Tabloid Profesi Edisi 198

Page 1

Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

SIAP TARUNG Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016


2

Persepsi Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

surat dari pembaca

Jaring Pemimpin Ideal

T

ahun 2016 telah tiba. Tahun ini merupakan tahun pesta demokrasi bagi Universitas Negeri Makassar (UNM). Tahun ini pula akan melahirkan orang nomor satu di kampus Eks IKIP Ujung Pandang ini. Masa jabatan Arismundar selaku rektor tak lama lagi akan segera berakhir. Pendaftaran bakal calon rektor yang sempat ditunda selama hampir dua bulan, akhirnya dibuka. Pihak Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah memberi jawaban atas pertanyaan UNM. Jabatan Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup yang sempat dipermasalahkan, dinyatakan termasuk unsur pelaksana akademik. Peluang Wasir Thalib pun kembali terbuka lebar setelah turunnya surat balasan itu. Kini panitia pelaksana telah mengantongi enam nama bakal calon rektor yang mendaftarkan diri. Dimulai dari Husain Syam (Dekan Fakultas Teknik), Syarifuddin Dollah (Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra), Wasir Thalib (Ketua LPMP Sulsel), Jasruddin (Direktur Program Pascasarjana), Hamzah Upu (Eks Dekan FMIPA), serta Heri Tahir (Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan). Dari keenam nama itu, hanya nama Syarifuddin Dollah yang tak terduga pencalonannya. Ya berbeda dengan balon lain yang jauh-jauh hari telah men-

gumbar keinginan untuk mendaftarkan diri. Tak ayal, pencalonan Syarifuddin Dollah dinilai sebagai upaya untuk menyelamatkan nama Fakultas Bahasa dan Sastra sebagai fakultas pemilik terbanyak senat universitas. Keenam nama itu pun bakal bersaing memperebutkan dukungan dari senat selaku pemilik suara. Beberapa diantara mereka telah melakukan berbagai pergerakan untuk memperoleh suara. Ada yang melakukan pertemuan di meja makan, ada yang konsolidasi di hotel, ada yang mendekati pemilik suara dengan memberikan iming-imingan tender. Dengan strateginya masing-masing, mereka saling mengklaim diri mampu lolos pada putaran pertama. Yang perlu diingat UNM merupakan institusi pendidikan terbesar yang ada di kawasan Indonesia timur. Ada ribuan anak bangsa yang menggantungkan masa depan di kampus yang berjuluk kampus orange itu. Berbagai pencapaian dan keburukan mesti dijadikan sebagai bahan refleksi. World class university mesti tetap menjadi visi yang usung. Kita tentunya berharap, dari keenam nama itu akan menghasilkan satu nama yang akan memimpin UNM ke depan menjadi perguruan tinggi yang lebih baik. Masa depan UNM berada di tangan 97 senator. (*)

f

Apa yang Anda pertanyakan?

Fitriana Mahmuddin Assalamualaikum.. admin, kapan KKN PPL periode 2 nya..? Muhammad Rakib, Kepala Pusat KKN UNM Pendaftaran dimulai 25 Januari-9 Februari. Pemberangkatan 1 Maret. Penarikan, Juni. Abdul Malik Kenapa saya tidak mendapat dapat beasiswa pemprov, padahal saya org asli dari sulsel, kecewa jg karena udah bayar mahal 4,5 tp gak dpt beasiswa pemprov iri sama mereka yg dapat, ada yg dari sbmptn udah bayar murah 1jt, dapat jg beasiswa pemprov? Tidak adakah keringanan biaya kuliah untuk jalur mandiri? Jufri, Kabag Kemahasiswaan UNM Prosedur pendaftaran beasiswa Pemprov mengambil formulir di bagian kemahasiswaan, mengisi dan di kumpul kembali ke kemahasiswaan. Setelah rampung nantinya akan di bawa ke dinas provinsi di sana barulah diseleksi apakah pantas atau tidak lalu nama-namanya di serahkan kembali ke UNM. Aan Setyawan Fakultas Ilmu Sosial jadi tempat pembuangan sampah, terus hanya 2 wc yang bagus? Andi Ima Kesuma. PD II FIS Itu hanya untuk sementara, karena belum ada anggaran pengadaan kontainer sampah. Kalau masalah wc, kita nanti rapatkan dulu dan mengajukan proposal dana perbaikan. Mahasiswa pun harus memakai yang ada dulu kan mereka tidak selalu ada di kampus. Keluarga Besar LPM Profesi UNM mengucapkan

Selamat Menempuh Hidup Baru Kanda Muhammad Hasim Arfah, S.Pd. (Station Manager Periode 2010-2011) dengan Jusrawaty Mursalim, AMd. Semoga menjadi keluarga mawaddah, sakinah, warahmah. Pengelola LPM Profesi UNM

Portal berita online teraktual seputar Universitas Negeri Makassar

Febriawan Djalil Pemimpin Umum Nama yang tertara di bawah ini tidak lagi berstatus sebagai Pengelola LPM Profesi UNM

www.profesi-unm.com

Awaluddin Rahman

Hirmayani Natsir

Muh. Adif Rusdi

Pelindung: Arismunandar. Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, Facharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Febriawan Djalil, Sekretaris: Awal Hidayat, Bendahara: Mentari Jati Pratiwi, Divisi Penerbitan: Ari Maryadi (Pemimpin Redaksi), Divisi Online: Rachmad Wajo (Manajer Divisi Online), Divisi Penyiaran: Nurul Irshal Amalia (Station Manager), Divisi Penelitian dan Pengembangan: Rosni Armin (Kepala Divisi Litbang), Divisi Perusahaan: Febriawan Djalil (Pemimpin Perusahaan). Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/ SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Febriawan Djalil, Pemimpin Redaksi: Ari Maryadi, Redaktur: Ita Andriani, Reporter: Nurul Fildzah Zatalini, Fatimah MufďŹ da Azzahra, Fotografer: Muhammad Agung Eka, Layouter/ Desainer GraďŹ s: Noval Kurniawan, Amirul Mu'minin; Manajer Sirkulasi dan Iklan: Tahrin. Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 887964, e-mail: redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com DESAIN SAMPUL: AMIRUL MUMININ

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Mozaik Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Pelantikan LK

Penantian Empat Tahun Mahasiswa FBS

PENANTIAN empat tahun mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan kembalinya lembaga kemahasiswaan menemui titik terang. Hal ini ditandai dengan dilantiknya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa), Jumat (15/1). Pelantikan ini mengakhiri masa suram fakultas yang dijuluki kampus ungu itu tanpa riak-riak kelembagaan. Pengurus Maperwa diambil sumpahnya oleh Dekan FBS, Syarifuddin Dollah. Hal ini menandai sahnya mahasiswa itu sebagai pengurus lembaga kemahasiswaan. Terpancar keceriaan dan kegembiraan dari wajah orang-orang yang hadir dalam ruang kala itu. Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) FBS Abdul

Halim, menuturkan, tak ada dinamika yang terjadi di FBS tanpa kehadiran LK. Menurutnya, sejak pembekuan LK, kampus bagaikan sebuah ladang yang gersang. “Kita memasuki babak baru hari ini. Setelah mengalami pembekuaan selama empat tahun, lembaga kemahasiswaan FBS akhirnya terlahir kembali,” kata dosen Bahasa Inggris ini. Abdul Halim berharap, hadirnya lembaga kemahasiswaan dapat melahirkan mahasiswa-mahasiswa cerdas, kreatif dan bermartabat. Menurutnya, lembaga kemahasiswaan dapat menbentuk karakter dan mengembangkan intelektual mahasiswa. “Kita berharap di sini akan lahir insan-insan pemimpin bangsa kelak," harapnya. Sementara itu, Ketua BEM FBS, Abdul Salman menuturkan, kebahagiaannya atas pelantikan

ini. Menurutnya, mereka akhirnya sah secara de jure sebagai pengurus lembaga kemahasiswaan. “Saat ini kami baru bangkit kembali, membangun kembali lembaga yang sempat beku selama empat tahun,” kata mahasiswa angkatan 2013 ini. Sebelumnya tujuh Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) resmi dilantik birokrasi, Kamis (17/12) lalu di Ruang Senat Fakultas. Ketujuh HMPS dan BEM-Mapewa FBS kini telah sah kembali. September 2011 lalu, 24 LK FBS dibekukan secara sepihak oleh pimpinan FBS. Selain itu, 19 mahasiswa diberhentikan secara tidak hormat dari kampus. Peristiwa itu menjadi catatan kelam bagi Kisman Salija selaku Dekan FBS serta Syukur Saud selaku PD III kala itu. (ayd)

Pusat Bahasa Arab

Kurang Peminat, Kursus Ditutup Untuk Mahasiswa PUSAT Bahasa Arab Universitas Negeri Makassar tampaknya kurang diminati oleh kalangan mahasiswa. Gedungnya yang berlokasi di Kampus Gunung Sari tampak sepi dari mahasiswa. Ketua UPT Pusat Bahasa, Baso Jabu, menilai mahasiswa belum memiliki minat yang tinggi untuk pembelajaran bahasa Arab. Padahal, lanjut Baso, pihaknya sudah mendatangkan beberapa guru yang siap mengajar. “Kalau untuk mahasiswa memang kurang yang datang belajar, dari dulu sudah ada gurunya, tapi mahasiswa yang kurang berminat,”

ungkap Baso Jabu saat ditemui di Pusat Bahasa UNM, Rabu (6/1). Guru Besar Bahasa Inggris ini pun memutuskan untuk menutup sementara kursus bagi mahasiswa. Pihaknya hanya menerima guru besar dan pejabat UNM. diantaranya Rektor UNM, Arismunandar, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II), dan Dekan FMIPA, Abdul Rahman. “Jadi sekarang yang untuk mahasiswa ditutup. Tetapi kalau untuk pejabat UNM dan guru besar masih ada seperti Bapak Rektor, Dekan, bahkan Mantan Rektor,

3

Patturungi Parawansa juga belajar disini,” tambahnya. Sementara itu, Rektor UNM, Arismunandar menilai kurangnya minat mahasiswa untuk belajar Bahasa Arab dikarenakan program yang dijalankan masih terbilang baru. “Itu kan masih baru, Itu kan baru mulai, insya allah kita dorong sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kedepan,”ungkapnya. Lanjut, ia menambahkan upaya yang harus dilakukan saat ini ialah mempromosikan pembelajaran tersebut kepada mahasiswa melalui Pusat Bahasa.(pr09/pr16)

SNAPSHOT

FOTO: TAHRIN-PROFESI

BANJIR. Hujan yang melanda Universitas Negeri Makassar beberapa waktu lalu, menyebabkan sejumlah bangunan yang ada di UNM tergenang. Salah satunya, Gedung Fakultas Ilmu Sosial.

Haedar Akib Inginkan Fakultas Ilmu Administrasi KETUA Prodi Administrasi Publik Haedar Akib memiliki impian membentuk sebuah fakultas baru, yaitu Fakultas Ilmu Administrasi. Haedar mengatakan, saat ini hanya ada dua universitas di Indonesia yang memiliki Fakultas Ilmu Administrasi. Untuk itu, dirinya menginginkan UNM menjadi universitas yang ketiga. “Saya dari dulu memiliki citacita untuk menjadikan Universitas Negeri Makassar sebagai universitas ketiga yang memiliki fakultas ilmu adminstrasi setelah Universitas Brawijaya dan Universitas Indonesia,” ungkapnya. Lebih lanjut Haedar mengatakan persipan membentuk fakultas itu telah dilakukan dengan baik. Bahkan telah mendapat dukungan sarana dan prasarana maupun tenaga pendidik yang memadai. “Kami sudah meletakkan pondasinya dengan kuat, dalam membangun sebuah fakultas tentu ada syaratnya, dan saya kira persyaratan untuk menuju fakultas sudah terpenuhi tinggal diatur

kembali,” ucapnya dengan penuh keyakinan. Ia berharap kepada siapapun rektor yang nantinya terpilih bisa menyukseskan apa yang menjadi keinginan administrasi publik untuk membangun sebuah fakultas. “Semoga 2016 nanti pondasi fakultas bisa dibangun rangka, dan tentunya yang paling utama dukungan dan restu kepada siapapun rektor yang terpilih,” harapnya. Sementara itu, Rektor UNM, Arismunandar masih menimbang terkait hal tersebut. Menurutnya, untuk membuka sebuah fakultas baru selain membutuhkan prodi yang banyak juga harus ada perkembangan terhadap kajian keilmuan. “Kita dulu yah, apakah ini sebuah terobosan besar atau tidak. Kalau di tempat lain juga, di universitas lain ada juga itu fakultas ilmu administrasi tapi tergantung kalau program studinya hanya satu atau dua yah belum layaklah. Tapi kalau sudah berkembang kajian keilmuannya yah bisa kita tinjau kembali,”katanya. (pr16/pr28)

Kampus Penjara, Katanya! *Nurul Irsal Amalia

Koridor itu tak selalu sepi, setiap hari banyak derap langkah kaki yang melintas di sana. Dari Gedung DI Fakultas Seni dan Desain (FSD) ke Gedung DG Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) ataupun sebaliknya. Selalu ada interaksi yang terjadi antara mahasiswa di kedua fakultas tersebut. Entah sekadar bercengkerama, berdiskusi, maupun sekadar bertukar sapa. Itu kisah dulu. Kenyataannya, tak ada lagi gelak tawa di sepanjang koridor itu sejak sebuah tembok menjadi penghalang interaksi. Berwarna putih serta menjulang tinggi, namun sedikitpun tak ada celah yang bisa dilalui. Sebelumnya, bahkan dipasang pagar besi yang memisahkan area kedua fakultas yang dulunya satu itu. Serta merta kehadiran tembok pembatas itu seolah menjadi warning pemutus tali silaturahmi. Menuai kontroversi, namun tetap tak ada yang bisa dilakukan. Selang beberapa lama, spanduk bertuliskan “ini kampus atau penjara” pun sempat menghiasi area tersebut. CeletukanStreaming: radioprofesi.com

celetukan dari mahasiswa yang melintasi pagar maupun tembok tersebut pun kadang terdengar. “Kampus penjara,” kata salah seorang mahasiswa. Salah seorang mahasiswa FSD, Nurul Aswadi Anwar pernah berujar bahwa dirinya tidak paham dengan keberadaan pembatas tersebut. Seakan-akan menyiratkan batas suci antara FBS dan FSD. “Sepertinya ada sekat yang yang diciptakan di sini, membatasi ruang gerak mahasiswa. Seolah ada pelarangan untuk bersilaturahmi,” katanya. Dekan FSD kala itu (baca: sekarang mantan), Karta Jayadi pun angkat bicara. Ia pun kerap berbincang dengan pejabat FBS hanya melalui pagar pembatas

tersebut. Sebelum itupun tak ada diskusi formal akan diperadakan pagar pembatas hanya sekadar pemberitahuan dari pihak FBS. “Banyak juga dosen-dosen FSD bertanya alasan dipagarinya itu tembok” bebernya. Sementara itu, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PD II) FBS, Syukur Saud berdalih ingin meminimalisir terjadinya peperangan yang sering terjadi di kampus Parangtambung. “Tak ada maksud lain, hanya mengantisipasi perang akan terjadi lagi sehingga kami peradakan pagar itu,” jelasnya. Hal itu kemudian ditangkis kembali oleh Karta. “Pagar itu ada pada saat tidak sedang ada tandatanda terjadi kerusuhan. Semua

