Tabloid Profesi Edisi 226

Page 1

1 Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengembang Tridarma Perguruan Tinggi

Kabut Kampus Seni

Hal. 4 I LK Paceklik Dana Kemahasiswaa Hal.12 I Arungi Jurnalisme Politik di Tanah Daeng Hal.15 I Bukan Lagi Gunung Sari Tapi Sungai Sari www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 226 Juni XLII 2018 Urai Tahun data, ungkap fakta, saji berita


2

persepsi www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

EDITORIAL

surat dari pembaca

Fungsionaris Juga Butuh Duit PARA fungsionaris Lembaga Kemahasiswaaan (LK) di Fakultas Seni dan Desain (FSD) tengah gelisah. Begitulah yang mereka rasakan menyusul tidak adanya kejelasan terkait anggaran kemahasiswaan. Sulitnya mencairkan dana sudah menjadi lagu lama di kampus seni ini. Keluhan fungsionaris pun kadang tak ditanggapi dengan baik oleh pimpinan birokrasi. Padahal, alokasi anggaran mereka telah disediakan. Namun apa daya, birokrasi justru mempersulit proses pencarian. Apalagi, pihaknya juga menutupi jumlah anggaran yang bisa diterima oleh mereka. Kondisi seperti itu, sudah menjelaskan bahwa fungsionaris LK FSD harus lebih bersabar lagi menanti anggarannya dapat digunakan. Padahal, mereka punya program kerja (Proker) yang semestinya dijalankan dengan baik. Sudah semestinya pihak birokrasi harus mendukungnya. Apalagi jika proker tersebut berdampak sangat baik. Masalah ini justru membuatnya harus mencari dana alternatif. Melakukan berbagai macam upaya demi mendapat pundipundi keuangan untuk menyukseskan kegiatannya. Apa jadinya, jika kegiatan mereka mengalami kendala keuangan dan berjalan seadanya tanpa bantuan birokrasi. Tentu saja, nama kampus akan menjadi jelek di mata orang apalagi kalau kegiatan itu meli-

batkan sivitas perguruan tinggi lain. Bisa malu jadinya kan? Sejatinya, pihak birokrasi wajib memerhatikan para fungsionaris. Jangan selalu mencap mereka sebagai orang yang selalu ingin merusak nama kampus. Tapi lihatlah juga niat baik mereka yang ingin merubah kampus ini menjadi lebih baik. Di FSD, bukan masalah ini saja yang terjadi. Beberapa waktu yang lalu pun, akreditasi kedaluwarsa terjadi di prodi Seni Rupa juga. Persoalan ini menjadi hangat dibicarakan kemarin oleh mahasiswa. Sebab, mereka yang sudah dalam proses penyelesaian harus menunda wisudanya. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 100 Tahun 2016 pasal 28 tentang Pendirian. Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, pada butir tiga telah dijelaskan bahwa tidak boleh meluluskan mahasiswa ataupun menyelenggarakan wisuda. Pihak pimpinan birokrasi FSD mesti jeli lagi melihat permasalahan yang ada. Selain kedua masalah tersebut, sarana dan prasana juga kerap dikeluhkan mahasiswa. Hal itu sudah seharusnya menjadi perhatian serius. Utamakan kepentingan mahasiswa dari segala kepentingan lainnya. (*)

Apa yang anda tanyakan?

Syahgun: Tolong pihak keamanan lebih diperketat lagi penjagaannya, karena kasihan beberapa mahasiswa sudah kehilangan motornya, apalagi mereka yang berasal dari daerah. Kepala Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Keamanan, Dahlan: Memang perlu dievaluasi ke semua pihak keamanan dikampus agar bekerja lebih baik. Saya tidak mempunyai kebijakan melakukan pemecatan karena itu hak masing-masing fakultas. Kedepannya kami selalu berharap agar keamanan dikampus lebih diutamakan.

Dengarkan terus Radio Profesi

Hanya di

107,9 MHz

Tentunya dengan program acara yang menarik

Update terus informasimu di www.profesi-unm.com

Sekarang Tersedia di:

Ikuti Perkembangan Seputar UNM melalui Official Line kami di:

FOTO: IRHAM – PROFESI

Harlah ke-42 - Keluarga Besar Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) saat merayakan Hari Lahir (Harlah) ke-42 di Hotel La'riz Wthree Lagaligo, Minggu (6/5).

Berita Profesi UNM @xbp7686d

Keluarga Besar LPM Profesi UNM Mengucapkan

Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan anda ke: (0411) 8914674 LPM Profesi UNM

@lensaprofesi profesi.online@gmail.com

@profesi_online

Kanda Asri Ismail, S.Pd, M.Pd. Redaktur LPM Profesi UNM Periode 2011-2012

@xbp7686d 1 Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

Pelindung: Prof. Husain Syam, M.TP , Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, ­F acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Resa Saputra, Sekretaris Umum: St. Aminah, Bendahara Umum: Endang Sri Wahyuni, Pemimpin Redaksi: Muh. Agung Eka S, Manajer Daring: Nurul Charismawaty S, Manajer Penyiaran: Citra Jati Utami, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Ratna. Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Resa Saputra, Pemimpin Redaksi: Muh. Agung Eka S, Redaktur: Noval Kurniawan, Reporter: Dasrin, Faisal Fajar, Wahyudin, Nurul Atika, Anggi Prakasi, Syahru Ramadhan, Kurnia, Muh. Hasnur, Muh. Nur Taufik, Wahyu Riansyah, St. Reski Amalia, R. Ryan Subiakto S, Irham Nur, Muh. Sauky Maulana, Muh. Iqbal Sukawardana, Zulhijaya, Amastasha, Rara Astuti, Ulil Afiah Az-zakiyah Fotografer: Dasrin, Layouter/ Desainer Grafis: Masturi; Manajer Sirkulasi dan Iklan: Wahyudin Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 8914674, ­e-mail: profesi.online@gmail.com, website: www.profesi-unm.com

www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengembang Tridarma Perguruan Tinggi

Kabut Kampus Seni

Hal. 4 I LK Paceklik Dana Kemahasiswaa Hal.12 I Arungi Jurnalisme Politik di Tanah Daeng Hal.15 I Bukan Lagi Gunung Sari Tapi Sungai Sari www.profesi-unm.com

Tata Letak : Masturi

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 226 Juni XLII 2018 Urai Tahun data, ungkap fakta, saji berita

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


3

Mozaik Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

www.profesi-unm.com

Harumkan Nama Indonesia Hingga ke Kanada

FOTO: IST

Wakili Indonesia - Andi Hilmi Mutawakil mewakili Indonesia dalam GSEA Toronto, Kanada.

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM), Andi Hilmi Mutawakkil berhasil mengharumkan nama Indonesia di Kanada. Meski belum mendapat juara, ia berhasil tampil apik di depan juri pada saat menampilkan proyek usaha mi-

liknya. Pria yang akrab disapa Hilmi ini mewakili Indonesia di Global Stu-

dent Enterpreneur Award (GSEA), ajang ini adalah seri kompetisi internasional yang sudah ada sejak tahun 1998 yang mengakui keunggulan para wirausahawan mahasiswa yang memiliki bisnis sendiri. Tahun ini, kompetisi ini dilaksanakan di Kanada, tepatnya di kota Toronto pada 14 hingga 16 April lalu dan diikuti 54 negara. Pria asal Pangkep ini mengaku tak menyangka dan antusias bisa menjadi wakil Indonesia di GSEA. Pasalnya pada tahap seleksi, ia tidak pernah berpikir akan melangkah sejauh yang diprediksikan. “Sangat bangga walaupun di kampus selalu diremehkan karena tugas-tugas terbengkalai dan berakhir menjadi mahasiswa paling lama,” kata dia (19/4). Melalui kegiatan ini, ia menuturkan mendapat banyak pengalaman terkait perkembangan dunia usaha saat ini. "Terlebih lagi pengalaman

Adu Kelincahan Robot HIMPUNAN Mahasiswa Elektronika (HIMANIKA) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar Technology Inovation dan Robot Contest (TIRC) 2018. Dalam kompetisi ini, sejumlah perguruan tinggi beradu kelincahan robot yang dimiikinya. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Pusat Bahasa Arab, Jumat (4/5). Ketua Panitia, Syaikal Rahman menjelaskan bahwa kegiatan tersebut mempertandingkan robot kategori line follower. Kelincahan robot diuji dengan berjalan diatas garis yang menjadi lintasannya. Selain memperebutkan hadiah total Rp. 6

dalam bidang robotika. “Kita bahas soal pemanfaatan teknologi,” katanya. Jaga silaturahmi, Lanjut, ia pun mengungkapkan, itu yang kita juga cari jika alasan digelarnya kegiatan tersebut karena ingin menjaga eksistensi Syaikal Rahman jurusan dan nama kampus. Pihaknya Ketua Panitia yang selama ini telah meraih banyak prestasi di bidang robotika, kemujuta, kontes ini dimaksudkan sebagai dian berinisatif membuat TIRC. ajang silaturahmi. “Jaga silaturahmi, “Itu tadi, saatnya kita yang gelar. itu yang kita juga cari,” jelasnya. Karena kemarin kita sudah banyak Selain kontes robot, turut diada- mendapat juara, kenapa kita tidak kan pula seminar nasional. Sesuai te- adakan juga seperti ini. Biar menmanya yakni “Impementasi Teknolo- gangkat citra kampus kita khususnya gi Robotika Sebagai Inovasi untuk untuk menjaga nama Jurusan Teknik Berkarya”, peserta diajak berinovasi Elektronika sendiri,” lanjutnya. (ria)

berharga bisa mendapatkan networking dari 54 negara,” tutur dia. Mahasiswa angkatan 2012 bercerita, awalnya ia mengikuti lomba GSEA region Indonesia 2018 di Jakarta, bersaing dengan tujuh pengusaha muda dengan segudang prestasi. “Alhamdulillah dapat juara pertama, di luar dugaan juga, tapi saya selalu percaya semua ini berkat doa dan dukungan yang tulus dari orangtua saya,” ucap dia. Bukan kali ini saja Hilmi menjadi utusan dari Indonesia, ia juga pernah mengikuti Global Social Entreprise Network 2016 di Inggris. “Saya bersaing dengan 500 pengusaha muda yang mempunyai impact sosial, dan lolos. Di sana kita menjadi satu-satunya dari negara Asia yang hadir,” tambahnya. Bahkan, saat di sana ia ditawari untuk mengembangkan perusahaannya di kota Liverpool.

"Selain kita juga menjadi delegasi termuda dan terbaik di ajang itu," bebernya. Saat ini, ia menjadi wirausahawan muda sukses. Ia menjadi founder Ia Jaya Persada yang bergerak di bidang teknologi tepat guna dan Founder serta CEO Garuda Energi Nusantara, perusahaan energi terbarukan. "Alhamdulillah, berkat kerja keras dan dukungan dari semua pihak. Disamping motto saya bakat itu omong kosong, bakat sebenarnya adalah ketika kita tidak pernah menyerah," kisah dia. Ia berharap guna mendukung perkembangan dunia bisnis UNM mesti memberi perhatian khusus terutama di bagian kurikulumnya. “Semoga kurikulum di kampus kedepannya menjadi perhatian lebih dan kalau bisa kurikulumnya berwawasan sosial bisnis,” harap dia. (Ara)

SNAPSHOOT

FOTO: RESA – PROFESI

Larang LGBT - Salah satu mahasiswa terlihat membaca selebaran pelarangan LGBT dalam kampus Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UNM beberapara waktu yang lalu.

Dakwah dari Kampus ke Kampung *Ratna

FOTO: RATNA – PROFESI

Foto Bersama - Andi Norman Hamzah saat mengabadikan foto usai mengaji di lokasi KKN.

ALIF lam mim… Begitu indah lantunan ayat Suci Al-Qur’an mengalun di pelataran masjid Nurul Hidayah. Meski masih www.profesi-unm.com

terbata-bata, satu-persatu di antara sekelompok anak yang duduk melantai itu bergantian membaca qalam Allah dengan khusyuk.

