1 Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
www.profesi-unm.com
Tabloid Mahasiswa UNM
Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi
Darurat Demokrasi
www.profesi-unm.com
Hal. 4
Angka Sarjana Penganguran Meningkat
Hal. 9
Kampus ‘Unggul’ Anti Demokrasi
Hal. 15
Gegara Kadaluwarsa, Wisudaku Terkatung-Katung
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017 Urai data, ungkap fakta, saji berita
2
persepsi www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
EDITORIAL
surat dari pembaca
"Sengketa" Mahasiswa Baru
Apa yang anda pertanyakan?
Muhammad Sainal, Di Gedung Pinisi darurat tempat sampah
Pembantu Rektor Bidang Administrasi (PR II), Karta Jayadi. Jumlah tempat sampah dan kebersihan di Pinisi sudah cukup. Mungkin waktu ybs lewat pas selesai acara dan kursi meja belum diambil semua sehingga cleaning service belum bertindak....
BARU sebulan menginjakkan kaki di kampus Oemar Bakri, mahasiswa baru angkatan 2017 sudah dijerat aturan dalam berlembaga. Ibarat "anak ayam" yang baru menetas, maba telah menjadi bulan-bulanan birokrasi dan LK. Tak ayal, keduanya pun sering cekcok pasca penyambutan mahasiswa baru tiba. Bahkan beberapa LK tidak diberi ruang untuk turut mengawal pelaksanaan PMB universitas/ fakultas. Padahal sudah menjadi tradisi, tangan pertama yang menyambut kehadiran mahasiswa baru adalah LK tingkat prodi/jurusan. Hanya saja, birokrasi seakan tidak ridho apabila bibit baru tersebut dibesarkan melalui doktrin-doktrin lembaga kemahasiswaan. Tak cukup sampai disitu, tanggal 16 September lalu, birokrasi mengeluarkan surat edaran pelarangan mengikuti kegiatan LK bagi mahasiswa semester 1 dan 2. Aturan yang cukup mencekik leher, terlebih bagi fungsionaris LK. Betapa tidak ? Adanya larangan sama saja memutus regenerasi LK. Lantas bagaimana nasib LK ke depan ? LK pun meradang dibuatnya. Merasa dikekang, seluruh LK bersatu dalam aksi Orange Menggugat. Berharap surat edaran tersebut dapat ditindaklanjuti dan dicabut kembali.
Namun apa daya, nampaknya keputusan pengambil kebijakan tertinggi tak dapat ditawar lagi. Meski aksi susulan kembali dilakukan, namun Rektor tetap bersikeras menolak permintaan LK untuk mencabut surat edaran. Ketimpangan dalam berdemokrasi di kampus orange pun semakin nyata. Mengambil keputusan secara sepihak dan membatasi ruang gerak mahasiswa dalam berorganiasi adalah bukti dari sikap pimpinan yang "otoriter". Birokrasi dan lembaga kemahasiswaan tidak pernah mempunyai pandangan yang sama. Konflik berkepanjangan menandai adanya kesenjangan dalam tubuh kampus kita ini. Setidaknya hal tersebut menjadi bahan evaluasi bagi pimpinan kampus. Bagaimanapun, besarnya suatu kampus bergantung kepada kondisi lingkungan kampus yang kondusif. Diperlukan keselarasan antar berbagai elemen di dalamnya. Adanya pembatasan hak dan kebebasan terhadap mahasiswa baru adalah hal yang keliru. Meskipun tujuannya untuk mendongkrak segi akademiknya. Layaknya pengambil kebijakan tertinggi, pimpinan kampus harus bersikap bijak. Tidak serta-merta menetapkan aturan yang mengikat lembaga kemahasiswaan secara sepihak.
Agung Tiku, Di FE memang banya AC tapi sebatas ACcesoris. Apa tidak memalukan bila ada tamu dari luar yang melihat fakta tentang AC tersebut?? Kan Akreditasi A UNM juga diplesetkan oleh segelintir orang menjadi Akreditasi Aksesoris
Dekan Fakultas Ekonomi (FE), Muhammad Azis. Kalau mengenai AC itu, ya ada juga memang yang rusak, tapi banyak ji yang baik. Kalau pengadaan, nanti diliat dulu.
Nama yang tercantum dibawah ini tidak lagi tercatat sebagai pengelola LPM Profesi UNM
Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan anda ke: (0411) 8914674 LPM Profesi UNM
@lensaprofesi profesi.online@gmail.com
@profesi_online @xbp7686d
Ayu Ananda Pratiwi
Siti Nurhalisa
Pelindung: Prof. Husain Syam, M.TP , Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, F acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Resa Saputra, Sekretaris Umum: Noval Kurniawan, Bendahara Umum: Citra Jati Utami, Pemimpin Redaksi: Muh. Agung Eka S, Manajer Daring: Nurul Charismawaty S, Manajer Penyiaran: Endang Sri Wahyuni, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Ratna. Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/ SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Resa Saputra, Pemimpin Redaksi: Muh. Agung Eka S, Redaktur: St. Aminah, Reporter: Faisal Fajar, Wahyudin, Andi Asoka Ulfa, Karmila, Anggi Prakasi, Fotografer: Dasrin, Layouter/ Desainer Grafis: Masturi; Manajer Sirkulasi dan Iklan: Nurul Atika. Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 8914674, e-mail: profesi.online@gmail.com, website: www.profesi-unm.com
Sampul: Agung Eka Tata Letak: Masturi
Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
www.profesi-unm.com
3
mozaik Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
www.profesi-unm.com
SNAPSHOT
Goes to OSN Pertamina DALAM rangka mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina, tim Olimpiade Sains Nasional Universitas Negeri Makassar (UNM) melakukan pelbagai persiapan. Seperti menggelar sharing session dan workshop yang berlangsung di Ruang Seminar Lantai 11 Menara Pinisi pada 10 September. Ketua Panitia, Ulfa Aulyah Idrus menjelaskan, persiapan untuk OSN Pertamina telah dilakukan dengan menggelar workshop dan sharing session. Kedua kegiatan pun digelar bersamaan dengan Tosca 2017. Tosca sendiri merupakan olimpiade siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) seSulawesi Selatan (Sulsel). Dengan mempertandingkan sembilan bidang keilmuan, diantaranya Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Komputer, Astronomi, Geografi, Kebumian, dan Ekonomi. “Sebenarnya ini kegiatan Tosca 2017 yang dirangkaikan dengan
workshop UNM Goes to OSN Pertamnina,” ungkapnya. Lanjut, alumni jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini mengatakan, dalam sharing session, peserta difokuskan mengenal OSN Pertamina dan mengetahui kiat sukses meraih juara dalam kegiatan dari PT. Pertamina tersebut. Kegiatan yang terbuka untuk umum ini diikuti oleh siswa dan mahasiswa.“Untuk peserta sharing session dihadiri sekitar 400 orang peserta,” tambahnya. Pembicara sharing session, Maria Patricia Inggriani pun membagi tips meraih keberhasilan di OSN Pertamina. Ia berpesan, agar pelajar maupun mahasiswa yang ikut nanti dapat meluangkan waktunya lebih banyak untuk belajar. “Demi menggapai impian, harus mengorbankan banyak hal karena waktu yang harus digunakan untuk belajar dan belajar,” ungkapnya. (gip)
FOTO: DASRIN – PROFESI
Tak Terawat - Dinding pada Gedung Lab Terpadu FIP tampak ditumbuhi tanaman liar, bukti gedung tersebut tak dirawat.
Mahasiswa UNM Jajal Sea Games DUA mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) berkesempatan ikut dalam ajang Sea Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia pada 19 hingga 30 Agustus lalu. Kedua atlet tersebut ialah Nurul Noviani di cabang olahraga (Cabor) layar dan Ramlah di cabor Petanque.
Tentu pihak UNM menyediakan hadiah berupa konpensasi biaya pendidikan bagi mahasiswa yang berprestasi
Ramlah mengaku merasa gugup kala berhadapan dengan tim dari negara lain. Ia menilai atlet kompetitornya memiliki keahlian yang mumpuni. Sebab, pengalaman yang dimilikinya masih terbilang minim. “Tentu saya merasa gugup karena mereka latihannya sudah bertahuntahun beda dengan kami yang baru satu tahun ini, olahraga inikan terbi-
lang baru di Indonesia,” ujarnya. Mahasiswa Program Pascasarjana (PPs) UNM ini juga mengatakan, keikutsertaanya di ajang pesta olahraga Asia Tenggara ke-29 ini justru tak disangka oleh dirinya. Apalagi dirinya membawa nama kampus dan Indonesia ke kancah internasional. “Pastilah bangga dan tidak me-
www.profesi-unm.com
Direktur PPs UNM Jasruddin
nyangka,” katanya. Sementara itu, Direktur PPs UNM, Jasruddin menjelaskan, prestasi yang diraih mahasiswanya ini tentu akan diapresiasi oleh pihak birokrasi. Hadiah bakal diberikan sebagai bentuk keberhasilannya membawa nama UNM ke ajang bergengsi ini. “Tentu pihak UNM menyediakan hadiah berupa konpensasi biaya pendidikan bagi mahasiswa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Guru Besar Ilmu Fisika ini. Ia menambahkan, pemberian apresiasi tersebut merupakan salah satu upaya mendorong peningkatan prestasi mahasiswa. “Supaya lebih banyak lagi mahasiswa yang berprestasi,” tuturnya. (arm)
Indonesia Berambisi Bangun Poros Maritim Dunia ASISTEN Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Maritim, Haeru Rayahu mengatakan, saat ini pemerintah berambisi untuk membangun poros maritim dunia. Ada dua aspek digunakan dalam mengembangkan potensi kelautan Indonesia. Diantaranya, aspek ekonomi kelautan dan kemaritiman dan tata kelola. Aspek eknomi kelautan dan kemaritiman menjadi fokus dalam mengembangkan dan membangun poros maritim dunia. Kemudian, aspek tata kelola ini akan menentukan bagaimana arah dari aspek pertama agar dapat dikelola dan dikembangkan nanti. “Dua hal diatas yang kemudian secara integratif penting dikelola sebagai domain Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia,” jelasnya saat menjadi pembicara kuliah umum Ekspedisi Nusantaran Jaya (ENJ) di Ballroom Lantai 2 Menara Pinisi Universitas Negeri Makassar (UNM) , Senin (11/9) lalu. Pria asal Banten ini juga mengatakan, kontribusi mahasiswa dibutuhkan untuk mewujudkan ambisi ini. Mereka sudah mesti peduli dan memi-
liki semangat dalam hal membangun Indonesia. “Mahasiswa mempunyai kata maha berarti tinggi, jadi seharusnya menunjukkan semangatnya, loyalitasnya dalam membangun negeri ini, melalui kecakapan, kemampuan, sebagaimana saat ini dia menuntut ilmu,” katanya. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, menurutnya, masyarakat harus menyadarinya dan mengembangkan potensi kelautan Indonesia. Utamanya, memanfaatkan dengan baik kekayaan lautnya. “Indonesia jangan mau dihina, Ini loh Indonesia,” katanya Terakhir, ia mengapresiasi pihak UNM dengan menggelar kuliah umum ENJ ini. Kata dia, ini merupakan salah satu bentuk kepedulian sivitas untuk membangun Indonesia menjadi poros maritim dunia. “Ini merupakan salah satu gagasan yang sangat bagus untuk selalu peduli terhadap poros peningkatan khususnya kelautan serta perikanan yang ada di Indonesia,” tutupnya. (ati)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
4
Reportase
utama
www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
Angka Sarjana Pengangguran Meningkat
Kontribusi UNM Butuh Bukti
FOTO: DOK – PROFESI
WISUDA - Para wisudawan saat naik ke atas panggung untuk beri salam kepada Rektor UNM, Husain Syam dan Dekan FMIPA, Abdul Rahman beberapa waktu yang lalu.
2017, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka pengangguran terbuka sarjana kian meningkat. Terhitung 695 ribu orang masih menganggur ketimbang tahun 2016 berjumlah 144.500. Jelas, kontribusi Universitas Negeri Makassar (UNM) masih perlu pembuktian dalam menekan jumlah tersebut. Untuk Sulawesi Selatan (Sulsel) saja, pengangguran terbuka yang berstatus sarjana mencapai 27.926 orang hingga Februari 2017. Tentu sebagai PT ternama di Indonesia Timur yang memiliki akreditasi A, Dalam hal ini, peran UNM dalam mendukung pembangunan ekonomi Indonesia masih menjadi tanda tanya. Meski dua tahun terakhir, jumlah lulusan UNM semakin banyak. Tahun akademik 2014/2015 sebanyak 4.661 dan 5.161 di tahun 2015/2016.
