Tabloid Profesi Edisi 207

Page 1

Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi

YANG TERLUPAKAN

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016


2

Persepsi

Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

www.profesi-unm.com

surat dari pembaca

Jangan Sampai Hanya Janji Politik KEBIJAKAN subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) 50 persen untuk anak Pegawai Negeri Sipil (PNS) di UNM telah diterapkan sejak Agustus lalu. Data terakhir, 59 mahasiswa baru yang punya ayah ataupun ibu berstatus tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di UNM telah menikmati kebijakan Husain Syam itu. SK Rektor Nomor 3186/ UN36/TU/2016, yang memberi diskon setengah harga dari biaya UKT, diharapkan mampu memotivasi dan meningkatkan kinerja PNS di lingkungan UNM. Namun, langkah tersebut dirasa tidak tepat sasaran. Malahan, kebijakan itu terkesan seperti “pemenuhan janji politik” semata pasca pemilihan rektor baru-baru ini. Sekadar diketahui, berdasarkan data kepegawaian UNM, ada sekitar 800 dosen dan 400 pegawai yang berstatus PNS. Bisa diperkirakan jika kebijakan tersebut hanya menyentuh 5 persen dari jumlah PNS yang ada. Alih-alih ingin meningkatkan kinerja dan motivasi pegawai, program tersebut malah hanya menimbulan kesan negatif semata. Padahal ada banyak cara untuk memotivasi ataupun meningkatkan kinerja pegawai tanpa harus terkesan pilih kasih seperti itu. Misalnya, mengoptimalkan pemberian penghargaan khusus kepada dosen dan pegawai teladan yang saat ini telah diterapkan. Padahal UKT sejatinya memang merupakan sistem subsidi silang. Dimana mahasiswa dengan ekonomi menengah kebawah uang kuliahnya ditutupi dengan mahasiswa dengan ekonomi keatas. Lantas dari mana anggaran yang menyubsidi UKT anak PNS UNM tersebut. Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II) Karta Jayadi justru tidak ingin membeberkan

sumber anggaran kebijakan yang dinilai diskriminatif tersebut. “Tidak perlu tau itu,” katanya. Lagi, ini membuktikan lemahnya transparasi di UNM. Di sisi lain, masih banyak persoalan di UNM yang perlu perhatian lebih terkait penganggaran. Misalnya saja, pembangunan lima gedung yang masih mangkrak, anggaran kemahasiswaan yang jauh dari kata cukup, hingga masih kurangnya sarana dan prasarana kampus yang sampai saat ini belum terselesaikan. Birokrat kampus sebaiknya memberi perhatian penuh pada pengawalan anggaran pembangunan lima gedung yang saat ini terhenti. Jika diam saja, mungkin pemerintah lupa jika UNM saat ini punya proyek pembangunan yang masih membutuhkan dana besar. Di FIS misalnya, sudah empat tahun penganggarannya seolah terlupakan. Beda lagi terkait dana untuk lembaga kemahasiswaan yang jauh dari kata cukup. Bisa dikatakan semua lembaga dari tingkat prodi hingga tingkat universitas masih terbelenggu pada persoalan keuangan. Jangankan untuk menggelar kegiatan skala nasional, untuk biaya konsumsi atau tempat saja masih sering berutang. Maka tidak jarang terlihat, masih banyak mahasiswa bak pengemis turun ke pinggir jalan untuk mendapatkan tambahan dana. Padahal Perda Kota Makassar Nomor 2 Tahun 2008 sudah melarang hal seperti itu. Atas permasalahan-permasalahan itu, daripada menerapkan kebijakan subsidi UKT 50 persen untuk anak PNS, jelas masih banyak permasalahan di UNM yang harus menjadi perhatian utama birokrasi kampus. Jangan sampai, kebijakan tersebut benar-benar hanya sekedar janji politik pasca pemilihan rektor lalu.

f

Apa yang Anda pertanyakan?

Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum & Keuangan (PR II) UNM, Karta Jayadi: Sebenarnya setiap fakultas/unit setiap tahun anggaran pembelian alat elektronik, belanja modal, belanja barang, termasuk AC. Mohon disampaikan ke pimpinan fakultasnya untuk mengajukan pembelian AC meskipun secara berangsur-angsur sesuai kemampuan keuangan.

Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum & Keuangan (PR II) UNM, Karta Jayadi: Permohonan dana untuk LK fakultas ada di fakultas, Permohonan dana untuk LK universitas ada di universitas, yang dibiayai adalah kegiatan LK bukan perorangan.

Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan Anda ke:

Portal berita online teraktual seputar Universitas Negeri Makassar

www.profesi-unm.com

08972872950/085299155632 LPM Profesi UNM

@profesi_online

profesi.online@gmail.com

Dapatkan informasi seputar kampus Universitas Negeri Makassar melalui channel Blackberry Messenger C0025ADF5 - Berita Profesi UNM

Pelindung: Husain Syam. Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, F ­ acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Awal Hidayat, Sekretaris: Rosni Armin, Bendahara: Fatimah Muffidah Azzahra, Pemimpin Redaksi: Nurul Fildzah Zatalini, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Ita Andriani.

Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Awal Hidayat, Pemimpin Redaksi: Nurul Fildzah Zatalini, Redaktur Pelaksana Penerbitan: Resa Saputra, Reporter: Rosni Armin, Fatimah Muffidah Azzahra, Ita Andriani, Endang Sri Wahyuni, Ratna, Nurlaela, Citra Jati Utami, Muh. Agung Eka, Nurul Charismawaty S, Fotografer: Tahrin, Layouter/ Desainer Grafis: Noval Kurniawan; Manajer Sirkulasi dan Iklan: St. Aminah. Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 887964, ­e-mail: redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com

DESAIN SAMPUL: AMIRUL MUMININ Tata Letak: Noval Kurniawan

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Mozaik Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

www.profesi-unm.com

Tim UNM Rajai Futsal se-Asean tunai sebesar 500 dollar. Sebelum mengikuti turnamen ini, tim futsal UNM telah melakukan persiapan yang begitu matang. “Sebelum bertanding, kami latihan selama satu tahun, dimana dalam seminggu ada tiga kali latihan,” beber Azhar Rahman selaku pelatih tim futsal UNM. Tak hanya itu, persiapan yang dilakukan bukan hanya latihan biasa tetapi mengikuti berbagai turnamen juga dijadikan ajang latihan. “Pertandingan dengan universitas lain, juga jadi persiapan latihan,” kata mahasiswa Program Pascasarjana UNM ini. Diakuinya semangat berkompetisi di Malaysia juga tak lepas dari dukungan dari pihak UNM. Baik dalam hal semangat dan bantual materil. “Tiket pulang-pergi dari birokrat sangat membantu dan ini salah satu penyemangat untuk membawa pulang prestasi,” jelas

Azhar Rahman.. Apreasiasi kepada seluruh elemen tim juga terus mengalir. Azhar sebagai pelatih, sangat bangga melihat semagat timnya tak pernah surut selama berlaga hingga melengserkan tim futsal Universitas Tri Sakti Jakarta pada laga final. “Tentunya kami sangat bangga karena event ini diikuti oleh negara-negara se-Asia Tenggara dan ini tidak lepas dari kerja keras pemain sehingga bisa juara,” tambah Azhar. Sementara itu, salah satu Pemain , Akmal Makkuraga turut bangga atas pencapaian timnya bisa berlaga di turnamen internasional tersebut. “Pasti senang sekalilah, karena ini pertama kalinya ada Universitas dari Makassar yang ikut di event itu dan bisa menjadi juara 1. Sebuah sejarah buat saya dan teman-teman,” tutupnya. (cha)

Kuliah Umum Wakapolri

Negara Butuh Sinergi Kampus

WAKIL Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri), Komjen Syafruddin mengunjungi Universitas Negeri Makassar (UNM) pada 22 September lalu di Ruang Teater Menara Pinisi. Kedatangan komisaris jendral polisi ini untuk memberikan kuliah umum kepada sivitas akademika UNM. Kuliah itu mengusung tema “Membangun Solidaritas Kebangsaan Guna Menghadapi Arus Globalisasi dalam Rangka Terwujudnya Indonesia Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian”. Dalam kesempatan itu, ia mengajak elemen kampus UNM untuk menjalin sinergitas dan solidaritas

bersama Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). “Lingkungan kampus dan polri harus bersama, harus solid, dan bersinergi,” ajaknya. Menurutnya, solidaritas kampus merupakan upaya untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tegak dan runtuhnya negara berasal dari warga negara itu sendiri. Apalagi mahasiswa sebagai pemuda yang identik dengan kekuatan dan potensi bangsa, jaminan masa depan dan kejayaan bangsa. “Tegak runtuhnya negara ada di tangan mahasiswa, harus ada persiapan menghadapi ancaman yang mengganggu stabilitas negara,” imbaunya.

Sebelumnya, pria kelahiran Makassar ini juga mensosialisasikan program kerja pemerintahaan, nawacita. “Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam program nawacita adalah solusi untuk permasalahan yang ada. Sehingga partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk menyukseskan kebijakan itu,” jelasnya. Tak hanya itu, Rektor UNM, Husain Syam turut mengapresiasi kunjungan orang nomor dua di korps bhayangkara tersebut.. “Kesempatan bagi mahasiswa dan seluruh sivitas mendapatkan ilmu dan cara menjadi warga negara yang baik,” katanya. (cha)

SNAPSHOT

FOTO: RESA-PROFESI

SHAH Alam, Malaysia menjadi saksi kemenangan tim futsal Universitas Negeri Makassar (UNM), Jumat (27/8) lalu. Kegiatan yang diadakan Universiti Teknologi Mara Malaysia ini merupakan turnamen ke-11 UiTM yang melibatkan negara-negara Asean. Pada babak semifinal, tim UNM berhasil mengalahkan tim UNPAD dengan skor 2-3. Selanjutnya, tim UNM maju kebabak final melawan tim Tax Usakti. Kemenangan dengan skor 1-2 pun membuat tim UNM keluar sebagai pemenang. Tak tanggung-tanggung untuk menjadi pemenang, tim UNM telah mengalahkan 13 tim terlebih dahulu, diantaranya Tax Usakti, PCUF A, Ceylon, UiTM, STHB, PCUF B, Perbanas, UNPAD, Bangkok, Ceylon, PCUF A, IET A, dan SAITM. Kemenangan tersebut membawa tim UNM menerima sebuah tropi dan uang

3

KREASI. Bangunan belum rampung "Menara Tellu Cappa" Program Pascasarjana UNM jadi objek mural.

Himpunan Mahasiswa DKV

OrangeFest#4 Adu Kreativitas Pemuda Makassar HIMPUNAN Mahasiswa Prodi Desain Komunikasi Visual (HMDKV) Fakultas Seni dan Desain (FSD) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan mengadakan OrangeFest#4, Minggu (30/10) mendatang. Sebanyak 100 stand pameran disiapkan menghiasi kegiatan tersebut. Stand pameran tersebut nantinya akan menjadi ajang adu kreativitas karya anak muda asal Makassar. Ketua Panitia, Ananda Al Givari menjamin tidak akan mengecewakan para pengunjung yang hadir. Pasalnya, setiap stand akan memperlihatkan karya terbaiknya berupa lukisan, patung, dan karya bernilai seni lain. “Kami akan memberikan yang terbaik nanti, jadi pengunjung akan puas melihat karya yang terpajang,” ungkapnya. Selain itu, pihaknya telah gencar melakukan promosi sebelum OrangeFest berlangsung nanti. Hal tersebut dilakukan untuk memperkenalkan OrangeFest kepada masyarakat umum. Salah satu ben-

tuk promosinya dilakukan pada Pameran Seni pada 9 September lalu di Kampung Mangasa, Kabupaten Gowa. Sejumlah instalasi seni dipajang pada pameran tersebut untuk menggaungkan OrangeFest#4. “Untuk lebih mengenalkan lagi kegiatan ini dan masyarakat bisa melihat karya terbaik mereka,“ tuturnya. Secara terpisah, Dekan FSD, Nurlina Syahrir turut mengapresiasi kembali digelarnya OrangeFest selanjutnya setelah dua tahun berlalu. Menurutnya, kegiatan tersebut memperlihatkan kemampuan mahasiswa dengan menularkan hal positif melalui karya seni. Ia berharap, OrangeFest#4 mampu menjadi wadah mahasiswa dan anak muda lainnya dalam mengembangkan karya mereka. Apalagi, kegiatan tersebut telah dikenal di berbagai daerah, khususnya kota Makassar. “Saya harap kegiatannya bisa digelar lagi ke depannya, lagian OrangeFest ini sudah jadi brand kota Makassar,” katanya. (eks)

Pegawai Teladan UNM, Hasmunir

Komitmen Emban Amanah dari Atasan *Citra Jati Utami

FOTO: RESA-PROFESI

TEKUN. Hasmunir tengah merampungkan berkas pekerjaan di ruang kerjanya, lt. 6 Menara Pinisi UNM.

“Saya bilang sama pimpinan, saya ini anak buah, jadi pekerjaan apapun yang diamanahkan kepada saya, saya harus siap," ungkapnya tegas dengan sedikit ulasan senyum di wajahnya. Streaming: radioprofesi.com

Seorang pegawai Universitas Negeri Makassar (UNM), Hasmunir kala itu tengah sibuk dengan tanggung jawabnya sebagai tenaga laboratorium. Meskipun bukan jabatan yang mentereng, akan tetapi hal itu telah mampu membuatnya dilirik atasan sebagai orang yang bersungguhsungguh dalam pekerjaan. Bekerja bak ikan melawan arus. Seperti itulah penggambaran pria ini ketika menjumpai kesulitan dalam pekerjaannya. Lulusan Teknik Arsitektur Unhas ini tak ikut larut dalam hambatan yang dilaluinya. Ia senantiasa berpegang teguh dan bertanggung jawab pada amanah yang telah dipercayakan kepadanya. Tak ayal, tepat pada peringatan hari kemerdekaan ke71 RI di lingkup UNM, Hasmunir terpilih sebagai pegawai teladan. Perjalanan seorang Hasmunir hingga menjadi seorang pegawai

teladan menyimpan kisah panjang. Ketika berusia lima tahun, ia telah kehilangan sosok penting seorang Ibu dalam hidupnya. Akan tetapi hal itu membuatnya terpaku dalam kondisi tersebut. Nyatanya, kondisi tersebut memacunya untuk giat belajar dan mandiri seperti yang diajarkan oleh sang ayah. Oleh sebab itu, sejak menduduki bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga menjejak dunia kampus, pria ini telah mampu mengurus administrasi pendidikannya secara mandiri. Pada saat menyelesaikan tugas akhir, ia pun harus mencari kerja sambilan demi menutupi biaya kuliah, termasuk mencari proyek kecil-kecilan. Pengalaman tersebut selanjutnya ia kini tularkan kepada ketiga anaknya. “Saya katakan kepada anak saya, jangan selalu mengharapkan bantuan orang lain,”

tegasnya. Sampai pada tahap ia memiliki pekerjaan sebagai pegawai di kampus orange, ia tetap mengerahkan segala kekutan dan pikirannya. Beberapa pekerjaan tambahan diamanahkan kepadanya. Misalnya, ia menjabat di bagian pengadaan barang dan jasa sampai menjadi tim teknis UNM. Setelah memperoleh gelar Pegawai Teladan UNM, ia bercerita, hal itu tak lepas dari kerja keras dan niat tulusnya selama mengabdi di kampus Oemar Bakri ini. “Saya saat itu seperti tak menginjak bumi,” ujarnya sambil tertawa. Dengan perasaan bahagia, ia mengungkapkan bahwa terpilih sebagai pegawai teladan adalah prestasi tertinggi yang diraihnya selama ini. “Syukur kepada Allah, dan terima kasih atas segala kepercayaan dan amanahnya,” tandasnya. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


44

Reportase Utama Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

www.profesi-unm.com

LIMA GEDUNG UNM MANGKRAK Lima gedung pencakar langit di Universitas Negeri Makassar (UNM) harus mangkrak tahun ini. Sejumlah proposal telah diajukan, namun tak kunjung mendapat respon positif. Pemangkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pun jadi dalih.

