www.profesi-unm.com LPM Profesi UNM @profesi_online Profesi FM: 107.9 MHz @lensaprofesi
Ladang Pungli di Ujian Skripsi Belakangan ini beredar selebaran terkait aturan biaya seminar dan ujian skripsi di Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM). Selebaran tersebut menjadi dasar masih mulusnya praktik dugaan pungli di kampus. Isi dalam kertas selebaran menuliskan besaran kontribusi yang harus dilunasi mahasiswa jika hendak menghadapi fase penyelesaian studi. Setiap tahapan memiliki nominal yang berbeda, mulai dari seminar proposal hingga ujian skripsi. Seminar usulan penelitian dipatok dengan harga Rp425 ribu. Biaya seminar hasil penelitian senilai Rp550 ribu. Biaya ujian skripsi lebih tinggi lagi dengan nominal Rp675 ribu. Sehingga jika ditotalkan, mahasiswa perlu merogoh kocek hingga Rp1,65 juta. Menanggapi hal tersebut, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIS UNM, Syainal mengakui adanya surat berisi nominal pembayaran seminar dan ujian skripsi tersebut. Ia menuturkan, meski belum beredar secara luas, tetapi mahasiswa yang ingin menyelesaikan studinya telah diwajibkan mengikuti aturan tersebut. “Data terakhir yang kami dapatkan memang masih ada prodi yang mematok nominal, tapi kalau jurusan yang lain tidak ditentukan nominalnya,” akunya. Lebih lanjut, mahasiswa angkatan 2013 ini menuturkan, terdapat perbedaan perlakuan bagi mahasiswa yang membayar dan tidak membayar biaya seminar dan ujian skripsi. Hal itu terlihat saat mereka berada dalam proses penyelesaian studi. “Kalau pengalaman dari mereka yang sudah selesai, ada perbedaan perlakuan antara yang membayar dengan tidak, terutama dalam ruang ujian,” bebernya. Ia pun mengeluhkan mahasiswa yang terlibat dalam praktik pungli tersebut. Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
FOTO: AGUNG - PROFESI
PROTES. Lembaga Kemahasiswaan se-Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar saat melakukan aksi demonstrasi terkait maraknya praktik pungutuan liar (pungli) di Gedung FIS, Selasa (21/3)
“Yang jadi masalah kadang mahasiswa sendiri yang memberi dengan berbagai alasan,” ujarnya. Sementara itu, Sainal dengan tegas menolak keras praktik tersebut karena merugikan mahasiswa. Syainal berpendapat, kejadian tersebut terjadi lantaran pengawasan dari tim sapu bersih (saber) pungli tidak efektif. “Tidak maksimal kerja tim sebar pungli yang dibentuk pimpinan,” tudingnya. Menanggapi surat selebaran aturan biaya ujian skripsi, Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara, Muhammad Guntur membantah hal tersebut. Ia mengaku, pihak prodi tidak pernah mengeluarkan aturan seperti yang tertera pada kertas selebaran. “Tidak ada disuruh membayar, pokoknya ujian itu terserah mahasiswa dan tidak ada aturan yang mengikat untuk membayar,” ujarnya. Ia pun menekankan kepada mahasiswa untuk segera melapor jika ada pihak yang melakukan pungli disertai barang bukti, sehingga pihaknya dapat memberi sanksi tegas. “Tunjukkan saya siapa orangnya atau siapa yang membuat peraturan itu, nanti ditindaklanjuti,” janjinya.