Namun, hal ini justru memperparah masalah lantaran jumlah lapangan kerja yang tersedia tidak sebanding. Berdasarkan data Kementrian Ketenagakerjaan RI pada tahun 2016, lowongan kerja yang tersedia di Sulsel sebanyak 84.943 pekerjaan. Pengangguran terdidik dari pelbagai PT di Sulsel sudah pasti turut mendaftar. Bukan hanya UNM saja. Sehingga, dipastikan tak sedikit lulusan kampus oranye yang dapat berkerja. Salah satu pakar pendidikan, Suparlan Suhartono menganggap,
UNM masih belum mampu menggali potensi di setiap daerah untuk menjadi tempat pengabdian bagi lulusan agar menekan angka pengangguran. Pasalnya, daerah yang masuk dalam kategori Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) masih ada yang belum di eksplor. Padahal, UNM sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) punya kewajiban menyebar lulusannya ke setiap daerah yang membutuhkan guru. “Visi itu sangat terjerat dengan kekinian, kedisinian. Indonesia itu luas, coba ada tidak, mental mengembangkan daerah 3T, lahan yang luar biasa itu,” katanya. Namun sebelumnya, tenaga pendidik yang dihasilkan memiliki pembekalan ilmu yang terstandar. Kualitas lulusannya mampu bersaing
menjadi tenaga pendidik yang mumpuni pula. Dalam hal ini, UNM dinilai belum memaksimalkan memainkan peranannya. Peran UNM dalam memaksimalkan kualitas lulusannya agar mampu bersaing di dunia kerja masih kurang. Hanya memerhatikan kuantitas ketimbang harus melihat kualitas. Imbasnya, pengangguran terdidik malah bertambah. “Kelihatannya seperti itu, jadi ada miss,” katanya. Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Muharram pun angkat bicara. Ia berdalih bahwa pihaknya masih berupaya dalam mengembangkan kualitas akademik yang baik untuk lulusannya kelak. Meski akuinya, tak bisa dipungkiri jikalau terdapat alumni yang masih
“Visi itu sangat terjerat dengan kekinian, kedisinian. Indonesia itu luas, coba ada tidak, mental mengembangkan daerah 3T, itu lahan yang luar biasa itu,” Suparlan Suhartono Pakar Pendidikan belum berkerja. “Lulusan UNM itu sebenarnya bervariasi, ada bagus dan kurang bagus. Kami tengah meningkatkan kemampuan mengajar dosen, menciptakan budaya akademik yang bagus seperti surat edaran yang barubaru ini,” ujarnya. (*)
Kata Mereka Abdullah Pandang Mantan Direktur P3G
"Kampus harus menyiapkan lulusan yang punya kemampuan ganda.Bukan hanya berorientasi menjadi seorang Guru/PNS yang mempunyai ruang yang sempit.Ini dapat dilakukan dengan program penguatan skill yang dapat didorong melalui pengembangan kewirausahaan"
Abdullah Sinring Dekan FIP
"Kurikulum setiap jurusan/prodi harus dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Juga diperlukan program-program peningkatan kualitas alumni"
Ismail Tolla Mantan Dekan FIP Periode 2006-2010 & 2010-2014
"Langkah altenatif, yaitu skor kualitas yang unggul, alumni perlu memiliki kemampuan dan keterampilan ganda yang dapat menjadi pilihan karir, dan kemitraan dunia usaha dan industri" Urai data, ungkap fakta, saji berita
www.profesi-unm.com
Reportase
Utama
Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
5
www.profesi-unm.com
Sarjana Pendidikan Kalah Saing “SEKARANG antara sarjana pendidikan dengan yang murni tidak lagi dipetak-petakkan, semua bisa jadi guru,” keluh salah satu alumni, Muhammad Arfan. Menjadi tenaga pendidik, kini memang tak lagi harus bertitel sarjana pendidikan. Sarjana murni juga memiliki kesempatan bersaing menjadi guru. Sehingga, tak semua mereka yang gelar S.Pd dapat menjadi tenaga pendidik. Sarjana pendidikan UNM yang sebanyak 4.806 orang ditahun akademik 2015/2016. Sementara kuota penerimaan guru kini tak banyak tiap tahunnya. Membuat sarjana pendidikan ikut menambah pundi jumlah pengangguran.
Sekretaris Komisi E DPRD Sulsel, Marjono menjelaskan, menurut pemetaan Dinas Pendidikan Sulsel, saat ini, rasio antara jumlah guru dan siswa yang ada di Sulsel sudah sebanding. Apabila tidak mempunyai kemampuan bersaing maka bisa saja menambah jumlah pengangguran. “Rasio guru dan siswa sudah cukup, bahkan lebih. Kalau begitu, alumnialumni LPTK tinggal menunggu yang pensiun untuk digantikan,” jelasnya. Diwajibkannya calon guru untuk ikut Pendidikan Profesi Guru (PPG) di tahun 2016, memberikan kesempatan bagi semua sarjana untuk dapat ikut. Masalah ini sudah mesti
“Rasio guru dan siswa sudah cukup, bahkan lebih. Kalau begitu, alumni-alumni LPTK tinggal menunggu yang pensiun untuk digantikan,” Marjono Sekretraris Komisi E DPRD membutuhkan perhatian serius oleh UNM.
Sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), UNM dituntut harus meningkatkan kualitas alumninya agar mengambil banyak kontribusi. Biar mereka yang menjadi guru adalah orang yang telah dibekali pendidikan pedagogik lebih banyak sejak menjadi mahasiswa pendidikan. Mereka yang sarjana pendidikan justru acap kali banting setir. Memilih bekerja tidak sesuai bidangnya ketimbang harus menjadi tenaga pendidik. Salah satu alumni lainnya, Erwina sadar betul kondisi ini. Ia pun lebih mencari pekerjaan yang tak sesuai jurusannya.
“Tidak sesuai, sekarang jadi pegawai bank dengan background pendidikan yang sebenarnya tidak nyambung dengan kerjaan saya sekarang,” kata alumni Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ini. Sementara itu, PR I, Muharram mengungkapkan, sejatinya semua lulusan memiliki kesempatan yang sama untuk bisa menjadi tenaga pendidik. Hanya saja, mereka perlu berusaha dan meningkatkan daya saingnya. “Jangan dilema, semua punya kesempatan. Yang harus dilakukan itu berani bersaing, harus berjuang dan dibarengi dengan doa,” imbuhnya. (*)
Seleksi Masuk PT Belum Ketat
MENGAWAS - Rektor UNM, Husain Syam dan Rektor UIN Alauddin, Musafir Pababbari saat mengawas ujian SBMPTN 2017 lalu.
TAHUN ajaran 2017/2018, UNM baru saja menerima 7.062 mahasiswa baru. Sebanyak 1.480 mahasiswa jalur Seleksi Nasi-
onal Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN), 2.456 jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) dan 3.126
jalur Mandiri. Sementara di tahun sebelumnya, UNM hanya menerima 5.012 maba. Melihat kondisi tersebut,
Prodi Tak Sesuai Kebutuhan Kerja DI sisi lain, adanya program studi (Prodi) yang tidak sesuai kebutuhan kerja saat ini juga menjadi faktor banyaknya pengangguran terdidik. Di UNM, tercatat 81 program studi (Prodi) yang telah dibuka. Akan tetapi, banyaknya prodi tak menjamin mahasiswanya untuk bisa
SUDUT
+ Kontribusi UNM Masih Minim - Kayaknya perlu dikritik deh + Kampus "Unggul" Anti Demokrasi - Jangan takut mahasiswa kadaluwarsa, pak! + Gegara Kadaluwarsa, Wisudaku Terkatung-Katung - Katanya kampus unggul, kok begini?
Dg. Tata www.profesi-unm.com
mendapat pekerjaan sesuai keahlian mereka. UNM memang memiliki fokus untuk menghasilkan tenaga pendidik. Namun, mereka yang beralih minat tentu saja mencari pekerjaan dengan melihat kompetensi yang dimiliki. Alumni UNM, Amin mengaku merasakan kondisi tersebut. Ia bercerita, bagaimana dirinya kerap kesulitan mencari pekerjaan. Sebab, tak banyak perusahaan atau instansi yang membuka lowongan kerja sesuai prodi yang ditekuninya. “Susah didapat, tapi pas kita dapat malah perusahaan lebih pilih yang sarjana bukan pendidikan. Padahal sama jurusan, tapi bedanya disitu,” katanya. Sementara, Pakar Pendidikan, Suparlan Suhartono menilai PT termasuk UNM belum mampu melihat perkembangan pasar kerja yang ada
saat ini. Kebutuhan masyarakat perlu diperhatikan sebelum membuka prodi baru. “Mestinya membuka prodi, itu membuka peluang pekerjaan apa, kebutuhan masyarakat apa yang sekarang kemudian peluang apa,” imbuhnya Guru Besar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) ini. (*) Sekretraris Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel, Marjono turut mengatakan hal yang sama. Ia menilai tingginya angka sarjana pengangguran disinyalir masih banyak perguruan tinggi yang membuka prodi tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga, mereka sulit mendapatkan pekejaan karena keterbatasan bidang lapangan kerja yang ada. “Ini harusnya jadi bahan evaluasi. PTN mencetak sarjana yang sesungguhnya tidak terlalu dibutuhkan masyarakat,” ujarnya. (*)
FOTO: DOK – PROFESI
Pakar Pendidikan, Suparlan Suhartono menilai, UNM masih belum memperketat seleksi masuk. Jika terus menerima banyak
mahasiswa, maka tidak menutup kemungkinan angka sarjana penganggura semakin meningkat. “Yah itu tadi, UNM juga harus lebih perhatikan seleksi masuk untuk para calon mahasiswa,” katanya. Mendengar kabar tersebut, Sekretraris Komisi E DPRD Sulsel, Marjono mengimbau, kampus LPTK harus betul-memperhatikan jumlah mahasiswa yang akan diterima. Hal ini bertujuan, agar jumlah lulusan nantinya tidak membludak. “Kampus LPTK harusnya mulai menghitung kebutuhan tenaga pendidik di sekolah. Jangan jumlah mahasiswa yang diterima saja yang terus bertambah. Kalau tetap begitu, lulusan LPTK mau dikemanakan?,” ujarnya. Lanjut, ia pun berharap, PT harus mereformasi diri. Lulusan sarjana harus dibekali dengan skill agar mampu bersaing di dunia kerja sejak diterimanya sebagai mahasiswa. “Perlu pendidikan tambahan, agar peluang mendapatkan kerja lebih tinggi,” (*)
Harus Siap Bangun Kerja Sama BANYAKNYA alumni yang dicetak UNM, tiap tahun tentunya menjadi rekor tersendiri. Tapi selain menambah Sumber Daya Manusia (SDM) siap kerja ke masyarakat, lulusan ini bukan tidak mungkin menambah angka pengangguran di Indonesia. Kesiapan UNM menyalurkan alumninya menjadi kewajiban tersendiri, bagi kampus oemar bakri ini. Membangun kerjasama dengan pelbagai instansi pendidikan, dapat menjadi jalan keluar bagi permasalahan ini. Pakar Pendidikan Suparlan Suhartono mengatakan, untuk mengatasi lulusan yang menganggur, tentu saja UNM harus siap membangun kerja sama dengan banyak pihak, terutama pada sekolah. Menanggapi hal ini, PR I, Muharram menjelaskan, sulit mengatur penerimaan guru di sekolah meski sebelumnya telah dilakukan kerja sama. Ia memaparkan seko-
lah mengikuti kouta serta instruksi yang diberikan oleh pemerintah pusat “Tidak bisa buat kerjasama seperti itu, kan sekolah mengikuti perintah dari provinsi, provinsi tunggu perintah dari pusat. Jadi tidak bisa atur-atur seenaknya,” jelasnya. Meski begitu, jika UNM terus membangun hubungan dengan Pemerintah Provinsi. Namun tidak dapat menjamin lulusan dapat 100% terserap. “Kita bangun kerjasama kok. Tapi tidak bisa kalo yang diterima hanya lulusan UNM saja, kan ada kampus lain. Kalau ada penerimaan yang terbuka daftar saja, dan harus siap bersaing,” katanya. (*)
TIM
Kordinator : Anggi Prakasi Anggota : - Ratna - Muh. Agung Eka - Faisal Fajar Urai data, ungkap fakta, saji berita
6
WAWANCARA
KHUSUS
www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
Film Pendek Ajang Kreasi Sineas Muda JATUH bangun dunia perfilman Indonesia sejak pertama kali film diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia tak luput dari catatan sejarah. Sempat terpuruk selama dua dekade (1980-1990an), insan film Indonesia tak berkutik akibat arus film impor, dana, sumber daya manusia hingga kebijakan pemerintahan. Gairah baru industri perfilman mulai muncul kembali dengan munculnya sineas-sineas di era millenium. Diikuti munculnya kualifikasi aktor/aktris yang semakin profesional juga menambah semangat baru di industri perfilman Indonesia. Lantas, seberapa penting peran anak-anak muda Indonesia turut mengembangkan kualitas film karyanya sendiri untuk bersaing di kancah Internasional?. Berikut wawancara khusus Reporter Profesi, Nurul Charimawaty S dengan aktris
