Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
Tabloid Mahasiswa UNM
Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi
Menanti "Sentuhan" Husain
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
2
Persepsi
Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
surat dari pembaca
H
Dalam Genggaman Rektor Baru
ingga saat ini masih sangat banyak bengkalai kampus yang harus diselesaikan. Nuansa akademik serta prasarana kampus merupakan contoh kecilnya. Apalagi, beberapa hari lalu prosesi pengukuhan pemimpin baru kampus orange, Husain Syam oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi elah usai. Tentu semua pengambilan keputusan serta kebijakan telah berada di genggaman Rektor Periode 20162020 itu. Komitmen yang telah ia buat semoga segera direalisasikan. Karena kampus pencetak guru ini perlu perhatiannya serta tindakan tentunya. Memang itu bukan perkara mudah, usaha yang harus ditempuh kemungkinan memakai tempo yang cukup lama. Apalagi jika perencanaan yang kurang baik, tentunya akan tambah lama lagi. Perlu diketahui bahwa beberapa kejadian terjadi di kampus eks Ikip Ujungpandang ini sebelum pelantikan rektor dihelat. Musyawarah Besar Ikatan Alumni (IKA) yang digelar di hotel Lamacca UNM hingga saat ini belum menuai hasil. Kericuhan pun sempat terjadi. Padahal kemampuanan intelektual
f
Apa yang Anda pertanyakan?
peserta musyawarah tak perlu diragukan lagi. Sebab kebanyakan dari mereka adalah alumni UNM yang telah menjadi profesor. Bahkan telah menduduki jabatan pemimpin di UNM serta instansi luar. Namun, masih saja terjadi kejadian memalukan. Jadi tak perlu memaki jika orang di luar sana, menjuluki kampus pemilik gedung pinisi ini mahasiswanya suka ricuh, gaduh, dan sebagainya. Ini hanya sebagian kecil dari masalah yang menimpa kampus yang telah berumur 54 tahun ini. Semoga saja ini bukan pertanda buruk untuk memulai kepeminpinan rektor kita yang baru saja menduduki ruangannya yang mewah tersebut. Barangkali tak perlu lagi diragukan pemimpin baru kita ini. Karena tindakan untuk menjadi rektor pun sudah ia persiapkan. Bahkan jauh sebelum pemilihan rektor dihelat. Bagi orang yang dipimpin, telinga pemimpin harus lebih lebar, mata pun jangan hanya sebelah yang melihat. Langkah pun jangan hanya di lantai bertegel saja. Semoga saja apa yang dijanjikan bukan hanya iming-iming belaka. Bukan hanya untuk pencitraan belaka. Bukan hanya pembungkaman belaka.
Muhammad Romario Basirung, Bagaimana transparansi seleksi calon penerima beasiswa, termasuk sosialisasi yang terkesan disembunyikan dan tidak menyeluruh ? Hal ini tentunya sangat membatasi kesempatan bagi keseluruhan mahasiswa yang berpotensi mendapatkan beasiswa. Terima Kasih. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, Heri Tahir: Di rektorat hanya mengeksekusi, keputusan itu ada di fakultas. Khaerul Afdal Kamal, Bagaimana hukumnya dalam UNM, wajib kah atau sunnah kah klw mahasiwa kasih itue kue kue atau makanan atau apakah ntu mae ke penguji dan pembimbingnya kalau seminar entah proposal hasil dan ujian meja. Apa ada aturan dalam kampus itu ? Intinya bagaimana pandangan UNM mengenai fenomena alam ini wajib kah atau sunnah ataukah makruh ? Wassalam Pembantu Rektor Bidang Akademik, Sofyan Salam: Itu adalah budaya yang harus dihapuskan. Lapor saja kalau masih ada tentengan. Memalukan sekali jika masih ada dosen yang menerima tentengan.
Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan Anda ke: 085397604318 /085299155632 LPM Profesi UNM
@profesi_online
profesi_unm@yahoo.com
Portal berita online teraktual seputar Universitas Negeri Makassar
www.profesi-unm.com
Pelindung: Arismunandar. Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, F Â acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: ÂF ebriawan Djalil, Sekretaris: Awal Hidayat, Bendahara: Mentari Jati Pratiwi, Divisi Penerbitan: Awal Hidayat (Plh. Pemimpin Redaksi), Divisi Online: Rachmad Wajo (Manajer Divisi Online), Divisi Penyiaran: Nurul Irsal Amalia (Station Manager), Divisi Penelitian dan Pengembangan: Rosni Armin (Kepala Divisi Litbang), Divisi Perusahaan: Mentari Jati Pratiwi (Pemimpin Perusahaan). Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Febriawan Djalil, Plh Pemimpin Redaksi: Awal Hidayat, Redaktur: Ita Andriani, Reporter: Nurul Irsal Amalia, Mentari Jati Pratiwi, Rosni Armin, Rachmad Wajo, St. Aminah, Endang Sri Wahyuni, Ahmad Ri'fan Muzaqi, Ratna, Nurlalela, Citra Jati Utami, Muh. Agung Eka, Resa Saputra, Tahrin, Nurul Charismawaty S, Noval Kurniawan Fotografer: Nurul Fildzah Zatalini Layouter/ Desainer Grafis: Fatimah Muffidah Azzahra; Manajer Sirkulasi dan Iklan: Fatimah Muffidah Azzahra Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 887964, Âe-mail: redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com
DESAIN SAMPUL: MUMININ Desain Sampul:AMIRUL Febriawan Djalil
Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Streaming: radioprofesi.com
Mozaik Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
3
www.profesi-unm.com
Mahasiswa FT Jadi Duta UNESCO Indonesia
MAHASISWA Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM), Muhammad Romario Basirung jadi Duta Pendidikan Indonesia untuk UNESCO. Gelar tersebut diraihnya usai mengikuti ajang Quest 2016 International Essay Contest and Leadership Training Program di Manila, Filipina, 13-15 Mei lalu. Mario mengatakan, penghargaan sebagai Duta Indonesia kluster pendidikan ini akan diberikan langsung oleh pemerintah Indonesia pada Juli mendatang bersama dengan ketiga rekannya dari Universitas Udayana dan Universitas Gajah Mada dengan kluster yang berbeda, yaitu budaya, sosial dan sains. “Setelah ajang Quest kemarin, pemerintah akan memberikan penghargaan sebagai Duta Indonesia untuk kegiatan-kegiatan UNESCO masing-masing kluster pada Juli mendatang,” ungkapnya Tak hanya itu, ajang yang mengangkat permasalahan Suistanable Development Goal (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) ini juga mendorong delegasi Indonesia ber-
gabung dalam jaringan UNESCO di seluruh dunia. “Kami delegasi Indonesia dari keempat kluster tadi, tergabung dalam jaringan UNESCO di seluruh dunia untuk kegiatankegiatan UNESCO selanjutnya,” ujarnya Tak lupa, Mahasiswa Berprestasi Terkontributif UNM ini juga memaparkan program yang nantinya akan ia kontribusikan sebagai Duta Indonesia untuk UNESCO sendiri dengan membangun Komunitas Indonesia Youthfully Against Corruption (IYAC). “Itu sebuah gerakan pemuda Indonesia untuk menerapkan nilai-nilai anti korupsi pada kegiatan OSIS SMP dan SMA sederajat,” tuturnya. Ia pun telah merancang sejumlah program kerja berkaitan dengan pendidikan anti korupsi. “Beberapa program kerja yang saya tawarkan nantinya seperti Anti Corruption Leadership Camp yang bekerja sama dengan KPK, Mendikbud, dan UNESCO. Selain itu ada Duta Anti Korupsi bagi pengurus OSIS berbasis kearifan lokal sema-
cam pemilihan dara daeng, serta perekrutan volunteer IYAC perwakilan provinsi seluruh Indonesia,” katanya Kini, Mario bersama dengan ketiga duta Indonesia lainnya tengah sibuk melakukan diskusi online via sosial media dan menyosialisasikan serta mempromosikan Youth Unesco Connection di Indonesia “Persiapan untuk menerima penghargaan sebagai Duta Indonesia untuk UNESCO. Kita kembali melakukan diskusi online di sosial media dan mulai menyosialisasikan dan mempromosikan Youth Unesco Connection di Indonesia,” tandasnya. Sementara itu, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) FT UNM, Bakhrani Rauf berharap dengan melihat prestasi yang ditorehkan Mario, banyak mahasiswa UNM lainnya yang bisa terinspirasi untuk juga menorehkan prestasinya. “Nantinya banyak mahasiswa UNM yang akan terinsiprasi untuk menorehkan prestasi yang membawa nama baik UNM, baik itu di bidang karya tulis maupun bidang lainnya”, harapnya. (pr24)
Seminar K3 HMM
Lemahnya Perangkat Hukum Picu Tingginya Kecelakaan Kerja KASI Pembinaan Pengawasan Norma Kerja Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Pemprov Sulsel, Giawan Lussa mengatakan, lemahnya perangkat hukum dalam dunia kerja menjadi salah satu pemicu tingginya angka kecelakaan kerja. Hal ini dikarenakan perusahaan yang tidak tegas dalam memberlakukan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) hanya dihukum selama 3 bulan dan denda 100 ribu. “Lemahnya aturan hukum yang berlaku menjadi potensial dilanggar,” ucap alumnus UGM ini saat menjadi pemateri Seminar K3 di Ballroom lantai 2 Gedung Pinisi UNM, Kamis (26/5). Lebih lanjut, ia menambahkan, angka kecelakaan kerja sulit diturunkan jika hanya
melalui pendekatan hukum. Menurutnya, perlu dilakukan pendekatan privat dengan mendorong peran publik. “Kita perlu mendorong peran publik dan menempatkan K3 sebagai kebutuhan publik”, tambahnya. Selain Giawan Lussa, hadir pula pemateri lainnya yaitu HSSE Region Manager VII Sulawesi PT Pertamina (Persero) Andri Prasetyo, dan akademisi Muh. Yahya. Seminar K3 ini digelar oleh Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT). Kegiatan ini mengusung tema “Penerapan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia dalam Menghadapi Tantangan Global”. Rektor UNM, Husain Syam mengatakan,
tingginya angka kecelakaan kerja yang terjadi saat ini disebabkan pelanggaran terhadap aturan K3. Padahal, aturan tersebut merupakan upaya perlindungan bagi tenaga kerja dan sumber-sumber produksi. “Kecelakaan kerja meningkat karena tidak mengindahkan aturan K3, padahal hal ini sangat penting bagi keselamatan pekerja”, tuturnya. Sementara itu, Ketua Panitia, Ade Vergiawan Listanto berharap, semoga dengan diadakannya kegiatan ini kita dapat terhindar dari potensi kecelakaan kerja. “Saya harap kita dapat menghindari potensi kecelakaan kerja yang setiap saat menghampiri kita”, harap mahasiswa angkatan 2013 ini. (pr30)
Gelorakan Dakwah Lewat Psikologi Islam PEKAN Keilmuan Nasional (PIN) Psikologi Islam yang diselenggarakan Forum Studi Islam (FSI) Keluarga Mahasiswa (Kema) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) berlangsung pada 17 hingga 19 Mei di Ruang Teater, lantai 3 Gedung Pinisi UNM. Dalam seminar nasional yang merupakan rangkaian PIN, salah satu pendiri Institute for the Study of Islamic Thought & Civilizations (INSIST), Ardian Husaini mengatakan Fakultas Psikologi harus menjadi ladan dakwah. “Kita dapat berdakwah melalui tinjauan psikologi islam,” ujarnya. Menurutnya, akar penyebab krisis moral umat islam saat ini ialah kurangnya pendidikan adab. Karenanya, diperlukan peran guru sebagai tenaga pendidik untuk mengenali karakter setiap anak didiknya. “Konsep pendidikan personal perlu diterapkan, bukan sekadar di atas kerja saja. Adab itu ditanamkan bukan diajarkan,” tuturnya. Pentingnya membangun konsep pendidikan adab sedari dini sangat diperlukan. Sekolah harus melahirkan generasi yang berakhlak lewat konsep pendidikan islam. “Kalau kita ingin menjadi bangsa yang besar, tidak cukup dengan pendidikan karakter, sekolah juga perlu menanamkan pendidikan adab,” harapnya. Kegiatan yang bertemakan “Membangkitkan Khazanah Psikologi Islam Menuju Indonesia Beradab” ini bertujuan untuk ajang silahturahmi sekaligus wadah berdakwah. Selain itu, kegiatan ini diikuti oleh 26 peserta yang berasal dari 14 universitas seIndonesia, yakni UIN Raden Patah, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Padjajaran, Universitas Islam Sultan Agung, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Sunan Gungung Jati Bandung, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Mercu Buana Jakarta, Universitas Negeri Semarang, UIN Makassar, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Makassar, Universitas Sebelas Maret, dan Universitas Jember. Peserta asal UNJ, Chaeriyatun Biasa Auliyani sangat termotivasi untuk mengikuti kegiatan ini. Menurutnya, ini wadah untuk menyampaikan gagasan Psikologi Islam. (pr26)
Hidup Dari dan Untuk Masjid *Nurlaela
Sejak dua tahun lalu, Hartono telah menetap di rumah Allah. Mahasiswa angkatan 2014 ini sejak awal kuliah telah hidup dari dan untuk masjid. Malam itu (29/5), Hartono mengenakan pakaian koko hitam dan sarung bermotif kotak-kotak. Peci putih di kepala dan sajadah hijau disampirkan di bahunya. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ini baru saja usai menunaikan salat maghrib berjamaah di Masjid Babul Ikhtiar, Jl. Sultan Alauddin II. Di masjid itulah, mahasiswa asal Sulawesi Tenggara ini menetap selama hidup di Makassar. Sembari menanti waktu salat Isya, ia pun segera memanggil anak-anak agar duduk berkumpul di sekelilingnya. Anak lakilaki memakai peci, anak perempuan lengkap dengan kerudung. Streaming: radioprofesi.com
Mereka membaur dengan samasama membawa Alquran di tangan. Hartono tiap malamnya menjadi guru mengaji bagi anakanak itu. Satu persatu, Hartono mulai membimbing anak binaanya. Apabila satu anak mulai lancar melafalkan hijaiyah, Hartono kemudian berpaling ke anak lainnya. Hingga semua anak yang hadir mampu menamati bacaan yang ditargetkan per malamnya. Demikianlah keseharian Hartono. Sejak ayahnya meninggal, ibunya menjadi tulang punggung keluarga. Namun, kini pun ibunya telah sakit-sakitan. Karena
itu, Hartono tak pernah mengharap hasil jerih payah dari keluarga. “Sejak berada di Makassar saya tidak pernah mendapat uang dari orang tua, bahkan uang yang saya gunakan untuk ke Makassar hanya uang dari keluarga dan digunakan untuk hidup di Makassar,” kisahnya. Menjadi guru mengaji pun ia lakoni sebagai tuntutan hidup selama menjadi mahasiswa rantau. Membebani keluarga merupakan hal paling dihindari oleh Hartono. “Saya masih mampu untuk hidup seperti ini tanpa harus menjadi beban untuk ibu di kampung, apalagi ayah saya telah tiada,” bebernya. Upahnya sebagai guru mengaji sebenarnya tak seberapa, Rp20 ribu per bulannya. Namun,
MENGAJI. Hartono (peci putih) tengah mengajar anak didiknya membaca Alquran di Masjid Babul Ikhtiar, Jl. Sultan Alauddin II, Minggu (29/5).