Sementara itu, Dekan FIS, Hasnawi Haris mengakui, pengawasan tim satgas saber pungli minim dan kurang bertindak tegas. “Meskipun saya pemimpim tertinggi fakultas, saya tidak memiliki tanggung jawab dalam menindaki secara langsung oknum yang ada. Karena ada tim satgas yang khusus menangani hal itu,”dalihnya. Namun, pria asal Soppeng ini memastikan akan menindak tegas oknum dosen yang kedapatan melakukan praktik pungli. “Saya akan langsung laporkan ke rektorat kalau ada yang melakukan hal ini, tapi dengan syarat, ada buktinya,” tegasnya. Rektor UNM, Husain Syam pun menegaskan, ia menolak keras adanya pungli. “Jangan lagi ada pungli di universitas, saya akan marah jika ada pungutan, bingkisan-bingkisan. Semua saya hapuskan,” tegas Guru Besar Teknologi Pertanian ini. Mencegah terjadinya pungli, Husain Syam telah menginstruksikan setiap lingkup UNM agar mengeluarkan surat edaran larangan praktik pungli. “ Saya sudah keluarkan surat tolak pungli ke semua bagian di universitas,” ujarnya. (tim)
Weekly News Profesi Edisi 07 / April 2017
2
Kampusiana
www.profesi-unm.com FB: LPM PROFESI UNM
Ruang Kelas Terbatas, Kuliah di Bawah Pohon UNIVERSITAS Negeri Makassar (UNM) tiap tahunnya mengalami peningkatan penerimaan mahasiswa baru, tetapi penambahan sarana dan prasarana ruang kelas tak kunjung dilakukan. Begitupun dengan Fakultas Seni dan Desain (FSD), dalam satu kelas terhitung sebanyak 60 mahasiswa dikarenakan minimnya ruang kelas. Tak tanggung-tanggung perkuliahan kadang dilakukan di bawah pohon maupun baruga kampus FSD. Hal ini diakui salah satu mahasiswa Jurusan Seni, Drama, Tari dan Musik (Sendratasik), Trisna. “Biasa jadwal perkuliahan yang tabrakan, salah satu kelas harus cari tempat lain untuk belajar. Kalau tidak ada biasa di baruga dan di bawah pohon,” katanya. Bahkan auditorium, studio musik, dan studio tari yang seharusnya digunakan untuk praktik ataupun latihan kini dijadikan sebagai ruang perkuliahan. “Studio kadang digunakan untuk kuliah,” beber mahasiswa Jurusan Sendratasik ini. Hal senada juga diungkapkan mahasiswa Jurusan Sendratasik lainnya, Ilham Ismail. Ia mengeluhkan, minimnya ruangan di Jurusan Sendratasik menyulitkan untuk berlatih. “Kami terkadang tidak tahu mau latihan di mana. Apalagi alat latihannya tidak ada,” ungkapnya. Saat dikonfirmasi, Pembantu Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan (PD II), Agus Salim mengaku tidak pernah mendapatkan laporan terkait keluhan ruang kelas. “Sampai saat ini tidak ada mahasiswa yang mengeluh,” jelasnya saat ditemui di ruangannya. Bahkan menurutnya, pihak kampus telah membuat jadwal perkuliahan sesuai dengan ruangan. “Jadwal yang dibuat, ruangan kuliah sudah cukup,” tambanya. Ia berdalih, perkuliahan di bawah pohon maupun baruga merupakan inisiatif dosen untuk menciptakan ruang kelas yang menyenangkan. (pr07)
Tong Sampah FIP Bikin Kotor
Adanya tempat sampah semestinya membuat lingkungan kampus menjadi lebih bersih. Namun, tong sampah yang tersedia di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar malah semakin membuat lingkungan kotor.
