your window to the world
Utrecht Kota Rahasia Belanda
Raksasa dalam tenun LamaLera teRoka enam gua Vietnam panduan belanja pRoduk BaLi Januari / februari 2016
Rp 35.000, jawa Rp 39.000, luaR jawa
18 FEATURES
63
72 RAHASIA BELANDA Kendati memiliki jumlah pergelaran terbanyak kedua setelah Amsterdam, Utrecht ternyata masih menjadi rahasia segelintir orang. Hamish Daud—aktor, pranatacara, peselancar, dan aktivis manta—mengunjungi kota terbesar keempat di Belanda ini guna memuaskan dua hobinya yang jarang dikenal orang: tur kuliner dan arsitektur.
84
Oleh Cristian Rahadiansyah
Oleh Nina Hidayat
SAMPUL DEPAN
Hamish Daud di kawasan Kota Tua Utrecht dengan latar Dom Tower, menara gereja tertinggi di Belanda. Fotografer: Donang Wahyu / Penata gaya: Peter Zewet / Busana: Jas bermotif ikat, atasan hitam, dan celana oleh Ikat Indonesia pour Homme by Didiet Maulana.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
72
96
84 SERAT-SERAT SAWU Tiap daerah di nusa Tenggara Timur memiliki motif tenunnya masingmasing. Tapi tak ada yang mengalahkan kisah dramatis dalam motif buatan lamalera. Di kampung ini, tiap helai tenun merekam pertarungan antara juru tikam versus raksasa lautan.
96 GELAP TERANG CARDAMOM cardamom merekah menjadi destinasi para petualang. ekosistemnya menyimpan banyak rahasia. sejumlah konservasionis bahkan menduga, pegunungan ini menampung populasi gajah liar terbesar di Asia Tenggara.
Oleh Fatris MF
Oleh Denise Hruby
FoTo, seArAH jArUm jAm, DAri Kiri ATAs: GovinDA rUmi; oscAr siAGiAn; HAnnAH reyes; DonAnG WAHyU. BUsAnA HAmisH DAUD oleH BiyAn poUr Homme.
63 BILA BALI BERARTI BELANJA Kehadiran sejumlah butik dan mal baru di Bali merupakan testimoni atas menanjaknya pamor pulau ini sebagai destinasi belanja. Bagi Anda yang mendambakan terapi retail rasa lokal, kami mengumpulkan dan menyeleksi produk premium buatan Bali—mulai dari sepatu hingga camilan—lalu memotretnya di tempat-tempat ikonis Bali.
18 DEPARTMENTS
24
8 PUBLISHER’S NOTE 14 CONTRIBUTORS & COMMENTS 60 STREET ART instalasi dan lukisan renda oleh nespoon 61 CONTEST 109 SUBSCRIPTION 112 SKETCHBOOK pondicherry oleh maria chumak
56
36 VIEW FINDER selama delapan tahun, rony Zakaria merekam relasi geografis dan spiritual antara manusia, gunung, dan laut.
20 SPECIAL DEALS liburan keluarga di perth, paket wisata di lombok.
30 IN THE SPOTLIGHT Zohra Boukhari, desainer spesialis benda antik. 32 LOCAL’S INSIGHT Tempat wisata di Korea selatan pilihan sang duta besar.
22 Q&A mimpi nakata mero34 HOTEL NEWS ketkan pamor sake. resor fantasi di phuket, bar caviar di 24 FOOD STUFF empat restoran baru Hong Kong. di Ubud 35 AIRLINE NEWS Bandara, pramugari, 26 EAT & DRINK dan lounge terbaik empat gerai ramen favorit orang jepang. pilihan dua pakar. 28 DATEBOOK empat penulis kuliner, empat destinasi. DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
36
48 HOTEL REPORT mengulas empat hotel baru di Bandung yang menyuguhkan tawaran menarik bagi weekender. 52 ROAD TRIP sembuh dari bencana tsunami, Tohoku kembali memikat lewat objekobjek wisatanya yang unik dan langka. 56 ADVENTURE Formasi geologis Ha long Bay sudah lama terkenal, tapi vietnam kini menemukan formasi lain yang tak kalah memukau: gua raksasa.
FoTo, DAri Kiri: pUTU sAyoGA/ArKA projecT; rony ZAKAriA; ryAn DeBooDT.
GOOD TO GO 18 NEW HOTEL Hotel trendi garapan philippe starck.
DISPATCHES 43 LANDMARK prada membeli bekas pabrik penyulingan wiski, lalu menyulapnya jadi museum seni paling memikat di milan.
OM SWASTIASTU WELCOME! ELECTRIFY YOUR ESCAPE IN BALI’S MOST VIBRANT NEIGHBORHOOD
BECOME A PART OF ALL THAT IS NOW AND ESCAPE TO W RETREAT & SPA BALI – SEMINYAK, A PLACE WHERE MAGIC COMES ALIVE. 157 RETREATS & SUITES 72 VILLAS 4 MEETING ROOMS FIRE STARFISH BLOO WOOBAR® 24-HOUR AWAY® SPA 24-HOUR FIT (FITNESS CENTER) WHATEVER/WHENEVER® JL. PETITENGET, SEMINYAK, BALI 80361 +62 361 4738 106 whotels.bali@whotels.com
©2012–2016 Starwood Hotels & Resorts Worldwide, Inc. All Rights Reserved. Preferred Guest, SPG, W and their logos are the trademarks of Starwood Hotels & Resorts Worldwide, Inc., or its affiliates.
8
PUBLISHER’S NOTE RONaLd LI Em
InspIrasI Baru
Membuka tahun yang baru, DestinAsian Indonesia menciptakan tiga rubrik baru yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman berwisata, memperkaya wawasan, serta membuka lapisan-lapisan yang berbeda dari dunia travel. Rubrik pertama, Street Art, mengajak pembaca menikmati karya seni yang dipajang di ruang-ruang publik dengan tujuan menciptakan dialog estetik. Untuk edisi debutnya, Street Art menampilkan instalasi, lukisan, dan kriya bertema renda yang dibuat oleh NeSpoon, seniman berbakat asal Polandia. Rubrik kedua, In the Spotlight, memuat profil singkat figur-figur inspiratif yang mewarnai dan memengaruhi dunia travel, baik di dalam maupun luar negeri. Edisi ini memilih Zohra Boukhari, desainer interior yang terkenal akan pendekatan uniknya dalam meracik benda antik. Rubrik terakhir, Reportage, menampilkan reportase jangka panjang atas satu topik, lalu menyajikannya dalam format layout yang lebih mengutamakan visual dan kepadatan informasi. Di edisi ini, Reportage mengulas produk-produk premium buatan Bali— sebuah topik yang kian relevan saat Bali kini makin dilirik sebagai destinasi belanja. Kehadiran tiga rubrik baru tersebut adalah bagian dari komitmen DestinAsian Indonesia untuk terus berinovasi dalam upayanya melayani dan menginspirasi traveler di Indonesia. Selamat membaca.
publisher@destinasian.co.id @ronaldliem
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
10
DestinAsiAn inDonesiA AD sAles ContACt
Maggie M. Halim Chairwoman Ronald Liem Publisher & Managing Director
Francisca Liem Director
Cristian Rahadiansyah Editor-in-Chief
Patty Abidin Director of Operations & Business Development
Anastasia Rivai Group Art Director Micco Rian Junior Art Director Rezadharana Idris Editor Peter Zewet Contributing Stylist Suhartina Sindukusumo Editorial Assistant Joe Sabarto Haruns Maharbina Photographers Sunaryo Junior Photographer Abdul Khalik Michael Purwagani Digital Imaging Artists
Lord Raditya Basuki Assistant to Publisher
meDiA representAtives
Elvida Nataya General Manager Sales (Indonesia)
Australia • Retail Publishing Pty Ltd. David Elliott, 61/4507-62656 retailpublishing@gmail.com
Gracia Martina Betty Regional Sales Senior Manager Alvin Lim Advertising Sales Senior Manager Sri Neni (Ninies) Sales Manager Insani Silitonga Sales Support Irna Afrillia Putri Senior Marketing Manager Darwin Chang Marketing Manager Deransy Dinar Haliesya Marketing Executive
Adi Wijaya Nuridin Production Executives
Anjani Setiati Marketing Support Candraditya Putri CRM Executive Vera Siagian Circulation & Distribution Manager
DestinAsian.co.id facebook.com/DestinAsianID twitter.com/DestinAsianID instagram.com/DestinAsianIndonesia pinterest.com/DestinAsianID gplus.to/DestinAsianID youtube.com/DestinAsianMag
Majalah DestinAsian Indonesia diterbitkan enam kali per tahun dan didistribusikan di Indonesia oleh PT. Tirta Baskara Suwardana dengan lisensi dari DestinAsian Media Pte Ltd. Opini-opini yang tertulis di dalam majalah ini adalah opini dari masing-masing penulis. Penerbit tidak bertanggung jawab atas isi dari opini tersebut. Tidak ada satu bagian pun dari majalah ini yang boleh direproduksi tanpa izin dari penerbit. Semua hak dari merek DestinAsian Indonesia dipegang dan dimiliki oleh PT. Tirta Baskara Suwardana.
