Tabloid Profesi Edisi 199

Page 1

Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi

Gerilya Kandidat Rektor

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016


2

Persepsi Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

surat dari pembaca

Jangan Abaikan Tawuran

f

Apa yang Anda pertanyakan?

Tri Yanti Utami: BEM Universitas kapan aktif kembali?

Pembantu Rektor III, Heri Tahir: Belum bisa diaktifkan. Selama tidak memenuhi syarat yang berlaku seperti nilai IPK-nya kurang dari 3.0, saya tidak akan pernah aktifkan. Muhammad Saiful Islam: 30% sisa dana PKM 2015 kapan cair?

TAHAP demi tahap penyaringan bakal calon rektor UNM menuju calon rektor terus berjalan. Barubaru ini, 27 Januari lalu perhelatan pemaparan Program Kerja (Proker) yang didasarkan Visi-Misi UNM telah berlangsung di Ruang Teater. Para bakal calon memaparkan rancangan program kerja. Tawaran program kerja itu memiliki kesamaan, mengutamakan peningkatan status universitas dari Satuan Kerja (Satker) menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Satker sebagai kasta terendah dari struktur tata kelola keuangan dianggap menjadi benalu yang menjadi sarang penyakit yang menjangkit UNM selama ini. Terlepas dari itu, pembahasan “kekerasan” ala mahasiswa yang acap kali terjadi dalam setahun pun tidak menjadi perhatian pokok para bakal calon rektor yang sangat merasa pantas menjadi orang nomor satu di kampus eks IKIP Ujungpandang ini. Tidak sampai di situ, perhatian penting juga hanya tertuju

pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Para balon rektor terlalu terfokus untuk “hal-hal menakjubkan” namun seakan abai terhadap pencegahan-pencegahan maupun penyembuhan penyakit seperti prahara tawuran. Melihat ke belakang, mendapat pukulan telak dari mahasiswa melalui ajang sesi tanya-jawab di forum kala itu. Bakal calon rektor baru kalang kabut membuka mata untuk menilik persoalan yang luput dari perhatiannya. Ranah kemahasiswaan, hal yang paling sedikit terdapat dalam proker para balon rektor. UKT, masalah yang selalu dikeluhkan mahasiswa tak pernah berhenti diperbincangkan di kalangan “penderitanya.” Sementara tawuran, tradisi “wajib” tahunan yang belum satupun mampu mengatasi hingga saat ini seakan menjadi anak tiri. Perihal UKT dan tawuran inilah yang sebenar-benar menjadi PR paling besar untuk UNM. Namun demikian, meski terkesan diragukan terkait BLU diharapkan tetap mampu terlaksana kedepannya. (*)

Pembantu Rektor III, Heri Tahir: Masih kita perbincangkan dengan Pihak Kemenristek Dikti. Nah, ini juga yang memang dibicarakan semua perguruan tinggi. Jadi kita harap tahun ini bisa cair. Erwink Arsyad: Kapan berakhir pembayaran UKT?

Kepala BAAK UNM, Ismail Muchtar: Pembayaran SPP berakhir tanggal 4 Februari 2016. Tidak ada perpanjangan, bagi yang terlamabat akan diberi cuti akademik.

Karikatur Koe "Derita Mahasiswa"

Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan Anda ke: 085397604318 / 085397262888 LPPM Profesi UNM

@profesi_online

profesi_unm@yahoo.com

Portal berita online teraktual seputar Universtias Negeri Makassar Foto: Mentari-Profesi Adif Rusdi KUNJUNGAN MEDIA. Pengelola dan magang Lembaga Pers Mahasiswa Muh. (LPM) Profesi UNM melakukan kunjungan media di Radio PLS FM, Kamis, (21/1)

www.profesi-unm.com Hirmayani Natsir

Awaluddin Rahman

Pelindung: Arismunandar. Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, Facharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Febriawan Djalil, Sekretaris: Awal Hidayat, Bendahara: Mentari Jati Pratiwi, Divisi Penerbitan: Ari Maryadi (Pemimpin Redaksi), Divisi Online: Rachmad Wajo (Manajer Divisi Online), Divisi Penyiaran: Nurul Irshal Amalia (Station Manager), Divisi Penelitian dan Pengembangan: Rosni Armin (Kepala Divisi Litbang), Divisi Perusahaan: Febriawan Djalil (Pemimpin Perusahaan). Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/ SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Febriawan Djalil, Pemimpin Redaksi: Ari Maryadi, Redaktur: Ita Andriani, Reporter: Nurul Fildzah Zatalini, Fatimah Muffida Azzahra, Plh Fotografer: Muhammad Agung Eka, Plh Layouter/ Desainer Grafis: Amirul Mu'minin; Plh Manajer Sirkulasi dan Iklan: Tahrin. Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 887964, e-mail: redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com DESAIN SAMPUL: AMIRUL MUMININ

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Mozaik Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Mengabdi di Negeri Gajah Putih

Sebanyak 12 mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) mengikuti pembekalan progam Kuliah Kerja Nyata-Program Pengalaman Lapangan (KKN-PPL) Internasional di Ruang Rapat Senat Lt. 8, Selasa (19/1).

K

edua belas mahasiswa ini berasal dari tiga fakultas, yakni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) enam orang, Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) tiga orang dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) tiga orang. Para peserta ini akan ditempatkan di Valaya Alongkorn Rajabhat University selama satu bulan. Kepala Kantor Urusan Internasional UNM, Yasser Djawad mengatakan, peserta akan melakukan pelatihan khusus. “Sebelumnya akan diadakan orientasi karena mereka akan mengajar di sekolah-sekolah yang ada di sana dari tingkat SD-SMA

dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar,” katanya. Lebih lanjut ia menambahkan, biaya akomodasi mahasiswa selama di Thailand akan ditanggung oleh pihak universitas. “Biaya akomodasi akan ditanggung oleh pihak universitas selama mahasiswa menjalani KKN PPL ini,” tambahnya. Ia berharap, mahasiswa yang berangkat ini, benar-benar mengabdi. “Semoga mahasiswa yang akan berangkat nanti betul-betul menjalankan tugasnya dengan baik karena mereka tidak hanya membawa nama pribadi melainkan membawa nama universitas,” harapnya

Tak hanya mahasiswa UNM yang berangkat ke Thailand tetapi mahasiswa Thailand juga berkunjung ke UNM. Hal itu dijelaskan, Yaser. “Jadi 10 mahasiswa dari Thailand itu semuanya Jurusan Bahasa Inggris terus di sini nanti mereka akan dibiayai oleh UNM,” ucapnya. Sementara itu Pembantu Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama (PR IV), Eko Hadi Sudjiono mengatakan, pertukaran mahasiswa tersebut merupakan yang pertama. Pasalnya, ini merupakan project pilot yang berkerjasama dengan SEAMO (South East Asian Minister of Education Organization). “Ini yang pertama karena masih project pilot. Jadi kita kerjasama dengan SEAMO dan menargetkan Thailand dan Vietnam dulu,” ungkapnya. (pr16/pr26)

Deputi BI Sulsel Sosialisasikan Gerakan Non Tunai di UNM

DEPUTI Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan (Sulsel), Causa Iman Karana, melakukan sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di Universitas Negeri Makassar (UNM). Seminar Nasional ini diadakan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) dengan mengangkat tema “Peranan Gerakan Nasional Non Tunai dalam Menstabilkan Perekonomian Indonesia” di Ruang Lantai 3 Gedung Pinisi UNM, Rabu, (20/1). Ketua Panitia, Fachrul Faris mengatakan, kegiatan ini digelar untuk mensosialisasikan gerakan non tunai di civitas akademika UNM. “Kami adakan seminar ini, supaya mahasiswa, pegawai dan dosen di UNM tahu terkait non tunai yang dicanangkan oleh Deputi

Dusun itu berada di pinggiran Kabupaten Soppeng, berjarak seratus kilometer dari kota daeng. Hawa dingin seketika terasa kala menjejak kawasan pegunungannya. Terkurung oleh banyak aliran sungai, dusun itu seolah terisolir dari daerah luar. Walau demikian, kawasan itu tetap menjadi rumah bagi seratus kepala keluarga. Dusun bernamanya, Umpungeng. Penulis

D

*St Aminah

i sana pulalah, 85 anak hidup tanpa jaminan pendidikan layak. Kehadiran guru yang ditugaskan pemerintah hampir selalu tak menentu. Itu disebabkan akses jalan yang sulit untuk sampai ke sana. Ditambah lagi, listrik hanya menggunakan tenaga kincir air, serta perumahan guru yang sangat jauh dari layak huni. Streaming: radioprofesi.com

BI Sulsel,” kata mahasiswa angkatan 2012 ini Dalam pembukaannya, Causa Iman Karana mengatakan di Indonesia masih sangat minim sosialisasi mengenai GNNT. “Transaksi melalui non tunai itu ciri negara maju. Sedangkan, Indonesia masih jauh dari perkembangan transaksi non tunai di negara ASEAN seperti Singapura. Jadi harus tetap disosialisasikan,” akunya. Tak hanya itu, GNNT merupakan salah satu sistem pembayaran yang memudahkan dalam proses transaksi. “Gerakan non tunai banyak keuntungannya. Dilihat dari penggunaan dalam keseharian sangat mudah dalam proses transaksi,” tambahnya. Lebih lanjut ia mengatakan, GNNT ini juga dapat mendeteksi

aliran dana yang masuk dalam kasus korupsi dan penyuapan. “Untuk pelaku korupsi akan mudah didapat dari transaksi yang dilakukan, kita mempunyai cara kerja yang disebut history. Akan dengan mudah dilacak apabila ada aliran dana yang mencurigakan,” katanya Causa berharap, Ini dapat membantu pemerintah dalam pemberantasan korupsi. “Dengan diterapkannya non tunai ini, kita mudah melacak pelaku saat bertransaksi. Sedangkan transaksi tunai, sangat sulit diungkap pelakunya, karena minimnya barang bukti,“ harapnya Tak hanya Pegawai BI Cabang Sulsel yang hadir dalam Seminar Nasional tetapi,hadir pula pengawai dari bank lain seperti pegawai Bank Mandiri. (pr24/pr27)

SNAPSHOT

FOTO: FEBRIAWAN-PROFESI

RUSAK. Dua bus Universitas Negeri Makassar (UNM) terparkir di Area Kampus Gunung sari. Kondisi dua bus sudah rusak dan tak terpakai.