Hartono tetap ikhlas menjalani lakon hidupnya. Baginya, melihat anak-anak di sekitar masjid kediamannya dapat membaca Alquran dengan fasih menjadi kebahagiaan tersendiri.
“Untuk upah yang saya dapat tidak menjadi masalah, cukup melihat anak-anak bisa memahami apa yang bisa saya ajarkan itu bisa menjadi hasil yang sangat memuaskan,” ujarnya (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
4
Reportase Utama
Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Menanti Gebrakan Husain Syam Selasa (17/5) menjadi hari yang dinanti-natikan oleh Guru Besar Teknik Pertanian ini. Sebab, hari itulah Husain Syam resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) periode 2016-2020.
G
edung Auditorium Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi di bilangan Senayan, Jakarta diramaikan oleh sivitas UNM sore itu. Satu sosok tampak menjadi fokus perhatian. Ialah Husain, tampak necis dengan setelan jas membalut tubuh. Tak lupa dengan kacamata dan kopiah di kepalanya. Wajahnya tampak berseri-seri dengan senyum mengembang. Suasana berlangsung khidmat saat hendak dimulainya prosesi pelantikan Husain sebagai rektor baru UNM. Ia tak sendirian. Kala itu, tiga pimpinan perguruan tinggi lainnya dilantik pula pada momen bersamaan. Ialah Jacob Musnasawai (Universitas Papua), Ali Yahya (Politani Negeri Pangkep) dan Syafsir Akhlus (Universitas Maritim Raja Ali Haji). Resminya Husain selaku rektor ditandai dengan pengukuhan oleh Menristek Dikti, Muhammad Natsir. Jalan baru bagi Husain pun terbuka sebagai orang nomor wahid di kampus orange. Langkah awal Husain menuju kursi rektor sebenarnya telah jauh dijejakkan sebelum pendaftaran bakal calon rektor. Ia bahkan tak malumalu
menunjukkan ambisinya untuk menjadi orang nomor satu di UNM. “Tak perlu lagi ada yang pertanyakan. Sikap saya selama ini sudah menunjukkan,” katanya saat ditemui Profesi di ruang kerjanya ketika masih menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik, Selasa, 23 Juni tahun lalu. Pada tahap penjaringan rektor, November lalu, ia pun bahkan telah lebih dahulu mengklaim suara senat dari sejumlah fakultas. “Dukungan saya ada pada semua fakultas, Di FMIPA dari 20 suara, 6 punya saya. Di Pascasarjana, 12 suara itu saya punya dari 18 pemilik suara senat,” bocornya dengan penuh keyakinan kala itu. Keseriusannya mencalonkan diri pun terbukti. Ia menjadi pendaftar pertama bakal calon rektor bersama rombongannya, Senin (11/1) lalu. Tampak dalam rombongan, Dekan FIK (Arifuddin Usman), Dekan FT terpilih (Muhammad Yahya), dan PD I FBS (Ansari), mereka kompak dengan seragam putih menemui langsung panitia pemilihan rektor (pilrek). Husain menyerahkan langsung berkas-berkas pencalonannya di ruang kerja panitia pilrek, lantai 5 Gedung Pinisi.
Setelah Husain, barulah muncul bakal calon rektor UNM lainnya. Ialah Dekan FBS (Syarifuddin Dollah), Eks Ketua LPMP Sulsel (Wasir Thalib), Direktur PPs (Jasruddin), Eks Dekan FMIPA (Hamzah Upu), serta Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (Heri Tahir). Tiap bakal calon pun mulai gencar mengkampanyekan dirinya. Ada banyak cara dilakukan demi menggalang dukungan. Ada yang melakukan pertemuan di meja makan, ada yang konsolidasi di hotel, ada yang mendekati pemilik suara dengan memberikan iming-imingan tender. Husain pun tak ketinggalan. Dirinya melakukan sejumlah pertemuan dengan pemilik suara senat bahkan tokoh-tokoh penting. Di antaranya, Wakil Presiden (Jusuf Kalla), Gubernur Sulsel (Syahrul Yasin Limpo), dan Pendiri Bosowa Corp (Aksa Mahmud). Dalam menjaring dukungan, ia pun tak mau kalah dalam mengusung program kerja prioritas. Ia dengan antusias menyebutkan 7 program kerja andalannya pada agenda pemaparan program kerja di Ruang Teater Gedung Pinisi, Rabu (27/1). Bakal calon nomor urut 1 ini menjadi orang pertama yang tampil di podium untuk memaparkan idenya. Husain Syam menyampaikan program kerjanya yang berfokus pada terwujudnya tata kelola UNM sebagai lembaga pendidikan yang memberi layanan prima
DATA DIRI REKTOR UNM PERIODE 2016-2020 Nama: Prof Dr H Husain Syam M TP NIP: 196607071991031003 Tempat Tanggal Lahir: Kanang-Polman, 7 Juli 1966 Agama: Islam Jabatan Akademik: Guru Besar (Profesor) Riwayat Pendidikan: *SDN 12 Kanang, 1973-1979 *Madrasah Ibtidaiyah Kanang, 1973-1979 *SMPN 2 Polewali, 1979-1982 *SMAN 6 Makassar, 1982-1985 *Sarjana Pendidikan Teknik Mesin Produksi IKIP UP (S1), 1985-1989 *Magister Keteknikan Pertanian UGM (S2), 1993-1996 *Doktor Bidang Teknologi Industri Pertanian IPB (S3), 2001-2005
Pengalaman Organisasi: *Ketua Bidang Penalaran HMJ FPTK IKIP Ujung Pandang, 1986-1987 *Kader PMII, 1986-Sekarang *Ketua Bidang Penalaran BPM FTK IKIP Ujungpandang, 1987-1988 *Pembina dan Pendamping KKPMB Polman, 2000-Sekarang *Senat Fakultas Teknik UNM, 2000-2004 *Ketua Tim Konsultasi Inkubator Wira Usaha Baru UNM, 2002-Sekarang *IKA UGM, 2004-Sekarang *Pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Konsultasi Manajemen Agrobisnis dan Agroindustri Indonesia (LK-MAAI), 2006-Sekarang *Pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Konsultasi Manajemen Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (LKM-Maksir), 2006-Sekarang *Senat Fakultas Teknik UNM, 2007-Sekarang *Penasehat KKPMB Polman, 2008-Sekarang *Ketua I KA GAMA Sulsel, 2014-Sekarang *Ketua APTEKINDO, 2012-2014 *Dewan Pembina APTEKINDO, 2014-Sekarang
Pengalaman Jabatan: *Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas UNM Periode 2007-2008 *Dekan Fakultas Teknik UNM Periode 2008-2012 *Dekan Fakultas Teknik UNM Periode 2012-2016 *Rektor UNM Periode 2016-2020
Urai data, ungkap fakta, saji berita
dengan standar nasional menuju kelas berstandar Internasional (world class university). Ia menjanjikan, perwujudan tersebut dilakukan melalui peningkatan status UNM sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTNBLU). “Saya akan melanjutkan kinerja dari Arismunandar yang belum tercapai. Pada saat nanti saya yang menjadi rektor, itu harus tercapai Satker menjadi BLU,” ungkapnya. Ia mengklaim, pengelolaan keuangan akan lebih sulit dengan menggunakan sistem Satker ketimbang BLU. “Tidak ada ruang bebas untuk bergerak dan semuanya sinkron satu sama lain. Kesejahteraan pegawai akan tercapai saat UNM berstatus BLU,” tambahnya. Usaha Husain dalam menarget kursi rektor pun berbuah hasil. Penyaringan bakal calon rektor berhasil menasbihkannya sebagai calon rektor paling unggul dengan 35 suara, Selasa (2/2) lalu. Calon lainnya masing-masing Wasir Thalib 24 suara, Heri Tahir 16 su-
ara, Jasruddin 12 suara, Hamzah Upu 8 suara, dan Syarifuddin Dollah 3 suara. Hasil tak jauh berbeda kembali didapatkannya saat pemilihan rektor (pilrek) yang melibatkan suara Kemenristek Dikti pada Kamis (3/3) lalu. Husain mengguli calon rektor lainnya dengan mengantongi 69 suara, disusul Wasir dengan 47 suara lalu Heri dengan 35 suara. Jalan barunya sebagai rektor pun kini terbuka. Kemenangannya dalam pilrek merupakan kemenangan seluruh sivitas. “Ini adalah kemenangan kita bersama, saya tak pernah merasa mengalahkan siapa-siapa,” ujar Husain. (*)
Asa Kepada yang Berkuasa HUSAIN Syam telah berpindah kantor. Dari Ruang Dekan FT menjadi Rektor UNM. Amanah Arismunandar selaku rektor dua periode pun resmi berakhir. Sejumlah asa dititipkan pada “nahkoda pinisi” baru. Aris kemudian berharap Husain mampu membuat gebrakan dalam melanjutkan tongkat estafetnya. “Dari sisi akademik, publikasi jurnal internasional menjadi pesan utama saya kepada rektor yang baru, karena disitulah dilihat ukuran-ukuran perguruan tinggi kemampuannya melakukan publikasi.” kata pria kelahiran Sinjai ini. Guru Besar Administrasi Pendidikan menambahkan, sifat capability dalam memimpin diperlukan dalam menahkodai seluruh sivitas kampus. “Sumber daya manusia ini yang telah bagus didorong untuk lebih baik lagi, rasio ini mesti kita pertahankan, sisa-sisa pembenahan sedikit untuk meningkatkan,” pesannya. Tak hanya Arismunandar yang menitip asa. Rektor UNM periode 1982-1990, Paturungi Parawansa yang turut hadir pada prosesi pelantikan tak luput menaruh harapan cerah untuk UNM ke depannya pada rektor Husain Syam.
“Saya ingin menekankan, rektor harus memiliki sifat Integritas, yang artinya memiliki ketulusan hati dan kejujuran dalam memimpin sehingga UNM akan memiliki sistem administrasi yang baik,” katanya. Ia pun menegaskan, seorang rektor harus memiliki sifat intelegensi, yang diartikan bahwa seorang rektor harus memiliki kecerdasan karena jabatan rektor berada dalam lingkungan akademisi. Amanah menjadi rektor bukanlah amanah main-main, melainkan anugerah. Hal itu yang harus diingat oleh Husain menurut Menristek Dikti, Muhammad Natsir usai mengukuhkan Husain Syam selaku rektor baru UNM. “Tugas ini bukan sebagai anugerah. Bukan sesuatu yang harus kita cari, tetapi dipertangungkawabkan. Ini merupakan amanah institusi. Sehingga peganglah dengan sebaik-baiknya dalam rangka mencerdaskan anak bangsa,” ujar eks Rektor Universitas Diponegoro itu. Ia mengingatkan transparansi dan kepercayaan merupakan kunci utama dalam memimpin perguruan tinggi. “Tentunya transparan, bertanggung jawab, dan saling memercayai antar stakeholder,” jelasnya. (*) Streaming: radioprofesi.com
Reportase Utama Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
5
www.profesi-unm.com
Segera Benahi Bengkalai!
MANDEK. Dua mahasiswa sedang melintasi gedung kampus UPP PGSD Bone yang terbengkalai.
