Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
Tabloid Mahasiswa UNM
Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi
Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
2
persepsi Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
www.profesi-unm.com
Tak Perlu Memaksakan STATUS perguruan tinggi negeri seringkali dipandang sebagai suatu bentuk kemajuan kampus. Martabat sebuah perguruan tinggi pun dinilai dari label yang melekat. Saat ini terdapat tiga klasterisasi perguruan tinggi dari Satuan Kerja, Badan Layanan Umum (BLU), dan PTN-BH.= Pengelompokan perguruan tinggi dimaksudkan guna mengukur tingkat kesehatan pengelolaan keuangan. Dari data yang dirilis dari Kemeristekdikti tahun 2016 terdapat 11 perguruan tinggi yang menyandang PTN-BH, 24 PTN-BLU , dan sebanyak 86 PTN Satker . Universitas Negeri Makassar (UNM) saat ini masih berlabel Satuan Kerja. Walaupun UNM saat ini masih benbentuk Satker, namum pada praktiknya, kampus ini telah mempraktikkan ciri-ciri menuju kampus BLU. Peminjaman ruangan berbayar pun menjadi contoh. Segala fasilitas yang akan digunakan akan dikenakan tarif, bahkan ke kalangan sivitas akademika. Kampus orange kini kepincut menjadi perguruan tinggi BLU. Diyakini, jika tidak aral melintang akhir tahun 2017 predikat tersebut segera diraih. Tak heran pimpinan kampus merasa yakin akan hal itu. Lantaran persiapan yang dilakukan sudah matang. Sah-sah saja UNM mengubah haluan menjadi kampus BLU. Pasalnya, dengan status ini. Kampus akan lebih mandiri mengelola keuangan lewat penjualan barang dan jasa. Namun, beberapa perguruan tinggi yang telah menyandang gelar BLU menyalahgunakan hak yang dimiliki. PTN-BLU dinilai syarat nuansa bisnis yang menguntungkan individu dan kelompok. Dilihat dari kondisi kampus pencetak guru hari ini, berbagai aspek penilaian persyaratan menuju BLU masih jauh dari kata ideal. Kondisi kampus yang tidak mendu-
kung, perihal sarana dan prasana belum maksimal, hingga aset barang dan jasa yang diperjual belikan yang tidak punya daya saing. Salah satu aspek yang mesti diperhatikan pihak pimpinan kampus, kondisi mahasiwa UNM yang sebagian besar dihuni oleh keluarga menengah kebawah. UKT yang diterapkan tahun ini dinilai telah mencekik mahasiswa. Bila rencana BLU betul terwujud, bisa dipastikan biaya kuliah akan membenngkak. Apalagi pada jurungan yang mempunyai peminat tinggi.Kampus mesti berhati-hati bila ingin menuju pintu BLU. Pertimbangan yang matang harus dikedepankan. Label Akreditasi A mesti didukung fasilitas yang memanjakan mahasiswa. Kasus permainan nilai yang dilakukan oleh oknum dosen di FIS menjadi rentetan citra buruk kampus orange. Dosen yang mesti membimbing dan mengajarkan nilai-nilai kehidupan, malah membuat kampus sebagai lahan mencari untung. Dengan modus memainkan nilai, oknum dosen memaksa mahasiswa mengganti nilai yang eroro dengan beberapa lembar rupiah. Alhasil perilaku oknum dosen ini mendapat kecaman dari mahasiswa. Permasalahan seperti mesti ditanggapi secara serius oleh pihak pimpinan kampus. Sikap tegas dan konsisten menerapkan pendidikan yang adil mesti hadir ditengah-tengah kehidupan kampus. Jangan sampai perilaku seperti ini ditumbuh suburkan di dalam kampus. Setidaknya contoh kasus ini dapat dipelajarai oleh pihak birokrasi kampus untuk lebih jauh melngkah menuju PTN-BLU. Bekal yang cukup mesti disipakan sehingga kebikana ini dapat diterima oleh semua kalangan sivitas akademika.
surat dari pembaca Apa yang anda pertanyakan?
Andi ALbian Misuari : Wilayah Gunung sari sering banir dari jauh atau dari atas Menara Pinisi tampak gagah, seperti layar mengembang menantang ombak jaman. cuman kasian yang dibawah jadi lautnya, semoga bisa mengantisipasi hujan yang datang. membangun wilayah resapan, membangunnya dengan melibatkan fakultas dan lembaga mahasiswa mungkin bisa jadi solusi jangka pendek atau sekalian buat sistem drainase yang terintegrasi seperti di jepang.
Pembantu Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan (PR II), Karta Jayadi : Terima kasih sarannya luar biasa apalagi jepang jadi contohnya.
Astria Ramadhani: Kapan yah pembukaan PPG lagi tahun ini? kira-kira bulan berapa?
Ketua Program Pengembangan Profesi Guru (P3G), Ramli Umar : PPG apa yang ditanyakan ini? kalau PPG SM3T untuk sementara tidak ada. Kalau PPG dalam jabatan sementara berjalan. Kalau PPG Prajabatan menunggu pengumuman. Pembukaannya kita tidak bisa perkirakan karena melalui kesepakatan LPTK di Indonesia.
Keluarga Besar LPM Profesi UNM Mengucapkan Selamat Menempuh Hidup Baru
Kanda Muhammad Ilham Arsyam, S.Si (Pemimpin Umum LPM Profesi UNM periode 2010-2011) & A. Sulpriani Astuti, S, Farm, Apt
Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan anda ke: (0411) 8914674 LPM Profesi UNM
@lensaprofesi profesi.online@gmail.com
@profesi_online @xbp7686d
Pelindung: Prof. Husain Syam, M.TP , Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, ÂF acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Resa Saputra, Sekretaris Umum: Noval Kurniawan, Bendahara Umum: Citra Jati Utami, Pemimpin Redaksi: Muh. Agung Eka S, Manajer Daring: Nurul Charismawaty S, Manajer Penyiaran: Endang Sri Wahyuni, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Ratna. Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/ SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Resa Saputra, Pemimpin Redaksi: Muh. Agung Eka S, Redaktur: St. Aminah, Reporter: Faisal Fajar, Siti Nurhaliza, Wahyudin, Andi Asoka Ulfa, Karmila, Ayu Ananda Pratiwi, Anggi Prakasi, Fotografer: Dasrin, Layouter/ Desainer Grafis: Masturi; Manajer Sirkulasi dan Iklan: Nurul Atika. Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 8914674, Âe-mail: profesi.online@gmail.com, website: www.profesi-unm.com Desain Sampul: Agung Eka Tata Letak: Masturi Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.
Urai data, ungkap fakta, saji berita
Streaming: radioprofesi.com
mozaik Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
www.profesi-unm.com
SNAPSHOT
FOTO: DASRIN – PROFESI
Mahasiswi saat melihat kaca pintu utama gedung Sains Square yang rusak, dan ditutup menggunakan kursi dan tripleks, Selasa (15/8)
Dua Tim PKM Siap Adu Kreatif di PIMNAS DUA tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) siap beradu kreatif dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang ke-30. Dua tim ini diantaranya, PKM Penelitian Eksakta (PKMPE) dan PKM Karsa Cipta (PKMKC). Adapun judul PKMPE yang akan bertanding, yakni "Analisis Efektifitas Penggunaan Telemetry dengan Frequensi 433MHz untuk Pengiriman Data Sensor pada Early Warning System DAS Jeneberang". Sedangkan PKMKC dengan judul "ZESAR (Zebra Cross Alarm) Pendeteksi Pelanggaran Pada Zebra Cross Di Traffic Light Guna Meminimalisir Presentase Pelanggaran Dalam Berlalu Lintas". Ketua Tim PKMPE, Andri Anzhari mengatakan, persiapan untuk PIMNAS telah intensif digalakkan. Menyiapkan poster dan media presentasi saat ini pun telah dilakukan. Meski pihaknya mengaku pembekalan tersebut kurang optimal lantaran masih terkendala dana. "Latihan menyajikan persentasi bersama tim juga rutin dilakukan," katanya. Senada dengan itu, Ketua
3
Tim PKMKC, Muhammad Isman Ismail Ntonga mengatakan, akan terus mempersiapkan timnya dalam PIMNAS nanti. Utamanya dalam memaksimalkan alat yang dipertandingkan. Ia berharap salah satu dari mereka dapat meraih medali untuk UNM. "Semoga dari dua tim yang lolos, mampu membawa pulang medali untuk UNM," harap mahasiswa angkatan 2014 ini. Sementara itu, Dekan FT, Muhammad Yahya berharap selain dua tim tersebut, jurusan lain juga dapat berpatisipasi untuk ikut dalam PKM. Sehingga, peluang untuk meloloskan banyak judul ke PIMNAS semakin besar. "Kedepannya bukan hanya dari teknik saja, tapi mahasiswa dari jurusan lain juga. Yang penting itu menampilkan karya-karya baik itu dalam bentuk jasa, pelayanan, ataupun produk paket pelatihan," pesannya. Sebanyak 89 perguruan tinggi di Indonesia berhasil lolos ke PIMNAS 2017 ini. UNM berada pada urutan ke 45 yang hanya meloloskan dua judul. Kegiatan tersebut akan digelar di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar pada 23 hingga 28 Agustus mendatang. (Win)
Indonesia Darurat Tenaga Kerja Lulusan Sarjana Direktur Jenderal (Dirjen) Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Intan Ahmad mengungkapkan, saat ini tenaga kerja di Indonesia yang memiliki kualifikasi sebagai lulusan perguruan tinggi masih sangat minim. Hal ini diungkapkan saat orasi ilmiah pada Rapat Senat Terbuka Dies Natalis Universitas Negeri Makassar (UNM) ke-56 di Ruang Teater Lantai 3 Menara Pinisi, Selasa (1/8). “Berdasarkan data statistik,
tenaga kerja Indonesia lulusan sekolah perguruan tinggi tidak sampai 12 persen bandingkan dengan Malaysia yang 20 persen,” ungkapnya. Kondisi ini pun menyebabkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia juga berkurang. Sehingga, pihak perguruan tinggi harus mencari cara untuk kualitas dan kuantitas alumninya. Agar persaingan di dunia kerja akan didominasi oleh mereka yang berkualifikasi sarjana. Bukan lagi yang memiliki jenjang pendidikan terakhir seperti SD, SMP ataupun SMA. “Jadi agak berat kita. Tenaga kerja kita banyak sekali yang memiliki pendidikan menengah bahkan menengah kebawah. Ini tantangan yang luar biasa untuk perguruan tinggi,” tekan Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) ini. Ia mengatakan, laju pertumbu-
han ekonomi masih lamban seiring kurangnya tenaga kerja yang berkompeten. Padahal, ekonomi Indonesia diprediksi akan menempati peringkat ketujuh di dunia di tahun 2030 berdasarkan data McKinsey Global Institute. Dengan demikian, peran perguruan tinggi dalam menunjang SDM dibutuhkan. “Pria asal Bandung ini berharap UNM dapat berkontribusi lebih banyak dalam menghasilkan tenaga kerja yang kompeten. Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) seperti kampus oranye ini mesti mencetak guru yang baik dan dapat bersaing di dunia pendidikan secara global. Tidak sekadar mengajar. “UNM sebagai LPTK yang bermutu dengan tugas utamanya menghasilkan guru profesional agar bisa menghasilkan generasi unggul untuk bangsa ini,” harapnya. (eks)
Kampiun di Negeri Jiran TIM futsal Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali berhasil menjadi kampiun di Tournament 12th UiTM International Sports Fiesta 2017. Turnamen ini di gelar di Universitas Teknologi Mara (UiTM) Shah Alam, Malaysia, 3 hingga 6 Agustus. Sebelumnya mereka juga meraih juara ditahun lalu. Manajer tim futsal, Sudirman mengatakan, faktor pendukung kemenangan yaitu hasil dari komposisi tim yang memang sudah matang. “Pemain kita hebat. Ada yang saat ini sedang bermain di klub besar seperti Antam FC dan ada yang
sempat menjadi bagian dari tim nasional,” katanya. Dosen FIK UNM ini menambahkan, walaupun formasi tim tahun ini berbeda dengan tahun lalu, namun tetap mampu tampil memukau. “Formasinya beda karena ada beberapa yang sedang cidera,” tambahnya. Sementara itu, Dekan FIK, Andi Ikhsan merasa bangga atas prestasi yang dicapai anak didiknya. Sebab, tim tidak hanya membawa nama kampus, tetapi telah membawa nama negara Indonesia pada lomba yang berskala Internasional. “Sangat bangga, mereka sudah beprestasi dan bawa nama UNM
ke kancah internasional,” katanya. Sebagai bentuk apresiasi birokrasi, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) UNM, Arifuddin Usman akan memberikan reward kepada semua anggota tim futsal ini. Biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) mereka dibebaskan selama satu semester. "Mereka diberikan penghargaan karena merengkuh juara. Kami bebaskan UKT-nya selama satu semester. Reward akan kita berikan pada semester depan," janjinya. Selanjutnya tim ini akan mengikuti Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) 2017 di Makassar. (Win)
Harmoni Religi Berpesan Revolusi Mental *Resa Saputra
GEMURUH suara takbir dan tahlil terdengar saling bersahut-sahutan, ribuan orang tampak syahdu melantukan Kitab Suci Al-Quran. Tak kurang 7000 orang tumpah ruah memenuhi setiap sudut Pelataran Menara Pinisi pagi itu. Jumat (11/8). Mengenakan pakaian putih dan hitam, mahasiswa baru, pegawai dan dosen Universitas Negeri Makassar (UNM) menghadiri gerakan UNM mengaji dan salat berjamaah. Peserta terlihat khusu membaca Al-quran yang ada di genggaman tangan. Tak sedikit mereka membaca lewat aplikasi Handphone. Selang tiga jam setengah dari acara yang dimulai pukul 07.00 Wita. Seorang pria dengan memakai peci, baju batik perpaduan warna kuning orange dan celana koko hitam hadir ditengah kegiatan. Peserta yang sebelumnya duduk bersila, kemudian berdiri menyambut orang nomor satu di Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Streaming: radioprofesi.com
Ialah Muhamamad Nasir. Bibirnya merekah, terlempar senyuman manis ke semua peserta yang hadir. Sesekali ia melambaikan tangan selama perjalanan menuju panggung utama. Pria asal Ngawi ini tak sendiri, ia diapit Rektor UNM Husain Syam, Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu dan jajaran pimpinan kampus oranye. Tak menunggu lama, Mantan Rektor Undip ini lalu memberikan sambutan. Penuh semangat, ia memuji kegiatan ini. Menurutnya, Gerakan UNM mengaji dan salat berjamaah salah satu gebrakan untuk memperbaiki mental mahasiswa baru. “Ini revolusi mental, sangat tepat untuk kebutuhan anak mahasiswa saat ini,” ucapnya. Ia menilai, mengaji tak sekedar kegiatan spiritual mendekatkan diri kepada tuhan. Lebih jauh, mengaji dapat memberikan ketenangan dan kesejukan dalam berpikir positif. “Jika agamanya bagus, orangnnya
tidak perlu diragukan lagi,” katanya. Pria kelahiran tahun 1960 ini berpesan ke sivitas akademika UNM untuk terus berbenah dan memperbaiki kualitas SDM. Akreditas A yang diperoleh harus diterapkan ditengahtengah masyarakat. “Alhamdulillah atas pencapainnya, sekarang sudah ada dua akreditasi A di Indonesia Timur, Unhas dan UNM, tapi akreditasi itu harus dibuktikan. Mesti mencetak insan yang hebat,” harapnya. Husain Syam yang terlihat mengunakan pakaian putih dan hitam turut bahagia atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia berharap, lahir generasi yang religius dan cerdas kedepan lewat kegiatan ini Sementara, raut wajah berseri-seri dan takjub terlihat dari Arwini Puspita Sari, mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) Fakultas Teknik. Hatinya begetar saat membaca setiap bait-bait Al-Quran, ia
FOTO: DASRIN - PROFESI
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Muhammad Nasir saat memberikan sambutan pada kegiatan Gerakan UNM Mengaji dan Salat Berjamaah yang digelar di Pelataran Menara Pinisi, Jumat (11/8)
merasa mendapat kekuatan baru bila membaca kitab yang menjadi pegangan hidup umat Islam itu. “Saya maba kak, mesti sering dilakukan. Ini akan bentuk karakter mahasiswa yang baik. Apalagi sekarang pergaulan sangat bebas,” tuturnya.