FOTO: AGUNG-PROFESI

GAPAI. Terlihat dua orang mahasiswa yang sedang membeli makanan harus melalui pagar yang memisahkan antara Fakultas Seni dan Desain dan Fakultas Bahasa dan Sastra.

aman-aman saja,” kata Dekan FSD lagi. Meski pada akhirnya, beberapa waktu kemudian pun pagar besi sudah sering dibuka sehingga sekat yang terjadi tak lagi terlalu tampak. Melihat kondisi ini, sepertinya arti persaudaraan memang pantas dipertanyakan. FBS dan FSD yang pernah serumah ini pun serta-merta semakin terpisahkan oleh jarak komunikasi yang dibatasi oleh tembok pembatas yang diatasnamakan

menghindari terjadinya bentrok. Padahal, FBS dan FSD sejatinya adalah sesuatu yang berasal dari rahim yang sama. Pagar besi dan tembok kokoh yang didirikan justru tampak menegaskan kampus yang mengungkung kebebasan mahasiswanya. Belum lagi adanya pemberlakuan jam malam. Sungguh membatasi ruang gerak dan waktu, tak ubah layaknya macam penjara saja. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


4

Lensa Orange www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

Desainer Muda Berkarya S

ebanyak 53 Desainer Muda dari Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Fakultas Teknik (FT) UNM memamerkan busana terbaiknya di Pergelaran Fashion Show, Sabtu (09/01). Acara yang digelar di Ruang Teater Lt.3 Gedung Pinisi ini disaksikan ratusan pasang dan desainer professional. Tak lupa pula, 106 model dihadirkan untuk memperagakan busana dari desainer muda tersebut. Mengangkat tema "Trend of Decade's", tren busana mulai dari tahun 70, 80, 90, dan tahun 2000-an dipamerkannya. Acara tersebut semakin meriah ketika pejabat tinggi UNM datang menyaksikan, yaitu Rektor UNM, Arismunandar, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III), Heri Tahir, dan Dekan FT, Husain Syam. Selain itu, adanya juri yang kompeten membuat desainer muda harus menunjukkan busana terbaiknya. (*)

Foto & Teks: Muhammad Agung Eka

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Reportase Utama Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

5

www.profesi-unm.com

Menimbang Kriteria Rektor Idaman

FOTO: MUHAMMAD AGUNG EKA-PROFESI

PANITIA pemilihan rektor saat menerima pendaftaran salah satu bakal calon rektor. Pendaftaran dilakukan sejak tanggal 11-15 Januari 2016 di Gedung Pinisi UNM. Sebanyak 6 orang bakal calon rektor telah melakukan pendaftaran dan akan mengikuti pemilihan tahap pertama.

Enam nama telah resmi ditetapkan sebagai bakal calon (balon) Rektor UNM mendatang. Kini, segenap sivitas akademika tengah menimbang kriteria rektor idaman yang akan menahkodai bahtera kampus hingga empat tahun ke depan. Dalam sejarahnya, kampus orange telah dipimpin oleh sembilan rektor. Dimulai dari era status FKIP Cabang Unhas oleh Arnold Mononoetoe hingga era institusi berstatus universitas oleh Arismunandar. Berbagai pencapaian berbeda ditorehkan oleh masing-masing rektor yang pernah menduduki tahta. Menanti pemilihan rektor selanjutnya, kesembilan rektor tersebut menjadi standar tolok ukur rektor idaman. Rektor IKIP Ujung Pandang

Periode 1982 – 1990, Paturungi Parawansa angkat bicara mengenai sosok rektor ideal. Menurutnya, integritas menjadi salah satu poin utama yang harus menjadi modal. “Untuk menjadi rektor, ia harus memiliki integritas. Artinya ia memiliki ketulusan hati dan keinginan untuk berkorban demi pengembangan UNM yang lebih baik,” jelasnya. Ia membeberkan, seorang pemimpin perguruan tinggi mesti memiliki jiwa akuntabilitas

dalam jabatan yang dipegangnya. “Akuntabilitasnya harus tinggi, good governance. Sehingga ia bisa mudah diakses dan tak ada hal yang merasa ditutup-tutupi oleh mahasiswa,” imbuhnya. Tak hanya itu, salah satu modal yang harus dimiliki kandidat rektor ialah kemampuan beradaptasi agar disegani oleh segenap sivitas akademika UNM. “Rektor tentunya harus memposisikan diri agar bisa diterima oleh semua kalangan di keluarga besar UNM,” tegasnya. Sementara itu, Ketua Dewan Etik Dosen UNM, Arif Tiro menuturkan bahwa persyaratan calon rektor yang telah diatur dalam Permenristekdikti No.1 tahun 2015 merupakan kriteria rektor ideal. “Dari sisi akademis, pengalaman dosen hingga manajeri-

alnya semua diatur dalam peraturan itu untuk menilai kriteria rektor ideal,” beber alumnus doktoral Iowa State University itu. Guru Besar bidang Statistika itu menjelaskan, peraturan tersebut sudah menjadi hal mutlak dalam menentukan sejauh mana menakar calon-calon yang berhak melaju pada pilrek. “Keputusan Permenristekdikti sudah final dan jelas, meski kemarin sempat terhambat, semestinya tidak ada hal-hal seperti itu yang harus terjadi,” sesal Wakil Ketua Panitia Pilrek itu. Lain halnya dengan Guru Besar bidang Ilmu Sosiologi Antropologi, Andi Agustang. Ia mengatakan, Rektor UNM mendatang mesti pandai dalam memahami situasi yang terjadi di kampus orange.

“Bicara soal kriteria, itu harus dihubungkan dengan kondisi UNM hari ini,” tuturnya. Lanjut Ketua Prodi S3 Sosiologi Program Pascasarjana (PPs) UNM itu, calon rektor hendaknya merupakan orang-orang yang paham tentang tata kelola kampus. “Karena yang dibutuhkan adalah orang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan tata kelola akademik, administrasi keuangan, termasuk mahasiswa,” ujarnya. Ia pun mengungkapkan, indikator keberhasilan tata kelola kampus mampu dilihat dari keberhasilan yang telah dicapai. “Saya rasa indikatornya boleh kita melihat dari pengalaman,” beber Staf Ahli Gubernur Sulsel bidang HIV/ AIDS dan Napza itu. (*)

Pegawai Harapkan Peningkatan Kesejahteraan KESEJAHTERAAN bagi pegawai di lingkup institusi yang berusia 54 tahun ini dinilai masih perlu ditingkatkan. Kepala Urusan Umum dan Perlengkapan Fakultas Seni dan Desain, Bahariah mengungkapkan, rektor selanjutnya mesti lebih memperhatikan kesejahteraan pegawainya. “Pesan untuk rektor terpilih nanti supaya jangan hanya melihat ke atas tapi lihatlah orang-orang di bawah, kita juga butuh kepedulian,” harapnya. Ia menilai, pembenahan di bidang lain tak ada artinya apabila kesejahteraan belum mampu dirasakan. “UNM masih banyak yang perlu dibenahi. Mulai dari kesejahteraan pegawai sampai jumlah pegawai yang tidak bertambah tetapi jam kerja selalu ditambah,” pungkasnya. Hal senada turut diungkapkan oleh Kepala Subag Tata Usaha UNM, Wasis. Ia menuturkan, perhatian atas kesejahteraan pegawai hendaknya menjadi perhatian utama. “Rektor harus menyentuh bagian itu, masalah kesejahteraan pegawai palStreaming: radioprofesi.com

ing utama,” ujarnya. Ia menambahkan, rektor terpilih nantinya merupakan sosok yang tegas dalam menegakkan aturan yang ditetapkan. “Pegawai sudah menerima tunjangan kinerja, tapi banyak yang tidak disiplin. Kita butuh pemimpin tegas, termasuk menindak ketidakdisiplinan pegawai,” bebernya. Kepala Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI), Nadirah pun berharap, rektor mendatang mampu membawa perubahan yang lebih baik untuk kampus. “Yang jelas kita harapkan UNM ke depannya lebih baik dari saat ini,” harap Eks Kepala Bagian Kepegawaian UNM ini. Tak hanya itu, seorang satpam yang bertugas di Menara Pinisi, Palle menginginkan agar rektor tetap menjadi pribadi yang rendah hati dan tidak bertindak diskriminasi. “Rektor juga harus membaur ke bawah, jangan melihat status,” pesan pria yang telah bertugas selama 35 tahun di UNM ini. (*)

FOTO: AGUNG- PROFESI

REKTOR UNM, Arismunandar melantik 23 pejabat baru pada Rabu (13/1) lalu di Ballroom lantai 2 Menara Pinisi.

Urai data, ungkap fakta, saji berita


6

Reportase Utama Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Mahasiswa Inginkan Rektor Blusukan Aspirasi mengenai kriteria rektor ideal tak hanya muncul dari kalangan birokrasi saja. Mahasiswa sewajarnya turut berhak untuk menyuarakan sosok rektor idaman. Setidaknya sebagai asa untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi pemilik suara, yaitu 98 suara senat dan 35% suara menteri. Seperti diungkapkan oleh Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) 2015 Fakultas Psikologi, Ririn Mamik Wulandari. Ia menginginkan agar rektor idealnya mampu melakukan kegiatan blusukan, termasuk dalam kegiatan kemahasiswaan. “Harusnya rektor itu tidak hanya dekat dengan tenaga pendidik, tapi juga dekat dengan mahasiswa serta siap mendengarkan aspirasi mahasiswa,” harapnya. Mahasiswa angkatan 2012 ini juga mengatakan, rektor merupakan orang yang harus paham visi-misi universitas sehingga sejalan dengan program kerja yang digagasnya.“Idealnya calon rektor itu yang paham visi-misi unversitas. Jadi dia mampu membuat program kerja yang sesuai visi-misi universitas,” tutur dara asal Bulukumba ini. Ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa (Maperwa) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Misran pun mengatakan hal serupa. Menurutnya, visi misi yang dipaparkan kandidat rektor nantinya tetap memprioritaskan kepentingan ma-

hasiswa. “Rektor harus mendengar mahasiswa, melihat seperti apa kebutuhan mahasiswa,” tegasnya. Ia pun mengharapkan adanya perhatian birokrasi kampus terhadap pengembangan Lembaga Kemahasiswaan (LK). “Mahasiswa butuh wadah untuk mengembangkan diri. Rektor ke depannya mohon jangan membatasi sepanjang di jalan yang benar, LK butuh diperhatikan,” pesan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar ini. Karenanya, rektor terpilih mesti bijak mengeluarkan kebijakan yang merangkul seluruh sivitas akademika UNM. Hal tersebut dikatakan pula oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Akbar Lutfi. “Secara pribadi rektor yang ideal adalah orang yang mampu menjadi pemimpin yang bertanggung jawab,” beber mahasiswa Sejarah ini. Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Ketua Umum Lembaga Kajian Ilmiah Mahasiswa Bertakwa (LKIMB) UNM, Heri Ismawanto. Ia berujar, rektor

FOTO: FEBRIAWAN- PROFESI

ORASI. Seorang mahasiswa sedang berorasi saat memperingati hari kebangkitan nasional di depan Menara Pinisi, 20 Mei lalu..

haruslah menjadi pelayan bagi mahasiswa. “Segala kebijakan yang diambil harus berpijak kepada kebutuhan mahasiswa, harus meningkatkan kualitas ilmu dan nilai moral mahasiswa,” jelasnya. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) ini mengungkapkan, kebijakan me-

nyangkut kemahasiswaan masih dinilai memberatkan, di antaranya jam malam dan transparansi Uang Kuliah Tunggal (UKT). “Jam malam mesti dicabut dan transparansi UKT masih tanda tanya besar, termasuk kejelasan dana kemahasiswaan,” ungkapnya. Menjaga citra kampus juga menjadi pekerjaan rumah bagi

rektor mendatang seperti yang diungkapkan oleh Ketua Maperwa FIP, Rafiud Ilmudinulloh. “Tidak ada yang ideal karena semua butuh proses, apapun yang dilakukan oleh rektor itulah yang terbaik. Intinya rektor harus mempertahankan prestasi yang dimiliki UNM” ujar mahasiswa angkatan 2011 ini. (*)

Kandidat Rektor Rebutan Simpati Sivitas

FOTO: DOC. PROFESI

SIVITAS akademika UNM, baik pegawai, dosen, maupun mahasiswa tampak mengikuti seminar internasional sebagai rangkaian Dies Natalis ke-54 UNM di Ruang Teater Menara Pinisi.