DIGITAL MEDIA Yohanes Sandy Online Editor
Wahyudi Circulation & Distribution Supervisor
Dimas Anggakara Senior Videographer
Dytha Lastra Silalahi Hariyanto Circulation & Distribution Executives
Achmad Fickar Hajar Videographer
Faula Rizkika Distribution Administration Senior Staff
Antonius Jeffry Gunawan Online Manager
Resliana Yosephine Finance & Accounting Senior Manager
Achmad Eka Surya Senior Web Developer
Liana Phiong Jessyca Gunawan Finance & Accounting Managers
Raden Muhammad Fansauri Junior Web Developer
Untuk membeli atau berlangganan majalah DestinAsian Indonesia, silakan kunjungi situs DestinAsian.co.id atau kirimkan email ke subscribe@ destinasian.co.id. Anda juga bisa menghubungi nomor 021/573-7070, fax 021/574-7733, atau mengirimkan surat ke PO BOX 08 JKPPJ, Jakarta 10210 A, Indonesia.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
singapore & other Countries Robert Lau, Alvin Lim, Paolo Avis 65/6536-1895 rlau@destinasian.com alvin@destinasian.com pavis@destinasian.com
Robert Lau Regional General Manager Sales & Online
Kusdiana Senior Production Manager
Heri Yuliana Junior Production Executive
indonesia Gracia Martina Betty, Sri Neni (Ninies) 62-21/573-7070 betty@destinasian.com, ninies@destinasian.com
Inneke Sohilait Finance & Accounting Assistant Manager Fitria Nirina Bastian Finance & Accounting Senior Executive Maria T. Lebert General Manager HR & GA Laila Karina Agustina HR & GA Senior Executive Sunaryo Tandi IT Manager Shilton Hardi IT Staff Atiet Soeharto Office Manager
China • MHI China Ltd. Mary Yao, 86-10/8528-3636 mary@mhichina.com Hong Kong • MediaWorks Asia Ltd. Kim Kenchington, 852/2882-1106 kim@mediaworksasia.com india • RMA media - Mumbai, India Faredoon Kuka, 91-22/2925-3735 91-22/6570-3081 kuka@rmamedia.com Japan • Shinano International Inc. Kazuhiko Tanaka, 81-3/3584-6420 kazujt@bunkoh.com Korea • The Peak Media Co., Ltd. Pearl (Yoon-Joo) Jin, 82-70/4639-3007 pearl@tpmkr.com malaysia • Next Media Jo Shim, 60-3/6148-1810 jo_shim@nextmedia.com.my thailand • N.J. International Media Co., Ltd. Nartnittha Jirarayapong (Noo), 66-2/ 635-5185 ext 14 noo@njintermedia.com United Arab emirates • The MediaVantage Rahul Shivaprakash, 971-4/453-9350 rahul@themediavantage.com
12
where to go
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
13
/ Hong Kong /
19 November 2015 -18 Mei 2016
EvEnt Horizon
Pada 2008, populasi penduduk kota mengalahkan desa. Merespons perubahan itu, seniman Antony Gormley meluncurkan proyek Event Horizon di mana dia menciptakan 31 patung, lalu menyebarnya di sudut kota sebagai sarana refleksi manusia terhadap ekosistemnya. Event Horizon sudah dibawa antara lain ke London, New York, Rio de Janeiro, dan Rotterdam. Hong Kong adalah kota Asia pertama yang memamerkannya. eventhorizon.hk. 21-24 Januari / Art Stage Singapore SingApurA
FOTO: OAK TAylOr-SMITH/eVenT HOrIzOn.
Bursa seni ini akan diikuti oleh 143 galeri dari 32 negara. Daya tarik terbesar Art Stage Singapore tahun ini adalah pameran Dada on Tour yang bertujuan merayakan 100 tahun gerakan Dadaism. Selain itu, terdapat Southeast Asia Forum yang akan membahas peran seniman dalam konteks urbanisasi. Ada 10 proyek yang ditampilkan, salah satunya dibuat oleh Aliansyah Chaniago asal Indonesia. artstage singapore.com.
Sapporo Snow Festival akan menyuguhkan sekitar 400 pahatan berbentuk landmark dunia dan tokoh Jepang. Karya-karya ini disebar di sejumlah titik untuk kemudian dinilai oleh dewan juri dan pengunjung. snowfes.com. 8 Februari / tet Ho CHi minH City
Jalan-jalan Ho Chi Minh City terkenal akan kekacauannya. Tapi, saat Tet digelar, atmosfer kota berubah elok berkat kehadiran bunga-bunga. Tet adalah Tahun Baru dalam kalender tradisional Vietnam. Selain Januari / Festival memajang bunga, warga Budaya Asmat membersihkan rumah, ASmAt bersilaturahmi ke rumah famili, serta memasak Pergelaran ini menampil- kuliner spesial seperti kan beragam kreasi busayur bambu dan ketan. daya lokal yang meliputi Khusus malam pergankuliner, patung, musik, tian tahun, mereka berdan tarian, ditambah kerumun untuk menyakberagam acara meriah sikan pesta kembang api. seperti lomba perahu dan vietnamtourism.com. lelang patung. Festival ini semula dijadwalkan 24-26 Februari / Dubai berlangsung Oktober Jazz Festival silam, tapi kemudian DuBAi terpaksa dimundurkan akibat kemarau panjang. Dubai bukan penghasil asmatkab.go.id. musisi jazz, tapi kota ini memiliki konser akbar 5-11 Februari / Sapporo anual yang sanggup Snow Festival menyedot pencinta jazz SApporo internasional. Tahun ini, Dubai Jazz Festival Bermula dari kegiatan menyiapkan sederet iseng siswa SMA lokal musisi tersohor, termasuk yang mendirikan enam grup legendaris Toto yang patung salju di Taman dijadwalkan tampil di hari Odori, Sapporo Snow pertama, disusul oleh Festival berkembang kolaborasi Chris Botti menjadi festival musim dan Sting di hari kedua, dingin kolosal yang mekemudian gitaris Carlos mikat pemahat es inter- Santana di hari terakhir. nasional. Tahun ini, dubaijazzfest.com.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
14
contributors & comments
56
96
84
Artikel-artikel DestinAsian Indonesia sangat menarik, tapi khusus edisi NovemberDesember 2015, yang paling menarik adalah artikel berjudul Berharap pada Jafin. —sudamardi, sukoharjo
72 63
Artikel di DestinAsian Indonesia makin menarik, mengalir dan tidak kaku. Foto yang disajikan juga spektakuler. Sayangnya, tidak ada informasi tentang paket Natal dan Tahun Baru dalam edisi NovemberDesember 2015.
—Lilian Gunawan Lie, Padang
43
Dalam buku Transitioning Cambodia, Denise Hruby (denise-hruby.com; @nisi_ mag_nisi) mengisahkan perubahan besar yang melanda Kamboja. Di edisi ini, dia mengisahkan sisi lain Kamboja yang seolah tak tersentuh peradaban: Pegunungan Cardamom (hlm.96). “Mayoritas wilayahnya benar-benar terisolasi,” kenangnya. “Sinyal telepon saya raib selama tiga hari.” Ekspedisi yang juga menantang dilakoni oleh Gabrielle Lipton (gabriellelipton.net; @galipton) di Vietnam (hlm.56), di mana dia menembus enam gua. “Guaguanya begitu besar, dan masih banyak gua yang menanti ditemukan di hutan,” ujarnya. Di Utrecht (hlm.72), Donang Wahyu (donangwahyu.co; @visual culture) tidak menembus hutan dan gua, tapi bukan berarti tugasnya lebih mudah. Fotojurnalis yang pernah bekerja untuk majalah Tempo ini harus keluar dari zona nyaman dengan menjajal fotografi fesyen. Utrecht meninggalkan memori yang berkesan baginya. “Berkeliling kota, menyambangi kampus, serta menyusuri kanal yang romantis sambil bersepeda adalah pengalaman yang sangat menyenangkan,” kenangnya.
