Laporan Akhir

Page 1

BAB I PENDAHULUAN


BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini yang akan dibahas adalah latar belakang; tujuan dan sasaran; ruang lingkup; kerangka kerja; dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Menurut Garth N. Jone, perencanaan adalah

Parakan pun cukup beragam, mulai dari industri

proses pemilihan dan pengembangan dari tindakan

pengolahan hasil pertanian, industri kerajinan, hingga

yang

industri makanan.

paling

baik

atau

menguntungkan

untuk

mencapai tujuan. Mencapai tujuan perencanaan harus

Ditinjau dari aspek contain, masyarakat di wilayah

memilih

pilihan

Kedu-Parakan merupakan aspek yang paling penting

tersebut.

bagi perkembangan industri ini. Hal ini dibuktikan

yang

langkah-langkah

diperlukan

untuk

dengan

alternatif

mencapai

tujuan

Menetapkan langkah dan strategi perencanaan harus

dengan perkembangan IKM ini

memperhatikan

dari masyarakat itu sendiri. Selain merupakan suatu

pembatas

internal

dan

pengaruh

eksternal sebagai ruang lingkup pembahasan dalam

bentuk

perencanaan.

wilayah

kreatifitas,

yang justru tumbuh

berkembangnya

Kedu-Parakan

merupakan

sektor suatu

IKM

di

bentuk

dua

kemandirian masyarakat setempat untuk meningkatkan

kecamatan di wilayah Kabupaten Temanggung yang

kualitas hidupnya secara personal maupun kualitas

memiliki

hidup warga di sekitarnya.

Wilayah

Kedu-Parakan

potensi

kemasyarakatan

yang

merupakan

perekonomian cukup

besar.

berbasis Potensi

Pada

perencanaan

ini,

ditujukan

agar

perekonomian ini yaitu pada sektor industri kecil

perindustrian khususnya industri kecil menengah yang

menengah (IKM). IKM yang ada di wilayah Kedu-

ada di Wilayah Kedu-Parakan mampu berkembang secara

maksimal.

Selain

itu

bertujuan pula agar

Wilayah Kedu-Parakan menjadi pusat industri kecil

1


menengah di Kabupaten Temanggung. Namun, tidak

sempadan

hanya

Parakan berdasarkan fakta lapangan.

terkonsentrasi

perencanaan

ini

pada

masalah

juga

industri,

bertujuan

bangunan

Wilayah

Kedu-

5. Menyusun skenario perencanaan;

untuk

6. Menetapkan

mengembangkan Wilayah Kedu-Parakan pada setiap

strategi

dan

arah

kebijakan; 7. Menentukan prioritas program;

aspek keruangan sehingga perkembangan yang ada

8. Menetapkan

dapat terjadi secara optimal dan berkelanjutan.

yang

1.2 Tujuan dan Sasaran

rencana

terdiri

dari

spasial

wilayah

rencana

struktur

ruang, pola ruang, struktur dan pola ruang

pengembangan

IKM,

dan

rencana penyediaam fasilitas.

Tujuan dan sasaran penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut. 1.2.1 Tujuan Tujuan dari studio perencanaan ini yaitu

1.3 Ruang Lingkup

membuat produk perencanaan Wilayah Kedu-

Ruang lingkup pada penyusunan laporan ini

Parakan dengan mengkaji kondisi eksisting dan

meliputi ruang lingkup wilayah maupun ruang lingkup

mengacu pada isu perkembangan yang ada serta

materi.

mengarahkannya menjadi suatu wilayah terpadu yang berkonsep industrial “small” city.

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah Berikut merupakan ruang lingkup wilayah makro Kabupaten Temanggung dan wilayah

1.2.2 Sasaran Sasaran dari

penyusunan

laporan

ini

adalah

mikro Wilayah Kedu-Parakan. 1.3.1.1

1. Menyusun

dan

menganalisis

profil

Wilayah Kedu-Parakan; 2. Mengidentifikasi permasalahan

karakteristik yang

ada

dan

di

isu

Wilayah

3. Merumuskan visi, misi, dan konsep untuk pengembangan Wilayah Kedusebagai

industrial

“small”

city; 4. Menganalisis ruang;

merupakan Provinsi

salah Jawa

satu

kabupaten

Tengah.

di

Kabupaten

Temanggung terdiri dari 20 kecamatan.

Kedu-Parakan;

Parakan

Ruang Lingkup Wilayah Makro Kabupaten Temanggung Kabupaten Temanggung

struktur proyeksi;

ruang;

pola

karakteristik

pengguna; kebutuhan ruang; koefisien dasar bangunan; ketinggian bangunan

Kabupaten

Temanggung

terletak

di

tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah yang secara astronomis berada diantara 110o23' - 110o46'30" Bujur Timur dan 7o14' 7o32'35"

Lintang

Temanggung

Selatan.

memiliki

Kabupaten

wilayah

seluas

870,65 km2 (lihat Gambar 1.1).

dan jarak antar bangunan; dan gasris

2


Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011

Gambar 1. 1 Peta Administrasi Kabupaten Temanggung

1.3.1.1

Ruang Lingkup Wilayah Mikro KeduParakan Kecamatan Kedu memiliki luas 3498 Ha dan terdiri dari 14 desa, 105 dusun, 414 RT, dan 107 RW. Sementara

itu,

Kecamatan

Parakan

memiliki luas 2222,47 Ha dan terdiri dari

16

desa,

79

dusun,

348

RT,

dan 77 RW. Berikut peta administrasi Wilayah Kedu-Parakan.

3


Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011

Gambar 1. 2 Peta Administrasi Wilayah Kedu-Parakan

c. Karakteristik

1.3.2 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi

dalam

proposal

teknis ini meliputi hal berikut, Aspek tata

fisik guna

klimatologi, daya

meliputi

Parakan,

lahan,

topografi,

litologi,

berdasarkan

bahaya

geologi,

sumber

macam

dan

prasarana

jenisnya,

industri

Keduindustri

dan

macam-

berdasarkan

proses

produksinya.

meliputi

aspek

di

potensi-potensi

Wilayah

Kedu-Parakan

ekonomi, aspek kependudukan, aspek

potensi

sosial

perindustrian.

budaya,

Wilayah

macam-macam

Identifikasi

b. Aspek non-fisik non-fisik

di

d. Potensi Wilayah

secara spasial. Aspek

industri

dimaksud

sarana

dan

Karakteristik industri berupa gambaran

yang

alam,

kecil

menengah aktivitas

a. Aspek fisik

industri

organisasi

dan

yang

terkait

yang

ada

terutama dengan

kelembagaan serta pemerintahan.

4


e. Isu dan Permasalahan Wilayah Identifikasi permasalahan yang ada di Wilayah Kedu-Parakan. Permasalahan yang diangkat terutama permasalahan yang bersifat spasial.

1.4 Kerangka Kerja Berikut Kerangka kerja berupa langkah-langkah kerja

adalah

kerangka

kerja

dalam

penulisan

laporan Studio Perencanaan:

dalam penyusunan laporan studio perencanaan.

Data Sekunder: - BPS - Bappeda - Kantor Kecamatan - Kantor Kelurahan - Dinas PU - Dinas Perindustrian - PLN - Internet - PDAM

Penentuan wilayah studi “Wilayah Kedu-Parakan�

Penyusunan dan Analisis Profil Wilayah Kedu-Parakan

Data Primer: - Survey - Wawancara - Observasi - Dokumentasi

Identifikasi Isu dan Permasalahan

Survei lapangan

Basis data dan Kompilasi data

Analisis data

Analisis Struktur Ruang Analisis Pola Ruang

Preskripsi perencanaan Analisis Proyeksi

Program Pembangunan

Konsep, skenario, dan strategi perencanaan

Rencana pengembangan wilayah dan kota

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 1. 3 Kerangka Kerja Kelompok 5B Studio Perencan

5


1.5 Sistematika Penulisan Sistematika

penulisan

dari

Laporan

Wilayah Kedu-Parakan yang menitikberatkan pada industri kecil dan menengah di kota kecil (Industry in “Small” City).

Akhir

Kelompok 5B Studio Perencanaan Wilayah Kedu-

BAB IV PRESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN Bab ini berisikan visi dan misi perencanaan,

Parakan Industrial “Small” City yaitu:

elemen BAB I

skenario

perencanaan,

PENDAHULUAN

strategi perencanaan dan arah kebijakan,

Bab ini berisikan latar belakang; tujuan dan

prioritas program, rencana spasial wilayah

sasaran; ruang lingkup yang terbagi menjadi

perencanaan.

ruang lingkup materi dan ruang lingkup

BAB V

KESIMPULAN

wilayah; kerangka kerja, serta sistematika

Bab ini berisikan kesimpulan dari laporan

penulisan laporan.

akhir Kelompok 5B Studio Perencanaan

BAB II PROFIL WILAYAH KEDU-PARAKAN Bab ini berisikan tentang karakteristik dan isu wilayah perencanaan di Wilayah KeduParakan. Aspek yang dibahas pada profil wilayah ini yaitu aspek fisik, non fisik, serta karakteristik industri di Wilayah KeduParakan. Selain itu pada bab ini juga dibahas mengenai isu dan permasalahan yang ada di Wilayah Kedu-Parakan. BAB III ANALISIS PERENCANAAN Bab

ini

berisikan

tentang

ananalisis

perencanaan yang akan digunakan pada

6

konsep,

Wilayah Kedu-Parakan Industrial “Small” City.


BAB II PROFIL WILAYAH KEDU-PARAKAN


2.1 Konstelasi Wilayah Pengembangan industri kecil dan menengah

serta

memiliki

tingkat

populasi

dan

kepadatan

Kabupaten Temanggung di Wilayah Kedu-Parakan

penduduk yang tinggi.

Sedangkan wilayah yang

berkaitan erat dengan konstelasi Wilayah Kedu-

dikategorikan

wilayah

Parakandengan wilayah yang lebih luas. Konstelasi

umumnya memiliki jenis usaha sentra industri kecil

Wilayah Kedu-Parakan dengan wilayah yang lebih

dan menengah yang lebih beragam dibandingkan

luas

dengan

ini

dilihat

aksesibilitas, kegiatan

berdasarkan

sistem

ekonomi.

kriteria

yaitu

permukiman,

dan

Kedu-Parakan

yang

pusat Wilayah

3

sebagai

wilayah

menciptakan

perkotaan.

terjadinya

timur, Kecamatan Bulu dan Kledung di sebelah

aliran

selatan, Kecamatan Ngadirejo di sebelah barat dan

Kedu-Parakan.

Kecamatan Jumo di sebelah utara ini dilalui oleh

juga

tiga fungsi jalan, yaitu jalan nasional, provinsi dan

Temanggung

sebagai

kabupaten.

Kabupaten

Temanggung

mendukung

tingginya

pada

tersebut

dapat

pertumbuhan

baru yang mendukung pengembangan industri kecil dan

tersebut

Hal

pusat-pusat

dibatasi oleh Kecamatan Temanggung di sebelah

Hal

pedesaan

menengah

sehingga

distribusi

diharapkan

hasil

perindustrian

Terlebih,

Wilayah

berbatasan

langsung

akan di

Wilayah

Kedu-Parakan

dengan

pusat

ada

Kecamatan

administrasi sehingga

di dapat

tingkat

menciptakan

aksesibilit

proses

as

pengemban

serta

level

of

gan

service

Wilayah

ke

Kedu-

berbagai

Parakan

wilayah

menjadi

di sekitar

kawasan

Wilayah

strategis

Kedu-

ekonomi

Parakan.

Kabupaten

Sarana

Temanggun

transportasi terminal dan

berupa penumpang

barang

memberikan

peta

Gambar 2. 1 Peta Konstelasi Wilayah Kedu-Parakan

juga

kemudahan

g pada tahun 2025. Pada

Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011

aksesibilitas

di

Wilayah

persebaran

dibawah

ini

desa-kota

dapat

diketahui

bahwa wilayah dengan karakteristik perkotaan paling

Kedu-Parakan. Kondisi demikian sangat mendukung

banyak

adanya pengembangan industri kecil dan menengah

pada wilayah yang berbatasan dengan Kecamatan

di Wilayah Kedu-Parakan dalam hal pendistribusian

Kedu.

bahan baku dan hasil produksi ke dalam maupun

memiliki

ke luar Kabupaten Temanggung.

Kundisari,

Berdasarkan karakteristik sistem pusat permukiman,

Desa Danurejo, dan Desa Salamsari.

Wilayah Kedu-Parakan terdiri dari 2 ciri perkotaan

ditemui

di

Kecamatan

Wilayah/Desa karakteristik Desa

di

Parakan

Kecamatan

perkotaan

Mergowati,

terdapat

Kedu

meliputi

Desa

yang Desa

Mojotengah,

Dapat diketahui dari peta persebaran desa-

yaitu desa dan kota. Wilayah perkotaan memiliki

kota

ciri, yaitu berada di pusat-pusat jalur strategis

Kecamatan terjadi lintas batas administrasi. Hal ini

7

di

atas,

perkembangan

perkotaan

di


dikarenakan faktor letaknya yang strategis (pada

kabupaten

atau

jalur utama penghubung Kabupaten Semarang dan

perkotaan

Parakan

Wonosobo). Berdasarkan Perda nomor 7 tahun

Temanggung termasuk dalam PKL (pasal 9 ayat

2011 tentang RTRW Kabupaten Temanggung tahun

1),

2011-2031, daerah yang termasuk ke dalam Pusat

bahwa

Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan

merupakan salah satu bagian dari Pusat Pelayanan

yang

Kawasan (PPK).

berfungsi

untuk

melayani

kegiatan

skala

beberapa

sedangkan

dan

pasal

Kawasan

9

kecamatan.

Kawasan

Kawasan

Perkotaan

ayat

3

Perkotaan

menyebutkan

Kedu

bersama

Berikut merupakan karakteristik wilayah yang akan dibahas,

2.2 Karakteristik Wilayah

yakni

meliputi

kondisi

fisik

dan

penggunaan

lahan;

kependudukan; infrastruktur dan fasilitas; dan perekonomian.

2.3.1 Karakteristik Keruangan

2.3.1.1 Fungsi Kawasan

Berikut merupakan kondisi fisik dan

Karakteristik

penggunaan lahan Wilayah Kedu-Parakan.

Wilayah

fungsi

Kedu-Parakan

kawasan

terdiri

dari

di

kawasan

budidaya, penyangga, dan kawasan lindung. Wilayah

Kedu-Parakan

didominasi kawasan

oleh

budidaya

sehingga cocok untuk pengembangan kawasan industri kecil dan

menengah.

Pengembangan kawasan budidaya di Wilayah

Kedu-

Parakan

diarahkan

pada

kawasan

peruntukan

industri

yang

dapat

menciptakan aglomerasi

kegiatan

produksi lokasi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

di

satu

dengan

biaya

investasi prasarana yang efisien.

Gambar 2. 2 Peta Kesesuaian Lahan Kawasan Wilayah Kedu-Parakan

2.3.1.2 Penggunaan Lahan Pola penggunaan lahan di Wilayah KeduParakan terdiri dari penggunaan lahan terbangun sebesar 37% dan lahan non terbangun sebesar 63%. Namun, pada lahan terbangun didapat pola permukiman

yang

cenderung

tersebar

secara

sporadis.

Hal

dibawah

dimana

pada

tersebut

dapat

kawasan

simpul-simpul

jalan

dilihat

pada

permukiman terutama

peta

tersebar

pada

Desa

Parakan Wetan dan Kedu yang secara fungsional merupakan pusat pelayanan lingkungan di Wilayah Kedu-Parakan.

Perkembangan

pola

penggunaan

lahan ini memerlukan arahan penggunaan lahan,

8


agar

dapat

menunjang

pengembangan

spasial

Parakan.

industri kecil dan menengah di Wilayah KeduSumber:

Hasil

Analisis

5B

Studio

Kelompok

Perencanaan, 2014

Gambar 2. 3 Peta Tata Guna Lahan Wilayah Kedu-Parakan

2.3.1.1 Sistem

Pusat

Permukiman Sistem

pusat

permukiman

Wilayah

Kedu-Parakan

memiliki

enam Orde

orde

pelayanan.

pertama

yang

merupakan

orde

pusat

pelayanan

utama

yaitu

Kelurahan

Parakan

Kauman

keduanya

dilintasi

oleh

dan

Desa

di Kelurahan Parakan Kauman dan Desa Kedu,

Kedu,

sedangkan

orde

sehingga mudah untuk dijangkau oleh desa-desa

pelayanan terkecil yaitu Desa Watukumpul, Desa

di sekitarnya. Selain itu letak keduanya menyebar

Depokharjo,

sehingga

orde

keenam

yang

Gondang Wayang,

merupakan

Ngadimulyo, dan

tidak

ada

jalur

strategis

kesenjangan

jangkauan

Salamsari. Selain dalam aspek pusat permukiman,

pelayanan dan mampu menjadi pemicu pemerataan

struktur ruang berkaitan pula dengan kelengkapan

pembangunan

sarana pendukung permukiman serta aksesibilitas

Kelurahan

Parakan

Kauman

dan

untuk menjangkau sarana-sarana tersebut.

diharapkan

mampu

menjadi

pusat

di

Wilayah

Kedu-Parakan.. Desa

Kedu

pemasaran

produk-produk

industri

kecil menengah yang ada di Wilayah Kedu-Parakan guna

mendukung

terciptanya

Wilayah

Kedu-Parakan

menjadi

kawasan

strategis

ekonomi

Kabupaten

Temanggung pada tahun 2015. Sumber: Kelompok

Hasil 5B

Analisis Studio

Perencanaan, 2014

Gambar 2. 4 Peta Sistem Pusat Permukiman Wilayah Kedu-Parakan

9


sebagian besar termasuk kedalam green field atau

2.3.1.2 Brown and Green Field

wilayah

Kedu-Parakan

masih

banyak

daerah

terdapat

non-terbangun.

Namun

di

setiap

kelurahan/desa

yang

berada di wilayah KeduParakan

juga

daerah

brown

Daerah

yang

memiliki

field. memiliki

brown field terluas berada di

kelurahan

kauman

dan

parakan parakan

wetan. Artinya bahwa di dua

kelurahan

tersebut

sebagian besar lahannya merupakan

kawasan

terbangun. Berdasarkan

hasil

analisis

kesesuaian

lahan yang merupakan overlay dari peta tata guna lahan, peta kesesuaian lahan dan peta RTRW didapatkan bahwa seluruh wilayah Kedu-Parakan

Karakteristik struktur dan pola ruang di Wilayah Kedu-Parakan dikaji berdasarkan RTRW Temanggung

2011-2031

sebagai

Gambar 2. 5 Peta Brown dan Green Field Wilayah Kedu-Parakan

pelayanan

2.3.1.3 Struktur dan Pola Ruang

Kabupaten

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

(PPK).

sebagai

Pusat

Berdasarkan

Pelayanan

analisis

sistem

Kawasan pusat

permukiman, Wilayah Kedu-Parakan memiliki enam orde pelayanan. Orde pertama yaitu di Kelurahan

berikut. Sumber:

Hasil

Analisis

5B

Studio

Kelompok

Perencanaan, 2014

Gambar 2. 6 Peta Struktur Ruang Wilayah Kedu-Parakan

Berdasarkan Peta Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung, Parakan

Kecamatan

memiliki

pelayanan

sebagai

Kegiatan

Lokal

sedangkan

fungsi Pusat (PKL)

Kecamatan

Kedu

memiliki

fungsi

10


Parakan Kauman dan Desa Kedu, sedangkan orde

strategis untuk pengembangan industri kecil dan

keenam yaitu Desa Watukumpul, Desa Depokharjo,

menengah (IKM).

Gondang

umum

Wayang,

Ngadimulyo,

Selain dalam aspek

dan

Salamsari.

pusat permukiman,

struktur

ruang berkaitan pula dengan aksesibilitas. Adanya

Jalur

Wilayah

yang

melintasi

wilayah

Temanggung-Kedu-Parakan, Parakan

Kedu-Parakan

Jaringan pelayanan angkutan

serta

penumpang

di

memiliki Desa

ini

yaitu

kawasan terminal

Kedu

dan

jalur

perkotaan

barang Desa

dan

Parakan

sebagai jalan nasional, jalan Parakan-Ngadirejo-

Kauman. Selain itu, pemanfaatan sistem jaringan

Patean serta adanya isu strategis pembangunan

transportasi

jalur

materi yaitu sistem jaringan transportasi, energi,

lingkar

Parakan

menunjukkan Wilayah

adanya

pada

tahun

kemudahan

Kedu-Parakan

2015

aksesibilitas

sehingga

wilayah

ini

lingkungan, dan jaringan evakuasi bencana.

karakteristik

jaringan

menanggung 48 penduduk

terbesar

di

total penduduk Kabupaten Temanggung. Sex rasio Kecamatan Kedu adalah 104 yang berarti Kecamatan Kedu Perempuan Laki-Laki

0 Jumlah Penduduk

produktif

Kabupaten

Temanggung yaitu 55.368 jiwa atau 7,5% dari

produktif,

sedangkan

menanggung

47

untuk

penduduk

non

produktif. Berdasarkan piramida penduduk di bawah, diketahui bahwa Kecamatan Kedu dan Parakan merupakan piramida

ekspansif

65+ 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 -19 10 - 14 5 - 9 0 - 4

yang

menunjukkan

5000

4000

tingginya

Kecamatan Parakan Perempuan

Umur

penduduk

non

Kecamatan Parakan pada setiap 100 penduduk

Kecamatan Kedu pada tahun 2012 memiliki

Umur

air,

adalah 48 yang berarti setiap 100 penduduk

demografi

a. Kepadatan dan Distribusi Penduduk

5000

daya

lingkup

ketergantungan penduduk di Kecamatan Kedu

merupakan

65+ 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 -19 10 - 14 5 - 9 0 - 4

sumber

beberapa

telekomunikasi,

Wilayah Kedu-Parakan.

jumlah

memiliki

di

2.3.2 Kependudukan Berikut

wilayah

Laki-Laki

2000 0 2000 Jumlah Penduduk

4000

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Gambar 2. 7 Piramida Penduduk Wilayah Kedu-ParakanTahun 2013

dalam 100 perempuan terdapat 104 laki-laki,

tingkat kelahiran penduduk. Selain itu, besarnya

sedangkan

potensi SDM di Wilayah Kedu-Parakan ditunjukkan

50.698

jiwa

Parakan

penduduk

dengan

memiliki sex

rasio

berdasarkan jumlah penduduk produktif yang sangat

adalah 103:100. Hal ini menunjukkan jumlah

besar

penduduk

mengakibatkan tingginya kebutuhan akan lapangan

penduduk

11

Kecamatan

laki-laki perempuan.

lebih

besar

dibanding

Depedency ratio atau

yaitu

pekerjaan.

52,8-53,5%.

Disisi

lain,

hal

ini


Jumlah Penduduk (Jiwa)

Grafik diatas menunjukkan jumlah penduduk

60.000

di 55.000 51.942 49.493

50.000

52.460 49.902

53.924 49.752

Wilayah

Kedu-Parakan

pada

tahun

55.368 55.857

2009 hingga 2013 cenderung mengalami

50.698 51.136

Kecamatan

peningkatan. penurunan

45.000 2009

2010 2011 2012 2013 Tahun Kecamatan Kedu Kecamatan Parakan

Namun, Parakan jumlah

pada

tahun

2011

sempat

mengalami

penduduk.

Penurunan

jumlah penduduk ini dikarenakan tingginya migrasi keluar untuk bekerja dan menetap di luar Wilayah Kedu-Parakan.

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Gambar 2. 8 Pertumbuhan Penduduk Wilayah Kedu-Parakan Tahun 2009– 2013

Jumlah Penduduk

6000

Kecamatan Kedu

Grafik

disamping

menunjukkan

5000

persebaran

4000

tertinggi

penduduk berada

Kelurahan

3000

0

dan

Tingginya

jumlah

penduduk

karena

disebabkan posisi

kedua

ini

berada

posisi

yang

kelurahan pada

Kecamatan Parakan

Parakan

Wetan. tersebut

Desa

di

Parakan

Kauman

2000 1000

Jumlah Penduduk

bahwa

strategis

dengan

keterjangkauan

fasilitas

pelayanan.

12000

10000 8000 6000

Sumber:

4000

BPS

Kabupaten

Temanggung, 2014

2000

Gambar 2. 9 Persebaran Penduduk di Wilayah Kedu-Parakan Dirinci Per Desa Tahun 2013

0

Desa

12


b. Penduduk Menurut Agama

Kecamatan Parakan 1690 964

15

197

47832

Kecamatan Kedu Islam

Khatolik

Kristen

Kristen

Budha

Budha

Hindu

Gambar 2. 11 Penduduk Menurut Agama di Wilayah KeduParakan Tahun 2013

13

Islam

Khatolik

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

.

167

203

52191

Hindu

Diagram di atas menunjukkan mayoritas penduduk di Wilayah Kedu-Parakan beragama Islam dengan prosentase 99% untuk Kecamatan Kedu dan 94% untuk Kecamatan Parakan.


c.

Penduduk Menurut Mata Pencaharian Berikut persentase penduduk menurut mata

pencaharian di Wilayah Kedu-Parakan. 6%

Wilayah ditunjukkan

4662

Kecamatan lain

7834 8928

di

masih

memiliki

pendidikan

1237

penduduk

Tidak Sekolah Belum Tamat SD

7788

Kecamatan Kedu

2589

Tidak Sekolah

Belum Tamat SD

11447 16988

5.598 jiwa atau 13% dari jumlah penduduk yang industri

1745

1230

industri di Wilayah Kedu-Parakan yaitu sebanyak sektor

tingkat

24557

Jumlah penduduk yang bekerja pada sektor

di

dengan

6908

Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014 Gambar 2. 12 Perbandingan Jumlah Penduduk Sektor Industri di Wilayah Kedu-Parakan dan Kecamatan Temanggung Tahun 2013

bekerja

Kedu-Parakan

yang rendah.

Kecamatan Parakan 87%

Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Terakhir

kualitas sumber daya manusia yang rendah, hal ini

Kecamatan Kedu

7%

d.

Kabupaten

Kecamatan Parakan

Temanggung. Data ini menunjukkan bahwa peran

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

sektor

Gambar 2. 14 Penduduk Menurut Pendidikan Terakhir di Wilayah KeduParakan Tahun 2013

industri

di

Wilayah

Kedu-Parakan

cukup

tinggi. Selain itu, di Wilayah Kedu-Parakan sendiri terdapat sekitar 2.524 jiwa yang bekerja di sektor industri kecil dan menengah, atau sekitar 45,09%

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui

dari jumlah seluruh penduduk di wilayah Kedu-

bahwa

mayoritas

penduduk

pendidikan

terakhir

Parakan yang bekerja di sektor industri.

tamat SD dan hanya sedikit yang tamat akademi maupun universitas. Hal ini menunjukkan rendahnya tingkat

pendidikan

berimplikasi

yang pada

rendahnya kualitas SDM serta

kurangnya

kesadaran

masyarakat

akan

pentingnya

pendidikan.

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Gambar 2. 13 Penduduk Menurut Mata Pencaharian Wilayah Kedu-Parakan Tahun 2013

14


2.3.1 Infrastruktur dan Fasilitas Berikut

merupakan

sarana

dan

prasarana

yang terdapat pada Wilayah Kedu-Parakan. a.

Jalan

 Jaringan jalan yang melewati Kecamatan Kedu yaitu: -

Jalan

kolektor

yang

menghubungkan

Magelang

dan

Wonosobo

Kecamatan

Bulu

dan

serta

Parakan

Kabupaten

menghubungkan

dengan

Kecamatan

Temanggung.

Jalan

-

lokal

yang

menghubungkan

Kecamatan

Kedu

Kecamatan

dengan

Parakan.



Jaringan

jalan

yang melewati Kecamatan Parakan yaitu: -

Jalan

kolektor

menghubungkan Kab. Magelang dan

Wonosobo

serta

menghubungkan Kec. Parakan dengan

Kecamatan

Temanggung, Kedu, dan Bulu. -

Jalan

lokal

yang

menghubungkan Kec. Parakan dengan serta

Kecamatan Kecamatan

Parakan

Kedu

dan

Bulu. - Jalan

Kolektor

yang

terdapat di wilayah Kelurahan Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011

Gambar 2. 15 Peta Jalan Aspal dan Makadam Wilayah Kedu-Parakan

Pada Wilayah KeduParakan dilalui oleh koridor jalan

yaitu

primer

jalan

yang

kolektor digunakan

sebagai

penghubung

Kecamatan

Temanggung

dan

Parakan

sebagai

kawasan

strategis

pertumbuhan

ekonomi

Provinsi. Sedangkan jalan makadam berada di jalan lokal

dan

lingkungan.

Berikut merupakan rincian jaringan

jalan

Kedu-Parakan:

15

Wilayah

Parakan Kauman, Kecamatan Parakan.