PENDAFTARAN selama lima hari, sejak Senin hingga Jumat (11-16/1) bermuara pada munculnya enam nama yang resmi terdaftar. Ialah Husain Syam (Dekan FT), Syarifuddin Dollah (Dekan FBS), Wasir Thalib (Ketua LPMP Sulsel), Jasruddin (Direktur PPs), Hamzah Upu (Eks Dekan FMIPA), dan Heri Tahir (Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan). Keenam Urai data, ungkap fakta, saji berita

nama itu pun siap menggaet perhatian sivitas dengan program kerja yang diusungnya masing-masing Pendaftar pertama pada Senin (11/1), Husain Syam, misalnya. Guru Besar Teknik Pertanian itu mengaku telah menyiapkan 7 program unggulan beserta 70 kegiatan yang ia gelar jika menduduki kursi rektor. “Saya pilih semua serba tujuh karena ada filososinya. Saya

lahir tanggal 7 bulan 7, saya anggap itu angka keberuntungan bagi saya,” bebernya. Namun demikian, Husain tak berkomentar banyak mengenai program andalannya tersebut. Disusul kemudian oleh pendaftar kedua di hari yang sama, Senin (11/1), Syarifuddin Dollah. Meski masih merahasiakan program kerjanya nanti, ia men-

jamin mampu membawa UNM lebih baik di bawah komandonya. “Nantilah saya sampaikan untuk program kerja, Insya Allah, saya akan bawa UNM lebih baik,” ujar dosen Bahasa Inggris itu. Sementara itu, pendaftar ketiga di hari yang sama pula, Senin (11/1), Wasir Thalib tak rikuh memaparkan program kerjanya. Di antaranya, ia berjanji bakal meningkatkan taraf kesejahteraan pegawai dan dosen yang berpayung di kampus orange. “Selain itu, kita juga akan menarik pascasarjana kembali ke fakultas,” terangnya. Balon rektor yang mendaftar ke empat pada Rabu (13/1), Jasruddin pun tak mau kalah dengan program yang digagasnya. Ia berniat menciptakan iklim kampus akademik yang sehat dengan tak mengesampingkan kegiatan kemahasiswaan “Kita akan mengembangkan universitas sehingga UNM bisa menghasilkan jurnal internasional. Setiap kegiatan mahasiswa pun harus ditanggung karena mereka merupakan salah satu aset universitas,” tegas Guru Besar Fisika Material itu. Hamzah Upu, pendaftar kelima pada Kamis (14/1) turut menggaet perhatian dengan 78 program kerja yang diusungnya. Jika Guru Besar Matematika itu terpilih menjadi orang nomor wahid di UNM, di antaranya, ia akan menyediakan bus gratis bagi mahasiswa dan pegawai. “Kita harus

memberi pelayanan kepada mahasiswa dengan sebaik-baiknya, bus antar kampus kepada mahasiswa dan pegawai akan diberikan,” janjinya. Lain halnya dengan pendaftar terakhir pada Jumat (15/1), Heri Tahir. Ia menuturkan, salah satu perhatian utama yang dalam program kerjanya jika terpilih sebagai rektor kelak ialah tata kelola keuangan. “Kita akan memperbaiki tata kelola administrasi, di antaranya arus keuangan,” tutur Guru Besar Hukum Pidana itu singkat. (*)

TIM REPORTASE UTAMA Awal Hidayat (koordinator) Ita Andriani (anggota) Fatimah Mufidah (anggota)

SUDUT + Menimbang Kriteria Rektor Idaman - Penantian empat tahun... + Muhammad Azis Batal Jadi Dekan - Kurang pertimbangan... + Penantian Empat Tahun Mahasiswa FBS - Untung tidak dibatalkan...

Streaming: radioprofesi.com


Reportase Utama Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

7

www.profesi-unm.com

Menuju Kursi Nomor Satu UNM

Penghujung masa jabatan Arismunandar sebagai rektor UNM tengah dijejak. Enam nama telah dikantongi oleh Panitia Pemilihan Rektor (Pilrek) sebagai kandidat pelanjut estafet kepemimpinan di kampus orange. Masih pagi benar, Senin (11/1) tak biasanya lantai 5 Menara Pinisi disesaki pejabat teras fakultas. Seorang pria bertubuh tambun dengan mengenakan kemeja putih dipadukan dasi hitam tampak menuju satu ruangan sempit. Di ruang itulah sekretariat Panitia Pilrek. Ketua Panitia, Amin Rasyid beserta delapan anggotanya telah menanti kedatangan bakal calon rektor UNM yang hendak mendaftarkan diri. Pria tadi ialah Dekan Fakultas Teknik (FT) UNM, Husain Syam. Bersamanya, sekelompok pejabat fakultas mengantar Guru Besar Teknik Pertanian itu resmi menjadi pendaftar pertama kandidat rektor. Di antara rombongan tersebut ialah Arifuddin Usman (Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan), Karta Jayadi (Mantan Dekan Fakultas Seni

dan Desain), dan Syamsul Bachri Thalib (Mantan Dekan Fakultas Psikologi). Sudah sejak lama memang, nama Husain disebut-sebut perihal keinginannya maju pada pilrek kali ini. Tak lama setelah Husain beserta rombongan beranjak dari ruangan itu, sekira pukul 10.00 Wita, Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), Syarifuddin Dollah menyusul untuk mengajukan berkas pendaftaran bakal calon rektornya. Ia tak sendiri, datang didampingi Abdul Halim (Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan FBS) dan dosen beserta pegawai di fakultas ungu tersebut. Kedatangan dekan yang baru dilantik pada Maret lalu itu dinilai agak mengejutkan sebab baru belakangan menyatakan kesediaannya menjadi kandidat rektor.

Tetap saja, Dosen Bahasa Inggris yang hari itu mengenakan kemeja abu-abu resmi menjadi pendaftar kedua calon pemegang jabatan tertinggi kampus. Hari belum berakhir. Penantang lainnya kembali bertandang ke sekretariat Panitia Pilrek. Seorang pria berkacamata dengan mengenakan kopiah hitam dan baju koko putih didampingi istrinya menuju kursi yang telah disediakan panitia. Selain istrinya, hadir pula Andi Ima Kesuma (Pembantu Dekan bidang Administrasi Umum dan Keuangan Fakultas Ilmu Sosial) dan Baso Intang Sappaile (Sekretaris Tim Penilai Calon Guru Besar UNM) Ialah Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sulsel, Wasir Thalib. Ketua PGRI Sulsel itu pun resmi menjadi kandidat rektor terakhir pada hari pertama pendaftaran. Langkahnya yang sempat terjegal sebab persyaratan dari Permenristekdikti kini telah mulus. Kandidat selanjutnya baru bertandang selang dua hari kemudian,

Rabu (13/1). Direktur Program Pascasarjana (PPs) UNM, Jasruddin didampingi oleh Abdul Rahman (Dekan Fakultas MIPA), Suradi Tahmir (Asisten Direktur bidang Akademik PPs) dan Andi Ihsan (Asisten Direktur bidang Administrasi Umum dan Keuangan PPs). Guru Besar Fisika Material itu tampak rapi dengan setelan jasnya kala mengajukan berkas pendaftaran balon rektor. Pria asal Luwu Timur ini pun menambah daftar bursa kandidat penerus jabatan Arismunandar. Sementara itu, Hamzah Upu telah menanti-nantikan Kamis (14/1) sebagai hari baiknya untuk pendaftaran kandidat rektor. Pria yang gemar berkopiah ini menepati konfirmasinya pada Panitia Pilrek sebelumnya untuk datang di hari itu. Mantan Dekan Fakultas MIPA (FMIPA) ini datang bersama Abdul Rahman (Dekan FMIPA), Muhammad Arsyad (Pembantu bidang Administrasi Umum dan Keuangan FMIPA), dan Kaharuddin (Pembantu Dekan bidang Kemaha-

siswaan FMIPA). Pada hari terakhir pendaftaran balon rektor, Jumat (15/1), Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan UNM, Heri Tahir sukses menutup bursa pilrek. Saat pendaftaran, ia tak didampingi oleh banyak pejabat kampus. Namun, ia turut memboyong Ismail (Staf PR III) dan Mustafa (Staf Rektor). Sisa menghitung jam ditutupnya waktu pendaftaran, sekira pukul 09.00 Guru besar Hukum Pidana itu tiba di sekretariat Panitia Pilrek. Namanya pun menjadi pendaftar terakhir sebagai penantang lima nama yang telah mendaftar sebelumnya. Lima guru besar dan satu doktor kini pun resmi ditetapkan sebagai bakal calon rektor melalui rapat senat tertutup di Ballroom lt. 2 Menara Pinisi, Rabu (20/1). Ketua Panitia Pilrek, Amin Rasyid pun mengharapkan, pelaksanaan tahap selanjutnya pada pilrek mampu berjalan damai dan sesuai harapan. “Kita semua tentu berharap semuanya bisa berjalan dengan lancar,” harapnya. (*)

Nama : Prof. Dr. H. Heri Tahir, S.H., M.H.

Nama : Prof. Dr. Jasruddin, M.Si

T.T.L : Watampone, 2 Januari 1959

T.T.L : Matano, 22 Desember 1964

Riwayat Pendidikan:

Riwayat Pendidikan:

• Jurusan Pend. Fisika IKIP Ujung Pandang

Hukum Pidana Universitas Hasanuddin (S1),

(S1), 1990

1985 •

Hukum Universitas Hasanuddin (S2), 1994

Hukum Universitas Airlangga (S3), 2002

• Jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung (S2), 1996

Riwayat Jabatan: •

• Jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung (S3), 2002

Ketua Program Studi Pendidikan IPS PPs UNM, 2006-2008

Riwayat Jabatan:

Asisten Direktur II PPs UNM, 2008 – 2012

• Asisten Direktur I Program Pascasarjana UNM

Pembantu Rektor III UNM 2012 – sekarang

• Direktur Program Pascasarjana UNM

PROFIL BAKAL CALON REKTOR UNM

Nama : Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP

Nama : Prof. Dr. Hamzah Upu, M. Ed.

T.T.L : Kanang-Polman, 7 Juli 1966

T.T.L : Cilellang-Bone, 1 Agustus 1966

Riwayat Pendidikan:

Riwayat Pendidikan:

(S1), 1988 •

Magister Keteknikan Pertanian UGM (S2), 1993 – 1996

Pendidikan Matematika Universitas Deakin, •

Melbourne – Australia (S2), 1996 •

Sarjana Pendidikan Teknik Mesin Produksi IKIP Ujung Pandang (S1), 1985 – 1989

Pendidikan Matematika IKIP Ujung Pandang

Doktor Bidang Teknologi Industri Pertanian IPB (S3), 2001 – 2005

Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan

Riwayat Jabatan:

Indonesia (S3), 2003 Riwayat Jabatan :

Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNM

Dekan FMIPA UNM, 2007 – 2015

Ketua Jurusan Teknik Mesin FT UNM, 2007 - 2008

Dekan Fakultas Teknik UNM, 2008 - sekarang

Nama : Prof. Dr. H. M. Wasir Thalib, MS.

Streaming: radioprofesi.com

Nama : Dr. Syarifuddin Dollah, M. Pd

T.T.L : Pinrang, 25 Februari 1958

T.T.L : Pinrang, 1963

Riwayat Pendidikan:

Riwayat Pendidikan :

Sarjana Muda Pendidikan Jurusan Teknik Mesin IKIP Ujung Pandang, 1980

Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Ujung Pandang, 1988

Sarjana Pendidikan Teknik Mesin Otomotif FPTK-IKIP Ujung Pandang, 1982

Magister Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Malang, 1996

Magister Sains Perencanaan dan Pengembangan Wilayah UNHAS 1992

Doktor Ilmu Lingusitik Universitas Hasanuddin, 2006

Doktor Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Universitas Negeri Jakarta, 1998

Riwayat Jabatan:

Riwayat Jabatan:

Pembantu Dekan bidang Akademik FBS UNM

Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup UNM, 1999-2003

Dekan FBS UNM

Dewan Pakar Dewan Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, 2008-sekarang

Tenaga Ahli Gubernur dan Wakil Gubernur di Bidang Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, 2008-sekarang

Ketua LPMP Sulsel

Urai data, ungkap fakta, saji berita


8

Wawancara Khusus

Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Pers Mahasiswa Mesti Ikuti Perkembangan Zaman Pers mahasiswa memiliki peranan yang sangat penting dalam kampus. Jalur informasi bagi mahasiswa maupun dosen. Namun seiring dengan perkembangan dunia digital, pers mahasiswa tak boleh diam dalam menghadapi tantangan zaman. Teknologi kian canggih membuat arus semakin mudah dan cepat. Bagaimana pandangan Pemimpin Redaksi Tempo, Arif Zulkifli mengenai hal itu? Berikut hasil Wawancara Khusus reporter Profesi Ita Andriani dengannya. Bagaimana pandangan Anda mengenai Pers di era reformasi? Pers di Indonesia setelah reformasi adalah kebebasan. Hak kebebasan inilah yang patut kita syukuri, tapi kebebasan ini tidak merata di Indonesia. Seperti halnya Papua yang masih memiliki tekanan. Tapi secara keseluruhan semuanya bagus. Namun masih banyak pers yang belum sesuai dengan kode etik jurnalistik. Kebebasan itu disalahgunakan. Tantangan media ke depan adalah menanggapi perkembangan zaman yang berkembang saat ini.