FOTO: Resa Saputra - Profesi

M

elalui Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tertanggal 26 Agustus 2016, Presiden Joko Widodo menginstruksikan 85 kementerian/lembaga untuk melakukan langkah-langkah penghematan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) Tahun Anggaran 2016. Dalam lampiran Inpres tersebut tertuang besaran penghematan dari masing-masing institusi. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi diputuskan harus memangkas anggarannya sebanyak Rp 1,358 triliun. Pada diktum ketiga Inpres tersebut, penghematan dilakukan utamanya termasuk pemeliharaan gedung, peralatan kantor, serta pembangunan gedung kantor. Imbas pemangkasan tak pelak berpengaruh pula di lingkungan Universitas Negeri Makassar (UNM) yang tengah membangun setidaknya lima gedung baru. Kelima pembangunan gedung di UNM harus tersendat lantaran kebijakan tersebut. Menara Tellu Cappa Program Pascasarjana (PPs), Gedung International Class

Program (ICP) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Gedung BU Fakultas Ekonomi (FE), Laboratorium Terpadu Fakultas Teknik (FT), dan Gedung Fakultas Ilmu Sosial (FIS), kini mangkrak dan tak jelas kelanjutannya. Gedung-gedung yang belum rampung tersebut pun berada dalam tahap pembangunan yang berbeda. Semua itu tak lepas dari masing-masing anggaran yang diterima sebelumnya dari pemerintah. Menara Tellu Cappa misalnya yang dirancang 12 lantai kini baru rampung lima lantai. Gedung ICP yang didesain 13 lantai kini telah beroperasi meski baru tegak lima lantai. Hal serupa juga terjadi pada Gedung FE terpaksa digunakan meski baru dibangun dua lantai dari perencanaan 13 lantai. Lebih miris lagi, gedung FIS yang mulai dibangun tahun 2012 lalu, hingga saat ini masih sebatas pondasi. Sementara itu, Laboratorium Terpadu FT yang baru dibangun dua lantai juga tak jelas kelanjutan pembangunannya. Pembangunan lab tersebut kini bahkan masih diusut Polda Sulsel karena

dugaan tindak pidana korupsi di dalamnya. Pemotongan anggaran dari kementerian yang berefek pada penghentian pembangunan sejumlah gedung di UNM diakui oleh Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum (PR II), Karta Jayadi. Karta mengatakan semua perguruan tinggi di Indonesia mengalami pemotongan anggaran dari pemerintah. “Semua perguruan tinggi dipotong anggarannya,” kata dia. Eks Dekan Fakultas Seni dan Desain ini menegaskan, tidak ada pembangunan fisik yang dilakukan tahun ini, yang ada ialah penambahan nilai gedung berupa perbaikan sarana dan prasarana yang dilakukan secara bertahap. Menurutnya, hal tersebut lebih diprioritaskan ketimbang pembangunan gedung yang belum rampung. “Kami mulai secara bertahap, kursi setiap kelas akan diganti, setelah itu dipasangkan AC. Kalau untuk gedung belum rampung ya nantilah,” janjinya. Meski demikian, pihak UNM ternyata telah beberapa kali mengajukan proposal

PR II dan PD II "Buta" Anggaran HAMPIR di seluruh sektor kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) terdapat bangunan setengah jadi. Pembangunan gedung itu entah kapan akan rampung. Di antara lima gedung tersebut, ada yang masih sebatas pondasi dan ada pula yang sudah digunakan meskipun belum rampung seratus persen. Masalah pembangunan ini disinyalir sebab dana dari pemerintah pusat tak kunjung cair. Namun, saat ditanyai mengenai penggunaan anggaran dalam pembangunan gedung belum jadi tersebut, sejumlah pejabat berwenang enggan berkomentar banyak. Misalnya Pembantu Dekan Bidang Administrasi (PD II) FE, Anwar Ramli. Ia mengatakan, fakultas tidak tahu masalah dana pembangunan gedung. Menurutnya, semua anggaran pembangunan dikelola secara langsung oleh pihak universitas. Urai data, ungkap fakta, saji berita

“Kalau masalah dana saya kurang tahu, langsung saja tanyakan di universitas,” kilahnya. Hal sama pun dilontarkan oleh Asisten Direktur Bagian Administrasi Umum dan

Keuangan (Asdir II) PPs, Hamsu Gani. Ia mengaku dirinya tidak tahu sama sekali mengenai anggaran pembanguan Gedung Tellu Cappa yang tak kunjung kelar. Ia berdalih, dirinya sebagai orang baru menduduki jabatannya saat ini. “Kalau masalah itu saya tidak tahu. Saya juga orang baru,” katanya. Sebagai orang nomor satu di bidang administrasi umum pada tingkat universitas, PR II, Karta Jayadi pun enggan berkomentar banyak. Peta anggaran pembangunan gedung tak tergambarkan dengan jelas. “Saya kurang tahu. Lagi pula proposal yang diajukan masih rencana pembangunan PR II yang lalu,” katanya. (*) Tim Reportase Utama: Koordinator: Ratna Anggota : Resa Saputra, Nurul Fildzah

pembangunan tahun ini. Sayangnya, tak satupun dari proposal tersebut yang disetujui penganggarannya. Kepala Bagian Perencanaan Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI), Nikmah turut membenarkan hal tersebut. “Kami selalu upayakan, tapi itu semua tergantung dari pusat, kami hanya mengajukan,” ujarnya. Ia pun memastikan, kemungkinan besar Rencana Anggaran Pembangunan yang telah diajukan UNM tidak dapat cair lagi tahun ini. Hal ini disebabkan waktu pencairan dana yang telah diusulkan sudah terlambat. “Idealnya bulan April sudah cair. Palingan kalau proposalnya disetujui, cairnya baru tahun depan,” jelasnya. (*)

Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Konstruksi Gedung di UNM Berdasarkan LPSE 2010 - 2016 1. Pembangunan Gedung International Class Program (ICP) FMIPA UNM Tahap I Rp. 19,26 miliar 2. Pembangunan Gedung International Class Program (ICP) FMIPA UNM Tahap II Rp. 42,79 miliar 3.Pembangunan Gedung Lab. Teknik Terpadu Fakultas Teknik UNM Rp. 35,71 miliar 4. Pembangunan Gedung Fakultas Ekonomi UNM Tahap I Rp. 28,83 miliar 5. Pembangunan Menara Tellu Cappa Tahap I Rp. 26,15 miliar 6. Rekap LPSE Gedung FIS Tidak ada Sumber: LPSE UNM dan Pengadaan.id www.profesi-unm.com


Reportase Utama Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

5

www.profesi-unm.com

Menilik Gedung “Sampah” FIS

Pembangunan gedung perkuliahan baru merupakan harapan besar bagi kalangan mahasiswa. Seperti yang diharapkan sivitas Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Namun harapan itu masih harus dikubur, pembangunan gedung baru FIS masih menanti adanya kucuran dana. KETUA Maperwa FIS, Yunasri Ridho menyayangkan kondisi gedung yang rencananya akan dibangun 12 lantai hingga saat ini belum ada kemajuan dalam tahapan pembangunan. “Kerangka gedung sudah lapuk dan banyak tertutup ilalang,” kata dia.. Mirisnya, bangunan yang baru sebatas pondasi gedung yang dibangun sejak tahun 2012 ini malah dijadikan tempat pembuangan sampah. “Sekarang bahkan sudah dijadikan pembuangan dan pembakaran sampah,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum (PD

II) FIS, Andi Ima Kesuma mengatakan, pembangunan gedung tersendat lantaran dana yang dialokasikan belum cair hingga saat ini. “Kita sudah mengajukan beberapa kali proposal ke pemerintah, namun belum ada respon hingga sekarang,” tutur Eks Kepala Museum Kota Makassar ini. Menurutnya, di tahun 2016 ini pos anggaran pembangunan di FIS ditiadakan. Penganggaran di fakultas tersebut hanya untuk pemeliharaan gedung. “Memang di sepanjang tahun 2016 ini tidak dianggarkan,” katanya saat ditemui di ruangannya. Meskipun demikian, pihaknya selalu mengusahakan setiap tahunnya untuk pembangunan yang terbengkalai. “Tiap tahun malah kami selalu meminta untuk itu, tapi kan di UNM adanya yang namanya skala prioritas,” bebernya. Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah dan Kepariwisataan ini pun berharap agar pembangunan di FIS pun diharapkan mampu diprioritaskan kembali, setelah sebelumnya diprioritaskan pada FT dan FMIPA. Tak hanya itu, ia pun meminta kejelasan pihak birokrasi UNM terkait keseri-

Laboratorium Terpadu FT UNM

Terlibat Kasus Korupsi

CIVITAS Fakultas Teknik (FT) terpaksa harus mengelus dada. Lantaran pembangunan Laboratorium Terpadu harus berhenti tengah jalan. Padahal lab tersebut nantinya merupakan lab terpadu yang menggabungkan lab semua jurusan dan program studi yang di FT. Menanggapi hal tersebut, Konsultan Perencanaan Proyek, Abelson, dari PT Pandu Persada menyebut proyek pembangunan Laboratorium Terpadu FT UNM mangkrak. Abelson mengungkapkan berdasarkan keputusan bersama antara panitia pelaksana proyek, konsultan perencaaan, konsultan pengawas, maupun owner atau pengsul disepakati, untuk pembanguan tahap pertama untuk hanya merampungkan satu lantai. Alasannya agar gedung itu bisa difungsikan secepatnya. "Secara kasat mata ini sudah bagus, struktur banguan sudah sesuai perencaan. Kalau misalkan kontrkusinya kita harus lihat satu persatu, itu managemen konstruksi (konsultan pengawas) lebih tahu. Tapi kalau arsitektur dan segala macam memang belum selesai, jadi perencanaan awal itu memang belum tercapai," kata Abelson, Kamis 21 April 2016 lalu. Ia mengakui kesepakatan untuk menyelesaikan satu lantai terjadi saat masih proses tender. Namun, kesepakatan itu tidak berjalan mulus. Hingga batas waktu yang ditentukan hingga akhir Maret 2016, bangunan di lantai satu belum juga rampung. Lanjut Abelson, Sementara, untuk progres bangunan yang lebih tahu itu konsultan pengawas.

Namun hingga saat ini, kelanjutan pembangunan masih belum jelas. Kuli bangunan yang mengerjakan lab sudah meninggalkan lokasi. Padahal Pembangun gedung tersebut baru sebatas kerangka yang telah dirampungkan hingga dua lantai. Berbeda dengan beberapa gedung lainnya, yang terpaksa dihentikan lantaran tidak adanya dana yang cair. Pembangunan Lab tersebut dihentikan lantaran diusut Polda Sulsel karena tindak pidana korupsi. Setelah itu, beberapa orang yang mengerjakan proyek tersebut bahkan telah diperiksa dan menjadi tersangka. Bahkan salah satu dosen UNM telah ditetapkan sebagai tersangka. Tidak hanya itu, beberapa pekan lalu, bahkan anggota Diskrimsus kepolisian daerah Sulawesi Selatan terjun langsung melakukan penggeledahan di Menara Pinisi. Penggeledahan ini terkait dengan kasus korupsi dalam proyek pembangunan gedung lab tersebut. Jika, kasus pembangunan lab tersebut diusut hingga tuntas. Kemungkinan besar orang dalam UNM akan semakin banyak menjadi tersangka. Jelas ini akan berpengaruh besar terhadap pembangunan yang ada di UNM. Bukan lagi pemangkasan anggaran yang akan menghambat pembangunan gedung yang mangkrak.(*)

FOTO: Resa Saputra - Profesi

TERBENGKALAI. Pondasi gedung Falultas Ilmu Sosial (FIS) dijadikan tempat pembuangan sampah usannya dalam hal penyelesaian gedung yang sudah bertahun-tahun mangkrak. “Memang kami selalu dilibatkan dalam perencanaan, mestinya ada tindak lanjut. Jangan terkesan setengah hati,” imbaunya. Sementara itu, Dekan FIS, Hasnawi Ha-

ris enggan berkomentar perihal masalah pembangunan gedung tersebut. Termasuk dana pembangunan yang telah dihabiskan, ia mengaku dirinya tidak tahu. Ia melimpahkan masalah tersebut ke pihak universitas. “Saya tidak tahu, tanyakan saja di universitas,” jawabnya singkat. (*)

Tellu Cappa, Tiga Tahun Tak Terjamah TIGA tahun terakhir, dana pembangunan Menara Tellu Cappa Program Pasca Sarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM) tak kunjung cair. Alhasil, gedung yang dibangun sejak tahun 2011 ini harus dibiarkan begitu saja tanpa mendapat sentuhan sedikit pun. Impian untuk mewujudkan pesaing Menara Pinisi sebagai ikon kampus harus dipendam dulu. Lagi-lagi, alasan pembanguan tersendat karena anggaran dari pemerintah yang belum dikucurkan. Direktur Program Pascasarjana, Jasruddin mengatakan, pembangunan gedung selalu saja dianggarkan setiap tahunnya. Namun proposal yang diajukan belum disetujui. “Kami sudah usahakan namun ujung-ujungnya dibatalkan,” kata dia.

