Tabloid Profesi Edisi 200

Page 1

Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi

JANGAN JALAN SENDIRI! Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016


2

Persepsi

Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

surat dari pembaca

"Rangkul" Infrastuktur yang (Di)lupa(kan)

P

emilihan orang nomor wahid di UNM baru saja usai digelar. Dekan Fakultas Teknik dua periode, Husain Syam telah diamanahkan untuk menjadi penerus roda kepemimpinan Arismunandar. Dengan perolehan suara senat dan kementerian yang tertinggi, Husain berhasil mengungguli pesaingnya. Kita tentu belum lupa di tengah hingar bingar suksesi yang bergulir dari beberapa bulan terakhir ini, ada saja kejadian yang terjadi. Persyaratan menjadi calon rektor yang ambigu, misalnya. Hal yang semestinya tak jadi bahan perdebatan itu harus membuat tarik ulur waktu pendaftaran jadi tak terhindarkan. Namun, jelas ini tidak akan mempengaruhi itikad baik pemimpin yang terpilih untuk menahkodai kampus orange ini empat tahun ke depan. Justru sebaliknya, harusnya momentun ini dijadikan semangat untuk melanjutkan babak dengan suasana baru dalam memimpin kampus berusia 54 tahun ini. Sesuai target capaian, suasana baru untuk menjadikan UNM sebagai World Class University. Bukan hanya harus dilakukan oleh rektor yang terpilih, melainkan juga pemimpin lain di seluruh jajarannya. Karena masih banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan, seperti halnya penilaian akademik yang hingga saat ini masih kurang jelas. Belum lagi persoalan kebijakan mengenai lembaga kemahasiswaan yang kurang dibincangkan dengan fungsionaris lembaga kemahasiswaan. Paling mengkhawatirkan adalah

perbaikan infrastruktur yang sudah menjadi pekerjaan dengan waktu berlarut-larut. Hingga saat ini hal tersebut belum juga memperlihatkan grafik peningkatan yang cukup signifikan membaik. Tak ada salahnya belajar dari pengalaman di masa lalu mengenai bagaimana pembangunan dijalankan. Kita tahu, pengalaman adalah guru terbaik. Belajarlah dari keberhasilan dan berusahalah tak mengulangi kesalahan yang sama sebisa mungkin. Harapannya, pemimpin baru biasanya masih segar dalam mengeluarkan ide. Apalagi, untuk meningkatkan sebuah lembaga yang ia pimpin. Sebab sudah seyogyanya menggembleng pekerjaan yang sudah lama semrawut. Semoga bukan hanya para calon yang kalah saja yang akan dirangkul. Meski mereka memiliki pengaruh untuk kampus pencetus guru ini karena tetap mempertimbangkan aspek politik. Asal yang perlu diingat bahwa politik kampus mesti memegang kaidah etis dan santun. Tanpa melupakan untuk merangkul pekerjaan yang mulai dilupakan karena minim perhatian. Seperti infrastruktur, akademik, serta kemahasiswaan. Apalagi, kampus bukan untuk panggung politik Ingat, jangan sampai sivitas akademika mengeluh karena kebutuhan mereka tak terpenuhi. Jelas, kesiapan pemimpin serta birokrasi lainnya menjadi tantangan besar dalam pelaksanaan tersebut. Maka dari itu, rasa memiliki terhadap rencana perbaikan harus "dirangkul". (*)

f

Apa yang Anda pertanyakan?

Muhammad Saifullah Saya ingin mempertanyakan dan memperjelas mengenai akta IV alumni tahun 2015 sampai sekarang belum ada kejelasan mengenai akta IV. Saya harap ada titik kejelasan.. Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UNM, Ismail Muchtar: Ijazah akata IV belum terbit karena terkendala blangko. Ini disebabkan karena perusahaan tempat UNM bekerjasama menerbitkannya mengingkari janji jatuh temponya. Cris Menx Kapan diperbaiki jalanan di Fakultas Ekonomi? Pembantu Rektor bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II) UNM, Nurdin Noni: Saya nanti coba suruh tinjau. Saya coba lihat apa yang bisa dilakukan. Seharusnya ada orang yang selalu berkeliling melaporkan hal tersebut. Jalanan yang rusak akan segera di-paving. Faizal Mansur Apakah di UKT sudah termasuk nanti biaya KKN-PPL? Pembantu Rektor bidang Akademik (PR I) UNM, Sofyan Salam : Mahasiswa yang sudah bayar UKT dipastikan tidak membayar KKN PPL, termasuk UKT 0. Saya pastikan itu dan kalau ada oknum yang memainkannya harap segera melapor, kita akan tindak tegas.

Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan Anda ke:

Portal berita online teraktual seputar Universitas Negeri Makassar

www.profesi-unm.com

085397604318 / 085397262888 LPPM Profesi UNM

@profesi_online

profesi_unm@yahoo.com

Nama yang tertera di samping ini tidak lagi berstatus sebagai Pengelola LPM Profesi UNM Ari Maryadi

Pelindung: Arismunandar. Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, Facharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Febriawan Djalil, Sekretaris: Awal Hidayat, Bendahara: Mentari Jati Pratiwi, Divisi Penerbitan: Awal Hidayat (Plh. Pemimpin Redaksi), Divisi Online: Rachmad Wajo (Manajer Divisi Online), Divisi Penyiaran: Nurul Irsal Amalia (Station Manager), Divisi Penelitian dan Pengembangan: Rosni Armin (Kepala Divisi Litbang), Divisi Perusahaan: Mentari Jati Pratiwi (Pemimpin Perusahaan). Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Febriawan Djalil, Plh Pemimpin Redaksi: Awal Hidayat, Redaktur: Ita Andriani, Reporter: Nurul Irsal Amaliah, Mentari Jati Pratiwi, Rosni Armin, Rachmad Wajo Fotografer: Nurul Fildzah Zatalini Layouter/ Desainer GraďŹ s: Fatimah MufďŹ dah Azzahra; Manajer Sirkulasi dan Iklan: Fatimah MufďŹ dah Azzahra Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 887964, e-mail: redaksi@profesi-unm.com, website: www.profesi-unm.com Tata Letak : Fatimah M

DESAIN SAMPUL: AMIRUL MUMININ

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Mozaik Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

3

www.profesi-unm.com

Kini Perpus Jual Buku PERPUSTAKAAN Universitas Negeri Makassar (UNM) yang berlokasi di kampus sektor Gunung Sari terdiri dari tiga lantai. Lantai satu yang seharusnya ruang kepegawaian disulap menjadi sebuah toko buku. Ini merupakan rencana awal untuk menjual souvenir khusus UNM, namun disulap menjadi toko buku. Awal terbentuknya saat CEO Pinisi Books, Zulkarnaen mendapat tawaran dari Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan UNM,

Oslan Jumadi untuk membuka toko khusus penjualan souvenir khas kampus UNM. Melihat ruangan yang diberikan cukup luas, akhirnya Zulkarnaen mengusulkan untuk menjadikannya sebagai toko buku. Apalagi, menurutnya UNM belum memiliki toko buku. "UNM belum memiliki toko buku dan ruangannya cukup besar, jadi saya tawarkan untuk membuat toko buku dan akhirnya disetujui," ungkapnya. Saat itu, Oslan Jumadi mengiyakan permintaan Zulkanain dengan syarat tidak menghilangkan unsur souvenir khas UNM. Akhirnya, pada tahun 2015 lalu dibukalah toko buku dan souvenir yang kemudian diberi nama Pinisi Books. "Pak Oslan mengizinkan dibuka toko buku dengan catatan tetap men-

jual souvenir khas kampus UNM," katanya. Kurangnya minat baca mahasiswa merupakan salah satu inisiatif dari Ketua UPT Perpustakaan, Oslan Jumadi dan sebagai salah satu ciri khas UNM sebagai kampus besar. "Pak Oslan berusaha meramaikan kembali perpusatakaan yang terlihat sepi dan salah satu caranya adalah membuat toko buku serta menjual souvenir," tambahnya. Bahkan, berdasarkan pengalamannya, setiap kampus yang telah dikunjunginya memiliki tempat penjualan souvenir yang memudahkannya mendapatkan souvenir. "Jika kita berkunjung ke kampus-kampus luar pasti ada toko yng menjual souvenir khusus kampusnya namun UNM belum pun, dan itu menjadi ide awal kami, ungkap mahasiswa

angkatan 2006 ini. Pinisi Books saat ini dikelola oleh empat orang dan akan membukanya secara resmi ketika koleksi bukunya telah meningkat. Saat ini. jumlah koleksi buku yang dimilikinya baru sekitar 300 judul buku. Untuk memperbanyak koleksi buku pun akan dilakukan upaya bekerja sama dengan berapa penerbit. Tak hanya itu. Zulkarnaen juga membuat website resmi agar lebih menarik minat pengunjung. Laman tersebut dapat dikunjungi di www.pinisibooks.com serta di fan page @ pinisibooks. Akan tetapi, hingga saaat ini Ketua UPT perpustakaan, Oslan Jumadi belum memberikan komentar terkait hal ini. Diketahui, ia sedang menempuh studi di luar negeri. (pr10)

Budaya Sulawesi Selatan Tembus Perfilman Dunia BUDAYA Sulawesi Selatan (Sulsel) dapat dikemas menarik untuk menjadi produk film nasional bahkan hingga dunia. Dengan begitu, peluang besar bagi Sulsel untuk memajukan dunia perfilman Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh sutradara film Laskar Pelangi, Riri Riza saat menjadi pembicara pada simposium internasional di Ruang Teater, lantai 4 Gedung Pinisi, (4/3) lalu. Menurutnya, Sulsel memiliki sumber berlimpah yang dapat diangkat menjadi produk film, di antaranya karya sastra klasik La Galigo. “Di Makassar banyak yang bisa diangkat termasuk La Galigo yang punya banyak versi,” kata sutradara asal Makassar ini dengan antusias. Lanjut Riri, ke depannya genre perfilman Indonesia harus lebih banyak mengangkat tema perlawanan, khususnya mewakili kedaerahan. “Perfilman Indonesia harus berbentuk perlawanan, jangan independen terus,” tuturnya. Pendiri Rumata’ Artspace ini mengimbuhkan, dunia perfilman juga memiliki potensi ekonomi selain produk budaya. “Selain bagian dari ekspresi identitas budaya,

perfilman juga bisa menyokong dunia ekonomi,” bebernya. Ia pun mengharapkan, dunia perfilman mampu menyesuaikan diri dengan pesatnya perkembangan di era sekarang. Masuknya dunia asing ke industri perfilman Indonesia dinilai mampu mengerdilkan perfilman nasional. “Kita harus bergerak cepat karena banyak dana asing yang masuk ke Industri perfilman dan itu tidak sehat bagi kita,” harapnya. Simposium internasional bertajuk “Perfilman Regional Indonesia, Potensi Budaya dan Ekonomi, Sebuah Studi Jepang dan Indonesia Timur” tersebut dihadiri oleh setidaknya 400 peserta. Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar simposium internasional bekerjasama dengan Makassar South East Asia Screen Academy (SEAscreen Academy) - Rumata’ Artspace Makassar. Kegiatan tersebut juga didukung oleh Asia Foundation. Selain dihadiri oleh Riri Riza sebagai pembicara, pembicara lainnya adalah Kamila Andini (sutradara “Mirror Never Lies”

SNAPSHOT

FOTO: AGUNG-PROFESI TERLANTAR. Terlihat beberapa mahasiswa KKN PPL terlantar karena bus tak memadai yang masih menunggu waktu keberangkatannya.

dan “Sendiri Diana Sendiri”), Tomomi Ishiyama (Sutradara Jepang film” The Last Days of Summer” dan “Inside Architecture Japan”), serta Yosep Anggi Noen (sutradara “Vakansi yang Janggal” dan “Love Story Not”). Produser film asal Makassar, Sunarti Sain juga hadir dalam simposium internasional tersebut.

Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) UNM, Sofyan Salam mengungkapkan bahwa kegiatan ini berperan dalam pengembangan industri kreatif, khususnya dunia perfilman. “Acara ini sangat penting dan tentu saya dapat mendorong dalam industri kreatif Indonesia,” ujarnya. (pr27)

Maya, Pagi Kuliah Sore Cuci Motor *Oleh: Muh. Agung Eka

FOTO: AGUNG-PROFESI TUGAS. Meski mempunyai pekerjaan yang berat, Maya tak lupa untuk mengerjakan tugasnya sebagai mahasiswa.

Seperti hari kuliah biasanya, Gedung Flamboyan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM) disibuki aktivitas belajar mengajar. Kala jam menunjukkan pukul 3 sore dosen mengakhiri kelas dan seketika mahasiswa berhamburan keluar. Tak banyak yang tahu, satu di antara mahasiswa itu tak langsung pulang berleyeh-leyeh. Ada seorang perempuan yang mesti bergegas menuju ladang mata pencahariannya, tempat pencucian kendaraan bermotor. Siti Streaming: radioprofesi.com

Maya, Perempuan asal Flores itu telah akrab sebagai tukang cuci kendaraan selama lebih dari satu semester belakangan. Tiap sorenya ia mampu mencuci hingga 15 motor. Penat setelah duduk di kelas selama berjam-jam selalu

harus ia kesampingkan. Tak hanya itu, sebagai buruh cuci kendaraan, ia pun kerap menerima cibiran dari teman kuliahnya. Namun, ia tak pernah sungguh-sungguh mengacuhkan hal itu. Baginya, demi membiayai kuliahnya di Program Studi Antropologi FIS UNM, ia tak pernah canggung dengan bekerja di tempat cuci kendaraan. “Kenapa saya harus malu, kadang teman biasanya bilang seperti itu tapi kan ini semuanya untuk kuliah, jadi harus dilakukan,” tuturnya tegas. Maya memang sosok perempuan yang tekun. Tak cukup dengan menjadi buruh cuci mobil, anak kelima dari enam bersaudara ini juga menjadi tukang ojek untuk anak sekolahan. Tiap harinya, ia selalu mengantar dan menjemput siswa langganannya dengan menggunakan motor milik sepupunya. Jarak yang jauh pun ia tempuh, 10 kilometer, dari Mannuruki ke Antang. Dari kedua pekerjaan itu, Maya tak lagi membebani pikiran orang tuanya untuk biaya Uang

Kuliah Tunggal tiap semesternya. Menekuni kedua pekerjaan itu sekaligus tak membuat Maya lupa akan kewajibannya sebagai mahasiswa. Kiatnya, ia tak pernah menunda waktu untuk mengerjakan tugas perkuliahan agar bisa berkerja dengan nyaman. Alhasil, IPK-nya hingga semester V ini tergolong cum laude dengan skor 3,92. Dengan keterbatasan ekonomi dan prestasi akademiknya, Maya sepantasnya mampu memperoleh beasiswa. Ia beberapa kali mengajukan permohonan menerima beasiswa kepada birokrasi. Setidaknya, Beasiswa Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP PPA) atau Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidik Misi). Sayangnya, birokrasi tak kunjung memberikan respon positif. Padahal, banyak di antara temannya yang berkecukupan bisa dengan mudah mendapatkan beasiswa. Tak mau berprasangka buruk, ia tak pernah menyerah dan tak kehabisan akal agar bisa menerus-

kan kuliah. Kendati sibuk dengan pekerjaan, kuliah tetap menjadi prioritasnya. Ia mengaku hendak membahagiakan orang tuanya dengan cara itu. Memang, hanya ia di antara saudaranya yang melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi. “Saya mau meneruskan kuliahku karena ingin kasih bahagia orang tua, karena dari semua bersaudara saya ji yang kuliah,” ujarnya. Hanya satu harapannya, Maya ingin orang seperti dirinya bisa dibantu agar bisa menyelesaikan kuliah. “Harapan saya itu agar orang bernasib seperti saya bisa dibantu dan kejarlah impian kalian. Bahagiakan orang tua,” pesannya. Semua keterbatasan yang dimiliki oleh Maya justru dijadikan sebagai bumerang untuk menguatkannya. Ketekunan dan kemandirian menjadikannya berbeda dengan mahasiswa berkantong tebal yang hanya bisa disuapi orang tua. Kendala ekonomi tak menjadi penghalang, ia justru lebih memotivasi dirinya. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


4

Reportase Utama

Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Prof. Husain Syam, Rektor UNM Periode 2016-2020

Rangkul Mereka yang Kalah!

Suara riuh dan tepukan bergemuruh di lantai 2 gedung Pinisi, 3 Maret lalu. Dosen, pegawai, mahasiswa hingga cleaning service tampak antusias menyaksikan proses penghitungan suara calon rektor. Ada yang berdiri, ada yang duduk, beberapa di antaranya tampak tegang sepanjang penghitungan. Dua buah layar sengaja dipasang panitia di lokasi itu. Layar tersebut terhubung langsung dengan ruang pemilihan di lantai 14. Melalui video streaming Youtube, semua civitas Universitas Negeri

Makassar (UNM) bisa menyaksikan pemilihan yang diikuti 98 anggota senat dan perwakilan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) itu. Ini adalah pemilihan tahap kedua sekaligus sebagai babak penentu siapa nahkoda baru UNM 4 tahun mendatang. Di ruang pemilihan tak kalah tegang. Perwakilan Menristekdikti, Agus Indarjo yang duduk berdampingan dengan Rektor UNM, Arismunandar tampak tersenyum-senyum dan sesekali berbisik. Sementara itu, semua anggota senat tampak menghela napas panjang ketika proses penghitungan suara selesai. Prof. Husain Syam mem-

peroleh suara terbanyak dengan 69 suara. Dia unggul dari dua pesaingnya, Prof. Wasir Thalib (47 suara) dan Prof. Heri Tahir (35 Suara).Urutan perolehan suara ini persis sama dengan pemilihan tahap pertama lalu, 2 Februari. Wasir Thalib dan Heri Tahir bergantian memberikan ucapan selamat kepada Dekan Fakultas Teknik dua periode itu. “Kurang pendukung itu biasa saja,” kata Heri sambil tersenyum. Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan ini mengimbuhkan, kekalahan yang dialaminya bukanlah akhir dari segalanya. “Ini bukan akhir dari segalanya. Melainkan, tetap awal dari kebahagian," ujar Profesor Hukum Pidana ini. Sementara itu, Wasir berlalu tanpa memberikan keterangan apapun. Ekspresi ini berbeda sebelum pemilihan. “Saya hanya berharap pemilih nantinya dapat memilih secara profesional, tidak ada sogok-sogokan dan yang pastinya yang naik itulah yang terbaik. Kalau memang bukan saya, saya harus berlapang dada, tidak boleh dendam. Kalau memang saya, ya alhamdulillah,” ujarnya dua hari sebelum pemilihan. Tanda-tanda kemenangan Husain sebenarnya sudah tercium di malam pemilihan. Kala itu, Husain mengumpulkan 60 anggota senat dalam acara dinner di Hotel Grand Clarion yang hanya berjarak kurang lebih 50 meter dari gedung Pinisi. Dari 60 anggota senat, satu di antaranya adalah kandidat yang kalah pada

putaran pertama, Prof Jasruddin. Jasruddin mengatrol 12 suara di putaran pertama. “Kalau saya sudah jelas, saya datang di sini,” bebernya singkat. Husain sendiri mengaku akan langsung berbenah usai pelantikan nanti. Guru Besar Teknik Pertanian ini mengatakan banyak pekerjaan rumah bagi rektor baru. Beberapa di antaranya adalah infrastuktur dan konflik mahasiswa. “Butuh proses itu (konflik antar mahasiswa) tidak mudah, tidak langsung hilang,” katanya. Husain juga berjanji akan merangkul mereka yang kalah di pemilihan. “Sepanjang bisa memberikan kontribusi bagi UNM kita rangkul,” tuturnya. (*)

FOTO: FEBRIAWAN-PROFESI

Penjual Kacang Goreng Itu Kini Jadi Rektor SIAPA yang menyangka kalau Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) periode 2016-2020 terpilih, Husain Syam dulunya merupakan penjual kacang goreng? Dikutip dari buku biografi Husain Syam dalam Ragam Perspektif, Husain kecil kerap menjajakan kacang goreng buatan tangannya sendiri pada bulan Ramadhan. Subuh hari ia membuatnya. Sebelum dan sesudah salat Tarawih ia menjualnya. Meski demikian, Husain sebenarnya terlahir dari golongan To Makaka. Dalam adat Mandar, golongan tersebut merujuk pada orang-orang yang dituakan. Tak hanya berjualan kacang goreng, Husain kecil pun membajak sendiri sawah

milik orang tuanya tiap kali ia pulang sekolah sewaktu SMP. Selain sawah, ia menggarap kebun pertanian seluas satu hektar milik orang tuanya. Panen hasil kebun berupa mangga dan langsat ia bawa sebagian pulang ke rumah, sebagiannya lagi ia jual ke pasar. Pendidikan formal Husain diawali di SDN 12 Kanang Polman pada pagi hari dan melanjutkan di MI Kanang pada sore harinya. Selepas pendidikan dasar, ia melanjutkan studi pendidikan menengah di SMP 2 Polewali lalu merantau di SMA 6 Makassar. Husain berhasil meraih gelar sarjana di bidang teknik mesin pada saat ia berusia 23

tahun dengan capaian mahasiswa teladan Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan serta kampus IKIP Ujung Pandang kala itu. Setelah ia terangkat menjadi dosen tetap Jurusan Teknik Mesin di almamaternya, Husain kemudian melanjutkan S2 dengan Konsentrasi Keteknikan Pertanian Universitas Gajah Mada. Tak berselang lama, ia menjadi Doktor bidang Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor. Jabatan manajerial di kampus pertama kali diawali Husain sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UNM. Setahun menjabat, ia lalu terpilih sebagai Dekan Fakultas Teknik selama dua periode berturut-turut.

Selain di internal kampus, Husain pernah pula menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pendidikan Teknologi Kejuruan Indonesia. Sekarang, ia diangkat sebagai dewan pembina asosiasi tersebut. Kini, takdir baru membuka jalannya bagi penjual kacang goreng itu. Pada 3 Maret lalu, Husain akhirnya terpilih menjadi Rektor UNM Periode 2016-2020. (*) TIM REPORTASE UTAMA Koordinator: Ita Andriani Anggota: Awal Hidayat, Rosni Armin

SUDUT + Rangkul Mereka yang Kalah! - Semoga tidak dijadikan pajangan... + Kini Perpus Jual Buku - Mungkin butuh dirangkul... + Bus UNM Tinggal Pajangan - Tidak ikutan dijual?... Dg. Tata

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Reportase Utama Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

5

www.profesi-unm.com

Menunggu Gebrakan Profesor Pertanian

FOTO: FEBRIAWAN-PROFESI LAB. Bangunan Laboratorium Terpadu Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (UNM) yang kini masih dalam tahap perampungan. Namun, pembangunan gedung ini diindikasikan terkait kasus korupsi pejabat UNM.

