Profesi Edisi 203 Mei Tahun XXXIX 2016
Tabloid Mahasiswa UNM
Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi
EMPAT DEKADE BERKARYA BERSAMA Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 203 Mei Tahun XXXIX 2016
2
Persepsi
Profesi Edisi 202 Mei Tahun XXXIX 2016
www.profesi-unm.com
surat dari pembaca
Beasiswa, Setop Bersembunyi!
B
eberapa hari yang lalu, tepat 2 Mei gedung Pinisi UNM diresmikan. Betapa megah gedung kampus Eks IKIP Ujungpandang tersebut. Namun sayangnya pengelolaan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan mahasiswa jauh dari megah. Beberapa waktu lalu, salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) mengeluh karena tak dapat beasiswa atau bantuan biaya pendidikan. Padahal ia masuk dalam golongan mahasiswa berprestasi serta ekonomi lemah. Ironinya mahasiswa tersebut telah menghadap ke pihah birokrasi. Namun respon yang diberikan hanya pendiaman. Padahal mahasiswa tersebut membutuhkan beasiswa untuk membiayai kuliahnya. Tak sedikit mahasiswa yang mengeluhkan persoalan beasiswa. Jelas bukan hanya satu dua orang saja. Tidak menutup kemungkinan setiap fakultas memiliki mahasiswa yang mengeluh akan persoalan tersebut. Jika ditelusuri lebih lanjut, ternyata mahasiswa kekurangan informasi mengenai beasiswa. Padahal setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pasti memiliki beasiswa atau bantuan biaya pendidikan. Seperti bidikmisi, PPA serta beasiswa dari instansi luar yang dikelola oleh UNM. Namun hingga saat ini informasi beasiswa sangat kurang. Coba saja jalan-jalan ke setiap fakultas yang ada. Majalah dinding yang seharusnya diisi dengan informasi beasiswa malah di-
penuhi dengan agenda kegiatan saja. Tidak hanya itu, banyak mahasiswa sama sekali tak pernah mendapatkan sosialisasi oleh pihak birokrasi. Seharusnya pihak birokarasi lebih peka terhadap persoalan seperti ini. Apalagi beasiswa bisa dianalogikan dengan air di tengah gurun bagi mahasiswa yang membutuhkan. Selalu dinantikan untuk membiayai kuliah yang semakin lama semakin mahal saja. Bukan malah menyembunyikan informasi beasiswa lalu diberi kepada sanak saudara. Atau bahkan dijadikan sebagai penghasilan tambahan karena memberi beasiswa kepada mahasiswa yang bisa diajak be kerja sama (bagi hasil). Karena hingga saat ini banyak mahasiswa yang beranggapan kalau pemberian beasiswa itu tidak tepat. Seringkali orang yang “berduit” malah mendapatkan beasiswa, lalu yang berekonomi lemah terabaikan. Ini sama halnya dengan kata yang sering diucapkan oleh beberapa aktivis: yang miskin semakin miskin, yang kaya semakin kaya. Semoga saja, diresmikannya gedung megah milik kampus pencetak guru in menjadi awal baik untuk beasiswa. Karena sudah banyak sarana informasi yang dibangun oleh pihak birokrasi. Semoga saja oknum-oknum penyembunyi beasiswa di UNM pun sadar. Karena semua mahasiswa memiliki hak yang sama dalam mendapatkan informasi apalagi bantuan biaya pendidikan. (*)
f
Apa yang Anda pertanyakan?
Mirwana Amir : saya ingin bertanya tentang prosedur penerbitan ijazah?? supaya lebihh cepat peneebitannya, saya harus keruangan mana ketemu siapa dst. sebelumnya saya sudah kumpul map kuning. selanjutnya bagaimana? karena kita tidak bisa hanya menunggu sementara ijazah sudah dibutuhkan di lapangan. terima kasih. maaf jika ada salah kata. Kepala Badan Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, Ismail Muchtar: Ijazah untuk wisudawan yang terbaru sudah diterbitkan semuanya. Namun jika belum didapatkan hingga sekarang itu berarti ada permasalahan di tingkat fakultasnya, misalnya belum ditandatangani oleh dekan. Zoel Ayuft : Kenapa KTM untuk angkatan 2014 tidak merata pembagiannya?
Staf Subag Bakat Penalaran dan Informasi Akademik, Haddang Leo: Kartu Tanda Mahasiswa untuk angkatan 2014 memang belum dibagikan merata itu disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya, belum lengkapnya data dari mahasiswa itu sendiri serta KTM yang akan diterbitkan pasti banyak sehingga prosesnya butuh waktu yang lama. Ryzkiah Ridhayanti : Saya ingin bertanya tentang pembayaran kkn untuk angkatan 2013. Apakah ada pembayaran? Karena seperti yang seperti realitas yang ada angkatan 2013kan UKT (uang kuliah tunggal),apakah pembayaran kknnya sudah termasuk kedalam UKT itu ?