Padahal, menurut data situs sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), dana yang dibutuhkan hingga gedung rampung sebesar Rp200 M. Namun, lanjut Jasruddin, kewenangan pencairan anggaran sepenuhnya berada di tangan pemerintah pusat. Pihak universitas pun hanya bisa menunggu serta berharap angaran yang telah diajukan dapat diterima dan segera dicairkan. “Kami sangat berharap bisa segera dicairkan. Tapi kalau memang tidak bisa ya mau diapa, kasian juga itu barang,” katanya. Kini di satu sisi Jalan AP Pettarani, Menara Tellu Cappa masih berdiri dengan tubuh setengah jadi. Namun tak hanya satu-satunya, masih ada beberapa gedung di UNM yang juga bernasib sama. (*)

FOTO: Resa Saputra - Profesi Radio Profesi 107,9 FM

Urai data, ungkap fakta, saji berita


66

Inovasi Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

www.profesi-unm.com

Monopoli Vocabulary

Bermain Monopoli Sambil Belajar Bahasa

MONOPOLI adalah salah satu permainan paling terkenal di dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan melalui pembelian, penyewaan dan pertukaran properti dalam sistem ekonomi yang disederhanakan. SETIAP pemain melemparkan dadu secara bergiliran untuk memindahkan bidaknya, dan apabila ia mendarat di petak yang belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli petak itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu sudah dibeli pemain lain, ia harus membayar pemain itu uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan. Lalu, bagaimana jadinya apabila permainan monopoli digunakan untuk belajar bahasa? Hal inilah yang berusaha dilakukan Furry Agustina. Bersama temantemannya, Furry membuat media pembelajaran berbentuk monopoli untuk menumbuhkan minat belajar siswa dalam pelajaran bahasa Inggris. Menurut Furry, di era grobalisasi seperti sekarang, menguasai bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional sangatlah penting. Hal tersebut juga didukung dengan kurikulum pendidikan di Indonesia yang mewajib-

kan pelajar mempelajari bahasa Inggris. Namun, bagi sebagian pelajar, bahasa Inggris seringkali dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Anggapan itu dikhawatirkan akan menyebabkan minat belajar bahasa Inggris sebagian pelajar menjadi berkurang. Kekhawatiran tersebut kemudian menjadikan Perempuan asal Soppeng tersebut membuat Monopoli Vocabulary. Model pembelajaran tersebut membuat siswa bermain monopoli sambil belajar bahasa Inggris. Menurutnya model pembelajaran tersebut lebih efektif untuk membuat siswa mudah menguasai bahasa Inggris. Furry menjelaskan bahwa menggunakan permainan monopoli didalam proses pembelajaran bukan hal yang baru, namun untuk pelajaran bahasa Inggris terbilang baru jika menggunakan monopoli. “Sebenarnya sudah lama jika monopoli digunakan untuk menarik minat belajar siswa pada beberapa mata pelajaran, main dalam pelajaran bahwa inggris monopoli vocabulary ini adalah yang pertama”, jelasnya. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa monopoli vocabulary sebenarnya sama dengan permainan monopoli pada umumnya. Namun, perbedaannya terletak pada konten yang menyelipkan kosa kata bahasa Inggris dasar. “Monopoli vocabulary saat ini sedang diterapkan pada siswa kelas empat Sekolah Dasar (SD)

sehingga kosakata yang digunakan dalan permainan tersebut masih kosakata dasar,” tambahnya. Adapun kelebihan dari model pembelajaran tersebut menurut mahasiswa angkatan 2014 adalah terletak pada kontennya yang ringan dan memiliki banyak warna yang pada umumnya disukai oleh anak-anak. Selain itu siswa tidak dituntut untuk belajar secara monoton, dan terlebih lagi gambar monopoli tersebut juga menggunakan salah satu karakter kartun yang disukai siswa, doraemon. “Kelebihannya model pembelajaran ini terletak pada kontennya yang selalu disesuaikan dengan favorit siswa kelas empat SD pada umumnya,” katanya. Selain itu mahasiswa pendidikan bahasa Inggris tersebut juga mengatakan bahwa model pembelajaran tersebut sifatnya fleksibel artinya bukan hanya anak SD namun bisa juga diterapkan pada siswa SMP maupun SMA. “Model pembelajaran ini juga bisa digunakan pada siswa SMP ataupun SMA, yang perlu dilakukan hanyalah menyesuaikan kosa kata yang sesuai dengan usai mereka ddalam permainan tersebut,” jelasnya. Model pembelajaran tersebut juga sudah diujicobakan pada beberapa SD di Makassar dan menunjukkan hasil yang signifikan. Hal tersebut membuat Furry menjadi lebih percaya diri untuk mengikut sertakan hasil pene-

litiannya pada salah satu konferensi yang akan dilaksanakan di Thailand tahun depan. Sedangkan mengenai kendala yang dihadapi tim penelitian adalah cara mensosialisasikan model pembelajaran tersebut kepada pihak sekolah. (dwa)

FOTO: IST

Robot Pemindah Barang Buatan Mahasiswa Teknik INOVASI mahasiswa dalam dunia robotika tak kunjung surut. Di Fakultas Teknik UNM misalnya, berhasil membuat robot pemindah barang. Ialah Idhar dan Ahmad Risal, dua mahasiswa jurusan Teknik Elektro yang menggunakan teknologi Path Planning untuk membuat robot pemindah barang tersebut. Salah satu pembuat robot pemindah barang, Ahmad Risal menjelaskan, teknologi Path Planning adalah sebuah percabangan atau perempatan yang sering digunakan dalam robot Line Follower (LF). Mereka membagi tugas dlam pembuatan robor tersebut. Ia mengambil bagian pengerjaan software. sedang temannya, Idhar sebagai Mekatronika (Hardware). Lanjut, Ahmad menjelaskan cara kerja Path Planning dalam melakukan perencanaan strategi robot untuk menyelesaikan sebuah perintah atau misi. “Untuk cara penggunaan Path Planning yaitu dengan cara melihat track yang akan di lalui. Kemudian menentukan path 1, 2, 3, dan selanjutnya. Setelah itu kita Urai data, ungkap fakta, saji berita

buat Planning dengan menginput planning itu dengan menggunakan tombol puss button yang ada pada robot,” jelasnya. Memang robot tersebut masih dalam tahap riset untuk mengetahui bagaimana robot bisa bekerja lebih baik. Awalnya, robot ini mampu mengangkat dan memindahkan barang 10 kali dalam waktu 30 menit. Karena telah ditingkatkan, maka kemampuan robot ini meningkat menjadi 15 kali dalam 30 menit. “Robot ini masih berupa prototipe. Namun sudah bisa dihitung berat beban yang bisa diangkat 500 gram,” tambahnya Sementara itu, Idhar mengatakan kelebihan yang dimiliki robot dengan teknik Path Planning terletak pada penggunaan robot yang dapat dilakukan tanpa komputer. “Robot pemindahan barang memang sudah banyak di pasaran tapi robot kami punya aplikasi yang tidak perlu menggunakan komputer karena telah dilengkapi dengan tombol push button,” jelasnya. Masih banyaknya industri yang ada di makassar memakai

proses manual dalam pemindahan barang menjadi latar belakang pembuatan robor tersebut “Kita pernah Praktek Industri (PI) pada salah satu perusahaan dan perusahaan itu masih menggunakan sistem manual, akhirnya kami pun termotivasi untuk membuat robot tersebut,” tuturnya Tak hanya itu, Mahasiswa asal Bantaeng ini juga mengungkapkan salah satu alasan ia membuat robot pemindah barang tersebut karena termotivasi untuk mengikuti kompetisi robot antar Universitas. “Selama ini UNM belum pernah menang dalam lomba robot nasional, sehingga itu juga memotivasi kami untuk membuat robot ini,” ungkapnya. Saat ini, mereka masih terus melakukan riset. Agar robot mereka dapat bekerja lebih cepat dan dapat digunakan di segala bidang. Selain itu mereka mengupayakan peningkatan kekuatan pemindahan robot tersebut. “Saat ini kami masih menggunakan aplikasi LF, sehingga robot kami masih akan terus kami kembangkan,” tambah Idhar. (dwa) www.profesi-unm.com


Info Akademik Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

UPT Perpustakaan

H

adirnya Electronic Journal (e-journal) maupun electronic book (e-book) sebagai penunjang pembelajaran saat ini juga menjamur di UNM. Publikasian e-jurnal dan e-book internasional dapat diakses melalui situs jurnal Emerald. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan, Oslan Jumadi mengatakan, untuk mengakses e-jurnal dan e-book internasional, kunjungi situs perpustakaan. unm.ac.id kemudian klik ejournal & e-book agar dapat terkoneksi langsung dengan situs jurnal Emerald. “Harus masuk di web perpustakaan

www.profesi-unm.com

Akses Gratis Jurnal Internasional Emerald

dulu, kemudian masuk di Emerald. Untuk mengakses Emerald juga banyak link opensource yang bisa digunakan,” ungkapnya. Akses e-jurnal dan e-book internasional pada situs jurnal Emerald saat ini sudah menjadi milik UNM dengan layanan akses gratis disekitaran UNM. “Disana ada akses e-journal dan e-book internasional yang sudah dibeli UNM tahun lalu dengan dana BOPTN. Itu free akses selagi di area hotspot UNM,” tambah Oslan. Oslan menambahkan, untuk meningkatkan koleksi ejournal dan e-book internasional, tim Perpustakaan UNM

terus melakukan pembaruan sumber bahan ajar digital tersebut. “Kami sudah menyiapkan bahan pembelajaran dan penelitian sebanyak yang kami bisa saat ini, dan akan selalu bertambah,” tuturnya Sosialisasi untuk menggunakan bahan ajar melalui akses e-journal dan e-book internasional pun telah digerakkan kesetiap dosen untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. “Untuk sosialisasi ke dosen, juga sudah kami kirimkan surat penyampaian akses jurnal, baik yang UNM langgan maupun Kemenristekdikti langgan,” tambah dosen Biologi ini.

Dosen FMIPA tersebut berharap fasilitas kampus seperti pelayanan akses jurnal tersebut bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa. “Kita harap pengguna dan sivitas akademika terutama mahasiswa disarankan aktif, sehingga mutu pembelajaran, penelitian dan pengabdian semakin baik kedepannya,” harapnya. Selain itu, saat ini perpustakaan UNM juga tergabung dalam perpustakaan elektronik Indonesia Onesearch yang dibentuk oleh Perpustakaan Nasional yang menghimpun seluruh repositori perguruan tinggi di Indonesia. (cha)

KKN-PPL UNM

1680 Mahasiswa Mengabdi di Sulselbar SEBANYAK 1680 mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) mengikuti pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Program Pengalaman Lapangan (KKN-PPL) angkatan XIII. Peserta dilepas tanggal 5 Oktober dan disebar di enam lokasi berbeda, yakni Kota Pare-pare, Kab. Pangkep, Pinrang, Polman, dan Majene. Kepala Pusat KKN UNM, Muhammad Rakib mengatakan, pemerataan penempatan sekolah untuk mahasiswa KKN terpadu dibagi rata dengan komposisi minimal 10 hingga 12 orang per sekolah. “Untuk KKN Terpadu, idealnya ada 10 sampai 12 orang per sekolah dengan minimal tiga jurusan yang berbeda,” ujarnya. Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi ini juga menu-

turkan, pemilihan penempatan sekolah akan ditentukan berdasarkan kebutuhan dari sekolah tersebut. Khusus untuk Kabupaten Pangkep dan Bone, lokasi tersebut akan menjadi lokasi pengabdian bagi mahasiswa dari jurusan tertentu. “KKN Terpadu itu kan harus sesuai jurusannya jadi kita tidak boleh asal memilih sekolah saja. Karena ada beberapa sekolah yang tidak ada jurusan yang dibutuhkan,” jelasnya. Sementara itu, 1719 mahasiswa yang akan mengikuti KKN-PPL ini berasal dari 7 fakultas berbeda. Dengan rincian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) sebanyak 196 orang, Fakultas Ilmu Sosial (FIS)

Radio Profesi 107,9 FM

Boven Digul 55 orang, Kabupaten Kepulauan Buru 53 orang, Kabupaten Konawe, Kepulauan (Sulawesi Tenggara) 54 orang, dan Kabupaten Tojo Una-una (Sulawesi Tengah) 56 orang. Direktur P3G, Abdullah Pandang, menngungkapkan dari enam daerah penempatan SM-3T, lima diantaranya merupakan daerah baru. “Hanya 1 daerah yang pernah ditempati untuk SM3T yang lain termasuk daerah baru,” jelasnya. Direktur Pembelajaran Belmawa, Paristiyanti Nur-

AGENDASIANA

Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar 2016 LEMBAGA Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Univeristas Negeri Makassar (UNM) akan merekrut anggota baru melalui Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD) 2016. Kegiatan ini akan diselenggarakan di Lantai 2 Ballroom, Menara Pinisi, 19 hingga 23 Oktober mendatang. Peserta DJMTD 2016 akan disuguhkan berbagai materi tentang jurnalistik, kunjungan media dan widyawisat (tju)

Jelang Orangefest4, DKV FSD Gelar Talkshow DKV FSD akan gelar talkshow bertajuk Creative Talk BCIC 22 Oktober mendatang di Ruang Teater, Menara Pinisi UNM. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara menuju Orangefest ke-4. Talk show ini merupakan forum berbagi pengalamn, wawasan dan membangun jejaring antar pelaku kreatif; desain, branding, bisnis kreatif dan digital marketing. Kegiatan yang merupakan forum sharing insan kreatif Indonesia ini juga menghadirkan sejumlah keynote speakers yang bergelut dibidang industri kreatif. Untuk registrasi peserta, bisa mengunjungi http://bcic-ikm.net/registrasi/ (dza)

HIMAFI Kembali Gelar Gravitasi 2016 HIMPUNAN Mahasiswa Fisika akan kembali menggelar Gebyar Sivitas Fisika (Gravitasi). Kegiatan ini akan diikuti oleh Siswa(i) SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa. Adapun item kegiatan Gravitasi 2016 antara lain, LKTIM Nasional, Lomba Fisika SMA Se-Sulawesi, Lomba Fisika SMP Se-Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara, Lomba IPA SD Se-Sulawesi Selatan, Lomba Fisika Tepat Guna Se-Sulawresi, Seminar Fisika, Bursa dan Bedah Buku, Lomba akustik, Workshop Pembelajaran Kreatif, Story Telling dan Lomba Website. Kegitan tersebut akan dilaksanakan di 3 tempat, yaitu Menara Pinisi UNM, Gedung Science Square, dan Gedung Jurusan Fisika. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi wabsite www.himafi-unm.org. (tju)