Sumber: Bappeda Kabupaten Temanggung, 2011

Gambar 2. 16 Peta Jaringan Jalan dan Kondisi Jalan Wilayah KeduParakan


Seluruh

rumah

Parakan sudah

tangga

di

Wilayah

menggunakan listrik

PLN.

KeduTidak

ada rumah tangga yang menggunakan listrik selain PLN. Selain itu, sudah terdapat pula penerangan jalan. Sedangkan untuk pemadaman listrik jarang terjadi,

hanya

saat

hujan

deras

atau

angin

kencang. (a) (b) Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 17 (a) Jalan Lokal di Desa Bandunggede, Kecamatan Kedu dan (b) Jalan Kolektor di Kelurahan Parakan Kauman

b.

Listrik Pada profil listrik di wilayah Kecamatan Kedu

memiliki satu buah gardu induk yang melayani kebutuhan listrik seluruh penduduk Kecamatan Kedu

Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 20 Jaringan Listrik di Desa Mergowati, Kecamatan Parakan

Jumlah Keluarga

dan Kabupaten Temanggung. 3000 2500 2000 1500 1000 500 0

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Gambar 2. 18 Jumlah Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kecamatan Kedu Tahun 2013

Desa Rumah Tangga Pengguna Listrik Listrik PLN Rumah Tangga Pengguna Listrik Listrik Non PLN

Banyaknya Keluarga

3000 2500 2000 1500

Sumber: BPS Kabupaten

1000

Temanggung, 2014

Gambar 2. 19 Jumlah Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kecamatan Parakan Tahun 2013

500 0

Desa/ Kelurahan

PLN

Non PLN

16


c.

Air Bersih Penduduk

pada

wilayah

Kedu-Parakan

memiliki sumber air bersih yang beragam, yaitu

Jumlah Rumah Tangga

sumur, mata air, PAM, dan sungai. 2000 1500

Sumber:

1000

Kabupaten

Gambar 2. 21 Banyaknya Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Dirinci per Desa di Kecamatan Kedu Tahun 2013

500 0

Sumur

Desa

Jumlah Rumah Tangga

BPS

Temanggung, 2014

PAM

Mata Air

2000 1500 1000 500 0

Sumber:

BPS

Kabupaten

Temanggung, 2014

Gambar 2. 22 Banyaknya Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Dirinci per Desa di Kecamatan Parakan Tahun 2013

Desa/ Kelurahan PAM

Sumur

Mata Air

Air Sungai

Dari grafik di atas dapat diketahui rumah tangga di Kecamatan Kedu menggunakan sumber air minum sumur, PAM, dan mata air sedangkan Kecamatan Parakan terdapat pula rumah tangga yang tangga

menggunakan di

kedua

air

sungai.

kecamatan

Namun,

tersebut

rumah

mayoritas

menggunakan sumur.

Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 24 PDAM di Kelurahan Parakan Wetan, Kecamatan Kedu dan Sumur di Desa Ngadimulyo, Kecamatan Parakan

Dari

grafik

dan

diagram

ketersediaan

air

bersih di atas dapat diketahui rumah tangga di Kecamatan Kedu menggunakan sumber air minum sumur, PAM, dan mata air sedangkan Kecamatan Parakan Sumber:

Hasil

Kuesioner

Industri

Kelompok

5B

Studio

Perencanaan, 2014

Gambar 2. 23 Ketersediaan Air Bersih di Wilayah Kedu dan Parakan

17

terdapat

pula

rumah

tangga

yang

menggunakan air sungai. Namun, rumah tangga di kedua kecamatan tersebut mayoritas menggunakan sumur dan PDAM.


d.

Drainase

e.

Persampahan

Berdasarkan hasil kuesioner, kondisi drainase di Kecamatan Kedu 70% dalam kondisi lancar, 9% dalam

kondisi

kering,

dan

13%

dalam

Pada sistem persampahan di Wilayah KeduParakan penjelasannya adalah sebagai berikut.

kondisi

Kedu

mampat. Jenis drainase yang ada mayoritas masih berupa drainase alami yakni tanah dengan sistem

24%

terbuka. Beberapa titik di setiap desa Kecamatan Kedu sudah

terdapat

drainase buatan.

Dibakar

Berbeda

dengan kondisi drainase di Kecamatan Parakan yang

cukup

baik,

yakni

aliran

airnya

Dikubur

56%

20%

Diangkut

lancar.

Namun,masih dijumpai pula saluran drainase yang meluap pada saat hujan karena tersumbat sampah. Selain

itu,

ada

beberapa

desa/kelurahan

Parakan

yang

tidak memiliki drainase tersier sehingga aliran air

31%

hujan mengalir di jalan lokal dan jalan lingkungan

Dibuang ke sungai

44%

Dibakar

dan menyebabkan genangan.

Diambil petugas

25%

Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 27 Sistem Persampahan Kecamatan Kedu dan Parakan

Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 25 Jaringan Drainase di Desa Mergowati, Kecamatan Kedu Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 28 Persampahan Desa Sunggingsari, Kecamatan Parakan

Pengelolaan Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 26 Drainase Sekunder di Desa Tegalroso, Kecamatan Parakan

sampah

di

Kecamatan

Kedu

dengan cara dibakar sebesar 56%. Hanya Desa Kedu sampah

yang

menggunakan

dan

memiliki

metode

TPS.

Berbeda

Kecamatan Parakan yang mayoritas sungai

dengan

besar

pengangkutan

persentase

dengan

dibuang ke 44%.

Hanya

18


Kelurahan Wetan,

Parakan

dan

Desa

Kauman,

Kelurahan

Mandisari

yang

Parakan

mengangkut

sampahnya dan mempunyai TPS. f.

Sanitasi

Jamban Sendiri

14% 7%

Jamban Umum

Bukan Jamban

79%

Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 29 Presentase Tempat BAB di Kecamatan Kedu

Berdasarkan diagram di atas diketahui bahwa secara umum penduduk Kecamatan Kedu memiliki jamban, namun masih terdapat desa yang tidak memiliki jamban yaitu Desa Tegalsari, Bojonegoro, dan Desa Kutoanyar. Begitu pula di Kecamatan Parakan,

hampir

menggunakan

jamban

seluruh

warganya

pribadi.

Sedangkan

sudah WC

umum hanya dapat dijumpai di Desa Tegalroso, Desa Traji, Desa Watukumpul, Desa Sunggingsari, Desa

Glapansari,

Desa

Caturanom,

Depokharjo, dan Desa Ringinanom.

19

Desa


d. Pengolahan Limbah Industri Terdapat

pengolahan

limbah

industri

di

Kecamatan Parakan yakni pada sentra industri tahu

yang

terdapat

Kauman. Industri

di

Kelurahan

tahu ini

Parakan

mendapat bantuan

pemerintah sehingga terdapat pengolahan limbah cair dan menghasilkan biogas yang bermanfaat bagi masyarakat. Sumber:

Hasil

Kuesioner

Industri

Kelompok

5B

Studio

Perencanaan, 2014

Gambar 2. 32 Diagram Pengelolaan Limbah Hasil Industri Wilayah Kedu-Parakan

Dari gambar dan diagram Pengolahan Limbah Hasil Industri Wilayah Kedu-Parakan di atas dapat diketahui bahwa pengolahan limbah hasil industri

di

kedua

kecamatan

sudah

dapat

mengelola limbah hasil industri dengan baik, terbukti

bahwa

sudah

terdapat

saluran

khusus/IPAL untuk sistem pengelolaan limbah Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan,

yang

2014

ada

sekitar

Gambar 2. 311 Pengelolaan Limbah di Desa Wanutengah, Kecamatan Parakan

6%

di

lokasi

industri

industri. yang

Sisanya

tidak

hanya

menimbulkan

limbah.

Rumah Tangga

e. Telekomunikasi 600

Gambar 2. 33 Jumlah Sarana Telekomunikasi di Kecamatan Kedu dirinci Per Desa Tahun 2013

400 200 0

Kantor Pos/Pembantu

Desa Wartel/

Pesawat TV

Pesawat Radio

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

4

Jumlah

Gambar 2. 34 Jumlah Sarana Telekomunikasi di Kecamatan Parakan dirinci Per Desa Tahun 2013

3 2 1 0

Warnet

Wartel

Desa/ Kelurahan Kantor Telepon

Kantor Pos

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

20


data

di

atas

diketahui

Kecamatan

Kedu

mayoritas

mempunyai

sarana

telekomunikasi berupa TV dan radio.

Masih

sebuah Kedu

dapat

kantor dan

Sedangkan Parakan

dijumpai

pos

di

beberapa untuk terdapat

Jumlah

Berdasarkan

40 30 20 10 0

Desa Wartel.

Kecamatan

Desa

beberapa

warnet dan wartel serta kantor pos di Parakan Kauman.

Keluarga Pengguna Telepon‌ Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Gambar 2. 35 Jumlah Keluarga Pengguna Telepon Kabel di Kecamatan Kedu Dirinci Per Desa Tahun 2011

Pengguna telepon kabel terbanyak ada di Desa Kutoanyar dan paling sedikit di Desa Salamsari.

21%

Sedangkan untuk ketersediaan BTS hanya ada Ada Kuat

di Desa Kedu dan sinyal HP sudah menjangkau

Ada Lemah

di semua desa. Berbeda dengan Kecamatan Parakan 10 dari 16 desa/kelurahan yang ada

79%

sudah terlayani oleh PT Telkom. Berdasarkan hasil

kuesioner

seluruh

desa/

kelurahan,

masyarakat lebih banyak menggunakan telepon

Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan,

genggam sebagai alat komunikasi.

2014

Gambar 2. 36 Kekuatan Sinyal Handphone di Kecamatan Kedu

f. Pendidikan Sarana pendidikan yang terdapat pada wilayah Kedu-Parakan penjelasannya adalah sebagai berikut. 5

Jumlah

4 3 2

1 0

Desa TK Swasta

SD Negeri

SD Swasta

SMP Negeri

SMP Swasta

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Gambar 2. 37 Sarana Pendidikan di Kecamatan Kedu Tahun 2013

21

SMU Swasta


Jumlah

8 6 4

2 0

Desa/ Kelurahan TK Negeri

TK Swasta

SD Negeri

SD Swasta

SMP Negeri

SMP Swasta

SMU Negeri

SMU Swasta

Perguruan Tinggi Swasta

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Gambar 2. 38 Sarana Pendidikan di Kecamatan Parakan Tahun 2013

Semua desa di Kecamatan Kedu sudah memiliki

sudah memiliki TK dan untuk SD masih ada

sarana pendidikan TK dan SD, namun tidak

desa

semua desa memiliki sarana pendidikan SMP

Ringinanom dan Desa Depokharjo. Desa yang

dan

memiliki

SMA.

Desa

yang

memiliki

sarana

yang

belum

sarana

memiliki

terlengkap

yaitu

adalah

Desa

Kelurahan

terlengkap adalah Desa Kutoanyar, Mojotengah,

Parakan Wetan, Parakan Kauman, dan Desa

Bandunggede,

Mandisari serta terdapat perguruan tinggi swasta

Kecamatan

Sumber:

dan

Parakan,

Hasil

Tegalsari. setiap

Observasi

Sedangkan desa/

Kelompok

di

kelurahan

5B

Studio

di Desa Wanutengah.

Sumber:

Hasil

Observasi

Kelompok

5B

Studio

Perencanaan, 2014

Perencanaan, 2014

Gambar 2. 402 SMP Negeri 2 Kedu, Di Desa Gondang Wayang, Kecamtan Kedu

Gambar 2. 39 SD di Desa Wanutengah, Kecamatan Parakan

g. Peribadatan Setiap desa di Kecamatan Kedu memiliki masjid

Desa Glapansari, dan Desa Traji yang memiliki

dan surau,

gereja. Di Kecamatan ini juga terdapat vihara di

Desa

sedangkan gereja hanya ada di

Candimulya,

Bandunggede,

Kedu,

dan

Kelurahan

Gondang Wayang. Begitu juga di Kecamatan

sedangkan

Parakan, semua desa/kelurahan memiliki masjid

Wetan.

Parakan Klenteng

kauman

dan

Desa

di

Kelurahan

Traji,

Parakan

dan mushola, hanya Kelurahan Parakan Wetan,

22


Jumlah

20 Gambar 2. 41 Banyaknya Sarana Peribadatan Per Desa di Kecamatan Kedu Tahun 2013

15 10 5 0

Masjid

Surau

Gereja Protestan

Desa Gereja Katolik

Pura

Vihara

Klenteng

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

20

Jumlah

Gambar 2. 42 Banyaknya Sarana Peribadatan Per Desa di Kecamatan Parakan Tahun 2013

15 10 5

0

S u m b Desa/ Kelurahan Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014 Masjid Surau Gereja Katholik Gereja Protestan

Pura

Vihara

Klenteng

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan,

Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan,

2014

2014

Gambar 2. 44 Masjid di Desa Kedu, Kecamatan Kedu

Gambar 2. 43 Gereja di Kelurahan Parakan Wetan Kecamatan Parakan

h. Kesehatan Seluruh

desa

dengan di

Kecamatan

Kedu

memiliki

Kecamatan

Parakan,

sarana

kesehatan

yang ada lebih lengkap yakni terdapat RS Ngesti

Posyandu. Hampir semua desa memiliki minimal 2

Waluyo.

sarana

dan

Parakan dan wilayah sekitarnya. Selain itu, hampir

Kutoanyar yang hanya memiliki posyandu. Berbeda

semua desa memiliki minimal 2 sarana kesehatan

23

kesehatan,

kecuali

Desa

Danurejo

Rumah

sakit

ini

melayani

Kecamatan


kecuali

Kelurahan

Parakan

Wetan

dan

Desa

Dangkel.

Jumlah

15 \

10 5 0

Desa Posyandu Poliklinik

Poskesdes RSU Pemerintah

Puskesmas RSU Swasta

Puskesmas Pembantu RS Bersalin

Gambar 2. 45 Sarana Kesehatan di Kecamatan Kedu Tahun 2013

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Gambar 2. 46 Sarana Kesehatan di Kecamatan Parakan Tahun 2013

Jumlah

20 15 10 5 0

Desa/ Kelurahan Posyandu Polindes Puskesmas Poliklinik RSU Pemerintah RSU Swasta Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Puskesmas Pembantu RS Bersalin

Gambar 2. 47

RS Ngesti Waluyo di Desa Wanutengah, Kecamatan Parakan

Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

i. Transportasi Desa

Kedu

mengindikasikan

Kedu

sebagai

pusat Kecamatan Kedu yang melayani desa lain

terbanyak dibandingkan desa-desa lainnya yang

di sekitarnya. Sedangkan kendaraan umum di

ada di Kecamatan Kedu, hal ini menunjukkan

Kecamatan Parakan didominasi oleh kendaraan

Desa Kedu merupakan desa paling maju di

pick up.

Kedu.

sarana

Desa

transportasi

Kecamatan

memiliki

bahwa

Selain

itu

juga

24


100

Jumlah

80 60 40 20 0

Sepeda Motor

Desa Mini Bus Station

Dokar

Truk

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Gambar 2. 48 Jumlah Sarana Transportasi di Kecamatan Kedu Tahun 2013

Kecamatan

Parakan

sudah

memiliki

dengan

tipe

Jetis, m

2

dapat

terminal

C

dengan

yang

di

luas

Desa 5.207

menampung

50

unit bus umum dan 25 unit angkutan

umum.

Terdapat

beberapa rute bis kecil, bis sedang, yang

dan

melewati

Parakan Magelang

bis

besar

Kecamatan diantaranya

Parakan,

Parakan – Kendal, Parakan –

Temanggung,

Magelang

dan

Wonosobo.

Sedangkan

untuk

menghubungkan

antar

desa/

kelurahan

Kecamatan

Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

di

Parakan

Gambar 2. 49 Peta Trayek Angkutan Umum Kecamatan Parakan

menggunakan 4 jenis angkutan desa yang juga menghubungkan Kecamatan Parakan dengan kecamatan lain di sekitarnya. Rute 4 jenis angkutan antar desa diantaranya: 

GAP sebanyak 20 unit dengan rincian rute sebagai berikut: - Parakan – Campursalam – Kutoanyar – Kundisari – Bojonegoro – Gondang Wayang – Gedongsari – Bandung Gede – Tegalsari – Parakan. - Parakan – Tegalsari – Bandung Gede – Gedongsari – Gondang Wayang – Bojonegoro – Kundisari – Kutoanyar – Campursalam – Parakan. - Parakan – Campursalam – Kutoanyar – Kundisari – Mergowati – PP.

AMOR sebanyak 10 unit dengan rute: Parakan – Caturanom – Tanduran – Brangkongan – Paponan

– Mayongan – Ngadigunung – Tuksari – Tlogowiro – Balesari – Mranggen – Kawagean – Depokharjo – Ringinanom – Parakan.

25


KALINGGA sebanyak 20 unit dengan rincian rute sebagai berikut - Parakan – Ringinanom – Depokharjo – Kewagean – Mranggen – Balesari – Tlogowiro – Tuksari – Ngadigunung – Mayongan – Paponan – Brangkongan – Tanduran – Caturanom – Parakan. - Parakan – Ringinanom – Depokharjo – Kewagean – Gentingsari – Bansari – Lengotono – Candisari/ Bungkol –tegalw Talun – Sempon – Nggenting

- Watukumpul – Mandisari – Parakan.

ERLANGGA sebanyak 10 unit dengan rute E: Parakan – Mandisari – Watukumpul – Nggenting –

Sempon – Talun – Candisari/ Bungkol – Lengotono – Bansari – Gentingsari – Kewagean – Depokharjo – Ringinanom – Parakan. Penduduk yang memilih jalan kaki, biasanya

8%

dekat dengan tempat kerja, sekolah atau pasar. Sedangkan

banyaknya

memilih

menggunakan

dikarenakan

kendaraan

praktis,nyaman, kapan

aman

saja

penduduk

yang

kendaraan pribadi dan

lebih

dibandingkan

44%

pribadi,

dianggap dapat

Jalan Kaki

lebih

Kendaraan Pribadi Kendaraan Umum

48%

digunakan

menggunakan

kendaraan umum. d. Perekonomian dan Perdagangan

Sumber:

Sarana Perekonomian dan Perdagangan yang terdapat di wilayah Kedu-Parakan penjelasannya

Gambar 2. 513 Jumlah Sarana Perekonomian di Kecamatan Kedu Tahun 2013

Jumlah

adalah sebagai berikut

Hasil

Olah

Data

Kelompok

5B

Studio

Perencanaan, 2014

Gambar 2. 50 Moda Transportasi Penduduk Wilayah Kedu Parakan

5 4 3 2 1 0

Desa Bank Umum BKK Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

BPR Lainnya

Koperasi Non KUD

Jumlah

15 10 Gambar 2. 52 Jumlah Sarana Perekonomian di Kecamatan Parakan Tahun 2013

5 0

BPR Lainnya

Bank Umum

Desa/ Kelurahan BKK Bank Pasar

KUD

Kantor Pos

Pegadaian

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Berdasarkan data di atas diketahui Kecamatan

bahwa

Desa

Kedu

merupakan

pusat

dari

Kedu tepatnya di Desa Kedu memiliki sarana

Kecamatan Kedu. Kemudian untuk Kecamatan

perekonomian terlengkap, hal ini mengindikasikan

Parakan, Kelurahan Parakan Kauman sebagai

26


dengan

Jumlah

kelurahan

sarana

perekonomian

terlengkap.

100 80 60 40 20 0

Desa Restoran/RM/Warung Makan

Warung/Toko/Kios

Pasar Umum

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Jumlah

Gambar 2. 53 Jumlah Sarana Perdagangan di Kecamatan Kedu dirinci Per Desa Tahun 2013 250 200 150 100 50 0

Desa/ Kelurahan Restoran/ RM/ Warung Makan

Warung/ Toko/ Kios

Pasar Umum

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Gambar 2. 54 Jumlah Sarana Perdagangan di Kecamatan Kedu dirinci Per Desa Tahun 2013

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa Desa Kedu

merupakan

perdagangan

desa yang paling

mengindikasikan

bahwa

memiliki

sarana

banyak Desa

Kedu

yang sebagai

pusat yang melayani desa lain di sekitarnya. Sedangkan adanya pasar, warung, dan toko memudahkan pendistribusian hasil produksi baik pertanian

maupun

industri

penduduk

serta

memenuhi kebutuhan masyarakat. Di Kecamatan Parakan juga terdapat sarana perdagangan dan jasa dengan jangkauan pelayanan yang luas, seperti

Pasar

Legi,

perbankan,

dan

deretan

toko, warung makan, koperasi dan swalayan. Pasar,

pertokoan,

dan

perbankan

ini

menjangkau Kecamatan Parakan dan sekitarnya, seperti

Kecamatan

Sedangkan

27

kelurahan

Kledung

dan

yang

memiliki

Bansari. sarana

Sumber: Hasil Observasi Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014 Gambar 2. 55 Pasar sedang di Renovasi di Kelurahan Parakan

Kauman, Kecamatan Parakan


perdagangan

2.3.1

paling

banyak

adalah

Kelurahan

Parakan Kauman.

Perekonomian

Berikut merupakan karakteristik kegiatan ekonomi di Wilayah Kedu-Parakan.

Pertumbuhan Ekonomi (%)

a. Pertumbuhan Ekonomi Kegiatan

9

menjadi

8,26

8

7,57

7 6 4 3

pembangunan daerah.

Kecamatan Kedu

3,94

2,28

2

Kecamatan Parakan

0,26

0 2008

2009

2010

2011

Pertumbuhan

Wilayah

Kedu-

Parakan

dapat

salah satunya melalui pertumbuhan ekonomi

Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014 Gambar 2. 56 Perbandingan Persentase Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Temanggung, Kecamatan Kedu, dan Kecamatan Parakan Tahun 2008-2011

(PDRB).

di

direpresentasikan

Tahun

Bruto

Kondisi

perekonomian

1,91

1

satu

kebijakan

4,65

4,31

4,47

3,54

salah

prioritas utama dalam

Kabupaten Temanggung

4,9

5,21

5

ekonomi

perekonomian

Wilayah

Kedu-Parakan

dan kontribusi sektor dalam Domestik

cenderung

kurang

Pendapatan Regional stabil

jika

dibandingkan dengan pertumbuhan perekonomian Kabupaten Temanggung, terutama di Kecamatan Parakan pada

tahun

2010 disebabkan

karena kontribusi

pertanian

menurun hingga

6%. Disisi

lain,

terjadi

peningkatan laju ekonomi Kecamatan Kedu pada tahun 2010 hingga mencapai 7,57% karena adanya peningkatan kontribusi industri pengolahan sebesar 22%. Wilayah

Kedu-Parakan

18

kontribusi

18

PDRB yang cukup baik

17

terhadap

17

mempunyai

Temanggung

terhitung

dari tahun 2008 sampai dengan

tahun

2011.

Namun,

melihat

dukungan

sumberdaya

yang

di

ada

Kedu-Parakan terdapat yang

di

sentra

cukup

sana

Wilayah industri

banyak

di

seharusnya

kontribusi PDRB

mana

perolehan Wilayah

Kedu-

(%)

Kabupaten

17,55

16 16

15,93

15

15,16

15 14

14,82

14,77

2009

2010

PDRB Wilayah Kedu-Parakan

14 13 2007

2008

2011

Tahun Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Gambar 2. 47 Persentase PDRB Wilayah Kedu-Parakan terhadap Kabupaten Temanggung Tahun 2007-2011

28


Parakan dapat ditingkatkan lagi. Melihat fakta tersebut, pertumbuhan perekonomian selanjutnya mungkin dapat terwujud melalui pengoptimalan sektor industri. 1,60

Grafik di samping mampu

1,40

1,44

1,20

PDRB Sektor Industri Wilayah Kedu-Parakan

(%)

1,00

0,80 0,60 0,40 0,20

0,45

0,41

0,43

0,45

melengkapi

grafik

sebelumnya

mengenai

kontribusi

PDRB

Kedu-Parakan

terhadap

PDRB

Kabupaten

Temanggung.

Persentase

kontribusi

sektor

industri

terhadap

PDRB

sektor

industri

0,00 2007

2008

2009

2010

2011

Tahun

Kabupaten

Temanggung meningkat

yang

terus

menjadi

fakta

pendukung Sumber: BPS Kabupaten Temanggung, 2014

Gambar 2. 58 Persentase Kontribusi PDRB Sektor Industri Wilayah Kedu-Parakan terhadap PDRB Sektor Industri Kabupaten Temanggung Tahun 2007-2011

b. Tipologi Sektor (Identifikasi Sektor Unggulan) Berikut merupakan tipologi sektor di Wilayah Kedu-Parakan.

29

Wilayah

terciptanya

untuk pertumbuhan

perekonomian

Wilayah

Kedu-Parakan

melalui

sektor industri.


PB>0 SEKTOR UNGGULAN

SEKTOR BERKEMBANG

-

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

-

Pengankutan dan Komunikasi

LQ≼1

LQ<1 -

Jasa-jasa Keuangan, Sewa, dan Jasa Perusahaan Bangunan Listrik, Gas, dan Air Bersih

SEKTOR TERBELAKANG

-

Industri Pengolahan

-

Pertambangan dan Penggalian

-

Pertanian

SEKTOR POTENSIAL PB<0

Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 59 Tipologi Identifikasi Sektor Unggulan Kecamatan Kedu Tahun 2011

30


PB>0 SEKTOR BERKEMBANG

SEKTOR UNGGULAN

-

Listrik, Gas, dan Air Bersih

-

Keuangan, Sewa, dan Jasa Perusahaan Pengangkutan dan Komunikasi Industri Pengolahan

LQ≼1

LQ<1

-

Pertanian

-

Jasa-jasa

-

Bangunan

-

Perdagangan, Hotel, dan

-

Pertambangan dan Penggalian

Restoran

SEKTOR TERBELAKANG

SEKTOR POTENSIAL

PB<0 Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 60 Tipologi Identifikasi Sektor Unggulan Kecamatan Parakan Tahun 2011

Berdasarkan identifikasi sektor unggulan melalui tipologi sektor di atas maka dapat diketahui bahwa sektor industri di Kecamatan Kedu merupakan sektor potensial, sedangkan sektor industri di Kecamatan Parakan tergolong pada sektor unggulan. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa pertumbuhan perekonomian Wilayah Kedu-Parakan selanjutnya dapat dilakukan melalui pengoptimalan beberapa sektor diantaranya sektor industri dan peningkatan integrasi sektor industri di Wilayah Kedu-Parakan. Sektor industri Wilayah Kedu-Parakan bisa dijadikan sektor prioritas setelah sektor jasa untuk dikembangkan lagi sehingga bisa meningkatkan kontribusinya terhadap pertumbuhan perekonomian Wilayah Kedu-Parakan.

Karakteristik Industri

Kabupaten

Temanggung

memiliki

berbagai macam industri pengolahan dengan

sentra

tersebar

di

industri

seluruh

kecil

yang

kecamatan

di

Kabupaten Temanggung. Industri yang ada pun cukup beragam dari segi jenis

komoditas,

pangan, kerajinan,

kayu

seperti

primer

kimia

hasil dan

industri hutan, bahan

35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0

Unit Usaha

2.1

Industri Pangan

Industri Kayu Kerajinan Primer Hasil Hutan

Industri Kimia dan Bahan Bangunan

Industri Sandang

Industri Logam dan Elektronika

Jenis Industri Sumber: Dinas Perindustrian dan UMKM Kabupaten Temanggung, 2013

Gambar 2. 615 Grafik Jumlah Industri di Kabupaten Temanggung berdasarkan Jenisnya

31


bangunan, sandang, serta industri logam dan elektronika. hanya

beragam

dari

jenisnya, perindustrian di

Unit Usaha

Tidak

Kabupaten

12 10 8 6 4 2 0

Temanggung juga

beragam

dari segi skala usaha.