Pembantu Rektor Bidang Akademik, Sofyan Salam: Mahasiswa yang sudah bayar UKT dipastikan tidak membayar KKN PPL, termasuk UKT 0. Saya pastikan itu dan kalau ada oknum yang memainkannya harap segera melapor, kita akan tindak tegas dan ada anggarannya itu KKN PPL.
KUNJUNGAN. Kru Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Psikogenesis Fakultas Psikologi UNM saat melakukan kunjungan media di Redaksi LPM Profesi UNM, Sabtu (30/4).
Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan Anda ke:
Portal berita online teraktual seputar Universitas Negeri Makassar
www.profesi-unm.com
085397604318 /085299155632 LPM Profesi UNM
@profesi_online
profesi_unm@yahoo.com
Dapatkan informasi seputar kampus Universitas Negeri Makassar melalui channel Blackberry Messenger C0025ADF5 - Berita Profesi UNM
Pelindung: Arismunandar. Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, F acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: F ebriawan Djalil, Sekretaris: Awal Hidayat, Bendahara: Mentari Jati Pratiwi, Divisi Penerbitan: Awal Hidayat (Plh. Pemimpin Redaksi), Divisi Online: Rachmad Wajo (Manajer Divisi Online), Divisi Penyiaran: Nurul Irsal Amalia (Station Manager), Divisi Penelitian dan Pengembangan: Rosni Armin (Kepala Divisi Litbang), Divisi Perusahaan: Mentari Jati Pratiwi (Pemimpin Perusahaan). Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Febriawan Djalil, Plh Pemimpin Redaksi: Awal Hidayat, Redaktur: Ita Andriani, Reporter: Nurul Irsal Amalia, Mentari Jati Pratiwi, Rosni Armin, Rachmad Wajo, St. Aminah, Endang Sri Wahyuni, Ahmad Ri'fan Muzaqi, Ratna, Nurlalela, Citra Jati Utami, Muh. Agung Eka, Resa Saputra, Tahrin, Nurul Charismawaty S, Noval Kurniawan Fotografer: Nurul Fildzah Zatalini Layouter/ Desainer Grafis: Fatimah Muffidah Azzahra; Manajer Sirkulasi dan Iklan: Fatimah Muffidah Azzahra Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 887964, e-mail: redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com
Tata Letak: Fatimah M
DESAIN SAMPUL: AMIRUL MUMININ
Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Streaming: radioprofesi.com
Mozaik Profesi Edisi 203 Mei Tahun XXXIX 2016
www.profesi-unm.com
Guru Dinilai Kurang Kreatif dan Inovatif
Peringatan Hari Tari Sedunia
FSD Hadirkan Maestro Tari
MEMPERINGATI hari tari sedunia yang jatuh setiap 29 April, Fakultas Seni dan Desain (FSD) Universitas Negeri Makassar (UNM), menghadirkan maestro tari daerah se-Sulawesi Selatan. Pementasan tari yang bertajuk “Tradisi Dalam Bingkai Kekinian” digelar di Trans Studio Mall, Jumat (29/4) lalu. Sebelumnya, pementasan serupa bertajuk “Cipta Karya Maestro Tari” juga dilangsungkan di Baruga Colli Pujie FSD, (25-26/4) lalu. Tari-tari yang ditampilkan di antaranya Tari Mappadendang, Kalumbang, dan Pakarena Sambarita (Maros), Tari Pepe’pepe’ Ri Makka (Makassar), Tari Pakarena, Pakarena Bulu Tanpa, dan Tari Salonreng (Gowa), Tari Pa’ joge (Bone), Tari Paolle (Bantaeng), Tari Pa’ bitte Passapu (Bulukumba). Semua tari tersebut merupakan hasil karya maestro terbaik di daerahnya. Koordinator Panitia, Heriati mengatakan, acara ini juga melibatkan sejumlah penampilan tari-tarian dari kalangan anak usia dini. “Kita akan menyaksikan penampilan anak TK dilanjutkan dengan penampilan kalangan umum”, katanya. Pementasan rutin tahunan ini juga digelar sebagai bentuk apresiasi selaku mahasiswa jurusan seni tari. “Ini menjadi wadah untuk berkumpul dan menerapkan keilmuan yang telah dipelajari. Sekaligus melihat bagaimana perkembangan seni tari di Sulselbar,” ujar Ketua Panitia, Novianti Lepong. Pembantu Dekan bidang kemahasiswaan (PD III) FSD, A. Ikhsan mengatakan pementasan ini merupakan salah satu kegiatan yang diperingati setiap tahunnya. “Hari tari sedunia adalah kegiatan wajib bagi mahasiswa Sendratasik dan Seni Tari”, tuturnya. Dosen Sendratasik ini pun berharap, pementasan ini sekaligus mampu meningkatkan akreditasi jurusan maupun fakultas karena telah menghimpun maestro tari Sulawesi Selatan. (pr22)
3
H
Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia ialah masih kurangnya guru kreatif dan inovatif dalam pembelajaran.
al itu diungkapkan oleh Najeela Shihab, founder inibudi.org, startup penggiat inovasi media belajar. “Permasalahannya adalah masih rendah kompetensi yang dimiliki oleh banyak guru di Indonesia sehingga para guru yang ada kurang kreatif dan inovatif,” kata Najeela saat menjadi pembicara pada seminar nasional “Pendidikan Media Media Pendidikan”, di Ruang Teater, Gedung Pinisi, (23/4). Selain itu, kakak Najwa Shihab ini juga menuturkan, dirinya menemui kesulitan untuk mengajak para guru agar menggunakan media dalam proses pembelajaran. “Padahal, media mampu mendorong peserta didik lebih mudah memahami materi pembelajaran,” ujarnya.
