Tabloid Profesi Edisi 202

Page 1

Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi

Ruang Ujian

KETAR-KETIR MAHASISWA AKHIR Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016


2

Persepsi

Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

surat dari pembaca

Jangan Heran Korupsi Menjadi-jadi

H

ingga kini masih kerap ditemui tentengan serta amplop dibawa oleh mahasiswa ke dalam ruang ujian. Padahal tak ada satupun aturan kampus mewajibkan, bahkan Undang-undang pun telah melarang. Namun, nyatanya tetap saja ada oknum dosen pembimbing dan penguji yang menerima dengan girang. Sejumlah fakultas teridentifikasi masih membudayakan praktik tersebut. Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi. Pejabat kampus pun tetap melakukan pembiaran meski secara pragmatis. Melarang secara lisan, tapi menerima dengan senang hati jika diberikan. Amat kontradiktif memang. Di satu sisi menggelengkan kepala, namun di saat yang sama tetap mengulur tangan. Lebih dalam menelisik, praktik pemberian tentengan maupun amplop pada oknum dosen dapat dikategorikan sebagai gratifikasi. Sesuai dengan definisi pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pimpinan KPK kala itu, Johan Budi bahkan dengan tegas menyebutkan jika dosen sebagai penyelenggara negara tidak semestinya menerima pemberian barang berkaitan dengan kewajibannya. Termasuk praktik-praktik tradisi di ruang ujian. Belum lagi, sejumlah dosen bahkan telah mematok terlebih dahulu isi tentengan serta nominal amplop yang

harus dibawa mahasiswa. Bergantung pada tahapan ujian, serta hari ujian. Pembimbing serta penguji mesti kembali membaca dengan cermat dan saksama isi SK yang mengangkatnya. Sebagai pembimbing, dosen mestilah membantu proses studi akhir mahasiswa. Sebagai penguji, ia patutlah mengetes dengan objektif dan ilmiah kemampuan mahasiswa. Nuansa akademis merupakan harga mati di ujian akhir. Bukan justru hal lainnya, membimbing mahasiswa menentukan tentengan dan isi amplop serta menguji kemampuan finansial mahasiswa. Harus menjadi perhatian pula bahwa tak semua mahasiswa bisa menyanggupi kebiasaan buruk itu. Dengan alasan tak enak hati, mahasiswa yang sebenarnya tak perlu mengikuti tradisi itu pun harus ikut-ikutan mewariskan budaya. Di sinilah, peran birokrasi amat dibutuhkan. Selaku pembuat kebijakan, langkah solutif dapat ditempuh melalui penerbitan surat edaran larangan. Birokrasi tak perlulah mengurusi tentengan dan amplop mahasiswa. Masih banyak problematika yang harus diselesaikan, akreditasi kampus misalnya. Miris melihat hasil akreditasi BAN PT untuk prodi di UNM. Jangan heran korupsi menjadijadi, habis itulah yang diajarkan.

f

Apa yang Anda pertanyakan?

Aristiyo Rahadian Akbar : Bisa diberi penjelasan mengenai prosedur persyaratan sebuah komunitas berubah menjadi lembaga kemahasiswaan tingkat universitas? Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) UNM, Heri Tahir : Pada dasarnya tidak ada persyaratan khusus bagi komunitas untuk menjadi lembaga kemahasiswaan tingkat universitas. Tapi kita tentu melihat bagaimana prestasi dan kontribusi komunitas itu untuk menjadi lembaga kemahasiswaan. Adiyat Rizki : Kenapa login untuk jaringan wifi unm nggak bisa masuk? Padahal saya sudah gunakan pin semester ganjil. Kenapa?

Kepala Information and Communication Technology (ICT) UNM, Rusli: Ada memang itu satu hari tidak bisa terakses karena servernya sedang penuh sehingga sedang dalam perbaikan tapi untuk sekarang itu sudah bisa. Cris Menx : Ass.... Kami minta tolong kepada Pimpinan Fakultas Ekonomi agar sampah di FE dekat parkiran kantin segera dibuang karna itu membawa penyakit dan menimbulkan bau busuk, ini sudah 4 bulan sampah tidak dibuang!!

Dekan Fakultas Ekonomi, Muhammad Azis : Kita akan segera menginstruksikan petugas kebersihan untuk menangani sampah tersebut. Akan diupayakan pengangkutan sampah dilakukan setiap Jumat.

Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan Anda ke:

Portal berita online teraktual seputar Universitas Negeri Makassar

www.profesi-unm.com

085397604318 /085299155632 LPM Profesi UNM

@profesi_online

profesi_unm@yahoo.com

Dapatkan informasi seputar kampus Universitas Negeri Makassar melalui channel Blackberry Messenger C0025ADF5 - Berita Profesi UNM

Pelindung: Arismunandar. Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, F 足 acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: 足F ebriawan Djalil, Sekretaris: Awal Hidayat, Bendahara: Mentari Jati Pratiwi, Divisi Penerbitan: Awal Hidayat (Plh. Pemimpin Redaksi), Divisi Online: Rachmad Wajo (Manajer Divisi Online), Divisi Penyiaran: Nurul Irsal Amalia (Station Manager), Divisi Penelitian dan Pengembangan: Rosni Armin (Kepala Divisi Litbang), Divisi Perusahaan: Mentari Jati Pratiwi (Pemimpin Perusahaan). Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Febriawan Djalil, Plh Pemimpin Redaksi: Awal Hidayat, Redaktur: Ita Andriani, Reporter: Nurul Irsal Amalia, Mentari Jati Pratiwi, Rosni Armin, Rachmad Wajo, St. Aminah, Endang Sri Wahyuni, Ahmad Ri'fan Muzaqi, Ratna, Nurlalela, Citra Jati Utami, Muh. Agung Eka, Resa Saputra, Tahrin, Nurul Charismawaty S, Noval Kurniawan Fotografer: Nurul Fildzah Zatalini Layouter/ Desainer Grafis: Fatimah Muffidah Azzahra; Manajer Sirkulasi dan Iklan: Fatimah Muffidah Azzahra Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 887964, 足e-mail: redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com

Tata Letak: Fatimah M

DESAIN SAMPUL: AMIRUL MUMININ

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Mozaik Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

SNAPSHOT

Pra Inaugurasi

3

PD III FBS Minta Tanpa Doktrin Negatif PEMBANTU Dekan Bidang Kemahasiwaan (PD III) Fakulta Bahasa dan Sastra (FBS) UNM, Abdul Halim minta pra inaugurasi tidak mengandung kekerasan dan doktrin negatif. Hal ini diungkapkan pada Pra Inaugurasi mahasiswa baru 2015 “Punisher” di Lapangan Basket FBS UNM, Kampus Parang Tambung, Jl Dg Tata Raya, Makassar, pekan lalu. Dosen Jurusan Bahasa Inggris ini meminta kepada aktivis dan peserta inaugurasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FBS untuk menjadi orang bertanggung jawab dan pekerja keras. "Orang-orang berorganisasi itu adalah orang yang dilatih bertanggung jawab dan pekerja keras, aktivis memang dilatih untuk bekerja keras," katanya.

Pra Inaugurasi ini adalah kegiatan pertama kali pasca LK FBS dibekukan sejak 2011 lalu. Presiden BEM FBS, Salman mengatakan kegiatan ini untuk menciptakan mahasiswa yang kompetitif. Agenda Pra Inaugurasi yakni indoor pada 18-21 April dan outdoor pada 22-24 April di Tanjung Bayang. Kegiatan ini akan dikonsep seperti Latihan Dasar Kepemimpinan dengan mengangkat tema "The Darkness Interlooper" serta diikuti 278 maba FBS. Salah satu peserta Pra Inaugurasi, Yayu mengatakan, pra inaugurasi dapat menyambung silaturrahmi dengan semua maba di FBS. Ia pun berharap dapat banyak belajar terkati ilmu organisasi dan mengelola lembaga mahasiswa. "Kita dapat ilmu tidak hanya ada di bangku perkuliahan,” katanya. (pr09)

Alumni Fisika Jadi "Einstein" Abad 21 SALAH satu alumni Jurusan Fisika UNM (eks IKIP Ujungpandang), Arizenjaya menciptakan rumus fisika sederhana menyamai rumus paten penemu tersohor sepanjang masa, Albert Einstein yang terkenal dengan Teori Relativitas, E=MC2. Ariz pun mempunyai karya besar yang telah dipatenkan, yakni temuan formula E=a(Z2). Ceritanya bermula ketika ia mengikuti mengikuti Prosiding Seminar Nasional Penelitian Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, 14 Mei 2011 silam di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Pada kesempatan itulah, ia menyumbangkan sebuah karya prosiding berjudul "Alat Ukur Perbedaan Energi Serap Benda Berwarna Dalam Pembelajaran Fisika". Prosiding ini merupakan hasil dari rumus energi "Instrumen Termodinamika Arizenjaya" miliknya. Semasa kuliah, tak ada yang begitu spesial dari sosok Arizenjaya. Ia bahkan mengakui dirinya berkuliah di IKIP Ujungpandang selama 7 tahun lamanya. "Kebetulan saya juga kuliah di universitas lain mengambil Jurusan Teknik Sipil, jadi waktu saya terbagi," akunya saat kuliah umum "Menjadi Guru Kreatif dan Inovatif" di Lt. 5, Aula Program Pascasarjana, Senin (25/4). Ariz tak menampik, dulunya ingin mendapatkan banyak hal saat menjadi ma-

hasiswa, ia memberi sebuah pengibaratan mengenai keinannya tersebut, "kuliah itu ibarat berkendara, kalau lambat pasti kita bisa perhatikan semua pohon-pohon atau tiang listrik di jalan, tapi kalau cepat pasti tidak bisa diperhatikan," tuturnya dengan nada candaan. Saat menjadi guru, Peraih Science Education Award oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 3 Februari 2000 silam ini menerapkan sebuah metode pembelajaran untuk guru Fisika, yakni "Novel Fisika". "Saya mengajarkan siswa dengan cara yang sedikit berbeda, meskipun agak sulit, tapi itu berhasil membuat siswa bisa suka Fisika, selain itu jika mereka bosan maka kita tempuh cara yang berbeda dengan menulis laporan ala menulis novel, " ujar Kepala SMAN 3 SMAN 1 Sumarorong, Sulbar ini. Ariz telah menerapkan metode ini sejak 10 tahun silam, saat ia masih mengajar sebagai Guru Fisika di SMAN 3 Sengkang. Jadi hingga saat ini, karya-karya "novel" siswanya sudah tidak bisa dihitung jari jumlahnya. "Wah, karya siswa saya sudah banyak, bayangin sudah 10 tahun saya pake metode seperti ini. Laporan dalam bentuk novel yang mereka bikin pun tebal-tebal, bisa sampai 200 lembar," tambahnya. (pr09/pr30)

FOTO: AGUNG-PROFESI

PERIKSA. Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sulselbar bersama tim saksi ahli dari bidang konstruksi bangunan memeriksa kondisi fisik bangunan laboratorium terpadu Fakultas Teknik UNM, kamis (21/4) terkait adanya dugaan korupsi. Semua anggaran senilai Rp40 miliar telah dicairkan. Namun hingga batas waktu yang ditentukan pembangunan laboratorium lima lantai ini belum rampung.

Sintalaras - UBK

Empat Hari Bersihkan Gunung Bawakaraeng

Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup Selaras (Sintalaras) UNM melakukan aksi bersih di Gunung Bawakaraeng selama empat hari, pekan lalu.

S

intalaras bekerja sama dengan aktivis UKM Malapati Universitas Bung Karno Jakarta. Kegiatan aksi bersih ini untuk memperingati Hari Bumi Sedunia, 22 April. Ketua Umum UKM Sintalaras UNM, Hamzah mengatakan, Gunung Bawakaraeng menjadi sasaran dalam aksi bersih karena banyak lingkungan mulai rusak oleh ulah pendaki nakal yang membuang sampah sembarangan. "Maraknya kerusakan-kerusakan lingkungan dan pencemaran akan sampah akibat para pendaki yang tidak bertanggung jawab," kata mahasiswa Fakultas Teknik ini, Sabtu, 23 April. Ia berharap pendaki memiliki kesadaran dalam menjaga kebersihan setelah aksi bersih

Agenda Aktivis Mapala se-Indonesia 3 Bersihkan Gunung Bawakaraeng, 14 - 17 April 2016 3 Bersihkan Gunung Semeru, 29 April - 1 Mei 2016

Sintalaras-UKM Malapati. "Kita ajarkan para pendaki tidak hanya sekadar menikmati keindahan gunung saja, tapi harus tahu bagaimana melestarikan lingkungan di Gunung Bawakaraeng," katanya. Sintalaras mengutus enam pengurus dalam melakukan aksi bersih antara Malapati dan Mapala se-kota Makassar. Koordinator Malapati di titik Gunung Bawakaraeng, Ahmad Bilal mengatakan banyak partispasi dari berbagai aktivis lingkungan karena UKM Sintalaras UNM mampu menjaling silaturahmi. "Kita cukup memiliki hubungan silaturahmi baik dengan berbagai mapala se-Indonesia khususnya UKM Sintalaras UNM.” katanya. (pr24)

Tak Terawat di Kota Beradat *Resa Saputra & Muhammad Agung Eka

FOTO: AGUNG-PROFESI

TERBENGKALAI. Mahasiswa sedang menengok plafon bocor­ di ruang microteaching UPP PGSD FIP Bone UNM.

Bangunan tua dengan cat yang mulai memudar, rumput yang tumbuh hingga selutut, dan pekarangan dipenuhi genangan, menjadi pemandangan sehari-hari bagi mahasiswa Unit Pelaksana Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (UPP PGSD) Bone, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) selama tiga tahun terakhir.

D

i kampus yang terletak Jln Jend Sudirman, Kota Watampone ini terdapat tiga buah gedung. Satu gedung berlantai dua yang dipakai sebStreaming: radioprofesi.com

agai ruang dosen dan pegawai, sementara dua gedung lainnya digunakan sebagai ruang kuliah, laboratorium, aula, dan terkadang menjadi musala.

