Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
Tabloid Mahasiswa UNM
Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi
COPOT!
Sejumlah profesor di UNM tidak melakukan penelitian selama dua tahun terakhir
Janji Kabinet Husain Hal. 4 Awas, PR III Lebur UKM Hal. 15 Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
2
Persepsi
Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
surat dari pembaca
E
Setop Sekadar Janji
UFORIA perayaan Dies Natalis Universitas Negeri Makassar (UNM) 1 Agustus masih terasa. Di usia yang ke-55 tahun, tentu merupakan usia dewasa untuk sebuah instansi. Namun, tak seharusnya kita berfokus pada kebanggan umur. Karena banyak hal yang harus dibenahi agar sempurna disebut dewasa. Hal ini yang harusnya mulai diperhatikan oleh nahkoda baru kita serta jajarannya. Meskipun mereka baru saja dilantik sebulan yang lalu. Kabinet baru harus segera beradaptasi dengan tanggung jawab baru. Tak perlu berlenggak-lenggok terlalu lama pada perayaan tahunan ini. Sejumlah pekerjaan rumah telah menanti. Seperti halnya Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I). Harusnya segera mendongkrak nuansa akademis di kampus orange ini. Tentu untuk meningkatkan akreditasi setiap prodi. Selain itu, menindaklanjuti tenaga pendidik yang ogah-agahan, guru besar tak produktif, misalnya. Namun, beda halnya dengan Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II) kita ini. Ia lebih memilih mengeluarkan kebijakan untuk membiayai anak Pegawai Negeri Sipil (PNS) ketimbang memperbaiki sarana dan prasarana secepatnya. Kabar penerapan Badan Layanan Umum (BLU) pun masih dalam wacana. Belum lagi dengan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaa (PR III).
Nasib sejumlah Lembaga Kemahasiswaan (LK) berada di tangannya. Semoga saja tak ada LK yang akan dihilangkan. Kebebasan berekspresi, menyalurkan minat dan bakat, bukan hal yang boleh diabaikan begitu saja. Di bidang kerja sama, bukan pula tak ada celah. Selama ini bagian itu hampir tak pernah terdengar gaungnya. Kerjasama yang dibuat terkesan sembunyi. Atau ,umgkin karena kurang sosialisasi hasil. Pejabat baru mestilah membesarkan kampus ini dengan kerja sama dari segala penjuru mata angin. Apalagi mereka telah berikrar lewat pakta integritas. Program kerja yang begitu menjanjikan civitas. Tidak hanya itu, mereka bagai menanam harapan untuk memajukan kampus pencetak guru ini. Namun, pertanyaan yang timbul kemudian, sanggupkah mereka menjalankan hal tersebut. Belum lagi harus mengatasi dulu berbagai masalah yang menggerogoti kampus yang telah melewati usia setengah abad ini? Jawabnya hanya diketahui oleh para pemegang kuasa kita. Jawabannya tentu dengan kerja nyata, setop sekedar janji. Sebab sivitas sekarang bukan masanya lagi bisa dibodoh-bodohi. Mereka bisa saja langsung melengserkan. Seratus hari kerja menanti evaluasi. Kita bisa lihat hasilnya nanti. Mana yang ingin memajukan atau yang hanya ingan jabatan. (*)
f
Apa yang Anda pertanyakan?
Andhar Wijaya: Bagaimanakah prosedur pembayaran SPP bagi mahasiswa akhir, apakah setelah mengurus map hijau atau ujian hasil tidak dikenankan lagi pembayaran SPP ataukah nanti setelah ujian tutup dan yudisium baru bebas SPP ? Kasubag Registrasi dan Statistik BAAK UNM, Basri Kadir: Mahasiswa dinyatakan selesai jika mahasiswa tersebut telah mengikuti ujian akhir dan yudisium. Jika mahasiswa belum berhasil yudisium di akhir semester, maka mahasiswa tersebut harus membayar SPP pada semester berikutnya. Ovick Saja: Kapan jadwal pengurusan KKN Reguler dan terpadu tahun ini ? Ketua Pusat KKN UNM, Muhammad Rakib: Jadwal pengurusan KKN Reguler angkatan XXXV dimulai tanggal 11 sampai dengan 22 Juli, sedangkan untuk pendaftaran KKN Terpadu angkatan XIII dimulai tanggal 8 hingga 29 Agustus mendatang. Dwiyana Maharani Arifin: Saya sangat berharap masalah keterlambatan praktikum dan pendanaan di laboratorium FMIPA tidak terulang lagi di semester selanjutnya. Pembantu Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan (PD II) FMIPA, Agus Martawijaya: Ini kan pergantian pimpinan baru. Nah sekarang kami semua berusaha, bersinergi agar masalah-masalah seperti keterlambatan praktikum maupun pendanaan tidak bermasalah lagi. Kami sudah usahakan.
FOTO: TAHRIN-PROFESI
DJMTM. Pengelola LPM Profesi UNM beserta pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) saat berfoto dengan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Arifuddin Usman dipembukaan Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Menengah (DJMTM) yang dilaksanakan di Ruang Pinisi Media Center.
Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan Anda ke:
Portal berita online teraktual seputar Universitas Negeri Makassar
www.profesi-unm.com
08972872950/085299155632 LPM Profesi UNM
@profesi_online
profesi.online@gmail.com
Dapatkan informasi seputar kampus Universitas Negeri Makassar melalui channel Blackberry Messenger C0025ADF5 - Berita Profesi UNM
Pelindung: Husain Syam. Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, F Â acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Awal Hidayat, Sekretaris: Rosni Armin, Bendahara: Fatimah Muffidah Azzahra, Pemimpin Redaksi: Nurul Fildzah Zatalini, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Ita Andriani.
Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Awal Hidayat, Pemimpin Redaksi: Nurul Fildzah Zatalini, Redaktur Pelaksana Penerbitan: Resa Saputra, Reporter: Rosni Armin, Fatimah Muffidah Azzahra, Ita Andriani, Endang Sri Wahyuni, Ratna, Nurlaela, Citra Jati Utami, Muh. Agung Eka, Nurul Charismawaty S, Fotografer: Tahrin, Layouter/ Desainer Grafis: Noval Kurniawan; Manajer Sirkulasi dan Iklan: St. Aminah. Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 887964, Âe-mail: redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com
DESAIN SAMPUL: AMIRUL MUMININ Tata Letak: Noval Kurniawan
Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Streaming: radioprofesi.com
Mozaik
3
Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
MPR: Masih Perlukah GBHN?
Pasca dihapuskannya Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman pembangunan nasional, urgensinya kembali dipertanyakan.
Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI TB. Sumanjaya mengatakan, GBHN sangat penting sebagai landasan dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan bangsa. Hal itu diungkapkannya
dalam diskusi kebangsaan di Ruang Teater, Menara Pinisi, Selasa (19/7). Sebab, dalam menjalankan pemerintahan, misi presiden seharusnya mengacu pada GBHN. “GBHN harus tetap ada. Intinya itu mau dikemanakan bangsa ini? Presiden tidak boleh mendengar satu golongan saja namun harus mencakup semua aspirasi golongan,” ujar Kasmawari, pemateri lainnya dari UNM. Pemateri terakhir, Rifdan mengimbuhkan, presiden harus berkomitmen dengan UUD
sebagai payung hukum tertinggi. Eksistensi GBHN juga perlu mempertimbangkan konstitusi. Diskusi mengenai perlunya GBHN tersebut diselenggarakan atas kerja sama antara UNM dan MPR RI. Dalam sambutannya, Rektor UNM, Husain Syam berharap, dengan diadakannya kegiatan ini dapat menghasilkan pemikiran baru ."Semoga lewat diskusi ini kita dapat memberikan pemikiran demi Indonesia labih baik,” harapnya. (nat)
www.profesi-unm.com
SNAPSHOT
MELANGGAR. Mobil Rektor Universitas Negeri Makassar terlihat melanggar rambu larangan parkir kejadian ini sudah beberapa kali terlihat padahal sudah ada tanda larangan parkir di Pelataran Menara Pinisi.
FOTO: TAHRIN-PROFESI
Pinisi Choir Juara Umum di Negeri Gajah Putih MAHASISWA Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali mengharumkan nama almamater di dunia internasional. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Pinisi Choir.berhasil meraih juara umum di Negeri Gajah Putih, Thailand. Mereka mengikuti Kompetisi Grand Prix Thailand. Dua kategori yang diikuti masing-masing meraih kemenangan, yaitu juara I kategori Folklore with Musical dan juara II di Mixed Choir. Pada Folklore with Musical, mereka membawakan dua lagu daerah
Makassar, Ammaciang dan Ana’ Kukang. Ketua UKM PSM Pinisi Choir, Aidil Fitriawan mengaku, persaingan berlangsung sangat ketat. Pasalnya, Slovakia terus merempet di posisi kedua dan juga meraih juara di tiap kategori. Namun berkat selisih poin, mereka berhasil unggul. Pinisi Choir akhirnya berhasil mengalahkan sejumlah kelompok paduan suara bergengsi dari Slovakia, Korea, Thailand dan Malaysia. Ia pun merasa senang bisa
meraih juara umum dalam kompetisi tersebut. “Kemenangan ini didapat sepadan dengan persiapan maksimal yang dilakukan sebelumnya," ujar Aidil.. Sementara itu, Rektor UNM, Husain Syam turut bahagia mendengar kabar tersebut. Menurutnya, hasil tersebut bisa mengharumkan nama UNM ke kancah internasional. “Harapan saya semoga PSM ini bisa juara lagi kedepannya. Biar prestasi kampus kita ini dikenal banyak orang,” pesannya. (eks)
Mahasiswa FIK Siap Wakili Sulsel di PON XIX PEKAN Olahraga Nasional (PON) ke-15 akan kembali dihelat tanggal 17 September mendatang. Beberapa mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) siap mewakili Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam ajang empat tahunan tersebut. Salah satu atlet, Muhammad Abdul Karim Marwansyah mengatakan, persiapan telah dilakukan sejak bulan Maret lalu. “Persiapan itu waktu bulan tiga, kita sudah ikut kompetisi nasional dan di sana kita dapat juara tiga,” tutur atlet Petanque ini. Sementara itu, Ketua Bidang Pembinaan Komite Olahraga Na-
sional Indonesia Sulsel, Nukrawi Nawir, menilai persiapan sudah cukup baik dilakukan. Pasalnya, beberapa cabang olahrga telah melakukan latihan dan uji coba kompetisi. Ia pun menargetkan kontingen dari FIK bisa meningkatkan peringkat Sulsel di PON nanti. “Perolehan medali emas dulu kan 19, kalau bisa lebih banyak lagi,” tuturnya, Senada dengan itu, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III), Arifuddin Usman turut mendukung hal ini. Ia pun berharap, kontingen asal FIK bisa meraih hasil yang memuaskan. (eks)
Alumni PPs UNM, Laode Muhammad
Tuna Netra Raih Magister dengan Nilai Cum Laude *Ratna
BRAILLE. La Ode saat belajar menggunakan alat tulis braile
Tek..tek.. tek… bunyi alat tulis braille memecah keheningan kamar kos berukuran 3x4 meter. Seorang lelaki paruh baya mengenakan kemeja abu-abu mahir menggunakan alat yang hanya diperuntukkan bagi orang berkebutuhan khusus. Air wajahnya serius menunjukkan ia adalah lelaki pekerja keras dan tak mudah putus asa. Cacat yang ia alami sejak berusia dua tahun membuat ia harus Streaming: radioprofesi.com
lebih mandiri. Sejak kecil ia sudah merasakan kerasnya kehidupan. Ditambah lagi dengan suasana keluarga yang kurang harmonis memaksa ia harus hidup tanpa seorang ayah. Menyadari hal tersebut, membuat anak tunggal ini menjadi pribadi yang kuat dan cukup dewasa menghadapi setiap masalah yang menimpanya. Ialah Laode Muhammad, seorang tuna netra asal Muna, Sulawesi Tenggara. Ia merantau ke Makassar demi melanjutkan pendidikan S2. Bukan hal yang mudah, semua ini ia tempuh dengan perjuangan yang keras. Jatuh bangun