Ia menjelaskan, hal tersebut turut dipengaruhi oleh banyaknya media yang kurang sehat berkembang di masyarakat. “Kita ketahui bahwa banyak media yang kurang sehat, itu kembali lagi kepada kita bagaimana kita memilah media tersebut,” jelasnya. Dalam seminar yang sama, pembicara lain, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Judhariksawan tak menampik hal tersebut. Ia mengakui, saat ini masih kurang media yang memiliki konten edukasi. “Media yang ada di Indonesia saat ini lebih mengarah kepada industri sehingga acaraacara yang ada di media lebih mengejar rating. Konten pendidikan tak laku di duia industri,” paparnya.
Judhariksawan juga mengakui, hingga saat ini KPI belum mampu melaksanakan tugasnya secara ideal karena terhambar pada masalah regulasi. “KPI belum bisa bergerak lebih, karena terhambat pada masalah perundang-undangan,” ujarnya. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah menentukan kelayakan kelanjutan sebuah program acara di tv dengan melibatkan langsung masyarakat melalui uji publik.”Kita harus tetap melibatkan masyarakat sehingga kedepannya acaraacara yang muncul di TV adalah acara yang memang layak dan diinginkan oleh masyarakat,” bebernya. Selain Najeela Shihab dan Judhariksawan, seminar nasional ini turut mengahadirkan
pula pemateri lain seperti Amir (Guru Besar Teknologi Pendidikan UNM), Santoso (Kepala Pustekkom Kemdikbud), dan Mukramal Aziz (Founder Pojok Sulsel). Seminar yang diselenggarakan oleh mahasiswa angkatan 2014 Jurusan Teknologi Pendidikan ini bertujuan menjelaskan kepada masyarakat mengenai pentingnya sebuah media yang berbasis pendidikan. “Seminar ini juga merupakan salah satu tugas mata kuliah wajib yaitu mata kuliah Seminar Permasalahan Teknologi Pendidikan,” tutur Ketua Panitia, Fatoni. Selain seminar nasional, kegiatan ini dirangkaikan pula dengan pameran media pendidikan, serta pelantikan ketua IKA Tekpen. (pr10)
Mahasiswa Arsitektur Sipil
Bangun Sarana Sanitasi di Bantaeng
HIMPUNAN Mahasiswa Sipil dan Perencanaan (HMSP) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) membangun fasilitas sanitasi berupa WC aman pasang di Kabupaten Bantaeng, 29 April hingga 27 Mei mendatang. Program itu dilakukan melalui Aksi Sosial Mahasiswa Arsitektur Sipil (Asomasi). “Nantinya akan di sosialisasikan banyak item terkait pembuatan WC Terpadu yang aman pasang, mulai dari pengetahuan dasar WC terpadu, desain, pemilihan bahan, serta cara membangun WC terpadu tersebut,” kata Ketua HMSP FT, Wawan. Ia menambahkan, aksi sosial tersebut merupakan perwujudan salah satu tridarma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada
masyarakat. “Jadi dalam kegiatan ini kita mengabdikan diri untuk UNM pada khususnya dan tanah airpada umumnya, dengan mengamalkan tridarma perguruan tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya. Ketua Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan FT, Nurlita Pertiwi mengimbau agar semangat inovasi kemahasiswaaan tetap ditunjukkan demi lancarnya kegiatan aksi sosial tersebut. “Saya hanya ingatkan kepada HMSP agar tetap menunjukkan prestasi, inovasi dan bakti sebagai mahasiswa yang membawa nama baik HMSP, nama baik Fakultas Teknik, dan nama baik UNM. Tetap tunjukan semangat inovasi kema-
hasiswaan agar kegiatan ini bisa berjalan lancar,” ujarnya. Lebih Lanjut, Nurlita berharap agar ide dan inovasi yang diperoleh dalam bangku kuliah dapat diterapkan di lingkungan masyarakat dengan hal-hal positif. “Pastinya dari kegiatan ini, saya berharap anak-anak bisa menunjukan bahwa ide dan inovasi yang didapatkan dari universitas bisa diterapkan di lingkungan masyarakat, tentunya dengan hal-hal yang positif,” tuturnya Pembantu Dekan Bidang Kemasiswaan (PD III) FT, Bakhrani Rauf juga mengharapkan agar program yang telah direncanakan dapat terealisasikan semua di lokasi tujuan. (pr24)
Nurhasni, Mahasiswi Penjual Pisang Goreng
Jual Gorengan Demi Ringankan Beban Keluarga
FOTO: ZAQI-PROFESI
MELAPAK. Nurhasni tengah menjual pisang goreng di kelasnya. Tampak sejumlah temannya berkerumun membeli pisang goreng jualan Nurhasni.