Berstatus sebagai kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), namun kampus UPP PGSD Bone seolah tak mendapat perhatian dari birokrat kampus orange. Beberapa fasilitas dibiarkan terbengkalai. Pintu tanpa kunci, jendela tanpa kaca, papan tulis bolong, kursi rusak, dan plafon bocor sudah jadi pemandangan lazim di kampus ini. Minimnya fasilitas memadai di kampus Bone dikeluhkan oleh mahasiswa, salah satunya Dewi. Ia mengaku tak pernah merasa nyaman ketika sedang menjalani aktivitas di kampus yang terletak di pusat kota Watampone ini. “Kami kepanasan kalau kuliah, jangankan sebuah AC, kipas saja hanya jadi pajangan di sini,” keluhnya. Tak hanya itu, ia juga resah dengan kondisi sekitar kampus yang dianggap sangat mengganggu aktifitasnya selama menjalani perkuliahan. “Kalau kuliah, kami juga kadang terganggu dengan aroma menyengat, lihat saja itu di luar su-

dah seperti rawa,” katanya sambil menunjuk ke arah luar gedung yang memang sudah tergenang air. Area kampus Bone memang tak ubahnya seperti bangunan yang berdiri di tengah rawa. Air terus mengenang dan hampir tak pernah surut meski musim kemarau tiba. Banyaknya sampah yang berserakan juga menambah buruknya kondisi kampus tersebut. Seringkali banyak anak kecil yang bermain di rawa itu. Mahasiswa khawatir akan terjangkit penyakit seperti demam berdarah. Lain halnya dengan Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PGSD Bone, Ahmad Radinal Darwis. Ia mengeluhkan tak adanya fasilitas yang dapat mendukung kegiatan kemahasiswaan. Ia pun mempertanyakan janji birokrasi untuk memperbaiki fasilitas kampus di kota beradat itu. “Tidak ada komitmen dari birokrasi untuk memperbaiki fasilitas kampus, bangunan yang dua

tingkat direncanakan untuk ruang administrasi dan kelas sudah tiga tahun pembangunannya belum rampung," pungkasnya. Menanggapi keluhan mahasiswa UPP PGSD Bone, Pembantu Dekan Bidang Umum dan Kepegawaian (PD II) FIP UNM Muslimin, tak menampik jika pembangunan kampus PGSD Bone memang belum semuanya rampung, termasuk kantor dan ruang microteaching. Alasannya, dana yang tak cukup. Muslimin berdalih selama ini dana yang digunakan di kampus PGSD Bone berasal dari PMBP atau dana mahasiswa, ditambah lagi UNM menerapkan skala prioritas dalam pembangunannya hingga beberapa fakultas memperoleh dana yang minim, termasuk UPP PGSD Bone. “Dana adalah salah satu faktor yang menyebabkan pembangunan beberapa gedung di Bone tersendat, ada yang dikasih tapi tidak langsung semuanya, sistemnya bertahap,” ujarnya. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


4

Reportase Utama

Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

WISUDA. Suasana Wisuda alumni UNM dari beberapa Fakultas di Menara Pinisi 12 Agustus 2015. Beberapa program studi masih membudayakan membawa tentengan dan amplop untuk panitia ujian akhir atau skripsi. Padahal, dalam aturan akademik dan kemahasiswaan UNM, tidak terdapat aturan tertulis bagi mahasiswa yang akan mengikuti ujian skripsi diwajibkan untuk membawa tentengan dan amplop.

SETOP PUNGUTAN AKHIR KULIAH

Parcel atau di kalangan mahasiswa dinamai tentengan kini seoalah menjadi hal wajib tiap kali seorang mahasiswa menjalani ujian untuk merengkuh sarjana. Meski tak ada aturan tertulis, namun budaya turun temurun tak bisa menghentikan praktik gratifikasi ini. Bak gayung bersambut, sang dosen pun dengan senang hati menerima pemberian “terlarang” ini.

M

alam itu, Syamsul Bahri, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) tengah mondar-mandir di salah satu swalayan sekitaran Gunung Sari. Ia ditemani oleh seorang teman perempuannya. Mereka tengah sibuk memilah minuman serta camilan. Kedatangannya di pusat perbenjaan malam itu karena ia akan melakukan ujian proposal keesokan harinya. Ia berencana memberikan bingkisan kepada pembimbing dan pengujinya. “Saya mau beli ini untuk ujian proposal besok,” katanya sambil memperlihatkan makanan yang ada di trolinya. Mahasiswa angkatan 2010 ini pun tak tanggung-tanggung harus merogoh kocek tak kurang dari Rp500 ribu demi menyediakan tentengan untuk sang dosen. Praktik serupa juga dialami oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan IPS, Masri Isri. Ia mengatakan, biaya tentengan bahkan bisa mencapai lebih dari Rp500 ribu setiap ujiannya. Padahal, itu belum termasuk makan siang dan cemilan yang disediakan terpisah di meja penguji. “Sekitar 100 ribu per paketnya, dan ada sekitar empat sampai lima penguji harus kita siapkan tentengan,” ungkapnya. Parcel atau yang di kalangan mahasiswa populer disebut tentengan ini memang sudah jadi budaya bagi mahasiswa yang akan Urai data, ungkap fakta, saji berita

menyelesaikan kuliahnya. Tentengan seolah sudah jadi hal wajib yang harus hadir “mendampingi” mahasiswa yang menjalani ujian. Padahal dalam aturan universitas, tak ada satupun aturan yang menyebutkan mahasiswa harus membawa barang atau apapun itu bentuknya saat akan mengikuti ujian akhir atau ujian skripsi, karena hal ini bisa disebut sebagai gratifikasi. Tentengan kepada dosen yang dianggap sebagai gratifikasi pun pernah diutarakan oleh salah satu Pimpinan KPK Johan Budi, yang kini menjabat sebagai Juru Bicara Kepresidenan. "Rektor, dosen itukan termasuk penyelenggara negara. Jadi menerima hadiah apapun itu dilarang, termasuk dari mahasiswa," kata Johan Budi dikutip dari media online. Dalam Undang-undang Pasal 12B ayat (1) UU No.31/1999 Jo No.20/ 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, berbunyi setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya. Ancamannya pun tak main-main, pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar menanti orang yang mencoba melanggar pasal tersebut. Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD I) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Muharram berpendapat lain. Ia mengatakan, pemberian amplop dan tentengan merupakan hal lumrah dari mahasiswa ke penguji maupun pembimbing. "Tidak apa-apa sepanjang itu bukan paksaan dan tidak mempengaruhi kelulusan,” kata Guru Besar Kimia Organik ini. Ia juga mengatakan, hal tersebut sudah turun temurun dan sudah menjadi kebiasaan. "Ini sudah membudaya, kan tidak enak kalau ada yang kasih terus ditolak.Mubazzir nantinya," dalihnya. Menanggapi tentengan yang membudaya saat ujian, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa

(BEM) Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Akbar merasa kecewa dengan adanya permasalahan tersebut. Ia mengaku tak ada penanganan secara serius dari birokrasi. “Budaya tersebut tak pernah hilang dan masih banyak oknum yang ingin mengambil keuntungan,” analisisnya Ia pun telah melakukan diskusi publik bersama dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sejarah. Pihaknya kini tengah melakukan pengawalan mengenai masalah itu. “Kita telah melakukan kesepakatan dengan HMJ Sejarah dan membuat surat edaran larangan membawa tentengan,” katanya. Namun, surat edaran yang dipelopori oleh BEM FIS pupus dalam hitungan mingguan. Pasalnya, birokrasi kemudian mengeluarkan kebijakan pembatasan ujian berlaku bagi dua mahasiswa per minggunya. “Karena kebijakan itu, sejumlah mahasiswa harus kembali ke tradisi sebelumnya agar bisa segera ikut ujian,” jelasnya. Amplop Permulus Ujian Skripsi Belum cukup dengan tentengan, sejumlah mahasiswa juga dibebankan memberi amplop berisi sejumlah uang bagi dosen pembimbing dan penguji saat ujian. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Yasin misalnya. Ia menceritakan, saat ingin melaksanakan ujian akhinya, dirinya harus sibuk mencari uang untuk mempersiapkan kebutuhannya saat ujian nantinya. “Kita sediakan amplop kalau mau ujian untuk penguji dan pembimbing,” ujarnya. Ia mengakui, pemberian berupa amplop kepada penguji dan pembimbing akan mempermudah saat ujian skripsi. “Jika tidak dikasih, kita akan dipersulit nantinya dan bisa diberi banyak pertanyaan saat ujian,”ungkapnya. Ia mengatakan,sejumlah temannya dipersulit saat ujian lantaran tak memberikan amplop dan tentengan kepada dosen pengujinya. “Kalau yang banyak bawa parcel dan lengkap amplopnya bakalan dipemudah nanti dan cepat ujiannya,” ujarnya. Tak hanya itu, Eks Ketua Himpunan Program Studi IPS, Masri Isri juga mengalami

hal serupa. Bahkan, nominal isi amplop telah dipatok sebelumnya untuk dosen. “Kalau proposal sediakan Rp50 ribu, untuk hasil Rp75 ribu, dan ujian meja Rp100 ribu per dosennya. Kalau tidak sesuai, dosen bisa sampai komplain,” tuturnya. Penyediaan amplop untuk ujian juga terjadi di kampus Tidung. Salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Andi membenarkan hal tersebut. Mahasiswa angkatan 2012 ini baru saja lulus ujian proposal. Saat ujian, ia membayar Rp100 ribu untuk lima dosen yang hadir. “Itu kalau hari biasa Rp100 ribu, kalau kayak sabtu minggu bisa sampai Rp150 ribu atau Rp200 ribu,” ungkapnya. Ia berpendapat, hal itu memang bukanlah kewajiban, hanya saja sudah membudaya di kalangan mahasiswa. “Tidak disuruh memang, tapi tidak enak juga karena sudah budayanya seperti itu,” ujarnya. Keluhan Andi dibantah oleh PD I FIP Abdul Saman, ia mengaku tak tahu menahu soal masih adanya mahasiswa yang membawa amplop saat ujian. Katanya, pihak fakultas telah melakukan pelarangan bagi mahasiswa. “Sudah ada larangan mahasiswa untuk tidak membawa tentengan kalau mau ujian,” terangnya. Ia meminta pada mahasiswa agar segera melapor jika terdapat dosen ataupun pegawai di fakultasnya yang meminta amplop. “Tunjukan buktinya, dan saya akan menindaknya nanti,” janjinya. (*)

SUDUT + Setop Pungutan Akhir Kuliah - Jangan dioptimalisasi! + Akreditasi Tanpa Optimalisasi - Pecat tim persiapan akreditasinya? + Dipecat Karena Selingkuh - Setop Tipu-tipu

Streaming: radioprofesi.com


Reportase Utama Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

5

www.profesi-unm.com

Nuansa Akademis Terdegradasi

Diskusi hangat antara penguji dan pembimbing terjadi saat ujian. Mahasiswa kukuh dengan argumen menyanggahi tanggapan penguji. Idealnya, iklim akademik di ruang ujian seperti itu.

N

amun, adanya tentengan serta amplop dinilai mendorong degradasi nuansa akademis saat ujian. Hal ini disebabkan munculnya halhal yang tak berkaitan dengan kepentingan ujian di bidang akademik. Selain itu, mahasiswa jadi tidak fokus ujian karena harus memikirkan tentengannya. Hal demikian dialami oleh salah satu Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Yasin. Ia menilai, pengurusan hal-hal di luar nuan-

sa akademik berimbas pada kesiapan akademik mahasiswa yang hendak ujian. “Kita urus parcel dulu, padahal kita juga harus belajar untuk ujian,” jelasnya. Ia pun menceritakan, mahasiswa kerap mengurungkan diri mendaftar ujian karena biaya pengurusan tentengan dan segala tetek bengeknya belum cukup. “Sering sudah selesai semua urusan di Prodi misalnya berkas-berkasnya untuk ujian. Tapi belum berani maju untuk ujian, karena biayanya belum mencukupi,” keluhnya Tak hanya itu, salah satu mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) yang baru saja mengikuti ujian skripsi juga mengaku, dirinya memberikan amplop kepada masing-masing pembimbing dan pengujinya sebesar Rp100 ribu. “Saya isikan sebanyak Rp100 ribu di setiap amplop, mulus uji-

anku dan tidak banyak pertanyaan penguji,” terangnya. Hal itu semakin memperkuat menurunnya nilai-nilai akademis dalam ujian. Amplop menjadi pelicin agar ujian bebas hambatan. Menanggapi tentengan dan amplop saat ujian, Dekan FE,

Muhammad Aziz tak menampik banyaknya mahasiswa yang masih membawa amplop maupun tentengan. “Saat ujian hasil banyak mahasiswa FE yang masih membawa tentengan dan amplop,” akunya Ia pun berujar, dirinya telah berulang kali melarang, kendati sekadar teguran lisan. “Selalu dilarang untuk tidak membawanya. Sejak ada UKT, kita larang mahasiswa untuk bawa seperti itu," jelasnya. Sementara itu, Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD I) Fakultas Seni dan Desain, Sukarman mengatakan, tradisi tentengan memang mengurangi nuansa akademik. "Hal itu kurang baik dibudayakan karena rasanya nuansa akademiknya kurang,’ akunya. Eks Staf Ahli Pembantu Rektor bidang Akademik ini be-

ranggapan, mahasiswa yang membawa tentengan itu adalah mahasiswa yang mapan dan akhirnya dilakukan pula oleh mahasiswa lain karena merasa tidak enak. “Di FSD sendiri hal itu tidak diberlakukan, hanya saja sudah membudaya dan tidak ada yang mencegah, jadi semuanya seolah-olah sudah menjadi kebiasaan," katanya. Guru Besar Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Muhammad Arifin Mahmud juga menolak adanya kebiaaan buruk membawa tentengan dan amplop. "Tidak boleh seperti itu," ujarnya. Alumni Univeritas Michigan, Amerika Serikat ini menilai, tradisi tersebut jelas mendegradasi nuansa akademis. "Jadi jelas dilarang budaya tentengan dan amplop di ruang ujian," tegasnya. (*)

Tak Tegas Hilangkan Kebiasaan Buruk SEJUMLAH teguran lisan berulang kali telah dilayangkan oleh mulut petinggi kampus agar tak membawa tentengan maupun amplop saat ujian. Namun teguran hanya sebatas teguran. Tak banyak mempengaruhi kenyataan di lapangan. Hingga kini, tentengan dan amplop masih kerap ditemui di ruangruang ujian. Misalnya, di Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Ekonomi (FE), dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).. Pengeluaran surat edaran dinilai menjadi langkah solutif yang amat diperlukan dalam memutus mata rantai tradisi membawa tentengan dan amplop pada saat ujian

Streaming: radioprofesi.com

proposal maupun skripsi. Eks Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Zulkifli menyayangkan tak ada tindakan tegas dari pihak birokrasi. Ia menilai, dengan hanya memberikan teguran lisan tanpa ada ketegasan sama saja dikali nol. “Kalau teguran lisan hampir tidak punya dampak, tidak ada ketegasan,” kritiknya. Sementara itu, Pembantu Dekan bidang Akademik (PD I) FIS, Firman Umar tak mau repot mengenai adanya tentengan saat ujian akhir. Menurutnya, hal itu bergantung dari mahasiswa sendiri. “Terserah dari mahasiswanya kalau bawa kita terima,” ujarnya.