Bagaimana cara mengolah informasi di tengah perkembangan teknologi yang canggih? Diangkat sebagai berita adalah yang layak jadi berita. Kita harus memiliki patokan berita untuk publik. Tolok ukur, verifikasi berita. Media yang disiplin verifikasi tidak akan mudah percaya dengan berita begitu saja. Dan media yang memiliki pembaca yang begitu luas tidak perlu khawatir dengan perkembangan teknologi. Kepercayaan pembaca tergantung dari keakuratan dari sebuah berita. Tapi, tidak dapat dipungkiri peminat dari pembaca melalui cetak mulai menurun. Apakah media cetak akan hilang kelak? Bukan hilang tetapi versi cetaknya dialihkan ke versi elektronik. Maksudnya kita olah selayaknya sebagai berita cetak tetapi pendistribusiannya bukan lagi ke rumah-rumah tapi di kirim via email. Jadi pengorder pesan kita kirim. Hal ini akan menghemat penggunaan kertas dan juga memudahkan bagi pembaca dan tidak menghilangkan unsur cetaknya. Apalagi kertas terbuat dari pohon, bayangkan berapa juta pohon yang mesti ditebang untuk kebutuhan cetak ini apalagi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Apakah hal ini akan ber-

RIWAYAT HIDUP: Nama: Arif Zulkifli Umur: 43 tahun Pendidikan: Jurusan Komunikasi Universitas Indonesia (1988-1994) Jabatan sekarang : Pemimpin Redaksi Majalah Berita MingguanTempo Pengalaman : 1. Redaktur Eksekutif Pelaksana Desk Nasional MajalahTempo 2010 2. Reporter di Pusat Data dan AnalisisTempo pada 1993. 3. Reporter di Media Indonesia (1994-1998) 4. Anggota tim ahli untuk penyusunan konvensi PBB tentang peran jurnalisme investigasi dalam pemberantasan korupsi di Wina, Austria, 2013 Penghargaan: 1. peraih Elizabeth O’Neil Journalism Award dari pemerintah Australia pada 2010

dampak ke pers mahasiswa? Pers mahasiswa memiliki pemberitaan yang jelas. Sasaran utama dari pers mahasiwa adalah mahasiwa. Kalau saya menilai, pers mahasiswa tidak perlu khawatir akan ancaman luar. Sebab mahasiswa dan dosen sangat membutuhkan informasi seputar kampus. Yang terpenting pers mahasiswa mesti tahu kebutuhan pembaca. Apakah condong ke cetak atau online. Peran yang mesti diambil kedepan? Media itu tidak boleh netral, harus memiliki keberpihakan. Memihak dalam artian objektivitas, independensi, netralitas. Objektivitas bagaimana media itu berpihak dan harus memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu. Independen harus dasar pertimbangan keredaksional, bukan karena ada unsur lain. Netralitas artinya harus memilih mana yang harus diliput, layak tidak jadi liputan. Netralitas itu ilusi, kebebasan untuk bersikap. Seperti apa itu? Misalkan ada seseorang yang diadili hanya karena mencuri biji coklat. Jika media tidak ingin bertindak adil, seorang wartawan tidak akan membela pelaku tersebut. Tetapi ada unsur kasihan dan mementingkan perasaan seorang wartawan yang baik harus membela si korban. Apalagi hanya biji coklat harus dipenjara bertahun-tahun. Padahal korupsi di Indonesia sekian milyar tetap saja bebas. Di sinilah seorang jurnalis atau wartawan harus bertindak. Kapan keberpihakan dilakukan? Ini bergantung dari medianya. Karena masing-masing media memiliki ideologinya tersendirinya. Misalkan Tempo lebih condong membahas terkait mengenai

kunj

pemberantasan korupsi. Sedangkan Kompas berpihak kepada orang kecil. Jadi misalkan kamu dari pers mahasiswa tentu kamu juga harus memiliki fokus pemberitaan tersendiri. Misalnya berpihak kepada mahasiswa atau pendidikan, jadi pemberitaan yang kamu buat akan selalu memihak kepada mahasiswa. Pesan Anda untuk pers mahasiswa? Pers mahasiswa adalah tempat belajar paling pertama bagi mahasiswa u n t u k menjadi

sekreatif mungkin. Sebab jika seseorang telah memiliki jiwa penulis, bagaiamana pun hasil wawancaranya akan menghasilkan tulisan yang indah. Selain itu, hal yang mesti diingat adalah adalah kedisiplinan. Ddeadline adalah deadline. Jangan pernah membuat pembaca menunggu. (*)

seorang jurnalis. Belajarlah bagaimana cara menulis berita panjang dengan

FOTO: INT

ungi

l kam BANNER ONLINE i porta

www.profesi-unm.com kini, ters

edia j ug

@lensaprofesi Urai data, ungkap fakta, saji berita

a

instag ram Streaming: radioprofesi.com


Laporan Perjalanan

Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

ENAM hari menapakkan kaki di Tanah Deli, saya terperangah melihat kota yang telah berumur 425 tahun itu. Sepanjang perjalanan ke beberapa daerah saya disuguhkan oleh pemandangan yang tidak biasa. Saya melihat banyak rumah, disampingnya berdiri kokoh pusara yang tinggi dan besar, disekitar pusara itu dipenuhi taburan bunga-bunga dan sisa-sisa sesajen. Konon cerita orang suku Batak, bahwa semakin besar pusara, itu menunjukkan status kebangsawanan yang semakin tinggi dan apabila semakin tinggi keatas, itu menunjukkan jika jasad yang ada didalam pusara itu semakin dekat dengan Tuhan-nya. “Kau pergi dulu ambil terigu yang ada didalam itu nak,” teriak Merianita kepada anak sulungnya. Tangan Merianita dengan lincahnya mengaduk-aduk adonan tempe dan tahu yang tidak lama lagi akan ia cemplungkan kedalam minyak panas, jemarinya sesekali mengusap peluh diantara rerambutnya yang terurai, beberapa helai rambutnya yang sudah memutih menunjukkan ia tak lagi muda. Sisa-sisa abu vulkanik bekas letusan gunung Sinabung masih tergambar jelas, abu vulkanik masih memenuhi atap-atap rumah, pepohonan dan halaman rumah warga. Selain Merianita, sebanyak kurang lebih 200 kepala keluarga lainnya masih tinggal di desa Perbaji, Kecamatan Tiganderket. Letak desa Perbaji tak jauh dari lereng Gunung Sinabung hanya berkisar 5 Kilometer. Lahar dingin mengancam warga di desa Perbaji setiap saat, pada saat hujan mengguyur puncak Sinabung, hal itu memicu terjan-

9

www.profesi-unm.com

Dibawah Kawah Sinabung, PENA PERSMA Medan

Kematian Bermukim

2015

Peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat lanjut (PJTL) Pena Persma yang diadakan oleh LPM Dinamika UIN SU saat berfoto bersama dengan salah seorang pemateri.

gan aliran lahar dingin di sejumlah desa yang berada pada kawasan lingkar gunung. Bukan tanpa alasan, Merianita dan 200 kepala keluarga lainnya masih bermukim dan menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari di desa ini. ”Kami sisa menunggu kematian itu datang ke kami, kami disini tidak punya uang untuk pindah ke desa lain yang lebih aman, untuk makan pun susah, pemerintah tidak peduli,” Ungkap Merianita tampak tidak senang, wajahnya yang berkeringat tampak masam.

Beda Merianita, beda lagi Beru Sitepu, perempuan dua anak ini terduduk lesu, sesekali wajahnya mendongak ke atas langit melihat rerintik hujan yang perlahan turun. Beru Sitepu berkisah beberapa sanak saudaranya meninggal tertimpa awan panas Sinabung di desa seberang yang jaraknya lebih dekat dari kaki lereng Gunung. “Amak disini tidak tahu sampai kapan, kalau besok-besok amak pun menyusul keluarga yang sudah lebih dulu pergi, amak rela,” Beru terdiam sejenak sambil me-

nyeka matanya yang berkaca-kaca. Selain desa Perbaji, sejumlah desa di Kecamatan Tiganderket juga terdampak aliran lahar dingin. Belum adanya solusi yang jelas dari pemerintah menyebabkan masyarakat setempat selalu kocar-kacir saat terjadi bencana lahar dingin dan luncuran awan panas. “Pemerintah cuma janji, kalau nggak mati yah nggak dipindahkan, mereka cuma datang disini seolah-olah peduli,Banyak warga disini yang mengalami depresi akibat ketidakmenentuan

masa depan mereka nantinya,” kata Beru Sitepu. Semenjak terjadinya letusan Gunung Sinabung, warga desa Kecamatan Tiganderket mencoba bangkit, sawah-sawah dan perkebunan lainnya ditanami kembali. Tetapi, belum dipanen hasil tanaman itu, aliran lahar dingin merusak semua harapan warga untuk kembali hidup. “Aliran lahar dingin selalu merusak perkebunan coklat dan sawah kami, bahkan belum sempat dituai hasilnya sudah rusak, padahal itu untuk dimakan,” ungkap Beru.(*)

Jurnalisme Bencana, Antara Nyawa dan Berita

Peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat lanjut (PJTL) Pena Persma saat melakukan praktik lapangan di desa Perbaji, Sumatera Utara.

PERJALANAN menuju kampus UIN SU dari Bandara Kualanamu ,saya berboncengan dengan salah satu panitia kegiatan, namanya Danu. Saya menikmati kegaduhan kota Medan sore hari itu, pemandangan asap dimana-mana, jarak pandang hanya berbatas 1kilometer saja. Rupanya, asap dari kebakaran hutan dibeberapa titik yang melanda Provinsi Riau juga sampai di Medan dan beberapa daerah lainnya di Sumatera Utara. Kurang lebih 30 menit Danu melaju melintasi pinggiran kota Medan, membawa saya ke Sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Dinamika Universitas Islam Negeri (UIN), Sumatera Utara (SU). Streaming: radioprofesi.com

“Horas bang..!!!” Sapaan khas Medan itu, memenuhi telinga saya ketika melangkahkan kaki menuju pintu masuk Pusat Kegiatan Mahasiswa UIN SU. Sampai didalam sekretariat, teman-teman Lembaga Pers Mahasiswa yang telah hadir lebih dahulu, sedang asyik-asyiknya bercengkrama. Kegiatan Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Lanjut (DJTL) ini dihadiri oleh LPM dari kampus-kampus lain yang ada di Indonesia. Menikmati jamuan hangat dari panitia menghapuskan lelah saya setelah perjalanan yang cukup panjang dari Kota Daeng, Makassar. Kami terbawa suasana hangat kota Medan,

hingga larut dalam perbincangan memperkenalkan seluk beluk lembaga pers kami masing-masing. Keesokan harinya, kami seluruh peserta Pena Persma dibawa ke Aula PKM UIN SU. Sesampai di Aula itu, kursi telah tersusun rapi, beberapa panitia terlihat mondar mandir mempersiapkan pembukaan kegiatan. Setelah melakukan registrasi, kami langsung memasuki ruang aula. Lima belas menit kemudian, hentakan musik khas suku batak menggema didalam ruangan itu, delapan perempuan mengenakan baju adat khas batak keluar dari belakang panggung diiringi sorak dan tepuk tangan dari tamu undangan yang hadir. Kedelapan perempuan itu menari tujuh tarian etnis batak secara berkesinambungan. “Setelah pembukaan, kita semua packing lalu menuju lokasi untuk penerimaan materi,” ucap salah satu panitia. Masih pagi-pagi sekali ketika beberapa panitia menggedor-gedor pintu kamar kami, mereka membangunkan seluruh peserta sepagi mungkin untuk mengikuti kegiatan senam. “Bang bangunnn, bangun kita ada senam, kami tunggu di depan ya..” kalimat itu menjadi kalimat pertama yang ku dengar mengawali hari di Berastagi. Tempat yang pernah menjadi pengasingan sementara Bung Karno, setelah beliau ditangkap di Gedung Agung bersama dengan be-

berapa pimpinan republik lainnya oleh pihak militer Belanda dalam agresinya yang kedua. Rumah Bung Karno yang terletak di Berastagi tepatnya di belakang Bukit Kubu, merupakan saksi bisu pengasingan bung Karno waktu itu. Setelah mengikuti kegiatan senam, kami bergegas mempersiapkan diri untuk mengikuti agenda materi pertama. Materi pertama yang kami terima adalah Fotografi Bencana yang dibawakan oleh salah satu Fotografer untuk Kantor Berita Reuters. Tarmidzi Harva memulai materinya dengan menunjukkan sejumlah fotofotonya saat meliput beberapa bencana.” Ciptakan gaya fotografi kamu sendiri, jangan pernah takut untuk menjadi seorang pewarta foto saat meliput bencana, luka sedikit itulah seninya memotret” kata Tarmidzi. Lebih lanjut Tarmidzi mengatakan, pewarta foto harus tanggap terhadap segala kondisi saat memotret bencana. Butuh persiapan khusus, mulai dari menyiapkan alat untuk memotret hingga persiapan fisik dan mental.” Jangan mudah menyerah, tapi jangan juga mau mati konyol hanya untuk sebuah berita eksklusif, antara nyawa dan berita, sebagai pewarta dua hal ini tentunya kita pahami, dan dua hal ini memang tidak pernah terpisah,” ucap Tarmidzi saat memberikan materi. Setelah materi Fotografi Ben-

cana, materi selanjutnya yang diberikan kepada peserta adalah Tanggap cepat bencana. Dalam peliputan bencana, seorang pewarta harus mempunyai data yang akurat terlebih dahulu, sehingga pada saat melakukan peliputan wartawan sudah mampu memetakan bagian-bagian mana yang akan diliput terlebih dahulu. “Wartawan harus kuat mental, pengetahuan dan kemampuan lebih daripada wartawan lain, Insting yang dibutuhkan sebagai pewarta bencana,” Kata Harizal, salah seorang wartawan harian Analisa, Medan. Dihari terakhir penerimaan materi, kami dibawa oleh panitia menuju Lereng Gunung Sinabung untuk praktik lapangan Jurnalisme Bencana. Sebelum terjun langsung kelapangan, kami terlebih dahulu diberikan materi tentang Standar Operating Procedure (SOP), peliputan bencana yang dibawakan oleh Bambang Wibowo. Menurutnya, pemahaman tentang SOP sangat perlu sebelum terjun ke lapangan untuk meliput suatu bencana, jangan sampai seorang pewarta tidak tahu hal apa yang akan dilakukannya saat meliput, sehingga menghasilkan berita yang menyesatkan pembaca.(*)

*Oleh: Febriawan Djalil

Urai data, ungkap fakta, saji berita


10

Seni Budaya Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Cerpen

Menunggu Adalah Cara Terbaik Menunda Mati Di Desa Cellamata daerah Bugis, Senong masih duduk di bale bambu bersama anak lelaki semata wayangnya La Toto. Dalam bahasa Bugis, Toto berarti takdir. Senong dan Cemma istrinya memberikan nama anak semata wayangnya dengan sebutan Toto lebih karena Toto terlahir menurut Senong dan Cemma sebagai sebagai takdir saja. Dalam penamaan seorang bayi yang baru lahir, umumnya orang Bugis dahulu memberikan nama anaknya dengan nama yang ada kaitannya dengan peristiwa yang paling dekat dengan seorang bayi. La Cenning, misalnya, dalam bahasa Bugis berarti manis, bayi bisa saja dinamakan La Cenning ketika bayi tersebut lahir dilihat memiliki wajah yang manis. Begitu juga mungkin dengan La Toto yang

INT.