Pasalnya, tong sampah di FIP tak lagi mampu menampung tumpukan sampah karena rusak dan bolong. Sehingga, sampah yang dibuang tampak berserakan. Hal tersebut sangat disayangkan oleh sejumlah mahasiswa FIP. Di antaranya, Eka Siska Pratiwi. Mahasiswa angkatan 2013 ini mengeluhkan sulitnya membuang sampah karena tong sampah yang bolong. “Sejak maba sampai sekarang, ini tempat sampah tidak pernah diganti. Mau buang sampah, eh tempatnya bolong, jadinya kampus malah kotor bukan bersih,” sesalnya.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIP UNM, Aswar juga mengeluhkan hal senada. Ia mengaku kondisi tong sampah yang memprihatinkan itu sudah terlihat sejak enam bulan terakhir. Usulan pengadaan pun telah disampaikan, namun birokrasi kampus tak menanggapi dengan baik. Sementara itu, Pembantu Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan (PD II), Muslimin berkilah. Saat dikonfirmasi, ia mengatakan, FIP merupakan salah satu fakultas yang sadar kebersihan. “FIP fakutas yang bersih, disini tidak terlalu memerlukan tempat sampah di titik-titik tertentu karena sudah disediakan pembuangan sampah,” kilahnya. Ia menambahkan, pihak birokrasi tetap akan mengganti tong sampah yang rusak. Pimpinan fakultas harus melakukan sesuai aturan yang berlaku, dengan menyertakan di daftar penganggaran. “Akan tetap dilakukan pengadaan. Tetapi harus memasukan ke anggaran fakultas dulu, baru bisa pengadaan tempat sampah baru,” tambahnya. (pr35)
Kampus Perlu Kaji Ulang Penerapan UUPT
KAMPUS dinilai perlu mengkaji ulang penerapan Undang-Undang Perguruan Tinggi (UUPT). Hal itu diungkapkan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Makkassar (UNM), Mudabbir usai melakukan aksi demonstrasi di depan Menara Pinisi, Jalan AP Pettarani, Jumat (7/4) lalu. Menurutnya, kampus sangat berwenang mengkaji penerapan UUPT. Hal tersebut dikarenakan Undang-undang tersebut telah dituangkan dalam Permenristekdikti No. 39 Tahun 2016 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Negeri. Mahasiswa Fakultas Psikologi ini pun berharap agar rektor dapat mengevaluasi isu tersebut di lingkup kampus. “Semoga ke depannya ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk menerapkan persoalan UUPT di UNM,” harapnya. Sementara itu, Rektor UNM, Husain Syam sebelumnya menghentikan
Weekly News Profesi Edisi 07 / April 2017
aksi demonstrasi yang dilakukan BEM UNM. Di hadapan demonstran, Guru Besar Teknologi Pertanian ini mengatakan, UNM tak memiliki hak mengurusi UUPT. “Kalau mau menyuarakan hal itu silakan ke DPR. Ini bukan urusan UNM melainkan urusan pemerintah,” tegasnya. Selain itu, pria berdarah Polman ini juga menyebut status UNM dalam proses reakreditasi institusi perguruan tinggi untuk mengentikan aksi demonstrasi tersebut di kampus. Husain menilai, tindakan tersebut dapat menjatuhkan citra kampus. “Jangan buat masalah di kampus. Kita sekarang lagi diakreditasi,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Presiden BEM Fakultas Ilmu Sosial UNM, Sainal mengungkapkan, tindakan Rektor akan kekhawatiran penilaian reakreditasi yang sedang berlangsung tak perlu dilakukan. “Tak ada hubungannya dengan akreditasi, kami hanya melakukan aksi kampanye,” bebernya. (pr54) Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
Kilas LK
Twitter @Profesi_Online Instagram @lensaprofesi
Mahasiswa Diminta Kritisi Kampus
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM), helat Traning Advokasi (Travo) di Benteng Somba Opu, Jum’at-Minggu (31/32/4). Kegiatan ini bertujuan untuk membangun sikap kritis mahasiswa.