Firman mengaku telah menyampaikan pada masing-masing prodi agar tak mewajibkan tentengan saat ujian. “Yang penting sudah dilarang untuk bawa tentengan,” kilahnya. Surat edaran untuk mengatur pelarangan tentengan tersebut pun dinilai tak perlu oleh Firman. “Siapa tahu ada mahasiswa yang mau bawa sendiri tentengan, kita kan tidak berhak larang juga,” bebernya. Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Sofyan Salam mengaku jika dirinya tidak tahu menahu persoalan tentengan dan amplop yang sudah membudaya dikalangan mahasiswa akhir. "Saya tidak tahu

tentang hal itu,” jawabnya singkat saat diwawancarai oleh reporter Profesi via telepon. Guru Besar Fakultas Seni dan Desain ini juga mengaku tak pernah mendengar adanya kebijakan larangan tentengan saat ujian. "Sepengetahuan saya surat edaran mengenai pelarangan tentengan itu tidak ada," tutupnya. (*) Tim Reportase Utama: Koordinator: Fatimah Muffidah Anggota : Muh. Agung Eka, Ratna, Ahmad Rif'an Muzaqi, Nurul Irsal Amalia

Urai data, ungkap fakta, saji berita


6

Inovasi Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Bakhrani Rauf

a k

s

P

em

ip i

l Ja

Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM), Bakhrani Rauf berhasil membuat mesin pemipil jagung dari barangbarang bekas bersama dosen Jurusan Teknik Mesin, Suardi. Mesin pemipil adalah mesin yang berfungsi merontokkan jagung kering dari bongkolnya. Bakhrani mengatakan, mesin hasil

g u n g d a ri B a

buatannya sebagian besar menggunakan bahan bekas. Di antaranya, rangka utama alat menggunakan plat besi baja, tabung pemipil memanfaatkan potongan pipa besi baja yang dibelah dua, tungkai pisau pemipil jagung yang berada didalam tabung pipa besi baja yang digerakkan oleh motor penggerak. Kemudian, corong untuk memasukkan jagung tongkol pada bagian atas menggunakan plat drum bekas, dan corong untuk tempat keluar biji jagung dari samping menggunakan plat drum bekas. “Saya menggunakan barang bekas disetiap bagiannya, untuk

g n ra

lebih menghemat ongkos pembuatan, namun tetap dengan hasil yang sempurna” tuturnya. Dosen dari Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan ini menjelaskan proses pengoperasian mesin pemipil jagung ini cukup sederhana, yaitu dengan memasukkan jagung tongkol pada mulut corong bagian atas dan diproses serta dipipil pada bagian dalam tabung, dan jagung yang sudah terpipil keluar pada corong pada bagian samping. Setelah keluar biji jagung maka tertinggallah tongkol jagung tersebut pada tabung pipa, dan apabila tabung sudah penuh tongkol jagung terdorong dengan sendirinya

e B

dan keluar melalui ujung pipa tabung tersebut. “Jagung yang dipipil dalam 1 karung sekitar 100 biji jagung tongkol dan menghasilkan sekitar 30 kg jagung pipil/karung. Kapasitas mesin pemipil jagung yang dirancang ini dapat memipil jagung 900 - 1000 kg/jam”, jelasnya. Lebih Lanjut, pria asal Soppeng ini berujar, alat ini telah digunakan di Kabupaten Gowa dan Kabupaten Soppeng melalui pengabdian kepada masyarakat Universitas Negeri Makassar tahun 2015. “Pada tahun 2015 lalu, saya telah mencoba menggunakan alat ini di Gowa dan Soppeng sebagai

Mesin Pemimpil Jagung

pengabdian masyarakat disana, dan sebagian yang telah menggunakannya cukup membantu dan mempercepat proses kerja masyarakat”, ungkapnya. Hal tersebut sesuai dengan harapan Bakhrani dalam pembuatan mesin pemipil jagung agar mampu lebih meningkatkan produktivitas petani jagung. “Jagung merupakan salah satu hasil pertanian yang menjanjikan, namun karena kurangnya penanganan pasca panen menyebabkan kerusakan dan kekurangan hasil secara kuantitatif serta peningkatan nilai jualan oleh masyarakat,” bebernya. (pr22)

Kreasi Bunga Kertas Untuk Perayaan Wisuda BUNGA-bungaan memang objek elok yang dapat dikreasikan sedemikian rupa. Berbekal kertas, bunga-bungaan itu dapat makin memeriahkan riuh sejumlah perayaan. Perayaan wisuda, misalnya. Merayakan wisuda maupun kelulusan ujian dengan bunga memang sedang diminati oleh sejumlah mahasiswa. Hal itu membuat Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Nur Bani memanfaatkan peluang tersebut. Ia muncul sebagai pengusaha bunga. Berbeda dengan yang lain, bunga yang ia jual ialah bunga-bungaan dari kertas. Bunga dari kertas atau dalam bahasa inggris disebut paper flower memang bukanlah lagi barang baru. Tapi, untuk di daerah Makassar masih jarang ditemukan

Urai data, ungkap fakta, saji berita

produk sejenis Nur Bani ini. Bersama rekannya yang lain, Nur Bani menyulap kertas karton dan kertas kraft menjadi bunga yang indah. Kertas kraft adalah kertas yang umumnya berwarna cokelat, kuat, dan halus dari hasil proses kraft bubur kayu. “Bahan dasar bunga yang kita bikin dari kertas karton, dan kertas kraft” terang mahasiswa angkatan 2013 tersebut. Dalam pembuatan paper flower tersebut, tak banyak bahan dan alat yang sulit yang dibutuhkan. Hanya bermodalkan kertas, gunting, lem, dan beberapa alat penunjang lain, serta tak lupa pula ditambah dengan modal ide kreatif. Dengannya, jadilah kertas yang awalnya dijadikan benda untuk tulis-menulis menjadi rangkaian bunga yang indah. Nur Bani bercerita, awalnya paper flower hanya dijadikan untuk mengisi waktu libur semester. Namun, lambat laun sejak Februari lalu menjadi usaha yang menjanjikan. “Awalnya kita bikin paper flower hanya untuk mengisi waktu libur. Namun melihat banyak permintaan dari teman, akhirnya kita sudah mulai serius untuk menjalankan usaha ini,” tutur maha-

BUNGA. Salah satu kreasi bunga kertas handmade Nur Bani.

siswa yang akrab dipanggil Bani ini. Ia juga menambahkan, peminat paper flower bisa dikatakan banyak, itu terlihat dari banyaknya pemesan bunga tersebut. Tambahnya lagi, paper flower miliknya memiliki perbedaan motif dengan kreasi lain. “Paper flower kita kalau dilihat

sekilas memiliki kesamaan dengan yang lain. Namun kualitas bunga yang kita bikin pastinya lebih bagus, ditambah lagi motif dan warna yang beragam serta waktu pembuatannya yang sedikit lebih cepat dibandingkan yang lain,” tambahnya. Saat ini Nurbani tengah gencar-gencarnya mempromosikan

produknya, baik melalui promosi lewat perbincangan, hingga promosi di media sosial seperti Instagram. Ia menambahkan pula, produknya sudah mulai dilirik oleh masyarakat luas. “Tidak cuma di Makassar, pemesan paper flower dari luar kota Makassar juga ada,” akunya. (pr09) Streaming: radioprofesi.com


7

Info Akademik Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

AGENDASIANA

www.profesi-unm.com

Kuota UNM Berkurang 817 Kursi

SBMPTN 2016

Bahas MEA, PGSD Gelar Seminar Pendidikan Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal menggelar seminar nasional dengan mengusung tema "Posisi Kurikulum dalam Menghadapi MEA". Kegiatan ini akan diselenggarakan di Ruang Teater lantai 3 Gedung Pinisi, Minggu (1/5). Kegiatan yang dibuka untuk umum ini akan menghadirkan Pembantu Rektor Bidang Akademik, Sofyan Salam dan Ketua Himpunan Asosiasi Dosen PGSD Indonesia, Suryanti sebagai pemateri. (pr26) Peringati Hardiknas Lewat Seminar Otak Kanan Dalam rangka Hari Pendidikan Nasioanal, Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Sasatra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM), bekerjasama dengan penerbit Erlangga akan mengadakan seminar pendidikan nasional dan bedah buku dengan mengusung tema "Belajar dengan Otak Kanan". Kegiatan ini akan digelar di Aula lantai 5 Gedung Pasca Sarjana UNM, 3 Mei mendatang. Dalam kegiatan ini menghadirkan Aris Setyawan (Penulis buku Belajar dengan otak kanan dan Motivator Character Building National) sebagai pemateri. Registrasi dapat dilakukan di Kantor CLS lantai 2 Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Sastra UNM Parangtambung. (pr26) Terkam FSD Siap Pentas Rayakan Harlah ke-35 Biro Kemahasiswaan Teater Kampus (Terkam) Fakultas Seni dan Desain (FSD) UNM bakal menggelar Multicultural Art Performance di Baruga Colli Pujie FSD, Minggu (1/5) mendatang. Pementasan seni itu akan menampilkan teater, musik, tari, sastra, hingga pameran. Pentas dilakukan sebagai puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) Terkam FSD ke-35. Tema Harlah tahun ini ialah "Disini Kita Bertemu dalam Karya". (pr10) 8 Tokoh Nasional Akan Menjadi Pembicara di Seminar APROBSI Musyawarah Nasional III dan Seminar Nasional Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (APROBSI) direncanakan akan menghadirkan pembicara dan narasumber yang kualifikasi nasional dan beberapa pemangku jabatan. Kegiatan ini rencananya akan digelar di Makassar Golden Hotel pada 29-30 April mendatang. Di antaranya Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (MenristekDikti), Prof. H. Mohammad Nasir, Ph. D. Ak. selaku Pembicara Utama. Selain itu, Prof. Dr. Mansyur Ramly, M. A.(Ketua BAN PT), dan Prof. Intan Ahmad, Ph. D.(Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Ristek), Kegiatan seminar ini mengusung tema "Memperkukuh peran APROBSI dalam Mewujudkan Kemitraan dan Pemberdayaan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang Mandiri". (pr10)

Streaming: radioprofesi.com

S

etelah berakhirnya masa pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN), jalur selanjutnya ialah Seleksi Bersama Masuk Perguruan

Tinggi Negeri (SBMPTN). Pendaftaran SBMPTN 2016 dibuka mulai 25 April hingga 20 Mei mendatang. Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini Universitas Negeri Makassar (UNM) hanya menerima 1.319 mahasiswa baru jalur SBMPTN. Berkurang 817 kursi, pada tahun sebelumnya, UNM menerima sebanyak 2.136 mahasiswa pada jalur yang sama. Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) UNM, Sofyan Salam membeberkan, pengurangan kuota dilakukan

untuk mengefesienkan aktivitas belajar. “Panitia Penerima Maba mengurangi kuota sebanyak 817 orang pada tahun ini karena aktivitas belajar mengajar di kelas kurang efektif kalau terlalu banyak mahasiswa di dalamnya,” jelasnya. Guru Besar Fakultas Seni dan Desain ini pun memprediksi tahun selanjutnya akan diberlakukan tindakan serupa. “Tak menutup kemungkinan kita akan kurangi kembali tahun depan jika masih terjadi banyak kendala,” ujarnya. Sementara itu, pengurangan kuota disayangkan oleh salah

satu calon maba 2016, Riskawati. Siswa SMA 1 Maros itu menilai tindakan tersebut memperkecil peluang untuk menimba ilmu di bangku kuliah. “Kalau dikurangi. kesempatan kita untuk kuliah di universitas negeri akan semakin kecil,” tuturnya. Ia mengharapkan, pihak universitas ke depannya dapat berlaku adil dalam mengambil keputusan. “Kalau sedikit yang diterima, semoga sedikit juga pembayaran,” harap siswa yang berencana mendaftar di Jurusan Matematika UNM ini. (aan)

Agustus, UNM-UM Bertukar Mahasiswa FAKULTAS Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) saat ini tengah menjalin kerjasama dengan Universitas Negeri Malang. Kerjasama ini dilakukan dalam hal pertukaran mahasiswa yang akan diberlakukan pada bulan Agustus mendatang. Pembantu Dekan Bidang Kerjasama FMIPA, Suwardi Anas mengatakan, UNM saat

ini menjalin kerjasama dengan Universitas Negeri Malang. “Untuk pertama kalinya kita akan adakan pertukaran mahasiswa pada bulan Agustus nanti,” katanya. Bahkan saat ini, kerjasama itu telah dibuktikan dengan penandatanganan MoU. “Penandatanganan kerjasama telah dilakukan,” tambahnya. Tak hanya itu, untuk kuota sendiri dibatasi. Tergantung

dari keputusan. “Kuota masih dibicarakan dan belum ada keputusan,” jelas dosen Statistika ini. Untuk mekanisme kerjasama yang saat ini dirancang yakni mahaisswa UNM akan bertukar dengan mahasiswa UM. “Mahasiswa UNM utus beberapa mahsiswa yang nanatinya menjalanin proses belanjar mengajar yang ada di UM begitupun sebaliknya,” tu-

turnya. Menanggapi hal itu, mahasiswa Pendidikan Fisika, Agung Eka Din Hidayat mengaku sangat antusias dengan adanya program pertukaran mahasiswa ini. “Ini adalah kesempatan, sehingga kita tak hanya memiliki pengalaman di kampus sendiri tetapi juga di kampus orang lain. Apalagi di luar Sulawesi,” harap mahasiswa angkatan 2013 ini. (aan)

P3G UNM Akan Ubah Alur SM3T dan PPG BERBAGAI upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidik di Indonesia. Selain sertifikasi guru, Pendidikan Profesi Guru (PPG) juga menjadi syarat wajib lain yang harus dipenuhi guru untuk menjadi pendidik profesional. Tak terkecuali, PPG melalui Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Universitas Negeri Makassar (LPTK UNM) akan mengubah alur pendaftarannya. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas output dan lebih menyeleksi pendaftar. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Program Pengembangan Profesi Guru (P3G), Abdullah Pandang. Aturan baru tersebut akan mulai diberlakukan pada 2017 mendatang. “Masih dalam proses dan nanti tahun depanlah akan diberlakukan,” ungkapnya saat dihubungi via telepon. PPG pada awalnya dilaku-

kan sebelum melaksanakan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) dan nantinya akan diubah menjadi PPG yang berperan sebagai pratik tugas. “Banyak yang akan diubah nantinya mulai dari jumlah kuota yang semakin dibatasi sampai pola pendaftaran yang semakin ketat,” jelasnya Lebih lanjut, ia menjelaskan peran Sarjana Mendidik di daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (SM3T) nantinya hanya sebagai proses akhir. “SM3T akan dilakukan saat penyelesaian studi PPG, sehingga peserta memiliki kualitas dan kemampuan mengajar yang lebih baik,” tuturnya. Sejauh ini, Abdullah Pandang telah memperoleh lampu hijau dari pusat. “Saat ini sedang dalam pengurusan, bahkan sudah mendapat persetujuan dari pusat sehingga saya hanya merampungkan dan siap direal-