Seperti Donang, Govinda rumi (govindarumi.com; @govindarumi) juga harus beranjak dari zona nyaman. Saat memotret produk-produk buatan Bali (hlm.63), pria yang mengelola agensi foto resepsi ini mesti menyeberangi sungai, menjaga keseimbangan di tebing, bahkan mengatur posisi gajah. oscar siagian (oscarsiagian.photoshelter. com; @oscarsiagian) sudah beberapa kali ke Lamalera (hlm.84) untuk memotret legiun pemburu paus. Tapi, kali ini, dia meletakkan fokus lensanya pada kaum ibu pembuat tenun ikat. “Lamalera bagaikan sebuah dunia yang terpisah” jelasnya. “Warganya hidup dalam keharmonisan tanpa tergantung pada dunia di luar mereka.” Menyukai tema fesyen dan seni, nina Hidayat (@ninaulala) melawat ke sebuah tempat yang menggabungkan keduanya: Fondazione Prada (hlm.43) di Milan. Uniknya, selama di sana, dia juga menemukan sisi suram di balik kehidupan glamor kota mode. “Milan kadang mengingatkan saya akan Jakarta,” katanya. “Mobilmobil bergerak zigzag, jasa lap kaca ditawarkan di perempatan, orang gila berkeliaran di gang.”
Kami menyambut baik kritik dan komentar Anda. Surat kepada tim redaksi dapat dikirimkan ke: letters@destinasian.co.id, atau melalui pos ke: Editor, DestinAsian Indonesia, P.O.Box 08 JKPPJ, Jakarta 10210 A. Sebelum dimuat di majalah, surat akan diedit demi menjaga standar penulisan dan kuota halaman.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Setelah membaca majalah ini, saya jadi tahu ternyata ada banyak tempat menikmati lukisan di Yogyakarta. —tjahjono, semarang
Artikel tentang tur seni di Yogyakarta sangat memikat, begitu juga kisah museum-museum di Amsterdam. Kita bukan sekadar dihibur oleh foto yang wah, tapi juga informasi yang mendalam. —rizky Zainal, Jakarta
Saya ke sana untuk bulan madu. Sangat saya rekomendasikan. Jangan lupa coba trip perahu dan pastikan Anda dipandu Joni, staf resor yang benarbenar “anak laut.” —@julius_jumadie via instagram pada foto Jeeva beloam
Apa tujuan Anda menulis kalimat ini: “Tapi karena situasi sering memanas akibat pembukaan kebun tebu oleh PT. Menara Group dua tahun silam, sebaiknya menginap di rumah warga lokal.” Apanya yang memanas? Tahu apa soal Menara Group dan masyarakat Aru? Kami orang Aru tahu diri; tetap jaga hutan kami dari perusak, tapi bukan dengan cara beberapa orang yang sengaja memperbesar masalah, apalagi dengan mengatakan suasana sering memanas. Anda pasti mendapat informasi dari segelintir orang saja. Sudah bagus Anda punya ulasan tentang Kobror, tapi maaf, akibat kalimat di atas, saya dan beberapa teman tersinggung. Kami juga penggerak Save Aru. Kami yang sejak awal berjibaku dengan Menara Group dan PT Nusa Ina. Kami yang menggerakkan pemuda Aru untuk turun ke desa-desa dan mengumpulkan petisi penolakan atas proyek perkebunan tebu, tapi kami dilupakan, malah disingkirkan, karena kepentingan “cari nama” beberapa orang. Perlu diketahui, kesengsaraan orang Aru dijual ke media oleh beberapa orang yang menamakan diri mereka tokoh pejuang, tapi tidak tahu Aru di mana. —maichel Koipuy via DestinAsian.co.id pada artikel Kobror
16
on our website DestinAsiAn.co.iD
Dapatkan info travel terbaru dengan menjadi anggota media sosial kami
@destinasian indonesia
facebook.com/ destinasianid
@destinasianid
hotel
the hermitAge JAkArtA gABung ke stArwooD Setelah setahun beroperasi, The Hermitage Jakarta resmi bergabung ke Starwood Hotels & Resorts. Dalam keluarga barunya, hotel butik premium yang menghuni gedung bersejarah di kawasan Menteng ini ditempatkan di kategori merek Tribute Portfolio— properti pertama di kategori ini di Indonesia.
gplus.to/ destinasianid
/ Eat & Drink /
13 RestoRan BaRu di Bali pinterest.com/ destinasianid
youtube.com/ destinasianmag
Airlines
etihAD oPerAsikAn A380 ke new York Armada A380 milik Etihad berhasil menaikkan standar kemewahan di udara, dan wisatawan kini bisa menikmatinya dalam penerbangan dari Abu Dhabi ke New York. Pesawat komersial terbesar di dunia ini menampung empat kelas, termasuk The Residence yang dilengkapi kamar mandi dan dilayani oleh para alumni Savoy Academy.
city scene
eat & Drink
3 DestinAsi Pelesir singkAt
4 restorAn khAs eroPA Di BAnDung
Kenny Santana, petualang yang telah mengunjungi berbagai kota di lima benua, merekomendasikan dan mengulas tiga destinasi wisata, lengkap dengan metode terbaik untuk menyerap semua tawaran terbaiknya dalam waktu kurang dari sehari.
Karismanya sebagai Paris van Java mungkin sudah luntur, tapi Bandung setidaknya masih menyimpan banyak cita rasa Eropa dari dapur-dapur restorannya. Kami menyeleksi dan menyambangi restoran yang menawarkan menu Eropa berkualitas prima.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
untuk menerima travel newSletter kami, kirim email ke: newsletter@DestinAsiAn.co.iD Semua topik di halaman ini biSa ditemukan di: DestinAsian.co.id/ ow14
Foto, Searah jarum jam, dari kiri ataS: putu Sayoga/arka project; joe Sabarto; etihad; yohaneS Sandy; kenny Santana.
Restoran-restoran anyar terus bermunculan di Bali. Tak heran jika pulau ini merupakan kandidat terkuat untuk menyabet gelar ibu kota kuliner Indonesia. Membuka tahun yang baru, kami mendatangi, mencicipi, dan mengulas tawaran 13 restoran baru di Pulau Dewata, mulai dari restoran diet rancangan koki selebriti Daniel Green, debut koki Will Meyrick di Ubud, hingga restoran gastronomi molekuler pimpinan Mandif Warokka.
18
Good
Satu Zona, Dua MaSa Akomodasi Artistik Kolam yang menatap Esplanade di The South Beach. Kanan: Dinding video di area lobi.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
to
Go
Layaknya properti yang melibatkan Philippe Starck dalam tim kreatifnya, The South Beach (30 Beach Road, Singapura; 65/68181888; thesouthbeach.com.sg; doubles mulai dari Rp4.100.000) langsung melesat menjadi buah bibir tak lama usai dibuka. Tapi Starck bukanlah satusatunya daya tarik hotel ini. Menempati situs bersejarah, The South Beach mende-
monstrasikan dengan apik bagaimana struktur lama dan gagasan baru bisa bersanding harmonis. Hotel yang dibuka akhir tahun silam ini merupakan proyek kolaborasi dari banyak nama besar di dunia desain. Arsitekturnya digarap oleh firma Foster+Partners dan Aedas. Interiornya dirancang oleh Philippe Starck. Sementara instalasi seninya diciptakan oleh Lee Lee Nam dan Soh
FoTo: ScoTT a. wooDwarD/ThE SouTh BEach.
