Parakan Sektor
jumlah tenaga kerja antara 1-19 pekerja sebanyak 1345 unit.
industri
pengolahan
merupakan
Jenis industri kecil dan rumah tangga
sektor yang memberikan kontribusi sebesar
yang memiliki jumlah pekerja 2.597 jiwa ini
22% dari total PDRB Kecamatan Kedu.
diantaranya
Sektor tersebut juga didukung oleh tingginya
genteng,
partisipasi
anyaman
penduduk
yang
bermata
terdiri batu
dari
bata,
pelepah
industi
rajutan,
emping
melinjo,
pisang,
keranjang
pencaharian pada sektor industri pengolahan
tembakau, gerabah tanah, dan industri sapu
yang memberikan proporsi sebesar 20% dari
ijuk. Banyaknya jumlah industri kecil dan
30.986 jiwa penduduk yang bekerja.
rumah tangga ini memberikan kontribusi bagi
Peta persebaran sentra industri di atas
pendapatan daerah, namun permasalahan
menunjukkan
terkait kurangnya modal, kualitas SDM, dan
adanya
aglomerasi
sentra
industri di kawasan perkotaan Kecamatan
akses
Kedu (Desa Danurejo, Kedu, Mergowati,
menjadikan industri-industri yang terdapat di
dan Desa Kundisari). Hal ini diindikasikan
Kecamatan Kedu menjadi sulit berkembang.
karena adanya kemudahan aksesibilitas dan
terhadap
Sektor
pasar
unggulan
yang
yang
lebih
dimiliki
luas
oleh
kelengkapan sarana dan prasarana. Sektor
Kecamatan Parakan adalah sektor industri
industri
Kedu
pengolahan. Sektor industri pengolahan ini
terbagi menjadi 3 jenis, yaitu industri besar
terdiri dari 3 kategori yaitu industri besar
dengan tenaga kerja >100 pekerja sebanyak
(tenaga kerja>100 pekerja) sebanyak 5
2 unit, industri sedang dengan tenaga kerja
unit usaha, industri sedang (tenaga kerja
antara 20-99 pekerja sebanyak 1 unit, dan
20-99 pekerja) sebanyak 2 industri dan
industri kecil dan rumah tangga dengan
industri kecil dan rumah tangga (tenaga
pengolahan
di
Kecamatan
kerja 1-19 pekerja) sebanyak 1.118 unit.
37
Selain itu, adanya sektor industri didukung
Kecamatan Parakan memilki 5 industri besar
oleh banyaknya home industry di Kecamatan
yang rata-rata berbasis pada perkayuan,
Parakan. Jenis industri yang mendominasi
industri ini mampu menyerap tenaga kerja
di
sebanyak kurang lebih 4.975 jiwa (Dinas
Kecamatan
Parakan
adalah
berupa
industri kecil (home industry). Di sisi lain,
Pedagangan, Industri, dan UMKM, 2011).
Tabel II. 1 Daftar Sentra Industri Kecil di Wilayah Kedu-Parakan Karakteristik Industri
Hulu
Hilir
Nama Sentra Industri
Alamat Kecamatan
Desa/Kel
Tahu
Parakan
Parakan Kauman
Tahu
Parakan
Wanutengah
Tahu
Parakan
Dangkel
Perajang Tembakau
Parakan
Watukumpul
Perajang Tembakau Perajang Tembakau
Parakan Parakan
Tegalroso Traji
Rajutan
Parakan
Parakan Wetan
Rajutan
Parakan
Traji
Rajutan tas
Parakan
Caturanom
Rajutan
Parakan
Campursalam
Rajutan
Kedu
Karangtejo
Rajutan
Kedu
Danurejo
Anyaman Pelepah Pisang
Kedu
Mergowati
Anyaman Pelepah Pisang
Kedu
Mojotengah
Pakaian Jadi
Parakan
Parakan Kauman
Keranjang Tembakau
Parakan
Traji
Lenteng
Parakan
Mandisari
Tempe
Parakan
Dangkel
Ceriping
Parakan
Campursalam
Emping Jet
Parakan
Wanutengah
Kue Basah
Parakan
Wanutengah
Ceriping Ketela
Parakan
Nglondong
Ceriping
Parakan
Mandisari
Kerupuk Rambak
Parakan
Ringinganom
Emping melinjo
Kedu
Karangtejo
Batu bata
Kedu
Kundisari
Batu bata
Kedu
Gondangwayang
Batu bata
Kedu
Bojonegoro
Batu bata
Kedu
Candimulyo
Genteng
Kedu
Kundisari
Genteng
Kedu
Tegalsari
Gerabah Tanah Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau
Kedu Kedu Kedu Kedu
Kundisari Kedu Bojonegoro Karangtejo
38
Karakteristik Industri
Nama Sentra Industri
Alamat Kecamatan
Desa/Kel
Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Pengrajin ijuk Terompah Kayu
Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu
Bandunggede Gondangwayang Ngadimulyo Mergowati Tegalsari Mergowati
Emping Jagung
Kedu
Kutoanyar
Keranjang Sayur Jemuran
Kedu Kedu
Gondangwayang Gondangwayang
Ceriping Telo
Kedu
Ngadimulyo
Tempe
Kedu
Bandunggede
Ceriping Gendar
Kedu
Bandunggede
Kedu
Mergowati
Rigen Sumber: Disperindag Kabupaten Temanggung, 2012
b. Jenis
Aktivitas
Industri
Menurut
Komoditasnya
masing-masing industri, disebabkan oleh relasi
Berdasarkan jenis komoditasnya, industri-
bisnis dari masing-masing pemilik industri pangan
industri
yang berbeda-beda.
di
Wilayah
Kedu-Parakan
dikelompokkan menjadi empat, yaitu industri
ď&#x201A;ˇ Modal
pangan, industri papan, industri sandang,
Sumber modal industri pangan di Wilayah Kedu-
dan industri kreatif umum.
Parakan seperti industri emping melinjo di Desa
1) Industri Pangan
Karangtejo Kecamatan Kedu diperoleh dari modal
ď&#x201A;ˇ Bahan Baku
sendiri.
Pengembangan
industri
pangan
ini
Industri pangan di Wilayah Kedu-
seringkali terhambat oleh sumber modal yang
Parakan sangat beragam, diantaranya
terbatas, akibatnya pelaku industri hanya dapat
adalah Industri tahu yang berda di
memenuhi
Desa Parakan Kauman, Wanutengah
Temanggung sendiri. Adanya bantuan pemerintah
dan Desa Dangkel. Berdasarkan hasil
yang kurang tepat sasaran juga dianggap sebagai
observasi di Desa Bandunggede dan
permasalahan yang harus di atasi guna melakukan
Desa Dangkel terdapat industri tahu
pengembangan sentra industri pangan di Wilayah
dimana bahan bakunya berasal dari
Kedu-Parakan.
purwodadi, boyolali, gunungkidul dan impor
dari
amerika
impor
kebutuhan
pasar
di
Kabupaten
ď&#x201A;ˇ Tenaga Kerja (SDM) Jenis
industri
yang
mendominasi
kecil
(home
di Kedu-Parakan sebagian besar adalah industri
industry). Mayoritas industri kecil dikelola oleh
ceriping yang terdiri dari ceriping ketela dan
keluarga sehingga industri tersebut berlangsung
ceriping gendar. Bahan baku industri ceriping
secara terus-menerus (turun-temurun). Di sisi
tersebut
lain, industri kecil tersebut juga menyerap tenaga
ketela
yang
berasal
dari
Tembarak, Wonosobo, Temanggung dan daerah
kerja
sekitarnya. Selain ceriping di kedu parakan juga
Kabupaten
terdapat industri pangan emping, yaitu emping
Parakan.
melinjo
industri-industri
dan
emping
jagung
dimana
bagan
dari
industri
Wilayah
Kedu-Parakan
berupa
berupa
di
dari Amerika. Industri pangan lainnya yang berada
bakunnya berasal dari karangtejo, gemawang dan
39
sukerejo. Hal tersebut dapat berbeda-beda pada
daerah-daerah Temanggung, Dengan kecil
yang
berada
seperti
adanya tersebut
di
kecamatan
keberlangsungan mempengaruhi
perekonomian di Wilayah Kedu-Parakan.
ď&#x201A;ˇ Proses Produksi
orang/unit usaha. Sementara itu, industri ceriping
Proses produksi industri pengolahan pangan ini
ketela memiliki jangka waktu produksi dalam waktu
umumnya masih menggunakan teknologi
yang
satu hari. Bahan baku yang berasal dari singkong
sederhana. Industri pangan seperti industri emping
ini diperoleh dari pasar Parakan atau Wonosobo,
melinjo
Industri
kemudian diolah dengan cara direbus hingga
emping melinjo memiliki jangka waktu produksi
dijemur. Industri tahu dan tempe yang berada di
satu hari, yaitu melalui proses ditumbuk, dijemur,
kecamatan
dihaluskan hingga dibungkus. Kapasitas produksi
menggunakan teknologi sederhana dengan proses
mampu mencapai 3 kg/orang dengan jumlah
produksi sekitar 1-2 hari.
dan
industri
ceriping
ketela.
kedu-parakan
juga
masih
tenaga kerja sebanyak rata-rata sebanyak 4
Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 66 Diagram Rantai Nilai (Value Chain) Industri Ceriping Ketela
ď&#x201A;ˇ Pemasaran
Kabupaten
pengolahan seperti batu bata
Pemasaran Industri pangan di
Temanggung yang datang ke
berasal dari wilayah itu sendiri
Wilayah Kedu-Parakan sudah
Parakan. Selain itu industri
dan
memiliki
pangan
Parakan
yang
sekitar
daerah cukup
pemasaran luas.
Hasil
juga
banyak
di
pasarkan di Pasar Ngadirejo.
luar
Wilayah seperti
Jumo.
Kedu-
Kecamatan
Lokasi
industri
produksi industri pangan ini
2) Industri Papan
cenderung mendekat ke lokasi
biasanya dijual oleh pelaku
ď&#x201A;ˇ Bahan Baku
pemasaran yaitu Kecamatan
industri
ke
lokal,
Keberadaaan industri papan di
Parakan. Selain itu di wilayah
pembeli
Wilayah Kedu-Parakan terdiri
kedu parakan terdapat industri
langsung. Lokasi pemasaran
dari
di
genteng
yang
strategis
dan
Desa
tegalsari
dan
kundisari,
Pasar
Legi
Kecamatan
Kedu,
dimana
bahan
bakunya
pengepul
pasar atau
industri
batu
terletak
di
Desa
Kundisari
(Parakan)
di
Kedu
di
mana lokasi ini merupakan
industri
segitiga emas antara
jalur
Kundisari,
Gondangwayang
berasal
Kendal,
Magelang
dan
dan
Bojonegoro
sendiri.
Wonosobo
sehingga
banyak
Kecamatan
pedagang
dari
daerah
bahan
luar
genteng
bata
Desa
Kedu. baku
di
Desa di
yang
merupakan
berada
di
tanah liat yang dari
Di
Temanggung Kundisari
industri
juga
Sumber
terdapat
gerabah
industri
tanah yang bahan bakunya
40
merupakan tanah dan pasir
memiliki
yang
berbeda. Industri batu bata di
Sedangkan
Desa Kedu Kecamatan Kedu
gerabah tanah yaitu terkadang
memiliki sumber bahan baku
di rumah namun yang lebih
Sebagian besar modal yang
berasal
utama
digunakan
para
dengan jangka waktu untuk
dipasarkan
pengusaha berasal dari modal
satu kali produksi adalah 40
Rembang,
pribadi
DP
hari.
Cilacap, Demak, dan Kudus
dari
mencapai 10.000 batu bata
oleh
pemesan. Modal ini kemudian
siap jual dengan omset Rp
berkeliling menggunakan mobil
digunakan oleh pelaku usaha
5.000.000
Sebagian besar didistribusikan
untuk membeli bahan baku
produksi. Tenaga kerja yang
kepada
produksi.
dibutuhkan
telah
berasal
dari
Temanggung. ď&#x201A;ˇ Modal oleh atau
(down
berupa
payment)
sendiri
Dari
pemerintah
sempat
memberikan
bantuan
untuk
industri
dari
yang
Desa
Kapasitas
Kedu
produksi
per
satu
untuk
kali
proses
Wilayah Kedu dan sekitarnya. pemasaran
adalah
Banyumas, Semarang,
suami
saya
memesan
dengan
payment) terlebih dahulu.
proses
dari
tanah
tanah
malam.
ď&#x201A;ˇ Bahan Baku
warga
ke
(down
DP
3) Industri Sandang
dari
dengan
memberikan
pembakaran selama 2 hari
secara
yang
produksi ini sebanyak 3 orang
dan molen untuk mengolah tersebut
dengan
pihak-pihak
dicampur air hingga proses
liat
produk
ke
genteng ini berupa alat press
bergiliran
Sedangkan
pembuatan genteng pertama
Sentra industri lainnya yang
warga.Namun sebagian besar
tanah
dapat
para pelaku indutri mengaku
diolah dengan cara digiling
potensi
belum adanya bantuan modal
menggunakan
mesin
dikembangkan
pemerintah dalam menunjang
penggiling
tanah
keberlanjutan industri papan.
kemudian dicetak dengan cara
industri
Hal ini juga diindikasi sebagai
di press dengan alat press
bahan baku rajutan berupa
permasalahan
genteng
setelah
egel
mengembangkan industri kecil
kemudian
di
dan
dibakar
dalam
menengah
di
Wilayah
Kedu-Parakan.
liat
dialuskan
hingga
dan molen liat,
dipress
dikategorikan lokal
sebagai
yang di
dapat Wilayah
Kedu-Parakan adalah sentra rajutan. yaitu
Sumber
sejenis
yang
didapat
daun
jemur
dan
pandan
kering
dan
daerah Madura ini dijalankan oleh
keemasan setelah itu disusun
berada di desa tersebut yang
Tenaga kerja industri papan
dan dijual kepada pembeli.
berjumlah
ini
Pembuatan
Keranjang tembakau berbahan
sebagian
dari
besar
anggota
keluarganya
sendiri.
Namun
tersebut
juga
tenaga daerah
kerja
berasal
menyerap
dari
yang
industri daerah-
berada
di
Kabupaten Temanggung. ď&#x201A;ˇ Proses Produksi Proses produksi industri kecil
gerabah
tanah
kaum
wanita
dari
berubah warna menjadi coklat
ď&#x201A;ˇ Tenaga Kerja
15-
30
orang.
yaitu dengan cara tanah dan
baku
pasir
setengah jadi dan Pelepah
diaduk
kemudian
dibentuk menggunakan Rebot lalu
dibentuk
tangan
menggunakan
dengan
batu
keranjang
yang
tembakau
Pisang. ď&#x201A;ˇ Modal
dan
Industri
rajutan
didiamkan hingga agak kering
industri
yang
lalu terakhir dibakar.
perseorangan dengan modal
ď&#x201A;ˇ Pemasaran
merupakan
dikelola
oleh
yang berasal dari PT Multi
dan menengah seperti industri
Distribusi barang hasil industri
Mas di Solo. Modal yang
papan
batu
diberikan
genteng
41
proses
berupa
batu
bata,
dan gerabah tanah
bata
dipasarkan
dan di
genteng
pasar
lokal
pengrajin
kepada ini
adalah
para bahan
dengan
diberikan
berperan sebagai pengumpul
Ultra
pengrajin khususnya kelompok
rajutan.
Peran
dengan PT Multi Mas, namun
wanita
rajutan
merupakan
kepada
pengrajin
para
yang
pengumpul
dibidang
yang
bekerja
sama
akibat kurangnya modal pada
memiliki
kunci dalam sektor ini, karena
akhirnya PT Ultra mengalami
keterampilan
dalam
menghubungkan antara aktor
kebangkrutan.
memproduksi
rajutan.
produksi
antara PT Multi Mas tetap
Danurejo
Keterbatasan
modal
dialami
pengrajin
di
orang
peran
Desa
rajutan
1
furniture yaitu PT
baku berupa egel kemudian
(pengrajin) dan
Kerjasama
yang
pemasaran (PT Multi Mas)
dilakukan
ini
sehingga kegiatan industri ini
peran
pengumpul
rajutan.
membuat industri rajutan di
dapat terus berjalan. Namun,
Dalam
sehari
pekerja
Kecamatan
para pengrajin belum mampu
dapat
dapat BERDIKARI, sementara
melakukan
ekspor
sendiri
rajutan
itu
faktor
internal
produski sebanyak 200 unit.
karena
Proses produksi ini dimulai
pengetahuan
dengan memilin egel menjadi
oleh
Kedu
pemerintah
memberikan ataupun para
ini
tidak
juga
belum
dikarenakan
bantuan
modal
pengrajin
pelatihan pengrajin
kepada di
Desa
yaitu
keterbatasan mengenai
prosedur
dengan
perantara
para
menghasilkan dengan
benang,
3-4
kapasitas
melakukan
proses
Danurejo ini.
pengeksporan barang akibat
pembersihan dan pemutihan,
ď&#x201A;ˇ Tenaga Kerja
tingkat pengetahuan pengrajin
kemudian
yang terbatas dan kurannya
Barang
yang
modal yang dimiliki.
seperti
tempat
Industri
rajutan
menyerap sekitar
tenaga
ini
banyak kerja
lokasi
Keterlibatan
di
produksi. masyarakat
ď&#x201A;ˇ Proses Produksi Keterampilan
para
rajutan. dihasilkan tisu,
tas,
tempat sampah, dan tempat pengrajin
rajutan
bahwa
cukup
keterampilan yang diturunkan
adalah
diagram
rantai
potensial untuk dikembangkan
secara turun temurun. Pada
sentra
industri
rajutan
di
Kedu-Parakan.
awal mulanya, para pengrajin
Kecamatan Kedu.
Jumlah pekerja dalam 1 unit
ini merupakan pengrajin pada
usaha berkisar antara 15-30
perusahaan
Wilayah
ini
merupakan
baju kemudian dikirim ke PT
sekitar memberikan perhatian industri
ini
proses
yang
Multi Mas di Solo.
Berikut nilai di
bergerak
42
Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 67 Diagram Rantai Nilai (Value Chain) Industri Rajutan Egel
ď&#x201A;ˇ Pemasaran Sentra
industri
Sentra rajutan
dapat
ditemui
di
Desa
pelepah
industri pisang
(debog) yaitu
tembakau
dapat
Desa
dan
ditemui
di
Danurejo dan Karangtejo Kecamatan Kedu, sentra
beberapa
industri ini memiliki sistem pemasaran yang berbeda
Bojonegoro, Ngadimulyo, Gondangwayang, Kedu,
yakni merupakan sistem pasar tertutup dimana hasil
Karangtejo,
produk rajutan dijual ke suatu perusahaan yang
Caturanom, dan Desa Catursalam. Pengangkutan
bergerak dalam bidang rajutan dan dipasarkan hingga
tembakau
ke mancanegara yaitu PT Multi Mas di Kota Solo
menampung tembakau oleh petani. Hal tersebut
dengan harga jual antara Rp 6.000â&#x20AC;&#x201C;Rp 42.000,-
menyebabkan di Wilayah Kedu-Parakan terdapat
/unit dan kapasitas produksi sebesar 200 unit/order.
banyak industri anyaman keranjang pelepah pisang
Hasil produksi industri rajutan berupa tas, tempat
untuk menampung tembakau. Industri anyaman
tissue, dan keranjang baju dijual oleh PT Multi Mas
paling banyak terdapat di Desa Traji.
ke luar Indonesia seperti Amerika, Australia, dan
desa
keranjang
Mergowati, memerlukan
Bandunggede,
Bagusan, keranjang
Traji, untuk
Sumber bahan baku keranjang tembakau ini
Tokyo dengan harga jual sebesar Rp 50.000â&#x20AC;&#x201C;Rp
didatangkan
150.000,-/unit.
Kondisi
Kemudian para pengrajin mulai mengolah bambu
adanya
kesenjangan
Magelang.
keranjang
produksi 15-17 keranjang/pengrajin.Lalu diolah di
tembakau dipasarkan di daerah yang berada di
industri rumah dijual di pasar lokal dan luar
Kabupaten Temanggung seperti Kelurahan Traji dan
Kecamatan Parakan seperti Magelang dan pasar
Parakan.
di Kecamatan Temanggung. Sementara itu, bahan
4) Industri Kerajinan Umum
baku anyaman pelepah pisang didatangkan dari
ď&#x201A;ˇ Bahan Baku
Kebumen, lalu diolah di industri rumah Kecamatan
pengrajin.
tambah
dan
menjadi keranjang tembakau dengan kapasitas
oleh
nilai
menyebabkan
Kebumen
yang
diperoleh
indikasi
tersebut
dari
Sedangkan
Parakan dan dijual di Kecamatan Parakan dan
43
luar Kecamatan Parakan seperti Magelang dan
turun temurun. Di beberapa desa di Wilayah
pasar Temanggung.