Menjelang adzan magrib, masjid yang berada di kaki gunung ini selalu ramai didatangi anak-anak untuk belajar mengaji. Jauh dari kebisingan, suasananya pun begitu sederhana. Duduk melingkar dengan Al-Qur’an di depannya, namun semangat belajar tetap membara. Di tengah-tengah mereka, nampak seorang pemuda, lengkap dengan kopiah yang menempel di atas kepala. Dengan air wajah yang serius, ia mengamati setiap bacaan AlQuran yang terucap dari bibir para calon hafidz dan hafidzah. Ialah Andi Norman Hamzah, salah seorang mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM). Memilih menjadi guru mengaji saat tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terpadu angkatan XVI di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar). Norman, sapaan akrab pria asal Mamuju Utara ini mengajar puluhan

anak sekolah dasar yang berada di Desa Passembarang, Kecamatan Binuang. Awalnya ia diajak oleh jamaah tabligh di kampung setempat. Melihat kondisi desa yang kekurangan guru mengaji, ia berinisiatif untuk membantu dan menjadi tenaga pengajar. Ini bukan pertama kali bagi Norman mengajar mengaji, di kampus ia juga aktif dalam Lembaga Dakwah Fardiyah (LDF) Al-Furqan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) sekaligus sebagai guru mengaji dalam les privat. "Kurang guru mengajinya. Sementara anak-anak sangat antusias belajar. Gurunya cuma satu sementara yang mau diajar ada 50 orang bahkan lebih," katanya. Sudah menjadi kebiasaan, selepas shalat ashar, Norman menuju ke lokasi tempat mengajar dengan mengendarai sepeda motor miliknya. Ia menghabiskan waktunya selama lima hari dalam sepekan untuk mengunjungi desa yang berada di kaki

gunung tersebut."Sendiri saja, meski ada di kaki gunung tapi tempatnya tidak terlalu terpencil," ujarnya. Tak hanya mengajar mengaji, mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Sosiologi ini juga melatih anak-anak salat berjamaah. Menurutnya hal ini sangat penting, karena masih banyak anak yang kurang tahu gerakan salat secara baik dan benar. "Sekalian juga diajar salat berjamaah," ujar mahasiswa angkatan 2014 ini. Ia pun berharap, ada pihak yang bisa membantu anak-anak di desa setempat dalam mempelajari AlQur'an. Terutama instansi terkait maupun dari organisasi kemasyarakatan islam di Polman. "Semoga tenaga pengajar bisa bertambah. Mudah-mudahan mereka tumbuh menjadi anak sholeh dan sholehah. Dapat mengaplikasikan dengan baik apa saja yang saya ajarkan," harapnya. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


4

Reportase

Khusus

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

Fakultas Seni dan Desain (FSD)

LK Paceklik Dana Kemahasiswaan Masa yang sulit harus dialami Lembaga Kemahasiswaan (LK) Fakultas Seni dan Desain (FSD). Rupanya mereka mesti berjuang keras ketika mencari dana untuk kegiatan. Mengharapkan anggaran dari pihak birokrasi nyatanya begitu sulit didapatkan. Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (Kema) FSD, Niswar. Ketika ingin mencairkan dana, kata ia, pihak birokrasi kerap mempersulitnya. “Paling sulit dicairkan, proposal selalu di ping-pong dengan alasan bendahara di UNM banyak embelembelnya,” katanya. Lanjut, mahasiswa angkatan 2013 ini meniai, jika anggaran kemahasiswaan yang didapatnya hanya sedikit. Tak seperti dengan LK lain di fakultas lain. Lantas, hal ini membuatnya terpaksa mencari alternatif dana lain. “Kalau ingin berkegiatan hanya mengandalkan dana pribadi maupun kreatif,” katanya. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (HMDKV). Abdullah Mubarak menilai bahwa, kondisi anggaran bagi LK seolah disembunyikan informasinya oleh birokrasi. Proses pengajuan permintaan dana kegiatan pun harus melalui prosedur yang rumit. "Dana LK di FSD tidak transparan, buktinya kami tidak pernah mendapatkan bantuan dana dari bi-

FOTO: DASRIN– PROFESI

Sepi - Sejumlah sekretariat LK yang terletak di Lantai 1 Gedung FSD nampak kosong. Tidak ada aktifitas dari para fungsionaris.

rokrasi, prosesnya sangat lama untuk mengajukan proposal,” akunya. Walau alokasi anggaran LK masing-masing telah ada, namun ia merasa kecewa jika jumlah nominalnya tidak diberitahukan. Bahkan, ti-

dak sama sekali dipergunakan untuk kegiatan mahasiswa. “Katanya sebesar lima persen dari uang birokrasi namun kita tidak tahu jumlah nominalnya,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Dekan

FSD, Nurlina Syahrir membenarkan bahwa nominal anggaran kemahasiswaan memang tidak diungkapkan. Namun, ia enggan menjelaskan alasan hal tersebut diberitahu oleh LK. “Untuk dana ada tapi ti-

dak sebanding dengan fakultas lainnya,untuk nominalnya itu rahasia fakultas masing-masing,anggran dikeluarkan berdasarkan dengan jumlah kebutuhan mahasiswa yang ingin berkegiatan,” jelasnya. (*)

Sarana dan Prasarana

Tiba Masa Tiba Akal

FOTO: DASRIN – PROFESI

Gedung Birokrat FSD UNM.

MASALAH sarana dan prasana (Sarpras) juga masih menjadi “lagu lama” di kampus seni. Sebab, hingga kini mahasiswa mengeluhkan kondisi sebagian sarpras yang memprihatinkan. Bahkan, Urai data, ungkap fakta, saji berita

ketika sarpras telah diperbaharui, hal tersebut tetap saja menjadi sorotan mereka. Salah satu mahasiswa FSD, Agustrianto Kadir mengatakan, bahwa pihak

birokrasi hanya bergerak saat adanya reakreditasi prodi. Padahal, menurutnya, sarpras mesti dibenah tanpa mengenal waktu tertentu. Selain sebagai penunjang kegiatan akademik, juga demi ke-

nyamanan mahasiswaa ketika kuliah. “Memang hal itu bagus tetapi yang disayangkan birokrasi bergerak hanya karena itu. Bisa dikatakan birokrasi melihat ke bawah hanya saat akreditasi prodi sudah kedaluwarsa,” keluhnya. Meski begitu, lanjut, pria asal Bone ini mengaku, masih ada ruangan kelas yang jauh dari kata layak. Hingga kini, belum mendapat perhatian dari birokrasi. “Atapnya bocor dan plafonnya rusak, jika proses belajar mengajar sedang berlangsung, lantas hujan turun, air masuk membasahi seluruh ruangan,” tuturnya. Hal serupa juga diungkapkan oleh Ketua Umum HMDKV, Abdullah Mubarak. Dalam prodinya, tidak memiliki ruangan studio. Tidak seperti tiga prodi lainnya yang lebih dulu sudah tersedia. Misalnya saja, dalam prodi Sendratasik yang memiliki ruangan musik. Lanjut, ia menambahkan selain dana yang tak transparan, sarana di FSD juga kurang memadai terutama di DKV yang tak memiliki ruangan studio seperti prodi Seni Tari yang memiliki ruang teater dan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik) memiliki ruangan musik. “Segera membenahi hal ini dan memberikan sarana kepada mahasiswa untuk terus mengembangkan bakat-

nya,” katanya. Ia pun berharap, pihak birokrasi peka terhadap kondisi kampus yang saat ini masih butuh perhatian. “Birokrasi harus memiliki kesadaran meihat kondisi FSD,” harap mahasiswa angkatan 2015 ini. Dekan FSD, Nurlina Syahrir pun angkat bicara. Ia mengatakan bahwa, sarpras yang ada saat ini telah memadai. Namun, ia tak menapik jika nantinya ada salah satu yang rusak akan segera dibenah secepatnya. "Ruangan perkuliahan cukup, jika ternyata ada kelas yang rusak dosen bisa mengubah jam perkuliahan dan selalu kami upayakan agar kelas bisa tercukupi," jelasnya. (*)

SUDUT + LK Paceklik Dana Kemahasiswaan - Asal Jangan Sampai Ditipu + Tiba Masa Tiba Akal - Mungkin Karena Sudah Paceklik + SMS Tipu-Tipu - Memang Selalu Banyak Akal

Dg. Tata www.profesi-unm.com


rEPORTASE

Khusus

Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

Akademik

5

www.profesi-unm.com

Kejar Kualitas

SEJAK menjadi fakultas pada tahun 2007, FSD kini harus mengejar kualitas akademik yang lebih baik. Kampus seni ini mesti sigap menyelesaikan permasalahan yang kerap memengaruhi kualitas tersebut. Sejauh ini, empat prodi yang ada di FSD, yakni DKV, Seni Tari, Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik, dan Pendidikan Seni Rupa. Hanya Pendidikan Seni Rupa yang saat ini telah meraih akreditasi A. Selebihnya mendapat akreditasi B. Namun, pencapaian Pendidikan Seni Rupa ini tak lepas dari masalah. Ketika akreditasi prodi tersebut kedaluwarsa, mahasiswa justru kena imbasnya. Mereka yang ingin diwisuda pun terpaksa harus menunda keingannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor

100 Tahun 2016 pasal 28 tentang Pendirian. Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, pada butir tiga telah dijelaskan bahwa tidak boleh meluluskan mahasiswa ataupun menyelenggarakan wisuda. Mahasiswa Prodi Seni Rupa, Namira pun sangat menyayangkan dengan adanya masalah tersebut. Ia mengatakan status prodi yang usang banyak merugikan mahasiswa. Salah satunya ialah terhambatnya proses wisuda. “Karena mereka tidak bisa wisuda maka jelas akan dirugikan dari aspek waktu maupun materi,” sesalnya. Ketua Prodi Pendidikan Seni Rupa, Hasnawati mengaku akreditasi prodi mengalami kadaluwarsa akibat ketidakpastian pada saat berakhirnya masa legalisasi

prodi. Hal tersebut kemudian memicu keterlambatan pihak prodi mengirim borang menjadi faktor akreditasi menjadi basi. “Keterambatan kita mengurus borang yang menjadikan akreditasi prodi kami kedaluwarsa” tuturnya. Meski begitu, rasio antara jumlah dosen dan mahasiswa aktif kini tidak menjadi masalah. Sebab, tercatat rasio tersebut sudah mulai ideal hampir di tiap tahunnya. Idealnya rasio tersebut ialah 1 (satu) : 45 (empat puluh lima) untuk ilmu humaniora termasuk seni didalamnya. Hal tersebut tentu tak lepas dari Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 2 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Permenristekdikti Nomor 26 Tahun 2015 tentang Registrasi Pendidik dalam Perguruan Tinggi. Dalam Bab III tentang perhitungan

rasio dosen terhadap mahasisw, telah disebutkan bahwa dosen dan mahasiswa di sebuah prodi harus memiliki rasio yang ideal. Rasio tidak ideal sempat terjadi di prodi Sendratasik. Dalam lima tahun terakhir, prodi ini pernah mengalami kasus tersebut selama tiga tahun berturutturut. Ialah di tahun akademik 2013/2014, 2014/2015, dan 2015/2016. Masing-masing dengan rasio, yakni 1:65, 1:55, dan 1:51. Prodi ini baru menujukkan progers yang baik pada dua tahun berikutnya, Terkait persoalan ini, Presiden BEM Kema FSD, Niswar menilai pihak birokrasi mesti lebih jeli melihat berbagai permasahalan di kampus utamanya dalam segi akademik. Kemudian mencari solusi yang tepat agar rasio itu jadi ideal. Pasalnya, selama ini, kata dia, mahasiswa kerap dituntut untuk

bersikap kritis terhadap masalah yang ada. Namun, birokrasi tidak menujukkan sikap yang sama. “Ini yang selalu menjadi masalah. Ini bukan miss komunikasi. Terkadang banyak dosen yang ketika melihat mahasiswa dewasa dan kritis menanggapi malah dikategorikan mahasiswa yang berbahaya dan dinilai pemberontak, pembangkang,” katanya. Sementara itu, Dekan FSD, Nurlina Syahrir memastikan agar semua permalasahan bakal diselesaikan dengan secepatnya. Untuk rasio dosen dan mahasiswa, ia mengungkapkan bahwa semua prodi telah memiliki rasio yang ideal. "Dosen FSD tidak dibagi berdasarkan jurusan namun dilihat berdasarkan fakultas, semuanya sudah terpenuhi dan ideal," katanya. (*)