Asah Otak Kanan dan Kiri dengan Inaugurasi

J

URUSAN Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Makassar (UNM), menggelar Inaugurasi bertema “Pelangi dalam Bingkai Kebersamaan” dilaksanakan di Gedung Amanagappa, Rabu (20/1). Kegiatan ini mengukuhkan sebanyak 163 mahasiswa FE angkatan 2015. Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) FE, Tuti Supatminingsih mengapresiasi kegitan tersebut. Menurutnya, kegiatan itu merupakan sebuah kreatifitas mahasiswa yang bisa mengembangkan fungsi otaknya. “Acaranya kreatif, keren, dan bagus. Saya salut dengan mahasiswa angkatan 2015 dari akuntansi ini karena bisa menyeimbangkan otak kanan dan otak kirinya,” ungkapnya. Lebih lanjut, ia mengatakan acara ini dapat memotivasi mahasiswa untuk tetap berkarya. “Semoga acara ini tetap berlanjut dan bisa dikembangkan lagi,”harapnya. Ketua Panitia Muhammad Alif mengatakan banyak tahap yang mesti dilakukan untuk dikukuhkan sebagai mahasiswa

Pengabdian di Bawah Kaki Langit Berangkat dari keprihatinan tersebut, seorang gadis berdarah Soppeng, Andi Mey Kumalasari Juanda tergerak hatinya untuk mendirikan gerakan relawan pengajar bagi anak-anak Umpungeng. Bersama rekan-rekannya, ia mendirikan Sokola Kaki Langit, Desember 2014 lalu. “Ini sematamata sebagai bentuk keprihatinan kepada anak-anak di daerah terpencil yang pendidikannya terabaikan,” ujarnya. Semenjak itu, alumnus Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNM itu bersama puluhan relawan lain bertandang ke dusun Umpungeng tiap bulannya. Berjalan kaki selama tujuh jam dengan melewati empat gunung dan tiga sungai tak menjadi penghalang berbagi ilmu pada anak-anak gunung di dusun itu. Cucuran peluh serta penatnya langkah kaki relawan terkubur oleh balasan senyum anak-anak Umpungeng. Selalu tersirat kebahagiaan di bibir anak-anak itu menunjukkan

semangat mewujudkan impian. Meski hanya memiliki kesempatan belajar selama empat hingga lima pertemuan tiap bulannya, semangat mereka tak padam. Hal itu pula yang menguatkan relawan Sokola Kaki Langit tetap mengabdikan diri di bawah kolong langit. Menurut Mey, berbagi dengan anak gunung yang dekat dari kaki langit adalah sebuah tantangan. “Jadilah seseorang yang bermanfaat dengan ilmu yang kamu miliki. Sekalipun tak banyak, tapi berusahalah membaginya.” Itulah yang selalu dirapalkan olehnya. Di Sokola Kaki Langit, para relawan mengajar pada kelas-kelas nonformal. Di antaranaya, kelas kreatif, kelas permainan, kelas alam (baca tulis), kelas mendongeng, dan kelas outbond. Selama di dusun Umpungeng, relawan berteduh di bawah atap Bola Arajang—rumah tempat penyimpanan benda-benda pusaka yang dianggap keramat bagi ma-

3

syarakat desa. Sambutan hangat dari masyarakat begitu tinggi sehingga mereka dipercayakan oleh tetua adat yang kerap disapa Indo’ untuk merebahkan diri dan melepas lelah di Bola Arajang itu. Kini, setelah baru sebulan lalu merayakan milad pertama, Sokola

FE 2015. “Harus lalui LDK dulu. Jadi yang tidak ikut LDK itu tidak dikukuhkan dan tidak dianggap sebagai angkatan,” katanya. Mahasiswa angkatan 2015 ini, menambahkan walaupun sempat terkendala, tetapi hal itu bukan halangan. “Ya tadi memang sempat mati listrik, kita sudah antisipasi memang ini tapi kapasistas listrik di sini besar dan genset yang kita sediakan itu sedikit jadi kita pergi ambil lagi. Tapi Alhamdulillah acaranya masih meriah,” tambahnya. Ia berharap, kekompakan akan terus terjalin di antara mahasiswa FE khususnya dan mahasiswa UNM umumnya. “Semoga diangkatan kita ini, tetap terus menjaga kekompakan dan keakraban karena kita ini bersaudara,” harapnya. Dengan diadakannya Inaugurasi ini, mahasiswa Jurusan Akuntansi resmi dikukuhkan dengan nama angkatan Maintenance. Bahkan banyak hiburan yang ditampilkan dalam kegiatan ini. Di antaranya tarian empat etnis, musikalisasi puisi, perkusi, dan ditutup dengan vokal group. (pr9/pr16)

Kaki Langit telah mewadahi hampir dua ratus relawan dari berbagai latar belakang. Mulai dari mahasiswa, dosen, traveller, wartawan, hingga dokter. Sokola Kaki Langit pun tetap eksis membina pendidikan bagi 85 anak di bawah kolong langit Umpungeng. (*)

FOTO: Ist.

MENUNTUN. Seorang pengajar sekola kaki langit sedang menuntun anak SD ke sekolah.

Urai data, ungkap fakta, saji berita


4

Reportase Utama

Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Bakal Calon Rektor Janjikan Sistem Keuangan BLU

TIM REPORTASE UTAMA Koordinator: Awal Hidayat Reporter: Ita Andriani

Enam bakal calon rektor berniat memajukan status UNM dari Satuan Kerja (Satker) menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Hal ini diungkapkan saat pemaparan program kerja bakal calon (balon) Rektor UNM periode 2016-2020 di Ruang Teater Lantai 3 Menara Pinisi, Rabu (27/1). Sesuai jadwal, tepat pukul sembilan, tampak ratusan sivitas telah memadati ruangan di sayap kanan Menara Pinisi lantai 3 itu. Di antaranya, anggota senat, dosen, pegawai, maupun mahasiswa yang akan menjadi saksi pemaparan program kerja keenam Balon Rektor UNM periode 2016-2020. Dalam pemaparan itu, bakal calon (balon) rektor dibagi ke dalam dua sesi, yaitu sesi pagi dan sesi siang dengan berurutan sesuai nomor urut pendaftaran. Sesi pagi dimulai oleh Husain Syam, Syarifuddin Dollah, dan Wasir Thalib. Kemudian dilanjutkan dengan sesi siang oleh Jasruddin, Hamzah Upu, dan Heri Tahir. Keenam balon rektor itu akan bertarung memperebutkan kursi peninggalan Arismunandar. Pada saat pemaparan, keenam balon rektor tersebut rupanya sama-sama menekankan Urai data, ungkap fakta, saji berita

Sesaat sebelum pemaparan visi dan misi eenam Bakal Calon berfoto bersama di Ruang Teater Pinisi, Rabu (27/1). (Foto: Muh. Agung Eka)

untuk mengubah status UNM dari Satker menjadi BLU. Semenjak menjadi universitas, kampus eks IKIP Ujungpandang hingga saat ini masih menduduki status Satker. Satker ialah status terendah yang dimiliki sebuah universitas dilihat dari tata kelola keuangannya. Balon nomor urut satu, Husain Syam menyampaikan program kerjanya berfokus pada terwujudnya tata kelola UNM sebagai lembaga pendidikan yang memberi layanan prima dengan standar nasional menuju kelas berstandar Internasional (world class university). Menurutnya, perwujudan tersebut dilakukan dengan peningkatan status UNM sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTNBLU). “Saya akan melanjutkan kinerja dari Arismunandar yang belum tercapai. Pada saat nanti saya yang menjadi rektor, itu harus tercapai Satker menjadi BLU,” ungkapnya. Meski nanti telah menjadi world class university, tanpa adanya peningkatan status Satker menjadi BLU akan sangat sulit untuk pengelolaan keuangan. “Tidak ada ruang bebas untuk bergerak dan semuanya sinkron satu sama lain. Kesejahtraan pegawai akan tercapai saat UNM berstatus BLU,” tambah pria yang menjabat sebagai Dekan FT ini. Begitupun dengan nomor urut tiga, Wasir Thalib yang men-

ginginkan hal yang sama dengan mengubah satus UNM dari Satker menjadi BLU. Namun, ia mengaku perlu adanya akuntabilitas dalam tata kelola keuangan dalam mencapai status tersebut. “Perlu adanya manajemen keuangan dan aset yang transparan dan akuntabel untuk mewujudkan hal itu,” kata Ketua LPMP Sulsel itu. Balon nomor urut empat, Jasruddin juga mengusung program kerjanya dengan menaikkan status UNM menjadi BLU. Direktur Program Pascasarjana UNM itu mengatakan, status BLU mampu mempermudah akses institusi dalam mengelola keuangan. “Kalau sudah BLU, kita bisa memperoleh dana lebih mudah dan tidak begitu bergantung lagi dengan SPP mahasiswa,” ujarnya. Ia mengakui, sistem BLU menjadikan kampus seolah korporasi. Namun, menurutnya, keuntungan yang dimiliki setelah menerapkan sistem BLU lebih

besar. “Dari pada mudaratnya, lebih banyak bagusnya,” tegasnya. Tiga balon rektor lain, Syarifuddin Dollah, Hamzah Upu, dan Heri Tahir pun mencantumkan hal serupa pada pemaparan program kerja. Mengubah status UNM dari Satker menjadi BLU menjadi harga mati bagi seluruh balon rektor. Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi Antropologi, Andi Agustang mengatakan, peningkatan status Satker menjadi BLU merupakan pekerjaan rumah bagi rektor terpilih nantinya. “Ini adalah PR yang harus dituntaskan oleh balon rektor karena di periode rektor saat ini belum dicapai,” harap Ketua Prodi S3 Sosiologi Program Pascasarjana. Ia mengatakan, rektor terpilih pun harus paham tentang tata kelola kampus. “Karena yang dibutuhkan adalah orang yang

memiliki kemampuan dan pengetahuan tata kelola akademik, administrasi keuangan, termasuk mahasiswa,” ujarnya. Rektor UNM, Arismunandar mengatakan, permohonan peningkatan status menjadi BLU telah diajukan sejak 2013 lalu. Akan tetapi, pengajuan tersebut masih belum terealisasi karena kendala dalam transparansi keuangan. “Belum ada respon untuk finalisasi, karena transparansi keuangan yang masih terhambat,” ungkap Guru Besar Bidang Administrasi Pendidikan ini. Ia pun menuturkan, aset UNM tidak akan terkelola dengan baik jika masih menyandang status Satker. “Lamacca dan koperasi seharusnya mampu menghasilkan pundi-pundi penghasilan bagi UNM. Tetapi status kita yang masih satker, jadi semua penghasilan harus diserahkan terlebih dahulu kepada pemerintah,” bebernya. (tim)

Pola Implementasi Program dan Anggaran

Streaming: radioprofesi.com


Reportase Utama Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

5

www.profesi-unm.com

Tarik Ulur Penerapan BLU

Anwar Pasau saat mengajukan pertanyaan kepada tiga bakal calon rektor UNM pada sesi pertama di Ruang Teater Piniai, Rabu (27/1). (Eoto: Muh. Agung Eka - Profesi)

P

enerapan BLU memang merupakan langkah awal dalam perbaikan tata kelola keuangan. Tetapi hal itu tak semudah yang dibayangkan. Banyak proses yang mesti dilalui sebe-

Streaming: radioprofesi.com

lum menjadi BLU. Di antaranya, adanya kejelasan peningkatan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas oleh universitas. Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003.