FOTO: AGUNG-PROFESI
karena terhimpit masalah ekonomi sudah biasa ia rasakan. Namun hal tersebut tidaklah menjadi penghalang bagi Laode untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Keinginannya untuk kuliah sempat ditentang oleh ibunya. Berasal dari keluarga kurang mampu dan tanpa seorang ayah membuat ibunya berpikir seribu kali untuk mengizinkannya. Ia khawatir tidak sanggup membiayai kuliah Laode. Cercaan para tetangga pun sering ia rasakan. Mereka meremehkan Laode, hanya seorang tuna netra namun punya keinginan begitu tinggi. Laode tetap berusaha, ia pun
meyakinkan ibunya bahwa segala niat baik pasti ada jalannya. Ia akhirnya mendaftar dan diterima di Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Haluleo (Unhalu) Kendari. Di situlah ia menempuh pendidikan meraih sarjana. Hari-hari perkuliahan begitu berat ia rasakan, ibunya banting tulang bekerja hanya untuk membiayai kuliahnya. “Ibu hanya seorang penjual minyak tanah di pasar, jadi boleh dibilang saya adalah sarjana minyak tanah karena saya kuliah dari hasil penjualan minyak tanah,” candanya. Setelah lulus, ia sempat menganggur selama dua tahun dan akhirnya bekerja pada sebuah perusahaan di Kendari. Namun itu tidak bertahan lama, perusahaan yang ia tempati bekerja bangkrut. Terpaksa, ia harus mencari pekerjaan lagi. Ia pun berinisiatif untuk menemui Rektor Unhalu dan meminta agar diberi kesempatan menjadi tenaga honorer di universitas tersebut. Namun, Rektor menolak permintaan Laode karena hanya bergelar sarjana. Ia pun meminta Laode agar melanjutkan studi. Namun lagi-lagi ia kebingungan mengenai biaya kuliahnya nanti. Mengetahui kondisi ekonomi Laode, Rektor Unhalu menawarkan untuk menawarkan proposal bantuan lanjut studi. Perjuangannya berbuah manis. Proposal yang ia ajukan diterima. Biaya semesternya ditanggung selama dua tahun. Uang pendaftarannya ditanggung sendiri. Berbekal uang senilai Rp600 ribu, ia berangkat ke Makas-
sar untuk melanjutkan pendidikan magister di Universitas Negeri Makassar (UNM). Namun, sesampai di Makassar ia kembali terhimpit masalah. Uang pendaftaran yang telah ia persiapkan tidak mencukupi. Akhinya ia kembali meminta kepada ibunya di kampung. “Saat itu ibu juga sudah tidak punya uang, jadi terpaksa pinjam sama tetangga,” kisahnya. Selama di Makassar, ia pun harus pandai-pandai mengatur keuangan agar uang kiriman seadanya dapat mencukupi kebutuhan harian. Ia tidak mungkin selalu meminta kepada ibunya, karena ia tahu sendiri bagaimana keadaan ibunya di kampung. “Ibu biasa sampai menangis-nangis, pinjam uang sama tetangga,” katanya penuh haru. Namun dengan semua masalah dan kesulitan yang menimpanya membuat ia semakin gigih dan berusaha agar menyelesaikan studi sebaik-baiknya. Akhirnya, tepat pada 2 Agustus lalu ia telah berhasil yudisium dengan IPK cum laude, 3,74. Ia pun berkata, hasil kegigihan itu menjadi kado spesial yang akan ia berikan kepada ibunya. “Tunggu ibu datang nanti di acara wisuda, biar dia lihat kalau anaknya sekarang sudah magister. Saya cuma berharap bisa sukses nantinya dan segera membalas jasa-jasa ibu selama ini,” harapnya. Setelah mengikuti prosesi wisuda, sesuai impian awalnya, melamar pekerjaan di universitas tempat ia merengkuh sarjana, Unhalu. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
44
Reportase Utama Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
PELANTIKAN. Pengambilan sumpah jabatan oleh Rektor Univesitas Negeri Makassar (UNM) kepada pembantu rektor dan pejabat dalam lingkungan UNM periode 2016 -2020, di Ballroom Lantai 2. Menara Pinisi
Kursi itu telah berganti pemilik. Tanda tanya seputar siapa kabinet Husain terjawab sudah. Detik–detik pelantikan Pembantu Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) periode 2016 – 2020 pun disambut begitu antusias oleh sivitas akademika. TEPAT pukul 10.00 WITA, Senin, (18/7) lalu, Ballroom Menara Pinisi menjadi saksi bagi keempat pejabat pembantu rektor baru. Muharram sebagai Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Karta Jayadi diamanahkan jabatan Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II). Arifuddin Usman menjabat Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan (PR III) dan Gufran Darma Dirawan sebagai Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama (PR IV) diambil sumpah jabatannya. Keempat anggota kabinet Husain itu pun siap melakukan gebrakan melalui janji yang diselaraskan dengan program kerja rektor. Segenap sivitas tentu sangat berharap banyak pada empat nama itu. Kampus yang baru saja berulang tahun kelima puluh lima ini butuh segera dibenahi. Bengkalai di segala lini masih sulit untuk tak diindahkan. Tersebutlah, kualifikasi dosen dan publikasi ilmiah masih di bawah standar. Pembangunan gedung banyak tersendat, bahkan tersandUrai data, ungkap fakta, saji berita
Janji Kabinet Husain
ung kasus korupsi. Kehidupan lembaga kemahasiswaan masih dikekang, partisipasi pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional masih rendah. Pengembangan kerja sama pun belum terlalu besar gaungnya. Kini yang ditunggu ialah jurus ampuh pembantu rektor baru dalam menuntaskan pekerjaan rumah itu. PR I, Muharram, misalnya. Ia mengungkapkan target utama capaiannya ialah memperbaiki akreditasi kampus dengan memperketat kurikulum di setiap prodi. “Kami akan upayakan peningkatan akreditasi yang masih stagnan di posisi C dan B ke A. Tentu kita akan perbaiki lagi pola komunikasi dari tingkat universitas sampai ke jurusan,” ujarnya. Guru Besar Kimia Organik itu pun berjanji akan turun lapangan ke setiap fakultas untuk mengecek pelaksanaan kurikulum. “Kunci untuk memperbaiki tatanan akreditasi kita adalah di kurikulum. Selama ini pengawasannya memang kurang, jadi untuk memantaunya saya sendiri yang turun,“ tambahnya. Mengenai program kerja di bidang akademik, dirinya tidak akan banyak mengubah pekerjaan pendahulunya. Ia menilai, program tersebut sudah tepat tinggal pengawalan realisasinya, “Prof Sofyan sudah membawa iklim nuansa akademik yang sudah baik, yang dulu mungkin tidak banyak berubah hanya diformulasikan dengan yang baru,” tandasnya. Sementara itu, Sofyan Salam menilai sosok Muharram selaku penggantinya mampu mendong-
krak nuansa akademik di kampus orange. “Saya kira dia orang yang tepat, yang pasti ide kreatif dan inofatifnya kita tunggu. Apa yang ia lakukan sebelumnya ditingkat fakultas mampu menular di tingkat universitas,” ujar Guru Besar Fakultas Seni dan Desain ini. Pengakuan serupa dikemukakan pula oleh Rektor UNM, Husain Syam. “Siapapun tidak akan melupakan jasanya. Beberapa jurusan di FMIPA terakreditasi A kala dia menjabat sebagai Pembantu Dekan I,” bebernya. PR II: Percepat Penerapan BLU Kepemimpinan sebelumnya di bidang sarana dan prasarana belum secara komprehensif menyentuh setiap fakultas. Masih banyak dijumpai kursi kayu bercap tahun 90, AC sekadar pajangan, pembangunan Gedung Fakultas Ekonomi dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang setengah hati, hingga pada mandeknya pembangunan lab terpadu Fakultas Teknik (FT). Bengkalai klasik ini harus secepatnya diselesaikan jika ingin memperbaiki suasana perkuliahan yang nyaman. Sebab, persoalan sarana dan prasarana yang mendukung akan berefek domino. Imbasnya pula pada peningkatan prestasi mahasiswa hingga pemeringkatan UNM agar tidak ketinggalan jauh dari kampus lain. Mantan Dekan Fakultas Seni dan Desain Karta Jayadi dinilai oleh Husain mampu menjawab permasalahan yang mendera
UNM saat ini. “Kemampuan manajemennya sangat bagus, kan dulu posisi kami sama-sama dekan. Jadi wajarlah kalo dia sudah tahu kekurangan kampus ini letaknya di mana,” katanya. Sementara itu, Karta menuturkan, tidak akan berlama-lama larut dengan suasana pelantikannya. Bekerja cepat sesuai dengan program kerja yang diusung rektor adalah prioritas utamanya. Khususnya dalam peningkatan status Satuan Kerja menjadi Layanan Badan Layanan Umum (BLU). “Mempercepat penerapan BLU dari Satuan Kerja adalah hal pertama sekali yang akan saya lakukan agar sumber keuangan tak hanya mengharapkan dari pusat,” ungkapnya. Meskipun kebijakan tersebut masih dipertanyakan banyak pihak karena penerapan BLU harus melewati proses panjang, namun tak menyurutkan Karta untuk merealisasikannya dalam waktu dekat. Menurutnya, hal itu penting untuk menggaet banyak kerjasama dari instansi luar. “Semuanya sudah dalam proses matang, contoh kasus Hotel La Macca sebenarnya tidak bisa dibuka untuk umum karena pihak kampus tidak mengizinkan. Nah dengan BLU kita bisa lakukan itu,” tambah alummi Doktor Universitas Indonesia (UI) ini. Selain itu, untuk menggenjot kinerja pegawai dan tenaga honorer semua tunggakan gaji yang tersisa sebelumnya akan dibayar lunas. Ia juga berjanji akan meningkatkan besaran nilai tunjangan. “Jadi ke depan kinerja akan menjadi penilaian. Jangan takut
FOTO: TAHRIN-PROFESI
gajinya tidak dibayar, saya tambahkan lagi dengan peningkatan tunjangan,” tutupnya. Perkuat Kerja Sama Internasional Jabatan PR IV yang kini disandang oleh Gufran, menurutnya cukup berat. Ia harus melaksanakan tanggung jawabnya yang baru setelah lepas menjabat Ketua Prodi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) Program Pascasarjana. “Tanggung jawab yang saya pegang saat ini akan lebih berat dari sebelumnya, maka dari itu saya harus terus bekerja dan bekerja,” ujarnya saat ditemui sesaat setelah rapat senat. Ia pun mengungkapkan program prioritasnya yaitu menjalin kerjasama, baik di dalam maupun luar negeri. Bahkan, Guru Besar FT ini juga ingin menjangkau daerah terpencil Indonesia. “Jalin kerja sama di dalam dan di luar negeri hingga ke pelosok negeri ini adalah hal utama yang akan saya lakukan,” ungkapnya. Tak tanggung-tanggung, saat ini ia telah berhasil menjalin kerja sama dengan beberapa negara Asia. “Kami sudah berhasil menjalin kerjasama dengan beberapa negara, salah satunya penandatanganan MoU di Malaysia beberapa waktu lalu,” tuturnya. Kerja sama yang sementara dibangun oleh Gufran akan terus berlanjut. Ia mengungkapkan tengah mengerjakan riset bersama yang akan segera diselesaikan pada 2017 mendatang. “Dalam waktu dekat kita juga akan mengerjakan research collaboration dengan beberapa negara Asia,” jelasnya. (*) www.profesi-unm.com
Reportase Utama Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
5
www.profesi-unm.com
Nasib LK di Tangan Arifuddin
HARI itu, 18 Juli, suasana kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), nampak berbeda dari hari biasanya. Pelataran gedung yang mnyerupai layar kapal pinisi itu, dipenuhi warna-warni karangan bunga suka cita menyambut pelantikan pejabat baru pengisi bangku kabinet Husain Syam. Tak kalah riuhnya, pintu masuk menuju Ballroom Pinisi menjadi tempat bersejarah bagi Arifudddin Usman beserta pejabat lainnya diambil sumpah jabatannya, juga dihiasi rangkaian ucapan selamat. Tampak pula semarak para hadirin, kala Rektor UNM melantik jajaran barunya.