Skala

Kecamatan Sumber: Dinas Perindustrian dan UMKM Kabupaten Temanggung, 2013

Gambar 2. 62 Grafik Jumlah Industri Besar di Kabupaten Temanggung

usaha perindustrian

yang ada di Kabupaten Temanggung antara lain industri besar, industri sedang, industri kecil, dan industri rumah tangga. Berikut merupakan grafik persebaran perindustrian tersebut. 12

Unit Usaha

10 8 6 4 2 0

Kecamatan Sumber: Dinas Perindustrian dan UMKM Kabupaten Temanggung, 2013

Gambar 2. 63 Grafik Jumlah Industri Sedang di Kabupaten Temanggung

Berdasarkan grafik-

2.000

grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah

1.000

industri yang ada di

500

Sumber: Dinas Perindustrian dan UMKM Kabupaten Temanggung, 2013

Gambar 2. 64 Grafik Jumlah Industri Kecil di Kabupaten Temanggung

Wonoboyo

Tlogomulyo

Candiroto

Ngadirejo

Tretep

Bejen

Jumo

Bansari

Selopampang

Kecamatan

Gemawang

Tembarak

Bulu

Kranggan

Parakan

Pringsurat

Kaloran

Kledung

Kandangan

Kedu

0

Temanggung

Unit Usaha

1.500

Wilayah

Kedu-

Parakan

sangatlah

banyak,

terutama

untuk

industri

berskala kecil. Hal ini

mengindikasikan

bahwa

Wilayah

Kedu-Parakan

memiliki potensi industri pengolahan yang sangat besar. Dilihat dari skala industri yang berkembang pesat yaitu industri kecil, potensi perindustrian yang ada diperkirakan berkembang dari adanya suatu kreativitas

32


masyarakat. Hal ini apabila mendapatkan suatu perhatian yang baik akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Temanggung pada umumnya dan masyarakat di Wilayah Kedu-Parakan khususnya. Berikut merupakan karateristik industri di wilayah studi Kedu-Parakan. a. Gambaran Aktivitas Industri di Wilayah Kedu-Parakan Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang memberikan kontribusi sebesar 22% dari total PDRB Kecamatan Kedu. Sektor tersebut juga didukung oleh tingginya partisipasi penduduk yang bermata pencaharian pada sektor industri pengolahan yang memberikan proporsi sebesar 20% dari 30.986 jiwa penduduk yang bekerja.

Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 65 Peta Persebaran Unit Usaha Sentra Industri Hulu Wilayah Kedu-Parakan

Peta

persebaran

industri

di

atas

Kecamatan Kedu terbagi menjadi 3 jenis, yaitu

menunjukkan adanya aglomerasi sentra industri

industri

besar

di kawasan perkotaan Kecamatan Kedu (Desa

pekerja

sebanyak

Danurejo,

dengan

tenaga

Kedu,

Mergowati,

dan

Desa

dengan 2

kerja

tenaga

kerja

>100

unit,

industri

sedang

antara

20-99

pekerja

Kundisari). Hal ini diindikasikan karena adanya

sebanyak 1 unit, dan industri kecil dan rumah

kemudahan aksesibilitas dan kelengkapan sarana

tangga dengan jumlah tenaga kerja antara 1-19

dan prasarana. Sektor industri pengolahan di

pekerja sebanyak 1345 unit.

Jenis industri

industri kecil dan rumah tangga ini memberikan

memiliki

kecil dan rumah

jumlah

pekerja

tangga yang

2.597

jiwa

ini

kontribusi

bagi

pendapatan

daerah,

namun

diantaranya terdiri dari industi rajutan, genteng,

permasalahan terkait kurangnya modal, kualitas

batu bata, emping melinjo, anyaman pelepah

SDM, dan akses terhadap pasar yang lebih

pisang, dan

33

sentra

keranjang

industri

sapu

tembakau, ijuk.

gerabah

tanah,

luas menjadikan industri-industri yang terdapat

Banyaknya

jumlah

di Kecamatan Kedu menjadi sulit berkembang.


Sektor unggulan yang dimiliki oleh Kecamatan

sedang

Parakan

sebanyak

Sektor

adalah industri

sektor

industri

pengolahan.

pengolahan

ini

dari

terdiri

3

kategori yaitu industri besar (tenaga kerja>100 pekerja)

sebanyak

5

unit

usaha,

rumah

(tenaga 2

tangga

industri

kerja

20-99

dan

(tenaga

industri

kerja

1-19

pekerja) kecil

dan

pekerja)

sebanyak 1.118 unit. Selain itu, adanya sektor

industri

industri didukung oleh banyaknya home industry di

Kecamatan

mendominasi

Parakan. di

Jenis

Kecamatan

industri

yang

Parakan

adalah

berupa industri kecil (home industry). Di sisi lain,

Kecamatan

Parakan

memilki

5

industri

besar yang rata-rata berbasis pada perkayuan, industri sebanyak

ini

mampu kurang

menyerap

lebih

4.975

tenaga jiwa

kerja (Dinas

Pedagangan, Industri, dan UMKM, 2011).

34


Tabel II. 1 Daftar Sentra Industri Kecil di Wilayah Kedu-Parakan Karakteristik Industri

Hulu

Hilir

35

Nama Sentra Industri

Alamat Kecamatan

Desa/Kel

Tahu

Parakan

Parakan Kauman

Tahu

Parakan

Wanutengah

Tahu

Parakan

Dangkel

Perajang Tembakau

Parakan

Watukumpul

Perajang Tembakau Perajang Tembakau

Parakan Parakan

Tegalroso Traji

Rajutan

Parakan

Parakan Wetan

Rajutan

Parakan

Traji

Rajutan tas

Parakan

Caturanom

Rajutan

Parakan

Campursalam

Rajutan

Kedu

Karangtejo

Rajutan

Kedu

Danurejo

Anyaman Pelepah Pisang

Kedu

Mergowati

Anyaman Pelepah Pisang

Kedu

Mojotengah

Pakaian Jadi

Parakan

Parakan Kauman

Keranjang Tembakau

Parakan

Traji

Lenteng

Parakan

Mandisari

Tempe

Parakan

Dangkel

Ceriping

Parakan

Campursalam

Emping Jet

Parakan

Wanutengah

Kue Basah

Parakan

Wanutengah

Ceriping Ketela

Parakan

Nglondong

Ceriping

Parakan

Mandisari

Kerupuk Rambak

Parakan

Ringinganom

Emping melinjo

Kedu

Karangtejo

Batu bata

Kedu

Kundisari

Batu bata

Kedu

Gondangwayang

Batu bata

Kedu

Bojonegoro

Batu bata

Kedu

Candimulyo

Genteng

Kedu

Kundisari

Genteng

Kedu

Tegalsari

Gerabah Tanah Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Pengrajin ijuk Terompah Kayu

Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu

Kundisari Kedu Bojonegoro Karangtejo Bandunggede Gondangwayang Ngadimulyo Mergowati Tegalsari Mergowati

Emping Jagung

Kedu

Kutoanyar


Karakteristik Industri

Nama Sentra Industri

Alamat Kecamatan

Desa/Kel

Keranjang Sayur Jemuran

Kedu Kedu

Gondangwayang Gondangwayang

Ceriping Telo

Kedu

Ngadimulyo

Tempe

Kedu

Bandunggede

Ceriping Gendar

Kedu

Bandunggede

Kedu

Mergowati

Rigen Sumber: Disperindag Kabupaten Temanggung, 2012

36


Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 65 Peta Persebaran Unit Usaha Sentra Industri Hulu Wilayah Kedu-Parakan

a. Gambaran Aktivitas Industri di Wilayah Kedu-Parakan Sektor

jumlah tenaga kerja antara 1-19 pekerja sebanyak 1345 unit.

industri

pengolahan

merupakan

Jenis industri kecil dan rumah tangga

sektor yang memberikan kontribusi sebesar

yang memiliki jumlah pekerja 2.597 jiwa ini

22% dari total PDRB Kecamatan Kedu.

diantaranya

Sektor tersebut juga didukung oleh tingginya

genteng,

partisipasi

anyaman

penduduk

yang

bermata

terdiri batu

dari

bata,

pelepah

industi

rajutan,

emping

melinjo,

pisang,

keranjang

pencaharian pada sektor industri pengolahan

tembakau, gerabah tanah, dan industri sapu

yang memberikan proporsi sebesar 20% dari

ijuk. Banyaknya jumlah industri kecil dan

30.986 jiwa penduduk yang bekerja.

rumah tangga ini memberikan kontribusi bagi

Peta persebaran sentra industri di atas

pendapatan daerah, namun permasalahan

menunjukkan

terkait kurangnya modal, kualitas SDM, dan

adanya

aglomerasi

sentra

industri di kawasan perkotaan Kecamatan

akses

Kedu (Desa Danurejo, Kedu, Mergowati,

menjadikan industri-industri yang terdapat di

dan Desa Kundisari). Hal ini diindikasikan

Kecamatan Kedu menjadi sulit berkembang.

karena adanya kemudahan aksesibilitas dan

terhadap

Sektor

pasar

unggulan

yang

yang

lebih

dimiliki

luas

oleh

kelengkapan sarana dan prasarana. Sektor

Kecamatan Parakan adalah sektor industri

industri

Kedu

pengolahan. Sektor industri pengolahan ini

terbagi menjadi 3 jenis, yaitu industri besar

terdiri dari 3 kategori yaitu industri besar

dengan tenaga kerja >100 pekerja sebanyak

(tenaga kerja>100 pekerja) sebanyak 5

2 unit, industri sedang dengan tenaga kerja

unit usaha, industri sedang (tenaga kerja

antara 20-99 pekerja sebanyak 1 unit, dan

20-99 pekerja) sebanyak 2 industri dan

industri kecil dan rumah tangga dengan

industri kecil dan rumah tangga (tenaga

pengolahan

di

Kecamatan

kerja 1-19 pekerja) sebanyak 1.118 unit.

37


Selain itu, adanya sektor industri didukung

Kecamatan Parakan memilki 5 industri besar

oleh banyaknya home industry di Kecamatan

yang rata-rata berbasis pada perkayuan,

Parakan. Jenis industri yang mendominasi

industri ini mampu menyerap tenaga kerja

di

sebanyak kurang lebih 4.975 jiwa (Dinas

Kecamatan

Parakan

adalah

berupa

industri kecil (home industry). Di sisi lain,

Pedagangan, Industri, dan UMKM, 2011).

Tabel II. 1 Daftar Sentra Industri Kecil di Wilayah Kedu-Parakan Karakteristik Industri

Hulu

Hilir

Nama Sentra Industri

Alamat Kecamatan

Desa/Kel

Tahu

Parakan

Parakan Kauman

Tahu

Parakan

Wanutengah

Tahu

Parakan

Dangkel

Perajang Tembakau

Parakan

Watukumpul

Perajang Tembakau Perajang Tembakau

Parakan Parakan

Tegalroso Traji

Rajutan

Parakan

Parakan Wetan

Rajutan

Parakan

Traji

Rajutan tas

Parakan

Caturanom

Rajutan

Parakan

Campursalam

Rajutan

Kedu

Karangtejo

Rajutan

Kedu

Danurejo

Anyaman Pelepah Pisang

Kedu

Mergowati

Anyaman Pelepah Pisang

Kedu

Mojotengah

Pakaian Jadi

Parakan

Parakan Kauman

Keranjang Tembakau

Parakan

Traji

Lenteng

Parakan

Mandisari

Tempe

Parakan

Dangkel

Ceriping

Parakan

Campursalam

Emping Jet

Parakan

Wanutengah

Kue Basah

Parakan

Wanutengah

Ceriping Ketela

Parakan

Nglondong

Ceriping

Parakan

Mandisari

Kerupuk Rambak

Parakan

Ringinganom

Emping melinjo

Kedu

Karangtejo

Batu bata

Kedu

Kundisari

Batu bata

Kedu

Gondangwayang

Batu bata

Kedu

Bojonegoro

Batu bata

Kedu

Candimulyo

Genteng

Kedu

Kundisari

Genteng

Kedu

Tegalsari

Gerabah Tanah Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau

Kedu Kedu Kedu Kedu

Kundisari Kedu Bojonegoro Karangtejo

38


Karakteristik Industri

Nama Sentra Industri

Alamat Kecamatan

Desa/Kel

Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Keranjang Tembakau Pengrajin ijuk Terompah Kayu

Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu Kedu

Bandunggede Gondangwayang Ngadimulyo Mergowati Tegalsari Mergowati

Emping Jagung

Kedu

Kutoanyar

Keranjang Sayur Jemuran

Kedu Kedu

Gondangwayang Gondangwayang

Ceriping Telo

Kedu

Ngadimulyo

Tempe

Kedu

Bandunggede

Ceriping Gendar

Kedu

Bandunggede

Kedu

Mergowati

Rigen Sumber: Disperindag Kabupaten Temanggung, 2012

b. Jenis

Aktivitas

Industri

Menurut

Komoditasnya

masing-masing industri, disebabkan oleh relasi

Berdasarkan jenis komoditasnya, industri-

bisnis dari masing-masing pemilik industri pangan

industri

yang berbeda-beda.

di

Wilayah

Kedu-Parakan

dikelompokkan menjadi empat, yaitu industri

 Modal

pangan, industri papan, industri sandang,

Sumber modal industri pangan di Wilayah Kedu-

dan industri kreatif umum.

Parakan seperti industri emping melinjo di Desa

1) Industri Pangan

Karangtejo Kecamatan Kedu diperoleh dari modal

 Bahan Baku

sendiri.

Pengembangan

industri

pangan

ini

Industri pangan di Wilayah Kedu-

seringkali terhambat oleh sumber modal yang

Parakan sangat beragam, diantaranya

terbatas, akibatnya pelaku industri hanya dapat

adalah Industri tahu yang berda di

memenuhi

Desa Parakan Kauman, Wanutengah

Temanggung sendiri. Adanya bantuan pemerintah

dan Desa Dangkel. Berdasarkan hasil

yang kurang tepat sasaran juga dianggap sebagai

observasi di Desa Bandunggede dan

permasalahan yang harus di atasi guna melakukan

Desa Dangkel terdapat industri tahu

pengembangan sentra industri pangan di Wilayah

dimana bahan bakunya berasal dari

Kedu-Parakan.

purwodadi, boyolali, gunungkidul dan impor

dari

amerika

impor

kebutuhan

pasar

di

Kabupaten

 Tenaga Kerja (SDM) Jenis

industri

yang

mendominasi

kecil

(home

di Kedu-Parakan sebagian besar adalah industri

industry). Mayoritas industri kecil dikelola oleh

ceriping yang terdiri dari ceriping ketela dan

keluarga sehingga industri tersebut berlangsung

ceriping gendar. Bahan baku industri ceriping

secara terus-menerus (turun-temurun). Di sisi

tersebut

lain, industri kecil tersebut juga menyerap tenaga

ketela

yang

berasal

dari

Tembarak, Wonosobo, Temanggung dan daerah

kerja

sekitarnya. Selain ceriping di kedu parakan juga

Kabupaten

terdapat industri pangan emping, yaitu emping

Parakan.

melinjo

industri-industri

dan

emping

jagung

dimana

bagan

dari

industri

Wilayah

Kedu-Parakan

berupa

berupa

di

dari Amerika. Industri pangan lainnya yang berada

bakunnya berasal dari karangtejo, gemawang dan

39

sukerejo. Hal tersebut dapat berbeda-beda pada

daerah-daerah Temanggung, Dengan kecil

yang

berada

seperti

adanya tersebut

di

kecamatan

keberlangsungan mempengaruhi

perekonomian di Wilayah Kedu-Parakan.


 Proses Produksi

orang/unit usaha. Sementara itu, industri ceriping

Proses produksi industri pengolahan pangan ini

ketela memiliki jangka waktu produksi dalam waktu

umumnya masih menggunakan teknologi

yang

satu hari. Bahan baku yang berasal dari singkong

sederhana. Industri pangan seperti industri emping

ini diperoleh dari pasar Parakan atau Wonosobo,

melinjo

Industri

kemudian diolah dengan cara direbus hingga

emping melinjo memiliki jangka waktu produksi

dijemur. Industri tahu dan tempe yang berada di

satu hari, yaitu melalui proses ditumbuk, dijemur,

kecamatan

dihaluskan hingga dibungkus. Kapasitas produksi

menggunakan teknologi sederhana dengan proses

mampu mencapai 3 kg/orang dengan jumlah

produksi sekitar 1-2 hari.

dan

industri

ceriping

ketela.

kedu-parakan

juga

masih

tenaga kerja sebanyak rata-rata sebanyak 4

Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 66 Diagram Rantai Nilai (Value Chain) Industri Ceriping Ketela

 Pemasaran

Kabupaten

pengolahan seperti batu bata

Pemasaran Industri pangan di

Temanggung yang datang ke

berasal dari wilayah itu sendiri

Wilayah Kedu-Parakan sudah

Parakan. Selain itu industri

dan

memiliki

pangan

Parakan

yang

sekitar

daerah cukup

pemasaran luas.

Hasil

juga

banyak

di

pasarkan di Pasar Ngadirejo.

luar

Wilayah seperti

Jumo.

Kedu-

Kecamatan

Lokasi

industri

produksi industri pangan ini

2) Industri Papan

cenderung mendekat ke lokasi

biasanya dijual oleh pelaku

 Bahan Baku

pemasaran yaitu Kecamatan

industri

ke

lokal,

Keberadaaan industri papan di

Parakan. Selain itu di wilayah

pembeli

Wilayah Kedu-Parakan terdiri

kedu parakan terdapat industri

langsung. Lokasi pemasaran

dari

di

genteng

yang

strategis

dan

Desa

tegalsari

dan

kundisari,

Pasar

Legi

Kecamatan

Kedu,

dimana

bahan

bakunya

pengepul

pasar atau

industri

batu

terletak

di

Desa

Kundisari

(Parakan)

di

Kedu

di

mana lokasi ini merupakan

industri

segitiga emas antara

jalur

Kundisari,

Gondangwayang

berasal

Kendal,

Magelang

dan

dan

Bojonegoro

sendiri.

Wonosobo

sehingga

banyak

Kecamatan

pedagang

dari

daerah

bahan

luar

genteng

bata

Desa

Kedu. baku

di

Desa di

yang

merupakan

berada

di

tanah liat yang dari

Di

Temanggung Kundisari

industri

juga

Sumber

terdapat

gerabah

industri

tanah yang bahan bakunya

40


merupakan tanah dan pasir

memiliki

yang

berbeda. Industri batu bata di

Sedangkan

Desa Kedu Kecamatan Kedu

gerabah tanah yaitu terkadang

memiliki sumber bahan baku

di rumah namun yang lebih

Sebagian besar modal yang

berasal

utama

digunakan

para

dengan jangka waktu untuk

dipasarkan

pengusaha berasal dari modal

satu kali produksi adalah 40

Rembang,

pribadi

DP

hari.

Cilacap, Demak, dan Kudus

dari

mencapai 10.000 batu bata

oleh

pemesan. Modal ini kemudian

siap jual dengan omset Rp

berkeliling menggunakan mobil

digunakan oleh pelaku usaha

5.000.000

Sebagian besar didistribusikan

untuk membeli bahan baku

produksi. Tenaga kerja yang

kepada

produksi.

dibutuhkan

telah

berasal

dari

Temanggung.  Modal oleh atau

(down

berupa

payment)

sendiri

Dari

pemerintah

sempat

memberikan

bantuan

untuk

industri

dari

yang

Desa

Kapasitas

Kedu

produksi

per

satu

untuk

kali

proses

Wilayah Kedu dan sekitarnya. pemasaran

adalah

Banyumas, Semarang,

suami

saya

memesan

dengan

payment) terlebih dahulu.

proses

dari

tanah

tanah

malam.

 Bahan Baku

warga

ke

(down

DP

3) Industri Sandang

dari

dengan

memberikan

pembakaran selama 2 hari

secara

yang

produksi ini sebanyak 3 orang

dan molen untuk mengolah tersebut

dengan

pihak-pihak

dicampur air hingga proses

liat

produk

ke

genteng ini berupa alat press

bergiliran

Sedangkan

pembuatan genteng pertama

Sentra industri lainnya yang

warga.Namun sebagian besar

tanah

dapat

para pelaku indutri mengaku

diolah dengan cara digiling

potensi

belum adanya bantuan modal

menggunakan

mesin

dikembangkan

pemerintah dalam menunjang

penggiling

tanah

keberlanjutan industri papan.

kemudian dicetak dengan cara

industri

Hal ini juga diindikasi sebagai

di press dengan alat press

bahan baku rajutan berupa

permasalahan

genteng

setelah

egel

mengembangkan industri kecil

kemudian

di

dan

dibakar

dalam

menengah

di

Wilayah

Kedu-Parakan.

liat

dialuskan

hingga

dan molen liat,

dipress

dikategorikan lokal

sebagai

yang di

dapat Wilayah

Kedu-Parakan adalah sentra rajutan. yaitu

Sumber

sejenis

yang

didapat

daun

jemur

dan

pandan

kering

dan

daerah Madura ini dijalankan oleh

keemasan setelah itu disusun

berada di desa tersebut yang

Tenaga kerja industri papan

dan dijual kepada pembeli.

berjumlah

ini

Pembuatan

Keranjang tembakau berbahan

sebagian

dari

besar

anggota

keluarganya

sendiri.

Namun

tersebut

juga

tenaga daerah

kerja

berasal

menyerap

dari

yang

industri daerah-

berada

di

Kabupaten Temanggung.  Proses Produksi Proses produksi industri kecil

gerabah

tanah

kaum

wanita

dari

berubah warna menjadi coklat

 Tenaga Kerja

15-

30

orang.

yaitu dengan cara tanah dan

baku

pasir

setengah jadi dan Pelepah

diaduk

kemudian

dibentuk menggunakan Rebot lalu

dibentuk

tangan

menggunakan

dengan

batu

keranjang

yang

tembakau

Pisang.  Modal

dan

Industri

rajutan

didiamkan hingga agak kering

industri

yang

lalu terakhir dibakar.

perseorangan dengan modal

 Pemasaran

merupakan

dikelola

oleh

yang berasal dari PT Multi

dan menengah seperti industri

Distribusi barang hasil industri

Mas di Solo. Modal yang

papan

batu

diberikan

genteng

41

proses

berupa

batu

bata,

dan gerabah tanah

bata

dipasarkan

dan di

genteng

pasar

lokal

pengrajin

kepada ini

adalah

para bahan


dengan

diberikan

berperan sebagai pengumpul

Ultra

pengrajin khususnya kelompok

rajutan.

Peran

dengan PT Multi Mas, namun

wanita

rajutan

merupakan

kepada

pengrajin

para

yang

pengumpul

dibidang

yang

bekerja

sama

akibat kurangnya modal pada

memiliki

kunci dalam sektor ini, karena

akhirnya PT Ultra mengalami

keterampilan

dalam

menghubungkan antara aktor

kebangkrutan.

memproduksi

rajutan.

produksi

antara PT Multi Mas tetap

Danurejo

Keterbatasan

modal

dialami

pengrajin

di

orang

peran

Desa

rajutan

1

furniture yaitu PT

baku berupa egel kemudian

(pengrajin) dan

Kerjasama

yang

pemasaran (PT Multi Mas)

dilakukan

ini

sehingga kegiatan industri ini

peran

pengumpul

rajutan.

membuat industri rajutan di

dapat terus berjalan. Namun,

Dalam

sehari

pekerja

Kecamatan

para pengrajin belum mampu

dapat

dapat BERDIKARI, sementara

melakukan

ekspor

sendiri

rajutan

itu

faktor

internal

produski sebanyak 200 unit.

karena

Proses produksi ini dimulai

pengetahuan

dengan memilin egel menjadi

oleh

Kedu

pemerintah

memberikan ataupun para

ini

tidak

juga

belum

dikarenakan

bantuan

modal

pengrajin

pelatihan pengrajin

kepada di

Desa

yaitu

keterbatasan mengenai

prosedur

dengan

perantara

para

menghasilkan dengan

benang,

3-4

kapasitas

melakukan

proses

Danurejo ini.

pengeksporan barang akibat

pembersihan dan pemutihan,

 Tenaga Kerja

tingkat pengetahuan pengrajin

kemudian

yang terbatas dan kurannya

Barang

yang

modal yang dimiliki.

seperti

tempat

Industri

rajutan

menyerap sekitar

tenaga

ini

banyak kerja

lokasi

Keterlibatan

di

produksi. masyarakat

 Proses Produksi Keterampilan

para

rajutan. dihasilkan tisu,

tas,

tempat sampah, dan tempat pengrajin

rajutan

bahwa

cukup

keterampilan yang diturunkan

adalah

diagram

rantai

potensial untuk dikembangkan

secara turun temurun. Pada

sentra

industri

rajutan

di

Kedu-Parakan.

awal mulanya, para pengrajin

Kecamatan Kedu.

Jumlah pekerja dalam 1 unit

ini merupakan pengrajin pada

usaha berkisar antara 15-30

perusahaan

Wilayah

ini

merupakan

baju kemudian dikirim ke PT

sekitar memberikan perhatian industri

ini

proses

yang

Multi Mas di Solo.

Berikut nilai di

bergerak

42


Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 67 Diagram Rantai Nilai (Value Chain) Industri Rajutan Egel

 Pemasaran Sentra

industri

Sentra rajutan

dapat

ditemui

di

Desa

pelepah

industri pisang

(debog) yaitu

tembakau

dapat

Desa

dan

ditemui

di

Danurejo dan Karangtejo Kecamatan Kedu, sentra

beberapa

industri ini memiliki sistem pemasaran yang berbeda

Bojonegoro, Ngadimulyo, Gondangwayang, Kedu,

yakni merupakan sistem pasar tertutup dimana hasil

Karangtejo,

produk rajutan dijual ke suatu perusahaan yang

Caturanom, dan Desa Catursalam. Pengangkutan

bergerak dalam bidang rajutan dan dipasarkan hingga

tembakau

ke mancanegara yaitu PT Multi Mas di Kota Solo

menampung tembakau oleh petani. Hal tersebut

dengan harga jual antara Rp 6.000–Rp 42.000,-

menyebabkan di Wilayah Kedu-Parakan terdapat

/unit dan kapasitas produksi sebesar 200 unit/order.

banyak industri anyaman keranjang pelepah pisang

Hasil produksi industri rajutan berupa tas, tempat

untuk menampung tembakau. Industri anyaman

tissue, dan keranjang baju dijual oleh PT Multi Mas

paling banyak terdapat di Desa Traji.

ke luar Indonesia seperti Amerika, Australia, dan

desa

keranjang

Mergowati, memerlukan

Bandunggede,

Bagusan, keranjang

Traji, untuk

Sumber bahan baku keranjang tembakau ini

Tokyo dengan harga jual sebesar Rp 50.000–Rp

didatangkan

150.000,-/unit.

Kondisi

Kemudian para pengrajin mulai mengolah bambu

adanya

kesenjangan

Magelang.

keranjang

produksi 15-17 keranjang/pengrajin.Lalu diolah di

tembakau dipasarkan di daerah yang berada di

industri rumah dijual di pasar lokal dan luar

Kabupaten Temanggung seperti Kelurahan Traji dan

Kecamatan Parakan seperti Magelang dan pasar

Parakan.

di Kecamatan Temanggung. Sementara itu, bahan

4) Industri Kerajinan Umum

baku anyaman pelepah pisang didatangkan dari

 Bahan Baku

Kebumen, lalu diolah di industri rumah Kecamatan

pengrajin.

tambah

dan

menjadi keranjang tembakau dengan kapasitas

oleh

nilai

menyebabkan

Kebumen

yang

diperoleh

indikasi

tersebut

dari

Sedangkan

Parakan dan dijual di Kecamatan Parakan dan

43


luar Kecamatan Parakan seperti Magelang dan

turun temurun. Di beberapa desa di Wilayah

pasar Temanggung.

Kedu-Parakan

 Modal

ini

terdapat

perkumpulan

pengusaha industri kerajinan keranjang tembakau

Sumber modal yang digunakan para pengrajin

dalam kurun waktu 35 hari sekali. Rata-rata

berasal dari modal sendiri. dan ada juga yang

jumlah pekerja dalam satu unit usaha berkisar 2-

berasal dari juragan, menggunakan sistem hutang.

3

Pengrajin menghutang sejumlah kebutuhan modal,

keranjang/hari selama panen tembakau. industri

kemudian pengrajin mengembalikan modal yang

keranjang tembakau juga menyerap tenaga kerja

dia pinjam dengan menjual keranjang tembakau

dari daerah yang berada di dalam kabupaten

tersebut ke juragan.Hal ini menjadi kelemahan

temanggung.

bagi para pengrajin yang bekerja dengan modal

 Proses produksi

orang

dengan

kapasitas

produksi

4

pinjaman dari juragan, karena tidak bisa mengikuti

Proses produksi industri ini secara tradisional

dinamika harga.

dilakukan yaitu melalui tahap pemotongan bambu (dengan kapasitas bahan baku 1 batang bambu

 Tenaga Kerja

mampu menghasilkan 15-17 keranjang) sesuai

Mayoritas penduduk di Wilayah Kedu-Parakan

ukuran keranjang yang akan dibuat, kemudian

memiliki pekerjaan sampingan sebagai pengrajin

bambu dirangkai menjadi kerangka keranjang lalu

keranjang

dianyam.

tembakau

pada

musim

tembakau.

Keterampilan para pengrajin ini diperoleh secara

Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 68 Diagram Rantai Nilai (Value Chain) Keranjang Tembakau

Berikut ini adalah rantai nilai anyaman.