Tak hanya itu, penerapan tata kelola keuangan berbasis BLU juga masih menjadi kotroversi di kalangan mahasiswa maupun dosen. Banyak yang menentang penerapan BLU karena dianggap

sebagai lahan bisnis korporasi. Pun perlu melihat kembali sisi kapabilitas kampus dalam mengelola keuangannya sendiri. Eks Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Anwar Pasau masih meragukan, program kerja masing-masing balon rektor yang ingin mengubah status UNM dari Satker menjadi BLU. Menurutnya, perlu pertimbangan yang matang untuk mengubah status UNM. “BLU perlu dipertimbangkan matang-matang. Kalau nanti UNM menerapkan BLU, artinya semua harus diusahakan sendiri,” ungkapnya. Kendati demikian, pria yang pernah menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Akademik ini mengakui banyak keuntungan yang diperoleh dalam penerapan BLU. Pasalnya, sistem tersebut membuat universitas lebih mandiri dalam mengelola keuangan dan tidak lagi bergantung pada pemerintah. Akan tetapi, lanjutnya, hal itu bisa berdampak buruk kembali pada mahasiswa. “Memang bagus kalau BLU karena segala sesuatunya dibiayai sendiri, termasuk honor dosen dan pegawai, dan semua kegiatan akademik. Sayangnya, UNM tidak memi-

liki sumber dana yang memadai, hanya dari SPP mahasiswa,” tambahnya. Lebih lanjut, penerapan BLU juga perlu memperhatikan transparansi keuangan, termasuk pembayaran UKT. Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Ahmad Fadil Imran mengatakan, masih tidak transparannya UKT sejak diberlakukan bagi mahasiswa angkatan 2013. “UKT menjadi sumber pembiayaan perlu diketahui bagaimana sistemnya, jika telah diketahui malah tidak sesuai dengan implementasi. Kita ketahui bersama unit cost yang seharusnya dilakukan oleh ketua prodi malah tidak sesuai penerapannya,” ungkapnya. Hal itu akan memudahkan birokrat dalam melakukan praktik penyelewengan. Sebab, saat masih berstatus Satker, kampus masih belum berlaku akuntabel dalam sistem UKT. Terlebih jika kelak UNM sudah mengelola sendiri keuangan dengan status BLU. “Sistem UKT seharusnya tidak membebankan biaya lain kepada mahasiswa, tetapi saat ini masih banyak mahasiswa angkatan 2013 mengeluarkan pembiayaan saat praktikum maupun penelitian,” katanya. (tim)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


6

Wawancara Khusus Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

Mahasiswa Jangan Terpancing Oleh Media

www.profesi-unm.com

DUNIA pertelevisian kian menunjukkan eksistensinya. Melalui sajian bergambar media yang secara tidak sadar menjadi tidak ideal. Dengan berpegang pada bad news is a good news pelanggaran pemberitaan menjadi semakin sering terjadi bahkan belakangan peraturanperaturan menjadi terabaikan. Tidak lepas dari pemberitaan mahasiswa yang sering bentrok, momen ini menjadi santapan bagi media-media. Inilah kutipan wawancara khusus reporter Profesi, Nurul Irsal Amalia dan Mentari Jati Pratiwi dengan Gunawan, wartawan freelance senior di dunia pertelevisian. Bagaimana pendapat Anda mengenai perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia? Kalau dibandingkan dengan negara maju, jika ditotal secara keseluruhan, bisa dibilang tidak ada yang ideal. Lihat saja stasiun-stasiun televisi yang menayangkan berbagai program acara yang tidak mendidik. Satu stasiun televisi juga mau dikatakan ideal maka tidak serta-merta bisa dikatakan demikian. Mereka hanya beruntung pada rating kare-

na masyarakat tidak memiliki pilihan. Berganti channel pun program acaranya tetap sama. Perkembangan program televisi tidak bisa dipungkiri terpengaruh oleh situasi politik tentunya.

Apakah peristiwa tawuran mahasiswa berpengaruh bagi situasi politik dunia pertelevisian? Sebenarnya media secara umum sering dibilang pilar tempat, karena sebuah negara tanpa adanya media bagaikan tinggal di hutan. Media televisi khususnya karena berbeda dibanding dengan media lain, ketika orang melihat televisi, misalnya berita pasti punya dampak yang

sangat berbeda. Beda dengan ketika hanya membaca teks berita seperti di koran. Kalau mau dikatakan berpengaruh di dunia politik ya bisa dikaitkan lagi dengan rating. Masyarakat senangsenang saja disuguhi tayangan brutal seperti itu.

Bagaimana dengan tawuran mahasiswa Makassar kerap dibesar-besarkan media umum? Media mainstream terutama televisi itu ketika ada gejolak, katakanlah demo mahasiswa, mereka memang mengambil saat-saat rusuh, saat-saat chaos. Kenapa? Karena media butuh soul. Alasannya begitu kita tampilkan hal-hal yang dramatik seperti demo yang anarkis itu ratingnya tinggi. Jadi media mainstream mengambil kesimpulan kalau isi beritanya harus ada yang berkelahi. Jangan tegang terus. Kadang ada tim peliputan datang tapi tidak ada kejadian apa-apa. Jadi mereka juga menunggu. Kadang juga mahasiswa, dugaannya teman-teman di lapangan, “begitu kita datang, mereka makin sangar bang!� intinya ada baiknya mahasiswa juga tidak terpancing. Jangan pada saat ada media, mahasiswanya juga ikut terpancing. Tapi itulah dia, ini bukan soul. Kegiatan diklat, kegiatan raker, itu bukan soul untuk televisi. Nggak ada yang mau menonton, katanya. Karena ini berdasarkan rating. Jadi seperti itu. Jadi kalau seperti itu berarti semakin memperburuk citra mahasiswa? Nah, itu dia. Makanya saran saya, ketika ada berita yang tidak benar tentang mahasiswa silakan kalian minta hak jawab. Baca saja tentang Undang-Undang Pers. Jadi mahasiswa kalau merasa diperlakukan tidak adil oleh media mereka harus protes dan media harus meladeni karena merekalah yang sudah memberitakan. Jadi mahasiswa jangan diam saja, bersihkan nama kalian kalau memang ada yang tidak benar diberitakan oleh media. Jadi idealnya media pertelevisian itu seperti apa? Ada program ideal karena ada program yang jelek yang tak disuka. Ini sangat subjektivitas jika bicara tentang program acara ideal yang mana sih? Bahwa program pun ketika dibuat mereka melihat aturan-aturan. Kalau saya bilang sih program yang baik adalah program yang mengikuti semua aturanaturan, semua punya komitmen moral.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Tapi celakanya banyak juga program yang dianggap ideal tapi sepi penontonnya. Bagaimana dengan KPI, apakah sudah berjalan sebagaimana mestinya? KPI punya beberapa tahapan ketika mereka menegur pihak media terutama televisi. Banyak juga yang bilang KPI ini mandul. Ya karena orang melihatnya seperti itu, tidak ada sanksi. Yang jelas KPI punya tahapan-tahapan. Misalkan ada teguran dulu, kemudian mencabut, atau memberhentikan sementara programnya. Jika ada lagi, yakin beratlah hukumannya. Mungkin ketika sudah akan dicabut mereka baru diam. Atau terkadang mereka berpikir biarkan saja sampai dihentikan program acaranya atau ganti nama atau judul program acara. Semisal acara Empat Mata diubah jadi Bukan Empat Mata. Isinya sama. Itu yang orang pertanyakan. Masa? Kok bisa para pengawas penyiaran bisa disiasati seperti itu. Apakah mereka tidak tahu atau pura-pura tidak tahu jadi kita masih bertanya-tanya.

N Nah, sejauh ini bagaimana kira-kira perkembangan pertelevisian Indo Indonesia ke depan? Sangat bagus kalau masalah prospeknya apalagi ditunjang dengan banyaknya disiplin ilmu yang menunjang perkembangan pertelevisian Indonesia. Komunikasi sudah banyak, jurusan broadcast broadcast, SMKnya pun banyak. Karena SDM untuk itu sangat tinggi. Selalu ada. Kalau untuk perkembangan televisi Indonesia, kalau saya sih maju, ya. Tapi mestinya diimbangi juga dengan regulasi yang baik. Dari segi pengawasan, dari pengawas penyiaran. (*)

DATA DIRI Nama Gunawan Tanggal Lahir 14 Januari 1965 Riwayat Jabatan 1993 - 2001 Kepala Juru kamera, Editor dan Asisten Produser di Liputan 6 SCTV 2001 - 2004 Direktur Teknik dan Pelatih Program Pelatihan Jurnalis Televisi / TV Wartawan Program Pelatihan (PJTV), FISIP UI 2002 - 2005 Direktur Kreatif PT.Samuan Rumah Kreasi 2005 - 2009 Kepala Berita Fasilitas Departemen, Produser Eksekutif Divisi Berita PT.Surya Citra Televisi (SCTV) 2009 - Sekarang Direktur, Video Wartawan, Cameraman, Editor, Trainer Streaming: radioprofesi.com


Info Akademik Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

AGENDASIANA Maphan Competition MAHASISWA Peduli HIV/AIDS dan NAPZA (MAPHAN) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menyelenggarakan kegiatan Maphan Competition. Kegiatan ini akan dilaksanakan Mei mendatang yang biasa dikenal MC dan akan berlangsung di Gedung Pinisi UNM. Maphan Competition 2016 betujuan untuk mengembangkan potensi dan kreativitas serta mengadu kecerdasan akademik dibidang HIV/ AIDS dan NAPZA. Dalam kegiatan lomba ini, terdiri atas tiga jenis yakni Lomba Cerdas Cerdas (LCC) Tingkat SMA (Sederajat) se Sulawesi Selatan dan Barat, Lomba Cipta Musikalisasi Puisi (LCMP) Tingkat SMA (Sederajat) se Sulawesi Selatan dab barat, dan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) untuk Mahasiswa se Indonesia.(pr27)

7

www.profesi-unm.com

Pascasarjana Buka Pendaftaran Maba KABAR gembira bagi lulusan Program Strata Satu (S1). Program Pascasarjana (PPs) Universitas Negeri Makassar (UNM) membuka pendaftaran mahasiswa baru untuk Program Magister dan Doktor. Pendaftaran periode pertama dibuka sejak tanggal 1 Januari hingga 11 Maret mendatang. Bagi yang ingin mendaftar dapat melakukannya dengan mengakses

situs resmi melalui pps.unm.ac.id. Direktur PPs, Jasruddin, menjelaskan bahwa untuk biaya pendaftaran, biaya matrikulasi dan biaya SPP Semester tetap sama dengan tahun lalu. Tak ada kenaikan harga baik itu untuk S2 ataupun S3. “Kalau biayanya itu tetap sama dengan yang tahun lalu. Kita tidak ada kenaikan di S2 dan S3 jadi semuanya

sama,” ujarnya. Guru Besar Ilmu Fisika ini menambahkan bahwa nantinya bakal ada pendaftaran periode ke dua. Hal ini dimaksudkan untuk menanbah peminat lulusan S1 yang ingin kuliah di PPs. “Iya setelah ini selesai, tunggu saja untuk periode keduanya. Jadi bagi yang ingin kuliah di PPs kita masih buka pendaftarannya,” tuturnya. (pr16)

UKM Penalaran Rekrut Anggota Baru UNIT Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal menggelar Pelatihan Metodologi Penelitian dan orentasi manejemen keorganisasian (PMP-OMK) XIX yang dirangkaikan dengan perekrutan anggota baru. UKM yang mewadahi Mahasiswa dalam pengembangan lomba karya tulis ilmiah dan keorganisasian ini akan merekrut anggota bagi mahasiswa yang berstatus aktif. Ketua Panitia PMK-OMK XIX, Nur Iksan berharap kegiatan ini dapat diikuti oleh mahasiswa UNM.”Mahasiswa yang bertujuan mengikuti kegiatan ini dapat mempersiapkan diri dan mengikuti informasi dariu kepanitian."(pr27)

Kuliah Umum Asia Community Lecterus UNM bekerja sama dengan One Asia Foundation kembali menggelar kuliah umum dengan mengusung tema “Resource Sharing and Student Mobility”. Bertempat di Ruang Teater Gedung Menara Pinisi UNM. Kegiatan ini akan digelar 11 Februari mendatang. Adapun tujuan kuliah umum ini yakni menyatukan negara – negara di kawasan Asia dan bekerja sama dibidang pendidikan. Asian comminity ini bakal menghadirkan pembicara ahli dibidang pendidikan , yaitu Rektor UPI Bandung Prof, Furqon, Ph.D., Staf Kedubes RI untuk Tokyo Andri Sumaryadi, dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI-Jepang Dr. Iqbal Djwald.(pr27)