MEI mendatang, Husain Syam akan dilantik sebagai Rektor UNM periode 2016-2020. Sejumlah pekerjaan rumah dari rektor sebelumnya, Arismunandar kini menanti Dekan Fakultas Teknik itu. Melanjutkan kinerja dari Arismunandar untuk memberikan perubahan ter-

Streaming: radioprofesi.com

hadap kampus UNM menjadi lebih baik. Perbaikan infrastruktur sudah menjadi pekerjaan tahunan setiap rektor yang menjabat. Namun hingga dua periode menjabat sebagai rektor UNM, Arismunandar tak sepenuhnya menjadikan infrastruktur kam-

pus lebih baik. Terlihat dari bangku 90-an yang masih banyak digunakan dalam kelas, bahkan AC hanya tinggal pajangan. Belum lagi pembangunan di beberapa fakultas tersendat, seperti halnya pada gedung Fakultas Ilmu Sosial, gedung Fakultas Ekonomi, gedung Science Square, Tellu Cappa Program Pascasarjana, dan Lab Terpadu Fakultas Teknik. Kondisi ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi rektor selanjutnya. Sebab sudah jadi kewajiban setiap pemangku jabatan tertinggi untuk memperhatikan infrastrukturnya. Apalagi jika ingin menjadi World Class University. Meski memperbaiki infrastruktur bukanlah perkara mudah. Tak heran jika salah satu program kerja (proker) Husain yang ia janjikan yakni peningkatan sarana, prasarana dan penataan lingkungan menuju kampus modern. Terfasilitasinya kegiatan akademik, keuangan, kepegawaian, dan kemahasiswaan yang aman, nyaman, dan indah demi terciptanya budaya kampus yang kondusif serta bebas narkoba. Dari tujuh proker yang ia paparkan, pro-

gram ini dipilih menjadi prioritas utama yang akan dikerjakan setelah pelantikan. “Setelah ini saya akan berbenah terutama dalam hal infrastruktur,� katanya seusai pemilihan. Dengan cara itu, Husain menjalankan rancangan yang telah dibuatnya untuk empat tahun kedepan. Sebab infrastruktur yang baik mampu menunjang jalannya sebuah universitas, seperti akademik, kemahasiswaan dan kerjasama. “Semuanya berkaitan. Kalau infrastruktur telah selesai, maka akan mempengaruhi semuanya,� jelasnya. Tidak hanya itu, program lain juga diusungnya. Di antaranya, pengembangan kapasitas dan manajemen organisasi atau lembaga dimaksudkan untuk peningkatan akreditasi UNM, peningkatan kuantitas dan kualitas akreditasi program studi, peningkatan status UNM dari Perguruan Tinggi Negeri Satuan Kerja menuju PTN Badan Layanan Umum. Bahkan, Husain telah membuat sebanyak 70 rancangan kegiatan untuk mengaplikasikan tujuh proker yang ia targetkan. (*)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


6

Laporan Perjalanan Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Elegi Jurnalisme Televisi *Oleh: Mentari Jati Pratiwi dan Nurul Irsal Amalia HARI itu juga kami menjejakkan kaki di pulau Sumatera, tepatnya di provinsi Sumatera Utara. Medan, ibukota provinsi tersebut adalah kota yang pilihan kami untuk menjadi peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) Salam Ulos 2015.

K

omunikasi dengan panitia terus dijalin sejak masih di kota Daeng hingga benar-benar tiba di Bandara Kualanamu. Kami tiba siang hari dan seperti Makassar, di Medan juga teriknya matahari sangat membakar. “Naik taksi saja, tidak pakai menunggu lama. Kalau pakai bus tunggu busnya penuh dulu,” tawar seorang bapak yang menjajakan taksinya. Kami menolak dan tetap mengikuti instruksi panitia agar menggunakan bus menuju foodcourt. Tiba di foodcourt kami bertemu salah satu panitia, namanya Nurhanifah yang beberapa menit lamanya menunggu kedatangan kami. Selamat datang di kota berbudaya! Rasa-rasanya masih seperti mimpi berada disini. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Berastagi, lokasi pelaksanaan PJTLN, kami diajak mampir ke redaksi Suara Universitas Sumatera Utara (USU) yang berlokasi di kampus USU. Setelah itu, perjalanan kami lanjutkan menaiki bus. “Masih sekitar dua jam lebih waktu perjalanan kesana, kak” ujar Nurhanifah. Melepas penat dan lelah kami memanfaatkan waktu istirahat tersebut. Tiba di Berastagi yang dinginnya sama seperti ketika berada di Malino, kami langsung memasuki ruangan untuk mengikuti materi yang sudah berlangsung, Teknik Reportase dan membuat Script. Terlebih dahulu kami diminta untuk memperkenalkan diri serta asal daerah dan utusan dari LPM apa. Nama masing-masing peserta sudah terpampang di hadapan mereka sehingga lebih mudah untuk kami saling mengenal. Jumlah peserta ada 19 orang. 11 delegasi dari masing-masing LPM, di antaranya Balairoeng Universitas Gadjah Mada, Akademika Universitas Udayana, SKK Ganto Universitas Negeri Padang, Dinamika

FOTO: DOKUMEN PRIBADI

FOTO BERSAMA. Peserta pelatihan jurnalistik tingkat lanjut (PJTLN) salam ulos 2015 saat berfoto bersama dengan panitia kegiatan.

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Kronika STAIN Lampung, Genta Universitas Andalas, Pijar Universitas Sumatera Utara, Sumberpost UIN Ar—Raniry, Identitas Universitas Hasanuddin, Catatan Kaki Universitas Hasanuddin, dan Profesi Universitas Negeri Makassar. Selama lima hari kami berada di Tanah Karo untuk belajar mengenai “Jurnalisme Televisi Mewartakan Bencana”. Beragam materi dan kegiatan yang selalu menarik disuguhkan panitia membuat kegiatan berlangsung penuh semangat dari para peserta. Ada dua pemateri, yaitu Gunawan, seorang Consultant Broadcast Freelance dan Syaiful Anwar, Eksekutif Produser i-News TV biro Medan MNC Groups. Syaiful memberikan materi hanya pada hari ketiga saja dan selebihnya materi ditangani oleh Gunawan. Teknik Editing Video, Jurnalisme Bencana, Diskusi Bencana dan Erupsi Sinabung menjadi bekal

kami sebelum terjun ke lapangan untuk membuat berita video.

Penonton Indonesia Tak Punya Pilihan

Media Pertelevisian Indonesia pastinya hal yang paling banyak disoroti di PJTLN bertema "Jurnalisme Televisi Mewartakan Bencana" ini. Televisi sebagai salah satu ‘penyampai informasi’ tercepat belakangan mulai lebih banyak mendatangkan mudarat ketimbang manfaat. Saat ini, kita dihadapkan dengan permasalahan tayangan televisi yang dianggap tidak mendidik. Terutama bagi anak-anak yang menggemari benda ‘hidup’ berbentuk kotak tersebut, kekerasan, pornografi dan tayangan berbahaya lainnya kian lepas dari pegawasan KPI. Gunawan, salah satu pemateri menilai, pemilik stasiun televisi selalu menganggap bahwa program yang mereka siarkan disukai oleh masyarakat. Sembari menikmati profit yang didapatkan dari tayangan 'tak

layak', mereka tak menyadari perlahanlahan mereka merusak moral dan persepsi masyarakat Indonesia. “Pemilik televisi kadang lebih mementingkan faktor keuntungan semata. Misalkan program televisi seperti sinetron yang tidak mendidik. Tapi mereka punya alasan, ratingnya tinggi dan banyak ditonton. Padahal masyarakat sebenarnya tidak punya pilihan terutama yang menonton di siaran tak berbayar. Mereka mau ganti channel-lah semua sinetron. Semua sama. Dalam hal ini televisi tidak benar juga mengatakan bahwa program itu disenangi,” bebernya. Menilik kondisi pertelevisian Indonesia, menurut Gunawan, tak etis rasanya jika langsung men-judge tak ideal. "Subjektif jika saya yang menilai mana yang ideal mana yang tidak," tuturnya. Namun, kualitas tontonan yang lebih banyak dimiliki penanam modal swasta ini memang sudah jauh dari kesan mendidik. Lepas dari fungsi media pertelevisian sebagai media edukasi.(*)

Sinabung, Sejumput Kisah Pilu Pembakar Semangat DESA Gurukinayan, berjarak 3 kilometer dari kaki Gunung Sinabung hanyalah tinggal cerita dan kenangan belaka. Ketika tim kami berkunjung ke desa tersebut, keadaannya memang sudah mengenaskan. Tak ada lagi kehidupan manusia disana. Ranting pepohonan kering dan hangus akibat hujan abu vulkanik yang sangat panas kala itu seolah menggambarkan luka yang menyayat. Rumah-rumah warga porak-poranda, hutan-hutan yang mati, hanya tersisa desa yang bisu. “Disini dulunya tempat kami hidup, namun sudah habis semua. Kami tidak bisa hidup disini lagi,” ujar bapak yang mengantarkan kami menuju lokasi. Atmosfer yang dirasakan seperti berada pada lokasi syuting film horror. Siapapun yang melihatnya atau berada di kawasan ini kemungkinan akan bergidik. Belum Urai data, ungkap fakta, saji berita

sempat juga lima detik menatap layar ponsel, abu vulkanik sudah menebalkan layar tersebut. Memaksa kita untuk mengelapnya. Begitu berulang-berulang. Para warga desa Gurukinayan mau tidak mau harus hengkang dari desa tercintanya. Jika tetap memilih bertahan, nyawa sudah pasti menjadi korban. Salah satu warga, Mak Bakwan yang kini mendiami salah satu tempat pengungsian, Huntara Mandiri berkisah, alangkah mengerikannya tatkala ia dan keluarganya harus angkat kaki dari tanah kelahirannya. “Waktu itu tengah malam, tiba-tiba saja ada gemuruh hebat entah dari mana. Warga sudah pada berlarian kesana-kemari, ternyata gunungnya mengamuk,” ujarnya. Semilir angin sepoi-sepoi dan terik matahari yang membakar kala itu tidak me-

nyurutkan tekadnya untuk tetap berladang di tempat pengungsiannya. Ya, selain rumah pengungsian yang disiapkan PT. Huntara Mandiri, disediakan juga ladang untuk bercocok tanam. Hidup pada saat masa awal di pengungsian terasa begitu sulit. Hidup di pengungsian pun tidak serta-merta menjamin kelangsungan hidup. Tak ingin menyerahkan diri pada nasib, Mak Bakwan menjalani hari-harinya di ladang. “Kami disini hidup gratis selama lima tahun, setelah itu ya bayar. Kalau mau dikata senang tidak begitu juga, tapi apapun itu tetap bersyukur masih bisa selamat dari bahaya dan masih bisa bercocok tanam,” kisahnya. Berladang di tempat seperti ini memang tak membuahkan banyak hasil, yang ditanamnya pun kelak akan berbeda

ketika menuai hasil sebab tak akan sebaik yang diharapkan. Abu vulkanik akan terus menghantui pertumbuhan tanaman-tanaman tersebut. Sebagai kegiatan agar membunuh sepi dan rasa rindu akan desa asalnya, perempuan lanjut usia lainnya, Nurma Buruginting membuat anyaman bakul nasi. Ia hanya tidak ingin berpangku tangan lantaran hidup di pengungsian. “Satu bakul nasi ini dihargai sepuluh ribu rupiah, tidak seberapa memang tapi lumayanlah nak bisa jadi obat pembunuh sepi,” ungkapnya. Sinabung, tak mesti selalu menceritakan kisah berkabung. Selalu ada sisi baik yang bisa dipetik. Walau ada yang mati, nyataya kehidupan tetap terus berlanjut. Teruslah hidup menjadi pelanjut kehidupan.(*) Streaming: radioprofesi.com