19
Ee Shaun. Estetika jelas menjadi magnet The South Beach dalam memikat publik. Hotel ini menaungi 654 kamar, sebuah restoran, dua kolam renang bergaya infinity, serta 43 ruang publik yang diberi nama seksi, “Imaginative Social Spaces.� Tentu saja, semuanya dilengkapi mebel idiosinkratis buatan Starck. Elemen desain lain yang menonjol terletak di lantai dasar dalam wujud kanopi bergelombang yang berfungsi
melancarkan sirkulasi udara, menyaring sinar ultraviolet, serta menadah air hujan. Pihak pengembang mengklaim fitur inovatif ini sanggup menghemat kebutuhan listrik hingga 2.000 MWh sekaligus memasok 174.000 meter kubik air per tahunnya. Melihat tubuhnya yang modern dan flamboyan, tak banyak yang menyangka The South Beach sebenarnya menempati situs bersejarah. Kompleks hotel ini, yang
kelak menampung apartemen dan perkantoran, dulunya merupakan markas tentara. Area di sekitarnya juga pernah menampung kolam renang standar olimpiade pertama di Singapura. Pada 2000, kawasan ini dinobatkan oleh pemerintah sebagai cagar budaya. Menghormati status tersebut, The South Beach melestarikan empat gedung tua di sini dan membaiatnya menjadi bagian dari kompleks properti. —RI
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
20
good to go SPECIAL dEALS
/ Sumba /
Nihiwatu Peselancar umumnya datang ke Sumba di musim kemarau yang bergulir dari Maret hingga Oktober, ketika ombak mencapai titik tertingginya. Namun, tahun ini, mereka mungkin akan tergoda menggeser jadwal ke musim hujan. Hingga Februari, Nihiwatu (nihiwatu.com), resor termewah di Sumba, menawarkan paket Rp9.000.000 per malam yang mencakup makan tiga kali per hari, mini-bar, sesi yoga dan meditasi, serta tur ke desa-desa setempat. Paket yang mensyaratkan masa tinggal minimum tiga malam ini juga layak dicoba bagi Anda yang ingin menyaksikan Festival Pasola yang lazimnya digelar sejak Februari.
lombok
Bali
Shanghai
Salah satu berkah terbaik dari kembalinya pamor Senggigi adalah kian marak dan beragamnya tawaran promosi dari hotel-hotel baru, salah satunya paket Lombok Heart & Bliss dari Sudamala Suites & Villa (sudamalaresorts. com). Cukup membayar mulai dari Rp10.822.000, Anda bisa menginap selama tiga malam di tipe Sunset View Suite sekaligus menikmati beragam bonus atraktif, seperti satu sesi makan malam dengan wine, spa selama 90 menit, tur sunset dengan perahu selama dua jam, serta transportasi PP bandara-hotel. Bonus lainnya yang tak kalah menggoda adalah wisata ke Gili Matra (Meno, Air, Trawangan) untuk kemudian snorkeling, makan siang, serta bersepeda atau menaiki cidomo. Paket ini ditawarkan hingga Desember 2016.
The Ritz-Carlton Bali (ritzcarlton. com) baru saja meluncurkan fasilitas spanya, dan kini telah tersedia paket untuk mencobanya. Cukup membayar mulai dari Rp7.470.000, Anda bisa menginap satu malam di tipe Sawangan Junior Suite, menikmati sesi spa selama dua jam, serta mengikuti satu sesi yoga berdurasi 60 menit. Bonus tambahannya adalah suvenir eksklusif dari spa hotel saat check-out. Paket bertajuk Ocean Indulgence ini ditawarkan hingga 30 Juni 2016.
Shanghai bersiap-siap menyambut gelombang turis keluarga menyusul rencana pembukaan Disneyland Shanghai pada awal 2016. Jika Anda ingin bergabung dalam kemeriahan tersebut, The Peninsula Shanghai (shanghai.peninsula.com) memiliki promo Suite Experience yang bisa dimanfaatkan. Dengan membayar Rp14.020.116 per malam, Anda akan menginap di tipe suite dan menikmati transportasi PP bandara-hotel dengan limosin, sarapan untuk dua orang, mini-bar, waktu check-in dan check-out fleksibel, serta makan malam untuk dua orang di Sir Elly’s, restoran rooftop yang menatap distrik historis The Bund dan Sungai Huangpu. Syaratnya: Anda menginap minimum dua malam. Paket Suite Experience berlaku hingga 31 Desember 2016.
Perth
CRowne Plaza Hampir semua festival terbesar di Perth bergulir di awal tahun, sebut saja Fringe World, International Arts Festival, serta Fremantle Street Arts. Bila hendak memanfaatkan momen ini untuk liburan keluarga, Crowne Plaza (crowneplaza.com) menawarkan paket Family Getaway yang bergulir hingga Juli 2016 dan mencakup akomodasi dua malam, sarapan, serta tiket Perth Zoo untuk dua orang dewasa dan satu anak. Paket ini dibanderol mulai dari Rp3.078.000 per malam.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
The RiTz-CaRlTon
The PeninSula
FoTo: AlExAnDRE RIBEIRo DoS SAnToS/nIHIWATu; PERTH Zoo; DEWAnDRA DJElAnTIk/THE RITZ-CARlTon BAlI.
Sudamala
22
good to go Q&A
MiMpi Bagi Negeri terinspirasi petualangannya melintasi Jepang, hidetoshi nakata, legenda sepak bola asia, terjun ke bisnis sake dan menciptakan merek ‘n.’ Kepada ReZa idRis, dia mengutarakan mimpinya menaikkan level minuman tradisional negerinya menjadi produk global layaknya wine.
untuk aneka makanan. Saya meletakkan sake di antara white wine dan red wine. Dalam sesi tasting misalnya, urutannya dimulai dari sampanye, lalu white wine, sake, dan red wine. Dengan begitu, orang bisa memahami perbedaan sake dari minuman lain. Untuk pasar internasional, saya ingin membawa sake ke level yang lebih tinggi: tidak hanya membidik distributor sake, tapi juga warga Prancis dan Italia.
Nilai jual sake ‘N’? Kami menggunakan beras terbaik dan menerapkan proses fermentasi terbaik. Mayoritas sake dibanderol antara $100-200, tapi saya ingin menarget pasar premium. Itu sebabnya ‘N’ dihargai lebih dari $1.000. Dengan edukasi pasar yang baik, publik bakal bisa lebih menghargai kualitasnya. Di masa depan saya juga ingin memproduksi gelas sake premium yang saat ini tidak tersedia di pasaran, mungkin melalui kerja sama dengan merek semacam Baccarat. Tantangan membuat sake? Jepang mengoleksi sekitar 1.300 pabrik sake, dan saya sudah mengunjungi sekitar 250 di antaranya. Satu master sake yang saya suka adalah Takagi Shuzo dari Yamagata. Saya memilih rasa sake yang ideal dan dia yang meraciknya. Di tahun pertama, tantangan bisnis terbesar adalah promosi. Kini, di tahun ketiga, produk mulai berkembang.
Ide membuat sake? Saat menjadi atlet sepak bola dan menghabiskan banyak waktu di luar Jepang, saya kerap ditanya tentang apa yang menarik dari Jepang, dan saya kesulitan menjawabnya. Sekitar tujuh tahun silam, saya mudik dan berkelana ke 47 prefektur guna mengenal kembali negara saya. Dari Okinawa di selatan hingga Hokkaido di utara, saya bertemu beragam manusia, mulai dari seniman, petani, hingga master sake. Saya terkesima dengan kehidupan mereka, kemudian memutuskan untuk melakukan sesuatu bagi mereka. Banyak restoran menyajikan sake, tapi mereknya tidak dikenal, padahal jumlahnya ribuan. Di sinilah tugas saya: mengedukasi publik tentang sake dan budaya di baliknya. DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Metode edukasinya seperti apa? Pertama, saya fokus membuat sake yang berkualitas agar orang bisa memahami karakter minuman ini. Kedua, membuat aplikasi di mana publik bisa memotret dan menyebarkan informasi mengenai sake dalam aneka bahasa melalui telepon genggam. Saya ingin membuat sake terbaik di dunia. Ketika saya membuat sesuatu, saya ingin menjadikannya yang terbaik.
Apa yang harusnya dipahami dari sake? Banyak orang berpikir sake hanya bisa dipadukan dengan makanan Jepang. Ini tak sepenuhnya akurat. Seperti wine, sake cocok
nentukan satu tempat, karena produsen sake berkualitas tersebar di seantero Jepang. Jika harus memilih, kawasan utara wajib disambangi, khususnya Tohoku. Tempat ini juga memiliki banyak onsen. Sake dan onsen adalah kombinasi yang selalu menarik.