Tak lama, waktu memasuki salat Jumat, panitia mengarahkan peserta laki-laki mengambil air wudhu, sementara peserta wanita diizinkan pulang kerumah. Rangkaian acara hari itu ditutup dengan menunaikan salat jumat berjamaah. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita
4
Reportase www.profesi-unm.com
utama Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
Memburu Level BLU
Baru saja menyandang status akreditasi A, Eks kampus IKIP Ujung Pandang kini tengah memburu mimpi menjadi perguruan tinggi dengan Sistem Pengelolaan Keuangan-Badan Layanan Umum (PK-BLU). BLU menjadi tembang lagu lama setelah digalakkan tahun 2007 lampau. Kesiapan syarat hingga kini masih tanda tanya. Akankah kampus orange berubah haluan menjadi kampus negeri “mahal” ? Saat ini UNM masih menyandang perguruan tinggi dengan label Satuan Kerja (Satker) dimana sistem keuangan UNM masih bergantung pada dana yang dianggarkan oleh pemerintah. Sementara PTN bersatus BLU mempunyai keleluasaan mengelola keuangan secara mandiri melalui pelayanan jasa dan barang. Tak ada salahnya PK-BLU diterapkan guna memasuki gerbang menjadi sebuah universitas yang mempunyai sarana dan prasarana dan mutu yang baik. Mencari dana tambahan untuk menggenjot fasilitas yang ada. Namun disisi lain peran pemerintah menjadi kendor lantaran kucuran dana tidak lagi sepenuhnya dari pusat. Pemerintah tidak lagi mengontrol secara menyeluruh PK-BLU, sehingga ada indikasi pemerintah lepas tangan membiayai d a n mengatur
keuangan. Dalam peraturan UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, perguruan tinggi BLU mempunyai hak penuh untuk menjual barang dan jasa yang dimiliki. Tujuannya agar kegiatan operasional perguruan tinggi dapat didanai. Hanya saja, kesempatan ini akan membuat arah perguruan tinggi mengkomersialisasikan pendidikan. Kualitas bukanlah tujuan, kepentingan bisnis akan lebih bermain. Guna mewujudkan Universitas Negeri Makassar (UNM) menjadi perguruan tinggi berstatus BLU. Maka harus memenuhi tiga syarat seperti kesiapan administrasif, teknis dan subsansif. Sejak dicanangkan tahun 2007, proposal BLU telah disiapkan untuk diajukan ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Ditahun 2010, UNM yang digadang-gadang akan meraih status tersebut , mesti menunda mimpi. Pasalnya proposal yang terkirim belum mendapat restu dari pusat. Menurut pengakuan Dekan FIS, Hasnawi Haris selaku kordinator tim era itu, proposal tersebut telah dirancang sejak tahun 2008. Namun acapkali terhambat karena kelabilan pemerintah pembuat kebijakan terus saja berubnah-ubah. “Moratorium pemerintah selalu berubah jadi belum sampai di proses,” akunya. Usaha kampus orange tak berhenti, hingga memasuki pertengahan tahun 2013. Proposal
pengajuan kembali ditujukan ke pusat. Namun langkah UNM tersendat akibat kebijakan moratorium pemerintah yang dinilai selalu berubah-ubah. Tak sampai disitu, diawal tahun 2016, pimpinan kampus mempersiapkan proposal pengajuan kenaikan status UNM ke BLU. Tak tanggungtanggung, target diakhir tahun 2017, kampus yang baru saja genap 56 tahun ini akan meraih predikat menjadi perguruan tinggi ber-BLU. Bola panas bergulirnya kampus pencetak guru akan berubah menjadi PK- BLU, menuai protes dari kalangann mahasiswa. Menanggapi hal ini, Presiden BEM FIS, Syainal menilai UNM belum layak menuju PK-BLU lantaran fasilitas yang dimiliki masih jauh dari kata layak. “Miris melihat fasilitas hari ini belum lagi aset yang dimiliki kampus kita masih kurang,” nilainya. Mahasiswa Jurusan PPKN ini menganggap, bila UNM memaksakan menjadi PK-BLU akan terjadi ketidakseimbangan dalam kampus. Ia menilai status Satker yang disandang UNM saat ini masih jauh dari sansaran. “Praktek Satker saja pimpinan kampus sudah jauh melenceng, buktinya demokrasi kampnus hari ini begitu dikekang,” ucapnya. Pria kelahiran Enrekang ini menakutkan status BLU nanti akan berimbas pada kenaikan biaya kuliah di kampus orange. Hal itu dibuktikan beberapa Prodi telah menaikkan biaya kuliah diluar kewajaraan. “Siapapun pasti mendukung, hanya saja perlu dipertimbangkan beberepa aspek, kalo belum siap jangan dulu dipaksakan. Jatuhnya nanti mahasiswa yang jadi korban, biaya kuliah dinaikkan,” katanya. Ia pun meminta, Akreditasi A yang disandang UNM mesti sejalan dengan pelayan yang diberikan kampus. “Harus dibuktikan akreditasi itu,” pintanya. Senada dengan itu, Presiden BEM UNM, Mudabbir mengatakan, Status BLU akan memberi peluang otonominasi pendidikan yang tidak sejalan UUD 1945. Ia bependapat,
pengelolaan BLU yang dikelola langsung PTN akan membuat masuknya kepentingan tertentu. “Pemerintah akan lepas kontrol, nah kita takutkan masuk berbagai kepentingan yang sengaja mencari untung di kampus kita. Mestinya UNM harus memperbaiki dulu fasilitas yang ada sebelum beranjak menjadi BLU,” katanya. Lain halnya dengan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Ramlah yang mendukung UNM perguruan tinggi BLU. Menurutnya akan banyak keuntungan yang diperoleh jika hal itu terjadi. “Dana yang terima kampus akan lebih banyak lewat kerjasama. Pencairan dana juga ke semua LK akan lebih mudah cair” katanya. Sementara itu, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II) UNM, Karta Jayadi merasa yakin dengan UNM akan merengkuh status tersebut. Menurutnya berbagai persiapan telah dilakukan guna memenuhi syarat menjadi perguruan tinggi BLU. Pria asal Soppeng ini pun membeberkan, UNM akan mempunyai banyak keuntungan bila menyandang status PK-BLU, penyempurnaan fasilitas menjadi perhatian utama saat ini. Ia juga mengeluhkan bila status Satker akan memperlambat pembangun sarana dan prasarana kampus. “Bila kita sudah BLU, akan ada dana tersendiri yang dikelola mandiri. Ini kita gunakan untuk memperbaiki fasilitas yang di kampus. Jika kita masih Satker kucuran dana terbatas belum lagi pencairan dananya mengambil waktu yang lama,” bebernya. (*) Menunggu Ketuk Palu Kemenkeu Sepanjang tahun 2016, birokrasi kampus disibukkan penyusunan proposal pengajuan menjadi PK-BLU. Diyakini, saat ini UNM tinggal menunggu ketuk palu dari Kementerian Keuangan untuk mendapat restu PT BLU. Rektor UNM, Husain Syam mengatakan sudah mengirim surat pengajuan ke pihak Kemenristek-
dikti. Saat ini Ia tinggal menunggu pengesahan guna melegitimasi UNM menuju PK-BLU. “Berkasnya sudah ada di pusat tinggal menunggu pengesahan saja,” katanya. (1/8). Pria asal Polman ini menilai UNM mesti cepat menuju status tersebut. Pasalnya saat ini berbagai universitas sedang berlomba untuk memperlancar pencairan dana guna memperbaiki kampus mereka masing-masing. “Tujuannya kan mensejaterahkan mahasiswa, kalo masih Satker kita belum bisa berbuat banyak, tapi kalo sudah BLU maka ada peningkatan pendapatan,” nilainya. Senada, Pembantu Rektor Bidang Administasi dan Keuangan (PR II) UNM, Karta Jayadi merasa optimis UNM secepatnya akan merengkuh gelar PK-BLU. Ia bahkan menargetkan akhir tahun ini status tersebut akan diraih. “Persiapan yang kami lakukan sudah lama berjalan, saat ini tinggal menunggu panggilan Kemenristekdikti dan mendapat persetujuan Kemenkeu. Tunggu mi saya tinggal tunggu panggilan,” katanya. Sementara itu, salah satu tim penyusun proposal Sapto Haryoko mengaku, saat ini UNM masih dalam proses mengejar aset untuk diinventarisasi. Gedung-gedung akan dimaksimalkan untuk menambah pendapatan UNM. “Jika nantinya aset-aset UNM dipresentasikan dan mendapat prospektivitas jelas dari menristek maka akan membawa peluang bagus,” bebernya saat ditemui di ruangannya, Selasa (08/8). Guru Besar Fakultas Teknik ini menambahkan, BLU akan membuka ruang akselerasi yang lebih ke kampus untuk mengelola barang dan jasa. Proses pelaporan dan pencairan anggaran menjadi lebih mudah ketimbang masih dalam bentuk Satker. “Kalau BLU bukan lagi dikti, tapi dikelola sendiri. Nanti pelaporannya akan ditangani langsung oleh Kementrian Keuangan,” tambah Sapto. (*)
Barang/jasa yang dimiliki Universitas Negeri Makassar Teater
Ballroom
Karya FT UNM
Auditorium Amanagappa
Hotel La Macca
SUDUT + Memburu level BLU – Jangan sampai jadi jualan
+ Ungkap jual beli nilai di kampus – Sepertinya butuh klarifikasi, pak!