Setelah dilantik menjadi rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Husain Syam tak bisa berleha-leha saja. Sejumlah bengkalai harus segera dibenahi. Komitmen harus dipegang penuh oleh Husain Syam. Hal ini mengingat bengkalai di berbagai lini, mulai dari akademik, keuangan, kemahasiswaan, hingga kerja sama. Permasalahan yang muncul
Streaming: radioprofesi.com
di kampus orange bak gema yang muncul berulang. Kurangnya perhatian menyebabkan permasalahan tersebut tak ada habisnya. “Kami siap berbenah menjadi UNM yang lebih baik,” janji Hu-
FOTO: AGUNG-PROFESI
sain saat agenda penyambutan Rektor baru di Pelataran Gedung Pinisi, Kamis, (19/5). Akreditasi prodi C masih menjadi salah satu pembicaraan. Tak hanya itu, pungutan liar pada mahasiswa akhir melalui praktik amplop dan parsel masih kerap dijumpai. Sejumlah pembangunan gedung kampus masih mangkrak, seperti Tellu Cappa PPs, Lab Terpadu FT,
dan Gedung FIS. Isu sensitivitas dan sikap agresif mahasiswa juga perlu menjadi perhatian agar mampu meredam konflik yang dapat muncul sewaktu-waktu. Itu baru sekelumit permasalahan yang ada di kampus eks IKIP Ujung Pandang ini. Dalam upayanya melakukan pembenahan, Husain Syam telah memaparkan sejumlah program kerja program kerja yang menjadi prioritas utamanya untuk dikerjakan di awal kepemimpinannya. Ia mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pembenahan, baik di internal kampus maupun pada pembangunan jejaring luar kampus untuk mencapai standar global mutu perguruan tinggi. “Apa yang kita sampaikan pada program kerja belum sepenuhnya ditangkap oleh sivitas akademika. Saya berencana untuk roadshow ke tiap unit kerja UNM tentang apa yang kita akan lakukan,” ujarnya. Hal tersebut dilakukan Husain karena sosialisasi merupakan langkah awal demi mencapai tujuan bersama. “Karena prinsipnya jika perencanaan sudah tersosialisasi dengan baik maka separuh tujuan kita sudah tercapai,” kata Dekan Fakultas Teknik dua periode ini. Selain itu yang mendesak, kata Husain, adalah perampungan pembantu rektor. “Kita akan memilih orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Selain itu, saya butuh
orang yang mampu mengimplementasikan 7 program kerja utama saya yang terjabarkan dalam 70 kegiatan,” jelasnya. Pada penyambutan Rektor baru di Pelataran Gedung Pinisi pula, Husain telah membeberkan bocoran jajaran pembantu rektor yang akan mendampinginya selama empat tahun ini. “Terima kasih kepada para calon pembantu yang sempat datang hari ini, walaupun ada yang tidak datang,” ungkapnya. Terlihat barisan paling depan duduk saat itu, Karta Jayadi (Mantan Dekan FSD), Arifuddin Usman (Dekan FIK), Ansari (PD 1 FBS), Nurlina Syahrir (Dekan FSD), Ismail Muchtar (Kepala BAAK), dan masih banyak lagi yang digadanggadang akan menjadi kepala UPT di UNM. Ia pun berharap, kemeriahan penyambutan akan jabatannya adalah awal dari segalanya. “Mari bersama-sama menjadikan UNM yang lebih baik pada hari ini. Tidak ada alasan untuk tidak bekerja keras,” tegasnya. (*) Tim Reportase Utama: Koordinator: Awal Hidayat Anggota: Febriawan Djalil, Ita Andriani, Noval Kurniawan
Urai data, ungkap fakta, saji berita
6
Inovasi Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Basmi Kutu Beras Pakai Pestisida Alami Kualitas beras seringkali direcoki hewan pengganggu, seperti kutu beras. Keberadaannya sangat mengganggu bagi ibu rumah tangga ataupun mahasiswa kos. Untuk mencegahnya diperlukan bahan alami efektif agar bisa membasmi hama tersebut.
T
anaman putri malu yang dipandang tanaman liar oleh masyarakat, ternyata punya manfaat jika diformulasikan dengan daun pepaya. Kandungan flavonoid pada putri malu dan enzim papain pada daun pepaya bisa menyerang sistem pencernaan hama. “Penelitian ini dilatarbelakangi dengan banyaknya kutu beras yang menjadikan sarang tinggal yang merusak kualitas beras,” jelas Ketua tim peneliti, Faiz Bintang Malibun. Langkah awal yang dilakukan yaitu mengumpulkan Putri malu, daun pepaya serta beras sebagai bahan percobaan. Kemudian mencuci putri malu dan daun pepaya lalu dikeringkan selama dua hari. Lang-
kah selanjutnya ialah memblender bahan tersebut. Setelah menjadi serbuk, ekstrak daun putri malu dan pepaya dicampur ke dalam beras. Adapun uji yang dilakukan adalah Analysis of Variance (ANOVA) dan uji lanjut Duncan. Penentuan formulasi yang paling efektif dilakukan dengan 6 variasi yaitu 100% daun pepaya, 100% daun putri malu, 1:2 (10 gram pepaya dan 20 gram putri malu), 1:1 (15 pepaya dan 15 putri malu), 2:1 (20 gram pepaya dan 10 gram putri malu) dan kontrol. “Kami melakukan pengontrolan tiap enam jam sekali, dan hasil tiap perlakuan berbeda,” ungkap mahasiswa angkatan 2014 ini. Dari hasil uji coba dengan perlakuan berbeda, pestisida alami yang dianggap efektif membasmi kutu beras adalah kandungan ekstrak putri malu yang lebih banyak dibanding daun pepaya dengan 100 gram beras. “Berdasarkan keenam variasi tersebut, dapat diketahui formulasi dengan menggunakan perbandingan 1:2 paling efektif dalam membunuh hama kutu beras yakni dengan persentase mortalitas sebesar 43,3,” ungkap mahasiswa Pendidikan Tekhnologi Pertanian ini. Setelah 74 jam diujikan, efek
pestisida ini aman dikonsumsi setelah mencuci beras terlebih dahulu. Konsumen tidak perlu khawatir mengenai efek samping yang dit-
Faiz berharap agar masyarakat lebih bisa memilih pestisida yang tidak merugikan konsumen. Dengan keberhasilan Faiz dan timnya, ia pun berencana untuk
i m bulkan o l e h petisida pembasmi hama kutu beras ini, karena bahan yang digunakan adalah bahan-bahan alami tanpa kandungan berbahaya.
mensosialisasikan hasil penelitian tersebut ke masyarakat. “Saya sih maunya disosialisasikan, supaya penelitian ini tidak terkesan hanya menyelesaikan tugas saja,” bebernya. (pr28)
Beton Ramah Lingkungan dari Limbah Pabrik
BATU RAMAH LINGKUNGAN. Geopolimer menjadi salah satu jenis bata yang ramah lingkungan. Bata ini terbuat dari limbah pabrik hasil pembakaran batu bara.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
BETON adalah salah satu material dasar yang banyak digunakan untuk aplikasi struktural seperti gedung, jalan raya dan jembatan. Beton yang digunakan saat ini umumnya terbuat dari semen portland. Akan tetapi produksi semen portland melepaskan CO2 ke atmosfer bumi sehingga berdampak pada kualitas lingkungan hidup dan memicu terjadinya pemanasan global. Melihat kondisi ini, Susanti, Asnaeni Ansar, Syamsidar. D, Nuraini Yusuf, Subaer berinisiatif memanfaatkan beton geopolimer sebagai pengganti semen portland. Beton geopolimer merupakan material yang proses pembuatannya tidak membutuhkan semen portland sebagai bahan pengikat. Tetapi menggunakan bahan buangan industri seperti abu terbang dengan menggunakan metode aktivasi larutan alkali. Kelebihan dari beton geopolimer ini adalah memiliki kekuatan tekan lebih baik yaitu mencapai 20 Mpa (beberapa jam setelah olimerisasi) hingga 70-100 Mpa (kurang dari satu bulan), beton ini juga tidak melepaskan CO2. “Beton geopolimer dikatakan ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan CO2, sedangkan semen potland itu mengeluarkan gas emisi CO2,” kata Syamsidar. D Lebih lanjut ia mengatakan, abu terbang dipilih sebagai bahan dasar karena baik digunakan dalam pem-
buatan beton. Selain itu, penggunaanya belum dimanfaatkan secara maksimal di masyarakat. “Ini merupakan limbah pabrik hasil pembakaran batu bara yang melimpah. Jika dibiarkan akan menjadi polusi udara karena ukuran partikelnya yang sangat kecil sehingga mudah terbang,” tambah mahasiswa angkatan 2013 ini.
"
“Ini merupakan limbah pabrik hasil pembakaran batu bara yang melimpah. Jika dibiarkan akan menjadi polusi udara karena ukuran partikelnya yang sangat kecil sehingga mudah terbang,”
Bahkan pada tahun 2006 tercatat limbah abu terbang yang dihasilkan di Indonesia mencapai 52, 2 ton/hari dan diperkirakan akan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Bahan penyusun utama abu terbang adalah silikon dioksida (SiO2) dan aluminium (Al2O3). Fungsi abu terbang dalam beton dapat dipakai sebagai pengisi yang akan menambah kohesi dan mengurangi porositas dalam beton sehingga beton menjadi lebih kuat. Adapun cara pengujiannya yaitu dengan menyediakan tiga sampel dengan penambahan abu sekam padi berturut-turut sebanyak 4 gram, 6 gram, dan 8 gram. Kemudian ditambahkan fermipan 2 gram dengan tujuan untuk membuat rongga di dalam beton geopolimer yang
dihasilkan. Campur abu terbang dengan agregat abu sekam padi. Kemudian aduk lagi selama beberapa menit lalu tambahkan larutan alkali sedikit demi sedikit hingga diperoleh pasta geopolimer yang homogen. Selanjutnya pasta geopolimer dimasukkan kedalam cetakan balok berukuran tinggi 10 cm, lebar 5 cm dan tebal 5 cm. Cetakan yang berisi pasta geopolimer ini selanjutnya dicuring di dalam oven suhu rendah selama dua jam pada suhu 60°C. Sampel kemudian dilepaskan dari cetakan dan dihitung massa jenisnya. Setelah sampel berusia dua sampai tiga hari kemudian dilakukan re-cring selama empat jam pada suhu 15°C dan massa jenisnya dihiung kembali. Hasil yang diperoleh memperlihatkan penurunan massa jenis terkecil terjadi pada penambahan sekam padi sebanyak 8 gram dan fermipan sebanyak 2 gram dengan hasil, massa jenisnya 1,55 g/cm3. Hasil tersebut mendekati nilai massa jenis dari beton ringan menurut Abdullah , M. M. A. B.E al (2012) massa jenis beton ringan berkisar 0,3 g/cm3-1,8 g/cm3. Kemudian dilakukan pengujian kuat tekan menggunakan X-Ray difraction (XRD) dan untuk melihat morfologi dari beton digunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Dan diperoleh kuat tekan beton ringan geopolimer sebesar 16,56 Mpa. Setelah dilakukan SEM morfologi dari beton ringan geopolimer berongga. Hal itu menunjukkan bahwa penambahan femipan membentuk pori di dalam beton. “Fungsi fermipan Sebagai penambah pori untuk menurunkan massa jenis beton,”bebernya. (aan) Streaming: radioprofesi.com
Info Akademik Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
UNM Sia-siakan 17 Kursi SNMPTN
AGENDASIANA
Mahasiswa UNM Akan Ikuti KKN Kebangsaan TIGA puluh Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) akan mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan. Pemberangkatan KKN Kebangsaan akan dilakukan 20 Juli 2016 mendatang. Dareah tujuan kali ini adalah Kepulauan Riau. Untuk penempatan, pihak Kemahasiswaan UNM mengatakan tidak akan berbeda jauh dengan penempatan di Kepulauan Riau sebelumnya, yakni peserta disebar di beberapa kabupaten dan terdiri dari 19 posko. Satu posko beranggotakan 20 hingga 30 orang dari universitas berbeda. Program Dikti kali ini bekerjasama dengan Universitas Maritim Raja Ali Tanjungpinang mengikutkan 62 universitas se-Indonesia, termasuk UNM. Ditambah juga satu universitas dari negeri jiran, Universitas Teknologi Malaysia. (mjr)
Mahasiswa Matematika Akan Pameran Kewirausahaan MAHASISWA Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menggelar pameran produk kewirausahaan. Pameran ini akan dilaksanakan di Pelataran Gedung Science Square, Jumat, (3/6). Pameran produk kewirausaahaan tersebut merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi mata kuliah kewirausahaan. Adapun produk yang akan dipamerkan berupa produk kuliner, kerajinan tangan, dan fashion. (pr28)
Menwa Akan Gelar Bazaar dan Accoustic Competition UNIT Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menggelar bazaar dan accoustic competition. Kompetisi ini akan digelar di Kedai 59, Jalan Sultan Alauddin, Jumat (3/6) mendatang. Peserta terbuka untuk umum. Pendaftaran dapat dilakukan di markas komando Menwa, Jalan Cokonuri no. 66 atau Gedung PKM lt.1 di Kampus UNM Gunung Sari hingga 3 Juni. (pr28)
KMM Asy-Syaamil Adakan Kegiatan Amal KELUARGA Muslim Manajemen (KMM) Asy-Syaamil Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Makasar akan mengadakan kegiatan amal. Kegiatan amal ini dilakukan dalam rangka memasuki bulan Ramadhan. Kegiatan amal ini berupa membagikan uang, pakaian bekas ke panti asuhan, Sabtu (11/6). Kegiatan yang bertema "Satu Kebaikan yang Menghantarkan Beribu Manfaat" ini juga menerima donasi dari segenap pihak. Donasi dapat dikirimkan melalui nomor rekening 0118-01-005365-53-5 atau di posko sekretariat Himpunan Mahasiswa (HIMA) Manajemen dan KMM AsySyaamil, Gedung BD FE UNM. (pr28)
Streaming: radioprofesi.com
Pengumuman kelulusan calon mahasiswa baru melalui jalur pendaftaran Seleksi Nasional Masuk perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016 telah diumumkan pada 9 Mei lalu. Sebanyak 1.704 pendaftar dinyatakan lulus di Universitas Negeri Makassar (UNM) dari 22.126 peserta yang mendaftar.