Ketika itu, Arifuddin dengan tegapnya berdiri di barisan paling depan bersama para pembantu rektor yang juga mengenakan setelan jas hitam dalaman putih itu. Ia tak dapat menyembunyikan senyum bahagianya saat resmi menjadi Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan. Disusul tawa riangnya usai prosesi sakral tersebut berlansung. Posisi yang kini diamanahkan kepadanya tentu menjadi suatu kehormatan baginya, namun di sisi lain banyak beban berat dipikulkan di pundaknya. Nasib Lembaga Kemahasiswaan (LK) yang masih kurang kondusif hingga
saat ini, menjadi tanggung jawab tersendiri bagi Arifuddin. Baru saja diangkat menjadi PR III, ia pun langsung diperhadapkan pekerjaan rumah yang mendesak untuk diselesaikan. Tuntutan untuk menghidupkan kembali Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) UNM yang vakum sejak konflik berkepanjangan 2014 lalu. Belum lagi nasib salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UNM, Paduan Suara Mahasiswa yang sampai saat ini belum mempunyai sekertariat. Tak hanya masalah tersebut, berbagai dinamika
kehidupan LK siap menunggu tangan dingin pria asal Sinjai ini. Tak tanggung-tanggung kebijakan perdana yang bakal diterapkan di bawah kepemimpinan Husain adalah perombakan aturan lama yang menurutnya tak sesuai lagi dengan kondisi LK sekarang. “Kami akan merevisi aturan kemarin dengan membuat yang baru, tapi tidak sepenuhnya dihilangkan, masih dalam tahap penyusunan dan akan kami diskusikan kembali dengan Rektor,” jelas eks Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) ini. Tak sampai disitu, dalam waktu dekat ia akan segera menerap-
kan dua dari tujuh program yang diusung. Pertama, menerapkan suasana kondusif dalam tataran lembaga kemahasiswaan di tingkat universitas sampai tingkat jurusan. Kedua, menggalakkan pendidikan karakter di kalangan mahasiswa. Mantan PD III FIK ini pun mengharapkan bantuan dari pihak LK agar bekerja sama mengikuti aturan yang telah ditetapkan. “Kita akan berjalan pada alurnya, tetap mengacu pada aturan yang ada. Untuk itu tidak mau bekerja sendirisendiri, LK harus ambil bagian di dalamnya,” harapnya. (*)
Langgar Pakta Integritas, Turun Pentas SEHARI sebelum rapat senat pemilihan pembantu rektor, Kamis (14/7) malam, keempat kandidat telah berkumpul di rumah jabatan Rektor UNM, Husain Syam. Pertemuan itu dirangkaikan dengan perjanjian pakta integritas. Yang melanggar pakta integritas, siapsiap turun pentas Pakta integritas tersebut berisi komitmen agar mampu bekerja sama dalam membangun kampus ini sesuai dengan program kerja rektor. Melalui pakta tersebut, Mantan Dekan Fakultas Teknik (FT) itu akan menindak tegas pembantu rektor yang berkinerja buruk. Seratus hari adalah waktu yang diberikan sebagai penilaian
Radio Profesi 107,9 FM
awal guna mewujudkan program kerja yang sudah ditetapkan. Sekaligus mengambil kepercayaan dan meyakinkan sivitas akademika. Dirinya pun mewanti-wanti pembantu rektor agar secepatnya melaksanakan program kerja agar hasilnya maksimal. Meskipun tak secara langsung berkomentar mengenai sanksi yang akan diberikan apabila melanggar, secara samar Husain tak segan merombak kabinetnya. Ia pun sempat menyinggung hal itu pada rapat senat. “Mengenai hal itu, jangan dululah saya berkomentar, nanti kita kan lihat sendiri bagaimana ke depannya,” kelitnya saat ditemui.
Menanggapi pakta integritas, Pembantu Rektor Bidang Akademik, Muharram menyatakan jika dirinya sangat mengapresiasi keputusan tersebut. “Sangat bagus ya, ini bisa dijadikan sebagai motivasi,” ujarnya. Mantan Pembantu Dekan Bidang Akademik FMIPA ini pun memilih tidak mempersoalkan hal tersebut. Ia mengatakan, saat dilantik beberapa waktu lalu telah dilakukan pengambilan sumpah. Di situlah ikrar diucapkan di hadapan seluruh sivitas kampus pencetak guru ini. Senada dengan itu, Pembantu Rektor Bidang Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Karta Jayadi mengatakan, pakta integri-
tas sangat bagus untuk menggenjot kinerja ke depannya. “Hal tersebut tidak boleh kita halangi, sah-sah saja,” katanya. Hal serupa juga dilontarkan oleh Arifuddin Usman serta Gufran Darma Dirawan. Menurutnya, kesepakatan itu merupakan hak prerogatif yang dimiliki rektor untuk menilai kinerja para pendampingnya. Jika tidak sesuai harapan, maka bisa saja sanksi dilayangkan. (*) Tim Reportase Utama: Koordinator: Nurlaela Anggota: Endang Sriwahyuni Nurul Charismawaty Nurul Fildzah Zatalini
Urai data, ungkap fakta, saji berita
66
Inovasi Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Game Edukatif Berbasis Teknologi Berkembang pesatnya dunia teknologi dan informasi saat ini, tentunya tak menyurutkan dunia pendidikan akan ketinggalan dari fase tersebut. BERUBAHNYA zaman ikut menuntut dunia pendidikan untuk terus mengikuti perkembangannya. Termasuk penggunaan media pembelajaran berbasis IT seperti yang diciptakan mahasiswa UNM ini. Onet Binomial Nomenclature (OBINO) adalah sebuah game edukatif berbasis teknologi hasil karya cipta dari kolaborasi empat mahasiswa UNM, yaitu Muh. Romario (Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer), Rahmayani (Pendidikan Biologi ICP), Algha Sanjaya (Bimbingan Korseling) dan Reski Amelya (Pendidikan TIK) sebagai bentuk realisasi Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM-KC) 2015 program Dikti. Seperti namanya, binomial nomenclature berarti tata ilmiah tumbuhan. Namun, berbeda untuk kali ini. Penghafalan nama ilmiah tumbuhan kerap dilakukan secara konvensional, sehingga muncul ide kreatif di benak Mario, untuk menciptakan media pendidikan berbasis IT yang diimplementasikan dalam bentuk game berbasis android. "Dasar pemikiran untuk membuat media ini karena kita melihat bahwa media pembelajaran yang saat ini digunakan di beberapa sekolah masih bersifat konvensional sehingga kita ber-
Foto: Ist
Mahasiswa UNM mendampingi uji coba OBINO, kepada siswa di SMPN 26 Makassar
pikir untuk menyisipkan sentuhan teknologi yang harus diterapkembangkan dengan membuat game edukatif penamaan ilmiah tumbuhan ini," ujar Mario. Game edukatif ini juga sangat mudah digunakan. Cara memainannya mirip permainan game asah otak, Onet. Sehingga, kemudahannya ialah akses game tersebut bisa diaplikasikan lewat smartphone. "Selain dapat digunakan pada komputer, game edukatif ini juga terintegrasi pada smartphone yang membuatnya lebih mudah digunakan," tambahnya. Selain bertujuan sebagi penunjang pembelajaran, game edukatif tersebut juga menjanjikan pen-
ingkatan kreativitas bagi penggunanya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya tingkatan level pada game tersebut. "Kami sengaja memberikan level di dalamnya. Level tersebut dimaksudkan untuk memberi tantangan yang lebih menarik di dalam permainan OBINO," jelas mahasiswa angkatan 2012 ini. Mahasiswa Duta Pendidikan UNESCO ini juga membeberkan ,game edukatif buatan timnya ini dibuat di laboratorium PTIK UNM. "Game ini kami buat di laboratoriu Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik bersama semua tim. Mulai dari menentukan nama tumbu-
han, membangun game dengan pendekatan artificial inteligent, hingga uji fungsional," beber mahasiswa Teknik ini. Uji coba pengguna telah dilakukan. Respon positif juga terus mengalir akan hadirnya game tersebut seperti saat diaplikasikan di SMP Negeri 26 Makassar pada Juni lalu. Terbukti, guru maupun siswa sangat antusias menyambut media game edukatif ini. "Peserta didik di SMPN 26 Makassar ini sangat menyambut baik datangnya game edukatif ini dilihat dari antusias mereka saat menggunakan OBINO ini. Begitu pun dengan guru Biologinya
bisa terbantu dalam proses belajar mengajarnya,” tambah Mario. Kini, game edukatif OBINO sedang dalam proses sosialisasi ke sejumlah sekolah. “Sekarang, kami sudah melapor ke Dinas Pendidikan, tinggal menunggu jadwal untuk sosialisasinya”, bebernya. Mario berharap, game edukatif ini bisa diperbanyak serta digunakan oleh semua guru mata pelajaran Biologi tentunya. "Harapan kami game edukatif ini dapat diproduksi dan digunakan oleh seluruh guru mata pelajaran Biologi sebagai media pembelajaran yang lebih komunikatif," harapnya. (cha)
Kreasi Baru Berantas Penyalahgunaan Internet
Saat mensosialisasikan KAMAKI ke Sekolah-sekolah
KEEMPAT mahasiswa itu membuahkan media pembelajaran berjudul Komik Anak Masa Kini (Kamaki). Komik ini terinspirasi dari dampak penyalahgunaan internet seperti mengakibatkan saling mengejek melalui sosial media, melakuUrai data, ungkap fakta, saji berita
kan pembajakan, penipuan, hingga lupa waktu untuk belajar dan ibadah. "Penyalahgunaan internet yang kadang dianggap sepele oleh anak-anak tetapi bisa berdampak sangat buruk di kehidupan nyata," jelas Handiswan, selaku ketua tim.
Kamaki memiliki bentuk seukuran buku pelajaran sekolah dasar dengan kontennya berisi kasus penyalahgunaan internet yang sering dianggap sepele oleh anak-anak. “Model pembelajaran ini memiliki konten yang berkaitan dengan nilainilai karakter yang bisa dijadikan tameng bagi siswa untuk mengahadapi penyalahgunaan internet,” tambahnya. Proses pembuatannya sendiri dimulai dari tahap persiapan, seperti menentukan tema, menulis naskah, serta melakukan analisis ulang. Foto: Ist “Awalnya kami menentukan tema-tema tentang kasus penyalahgunaan internet. Nah inilah yang kemudian didiskusikan. Kemudian setelah naskah selesai, kami berembuk kembali kira-kira bahasanya sudah cocok atau belum,” jelasnya.
Setelah ide cerita Kamaki dirampungkan, barulah ide tersebut dituangkan ke dalam bentuk sketsa grafis berwarna oleh Agri. “Pembuatan sketsa berbasis gambar grafis berwarna menggunakan aplikasi komputer lalu kemudian kita cetak,” katanya. Lebih lanjut, Handiswan mengatakan, sebelum disosialisasikan, pihaknya telah meminta dosen validator untuk memberikan masukan agar mengurangi resiko kesalahan dalam pembuatan model pembelajaran ini. “Dari dosen tersebut kita mendapat masukan-masukan mengenai ukuran tulisan dan bentuk gambar. Setelah hasilnya telah valid, barulah dicetak ulang dan disebar serta diajarkan ke siswa sekolah dasar,” ujarnya. Sementara itu, hingga saat ini Kamaki juga mendapatkan respon positif oleh pihak sekolah. “Dengan membaca Kamaki, saya jadi tahu kalau saya tidak boleh lupa waktu pada saat bermain game online,” ungkap salah seorang siswa kelas V SD Parangtambung II. Hasil Program Kreativitas Mahasiswa ini juga lulus pada Pekan Illmiah Mahasiswa Nasional 2016 di Institut Pertanian Bogor. (awa)
Saat mensosialisasikan KAMAKI ke siswa SD (Foto: Ist)
www.profesi-unm.com
Info Akademik Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
3.030 Mahasiswa Siap Ikuti Wisuda
Foto: Dok. PROFESI WISUDA. Rektor Universitas Negeri Makassar Periode 2012-2016, Arismunandar beserta Direktur Program Pascasarjana (PPs), Jasruddin saat prosesi wisuda di Pelataran pinisi UNM,.
UNIVERSITAS Negeri Makassar (UNM) akan kembali mencetak wisudawan pada wisuda periode ketiga tahun 2016 ini. Jadwal wisuda akan dilaksanakan di pelataran Pinisi selama dua hari berturut-turut, (24-25/8) mendatang.