FOTO: P3G UNM

REKTOR Universitas Negeri Makassar, Arismunandar membagikan Netbook kepada masing-masing kordinator peserta SM3T pada pelepasan peserta SM3T. Untuk 2017 mendatang, alur SM3T dan PPG akan diubah.

isasikan tahun depan,” tambah Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan ini. Sementara itu, mahasiswa Pendidikan Matematika, Fita Paramitha Husain berharap agar perubahan alur PPG

nantinya memberikan dampak positif bagi profesi keguruan. “Mudah-mudahan dengan berubahnya alur bisa memperbaiki lagi proses mencapai gelar guru profesional,” harapnya. (aan)

Pendaftaran KKN PPM Dibuka Hingga Akhir April

KULIAH Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Negeri Makassar (UNM) dibuka hingga April mendatang. Pendaftaran dapat dilakukan hingga 29 April di Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM), lantai 3 Gedung Pinisi. Kepala LPM, Mulyadi mengatakan, ada syarat tertentu yang harus dipenuhi mahasiswa

untuk menjadi peserta dalam KKN-PPM. “Mahasiswa yang ingin mendaftar KKN-PPM telah melulusi sebanyak 110 SKS dan terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada semester genap TA 2015/2016,” katanya saat ditemui di ruangannya. Lebih lanjut ia mengungkapkan, tahun ini peningkatan kuota dilakukan melihat minat mahasiswa sangat besar pada KKN-PPM ini. “Tahun

lalu hanya 3 tema paper yang disediakan tapi tahun ini meningkat menjadi 17 tema paper dengan kuota masing-masing 30 mahasiswa,” tambahnya. Guru Besar Fakultas Teknik menambahkan, jika belum memenuhi kuota 510 maka pendaftaran akan diperpanjang. “Setiap tema paper memiliki kuota masing-masing, tetapi jika belum mmenuhi maka kita buka kembali

pendaftraan hingga beberapa hari,” lanjutnya. Begitupun dengan dosen pembimbing, Rakib mengatakan biaya KKN-PPM tidak dipungut biaya bagi mahasiswa UKT. “Bagi mahasiswa non UKT harus membayar biaya pelaksanaan KKN yang kemudian bukti pembayarannya diserahkan ke panitia,” kata dosen Fakultas Ekonomi ini.(aan)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


8

Reportase Khusus

Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Akreditasi Tanpa Optimalisasi Data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) akreditasi Universitas Negeri Makassar (UNM) masih bercokol di peringkat B. Maret 2017 mendatang, SK akreditasi institusi akan segera kedaluwarsa. Namun, optimalisasi standar akreditasi pada masing-masing prodi belum begitu muncul ke permukaan.

L

ima puluh empat tahun sudah Universitas Negeri Makassar (sebelumnya IKIP Ujung Pandang) berdiri sebagai salah satu kampus mentereng di Kota Daeng. Dapat dilihat dari setiap tahunnya, peminat kampus orange ini selalu meroket. Tahun 2015, pendaftar di UNM bertambah sebanyak 4.557 orang dari tahun sebelumnya. Sayangnya, peningkatan kuantitas mahasiswa tak seiring dengan kualitas pendidikan. Peringkat UNM pun menurut data dari BAN PT mentok di peringkat B. Dengan peringkat itu, UNM masih sekasta dengan beberapa perguruan tinggi swasta macam UMI, serta Unismuh di Makassar. Padahal bagi perguruan tinggi, hasil akreditasi menjadi pengakuan bahwa suatu institusi atau program studi telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, sehingga layak untuk menyelenggarakan programprogramnya. Selaras dengan universitasnya, jurusan dan program studi (Prodi) di UNM pun hingga saat ini masih ada yang akreditasinya tidak sesuai dengan harapan. Ada yang membanggakan dengan memperoleh akreditasi A, namun tak sedikit yang masih harus berkutat dengan predikat C, bahkan beberapa di antaranya tak memiliki akreditasi.

“Mengenai peningkatan akreditasi, kita serahkan itu ke ketua prodinya, bagaimana mereka dalam menindaklanjuti akreditasi prodi masingmasing, setelah buntu di fakultas barulah diserahkan ke universitas” PEMBANTU REKTOR BID. AKADEMIK SOFYAN SALAM

Pendidikan Geografi misalnya. prodi yang bernaung di bawah Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini sebelumnya terakreditasi A. Namun setelah divisitasi oleh tim independen BAN PT, akreditasinya menurun ke B pada Februari lalu.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Ketika dikonfirmasi, Ketua Prodi Pendidikan Geografi, Ibrahim mengaku turunnya akreditasi prodi Pendidikan Geografi karena permasalahan administrasi yang terdata pada borang yang dikirim. Tak ha-nya itu, tak ada peningkatan fasiltas penunjang belajar yang bisa dinilai oleh tim BAN PT. “Yah, memang untuk akreditasi itu kita mengalami penurunan karena memang masih banyak yang kurang dan perlu dibenahi,” akunya. Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD I) FMIPA, Muharram pun membenarkan terkait akreditasi yang terjadi pada Prodi Pendidikan Geografi. Menurutnya, terdapat kesalahan data yang dimasukkan oleh tim penyunting borang. “Terkait penurunan akreditasi yang menimpa Pendidikan Geografi itu terdapat beberapa kesalahan penginputan sehingga terjadi seperti itu,” ungkapnya. Lebih lanjut, Muharram berharap agar ke depannya Pendidikan Geografi dapat lebih teliti dalam penginputan datanya. “Karena sudah seperti itu, jadi saya hanya meminta kepada tim dari Prodi Pendidikan Geografi bisa lebih teliti dalam menginput data, sehingga ke depannya akreditasi A yang dulu dicapai bisa didapatkan kembali,” harapnya Ketua Unit Pelaksana Teknis Pusat Penjaminan Mutu UNM, Fakhri Kahar menilai masalah akreditasi di UNM disebabkan komitmen pimpinan fakultas masih rendah dalam peningkatan akreditasi prodi. Menurutnya, pencapaian pe-ringkat akreditasi tidak sebatas pada saat visitasi saja, tetapi berkelan-jutan. “Pemimpin fakultas tetap perhatian pada hal itu tapi belum optimal. Akreditasi bukan sekadar pekerjaan sesaat. Jangan setelah visitasi, keluar sertifikat akreditasi, sudah. Nanti mau bekerja kalau enam bulan mau kedaluwarsa,” bebernya. Guru Besar Administrasi Publik itu menambahkan, prodi perlu memikirkan cara untuk tidak mentok pada akreditasi yang telah diterima sebelumnya, apalagi sampai menurun. “Kalau sudah dapat akre-

ditasi A, jangan berhenti di situ. Terus tingkatkan kualitas untuk dapat akreditasi standar ASEAN, bahkan sampai internasional,” jelasnya. Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Sofyan Salam menuturkan, pihak prodi tetaplah memegang porsi tertinggi terhadap perbaikan akreditasi. “Mengenai peningkatan akreditasi, kita serahkan itu ke ketua prodinya, bagaimana mereka dalam menindaklanjuti akreditasi prodi masing-masing, setelah buntu di fakultas barulah diserahkan ke universitas” ujarnya. Ia mengatakan, upaya peningkatan akreditasi terhadap program studi yang ada di UNM selalu dilakukan. Hanya saja, berbagai tahapan yang rumit harus dilalui oleh prodi masingmasing demi peningkatan akreditasinya. (*) Masih Menyisakan Akreditasi C Menurut data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), April ini sebagian besar prodi di UNM masih berstatus B. Dari total 80 prodi, 61 di antaranya berakreditasi B. Bahkan, masih terdapat Sembilan prodi yang berkutat dengan akreditasi C. Salah satu prodi berakreditasi C ialah Psikologi. Meski telah berumur 10 tahun, gelar akreditasi C nampaknya masih betah untuk prodi ini. Tak tanggung-tanggung BAN-PT telah melakukan kunjungan ke fakultas tersebut sebanyak dua kali. Pembantu Dekan Bidang Adminitrasi Umum dan Keuangan (PD II) Fakultas Psikologi (FPsi), Widyastuti mengakui prodi Psikologi masih terakreditasi C dari dua kali usaha yang dilakukan. Ia berdalih, nilai rendah tersebut disebabkan karena penilai memiliki standar penilaian yang tinggi. “Yang memeriksa langsung tim independen dari UI dan UGM, yang mempunyai standar tinggi dari segi penilaian,” ujarnya. Saat ini, Prodi Psikologi telah mengirim borang untuk mendapatkan reakreditasi dari BAN PT. "Kami sudah tahu kalau terhitung 103 hari lagi masa kedaluwarsa akreditasi akan berakhir, dan kami sudah mengirim borang ke Kemenristekdikti yang dibawa langsung oleh dekan beberapa waktu lalu," bebernya saat ditemui 18 April lalu. Untuk menyambut visitasi ketiga nantinya, ia pun mengungkapkan telah banyak persiapan yang dilakukan oleh Fakultas Psikologi, seperti penaatan ruangan, penam-

bahan jumlah kelas, pengadaan laboratorium, dan penambahan dosen ditambah partisipasi mahasiswa. "Tentu kali ini kami optimis, saya sendiri memastikan psikologi kali ini akan mendapatkan nilai B terlalu berlebihan jika masih C,” harapnya. Lebih lanjut , Widya juga mengharapkan agar kedepannya tersedia gedung baru untuk Fakultas Psikologi guna menunjang kegiatan akademik dan administrasi. Prodi lainnya yang masih berakreditasi C ialah Ekonomi Pembangunan. Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan, Abdul Rahim mengatakan, akreditasi rendah disebabkan karena masih terbilang baru dibuka. “Baru tahun 2010, jadi waktu didatangi tim BAN PT pada 2014, kita belum punya alumni yang jadi salah satu indikator penilaian,” ujarnya. Sementara itu, Dekan Fakultas Ekonomi (FE), Muhammad Aziz mengaku prodi yang masih berakreditasi C di FE merupakan hal yang memprihatinkan. “Ya mau di apa, namun kita UNM tidak akan tinggal diam melihat masalah tersebut,” katanya.

mahasiswa juga harus lebih mampu bersinergi dengan dosen, karena soal akreditasi juga menyangkut objek tersebut,” bebernya. Selain itu, terdapat tujuh prodi lagi yang masih terakreditasi C. Prodi tersebut didominasi oleh Fakultas Teknik (FT) dan FE masing-masing tiga prodi. Program Pascasarjana dua prodi, sisanya, Fakultas Seni dan Desain (FSD). (*)

Ke depannya, ia merasa optimistis prodi di FE dapat terbebas akreditasi C. “Sudah kata wajib perbaikan fasilitas dan peningkatan SDM diproritaskan,

Streaming: radioprofesi.com


Reportase Khusus

Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

9

www.profesi-unm.com

Kebelet Buat Prodi Baru TAHUN ini, UNM kembali berencana bakal menambah dua prodi baru. Dua prodi tersebut ialah Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin dan Niaga. Bahkan, tahun ini digadang-gadang akan mulai menerima mahasiswa baru. Hal itu diungkapkan oleh Pembantu Rektor bidang Akademik (PR I), Sofyan Salam. “Belum dimasukkan di SNMPTN dan SBMPTN memang, karena SK-nya belakangan datang. Nanti akan dibuka penerimaan mahasiswa lewat jalur mandiri,” ungkapnya. Rencana pembukaan prodi baru tersebut nantinya akan kembali menambah catatan panjang bengkalai birokrasi dalam peningkatan akreditasi. Pasalnya, sejumlah prodi UNM hingga kini masih berakreditasi C. Tak hanya itu, prodi lain yang baru dibentuk beberapa tahun belakangan ini juga belum memiliki kejelasan dalam proses akreditasi. Prodi Pendidikan Bahasa Arab, misalnya. Menyoal prodi yang baru dibuka pada 2014 lalu ini, Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), Syarifuddin Dollah berkomentar, ia menyerahkan proses akreditasi pada PR I UNM. “Diserahkan ke PR I karena dia yang mengurus akreditasi. Kita sudah berusaha untuk memenuhi syarat akreditasi, seperti fasilitas, jumlah dosen, ruang kelas,” bebernya. Menurutnya, untuk saat ini akreditasi Pendidikan Bahasa Arab belum menjadi persoalan berarti. “Yah memang wajar, karena Prodi Bahasa Arab masih berumur 2 tahun,” akunya.

FOTO: AGUNG-PROFESI

BEBERAPA mahasiswa Prodi Pendidikan IPA tengah bersantai di selasar gedung kuliah. Prodi Pendidikan IPA telah dibuka sejak 2012 lalu, namun hingga kini baru memiliki satu ruang kelas mandiri. Ruang kelas lainnya dipinjam dari ruang kelas milik Jurusan Matematika dan Fisika. Prodi ini juga belum terakreditasi menurut data BAN PT.