Kedu-Parakan
ď&#x201A;ˇ Modal
ini
terdapat
perkumpulan
pengusaha industri kerajinan keranjang tembakau
Sumber modal yang digunakan para pengrajin
dalam kurun waktu 35 hari sekali. Rata-rata
berasal dari modal sendiri. dan ada juga yang
jumlah pekerja dalam satu unit usaha berkisar 2-
berasal dari juragan, menggunakan sistem hutang.
3
Pengrajin menghutang sejumlah kebutuhan modal,
keranjang/hari selama panen tembakau. industri
kemudian pengrajin mengembalikan modal yang
keranjang tembakau juga menyerap tenaga kerja
dia pinjam dengan menjual keranjang tembakau
dari daerah yang berada di dalam kabupaten
tersebut ke juragan.Hal ini menjadi kelemahan
temanggung.
bagi para pengrajin yang bekerja dengan modal
ď&#x201A;ˇ Proses produksi
orang
dengan
kapasitas
produksi
4
pinjaman dari juragan, karena tidak bisa mengikuti
Proses produksi industri ini secara tradisional
dinamika harga.
dilakukan yaitu melalui tahap pemotongan bambu (dengan kapasitas bahan baku 1 batang bambu
ď&#x201A;ˇ Tenaga Kerja
mampu menghasilkan 15-17 keranjang) sesuai
Mayoritas penduduk di Wilayah Kedu-Parakan
ukuran keranjang yang akan dibuat, kemudian
memiliki pekerjaan sampingan sebagai pengrajin
bambu dirangkai menjadi kerangka keranjang lalu
keranjang
dianyam.
tembakau
pada
musim
tembakau.
Keterampilan para pengrajin ini diperoleh secara
Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 68 Diagram Rantai Nilai (Value Chain) Keranjang Tembakau
Berikut ini adalah rantai nilai anyaman.
44
Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 69 Diagram Rantai Nilai (Value Chain) Industri Anyaman Pelepah Pisang
ď&#x201A;ˇ Pemasaran
2.1
Pengembangan
Wilayah
Berdasarkan hasil wawancara kepada para ahli
Perencanaan dan Profil Kelembagaan
(petani tembakau) di Kecamatan Kedu, input
Berikut
produksi
berupa
Kabupaten
bambu
Magelang
yang
diperoleh
dari
harga
Rp
dengan
15.000/batang. Harga jual keranjang tembakau Rp. 50.000,00 - Rp. 150.000,00/tangkep (2 buah keranjang).Konsumen yang datang berasal dari
penduduk
sekitar
Kedu,
Parakan,
Temanggung, Jumo, Kedu hingga dari Boyolali, Magelang, dan Yogyakarta. Berdasarkan prosesnya industri di Wilayah KeduParakan dibagi menjadi dua jenis, yaitu industri hulu dan industri hilir.
1) Industri Hulu perajang
:
industri
tembakau
dan
rajutan, anyaman
tahu, pelepah
pisang
2) Industri Hilir keranjang
: Batu bata, emping melinjo, tembakau,
sapu
ijuk,
ceriping,
genteng, gerabah tanah, terompah kayu, rigen, dan pakaian jadi. Dilihat dari jenis komoditasnya yang cukup beragam, sebagian besar industri hilir yang ada di Wilayah Kedu-Parakan merupakan industri yang bersifat kecil maupun rumah tangga. Sedangkan untuk industri hulu yaitu rajutan.
merupakan
kebijakan
perencanaan
pembangunan dan kelembagaan pemerintah serta masyarakat. 2.4.1
Kebijakan Perencanaan Pembangunan Kebijakan
Pemerintah
Kabupaten
Temanggung terhadap Kecamatan Kedu dan Parakan
berkaitan
Kawasan
Industri
dengan telah
Penentuan
tertuang
dalam
Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011
c. Jenis Aktivitas Industri Menurut Prosesnya
45
Kebijakan
tentang
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
Kabupaten Temanggung Tahun 2011 - 2031: 1. Kecamatan
Kedu
merupakan
kawasan
peruntukan industri dengan kegiatan kecil dan
menengah
yang
tidak
berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan (Pasal 70 ayat 1) 2. Kecamatan Kedu yang dilalui oleh koridor jalan
kolektor
primer
penghubung
Kecamatan Temanggung dan Kecamatan Parakan merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi provinsi (Pasal 78 ayat 1 dan 2) 3. Kecamatan Parakan merupakan kawasan peruntukan industri dengan kegiatan kecil dan
menengah
yang
tidak
berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan (Pasal
bidang perindustrian, perdagangan, pasar,
70 ayat 1)
koperasi, dan usaha kecil menengah,
4. Kecamatan
Parakan
termasuk
kedalam
Kawasan Strategis Provinsi di kabupaten
Dinas
dilihat dari sudut kepentingan pertumbuhan
Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan
ekonomi
Menengah
berupa
Kawasan
Perkotaan
(Pasal 77 ayat 1) Program
Kawasan
Minapolitan
Melaksanakan
Berikut merupakan kelembagaan yang ada di baik
berupa
lembaga
pemerintah maupun kebijakan pemerintahnya serta lembaga non pemerintah pula. ď&#x201A;ˇ Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam
urusan
bidang
pemerintah
daerah
perindustrian,
bidang
perdagangan, bidang pengelolaan pasar dan bidang usaha mikro kecil dan menengah. Perannya yaitu: - Perumusan
kebijakan
perindustrian, koperasi
teknis
di
bidang
perdagangan,
dan
usaha
mikro
pasar, kecil
dan
menengah, - Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perindustrian, perdagangan, pasar, koperasi, dan usaha mikro kecil dan menengah, - Penyelenggaraan urusan perizinan dalam pengesahan
Akta
Pendirian
Koperasi,
Perubahan Anggaran Dasar, Pembubaran Koperasi, Penggabungan dan Peleburan Koperasi,
serta
Pembukaan
cabang
KSP/USP dan Koperasi lainnya, - Pembinaan
dan
pelaksanaan
tugas
di
bidang perindustrian, perdagangan, pasar, koperasi,
dan
usaha
mikro
evaluasi,
dan
kecil
dan
menengah, - Monitoring, terhadap
Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya ď&#x201A;ˇ Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
2.4.2 Kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat
Melaksanakan
Perdagangan,
Parakan
(Pasal 107 ayat 1)
Kedu-Parakan
Perindustrian,
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
5. Kecamatan Parakan termasuk ke dalam
Wilayah
- Pembinaan terhadap UPTD dalam lingkup
pelaksanaan
pelaporan
tugas-tugas
di
dalam
urusan
bidang
pemerintah
daerah
ketenagakerjaan
dan
ketransmigrasian. Peranannya yaitu: - Perumusan
kebijakan
teknis
di
bidang
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, - Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum
di
bidang
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, - Pembinaan
dan
bidang
pelaksanaan
tugas
ketenagakerjaan
di dan
ketransmigrasian, - Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur
bidang
ketenagakerjaan
dan
ketransmigrasian, - Pembinaan
pelatihan
dan
produktivitas
tenaga kerja, - Pembinaan dan penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, - Pengarahan
dan
fasilitasi
perpindahan
melalui program transmigrasi, - Pengelolaan teknis perizinan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, - Pembinaan terhadap UPTD dalam lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. - Penyelenggaraan
kesekretariatan
Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, - Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya ď&#x201A;ˇ Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Melaksanakan pelayanan penanaman modal, perizinan dan non perizinan secara terpadu satu pintu dan satu tempat yang meliputi
46
persetujuan prinsip, izin lokasi, izin gangguan, izin
mendirikan
bangunan,
izin
usaha
pelatihan,
perdagangan, tanda daftar perusahaan, tanda
- Pelaksanaan pemagangan lulusan,
daftar gudang, tanda daftar industri, surat izin
- Pelaksanaan pengembangan usaha Balai
usaha jasa konstruksi, izin usaha industri, izin usaha angkutan, izin perluasan industri, izin
trayek,
dan
izin
perubahan
status
- Perumusan
kebijakan
umum
pelayanan
perizinan dan non perizinan, perizinan dan non perizinan, penetapan,
teknis dan
perhitungan,
pemungutan
retribusi
perizinan dan non perizinan, - Pengkoordinasian
pengaduan
kebijakan
pelayanan
tugas
di
informasi
teknis
di
bidang
bidang
dan
pelaksanaan
pengkajian
promosi,
potensi,
fasilitasi
dan
kerjasama, dan pengamanan investasi, - Monitoring, terhadap pelayanan
evaluasi
dan
pelaksanaan perizinan
pelaporan tugas-tugas
dan
penanaman
modal,
dan Usaha
Mikro
Melaksanakan
sebagian
tugas
Perindustrian,
Perdagangan,
Dinas
Koperasi
dan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di wilayah kerjanya. Perannya yaitu: rencana
teknis
operasional
dinas di wilayah kerjanya, di bidang perindustrian, perdagangan, dan - Pelaksanaan pemantauan dan pelaporan di wilayah kerjanya, - Pelaksanaan koordinasi, kerjasama, dan fasilitas di wilayah kerjanya, - Pelayanan
penunjang
penyelenggaraan
tugas dinas di wilayah kerjanya, - Pengelolaan tata usaha UPTD, - Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
- Penyelenggaraan Pelayanan
Koperasi
koperasi di wilayah kerjanya,
fasilitasi,
dan
Perdagangan,
- Pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat
penanaman modal, - Pembinaan,
Kepala Dinas.
- Penyusunan
perizinan dan non perizinan, - Perumusan
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
Kecil dan Menengah
- Pembinaan umum dan teknis pelayanan - Pelaksanaan
Pelatihan,
ď&#x201A;ˇ Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian,
penggunaan tanah. Perannya yaitu:
tata
Perizinan
usaha dan
Kantor
Penanaman
Modal,
kepala dinas. ď&#x201A;ˇ Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian, Perdagangan,
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan
Koperasi
dan Usaha
Mikro
Kecil dan Menengah Pengelolaan Pasar
Bupati sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Melaksanakan
sebagian
ď&#x201A;ˇ Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja
Perindustrian,
Perdagangan,
tugas
Dinas
Koperasi
dan
dan Transmigrasi Balai Latihan Kerja
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di wilayah
Melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang
kerjanya. Perannya yaitu:
pelatihan kerja. Perannya yaitu:
- Pelaksanaan
- Pelaksanaan pelatihan tenaga kerja dan
sebagian
Perindustrian,
tugas
Perdagangan,
Pasar
UPTD,
pengelolaan pasar di wilayah kerjanya, pemasaran
program pelatihan, fasilitasi, produksi, jasa dan
hasil
pelatihan
serta
layanan informasi pelatihan,
pemberian
- Pelaksanaan
perumusan
dan
Koperasi
pelaksanaan
dalam
Dinas
penertiban sertifikasi peserta pelatihan di - Koordinasi
47
- Pembinaan usaha mandiri lulusan program
penarikan
teknik retribusi,
pelaksanaan pembukuan dan pelaporan, - Pelaksanaan ketertiban dan pemeliharaan pasar di wilayah kerjanya,
- Penyelenggaraan
tata
usaha
UPTD
Menjaga silaturahmi antar sesama pembuat
\Pengelolaan Pasar,
gerabah dan menerima bantuan modal yang
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
diberikan oleh pemerintah.
kepala dinas. Terdapat lembaga tambahan yang diketahui kontribusinya di Wilayah Kedu-Parakan, yakni meliputi lembaga pemerintah Pusat Komunitas Kreatif dan lembaga non pemerintah seperti Forum
of
Economic
Development
Employment
Promotion
(Fedep);
and Kamar
Dagang dan Industri Indonesia Daerah Jawa Tengah (Kadinda); KBU Sumber Makmur; dan
Fathul
Mubarok.
Berikut
merupakan
peran dan fungsi lembaraganya. Merupakan gedung yang difasilitasi dengan sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang diperuntukkan khusunya bagi para UMKM dalam rangka menumbuhkan dan kemampuan
dan
kreatifitas,
memberi kemudahan dalam pencarian dan penyebaran
informasi,
serta
mempercepat
upaya perdagangan komoditas unggulan UKM melalui e-commerce Forum
of
Economic
Development
and
Employment Promotion (Fedep) Merupakan wadah representasi stakeholder tersebut
untuk
memperkuat
kemandirian
lembaga dalam usaha-usaha ekonomi dan pengembangan SDM yang dikelola secara profesional dan produktif. Kamar Dagang dan Industri Indonesia Daerah Jawa Tengah (Kadinda) Membantu perekonomian yang ada di daerah demi mewujudkan kehidupan ekonomi dan dunia usaha.
informasi
industri
lanjut
pemerintah. Fathul Mubarok
Berikut merupakan potensi dan permasalahan yang ada di Wilayah Kedu-Parakan.
2.5.1 Potensi Berikut
merupakan
potensi
yang
terdapat di Wilayah Kedu-Parakan. a. Wilayah kedu-parakan memiliki pola ruang
berupa
pengembangan
kawasan industri kecil menengah Nomor
7
Rencana
Peraturan
Tahun Tata
Daerah
2011
tentang
Ruang
Wilayah
Kabupaten Temanggung Tahun 2011 –
2031,
Kecamatan
Parakan
Kedu
diperuntukan
kawasan
industri
dan
sebagai
dengan
skala
kegiatan kecil dan menengah. Selain itu, Kecamatan Parakan merupakan kawasan
strategis
Kabupaten
Temanggung yang memiliki fungsi pelayanan
skala
sehingga
dengan
kabupaten,
demikian
kedua
kecamatan tersebut memiliki potensi untuk
dikembangkan
kawasan
industri
sebagai kecil
dan
menengah. b. Banyaknya penduduk usia produktif Mayoritas penduduk di Wilayah Kedu-Parakan merupakan penduduk usia produktif yaitu berusia 15-64. Hal
ini
mengindikasikan
tingginya
kebutuhan akan lapangan pekerjaan
KBU Sumber Makmur Perkumpulan
Potensi dan Permasalahan Perencanaan
Berdasarkan
Pusat Komunitas Kreatif
meningkatkan
2.2
ceriping
yang
memberikan
diberikan
oleh
bagi penduduk. Tingginya penduduk usia produktif juga berpotensi untuk dijadikan sumber tenaga kerja bagi sektor
industri
dikembangkan
di
yang
akan
wilayah
Kedu-
Parakan.
48
c. Terdapat
peningkatan
kontribusi
sektor industri di setiap tahunnya Berdasarkan Kecamatan
data
Kedu-Parakan
kemudahan aksesibilitas di Wilayah Kedu-Parakan sehingga wilayah ini
PDRB
strategis
yang
industri
pengembangan
kecil
dan
menengah
tersebut
berpotensi
dirinci per sektor mengindikasikan
(IKM).Hal
adanya peningkatan kontribusi PDRB
mendorong
sektor industri di setiap tahunnya.
Industri dan perdagangan dan jasa
Peningkatan
di
terbesar
terjadi
pada
perkembangan
Wilayah
meningkatkan
pendukung
masyarakat
untuk
terciptanya
sektor
Kedu-Parakan
tahun 2011. Hal ini merupakan fakta
serta
perekonomian lokal.
Pengurangan
pertumbuhan perekonomian Wilayah
tingkat kepadatan lalu lintas menuju
Kedu-Parakan
Wilayah
melalui
sektor
industri.
Kedu-Parakan
jalan lingkar Parakan yang sudah
proses distribusi bahan baku dan
disusun
pemasaran
Temanggung tahun 2014.
dalam
APBD
Wilayah Kedu-Parakan memiliki
Berkaitan
terminal tipe C yang terletak di Desa
transportasi,
Jetis Kecamatan Parakan, terminal
memiliki
sebuah
ini memiliki luas kurang lebih 5.207
terletak
di
Kauman.
Hal
m
2
dilakukan
melalui perencanaan pembangunan
d. Adanya akses yang mudah dalam
dan
bisa
menampung
memfasilitasi sejumlah
atau
Kabupaten
dengan
sarana
Kecamatan
Parakan
terminal
Kelurahan ini
yang Parakan
dapat
menjadi
sarana
sarana pendukung bagi kendaraan
transportasi umum yaitu 50 unit bus
umum untuk kebutuhan masyarakat
umum dan 25 unit angkutan umum
akan transportasi umum. Kendaraan
(Dinas
Perhubungan,
Komunikasi
umum yang tersedia di Kecamatan
dan
Informatika
Kabupaten
Temanggung, 2014). Wilayah
Parakan
cukup
kendaraan
Kedu-Parakan
juga
beragam,
umum
formal
baik hingga
kendaraan umum informal.Kendaraan
terletak pada 3 jalur utama yaitu
umum
Parakan â&#x20AC;&#x201C; Ngadirejo, Parakan â&#x20AC;&#x201C;
Kecamatan Parakan seperti ojek dan
Magelang dan Parakan â&#x20AC;&#x201C; Wonosobo
andong
menyebabkan
masyarakat.
Kecamatan
Parakan
informal
yang
yang
ada
biasa Untuk
di
digunakan kendaraan
dapat dikategorikan ke dalam lalu
tradisional andong hanya terdapat di
lintas
Kelurahan
yang
terutama
di
ramai
dan
padat,
sekitar
Pasar
Legi,
Pasar Darurat dan deretan ruko-
Parakan
Kauman
dan
Kelurahan Parakan Wetan. e. Lokasi Pemasaran yang Strategis
ruko di sepanjang jalan kolektor.
Pesatnya perdagangan dan jasa
Adanya Jalur Wilayah Kedu-Parakan
di
sebagai
jalan
dengan adanya Pasar Legi yang
serta
menjadi
jalan
nasional
Parakan-Ngadirejo-Patean
49
untuk
,
Kecamatan pusat
Parakan
didukung
perdagangan
bagi
adanya isu strategis pembangunan
Kecamatan Parakan dan kecamatan
jalur lingkar Parakan pada tahun
disekitarnya
2015
Kedu,
menunjukkan
adanya
seperti
Kledung,
Kecamatan
Bansari,
dan
Kecamatan Bulu. Keberadaan Pasar Legi saat ini sedang dalam tahap
g. Adanya pusat komunitas kreatif Pusat
Komunitas
Kreatif
revitalisasi yang semakin berpotensi
merupakan gedung yang difasilitasi
untuk
dengan sarana Teknologi Informasi
mendukung
kegiatan
perdagangan dan jasa di Kecamatan
dan
Parakan.
deretan
diperuntukkan khusunya bagi para
pertokoan dan sarana perekonomian
UMKM dalam rangka menumbuhkan
seperti
dan meningkatkan kemampuan dan
Selain bank
itu,
dan
koperasi
juga
Komunikasi
banyak
terdapat
di
Kelurahan
kreatifitas,
Parakan
Kauman
dan
Kelurahan
dalam
(TIK)
memberi
pencarian
yang
kemudahan
dan
penyebaran
Parakan Wetan. Banyaknya sarana
informasi, serta mempercepat upaya
perdagangan
dan
jasa
tersebut
perdagangan
menyebabkan
Kelurahan
Parakan
UKM melalui e-commerce. Sehingga
Kauman
Kelurahan
Parakan
melalui sarana ini para UKM dapat
dan
Wetan
dijadikan
sebagai
pusat
perdagangan di Kecamatan Parakan. f. Terdapat industri kecil menengah
komoditas
mengambil
unggulan
manfaat
sehingga
membantu tranformasi dari manual bisnis
menjadi
e-bisnis
yang
dalam jumlah yang lebih banyak
merupakan factor esensial dalam era
daripada data jumlah industri yang
bisnis masa depan yang memiliki
didapatkan sebelumnya.
daya saing tinggi.
Pada data industri kecil didapatkan
sebelum
yang
survey,
di
Pusat
Komunitas
Kreatif
Kabupaten
Temanggung
(Jawa
Wilayah
Kedu-Parakan
hanya
Tengah) di resmikan pada tanggal
terdapat
industri
seperti
8 September 2014 bertempat di
kecil
anyaman pelepah pisang, anyaman
Gedung
keranjang tembakau, emping melinjo,
Temanggung (Jawa Tengah)
rajutan,
Bapak
terompah
kayu,
genteng,
M.Sc
tanah.
Aplikasi
ternyata kecil
dilakukan
terdapat
lainnya
Wilayah
survey,
industri-industri
yang
terdapat
Kedu-Parakan
di
seperti,
Kabupaten oleh
Ir.Bambang Heru Tjahjono,
batu bata, sapu ijuk dan gerabah Setelah
Pemuda,
selaku
(Direktur
Informatika)
Jenderal
Kementerian
Komunikasi dan Informatika RI dan Bapak
Drs.
H.M.