+ Klarifikasi dulu dong, pak! – Asal jangan terburu-buru
Dg. Tata Urai data, ungkap fakta, saji berita
www.profesi-unm.com
Reportase Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
B
Utama
5
www.profesi-unm.com
Aspek Penilaian Belum Tuntas
erada di kasta terendah perihal tata kelola keuangan, UNM terus menggenjot segala aspek untuk menaikkan statusnya menjadi kampus PK-BLU di tahun ini. Hanya saja, kampus orange belum memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan. Persiapan yang masih setengah hati, akan berujung pada peraihan status yang dipaksakan. Badan Eksekuttif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Saynal menilai, UNM masih jauh dari segala aspek penilaian untuk menjadi kampus BLU. Pasalnya, baik fasilitas maupun jasa yang merupakan sumber dana dalam BLU masih sangat terbatas. “Saya belum sepakat. Coba pertimbangkan saja aspek yang ada. Miris kita melihat kondisi kampus sekarang. Seakan-akan semuanya dipaksakan saja,” katanya. Saynal berharap, rencana menuju sistem BLU harus dipertimbangkan lagi. Terlebih kondisi kampus yang belum mendukung. Ia khawatir, keterbatasan jasa maupun barang yang dimilki UNM akan berimbas kepada mahasiswa. “Kalau asetnya masih kurang bisa saja mahasiswa yang jadi sasaran. SekTim Reportase Utama Koordinator: Anggi Prakasi Anggota: - St Aminah - Endang Sriwahyuni
Radio Profesi 107,9 FM
arang saja UKT semakin mahal. Kita saja masih satker sekarang tapi sudah serasa BLU, karena tempat berkegiatan saja disewa,” ujarnya. Hal yang sama juga dilontarkan oleh Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) UNM, Yunasri Ridho. Ia beranggapan, bisa saja UNM menjadi kampus berbasis BLU, dengan catatan telah memiliki badan usaha sendiri. “Tidak apa-apa UNM menjadi BLU, yang penting punya badan usaha. Jangan sampai nanti peralihan dananya malah diambil dari UKT mahasiswa,” katanya. Terpenting, adanya jaminan dari pihak pimpinan umtuk tidak menaikkan biaya perkuliahan apabila UNM telah berganti status mejadi PK-BLU. “Kami minta ada jaminan UKT tidak akan naik pasca BLU diterapkan. Karena berkaca dari univeritas lain yang telah berstatus BLU, ratarata UKTnya semakin tinggi setelah itu, terutama jurusan yang banyak peminatnya. Nah itu juga yang kami khawatirkan,” katanya. Sementara itu, saat dimintai keterangan perihal kekhawatiran mahasiswa tersebut dengan dietrapkannya BLU, PR II, Kartajayadi menolak untuk berkomentar. Ia tidak mau memberi keterangan sama sekali. “Saya tidak mau jawab itu, saya tidak mau,” katanya sambil menolak saat diwawancarai via telepon, Senin (21/8). (*)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
6
WAWANCARA
KHUSUS Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
www.profesi-unm.com
Wanita dewasa ini memiliki peranan penting akan keberlangsungan hidup manusia. Tanpa wanita, proses reproduksi tidak akan terjadi untuk menghasilkan garis keturunan yang baru. Namun, apakah wanita telah mendapat perlakuan yang selayaknya atas jasa-jasanya dalam menghasilkan generasi penerus bangsa yang baru? Tercatat kurang lebih 28 juta wanita di tahun 2016 pernah mengalami tindak kekerasan fisik ataupun seksual. Bahkan yang lebih mencengangkan lagi, sebagian besar wanita tersebut berada pada rentan usia 15 hingga 64 tahun. Menanggapi tindak kekerasan dan kesetaraan gender pada wanita, berikut hasil wawancara khusus Noval Kurniawan dengan Direktur Serikat Jurnalistik (Sejuk) untuk keberagaman, Ahmad Junaidi. Bagaimana anda melihat perempuan Indonesia saat ini? Tentu saja kaum perempuan saat ini lebih maju dari beberapa generasi sebelumnya. Pendidikannya mulai banyak, pemimpin-pemimpin perempuan juga ada, tetapi kalau anda melihat tingkat drop out di sekolah masih lebih banyak perempuan, korban kekerasan rumah tangga masih banyak juga dari kalangan perempuan. Begitu pun Perda-perda yang mengatur perempuan, sehingga kondisi perempuan menjadi seperti itu. Bagaimana anda melihat kesetaraan gender saat ini? Orang sudah mulai mengenal istilah kesetaraan gender. Tidak
Kesetaraan Gender Selamatkan Wanita
hanya perempuan tapi laki-laki juga mendukung karena menganggap kesetaraan perempuan dengan laki-laki ini baik. Tetapi tetap saja belum merata. Masih ada media-media atau tempat kerja yang melecehkan perempuan.
Kemudian apakah kesetaraan gender ini menguntungkan bagi perempuan? Iya jelas, yang pertama memang akan memberikan keuntungan bagi perempuan namun pada akhirnya akan memberikan keuntungan bersama juga. Kalau perempuan sekolah maka kesejahteraannya akan baik. Kalau dia berkeluarga maka dia bisa mendidik anaknya dengan baik bersama laki-laki, begitu pun ketika di tempat kerja akan mendapatkan perlakuan yang baik. Bagaimana kalau dilihat dari segi kerugiannya? Namanya kesetaraan gender tidak ada kerugiannya, justru kerugiannya itu dirasakan oleh orang yang selama ini terutama laki-laki yang mendapat keuntungan karena tidak adanya hukum terhadap kekerasan dalam rumah tangga, sehingga kaum hawa ini bisa dipaksa. Sehingga laki-laki atau penguasa tadi merasa dirugikan. Tetapi secara umum laki-laki dan perempuan akan merasa bahagia kalau tidak ada KDRT serta hubungan suami istri juga akan menjadi harmonis.
juga masih ada, misalnya saja lebih mengutamakan pendidikan bagi kaum laki-laki ketimbang perempuan. Begitupun kalau ada perempuan misalnya yang jadi pemimpin dalam suatu negara, masih ada sekelompok orang yang menentang bahkan mengatakan bahwa perempuan tidak boleh jadi pemimpin. Diskriminasi terhadap perempuan saat ini masih ada baik itu di dunia pendidikan, politik maupun budaya. Bagaimana peranan pers seharusnya terhadap kaum hawa yang tertindas? Pers harusnya berpihak, harus mengabarkan, memberikan tempat kepada mereka yang tidak bisa bersuara. Jangan hanya
meliput kaum laki-laki saja, tetapi juga sebaiknya meliput kaum perempuan yang menjadi korban sehingga itu yang seharusnya dilakukan juga oleh pers.
Bagaimana kita sebaiknya menyikapi perlakuan terhadap perempuan itu? Kita harus mendukung karena fungsi pers itu selain memberi informasi juga
mengedukasi. Artinya, memberikan pemahaman bahwa kalau perempuannya maju bangsanya juga akan maju. Kalau pendidikannya tinggi maka tingkat perekonomiannya juga akan tinggi dan begitu pun sebaliknya akan menjadi daerah yang terbelakang. Apa yang seharusnya dilakukan oleh perempuan yang tertindas ini agar bisa bebas? Yang pertama bisa dengan menceritakan pengalamannya, yang kedua perempuan itu sebaiknya jangan sendirian tetapi juga berorganisasi dengan temannya karena dengan berorganisasi dia akan mendapat support, dia akan menjadi lebih kuat dan berani untuk berbicara dari pada sendiri. Bagaimana harapan anda? Harapan saya, media itu menjadi penerang, tidak menjadi kompor untuk memanas-manasi, melainkan menjadi penengah dan memberikan pemahaman bahwa jika perempuannya baik maka perekonomian negaranya juga akan baik. (*)
Lantas apa saja ketidakadilan yang dialami perempuan saat ini? Misalnya saja di dunia pendidikan, drop out terhadap perempuan masih banyak, secara kebudayaan
Nama: Ahmad Junaidi Tempat/Tanggal Lahir: Surabaya/19 Februari 1968 Pendidikan: - SD Negeri Ujung Surabaya - SMP Negeri 5 Surabaya - SMA Negeri 2 Surabaya - S1: Jurusan Sastra Inggris di Universitas Airlangga - S2: Kajian Gender di Universitas Indonesia Pekerjaan: - Wartawan Jakarta Pos - Anggota Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJII) - Direktur Serikat Jurnalistik (Sejuk) Untuk Keberagaman
Urai data, ungkap fakta, saji berita
www.profesi-unm.com
INFO
AKADEMIK
Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
www.profesi-unm.com
Peringkat SDM UNM Turun
K
ementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) baru saja memperbaharui klasterisasi perguruan tinggi se-Indonesia tahun 2017 melalui laman resmi dikti.go.id, Kamis, (17/8) Universitas Negeri Makassar (UNM) pada pada klaster dua ini turun ke posisi lima untuk aspek Sumber Daya Manusia (SDM). Padahal ditahun 2017, kampus oranye menduduki peringkat empat. Saat ini posisi keempat digantikan oleh Institut Teknologi Bandung yang sebelumnya menduduki posisi kelima. Pemeringkatan perguruan tinggi ini dilakukan dengan menimbang empat aspek yaitu Sumber Daya Manusia atau SDM (30%), kelembagaan (28%), Kemahasiswaan (12%), dan Penelitian dan pengabdian kepada
Sumber: Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Masyarakat (30%). Untuk indikator penilaian untuk aspek SDM sendiri meliputi persentasi dosen berpendidikan Doktor atau S3, persentase dosen dalam jabatan Lektor Kepala dan Guru Besar serta rasio mahasiswa terhadap dosen. Sementara itu, Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Muharram mengatakan bahwa pencapaian
Sadar Pajak Bakal Masuk Mata Kuliah Umum Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Direktorat Pajak (Ditjen), Hestu Yoga Saksama memastikan akan ada mata kuliah umum baru di perguruan tinggi, yakni sadar pajak. Hal tersebut merupakan hasil kerjasama oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementrian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti). Kebijakan ini pun telah dikeluarkan, terkait penerapan edukasi kesadaran pajak pada pendidikan tinggi. Sehingga mulai tahun ajaran 2017/2018, semua perguruan tinggi dapat melaksanakan pembelajaran kesadaran pajak pada mata kuliah umum. “Sudah berlangsung di perguruan tinggi," katanya saat acara Pajak Bertutur di Kantor Direktorat
Jenderal (Ditjen) Pajak Pusat, Jakarta beberapa waktu yang lalu. Ia menjelaskan, pembekalan sadar pajak nantinya akan disisipkan kepada mata kuliah umum (MKU), seperti mata pelajaran pancasila, agama, sejarah, dan bahasa Indonesia. "Jadi nanti itu hanya disisipkan saja di empat mata kuliah itu,” jelasnya. Menanggapi hal tersebut, Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Muharram menyambut baik perihal adanya MKU baru ini. Menurutnya, kebijakan tersebut tidak masalah untuk diterapkan jika memiliki tujuan yang baik. “Kalau menurut pemerintah baik, yah tidak apa-apa untuk diperadakan,” ujarnya saat ditemui, Senin (14/8). Apabila nantinya diterapkan di UNM, ia memiliki saran agar mata kuliah kesadaran pajak ini bakal diselipkan ke dalam mata kuliah pancasila. “Kenapa tidak digabung saja dengan mata kuliah pancasila,” sarannya. (Ika)
tersebut merupakan sebuah prestasi. Menurutnya, pencapaian tersebut tak mudah untuk didapatkan, apalagi bisa sampai mengalahkan univesitas seperti Universitas Indonesia. “Meskipun tahun lalu di peringkat empat, itu sudah menunjukkan kualitas SDM UNM. Apalagi sekarang, banyak perguruan tinggi yang baru terdaftar di Dik-
GRAFIS: MASTURI – PROFESI
ti, ” katanya. Ia pun menambahkan, peningkatan kuantitas dosen berkualifikasi S3 telah diterapkan menuju pemeringkatan SDM tahun 2018 mendatang. “Sudah banyak dosen UNM yang S3, wisudawannya pun kebanyakan lulus dengan predikat cumlaude itu juga membuktikan kualitas SDM UNM,” katanya saat dihubungi via telepon. (Cha)
Pembayaran SPP/UKT
Cuti Akademik Bagi Telat Bayar UKT Tiga Minggu BATAS jadwal pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) semester ganjil bagi mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) yang kena denda akan berakhir tanggal 26 Agustus nanti. Jika telat akan dinyatakan cuti akademik. Hal ini diungkapkan Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) Muharram saat dihubungi melalui media sosial, Jumat (4/8). Ia mengatakan, mahasiswa yang telat membayar harus menerima resiko untuk tidak mengikuti perkuliahan pada semester ini. “Telat membayar selama tiga minggu dari jadwal penutupan pada 4 Agustus, maka siap-siap cuti akademik,” ungkapnya. Guru Besar Kimia Organik ini juga menuturkan,