Lokasi KKN Reguler Hanya di Dua Kabupaten TAHUN ini, lokasi penempatan “Kalau Kabupaten Sidrap sudah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Angkatan XXXV Universitas Negeri Makassar (UNM) hanya “Kalau Kabupaten Sidrap berpusat di dua daerah saja. Ked- sudah dilakukan komunikasi, ua daerah yang diajak bermitra yang bermasalah adalah oleh UNM ini, yakni Kabupaten kabupaten Soppeng karena Sidenreng Rappang (Sidrap) dan belum konfirmasi,” Soppeng. - Kepala Pusat KKN UNM, Kepala Pusat KKN UNM, Muhammad Rakib Muhammad Rakib menjelaskan, peserta KKN nanti akan ditempatkan di beberapa kecamatan yang dilakukan komunikasi, yang berberbeda. Hanya saja ia belum me- masalah adalah kabupaten Sopmastikan kecamatan apa saja yang peng karena belum konfirmasi,” akan ditempati. Pasalnya, sampai jelasnya. sekarang belum ada konfirmasi Sementara itu, untuk pembekadari pemerintah Soppeng sendiri. lan peserta KKN Reguler akan
"
diselenggarakan 21 Agustus mendatang. Pembekalan ini akan diikuti sebanyak 1200 peserta yang akan dibagi menjadi dua gelombang. Muhammad Rakib mengatakan, karena jumlah peserta yang banyak, maka pembekalan ini dibagi menjadi dua gelombang. “Untuk jadwalnya dibagi menjadi pagi dan siang hari. Siang harinya itu khusus olahraga karena pesertanya ada 667 orang, selebihnya itu pagi hari” tuturnya. Sementara itu, untuk jadwal pemberangkatan KKN Reguler sendiri akan diumumkan di hari pembekalan nantinya. (nat)
Antisipasi Pengisian KRS Jelang Penutupan PENGISIAN Kartu Rencana Studi (KRS) secara online telah dimulai. Sesuai dengan kalender akademik, jadwal pengisian itu dimulai pada 8 hingga 28 Agustus 2016. Mahasiswa yang telah melakukan registrasi pembayaran sudah bisa melakukan pengisian KRS. “Seperti tahun sebelumnya. Mahasiswa bisa mengisi KRS kalau sudah registrasi,” jelas Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Ismail Muchtar Namun, Ia menghimbau kepada mahasiswa untuk tidak m e n gisi KRS
Radio Profesi 107,9 FM
7
menjelang penutupan. Sebab biasanya terlalu banyak mahasiswa
"
“Tahun lalu Ke b i a s a a n mahasiswa selalu mengisi KRS online menjelang penutupan, sistem jadi susah diakses karena terlalu banyak yang akses sekaligus,” * Kepala BAAK, Ismail Muchtar yang mmelakukan hal tersebut. Akibatnya bisa membuat sistem di Information Communication and Technology (ICT) Center menjadi kacau. Karena sistem akan sulit diakses jika terlalu banyak maha-
siswa yang melakukan pengisian KRS secara bersamaan.“Tahun lalu Kebiasaan mahasiswa selalu mengisi KRS online menjelang penutupan, sistem jadi susah diakses karena terlalu banyak yang akses sekaligus,” keluhnya Selain itu, tidak akan ada perpanjangan waktu. Jika ada mahasiswa yang tidak melakukan pengisian KRS online sesuai jadwal yang ditetapkan akan dikenakan cuti akademik. “Sanksinya cuti akademik, tidak ada toleransi” tegasnya. Khusus bagi mahasiswa angkatan 2016, tidak perlu khawatir karena pengisian KRS akan dibina langsung di program studi masingmasing. (oni)
Hari pertama akan diikuti oleh wisudawan dari Program Pascasarjana, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Keolaragaan, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Ilmu Sosial. Sedangkan hari kedua dihadiri oleh wisudawan dari Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Psikologi, Fakultas Bahasa dan Sastra, serta Fakultas Seni dan Desain. Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
(BAAK), Ismail Muchtar mengungkapkan sebanyak 3.030 mahasiswa akan diwusuda pada Agustus ini. “Jumlah keseluruhan wisudawan itu sebanyak 3.030 dari semua fakultas serta Program Pascasarjana,” ungkapnya Lebih lanjut, Ismail juga menjelaskan konsep wisuda tidak mengalami perubahan. Hanya saja, wisuda kali ini tidak ada agenda melakukan prosesi jabat tangan dengan rektor. (oni)
AGENDASIANA
LPM Profesi Buka Perekrutan Anggota Baru Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) membuka perekrutan anggota baru. Perekrutan dilakukan melalui Diklat Jurnalistik Mahasiswa TIngkat Dasar (DJMTD) pada tanggal 19 hingga 23 Oktober mendatang. Persyaratan bagi pendaf-
tar baru ialah mahasiswa aktif yang berada pada jenjang semester I hingga semester III. Pendaftaran telah dibuka sejak 5 Agustus lalu hingga 16 Oktober mendatang. Formulir dapat diunduh secara langsung di website resmi Profesi, www.profesi-unm. com. (tju)
LPM Penalaran Gelar PKTIR se-Sulselbar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Penelitian Mahasiswa (LPM) Penalaran Universitas Negeri Makassar (UNM) akan kembali menggelar Pelatihan Karya Tulis Ilmiah Remaja (PKTIR) se-Sulselbar. Kegiatan ini akan dihelat di STIE AMKOP Makassar. 23 hingga 27 Agustus mendatang
Dengan mengusung tema “Aksentuasi Riset Melalui Penelitian Kolaborasi Remaja”, kegiatan ini diperuntukkan bagi pelajar SMA/sederajat. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan minat menulis melalui penelitian dan mengembangkan kreativitas di kalangan remaja. (nat)
Peringati Dies Natalis ke-55 UNM Lewat Seminar Salah satu rangkaian kegiatan peringatan dies natalis ke-55 Universitas Negeri Makassar (UNM) akan diselenggarakan seminar nasional dan internasional yang akan berlangsung 20 hingga 21 Agustus mendatang, di Ruang Teater Lt.3 Gedung Pinisi UNM. Adapun tema yang di-
usung ialah "Revitalisasi Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)". dengan subsub tema revitalisasi kelembagaan, kurikulum, tenaga pendidik, keolahragaan, pembelajaran bisnis pendidikan, dan hubungan sekolah dan masyarakat.(nat)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
8
Reportase Khusus
Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
Cabut Gelar Profesor yang Tak Produktif www.profesi-unm.com
Profesor bukanlah sebuah jabatan yang gampang diraih. Hanya yang ingin bekerja keraslah yang mampu. Tentu harus memiliki intelektualitas dan pengetahuan tinggi terhadap suatu fokus ilmu pengetahuan agar bisa merengkuh gelar tersebut. MEREKA yang telah dipersembahkan gelar maha guru itu tentu harus mengerjakan tugasnya. Yaitu dengan menerbitkan penelitian dalam bentuk jurnal nasional maupun jurnal internasional terakreditasi. Tidak hanya itu, penerima gelar kehormatan guru besar mesti menerbitkan buku dengan International Standard Book Number (ISBN) sesuai dengan bidang
Urai data, ungkap fakta, saji berita
masing-masing serta menyebarluaskan gagasannya. Aturan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013. Sayangnya, dari sebanyak 73 profesor UNM, masih ada delapan yang tak meneliti dalam kurun dua tahun terakhir. Di antaranya, Muhammad Basri Wello, Patta Bundu, Syamsul Bakhri Thalib,Muhammad Arifin Achmad, Amir, Suparlan Suhartono, Muh. Sidin Ali, Amiruddin T, dan Abdullah Dola. Menimbang usia, kedelapan guru besar itu telah menginjak rentang usia 55 hingga 70 tahun. Padahal, batas usia pensiun bagi profesor dapat diperpanjang hingga usia 79 tahun. Jelas ini menunjukkan ada beberapa profesor yang tidak produktif. Walaupun setiap tahun penelitian yang ada di UNM selalu meningkat menurut data dari Lem-
baga Penelitian (Lemlit). Seperti yang dihasilkan pada tahun 2015 lalu. Guru besar di UNM telah menghasilkan penelitian sebanyak 93. Itu menunjukkan peningkatan karena pada tahun 2014 hanya terdapat sebanyak 77 judul penelitian. Begitu pun pada tahun 2013 dengan total 71 penelitian. Dari banyaknya penelitian, Lima penelitian itu dilakukan oleh enam professor, di antaranya Muharram, Eko Hadi Sujiono, Usman Mulbar, Sapto Haryoko, Gufran Darma Dirawan, dan Mulyadi. Sementara pada 2015, tak ada data status akreditasi jurnal dari Lemlit. Tentu untuk mengantisipasi rendahnya produktivitas maha guru di UNM perlu diberi tindakan tegas. Apalagi pada April lalu, Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Ali Ghufrom Mukti, telah menekank-
an agar profesor produktif. Sanksi yang diberikan pun tak main-main dalam menindak maha guru”nakal”. “Kita ingatkan dari sekarang. Jika pada 2018 masih ada profesor yang tidak produktif, akan dipotong tunjangannya atau diberhentikan,” tegasnya Menanggapi hal tersebut, Rektor UNM, Husain Syam mendukung kebijkan tersebut. Bahkan Ia akan memeberikan sanksi yang tegas pula bagi profesor yang mulai lalai dari tanggungjawab. “Kita malu jika ada profesor kita nantinya yang mendapat sanksi dari sehingga nantinya kita inginkan karyanya itu bisa dibaca di tingkat internasional,” ungkapnya Lebih lanjut, Guru Besar Teknik Pertanian ikut menegaskan tak akan segan dalam memberi teguran langsung kepada profesor bermasalah.” Saya tidak segansegan akan memberikan teguran langsung dan peringatan apabila
ada profesor yang seperti itu,” tambahnya Sejalan dengan Husain, Eks Rektor UNM, Arismunandar menyambut baik kebijakan tersebut. Pasalnya, melihat profesor di periode kepemimpinannya, ia mengakui adanya guru besar kurang produktif. Ia bahkan menyayangkan sikap tersebut, apalagi jika dalihnya memiliki beban kerja yang tinggi. “Dengan aturan ini profesor akan lebih sadar akan tanggung jawab dan kalau berani melanggar siap-siap sanksi. Kan sangat disayangkan jika seorang profesor tidak produktif hanya karena malas, ini yang harus ditindaklanjuti,” pesan Guru Besar Administrasi Pendidikan ini. (*) Tim: Ita Andriani Nurul Charismawaty St. Aminah Resa Saputra
www.profesi-unm.com
Reportase Khusus Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
9
www.profesi-unm.com
FOTO: TAHRIN-PROFESI MENGAJAR. Guru Besar UNM, Prof. Dr. Ruslan, M. Pd saat mengajar di Program Pascasarjana. Selama 2014-2015, ia tercatat melakukan empat buah penelitian.