Rasio Dosen dan Mahasiswa FSD 2013-2018

TIM

Kordinator : Nurul Atika Anggota : - Irham - Kurnia

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


6

wawancara

khusus

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

Jangan Jadi Mahasiswa Apatis Perkembangan teknologi kini mempengaruhi semua lini mulai dari gaya hidup, sosial budaya, politk, pendidikan dan kebudayaan. Pendidikan khususnya di perguruan tinggi, teknologi telah banyak membantu para seluruh stakeholder di dalamnya. Namun sebuah teknologi mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Pakar komunikasi politik, Effendi Gazali yang diwawancarai reporter Profesi, Resa Saputra dalam Pelatihan Jurnalistik Nasional membeberkan dampak buruk tersebut. Ia menilai hal itu membuat kalangan mahasiswa terbuai sehingga apatis dengan setiap masalah yang terjadi di sekitarnya. Berikut beberapa kutipan wawancara khusus dengan anggota Dewan Nasional Provokasi Indonesia ini. Bagaimana penilaian anda dengan pergerakan mahasiswa Indonesia saat ini ? Bagi saya sangat jauh beda dengan era kami dulu yang tahun sembilan puluhan. Hampir sebagian besar seluruh perguruan tinggi yang ada mahasiswanya di Indonesia, mereka apatis dan takut melawan setiap kebijakan pemerintah yang ada padahal

sangat banyak masalah. Contolah kasus korupsi saat ini bukan tidak mungkin perguruan tinggi pun ada ditemukan seperti itu, dosen malas mengajar, dan sistem kurikulum yang seperti anak SMP dan SMA. Kalau mahasiswa itu yang dibawa selesai itu soft skill. Menurut bang Efendy apa penyebab dari semua ini, sehingga mahasiswa bersikap apatis ? Salah satunya yang bisa saya lihat karena sistem pendidikan di perguruan tinggi kita dan dari mahasiswa itu sendiri. Ruang-ruang diskusi dalam kampus juga mulai tidak terlihat lebih banyak yang menongkrong enggak jelas, padahal negeri butuh pemimpin yang berani, kritis, dan bernas. Jujur prihatin juga dengan situasi ini. Lalu bang, bagaimana dengan pergerakan mahasiswa yang

BIODATA

Nama : Effendy Gazali Lahir : Padang, 5 Desember 1966 Pekerjaan : Pakar Komunikasi Politik Dosen Komunikasi Politik Universitas Indonesia Karir : • Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia (Wacana UI) 1998

ada di Makassar, khususnya Universitas Negeri Makassar ? Mahasiswa Makassar yang saya tahu sangat respon dengan berbagai kebijakan terkait yang tidak pro rakyat dan mahasiswa. Namun akhir-akhir mulai juga sih kendur. Seakan kurang bahan dan agenda settingannya sering tidak tepat sasaran. Jadinya sia-sia juga mereka turun. Bicara soal bahan banyak sekali yang bisa di kritisi. Satu hal yang sering saya herankan, kenapa mahasiswa tidak turun dan mengkritisi pemilik media besar dan televisi dikuasai oleh para elit politik. Ini bisa jadi bahan mereka

Lalu bang, apa masukan anda untuk mahasiswa yang ada di Makassar ? Yah kembalikan fungsi seperti apa itu mahasiswa, tidak gampang loh ada di posisi itu. Kodrat mahasiswa itu jembatan • Deputi Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi komunikasi rakyat Indonesia (ISKI) kepada pemer• Anggota International Communication Association (ICA) intah, begitupun • Penulis Komunikasi Politik di Harian Kompas, Tempo, Media Indonesia, dan lain-lain. sebaliknya. Man• Dewan Juri Anugerah Adi Warta Wartawan Indofaatkan secara baik nesia 2006 & 2007 • Dewan Nasional Provokasi Indonesia, 2006 sampai kesempatan itu. (*) Sekarang

FOTO: AGUNG EKA – PROFESI

Pencemaran Lingkungan Hanya Dilakukan Orang Bodoh LINGKUNGAN merupakan salah satu bagian terpenting dari bumi ini. Perannya bagi kelangsungan hidup sangatlah penting. Tanpa itu, semua ekosistem yang ada bakal rusak. Imbasnya juga makhluk hidup bakal kesulitan untuk tetap hidup. Di Indonesia, orang kerap kali melakukan tindakan yang mencemari lingkungan. Tak ayal, jika beberapa lingkungan yang ada kini mulai rusak akibat orang tak bertanggung jawab. Lantas, bagaimana cara menangani masalah pencemaran lingkungan yang saat ini sering terjadi? Berikut hasil wawancara Reporter Profesi, St. Reski Amalia dengan Ramon Yusuf Tungka, salah satu Aktor Indonesia sekaligus Pencinta Alam saat ditemui usai Talk Show “Ekspedisi 28 Gunung di Indonesia” di Ballroom Lantai 2 Menara Pinisi pada 25 april lalu. Bagaimana pandangan

BIODATA

Nama: Ramon Yusuf Tungka Tempat/Tanggal Lahir: Cilegon, 2 Juni 1984 Pekerjaan: Aktor, Presenter Film:

anda tentang pencemaran lingkungan di Indonesia saat ini? Itu karena bodohnya orang-orang Indonesia. Pencemaran dilakukan karena orang-orang tidak mengerti bahwa yang dilakukan itu merugikan. Pentingnya belajar dan mendengar dibutuhkan orang Indonesia saat ini. Terus hal-hal apa saja yang biasa dilakukan orang Indonesia sehingga mereka mencemarinya? Pencemaran terjadi karena orang-orang Indonesia tidak mendengar dan tidak ada keinginan untuk belajar, ada oknum-oknum yang dengan sengaja mencoret-coret, buang sampah sembarangan dan lain-lain. Melihat banyaknya pegunungan yang ada di Sulawesi Selatan, bagaimana langkah yang tepat untuk melestarikannya?

- Catatan Akhir Sekolah (2005) - Ekskul (2006) - Jomblo (2006) - Pesan Dari Surga (2006) - Tali Pocong Perawan (2008)

Budayakan dari rumah tidak membuang sampah sembarangan. Kalau kita terbiasa dirumah kita sendiri untuk tidak membuang sampah, artinya diluar kita juga tidak akan buang sampah sembarangan. Jadikan gunung-gunung itu atau negara ini adalah rumah kita. Sesimpel itu. Bagaimana pentingnya peran mahasiswa dalam melestarikan lingkungan, khususnya di UNM yang memiliki sejumlah organisasi pencinta alam. Apakah ada saran untuk mereka? Mereka perlu mengkampanyekan kepada teman-teman bahwa melestarikan alam adalah yang utama. Alam sudah memberikan segala sesuatu kepada kita dengan ikhlas, masa kita membalasnya dengan seperti kerusakan. Kita harus memberikan sumbangsih yang kita punya semaksimal mungkin dan sepositif mungkin kepada alam. (*)

- Bukan Cowok Idola (2008) - Romeo Juliet (2009) - Virgin 2: Bukan Film Porno (2009) - The Tarix Jabrix 2 (2009) - Heart-Break.com (2009)

- Cinta Di Saku Celana (2012) - I Love You Masbro (2012) - Radio Galau FM (2012) - Hari Ini Pasti Menang (2013) - Toba Dreams (2015)

FOTO: INT – PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


INFO Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

www.profesi-unm.com

Sistem Penentuan UKT Camaba Kini Via Online Berbeda dengan tahun sebelumnya, Universitas Negeri Makassar (UNM) kini menerapkan sistem penentuan besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) secara online. Tujannya memudahkan para calon mahasiswa baru (Camaba) yang dinyatakan lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun ajaran 2018/2019. dengan login melalui laman http:// ukt.unm.ac.id/ Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Muharram membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan, tujuan dilakukannya sistem penentuan UKT online ini untuk lebih mengefisienkan waktu. "Mengapa diterapkan, sehingga tidak memakan waktu sampai satu dua hari lagi," jelasnya. Guru Besar Kimia Organik ini pun mengimbau untuk seluruh ma-

Akreditasi Dua Prodi UNM Terancam Kedaluwarsa STATUS akreditasi dua program studi (Prodi) di Universitas Negeri Makassar (UNM) terancam terakreditasi kedaluwarsa. Ialah Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi (Penjaskesrek) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Hal tersebut merujuk pada data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tertanggal 3 Juni 2018. Untuk Penjaskesrek, tinggal 88 hari lagi status akreditasi akan kedaluwarsa. Sementara itu, Pendidikan IPS tersisa 172 hari. Mengajukan akreditasi ulang perlu dilakukan untuk memperpanjang masa akreditasi. Pasalnya, jika mengacu pada pasal 28 Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristek Dikti) Nomor 100 Tahun 2016, perguruan tinggi yang tidak mengusulkan akreditasi ulang maka akan dikenakan sanksi administratif berat. Administrasi berat berupa, tidak diperbolehkannya meluluskan mahasiswa atau menyelenggarakan wisuda, tidak dapat menerima mahasiswa baru, serta tidak dapat melaksanakan proses belajar mengajar. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi http:// ban pt.kemdiknas.go.id/direktori.php. (Ria) www.profesi-unm.com

7

AKADEMIK

hasiswa baru agar segera melengkapi berkas-berkas yang telah ditetukan dan berlaku jujur dengan berkas yang akan mereka unggah nanti. Ia juga menekankan agar camaba tidak melakukan kecurangan dengan memanipulasi saat pengisian data di berkas. "Apabila mereka melakukan kecurangan akan diberikan sanksi berupa diskualifikasi kelulusannya dari UNM,� tegasnya. Sementara itu, sistem penentuan online ini ada beberapa tahapan. Diantaranya, pengunggahan, penentuan sistem, verifikasi, dan kesempatan untuk menyanggah apabila besaran jumlah UKT yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Lanjut, eks Pembantu Dekan Bidang Akdemik (PDI) FMIPA ini mengatakan, dengan adanya penentuan sistem secara online ini pada tahun ini diharapkan penentuan besaran UKT bisa lebih objektif kepada maba.

"Semoga bisa lebih

SNMPTN ini telah dibuka dari tanggal 20 April s.d. 7 Mei 2018. (Una)

objektif,

Manajemen Kembali Jadi Prodi Favorit di SBMPTN

PTIK FT

Rektor UNM, Husain Syam menjelaskan bahwa Manajemen telah menunjukkan kualitasnya dan bisa mempertahankan sebagai salah satu prodi favorit di UNM. "Di posisi satu itu, Manajemen kembali jadi favorit," katanya. Sementara itu, prodi yang baru dibuka tahun ini yakni Ilmu Komputer juga memiliki banyak peminat. Sebanyak 1867 pelamar berusaha untuk masuk. Kuota untuk prodi ini pun hanya berjumlah

31 orang. Menurut Husain, salah satu penyebab banyaknya peminat untuk prodi ini lantaran lapangan kerjanya yang luas. Tak ayal jika prodi tersebut memang sudah dinantikan oleh mereka. "Ini juga prodi Ilmu Komputer jurusan baru tapi peminatnya itu juga banyak, mungkin Prodi ini hadir pada zamannya," tambahnya. (ram)

2160 78

Bimbingan Konseling FIP

AKUTANSI FE 1108 31Â

1920 31

adm negara 2038 46

DIVISI Jurnal Program Pascasarjana (PPs) Universitas negeri Makassar (UNM), akan menghelat workshop pengelolaan jurnal online Open Journal System (OJS) 3. Kegiatan ini akan dihelat (09/6), di Lt. 3 Gedung AD PPs UNM. Dengan membayar kontribusi sebesar Rp. 250.000, peserta workshop nantinya akan mendapat fasilitas berupa materi OJS 3 dan konsumsi berupa buka puasa bersama. Sementara untuk materi workshop, yakni 'Manajemen Setting dan Administrator', 'Manajemen Penerbitan OJS 3', dan 'Penggunaan Tools & Plugin'. (ram)

Jumlah Pelamar Jumlah Kuota yang Disediakan

PGSD FIP BAHASA INGGRIS FBS

UNIT Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa) satuan 702 Universitas Negeri Makassar (UNM) akan mengadakan Pendidikan Provos Nasional Angkatan V 2018. Pendidikan yang bertema" Implementasi Nilai-Nilai Kedisiplinan Melalui Pendidikan Provos" ini dibuka sejak tanggal 10 Mei hingga 30 Juni 2018. Acara ini nantinya bakal dilaksanakan pada tanggal 3-8 Juli 2018. Bertempat di POMAL LANTAMAL VI Makassar. Biaya pendaftaran tiap peserta dikenakan sebesar Rp500.000. Adapun fasilitasnya antara lain, topi, baju latiha, perlengkapan provos, brevet, sertifikat, foto jajar, plakat, ATK, file materi, konsumsi dan penginapan. Bagi yang ingin mendaftar bisa langsung mengunduh formulir di bit. ly/DIKPROVNASV2018. (Rin)

Workshop Pengelolaan Jurnal Online OJS 3

dalam peentuannya," tegasnya. Sistem penentuan UKT secara online untuk jalur

PELAKSANAAN ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) usai digelar pada 8 Mei lalu. Terhitung sebanyak 45.498 peserta yang mendaftar untuk masuk di Universitas Negeri Makassar (UNM) melalui jalur tersebut. Dari jumlah itu pula, rupanya program studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) kembali tercatat sebagai prodi dengan peminat terbanyak.