Info Akademik Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

AGENDASIANA

Dapatkan Beasiswa LPDP Gelombang II Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) membuka pendaftaran beasiswa Pendidikan Reguler (Magister Doktoral) dan Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis serta Beasiswa Pendidikan Afirmasi. Pendaftaran tersebut dapat dilakukan pada 21 Januari - 15 April 2016. Perguruan tinggi dalam negeri yang menjadi tempat tujuan beasiswa ini antara lain ITB, UGM, UNPAD, UI, dan UNHAS. Sementara di luar negeri di antaranya mencakup Australia, Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Malaysia, Mesir dan Singapura. Untuk info pendaftaran LPDP lebih detinya dapat mengakses laman http://www.lpdp. kemenkeu.go.id. (pr02)

Komlab PGSD Akan Gelar Wisata Pendidikan Komunitas Laboratorium (Komlab) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menggelar Wisata Pendidikan. Wisata Pendidikan yang mengangkat tema "Aksi Nyata Insan Cendekia Warnai Dunia Pendidikan" ini rencana akan digelar selama 7 hari, yaitu 2 -8 Mei mendatang. Kegiatan yang diadakan dalam rangka memperingati hari pendidikan nasional ini mengadakan beragam kegiatan. Di antaranya Upacara Memperingati Hari Pendidikan Nasional, Seminar Pendidikan Nasional, Debat Bahasa Indonesia Mahasiswa PPGT Se-Indonesia, Debat Bahasa Inggris Mahasiswa PGSD Se-Indonesia, Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional, LCT "Running Student", Seminar dan Workshop Keguruan serta Permainan dan Olahraga Tradisional. (pr24)

UKM Olahraga Rekrut Anggota Baru Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga UNM kembali menggelar Pendidikan dan Pelatihan Dasar Manajemen Keolahrgaan (Diklatsar) ke-20. Hal tersebut dilakukan untuk merekrut anggota baru pada 18 Maret nanti. Pendaftaran pun telah dibuka mulai 22 Februari hingga 11 Maret 2016 mendatang. Setelah itu, akan ada tes wawancara dan tes tertulis yang dimulai pada 12 dan 13 Maret. Peserta yang lolos akan diumumkan pada 14 Maret. (pr16)

www.profesi-unm.com

Ini Alur Pendaftaran SNMPTN KABAR gembira bagi siswa SMA/MA/SMK sederajat yang hendak meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi negeri. Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016 telah dibuka mulai 29 Februari hingga 12 Maret mendatang. Hal tersebut sesuai pengumuman Panitia Pelaksana SNMPTN 2016 pada laman resminya di http:// www.snmptn.ac.id.

Tahun ini, Universitas Negeri Makassar (UNM) akan menerima 4.110 mahasiswa baru melalui tiga jalur yang ada di UNM. Hal tersebut diungkapkan oleh Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Sofyan Salam. “Sebanyak 4.110 mahasiswa yang akan diterima, itu yang sesuai dengan hasil rapat,” ungkapnya. Guru Besar Fakultas Seni dan Desain itu menuturkan, untuk tahun ini universitas berusaha menerima mahasiswa baru dengan proporsi yang telah direncanakan. Lebih lanjut, Sofyan berharap, bagi calon mahasiswa segera mempersiapkan beberapa persyaratan. Di antaranya, mengisi nilai rapor semester 1-5 pada Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Proses pengisian dan verifikasi PDSS telah dimulai pada 18 Januari dan berakhir pada 20 Februari. Tahap setelah pendaftaran ialah pencetakan kartu tanda peserta SNMPTN (22 Maret - 21 April), proses seleksi (24

SEJUMLAH 979 mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) diberangkatkan ke dua kabupaten, yaitu Pangkep dan Enrekang. 23 orang ditempatkan di SMP Labschool UNM Pangkep sementara sisanya tersebar di lima kecamatan di Enrekang. Pemberangkatan bagi peserta KKN Reguler dan Terpadu tersebut dilakukan sejak Sabtu-Minggu, (27-28/2). Sebelumnya, Pusat KKN LPM UNM telah menetapkan jadwal pemberangkatan pada 1 - 3 Maret. Namun, Kepala Pusat KKN UNM, Muhammad Rakib, menuturkan, jadwal pemberangkatan KKN dipercepat sebab adanya pelaksanaan Pemilihan Rektor. “Awal Maret, namun jadwal sangat

Streaming: radioprofesi.com

nasional tersebut juga akan memberikan peluang pada PTN untuk mendapatkan calon mahasiswa baru yang mempunyai prestasi akademik tinggi. Untuk info lebih detil dapat menghubungi call center di 08041450450 atau mengakses helpdesk di laman http://halo. snmptn.ac.id. (bri)

padat, karena akan diadakan pemilihan Rektor UNM. Agar tidak mengganggu, maka jadwalnya dimajukan,” tutur Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi itu. Sementara itu, Rektor UNM, Arismunandar mengimbau kepada peserta KKN UNM agar turut mensosialisasikan program Bidikmisi di lokasi KKN-nya masing-masing. Hal tersebut diungkapkan rektor dua periode ini saat pelepasan KKN di Ballroom lantai 2 Gedung Pinisi UNM, Rabu (24/2). “Ini menjadi suatu amal bagi kita untuk memberitahu kepada siswa tidak mampu yang ingin melanjutkan kuliah Selain itu, juga kiranya memperkenalkan UNM serta jalur masuknya secara jelas," pesannya. (mad/pr26)

6-7 April, Wisuda Periode II Dihelat

LDK Fosdik Al-'Umdah Gelar Open Recruitment Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Fosdik Al-'Umdah menggelar open recruitment hingga Minggu, 20 Maret mendatang. Perekrutan anggota baru tersebut akan digelar di Gedung Pusat Bahasa Arab UNM, Lt. 2 UNM. Dengan tema "Gali Potensi menjadi Intelektual Sejati", perekrutan ini dikhususkan bagi muslimah. HTM sejumlah Rp5.000,00 dan fasilitas yang disediakan berupa snack dan doorprize. (pr10)

Maret - 8 Mei), pengumuman hasil seleksi (10 Mei), hingga pendaftaran ulang (31 Mei). SNMPTN bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa SMA, MA, SMK atau SRI di luar negeri yang memiliki prestasi unggul untuk memperoleh pendidikan tinggi. Selain itu, seleksi

Peserta KKN Mengabdi di Dua Kabupaten

Electrical Days Akan Kembali Dilegar Himpunan Mahasiswa Elektro (HME) Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (UNM) akan kembali menggelar Electrical Days pada bulan April Mendatang. Kegiatan ini akan menampilkan lima jenis lomba yang nantinya akan memperebutkan puluhan juta rupiah. Pendaftaran telah dibuka mulai 1 sampai 29 Maret yang terbuka untuk umum. Formulir pendaftaran dapat diperoleh di Fan Page Electrical Day. (aan)

7

JADWAL pelaksanaan wisuda periode II tetap mengikuti jadwal yang telah ditentukan pada kalender akademik tahun 2015/2016, yaitu Rabu-Kamis (6-7/4) mendatang.

“Sudah jelas jadwalnya di kalender akademik, tetap ikut dengan itu,” kata Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) Universitas Negeri Makassar (UNM), Ismail Muchtar. Ia menambahkan, pelaksanaan wisuda mendatang masih digelar pada tempat yang sama seperti pelaksanaan prosesi sebelumnya. “Tempatnya juga tetap sama seperti wisuda periode lalu di pelataran Pinisi,” ujarnya. Sayangnya, beberapa mahasiswa yang akan diwisuda nantinya mesti gig-

it jari sebab tak diberi lagi kesempatan untuk berjabat tangan dengan rektor. Padahal, wisuda mendatang merupakan wisuda terakhir bagi Arismunandar sebagai pejabat Rektor UNM. “Tidak semua mahasiswa yang jabat tangan pas diwisuda. Hanya mahasiswa terbaik saja nanti yang bisa jabat tangan dengan pak rektor,” tandasnya. Sementara itu, pendaftaran Wisuda Periode II telah berakhir pada Jumat (4/3) lalu. Batas waktu pendaftaran tersebut juga mengacu pada kalender semester genap tahun akademik 2015/2016. (whd) Urai data, ungkap fakta, saji berita


8

Lensa Orange www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

Harapan Baru Pesta demokrasi pemilihan rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) periode 2016-2020 telah berakhir. Lantai 14 Gedung Pinisi menjadi saksi terpilihnya Husain Syam di hadapan 98 anggota senat dan perwakilan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Berbagai harapan dari civitas akademika untuk membawa kampus ini berlayar menuju World Class University berada di pundak

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Husain Syam sebagai nahkoda baru UNM selama empat tahun ke depan. Arnold Mononoetoe, Idrak Yasin, A. Rivai, Edy Agussalim Mokodompit, Abdul Karim, Paturungi Parawansa, Syahruddin Kaseng, Idris Arief dan Arismunandar telah memimpin kampus ini dengan berbagai perubahan dari masa ke masa. FOTO & TEKS: FEBRIAWAN DJALIL

Streaming: radioprofesi.com


Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

Streaming: radioprofesi.com

Pariwara

9

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


10

Seni Budaya Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com



 *Dewi N Rahmani

Foto : Int SENIN siang. Mentari bersinar dengan gagah tanpa peduli kepulan awan yang berusaha menutupi; ia menepisnya dengan sempurna. Seorang perempuan berjalan melintasi lapangan basket dengan penuh percaya diri; sepasang tali sepatu bertengger manis pada sepatunya yang kecil. Tali sepatu yang mengundang setiap mata untuk memandang. Tali sepatu yang seakan mendukung sang mentari bersinar lebih terang; silau. Tak ada yang salah, hanya saja warnanya terlalu nyentrik untuk wilayah kampus yang terbilang sederhana ini. Light orange. And when I saidlight,

meant it. Dia berjalan menghampiriku dengan sepotong roti di tangan kanan dan mulut yang sibuk mengunyah. Senyumnya yang khas selalu mengundang siapa saja untuk balik tersenyum. Well, setidaknya aku. “Belum pulang kau? Menunggu apa? Siapa?” Tanyanya seraya bersimpuh dihadapanku, tak perduli tanah yang ia duduki akan mengotori celananya. “Tidak sedang menunggu siapa-siapa. Hanya ingin lebih lama di kampus.” Jawabku yang dibalasnya dengan mulut membulat membentuk huruf “o”, lalu

kembali sibuk mentransfer roti yang dia pegang menuju lambungnya. Sebenarnya ingin kutanyakan kenapa dia belum pulang dan siapa atau apa yang ia tunggu atau bahkan menanyakan kenapa dia memilih untuk memakai tali sepatu berwarna seterang itu. Namun, jika dihadapkan dengannya, lidahku yang telah mengalahkan puluhan lawan debat mendadak kelu. Segala kata tertahan di tenggorokan dan berakhir tertelan bulat-bulat. Roti coklat itu telah habis ia lahap. Dia berdiri dihadapanku dan pamit hendak pergi. Kemana? Entah. Dia tak memberitahu dan aku enggan untuk bertanya. Lima langkah menjauh dariku, ingin rasanya aku teriak memanggilnya dan mengobrol lebih lama dengannya. Sepuluh langkah menjauh dariku, ingin rasanya aku berlari kearahnya dan menawarkan diri untuk mengantarnya, kemanapun itu. Belasan langkah menjauh dariku, ingin rasanya kuteriakkan namanya lalu berlari dan memeluknya erat; mengutarakan segala yang kurasakan selama ini. Puluhan langkah menjauh dariku dan rasanya semua membuncah di kepalaku dan meletup-letup dihatiku. Tak bisa kutahan lagi! Aku berjalan-setengah berlari menghampirinya. Dia menghentikan langkahnya, seakan merasakan kehadiranku tepat dibelakangnya. Kami berdiri tepat ditengah koridor yang kini hanya dilalui segelintir mahasiswa. Satu langkah mendekatinya, dia berbalik. Aku tertegun melihat matanya yang sangat jauh berbeda dari tatapan yang biasanya membulat penuh keteguhan. Kini tatapannya nanar dan berkaca-kaca. Aku yakin betul, sekali dia mengedipkan matanya maka tumpah ruahlah genangan air itu. Dan benar saja, kini bahkan dia