44


Sumber: Hasil Olah Data Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 69 Diagram Rantai Nilai (Value Chain) Industri Anyaman Pelepah Pisang

 Pemasaran

2.1

Pengembangan

Wilayah

Berdasarkan hasil wawancara kepada para ahli

Perencanaan dan Profil Kelembagaan

(petani tembakau) di Kecamatan Kedu, input

Berikut

produksi

berupa

Kabupaten

bambu

Magelang

yang

diperoleh

dari

harga

Rp

dengan

15.000/batang. Harga jual keranjang tembakau Rp. 50.000,00 - Rp. 150.000,00/tangkep (2 buah keranjang).Konsumen yang datang berasal dari

penduduk

sekitar

Kedu,

Parakan,

Temanggung, Jumo, Kedu hingga dari Boyolali, Magelang, dan Yogyakarta. Berdasarkan prosesnya industri di Wilayah KeduParakan dibagi menjadi dua jenis, yaitu industri hulu dan industri hilir.

1) Industri Hulu perajang

:

industri

tembakau

dan

rajutan, anyaman

tahu, pelepah

pisang

2) Industri Hilir keranjang

: Batu bata, emping melinjo, tembakau,

sapu

ijuk,

ceriping,

genteng, gerabah tanah, terompah kayu, rigen, dan pakaian jadi. Dilihat dari jenis komoditasnya yang cukup beragam, sebagian besar industri hilir yang ada di Wilayah Kedu-Parakan merupakan industri yang bersifat kecil maupun rumah tangga. Sedangkan untuk industri hulu yaitu rajutan.

merupakan

kebijakan

perencanaan

pembangunan dan kelembagaan pemerintah serta masyarakat. 2.4.1

Kebijakan Perencanaan Pembangunan Kebijakan

Pemerintah

Kabupaten

Temanggung terhadap Kecamatan Kedu dan Parakan

berkaitan

Kawasan

Industri

dengan telah

Penentuan

tertuang

dalam

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011

c. Jenis Aktivitas Industri Menurut Prosesnya

45

Kebijakan

tentang

Rencana

Tata

Ruang

Wilayah

Kabupaten Temanggung Tahun 2011 - 2031: 1. Kecamatan

Kedu

merupakan

kawasan

peruntukan industri dengan kegiatan kecil dan

menengah

yang

tidak

berpotensi

menimbulkan dampak lingkungan (Pasal 70 ayat 1) 2. Kecamatan Kedu yang dilalui oleh koridor jalan

kolektor

primer

penghubung

Kecamatan Temanggung dan Kecamatan Parakan merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi provinsi (Pasal 78 ayat 1 dan 2) 3. Kecamatan Parakan merupakan kawasan peruntukan industri dengan kegiatan kecil dan

menengah

yang

tidak

berpotensi


menimbulkan dampak lingkungan (Pasal

bidang perindustrian, perdagangan, pasar,

70 ayat 1)

koperasi, dan usaha kecil menengah,

4. Kecamatan

Parakan

termasuk

kedalam

Kawasan Strategis Provinsi di kabupaten

Dinas

dilihat dari sudut kepentingan pertumbuhan

Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan

ekonomi

Menengah

berupa

Kawasan

Perkotaan

(Pasal 77 ayat 1) Program

Kawasan

Minapolitan

Melaksanakan

Berikut merupakan kelembagaan yang ada di baik

berupa

lembaga

pemerintah maupun kebijakan pemerintahnya serta lembaga non pemerintah pula.  Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam

urusan

bidang

pemerintah

daerah

perindustrian,

bidang

perdagangan, bidang pengelolaan pasar dan bidang usaha mikro kecil dan menengah. Perannya yaitu: - Perumusan

kebijakan

perindustrian, koperasi

teknis

di

bidang

perdagangan,

dan

usaha

mikro

pasar, kecil

dan

menengah, - Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perindustrian, perdagangan, pasar, koperasi, dan usaha mikro kecil dan menengah, - Penyelenggaraan urusan perizinan dalam pengesahan

Akta

Pendirian

Koperasi,

Perubahan Anggaran Dasar, Pembubaran Koperasi, Penggabungan dan Peleburan Koperasi,

serta

Pembukaan

cabang

KSP/USP dan Koperasi lainnya, - Pembinaan

dan

pelaksanaan

tugas

di

bidang perindustrian, perdagangan, pasar, koperasi,

dan

usaha

mikro

evaluasi,

dan

kecil

dan

menengah, - Monitoring, terhadap

Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya  Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

2.4.2 Kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat

Melaksanakan

Perdagangan,

Parakan

(Pasal 107 ayat 1)

Kedu-Parakan

Perindustrian,

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

5. Kecamatan Parakan termasuk ke dalam

Wilayah

- Pembinaan terhadap UPTD dalam lingkup

pelaksanaan

pelaporan

tugas-tugas

di

dalam

urusan

bidang

pemerintah

daerah

ketenagakerjaan

dan

ketransmigrasian. Peranannya yaitu: - Perumusan

kebijakan

teknis

di

bidang

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, - Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan

umum

di

bidang

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, - Pembinaan

dan

bidang

pelaksanaan

tugas

ketenagakerjaan

di dan

ketransmigrasian, - Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

bidang

ketenagakerjaan

dan

ketransmigrasian, - Pembinaan

pelatihan

dan

produktivitas

tenaga kerja, - Pembinaan dan penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, - Pengarahan

dan

fasilitasi

perpindahan

melalui program transmigrasi, - Pengelolaan teknis perizinan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, - Pembinaan terhadap UPTD dalam lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. - Penyelenggaraan

kesekretariatan

Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, - Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya  Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal Melaksanakan pelayanan penanaman modal, perizinan dan non perizinan secara terpadu satu pintu dan satu tempat yang meliputi

46


persetujuan prinsip, izin lokasi, izin gangguan, izin

mendirikan

bangunan,

izin

usaha

pelatihan,

perdagangan, tanda daftar perusahaan, tanda

- Pelaksanaan pemagangan lulusan,

daftar gudang, tanda daftar industri, surat izin

- Pelaksanaan pengembangan usaha Balai

usaha jasa konstruksi, izin usaha industri, izin usaha angkutan, izin perluasan industri, izin

trayek,

dan

izin

perubahan

status

- Perumusan

kebijakan

umum

pelayanan

perizinan dan non perizinan, perizinan dan non perizinan, penetapan,

teknis dan

perhitungan,

pemungutan

retribusi

perizinan dan non perizinan, - Pengkoordinasian

pengaduan

kebijakan

pelayanan

tugas

di

informasi

teknis

di

bidang

bidang

dan

pelaksanaan

pengkajian

promosi,

potensi,

fasilitasi

dan

kerjasama, dan pengamanan investasi, - Monitoring, terhadap pelayanan

evaluasi

dan

pelaksanaan perizinan

pelaporan tugas-tugas

dan

penanaman

modal,

dan Usaha

Mikro

Melaksanakan

sebagian

tugas

Perindustrian,

Perdagangan,

Dinas

Koperasi

dan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah di wilayah kerjanya. Perannya yaitu: rencana

teknis

operasional

dinas di wilayah kerjanya, di bidang perindustrian, perdagangan, dan - Pelaksanaan pemantauan dan pelaporan di wilayah kerjanya, - Pelaksanaan koordinasi, kerjasama, dan fasilitas di wilayah kerjanya, - Pelayanan

penunjang

penyelenggaraan

tugas dinas di wilayah kerjanya, - Pengelolaan tata usaha UPTD, - Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

- Penyelenggaraan Pelayanan

Koperasi

koperasi di wilayah kerjanya,

fasilitasi,

dan

Perdagangan,

- Pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat

penanaman modal, - Pembinaan,

Kepala Dinas.

- Penyusunan

perizinan dan non perizinan, - Perumusan

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Kecil dan Menengah

- Pembinaan umum dan teknis pelayanan - Pelaksanaan

Pelatihan,

 Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian,

penggunaan tanah. Perannya yaitu:

tata

Perizinan

usaha dan

Kantor

Penanaman

Modal,

kepala dinas.  Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian, Perdagangan,

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan

Koperasi

dan Usaha

Mikro

Kecil dan Menengah Pengelolaan Pasar

Bupati sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Melaksanakan

sebagian

 Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja

Perindustrian,

Perdagangan,

tugas

Dinas

Koperasi

dan

dan Transmigrasi Balai Latihan Kerja

Usaha Mikro Kecil dan Menengah di wilayah

Melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang

kerjanya. Perannya yaitu:

pelatihan kerja. Perannya yaitu:

- Pelaksanaan

- Pelaksanaan pelatihan tenaga kerja dan

sebagian

Perindustrian,

tugas

Perdagangan,

Pasar

UPTD,

pengelolaan pasar di wilayah kerjanya, pemasaran

program pelatihan, fasilitasi, produksi, jasa dan

hasil

pelatihan

serta

layanan informasi pelatihan,

pemberian

- Pelaksanaan

perumusan

dan

Koperasi

pelaksanaan

dalam

Dinas

penertiban sertifikasi peserta pelatihan di - Koordinasi

47

- Pembinaan usaha mandiri lulusan program

penarikan

teknik retribusi,

pelaksanaan pembukuan dan pelaporan, - Pelaksanaan ketertiban dan pemeliharaan pasar di wilayah kerjanya,


- Penyelenggaraan

tata

usaha

UPTD

Menjaga silaturahmi antar sesama pembuat

\Pengelolaan Pasar,

gerabah dan menerima bantuan modal yang

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

diberikan oleh pemerintah.

kepala dinas. Terdapat lembaga tambahan yang diketahui kontribusinya di Wilayah Kedu-Parakan, yakni meliputi lembaga pemerintah Pusat Komunitas Kreatif dan lembaga non pemerintah seperti Forum

of

Economic

Development

Employment

Promotion

(Fedep);

and Kamar

Dagang dan Industri Indonesia Daerah Jawa Tengah (Kadinda); KBU Sumber Makmur; dan

Fathul

Mubarok.

Berikut

merupakan

peran dan fungsi lembaraganya. Merupakan gedung yang difasilitasi dengan sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang diperuntukkan khusunya bagi para UMKM dalam rangka menumbuhkan dan kemampuan

dan

kreatifitas,

memberi kemudahan dalam pencarian dan penyebaran

informasi,

serta

mempercepat

upaya perdagangan komoditas unggulan UKM melalui e-commerce  Forum

of

Economic

Development

and

Employment Promotion (Fedep) Merupakan wadah representasi stakeholder tersebut

untuk

memperkuat

kemandirian

lembaga dalam usaha-usaha ekonomi dan pengembangan SDM yang dikelola secara profesional dan produktif.  Kamar Dagang dan Industri Indonesia Daerah Jawa Tengah (Kadinda) Membantu perekonomian yang ada di daerah demi mewujudkan kehidupan ekonomi dan dunia usaha.

informasi

industri

lanjut

pemerintah.  Fathul Mubarok

Berikut merupakan potensi dan permasalahan yang ada di Wilayah Kedu-Parakan.

2.5.1 Potensi Berikut

merupakan

potensi

yang

terdapat di Wilayah Kedu-Parakan. a. Wilayah kedu-parakan memiliki pola ruang

berupa

pengembangan

kawasan industri kecil menengah Nomor

7

Rencana

Peraturan

Tahun Tata

Daerah

2011

tentang

Ruang

Wilayah

Kabupaten Temanggung Tahun 2011 –

2031,

Kecamatan

Parakan

Kedu

diperuntukan

kawasan

industri

dan

sebagai

dengan

skala

kegiatan kecil dan menengah. Selain itu, Kecamatan Parakan merupakan kawasan

strategis

Kabupaten

Temanggung yang memiliki fungsi pelayanan

skala

sehingga

dengan

kabupaten,

demikian

kedua

kecamatan tersebut memiliki potensi untuk

dikembangkan

kawasan

industri

sebagai kecil

dan

menengah. b. Banyaknya penduduk usia produktif Mayoritas penduduk di Wilayah Kedu-Parakan merupakan penduduk usia produktif yaitu berusia 15-64. Hal

ini

mengindikasikan

tingginya

kebutuhan akan lapangan pekerjaan

 KBU Sumber Makmur Perkumpulan

Potensi dan Permasalahan Perencanaan

Berdasarkan

 Pusat Komunitas Kreatif

meningkatkan

2.2

ceriping

yang

memberikan

diberikan

oleh

bagi penduduk. Tingginya penduduk usia produktif juga berpotensi untuk dijadikan sumber tenaga kerja bagi sektor

industri

dikembangkan

di

yang

akan

wilayah

Kedu-

Parakan.

48


c. Terdapat

peningkatan

kontribusi

sektor industri di setiap tahunnya Berdasarkan Kecamatan

data

Kedu-Parakan

kemudahan aksesibilitas di Wilayah Kedu-Parakan sehingga wilayah ini

PDRB

strategis

yang

industri

pengembangan

kecil

dan

menengah

tersebut

berpotensi

dirinci per sektor mengindikasikan

(IKM).Hal

adanya peningkatan kontribusi PDRB

mendorong

sektor industri di setiap tahunnya.

Industri dan perdagangan dan jasa

Peningkatan

di

terbesar

terjadi

pada

perkembangan

Wilayah

meningkatkan

pendukung

masyarakat

untuk

terciptanya

sektor

Kedu-Parakan

tahun 2011. Hal ini merupakan fakta

serta

perekonomian lokal.

Pengurangan

pertumbuhan perekonomian Wilayah

tingkat kepadatan lalu lintas menuju

Kedu-Parakan

Wilayah

melalui

sektor

industri.

Kedu-Parakan

jalan lingkar Parakan yang sudah

proses distribusi bahan baku dan

disusun

pemasaran

Temanggung tahun 2014.

dalam

APBD

Wilayah Kedu-Parakan memiliki

Berkaitan

terminal tipe C yang terletak di Desa

transportasi,

Jetis Kecamatan Parakan, terminal

memiliki

sebuah

ini memiliki luas kurang lebih 5.207

terletak

di

Kauman.

Hal

m

2

dilakukan

melalui perencanaan pembangunan

d. Adanya akses yang mudah dalam

dan

bisa

menampung

memfasilitasi sejumlah

atau

Kabupaten

dengan

sarana

Kecamatan

Parakan

terminal

Kelurahan ini

yang Parakan

dapat

menjadi

sarana

sarana pendukung bagi kendaraan

transportasi umum yaitu 50 unit bus

umum untuk kebutuhan masyarakat

umum dan 25 unit angkutan umum

akan transportasi umum. Kendaraan

(Dinas

Perhubungan,

Komunikasi

umum yang tersedia di Kecamatan

dan

Informatika

Kabupaten

Temanggung, 2014). Wilayah

Parakan

cukup

kendaraan

Kedu-Parakan

juga

beragam,

umum

formal

baik hingga

kendaraan umum informal.Kendaraan

terletak pada 3 jalur utama yaitu

umum

Parakan – Ngadirejo, Parakan –

Kecamatan Parakan seperti ojek dan

Magelang dan Parakan – Wonosobo

andong

menyebabkan

masyarakat.

Kecamatan

Parakan

informal

yang

yang

ada

biasa Untuk

di

digunakan kendaraan

dapat dikategorikan ke dalam lalu

tradisional andong hanya terdapat di

lintas

Kelurahan

yang

terutama

di

ramai

dan

padat,

sekitar

Pasar

Legi,

Pasar Darurat dan deretan ruko-

Parakan

Kauman

dan

Kelurahan Parakan Wetan. e. Lokasi Pemasaran yang Strategis

ruko di sepanjang jalan kolektor.

Pesatnya perdagangan dan jasa

Adanya Jalur Wilayah Kedu-Parakan

di

sebagai

jalan

dengan adanya Pasar Legi yang

serta

menjadi

jalan

nasional

Parakan-Ngadirejo-Patean

49

untuk

,

Kecamatan pusat

Parakan

didukung

perdagangan

bagi

adanya isu strategis pembangunan

Kecamatan Parakan dan kecamatan

jalur lingkar Parakan pada tahun

disekitarnya

2015

Kedu,

menunjukkan

adanya

seperti

Kledung,

Kecamatan

Bansari,

dan


Kecamatan Bulu. Keberadaan Pasar Legi saat ini sedang dalam tahap

g. Adanya pusat komunitas kreatif Pusat

Komunitas

Kreatif

revitalisasi yang semakin berpotensi

merupakan gedung yang difasilitasi

untuk

dengan sarana Teknologi Informasi

mendukung

kegiatan

perdagangan dan jasa di Kecamatan

dan

Parakan.

deretan

diperuntukkan khusunya bagi para

pertokoan dan sarana perekonomian

UMKM dalam rangka menumbuhkan

seperti

dan meningkatkan kemampuan dan

Selain bank

itu,

dan

koperasi

juga

Komunikasi

banyak

terdapat

di

Kelurahan

kreatifitas,

Parakan

Kauman

dan

Kelurahan

dalam

(TIK)

memberi

pencarian

yang

kemudahan

dan

penyebaran

Parakan Wetan. Banyaknya sarana

informasi, serta mempercepat upaya

perdagangan

dan

jasa

tersebut

perdagangan

menyebabkan

Kelurahan

Parakan

UKM melalui e-commerce. Sehingga

Kauman

Kelurahan

Parakan

melalui sarana ini para UKM dapat

dan

Wetan

dijadikan

sebagai

pusat

perdagangan di Kecamatan Parakan. f. Terdapat industri kecil menengah

komoditas

mengambil

unggulan

manfaat

sehingga

membantu tranformasi dari manual bisnis

menjadi

e-bisnis

yang

dalam jumlah yang lebih banyak

merupakan factor esensial dalam era

daripada data jumlah industri yang

bisnis masa depan yang memiliki

didapatkan sebelumnya.

daya saing tinggi.

Pada data industri kecil didapatkan

sebelum

yang

survey,

di

Pusat

Komunitas

Kreatif

Kabupaten

Temanggung

(Jawa

Wilayah

Kedu-Parakan

hanya

Tengah) di resmikan pada tanggal

terdapat

industri

seperti

8 September 2014 bertempat di

kecil

anyaman pelepah pisang, anyaman

Gedung

keranjang tembakau, emping melinjo,

Temanggung (Jawa Tengah)

rajutan,

Bapak

terompah

kayu,

genteng,

M.Sc

tanah.

Aplikasi

ternyata kecil

dilakukan

terdapat

lainnya

Wilayah

survey,

industri-industri

yang

terdapat

Kedu-Parakan

di

seperti,

Kabupaten oleh

Ir.Bambang Heru Tjahjono,

batu bata, sapu ijuk dan gerabah Setelah

Pemuda,

selaku

(Direktur

Informatika)

Jenderal

Kementerian

Komunikasi dan Informatika RI dan Bapak

Drs.

H.M.

Bambang

Sukarno yang diwakili oleh Bapak

rigen, emping jet, jemuran, tahu,

Irawan

tempe, abon lele, intip, keranjang

(Wakil

sayur,

Temanggung). Dengan dibangunnya

krupuk

rambak,

makanan

basah.

rumahan

pada

intip

Industri

kecil

dan

Gubernur diresmikannya

Kedu-

diharapkan

Parakan menggunakan pekerja yang

Kabupaten

berasal dari penduduk setempat. Hal

pengelolaan

tersebut pekerjaan

dapat bagi

wilayah

dan

Prasetyadi

peran

S.Si

Kabupaten gedung

ini

Pemerintah

Temanggung dan

selaku

dalam

pemanfaatan

memberi

lapangan

Puskom Kreatif dengan menyediakan

para

penduduk

tenaga

disekitar industri tersebut.

pengelolaan

dan

skedul

kegiatan yang terencana, sehingga dapat beroperasi dengan baik dan

50


bermanfaat

bagi

masyarakat,

khususnya para UKM di Kabupaten Temanggung.

optimalnya

manajemen

kelembagaan Lembaga merupakan salah satu

h. Terdapat pengolahan hasil limbah industri

wadah

bagi

masyarakat

dalam

menyampaikan aspirasinya. Lembaga

Terdapat banyak industri kecil dan

yang

berada

di

wilayah

Parakan

Parakan..

secara

optimal

dikarenakan

sudah terdapat pengolahan limbah

kurangnya

partisipasi

masyarakat.

untuk

Industri

Selain itu, juga belum terdapatnya

memiliki

lembaga khusus yang berkecimpung

Pada

tiap-tiap

industri

tersebut

industri.

masing-masing

pengolahan

limbah

tersendiri.

Contohnya adalah industri tahu di Kelurahan

Wanutengah.

Limbah

industri tersebut yang berupa cairan dijadikan

sebagai

sedangkan

kolam

ampas

tahu

ikan, tersebut

kurang

dapat

Kedu-

rumah tangga di Wilayah Kedu-

tersebut

berfungsi

dalam bidang industri. c. Keterbatasan Modal Para Pengrajin dan Pelaku Industri Pengembangan industri kecil dan menengah di wilayah Kedu-Parakan seringkali

terhambat

oleh

sumber

dijual untuk dijadikan pakan ternak.

modal yang terbatas. Modal industri

Pada industri anyaman tembakau,

Kedu-Parakan diperoleh dari modal

rigen, anyaman keranjang tembakau

sendiri

hasil dari industri tersebut digunakan

pemesan. Selain terbatasnya modal,

untuk membuat api untuk memasak

peminjaman

karena berbahan dasar dari bambu.

bank sangat sulit. Akibatnya industri

Berikut merupakan permasalahan yang ada di Wilayah Kedu-Parakan. a. Rendahnya tingkat pendidikan formal penduduk Penduduk wilayah Kedu-Parakan sebagian

besar

berpendidikan

terakhir Sekolah Dasar dan masih banyak

yang

tidak

formal.

Hal

ini

rendahnya manusia

kualitas wilayah

berpendidikan mengindikasikan sumber

daya

Kedu-Parakan.

Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pendidikan

keterampilan

melalui

pelatihan-pelatihan

bagi

agar

mengembangkan

kreativitas

atau

berupa akan

DP

modal

dari kepada

sulit untuk berkembang dan pelaku

2.5.2 Permasalahan

dapat

sehingga

penduduk penduduk

berdaya saing tinggi dan memiliki jiwa kompetitif.

51

b. Tidak

industri

hanya

kebutuhan

dapat

memenuhi

di

Kabupaten

pasar

Temanggung sendiri. d. Rendahnya Faktor Tenaga Kerja/ SDM Kesadaran masyarakat di Wilayah Kedu-Parakan

akan

pentingnya

pendidikan masih tergolong rendah. Berdasarkan Daerah Dalam Angka (DDA),

terdapat

penduduk

usia

sekolah yang tidak bersekolah yaitu sebesar 20% dari total penduduk usia sekolah. Penduduk yang tidak bersekolah biasanya bekerja sebagai buruh

ataupun

besar

penduduk

Parakan,

tradisi,

petani

Sebagian

di

masih

melanjutkan menjadi

petani.

Kecamatan

banyak jika

maka

yang orangtua

kebanyakan


anaknya akan menjadi petani juga dan

tidak

melanjutkan

pendidikannya.

Bila

ketersediaan hampir

dilihat

sarana

semua

tingkat

e. Keterbatasan Ketersediaan Bahan Baku

dari

Pengembangan industri kecil dan

pendidikan,

menengah di wilayah Kedu-Parakan

desa/

kelurahan

seringkali

terhambat

oleh

sudah memiliki sarana pendidikan

keterbatasan modal. Sebagian besar

walaupun

tidak

bahan baku pada industri Kedu-

jumlah

Parakan diperoleh dari luar wilayah

merata

penyebarannya karena

penduduk

mengikuti

tiap

desa/

kelurahan.

Kedu-Parakan baku

mencakup

Parakan susah didapatkan. Akibatnya

tenaga

kerja.

industri

Rendahnya

tenaga

kerja

kurangnya

inovasi

dan

kualitas

menyebabkan produk

industri

yang mengakibatkan rendahnya nilai tambah yang dihasilkan oleh industri kecil

dan

menengah

di

Wilayah

Kedu-Parakan.

dalam

menyulitkan

wilayah

bahan

Rendahnya faktor tenaga kerja ini pemilik

dari

dikarenakan

para

tengkulak

Keduuntuk

memperoleh bahan baku industri dan membutuhkan

biaya

yang

lebih

banyak. f. Pembangunan Infrastruktur Wilayah Belum Merata Infrastruktur merupakan salah satu

Lemahnya

inovasi

dalam

aspek

yang

penting

dalam

melakukan proses produksi sangat

pengembangan industri di Wilayah

mempengaruhi pada kualitas hasil

Kedu

produksi.

aksesibilitas

Hal

tersebut

akan

Parakan yang

dibutuhkan baik

untuk

mengakibatkan lemahnya daya saing

menunjang distribusi faktor produksi.

industri. Selain itu, rendahnya daya

Dalam

saing produk juga disebabkan oleh

dibutuhkan

kurangnya kemampuan tawar petani

lingkungan

dan

pengelolaan persampahan di Wilayah

pengrajin

modal

dan

akibat

kurangnya

jaringan

pemasaran.

Kedu

proses

produksi

adanya melalui

Parakan.

industri

pengelolaan pengintegrasian

Beberapa

desa/

Sebut saja seperti produk rajutan di

kelurahan yang ada di Kecamatan

Desa Danurejo dan kopi di Desa

Parakan

Bandunggede,

tersier,

potensi

ekonomi

tidak memiliki drainase hal ini menyebabkan aliran

strategis karena memiliki orientasi

air hujan mengalir di jalan lokal dan

pemasaran disadari

terhadap

oleh

pengrajin.

para Mereka

ekspor

tidak

jalan lingkungan dan menyebabkan

petani

dan

genangan. Selain itu luapan yang

cenderung

terjadi

juga

disebabkan

oleh

memproduksi barang sesuai dengan

banyaknya sampah yang menyumbat

permintaan pasar dan harga jualnya

di saluran drainase.

bergantung pada pihak ketiga. Hal tersebut

akhirnya

kesejahteraan

hidup

Kecamatan Kedu.

menurunkan penduduk

di

g. Lokasi Pemasaran Produk Terbatas Pemasaran produk industri kecil dan menengah di

Wilayah

Kedu

Parakan hanya terbatas di lingkup Kabupaten

Temanggung

dan

52


sekitarnya, hal tersebut dikarenakan

sehingga produk kurang dikenal dan

tidak

permintaan pasar kecil.

adanya

branding

dan

kurangnya promosi produk industri

2.5.3 Struktur Permasalahan Berikut merupakan penstrukturan masalah yang ada di Wilayah Kedu-Parakan.

Rendahnya Tingkat Pendidikan Formal Penduduk

Tidak Adanya Sistem Tata Kelola Kegiatan IKM

Tidak Optimalnya Manajemen Kelembagaan

Sulitnya Peminjaman Modal

Keterbatasan Modal Para Pelaku Industri

Lemahnya Inovasi dan Rendahnya Kualitas Produk

Keterbatasan Ketersediaan Bahan Baku Rendahnya Faktor Tenaga Kerja/ SDM Lokasi Pemasaran di dalam Wilayah Terbatas Pembangunan Infrastruktur Belum Merata Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Industri Tahu

Tidak Adanya Branding, Promosi Dan Jaringan Permodalan Sulitnya Pendistribusian dan Pemasaran Produk di dalam Wilayah Menurunnya Kualitas Lingkungan Fisik Alamiah

Infrastruktur

Sosial

Ekologi

Ekonomi

Rendahnya Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan wilayah

Rendahnya Daya Saing Produk dan SDM IKM Rendahnya Kualitas Hidup Penduduk

Tidak Tercapainya Kelestarian Lingkungan Hidup Pengembangan Wilayah Kedu Parakan Terhambat

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 2. 70 Penstrukturan Masalah

53



BAB III ANALISIS PERENCANAAN


3.1

Analisis Struktur Ruang Analisis

struktur

penduduk;

ruang

ditentukan

sistem

pusat

permukiman;

ketersediaan dan kondisi infrastruktur;

pola

berdasarkan 2 (dua) aspek yaitu sistem pusat

aliran IKM; karakteristik sosial masyarakat; dan

permukiman

peran serta fungsi kelembagaan.

dan

perkembangan

kawasan

industri. Kelurahan Parakan Kauman dan Desa Kedu

memiliki

lahan

permukiman

terluas

dengan jumlah fasilitas terlengkap. Berdasarkan perkembangan

kawasan

industrinya,

Desa

Kundisari memiliki jenis industri yang paling beragam. Berdasarkan analisis tersebut, perlu adanya untuk

pengembangan

pusat

difungsikan sebagai

baru

pusat

wilayah

pelayanan

dalam rencana struktur ruang wilayah yaitu Kelurahan Parakan Kauman, Desa Kedu dan Desa Kundisari. 3.2

peruntukan

fungsi ruang

kawasan untuk

lindung

fungsi

dan

kawasan

budidaya. Berdasarkan pola ruang eksisting, kawasan peruntukan permukiman dipusatkan pada simpul jalan kolektor dan jalan lokal yang ada di Kelurahan Parakan Kauman dan Desa Kedu.