senior, Cut Mini disela-sela acara “The 5 min Video Challenge “ yang digelar oleh Telkomsel pada 24 Agustus lalu di Ruang Teater Menara Pinisi UNM. Dari sudut pandang mana saja sebuah film itu bisa diambil? Sebenarnyakan kehidupan kita sehari-hari tuh banyak ceritanya. Setiap menit setiap detik ada cerita. Tapi kalau orang-orang yg bikin film pasti setiap menit setiap detik tuh bakal jadi cerita, diginiin aja gitu. Bagaimana dengan tema?, Apakah ada ketentuan khusus perfilman dalam mengambil tema? Jadi tema itu apa aja bisa, gak cuma harus tentang kehidupan pribadinya, ntah dalam keadaan itu dia lebih sakit hati, atau dia lagi pengen bunuh diri atau dia pengen nangis itu semua bisa diceritain. Bagaimana trik sebuah film bisa menyampaikan suatu pesan jika dibatasi dengan durasi? Mm gini, kalau saya kan kurang paham yang gituan (read: penyutradaraan) saya cuman bisa main. Dalam satu film ada acting dan editing. Mungkin tadi itu filmnya sebenarnya satu jam, tapi hanya kita butuhnya 20 menit misalnya jadi gak diambil semuanya. Potong potong potong selagi diceritain nyambung nyambung nyambung jadi lima menit sperti itu dan mungkin akan nyambung jadi satu cerita. Lantas, bagaimana dengan durasi lima menit. Apakah itu cukup untuk menyampaikan pesan secara kompleks? Sebenarnya saya belum pernah sih dikasi film pendek lima menit. Tapi kalau anak2 sekarang sih kalau dikasi waktu lima
menit mungkin jadi gitu loh. Karena antusias mereka untuk berkarya. Jadi kalau lima menit bikin ceritanya yang sederhana, tapi karakternya yang kompleks gitu. Jadi dengan lima menit ini bisa menjadikan sesuatu yang baik. Gak lima menit semuanya masuk, ada ibunya ada kakeknya ada neneknya gak bisa, itu mah hitungan jam. Menurut anda, pembuatan film pendek berdurasi lima menit bisa digarap anak-anak muda tanpa basic perfilman? Buat video lima menit, ya seperti yang saya bilang tadi anak sekarang tuh udah canggih-canggih kan. Mereka tuh dikasi kesempatan. Apalagi dia pikir kesempatan buat film cuma lima menit atau segala macem, pasti mereka akan mencoba. Gak ada kesempatan pun dia akan mencoba. Bagaimana sih tips yang paling ampuh untuk membuat sebuah karya film meski dibatasi oleh durasi? Pastinya bila mengerjakannya dengan hati. Sesuatu yang dikerjakan dengan hati pasti bisa menjadi sebuah karya begitukan. Pastinya anak-anak sekarang, karena emang dia suka dengan dunia film yah pasti lima menit itu bisa jadi sebuah karya. Ada saran untuk pengembangan kreasi perfilman khususnya di kalangan mahasiswa? Kalau dikatakan saran ya pastinya anak mahasiswa sekarang ya terus berkarya dan akan menghasilkan sesuatu yg baik gitu. Jadi terus aja bikin, mau lima menit kek, sepuluh menit kek. Yang suka nyanyi ya nyanyi, yg suka film film ya bikin film apa segala macem terus aja dikembangkan. Kreatiflah dalam buat film. Mau itu film durasi pendek maupun film durasi lama, skala layar lebar, yah tidak usah diragukan lagi kemampuannya. Sisa di asah dan dikembangin aja. (*)
BIODATA Nama: Cut Mini Theo TTL: Jakarta, 30 Desember 1973 Agama : Islam Pekerjaan: Aktris, Model, Presenter Tahun Aktif: 1995-sekarang Film yang dibintangi: Arisan! (2003) Fantasi (2004) Laskar Pelangi (2008) Tri Mas Getir (2008) Kawin Kontrak Lagi (2008) Kembang Perawan (2009)
Meraih Mimpi (2009) Red CobeX (2010) Arisan! 2 (2011) Juara (2016) Koala Kumal (2016) Kisah Tiga Dara (2016) Athirah (2016) Me vs Mami (2016) Trinity, The Nekad Traveller (2017) Baracas:Barisan Anti Cinta Asmara(2017) Sweet 20 (2017)
Agung Tiku
Urai data, ungkap fakta, saji berita
www.profesi-unm.com
INFO
AKADEMIK
Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
www.profesi-unm.com
Fakultas Psikologi UNM
Siap Buka Program Magister
FAKULTAS Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) siap untuk membuka program magister atau strata dua (S2). Pihaknya saat ini pun tengah gencar mempersiapkan berkas yang akan diajukan ke Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti). Dekan FPsi, Muhammad Jufri mengungkapkan, tim penyusun proposal kini telah fokus untuk menggenjot penyelesaikan berkas yang akan diajukan nanti. Persyaratan terkait kualifikasi dosen pun telah dipenuhi. “Sampai sekarang timnya masih berkerja, kita sudah memenuhi persyaratan. Kalau magister itu harus ada sampai enam doktor,” ungkapnya. Untuk program studi (Prodi), terdapat dua pilihan yang akan dibuka. Diantaranya, magister sains atau magister profesi psikolog. Namun, keduanya akan dinilai terlebih dahulu sebelum diajukan. “Kami harus melihat dulu berdasarkan research study, yang mana yang lebih mendesak,” kata pria asal Selayar ini. Lanjut, ia mengatakan, komunikasi dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) bahkan dilakukan.
Melintas - Sejumlah mahasiswa UNM melintas di depan Gedung Fakultas Psikologi (FPsi), Kamis (27/9)
Tujuannya untuk mengkonsultasikan terkait rencana pembukaan program ini. “Yang kami lakukan itu sambil menyusun proposalnya, kita berkomunikasi HIMPSI secara lisan untuk menginformasikan hal ini, kalau sudah
diajukan proposalnya kita bicarakan lebih lanjut lagi,” lanjutnya. Ia berharap, penyusunan proposal ini rampung secepatnya dan segera diajukan oleh Kemenristek Dikti. Agar nantinya prodi tersebut bakal buka di
FOTO: DASRIN – PROFESI
tahun depan. “Yah maunya tahun ini, tapi masih ada proses yang harus dilalui. Kalau misalnya, penyusunannya bisa rampung dan disetujui cepat oleh Dikti. Tahun ajaran depan mungkin bisa dibuka,” harapnya. (eks)
kenaikan akreditasi institusi menjadi akreditasi A. Tentunya pengaruh akreditasi A ini baru dapat dirasakan oleh para alumni yang lulus di Tahun 2017 ini. Namun bagi alumni yang lulus di tahun 2017, dapat mengurus surat keterangan akreditasi institusi FOTO: INT Badan Akreditas Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) sebagai pendamping ijazah.
Pengurusan surat akreditasi A ini dapat dilakukan di bagian tata usaha Lantai 7 Menara Pinisi. Cara pengurusannya, cukup dengan mendatangi bagian tata usaha, yang kemudian akan diberikan serifikat akreditasi, yang akan difotokopi dan ditanda tangani oleh Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II). “Jadi, mahasiswa yang ingin mengurus, tinggal datang lalu minta sertifikat akreditasinya, nanti tingal difotokopi lalu ditanda tangani oleh PR II,” jelas salah satu pegawai tata usaha, Srianti saat ditemui diruangannya.
Ia menambahkan, jika bagian tata usaha sebelumnya sudah menyediakan fotocopy surat keterangan akreditasi yang sudah ditanda tangani sebelumnya, namun dikenakan biaya sebanyak 2.500 per rangkapnya. Meski begitu, mahasiswa juga dapat melakukan fotokopi diluar bagian tata usaha. “Kalau mau lebih efisien lagi, kami juga sediakan surat akreditasi yang sudah difotokopi. Tapi ada biayanya perrangkap. Itupun cuman biaya fotokopi, karena kami juga fotokopi diluar, hanya saja itu jalan tercepat. Karena tinggal diambil,” tambahnya. (arm)
Tujuh Situs Cegah Plagiat Skripsi PLAGIARISME atau sering disebut plagiat yaitu penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. Bagi mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) yang sementara mengerjakan skripsi, tentu saja tak ingin ada plagiat dalam tulisan kalian. Sebab, plagiat dianggap sebagai tindak pidana lantaran mencuri hak cipta orang lain. Tak ayal, kasus seperti ini pun sering terjadi di beberapa Perguruan Tinggi (PT). Terbaru, disertasi milik Gubernur non-aktif Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alam yang diraihnya di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) terbukti plagiat. Berdasarkan hasil pengecekan, sebanyak 74,4 persen pada Bab I disertasinya berisi salinan dari pelbagai penyedia arsip www.profesi-unm.com
AGENDASIANA DJMTD 2017 LPM Profesi UNM LEMBAGA Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menggelar Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD) 2017. Kegiatan ini bertujuan mewadahi mahasiswa yang memiliki minat dan bakat dalam bidang jurnalistik. Pendaftaran telah dibuka sejak 8 Agustus lalu. Batas akhir pendaftaran akan ditutup pada 10 Oktober mendatang. Adapun persyaratan untuk bergabung adalah mahasiswa UNM semester satu dan tiga. DJMTD ini akan dilaksanakan 11 hingga 15 Oktober mendatang. Formulir pendaftaran bisa didapat di Redaksi LPM Profesi, Jalan Mallengkeri Luar No. 25. Selain itu, formulir juga bisa langsung di unduh melalui laman http://bit.ly/2wHHj9h atau profesi-unm.com. (ari)
FMIPA Gelar ICSMTR 2017
Surat Keterangan Akreditasi Pendamping Ijazah
12 Juni 2017 lalu, Universitas Negeri Makassar (UNM) mendapatkan
7
skripsi, salah satunya dari jurnalskripsitesis.com. Plagiat tentu mesti diwaspadai agar kelak tidak menjadi masalah bagi diri kalian. Untuk itu, di internet telah tersedia pelbagai website yang dapat membantu dalam mengetahui pencurian konten. Dengan ini, kalian dapat mengecek tulisan kalian sehingga nantinya skripsi yang dibuat merupakan hasil karya sendiri alias orisinil. Berikut adalah sepuluh website yang bisa membantu kalian dalam mencegek tulisan yang plagiat. 1. Tunitin (http://turnitin.com/) Tunitin ini merupakan salah satu website pencegah plagiat terbaik. Disertasi milik Gubernur nonaktif Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alam pun diketahui plagiat melalui situs ini. Berkat pengecekan
yang mudah dan secara mendalam, sebanyak 74,4 persen pada Bab 1 disertasinya terbukti plagiat. 2. Plagiarism Checker (http:// www.plagiarismchecker.com/) Di Plagarism Checker, kalian dapat mencari pencurian konten dengan menggunakan mesin pencari Google dan Yahoo. 3. Aricle Checker (http://www.articlechecker.com/) Sama seperti Plagarism Checker, dalam pengecakannya Aricle Checker juga mengandalkan mesin pencari untuk melihat adanya pencurian konten dalam tulisan skripsi kalian. 4. Plagium (http://www.plagium.com/) Plagium yaitu alat untuk mengecek plagiarisme secara gratis. Disini kalian harus memasukkan tulisan atau konten yang akan dicek. Ada dua cara pengecekkan, yaitu
Quick Seach dan Deep Search. 5. Dupli Checker (https://www.duplichecker.com/blog/plag_check. php) Dupli Checker dapat mengecek adanya plagiat juga dengan menggunakan mesin pencari, seperti Google, Yahoo, dan MSN. 6. Copyscape (http://copyscape. com/) Alat yang sering atau biasa dipakai oleh para blogger ini juga bisa dipakai oleh kalian dalam memerhatikan tulisan kalian. Agar tidak ada plagiarisme dalam skripsi yang dibuat. 7. Dustball (http://www.dustball. com/cs/plagiarism.checker/) Dustball adalah detektor plagiarisme gratis yang akan menemukan teks yang menjiplak hasil artikel atau skripsi kalian. (*)