Bambang
Sukarno yang diwakili oleh Bapak
rigen, emping jet, jemuran, tahu,
Irawan
tempe, abon lele, intip, keranjang
(Wakil
sayur,
Temanggung). Dengan dibangunnya
krupuk
rambak,
makanan
basah.
rumahan
pada
intip
Industri
kecil
dan
Gubernur diresmikannya
Kedu-
diharapkan
Parakan menggunakan pekerja yang
Kabupaten
berasal dari penduduk setempat. Hal
pengelolaan
tersebut pekerjaan
dapat bagi
wilayah
dan
Prasetyadi
peran
S.Si
Kabupaten gedung
ini
Pemerintah
Temanggung dan
selaku
dalam
pemanfaatan
memberi
lapangan
Puskom Kreatif dengan menyediakan
para
penduduk
tenaga
disekitar industri tersebut.
pengelolaan
dan
skedul
kegiatan yang terencana, sehingga dapat beroperasi dengan baik dan
50
bermanfaat
bagi
masyarakat,
khususnya para UKM di Kabupaten Temanggung.
optimalnya
manajemen
kelembagaan Lembaga merupakan salah satu
h. Terdapat pengolahan hasil limbah industri
wadah
bagi
masyarakat
dalam
menyampaikan aspirasinya. Lembaga
Terdapat banyak industri kecil dan
yang
berada
di
wilayah
Parakan
Parakan..
secara
optimal
dikarenakan
sudah terdapat pengolahan limbah
kurangnya
partisipasi
masyarakat.
untuk
Industri
Selain itu, juga belum terdapatnya
memiliki
lembaga khusus yang berkecimpung
Pada
tiap-tiap
industri
tersebut
industri.
masing-masing
pengolahan
limbah
tersendiri.
Contohnya adalah industri tahu di Kelurahan
Wanutengah.
Limbah
industri tersebut yang berupa cairan dijadikan
sebagai
sedangkan
kolam
ampas
tahu
ikan, tersebut
kurang
dapat
Kedu-
rumah tangga di Wilayah Kedu-
tersebut
berfungsi
dalam bidang industri. c. Keterbatasan Modal Para Pengrajin dan Pelaku Industri Pengembangan industri kecil dan menengah di wilayah Kedu-Parakan seringkali
terhambat
oleh
sumber
dijual untuk dijadikan pakan ternak.
modal yang terbatas. Modal industri
Pada industri anyaman tembakau,
Kedu-Parakan diperoleh dari modal
rigen, anyaman keranjang tembakau
sendiri
hasil dari industri tersebut digunakan
pemesan. Selain terbatasnya modal,
untuk membuat api untuk memasak
peminjaman
karena berbahan dasar dari bambu.
bank sangat sulit. Akibatnya industri
Berikut merupakan permasalahan yang ada di Wilayah Kedu-Parakan. a. Rendahnya tingkat pendidikan formal penduduk Penduduk wilayah Kedu-Parakan sebagian
besar
berpendidikan
terakhir Sekolah Dasar dan masih banyak
yang
tidak
formal.
Hal
ini
rendahnya manusia
kualitas wilayah
berpendidikan mengindikasikan sumber
daya
Kedu-Parakan.
Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pendidikan
keterampilan
melalui
pelatihan-pelatihan
bagi
agar
mengembangkan
kreativitas
atau
berupa akan
DP
modal
dari kepada
sulit untuk berkembang dan pelaku
2.5.2 Permasalahan
dapat
sehingga
penduduk penduduk
berdaya saing tinggi dan memiliki jiwa kompetitif.
51
b. Tidak
industri
hanya
kebutuhan
dapat
memenuhi
di
Kabupaten
pasar
Temanggung sendiri. d. Rendahnya Faktor Tenaga Kerja/ SDM Kesadaran masyarakat di Wilayah Kedu-Parakan
akan
pentingnya
pendidikan masih tergolong rendah. Berdasarkan Daerah Dalam Angka (DDA),
terdapat
penduduk
usia
sekolah yang tidak bersekolah yaitu sebesar 20% dari total penduduk usia sekolah. Penduduk yang tidak bersekolah biasanya bekerja sebagai buruh
ataupun
besar
penduduk
Parakan,
tradisi,
petani
Sebagian
di
masih
melanjutkan menjadi
petani.
Kecamatan
banyak jika
maka
yang orangtua
kebanyakan
anaknya akan menjadi petani juga dan
tidak
melanjutkan
pendidikannya.
Bila
ketersediaan hampir
dilihat
sarana
semua
tingkat
e. Keterbatasan Ketersediaan Bahan Baku
dari
Pengembangan industri kecil dan
pendidikan,
menengah di wilayah Kedu-Parakan
desa/
kelurahan
seringkali
terhambat
oleh
sudah memiliki sarana pendidikan
keterbatasan modal. Sebagian besar
walaupun
tidak
bahan baku pada industri Kedu-
jumlah
Parakan diperoleh dari luar wilayah
merata
penyebarannya karena
penduduk
mengikuti
tiap
desa/
kelurahan.
Kedu-Parakan baku
mencakup
Parakan susah didapatkan. Akibatnya
tenaga
kerja.
industri
Rendahnya
tenaga
kerja
kurangnya
inovasi
dan
kualitas
menyebabkan produk
industri
yang mengakibatkan rendahnya nilai tambah yang dihasilkan oleh industri kecil
dan
menengah
di
Wilayah
Kedu-Parakan.
dalam
menyulitkan
wilayah
bahan
Rendahnya faktor tenaga kerja ini pemilik
dari
dikarenakan
para
tengkulak
Keduuntuk
memperoleh bahan baku industri dan membutuhkan
biaya
yang
lebih
banyak. f. Pembangunan Infrastruktur Wilayah Belum Merata Infrastruktur merupakan salah satu
Lemahnya
inovasi
dalam
aspek
yang
penting
dalam
melakukan proses produksi sangat
pengembangan industri di Wilayah
mempengaruhi pada kualitas hasil
Kedu
produksi.
aksesibilitas
Hal
tersebut
akan
Parakan yang
dibutuhkan baik
untuk
mengakibatkan lemahnya daya saing
menunjang distribusi faktor produksi.
industri. Selain itu, rendahnya daya
Dalam
saing produk juga disebabkan oleh
dibutuhkan
kurangnya kemampuan tawar petani
lingkungan
dan
pengelolaan persampahan di Wilayah
pengrajin
modal
dan
akibat
kurangnya
jaringan
pemasaran.
Kedu
proses
produksi
adanya melalui
Parakan.
industri
pengelolaan pengintegrasian
Beberapa
desa/
Sebut saja seperti produk rajutan di
kelurahan yang ada di Kecamatan
Desa Danurejo dan kopi di Desa
Parakan
Bandunggede,
tersier,
potensi
ekonomi
tidak memiliki drainase hal ini menyebabkan aliran
strategis karena memiliki orientasi
air hujan mengalir di jalan lokal dan
pemasaran disadari
terhadap
oleh
pengrajin.
para Mereka
ekspor
tidak
jalan lingkungan dan menyebabkan
petani
dan
genangan. Selain itu luapan yang
cenderung
terjadi
juga
disebabkan
oleh
memproduksi barang sesuai dengan
banyaknya sampah yang menyumbat
permintaan pasar dan harga jualnya
di saluran drainase.
bergantung pada pihak ketiga. Hal tersebut
akhirnya
kesejahteraan
hidup
Kecamatan Kedu.
menurunkan penduduk
di
g. Lokasi Pemasaran Produk Terbatas Pemasaran produk industri kecil dan menengah di
Wilayah
Kedu
Parakan hanya terbatas di lingkup Kabupaten
Temanggung
dan
52
sekitarnya, hal tersebut dikarenakan
sehingga produk kurang dikenal dan
tidak
permintaan pasar kecil.
adanya
branding
dan
kurangnya promosi produk industri
2.5.3 Struktur Permasalahan Berikut merupakan penstrukturan masalah yang ada di Wilayah Kedu-Parakan.
Rendahnya Tingkat Pendidikan Formal Penduduk
Tidak Adanya Sistem Tata Kelola Kegiatan IKM
Tidak Optimalnya Manajemen Kelembagaan
Sulitnya Peminjaman Modal
Keterbatasan Modal Para Pelaku Industri
Lemahnya Inovasi dan Rendahnya Kualitas Produk
Keterbatasan Ketersediaan Bahan Baku Rendahnya Faktor Tenaga Kerja/ SDM Lokasi Pemasaran di dalam Wilayah Terbatas Pembangunan Infrastruktur Belum Merata Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Industri Tahu
Tidak Adanya Branding, Promosi Dan Jaringan Permodalan Sulitnya Pendistribusian dan Pemasaran Produk di dalam Wilayah Menurunnya Kualitas Lingkungan Fisik Alamiah
Infrastruktur
Sosial
Ekologi
Ekonomi
Rendahnya Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan wilayah
Rendahnya Daya Saing Produk dan SDM IKM Rendahnya Kualitas Hidup Penduduk
Tidak Tercapainya Kelestarian Lingkungan Hidup Pengembangan Wilayah Kedu Parakan Terhambat
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 2. 70 Penstrukturan Masalah
53
BAB III ANALISIS PERENCANAAN
3.1
Analisis Struktur Ruang Analisis
struktur
penduduk;
ruang
ditentukan
sistem
pusat
permukiman;
ketersediaan dan kondisi infrastruktur;
pola
berdasarkan 2 (dua) aspek yaitu sistem pusat
aliran IKM; karakteristik sosial masyarakat; dan
permukiman
peran serta fungsi kelembagaan.
dan
perkembangan
kawasan
industri. Kelurahan Parakan Kauman dan Desa Kedu
memiliki
lahan
permukiman
terluas
dengan jumlah fasilitas terlengkap. Berdasarkan perkembangan
kawasan
industrinya,
Desa
Kundisari memiliki jenis industri yang paling beragam. Berdasarkan analisis tersebut, perlu adanya untuk
pengembangan
pusat
difungsikan sebagai
baru
pusat
wilayah
pelayanan
dalam rencana struktur ruang wilayah yaitu Kelurahan Parakan Kauman, Desa Kedu dan Desa Kundisari. 3.2
peruntukan
fungsi ruang
kawasan untuk
lindung
fungsi
dan
kawasan
budidaya. Berdasarkan pola ruang eksisting, kawasan peruntukan permukiman dipusatkan pada simpul jalan kolektor dan jalan lokal yang ada di Kelurahan Parakan Kauman dan Desa Kedu.
Selain
permukiman
itu
juga
kawasan terletak
peruntukan
di
sepanjang
pinggiran jalan kolektor dan jalan lokal yang ada di Wilayah Kedu dan Parakan. Dilihat dari fakta serta analisis yang telah dilakukan diatas, maka perlu adanya penetapan pola ruang yang mendukung
pengembangan
wilayah
Kedu
Parakan. 3.3
mempertimbangkan
kondisi fisik dan menggunakan metode
weighted overlay analyst dengan dasar variabel kelerengan, jenis tanah, curah hujan, dan penggunaan lahan eksisting sebagai
variabel
penentunya.
Hal
tersebut sesuai dengan pedoman yang termuat
pada
Peraturan
Menteri
Fisik, Lingkungan, Ekonomi, Sosial, dan Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
yang
dikeluarkan
oleh
Kementerian PU. Bobot
yang
ditentukan
untuk
semua variabel ditetapkan sebesar 25%, dengan asumsi semua variabel dianggap sama
besar
menggunakan
pengaruhnya. metode
ini,
Dengan digunakan
logika dan prinsip bahwa semakin lahan tersebut
memiliki
semakin
landai,
kelerengan jenis
tanah
yang yang
semakin kurang peka terhadap erosi, curah
hujan
intensitasnya,
yang dan
semakin
rendah
penggunaan
lahan
dan mudah untuk dialihfungsikan, akan
Berikut merupakan analisis proyeksi yakni analisis
kesesuaian
lahan;
perkembangan penggunaan lahan; daya dukung lahan;
dengan
lahan
yang masih berupa lahan non terbangun
Analisis Proyeksi
meliputi
dilakukan
kesesuaian
tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek
Analisis pola ruang meliputi peruntukan untuk
Analisis
Pekerjaan Umum Nomor 20 tahun 2007
Analisis Pola Ruang
ruang
3.3.1 Analisis Kesesuaian Lahan
peruntukan
penggunaan
lahan;
memiliki skor total terendah yang akan menentukan bahwa lahan tersebut sangat sesuai
untuk
dikembangkan
sebagai
kawasan industri nantinya.
pengelolaan limbah; ketersediaan sumber air bersih;
distribusi,
komposisi,
dan
proyeksi
54
3.3.2 Analisis
Perkembangan
aktivitas dari kawasan-kawasan yang ada
Penggunaan Lahan
di wilayah tersebut.
Berdasarkan Peta Tutupan Lahan
3.3.4 Analisis Peruntukan Penggunaan
tahun 1991 yang didapat dari Analisis
Lahan
Klasifikasi Tak Terbimbing pada Citra Landsat Jawa Tengah tahun 1991 dan Peta Penggunaan Lahan Eksisting tahun 2011, dapat dilihat bahwa perkembangan penggunaan lahan di Wilayah KeduParakan
selama
dasarwasa
lebih
terakhir
dari
satu
terlihat
pada
perkembangan kawasan permukimannya. Pada Peta Tutupan Lahan tahun 1991 masih belum terlihat adanya pemusatan kawasan
permukiman
di
Kelurahan
Parakan Kauman dan Parakan Wetan, namun pada Peta Penggunaan Lahan Eksisting
sudah
permukiman
terdapat
pada
pemusatan
kedua
kelurahan
tersebut.
Dukung
Lahan
Analisis
yang
Daya
melibatkan
tiga
variabel yaitu variabel tingkat kelerengan, jenis tanah, dan intensitas curah hujan, didapatkan tiga fungsi kawasan yang ada di Wilayah Kedu-Parakan, yaitu fungsi kawasan
budidaya,
fungsi
kawasan
penyangga, dan fungsi kawasan lindung. Penataan
kawasan
kawasan
budidaya
permukiman tanaman
dan
nantinya
diarahkan pada fungsi kawasan budidaya, sedangkan
penataan
kawasan
hutan
penyangga
nantinya
diarahkan
pada
penyangga,
dan
fungsi penataan
kawasan kawasan
hutan
lindung
diarahkan pada fungsi kawasan lindung. Dengan demikian, daya dukung lahan yang ada dapat mendukung segala fungsi
55
Penggunaan
Lahan
Eksisting
dengan
Peta Daya Dukung Lahan, didapatkan Peta
Peruntukan
Prinsip
dan
dalam
Penggunaan
dasar
pembagian
peruntukan
ditentukan
Lahan. zonasi
lahan
tersebut
berdasarkan
kawasannya.
Pada
fungsi
fungsi
kawasan
lindung, maka hanya terdapat kawasan hutan
lindung,
penyangga,
pada
fungsi
maka
kawasan
hanya
terdapat
kawasan hutan penyangga, sedangkan pada fungsi kawasan budidaya terpadat kawasan
permukiman
dan
kawasan
budidaya tanaman.
3.3.5 Analisis Pengelolaan Limbah
3.3.3 Analisis Daya Dukung Lahan Berdasarkan
Berdasarkan overlay antara Peta
Air
limbah
adalah
sisa
berasal
dari
air
atau
air
yang
rumah
buangan
dibuang tangga,
yang industri
maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahanbahan
atau
zat-zat
yang
dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta
mengganggu
lingkungan
hidup.
Industri rumah tangga (Home Industry) yang ada di Wilayah Kedu Parakan diantaranya
ialah,
Industri
keranjang
tembakau, makanan ringan, rajutan, bata serta
industri
kecil
lainnya
akan
menghasilkan limbah hasil dari kegiatan industri tersebut yang harus di kelola dengan
baik
lingkungan
agar sekitar
tidak
mengganggu
industri-industri
tersebut berada. Di Kecamatan Kedu dan Kecamatan
Parakan
sendiri,
untuk
pengelolaan limbah sudah cukup baik,
pekerjaan.
Sebagai
hal ini didapat dari hasil kuesioner serta
optimalisasi penggunaan SDM
wawancara para pelaku industri (Home
yang
Industry) yang ada di kedua Kecamatan
pengembangan
tersebut. Faktanya bahwa, hampir 53%
perekonomian di wilayah Kedu
para pelaku industri yang berada di
Parakan, salah satunya pada
kedua Kecamatan tersebut sudah dapat
sektor
mengelola limbah hasil industri dengan
menengah karena di Wilayah
baik.
Kedu Parakan terdapat banyak
ada,
upaya
perlu
adanya potensi
industri
kecil
dan
Selain itu, para pelaku industri
industri kecil dan menengah
makanan ringan membuang sisa hasil
yang sangat potensial untuk
dari limbah industri kepada hewan ternak
dikembangkan sebagai upaya
yang ada di lokasi industri tersebut,
peningkatan
seperti industri ceriping ketela di Desa
penduduk melalui penyediaan
Ngadimulyo,
Dilihat
lapangan
telah
penduduk.
dari
fakta
Kecamatan serta
Kedu.
analisis
yang
dilakukan diatas, maka perlu dibangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang
(sewerage)
terpusat
perekonomian pekerjaan
bagi
2. Analisis Proyeksi Penduduk Pertumbuhan
penduduk
untuk
Kecamatan Kedu tahun 2009-
memproses serta mengolah cairan sisa
2013 tiap tahunnya rata-rata
proses dari produksi kegiatan industri
mengalami
secara terpusat dari hasil limbah industri
sebesar
kecil menengah yang ada di Wilayah
tahun sebelumnya, sedangkan
Kedu Parakan.
Kecamatan Parakan dari tahun
3.3.6 Analisis Distribusi, Komposisi, dan
2009 hingga 2013 rata-rata
Proyeksi Penduduk Berikut distribusi,
merupakan
komposisi,
analisis
dan
proyeksi
penduduk. 1. Analisis
Distribusi
dan
Komposisi Penduduk Kecamatan
Kedu
pada
tahun 2012 memiliki jumlah penduduk
terbesar
di
Kabupaten Temanggung yaitu 55.368 jiwa atau 7,5% dari total
penduduk
Temanggung.
Kabupaten Hal
ini
mengakibatkan
tingginya
kebutuhan
lapangan
akan
pertumbuhan
2%
dari
mengalami
penduduk
pertumbuhan
penduduk sebesar 0,8% tiap tahunnya.
Pada
penduduk
ini,
proyeksi diasumsikan
pertumbuhan
penduduk
Kecamatan
Kedu
dan
Kecamatan
Parakan
adalah
tetap, jadi dapat diramalkan pada tahun 2035 Kecamatan Kedu
memiliki
jumlah
penduduk sebesar 86.354 jiwa dan
Kecamatan
Parakan
sebesar 79.055 jiwa. Jumlah tersebut
meningkat
sebesar
27% dari tahun 2013, dengan
56
demikian
perlu
dilakukan
dibutuhkan untuk mengetahui
berbagai
jumlah individu maksimal yang
perencanaan dalam bidang
upaya
dapat
mempersiapkan berbagai aspek
lahan
seperti sarana, prasarana, dan
Wilayah
infrastruktur
Luas Wilayah Kedu Parakan
sesuai
sebagai
bagi
dengan
penduduk yang
telah
Carrying dapat
dilayani yang
Capacity
oleh ada
ekosistem.
di
â&#x20AC;&#x201C;
5.770
luas yaitu
Parakan. Ha
atau
2
m . Luas lantai
per orang dewasa adalah 10 m2
adalah
maksimum
yang
Kedu
57.700.000
3. Analisis Carrying Capacity
pada
perencanaan
adalah
diramalkan.
jumlah
ditampung
individu
sedangkan
adalah
4,8
untuk 2
m.