Proyek berikutnya? Saya tidak mau berpikir terlalu jauh. Saya hanya ingin melakukan sesuatu dengan baik setiap harinya. Jika ada kesempatan, saya ingin menulis buku travel yang memuat panduan makan, menginap, dan sebagainya. Ketika berkelana di 47 prefektur, saya menginap di hotel berbeda saban harinya, kadang bisa sampai 30 hotel di satu prefektur. Kita akan bisa benar-benar memahami suatu tempat jika kita tinggal di dalamnya.
Foto: Ronald liem. Penata gaya: PeteR Zewet. asisten Penata gaya: Jay RobeRt davies. Penata Rias: Kenshie lie. busana: gucci. Foto saKe: JaPan cRaFt saKe comPany.
Destinasi terbaik di Jepang bagi penggemar sake? Sulit me-
ADVERTISEMENT
NirwaNa Pulau Dewata
Foto: Pullman Bali legian nirwana.
Selain menawarkan lokasi yang strategis di episentrum pariwisata Bali, Pullman Bali Legian Nirwana mengoleksi beragam fasilitas yang mumpuni guna memaksimalkan pengalaman liburan Anda. Lokasinya diapit dua pantai favorit wisatawan dan peselancar, yakni kuta dan Legian. Jaraknya cuma beberapa menit berjalan kaki dari mall Beachwalk. pullman Bali Legian nirwana menawarkan akomodasi di lokasi strategis bagi mereka yang ingin menikmati pengalaman liburan berkesan di pulau dewata. Menempati lahan seluas 2,3 hektare, Hotel bintang lima ini terdiri dari lima bangunan yang dipisahkan taman hijau. pullman Bali Legian nirwana menaungi 351 kamar dan suite yang didesain bergaya modern kontemporer dan dilengkapi fitur-fitur berkualitas prima, mulai dari balkon privat, televisi layar datar dengan
saluran internasional, koneksi internet nirkabel, peracik kopi dan teh serta pusat kebugaran dan ruang yoga. kamarnya terpecah dalam empat tipe. tipe deluxe memiliki luas 42 meter persegi, sementara suite menawarkan area lapang seluas 110-140 meter persegi. tersedia pula opsi suite berisi dua kamar tidur—pilihan ideal bagi tamu yang berlibur bersama keluarga. properti yang beroperasi di bawah Grup accorhotels ini menyematkan sejumlah fasilitas guna memaksimalkan masa tinggal tamu. Mereka yang mendambakan relaksasi bisa menyambangi the tjakra-7 spa, fasilitas spa bergaya
modern yang menyajikan sekitar 10 jenis perawatan untuk merejuvenasi tubuh. Hotel ini juga mengoleksi satu restoran dan tiga bar. Gerai andalannya adalah restoran deli yang menyuguhkan menu prasmanan dan a la carte bercita rasa Barat dan asia. fasilitas yang juga menarik adalah kolam renang. pullman Bali Legian nirwana menawarkan tiga kolam renang dengan desain atraktif, salah satunya kolam infinity yang bertengger di lantai atas bangunan dan menyuguhkan panorama 180 derajat samudra Hindia. di sini, tamu bisa berelaksasi seraya menikmati aneka suguhan koktail racikan dapur ip Bar.
1 Melasti, Bali 80361 Legian - Indonesia Informasi lebih lanjut hubungi 0361/762-500 atau kunjungi pullmanhotels.com.
24
good to go Food StuFF
Debut ubuD Dalam rentang enam bulan, empat koki ternama meresmikan restoran baru di Ubud. Persaingan melawan Seminyak untuk menjadi ibu kota kuliner Bali kian ketat. oleh Cristian rahadiansyah
Spice Gastrobar milik Chris Salans ini menawarkan menu kasual dalam ruangan yang cair. Masakannya mencerminkan korespondensi yang harmonis antara bahan asing dan lokal—sebuah testimoni atas kepiawaian Chris dalam mengawinkan kutub-kutub kuliner yang berbeda. Menu Spice dipecah menjadi lima kelompok besar, mulai dari raw (menu mentah) hingga harvest & farmed (memakai bahan musiman hasil kebun dan ternak). Di luar itu ada menu spesial harian yang mengikuti ketersediaan bahan di pasar. Dalam ruangan cupet, Spice menyuguhkan kombinasi apik antara, misalnya, beef carpaccio dan rendang; roti wakame dan sambal matah; serta udang tempura dan rujak buah. Komponen asing dan lokal dilebur natural di atas piring. Karakter asli masakan tidak dihapus, tapi diperkuat.
Salah satu kreasi terbaiknya adalah beef brisket dengan fat noodles dan kaldu kluwek. Masakan yang menyerupai rawon ini sejatinya ingin menonjolkan rasa daging sapi seraya mempertajam rasa kuahnya—misi yang tercapai dengan sempurna. Contoh lainnya laksa yang memakai mi kuning yang lembut, ditambah kuah yang mengutamakan kesegaran ketimbang ketajaman bumbu. “Laksa ini sebenarnya lebih condong pada gaya Palembang ketimbang Malaysia,” ujar koki Abu Goh, tangan kanan Chris Salans di Spice. Jl. Raya Ubud 23; 0361/4792-420; spicebali.com.
ArAng SAte BAr Jika TeSaTe menaikkan level sate tradisional, maka Arang Sate Bar memperkaya cakrawala kita tentang definisi sate. Tempat ini menyuguhkan dua jeDestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
25
Wisata rasa area makan di teras arang Sate Bar. halaman kiri, searah jarum jam, dari atas: Babi dengan saus kunyit dan rempah dukkah di Spice; area makan di lantai dua hujan locale; sayur dan belut goreng, salah satu menu pembuka di Blanco par Mandif.
milik Will di Kerobokan— Hujan Locale mencerminkan lebih sempurna sosok Will sebagai koki pengelana yang rajin menyelami kuliner lokal. Hujan Locale cerdik menjaga keseimbangan antara masakan versi autentik dengan masakan yang ramah pada lidah internasional. Tahu tek Jawa Timur berhasil memancarkan rasa orisinal, sampai-sampai kita merasa sedang membelinya di tepi jalan di Surabaya. Sementara menu tengkleng Yogya menawarkan karakter bumbu yang lebih wangi berkat kandungan kayu manis. Beberapa menu merupakan buah kreativitas Will untuk meningkatkan kualitas masakan Nusantara. Untuk bebek goreng Madura misalnya, Will memilih bebek Peking yang lebih juicy, lalu menyuguhkannya dengan serundeng dan irisan mangga. “Menu ini terinspirasi Bebek Sinjay,” jelas Will. Jl. Sri Wedari 5; 0361/8493-092; hujanlocale.com.
Foto: PUtU Sayoga/arka Project.
BlAnco pAr MAndif Inilah tipe resto-
nis menu: sate klasik Indonesia dengan presentasi kontemporer, serta “sate artisan” yang diracik dari pengetahuan mendalam atas bahan. “Banyak menu terinspirasi oleh pengalaman saya bekerja untuk Nobu Matsuhisa dan Jean-George Vongerichten,” ujar Agung Nugroho, pendiri Arang Sate Bar. Beberapa kreasinya terbilang eksperimental. Ada sate tempe dengan jamur tiram; sate lobster dengan poached apple; serta sate bakso dengan blue cheese. Menunya kadang menyerempet gaya yakitori khas Jepang atau shish kebab ala Turki. Satu-satunya elemen yang membuat sajiannya disebut sate adalah: biting sate. Khusus sate-sate klasik, Arang Sate Bar menyajikannya dengan presentasi modern. Umpamanya sate Madura yang menampilkan tumpukan sate dan potongan lon-
tong yang ditata dalam formasi melingkar. Saus kacangnya hanya dioleskan tipis di dasar piring layaknya saus dalam menumenu klasik Prancis. Jl. Raya Ubud 8; 0361/ 4792-199; satearang.com.