telah terisak dihadapanku. Sebelum kutanya kenapa, dia telah mengatakannya. Semua alasannya. “Kau sangat menyebalkan!” Makinya di awal. “Kau membuatku terlihat sangat menyedihkan. Kau datang dan membangun sebuah rumah untukku, membuatkan segelas coklat hangat didalamnya, membuatku bahkan enggan untuk mengintip keluar. Namun, dalam sekejap kau memporakporandakannya, kau menghancurkannya dengan satu tiupan. Hilang tak bersisa. Lalu, seolah tak ada apa-apa, kau kembali datang. Kembali membangun sebuah rumah. Namun dengan versi berbeda; dingin. Menyentuh dindingnya saja, membuat sekujur tubuhku menggigil, apalagi untuk kusinggahi atau bahkan menetap. Tak ada lagi rumah yang dulu. Tak ada lagi kamu yang dulu.” Ia berhenti sejenak, menarik nafas dalam sebelum kembali melanjutkan. “Kau tahu, kenapa aku memakai tali sepatu dengan warna seterang ini? I wanna be noticed by you! Tapi kau seolah tak melihat apapun, kau sama sekali tak memperhatikan! Menatap pun tidak. Sungguh, aku benar-benar terjebak dalam gaungan rindu yang memekakkan batin, hanya kau yang dapat menyelamatkan. S.O.S, repeat, S.O.S.” Dan dia kembali terisak dalam diam. Sakit. Aku seolah merasakan sakit dan sesak yang ia rasakan. Perlahan tanganku terulur dan mulutku terbuka, “Mari pulang.” *Penulis adalah mahasiswa Prodi Sastra Inggris UNM

*Dewi N Rahmi Prodi Sastra Inggris FBS Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


Inovasi Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

11

www.profesi-unm.com

Manfaatkan Gadget Agar Petani Tak Kudet PETANI biasanya identik dengan tanah dan tanaman. Seiring perkembangan zaman, petani juga bisa menggunakan teknologi canggih. Seperti halnya aplikasi petani yang dibuat oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) Jurusan Elektro Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM), Alimka, Darmayansyah, dan Muh. Nasrullah beberapa waktu lalu. Aplikasi tersebut dibuat untuk membantu petani mengetahui harga dan memudahkan petani dalam hal informasi seputar pertanian. Awalnya, Alimka terinspirasi saat obrolannya dengan kepala konsultan petani yang mengeluhkan kendala petani saat ini dengan penggunaan alat-alat tradisional. Karenanya, Alimka beserta kedua rekannya pun membuat alat yang dinamakan Aplikasi Petani. "Mahasiswa harus lebih kreatif melihat perkembangan di zaman serba teknologi ini," kata Alimka. Dalam pembuatannya, Alimka dan tim hanya menggunakan open source di android yang kemudian didesain sedemikian rupa menggunakan bahasa pemrograman java. "Unduh aplikasinya di smartphone kemudian kita download Aplikasi Petani, setelah terunduh tinggal kita gunakan aplikasinya sesuai apa yang dibutuhkan mengenai pertanian," katanya. Hingga saat ini, Aplikasi Petani masih dalam proses pengujian sebelum digunakan oleh masyarakat umum. Namun, aplikasi ini telah mendapat pengakuan nasional setelah memperoleh juara pertama pada lomba karya ilmiah di Universitas Brawijaya. Timnya pun berhasil mengalahkan beberapa universitas di Indonesia seperti UGM, ITS, UNES Semarang, Universitas Bengkulu, UIN Sunan Kalijaga, dan Unhas. Seperti halnya aplikasi lain, sebelum

FOTO : IST Alimka beserta tim saat mempresentasikan Aplikasi Petani di Universitas Brawijaya, Malang.

diterima dan diakui, banyak kendala yang telah dihadapi, mulai dari dana hingga waktu pengerjaan yang begitu singkat. Tak kurang dari dua minggu, Alimka dan tim akhirnya mampu menyelesaikan proyeknya tepat waktu. "Seminggu sebelum berangkat ke Malang saya bertanding di Purwekerto tepatnya di Universitas Jenderal Soedirman, baru kembali ke Makassar Senin malam. Berangkat kembali Malang hari Kamis, dan hanya dua hari waktu cari dana," cerita mahasiswa PTIK ini. Tak hanya itu, saat sampai di Malang,

karya yang dilombakan dipamerkan dan saat itu tim Alimka tidak membawa alat yang dibutuhkan. Akhirnya ide mereka kembali muncul. Mereka menggunakan bahasa daerah dalam mempromosikan karyanya untuk menarik pengunjung. "Tidak ada perlengkapan yang dibawa seperti LCD, proyektor, kabel. Jadi saya sediakan dua laptop, dua smartphone, dan beberapa brosur. Kemudian saya gunakan bahasa daerah supaya bisa menarik pengunjung," ujar mahasiswa PTIK ini. Selanjutnya, hal paling penting yang mes-

ti dihadapi oleh tim Alimka adalah kendala melek teknologi bagi petani. Pasalnya, petani pada umumnya masih belum mampu mengikuti pesat perkembangan teknologi. "Memang saat ini petani masih cenderung buta teknologi, itu kendala ke depannya," akunya. Ia pun berharap, adanya bantuan dari berbagai pihak dalam memberikan solusi terkait masalah tersebut, utamanya pemerintah setempat. "Kita berharap pemerintah mampu membantu untuk sosialisasi melalui kelompok-kelompok tani yang ada," harapnya. (pr30)

Limbah Organik Disulap Jadi Uang SETIAP hari manusia pasti menghasilkan sampah, entah sampah organik, sampah non organik hingga Bahan Berbahaya Beracun (B3). Jika hal ini terus terjadi, maka volume sampah akan bertambah banyak yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Karenanya, perlu untuk berpikir cerdas dan kreatif agar volume sampah ini tidak meningkat dan menjadi masalah serius. Hal tersebut pun yang melatarbelakangi sekelompok mahasiswa biologi yang aktif di Kebun Percobaan Biologi FMIPA Parangtambung atau Green House/Experimental Farm. Dengan kreatifitasnya, sampah organik ini mampu disulap hingga menjadi uang. Seorang mahasiswa aktif di Green House, Ilham Nur menuturkan, sampah yang ada di sekitar tidak dibiarkan begitu saja. Akan tetapi, sampah tersebut diolah menjadi produk layak jual. “Hal ini dilakukan supaya volume sampah berkurang di lingkungan kita sehingga mendukung Makassar Tidak Rantasa',” ,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Kebun Percobaan Biologi, Adnan menjelaskan, olahan limbah organik diolah menjadi produk pupuk kompos bokasi dan pupuk organik cair. “Pupuk bokasi itu pupuk yang berbentuk padatan, sementara pupuk organik cair berbentuk cairan yang berasal dari sampah organik seperti limbah sayur, buah yang telah membusuk dan difermentasi lalu dijadikan pupuk organik berbentuk cairan,” jelas Adnan.

menggunakan mesin pencacah sampah organik dibentuk menjadi padatan. Sedangkan, pemrosesan pupuk organik cair dengan cara sederhana yaitu difermentasikan did alam wadah dengan memanfaatkan mikroba sebagai pengurai dari sampah basah seperti sayur, dan buahbuahan yang telah membusuk.

Adnan pun mengimbuhkan, hasil pemrosesan pupuk tersebut dijadikan sebuah produk kewirausahaan yang diolah sendiri oleh mahasiswa Jurusan Biologi.

“Jadi tidak cuma diolah saja, tetapi mahasiswa biologi memperlihatkan pupuk bokashi yang diolah menjadi produk layak jual dan telah dijadikan produk wirausaha di kebun ini”, tuturnya. Hasil dari pengolahan pupuk bokasi dijual dengan harga Rp25.000 perkarung. Pupuk organik cair lebih mahal lagi dengan penjualan berkisar seharga Rp50.000 - Rp75.000 perliter. (pr04)

Pemrosesan pupuk bokasi

Streaming: radioprofesi.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


12

Wawancara Khusus Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

UNM Harus Benahi Pengelolaan Aset Pengelolaan aset sering kali terjadi tumpang tindih di perguruan tinggi, tak terkecuali di Universitas Negeri Makassar. Lantas, bagaimana pandangan Inspektur Jenderal Kemenristek Dikti, Muhammad Hardi terhadap pengelolaan aset di kampus orange? Berikut kutipan wawancara khusus wartawan Profesi. Bagaimana pandangan Anda mengenai pengelolaan aset di Perguruan Tinggi Indonesia saat ini? Saya lihat beberapa perguruan tinggi belum mengikuti peraturan yang ada. Menurut saya peraturan tentang pengelolaan aset belum tersosialisasi dengan baik. Ada pula yang memiliki kesalahan pemahaman. Padahal pengelolaan aset perguruan tinggi sering menjadi temuan dari BPK (baca: Badan Pemeriksa Keuangan). Pengelolaan aset ini dianggap tidak efisien dan tidak efektif. Banyak aset yang terbengkalai. Prosedur pemakaiannya tidak sesuai ketentuan. Pemanfaatnya tidak optimal. Seperti apa itu? Beberapa perguruan tinggi belum mengikuti prosedur pengelolaan aset yang benar. Contohnya ada perguruan tinggi yang membuat kontrak pengadaan barang tanpa melakukan persetujuan dengan pengelola barang. Bagaimana dengan UNM? Kalau Makassar saya belum pernah melakukan audit aset. Akan tetapi saya lihat masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Pemahanan UNM masih kurang terkait prosedur pengelolaan aset. Contohnya, ada hibah tapi tidak ada serah terima. Yang menjadi permasalahan UNM adalah administrasi. Hal itu perlu dibenahi. Kalau memakai aset harus menggunakan admin-