pembayaran yang dimulai 14 Juli lalu telah berakhir. pada 4 Agustus lalu. Ini merupakan ketetapan dalam kalender akademik. Namun, kebijakan perpanjangan masa pembayaran dengan berlakunya denda telah ada maka mereka diberi kesempatan membayar. “Tidak ada perpanjangan pembayaran. Bagi yang melewati batas pembayaran dikena denda,” tuturnya. Ia menambahkan, mahasiswa yang terlambat membayar SPP/UKT akan dikenakan denda. Denda tergantung dari waktu yang dilanggar. “Kalau terlambat diminggu pertama didenda 10%, kalau minggu kedua dendanya 20% dari besaran UKT yang dibayar,” tutupnya. (Ika)
KKN Dimulai Awal September PEMBERANGKATAN Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler dan Terpadu Universitas Negeri Makassar semester ganjil akan dimulai pada XXXX September mendatang. Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat KKN, Muhammad Rakib saat dihubungi via telepon, Selasa (8/8). Ia menjelaskan, peserta KKN Terpadu bakal diberang-
Radio Profesi 107,9 FM
77
katkan terlebih dahulu. Kemudian disusul oleh mereka yang ikut KKN Reguler. “Pemberangkatannya tidak bersamaan,” jelasnya. Dosen Fakultas Ekonomi (FE) ini juga mengimbau agar mahasiswa yang ingin mendaftar agar memenuhi persyaratan yang berlaku. Sebab, saat ini banyak dari mereka
FOTO: DASRIN - PROFESI
tetap ingin ikut akan tetapi belum menyelesaikan semua mata kuliahnya. “Salah satu syaratnya kan harus melulusi mata kuliah minimal 110 SKS untuk KKN Reguler dan 120 untuk KKN Terpadu,” imbaunya. Hingga kini, ia mengatakan, baru terdapat dua lokasi penempatan peserta KKN yang
mendapat persetujuan dari pemerintah daerah. Diantaranya, Kabupaten Takalar dan Jeneponto. “Takalar sudah memberi konfirmasi, sisa penempatan sekolahnya yang belum diketahui,” katanya. Pendaftaran KKN ini telah dibuka sejak 14 Juli lalu dan akan ditutup pada 14 Agustus mendatang. (Ika)
AGENDASIANA
DJMTD 2017 LPM Profesi UNM
LEMBAGA Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menggelar Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD) 2017. Untuk mewadahi mahasiswa yang memiliki minat dan bakat dalam bidang jurnalistik. Pendaftaran dibuka sejak 8 Agustus lalu. Batas akhir pendaftaran akan ditutup 24 September nanti. Adapun persyaratan bergabung ialah mahasiswa UNM semester satu dan tiga. DJMTD ini akan dilaksanakan 5 hingga 8 Oktober mendatang. Formulir pendaftaran bisa didapat di Redaksi LPM Profesi, Jalan Mallengkeri Luar nomor 25. Selain itu, formulir bisa langsung di unduh melalui laman http://bit.ly/2wHHj9h. (Ari)
Seminar Nasional Sastra Untuk Pendidikan HIMPUNAN mahasiswa program studi (Himaprodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menggelar seminar nasional. Kegiatan yang bertemakan "Sastra untuk Pendidikan" ini akan dilaksanakan di Ballroom Lantai 2 Menara Pinisi pada 26 Agustus mendatang. Pembicara dalam seminar ini yaitu Pakar Sastra Universitas Negeri Malang (UM), Taufik Dermawan dan Ketua Prodi PBSI UNM, Azis. Serta Rektor UNM, Husain Syam sebagai keynote speaker. Harga Tiket Masuk (HTM) untuk mahasiswa sebesar Rp 15.000, sedangkan umum sebesar Rp 25.000. Peserta yang ikut seminar akan diberi fasilitas berupa Ilmu, Konsumsi, dan Sertifikat. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Putri (082291155050) atau Amastasha (085242896762). (Win)
Rektor UNM Cup 2017 Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) bakal menggelar Rektor UNM Cup. Kegiatan di helat di GOR Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNM, 25 hingga 31 Agustus nanti. Rektor UNM Cup merupakan kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bulutangkis antar Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia. Kegiatan ini terbuka untuk kategori mahasiswa dan dosen. Jadwal pendaftaran telah dibuka dan ditutup pada 20 Agustus nanti. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Sudidharma (082346147055), Muh. Ishak (081355293766), dan Suarlin (081241777007). (win) Urai data, ungkap fakta, saji berita
88
LENSA
ORANGE Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
Sekretariat LK, Nasibmu Kini
www.profesi-unm.com
FOTO: Agung, Dasrin. TEKS: Dasrin
Demi kelancaran kerja keorganisasian suatu lembaga kamahasiswaan, dalam mewujudkan minat dan bakat, sarana dan prasarana menjadi penunjang utama. Hal ini yang perlu diperhatikan oleh pimpinan birokrasi. Pasalnya, kondisi sekretariat Lembaga Kemahasiswaan (LK) di kampus terakreditasi A ini yang memprihatinkan. Atap yang bocor, jalanan yang berlubang, jendela pecah, bahkan toilet yang tak layak pakai kerap kali menjadi keluhan fungsionaris LK. Parahnya, ada sekret yang terpaksa harus memanfaatkan tempat kosong pada bagian bawah tangga disulapnya menjadi sekretariat. Sebab, tak disediakan ruangan oleh birokrasi. Sekretariat yang mestinya menjadi tempat kerja sembari melepaskan penat justru dibuat tak nyaman. Dengan adanya sarana dan prasana yang rusak malah membuat mereka terganggu apalagi jika kedatangan tamu dari LK lain. Apabila sarana dan prasarana mendukung, kenyamanan saat berkerja akan dirasakan. Sehingga, kinerja yang diberikan pun maksimal. Mereka juga tak lagi segan menunjukkan eksistensinya di luar kampus. (*)
PLAFON BOCOR
KIPAS RUSAK Urai data, ungkap fakta, saji berita
TOILET BUNTU
JENDELA PECAH
SEKRET DI BAWAH TANGGA www.profesi-unm.com
REPORTASE
KHUSUS
9 9
Ungkap Jual Beli Nilai di Kampus
Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
www.profesi-unm.com
Universitas Negeri Makassar (UNM) menjadi pasar empuk bagi oknum dosen yang bermata duitan. Ragam cara dilakukan agar pundi-pundi keuangan bertambah, “perdagangan” nilai jadi sasaran utama. Program studi (Prodi) Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) misalnya. Praktik yang sudah berlangsung sejak 2012 silam itu akhirnya terungkap setelah sejumlah mahasiswa menyatakan keberatan terhadap hal tersebut, dan melaporkan salah satu dosen yang dianggap telah melakukan pungutan liar (pungli) di lingkungan kampus. Praktik dengan modus nilai ini berlangsung setiap akhir semester saat proses penginputan nilai mata kuliah dilakukan. Alih-alih menyarankan mahasiswa untuk mengikuti Semester Pendek (SP) atau mengulang mata kuliah di semester depan, mahasiswa yang mendapat nilai error ataupun tidak lulus dalam kuliahnya justru diarahkan mengumpulkan uang dengan dalih “uang buku”. Seperti yang menimpa mahasiswa di Pendidikan Sosiologi angkatan 2015 yang berjumlah 64 orang sebanyak 80% tidak lulus dalam mata kuliahnya, terpaksa harus menempuh segala upaya demi perbaikan nilai dengan pembayaran yang tidak jelas muaranya. Layaknya barang dagangan, nilaipun diberi harga bervariasi tergantung tingkatannya. Misalnya nilai error yang dilabeli Rp 200.000 untuk mendapatkan nilai A, nilai D dipatok Rp 150.000 agar menjadi nilai sempurna. Bukan tanpa alasan, harga itu untuk menutupi setiap buku yang ha-
rus dikumpulkan mahasiswa dengan harga satu buku dipatok Rp 50.000 sama dengan tiap tingkatan nilai. Ketua Himpunan Program Studi (HMPS) Pendidikan Sosiologi, Reza, mengungkapkan oknum tersebut sebelumnya menawarkan tiga opsi perbaikan nilai, pertama beli buku sendiri dengan harga yang jauh lebih besar, merangkum buku, dan yang terakhir setor uang buku. Namun dari pilihan tersebut mahasiswa selalu di persulit sehingga mau tidak mau harus membayar. “Tapi kami selalu diarahakan untuk membayar”, ujarnya.
Modus Oknum
Beri Error Demi Pendapatan
BANYAK cara yang bisa dilakukan oknum dosen bila ingin meraup keuntungan dari mahasiswa. Beragam modus pungli dilakukan demi menambah kasnya. Praktik jual beli nilai ini menjadi salah satu dari sekian banyak modus pungli di kampus. Mahasiswa program studi (Prodi) Pendidikan Sosiologi pun menjadi korban. Sebanyak 64 orang dan dari 80% itu tidak lulus dalam mata kuliahnya. Sehingga, mereka terpaksa harus menempuh segala upaya demi perbaikan nilai dengan pembayaran yang arahnya tidak jelas. Salah satu mahasiswa, Al-Qadri mengatakan, oknum dosen ini diduga sengaja memberi nilai error kepada sebagian besar mahasiswa. Kemudian memberikan tiga opsi untuk memperbaiki nilai, yaitu membeli buku, kumpul uang buku, atau merangkum. Namun dari tiga opsi, mahasiswa acap kali diminta membayar. Misalnya, pilihan kedua, mereka mesti mengumpulkan uang dengan alasan menutupi setiap buku yang harus dikumpulkan setiap mahasiswa dengan harga Rp. 50.000 per buku. Bahkan, oknum memasang tarif. Seharga Rp 200.000 untuk mendapat nilai A, nilai D dipatok Rp 150.000 agar menjadi nilai sempurna. “Selalu diarahkan membayar, kami terpaksa membayar terutama Radio Profesi 107,9 FM
"
AKSI - Mahasiswa FIS saat aksi pungutan liar di depang gedung FIS beberapa waktu yang lalu
yang menerima beasiswa,” jelasnya. Ia juga mengatakan, bukti berupa pernyataan bermaterai mahasiswa yang setuju tawaran ini disebut pelarian dari kesalahannya sehingga mahasiswa disalahkan. “Berarti ia sadar apa yang dilakukannya salah dan takut suatu hari kami akan mempersoalkannya,” katanya. Hal senada juga diungkapkan Ketua prodi Pendidikan Sosiologi, Muhammad Syukur. Ia malah menyebut modus ini sudah tak realististis. Banyaknya mahasiswa yang diberi nilai error justru membuktikan ia gagal sebagai seorang pengajar. “Jumlahnya tidak realistis, masa’ mahasiswa yang lulus hanya 20%, ini kan tidak masuk akal,” ujarnya. Saat dimintai tanggapan, Zainal Arifin berdalih bahwa mahasiswa banyak yang tidak lulus sebab hanya sedikit yang meraih nilai bagus. “Mahasiswa maunya memang baik tapi kan tidak berbanding lurus dengan usahanya,” katanya. Lanjut, ia membantah, apa yang selama ini didapatnya dari hasil praktik ini bukan dipakai untuk kebutuhan pribadi. Melainkan, diberi kepada pihak yang membutuhkan. “Sudah disumbangkan. Justru disitulah mereka bodohnya tidak punya etika kalau ada yang tidak dimengerti seharusnya bertanya,” bantahnya. (tim)
Tapi kami selalu diarahkan
untuk membayar.
Ketua Himpunan Program Studi (HMPS) Pendidikan Sosiologi, Reza Namun, saat ditanya, oknum dosen yang menjalankan praktik ini yaitu Zainal Arifin membantah tuduhan tersebut. Ia justru menyebut bahwa hal itu dilakukan atas dasar permintaan mahasiswa. “Dikatakan pungli itu tidak benar, itu asalnya dari mahasiswa
saya selaku dosen hanya mengiyakan karena dasar kasihan dan banyak pertimbangan,” bantahnya. ABAIKAN TEGURAN, SANKSI DIBERI Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi, Muhammad Syukur mengaku telah sering memberi peringatan. Akan tetapi, beberapa kali itu juga tidak ada tanggpan. “Saya sudah memberi teguran kepada Pak Zainal tapi tidak diindahkan,” ujarnya saat ditemui, Kamis (04/8). Pihaknya pun mengadukan kasus ini ke pimpinan fakultas
Foto: Dokumen Profesi
untuk mendapat kejelasan. Alhasil, berdasarkan perbincangan, ia tidak akan mengajar di angkatan 2014 dan 2015. Saat dikonfirmasi, Dekan FIS, Hasnawi Haris mengaku telah mendapat laporan terkait praktik tersebut. Ia menduga ini kesalapahaman antara mahasiswa dan oknum dosen. Sehingga, kasus tak akan ditindak lanjuti lebih dalam lagi. “Jangan gegabah mengambil kesimpulan karena ini terkait dengan reputasi dan karir seseorang”, ujarnya. (tim)