Selain

permukiman

itu

juga

kawasan terletak

peruntukan

di

sepanjang

pinggiran jalan kolektor dan jalan lokal yang ada di Wilayah Kedu dan Parakan. Dilihat dari fakta serta analisis yang telah dilakukan diatas, maka perlu adanya penetapan pola ruang yang mendukung

pengembangan

wilayah

Kedu

Parakan. 3.3

mempertimbangkan

kondisi fisik dan menggunakan metode

weighted overlay analyst dengan dasar variabel kelerengan, jenis tanah, curah hujan, dan penggunaan lahan eksisting sebagai

variabel

penentunya.

Hal

tersebut sesuai dengan pedoman yang termuat

pada

Peraturan

Menteri

Fisik, Lingkungan, Ekonomi, Sosial, dan Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang

yang

dikeluarkan

oleh

Kementerian PU. Bobot

yang

ditentukan

untuk

semua variabel ditetapkan sebesar 25%, dengan asumsi semua variabel dianggap sama

besar

menggunakan

pengaruhnya. metode

ini,

Dengan digunakan

logika dan prinsip bahwa semakin lahan tersebut

memiliki

semakin

landai,

kelerengan jenis

tanah

yang yang

semakin kurang peka terhadap erosi, curah

hujan

intensitasnya,

yang dan

semakin

rendah

penggunaan

lahan

dan mudah untuk dialihfungsikan, akan

Berikut merupakan analisis proyeksi yakni analisis

kesesuaian

lahan;

perkembangan penggunaan lahan; daya dukung lahan;

dengan

lahan

yang masih berupa lahan non terbangun

Analisis Proyeksi

meliputi

dilakukan

kesesuaian

tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek

Analisis pola ruang meliputi peruntukan untuk

Analisis

Pekerjaan Umum Nomor 20 tahun 2007

Analisis Pola Ruang

ruang

3.3.1 Analisis Kesesuaian Lahan

peruntukan

penggunaan

lahan;

memiliki skor total terendah yang akan menentukan bahwa lahan tersebut sangat sesuai

untuk

dikembangkan

sebagai

kawasan industri nantinya.

pengelolaan limbah; ketersediaan sumber air bersih;

distribusi,

komposisi,

dan

proyeksi

54


3.3.2 Analisis

Perkembangan

aktivitas dari kawasan-kawasan yang ada

Penggunaan Lahan

di wilayah tersebut.

Berdasarkan Peta Tutupan Lahan

3.3.4 Analisis Peruntukan Penggunaan

tahun 1991 yang didapat dari Analisis

Lahan

Klasifikasi Tak Terbimbing pada Citra Landsat Jawa Tengah tahun 1991 dan Peta Penggunaan Lahan Eksisting tahun 2011, dapat dilihat bahwa perkembangan penggunaan lahan di Wilayah KeduParakan

selama

dasarwasa

lebih

terakhir

dari

satu

terlihat

pada

perkembangan kawasan permukimannya. Pada Peta Tutupan Lahan tahun 1991 masih belum terlihat adanya pemusatan kawasan

permukiman

di

Kelurahan

Parakan Kauman dan Parakan Wetan, namun pada Peta Penggunaan Lahan Eksisting

sudah

permukiman

terdapat

pada

pemusatan

kedua

kelurahan

tersebut.

Dukung

Lahan

Analisis

yang

Daya

melibatkan

tiga

variabel yaitu variabel tingkat kelerengan, jenis tanah, dan intensitas curah hujan, didapatkan tiga fungsi kawasan yang ada di Wilayah Kedu-Parakan, yaitu fungsi kawasan

budidaya,

fungsi

kawasan

penyangga, dan fungsi kawasan lindung. Penataan

kawasan

kawasan

budidaya

permukiman tanaman

dan

nantinya

diarahkan pada fungsi kawasan budidaya, sedangkan

penataan

kawasan

hutan

penyangga

nantinya

diarahkan

pada

penyangga,

dan

fungsi penataan

kawasan kawasan

hutan

lindung

diarahkan pada fungsi kawasan lindung. Dengan demikian, daya dukung lahan yang ada dapat mendukung segala fungsi

55

Penggunaan

Lahan

Eksisting

dengan

Peta Daya Dukung Lahan, didapatkan Peta

Peruntukan

Prinsip

dan

dalam

Penggunaan

dasar

pembagian

peruntukan

ditentukan

Lahan. zonasi

lahan

tersebut

berdasarkan

kawasannya.

Pada

fungsi

fungsi

kawasan

lindung, maka hanya terdapat kawasan hutan

lindung,

penyangga,

pada

fungsi

maka

kawasan

hanya

terdapat

kawasan hutan penyangga, sedangkan pada fungsi kawasan budidaya terpadat kawasan

permukiman

dan

kawasan

budidaya tanaman.

3.3.5 Analisis Pengelolaan Limbah

3.3.3 Analisis Daya Dukung Lahan Berdasarkan

Berdasarkan overlay antara Peta

Air

limbah

adalah

sisa

berasal

dari

air

atau

air

yang

rumah

buangan

dibuang tangga,

yang industri

maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahanbahan

atau

zat-zat

yang

dapat

membahayakan bagi kesehatan manusia serta

mengganggu

lingkungan

hidup.

Industri rumah tangga (Home Industry) yang ada di Wilayah Kedu Parakan diantaranya

ialah,

Industri

keranjang

tembakau, makanan ringan, rajutan, bata serta

industri

kecil

lainnya

akan

menghasilkan limbah hasil dari kegiatan industri tersebut yang harus di kelola dengan

baik

lingkungan

agar sekitar

tidak

mengganggu

industri-industri

tersebut berada. Di Kecamatan Kedu dan Kecamatan

Parakan

sendiri,

untuk


pengelolaan limbah sudah cukup baik,

pekerjaan.

Sebagai

hal ini didapat dari hasil kuesioner serta

optimalisasi penggunaan SDM

wawancara para pelaku industri (Home

yang

Industry) yang ada di kedua Kecamatan

pengembangan

tersebut. Faktanya bahwa, hampir 53%

perekonomian di wilayah Kedu

para pelaku industri yang berada di

Parakan, salah satunya pada

kedua Kecamatan tersebut sudah dapat

sektor

mengelola limbah hasil industri dengan

menengah karena di Wilayah

baik.

Kedu Parakan terdapat banyak

ada,

upaya

perlu

adanya potensi

industri

kecil

dan

Selain itu, para pelaku industri

industri kecil dan menengah

makanan ringan membuang sisa hasil

yang sangat potensial untuk

dari limbah industri kepada hewan ternak

dikembangkan sebagai upaya

yang ada di lokasi industri tersebut,

peningkatan

seperti industri ceriping ketela di Desa

penduduk melalui penyediaan

Ngadimulyo,

Dilihat

lapangan

telah

penduduk.

dari

fakta

Kecamatan serta

Kedu.

analisis

yang

dilakukan diatas, maka perlu dibangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang

(sewerage)

terpusat

perekonomian pekerjaan

bagi

2. Analisis Proyeksi Penduduk Pertumbuhan

penduduk

untuk

Kecamatan Kedu tahun 2009-

memproses serta mengolah cairan sisa

2013 tiap tahunnya rata-rata

proses dari produksi kegiatan industri

mengalami

secara terpusat dari hasil limbah industri

sebesar

kecil menengah yang ada di Wilayah

tahun sebelumnya, sedangkan

Kedu Parakan.

Kecamatan Parakan dari tahun

3.3.6 Analisis Distribusi, Komposisi, dan

2009 hingga 2013 rata-rata

Proyeksi Penduduk Berikut distribusi,

merupakan

komposisi,

analisis

dan

proyeksi

penduduk. 1. Analisis

Distribusi

dan

Komposisi Penduduk Kecamatan

Kedu

pada

tahun 2012 memiliki jumlah penduduk

terbesar

di

Kabupaten Temanggung yaitu 55.368 jiwa atau 7,5% dari total

penduduk

Temanggung.

Kabupaten Hal

ini

mengakibatkan

tingginya

kebutuhan

lapangan

akan

pertumbuhan

2%

dari

mengalami

penduduk

pertumbuhan

penduduk sebesar 0,8% tiap tahunnya.

Pada

penduduk

ini,

proyeksi diasumsikan

pertumbuhan

penduduk

Kecamatan

Kedu

dan

Kecamatan

Parakan

adalah

tetap, jadi dapat diramalkan pada tahun 2035 Kecamatan Kedu

memiliki

jumlah

penduduk sebesar 86.354 jiwa dan

Kecamatan

Parakan

sebesar 79.055 jiwa. Jumlah tersebut

meningkat

sebesar

27% dari tahun 2013, dengan

56


demikian

perlu

dilakukan

dibutuhkan untuk mengetahui

berbagai

jumlah individu maksimal yang

perencanaan dalam bidang

upaya

dapat

mempersiapkan berbagai aspek

lahan

seperti sarana, prasarana, dan

Wilayah

infrastruktur

Luas Wilayah Kedu Parakan

sesuai

sebagai

bagi

dengan

penduduk yang

telah

Carrying dapat

dilayani yang

Capacity

oleh ada

ekosistem.

di

–

5.770

luas yaitu

Parakan. Ha

atau

2

m . Luas lantai

per orang dewasa adalah 10 m2

adalah

maksimum

yang

Kedu

57.700.000

3. Analisis Carrying Capacity

pada

perencanaan

adalah

diramalkan.

jumlah

ditampung

individu

sedangkan

adalah

4,8

untuk 2

m.

Dengan

didukung

atau

demikian

sumber

daya

carrying capacity Wilayah Kedu

dalam

suatu

Parakan adalah 2.827.300 Jiwa

Dalam

hal

ini,

dapat

anak

diketahui

atau 565.460 KK.

perhitungan carrying capacity

Ruang Terbangun 70% 4.039 Ha= 40.390.000 m2

Fungsi Terbangun 70% 2.827,3 Ha= 28.273.000 m2

Asumsi 1 Jiwa= 10 m2; 1 KK= 5 jiwa

Carrying Capacity =28.273.000 m2 : 10 m2 =2.827.300 Jiwa =565.460 KK

Sirkulasi 30% 1.211,7 Ha= 12.117.000 m2

Luas Wilayah 5.770 Ha=57.700.000 m2

Ruang Nonterbangun 30% 1.731 Ha= 17.310.000 m2

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

Gambar 3. 1 Analisis Carrying Capacity

3.3.7 Analisis Ketersediaan Sumber Air Bersih Sarana dibutuhkan

57

dan

Prasarana

sangat

sebagai

penunjang

segala

aktivitas penduduk

di suatu wilayah, tak

terkecuali sistem jaringan air bersih dan air minum. Sistem jaringan air bersih sangat vital perannya sebagai sumber kehidupan dan penunjang segala aktivitas


manusia

terutama

sebagai

pendukung

dari 5 orang) adalah sebesar 94.152.000 lt/hari/orang: 5 = 18.830.400 lt/hari/rumah tangga.

untuk kebutuhan Industri Kecil Menengah. Ketersediaan air bersih di Kecamatan Kedu dan Kecamatan Parakan sudah cukup

baik,

karena

sebesar

52,48%

3.3.8 Analisis

41,58% sumber air penduduk dari sumur, dan

5,94%

penduduk

menggunakan

sumber air dari mata air. Jumlah Kecamatan Parakan

keseluruhan Kedu

pada

penduduk

dan

Tahun

Kecamatan 2013

adalah

Pusat

Permukiman

penduduk Wilayah Kedu-Parakan sumber air yang digunakan berasal dari PDAM,

Sistem

Berdasarkan karakteristik pusat

permukiman,

Parakan

yang

sistem

Wilayah

Kedu-

diproyeksikan

menjadi

wilayah industri Kabupaten Temanggung pada tahun 2035 terdiri dari 2 ciri perkotaan yaitu desa dan kota. 1. Hirarki kota-kota Berdasarkan

karakteristik

106.993 Jiwa. Dan ketetapan rata-rata

sistem

kebutuhan air bersih dan air minum

Wilayah Kedu-Parakan terdiri

penduduk

dari

di

Kabupaten

Temanggung

pusat

2

ciri

permukiman,

perkotaan

yaitu

umumnya dan di Kecamatan Kedu dan

desa dan kota. Wilayah yang

Kecamatan Parakan khususnya adalah

memiliki ciri perkotaan berada

120 lt/hari/orang.

di pusat-pusat jalur strategis

a. Kebutuhan Air Bersih dan Air

serta memiliki tingkat populasi

Minum untuk perorangan

dan kepadatan penduduk yang

106.993 jiwa x 120 lt/hari =

tinggi. Karakteristik perkotaan

12.839.160 lt/hari/orang

paling

b. Kebutuhan Air Bersih dan Air Minum

untuk

Tangga(asumsi

Rumah satu

rumah

banyak

di

Kecamatan Parakan terdapat pada wilayah yang berbatasan dengan

Kecamatan

Kedu.

tangga terdiri dari 5 orang)

Wilayah/Desa

12.839.832 : 5 = 2.567.790

Kedu

lt/hari/rumah tangga

karakteristik perkotaan meliputi

Jika dilihat dari Carrying Capacity Wilayah

Kedu

Parakan

2035,

Wilayah

Kedu

memiliki

carrying

165.409

Jiwa.

perhitungan

Jika

yang

pada

tahun

Desa Desa

capacity

sebesar

Salamsari.

sama

Desa

Danurejo,

dan

Desa

2. Sistem Perdesaan

mengenai

Analisis sistem perdesaan di

untuk wilayah tersebut diatas, maka:

diarahkan

Kebutuhan Air Bersih dan Air Minum untuk Rumah Tangga (asumsi satu rumah tangga terdiri

memiliki

Mergowati, Desa Mojotengah,

Parakan dengan

Kecamatan

Kundisari,

dan dihitung

di

yang

kebutuhan air bersih dan air minum 

ditemui

Kabupaten

pemerataan

Temanggung

pada

usaha

pembangunan

untuk mengurangi kesenjangan antara desa dan kota. Untuk

58


itu

diperlukan

usaha

guna

namun sekarang sudah diatasi dengan

mengurangi hambatan strategis

adanya

serta kondisi geografi, sosial

memudahkan akses keluar dan menuju

ekonomis

budaya

desa atau kelurahan yang terdapat di

masyarakat. Tetapi di wilayah

Wilayah Kedu Parakan. Mudahnya akses

Kedu dan Parakan, wilayah

ini juga memudahkan proses distribusi

yang

masing-masing

dan

dikategorikan

wilayah

sebagai

pedesaan

pada

industri

kecil

dan

industri

sehingga

yang

ada

di

Berdasarkan hasil kuesioner, 44% penduduk wilayah Kedu Parakan lebih

menengah yang lebih beragam

memilih untuk jalan kaki

dibandingkan dengan wilayah

memilih menggunakan kendaraan pribadi,

perkotaan. Hal tersebut dapat

sedangkan

menciptakan terjadinya pusat-

menggunakan

pusat pertumbuhan baru yang

Masyarakat

mendukung

pengembangan

biasanya dekat dengan tempat kerja,

industri kecil dan menengah

sekolah atau pasar. Seperti yang kita

sehingga diharapkan akan ada

ketahui, angkutan umum yang tersedia

aliran

hasil

saat ini masih sangat buruk kualitas serta

perindustrian di Wilayah Kedu-

pelayanannya, mulai dari waktu yang

Parakan.

tidak

distribusi Terlebih,

Wilayah

8% yang

dan 48% lain

sisanya

memilih

Kendaraan

umum.

memilih

jelas,

tidak

jalan

kaki,

memberikan

Kedu-Parakan juga berbatasan

kenyamanan yang baik, dan tergolong

langsung dengan Kecamatan

lebih

Temanggung

sebagai

pusat

menggunakan kendaraan pribadi. Selain

administrasi

di

Kabupaten

itu juga, melihat banyaknya penduduk

Temanggung

sehingga dapat

yang memilih untuk jalan kaki, maka

menciptakan

proses

dibutuhkan peningkatan pula pada sarana

pengembangan Wilayah Kedu-

pedestrian untuk para pejalan kaki, oleh

Parakan

menjadi

kawasan

karena itu penduduk akan merasa lebih

strategis

ekonomi

Kabupaten

aman dan nyaman dalam melakukan

Temanggung

pada

tahun

dibandingkan

dengan

Kecamatan Parakan juga sudah

3.3.9 Analisis Ketersediaan dan Kondisi Infrastruktur Berdasarkan

mahal

perjalanan.

2035.

kondisi

eksisting

yang ada, sebagian besar kondisi jalan sudah bagus, baik jalan kolektor maupun jalan lokal. Sebelumnya masih banyak jalan lokal yang masih tergolong buruk,

59

betonisasi

Wilayah Kedu Parakan.

umumnya memiliki jenis usaha sentra

program

memiliki terminal dengan tipe C di Desa Jetis,

dengan

luas

5.207

m2 dapat

menampung 50 unit bus umum dan 25 unit angkutan umum. Dengan adanya terminal

ini

maskayarakat

juga

memudahkan dalam

akses

melakukan

pergerakan ke wilayah lainnya baik dalam maupun luar Kecamatan. Terminal ini


masih cukup untuk menampung volume

mendukung kelancaran distribusi masing-

angkutan umum saat ini. Namun, jika

masing industri. Sama halnya dengan

program

peningkatan

dan

distribusi ke dan dari luar Kabupaten

kuantitas

angkutan

umum

dilakukan,

Temanggung, kondisi jalan yang baik

terminal

ini

memudahkan

maka

diprediksikan

kualitas

akan

akses

untuk

distribusi

memiliki muatan yang berlebih, untuk itu

bahan baku dan produk untuk masing-

dibutuhkan

masing

terminal

menampung

volume

lain

untuk

angkutan

umum

yang ada. pergerakan

yang

dilakukan

masing-

masing industri juga beragam, terkait dengan

distribusi

bahan

baku

dan

distribusi

produk.

Bahan

baku

yang

digunakan

masing-masing

Temanggung

industri

3.3.10 Analisis Pola Aliran IKM Berikut

sendiri,

hanya

Dari

hasil

kerja Industri Parakan

penduduk sekitar Kedu-Parakan.

luar

Tenaga kerja

Berikut ini merupakan diagram

Kabupaten

Temanggung

Kecamatan

Kedu-Parakan berkisar 57%. asal tenaga IKM di Kecamatan

Temanggung. Terkait dengan akses di Kabupaten

rata-rata

yang berasal dari Kecamatan

dengan pemasaran produk yang ratadalam

proses

mengunakan tenaga kerja dari

Kabupaten Temanggung, sama halnya dipasarkan

Menengah

dalam

produksinya

Temanggung sendiri, namun juga ada dari

Kecil

(IKM) di Kecamatan Kedu-

diatas

Wilayah Kedu Parakan dari Kabupaten berasal

aliran

 Analisis pola aliran tenaga

bahan baku masing-masing industri di

yang

pola

Kedu-Parakan.

beberapa

wawancara

merupakan

industri kecil dan menengah di Wilayah

diketahui bahwa sebagain besar asal

dalam

Kedu

dikarenakan jarak yang cukup jauh.

industri yang mengambil bahan baku dari

rata

Wilayah

Parakan. Kendala yang terjadi hanya

sebagian besar berasal dari Kecamatan

beberapa

di

pada mahalnya ongkos kirim bahan baku

Terkait dengan Industri, proses

luar.

industri

Kedu-Parakan.

sudah

8% 35%

57%

Tenaga Kerja dari Penduduk Sekitar Kecamatan Kedu-Parakan Tenaga Kerja diluar Kecamatan Kedu-Parakan masih Kabupaten Temanggung Tenaga Kerja dari luar Kabupaten Temanggung Sumber: Hasil Kuesioner Industri Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

Gambar 3. 2 Diagram Asal Tenaga Kerja IKM di Kecamatan Kedu-Parakan

60


Tenaga kerja di Kecamatan

sayur,

jemuran,

batu

bata,

Kedu-Parakan sudah bekerja

genteng dan

rata-rata diatas 5 tahun untuk

Tenaga kerja yang bekerja di

jenis IKM

IKM Kecamatan Kedu-Parakan

dan

Kerajinan umum

Industri

sedangkan

kerajinan,

industri

pangan

gerabah tanah.

kurang mendapatkan perhatian khusus

dari

pemerintah

rata-rata sudah bekerja diatas

didalam

3 tahun. Jarak tenaga kerja

kerja yang bekerja

ke lokasi IKM 83% dibawah 1

Kecamatan

km yang berasal dari tetangga

tidak

ataupun saudara dekat dan

penyuluhan

dan

peningkatan

lebih dari 5 km sebesar 3%

ketrampilan

dari

pemerintah.

yang berasal diluar Kecamatan

Karena

Kedu-Parakan

pemerintah, warga bersama-

maupun

luar

Kabupaten Temanggung. 1-5 km 14%

pembinaan.

Tenaga di

IKM

Kedu-Parakan

pernah

mendapatkan

kurangnya

perhatian

sama membentuk KUB secara mandiri

>5 km 3%

guna

menjadikan

wadah peningkatan ketrampilan yang

berada

Wirodono,

di

desa

dusun

Karangtejo

KUB Mekar Sari dengan IKM emping

< 1 km 83%

dan

rajutan

serta KUB di Desa Kundisari untuk

IKM

yang

berbahan

Sumber: Hasil Kuesioner Industri Kelompok 5B

dasar

tanah

liat.

Hambatan

Studio Perencanaan, 2015

dan

Gambar 3. 3 Jarak Tempat Tinggal Tenaga Kerja menuju IKM di Kecamatan Kedu-Parakan

Tenaga kerja yang bekerja di

IKM

Kecamatan

Parakan

Kedurata-rata

mendapatkan

keahliannya

secara turun temurun, diberi pelatihan atau

oleh

pemilik

terinspirasi

dari

IKM orang

lain. Keahlian yang dilakukan secara turun temurun rata-rata pada seperti

IKM

jenis

pembuatan

kerajinan rigen,

keranjang tembakau, keranjang

61

melinjo

kendala

yang

dihadapi

Tenaga kerja yang bekerja di IKM Kecamatan Kedu-Parakan yaitu minimnya inovasi karena keterbatasan skill. Skill yang merata

menyebabkan

kurangnya inovasi dari produk IKM.

Kurangnya

menyebabkan

inovasi

harga

produk

IKM yang masih rendah.  Analisis pola aliran bahan baku Berikut merupakan analisis pola

aliran

bahan

baku

Wilayah Kedu-Parakan. a. Industri pangan

di


Industri

kecil

menengah

dan

IM

đ??ľđ?‘œđ?‘?đ?‘œđ?‘Ą đ??ľđ?‘Žâ„Žđ?‘Žđ?‘› đ??ľđ?‘Žđ?‘˜đ?‘˘

berbasis

industri

makanan

đ??ľđ?‘œđ?‘?đ?‘œđ?‘Ą đ??ťđ?‘Žđ?‘ đ?‘–đ?‘™ đ?‘ƒđ?‘&#x;đ?‘œđ?‘‘đ?‘˘đ?‘˜đ?‘ đ?‘–

di

Wilayah Kedu Parakan sangat

potensial

dikembangkan.

pangan di Wilayah Kedu Parakan

terdiri

industri dan

tahu,

tempe,

industri

melinjo.

dari emping

Berdasarkan

kesamaan industri

komoditas,

pangan

dibagi

menjadi dalam 2 (dua) klaster yaitu industri tahu dan

tempe

dasar

(berbahan

kedelai)

emping

dan melinjo

(berbahan

dasar

melinjo). Kapasitas industri

produksi

tahu-tempe

di

Wilayah Kedu Parakan rata-rata

sebanyak

1

kwintal per hari. Proses produksi

dilakukan

dengan cara merendammenggiling-direbus hingga

mendidih-

disarung-ditambambah manyon-Didiamkan sampai

mengeras-

dipotong. Jangka waktu produksi adalah baku sebesar

industri 1

hari.

yang 2,5

tahu Bahan

digunakan kilogram

per hari dengan indeks material sebagai berikut:

IM

=

IM

=

2,5 đ?‘˜đ?‘” 100 đ?‘˜đ?‘”

untuk Industri

=

0,025 Berdasarkan

hasil

perhitungan diatas dapat diketahui bahwa industri pangan di Wilayah Kedu Parakan memiliki indeks material

<1,

artinya

bahwa

industri

tahu-

tempe

merupakan

industri yang berorientasi pasar. Oleh karena itu perlu adanya dukungan infrastruktur akses

maupun

industri

ini

pasar

agar

terhadap berkembang

secara

optimal. Industri pangan yang

berkembang

lainnya di Wilayah Kedu Parakan adalah industri emping melinjo. Menurut Yati

seorang

pembuat

emping melinjo di Dusun Wiridono

Desa

Karangtejo, Kedu,

Kecamatan

bahan

baku

industri emping melinjo adalah

melinjo

berasal Gemawang

yang

Karangtejo, dan

Sukorejo. Pengadaan

bahan

baku dalam mendukung sektor industri pangan di Wilayah Kedu Parakan

62


sangat

membutuhkan

mempengaruhi

akses,

penyedian

pengembangan

infrastruktur, dan

informasi.

tersebut agar

teknologi

wilayahnya.

Hal

dimaksudkan sektor

industri

Berikut

ini

adalah

skema

yang

menjadi

model

aliran

bahan

baku

industri

pangan di Wilayah Kedu

pangan di Wilayah Kedu

Parakan

Parakan.

dapat

Industri Pangan di Wilayah Kedu Parakan Sumber Bahan Baku Aliran Bahan Baku

Batas Wilayah

1 2 3

Kabupaten Temanggung Luar Kabupaten Temanggung Luar Negeri

1

2

3

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015 Gambar 3. 4 Model Aliran Bahan Baku Industri Pangan

b. Industri kerajinan umum Industri kecil dan menengah berbasis industri kerajinan umum sangat mendominasi di Wilayah Kedu Parakan. Kontribusi industri kerajinan umum di wilayah Kedu Parakan adalah sebesar 67% dari total Industri Kecil dan Menengah sebanyak 1.157 unit. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah bambu yang berasal dari Kabupaten Salatiga, Kabupaten Magelang, Desa Pingit dan Desa Bedono. Harga bahan baku ini adalah Rp 17.500,- tiap batang di musim biasa, dan Rp 19.000,- s.d. Rp 20.000,rupiah tiap batang ketika musim panen. Untuk 1 batang bambu bisa dibuat 2 keranjang tembakau.

63


Industri Keranjang Tembakau dan Sayuran di Wilayah Kedu Parakan Sumber Bahan Baku

Aliran Bahan Baku Batas Wilayah

1 2

1

Kabupaten Temanggung

2

Luar Kabupaten Temanggung

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

Gambar 3. 5 Model Aliran Bahan Baku Industri Keranjang Tembakau dan Sayuran

Jangka waktu produksi keranjang tembakau dan sayuran adalah 4 (empat) bulan dengan kapasitas produksi sebanyak 10 buah per hari. 1 batang bambu dengan berat 10 kg mampu menghasilkan sekitar 17 keranjang tembakau. Keranjang tembakau yang setengah jadi biasanya akan diberi anyaman pelepah pisang dalam proses penyempurnaan produk dengan berat sekitar 30-60 kg. Nilai indeks material anyaman keranjang tembakau adalah <1, artinya bahwa industri ini dapat berkembang secara optimal jika mendekati lokasi pasar. IM = IM =

đ??ľđ?‘œđ?‘?đ?‘œđ?‘Ą đ??ľđ?‘Žâ„Žđ?‘Žđ?‘› đ??ľđ?‘Žđ?‘˜đ?‘˘ đ??ľđ?‘œđ?‘?đ?‘œđ?‘Ą đ??ťđ?‘Žđ?‘ đ?‘–đ?‘™ đ?‘ƒđ?‘&#x;đ?‘œđ?‘‘đ?‘˘đ?‘˜đ?‘ đ?‘– 10 đ?‘˜đ?‘” 30 đ?‘˜đ?‘”

IM = 0,333 Industri gerabah tanah, batu bata, genteng memiliki karakteristik yang unik di wilayahnya. Hal tersebut disebabkan karena hampir seluruh rumah tangga di Desa Kundisari ini merupakan pengrajin gerabah tanah. Bahan baku yang digunakan adalah tanah liat yang berasal dari petani dan pemilik tanah setempat. Harga bahan baku tersebut adalah Rp 250.000,- s.d. Rp 300.000,- per satu mobil. Industri

Gerabah

Tanah,

Batu

Bata, Genteng di Wilayah Kedu

Sumber Bahan Baku Aliran Bahan Baku Batas Wilayah

1

Kabupaten Temanggung

1

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

Gambar 3. 6 Model Aliran Bahan Baku Industri Gerabah Tanah, Batu Bata dan Genteng

Jangka waktu produksi industri gerabah adalah 2 minggu dengan kapasitas produksi sekitar 50 buah gerabah per minggu. Teknologi yang digunakan dalam industri ini adalah alat putar. Industri ini tergolong industri yang tidak memiliki sisa proses produksi, tanah sisa dari pembuatan tungku digunakan untuk membuat cobek. Hal

64


tersebut menyebabkan nilai Indeks Material (IM) = 1, maka lokasi industri dapat lebih optimal jika berada ditengah-tengah bahan baku dan pemasaran.