Lebih lanjut, ia menambahkan, untuk terdaftar dan mendapat akreditasi di BAN PT harus memenuhi beberapa poin, di antaranya jumlah mahasiswa dan alummi. “Untuk sementara mahasiswa masih sedikit, dan ke depan banyak yang mendaftar di prodi tersebut.” Ujar Dekan yang juga pernah menjadi bakal calon rektor UNM periode 2016-2020 ini. Prodi Statistika juga dibuka di FMIPA pada tahun yang bersamaan dengan Prodi Pendi-

dikan Bahasa Arab. Ditemui, Ketua Prodi Statistika, Arif Tiro, mengatakan, dirinya belum dapat berkomentar banyak terkait akreditasi prodi yang masih terbilang baru. “Kan ini belum waktunya juga karena masih jalan satu tahun lebih, masih dalam tahap pembenahan,” tuturnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Prodi Pendidikan IPA, Muh. Tawil. BAN PT hingga kini tak mendata prodi yang dibuka

pada 2012 ini. Namun, Tawil membantah hal tersebut. Menurut pengakuannya, Prodi Pendidikan IPA sudah terdaftar di BAN-PT, namun saat ini masih berakreditasi C. “Prodi Pendidikan IPA sudah terdaftar di BAN-PT dengan akreditasi C, namun kita menargetkan tahun ini kita bisa mencapai akreditasi A,” sanggahnya. Menanggapi dua prodi bungsunya, Dekan FMIPA, Abdul Rahman mengaku baru mendaftarkan Prodi Statistika dan Pendidikan IPA agar divisitasi oleh BAN PT. “Kedua prodi itu sudah didaftarkan. Borang fakultas juga semua sudah rampung,” ujarnya. Lebih lanjut, Guru Besar Matematika ini pun menjelaskan, dirinya tak begitu mulukmuluk soal akreditasi pada prodi baru tersebut. “Kedua prodi tersebut bisa dibilang masih baru di lingkup Fakultas MIPA, jadi untuk akreditasi kami tidak berharap banyak untuk mencapai akreditasi A, paling tidak kita mencapai akreditasi B lebih dulu,” katanya. Sejumlah prodi baru lain juga masih terkendala pada persoalan akreditasinya. Di antaranya Prodi Pendidikan Teknologi Pertanian. Prodi bungsu Fakultas Teknik yang dibuka pada 2011 lalu itu setelah dikunjungi tim BAN PT pada 2015 lalu hanya memperoleh akreditasi C. (*) Tim Reportase Khusus: Koordinator: Febriawan Djalil Anggota : Nurul Charismawaty S, Resa Saputra, Noval Kurniawan

Tak Antisipasi Jelang Akreditasi Basi SURAT Keputusan (SK) akreditasi bagi tujuh prodi di UNM, dalam waktu dekat ini akan basi. Namun, hanya dua di antaranya, Psikologi dan Ilmu Keolahragaan, telah mengajukan reakreditasi. Lima sisanya belum menunjukkan riak penanda pengajuan akreditasi ulang. Kelima prodi tersebut ialah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia S1, Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1, Geografi S1, Pendidikan Biologi S1, dan Pendidikan Matematika S2. Padahal, sebelum mengajukan penilaian akreditasi ulang terdapat banyak hal yang harus dibenahi. BAN PT menetapkan tujuh standar akreditasi yang harus dipenuhi sebagai indikator penilaian. Di antaranya, visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian; tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan,

dan penjaminan mutu; mahasiswa dan lulusan; sumber daya manusia; kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik; pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi; serta penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama. Selama ini, kerap terjadi, prodi baru berbenah beberapa waktu sebelum visitasi dilakukan oleh BAN PT. Aturan BAN-PT menegaskan, pengajuan reakreditasi sudah harus dilakukan terhitung sejak enam bulan sebelum SK akreditasi sebelumnya kedaluwarsa. Seperti dikonfirmasi oleh Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Muhammad Saleh. Ia mengatakan, timnya saat ini baru mulai membuat borang perpanjangan akreditasi padahal akan kedaluwarsa pada Oktober mendatang. “Kami mulai membuat borang untuk memperpanjang akreditasi,” ujarnya. Ia pun hanya berharap agar akreditasi B saat ini mampu naik level. “Kami sudah mulai membenahi fasilitas penunjang untuk berjalannya proses akademik,” akunya. Ketua Prodi

Pendidikan Matematika S2, Nurdin Arsyad berdalih, tim saat ini tinggal menunggu jadwal pengiriman borang dikarenakan saling menunggu sesama prodi di Program Pascasarjana. “Untuk berkas-berkas dari tim kami semua sudah rampung, jadi kita tinggal menunggu prodi lainnya di lingkup Pascasarjana untuk mengirim berkasnya” dalihnya. Ia pun menargetkan, agar dalam peng-iriman borang nanti akreditasi A dapat dicapai, seperti halnya pada Prodi Matematika S1 dan Pendidikan Matematika S1. “Borang kami sudah siap kirim, dan kami menargetkan prodi kita bisa mencapai akreditasi A,” harapnya. Sementra itu, Dekan Fakultas Psikologi, Muhammad Jufri pun mengungkapkan, pihaknya telah bersiap dalam menerima kunjungan tim BAN PT. " Sejak 1 April dikirim borang, kita tinggal bersiap menunggu reakreditasi," ujarnya. Ia pun berharap, Prodi Psikologi mampu mencapai peringkat akreditasi yang lebih baik. (*)

SUMBER: BAN-PT GRAFIS: AGUNG-PROFESI

Streaming: radioprofesi.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


10

Seni Budaya Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Cerpen

Puisi

Gerimis di Losari *Rahmawati R. Iskandar

M

alam ini Losari sangat sejuk, angin berlari melaju melalui laut menerbangkan sisa makanan di jalan. Langit menunjukkan akan hujan. Awannya hitam mengepul seperti asap yang keluar dari cerobong pabrik-pabrik tak berdosa. Namaku Ara. Teman-teman selalu memendekkan namaku dengan panggilan Ra dan di sampingku duduk lelaki kurus dengan jakun naik turun. Ia baru saja minum setelah lahap makan Pisang Epe’. Ia mengajakku ke Losari setelah seharian mencari pesanan buku teman kampusku. Namanya Ali, lebih tepatnya Alimuddin. Ia lebih disapa Ali atau Li ketimbang Alimuddin. Baginya, nama Alimuddin hanya nama kampungan, tidak pantas dipakai di kota atau lebih tepatnya dengan nama Ali ia akan lebih merasa percaya diri. Aku dan Ali satu kampus. Di kampus, kami dikenal sebagai mahasiswa sekaligus penjual buku. Aku dan Ali tidak pernah merasa malu menjadi penjual buku. Ali selalu mengigatkanku. “Ra, semua pekerjaan baik selagi tidak mencuri.” Ia sering mengatakan itu sambil memegang tanganku. Kampusku dekat dengan tempatku tinggal. Suasananya rindang. Namun, orang-orang lebih mengenalnya sebagai tempat bentrokan. Dosen-dosen yang dari luar yang mengajar di kampusku lebih suka memberi nama kampus kami dengan nama kampus batu ketimbang kampus negeri. Baginya, kampus batu adalah filosofi yang cocok dengan keadaan kampus. Aku masih menikmati sejuknya angin di Losari. Ali sibuk membolak-balik buku puisi Celana Joko Pinurbo. Ia senang membaca puisi. Ia sering membacakan aku puisi, sementara aku tidak senang mendengarnya membacakan aku puisi karena setiap kali ia membaca puisi, aku sering bingung dengan puisi yang ia bacakan seperti bingungnya aku dengan teori Evolusi Darwin. Lebih tepatnya, aku kurang paham bahasa-bahasa

puitis. “Ra, kamu pernah dengar kata-kata ini?” Ia menunjukkan ponsel smart-nya yang sudah agak pecah. Aku mengambilnya dan ia melanjutkan membaca buku di tangannya. “Ali, ini maksudnya apaan? Kenapa bahasbahas jenis kelamin?” Ia berbalik menatapku dan wajahnya datar. Buku yang ia baca segera ditutupnya. “Itu kata-katanya Khrisna Pabichara,” ia berbicara dengan tenang “Katanya, Tuhan menciptakan duka dan air mata tanpa jenis kelamin. Begitupula dengan tawa dan bahagia,” ia menutup ucapannya dengan wajah tersenyum sumringah. “Yah terus maksud kata-katanya apaan Li?” “Kamu tahu jenis kelamin?” “Tahu, laki dan perempuan!” “Nah, tuh kan tahu. Sisa kamu pikirkan lebih rinci dan jernih lagi Ra. Belajar tidak semesti harus disuapin terus kan Ra,” ia masih tersenyum. “Bilang saja tidak tahu ngejelasinnya. Susah amat Li,” umpatku menimpali. Kesal dengan kata-katanya. Ia tersenyum dan langsung memegang tanganku. Aku tidak jadi ngambek. Terus terang, aku kesal dengan percakapan tadi, tapi aku juga tidak bisa marah jika tanganku digenggam Ali. Wanita, bagaimanapun kekesalannya jika tangannya dipegang kekasihnya ia akan lebih merasa tenang dan tenteram. Kekesalannya akan berbalik 360 derajat. Ali masih memegang tanganku. Aku dan Ali memandang laut dengan ombaknya yang sesekali memercikkan air. Tempat dudukku bersama Ali di bibir alut. “Aku punya puisi baru Ra. Kamu mau dengar?” “Boleh, tapi satu saja yah. Aku tidak mau gara-gara puisi!” Aku merasakan kali ini ingin mendengarnya membaca puisi meskipun aku selalu tidak senang mendengarnya membaca puisi. “Aku bacakan ya Ra”

Iya, cepat gih bacanya,” ia membuka catatan kumalnya yang ia beri halaman sendiri. Ia kembali memegang tanganku. Matanya dan mataku mengarah ke laut. Belajar pada Kesedihan -Kepada Ara Di Losari, langit adalah kesedihan. Laut adalah matamu, Kita duduk berdua saja. Kau memesan duka, akau memesan kau, Agar ada penawarnya. Aku tersenyum mendengarnya. Ia suka membuat puisi, tapi baru kali ini dia membuat puisi untuk aku. Aku tahu, aku masih kurang paham dengan isi puisinya. Tapi aku senang ia membuatkan aku puisi. Hujan turun. Gerimis membasahi atapatap rumah dan gedung-gedung pencakar langit. Aku dan Ali masih menatap laut, enggan memilih berteduh. Tangannya semakin erat menggenggam tanganku dan aku pun demikian. *** Tiba-tiba suasana menjadi gaduh. Aku mendengar suara Ali. “Ra, bangun Ra. Kuliah 15 menit lagi masuk,” aku mendengarnya lebih cermat “Ra, ini kuliah dosennya killer. Bisa-bisa kita tidak dibolehkan masuk kalau sampai telat,” aku bangun dan duduk seketika. Tersenyum mendengar Ali. “Tunggu Li,”aku berteriak dari kamar, tiba-tiba suaranya terhenti. Pasti ia sedang duduk diteras membaca buku kesukaannya. Kebiasaan yang tidak pernah diubahnya ketika menunggu. (*) Makassar, Maret 2016 *Penulis lahir di Polewali. Saat ini menetap di Makassar sambil menyelesaikan studi S1-nya di Universitas Negeri Makassar. Ia merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra. Ia senang dengan tulisan-tulisan Faisal Oddang, Aan Mansyur, hingga Gabriel Garzia Marquez.

Kupu-kupu di Tanah Daeng *Nurfajrin Sang fajar menyingsing terang Dari sudut selatan pulau Sulawesi Dengan gagah berani Matahari merayu kupu-kupu malang Yang masih meringkuk dalam kepompong Bertengger manis di daun lontar Kepalanya menyumbul Matanya samar-samar menatap Nampaknya ia ciut Dalam genting disekap takut Hatinya cuak di tanah daeng ini Sayapnya gemetar Dicumbu semilir anging mammiri Sesekali degup darahnya berloncatan Telinganya mendengar kemunafikan Hidungnya mencium aroma kebusukan Raja begal merampas Membunuh siri na pacce Dilahap di tengah hiruk pikuk jantung kota Kedamaian diinjak-injak Dilumpuhkan kriminalitas Sang fajar perlahan naik sepertiga Menjemput batang hari Kupu-kupu itu berjijnjit lembut Terbang meliuk-liuk cemas Menapaki gedung-gedung pencakar langit Di sana.. Pecahlah dongengan kaum berdasi Dipenghujung senja Bayangan kupu-kupu itu menjingga Terbang menelusuri bibir danau Yang tak lagi anggun lenggoknya Bocah kecil tak seriang dulu Bercengkrama dengan alam Kini hanya gadget mewah Menghiasi jemari mungilnya Kupu-kupu lelah Bergidik dalam zaman gila Meronda gelap malam Ia kaku menjumpai Diskotik malam menyergap bajingan Berbau alkohol Gelap terang laser benderang Sesekali menyoroti Pusar dan belahan dada Wanita penggoda yang mendosa Musik panas teriak memanggil Meleburlah mereka Dalam kawah hitam “Kupu-kupu malam” Dubur mereka dibanjiri mani bengis Seakan tidak malu Merenggut kesempurnaan kupu-kupu Mencemari keindahannya Setelah tertatih bermetamorfosis Kupu-kupu menangis Menyaksikan kebringasan dunia Pantaskah wanita pendosa bergelar kupukupu? Pantaskah sang malam merebut kesempurnaannya? Pantaskah binatang keji bertopeng manusia? Ataukah manusia keji bertopeng binatang? *Penulis adalah Mahasiswa Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial UNM

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Lifestyle Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

11

www.profesi-unm.com

Travelling Ala Mahasiswa Mahasiswa Traveling Ala

Setiap orang mendambakan untuk bisa mengunjungi berbagai tempat wisata menarik di dunia. Namun, kebiasaan jalan-jalan alias travelling sejak dulu dianggap hal yang mewah, hanya orang-orang kaya yang biasa melakukannya. Seiring waktu, kini hampir setiap orang bisa mendatangi tempat-tempat yang mereka inginkan. Keterbatasan dana bukan lagi menjadi persoalan utama.

A

*Mentari Jati Pratiwi

wal tahun 2000-an telah berkembang gaya traveling di kalangan muda untuk menghemat biaya, mereka menyebutnya dengan istilah backpacking. Jika biasanya seluruh persiapan perjalanan memakai jasa tour agent, maka seorang backpacker melakukannya secara mandiri dengan mencari tarif transportasi dan penginapan yang termurah. Alhasil, kenyamanan tidak lagi menjadi hal yang utama. Keberadaan maskapai lowcost bahkan membuat biaya ke luar negeri terkadang lebih murah dibandingkan perjalanan dalam negeri. Tidak heran, semakin banyak orang yang melakukan perjalanan kebeberapa negara dengan modal tidak sampai Rp 2 juta. Saat inipun, kegiatan travelling malah didominasi kalangan mahasiswa. Tujuan-

nya bermacam-macam, ada yang melakukan travelling semata-mata untuk liburan, dan tidak sedikit juga yang bepergian untuk mengenal lebih jauh tempat yang mereka kunjungi. Pada akhirnya, travelling menjadi gaya hidup bahkan suatu kebutuhan. Traveling ala backpacker ini juga mulai merambah kalangan mahasiswa UNM. Beberapa dari mereka bahkan telah mengunjungi beberapa negara dengan biaya minim. Salah satunya Fajrianto Jalil, mahasiswa Prodi Administrasi Negara ini pernah menyusuri lima negara di Asia Tenggara hingga ke negeri tirai bambu, Cina melalui jalur darat. Saat ditanya mengenai jumlah uang yang ia habiskan, Fajri sapaan akrabnya mengaku hanya menghabiskan budget Rp 7,5 juta.