AGENDASIANA Pendidikan Provos Nasional V

TEKNIK KOMPUTER FT

PENJASKESREK FIK

MANAJEMEN FE 3611 78

1412 46

1739 172

1867 31

GRAFIS: MASTURI – PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita


8

pariwara www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

Dr.H. Syamsu Rizal MI, S.Sos, M.Si PLT Walikota Makassar

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


life

style

Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

9

www.profesi-unm.com

Euforia Tik-tok di Kalangan Milineal Belakangan ini, eu foria Tik-tok di kalangan m begitu menggeliat. ilineal Tak jarang, aplikasi ini dijadikan wadah untuk men jadi terkenal bagi peng gunanya.

gambar dengan ke cepatan tinggi se da dan fitur pengenala n yang sempur- ya ng jenuh dengan tugas kuliah ng na sesuai untuk se mua ekspresii- To numpuk sesekali main Tik k mut, keren, lucu, ko nyol pun mel- ak ka sama teman-temanku,” unya. atih penggunanya m en Di video unik tanpa ha jadi kreator rus membuat- via, sisi yang sama, Desi Oktanya di studio deng m an biaya yang UN ahasiswi Fakultas Ekonomi Hampir semua platf M pun mengaku cu ku p m ah al. or m media sosial mulai dari, In tok mampu menga aplikasi tik Apalagi, ka stagr tasi kekacauan book, WhatsApp, da am, Face- masa kini ya rakteristik remaja emosional yang ng lebih tertarik men dialaminya. “Ini n Line men- aplikasi video ya jadi wadah berbagi konten kreatif coba memanfaatkan aplikasi da ng menurut saya ri bisa membuan anak zaman now. gawai untuk kepe g stres seketika.” rluan narsistik ak Berawal sejak di unya. dan kreatif inilah ya lu nc ur ng kankemudian nya pada Mei 2017 Ia pula menambahk dimanfaatkan berb lal an serunya agai pengem- be rusahaan ByteDance u oleh pe- bang aplikas rm ain aplikasi Tik To i asal China , jejaring sosial dan k sebagai tak berlangsung lam a Tik tok pun konten dari berbagai penjuru ke salah satu pelarian ketika jenuh mulai menjajal pasa dengan tugas kam r Industri Digi- Indonesia. pus yang metal Indonesia yang nu mpuk. Menurutnya, Ha sil -h asil karya editan rem diketahui menaplikasi asal aja duduki peringkat 6 besar di dunia kekinian yang di upload di sosia Cina ini adalah alternatif hiburan l yang sebagai pengguna in media Instagram ternet du bahkan sering m sangat mudah digunakan dan Dengan mengandalk nia. engasyikkan. ka li m em buat orang-orang ter an bertawa bagai fitur yang un “Saya juga mer da n ter pu ka u ik semua orang bisa , membuat rong keingina sehingga mendo- kalau ada video asa tertantang yang lagi viral, n remaja lain untu menciptakan k saya dan tem sebuah video pend an-teman inisiatif ek yang unik mengunduh aplikasi Tik Tok da n bikin video yang dengan mudah dan membuat video juga lebih krea dise hanya untuk sosial media masing- barkan di seru-seruan. Tak hanya itu, peng tif.” masing. guna aplikasi ini juga meras Fitur special effect Andi Balqis misaln a ya ad ng a tan di tangan ya sa . M ah a- tersendiri untu jikan pun berbagai k membuat konten macam. Ada siswa Universitas Negeri Makassa r Efek Shaking dan yang lebih menarik ini mengaku senang Sh dibandingkan dengan adanya vi asanya digunakan pa ivering bi- aplikasi Tik deo-video lain yang Tok. Menurutnya, ap da video densedang viral. gan electronic mus “Saya juga merasa ic, bisa men- likasi tersebut bisa menghilangka tertantang n kalau ada vide gubah warna rambu o yang lagi viral, t, 3D Stickers. kejenuhan dan sebagai ajang se ru saya dan teman-te Tak hanya itu, fitur menangkap seruan dengan teman-temannya. man inisiatif bikin video yang leb “Yah aplikasinya ih kreatif,” kaseru, kalau tanya . (*)

Jangan Sampai Salah Pakai APLIKASI pembuat video kreatif Tik tok tak hanya memiliki dampak positif yang membangkitkan semangat, namun di sisi lain juga kadang menjadi kontroversial akibat kerap di salah gunakan. Seperti yang dikutip di Detik.com, empat gadis warga pangkalan Bun Kotawaringin Barat terpaksa ditilang polisi akibat berjoget Tiktok di jalan raya. Keempat gadis ini awalnya berjoget 'tik tok' di zebra cross kawasan traffic light di Jalan Sultan Syahrir, tepatnya di perempatan Masjid Agung Riyadlush Salihin, Pangkalan Bun. Video itu kemudian jadi viral di medsos dan sampai ke tangan polisi. Kasus kontriversial lainnya terkait penggunaan aplikasi Tik tok secara tidak benar juga dilakukan remaja perempuan yang memainkan aplikasi Tik Tok di depan jenazah kakeknya. Aksi Remaja yang ini pun viral dan menuai banyak kritik netizen. Tentunya hal tersebut menjadi pelajaran bagi pengguna Tik tok dimana sebelum membuat konten, diperlukaan pemahaman khusus bagaimana dampak positif maupun negatif konten tersebut.

Kata Mereka Ayulita Lestari Jurusan Bahasa Jerman Angkatan 2013

Nurfadhila Humairah Jurusan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2013

Nur Asmi Kasim Jurusan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2014

"Harus cantik/ganteng, body bagus, gaya bagus, dan lucu biar bisa terkenal"

"Pilihan tepat untuk dicoba ketika lagi ada waktu kosong"

"Butuh percaya diri untuk mengupload video yang sudah dibuat. Kalau tidak, siap siap menanggung malu"

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


10

laporan

perjalanan

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

Jurnalisme Data dan Kompetisi di Kampus Perjuangan Adzan subuh belum berkumandang, kala burung besi yang kami tumpangi memasuki langit ibu kota Senin (9/4). Menenteng tas dan koper, kami berdesakan dengan penumpang lainnya menuju pintu keluar, dengan rasa penasaran yang meluap akan kota yang berpenduduk 10,37 juta jiwa ini. Pria berbadan tambun bernama Aldho menjadi orang pertama yang menyambut. Bertiga kami menuju sebuah mobil yang mengantarkan kami ke tempat peristirahatan sebelum mengikuti rangkaian kegiatan, Forum Diskusi Nasional (FDN) the 16th Journalist Days (JD) Badan Otonom Economica Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI).

Di mobil yang kami tuju telah menunggu dua orang lain yang menjadi perwakilan Tim Universitas Semen Indonesia dan seorang panitia lainya. Perjalanan subuh itu diliputi hening, mungkin setiap orang termasuk kami masih tak lepas dari lelah. Hingga kami tak sadar saat kendaraan kami telah memasuki wilayah Depok. Setelah beristirahat sejenak, kami kembali mengendarai mobil menuju kampus kuning. Berbeda dengan perjalanan sebelumnya, kali ini kami mulai membuka percakapan rasa persaingan berusaha kami hilangkan. Mengingat kegiatan kali itu merupakan perlombaan yang memperubatkan posisi pertama. Memasuki kampus yang telah didirikan sejak 1849 ini, takjub bisa jadi kata yang menggambarkan perasaan kami saat mulai masuk kawasan kampus kunin. Terlebih bila

*Faisal Fajar dan Endang Sri Wahyuni menyandingkan dengan universitas bertanding, dengan dua orang tiap tempat kami menuntut ilmu. Dileng- timnya total ada 24 orang. Dengan kapi halte yang disinggahi bus khu- 22 diantaranya menjadi kawan baru sus UI, dan kantin disetiap fakul- sekaligus memiliki pemikiran serta tanya memberikan kesan mewah dan pelajaran baru bagi kami. Dengan modern disetiap sudutnya. mengangkat tema The Future of Kesan mewah ini semakin terasa Data Driven Journalism, kegiatan saat memasuki perpustakaan umum, tahun ini menjadikan jurnalisme data dengan berbagai outlet makanan dan sebagai pokok pembahasan. Pada toko buku dilantai dasar. Bahkan seminar yang membahas bagaimana toko oleh-oleh khusus kampus ini- pentingnya jurnalisme data, dan penpun tersedia. Meski begitu kampus garuh cabang jurnalisme ini pada juryang telah bertaraf PTN-BH ini, ma- nalisme itu sendiri. Total enam pemasih terbilang rindang dengan pohon teri dengan dua sesi seminar menjadi disekelilingnya dan danau didepan pembuka rangkaian kegiatan saat itu. rektoratnya. Dilanjutkan dengan presentasi Total ada 14 tim essai yang telah dibuat sebelumnya term a s u k dengan memilih satu dari tiga subk a m i tema yang disediakan, ke-14 tim saly a n g ing memaparkan sudut pandangnya. Dilanjutkan dengan Focus Group Disscussion (FGD) kembali sudut pandang dan ketajaman berfikir setiap peserta diuji.

Dihari ketiga pelatihan pengelolahan dan penampilan data menjadi agenda kami, tidak terasa tensi kompetisi saat itu. Bertepatan dengan lokasi kegiatan di Jakarta CreativeHub, kami menikmati perjalanan hari itu dengan bercengkrama antar sesama peserta. Dihari keempat sekaligus dihari terakhir tantangan kembali diberikan panitia. Sebuah tulisan feature berbasis data harus disajikan oleh peserta. Dipresentasikan dihadapan dewan juri, tantangan ini sekaligus menjadi penentu siapa yang nantinya akan memboyong juara pertama. Meski begitu dihari ini pula puncak keakraban peserta terjalin, meski tidak diagendakan secara khusus pertukaran produk LPM dilakukan. Sebuah sesi canda guraupun terjadi kala acara ditutup. Tak hanya antar sesama peserta melainkan juga beserta panitia. (*)

FOTO: IST

Foto Bersama - Peserta Journalist Day 2018 yang terdiri dari Lembaga Pers dari seluruh Indonesia saat berfoto bersama di pekarangan FEB UI.