Berada jauh dari orang tua di perantauan memaksa mahasiswi asal Kajang, Bulukumba ini harus bekerja keras membiayai kuliah. Bergulat dengan sinar mentari pagi, ia meninggalkan kamar kosnya yang sederhana menuju rumah pembuat kue untuk menjemput pisang goreng (pisgor) yang akan dijualnya di kampus.
B
erbalut baju hitam dipadukan jilbab hitam panjang yang menutupi seluruh tubuhnya, ia berjalan dengan penuh asa menuju kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) ParangStreaming: radioprofesi.com
tambung. Namanya Nurhasni. Di tangannya, ia tampak menenteng kotak plastik berisi puluhan potong pisgor Setibanya di kampus, mahasiswi Jurusan Pendidikan Teknolo-
*Ratna gi Pertanian Fakultas Teknik (FT) ini bergegas menghampiri sejumlah teman yang telah menjadi pelanggan setianya. Ia tak lagi menawarkan dengan kata-kata pemanis. Pisgor jualannya yang telah dinanti-nantikan sebelum ia tiba jauh lebih “manis”. Satu-satu, pisgor yang dibawanya pun laku habis. Berjualan pisgor telah menjadi rutinitas sehari-harinya di kampus selama setahun ini. Nurhasni, tak seberuntung temannya yang hidup berkecukupan dengan orang tua yang selalu mampu memenuhi segala kebutuhannya selama kuliah. Namun demikian, tak sekalipun terlintas di benaknya merasa berkecil hati. Dari pisgor jualannya, Ia bahkan merasa puas mampu membiayai hidup selama kuliah di kota Makassar berkat hasil jualannya. Hasnani bukan setahun-dua tahun ini gemar berwirausaha. Sejak kecil, ia memag sudah dididik agar dapat hidup mandiri. Saat musim buah ketika masih di bangku SD, ia akan membantu tantenya ber-
jualan rambutan. Dari situlah bakat wirausaha Hasnani mulai mencuat. Saat tahun pertamanya berkuliah pun, ia berjualan gorengan di dekat masjid FT bersama temantemannya. Sayangnya, jalan tak selalu mulus tanpa hambatan. Saat itu, jualannya kurang laku sehingga ia memilih berhenti berjualan. “Dulu jualan berbagai macam gorengan dan kue dekat masjid sama teman-teman tapi jualannya kurang laku,” kenangnya. Meskipun pernah gagal merintis usaha kecil-kecilan, ia masih berupaya menutupi biaya perkuliahannya. Apalagi, uang yang dikirimkan oleh orang tuanya terbilang minim. “Tak setiap bulan saya mendapatkan kiriman, hanya tiga bulan sekali, itupun hanya 200 ribu dan saya gunakan bersama kakak saya,” tuturnya. Meskipun demikian, ia tak mau menuntut banyak kepada orang tuanya. Ia mengerti bagaimana keadaan orang tuanya yang hanya sebagai buruh tani di kampung. Karena tak mau menambah beban keluarga, akhirnya ia pun memu-
tuskan kembali berjualan saat semester 4. Karena terhambat modal, ia terpaksa menjual gorengan milik seorang ibu yang merupakan tetangga kosnya sendiri. Biasanya ia memesan tengah malam karena jadwal kuliahnya kadang juga tak menentu. Keuntungannya pun tak seberapa, bahkan terbilang sangat sedikit sekali hanya Rp5 ribu perhari. “Meskipun untungnya hanya sedikit tapi ini sudah cukup membantu, dari pada tidak ada pemasukan sama sekali,” katanya. Uang yang ia dapatkan selama berjualan ia manfaatkan sebaik mungkin, sisanya ditabung. Ia pun bercita-cita ingin menjadi seorang pengusaha nantinya. Mahasiswi kelahiran 23 Desember 1996 ini bertekad untuk bisa terus lanjut kuliah dengan biaya sendiri. Ia ingin melukiskan kisah dalam hidupnya sebagai anak yang mandiri dan tak lagi jadi beban orangtua. “Cukuplah saya menjadi anak yang mandiri, berjuang di perantauan tanpa menyusahkan orang tua lagi,” kisahnya.(*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
4
Jejak Sejarah www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 202 Mei Tahun XXXIX 2016
JEJAK SEJARAH L
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Streaming: radioprofesi.com
Jejak Sejarah Profesi Edisi 203 Mei Tahun XXXIX 2016
5
www.profesi-unm.com
LPM PROFESI UNM
Streaming: radioprofesi.com
Urai data, ungkap fakta, saji berita
6
Reportase Utama Profesi Edisi 202 Mei Tahun XXXIX 2016
www.profesi-unm.com
Kampus Paceklik Beasiswa Beasiswa adalah angin segar bagi mahasiswa, menjadi hal yang paling dinanti-nanti kedatangannya. Sayangnya, ini kampus paceklik beasiswa. Angin segar itu hanya jadi angan-angan belaka.