Komisi Disiplin Siap Eksekusi PRAKTIK jual beli nilai ini juga ditanggapi oleh pimpinan universitas. Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum (PR II), Karta Jayadi justru mengatakan, jika ada indikasi dan miliki bukti yang kuat. Komisi Disiplin (Komdis) akan mempertimbangkan kasus ini untuk diberikan sanksi “Kalau ada kita akan tindak lanjuti, caranya kita masukkan ke komdis dosen”, ujarnya. Lain halnya dengan pihak Lembaga Kemahasiswaan (LK). Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIS, Sainal akan tetap menindaklanjuti kasus tersebut. Oknum dosen mestinya diberi sanksi tegas sebab tidak memberikan nilai edukasi kepada mahasiswa. Apalagi, jika hal tersebut ternyata pungli, maka tentu ini tamparan bagi institusi yang berakreditasi A ini. “Harus ada tindakan lanjut, entah pengkajian lebih jauh, agar kasus lebih jelas,” tegasnya. Presiden BEM UNM, Mudabbir mengungkapkan, kedua belah pihak memiliki peluang bersalah. Namun
dalam konteks institusi pendidikan, yang punya andil besar yaitu tenaga pendidik seperti dosen. Sebab, dosen harus bersikap professional ketika menjalankan tugasnya. Namun jika terlibat, maka bisa diberi sanksi bahkan dapat dikenakan pidana penjara. “Besaran sanksi tergantung Undang-Undang (UU) yang mengatur, semisal di UU no. 20
tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi, belum lagi jika dibenturkan dengan kode etik tenaga pendidik,” ujarnya. (tim) Tim Reportase Khusus Koordinator: Karmila Anggota: - Muh. Agung Eka - Citra Jati Utami - Dasrin Urai data, ungkap fakta, saji berita
10 10
SPESIAL
DIES
NATALIS Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
www.profesi-unm.com
UNM Akreditasi A
Kado Manis dan Setumpuk Pekerjaan *Faisal Fajar
FOTO: AGUNG – PROFESI
BERDIRI – Rektor UNM, Husain Syam, Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaaan (Belmawa) Kemenritstekdikti, Intan Ahmad beserta anggota senat lain berdiri mendengarkan lagu Indoesia Raya saat Rapat Senat Terbuka Dies Natalis UNM ke-56 di Ruang Teater Lt.3 Menara Pinisi, Selasa (1/8)
Pada Dies Natalis Universitas Negeri Makassar (UNM) yang ke-56 kali ini, kampus oemar bakri mendapat hadiah spesial. Bukan gedung baru, atau penambahan anggaran, tetapi akreditasi institusinya yang kini A. Setelah lima tahun menyandang akreditasi B. Senin, 12 Juli, akreditasi UNM resmi menjadi A. Melalui Surat Keputusan (SK) Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor: 1465/SK/BANPT/Akred/PT/V/2017. Yang keluar 12 Juni lalu. Ini tentu menjadi catatan baru sejarah panjang UNM. Dalam laporan tahunan, Rektor UNM, Husain Syam mengatakan, akreditasi A yang didapatkan menjadi indikasi jika kampus oranye secara institusi dinilai telah matang dalam hal pengelolaan lembaga. Peraihan akreditasi ini juga dianggap lebih cepat dua tahun, bila dibandingkan dengan rencana awal. “Akreditasi A ini, mencerminkan bahwa UNM dinyatakan sangat baik dan unggul dalam pengelolaan lembaga. Meski dalam program strategis Rektor periode 2016-2010 pemerolehan peringkat Akreditasi
A direncanakan dicapai pada tahun ketiga, atau ditahun 2019,” katanya. Lanjut, ia menjelaskan, saat ini tengah menunggu pengesahan peningkatan status Perguruan Tinggi Satuan Kerja (PT-Satker) ke Perguruan Tinggi Badan Layanan Umum (PT-BLU). Yang tentunya menjadikan UNM semakin kuat sebagai lembaga. “Jika usulan-usulan pengembangan kapasitas dan manajemen kelembagaan dapat terwujud, secara kelembagaan semakin kokoh,” lanjut pria asal Mandar ini. Pada laporan tahunan Rektor UNM tahun ini, ia juga memaparkan realisasi program Rektor UNM sampai pada pertengahan tahun 2017. Dalam hal akreditasi, dari 89 Program Studi yang dimiliki UNM, barulah 14 prodi yang terakreditasi A, 65 prodi terakreditasi B, dan tujuh prodi terakreditasi C. Hal ini menjadi pekerjaan
rumah besar bagi UNM, dalam hal peningkatan kualitas lembaga. Selain itu, Rektor pula menjelaskan berbagai peningkatan dalam bidang sarana dan prasarana yang kerap menjadi permasalahan yang tak memiliki ujung. Seperti sarana prasarana belajar yang telah ditingkatkan, permasalahan pedagang kaki lima (PKL) di depan kampus Parangtambung yang telah dipindahkan, serta tempat parkir yang telah memenuhi standar minimal. “Sarana dan prasarana, telah diberi perhatian. Meja dan kursi yang tidak sesuai standar modern diganti, pemasangan LCD dan AC dilakukan. Beberapa gedung yang fungsinya tidak maksimal telah direvitalisasi, seperti gedung Lanto Daeng Pasewang dalam proses perbaikan. Demikian penataan penerangan dan parkiran di Program Pascasarjana (PPS) dan Fakultas Teknik (FT). Telah memenuhi standar minimal,” jelasnya. Namun, keberadaan gedung yang pembangunannya terbengkalai, seperti menara Tellu Cappa, gedung BE Fakultas Ekonomi
(FE), serta gedung “sampah” Fakultas Ilmu Sosial, menjadikan UNM tak patut berpuas diri. Peningkatan berbagai aspek sangat dinanti oleh seluruh sivitas akademika UNM. Sementara pada bidang penelitian masyarakat, guru besar pertanian ini berharap, mahasiswa terlibat di setiap kegiatan penelitian serta pengabdian yang dilakukan. Peringkat 50 juga diraih UNM, dalam hal perguruan tinggi dengan publikasi internasional terbanyak. “Saya berharap, pada setiap kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan dosen hendaknya menyertakan mahasiswa sebagai bagian dari proses penelitian dan pengabdian tersebut,” tuturnya. Dalam akhir laporannya, harapan akan sinergitas serta kekompakan seluruh lapisan UNM dalam realisasi program kerja Rektor, kembali terlontar. “Dengan penuh harap, agar sivitas akademika UNM tetap bersemangat bekerjasama dalam merelalisasikan program kerja yang telah dicanangkan,” tutupnya. (*)
Harus Siap Hadapi Tantangan Abad 21 ORASI ILMIAH – Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristek Dikti, Intan Ahmad saat menyampaikan orasi ilmiah di Rapat Senat Terbuka Dies Natalis UNM ke-56 di Ruang Teater Lantai 3 Menara Pinisi, Selasa (1/8)
Tahun 2000, abad ke 21 telah masuk. Tentunya semenjak itu berbagai tantangan telah menanti seluruh aspek masyarakat. Tak terlepas para PerguUrai data, ungkap fakta, saji berita
FOTO: AGUNG – PROFESI
ruan Tinggi (PT), termasuk Universitas Negeri Makassar (UNM). Hal ini diungkapkan Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemaha-
siswaan (Belmawa), Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Intan Ahmad dalam orasi ilmiahnya pada Rapat Senat Terbuka Dies Natalis UNM ke-56 di Ruang Teater Lt. 3 Menara Pinisi, Selasa (1/8) lalu. Ia menjelaskan, sekarang ini, tugas PT tidak lagi sama dengan tugas PT di zaman dulu. Menjadi pencetak generasi penerus yang dapat menciptakan inovasi, menjadi tugas PT sekarang. Ketimbang hanya menjadi pemasok kebutuhan tenaga kerja. “PT tidak lagi dirancang untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Tapi harus menciptakan keluaran yang memberikan inovasi serta menghadapi persaingan global. Maka dari itu PT termasuk UNM
memiliki tanggung jawab besar terhadap hal itu,” jelasnya. Namun ini belum dapat terealisasi secara penuh, melihat dari 4.500 PT baru 54 yang mengantongi akreditasi A. Bahkan dari 11 PTN-BH barulah 10 yang mendapatkan akreditasi A. “Dengan akreditasi A UNM sekarang. Hal itu dapat menjadi modal, dalam menjalankan tugasnya. Namun fokus dalam hal peningkatan mutu pendidikan masih menjadi tugas utama,” katanya. Namun, Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) memeran peran vital. Dikarenakan fungsinya dalam mencetak orang yang bergelut dalam dunia kependidikan. Yang merupakan bidang uta-
ma pencetak generasi yang akan menghadapi persaingan global ini. “Satu-satunya cara memenangkan persaingan global, dengan memperbaiki sistem pendidikan yang ada. Ini menjadikan LPTK termasuk UNM memiliki tanggung jawab serta tugas yang berat,” tuturnya. Dalam penelitian sendiri, yang menjadi akar dari tercetaknya inovasi, UNM telah mengalami peningkatan dalam hal jumlah. Bila pada tahun 2016, UNM hanya menyumbang 77 dokumen di scopus. Tapi hingga 31 Juli lalu telah ada 220 dokumen yang disumbangnya. Peningkatan ini tentunya menjadi penyemangat bagi UNM kedepanya. (*) www.profesi-unm.com
LAPORAN
PERJALANAN
Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
1111
www.profesi-unm.com
Journalist Days Badan Otonom FEB UI
Menyisir Jurnalisme Perjalanan di Kampus Kuning *Nurul Charismawaty & St. Aminah
Heningnya fajar menjadi pengantar perjalanan hari itu, Selasa (25/4). Disambut mentari, dari ketinggian 8000 kaki di atas permukaan laut, ratusan gedung pencakar langit perlahan muncul. “Flight attendant, 10 minutes to land” lapor kru Lion air, pertanda pesawat akan segera mendarat. Hiruk pikuk Jakarta bukan lagi sekadar angan, seketika gambaran ibu kota semakin melekat dari pantauan jendela Terminal 1A Bandara Soekarno Hatta. "Kak ami yah?," lelaki berambut ikal itu mengagetkan seraya memperkenalkan diri. Namanya Raka, ia salah satu panitia yang diutus menjemput peserta Forum Diskusi Nasional Journalist Days (JD) Badan Otonom Economica Fakultas Ekonomi dan Bisinis (FEB) Universitas Indonesia. Bayang-bayang tentang penampakan kampus kuning itu, nyatanya melambung tinggi melebihi ekspektasi. Melewati gerbang, suguhan Stasiun Kereta UI dan penataan taman kampus dengan Makara ditengahnya menjadi kesan pertama kami.
M
Ditambah lagi, aktivitas mahasiswa berjaket kuning serta operasi bus kuning yang biasa disebut "bikun" di sepanjang jalan masuk kampus pun turut menggambarkan ciri khas kampus 13 fakultas ini. Tak hanya itu, padatnya gedung tinggi, rindangnya pohon, serta kafe di masing-masing fakultas pun menjadi bagian dari ciri khas UI. Sesampainya di Aula Perpustakaan FEB UI, 11 tim lainnya, dari 10 Lembaga Pers Mahasiswa seIndonesia berkumpul di sini. Sebanyak delapan tim dari Pulau Jawa, yakni tim BPPM Balairung UGM, tim BPPM Equilibrium UGM, tim LPM Manunggal Undip, dua tim LPM Gema Keadilan Undip, tim LPM Manifest Unbraw, tim LPM Mercusuar Unair, dan tim Fisipers UI.
Foto - Ist
Foto Bersama – Peserta Journalist Days (JD) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) saat melakukan sesi foto bersama di halaman FEB UI, Jumat (28 4).
Sedangkan dari tanah andalas, yakni dua tim dari LPM Pijar USU dan tim Tabloid Tekad Unri. Serta dari pulau Sulawesi, tim LPM Profesi UNM. Keceriaan dengan aksen masing-masing menjadi modus perke-
Kompetisi, Diskusi, dan Relasi
emasuki agenda inti Journalist Days ke-15, peserta bersiap menuju Perpustakaan FEB UI. Delegasi LPM Profesi UNM sebentar lagi akan memprentasikan paper dengan tiga tim BPPM Balairung UGM, LPM Pijar USU serta BPPM Equilibrium FEB UGM dengan sub tema yang sama, yakni "How Travel Journalism affect to the Local Community". Sedangkan, untuk sub tema kedua dan sub tema ketiga ditempatkan di masing-masing di ruang terpisah. BPPM Equliribrium dan LPM Pijar USU berhasil maju ke babak final mewakili sub tema ini. Presentasi yang aktraktif dan juga padat ini menggambarkan kualitas dari masing-masing perwakilan kampus-kampus besar itu. Kompetisi hari itu pun usai. Esoknya, agenda Forum Diskusi Nasional. Dalam tahap ini, tim dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan sub tema masing-masing yang kemudian akan mempresentasikan kembali hasil diskusinya didepan panelis. Diskusi hari itu mengajarkan pentingnya jurnalisme perjalanan dalam membangun sektor Kepariwisataan Indonesia. Dijelaskan oleh salah satu panelis diskusi, seorang Travel Blogger, Farchan Noor Rachman bahwa akselerasi kekayaan pariwisata Indonesia tak lepas dari peranan Jurnalis Perjalanan maupun Penulis Perjalanan (travel writer). Meskipun beda, namun keduanya sama-sama memiliki sumbangsih. "Sama-sama membawa informasi, hanya bedanya Jurnalis Travel dinaungi media, sedangkan Travel Writer harus bertanggungjawab sendiri terhadap tulisan yang iya buat," jelas pemilik blog www.efenerr.com ini. Ia menambahkan, dalam prosesnya Radio Profesi 107,9 FM