HujAn locAle Jika Mama San dirancang untuk sesi hangout dengan koktail berkelas dan Sarong didesain untuk makan malam berisi obrolan cerdas, maka Hujan Locale murni hendak memuaskan selera. “Konsepnya sejalan dengan filosofi memasak saya yang fokus pada kuliner Asia dan mengutamakan bahan lokal,” ujar Will Meyrick, pendiri Hujan Locale. Restoran ini menyuguhkan menu Indonesia dengan sedikit tambahan menu asing seperti pho bo dan piza. Dibandingkan Mama San dan Sarong—dua restoran
ran yang akan Anda datangi setidaknya sekali seumur hidup, karena memang menawarkan pengalaman yang menarik dicoba setidaknya sekali seumur hidup. Blanco par Mandif menyuguhkan menu Indonesia dalam format degustation—istilah seksi yang jika diterjemahkan secara bebas berarti: rangkaian menu berporsi mini dengan presentasi yang menggugah. Dalam ruangan berkonsep secret dining, Blanco par Mandif menyajikan opsi paket menu yang terdiri dari lima hingga 13 masakan. Tidak semua menu mencerminkan namanya. Kita akan mengetahui apa yang kita makan setelah benar-benar mencicipinya. Sajiannya antara lain bayam dan belut goreng yang diselipkan dalam kumparan kawat; sop berisi sorbet dan jeli rosella; serta cendol dengan kuah gelembung. Beberapa menu—umpamanya asinan sawi dalam stoples—terinspirasi dari masa kecil sang koki. “Ibu saya selalu membuat asinan sawi di rumah,” kenang Mandif Warokka. Blanco par Mandif merupakan sebuah eksperimen berani dari salah seorang koki paling asertif di Indonesia. Suguhannya tidak hanya meninggalkan cerita berkesan dan perdebatan panjang, tapi juga kumpulan foto makanan paling Instagram-worthy di Ubud. Jl. Raya Tjampuhan; 0361/4792-284; blancoparmandif.com.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
26
good to go Eat & drink
Selera Sakura
Restoran ramen kian menjamur di Jakarta. Untuk mencari tahu mana yang paling autentik menurut lidah orang Jepang, Reza IdRIs meminta rekomendasi dari Nobu Kato, CeO Vector, agensi humas di Jakarta.—RI
SEIRoCk-ya
BaRI-Uma
“di sini, anda bisa menikmati ramen yang cita rasanya mirip sekali dengan di Jepang,” ujar nobu. “harga menunya cukup terjangkau dibandingkan restoran di mal.” Berbeda dari banyak restoran sejenis, seirock-ya merupakan restoran ramen autentik pertama di Jakarta yang memiliki spesialisasi toripaitan, yakni ramen dengan kuah berbasis kaldu ayam. dengan kata lain: menunya halal. “anda harus mencoba toripaitan shoyu ramen,” saran nobu. Jl. Radio Dalam 9, Gandaria Utara, Kebayoran Baru; 021/29126281; seirock-ya.asia.
restoran ini mengoleksi sekitar 60 gerai di Jepang dan telah membuka cabangnya di sejumlah negara. april silam, Bari-uma hadir di Jakarta, dan nobu Kato menyebutnya sebagai “tempat wajib bagi penggila ramen berbahan dasar babi.” restoran ini menyajikan versi modern ramen tonkotsu. Kuahnya memakai bahan dasar tulangtulang babi yang direbus berjam-jam. “Kuahnya memiliki rasa fantastis yang mengejutkan lidah,” tambah nobu. Citywalk Sudirman Lt.1, Jl. KH. Mas Mansyur Kav.121; 021/2970-4018; bariuma.asia.
EChIgoya
IppUdo
letaknya cukup menyempil di kawasan Melawai: di dekat Golden Boutique hotel dan pasar swalayan papaya Fresh. echigoya menampilkan interior nyaman yang didominasi warna cokelat. “saya tidak pernah bosan makan di sini,” kata nobu. “Ramen tipe standarnya sangat gurih, dilengkapi topping sayuran yang royal dan membuat ketagihan.” saat menikmati ramen jenis ini, nobu biasanya memilih tipe mi yang tebal. “tampilan tipe standar mungkin tidak unik, tapi ramen jenis ini bisa dinikmati setiap hari tanpa merasa bosan.” Jl. Melawai 8 No. 2A, Blok M; 021/7395-962.
salah satu merek waralaba yang paling ekspansif, ippudo memiliki lebih dari 80 gerai di Jepang dan sekitar 40 cabang di dunia, mulai dari london, taipei, Bangkok, hingga sydney. pendirinya, shigemi Kawahara, adalah jawara kompetisi ramen King 2005. di Jakarta, ippudo menyuguhkan ramen dengan empat tipe mi. Favorit nobu adalah akamaru shinaji, ramen berisi irisan daging babi dan petis miso. “ippudo cukup populer di Jepang,” ujarnya. “dan rasa menu cabang Jakarta tidak kalah dibandingkan di Jepang.” Pacific Place Lt.5, Jl. Jenderal Sudirman Kav.52-53; 021/5797-3339; ippudo.co.id.
deSain tartan Motif kotak-kotak tartan buatan Vivienne Westwood kini tidak cuma bisa dikenakan, tapi juga digenggam, diduduki, bahkan dimakan. Oktober silam, desainer kenamaan asal Inggris itu meresmikan Vivienne Westwood Cafe (Tsim Sha Tsui, Ocean Terminal, Hong Kong; 852/2375-9688; viviennewestwood.com), kafe yang mengaplikasikan motif-motif tartan pada dekorasi interior, menu, serta peralatan makan dan minum. Interior kafe dipecah menjadi dua ruang utama. Ruang pertama didesain menyerupai area backstage ajang peragaan busana, sementara ruang kedua menerbangkan imajinasi kita ke lounge klasik Prancis, lengkap dengan lukisan bergaya trompe l’oeil dan kandil megahnya. Kaum pencinta “modern punk” sepertinya kini memiliki wadah hangout baru di Hong Kong.—RI DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FeBruAri 2016
Foto: Billy Chan (2), ViVienne WestWood CaFe; ippudo; sunaryo; haruns MaharBina; eVan praditya .
/ Hong Kong /
28
good to go datebook
Dunia Dalam Rasa Ke mana para penulis kuliner pergi tahun ini untuk melacak restoran terbaik, terobosan segar dari dunia dapur, dan inspirasi bagi karya-karya mereka. WAWANCARA OLEH reza idris DAN suhartina sindukusumo
vancouver tel aviv
ubud
“Sebagai vegetarian, saya selalu tergiur oleh destinasi yang menawarkan beragam menu ‘sehat.’ Tahun ini, saya berencana menyambangi Tel Aviv, kota yang menyimpan aneka restoran salad yang fantastis. Saya pernah mencicipi salad di restoran-restoran di Tel Aviv Boardwalk, dan sejak saat itu saya ingin kembali untuk mempelajari metode pembuatannya. Biasanya saya merangkum perjalanan kuliner dalam sebuah artikel atau buku, tapi kali ini saya akan fokus menyerap ilmu pembuatan salad. Sejatinya, Tel Aviv tidak hanya menyuguhkan sayur-mayur dengan bumbu yang menggugah selera. Kota ini juga berbicara tentang keunikan bahan masak, memori, etika, keluarga, dan kultur yang menyatu dalam sebuah pengalaman bersantap.”— Shoba Narayan, jurnalis yang berbasis di India; kontributor The New York Times dan DestinAsian; pengarang buku Monsoon Diary: A Memoir with Recipes.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
“Ubud memiliki karisma yang membuat saya ingin terus kembali. Tempat ini mengajak kita menelusuri hidup yang sederhana, di mana warga bangun pagi untuk berburu bahan masak di pasar. Petualangan saya di Ubud kerap dipenuhi penemuan harta kuliner, mulai dari nasi ayam terbaik di Kedewatan, kehangatan di Petani Restaurant, hingga hidangan racikan koki Eelke di Locavore. Kini saya ingin kembali ke Ubud karena penasaran dengan Blanco par Mandif, restoran yang dipimpin oleh Mandif Warokka. Kebun Bistro di Jalan Hanoman juga masuk agenda saya. Bistro ini menyerupai penginapan bergaya rustic di pedesaan Prancis. Dan terakhir, saya pastinya akan menyeruput wine terbaik di Bridges Restaurant sembari menghirup aroma tanah pascahujan dalam kepungan pepohonan.”—Kevindra Prianto Soemantri, penulis dua buku panduan memasak; kolumnis dan kritikus kuliner Jakarta Post.