hanya terlahir karena takdir. Pernikahan Cemma dan Senong dilangsungkan karena Cemma tanpa terduga tiba-tiba saja bunting di luar nikah dan mengadukan bahwa Senonglah yang terakhir menyetubuhinya. Senong tak mampu mengelak, hanya menyumpah-serapahi Cemma dalam hati. Senong tahu, jauh-jauh sebelum dia menyetubuhi Cemma, Cemma telah sering bergonta-ganti pasangan. Senong malah yakin bahwa Toto bukanlah anak dari hasil persetubuhannya dengan Cemma. Cemma mengakui kehamilannya ketika usia kandunganya telah berumur tiga bulan. Sementara seingat Senong, ia menyetubuhi Cemma baru sekitar dua bulan yang lalu. Senong menikahi Cemma dengan dipenuhi tanya, siapakah pemilik anak dalam rahim Cemma? Satu-satunya alasan Senong mau menikahi Cemma karena maharnya hanya seharga cincin emas satu setengah gram. Orang tua Cemma terpaksa menerima mahar yang sangat sedikit itu agar bayi Cemma nantinya dapat memiliki ayah. Di Cellamata sendiri, adalah suatu aib yang sangat besar ketika seorang anak terlahir tanpa seorang ayah. La Toto lahir tanpa keinginan Senong dan Cemma. Selama Urai data, ungkap fakta, saji berita

Cemma mengandung setelah pernikahanya dengan Senong, mereka berdua telah sepakat akan mengugurkan bayi yang ada di dalam rahim Cemma. Cemma selalu dibuat pusing sendiri ketika memikirkan siapa sebenarnya ayah dari anak yang ada di rahimnya. Dia masih ingat beberapa lelaki yang telah menyetubuhinya, mulai dari pak Beddu kepala desa Cellamata, Kending guru SD, La Tepu Imam Desa, Salunru, Melleng, dan terakhir suaminya sendiri, Senong. Setiap kali Cemma berusaha mengugurkan bayi dalam rahimnya, selalu saja ada yang menghalanginya. Hingga La Toto terlahir, Cemma dan Senong hanya mampu menamainya Toto karena menurutnya La Toto lahir hanya karena takdir. Tidak kurang apalagi lebih. Cemma datang menghampiri La Toto dan suaminya Senong, membawa baki berisi teh hangat dan nasi beserta lauk pauknya. Senong, Cemma, dan La Toto menikmati makanan yang tersedia. La Toto menyelesaikan santapan makannya dengan cepat. Ketika sedang makan tiba-tiba teringat, dia memiliki janji dengan kepala desa Cellamata untuk membantunya membabat semak belukar yang telah tumbuh lebat di belakang rumah pak Beddu. La Toto mencuci tangan dan meminta izin. “Ma, aku hendak ke rumah Pak Beddu sekarang. Kemarin aku berjanji untuk membantunya membabat semak belakang rumahnya.” “Tunggu dulu Nak, ayahmu belum mnghabiskan makanannya. Pamali dalam adat kita pergi dan masih ada yang sementara makan,” tutur Cemma tanpa menatap Toto “Tunggulah sampai ayahmu selesai menghabiskan sisa makanan dipiringnya,” lanjutnya. La Toto agak geram mendengar perkataan ibunya yang telah diulang-ulangnya dari dulu-dulu. La Toto tidak terlalu mempercayai segala pamali yang disampaikan ibunya. “Tapi, bagaimana dengan orang yang di warung-warung Ma?” Toto berbicara sambil serius memandangi Ibunya “Bukankah mereka makan juga dan seenaknya pergi meskipun masih ada beberapa pelanggan yang belum selesai makan.” “Anakku Toto, tunggulah sebentar ayah akan segera menghabiskan makanan di piring ini,” Senong meyakinkan Toto “Tidak baik ayah berbicara ketika sedang makan, tunggulah sebentar Nak,”

tutup Senong dan melanjutkan makan. Sekitar tujuh menit selesailah Senong dan Cemma dengan agenda makannya. Senong setelah menyuruh Cemma memasukkan baki dan tanpa mengulur waktu mengizinkan Toto pergi ke rumah pak Beddu. “Nah Nak pergilah, sampaikan salamku pada pak Kades.” Toto mengangguk mengiyakan, memberi salam dan langsung mengayung langkah menuju rumah pak Beddu. *** La Toto telah dari pekarangan rumah pak Beddu, La Toto heran melihat pemandangan di rumah Pak Beddu, orang-orang berkumpul dan tak henti berbicara. La Toto mendekati warga, dan mendengar warga berbicara tentang pak Beddu. La Toto menanyai salah seorang warga. “Wa Sulo, ada apa ini? Kenapa di sini begitu ramai?” La Toto bertanya dengan begitu herannya. “Nak, apakah kamu belum tahu apa yang baru saja terjadi?” tanya Wa Sulo. “Aku baru saja sampai Puang, aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.” “Anakku Toto, pak Beddu baru saja meninggal” “Inalillah, bagaimana bisa Puang?, kemarin saya baru saja membuat janji untuk datang hari ini membantunya,” dengan mata berkaca-kaca dan tak percaya Toto berbicara ke Wa Sulo “Begini Nak, menurut penuturan istrinya yang tadi saya dengar, Pak Beddu meninggal karena tergigit ular ketika membabat semak belukar yang sudah lebat di belakang rumahnya. Istrinya juga mengatakan, sebenarnya dia menunggumu untuk menyuruhmu membersihkan semak yang ia babat karena ia berencana keluar untuk menemui kerabatnya di kampung sebelah yang baru saja tiba dari Jakarta.” Wa Sulo menjelaskan sambil memperbaiki pakaiannya yang kelonggaran “Tapi karena kamu tidak datang-datang juga, pak Beddu sendirilah yang langsung pergi membabat semak belakang rumahnya. Celakanya, ia tergigit ular dan hanya mampu menjerit. Istrinya menemukannya setelah ia kehabisan nyawa. Hanya gigitan ular dibetis pak Beddu yang memberikan tanda bahwa ia meninggal tergigit ular,” sambil menunjuk bagian betisnya Wa Sulo menjelaskan kejadian yang telah terjadi. La Toto terdiam dan termangu, mendengar pembicaraan Wa Sulo, ia hanya membayangkan petuah ibunya tentang pamali yang telah melarangnya berangkat sebelum ayahnya kelar menyantap makanan di piringnya. Ia masih tidak percaya, menunggu adalah cara terbaik menunda mati. Penulis: Muhammad Arifin, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2013.

Puisi

Bergeraklah Langkah kakiku terdiam Dalam genangan dan leburan air mata bercampur darah Negri yang telah mati rasa Atas rasa – rasa yang tertindas Hingga ibu pertiwi menangis dan mengeluh Genangan air mata itu tak mampu menyadarkan kita Hingga kepekaanpun hilang Kenapa hanya melihat dan terdiam dalam kebisuan yang nyata? Pertanyaan basi yang telah membasikan pemikiran intelektual Hingga membasikan gerakan penggerak yang tak tergerak Apakah kita terus diam? Jawablah…………… Rengkulan jawaban adalah kepastian pertanyaan Maka bergeraklah dalam gerakan pergerakan Jika kau mengakui dirimu mahasiswa Yang mempunyai tanggung jawab Agen of chang adalah ingatan dan luapan emosionalmu Hingga akhir hayatmu Keluarlah dari istanamu yang penuh dengan keindahan duniawi yang sesaat Demi negrimu yang kau cintai. Penulis : Riswandi Haris, Pengurus Bem Fik UNM Angkatam 2012

Segumpal Darah Kemunafikan Rembulan bersinar terang Rerumputan tunduk melambai-lambai Di kala kudaku kupacu sekuat tenaga Ingin berlari sekencang-kencangnya Kukepakkan sayapku terbang hingga langit ke tujuh, Tak peduli apa, aku ingin menggenggam semesta. Namun tanpa kusadari ketika aku ingin berlari Ada segelintir tawa picik, kau tancapkan duri hingga kedua kakiku akan kau patahkan Lalu kebahagiaan mu adalah aku menangisi ketidakberdayaanku. Yah, tanpa kusadari, ketika aku bercucuran keringat menyatukan puing-puing kebahagiaanku, Ketika aku berimajinasi melalui bait-bait kata yang kurangkai Ada segumpal darah kemunafikan Sibuk mengkritik, menyebur-nyemburkan omong kosong. Yah, Aku bersedih betapa menyedihkannya dirimu, Penguasa alam pun tau kau sedang menunjukkan ketidakberdayaanmu. Lalu siapakah engkau?! Kau dan harimaumu yang meraung-raung memecah sunyi Kau dan cemooh mu yang mencabik-cabik kebahagiaan mereka Kau yang tak menghargai jarum jam yang terus berputar, kau yang tak mengerti dinamika kehidupan, anti gravitasi,kau yang mengingkari kuasa Tuhan! Yah..kau sibuk menelaah kesempurnaan yang tak kau miliki…!!! Haruskah kuberi kau cermin berhiaskan berlian? Lalu dari ujung rambut hingga kakimu kau panAkankah kau mampu memikirkan apa yang telah mereka fikirkan? Akankah kau mampu gapai apa yang telah mereka gapai? Akankah kau mampu menapaki apa yang telahmereka tapaki? Akankah kau mampu menggenggam apa yang telah mereka genggam? Akankah kau mampu menayadari kemahaan Tuhan?!.

dangi

INT.

Sudahlah, kau hanya mampu membual Sudahlah, kritikan tanpa solusimu sungguh memuakkan..!!! Berhentilah menelaah kesempurnaan yang tak kau miliki!. Penulis: Salmah, Pendidikan Fisika (ICP) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Streaming: radioprofesi.com


Info Akademik Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Publikasi Jurnal Internasional

Kemenristek Dikti Siapkan Hadiah 100 Juta

KEMENTERIAN Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) menyiakan hadiah sebesar 100 juta rupiah bagi peneliti yang melakukan publikasi jurnal internasional. Hal ini dilakukan guna meningkatkan daya saing penelitian Indonesia di tingkat internasional. “Untuk setiap jurnal akan diberi penghargaan Rp 50 -Rp 100 juta,” kata Menristek Dikti Muhammad Nasir di gedung BPPT, Jakarta

Pusat seperti dilansir Detik.com. Peneliti yang berhasil melakukan publikasi jurnal di lembaga pengindeks jurnal ilmiah internasional dengan impact factor minimal 0.1 akan diberi hadiah Rp. 50 juta. Sementara jurnal dengan impact factor 5 ke atas akan mendapat penghargaan Rp 100 juta. “Untuk periode pertama ini dana yang kita siapkan Rp 50 miliar dulu. Kalau masing-mas-

ing jurnal dapat Rp 100 juta kan sudah 500 jurnal setahun. Sudah bagus itu,” katanya. Menurut Guru Besar Universitas Dipenegoro ini, jumlah publikasi jurnal di tahun 2015 ini hanya 178 dari 50 perguruan tinggi di Indonesia. Sementara terdapat 134 perguruan tinggi negeri dan lebih dari 4.200 perguruan tinggi swasta yang tersebar di seluruh wilayah tanah air. “Kami harap penghargaan ini

dapat mendorong riset dan publikasi lebih baik. Paling tidak 3 besar lah di ASEAN,” harapnya. Sementara itu, Pembantu Rektor Bidang Akademik, Sofyan Salam mengatakan, pihaknya akan berupaya agar dosen UNM mampu meloloskan jurnalnya dan memperoleh penghargaan ini. “Kami tetap berusaha agar ada dosen UNM yang lolos jurnal internasionalnya,” ungkapnya. (fah/ayd)

Pusat Bahasa Buka Beasiswa Bahasa Inggris UNIT Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Bahasa Universitas Negeri Makassar membuka program beasiswa belajar bahasa inggris. Kegiatan ini diberi nama English Access Microscholarship (EAM) yang ditujukan bagi mahasiswa jurusan bahasa inggris FBS UNM semester satu yang kurang mampu dan pelajar Sekolah Menengah Atas se-Kota Makassar. Koordinator Site Makassar,

Asriati mengatakan, tujuan program ini dibuat untuk melatih kemampuan mahasiswa dan pelajar dalam berbahasa inggris dan mengembangkan kreativitas mereka. “Di sini kita latih mereka untuk jadi pengajar bahasa inggris. Makanya, perlu dilatih kemampuan bahasa inggrisnya dan kita kembangakan kreativitasnya. Ini juga sebagai tambahan ilmu yang mereka tidak dapatkan di kampus

dan di sekolah bagi siswa SMA,” katanya, Senin (4/1). Selain itu, Alumni Fakultas Bahasa dan Sastra ini menjelaskan, kuota beasiswa ini sebanyak 20 orang. Namun, pendaftaran hanya untuk 60 orang pendaftar pertama yang terdiri dari 30 laki-laki dan 30 perempuan. “Kuotanya kita buka enam puluh pendaftar. Tetapi, nantinya yang akan dipilih cuman 20

orang ada 10 cowok dan 10 cewek,” tambahnya. Pendaftaran mulai dibuka sejak 10 Desember 2015 hingga 15 Februari 2016 mendatang. Beasiswa ini merupakan program inisiatif dari Kedutaan Amerika yang bekerjasama dengan Lembaga Bahasa Internasional (LBI) Universitas Indonesia (UI) dan Pusat Bahasa UNM untuk wilayah Makassar. (pr16)

Telat Bayar SPP/UKT, Cuti Akademik PEMBAYARAN Kepala Biro Administrasi Akademik Dan Kemahasiswaan (BAAK), Ismail Muchtar menegaskan, pembayaran Sumbangan Penunjang Pendidikan (SPP) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) harus tepat waktu.