228 orang, Fakultas Teknik (FT) 406 orang, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) 9 orang, Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) 2 orang, Fakultas Seni

dan Desain (FSD) 138 orang. Fakultas dengan peserta terbanyak ialah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yaitu 701 peserta. (cha)

SM-3T UNM Tersebar di Enam Daerah SARJANA Mengajar Terdepan Terluar dan Tertinggal (SM-3T) yang diprogramkan pemerintah yang dimulai 2010 lalu, kembali terlaksana. Tahun ini Universitas Negeri Makassar (UNM) mengirim 327 sarjana yang siap mengabdi di 6 daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Enam daerah yang menjadi tempat mengabdi peserta SM-3T UNM angkatan keenam ini dianataranya Kabupaten Merauke 54 orang, Kabupaten Nabire (Provinsi Papua) 55 orang, Kabupaten

7

wardani berharap peserta yang akan menjadi angkatan keenam akan menjalankan tugas negara yang telah dipercayakan dan mampu untuk mewujudkan cita-cita bangsa. “Kalian mengemban tugas negara, saya berharap semua mampu untuk mencerdaskan anak bangsa hingga kepelesok,” harapnya. Sementara itu, ditemui saat prakondisi peserta SM3T Rektor UNM, Husain Syam berpesan peserta SM3T yang akan berangkat dapat menjalankan tugas

dengan baik dan kedatangan mereka dapat berguna untuk orang-orang didaerah. “Jangan pernah mengecewakan UNM yang telah memilih kalian dari sekian banyaknya pendaftar, jalankan tugas sebagaimana mestinya,” katanya. Mantan Dekan Fakultas Teknik (FT) ini juga menambahkan, seluruh peserta SM3T dapat menjaga diri selama mengabdi. “Jaga diri kalian dengan baik dan banggalah karena telah menyelesaikan tanggujawab saat kembali nanti,” tambahnya. (lel)

Sintalaras Akan Gelar TPDN IV UNIT Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sintalaras Universitas Negeri Makassar (UNM) akan gelar Turnamen Panjat Dinding Nasional (TPDN) ke IV. Kegaiatan tersebut akan dilaksanakan 23 - 30 Oktober mendatang. Adapun kategori lomba yang di perlombakan adalah lead dan speed. Untuk informasi lebih lanjut hubungi Kasturi (085241052005) (dwa)

SUDUT

+ Lima gedung UNM Mangkrak -Mungkin karena mau dijual + BEM Fakultas Anggap Kebijakan Nepotisme - Suka mangkrak sih + UNM Mau dijual? - Bukanji kebijakan nepotisme?

Dg. Tata Urai data, ungkap fakta, saji berita


8

Suplemen

Gene Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

www.profesi-unm.com

Resa Saputra, Cowok yang Sayang Ibu

S

aat pertama kali bertemu dengan laki-laki berkulit agak putih ini, orang-orang akan biasa saja dengan wajahnya. Namun, apabila sudah mengenalnya, orang akan menyadari bahwa dirinya memiliki pembawaan wajah yang beda, ia seringkali memperlihatkan raut muka pengen. Matanya yang sipit seperti orang baru bangun tidur dan mulutnya yang kadang menganga seringkali diperlihatkannya entah itu di foto maupun di kesehariannya. Lain di wajah, lain di hati, Resa merupakan cowok yang sangat menyayangi sang Ibu. Mahasiswa rantau selalu merindukan orang tua, apalagi kalau orang tua berkunjung ke kost-an. Sebagian mahasiswa akan tetap beraktifitas seperti biasa dan sebagian lainnya akan menyingkirkan kegiatan sementara, demi menemani orang tua sampai kembali ke kampung halaman. Sama halnya dengan Resa. Satu kali, saat rapat kepanitian di

Redaksi, Resa ingin izin pulang lantaran sang Ibu akan kembali ke kampung esok hari. "Kak, pulang besok mace ku, kapan ka lagi bisa tidur sama-sama kodong,". Alasan itu lantas di tolak mentah-mentah lantaran saat itu Resa adalah panitia inti. Berbicara soal keaktifan, Resa merupakan pengelola yang cukup rajin dan bertanggung jawab. Hal itu terlihat disetiap kepanitiaan, Resa selalu diamanahkan menjadi panitia inti. Hal itu membuat Resa seringkali mempertanyakan dirinya. "Ih kak, kenapa saya terus kodong?," katanya. Dalam hal peliputan dan penulisan berita, Resa cukup aktif menulis berita online. Saat magang, Resa sudah pernah menulis berita feature. Ia juga pernah membeberkan keinginannya bila menjadi pengelola, ia ingin menjadi Pemimpin Redaksi. "Saya mau jadi Pemimpin Redaksi, kak," bebernya.(*)

Noval, Kadang Masih Baper

B

erjuang dan mengikuti ritme berProfesi bukanlah hal yang mudah. Dari sekian banyak mahasiswa yang menjadi magang di Profesi terpaksa berhenti ditengah jalan lantaran tak mampu mengikuti ritme Profesi. Apalagi bila magang tersebut masih mahasiswa baru (maba). Magang yang masih maba sangat sulit bertahan di Profesi karena masih baru mengenal dunia kampus. Namun, menjadi satu-satunya maba di angkatannya, tidak menghalangi jalan Noval untuk terus bertahan mengikuti ritme di Profesi. Noval pernah mengalami musibah kehilangan sepeda motor di depan Redaksi

Profesi. Walau begitu, musibah yang menimpanya tidak membuat dirinya berhenti berProfesi, ia tetap meliput dan mengerjakan kerja-kerja kepanitian. Tanpa kendaraan bukan berarti akhir dari segalanya, selama Noval masih memiliki teman yang peduli padanya, aktifitasnya akan berjalan seperti biasanya. Di Profesi, Noval memperlihatkan minatnya untuk menjadi layouter. Mahasiswa Fakultas Teknik ini mengaku memiliki dasar menggunakan sejumlah software untuk mendesain. Ketika ditanya tentang dirinya, temanteman seperjuangan Noval di Profesi akan

menjawab sama, Noval terkadang manja dan kekanak-kanakan. “Yah begitulah, mungkin karena Noval masih maba, jadi masih moodmood-an,” kata salah seorang teman Noval.

Citra Jati Utami, Super Lelet

P

erempuan yang memiliki sapaan akrab Cici ini, dikenal sebagai perempuan yang sangat lelet dalam melakukan segala hal. Ini dibenarkan oleh temantemannya. Cici pernah membuat salah seorang temannya kesal menjemput Cici lantaran dibuat menunggu lama di depan kost-annya. Namun dibalik kekurangannya itu, ada saja orang yang rela melakukan apa saja demi Cici. Menunggu berjam-jam pun rela dilakukannya asalkan bisa selalu dekat dengan Cici. Laki-laki yang merupakan teman seangkatannya di Profesi itu, diketahui memiliki rasa terpendam kepada Cici. Hal itu seringkali membuat Cici dan Laki-laki berinisial “A” itu jadi bulan-bulanan orang se-Redaksi. Bahkan banyak yang menduga ada hubungan khusus diantara

mereka. Tetapi saat ditanya, Cici mengaku tak ada hubungan apapun. “ Ada ji juga saya pacar ku kak,” ungkap Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra ini. Mengidolakan Boyband Super Junior menjadikan perempuan kelahiran Soppeng ini bermimpi untuk berkunjung ke Korea. Tetapi hingga saat ini hal itu masih saja menjadi cita-cita yang entah kapan akan terwujud. Saking fanatiknya, Cici sudah seperti kamus Korea berjalan. Mulai dari Bahasa, film, lagu, dan artis Korea sangat dihafal olehnya. Kecintaannya terhadap Korea mampu membuat teman-temannya ikutikutan menyukai Korea. Cici seringkali menceritakan drama Korea yang sedang disukainya, Descendet of The Sun. “Ih bagus sekali kak ceritanya, coba maki nonton i,” ungkapnya kepada salah satu pengelola.

Ratna, Cewek Kalem dari FIS

K

alem dan sedehana adalah ciri khas dari pengelola yang satu ini. Memiliki suara yang mendayu-dayu membuat siapapun yang mendengarnya akan merasa ngantuk. Bahkan muka polosnya kerap kali membuat orang yang melihatnya merasa kasihan. Menjadi salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS), membuatnya jarang meliput di area kampus Parangtambung, maupun sektor UNM lainnya. Ratna merupakan salah satu pengelola yang sering izin untuk pulang kampung.Kampungnya yang terletak di Kabupaten Takalar tak membuat dirinya sulit pulang untuk bertemu dengan sanak keluarga. “Kak mau ka lagi pulang kampung ,” ungkapnya pada pemimpin

umum seusai rapat redaksi. Meski sering bolak-balik Takalar Makassar, Ratna selalu mengutamakan tanggung jawabnya sebagai pengelola Profesi. Menyelesaikan berita tabloid maupun online sudah menjadi kebiasaan dan jarang melewati deadline. Tak memiliki kendaraan, tetapi intensitasnya untuk datang ke redaksi patut diacungi jempol. Bahkan kadang Ratna ini, rela berjalan kaki dari kampus gunung sari ke sekret LPM Profesi yang beralamat di Jalan Malengkeri Luar no. 25. Mampu menyeimbangkan antara kuliah dan organisasi. Terbukti mendapat Indeks Prestasi Akademik (IPK) dengan 4,00 adalah salah satu prestasi yang luar biasa.

Nurul Charismawati S, Si Lebba'

I

tulah kata yang sering dilontarkan teman-teman perempuan yang akrab disapa Ulca itu. Menurut teman-temannya, lebba’ merupakan kata yang tepat untuk merepresentasikan sosok Ulca. Memiliki badan yang agak lebar seringkali menjadi bahan candaan bagi orang-orang sekitar Ulca. Namun, memiliki bentuk badan yang subur tak sekalipun membuat mahasiswa

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Fakultas Teknik ini berkecil hati. Justru, ia lebih sering ikut tertawa ketika orang-orang disekitarnya menyebut dirinya lebba’. Ulca bahkan tak ragu mengajak teman-teman seangkatannya yang memiliki badan besar untuk membuat trio dan menamai diri mereka dengan sebutan trio lebba’. Trio lebba’ itu terdiri dari Ulca, Endang dan Lela yang merupakan pengelola Profesi juga. Berbicara tentang hati, dara Sinjai ini se-

dang tidak kosong. Ulca sedang dekat dengan salah satu cowok yang juga merupakan pengelola Profesi. Tapi menurut kabar yang beredar, demi menjaga profesionalisme dalam berlembaga, Ulca dan si cowok tersebut harus rela menunda hubungan mereka. Selama menjadi anggota dari lembaga kuli tinta ini, Ulca mengaku memiliki minat dibidang desain grafis. Hasil desainnya seringkali digunakan pada keperluan kepa-

nitian. Untuk pemberitaan, Ulca tergolong pengelola yang cukup aktif menulis berita. Walau ia sering mengaku keteteran dalam membagi waktu atara kuliah dan meliput, namun Ulca mampu menyelesaikan liputan lebih awal dibanding reporter lain.

www.profesi-unm.com


Suplemen

esis Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

9

www.profesi-unm.com

Nurlaela, Awas! Jangan Sampai Ia Tertawa

S

etiap orang memiliki ciri khas pada diri seseorang yang membuat seseorang tersebut menjadi mudah dikenali. Entah itu dari bentuk fisik hingga tingkah laku seseorang. Hal inilah yang dimiliki oleh magang yang akrab dipanggil Lela. Ia sangat dikenali dengan suaranya saat tertawa. Orang-orang yang bernyali kecil sebaiknya tidak usah dekatdekat dengan perempuan asal Pinrang ini. Sebab, saat Lela tertawa ia akan mengeluarkan suara yang sangat aneh. Suaranya itu terdengar seperti kombinasi antar kuntilanak dengan neneknenek yang sedang asma. Pokoknya, sangat aneh. Yang lebih anehnya lagi, saat ada hal lucu yang menjadi bahan

tertawaan ditengah-tengah forum, Lela baru akan tertawa ketika pembahasan sudah berlalu. Hal itu kemudian membuatnya menjadi bahan bully-an orang-orang di Redaksi. Walaupun ia memiliki tawa yang aneh, Lela termasuk magang yang mudah bergaul. Sifatnya yang mudah bergaul membawanya kepada banyak pertemanan didalam dan diluar Profesi. Pertemanannya itulah yang mungkin membuat Lela memiliki segudang kegiatan. Hal itu membuatnya menjadi salah satu magang yang sering meminta izin saat ada agenda di Redaksi. Sebagai reporter baru di Profesi, Lela cukup aktif meliput. Ia termasuk salah satu magang yang aktif menulis berita online.

St. Aminah, Kajili-jili

M

emiliki nama lengkap Sitti Aminah, perempuan asal Pangkep ini sering dipanggil Ami. Ia adalah salah satu magang yang selalu terlihat gesit. Saat Ami berkumpul dengan teman seangkatannya, smaka Ami akan terlihat dominan dengan suara nyaring dan gerakan berlebihannya. Pergerakannya tersebut seringkali membuatnya terlihat seperti membanting benda apa saja yang ada disekitarnya. Padahal, ia hanya bermaksud untuk meletakkan barang ditempatnya. Tingkah lakunya yang bisa dibilang kajili-jili itu, tidak pernah disadarinya karena Ami selalu merasa tidak terjadi apa-apa tiap kali ia membanting barang-barang. Untuk urusan dapur, tidak perlu dipertanyakan lagi. Masakan buatan Ami selalu terasa hambar dan ala kadarnya. Orang-orang di Redaksi pun harus pasrah saat Ami memasak di dapur Redaksi. Karena tak punya pilihan

dan takut mubasir kalau makanan dibuang, Orang-orang di Redaksi harus memakan masakan Ami. Walau urusan dapur tidak beres, tapi untuk urusan pemberitaan, Ami terbilang rajin. Namanya seringkali muncul di website berita online Profesi. Berkali-kali melakukan wawancara dengan banyak narasumber, membuat Ami memiliki banyak kenalan di kampus. Ami bahkan mengaku dekat dengan banyak pejabat kampus. Terbukti dengan seringkali Ami bertukar pin bb dengan pejabat kampus setelah melakukan wawancara. Bahkan, obrolan dekatnya dengan salah satu pejabat kampus pernah tersebar satu redaksi yang membuatnya di bully. Untuk urusan hati, Ami mengaku punya pacar. Bahkan tersebar kabar, saat magang Ami pernah dekat dengan salah satu senior Profesi. Ami dan cowok tersebut, pernah terlihat jalan berdua.