8 Februari, Batas Pengisian KRS PENGISIAN Kartu Rencana Studi (KRS) Universitas Negeri Makassar (UNM) online yang dijadwalkan dari tanggal 25 Januari akan berakhir pada 8 Februari mendatang. Hal ini diungkapkan Kepala Biro Administrasi Akademik (BAAK), Ismail Muchtar. Ia mengatakan, pengisian KRS pada semester ini tidak ada perpanjangan jadwal. Mahasiswa harus patuh pada apa

yang telah ditetapkan universitas. “Sama halnya dengan pembayaran UKT, jadwal pengisian KRS pun tetap merujuk pada kelender akademik,” ujarnya. Lebih lanjut, mantan Kepala Bagian Kemahasiswaan ini mengharapkan, masalah teknis pada Simpadu tidak menghambat jadwal pengisian KRS seperti yang terjadi pada semester lalu. Tak hanya itu, Pembantu Rektor Bi-

dang Akademik, Sofyan Salam menuturkan, mahasiswa di beberapa fakultas tidak dapat mengisi KRS sebelum menghadap ke penasehat akademik terlebih dahulu. Salah satunya yaitu Fakultas Psikologi (FPsi). “Mahasiswa tidak bisa membuka simpadu kalau belum menghadap ke penasehat akademiknya terlebih dahulu,” tuturnya. (fah)

CORE FBS Bakal Gelar Pementasan Drama Community Of Literature (CORE) Fakultas Bahasa Dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) siap Helat Pementasan Drama Bahasa Inggris 5 Februari Mendatang di Auditorium Amanagappa UNM. Kegiatan ini bertemakan “Marginal Men” yang melibatkan seluruh anggota kumintas CORE. Pementasan drama bertujuan untuk melestarikan seni drama dan sekaligus memberdayakan kemampuan bahasa inggris dari anggota komunitas ini.(pr27)

Himaprodi Mengabdi HIMPUNAN mahasiswa program studi (Himaprodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra UNM bakal menggelar bakti sosial pendidikan bertajuk Himaprodi Mengabdi, 10 hingga 13 Februari mendatang. Kegiatan yang akan digelar di Kecamatan Amali, Kabupaten Bone ini mengusung tema “Mengedukasi, dan Berbakti Kepada Masyarakat”. Kegiatan ini akan melibatkan siswa-siswa SMP sebagai peserta nantinya. (ayd) Streaming: radioprofesi.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


8

Lensa Orange www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

Damai Satu untuk UNM

Pergantian kursi nomor orang satu Universitas Negeri Makassar (UNM) semakin dekat, enam bakal calon rektor akhirnya mulai bergerak. Pemaparan Program Kerja menjadi bukti keseriusan mereka dalam memajukan UNM nantinya.

K

egiatan tersebut digelar di Ruang Teater Lt.3 Gedung Pinisi, Rabu (27/01). Di-

hadapan 98 anggota senat, mereka menunjukkan program kerja terbaiknya yang ingin dicapainya untuk UNM selama empat tahun kedepan. Semua civitas akademika yang hadir dalam acara tersebut di beri kesempatan bertanya menguji program kerja mereka. Mahasiswa pun ikut menyuarakan haknya. Tak lepas dari itu, enam bakal calon saling bercanda seusai kegiatan tanpa ada permusuhan. (*)

*Foto & Teks : Muhammad Agung Eka

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Reportase Khusus

Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

9

www.profesi-unm.com

TIM REPORTASE KHUSUS Koordinator: Febriawan Djalil Reporter: Fatimah Mufidah Azzahra

Kualitas Akademik Tak Berkutik

Seorang dosen tengah mengawas proses ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang dilaksanakan di Universitas Negeri Makassar (UNM), beberapa waktu lalu. (Foto: Febriawan Djalil-Profesi)

Kabinet Arismunandar sudah berada di ujung jalan. Kendati demikian, kabinet di periode keduanya selaku Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) masih menyisakan bengkalai di beberapa lini. Tak terkecuali pada kualitas akademik yang stagnan tak berkutik.

M

enilik data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), jumlah program studi (prodi) masih dinilai minim pada standardisasi nilai akreditasi. Tercatat dari 90 prodi yang terdaftar pada UNM, hanya 10 di antaranya memiliki nilai A. Prodi tersebut di antaranya ialah 7 prodi pada strata satu (Biologi, Matematika, Pendidikan Akuntansi, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Biologi, Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Pendidikan Kimia, Pendidikan Matematika). Serta 2 prodi pada strata dua (Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Jasmani dan Olahraga). Sementara itu, 61 prodi lainnya masih berperingkat akreditasi B dan 9 prodi lain berperingkat akreditasi C. Mirisnya lagi, masih terdapat 10 prodi UNM yang belum terakreditasi pada BAN PT. Akreditasi institusi UNM juga masih di peringkat B sejak 2012 dan baru akan kedaluwarsa pada 2017 mendatang. Selanjutnya, dosen UNM masih ada yang berkualifikasi S1 sejumlah 18 orang. Meskipun pencapaian yang telah diraih karena memiliki SDM ber kualifikasi terbilang baik dengan kualifikasi 73 guru besar. 214 doktor, dan 589 magister. Tak hanya itu, peringkat UNM pun dalam kualitas perguruan tinggi masih jauh dari memuaskan. Menurut data dari Webometrics, kampus Eks IKIP Ujung-

Streaming: radioprofesi.com

pandang berada pada urutan 64 di tingkat nasional dan urutan 5322 pada tingkat internasional. Bahkan, UNM tak terjangkau oleh peringkat berdasarkan QS World University Rankings. Padahal, penilaian kualitas perguruan tinggi tersebut dievaluasi berdasarkan sejumlah kriteria dari kualitas akademik. Metode penilaian didasarkan pada survey kalangan akademik, kesiapan lulusan masuk dunia kerja, penelitian yang dihasilkan, rasio mahasiswa terhadap pengajar, serta kuantitas mahasiswa dan dosen asing. Ketua Unit Pelaksana Teknis Pusat Penjaminan Mutu UNM, Fakhri Kahar menjelaskan, komitmen dari pimpinan fakultas masih rendah dalam peningkatan kualitas akademik, khususnya pada akreditasi prodi. Menurutnya, pencapaian peringkat akreditasi tidak sebatas pada saat visitasi saja, tetapi berkelanjutan. “Pemimpin fakultas tetap perhatian pada hal itu tapi belum optimal. Akreditasi bukan sekadar pekerjaan sesaat. Jangan setelah visitasi, keluar sertifikat akreditasi, sudah, nanti mau bekerja kalau enam bulan mau kedaluwarsa,” bebernya. Guru Besar Administrasi Publik itu menambahkan, prodi perlu memikirkan cara untuk tidak mentok pada akreditasi yang telah diterima sebelumnya, apalagi sampai menurun. “Kalau sudah dapat akreditasi A, jangan berhenti di situ. Terus tingkatkan

kualitas untuk dapat akreditasi standar ASEAN, bahkan sampai internasional,” jelasnya. Dekan Fakultas Seni dan Desain UNM, Nurlina Syahrir pun berujar, akreditasi prodi di fakultasnya masih aman dengan perolehan peringkat B. Ia menuturkan, perlu proses panjang untuk memperoleh peringkat A. “Aman di semua prodi B. Yang pasti, kalau mau dapat A, semuanya harus dibenahi. Kita masih berproses untuk ke sana,” bebernya. Sementara itu, Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) UNM , Sofyan Salam berdalih, bengkalai tersebut tak lepas dari tata kelola anggaran dengan status Satuan Kerja (Satker) yang membatasi pengembangan. “Kualitas dosen kita memang sudah baik, tetapi karena status UNM masih Satker membuat ruang untuk bergerak sangat terbatas,” dalihnya. Guru Besar Fakultas Seni dan Desain itu menambahkan pihak UNM telah berusaha agar mengubah status Satker menjadi Badan Layanan Umum (BLU), tetapi masih belum bisa terealisasi. “Kita butuh ini tetapi pengurusannya sangat sulit. Itulah kelemahan kita yang masih Satker,” ungkapnya. Terakhir, ia pun menjamin, pengembangan kampus orange akan membaik dengan peningkatan status menjadi BLU. “Kita bisa mengejar ketertinggalan dari universitas lain setelah kalau telah berstatus BLU,” ujarnya. (tim) Urai data, ungkap fakta, saji berita


10

Reportase Khusus Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

T

Jumlah Dosen dan Mahasiswa Tak Sebanding

anpa mengesampingkan aspek kualitas, kuantitas dosen yang dimiliki oleh kampus berusia 54 tahun ini sebenarnya masih dinilai minim. Hal ini jika mempertimbangkan rasio antara dosen dan mahasiswa aktif UNM. Perlu digarisbawahi, rasio antara dosen dan mahasiswa sangat berperan penting dalam berjalannya proses perkuliahan dan iklim akademik yang nyaman. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UNM, Akbar, misalnya. Ia mengeluhkan, kondisi ruang kuliah yang sumpek karena dampak dari tidak seimbangnya nisbah/rasio dosen dan mahasiswa. “Itu suatu kondisi yang sangat jauh dari harapan para

mahasiswa, di mana ruangan perkuliahan yang sangat tidak mendukung untuk melaksanakan proses pembelajaran,” keluh pengurus Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS ini. Menanggapi hal tersebut, Ketua UPT PPM UNM, Fakhri Kahar mengungkapkan, beberapa prodi UNM masih belum memiliki rasio antara dosen dan mahasiswa yang ideal. “Di beberapa prodi sudah cukup, tapi ada juga prodi yang rasionya tidak memenuhi,” bebernya. Meski demikian, ia tak menyebutkan prodi yang dimaksud. Ia menambahkan, penerimaan dosen tak bisa dilakukan begitu saja. “Penerimaan dosen terbatas kare-

na diatur pemerintah pusat. Tidak bisa serta merta, harus diproses secara nasional,” ujarnya. PR I UNM, Sofyan Salam menuturkan, total dosen di UNM belum sebanding dengan total dosen di universitas lain secara nasional. Dari data yang dihimpun, jumlah dosen UNM totalnya adalah 899 orang. Sementara, jumlah mahasiswa aktif UNM semester ganjil tahun akademik 2015/2016 dari angkatan 2009-2015 adalah 27.363 orang. Artinya, 1 orang dosen setara untuk 31 mahasiswa. “Ini berbanding terbalik dengan PT lain, yang jumlah dosennya lebih banyak ketimbang mahasiswanya, contohnya ITB. Ini

yang menjadi kendala kita sebenarnya di UNM,” akunya. Pihak fakultas juga turut memperkeruh keadaan saat penerimaan mahasiswa baru. Pasalnya, fakultas kerap menambah kuota mahasiswa yang diterima dari hasil penetapan sebelumnya. “Kami di pimpinan universitas beberapa kali memperingatkan fakultas untuk tidak menerima mahasiswa berlebihan karena akan berdampak,” tuturnya. Ia pun mengatakan, konsekuensi yang harus diterima ialah kelebihan kapasitas ruang kuliah bagi mahasiswa. “Banyak yang melebihi kapasitas ruang kelas. Satu kelas ada yang 50 mahasiswa, itu

semua resiko,” tegurnya. Sementara itu, Dekan Fakultas Seni dan Desain UNM, Nurlina Syahrir membantah adanya penambahan kuota saat penerimaan mahasiswa baru. Ia menuturkan, pihak fakultas telah mempertimbangkan agar mampu mengelola ruang kelas dan rasio dosen-mahasiswa. “Di FSD itu harus memang 30 mahasiswa per kelas, tidak boleh lebih,” tegasnya. Berdasarkan Edaran Dikti No. 4850/E.E2.3/KL/2015 tentang Nisbah Dosen/Mahasiswa ≥ 100 dan Sanksi, nisbah dosen/mahasiswa adalah 1:25 secara umum, dan diperbaharui pada tahun 2010 menjadi IPA 1:30 dan IPS 1:45. (*)