Sehari Jelajah Ibu Kota SEBAGAI seorang mahasiswa, terlebih untuk pertama kalinya melancong di daerah lain menjadi ketertarikan tersendiri bagi kami. Keserakahan untuk merengkuh sebanyak mungkin pengalaman menjadi tujuan tersendri. Maka dari itu, kala kegiatan ditutup kami tidak lantas berkemas pulang. Tapi mempersiapkan sebuah rencana untuk sehari mengunjungi beberapa tempat di ibu kota. Tidak hanya berdua, dua orang mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat yakni Ibul dan Fadil yang juga tertarik setelah mendengar rencana kami, ikut dalam perjalanan sehari tersebut. Jumat (13/4) pagi, kami meninggalkan penginapan selama kegiatan menuju daerah Taman Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, tempat sebuah rumah seorang sahabat, yang rela menampung kami berada. PenjeUrai data, ungkap fakta, saji berita

lajahan kami mulai dengan maniki grab menuju monumen kebangsaan bangsa yakni Monumen Nasional atau yang akrab disapa Monas. Kami menghabiskan waktu hingga shalat Jumat berakhir disana, berfoto dan berkeliling serta berbelanja oleh-oleh yang harganya terbilang murah bagi kami. Dilanjutkan menaiki Bis Jakarta City Tour atau Mpok Citi, yang dapat digunakan secara gratis. Kami menuju masjid Istiqlal, yang kami ketahui rute dan biayanya dengan bertanya pada beberapa orang. Walau macet kami terbilang menikmati perjalanan, disebabkan banyaknya gedung pemerintahan dan gedung penting yang kami lalui. Terlebih bis yang dilengkapi pendingin udara dan bertingkat membuat kami bisa lebih leluasa menikmati pemandangan. Kami tiba di Istiqlal saat adzan azhar berkumandang, sebuah ke-

banggan tersendiri kami bisa salat di masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut. Saat perut kami mulai keroncongan menyantap sepiring ketoprak yang banyak dijajahkan di sekitar Istiqlal menjadi pilihan makan kami. Dengan kembali menggunakan Mpok Citi, kami menuju kota tua, senja sudah datang kala kami menikmati suasana kuno tempat tersebut yang juga menjadi akhir dari penjelajahan sehari kami. Tidak lengkap rasanya jika berpergian tanpa tersesat. Saat ingin kembali ke tempat menginap pengalaman tersesat ini kami rasakan. Tanpa tahu harus menaiki apa dan berbentur dengan dana yang makin menipis. Kekepoan kami kembali diuji, dengan modal bertanya kami berhasil menaiki kereta menuju pasar minggu dan melanjutkan menggunakan transportasi

Seminar - Peserta saat menerima materi dalam seminar.

online, menuju tempat kami beristirahat yang tentunya berhasil memangkas pengeluaran kami. Rumah sahabat ini, yang menjadi

FOTO: IST

tempat istirahat terakhir kami di ibu kota, serta mempersiapkan diri untuk kembali ke kampung halaman esoknya. (*) www.profesi-unm.com


SENI

BUDAYA

Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

www.profesi-unm.com

Melupakanmu

berhasil meloncat ke titik terbaikku. Semua ku lakukan tanpa sedikitpun menengok kebelakang. Kehidupanku berjalan indah ditempat baruku, bahkan kini dapat bersemi benih cinta dalam hatiku, yang dulu telah terusak oleh racunmu. Namun bukan tanpa sebab, benih itu tiba-tiba mati sebelum ia benar-benar hidup. Adalah kenangan bersamamu yang menjadi hama, berusaha aku mengunakan berbagai cara untuk menyelamatkan benih yang entah kapan lagi akan tumbuh, satu-satunya harapanku yang ada sekarang. Namun hama itu memiliki tameng baja yang sulit ku obrak-abrik. Ia terlalu kuat untuku basmi. Aku menyerah dan membiarkan harapanku pergi begitu saja. Namun aku masih enggan untuk menengok kebelakang, aku tetap berlari sekuat tenagaku, semampu yang ku bisa. Kembali aku merenung dalam keheningan, aku tak bisa seperti ini, aku butuh solusi secepatnya. Aku sekarang bukan diriku yang sebenarnya, aku hanya bayangan semu yang mencoba menjadi nyata. aku ada walau sebenarnya tak ada. Entah setan mana yang membisikku, aku berlari kebelakang, jauh sangat jauh kebelakang. Mencari sisa-sisa kenangan bersmamu lalu memungutnya kembali sembari tetap berlari. Hingga kenangan itu terkumpul, aku mencoba menyusunya seperti bermain puzzle. Ku atur puing-puing itu sedemikian rupa hingga wajahmu terlihat disana. Aku

tersenyum puas, dan coba mendekap gambar wajahmu dalam puzzle itu. Aku terdiam sejenak, dan menatap nanar gambarmu itu. Hingga terbersit keinginan untuk memintamu kembali. Kala itu hujan turun begitu derasnya, gambar dari puzzle kenangan itu ku bungkus dan ku bingkai rapi, tak lupa kuberikan secarik puisi dalam sebuah kertas, anggap saja ini akan menjadi hadiah perjumpaan nanti. Kini aku berjalan, masih kebelakang. Bukan mencari kenangan tapi benarbenar mencarimu, dan memintamu kembali dengan baik-baik. Aku kembali kerumah itu, warna dan dekorasi luarnya masih sama, hanya saja sekarang rumah itu seperti tak terawat. Seperti rumah kosong dalam film-film horror, sunyi dan sepi. Akhirnya aku memutuskan masuk kedalam, setelah beberapa kali aku mengetuk pintu namun tak ada jawaban, pintumupun tidak kau kunci. Seperti orang asing, aku mencari keberadaanmu didalamnya. Hingga aku menemuimu tergolek tak berdaya dalam kamarmu. Tubuhmu Nampak begitu kurus dan ringkih. Aku bertanya “Kenapa kau seperti ini?” bibirmu kelu, kau tak mampu menjawab, hanya tetesan air matamu yang menjawab. Meski dendam itu masih berkobar, dan hati licikku berkata “rasakan itu” lalu tersenyum puas. Tapi lubuk hatiku terdalam tak mau membiarkanmu seperti ini. dan dengan berat aku putuskan merawatmu hingga kau sembuh dan kembali ceria seperti dulu. Hari berganti, semua berubah, rumahmu kembali indah seperti dulu, kondisimu semakin membaik, hingga aku melihat senyummu kembali merekah. Namun bukannya bahagia aku semakin dihantui

oleh masalalu. Perjuanganku melupakanmu dulu kembali merusak kebahagiaanku bersamamu. Aku tak mampu berbuat banyak. Hingga aku jatuh sakit, Tanpa sepengetahuanmu. Aku kembali berpikir, aku tak akan hidup lama kalau masih berada disini. Setelah kau sembuh dan bisa tertawa kembali, aku putuskan pergi untuk selamanya dari kehidupanmu, karena aku sadar adamu akan menyakitkanku. Kita sudah tak

Rindu yang berkelana

WAKTU berlalu tanpa pamit Engkau pun berlalu bersama sang waktu Kududuk merenung menanti senja Namun senja berlalu di telan malam Menyisakan kenangan yang menusuk kalbu, Tercabik-cabik bagai kertas yang meleleh di tengah sungai Harapan itu salah, impian itu musnah

Kau hanyalah pepesan kosong yang tertuang dalam cerita rakyat Kubujuk pikiran untuk menyatu dengan perasaan demi mempertahankan rindu ini padamu agar dapat kugapai dalam penantianku

Tapi rindu ini semakin kurayu, Semakin kubujuk, namun asaku menjadi luluh lanta diterpa badai Kian ku arungi perjalanan hidup ini

Rupanya tersimpan misteri yang tak bisa kumaknai dalam diriku Ketika kucoba mengamati dengan logika Kuhitung dengan peramalan statistik Belakang kusadari bahwa, Rindu ini ternyata sudah beranjak dan berkelana ke tempat lain. (*) *Andi Ayu Sriwahyuni Mahasiswa Prodi Statistika UNM

AKU yang memujamu dari kejauhan, Menyaksikan sosokmu ada gelisah bersama rindu yang tak ku undang Aku yang memintamu dalam sujud panjangku Bayangmu membuatku tak lelap dalam kesunyian gulita Dalam kesendirian malam, jiwa ini merajut sejuta impian indah bersamamu, Dibalik senyum kharismamu melekat erat rindu yang tak

bukan sebagai hadiah pertemuan tapi hadiah perpisahan untuk selamanya. Dan aku rasa semua ini sudah adil untuk kita. Biarkan aku pergi, kembali kedunia nyataku. Melepaskan belenggu masalalu yang kau buat. Izikan aku untuk kembali melangkah kedepan tanpa ada sedikitpun perasaan untuk menengok kebelakang. Dan izinkan aku melupakanmu untuk selamanya. (*) *Ahmad Rif’an Muzaqi, Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknologi Pertanian Angkatan 2014 Ketua Umum Hmps PTP FT UNM Periode 2017/2018

Kenyataanya

KAMI pandai beropini tapi takut untuk bertindak kami pandai menyalahkan tapi kita tak pandai menyalahkan diri sendiri kami pandai bercitra tapi itu hanya tipuan kami pandai membuka tapi tidak berani menutup kami sangat benar tapi ternyata salah

Merajut Cinta dalam Diam

www.profesi-unm.com

lagi sama, kita sudah terpisahkan sejak kobaran bara digenggamanku padam. Bagiku tak ada lagi dirimu dalam hidupku. Aku pergi, kuberikan puzzle gambarmu dan puisiku untukmu

ILUSTRASI : MASTURI – PROFESI

Kita pernah punya mimpi yang sama, cita-cita yang sama dan visi bersama. Aku ingat benar, kala kita mengucap ikrar yang disaksikan gemerlap bintang dan jagat raya yang senantiasa memancarkan keindahannya. Janji yang ku gengam tanpa pernah sekalipun terbersit niat untuk melepasnya, meski aku tau janji itu bagai bara yang terus berkobar dan menghanguskan tanganku. Tapi demi kau, ku relakan itu. Kala itu aku seperti budak yang rela kau suruh. Jika kau bilang tinggal maka aku tinggal dan bila kau bilang pergi maka aku pergi. Tapi yang terakhir, kau tidak menyuruhku pergi seperti biasanya. Kau mengusirku, tanpa kau beri aku kesempatan mengemasi barang-barangku, kau tendaang aku begitu saja dan membiarkan aku kelaparan dibawah guyuran hujan. Dan disitu, kobaran bara digengaman ku berangsur padam. Bersama itu genggamanku seketika memudar, hingga akhirnya melepaskannya. Hidupku seperti sudah berakhir, dalam kondisi ini aku hanya butuh dorongan kecil untuk membuatku jerjungkal dan terjatuh. Hidupku kosong, buta dan gelap, bunga yang kau berikan telah layu dan mati, terkubur oleh pedihnya penghianatan. Sekarang, kekosongan itu telah diisi oleh dendam. kebencian yang mendalam ku rasakan sekarang. Hingga aku memilih untuk menjauh darimu, menjauh dari segala hal yang dapat mengingakan ku akanmu. Dan merantau adalah jalan yang ku pilih. Berharap semua akan kembali normal, hati yang tandus akan kembali ditumbuhi pepohonan yang lebat atau bunga-bunga warnawarni yang indah. Satu hari terlewati, bulan pun begitu, hingga tak terasa dua tahun sudah aku meninggalkan semua tentangmu. Dan semua berjalan seperti yang ku inginkan. Berjumpa dengan kawan baru, bercerita tentang mimpi-mimpi baru, hingga aku

11

kunjung usai, Berjumpa denganmu adalah kebahagiaan yang terindah bagiku, Dekapan senyum dan sergapan tawamu menjelaskan dan menuntaskan rindu, Dua hati kini bercerita tentang rindu, Tapi dihadapanmu aku hanya bisa membisu seribu bahasa Aku terlalu khawatir akan rasa yang menggebu ini Aku khawatir terlalu mencin-

kami pandai tapi sayangnya tak cerdas dan inilah dunia sangat miris. (*) *Melysa Soraya Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar

taimu, Aghh.., biarlah hatiku yang memahami Biarlah itu urusanku dengan penciptaku Tugasmu hanya satu, membiarkan rasa ini bersemayam di qalbuku Bahagiaku masih bisa menyelipkan namamu dalam doaku. (*) * Rini Amriani, Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNM Urai data, ungkap fakta, saji berita


12

Suplemen

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa Nasional (PINISI) 2018

Arungi Jurnalisme Politik di Tanah Daeng *Nurul Charismawaty S

Benarlah pepatah yang mengatakan “Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina”. Tak peduli seberapa jauh pun ilmu itu berada. Sebanyak 27 orang peserta Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa Nasional (PINISI) meninggalkan daerah masing-masing untuk berguru jurnalistik di bagian selatan pulau Sulawesi.

