Tabloid profesi edisi 223

Page 1

1 Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi

i t a H h a g n e t e S i s a s i l a e R

Hal. 4 I SOP UKT Tidak Berpihak Mahasiswa Hal 9 I Belum Tuntas, Science Square Mulai Rusak Hal 15 I Skripsi Senilai Barang Bekas www.profesi-unm.com

Tabloid Mahasiswa UNM Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018 Urai data, ungkap fakta, saji berita


2

persepsi www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

EDITORIAL

surat dari pembaca

Pemberi Harapan Palsu UKT TAK bisa dipungkiri, semenjak diberlakukannya Uang Kuliah Tunggal (UKT) di tahun 2013, pelbagai masalah hingga kini justru menyertainya. Tak ayal, apabila mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dari angkatan 2013 sampai sekarang resah dengan kebijakan tersebut. Di Universitas Negeri Makassar (UNM), masalah demi masalah terus datang menghampiri mahasiswa sejak hadirnya UKT. Mulai dari kenaikan UKT Jalur Mandiri, biaya kuliah diluar UKT, dan yang terbaru ialah SOP Perubahan UKT. Sejatinya SOP ini dibuat untuk memberikan jalan bagi mahasiswa yang ingin merubah UKT-nya . Sebab, dalam perjalanannya sebagai mahasiswa, ada banyak dari mereka yang tiba-tiba saja mengalami perubahan ekonomi. Namun sayangnya, kebijakan ini ternyata tak sesuai ekspetasi mahasiswa. Ketika mengajukan perubahan UKT, mereka justru menemui kendala. Lucunya, kendala itu justru berasal dari ulah pihak birokrasi sendiri. mereka yang melakukan pengajuan tak sedikit yang ditolak. Bahkan ada juga yang proses pengajuannya dipersulit. Padahal sudah ada Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 39 Tahun 2017 Pasal 5. Ditegaskan bahwa peninjauan dapat dilakukan apabila ada ketidaksesuaian kemampuan ekonomi mahasiswa yang diajukan oleh mahasiswa, orang tua, maupun pihak lain. Akan tetapi, pihak birokrasi seolah tak menanggapi aturan yang telah diberlakukan pemerintah ini. Kepedulian birokrasi terhadap mahasiswanya tentu saja dipertanyakan usai ad-

Apa yang anda tanyakan?

anya masalah tersebut. Pengajuan perubahan UKT yang dilakukan mahasiswa nyatanya mendapat respon yang kurang baik. Meski beberapa kali Lembaga Kemahasiswaan (LK) mengawal mahasiswa yang ingin mengajukan. Akan tetapi, hasilnya tetap nihil. Birokrasi lebih mementingkan pertimbangan meninggalnya salah keluarga mahasiswa ketimbang hal lain. Padahal, meninggal bukan menjadi salah satu alasan agar mahasiswa patut mendapat peninjauan UKT. Ditambah lagi, SOP tersebut tak banyak mahasiswa yang tahu. Sejak diberlakukannya kebijakan ini, memang hanya segelintir dari mereka yang mengajukan. Rupanya sosialisasi kurang aktif dilakukan oleh pihak birokrasi. Wajar saja jika SOP ini hanya dijalankan setengah hati tanpa ada dampak yang menguntung bagi mahasiswa. Semestinya birokrasi dalam hal ini pimpinan kampus mengeluarkan kebijakan tanpa ada paksaan atau kepentingan lain. Aturan pemerintah sudah jelas menyebut jika mahasiswa patut mendapat keringanan UKT apabila sudah tidak mampu secara finansial. SOP kemudian harus hadir dalam menjawab keresahan mahasiswa soal UKT. Dengan demikian, mahasiswa juga nyaman dalam menjalani kegiatan akademiknya tanpa khawatir dengan masalah UKT miliknya. Bukannya sebagai penerus bangsa, mereka mesti diperlakukan sebagaimna mestinya. Bukan tidak mungkin, kelak mereka akan membanggakan nama almamater kampus orange. Baik dikancah regional, nasional, atau internasional. Tentu saja, seluruh sivitas akademika UNM pastinya ikut senang kan? (*)

Update terus informasimu di www.profesi-unm.com

Ikuti Perkembangan Seputar UNM melalui Official Line kami di:

Sandy Stone : Jadwal wisuda kapan yah?

Kepala BAAK, Ismail Mukhtar: Pendaftaran ditutup tanggal 23 Maret. Untuk wisudanya nanti tanggal 11-12 April. Kita usahakan sesuai dengan jadwal di kalender akademik.

Ilham Rahmat Alam: Kenapa di FIS itu kalo musim hujan selalu banjir, apalagi ini tiap tahun terjadi? Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum (PD II) Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Najamuddin: Ini akibat dari limpahan disekitarnya, mau diapa. Kita tidak bisa jawab itu.

Like, Comment, Share, and Subscribe

LPM Profesi UNM

Mengucapkan

Berita Profesi UNM @xbp7686d

Selamat Menempuh Hidup Baru

Redaksi menerima opini, saran dan kritikan dari mahasiswa atau birokrat UNM. Kirim opini, saran dan kritikan anda ke:

LPM Profesi UNM

Ketua Prodi Seni Rupa FSD, Hasnawati: Kita dapat kabar itu sudah raih akreditasi A tapi sementara menunggu hasil penilaian resminya dari BAN-PT .

Keluarga Besar LPM Profesi UNM

Sekarang Tersedia di:

(0411) 8914674

Ashart Masyora : Akreditasi prodi Pendidikan Seni Rupa apa kabar?

@lensaprofesi profesi.online@gmail.com

@profesi_online @xbp7686d

Supriadi (Sekretaris Umum Periode 2009-2010) & Rahmatia Amda

Pelindung: Prof. Husain Syam, M.TP , Dewan Pembina: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, F ­ acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Resa Saputra, Sekretaris Umum: St. Aminah, Bendahara Umum: Endang Sri Wahyuni, Pemimpin Redaksi: Muh. Agung Eka S, Manajer Daring: Nurul Charismawaty S, Manajer Penyiaran: Citra Jati Utami, Pimpinan Penelitian dan Pengembangan: Ratna. Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/ SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Resa Saputra, Pemimpin Redaksi: Muh. Agung Eka S, Redaktur: Noval Kurniawan, Reporter: Dasrin, Faisal Fajar, Wahyudin, Nurul Atika, Anggi Prakasi, Fotografer: Dasrin, Layouter/ Desainer Grafis: Masturi; Manajer Sirkulasi dan Iklan: Wahyudin Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 8914674, ­e-mail: profesi.online@gmail.com, website: www.profesi-unm.com

Tata Letak : Masturi

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


Mozaik Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

3

www.profesi-unm.com

Mahasiswa Minim Integritas

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI), Zulkifli Hasan mengatakan saat ini banyak pemuda yang sudah terpengaruh oleh budaya barat.

Akibatnya, dapat merusak nasionalisme anak bangsa. Padahal, bangsa Indonesia lahir dan merdeka dari perjuangan yang panjang. "Nasionalisme kita meski kokoh. Agar bisa melawan budaya yang bisa merusak kita, misalnya miras, narkoba, LGBT, dan seks bebas. Kalau kita kokoh, memiliki karakter, dan jati diri,

kita pasti bisa menghadapi serbuan yang akan merusak negara kita," katanya. Pria kelahiran Lampung 55 tahun silam ini menegaskan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam memperkokoh sekaligus jadi penentu arah RI kedepannya. Ia bercerita tentang sejarah mahasiswa dalam melakukan perubahan yang sangat besar bagi bangsa ini. "Mahasiswa penentu arah Republik Indonesia. Negara merdeka karena pemuda," Ia pun berpesan kepada peserta Seminar untuk memperkokoh jati dirinya. Sebagai mahasiswa, harus jadi pemuda yang berintelektual, memiliki jaringan yang

luas, inovatif, dan memiliki produktifitas tinggi. Karena saat ini, menurut Zul, banyak pemuda yang mulai meninggalkan budayanya dan mengikuti budaya luar. "Pemuda perlu memperkokoh jati dirinya, cinta kepada daerahnya, dan bangga kepada negaranya. Itulah yang dibutuhkan oleh negeri ini," tutupnya. Dilain sisi, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2015, Abraham Samad yang merupakan salah satu pemateri menjelaskan terkait pentingnya integritas bangsa. Menurutnya, minimnya integritas dan kesadaran anak bangsa membuat banyak koruptor di

lain. “Peluangnnya sangat besar mengingat zaman saat ini yang serba canggih.Dunia pertanian juga mesti berbenah misalnya melahirkan inovasi baru, mesin baru, bibit baru, dan masih banyak lagi,” katanya saat pidato sambutan PAKAR di Ballroom Menara Pinisi, (16/2). Mahasiswa angkatan 2014 ini berharap, peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan dapat melanjutkan inovasinya di masyarakat umum. Ia meminta pihak pemerintah dan industi mesti turut andil dalam pengembangan produk pangan. “Apalagi menarik semua produk yang ditampilkan saat presentasi, sisa bagaimana diterapkan di masyarakat. Sisanya bagaimana kita menjalin sinergi pemerintah dan industri,” harapnya. Ketua Prodi PTP, Andi Sukainah mengaku kegiatan PAKAR tahun ini merupakan ajang yang menjadi kebanggan PTP lantaran menghadirkan beberapa sekolah se-Nasional. “Artinya selain mengadakan lomba, disini juga merupakan tempat untuk memperkenalkan prodi ini ke SMA/SMK seluruh Indonesia,” akunya. Kegiatan PAKAR diikuti pelbagai sekolah diantaranya SMA 1 Yogyakarta, SMAN 1 Pangkal Pinang, SMAN 8 Model Bulukumba, SMAN 1 Polewali, SMAN 11 Bulukumba, SMAN 9 Bulukumba, SMAN 1 Kolaka, SMAN 7 Bulukumba, dan SMKN 4 Gowa. (Pr 29)

Hasanuddin ini menyebutkan bahwa korupsi hanya bisa dilawan dengan perilaku integritas yang jujur. Bukan membohongi masyarakat. "Saya yakin dengan pendidikan yang kuat integritasnya, kalian akan menjadi pemimpin yang berkualitas dan bisa memajukan bangsa ini kedepannya," ujarnya. Selain Zulkifli Hasan dan Abraham Samad, juga turut hadir Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Ketua KPPU Muh. Syarkawi Rauf, Mantan anggota DPR RI Dedi Gumelar, CEO Kami Indonesia Asri Anas, dan Rektor UNM Husan Syam beserta PR I, PR III, dan PR IV. (win)

SNAPSHOOT

Ikan Teri Jadi Mie Kering NURAEVINDAH dan kedua temannya, siswa/ siswi SMAN 1 Kolaka, Sulawesi Tenggara melakukan inovasi dengan mengolah produk ikan teri menjadi mie kering sebagai camilan sehat dan bergizi dalam upaya peningkatan gizi anak perkotaan. Berkat inovasi ini, mereka meraih prestasi sebagai juara umum lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) pada kegiatan Pertanian Berkarya (Pakar) #3 tingkat Nasional. Kegiatan ini di prakarsai Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Teknologi Pertanian (PTP) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM). Guru pendamping SMAN 1 Kolaka, Johannes Christian mengaku bangga dengan pencapaian yang diukir anak didiknya. Ia minilai kegiatan PAKAR sangat bermanfaat bagi SMA/SMK untuk melahirkan inovasi produk baru dalam dunia pertanian. “Saya bangga karena baru pertama kali ikuti lomba ini. Kegiatan ini sangat bagus bagi siswa SMK/SMA untuk melatih kreativitas mereka,” ucapnya. Sementara itu, Ketua Umum HMPS PTP, Muhammad Iqbal mengatakan melalui kegiatan ini, Ia ingin mendorong SMK/SMA tak berhenti berinovasi dalam pengembangan produk pertanian. Ia berpandangan berkembangnya teknologi saat ini akan berdampak pada lahirnya produk baru yang

Indonesia. Ia juga mengatakan bahwa UNM memiliki peran penting dalam menentukan integritas anak bangsa. Karena mutu, sifat, dan potensi bisa dibentuk melalui dunia pendidikan. Oleh karena itu, sebagai perguruan tinggi pencetak guru, UNM turut andil dalam kemajuan mutu bangsa kedepannya. "Di tangan kalian integritas generasi bangsa kedepannya. Peran mahasiswa ialah memberikan kontribusi utuk membangun sebuah peradaban, karena di tangan pemuda, masa depan bangsa bisa terwujud," katanya. Alumnus Universitas

FOTO: DASRIN – PROFESI

PINTU RUSAK - Salah satu mahasiswa saat melihat WC di Pelataran Menara Pinisi. Terlihat salah satu pintu WC yang sudah rusak.