Dengan
didukung
atau
demikian
sumber
daya
carrying capacity Wilayah Kedu
dalam
suatu
Parakan adalah 2.827.300 Jiwa
Dalam
hal
ini,
dapat
anak
diketahui
atau 565.460 KK.
perhitungan carrying capacity
Ruang Terbangun 70% 4.039 Ha= 40.390.000 m2
Fungsi Terbangun 70% 2.827,3 Ha= 28.273.000 m2
Asumsi 1 Jiwa= 10 m2; 1 KK= 5 jiwa
Carrying Capacity =28.273.000 m2 : 10 m2 =2.827.300 Jiwa =565.460 KK
Sirkulasi 30% 1.211,7 Ha= 12.117.000 m2
Luas Wilayah 5.770 Ha=57.700.000 m2
Ruang Nonterbangun 30% 1.731 Ha= 17.310.000 m2
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
Gambar 3. 1 Analisis Carrying Capacity
3.3.7 Analisis Ketersediaan Sumber Air Bersih Sarana dibutuhkan
57
dan
Prasarana
sangat
sebagai
penunjang
segala
aktivitas penduduk
di suatu wilayah, tak
terkecuali sistem jaringan air bersih dan air minum. Sistem jaringan air bersih sangat vital perannya sebagai sumber kehidupan dan penunjang segala aktivitas
manusia
terutama
sebagai
pendukung
dari 5 orang) adalah sebesar 94.152.000 lt/hari/orang: 5 = 18.830.400 lt/hari/rumah tangga.
untuk kebutuhan Industri Kecil Menengah. Ketersediaan air bersih di Kecamatan Kedu dan Kecamatan Parakan sudah cukup
baik,
karena
sebesar
52,48%
3.3.8 Analisis
41,58% sumber air penduduk dari sumur, dan
5,94%
penduduk
menggunakan
sumber air dari mata air. Jumlah Kecamatan Parakan
keseluruhan Kedu
pada
penduduk
dan
Tahun
Kecamatan 2013
adalah
Pusat
Permukiman
penduduk Wilayah Kedu-Parakan sumber air yang digunakan berasal dari PDAM,
Sistem
Berdasarkan karakteristik pusat
permukiman,
Parakan
yang
sistem
Wilayah
Kedu-
diproyeksikan
menjadi
wilayah industri Kabupaten Temanggung pada tahun 2035 terdiri dari 2 ciri perkotaan yaitu desa dan kota. 1. Hirarki kota-kota Berdasarkan
karakteristik
106.993 Jiwa. Dan ketetapan rata-rata
sistem
kebutuhan air bersih dan air minum
Wilayah Kedu-Parakan terdiri
penduduk
dari
di
Kabupaten
Temanggung
pusat
2
ciri
permukiman,
perkotaan
yaitu
umumnya dan di Kecamatan Kedu dan
desa dan kota. Wilayah yang
Kecamatan Parakan khususnya adalah
memiliki ciri perkotaan berada
120 lt/hari/orang.
di pusat-pusat jalur strategis
a. Kebutuhan Air Bersih dan Air
serta memiliki tingkat populasi
Minum untuk perorangan
dan kepadatan penduduk yang
106.993 jiwa x 120 lt/hari =
tinggi. Karakteristik perkotaan
12.839.160 lt/hari/orang
paling
b. Kebutuhan Air Bersih dan Air Minum
untuk
Tangga(asumsi
Rumah satu
rumah
banyak
di
Kecamatan Parakan terdapat pada wilayah yang berbatasan dengan
Kecamatan
Kedu.
tangga terdiri dari 5 orang)
Wilayah/Desa
12.839.832 : 5 = 2.567.790
Kedu
lt/hari/rumah tangga
karakteristik perkotaan meliputi
Jika dilihat dari Carrying Capacity Wilayah
Kedu
Parakan
2035,
Wilayah
Kedu
memiliki
carrying
165.409
Jiwa.
perhitungan
Jika
yang
pada
tahun
Desa Desa
capacity
sebesar
Salamsari.
sama
Desa
Danurejo,
dan
Desa
2. Sistem Perdesaan
mengenai
Analisis sistem perdesaan di
untuk wilayah tersebut diatas, maka:
diarahkan
Kebutuhan Air Bersih dan Air Minum untuk Rumah Tangga (asumsi satu rumah tangga terdiri
memiliki
Mergowati, Desa Mojotengah,
Parakan dengan
Kecamatan
Kundisari,
dan dihitung
di
yang
kebutuhan air bersih dan air minum ď&#x201A;ˇ
ditemui
Kabupaten
pemerataan
Temanggung
pada
usaha
pembangunan
untuk mengurangi kesenjangan antara desa dan kota. Untuk
58
itu
diperlukan
usaha
guna
namun sekarang sudah diatasi dengan
mengurangi hambatan strategis
adanya
serta kondisi geografi, sosial
memudahkan akses keluar dan menuju
ekonomis
budaya
desa atau kelurahan yang terdapat di
masyarakat. Tetapi di wilayah
Wilayah Kedu Parakan. Mudahnya akses
Kedu dan Parakan, wilayah
ini juga memudahkan proses distribusi
yang
masing-masing
dan
dikategorikan
wilayah
sebagai
pedesaan
pada
industri
kecil
dan
industri
sehingga
yang
ada
di
Berdasarkan hasil kuesioner, 44% penduduk wilayah Kedu Parakan lebih
menengah yang lebih beragam
memilih untuk jalan kaki
dibandingkan dengan wilayah
memilih menggunakan kendaraan pribadi,
perkotaan. Hal tersebut dapat
sedangkan
menciptakan terjadinya pusat-
menggunakan
pusat pertumbuhan baru yang
Masyarakat
mendukung
pengembangan
biasanya dekat dengan tempat kerja,
industri kecil dan menengah
sekolah atau pasar. Seperti yang kita
sehingga diharapkan akan ada
ketahui, angkutan umum yang tersedia
aliran
hasil
saat ini masih sangat buruk kualitas serta
perindustrian di Wilayah Kedu-
pelayanannya, mulai dari waktu yang
Parakan.
tidak
distribusi Terlebih,
Wilayah
8% yang
dan 48% lain
sisanya
memilih
Kendaraan
umum.
memilih
jelas,
tidak
jalan
kaki,
memberikan
Kedu-Parakan juga berbatasan
kenyamanan yang baik, dan tergolong
langsung dengan Kecamatan
lebih
Temanggung
sebagai
pusat
menggunakan kendaraan pribadi. Selain
administrasi
di
Kabupaten
itu juga, melihat banyaknya penduduk
Temanggung
sehingga dapat
yang memilih untuk jalan kaki, maka
menciptakan
proses
dibutuhkan peningkatan pula pada sarana
pengembangan Wilayah Kedu-
pedestrian untuk para pejalan kaki, oleh
Parakan
menjadi
kawasan
karena itu penduduk akan merasa lebih
strategis
ekonomi
Kabupaten
aman dan nyaman dalam melakukan
Temanggung
pada
tahun
dibandingkan
dengan
Kecamatan Parakan juga sudah
3.3.9 Analisis Ketersediaan dan Kondisi Infrastruktur Berdasarkan
mahal
perjalanan.
2035.
kondisi
eksisting
yang ada, sebagian besar kondisi jalan sudah bagus, baik jalan kolektor maupun jalan lokal. Sebelumnya masih banyak jalan lokal yang masih tergolong buruk,
59
betonisasi
Wilayah Kedu Parakan.
umumnya memiliki jenis usaha sentra
program
memiliki terminal dengan tipe C di Desa Jetis,
dengan
luas
5.207
m2 dapat
menampung 50 unit bus umum dan 25 unit angkutan umum. Dengan adanya terminal
ini
maskayarakat
juga
memudahkan dalam
akses
melakukan
pergerakan ke wilayah lainnya baik dalam maupun luar Kecamatan. Terminal ini
masih cukup untuk menampung volume
mendukung kelancaran distribusi masing-
angkutan umum saat ini. Namun, jika
masing industri. Sama halnya dengan
program
peningkatan
dan
distribusi ke dan dari luar Kabupaten
kuantitas
angkutan
umum
dilakukan,
Temanggung, kondisi jalan yang baik
terminal
ini
memudahkan
maka
diprediksikan
kualitas
akan
akses
untuk
distribusi
memiliki muatan yang berlebih, untuk itu
bahan baku dan produk untuk masing-
dibutuhkan
masing
terminal
menampung
volume
lain
untuk
angkutan
umum
yang ada. pergerakan
yang
dilakukan
masing-
masing industri juga beragam, terkait dengan
distribusi
bahan
baku
dan
distribusi
produk.
Bahan
baku
yang
digunakan
masing-masing
Temanggung
industri
3.3.10 Analisis Pola Aliran IKM Berikut
sendiri,
hanya
Dari
hasil
kerja Industri Parakan
penduduk sekitar Kedu-Parakan.
luar
Tenaga kerja
Berikut ini merupakan diagram
Kabupaten
Temanggung
Kecamatan
Kedu-Parakan berkisar 57%. asal tenaga IKM di Kecamatan
Temanggung. Terkait dengan akses di Kabupaten
rata-rata
yang berasal dari Kecamatan
dengan pemasaran produk yang ratadalam
proses
mengunakan tenaga kerja dari
Kabupaten Temanggung, sama halnya dipasarkan
Menengah
dalam
produksinya
Temanggung sendiri, namun juga ada dari
Kecil
(IKM) di Kecamatan Kedu-
diatas
Wilayah Kedu Parakan dari Kabupaten berasal
aliran
ď&#x201A;ˇ Analisis pola aliran tenaga
bahan baku masing-masing industri di
yang
pola
Kedu-Parakan.
beberapa
wawancara
merupakan
industri kecil dan menengah di Wilayah
diketahui bahwa sebagain besar asal
dalam
Kedu
dikarenakan jarak yang cukup jauh.
industri yang mengambil bahan baku dari
rata
Wilayah
Parakan. Kendala yang terjadi hanya
sebagian besar berasal dari Kecamatan
beberapa
di
pada mahalnya ongkos kirim bahan baku
Terkait dengan Industri, proses
luar.
industri
Kedu-Parakan.
sudah
8% 35%
57%
Tenaga Kerja dari Penduduk Sekitar Kecamatan Kedu-Parakan Tenaga Kerja diluar Kecamatan Kedu-Parakan masih Kabupaten Temanggung Tenaga Kerja dari luar Kabupaten Temanggung Sumber: Hasil Kuesioner Industri Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
Gambar 3. 2 Diagram Asal Tenaga Kerja IKM di Kecamatan Kedu-Parakan
60
Tenaga kerja di Kecamatan
sayur,
jemuran,
batu
bata,
Kedu-Parakan sudah bekerja
genteng dan
rata-rata diatas 5 tahun untuk
Tenaga kerja yang bekerja di
jenis IKM
IKM Kecamatan Kedu-Parakan
dan
Kerajinan umum
Industri
sedangkan
kerajinan,
industri
pangan
gerabah tanah.
kurang mendapatkan perhatian khusus
dari
pemerintah
rata-rata sudah bekerja diatas
didalam
3 tahun. Jarak tenaga kerja
kerja yang bekerja
ke lokasi IKM 83% dibawah 1
Kecamatan
km yang berasal dari tetangga
tidak
ataupun saudara dekat dan
penyuluhan
dan
peningkatan
lebih dari 5 km sebesar 3%
ketrampilan
dari
pemerintah.
yang berasal diluar Kecamatan
Karena
Kedu-Parakan
pemerintah, warga bersama-
maupun
luar
Kabupaten Temanggung. 1-5 km 14%
pembinaan.
Tenaga di
IKM
Kedu-Parakan
pernah
mendapatkan
kurangnya
perhatian
sama membentuk KUB secara mandiri
>5 km 3%
guna
menjadikan
wadah peningkatan ketrampilan yang
berada
Wirodono,
di
desa
dusun
Karangtejo
KUB Mekar Sari dengan IKM emping
< 1 km 83%
dan
rajutan
serta KUB di Desa Kundisari untuk
IKM
yang
berbahan
Sumber: Hasil Kuesioner Industri Kelompok 5B
dasar
tanah
liat.
Hambatan
Studio Perencanaan, 2015
dan
Gambar 3. 3 Jarak Tempat Tinggal Tenaga Kerja menuju IKM di Kecamatan Kedu-Parakan
Tenaga kerja yang bekerja di
IKM
Kecamatan
Parakan
Kedurata-rata
mendapatkan
keahliannya
secara turun temurun, diberi pelatihan atau
oleh
pemilik
terinspirasi
dari
IKM orang
lain. Keahlian yang dilakukan secara turun temurun rata-rata pada seperti
IKM
jenis
pembuatan
kerajinan rigen,
keranjang tembakau, keranjang
61
melinjo
kendala
yang
dihadapi
Tenaga kerja yang bekerja di IKM Kecamatan Kedu-Parakan yaitu minimnya inovasi karena keterbatasan skill. Skill yang merata
menyebabkan
kurangnya inovasi dari produk IKM.
Kurangnya
menyebabkan
inovasi
harga
produk
IKM yang masih rendah. ď&#x201A;ˇ Analisis pola aliran bahan baku Berikut merupakan analisis pola
aliran
bahan
baku
Wilayah Kedu-Parakan. a. Industri pangan
di
Industri
kecil
menengah
dan
IM
đ??ľđ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;Ą đ??ľđ?&#x2018;&#x17D;â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ??ľđ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;˘
berbasis
industri
makanan
đ??ľđ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;Ą đ??ťđ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x2122; đ?&#x2018;&#x192;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;
di
Wilayah Kedu Parakan sangat
potensial
dikembangkan.
pangan di Wilayah Kedu Parakan
terdiri
industri dan
tahu,
tempe,
industri
melinjo.
dari emping
Berdasarkan
kesamaan industri
komoditas,
pangan
dibagi
menjadi dalam 2 (dua) klaster yaitu industri tahu dan
tempe
dasar
(berbahan
kedelai)
emping
dan melinjo
(berbahan
dasar
melinjo). Kapasitas industri
produksi
tahu-tempe
di
Wilayah Kedu Parakan rata-rata
sebanyak
1
kwintal per hari. Proses produksi
dilakukan
dengan cara merendammenggiling-direbus hingga
mendidih-
disarung-ditambambah manyon-Didiamkan sampai
mengeras-
dipotong. Jangka waktu produksi adalah baku sebesar
industri 1
hari.
yang 2,5
tahu Bahan
digunakan kilogram
per hari dengan indeks material sebagai berikut:
IM
=
IM
=
2,5 đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x201D; 100 đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x201D;
untuk Industri
=
0,025 Berdasarkan
hasil
perhitungan diatas dapat diketahui bahwa industri pangan di Wilayah Kedu Parakan memiliki indeks material
<1,
artinya
bahwa
industri
tahu-
tempe
merupakan
industri yang berorientasi pasar. Oleh karena itu perlu adanya dukungan infrastruktur akses
maupun
industri
ini
pasar
agar
terhadap berkembang
secara
optimal. Industri pangan yang
berkembang
lainnya di Wilayah Kedu Parakan adalah industri emping melinjo. Menurut Yati
seorang
pembuat
emping melinjo di Dusun Wiridono
Desa
Karangtejo, Kedu,
Kecamatan
bahan
baku
industri emping melinjo adalah
melinjo
berasal Gemawang
yang
Karangtejo, dan
Sukorejo. Pengadaan
bahan
baku dalam mendukung sektor industri pangan di Wilayah Kedu Parakan
62
sangat
membutuhkan
mempengaruhi
akses,
penyedian
pengembangan
infrastruktur, dan
informasi.
tersebut agar
teknologi
wilayahnya.
Hal
dimaksudkan sektor
industri
Berikut
ini
adalah
skema
yang
menjadi
model
aliran
bahan
baku
industri
pangan di Wilayah Kedu
pangan di Wilayah Kedu
Parakan
Parakan.
dapat
Industri Pangan di Wilayah Kedu Parakan Sumber Bahan Baku Aliran Bahan Baku
Batas Wilayah
1 2 3
Kabupaten Temanggung Luar Kabupaten Temanggung Luar Negeri
1
2
3
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015 Gambar 3. 4 Model Aliran Bahan Baku Industri Pangan
b. Industri kerajinan umum Industri kecil dan menengah berbasis industri kerajinan umum sangat mendominasi di Wilayah Kedu Parakan. Kontribusi industri kerajinan umum di wilayah Kedu Parakan adalah sebesar 67% dari total Industri Kecil dan Menengah sebanyak 1.157 unit. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah bambu yang berasal dari Kabupaten Salatiga, Kabupaten Magelang, Desa Pingit dan Desa Bedono. Harga bahan baku ini adalah Rp 17.500,- tiap batang di musim biasa, dan Rp 19.000,- s.d. Rp 20.000,rupiah tiap batang ketika musim panen. Untuk 1 batang bambu bisa dibuat 2 keranjang tembakau.
63
Industri Keranjang Tembakau dan Sayuran di Wilayah Kedu Parakan Sumber Bahan Baku
Aliran Bahan Baku Batas Wilayah
1 2
1
Kabupaten Temanggung
2
Luar Kabupaten Temanggung
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
Gambar 3. 5 Model Aliran Bahan Baku Industri Keranjang Tembakau dan Sayuran
Jangka waktu produksi keranjang tembakau dan sayuran adalah 4 (empat) bulan dengan kapasitas produksi sebanyak 10 buah per hari. 1 batang bambu dengan berat 10 kg mampu menghasilkan sekitar 17 keranjang tembakau. Keranjang tembakau yang setengah jadi biasanya akan diberi anyaman pelepah pisang dalam proses penyempurnaan produk dengan berat sekitar 30-60 kg. Nilai indeks material anyaman keranjang tembakau adalah <1, artinya bahwa industri ini dapat berkembang secara optimal jika mendekati lokasi pasar. IM = IM =
đ??ľđ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;Ą đ??ľđ?&#x2018;&#x17D;â&#x201E;&#x17D;đ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x203A; đ??ľđ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;˘ đ??ľđ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;?đ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;Ą đ??ťđ?&#x2018;&#x17D;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013;đ?&#x2018;&#x2122; đ?&#x2018;&#x192;đ?&#x2018;&#x;đ?&#x2018;&#x153;đ?&#x2018;&#x2018;đ?&#x2018;˘đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018; đ?&#x2018;&#x2013; 10 đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x201D; 30 đ?&#x2018;&#x2DC;đ?&#x2018;&#x201D;
IM = 0,333 Industri gerabah tanah, batu bata, genteng memiliki karakteristik yang unik di wilayahnya. Hal tersebut disebabkan karena hampir seluruh rumah tangga di Desa Kundisari ini merupakan pengrajin gerabah tanah. Bahan baku yang digunakan adalah tanah liat yang berasal dari petani dan pemilik tanah setempat. Harga bahan baku tersebut adalah Rp 250.000,- s.d. Rp 300.000,- per satu mobil. Industri
Gerabah
Tanah,
Batu
Bata, Genteng di Wilayah Kedu
Sumber Bahan Baku Aliran Bahan Baku Batas Wilayah
1
Kabupaten Temanggung
1
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
Gambar 3. 6 Model Aliran Bahan Baku Industri Gerabah Tanah, Batu Bata dan Genteng
Jangka waktu produksi industri gerabah adalah 2 minggu dengan kapasitas produksi sekitar 50 buah gerabah per minggu. Teknologi yang digunakan dalam industri ini adalah alat putar. Industri ini tergolong industri yang tidak memiliki sisa proses produksi, tanah sisa dari pembuatan tungku digunakan untuk membuat cobek. Hal
64
tersebut menyebabkan nilai Indeks Material (IM) = 1, maka lokasi industri dapat lebih optimal jika berada ditengah-tengah bahan baku dan pemasaran.
Industri Rajutan di Wilayah Kedu Parakan Sumber Bahan Baku Aliran Bahan Baku
Batas Wilayah
1
Kabupaten Temanggung
1 2
2
Luar Kabupaten Temanggung
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
Gambar 3. 7 Model Aliran Bahan Baku Industri Rajutan
Kapasitas
produksi
industri
rajuan ini sekitar 2.000 buah per
bulan,
tersebut dari
namun
tergantung
pihak
potong,
dari
kemudian utilan
utilang
Proses bahan
dipotong-
kemudian
menggunakan harga
pesanan
swasta.
pengolahannya rotan
kondisi
ď&#x201A;ˇ Analisis pola aliran pemasaran Industri
Kecil
Menengah
(IKM) di Kecamatan KeduParakan
dalam
pemasaran
produknya dilakukan dengan 4 cara
yaitu
eceran,
grosir,
eceran dan grosir serta melalui
dipirajut
agen.
Pemasaran
dengan
secara
eceran
produk biasanya
(hakpen)
dilakukan oleh IKM gerabah
sebesar Rp 8.000,-. Industri
dan jemuran, yang dilakukan
rajutan ini memiliki nilai indeks
secara grosir biasanya rigen,
material
(IM)
tahu tempe, ceriping ketela,
lokasi
industri
<1,
dimana
mendekati
emping
melinjo,
sumber tenaga kerja yang ada
tembakau,
batu
di Wilayah Kedu Parakan dan
genteng,
yang
dapat
secara
berkembang
lebih
optimal jika mendekati pasar.
eceran
keranjang bata
dan
dilakukan dan
grosir
seperti batu bata dan genteng, sedangkan
rajutan,
kerajinan
pelepah pisang selalu diambil oleh agen.
65
3%
11% 17%
69%
Eceran
Grosir
Eceran dan Grosir
Dijual ke Agen
Sumber: Hasil Kuesioner Industri Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
Gambar 3. 8 Cara Pemasaran Produk IKM di Kecamatan Kedu-Parakan
Produk IKM di Kecamatan Kedu-Parakan pemasarannya
cakupan masih
dalam
skala lokal seperti batu bata, genteng, rigen, tahu tempe, ceriping
ketela,
emping
ke
Yogyakarta
anyaman
sedangkan
pelepah
pisang
dipasarkan di Surabaya untuk di ekspor ke luar negeri. Hambatan
dalam
proses
distribusi hasil produk IKM di
melinjo, keranjang tembakau.