Endang Sri Wahyuni, Sering Patah Hati

D

ara bertubuh bongsor ini berasal dari nun jauh di luar Pulau Sulawesi, Kepulauan Selayar. Ia kuliah di Prodi Pendidikan Sosiologi. Awalnya masuk di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi karena jatuh hati kepada panitia yang sosialisasi di kelasnya. Namun setelah menjadi magang, ia nampaknya kecewa karena pengelola yang di sukainya sudah punya kekasih hati. Namun itu tidak membuat semangatnya untuk berprofesi luntur seketika. Pasalnya, saat wawancara ia kerap kali memilih narasumber yang manis dari lembaga kemahasiswaan dan itu menjadi semangatnya untuk meliput dan cepat mengumpulkannya diredaktur. "Saya pi pergi wawancarai itu, kasimma nah kak,"katanya kepada salah seorang pengelola Pengelola yang lebih suka dipanggil Sisi Wahyuni Idrus ini se­ karang telah mengincar salah satu ketua lembaga kemahasiswaan di UNM."Manis sekali kuliat itu kakak, baikmi, alim tommi, ramah mi, jadi apa pi," katanya. Tak hanya itu, magang yang sudah sering patah hati ini adalah magang terpopuler saat Safari Jurnalitik di Bone. Ia selalu memakai jurus ampuh untuk dekat dengan orang-orang. Namun sayang, jurusnya belum mempan untuk meluluhkan hati lelaki berinisial A.

M. Agung Eka S, Mirip Soong Jong Ki

L

aki-laki berkulit sawo matang dan agak sipit ini berasal dari Bone. Ia merupakan penggemar berat negeri gingseng, Korea. Di laptop dan di handpone-nya pun dipenuhi musik dan film Korea. Ia pun bercita-cita menjadi Soong Jong Ki yang bisa meluluhkan hati wanita-wanita. Namun, itu tidak membuatnya berhasil menaklukkan hati teman pengelolanya yang berasal dari Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS). Berbagai cara telah Ia lakukan untuk memikat hati temannya. Ia bahkan setiap hari mengikuti si doi dan rela menjemputnya walaupun sedang kuliah atau ditugaskan liputan oleh pimpinan redaksi. "Kalau dia ji suruh ka kak mau ja, mannamamo di ujung dunia relaja," ungkapnya kepada salah satu pengelola LPM Profesi. Tidak sampai di situ, pengelola Profesi dari Fakuktas Teknik ini bukan cuman pandai memodusi temannya, tapi ia juga rajin meliput dan intens ke Redaksi. Itu yang membuatnya dinobatkan sebagai magang terbaik LPM Profesi. Selama berbulanbulan menjadi anggota di LPM Profesi, Ia tak kunjung mendapatkan hati sang pujaan hati. Itu membuatnya pindah hati ke gadis lain. Sebut saja wanita berinisial M dari Fakultas Ilmu P endidikan (FIP) dan sekarang menjadi pujaan hatinya. "Adami sekarang pacarku, tidak berharap ma juga sama yang itu," bebernya dengan suara gembira dan wajah berbunga-bunga.

L

Tahrin, Kipas Angin adalah Hidupnya

elaki yang satu ini mungkin tidak suka dengan panas. Alasannya sejak menjadi magang LPM Profesi hingga sekarang ia tetap saja setia didepan kipas angin. Tak ada yang bisa menghalanginya, dimana ada kipas angin disitu ada lelaki yang biasa disapa Tahrin ini. Pria asal Masamba ini, sempat menghebohkan seluruh pengelola LPM Profesi dengan tingkahnya yang aneh bersama dengan kipas angin. Kala itu, tepat hari Jumat. Seluruh pengelola bergegas menuju masjid untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat.

Radio Profesi 107,9 FM

Tetapi lain halnya dengan Tahrin yang tetap asik tidur didepan kipas angin. Sempat dibangunkan oleh seorang pengelolah tetapi, respon yang diberikan hanya menggeser badannya lebih dekat dengan kipas. Singkat cerita, pengelola yang tadinya telah melaksanakan shalat jumat datang dan masih menemukan Tahrin terkapar didepan kipas angin. Akhirnya ia terbangun dan seolah tidak terjadi apa-apa. Ia hanya terlihat kebingungan karena ejekan dari pengelola. Ia juga sosok yang sangat pendiam diantara teman-temannya. Menyendiri disudut-sudut redaksi

pun sering dilakukannya. Suaranya hanya mampu didengar saat ditanya dan jawaban yang diberikan pun hanya sesuai dengan pertanyaan. Mahasiswa Fakultas Teknik ini juga kerap kali menggeleng-geleng kepala saat ditanya soal berita. “Iye kak,� sambil geleng-geleng kepala dan memberikan senyum khasnya. Walaupun belum fasih dalam hal penulisan tetapi semangatnya untuk datang ke redaksi sudah bagus. Terlihat hampir tiap hari ia berkunjung ke redaksi walaupun hanya datang untuk duduk didepan kipas.

Urai data, ungkap fakta, saji berita


10 10

Life Style Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

www.profesi-unm.com

Mahasiswa Volunteer

V

Volunteering, Bukan Sekadar Aksi

olunteers don’t get paid, not because they’re worthless, but because they’re priceless. Begitu yang dikatakan seorang atlet Kanada, Sherry Anderson. Dirinya aktif terjun memberi aksi nyata dalam kegiatan kemanusiaan sebagai volunteer (sukarelawan). Menjadi volunteer memang merupakan kegiatan tanpa pamrih. Tak ada upah sebagai balasan karena mengorbankan tenaga, pikiran, maupun waktu selama ikut dalam gerakan ataupun komunitas. Lain padang, lain belalang. Beda zaman, beda perkembangan. Volunteer tak lagi sesempit kegiatan kepalangmerahan saja seperti pada masa peperangan. Banyak komunitas bermunculan membuka perekrutan sukarelawan. Bagi sesiapa saja yang ingin bekerja tanpa bayaran. Latar belakang volunteer pun beragam. Mulai dari akademisi, pegawai negeri, karyawan swasta, wirausahawan, bahkan mahasiswa. Di Universitas Negeri Makassar sendiri, tak sedikit mahasiswa yang menyediakan waktu senggangnya menjadi volunteer di berbagai gerakan ataupun kegiatan sosial. Koming Juhartawan, salah satunya. Mahasiswa Jurusan Akuntasi ini aktif sebagai relawan pengajar di Sokola Kaki Langit. Sebuah komunitas yang memberikan akses pendidikan bagi anak-anak di daerah pegunungan. Ia mengatakan, kegiatan volunteer merupakan salah satu aksi mahasiswa sebagai agent of change. “Salah satu peran mahasiswa itu sebagai agent of change, memberikan sumbangsih nyata dalam kehidupan berma-

S

syarakat,” ujarnya. Mahasiswa angkatan 2012 ini juga mengaku, kegiatan di gerakan Sokola Kaki Langit tak menjadi masalah bagi aktivitas perkuliahannya. “Bukan mahasiswa namanya kalau manajemen waktu belum dikuasai. Saya pribadi merasa aman kuliahnya, semuanya dapat di-handle dengan baik,” akunya. Terjun aktif sebagai volunteer membuka cara pandang Koming dalam mendorong daya kritis mahasiswa yang harus mengikuti perkembangan zaman. “Kritis mahasiswa saat ini sudah bukan tertuju pada aksi demonstrasi sesaat, tapi yang saya lihat sekarang cara mahasiswa menyampaikan aspirasi salah satunya dengan berkecimpung ke dalam komunitas yang mereka suka,” katanya. Kendati tak diberi upah, sejumlah motivasi lain sebenarnya mendasari mahasiswa untuk aktif sebagai volunteer. Salah satu di antaranya adalah mempelajari softskill. Hal itu diungkapkan oleh mahasiswa Fakultas MIPA, Hilman. Ia menjadi volunteer pada Makassar International Writers Festival 2016. Menurutnya, pengalaman yang diperoleh saat menjadi volunteer merupakan bekal dalam mengembangkan skill. “Kegiatan volunteer memberikan pengalaman yang mungkin tidak akan didapatkan dari kegiatan kampus karena kita bekerja sama dengan berbagai orang dengan latar belakang yang berbeda,” ujarnya. Selain menambah pengalaman, aktif sebagai volunteer juga dapat dimanfaatkan untuk “memperindah” deretan keterlibatan kegiatan sosial di Surat Keterangan Penndamping

Mengajar. Dua orang mahasiswa yang menjadi volunteer kegiatan aksi sosial saat mengajar anak-anak yang tinggal di daerah pedalaman.

ijazah (SKPI) atau curriculum vitae (CV). Hilman tak menampik adanya kelebihan itu. “Ada juga yang bertujuan menjadikan ajang volunteer untuk mendapatkan kertas pendamping ijazah dan menjadi kompetensi CV,” bebernya. Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Andi Reski Almaida DM juga mengakui hal tersebut. “Mahasiswa yang event hunter pasti setuju. Berhubung volunteer itu menambah keterampilan sama pengalaman di bidang sosial, ya

FOTO: IST

begitulah,” ujar mahasiswa yang aktif sebagai volunteer di komunitas Aksi Indonesia Muda ini. Terlepas dari semua motif di baliknya, menjadi seorang volunteer tetaplah memberikan aksi nyata dalam komunitas maupun masyarakat. “Intinya kalau mahasiswa terjun jadi volunteer, artinya bergunalah. Kayak ada gunanya kita sekolah. Ada yang bisa kita bagi ke orang yang membutuhkan,” tuturnya.

Komunitas Kependidikan Jadi Favorit

ebagai kampus pendidik calon guru, kebanyakan mahasiswa UNM cenderung lebih memilih bergabung menjadi volunteer di gerakan atau komunitas yang bergerak di bidang kependidikan. Kegiatannya tak jauh-jauh dari mengajar anak-anak di daerah pedalaman, pegunungan, maupun pesisir. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Koming Juhartawan di antaranya. Sejak Agustus lalu, ia bergabung di gerakan Sokola Kaki Langit. “Kegiatan Sokola mengajar di daerah pegunungan, bercita-cita mencerdaskan anak-anak dengan pendidikan,” ujar Koming menceritakan ketertarikannya bergabung di Sokola Kaki Langit.

Berikut ini beberapa gerakan maupun komunitas Makassar yang bergerak di bidang kependidikan: 1. Sokola Kaki Langit Dirintis oleh Alumni Fakultas Ekonomi UNM, Andi Mey Kumalasari Juanda pada Desember 2014. Sokola Kaki Langit merupakan gerakan relawan pengajar bagi anak-anak di daerah kaki langit (pegunungan). Mey bercerita, gerakan ini muncul sebagai respon

atas

Urai data, ungkap fakta, saji berita

sulitnya akses pendidikan di daerah pegunungan. “Ini semata-mata sebagai bentuk keprihatinan kepada anak-anak di daerah terpencil yang pendidikannya terabaikan,” ujarnya. Gerakan ini telah memiliki dua desa binaan, yaitu Desa Umpungeng (Soppeng) dan Desa Bulo-Bulo (Barru). Kini, Sokola Kaki Langit telah mewadahi tak kurang dari dua ratus relawan.

rekan lainnya, Sikola Inspirasi Alam (SIA) mendidik anak-anak Desa Lappara, Sinjai. Fitri menuturkan, komunitas SIA berfokus pada sekolah-sekolah yang tertinggal. “Kita melihat potret pendidikan di Indonesia masih banyak sekolah di pedalaman yang butuh tenaga pendidik, apalah arti titel sarjana pendidikan kalau tidak dipraktekkan,” tutur alumni Jurusan Matematika UNM ini.

2. Sikola Inspirasi Alam Komunitas ini masih terbilang baru, berdiri pada Hardiknas, 2 Mei lalu. Didirikan oleh Fitri Nur Aningsih bersama empat

3. Aksi Indonesia Muda Komunitas ini beranggotakan anak muda yang menjadi relawan dalam mengupayakan solusi kreatif atas penanggulangan kemiskinan. Salah satu upaya pengentasan kemiskinan Aksi Indonesia Muda (AIM) dilakukan melalui pendidikan informal. Ketua AIM, Adryan Yudhistira menuturkan, kegiatan komunitas ini berpusat di kampung eks kusta, Dangko, Makassar. “Selain memberikan pelatihan keterampilan, kita juga berikan pendidikan informal ke anak-anak perkampungan esk kusta,” ujar mahasiswa Fakultas Psikologi UNM ini. 4. Rumah Berbagi Asa Dengan tagline “Sebab kecerdasan adalah hak semua wilayah!”, komunitas pendidikan Rumah Berbagi Asa mengusung program Kakak Guru. Cakupan wilayahnya berada di daerah Sulawesi Selatan. Desa Patanyamang di daerah pegunungan Maros menjadi target relawan Kakak Guru. Tiap bulannya komunitas mengabdi selama empat hari. Kegiatan tersebut berlangsung selama enam bulan di setiap desa. (whd) www.profesi-unm.com


Wawancara Khusus Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

11 11

www.profesi-unm.com

Wakil Kepala Kepolisian RI, Komjen. Pol. Drs. Syafruddin M.Si.

Polisi Tak Perlu Masuk Kampus

Universitas Negeri Makassar (UNM) diwarnai bentrok akhir-akhir ini. Kampus Cinta Damai , begitulah isi spanduk besar yang terpajang di depan menara pinisi. Harapan memang tidak selalu dengan kenyataan. Tapi yang pasti UNM harus mampu mandiri dalam menjaga keamanan kampusnya sendiri. Jangan selalu berharap dengan pihak kepolisan untuk menyelesaikan masalah. Seluruh perangkat kampus harus betul-betul berjalan. Mulai dari pucuk pimpinan teratas hingga bawahan. Kunjungan Wakil Kepala Kepolisian Rebuplik Indonesia (Wakalpolri), Komisaris Jenderal Pol Syafruddin dalam rangka memberikan kuliah umum turut mengomentari kejadian yang terjadi di UNM. Berikut hasil wawancara reporter Profesi, Resa Saputra dengan orang nomor dua di Korps Bhayangkara ini. Bagaimana UNM?

pandangan

anda

dengan

Kampusnya bagus. Lulusannya banyak juga yang berkiprah di nasional. Saya rasa suatu UNM akan menjadi kampus yang disegani di Indonesia bagian timur. Bagaimana sih penilaian pribadi anda tentang mahasiswa UNM?

Mahasiswanya aktif sekali. Saya tidak singgung yah karena seringnya turun di jalan. Tapi secara umum mahasiswa UNM punya ciri khas yang betul-betul karakter Sulawesi Selatan. Bagaimana dengan situasi keamanaan UNM?