FAKULTAS Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal menggelar International Conference on Statistics, Mathematics, Teaching, and Research (ICSMTR) 2017. Kegiatan akan dihelat di Hotel Grand Clarion pada 9 sampai 10 Oktober nanti. Mengangkat tema “Advanced Research in Statistics, Mathematics, Science, and Education for Enhancing International Publication”, pembicara utaman yang akan dihadirkan ialah Presiden Malaysia Research dan Innovation Society, Kamaruddin Hussin. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengirimkan artikel atau jurnal. Batas pengiriman artikel akan berakhir pada 15 September nanti. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Rizwan Arisandi (085255436981). (ari)
BODY 2017 HIMPUNAN Mahasiswa Biologi (Himabio) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menghelat Biologi Open Day (Body 2017). Kegiatan tersebut akan dihelat di FMIPA UNM pada 4 sampai 8 Oktober mendatang. BODY mengangkat tema "Tingkatkan Intelektualitas, Kolektifitas, dan Kreatifitas melalui Kompetisi dalam Belantara Pengetahuan". Cabang lomba kegiatan ini diantaranya, Karya Tulis Ilmiah Nasional Tingkat Mahasiswa, Olimpiade Sains Tingkat SD/ Sederajat, Tari Kreasi Tingkat SD/Sederajat, Olimpiade Biologi Tingkat SMP dan SMA, Story Telling Tingkat SMP/Sederajat, Biology English Debate Championship Tingkat SMA/Sederajat, Akustik Tingkat SMA/Sederajat, Bio-Recycle Tingkat SMA/Sederajat, Journalism Competition Tingkat SMA/ Sederajat. Pendaftaran lomba mulai dibuka sejak 24 Juli hingga 4 Oktober nanti. Info lebih lanjut, hubungi Indri Dwisalsabila (085399393503), dan Budi Setiawan (082393347871). (gip) Urai data, ungkap fakta, saji berita
8
LENSA
ORANGE
www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
Mahasiswa Butuh Organisasi *Foto & Teks: Dasrin
LEMBAGA Kemahasiswaan (LK) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali bersatu dalam aksi "Orang Menggugat". Kegiatan berlangsung dua kali. Aksi pertama pada 14 September dan kedua di tanggal 27 September. Mereka melayangkan lima tuntutan. Diantaranya, mencabut surat edaran larangan maba ikut kegiatan LK, menurunkan pembiayaan nominal Uang Kuliah Tunggual (UKT) bagi mahasiswa semester sembilan, memperjelas UKT mahasiswa Bidikmisi dan UKT nol, memberi lampiran penggolongan UKT angkatan 2017, dan transparansi dana Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) dan denda keterlambatan pembayaran SPP/UKT. Namun, fokus utama dalam aksi ialah menyuarakan tuntutan terkait surat edaran yang di keluarkan pimpinan universitas tentang larangan mahaiswa baru (Maba) ikut dalam kegiatan organisasi kampus. Alasannya, demi melancarkan urusan akademik maba agar terhindar dari Drop Out (DO) dini. Kebijakan tersebut dinilai menghambat maba dalam mengembangkan potensi minat dan bakatnya serta melarang keinginannya ikut organisasi. (*)
Orasi
Berdoa
Save UNM Urai data, ungkap fakta, saji berita
Bawa Keranda
Bakar Ban www.profesi-unm.com
REPORTASE
KHUSUS
Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
www.profesi-unm.com
Regenerasi Dipasung SALAH satu bentuk kekhawatiran ditetapkannya pelarangan mengikuti kegiatan kemahasiswaan bagi mahasiswa baru ialah terhambatnya proses kaderisasi LK. Utamanya tingkat jurusan atau prodi. Seperti dialami pengurus Himpunan Mahasiswa Administrasi Bisnis (Himanis) Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Mereka sangat berat menerima surat edaran itu. Pasalnya, belum cukup lima bulan Himanis FIS UNM Regenerasi pelanjut lembaga yang masih berumur jagung ini terpaksa dipertanyakan pasca keluarnya surat edaran nomor 3883. Pelarangan bagi maba ikut kegiatan LK sangat disesalkan. Ketua Himanis, Akbar Maulana mengatakan pelarangan bagi maba untuk berlembaga sama dengan mencekal regenerasi pengurus himpunan. "Saya dan teman-teman juga tidak setuju keluarnya ini edaran, karena kalau maba tidak diperbolehkan siapa yang jadi generasi kita selanjutnya," katanya. Biasanya, pengurus LK tataran himpunan melakukan pengkaderan tepat pada semseter I dan II, adapula pada jenjang semester III. Konsep pengkad-
9
eran ini sesuai mekanisme kelembagaan, yakni menjadi anggota setelah melalui tahap pengkaderan, dan menjadi pengurus selama setahun masa periode. Akbar menjelaskan, kondisi Himanis tengah kebingungan menunggu pengkajian ulang surat edaran tersebut. “Sekarang himpunan kami belum bisa apa-apa. Setidaknya edaran itu bisa ditinjau kembalilah oleh birokrasi," harapnya. Menurut Presiden BEM Keluarga Mahasiswa Fakultas Psikologi, Wija Hadi, proses pengkaderan idealnya dilakukan di dua semester awal. Agar mahasiswa dapat berkesempatan bergabung di organisasi tingkatan selanjutnya, fakultas dan universitas. “Semester tiga seharusnya sudah jadi pengurus himpunan, setelah itu naik menjadi pengurus BEM Maperwa Fakultas di semester lima dan enam, tahun selanjutnya sudah bisa bergabung di tingkatan universitas,” terangnya. Wija menambahkan, mahasiswa semester delapan keatas biasanya sibuk dengan proses penyelesaian akademik, sehingga setelah selesai kepengurusanya di tingkat universitas dapat fokus pada penyelesaiannya. (*)
Kampus ‘Unggul’ Anti Demokrasi
Gagal Berlayar Hingga Ke Tepi FOTO: DASRIN – PROFESI
SELASA, 19 September 2017 meru- berbeda antara disini dengan di tanah pakan hari terakhirnya berguru di kam- Jawa. Jangan mau diremehkan, kita satu pus orange. Berbaju biru cerah senada bangsa dari Sabang sampai Merauke,” dengan langit tak mampu menutupi ungkapnya saat orasi. rautnya yang lesu. Badannya mungil Mengetahui hal ini, birokrasi tapi sesak dis e g e r a penui beban. mengambil Sorot matsikap denanya tak lagi gan memtajam seperti pertemusaat menyuarakan Dekan kan aspirasinya Fakultas di depan maPsikologi, syarakat UNM. Muhammad Sesekali ia Jufri denFOTO: DASRIN – PROFESI berucap maaf Mahasiswa Psikologi FIP UNNES, Muhammad Arif Irwanto gan seorang kepada kerabat d o s e n yang ditemuinya. Ibarat kapal yang se- Psikologi FIP UNNES. dang berlayar menuju tepian. Namun Bahkan beberapa waktu lalu, Rekharus berbalik ke pelabuhan karena tor UNM, Husain Syam saat memdihantam ombak. Seperti itulah yang beri sambutan pada pembekalan dan dialami mahasiswa pertukaran Jurusan pelepasan KKN membeberkan bahwa Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan telah memulangkan salah satu maha(FIP) Universitas Negeri Semarang siswa pertukaran. (UNNES) dengan UNM, Muhammad Hal tersebut dianggap sebagai salah Arif Irwanto. Ia harus meneguk pahit satu bentuk ketidaksopanan karena mengsaat dikabarkan akan dipulangkan sebab kritisi kampus yang dinahkodainya. dinilai merusak citra UNM. Menanggapi hal tersebut, Presiden Bermula ketika Arif ikut serta BEM UNM, Mudabbir, beranggapan apa pada aksi "Orange Menggugat" 14 Sep- yang disampaikan Arif ialah upaya metember lalu. Ia menyampaikan bentuk mahami kultur yang ada di UNM. Semua keprihatinannya atas reglemen yang orang berhak berpendapat, birokrasi dikeluarkan oleh pimpinan UNM sejak harusnya tak memberikan batasan. “Kemenjejakkan kakinya di kampus itu. bebasan berpendapat itu dicantumkan Arif menganggap, sistem pendi- dalam undang-undang, pimpinan hardikan di Pulau Jawa berbeda dengan usnya mewajarkan hal tersebut,” tutur di Makassar. "Masalah tentang UKT mahasiswa Psikologi ini. (*)
TIGA belas hari pasca Lembaga Kemahasiswaan (LK) se-UNM menggugat, aksi susulan menagih pencabutan surat edaran nomor 3883 kembali digugat. Teriakan "cabut edaran" pun menggema di sepanjang jalan, meski tak sebanyak massa aksi 14 September lalu. Kurang lebih empat jam, LK se-UNM menyuarakan aspirasinya. Rektor UNM, Husain Syam terpaksa turun setelah demonstran menutup satu badan jalan di depan Gerbang Menara Pinisi. "Kita tutup satu badan jalan di dewww.profesi-unm.com
Orasi – Presiden BEM FIS, Syainal orasi cabut edaran larangan maba ikut kegiatan LK di Kampus Gunung Sari, Rabu (27/9)
DEMOKRASI di tataran kampus nampaknya mulai tergerus. Hak untuk berserikat, berkumpul, dan berpendapat sudah mulai dikekang pimpinan. Lembaga kemahasiswaan (LK) se-Universitas Negeri Makassar (UNM) baru-baru ini digemparkan kebijakan birokrasi terkait pelarangan mengikuti kegiatan kemahasiswaan. Kebijakan tersebut berlaku dari tingkat universitas, fakultas, hingga prodi atau jurusan. Surat Edaran nomor 3883/ UN36/TU/2017 tertanggal 16 Agustus 2017 tersebut ditandatangani langsung oleh Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) dan dikhususkan bagi mahasiswa angkatan 2017. Munculnya titah tersebut didasari agar mahasiswa baru (maba) dapat berkonsentrasi penuh untuk menyelesaikan proses akademiknya pada semester satu dan dua. Hal ini tentu bertolak belakang dengan UUD 1945 pasal 28 E dengan bunyi "Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat".
Merujuk pada regulasi yang lebih dekat, dalam aturan lembaga kemahasiswaan UNM pada bab VI pasal 21 mengenai hak mahasiswa dicantumkan bahwa setiap mahasiswa UNM berhak aktif/terlibat dalam lembaga kemahasiswaan internal UNM salah satu diantaranya Maperwa UNM, BEM UNM, UKM, BEM dan Maperwa fakultas, BKMF, HMJ/HMPS sesuai ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu, pengurus LK tak mau berdiam diri, mereka menganggap kebijakan itu sebagai salah satu bentuk pembatasan hak. Hingga pada 14 September lalu, pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM bersama pengurus BEM tingkat fakultas melakukan aksi penolakan dengan mengikut sertakan mahasiswa baru sebagai sasaran kebijakan. Hiruk pikuk massa “Orange Menggugat” kala itu mewarnai kampus Gunungsari. Mulai dari titik kumpul di lapangan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) hingga Pelataran Menara Pinisi. Demonstran dilengkapi atribut pengikat kepala bertuliskan save UNM sebagai bentuk keprihatinan, tak lupa mengenakan almamater sebagai identitas kampus. Sesekali mereka berteriak geram “cabut edaran” berharap sang penentu kebijakan dapat menarik kembali edaran yang dikeluarkan.
“Jika surat edaran tersebut tetap diberlakukan dan memaksa LK untuk tidak bersentuhan atau mengkader maba maka itu adalah bentuk kesalahan. Apa artinya jika pejabat kemahasiswaan tak mendengarkan suara dan aspirasi mahasiswanya, demokrasi di kampus betul-betul telah mati,” ucap Presiden BEM UNM, Mudabbir. Setelah cukup lama membisu mendengar dan mengamati gerak gerik demonstran, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan , Arifuddin Usman akhirnya bersuara. Eks Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan mengeluarkan statement pertamanya dengan menanyakan siapa diantara birokrasi dan mahasiswa yang otoriter. Dengan riuh mahasiswa bersorak ‘birokrasi’ tak lupa disertai teriakan yang mewakili tujuan aksi mereka yakni ‘cabut edaran’. Meski samar terdengar, Arifuddin tetap memahamkan bahwa kebijakannya merupakan kesepakatan antara dekan dan pembantu dekan kemahasiswaan. Orientasinya untuk meringankan mahasiswa baru yang memiliki beban SKS tinggi guna menghindari drop out dini. “Kalian ini otoriter terlalu memaksakan pencabutan edaran. Ini sudah disepkati tentu dengan pertimbangan asas yang bermanfaat,” geramnya. (*)
Menanti Edaran Tinjauan pan gerbang pinisi sampai betul-betul pihak universitas mengajak dialog dengan orientasi sudah ada tawaran tertentu dari pihak univeristas," jelas Presiden BEM UNM, Mudabbir. Tak sia-sia, Husain akhirnya menawarkan dialog terbuka di Pelataran Menara Pinisi. Disepakati akan dilakukan peninjauan kembali terhadap surat edaran dan memberikan kelonggaran untuk hari Sabtu dan Minggu diperbolehkan mengikuti kegiatan kemahasiswaan bagi mahasiswa baru.