Profesor Ogah Ngajar Kelas Sarjana BEBERAPA mahasiswa strata satu (S1) kerap mengeluhkan dosen bertitel profesor (guru besar) yang jarang memenuhi pertemuan wajib tatap muka dalam kelas. Hal tersebut seperti dikeluhkan oleh mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra UNM, Nurhalimah Hasan Mahasiswa angkatan 2014 itu mengaku kecewa dengan guru besar yang tidak bisa memenuhi pertemuan wajib di kelas. “Itu berpengaruh sekali sama mahasiswa karena ilmunya itu tidak sama, pastinya juga banyak pengalamannya profesor,” bebernya. Hal senada diungkapkan oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Sandri Gunawan. Menurutnya, hal tersebut menjadi contoh buruk yang tidak semestinya ditunjukkan oleh seorang bertitel guru besar. “Apabila seorang guru besar malas masuk, itu salah sekali. Apalagi kalau sudah ada jadwal yang telah diatur dan mereka punya gaji,” keluh mahasiswa angkatan 2012 ini. Guru Besar Bidang Filsafat Pendidikan, Suparlan Suhartono pun angkat bicara mengenai hal tersebut. Menurutnya, guru besar tak boleh pilih-pilih dalam mengajar. “Mestinya tidak melihat strata dalam mengajar. Semakin menjadi guru besar, harus lebih sering ngajar di S1,” tuturnya. Ia pun menuturkan, peran asisten dosen bagi guru besar baru diperbolehkan apabila guru besar yang bersangkutan berhalangan untuk masuk kelas. “Asisten itu kalau memang dosennya berhalangan baru bisa masuk. Tapi kalau tidak berhalangan, asisten hanya mendampingi saja. Guru besar harus tetap masuk,” ujarnya.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Namun, PR I UNM, Sofyan Salam mengakui asisten kerap masuk menggantikan kelas dari guru besar. “Memang banyak profesor yang jarang masuk karena memiliki kesibukan, tetapi mereka digantikan oleh asistennya,” akunya. Guru Besar Fakultas Seni dan Desain ini pun berdalih, kondisi itu harus terjadi ketimbang kelas tak berjalan sama sekali. “Dari pada tidak ada yang mengisi, lebih baik diiisi sama asisten. Tetapi asisten ini harus yang berkualitas dan pengetahuannya juga sudah melebihi standar dalam mengajar,” elaknya. Ia melanjutkan, hal tersebut bergantung kembali pada guru besar bersangkutan. “Itu bergantung dari profesornya. Karena profoser itu hanya memiliki 12 SKS untuk mengajar. Jika ada yang melebihi, itu kesiapan mereka,” tuturnya. Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Ketua Kode Etik Dosen, Arif Tiro masih belum memberikan komentar terkait hal itu. (tim)

SUDUT

+ Balon Rektor Janjikan Sistem Keuangan BLU - Semoga bukan sindiran... + Kualitas Akademik Tak Berkutik - Jangan asal janji... + Husain Syam Sindir Wasir Thalib - Mungkin tak berkutik...

Streaming: radioprofesi.com


11

Laporan Perjalanan Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

PKJTLN Ganto 2015

Mengulas Narasi di Paris van Andalas

Embun di kaca pesawat menjadi salam selamat pagi. Area sekitar runway Bandara Minangkabau Padang masih basah. Hujan baru saja mengguyur seakan menyambut kedatangan saya di pesisir barat Sumatera, Senin (9/11).

Siangnya, baru seorang panitia menjemput. Perempuan bernama Windy itu datang bersama dengan dua peserta lain dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Suara USU. Kami berempat pun bergegas menuju Sekretariat Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto Universitas Negeri Padang. “Gimana kesan pertama di Padang, Uda?” Windy membuka pembicaraan. Saya terkesan dengan suasana Padang yang asri. Tak salah memang bila Padang sejak beberapa tahun belakangan tak pernah absen meraih adipura. Selain asri, masyarakat Padang juga masih amat menjunjung budaya. Mulai bandara, kantor pemerintahan, rumah ibadah, hingga hampir sebagian besar rumah warga beratap gadang, rumah adat Minang. Tiap beberapa ratus meter pun, rumah masakan padang amat mudah dijumpai. Setelah beristrahat hingga petang di Sekretariat Ganto, kami memulai perjalanan empat jam dengan minibus menuju lokasi kegiatan di Paris van Andalas, julukan Bukittinggi. Label itu diberikan oleh imperialis Eropa tak lain karena pemandangan nan indah, pegunungan, berkelokkelok, dan sejuknya cuaca. Empat hari selanjutnya diisi dengan agenda Pelatihan Keterampilan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PKJTLN) SKK Ganto. Pelatihan bertemakan “Kritis Ber-

*Awal Hidayat

FOTO : IST

CITY TOUR. Peserta dan Panitia PKJTLN Ganto berfoto bersama dengan salah satu pemateri, Surianto Rustan saat city tour di Lobang Jepang.

narasi” itu berlangsung di Mess Kampus V UNP, Bukittinggi. Efisiensi waktu sungguh menjadi perhatian khusus bagi Panitia PKJTLN Ganto. Tepat pukul 05.00 WIB, peserta mengawali hari dengan senam pagi. Penerimaan materi kemudian baru digelar setelah peserta mandi dan sarapan. Sebelumnya, peserta PKJTLN telah dibagi ke dalam dua kelompok. Saya termasuk dalam kelompok pertama dengan pemateri dari Harian Bisnis Indonesia, Surya Mahendra S. Kelompok lainnya dipandu oleh jurnalis sastrawi, Chik Rini. Pada materi pertama, feature

writing, peserta diberikan dasar mengenai penulisan berita khas. Seorang wartawan dalam menulis feature news harus menampilkan sisi kreativitas tanpa melupakan hakikat berita sebagai fakta. “Berita feature memungkinkan reporter ‘menciptakan’ sebuah cerita untuk memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian,” ujar Surya. Surya kembali mengisi materi kedua, narrative reporting. Dalam penulisan jurnalisme sastrawi, Surya menjelaskan, hal paling menarik untuk dinarasikan ialah adanya konflik. Konflik tersebut bisa berupa intrik personal, inter-

personal, kelompok, dan publik. “Emosi membuat narasi lebih hidup. Bisa rasa cinta, pengkhianatan, kebencian, kesetiaan, kekaguman, sikap menjilat, pergulatan batin, perdebatan pemikiran,” jelasnya. Tak hanya dibekali dengan materi penulisan sastrawi, peserta juga diberi materi seputar desain grafis oleh Surianto Rustan. Ia merupakan Dosen Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara. Ia mengungkapkan, kekuatan utama sebuah produk terletak pada desainnya. “Kalau desainnya bagus, itu menjadi landasan yang bisa mengekspresikan diri pada tam-

pilan luar produk,” tuturnya. Untuk menerapkan materi yang diterima, peserta pun melakukan peliputan di lokasi yang telah ditetapkan oleh panitia. Saya ditugaskan di Pasar Bawah. Rangkaian PKJTLN Ganto usai pada Jumat (13/11) dengan city tour dan malam budaya. Pada city tour, peserta diajak berkeliling ke objek wisata, seperti Ngarai Sianok, Janjang Koto Gadang, Taman Panorama, Lobang Jepang, dan Jam Gadang. Sementara malam budaya menjadi ajang perkenalan kebudayaan antarpeserta, dari tari Saman hingga tari Pakarena. (*)

Supaya Kue Minang Mengalir Sampai Jauh “BAKARIH sikati muno, patah lai basimpai alun ratak sabuah jadi tuah, jikok dibukak pusako lamo, dibankik tareh nan tarandam lah banyak ragi nan barubah (Karena banyaknya yang mempengaruhi kebudayaan kita datang dari luar, kemurnian budaya adat istiadat mulai kabur dari masyarakat).” Begitu kira-kira ketakutan masyarakat Minang dalam pepatah-petitihnya.

Namun tidak bagi Mak Nona, penjual kue tradisional Minang di Pasar Bawah, Bukittinggi. Suasana mulai terik di Kamis pagi itu (12/11) seolah memaksa setiap orang bergegas ke tujuan. “Ngengg...ngengg...ngengg,” bunyi derum kendaraan motor ramai memecah lorong-lorong di Pasar Bawah. Hal paling khas dari pasar di ranah Minangkabau ialah bau

KUE. Mak Nona, penjual kue tradisional Minang di Pasar Bawah, Bukittinggi. Streaming: radioprofesi.com

FOTO : IST

sambalado menguar ditandingi amis daging ikan. Seakan tak kalah dengan sambalado, di satu sisi Pasar Bawah, terduduk perempuan berkacamata menjajakan penganan khas Minang. Mak Nona, namanya. Di usia senjanya, ia tetap semangat setiap hari menjual kue tradisional di pasar itu. Senyumnya terus mengembang. Suaranya ceria. “Amak sudah 40 tahun jualan di sini, sip kan?” ujar Mak Nona dengan riang. Ia mulai bercerita, kala matahari menyingsing di ufuk timur, ia sudah menyiapkan jualan dari kediamannya di Pangana Atas. Tiga puluh menit lamanya berkendara motor ke pasar. Usai shalat subuh, ia dengan bantuan anak perempuannya memasak kue-kue berbahan dasar ubi kayu. Barulah pada pukul 09.00 WIB, ia diantar oleh anak laki-lakinya ke pasar dengan motor angkut. Walau hanya satu bahan dasar, ada beragam jenis kue yang dijajakan Mak Nona. Kacimuih, mi-rip kelapa disuir-suir. Lopi belo, bentuknya seperti kerucut pipih. Putu gadang, sesuai namanya merupakan

putu berbentuk atap rumah gadang. Tumbang, bentuknya menyerupai kue bolu berwarna kecokelatan. Donat pulu’ hitam, seperti donat kecil berwarna hitam. “Kue-kue ini dibumbui pake kelapa parut, garam, gula pasir, gula aren. Pokoknya kue amak lamak bana (sangat enak)!” Ia gencar mempromosikan kue buatan tangannya. Kios Mak Nona selalu ramai setiap harinya, “Kalau hari pasar, Rabu dan Sabtu pasti paling laku jualannya,” akunya tak lama sebelum seseorang memotong pembicataan kami. “Bu...permisi, bu. 7 ribu,” perempuan setengah baya menghampiri kios Mak Nona, namanya Bu Yen. “Yang mana, sayang?” “Kacimuih-nya, bu” Bu Yen memang sudah seperti langganan tetap di kios Mak Nona. “Kuenya enak, memang sering beli disini,” ujar perempuan berjilbab motif bunga ini. Tak hanya dari sekitar Bukittinggi saja, Mak Nona bahkan sudah punya pembeli dari berbagai daerah di Indonesia. “Sampai sekarang masih banyak orang yang beli. Ada orang

dari Ambon, Jakarta, Medan, Pekanbaru, Makassar, Padang,” jelas perempuan pribumi Bukittinggi ini. Hingga 4 dasawarsa berjualan kue tradisional di Pasar Bawah, Mak Nona tak sekalipun merasa takut dengan gempuran perdagangan bebas yang digaungkan pemerintahan di seantero dunia. Termasuk perdagangan aneka kue dari penjuru dunia. Berkat hasil jualan kuenya, ia bahkan mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana. “Ndak ada kepikiran kalau kue ini tidak ada lagi yang mau beli. Kalau amak udah kerja, tinggal berdoa sama Allah. Rezeki sudah diatur sama yang di atas. Lawan itu amak tidak pikirin,” katanya optimistis. Mak Nona, dengan tubuhnya tak lagi benar-benar mampu menopang dirinya, ia masih bersetia menjunjung budaya leluhur. Kulitnya keriput tergerus usia tak membuat kue cerminan budaya Minang ikut jadi “keriput”. Hingga sepuluh, dua puluh, tiga puluh tahun lagi, dan untuk selama-lamanya, semoga semangat Mak Nona menjadi teladan supaya kue Minang tetap mengalir sampai jauh. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