Jumlah tersebut sudah temasuk biaya transportasi (pesawat, bus dan kereta api), penginapan dan makanan selama 3 bulan. “Saya memanfaatkan waktu promo untuk mendapatkan harga tiket yang murah, contohnya tiket ke Singapura dari Indonesia hanya Rp 170 ribu,” ungkap Fajri yang berencana ke Nepal dan India akhir tahun ini. Hal yang memotivasi Fajri untuk travelling adalah keinginannya untuk mempelajari budaya dan kebiasaan masyarakat di luar Indonesia. Selain itu, menurutnya travelling membuat pikiran lebih terbuka dan memiliki sudut pandang yang lebih luas. Meski untuk mewujudkan hal itu ia harus bekerja sebagai pelayan sambil kuliah untuk mengumpulkan uang. (*)

Tips Traveling dengan Uang Pas-pasan AGAR tidak merogoh kocek terlalu dalam, ada baiknya kamu mempersiapkan hal-hal penting jauh hari sebelum melakukan travelling. Tidak hanya efisiensi dalam segal hal, timing yang tepat akan menentukan keberhasilan perjalananmu. Kali ini, Profesi akan membagikan lima cara yang dijamin ampuh untuk mewujudkan cita-citamu berkeliling dunia. Berikut cara yang harus kamu terapkan agar travellingmu sukses. Menentukan Destinasi dan Rute Perjalanan Jauh-jauh Hari Hal pertama yang mesti kamu lakukan adalah menentukan destinasi-destinasi dan rute perjalanan jauh-jauh hari. Perencanaan yang matang dalam menentukan rute yang akan dilalui sangat membantu menghemat biaya. Para backpacker biasanya merencanakan suatu perjalanan berbulan-bulan sebelumnya, malah ada yang setahun bahkan dua tahun sebelum memulai traveling. Hal ini sangat penting untuk memberikan

Streaming: radioprofesi.com

kamu waktu untuk mencari tiket pesawat dengan harga semurahmurahnya. Selain itu, waktu yang panjang bisa kamu gunakan untuk mengumpulkan modal jalan. Berlangganan Newsletter Promo Maskapai-maskapai sesuai Negara Tujuan Untuk perjalanan yang mengharuskan kamu menggunakan pesawat, kamu wajib berlangganan newsletter update maskapai penerbangan. Pihak maskapai kadangkala menawarkan harga tiket yang sangat murah dalam bentuk promosi. Namun, waktu-waktu promo tidak menentu. Jika berlangganan newsletter update tentang promo tiket-tiket maskapai negara tujuan, kamu akan langsung menerima pemberitahuan di smartphone-mu. Dengan begitu kamu bisa langsung mengecek apakah destinasi traveling-mu termasuk dalam promo tiket pesawat tersebut.

Manfaatkan Jejaring Komunitas Traveling Hampir setiap provinsi dan kota-kota besar di Indonesia sudah memiliki komunitas traveling sendiri. Komunitas-komunitas ini memiliki visi dan misi yang sama untuk saling membantu sebagai sesama traveler Semua komunitas ini juga memiliki grup didunia maya untuk memudahkan komunikasi. Jadilah bagian dari grup-grup itu untuk mendapatkan teman. Jika kamu membangun relasi dengan para anggota komunitas yang tersebar di daerah tujuanmu, kamu bisa menghemat biaya penginapan, transport, bahkan soal makan.. Tidak perlu malu untuk nebeng tidur, yang paling penting kamu juga siap menampung jika ada traveller yang kebetulan mengunjungi kota tempat tinggalmu.

Kuncinya, ”dimana tanah dipijak, disitu langit dijunjung” alias harus sadar diri sebagai tamu. Bahkan, di mancanegara sejak dulu terbentuk komunitas couchsurfing dengan konsep yang sama. Kamu cukup menjadi member dengan mendaftarkan diri di laman web-nya. Berhemat!! Ingat, kendala terbesarmu adalah uang, jadi kamu harus ekstra hemat. Jika biasanya kamu suka nonkrong di mall dan kafe, sebaiknya kamu segera menghentikan kebiasan itu. Minimalisir jajan atau pengeluaran tiap hari dan buat skala prioritas untuk kebutuhan mingguan atau bulananmu. Kalau perlu, hindari pacaran, faktanya pacaran memicu penggunaan anggaran yang tidak penting alias pemborosan.

Bekerja Part Time Bekerja part time adalah hal solutif terutama untuk kamu yang masih punya kewajiban ‘mengisi’ absen kuliah. Isi waktu senggangmu dengan bekerja part time, sehingga kamu bisa menabung penghasilan sedikit-demi sedikit untuk kebutuhan traveling nantinya. Tidak perlu malu mencoba pekerjaan sebagai penjaga toko, pelayan, barista, bartender, dsbnya. Sebagian besar toko, restoran atau kafe pribadi membutuhkan pekerja paruh waktu. (*)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


12

Suplemen Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Wadah Berkarya Jurnalis Muda

Pelajar SMA/sederajat tak hanya bisa sibuk mengerjakan tugas matematika, bahasa inggris, geografi maupun mata pelajaran lain. Bergiat di dunia jurnalistik pun bisa menjadi hobi baru sembari meningkatkan keahlian menulis dan fotografi.

S

afari Jurnalistik 2016 yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) telah usai. Kegiatan ini diselenggarakan di Wisma Tirta Kencana, Watampone, 8-10 April lalu. Sebagai salah satu bentuk dedikasi LPM Profesi UNM, Safari Jurnalistik merupakan pelatihan dasar mengenai jurnalistik bagi

pelajar SMA/sederajat. Kegiatan yang sebelumnya bernama Diklat Jurnalistik Abu-abu ini dikemas berbeda dengan mengunakan konsep bersafari. LPM Profesi mendatangi kota yang sudah ditunjuk sebagai tuan rumah. Tahun ini, tuan rumah Safari Jurnalistik adalah Kota Beradat, julukan Kabupaten Bone. Tahun ini, Safari Jurnalistik berhasil menyedot 45 peserta dari 21 sekolah se-Kabupaten Bone. Bekerja sama dengan Lembaga Pers Siswa SMA Negeri 1 Watampone. Animo yang sangat besar dari peserta pun terbayar dengan materi yang disajikan oleh pemateri yang telah berkecimpung di dunia pers. Peserta disajikan beberapa materi yang menarik seperti Asiknya Jadi Jurnalis, Teknik Wawancara dan Penulisan Berita, Menulis Kreatif dan Pengenalan Blog, Fotografi, dan Manajemen Redaksi.

Salah seorang peserta, Annisa Meliana Ali menuturkan, dirinya mengaku terkesan setelah mengikuti pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini. “Kegiatan ini sangat asyik. Saya bisa dapat mengetahui ilmu tentang jurnalistik, walaupun singkat tapi sangat berkesan,” ujar siswa SMA Negeri 1 Watampone ini. Senada, peserta lainnya, Yusran Yahya pun menjelaskan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi dirinya. “Materinya sangat menarik, apalagi fotografi. Saya juga bakal menerapkan ilmu yang didapatkan dari Safari Jurnalistik kali ini,” tutur SMA Negeri 2 Cenrana ini. Ketua Panitia Safari Jurnalistik, Resa Saputra menjelaskan, kegiatan ini diharapkan mampu menemukan bibit jurnalis baru di Kabupaten Bone. “Kami jauh-jauh dari Makassar ke Bone untuk memberi-

kan ilmu tentang jurnalistik dasar. Namun lebih dari itu, kami ingin menyebarkan virus jurnalistik ke kabupaten ini,” beber mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknologi Pertanian ini. Selain disuguhi dengan pemberian materi seputar jurnalistik, kegiatan ini juga diselingi dengan berbagai lomba. Di antaranya, lomba fotografi dan pembuatan buletin. Pemimpin Umum LPM Profesi, Febriawan Djalil berujar, peserta dapat langsung mempraktikan ilmu yang diperoleh sebelumnya melalui pengalaman langsung. “Jadi tidak hanya sekadar teori, bibit jurnalis ini bisa langsung mengaplikasikan ilmu yang sudah diterima dengan lomba fotografi dan pembuatan buletin,” tandas mahasiswa Pendidikan Antropologi ini. (*)

Jalin Keakraban Melalui Safari Jurnalistik SELURUH rangkaian kegiatan Safari Jurnalistik 2016 telah berakhir. Pemilihan ketua angkatan dan pengenalan panitia pada Minggu (10/4) menjadi penanda usainya kegiatan. Pemilihan ketua angkatan berlangsung sangat seru. Beberapa peserta mencalonkan diri sebagai ketua angkatan. Namun, akhirnya Annisa Meilani Ali dari SMAN 1 watampone berhasil mendapatkan suara terbanyak dan

berhak menjadi ketua angkatan Safari Jurnalistik 2016. Selain itu, pengenalan panitia juga tak kalah mencuri perhatian peserta. Pengenalan yang dikemas menarik dengan menyebutkan “keburukan” panitia pelaksana. Metode seperti ini merupakan pengenalan khas LPM Profesi UNM sehingga terjalin keakraban antara peserta dan panitia. (pr03)

Simulasi Peliputan dan Pembuatan Buletin TAK hanya pemberian materi, peserta Safari Jurnalistik 2016 juga dapat merasakan langsung praktik menjadi seorang jurnalis, Praktik dilakukan melalui adanya simulasi peliputan dan penulisan buletin. Para peserta diajak meliput dan menulis buletin dengan bimbingan panitia. Mulai dari bertemu dengan narasumber hingga penerbitan buletin sederhana secara langsung. Salah satu peserta, Muhammad Firdaus men-

gungkapkan, dirinya sangat senang dapat merasakan langsung atmosfer menjadi jurnalis. “Menjadi jurnlis memang sulit, namun ini merasakannya secara langsung sungguh menyenangkan”, ungkapnya. Ia pun berharap, kegiatan ini akan terus diadakan di tahun-tahun selanjutnya. “Semoga tidak tahun ini saja, tapi akan tetap berlanjut seterusnya,” harapnya. (pr22)

Adu Keahlian Fotografi SALAH satu keseruan dalam kegiatan Safari Jurnalistik 2016 yaitu ketika peserta mengikuti lomba fotografi, Sabtu (9/4) sore. Sejumlah 45 peserta yang berasal dari berbagai sekolah di Kabupaten Bone kemudian bersaing mengambil gambar yang paling menarik. Mengangkat topik “Human Interest”, setiap peserta harus menghadirkan gambar-gambar yang menggugah perasaan. Ketua Panitia, Resa Saputra mengungkapkan, letak pengambilan gambar dilakukan Urai data, ungkap fakta, saji berita

disekitar pasar. “Kami mengambil tema ini karena tempatnya cocok yang berdekatan dengan pasar. Di daerah pasar relatif mudah mendapatkan gambar,” ungkap mahasiswa angkatan 2014 ini. Pemenang lomba ini, diraih oleh Muhammad Fahim Azhari (SMA Islam Athirah Bone) sebagai juara I, Andi Aswan (SMAN 1 Watampone) juara II, dan Muhammad Asri Jamisya (SMAN 1 Cina) sebagai juara III. (pr22) Streaming: radioprofesi.com


Wawancara Khusus

Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

13

www.profesi-unm.com

BUDAYAKAN MENULIS SEJAK DINI M enulis itu bekerja untuk keabadian, itulah yang sepenggal kalimat populer dari Pramoedya Ananta Toer. Walau jasadnya sudah terkubur di dalam tanah, seseorang akan dianggap abadi melalui tulisannya. Karyanya akan terus dibaca banyak orang dan tak akan mati oleh zaman. Salah satu wartawan senior Harian Kompas, Soelastri Soekirno berbagi pengalamannya menjadi jurnalis kepada mahasiswa se-Makassar di Ballroom lt 2, Gedung Pinisi UNM, Kamis (7/4) lalu. Melalui Workshop “Sesi Berbagi Pengalaman�. Simak wawancara khusus yang dilakukan salah satu wartawan Profesi, Nurul Fildzah Zatalini kepada perempuan yang akrab disapa Mba Soelastri ini.

Bagaimana tanggapan Mba Soelastri terhadap Generasi Muda saat ini? Menurut saya, anak muda sekarang. Oke. Anak muda yang mau belajar banyak. Susahnya kalau tidak bisa ngerem. Karena gadget misalnya, jadi anak muda bisa lupa belajar. Yang serius juga lebih banyak. Kalau melihat gerakan untuk banyak orang, mengagumkan. Dengan adanya teknologi digital, dapat mengembangkan kemampuan anak muda. Bandung contohnya, membuat aplikasi donor darah.

Bagaimana dengan dengan anak muda di Makassar? Saya mungkin belum melihat terlalu dalam untuk anak muda yang ada di Makassar. Namun, kita bisa lihat dari Workshop Sesi Berbagi Pengalaman ini. Kegiatan ini memiliki banyak peminat. Terlihat sepele memang, tapi siapa yang tahu ada di antara kita yang jadi penulis luar biasa. Saya juga kagum dengan banyaknya perpustakaan yang telah didirikan di Kota Makassar. Ini membuktikan, literasi di Makassar sudah tersedia, hanya saja minat bacanya yang harus ditumbuhkan.

Untuk generasi muda, pentingkah menulis? Penting. Berangkat dari diri sendiri. Kalau punya beban atau uneg-uneg yang susah dikeluarkan, saya tidak perlu marah-marah, ya ditulis saja. Menjadi terbiasa mengeluarkan isi kepala atau perasaan bisa jadi lebih mudah. Mengapa? Pekerjaan saat ini sangat berhubungan dengan tulis menulis. Mau jual ide, ya tulis proposal. Zaman sekarang, segala hal memakai kemampuan menulis. Kalau tidak terbiasa menulis, ngomong juga susah. Penting sekali. Jangan berpikir belajar menulis nanti kamu akan jadi seorang penulis atau wartawan. Nggak. Mba Soelastri adalah wartawan di Kompas Muda, Jadi Mba Soelastri sering berinteraksi dengan anak muda. Bagaimana pengalaman peliputan anak muda? Pengalaman dengan teman-teman muda, kebanyakan enak-enak saja. Maksudku, tidak seberat dibandingkan dengan peliputan besar yang seringkali mendapat ancaman atau ketika aku menulis kasus korupsi. Acara anak muda sih

fun fun saja, seperti mengisi acara workshop di UNM ini, aku juga bisa melihat kampusnya. Yang paling menyenangkan, saya bisa tahu tentang siapa dan pemikiran anak muda saat ini. Dan aku belajar banyak dari anak muda. Kenapa Anak muda jadi segmen pemberitaan? Dari Kompas, anak muda itu penting. Dari sisi bisnis, nanti saat wartawan tua, nanti harus ada gantinya. Jadi, kami harus mengenalkan kepada anak muda untuk menggantikan mereka yang sudah tua. Itu kalau dari sisi bisnis. Tapi karena kami bukan kalangan bisnis, kami ini wartawan maka membiasakan teman-teman dan mengajak teman-teman menulis dan membaca. Kebiasaan membaca saat ini sangat kurang. Yuk kita belajar menulis. Pesan untuk anak muda? Membaca dianggap kuno, tapi itu penting. Mulailah membaca dari hal-hal yang paling mudah, misalnya dari komik, novel. Dan setelah itu akan terbiasa untuk membaca yang lain. Dan di makassar, banyak perpustakaan. Marilah kita menekuni kembali budaya membaca, karena itu pasti akan membawa perubahan bagi teman-teman.