D
alam jumpa pers (10/5), Pembantu Rektor bidang Akademik (PR I) UNM, Sofyan Salam mengungkapkan, kuota awal untuk UNM yang telah ditetapkan sebelumnya sebanyak 1.721. Artinya, UNM menyia-nyiakan 17 kursi calon mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN.
“Ada beberapa peserta yang tidak memenuhi syarat sehingga tidak diluluskan,” ujar Sofyan. Ia menambahkan, kekosongan 17 kursi pada SNMPTN akan selanjutnya dialihkan ke SBMPTN. “Kuota yang tidak terpenuhi di SNMPTN akan dialihkan ke jalur penerimaan maba selanjutnya,” jelasnya. Sementara itu peserta yang telah dinyatakan lolos SNMPTN harus melakukan pre-registrasi online yang berlangsung dari tanggal 16 - 26 Mei mendatang.
Peminat UNM Menurun Jumlah pendaftar SNMPTN di UNM pada tahun ajaran ajaran 2106/2017 menurun cukup signifikan dibandingkan tahun lalu. Pendaftar yang memilih UNM tahun ini hanya 30.896 orang padahal tahun lalu mencapai 40.396 orang. Guru Besar Fakultas Seni dan Desain itu berdalih penurunan pendaftar tersebut
Tahun Ini, Kuota Bidikmisi UNM Berkurang PROGRAM Bantuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi) tahun ini mengalami pengurangan yang sangat drastis. UNM hanya menerima sebanyak 410 orang untuk tahun ajaran 2016/2017. Hal ini jauh dari jumlah kuota Bidikmisi tahun lalu yang mencapai 955 orang, artinya terjadi pengurangan kuota sebanyak 545 orang. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) UNM, Heri Tahir mengatakan penurunan jumlah penerima Bidikmisi tahun ini merupakan kebijakan pemerintah mengalihkan penganggaran ke sektor lain. “Pengurangan kuota Bidikmisi seluruh Indonesia seperti itu, mungkin dialihkan untuk bencana alam atau pembangunan infrastruktur,” duga Guru Besar Hukum Pidana itu. Kendati demikian, ia tetap mengharapkan agar penambahan kuota Bidikmisi tetap dapat terlaksana di kemudian hari. “Kami harap semoga masih ada penambahan kuota, namun kita tidak bisa terlalu berharap. Kalaupun ada mungkin hanya sekitar 200-an saja,” katanya. Heri Tahir pun menegaskan bahwa Bidikmisi harus tepat sasaran, apalagi saat ini kuota penerimanya dibatasi. “Penerima beasiswa Bidikmisi harus betul-betul orang yang membutuhkan, jikalau ada yang tidak tepat sasaran maka Bidikmisinya akan dicabut dan dialihkan ke yang lain,” tegasnya.
Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Sofyan Salam juga membenarkan hal tersebut. “Tahun ini memang ada pengurangan, tapi yang lebih tahu memang PR III,” ujarnya PR I dua periode ini. Menanggapi hal tersebut, salah seorang calon pendaftar Bidikmisi, Tina Widianingsih, menyayangkan jika kuota Bidikmisi benar-benar dikurangi. Menurutnya, kuota Bidikmisi tidak harus dikurangi karena beasiswa ini sangat membantu orang yang ingin lanjut kuliah namun terhambat masalah ekonomi. “ S a y a harap masih ada penambahan kuota nantinya, banyak orang yang berprestasi tidak lanjut kuliah karena masalah ekonomi. Kami sangat membutuhkan bantuan beasiswa tersebut,” harap calon mahasiswi asal Enrekang ini. (pr26)
7
www.profesi-unm.com
lantaran persaingan lulus di UNM semakin ketat karena tren pendaftar SNMPTN di UNM selalu meningkat tiga tahun belakangan. Hal itu menyebabkan peminat UNM berkurang dengan alasan kecilnya peluang untuk lulus. “Taraf kompetisi di UNM tinggi sehingga peminatnya berkurang,” jelasnya. Tahun ini, UNM menempati urutan kedua dengan seleksi terketat penerimaan maba se-Sulawesi dengan nilai 7,70%, setelah UNHAS dengan presentase 6,04%. Sofyan Salam juga menambahkan penyebab lain berkurangnya pendaftar disebabkan karena adanya pembatasan pendaftar berdasarkan akreditasi sekolah. “Panitia SNMPTN membatasi berdasarkan akreditasi sekolah, sekolah yang akreditasi A 75% siswanya boleh daftar, akreditasi B 50% siswanya, akreditasi C 25% siswanya, dan lain-lainnya itu 10% siswanya,” katanya. (pr26)
Tiga Prodi Tak Buka Pendaftaran Jalur Mandiri TAHUN ini, Terdapat tiga Program Studi (Prodi) di Universitas Negeri Makaşsar (UNM) yang tidak membuka pendaftaran jalur mandiri. Ketiga prodi tersebut ialah, Manajemen, Akuntansi, dan Psikologi. Hal ini disampaikan Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Sofyan Salam dalam Konferensi Pers SBMPTN Panlok 80-UNM, yang berlangsung di rumah makan New Ujung Pandang Sea Food, Selasa (31/5). Sofyan Salam menjelaskan, ketiga Prodi ini tidak membuka jalur mandiri karena ketetapan dari masing-masing Prodi. "Hal ini sudah ditetapkan prodi yang bersangkutan, mereka hanya menerima mahasiswa lewat jalur SNMPTN dan SBMPTN saja," tuturnya. Lebih lanjut, Ketua Panlok 80-UNM ini menambahkan, dua dari tiga prodi yang tidak membuka jalur mandiri ini termasuk prodi yang paling banyak peminatnya di SBMPTN tahun ini. "Prodi itu ialah Manajemen dengan pendaftar sebanyak 3128 orang dan Akuntansi sebanyak 1501 orang," tambahnya. Sementara itu, pendaftaran jalur mandiri akan dibuka dua minggu sebelum pengumuman SBMPTN. "Sampai sekarang panitianya belum terbentuk, namun kemungkinan akan dibuka sekitar 18 Juni," tutup Guru Besar Seni Rupa ini. (pr26)
UNM Jadi Pusat Beasiswa Doktor Kemenag TAHUN ini, Kementerian Agama (Kemenag) kembali membuka pendaftaran beasiswa Program 5000 Doktor. Beasiswa ini ditujukan bagi para dosen yang ingin melanjutkan studi ke jenjang doktor. Dalam beasiswa itu, Universitas Negeri Makassar (UNM) ditetapkan sebagai pusat perkuliahan S3 khusus Ilmu Pendidikan di seluruh Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Program Pascasarjan (PPs) UNM, Jasruddin. “Untuk UNM fokus pada ilmu pendidikan, ketika ada peminat dari seluruh indonesia
yang ingin mengambil ilmu pendidikan semuanya diarahkan ke UNM,” ungkapnya. Menurutnya, beasiswa program doktor dari seluruh Indonesia ini akan menjadi tantangan tersendiri dan peluang bagi UNM agar lebih baik ke depannya. “Kita harus memberikan pelayanan yang baik agar mereka tidak kecewa dengan pelayanan kita, baik itu dari segi infrastruktur maupun akademiknya,” tuturnya. Guru Besar Fisika ini pun berharap agar program ini dapat melahirkan doktor bea-
siswa Kemenag yang berkualitas. “Semoga dapat lahir doktor-doktor yang berkualitas dan tulus mengabdi untuk tanah air,” harapnya. Pendaftaran Beasiswa Kemenag telah dibuka sejak 5 April secara online. Sementara itu, pengumuman kelulusan administrasi berkas pada tanggal 2 Mei, pendaftaran ke perguruan tinggi mitra tanggal 3 Mei hingga 13 Mei. Seleksi akademik digelar pada 30 hingga 31 Mei dan tahap akhir yaitu pengumuman penetapan penerima mahasiswa pada tanggal 13 Juni. (pr26) Urai data, ungkap fakta, saji berita
8
Reportase Khusus
Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Mubes IKA yang Tak Berujung
Musyawarah Besar Ikatan Alumni Universitas Negeri Makassar (UNM) bak diterjang badai, runtuh dan patah arah. Agenda pelaksanaan Mubes yang telah dirancang jauh-jauh hari hanya tinggal seremoni. Perpecahan antara alumni dan pengurus IKA saat itu menjadi akhir dari pelaksanaan Mubes.
S
esuai surat keputusan pengurus pusat yang diteken oleh Rektor UNM periode 2008-2016 Arismunandar pada tanggal 22 Juni 2010, masa bakti IKA UNM di bawah kepemimpinan Djaali, berlaku hanya empat tahun, yakni hingga 22 Juni 2014. Selain itu, dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART) IKA UNM dijelaskan, pengurus pusat IKA UNM wajib menggelar rapat paripurna sekali dalam empat tahun untuk memilih pengurus baru. Namun pada kenyataannya, mubes baru dilaksanakan setelah dua tahun berlalu setelah lewatnya masa kepengurusan. Pelaksanaan mubes ini pun sempat mendapat penolakan dari sejumlah alumni. Alasannya, masa bakti kepengurusan IKA saat ini telah kadaluwarsa sehingga tidak berhak menyelenggarakan mubes. “Hingga hampir 6 tahun, kepengurusan baru belum terbentuk. Jadi pengurus IKA saat ini melakukan pelanggaran AD/ART,” kata alumni Fakultas Teknik IKIP Ujungpandang, Syamsinar Alam. Alumni lain yang menghadiri mubes, eks Dekan Fakultas Seni dan Desain, Karta Jayadi turut mengecam pelaksanaan mubes. “Kepanitiaan ini tidak sah, jelas-jelas kepengurusannya harus berakhir 2014 lalu,” kecamnya. Aula Hotel La Macca yang berukuran ruang perkuliahan itupun menjadi saksi pelaksanaan mubes. Ruangan pelaksanaan itu hanya mampu menampung 40 sampai 60 orang. Sedangkan, alumni kampus eks IKIP ini telah mencapai ribuan. Tak hanya sampai di situ, panitia pun membatasi alumni yang ingin maUrai data, ungkap fakta, saji berita
suk kedalam forum. Bahkan, waktu dan tempat Mubes IKA ini baru diketahui menjelang pembukaan. Azhar Fadhil misalnya, alumni Fakultas Teknik ini baru mengetahui agenda Mubes IKA UNM dari media pemberitaan. “Seharusnya pemberitahuan Mubes ini lebih maksimal, biarpun kami belum tentu datang, setidaknya kami tahu kalau ada acara yang mengatasnamakan alumni, itu adalah hak kami karena kami juga adalah alumni,” ujarnya kesal, Sabtu (7/5). Ditambah lagi, Djaali sebagai Ketua IKA tidak menghadiri perhelatan penting itu. Bahkan Rektor UNM sendiri kala itu, Arismunandar juga tidak hadir di tempat dengan alasan sedang melakukan perjalanan ke Jakarta. Menanggapi sejumlah bengkalai yang muncul, Ketua Panitia Mubes IKA, Sidin Ali mengatakan komunikasi antara pengurus IKA dan Rektor UNM Periode 2008-2016, Arismunandar telah dilakukan. Guru Besar Fisika ini menambahkan, Mubes kemudian baru dijadwalkan pada bulan Mei ini, padahal kepanitiaan mubes IKA ini sudah lama terbentuk. “Mubes tidak bisa digelar secepatnya karena terkendala dana waktu itu. Padahal sudah lama terbentuk, sudah tahunan. Ratusan juta dana iuran IKA tertahan di rektorat,” dalihnya. Ketua I IKA UNM, Wasir Talib saat memimpin musyawarah mengakui bahwa yang diundang memang hanya peserta penuh, yaitu terdiri atas perwakilan dari setiap komisariat wilayah dan fakultas. Jumlahnya pun terbilang sedikit, hanya kurang lebih 40 orang. Hal ini pun menuai kontroversi dari
beberapa alumni yang menyempatkan hadir. Mereka merasa tidak dianggap atas kebijakan panitia mubes ini. Wasir Thalib saat memimpin sidang bahkan mengusir alumni dengan tidak memberikan hak bicara. “Sebelum saya usir, mohon anda keluar dari sini,” katanya pada salah seorang alumni. Sontak suasana musyawarah menjadi gaduh. Sejumlah alumni yang kesal kemudian melontarkan argumen dengan nada tinggi kepada panitia, peserta mubes pun sahut-menyahut memprotes panitia dan menginginkan agar mubes ditunda atau membuat mubes tandingan. Setelah mubes IKA di hari pertama yang tak menghasilkan kesepakatan bersama, di hari kedua pelaksanaan mubes, insiden kericuhan kembali berlangsung. Bahkan sejumlah polisi diturunkan untuk menjaga pelaksanaan mubes hari kedua. Tak berlangsung lama, kericuhan kembali terjadi, kericuhan mubes hari kedua ini disebabkan oleh banyaknya alumni yang ingin ikut bergabung dalam forum mubes. Namun, pihak panitia hanya mengizinkan peserta penuh untuk masuk. Tampak beberapa polisi berjagajaga di dalam dan luar area hotel untuk menghindari bentrokan. Dikarenakan, beberapa orang memaksa untuk masuk di dalam forum. Sempat bersitegang beberapa orang dengan pihak penyelenggara dan polisi yang menghadang. Akhirnya, Mubes pun ditunda. Bahkan, tampak salah satu oknum yang sengaja memutus aliran listrik yang terdapat di lantai 2 hotel untuk mendesak peserta mubes keluar arena. (tim)
Kronologi Polemik Mubes IKA UNM Oktober 2015 - Ikatan Keluarga Alumni (IKA) IKIP Ujungpandang/ Universitas Negeri Makassar (UNM) menjadwalkan reuni akbar yang rencananya akan digelar Mei 2016. Reuni ini sekaligus dirangkaikan dengan Musyawarah Besar (Mubes) untuk memilih Ketua Umum IKA UNM yang baru. 7-8 Mei 2016 - Jadwal pelaksanaan Mubes IKA UNM. 7 Mei 2016 - Pukul 14.00 Wita pembukaan Mubes IKA UNM berlangsung di Aula Hotel La Macca. 7 Mei 2016 - Pukul 16.00 Wita Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Alumni Universitas Negeri Makassar (UNM) berlangsung Ricuh. Banyak Alumni UNM menganggap mubes IKA tidak sah karena periode kepengurusan yang kadaluarsa lebih dari 2 tahun. 7 Mei 2016 - Mubes kemudian dilanjutkan pukul 20.30 Wita, agenda pembahasan tata tertib menjadi pembahasan peserta forum mubes. Pembahasan tatib ini kemudian menjadi alot dan berujung skorsing. 8 Mei 2016 - Pukul 08.00 Wita mubes kembali dilanjutkan pasca diskorsing, pembahasan tata tertib kembali dilanjutkan. 8 Mei 2016 - Pukul 10.00 Wita Mubes berjalan alot, panitia bersitegang dengan alumni. Kericuhan mubes hari kedua ini disebabkan oleh banyaknya alumni yang ingin ikut bergabung dalam forum mubes. Namun, pihak panitia hanya mengizinkan peserta penuh untuk masuk. 8 Mei 2016 - Pukul 12.00 Pasca penundaan Mubes ini, sejumlah alumni kemudian mengadakan rapat dan membentuk tim penyelamat Alumni UNM. 17 Mei 2016 - Pukul 20.00 WIB. Tak lama setelah pembentukan tim penyelamat itu, Sejumlah alumni pun kemudian mendeklarasikan Ikatan Alumni baru di UNM. Ikatan Perhimpunan Alumni (Perluni) ini diumumkan di Jakarta pada Selasa (17/5).