“Pada dasarnya sih tentu belum bisa dipastikan sebelum edaran ini ditinjau ulang.” Mudabbir Presiden BEM UNM Sontak riuh tepuk tangan mengiringi senyum bahagia para demonstran. Namun, tak sampai disitu, LK se-
UNM masih harus was-was menanti tinjauan ulang edaran tersebut. "Jadi posisinya edaran terkait beberapa aturan itu masih ada. Tapi kami ingin mengartikan dalam peninjauan ulangnya tidak merugikan bagi teman-teman," beber Mudabbir. Meski menghela napas panjang sesaat, Lk se-UNM tak berdiam diri. Surat tinjauan ulang masih menjadi tanda tanya. Pasalnya, boleh jadi masih terdapat beberapa aturan tambahan yang bisa merugikan mahasiswa
baru. "Pada dasarnya sih tentu belum bisa dipastikan sebelum edaran ini ditinjau ulang. Karena boleh jadi ada tambahan tertentu. Barangkali masih ada pembatasan seperti itu. Itu yg mau kita coba retas. Karena kan jangan sampai mahasiswa baru ini malah terasing di kampus," duga mahasiswa Psikologi ini. Mahasiswa angkatan 2013 ini menambahkan, aturan tambahan pada hasil tinjauan ulang pun harus didasari alasan yang jelas. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
10
REPORTASE
KHUSUS
www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
Berlembaga Bukan Pemicu DO Dini MENGATASNAMAKAN pengkaderan ala organisasi kemahasiswan sebagai motif terjadinya drop out dini kian berpolemik. Pasalnya, pimpinan kampus hanya bercerocos tanpa disertai data yang kuat. Presiden BEM UNM, Mudabbir menyanggah kebijakan tersebut, ia memandang alasan penetapannya tak disertai bukti yang kuat. Utamanya data mahasiswa DO dini yang katanya disebabkan karena mengikuti kegiatan kemahasiswaan. “Birokrasi harusnya melakukan riset dulu, cari tahu dulu penyebab DO dini,” geramnya. Pihak LK saat ini pun tengah mempersiapkan taktik untuk menepis maklumat tersebut. Mereka sedang mencari tahu pemicu terjadinya DO dini. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Kepala Penelitian dan Pengembangan (litbang) LPM Profesi terkait mahasiswa angkatan 2015 yang tersaring DO dini sebanyak 251 orang. 105 diantaranya tak pernah mengikuti kegiatan akademik. Hal tersebut didukung oleh jumlah sks yang di lolosi nol. Penyebab lainnya juga lantaran mahasiswa tersebut lebih memilih untuk studi di universitas lain, ketidak cocokan dengan lingkungan, faktor ekonomi, telah bekerja, dan memilih untuk berkeluarga. Se-
*Data ini diproleh berdasarkan keterangan dari kerabat terdekat Sumber Litbang LPM Profesi
mentara data yang didapat sedikitnya satu orang yang terindikasi mengikuti kegiatan kemahasiswan. Hal ini tentu menjadi bumerang bagi penguasa kampus. Padahal, tercantum pula dalam UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang fungsi organisasi kemahasiswaan untuk mewadahi kegiatan mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat, dan potensi mahasiswa, mengembangkan kreativitas, kepekaan, daya kritis, keberanian, dan kepemimpinan, serta rasa kebangsaan dan pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut didukung Eks Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Heri Tahir. Menurutnya organisasi itu sangat membantu dalam melatih public speaking khususnya bagi seorang guru. "Kita inikan kampus pencetak guru, bisa melatih kita tampil di depan publik, di depan kelas. Jadi, itu penting," ucapnya saat dihubungi via telepon. (*)
TIM Kordinator : Nurul Charismawaty Anggota : - Endang Sri Wahyuni - Ratna - Endang
Cabut Surat Edaran *Ratna
TERTUANG dalam sehelai kertas yang berbentuk surat edaran dengan nomor 3883/UN36/TU/2017, pimpinan kampus kembali mengeluarkan kebijakan baru mengenai pelarangan mahasiswa baru mengikuti kegiatan LK mulai dari tingkat universitas, fakultas, hingga jurusan/prodi. Hanya saja, sejak dikeluarkan pada 16 Agustus lalu, aturan tersebut menuai pro kontra di kalangan mahasiswa.
Aturan tersebut dinilai mengekang karena membatasi hak mahasiswa untuk menyalurkan minat dan bakatnya dalam organisasi. Terbukti, dari hasil jajak pendapat yang dilaksanakan pada tanggal 15 sampai 22 September oleh 270 responden yang merupakan mahasiswa aktif UNM menunjukkan bahwa sebanyak 89,15% tidak setuju mahasiswa semester 1 dan 2 dilarang mengikuti kegiatan LK. Bahkan, terhitung 79,7% responden pernah mengikuti kegiatan LK saat masih berstatus mahasiswa baru, mulai dari LDK hingga perekrutan pengurus. Namun, sebanyak 60,3% mengaku jikalau kegiatan LK bukanlah satu-sat-
Tidak (10,85%)
unya yang berpengaruh terhadap nilai akademik. Melainkan faktor lingkungan maupun rasa malas dari mahasiswa itu sendiri. Hal ini berbanding terbalik dengan alasan dikeluarkannya aturan tersebut karena dianggap berpengaruh terhadap nilai akademik. Ditambah, data mahasiswa DO dini yang sejak tahun 2015 yang diperoleh dari Bapsi UNM, tercatat hanya 251 orang. Angka DO dini pun tak seluruhnya dikarenakan kesibukan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan LK. Berdasarkan keterangan dari beberapa mahasiswa DO dini, hal tersebut lantaran tak sanggup membayar nominal UKT yang terLainnya (11%)
Ya (89,15%)
Seminar/ Workshop (15,6%)
Apakah anda setuju mahasiswa semester 1 dan 2 dilarang mengikuti kegiatan lembaga kemahasiswaan?
Apakah anda pernah mengikuti kegiatan atau sebuah LK ketika berstatus mahasiswa baru ?
Tidak (7,35%)
Ya (79,7%)
Sumber: Litbang LPM Profesi UNM Urai data, ungkap fakta, saji berita
Apakah kegiatan LK tersebut berpengaruh terhadap prestasi akademik Anda?
Jika ya, apakah hal tersebut menjadi satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik Anda ?
Perekrutan Pengurus LK (9,9%) Tidak tahu (0,3%)
Menurut anda, apakah kegiatan kaderisasi penting untuk pengembangan kepemimpinan bagi mahasiswa baru?
LDK (63,8%)
kan malah dikungkung. (*) *Riset ini dilakukan dengan membagikan angket kepada 270 esponden yang merupakan mahasiswa akif UNM dari sembilan fakultas yang berbeda. Setiap fakultas dibagikan angket sesuai dengan proporsi mahasiswa per fakultas yang diambil secara acak. Tidak tahu (0,6%) Ya (47,4%)
Tidak (52%)
Kajian (22,7%)
Tidak tahu (0,3%) Tidak (20%)
bilang tinggi. Terlebih, tak ada data real yang disuguhkan oleh birokrasi dalam perumusan aturan ini. Sebaliknya, bahkan sebanyak 92,35% menganggap bahwa kegiatan LK penting bagi pengembangan kepemimpinan bagi mahasiswa baru. Penolakan terhadap aturan baru tersebut semakin besar. Terhitung sebanyak 83,2% setuju apabila surat edaran larangan mahasiswa semester 1 dan 2 mengikuti kegiatan LK dicabut. Karenanya, surat edaran tersebut perlu ditinjau kembali. Paling tidak, dalam penyusunan aturan baru melibatkan LK. Bagaimanapun, iklim demokratis di kampus harus tetap dijunjung. Bu-
Jika ya, kegiatan seperti apa yang pernah anda ikuti ?
Tidak tahu (10,6%)
Ya (29,1%)
Tidak tahu (0,8%)
Tidak Setuju
(16%)
Tidak (60,3%)
Apakah Anda setuju apabila surat edaran tesebut dicabut? Ya (92,35%)
Setuju (83,2%) GRAFIS: MASTURI – PROFESI
www.profesi-unm.com
LAPORAN
PERJALANAN
Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
11
www.profesi-unm.com
Workshop Pers Mahasiswa Sejuk Medan
FOTO: IST
FOTO BERSAMA – Peserta workshop jurnalistik sejuk saat berfoto bersama di Masjid Raya Al-Mahsun, kota Medan pada 8 Mei lalu.
Keberagaman di Barat Indonesia *Noval Kurniawan
MASIH jelas teringat, 4 Mei lalu disebuah kota bagian ujung Indonesia. Medan, Sumatera Utara tepatnya. Menjadi saksi sejarah paling berharga yang akan sulit rasanya untuk dilupakan. Bagaimana tidak, setelah dinyatakan lulus seleksi untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang diadakan Serikat Jurnalistik (Sejuk) untuk keberagaman di era digital. Kemudian menjadi titik awal yang nantinya akan mempertemukan saya dengan setiap delegasi dari berbagai Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) se-Indonesia. Meski hanya seorang diri dari Sulawesi, tentunya tak akan mengurungkan niat untuk menimbah ilmu dan menambah pengalaman di kampung orang. seperti kata pepatah tentunya “Tuntulah Ilmu Sampai ke Negeri Cina”. Dengan sedikit rasa cemas dan modal nekat yang cukup besar tentu-
nya, kemudian membuat saya meninggalkan pulau sombere ini ke pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara Internasional Kuala Namu yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia sebagai salah satu ikon kota ini. Namun sebelum tiba di Medan, saya pun menyempatkan diri untuk merasakan kemegahan yang disugukan bandara internasional SoekarnoHatta dengan menghabiskan waktu transit kurang lebih 19 jam terkatung-katung di sana karena memang tak punya destinasi akan kemana jika tiba di ibu kota Jakarta. Saat fajar mulai menyingsing, perjalanan pun dilanjutkan. Sebentar saja di atas pesawat, sebuah pulau dengan keindahan yang ditampakkannya dari ketinggian terlihat. Benar saja, pulau itulah yang menjadi tujuan perjalanan ini, Sumatera. Setiba di Medan, tak ingin terlalu berlama-lama terlena menyaksikan kemegahan Kuala Namu. Den-
gan perasaan yang masih dihantui rasa gelisah akan hilang di tempat asing, sentak saja membuat saya segera mengkonfirmasikan kedatangan kepada panitia. Tak perlu menunggu terlalu lama, sebuah pesan singkat pun tiba di smartphone butut yang saya miliki dan turut menyambut kedatangan saya pertama kali di kota Medan. “Horas bang, selamat datang di Medan,” ucap Hani, panitia yang memberikan arahan kepada saya selama di Medan. Dengan hanya mengandalkan pengarahan melalui telepon, segera saja saya menaiki trans Medan yang kemudian dilanjutkan dengan menumpang di angkutan umum menuju lokasi kegiatan. Tapi tetap saja, semua di luar rencana. Berharap bisa tiba tepat waktu namun tetap saja tak sesuai dengan kenyataan, acara yang tengah berlangsung di Hotel Swiss Bell-inn, di Jalan Surabaya Pasar Baru rupanya telah memasuki sesi penerimaan materi.
Seperti kegiatan pada umumnya, di hari pertama semua berlangsung tegang dengan penuh keseriusan, itu mungkin efek pertemuan pertama. Maklum saja kami semua berasal dari daerah yang berbeda-beda dengan adat dan tradisi yang berbeda juga tentunya. Namun ketegangan seperti itu sebentar saja, suasana mulai berubah ketika salah satu pengurus Sejuk, mas Thowik sapaannya langsung mengeluarkan ide kreatifnya untuk membuat seisi ruangan menjadi santai dan penuh candaan. Berbagai materi dan diskusi tentang isu keberagaman selalu mewarnai hari-hari kami selama kurang lebih empat hari tiga malam di lokasi kegiatan. Tak hanya itu, kami pun juga diajak untuk mengenal lebih dalam keberagaman di daerah kami masing-masing, utamanya di Sumatera Utara. Semua perbedaan yang selama ini mungkin menjadi sekat di masyarakat utamanya kami peserta
Workshop Sejuk Medan perlahan mulai hilang dan akhirnya dapat kami terima setelah beberapa hari mendapatkan materi keberagaman. Ditambah lagi setelah kami semua diajak untuk mengenal seperti apa ajaran Ahmadyiah dan Parmalim melalui liputan lapangan kami. Bagaimana perlakuan masyarakat terhadap mereka memberikan kami semua pelajaran berharga, bahwa betapa pentingnya sikap saling toleransi. Akan tetapi tetap saja, di mana ada pertemuan pasti ada perpisahan. Keakraban yang baru saja kami rasakan dan bangun satu sama lain selama beberapa hari terpaksa harus berakhir. Namun itu bukan berarti akhir juga untuk memutuskan tali silaturahmi, kecanggihan teknologi telekomunikasi tentunya sangat membantu untuk menghubungkan kami semua mulai dari Makassar, Aceh, Bali, Medan, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Tanjungpinang, dan Riau. (*)
Asing di Tanah Sendiri
FOTO: XXX – PROFESI
www.profesi-unm.com
PELATIHAN jurnalis keberagaman yang kami dapat selama beberapa hari di Medan tentunya mengajarkan banyak hal, seperti betapa pentingnya saling menghargai dan menghormati kepercayaan masing-masing. Akan tetapi semua itu tak dibangun dengan mudah begitu saja, berbagai tahap kami lewati untuk bisa menimbulkan sikap toleransi tersebut. Seperti halnya dengan penerimaan materi, diskusi, hingga terjun langsung di lapangan meliput dan menyaksikan seperti apa yang dirasakan mereka kaum minoritas.