Foto – Nurul Charismawaty - Profesi
Menyimak – Peserta Jurnalis days menyimak penyampaian sambutan oleh wakil dekan III FEB UI, Jumat (28/4)
seorang Jurnalis Travel harus memegang kode etik jurnalistik, berbeda halnya dengan penulis perjalanan "Seorang Jurnalis travel memiliki pegangan, yaitu kode etik jurnalistik. Sedangkan, Travel Writer yah sebebasbebasnya," tambahnya. Agenda terakhir, Jumat (28/4) Seminar yang melibatkan mahasiswa dan umum tersebut berlangsung di Auditorium Soeri Atmadja FEB UI. Seminar yang terdiri dari dua sesi ini, menyiapkan waktu selama 15 menit per setial pemateri. Dua sesi dengan tema yang berbeda, mengasah peserta untuk menggali ilmu kepariwisataan. Pemimpin Redaksi majalah travel "DestinAsian", Cristian Rahdiansyah menjelaskan, di era sekarang media mainstream dan media sosial cukup memegang kendali. Meskipun begitu, peranan jurnalis travel bukan hanya sebagai pembawa informasi, namun juga bagaimana menjelaskan secara mendalam. "Jadi kalau orang mau travel itu sekarang cuma cek instagram atau media sosial. Tapi peran media travel
berubah sih, peranannya udah membuka mata orang untuk memahami suatu tempar secara mendalam. Ia menambahkan, peranan media travel tentunya juga memiliki pengaruh terhadap perkembangan pariwisata Indonesia. "Ketika laporan-laporannya lebih mendalam dan bisa lebih kritis gitu. Publik jadi tahu, apakah tempat ini seindah yang dibayangkan orang, seindah di foto, atau sebenarnya tempat ini punya masalah dan potensi bencana gitu," ujarnya. Terakhir, event besar Badan Otonom Economica yang digelar setiap tahun ini begitu membekas. Pengalaman, ilmu serta relasi dengan 10 Lembaga Pers Mahasiswa se-Indonesia ditambah dengan kru BOE FEB UI akan terkenang. Menjauh 1601 km dari Makassar merupakan suatu keberuntungan. Seperti kata Lutfi Retno "Sesekali, kau perlu pergi ke tempat baru dan bertemu dengan orang asing untuk tahu dirimu beruntung" dalam bukunya Para Pemuja Matahari. (*)
nalan kami waktu itu. Sesederhana itulah perkenalan. Singkat namun membekas. Ringkas, Journalist Days yang ke-15 ini mengangkat tema "Travel the world to spread the word". Artinya, ajang kompetisi dan diskusi na-
sional ini membahas tentang jurnalisme perjalanan. Tak kalah menarik, tiga orang juri, tiga orang panelis serta enam orang pemateri yang ahli dibidang travel pun jadi nilai tambah acara ini. (*)
Perpustakaan Pusat UI
Menapaki Crystal of Knowledge PERPUSTAKAAN pusat Universitas Indonesia atau yang biasa disebut Crystal of Knowledge atau Kristal Pengetahuan ini, dikenal sebagai salah satu ikon UI. Dilihat dari topik pembicaraan mahasiswa UI, Crystal of Knowledge sengaja direplikasi menjadi potongan kristal seperti yang digambarkan dalam seri film Superman- Fortress of Solitude. Harapannya setelah keluar dari kampus ini, muncul para mahasiswa-mahasiswi yang
luar biasa cerdas dan kuat seperti tokoh yang diceritakan dalam film tersebut, yaitu alien dari negeri krypton. Gedung yang terdiri dari delapan lantai ini, memfasilitasi pengunjung dengan 3-5 juta judul buku, dilengkapi ruang baca, 100 silent room bagi dosen dan mahasiswa, taman, restoran, bank, serta toko buku. Tak hanya itu, pengunjung juga disuguhkan penampakan danau UI dan rerimbun pepohonan hijau di sisi kanan dan kiri gedung. (*)
Foto - Nurul Charismawaty - Profesi
BERKUNJUNG – Peserta Jurnalis Days (JD) Ke-15 berkeliling di perpustakaan pusat Universitas Indonesia (UI) Crystal of Knowledge, Kamis (27/4)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
12 12
LIFE
STYLE Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
www.profesi-unm.com
Kulot, Celana Jadul Jadi Trend Fashion *St Aminah
Berbicara akan fashion tentu sangat menggugah perhatian remaja hingga orang dewasa. Fashion sendiri merujuk pada mode berbusana seseorang, baik itu pakaian maupun aksesoris pendukungnya. Gaya berpakaian individu merupakan cerminan identitasnya. Busana dijadikan salah satu cara untuk mengekspresikan diri, terlebih jika apa yang dikenakan selaras dengan trend fashion kala itu. Bagi kaum penggila fashion tampil modis adalah cara untuk meningkatkan kepercayaan dirinya. Hal tersebut diakui oleh Ketua Jurusan Pendidikan Kes-
"
Biodata: Nama lengkap: Qawiyyan Fitri Tempat & tanggal lahir: Ujung Pandang, 30 Oktober 1995 Jurusan: S1 Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNM Hobi: menulis, membaca, & menonton Motto: kerja keras adalah nama lain dari keajaiban (kau akan menemukan keajaiban bila kau terus berusaha)
ejahteraan Keluarga (PKK), Srikandi. Menurutnya, mode berpakaian seseorang dipengaruhi tren busana kala itu. Segalanya dipenuhi rasa keinginan besar agar tak ketinggalan. "Ikut tren nomor satu, setelahnya dilihat dari kenyamanan saat berbusana," ucapnya melalui telepon. Sejalan dengan berkembangnya zaman, dunia fashion juga semakin menonjol perkembangan dan perubahannya. Berbagai macam jenis, ragam dan bentuk pakaian selalu berubah dari hari ke hari. Namun tak bisa dipungkiri, model jadulpun sangat berpeluang untuk populer di suatu masa. Celana kulot misalnya, be-
berapa tahun terkahir ini menjadi pakaian yang digemari. Celana ini pertama kali populer di masa pemerintahan Henry III dari Perancis pada 1500-an. Kulot mulanya hadir sebagai celana ketat selutut, dan hanya dikenakan oleh para pria terhormat di Eropa. Celana yang berbentuk pipa lebar ini juga pernah naik daun di era Victoria atau akhir abad ke19. Kala itu perempuan membutuhkan bawahan yang santai dan nyaman agar bebas bergerak saat menunggangi kuda. Belakangan ini gaya busana vintage dengan kulot memang tengah digandrungi para wanita. Po-
tongan yang lebar membuat celana ini sangat nyaman dipakai serta cocok dipadupadankan dengan berbagai model atasan. Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Qawiyan. Ia sangat suka memadukan kulot dengan baju apapun. Kulot menurutnya bisa dikenakan di semua acara, baik formal maupun tidak. Postur tubuhnya yang tinggi sangat membantu untuk tampil menarik ketika mengenakan mode yang tren di tahun 1980 itu. "Kalau ke kampus paketnya kulot sama kemeja. Kalau jalan biasanya dipadukan dengan kaos dan outer. Ke pesta dipasangkan sama baju berenda yang agak panjang," ucapnya. (*)
Tips Memilih dan Memadukan Kulot 1. Pilih sesuai tinggi badan Dengan variasi kulot yang bermacam-macam, panjangnya di atas tumit kaki, tepat di bawah lutut kaki, dan ukuran sebetis membuatnya cocok dipakai oleh siapapun. Bagi yang memiliki postur tubuh tinggi dapat memakai ketiga jenis kulot tersebut. Sementara yang tidak terlalu tinggi sangat cocok dengan kulot yang jatuhnya sebetis agar terkesan lebih tinggi. 2. Padukan dengan blazer atau jaket. Jika dipadukan dengan blazer atau jaket maka penampilanmu akan terlihat high class. Mix and
match kulot dengan blazer dan jaket kulit membuatmu semakin fashionable. 3. Atasan kaos dan Sneakers Bila kamu menyukai penampilan kasual maka kulot dengan atasan kaos sangat cocok. Gaya berpakaian ini sangat santai dan sederhana tapi tetap stylish. Dibumbui dengan sepatu sneakers berkesan sangat santai saat kamu bertujuan untuk jalan-jalan, atau hangout. 4. Pasangkan dengan kemeja Bagi yang ingin tampil menarik dan terlihat formal coba pasangkan kulot dengan kemeja. Kalian bisa
memilih kemeja yang sesuai dengan celana pipa lebar yang dikenakan, kemeja bermotif dan yang polos. Mode berpakaian seperti ini cocok dikenakan pada saat ke kantor dan juga ke kampus. Jangan lupa dipadukan dengan sepatu yang agak tinggi (highhells/wedgest). 5.Tampil elegan dengan blouse Untuk tampilan elegan namun tetap terkesan santai, kamu dapat memadupadankan kulot dengan blouse. Untuk kesan santai, kamu dapat gunakan sepatu seperti sneakers dan sling bag mini untuk melengkapi tampilanmu. (*)
Kata Mereka
wiy30
wiyan95
Mahasiswi FBS 2016: Irma Rahmayani
"
“Nyamanlah dipakai apalagi kalau kulotkan tidak ketat seperti jeans, jadi lebih nyaman dipakai. Terlebih lagi kalau pakai kulot tidak terlalu memperlihatkan bagian tubuh bagian belakang”
Mahasiswa FT 2014: Ainun Islamiah Nuridn
"
“Potongan celananya kan melebar pada bagian lutut ke bawah jadi enak dipakai pas bepergian”
Mahasiswa FIS 2013: Devy Yuliani
"
“Nyaman karena lebar terus kan rata-rata yang pakai hijab itu bagusnya pakai celana yang lebar supaya lekukan kakinya tidak kelihatan”
Foto: Muh. Agung Eka
Urai data, ungkap fakta, saji berita
www.profesi-unm.com
INOVASI Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
13 13
www.profesi-unm.com
Kontrol Sepeda Motor Via Android
FOTO: DASRIN-PROFESI
Motor Pintar – Motor yang dapat dikendalikan melalui ponsel pintar atau smarthpone saat diperlihatkan dalam pameran pendidikan Dies Natalis UNM ke-56 di Pelataran Menara Pinisi, Senin (1/8)
I
novasi penguatan ilmu pengetahuan dan teknologi di era modern, menuntut anak bangsa untuk memanfaatkan sumber daya yang ada. Karya anak bangsa tentunya sangat dibutuhkan demi menciptakan teknologi baru yang efektif dan efisien. Mahasiswa Program Pascasarjana (PPs) Universifas Negeri Makassar (UNM), Muh.
Syahid Nur Wahid misalnya. Mahasiswa program magister ini membuat inovasi baru di bidang otomotif yang berjuluk "Smart Motor". Seperti namanya, inovasi sepeda motor ini disebut pintar, karena dapat dikendalikan melalui telepon pintar atau smartphone dengan sistem operasi Android. Syahid membeberkan, inovasi
ini awalnya merupakan salah satu rancangan memenuhi tugas akhir yang juga beriringan dengan kesukaannya yang berbau teknologi seperti Internet of Things (IoT). IoT sendiri merupakan sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi yang melibatkan manusia ke manusia
ataupun manusia ke komputer. "Saya tertarik dengan IoT dan awalnya memang cari-cari tugas akhir," bebernya. Pemanfaatan IoT dapat diterapkan dalam berbagai hal, baik dalam sistem administrasi dan pelayanan pemerintahan, transportasi, bisnis dan sebagainya, menjadi latar belakangnya. Namun, Said lebih memilih memanfaatkan motor miliknya sebagai bahan percobaan. "Karena hanya motor yang dimiliki, jadi hanya motorlah yang bisa dimodifikasi. kemudian muncul ide bagaimana caranya saya mengontrol motor menggunakan smartphone," katanya. Mahasiswa prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (PTK) ini mengatakan, Smart Motor dapat dikendalikan hanya dengan menggunakan sentuhan jari dipapan layar sentuh Android. Sekali klik, kunci kontak sepeda motor akan berubah dari off menjadi on meskipun tanpa menggunakan kunci. Kemudian mesin sepeda motor akan hidup juga bisa mengontrol bunyi klakson pada sepeda motor. Dengan menggunakan bantuan Android studio, aplikasi pengontrol Smart Motor dibuat dan digunakan tanpa jaringan internet. Hanya saja harus menggunakan koneksi bluetooth antara mesin motor dan smartphone Android.