Kecamatan
Produk IKM yang cakupannya
52% tidak mengalami kesulitan
regional
IKM
karena sudah memiliki agen
sayur,
atau pemasok produk tersebut.
dari
45% hambatan yang dihadapi
pelepah pisang dan gerabah.
dalam proses pemasaranyaitu
Industri yang cakupannya skala
harga jual produk yang tidak
lokal dipasarkan di kecamatan
pasti, hal ini dipengaruhioleh
yang
faktor
mencakup
rajutan,
keranjang
jemuran,
kerajinan
berada
Temanggung pasar
besar
di
Kabupaten
terutama yaitu
di
3
Pasar
Kedu-Parakan
cuaca
harga
dan
bahan
kenaikan bakuseperti
produk dari IKM pangan. 3%
Parakan, Pasar Ngadirejo dan
hambatan
Pasar
Temanggung.
Industri
distribusi
yang
cakupannya
skala
fasilitas penunjang seperti tidak
regional pemasaranyya diluar
mempunyai mobil pengangkut
Kabupaten
sehingga
seperti
Temanggung
Kabupaten
Magelang
dalam
proses
adalah
untuk
kurangnya
pemasaran
produk harus menyewa mobil
dan Kabupaten Kendal, IKM
yang
berdampak
rajutan pemasarannya dibawa
tingginya biaya produksi.
pada
66
harga jual tidak pasti 45%
52%
keterbatasan fasilitas dan infrastruktur yang kurang memadai tidak ada
3%
Sumber: Hasil Kuesioner Industri Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
Gambar 3. 9 Hambatan Pemasaran Produk IKM di Kecamatan Kedu-Parakan
3.3.11 Analisis Karakteristik Sosial Masyarakat Karakteristik sosial masyarakat di Wilayah Kedu-Parakan secara keseluruhan masih memiliki gotong royong yang erat seperti adanya kegiatan kerja bakti dan pengajian yang diadakan rutin. Hal ini menunjukkan warga di Wilayah Kedu Parakan masih memiliki rasa kepedulian yang tinggi. Pada tahun 2035 diprediksi sudah lebih modern karena terpengaruh dengan kondisi masyarakat Parakan sendiri dan akan sadar teknologi namun masih memiliki kepedulian yang tinggi antar warganya.
3.3.12 Analisis Peran dan Fungsi Kelembagaan Berikut merupakan peran dan fungsi lembaga yang ada di Wilayah Kedu-Parakan.
Nama Lembaga Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal
Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Balai Latihan Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian, Perdagangan,
67
Tabel III. 1 Peran dan Fungsi Lembaga Peran dan Fungsi Lembaga LEMBAGA PEMERINTAH Melaksanakan urusan pemerintah daerah dalam bidang perindustrian, bidang perdagangan, bidang pengelolaan pasar dan bidang usaha mikro kecil dan menengah Melaksanakan urusan pemerintah daerah dalam bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Melaksanakan pelayanan penanaman modal, perizinan dan non perizinan secara terpadu satu pintu dan satu tempat yang meliputi persetujuan prinsip, izin lokasi, izin gangguan, izin mendirikan bangunan, izin usaha perdagangan, tanda daftar perusahaan, tanda daftar gudang, tanda daftar industri, surat izin usaha jasa konstruksi, izin usaha industri, izin usaha angkutan, izin perluasan industri, izin trayek, dan izin perubahan status penggunaan tanah. Melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang pelatihan kerja. Melaksanakan sebagian tugas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di wilayah kerjanya.
Nama Lembaga Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pengelolaan Pasar
Pusat Komunitas Kreatif
Fedep (Forum of Economic Development and Employment Promotion) Kamar Dagang dan Industri Indonesia Daerah Jawa Tengah (Kadinda)
Peran dan Fungsi Lembaga
Melaksanakan sebagian tugas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di wilayah kerjanya. Merupakan gedung yang difasilitasi dengan sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang diperuntukkan khusunya bagi para UMKM dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan kreatifitas, memberi kemudahan dalam pencarian dan penyebaran informasi, serta mempercepat upaya perdagangan komoditas unggulan UKM melalui e-commerce LEMBAGA NON PEMERINTAH Merupakan wadah representasi stakeholder tersebut untuk memperkuat kemandirian lembaga dalam usaha-usaha ekonomi dan pengembangan SDM yang dikelola secara profesional dan produktif. Membantu perekonomian yang ada di daerah demi mewujudkan kehidupan ekonomi dan dunia usaha.
Perkumpulan industri ceriping memberikan informasi lanjut yang diberikan oleh pemerintah. Menjaga silaturahmi antar sesama pembuat gerabah dan menerima Fathul Mubarok bantuan modal yang diberikan oleh pemerintah. Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015 KBU Sumber Makmur
Pemberikan modal diberikan
meningkat karena masyarakat
pemerintah
oleh
yang
akan
akan lebih berkembang lagi.
terus
Peran
lembaga
pemerintah
sudah
sadar
dan non pemerintah berupa
teknologi
tunai
mengembangkan
dan
Peralatan
peralatan.
yang
pernah
akan
wawasan
sendiri
namun
lembaga
pemerintah
ini
non diprediksi
akan teknologi informasi dan
sudah tidak terpaku menjadi
diberikan yakni seperti alat
komunikasi
perantara
pencetak
Lembaga
genteng,
pemutar
tanah
alat
tersebut. KBU
antar
pemerintah
Sumber
dan pelaku industri, namun akan memiliki koneksi yang
liat
untuk
Makmur
ini
merupakan
gerabah,
dan
lembaga
yang
mewadahi
Diperkirakan
pada
industri kecil dan menengah
pihak
peran
yakni ceriping. Pada tahun
pemerintah
2035
peran
swasta. Selain itu lembaga
mengingat
lembaga non pemerintah ini
tersebut tidak hanya akan
industri kecil dan menengah
akan semakin besar, tidak
menggantungkan
masyarakat
hanya
sekedar
modal
berkembang sehingga dapat
menyampaikan informasi dari
namun
berdiri
pemerintah
dan
membuat lainnya. tahun
2035
Disperindag namun
masih
kecil
akan
secara
ada
lebih mandiri.
Sebaliknya
peran
Pusat
industri
Komunitas
Kreatif
akan
bantuan
diprediksi
kepada dan modal
pelaku
menerima dari
luas
lagi yakni melibatkan investor
baik
sendiri
maupun
dari dari
terus
bantuan pemerintah,
pihak
lainnya
mengembangkan
koneksinya melalui kerjasama dengan pihak tertentu.
68
Swasta
LKM
KADIN
KADIN
Disperindag Masyarakat FEDEP
Kelompok Usaha
FEDEP
Wilayah Kedu Parakan
Bersama
Disperindag
Disnakertrans
LKM Swasta Disnakertrans 2035
Keterangan:
Kelompok Usaha Bersama
Masyarakat Wilayah Kedu Parakan
Lembaga Non Pemerintah Lembaga Pemerintah Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
Gambar 3. 10 Diagram Venn Hubungan Kelembagaan Perindustrian di Wilayah Kedu Parakan dan Kabupaten Temanggung
3.4
Analisis Karakteristik Aktivitas dan Pengguna Berdasarkan analisis karakteristik pengguna didasarkan pada Undang-undang No. 26 Tahun
2007 tentang penataan ruang yang mana proporsi jumlah ruang terbuka hijau dan ruang terbangun sebesar 70% dan 30 %. Luas fungsi terbangun sebesar 40.390.000 m2 dengan asumsi 1 jiwa sebesar 10 m2 menghasilkan 5 jiwa penduduk. Dengan asumsi 1 jiwa akan menggunakan lahan 10 m2, maka Wilayah Kedu Parakan jumlah penduduk maksimal sebesar 2.827.300 jiwa atau 565.460 Kepala Keluarga.
Berdasarkan prediksi bangkitan tenaga kerja kawasan industri kecil
menengah, dengan luas kawasn industri tahun 2035 sebesar 53,5 Ha akan menimbulkan 53.500 tenaga kerja. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk yang akan digunakan sebagai penduduk wilayah perencanaan
adalah 165.409 jiwa. Dapat di lihat di analisis carrying capacity
dimana pembagian analisis karakteristik pengguna yang digunakan. Sedangkan karakteristik aktivitas dibedakan menjadi aktivitas utama, penunjang, dan pelayanan. Aktivitas utama yaitu berupa permukiman, sedangkan aktivitas penunjang yaitu berupa pendidikan, keagamaan, perdagangan, jasa, sosial dan budaya. Lalu aktivitas pelayanan berupa tempat pembuangan sampah. Adanya permukiman tersebut perlu disertai aktivitas penunjang dan pelayanan sehingga kesejahteraan masyarakat terpenuhi. Berikut merupakan tabel karakteristik aktivitas.
69
Tabel III. 2 Karakteristik Aktivitas No 1.
Fungsi Aktivitas Utama
Kelompok Aktivitas Permukiman
Pendidikan
Kesehatan 2.
Jenis Aktivitas Bermukim
Belajarmengajar
Berobat
Penunjang
Peribadatan
Beribadah
Perdagangan dan jasa
Berdagang
Rumah
Skala Pelayanan Lingkungan
Privat dan Tenang
PAUD
Lingkungan
Publik dan Tenang
TK
Lingkungan
Publik dan Tenang
SD SMP SMA Posyandu Balai Pengobatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Polindes Klinik KB Apotek Dokter Praktek Swasta Bidan Praktek Swasta Rumah Sakit Umum
Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Lingkungan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik
Musholla
Lingkungan
Publik dan Tenang
Masjid Gereja Protestan Gereja Katholik Kapel Vihara Cetiya Toko/warung Pasar Umum
Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Kawasan
Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik
Jenis Fasilitas/ Bangunan
Karakteristik Ruang
dan dan dan dan dan dan dan dan dan dan dan dan dan
dan dan dan dan dan dan dan dan
Tenang Tenang Tenang Ramai Ramai Ramai Ramai Ramai Ramai Ramai Ramai Ramai Ramai
Tenang Tenang Tenang Tenang Tenang Tenang Ramai Ramai
Pengguna Penduduk Penduduk lingkungan Penduduk lingkungan Penduduk di Penduduk di Penduduk di Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk lingkungan Penduduk di Penduduk di Penduduk di Penduduk di Penduduk di Penduduk di Penduduk di Penduduk di
di
dalam
dan
luar
di
dalam
dan
luar
dalam dan luar kawasan dalam dan luar kawasan dalam dan luar kawasan
di
dalam
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
dan dan dan dan dan dan dan dan
dan luar luar luar luar luar luar luar luar
luar
kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan
70
No
Fungsi Aktivitas
Kelompok Aktivitas
Jenis Aktivitas
Berolahraga
3.
Pelayanan
Pemerintah dan Pelayanan
Pasar Ikan Showroom Produk Industri Lapangan Tenis Lapangan Badminton Lapangan Voli Lapangan Sepak Bola Lapangan Futsal Lapangan Basket
Skala Pelayanan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
TPS
Lingkungan
Tempat Pengolahan Sampah
Kawasan
Jenis Fasilitas/ Bangunan
Pelayanan
IPAL IPAL Industri Kantor Kecamatan Kantor Kelurahan Gardu Induk Listrik Kantor Polisi Kantor Pos Pembantu Balai Nikah/KUA Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
71
Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
Karakteristik Ruang Publik dan Ramai Publik dan Ramai Publik dan Ramai Publik dan Ramai Publik dan Ramai Publik dan Ramai Publik dan Ramai Publik dan Ramai Berada dalam permukiman, tidak pada jalur utama namun mudah dijangkau Berada dalam permukiman, tidak pada jalur utama namun mudah dijangkau Jauh dari permukiman Jauh dari permukiman Publik dan ramai Publik dan ramai Jauh dari permukiman Publik dan ramai Publik dan ramai Publik dan ramai
Pengguna Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
di di di di di di di di
dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam
dan dan dan dan dan dan dan dan
luar luar luar luar luar luar luar luar
kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan
Penduduk
Penduduk di dalam dan luar kawasan
Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
di dalam dan luar kawasan di dalam dan luar kawasan di dalam dan luar kawasan di di di di
dalam dalam dalam dalam
dan dan dan dan
luar luar luar luar
kawasan kawasan kawasan kawasan
3.5
Analisis Kebutuhan Ruang Analisis kebutuhan ruang adalah analisis yang dilakukan dengan mengkaji aktivitas-aktivitas
yang terdapat di suatu ruang. Analisis ini didasarkan pada aturan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan yang merupakan acuan dalam perencanaan, kebutuhan ruang,
perancangan serta pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman
lingkungan perumahan dalam lingkup ruang kota. Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di Perkotaan,
Permukiman adalah bagian dari lingkungan
hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan
dan
penghidupan.
Dengan
demikian,
dalam
merencanakan
suatu
permukiman harus dilakukan analisis kebutuhan ruang untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan penghuninya
untuk
mendukung
perikehidupan
dan
penghidupan
sehingga
dapat
menciptakan
kesejahteraan. Di wilayah Kedu-Parakan akan dikembangkan industri kecil dan menengah sehingga harus disediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung proses produksi dan pemasaran produk industri. Berikut pembagian ruang fasilitas di Wilayah Kedu-Parakan hingga tahun 2035 yang dirinci per 5 tahun.
72
Tabel III. 3 Kebutuhan Ruang
Fungsi Aktivitas
Kelompok Aktivitas
Utama
Permukim an
Pendidika n
Jenis Aktivitas
Bermukim
Belajarmengajar
Penunjan g
Kesehatan
Jenis Fasilitas/ Bangunan
Rumah
5
Tahun 2013
Tahun 2020
Tahun 2025
Standar Luas Lahan Minimal (m2)
Sumber
472
SNI 03-17332004 dan Rata-Rata Luas Rumah Eksisting
106993
34
10200
122901
98
29400
Tahun 2030
Tahun 2035 Ket
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2)
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2)
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2 )
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2)
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2)
106993
21399
100905 88
122901
24580
115907 89
135693
27139
1279 749 5
149816
29963
14129 162
165409
33082
15599 938
135693
109
327 00
149816
120
3600 0
165409
132
3960 0
Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana
PAUD
1250
300
SNI 03-17332004
TK
1250
500
SNI 03-17332004
106993
38
19000
122901
98
49000
135693
109
545 00
149816
120
6000 0
165409
132
6600 0
SD
1600
2000
SNI 03-17332004
106993
73
146000
122901
77
154000
135693
85
170 000
149816
94
18800 0
165409
103
2060 00
SMP
4800
9000
SNI 03-17332004
106993
14
126000
122901
26
234000
135693
28
252 000
149816
31
2790 00
165409
34
3060 00
SMA
4800
12500
SNI 03-17332004
106993
8
100000
122901
26
325000
135693
28
350 000
149816
31
3875 00
165409
34
4250 00
Posyandu
1250
60
SNI 03-17332004
106993
191
11460
122901
191
11460
135693
191
1146 0
149816
191
11460
165409
191
11460
Eksisting
Balai Pengobatan
2500
300
SNI 03-17332004
106993
4
1200
122901
49
14700
135693
54
1620 0
149816
60
18000
165409
66
19800
Eksisting dan Rencana
Puskesmas
120000
1000
SNI 03-17332004
106993
3
3000
122901
3
3000
135693
3
300 0
149816
3
3000
165409
3
3000
Eksisting
Puskesmas Pembantu
30000
300
SNI 03-17332004
106993
4
1200
122901
4
1200
135693
5
150 0
149816
5
1500
165409
6
1800
Polindes
2500
300
SNI 03-17332004
106993
18
5400
122901
30
9000
135693
30
900 0
149816
30
9000
165409
30
9000
Klinik KB
5000
300
SNI 03-17332004
106993
23
6900
122901
25
7500
135693
27
810 0
149816
30
9000
165409
33
9900
30000
250
SNI 03-17332004
106993
8
2000
122901
8
2000
135693
8
200 0
149816
8
2000
165409
8
2000
Eksisting
5000
300
SNI 03-17332004
106993
10
3000
122901
25
7500
135693
27
810 0
149816
30
9000
165409
33
9900
Eksisting dan Rencana
5000
300
SNI 03-17332004
106993
45
13500
122901
45
13500
135693
45
1350 0
149816
45
13500
165409
45
13500
Eksisting
-
12848
Best Practice Rumah Sakit
106993
2
28231
122901
2
28231
135693
2
282 31
149816
2
28231
165409
2
28231
Eksisting
Berobat
Apotek/Toko Obat Dokter Praktek Swasta Bidan Praktek Swasta Rumah Sakit Umum
73
Standar Jumlah Penduduk Minimal (m2)
Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana
Fungsi Aktivitas
Kelompok Aktivitas
Jenis Aktivitas
Jenis Fasilitas/ Bangunan
Standar Jumlah Penduduk Minimal (m2)
Standar Luas Lahan Minimal (m2)
Tahun 2013 Sumber
Tahun 2020
Tahun 2025
Tahun 2030
Tahun 2035 Ket
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2)
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2)
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2 )
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2)
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2)
106993
176
17600
122901
492
49200
135693
543
543 00
149816
599
5990 0
165409
662
6620 0
Eksisting dan Rencana
106993
159
95400
122901
159
95400
135693
159
149816
159
9540 0
165409
159
9540 0
Eksisting
106993
11
3850
122901
11
3850
135693
11
149816
11
3850
165409
11
3850
Eksisting
Ngesti Waluyo Kecamatan Parakan
Peribadat an
Beribadah
Melakuka n jual beli barang dan jasa
Perdagan gan dan jasa
Berolahra ga
SNI 03-17332004
Musholla
250
100
Masjid
2500
600
Gereja Protestan
9500
350
Gereja Katholik
9500
350
SNI 03-17332004
106993
1
350
122901
2
700
135693
3
105 0
149816
4
1400
165409
5
1750
Kapel
250
100
SNI 03-17332004
106993
3
300
122901
492
49200
135693
543
543 00
149816
599
5990 0
165409
662
6620 0
Vihara
2500
600
SNI 03-17332004
106993
3
1800
122901
3
1800
135693
3
180 0
149816
3
1800
165409
3
1800
Ekisisting
106993
1
600
122901
2
1200
135693
3
180 0
149816
4
2400
165409
5
3000
Eksisting dan Rencana
106993
1655
165500
122901
1655
165500
135693
1655
1655 00
149816
1655
16550 0
165409
1655
16550 0
Eksisting
149816
5
5000 0
165409
6
6000 0
SNI 03-17332004 SNI 03-17332004
954 00 385 0
Cetiya
2500
600
SNI 03-17332004
Toko/warung
250
100
SNI 03-17332004
106993
3
30000
122901
4
40000
135693
5
500 00
Pasar Umum
30000
10000
SNI 03-17332004
Pasar Ikan
30000
10000
SNI 03-17332004
106993
2
20000
122901
4
40000
135693
5
500 00
149816
5
5000 0
165409
6
6000 0
106993
0
0
122901
1
200
135693
1
200
149816
1
200
165409
1
200
Showroom Produk Industri
-
200
Best Practice UPT Pengembangan Keramik Kasongan
Lapangan Tenis
30000
672
ITF
106993
-
-
122901
4
2688
135693
5
336 0
149816
5
3360
165409
6
4032
Lapangan Badminton
30000
82
BWF
106993
-
-
122901
4
328
135693
5
410
149816
5
410
165409
6
492
Lapangan Voli
30000
162
FIVB
106993
-
-
122901
4
648
135693
5
810
149816
5
810
165409
6