Streaming: radioprofesi.com
Reportase Khusus
Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
9
www.profesi-unm.com
Alumni UNM Bentuk Tim Tandingan
DEKLARASI. Sejumlah alumni UNM melakukan deklarasi Ikatan Perhimpunan Alumni (Perluni) di FX Senayan, Jakarta, Selasa (17/5).
SETELAH terjadi kericuhan antara alumni dan panitia penyelenggara di Hotel La Macca, Pasca penundaan Mubes ini, sejumlah alumni kemudian mengadakan rapat dan membentuk tim penyelamat Alumni UNM. Pembentukan tim penyelamat ini bertujuan untuk membentuk kepengurusan yang baru karena menganggap kepengurusan yang lalu tidak lagi berlaku. “Ini bertujuan untuk menyelamatkan alumni-alumni UNM, apa yang panitia lakukan itu tidak boleh dibiarkan karena tidak melibatkan semua alumni,” kata koor-
Streaming: radioprofesi.com
dinator rapat, Chairuddin. Tak lama setelah pembentukan tim penyelamat itu, Sejumlah alumni pun kemudian mendeklarasikan Ikatan Alumni baru di UNM. Ikatan Perhimpunan Alumni (Perluni) ini diumumkan di Jakarta pada Selasa (17/5). “Deklarasi kami lakukan atas ketidakpercayaan terhadap IKA UNM yang beberapa waktu lalu berakhir deadlock,” kata salah satu dekralator, Hazairin Sitepu di sela-sela deklarasi Perluni yang berlangsung di FX Senayan, Jakarta. Hazairin meminta agar Per-
luni tak disamakan dengan Ikatan Alumni lainnya. Salah satunya karena Perluni tidak memungut biaya sepeser pun dari alumni. “Perluni lebih sebagai lembaga yang memberikan penguatan kepada UNM dan memberikan benefit kepada anggotanya. Selain itu, kita juga akan berbagi informasi tentang dunia kerja, peluang-peluang strategis dan juga sebagai wadah berinteraksi serta silaturahmi para alumni,” ujar Hazairin. Ia mengatakan, pihaknya juga tidak akan memasukkan politisi menjadi bagian Perluni. “Kami
tidak ingin kalau lembaga ini jadi panggung untuk para politisi. Jadi, kalau nantinya ada anggota yang jadi politisi, langsung dicoret,” tegas Hazairin. Hazairin mengklaim bahwa Perluni telah mengantongi izin dari Rektor UNM, Husain Syam, maupun dari mantan Rektor UNM, Arismunandar. Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNM, Hasnawi Haris menambahkan, Perluni hadir atas kegelisahan para alumni yang tidak lagi memiliki wadah untuk saling berbagi informasi. Menurutnya, IKA Alumni sebelumnya sudah tidak
lagi berorientasi sesuai dengan khittahnya. “Kita ingin lembaga ini bergerak untuk saling mengembangkan. Saling mendorong untuk kemajuan individu dan universitas tentunya,” jelas Hasnawi yang juga merupakan deklarator. (tim)
Tim Reportase Khusus: Koordinator: Febriawan Djalil Anggota: Endang Sri Wahyuni
Urai data, ungkap fakta, saji berita
10
Laporan Perjalanan Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Berkompetisi di Kampus Kuning *Nurul Fildzah Zatalini & Ita Andriani
NURUL Fildzah Zatalini dan Ita Andriani, delegasi Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) mendapat kesempatan untuk mengikuti Forum Diskusi Nasional (FDN) Journalist Days 2016 bersama 10 LPM se-Indonesia yang diadakan Badan Economica Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeristas Indonesia, 25-28 April di Kampus Universitas Indonesia, Depok. Waktu menunjukkan pukul 14.30 WITA, saat kami telah berada di pesawa meninggalkan Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar, Minggu (24/4). Dua Jam perjalan, kami mendarat di Bandaran Internasional Soekarno Hatta, Jakarta Selatan. Sembari menunggu bagasi, kami mulai sibuk menghubungi panitia JD untuk diarahkan ke apartment yang terletak di Depok. Keluar dari bandara, kami langsung menuju halte bus dan menaiki damri menuju stasiun kereta Pasar Minggu. 45 menit perjalanan, kami tiba di stasiun tersebut. Perjalanan kami dari Kota Daeng tak sampai disitu, kami kemudian dijemput salah satu panitia JD. Panitia menyambut hangat kedatangan kami, ia mengatakan untuk sampai di apartemen, kami harus naik kereta listrik untuk menuju stasiun kereta Universitas Indonesia. Dengan biaya Rp2 ribu perorang, kami naik kereta menuju stasiun UI. Kami melewati empat stasiun kereta sekaligus untuk sampai di Depok. Sekira 15 menit,
kami tiba di stasiun UI. Sebuah stasiun kereta api yang terletak persis di area kampus UI. Kami harus berjalan melewati stasiun UI menggunakan jembatan penyeberangan untuk sampai ke apartemen. Jarak cukup dekat bila ditempuh dengan jalan kaki. Kami pun tiba di depan apartemen Taman Melati. Gedung 27 lantai tersebut berdiri tinggi dan kokoh di dekat kampus UI. Kami tiba di apartemen tepat pukul 20.00 WIB. Hari pertama JD, dimulai dengan Technical Meeting di Auditorium Student Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Senin (25/4). Area Kampus UI yang terbilang luas, membuat UI menye-
diakan sejumlah bus dengan rute searea kampus dan berhenti di setiap fakultas yang sudah memiliki halte bus. Busnya sebesar damri dan berwarna kuning. Mahasiswa UI menyebutnya “Bikun”, sebuah singkatan untuk Bis Kuning. Bikun mampu mengangkut puluhan mahasiswa sekaligus. Dari apartemen, kami berjalan menuju halte bus yang terletak bersebelahan dengan stasiun UI. Disana ratusan mahasiswa UI sudah menunggu datangnya Bikun. Kami pun menaiki salah satu Bikun dan menuju FEB. Sesampainya di halte FEB, kami menuju auditorium tempat dilangsungkannya technical meeting.
Di dalam auditorium, seluruh panitia telah berkumpul dan bersiap untuk memulai kegiatan awal. Tak hanya itu, seluruh delegasi dari LPM se-Indonesia berkumpul di ruangan tersebut. Ada 11 LPM yang mengikuti JD 2016, di antaranya LPM Profesi Universitas Negeri Makassar, Tabloid Tekad Universitas Pendidikan Indonesia, Suara Mahasiswa Universitas Indonesia, LPM KJB Universitas Trisakti, Unit Pers Mahasiswa Universitas Indonesia, LPM Manunggal, LPM dJatinagor, Ultimagz Universitas Multimedia Nusantara, LPM ManifesT, Communication Magazine, dan EconoChannel.
Diskusi Nasional 11 LPM Se-Indonesia SEBANYAK 11 LPM se-Indonesia diajak mengunjungi kantor redaksi detik.com dan CNNindonesia.com yang terletak di Warung Jati Barat, Jakarta Selatan, Selasa (26/5). Di kantor berita ini, Forum Diskusi Nasional digelar. JDN ini diisi dengan sharing pengalaman dari sisi panelis sekaligus penajaman konsep melalui pembahasan subtema. Salah satu subtema yang didiskusikan ialah Orientasi Media saat ini: Idealisme, Rating atau Profit. Panelis untuk tema tersebut adalah Philipus Patera. Kepala Investigasi Tempo tersebut menjelaskan bagaimana pers saat ini dapat memainkan perannya sebagai watchdog, pilar keempat demokrasi, di tengah tekanan ekonomi dan ketatnya persaingan antarmedia. “Idealnya, pers mampu menghibur, mendidik, memberikan Informasi, sebagai watchdog atau yang mengawasi pemerintah serta ruang untuk memberikan suara bagi publik,” tuturnya. Selanjutnya, laki-laki kelahiran 23 April tersebut membeberkan langkah kedepan yang dapat ditempuh oleh pers. Menurutnya, langkah-langkah tersebut ialah tetap menjaga independensi karena kedepannya iklim demokrasi semakin terbuka, mengatasi masalah biaya dengan multiplatform newsroom, kolaborasi lintas batas melalui media lain, CSO dan lembaga penelitian, jurnalisme data, serta crowd sourcing. Urai data, ungkap fakta, saji berita
“Selain itu, perkembangan zaman yang semakin berkembang tidak dipungkiri akan ada model bisnis baru lainnya yang akan tercipta,” tambahnya. Selain Philipus Patera, dua panelis lain-
nya yaitu Yusuf Arifi, Editor in Chief CNNindonesia.com dan Irwan Nugroho, Editor Detik e-Magazine juga ikut membagikan pengalamannya kepada peserta Journalist Days 2016. (*)
SEMINAR. Peserta Journalist Days 2016 mengikuti seminar nasional yang bertemakan Melibatkan Masyarakat ke dalam Industri Media melalui Digitalisasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Kamis (28/4).
Sebelumnya, 30 LPM se-Indonesia telah mengirimkan paper untuk mengikuti Jounalist Days 2016. Setelah melalui penilaian, diumumkan 12 LPM dengan paper terbaik untuk diundang ke UI mengikuti JD 2016. Namun, satu LPM dari Universitas Hasanuddin mengundurkan diri karena tidak bisa mengikuti JD 2016 dan berkumpullah 11 LPM yang akan mengikuti Forum Diskusi Nasional dan akan mempresentasikan paper masing-masing. 11 LPM tersebut terbagi kedalam tiga subtema paper. Subtema satu di antaranya LPM Profesi Universitas Negeri Makassar, Tabloid Tekad Universitas Pendidikan Indonesia, Suara Mahasiswa Universitas Indonesia, LPM KJB Universitas Trisakti. Subtema dua yakni Unit Pers Mahasiswa Universitas Indonesia, LPM Manunggal, LPM dJatinagor, Ultimagz Universitas Multimedia Nusantara. Dan Subtema tiga, diantaranya Ultimagz Universitas Multimedia Nusantara, LPM ManifesT, Communication Magazine, dan EconoChannel. Project Officer Journalist Days 2016, Kania berharap kegiatan ini mampu mengedukasi masyarakat ilmu kejurnalistikan serta menyatukan pers mahasiswa se-Indonesia. “11 Tim akan kembali bersaing pada Forum Diskusi Nasional untuk mendapatkan 3 pemenang. Tapi, percayalah 11 tim yang berhasil mengikuti JD adalah telah menjadi tim terbaik,” tuturnya.(*)
Presentasikan di Depan Peneliti CIPG DUA delegasi LPM Profesi UNM, Nurul Fildzah Zatalini dan Ita Andriani mempresentasikan papernya yang berjudul “Pembodohan Media dan Kebodohan Penonton” di hadapan peserta dan Juri JD 2016. Presentasi untuk tim dengan subtema “Orientasi Media Saat Ini: Rating, Profit atau Idealisme” tersebut berlangsung di Ruang Seminar A, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Rabu (27/4). Tim LPM Profesi memaparkan bagaimana kondisi media di Indonesia saat ini, khususnya televisi seringkali mengesampingkan idealisme untuk mendapatkan rating dan profit tinggi. Kondisi media saat ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana seharusnya masyarakat Indonesia menyikapi media pertelevisian saat ini. “Menurut kami, masyarakat sebagai konsumen televisi benar-benar menonton apa saja yang disuguhkan media hanya sebagai hiburan semata,” tutur Nurul Fildzah. Juri Forum Diskusi Nasional ini diantaranya Leonardus K. Nugraha (Peneliti CIPG) selaku juri Subtema 1, Hanif Suranto (Lembaga Studi Pers dan Pembangunan) selaku juri Subtema 2, dan Rizal Mustary (Creative Content Indonesia, Konsultan Media). (*) Streaming: radioprofesi.com
Pariwara Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
Streaming: radioprofesi.com
11
www.profesi-unm.com
Urai data, ungkap fakta, saji berita
12
Wawancara Khusus www.profesi-unm.com
Jadilah
P
Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
Remote Untuk Televisimu
erkembangan media terus berjalan seiring dengan pesatnya perkembangan zaman. Revolusi media mengantarkan pada banyak perubahan. Banyak hal positif yang kemudian timbul, namun tak sedikit pengaruh negatif ikut muncul. Televisi sebagai media paling mudah dijumpai tak lepas dari dampak negatif revolusi media. Kerap dipertontonkan tayangan yang melanggar pedoman penyiaran. Untuk lebih memahami hal tersebut, berikut kutipan Wawancara Khusus Reporter Profesi, Awal Hidayat bersama Wisnu Prasetya Utama, Peneliti Remotivi, sebuah lembaga studi dan pemantauan media.
asi, produser tayangan itu meminta maaf dan mengganti judul tayangan itu karena menerima protes dari kami. Sebagai konsumen apa yang dapat dilakukan menanggapi pelanggaran di tv?