Biodata Nama : Soelastri Soekirno Asal : Madiun, Jawa Timur Pekerjaan: Wartawan Kompas (1987 - sekarang) dan Pernah bertugas di hampir semua wilayah di Indonesia. Penugasan di Kompas: Desk Nusantara, Nasional, Pendidikan dan Kebudayaan, Metropolitan dan sekarang di desk Muda dan Gaya.

Streaming: radioprofesi.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


14

Opini Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

almamater

Daeng Magassing

S

*Hasim Arfah

epak terjang I Tolok Daeng Magassing membuat Belanda gusar. Ia merampok pegawai pemerintah dan bangsawan yang bekerjasama dengan Belanda. I Tolok Daeng Magassing, bermarkas di wilayah Polongbangkeng –sekarang Kabupaten Takalar. Magassing lahir di Limbung, Gowa. Daeng Magassing adalah salah seorang pemimpin pasukan kerajaan. Pada masa pemerintahan Gubernur A.J. Baron Quarles de Quarles (Mei 1908-Agustus 1910) dan Gubernur W.J. Coenen (Agustus 1910-Agustus 1913), Magassing bersama pasukannya terus melancarkan aksi perampokan kepada bangsawan Belanda dengan senjata tajam. Kala itu, aksi ini dianggap sebagai pembangkangan atas perintah Belanda. Tapi, Maggassing terus melakukan berbagai upaya perampokan kepada penjajah. Magassing melancarkan aksinya di sekitaran wilayah pegunungan Lompobattang yang menjadi garis perbatasan Bagian Pemerintah Makassar dan Bontahain (sekarang Bantaeng). Anda bayangkan ketika pasukan I Tolok Daeng Magassing melaksanakan misinya maka warga sekampung Polongbangkeng menyambutnya bak pahlawan karena melawan penjajah. Itu cerita masa lalu, kala Belanda masih menjajah tanah yang Anda pijak saat ini. Saat ini, ketika Anda membuka saluran TV maka tak lepas dari berita kasus korupsi. Seorang pejabat negara mencuri uang rakyat. Bak seorang penjajah yang memeras nenek moyang Anda, padahal semestinya mereka melindungi aset rakyat. Sehingga, pemerintah melalui Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan lembaga berwenang gencar menangani kasus luar biasa ini. Sudah ada orang Sulsel kena kasus korupsi. Bahkan jadi trending topic obrolan warung kopi. Kampus UNM juga tak lepas dari isu korupsi. Undang-undang UU no 31 tahun 1999 jo UU no 20 tahun 2001 tentang Pengertian atau Definisi Korupsi. Dalam pasal 2, Korupsi adalah: (1) perbuatan melawan hukum, (2) dengan maksud memperkaya diri sendiri atau orang lain, dan (3) dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara. Tapi, langkah KPK nampaknya belum bisa menangani perampokan besar-besaran di negeri ini secara tuntas. Koruptor ibarat orang terhormat jika tertangkap. Mereka masih bisa tersenyum dan tertawa. Tak ada rasa bersalah. Nampaknya, figur Daeng Maggasing perlu muncul kembali dengan parang tajam yang siap memotong leher koruptor. Supaya mereka jera dan tanpa senyum ketika sebilah parang terpasang di leher mereka. Pejabat yang tak korupsi bisa segan dan tak mau mencuri uang rakyat. (*) *Dewan Pendamping LPM Profesi UNM Urai data, ungkap fakta, saji berita

Mengenal Peradaban Melalui Tulisan Peradaban manusia dibentuk oleh pemikiran, dan pemikiran dirumuskan serta disebarkan melalui tulisan. Tulisan dan peradaban selalu akan berasosiasi satu sama lain. Karena tulisan akan mengembangkan peradaban dan peradaban tidak akan kita ketahui tanpa tulisan.

S

ekarang, tulisan tetap menjadi tolok ukur majunya peradaban suatu bangsa. Di negara maju yang budaya tulis tinggi, Amerika Serikat contohnya, setiap tahun setidaknya diterbitkan 75.000 judul buku. Di negara berkembang seperti India -yang menduduki peringkat ketiga dunia dalam hal penghasil buku, jumlahnya mencapai 60.000 judul buku terbit setiap tahun. Di Indonesia, memprihatinkan. Meski sama dengan India sebagai negara berkembang, jumlah buku yang diterbitkan di Indonesia per tahun jauh lebih sedikit, yakni 7.000 judul. Padahal sebuah negara baru dikatakan beradab, jika budaya tulis sudah berkembang dan mengakar di dalam masyarakatnya. Kegiatan Menulis dalam Perspektif Islam Menulis dalam Islam terdiri dari tiga akar kata, yaitu kata pena (qalam), kata tinta (midad), dan menulis (kataba). Di

dalam al-Qur’an kata Peradaban diban“pena” secara gun karena adanya eksplisit hanya tulisan, sebdisebutkan agaimana “Setiga kali; (1) jarah Islam pada Surat ditulis denal-Alaq, (2) gan hitamnya kata pena tinta ulama (qalam) dan merah dalam surat darahnya yang diberi para syuhada” nama al-Qalam (Abdullah Azyang dibuka denzam). Para Imam gan huruf nun, dan memiliki karangan *Irwansyah S (3) kata pena qalam sehingga kita mudah yang terdapat dalam melacak, mempelaSurat Luqman : 27. Sedikitnya jari, dan mengamalkannya. perintah menulis, bukan berarti Imam Abu Hanifah dengan kegiatan menulis menjadi tidak karya Kitabul Fiqhul Akbarpenting. Sebaliknya, sedikitnya nya, Imam Malik bin Anas perintah menulis itu seharusnya dengan Kitab Muwattho`-nya, lebih memotivasi umat Islam Imam Syafi`i dengan Kitab Aruntuk lebih giat menulis. Risalah dan Al-Umm-nya, dan Dalam Islam, kegiatan men- Imam Ahmad bin Hanbal denulis adalah kegiatan yang sangat gan Musnad-nya. Seandainya urgen. Hal ini dikuatkan dengan mereka tidak menulis dari mana kitab al-Quran sebelum seperti kita akan bisa mempelajari ilmu sekarang ini berawal dari firman mereka? Allah yang diwahyukan kepada Di Balik Peradaban Modern Muhammad melalui Jibril yang Kemajuan berbagai peradakemudian ditulis pada lemba- ban dan ilmu pengetahuan di ran-lembaran pelepah kurma dunia Barat saat ini tidak terlepas dan kulit binatang. dari kontribusi besar umat Islam Kemudian lembaran-lem- di Spanyol. Tanpa dukungan baran tersebut dikumpulkan peradaban Islam yang menjadi menjadi kumpulan pada masa “dinamo”nya, Barat bukanlah khalifah Usmani. Di dalamnya apa-apa. Inilah yang sesungguhbanyak kisah-kisah masa da- nya menjadi momentum Eropa hulu, menjadi bukti bahwa al- memasuki masa Renaissance. Bequran bukanlah karangan nabi rawal pada abad 16 dari Florence Muhammad. Mana mungkin di Italy yang berpaham sekulseorang manusia yang tidak erisme, menghancurkan semua bisa baca tulis serta tidak ha- karya pemikiran para ilmuwan dir dalam masa tersebut bisa muslim. Tidak hanya karya-karymemberitakan kejadian masa anya yang dimusnahkan, para lalu yang sangat valid dan se- ilmuwannya pun disingkirkan. bagiannya dikisahkan juga oleh Kitab-kitab karya Imam Ghazali kitab-kitab sebelumnya. dibakar, ribuan buku dan naskah

koleksi perpustakaan umum al Ahkam II dihanyutkan ke sungai. Ilmu yang awalnya diasuh rahim Islam dengan berlandaskan wahyu bergeser keilmuan barat. Kiblat keilmuan pun kini terpacu pada standar keilmuan barat dan dengan sengaja meniadakan pengaruh tokoh serta keilmuan muslim. Padahal dalam catatan sejarah saat masa Emas Islam tidak terlepas dari budaya keilmuan membaca, meneliti, menulis dan berdiskusi. Masa emas ini bersamaan dengan terjadinya kemunduran dan kegelapan pada benua Eropa dan Amerika, tokoh-tokoh besar Islam sangat produktif dalam berkarya diberbagai bidang. Peradaban Islam di Spanyol tidak bisa dipungkiri, meski kemudian sirna dihancurkan dalam Perang Salib. Zaman selalu berubah dan berganti, dan setiap zaman ada orangnya. Semua keberhasilan dan kesuksesan setiap zaman direkam melalui tulisan. Dan dengan adanya tulisan manusia saat ini dapat belajar dari masa lalu. Sejarah menunjukan peradaban emas Islam adalah peradaban dengan puncak keilmuan yang tinggi. Apalah arti sebuah ide kalau tidak ada tindakan atau tidak dituangkan dalam sebuah tulisan. Maka para aktivis pencetak sejarah abadikanlah sejarah ke dalam sebuah tulisan dan abadikan pula setiap peristiwa saat ini yang akan menjadi sejarah di masa depan. (*) *Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Geogradi, Pengurus Maperwa FMIPA UNM

Hakikat Perjuangan Kartini 21 April 2016, hari semua rakyat Indonesia memperingati kelahiran seorang wanita yang memperjuangkan hakhak wanita dalam memperoleh ilmu. Di masanya hanya lakilaki yang diperbolehkan untuk memperoleh pengetahuan. Hal tersebut menjadikan paradigma yang terbangun di kalangan masyarakat dulunya akhirnya berubah. Di awal perjuangan Kartini, beliau memang menjadikan bangsa Eropa sebagai role model-nya dalam memperjuangkan hak-hak wanita dan pandangannya terhadap meyakini suatu agama. Hal ini dikarenakan ia tak pernah mengkaji Al-Qur’an sebelumnya sampai saat beliau bertemu dengan Kyai Sholeh Darat. Kisah ini dituturkan oleh cucu Kyai Sholeh Darat yaitu Nyonya Fadhila Sholeh. Semenjak Kartini bertemu beliau, Kartini pun mulai memahami konsep pemikiran Islam

itu sendiri mengenai benar yang terbaik, menuntut ilmu. tiada tara. Maafkan Semua manukami. Apakah sia baik itu ibu menganglaki-laki dan gap masyaraperempuan kat Eropa itu m e m i sempurna? liki kewaDapatkah jiban dalam ibu menyangmenuntut kal bahwa ilmu. Tanpa di balik yang berpandangan indah dalam bahwa wanita masyarakat ibu ingin menyaingi laterdapat banyak hal ki-laki. Hal tersebut yang sama sekali tidak *Muflihana sangat bertentangan patut disebut peradadengan isu feminis ban. yang digembar-gemborkan hari Tidak sekali-kali kami henini dimana para pengusung- dak menjadikan murid-murid nya selalu mengatasnamakan kami sebagai orang setengah emansipasi yang diperjuangkan Eropa, atau orang Jawa keboleh Kartini. Hal tersebut ter- arat-baratan. ungkap dalam surat-surat yang Dalam suratnya kepada Ny dituliskan oleh beliau kepada Van Kol, tanggal 21 Juli 1902, Ny. Abendanon yang bertang- Kartini juga menulis; gal 27 Oktober 1902 Saya bertekad dan beruSudah lewat masanya, paya memperbaiki citra Islam, semula kami mengira ma- yang selama ini kerap menjadi syarakat Eropa itu benar- sasaran fitnah. Semoga kami

mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang Islam sebagai agama disukai. Itulah sepenggal surat dari Kartini. Akhir perjuangan beliau ingin menjadikan Islam sebagai agama yang disukai karena kesempurnaan yang dibawa Islam sebagai suatu agama yang didalamnya terdapat seluruh aturan yang komprehensif dalam semua lini kehidupan. Mari kita melanjutkan perjuangan Kartini yang hakiki untuk menjadikan Islam sebagai satu-satunya agama yang dipandang mulia. Penerapannya melalui syariat Islam akan memberikan rahmat kepada seluruh alam, yang hanya akan terwujud dalam sebuah negara yaitu Khilafah Islamiyah. Allahu’alam bis’shawab *Penulis adalah Mahasiswa FMIPA UNM, Tim Kontak Aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia

LPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika. Kirim tulisan Anda ke profesi_unm@yahoo.com. Tulisan dibatasi maksimal 3.000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan Anda tanpa mengubah makna. Streaming: radioprofesi.com


Profesiana 15 Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Dipecat karena Selingkuh Peribahasa usang sudah jatuh tertimpa tangga nampaknya sangat cocok untuk peristiwa hidup mantan Bendahara FMIPA UNM, Syentia Dewi.

S

etelah tertangkap basah berbuat tidak senonoh dengan pria yang bukan muhrimnya, Dekan Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) UNM, Abdul Rahman memecat Syentia Dewi dari jabatannya. “Saya langsung ganti dia setelah tahu masalah yang menimpa rumah tangganya, dia tidak boleh lagi mengurusi apapun terkait fakultas hingga masalahnya selesai,” kata guru besar Matematika ini di ruang kerjanya, pekan lalu. Tak hanya itu, Kasubag Hukum dan Tatalaksana UNM, Agus bakal memberhentikan Syentia dari jabatannya. “Ia melanggar kode etik sehingga terancam dipecat,” ujarnya. Kode etik yang dilanggar ialah melaku-

kan provokatif yang dapat meresahkan dan mengganggu keharmonisan masyarakat; Ini bukan hukuman pertama untuk Syentia Dewi karena diduga selingkuh dengan pria berinisial BY, pengusaha travel umroh, oleh suaminya sendiri. Suami sah Syentia Dewi, Thamrin juga telah melaporkan kasus perzinahan istrinya ke Polres Gowa dengan No Pol TBL/300/ III/2016/SPKT ter tanggal 29 Maret 2016. Bahkan, Syentia Dewi pun terancam tak punya pekerjaan karena pihak UNM akan mengajukan surat pemecatannya sebagai pegawai negeri sipil (PNS) UNM. "Kita juga pertimbangkan mengajukan surat pemecatannya sebagai PNS di lingkup UNM," beber dia. Bukan hanya itu, Thamrin pun berencana akan menceraikan ibu dua anak ini. Tindakan Syentia yang diduga berselingkuh dengan pengusaha travel bermula ketika Syentia beralasan keluar daerah untuk urusan kerjaan kampus, Senin (28/3). Kala itu, Thamrin tak curiga. Namun, kecurigaan Thamrin tak tertepis ketika ia menemukan secarik kertas kui-

tansi pembayaran listrik PLN di kediamannya, Selasa (29/3). Dalam kertas itu, ia melihat alamat rumah Perumahan Citra Garden Blok E6 no 6, bukan alamat rumahnya. Thamrin yang curiga dengan kuitansi tersebut akhirnya memutuskan untuk mendatangi alamat yang tertera di kuitansi pembayaran listrik PLN, pada hari yang sama. Dia pun menyatroni alamat rumah asing ini. Kaget betul Thamrin, mobil istrinya terparkir di halaman rumah bercat putih ini. Emosinya pun meluap? Ia pun berteriak histeris dan mengeluarkan kata-kata kasar. Thamrin pun menjadi perhatian warga perumahan yang terletak di Jl Yusuf Bauty, Sungguminasa, Gowa ini. Ia pun mendapati istrinya keluar dari rumah ini yang di dalamnya juga tinggal pria yang diduga selingkuhannya, BY. Informasi terakhir Syentia Dewi dan BY sudah serumah sejak lima tahun lalu. Kabarnya, mereka juga sudah menikah siri padahal sama-sama sudah berkeluarga. (pr28)