Melihat dan mendengar langsung dari mereka kaum minoritas seperti apa permasalahan dan bentuk diskrminasi yang didapatkan dari masyarakat sekitar tentunya akan sangat menyayat hati. Bagaimana tidak, setelah sekian lama berada dikalangan masyarakat justru malah mendapat perlakuan yang tidak adil. Seperti halnya Parmalim, sebuah agama yang dibawa langsung oleh nenek moyang masyarakat asli Batak. Justru tidak mendapatkan pengakuan dari negara sebagai agama. Akan tetapi hanya dianggap se-
bagai kepercayaan belaka. Bukan hanya tak mendapat pengakuan, bentuk diskriminasi lain juga turut didapatkan. Seperti halnya sulit mendapatkan pekerjaan yang layak hingga sulitnya bercengkrama dengan kaum mayoritas pun turut dirasakan. Hal ini tentunya perlu juga mendapatkan sentuhan langsung dari pemerintah mengingat semboyan bangsa ini yaitu Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu. Di mana setiap kepercayaan yang ada di masyarakat indonesia bisa mendapatkan perlakuan yang adil. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
12
LIFE
STYLE
www.profesi-unm.com
Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
Gabung Organisasi , Siapa Takut? HAL apa yang terlintas dipikiran kamu saat resmi menjadi mahasiswa? Kebanyakan dari kalian pasti berpikir bagaimana menjadi mahasiswa yang punya Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi dan bisa menyelesaikan studi secepat mungkin. Namun, itu tak lama akan berubah setelah kamu menginjakkan kaki pertama kali di kampus. Jika biasanya waktu zaman Sekolah Menengah Atas (SMA) teman yang kamu temui masih satu daerah dengan kamu, maka setelah kuliah semua akan berubah. Kamu akan bertemu dengan orang lain lebih banyak lagi. Tentunya mereka tak melulu satu daerah denganmu, meraka berasal dari berbagai daerah bahkan berasal dari negara berbeda. Masalah pertama yang akan kamu hadapi saat status siswa berubah menjadi mahasiswa adalah bagaimana kamu bisa akrab dengan mereka. Jika kamu tipe manusia "extrovert" maka itu bukanlah sebuah hal yang susah. Berbeda dengan mereka yang cenderung “Introvert” pasti akan sangat sulit untuk bisa cepat akrab dengan teman kampusnya, bahkan mereka yg introvert akan lebih sering menyendiri di kampus. Lantas itu tak berarti kalian harus takut berkuliah, karena kampus pun punya cara tersendiri agar kalian bisa mahasiswa baru bisa dengan cepat diterima di dunia kampus. Salah satu solusi yang ditawarkan oleh kampus untuk mengatasi masalah tersebut adalah berperan aktif dalam lembaga kemahasiswaan. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM), Wija Hadi Perdana mengatakan bahwa untuk permasalahan
maba bisa menyesuaikan diri dengan kampus, bisa teratasi dengan bantuan senior melalui keikutsertaan maba dalam oraganisasi kampus. "Tidak semua Maba bisa dengan cepat akrab dengan teman-teman, dan disinilah peran organisasi kampus, bagaimana mereka mengkader anggotanya dengan baik," katanya. Lebih lanjut mahasiswa angkatan 2014 tersebut menambahkan, bahwa dengan berorganisasi, maba juga bisa dibantu jika mengalami permasalahan akademik, ataupun hal lainnya. "Kalau mereka aktif di Lk kan kita bisa bantu mereka jika menjumpai permasalahan akademik atau masalah lainnya, karena kita sudah kenal bahkan sudah akrab," tambahnya. Sementara itu salah satu pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Kajian Ilmiah Mahasiswa
Bertakwa (LKIMB) Achwal Nazar menjelaskan bahwa setiap manusia telah dianugerahi bakat, dan hal tersebut perlu dikembangkan. Dengan kehadiran lembaga kemahasiswaan ditengah-tengah kehidupan kampus tersebut akan mampu menampung dan mewadahi potensi tersebut. "Kita punya bakat yg berbeda, dan itu perlu di kembangkan. Dengan adanya Lk maka itu akan membantu mahasiswa menyalurkan bakat dan minatnya," jelasnya. Mahasiswa asal Barru ini juga mengatakan bahwa kampus sudah menyediakan banyak LK, dan sangat disayangkan jika hal tersebut tidak dimanfaatkan. "Ada banyak UKM, kita diberi pilihan untuk berorganisasi sesuai bakat, jadi jika ada yg tidak memanfaatkan hal itu, maka sangat disayangkan," imbuhnya. Salah satu tokoh politik pun,
seperti Anis Baswedan yang saat ini sedang menjabat sengaja gubernur DKI Jakarta pun pernah berargumen bahwa IPK bukanlah sebuah penentu kesuksesan memainkan pengalaman organisasilah yang akan mengantarkan manusia pada kesuksesan. "IPK yang tinggi itu hanya mengantarkan sampai meja wawancara namun sukses pasca wawancara ditentukan oleh pengalaman organisasi dimana kita menjalankan banyak peran dan relasi," ujarnya ketika menyampaikan kuliah umum di salahsatu universitas swasta Makassar. Manfaat berorganisasi tak hanya sampai pada pengenalan dunia kampus namun ada beberapa manfaat lain, sebagai berikut : 1. Dengan berorganisasi mahasiswa mulai belajar bahwa tekanan membuat mentalmu dirimu menjadi
lebih kuat dan bijaksana dalam memandang permasalahan. 2. Dunia organisasi juga akan membuatmu mulai belajar dari nol untuk menjadi seorang leader yang bijaksana dan disegani, bukan jadi pemimpin yang asal jadi. 3. Kamu belajar untuk merencanakan manajemen waktumu sedini mungkin, dan inilah cikal bakal kemandirianmu nanti. 4.Dalam organisasi kamu akan terbiasa melihat segala hal dari sudut pandang yang berbeda, sehingga pemikiranmu jadi terbuka dan tidak egois. Nah mungkin itu beberpa kelebihan yang akan kamu peroleh selama kuliah dan bergabung dalam sebuah organisasi. Tentunya ilmu tersebut tidak akan kamu dapatkan dibangku kuliah. (*)
Tips dan Trik Berorganisasi 1. Membuat Jadwal Buatlah list mengenai jadwal ekskul, jadwal belajar, jadwal istirahat/main, dan kegiatan lainnya. Setelah itu susun secara rinci sedemikian rupa sehingga setiap harinya kegiatan kamu tersusun dengan baik. Penempatan jam belajar atau istirahat disesuaikan dengan tipe kamu, maksudnya jika kamu terbiasa belajar dengan keadaan sepi maka waktu belajar yang cocok yaitu dimalam hari atau pagi hari sebelum subuh. 2. Jangan Terlalu Ketat Jika kamu belum terbiasa bekerja dibawah tekanan, maka buatlah jadwal yang tidak terlalu ketat tapi tidak terlalu fleksibel juga. Intinya
kamu harus bisa mengukur kemampuan diri agar tidak keteteran dan termehek-mehek nantinya. Jika sudah terbiasa, kamu boleh merapatkan jadwal sesuai keinginanmu dengan catatan kamu yakin dan mampu melaksanakannya. 3. Jangan Menunda Biasanya anak organisasi itu tugasnya lebih banyak dari temanteman yang tidak mengikuti organisasi. Selain tugas mata pelajaran, biasanya anak organisasi mempunyai tugas di bidang-bidang yang diikutinya di organisasi. Nah jika ada tugas, jangan pernah untuk menunda-nunda. Segera selesaikan tugas tersebut dengan cepat tapi tidak ceroboh juga, dengan seperti ini kamu akan lebih
bisa menghargai waktu. 4. Manfaatkan Waktu Luang Manfaatkan waktu luang dengan sebaik-baiknya, apakah mau dengan cara menyelesaikan tugas-tugas, diskusi, belajar, ataupun yang lainnya. Yang jelas waktu luangmu termanfaatkan dengan baik dan bijak. 5. Berani Mengatakan Tidak Biasanya ada beberapa teman kita yang mengajak kita untuk nongkrong, main, ataupun gadang, padahal tugas kita masih menumpuk dan besoknya harus sekolah. Nah kamu jangan sungkan untuk menolak ajakan temanmu, dengan catatan menolaknya secara halus. Saya sarankan agar kamu bergaul dengan orangorang yang rajin dan dapat membuat
kamu semakin lebih baik, tapi ingat jangan sampai orang yang berteman dengan kamu merasa terganggu dengan kehadiran kamu. 6. Disiplin dan Konsisten Nah ini yang paling kunci dari langkah-langkah diatas. Jika kamu tidak menanamkan disiplin dan konsisten pada segenap jiwa ragamu, maka jadwal yang kamu buat semuanya akan sia-sia. Semua itu hanya akan menjadi fatamorgana, kamu akan termehek-mehek menghadapi masalah yang muncul dihadapanmu. Oleh karena itu tanamkanlah sikap disiplin dan konsisten kedalam sukma disekujur tubuhmu. 7. Evaluasi Langkah terakhir adalah evalu-
asi, dalam setiap kegiatan tentu harus ada yang namanya evaluasi. Tujuannya hanya satu, yaitu untuk mencari kelemahan dari kegiatan yang sudah dilaksanakan dan memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut agar kegiatan selanjutnya dapat berjalan lebih baik. Nah begitupun dengan kegiatan ini, setiap seminggu sekali cobalah evaluasi mengenai pembagian dan pelaksanaan jadwal yang telah dibuat. Jika ada jadwal yang tidak terlaksanakan, mengapa hal itu terjadi? Kemudian carilah bagaimana solusinya? Dengan sering melakukan evaluasi, pengaturan jadwal kamu akan semakin baik lagi dari sebelum-sebelumnya. (*)
Kata Mereka St. Reski Amalia,
Staf Bidang Humas HIMPOSEP
"Bagus, karena itu juga sebagai wadah adaptasinya mahasiswa baru dengan lingkungan kampus"
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Ramli Ely
Presiden BEM FIP
"Pentingnya maba mengikuti lembaga ialah maba mampu meningkatkan potensi. Baik intelektual..emosional dan spiritual. Disamping itu.. dengan mengikuti kegiatan lembaga.Maba mendapat pengalaman dan ilmu sebagai penunjang prestasi kuliah"
Abdul Wahab
Ketua UKM Olahraga
"Kalau saya mendukung ji, karena banyak aspekaspek, yang tidak bisa di dapatkan di bangku kuliah" www.profesi-unm.com
INOVASI Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
13
www.profesi-unm.com
Zesar (Zebra Cross Alarm)
Kembalikan Hak Pengguna Jalan
Mahasiswa Jurusan Elektro FT UNM, Muh. Isman Ismail saat memamerkarkan inovasinya, yakni Zesar
ZEBRA Cross sejatinya merupakan tempat penyeberangan jalan bagi pejalan kaki yang akan menyeberang. Akan tetapi, banyak pengendara yang acap kali tak memerhatikan hal ini. Sehingga, hak pejalan kaki direnggut. Mereka pun direnggut. Masalah ini justru membuat mahasiswa Univer-
www.profesi-unm.com
sitas Negeri Makassar (UNM) untuk membuat sebuah inovasi. Namanya, Zebra Cross Alarm atau disingkat Zesar. Alat yang dapat mencegah pengendara agar tak melewati batas zebra cross. Inovasi ini diciptakan oleh tiga mahasiswa Fakultas Teknik (FT), Muh. Isman Ismail Ntonga dan Risky Wijaya dari Pendidikan Teknik Elektro, dan Indah Permata Suryaninsih dari Pendidikan Teknik Elektronika.