Urai data, ungkap fakta, saji berita

istrasi. Ada beberapa pengelolaan aset yang masih kurang administrasinya. Seperti perpindahan aset ke fakultas lain tapi tidak memiliki administrasi. Surat pindahnya tidak ada. UNM pernah terseret kasus korupsi pengadaan alat olahraga. Bagaimana tanggapan Bapak? Saya belum tahu kasusnya sebab saya masih baru di Kemenristek Dikti. Saya sebagai Inspektur berperan untuk melakukan pembinaan, pengarahan kepada pengelola aset supaya mereka memahami aturannya. Jangan sampai menyimpang dalam aturan apalagi bila telah diberi tahu. Langkah yang mesti dilakukan pimpinan UNM? Langkah yang mesti dilakukan adalah berkomitmen. Mereka harus melaksanakan peraturan yang ada. Jangan diabaikan. Bila aturan dijalankan secara bersungguhsungguh, pengelolaan aset ke depan akan berjalan dengan baik. P e r a n yang diambil Lembaga Kemahasiswaan? Lembaga kemahasiswaan berfungsi sebagai pengawas. Jika mahasiswa menemukan sesuatu yang menyimpang silakan sampaikan kepada pimpinan kampus. Jangan langsung mengekspos keluar melalui aksi demonstrasi. Hal itu sama saja membuka aib sendiri ke orangorang. Kalau pimpinan kampus tidak menanggapi, mahasiswa silakan sampaikan ke Dikti. Kami dari Dikti akan melakukan pemeriksaan bila memang ada temuan. Silakan teman-teman mahasiswa melibatkan diri, menyampaikan aspirasi untuk membenahi kampus ini. Bagaimana pandangan Bapak mengenai kebijakan pemungutan biaya dari kegiatan kemahasiswaan yang memakai aset kampus? Ada kegiatan yang memang menjadi hak mahasiswa ada pula yang bukan. Saya belum bisa

memberikan jawaban itu harus ditanggung atau tidak. Perlu diteliti terlebih dahulu apakah kegiatan itu dianggarkan atau tidak. Saya perlu tahu dulu kegiatan apa. Misalnya penggunaan bis oleh lembaga kemahasiswan mesti yang dipungut biaya Dilihat dulu kepentingannya apa. Kalau dimanfaatkan sesuai kepentingan kampus tidak perlu disewakan. Tetapi kalau memang memungut biaya untuk kegiatan kemahasiswaan, uang tersebut harus masuk ke kas negara. Selain itu, harus ada penetapan tarif dari rektor. Jangan masuk ke kantong pribadi oknum tertentu. Itu termasuk pungli. Yang salah kalau uang itu tidak masuk ke kas negara. Itu yang perlu dipertanyakan. Bila perlu mahasiswa sendiri yang melakukan pengawasan jangan sampai uang itu masuk ke kantung pribadi oknum tertentu. Pesan Anda

untuk sivitas akademika UNM? Kita mesti menggunakan aset-aset kampus secara efektif dan efesien. Perliharalah dengan kampus aset-aset kampus ini. Ini adalah barang milik negera dan dipakai secara bersama. Untuk mahasiswa harus meningkatkan kualitas pembelajaran. Jangan sebatas mencari ijazah. Kita harus meningkat ilmu pengetahuan. Ketika terjun ke lapangan, kualitas Anda yang akan dinilai. (*)

Biodata: Nama lengkap: Mohamad Hardi, Ak., M.Prof.Acc, Jabatan: Direktur Inspektorat Jenderal Kemenristek Dikti

FOTO: IST

Streaming: radioprofesi.com


Lifestyle

Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

13

www.profesi-unm.com

Tampil Elegan dengan Jilbab Monokrom JILBAB kini tak hanya digunakan untuk menutup aurat semata. Berkembangnya zaman, penggunaan jilbab pun telah menjadi tren fashion di kalangan kaum hawa. Tren hijab pun setiap waktu selalu berubah-ubah. Mulai dari jilbab syar’i hingga jilbab modis. Sama halnya dengan model jilbab yang sedang digandrungi oleh kaum hawa kekinian, yaitu jilbab monokrom. Desain jilbab tersebut pada umumnya memiliki warna dasar hitam dan putih beserta berbagai varian motif yang sangat cantik dan elegan. Jilbab monokrom terdiri dari model segi empat dan pashmina. Jilbab ini sangat diminati di kalangan hijabers karena dinilai terlihat sederhana dan tetap keren dikreasikan dengan warna busana muslim apa-

pun. Selain itu, sudah ada a rawis yang menambah hijab para pemakainya lebih keren dan modis. Tekstur kain yang lembut membuat jilbab ini mudah dikreasikan dan membuat pemakainya lebih merasa nyaman. Sebab, bahan kain jilbab monokrom cenderung halus dan tidak kaku.

Sehingga, jilbab jenis ini pun sangat digandrungi perempuan di semua kalangan. Tak ketinggalan pada mahasiswi di Universitas Negeri Makassar (UNM). Mahasiswi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNM, Samsuarni mengaku sering mengenakan jilbab monokrom ke kampus. “Jilbab monokrom memiliki motif yang sederhana dan tidak terlalu mencolok jadi cocok untuk dikenakan ke kampus,” ujarnya. Menurut Samsuriani, jilbab monokrom nyaman dipakai dan sangat sederhana. “Saya merasa nyaman karena kainnya yang lembut dan motifnya yang simple simple. Bahkan saya punya beberapa koleksi jilbab monokrom,” tutur mahasiswi angkatan 2012 ini. Tak hanya itu, mahasiswi Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni dan Desain, Hasbia juga mengungkapkan sering mengenakan jilbab monokrom ke kampus sejak menjadi tren dua bulan terakhir ini. “Awalnya saya hanya ikut-ikutan memakai jilbab monokrom yang lagi

tren. Namun, setelah saya coba ternyata jilbab ini betulbetul memiliki daya tarik tersendiri,” bebernya. Mahasiswa angkatan 2013 ini pun mengimbuhkan, harga jilbab monokrom terjangkau oleh kocek mahasiswa. “Selain mudah dikreasikan dan praktis, harganya pun terjangkau. Sangat cocok bagi kalangan mahasiswi,” tandasnya. (pr26)

Tips Memilih Jilbab sesuai Bentuk Wajah Bentuk Wajah Bulat, dalam bermake-up pada bentuk muka bulat diaplikasikan pada pelipis, sekitar telinga dan rahang. Maka untuk memberikan optical illusion pada wajah bulat disarankan garis kerudung yang menutupi dagu dimajukan ke arah pipi, sehingga pipi yang terlihat berisi bisa terlihat berkurang.

look Anda dengan bandana. Untuk menutupi kesan lebar dahi, bentuklah bagian depan bandana menjadi lengkungan garis kurva sempurna dimulai dari pelipis dekat alis. Bentuk Wajah Kotak, dibutuhkan shanding berwarna gelap dibagian pelipis dekat telinga hingga rahang. Gunanya adalah untuk menyamarkan bentuk rahang yang tegas. Dalam berkerudung dapat dilakukan dengan menyembunyikanya dengan cara menggunakan undercaps yang bevolume di bagian atas.

Bentuk Wajah Panjang, untuk berwajah turkish style adalah yang pas dikenakan akan memberikan kesan penuh dan lebih padat bagi wajah yang panjang. Jenis jilbab ini menggunakan model/tipe dahi sentuh undercaps, sehingga bisa Bentuk Wajah Oval, untuk memmengurangi kesan panjang di wajah. buat bagian wajah tetap stand out dan tidak tampak semakin mungil, Bentuk Wajah Segitiga, gunakan anda bisa mengenakan hijab yang kerudung dengan garis yang ditar- terbuka pada area tulang pipi, sekitar ik sejauh mungkin ke belakang dan telinga, hingga ke arah dagu. Bentuk bertemu di tengkuk, agar bagian ra- wajah egg-shaped bisa dikatakan wahang tampak terbuka dan wajah ter- jah idaman serta bisa bebas memilih lihat lebih penuh. Lengkapi totally mengkreasikan jilbab dengan bandana. Streaming: radioprofesi.com

Model: Ema Suhrah Prodi Pend. Matematika Fotografer: Muh. Agung Eka Busana: Zahra Hijab Collection

Bentuk Wajah Hati, Style hijab yang sesuai untuk bentuk wajah semacam ini yaitu berupa hijab yang sedikit longgar dengan dalaman topi yang melengkung natural atau kenakan hijab dengan inner yang memiliki sudut jahitan dibagian bawah tulang pipi. (pr26/int) Urai data, ungkap fakta, saji berita


14

Opini Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

almamater

Rektor LGBT

KAMPUS kita tengah berbenah. Hampir semua sektor ditimpuk masalah. Dari urusan administrasi yang kerap acak adul hingga mental mahasiswa yang masih amburadul. Tentang malasnya dosen meneliti sampai minimnya mahasiswa yang berprestasi. Sarana pendidikan di kampus kita tak luput dari sorotan. Ruang perkuliahan yang terbatas dan tak tersentuh pelayanan, ketidaklayakan buku di perpustakaan, ketersediaan sekretariat lembaga kemahasiswaan, atmosfer kampus yang belum nyaman. Yang terayar, halaman kampus pun direncanakan disulap jadi lahan parkir. *Abdul Rahman Dan ini berbayar. Seketika jagat media sosial di atas Gunungsari, Parangtambung, Banta-bantaeng dan Tidung jadi geger. Akal bulus apa lagi ini sehingga kampus jadi arena pungut fulus? Hah, jangan-jangan ini merupakan mangsa baru bagi tikustikus kampus? Dalam urusan pemeringkatan universitas terbaik di Indonesia, kampus kita kerap tak terbaca. Kategori 50 besar pun kita tak kuasa. Per Februari tahun ini, versi Webometrics -- ini website yang selalu update rangking universitas-- Universitas Negeri Makassar mendekam di urutan 67 bapak-bapak dan saudara-saudara. Tidak penting bertanya apa parameter dan indikator rangking itu. Kita semua pasti bisa menakar, menimbang, merasakan sesuai irama kalbu. Kita benar-benar tertinggal dari tetangga di Perintis sana yang berada di tingkat 12. Yah, kita patut akui bahwa rumput kampus kita selalu lebih kering dibanding rumput tetangga. Sebetulnya, kampus kita tidak jelek-jelek amat. Dari banyak mahasiswa, ada sedikit yang punya prestasi gemilang dan dahsyat. Ada beberapa penemuan ilmiah yang tidak kalah hebat. Dan, ini benar-benar bikin kampus jadi terhormat. Sebentar lagi kampus kita punya rektor baru. Saya tidak akan menulis hituk-pikuk perebutan kursi rektor. Kampus kita ini membutuhkan pemimpin yang progresif. Berani melakukan hal-hal tabu, positif, dan diikuti secara massif. Jangan berani jadi rektor di kampus ini bila tak bisa bertindak radikal. Banyaknya sistem yang buruk membutuhkan tangan-tangan yang tidak mudah pegal. Menurut saya, rektor kita nanti haruslah seorang yang LGBT. Eitsss...Stop dulu! Jangan cepat ber-syak wasangka soal itu. Ini bukan lesbian, gay, biseksual, dan transgender yang isunya terus begitu-begitu. Berikut sekelumit tentang rektor LGBT. Bahwa kampus mendambakan rektor yang Lihai. Seorang pemimpin dituntut punya kecekatan dan kecerdikan melihat peluang apapun. Dia dapat menggunakan kelihaiannya untuk mendapatkan keuntungan bagi kemajuan kampus. Kita tidak berharap seorang rektor hanya tahu menikmati desiran mesin pendingin di kursinya yang empuk. Dia harus cekatan bergerak dan rajin memperbarui informasi di sekelilingnya. Rektor haruslah Genius. Nah, ini saya tidak ragukan telah dimiliki tiga calon rekor kita. Ketiganya profesor, mahaterpelajar dan ahli di bidang masing-masing. Tapi ingat, prinsip genius bukan hanya soal tingginya predikat pendidikan. Seorang rektor yang genius memiliki kemampuan luar biasa dalam hal manajerial. Kegeniusan seorang rektor akan terbukti bila mampu mencipta sesuatu yang monumental. Jadi, wahai pemilik suara di Senat, silakan timbang tiga calon itu, mana yang sebetulnya genius. Berkarakter. Ini hal yang ketiga patut dimiliki rektor di kampus kita. Nilai-nilai edukasi dan teladan tetap harus dikedepankan. Apa jadinya mahasiswa kampus ini jika hanya berpendidikan tapi tak bisa jadi tauladan? Bukan suatu yang nisbi bahwa lulusan kampus ini mengemban misi besar ke masyarakat. Menjadi seorang guru yang laik digugu. Bertingkah sebagai pengajar yang pantas ditiru. Mencemaskan karena kampus kita sudah identik kekerasan dan anarki. Ini mencoreng martabat kampus utamanya di sesama perguruan tinggi. Terakhir adalah Transparan. Ada orang bijak bilang keterbukaan adalah awal kebahagian. Tak tertutup dan menutupi sesuatu akan membuat perasaan lapang. Hati tenang, pikiran cemerlang. Seorang rektor harus rela membuka akses selebar-lebarnya kepada segenap sivitas akademika. Rangkul semua pihak masuk ke biduk untuk melintasi samudera. Empat hal itu sepertinya tidak muluk-muluk amat. Cukup punya itu, anda sudah bisa jadi rektor yang baik dan terhormat. Satu lagi, jangan mempersulit diri jadi rektor. Semisal terbitkan buku segala atau gencar lobi-lobi di jantung istana.. hahaha...(*)