Tunjangan Tak ebanding Kinerja S Tunjangan tersebut telah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor. Isinya memuat Tunjangan kehormatan bagi profesor pegawai negeri sipil diberikan sebesar 2 (dua) kali gaji pokok pegawai negeri sipil yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2015 Tentang Perubahan Ketujuh Belas Atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil, gaji pokok maksi-
mal PNS golongan III/c, golongan minimal profesor, ialah Rp2.668.900. Sehingga dengan tunjangan kehormatan, guru besar diupah sebanyak Rp8.006.700. Jika golongan maksimal, IV/e dengan masa jabatan 32 tahun, maka gaji pokoknya sebesar Rp5.620.300. Sehingga dengan tunjangan kehormatan, guru besar diberi gaji total tak tanggung-tanggung sebesar Rp16.860.900. Hal ini dibenarkan Ketua Majelis Guru Besar UNM, Amin Rasyid. Ia menjelaskan setiap profesor akan mendapatkan gaji pokok yang ditambah dengan tunjangan profesi dan tunjangan kehormatan. “Profesor sudah mendapat tunjangan yang besar sehingga sudah semestinya memiliki tanggung jawab untuk aktif dalam memajukan perguruan tinggi,” jelasnya Realitasnya, tetap saja ada beberapa yang tak membuat penelitian. Bahkan kewajiban mengajar pun sering kali diabaikan. Padahal masih memiliki beban mengajar sebanyak 16
SKS. Rektor UNM, Husain Syam sangat menyayangkan hal tersebut. Karena itu berarti profesor tidak mampu menyeimbangkan antara kinerja dan tunjangan yang telah diberikannya. “Ini tergantung dari profesornya, mau menuju jalan yang benar atau jalan yang salah. Kalau mereka betah dijalan yang salah tunggu sanksinya di tahun 2018 nanti,” tegasnya. Apalagi melihat perkembangan teknologi. Profesor sudah bisa dipantau langsung oleh pusat melalui internet. Sehingga tak ada lagi profesor yang mencoba untuk tidak menjalankan tugas semestinya. “Sanksi yang diterima langsung dari Kemenristekdikti, karena evaluasi kinerjanya dapat langsung dilihat melalui internet jadi baik yang berhubungan pangkat, publikasi ilmiah, dan lain – lain. Sehingga pemotongan gaji dan tunjangan langsung dinilai dari sana,” tuturnya saat ditemui diruangannya. (*)
Beban Kerja Tinggi Jadi Dalih MELAKSANAKAN tridarma perguruan tinggi dengan beban kerja paling sedikit 12 Satuan Kredit Semester (SKS) dan paling banyak sepadan dengan 16 SKS pada setiap semester adalah salah satu syarat menjadi seorang profesor. Belum lagi seorang profesor yang memiliki kewajiban tertentu dengan jabatan fungsional di UNM seperti dekan, pembantu dekan, rektor, dan pembantu rektor. Tingginya beban kerja itu dianggap menjadi faktor terabaikannya tugas utama seorang profesor. Hal tersebut diungkapkan oleh Guru Radio Profesi 107,9 FM
Besar Administrasi Pendidikan, Arismunandar. Menurutnya, beberapa profesor mulai mangkir bahkan tak menjalankan tanggung jawabnya. “Menomorduakan tanggung jawab profesor dan mengutamakan tugas kerjaan lain adalah salah satu faktor seorang profesor tidak meneliti,” katanya. Untuk mengembalikan semangat seorang profesor dalam menjalankan tanggung jawabnya, ia berharap ada pemberian reward and punishment. “Untuk memotivasi profesor perlu pemberian penghargaan untuk profesor yang produktif dan saksi berupa teguran bagi
profesor yang nakal,” tambahnya. Begitupun dengan Ketua Majelis Guru Besar, Amin Rasyid. Ia mengungkapkan, dirinya telah menawarkan konsep baru ke rektor mengenai peningkatan produktivitas.”Kita sudah siapkan konsep agar beban kerja dikurangi dan harus didampingi minimal 1 orang yang membantu kerjanya,” ucapnya. Ia berharap, sarannya itu dapat direalisasikan, sehingga profesor mampu membawa nama baik UNM. “Perubahan akan segera kita lakukan,” harapnya. (*)
Majelis Guru Besar Akui Lalai TAK hanya kesadaran diri dari seorang guru besar untuk menjalankan tanggung jawabnya, tetapi peran Majelis Guru Besar juga sangat berpengaruh. Salah satu tugas Majelis Guru Besar adalah mengawasi kerja-kerja yang dilakukan oleh guru besar yang ada di institusi itu. Namun, peran Majelis Guru Besar UNM dalam mengawasi kinerja produktivitas masih belum optimal. Hal ini diamini sendiri oleh Ketua Majelis Guru Besar UNM, Amin Rasyid. Ia mengakui kelalaiannya dalam menjalankan tugasnya. “Porsi kerja Selama kepemimpiyang berlebinannya, rapat bersama para han, memprofesor yang diadakannya bisa buat sebadihitung jari. Ia berdalih, alasan gian profesor banyaknya beban kerja yang tidak dapat ditanggung oleh profesor menmengatur jadi hambatan tersendiri. “Porsi waktu,” kerja yang berlebihan, membuat sebagian profesor tidak dapat mengatur waktu,” akunya. Guru Besar Bahasa Inggris ini justru mengatakan, minimnya fasilitas juga menjadi salah satu penyebab kelalaiannya menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. “Selama saya menjabat menjadi ketua majelis guru besar, tidak pernah menerima fasilitas. Tidak seperti ketua majelis guru besar di kampus lain,” keluhnya. Ia mengungkapkan, fasilitas disediakan lengkap di kampus lain, mulai dari kendaraan pribadi hingga ruang tersendiri. (*)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
10 10
Laporan Perjalanan Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
PJTL Teropong UMSU
Membuka Mata Hati Jurnalis Muda *Fatimah Muhfidah Azzahra
Subuh (8/5), saya bergegas menuju bandara Sultan Hasanuddin Makassar dengan tujuan Medan untuk mengikuti Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTLN) Almamater 2016. Pelatihan itu adalah program dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Teropong Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). SEBELUM keberangkatan, panitia meminta konfirmasi untuk penjemputan di bandara. Pukul 15.00 WIB saya sampai di Kuala Namu International Airport, Medan. Sesaimpainya di sana saya menunggu panitia untuk menjemput menuju lokasi kegiatan. Sambil berteleponan dengan pihak panitia, nampak dua lelaki dari awak LPM Teropong Umsu yang sudah menunggu, yaitu Rey dan Rifki. Awalnya saya kebingungan dengan logat dan bahasa mereka yang membicarakan soal kendaraan. “Kak kita naik kereta pulang yah, soalnya cuma kereta yang saya bawa,� kata Rey. Saya pun dibuat bingung, sebab kereta yang mereka maksud ternyata adalah motor. Begitulah orang Medan menyebut kendaraan beroda dua. Menginjakkan kaki di kota terbesar ketiga di Indonesia, setelah Jakarta dan Surabaya, rasanya seperti mimpi. Tidak pernah terduga sama sekali bisa sampai di kota asal Suku Batak ini. Perjalanan dari bandara ke UMSU memerlukan waktu sekitar dua jam. Jalan yang gersang dan berkelok-kelok membuat saya tidak sabaran untuk bertemu dengan teman-teman panitia. Setiba saya di kediaman panitia untuk beristirahat sejenak, saya langsung bersiap-siap untuk bertemu dengan teman yang sudah datang dari kota mereka masing-masing. Terhitung 19 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia. Di antaranya, Sulawesi Selatan, Kalimantan
FOTO: FATIMAH MUFFIDAH AZZAHRA-PROFESI Foto Bersama.Peserta Pelatihan Jurlanistik Tingkat Lanjut (PJTL) Almamater Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara berfoto bersama di Pulau Samosir, Minggu (15/5).
Selatan, Sumatera Selatan, Aceh, Padang, Riau, dan Lampung. Besok paginya, para peserta siap-siap untuk mengikuti pembukaan di Aula Rektorat UMSU yang dibuka Langsung oleh Gubernur Sumatera Utara. Siang hari, kami mengikuti talkshow bersama Notulen ILK, Maman Suherman di Gedung Pascasarjana UMSU, belajar astronomi di OIF UMSU
dan malamnya menuju penginapan di Hotel Z Suites Medan. Selama lima hari, peserta disuguhkan sejumlah materi. Di antaranya, "JurnaIisme Humanis, Bagaimana Mata Hati Seorang Jurnalis" oleh Maman Suherman; "Jurnalisme Sastrawi, Riset dan Interview" oleh Ketua Yayasan Majalah Pantau, Imam Sofwan; dan "Fotografi" oleh Kontributor The
Asian Parent, Maidella Syahni. Selama materi berlangsung banyak hal yang membuka mata hati kami sebagai jurnalis muda. Berbagi pengalaman dan suka duka selama liputan di lapangan bersama pemateri merupakan hal luar biasa sehingga membangkitkan semangat kami dalam berproses, dalam melakoni peran sebagai jurnalis muda. (*)
FOTO: FATIMAH MUFFIDAH AZZAHRA-PROFESI PELIPUTAN.Peserta Pelatihan Jurlanistik Tingkat Lanjut (PJTL) saat melakukan proses peliputan di salah satu lokasi rel kereta api di Medan. PJTL kali ini dilaksanakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Teropong Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU).
Bertaruh Nyawa di Pinggiran Rel
SEKITAR pukul 10. 00 WIB, saya dan peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) bergegas menuju pinggiran rel kereta api di Jalan Ampera Raya Kelurahan Glugur, Kecematan Medan Barat. Kami diberi tugas peliputan oleh panitia tentang penggusuran pinggiran rel kereta api. Sesampai di sana saya sedikit termenung melihat keadaan warga setempat. Hampir semua bangunan rumah mereka sudah rata dengan tanah, tinggal beberapa yang masih berdiri kokoh. Saya terus berjalan menelusuri pinggiran rel. Beberapa warga sibuk membersihkan sisa reruntuhan rumah mereka yang digusur. Namun berbeda dengan ibu Urai data, ungkap fakta, saji berita
yang saya temui tidak jauh dari pinggiran rel yaitu Ibu Wir. Wanita paruh bayah ini menolak keinginan pihak PT. KAI untuk menggusur rumahnya yang telah berdiri puluhan tahun di pinggiran rel. Ia bahkan tidak mau menerima uang ganti rugi dari PT. KAI karena tidak sebanding dengan apa yang sudah dibangun bersama suaminya selama puluhan tahun. "Walapun mereka mengancam, saya tidak pernah takut, biarpun bahaya," katanya. Tinggal di pinggiran rel yang hanya berjarak semeter dari rumah, para warga harus mempertaruhkan nyawanya. Namun mereka tetap gigih untuk terus bertahan hidup. www.profesi-unm.com
Wawancara Khusus Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
11 11
www.profesi-unm.com
FOTO: FATIMAH MUFFIDAH AZZAHRA-PROFESI Membawakan Materi. Leonardus K. Nugraha Research and Knowledge Manager Centre for innovation policy and goverment (CIPG) saat memaparkan materi.
Media Massa dan Kekuasaan Tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini, kehidupan masyarakat Indonesia tidak dapat terlepas dari peran media massa. Media massa memiliki empat fungsi praktis, yakni fungsi informatif, edukatif, hiburan, dan kontrol sosial. Masyarakat membutuhkan informasi aktual dengan mudah, praktis, dan cepat. Media massa menyajikan beragam informasi tentang peristiwaperistiwa di masyarakat yang dikemas melalui tayangan berita televisi dan berita pada media-media cetak atau newsletter. Hilangnya idealisme media saat ini menjadi salah satu problematika media. Hal ini pun telah dirangkum dalam wawancara khusus Ita Andriani dan Nurul Fildzah Zatalini dengan Leonardus K. Nugraha Research and Knowledge Manager pada Centre for Innovation Policy and Government (CIPG), lembaga yang memiliki fokus utama pada area sains, teknologi, inovasi dan kebijakan publik serta pengembangan kapasitas riset nasional. Masalah apa sih yang banyak terjadi pada media saat ini? Idealisme wartawan-wartawan untuk melaporkan informasi yang baik terganggu oleh intervensi pemilik media. Pemilik media tidak segan meminta slot waktu tertentu untuk menayangkan laporan rapat-rapat yang terkait dengan kepentingannya. Bukan itu saja, wartawan pun diminta untuk meliput acara pemilik media. Paling probematik media kita adalah media itu seolah lupa bahwa memiliki mandat yang mulia. Tetapi di salah unakan dengan bisnis yang ditonjolRadio Profesi 107,9 FM
kan. Sedangkan edukatif, informatif malah diabaikan. Sehingga media saat ini sangat disayangkan. Kekurangan media di Indonesia? Aktor-aktor jurnalis sekarang itu sudah lupa bahwa mereka berprofesi sebagai pelakon janji. Bahan mereka lebih beranggapan hanya untuk kebutuhan pribadi, kebutuhan ekonomi yang mesti tercukupi, bukan kebutuhan publik atau janji kepada publik. Inilah janji yang terlupakan. Banyak orang lupa bahwa makna berprofesi itu amanah, bukan hanya sekedar melakonkan. Profesi jurnalis itu secara tidak langsung sudah disumpah untuk tidak mengadangada dan memang harus jujur. Sumpah itu berupa kebenaran dari sebuah berita yang diungkapkannya. Jadi bagaimana seharusnya media bertindak? Kembali lagi fungsi media itu sendiri, sebagai informatif, edukatif, hiburan, dan kontrol sosial. TV dilihat dari banyaknya rating, online banyaknya yang klik, jadi bagaimana media itu mendapatkan itu semua. Seperti halnya mungkin TV atau radio lokal di Makassar menjelang pemilu berlombalomba memberitakan yang bagus-bagusnya.Tapi mereka tidak memikirkan masa depan Makassar ini bagaimana? Lalu, apa yang harus dilakukan oleh konsumen media? Tak hanya media yang harus pintarpintar dalam memberitakan, tetapi penikmat media pun harus pintar dalam memilih media yang pantas untuk dipilih. Mulai dari tontonan apa yang harus
ditonton, media cetak apa yang harus dibaca, dan radio apa yang mesti didengar. Media cetak sebenarnya tidak berpengaruh dalam hal rating karena tidak dipengaruhi oleh jumlah klik. Cetak kan kalau tertarik dengan isu, mereka akan baca. Kembali lagi ke mereka memilih menghidupkan media dan memprtahankan medianya tanpa mempertimbangkan manfaat dan kepentingan penonton. Ada atau tidakkah media yang independen saat ini? Masih ada kok. Kita masih memiliki media yang independen walaupun dalam skala yang sangat kecil. Karena media yang independen itu biasanya hanya memeiliki sedikit peminat atau tidak terekspos secara luas. Mereka seolah dikecilkan padahal mereka inilah yang mesti dipertahankan. Bagaimanakah media yang independen itu? Berbicara independen, ya media yang tidak peduli pemiliknya mau ngatur kayak apa. Tidak peduli pemilik sahamnya ngatur bagaimana. Tapi mereka lebih peduli bagaimana menyediakan channel yang pantas untuk jadi konsumsi publik. Apa yang dibutuhkan oleh konsumen agar lebih akif dalam berpartisipasi. Media independen itu dilihat dari sudut mananya? Kalau saya lebih melihat dari sikap media yang tidak dikontrol tetapi tetap berpihak. Berpihak disini, ya terhadap kaum yang memang harus dibela. Jadi media independen itu, ya media yang
tidak terikat oleh kepentingan-kepentingan politik atau kepintingan lain yang ada di dalamnya dan pemilik modal. Apa perbedaan antara media yang independen dan media yang ideal? Media yang ideal itu adalah media yang mampu menjadi jembatan. Bagaiman media dapat menjadi penghubung antara individu satu dengan yang lain. Media yang mampu memberikan manfaat bagi penikmatnya. Media yang tidak hanya mementingkan sisi ekonomisnya saja. Dan media yang seharusnya media. Sedangkan media independen adalah sikap mutlak yang harus dimiliki suatu media. Telah menentukan arah dari media ini sehingga tidak bisa diganggu gugat. Pesan untuk media saat ini? Balik badanlah atau balik arahlah, sebagaimana mestinya media itu. Kepentingan media kan untuk publik bukan untuk memperkaya diri atau menggapai kepentingan orang lain yang ada di belakang layar. Tapi memerankan layaknya media sebagai konsumen yang layak dan tidak melenceng dari fungsi media itu. Profit akan mengikut pada apa yang menjadi kebutuhan konsumen.