Tuntut Mahar untuk Sebuah Pengabdian *M. Sauki Maulana

FOTO: DASRIN – PROFESI

AKSI - Salah satu demonstran menunjukkan spanduk menolak KKN berbayar saat aksi di depan Menara Pinisi beberapa waktu yang lalu.

S

uara serak tak banyak terdengar melalui megafone yang dibawa para mahasiswa dengan balutan almamater orange siang itu. Lakban hitam menempeli mulut mereka, tatkala beberapa diantaranya berkecimpung di depan ember berisi air busa, dengan almamater serupa yang mereka gunakan ada didalamwww.profesi-unm.com

nya. Berharap setiap cucian almamater itu, membersihkan kotornya kampus orange. Dipicu keluarnya penerapan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbayar di Universitas Negeri Makassar (UNM). Suara penolakan diteriakan bersautan oleh para mahasiswa, dan Senin (5/2) menjadi awal pergerakan

massa yang menginginkan tercabutnya peraturan tersebut. Tenggat waktu diberikan, aksi kembali akan berlanjut bila tuntutan tak terpenuhi. Menepati janji dua hari lalu, massa aksi kembali memenuhi Jl. A.P. Pettarani, kali ini setengah jalan ditutup. Dimulai dengan orasi sang jendral lapangan Andi Alauddin, seruan penghapusan KKN berbayar kembali terlontar dari mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ini, terlontar pula pertanyaan akan keterlibatan para mahasiswa dalam penerapan sebuah aturan. “Kami datang kembali untuk menolak pencabutan aturan KKN berbayar, dikarenakan tidak adanya itikad baik dari pihak birokrasi hingga detik ini. Kami juga ingin agar Lembaga Kemahasiswaan (LK), turut terlibat bila ada aturan yang akan diberlakukan UNM,” serunya. Kelabu menutup langit pada aksi kali itu, awan seakan ikut menangisi nasib para calon pengabdi yang harus membayar mahar dari pengalaman yang ingin mereka

miliki. Namun semangat menyala ditiap sorot mata para massa aksi, sebuah perubahan menjadi tujuan kala itu. Tak peduli basahnya hujan, pandangan cemooh masyarakat, atau penat di tiap inci tubuh mereka. Sejam aksi berlangsung, pemegang kuasa tertinggi UNM Husain Syam tak kunjung muncul. Berbagai tindakan dilakuakan demi datangnya sang pemimpin UNM, seluruh jalan ditutup, asap merah membumbung berasal dari obor asap yang dipegang oleh beberapa massa aksi. Seruan puas terdengar mengiringi Rektor yang berjalan dari Program Pascasarjana (PPS) UNM, mengenakan kemeja putih dikawal sang ajudan. Berdiri menghadap massa aksi, menggunakan pengeras suara Husain Syam menyuarakan tak akan mencabut peraturan yang telah diberikan. Meski harus bertaruh nyawa baginya peraturan tersebut telah mutlak. “Sampai mati saya tidak akan cabut peraturannya, bisa dipenjara saya. Tidak mungkin saya mencabut

aturan yang bukan kewenangan saya,” jelasnya. Selepas bersuara sang Rektor pergi, meninggalkan para massa yang dipenuhi ketidakpuasan. Meski hujan mengguyur, suasana panas saat itu. Pecahnya massa tak terelakkan, pengendara jalan dan massa aksi saling meneriaki. Puncaknya sebuah pukulan diterima oleh seorang massa aksi, sontak massa aksi yang lain menyeruak masuk. Ricuh terjadi, sesaat aksi damai itu menjadi kekacauan. Fikiran dingin yang masih melekat disetiap pihak, tidak membiarkan kekacauan itu berlanjut. Dengan kesadaran yang masih menyisa, kembali massa aksi menyatukan suara penolakan. Pelataran Menara Pinisi menjadi panggung selanjutnya. Kini aksi duduk hingga tuntutan terpenuhi dilakoni, namun meski peraturan itu tak berubah saat hari berganti. Sorot haus akan perubahan itu tak kunjung berubah. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita

TSI :


4

Reportase

UTAMA

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

FOTO: DASRIN – PROFESI

Wawancara – Sejumlah dosen UNM saat mewawancarai calon mahasiswa baru di Ballroom Lantai dua Menara Pinisi beberapa waktu yang lalu.

SOP UKT Tidak Berpihak Mahasiswa MELALUI Standard Operating Procedure (SOP) perubahan besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT), Universitas Negeri Makassar (UNM) memberi peluang bagi mahasiswa yang tidak mampu secara finansial untuk merubah UKT-nya. Namun, usaha mereka justru menemui kendala. Pengajuan perubahan UKT yang dilakukan mahasiswa rupanya mendapat respon penolakan oleh birokrasi. Pihaknya tak menanggapi aturan yang telah diberlakukan pemerintah. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 39 Tahun 2017 Pasal 5. Ditegaskan bahwa peninjauan dapat dilakukan apabila ada ketidaksesuaian kemampuan ekonomi mahasiswa yang diajukan oleh mahasiswa, orang tua, maupun pihak lain. Tak ayal, jika SOP yang berlaku hingga kini belum terlihat dampaknya kepada mahasiswa. Pasalnya, pihak birokrasi dinilai tidak menanggapi serius permasalahan tersebut. Salah satu pimpinan birokrasi, yakni Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Abdullah Sinring pun angkat bicara. Kata dia, pengajuan peninjauan ulang UKT akan diterima apabila orang tua mahasiswa telah meninggal. "Meninggal orang tuanya itu mahasiswa yang mengajukan? kalau tidak, tidak bisa, atau orang tuanya sendiri yang harus datang," katanya saat ditemui di Ballroom Lantai 2 Menara Pinisi usai menghadiri Pelantikan Bersama UKM, Senin (26/2). Urai data, ungkap fakta, saji berita

Padahal, kondisi yang seperti dijelaskan Abdullah Sinring telah terjadi oleh beberapa mahasiswa. Salah satunya ialah mahasiswa Fakultas Psikologi (FPsi), Rizka Chaerani Muris. Kondisi ekonomi yang tidak sama seperti dulu memaksa dirinya untuk mengajukan penurunan UKT. Sebab, kata Rizka, keadaannya sekarang sudah berubah semenjak kepergian salah satu orang tuanya. "Mengajukan karena bapakku meninggal bulan sembilan lalu. Beda sekarang pendapatan orang tua, ibu ku mami kerja dan masih adek dan kakakku yang masih sekolah," kata mahasiswa angkatan 2015 ini. Namun sayangnya, ia mengaku, belum mendapat kejelesan terkait pengajuan yang dilakukannya sampai sekarang. Ia pun terpaksa membayar dengan besaran UKT yang dimiliki saat ini. "Saya cuma mengajukan, tapi tidak tahu kelanjutannya bagaimana jadi saya bayar dengan yang normal dari pada kelamaan KRS-an," akunya. Kondisi yang sama turut dirasakan oleh Muh. Adnan. Mahasiswa Prodi Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini mengeluhkan sikap birokrasi yang seolah tak acuh. Padahal, ia telah mengajukan berkas sudah cukup lama. Bahkan, telah dibantu oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Akan tetapi, belum ada kepastian dari pengajuan penurunan UKT-nya. "Dari semester lalu sesuai yang diinstruksikan dari Badan Ekekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA," ujarnya. Di sisi lain, Presiden BEM UNM, Mudabbir juga sering mendengar beberapa pimpinan fakultas yang tidak menindak lanjuti pengajuan yang dilakukan mahasiswa. Namun, menurutnya, birokrasi dianggap

tidak rasional. Sebab, kriteria yang harus dipenuhi itu sangat tidak objektif dalam melakukan peninjauan penurunan UKT. "Memang ada beberapa yang mengatakan kalau ingin mengajukan permohonan peninjauan ulang UKT, orang tua harus meninggal. Tapi itukan variatif. Hanya ada beberapa fakultas yang seperti itu," ungkapnya. Ia juga menegaskan, dalam Permen dijelaskan bahwa pimpinan perguruan tinggi berhak melakukan peninjauan kembali setiap semester. Kemudian semua permohonan mahasiswa yang mengajukan harus di proses. Apakah benar-benar layak diturunkan atau tidak. Namun, yang terjadi sekarang, lanjut Mudabbir, banyak mahasiswa yang mengajukan permohonan tapi tidak diproses karena ada kriteria yang ditentukan birokrasi seperti harus meninggal orang tua. "Sebenarnya tidak seperti itu mekanismenya. Kan sudah ada SOP," tegasnya. Pakar Pendidikan, Suparlan Suhartono pun turut menanggapi persoalan tersebut. Ia menilai, SOP terkait penurunan UKT itu menunjukkan bahwa UNM telah peduli kepada mahasiswa. Hanya saja, menurutnya, kebijakan tersebut mesti dipandang jernih secara objektif oleh pihak pimpinan. “Jika mahasiswa yang bersangkutan memenuhi syarat yang ditentukan maka wajar saja diberikan bantuan,” nilai Guru Besar FIP ini. Sementara itu, saat coba ditanya mengenai persoalan ini, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Karta Jayadi (PR II) enggan berkomentar. “Saya tidak mau diwawancarai dulu,” kilahnya. (*)

Birokrasi Kurang Sosialisasi MESKI telah mengeluarkan SOP terkait perubahan besaran UKT, rupanya kebijakan ini belum banyak diketahui oleh mahasiswa. Lantas, jika hal ini menunjukkan bahwa sosialisasi masih kurang aktif dilakukan oleh pihak birokrasi. Padahal, SOP tersebut sudah sepatutnya diketahui mahasiswa. Utamanya bagi mereka yang memiliki ekonomi rendah. Namun, ternyata hanya segelintir yang mengetahui adanya kebijakan tersebut. Bahkan, saat ditanya soal ini, mahasiswa Prodi Ilmu Keolahragaan (Ikor) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Fahrul mengaku tidak mendapat sama sekali informasi tersebut. Padahal banyak teman-temannya ingin mengajukan. Alasannya, karena memiliki UKT yang mahal dan tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi. “Jelas banyak tapi tidak ada info didapat,” keluhnya. Bukan hanya di FIK, dua fakultas lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Ialah Fakultas Ilmu Sosial dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Di FIS sendiri, Presiden BEM, Bahrul mengungkapkan, pihak birokrasi kurang aktif dalam melaku-

kan sosialisasi terkait SOP ini. Akibatnya, hanya sedikit mahasiswa yang mengajukan penurunan UKT. “Mahasiswa FIS tidak banyak yang mengetahui mengenai penurunan UKT, kalaupun ada informasinya paling dari Lembaga Kemahasiswaan (LK),” akunya. Sementara di FIP, Presiden BEM, Ramli justru mengungkapkan bahwa tidak ada sosialisasi yang dilakukan oleh birokrasi. Sehingga, menurutnya, mahasiswa “Untuk info banyak atau tidak, sudah jelas jarang yang tahu karena tidak adanya sosialisasi dari pimpinan,” ungkapnya. (*)

SUDUT + SOP UKT Tidak Berpihak Mahasiswa - Usut sampai tuntas + Belum Tuntas, Science Square Mulai Rusak - Jangan sampai jadi barang rongsokan + Berakhir di Pembuangan Sampah - Betul-betul tidak berpihak

Dg. Tata

www.profesi-unm.com


rEPORTASE

UTAMA

Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

www.profesi-unm.com

Penetapan Ulang UKT Butuh Verifikasi *Ratna

TERBITNYA Permenristekdikti nomor 39 tahun 2017 terkait biaya kuliah tunggal dan uang kuliah tunggal telah memberikan keringanan bagi PTN untuk menurunkan besaran UKT. Hal ini dapat dilakukan melalui penetapan ulang pemberlakuan UKT terhadap mahasiswa apabila terdapat ketidaksesuaian atau perubahan data kemampuan ekonomi. Beberapa fakultas di UNM pun telah membuka ruang bagi mahasiswa yang memenuhi SOP untuk mengajukan penurunan UKT. Hanya saja, kebijakan baru tersebut belum dapat dioptimalkan oleh birokrasi. Padahal, kebijakan tersebut merupakan langkah alternatif yang diberikan oleh pemerintah untuk meringankan beban biaya pendidikan di perguruan tinggi negeri. Jajak pendapat yang dilakukan pada 5 hingga 7 Maret menunjukkan bahwasanya informasi terkait kebijakan yang telah diberlakukan selama dua semester ini masih minim. Hal ini berdasarkan hasil persentasi yang menunjuk-