Mahasiswa Bangun Gedung Bermodal 1000 Koin PEMBANGUNAN Gedung Fakultas Ekonomi (FE) UNM belum setengahnya rampung. 1000 koin akan dikumpulkan agar bisa menyelesaikan pembangunan. Penggalangan dana dengan 1000 koin dimotori oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE. Ketua BEM FE, Muhammad Fadil mengatakan, gerakan itu sebagai bentuk keprihatinan pembangunan yang setengah hati. “Kita akan membangun sendiri ge-

dung ini dari hasil galang dana, sampai adanya sebuah kejelasan dari pihak Universitas Negeri Makassar (UNM) dan pihak-pihak lainnya yang terkait atas kelanjutan pembangunan gedung ini,” ujarnya. Ia menuturkan, pihaknya akan terus menagih janji pihak fakultas untuk mengoptimalkan gedung yang sudah ada. “Kita akan terus mengawal proses pembangunan gedung tersebut, apalagi pihak fakultas sudah menjanjikan un-

tuk memasang tegel," ungkapnya. Mahasiswa Pendidikan Akuntansi itu pun berharap agar gedung tersebut kembali dibangun secepatnya dan layak pakai. “Supaya nanti bisa dipergunakan sesuai standar sarana dan prasarana perguruan tinggi negeri,” harapnya. Sementara itu, Pembantu Dekan bidang Administrasi Umum dan Keuangan FE, Anwar Ramli mengatakan, ia tak mampu berbuat banyak terkait mandeknya pembangunan gedung. “Kita

hanya bisa sampai pada pengoptimalan gedung yang sudah ada yaitu kita bantu untuk pemasangan tegelnya,” bebernya. Ia menjelaskan, pembangunan gedung berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sehingga perlu proses panjang. “Walaupun mahasiswa mengumpulkan dana untuk pembangunan, kita tidak akan bisa membangun gedung tersebut karena gedung itu dananya langsung dari APBN,bukan dari birokrasi,” ujarnya. (pr10)

Ambil Ijazah Bayar Rp500 Ribu MALANG nian nasib Irwan. Alumni Jurusan Geografi itu hingga saat ini belum mampu menggapai secarik kertas ijazah yang mestinya menjadi kebanggaannya. Ia bingung harus mencari uang untuk menebus ijazahnya. Pasalnya, pihak jurusan mengeluarkan kebijakan untuk terlebih dahulu membayar Rp500 ribu. Kontribusi itu wajib dibayar sebelum menerima surat rekomendasi untuk pengambilan ijazah. Ia pun mengeluhkan, keluarnya kebijakan yang menurutnya sangat tak masuk akal itu. “Sungguh sangat tidak jelas aturan itu, surat rekomendasi yang diberikan tidak tertera nomor suratnya, ditambah lagi pembayaran lima ratus ribu yang tidak jelas mau dikemanakan,” katanya. Irwan pun menuturkan, adanya pungutan itu tanpa keterbukaan yang jelas dari pihak jurusan. “Pihak jurusan tak pernah menjelaskan dengan transaparan kebijakan yang berumur jagung ini,” keluhnya. Senada, Alumni Jurusan Geografi lainnya, Dani juga mengeluhkan hal itu. Namun apa daya ia harus tunduk pada aturan. Ia pun dengan terpaksa mesti membayar agar dapat menerima ijazahnya. “Keberatan iya, tapi ijazah tak akan sampai ditangan jika tak melunasi,” keluhnya. Dikonfirmasi, Ketua Jurusan Geografi, M. Nur Zakaria Leo mengakui, pungutan tersebut merupakan kebijakan yang menjadi salah satu prosedur yang harus dilakukan sebelum pengambilan ijazah. Streaming: radioprofesi.com

Ia menjelaskan, Rp500 ribu digunakan untuk mengambil surat rekomendasi. Setelah mendapatkan surat rekomendasi, mahasiswa kemudian diminta untuk membuat tulisan artikel yang akan dimuat di jurnal, lalu menyetor 500 ribu untuk proses editing dan segala hal yang bersangkutan dengan jurnal itu. “Harus mengambil surat rekomendasi dan membuat artikel terlebih dahulu untuk mendapatkan ijazah,” jelasnya. Leo menambahkan, penerbitan artikel alumni di jurnal ilmiah sebagai upaya untuk meningkatkan pengembangan kualitas alumni serta kenaikan pangkat dosen pembimbing. “Ini sangat berguna bagi keduanya. Contohnya saya, karna jurnal ini pangkat saya naik,” katanya. Namun saat ditemui di ruangannya, Rabu (20/4) ia tak mau menjelaskan rincian kontribusi senilai Rp500 ribu itu. “Ini jurusan yang mengelolanya, yang jelas semua uang itu untuk kepentingan jurnal,” kilahnya. Bahkan, Leo tak mau mempersoalkan perekonomian alumni yang hendak mendapatkan ijazahnya. “Terserah mau ambil ijazahnya atau tidak, yang jelas saya sudah umumkan bahwa ijazahnya sudah ada,” paparnya. Menanggapi hal itu, Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan (PD I) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Muharram justru membantah adanya kebijakan pungutan untuk pengambilan ijazah di Jurusan Geografi. "Tidak ada bayar-bayar seperti itu," bantahnya. (pr28) Urai data, ungkap fakta, saji berita


16

Persona

Gugah 100

Profesi Edisi 202 April Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Peneliti Dunia di Harvard

Biodata n Nama: Prof Dr Haryanto, MPd n Lahir: Purbalingga, 29 Oktober 1959 n Alamat: BTN Gowa Lestari C 12 Sungguminasa, Gowa n Pendidikan: -IKIP Ujung Pandang, English Language Education (1985), -IKIP Malang, English Language Education (1994), -IKIP Jakarta, English Language Education (1999), -Ohio State University, US, Academic Recharging Program (2009-2010) n Riwayat Pekerjaan: -Kepala Laboratorium Bahasa Inggris UNM (2000-2007) -Sekretaris Pusat Bahasa UNM (2007-2008) -Dosen Jurusan Bahasa Inggris FBS UNM (1986 – sekarang) -Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, PPs UNM (2009 – sekarang)

M

enjadi universitas urutan keenam di Indonesia dengan sumber daya manusianya, UNM benar-benar patut berbangga. Baru-baru ini, salah satu dosennya membawa nama baik almamater di kancah Internasional, Universitas Harvard. Dialah Haryanto. Terpilih mengikuti 21st Century Academic Forum Conference, Haryanto menjadi satu dari empat dosen sekaligus peneliti dari Indonesia yang mengikuti konferensi di Universitas Harvard, Boston, Amerika Serikat. Konferensi tersebut digelar di Gedung Joseph Martin Conference Center, Harvard Medical College, Harvard Unversity pada 20 Maret 2016 22 Maret 2016. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Program Pascasarjana (PPs) UNM menuturkan, konferensi internasional di Universitas Harvard bukanlah konferensi pertama yang diikutinya. Beberapa kali ia menjadi pembicara konferensi Languange Teaching yang diadakan di berbagai negara, di antaranya Vietnam, Philipina, dan India.

Keliling

Indonesia Promosi

Konro dan Coto Biodata lNama:Khairunnisa Adri lTTL:Rappang, 3 September 1994 lJurusan: Geografi lRiwayat Pendidikan: SDN 11 Pangsid SMPS Rahmatul Asri SMAN 1 Pangsid lRiwayat Prestasi: *Penerima Dana Hibah Dikti PKM-AI 2013 *Finalis MTQ Mahasiswa Nasional 2015 *Delegasi Sulsel Kapal Pemuda Nusantara 2015 Urai data, ungkap fakta, saji berita

Sebelumnya, Haryanto telah diundang untuk menghadiri konferensi internasional yang diadakan di Dubai dan India. Lantaran ia telah sering mengikuti konferensi di negaranegara Asia, ia pun memilih untuk tidak menghadiri konferensi tersebut. Ketidakhadirannya tersebut ternyata memberikan kesempatan yang lebih baik bagi Haryanto. Oleh panitia konferensi, Haryanto mendapat tawaran untuk mempresentasikan hasil penelitiannya di negeri Paman Sam itu. ”Saya mulai tertarik dan masyarakat tahu Harvard itu seperti apa,” katanya. Dengan penelitian yang berjudul “Learners’ Perception on the Personal and Professional Competences of Effective and Ineffective EFL Teachers”, Haryanto melakukan presentase di hadapan lebih dari seratus peneliti dari 35 negara. Ia menceritakan, salah satu hal yang menyedot perhatian peserta konferensi pada presentasi ialah ikon kampus UNM, Gedung Pinisi. “Dalam presentasi, saya

MENGELILINGI Indonesia memang salah satu impian perempuan ini sejak lama. Lewat Kapal Pemuda Nusantara (KPN), Khairunnisa Adri akhirnya berhasil mewujudkan cita-cita. Setali tiga uang, ia turut mempromosikan kuliner Sulsel pada pemuda seluruh Indonesia. Ia berlayar menaiki Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Bintuni 520 pada 28 Agustus hingga 26 September lalu. Hampir sebulan lamanya, Khairunnisa beserta Pemuda Bahari Indonesia lainnya melakukan sejumlah proyek sosial di tengah-tengah luasnya samudra. Pada Program KPN 2015 lalu, mahasiswa Pendidikan Geografi UNM ini dipercayakan sebagai ketua tim proyek sosial di bidang kewirausa-

memperlihatkan gambar Gedung Phinisi dalam slide pertama, dan hal tersebut menarik perhatian peserta,” bebernya. Pengalamannya menjadi pemateri di Harvard tersebut bukanlah hal yang mudah. Ia membeberkan, penguasaan bahasa Inggris menjadi modal penting dalam menggapai pencapaiannya tersebut. “Harus ada kemauan dari diri sendiri dulu, dan sangat penting untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggris,” katanya. Pria asal Purbalingga ini juga berpesan kepada dosen di UNM agar lebih aktif mencari informasi seputar konferensi internasional. “Rajin-rajin saja cari informasinya secara online, apalagi banyak bantuan seminar yang ditawarkan oleh Dikti,” tambah Haryanto yang juga aktif menjadi reviewer

haan. Dirinya bersama tim kemudian mengkreasikan produk kuliner berbahan dasar rumput laut berupa Keripik dari Sabang-Merauke (Kesake) 520. “Nama Kesake 520 diambil karena dibuat oleh anak muda dari Sabang sampai Merauke di atas KRI 520,” jelasnya. Ia pun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan promosi kuliner khas Sulsel, di antaranya konro dan coto. “Saya adalah ketua tim dan saya dari Makassar, jadi kuenya terdiri atas tiga varian rasa, yaitu rasa coto makassar, konro, dan cokelat,” ujarnya. Respon positif dari Pemuda Bahari Indonesia diperolehnya atas kreasi dari makanan olahan daging itu. “Mereka excited dengan rasa konro dan coto yang kita sediakan,” akunya. Tak hanya proyek sosial di bidang kewirausahaan, sejumlah proyek sosial lain juga digalakkan di atas KRI Teluk Bintuni 520 yang berlayar hampir sebulan itu. “Sebelumnya di kapal, kami dibagi menjadi beberapa tim. Ada konservasi, pendidikan, kewirausahaan, art and culture, ecotourism, bela negara, IT,” bebernya. Penampilan seni budaya juga dilakukan mahasiswa angkatan 2012 pada malam hari selama di atas KRI Teluk Bintuni 520. “Kami melakukan pementasan tari empat etnis selama berlayar untuk mewakili propinsi,” tuturnya. Selain itu, program KPN 2015 juga berlabuh pada tujuh pulau. Di antaranya ialah Kota Baru (Kalsel), Pulau Siau (Sulut), Pulau Tahuna

jurnal Internasional ini. Sebagai dosen UNM pertama yang melakukan presentasi di Universitas Harvard, Haryanto lantas mendapat dukungan penuh oleh Direktur PPs, Jasruddin. “Sebagai salah satu peneliti yang terpilih sebagai presenter dan session chair, Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar mendukung dan mengutus saya pada kegiatan tersebut,” kata pria kelahiran 29 Oktober 1959 ini. Direktur PPs, Jasruddin berujar, pencapaian Prof Haryanto dalam melakukan presentasi di Universitas Harvard perlu menjadi teladan dan motivasi bagi rekan peneliti di UNM. “Prestasi itu merupakan pencapaian hebat yang diraih oleh dosen UNM. Kita patut berbangga memilikinya,” ujar Guru Besar Fisika itu.(dza)

(Sulut), Pulau Melonguane (Sulut), Ternate (Malut), Parigi (Sulteng), dan Pulau Muna (Sultra). “Setiap singgah di pulau diadakan bakti sosial dan kegiatan pariwisata,” ceritanya. Puncak kegiatan KPN 2015 lalu ialah Sail Tomini di Parigi, Sabtu (19/9). Pada perayaan itu pula disediakan homestay selama empat hari. Masing-masing peserta tinggal bersama orang tua angkat masingmasing. “Disini pulalah puncak kegiatan KPN Sail Tomini 2015 ini yang dihadiri oleh presiden, wapres, menteri, kepala-kepala daerah, dan seniman-seniman dari seluruh Indonesia,” kenangnya. Setelah mengikuti program ini Khairunnisa juga mengaku merasa lebih mampu menumbuhkan sikap nasionalis dan patriotisnya. “Pelajaran yang saya dapat ialah menjadi nasionalis dan patriotis. Bahwa negeri dongeng yang indah itu, ada di Indonesia,” ujarnya riang. Icha, sapaan akrabnya, mengharapkan agar proyek sosial tersebut mampu diaplikasikan oleh masyarakat luas. “Diharapkan setelah program KPN, ada tindak lanjut dari alumni yang dapat dilihat secara real untuk masyarakat bahari khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” harap alumni LPM Penalaran ini. Selanjutnya, ia juga berharap, program tersebut mampu mengembangkan daya saing potensi yang dimiliki oleh Sulsel. “Potensi kelautan dan kebudayaan Sulsel ini yang luar biasa bisa semakin dilestarikan bahkan ditingkatkan,” katanya. (whd) Streaming: radioprofesi.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.