12

Inovasi Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Mesin Pengayak Kopi - Kakao Berbasis Mikrokontroler

MESIN pengayak kakao dan kopi berbasis mikrokontroler karya Mustahir, mahasiswa Pendidikan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknik (FT) UNM berhasil mengantarkan Mustahir dan kedua rekannnya, Khaidir Rahman dan Rahmania Rahman, menyabet Juara II LKTI Tingkat Nasional di Yogyakarta. Tak tanggung-tanggung, mereka mengungguli lang-

Urai data, ungkap fakta, saji berita

ganan juara seperti UGM, Universitas Jember dan tuan rumah Stiper Yogyakarta. Lelaki yang akrab disapa Bang Mus ini, sehari–hari beraktivitas di lab Pertanian FT menyusun dan merangkai percobaan/riset alatnya. Proses risetnya dimulai dengan perancangan alat yang terdiri tiga bagian. Bagian pertama kerangka, bagian tengah tempat

objek yang akan dihaluskan. Bagian bawah tempat yang menampung kopi atau kakao yang sudah dihaluskan. Bagian samping mikrokontroler sebagai pusat kendali. Mustahir menjelaskan, cara kerja dari alat pengayak ini terstuktur dan sangat mudah. Rancangan alat yang sistematis memudahkan untuk menghaluskan kopi dan kakao. ”Kita masukkan kopi atau kakao yang akan dihaluskan, selanjutnya sambungkan dengan aliran listirk, digerakkan mengggunakan dua cara berdasarkan suplai tegangan kapitas 5 – 12 volt dan suplai berbagai komponen lain 3 – 5 volt. Bila sudah terkoneksi, LCD akan menyala dengan petunjuk 'sistem sedang dipersiapkan' selang 5 detik kemudian petunjuk akan menyatakan 'mesin off' selanjutnya tekan tombol on untuk menggunakan alat,” jelasnya. Ia pun menambahkan, ada dua kecepatan yang dipakai dalam

pengayakan ini yaitu model lambat dan cepat. ”Untuk kopi dengan berat 1 kg digunakan kecepatan lambat sedangkan untuk kopi 5 kg digunakan kecepatan tinggi. Selanjutnya ada 2 mode kerja yang tersedia di tombol microkontroler yaitu mode otomatis dan mode manual. keduanya disedikan untuk hobi orang yang akan menggunakannya,” bebernya. Dalam penelitian yang berlangsung kurun selama 1 bulan, Mustahir menggunakan kopi dan kakao. Pemakaian kopi dan kakao dilakukan karena lebih mudah bila dibandingkan dengan jenis lain. “Kedua jenis tanaman ini dipilih karena target awalnya memang itu dan bukan tidak mungkin alat ini bisa menghaluskan tanaman lain,” ungkap mahasiswa angkatan 2013 ini. Akan tetapi Mustahir akan mengembangkan penelitiannya untuk bisa digunakan pada tanaman lain dan dalam skala luas. ”Semua jenis tanaman yang bisa dihaluskan tengah saya coba untuk dapat diaplikasikan dialat ini dan penggunakan alat ini tidak hanya dalam skala home industri tetapi menjalar ke industri besar,” jelasnya. Alat pengayak berbasis mik-

rokontroler ini pun diharapkan menjadi alternatif bagi petani kopi dan kakao untuk mendapatkan hasil yang lebih berkualitas, efisen dari segi waktu dan tenaga dan tentunya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat khusunya di daerah Luwu, Toraja dan Enrekang ketimbang menggunakan cara konvensional. Hal ini disebabkan karena sistem kerja dari alat ini sangat efektif membantu petani karna hasil ayakan lebih berkualitas. Mustahir pun berharap alat mikrontroler ini mampu diterapkan di masyarakat sebagai media baru di bidang pertanian dalam rangka membantu meningkatkan ekonomi masyarakat. "Sebagai alat baru, masyarakat dapat langsung mencoba dan merasakan langsung dampak yang diberikan, saya akan mengembangkan terus alat ini yang jelas dapat membantu masyarat sekaligus dapat diterpakan dalam industri besar.," harapnya.. Sementara itu, dosen pembimbing, Jamaluddin, yang senantiasa memberikan masukan, turut mengapresiasi keberhasilan penelitian alat yang dilakukan. Mustahir dan mahasiswa lain. (pr27)

Streaming: radioprofesi.com


Seni Budaya

Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

13

www.profesi-unm.com

PUISI Titisan Cahaya Surga

Kamu Siapa? Sosok yang menggiringku dalam dimensi lain Menghempaskan permadani kebahagiaan Kepadamu sang pejuang hidup Dengan darah, keringat dan tangis Terngiang jelas dan keras Erangan pilu dibalik setitik harapan Duhai sang penyejuk kalbu Aku tahu bola matamu Aku tahu guratan kecewa Yang bersembunyi dibalik senyuman beku Entah itu seribu, dua ribu bahkan tiga ribu Kata maafpun belum mampu Terganti sampai titik penghabisan darah Ya, itu kamu Ibu Aku kehilangan oksigen Sesak dalam gelap Merintih dalam sendu Memandangi goresan luka, duka , dan murkan kami Hey, berhenti membentaknya Pantaskah seorang anak memaki Menginjak-nginjak hati dan perasaan ibunya? Hentikan ! Ia hanya menyapamu dengan hangat Sembari menebar senyum yang bernanah Aku tergelincir dalam lamunan hening Bayangkanlah Renungkanlah kawan Saat wajah ibumu yang terlelap Dibalik bantal kumalnya Betapa raut wajahnya yang begitu pucat Begitu kelelahan Seketika direnggutnya oleh Israil Ya Allah Sunting ibu jadi pewaring Surgamu Sunting Ya Allah Jadikanlah ia Titisan Cahaya Surgamu

2 Sajak yang Ditulis Sebelum Tidur I: Aku Belajar Membakarmu betapa aku lelah memikirkanmu kekasih, aku harus belajar tenggelam pada kedalaman hatimu dan lupa cara kembali engkau merangkulku dalam lamunanku betapa aku benci perpisahan kekasih, aku harus selalu belajar mengenang seluruhmu dan mencari-cari pada kedalaman mana kau tinggalkan bekas-bekas kenangan kita lalu dengan sedikit pongah, aku diam-diam menyiasatimu aku tulis sajak ini dan kupersembahkan pada api

II: Kenangan yang Tak Sampai masih kita ingat jalan yang menyimpan bekas kenangan sepatu kita kafe-kafe, tempat pelacuran dan mungkin tempat kita sekali-kali mencuri waktu berciuman aku pernah menghadiahkanmu puisi, dan kau sekali lagi menciumiku dengan bertubi-tubi setelah kau hampir selesai, aku harus bersedih terbangun, dan aku hanya bermimpi

Makassar, Oktober 2015 Penulis : Muhammad Arifin Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra

Penulis :Nurfajri

Streaming: radioprofesi.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


14

Opini

Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Almamater

Kemana IKA UNM Bakal Berlabuh ?

T

*Fitriyani Rachman

idak lama lagi, sekitar pertengahan tahun 2016, Ikatan Alumni (IKA) IKIP/UNM berhajat menggelar Reuni Akbar II dan Musyawarah Besar untuk memilih nakhoda baru. Menjadi pertanyaan bagi kalangan alumni dan pemangku kepentingan, sejauh mana dan sebesar apa kontribusi IKA UNM periode sebelumnya?. Dalam catatan pengamatan mayoritas alumni, IKA UNM dua periode ini nyaris tidak memiliki orientasi dan program yang jelas. Boleh dikatakan, tidak ada prestasi cemerlang yang patut dikenang dan dicatat dalam sejarah UNM. Mengapa dikatakan demikian? Sepanjang masa kepengurusan, kegiatan IKA UNM hanya berputar pada acara seremonial dan perayaan kegiatan keagamaan, khususnya halal bi halal yang rutin dikerjakan. Selebihnya, dua periode kepengurusan IKA UNM tidak pernah melakukan gebrakan yang spektakuler. Salah satu yang terkadang menimbulkan sesal di kalangan alumni, ketidakmampuan IKA UNM memberikan database yang jelas mengenai keber-ada-an alumni. Selain itu, kurangnya informasi bagi alumni untuk mendapatkan peluang-peluang kerja, selain harus berusaha sendiri. Padahal banyak program kerja produktif yang bisa dilakukan IKA UNM untuk keberlangsungan hidup alumni UNM. Setidaknya bisa memberikan motivasi untuk senantiasa membuka peluang-peluang kerja dengan dana yang dikumpulkan IKA UNM di setiap akhir studi mahasiswa. Apakah memang IKA UNM hanya dimiliki segelintir alumni saja?. Ataukah hanya kegiatan simbolik penyerahan nama-nama alumni saat wisuda dan setelah itu disimpan saja?. Hal menarik lainnya untuk menjadi evaluasi kinerja IKA UNM agar mendapatkan pemimpin dan pengurus IKA UNM yang lebih kapabel, cobalah mengaktifkan kinerja pengurus. Seringkali alumni berkunjung ke gedung IKA UNM di Parangtambung, tapi tidak menemukan siapa-siapa. Sayangnya lagi, karena hanya segelintir alumni yang mengenali pengurus IKA-nya. Paradigma berfikir kita perlu mengalami perubahan. Jangan selalu memaknai Ikatan Alumni dengan mendampingkan pimpinannya harus dari kalangan akademisi. Alumni UNM sangat banyak dan bukan semata-mata menjadi seorang akademisi. Mereka berkembang tanpa bantuan IKA UNM melalui kemampuan potensi mereka di berbagai bidang. Diantaranya; Jurnalis, Aktivis LSM, Pengusaha, Politikus, dsb. Melihat potensi besar yang dimiliki UNM melalui alumninya, perlu juga mencoba mencari pemimpin dari kalangan pengusaha dan politisi yang diyakini tidak menjadikan lembaga sebagai tempat mencari keuntungan, tetapi menjadikan lembaga menjadi besar dan mumpuni dengan kemampuan anggaran yang jelas. Pengusaha dan politisi memiliki jejaring yang luas sehingga mampu menggalang dana dari berbagai sponsor. Jadikan IKA UNM sebagai perekat silaturahim untuk membantu UNM menjadi Universitas terbaik. Menjelang suksesi kepemimpinan IKA UNM periode 2016-2020, ketua terpilih dapat menjadi lokomotif organisasi yang cerdas, kreatif, dan visioner sehingga IKA UNM dapat berkontribusi bagi pengembangan UNM. IKA UNM hendaknya memiliki kerja nyata dalam setiap programnya. Sesungguhnya, sangat banyak alumni IKIP/UNM yang telah sukses dan berkiprah di berbagai bidang. Karena itu, pengurus IKA UNM periode berikutnya harus berlatar belakang profesi atau pekerjaan yang beragam. Bahkan, ada alumni IKIP/UNM yang berkiprah di kepolisian dan kemiliteran. Penulis: Alumni FIP UNM dan Bendahara Profesi Institute Urai data, ungkap fakta, saji berita