Apakah sebelumnya anda pernah mendengar informasi terkait penurunan UKT ? Ya 86.4%

kan sebanyak 86% responden menilai sosialisasi penurunan besaran UKT di jurusan maupun fakultas belum maksimal. Terbukti dari persentasi sumber penyebaran informasi terkait penurunan UKT lebih banyak diperoleh melalui rekan sesama mahasiswa, yakni 57%. Kemudian dibantu dengan pemberitaan yang dilakukan oleh media sebesar 21%. Sementara itu, pimpinan kampus yang seharusnya memiliki peran sentral untuk mensosialisasikan kebijakan tersebut hanya memperoleh persentasi 3%. Hal ini menunjukkan kurangnya keterlibatan para pimpinan kampus. Padahal, nyatanya masih banyak mahasiswa yang tidak tahu bagaimana prosedur pengajuan permohonan penurunan besaran UKT. Terlihat dari hasil jajak pendapat sebanyak 70% mahasiswa masih belum mengerti SOP yang telah ditetapkan. Terlepas dari itu, mahasiswa pun merasa kecewa terhadap pelayanan yang diberikan oleh bi-

Jika ya, dari mana anda mendengar informasi tersebut ? Pimpinan kampus 3%

Jajak Pendapat Terkait Penurunan Besaran UKT

"Setengah Hati" Keluarkan SOP ADANYA SOP perubahan besaran UKT memberi kabar baik bagi mahasiswa berkemampuan ekonomi rendah. Meski begitu, mahasiswa yang mengajukan malah dibuat resah. Banyak pertimbangan dari pihaknya untuk menurunkan UKT mahasiswa. Lantas, hal ini seolah hanya mengkandaskan jalan mereka dalam usahanya merubah biaya kuliah itu. Seolah menjalankan kebijakan tersebut dengan setengah hati. Presiden BEM Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Ramli, menyebut SOP yang ada saat ini tidak memberi dampak bagi mahasiswa. Sebab, menurutnya, pihak birokrasi malah mempersulit mereka. Padahal, banyak mahasiswa yang dianggap pantas mendapat peninjauan ulang UKT-nya. “SOP harus melihat pada kemampuan ekonomi bukan pada meninggal atau tidaknya orang tua,” ujarnya. Lain halnya yang dikatakan oleh Presiden BEM UNM, Mudabbir. Ia justru menilai pimpinan kampus tidak konsisten menjalankan aturan dari Menristek. Di satu sisi pimpinan bersikeras berlakukan aturan KKN Berbayar, tapi ada aturan yang tidak pernah dilaksanakan. Ialah pada Pasal 5 ayat 1 Permenristekdikti No 39 tahun 2017. “Birokrasi inkonsisten juga dalam menjalankan peraturan menteri. Karena seharusnya nominal UKT harus ditinjau ulang tiap semesternya,” ucap mahasiswa ang-

SOP harus melihat pada kemampuan ekonomi bukan pada meninggal atau tidaknya orang tua,

Presiden BEM Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Ramli

katan 2013 ini. Pakar Pendidikan, Suparlan Suhartono berpendapat bahwa kebijakan yang dikeluarkan dan memiliki tujuan baik untuk mahasiswa haruslah dijalankan dengan efektif. Bukan hanya sekadar dikeluarkan tanpa memberikan dampak. “Untuk itu managemen pelayanan fakulter perlu ditingkatkan intensitas, efektivitas dan efisiensinya,” katanya. Untuk itu, kata Suparlan, pihak birokrasi penting memerhatikan keperluan mahasiswanya. “Ingat, mahasiswa adalah generasi masa depan bangsa,” ujarnya. (*)

TIM Kordinator : Noval Kurniawan Anggota : - Muh. Agung Eka - Ratna - Rara Astuti - Irham Nur - Ulil Afiah Az-zakiyah

Tidak 13.6%

Pemberitaan media 21%

Lainnya 7%

Tidak tahu 8%

Menurut anda apakah sosialisasi terkait penurunan besaran UKT di jurusan maupun fakultas sudah maksimal ?

rokrasi selama proses pengajuan penurunan UKT. Sesuai dengan hasil persentasi yakni sebanyk 96.2 mahasiswa menilai pelayanan birokrasi dalam hal ini tidak memuaskan. Respon yang lambat, bahkan berujung pada ketidakjelasan akan permohonan yang telah diajukan. Alhasil, terhitung sebanyak 60% pengajuan penurunan UKT mahasiwa tidak dipenuhi. Kendati demikian, UNM dituntut agar dapat meningkatkan dan mengefektifkan kebijakan ini. Karenanya, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut. Sebagaimana harapan mahasiswa menunjukkan sebanyak 94% dari mereka menginginkan adanya verifikasi terhadap besaran UKT mahasiswa setiap semester. Hal ini dilakukan guna penetapan ulang pemberlakuan UKT sesuai data kondisi ekonomi saat ini. Sehingga kebijakan ini dapat diimplementasikan dengan efektif dan membuka ruang yang lebih luas bagi mahasiswa untuk meringankan beban biaya pendidikan yang ditanggung. (*)

Mahasiswa 57%

Dosen 4%

Tidak 13.6%

5

Ya 23% Tidak 76%

Ya 12.5% Tidak 86% Tidak tahu 1.5%

Tidak tahu 1% Apakah anda tahu bagaimana prosedur pengajuan penurunan besaran UKT ?

Sebelumnya, apakah anda pernah mengajukan permohonan penurunan besaran UKT ?

Ya 28%

Tidak 70%

Tidak tahu 2%

Tidak 68% Ya 3.8%

Ya 2% Tidak 96.2%

Tidak tahu 30% Jika ya, apakah permohonan penurunan besaran UKT anda dipenuhi ?

Setuju 94%

Kurang setuju 3%

Tidak setuju 2% Tidak tahu 1%

Tidak tahu 12.5% Menurut anda, apakah proses pelayanan dari pihak birokrasi saat mengajukan permohonan penurunan besaran UKT telah memuaskan ?

Apakah anda setuju apabila dilakukan verifikasi terhadap besaran UKT mahasiswa setiap semester untuk penetapan ulang pemberlakuan UKT sesuai kondisi ekonomi setiap mahasiswa ?

*Riset dilakukan dengan membagikan angket kepada 206 mahasiswa UNM dari sembilan fakultas yang berbeda. Setiap fakultas dibagikan angket sesuai dengan proporsi mahasiswa per fakultas dengan mengambil sampel secara acak. Hasil riset ini tidak mewakili seluruh civitas akademika UNM. www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


6

wawancara

khusus

www.profesi-unm.com

S

Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

Situs Abal-Abal Buat Masyarakat Mudah Percaya

ebagai jurnalis, kemampuan bar judul-judul yang heboh tanpa mem- penyebaran berita hoax. mengolah isu serta membuat baca isinya terlebih dahulu. Ada fakta, Melihat kondisi itu, apakah ini suberita yang layak merupakan ada data yang itu merupakan prinsip dasar dah menjadi kondisi terburuk bagi metanggung jawab besar bagi mereka ke- sebenarnya dalam membaca berita. Kerap dia, utamanya di online? Pandangan pada media dinaunginya . Apalagi seiring kali untuk mengetahui kita harus buka bang Arman bagaimana? berjalannya waktu, berita hoax terus saja dulu kan situsnya. Yang pertama kita tiNah, untuk saat ini banyak media onberedar. Ditambah lagi, media yang kian dak menyebarkan beritanya telebih da- line hanya mengejar rating, kunjungan, hari bertambah dan profit yang dikerjanya hulu. Kebayakan media juga saat ini dan hits sehingga mengabaikan prinsipkerap mengabaikan kode etik jurnalistik mengejar time, semua media pasti takut prinsip jurnalistik. Saya kira teman-teman dalam pemberitaan. ketinggalan tentunya tapi yang harus di- pernah menemukan pemberitaan yang Terus, seperti apa idealnya untuk se- catat harus memperhatikan kode-kode judulnya membuat orang serentak ingin buah berita yang baik? Serta bagaimana etik jurnalistik. membacanya, tetapi isinya tidak sesuai media seharusnya memberitakan sesuatu Ada juga sering kita menemukan dengan yang dikatakan pada judul, sidengan benar? Berikut wawancara re- sebagian orang yang suka langsung porter Profesi Nurul Atika dengan Reda- membagikan berita-berita yang belum ktur Mojok, Arman Dhani mengenai Kode jelas sumbernya, itu caranya bagaima- Netizen sebenarnya harus melihat Etik Jurnalistik dan Media Masa Kini. na agar mereka sadar dengan berita lebih jernih berita-berita yang Bagaimana pandangan bang Ar- yang betul-betul fakta? memang faktual serta harus man terhadap Indonesia dalam meBanyak-banyak follow berita-berita banyak membaca sumber yang nyikapi media-media yang saat ini su- yang berintegritas, saya kerap kali men- terpercaya yang dilengkapi dah banyak yang melanggar kode etik emukan judul-judul berita yang diawali dengan sumber informasi yang jurnalistik? dengan kebohongan. Yang susah sebena- jelas. Indonesia merupakan salah satun rnya ketika berhadapan dengan orang – Redaktur Mojok, Arman Dhani negara yang cukup terlambat dalam men- orang terdekat kita yang sering menyebar gatasi permasalahan terkait media penye- berita-berita tidak jelas, biasanya langbar situs abal-abal dan sebagainya. Hal sung japri saja untuk tidak menambah serupa yang dilakukan negara lain itu sudah mengantisipasi sejak awal dengan adanya perang terPR O F I L E hadap sains dan segala macam Jalan Kemang Timur Raya, nomor 63B. Terus, apa yang biasanya PUBLIKASI Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Jakartabeat.net bang Arman temukan dalam C O N TAC T SKILLS Islamlib.com Non Fiksi terkait Sastra pemberitaan dan terkadang hal Copywriting Primitifzine.net Industri Buku AR MAN D HAN I News Writing ini sangat memberikan dampak Lenteratimur.com Musik PENULIS Features Writing Indonesiabuku.com Hak Asasi Manusia yang begitu buruk terhadap duDAN Sports Writing Midjournal.com Film J U R N A L I S nia jurnalistik? Editing Rappler.com Jurnalisme Data Correspondence B a n y a k yang menye-

"

EDUCATION UNIVERSITAS JEMBER 2005 Ilmu Kesejahteraan Sosial KURSUS JURNALISME PANTAU Jurnalisme Sastrawi KURSUS KRITIK SENI RUANG RUPA Kritik budaya visual dan seni rupa JOB RADAR JEMBER 2011 Jurnalis GEO TIMES 2013 Penulis TIRTO.ID Penulis

tus-situs seperti inilah yang hanya ingin mengejar rating saja, contoh judulnya seperti “Ini rahasia tetap blugar diatas ranjang” nyaris tidak ada informasi. Untuk menindak lanjuti atau mengurangi berita-berita seperti itu, bagaimana tindakan yang harus kita lakukan? Banyak sekali kaidah-kaidah jurnalistik yang terpecahkan oleh situs-situs seperti ini, dewan pers juga harus lebih tegas dalam mengelola isu sehingga pemberitaan yang disajikan tersampaikan berdasarkan fakta yang terlampir. Ini sangat penting, apalagi kepada para netizen, bang Arman mungkin bisa sharing sedikit bagaimana seharusnya menjadi pembaca yang baik dengan tidak mudah mempercayai berita-berita hoax? Saran kepada netizen sebenarnya harus melihat lebih jernih berita-berita yang memang faktual serta harus banyak membaca sumber yang terpercaya yang dilengkapi dengan sumber informasi yang jelas. Karena saat ini begitu banyak situs abal-abal yang membuat masyarakat sangat mudah percaya terhadap pemberitaan hoax yang beredar di manamana. Sebagai seorang redaktur di Mojok, apa-apa saja pengalaman yang sangat menantang bagi bang Arman apalagi untuk mengolah isu? Pengalaman sebagai Redaktur yang susah adalah mencari naskah yang bagus, setiap hari itu Mojok biasanya mendapatkan naskah 15 hingga 20 naskah. Harus saya baca satu persatu terlebih dahulu. Kadang saya harus berikan sentuhan terhadap pemberitaan dan proses editing . (*)

EXPERIENCE Wrote various pieces for different publications including newspapers, magazines, and online publications. Copywriter Worked as a copywriter for the agency’s different projects and pitches. Features Writer Wrote daily articles for Mojok.co and Tirto.id essay section and helped edit some editorial pieces.