“Selama ini saya terbiasa menjauh dari Australia saat mencari pengalaman makan terbaik sekaligus menulis cerita perjalanan. Kini, saya ingin lebih mengenal Australia lebih dalam. Lanskap kulinernya tidak kalah dari banyak tempat lain. Trip pertama adalah mencoba The Ghan, rute kereta yang melintasi kawasan outback dari Adelaide ke Darwin. Di Adelaide, saya ingin singgah di Orana, restoran garapan Jock Zonfrillo, koki yang gemar memakai bahan-bahan segar khas suku lokal. Di pemberhentian berikutnya, Byron Bay, saya ingin menyambangi The Farm garapan Darren Robertson dan Mark LaBrooy. Tempat berikutnya adalah Fleet Restaurant di Brunswick Heads. Satu tempat lain yang saya nantikan adalah Noma, restoran milik René Redzepi yang akan beroperasi di Sydney selama 10 pekan.”—Jill Dupleix, penulis tujuh buku kuliner; peraih penghargaan Cookery Writer of the Year dari British Guild of Food Writers.
“Sudah 10 orang menyarankan saya pergi ke Vancouver. Banyak teman yang berprofesi koki sudah pindah ke sana. Vancouver memiliki tradisi makan yang tidak saya kenal. Kota ini dibentuk dari percampuran kultur, mirip Paris atau New York, dan kondisi itu berpengaruh signifikan pada karakter makanannya: sebuah kombinasi antara tradisi dapur Prancis, Amerika, juga Quebec. Lanskap restoran Vancouver sedang berkembang pesat. Dari gaya pop-up, avant-garde, sains, hingga gastronomi molekuler, semuanya bisa ditemukan di kota ini. Saya sudah melakukan riset, dan sepertinya ada 10 restoran yang ingin saya datangi. Durasi perjalanannya antara dua hingga tiga minggu. Trip ke Vancouver ini akan berpengaruh pada buku baru saya.”—Sandra Djohan, koki yang tahun ini berencana meluncurkan dua buku di mana salah satunya memuat resepresep khas Nusantara.
FOTO: CHETAN RAGHURAM/SHOBA NARAYAN; KEViNDRA PRiANTO SOEMANTRi; JiLL DUPLEix; YANiHATAJi/SANDRA DJOHAN.
australia
30
good to go In the SpotLIght
Menyematkan benda antik adalah perkara mudah; yang sulit adalah merangkainya menjadi komposisi visual yang harmonis. Inilah yang membuat Zohra Boukhari kian bersinar. Desainer interior berdarah Maroko ini memiliki kepekaan dalam menyeleksi benda antik, lalu mengombinasikannya dengan cermat layaknya seorang kurator di museum. “Ruang tanpa harmoni membuat tamu malas kembali,” jelasnya. Dari kreativitasnya lahir antara lain Restoran Taman Wantilan di Four Seasons Jimbaran, butik di The Ritz-Carlton Bali, serta DaLa Spa di Alaya Kuta. Memasuki ruang rancangan Zohra bagaikan sebuah nostalgia. Kita bisa menemukan mebel bergaya rural, tegel bercorak klasik, lampu tembaga tua, serta kain bermotif etnik. “Tiap benda antik pasti menyimpan cerita di baliknya,” ujar Zohra.—RI
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Foto: Putu Sayoga/arka Project.
Racik antik
32
good to go LocaL’s insight
Korea Selatan “Hiburan terbaik di Korea Selatan,” ujar Cho Taiyoung, “bersumber dari budaya, kuliner, dan warganya.” Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia ini membeberkan delapan tempat favorit di negaranya kepada Suhartina SindukuSumo.
Busan Busan, kota terbesar kedua di Korea, tersohor akan festival filmnya: Busan International Film Festival (BIFF). Ajang yang dicetuskan 20 tahun silam ini, menurut Cho, merupakan “sebuah testimoni atas pentingnya status Busan dalam industri perfilman dunia.” Selain menjadi kota pertama di Korea yang memproduksi film, Busan kerap dijadikan lokasi syuting berkat lanskapnya yang lengkap, mencakup gunung, sungai, dan laut. BIFF umumnya berlangsung setiap Oktober. Ajang yang dihadiri ribuan orang ini menayangkan lebih dari 300 film dengan fokus karyakarya dari Asia. Tahun lalu, dua film Indonesia diputar perdana di Busan, yakni Aach Aku Jatuh Cinta karya Garin Nugroho dan Cinta yang Asu garapan Yosep Anggi.
Jeolla “Bibimbap terbaik datang dari kawasan ini!” kata Cho. Jeolla, kawasan di barat daya Korea, menyimpan kota-kota yang terkenal akan kulinernya. Salah satunya Jeonju yang sukses menciptakan versi bibimbap-nya sendiri. Selain komponen standar seperti telur, sayuran, dan irisan daging, nasi rames versi Jeonju ini memasukkan bahan-bahan alami yang dipanen dari hutan dan gunung di sekitarnya.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Gangwon Gangwon berada di kawasan perbukitan yang bertetangga dengan Provinsi Kangwon di Korea Utara. Tempat ini terkenal akan olahraga musim dinginnya, terutama ski. Reputasinya sudah mendunia di kalangan atlet. Pyeongchang, salah satu kota di Gangwon, bahkan sudah dinobatkan sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2018. “Gangwon juga kerap menjadi tempat rehat favorit warga Seoul berkat udara dan suasananya yang santai,” ungkap Cho. Sejak 1953, tepian utara Gangwon berstatus zona demiliterisasi (DMZ). Kawasan perbatasan yang mengoleksi banyak pemandian air panas ini didedikasikan sebagai suaka konservasi alam. Untuk menelusuri lebih jauh sejarahnya, Cho menyarankan wisatawan mengikuti tur-tur bertema DMZ.
Pulau Jeju Pelancong umumnya datang ke Jeju di musim panas, tapi Cho justru lebih terbuai oleh pesona pulau romantis ini di musim dingin. “Di musim panas, kita bisa menemui Haenyeo, kaum wanita penyelam. Sementara di musim dingin, kita bisa menikmati taman salju yang spektakuler,” jelas Cho. Lanskap Jeju, pulau yang berstatus Situs Warisan Dunia, memang menarik dijelajahi, tapi kebudayaan masyarakatnya sebenarnya tak kalah memikat untuk ditelusuri. Untuk menyelami tradisi kaum penyelam, tempat yang paling atraktif adalah kawasan vulkanis Seongsan Ilchulbong.
33
FOTO: KOReA TOURISM ORGANIZATION; evAN PRADITYA (DUTA BeSAR); MULTI-BITS, eD JONeS/GeTTY IMAGeS; TOPIC PHOTO AGeNCY/CORBIS.
Seoul Selain kompleks istana kerajaan, Cho menyarankan berkunjung ke Hongdae untuk “merasakan karakter kontemporer Korea.” Area favorit kaum muda ini mengoleksi banyak bar dan ruang pentas musik indie lokal dan internasional. Begitu kuat energinya hingga Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, berencana membuka kantor promosi Kota Bandung di sini. Tempat lain di Seoul yang direkomendasikan Cho adalah Cheonggyecheon, di mana sebuah kanal tua yang sempat menjadi permukiman kumuh berhasil direnovasi menjadi ruang publik yang nyaman. Kanal yang membelah pusat kota ini dihiasi beragam mural dan pahatan pada dindingnya. “Kita bisa berjalan-jalan di tepi kanal atau sekadar duduk-duduk santai sembari menenggak bir atau membaca buku,” ujar Cho. Kanal ini adalah rute favorit menuju pasar tradisional Dongdaemun yang menjual beragam produk lokal. Di sekitar Dongdaemun terdapat teater K-Pop hologram yang dijuluki Cho “Madame Tussauds versi Korea.” Tempat ini menampilkan pentas artis-artis K-Pop ternama dalam versi hologram. “Datang dan siap-siap terpukau oleh kecanggihan tempat ini,” tambahnya
Gyeongju Bekas Ibu Kota Kerajaan Silla yang pernah menguasai dua per tiga Semenanjung Korea ini menyimpan sejumlah situs arkeologi dari abad ketujuh dan kesembilan. “Gyeongju menyimpan sejarah yang membuat kota ini seakan berhenti di sebuah masa,” tutur Cho. “Mungkin seperti Solo di Indonesia.” Selain Yangdong village dan Kuil Bulguksa yang termaktub sebagai Situs Warisan Dunia, Cho menyarankan kita berziarah ke makam salah seorang raja terbesar dalam sejarah Korea. Lokasinya sekitar 40 menit berkendara dari Gyeongju ke arah Bonggil-ri. Di tengah laut biru, kita akan menemukan seonggok pulau kecil berisi bebatuan besar yang menampung makam Raja Munmu, penguasa yang berhasil menyatukan tiga kerajaan di kakinya. Konon, abu kremasinya tersimpan di bawah bebatuan.