A
danya beasiswa membantu mahasiswa dalam kelangsungan hidupnya menjejaki dunia perkuliahan yang serba mahal. Namun sangat disayangkan, Universitas Negeri Makassar (UNM) yang megah tak mampu menyediakannya. Kini, beasiswa yang tercatat hanyalah hitungan jari. Hal itu diakui oleh Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik (FT), Bakhrani Rauf. Beasiswa yang baru-baru ini cair hanya Bidikmisi dan Bank Indonesia (BI). “Sampai saat ini hanya ada dua beasiswa yang kami terima, Bidikmisi dan BI,” jelasnya Selain Bidikmisi, ada pula beasiswa lain dari Kemenristekdikti yaitu beasiswa PPASwadaya. Namun, kabar yang santer terdengar belakangan ini ialah penghapusan beasiswa tersebut. Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Pattaufi membenarkan hal tersebut. “Di FIP hanya ada Bidikmisi. Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan Bantuan Beasiswa Miskin (BBM) belum jelas bahkan sudah mau dihapuskan,” tuturnya. Sementara itu, Kepala Bagian Kemahasiswaan BAAK UNM, Jufri menyimpulkan beasiswa yang terdata di UNM tersisa dua, yaitu Bidikmisi dan BI. “Hingga saat ini UNM hanya diberi dua beasiswa untuk dikelola,” bebernya.
Bahkan, untuk beasiswa BI hanya dikhususkan untuk dua fakultas saja, yaitu Jurusan Pendidikan Teknologi Pertanian FT dan Fakultas Ekonomi. “Ada 8 dari mahasiswa PTIK dan 10 dari Jurusan Pertanian sebagai penerima beasiswa BI,” jelasnya. Mengenai beasiswa PPA-Swadaya, Jufri pun tak mampu berkomentar banyak. Beasiswa yang disediakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi itu terancam akan dihapuskan. “PPA hingga saat ini belum ada kepastian kelanjutannya,” ujarnya. Rasio antara jumlah mahasiswa dan beasiswa yang disediakan menjadi berbanding terbalik. Saat calon mahasiswa peminat UNM meningkat, jumlah beasiswa justru semakin sedikit. Menanggapi hal itu, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) UNM, Heri Tahir mengatakan, beasiswa yang selalu disediakan UNM memang tersisa Bidikmisi dan PPA. Kurangnya jumlah beasiswa yang tersedia di kampus pencetak guru ini ditanggapi oleh Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Heri Tahir. Menurutnya, beasiswa yang disediakan memang hanya beasiswa Bidikmisi dan PPA.“Yang selalu disediakan memang hanya bidikmisi dan PPA. Namun kelanjutan PPA sampai saat ini masih belum jelas,” ungkapnya Lebih lanjut, beasiswa dari instansi luar yang dikelola oleh pihak UNM hingga saat
ini hanya dari Bank Indonesia. “Kalau beasiswa dari instansi memang yang masih eksis itu hanya BI. Apalagi beasiswa dari instansi luar yang dikelola UNM biasanya karena mereka menjadi sponsor atau dengan maksud tertentu,” jelas guru besar FIS tersebut. Padahal, selama ini kampus telah banyak menjalin mitra dengan pihak eksternal dalam penyediaan beasiswa. Beasiswa Pertamina, Toyota, Supersemar, IMHERE kini tak lagi terdengar kabarnya. Minimnya jumlah beasiswa di kampus dengan puluhan ribu mahasiswa ini pun menjadi keluhan tersendiri bagi mahasiswa. Salah seorang mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Muhammad Ikhsan Taufik menilai kondisi beasiswa kampus sangat memprihatinkan.“Kalau melihat kondisi sekarang, sangat mirislah. Karena melihat dengan PTN lain sangat jauh berbeda dengan UNM yang begitu kurangnya beasiswa untuk mahasiswa,” ujarnya. Mahasiswa penerima beasiswa Swadaya ini pun merasa kecewa dengan ketidakjelasan beasiswa yang diterimanya. “Takutnya akan ada nanti mahasiswa cuti karena beasiswa yang mau dihapus,” bebernya. Ia pun mengharapkan agar beasiswa apapun tak dihapuskan demi membantu biaya kuliah mahasiswa. “Harapannya tidak jadi dihapus, bagaimana pun beasiswa itu sangat membantu pada saat pembayaran UKT,” harapnya.