INTERESTS Music Sports Travel

Movies Food Coffee

Instagram: @armndhani Twitter: @arman_dhani Facebook: Arman Dhani www.kandhani.net arman.dhani@gmail.com 085646123478

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


INFO

AKADEMIK

Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

www.profesi-unm.com

Terapkan

AGENDASIANA Pinisi 2018 LPM Profesi UNM

Double Degree Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal menerapkan gelar ganda atau double degree bagi sarjana kependidikan. Progam tersebut direncakan mulai diberlakukan. Rencana tersebut didasari oleh permasalahan terkait UU No. 14 Tahun 2015 yang menjelaskan alumni non kependidikan dapat melamar menjadi guru maupun PPG. Sedangkan alumni kependidikan tidak diperbolehkan bekerja selain dari lembaga pendidikan. Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Muharram pun mengungkapkan, jika adanya double degree dapat memberi jalan bagi sarjana pendidikan untuk berkerja se-

lain dari lembaga pendidikan. Selain menyandang gelar ijazah sebagai tenaga pendidik, lulusan juga dapat memperoleh titel non kependidikan nantinya. “Kalau di FT nantinya bisa memperoleh gelar S. Pd. dan S.T. sedangkan di FMIPA bisa memperoleh gelar S. Pd. dan S. Si. dan begitu seterusnya,” tuturnya. Namun, Pria asal Pinrang ini belum bisa memberikan bocoran terkait prosedur pengurusan gelar ganda itu. “Nanti akan ada SOP-nya. Masih perumusan. Jadi akan ada tambahan beban SKS dan tugas akhirnya boleh dipilih salah satu mau kependidikan dan non kependidikan tetapi khusus FIP tidak bisa dapat dua gelar karena memang khusus ilmu kependidikan,” jelasnya.

Sebelumnya saat sambutan pengukuhan guru besar di Ruang Teater Lantai 3 Menara Pinisi (12/2), Rektor UNM, Husain Syam menyebut bahwa UU No. 14 Tahun 2015 tersebut tidak diuntungkan bagi sarjana pendidikan. Sehingga, dirinya melakukan rapat bersama dengan seluruh Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) untuk memberikan gelar ganda untuk lulusan kependidikan, dan usulan tersebut diterima oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir. “Kita meminta kepada pak menteri untuk memberikan double degree kepada lulusan kependidikan sudah di setujui dan kita perlu berbahagia,

akan segera dibuat permennya” katanya Lanjut, Mantan Dekan Fakultas Teknik (FT) ini menjelaskan bahwa untuk mendapatkan double degree ini nantinya akan ditambahkan penambahan Satuan Kredit Semester (SKS) khusus keilmuan. Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) tidak bisa mendapatkan dua gelar. “Jadi nanti kita akan tambah beban SKS-nya sebanyak 24 yang memang khusus keilmuan dan untuk tugas akhirnya boleh dipilih salah satu mau kependidikan dan non kependidikan tetapi khusus FIP tidak bisa dapat dua gelar karena memang, khusus ilmu kependidikan. Jadi ini sudah bisa disampaikan untuk calon mahasiswa baru nantinya,” jelasnya. (awa)

Siap Tampung 7000 Anak Baru TAHUN ini, Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal siapkan kuota mahasiswa baru (Maba) sekitar 7000 orang. Hal ini dibenarkan oleh Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Muharram saat ditemui di Pelataran Menara Pinisi, Senin (5/2). Ia mengungkapkan, kuota penerimaan mahasiswa baru di tahun 2018 akan meningkat ketimbang sebelumnya. Hal itu dilakukan lantaran pendaftar di UNM kian banyak. Dengan kuota di setiap jalurnya, di antaranya Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 30%, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SBMPTN) 40%, dan Jalur Mandiri yakni 30%. “Kuota tahun ini, kita lebih banyak sekitar 7.000-an mahasiswa baru. Kalau komposisinya tetap sama saja, dengan tahun lalu,” jelasnya. Guru Besar Kimia Organik ini mengatakan, pendaftaran jalur SNMPTN akan dilakukan pada bulan Februari. Sementara pendaftaran jalur SBMPTN dilaksanakan di bulan April mendatang. “Kalau jalur SNMPTN pendaftarannya bulan ini, tanggal 21. Kalau SBMPTN di bulan April,” kata Muharram. (saf)

FOTO: DOK – PROFESI

MABA - Mahasiswa baru (Maba) saat mengikuti proses Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) tingkat universitas, di Pelataran Menara Pinisi Universitas Negeri Makassar (UNM).

KKN Terlaksana di Enam Kabupaten MEMASUKI semester genap tahun akademik 2017/2018, Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Negeri Makassar (UNM) membuka tiga jalur Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sebanyak 813 mahasiswa yang terbagi atas 319 peserta KKN Reguler, program KKN-PPL sebanyak 474 orang, dan program KKN PPM sebanyak 20 orang. Ketua LPM UNM, Bakhrani Rauf mengatakan, untuk semester ini terdapat enam kabupaten yang menjadi mitra pelaksanaan KKN UNM. “Jadi ada enam daerah yang

menjadi lokasi KKN,” ujarnya pada Pembekalan Umum KKN semester genap di Ballroom Menara Pinisi (7/3). Eks Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) Fakultas Teknik (FT) ini menambahkan, dirinya berharap, para peserta KKN dapat menjaga nama almamater dimanapun berada. “Jaga sikap. Jaga nama baik UNM. Jangan sampai memalukan almamater kita,” harapnya. Adapun dari keenam daerah tersebut, lokasi KKN Reguler dipusatkan di Kabupaten Soppeng saja dengan tiga kecamatan, yaitu

Marioriawa, Donri-donri, dan Ganra. Sedangkan, KKN-PPL Terpadu tersebar di empat kabupaten, yakni Polman, Soppeng, Majene, dan Mamuju Tengah. Terkhusus KKN PPM ditempatkan di Kabupaten Bantaeng. Sementara itu, terkait jadwal pelepasan dan pemberangkatan peserta KKN, diakui Sekretaris Pusat KKN UNM, Wahyu Jayadi telah ditetapkan. Ia mengatakan jadwalnya telah ditetapkan meskipun sebenarnya mundur dari rencana sebelumnya. “Kemarin kita rencanakan

tanggal 12 dan 13. Tapi dibatalkan karena bersamaaan dengan pelantikan dan pengukuhan Guru Besar Dekan FT. Jadi diundur tanggal 14 kita pelepasan. Kemudian tanggal 15 pemberangkatannya,” ungkapnya saat membawakan materi pembekalan bagi peserta KKN Reguler di Ballroom lantai 2 Menara Pinisi, Rabu (7/3). Wahyu menambahkan, jadwal pemberangkatan KKN Reguler maupun Terpadu akan dilakukan secara bersamaan. “Pemberangkatannya bersamaan di depan Auditorium Amanagappa,” katanya. (cha)

PPG Prajabatan Bersubsidi 2018

Jadi Guru Lewat Bantuan Pendidikan DIREKTORAT Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjenbelmawa) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali membuka Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Bersubsidi 2018. Hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi kuota PPG Prajabatan Bersubsidi atau dengan bantuan pendidikan. Bagi yang berminat dan berwww.profesi-unm.com

7

bakat menjadi guru bisa mengikuti seleksi calon peserta PPG Bersubsidi ini. Pendaftaran dilakukan melalui daring dan telah dibuka sejak 5 Maret hingga 17 April mendatang. Terdapat sepuluh prodi yang dibuka dalam pendaftaran dan seleksi ini. Diantaranya, Matematika, Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam (IPA), Teknik Elektronika, Teknik Mesin, Teknik

Otomotif, Agribisnis Hasil Pertanian dan Perikanan, Agribisnis Produksi Tanaman, Agribisnis Produksi Ternak, Usaha Jasa Pariwisata dan Pelayaran Direktur Program Pengembangan Pendidikan Profesi Guru (P3G) Universitas Negeri Makassar (UNM), Ramli Umar mengatakan, bahwa PPG Bersubsidi ini berbeda dengan PPG yang sedang berlangsung sekarang. PPG

Bersubsidi ini mendapat bantuan pendidikan. “Kalau PPG ini disubsidi sebesar 7,5 juta per semester,” katanya saat dihubungi, Senin (5/3). Guru Besar Geografi ini menambahkan bahwa untuk PPG Bersubsidi itu mencakup Prajabatan dan Dalam Jabatan. “Subsidi Prajabatan dan Dalam Jabatan sama,” tambahnya. (win)

LEMBAGA Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) bakal menggelar Pelatihan Jurnaslitik Mahasiswa Nasional (PINISI) 2018. Kegiatan bertema “Pers dan Tahun Politik” ini bakal digelar pada 4-8 April nanti. Kegiatan nasional tersebut mengangkat tema berdasarkan tahun pemilu yang dilaksanakan tahun 2018 dan 2019 mendatang. Ialah Pers dan Tahun Politik. Selain menerima materi, peserta juga akan dibawa berwisata di kota Makassar dan Kabupaten Bulukumba. Untuk peserta, PINISI 2018 diperuntukkan bagi anggota LPM. (pr21)

Olimpiade PPkn VIII HIMPUNAN Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Kewarganegaraan (PPkn) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan mengadakan Olimpiade PPkn ke-VIII. Kegiatan tersebut bakal dihelat pada 20 hingga 22 April Mendatang. Olimpiade ini bertemakan “Aktualisasi 4 konsensus Kebangsaan menuju good citizenship”. Adapun item lomba pada olimpiade tersebut yakni Pidato Kebangsaan, Cerdas cermat, Karya tulis ilmiah dan debat konstitusi. Pendaftaran dibuka sejak 12 Februari hingga 24 Maret mendatang. Sementara techincal meeting digelar pada 20 April.Untuk info lebih lanjut hubungi 082395575141 (Meri). (pr21)

Olimpiade Sosiologi 2018 HIMPUNAN Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial ( FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM), akan menggelar Olimpiade Sosiologi, yang akan berlangsung pada 26 hingga 29 April mendatang. Kegiatan yang bertemakan "Membangun Nalar Kritis Terhadap Fenomena Sosial dengan Pendektan Sosiologis" ini terbuka bagi siswa SMA/ MA sederajat Sesulsel Bar. Ada pun item lomba dalam kegiatan ini ialah cerdas cermat, debat, poster, dan rangking 1. Adapan pun peserta yang masuk tiga besar dalam olimpiade ini akan mendapatkan uang pembinaan, ialah, seka-

Urai data, ungkap fakta, saji berita


8

REPORTASE

KHUSUS

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

Belum Tuntas, Science Square Mulai Rusak Plafon lantai lima berlubang

Cleaning Service membersihkan

Lift yang tidak berfungsi

Dinding terlihat rusak

Penampakan Gedung Science Square dari jauh Anggaran & Realisasi Dana Pembangunan Gedung Science Square

Pada tahap pertama dimulai pada Tahun 2013, yang ditender oleh PT. HUTAMA KARYA, dengan anggaran yang disepakati sebesar Rp 18.872.500.000,00 dari APBN.

Gedung Science Square Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FIMPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) rencananya akan menjadi role model baru selain Menara Pinisi. Namun hingga kini baru rampung lima lantai dari tiga belas lantai, bukan hanya penyelesainnya yang menuai masalah. Gedung ini pun ditengarai dipaksakan dipakai. Awal tahun 2016 lalu, Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) periode 2008-2016 Arismunandar memberikan izin penggunaan Gedung Science Square. Dibangun sejak tahun 2013 dan dijadwalkan rampung tahun 2015, saat ini telah menelan anggaran Rp 62.365.367.000. Sementaar anggaran yang disiapkan untuk merampungkan gedung ini menyentuh angka Rp 79.675.632.000. Kondisi terkini gedung kebanggaan mahasisiwa FMIPA ini sangat mengkhawatirkan, semen di beberapa sudut bangunan mulai terkikis akibat cuaca, plafon lantai lima dan empat bocor . Bila hujan tiba, air akan merembes masuk kedalam ruangan yang berada pada kedua lantai itu. Imbasnya mahasiswa yang akan melakukan kuliah dialihkan ke ruangan lain. Tak jarang pun perkuliahan ditunda bila hujan terjadi sepanajang hari. Tak hanya itu, Lift yang menjadi salah satu fasilitas gedung sering dikeluhkan mahasiswa,mulai dari penggunaannya yang tidak nyaman lantaran saat dipakai hingga mengalami kerusakan. Tak jarang lift pun tidak bisa digunakan. Kondisi gedung yang beUrai data, ungkap fakta, saji berita

lum rampung pun sepenuhnya tak aman ditempati. Lantai enam yang masih berupa rangka, saat hujan, seketika akan berubah kolam penampungan. Jika dibiarkan dalam waktu yang lama, air akan merembes keseluruh gedung dan akan mempengaruhi semua stuktur bangunan termasuk pondasinya. Ditakutkan jika pembangunannya tidak diselesaikan secepatnya, gedung akan ambruk dan memakan korban jiwa. Hal ini diungkapkan Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Matematika, Zaenal. Ia menyanyangkan kondisi gedung terutama yang berada dilantai lima dan empat

yang sudah mengalami kerusakan akibat rembesan air hujan. “Sangat membahayakan dan tidak jaminan plafon akan bertahan jika terkena air, bisa saja runtuh. Untung kalau ruangan dalam keadaan kosong, kalu ada mahasiswa dan dosen didalam mereka akan .tertimpa runtuhan plafon,” tandasnya. (19/2). Mahasiswa angkatan 2016 ini mengatakan agar birokrasi FMIPA secepatnya mengambil tindakan