Industri Rajutan di Wilayah Kedu Parakan Sumber Bahan Baku Aliran Bahan Baku

Batas Wilayah

1

Kabupaten Temanggung

1 2

2

Luar Kabupaten Temanggung

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

Gambar 3. 7 Model Aliran Bahan Baku Industri Rajutan

Kapasitas

produksi

industri

rajuan ini sekitar 2.000 buah per

bulan,

tersebut dari

namun

tergantung

pihak

potong,

dari

kemudian utilan

utilang

Proses bahan

dipotong-

kemudian

menggunakan harga

pesanan

swasta.

pengolahannya rotan

kondisi

 Analisis pola aliran pemasaran Industri

Kecil

Menengah

(IKM) di Kecamatan KeduParakan

dalam

pemasaran

produknya dilakukan dengan 4 cara

yaitu

eceran,

grosir,

eceran dan grosir serta melalui

dipirajut

agen.

Pemasaran

dengan

secara

eceran

produk biasanya

(hakpen)

dilakukan oleh IKM gerabah

sebesar Rp 8.000,-. Industri

dan jemuran, yang dilakukan

rajutan ini memiliki nilai indeks

secara grosir biasanya rigen,

material

(IM)

tahu tempe, ceriping ketela,

lokasi

industri

<1,

dimana

mendekati

emping

melinjo,

sumber tenaga kerja yang ada

tembakau,

batu

di Wilayah Kedu Parakan dan

genteng,

yang

dapat

secara

berkembang

lebih

optimal jika mendekati pasar.

eceran

keranjang bata

dan

dilakukan dan

grosir

seperti batu bata dan genteng, sedangkan

rajutan,

kerajinan

pelepah pisang selalu diambil oleh agen.

65


3%

11% 17%

69%

Eceran

Grosir

Eceran dan Grosir

Dijual ke Agen

Sumber: Hasil Kuesioner Industri Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

Gambar 3. 8 Cara Pemasaran Produk IKM di Kecamatan Kedu-Parakan

Produk IKM di Kecamatan Kedu-Parakan pemasarannya

cakupan masih

dalam

skala lokal seperti batu bata, genteng, rigen, tahu tempe, ceriping

ketela,

emping

ke

Yogyakarta

anyaman

sedangkan

pelepah

pisang

dipasarkan di Surabaya untuk di ekspor ke luar negeri. Hambatan

dalam

proses

distribusi hasil produk IKM di

melinjo, keranjang tembakau.

Kecamatan

Produk IKM yang cakupannya

52% tidak mengalami kesulitan

regional

IKM

karena sudah memiliki agen

sayur,

atau pemasok produk tersebut.

dari

45% hambatan yang dihadapi

pelepah pisang dan gerabah.

dalam proses pemasaranyaitu

Industri yang cakupannya skala

harga jual produk yang tidak

lokal dipasarkan di kecamatan

pasti, hal ini dipengaruhioleh

yang

faktor

mencakup

rajutan,

keranjang

jemuran,

kerajinan

berada

Temanggung pasar

besar

di

Kabupaten

terutama yaitu

di

3

Pasar

Kedu-Parakan

cuaca

harga

dan

bahan

kenaikan bakuseperti

produk dari IKM pangan. 3%

Parakan, Pasar Ngadirejo dan

hambatan

Pasar

Temanggung.

Industri

distribusi

yang

cakupannya

skala

fasilitas penunjang seperti tidak

regional pemasaranyya diluar

mempunyai mobil pengangkut

Kabupaten

sehingga

seperti

Temanggung

Kabupaten

Magelang

dalam

proses

adalah

untuk

kurangnya

pemasaran

produk harus menyewa mobil

dan Kabupaten Kendal, IKM

yang

berdampak

rajutan pemasarannya dibawa

tingginya biaya produksi.

pada

66


harga jual tidak pasti 45%

52%

keterbatasan fasilitas dan infrastruktur yang kurang memadai tidak ada

3%

Sumber: Hasil Kuesioner Industri Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

Gambar 3. 9 Hambatan Pemasaran Produk IKM di Kecamatan Kedu-Parakan

3.3.11 Analisis Karakteristik Sosial Masyarakat Karakteristik sosial masyarakat di Wilayah Kedu-Parakan secara keseluruhan masih memiliki gotong royong yang erat seperti adanya kegiatan kerja bakti dan pengajian yang diadakan rutin. Hal ini menunjukkan warga di Wilayah Kedu Parakan masih memiliki rasa kepedulian yang tinggi. Pada tahun 2035 diprediksi sudah lebih modern karena terpengaruh dengan kondisi masyarakat Parakan sendiri dan akan sadar teknologi namun masih memiliki kepedulian yang tinggi antar warganya.

3.3.12 Analisis Peran dan Fungsi Kelembagaan Berikut merupakan peran dan fungsi lembaga yang ada di Wilayah Kedu-Parakan.

Nama Lembaga Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal

Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Balai Latihan Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian, Perdagangan,

67

Tabel III. 1 Peran dan Fungsi Lembaga Peran dan Fungsi Lembaga LEMBAGA PEMERINTAH Melaksanakan urusan pemerintah daerah dalam bidang perindustrian, bidang perdagangan, bidang pengelolaan pasar dan bidang usaha mikro kecil dan menengah Melaksanakan urusan pemerintah daerah dalam bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Melaksanakan pelayanan penanaman modal, perizinan dan non perizinan secara terpadu satu pintu dan satu tempat yang meliputi persetujuan prinsip, izin lokasi, izin gangguan, izin mendirikan bangunan, izin usaha perdagangan, tanda daftar perusahaan, tanda daftar gudang, tanda daftar industri, surat izin usaha jasa konstruksi, izin usaha industri, izin usaha angkutan, izin perluasan industri, izin trayek, dan izin perubahan status penggunaan tanah. Melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang pelatihan kerja. Melaksanakan sebagian tugas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di wilayah kerjanya.


Nama Lembaga Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pengelolaan Pasar

Pusat Komunitas Kreatif

Fedep (Forum of Economic Development and Employment Promotion) Kamar Dagang dan Industri Indonesia Daerah Jawa Tengah (Kadinda)

Peran dan Fungsi Lembaga

Melaksanakan sebagian tugas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di wilayah kerjanya. Merupakan gedung yang difasilitasi dengan sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang diperuntukkan khusunya bagi para UMKM dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan kreatifitas, memberi kemudahan dalam pencarian dan penyebaran informasi, serta mempercepat upaya perdagangan komoditas unggulan UKM melalui e-commerce LEMBAGA NON PEMERINTAH Merupakan wadah representasi stakeholder tersebut untuk memperkuat kemandirian lembaga dalam usaha-usaha ekonomi dan pengembangan SDM yang dikelola secara profesional dan produktif. Membantu perekonomian yang ada di daerah demi mewujudkan kehidupan ekonomi dan dunia usaha.

Perkumpulan industri ceriping memberikan informasi lanjut yang diberikan oleh pemerintah. Menjaga silaturahmi antar sesama pembuat gerabah dan menerima Fathul Mubarok bantuan modal yang diberikan oleh pemerintah. Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015 KBU Sumber Makmur

Pemberikan modal diberikan

meningkat karena masyarakat

pemerintah

oleh

yang

akan

akan lebih berkembang lagi.

terus

Peran

lembaga

pemerintah

sudah

sadar

dan non pemerintah berupa

teknologi

tunai

mengembangkan

dan

Peralatan

peralatan.

yang

pernah

akan

wawasan

sendiri

namun

lembaga

pemerintah

ini

non diprediksi

akan teknologi informasi dan

sudah tidak terpaku menjadi

diberikan yakni seperti alat

komunikasi

perantara

pencetak

Lembaga

genteng,

pemutar

tanah

alat

tersebut. KBU

antar

pemerintah

Sumber

dan pelaku industri, namun akan memiliki koneksi yang

liat

untuk

Makmur

ini

merupakan

gerabah,

dan

lembaga

yang

mewadahi

Diperkirakan

pada

industri kecil dan menengah

pihak

peran

yakni ceriping. Pada tahun

pemerintah

2035

peran

swasta. Selain itu lembaga

mengingat

lembaga non pemerintah ini

tersebut tidak hanya akan

industri kecil dan menengah

akan semakin besar, tidak

menggantungkan

masyarakat

hanya

sekedar

modal

berkembang sehingga dapat

menyampaikan informasi dari

namun

berdiri

pemerintah

dan

membuat lainnya. tahun

2035

Disperindag namun

masih

kecil

akan

secara

ada

lebih mandiri.

Sebaliknya

peran

Pusat

industri

Komunitas

Kreatif

akan

bantuan

diprediksi

kepada dan modal

pelaku

menerima dari

luas

lagi yakni melibatkan investor

baik

sendiri

maupun

dari dari

terus

bantuan pemerintah,

pihak

lainnya

mengembangkan

koneksinya melalui kerjasama dengan pihak tertentu.

68


Swasta

LKM

KADIN

KADIN

Disperindag Masyarakat FEDEP

Kelompok Usaha

FEDEP

Wilayah Kedu Parakan

Bersama

Disperindag

Disnakertrans

LKM Swasta Disnakertrans 2035

Keterangan:

Kelompok Usaha Bersama

Masyarakat Wilayah Kedu Parakan

Lembaga Non Pemerintah Lembaga Pemerintah Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

Gambar 3. 10 Diagram Venn Hubungan Kelembagaan Perindustrian di Wilayah Kedu Parakan dan Kabupaten Temanggung

3.4

Analisis Karakteristik Aktivitas dan Pengguna Berdasarkan analisis karakteristik pengguna didasarkan pada Undang-undang No. 26 Tahun

2007 tentang penataan ruang yang mana proporsi jumlah ruang terbuka hijau dan ruang terbangun sebesar 70% dan 30 %. Luas fungsi terbangun sebesar 40.390.000 m2 dengan asumsi 1 jiwa sebesar 10 m2 menghasilkan 5 jiwa penduduk. Dengan asumsi 1 jiwa akan menggunakan lahan 10 m2, maka Wilayah Kedu Parakan jumlah penduduk maksimal sebesar 2.827.300 jiwa atau 565.460 Kepala Keluarga.

Berdasarkan prediksi bangkitan tenaga kerja kawasan industri kecil

menengah, dengan luas kawasn industri tahun 2035 sebesar 53,5 Ha akan menimbulkan 53.500 tenaga kerja. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk yang akan digunakan sebagai penduduk wilayah perencanaan

adalah 165.409 jiwa. Dapat di lihat di analisis carrying capacity

dimana pembagian analisis karakteristik pengguna yang digunakan. Sedangkan karakteristik aktivitas dibedakan menjadi aktivitas utama, penunjang, dan pelayanan. Aktivitas utama yaitu berupa permukiman, sedangkan aktivitas penunjang yaitu berupa pendidikan, keagamaan, perdagangan, jasa, sosial dan budaya. Lalu aktivitas pelayanan berupa tempat pembuangan sampah. Adanya permukiman tersebut perlu disertai aktivitas penunjang dan pelayanan sehingga kesejahteraan masyarakat terpenuhi. Berikut merupakan tabel karakteristik aktivitas.

69


Tabel III. 2 Karakteristik Aktivitas No 1.

Fungsi Aktivitas Utama

Kelompok Aktivitas Permukiman

Pendidikan

Kesehatan 2.

Jenis Aktivitas Bermukim

Belajarmengajar

Berobat

Penunjang

Peribadatan

Beribadah

Perdagangan dan jasa

Berdagang

Rumah

Skala Pelayanan Lingkungan

Privat dan Tenang

PAUD

Lingkungan

Publik dan Tenang

TK

Lingkungan

Publik dan Tenang

SD SMP SMA Posyandu Balai Pengobatan Puskesmas Puskesmas Pembantu Polindes Klinik KB Apotek Dokter Praktek Swasta Bidan Praktek Swasta Rumah Sakit Umum

Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Lingkungan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan

Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik

Musholla

Lingkungan

Publik dan Tenang

Masjid Gereja Protestan Gereja Katholik Kapel Vihara Cetiya Toko/warung Pasar Umum

Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Kawasan

Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik Publik

Jenis Fasilitas/ Bangunan

Karakteristik Ruang

dan dan dan dan dan dan dan dan dan dan dan dan dan

dan dan dan dan dan dan dan dan

Tenang Tenang Tenang Ramai Ramai Ramai Ramai Ramai Ramai Ramai Ramai Ramai Ramai

Tenang Tenang Tenang Tenang Tenang Tenang Ramai Ramai

Pengguna Penduduk Penduduk lingkungan Penduduk lingkungan Penduduk di Penduduk di Penduduk di Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk lingkungan Penduduk di Penduduk di Penduduk di Penduduk di Penduduk di Penduduk di Penduduk di Penduduk di

di

dalam

dan

luar

di

dalam

dan

luar

dalam dan luar kawasan dalam dan luar kawasan dalam dan luar kawasan

di

dalam

dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam

dan dan dan dan dan dan dan dan

dan luar luar luar luar luar luar luar luar

luar

kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan

70


No

Fungsi Aktivitas

Kelompok Aktivitas

Jenis Aktivitas

Berolahraga

3.

Pelayanan

Pemerintah dan Pelayanan

Pasar Ikan Showroom Produk Industri Lapangan Tenis Lapangan Badminton Lapangan Voli Lapangan Sepak Bola Lapangan Futsal Lapangan Basket

Skala Pelayanan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan

TPS

Lingkungan

Tempat Pengolahan Sampah

Kawasan

Jenis Fasilitas/ Bangunan

Pelayanan

IPAL IPAL Industri Kantor Kecamatan Kantor Kelurahan Gardu Induk Listrik Kantor Polisi Kantor Pos Pembantu Balai Nikah/KUA Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

71

Kawasan Kawasan Kawasan Lingkungan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan

Karakteristik Ruang Publik dan Ramai Publik dan Ramai Publik dan Ramai Publik dan Ramai Publik dan Ramai Publik dan Ramai Publik dan Ramai Publik dan Ramai Berada dalam permukiman, tidak pada jalur utama namun mudah dijangkau Berada dalam permukiman, tidak pada jalur utama namun mudah dijangkau Jauh dari permukiman Jauh dari permukiman Publik dan ramai Publik dan ramai Jauh dari permukiman Publik dan ramai Publik dan ramai Publik dan ramai

Pengguna Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk

di di di di di di di di

dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam dalam

dan dan dan dan dan dan dan dan

luar luar luar luar luar luar luar luar

kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan

Penduduk

Penduduk di dalam dan luar kawasan

Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk

di dalam dan luar kawasan di dalam dan luar kawasan di dalam dan luar kawasan di di di di

dalam dalam dalam dalam

dan dan dan dan

luar luar luar luar

kawasan kawasan kawasan kawasan


3.5

Analisis Kebutuhan Ruang Analisis kebutuhan ruang adalah analisis yang dilakukan dengan mengkaji aktivitas-aktivitas

yang terdapat di suatu ruang. Analisis ini didasarkan pada aturan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan yang merupakan acuan dalam perencanaan, kebutuhan ruang,

perancangan serta pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman

lingkungan perumahan dalam lingkup ruang kota. Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Di Perkotaan,

Permukiman adalah bagian dari lingkungan

hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung

perikehidupan

dan

penghidupan.

Dengan

demikian,

dalam

merencanakan

suatu

permukiman harus dilakukan analisis kebutuhan ruang untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan penghuninya

untuk

mendukung

perikehidupan

dan

penghidupan

sehingga

dapat

menciptakan

kesejahteraan. Di wilayah Kedu-Parakan akan dikembangkan industri kecil dan menengah sehingga harus disediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung proses produksi dan pemasaran produk industri. Berikut pembagian ruang fasilitas di Wilayah Kedu-Parakan hingga tahun 2035 yang dirinci per 5 tahun.

72



Tabel III. 3 Kebutuhan Ruang

Fungsi Aktivitas

Kelompok Aktivitas

Utama

Permukim an

Pendidika n

Jenis Aktivitas

Bermukim

Belajarmengajar

Penunjan g

Kesehatan

Jenis Fasilitas/ Bangunan

Rumah

5

Tahun 2013

Tahun 2020

Tahun 2025

Standar Luas Lahan Minimal (m2)

Sumber

472

SNI 03-17332004 dan Rata-Rata Luas Rumah Eksisting

106993

34

10200

122901

98

29400

Tahun 2030

Tahun 2035 Ket

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2)

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2)

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2 )

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2)

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2)

106993

21399

100905 88

122901

24580

115907 89

135693

27139

1279 749 5

149816

29963

14129 162

165409

33082

15599 938

135693

109

327 00

149816

120

3600 0

165409

132

3960 0

Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana

PAUD

1250

300

SNI 03-17332004

TK

1250

500

SNI 03-17332004

106993

38

19000

122901

98

49000

135693

109

545 00

149816

120

6000 0

165409

132

6600 0

SD

1600

2000

SNI 03-17332004

106993

73

146000

122901

77

154000

135693

85

170 000

149816

94

18800 0

165409

103

2060 00

SMP

4800

9000

SNI 03-17332004

106993

14

126000

122901

26

234000

135693

28

252 000

149816

31

2790 00

165409

34

3060 00

SMA

4800

12500

SNI 03-17332004

106993

8

100000

122901

26

325000

135693

28

350 000

149816

31

3875 00

165409

34

4250 00

Posyandu

1250

60

SNI 03-17332004

106993

191

11460

122901

191

11460

135693

191

1146 0

149816

191

11460

165409

191

11460

Eksisting

Balai Pengobatan

2500

300

SNI 03-17332004

106993

4

1200

122901

49

14700

135693

54

1620 0

149816

60

18000

165409

66

19800

Eksisting dan Rencana

Puskesmas

120000

1000

SNI 03-17332004

106993

3

3000

122901

3

3000

135693

3

300 0

149816

3

3000

165409

3

3000

Eksisting

Puskesmas Pembantu

30000

300

SNI 03-17332004

106993

4

1200

122901

4

1200

135693

5

150 0

149816

5

1500

165409

6

1800

Polindes

2500

300

SNI 03-17332004

106993

18

5400

122901

30

9000

135693

30

900 0

149816

30

9000

165409

30

9000

Klinik KB

5000

300

SNI 03-17332004

106993

23

6900

122901

25

7500

135693

27

810 0

149816

30

9000

165409

33

9900

30000

250

SNI 03-17332004

106993

8

2000

122901

8

2000

135693

8

200 0

149816

8

2000

165409

8

2000

Eksisting

5000

300

SNI 03-17332004

106993

10

3000

122901

25

7500

135693

27

810 0

149816

30

9000

165409

33

9900

Eksisting dan Rencana

5000

300

SNI 03-17332004

106993

45

13500

122901

45

13500

135693

45

1350 0

149816

45

13500

165409

45

13500

Eksisting

-

12848

Best Practice Rumah Sakit

106993

2

28231

122901

2

28231

135693

2

282 31

149816

2

28231

165409

2

28231

Eksisting

Berobat

Apotek/Toko Obat Dokter Praktek Swasta Bidan Praktek Swasta Rumah Sakit Umum

73

Standar Jumlah Penduduk Minimal (m2)

Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana


Fungsi Aktivitas

Kelompok Aktivitas

Jenis Aktivitas

Jenis Fasilitas/ Bangunan

Standar Jumlah Penduduk Minimal (m2)

Standar Luas Lahan Minimal (m2)

Tahun 2013 Sumber

Tahun 2020

Tahun 2025

Tahun 2030

Tahun 2035 Ket

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2)

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2)

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2 )

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2)

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2)

106993

176

17600

122901

492

49200

135693

543

543 00

149816

599

5990 0

165409

662

6620 0

Eksisting dan Rencana

106993

159

95400

122901

159

95400

135693

159

149816

159

9540 0

165409

159

9540 0

Eksisting

106993

11

3850

122901

11

3850

135693

11

149816

11

3850

165409

11

3850

Eksisting

Ngesti Waluyo Kecamatan Parakan

Peribadat an

Beribadah

Melakuka n jual beli barang dan jasa

Perdagan gan dan jasa

Berolahra ga

SNI 03-17332004

Musholla

250

100

Masjid

2500

600

Gereja Protestan

9500

350

Gereja Katholik

9500

350

SNI 03-17332004

106993

1

350

122901

2

700

135693

3

105 0

149816

4

1400

165409

5

1750

Kapel

250

100

SNI 03-17332004

106993

3

300

122901

492

49200

135693

543

543 00

149816

599

5990 0

165409

662

6620 0

Vihara

2500

600

SNI 03-17332004

106993

3

1800

122901

3

1800

135693

3

180 0

149816

3

1800

165409

3

1800

Ekisisting

106993

1

600

122901

2

1200

135693

3

180 0

149816

4

2400

165409

5

3000

Eksisting dan Rencana

106993

1655

165500

122901

1655

165500

135693

1655

1655 00

149816

1655

16550 0

165409

1655

16550 0

Eksisting

149816

5

5000 0

165409

6

6000 0

SNI 03-17332004 SNI 03-17332004

954 00 385 0

Cetiya

2500

600

SNI 03-17332004

Toko/warung

250

100

SNI 03-17332004

106993

3

30000

122901

4

40000

135693

5

500 00

Pasar Umum

30000

10000

SNI 03-17332004

Pasar Ikan

30000

10000

SNI 03-17332004

106993

2

20000

122901

4

40000

135693

5

500 00

149816

5

5000 0

165409

6

6000 0

106993

0

0

122901

1

200

135693

1

200

149816

1

200

165409

1

200

Showroom Produk Industri

-

200

Best Practice UPT Pengembangan Keramik Kasongan

Lapangan Tenis

30000

672

ITF

106993

-

-

122901

4

2688

135693

5

336 0

149816

5

3360

165409

6

4032

Lapangan Badminton

30000

82

BWF

106993

-

-

122901

4

328

135693

5

410

149816

5

410

165409

6

492

Lapangan Voli

30000

162

FIVB

106993

-

-

122901

4

648

135693

5

810

149816

5

810

165409

6

972

Lapangan Sepak Bola

30000

10800

FIFA

106993

-

-

122901

4

43200

135693

5

540 00

149816

5

5400 0

165409

6

6480 0

Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana

Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana

Rencana

Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana

74


Fungsi Aktivitas

Pelayana n

Kelompok Aktivitas

Pemerinta h dan Pelayanan

Jenis Aktivitas

Tahun 2013

Jenis Fasilitas/ Bangunan

Standar Jumlah Penduduk Minimal (m2)

Standar Luas Lahan Minimal (m2)

Sumber

Lapangan Futsal

30000

924

Lapangan Basket

30000

TPS

30000

Ket

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2)

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2 )

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2)

Jumlah Pengguna (jiwa)

Jumlah Unit

Luas (m2)

FIFA

106993

-

-

122901

4

3696

135693

5

462 0

149816

5

4620

165409

6

5544

420

FIBA

106993

-

-

122901

4

1680

135693

5

210 0

149816

5

2100

165409

6

2520

12

SNI 03-17332004

106993

3

36

122901

4

48

135693

4

48

149816

5

60

165409

6

72

106993

3

216

122901

4

288

135693

4

288

149816

5

360

165409

6

432

Eksisting dan Rencana

106993

0

0

122901

1

67000

135693

1

670 00

149816

2

13400 0

165409

2

13400 0

Rencana

106993

0

0

122901

2

1760

135693

3

264 0

149816

4

3520

165409

5

4400

Rencana

106993

2

5000

122901

2

5000

135693

2

149816

2

5000

165409

2

5000

Eksisting

106993

30

30000

122901

30

30000

135693

30

149816

30

3000 0

165409

30

3000 0

Eksisting

106993

1

20000

122901

1

20000

135693

1

149816

1

2000 0

165409

1

2000 0

Eksisting

106993

2

2000

122901

2

2000

135693

2

149816

2

2000

165409

2

2000

Eksisting

106993

2

1000

122901

2

1000

135693

2

149816

2

1000

165409

2

1000

Eksisting

106993

2

1500

122901

2

1500

135693

2

149816

2

1500

165409

2

1500

Eksisting

23933

109628 31

28186

1310816 6

33892

15870 443

37202

17484 793

Eksisting dan Rencana

IPAL

110000

67000

IPAL Industri

-

880

120000

2500

30000

1000

Gardu Induk Listrik

-

20000

Kantor Polisi

120000

1000

120000

500

120000

750

Pelayanan

Best Practice Bank Sampah Kecamatan Temanggung Best Practice IPAL Sewon, Kabupaten Bantul, DIY Best Practice Industri Tahu Tandang Kota Semarang SNI 03-17332004 SNI 03-17332004 Best Practice Gardu Induk Kecamatan Kedu SNI 03-17332004 SNI 03-17332004 SNI 03-17332004

JUMLAH (LUAS LAHAN FUNGSI TERBANGUN)

30902

LUAS LAHAN FUNGSI TERBANGUN (70% RUANG TERBANGUN)

28273000

LUAS LAHAN SIRKULASI (30% RUANG TERBANGUN)

12117000

TOTAL LUAS LAHAN RUANG TERBANGUN (70% LUAS LAHAN WILAYAH KEDUPARAKAN)

40390000

LUAS LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU (30% LUAS LAHAN WILAYAH KEDU-PARAKAN)

17310000

LUAS LAHAN WILAYAH KEDU-PARAKAN

57700000

75

Tahun 2035

Luas (m2)

72

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

Tahun 2030

Jumlah Unit

30000

Kantor Pos Pembantu Balai Nikah/KUA

Tahun 2025

Jumlah Pengguna (jiwa)

Tempat Pengolahan Sampah

Kantor Kecamatan Kantor Kelurahan

Tahun 2020

500 0 300 00 200 00 200 0 100 0 150 0 1443 076 2

Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana Eksisting dan Rencana


3.6

Analisis Koefisien Dasar Bangunan Berikut merupakan analisis koefisien dasar bangunan yakni meliputi Diketahui A

= 3,06 Ha = 30.620,21 m2

S

= 0,001

C

= 1,9 (kemiringan tanah 5-10%, sedikit tanah terbuka, sedikit penghijauan,

infiltrasi sedikit) = 7,678 x 10-8 m/detik

I

1. Menentukan

koefisien

pengambilan air tanah (Iinf) Iinf

=

0,001

x

4,47

= 1,46 liter/detik/Ha x

30.628,201

4. Menentukan open space (OS) OS

= 30,63 liter/menit = 0,51 liter/detik tanah (Qinf)

= Iinf/Q1Ha = 0,51 liter/detik /

1,46 liter/detik/ha

2. Menentukan debit infiltrasi air Qinf

Ha

liter/detik)/3,06 Ha

= S x A =

(1

= 0,7446 Ha 5. Menentukan

Koefisien

= C x I x A

Bangunan (KDB)

= (1,9) x (7,678 x

KDB

10-8) x 30.628,201

((A-OS)

x

100%) / A

= 4,47 liter/detik 3. Menentukan debit infiltrasi untuk

=

Dasar

= ((3,06 Ha – 0,74 Ha) x 100%) / 11 Ha

tanah seluas 1 Ha (Q1Ha)

= 75,8%

Q1Ha

= 76%

= (1Ha x Qinf)/A

= 80% KDB 80% artinya: Luas total lahan terbangun kawasan adalah 80% dari luas lahan. Luas total lahan terbangun kapling adalah 80% dari luas kavling. 3.7

Analisis Ketinggian Bangunan dan Jarak Bangunan Berikut merupakan analisis ketinggian dan jarak bangunan. a. Analisis Ketinggian Bangunan Tinggi bangunan adalah tinggi suatu bangunan atau bagian bangunan, yang diukur dari rata-rata permukaan tanah sampai setengah ketinggian atap miring atau sampai puncak dinding atau parapet, dipilih yang tertinggi. Berikut perhitungan tinggi bangunan yang digunakan untuk wilayah Kedu Parakan adalah:

76


1. Kawasan Permukiman Pertimbangan

terhadap

2. Kawasan Perdagangan dan Jasa FAR

Pertimbangan

terhadap

(Floor Area Ratio)

(Floor Area Ratio)

FAR

FAR

= Total Luas Lantai Luas Lantai Dasar

FAR

= 1009,06/ (80% x

1009,06)

FAR

= Total Luas Lantai Luas Lantai Dasar

FAR

=3,06/

(80%

x

3,06)

FAR

= 1009,06/ 807,248

FAR

=3,06/ 2,448

FAR

= 1,25 = 6 Lantai

FAR

= 1,25 = 6 Lantai

Selanjutnya apabila dilihat pada grafik Land Use Intensity, rasio 1,25 merupakan ketinggian bangunan yang setara 6 lantai. Apabila diasumsikan bahwa 1 lantai bangunan memiliki ketinggian 5 meter, maka ketinggian bangunan berdasarkan FAR yaitu 30 meter. b. Analisis Jarak antar Bangunan Jarak bangunan adalah jarak yang terkecil, diukur diantara permukaan-permukaan denah dari bangunan-bangunan atau jarak antara dinding terluar yang berhadapan antara 2 bangunan. Penentuan jarak bangunan dengan menggunakan pertimbangan persyaratan Departemen Pekerjaan Umum (DPU 1987). Berdasarkan hasil perhitungan ketinggian bangunan yang telah dihitung, menunjukkan bahwa ketinggian bangunan kawasan permukiman dan kawasan perdagangan & jasa 30 Meter atau sama dengan 6 lantai. Jika dilihat dari tabel persyaratan ukuran tinggi dan jarak bangunan, bangunan dengan tinggi 30 Meter masuk kedalam 14 s/d 40 Meter yang memiliki jarak bangunan 6-8 Meter. Tabel III. 4 Persyaratan Ukuran Tinggi dan Jarak Bangunan Tinggi Bangunan (m) Jarak Bangunan (m) 0 s/d 6 3 8 s/d 14 3 – 6 14 s/d 40 6 – 8 >40 >8 Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 1987

3.8

Analisis Garis Sempadan Bangunan Berikut merupakan analisis garis sempadan bangunan. Diketahui data tipe jalan, lebar jalan,

lebar trotoar, dan kecepatan.