972
Lapangan Sepak Bola
30000
10800
FIFA
106993
-
-
122901
4
43200
135693
5
540 00
149816
5
5400 0
165409
6
6480 0
Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana
Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana
Rencana
Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana
74
Fungsi Aktivitas
Pelayana n
Kelompok Aktivitas
Pemerinta h dan Pelayanan
Jenis Aktivitas
Tahun 2013
Jenis Fasilitas/ Bangunan
Standar Jumlah Penduduk Minimal (m2)
Standar Luas Lahan Minimal (m2)
Sumber
Lapangan Futsal
30000
924
Lapangan Basket
30000
TPS
30000
Ket
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2)
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2 )
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2)
Jumlah Pengguna (jiwa)
Jumlah Unit
Luas (m2)
FIFA
106993
-
-
122901
4
3696
135693
5
462 0
149816
5
4620
165409
6
5544
420
FIBA
106993
-
-
122901
4
1680
135693
5
210 0
149816
5
2100
165409
6
2520
12
SNI 03-17332004
106993
3
36
122901
4
48
135693
4
48
149816
5
60
165409
6
72
106993
3
216
122901
4
288
135693
4
288
149816
5
360
165409
6
432
Eksisting dan Rencana
106993
0
0
122901
1
67000
135693
1
670 00
149816
2
13400 0
165409
2
13400 0
Rencana
106993
0
0
122901
2
1760
135693
3
264 0
149816
4
3520
165409
5
4400
Rencana
106993
2
5000
122901
2
5000
135693
2
149816
2
5000
165409
2
5000
Eksisting
106993
30
30000
122901
30
30000
135693
30
149816
30
3000 0
165409
30
3000 0
Eksisting
106993
1
20000
122901
1
20000
135693
1
149816
1
2000 0
165409
1
2000 0
Eksisting
106993
2
2000
122901
2
2000
135693
2
149816
2
2000
165409
2
2000
Eksisting
106993
2
1000
122901
2
1000
135693
2
149816
2
1000
165409
2
1000
Eksisting
106993
2
1500
122901
2
1500
135693
2
149816
2
1500
165409
2
1500
Eksisting
23933
109628 31
28186
1310816 6
33892
15870 443
37202
17484 793
Eksisting dan Rencana
IPAL
110000
67000
IPAL Industri
-
880
120000
2500
30000
1000
Gardu Induk Listrik
-
20000
Kantor Polisi
120000
1000
120000
500
120000
750
Pelayanan
Best Practice Bank Sampah Kecamatan Temanggung Best Practice IPAL Sewon, Kabupaten Bantul, DIY Best Practice Industri Tahu Tandang Kota Semarang SNI 03-17332004 SNI 03-17332004 Best Practice Gardu Induk Kecamatan Kedu SNI 03-17332004 SNI 03-17332004 SNI 03-17332004
JUMLAH (LUAS LAHAN FUNGSI TERBANGUN)
30902
LUAS LAHAN FUNGSI TERBANGUN (70% RUANG TERBANGUN)
28273000
LUAS LAHAN SIRKULASI (30% RUANG TERBANGUN)
12117000
TOTAL LUAS LAHAN RUANG TERBANGUN (70% LUAS LAHAN WILAYAH KEDUPARAKAN)
40390000
LUAS LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU (30% LUAS LAHAN WILAYAH KEDU-PARAKAN)
17310000
LUAS LAHAN WILAYAH KEDU-PARAKAN
57700000
75
Tahun 2035
Luas (m2)
72
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
Tahun 2030
Jumlah Unit
30000
Kantor Pos Pembantu Balai Nikah/KUA
Tahun 2025
Jumlah Pengguna (jiwa)
Tempat Pengolahan Sampah
Kantor Kecamatan Kantor Kelurahan
Tahun 2020
500 0 300 00 200 00 200 0 100 0 150 0 1443 076 2
Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana
3.6
Analisis Koefisien Dasar Bangunan Berikut merupakan analisis koefisien dasar bangunan yakni meliputi Diketahui A
= 3,06 Ha = 30.620,21 m2
S
= 0,001
C
= 1,9 (kemiringan tanah 5-10%, sedikit tanah terbuka, sedikit penghijauan,
infiltrasi sedikit) = 7,678 x 10-8 m/detik
I
1. Menentukan
koefisien
pengambilan air tanah (Iinf) Iinf
=
0,001
x
4,47
= 1,46 liter/detik/Ha x
30.628,201
4. Menentukan open space (OS) OS
= 30,63 liter/menit = 0,51 liter/detik tanah (Qinf)
= Iinf/Q1Ha = 0,51 liter/detik /
1,46 liter/detik/ha
2. Menentukan debit infiltrasi air Qinf
Ha
liter/detik)/3,06 Ha
= S x A =
(1
= 0,7446 Ha 5. Menentukan
Koefisien
= C x I x A
Bangunan (KDB)
= (1,9) x (7,678 x
KDB
10-8) x 30.628,201
((A-OS)
x
100%) / A
= 4,47 liter/detik 3. Menentukan debit infiltrasi untuk
=
Dasar
= ((3,06 Ha â&#x20AC;&#x201C; 0,74 Ha) x 100%) / 11 Ha
tanah seluas 1 Ha (Q1Ha)
= 75,8%
Q1Ha
= 76%
= (1Ha x Qinf)/A
= 80% KDB 80% artinya: Luas total lahan terbangun kawasan adalah 80% dari luas lahan. Luas total lahan terbangun kapling adalah 80% dari luas kavling. 3.7
Analisis Ketinggian Bangunan dan Jarak Bangunan Berikut merupakan analisis ketinggian dan jarak bangunan. a. Analisis Ketinggian Bangunan Tinggi bangunan adalah tinggi suatu bangunan atau bagian bangunan, yang diukur dari rata-rata permukaan tanah sampai setengah ketinggian atap miring atau sampai puncak dinding atau parapet, dipilih yang tertinggi. Berikut perhitungan tinggi bangunan yang digunakan untuk wilayah Kedu Parakan adalah:
76
1. Kawasan Permukiman Pertimbangan
terhadap
2. Kawasan Perdagangan dan Jasa FAR
Pertimbangan
terhadap
(Floor Area Ratio)
(Floor Area Ratio)
FAR
FAR
= Total Luas Lantai Luas Lantai Dasar
FAR
= 1009,06/ (80% x
1009,06)
FAR
= Total Luas Lantai Luas Lantai Dasar
FAR
=3,06/
(80%
x
3,06)
FAR
= 1009,06/ 807,248
FAR
=3,06/ 2,448
FAR
= 1,25 = 6 Lantai
FAR
= 1,25 = 6 Lantai
Selanjutnya apabila dilihat pada grafik Land Use Intensity, rasio 1,25 merupakan ketinggian bangunan yang setara 6 lantai. Apabila diasumsikan bahwa 1 lantai bangunan memiliki ketinggian 5 meter, maka ketinggian bangunan berdasarkan FAR yaitu 30 meter. b. Analisis Jarak antar Bangunan Jarak bangunan adalah jarak yang terkecil, diukur diantara permukaan-permukaan denah dari bangunan-bangunan atau jarak antara dinding terluar yang berhadapan antara 2 bangunan. Penentuan jarak bangunan dengan menggunakan pertimbangan persyaratan Departemen Pekerjaan Umum (DPU 1987). Berdasarkan hasil perhitungan ketinggian bangunan yang telah dihitung, menunjukkan bahwa ketinggian bangunan kawasan permukiman dan kawasan perdagangan & jasa 30 Meter atau sama dengan 6 lantai. Jika dilihat dari tabel persyaratan ukuran tinggi dan jarak bangunan, bangunan dengan tinggi 30 Meter masuk kedalam 14 s/d 40 Meter yang memiliki jarak bangunan 6-8 Meter. Tabel III. 4 Persyaratan Ukuran Tinggi dan Jarak Bangunan Tinggi Bangunan (m) Jarak Bangunan (m) 0 s/d 6 3 8 s/d 14 3 â&#x20AC;&#x201C; 6 14 s/d 40 6 â&#x20AC;&#x201C; 8 >40 >8 Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 1987
3.8
Analisis Garis Sempadan Bangunan Berikut merupakan analisis garis sempadan bangunan. Diketahui data tipe jalan, lebar jalan,
lebar trotoar, dan kecepatan.
Tipe Jalan
77
Tabel III. 5 Persyaratan Ukuran Tinggi dan Jarak Bangunan Lebar Jalan Lebar Trotoar
Kecepatan (km/jam)
Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan lokal Jalan lingkungan
8 7 4 2
meter meter meter meter
-
80 60 40 20
Permukiman Da
= jarak mengerem secara aman pada jalan lokal
Db
= jarak mengerem secara aman pada jalan lingkungan
Va
= kecepatan kendaraan pada ruas jalan lokal = 40 km/jam = 25 mil/jam
Vb
= kecepatan kendaraan pada ruas jalan lingkungan = 20 km/jam = 12,5 mil/jam
a1
= jarak kendaraan hingga trotoar pada ruas jalan lokal (m) = ½ lebar badan jalan + lebar trotoar jalan lokal = 2 meter
b1
=
jarak kendaraan hingga trotoar pada ruas jalan lingkungan (m)
= ½ lebar badan jalan + lebar trotoar jalan lingkungan = 1 meter ta
= waktu reaksi untuk mengerem kendaraan di jalan lokal = 0,95 detik
tb
= waktu reaksi untuk mengerem kendaraan di jalan lingkungan = 0,8 detik
1. Menghitung Da Da =
0,063
Da – b (Va)
2
+
0,063
(25)2
+
1,47
= 27,52 meter 2. Menghitung Db = (Db – 16)(Va)/
b) = (a1 + a2) (Da)
= (Db – 16)(25)/
90,29 = 12,5 x 90,29 / 25
= 13,76 meter 3. Menghitung a2 dan b2 Db
/ (Da – (b1 + b2)) 13,76 =
= a (Da)
(2
+
a2)
(27,52) / 1 a2
Da
Db
a2)
- Mencari a2, jika b2 = 0 Db = a (Da) / (Da –
= 90,29 feet
12,5
+
(Da)) / (Da – (b1 +b2))
(0,95)(25) + 16
Vb
((a1
1,47
(ta)(Va) + 16 =
=
= 2 – 0,5 = 1,5
meter - Mencari b2, jika a2 = 0 Db = a (Da)/ (Da – b) = (a1 + a2) (Da) / (Da – (b1 + b2))
78
13,76 = 2 x 27,52 / (25
b2
= 20 meter
– (1 + b2) 4. Menghitung garis sempadan Garis sempadan pada Jalan Lokal = a a = a1 + a2 = 2 + 1,5 = 3,5 meter Garis sempadan pada Jalan Lingkungan = b b = b1 + b2 = 1 + 20 meter = 21 meter Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa GSB di dalam lingkungan permukiman, untuk jalan lokal adalah 3,5 meter sedangkan untuk jalan lingkungan adalah 21 meter. Namun GSB tersebut sulit untuk diaplikasikan di lokasi perencanaan karena membutuhkan ruang yang besar. Sehingga GSB yang digunakan adalah setengah dari lebar jalan eksisting. Untuk jalan lokal GSB nya sebesar 2 meter dan jalan ligkungan sebesar 1 meter. Perdagangan dan Jasa 1. Menghitung Da Da =
0,063
(Va)2
+
1,47
b)
(ta)(Va) + 16 =
0,063
(50)2
+
/ (Da – (b1 + b2))
= 157,5 + 113,925 + 16
(4
+
a2)
a2 + 4= 67,78 meter
2. Menghitung Db = (Db – 16)(Va)/
Da = (Db – 16)(50)/
287,425
= a (Da)
Da – b
=
((a1
= 63,78 meter
- Mencari b2, jika a2 = 0 Db = a (Da)/ (Da – b) / (Da – (b1 + b2)) 70,6
3. Menghitung a2 dan b2 Db
a2
= (a1 + a2) (Da)
= 231,57 feet = 70,6 meter
= (4 + 0) (87,63)
/ (87,63 – (3,5 + b2)) +
a2)
(Da)) / (Da – (b1 +b2)) 4. Menghitung garis sempadan
79
=
+ 0))
= 87,63 meter
Db
70,6
(87,63) / (87,63 – (3,5
=287,425 feet
37,5
= (a1 + a2) (Da)
1,47
(1,55)(50) + 16
Vb
- Mencari a2, jika b2 = 0 Db = a (Da) / (Da –
b2
= 79,17 meter
Garis sempadan pada Jalan Arteri = a a = a1 + a2 = 4 + 63,78 = 67,78 meter Garis sempadan pada Jalan Kolektor = b b = b1 + b2 = 3,5 + 79,17
= 82,67 meter
Berdasarkan hasil analisis di atas, GSB untuk jalan arteri adalah 67,78 meter sedangkan untuk jalan kolektor adalah 82,67 meter. Namun, GSB yang digunakan adalah setengah dari lebar jalan eksisting. Untuk jalan arteri GSB nya sebesar 4 meter dan jalan kolektor sebesar 3,5 meter. Ketinggian bangunan menurut
80%
Metode FAR adalah
(2,5 Ha)
lantai (30 m)
GSB Jalan Arteri: 4 m
Jarak : 6-8 m
GSB Jalan Kolektor: 3,5 m Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
Gambar 3. 111 Analisis Koefisien Dasar Bangunan Kawasan Perdagangan dan Jasa
80% (807Ha)
Ketinggian bangunan menurut Metode FAR adalah lantai (30 m)
GSB Jalan Lokal: 2 m
Jarak : 6-8 m
GSB Jalan Lingkunganr: 1 m Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
Gambar 3. 121 Analisis Koefisien Dasar Bangunan Kawasan Pemukiman
80
BAB IV PRESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN
4.1
Visi dan Misi Perencanaan Berikut merupakan visi dan misi Wilayah Kedu-
Parakan.
“Terwujudnya Wilayah Kedu–Parakan sebagai Kawasan Strategis Ekonomi Kabupaten Temanggung dengan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Tahun 2035”.
4.2 Elemen Konsep Perencanaan
4.1.1 Misi Misi yang diambil untuk mencapai “Terwujudnya
Berikut merupakan konsep perencanaan dalam
Wilayah Kedu–Parakan sebagai Kawasan Strategis
pengembangan
Ekonomi
dengan
guna mengembangkan potensi keruangan, ekonomi,
Menengah
sosial dan kelembagaan yang terdiri dari konsep
Kabupaten
Pengembangan
Temanggung
Industri
Kecil
dan
kelestarian,
keselarasan,
dan
keseimbangan fungsi lingkungan hidup. 2. Meningkatkan
dan
melakukan
pemerataan
secara kualitas dan kuantitas. yang kreatif dan berjiwa kewirausahaan. dan
lembaga pembangunan
dan pemangku kepentingan.
merupakan
gambaran
yang
akan dicapai di masa mendatang agar tercapainya secara
(Specific,
SMART
Measurable, Achievable, Realistic, Time Based). dengan kondisi yang terjadi saat ini dan keadaan yang
dalam yang
melibatkan partisipasi masyarakat, pemerintah,
diharapkan
di
masa
depan
yaitu
aspek
ekologi, sosial, ekonomi, dan infrastruktur.
4.2.1 Pengembangan
IKM
(Klaster
Industri) Klaster penerapan
81
Kedu-Parakan
Konsep perencaan didasarkan pada 4 aspek sesuai
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia peran
perencanaan
pembangunan
3. Pengembangan industri kecil dan menengah
perencanaan
Wilayah
Pengembangan IKM melalui konsep klaster industri. Konsep
pembangunan sarana dan prasana publik.
5. Meningkatkan
di
PPCP (Public Private Community Partnership) dan
Tahun 2025” yaitu: 1. Mencapai
industri
dari
industri bentuk
merupakan kelompok
salah usaha
satu spesifik
yang dihubungkan melalui rantai peningkatan nilai
efisiensi dan efektifitas biaya, kesempatan dalam
tambah. Adanya sistem ini merupakan solusi yang
berinovasi,
dilihat
atas
paling
ekonomi
lokal
konsentrasi terkait
mumpuni suatu
dari
dan
untuk
daerah.
kegiatan
lembaga
mengembangkan
Klaster
ekonomi
merupakan yang
penunjangnya,
kualitas
jenis
strategi
kemiskinan
daya-saing
(Porter,
Michael: 1998).
secara
dan
berkelanjutan
pelayanan.
(Bennett,
Private
Community
Partnership
(PPCP) dapat dipahami sebagai entitas bisnis di mana
meningkatkan
produk
Public
kegiatan ekonomi yang saling berkaitan, sebagai untuk
peningkatan
1996).
saling
untuk
dan
tiga
mitra dan
bersama-sama meningkatkan
memberantas standar
hidup
masyarakat dengan saling menguntungkan. Dalam
Karakteristik
klaster
yang
langsung
bisa
diamati menurut Van Dijk (2003) terdiri dari:
model kemitraan ini, masyarakat berkaitan dengan Pemerintah
termasuk
swasta
dengan
• Kepadatan kegiatan ekonomi
sektor korporasi besar; dan masyarakat berkaitan
• Keberadaan sejumlah usaha dalam kegiatan
dengan
sama,
serupa,
atau
kegiatan
yang
melengkapi (subsidiary)
orang
perorangan
berhubungan
• Kedekatan dalam ruang
yang
pengusaha
PRI;
biasa
serta
termasuk
perusahaan
kelompok
atau
asosiasi. Sektor swasta akan mendapat keuntungan dalam hal proposisi bisnis jangka panjang; sektor
Dalam konsep klaster industri yang terpenting
publik akan mendapat manfaat dengan mendapatkan
adalah keterkaitan. Keterkaitan antara industri inti
sumber
dengan industri pemasok, pendukung, dan pembeli.
pertemuan mandat mereka; dan masyarakat akan
Dengan demikian, tercipta suatu klaster dari industri
memperoleh keterampilan baru, pengetahuan, dan
kecil
teknologi (dalam bentuk layanan dari sektor swasta
menengah
produktif,
Wilayah
dapat
bersaing
Kedu-Parakan di
pasar
lokal
yang dan
Private
Community
Partnership (PPCP) Public (PPCP)
Private
merupakan
Community sebuah
Partnership
pendekatan
untuk
Sektor
Asosiasi
Swasta,
Investasi
dan
yang
mempromosikan kegiatan yang memiliki keunggulan komparatif lokal melalui Peningkatan
modal
kebutuhan
masyarakat
kemampuan dan
mitra.
Masyarakat
mengelola Pemerintah
Mitra
dan
prasarana tetap
dan
sebagai
Masyarakat
membangun, pemilik
keuntungan
dengan
untuk
memanfaatkan
lingkup
Mempromosikan
peran
aktif
juga
sebagai
mitra
usaha
Melibatkan
baik
dari
pihak
dalam
swasta,
maupun
luar
daerah, sebagai fasilitator/ investor dan
sedangkan aset
serta
pengatur dan pengendali pelaksanaan kerjasamana. Mengharapkan
Swasta
Swasta sarana,
lokal
tersebut;
dan
membiayai,
masyarakat
pemerintah daerah sebagai promotor
dapat dari
dan
Pemerintah
Masyarakat.
tergantung
kapasitas
mengidentifikasi
bersifat padat modal ataupun tidak padat
untuk
tersebut;
Pemerintah,
dilakukan
partisipasi
bertujuan untuk menciptakan kapasitas lokal dalam
pembangunan berkelanjutan dengan antara
dan
Public Private Community Partnership (PPCP)
mencapai pertumbuhan inklusif dan adil
tambahan
dengan fasilitasi Pemerintah).
nasional tanpa saling menjatuhkan satu sama lain.
4.2.2 Public
daya
meningkatkan
dalam proses ini; dan Secara
bertahap
identifikasi
diri
melembagakan dari
keunggulan
mekanisme komparatif
masing-masing ekonomi agen publik/ swasta/ masyarakat
dalam
usaha
lokal-lokal/
lokal-
nasional/ lokal-internasional. 82
4.3 Strategi Perencanaan dan Arah Kebijakan Berikut merupakan strategi perencanaan dan arah kebijakan dari preskripsi Wilayah Kedu-Parakan. Tabel IV. 1 Strategi dan Arahan Konsep
No
Potensi dan Permasalahan (Baseline)
1
Adanya Pengelolaan Limbah Industri dan IKM yang menghasilkan limbah tidak berbahaya bagi lingkungan
2
Pembangunan infrastruktur wilayah belum merata
3
Lokasi Pemasaran Produk didalam wilayah Kedu Parakan terbatas
4
Adanya Pusat Komunitas Kreatif
5
Lokasi Industri Kecil dan
83
Fakta Saat Ini Adanya pengolahan limbah di industri tahu Kelurahan Wanutengah. Limbah industri yang berupa cairan dijadikan kolam ikan, sedangkan ampas tahu dijual untuk dijadikan pakan ternak. 41,58% sumber air bersih sumur kondisi jalan buruk 44% sampah masih dibuang ke sungai transportasi belum menjangkau seluruh wilayah Tidak adanya lokasi pemasaran industri kerajinan dan gerabah tanah didalam wilayah Kedu Parakan. Tidak adanya branding dan promosi hasil produk industri berorientasi ekspor Pusat Komunitas Kreatif berdiri sejak bulan September 2015 di Kecamatan Temanggung dan berfungsi untuk mempromosikan produkproduk hasil IKM di Kabupaten Temanggung Pasar Legi di Kecamatan Parakan dilalui oleh
Arahan Konsep
Strategi
Pengembangan IKM
Pengembangan kawasan industri kecil dan menengah melalui pengembangan klaster
PPCP
Peningkatan dan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana wilayah
PPCP dan Pengembangan IKM
Peningkatan promosi potensi ekonomi daerah baik keluar daerah maupun didalam daerah
Pengembangan
Pengembangan
No
6
7
8
Potensi dan Permasalahan (Baseline)
Fakta Saat Ini
Menengah yang Strategis Terdapat industri kecil menengah dalam jumlah yang lebih banyak daripada data jumlah industri yang didapatkan sebelumnya. Pengembangan kawasan industri kecil menengah Peningkatan kontribusi sektor industri di setiap tahunnya
Rendahnya pendidikan penduduk
tingkat formal
9
Banyaknya usia produktif
10
11
penduduk
Rendahnya Faktor Tenaga Kerja/SDM
Keterbatasan Modal Para Pengrajin Pelaku Industri
dan
12
Keterbatasan ketersediaan bahan baku
13
Tidak optimalnya manajemen kelembagaan
jalan arteri sekunder.