Saya rasa aman-aman saja. UNM tidak seperti dulu lagi. Masalah akhir-akhir ini skalanya kecil. Pihak UNM pun bisa menyelesaikan sendiri. Inikan hanyalah persolaan internal yang perlu diperbaiki. Bagaimana tanggapan anda dengan bentrok yang terjadi di UNM akhir-akhir ini?

Laporan pak kapolda beserta jajaran katanya UNM sekarang semakin baik. Saya rasa bentrok yang terjadi hanyalah riak-

riak kecil. Meskipun terjadi di waktu yang berentetan?

Kalau hal itu, untuk sekarang skalanya masih kecil. Tidak seperti dulu lagi bentroknya bisa membakar kampus, merusak satu gedung sampai berujung pada hilangnya nyawa seseorang. Menurut anda siapa pelaku yang menjadi dalang penyebab bentrok di UNM?

Saya duga orang internal yang memicu bentrok di kampus. Entah itu mahasiswa, dosen, atau siapapun didalam. Tidak mungkin pihak luar yang mengacau. Tapi saya serahkan kepada sepenuhnya Kapolda mengurus hal ini. Apa pernah menangani kasus seperti bentrok dan bagaimana penyelesainnya?

Oh, kalau kasus seperti ituitu banyak. Contohnya kasus Gerakan Aceh Merdeka (GAM), saya diikutkan di timnya pak Jusuf Kalla sewaktu menyelesaikan kasus itu. Kalau penyelesainnya yang paling tepat adalah cara persuasif.

Apakah polisi harus tetap berada dalam kampus?

Sebetulnya polisi jangan masuk kampus. Biarkan UNM menyelesaikan rumah tangganya sendiri. Apa yang harus dilakukan oleh mahasiswa UNM bersama dengan kepolisian?

Biodata :

Nama : Komjen. Pol. Drs. Syafruddin M.Si. TTL : Ujung Pandang, 14 April 1961 Riwayat Jabatan : - Ajudan Wakil Presiden Jusuf Kalla (2004) - Wakapolda Sumatera Utara (2009) - Kapolda Kalimantan Selatan (2010) - Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (2012) - Kepala Lembaga Pendidikan Polri (2015) - Wakapolri (2016)

Kita harus optimis dan menjaga soliditas kebangsaan untuk membangun bangsa Indonesia ini. Sehingga kita mampu menanamkan pemahaman tentang hidup berkebangsaan di wajah Universitas Negeri Makassar

Sastrawan Nasional, Seno Gumira Ajidarma

Miskin Moral Penyebab Plagiarisme Plagiarisme merupakan suatu tindakan minim kreativitas serta usaha. Sejumlah tulisan kerap dijadikan bahan plagiarisme oleh orang tak bertanggung jawab. Di lingkungan kampus sekali pun dengan iklim akademis, sivitas baik dosen maupun mahasiswa kerap melakukan tindak tak terpuji ini. Sebagai sastrawan dan wartawan, Seno acapkali melihat banyaknya proses plagiasi karya sastra. Bagaimana tanggapan Seno terhadap plagiarisme tersebut? Berikut kutipan wawancara reporter Profesi, St. Aminah dengan penulis tersebut usai menjadi pembicara pada seminar kesusastraan Pekan Sastra Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra UNM. Apa arti sastra dan jurnalistik bagi diri Anda?

Sebagai sastrawan juga sekaligus jurnalis, tentu keduanya memiliki definisi yang berbeda. Sastra mengarah pada penuangan ekspresi imajinatif, sedang jurnalis menekankan pada pengungkapan fakta berdasarkan data. Bagaimana keterkaitan antara sastra dan ju-

rnalistik?

Meski keduanya beda definisi, akan tetapi sastra dan jurnalistik harus saling mengisi. Saya pernah menerbitkan tulisan dengan judul Ketika Jurnalistik Dibungkam, Sastra Harus Bicara. Kalian bisa menarik kesimpulan dari tulisan di buku itu. Seberapa pentingkah posisi sastra dan kebudayaan di kampus?

Orang-orang kampus itu pinter. Nggak pinter mereka kalau belum kenal sastra. Bagaimana Anda melihat perkembangan minat sastra pada generasi muda, termasuk mahasiswa?

Lihat aja dalam berbagai event dan kegiatan sastra yang taraf nasional dan internasional, banyak kok dari kalangan muda yang berpartisipasi. Sejauh mana pengaruh dan kontribusi sastra di kalangan mahasiswa?

Sangat berpengaruh, melalui bangku kuliah mahasiswa dapat mendalami sastra lalu kemudian mengekspresikan apa yang didapatnya, entah itu sastra lisan dan juga tulisan.

Saat ini, marak terjadi plagiasi sastra, bagaimana pandangannya terhadap kaRadio Profesi 107,9 FM

sus tersebut?

Aduh sangat memprihatinkan yah, orang seperti itu miskin moral dan malas mikir. Bagaimana agar dapat menghindari hal seperti itu?

Pahami sastra dengan baik, jangan takut mencoba dan jangan takut salah. Pesan Anda untuk generasi muda, khususnya mahasiswa UNM?

Berkaryalah, tujuannya kan mendapatkan suatu ide yang beda dengan karya orang lain. Memang tidak mudah, tapi kalau mau anda harus gila dalam hal itu.

Biodata :

Nama : Seno Gumira Ajidarma TTL : Boston, Amerika Serikat, 19 Juni 1958 Pekerjaan : Wartawan, Penulis, Fotografer, Kritikus Film Indonesia Pendidikan : 1994 – Sarjana, Fakultas Film & Televisi, Institut Kesenian Jakarta 2000 – Magister Ilmu Filsafat, Universitas Indonesia 2005 – Doktor Ilmu Sastra, Universitas Indonesia Penghargaan : 1987 – SEA Write Award 1997 – Dinny O’Hearn Prize for Literary 2005 – Khatulistiwa Literary Award 2012 – Ahmad Bakrie Award

Urai data, ungkap fakta, saji berita


12 12

Reportase Khusus Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

www.profesi-unm.com

Subsidi UKT Anak Dosen 50 Persen

BEM Fakultas Anggap Kebijakan Nepotisme Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di setiap Fakultas yang ada di Universitas Negeri Makassar (UNM) menolak pemotongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar 50 persen untuk anak dosen dan pegawai. Mereka kompak menyuarakan kebijakan teranyar Rektor UNM Husain Syam ini diskriminatif dan nepotisme.

PULUHAN pengurus BEM seUNM menyampaikan bentuk penolakan ini melalui aksi di Menara Pinisi UNM, Jl AP Pettarani, Makassar, Agustus 2016 lalu. Bahkan, aktivis Lembaga Kemahasiswaan menganggap kebijakan berumur tiga bulan ini adalah bentuk nepotisme dalam tubuh birokrasi. Pembantu Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan UNM (PRII), Karta Jayadi berkilah kebijakan ini untuk menghindari kecurangan dalam wawancara UKT. Karta juga terkesan menutupi sumber subsidi UKT 50 persen untuk anak dosen. Sebelumnya, PR II mengeluarkan sebuah surat edaran nomor 3186/UN36/TU/2016. Surat yang dikeluarkan 4 Agustus lalu itu berupa penyampaian kepada PNS tenaga pendidik dan tenaga kependidikan UNM yang memiliki anak kandung dan diterima sebagai mahasiswa

Urai data, ungkap fakta, saji berita

UNM 2016. Mereka diwajibkan mengajukan permohonan kepada Rektor untuk mendapatkan subsidi UKT 50 persen. Berdasarkan Permendikbud

R.I. No. 55 Tahun 2013 tentang BKT dan UKT pada perguruan tinggi negeri, konsep pembayaran UKT mengadopsi sistem subsidi silang.

Presiden BEM FT, Irka Ismunandar menganggap kebijakan subsidi UKT 50 persen ini menyalahi konsep UKT subsidi silang. “Konsep UKT adalah mahasiswa mampu mensubsidi mahasiswa miskin, nah kalau kebijakan ini ada lalu siapa yang akan menutupi uang semester mahasiswa kelas menengah ke bawah,” kata mahasiswa PTIK ini. Terpisah Presiden BEM FSD, Rifki menganggap kebijakan ini berbau nepotisme dalam tubuh birokrasi kampus. Dia pun menantang birokrasi kampus untuk memberikan kelonggaran bagi anak non dosen. “Kalau kenyataanya begitu beri juga kelonggaran bagi mahasiswa yang bukan anak dosen, mungkin dengan menambah kuota beasiswa, Memberikan subsidi makanya pandangannya teman-teman ada perbedaan di sini atau bahasakan saja nepotisme,” ujarnya. Rifki pun menganggap bantuan ini adalah bentuk cara birokrasi mengajari anak dosen menjadi seenaknya. “Kalau saya seharusnya pimpinan lebih memperhatikan mahasiswa yang kurang mampu dan tidak mendapatkan beasiswa bidik misi. Ini kebijakan seolah-olah ber-

dasarkan kepentingan orang-orang terdekat,” katanya. Presiden BEM FE, Firdaus Bachtiar setuju pemotongan UKT itu adalah bentuk diskriminatif bagi mahasiswa lain.“Kami melihat kebijakan ini sebagai bentuk diskriminasi, sebab hanya anak pegawai PNS UNM yang di subsidi,” katanya. Senada dengan Firdaus, Muhammad Akbar Lutfi menganggap pemotongan UKT untuk anak dosen bukan cuman kebijakan diskimiatif tapi juga salah. “Apalagi dalam tataran profesi guru tidak pernah dikatakan bahwa pihak perguruan tinggi memberikan tunjangan kepada pegawainya,” ujar Presiden BEM FIS ini.

Presiden BEM FMIPA, Inar Iqbal pun menunggu janji Karta Jayadi untuk mencabut kebijakan itu. “Kami menolak kebijakan ini, kami masih tetap mengawal kebijakan baru ini sambil menunggu janji Pak Karta. Kalau merugikan kita siap aksi kembali,” katanya. Sementara itu Rektor UNM, Husain Syam mengungkapkan kebijakan ini akan memangkas biaya 50 persen dari UKT anak dosen di tingkatan S1, S2 dan S3. Mantan Dekan Fakultas Teknik ini menyampaikan pemangkasan UKT anak dosen adalah program kerja (proker) masa kepemimpinannya. “Ini bentuk penghormatan kepada keluarga besar UNM yang telah mengabdikan diri,” katanya. (tim)

www.profesi-unm.com


Reportase Khusus Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

S2 dan S3 Juga Kena Potongan PEMBANTU Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan UNM (PRII), Karta Jayadi mengungkapkan bukan cuman mahasiswa strata satu (S1) yang mendapatkan potongan 50 persen. Anak Dosen yang ingin lanjut program pasca sarjana UNM untuk program Strata dua (S2) dan Strata 3 (S3) bakal mendapatkan potongan serupa. Menurut Karta, kebijakan ini berdasarkan kesepakatan bersama melalui hasil analisa. Ia pun menganggap tak semua PNS itu memiliki penghasilan yang cukup. “Harus dipahami bahwa ini un-

tuk mengakomodir, sangat keliru jika kita menganggap semua PNS tak memiliki masalah keuangan,” ujarnya. Mantan Dekan FSD ini mengungkapkan salah satu alasan adanya kebijakan potongan UKT 50 persen lantaran maraknya kecurangan interviwer pada saat wawacara UKT. Karta menganggap dosen yang akan menguliahkan anaknya di UNM kerap ikut campur dalam penentuan besaran UKT. “Kebiasaan teman-teman di UNM, ketika ada anaknya atau ponakan masuk mencari siapa

yang mewawancarai,” katanya saat menjawab aksi penolakan Subsidi UKT 50% PNS di Pelataran Menara Pinisi, Agustus 2016 lalu. Namun, Karta bersedia mencabut kebijakan kontroversial itu jika tahun ini tidak menguntungkan UNM. “Kebijakan ini akan terus dipantau hingga tahun depan, akan dicabut jika jika tidak ada perkembangan,” katanya. Karta Jayadi pun tak mau mengungkapkan sumber dana pemotongan anggaran 50 persen. “Tidak usah tau dimana sumber danan-

13 13

www.profesi-unm.com

ya,” ujarnya berkilah. Menanggapi hal tersebut, Kepala Prodi Administrasi Publik S3, Haedar Akib menyayangkan tidak meratanya kebijakan rektor tersebut. Harusnya rektor lebih memprioritaskan peningkatan pelayanan dalam proses belajar mengajar di UNM. “Namun, disamping itu, yang perlu diutamakan juga ialah peningkatan pelayanan dalam proses belajar mengajar. sarana dan prasarana perlu dibenahi. ini juga harus menjadi prioritas disamping subsidi UKT,” tambahnya. (tim)

Permenristekdikti No. 39 Tahun 2016 Tentang BKT dan UKT

Aturan yang Membingungkan TANGGAL 17 Juni lalu, surat edaran dari Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan tinggi (kemenristekdikti) mengenai kebijakan baru ditetapkan . yaitu, Permen nomor 39 tahun 2016 mengenai Biaya Kuliah Tunggal (BKT) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Pada pasal 9 bagaian b, menyebutkan PTN tidak menanggung biaya mahasiswa yang termasuk biaya pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat KKN, Muhammad Rakib membenarkan bahwa mahasiswa yang mengikuti KKN nantinya akan dikenakan biaya sesuai dengan kesepakatan. “Ta-

Radio Profesi 107,9 FM

hun ini memang belum diterapkan, Tapi tahun depan kebijakan itu sudah akan dilaksanakan,” jelasnya Dikonfirmasi lebih lanjut, Karta Jayadi selaku PRII mengungkapkan tidak tahu menahu terkait kebijakan tersebut. “Saya tidak tau ternyata ada kebijakan seperti itu,” ungkapnya. Lanjut, Ia menjelaskan, untuk menjalankan kebijakan permen yang terbaru perlu pertimbangan yang matang. Apalagi kebijakan tersebut dikembalikan ke pimpinan PTN masing-masing. “Ini masih perlu dibicarakan. Jika memang untungnya lebih banyak daripada runginya, yah kita terapkan. Apalagi dengan per-

timbangan dari masing-masing pejabat UNM,” tambahnya. Namun, mahasiswa menolak kebijakan tersebut. Seperti halnya mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Fakultas Teknik (FT), Resti Setiawati Menurutnya kebijakan tersebut memberatkan. Karena mahasiswa harus mengeluarkan dana yang tak sedikit. “UKT tidak tahu larinya kemana. Sekarang tambah lagi pembayaran KKN. Memberatkan sekali mahasiswa, karena tidak sedikit uang yang dikeluarkan nantinya,” kesalnya Terpisah, Reski mahasiswa Jurusan Fisiska FMIPA pun menolak jika kebijakan tersebut

sampai direalisasikan pada KKN selanjutnya. “Kenapa membayar ki uang KKN, katanya didalam UKT ada semuami masuk pembayaran,” keluhnya. Sebagai mahasiswa angkatan pertama yang terkena aturan UKT, Ia sangat menyayangkan aturan baru tersebut lantaran UKT yang dibayarnya tiap semester sangat tinggi. “Kami telah membayar UKT begitu tinggi, ini mau lagi di bayar KKN,” tambahnya. (tim) Tim Reportase Utama Koordinator: ST. Aminah Anggota : Ita Andriani, Rosni Armin