Minim Sosialisasi Adanya beasiswa yang dikelola oleh pihak birokrasi tak serta merta meringankan beban biaya pendidikan mahasiswa. Sebab, informasi yang sampai di telinga mahasiswa sangat kurang. Bahkan terkesan ditutup-tutupi. Salah satu mahasiswa Fakultas Teknik (FT), Resti Setiawati mengakui sangat kurangnya informasi mengenai beasiswa yang diberikan. Bahkan, informasi beasiswa kerap terlambat diketahui ketika pengumuman penerima beasiswa telah keluar. “Banyak teman-teman yang tahu kalau ada beasiswa pas pengumuman penerima beasiswa itu keluar,” bebernya. Tak hanya itu, di beberapa fakultas lainnya pun sangat minim informasi. Mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE), M Nuzul Hasan menilai sosialisasi yang dilakukan pihak birokrasi selama ini masih amat terbatas. Ia menilai, pihak pejabat kampus yang mengelola beasiswa harusnya mampu terjun ke lapangan agar beasiswa dapat terpublikasikan secara maksimal. “Harusnya ada sosialisasi yang dilakukan pihak kampus agar beasiswa betul-betul terpublikasikan,” jelas mahasiswa Fakultas Ekonomi, M Nuzul Hasan. Menanggapi keluhan minimnya sosialisasi beasiswa pada mahasiswa, Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan (PD III) FIS justru membantah. Ia berkilah, mahasiswa kurang proaktif dalam menjemput informasi. “Yang merasa seperti itu adalah mahasiswa yang tahunya pergi kuliah dan langsung pulang saja,” kilahnya. (*)
Seleksi Masih Subjektif SUDAH sepatutnya universitas memberi bantuan kepada mahasiswa yang terbilang kurang mampu. Apalagi setiap universitas menyediakan anggaran serta program kerjasama untuk mendapatkan beasiswa atau bantuan biaya pendidikan ke mahasiswa. Sayangnya hingga saat ini pemberian beasiswa di kampus orange ini dirasa masih kurang tepat. Banyak mahasiswa yang berhak mendapatkan malah tak kebagian. Mahasiswa Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Siti Maya, misalanya. Sehari-harinya, sepulang kuliah ia mesti menjadi buruh cuci motor. Tak hanya sampai di situ, perempuan asal Flores ini juga menjadi tukang ojek langganan tetangga rumah kosnya. Menjadi buruh cuci motor dan tukang ojek dilakukannya demi meringankan biaya kuliah. Ia beberapa kali telah menemui birokrasi dan mengajukan pendaftaran beasiswa BiUrai data, ungkap fakta, saji berita
dikmisi maupun PPA-Swadaya. Namun, sampai sekarang ia belum mendapatkan respon apa-apa. “Kalau saya menghadap ke PD III FIS, hanya disuruh untuk menulis identitas atau sekedar mengumpul berkas, namun tak pernah ada kelanjutannya,” jelasnya. Padahal hingga semester 5, IPK-nya ini tergolong cum laude dengan skor 3,92. Maya menjadi potret kecil betapa belum tepatnya beasiswa menyasar mahasiswa yang membutuhkan. Tak hanya Maya, mahasiswa FIS lainnya, Widya Winasary juga mengakui pemberian beasiswa masih kurang tepat sasaran. Banyak mahasiswa yang kurang berhak malah mendapatkan beasiswa. “Banyak yang mestinya dapat beasiswa malah tidak dapat,” bebernya. Sementara itu, PD III FIS, Najamuddin menjelaskan, terdapat sejumlah seleksi dalam penerimaan beasiswa. “Ada proses
seleksi, diutamakan mahasiswa ekonomi rendah dan juga berprestasi,” ujarnya. Ia menambahkan, penilaian tersebut dilakukan oleh masing-masing jurusan lalu merekomendasikan ke fakultas. “Jurusan yang menilai siapa mahasiswanya yang memenehui syarat,” tambahnya. Lain halnya dengan Fakultas Ilmu Sosial (FIS), ada beberapa instansi yang menyediakan beasiswa, Bidikmisi, BBM, Pemerintah Daerah Setempat, PPA, dan juga BI. Sementara syarat untuk mendapatkan beasiswa adalah golongan yang kurang mampu dan berperestasi. “Ada proses seleksi, diutamakan mahasiswa ekonomi rendah dan juga berprestasi,” ujar Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FIS, Najamuddin. Ia menambahkan bahwa penilaian tersebut dilakukan oleh masing-masing jurusan lalu merekomendasikan ke fakultas. “Juru-
san yang menilai siapa mahasiswanya yang memenuhi syarat,” tambahnya. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) UNM, Heri Tahir pun tak menampik belum tepat sasarannya penerima beasiswa. “Kayaknya banyak penerima beasiswa yang tidak layak. Cuma kita susah mendapat informasi aslinya,” akunya. Mengenai hal tersebut, ia pun mengkritik pihak fakultas dalam memutuskan mahasiswa penerima beasiswa. “Di rektorat hanya mengeksekusi, keputusan itu ada di fakultas,” ujarnya. Lebih lanjut, Guru Besar Hukum Pidana ini bahkan meyakini adanya kongkalikong antara mahasiswa dan birokrasi fakultas yang menangani beasiswa. “Saya yakin pasti ada fakultas yang membuat perjanjian dengan mahasiswa untuk berbagi beasiswa untuk menyetor sebagian beasiswanya terhadap pengurusnya,” bebernya. (*) Streaming: radioprofesi.com