"Pertama harus dikoneksikan antara motor dengan smartphone dengan menggunakan bluetooth, setelah terkoneksi maka tinggal memberi perintah dengan menekan tombol yang ada di smartphone lalu perintah dikirim melalui bluetooth," jelasnya. Melalui daya yang disalurkan oleh aki sepeda motor, bluetooth pada mesin akan aktif hingga terkoneksi dengan bluetooth pada smartphone. Perintah yang dipilih melalui aplikasi tersebut, lanjut dikirim melalui bluetooth. Bluetooth menjalankan perintah dengan bantuan daya aki sepeda motor. "Pertama dikoneksikan antara smartphone dengan bluetooth, setelah terkoneksi alatnya hanya menunggu perintah smartphone," tuturnya. Syahid menambahkan, inovasinya masih dalam pengembangan. Rencananya inovasi tersebut akan ditambahkan sistem pelacakan melalui Global Positioning System (GPS). "Selain dikontrol dari smartphone, bisa juga mengaktifkan alarm yang akan berfungsi jika seseorang menyalakan motor dengan kunci T atau kunci motor. Sebenarnya alat ini masih perlu pengembangan, nantinya akan ditambahkan GPS agar sepeda motr tersebut sudah dapat dilacak melalui smartphone apabila ada yang mencuri," tambahnya. (cha)
Cegah Pakai Listrik Berlebihan dengan Si Manis Perkembangan zaman yang semakin modern, membuat angka kebutuhan masyarakat terhadap teknologi tepat guna yang efektif dan efisien kian meningkat. Menyadari itu, tiga mahasiswa Fakultas Teknik (FT) UNM membuat terobosan baru di bidang kelistrikan yang disebut Sistem Monitoring dan Notifikasi Pemakaian Energi Listrik (Si Manis). Alat ini mempemudah proses pemantuan energi listrik yang digunakan sehingga mencegah pemakaian listrik yang berlebihan. Ialah mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Ahsan Taqwim dan Nur Alam Fajar, mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK), mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Elektronika, Mawaddah Warahma yang melahirkan ide inovatif ini. Ketua Tim,
Ahsan Taqwim mengatakan, tujuan pembuatan Si Manis untuk mempermudah proses pemantauan energi listrik yang digunakan, dengan mengandalkan tingkat keakuratan yang tinggi tanpa harus membuang-buang tenaga. "Jadi pengguna listrik dapat memantau daya listrik tanpa khawatir pemakaian berlebihan atau keliru pembacaan data daya listriknya," katanya. Ia juga menjelaskan awal mula munculnya ide ini oleh proses pencatatan dan perhitungan pemakaian energi listrik rumah tangga yang kurang efektif dan efisien. “Karena memerlukan banyak waktu, tenaga dan bahkan keakuratan pembacaan data karena masih manual dan tidak up to date,” jelasnya saat diwawancarai. “Mempermudah pengiriman informasi data pemakaian energi listrik yang lebih akurat tanpa mendatangi objeknya, mampu memudahkan pemantauan dan memberikan pemberitahuan pemakaian daya listrik terpakai,” jelasnya. Ia mengungkapkan, membuat sebuah sistem pemberitahuan seperti Si Manis dibutuhkan
FOTO: DASRIN-PROFESI
Si Manis – Alat pantau daya listrik yang digunakan untuk cegah pemakaian listrik berlebihan Radio Profesi 107,9 FM
persiapan alat dan bahan sesuai spesifikasi perancangan. Selanjutnya dilakukan desain awal di setiap komponen baik hardware maupun software. Hingga dilakukan cek fungsional desain awal perancangan sistem, guna mengetahui semua komponen berfungsi atau tidak. “Di prototype kilowatt Hour (kwH) meternya dibangun dari liquid crystal display (LCD) mikrokontroller, beberapa sensor, rangkaian elektronika dan telemetri, serta personal computer sebagai pusat monitoring data. Sedangkan perangkat lunaknya dibuat melalui visual basic 2010,” ungkapnya. Ia menambahkan, untuk mengambil data pemakaian dari kwh meter mikrokontroller dilakukan di Graphical User Interface (GUI) atau antarmuka pengguna grafis informatif yang didesain dengan cara mengirim perintah dari GUI ke mikrokontroler untuk mengirim data pemakaiannya melalui teknologi telemetri (komunikasi nirkabel) data. “Mikrokontroller akan melakukan procesing mengirim data lalu data hasil komunikasi tersebut langsung muncul ditampilan GUI secara langsung tanpa harus ada peninjauan ke kwh,” tambahnya. Selain itu, proses pengecekan perlu berulang guna menghindari adanya kesalahan teknis saat penggunaan alat nantinya. “Jika telah berjalan sesuai fungsinya barulah dilakukan instalasi perancangan dari setiap komponen hingga memasuki tahap akhir yaitu melakukan uji coba rancangan, apabila terjadi
FOTO: DASRIN-PROFESI
UJI COBA – Tiga mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) saat menguji alat pemantau daya listrik, Si Manis
kesalahan atau error maka dilakukan pengecekan kembali,” ujarnya. Selain itu, Ahsan menjelaskan cara kerja mengandalkan sistem komputer untuk mengendalikan inovasi yang telah dibuatnya bersama ketiga mahasiswa lainnya. “Ada beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan melalui graphical user interface di personal computer yaitu memantau data dan mengirim perintah ke kWh mikrokontroller selanjutnya perintah di proses oleh mikrokontroller,” tuturnya. Lanjut, teknologi telemetri digunakan sebagai sarana komunikasi dengan menampilkan proses mikrokontroller. Selanjutnya, hasil pencatatan ditampilkan melalui layar komputer. “Hasil dari proses yang dilakukan mikrokontroller pada kWh ditampil-
kan pada graphical user interface di personal computer server,” lanjutnya. Namun, jarak jangkauan pengiriman data masih rendah. Ia berharap, setelah diikutsertakan pada ajang kreativitas mahasiswa yang digelar Direktorat Perguruan Tinggi (Dikti), Si Manis dapat berguna bagi banyak orang. “Terdaftar sebagai salah satu Program Kreatifitas Mahasiswa Karsa Cipta yang mendapat dana hibah Dikti yang nanti diharapkan bermanfaat bagi masyarakat terutama bagi peneliti atau pengembang sebagai referensi,” harapnya. Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswa (PD III) FT UNM, Bakhrani Rauf turut mendukung dan memberikan apresiasi atas inovasi karya cipta yang dibuat oleh mahasiswa Teknik ini.(awa) Urai data, ungkap fakta, saji berita
14 14
OPINI
www.profesi-unm.com
ALMAMATER
Berani Merdeka
*Muhammad Yasir
...Mendirikan negara Indonesia merdeka yang namanya saja Indonesia Merdeka, tetapi sebenarnya hanya untuk mengagungkan satu orang, untuk memberi kekuasaan kepada satu golongan yang kaya, untuk memberi kekuasaan pada satu golongan bangsawan? Apakah maksud kita begitu? Sudah tentu tidak! ... ...Kita hendak mendirikan suatu negara “semua buat semua”. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi “semua buat semua”. Itulah penggalan transkrip pidato Bung Karno (Sorkarno) 1 Juni 1945 tentang Pancasila yang dikutip dari Koran KR edisi Juni 1964. Pada pidato tersebut, Bung Karno menekankan agar kemerdekaan dapat dirasakan oleh semua orang dari semua golongan. Merdeka bukan untuk segelintir orang saja. Merujuk pada sejumlah referensi sejarah kemerdekaan Indonesia, Bung Karno memang "nekad" untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa ini. Singkatnya, Bung Karno ingin bangsa ini secepat lepas dari segala tekanan. Semangat keberanian ditonjolkan Bung Karno saat itu. Merdeka atau mati diserukannya. Percuma hidup tanpa kebebasan. Berani merdeka, itu semangat yang Bung Karno coba untuk tularkan kepada rakyat Indonesia. Keinginannya, setiap pribadi berani melawan hingga berani mati demi merasakan merdeka. Semangat itu lantas semakin tumbuh, menjamur ke penjuru Nusantara, sampai penjajah meninggalkan Indonesia. Kemudian, semangat itu perlahan surut, nyaris hilang diusia 72 tahun Indonesia Merdeka. Gambaran makin surutnya semangat yang ditularkan Bung Karno terlihat pada (tidak semua, tapi kebanyakan) mahasiswa saat ini. Mahasiswa tidak lagi berani menyuarakan pendapat, bahkan lebih memilih diam. Lebih memilih terbebani daripada menolak. Pilih bungkam ketimbang dimarahi. Memilih aman meski rasanya tak nyaman. Takut salah sebab minim wawasan. Paling mencolok mahasiswa yang "terantai kalung besi" merek beasiswa. Apalagi bagi mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi dari pemerintah. Semangat keberaniannya direnggut, bahkan ada yang sengaja menggadaikan. Mahasiswa "merek" ini, akan tetap menjalankan tugas dan kewajiban meski merasa terbebani. Banyak diantara mereka yang tidak atau belum berani untuk merasa merdeka. Lebih aman diam saja apabila ada hal yang kurang disukai atau bahkan bila punya ide yang lebih baik, juga tidak berani menyampaikan. Demikian juga suka melakukan tugas dan kewajiban dengan banyak mengeluh atau mengumpat di belakang. Tidak berani menolak tugas yang bukan menjadi kewajibannya. Walaupun berani menolak, tapi ada rasa bersalah atau ada ketakutan yang menghantui. Jika bersikap demikian secara sadar, berarti mahasiswa saat ini belum merdeka. Situasi terbelenggu tersebut, tanpa sadar, mahasiswa yang ciptakan sendiri. Lantas pertanyaannya, mau sampai kapan mahasiswa terbelenggu dalam situasi tidak merdeka yang diciptakannya sendiri? Mulailah untuk bersikap lebih asertif pada situasi-situasi yang tepat. Cobalah berani untuk merdeka.
Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
Menepis Nestapa di Raja Ampat Siapa yang tak ingin ke Raja Ampat?, pulau eksotis yang menyimpan sejuta misteri di ujung Timur Indonesia. Popularitasnya sejajar dengan Wakatobi (Sultra), Bunaken (Sulut), Takabonerate (Sulsel). Saat penulis diminta menjawab pertanyaan masa depan Raja Ampat di sektor pariwisata, spontan penulis menyebut satu kata; ecotourism. Raja Ampat dulu bagian dari kesultanan Tidore - sekarang menjadi daerah dibawah Provinsi Papua Barat dengan ibukota Manokwari - membangun dari tiga penjuru mata angin. Wilayah pesisir dan lautnya yang tenang dipacu menjadi sentra perikanan. Pulau-pulau yang bertebaran disentuh pariwisata bernuansa bahari, dan gunungnya dingin dan udaranya sejuk disulap menjadi kota mini yang indah. Daerah hasil pemekaran berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2002 dengan ibukota di Waisai itu, terdiri dari 11 distrik yang meliputi 85 kampung di area seluas 6.084,5 km2 dengan penduduk sebanyak 40.192 jiwa (website Papua Barat) Demikianlah realita hidup, tidak semua jerih payah pembangunan meskipun telah melalui proses baku; perencanaan, implementasi, evaluasi program namun tidak semua berdampak positif, selalu ada yang terlewati dan merasa terabaikan. Keadilan sosial-lah menjadi sebab dari semua kejanggalan itu. Bermodal sisa skill dan attitude sebagai instruktur program Inpres Desa tertinggal (IDT) di Pusdikpasus Batujajar, Knowledge dan optimisme dari maha guru Penataan lingkungan pesisir dan lautan Universitas Brawijaya, serta idealisme dari pujangga Ketahanan Nasional UGM, akhirnya berhari-hari penulis larut menyusun blue print ecoturism raja ampat. Setelah menempuh penerbangan 1 jam lebih 55 menit akhirnya pesawat Garuda mendarat di Domine Eduar Osok Airport Kota Sorong - dulu bandara Kota Sorong berada di pulau Japman – lebih kurang 40 menit memakai speedboad. Perjalanan dilanjut dengan kapal cepat kurang lebih 2 jam ke Waisai ibukota Kabupaten Raja Ampat. Perjalanan lewat laut me-
*Subari Yanto Kasiban
mang disarankan bagi mereka yang gemar travelling, karena selain nyaman, arus lautnya stabil serta nyaris tanpa gelombang, mata terpuaskan sajian bentang alam jajaran pulau-pulau yang terhampar demikian banyak, dengan penghuninya yang menanti sentuhan kebijakan dan empati. Moda transpor udara dapat ditempuh dengan Wings Air ATR 72-500/600, tapi terlalu singkat sekitar 35 menit. Raja Ampat berasal dari kata Kalano Muraha, berarti empat raja yang masing-masing mendiami empat pulau dan seluruh gugusan pulau yang menjadi wilayah kekuasaannya yaitu: Raja Fun Mastarai Raja di Pulau Waigama, Raja Fun Gering Raja di Pulau Waigeo, Raja Fun Malanso Raja Berbekal data elektronik produksi BPS Raja Ampat, data spasial ala google mapping, dan ingatan tabung memory tentang strategi pengelolaan wilayah pesisir berkelanjutan, penulis masih merasa ada yang kurang. Observasi “super singkat” lapangan, ditambah informasi aktual esok harinya kala seluruh peserta pelatihan Badan Usaha Miliki Desa – yang di lokasi disebut Kampung. Takjublah penulis bagaimana sosok mamby-mamby itu rata-rata berbadan tegap, rambut geriting, dan kulit gelap, penuh senyum dengan sorot mata berbinar, lengan yang kekar, bibir merah tembaga paduan pinang, kapur, dan daun sirih. Ruang Gedung Darma Wanita Pemda Raja Ampat jadi saksi betapa teori dan realita akan diijabkabulkan, data dan fakta yang berbicara tepis segala aral melintang, mengawal berkah bernama dana desa, memutus mata rantai ketertinggalan menuju desa yang maju, mandiri, dan bermartabat di 80 Kampung. Di bawah panduan Badan Nasional Lembaga Sertifikasi Profesi (BN-LSPI), penulis berangkat dari start point; memetakan problematika masyarakat di 80 desa/kampung di Raja Ampat dengan prinsip; “lingkungan dan sumberdaya alam, bukanlah warisan dari nenek moyang, tetapi pinjaman dari anak cucu”.
Tidak jauh beda dengan daerah lain di tanah air, kondisi obyektif kampung di wilayah Raja Ampat menghadapi disparitas dalam distribusi sumber daya yang timpang, antara lain; 1) Terbatasnya pengetahuan, keterampilan dan sikap positif masyarakat terhadap potensi SDA yang dimiliki, 2) Keterbatasan akses terhadap pusat-pusat ekonomi lokal (pasar dan lembaga keuangan) 3) Belum dimanfaatkannya teknologi, termasuk SIM (sistem informasi manajemen) produksi 4) Sikap birokrat lokal lebih banyak menunggu instruksi dan kurang proaktif 5) Peran dan fungsi para pendamping desa / kampung yang terpasung di antara kehendak penentu kebijakan di satu sisi, dan tuntutan masyarat di sisi yang lain. 6) Rendanya budaya partisipasi, inisiatif, dan empati dan banyak menanti subsidi Kondisi demikian masih harus diperhadapkan dengan labilnya musim, jarak antar gugusan pulau yang memisahkan, biaya komunikasi dan transportasi yang mahal, dan desakan para urban yang bermigrasi mencari laba. Mereka para penjelajah negeri memiliki jiwa enterprenurship yang tangguh, serta mempunyai akses ke lembaga keuangan dan para pemilik modal. Pelatihan Badan Usaha Milik Kampung, yang diinisiasi oleh BLM Makasar pendiriannya mensyaratkan ; a. perdes (peraturan desa), b. rekening lembaga, dan c) NPWP. Dilengkapi kelompok usaha produktif sesuai kebutuhan, hadirnya Bank Papua memberi dorongan, semangat dan dana untuk maju, harapan kiranya UNM memberi atensi berupa life skill. Partisipasi laboratorium Fakultas Teknik, MIPA, dan Bahasa, Seni dan Desain dengan segenap tenaga laboran yang handal dapat memberi warna tersendiri bagi warga di Raja Ampat, UNM dengan akreditasi A sangat layak melangkah bersama BLM Makassar, mendampingi warga meraih mimpi berkeadilan sosial, demi anak dan cucu tercinta, selamat berjuang sahabat di Kampung para Raja. Selamat Dies Natalis UNM ke 56, Dirgahayu 72 tahun NKRI. *Penulis adalah Kepala UPT MKU UNM dan Tenaga Ahli program BUMDes dan KPMD Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, Ketua Gerakan Bela Negera, Ketua Asosiasi Dosen Kewarganegaraan, Ahli Penataan Wilayah Pesisir dan Lautan, Pembina LHI.