SPP/UKT ini, dibuka mulai tanggal 18 Januari hingga 4 Februari 2016 mendatang. Hal ini merujuk pada kalender akademik yang telah dikeluarkan pihak Universitas Negeri Makassar (UNM). “Jika terlambat membayar mahasiswa harus menerima re-

11

siko cuti akademik dan sudah tidak ada lagi toleransi dari pihak universitas,” tegasnya. Tak hanya itu, Eks Kepala Bagian Kemahasiswaan ini berharap, kepada mahasiswa untuk memperhatikan jadwal yang telah ditentukan. “Nantinya tidak ada lagi ma-

hasiswa yang terlambat membayar SPP/UKT seperti tahun-tahun sebelumnya,” harapnya. Pembayaran SPP/UKT semester genap tahun akademik 2015/2016 masih akan tetap dilakukan di Bank Rakyat Indonesia seluruh Indonesia. (fah)

AGENDASIANA Himatika FMIPA Akan Gelar Geometry HIMPUNAN Mahasiswa Jurusan Matematika (Himatika) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menghelat Genius On Mathematics In Real Application (Geometry). Sesuai rencana, kegiatan ini berlangsung selama lima hari, yaitu 27 hingga 31 Januari mendatang di Jurusan Matematika. Kegiatan yang bertemakan “The Amazing Sides Of Mathematics” akan melibatkan pelajar mulai dari SD, SMP, dan SMA/sederajat seSulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Kegiatan ini merupakan wadah bagi siswa-siswi untuk saling bersaing, berkompetisi, dan mengasah kemampuan pengetahuan di bidang matematika. (pr21)

Kemahasiswaan UNM Bakal Gelar PORSENI 2016 KEMAHASISWAAN Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal menggelar Pekan Olahraga dan Seni (Porseni). Kegiatan ini dibuka untuk seluruh mahasiswa dari masing-masing fakultas. Porseni bakal dilaksanakan pada tanggal 4-11 Februari 2016. Porseni bertujuan sebagai wadah untuk mengembangkan kreativitas, jiwa kompetitif, dan sportivitas mahasiswa UNM. Kegiatan ini menghadirkan berbagai item, di antaranya seminar, serta kompetisi bidang olahraga (futsal, bulu tangkis ganda putra/campuran, catur) dan seni (lomba menyanyi dangdut, pop, keroncong). (pr21)

BEM Psikologi Siap Helat PIA BADAN Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) siap helat Psychology In Action (PIA) pada tanggal 23 hingga 24 Januari 2016 mendatang di Ruang Pola Lantai 3 Kantor Bupati Pangkep dan Aula Batari Sekda Pangkep. Kegiatan yang bertemakan “Your Future In Your Hand” akan melibatkan siswa SMA Kabupaten Pangkep. PIA bertujuan untuk memahamkan siswa mengenai konsep diri ideal, konselor sebaya, serta mengembangkan potensi mahasiswa psikologi UNM. (pr21)

Program Mahasiswa Wirausaha 2016 PROGRAM Mahasiswa Wirausaha (PMW) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang ingin memulai atau mengembangkan sebuah usaha. Kegiatan ini mulai dilaksanakan dari tanggal 4 Januari hingga Desember mendatang di Hotel La Macca UNM Lt. 2. Kegiatan yang mengusung tema “Ayo Berwirausaha” ini dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa UNM yang telah duduk di semester 3 atau telah melulusi minimal 36 SKS. PMW 2016 ini bertujuan agar mahasiswa bisa menyalurkan ide-ide mereka untuk turut serta mengembangkan masyarakat. (pr21) Streaming: radioprofesi.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


12

Inovasi Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Antara Tanaman, Peternakan, dan Perikanan

S

ekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Tampaknya, pepatah itu yang dipegang oleh Ferry, mahasiswa Pendidikan Biologi International Class Program Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dalam menjalankan risetnya. Kini, ia tengah mengembangkan tanaman hidroponik dengan terintegrasi peternakan dan perikanan. Mahasiswa yang sehari-harinya beraktivitas di Kebun Percobaan Green House FMIPA ini menjalankan risetnya di lokasi tersebut. Proses risetnya dimulai dengan perancangan instalasi yang distruktur menjadi tiga bagian. Pada bagian atas untuk tanaman, di tengah untuk ternak, dan di bawah untuk perikanan. Ferry menjelaskan, prinsip kerja tanaman hidroponik terintegrasi peternakan dan perikanan ini terbilang mudah. Stuktur yang telah dirancang memudahkan untuk proses alur energi rantai makanan. “Kita beri pakan sendiri untuk ternak, kemudian pakan sisa untuk ikan. Kotoran ikan melalui pompa isap jadi nutrisi untuk tanaman,” jelasnya. Ia pun menambahkan, diperlukan bakteri pengurai berupa acetobacter untuk mengendalikan kadar amonia pada tanaman. “Kalau kadar amonia terlalu tinggi, untuk proses nitrifikasi tidak bisa diurai di air. Tidak ada nitrifikasi, semua kotoran akan lari ke tanaman dan bisa mati,” bebernya. Dalam riset yang berlangsung selama dua bulan tersebut, Ferry menggunakan tanaman sawi keriting, itik, dan ikan lele. Pemakaian

Urai data, ungkap fakta, saji berita

itik dikarenakan daya vaksinasinya yang lebih kuat dibandingkan dengan ternak lainnya, seperti ayam. “Semuanya dikondisikan, lele juga cocok di tempat yang lembap,” terang Ferry. Akan tetapi, Ferry masih akan mengembangkan risetnya untuk tanaman yang digunakan. “Sawi keriting sudah siap panen, responnya lumayan bagus. Ternak dan ikannya juga kita bisa konsumsi. Setelahnya, kita akan gunakan tanaman yang lebih cepat dipanen seperti kangkung,” jelasnya. Sistem tanaman hidroponik terintegrasi dengan peternakan dan perikanan ini pun diharapkan mampu menjadi alternatif pertanian yang lebih efisien ketimbang sistem yang lazim dan konvensional. Hal ini disebabkan karena pengelolaan lahan menjadi lebih hemat, apalagi lahan perkotaan yang semakin terbatas. Alat yang digunakan pun berupa instalasi dari pipa untuk aliran air. Ferry pun berharap, sistem hidroponik terintegrasi ini pun mampu diterapkan sebagai media pembelajaran bagi siswa dalam pelajaran Biologi. “Sebagai alat praktikum, siswa dapat mengamati langsung pertumbuhan dan perkembangan tanaman, siklus energinya. Dengan begitu, siswa dapat mengeksplor media pembelajaran kemudian dituangkan ke lembar kerja peserta didik,” harapnya. Sementara itu, pencetus ide tanaman hidroponik terintegrasi ini, Adnan mengapresiasi keberhasilan riset yang telah dijalankan Ferry. “Ferry dan mahasiswa lain

yang bekerja di Green House memang bersungguh-sungguh di sini. Meski tanpa digaji,

mereka selalu datang kembali,” ujar kepala Green House ini. (whd)

Streaming: radioprofesi.com


Lifestyle

Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

13

www.profesi-unm.com

ROK PENSIL TREND MAHASISWA *Oleh: Endang Sri Wahyuni

R

Rok adalah salah satu benda penunjang penampilan yang sering digunakan oleh kaum hawa. Rok memang mempunyai daya tarik tersendiri sehingga sejak ditemukannya rok hingga saat ini, ia tetap mempunyai tempat di hati para wanita, tak terkecuali kalangan mahasiswi.

ok tentunya mempunyai banyak jenis serta model yang berbedabeda. Mulai dari rok mini, hingga rok yang kini sedang trend di kalangan mahasiswi Universitas Negeri Makassar yaitu rok pensil. Rok pensil adalah salah satu rok yang sebenarnya dalam dunia fashion adalah jenis dari rok spang, tetapi biasanya rok spang berbahan dasar kain, bukan dari karet, sedangkan rok pensil terbuat dari kain karet. Rok pensil menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan rok lainnya, salah satunya adalah memiliki motif atau corak yang lebih fresh. Misalnya motif bunga, garis vertikal dan horizontal,serta motif bulan. Selain itu rok pensil memiliki warna yang bervariasi dan harga yang dapat dijangkau sehingga disukai kalangan mahasiswi. Fitri Ani, misalnya. Mahasiswi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) UNM ini mengaku sering memakai rok pensil ke kampus. Menurutnya rok pensil membuatnya terlihat lebih segar dan percaya diri. “Rok pensil memiliki warna yang beragam serta membuat saya tampil lebih percaya diri karena modelnya yang lebih simple dan kainnya yang fleksible,” tuturnya. Tidak hanya itu, mahasiswi Prodi

Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Imu Sosial, Rina Arianti ternyata juga sering memakai rok pensil ke kampus sejak kemunculannya di akhir November tahun lalu. ”Saya mungkin orang yang tidak selalu mengikuti trend, tetapi berbeda dengan trend lainnya rok pensil membuat saya nyaman serta kainnya yang fleksible. Sejak kehadirannya saya sudah menggunakannya dan memiliki beberapa jenis,“ tambah mahasiswi angkatan 2013 ini. Namun tak bisa dipungkiri, ada beberapa kekurangan dari rok pensi ini, misalnya tidak bisa digunakan oleh orang yang gemuk dan ada anggapan bahwa rok ini tidak syar’I atau tidak cocok untuk kaum muslim karena dapat menonjolkan bentuk

badan si pemakainya. Tri Hartini salah satunya,ia tidak pernah terlihat menggunakan rok pensil ke kampus karena tidak sesuai dengan bentuk badannya yang over size dan alasan terlalu menonjolkan bentuk badannya. ”Saya sebenarnya pernah mencoba memakai rok pensil ke kampus. Akan tetapi setelah mencobanya saya tidak percaya diri karena terlalu memperlihatkan lekuk tubuh dan itu tidak sesuai dengan ajaran a g a m a saya,” keluh mahasiswi Fakultas I l m u Sosial UNM ini. (pr10)

Tips Memilih Rok yang Baik

M

emilih Rok untuk Postur Tubuh Mungil.

Sebuah rok yang pas badan tidak akan membingkai tubuh kecil Anda. Sebaiknya pilihlah rok yang jatuh di atas lutut. Rok lipit dengan sepatu platform akan memberi kesan tinggi dan dapat membentuk badan yang mungil Anda. Sebaiknya hindarilah rok panjang yang jatuh di bawah lutut. Rok tersebut membuat penampilan Anda terlihat lebih pendek dan gemuk.

Pilih Rok untuk Tubuh Berbentuk Lurus.

Rok dengan bentuk seperti tulip, gelembung, atau putri duyung akan menambah ilusi pada pinggul rata. Bermain-mainlah dengan rok berdetil lipatan, layer, dan kerutan. Sebaiknya hindarilah rok lurus yang tidak akan menampilkan lekukan tubuh. Carilah rok yang penuh dengan aksen untuk menambah volume pada tubuh anda.

banyak bahan. akan menambah volume pada Rok jenis ini akan akan menutupi bentuk tubuh. lekuk tubuh Anda. Rok Perempuan Berkaki

Rok Tubuh Buah Pir (Pinggul Pendek. Besar). Sebuah

Sebuah rok A-line yang jatuh tepat di atas lutut. Rok model ini akan menyembunyikan bokong dan paha yang besar. Sebaiknya hindarilah rok ketat karena hanya akan membuat orang fokus melihat pinggul besar sobat.

Untuk Tubuh Seperti Buah Apel.

Gunakan rok berbahan dasar sifon atau sutra untuk meringankan siluet tubuh. Bahan yang mudah bergerak atau ringan akan membantu Anda menyembunyikan perut dan menyeimbangkan tubuh bagian atas. Sebaiknya hindarilah rok dengan kantong atau rok dengan lipatan di pinggang. Hindari juga rok lurus, karena tubuh akan terlihat tidak seimbang, berat di bagian atas.

rok di atas lutut akan tampak memperpanjang kaki kita. Banyak cara agar membuat penampakan kaki lebih panjang seperti menggunakan rok mini dan stocking hitam. Sebaiknya hindarilah rok sepanjang betis karena akan membuat penampilan Anda terlihat lebih pendek.

Rok Perempuan BerkakiPanjang.

Sebuah rok panjang dengan bahan yang jatuh dan tipis, atau rok mini karena para sobat memiliki kaki indah untuk dipamerkan. Para sobat dapat memakai berbagai jenis rok. Hanya saja, jika para sobat menggunakan rok mini jangan terlalu mini dan tanpa menggunakan celana ketat.

Rok Untuk Tubuh Seperti Jam Rok Bagi Perempuan Pasir. Tubuh Memiliki Banyak Le- Berpinggul dan Paha Besar. Sebuah rok klasik dengan warna kuk. Sebuah rok A-line yang jatuh

solid akan membuat penampilan Anda terlihat lebih cantik. Bisa juga mengunakan rok dengan A-line lengkap dan sabuk untuk membantu menonjolkan pinggang kecil dan lekung pinggul. Sebaiknya hindarilah Flouncy skirts atau rok yang menggunakan-

Streaming: radioprofesi.com

Rok pensil dalam warna solid akan menambah kemulusan bentuk tubuh. Pastikan rok tersebut tidak terlalu ketat. Sebaiknya hindarilah rok yang jatuh dan mudah bergerak serta menggunakan banyak bahan

dari pinggul para Anda berada di atas lutut. Gunakan warna gelap untuk merampingkan. Sebaiknya hindarilah rok pendek atau rok ketat. hal itu hanya akan menarik perhatian orang pada pinggul atau paha Anda.