Mengapa remotivi muncul hingga kini? Remotivi sendiri terbentuk karena teman-teman yang resah dengan tayangan televisi yang tidak sehat, tidak ramah anak, banyak mengandung kekerasan, pelecehan seksual, sehingga kami tergerak untuk membentuk suatu lembaga yang berasal dari masyarakat. Awalnya, kami membuat grup di Facebook namanya Masyarakat Anti Tayangan Televisi Buruk. Responnya banyak, penonton tv banyak tertarik dan berbagi keluhan. Ada yang bercerita pengalamannya menonton sinetron ini, tayangan itu. Ya udah, karena banyak responnya akhirnya tahun 2010 di Jakarta, kami sepakat membentuk komunitas ini menjadi LSM, makanya berubah jadi Remotivi.
Sudah berapa banyak temuan pelanggaran tv oleh Remotivi? Kalau dari sisi masalah, tentu banyak. Tapi yang mau saya bilang, kajian-kajian Remotivi itu ada tiga, tulisan, hasil riset, kemudian video di Youtube. Kira-kira patokannya temuan itu melanggar apa yang ada pada pedoman penyiaran. Apa tindak lanjut dari temuan-temuan penyimpangan oleh media? Kalau kita bicara televisi, aturannya kan regulator yang berwenang untuk menindak adalah komisi penyiaran. Remotivi kan posisinya organisasi masyarakat sipil, dia juga bagian publik tidak punya wewenang untuk mengeluarkan kebijakan apa-apa. Kita hanya mempresentasikan kemudian melaporkan. Nah, Remotivi yang sering dilakukan ketika menemukan pelanggaran tentu membawanya ke komisi penyiaran. Sebagai regulator, mereka yang memiliki wewenang untuk menindak. Biasanya kita diajak untuk mediasi dengan stasiun tv.
Dari skala 1-10, berapa skor untuk tayangan televisi Indonesia saat ini?
Lima ya. Saya tidak ingin bilang jelek, karena faktanya ada tayangan yang berkualitas, tapi minor. Jadi angka lima saya kira cukup mewakili. (*)
Dalam konteks ini kita tidak hanya sebagai konsumen, tapi juga sebagai warga negara yang punya hak-hak dan itu harus diakomodir oleh stasiun tv. Selain melaporkan ke yang berwenang, kita juga bisa membuat gerakan sosial, misalnya seperti yang kita bikin. Menganalisis tayangan tv, ada masalah, mengajak masyarakat melakukan protes atau boikot stasiun tv yang diskriminatif. Misalnya pas tayangan YKS, dia kan kemudian melecehkan masyarakat Betawi. Kemudian kami bersama masyarakat Betawi melakukan protes aksi besar-besaran ke studio Trans TV kemudian akhirnya tayangan itu dihentikan. Masyarakat harus bisa membuka kesadaran ke situ. Bagaimana pendidikan media berperan dalam hal ini? Saya kira sangat perlu. Karena tidak semua masyarakat bisa mencerna konten tayangan. Ini fungsinya literasi media, bagaimana orang bisa membaca secara kritis apa yang bermasalah. Ini penting agar kita tidak dibodohi. Masyarakat harus melek media supaya bisa menganalasis itu.
Misalnya? Pernah ada tayangan primitive/ethnic runaway yang mendiskriminasi masyarakat adat. Sikapnya melakukan pelecehan. Kami melihat ini menggambarkan cerita yang keliru tentang masyarakat adat. Kami melaporkan ke KPI, KPI memedi-
Namanya unik, remotivi. Mengapa dengan nama itu?
Biodata : Nama : Wisnu Prasetya Utama TTL : Semarang, 1989
Harapan awalnya kita sebagai publik, sebagai penonton juga bisa ikut mengontrol televisi. Sama seperti remote TV.
Riwayat Pendidikan : Ilmu Komunikasi UGM
Siapa sajakah orang di balik layar Remotivi? Latar belakangnya sebagian mahasiswa Komunikasi, ada juga mahasiswa Psikologi, mahasiswa Pendidikan. Dengan background yang berbeda-beda, tapi bisa mendekati sebuah permasalahan. Artinya, ini tidak hanya menjadi domain mahasiswa Komunikasi. Mahasiswa Psikologi yang melihat tayangan dari sisi psikologi perkembangan anak, apa sih efeknya. Dari sisi pendidikan juga, apa sih efeknya televisi terhadap pendidikan anak-anak.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Buku : 2013, Pers Mahasiswa Melawan Komersialisasi Pendidikan (Penulis), 2015, Orde Media: Kajian Televisi dan Media di Indonesia Pasca Orde Baru (Penyunting) Rekam Jejak : Pemimpin Redaksi Pers Mahasiswa Balairung UGM (2010) Peneliti di pusat kajian media dan komunikasi berbasis di Jakarta, Remotivi Editor di ruang publikasi kolektif www.pindai.org Penulis di media alternatif www.mojok.co
Streaming: radioprofesi.com
Lifestyle
Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
13
www.profesi-unm.com
Mahasiswa Pecandu WiFi
Dari Kejar Esensi Hingga Adu Gengsi *Awal Hidayat
Zaman banyak berubah. Jika dulunya kebutuhan primer meliputi sandang, pangan, dan papan. Kini tanpa disadari seolah muncul kebutuhan baru. Ialah akses WiFi.
W
iFi sebenarnya bukanlah barang baru. Namun kemudahan dalam mengakses WiFi benar-benar berkembang pesat dewasa ini, tak terkecuali di Makassar. Titik akses (hotspot) WiFi menjamur di banyak tempat. Sebut saja di ruang publik, seperti kampus, sekolah, tempat bimbel, perpustakaan, restoran, hotel, hingga bandara. Bahkan, kedai kopi atau kafe kini diidentikkan pula sebagai lokasi hotspot WiFi. Tanpa akses WiFi, kedai kopi dirasa hambar bak kopi tanpa garam. Kemajuan teknologi dengan mudahnya akses WiFi memang tak lagi mempersulit penggunanya. Dengan mengandalkan gawai seperti komputer pribadi, telepon pintar, maupun tablet, penggunanya dapat terhubung dengan sumber jaringan internet. Sejumah hal pun dapat dengan mudah ditelusuri dengan teknologi itu. Mahasiswa merupakan salah satu pangsa besar berkaitan dengan kemudahan akses WiFi. Kebutuhan akademik, seperti info kuliah, tugas, hingga bahan skripsi dapat diperoleh dengan memanfaatkan teknologi WiFi. Melalui itu pula, jarak tak lagi menjadi penghalang berarti bagi
interaksi antar dua orang atau lebih. Kemudahan itu dirasakan oleh mahasiswa Jurusan Biologi, Nurul Inayah. Dengan akses WiFi, dirinya tak lagi kesulitan untuk saling berkomunikasi dengan rekannya saat tak mampu bertatap muka langsung. “Sekarang kita butuh akses internet untuk keep in touch dengan orang-orang, WiFi penting apalagi kalau lagi tidak ada kuota,” katanya. Mahasiswa angkatan 2012 ini menuturkan, segala sumber informasi tersebar bebas dan masif melalui internet. Tanpa adanya akses WiFi, dirinya akan ketinggalan informasi. “Dulu waktu belum ada internet, masih pakai sms dan telepon. Sekarang info kuliah, info rapat organisasi, sampai info ngumpul bareng teman semuanya ada di sosial media. Beragam manfaat yang ditawarkan internet melalui akses WiFi pun tak jarang beralih menjadi candu bagi pengguna. Awalnya sebatas pemenuhan kebutuhan, namun menjadi pemuas diri untuk mempertahankan eksistensi. Salah satu mahasiswa Fakultas MIPA, Muhammad Mustawakkal tak menampik hal itu. Baginya, hidup akan sunyi tanpa WiFi. “Hari gini tidak pakai WiFi, pasti akan sunyi tempatnya. WiFi bukan sekadar tren, lebih dari itu sudah jadi kebutuhan utama apalagi buat mahasiswa,” ujarnya. Ia mengatakan, WiFi lebih dipilih agar mampu menghemat kantong mahasiswa. Untuk mengakses paket data
yang tinggi menghabiskan kuota internet yang banyak pula. “Kalau mau streaming video atau download film pasti WiFi jadi incaran. Dulu-dulu sering kejadian, ngemodus pergi ke kafe, terus pesan minum. Padahal cuma mau nge-WiFi,” akunya. Menanggapi hal itu, Psikolog UNM, Dian Novita S menilai, pada mulanya kecenderungan mahasiswa atas kecanduan WiFi didasari atas pemenuhan kebutuhan berkaitan dengan aktivitas akademik. “Kecenderungan mahasiswa sekarang itu cari yang mudah di internet. Karena kalau mahasiswa itu di bidang pendidikan, tugasnya cukup banyak. Kemudian mahasiswa diminta untuk mencari informasi terbaru dengan waktu yang cukup terbatas. Setiap mata kuliah ada tugasnya dan harus diselesaikan secepatnya,” jelasnya. Ketua Pusat Layanan Psikologi FPsi ini mengatakan, perilaku tersebut selanjutnya berdampak pada perilaku lain yang berhubungan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap akses WiFi. “Perilaku itu mempengaruhi perilaku keseharian mereka, terutama dalam pembelajaran sampai ke perilaku rela ke tempat jauh untuk bisa mendapat WiFi,” ulasnya. Kegiatan tersebut kemudian mendorong adanya alasan lain dalam mengakses WiFi meski tidak begitu menjadi sebuah kebutuhan. Akhirnya, mengakses WiFi tak hanya lagi sebagai pemenuhan kebutuhan dalam mencari informasi atau ma-
teri terbaru berkaitan dengan akademik bagi mahasiswa. “Tapi juga tempat yang punya WiFi akhirnya jadi tempat anak muda kongkow, ngumpul-ngumpul, berinteraksi, dan bergaul. Sehingga biasa dilihat, di tempat yang ada akses WiFinya jadi tempat favorit kalau di sela-sela jam kuliah,” tuturnya. Sebagai ajang adu gengsi, ketersediaan akses WiFi pun memiliki dampak tak langsung. Hal ini dikarenakan WiFi menjadi medium di antara penggunanya dalam menonjolkan dirinya masing-masing. “Misalnya kalau datang ke sebuah kafe atau tempat nongkrong anak muda. Kan sekarang kafe menjadi lifestyle. Ngobrol mereka di situ, diskusi di situ, belajar bisa di situ. Gengsi akhirnya muncul ketika mereka ngumpul dengan menonjolkan apa yang mereka miliki. Yang paling banyak diceritakan apa yang menjadi kebanggaan seperti laptop mewah atau smartphone keluaran terbaru,” ujarnya. Dian mengatakan, adanya adu gengsi bukan serta merta muncul dengan tiba-tiba. “Tetapi bagaimana pola interaksi yang terbentuk atau dibangun antara anak muda itu saat mengakses WiFi bisa menunjukkan gengsi masing-masing,” jelas anggota Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan ini. (*)
tungan dengan internet. Dengan melakukan kegiatan ini, pecandu internet dapat lebih leluasa berinteraksi dengan lingkungannya. “Dia harus lebih aktif di dunia nyata untuk bersosialisasi,” saran Widyastuti.
dengan teman atau keluarga dan membicarakan hal-hal menyenangkan atau kegiatan positif lainnya. Penggunaan internet dapat dilakukan dengan membatasi sebanyak 2-4 jam saja per hari.