Tipe Jalan

77

Tabel III. 5 Persyaratan Ukuran Tinggi dan Jarak Bangunan Lebar Jalan Lebar Trotoar

Kecepatan (km/jam)


Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan lokal Jalan lingkungan

8 7 4 2

meter meter meter meter

-

80 60 40 20

 Permukiman Da

= jarak mengerem secara aman pada jalan lokal

Db

= jarak mengerem secara aman pada jalan lingkungan

Va

= kecepatan kendaraan pada ruas jalan lokal = 40 km/jam = 25 mil/jam

Vb

= kecepatan kendaraan pada ruas jalan lingkungan = 20 km/jam = 12,5 mil/jam

a1

= jarak kendaraan hingga trotoar pada ruas jalan lokal (m) = ½ lebar badan jalan + lebar trotoar jalan lokal = 2 meter

b1

=

jarak kendaraan hingga trotoar pada ruas jalan lingkungan (m)

= ½ lebar badan jalan + lebar trotoar jalan lingkungan = 1 meter ta

= waktu reaksi untuk mengerem kendaraan di jalan lokal = 0,95 detik

tb

= waktu reaksi untuk mengerem kendaraan di jalan lingkungan = 0,8 detik

1. Menghitung Da Da =

0,063

Da – b (Va)

2

+

0,063

(25)2

+

1,47

= 27,52 meter 2. Menghitung Db = (Db – 16)(Va)/

b) = (a1 + a2) (Da)

= (Db – 16)(25)/

90,29 = 12,5 x 90,29 / 25

= 13,76 meter 3. Menghitung a2 dan b2 Db

/ (Da – (b1 + b2)) 13,76 =

= a (Da)

(2

+

a2)

(27,52) / 1 a2

Da

Db

a2)

- Mencari a2, jika b2 = 0 Db = a (Da) / (Da –

= 90,29 feet

12,5

+

(Da)) / (Da – (b1 +b2))

(0,95)(25) + 16

Vb

((a1

1,47

(ta)(Va) + 16 =

=

= 2 – 0,5 = 1,5

meter - Mencari b2, jika a2 = 0 Db = a (Da)/ (Da – b) = (a1 + a2) (Da) / (Da – (b1 + b2))

78


13,76 = 2 x 27,52 / (25

b2

= 20 meter

– (1 + b2) 4. Menghitung garis sempadan Garis sempadan pada Jalan Lokal = a a = a1 + a2 = 2 + 1,5 = 3,5 meter Garis sempadan pada Jalan Lingkungan = b b = b1 + b2 = 1 + 20 meter = 21 meter Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa GSB di dalam lingkungan permukiman, untuk jalan lokal adalah 3,5 meter sedangkan untuk jalan lingkungan adalah 21 meter. Namun GSB tersebut sulit untuk diaplikasikan di lokasi perencanaan karena membutuhkan ruang yang besar. Sehingga GSB yang digunakan adalah setengah dari lebar jalan eksisting. Untuk jalan lokal GSB nya sebesar 2 meter dan jalan ligkungan sebesar 1 meter.  Perdagangan dan Jasa 1. Menghitung Da Da =

0,063

(Va)2

+

1,47

b)

(ta)(Va) + 16 =

0,063

(50)2

+

/ (Da – (b1 + b2))

= 157,5 + 113,925 + 16

(4

+

a2)

a2 + 4= 67,78 meter

2. Menghitung Db = (Db – 16)(Va)/

Da = (Db – 16)(50)/

287,425

= a (Da)

Da – b

=

((a1

= 63,78 meter

- Mencari b2, jika a2 = 0 Db = a (Da)/ (Da – b) / (Da – (b1 + b2)) 70,6

3. Menghitung a2 dan b2 Db

a2

= (a1 + a2) (Da)

= 231,57 feet = 70,6 meter

= (4 + 0) (87,63)

/ (87,63 – (3,5 + b2)) +

a2)

(Da)) / (Da – (b1 +b2)) 4. Menghitung garis sempadan

79

=

+ 0))

= 87,63 meter

Db

70,6

(87,63) / (87,63 – (3,5

=287,425 feet

37,5

= (a1 + a2) (Da)

1,47

(1,55)(50) + 16

Vb

- Mencari a2, jika b2 = 0 Db = a (Da) / (Da –

b2

= 79,17 meter


Garis sempadan pada Jalan Arteri = a a = a1 + a2 = 4 + 63,78 = 67,78 meter Garis sempadan pada Jalan Kolektor = b b = b1 + b2 = 3,5 + 79,17

= 82,67 meter

Berdasarkan hasil analisis di atas, GSB untuk jalan arteri adalah 67,78 meter sedangkan untuk jalan kolektor adalah 82,67 meter. Namun, GSB yang digunakan adalah setengah dari lebar jalan eksisting. Untuk jalan arteri GSB nya sebesar 4 meter dan jalan kolektor sebesar 3,5 meter. Ketinggian bangunan menurut

80%

Metode FAR adalah

(2,5 Ha)

lantai (30 m)

GSB Jalan Arteri: 4 m

Jarak : 6-8 m

GSB Jalan Kolektor: 3,5 m Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

Gambar 3. 111 Analisis Koefisien Dasar Bangunan Kawasan Perdagangan dan Jasa

80% (807Ha)

Ketinggian bangunan menurut Metode FAR adalah lantai (30 m)

GSB Jalan Lokal: 2 m

Jarak : 6-8 m

GSB Jalan Lingkunganr: 1 m Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

Gambar 3. 121 Analisis Koefisien Dasar Bangunan Kawasan Pemukiman

80



BAB IV PRESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN


4.1

Visi dan Misi Perencanaan Berikut merupakan visi dan misi Wilayah Kedu-

Parakan.

“Terwujudnya Wilayah Kedu–Parakan sebagai Kawasan Strategis Ekonomi Kabupaten Temanggung dengan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Tahun 2035”.

4.2 Elemen Konsep Perencanaan

4.1.1 Misi Misi yang diambil untuk mencapai “Terwujudnya

Berikut merupakan konsep perencanaan dalam

Wilayah Kedu–Parakan sebagai Kawasan Strategis

pengembangan

Ekonomi

dengan

guna mengembangkan potensi keruangan, ekonomi,

Menengah

sosial dan kelembagaan yang terdiri dari konsep

Kabupaten

Pengembangan

Temanggung

Industri

Kecil

dan

kelestarian,

keselarasan,

dan

keseimbangan fungsi lingkungan hidup. 2. Meningkatkan

dan

melakukan

pemerataan

secara kualitas dan kuantitas. yang kreatif dan berjiwa kewirausahaan. dan

lembaga pembangunan

dan pemangku kepentingan.

merupakan

gambaran

yang

akan dicapai di masa mendatang agar tercapainya secara

(Specific,

SMART

Measurable, Achievable, Realistic, Time Based). dengan kondisi yang terjadi saat ini dan keadaan yang

dalam yang

melibatkan partisipasi masyarakat, pemerintah,

diharapkan

di

masa

depan

yaitu

aspek

ekologi, sosial, ekonomi, dan infrastruktur.

4.2.1 Pengembangan

IKM

(Klaster

Industri) Klaster penerapan

81

Kedu-Parakan

Konsep perencaan didasarkan pada 4 aspek sesuai

4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia peran

perencanaan

pembangunan

3. Pengembangan industri kecil dan menengah

perencanaan

Wilayah

Pengembangan IKM melalui konsep klaster industri. Konsep

pembangunan sarana dan prasana publik.

5. Meningkatkan

di

PPCP (Public Private Community Partnership) dan

Tahun 2025” yaitu: 1. Mencapai

industri

dari

industri bentuk

merupakan kelompok

salah usaha

satu spesifik


yang dihubungkan melalui rantai peningkatan nilai

efisiensi dan efektifitas biaya, kesempatan dalam

tambah. Adanya sistem ini merupakan solusi yang

berinovasi,

dilihat

atas

paling

ekonomi

lokal

konsentrasi terkait

mumpuni suatu

dari

dan

untuk

daerah.

kegiatan

lembaga

mengembangkan

Klaster

ekonomi

merupakan yang

penunjangnya,

kualitas

jenis

strategi

kemiskinan

daya-saing

(Porter,

Michael: 1998).

secara

dan

berkelanjutan

pelayanan.

(Bennett,

Private

Community

Partnership

(PPCP) dapat dipahami sebagai entitas bisnis di mana

meningkatkan

produk

Public

kegiatan ekonomi yang saling berkaitan, sebagai untuk

peningkatan

1996).

saling

untuk

dan

tiga

mitra dan

bersama-sama meningkatkan

memberantas standar

hidup

masyarakat dengan saling menguntungkan. Dalam

Karakteristik

klaster

yang

langsung

bisa

diamati menurut Van Dijk (2003) terdiri dari:

model kemitraan ini, masyarakat berkaitan dengan Pemerintah

termasuk

swasta

dengan

• Kepadatan kegiatan ekonomi

sektor korporasi besar; dan masyarakat berkaitan

• Keberadaan sejumlah usaha dalam kegiatan

dengan

sama,

serupa,

atau

kegiatan

yang

melengkapi (subsidiary)

orang

perorangan

berhubungan

• Kedekatan dalam ruang

yang

pengusaha

PRI;

biasa

serta

termasuk

perusahaan

kelompok

atau

asosiasi. Sektor swasta akan mendapat keuntungan dalam hal proposisi bisnis jangka panjang; sektor

Dalam konsep klaster industri yang terpenting

publik akan mendapat manfaat dengan mendapatkan

adalah keterkaitan. Keterkaitan antara industri inti

sumber

dengan industri pemasok, pendukung, dan pembeli.

pertemuan mandat mereka; dan masyarakat akan

Dengan demikian, tercipta suatu klaster dari industri

memperoleh keterampilan baru, pengetahuan, dan

kecil

teknologi (dalam bentuk layanan dari sektor swasta

menengah

produktif,

Wilayah

dapat

bersaing

Kedu-Parakan di

pasar

lokal

yang dan

Private

Community

Partnership (PPCP) Public (PPCP)

Private

merupakan

Community sebuah

Partnership

pendekatan

untuk

Sektor

Asosiasi

Swasta,

Investasi

dan

yang

mempromosikan kegiatan yang memiliki keunggulan komparatif lokal melalui  Peningkatan

modal

kebutuhan

masyarakat

kemampuan dan

mitra.

Masyarakat

mengelola Pemerintah

Mitra

dan

prasarana tetap

dan

sebagai

Masyarakat

membangun, pemilik

keuntungan

dengan

untuk

memanfaatkan

lingkup

Mempromosikan

peran

aktif

juga

sebagai

mitra

usaha

Melibatkan

baik

dari

pihak

dalam

swasta,

maupun

luar

daerah, sebagai fasilitator/ investor dan

sedangkan aset

serta

pengatur dan pengendali pelaksanaan kerjasamana. Mengharapkan

Swasta

Swasta sarana,

lokal

tersebut;

dan

membiayai,

masyarakat

pemerintah daerah sebagai promotor

dapat dari

dan

Pemerintah

Masyarakat.

tergantung

kapasitas

mengidentifikasi

bersifat padat modal ataupun tidak padat

untuk

tersebut;

Pemerintah,

dilakukan

partisipasi

bertujuan untuk menciptakan kapasitas lokal dalam

pembangunan berkelanjutan dengan antara

dan

Public Private Community Partnership (PPCP)

mencapai pertumbuhan inklusif dan adil

tambahan

dengan fasilitasi Pemerintah).

nasional tanpa saling menjatuhkan satu sama lain.

4.2.2 Public

daya

meningkatkan

dalam proses ini; dan  Secara

bertahap

identifikasi

diri

melembagakan dari

keunggulan

mekanisme komparatif

masing-masing ekonomi agen publik/ swasta/ masyarakat

dalam

usaha

lokal-lokal/

lokal-

nasional/ lokal-internasional. 82


4.3 Strategi Perencanaan dan Arah Kebijakan Berikut merupakan strategi perencanaan dan arah kebijakan dari preskripsi Wilayah Kedu-Parakan. Tabel IV. 1 Strategi dan Arahan Konsep

No

Potensi dan Permasalahan (Baseline)

1

Adanya Pengelolaan Limbah Industri dan IKM yang menghasilkan limbah tidak berbahaya bagi lingkungan

2

Pembangunan infrastruktur wilayah belum merata

3

Lokasi Pemasaran Produk didalam wilayah Kedu Parakan terbatas

4

Adanya Pusat Komunitas Kreatif

5

Lokasi Industri Kecil dan

83

Fakta Saat Ini Adanya pengolahan limbah di industri tahu Kelurahan Wanutengah. Limbah industri yang berupa cairan dijadikan kolam ikan, sedangkan ampas tahu dijual untuk dijadikan pakan ternak. 41,58% sumber air bersih sumur kondisi jalan buruk 44% sampah masih dibuang ke sungai transportasi belum menjangkau seluruh wilayah Tidak adanya lokasi pemasaran industri kerajinan dan gerabah tanah didalam wilayah Kedu Parakan. Tidak adanya branding dan promosi hasil produk industri berorientasi ekspor Pusat Komunitas Kreatif berdiri sejak bulan September 2015 di Kecamatan Temanggung dan berfungsi untuk mempromosikan produkproduk hasil IKM di Kabupaten Temanggung Pasar Legi di Kecamatan Parakan dilalui oleh

Arahan Konsep

Strategi

Pengembangan IKM

Pengembangan kawasan industri kecil dan menengah melalui pengembangan klaster

PPCP

Peningkatan dan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana wilayah

PPCP dan Pengembangan IKM

Peningkatan promosi potensi ekonomi daerah baik keluar daerah maupun didalam daerah

Pengembangan

Pengembangan


No

6

7

8

Potensi dan Permasalahan (Baseline)

Fakta Saat Ini

Menengah yang Strategis Terdapat industri kecil menengah dalam jumlah yang lebih banyak daripada data jumlah industri yang didapatkan sebelumnya. Pengembangan kawasan industri kecil menengah Peningkatan kontribusi sektor industri di setiap tahunnya

Rendahnya pendidikan penduduk

tingkat formal

9

Banyaknya usia produktif

10

11

penduduk

Rendahnya Faktor Tenaga Kerja/SDM

Keterbatasan Modal Para Pengrajin Pelaku Industri

dan

12

Keterbatasan ketersediaan bahan baku

13

Tidak optimalnya manajemen kelembagaan

jalan arteri sekunder.

Arahan Konsep IKM

Industri yang ada di Wilayah Kedu Parakan seperti Industri rigen, ceriping, emping jet, jemuran, makanan kecil, anyaman pelapah pisang, dll Berdasarkan RTRW Kabupaten Temanggung tahun 2011-2031 Kecamatan Kedu dan Parakan merupakan kawasan pengembangan industri kecil dan menengah Persentase kontribusi PDRB sektor industri Kecamatan Kedu-Parakan terhadap PDRB Kabupaten Temanggung meningkat 0,99% dari tahun 2010-2011. Sebesar 41,58% penduduk di Wilayah KeduParakan pendidikan terakhirnya yaitu SD, sedangkan penduduk yang berpendidikan terakhirnya SMA yaitu 28,71%, dan sebesar 20,79% penduduk pendidikan terakhirnya yaitu SMP. Depedency ratio atau ketergantungan penduduk di Kecamatan Kedu adalah 48 yang berarti setiap 100 penduduk menanggung 48 penduduk non produktif, sedangkan untuk Kecamatan Parakan pada setiap 100 penduduk produktif menanggung 47 penduduk non produktif. Kesadaran masyarakat di Wilayah KeduParakan akan pentingnya pendidikan masih tergolong rendah. Modal industri Kedu-Parakan diperoleh dari modal sendiri atau berupa DP dari pemesan. Selain terbatasnya modal, peminjaman akan modal kepada bank sangat sulit. Akibatnya industri sulit untuk berkembang dan pelaku industri hanya dapat memenuhi kebutuhan pasar di Kabupaten Temanggung sendiri. Bahan baku industri pangan dan kerajinan berasal dari luar wilayah Kedu Parakan dan Kabupaten Temanggung Lembaga yang berada di wilayah KeduParakan kurang dapat berfungsi secara optimal dikarenakan kurangnya partisipasi masyarakat.

Strategi kawasan industri kecil dan menengah melalui pengembangan klaster

Pengembangan IKM

Pembangunan kawasan ekonomi khusus dan cepat tumbuh

PPCP dan Pengembangan IKM

Peningkatan sumberdaya dalam peningkatan produktivitas

Pengembangan IKM

Pengembangan IKM

kualitas manusia rangka

Peningkatan penanaman modal untuk mendorong tumbuhnya investasi dan usaha ekonomi kreatif Peningkatan produksi dan produktivitas bahan baku industri Peningkatan peran IKM melalui pengembangan kelembagaan, pemanfaatan teknologi, inovasi, dan sarana prasarana

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

84


4.4 Skenario Perencanaan Skenario perencanaan ditujukan untuk memprediksi pencapaian strategi yang akan terjadii di masa depan. Skenario perencanaan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu skenario postif dan negatif Berikut merupakan skenario dari perencanaan yang telah dilakukan. Tabel IV. 2 Skenario Perencanaan

Aspek

Ekologi

Strategi

Positif

Negatif

Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah

Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah terlaksana, maka air limbah tidak mencemari sungai, pengelolaan limbah dapat memiliki nilai ekonomis, ekologis yang berdampak pada peningkatan kualitas lingkungan

Semakin tercemarnya lingkungan pemukiman dan kawasan industri di Wilayah Kedu Parakan, kawasan lingkungan hidup yang tidak sehat dan tidak ramah lingkungan

Peningkatan dan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana wilayah

Indikasi kegiatan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana wilayah terlaksana, maka akses masyarakat terhadap infrastruktur dasar meningkat

Semakin terjadinya ketimpangan pembangunan sarana dan prasarana wilayah, penduduk kesulitan memperoleh air bersih, sistem transportasi tidak menjangkau seluruh wilayah

Peningkatan promosi potensi ekonomi daerah baik keluar daerah maupun didalam daerah

Adanya lokasi pemasaran industri di dalam wilayah Kedu Parakan dan branding produk IKM, maka akan meningkatkan promosi dan potensi sehingga kawasan strategis ekonomi wilayah Kedu Parakan berkembang

Tidak adanya upaya peningkatan promosi potensi ekonomi daerah, maka terjadinya penurunan kapasitas produk industri, pengembangan wilayah kedu parakan semakin memburuk

Infrastruktur

85

Skenario


Aspek

Strategi

Positif

Negatif

Perekonomian Wilayah Kedu Parakan meningkat dan jumlah lapangan kerja bagi masyarakat di wilayah kedu parakan dapat menjangkau seluruh penduduk kecamatan maupun dari luar wilayah. Klaster industri terlayani infrastruktur, adanya pengembangan kualitas tenaga kerja, terciptanya integrasi antar klaster industri.

Tidak adanya pengembangan kawasan industri kecil dan menengah, maka semakin sulitnya akses permodalan dan pemasaran produk, tidak adanya spesialisasi industri kecil dan menengah, tidak adanya akses infrastruktur yang menunjang kawasan industri

Pembangunan kawasan ekonomi khusus dan cepat tumbuh

Kawasan ekonomi khusus dan cepat tumbuh berkembang dengan baik, maka muncul pusat-pusat pertumbuhan wilayah baru

Tidak adanya kawasan ekonomi khusus dan cepat tumbuh, maka kondisi perekonomian wilayah kedu parakan semakin memburuk, terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi. Pendapatan per kapita wilayah kedu parakan menurun dan berdampak pada perekonomian Kabupaten Temanggung

Peningkatan sumberdaya dalam peningkatan produktivitas

Ada dan terlaksananya program peningkatan kualitas SDM, maka masyrakat mampu dan secara mandiri melakukan produksi, distribusi dan pemasaran produk industri kecil dan menengah baik dalam skala lokal, regional, nasional dan internasional.

Tidak adanya peningkatan kualitas, maka kualitas sumber daya manusia menurun dan tidak memiliki daya saing, sehingga tidak dapat menciptakan inovasi produk industri.

Peningkatan modal IKM meningkat, maka IKM mulai berkembang, adanya peningkatan investasi masuk dan penanaman modal dengan akses modal yang mudah

Industri kecil dan menengah semakin terbelakang, terhentinya investasi masuk dan akses penanaman modal yang sangat sulit bagi masyarakat

Pengembangan kawasan industri kecil dan menengah melalui pengembangan klaster

Ekonomi

Skenario

kualitas manusia rangka

Peningkatan penanaman modal untuk mendorong tumbuhnya investasi dan usaha ekonomi kreatif

Peningkatan produksi dan produktivitas Peningkatan produksi bahan baku industri, maka adanya dan produktivitas bahan peningkatan produksi industri dan baku industri perekonomian wilayah kedu parakan dan Kabupaten Temanggung Adanya Peningkatan peran IKM melalui Peningkatan peran IKM pengembangan kelembagaan, melalui pengembangan pemanfaatan teknologi, inovasi, dan kelembagaan, sarana prasarana, maka partisipasi Sosial pemanfaatan teknologi, masyarakat dan kelembagaan semakin inovasi, dan sarana meningkat, adanya pengembangan prasarana produk industri yang berdaya saing tinggi dan berpotensi ekspor Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2015

Penurunan produksi dan produktivitas bahan baku, maka terjadinya penurunan perekonomian wilayah kedu parakan dan Kabupaten Temanggung Penurunan peran IKM melalui pengembangan kelembagaan, pemanfaatan teknologi, inovasi, dan sarana prasarana, maka partisipasi masyarakat semakin rendah. Produk yang dihasilkan semakin menurun kualitasnya

86


4.1

Prioritas Program Penyusunan prioritas program ditujukan untuk menentukan tingkat kepentingan suatu program dilaksanakan

dan melihat bagaimana urgensinya untuk masa yang akan datang. Indikator penilaian tersebut terbagi kedalam 3 skor penilaian, yaitu Skor 3 untuk program yang penting dan genting untuk dilaksanakan. Skor 2 untuk program yang genting dilaksanakan. Skor 1 untuk program yang penting dilaksanakan.Berdasarkan Kuadran tersebut maka berikut prioritas program yang telah disusun. Penting (+) Skor 1

Skor 3 Genting

(-

(+)

Skor 2

Tabel IV. 1

(- Program Prioritas Aspek

Ekologi

Infrastruktur

Strategi

Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah

Peningkatan dan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana wilayah

Peningkatan promosi potensi ekonomi daerah baik keluar

87

Jumlah

Skor

1

2

3

1

2

3

Jumlah Skor

0

7

4

0

14

12

26

6

0

10

1

0

20

3

23

9

6

4

1

6

8

3

17

12

1

8

3

1

16

9

26

6

Perbaikan jalan yang rusak

0

2

9

0

4

27

31

2

Mengadakan sistem pengangkutan sampah

1

9

1

1

18

3

22

10

Peningkatan kualitas dan kuantitas moda transportasi

9

2

0

9

4

0

13

13

Penyediaan lokasi pemasaran industri didalam wilayah Kedu Parakan

0

3

8

0

6

24

30

3

Program Program peningkatan kapasitas pengolahan limbah industri melalui pembangunan IPAL paket Program peningkatan pelayanan air limbah rumah tangga melalui sistem terpusat (sewerage) di perkotaan Program pembinaan peningkatan peran pemerintah provinsi, kota/kabupaten dalam pengembangan prasarana dan sarana air limbah Pemerataan jaringan PDAM dan memperbaiki kualitas pelayanan

Ranking


Aspek

Ekonomi

Jumlah

Skor

1

2

3

1

2

3

Jumlah Skor

Adanya branding dan promosi hasil produk industri berorientasi ekspor

1

10

0

1

20

0

21

11

Pengembangan kawasan industri kecil dan menengah melalui pengembangan klaster Pembangunan kawasan ekonomi khusus dan cepat tumbuh Pengembangan kawasan industri kecil dan menengah melalui pengembangan klaster

Pengklasteran industri berdasarkan hasil produksi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi

0

0

11

0

0

33

33

1

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan produktivitas

Pengadaan pelatihan softskill tentang pengolahan dan manajemen industri kecil dan menengah bagi masyarakat dalam usia produktif

0

9

2

0

18

6

24

8

Peningkatan penanaman modal untuk mendorong tumbuhnya investasi dan usaha ekonomi kreatif

Menarik investor swasta untuk menanamkan modal pembangunan industri kecil dan menengah di wilayah Kedu-Parakan

4

4

3

4

8

9

21

11

Peningkatan produksi dan produktivitas bahan baku industri

Peningkatan dan pendayaangunaan teknologi dalam proses produksi industri kecil dan menengah di wilayah Kedu-Parakan

0

8

3

0

16

9

25

7

0

5

6

0

10

18

28

4

0

7

4

0

14

12

26

6

1

4

6

1

8

18

27

5

Strategi

Program

daerah maupun didalam daerah

Pembentukan dan Penguatan Kelembagaan Peningkatan peran Industri Kecil dan Menengah IKM melalui Kredit Usaha Rakyat dan pengembangan Pinjaman Sosial kelembagaan, Peningkatan Promosi dan pemanfaatan Pemasaran Produk Industri teknologi, inovasi, Kecil dan Menengah di dan sarana prasarana dalam dan luar wilayah Kedu Parakan Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Ranking

88


4.2

Indikasi Program Indikasi program disusun untuk merinci program yang telah disusun berkaitan dengan prioritas, jenis

kegiatan, indikator keberhasilan, output, outcome, dampak, sasaran (lokasi dan pelaksana), jangka waktu, sumber pembiayaan dan stakeholder terkait. Berikut merupakan indikasi program.