Urai data, ungkap fakta, saji berita


14 14

Opini Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

www.profesi-unm.com

Almamater

S

elamat datang mahasiswa “Alay”. Maaf, kata “baru” terpaksa harus diganti. Bukanya cari sensasi, tapi beginilah kondisi. Judul di atas sebetulnya dimodifikasi dari pepatah tetuah, “Badai Pasti Berlalu”, juga terinspirasi dari lagu yang dipopulerkan oleh Ari Lasso. Ya, secara terpaksa, “badai” dan “alay” punya kemiripan penyebutan. Meski, hingga saat ini terjemahan alay belum dimasukkan dalam KBBI, tapi yakin, sebagian paham dengan maksudnya. Jika di tarik garis silsilahnya, makna alay serumpun dengan labil, lebai dan cabe-cabean. Walau sebetulnya, masih banyak istilah kembar yang merujuk ke pemaknaan serupa. Alay biasanya dijadikan sebagai umpatan ke perilaku personal. “Alay banget lu. Gitu aja nangis. Cowok kan banyak!”, “Foto kamu alay gitu ya. Lidah kok dijulurin ke luar?”, “Santai aja keules. Gak usah alay begitu. Alismu gak akan ubah nilai kok”. Kurang lebih, begitulah kiranya. Padahal, konteks makna alay ini multi-tafsir. Sama ketika kalian mendapati kata “anu” lalu mengerutkan kening. Bagi yang baru saja melepas

B

“Alay” Pasti Berlalu putih abu-abu dan menenteng almamater, selamat datang di dunia baru. Status mahasiswa disandang, belum bisa sepenuhnya mencoreng sifat alay yang menjadi bawaan. Mungkin berlebih jika saya menyebut waktu SMA atau sepadannya, kalian masih alay. Tapi coba tanyakan pada orang-orang yang telah udzur di kampus, tak sedikit yang menganggap kalian itu bak “anak alay”. Tapi, jangan juga percaya sepenuhnya. Mereka yang beruntung lebih duluan di kampus juga kadang alay. Kalau kurang percaya, mari kita deteksi, lalu nilai sendiri. Nanti, sebagai orang baru, jangan heran jika sering diajak dan dipanggil oleh kakak kelas, atau yang lebih senang dipanggil senior. Itu lumrah. Bukan kampus, jika tak ada tradisi panggil-memanggil. Panggilannya pun beragam. Awalnya kenalan, cabangnya ini yang bervarian. Ajakan diskusi ialah modus operandi yang cukup berhasil dari masa ke masa. Wajar, selaku mahasiswa, budaya diskusi itu hukumnya wajib. Perlu kalian ingat, untuk kalangan mahasiswa yang mengaku aktivis, diskusi itu terbilang berat. Bayangkan sendiri, jangankan kampung halaman, Yunani, Amerika

*Sutrisno Zulkifli dan negara utopia Uni Soviet bakal menghiasai dinding-dinding telinga di seperempat perbincangan. Di diskusi seperti itulah, biasanya lahir kemufakatan untuk berdemonstrasi keesokan harinya. Taktik dan strategi pun dirancang, agar mereka bisa lagi eksis di hadapan para pejabat kampus atau pejabat daerah. Bagi aktivis, megaphone itu alat perjuangan. Tak perlu beri minum, asal baterai megaphone masih bisa membahana, teriakan lantang bakal terus menggema. Lantas, di mana bentuk ke-alayannya? Kalau punya kesempatan, coba nanti kalian perhatikan sendiri. Saat berdemontrasi, ada yang bertugas sebagai seksi dokumentasi, baik untuk kelompok atau pribadi. Seksi ini lah yang akan memotret segala aktivitas unjuk rasa yang di-

lakukan. Mulai dari berkumpul, hingga turun dari panggung jalanan. Sepulangnya, ciri-ciri ke-alayan mulai tampak. Yakin saja, yang paling banyak dibicarakan dan dicari itu foto-foto tadi. Sementara, isu demonstrasi itu cenderung terabaikan. Tak lama kemudian, tersebar lah foto-foto itu di beranda media sosial. Pose terbaik tentu jadi prioritas postingan. Seperti, saat orasi lalu difoto tanpa sadar, atau selfie di depan orator. Yang buat risih biasanya ada di keterangan gambar. Bukannya isu yang mereka sebarkan, justru cuma foto narsis yang mereka suguhkan. Padahal media sosial itu ialah alat propaganda yang cukup efektif jika digunakan dengan baik. Buktinya, Barrack Obama mengakui sendiri jika Facebook, memberikan sumbangsih atas keterpilihannya sebagai Presiden Amerika Serikat, pada tahun 2009 silam. Sama halnya di Mesir tahun 2012 lalu. Rezim Mubarak tumbang lantaran masyarakat membangun isu lewat media sosial. Dengan begini, jika medsos hanya digunakan hanya untuk menyumbangkan foto narsis, apa iya teriakan lantang para pemangku

organisatoris dapat didengarkan? Berefek? Saya pikir tidak, dan itulah ekspresi ke-alay-annya. Setali tiga uang dengan tenaga pendidik kalian. Nantinya kalau telah berteman dunia maya, dosen yang melek teknologi, tak kalah narsisnya. Dan polanya terbilang sama, cukup ‘selfie’ atau ‘wefie’, serbuan komentar dan tanggapan menghiasi postingannya. Padahal biasanya, foto itu menampakkan dosen itu sedang mengajar, atau ikut dalam pelatihan. Namun toh, keterangan postingan tidak lebih dari informasi ‘murahan’. Cuma perlu kalian garis bawahi, itu secuil saja. Banyak senior dan dosen yang menginspirasi, mengajarkan kepemimpinan serta mengajak ke jalan kebaikan. Kalian sisa memilih apa yang mampu menunjang masa depan. Pepatah kuno menyebut, “Gagal merencakan, sama halnya merencakan kegagalan”. Gunakan sebaik mungkin masa kalian di kampus, sebab menjadi mahasiswa program sarjana dianggap sebagai titik balik perubahan sikap. Dan yakin, “Alay Pasti Berlalu”. (*) *Penulis adalah Dewan Redaksi LPM PROFESI UNM

Surat Cinta Untuk Bapak Rektor

arangkali ini sudah terlambat. Tapi tak masalah, keresahan mesti tersampaikan. Kapanpun dan bagaimanapun bentuknya. Sebagai pembuka saya ingin mengucapkan selamat atas terpilihnya Bapak sebagai Rektor UNM untuk periode 2016-2020 juga untuk para pembantu rektor Mudah-mudahan jabatan itu bisa membawa Bapak untuk semakin menjadi pribadi yang sederhana, bijaksana, tidak arogan. Apa kabar, Pak Rektor? Semoga sehat selalu fisik dan batin. Bapak rektor yang mulia, mari merenung sejenak. Semua tentu tahu dan sepakat bahwa UNM adalah kampus “plat merah”. Ibarat kendaraan dinas, tentu segala sesuatunya sudah pasti dibiayai oleh negara. Begitupun dengan kampus yang berplat merah. Seharusnya, negara bertanggungjawab penuh dalam penyelenggaraannya, utamanya dalam hal pembiayaan. Karena itulah, tidak salah apabila kami mempersoalkan kebijakan yang membuka ruang untuk negara lepas tanggung jawab atas pendidikan. Olehnya itu kami menaruh harapan besar kepada Bapak agar UNM kedepannya dikelola secara transparan, akuntabel, dan berbiaya murah tapi berkuliatas. Bukan rahasia lagi, kalau dari beribu-ribu mahasiswa UNM, banyak di antaranya berasal dari latar keluarga yang berekonomi paspasan (pas butuh, duitnya selalu pas tidak ada). Ada yang masuk kampus ini berasal dari anak keluarga pen-

gayuh becak, petani, nelayan, atau buruh. Ada yang masuk kampus ini dengan harus menjual sawah di kampungnya.,meminjam ke rentenir di desanya. Ada yang harus masuk kampus ini dengan ketidak pastian biaya hidup sehari hari, dengan peluh karena harus bekerja sehabis kuliahnya, misalnya bekerja sebagai buruh pencuci motor atau jasa pengantar anak-anak kesekolah. Semua orangtua bangga anaknya bisa masuk kampus ini, Negeri loh katanya Pak. Tidak sedikit juga orangtua yang khawatir anaknya masuk kampus ini, karena takutnya mereka nantinya tidak mampu membiayainya, sehingga harus cuti atau bahkan berhenti kuliah. Mungkin, ada juga anak pejabat, keturunan bangsawan, konglomerat, masuk di kampus ini. Tapi, tolong jangan jadikan keberadaan mereka sebagai standar untuk mempermahal biaya kuliah kami. Jangan sampai Bapak lakukan itu. Dan ingat jangan karena alasan anak pegawai, ada diskriminasi dalam pemberian pelayanan. Bukankah setiap orang bersamaan kedudukannya di hadapan hukum, dan sama-sama berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Subsidi 50 % untuk keluarga pegawai itu diskriminasi, itu tidak ada bedanya dengan nepotisme. Bapak rektor yang mulia, tentu saja kami bangga dengan predikat “negeri” untuk kampus kami, walaupun biaya kuliahnya mahal melebihi biaya kuliah di kampus-kampus swasta, fasilitasnya pas-pasan, sehingga harus dikomersilkan kesa-

na-

ke-

*Muh. Yunasri Ridhoh mari, serta tenaga pendidiknya yang masih jauh dari kompetensi seorang tenaga pendidik profesional. Terus terang saja, kami juga ingin UNM benar-benar menjadi universitas yang mendunia, world class university seperti yang Bapak sebut-sebut saat pemaparan program kerja kemarin atau kampus modern seperti dalam rancangan program kerja Bapak. Tapi mohon jangan jadikan UNM menjadi menara gading, yang jauh dari permasalahan masyarakat. Menjadi kampus yang dikelola seperti perusahaan, yang ujung-ujungnya adalah kepentingan profit. Kami menginginkan UNM yang berkualitas internasional dengan tetap berbiaya murah dan berorientasi pada kerja kemanusiaan. Kami selalu berharap memiliki seorang Rektor yang dekat dengan mahasiswanya. Yang mau nongkrong berdiskusi di pelataran-pelataran kampus, sering-sering mendatangi perpustakaan, yang tidak risih mendatangi lapak-lapak mahasiswa untuk ngopi dan ngobrol-ngobrol. Yang mau turun melihat kerja keras

para petugas kebersihan di setiap fakultas, yang dari pagi hingga malam hari harus bekerja demi upah 700 ribuan perbulan. Dan yang paling terpenting adalah lebih bersahabat dengan para warga UNM. Selama ini yang kami lihat Rektor hanya selalu memimpin rapat di ruang ber AC, berbicara di depan mimbar, dan berdiri di atas podium untuk berpidato, hanya untuk mengokohkan wibawa jabatan, tanpa menengok apa saja yang terjadi di sekeliling Bapak. Bapak, saya tahu menjadi pemimpin itu memang tidak mudah, banyak hal yang mesti dikorbankan dan begitu banyak hal harus dipikirkan. Akan tetapi, sebagai seorang rektor, memang itulah tugasnya. Harus siap untuk berkorban, hidup sederhana sebagaimana seorang pendidik yang seharusnya. Seorang rektor tentu dituntut agar memiliki banyak strategi dan nurani kemanusiaan yang mumpuni untuk menyelesaikan beragam permasalahan. Kami juga berharap agar Bapak tidak alergi dengan suara-suara kritikan. Justru, Bapak harus berbesar hati, bila mendapat kritik. Karena itu pertanda nurani bangsa kita masih hidup, orang-orang masih peduli dan cinta pada Bapak serta kampus. Jangan menjadi rektor yang anti kritik, sering-seringlah mengasah nurani dengan menerima kritikankritikan. Jabatan rektor bukanlah jabatan politis, tetapi jabatan akademis. Itulah sebabnya Bapak sebagai rektor terpilih diharapkan dapat ber-

peran sebagai penjaga kebebasan akademik. Dunia akademik yang Bapak pimpin harus dibebaskan dari tekanan apapun selain ilmu pengetahuan. Sehingga kita berharap kampus nantinya, dapat menjadi tempat kebebasan berpikir disemai, tidak boleh ada simbol kekuasaan, apalagi kekuasaan politik. Baiklah, kami rasa sebagai orang nomor satu di UNM. Bapak perlu mengambil langkah cepat untuk segera menyelesaikan banyak permasalahan di UNM, tak usah ngomong soal world class university, kampus modern, cukup benahi sistem akademik saja dulu, seperti penghapusan pungli-pungli utamanya pada proses penyelesaian studi, penelitian, penerimaan mahasiswa baru dan kegiatan akademik lainnya, infrastruktur atau sarana prasarana yang kurang memadai, tenaga pendidik yang kurang profesional, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan (terkhusus dalam hal penerapan sistem UKT), dan yang paling penting adalah penyelesaian kasus-kasus korupsi di UNM. Terakhir, sebagai penutup kami menanti realisasi tujuh puluh program kerja yang Bapak tawarkan. Kami berharap, rancangan bukan sekedar janji (seperti pemanis bibir belaka), tapi mesti dijalankan secara transparan, akuntabel dan berkeadilan. Salam rindu dan cinta cinta dari kami Pak. *Penulis adalah Ketua Maperwa FIS UNM

LPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika. Kirim tulisan Anda ke profesi_unm@yahoo.com. Tulisan dibatasi maksimal 3.000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan Anda tanpa mengubah makna. Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


15 Profesiana 15 Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

www.profesi-unm.com

UNM Mau Dijual? Namun, beda halnya dengan Rektor UNM, Husain Syam. Ia malah berminat untuk menjual beberapa kampus yang dimiliki UNM. Seperti kampus yang berada di sektor parantambung, Banta-bantaeng dan Tidung. “Saya ingin menjual kampus Parangtambung, Bantabantaeng, dan Tidung,” ungkapnya saat membawa pidato di ramah tamah wisuda periode III tahun 2016 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Padahal sektor tersebut cukup luas. Sebab menampung sebanyak enam fakultas dari sembilan fakultas yang dimiliki UNM. Seperti Fakultas Teknik (FT), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), dan

Fakultas Seni dan Desain (FSD) yang berada di sector Parantambung.