Urai data, ungkap fakta, saji berita


14

Opini

Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Almamater

Islam Nusantara dan Wajah Masyarakat Indonesia

Persepolis

I *Muhammad Hasim Arfah

K

etika kekuasaan Persia masih membentang jauh, musim semi menjadi waktu berkumpulnya perwakilan dan duta besar negeri-negeri jauh. Dari Asia, Afrika, Eropa, bertemu di Persepolis untuk menghormati Raja Diraja Darius. Membawa kabar-kabar gembira dari Sungai Danube yang besar, Sungai Nil yang abadi, Laut Aegea Biru yang damai, dan Sungai Indus nan eksotis. Utusan Mesir membawa kereta kuda penuh bahan persembahan. Perwakilan Yunani mengusung emas dan berbagai hadiah, duta Libia menghadiahkan antelop. Gurita militer Persia mulai menganeksasi Mesir, Levania, Anatoli, dan kini melirik Konstatinopel. (Petikan Novel Biografi Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan) Sebuah ibu kota kuno dari Kekaisaran Persia 2500 tahun lalu, terletak 70 km timur laut Shiraz, Iran. Dalam bahasa Persia kuno, kota ini disebut Parsa, yang berarti “Kota Bangsa Persia”. Persepolis adalah terjemahan bahasa Yunani Persēs polis: Kota Persia). Sejarah mencatat kota ini sering disebut ‘gerbang semua bangsa’ yang dimaksudkan untuk seluruh kerajaan taklukan kekaisaran Persia saat itu. Kota ini memperlihatkan sebuah cikal bakal kota Metropolis. Kota yang mempertontonkan hura-hura, kegemerlapan duniawi, dan kota yang mulai meninggalkan Tuhan. Hal ini dibahasakan oleh Tasaro GK pada novel biografinya. “Bangsa Persia sudah tidak lagi menghiraukan ajaran suci Zardust (ajaran bangsa Persia), Baginda. Mencampakkan perjanjian api dengan Tuhan. Bangsa ini menuju sebuah keadaan remah-remah (serpihan) sebuah kaum. Kitab-kitab suci kita pun perlahan menjadi remah-remah sebuah agama” Kisah di atas menceritakan betapa kemilau sebuah kota yang sangat modern di masanya kini justru jauh dari Tuhan. Semua sejarawan dan teman-teman yang pernah membaca riwayat kota Persepolis tahu akhir kisah metropolitan ini. Kesenjangan bak jurang lembah kematian antara si miskin dan si kaya. Pejabat suka menghamburkan harta masyarakat. Saling rebut kekuasaan. Akhirnya Persepolis jatuh. Satu persatu negara bagian terjajah kemudian dirampas. Keluarga raja saling serobot, saling bunuh. Tak peduli saudara kandung. Semua haus akan kekuasaan. Kota Metropolis sekarang mulai menjadi cermin Persepolis. Bangunan sebagai simbol kebesaran dan kemegahan. Dosa dianggap hal yang biasa dan kedekatan dengan Tuhan adalah hal tabu. Pembangkangan semakin menjadijadi terhadap Tuhan. Seakan bangga dengan akal yang terbatas. Negara tempat kita tinggal juga melakukan praktik yang sama dengan Persepolis. Pemimpin korup. Bermegahmegah ketika masih banyak orang miskin. Kejujuran jadi jarum dalam tumpukan jerami. Tak peduli rakyat jelata, pedagang, dan pejabat, semua suka berbohong demi harta sementara. Inilah metropolis cermin Persepolis. Persepolis hancur karena menolak kebenaran dari tanah arab. Orang-orang yang dianggap sepele. Metropolis pun akan sampai pada masa itu. Waktunya tergantung titah Tuhan, pemilik semua kerajaan di seluruh jagat raya ini. Kampus UNM juga sudah mulai bersolek, petinggi kampus membangun gedung pencakar langit di tanah Makassar. Menara Pinisi, Tallu Cappa, dan Gedung ICP, dan Laboratorium Teknik menjadi cerminan bangunan Metropolis atau pun Persepolis. Jangan sampai saling serobot dan menjatuhkan kala Pilrek 2016 mendatang seperti keluarga raja Persepolis, yang saling menghancurkan. Apakah karakter civitas akademika UNM dalam kampus mirip ini dengan masyarakat Persepolis? Mari mengamati bersama. (*) *Penulis adalah Station Manager LPPM Profesi Periode 2010-2011

Urai data, ungkap fakta, saji berita

ndonesia merupakan negara rentetan pulau-pulau yang terbentang dari sabang sampai marauke, terdiri dari ribuan suku, budaya, bahasa dan agama. Merupakan sebuah prestasi besar yang dilakukan oleh bapak bangsa negeri ini, berhasil menyatukan masyarakat dengan ribuan suku, bahasa, budaya dan agama yang disimpul dengan ikatan Binnekah Tunggal Ika di bawah naungan Pancasila sebagai Ideologi Negara. Indonesia dengan masyarakat umat muslim terbesar di dunia namun tidak menjadi Negara Islam membuat Indonesia tampil unik yang tentunya berbeda dengan negara masyarakat muslim lainnya, terlebih lagi dengan kemampuan hidup rukun dengan agama-agama non muslim. Meskipun pada awalnya sempat terjadi saling tarik menarik antara tokoh umat muslim dengan tokoh nasionalis. Tokoh umat muslim yang diwakili oleh Muhammad Natsir menghendaki Negara Indonesia menggunakan Syariat Islam sebagai dasar Negara. Dan tokoh nasionalis yang diwakili oleh Soekarno justru lebih mengedepankan kesatuan dan menganggap Negara dan Islam adalah sesuatu yang harus dipisahkan. Menurutnya lebih jauh Islam tidak memiliki pandangan ideologi dan tidak ada aturan khusus untuk menjadikan islam sebuah Negara. Pada kalangan umat muslim sendiri ada yang mendukung dan ada yang menolak. Misalnya Abdurrahman Wahid (Gus Dur), tokoh Islam yang moderat justru menganggap ketika Islam dijadikan sebuah negara, dan sebagai pemberi warna tunggal hanya akan mengantar Islam sebagai faktor devisive (pemecah belah). Di Indonesia dikenal dengan masyarakatnya yang majemuk, umat muslimnya saja beragam mazhab namun kesemuanya koeksistensi (hidup berdampingan). Meskipun pada awal kemerdekaan sempat muncul gerakan penolakan Pancasila sebagai ideologi Negara dan hendak menempatkan syariat islam sebagai dasar Negara. Namun dibelakangan semua sepakat Pancasila sebagai dasar Negara, pertimbangannya adalah masyarakat bagian timur yang mayoritas nonmuslim menolak untuk bergabung jika Piagam Jakarta ditetapkan. Kala itu persatuan dipandang sesuatu yang lebih penting. Bagi sebuah Negara, Kesatuan masyarakat merupakan dasar tempat berpijak. Selain masyarakat muslim, di Indonesia juga hidup masyarakat nonmuslim seperti nasrani, hindu, budha, dan konghucu. Semuanya mampu hidup berdampingan, selarasan dengan satu ikatan yang mempersaudarakan yakni saudara sebangsa dan setanah air. Keberhasilan ini dikarenakan sikap yang mengedepankan toleransi antar umat beragama. Se-

lain itu makna Pancasila sebagai dasar Negara yang bersifat universal dan merangkul seluruh kalangan. Pancasila sebagai Dasar Negara merupakan simpul yang dapat mengikat semua kalangan masyarakat. Point-pointnya merupakan wujud nilai tertinggi dari islam itu sendiri. Mulai dari sila pertama, yang merupakan konsep tauhid dalam Islam itu sendiri. Sila kedua yang mencerminkan konsep pencapaian kualitas kemanusiaan yang hidup bermasyarakat meniscayakan keadilan sebagai dasar tempat berpijak, Pasal ketiga yang mencerminkan konsep Ukhuwwah Islamiyah sebagaimana “ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berjuang di JalanNya secara bershaf seakan-akan mereka bagai bangunan yang kokoh” (QS. Ash-Shaf: 4). Pasal keempat yang merupakan

*Heri Ismawanto metodologi kepemimpinan dalam perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pasal kelima yang mencerminkan tujuan hidup bermasyarakat yang menjadi harapan seluruh umat manusia. Sehingga tidak ada alasan untuk menolaknya. Pancasila merupakan substansi nilai keberislaman masyarakat muslim itu sendiri. Menjadi dasar sekaligus tujuan umat manusia. Merangkul semua kalangan tanpa membedabeadakan suku, ras dan agama. Sebuah sampul ikatan universal yang sangat tepat melihat aspek geografis Indonesia, dimana masyarakatnya majemuk dan multikultural. Baru belakangan ini semenjak reformasi dan demokrasi dibuka luas, muncul gerakan ekstrimisme dengan landasan berdemokrasi. Seperti misalnya Fron Pembela Islam (FPI) yang gerakannya seringkali menutup tempat-tempat hiburan malam. Atas dasar amar ma’ruf wa nahyi munkar yang sejatinya bukanlah peran dan tanggung jawabnya. Selain itu ada Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang secara terangterang mengatakan demokrasi adalah produk orang-orang kafir dan hendak menjadikan Indonesia sebagai Negara yang menerapkan syariat Islam. Dan kelompok Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang hendak menerapkan syari’at Islam secara menyeluruh di Indonesia termasuk

hukum pidananya. Pemerintah terkesan lembek terhadap kelompok seperti ini, dan dibiarkannya kelompok ini terus beraktivitas. Salah satu alasan mengapa masyarakat non muslim menolak bergabung di Indonesia jika Piagam Jakarta diberlakukan adalah mereka khawatir kelak nanti terjadi diskriminasi. Keberagaman ini, mesti dirawat dan dijaga semaksimal mungkin sehingga tercipta kehidupan yang harmonis. Bukankah Islam sendiri menegaskan tujuannya untuk membawa kebaikan kepada seluru alam. Islam Nusantara yang diganyang oleh Nahdatul Ulama (NU) belakangan ini, melihat Islam sebagai kumpulan nilai-nilai yang bisa sejalan dengan budaya apupun tanpa harus memberangus budaya yang telah menjadi ruh eksistensi Indonesia. Belakangan ini muncul gerakan yang mengatasnamakan Islam (takhfiri) dengan mottonya bid’ah dan seringkali mengafirkan. Menuduh beberapa budaya masyarakat muslim bagian dari bid’ah. Dengan sikap retoleran seperti itu, Islam terkesan eksklusif dan arogan. Menganggap dirinya yang paling benar dan kelompok lain sesat. Hal ini merupakan bibit keterpecahan masyarakat Islam pada khususnya dimana sebelumnya telah mampu hidup rukun berdampingan degan budaya yang sarat dengan nilai-nilai islam. Awal masuknya Islam di Indonesia melalui jalur perdagangan, kemudian menetap lalu melakukan pendekatan melului budaya. Mereka para pendahulu kita lantas tidak mengatakan budaya yang selam ini adalah bid’ah dan musti ditanggalkan. Melainkan mereka berdialog dan melahirkan modifikasi atas kebudayaan yang telah ada. Namun beberapa tahun akhir ini muncul gerakan yang hendak memberangus budaya lokalitas lalu menggantikan dengan budaya Arab. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengatakan “Islam itu tidak musti mengganti saya jadi anah, kamu jadi antum”. Mereka bergerak menuju monobudaya yakni budaya Arab. Fatalnya Indonesia adalah negara yang multikultural dan hendak dijadikan monobudaya. Indonesia pada dasarnya tidak memiliki realitas wujud luar, melainkan realitas berbentuk suku Bugis, Makassar, Madura, Betawi, Dayak , dll, yang dinamakan Indonesia. Upaya untuk memberangus budaya sama saja dengan memberangus Indonesia. *Penulis adalah mahasiswa Prodi PGSD FIP UNM, Ketua Umum UKM LKIMB Periode 2014-2015

LPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika. Kirim tulisan Anda ke profesi_unm@yahoo.com. Tulisan dibatasi maksimal 3.000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan Anda tanpa mengubah makna. Streaming: radioprofesi.com


Profesiana Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Muhammad Azis Batal Jadi Dekan MALANG nian nasib Muhammad Azis, dekan terpilih Fakultas Ekonomi (FE) UNM Periode 2016-2020. Rektor UNM, Arismunandar membatalkan pelantikannya sebagai dekan. Sebelumnya, Azis dijadwalkan dilantik bersama 23 pejabat lainnya pada Rabu (13/1). Batalnya pelantikan Muhammad Aziz ditengarai adanya sebuah surat tanpa identitas alias surat kaleng yang sampai kepada Rektor UNM satu minggu sebelum pelantikan. Isi surat itu menggugat proses terpilihnya Azis pada Oktober lalu. Isi surat juga mempersoalkan status dua anggota senat FE yang ikut memilih. Kedua orang yang dimaksud sedang menjalani tugas belajar sehingga

Pencuri di Kampus, Residivis AKSI residivis yang kerap melancarkan aksi pencurian di kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Dan Djajadi Kusumah berhasil dibekuk oleh satuan pengamanan Program Pascasarjana (PPs), Rabu (6/1) sore. Hal ini bermula ketika Djajadi yang kedapatan mencuri di lantai satu Gedung PPs salah langkah dengan berlari menaiki tangga menuju ke atas. Satpam dan orang-orang yang tengah berada di gedung lima lantai itu pun langsung mengejarnya. Djajadi kemudian berhasil ditangkap setelah terperangkap di lantai lima Gedung PPs. Bahkan, ia sempat pula dihajar oleh massa yang berkumpul di gedung itu. Polisi yang baru datang beberapa saat kemudian langsung mengamankan pelaku. Saat diinterogasi, Djajadi pun mengaku telah melakukan praktik pencurian di PPs beberapa kali. “Ini ketiga kalinya saya di sini, saya juga biasa di Parangtambung,” aku pria yang berdomisili di Jalan Banta-bantaeng itu. Bahkan, Djajadi pernah masuk bui dengan tindakan yang sama. Saat itu ia tertangkap basah melakukan tindakan pencurian di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan. Nyatanya, penjara tidak membuatnya jera. Sementara itu, Asisten Direktur Bidang Administrasi dan dan Keuangan (Asdir II) Program Pascasarjana merasa lega dengan penangkapan pencuri residivis tersebut. “Saya agak sedikit lega atas ditangkapnya pencuri yang meresahkan sivitas akademika PPs UNM. Kini terbukti pencuri itu memang bukan orang dalam, tapi memang orang luar,” ungkapnya. Selain itu, ia pun mengharapkan agar kejadian seperti ini tidak lagi terulang di kampus UNM. “Kami harap kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Keamanan kampus lebih di perketat,” harapnya. Sebelum ditangkap, Djajadi telah berhasil mengambil dompet dan laptop milik mahasiswa Program Studi S2 Bahasa Inggris, Mifta Fauzan. “Saya baru selesai ujian proposal, turun bawa tentengan untuk dosen. Kembali ke ruangan, saya sadar tas saya ringan, sudah tidak ada laptop, dompet, dan headset di dalamnya,” tutur Fauzan. (whd) Streaming: radioprofesi.com