*Dewan Redaksi LPM Profesi Urai data, ungkap fakta, saji berita

LGBT Serang Kampus: Ideologi VS Ideologi VIRUS lesbian, homoseksual, biseksual dan transgender (LGBT) menyerang. Lembaga internasional, pelegalan negara barat, promosi industri kapitalis, ekspos dan sosialisasi media barat, oknum pendeta dan pejabat negara yang mendukung, serta massifnya dukungan icon media sosial, menjadi “pupuk segar” menyeruaknya LGBT di seluruh belahan dunia. LGBT bergerilya secara efektif, dengan dukungan payung HAM dan institusi internasional. Kampus pun sebagai “maskot” ilmiah jadi ladang empuk mengaruskan opini LGBT. Perhelatan paling anyar adalah festival film bertema homoseksual, biseksual dan transgender pada Juni 2015 di FISIP Unair. Dalam laporannya kepada UNDP dan USAID 2014 mereka juga mengklaim telah memiliki jaringan 119 organisasi pendukung di Indonesia. Bahkan, ada organisasi yang mendukungnya yakni Support Group and Resource Center on Sexuality Studies (SGRC) Universitas Indonesia Depok, didirikan 17 Mei 2014 oleh kalangan LGBT. Melalui kajian ataupun diskusi baik personal maupun komunitas,

mahasiswa galau identitas dengan kebebasan tinggi dan tinggal di banyak tempat kos mudah dicekoki. Institusi akademik jadi target untuk menguatkan legitimasi ilmiah atas “kenormalan” mereka. Akibatnya, menggiring opini LGBT sebagai variasi gender, yang hakikatnya penyimpangan dan pencorengan terhadap moral generasi yang berakibat fatal dan menggiring menjadi peradaban “rendah”. Hukum di negeri ini seolah memberi ruang yang luas bagi berkembangnya pemikiran rusak dan merusak. Baik buruk selalu dikompromikan dengan kepentingan. Kepentingan kebenaran akhirnya dikorbankan. Pasalnya negeri ini menganut sistem pemikiran yang membebaskan tingkah laku. Sistem Demokrasi, Liberalisme, dan Kapitalisme yang telah mengandalkan aturan agama bukan pada urusan pribadi saja. Sementara untuk urusan aturan, maka yang boleh hanya yang bersumber pada akal manusia. Lantas seberapa hebat akal manusia mampu mengalahkan aturan Sang Pencipta jagat raya ?. Islam sebagai Ideologi yang terbukti memberikan peradaban gemilang dan memberikan kemuliaan dalam sejarah peradabannya memiliki solusi.

Islam memandang adanya pikiran yang mengundang hasrat seksual pada suatu komunitas sebagai perkara yang dapat mendatangkan bahaya. Faktafakta yang dapat membangkitkan nafsu seksual juga dianggap akan menyebabkan kerusakan. Sehingga dalam pandangan Islam, LGBT merupakan penyakit menular bahkan terkategori kriminal sehingga ditindak secara hukum. Hukumnya tencakup dalam aturan Syariah dan dibungkus dalam sebuah sistem institusi yang khas dan utuh bernama Khilafah. Islam bukan hanya sebatas ritual. Islam agung dan mesti dijaga, dipelajari, dan diterapkan dalam hidup secara menyeluruh. Solusi tepat permasalahan negeri ini bukanlah Liberal ataupun Sekulerisasi yang merupakan aturan lemah. Terapkanlah aturan Ilahi adalah solusi. (*) *Mutmainnah, Mahasiswi Jurusan Akuntansi UNM, Tim Kontak Aktivis MHTI Chapter UNM

LGBT, Abnormal Kah?

BEBERAPA minggu belakangan ini, kita disibukkan dengan pembahasan orientasi seksual yang tidak sewajarnya. Orang-orang menyebutnya LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender). Sebenarnya praktekpraktek sepertinya ini telah dilakukan sejak lama oleh beberapa orang dengan mengkombinasikannya dengan nuansa tradisi, seperti yang digambarkan dalam naskah sastra jawa klasik “Serat Centhini” di abad 19-an atau melalui praktik-praktik perdukunan, seni, dan ritual kebatinan. Berbagai hal dilakukan untuk memperluas populasi para pengidapnya. Bahkan di Indonesia sendiri menurut USAID melalui laporannya, ada 28 provinsi dengan 2 jaringan nasional dan 119 organisasi mereka menghimpun jutaan orang pengidap. Dengan kejadian tersebut banyak orang bertanya mengapa bisa hal seperti ini bisa terjadi? Jika dilihat dari aspek kesehatan, maka indikator utama dikatakan sehat jika secara fisik, mental dan spiritual mereka tidak bermasalah (Normal). Ada beberapa indikasi dikatakan normal. Pertama, perilaku tersebut adalah kelaziman artinya secara statistic, orang normal itu lebih banyak jumlahnya dibandingkan abnormal. Beberapa data yang dipaparkan sejauh ini, memang tidak ada jumlah pasti berapa orang yang mengalami masalah LGBT. Namun menurut Dede Oetomo yang mewakili kaum homoseksual Indonesia, diperkirakan jumlah pengidap gay dan lesbian mencapai dua jutaan.

Secara tidak langsung ini membuktikan bahwa para pengidap gay dan lesbian memang jumlahnya tidak menjadi kewajaran jika dibandingkan dengan seluruh masyarakat Indonesia. Kedua, penyimpangan dari normal sosial. Dalam pandangan ini terjadi relavitisme budaya yang menjadi hal-hal umum dan lazim dilakukan sehingga dianggap normal oleh masyarakat baik tersirat maupun tersurat. Melihat perspektif ini, kecenderungan masyarakat Indonesia masih menganggap bahwa perilaku LGBT menyimpang dari norma sosial dan budaya heteroseksual. Setidaknya itu pula yang dikatan oleh Dede Oetomo sendiri. Ketiga, adanya salah suai (disfungsi perilaku). Orang-orang yang mengidap perilaku ini, karena merasa tidak mendapat penerimaan oleh masyarakat, sebagian dari mereka akan cenderung menutupi orientasi seksualnya dengan menikahi lawan jenis namun tetap melakukan hubungan seks dengan sesamanya. Pada prakteknya, mereka akan mengalami permasalah psikologis terhadap lawan jenis dan sejenis. Kita mungkin masih ingat kasus pembunuhan oleh mahasiswa terhadap pekerja salon yang cemburu dengan pacar sang mahasiswa. Kejadian ini menunjukkan pada kita bahwa terjadi ketidakefektifan individu dalam menanggapi tuntutan lingkungan fisik dan sosial akan berpengaruh buruk pada diri sendiri dan masyarakat. Keempat, adanya tekanan batin dan hal yang tidak diharapkan. Seringkali yang muncul pada pengi-

dap LGBT adalah rasa tertekan yang menimbulkan kecemasan tinggi disebabkan sanksi moril yang didapatkan. Secara garis besar, LGBT masih menjadi abnormalitas (gangguan jiwa) pada masyarakat. Setidaknya ini pula yang dikatakan oleh dr. Fidiansyah sebagai psikiater berdasar textbook Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa. Yang menjadi permasalahan lebih adalah kurangnya partisipasi setiap elemen pada kegiatan preventif dan penanganan penderita. Padahal banyak penelitian yang menunjukkan bahwa faktor penyebab timbulnya gangguan ini karena pengaruh keadaan keluarga dan hubungan orang tua, pengalaman seksual buruk pada masa kanak-kanak, faktor lingkungan serta pendidikan seksual yang salah. Penanganan penderita juga sangat bermasalah. Bukannya melakukan konseling atau intervensi psikologis berupa terapi untuk menghilangkan perilakunya, para penderitanya malah diajarkan untuk memakai alat kontrasepsi saat berhubungan dengan sesamanya. Hal seperti ini tidak akan membantu menyelesaikan masalah mendasar, melainkan akan menimbulkan masalah yang lebih besar. (*) *Tarmizi Thalib, Menteri Sosial Politik BEM F.PSI UNM

LPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika. Kirim tulisan Anda ke profesi_unm@yahoo.com. Tulisan dibatasi maksimal 3.000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan Anda tanpa mengubah makna. Streaming: radioprofesi.com


Profesiana Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Bus UNM Tinggal Pajangan SUDAH setahun belakangan ini, dua buah bus milik Universitas Negeri Makassar (UNM) tak bergerak di kandangnya. Pasalnya, bus hibah Gubernur Sulsel pada tahun 1982 itu telah lapuk dimakan usia, berkarat, hingga tak bisa dioperasikan lagi. Alhasil, bus orange tersebut hanya tinggal pajangan di parkiran kampus sektor Gunungsari.

K

epala Administrasi Kendaraan Dinas Sub bagian Rumah Tangga BAUK UNM, Ali mengaku kendala bus kampus yang mangkrak itu. Kendati sudah diservis berulang kali, bus tersebut hanya bisa bertahan beberapa waktu dan akhirnya tak bisa beroperasi kembali. “Sudah terlalu tua memang, diperbaiki bagaimana pun sulit untuk dipertahankan,” akunya. Ia pun mengeluhkan minimnya jumlah bus yang dapat dioperasikan. Berdasarkan kebutuhan, tujuh bus yang dimiliki kampus UNM mesti digunakan oleh puluhan ribu mahasiswa. Akibatnya mahasiswa yang ingin menggunakan bus harus secepatnya membuat persuratan kepada Kabag Rumah Tangga karena banyaknya mahasiswa yang ingin menggunakannya. “Kasihan juga ya, kuotanya tidak sebanding dengan pemakaian yang dibutuhkan. Kami pun kewalahan mengaturnya. Namun mau bagaimana lagi, kita cuma mengatur lalu lintasnya saja,” kesahnya.

Streaming: radioprofesi.com

15

FOTO: FEBRIAWAN-PROFESI PAJANGAN. Dua bus Universitas Negeri Makassar (UNM) terparkir di area Kampus UNM sektor Gunung Sari. Kondisi dua bus sudah rusak dan tinggal pajangan.