Biodata: Nama: Leonardus K. Nugraha Pendidikan: Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta Pekerjaan: Research and Knowledge Manager CIPG
Urai data, ungkap fakta, saji berita
12 12
Lensa Orange Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Tes Bakat dan Minat
Biaya Selangit Jalur Mandiri Seperti biasanya, jalur mandiri menjadi pintu gerbang terakhir bagi yang ingin melanjutkan studi di Universitas Negeri Makassar (UNM). Jalur ini kemudian seolah dimanfaatkan sebagai ladang basah bagi universitas. Seperti halnya di Fakultas Psikologi yang tak tanggung-tangung mematok biaya Uang Kuliah Tunggal sebesar Rp.7,5 juta. Namun biaya tinggi yang ditetapkan
rupanya tidak mengurangi peminat jalur ini. Pendaftarnya mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, 4900 menjadi 5442 pendaftar. Untuk lulus pada jalur mandiri, peserta harus mengikuti sejumlah seleksi. Di antaranya, tes tertulis, wawancara, dan keterampilan pada jurusan tertentu. Sebanyak 2231 peserta ditetapkan lulus pada jalur terakhir ini. (*) *Foto & Teks: Tahrin
Tes Tulis Jalur Mandiri
Blusukan Rektor UNM
Tes Keterampilan Tes Wawancara Kunjungan Rektor
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Tes Minat dan Bakat www.profesi-unm.com
Spesial Dies Natalis Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
13 13
www.profesi-unm.com
Refleksi Dies Natalis ke-55 UNM
Kampus Mesti Dikelola Mandiri Tepat 1 Agustus lalu, Universitas Negeri Makassar (UNM) telah genap berusia 55 tahun. Bukan waktu singkat bagi perjalanan sebuah institusi pendidikan. PERJALANAN panjang itu mesti menjadi catatan penting bagi pemangku kebijakan. Pepatah lama mengatakan, semakin tinggi suatu pohon, semakin kencang pula angin yang menerpanya. Demikian halnya kampus berikon Pinisi ini, akan semakin tinggi pula ombak yang menantang agar tetap jaya. Apalagi, saat ini tengah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Segala lini menjadi objek dalam persaingan pasar bebas, termasuk di bidang pendidikan. Hal itu menjadi perhatian pula dalam kata sambutan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Arifin Nu’mang pada puncak Perayaan Dies Natalis ke55 UNM di Ruang Teater, Menara Pinisi, (1/8). Suami dari Rektor Universitas Islam Makassar ini menjelaskan, perguruan tinggi mesti dikelola lebih mandiri sebagai lembaga pendidikan formal tertinggi. “Kita mencoba untuk tidak selalu bergantung dengan pihak lain, apalagi pihak asing,” pesannya. Berangkat dengan tema “Revitalisasi Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan dalam Menghadapi MEA”, peringatan puncak Dies Natalis ke-55 ini juga dihiasi wajahwajah baru. Pejabat teras baru itu harus segera menyingsingkan lengan menyelesaikan sejumlah bengkalai kampus di era persaingan bebas. Dalam pidatonya, Rektor UNM, Husain Syam menuturkan, MEA
*Ratna
FOTO: TAHRIN-PROFESI
PERINGATAN. Puncak acara Dies Natalis ke-55 Universitas Negeri Makassar yang dihelat di Ruang Teater Lt. 3 Menara Pinisi (1/8)
menjadi tantangan tersendiri bagi kampus Oemar Bakri dalam menyiapkan tenaga kerja. Pengembangan sumber daya merupakan program prioritas agar menghasilkan alumni dengan keahlian khusus serta berdaya saing global. “Revitalisasi fungsi dan sumber daya manusia harus terus dilakukan untuk menghadapi tantangan MEA. Kita pun harus bersedia membuka peluang bagi orangorang luar,” papar Husain Syam. Selain itu, Guru Besar Teknik Pertanian ini juga menyampaikan
sembilan realisasi program UNM hingga pertengahan tahun ini. Di antaranya, pengembangan dosen dan tenaga kependidikan. Namun, nampaknya kampus pencetak guru ini masih perlu berbenah lagi pada standar kualifikasi dosen. Dalam paparan data, ternyata masih ada dosen belum memenuhi standar kualifikasi, 21 dosen masih bergelar strata satu. Hal menggembirakannya ialah kampus ini mengalami peningkatan dua peringkat pada kampus den-
Promosikan Kampus Lewat Pameran Pendidikan
FOTO: TAHRIN-PROFESI
PANTAU. Rektor UNM, Husain Syam mengunjungi stan pameran Fakultas Teknik dalam Pameran Pendidikan di Pelataran Menara Pinisi, (1/8).
SALAH satu rangkaian kegiatan peringatan dies natalis ke-55 UNM, pameran pendidikan telah dilangsungkan di Menara Pinisi, Senin-Rabu (15-17/8). Pameran ini merupakan ajang mempromosikan kampus sekaligus sebagai refleksi kegiatan yang diRadio Profesi 107,9 FM
lakukan oleh semua fakultas dan biro se-UNM selama setahun . Rektor UNM, Husain Syam sangat mengapresiasi karya yang dipamerkan. Menurutnya, produk yang telah dihasilkan sivitas harus dipublikasikan. “Ini salah satu cara agar UNM dike-
nal oleh masyarakat umum dan dilirik oleh pusat,” tuturnya. Eks Dekan Fakultas Teknik (FT) ini mengatakan, produk yang telah dihasilkan akan menjadi bahan pembelajaran untuk menghasilkan karya yang lebih baik ke depannya. “Penilaian ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk berinovasi,” ujarnya. Sebanyak 50 stand turut memeriahkan pameran ini, baik stand fakultas, jurusan, lembaga, UPT, hingga koperasi di lingkup UNM. Produk hasil kreativitas sivitas akademika UNM pun dipertontonkan, mulai dari media pembelajaran, karikatur, lukisan, patung, robot, tanaman kesehatan, alat fitness, produk kewirausahaan, dan berbagai produk lainnya. Dalam pameran pendidikan ini, Fakultas Teknik (FT) keluar sebagai juara umum dengan kategori stand terbaik. Piala bergilir pun berhasil direngkuhnya. (*)
gan kualitas sumber daya manusia (SDM) ketimbang tahun lalu. Berdasarkan klasifikasi Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), UNM menempati posisi keempat. Sebuah pencapaian yang patut diapresiasi. Akan tetapi, UNM tak patut tinggal berpuas diri saja. Peringkat tinggi pada indikator kualitas SDM tak diikuti pada tiga indikator penilaian perguruan tinggi lainnya versi Kemristekdikti. Untuk kriteria akreditasi, kualitas kegiatan kemahasiswaan,
dan kegiatan penelitian, peringkat UNM bahkan tak terdeteksi di jajaran sepuluh besar. “Saya sebagai rektor akan selalu berupaya di setiap kategori pemeringkatan PTN/PTS nasional menghadirkan UNM 10 besar,” janji Husain. Sudah menjadi harapan segenap sivitas, kabinet baru Husain mampu mengatasi kekurangan yang ada. Sistem pengelolaan kampus mesti bersinergi dalam mendongrak peringkat UNM di setiap indikator. (*)
Malam Kenangan Jadi Ajang Nostalgia PERAYAAN Dies Natalis ke55 UNM turut dimeriahkan pula dengan perhelatan malam kenangan. Agenda dies natalis itu sengaja digelar sebagai ajang nostalgia. Salah satu alumni yang turut menghadiri ajang nostalgia ini ialah Rektor UNM, Husain Syam. “Malam ini mari kita bernostalgia, mengenang masamasa kuliah dulu,” kenangnya. Husain pun mengatakan, malam kenangan diharapkan mampu mempererat silaturahmi antar alumni. “Kita berkumpul di sini sebenarnya ingin mempererat kekeluargaan. Pondasi tersebut perlu untuk tugas besar menanti di depan,” ujarnya. Selain ajang mempererat silaturahmi, agenda ini juga dirangkaikan sebagai malam hiburan dengan menghadirkan dua penyanyi nasional. Seketika suasana menjadi riuh ketika Fadly Padi mengisi panggung malam
kenangan. Tak kalah serunya ketika Ical, Juara D’ Academy 3 melantunkan sebuah lagu. Suara penonton bersorak tak dapat terelakkan. Malam itu semua penonton larut akan suasana bahagia dan merasa terhibur dengan kehadiran artis ibu kota yang biasanya hanya dilihat di layar TV. Persembahan drama musikal dari Biro Kegiatan Mahasiswa Fakultas (BKMF) Bunga FIK juga turut memeriahkan kegiatan ini. Mengusung tema “Dari Zaman Kekunoan Hingga Zaman Kekinian”, drama musikal itu menceritakan tentang potret mahasiswa dulu dan sekarang. Di sela-sela acara, malam kenangan juga disertai dengan pembagian doorprize. Satu persatu nomor undian, disebutkan untuk menerima hadiah yang telah disiapkan panitia. Di antaranya dua unit motor, tiga buah sepeda, kompor, dan rice cooker. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
14 14
Opini
Merawat Kesederhanaan
Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
S
ederhana, menjadi kata yang kerap kita dengar dan perbincangkan sehari-hari. Setiap individu hampir sama dalam memahami konteksnya, namun berbeda dalam implementasi. Kata tersebut sering diidentikkan dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan atau hidup seadanya. Hal ini menunjukkan bahwa sederhana bukan berarti tidak mampu atau tidak memiliki materi, namun menunjukkan keadaan yang tidak berlebih-lebihan. Pertanyaan kemudian, apakah sederhana ini terinternalisasi dalam diri?, menjadi life style?, ataukah hanya “pencitraan”? yang kerap dijalankan politisi tertentu jelang pemilihan legislatif atau pilkada untuk menarik simpati calon pemilihnya. Kesederhanaan diharapkan menjadi sebuah habit yang tercermin dalam keseharian seseorang. Bukan hanya hadir pada momen tertentu, apatah lagi sekedar menarik simpati orang lain. Banyak orang yang telah berhasil, menjalani kehidupannya dengan bersusah payah sejak kanak-kanak, menempuh pendidikan dengan penuh perjuangan hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan. Namun ironisnya, justru saat menempati posisi strategis malah memberikan contoh kehidupan yang kurang elegan. “Inilah hasil kerja keras yang telah kuperjuangkan, saatnya menikmati hasilnya” ungkapan yang sering terlontar. Memetik hasil kesuksesan merupakan hak individu, namun alangkah bijaknya bila tetap mempertimbangkan keseimbangan dalam mengaktualkan. Perilaku Komsumtif Maraknya tangkap tangan yang dilakukan oleh KPK terhadap beberapa oknum pejabat atau anggota dewan di negeri ini.