"Saya ingin menjual kampus Parangtambung, Banta-bantaeng, dan Tidung"

Sedang Fakultas Ilmu Keolaragaan (FIK) berada di sektor Banta-bantaeng dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) di sektor Tidung. Dikonfirmasi, Husain membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan bahwa ini merupakan mimpi gila yang in-

gin Ia lakukan sebagai rektor. Ia ingin menjual kampus yang terpisah lalu mencari lokasi untuk mempersatukan fakultas yang ada di UNM. Selain itu, Guru Besar Pertanian ini menjelaskan biaya operasional yang dikeluarkan lebih tinggi jika lokasi kampus berbeda-beda.”Biaya seperti keamanan dan kebersihan kan tinggi kalo fakultasnya terpisah-pisah. Kalau satu tempat kan hemat, biayanya bisa untuk keperluan lain,” jelasnya Mengenai lokasi yang ditargetkan, Ia memilih untuk enggan membeberkan di civitas akademika. "Untuk itu masih rahasia, saya tidak mau mengumbar dulu diluar. Nanti akan ketahuan sendiri,” tutupnya. (sas)

Selalu Bentrok Tapi Masih Aman KAMPUS Universitas Negeri Makassar masih tetap terkenal dengan predikatnya sebagai kampus yang kerap ricuh. Bahkan UNM tercatat pernah terlibat delapan kali kericuhan dengan motif beragam dalam dua pekan. Namun hal tersebut rupanya masih dianggap sebagai hal lumrah bagi Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri), Komisaris Jendral Syafruddin. Menurut jendral bintang tiga ini, kampus UNM masih dalam kondisi aman meski banyak insiden yang terjadi. S y afruddin pun meni-

Radio Profesi 107,9 FM

lai UNM adalah kampus yang aman. Bahkan lebih meningkat dari sebelumnya. “Laporan dari Kapolda dan jajaran UNM mengatakan bahwa kampus ini sudah jauh lebih baik, Selain itu tawuran sudah berkurang” uangkapnya. Padahal, sehari sebelum orang nomor dua di Kepolisian ini bertandang ke UNM, telah tejadi penyerangan kepada salah satu mahasiswa Fakultas Teknik (FT). Mahasiswa tersebut dikejar orang tak dikenal yang memakai penutup kepala sambil membawa parang. Masih di hari yang sama, selepas maghrib, Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) diserang oleh sejumlah orang tak dikenal. Beberapa fasilitas kampus menjadi sasaran pelaku pengrusakan. Lampu yang berada di sekitar pos satpam FBS dilempari. Tak lama setelahnya, Sanggar Bengkel Sastra (Bestra) dilempari bom Molotov. Sebelumnya, Insiden pertama yaitu bentrok terjadi pada kuliah

perdana di sektor Parangtambung, Senin (5/9) lalu. Kejadian ini bermula ketika sekelompok orang dengan berpenutup wajah dari arah timur menyerang area Fakultas Seni dan Desain (FSD). “Puluhan mahasiswa berpenutup wajah menyerang FSD kemudian saling balas lempar batu setelahnya,” ujar Kepala Keamanan UNM, Dahlan. Berselang dua hari, Rabu (7/9), pengrusakan fasilitas kampus terjadi di Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Kaca gedung fakultas serta perkuliahan dilempari batu oleh orang tak dikenal pada dini harinya. Satpam yang berjaga pada jam itu, Arham dibuat tak berkutik. “Ini dilakukan sekitar jam 03.00, saya juga tidak tahu banyak karena malam itu saya hanya jaga sendirian,” tuturnya. Insiden bentrokan kembali pecah pada Selasa (13/9) lalu. Insiden bentrokan ini berupa saling lempar batu antara dua kelompok

di UNM Parangtambung. Bentrokan berikutnya terjadi, Kamis (15/9). Kejadian bermula dari salah satu orang tak dikenal menyerang di area kampus. Aksi saling lempar batu antar dua kelompok pun kembali tak terhindarkan. Beberapa kaca gedung perkuliahan dan pos satpam terkena lemparan batu dua kelompok yang tengah bertikai. Tak lama setelahnya, Senin (19/9), Fakultas Teknik (FT) diserang orang tak dikenal. Saat penyerangan terjadi, terdengar empat kali ledakan di fakultas yang terletak di sektor Parangtambung tersebut. Kejadian tersebut menyebabkan sejumlah orang yang masih berada di area kampus FT panik, lalu mengejar pelaku penyerangan. Baru berselang beberapa jam, pelemparan bom molotov di Kampus UNM Sektor Parangtambung kembali terjadi, Selasa (20/9). Penyerangan ini terjadi pada dini hari. (oni)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


16 16

Persona Profesi Edisi 207 Oktober Tahun XL 2016

www.profesi-unm.com

Duta Bandara Sultan Hasanuddin, Halifah Intania

Pintu Gerbang Promosi Wisata Sul- sel Biodata

Nama : Halifa Intania TTL : Toraja, 30 Juni 1995 Riwayat Pendidikan: - TK Dharma Wanita Takkalasi - SD Negeri 2 Unggulan Takkalasi - SMP Negeri 1 Balusu - SMA Negeri 1 Barru - Sendratasik FSD UNM Prestasi: - Juara 1 Putri Pariwisata Barru (2012) - Wakil Indonesia di Festival Tari Internasional Melaka (2014) - Wakil Indonesia di Festival Tari Internasional Thailand (2014) - Juara Makassar Next Top Model (2016) - Juara Duta Bandara SHIAM (2016)

S

ulsel merupakan salah satu destinasi populer dalam Wonderful Indonesia, tagline pariwisata nusantara. Untuk menggenjot kunjungan wisatawan di Sulsel, duta promosi pariwisata menjadi perlu. Bandara Sultan Hasanuddin International Airport Makassar (SHIAM) sebagai pintu gerbang utama “tamu” Sulsel tentu memiliki andil besar. Karena itu, otoritas bandara melalui Angkasa Pura I menggelar pemilihan duta bandara dalam melakukan promosi pariwisata. Alhasil, Jumat (20/5) menjadi malam yang tak pernah disangka bagi Halifah Intania (20). Ia berhasil meraih gelar Juara Pemilihan Duta Bandara SHIAM. Mahasiswa Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik Fakultas Seni dan Desain UNM ini terpilih bersama dengan 2 duta lain dari 17 finalis. Dua duta lainnya merupakan mahasiswa Program Pascasarjana Unhas, Hasriani Ayu Lestari (22) dan Grace Florencia

Parinding (22). Mengikuti kontes pemilihan Duta Bandara SHIAM, sempat diawali rasa gentar oleh Halifah. Pasalnya, hari audisi bersamaan dengan jadwal kuliahnya. Ia pun pesimis karena masih asing dengan kontes tersebut dan lebih mementingkan perkuliahan. Namun, takdir baik berpihak pada mahasiswa angkatan 2013 ini. “Entah ada angin apa, malamnya saya langsung dihubungi sama panitia kalau besoknya saya dibolehkan ikut untuk daftar,” kenang Halifah. Ia lalu mengikuti serangkaian audisi meliputi pengumpulan berkas, tes fisik, wawancara, dan tes tertulis keesokan harinya. Selama audisi, ia kembali sempat merasa minder sebab saingannya kebanyakan mahasiswa S2 dan S3 serta berkemampuan Bahasa Inggris yang lancar. “Tapi saya selalu bilang dalam diri saya, apapun itu saya harus lakukan sesuai dengan kemampuan saya sendiri, dan terus semangat mengikuti tes-tes nya,” tegasnya. Pada saat tes bakat, Halifah unjuk kebolehan melalui aksi karate untuk bidang olahraga dan menari di bidang seni. Dara kelahiran Toraja ini memang sudah tak asing dengan dua kegiatan itu. Ia pernah mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional dan Pekan Olahraga Pelajar Daerah semasa SMA. Selain itu, ia juga telah mewakili Indonesia pada Festival Tari Tradisional di luar negeri. Keberhasilan Halifah meraih gelar Duta Bandara SHIAM membawanya pada inaugurasi 34 Duta

Bandara se-Angkasa Pura di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Dari ke-34 duta yang dikukuhkan, Halifah merupakan duta bandara termuda. “Sampai saat itu saya masih tidak menyangka bisa lolos menjadi duta,” tuturnya penuh haru. Menjadi Duta Bandara SHIAM, tugas penting yang diemban Halifah ialah selaku pintu gerbang utama dalam promosi informasi wisata kepada tamu/penumpang di bandara. Tiga kali dalam seminggu, ia selalu setia berada di booth tourism information center bandara. “Menjadi Duta Bandara, saya mau wujudkan Sulsel sebagai tempat wisata yang bagus untuk dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun internasional,” beber Putri Pariwisata Kab. Barru 2012 ini. Pemenang Makassar Next Top Model 2016 ini pun gencar mempromosikan sejumlah objek wisata yang ditawarkan oleh keragaman alam dan budaya Sulsel. “Yang paling banyak kunjungan itu di Toraja, Bira, Maros, dan Makassar,” ungkapnya. Selama menjadi Duta Bandara SHIAM, Halifah juga telah berhasil mengantarkan bandara tempat bertugasnya menerima Penghargaan Prima Madya oleh Kementerian Perhubungan RI. Penghargaan tersebut diraih atas pencapaian dengan indikator kepuasan pelayanan penumpang. Keberhasilan lain dari pemeran film Panai’ dan Hadiah Untuk Ibu ini ialah mampu mengimbangi kesibukannya dengan kuliah. Hingga semester 7, ia mampu

mempertahankan IPK 3, 84. Saat ini, Halifah juga tengah bersiap untuk mengabdi melalui KKNPPL. “Di setiap kesusahan yang saya hadapi selalu berdoa sama yang kuasa dan Alhamdulillah selalu dapat kemudahan sehingga urusan kampus dan kerjaan semua terisi,” ujarnya. Kendati telah mem-

Menurutnya, sikap selalu ingin tahu dan memiliki pengalaman baru dapat mengajarkannya beragam hal baru pula. (whd)

peroleh segudang prestasi akademik maupun modelling, Halifah selalu mendorong dirinya untuk tak cepat berpuas hati.

Dosen Terbaik UNM, Rosmini Maru

Kerja Cerdas dan Kerja Keras

MENYANDANG predikat Dosen Terbaik Se-Universitas Negeri Makassar tak pernah dibayangkan oleh Rosmini Maru. Menurutnya, penghargaan dosen terbaik merupakan hasil dari kerja kerasnya sela ma

Urai data, ungkap fakta, saji berita

mengabdi menjadi dosen di jurusan Geografi. “Hasil yang dicapai tidak akan bertolak belakang dengan usaha yang dijalankan,” ungkapnya saat ditemui di rungannya. Rosmini yang baru saja menjabat sebagai sekretaris jurusan Geografi mengatakan dirinya bukanlah tolak ukur untuk dosen terbaik.

Ia mengatakan semua dosen berpotensi untuk menjadi yang terbaik akan tetapi banyak diantara mereka mungkin kurang dalam hal persiapan. “Semuanya layak dan berpotensi jadi yang terbaik, tapi mungkin pada saat itu tidak ada yang siap,” tuturnya. Seseorang bukan hanya sekedar bekerja keras namun juga harus kerja cerdas. Menurutnya, kerja cerdas merupakan sebuah cara yang meminimalkan segala kemungkinan kegagalan dan kesalahan untuk menuju target yang diinginkan. Kerja keras adalah kelanjutan dari kerja cerdas. Menempuh pendidikan dasar di daerah tak membuat perempuan kelahiran Soppeng berhenti menuntut ilmu. Sebaliknya, jauh dari pusat kota memberinya semangat tersendiri untuk melanjutkan pendidikan. Alhasil, Rosmini berhasil menjadi alumni disalah satu universitas di Malaysia. “Meski berasal dari desa tapi itu yang membuat saya semngat untuk terus melanjutkan pendidikan diluar,” kisahnya. Sebelum menjabat sebagai sek-

retaris jurusan Geografi, Rosmini berkisah dirinya pernah gagal dalam ujian CPNS karena terkendala pada penguasaan bahasa asing. Hal tersebut tak membuatnya putus asa,Rosmini terus termotivasi diri untuk melanjutkan kuliahnya. “Setelah lulus S1 saya kembali ke Soppeng, lalu ternyata temanteman sedang mendaftar PNS karena tidak dapat informasi akhirnya saya gagal, tapi karena hal itu akhirnya saya bisa kursus bahasa Inggris agar waktu tidak sia-sia, setelah itu saya lanjut S2 d UGM,” jelasnya. Selama menempuh pendidikan di UGM tak sekalipun dosen Geografi ini membebankan biaya kuliahnya kepada orang tua, namun ia memanfaatkan kesempatan untuk menjadi dosen di IKIP UP yang pada saat itu sedang membuka pendaftaran. “Alhamdulillah, sementara saya kuliah lalu saat itu juga IKIP UP membuka pendaftaran dosen dan ternyata lulus,” tuturnya. Menjadi seorang ibu dari empat orang putri tak menghambatnya untuk berkarya dan menghasilkan

jurnal-jurnal dan karya ilmiah lainnya. “Meski tak banyak tapi saya rutin mengelurkan dan menulis karya ilmiah dan beberapa kali menulis jurnal,” jelasnya. Tak hanya itu alumnus UKM Malaysia ini mengatakan sebagai seorang dosen teladan ataupun tidak, saya selalu berniat untuk melaksanakan TRI Darma PT dengan baik. “Dosen bukan hanya mampu mengajar, tetapi juga mampu mengembangkan IPTEK melalui penelitian dan pengandian kepada masyarakat, dan dapat di publikasikan secara nasional maupun internasional,” ujarnya. (url)

Biodata

Nama: Rosmini Maru T.T.L: Congko, 1 Agustus 1972 Riwayat Pendidikan: - Pendidikan Geografi IKIP UP (S1) 1992-1997 - Geografi Universitas Gajah Mada (S2) 2001-2008 - Geografi UKM Malaysia (S3) 2010-2014 Prestasi: - Dosen Terbaik III FMIPA Tahun 2010 - Pengabdi terbaik I UNM Tahun 2015 - Dosen Terbaik I UNM Tahun 2016 www.profesi-unm.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.