Membangun Politik Kualitas Tinggi

Politik adalah suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik yang terbaik di dalam politik manusia akan kehidupan bahagia karena memiliki peluang untuk mengembangkan bakat hidup dengan rasa kemasyarakatan yang akrab dan hidup dalam suasana moralitas (Plato dan Aristoteles). Tahun 2016 menjadi tahun politik sivitas akademika UNM dalam perebutan tahta orang nomor satu kampus eks IKIP Ujung Pandang ini. Manuver politik telah digerakkan oleh bakal calon, para fanatik, serta tim sukses. Mereka melakukan berbagai kegiatan kreativitas untuk menarik simpatisan para senator pemiliki hak suara. Dealdeal politik menjadi tawaran ampuh bagi calon kepada pendukung, terutama untuk mengisi jabatan struktural. Politik yang digaungkan oleh bakal calon hanya ada dua kemungkinan antara politik kualitas tinggi (high politics) ataukah politik kualitas rendah (low politics). Tentu kami berharap seyogianya para bakal calon akan menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas serta menerapkan politik kualitas tinggi. Jabatan politik pada hakikatnya adalah amanah yang mesti diemban sebaik-baiknya. Kekuasan harus dipandang sebagai nikmat yang dikaruniahi oleh Allah Swt sebagai legalitas untuk membangun lembaga ini. Jabatan politik mengandung pertanggungjawaban (accountability). Kesadaran akan tanggung jawab sangat menentukan penyelenggaraan

*Haerul politik kualitas tinggi. Kegiatan politik harus dikaitkan secara ketat dengan prinsip ikhuwwah, yakni persamaan di antara umat manusia. Karena itu, kegiatan politik kualitas tinggi akan menghindari gaya politik konfrontatif yang penuh dengan konflik, dan melihat kelompok yang lain harus dimatikan langkahnya. Pergolakan politik dalam merebut kekuasaan tidak jarang kita temukan dan telah menjadi fenomena sosial tentang politik kualitas rendah. Kita sering mendengar istilah “politik Machiavellis� dengan konotasi yang tidak sehat dengan penuh kelicikan, hipokrisis dan sebagainya. Machiavellis merupakan tokoh yang kontroversial, namun ajaran-ajaran politiknya yang tergandung dalam bukunya The Price banyak diterapkan oleh politikus-politikus untuk merebut kekuasaan. Kita berharap seyogianya tidak ada di antara calon Rektor UNM yang mengadopsi perilaku-perilaku politik dari Machiavelli. Sebab Machia-

velli mengajarkan bahwa kekerasan, brutalitas dan kekejaman merupakan cara-cara yang seringkali diambil oleh penguasa. Baginya kekerasan, brutalitas dan kekejaman dapat dilakukan kapan saja yang penting tujuannya tercapai, sehingga kita sering mengenal semboyan “tujuan menghalalkan segala cara�. Prinsip politik kualitas rendah tidak segan-segan untuk melakukan penindasan terhadap rivalitasnya. Musuh tidak boleh diberi kesempatan untuk bangkit. Bahkan kalau perlu diperlakukan sebagai barang, bukan sebagai manusia. Dalam menjalankan kehidupan politik seorang penguasa harus dapat bermain seperti binatang buas, terutama seperti singa sekaligus sebagai anjing pemburu. Seorang penguasa harus dapat menjadi anjing pemburu untuk mengenali berbagai perangkap, dan harus bisa menjadi singa untuk mengertak manusia-manusia serigala atau para lawan politiknya. Harapan besar bagi sivitas akademika UNM dalam pesta pemilihan rektor ini, tentunya terbangun high politics bukan low politics. Sehingga dapat berjalan dengan jujur, adil, akuntabel, damai dan terpercaya yang akan mengantar untuk memilih pemimpin baru (new leader) bagi kampus orange. (*) *Penulis adalah Mahasiswa Prodi IPS Program Pascasarjana UNM

Antara Kopi, Mahasiswa dan Aktivitasnya

Kopi dipandang sebagai minuman populer dunia. Berawal dari seorang Khalid berasal dari Kaffa yang sedang mengembalakan ternaknya memakan buah dari sejenis tumbuhan beri-beri dan berperilaku aneh setelah memakannya. Ternaknya tetap terjaga setelah memakan buah itu. Lalu Khaldi pun mencoba dan memasaknya sendiri, hingga akhirnya ditemukan buah itu berkhasiat menjaga pangonsumsi tetap terjaga. Seriring waktu berjalan, kopi mendapatkan tempat terhormat bagi masyarakat kota tersebut. Kopi pun memberikan kemakmuran sendiri bagi orang-orang yang memiliki kebun kopi, pengusaha kedai kopi, pedagang kopi, eksportir kopi, dan diberbagai belahan dunia di mana tumbuhan kopi di tanam. Saat ini, minum kopi sudah menjadi ritual tersendiri bagi para penikmatnya, baik itu di pagi hari maupun pada malam atau sore hari. Bahkan dalam setiap acara diskusi, seminar atau workshop biasanya diselingi dengan coffee break. Anggapan bahwa hampir di setiap rumah mempunyai minuman kopi itu tidak dapat dipungkiri lagi. Karena betapa populer minuman yang satu ini. Minuman kopi secara ke-Indonesia-an tidaklah sulit untuk dijumpai, bermula dari warung pinggir jalan sampai pada tempat yang terkesan eksekutif. Kopi yang dapat dijumpai di pinggir atau

*Febie Triadi dipersimpangan jalan adalah cikal bakal dari adanya warung kopi moderen saat ini. Citra warung kopi tidak digusur oleh citra Mc Donald, KFC, Dunkin, Wendyss. Kopi dalam kehidupan sebagai mahasiswa adalah bagai sepasang sejoli yang tidak bisa dipisahkan, mulai dari menikmati kopi dari kost ke kost, warkop ke warkop hingga cafe ke cafe. Tentu kelakuan ini dilakukan oleh mahasiswa yang punya banyak waktu dan dijamin dengan isi kantongnya. Dalam kegiatan kelembagaan yang sering dihelat oleh mahasiswa biasanya juga tidak terlepas dari secangkir kopi. Bahkan ketika mahasiswa sudah dekat dengan semester akhir, hari harinya selalu ditemani dengan secangkir kopi. Karena kopi walaupun pahit dianggap mampu memberikan rasa melejit dan membuat mata tetap melek dalam kehidupan sehari hari maha-

siswa. Dalam penelitian yang dilakun oleh Medical Universiti of Innsburck Australia, mengatakan bahwa kafein yang terkandung dalam kopi bisa mencega berkurangnya daya ingat. Meminum secangkir kopi sebelum masuk pada ruangan kuliah juga patut dicoba agar bisa meningkatkan konsentrasi dan daya ingat dalam proses menjalankan perkuliah. Selama ini banyak anggapan bahwa mengkonsumsi kopi bagi umur dewasa awal akan berakibat buruk bagi kesehatan, namun sebenarnya jika dikonsumsi dengan baik dan tidak berlebihan, kopi memiliki segudang manfaat yang mencegah penyakit yang menyerang tubuh kita. Dalam dunia kedokteran kafein sering digunakan sebagai perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Akan tetapi dalam dosis yang rendah pada secangkir kopi dapat berfungsi sebagai pembangkit stamina dan penghilangkan rasa sakit dan jenuh, apalagi ditambah dengan tugas kampus yang tak kunjung henti, kopi selalu siap untuk diseduh. Dengan demikian, menyeduh segelas kopi dipagi hari selain dapat menjaga mata tetap terjaga untuk mengawali hari, juga baik karena mampu mengembalikan stamina dan tentunya menambah daya konsentrasi untuk memulai perkuliahan. *Penulis: Mahasiswa Prodi Antropologi FIS UNM

LPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika. Kirim tulisan Anda ke profesi_unm@yahoo.com. Tulisan dibatasi maksimal 3.000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan Anda tanpa mengubah makna. Streaming: radioprofesi.com


Profesiana Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

15

www.profesi-unm.com

Husain Syam Sindir Wasir Thalib Penyaringan calon rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) tak lama lagi akan digelar. Para bakal calon terus melakukan gerilya untuk memperoleh dukungan pemilik suara. Kali ini, balon nomor urut satu, Husain Syam menyindir balon lain, Wasir Thalib yang dianggap kurang berpengaruh di fakultas teknik.

P

adahal, lanjut dekan dua periode itu, Wasir Thalib merupakan guru besar dari kampus yang dijuluki kampus rajawali itu. Wasir dinilai gagal melakukan pendekatan di “rumahnya” sendiri. Husain Syam tidak segan menyinggung sang pesaing. Dekan FT, Husain Syam meremehkan seorang Wasir Thalib yang dinilai bukanlah

Kaprodi PGSD Dinilai Diktator TIBA-tiba saja ada sebuah surat datang ke ruangan Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FIP UNM, Ahmad Syawaluddin, Jumat (29/1). Surat itu menjelaskan mengenai sikap sang ketua prodi yang dinilai sebagai pemimpin diktator. Pria asal Bulukumba itu menerapkan aturan yang tidak menerapkan asas demokratis di lingkup prodi PGSD. Penerapan pakaian seragam hitam putih bagi mahasiswa Jurusan PGSD, misalnya. Menurut Heri Ismawanto selaku penulis surat, keputusan penerapan kebijakan dilakukan secara sepihak oleh pihak prodi tanpa melibatkan perwakilan mahasiswa. Belum lagi, sanksi bagi mahasiswa yang melanggar akan diberi pencabutan hak belajar serta tak dilayani dalam pelayanan administrasi. “Aturan seragam uniform hitam putih bagi mahasiswa diputuskan sepihak,” kata Heri dalam suratanya.

Streaming: radioprofesi.com

Heri melanjutkan, kebijakan kedua yaitu ketidakjelasan status UPP PGSD Makassar FIP UNM. Menurutnya, status UPP PGSD Makassar tidak memiliki kekuatan hukum. “Secara de jure statusnya antara ada dan tiada,” sesalnya. Belum lagi instruksi pergantian kepengurusan lembaga kemahasiswaan sektor Pare-pare dan Bone yang dianggap merenggut kebebasan fungsionaris LK. Parahnya, lanjut Heri, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) FIP UNM, Taufik membenarkan sikap Ketua Prodi PGSD FIP UNM. Sementara itu, Kaprodi PGSD, Ahmad Syawaluddin, mengaku belum membaca mengenai isu surat itu hingga kini. Menurutnya, ia tak suka melayani mahasiswa yang menyampaikan pendapat melalui surat. “Saya belum baca suratnya dek. Saya lebih suka melayani pendapat mahasiswa yang datang langsung ketimbang menulis surat,” akunya via telepon kepada Profesi.(ayd)

apa-apa. “Di teknik saja dia tidak direkeng,” sindirnya. Sementara itu, Wasir Thalib tak ingin memberikan komentar apa pun terkait sindiran dari Husain Syam. Menurutnya, ia tak ingin memamerkan diri sebagai kandidat yang kuat. “Tidak peduli apapun yang orang lain katakan tentang saya,” ungkap lelaki asal Pinrang ini.