D
Mengindikasikan adtan berprilaku sederhana anya “ketidaksyukuran” atau tidak. terhadap apa yang telah Salah seorang diperolehnya dan tergodosen dan senior di salah da melakukan tindakan satu organisasi ekstra kamkorupsi. Perilaku kompus. Kala itu beliau masih sumtif yang menghingmenjabat sebagai pemgapi manusia, didasarkan bantu dekan bidang kekecendrungan membeli mahasiswaan di salah satu produk secara berlebihan fakultas UNM. Bila ada walaupun sebenarnya tikesempatan, kami sering dak dibutuhkan. berdiskusi tentang kondisi Kesederhanaan merukemahasiswaan yang uppakan kebalikan perilaku date. Hingga memasuki komsumtif. Sederhana usia pensiun, sehari-hari *Muhammad Farid hadir disaat kita mampu beliau ke kampus tetap sememiliki sebuah produk dan tia mengendarai sepeda motor memilih tidak membelinya, dengan pertim- vespanya. Walaupun secara finansial sebangan masih bisa menggunakan produk benarnya mampu membeli kendaraan roda yang telah ada dengan manfaat yang sama. empat. Tiap orang dengan pengetahuan, pengalaman, materi, dan kondisi sosial yang dimilTransformasi Nilai Kesederhanaan iki akan berpengaruh dalam menentukan Dalam keseharian, perjalanan ke temjalan hidupnya. pat kerja atau sebaliknya menuju rumah, sering kita jumpai rekan-rekan yang beKesederhanaan, Pilihan Hidup. lum beruntung dalam ekonomi. Di antara Dalam tulisan di kompasiana “ber- mereka bekerja sepanjang hari, mendapatsepeda, merawat kesederhanaan”, Farid kan upah hanya untuk bertahan memenuhi (2015) menguraikan bahwa tiap orang yang kebutuhan pokoknya hari itu. Mereka bebersepeda memiliki perbedaan orientasi, lum sempat memikirkan bagaimana untuk secara umum bertujuan untuk: berolahraga, kondisi besok. hobi, aktif di komunitas, atau meriahkan Tuhan yang maha pengasih memberikegiatan funbike. Selanjutnya, apa korelasi kan rasa empati kepada kita untuk peduli antara bersepeda dengan kesederhanaan. terhadap perjuangan mereka, patut bersyuDi pasar kita akan menenemui jenis dan kur kondisi kita masih lebih baik. Uluran merek sepeda yang bervariasi, hal inilah tangan dan keikhlasan kita akan membantu yang akan menentukan harga jualnya. Me- kehidupan mereka. Empati terhadap kondimilih sepeda dengan “harga normal” dan si sosial akan menumbuhkan karakter yang bersepeda menjadi rutinitas, dua kriteria ini senantiasa bersyukur atas apa yang telah menjadi parameter bahwa yang bersangku- diperoleh. Konsep zakat dalam Islam,
mengajarkan bahwa dibalik harta yang kita miliki terdapat hak orang lain di dalamnya dan bertujuan untuk membersihkan harta yang kita miliki. Tolok ukur keberhasilan seseorang dalam menjalankan kesederhanaan tidaklah cukup dinilai saat dia mampu merealisasikan dalam kehidupannya. Namun bagaimana transformasi nilai-nilai kesederhanaan tersebut bisa berlanjut ke generasi berikutnya. Walau dengan kondisi yang berkecukupan dari hasil kerja keras orang tua sebelumnya, atau kerja keras yang telah diperjuangkan sebelumnya. Dengan kemajuan teknologi informasi, memungkinkan setiap anak memiliki smartphone dan menggunakannya untuk berkomunikasi, belajar atau bermain game. Sarana transportasi ke sekolah, kebutuhan mengendarai sepeda motor bahkan mobil bagi seorang anak seakan tak terelakkan dengan alasan efisiensi waktu, keselamatan, atau sekedar prestise. Namun sebagai orangtua diharapkan, tetap mendidik anak-anak agar mampu menyerap pola hidup bersahaja, senantiasa merawat kesederhanaan dalam hidupnya. Berempati melihat rekan-rekan yang belum mampu dan berkhidmat kepada kaum dhuafa. Apakah bahagia hanya hadir bila kondisi mapan? atau bahagiapun bisa hadir dalam kesederhanaan?, postingan budayawan Chandra Malik (2014) di akun twitternya menjawab dengan bijak “yang setia merawat kesederhanaan, ia akan merasa cukup. Tidak lebih, tidak kurang. Dan, itulah hakikat kebahagiaan”. *Dosen Fakultas Teknik UNM, Muhammad Farid Ph.D Student NKUAS Taiwan
Tekan Kejahatan Seksual Lewat Upaya Preventif
i Indonesia kekerasan terhadap anak menunjukkan intensitas yang terus meningkat. Seto Mulyadi menjelaskan dalam wawancara “Nasib Anak-anak Indonesia Kini” di Kompas TV pada 22 Juli 2014, diperkirakan setiap satu hingga dua menit terjadi tindak kekerasan pada anak (Harahap, 2014). Hal tersebut sinkron dengan data terbaru dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (2016) kasus kekerasan seksual pada anak terus mengalami peningkatan dari thaun 2014 jumlah kasus kekerasan pada anak sebanyak 4.265 kasus (52% merupakan kasus kekerasan seksual), kemudian tahun 2015 jumlah kasus kekerasan pada anak sebanyak 6.726 kasus (58% merupakan kasus kekerasan seksual), dan terakhir data dari bulan Januari-April tahun 2016 mencapai 338 kasus kekerasan seksual (48% merupakan kasus kekerasan seksual). Indonesia harus waspada, tindak kekerasan seksual seperti “gunung es”, kasus yang terungkap hanya sebagian kecil masih banyak kasus kekeresan seksual yang belum terungkap. Hal tersebut terjadi dikarenakan korban takut melaporkan ke orangtua karena diancam oleh pelaku, ataupun kasus kekerasan seksual pada anak dianggap dapat merusak nama baik keluarga jika diketahui oleh publik (Harahap, 2014). Kasus kekerasan seksual dianggap permasalahan serius oleh pemerintah, hingga pada tahun 2013 tercatat Indonesia Darurat Kekerasan Seksual Terhadap Anak (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014). Puncak kasus kekerasan seksual pada anak terjadi pada tahun awal 2016, Presiden Joko Widodo menyatakan kejahatan seksual terhadap anak adalah kejahatan yang luar biasa. Anak sebagai generasi penerus bangsa harus dijamin hak-haknya untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Hal terseUrai data, ungkap fakta, saji berita
but sesuai dengan ammempunyai kelemahan anat Undang-Undang yakni tidak memperNomor 39 tahun 1999 hatikan keadaan korserta Declaration of ban kekerasan seksual. the Rights of the Child Dari pelbagai kajian (Deklarasi Hak-Hak tersebut, dikhawatirkan Anak) tahun 1958 yang implementasi kebijakan disahkan oleh Majelis dari pemerintah terseUmum PBB yakni “... but tidak akan berjalan the child, by reasons of efektif terutama dalam his physical and mental hal preventif (Sarwanimmaturity, need special to, 2016). safeguards and care, Masalah lainnya, including appropriate pemerintah hanya ber*Algha Sanjaya legal protection, before fokus pada pencegahan as well after birth...” (UNICEF, kekerasan seksual untuk anak 1959). Instrumen tersebut telah menetap- normal tapi tidak untuk anak disabilikan seperangkat hak anak dan kewajiban tas. Seharusnya, penyuluhan pendidikan negara-negara yang telah menandatangani seksual diberikan kepada semua anak di dan meratifikasinya (termasuk Indonesia) Indonesia tanpa terkecuali, terlebih anak untuk melindungi anak dalam berbagai disabilitas mempunyai pelbagai ketersituasi dan kondisi (Harahap, 2014) Maka batasan untuk menghadapi kekerasan dari itu, pemerintah melakukan pelbagai seksual tersebut (Habibi, 2014). Padahal langkah untuk mencegah peningkatan ka- menurut Keputusan Presiden Nomor 36 sus kekerasan seksual pada anak. Tahun 1990 tentang Pengesahan ConvenPemerintah telah mengeluarkan per- tion on the Rights of the Child (Konvensi aturan baru mengenai Hukuman kebiri tentang hak-hak anak) mengamanatkan bagi pelaku kekerasan seksual yakni Per- bahwa perlunya anak yang menderita caaturan Pemerintah Pengganti Undang-Un- cat mental dan fisik menikmati kehidupan dang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016 ten- yang layak dan mempermudah peran serta tang Perubahan Kedua Undang-Undang aktif anak dalam masyarakat, serta menNomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindun- jamin hak atas pendidikan dan pelatihan gan Anak. Namun nyatanya, solusi terse- (Menteri Negara Pemberdayaan Perembut masih menimbulkan pro dan kontra puan Dan Perlindungan Anak Republik antara berbagai pihak seperti parlemen, Indonesia, 2011). Ikatan Dokter Indonesia, pemerhati Hak Dari pelbagai kajian diatas, diperlukan Asasi Manusia (HAM) dan lain sebagain- langkah strategis untuk mengatasi maya. Selain itu, aturan tersebut juga masih salah kejahatan seksual pada anak yakni
Revolusi Pendidikan Seksual. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, revolusi adalah perubahan mendasar dalam suatu bidang. Ya, untuk mengatasi kejahatan seksual tidak dapat dilakukan secara “berlebihan” artinya harus dimulai dari hal-hal yang mendasar. Berikut adalah contoh kegiatan Revolusi Pendidikan Seksual pada anak. Mengubah pola asuh orangtua pada anak dari tradisional menjadi kekinian. Mengubah persepsi orangtua bahwa pendidikan seksual bukan hal tabu lagi, Menjadi teman curhat dan mengadakan diskusi terbuka mengenai pendidikan seksual terhadap anak, Mengajarkan bahasabahasa ilmiah tentang seksual pada anak sejak usia dini, Orangtua harus up to date, terhadap perkembangan teknologi untuk memantau konsumsi internet pada anak. Pemerintah dapat mengimplementasikan pendidikan seksual dengan kuantitas yang lebih banyak ke dalam sektor pendidikan formal maupun non formal. Dosen dan Mahasiswa yang berkuliah di fakultas pendidikan, dapat melakukan riset tentang inovasi media pembelajaran untuk pendidikan seksual pada anak. Keberhasilan Revolusi Pendidikan Seksual memerlukan kerjasama dari berbagai pihak. Semua elemen harus bersinergi yakni pemerintah, masyarakat khususnya orangtua, pihak sekolah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Swasta, dan anakanak itu sendiri. *Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling FIP UNM Angkatan 2013
LPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika. Kirim tulisan Anda ke profesi_unm@yahoo.com. Tulisan dibatasi maksimal 3.000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan Anda tanpa mengubah makna. www.profesi-unm.com
15 Profesiana 15 Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Awas, PR III Lebur UKM
PEMIMPIN baru, kebijakan baru. Hal tersebut pantas dialamatkan kepada kabinet Husain Syam, Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) saat ini. Idealnya pemimpin baru harusnya melanjutkan program yang ada, tapi tidak untuk mereka. Program serta kebijakan pun mulai mereka garap. Seperti halnya Arifuddin Usman, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PRIII). Belum genap sebulan menjabat, Ia telah menyusun kebijakan untuk salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Rencananya akan ada penggabungan UKM. UKM Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Pinisi Choir misalnya. Lembaga yang baru saja diresmikan bulan Mei lalu ini harus was-was. Sebab mereka rencananya akan dilebur, lalu dimasukkan dalam UKM Seni. Padahal, sederet prestasi Nasional serta Internasional telah dipersembahkan untuk kampus orange ini. “Keberadaan Paduan suara mahasiswa sebenarnya tanda tanya, kan sudah ada UKM Seni. Dan rencana saya akan gabung saja,“ ungkapnya, Menurutnya, dalam sebuah kampus idealnya hanya ada satu UKM yang
menghimpun bakat dan minat mahasiswa yang sama. “Kan sudah ada UKM Seni yang didalamnya sudah ada juga ada paduan suaranya, jadi buat apa dibuat lagi paduan suara setingkat UKM,“ jelasnya. Menanggapi hal tersebut, Ketua UKM PSM Pinisi Choir memilih untuk tidak berkomentar. “Tunggu dulu,” jawabnya ketika ditemui oleh Profesi Sementara itu, Ketua UKM Seni, Hadi Surya menolak rencana tersebut. Sebab bertentangan dengan statuta lembaganya. Ia menjelaskan jika kebijakan diterapkan, berarti telah melanggar aturan yang dibuat oleh UNM. “Peraturan tersebut dibuat oleh pihak UNM, itukan sama saja melabrak aturan sendiri. Belum lagi aturan lembaga kami mengharamkan, karena sudah melanggar konstitusi, “ tolaknya Bahkan menurutnya, PR III tidak konsisten dengan aturan yang ada dan terkesan mengambil keputusan sepihak tanpa bermusyawarah dengan pihak yang terkait.”Jangan seenaknya dirubah begitu saja. Seharusnya kita dipanggil kalo ada yang seperti ini. Jangan ambil keputusan sepihak dong, “ kesal mahasiswa angkatan 2012 ini. (sas)
Bilingual Tak Seindah Namanya Kelas bilingual atau ICP kerap kali dialamatkan pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Namun siapa sangka, ternyata dalam Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNM juga memiliki kelas ICP-nya sendiri. Salah satu mahasiswa Prodi PGSD Bilingual, Putri mengungkapkan bahwa proses pembelajaran yang diberikan kepada mahasiswa tak sesuai dengan jargon Bilingual. Bahasa yang digunakan oleh dosen lebih banyak menggunakan Bahasa Indonesia. Padahal, seharusnya ada perpaduan bahasa yang seimbang. “Proses pembelajarannya itu tidak sesuai. Soalnya kombinasi bahasa seharusnya itu 50:50, ini malah sekitar 85 persen menggunakan bahasa Indonesia padahal bilingual. Meskipun muatan materi yang diajarkan itu sudah sesuai,” keluh mahasiswa eks 2012 ini. Menanggapi hal tersebut, kordinator PGSD Bilingual, Widya Karmilasari, membenarkan bahwa mahasiswa kelas bilingual tak secara keseluruhan memakai bahasa Inggris dalam proses pembelaja-
ran. Semuanya tak lepas dari dosen yang mengajar. Pasalnya, ia menyebutkan kalau tak semua dosen menerapkan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam kelas. “Iya, tergantung dari dosen memang. Kadang ada pake bahasa Inggris, ada juga tidak,”ujarnya. Namun, ia membantah jika mahasiswa tingkat akhir hanya mendapat sedikit porsi penggunaan bahasa Inggris dalam pembelajaran. Porsi yang sedikit itu hanya didapatkan oleh mahasiswa baru. Hanya saja, buku referensi ataupun materinya menggunakan bahasa Inggris. “Mahasiswa yang akhir itu kita kasih 75:25, kita mulai dominankan bahasa Inggrisnya. Itu bukunya kita gunakan bahasa Inggris,” katanya. Sejak dibentuk pada tahun 2009 yang lalu, PGSD kelas bilingual mencoba menerapkan bahasa Inggris kepada mahasiswanya. Namun, pemakaian bahasa Inggris nya hanya sebatas pengantar saja. Terbentuknya kelas tersebut, dimaksudkan untuk meningkatkan pemenuhan taraf pendidikan yang berkualitas. Dulu, ketika dibentuk sekolah rintisan
bertaraf internasional (RSBI), banyak siswa sekolah dasar (SD) yang dituntut untuk mengetahui bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar mereka. Dengan alasan tersebut, PGSD mulai menjalankan program kelas bilingual, dengan harapan bisa menghasilkan alumni yang berkualitas dalam mengajar di sekolah dasar internasional nantinya. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Prodi PGSD, Ahmad Syawaluddin saat ditemui beberapa waktu yang lalu Sama halnya dengan Widya, Ia juga mengatakan hal yang sama terkait masalah tersebut. Menurutnya, mahasiswa tidak langsung dipaksa memakai bahasa Inggris sepenuhnya. Melainkan, memiliki tahapan dalam prosesnya “Jadi kita lakukan sedikit demi sedikit, tidak langsung kita kasih pake bahasa Inggris semua kalau belajar. Kayak maba hanya sedikit itu tapi bukunya kita sudah pakai bahasa inggris,”ucapnya.