Waspada,
Kecanduan Internet Tergolong Abnormal
TERLALU sering memanfaatkan WiFi dalam mengakses internet kerap berujung pada dampak buruk. Sering kali penggunanya tak lagi menggunakan akses tersebut sesuai dengan kebutuhan awal hingga memasuki fase kecanduan. Kecanduan internet dapat ditandai melalui gejala seperti penggunaan yang berlebihan, ketidakmampuan mengontrol waktu yang dihabiskan dengan internet, mengurangi interaksi sosial di dunia nyata, hingga gejala psikis seperti perubahan suasana hati karena tidak adanya akses. Hal itu diungkapkan oleh Psikolog UNM, Widyastuti. “Dalam sehari dia gunakan sebagian besar waktunya untuk berselancar di dunia maya. Kemudian dia akan merasa cemas dan tidak nyaman serta gelisah kalau hari itu dia belum mengakses internet,” ujarnya. Anggota Ikatan Psikologi Klinis ini menyebut keadaan tersebut sebagai internet addiction Streaming: radioprofesi.com
disorder (gangguan kecanduan internet). Bahkan, para ahli membandingkan kecanduan internet dengan substansi lain seperti rokok, alkohol dan narkoba sehingga dapat digolongkan ke dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition, (DSM-V) sebagai gangguan kejiwaan. “Perilakunya dikatakan abnormal kalau dia sudah dikategorikan addict. Tidak bisa dia hidup dengan tenang kalau belum mengakses internet,” terangnya. Apabila telah tergolong dalam kategori kecanduan internet, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut. Berikut empat tips dalam mengatasi kecanduan internet. Aktif dalam kegiatan positif Bergabung dalam sejumlah kegiatan positif di dunia nyata dapat menghilangkan ketergan-
Menyalurkan hobi Hobi dapat menjadi sarana dalam mengalihkan keinginan untuk terus mengakses internet. Tentunya hobi yang tak berkaitan dengan internet. Bisa juga dengan mencari hobi baru yang membuat sibuk tanpa perlu mengakses internet seperti olahraga atau bercocok tanam di pekarangan rumah. Membatasi pemakaian internet Cara pandang bahwa kesenangan hanya dapat ditemukan dengan internet harus diubah. Kesenangan yang lebih nyata justru dapat ditemukan di dunia nyata. Misalnya berkumpul
Mengubah gaya hidup Mengelola gaya hidup sederhana dimulai dengan pola tidur adalah sebuah langkah besar. Para pecandu internet biasanya rela tidak tidur hanya untuk menikmati fitur yang ada di internet. Dengan tidur lebih awal dan efektif dapat menghindarkan diri dari ketergantungan internet. Langkah selanjutnya adalah melakukan kegiatan yang bisa membuat lupa dan tidak teringat untuk selalu mengakses internet secara berlebihan. “Dia harus mengubah perilakunya, artinya dia harus menahan diri, jadi dimodifikasi perilakunya,” pesannya. (whd) Urai data, ungkap fakta, saji berita
14
Opini Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Permohonan Sederhana Untuk Rektor Baru UNM
Ts’ai Lun, menurut catatan sejarah Cina merupakan orang pertama yang menemukan kertas. Meski terlebih dahulu di Mesir ditemukan media tulis yang dinamakan papyrus. Selain papyrus, banyak negara yang menggunakan bambu dan kulit binatang sebagai media tulis
H
al tersebut tentunya dianggap tidak efisien jika dibandingkan dengan penggunaan kertas sebagai media tulis. Ts’ai Lun menemukan kertas di Cina sekitar tahun 105 M. Ts’ai Lun merupakan seorang pegawai kerajaan yang pertama kali melaporkan penemuannya kepada Kaisar Ho Ti. Penemuan kertas tersebut sangatlah membantu pelaksanaan administrasi pemerintahan dan urusan kerajaan. Michael H. Hart dalam buku Seratus Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia mengemukakan kemajuan negeri Cina setelah penemuan kertas sebagai media tulis. Tokoh yang berpengaruh tersebut tentu saja adalah Ts’ai Lun. Penemuan kertasnya yang efisien tentunya memudahkan proses penyalinan ilmu pengetahuan maupun sastra untuk dinikmati khalayak banyak. Demikian halnya setelah penemuan mesin cetak oleh Johann Gutenberg (1400-1468) di Eropa. Bangsa Eropa mengalami perkembangan pesat, bahkan melampau bangsa Cina dan bangsa-bangsa lainnya. Tetapi sebelum masa kejayaan Eropa, terlebih dahulu umat Islam mengalami kejayaan ilmu pengetahuan. Hal ini tidak terlepas dari produksi kertas oleh bangsa Arab di Bagdad dan Sarmarkand setelah berhasil mempelajari cara pembuatan kertas dari orang Cina. Penemuan kertas beriringan dengan kemajuan peradaban Islam. Lahirlah buku-buku kedokteran, astronomi, matematika, sastra, dan ilmu pengetahuan lainnya melalui ilmuan-ilmuan muslim. Sayangnya, kehancuran dinasti Abbasiyah oleh tentara Mongol mengakibatkan penghancuran catatan dan manuskrip ilmu pengetahuan Islam. Demikian halnya di Andalusia, salah satu pusat ilmu pengetahuan Islam, mengalami pemberangusan, seperti yang digambarkan Tariq Ali dalam novel Bayang-bayang Pohon Delima. “Pada Desember 1499. Prajurit-prajurit Kristen di bawah komando kelima kesatria itu memasuki 195 perpustakaan kota dan selusin rumah besar tempat menyimpan beberapa koleksi pribadi yang yang terkenal baik”. Buku-buku tersebut ditumpuk menyerupai benteng, kemudian dibumiberanguskan melalui pembakaran. Baru pada abad ke-12, orang-orang Eropa belajar teknik pembuatan kertas melalui bangsa Arab. Terlebih setelah invasi Kristen di Spanyol, bangsa Eropa mengalami perkembangan pesat. Hal ini kemudian dipermudah dengan penemuan mesin cetak oleh Gutenberg. Bermunculanlah penemuanpenemuan penting oleh bangsa Eropa yang menjadi cikal bakal kemajuan Eropa, bahkan dunia. Tokoh dan kisah di atas adalah pengantar untuk membuktikan hubungan erat antara kemajuan peradaban suatu bangsa dengan buku dan perpustakaan suatu bangsa. Tetapi di zaman sekarang, masihkah kita berada di pundak Ts’ai Lun dan Gutenberg untuk menjadi bangsa besar. Menjadikan membaca buku sebagai kebutuhan, bukan sebagai pengisi waktu senggang semata. Tetapi, Urai data, ungkap fakta, saji berita
inilah yang kemudian menjadi siswa, serta sistem berbasis permasalahan bangsa IndoIT dalam pelayanan. Benesia, minat baca yang di berapa hal sederhana di ambang kritis dan sarana atas perlu untuk diperyang tidak mendukung. timbangkan sebagai Mereka tak menyadari langkah pasti untuk manfaat yang berlimmenciptakan perpah dari kebiasaan pustakaan yang baik. membaca buku. Selain perBahkan beberapa data pustakaan univerdan fakta mencengangkan sitas, keadaan perdikeluarkan berbagai penepustakaan fakultas pun litian dunia tentang fakta sangat memprihatinkan. dunia-baca Indonesia. Menurut Berdasarkan survei kecil*Arlin data yang dikeluarkan UNESCO kecilan yang dilakukan oleh pada tahun 2012, minat baca di Indonepenulis, hanya ada beberapa fakultas sia hanya 0,001 atau dari 1000 orang, han- yang memiliki kualitas dan kuantitas buku ya satu orang yang mempunyai minat baca yang mamadai. UNM yang kita ketahui meyang serius. Bahkan menurut data terbaru miliki basis di fakultas, ternyata keadaan peryang dikeluarkan World‟s Most Literate Na- pustakaannya juga begitu memprihatinkan. tions, yang disusun oleh Central Connecticut Secara keseluruhan, kita butuh perubahan State University tahun 2016, peringkat lit- terhadap perpustakaan. Kebijakan-kebijakan erasi Indonesia berada di peringkat 60 dari yang menyangkut perpustakaan di universi61 negara, hanya berada di atas Bostwana, tas maupun di fakultas harus segara dikeluarnegara di kawasan selatan Afrika (Femina, kan oleh rektor baru. 23 April 2016). Hal ini sebagai langkah awal untuk meliMasalah minat baca yang kurang ini jan- hat sivitas akademik membudayakan literagan lagi diperparah dengan ketidakpedulian si di rumah kita sendiri, Universitas Negeri kita terhadap buku dan perpustakaan. Meski Makassar. Saya yakin, masih banyak orang pada akhirnya kita harus akui bahwa mun- yang masih peduli terhadap peradaban kita, cul sikap apatisme terhadap perpustakaan, orang-orang yang mencintai buku dan perkhususnya di Universitas Negeri Makassar pustakaan. Jauh hari sebelumnya, Milan (UNM). Perpustakaan yang sejatinya men- Kundera sastwaran Ceko ini dalam bukunya jadi tulang punggung dan pusat ilmu penge- "Kitab Lupa dan Gelak Tawa" sudah mengtahuan, tidak mendapatkan perhatian serius hubungkan peradaban bangsa dengan buku, dari birokrat kampus. Jika menilik keyataan perpustakaan UNM yang saat ini terletak di gedung rektorat lama kampus Gunung Sari, maka patutlah kita untuk sedikit mengoreksi kembali “kepedulian‟ kita terhadap buku dan perpustakaan. Sebuah perpustakaan “universitas” yang hanya mengoleksi buku-buku tua dengan kuantitas yang kurang dari kata cukup. Koleksi buku perpustakaan kita begitu terbatas, bahkan banyak yang sudah tidak layak baca. Ayahanda Rektor baru UNM, perlu Ayahanda ketahui, selain koleksi buku yang kurang memadai, sistem di perpustakaan kita masih sangat bergantung pada sistem manual. Sesuatu yang mengherankan di tengah majunya teknologi dan infromasi, tetapi sistem yang kita gunakan masih begitu tertinggal. Daftar buku yang tidak teratur, lemari yang tidak penuh, kartu perpustakaan yang masih berbasis manual, serta sistem dan cara peminjaman yang juga masih manual. Padahal salah satu poin dari visi-misi perpustakaan UNM adalah perpustakaan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Isu-isu pembuangan skripsi ataupun karya ilmiah mahasiswa juga perlu untuk ditanggulangi UNM. Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa bulan lalu, kasus “pembuangan skripsi” marak dibicarakan masyarakat, kita tentunya tidak ingin hal itu terjadi di UNM. Maka salah satu solusi terbaik adalah digitalisasi setiap karya ilmiah mahasiswa, hal ini juga untuk mempermudah setiap mahasiswa melakukan akses terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Itu semua demi kemajuan basis pendidikan kita di UNM, serta untuk menjaga karya-karya anak-anak UNM. Pada akhirnya kita mengerucut pada beberapa hal sederhana yang harus dilakukan Rektor baru UNM untuk perpustakaan kita. Solusi tersebut berupa penataan ulang buku serta koleksi perpustakaan, penambahan koleksi buku-buku yang terbaru dan berkualitas, digitalisasi karya ilmiah maha-
“Jika ingin menghancurkan sebuah bangsa dan peradaban, hancurkan buku-bukunya; maka pastilah bangsa itu akan musnah”. Kita tentunya tidak ingin berada di antara barisan orang-orang yang menghancurkan peradaban dengan wujud ketidakpedulian terhadap buku dan perpustakaan. Menjadi orang-orang yang lupa pada karya nyata dari pemikiran Gutenberg dan Ts’ai Lun. Gagasan saya sepertinya terlalu sederhana, tetapi jika terjadi perubahan pada perpustakaan UNM, saya yakin seluruh sivitas UNM akan merasakan efeknya. Terutama bagi mahasiswa, ketersediaan buku dan sarana perpustakaan yang memadai, akan memudahkan kita mendapat akses pengetahuan yang baru. Hal ini juga mempermudah mahasiswa untuk menemukan referensi-referensi akademik untuk menunjang proses perkuliahan di kampus. Maka, harapan kami ada pada ayahanda Rektor baru UNM, untuk melakukan terobosan sederhana untuk perpustakaan UNM melalui penataan, penambahan koleksi buku, digitalisasi dan sistem berbasis TIK. Tulisan ini menjadi Esai terbaik dan mendapat Juara 1 pada lomba menulis Esai dengan tema “Untuk (Rektor Baru) UNM” sebagai rangkaian Hari Lahir Lembaga Pers Mahasiswa Profesi UNM yang ke-40 tahun. *Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar.
Streaming: radioprofesi.com
Profesiana 15 Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
SBMPTN
Mahasiswa dan Satpam Nyambi Tukang Parkir
Pelaksanaan ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) tahun ini kembali tercoreng. Puluhan oknum mahasiswa tiba-tiba nyambi tukang parkir dan penjual stiker di halaman kampus UNM sektor Gunung Sari, Selasa (31/5).