Seperti yang dituturkan oleh ketua panitia, Haerul Akmal, kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman terkait advokasi pada mahasiswa Pendidikan Sejarah, khususnya mahasiswa baru. Sehingga, peserta Travo dapat lebih aktif dalam menyikapi permasalahan kampus. “Semoga bisa membangun sikap kepekaan pada anggota baru terhadap permasalahan yang terjadi di kampus,” tuturnya. Pria asal Sinjai ini juga menjelaskan, bahwa kegiatan ini merupakan wadah bagi mahasiswa yang ingin belajar
lebih banyak terkait pergerakan mahasiswa. Tujuannya agar peserta dapat melihat jauh tentang kondisi UNM. “Kami HMJ Sejarah berusaha menjadi wadah bagi para peserta untuk menambah pengetahuan terkait pergerakan mahasiswa. Serta agar para peserta dapat mengenali kampus tidak hanya bagian luarnya saja,” jelasnya. Ia juga mengharapkan, setelah kegiatan ini peserta dapat lebih berperan dalam berbagai gerakan kemahasiswaan. “Harapan saya nantinya setelah kegiatan ini para peserta tidak sekadar datang ke kampus saja, tapi dapat lebih aktif di organisasi kampus,” harap mahasiswa angkatan 2015 ini. Dalam kegiatan yang bertema "Bangkit Bersama, Rangkul Kebersamaan, Benahi Kampus Kita" ini, peserta diberikan tujuh materi. Di antaranya, sejarah gerakan mahasiswa, filsafat gerakan, literasi dalam gerakan, agitasi dan propaganda, serta dinamika kampus. (pr40)
HMPS Pendidikan Ekonomi
Pererat Silaturahmi Lewat Perayaan Harlah
HIMPUNAN Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar Hari Lahir (Harlah) kelima, dengan mengusung tema “Mempererat Persaudaraan Melalui Silaturrahim Dalam Bingkai Kekeluargaan”. Ketua panitia, Dafrosa M. Kortin, mengatakan harlah kelima akan mempertemukan setiap angkatan mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi. Sehingga hal tersebut bisa mempererat hubungan antar mahasiswa maupun alumni. “Untuk mempererat tali persaudaraan antara teman-teman kepengurusan, serta terkhusus untuk mempertemukan senior-senior Pendidikan Ekonomi,” katanya saat kegiatan berlangsung di Aula MAN 2 Model Makassar, Rabu (5/4) malam. Kortin berharap, agar semua mahasiswa Pendidikan Ekonomi mulai angkatan 2000 sampai 2016 bisa lebih mempererat Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita
hubungan emosional. “Semoga hubungan emosional antara alumni, senior, masyarakat serta pengurus tetap terjalin,” harapnya. Selain itu, Ketua HMPS Pendidikan Ekonomi, Supianto juga mengatakan, dirinya akan lebih meningkatkan eksistensi lembaganya tanpa mengabaikan konsitusi. “Saya akan meningkatkan lagi eksistensi Pendidikan Ekonomi seperti pada konstitusi dan visi misi saya,” katanya. Dosen Pendidikan Ekonomi, Tuti Supatminingsih pun menyambut baik kegiatan tersebut. Eks Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan (PD III) FE tersebut berharap kegiatan positif tetap berlanjut ke depannya dalam lingkup HMPS Pendidikan Ekonomi. “Saya merasa bersyukur bisa berada di sini dan menghadiri acara tahunan ananda di HMPS, mudah-mudahan acara seperti ini tetap dijaga dan ditingkatkan,” harapnya. (pr08/pr45)
3