Hingga memasuki tahun 2015, pengerjaan dilanjutkan pada tahap kedua, dengan total anggaran sebesar Rp 42.365.367.000 yang ditender oleh PT. BUMI PERMATA KENDARI. untuk menyelesaikan pembangunan gedung. Ia menilai jika gedung dibiarkan saja seperti itu akan menambah lebih memperpanjang kerusakan. “Biaya yang dibutuhkan pun akan lebih banyak, jangan sampai biaya yang akan digunakan untuk melanjutkan pembangunan dipakai untuk memperbaiki keru-

sakan,” katanya. Sementara itu, Presiden BEM FMIPA, Alif mengatakan akan terus mengawal penyelesaian gedung hingga tuntas. Ia tidak akan membiarkan gedung sampai rusak lantaran tak kunjung selesai. “Kami ditataran LK berjanji akan mengawal ini hingga mendapat titik terang dari pihak birokrasi,”tegasnya. Padahal pembangunan ge-

dung wajib memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Hal ini tertuang dalam pasal 7 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 tentang bangunan gedung. Bahkan pada pasal 39 poin a dan b mengatakan, Bangunan dapat dibongkar bila tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki, dapat menimbulkan bahaya dalam pemanfaatan bangunan gedung dan/ atau lingkungannya berdasarkan hasil pengkajian teknis Pemerintah Daerah.. Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum (PD 2) FMIPA, Agus Martawijaya turut angkat bicara terkait aturan pembongkaran gedung yang tidak memenuhi syarat. Ia mengatakan pasrah bilamana gedung Science Square dibongkar oleh pemerintah. “Saya serahkan sepenuhnya ke aturan kalau sudah begitu, masa kita mau lawan UndanU n dang. Te rpenting

sepanjang saya di sini saya merasa baik-baik saja,” katanya. Dosen Pendidikan Fisika ini pun mengungkapkan telah berusaha mengajukan proposal pelanjutan pembangunan gedung ke Kemenristek Dikti. “Dibantu dengan pimpinan universitas, tiap tahun kita mengajukan. Jai kita juga tidak tinggal diam terkait persoalan ini,” ungkapnya.

Sumber: BAPSI UNM

Saat ditanya besaran anggaran pembangunan gedung Science Square, Agus Martawijaya mengaku buta akan hal itu. Ia menilai yang mengetahui anggaran pembangunan gedung ialah pimpinan universitas. “PR 2 yang berhak tau soal itu, kalau saya tidak tidak tahu soal dana gedung,” akunya. Ditempat terpisah Dekan FMIPA, Abdul Rahman. Ia tidak menampik jika kondisi gedung yang kini ditempatinya menyimpan masalah. “Betul ada memang masalah terutama saat hujan, lantai lima dan empat bocor aiar mengalir masuk melalui plat pengalas cor lantai yang kayak seng itu. Disitu mengalir dan merembes turun,” akunya (02/13) Guru Besar Pendidikan Matematika seakan patah arang lantaran w Ia pun sudah berkoodrniasi dengan pimpinan universitas namun jawaban yang sama pun terlontar, waktu penyelesaian gedung belum jelas. “Kita sudah ajukan terus proposal tapi sampai sekarang belum ada dana yang dianggarkan dari APBN, kita juga tidak tau kapan lanjutannya,” katanya. Disisi lain, Kepala Seksi Penindakan Hukum Tatat Ruang dan Bangunan, Muh. Natsir mengatakan dinas tata ruang hanya mengawasi persoalan IMB. "Terkait wewenang seperti itu kami hanya memberi teguran ke pihak universitas. Selebihnya universitas lah yang memutuskan jika memang tidak kelanjutan pembangunan," katanya. (*)

TIM Kordinator : Dasrin Anggota : - Nurul Atika - Faisal Fajar - Anggi Prakasi - Citra Jati Utami www.profesi-unm.com

Grafik: Noval-PROFESI


REPORTASE

KHUSUS

Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

9

www.profesi-unm.com

ICP, Jual Nama Kurang Bobot INTERNATIONAL Class Program (ICP) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tidak berjalan sebagaimana mestinya. Label ICP pun dinilai hanya sekadar nama saja, tak ada bedanya dengan kelas program reguler. Sejak dirintis pada 2012 lalu, tercatat sebanyak enam jurusan/prodi di FMIPA telah membuka kelas ICP. Diantaranya Pendidikan Matematika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Biologi, Pendidikan Fisika, dan Pendidikan Geografi. Hanya saja, nyatanya taraf sistem dan proses pembelajaran yang diterapkan tidaklah selevel dengan label kelas internasional yang disandangnya. Seperti halnya yang dirasakan oleh, Yuli Astuti, Ketua Maperwa FMIPA periode 2017-2018, ia mengatakan semenjak terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Kimia Bilingual, dirinya hanya melalui ke-

las bilingual selama dua semester. Padahal, menurutnya sesuai dengan namanya, kelas bilingual setidaknya harus menggunakan bahasa inggris selama mengikuti proses pembelajaran di kelas. “Saya saja dari semester satu ji sampai dua bilingual di kelas. Sudah itu tidakmi. Seharusnya memang seperti itu, kita bahasa inggris di kelas supaya kita juga terbawa,” katanya. Tak hanya itu, English For Subject Matter yang merupakan tutorial yang diperuntukkan khusus bagi mahasiswa ICP tidak lagi berjalan. Tak sedikit diantara mahasiswa merasa kecewa lantaran program tersebut tidak sesuai harapan. “Kelas ICP dan reguler sama saja. Yang bedakan sebenarnya kalau ICP ada tutorialnya. Seperti jurusanku belajar tentang English Chemistry dalam Kimia. Tapi kalau fasilitas sama semua. Beda dulu ada ruangan

khusus ICP untuk workshop,” ujar mahasiswa eksponen 2013 ini. Ia pun berharap, pengelolaan kelas ICP dapat berjalan lebih baik lagi kedepannya. Apalagi kelas bilingual telah menjadi kelas unggulan yang banyak diminati karena namanya. Jangan sampai label ICP hanya menjadi alat untuk menggaet minat calon mahasiswa. “Harus sesuai namanya. Bukan formalitas saja,” harapnya. Disisi lain, Dekan FMIPA, Abdul Rahman mengakui fasilitas kelas ICP dan reguler sama. Hanya saja menurutnya kelas ICP mempunyai muatan lokal tersendiri. "Iya sama, tapi muatannya tentu saja berbeda,"akunya. Kelas ICP mempunyai klasterisasi yang berbeda. "Ada kelas yang full bahasa asing, setengah, dan yang terakhir diberi saja buku panduan," tambahnya (13/3 Dekan FMIPA, Abdul Rahman

FOTO: ASMITA – PROFESI

KULIAH - Mahasiswa ICP Biologi saat mengikut perkuliahan di gedung Science Square beberapa waktu yang lalu

mengakui fasilitas yyang diberikan ke kelas ICP dan program ICP sama. Hanya saja, menurutnya materi ajar berbeda dengan kelas ICP. "Memang sama kualitasnya, tapi kan muatannya berbeda," akunya.

Sementara itu, Ketua Jurusan Kimia, , mebantah jika program kelas ICP bilinggual tidak menerapkan penggunaaan bahasa asing dalam proses belajar.. “Kita sesuai ji yang berjalan selama ini,” katanya. (*)

PD III Tutup Mata Soal Anggaran LK PEMBANTU Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) FMIPA, Syukri Nyompa seolah tak mau tahu terkait besaran anggaran Lembaga Kemahasiswaan di kampus biru. Padahal, segoyianya tanggung jawab tersebut sudah diluar kepala sebagai PD III. "Kalau yang atur rinciannya itu di universitas, bukan kami," katanya. (13-3). Pembagian dana LK tingkat universitas dan fakultas telah

www.profesi-unm.com

diatur. LK diberi dana sebesar lima persen dari dana PNBP. Keterangan berbeda justrui diungkapkan Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum (PD II), Agus Martawaijaya. Ia berpendapat, nominal anggaran dana LK telah diatur dan ditetapkan dalam RKKAL FMIPA. "Kalau itu sudah diatur," ungkapnya saat ditemui diruangannya, Rabu (14/3). Sementara itu, Presiden

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA, Ahmad Muwafiq Abdillah AJ megeluhkan sikap birokrasi yang tidak pernah mengungkapkan besaran dana ke LK FIMPA. Ia menilai selama ini transparansi total dana LK masih kurang sosialisasi. "Kita cuman diberitahu anggaran tiap periodenya, tidak ada perinciannya,"keluhnya. Padahal menurut, mahasiswa angkatan 2015 jumlah

mahasiswa FMIPA tergolong banyak dibandingkan dengan fakultas lain yang ada di UNM. "Kita urutan kedua setlah FIP, nah secara otomatis juga besaran PNBP yang diterima pun banyak. Maksud saya, ini pararel dengan anggaran dana LK yang banyak pula," tambahnya. Tak hanya anggraan dana LK yang tidak jelas. Ia mempertanyakan dana laboratorium dan

Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tidak jelas. "Rincian anggarannya pun tak jelas kemana arahnya," lanjutnya. Ia mengharapkan birokrasi FMIPA tidak menutup diri terkait hal berkepentingan dengan mahasiswa. "Ini kan juga kita perlu tahu, kan enak kaalu kita tahu kemana arahnya dana tersebut. Jadi tidak ada lagi pertanyaan-pertanyaan sumbang dari mahasiswa,"harapnya. (*)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


10

inovasi

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

Bahan Bakar Gas Ekonomis Dosen Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM), Ahsan dan Sunardi dalam inovasi berhasil menghemat konsumsi energi Bahan Bakar Minyak (BBM). Teknologi ramah lingkungan ini juga mampu mereduksi kadar emisi CO2 pada kendaraan. Selain Ahsan dan Sunardi, penelitian ini turut melibatkan mahasiswa dan teknisi Pendidikan Teknik Otomotif FT UNM serta masyarakat dalam pengembangannya. Ahsan mengatakan, konversi energi ini dinamakan konverter KIT yang bertujuan agar masyarakat mulai menggunakan bahan bakar alternatif selain dari bahan bakar minyak. “Sebenarnya kalau menggunakan gas itu lebih hemat, karena 3 kg tabung gas itu setara dengan enam liter bensin sehingga ada keuntungan dari segi finansial juga,” katanya. Lebih lanjut dijelaskannya, proses kerja dari inovasi ini sebenarnya tidak jauh berbeda ketika menggunakan bahan bakar minyak, akan tetapi dengan melakukan modifikasi pada bagian carbulator sehingga mesin dapat memanfaatkan dua jenis bahan bakar sebagai sumber energinya. “Di carbulatornya ada yang kita modifikasi sehingga bisa menggunakan bahan bakar gas, Tapi sebenarnya dua-duanya tetap bisa dipakai. Hal itu dikarenakan kita sudah menyediakan pengaturan yang disebut hybrid,”

tegasnya. Selain ramah lingkungan karena mampu mereduksi kadar emisi CO2, teknologi tepat guna ini juga memiliki kelebihan hemat dari segi finansial. Selama tidak ada kesalahan dalam proses pembuatannya, maka konverter KIT ini akan bekerja dengan baik pada mesin yang menggunakan teknologi carbulator. “Sehingga ada keuntungan dari segi finansial juga,” ujarnya. Ia menuturkan, pengaplikasian teknologi tepat guna ini baru diuji cobakan pada mesin yang masih menggunakan carbulator. “Mesin yang sudah memakai sistem injeksi itu belum diuji cobakan karena agak rumit memang untuk memodifikasi mesin injeksi ketimbang carbulator,” tuturnya. Untuk tahap pengembangan selanjutnya Ahsan dan Sunardi akan melakukan penelitian serta uji coba pada sistem injeksi. “Kita akan ujikan pada kendaraan yang menggunakan sistem injektor dan tentunya itu membutuhkan penelitian yang lebih mendalam lagi,” tandasnya. Sebenarnya bukan cuma bahan bakar gas saja yang

FOTO: IST

KIT - Konverter KIT buatan Ahsan dan Sunardi dosen Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar, saat digunakan pada sebuah perahu nelayan.