Arahan Konsep IKM
Industri yang ada di Wilayah Kedu Parakan seperti Industri rigen, ceriping, emping jet, jemuran, makanan kecil, anyaman pelapah pisang, dll Berdasarkan RTRW Kabupaten Temanggung tahun 2011-2031 Kecamatan Kedu dan Parakan merupakan kawasan pengembangan industri kecil dan menengah Persentase kontribusi PDRB sektor industri Kecamatan Kedu-Parakan terhadap PDRB Kabupaten Temanggung meningkat 0,99% dari tahun 2010-2011. Sebesar 41,58% penduduk di Wilayah KeduParakan pendidikan terakhirnya yaitu SD, sedangkan penduduk yang berpendidikan terakhirnya SMA yaitu 28,71%, dan sebesar 20,79% penduduk pendidikan terakhirnya yaitu SMP. Depedency ratio atau ketergantungan penduduk di Kecamatan Kedu adalah 48 yang berarti setiap 100 penduduk menanggung 48 penduduk non produktif, sedangkan untuk Kecamatan Parakan pada setiap 100 penduduk produktif menanggung 47 penduduk non produktif. Kesadaran masyarakat di Wilayah KeduParakan akan pentingnya pendidikan masih tergolong rendah. Modal industri Kedu-Parakan diperoleh dari modal sendiri atau berupa DP dari pemesan. Selain terbatasnya modal, peminjaman akan modal kepada bank sangat sulit. Akibatnya industri sulit untuk berkembang dan pelaku industri hanya dapat memenuhi kebutuhan pasar di Kabupaten Temanggung sendiri. Bahan baku industri pangan dan kerajinan berasal dari luar wilayah Kedu Parakan dan Kabupaten Temanggung Lembaga yang berada di wilayah KeduParakan kurang dapat berfungsi secara optimal dikarenakan kurangnya partisipasi masyarakat.
Strategi kawasan industri kecil dan menengah melalui pengembangan klaster
Pengembangan IKM
Pembangunan kawasan ekonomi khusus dan cepat tumbuh
PPCP dan Pengembangan IKM
Peningkatan sumberdaya dalam peningkatan produktivitas
Pengembangan IKM
Pengembangan IKM
kualitas manusia rangka
Peningkatan penanaman modal untuk mendorong tumbuhnya investasi dan usaha ekonomi kreatif Peningkatan produksi dan produktivitas bahan baku industri Peningkatan peran IKM melalui pengembangan kelembagaan, pemanfaatan teknologi, inovasi, dan sarana prasarana
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
84
4.4 Skenario Perencanaan Skenario perencanaan ditujukan untuk memprediksi pencapaian strategi yang akan terjadii di masa depan. Skenario perencanaan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu skenario postif dan negatif Berikut merupakan skenario dari perencanaan yang telah dilakukan. Tabel IV. 2 Skenario Perencanaan
Aspek
Ekologi
Strategi
Positif
Negatif
Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah
Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah terlaksana, maka air limbah tidak mencemari sungai, pengelolaan limbah dapat memiliki nilai ekonomis, ekologis yang berdampak pada peningkatan kualitas lingkungan
Semakin tercemarnya lingkungan pemukiman dan kawasan industri di Wilayah Kedu Parakan, kawasan lingkungan hidup yang tidak sehat dan tidak ramah lingkungan
Peningkatan dan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana wilayah
Indikasi kegiatan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana wilayah terlaksana, maka akses masyarakat terhadap infrastruktur dasar meningkat
Semakin terjadinya ketimpangan pembangunan sarana dan prasarana wilayah, penduduk kesulitan memperoleh air bersih, sistem transportasi tidak menjangkau seluruh wilayah
Peningkatan promosi potensi ekonomi daerah baik keluar daerah maupun didalam daerah
Adanya lokasi pemasaran industri di dalam wilayah Kedu Parakan dan branding produk IKM, maka akan meningkatkan promosi dan potensi sehingga kawasan strategis ekonomi wilayah Kedu Parakan berkembang
Tidak adanya upaya peningkatan promosi potensi ekonomi daerah, maka terjadinya penurunan kapasitas produk industri, pengembangan wilayah kedu parakan semakin memburuk
Infrastruktur
85
Skenario
Aspek
Strategi
Positif
Negatif
Perekonomian Wilayah Kedu Parakan meningkat dan jumlah lapangan kerja bagi masyarakat di wilayah kedu parakan dapat menjangkau seluruh penduduk kecamatan maupun dari luar wilayah. Klaster industri terlayani infrastruktur, adanya pengembangan kualitas tenaga kerja, terciptanya integrasi antar klaster industri.
Tidak adanya pengembangan kawasan industri kecil dan menengah, maka semakin sulitnya akses permodalan dan pemasaran produk, tidak adanya spesialisasi industri kecil dan menengah, tidak adanya akses infrastruktur yang menunjang kawasan industri
Pembangunan kawasan ekonomi khusus dan cepat tumbuh
Kawasan ekonomi khusus dan cepat tumbuh berkembang dengan baik, maka muncul pusat-pusat pertumbuhan wilayah baru
Tidak adanya kawasan ekonomi khusus dan cepat tumbuh, maka kondisi perekonomian wilayah kedu parakan semakin memburuk, terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi. Pendapatan per kapita wilayah kedu parakan menurun dan berdampak pada perekonomian Kabupaten Temanggung
Peningkatan sumberdaya dalam peningkatan produktivitas
Ada dan terlaksananya program peningkatan kualitas SDM, maka masyrakat mampu dan secara mandiri melakukan produksi, distribusi dan pemasaran produk industri kecil dan menengah baik dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional.
Tidak adanya peningkatan kualitas, maka kualitas sumber daya manusia menurun dan tidak memiliki daya saing, sehingga tidak dapat menciptakan inovasi produk industri.
Peningkatan modal IKM meningkat, maka IKM mulai berkembang, adanya peningkatan investasi masuk dan penanaman modal dengan akses modal yang mudah
Industri kecil dan menengah semakin terbelakang, terhentinya investasi masuk dan akses penanaman modal yang sangat sulit bagi masyarakat
Pengembangan kawasan industri kecil dan menengah melalui pengembangan klaster
Ekonomi
Skenario
kualitas manusia rangka
Peningkatan penanaman modal untuk mendorong tumbuhnya investasi dan usaha ekonomi kreatif
Peningkatan produksi dan produktivitas Peningkatan produksi bahan baku industri, maka adanya dan produktivitas bahan peningkatan produksi industri dan baku industri perekonomian wilayah kedu parakan dan Kabupaten Temanggung Adanya Peningkatan peran IKM melalui Peningkatan peran IKM pengembangan kelembagaan, melalui pengembangan pemanfaatan teknologi, inovasi, dan kelembagaan, sarana prasarana, maka partisipasi Sosial pemanfaatan teknologi, masyarakat dan kelembagaan semakin inovasi, dan sarana meningkat, adanya pengembangan prasarana produk industri yang berdaya saing tinggi dan berpotensi ekspor Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015
Penurunan produksi dan produktivitas bahan baku, maka terjadinya penurunan perekonomian wilayah kedu parakan dan Kabupaten Temanggung Penurunan peran IKM melalui pengembangan kelembagaan, pemanfaatan teknologi, inovasi, dan sarana prasarana, maka partisipasi masyarakat semakin rendah. Produk yang dihasilkan semakin menurun kualitasnya
86
4.1
Prioritas Program Penyusunan prioritas program ditujukan untuk menentukan tingkat kepentingan suatu program dilaksanakan
dan melihat bagaimana urgensinya untuk masa yang akan datang. Indikator penilaian tersebut terbagi kedalam 3 skor penilaian, yaitu Skor 3 untuk program yang penting dan genting untuk dilaksanakan. Skor 2 untuk program yang genting dilaksanakan. Skor 1 untuk program yang penting dilaksanakan.Berdasarkan Kuadran tersebut maka berikut prioritas program yang telah disusun. Penting (+) Skor 1
Skor 3 Genting
(-
(+)
Skor 2
Tabel IV. 1
(- Program Prioritas Aspek
Ekologi
Infrastruktur
Strategi
Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah
Peningkatan dan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana wilayah
Peningkatan promosi potensi ekonomi daerah baik keluar
87
Jumlah
Skor
1
2
3
1
2
3
Jumlah Skor
0
7
4
0
14
12
26
6
0
10
1
0
20
3
23
9
6
4
1
6
8
3
17
12
1
8
3
1
16
9
26
6
Perbaikan jalan yang rusak
0
2
9
0
4
27
31
2
Mengadakan sistem pengangkutan sampah
1
9
1
1
18
3
22
10
Peningkatan kualitas dan kuantitas moda transportasi
9
2
0
9
4
0
13
13
Penyediaan lokasi pemasaran industri didalam wilayah Kedu Parakan
0
3
8
0
6
24
30
3
Program Program peningkatan kapasitas pengolahan limbah industri melalui pembangunan IPAL paket Program peningkatan pelayanan air limbah rumah tangga melalui sistem terpusat (sewerage) di perkotaan Program pembinaan peningkatan peran pemerintah provinsi, kota/kabupaten dalam pengembangan prasarana dan sarana air limbah Pemerataan jaringan PDAM dan memperbaiki kualitas pelayanan
Ranking
Aspek
Ekonomi
Jumlah
Skor
1
2
3
1
2
3
Jumlah Skor
Adanya branding dan promosi hasil produk industri berorientasi ekspor
1
10
0
1
20
0
21
11
Pengembangan kawasan industri kecil dan menengah melalui pengembangan klaster Pembangunan kawasan ekonomi khusus dan cepat tumbuh Pengembangan kawasan industri kecil dan menengah melalui pengembangan klaster
Pengklasteran industri berdasarkan hasil produksi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
0
0
11
0
0
33
33
1
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan produktivitas
Pengadaan pelatihan softskill tentang pengolahan dan manajemen industri kecil dan menengah bagi masyarakat dalam usia produktif
0
9
2
0
18
6
24
8
Peningkatan penanaman modal untuk mendorong tumbuhnya investasi dan usaha ekonomi kreatif
Menarik investor swasta untuk menanamkan modal pembangunan industri kecil dan menengah di wilayah Kedu-Parakan
4
4
3
4
8
9
21
11
Peningkatan produksi dan produktivitas bahan baku industri
Peningkatan dan pendayaangunaan teknologi dalam proses produksi industri kecil dan menengah di wilayah Kedu-Parakan
0
8
3
0
16
9
25
7
0
5
6
0
10
18
28
4
0
7
4
0
14
12
26
6
1
4
6
1
8
18
27
5
Strategi
Program
daerah maupun didalam daerah
Pembentukan dan Penguatan Kelembagaan Peningkatan peran Industri Kecil dan Menengah IKM melalui Kredit Usaha Rakyat dan pengembangan Pinjaman Sosial kelembagaan, Peningkatan Promosi dan pemanfaatan Pemasaran Produk Industri teknologi, inovasi, Kecil dan Menengah di dan sarana prasarana dalam dan luar wilayah Kedu Parakan Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Ranking
88
4.2
Indikasi Program Indikasi program disusun untuk merinci program yang telah disusun berkaitan dengan prioritas, jenis
kegiatan, indikator keberhasilan, output, outcome, dampak, sasaran (lokasi dan pelaksana), jangka waktu, sumber pembiayaan dan stakeholder terkait. Berikut merupakan indikasi program.
89
Tabel IV. 2 Indikasi Program Aspek
Ekologi
Strategi
Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah
Program
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Output
Outcome
Dampak
Program peningkatan kapasitas pengolahan limbah industri melalui pembangunan IPAL paket
Pengadaan IPAL paket pada masingmasing kawasan industri
Tersedianya IPAL paket di masingmasing kawasan industri
IPAL Paket di masingmasing kawasan industri tersedia
Limbah industri menjadi terkelola dan tidak mencemari lingkungan
Terciptanya kawasan industri yang ramah lingkungan
Tempat pembuangan limbah akhir rumah tangga secara terpusat tersedia
Limbah rumah tangga menjadi terkelola dan terpusat
Terciptanya kawasan permukiman yang memiliki sistem pelayanan air limbah yang terintegrasi
Masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan mengenai pengembangan prasarana serta sarana air limbah
Kesadaran masyarakat akan kebutuhan prasarana dan sarana air limbah yang
Program peningkatan pelayanan air limbah rumah tangga melalui sistem terpusat (sewerage) di perkotaan
Pengadaan tempat pembuangan limbah akhir
Program pembinaan peningkatan peran pemerintah provinsi, kota/kabupate n dalam pengembanga
Pengadaan kegiatan pelatihan terhadap masyarakatny a dalam pengembang an prasarana
Tersedianya tempat pembuangan limbah akhir rumah tangga secara terpusat di masingmasing kecamatan Terselenggara nya edukasi serta sosialisasi mengenai pengembanga n prasarana dan sarana air limbah
Terwujudnya lingkungan yang sehat
Sasaran
Kawasan industri
Kawasan permukiman
Masyarakat
Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0
Pembiaya an
Stakeholde r
APBD
Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup
APBD
Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup
APBD
Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup
90
Aspek
Infrastrukt ur
91
Strategi
Peningkatan dan pembanguna n infrastruktur sarana dan prasarana wilayah
Program
Kegiatan
n prasarana dan sarana air limbah
dan sarana air limbah
Pemerataan jaringan PDAM dan memperbaiki kualitas pelayanan
Pembanguna n jaringan PDAM
Perbaikan jalan yang rusak
Pembetonan, pengaspalan, dan perbaikan jalan makadam
Mengadakan sistem pengangkutan sampah
Pembuatan TPS dan pengadaan pengangkuta n sampah kolektif
Indikator Keberhasilan
Output
Outcome
Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0
Pembiaya an
Stakeholde r
Dampak
Sasaran
Setiap rumah tangga
APBD
PDAM
Setiap jalan yang rusak
APBD
Dinas PU
APBD
Dinas Kebersihan dan Pertamana n
ramah lingkungan
100% rumah tangga terlayani PDAM Terwujudnya kondisi jaringan jalan dapat memberikan kenyamanan bagi peggunanya Tersedia TPS dan 100% rumah tangga terlayani pengangkutan sampah
Semua wilayah sudah menggunakan PDAM
mengurangi dampak penurunan tanah
mengurangi potensi terjadinya bencana alam berupa penurunan tanah
Terbangunnya jaringan jalan sesuai dengan jenis dan fungsi jalan
Lancarnya arus transportasi dan aktivitas masyarakat
Aksesibilitas mudah dan nyaman
Semua wilayah sudah memiliki TPS
terbentukny a jaringan pengangkut an sampah
Terciptanya lingkungan yang terbebas dari sampah
Seluruh desa telah terlayani
Aspek
Strategi
Peningkatan promosi potensi ekonomi daerah baik keluar daerah maupun didalam daerah
Pengemban gan kawasan industri kecil dan menengah melalui
Program
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Peningkatan kualitas dan kuantitas moda transportasi
Peningkatan kualitas dan penambahan jumlah transportasi umum
Terlayaninya setiap desa oleh angkutan umum
Penyediaan lokasi pemasaran industri didalam wilayah Kedu Parakan
Pengadaan pusat lokasi pemasaran industri (showroom)
Adanya branding dan promosi hasil produk industri berorientasi ekspor
Pengklasteran industri berdasarkan hasil produksi untuk mempercepat
Pembanguna n pasar,showro
om dan memaksimalk an peran lembaga non pemerintah Meningkatkan fasilitas yang ada untuk mendukung aktivitas industri di setiap cluster
100% perajin memiliki lokasi pemasaran
Terbentuknya pasar, lokasi pemasaran baru dan promosi hasil produksi industri berorientasi ekspor
Terpenuhinya kebutuhan akan fasilitas
Output
Outcome
Dampak
Meningkatnya jumlah angkutan umum
Seluruh desa terlayani moda transportasi
Aksesibilitas masyarakat lebih mudah
Adanya tempat pemasaran hasil produk industri
Proses pemasaran hasil produksi lebih mudah
Peningkatan hasil penjualan produksi
Memperluas jaringan pemasaran
Produk mudah dikenali masyarakat dan dapat berorientasi ekspor
Meningkatka n pendapatan dan hasil produksi
Meningkatn ya hasil produksi
Aktivitas industri berjalan lancar
Proses produksi efisien
lebih
Sasaran
Setiap desa
Setiap perajin gerabah
Setiap pelaku industri
Setiap pelaku industri
Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0
Pembiaya an
Stakeholde r
APBD
Dinas Perhubung an
APBD
Dinas Perindustri an dan Perdagang an
APBD
Dinas Perindustri an dan Perdagang an
APBD
Dinas Perindustri an dan Perdagang an serta Dinas PU
92
Aspek
Strategi pengembang an klaster
Program
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Output
Outcome
Meningkatnya produktivitas industri kecil dan menengah di wilayah Kedu-Parakan
Meningkatnya kualitas produk dan bertambahnya nilai jual produk industri kecil dan menengah di wilayah KeduParakan
Peningkata n penjualan produk industri
Dampak
Sasaran
Peningkatan pendapatan pelaku industri
Para pelaku industri kecil menengah di wilayah KeduParakan
Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0
Pembiaya an
Stakeholde r
APBD
Pemerintah Kabupaten Temanggun g, Para Pelaku Industri
pertumbuhan ekonomi
Pembangun an kawasan ekonomi khusus dan cepat tumbuh Pengemban gan kawasan industri kecil dan menengah melalui pengembang an klaster
Ekonomi
93
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan produktivitas
Pengadaan pelatihan softskill tentang pengolahan dan manajemen industri kecil dan menengah bagi masyarakat
Pelatihan peningkatan proses produksi untuk menambah nilai jual
Aspek
Strategi
Program dalam produktif
Peningkatan penanaman modal untuk mendorong tumbuhnya investasi dan usaha ekonomi kreatif
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Output
Outcome
Dampak
Sasaran
Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0
Pembiaya an
Stakeholde r
APBD
Dinas Perindustri an, Pemerintah Kabupaten Temanggun g, Para Pelaku Industri
APBD
Perusahaa n BUMN dan swasta, Pemerintah Kabupaten Temanggun g, Para Pelaku Industri
usia
Menarik investor swasta untuk menanamkan modal pembangunan industri kecil dan menengah di wilayah Kedu-Parakan
Pendirian dan pengoptimala n fungsi KUD dan lembaga perekonomia n lainya
Mencari dana CSR dari perusahaan swasta untuk mendorong tumbuh kembangnya industri kecil dan menengah di wilayah
50% pelaku industri menanamkan modal di KUD atau lembaga ekonomi lainnya
KUD dapat membantu 35% para pelaku industri yang mengalami kekurangan modal
mendapat 1 sponsor dari dana CSR perusahaan swasta dalam jangka waktu 5 tahun
dana CSR dapat membantu pembangunan fasilitas ekonomi yang dibutuhkan untuk menjual produk di luar wilayah Kedu dan Parakan
Terpenuhin ya modal para pelaku industri kecil dan menengah untuk menjalanka n proses produksi terpenuhiny a modal dan fasilitas para pelaku industri kecil dan menengah untuk menjalanka n proses produksi
tumbuh berkembang nya para pelaku industri secara masiv di wilayah KeduPrakan
Pembanguna n fasilitas dan infrastruktur untuk produksi lbh cepat karena dana sudah tersedia.
Para pelaku industri kecil menengah di wilayah KeduParakan
Bank/Perusah aan swasta yang menyediakan dana CSR
94
Aspek
Strategi
Program
Kegiatan
Indikator Keberhasilan
Output
Dampak
Sasaran
Banyak masyarakat dari luar wilayah KeduParakan yang dapat membeli hasil produksi IKM secara mudah dan murah
Meningkatn ya kreativitas masyarakat untuk berinovasi dalam proses produksi industri kecil dan menengah
Distribusi hasil produksi dapat dilakukan dengan lebih cepat, mudah, dan murah.