Hindari Sekat Sivitas dengan Spora HIMPUNAN Mahasiswa Biologi (Himabio) Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali mengadakan ajang Sport and Art (Spora). Kegiatan tersebut bertujuan untuk menghindari adanya sekat antar seluruh sivitas Jurusan Biologi. Hal ini diungkapkan Ketua Umum Himabio, Firdaus Amrullah. "Juara bukan menjadi perebutan, tapi untuk menghilangkan sekat yang ada dan hubungan emosional dapat terjalin dengan baik," katanya saat diwawancarai, Senin (10/4). Senada dengan itu, Ketua Panitia Spora, Muhammad Nurhadi mengatakan tujuan utama kegiatan ini untuk mempererat silaturahmi antar sivitas jurusan. "Ini ajang mempertemukan mahasiswa Biologi di setiap angkatan bahkan dengan alumni," jelasnya. Kegiatan yang melibatkan seluruh sivitas Jurusan Biologi ini menghadirkan perlombaan cabang olahraga dan seni. Di antaranya, lomba puisi, desain poster, permainan rakyat, akustik, dan tilawah. Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga pekan ini mengantarkan Kelas Pendidikan Biologi angkatan 2014 (Gracilar) menjadi juara umum dengan total perolehan medali yakni tiga emas, dua perak dan tiga perunggu. "Medali emas masing-masing dari lomba puisi, desain poster dan permain rakyat. Sedangkan medali perak diperoleh dari lomba akustik dan tilawah," ujar Nurhadi. Pembuktian tidak adanya sekat yang terjalin dibuktikan dengan saling menerima hasil yang diperoleh dalam kompetisi Spora. "Juara kedua diraih oleh Flame 15 dengan tiga emas dan satu perak. Keduanya saling berfoto dan bersalaman," tambahnya. Penutupan Spora berlangsung ramai dengan hadirnya alumni dan perwakilan setiap angkatan, mulai dari angkatan 2009 hingga 2016 di Dejha Coffee, Sabtu (8/4) kemarin. (pr07)
Weekly News Profesi Edisi 07 / April 2017
4
Lintas UNM LA Campus League
EDITORIAL
Setop Pungli Calon Sarjana
B
erstatus sebagai mahasiswa akhir sepertinya menimbulkan banyak kecemasan. Bukan hanya soal metode penelitian dan analisis data yang jadi kendala. Pasalnya, mereka sangat rentan menjadi korban praktik pungutan liar (pungli). Mulai dari pelaksanaan seminar proposal hingga berujung pada ujian skripsi. Menghindari praktik pungli sepertinya masih sulit di kampus orange ini. Baru-baru saja, di Program Studi Ilmu Administasi Negera Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNM tersebar nominal pembayaran yang harus dilunasi. Patokan harganya yang berbeda-beda pun membuat mahasiswa tercengang karena harus merogoh kocek. Konsistensi birokrat perlu ditingkatkan. Meskipun sebelumnya, birokrat kampus telah mengeluarkan surat edaran larangan pungli. Pun juga di tiap fakultas, mading kampus dipenuhi selebaran edaran perihal sama. Namun, tulisan pelarangan pungli itu hanya sekadar formalitas belaka. Tak ada tindakan juga realisasi. Jika terus dibiarkan seperti ini, bisa jadi gelar sarjana yang diimpikan mahasiswa menjadi tersendat. Sebab tak semua kantong sama, tak semua mahasiswa memiliki kapasitas ekonomi yang setara. Profesionalitas tenaga pendidik dan tentu terdidik harus dilandasi niat tulus. Sudah bukan masanya semua mulus kalau ada fulus. (*)
SUDUT + Ladang Pungli di Ujian Skripsi - Ini masih praktik-praktik kotor! + Tong Sampah FIP Bikin Kotor - Patut dikritisi mahasiswa... + Mahasiswa Diminta Kritisi Kampus - Semoga tidak hambat ujian skripsi...