FOTO: WAHYU - PROFESI

PINISI 2018 - Peserta PINISI berfoto bersama usai pembukaan kegiatan di Ballroom Lantai 2 Menara Pinisi, Kamis (5/4).

Berasaskan tema pers dan tahun politik, 54 calon peserta sebelumnya mengirimkan gagasannya terkait tahun politik yang bertepatan dengan tahun 2018 dan 2019. Lima hari lamanya (4-8/4) peserta PINISI bermukim di dua daerah yakni Kota Makassar dan Kabupaten Bulukumba. Materi yang padat namun diselingi jalan-jalan menikmati tanah daeng menjadi prioritas untuk meninggalkan kesan yang baik bagi para peserta. Tak hanya itu, agenda mengunjungi tempat pembuatan Kapal Pinisi di Tanah Beru, guna meningkatkan wawasan soal kapal yang dikenal sebagai Kapal Penjelajah Du-

nia ini. Selain memiliki arsitektur yang menarik, dan pembuatannya menggunakan perpaduan tradisi lama dan modern berhasil memukau peserta. “Aku mengaku kagum banget melihat pembuatan Kapal Pinisi ini, soalnya masyarakat di sini masih mempertahankan pembuatan kapal secara tradisional, dan itu luar biasa sekali,” kata Falasifah Jamil, salah satu peserta asal LPM Fitrah Universitas Muhammadiyah Palembang. Malam budaya dengan suasana pantai bira di malam hari pun menjadi malam yang mengenang bagi peserta PINISI 2018. Pun diakhiri dengan makan bersama di pinggir pantai. (*)

Hadirkan Tiga Tokoh Nasional MEMBAHAS tentang politik memang tak cukup jika hanya dibahas dalam jangka waktu sehari atau dua saja. Namun, berbeda di kegiatan PINISI kali ini. Pemaparan materi yang kompleks dikemas secara ringkas oleh pemateri-pemateri sesuai bidangnya. Kolaborasi pemateri dari praktisi media massa, pengamat politik, lembaga survei, akademisi komunikasi politik, maupun pemerintahan atau dalam hal ini Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Selatan, menjadi daya tarik khas dari pelatihan nasional kali ini. Pun begitu dengan Focus Group Discussion (FGD) yang difasilitatori oleh Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar, Agam Sofyan dan Wakil Pemimpin Redaksi Rakyatku.com, Jumardin Akas. Kedatangan tiga tokoh nasional tentunya menjadi semangat bagi

peserta. Wakil Direktur Lembaga Survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Popon Lingga Geni kala itu (5/4) menjelaskan bagaimana peran media membagikan data yang akurat khususnya data dalam pemilu. Kemudian, melihat sejumlah kasus survei saat pemilu dan pilkada beberapa tahun lalu, masing-masing menunjukkan data yang berbeda di tiap lembaga. Popon membeberkan cara agar jeli melihat lembaga survei di Tahun Politik. Ia mengatakan, agar mampu membedakan lembaga surveu yang baik perlu dilakukan pemeriksaan terhadap rekam jejaknya. “Periksa rekam jejaknya karena rekam jejak digital nggak hilang begitu, pasti ada, jadi tinggal diperiksa apakah lebih banyak salah atau lebih banyak benar. Nah kalau lebih banyak dia benar. Percayai,” bebernya.

Pun dengan praktisi Media Nasional Tribunnews.com, Dahlan Dahi. Pemimpin redaksi tribunnews.com ini menjelaskan, idealisme seorang jurnalis di tahun politik memang di uji. Menurutnya, idealisme seorang jurnalis tergantung bagaimana ia menghargai profesinya. “Jurnalis yang bertanggung jawab terhadap profesinya pasti akan bekerja sesuai profesinya, bukan sesuai dengan keinginan pimpinannya,” katanya. Di lain sisi, kedatangan Pakar Politik sekaligus Publik Figur, Effendi Gazali menjadi motivasi utama bagi peserta dalam kegiatan kali ini. Dalam pemaparannya, Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) ini juga membeberkan bahwa di zaman sekarang, adanya tarik menarik antara kekuasaan dan media yang menyebabkan tingkat kebebasan pers berkurang. Ia pun menegaskan bahwa peranan pers tentunya harus meluruskan

FOTO: DASRIN - PROFESI

Pakar Politik Nasional – Effendi Gazali saat memberikan materi Bahasa Politik kepada peserta PINSI 2018

setiap fakta meskipun ada intervensi. “Apapun yang dilakukan media

anda saat memihak, luruskan faktanya,” tegasnya. (*)

KATA MEREKA

Erlin Lutvia Anjani LPM Manunggal Undip

LPM Solidaritas UIN SA Surabaya

LPM Katharsis Uho

Juli Mulkian

Muhammad Abdul Fattah

PINISI dan Profesi menawarkan ribu candu dan rindu! Dekat pun hangat. Senang bisa menginjakkan kaki di tanah daeng ini.

Banyak hal yang bisa didapat dari teman, pengalaman sampai moment yang tak terlupakan.

Kemarin temanya mengenai politik dan pers, saat ini malah saya tertarik untuk belajar lebih dalam lagi soal politik, tentunya ya dalam presepsi pers.

Tema yg sangat-sangat wah dan diluar dugaan. Untuk seluruh rangkaian acara PINISI 2018, cuma satu kata yang bisa aku bilang yaitu, CAKEP!!! CApek tapi KEbayar Puas.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Firdha Reski Amalia

LPM Pijar USU

www.profesi-unm.com


inovasi Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

13

www.profesi-unm.com

Simpedator Alat Serba Bisa Kendaraan Bermotor

Birokrasi Harus Dukung Karya Milik Mahasiswa

Pimpinan Universitas Negeri Makassar (UNM) diminta memberi dukungan dalam hal menjaga dan melindungi karya yang diciptakan mahasiswa. Dukungan dalam membantu membuat hak paten diperlukan pada karya yang telah diperlombakan di tingkat Nasional dan Internasional. Hal ini disampaikan Anwar, mahasiswa Jurusan PendidikanTeknik Elektro Fakultas Teknik (FT). Menurutnya, ada beberapa alat yang di buat mahasiswa UNM yang kualitasnya bagus dan terbaru hanya saja terkendala di perizinan pembuatan hak paten. "Saya dan teman-teman sering buat alat alasannya karena hobi. Yang kami buat itu terbaru dan sering kami perlombaan dan menang. Hanya saja yang perlu kami minta, pimpinan m e m bantu

kami untuk membuat hak paten agar karya kami tidak di cap oleh orang lain," ujarnya saat menyambangi redaksi LPM Profesi, (15/3). Baru-baru ini Anwar berhasil menyabet juata tiga dalam lomba paper Festival Mahasiswa Nasional. Lomba ini di selenggarakan di Universitas Sebelas Maret (UNS). Ia menang dengan judul paper “Sistem Monitoring Pengguna Motor Sebagai Upaya Untuk Mengawasi Anak Remaja Berkendara Berbasis SMS Gateway”. "Dibantu oleh dua rekan saya, Novitasari dan Muh. Fadhil Supriadi. Alhamdulillah kami lolos seleksi masuk 10 besar dari 84 hasil penelitian yang diikuti 40 perguruan tinggi berbeda. Dan dapat juara tiga," katanya. Mahasiswa asal Kepulauan Riau ini menjelaskan, Simpredator mempunyai banyak kelebihan dibanding alat pendeteksi kecelakan pada kendaraan bermotor lainnya. Dapat mendeteksi kehilangan motor dan memberi tanda ketika pengendara berkendara diatas kecepatan rata-rata. "Selebihnya motor akan memberi respon berupa peringatan dengan lampu menyala apabila motor terlalu miring ketika digunakan dan memberikan lokasi terakhir jika motor kita dicuri. Karena alat telah dilengkapi sensor

FOTO: DASRIN– PROFESI

Simpredator - Anwar menjelaskan bagian-bagian komponen Simpedator dengan beberapa temannya di redaksi LPM Profesi UNM.

yang bekerja seperti itu," jelasnya. Tak hanya itu, kata Anwar alat ini telah dilengkapi dengan GPS, GSM dan accelerometer yang dapat memberikan informasi pada pengendara kepada pihak keluarga melalui SMS Gateway. "Jadi segala apapun yang terjadi pada motor kita, alat ini akan memberikan respon berupa SMS ke handphone kita. Jadi lebih mudah, misalnya saat orang tua akan mengawasi anaknya ataupun bagi pengendara dewasa," tuturnya.

Hanya saja menurut Anwar alat yang dibuatnya memliki ukuran yang besar. Sampai saat ini, ia masih mencarikan formula agar Simpredator dapat dipakai dengan ukuran yang kecil. "Masih agak besar yah, saya masih mencarikan cara agar alat ini dapat berukuran kecil sehingga mudah dipasang di motor," tuturnya. Anwar mengungkapkan alasan membuat alat Simpredator. Ia mengaku prihatin dengan tingginya angka kecelakaan kendaraan bermotor pada anak remaja.

"Coba bayangkan sepeda motor penyumbang angka kecelakaan tertinggi dengan total 9.002 kecelakaan. Dan yang mendominasi adalah anak remaja. Atas dasar itulah saya membuat alat ini," ungkapnya. Anwar berharap dengan hadirnya alat ini dapat menekan angka kecelakaan bermotor dan bermanfaat bagi semua orang. "Sekaligus meminta bantuan birokrasi untuk menjembatani dengan pihak industri agar alat yang diciptakan mahasiswa UNM juga dilirikolehpasarnasional,"harapnya.(sas)

Edukasi Anak Pulau Berkat Video Pembelajaran BELUM meratanya pendidikan di Indonesia masih dirasakan oleh hampir semua penduduk. Di kota Makassar, pulau terluar keduanya yakni Langkai merupakan

satu dari sekian banyak daerah tertinggal yang memiliki pendidikan belum memadai. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan oleh Rahmat Ramdhani untuk membuat video pembelajaran. Kata Dhani, anak pulau Laikang memiliki semangat belajar yang tinggi meski dirundung segala keterbatasan termasuk dalam pendidikan. Lantas, ia kemudian mencoba memperlihatkan sebuah video edukasi kepada mereka. Hingga rupanya disukai para anak-anak. Berawal dari situlah juga ide membuat video pembelajaran muncul. “Karena banyak yang cita-cita mau jadi guru dan pemain sepakbola. Saat ditunjukkan sebuah video penangkapan ikan mereka sangat antusias ingin belajar,” Video Pembelajaran – Rahmat Ramdhani memperlihatkan video pembelajaran yang dibuatnya ungkap staf Character Deuntuk anak pulau. FOTO: AGUNG

www.profesi-unm.com

EKA

PROFESI

velopment Center (CDC) UNM ini. Diberi nama “Telkomsel Pena”, inovasinya merupakan media alternatif bagi anak pulau Laikang untuk belajar. Sesuai namanya, video ini sebenarnya dipresentasikan untuk program salah satu provider jaringan terkemuka, Telkomsel. Hal ini membuat Dhani terinspirasi untuk membuatnya dengan melihat kondisi pendidikan yang saat ini tidak lagi merata. Terlebih dahulu, ia pun membuat presentasi dalam bentuk slide show. “Indonesian X ini awalnya sebagai wadah bagi mahasiswa maupun alumni fresh graduate untuk mendapatkan sertifikat internasional asli dari Microsoft ataupun Adobe, saya memilih Microsoft Powerpoint,” tuturnya Untuk materi belajar dalam video tersebut, alumni program studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) ini menyesuaikannya dengan kebutuhan anak-anak pulau Laikang. Sebanyak enam guru alias tutor kemudian yang siap membantu mereka melalui video tersebut. Guru tersebut masing-masing mengajarkan satu

pelajaran umum. Diantaranya, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Kimia, Fisika, dan Biologi. “Setiap materi memiliki durasa video selama lima belas menit,” katanya. Meski akses menuju ke Pulau Langkai menurutnya sulit dan memakan waktu yang lama yakni 3,5 jam dari Makassar. Akan tetapi, ia tetap berusaha untuk membantu anak-anak disana. Penelitian yang dimaksudkan untuk pengembangan videonya terus berjalan. “Hanya bisa dengan naik kapal nelayan yang berangkat setiap pagi dan pulang setiap sore hari saja dalam sehari atau bisa juga dengan menyewa kapal penumpang untuk kesana,” jelasnya. Dengan adanya video pembelajaran tersebut, pria asal Makassar ini berharap, anak-anak pulau Langkai bisa belajar dengan baik melalui video pembelajaran tersebut. Sehingga dapat mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. “Mereka bisa ikut dalam ujian paket c untuk mendapat ijazah. Yang paling penting adalah bagaimana mereka bisa belajar dari video pembelajaran tersebut,” harapnya. (ria) Urai data, ungkap fakta, saji berita