89


Tabel IV. 2 Indikasi Program Aspek

Ekologi

Strategi

Peningkatan pelayanan dan kualitas sistem air limbah

Program

Kegiatan

Indikator Keberhasilan

Output

Outcome

Dampak

Program peningkatan kapasitas pengolahan limbah industri melalui pembangunan IPAL paket

Pengadaan IPAL paket pada masingmasing kawasan industri

Tersedianya IPAL paket di masingmasing kawasan industri

IPAL Paket di masingmasing kawasan industri tersedia

Limbah industri menjadi terkelola dan tidak mencemari lingkungan

Terciptanya kawasan industri yang ramah lingkungan

Tempat pembuangan limbah akhir rumah tangga secara terpusat tersedia

Limbah rumah tangga menjadi terkelola dan terpusat

Terciptanya kawasan permukiman yang memiliki sistem pelayanan air limbah yang terintegrasi

Masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan mengenai pengembangan prasarana serta sarana air limbah

Kesadaran masyarakat akan kebutuhan prasarana dan sarana air limbah yang

Program peningkatan pelayanan air limbah rumah tangga melalui sistem terpusat (sewerage) di perkotaan

Pengadaan tempat pembuangan limbah akhir

Program pembinaan peningkatan peran pemerintah provinsi, kota/kabupate n dalam pengembanga

Pengadaan kegiatan pelatihan terhadap masyarakatny a dalam pengembang an prasarana

Tersedianya tempat pembuangan limbah akhir rumah tangga secara terpusat di masingmasing kecamatan Terselenggara nya edukasi serta sosialisasi mengenai pengembanga n prasarana dan sarana air limbah

Terwujudnya lingkungan yang sehat

Sasaran

Kawasan industri

Kawasan permukiman

Masyarakat

Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0

Pembiaya an

Stakeholde r

APBD

Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup

APBD

Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup

APBD

Dinas Pekerjaan Umum, Badan Lingkungan Hidup

90


Aspek

Infrastrukt ur

91

Strategi

Peningkatan dan pembanguna n infrastruktur sarana dan prasarana wilayah

Program

Kegiatan

n prasarana dan sarana air limbah

dan sarana air limbah

Pemerataan jaringan PDAM dan memperbaiki kualitas pelayanan

Pembanguna n jaringan PDAM

Perbaikan jalan yang rusak

Pembetonan, pengaspalan, dan perbaikan jalan makadam

Mengadakan sistem pengangkutan sampah

Pembuatan TPS dan pengadaan pengangkuta n sampah kolektif

Indikator Keberhasilan

Output

Outcome

Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0

Pembiaya an

Stakeholde r

Dampak

Sasaran

Setiap rumah tangga

APBD

PDAM

Setiap jalan yang rusak

APBD

Dinas PU

APBD

Dinas Kebersihan dan Pertamana n

ramah lingkungan

100% rumah tangga terlayani PDAM Terwujudnya kondisi jaringan jalan dapat memberikan kenyamanan bagi peggunanya Tersedia TPS dan 100% rumah tangga terlayani pengangkutan sampah

Semua wilayah sudah menggunakan PDAM

mengurangi dampak penurunan tanah

mengurangi potensi terjadinya bencana alam berupa penurunan tanah

Terbangunnya jaringan jalan sesuai dengan jenis dan fungsi jalan

Lancarnya arus transportasi dan aktivitas masyarakat

Aksesibilitas mudah dan nyaman

Semua wilayah sudah memiliki TPS

terbentukny a jaringan pengangkut an sampah

Terciptanya lingkungan yang terbebas dari sampah

Seluruh desa telah terlayani


Aspek

Strategi

Peningkatan promosi potensi ekonomi daerah baik keluar daerah maupun didalam daerah

Pengemban gan kawasan industri kecil dan menengah melalui

Program

Kegiatan

Indikator Keberhasilan

Peningkatan kualitas dan kuantitas moda transportasi

Peningkatan kualitas dan penambahan jumlah transportasi umum

Terlayaninya setiap desa oleh angkutan umum

Penyediaan lokasi pemasaran industri didalam wilayah Kedu Parakan

Pengadaan pusat lokasi pemasaran industri (showroom)

Adanya branding dan promosi hasil produk industri berorientasi ekspor

Pengklasteran industri berdasarkan hasil produksi untuk mempercepat

Pembanguna n pasar,showro

om dan memaksimalk an peran lembaga non pemerintah Meningkatkan fasilitas yang ada untuk mendukung aktivitas industri di setiap cluster

100% perajin memiliki lokasi pemasaran

Terbentuknya pasar, lokasi pemasaran baru dan promosi hasil produksi industri berorientasi ekspor

Terpenuhinya kebutuhan akan fasilitas

Output

Outcome

Dampak

Meningkatnya jumlah angkutan umum

Seluruh desa terlayani moda transportasi

Aksesibilitas masyarakat lebih mudah

Adanya tempat pemasaran hasil produk industri

Proses pemasaran hasil produksi lebih mudah

Peningkatan hasil penjualan produksi

Memperluas jaringan pemasaran

Produk mudah dikenali masyarakat dan dapat berorientasi ekspor

Meningkatka n pendapatan dan hasil produksi

Meningkatn ya hasil produksi

Aktivitas industri berjalan lancar

Proses produksi efisien

lebih

Sasaran

Setiap desa

Setiap perajin gerabah

Setiap pelaku industri

Setiap pelaku industri

Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0

Pembiaya an

Stakeholde r

APBD

Dinas Perhubung an

APBD

Dinas Perindustri an dan Perdagang an

APBD

Dinas Perindustri an dan Perdagang an

APBD

Dinas Perindustri an dan Perdagang an serta Dinas PU

92


Aspek

Strategi pengembang an klaster

Program

Kegiatan

Indikator Keberhasilan

Output

Outcome

Meningkatnya produktivitas industri kecil dan menengah di wilayah Kedu-Parakan

Meningkatnya kualitas produk dan bertambahnya nilai jual produk industri kecil dan menengah di wilayah KeduParakan

Peningkata n penjualan produk industri

Dampak

Sasaran

Peningkatan pendapatan pelaku industri

Para pelaku industri kecil menengah di wilayah KeduParakan

Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0

Pembiaya an

Stakeholde r

APBD

Pemerintah Kabupaten Temanggun g, Para Pelaku Industri

pertumbuhan ekonomi

Pembangun an kawasan ekonomi khusus dan cepat tumbuh Pengemban gan kawasan industri kecil dan menengah melalui pengembang an klaster

Ekonomi

93

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan produktivitas

Pengadaan pelatihan softskill tentang pengolahan dan manajemen industri kecil dan menengah bagi masyarakat

Pelatihan peningkatan proses produksi untuk menambah nilai jual


Aspek

Strategi

Program dalam produktif

Peningkatan penanaman modal untuk mendorong tumbuhnya investasi dan usaha ekonomi kreatif

Kegiatan

Indikator Keberhasilan

Output

Outcome

Dampak

Sasaran

Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0

Pembiaya an

Stakeholde r

APBD

Dinas Perindustri an, Pemerintah Kabupaten Temanggun g, Para Pelaku Industri

APBD

Perusahaa n BUMN dan swasta, Pemerintah Kabupaten Temanggun g, Para Pelaku Industri

usia

Menarik investor swasta untuk menanamkan modal pembangunan industri kecil dan menengah di wilayah Kedu-Parakan

Pendirian dan pengoptimala n fungsi KUD dan lembaga perekonomia n lainya

Mencari dana CSR dari perusahaan swasta untuk mendorong tumbuh kembangnya industri kecil dan menengah di wilayah

50% pelaku industri menanamkan modal di KUD atau lembaga ekonomi lainnya

KUD dapat membantu 35% para pelaku industri yang mengalami kekurangan modal

mendapat 1 sponsor dari dana CSR perusahaan swasta dalam jangka waktu 5 tahun

dana CSR dapat membantu pembangunan fasilitas ekonomi yang dibutuhkan untuk menjual produk di luar wilayah Kedu dan Parakan

Terpenuhin ya modal para pelaku industri kecil dan menengah untuk menjalanka n proses produksi terpenuhiny a modal dan fasilitas para pelaku industri kecil dan menengah untuk menjalanka n proses produksi

tumbuh berkembang nya para pelaku industri secara masiv di wilayah KeduPrakan

Pembanguna n fasilitas dan infrastruktur untuk produksi lbh cepat karena dana sudah tersedia.

Para pelaku industri kecil menengah di wilayah KeduParakan

Bank/Perusah aan swasta yang menyediakan dana CSR

94


Aspek

Strategi

Program

Kegiatan

Indikator Keberhasilan

Output

Dampak

Sasaran

Banyak masyarakat dari luar wilayah KeduParakan yang dapat membeli hasil produksi IKM secara mudah dan murah

Meningkatn ya kreativitas masyarakat untuk berinovasi dalam proses produksi industri kecil dan menengah

Distribusi hasil produksi dapat dilakukan dengan lebih cepat, mudah, dan murah.

Para pelaku industri kecil menengah di wilayah KeduParakan

Tenaga kerja menguasai ketrampilan

Peningkata n produktivita s tenaga kerja

Peningkatan jumlah dan kualitas produk industri

KeduParakan

Sosial

95

Peningkatan produksi dan produktivitas bahan baku industri

Peningkatan dan pendayaangun aan teknologi dalam proses produksi industri kecil dan menengah di wilayah Kedu-Parakan

Peningkatan peran IKM melalui pengembang an kelembagaa n,

Pembentukan dan Penguatan Kelembagaan Industri Kecil dan Menengah

Mengedukasi para pelaku industri kecil dan menengah mengenai pendayaguna an teknologi untuk memaksimalk an hasil produksi

Edukasi keterampilan tenaga kerja

Outcome

Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0

Pembiaya an

Stakeholde r

APBD

Pemerintah Kabupaten Temanggun g, Para Pelaku Industri

APBD

Dinas Perindustri an dan Perdagang an, Tenaga Kerja IKM

serta menjual hasil produksi

50% para pelaku industri kecil dan menengah mampu mengonlinekan hasil dari industri mereka untuk menarik konsumen dari luar wilayah temanggung Terlaksananya kegiatan edukasi ketrampilan

Tenaga kerja industri di Wilayah Kedu - Parakan


Aspek

Strategi pemanfaatan teknologi, inovasi, dan sarana prasarana

Program

Kegiatan

Edukasi manajemen perusahaan

Indikator Keberhasilan

Terlaksananya kegiatan edukasi manajemen perusahaan

Output

Pelaku industri mampu mengelola IKM

Edukasi penggunaan teknologi pendukung produksi

Terlaksananya kegiatan edukasi penggunaan teknologi pendukung produksi

Tenaga kerja dan pelaku industri mampu mengoperasika n teknologi pendukung produksi

Pendampinga n klaster

Terlaksananya seluruh tahapan pendampingan klaster, yang terdiri dari: pemilihan klaster unggulan;

Terbentuknya organisasi klaster yang berkomitmen dalam melaksanakan program secara komprehensif

Outcome

Dampak

Sasaran

peningkata n kualitas pengelolaa n IKM di wilayah KeduParakan banyak pelaku produksi industri yang menggunak an teknologi modern untuk mendukung proses industri

Tumbuhnya IKM baru yang memiliki sistem tata kelola profesional

Produktivitas dari pelaku industri meningkat

Tenaga kerja dan pelaku industri di Wilayah Kedu Parakan

Pengelolaa n klaster terstruktur dan terarah

IKM berkembang secara kualitas dan kuantitas

Pelaku industri

Pelaku industri di Wilayah Kedu Parakan

Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0

Pembiaya an

Stakeholde r

APBD

Dinas Perindustri an dan Perdagang an, Pelaku industri

APBD

Dinas Perindustri an dan Perdagang an, Tenaga Kerja IKM, Pelaku industri

96


Aspek

Strategi

Program

Kegiatan

Indikator Keberhasilan pembentukan forum rembug klaster dan pemilihan BDS pendamping klaster; penyusunan program klaster; monev kegiatan klaster

Kredit Usaha Rakyat dan Pinjaman

97

Output

Outcome

Dampak

Sasaran

Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0

Pembiaya an

Stakeholde r

dan berkesinambun gan untuk peningkatan pendapatan pelaku usaha

Pembuatan sistem informasi pelayanan perizinan dan usaha dagang

Terciptanya sistem informasi pelayanan perizinan dan usaha dagang

IKM yang ada memiliki perizinan dari badan terkait

Adanya kemudahan dalam pemasaran produk karena industri sudah tersertifikas i

Peminjaman modal bagi pelaku IKM

IKM terbantu secara finansial dalam melaksanakan

Peningkatan produktivitas IKM

Pemenuha n target permintaan produk

Peningkatan kepercayaan konsumen terhadap produk industri

IKM di Wilayah Kedu Parakan

APBD

IKM dapat berkembang

IKM di Wilayah Kedu Parakan

APBD

Dinas Perindustri an dan Perdagang an, Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanama n Modal Dinas Perindustri an dan Perdagang an


Aspek

Strategi

Program

Kegiatan

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat

Peningkatan Promosi dan Pemasaran Produk Industri Kecil dan Menengah di dalam dan luar wilayah Kedu Parakan

Pembanguna n pusat promosi dan penjualan produk industri

Menciptakan branding produk IKM

Indikator Keberhasilan

Output

Outcome

Dampak

Sasaran

kegiatan produksi

IKM optimal

IKM terbantu secara finansial dalam melaksanakan kegiatan produksi

Peningkatan produktivitas IKM

Pemenuha n target permintaan produk IKM optimal

Adanya tempat pemasaran produk industri

Terdapat tempat promosi dan penjualan produk IKM yang terpadu

Adanya kemudahan mendapatka n produk industri bagi konsumen

Kawasan Industri Wilayah Kedu Parakan

Produk IKM dikenal secara luas oleh masyarakat

Peningkata n jangkauan pemasaran produk IKM

Peningkatan permintaan produk IKM oleh konsumen

Produk IKM di Wilayah Kedu Parakan

Terbangunnya pusat promosi dan penjualan produk industri

Terciptanya brand produk IKM

IKM dapat berkembang

IKM di Wilayah Kedu Parakan

Pelaksanaan (tahun) 1 1 2 5 0 5 0

Pembiaya an

Stakeholde r

APBD

Dinas Perindustri an dan Perdagang an

APBD

Dinas Perindustri an dan Perdagang an, Pemerintah Kabupaten Temanggun g

APBD

Dinas Perindustri an dan Perdagang an

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

98


4.3

Rencana Spasial Wilayah Perencanaan Berikut merupakan rencana spasial wilayah perencanaan yakni meliputi rencana struktur ruang, pola ruang,

struktur dan pola ruang pengembangan IKM.

4.3.1 Rencana Penyediaan Fasilitas

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 4. 1 Peta Rencana Penyediaan Fasilitas Jaringan Drainase

Pada peta rencana penyediaan fasilitas jaringan drainase di wilayah Kedu-Parakan dapat dilihat bahwa rencana penyediaan fasilitas drainase akan di bangun mengikuti sepanjang jaringan jalan yang ada di wilayah Kedu-Parakan. Dapat dilihat rencana penyediaan fasilitas jaringan drainase akan dibangun secara merata hampir diseluruh wilayah Kedu-Parakan, sehingga yang diharapkan akan dapat melayani kebutuhan akan drainase di tiaptiap desa yang ada di wilayah Kedu-Parakan.

99


Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 4. 2 Peta Rencana Penyediaan Fasilitas IPAL

Pada peta rencana pembangunan IPAL

sebagai alat atau sistem untuk pengelolaan

(Instalasi Pengelolaan Air Limbah) yang ada di

limbah hasil industri yang ada. Yang kedua,

wilayah Kedu-Parakan akan dibangun menjadi 2

berupa

pembangunan IPAL. Yang pertama terdapat IPAL

tangga yang akan dibangun sebanyak 2 buah

Industri yang akan dibangun sebanyak 4 buah

yang berada di Desa Candimulya dan Desa

IPAL

ynag

Gondang

masing-masing

Wayang,

desa

berada

rencana

pembangunan

IPAL

rumah

di

Desa

Parakan Kauman berdasarkan kebutuhan ruang

Mojotengah,

desa

yang

ada

di

wilayah

Kedu-Parakan

yang

Watukumpul dan Desa Tegalsari berdasarkan

masing-masing menjadi pusat permukiman yang

kebutuhan ruang yang ada di wilayah Kedu-

ada

Parakan. Pemilihan lokasi rencana pembangunan

dibutuhkan IPAL sebagai alat atau sistem untuk

IPAL Industri diatas, dikarenkan pada desa-desa

pengelolaan limbah yang ada di pusat-pusat

tersebut terdapat aglomerasi industri yang cukup

permukiman tersebut.

besar

sehingga

membutuhkan

IPAL

di

wilayah

Kedu-Parakan.

Sehingga

Industri

100


Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 4. 3 Peta Rencana Penyediaan Fasilitas Jaringan Jalan

Pada peta rencana penyediaan infrastruktur jaringan

mendukung lebih dalam aksesibiltas dan mobilitas

jalan, pada jalan lingkungan yang masih didominasi

wilayah Kedu-Parakan. Selain itu, dengan adanya

oleh jalan makadam dan jalan belum beraspal akan

rencana penyediaan fasilitas jaringan jalan yang sesuai

dicanangkan program pembangunan dan pengaspalan

dengan fungsi serta jenis jalannya sehingga akan

jalan. Sehingga nantinya akan dapat berkontribusi serta

memberikan kenyamanan bagi penggunannya.

101


Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 4. 4 Peta Rencana Penyediaan Fasilitas Jaringan PDAM

Pada peta rencana penyediaan fasilitas

drainase di tiap-tiap desa yang ada di wilayah

jaringan PDAM di wilayah Kedu-Parakan dapat

Kedu-Parakan.

dilihat bahwa rencana penyediaan fasilitas PDAM

permasalahan serta struktur dan pola ruang yang

akan di bangun mengikuti sepanjang jaringan

ada,

jalan yang ada di wilayah Kedu-Parakan. Dapat

memperbaiki

dilihat

jaringan

dibutuhkan agar seluruh rumah tangga terlayani

drainase akan dibangun secara merata hampir

PDAM dan mncegah terjadinya penurunan tanah

diseluruh wilayah Kedu-Parakan, sehingga yang

akibat penggalian tanah untuk kebutuhan air

diharapkan akan dapat melayani kebutuhan akan

sumur.

rencana

penyediaan

fasilitas

Dikarenakan

pemerataan

jaringan

kualitas

sesuai PDAM

pelayanan

dengan serta sangat

102


Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 4. 5 Peta Rencana Penyediaan Fasilitas TPS

Pada peta rencana penyediaan fasilitas

lahan sebesar 12 m2. Pemilihan pembangunan

TPS (Tempat Pembuangan Sampah) yang ada

TPS pada desa-desa tersebut dikarekan, desa-

di wilayah Kedu-Parakan diatas, dapat diketahui

desa

bahwa

penduduk

terdapat

rencana

penyediaan

TPS

yang

memiliki cukup

tingkat padat,

kepadatan selain

itu

sebanyak 6 unit yang masing-masing berada

penempatan TPS yang akan dibangun akan

pada Desa Karangtejo, desa Gondang Wayang,

disesuaikan dengan penggunaan lahan yang ada

desa Bandunggede, desa Kutoanyar dan desa

di

Campursalam. Sesuai dengan kebutuhan ruang

jaringan jalan yang ada yang fungsinya agar

yang telah dibuat untuk wilayah Kedu-Parakan,

memudahkan untuk sistem pengangkutan sampah

maka TPS sebagai aktivitas pelayanan yang

tersebut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

akan di bangun pada wilayah Kedu-Parakan akan dibnagun sebanyak 6 unit dengan luas

4.3.2 Rencana

Struktur

Pengembangan IKM

103

tersebut

dan

Pola

Ruang

desa-desa

tersebut

serta

dekat

dengan


Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 4. 6 Peta Rencana Struktur dan Pola Ruang Pengembangan IKM

Pada peta rencana struktur dan pola

industri

kecil

menengah yang ada tersebut,

ruang pengembangan IKM diatas, dapat diketahui

nantinya akan di bangun pasar sebagai fasilitas

bahwa terdapat pusat serta sub pusat klaster

yang mendukung pemasaran dari IKM tersebut

untuk industri kecil menengah yang ada di

yang berda di Desa Parakan Wetan, desa Kedu

wilayah Kedu-Parakan. Dapat dilihat yang akan

dan desa Kundisari yang akan dibangun sebagai

dijadikan pusat klaster IKM ialah Desa Kundisari,

pasar baru untuk pemasaran IKM. Pemilihan

dimana desa Kundisari tersebut merupakan desa

pembangunan pengadaan pusat pemasaran baru

yang memiliki aglomerasi industri kecil menengah

tersebut kondisi yang sudah ada serta jaringan

yang cukup banyak, maka dari itu akan dibuat

jalan yang akan digunakan untuk memudahkan

sebagai pusat klaster IKM di wilayah Kedu-

aksesibilitas serta mobilitas.

Parakan. Kemudian untuk sub pusat klaster, akan dibangun di desa-desa Watukumpul, desa tegalsari, desa Gondang Wayang dan Karangtejo diamana pada desa-desa tersebut merupakan desa-desa yang memiliki banyak sekali klaster industri yang ada. Untuk daerah pemasaran dari

104


4.3.3 Rencana Struktur Ruang Wilayah KeduParakan

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 4. 7 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kedu-Parakan

Penentuan

Rencana

Desa

Parakan

sarana maupun prasarana yang lengkap, namun

didasari atas fungsi dan peran masing-masing

desa tersebut juga ditetapkan sebagai pusat

desa/kelurahan yang ada di Wilayah Kedu dan

pelayanan karena berada persis di tengah-

Parakan

tengah

Struktur

Ruang

hierarki Wilayah

dalam

dalam Kedu

dan

mendukung

sistem

dan

tidak

memiliki

ketersediaan

jumlah

industri

paling

menjadi

pusat

dari

banyak,

wilayah tersebut. Kelurahan Parakan Kauman,

kegiatan/aktivitas industri di Wilayah Kedu dan

Desa Kedu, dan Desa Kundisari ditetapkan

Parakan pula. Nantinya, pada kedua desa dan

sebagai

satu kelurahan tersebut dapat ditempatkan pula

pusat

pelayanan

karena

memiliki

sehingga

memiliki

kegiatan/aktivitas sosial-ekonomi yang ada di

konsentrasi lahan permukiman yang padat dan

sarana

memiliki ketersediaan sarana maupun prasarana

yang mampu memasarkan hasil-hasil produksi

terlengkap,

dari industri-industri yang ada di Wilayah Kedu

sehingga

mampu

melayani

serta

mendukung kegiatan/aktivitas masyarakat yang ada di Wilayah Kedu dan Parakan. Walaupun

105

Kundisari

pendukung

dan Parakan.

kegiatan/aktivitas

industri


Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 4. 8 Peta Rencana Arah Pengembangan Wilayah Kedu-Parakan

Pada hierarki kedua, yaitu sub pusat pelayanan

struktur ruang di Wilayah Kedu dan Parakan ini

wilayah, terdapat lima desa yang memegang

nantinya

peranan

fungsi

antarhiearki fungsi pelayanan dalam mendukung

pendukung kegiatan sosial-ekonomi masyarakat

kegiatan/aktivitas industri di Wilayah Kedu dan

di Wilayah Kedu dan Parakan. Kelima desa

Parakan. Ada pun hierarki ketiga dalam rencana

tersebut

Desa

struktur ruang nantinya, yaitu pusat kegiatan

Gondang

lingkungan, yaitu desa-desa yang memegang

Penetapan

peranan dalam melakukan pelayanan terhadap

penting

yaitu

Mandisari, Wayang, kelima

Desa

Desa dan

desa

dalam

melakukan

Watukumpul,

Tegalsari,

Desa tersebut

Desa

Karangtejo. didasari

oleh

adanya

keberadaan dan jumlah industri yang tersebar di

lebih

ditekankan

pada

hubungan

kegiatan/aktivitas sosial-ekonomi masyarakat di sekitar lingkungan desa.

masing-masing desa tersebut. Dengan demikian,

106


4.3.4 Rencana Pola Ruang Wilayah Kedu-Parakan

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

Gambar 4. 9 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kedu-Parakan

Penentuan zonasi dalam Rencana Pola

luasan

Ruang Wilayah Kedu dan Parakan tahun 2035

peruntukan

kawasan

pada

rencana pola ruang tahun 2035:

didasari oleh pola ruang eksisting, kesesuaian

Tabel IV. 3

lahan, dan analisis kebutuhan ruang. Analisis

Luasan Rencana Peruntukan Kawasan Pada Rencana Pola Ruang Tahun 2035

kebutuhan ruang memprediksi bahwa pada tahun 2035 nantinya luasan lahan di Wilayah Kedu dan Parakan yang diperuntukan sebagai kawasan permukiman

yaitu seluas 15.599.938 m2 atau

sekitar 1.559 Ha, tentunya pada rencana pola ruang

tahun

2035

kawasan

peruntukan

permukiman perlu ditingkatkan menjadi sedikitnya seluas

107

rencana

15.599.938

m2.

Berikut

merupakan

No 1 2 3

Keterangan Kawasan Peruntukan Hutan Lindung Kawasan Peruntukan Industri Kawasan Peruntukan Permukiman

Luas (m2)

Luas (Ha)

4.419.791

441,9

535.681

53,5

23.954.609

2.395,4


4 5

Kawasan Peruntukan Lahan Kering Kawasan Peruntukan Sawah Irigasi

2.551.186

255,1

20.415.452

2.041,5

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B Studio Perencanaan, 2014

108


BAB V KESIMPULAN


5.1 Kesimpulan

Sektor

Pengembangan

industri

kecil

dan

menengah

Kabupaten Temanggung di Wilayah Kedu-Parakan berkaitan

erat

dengan

Parakan

dengan

konstelasi

wilayah

yang

Wilayah

Kedu-

lebih

luas.

Berdasarkan karakteristik sistem pusat permukiman, Wilayah Kedu-Parakan terdiri dari 2 ciri perkotaan yaitu desa dan kota. Wilayah yang memiliki ciri perkotaan berada di pusat-pusat jalur strategis serta memiliki tingkat populasi dan kepadatan penduduk yang tinggi. Sedangkan wilayah yang dikategorikan sebagai wilayah pedesaan pada umumnya memiliki jenis usaha sentra industri kecil dan menengah yang lebih

beragam

dibandingkan

dengan

wilayah

Temanggung

memiliki

berbagai

macam industri pengolahan dengan sentra industri yang

Kabupaten

tersebar

di

Temanggung.

seluruh Industri

kecamatan yang

ada

di pun

cukup beragam dari segi jenis komoditas, seperti industri pangan, kayu primer hasil hutan, kerajinan, kimia dan bahan bangunan, sandang, serta industri logam dan elektronika. Sektor industri pengolahan merupakan

sektor

yang

memberikan

kontribusi

sebesar 22% dari total PDRB Kecamatan Kedu.

dimiliki

kedu-parakan

memiliki

pola

pengembangan

kawasan

industri

oleh

Kecamatan

ruang kecil

berupa menengah.

Adanya akses yang mudah dalam proses distribusi bahan baku dan pemasaran. Pusat Komunitas Kreatif merupakan gedung yang difasilitasi dengan sarana Teknologi

Informasi

diperuntukkan

dan

Komunikasi

khusunya

bagi

para

(TIK) UMKM

yang dalam

rangka menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan kreatifitas, memberi kemudahan dalam pencarian dan penyebaran informasi, serta mempercepat upaya perdagangan komoditas unggulan UKM melalui ecommerce. Analisis

Kabupaten

yang

Parakan adalah sektor industri pengolahan. Wilayah

perkotaan.

kecil

unggulan

terdiri struktur

dari

yang 8

ruang,

digunakan

(delapan) pola

dalam

analisis,

ruang,

laporan yaitu

proyeksi,

ini

analisis

karakteristik

aktivitas dan pengguna, kebutuhan ruang, koefisien dasar bangunan, ketinggian bangunan, dan analisis GSB.

Berdasarkan

hasil

analisis

tersebut

maka

disusunlah visi, misi, konsep perencanaan. Dalam rangka

perencanaan

yang

komprehensif

maka

disusunlah strategi, skenario, prioritas dan indikasi program serta rencana spasial wilayah perencanaan guna

menyelaraskan

perencanaan

yang

ditetapkan.

109

telah



DAFTAR PUSTAKA Adriand,

Indra

Jaya.

2008.

Review

Literatur

Teori

Lokasi

dan

Pola

Ruang

(Teori

Aglomerasi). Andreadi, Puput Wahyu. 2010. Pengembangan Model Lokasi Alokasi Dinamis untuk Pemilihan

Terminal Bahan Baku Rotan di Sukoharjo. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Arsitektur Universitas Kristen Petra Vol. 28 No. 1. Surabaya. Badan Pusat Statistik. 2010. Kabupaten Temanggung dalam Angka 2010.Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Temanggung dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik. 2012. Kabupaten Temanggung dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik. 2013. Kabupaten Temanggung dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik. 2013. Kecamatan Kedu dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik. 2013. Kecamatan Parakan dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Bahan Ajar Lokasi Pola Ruang. 2013. Analisis Lokasi Industri. Universitas Diponegoro Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori Lokasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Irwan

& Mada.

M.

Sumarmoko.

1982.

Ekonomi

Pembangunan.

Universitas

Gajah

Yogyakarta: UGM Press.

Kompasiana. (2012) Grebeg suro malawapati: nyekar makam Angling Dharma [Online]. Available at: http://www. wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/11/27/grebeg-suromalawapati-nyekar-makam-angling-dharma-511354.html (Accessed 18 November 2014) Kwanda, Timoticin. 2000. Pengembangan Kawasan Industri di Indonesia. Jurnal Teknik.


Martadwiprani, Hasti dan Rahmawati, Dian. 2014. Economic Development as Community

Resilience Enhancement in Minapolis Coastal Settlement. Indonesia: Institut Teknologi Sepuluh November. PPCP Guidebook on water dalam http://www.cii.in/PPCP%20manual.pdf. Diunduh 29 Okt 2014. Pontoh, Nia K. dan Iwan Kustiwan.

2009. Pengantar Perencanaan Perkotaan. Bandung:

Institut Teknologi Bandung. Program Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004. PPCP Programme at Mandla http://www.cardindia.net/pub7.asp Diunduh 29 Oktober 2014 Rostow, W. W.

1980.

Tahap-tahap pertumbuhan Ekonomi. Jakarta: Yayasan Franklin.

Sunarni, Nani. “One Village One Product Berbasis Budaya Sebagai Usaha Untuk Meningkatkan Perekonomian Daerah (Kasus di Kabupaten Sumedang). Bandung: Fakultas Ilmu Untari, R. 2005. Pola Pertumbuhan Klaster Industri Kecil. Indonesia: ITB.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.