Perpustakaan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Awalnya, mahasiswa yang lulus masuk perguruan tinggi diwajibkan mengikuti beberapa tes. Namun tidak pemberitahuan mengenai adanya kelas bilingual. “Yah itu dulu, kalau sudah lulus di sini (PGSD), kita langsung kasih tahu infonya. Kalau mau, kita tes mereka,” tambahnya. Beda dengan FMIPA, PGSD kelas bilingual memiliki pembayaran yang sama dengan kelas reguler. Sayangnya hingga saat ini, PGSD kelas bilingual masih belum menampakkan perbedaan yang jelas dengan kelas regular. Hal tersebut dikarenakan, masih banyaknya mahasiswa yang masih mengeluh persoalan tersebut. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Abdullah Sinring, menjelaskan bahwa masalah tersebut diserahkan kepada PGSD untuk lakukan perubahan. “Yah, harusnya PGSD tahu dan kelas bilingual harus bisa lebih baik biar sesuai harapan,” tuturnya. (eks)
SUDUT
Kulkas Jadi Lemari Buku BIASANYA, ketika memasuki perpustakaan sederet rak serta lemari berisi buku akan berjejer di dalam ruangan. Tak luput pula dengan tempat baca yang selalu siap. Namun hal tersebut jauh berbeda dengan perpustakaan yang ada di jurusan Pendidikan Kesejahtraan Keluarga (PKK) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) ini. Sebab alat jurusan yang telah rusak dijadikan tempat untuk menampung buku yang ada. Seperti halnya dua Freezer yang dijadikan lemari buku. Padahal terdapat lemari yang tidak digunakan. “Ini lemari kalau dipakai tempati buku nadatangi rayap, jadi saya berdayakan barang bekas,” terang pengelola perpustakaan, Norma ketika ditemui Radio Profesi 107,9 FM
Salah satu mahasiswa, Haeril misalnya yang keluhkan perpustakaan tersebut. Sebab terlalu banyak benda tak terpakai menumpuk, sehingga membuat tak nyaman. Selain itu, koleksi buku yang disediakan pun tidak memadai. “Tempatnya sempit, bukunya tidak lengkap,” keluh mahasiswa 2014 ini Ia berharap sarana dan prasarana perpustakaan secepatnya diperbaiki. Tidak hanya itu, penambahan serta pengaturan buku sangat mempengaruhi perpustakaan. “Barang bekas seperti kompor dipindahkan saja karena mengganggu penglihatan,” harapnya. Menanggapi hal tersebut, Ketua Jurusan PKK, Sukarsih membenarkan. Menurutnya perpustakaan yang ada memang
tidak memenuhi syarat. Karena baginya perpustakaan harusnya dikelola oleh pustakawan yang paham akan kebutuhan dan pernak-pernik didalamnya. “Itu hanya ruang baca, tidak ada ruang khusus untuk perpustakaan. Saya sudah pernah meminta untuk diberikan pustakawan dan penambahan literatur, tapi sepertinya universitas tidak punya tenaga yang memadai,” keluhnya Rencananya, Ia akan segera memperbaiki perpustakaan tersebut. Karena mahasiswa tidak dapat mendapatkan referensi jika didiamkan begitu saja. “Buku yang tidak layak akan disingkirkan, ruangan akan ditata dengan baik," janjinya. (sam)
+ Janji Kabinet Husain - Dicabut kalau tak produktif? + Cabut Gelar Profesor yang Tak Produktif - Awas, kena sanksi + Awas, PR III Lebur UKM - Termasuk janji kabinet?
Dg. Tata
Urai data, ungkap fakta, saji berita
16 16
Persona www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 206 Agustus Tahun XL 2016
Pengalaman Organisasi, Penentu Kesuksesan
Biodata:
n Nama: Prof. Dr. H. Heri Tahir. S.H., M.H. n T.T.L: Watampone, 2 Februari 1959 n Riwayat Pendidikan: Hukum Pidana Universitas Hasanuddin (S1) 1985 Hukum Universitas Hasanuddin (S2) 1994 Hukum Universitas Airlangga (S3) 2002 n Riwayat Jabatan: Ketua Program Studi IPS PPs UNM, 20062008 Asisten Direktur II PPs UNM, 2008-2012 Pembantu Rektor III UNM 2012-2016
MENJADI seorang pendidik tidaklah mudah. Berbekal gelar pendidikan menjadi syarat utama. Tapi lain halnya dengan Heri Tahir, tak memiliki latar belakang S.Pd tapi mampu berkarir di Universitas Negeri Makassar (UNM). Pengalaman organisasi yang menjadi bekal utama hingga akhirnya membawanya sebagai salah satu dosen sukses di kampus orange Bahkan karirnya di UNM terbilang sukses. Bermula saat dirinya diangkat menjadi asisten dosen pada Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kemudian dipercaya mengemban amanah sebagai Ketua Prodi Pendidikan IPS Program Pascasarjana pada 2006-2008. Setelah jabatannya berakhir sebagai ketua prodi, ia akhirnya dipercaya untuk menjadi Asisten Direktur II Pascasarjana UNM periode 2008-2012. Hal itu pulalah yang mengantarkannya untuk menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan di bawah kepemimpinan Arismunandar 2012-2016. Pria kelahiran Watampone ini bahkan
tidak menyangka, cita-citanya sejak kecil menjadi seorang jaksa harus pupus dan menjadi seorang pengajar di UNM. “Saya sejak kecil sangat terobsesi bahkan bercita-cita menjadi seorang jaksa,” kisahnya. Ia menceritakan, ada dua hal utama yang menjadi keinginan orang tuanya yakni menjadi guru atau jaksa. Karena saat itu, dua profesi itu adalah pekerjaan yang paling mulia di mata masyarakat terutama keluarganya. Dan akhirnya kecintaannya terhadap ilmu hukum dan organisasi terutama bela diri harus diterapkan pada dunia keguruan. “Jangan terpaku pada jurusan tetapi pengalaman organisasi mampu mengantarkan kita kemana saja. Seperti saya ini,” tambahnya. Saat menempuh kuliah S1 di Unhas, Heri dipercayakan menjadi Ketua III Senat Mahasiswa Fakultas Hukum. Saat itu pula, ia menjadi Ketua Remaja Mesjid Athirah Kompleks H. Kalla. Ia pun menjadi Ketua DPK Kepmi Bone Cabang Libureng. Tak dapat dipungkiri, jabatannya saat menduduki kursi PR III mengharuskannya untuk tetap dekat dengan mahasiswa. Menjadi sosok pemimpin idaman adalah hal yang sangat diinginkannya. Dengan berbekal organisasi sejak kecil, ia mengakui hal itu memiliki manfaat. “Pengalaman berorganisasi merupakan modal untuk bisa meniti karir ke depan dengan baik. Bekerja itu diperlukan kemampuan bukan sekedar prestasi akademik tapi dibutuhkan pengalaman, keterampilan untuk bisa memimpin, mengelola, dan bernegoisasi,” katanya. Guru Besar Hukum Pidana ini sangat mendukung mahasiswa yang mengembangkan diri melalui organisasi. “Saya selalu mengatakan aktif di kampus itu se-
benarnya sebuah kewajiban secara moral, tapi secara hukum itu tidak,” tuturnya. Ia berpesan, tak ada ruginya menjadi mahasiswa organisasi. Selain memiliki pengalaman, juga mengajarkan kerja sama tim. "Banyak manfaat dari organisasi, jadi tidak ada salahnya ikut dan mencoba," pesannya. Tapi organisasi bukanlah kewajiban, tergantung individunya. Tapi kalau bukan sekarang kapan lagi. Apalagi dunia kampus adalah dunia paling terakhir sebelum kalian bekerja. “Setelah lulus atau memulai karir saat itu, kalian akan merasakan pentingnya organisasi untuk mengembangkan karakter kepemimpinan. Mulailah sebelum menyesal”, sarannya. Saat ini, Heri Tahir tengah sibuk dengan kesibukannya sebagai tenaga pengajar di UNM serta beberapa kampus di Makassar. Bahkan, ia sementara dalam proses perampungan penulisan buku selanjutnya. Ia pun kini lebih leluasa menyalurkan hobinya dalam bidang bela diri karate. (aan)
Ahli Seni Rupa UNM, Academic Excellence Amerika HASIL tidak pernah mengkhianati usaha. Itulah quote yang pantas untuk eks Pembantu Rektor Bidang Akademik Universtas Negeri Makassar (UNM), Sofyan Salam. Ahli seni rupa yang memiliki kemampuan bahasa inggris hingga mengantarkannya meraih beasiswa Fulbright di Amerika Serikat. Terlahir dari keluarga yang hidup tak berkecukupan tak menyurutkan niat Sofyan Salam untuk mempelajari bahasa internasional yaitu Bahasa Inggris. Tak mampu membeli kamus Bahasa Inggris bukanlah penghalang. Ada pepatah yang mengatakan “Banyak jalan menuju Roma”. Dengan bermodalkan niat ingin sukses dan membahagiakan orangtuanya Sofyan Salam dengan gigihnya menyalin kata per kata kamus milik temannya demi belajar Bahasa Inggris. “Saya salin dengan tulisan tangan saya sendiri. Bayangkan bagaimana tebalnya,”kenangnya. Buah kerja kerasnya mempelajari bahasa asing itu pulalah yang mengantarkannya hingga meraih beasiswa Fulbright unUrai data, ungkap fakta, saji berita
tuk kuliah di Amerika Serikat. Bahkan peraih beasiswa Fulbright 1986 di IKIP Ujung Pandang kala itu hanyalah Sofyan Salam seorang. Mengikuti berbagai seleksi mulai dari seleksi tingkat fakultas, universitas hingga nasional. “Setelah seleksi ternyata saya lolos untuk kursus Bahasa Inggris di Malang selama dua bulan kemudian berkompetisi lagi untuk mendapatkan beasiswa Fulbright,” cerita lelaki berusia 64 tahun ini.. Berguru dan menetap di Negeri Paman Sam, tak menjadikan ayah dua anak ini melupakan UNM, universitas yang telah mengukir jejak sejarah perjalanan karirnya menjadi seorang yang sukses. Memberikan gelar Ph.D di belakang nama Sofyan Salam. Ia kembali mengabdi sebagai dosen seni rupa di Fakultas Seni dan Desain UNM setelah belajar selama dua tahun di benua Amerika. Memperoleh bekal pendidikan yang akan diterapkan di UNM. “Biaya pendidikan di Ameri-
ka sangat mahal, sehingga mahasiswanya sangat bersungguhsungguh untuk belajar, bahkan disiplin waktunya sangat tinggi” ungkapnya. Hingga bermodalkan pengalaman dalam hal bidang akademik itu pulalah yang menjadikannya sebagai Pembantu Rektor Bidang Akademik dibawah kepemimpinan Arismunandar selama dua periode. (aan)
Biodata:
n Nama: Prof. Sofyan Salam, MA, Ph.D. n T.T.L: Palima Bone, 24 Oktober 1952 n Riwayat Pendidikan: Pendidikan Seni Rupa, IKIP Ujung Pandang (S1), 1974 Pendidikan Seni Rupa FKSS IKIP Yogyakarta (S1),1979 Art Education, The University of the Arts, Philadelphia, USA (S2), 1988 Art Education, The University of Iowa, Iowa City, USA (S3), 1998
www.profesi-unm.com