Reportase Utama Profesi Edisi 203 Mei Tahun XXXIX 2016
M
7
www.profesi-unm.com
Beasiswa Kampus Tak Transparan
endapatkan beasiswa merupakan angin segar bagi mahasiswa. Apalagi jika mahasiswa tersebut berprestasi dan terbilang kurang mampu dalam segi ekonomi. Saat ini pun telah memasuki pertengahan semester genap, biasanya mahasiswa mulai mencari informasi mengenai beasiswa. Banyak mahasiswa mengeluhkan informasi beasiswa yang tidak sampai ke telinga mereka. Padahal beasiswa atau bantuan biaya pendidikan sangat dibutuhkan. Selain untuk meringankan beban biaya kampus yang semakin mahal, beasiswa juga menambah semangat bagi mahasiswa penerimanya. Padahal ada berbagai beasiswa yang dikelola UNM, namun sangat kurang mahasiswa yang mengetahui. Ini terbukti dari hasil jajak pendapat yang dilakukan beberapa waktu yang lalu. Sebanyak 90 responden, dengan presentase hanya 13 persen yang menjawab tahu mengenai beasiswa apa saja yang ada di UNM. Sisanya 30 persen sama sekali tidak tahu dan 57 persen sedikit tahu
tentang beasiswa yang ada di UNM. Padahal beberapa beasiswa sudah ada sejak beberapa tahun terakhir ini seperti beasiswa bidikmisi dan PPA. Tidak hanya itu, beasiswa dari instansi yang dikelola UNM pun datang silih berganti namun kenyataannya mahasiwa hanya sedikit tahu. Tak juga dapat disalahkan mengapa mahasiswa hanya sedikit tahu dengan beasiswa. Pasalnya hasil responden menunjukkan presentase 70 persen menjawab sosialisasi mengenai beasiswa di UNM tidak pernah didapatkan. Selebihnya hanya 28 persen yang pernah mendapatkan sosialisasi. Sisanya hanya 2 persen yang sering mendapatkan sosialisai mengenai beasiswa. Jadi tak perlu dipungkiri lagi ketika banyak mahasiswa yang ingin mendapatkan beasiswa, selalu tak kebagian. Sebab informasi yang seharusnya dipublikasikan pihak birokrasi malah tak. Padahal sudah hak semua mahasiswa mendapat informasi yang menunjang bagi mereka. Hingga saat ini pun terkadang banyak mahasiswa yang keteteran ketika mengurus
beasiswa. Ini imbas dari kurangnya respon pihak birokrasi kepada mahasiswa dalam pemberian informasi. Salah satu contoh yaitu persyaratan yang harus diajukan dalam pengurusan beasiswa. Hasil responden memperlihatkan bahwa hanya 13 persen yang menjawab tahu mengenai syarat untuk mendaftar beasiswa. Sisanya 56 responden hanya menjawab sedikit tahu apa saja syarat untuk mendaftarkan diri dan sebanyak 31 persen sama sekali menjawab tak tahu mengenai syarat pendaftaran tersebut. Tak sampai di situ, sosialisasi mengenai beasiswa harusnya lebih diperbaiki lagi oleh pihak birokrasi. Sebab hasil responden memperlihatkan bahwa, mahasiswa lebih banyak mendapatkan informasi beasiswa dari informasi mulut ke mulut. Sebanyak 57 persen informasi beasiswa didapatkan dari teman.
Ini merupakan kurang inisiatifnya pihak birokrasi dalam sosialisasi, karena hanya 6 persen yang menjawab mendapatkan informasi beasiswa dari pihak birokrasi, selebihnya 8 persen dari pamflet dan 30 persen dari internet. Kegagalan pembagian informasi inilah yang menyebabkan banyaknya beasiswa yang ada di UNM didapatkan oleh orang-orang yang kurang berkah. Sebanyak 64 persen responden menjawab pemberian beasiswa yang ada di UNM kurang tepat. Banyak yang memberi alasan bahwa beasiswa harusnya diberi kepada mahasiswa berprestasi dan kurang mampu. Namun hingga saat ini masih sering didapatkan mahasiswa seperti itu malah tak mendapat beasiswa. Berdasarkan presentase angka-angka diatas tentunya dapat ditarik kesimpulan, pihak birokrasi terkesan menutup-nutupi persoalan beasiswa. Seharusnya pihak birokrasi lebih gencar lagi untuk membagikan informasi tersebut. Karena semua mahasiswa memiliki hak yang sama dalam mendapatkan informasi. (*)
Tim Reportase Utama: Koordinator: Rosni Armin Anggota : Endang Sri Wahyuni, St. Aminah
Streaming: radioprofesi.com
Urai data, ungkap fakta, saji berita
8
About 40th Profesi Edisi 202 Mei Tahun XXXIX 2016
www.profesi-unm.com
DewasaProfesional *Uslimin
Hari ini, 5 Mei, 40 tahun sudah kiprah Profesi. Masa dan usia yang tidak singkat. Sudah dewasa dan sangat matang. Nyatanya? Biarlah rumput bergoyang menjawabnya.