“Sebenarnya kalau menggunakan gas itu lebih

hemat, karena 3 kg tabung gas itu setara dengan enam liter bensin,” Dosen Pendidikan Teknik Otomotif FT UNM, Ahsan

dikembangkan, kedua dosen Pendidikan Teknik Otomotif ini juga berupaya mengembangkan limbah masyarakat menjadi sesuatu yang berguna. Misalnya saja solar sel dari limbah tongkol jagung. Ahsan berharap agar kedepannya masyarakat mulai meng-

Ciptakan Robot Sepak Bola EMPAT Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) Fakultas Teknik (FT) tengah mengembangkan sebuah robot yang terbilang unik. Pasalnya robot ini dirancang untuk bisa bermain bola. Robot yang diberi nama “Lontara” adalah buah dari tangan dingin Hamsah, Resa Pamilianto, Rusdi, dan Nurfitriah Ningsih. Lontara akan diikutkan dalam Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid yang akan dilaksanakan di Universitas Lampung pada 26-28 April mendatang. Dan apabila pada

tahap tersebut, Lontara menang maka ia berhak melaju ke tingkat nasional di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada 28 Juni - 1 Juli mendatang. Nama Lontara ini terinspirasi dari aksara kuno suku Bugis-Makassar yang meleganda. Nama tersebut juga diharapnya dapat membumikan kebudayaan Bugis-Makassar di kancah nasional. Alasan lainnya ialah agar generasi muda terkhusus mahasiswa UNM tidak lupa aka budaya daerahnya meski sekarang sudah era digital sekalipun. Berat dari robot tersebut adalah

40 kg, dimana untuk membuat robot ini dibutuhkan tiga perangkat penting yang harus disediakan, yaitu, sismin, selenoid dan kamera. Sismin merupakan perangkat yang berfungsi mengontrol semua perangkat pada robot, kemudian selenoid yang berfungsi melontarkan bola, dan bagian yang tak kalah penting adalah kamera berfungsi untuk melihat bola dan lawan. Hamsah, Ketua Tim tersebut menjelaskan robot ini bisa memerlukan dana antara 10 hingga 15 juta. “Perangkat Lontara ini mahal, jadi kami menghabiskan dana sekitar 10-15

juta,” jelasnya. Ia mengaku sangat membutuhkan dukungan penuh dari kampus. “Kami butuh dukungan dari kampus, terutama dalam dana. Hingga saat ini dananya belum cair, jadi kami masih menggunakan dana pribadi,” akunya. Sementara itu untuk bagian luar robot, bodinya menggunakan plat besi, kemudian ada roda dan penendang. Roda dan penendang ini digerakkan oleh motor yang terdiri dari sumber listrik entah itu dari baterai ataupun aki. Pengerjaan robot ini terbilang cepat, Hamsah menuturkan hanya membutuhkan waktu sekitar dua pekan untuk merakit Lontara. “Waktu pengerjaan sekitar dua minggu, jika seluruh onderdil yang dibutuhkan sudah siap,” tuturnya. Ketika ditanya mengenai kendala dalam pengerjaan Lontara ini, mahasiswa asal Wajo ini mengaku menemui kesulitan dibagian program, karena program harus benar-benar sesuai dengan pergerkan yang diinginkan yaitu bermain bola. Lanjut pria kelahiran 1997, ada tiga robot yang akan dibuat. Dua berperan sebagai pemain dan satu kiper . Pengerjaan robot

gunakan bahan bakar ramah lingkungan selain bahan bakar minyak. Karena selain harganya yang mahal emisinya juga tinggi. “Insha Allah nantinya saya juga akan membuat biogas di Jeneponto, jadi limbah ternak itu kita akan ubah menjadi biogas,” harapnya. (awa)

"

Kami butuh dukungan dari kampus, terutama dalam dana. Hingga saat ini dananya belum cair, jadi kami masih menggunakan dana pribadi Ketua Tim, Hamzah kiper ini diakuinya juga agak sulit dalam perakitannya dikarenakan ada beberapa mekanik khusus yang berbeda dari dua robot lainnya. “Sebenarnya yang paling sulit itu program karena harus di program untuk bisa bermain bola ini merupakan program yang tidak mudah dibuat. Kemudian penjaga gawang ada beberapa mekaniknya yang agak susah” jelasnya. Terlepas dari itu, Hamzah berharap robot hasil karyanya bersama tim bisa lolos hingga tingkat nasional. Tak luput ia juga memohon bantuan dan doa dari seluruh sivitas akademika kampus peraih Satker terbaik di Indonesia tahun 2018. “Setelah kami mengerjakan robot ini sepenuh hati, saya dan tim berharap agar Lontara bisa lolos hingga tingkat nasional, dan kami memohon doa dan batuan kepada pihak birokrasi dan stake holder lainnya di kampus orange ini”, harapnya. (pr21)

FOTO: WAHYU RIANSYAH - PROFESI

MERAKIT- Hamzah mahasiswa Pendidikan Teknik Elektronika (PTA) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) saat membuat salah satu robot sepak bola di Bengkel PTA FT UNM.

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


seni

budaya

Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

11

www.profesi-unm.com

Resensi Film Dilan 1990

Gombalan Masa Kini Dilan *Syahru Ramadhan

SALAH satu film yang sudah lama dinanti oleh masayarakat Indonesia yakni Dilan 1990 akhirnya rilis pada 25 Januari 2018. Film ini diadaptasi dari novel Pidi Baiq, dimana Milea yang diperankan Vanesha Prescilla dipertemukan dengan Dilan yang diperankan oleh Iqbaal Dhiafakhri Ramadan. Novel yang diterbitkan tahun 2015 ini langsung mendapatkan banyak penggemar berkat jalan ceritanya yang romantis serta dibumbui dengan gombalan-gombalan yang terbilang anti mainstream. Karakter Dilan dalam film ini digambarkan unik dibanding remaja pada umumnya, yakni ia memiliki gaya bicara yang kaku tapi selalu bikin Milea rindu. Mengambil lokasi shooting di Bandung, September 1990, Milea dikisahkan baru saja pindah sekolah dari Jakarta. Karena terkenal dengan parasnya yang cantik, banyak pria mencoba mendekatinya. Namun hanya Dilan yang mampu menarik perhatian Milea, tentunya dengan gombalan-gombalan khasnya yang beda dengan yang lain. Diawali dengan gombalan yang akan meramal sesuatu. Sepenggal kisah yang begitu menarik yaitu ketika Dilan mengatakan bahwa “Aku ramal, nanti kita bertemu di kantin.” Sebuah cara sederhana namun bikin senyum dipilih

www.profesi-unm.com

Dilan untuk menarik perhatian dari Milea. Meski ramalannya salah, Dilan tetap punya cara untuk membuat Milea tersenyum, ia kembali mengirimkan ramalan baru ke Milea. “Milea, ramalanku, kita akan bertemu di kantin. Ternyata salah. Maaf, tapi ingin meramal lagi : besok kita akan bertemu.” Salah satu hal yang tak terduga dari Dilan adalah ketika Dilan datang ke rumah Milea untuk menyampaikan surat undangannya untuk hadir di sekolah mulai hari senin sampai sabtu”. Dengan gombalan itu, Milea perlahan mulai menaruh perhatiannya kepada Dilan. Dilan terkenal sebagai salah satu siswa yang nakal, tapi ia tetap menjadi sosok yang penyayang dalam keluarganya. Hal-hal yang unik dan sederhana ini nyatanya mampu membuat Milea tersenyum, dan perlahan mulai menaruh perhatiannya kepada Dilan. Meski cara berbicara Dilan terdengar kaku, lambat laun justru membuat Milea kerap merindukannya. Sampai-sampai Milea mulai merasa tak ingin kehilangan sosok Dilan dari kehidupannya. Dalam film berdurasi 110 menit ini diceritakan pula bahwa Dilan memiliki karakter out of the box. Ia kerap menyampaikan perasaannya dengan caranya sendiri yang tergolong unik dan mungkin jarang sekali dilakukan oleh banyak orang. Dilan mendekati Milea memakai cara yang unik dan tak biasa, dan karena hal itu membuat

DILAN - Dilan saat memberi tumpangan Milea dengan sepeda motor tuanya.

Milea terus memikirkannya. Di tempat lain, Milea ternyata telah memiliki kekasih bernama Beni yang diperankan oleh Brandon Salim. Beni memiliki sifat yang bertolak belakang dengan Dilan. Hal ini membuat Milea kerap membandingkan Dilan dengan pacarnya. Milea merasa meski Dilan menjengkelkan, tetapi ia mampu menunjukkan sisi terbaiknya. Waktu terus berjalan, Milea pun memutuskan untuk mengakhiri hubungannya bersama Beni dikarenakan sifatnya yang tempramental dan jauh

beda dengan sifat Dilan yang pemurah. Usai putusnya hubungan tersebut, Dilan dan Milea pun semakin akrab. Suatu ketika Milea bertemu dengan ibunda Dilan. Ternyata ibu Dilan memiliki karakter yang sama menyenangkannya seperti Dilan. Ia pun senang dengan Milea dan memberikan dukungannya agar Dilan dan Milea jadian. Akhirnya Dilan dan Milea resmi berpacaran, dan kembali lagi Dilan berulah dengan tingkah anehnya yakni membuat surat resmi penrnyataan

FOTO: INT

resmi mengenai hubungannya dengan Milea. Tak luput surat ini dilengkapi dengan materai, dan isi suratnya seperti teks proklamasi. (*) » Tanggal rilis : 25 Januari 2018 » Genre : Komedi » Sutradara : Fajar Bustomi dan Pidi Baiq » Penulis : Pidi Baiq dan Titien Wattimena » Produser : Ody Mulya Hidayat » Pemeran 1. Iqbaal Ramadhan sebagai Dilan 2. Vanesha Prescilla sebagai Milea 3. Brandon Salim sebagai Beni 4. Giulio Parengkuan sebagai Anhar 5. Omara Esteghal sebagai Piyan

Urai data, ungkap fakta, saji berita


12

pariwara

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

www.profesi-unm.com


pariwara Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

www.profesi-unm.com

13

www.profesi-unm.com

Urai data, ungkap fakta, saji berita


14

OPINI

www.profesi-unm.com

Almamater Ironi Mahasiswa Semester Akhir dan Calon Pendidik

Andini Ristyaningrum BELUM lama ini, media sosial diramaikan dengan hadirnya tiga video pengakuan mahasiswa yang siap dinikahi. Tak butuh waktu seminggu, video tersebut viral di seluruh jagad dunia maya. Berhasil menyedot perhatian banyak orang. Siapa nyana, ketiga mahasiswi berparas “ayu” itu, ternyata mahasiswa dari Universitas Negeri Makassar (UNM), dari tiga jurusan berbeda. Kampus yang notabene dikenal sebagai pencetak generasi Umar Bakri. Sekilas tak ada masalah dalam video demikian. Mungkin saja hanya sekadar untuk lucu-lucuan, atau paling tidak mencoba mengambil bagian di panggung popularitas. Sebagai awal menikmati era digital. Selain itu, boleh saja mereka “mempromosikan” diri. Mengaktualisasikan diri dalam hal ini, sebagai wujud pembangkangan dari tradisi budaya Sulawesi Selatan yang dianggap semakin menyeret isu perempuan dalam kubangan stigmatisasi. Termasuk, ketika uang panai’ sedang panas-panasnya diperbincangkan. Di mana posisi perempuan selalu dialamatkan sebagai pelakon utama. Bisa jadi, itu juga yang menjadi musabab mereka mencoba memunculkan diri di ruang publik. Melepaskan diri dari cengkraman ketergantungan. Melawan marjinalisasi, kekerasan, dan streotip sebagai hasil konstruksi sosial budaya Bugis-Makassar. Di sisi lain, mungkin akan tampak keliru jika kita menggunakan kacamata budaya timur. Dalam konteks kebudayaan kita, perempuan Bugis-Makassar telah dikonstruk nilai sosialnya sedemikian rupa. Epos atau mitos pada kronik kita yang terdapat dalam kitab La Galigo dan Lontara. Tak pelak, perempuan dikenal sebagai simbol “hiasan rumah”. Bahwasanya perempuan adalah potret harga diri keluarga. Perempuan ditempatkan dalam posisi kehormatan, sebagai intan permata keluarga, namun kebebasannya dibatasi. Termasuk kebebasan “mengobral diri”. Itulah mengapa, banyak yang menanggapi video tersebut, telah melecehkan falsafah hidup BugisMakassar, Siri’ na Pacce. Sebab, budaya kita masih kental. Jangankan mempromosikan diri, mengumbar diri di depan umum, dulu perempuan Bugis-Makassar pantang untuk berboncengan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya. Mereka tahu cara membuang pandangannya di hadapan laki-laki. Dan bagi perempuan Bugis-Makassar ini sesuatu yang normatif bukan bias gender. Selanjutnya, kekeliruan dari video tersebut, dikarenakan ada label kampus yang diikutkan dalam pernyataannya. Pertanyaan kemudian, bagaimana bisa seorang yang berstatus mahasiswa tingkat akhir belum bisa berpikir panjang akan konsekuensi dari tindakannya? Setidaknya, fakta-fakta ini menguatkan dugaan, bahwa kampus tidak punya andil dalam urusan moralitas dan upaya memelihara kebudayaan kita. Atau barangkali, kampus selama ini membatasi ruang-ruang aktualisasi mahasiswa, sehingga terjadi hal-hal di luar batas kewajaran nilai budaya kita. Untuk itu, jangan salahkan mereka yang dicetak menjadi pendidik, justru berbuat sesuatu yang menyimpang dari konsep pendidikan yang diajarkan. Seharusnya ini menjadi tugas kita bersama-sama untuk memperbaiki segala regulasi kampus kita. Yang pasti, fenomena ini mewakili dari sekian banyak keresahan perempuan Bugis-Makassar atas segala hal yang tak pernah disajikan kampus hingga hari ini. Anggap ini adalah “lonceng” keras, bahwa selama ini nilai kuliah dan wisuda bukanlah satu-satunya tugas para pendidik di kampus. Karena kecerdasan manusia baru terakui, apabila mampu mengetahui batasanbatasan diri. (*) *Penulis adalah Station Manager Profesi FM Periode 2012-2013 Urai data, ungkap fakta, saji berita

Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

Gagas Pilkada Bermartabat AKHIR tahun 2017 menjadi titik kulminasi kesadaran intelektual penulis untuk tetap konsen mengulas masalah sosial politik di tanah air, setelah road show memenuhi undangan ceramah dengan tema di atas. Hampir setengah dasawarsa absen, karena panggilan tugas baru di Pendidikan Teknologi Pertanian UNM, cukup menyita waktu secara telaten mengulas agribisnis sumberdaya perairan, ekowisata, pengelolaan lingkungan pesisir dan laut serta issue tentang penataan desa pesisir, upaya perlindungan laut (Conservation), kader pemberdayaan masyarakat, serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dalam satu kesempatan bakti sosial di Desa Tongke-Tongke Kabupaten Sinjai, Penulis menggoda logika formil mahasiswa dengan pertanyaan “nyeleneh” ; apa hubungan antara sidang DPR di Senayan dengan cita, rasa, dan aroma ikan bandeng di Pangkep? Sudah pasti mahasiswa gelagapan menjawab, karena tradisi keilmuannya yang parsial dan sektoral. Meski kemudian metodea pembelajaran di sekolah sekarang ramai dengan istilah tematik, yang mengharapkan warga didik berfikir komprehensif integral. Jika agenda sidang DPR membahas tentang regulasi – apakah itu pengurangan atau penghapusan - subsidi pakan, pupuk dan pestisida, maka jangan heran bila ikan dan udang di tambak penyakitan, bahkan komunitas ikan akan ikut program “diet ketat”, cukup makan planton, lumut dan lumpur serta “pakan alami” lainnya, maka jangan heran kalau ikan bandengnya berbau lumpur, udangnya gagal besar, dan hambar rasanya karena petambak tak kuat beli pakan yang makin mahal dan seksi.

Kualitas Pilkada Serentak

Dapat dimaklumi sebagian orang menyebut tahun 2018 dan 2019 sebagai Tahun Politik. Karena adanya sirkulasi elit yang kelak diuji kompetensi dan komitmennya Khusus di Sulawesi Selatan ada pemilihan Gubernur dan sejumlah kepala daerah yaitu; Walikota Makassar, Parepare, Pinrang, Jeneponto, dan Palopo akan dilaksanakan di 2018, sementara Pilpres dan pemilu legislatif 2019. Dalam tradisi demokrasi kita, pemilu hampir tidak ada yang istimewa atau baru; ada yang dipilih, ada yang memilih, ada panitia penyelenggara dan pengawas, dan ada dana, maka selesai sudah semua masalah. Yang beda mungkin personalnya, chemestry, plus gaya kepemimpinannya, jangan berharap terlalu banyak ada perubahan signifikan, karena semua memang mengalir bagai air lengkap dengan gemuruh serta riak-riak di atasnya. Bahkan untuk urusan yang paling sepele pun, seperti perbaikan trafict light di pertigaan jalan Sultan Alauddin - AP Pettarani sudah 5 tahun rusak, bisa luput dari perbaikan karena terbiasa “ngurus” yang besar. Macet dan banjir akhirnya jadi keniscayaan. Komitmen dan dukungan dari pemerintah - baik pusat maupun daerah – untuk suksesnya Pilkada tidak perlu diragukan lagi, peraturan perundang-undangan juga sangat lengkap, apalagi dana, tersedia dana yang cukup besar demi suksesnya Pemilu dan Pilkada. Satu hal yang patut diragukan adalah partisipasi pemilih, apakah dapat di kategorikan tinggi, sedang atau rendah. Kotak suaralah yang akan menjawabnya.

Pilkada Serentak yang Bermartabat

Dr. Subari Yanto, M.Si. Beberapa indikator yang dapat dijadikan tolok ukur berkualitas atau tidaknya Pilkada Serentak di tahun politik ini banyak di tentukan oleh kinerja panitia penyelenggara pemilu yaitu KPU dan Panwaslu yang jujur, adil, dan transparan.

Peran Perguruan Tinggi Dalam Pilkada Serentak

Menurut khittah, perguruan tinggi harus steril dari kepentingan politik. Setuju atau tidak insan akademis itu bagaikan wasit dalam pertandingan, harus netral, menjaga jarak yang sama dengan semua kandidat. Sebagai moral force Perguruan Tinggi tidak pada tempatnya bermanismanis apalagi bermesra-mesraan dengan Orsospol apalagi salah satu kandidat. Jaman dulu (riolo) boleh saja begitu, tapi ini jaman now. Lebih banyak sisi yang mesti dipertimbangankan daripada urusan dukung-mendukung. Ketika SBY maju sebagai Capres periode pertama dan kedua, banyak orang yang mengait-ngaitkan beliau adalah alumni IPB, tapi seberapa besar kontribusi SBY kepada IPB juga tidak jelas dasar logikanya. Demikian ketika Jokowi maju sebagai Capres, orang mengait-ngaitkan dengan UGM, berapa banyak menteri dari UGM? Ternyata juga tidak signifikan. Karena urusan menteri sudah jelas aturannya, dan prosedurnya juga jelas, dan yang tidak kalah pentingnya hasil kompromi partai pemenang pemilu. Satu peristiwa unik yang tidak bisa dilupakan dalam kolektif memori kita, harapan besar kepada Barack Obama - yang “ngaku” anak menteng, suka makan bakso dan sate - tapi setelah menjadi Presiden Amerika, banyak orang yang jadi kecewa bukan?. Komunitas Islam adalah yang paling sedih ketika Presiden Barack Obama saat itu tetap tidak mendukung Palestina Merdeka, bahkan main mata dan kaki dengan Israil, dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) dibuat tidak bernyali mengaatasi krisis di Timur Tengah. Insan akademis niatnya harus tulus ikut mensukseskan Pilkada, supaya Pilkadanya berkualitas dan bermartabat, dan melahirkan pemimpin yang memiliki dua hal, pertama; memiliki kompetensi, keahlian, skill serta ledearship, dan kedua; memiliki komitmen, komitmen kepada siapa? Kepada bangsa dan negaranya. Model kepemimpinan seperti ini adalah prototife kepemimpinan khas Islam, Islam mengajarkan “kalau pekerjaan diberikan kepada bukan ahlinya, maka tunggu kehancurannya”.

Bagaimana mewujudkan Pilkada bermartabat? Yang paling tampak kasat mata; tidak ada konflik, meminjam istilah aparat keamanan ; “lancar terkendali”, tidak boleh ada black campaign, fitnahfitnah politik, sampai gugat-menggugat di pengadilan dengan dalih pencemaran nama baik, perbuatan tidak menyenangkan apalagi klausul pasal yang paling dahsyat ; janji palsu, meskipun secara hukum diperbolehkan menempuh jalur hukum, tapi dalam proses perjalanannya, kemenangan yang diperoleh melalui mekanisme hukum, seringkali berpengaruh terhadap legitimasi kandidat. Orang partai (pekerja politik) harus jadi panutan dan pandai menjaga integrasi nasional, mengingat semboyan; Bhineka Tunggal Ika, dan etika politik Persatuan Indonesia dan Ketuhanan YME, ini jaman now tidak perlu lagi ada korban demokrasi, bakar istalasi publik, sampai pasang baliho dan gambar di pohon-pohon. Selain tak elok, merusak pemandangan kota, juga kalau rubuh bisa bikin celaka pengendara, paku-pakunya juga bisa bikin kaki dan ban titanus, selain itu bisa jadi gosip tak sedap di negara tetangga, karena pohonnya selfi. Tidak ada lagi arak-arakan, jangan ikut-ikut anak SLTP yang euforia lulus ujian nasional dengan nilai yang tidak seberapa. Selain bikin macet juga polusi suara - bising, bikin stress dan gangguan jiwa, kan tidak ada jaminan yang paling heboh di jalan, kotak suaranya penuh? Lembaga Survey dengan istrumennya yang sakti quikcount, juga harus main cantik. Heran ‘kan kita kalau suara TPSnya sama, ada saksi dari Partai, tapi di kecamatan beda, di kabupaten juga beda, kotak suara itu kan besar, lantas siapa yang menggaibkannya, yang namanya angka, di planet manapun, dihitung dengan metode dan cara apapun semestinya ya sama, ini kok sering beda-beda dan berubah-ubah. Perlu diingat lagi statistik itu hanya salah satu instrumen untuk menemukan kebenaran, kebenaran yang hakikih ada di hati pemilih dan dihati orang-orang KPUD, pakai saja prinsip The man behind the gun. Pilkada serentak dikatakan bermartabat kalau tidak ada lagi gugat-menggugat di Mahkamah Konstitusi dengan bawa bukti fisik ala kadarnya karena mepet waktunya plus rasa curiga sudah dicurangi bahkan dizalimi - meskipun diperbolehkan menurut undang undang tapi sengketa pilkada serentak ada baiknya tidak sampai MK. Menurut fakta, salah satu penyebab kewenangan Kepala Daerah dikurangi – misalnya menarik kewenangan guru SMA/ SMK di tingkat Provinsi, karena guru sering galau pasca Pilkada. Banyak kepala sekolah yang kinerjanya baik dinonaktifkan karena kandidatnya kalah pilkada. Demikian pula dana bansos yang heboh tempo hari, menyusul sekarang dana desa ada yang tidak berkah karena tidak sesuai peruntukannya. (*) *Penulis adalah kepala UPT MKU UNM, Dosen PTP FT, Alumnus KB PII, Pembina Menwa Satuan 702, Penbina Mapala Teknisi, dan Pembina LHI (Lembaga Hukum Indonesia) Sulsel.

LPM Profesi UNM menerima tulisan dalam bentuk opini dari sivitas akademika. Kirim tulisan Anda ke profesi.online@gmail.com. Tulisan dibatasi maksimal 3.000 karakter. Redaksi berhak mengedit atau memotong tulisan Anda tanpa mengubah makna. www.profesi-unm.com


profesiana Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

15

www.profesi-unm.com

Skripsi Senilai Barang Bekas

BERAPA banyak pengorbanan yang dibutuhkan dalam membuat sebuah skripsi?, waktu yang digunakan, pikiran serta tenaga yang tercurah, juga materi selama proses pembuatan. Tak terhitung jumlahnya. Tapi, bagaimana rasanya jika melihat tumpukan karya tersebut, malah dihargai sebesar sebuah kertas bekas?. Mungkin seperti itulah sakit yang dirasakan para alumni Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM). Tatkala melihat tumpukan skripsi yang diangkut oleh sebuah mobil pick-up menuju tempat penimbangan barang bekas. Hal tersebut bermula ketika media anonim bernama Realita Kampus Ungu mengunggah foto itu.