R
atusan peserta ujian pun menjadi korban. Tiap calon mahasiswa baru yang memarkir kendaraannya wajib bayar uang parkir Rp10 ribu hingga Rp20 ribu. Sementara stiker dijual ke peserta ujian dengan harga Rp 10 ribu. Dari pantauan Reporter Profesi, para peserta ujian terlihat pasrah membeli stiker dan membayar tarif parkir dengan harga selangit tersebut. Bagi mereka yang mencoba menolak pun dibentak hingga medapat ancaman oleh oknum mahasiswa ini. Misalnya seperti yang dialami peserta ujian, Rahman dan Ali, keduanya harus harus merogoh kocek hingga Rp 30 ribu ketika hendak pulang usai ujian. Keduanya dipaksa membeli stiker seharga Rp 10 Ribu sesaat keluar dari ruang ujian. Tiba di halaman parkir, mereka kembali diminta bayar
Streaming: radioprofesi.com
uang parkir sebesar Rp 20 ribu. Rahman maupun Ali mengaku terpaksa bayar tarif parkir karena takut. Keduanya dibentak oleh para tukang parkir 'jadi-jadian' ini saat protes dengan biaya selangit tersebut. Tak hanya sampai di situ, Rahman dan Ali yang saat itu berboncengan hendak pulang kembali kaget ketika diminta membayar untuk kedua kalinya oleh orang yang berbeda. “Tadi sudah bayar parkir, tapi minta lagi dibayar, sebelumnya saya sudah beli stiker,” ungkap Rahman. Sontak mereka protes. Namun keduanya malah mendapat pukulan dari sejumlah mahasiswa. Rahman mengaku dipukul di bagian kepala, perut dan punggungnya. Sementara Ali mendapat pukulan berkali-kali di kepala. Beragam komentar muncul dari pembaca ketika Profesi menerbitkan berita peristiwa ini di portal berita profesi-unm.com. Salah satunya, Muhammad Rustam. "Ternyata masih ada budaya Primitive yg tidak bermoral seperti ini di UNM," tulisnya di fanpage LPM Profesi UNM. Pungli Modus Karcis Pihak keamanan Fakultas Ilmu Pemdidikan (FIP) UNM nampaknya juga tak ingin melewatkan momentum ujian SBMPTN ini untuk melakukan pungutan liar (Pungli). Mereka bahkan
menyiapkan karcis parkir kendaraan peserta ujian. Usut punya usut, karcis ini ternyata telah mendapat persetujuan oleh Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FIP UNM, Pattaufi. Dosen Kurikulum Teknologi Pendidikan ini berdalih karcis tersebut dimaksudkan agar peserta tes mudah diidentifikasi. Selain itu, kata dia, mahasiswa tidak bisa lagi melakukan pemalakan. “Sengaja kita buatkan kartu parkir agar mudah diidentifikasi, seperti tahun kemarin banyak mahasiswa yang menggunakan kesempatan ini untuk memalak dengan menjadi tukang parkir dengan tarif tinggi,” kata Pattaufi, Selasa (31/5). Ia mengaku tidak memasang tarif untuk karcis tersebut. "Tergantung dari keikhlasannya, terserah dari peserta tes mau bayar berapa, seikhlas mereka saja,” jelasnya. Ia menambahkan, omzet parkir ini akan diberikan pada pihak keamanan yang bertugas. “Semuanya akan diberikan pada pihak keamanan yang bertugas,” bebernya. Sementara itu, salah satu mahasiswa Bimbingan Konseling, Ilham tidak sepakat dengan pungutan parkir itu, menurutnya ini tidak sejalan dengan apa yang diucapkan terkait larangan itu. “Birokrasi melarang mahasiswa memalak, sementara secara tidak langsung mereka melakukan hal itu,” bantahnya. (pr10/pr28)
Akta IV Menanti "Pecah Ketuban" SUDAH sembilan bulan, Akta IV milik wisudawan Agustus tahun lalu masih belum dicetak. Bak ibu hamil, semestinya sudah pecah ketuban pertanda janin yang dikandung akan segera dilahirkan. Salah seorang wisudawan tahun lalu, Nurfadillah merasa kecewa lantaran lambatnya pencetakan Akta IV. Hingga kini, alumni Fakultas Ilmu Pendidikan UNM itu pun sering menanyakan ke pihak birokrasi terkait keterlambatan akta IV miliknya, namun tak kunjung menerima respon positif. “Saya tanyakan kepada pihak kampus selalu mendapatkan alasan habis blangko,” keluhnya. Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UNM, Ismail Mukhtar, mengakui masih banyaknya mahasiswa yang belum mendapat Akta IV. "Ada perubahan pada akta IV yaitu perubahan nama Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ke Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi," dalihnya. Ia menjelaskan, pihaknya telah mengirim permohonan pemberian akta IV untuk wisudawan 2015 lalu dari Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi hingga bulan Mei. Lebih lanjut, ia mengimbau agar sebagian wisudawan tahun 2015 yang belum dapat untuk tetap bersabar. “Jadi tunggu saja bulan ini,” katanya. Namun, pihaknya menjelaskan bahwa saat ini Akta IV tidak lagi digunakan. Pasalnya mulai tahun 2016, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) diberlakukan sebagai salah satu persyaratan menjadi guru. “Akta IV tidak bisa lagi dipakai untuk mendaftar jadi guru nanti. Tapi yang mau akta IV nanti bisa kita berikan,” terangnya. Sementara itu, Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Sofyan Salam menampik keluhan tidak meratanya pembagian akta IV. “Di ruanganku itu masih ada banyak akta IV dan sementara saya tanda tangani,” akunya. (pr16)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
16
Persona Profesi Edisi 204 Juni Tahun XL 2016
www.profesi-unm.com
Tetap Jaya Meski Kerap Diragukan Menara Pinisi, bangunan megah yang merupakan simbol UNM ini telah menjadi ikon Kota Makassar sejak tiga tahun terakhir ini. Tentunya, hal tersebut menjadi suatu kebanggaan bagi UNM sendiri. Namun, siapakah sosok berpengaruh di balik berdiri kokohnya gedung besar menyerupai layar kapal pinisi ini?
I
alah Arismunandar, Rektor UNM periode 2008-2012 dan 2012-2016 inilah merupakan sosok yang paling berpengaruh dalam berdirinya bangunan besar ini. Pembangunan Menara Pinisi yang dirintisnya tahun 2009 lalu, akhirnya bisa berdiri dengan tegak di pusat Kota Makassar. Kala itu, pembangunan Menara Pinisi mendapatkan sorotan pesimis dari orangorang yang mempercayainya. Kendati dibangun di tengah minimnya kepercayaan, Arismunandar dengan gigihnya tetap melanjutkan pembangunan tersebut. “Awalnya, banyak yang tidak percaya, tapi tetap saja saya berusaha bagaimana agar hal itu terwujud,” kenangnya saat ditemui di Media Center Pinisi UNM. Digunakannya Menara Pinisi sebagai pusat kegiatan aktivitas civitas akademika, merupakan satu kebanggaan tersendiri bagi dosen Fakultas Ilmu Pendidikan ini. Pasalnya, gedung yang dibangun dengan susah payah
ini akhir banyak membawa manfaat bagi civitas akademika UNM. “Hal yang paling berkesan selama kepemimpinan saya adalah dipergunakannya Menara Pinisi oleh sivitas akademika sejak 1 Januari 2013 lalu, diikuti dengan agenda zikir bersama sehari sebelumnya. Pelataran Pinisi yang sekarang ini selalu dipenuhi dengan mahasiswa yang berkegiatan tentunya sangat membuat saya terharu,” jelasnya. Sosok yang telah menahkodai UNM selama sewindu ini juga mengisahkan sedikit perjalanannya sebelum menjadi Rektor UNM. Baginya pencapaian yang dicapainya saat ini merupakan sebuah takdir yang sudah digariskan Tuhan untuknya. Tak pernah sekalipun terlintas dipikirannya kelak ia akan menjadi pemimpin di universitas pencetak tenaga pendidik ini. “Melihat dari latar belakang keluarga, saya hanya berasal dari keluarga sederhana. Saya tak pernah menyangka bisa jadi Rektor UNM, bagi saya ini adalah sebuah takdir yang sudah digariskan dan terus mengalir entah nantinya saya akan menjadi apa setelah ini,” katanya. Bakat kepemimpinan yang dibawanya kini, tidak semata-mata ditorehkan dalam waktu yang singkat. Bakat tersebut mulai ia dapatkan di bangku Sekolah Pendidikan Guru Negeri (SPGN). Saat itulah, Aris mengemban amanat sebagai Ketua OSIS dan mampu mengikuti Jambore Nasional Pramuka waktu itu.
Melanjutkan pendidikan S1 dengan mengambil Jurusan Administrasi Pendidikan di UNM kembali meneruskan bakat kepemimpiannya dengan mencatatkan diri sebagai anggota Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM). “Sebagai aktivis mahasiswa yang berprestasi, saya juga ditetapkan sebagai mahasiswa teladan di kampus,” kenangnya. Melihat pengalaman selama kuliah, pihak perekrutan dosen UNM kemudian memberikan kesempatan baginya pula untuk menjadi dosen di jurusan tempat kuliahnya dulu, Jurusan Administrasi Pendidikan. Dari situlah karirnya di dunia pendidikan terbuka. Dinilai cukup suksesnya ia sebagai dosen, kembali lagi Anggota Senat Fakultas Ilmu Pendidikan menetapkannya sebagai Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan. Dua tahun setelah menjadi Ketua Jurusan, kinerja Aris kembali dipertimbangan menjadi Sekretaris Lembaga Penelitian UNM, kemudian disusul menjadi Ketua Tim Pengem-
bang UNM setelahnya. Selangkah sebelum menjadi Rektor UNM, dirinya pun diamanahkan menjadi Pembantu Rektor II UNM oleh alm. M. Idris Arief. MS. Dengan bekal pengalaman empat tahun sebagai Pembantu Rektor II UNM, tidak menyurutkan keberaniannya untuk maju menjadi pemegang estafet kepemimpinan di UNM ini. Hingga saat menjadi Rektor pun, dirinya masih diragukan banyak pihak. Namun, Arismunandar punya satu senjata yang dipegangnya hingga kini, yaitu komitmen. “Komitmen itu harus ada dan terbentuk dengan bagus dan itu yang saya terapkan selama ini. Dan komitmen itu memang harus bisa dibuktikan, karena saya tidak mau mempermalukan diri saya,” tegasnya Saat ini, Arismunandar kembali menjalani aktifitasnya sebagai dosen usai mengakhiri jabatannya sebagai Rektor UNM dua periode ini. Baginya, jabatan yang diemban dulu bukanlah merupakan tugas utama melainkan hanya sebatas tugas tambahan. “Yah, setelah ini tentunya saya kembali ke aktivitas saya menjadi seorang dosen. Jabatan yang diemban itu hanyalah sebatas tugas tambahan dan kewajiban saya tentunya adalah mengajar,” ungkapnya. (pr24)
BIODATA: Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd Sinjai, 14 Juli 1962 Guru Besar dalam Bidang Manajemen Pendidikan PENGALAMAN KERJA: 1. Dosen S1 Jurusan Administrasi Pendidikan FIP Universitas Negeri Makassar (UNM), 1987 – sekarang 2. Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB) Universitas Negeri Makassar 1997-1998. 3. Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNM, 1998-1999 4. Sekretaris Lembaga Penelitian UNM, 2000-2004 5. Dosen PPs UNM, PPs UMI, PPs Unismuh Makassar, PPs UIN Alauddin Makassar, PPs STIEM Bongaya, dan PPs STIA LAN Makassar, 2000 – sekarang. 6. Pembantu Rektor II Universitas Negeri Makassar, 2004 – 2008. 7. Rektor Universitas Negeri Makassar, 2008 – 2016. 8. Anggota Konsorsium Sertifikasi Guru dalam Jabatan, 2008 – sekarang.
Raup 54
SUNGGUH di luar dugaan. Berkat produk roti yang ia buat, kini anak pertama dari empat bersaudara ini mampu menghasilkan omzet sebanyak 54 juta per bulan. Padahal, awalnya ia berpikir bahwa j i k a tumpuan
Juta Perbulan Lewat Produk Roti
hidupnya hanya mengharapkan beasiswa. Namun sayangnya tak cukup untuk membiayai kebutuhan yang semakin meningkat. Muhammad Irwan, lelaki asal Bone ini lantas memulai debut karirnya sebagai penjual Bassang Ceria bersama salah seorang rekannya pada tahun 2013. Namun tidak memberikan untung banyak, ia kemudian beralih ke Nasi Mojang yakni ketupat yang isinya nasi kuning. KemBIODATA: M. Irwan Mahasiswa Psikologi UNM 2012 PRESTASI: 1. Juara 3 3on3 basketball UNM 2. Delegasi IPBL Unair 2012 3. Penerima dana hibah PKM-P 2013 4. Finalis PKM Nasional di Solo 2014 5. Penerima Dana Hibah PMW UNM 2013 6. Delegasi PMW UNM ke Ambon 2015 7. Finalis Wirausaha Sosial di UGM 2016 8. Delegasi Indonesia mewakili UNM dalam Even Internasional Youtex 2016, Singapura
Urai data, ungkap fakta, saji berita
bali kurang menguntungkan, ia lantas membuat roti yang dinamai T-Bread (Tiger Bread). Dengan modal awal Rp13 juta yang diberikan Universitas Negeri Makassar (UNM) melalui hasil Program Kewirausahaan Mahasiswa (PKM) ia membuat inovasi dengan memproduksi roti yang memiliki motif serupa macan, yaitu T-Bread. “Dulu waktu SMA pernah diajari membuat roti oleh guru saya. Nah, dari Bassang Ceria lalu Nasi Mojang kemudian saya memutuskan untuk menjual roti,” ungkapnya Saat ini ia memiliki Outlet T-Bread berjumlah sembilan, masing-masing di Fakultas MIPA UNM, kampus UNM Tidung, Universitas Islam Negeri (UIN), depan Masjid Raya Makassar, STIMIK Dipanegara, kampus UNM Gunung Sari, dan beberapa toko waralaba di Makassar. Lebih lanjut, berbagai varian rasa ia sediakan pada roti tersebut yakni burger, pizza bread, choco caramel, dan lainnya. Dengan tagline Freshly Baked Heat From The Heart ia me-
makai filosofi pisang goreng. Pisang goreng enak disantap ketika masih hangat. Hal itu pula yang memotivasinya memberikan yang terbaik untuk konsumen. “Tips rahasia kami adalah sebelum dimakan, rotinya dihangatkan dulu dalam microwave selama 20 detik,” jelasnya Tidak hanya itu, mahasiswa angkatan 2012 ini mampu mewujudkan beberapa impiannya berkat roti buatannya tersebut. Ia juga berkeliling Indonesia seperti di Ambon, Solo, Jogja mempromosikan produk buatannya. “Alhamdulilah saya bisa menjejakkan kaki di Singapura dan Malaysia, itu impian saya di nomor 48 dan 51 dari 100 impian yang saya tuliskan ketika mahasiswa baru,” katanya dengan riang Tidak ada hal yang tidak mungkin terjadi jika sesuatu yang diinginkan berusaha dicapai dengan sungguhsungguh. Hal itu pula yang selama ini diyakini oleh Irwan. “Kuncinya cuma 3. Yakni, fokus, kerja dan ikhlas,” tutupnya. (nir) Streaming: radioprofesi.com