Para pelaku industri kecil menengah di wilayah KeduParakan
Tenaga kerja menguasai ketrampilan
Peningkata n produktivita s tenaga kerja
Peningkatan jumlah dan kualitas produk industri
KeduParakan
Sosial
95
Peningkatan produksi dan produktivitas bahan baku industri
Peningkatan dan pendayaangun aan teknologi dalam proses produksi industri kecil dan menengah di wilayah Kedu-Parakan
Peningkatan peran IKM melalui pengembang an kelembagaa n,
Pembentukan dan Penguatan Kelembagaan Industri Kecil dan Menengah
Mengedukasi para pelaku industri kecil dan menengah mengenai pendayaguna an teknologi untuk memaksimalk an hasil produksi
Edukasi keterampilan tenaga kerja
Outcome
Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0
Pembiaya an
Stakeholde r
APBD
Pemerintah Kabupaten Temanggun g, Para Pelaku Industri
APBD
Dinas Perindustri an dan Perdagang an, Tenaga Kerja IKM
serta menjual hasil produksi
50% para pelaku industri kecil dan menengah mampu mengonlinekan hasil dari industri mereka untuk menarik konsumen dari luar wilayah temanggung Terlaksananya kegiatan edukasi ketrampilan
Tenaga kerja industri di Wilayah Kedu - Parakan
Aspek
Strategi pemanfaatan teknologi, inovasi, dan sarana prasarana
Program
Kegiatan
Edukasi manajemen perusahaan
Indikator Keberhasilan
Terlaksananya kegiatan edukasi manajemen perusahaan
Output
Pelaku industri mampu mengelola IKM
Edukasi penggunaan teknologi pendukung produksi
Terlaksananya kegiatan edukasi penggunaan teknologi pendukung produksi
Tenaga kerja dan pelaku industri mampu mengoperasika n teknologi pendukung produksi
Pendampinga n klaster
Terlaksananya seluruh tahapan pendampingan klaster, yang terdiri dari: pemilihan klaster unggulan;
Terbentuknya organisasi klaster yang berkomitmen dalam melaksanakan program secara komprehensif
Outcome
Dampak
Sasaran
peningkata n kualitas pengelolaa n IKM di wilayah KeduParakan banyak pelaku produksi industri yang menggunak an teknologi modern untuk mendukung proses industri
Tumbuhnya IKM baru yang memiliki sistem tata kelola profesional
Produktivitas dari pelaku industri meningkat
Tenaga kerja dan pelaku industri di Wilayah Kedu Parakan
Pengelolaa n klaster terstruktur dan terarah
IKM berkembang secara kualitas dan kuantitas
Pelaku industri
Pelaku industri di Wilayah Kedu Parakan
Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0
Pembiaya an
Stakeholde r
APBD
Dinas Perindustri an dan Perdagang an, Pelaku industri
APBD
Dinas Perindustri an dan Perdagang an, Tenaga Kerja IKM, Pelaku industri
96
Aspek
Strategi
Program
Kegiatan
Indikator Keberhasilan pembentukan forum rembug klaster dan pemilihan BDS pendamping klaster; penyusunan program klaster; monev kegiatan klaster
Kredit Usaha Rakyat dan Pinjaman
97
Output
Outcome
Dampak
Sasaran
Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0
Pembiaya an
Stakeholde r
dan berkesinambun gan untuk peningkatan pendapatan pelaku usaha
Pembuatan sistem informasi pelayanan perizinan dan usaha dagang
Terciptanya sistem informasi pelayanan perizinan dan usaha dagang
IKM yang ada memiliki perizinan dari badan terkait
Adanya kemudahan dalam pemasaran produk karena industri sudah tersertifikas i
Peminjaman modal bagi pelaku IKM
IKM terbantu secara finansial dalam melaksanakan
Peningkatan produktivitas IKM
Pemenuha n target permintaan produk
Peningkatan kepercayaan konsumen terhadap produk industri
IKM di Wilayah Kedu Parakan
APBD
IKM dapat berkembang
IKM di Wilayah Kedu Parakan
APBD
Dinas Perindustri an dan Perdagang an, Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanama n Modal Dinas Perindustri an dan Perdagang an
Aspek
Strategi
Program
Kegiatan
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat
Peningkatan Promosi dan Pemasaran Produk Industri Kecil dan Menengah di dalam dan luar wilayah Kedu Parakan
Pembanguna n pusat promosi dan penjualan produk industri
Menciptakan branding produk IKM
Indikator Keberhasilan
Output
Outcome
Dampak
Sasaran
kegiatan produksi
IKM optimal
IKM terbantu secara finansial dalam melaksanakan kegiatan produksi
Peningkatan produktivitas IKM
Pemenuha n target permintaan produk IKM optimal
Adanya tempat pemasaran produk industri
Terdapat tempat promosi dan penjualan produk IKM yang terpadu
Adanya kemudahan mendapatka n produk industri bagi konsumen
Kawasan Industri Wilayah Kedu Parakan
Produk IKM dikenal secara luas oleh masyarakat
Peningkata n jangkauan pemasaran produk IKM
Peningkatan permintaan produk IKM oleh konsumen
Produk IKM di Wilayah Kedu Parakan
Terbangunnya pusat promosi dan penjualan produk industri
Terciptanya brand produk IKM
IKM dapat berkembang
IKM di Wilayah Kedu Parakan
Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0
Pembiaya an
Stakeholde r
APBD
Dinas Perindustri an dan Perdagang an
APBD
Dinas Perindustri an dan Perdagang an, Pemerintah Kabupaten Temanggun g
APBD
Dinas Perindustri an dan Perdagang an
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
98
4.3
Rencana Spasial Wilayah Perencanaan Berikut merupakan rencana spasial wilayah perencanaan yakni meliputi rencana struktur ruang, pola ruang,
struktur dan pola ruang pengembangan IKM.
4.3.1 Rencana Penyediaan Fasilitas
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 4. 1 Peta Rencana Penyediaan Fasilitas Jaringan Drainase
Pada peta rencana penyediaan fasilitas jaringan drainase di wilayah Kedu-Parakan dapat dilihat bahwa rencana penyediaan fasilitas drainase akan di bangun mengikuti sepanjang jaringan jalan yang ada di wilayah Kedu-Parakan. Dapat dilihat rencana penyediaan fasilitas jaringan drainase akan dibangun secara merata hampir diseluruh wilayah Kedu-Parakan, sehingga yang diharapkan akan dapat melayani kebutuhan akan drainase di tiaptiap desa yang ada di wilayah Kedu-Parakan.
99
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 4. 2 Peta Rencana Penyediaan Fasilitas IPAL
Pada peta rencana pembangunan IPAL
sebagai alat atau sistem untuk pengelolaan
(Instalasi Pengelolaan Air Limbah) yang ada di
limbah hasil industri yang ada. Yang kedua,
wilayah Kedu-Parakan akan dibangun menjadi 2
berupa
pembangunan IPAL. Yang pertama terdapat IPAL
tangga yang akan dibangun sebanyak 2 buah
Industri yang akan dibangun sebanyak 4 buah
yang berada di Desa Candimulya dan Desa
IPAL
ynag
Gondang
masing-masing
Wayang,
desa
berada
rencana
pembangunan
IPAL
rumah
di
Desa
Parakan Kauman berdasarkan kebutuhan ruang
Mojotengah,
desa
yang
ada
di
wilayah
Kedu-Parakan
yang
Watukumpul dan Desa Tegalsari berdasarkan
masing-masing menjadi pusat permukiman yang
kebutuhan ruang yang ada di wilayah Kedu-
ada
Parakan. Pemilihan lokasi rencana pembangunan
dibutuhkan IPAL sebagai alat atau sistem untuk
IPAL Industri diatas, dikarenkan pada desa-desa
pengelolaan limbah yang ada di pusat-pusat
tersebut terdapat aglomerasi industri yang cukup
permukiman tersebut.
besar
sehingga
membutuhkan
IPAL
di
wilayah
Kedu-Parakan.
Sehingga
Industri
100
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 4. 3 Peta Rencana Penyediaan Fasilitas Jaringan Jalan
Pada peta rencana penyediaan infrastruktur jaringan
mendukung lebih dalam aksesibiltas dan mobilitas
jalan, pada jalan lingkungan yang masih didominasi
wilayah Kedu-Parakan. Selain itu, dengan adanya
oleh jalan makadam dan jalan belum beraspal akan
rencana penyediaan fasilitas jaringan jalan yang sesuai
dicanangkan program pembangunan dan pengaspalan
dengan fungsi serta jenis jalannya sehingga akan
jalan. Sehingga nantinya akan dapat berkontribusi serta
memberikan kenyamanan bagi penggunannya.
101
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 4. 4 Peta Rencana Penyediaan Fasilitas Jaringan PDAM
Pada peta rencana penyediaan fasilitas
drainase di tiap-tiap desa yang ada di wilayah
jaringan PDAM di wilayah Kedu-Parakan dapat
Kedu-Parakan.
dilihat bahwa rencana penyediaan fasilitas PDAM
permasalahan serta struktur dan pola ruang yang
akan di bangun mengikuti sepanjang jaringan
ada,
jalan yang ada di wilayah Kedu-Parakan. Dapat
memperbaiki
dilihat
jaringan
dibutuhkan agar seluruh rumah tangga terlayani
drainase akan dibangun secara merata hampir
PDAM dan mncegah terjadinya penurunan tanah
diseluruh wilayah Kedu-Parakan, sehingga yang
akibat penggalian tanah untuk kebutuhan air
diharapkan akan dapat melayani kebutuhan akan
sumur.
rencana
penyediaan
fasilitas
Dikarenakan
pemerataan
jaringan
kualitas
sesuai PDAM
pelayanan
dengan serta sangat
102
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 4. 5 Peta Rencana Penyediaan Fasilitas TPS
Pada peta rencana penyediaan fasilitas
lahan sebesar 12 m2. Pemilihan pembangunan
TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang ada
TPS pada desa-desa tersebut dikarekan, desa-
di wilayah Kedu-Parakan diatas, dapat diketahui
desa
bahwa
penduduk
terdapat
rencana
penyediaan
TPS
yang
memiliki cukup
tingkat padat,
kepadatan selain
itu
sebanyak 6 unit yang masing-masing berada
penempatan TPS yang akan dibangun akan
pada Desa Karangtejo, desa Gondang Wayang,
disesuaikan dengan penggunaan lahan yang ada
desa Bandunggede, desa Kutoanyar dan desa
di
Campursalam. Sesuai dengan kebutuhan ruang
jaringan jalan yang ada yang fungsinya agar
yang telah dibuat untuk wilayah Kedu-Parakan,
memudahkan untuk sistem pengangkutan sampah
maka TPS sebagai aktivitas pelayanan yang
tersebut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
akan di bangun pada wilayah Kedu-Parakan akan dibnagun sebanyak 6 unit dengan luas
4.3.2 Rencana
Struktur
Pengembangan IKM
103
tersebut
dan
Pola
Ruang
desa-desa
tersebut
serta
dekat
dengan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 4. 6 Peta Rencana Struktur dan Pola Ruang Pengembangan IKM
Pada peta rencana struktur dan pola
industri
kecil
menengah yang ada tersebut,
ruang pengembangan IKM diatas, dapat diketahui
nantinya akan di bangun pasar sebagai fasilitas
bahwa terdapat pusat serta sub pusat klaster
yang mendukung pemasaran dari IKM tersebut
untuk industri kecil menengah yang ada di
yang berda di Desa Parakan Wetan, desa Kedu
wilayah Kedu-Parakan. Dapat dilihat yang akan
dan desa Kundisari yang akan dibangun sebagai
dijadikan pusat klaster IKM ialah Desa Kundisari,
pasar baru untuk pemasaran IKM. Pemilihan
dimana desa Kundisari tersebut merupakan desa
pembangunan pengadaan pusat pemasaran baru
yang memiliki aglomerasi industri kecil menengah
tersebut kondisi yang sudah ada serta jaringan
yang cukup banyak, maka dari itu akan dibuat
jalan yang akan digunakan untuk memudahkan
sebagai pusat klaster IKM di wilayah Kedu-
aksesibilitas serta mobilitas.
Parakan. Kemudian untuk sub pusat klaster, akan dibangun di desa-desa Watukumpul, desa tegalsari, desa Gondang Wayang dan Karangtejo diamana pada desa-desa tersebut merupakan desa-desa yang memiliki banyak sekali klaster industri yang ada. Untuk daerah pemasaran dari
104
4.3.3 Rencana Struktur Ruang Wilayah KeduParakan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 4. 7 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kedu-Parakan
Penentuan
Rencana
Desa
Parakan
sarana maupun prasarana yang lengkap, namun
didasari atas fungsi dan peran masing-masing
desa tersebut juga ditetapkan sebagai pusat
desa/kelurahan yang ada di Wilayah Kedu dan
pelayanan karena berada persis di tengah-
Parakan
tengah
Struktur
Ruang
hierarki Wilayah
dalam
dalam Kedu
dan
mendukung
sistem
dan
tidak
memiliki
ketersediaan
jumlah
industri
paling
menjadi
pusat
dari
banyak,
wilayah tersebut. Kelurahan Parakan Kauman,
kegiatan/aktivitas industri di Wilayah Kedu dan
Desa Kedu, dan Desa Kundisari ditetapkan
Parakan pula. Nantinya, pada kedua desa dan
sebagai
satu kelurahan tersebut dapat ditempatkan pula
pusat
pelayanan
karena
memiliki
sehingga
memiliki
kegiatan/aktivitas sosial-ekonomi yang ada di
konsentrasi lahan permukiman yang padat dan
sarana
memiliki ketersediaan sarana maupun prasarana
yang mampu memasarkan hasil-hasil produksi
terlengkap,
dari industri-industri yang ada di Wilayah Kedu
sehingga
mampu
melayani
serta
mendukung kegiatan/aktivitas masyarakat yang ada di Wilayah Kedu dan Parakan. Walaupun
105
Kundisari
pendukung
dan Parakan.
kegiatan/aktivitas
industri
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 4. 8 Peta Rencana Arah Pengembangan Wilayah Kedu-Parakan
Pada hierarki kedua, yaitu sub pusat pelayanan
struktur ruang di Wilayah Kedu dan Parakan ini
wilayah, terdapat lima desa yang memegang
nantinya
peranan
fungsi
antarhiearki fungsi pelayanan dalam mendukung
pendukung kegiatan sosial-ekonomi masyarakat
kegiatan/aktivitas industri di Wilayah Kedu dan
di Wilayah Kedu dan Parakan. Kelima desa
Parakan. Ada pun hierarki ketiga dalam rencana
tersebut
Desa
struktur ruang nantinya, yaitu pusat kegiatan
Gondang
lingkungan, yaitu desa-desa yang memegang
Penetapan
peranan dalam melakukan pelayanan terhadap
penting
yaitu
Mandisari, Wayang, kelima
Desa
Desa dan
desa
dalam
melakukan
Watukumpul,
Tegalsari,
Desa tersebut
Desa
Karangtejo. didasari
oleh
adanya
keberadaan dan jumlah industri yang tersebar di
lebih
ditekankan
pada
hubungan
kegiatan/aktivitas sosial-ekonomi masyarakat di sekitar lingkungan desa.
masing-masing desa tersebut. Dengan demikian,
106
4.3.4 Rencana Pola Ruang Wilayah Kedu-Parakan
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
Gambar 4. 9 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kedu-Parakan
Penentuan zonasi dalam Rencana Pola
luasan
Ruang Wilayah Kedu dan Parakan tahun 2035
peruntukan
kawasan
pada
rencana pola ruang tahun 2035:
didasari oleh pola ruang eksisting, kesesuaian
Tabel IV. 3
lahan, dan analisis kebutuhan ruang. Analisis
Luasan Rencana Peruntukan Kawasan Pada Rencana Pola Ruang Tahun 2035
kebutuhan ruang memprediksi bahwa pada tahun 2035 nantinya luasan lahan di Wilayah Kedu dan Parakan yang diperuntukan sebagai kawasan permukiman
yaitu seluas 15.599.938 m2 atau
sekitar 1.559 Ha, tentunya pada rencana pola ruang
tahun
2035
kawasan
peruntukan
permukiman perlu ditingkatkan menjadi sedikitnya seluas
107
rencana
15.599.938
m2.
Berikut
merupakan
No 1 2 3
Keterangan Kawasan Peruntukan Hutan Lindung Kawasan Peruntukan Industri Kawasan Peruntukan Permukiman
Luas (m2)
Luas (Ha)
4.419.791
441,9
535.681
53,5
23.954.609
2.395,4
4 5
Kawasan Peruntukan Lahan Kering Kawasan Peruntukan Sawah Irigasi
2.551.186
255,1
20.415.452
2.041,5
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014
108
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Sektor
Pengembangan
industri
kecil
dan
menengah
Kabupaten Temanggung di Wilayah Kedu-Parakan berkaitan
erat
dengan
Parakan
dengan
konstelasi
wilayah
yang
Wilayah
Kedu-
lebih
luas.
Berdasarkan karakteristik sistem pusat permukiman, Wilayah Kedu-Parakan terdiri dari 2 ciri perkotaan yaitu desa dan kota. Wilayah yang memiliki ciri perkotaan berada di pusat-pusat jalur strategis serta memiliki tingkat populasi dan kepadatan penduduk yang tinggi. Sedangkan wilayah yang dikategorikan sebagai wilayah pedesaan pada umumnya memiliki jenis usaha sentra industri kecil dan menengah yang lebih
beragam
dibandingkan
dengan
wilayah
Temanggung
memiliki
berbagai
macam industri pengolahan dengan sentra industri yang
Kabupaten
tersebar
di
Temanggung.
seluruh Industri
kecamatan yang
ada
di pun
cukup beragam dari segi jenis komoditas, seperti industri pangan, kayu primer hasil hutan, kerajinan, kimia dan bahan bangunan, sandang, serta industri logam dan elektronika. Sektor industri pengolahan merupakan
sektor
yang
memberikan
kontribusi
sebesar 22% dari total PDRB Kecamatan Kedu.
dimiliki
kedu-parakan
memiliki
pola
pengembangan
kawasan
industri
oleh
Kecamatan
ruang kecil
berupa menengah.
Adanya akses yang mudah dalam proses distribusi bahan baku dan pemasaran. Pusat Komunitas Kreatif merupakan gedung yang difasilitasi dengan sarana Teknologi
Informasi
diperuntukkan
dan
Komunikasi
khusunya
bagi
para
(TIK) UMKM
yang dalam
rangka menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan kreatifitas, memberi kemudahan dalam pencarian dan penyebaran informasi, serta mempercepat upaya perdagangan komoditas unggulan UKM melalui ecommerce. Analisis
Kabupaten
yang
Parakan adalah sektor industri pengolahan. Wilayah
perkotaan.
kecil
unggulan
terdiri struktur
dari
yang 8
ruang,
digunakan
(delapan) pola
dalam
analisis,
ruang,
laporan yaitu
proyeksi,
ini
analisis
karakteristik
aktivitas dan pengguna, kebutuhan ruang, koefisien dasar bangunan, ketinggian bangunan, dan analisis GSB.
Berdasarkan
hasil
analisis
tersebut
maka
disusunlah visi, misi, konsep perencanaan. Dalam rangka
perencanaan
yang
komprehensif
maka
disusunlah strategi, skenario, prioritas dan indikasi program serta rencana spasial wilayah perencanaan guna
menyelaraskan
perencanaan
yang
ditetapkan.
109
telah
DAFTAR PUSTAKA Adriand,
Indra
Jaya.
2008.
Review
Literatur
Teori
Lokasi
dan
Pola
Ruang
(Teori
Aglomerasi). Andreadi, Puput Wahyu. 2010. Pengembangan Model Lokasi Alokasi Dinamis untuk Pemilihan
Terminal Bahan Baku Rotan di Sukoharjo. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Arsitektur Universitas Kristen Petra Vol. 28 No. 1. Surabaya. Badan Pusat Statistik. 2010. Kabupaten Temanggung dalam Angka 2010.Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Temanggung dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik. 2012. Kabupaten Temanggung dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Temanggung dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik. 2013. Kecamatan Kedu dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik. 2013. Kecamatan Parakan dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Bahan Ajar Lokasi Pola Ruang. 2013. Analisis Lokasi Industri. Universitas Diponegoro Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Irwan
& Mada.
M.
Sumarmoko.
1982.
Ekonomi
Pembangunan.
Universitas
Gajah
Yogyakarta: UGM Press.
Kompasiana. (2012) Grebeg suro malawapati: nyekar makam Angling Dharma [Online]. Available at: http://www. wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/11/27/grebeg-suromalawapati-nyekar-makam-angling-dharma-511354.html (Accessed 18 November 2014) Kwanda, Timoticin. 2000. Pengembangan Kawasan Industri di Indonesia. Jurnal Teknik.
Martadwiprani, Hasti dan Rahmawati, Dian. 2014. Economic Development as Community
Resilience Enhancement in Minapolis Coastal Settlement. Indonesia: Institut Teknologi Sepuluh November. PPCP Guidebook on water dalam http://www.cii.in/PPCP%20manual.pdf. Diunduh 29 Okt 2014. Pontoh, Nia K. dan Iwan Kustiwan.
2009. Pengantar Perencanaan Perkotaan. Bandung:
Institut Teknologi Bandung. Program Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004. PPCP Programme at Mandla http://www.cardindia.net/pub7.asp Diunduh 29 Oktober 2014 Rostow, W. W.
1980.
Tahap-tahap pertumbuhan Ekonomi. Jakarta: Yayasan Franklin.
Sunarni, Nani. â&#x20AC;&#x153;One Village One Product Berbasis Budaya Sebagai Usaha Untuk Meningkatkan Perekonomian Daerah (Kasus di Kabupaten Sumedang). Bandung: Fakultas Ilmu Untari, R. 2005. Pola Pertumbuhan Klaster Industri Kecil. Indonesia: ITB.