Dg. Lu'
Tim Basket UNM Wakili Regional Sulawesi
TIM basket Universitas Negeri Makassar (UNM) berhasil menorehkan prestasi pada kompetisi LA Campus League regional Sulawesi. Tim UNM berhak mewakili regional Sulawesi ke babak grand final di Surabaya setelah sukses mengawinkan gelar juara pada kategori putra maupun putri. Gelar juara berhasil diperoleh tim basket putri UNM setelah mengandaskan tim dari Universitas Hasanuddin (Unhas) di GOR Andi Mattalatta, Sabtu (8/4). Setelah itu, tim basket putra UNM juga sukses mengikuti kemenangan tim putri setelah mengalahkan tim Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado di partai puncak pada hari yang sama. Ketua tim putra, Andy Akbar mengatakan, kemenangan UNM dengan mengawinkan gelar juara memberikan kesan mendalam. “Baru pertama kali ikut langsung juara. Senanglah apalagi tim cewek juga berhasil kalahkan
Unhas,” katanya. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ini mengaku bahwa persaingan begitu ketat. Ia sempat merasa khawatir sebab tim Unsrat memimpin jalannya permainan hingga quarter ketiga. “Poster tubuh para lawan main sangat mendukung mereka,” ujarnya. Namun, memasuki quarter empat, tim UNM akhirnya mampu mengejar poin yang awalnya saling mengejar dengan skor akhir 77-65. Sebagai kapten, ia pun memotivasi rekannya untuk tetap fokus dan bermain rileks. “Ini berkat kerjasama tim, dukungan dari sivitas UNM, serta konsep strategi dari pelatih,” tuturnya. Pada babak grand final, Tim UNM akan kembali menghadapi persaingan dengan juara regional Tulungagung, Madiun, Surabaya, Malang, dan Mataram. (sam)
Limbah Koran Jadi Karya Seni
BERBEKAL limbah koran, Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) menciptakan miniatur arsitektur Menara Pinisi, Menara Tellu Cappa PPs UNM, Gedung Kupu-kupu FMIPA, dan Rumah Adat Toraja. Karya seni ini dipamerkan pada ajang Ikatan Arsitektur Indonesia di Hotel Four Points Sheraton, Makassar, Kamis (6/4) lalu. “Limbah koran selama ini tidak termanfaatkan, daripada terbuang lebih baik dipergunakan untuk sesuatu yang lebih beguna. Contohnya membuat minatur beberapa gedung,” ujar Dosen Teknik Sipil, Bakhrani Rauf. Lanjut, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FT ini mengungkap-
kan, 1500 limbah koran digunakan untuk membangun miniatur gedung. “Seperti Gedung Kupu-kupu, lama pengerjaannya selama satu bulan,” ungkapnya. Lebih lanjut, pria asal Soppeng ini mengatakan, pemanfaatan limbah koran menjadi miniatur gedung lantaran limbah koran selama ini hanya dimanfaatkan untuk cenderamata seperti tempat tisu dan bingkai foto. “Tergolong baru untuk limbah koran. Selanjutnya kami akan membuat beberapa miniatur gedung yang ada di Makassar,” ucapnya. Bakhrani pun menantang mahasiswa untuk membuat inovasi dari limbah menjadi karya seni. “Karya seperti ini kan unik apalagi dari segi ekonomi. Bisa mendatangkan keuntungan bagi mahasiswa,” tutupnya. (pr55)
Weekly News Pemimpin Umum: Awal Hidayat, Pemimpin Redaksi: Rosni Armin, Sekretaris: Ita Andriani, Bendahara: Fatima Mufidah Azzahra, Kepala Litbang: Nurul Fildzah Zatalini, Pemimpin Perusahaan: Endang Sri Wahyuni, Redaktur Pelaksana Penerbitan: Resa Saputra, Fotografer: Muh Agung Eka S, Layouter/ Desainer Grafis: Noval Kurniawan, Manajer Sirkulasi dan Iklan: St. Aminah, Reporter: Andi Asoka Ulfa, Anggi Prakasi, Ayu Ananda Pratiwi, Dewi Ulfah, Faisal Fajar, Karmila, Salmawati, Siti Nurhaliza, Wahyuddin Redaksi LPM Profesi UNM: Jl. Malengkeri Luar No.25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate, Telp.(0411) 887964, e-mail: profesi.online@gmail.com, Website: www.profesi-unm.com. Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima imbalan dalam bentuk apapun.
Weekly News Profesi Edisi 07 / April 2017
Urai Data, Ungkap Fakta, Saji Berita