S
atu yang pasti, Profesi sudah sangat melegenda. Melebihi lembaga sekelasnya. Di universitas pencetak guru terbesar ini. Bahkan di jagat pers kampus tanah air. Nah, dengan prestasi sekelas itu, sejatinya Profesi tidak berkutat dalam tempurung kecil. Sebaliknya harus
menjadi bagian penentu. Paling tidak dalam pengambilan keputusan strategis. Khususnya di kampus. Dalam pemilihan rektor, misalnya. Atau, suksesi kepengurusan Ikatan Alumni. Baik universitas, apalagi hanya di wilayah fakultas dan jurusan. Itulah idealnya. Namun, kita pun harus fair. Tidak boleh sepenuhnya membebani pengelola Profesi. Beban mulia itu harus dibagi proporsional. Pada seluruh elemen. Di mana pun mereka berkiprah kini. Karena, para pengelola pastilah punya keterbatasan. Waktu, tenaga, pikiran, dan daya dobrak. Profesi, kini dan ke depan, tidak lagi sebatas media kampus. Tapi, juga alat perjuangan. Dalam menegakkan nilai-nilai demokrasi, hukum, kemanusiaan, dan peradaban. Baik di internal, terlebih eksternal kampus. Hanya dengan itu, lembaga ini bisa terus eksis dan berkibar. Di sepanjang era dan masa. Nah, untuk menguatkan hasrat suci itu, tidak bisa tidak, Profesi harus mem-
perkokoh garis perjuangan dan ideologinya sebagai lembaga pers. Di samping sebagai organisasi bakat minat. Ideologi perjuangan bernama IDEALISME itu harus terus dijaga. Dan diarahkan untuk fokus pada satu titik; benteng peradaban dan kemanusiaan. Selalu menempatkan kepentingan publik di atas segalanya. Dan menjadikan nurani sebagai kode etik dan perilaku. Ke depan, Profesi harus bisa dan selalu berani berdiri di barisan terdepan. Meski, konsekuensinya harus berhadapan kekuasaan dan anjing penggebuknya. Teror dan gugatan hukum. Untuk itu, semangat dan spirit “Satu untuk Profesi, Profesi untuk Satu” harus terus dipupuk dan dipelihara. Sekat fakultas, jurusan, angkatan, suku, agama, ras, dan golongan, harus lebur dalam jiwa ke-Profesi-an. Profesi yang profesional, tentu saja. (*) *Penulis merupakan Dewan Pembina LPM Profesi UNM dan
Menembus Batas Menuju Kemantapan *Nurul Irsal Amalia Profesi UNM Periode 2015-2016 LPM Station Manager
SESUAT U yang dinanti terkadang terasa lama untuk tiba pada waktunya . Namun, untuk sesuatu yang dijalani dengan keluhan yang sedikit terabaika n, kenyataa nnya tak pernah dinyana telah dilampau i. Demi melalui suatu jalan berliku pun tentunya selalu ada gerak pemisah yang membata si ruang keleluasaan. Tetapi adakalan ya batas itupun harus dilampau i untuk lebih memperb aiki diri. Tahun berganti tahun hingga tiba saatnya mencapa i angka 40. Jika diibaratkan budaya orang-ora ng Indonesia , ratarata di usia ini telah dibesarka n 3 orang
Urai data, ungkap fakta, saji berita
anak dalam sebuah keluarga. Pun “Profesi”, Lembaga Pers Mahasisw a (LPM) tingkat universit as tak hanya “membesarkan” tiga produk (cetak, online, siaran) namun juga membesa rkan kaderkader hebat dan berkualit as. Empat Dekade Berkarya Bersama, patah semangat tentu kerapkali dialami awak Profesi dalam menjalan i kerjakerja jurnalisti k. Proses menjadi kader yang baik pun tentu selalu tak mudah. Dalam ribuan cerita, “sosok” deadline selalu menjadi momok menakutk an bagi awak Profesi. Entah target berita penerbita n, berita
online, maupun target jam siaran radio. Tidak hanya menawar kan proses-pr oses yang dirasa memang rumit, di usia yang semakin matang pula tentu ribuan bahkan lebih dari itu, cerita-cer ita lucu, konyol, norak selalu menjadi penghibu r paling ampuh bagi mereka. Tanpa Anda Kami Belum Lengkap selalu menjadi pelengka p paling absah dalam sejarah lembaga kuli tinta tercinta ini. Tanpa orang-ora ng yang mau membant u dan bekerjasa ma Profesi tentu bukanlah sesuatu yang istimewa dan menunjuk kan kemantap annya mengibarkan benderan ya.(*)
Streaming: radioprofesi.com