Hilangnya Identitas Diri BAGAIMANA rasanya kalau identitas seperti KTP atau surat identitas lain hilang? Kalap dan gelisah. Tapi kalau identitas kepribadian kita yang hilang, sepertinya tenang- tenang saja bahkan tidak dihiraukan. Sesungguhnya Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan yang berbeda, baik fisik maupun kepribadiannya. Namun diluar perbedaan itu, di zaman ini ditengah aktivitas kita kesehariannya memiliki kesamaan yang diciptakan oleh komunitas masing- masing. Contohnya seragam siswa SD berbeda dengan seragam SMP, atau siswa SMA. Sama halnya pemilihan warna dan model selalu diikuti, yang kayaknya sudah di setting sedemikian rupa oleh promosi. Sehingga sadar dan tidak sadar, kita mengikuti model dan pemilihan warna yang sama dengan model dan warna yang sedang trendi, seperti model celana, baju atau kendaraaan . Begitu pula perilaku dan pola pikir, sepertinya secara tidak langsung ditentukan dan terbentuk oleh kelompok atau komunitas dimana kita bergabung. Apabila ada perbedaan kelompok yang kita terlibat didalamnya, maka dianggap tidak wajar dan malah kita merasa tidak enak oleh karenanya timbul tidak ada keberanian tampil beda. Sehingga perbedaan mendapat nilai tertentu
*Zulkarnaen
didalam kelompok terlepas dari positif atau negatif orang menilainya. Akibatnya identitas diri sudah tidak terlihat lagi, yang ada identitas kelompok. Memang benar, ketika kita berupaya berbaur ke dalam masyarakat, baik didalam unit terkecil seperti keluarga, maupun unit terbesar layaknya komunitas maka adakalanya kita berusaha beradaptasi, itu bijak, tetapi jangan terlalu terlena dengan kondisi demikian. Maka secara tidak sadar, identitas pribadi mulai terkikis, dan kalau sudah terkikis, akibatnya, kita menjadi orang lain bukan menjadi diri sendiri yang bisa jadi juga selalu akan bergantung dengan orang lain. Sekarang, kita merasakan derasnya perubahan dalam banyak sisi kehidupan, apalagi kecepatan kemajuan teknologi.
Sementara, setiap orang terus berkompetisi secara professional demi pencapaian kepuasan baik bagi dirinya sendiri maupun keuntungan komunitas yang digeluti, dan dalam berkompetisi itu mereka menonjolkan kekhasannya, keperibadiannya. Miris rasanya ketika anak muda mengatakan “saya mah maunya jadi biasabiasa sajah jadi orang” bayangkan, padahal negara ini tidak sedang membutuhkan orang yang ‘biasa-biasa’ sajah ditengah arus globalisasi yang menuntut setiap orang memiliki kecakapan hidup demi kelangsungan hidupnya. Setiap perusahaan, perindustrian, selalunya akan membuka lowongan kerja seiring berjalannya waktu, dan pastilah membutuhkan orang-orang berkompeten apa yang sedang sesuai dibutuhkan. Sedangkan, untuk memiliki kompentesi kecakapan di suatu bidang, orang dituntut memiliki identitas diri, bukan identitas kelompok, dsb. Inilah peran penting dalam memperhatikan identitas diri. Ada nilai jual bagi orang yang mengetahui dirinya, dalam hal ini identitas diri. *Penulis adalah mahasiswa Universitas Negeri Makassar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
LPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika. Kirim tulisan Anda ke profesi.online@gmail.com. Tulisan dibatasi maksimal 3.000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan Anda tanpa mengubah makna. Urai data, ungkap fakta, saji berita
www.profesi-unm.com
profesiana Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
15 15
www.profesi-unm.com
Bidikmisi UNM 2017
Klarifikasi Dulu Dong, Pak!
Setelah dikonfirmasi terkait kejelasan status mahasiswa baru (maba) yang sempat dinyatakan sebagai penerima beasiswa bantuan biaya pendidikan miskin dan berprestasi (Bidikmisi) akhirnya pihak ICT dan Kemahasiswaan angkat bicara.
Tepat pada 28 Juli lalu, Universitas Negeri Makassar (UNM) mengumumkan hasil verifikasi penerima Bidikmisi melalui laman resmi
I
nsiden mahasiswa Program Profesi Guru (PPG) Universitas Negeri Makassar (UNM) yang dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Islam Faisal dan Bhayangkara secara massal diduga karena keracunan makanan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Kepala Pelayanan Medik RS Islam Faisal, Andi Tenri Djaja. Ia mengatakan dirawatnya mahasiswa tersebut secara bersamaan sudah jelas karena keracunan makanan. Hal tersebut ditandai dengan adanya gejala sakit perut, mual, dan diare. “Mereka masuk rumah sakit karena intoksikasi makanan atau keracunan,” katanya saat ditemui di ruangannya Selasa, (8/8). Namun, Kepala Hubungan Masyarakat UNM, Burhanuddin membantah adanya keracunan makanan.
Radio Profesi 107,9 FM
yang dikelola oleh ICT. Namun, dari hasil pengumuman tersebut, terdapat kejanggalan yang mengakibatkan enam maba hampir kehilangan kesempatan menerima bantuan pendidikan. Ialah Muhammad Aswandi Nur, salah satu korban. Awalnya, tepat pukul 08.03, ia dinyatakan sebagai penerima Bidikmisi. Namun setalah mengecek ulang pada malam harinya, hasilnya berbeda. Dalam pengumuman tersebut tertulis pernyataan tidak lulus dan dikenakan biaya senilai lima ratus ribu. Maba Jurusan Kepelatihan Olahraga ini pun merasa berat
hati melihatnya, tak tanggungtanggung ia melontarkan bahwa UNM tak konsisten. Kekecewaan pun turut dialami orangtuanya yang sebelumnya sempat bahagia mendengar kabar baik tersebut. “Tadi pagi bahagia sekalima sama orangtuaku. Pas malamnya, langsungka drop dan orangtuaku juga tidak enakmi perasaannya,” katanya via Facebook. Tak mau berdiam diri, remaja ini pun berinisiatif meminta pendapat melalui grup Facebook Info Maba UNM. Berbagai saran dan cemoohan ditujukan ke birokrasi. Hingga akhirnya ia mendapat titik
terang dan diminta untuk menemui pihak kemahasiswaan. Menurut pengakuan Operator Beasiswa Kesejahteraan Mahasiswa (Kesramawa), Musdar, maba tersebut ditunda kelulusannya karena ada beberapa berkas yang belum dilengkapi. Dalam hal ini mereka akan lulus setelah berkas tersebut dirampungkan. Mulanya, maba tersebut diklaim tak mengikuti wawancara, namun Aswandi membantah dengan memperlihatkan beberapa bukti kehadirannya. “Ada enam yang bermasalah berkas wawancaranya, tiga sudah melapor dan disuruh siapkan berkas,” tulisnya via
WhatsApp, 31 Juli lalu. Perihal ketidaksesuaian tampilan kelulusan di laman UNM, Musdar mengakui terjadi misskomunikasi. “Itu disebabkan karna staf ICT langsung posting tanpa kordinasi sama pihak kemahasiswaan,” ujarnya. Sementara, Sekretaris ICT, Anshari membenarkan hal tersebut. Ia juga mengaku adanya kesalahan proses. Seharusnya yang terproses pada saat itu ialah data info ketidaklulusan. “Tapi sistem kami kemudian otomatis revisi data tersebut setelah proses validasi otomatis terjadi,” akunya. (Sam)
Keterangan Dokter Kok Dibantah Menurutnya, kejadian yang menimpa mahasiswa di asrama PPG tersebut hanya sekedar gangguan perut. “Hanya sebatas sakit perut yang mengakibatkan gangguan pencernaan beberapa mahasiswa,” katanya. Ia juga mengklaim bahwa jumlah mahasiswa yang dilarikan ke RS tak sesuai informasi yang beredar. Hanya ada enam belas orang dari 230 mahasiswa PPG yang terindikasi gangguan perut. Salah satu korban, Ima menampik hal tersebut. Ia merasa terkejut den-
gan adanya pemberitaan yang mengatakan bahwa penyebab kejadian bukan karena keracunan makanan. Kejadian ini bermula ketika Sabtu malam ia dan rekanrekannya merasakan sakit perut secara bersamaan. Lalu mereka dilarikan ke Rumah Sakit Islam Faisal. Berhubung ruang Unit Gawat Darurat (UGD) di RS tersebut tak mampu menampung semuanya, maka sebagian dialihkan ke RS Bhayangkara. Insiden keracunan massal
ini sebenarnya sudah kali kedua terjadi. Namun, tragedi pertama untung saja tak menyebabkan adanya perawatan khusus. "Dokter bilang keracunan. Ini sudah yang kedua kalinya tapi ini termasuk parah karena kami sampai dirawat," terang Ima. Camat PPG, Edil juga menjadi korban dalam insiden ini, ia bersama delapan rekannya di larikan ke Rumah Sakit Grestelina pada Selasa (8/8) pagi dengan gejala yang sama. Menurut pengakuannya, ia hanya memakan sajian yang disediakan di Rusunawa yang terjadwal dengan baik. Hingga saat ini pihak korban masih menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan dari Dinas Kesehatan Kota Makassar. (Ika)
Urai data, ungkap fakta, saji berita
16
PERSONA
Perubahan Kecil untuk Masa Depan
Profesi Edisi 217 Agustus Tahun XLI 2017
www.profesi-unm.com
Perubahan kecil yang akan membawa perubahanperubahan besar lainnya adalah prinsip yang ia pegang teguh sejak terdaftar menjadi mahasiswa di Universitas Negeri Makassar (UNM).
Ialah Rahmayani, mahasiswa Jurusan Biologi Internasional Class Program (ICP) yang telah membawa nama UNM di kancah nasional ataupun Internasional. Salah satu event internasional yang pernah diikuti oleh gadis yang akrab dipanggil Rahma ini adalah International Society for Engineering Research di Villagi Chagi Singapore. Forum tersebut mempertemukan peneliti dari Indonesia, India, Singapura, Malaysia, Jepang dan China yang membahas tentang penerapan teknologi di dunia. KeBIODATA giatan ini berlangsung Nama : Rahmayani pada 2-4 Maret 2017. TTL : Bone Selatan, 17 April 1996 Jurusan : Biologi ICP UNM. Tahap pertama dalam lomba tersebut Prestasi : adalah penyeleksian Pemakalah dalam ajang International Society for Engineering berkas yang dilakResearch di Villagi Chagi Singapore. Penerima Beasiswa swadaya sanakan di negara gaSemifinalis Indonesia Research Competition 2nd Indonesia Statisjah putih, Thailand. tic Conference and Olympiade di Universitas Gajah Mada Meski memiliki pePenerima Dana Hibah DIKTI PKM-KC Finalis LKTIN Wisata Pendidikaan PGSD UNM
Urai data, ungkap fakta, saji berita
saing yang cukup berat dari berbagai negara, Rahma tetap optimis bahwa karyanya juga tak bisa dipandang sebelah mata. "Meski kesempatan menang hanya 1 % pun, kita harus tetap optimis, apalagi kita telah melakukan seman baik," kisahnya. Berselang beberapa minggu, akhirnya usaha dan doa-doanya diijabah oleh Yang Maha Kuasa. Rahma dinyatakan lolos sebagai mahasiswa yang akan mewakili UNM sebagai pemakalah dalam ajang tersebut. Dengan bantuan dari berbagai pihak, termasuk dari pihak birokrasi, ia pun berangkat ke ke Kota Singa. Hal yang tak pernah terbayangkan dari Rahma, adalah harus bersaing dengan para dosen bahkan Professor. Pasalnya Rahma dan rekan timnya Romario tercatat sebagai satu-satunya pemakalah yang masih berstatus sebagai mahasiswa. "Saya sangat terkejut ketika mengetahui semua pesaing saya adalah dosen apalagi ada juga professor," katanya. Meski tak mendapatakan rupiah sebagai hadiah pada event tersebut, Rahma pulang membwa sebuah nama dan sebuah kebanggaan. Di usianya yang baru menginjak 21 tahun, ia sudah tercatat sebagai mahasiswa yang sudah mempunyai karya yang tercatat dalam jurnal internasional. "Pada kompetisi ini, semua karya yang lolos pada tahap seleksi otomatis terdaftar dalam jurnal internasional, dan itu jauh lebih berharga dan membagakan dibandingkan rupiah. Kalau uangkan bisa habis, namun jika itu sebuah karya, makannya seluruh dunia akan tahu, dan akan tercatat
dalam sejarah," jelasnya. Gadis asal Kabupaten Bone ini sebenarnya sudah lama menekuni dunia kepenulisan. Namun untuk kepenulisan ilmiah dimulai ketika Rahma bergabung dalam Lembaga Penelitian Mahasiswa (LPM) Penalaran. Berkat hobi tersebut, Rahma bisa berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia. Selama perjalanan karirnya di dunia menulis,Rahma berkali-kali mengikuti kompetisi kepenulisan ilmiah dalam skala nasional, misalnya ikut berpartisipasi dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) nasional yang diadakan oleh Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).Pun begitu, tak semua kompetisi Rahma juarai. "Tidak semua lomba yang saya ikuti hasilnya bagus, tapi kembali ke niat awal, saya tak hanya mengejar hadiah, tapi yang saya cari adalah pengalaman, lomba-lomba tersebut membuat saya bisa menyadari kekurangan saya," akunya. Berkali-kali gagal dalaam sebuah kompetisi tak menyurutkan langkahnya untuk berprestasi mengharumkan nama almamater. Jika sebagian orang memilih mundur ketika mengalami kekalahan,. Berbeda dengan mahasiswa angkatan 2014 ini, ia malah menjadikannya sebagai peluang untuk lebih dekat dengan keberhasilan. Hingga kini, tak ada lomba kepenulisan yang dilewatkannya. Hampir semua kompotesi kepenulisan diikutinya baik itu dalam negeri maupun luar negeri. (dwa)
www.profesi-unm.com