14

OPINI

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

Melawan Komersialisasi di Dunia Pendidikan Lembaga pendidikan semestinya memberikan pengetahuan untuk anak didiknya, bukan mengapitaliskan pendidikan. Hal ini terjadi di lembaga pendidikan perguruan tinggi. Berangkat dari keresahan itulah lahir perlawanan gerakan-gerakan mahasiswa. Mahasiswa tampil sebagai salah satu hasil dari proses pendidikan yang sedang berlangsung di dalam universitas. Mereka merasakan secara langsung segala peristiwa yang terjadi di kampus. Selain itu, mereka menyoroti tiap jalannya kebijakan kampus agar selaras dengan pendidikan yang memanusiakan anak didik. Maksudnya, pendidikan tidak sekedar melahirkan anak didik yang siap kerja, apalagi hingga mengurus nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan nasional a d a l a h mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan m a -

nusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dari tujuan pendidikan nasional di atas, apakah sesuai dengan relita yang terjadi sekarang ini? sudah pasti bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tekad yang kuat untuk membawa Negara Indonesia jauh lebih baik lagi dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya juga cita-cita bangsa yang mengharapkan warga negara Indonesia mampu bersaing dengan warga Negara lain dalam era globalisasi ini seperti yang akan kita hadapi bersama yaitu Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). A k a n tetapi banyak pihak yang

melaksanakan pendidikan tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tersebut. Contohnya di Negara kita ini, maraknya kasus korupsi, kolusi dan nepotisme itu tidak lepas dari penyimpangan pendidikan itu sendiri. Dalam undang undang No. 20 tahun 2003 Bab IV Pasal 11 Ayat 1 dan 2 menjelaskan bahwa pemerintah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga Negara tanpa diskriminasi. Pemerintah juga wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. Nyatanya di Negara kita ini, masih banyak anak-anak yang belum merasakan pendidikan formal dan layak bagi mereka. Masih banyak yang putus sekolah dikarenakan biaya yang tidak mencukupi. Di kampung savana jln. Aeropala (Hertasning Makassar) disana masih banyak a n a k anak dari keluarga miskin y a n g tidak sekol a h d i -

karenakan persoalan biaya. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa program pemerintah yang menggratiskan biaya sekolah SD sampai SMA itu tidak dirasakan oleh mereka. Adapun dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) itu masih banyak belum ter-realisasikan di daerah-daerah terpencil. Contohnya pembangunan sekolah yang kurang di daerah pelosok Desa Gattareng Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru itu kurang tersentuh sekolah yang layak. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia yang tercantum dalam asas ke lima Pancasila itu seolah-olah hanya sebagai pencitraan semata. Karena hal tersebut ketika terwujudkan maka kemiskinan dan kelaparan yang terus meningkat akan menurun. Dalam dunia pendidikan, keadilan social perlu di garis bawahi. Ketika pemberitaan tentang masih banyaknya anak-anak yang kurang berpendidikan dalam hal ini belum sekolah, itu terjadi ketidak adilan terhadap sikaya dan simiskin. Perlu adanya tindakan tegas bagi pemerintah untuk pemerataan dan keadilan bagi masyarakat yang membutuhkan pendidikan yang layak bagi mereka dan anak cucunya. Selogan yang bertuliskan “orang miskin dilarang sekolah� itu mencerminkan ketidak adilan bagi seluruh rakyat sebagai mana Tanggung jawab pemerintah Negara di bidang pendidikan begitu besar, yakni menjamin agar warga negaranya cerdas dan memperoleh akses pendidikan. Bagaimana jika kemudian biaya pendidikan menjadi mahal, sulit diakses dan motif ekonomi menjadi dasar utama penyelenggaraan pendidikan ? dengan

*Sukri Kahir

kata lain, pemerintah mereduksi peran pendidikan dan mendorongnya supaya lebih berorientasi pasar dan diskriminatif ? tentu itu berarti Negara telah gagal menjalankan misinya yang menjadi alasan ia dibentuk. Pemerintah memang tidak boleh mengurangi peran dan tanggung jawabanya di bidang pendidikan. Pemerintah selaku pelaksana Negara memiliki kewajiban konstitusional untuk tetap mengurus pendidikan, termasuk penyelenggaraan pendidikan. Negara memilik kewajiban menurus segala hal yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak untuk melahirkan sebuah kesejahteraan di tengah rakyat Indonesi, termasuk pendidikan. UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (selanjutnya disebut UU Dikti) justru melanggar citacita Negara tersebut dan menjauhkan Negara untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam memenuhi hak atas pendidikan warga Negara sesuai dengan cita-cita konstitusi. (*) *Sukri Kahir, Alumni Prodi Ekonomi Pembangunan FE UNM, Wakil Presiden BEM UNM Periode 2017-2018

Demokrasi Bermartabat dalam Kampus

*Enal

SUDAH menjadi agenda rutin lembaga kemahasiswaan di akhir periode kepengurusan untuk bermusyawarah. Kegiatan ini merupakan momentum dalam peralihan tongkat estafet yang baru. Perjalanan dinamika lembaga akan menemui babak baru, mulai dari warna yang beragam, background berbeda serta nahkoda baru yang akan menentukan kemana lembaga akan berlabu. Identitas lembaga akan memuai

serta eksistensi lembaga akan memuncak. Kontestasi seperti ini pun akan melahirkan gesekan kecil. Hak dipilih dan memilih adalah perwujudan dari sebuah bentuk demokrasi. Seyogyanya kegiatan seperti ini adalah festival gagasan, adu ide, pertarungan pemikiran untuk meramu lembaga dalam satu periode. Namun nyatanya esensi dari musyawarah itu sudah bergeser nilainya. Pertarungan untuk menduduki kursi nomor satu sering ditunggangi dengan maksud tertentu, misal mencari keuntungan pribadi, popularitas, materi, ataukah dalam bentuk penghargaan. Padahal jika kita memaknai secara waras dan sadar bukan persoalan apa yang lembaga berikan kepada sang aktor. Melainkan proses mewakafkan diri terhadap lembaga. Tetapi ketika hasrat untuk mencapai posisi puncak berada pada level paripurna, maka manuver politik untuk mencapai singgasana itu akan mencapai ketidak warasan. Robert Greene dalam bukunya “48 Hukum Kekuasaan� menjabar-

kan stratapol (strategi dan politik) memenangkan kekuasaan. Teori ini sering di match untuk kepentingan tertentu, kampus pun tidak terhindarkan ketika kontestasi demokrasi pemilihan pimpinan lembaga kemahasiswaan. Kondisi sekarang ini, kandidat calon pemimpin bukan lagi bersaing dengan kandidat lain. Melainkan sebuah skenario yang dibuat hanya untuk membuat masyarakat menilai negatif (Praming). Hal ini hanya mengganggu momentum yang tepat dalam mencari sebuah celah kandidat lain dan menjadikan sasaran empuk dalam memainkan drama yang negatif dengan maksud menjatuhkan orang lain. Kemudian akan muncul sebuah opini sesat atau penggiringan opini yang ditujukan agar sebuah fakta bisa disamarkan demi memunculkan hal yang baru. Ketidakmampuan seseorang dalam memfilter informasi sebagai sasaran tembak dalam menggoreng sebuah opini, hasut menghasut pun akan mulai dilancarkan agar value dari orang lain

akan drop. Ditambah lagi jikalau ada oknum yang memiliki kepentingan pribadi atau golongan yang mempunyai peran vital dalam jalannya sebuah musyawarah. Amatiran dalam simpul menyimpulkan penilaian terhadap orang lain juga adalah sebuah kesesatan dalam memilih. Sebab nyatanya jika ingin maju sebagai kandidat, bicara blakblakan salah satunya tidak dibenarkan agar disenangi semua pihak. Padahal nyatanya menurut pribadi penulis, bicara benar dan menjaga integritas akan lebih mahal dan mulia daripada sebuah jabatan. Oleh karena itu, tetap sadar dan waras kawan-kawan jangan mudah terlena dengan represif berkedok spekulasi pilih memilih yang berkualitas bukan sebuah bentuk politik transaksional yang kadang buta akan kualitas. Sudah waktu-

nya pakai logika dan hati bukan persoalan tidak enak hati. (*) *Penulis Enal Mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Angkatan 2016

LPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika. Kirim tulisan Anda ke profesi.online@gmail.com. Tulisan dibatasi maksimal 3.000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan Anda tanpa mengubah makna.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


profesiana Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

15

www.profesi-unm.com

Bukan Lagi Gunung Sari Tapi Sungai Sari Kampus Universitas Negeri Makasssar (UNM) Sektor Gunung Sari kini lebih familiar dengan sebutan sungai sari. Nama ini disematkan lantaran bila musim hujan tiba, seketika kampus itu akan berubah menjadi sungai. Air setinggi dari mata kaki hingga lutut menggenangi mulai dari area pekarangan, basement dan ruang kelas. Hal ini pun diakui oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosisal (FIS) Bahrul. Ia menilai plesetan nama sungai bukan sebagai singgungan tapi sebagai sebuah fakta yang terjadi di UNM. "Faktanya memang, disekeliling FIS sudah seperti sungai, jadi wajar-wajar saja kampus ini disebut begitu," akunya (14/3). Mahasiswa angkatan 2013 ini merasa risau dengan keadaan yang menerpa kampus orange. Pasalnya setiap hujan kampus dinilai selalu ter-

jadi banjir. "Ini bukan masalah bukan satu dua kali saja, tapi sudah berkalikali," pungkasnya. Ia pun membeberkan, akibat banjir tersebut, sekertariat LK yang belum rampung pun jadi korban. "Realisasi pembenahan dan pembangunan LK tidak direspon sampai sekarang. Jadi setiap kali hujan juga ikut kebanjiran," bebernya. Ia pun meminta sikap serius dari pimpinan UNM untuk mengatasi hal ini. Pasalnya, banyak pihak yang dirugikan bila banjir terus terjadi. "Aktivitas perkuliahan terganggu karena banjir masuk kedalam kelas, motor banyak macet, dan yang lain," pintanya. Birokrasi pun perlu tegas dengan segera mencari jalan keluar untuk mengatasi banjir ini. Bahrul berjanji akan mengawal permasalahan ini hingga tuntas. "Kami dan teman-teman akan menyampaikan masalah ini. Kita akan tawarkan solusi. Kami juga akan memnita komitmen pimpinan menyelasaikan ini," janjinya. Sementara itu, Pembantu Dekan

FOTO: DASRIN – PROFESI

Tergenang Air - Terlihat pengendara motor saat melewati genangan air di depan Gedung FIS.