FOTO: AGUNG – PROFESI
Maraknya pengendara yang kerap berhenti di zebra cross saat pemberhentian di lampu merah menjadi alasan dibuatnya alat ini. Dengan Zesar, pelanggaran lalu lintas tersebu dapat diminimalisir sehingga pengendara tak lagi memakai zebra cross yang semestinya merupakan hak pejalan kaki untuk menyeberang jalan. “Hilangnya hak pengguna jalan atas marka jalan maka kami berinisiatif membuat alat yang mampu men-
gatasi masalah yang ada di lapangan tersebut,” kata Isman. Alat ini dapat mendeteksi pengendara yang melewati batas berhenti zebra cross saat berada di lampu lalu lintas. Hasil deteksi dari sensor yang dimiliki Zesar akan mengeluarkan bunyi alarm sebagai peringatan bagi pengendara yang terindikasi me-langgar. “Alat ini akan mendeteksi nya dan alat ini akan mengeluarkan suara alarmyang berbunyi seperti serine. Ini juga di integrasikan dengan camera sehingga data para pelanggar dapat di capture,” jelasnya. Untuk komponen dalam alat ini, mahasiswa angkatan 2014 ini menggunkan arduino sebagai mikrokotroller. Lalu, sensor untuk mendeteksi apabila ada pelanggaran dan diteruskan oleh buzzer yang dipakai sebagai sumber suara dalam memperingatkan pengendara. “Ada juga kamera serial sebagai media pengambil gambar,” katanya. Ia menyebut, sensor merupakan alat terpenting dalam inovasi yang dibuatnya. Sensor laser yang digunakan ini dapat mendeteksi pengendara yang melewati batas zebra cross ketika berhenti di lampu merah. “Karena itu yang mendeteksi pelanggaran dan sebagai indikator untuk mengaktifkan alarm alarm dan kamera,” sebutnya. Alat ini juga telah diterapkan di berbagai jalan di Makassar. Alhasil, beberapa pengendara terde-
teksi melakukan pelanggaran. Pihak pemerintah pun turut mendukung dengan adanya karya mahasiswa bernama Zesar ini. “Alhamdulillah pihak Dinas Perhubungan merespon dengan baik dan berharap alat ini dapat dengan diaplikasikan dengan cepat,” ujarnya. Rencananya, Zesar akan dikembangkan lagi. Sebab, masih ada kekurangan yang mesti perlu dibenah seperti pengiriman data yang masih belum real time. Selain itu, alat ini akan diintegrasikan dengan database dari Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat).“Iya, alat ini kami akan integrasikan dengan database samsat,” katanya. Ia berharap, inovasi tersebut bisa jadi pelopor berlalu lintas di masa yang akan datang “Bisa mewujudkan cita-cita kota Makassar menjadi smart city,” harapnya. Sebelumnya, Zesar mewakili UNM dalam Pimnas ke-30 di UMI pada 23 - 26 Agustus lalu. (eks)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
14
OPINI
www.profesi-unm.com
ALMAMATER
Abdi
Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
Pembunuh Nalar Kritis STRATIFIKASI sosial merupakan hal yang niscaya dalam kehidupan manusia. stratifikasi sosial berfungsi mempertegas kedudukan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya.
Imam Rahmanto
"KAMU tidak mau mendaftar CPNS?" seorang teman bertanya di sela-sela mengisi formulirnya secara daring. Saya hanya menggeleng. Di media sosial maupun media online sudah ramai berbagai antrian penerimaan CPNS. Ada sampai sejuta pendaftar hanya untuk 18000 lowongan. Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berjubel dengan lulusan terbaik dari kampus pesaing. Soal IPK, bisa jadi pegangan. Apalagi jika jurusannya menjadi prioritas kementerian bersangkutan. Tak hanya para sarjana yang menikmati pendaftaran gila-gilaan itu. Lulusan SMA juga bisa berkompetisi untuk jadi abdi pemerintah di gelombang kedua. Paling tidak, gajinya sudah memuaskan kantong setiap bulan. Minat yang membeludak itu sudah cukup membuktikan bahwa pekerjaan berlabel abdi pemerintah masih terus diburu. Sejak dulu menjadi dambaan orang tua melebihi pekerjaan lainnya. Pelan tapi pasti, pilihan pekerjaan menenggelamkan minat dan keterampilan anak-anaknya. Setidaknya, kata mereka, anak-anak punya seragam untuk dibanggakan. Saya justru meragukan, sebagian besar para pendaftar CPNS juga merupakan orang-orang yang kesulitan mencari pekerjaan. Bukankah jumlah sarjana di Indonesia memang sudah over capacity? Tak ada lapangan pekerjaan yang memadai untuk menampung para sarjana. Bekerja sebagai tenaga honor tentu sangat miris untuk dibanggakan. Padahal PNS hanya segelintir dari beraneka ragam pekerjaan yang juga sangat menjanjikan. Di zaman teknologi sudah menjadi kebutuhan, PNS seharusnya sudah jadi masa lalu. Generasi Z justru lebih pandai mencari uang; youtuber, vlogger, selebgram, buzzer, endorser, social media marketing, atau berbagai label pekerjaan yang baru kita dengar dewasa ini. Entah bagaimana, saya merasa terpukul dengan kepopuleran buku tes CPNS dibanding novel-novel di Gramedia. Gara-gara itu, buku tes jadi laris-manis. Sementara di satu sisi, Tere Liye memboikot bukunya sendiri gara-gara mengeluh pajak penulis. Apa yang mesti dibanggakan dari PNS? Tak ada lagi kehidupan merdeka. Kehidupan hanya sebatas masuk pagi, pulang sore, memakai seragam safari (yang, oh, selalu dibanggakan), duduk manis menunggu perintah, atau bekerja dengan statistik dan presentasi. Kebiasaan semacam itu diulang hampir setiap hari. Iming-iming masa pensiun? Maka menabunglah untuk merdeka. Ada lebih banyak pekerjaan lain yang bisa disisihkan untuk mengumpulkan recehan. Presiden Jokowi saja rela memulai karirnya sebagai pengusaha mebel. Kelak, jangan racuni anak kita dengan cita-cita sebatas abdi pemerintah. Baru-baru ini, ayah saya juga menelepon. Bertanya kabar dari seberang pulau. Ia begitu merindukan anaknya yang kini merantau di kampung halamannya sendiri. Sebelum menutup teleponnya, ia menyelipkan topik perbincangan, “Kamu sudah dengar ada penerimaan CPNS baru?” Akh, seandainya saja topik CPNS itu diubah jadi pembicaraan jodoh, barangkali jauh lebih menarik. Setelah Raisa dan Laudya Chintya Bella, siapa lagi yang akan lepas dari pengawasan kita? (*) *Penulis adalah Pemimpin Redaksi LPM Profesi Periode 2013-2014
Dengan kata lain, stratifikasi sosial dapat memberi kuasa legitimitatif kepada suatu kelompok sosial tertentu, tergantung pada posisinya dalam stratifikasi sosial tersebut. Dalam kehidupan kampus, kita sudah akrab dengan istilah senior dan junior. Dikotomi ini tidak hanya menunjukkan perbedaan tingkatan mahasiswa secara administratif, tetapi lebih jauh, dikotomi senior junior menjadi representasi kedudukan dalam stratifikasi sosial kehidupan kampus. Seringkali kita dapati mahasiswa yang berstatus junior harus membungkuk-bungkukkan badannya saat berbicara dengan mahasiswa lain yang berstatus senior dengan dalih untuk berlaku sopan santun. Sementara disisi lain cara berbicara senior kepada junior yang -bisa dikatakan- jauh dari kata sopan tidak dianggap menjadi masalah. Tidak sampai disitu,senior sebagai kelas sosial dalam kehidupan kampus juga mampu melegitimasi kekerasan yang dilakukan terhadap junior. Sebut saja kasus yang terjadi
10 Januari lalu, sifat ke-diri-an setewasnya Amirulnior yang melekat lah Adityas Putra, adalah: senior betaruna tingkat I rada diatas junior, Sekolah Tinggi Ilmu junior harus berlaku Pelayaran Jakarta, sopan santun, dsb. karena dianiaya oleh Sedangkan seniornya. dalam perPertanyaannya suasi bersahabat, kemudian, bagaimaCarol dan Travis *Muh. Wahyu Setiawan na stratifikasi sosial mengemukakan ini menjadi niscaya dan dikotomi sebuah fenomena yang bernama senior menjadi penanda suatu kelas efek validitas (validity effect), sosial di dalam kampus?. yaitu kecenderungan orang untuk Salah satu penyebab, adanya percaya bahwa sesuatu benar adanya persuasi yang secara sadar maupun karena ditampilkan berulang-ulang. tidak sadar kita terima akan tugas dan Ulangi sesuatu dengan cukup sering, kedudukan kelas sosial kita.Carole bahkan walaupun merupakan kebowade dan Carole Travis menyatakan hongan yang sangat mendasar, dan dalam bukunya Psychology, 9-10th masyarakat akan mulai memperEdition bahwa ada dua jenis persuasi cayainya. Hitler menyebut teknik ini dalam masyarakat. Persuasi yang dengan istilah “Big lie”. Cara kerja koersif dan persuasi yang bersahabat. ini sangat sering diterapkan dalam Dalam penelitiannya mengenai sekte kehidupan kampus. Kita akrab meagama, politik, dan bentuk kelompok nyebutnya sebagai “Doktrin senior”. lainnya telah berhasil mengidentiDoktrin senior seringkali di dapati fikasi beberapa proses yang terjadi disebarkan dalam ruang-ruang disdalam persuasi yang koersif. Salah kusi atau percakapan ringan dengan satunya, pembentukan identitas junior. Kerap kali junior apalagi kelompok. Dalam menciptakan iden- yang notabene baru merasakan titas kelompok sifat-sifat ke-diri-an dunia kampus (baca: mahasiswa kelompok ini kemudian dibentuk dan baru) percaya begitu saja dengan difiksasi. Sehingga ketika menunjuk yang dikatakan senior. Sehingga musatu kelompok sosial tertentu, kita dah bagi senior menanamkan imaji dapat mengetahui sifat-sifat apa yang tentang superioritas senior terhadap melekat pada kelompok tersebut. junior. Semisal pada permasalahan diatas, Matinya nalar kritis menjadi
konsekuensi logis akibat langgengnya kekerasan kultural ini. Junior akan takut membuka ruang diskusi dengan senior. Sedangkan senior akan menjadi anti kritik terhadap juniornya. Padahal tingkat kecerdasan seseorang tidak ditentukan dari umur maupun tingkatan semester. Senada yang dikatakan oleh John Horn seorang psikolog asal Amerika, kecerdasan individu dibagi menjadi dua jenis yaitu: Kecerdasan cair (Fluid Intelligence) dan kecerdasan Kristal (Crystaled Intelligence). Kecerdasan cair berbasis pada kecerdasan biologis sedang kecerdasan Kristal berbasis pada pengalaman hidup seseorang. Artinya tidak peduli seberapa tua seseorang dan seberapa tinggi semester seseorang, kecerdasan tidak melulu bicara soal kondisi biologis seseorang tapi juga berbicara pengalaman hidup dan memaknai hidup. Terakhir, budaya senioritas merupakan benalu yang terusmenerus mengancam kehidupan demokratis kampus, selama budaya ini masih ada kehidupan kampus yang demokratis dan dialogis antar mahasiswa (senior-junior) hanya akan terus berada diangan-angan. *Penulis adalah Mahasiswa Psikologi angkatan 2014 dan Menteri Sosial dan Politik BEM KEMA F.Psi UNM.