Mengenai persoalan itu, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FBS UNM Periode 2016-2017, Fatmiati Nur, mempertanyakan sikap birokrasi yang menimbang skripsi karya mahasiswa. Terlebih peraturan yang mengharuskan banyaknya skripsi dicetak, sehingga menumpuk di ruang Prodi. “Kalau dibilang wajar, yah wajar karena sudah menumpuk. Tapi kenapa peraturannya harus dibuat banyak. Padahal cuman mau ditumpuk?,” paparnya. Wanita asal Makassar ini juga menyarankan agar pihak fakultas dapat beralih bentuk elektronik. Terlebih untuk skripsi yang hanya akan diberikan pada dosen pembimbing. Sehingga skripsi fisik hanya akan disetor ke pihak perpustakaan saja. “Saran saya kita beralih ke elektronik saja. Kalau untuk dosen pembimbing kan bisa dikirim online, ketimbang nyampah saja. Kalau bentuk paper-nya kan cuman untuk per-

pustakaan saja,” saranya. Sementara itu, pihak perpustakaan FBS tidak ingin berkomentar terkait hal ini. Saat wartawan profesi mendatangi salah seorang pegawai, ia pun menolak untuk memberi tanggapan dengan alasan tidak mempunyai wewenang. Di sisi lain, Pembantu Dekan Bidang Akademik (PD I) FBS, Ramli membenarkan adanya pengangkutan skripsi oleh mobil pick-up. Namun hal ini dilakukan untuk mengurangi porsi jumlahnya sekaligus mengurangi skripsi lama. Menurutnya, hal ini justru tidak harus dipermasalahkan sebab skripsi itu juga tersedia dalam bentuk elektronik. “Memang ada. Kalau skripsi 20 tahun yang lalu disimpan, mau digunakan untuk apa?. Kan ada bentuk elektroniknya, kalau butuh tinggal ambil di situ,” tuturnya. Lanjut, ia juga menanggapi pembuatan skripsi dengan eksamplar yang banyak dilakukan karena telah meru-

FOTO: INT

SKRIPSI - Tumpukan skripsi yang dibuang, di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM).

pakan standar dari fakultas. Meski skripsi dalam bentuk elektronik telah ada. Namun menurutnya, bukan berarti skripsi dalam bentuk paper harus dihilangkan. “Dibuat sebanyak itu, karena

sudah begitu ketentuanya. Memang ada elektronik, tapi tidak bisa juga kita hilangkan bentuk paper. Apa gunanya perpustakaan kalau tidak ada arsip fisiknya,” lanjutnya. (saf)

Lewat Jalur "Bawah Tanah" SELEKSI Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), serta Jalur Mandiri sudah tak asing lagi menjadi sistem penerimaan mahasiswa baru tiap tahunnya di jajaran Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seluruh Indonesia. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Universitas Negeri Makassar (UNM) tahun ini membuka jalur prestasi Tahfidzh Al-Quran dengan syarat minimal hafal 15 Juz. Tentunya, kebijakan tersebut, diakui Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Mu-

www.profesi-unm.com

harram guna menjadikan UNM sebagai pembeda dengan PTN lain. Namun ternyata, masih ada satu akses masuk untuk bisa berguru di Kampus Oemar Bakri ini. Genetic Computer School (GCS) UNM bisa jadi pilihannya. Pasalnya, sekolah teknologi asal Singapura yang merupakan hasil kerjasama dengan UNM ini, menurut mahasiswa GCS, statusnya kini dianggap lebih resmi. Menelisik tahun-tahun sebelumnya, para alumni sekolah yang dimulai tahun 2009 ini dikatakan resi sebagai mahasiswa UNM apabila melanjutkan

studi S1 di Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK). Namun berbeda dengan dua tahun terakhir ini. Hal ini diakui oleh salah satu mahasiswa GCS, Ayu. Ia mengatakan status GCS kini sudah menjadi bagian dari program Diploma Teknik Elektro FT UNM sejak 2015 lalu. “Dan kalau GCS sudah terikat atau sudah termasuk UNM teknik elektro itu sejak tahun 2015 sudah termasuk mi Teknik Elektro D3. Ini juga GCS sudah mau mi juga dapat akreditasi kak,” katanya.

Ia pun membeberkan, pun ada rencana pemindahan lokasi perkuliahan yang awalnya di Menara Pinisi Lt. 3 akan dipindahkan ke FT. “Pindah lokasi kak belum baru direncanakan. Saya dapat info dari senior ku waktu kegiatan upgrading ji,” katanya. Sementara itu, Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I), Muharram membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa GCS yang dulu berada di bawah naungan ICT Center UNM, kini berintegrasi dibawah naungan Jurusan Teknik Elektro FT UNM sebagai program Diploma Tiga.

“Iya, jurusan elektro,” katanya saat dihubungi via Whatsapp. Di lain sisi, jika dilihat dari status kemahasiswaan pun resmi setara dengan mahasiswa yang baru melalui jalur resmi Kemenristekdikti, baik dari segi fasilitas maupun status penetapan digit Nomor Induk Mahasiswa (NIM). Tak salah jika disebut jalur bawah tanah, hanya dengan modal masuk sebesar Rp 6 juta, tanpa melalui tes panjang alias jalan mulus bisa dijejaki demi menyandang status mahasiswa UNM. (cha)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


16

PERSONA

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 223 Maret Tahun XLI 2018

Rintangan Pasti Berlalu

Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNM Periode 2018-2022

MENGGAPAI keberhasilan tentu tidak segampang membalikkan telapak tangan untuk mendapatnya. Dalam rangka mewujudkannya, selalu saja rintangan yang mesti dihadapi. Setiap kali mencoba menuju kearah itu selalu ada halangan.

Kadang kala tak sedikit orang yang pasrah dengan keadaan. Sebab, usahanya selalu tidak berjalan mulus. Dengan kondisi itu, mereka seperti putus asa dan tidak memiliki jalan hidup. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku bagi Hasmyati. Sedari dulu, darah asal Bone ini mempunyai banyak cara dalam menghadapi rintangan yang ditemuinya. Ia mengatakan bahwa selama ini sudah banyak tantangan atau masalah yang ditemuinya. Terutama, tanggapan buruk yang dikatakan orang tentang dirinya tak sedikit didapatnya. Namun, hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk berhenti berusaha. FOTO: AGUNG – PROFESI

“Jadi orang sakiti ka, orang zalimi ka orang celotehi ka. Saya tidak pernah tanggapi semua pasti berlalu dan kebenaran itu pasti akan terjawab tapi dengan waktu yang lama,” katanya. Apabila ada konflik yang mencoba menghambatnya, ia mengaku selalu tak acuh mengenai hal itu. Terlebih, jika menghambat usaha dalam menggapai impiannya. Hanya saja, kesabaran sangat diperlukan. “Tapi saya berusaha untuk positif thinking saja karena apapun yang orang lemparkan sama saya semua pasti berlalu karena Tuhan bersama saya,” kata Guru Besar Ilmu Keolahragaan ini. Menurutnya, asal orang bisa sabar dalam menghadapi rintangan, semuanya akan pasti berlalu. Bahkan, tak jarang ada orang-orang yang mencoba menjatuhkannya. Namun, selalu saja ada cara untuk menghindar. Sehingga, terus berusaha mencapai tujuan yang ingin diraihnya. “Tapi bagaimana kita bersabar jangan menciptakan suasana yang menuju konflik sehingga itu akan berakhir,” lanjutnya.

Sampai sekarang, prinsip ini selalu dipegang teguhnya. Hingga akhirnya bisa membawanya terpilih sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNM untuk periode 2017-2022. Meski banyak rintangan namun tak menyurutkan langkahnya menjadi orang nomor satu di FIK. Kini, dukungan dari berbagai pihak terutama sivitas pun terus bertambah. “Sangat membahagiakan bahwa saya musyawarah mufakat makanya semua teman teman bilang buah kesabaran ta prof sehingga kita seperti itu,” jelas wanita yang sempat bertarung di Pemilihan Rektor (Pilrek) UNM periode 2008-20012 ini. Selanjutnya, ia ingin fokus membangun sinergi antar dosen, pegawai, dan mahasiswa FIK. Perselisihan yang kadang selama ini menjadi permasalahan diharapkan tak ada lagi. Semuanya bisa berkerja sama dalam membangun satu-satunya kampus olahraga di Indonesia Timur ini. “Karena saya bilang kalau kita tidak menyatu maka saya tidak berdaya karena saya tidak ada apa apaku toh karena inikan pekerjaan berat ini,” harapnya. (eks)

BIODATA Nama: Prof. Dr. Hj. Hasmyati, M.Kes Tempat/Tanggal Lahir: Bone, 5 September 1968 Pekerjaan: • Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PD II) FIK UNM Pendidikan

• Pendidikan: S1 Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi • S2 Jurusan Kesehatan Olahraga Universitas Airlangga (Unair) • S3 Jurusan Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Jakarta (UNJ)

Terus Berprestasi Meski Dihantui Cedera

SEBAGAI seorang atlet, cedera menjadi momok yang sering dikhawatirkan bagi mereka kala berkompetisi. Sebab, terkadang menjadi penghalang untuk menghasilkan prestasi. Tak sedikit atlet pun yang memilih pensiun lantaran kerap mengalami kondisi tersebut. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Kusnelia. Cedera yang sering dialami atlet takraw putri timnas Indonesia ini tak menyurutkan niatnya untuk terus meraih juara. Walau dengan kondisi tersebut, dirinya selalu optimis menghadapi setiap pertandingan. Bahkan, pernah menderita cedera yang parah saat mengikuti Sea Games di Singapura pada tahun 2015 lalu. Namun ia tetap terus berjuang memperbaiki diri. “Cedera pernah ku alami di engkel sama lutut, cedera yang paling parah dan lama ku bawa itu cedera lutut, soalnya ada sobekan diligamennya, terus bantalannya juga menipis,” akuinya. Sempat takut menjalani operasi, mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan, Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Penjaskesrek) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNM ini memiliki keinginan besar demi tetap menjadi atlet. Padahal sebelumnya, kata Kusnelia, cedera membuatnya pernah ingin menyerah dengan kondisinya. “Takutnya nanti berhenti latihan, soalnya paling tidak bisa saya kalau tidak latihan, parah memang cederanya, “ jelas wanita asal Masamba ini. Urai data, ungkap fakta, saji berita

Selain operasi, ada berbagai cara yang dilakukannya untuk meredakan rasa sakit dari cedera yang dialami. Seperti menggunakan obat tradisional di daerah asalnya. Meski tak sembuh secara total, akan tetapi bisa menjalani latihan kembali. “Dengan obat kampung sekarang sudah tidak terlalu parah dan sudah bisa dipakai main lagi,” katanya. Hingga kini, sikap pantang menyerah itulah yang ditunjukkannya. Cedera yang dialami beberapa kali tidak membuatnya berhenti sebagai atlet. Di samping itu, keluarga juga menjadi alasan utamanya untuk tetap berkarir dan bertekad terus mendapat prestasi. “Saya dari keluarga yang sederhana sekali bisa dibilang kekurangan, karena itu juga makanya saya termotivasi untuk latihan keras, supaya bisa bahagiakan orang tua, “ lanjut mahasiswa angkatan 2013 ini. Sejak kelas tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai sekarang, sepak takraw menjadi olahraga favoritnya. Tak ayal, jika berbagai prestasi juga terus datang. Mulai dari prestasi di tingkat regional hingga internasional. Ia pun menyebut, jika terdapat berbagai faktor yang mendorongnya menjadi atlet. “Karena faktor lingkungan dan keluarga sama itu yang dekat dekat dari rumah tempat latihannya,” katanya. Untuk persoalan kuliah, Kusnelia tak melupakan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa. Meski

pernah cuti selama tiga semester lantaran fokus persiapan pertandingan di Jakarta beberapa waktu lalu. Kini, ia bisa kembali menjalani kegiatan akademiknya dengan lancar. “Kalau masalah kuliah kemarin sempat terganggu, soalnya tiga semester tidak masuk. Karena persiapan pertandinganx kemarin di Jakarta satu tahun lalu,” tambanya. Usai meraih dua medali perak di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) di Palu pada tahun 2017 kemarin, ia mengaku tengah menunggu pengumuman seleksi untuk persiapan Asian Games di Sukabumi. “Doakan saja semoga lulus seleksi,” ucapnya. Terakir, ia pun berpesan untuk tidak lupa berdoa dan tekun latihan. Serta mengasah kekurangan. “Tekun pada saat latihan dan asa terus kekurangan,” pesannya. (pr3) BIODATA: Nama : Kusnelia Tempat Tanggal/Lahir: Mariri, 30- November -1995 Jurusan: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi 2013 Prestasi: - 1 Perak PON riau 2012 - 1 Perak 1 Perunggu Asean School Games Vietnam 2013 - 1 Perunggu Asian Beach Thailand 2014 - 1 Perunggu Super Series Myanmar 2014 - 1 Perunggu Super Series Korea 2015 - 1 Perak Pomnas sulsel 2017 - 2 Emas Road to Asian Games Indonesia 2017 - 2 Perak Kejurnas Palu 2017

FOTO: WAHYU RIANSYAH – PROFESI

www.profesi-unm.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.