15

dinilai tidak memiliki hak untuk memilih. Muhammad Azis pun menyayangkan adanya kejadian ini. Menurutnya, segala aturan sudah dirapatkan bersama seluruh senat Fakultas Ekonomi (FE) sebelum dilakukan pemilihan. “Sudah diberikan solusi sebelum pemilihan. Tetapi jelang pelantikan tiba-tiba ada mengajukan surat ke rektor mengenai hal itu,” ungkapnya. Rektor UNM, Arismunadar memerintahkan untuk melakukan pemilihan ulang demi mengikuti aspek legal (keanggotaan senat) yang harusnya terpenuhi. “Akan ada pemilihan ulang nantinya karena dua diantara anggota senat yang sementara tugas belajar ikut memilih dan seharusnya mereka tidak

diperbolehkan memilih,” ungkapnya. Alumnus IKIP Malang ini menambahkan, meskipun secara signifikan perolehan suaranya sangat jauh berbeda akan tetapi asas kepatuhan harus tetap diperhatikan. Ayah tiga anak ini pun menyerahkan wewenang kepada pihak panitia panitia pelaksana untuk melakukan pemilihan ulang. “Asalkan mereka sepakat ke arah yang baik dan yang tidak bersyarat untuk memilih tidak diikutkan,” bebernya. Sebelumnya, Muhammad Azis berhasil terpilih mengungguli lawannya, Thamrin Tahir. Ia meraih 15 suara dari 23 suara senat Fakultas Ekonomi pada pemilihan Oktober lalu. (pr28/pr9)

Ups... Dosen FBS Ketahuan Plagiat

PERGURUAN tinggi merupakan laboratorium intelektual. Di dalamnya terdapat pelajar dan pendidik yang menyandang status maha. Lantas apa jadinya bila seorang dosen selaku pengajar yang menyandang status “maha” guru melakukan tindakan plagiat. Hal itulah yang kembali terjadi di

Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar. Sultan, dosen Jurusan Bahasa Inggris ramai diperbincangkan oleh sivitas akademik FBS akhir-akhir ini. Sultan diketahui melakukan tindakan plagiat terhadapat karya Murni Mahmud, 6 tahun lalu. Kronologinya bermula ketika Murni Mahmud dan Sultan tengah mengikuti seminar “Konferensi Serumpun” di negeri jiran, Malaysia. Namun, Sultan tak mempunyai paper untuk dipresentasikan. Murni pun “menumpangkan” nama Sultan di paper miliknya. Ironisnya, saat waktu presentasi, hanya nama Sultan yang tertera. Tak lama setelah seminar, Paper berjudul Code-Switching in South Sulawesi: Examining Politeness and Social Status itu terbit atas nama Sultan dengan International Standard Book Number (ISBN) tersendiri. Padahal paper itu milik Murni yang telah diterbitkannya di jurnal online. Murni selaku pemilik paper menyatakan keberatan atas tindakan Sultan. Perempuan yang meraih gelar profesor 18 Maret lalu ini pernah memperingatkan Sultan agar paper tersebut tidak digunakan untuk kenaikan pangkat. Karena artikel tersebut sendiri adalah bagian dari disertasi Murni dan telah diajukan

Akta IV Mandek UNM Salahkan Perusahaan HINGGA awal tahun 2016, ijazah akta IV untuk wisudawan yang harusnya dibagikan sejak Agustus tak kunjung diterbitkan. Pihak UNM beralasan, ijazah tersebut belum diterbitkan karena terkendala blangko. Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Ismail Muhtar mengatakan terhambatnya penerbitan blangko ini disebabkan oleh perusahaan tempat UNM bekerjasama menerbitkannya. Menurut Ismail pihak perusahaan berjenis Perseroan Terbatas (PT) itu belum pernah menepati janjinya. “Kami mengharap terus karena perusahaan ini sudah menjadi langganan UNM selama bertahun-tahun,” ungkapnya. Untuk mencetak dokumen dengan tingkat keamanan tinggi seperti akta IV, Kepala BAAK mengaku tidak sembarangan bekerja sama dengan perusahaan pencetak. Mereka yang mempuyai izin Badan Intelegen Negara (BIN) yang berhak mencetak dokumen tersebut. Pihak UNM diwakili Kepala BAAK sendiri telah beberapa kali menghubungi perusahaan tersebut. Namun, yang didapat hanya janji semata yang diingkari setiap jatuh tempo. Akibat terlalu lama menunggu, pihak UNM berencana bekerja sama dengan perusahaan lain. “Kalau itu ditunggu nda’ jadi. Jadi kami sudah memasukkan permohonan ke tiga perusahaan,” ucap Kepala BAAK yang menjabat sejak tahun 2012 ini. Mandeknya penerbitan ijazah akta IV ini tentu saja mengundang keluhan kalangan alumni. Pasalnya, akta IV masih menjadi syarat yang diperlukan untuk menjadi guru. (mjr) untuk menjadi guru besar. “Responnya selalu merasa tidak bersalah,” sesalnya. Hal tersebut pun ia sampaikan ke pimpinan FBS waktu itu, Mansur Akil agar memberi teguran dan surat keterangan kepemilikan karya oleh Murni. “Prof Mansur Akil telah memberi surat kalau betul ini milik saya,” tegasnya. Parahnya, UNM selaku institusi pendidikan masih mempekerjakan dosen terkait. Mansur Akil selaku Dekan FBS kala itu hanya memberikan teguran tertulis. Sultan masih berstatus sebagai pengajar di lingkup FBS hingga kini. (mjr)

Kaprodi PGSD Paksa LK Langgar Aturan KETUA Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PDSD) FIP UNM, Ahmad Syawaluddin menginstruksikan kepada Lembaga Kemahasiswaan (LK) sektor Parepare dan Bone melakukan pergantian kepengurusan, Senin (4/1) lalu. Akibatnya LK PGSD sektor Parepare dan Bone terpaksa melanggar aturan internal lembaganya. Perwakilan Himpunan PGSD Parepare berinisial KL, mengeluhkan kebijakan dari Ketua Prodi itu. Dia merasa kecewa, karena surat edaran tersebut menyebabkan kepengurusannya hanya berjalan tujuh bulan saja. “Kita harus menyelesaikan kepengurusan paling lambat akhir Januari padahal seharusnya selesai di bulan Mei mendatang,” kesalnya. Mahasiswa asal Parepare ini juga

mengeluhkan mengenai Program Kerja (Proker) periodenya yang belum terlaksana. Meski prodi memberi solusi agar proker tersebut dititipkan ke pengurus periode selanjutnya, ia tetap kecewa. “Prodi menyuruh kami untuk menitipkan program kerja yang belum terlaksana di kepengurusan selanjutnya,” ucapnya dengan rasa kecewa. Sementara itu, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) FIP Pattaufi menilai, instruksi Ketua Prodi PGSD itu sudah benar. Menurutnya, hal tersebut demi penataan dana kemahasiwaan yang tidak proporsional selama ini di lingkup prodi FIP. Mengenai proker yang belum terselesaikan oleh LK, ia setuju jika dialihkan ke pengurusan selanjutnya dan menyarankan

agar pertanggungjawaban laporkan sesuai apa yang LK kerjakan selama kepengurusan. “Laporkan sesuai apa yang kalian kerjakan dan sampaikan alasannya bahwa kepengurusan hanya berjalan sekian bulan,” tegasnya. Akan tetapi Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) belum menyiapkan dana untuk pergantian kepengurusan di setiap LK jurusan ataupun prodi. Dosen Kurikulum Teknologi Pendidikan ini beralasan, dana kemahasiswaan telah habis terpakai sebelum dirinya menjabat sebagai PD III. “Saya merasa kesulitan untuk membagi dana secara proporsional untuk sekian himpunan karena sudah adami dana napake PD III sebelumnya,” keluhnya. (pr28) Urai data, ungkap fakta, saji berita


16

Persona Profesi Edisi 198 Januari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Dr. Hj. Nuri Emmiyati, M. Pd.

Sosok Perempuan Pendamping Arismunandar N

uri Emmiyati, sosok ibu dari pendamping suami populer di Kampus Orange. Kisah Emmy dipinang Arismunandar, 21 tahun silam memiliki cerita tersendiri. Pintar, satu kata yang menjadi alasan Emmy menjatuhkan pilihan pada pimpinan UNM dua periode itu. Perempuan k e l a h i r a n Sumenep, Jawa Timur 12 Februari 1966 silam ini

bercerita, pertama kali bertemu dengan Arismunandar ketika menempuh studi Magister (S2) di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang, 1991 silam. Kala itu Nuri adalah mahasiswa program magister Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Sementara Arismunadar merupakan mahasiswa program doktor Prodi Manajemen Pendidikan. Anak dari pasangan Siradjudin dan Dewi Kurattin ini menyukai pria yang cerdas. Menurutnya sosok itu tergambar dalam diri Arismunandar. Ia mengaku tak ada kata-kata resmi yang pernah terucap dengan Arismunandar. Namun perkenalan dijalani dengan serius selama hampir dua tahun. “Kalau mau dikatakan pacaran tidak, tapi kami menjalani hubungan yang serius saat itu,” kisah Nuri. Kedua orang tuanya sempat tidak merelakannya lantaran jarak yang jauh antara pulau Jawa dan Sulawesi. Namun Arismunandar yang saat itu masih menjalani studi Strata 3 (S3) lantas mempersunting anak bungsu dari dua bersaudara tersebut. “Orang tua saya percaya kalau jodoh telah diatur oleh Allah SWT maka mereka merelakan saya untuk dibawa jauh dari pulau Jawa,” kenangnya. Ibu tiga anak ini kala itu masih menjalani studi Strata 2 (S2) tentu saja bahagia dipersunting pria idamannnya. Menurutnya, Arismunandar muda menarik perhatiannya. “Meski pintar tapi bapak tidak tampak seperti kutu buku, jadi dia orangnya asyik,” ujarnya. Faktor lain yang membuatnya semakin mantap untuk menjatuhkan pilihannya adalah karena kenyamanan. Dijelaskannya bahwa dalam menjalani suatu hubungan kenyamanan sangat menunjang. Meski seseorang berlimpah kekayaan namun jika tak ada yang mampu membuatnya nyaman, tentu tak akan dipilihnya. Salah satu kepintarannya mungkin

adalah dalam membagi waktu. Menurutnya kesibukan suaminya menjadi orang nomor satu di sebuah perguruan tinggi tidak membuatnya kehilangan waktu bersama keluarga. Perempuan yang meraih gelar doktor pada 22 September 2014 lalu ini, mengatakan, kebanggaan tersendiri sebagai seorang istri rektor tak cukup jika ia sendiri tak ikut maju dan mencapai gelar tertinggi dalam menempuh pendidikan. Bagi seorang istri, tentu saja tidak serta merta kebahagiaan semata yang diperoleh. Problematika hidup tentu tak bisa lepas dari seseorang. Sebagai istri orang nomor satu, ujian pun kerap melanda dirinya. Ketika pemimpin UNM tersebut tersandung kasus-kasus yang tak diharapkan, di situlah perannya sebagai seorang istri menguatkan suaminya. Selama hampir dua periode pula mendampingi Arismunadar sebagai Rektor UNM, ia sangat sedih ketika tuduhan-tuduhan yang tak benar dialamatkan pada suaminya. “Istri mana yang tidak sedih kala suaminya dituduh yang tidak-tidak. Saya jadi greget sendiri, I know my husband,” ujarnya. Namun di balik itu, mereka sebenarnya saling menguatkan. Diakui Nuri bahwa Arismunandar percaya yang benar akan kembali pada kebenaran dan yang salah akan tampak dengan sendirinya. “Bapak selalu optimis akan hal itu,” katanya. (nir) Biodata Nama lengkap: Dr. Nuri Emmiyati, M.Pd. Tempat, tanggal lahir: Sumenep, 12 Februari 1966 Suami: Rektor UNM, Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd. Pendidikan: S1 Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Surabaya (1990) S2 Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Malang (1996) S3 Pendidikan Bahasa Inggris UNM (2009)

Supriadi Torro, S.Pd. M.Si

Terapkan Kedisiplinan dalam Bekerja

M

engemban tiga jabatan sekaligus bukanlah hal mudah. Dibutuhkan manajemen waktu yang baik. Hal itulah yang dilakukan oleh Supriadi Torro, dosen Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar. Selain berprofesi sebagai dosen, Alumnus Universitas Indonesia ini juga menjabat sebagai Asesor Standar Nasional Pendidikan di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Selatan, serta Konsultan Pendidikan Internasional Team Leader Region lll Wilayah Sulawesi dan Maluku. Pria kelahiran Luwu ini mesti sering berkunjung ke daerah-daerah binaannya di luar kota dalam menjalanan tanggung jawab sebagai konsultan pendidikan internasional. Hal itu dilakukan untuk mengadakan pembinaan dan pemberdayaan kepala sekolah, pengawas sekolah dan komite sekolah. “Saya menjabat sebagai konsultan pendidikan sejak selesai kuliah S2 Urai data, ungkap fakta, saji berita

tahun 1998 sebelum menjadi dosen,” katanya. Tugas sebagai konsultan pun bukan berarti membuatnya melalaikan tanggung jawab sebagai pendidik. Ia menerapkan kedisiplinan ketika mengajar mahasiswa. “Apabila jadwal kuliah pukul 07.10 kita mulai jam 07.00,” ujarnya. “Saya ingin mahasiswa mengerti ilmu yang saya ajarkan dan membiasakan diri disiplin dalam segala hal,” bebernya. Selain itu, Supriadi mengaku sering melibatkan mahasiswanya dalam kegiatan-kegiatan pelatihan di luar kota. Menurutnya, hal itu ia lakukan agar mahasiswa memahami dunia pendidikan secara mendalam sebagai calon pendidik. Pria kelahiran 1968 ini menuturkan, kesuksesan yang digapaikan bukan garis tangan melainkan benih sebuah perjuangan. Dia bercerita, pada masa kuliah dulu dia tidak memiliki lemari sebagai tempat pakaian. Jika ia bepergian, tasnya bak sebuah lemari

berjalan. Hal itu menjadi perjuangan masa lalu sebagai bagian cerita hidup. “Percayalah segala sesuatu butuh proses, butuh kesabaran untuk mencapai apa yang kita inginkan. Kita harus berani bertanggung jawab atas segala yang kita lakukan,” ungkapnya. (pr26)

Biodata

Nama: Supriadi Torro, S.Pd. M.Si Tempat Tanggal Lahir: Luwu, 7 September 1968 Riwayat Pendidikan: S1 Geografi IKIP Ujung Pandang 1994 S2 Sosiologi UI 1998 Jabatan : - Konsultan Pendidikan Internasional - Asesor standar nasional pendidikan LPMP Sulsel Dosen: Pendidikan Sosiologi

Streaming: radioprofesi.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.