Membumikan Ide, Ukirlah Sejarah di Masamu OPTIMALKAN seluruh potensi untuk berbuat yang terbaik, karena waktu tidak akan berulang kembali. Konstribusi apa yang telah ditorehkan untuk bangsa ini? Ataukah masih sebatas ide, bermain di alam pikiran dan akhirnya teraktual oleh orang lain. Sebagai seorang mahasiswa, peluang untuk mengaktualkan potensi sangatlah besar. Mengikuti proses perkuliahan adalah sebuah kemestian untuk menimba ilmu pengetahuan sesuai bidang yang ditekuni, mencapai prestasi yang terbaik untuk bekal di masa depan. Namun hal itu tidaklah cukup, dibutuhkan proses yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Bertujuan untuk mengembangkan diri, mengasah kemampuan leadership dan kepekaan terhadap kondisi masyarakat. Beda Generasi, Beda Pula Tantangannya Setiap generasi tentunya punya tantangan yang berbeda dan tidak adil bila membandingkan capaian satu generasi dengan generasi lainnya. Bahkan ironis bila dijadikan tolok ukur untuk menilai proses yang dilakoni lebih baik. Mengisahkan kembali kondisi masa lampau, tentunya sah-sah saja sebagai refleksi pentingnya perjuangan yang telah dilalui dan akan memberi asupan bagi pikiran dan jiwa. Namun janganlah larut dan puas diri hingga berhenti melangkah untuk berkarya pada fase berikutnya. Menuju masyarakat adil makmur menjadi cita semua elemen
bangsa. Sepanjang hadir saat mereka harapan itu belum menjadi mahasiswa, terwujud, setiap jurnalis atau anak bangsa akan profesi lainnya. berkonstribusi denNamun idealisme gan kemampuannya merupakan pilihan, untuk mewujudkanyang akan selalu nya. Dengan status hadir dan terinteryang melekat pada nalisasi dalam diri dirinya sebagai seseorang apapun *Muhammad Farid agent of change profesinya. Namun dan social control akan selalu hadir dalam penerapannya akan bervasikap kritis bila terjadi penyimpanriasi sesuai integritas dan kemamgan di masyarakat. puan seseorang dalam beradaptasi Penyampaian aspirasipun dengan lingkungannya. beragam antara lain: curah gagasan, Seorang aktivis mahasiswa dialog, tulisan di media cetak/online yang telah mencatatkan sejarah di atau demonstrasi. Sepanjang masih masanya. Pasca bermetamorfoada jalan dengan cara dialogis, sis dan selanjutnya bekerja, kelak demonstrasi menjadi alternatif akan menjadi sorotan masyarakat. terakhir. Namun kerap terjadi Apakah mereka masih tetap mendalam aksi demonstrasi, cendrung jaga “idealisme”nya? ataukah telah mengabaikan akses jalan yang akan “larut” dalam buaian “realitas”. dilalui masyarakat hingga berefek Membumikan Ide antipati terhadap gerakan mahaDi awal tahun 2000-an akses insiswa. Berjuanglah dengan formula ternet hanya didapatkan di warung gerakan yang cerdas, tujuan bisa internet atau fasilitas di kantor yang tercapai dan rebutlah simpati sangat terbatas. Namun saat ini, masyarakat. generasi “millennial” begitu dimanIdealisme dan Adaptasi Realitas jakan untuk mengakses informasi Banyak orang berpandangan dalam genggaman via smartphone. idealisme hanya milik mahasiswa, Dapat mengunduh e-book, jurnal karena tidak punya kepentingan atau media pembelajaran yang apapun selain “berpihak kepada ke- beragam secara gratis. Dengan benaran”. Lantas bagaimana setelah kemudahan tersebut tentunya memmereka menjadi alumni? Apakah beri kesempatan untuk mendorong mereka akan tetap konsisten? ataubudaya literasi di masyarakat. kah akan berubah bila berbenturan Kalau masih dalam alam dengan kepentingan pribadinya. pikiran, maka ide itu hanya milik Farid (2004) menawarkan individu. Membumikan ide melalui sebuah ide “redefinisi idealisme”, proses diskusi akan memberi bahwa idealisme bukan hanya pencerahan bukan hanya kepada
diri sendiri juga akan bermanfaat bagi orang lain. Namun terkadang bila tidak terdokumentasi dengan baik, biasanya akan hilang seiring berjalannya waktu. Kita tidak sezaman dengan Ali Syariati, Ahmad Wahib atau So Hok Gie. Namun dapat berinteraksi dengan mereka melalui karya-karya monumental mereka, antara lain: “Tugas Cendekiawan Muslim” (Syariati,1982), “Pergolakan Pemikiran Islam” (Wahib, 1981) dan Catatan Seorang Demonstran (Gie, 2005). Ketiga tokoh ini akan selalu hadir mengisi ruang diskusi dari generasi ke generasi lewat tulisan. Alternatif tulisan bisa beragam sesuai kebutuhan dan tujuan penulisan. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada pembaca untuk berkomunikasi dengan ide-ide kita. Dalam tulisan di kompasiana (Farid, 2016) memberi spirit untuk memulai menulis dari sekarang dan jangan pernah berpikir tulisan kita akan dipublikasikan oleh surat kabar ternama atau menjadi sebuah novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Mulailah dari hal yang sederhana, misalkan melalui media sosial, blog atau beberapa media alternatif lainnya. Setelah itu teruslah melangkah ke fase berikutnya dan biarlah karyamu akhirnya menemukan takdirnya. Ketua Umum MAPERWA UNM (2002-2003), Dosen FT UNM, Phd. Student, NKUAS-Taiwan.
LPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika. Kirim tulisan Anda ke profesi.online@gmail.com. Tulisan dibatasi maksimal 3.000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan Anda tanpa mengubah makna. Urai data, ungkap fakta, saji berita
www.profesi-unm.com
profesiana Profesi Edisi 218 September Tahun XLI 2017
15
www.profesi-unm.com
Gegara Kadaluwarsa, Wisudaku Terkatung-Katung
MALANG nian nasib mahasiswa program studi (Prodi) Pendidikan Seni Rupa Fakultas Seni dan Desain (FSD) Universitas Negeri Makassar (UNM).
Impian mereka untuk wisuda di bulan Novermber masih belum jelas. Sebab, akreditasi prodi ini berstatus kadawuarsa sejak 24 Mei lalu. Hal ini merujuk pada data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) tanggal 23 September. Tentu saja, jika mengacu Per-
Kritik Kampus Lewat Spanduk Pun Dilarang ZAMAN reformasi ini, menyampaikan aspirasi sudah menjadi hak setiap masyarakat tak terkecuali bagi mahasiswa. Beragam cara dilakukan agar aspirasi mereka dapat tersampaikan. Sebab, tak banyak cara tersebut langsung didengar dan diterima. Seperti yang dialami mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Makassar (UNM). Alih-alih membuat spanduk yang mengkritik kampus, birokrasi malah melarangnya. Padahal spanduk berisi kritikan mahasiswa atas kondisi kampus itu telah tersebar di beberapa titik di area FE. Sayangnya, pimpinan birokrasi geram melihatnya saat berkunjung dalam rangka Penerimaan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PK2MB) tingkat fakultas pada 20 Agustus lalu. Satpam dan pegawai di FE kemudian diberi arahan untuk langsung mencabutnya. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) UNM, Arifuddin Usman menjelaskan, mahasiswa baru harus mengikuti kegiatan akademik sebagaimana mestinya. Tidak lagi ikut aksi dan hal lainnya. “Tujuan mahasiswa datang ke UNM itu untuk kuliah,” jelasnya pria asal Sinjai ini. Begitu juga dengan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) FE, Sahade. Ia menyebut pemasangan spanduk aspirasi ini bermakna negatif. Dianggap propokatif dan juga melenceng dari kaidah akademik. “Kami berfikir bagaimana adik mahasiswa sebagai intelektual muda berfikir ke yang pengembangan keilmuan, bukan ke ranah politik praktis,” katanya. Lantas, tindakan birokrasi ini kemudian ditanggapi oleh mahasiswa terutama fungsionaris lembaga kemahasiswaan (LK). Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) www.profesi-unm.com
Tidak ada salahnya kawankawan memasang spanduk seperti itu, karena kondisi realitas yang berbicara Presiden BEM FE Muhammad Firdaus FE, Muhammad Firdaus pun menyesalkan tindakan birokrasi yang mencabut spanduk milik mereka. Menurutnya, apa yang tertera dalam spanduk justru merupakan bukti kekecewaaan mahasiswa atas kondisi kampus yang jauh dari kata layak. “Tidak ada salahnya kawankawan memasang spanduk seperti itu, karena kondisi realitas yang berbicara,” katanya. Hal serupa juga diutarakan Supianto. Ketua Himpunan Pendidikan Ekonomi ini menganggap, pihak birokrasi tak ingin lagi mendengar aspirasi dari mahasiswa baik itu keluhan maupun kritikan. Maka dari itu dicabutlah spanduk tersebut. "Tindakan yang dilakukan oleh pimpinan universitas dan pimpinan fakultas, merupakan tindakan yang anti kritik, karena kami hanya memasang spanduk dngan tulisan terkait kritikan yang ada di FE dan UNM," keluhnya. Kata Supianto, spanduk tersebut merupakan salah satu bentuk aspirasi dari mahasiswa dengan melihat kondisi kampus saat ini. Ia menegaskan, meski birokrasi melarang hal itu namun pihaknya akan tetap melanjutkan aksi mereka. "Tulisan itu sesuai dengan kondisi obyektif yang ada di FE maupun UNM. Tindakan itu merupakan salah satu bentuk pembungkaman suara mahasiswa tapi tindakan itu tidak membuat kami bungkam terhadap permasalahan yang ada," tegasnya. (ika)
aturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 100 Tahun 2016 pasal 28 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta. Perguruan tinggi yang tidak mengusulkan akreditasi ulang maka akan dikenakan sanksi administratif berat. Dalam butir ketiganya, menyebut bahwa tidak diperbolehkan meluluskan mahasiswa ataupun menyelenggarakan wisuda Salah satu mahasiswa, Awing mengelukan persoalan ini. Menurutnya, adanya keterlambatan dalam mengurus borang akreditasi oleh pihak prodi membuat mahasiswa khawatir. Sehingga, belum ada kepastian terkait jadwal wisuda mereka. “Kalo tidak keluar nanti di bulan 11 mungkin tidak jadi bulan 12,” jelasnya. Ia pun mengaku pasrah dengan kondisi yang terjadi sekarang. Maha-
siswa angkatan 2012 ini terlanjur kecewa dengan pihak prodi atas lambatnya pengajuan borang ke pihak BAN-PT. “Mau diapa? Terlambat dulu pengurusannya disini,” keluhnya. Ketua Himpunan Mahasiswa Seni Rupa (Himasera), Namira Dwiyanti menilai bahwa proses pengajuan borang yang telat dapat merugikan mahasiswa yang ingin diwisuda. “Yah memang senior jadi dirugikan karena wisudanya dihambat seharusnya dari prodi lebih mempercepat proses pengurusannya,” kata mahasiswa asal Bima ini. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FSD, Niswar menjelaskan, pihak prodi seharusnya tidak membiarkan status akreditasi terusmenerus kadaluwarsa. Pasalnya, masalah ini berdampak bagi mahasiswa, terutama dalam wisuda mereka. “Jangan dilupa ini, karena ini sensitif sekali akhirnya apa imbasnya
ke mahasiswa apalagi mereka tidak tahu apa-apa,” ujarnya. Bahkan, mereka sempat dijanji untuk berdiskusi. Namun tak terealisasi. “Dulu kami dijanji dialog, di baruga nanti dikasih spanduk besar, ternyata tidak terjadi,” keluhnya. Menanggapi hal tersebut, Pjs. Ketua Prodi Seni Rupa, Hasnawati pun angkat bicara. Ia mengaku, borang saat ini masih dalam pengerjaan. Sebab, pihaknya menargetkan meraih akreditasi tertinggi dari BAN-PT. “Ini semuanya sementara diproses. Kita mau incar akreditasi A, karena sekarang sudah dapat B ,”akuinya saat dikonfirmasi via telepon, Jumat (22/9). Lanjut, ia menyampaikan agar mahasiswa tak perlu khawatir soal ini. Jika ada mahasiswa yang ingin mengeluh dapat langsung mengadu ke pihak prodi. “Langsung datang saja ke prodi,” tutupnya. (eks)
Kerap Disalahgunakan, WC Ditutup BERKEBUTUHAN khusus, namun kebutuhannya sendiri malah sengaja dibatasi. Kondisi sarana prasarana bagi difabel masih tak ramah. Begitulah nasib mahasiswa penyandang disabilitas mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) yang luput dari perhatian para petinggi kampus. Lihat saja, beberapa fasilitas yang seharusnya disediakan khusus mereka (disabilitas-red) belum diakomodir secara baik. Aksesibilitas sarana bagi kaum difabel masih terbatas. Jangankan jalanan khusus penyandang disabilitas, WC yang sebelumnya disediakan khusus disabilitas malah dijadikan gudang penyimpanan peralatan kebersihan. Di UNM sendiri, WC khusus disabilitas dapat dihitung jari. Namun, secara sengaja malah ditutup dan disalahfungsikan. Hak-hak mahasiswa disabilitas kian tak dihiraukan. Padahal ini masih sebatas sarana prasarana umum.
Kondisi tersebut sangat disayangkan oleh salah seorang mahasiswa penyandang disabilitas, Andi Selfi. Ia pun menyindir kampus orange yang telah terakreditasi A, namun fasilitas masih belum memadai . "Seharusnya memang disediakan. Kan sudah akreditasi A. Susah juga bagi kami. Seperti saya yang tuna daksa, kesulitan kalau harus pakai WC umum," katanya. Ia pun mengakui, di fakultasnya sendiri, tak ada satupun WC khusus bagi penyandang disabilitas. Padahal ada beberapa mahasiswa yang berkebutuhan khusus. Setidaknya ini adalah bentuk kurangnya perhatian birokrasi perihal kebutuhan kaum difabel. “Tidak ada biar satu WC khusus disabilitas di FIP. Seharusnya itu yang harus dimaksimalkan,” ujar mahasiswa angkatan 2015 ini. Sementara itu, Kepala Bagian Rumah Tangga UNM, Amiruddin mengatakan, WC disabilitas yang
berada di pelataran Menara Pinisi sengaja ditutup lantaran kerap disalahgunakan oleh pihak yang tak bertanggung jawab. “Itukan khusus orang disabilitas, tapi lebih sering dipake orang normal. Makanya ditutup, kecuali ada acara besar baru dibuka kembali. Tapi kita tetap perhatikan itu,” katanya. Amiruddin juga mengeluhkan, beberapa peralatan yang disiapkan dalam WC sering hilang. Mulai dari lampu, lap kaki, hingga bohlam lampu yang terpasang. Ia menuduh, barang-barang tersebut sengaja dicuri oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. “Banyak juga apa-apa yang selalu hilang,” kesalnya. Selain WC di pelataran, setiap lantai Menara Pinisi juga telah disediakan. Ia pun berjanji akan meninjau kembali WC disabilitas yang kini ditutup. “Nanti akan dibuka ji kembali. Kita mau liat dulu apa-apa isinya itu di dalam,” katanya. (nat)
Urai data, ungkap fakta, saji berita