Bidang Administasi Umum (PD II) FIS, Najamuddin mengatakan penyebab banjir bukanlah sepenuhnya kesalahan UNM. Menurutnya lokasi

kampus yang berada diantara pemukiman warga merupakan salah satu faktor penyebabnya. "Kecuali dari depan kan jalan raya. Selebihnya kiri, kanan,

dan belakang kita diapit perumahan. Nah air banjir itu berasal dari limpahan itu. Maui diapa saya hanya bisa jawab itu," tangkasnya, (13/3). (Una)

Curanmor Merajalela SELALU ada jalan yang licik bagi pencuri untuk melancarkan aksinya. Termasuk jeli melihat lokasi yang menjad targetnya. Salah satunya, memilih kampus sebagai sasaran. T a k lama ini, ka-

Pencurian Motor - Ilustrasi

ILUSTRASI: MASTURI – PROFESI

sus pencurian motor (Curanmor) harus dialami oleh dua mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM). Motornya hilang diraib oleh para pencuri. Salah satu Korban, Enaldi mengaku kehilangan motornya dengan merek Yamaha Mio Soul GT pada 1 Mei lalu. Kejadian ini bermula saat ia memarkir motornya di depan FIS untuk mengikuti seminar di gedung Pascasarjana UNM. “Jam 12.30 saya parkir motorku di parkiran depan fakultas, tapi jam 15.30 saya kembali dari pasca tidak adami motorku,” akunya Mahasiswa program studi (Prodi) Ilmu Administrasi Bisnis ini mengatakan, ia sudah melaporkan kejadian ini pada pihak yang berwajib. ” Saya sudah lapor polisi,” katanya. Mahasiswa angkatan 2016 ini berharap, ada langkah dari pihak birokrasi untuk mengadakan CCTV di parkiran agar kejadian ini bisa diminimalisir dan tidak terulang lagi. “Saya harap

Jam 12.30 saya parkir motorku di parkiran depan fakultas, tapi jam 15.30 saya kembali dari pasca tidak adami motorku Enaldi Korban pengadaan CCTV di parkiran,” harapnya. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Keamanan, Dahlan pun angkat bicara. Ia mengatakan, kasus tersebut sudah seharusnya perlu adanya evaluasi terkait pengamanan di kampus. "Memang perlu dievaluasi ke semua pihak keamanan dikampus agar bekerja lebih baik," katanya. Lanjut, ia juga mengharapkan kerjasama bagi semua sivitas dalam menjaga keamanan kampus. "Kedepannya kami selalu berharap agar keamanan dikampus lebih diutamakan," tutupnya. (nat)

SMS Tipu-Tipu PENIPUAN melalui Short Message Service (SMS) rupanya tak hentihentinya dilakukan beberapa oknum untuk mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM). Kali ini, pesan singkat tersebut mengatasnamakan Dekan Fakultas Teknik (FT) UNM. Isinya merupakan ajakan untuk menghadiri pendampingan oleh Dekan FT pada pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) peningkatan kinerja tenaga pendidikan dari Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Salah satu penerima SMS ini www.profesi-unm.com

ialah Kepala Sub Bagian (Kasubag) Pendidikan FT, Isnawaty Syahrun. Ia pun bercerita perihal dirinya menerima pesan singkat tersebut. Kata Isnawaty, SMS ini tidak hanya dirinya yang dapat. Bahkan, pegawai lain juga menerimanya. Awalnya, sempat ragu saat menerima pesan tersebut. Kemudian, ia langsung mengkonfirmasi pesan itu ke Dekan FT. “Saya terima SMS dan bukan cuma saya saja, sudah banyak pegawai lain yang menerima pesan begitu mengatasnamakan Dekan FT UNM,” katanya.

Saat dikonfirmasi terkait SMS tersebut, Dekan FT, Muhammad Yahya menyebut itu merupakan penipuan yang dilakukan oleh oknum. Ia mengaku tidak pernah mengirim pesan mengenai undangan kegiatan atau informasi lain yang memungut biaya.“Betul itu penipuan,” ujarnya singkat. Saat dikonfirmasi, Dekan FT UNM, Muh. Yahya membenarkan bahwa SMS tersebut merupakan penipuan. “Betul itu penipuan,” ujarnya singkat. Sebelumnya kejadian yang sama juga sempat terjadi pada 5 Februari

lalu. SMS penipuan itu berkedok pendampingan penerima beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) yang mengaku mengatas namakan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III), Arifuddin Usman. Ketika ditanya, Mantan Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) ini juga mengatakan bahwa SMS tersebut merupakan penipuan dari oknum yang tidak bertanggung jawab. “Saya tidak pernah mengirim SMS seperti itu, SMS penipuan itu,” akunya. (awa)

ILUSTRASI: INT

Urai data, ungkap fakta, saji berita


16

PERSONA

Sang Hafidz Tiga Puluh Juz Al-Quran www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 226 Juni Tahun XLII 2018

Niat karena ingin seperti sang kakak yang menghabiskan pendidikannya di pesantren. Mengantarkan Muhammad Nur Vicky Ahmad, mahasiswa Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Negeri Makassar (UNM) menghafal tiga puluh juz AlQuran.

Vicky sebelumnya tak menyangka bakal menghafal tiga puluh juz AlQuran. Cerita itu bermula saat ia lulus sekolah dasar di Kabupaten Gowa. Orang tua Vicky mendaftarkannya di Pesantren Darul Quran di Tangerang, Provinsi Banten. Pemilik pesantren ini adalah Ustaz Yusuf Mansyur, salah satu ustaz inspiratif di Indonesia. "Saya waktu itu hanya diberitahu kalau akan masuk pesantren, tapi belum tahu dimana tempatnya. Kaget juga kata orang tua besok kamu ke Jakarta ke pesantrennya Ustaz Yusuf Mansyur di sana bagus," kat-

anya sembari tersenyum, (13/4). Anak kelima dari tujuh bersaudara ini melanjutkan, saat tiba di pesantren ia langsung mengikuti pembelajaran tanpa di perkenalkan seluk beluk isi pesantren "Langsung tanpa dikasi kenal. Orang tua kemudian tinggal sehari kemudian balik ke Makassar. Tiga bulan sekali baru di jenguk," lanjutnya. Saat hidup di lingkungan pesantren, mulailah Vicky belajar dan mengasah kemampuan membaca Al-Qur'an. Ia mengaku saat lulus SD belum lancar membaca Al-Quran. "Usia 10 tahun saya belum lancar istilahnya orang Makassar belum bisa baca Al-Quran besar. Jadi saya bersyukur masuk pesantren dan menghafal," ujarnya. Bagi Vicky belajar dan menghafal Al-Quran sangat menyenangkan, karena dengan Al-Quran, ia menilai dapat membahagiakan orang tua, sebagai penuntun hidup dan dapat mengamalkan ajaran yang ada di dalamnya. "Terutama dapat menjadi Syafaat bagi saya. Ini beberapa motivasi, tapi yang paling utama karena orang tua. Orang

tua mana tidak bersyukur anaknya dapat menghafal kitab suci Islam," tuturnya. Ia menambahkan semua itu juga tidak terlepas dari lingkungan dan sistem pesantren yang disiplin. Ia berkisah, kalau santri tidak menyetor hafalan tiap hari akan dihukum dengan tidak di izinkan masuk kelas. "Jadi setiap hari harus menyetor hafalan mulai dari sepuluh ayat hingga satu lembar halaman. Kalau tidak hafal yah tidak masuk kelas. Tapi ini tergantung dari ustaznya, setiap ustaz memegang 20 murid. Tapi memang kalau mau lulus dari pesantren harus hafal tiga puluh juz," tambahnya. Dirinya pun tak menampik, bila ada saat ia malas dan rajin menghafal Al-Quran. Namun ia selalu dimotivasi oleh Ustaz Yusuf Mansyur. Baginya sosok Ustaz Yusuf Mansyur mengamalkan Al-Quran sehingga bisa seperti sekarang. "Kami memanggilnya Ayah di sana. Tiap kali datang dia selalu me-refresh pikiran kami sehingga seman-

gat lagi membaca dan menghafal Al-Quran," akunya. Ia pun membagikan tips untuk dapat menghafal Al-Quran dengan baik dan cepat. Dan cara tersebut yang juga ia pakai selama mengeyam pendidikan di pesantren. "Sebelum tidur baca saja tapi jangan di hafal, kemudian bangun

menjelang subuh minimal jam tiga. Itu waktu yang baik untuk menghafal karena pikiran kita masih kosong dan belum merekam banyak hal. Tapi sebelum itu shalat dua rakaat, Insya Allah pasti bisa," bebernya. (sas)

BIODATA Nama: Muhammad Nur Vicky Ahmad Tempat/Tanggal Lahir: Sungguminasa,16 Desember 2000 SD: SD Negeri 3 Sungguminasa. SMP dan SMA: Pesantren Tahfidz Darul Quran. Prestasi : 1. Lomba Miniatur Pionering Juara 3 Sebagai Darul Quran.

2. Lomba Pidato Tiga Bahasa dan Lomba Tingkat 2 Pramuka Juara 3. 3. Ketua Bahasa Terbaik Periode 2016-2017. 4. Ketua Bahasa kategori terdisiplin bidang bahasa 20162017 5. Wakili UNM dalam Ajang MHQ kategori 5 Juz. 6. Tahfidz Al-Quran 30 Juz

Dulang Prestasi Berkat Sang Ayah

Atlet Kolatnas Layar Indonesia

BUKAN semudah membalikkan telapak tangin bagi seorang atlet untuk meriah prestasi di setiap kompetisi yang diikutinya. Kerap kali seorang panutan dibutuhkan agar bisa menjadi pelecut dalam mendulang berbagai prestasi. Untungnya, Nurul Octaviani Basri memiliki hal itu. Selama menjadi atlet layar Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurul selalu memikirkan sosok ayah yang membuatnya termotivasi. Bukan karena nasehatnya, melainkan kerja keras ayahnya yang dilakukan demi keluarganya. "Dari sosok ayah yang pekerja keras buat anak-anaknya, terbang melintasi pulau demi pulau untuk menghidupi keluarga tanpa rasa letih,” akuinya. Hingga kini, prestasi yang diraihnya selama ini tak lepas dari sang ayah. Tak ayal jika berkat itulah mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pendidikan Jasmani (Dikjas) Fakultas Ilmu Keolahragaan

(FIK) ini pun terus meraih keberhasilan dalam cabang olahraga layar. “Motivasi dari seorang ayah saya. Setiap langkahnya prestasi yang saya telah capai tidak lepas dari seorang ayah,” ungkapnya. Fokus utamanya saat ini, kata dia, yakni membahagia kedua orang tuanya. Melalui karirnya, mahasiswa angkatan 2015 ingin menujukkan kepada keluarga bahwa dirinya bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia. Untuk itu, latihan terus digenjot untuk meraih hasil yang terbaik. “Menjadi atlet sekaligus anak yang bisa di banggakan bagi keluarga, teman bangsa dan negara,” jelas dara asal Parepare ini. Sementara itu, dalam perjalanannya sebagai atlet layar, ia kerap mendapat perasaan yang berkecamuk dalam hatinya. Apalagi, ketika berkompetisi. Perasaan itu selalu ada. Namun, hal tersebut lantas tidak menjadi

halangan baginya. “Perasaan yang campur aduk, senang, bangga dan gugup pasti ada, tetapi saya harus berusaha mengontrol emosi agar tetap fokus pada satu tujuan,” tambahnya. Seperti yang dirasakan oleh hamper semua atlet, ia juga kerap mengalami insiden yang tidak mengenakkan kala menjalani kompetisi. Paling parah, kecelakaan sempat terjadi ketika mengikuti SEA Games di Malaysia pada 2017. Saat itu, kapalnya tiba-tiba saja terbalik dan terbawa arus. Imbasnya, rekannya tenggelam hingga dilarikan ke Rumah Sakit. “Terhimpit oleh kapal race commite, dan partner saya hampir mati tenggelam akibat kecelakaan itu,” ceritanya. Terlepas dari itu, ia tetap memberikan yang terbaik sebagai atlet layar. Untuk bisa berhasil, menurutnya, harus perlu memiliki sikap tanggung jawab,

kemudian fisik dan mental pun mesti kuat. Tak lupa, selalu ada dukungan dari keluarga dan kerabat terdekat. “Jadi atlet itu tentu harus punya jiwa petarung, disiplin, tanggung jawab, berani, fisik dan mental yang kuat serta sifat pantang mundur,” tutupnya. (rik)

BIODATA Nama: Nurul Octaviani Basri Tempat/Tanggal Lahir: Parepare, 11 Oktober 1996 Jurusan : PGSD Dikjas 2014 Anak ke 2 dari 4 bersaudara Nama ayah : Drs. H. Basri Jarre Prestasi - SEA GAMES 2017 Malaysia

Urai data, ungkap fakta, saji berita

- Juara II Sailing Exhibition Porprov Kepri II 2010 Batam - Juara II Porprov Kaltim 2010 Bontang - Juara I Berau Coal Internasional Sailing Regatta 2012 KalTim - Juara III Kejurnas Kasal Cup 2013 Jakarta - Juara I Kejurnas Layar Remaja 2016 Jakarta - Juara II PON XIX 2016 Jawa barat - Juara VI Indonesia Championship serie II 2009 Jakarta

www.profesi-unm.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.