Lebih lanjut, Ali menuturkan, pihak pimpinan universitas memperhatikan kondisi jumlah bus kampus agar mampu lebih dimaksimalkan. “Kita berharap ada penambahan bus lagi, tapi itu urusan pimpinan,” tandasnya. Sementara itu, Pembantu Rektor bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PR II) UNM, Nurdin Noni mengatakan, kedua bus UNM yang telah rusak akan mengambil langkah dengan menghapus kedua bus hibah tersebut dari daftar inventaris universitas. “Untuk bis yang telah rusak itu, kami akan melakukan penghapusan dari daftar invertaris kemudian dilaporkan ke negara. Karena setiap bantuan dari negara harus

ada pelaporannya,” ujarnya. Terakhir, Dosen Bahasa Inggris itu berjanji akan melakukan permintaan pada kementerian untuk penggantian bus yang telah berusia lama. “Biasanya setelah penghapusan, kami minta penggantian kepada kementerian," ungkapnya. Saat ini, total bus yang dimiliki UNM merupakan hibah dengan rincian 5 buah Bantuan Gubernur (Banggub), 3 buah dari Bank Mandiri, 2 buah dari Pemerintah Kota (Pemkot) dan satu buah dari Dinas Perhubungan. Namun, kini hanya tujuh bus yang mampu dioperasikan secara optimal. (pr26)

Ribetnya Lika-Liku SIA PERUBAHAN Sistem Informasi Terpadu (Simpadu) ke Sistem Informasi Akademik (SIA) menuai banyak tanya. Saat ini untuk melakukan pengisian KRS diakses melalui SIA yang awalnya diharapkan dapat memudahkan mahasiswa ternyata malah menimbulkan kebingungan. Salah satunya dari mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD),Nur Taufik Hidayat. "Ribet, susah saya pahami," keluh mahasiswa angkatan 2012 itu. Mahasiswa ini mengaku dipersulit dengan adanya istilah approve yang menyebabkan mahasiswa tergolong nonaktif jika belum di approval oleh dosen Penasehat Akademik. "Disini kita terlihat dipersulit dengan adanya sistem approve oleh dosen pembimbing akademik, sementara banyak dosen yang juga tak tahu hal itu," keluhnya. Kebingungan mahasiswa ini dilatari oleh penerapan SIA yan serta merta tanpa ada sosialisasi dari ICT Center maupun pihak Program Studi (Prodi). Hal tersebut turut diakui oleh Kepala ICT Center, Rusli. "Memang kurang sosialisasi langsung dari kami, dan itu harus ditingkatkan lagi," akunya. Dosen Matematika ini menambahkan, proses sosialisasi diserahkan langsung kepada prodi, namun kebanyakan dari mahasiswa mengeluhkan kepada ICT Center. "Kalau ada yang kurang komunikasikan dengan prodi, jangan selalu mengkambinghitamkan operator," ujarnya. Kendati demikian, ia pun berjanji akan terus mengembangkan dan terus melakukan pembenahan. "Meskipun belum sempurna, tapi sudah menuju ke arah sana. Kami akan terus melakukan perbaikan," tuturnya. Tak hanya sekedar membingungkan mahasiswa, keberadaannyapun masih terkendala pada pengaksesan website-nya. Hal serupa kembali terjadi seperti pada pengaksesan simpadu di semester sebelumnya yang sulit dijangkau. (pr28)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


16

Persona Profesi Edisi 200 Maret Tahun XXXIX 2016

www.profesi-unm.com

Sirajuddin Jalil, Finalis OSN Pertamina

Tak Mesti Belajar Tiap Waktu R

ajin belajar adalah salah satu ciri mahasiswa pintar dan berprestasi. Tetapi lain halnya dengan Sirajuddin Jalil, memiliki gaya santai dalam belajar membuat dirinya tetap mengukir segudang prestasi khususnya di bidang sains. Menjadi juara pertama di olimpiade sains se-kabupaten Gowa merupakan awal dari prestasi yang telah diraihnya. Kejuaraan yang diraih pada 2009 lalu itu membuatnya termotivasi untuk selalu mengikuti lomba. "Waktu SMP ikut-ikutan karena materinya kurang, jadi coba saja ikut lomba dan ternyata juara," kenangnya. Kecintaannya terhadap sains membuatnya bergabung dengan Tim Olimpiade tingkat SMA. Sejak saat itu ilmu fisika seolah sangat menantang untuk tetap dipelajari. Mengikuti berbagai lomba Fisika tetapi juara pertama tak kunjung diperolehnya. Hal inilah yang mengantarkannya memilih Jurusan Fisika di Universitas Negeri Makassar (UNM) pada 2013 lalu. "Belum sampai cita-citanya waktu SMA juara OSN, jadi di fisika lagi untuk tingkat universitas," ungkapnya. Alhasil apa yang dicita-citakan akhirnya terkabul. Menjadi finalis OSN tingkat nasional membuatnya semakin memperdalam fisika. Mengikuti komunitas kampus hingga menjadi asisten di laboratorium fisika dasar, bahkan aktif dalam kegiatan himpunan. Berlandaskan pada tingkat penasaran yang tinggi membuatnya mencari tahu akan

hal yang tidak dimengerti. "Saya belajar tidak setiap waktu, pulang kampus kadang baca buku, kalau ada yang tidak dimengerti barulah mencari tahu sampai dimengerti," ungkap mahasiswa asal Gowa ini. Keuletan dan ketekunannya membagi waktu antara belajar dan menekuni hobinya membaca buku, serta keaktifannya di berbagai komunitas membuatnya lebih disiplin dan menghargai waktu. "Bergantung dirinya, bagaimana cara memanfaatkan waktu itu dengan baik," kata anak bungsu dari pasangan Abdul Jalil dan Sahari ini. Mahasiswa dengan ciri khas berkacamata ini, mengaku perhatian universitas terhadap mahasiswa yang mengikuti lomba masih kurang. Bahkan untuk pelatihanpelatihan tidak pernah diadakan sehingga kualitas mahasiswa saat mengikuti hanya pengetahuan dasar. "Harapannya sih supaya ada pelatihan-pelatihan bagi mahasiswa yang akan ikut olimpiade, apalagi fisika," tuturnya. Sampai sekarang, ia terus mencoba untuk menorehkan lebih banyak prestasi lagi. Pun, ia berharap agar mahasiswa UNM lebih aktif di kancah nasional maupun internasional melalui olimpiade. Menorehkan begitu banyak prestasi belum tentu menjadikannya orang yang harus belajar setiap waktu dan lupa bersosialisasi. Ia bergabung ke komunitas-komunitas yang menurutnya bermanfaat. Bahkan ia menyisihkan waktu untuk berkumpul bersama teman-temannya. Prestasi-prestasi yang ia raih tidak menjadikannya sombong. Pria yang kesehariannya menggemari buku-buku motivasi ini, selalu meluangkan waktu untuk berbagi ilmu dengan teman-

temannya. "Kalau ada yang materi yang tidak dimengerti dan saat itu saya tau, saya mengajari teman-teman," katanya saat ditemui reporter Profesi. Hal itu juga diungkapkan salah satu teman kelasnya, Syefi Ari. Ia mengatakan Sirajuddin adalah sosok yang pintar tetapi tidak melupakan temannya. "Dia salah satu teman yang cerdas tapi tidak sombong, kalau ada tugas pasti dibantu kerjakan," katanya.

Biodata

Bahkan, kecerdasannya kadang membuat teman-teman kelasnya tertawa lepas akan tingkah dan kelakuannya. "Kecerdasannya berbanding terbalik dengan tingkahnya. Tidak nyambung apa jawaban dia dengan apa yang kita tanyakan, jadi biasa ketawa sendiri dengan kelakuannya," tambahnya. Syefi berharap dengan kecerdasan yang dimiliki Sirajuddin dapat menjadikannya orang yang sukses. "Manfaatkan kecerdasanmu dengan baik," harapnya. (pr09)

Nama Lengkap : Sirajuddin Jalil

Tempat, Tanggal Lahir :

Bontorikong, 23 Februari 1996

Riwayat Pendidikan :

SD Neg. Bontorikong (2001-2007) SMP Neg. 1 Bontonompo (2007-2010) SMA Neg. Bajeng (2010-2013) Pendidikan Fisika FMIPA UNM (2013-sekarang)

Prestasi :

Juara III OSN Pertamina Tingkat Provinsi SulSel (2014) Juara OSN Kopertis Sulawesi (2015) Finalis Nasional OSN Mewakili Sulsel (2015) Finalis ON Mipa Tingkat nasional (2015) Pemakalah Nasional di Pertemuan Ilmiah ke-29 HFI DIY-Jateng (2015)

Subaer, Pembicara di The 2nd Malaysia-Indonesia Geopolymer Symposium

Ikuti Konferensi Internasional Bersama Komunitas Peneliti SEJAK 2005 silam, dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) ini membentuk sebuah komunitas yang merancang gerakan aktif belajar. Ialah Subaer, pendiri Komunitas Peneliti. Bersama Komunitas Peneliti, Subaer kerap membimbing mahasiswa Jurusan Fisika dan berhasil menembus konferensi ilmiah nasional maupun internasional. Di antaranya pada The Second Malaysia-Indonesia Geopolymer Symposium and Geopolymer Technology Exposition Exposition. Subaer mengungkapkan, ia mengikutkan mahasiswanya ke ajang konferensi semacam itu agar mahasiswa sebagai calon tenaga akademik dan ilmuwan memiliki pengetahuan dan wawasan luas serta bisa mengimplementasikannya. "Ini salah satu jalan bagi mahasiswa untuk mengkomunikasikan dan mempublikasikan pengetahuannya," tuturnya antusias. Doktor Fisika Terapan jebolan Curtin University of Technology, Perth, Australia ini jelas tak setengah hati mendirikan Komunitas Peneliti. Ia melakukan bimbingan secara intensif dengan bekal yang Urai data, ungkap fakta, saji berita

ia miliki, yaitu 19 pelatihan profesional, 23 publikasi jurnal, dan pengalamannya selaku reviewer di Asia-Pacific Journal of Chemical Engineering. Namun, tak bisa mudah saja untuk menggapai capaian internasional bersama Komunitas Peneliti. Minimnya fasilitas dan keuangan menjadi kendala utama bagi mereka. Lulusan S2 Murdoch University, Australia ini mengakui kurangnya fasilitas yang disediakan dalam melakukan penelitian. Tak kehabisan akal, Subaer bahkan mencari kerja sama dari sejumlah pihak, seperti Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). "Kita mesti keluar untuk mendapat hasil terbaik," tegasnya. Menanggapi kendala pendanaan, Subaer bersama Komunitas Peneliti menerapkan sistem subsidi silang. “Siapapun yang lolos dan menjuarai conference itu akan menyerahkan uang tunjangannya untuk dikelola dan digunakan dalam proses penelitian serta biaya ketika mengikuti lomba di berbagai ajang selanjutnya,� bebernya. Ia mengaku tak pernah meminta sumbangan dari siapapun, bahkan dari pihak fakultas maupun uni-

versitas. "Saya kira mereka tidak bisa menyiapkan biaya untuk itu," singgungnya. Waktu untuk berkumpul bersama keluarga pun mesti dikorbankan demi menggeluti bidangnya. Tiap harinya, Subaer bersama Komunitas Peneliti disibuki beragam jenis penelitian, tes, dan bimbingan. Subaer selaku dosen pembimbing pun mengaku bangga terhadap hasil kerja mahasiswa bimbingannya. "Saya salut, karena tanpa pengorbanan seperti itu kita sulit mendapatkan apa yang ingin diraih," pesannya. (pr28)

Biodata: Nama: Drs. Subaer, M. Phil, Ph.D Tempat, Tanggal Lahir: Pomala, 14 April 1964 Riwayat Pendidikan: S1 IKIP Ujung Pandang S2 Murdoch University, Australia S3 Curtin University, Australia Riwayat Pekerjaan: Dosen Jurusan Fisika UNM Pengembang Sekolah Efektif Sulsel Pengembang Sistem Sekolah Cerdas Indonesia Reviewer di Asia-Pacific Journal of Chemical Engineering Streaming: radioprofesi.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.