Lebih lanjut Ketua LPMP ini mengatakan dirinya tidak perlu terlihat hebat.”Yang penting, saya telah membuat program kerja yang telah disaksikan oleh seluruh kalangan termasuk pegawai dan mahasiswa,” tuutupnya. Menanggapi hal tersebut, Rektor UNM, Arismunandar mengimbau agar para calon dapat bersaing secara sehat dan mengedepankan sportivitas. Menurutnya, pemilihan rektor UNM mesti berjalan damai tanpa adanya pertentangan. “Kita jauhkan sifat cela-celaan atau pun yang bersifat pribadi terhadap sesama calon rektor,” ujar guru besar administrasi pendidikan ini. (fah)

Pinjam Kelasmu Dong! RUANG kelas adalah jadi tempat belajar bagi mahasiswa dalam menjalani kuliah. Tetapi lain halnya dengan mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM). Prodi ini terkadang mesti memimjam ruang kelas lantaran ruang kelas yang terbatas. Selama empat tahun terbentuknya Prodi Pend. IPA, tidak ada perkembangan bahkan kejelasan kelas yang tetap hingga saat ini. Kelas yang digunakan mahasiswa Jurusan Matematika juga kadang digunakan prodi IPA. Hal ini membuat mahasiswa Prodi IPA terkadang tidak melakukan proses perkuliahan. Hal ini diakui salah seorang mahasiswa Prodi IPA, berinisial A. Menurutnya kegiatan sangat terganggu akan minimnya ruang kelas. “Iya, kurang memang ruangan kuliahnya pendidikan IPA, selebihnya pinjam dengan kelas atau jurusan lain. Biasaki juga tidak masuk kuliah gara-gara tidak jelas ruangan kuliah yang

mana lagi mau dipakai” keluhnya. Mahasiswa angkatan 2014 ini berharap, pihak birokrasi bisa memberikan kenyaman belajar bagi prodinya kedepan. Bahkan, ia menyimpan keinginan untuk bisa mencicipi manisnya ruang kuliah gedung ICP kupu-kupu kelak. “Semoga Pendidikan IPA dibangunkan ruang kuliah baru seperti gedung ICP, tapi siapa tahu rejeki dapatki juga di gedungnya ICP,” harapnya. Sementara itu Ketua Prodi IPA, Muh. Tawil menilai ruang kelas bukanlah penghalang bagi yang ingin belajar. “Ruang kuliah yang minim tidak menjadi masalah dalam proses pembelajaran, belajar bisa juga dilakukan dilapangan, tidak harus proses pembelajaran dilakukan di ruang kelas,” tegasnya. Tawil hanya berharap, gedung ICP nanti bisa menjadi ruang kelas bagi Prodi IPA. “Insya Allah ruangn kuliahnya akan bertambah lagi kalau gedung ICP sudah dipakai,” harapnya. (Pr24)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


16

Persona Profesi Edisi 199 Februari Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Dekan Fakultas Seni dan Desain, Nurlina Syahrir

Kartini Pemimpin di Kampus Orange

J

enis kelamin bukanlah penghalang bagi seseorang untuk menjadi pemimpin. Hal itulah yang dilakukan oleh Nurlina Syahrir. Perempuan kelahiran 21 Januari 1964 ini baru saja dilantik sebagai Dekan Fakultas Seni dan Desain (FSD) Universitas Negeri Makassar, 13 Januari lalu. Doktor Jebolan Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini merupakan satu-satunya perempuan yang menjabat sebagai dekan di Kampus Eks IKIP Ujung Pandang itu. Nurlina menunjukkan kepada khalayak, tak hanya kaum laki-laki yang mampu menjadi pemimpin. Perempuan pun memiliki potensi akan hal itu. Meski ada pihak yang meragukan dirinya, Nurlina menuturkan akan menepis

anggapan mengenai perempuan yang dinilai lemah. Menurutnya ia akan bertindak profesional dan menempatkan sesuatu secara proporsional. “Kita harus tahu posisi. Kapan menjadi seorang pemimpin tegas, kapan menjadi seorang perempuan seutuhnya,” tuturnya. Perempuan berdarah Jeneponto ini mengaku tak pernah membanyangkan akan menjadi seorang pemimpin di sebuah institusi pendidikan. Sebelum menjadi seorang dosen, Nurlinah adalah penari yang kerap tampil di berbagai acara. Ia memang menggemari tarian sejak kecil. Pendidikan S1 pun ditempuh di Institusi Seni Indonesia Yogyakarta. “Saya tidak menyangka bisa seperti ini, dulu saya hanya berpikir dengan menari saya bisa keliling Indonesia maupun luar negeri,” ungkap ibu satu anak ini. Pertemuan Nurlina dengan Rektor IKIP Ujung Pandang, Paturungi Parawansa, di sebuah pesawat menjadi awal karirnya sebagai seorang dosen. Paturungi “meminangnya” menjadi pengajar di IKIP Ujung Pandang kala itu. Nurlina sempat ragu, namun ia akhinya menerima tawaran itu. “Sampai di Makassar saya menerima tawaran itu dan mencoba mengajar. Ternyata menarik, akhirnya saya menjalani hingga saat ini,” katanya. Meski telah menginjak usia 52 tahun, ia yang memiliki lima saudara ini masih gemar

Pemakalah Internasional, Nurhidayatullah

Buah Kegigihan, Berkah Kesabaran

NAMANYA Nurhidayatullah, mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK) Fakultas Teknik. Bersama dua rekannya, ia mewakili Universitas Negeri Makassar di kancah nasional bertajuk International Student Conference Asia-Africa Studies (ISCAAS), Oktober 2015 lalu. Mereka mempresentasikan makalah yang berjudul Web-Based Multifunction Information System to Simplify Process for Distribution Yield Improvement of Agricultral Indonesia. Nurhidayat selaku ketua tim terus memberi semangat rekan-rekannya kala mengikut kegiatan itu. “Ini terbilang tidak mudah untuk diraih. Seleksi yang ketat harus dilalui. Tahap seleksi full paper dan seleksi abstrak adalah tahapan-tahapan yang dinantikan,” ujarnya. Niat yang kuat serta motivasi dari orang-orang di sekitarnya menjadi modal besar membawanya hingga menorehkan sejumlah prestasi. “Dukungan dari orang tua tak henti-hentinya m e n g a l i r. Tak ketinggalan Pembantu

Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) FT serta para senior,” ungkapnya berterima kasih. Tidak ada hal yang tak mungkin dicapai jika seseorang berjuang mendapatkan apa yang ingin diraihnya. Usaha dan doa tentu adalah modal utama yang saling menguatkan. Tak pelak, selain aktif di bidang karya tulis ilmiah, pengurus Lembaga Penelitian Mahasiswa (LPM) Penalaran UNM ini juga merupakan pendiri Kelompok Pecinta Alam Wanaloka 2013, presiden Indonesia Young Progress Chapter Makassar 2015, founder Gerakan Sinjai Muda (GSM) 2015, dan sejumlah prestasi lainnya. “Selagi masih muda, memang sebaiknya pada usia-usia seperti ini sangat baik untuk mencetak sejumlah prestasi dan mendapatkan pengalaman,” tutupnya memotivasi. Lelaki yang akrab disapa Yayat ini memiliki minat mendalami konsep IT sejak duduk di bangku SMP. Gurunya kala itu senantiasa memberinya motivasi untuk masuk jurusan IT. Ia pun memantapkan pilihannya untuk melanjutkan pendidikan di kampus orange. Berawal dari cerita tesebut ia mulai gencar mengikuti lomba-lomba yang diadakan baik skala nasional sampai internasional. Hingga kini ia telah mempunyai banyak pengalaman organisasi maupun lomba-lomba yang pernah diikutinya, termasuk ISCAAS ini. (nir) Data Diri: Nama lengkap: Nurhidayatullah Tempat Tanggal Lahir: Sinjai, 13 Mei 1996 Pendidikan SD Neg. 73 Soppeng (2007) SMP Neg. 3 Sinjai Barat (2010) SMK Neg. 1 Sinjai (2013) Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer FT UNM (2013- Sekarang) Prestasi: Finalis Lomba KTI Nasional MIPA UI (2014) Finalis Lomba KTI Nasional Gravitasi Fisika UNM (2014) Pemakalah International Student on Asia Africa Studies (ISCAAS) Universitas Padjadjaran (2015) Delegasi UNM di Indonesian Youth Dream Camp oleh Indonesian Youth Dream (2015)

Urai data, ungkap fakta, saji berita

menari. Ia tetap menjaga bakat menari yang bernaung di dalam dirinya. “Kita perlu mengatur waktu. Walaupun jadwal sebagai dekan sangat padat, saya masih seorang penari dan koreografer,” tambah ibu satu anak ini. Nurlina mengungkapkan, akan menjadikan FSD menjadi sebuah kampus primadona dalam bidang kesenian di kawasan IndonesiaTimur. Menurutnya, FSD mesti mampu mewadahi bakat minat anak bangsa. “Mahasiswa FSD berpeluang menjadi pusat seni. Kita akan berusaha mewujudkan hal itu,” harapnya. (aan)

Data Diri:

Nama : Dr. Nurlina Syahrir, M.Hum Jabatan : Dekan Fakultas Seni & Desain Tempat Tanggal Lahir: Makassar, 21 Januari 1964 Riwayat Pendidikan: 1. S1 Institut Seni Indonesia (ISI) Yoyakarta Jurusan Sendratasik (1992) 2. S2 Universitas Gajah Mada (UGM) Jurusan Pengkajian Seni Pertunjukan (1996) 3. S3 Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI) Jurusan Penciptaan dan Pengkajian Seni (2013)

Nurul Fitroh, Peserta Pertukaran Pemuda Antar Negara

Gapai Impian ke Negeri Cina

TUNTUTLAH ilmu sampai negeri Cina. Begitulah bunyi pepatah Arab yang dijadikan slogan hidup bagi Nurul Fitroh, mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM). Perempuan asal Selayar ini terpilih mewakili Sulawesi Selatan pada Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) di Cina, September 2015 lalu. Sejak kecil putri pasangan Lukman dengan Suparyanti ini memiliki impian untuk menimba ilmu di luar negeri. Ia mencoba menggapai impian itu dengan mendaftar program pertukatan pemuda dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Dengan menempuh seleksi yang ketat, ia pun berhasil mengalahkan dua ratus rivalnya untuk berangkat ke negeri tirai bambu mewakili Sulawesi Selatan. Program itu membuat mahasiswa angkatan 2013 ini bertemu dengan pemuda dari berbagai negara. Di antaranya Malaysia, India, serta Jepang. Selama dua pekan di sana, Nurul memperoleh pengalaman mengenal kebudayaan dari berbagai negera. Ia pun turut memperkenal budaya dari tanah air ke para peserta dari berbagai negera itu. “Kami menampilkan Tari Saman, Tari Zaplin, serta lagu-lagu daerah ke pemuda-pemuda asing,” ujar anak kedua dari tiga bersaudara ini. Tak ketinggalan, dara berusia 21 tahun ini

mengunjungi dua universitas, Beifang University of Nationalities dan Huaqiao University. Ia menyempatkan berkeliling kampus serta mengunjungi perpustakaan. Menurut Nurul, kampus itu menyuguhkan pemandangan kebun apel serta lapangan olahraga yang memikat mata. Perempuan kelahiran 13 Januari 1995 ini telah berhasil mengukir prestasi. Meski sejak kecil Nurul telah sering mengukir prestasi, namun pertukaran pemuda di Cina merupakan pengalaman pertamanya menginjakkan kaki di luar negeri. Hal ini merupakan benih perjuangan Nurul. Sejak kecil ia gemar membaca buku untuk menambah pengetahuannya. “Anak-anak sekarang malas membaca. Padahal membaca adalah kebiasaan yang harus ditumbuhkan untuk menambah cakrawala berpikir,” pesannya. Perempuan pengagum buku karangan Eka Kurniawan ini telah mendirikan dua rumah buku, Bola Panrita di Gowa dan Rumah Literasi di Soppeng. Ia ingin menghidupkan kembali budaya membaca yang perlahan mulai memudar. (pr26)

Data diri: Nama lengkap : Nurul Fitroh TTL : Selayar, 13 Januari 1995 Alamat : Perumahan Bumi Pallangga Mas Blok E.4 No.13 Riwayat Pendidikan : SDN Center Benteng 2 Selayar (2001-2007) SMPN 1 Benteng Selayar (2007-2010) SMA Islam Atirah Makassar (2010-2013) UNM (2013-sekarang) Prestasi: Peserta PPAN Indonesia – Cina 2015 Best Speaker Lomba Debat Ikatan lembaga Mahasiswa Psikologi IV (ILMPI) 2013 Juara II Lomba Debat Ikatan lembaga Mahasiswa Psikologi IV (ILMPI) 2013 Juara III Lomba Debat Bahasa Inggris Athirah Baruga Competition (ABC) 2012 Streaming: radioprofesi.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.