Boryeong “Anda harus melumuri diri dengan lumpur atau Anda akan dikirim ke penjara,” Cho berkelakar saat menceritakan Boryeong Mud Festival. Sejatinya, Anda tidak perlu repot melumuri diri sendiri, karena seluruh peserta akan saling melempar lumpur. Kelahiran festival ini terkait dengan reputasi Pantai Daecheon di Boryeong sebagai sentra penghasil lumpur yang telah menciptakan tujuh produk kosmetik. Boryeong Mud Festival bergulir setiap Juli dengan durasi tujuh hingga 10 hari. Lumpur di sini sangat aman bagi kulit, bahkan banyak orang percaya lumpur tersebut berkhasiat menyehatkan kulit.
Bukchon Hanok Village Menuju bagian utara ibu kota, Cho mengusulkan Bukchon Hanok village, desa elok yang dihuni ratusan rumah tradisional hanok. Permukiman ini dirawat sebagai destinasi budaya. Rumah-rumahnya difungsikan sebagai ruang minum teh, pusat edukasi, serta guesthouse yang mengajak turis merasakan hidup di zaman Dinasti Joseon. “Kehidupan di sini sangat sederhana. Tidak perlu kendaraan mewah. Cukup mengelilinginya dengan berjalan kaki atau menunggangi rickshaw, kita sudah bisa mendapatkan pengalaman autentik Korea,” jelas Cho.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
34
good to go HotEL NEWS
Phuket
FAntASI HIStoRI Jika tafsir sejarah digabungkan dengan fantasi dari masa kecil, hasilnya mungkin akan menyerupai Keemala (10/88 Moo 6 Nakasud Road, Kathu District, Phuket, Thailand; 66/7635 8777; keemala.com; doubles mulai dari Rp8.400.000). Properti yang baru dibuka desember silam ini menyuguhkan 38 pondokan yang didesain imajinatif oleh firma architect space. ada pondokan
yang berbentuk gerabah, sangkar burung, rumah pohon, serta tenda. menurut pemiliknya, seluruh pondokan itu mewakili karakter empat klan yang pertama kali menghuni kawasan Phuket. konon, mereka adalah kaum pengelana laut yang terdampar di pesisir thailand usai diterjang badai. keemala, anggota small luxury hotels of the World, mengusung konsep wellness resort lewat aktivitas seperti yoga di tepi sungai dan meditasi di hutan.—RI
/ Bali /
Pesta senja
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Hong Kong
GeRAI CAvIAR setelah memiliki restoran dim sum dengan dua bintang michelin, bar tertinggi di dunia, dan restoran italia dengan satu bintang michelin, The Ritz-Carlton Hong Kong (1 Austin Road West, Kowloon Hong Kong; 852/2263-2270; ritzcarlton.com) menegaskan reputasinya sebagai “destinasi kuliner” dengan meluncurkan almas Caviar Bar akhir tahun silam. Bar ini merupakan satusatunya di asia yang memegang lisensi penjualan almas Persicus, jenis caviar termahal sejagat yang diproduksi hanya 100 kaleng (berlapis emas) per tahunnya. almas Caviar Bar bertengger di lantai 102 dan berkapasitas hanya tujuh tamu. selain caviar, bar ini menawarkan menu premium semacam salmon Balik asal norwegia dan Beluga Classic Vodka.—CR
The Hermitage Jakarta Gabung ke Starwood • Grand Hyatt Jakarta Rilis Area Serbaguna Baru • Restoran Baru di Hotel Mulia Senayan • Padma Hotels Buka Hotel di Karawang • Paket Penthouse di DoubleSix Luxury Hotel
Foto: alila seminyak; the Ritz-CaRlton hong kong; BRent madison/keemala.
Melihat lokasinya, Alila Seminyak (Jl. Taman Ganesha 9, Petitenget, Kerobokan; 0361/3021888; alilahotels.com) memang persinggahan yang ideal untuk menjangkau tempat-tempat hangout terpopuler di Pulau Dewata. Tapi tamu sebenarnya tidak perlu beranjak dari resor guna mencari tempat semacam itu, sebab Alila Seminyak telah memiliki Beach Bar, sebuah ruang bercengkerama yang berada di samping kolam renang dan menatap Samudra Hindia. Beach Bar menyuguhkan aneka koktail kreatif dan serangkaian hidangan inovatif berkonsep tapas. Dari Kamis hingga Minggu, saat matahari terbenam, tempat yang didesain semi-terbuka ini memutar musik-musik easy listening racikan DJ asal New York, Eric Reithler-Barros. Selain Beach Bar, Alila Seminyak memiliki sebuah restoran di tepi pantai dan Coffee Bar.—RI
airline news good to go
35
Jawara Udara Bandara, lounge, servis, kru kabin, kursi, amenity, dan makanan terbaik di pesawat pilihan dua penulis berita penerbangan.—rI
Jonny CLarK
/ SkyTeam /
Aliansi SkyTeam (skyteam.com) kembali mendirikan lounge di kota yang tidak terdaftar sebagai hub internasional anggotanya. Setelah Istanbul, London, dan Sydney, aliansi berisi 20 maskapai ini membuka SkyTeam Exclusive Lounge di Hong Kong. Memiliki luas 1.038 meter persegi, fasilitas transit yang berkapasitas 230 penumpang ini menawarkan bar, restoran, ruang mandi dan yoga, serta sebidang dinding atraktif yang ditanami lebih dari 50 jenis spesies tumbuhan. Desainnya digarap oleh Mitchel Squires yang sebelumnya menangani lounge SkyTeam di Sydney. —rI
Terminal TransiT
Garuda Indonesia
Foto: Jonny Clark; Stephen GoSlinG/Gary leFF; Skyteam; boeinG/Garuda indoneSia.
MeraMBah MaInLand menawarkan konektivitas yang lebih luas bagi rrC—negara eksportir turis tersubur di dunia—adalah kebijakan yang kian populer di dunia penerbangan, termasuk bagi Garuda Indonesia (garudaindonesia.com). akhir november silam, maskapai
pelat merah ini membuka rute anyar Guangzhou-bali, setelah sebelumnya mengoperasikan penerbangan beijingbali. rute ini dilayani tiga kali per minggu menggunakan boeing 737800 nG yang menampung 12 kursi kelas bisnis dan 150 kursi kelas ekonomi. bagi warga di timur indonesia, keputusan Garuda ini juga berarti akses yang kian mudah untuk menjangkau Guangzhou, pusat manufaktur raksasa sekaligus tuan rumah bursa perdagangan terbesar di negeri tirai bambu.—rI
TV Lebih Lebar di Maskapai Emirates • Singapore Airlines Rilis WiFi Berkecepatan Tinggi • Kursi Kelas Bisnis Baru Malaysia Airlines • Bandara Changi Rilis Fitur Belanja Daring • Citilink Buka 3 Rute Baru ke Manado
Gary Leff
Konsultan pemasaran maskapai, mantan pilot, dan pendiri TheDesignAir.net, blog berisi berita penerbangan.
Pengasuh blog ViewFromTheWing. com dan pendiri InsideFlyer.com, komunitas yang berisi sekitar 150.000 anggota frequent flyer.
Bandara? heathrow mulai berbenah. Saya terbang dari sini setidaknya dua kali per bulan. Saya juga suka bangunan privat Virgin atlantic untuk penumpang premiumnya—salah satu yang ternyaman di dunia.
Bandara? Changi. ada banyak hal yang bisa dilakukan. mengakses semua gerbangnya juga sangat mudah dan nyaman. Seluruh proses berlangsung efisien.
Lounge? the pier lounge milik Cathay pacific. desainnya bergaya hunian, membuat saya merasa tinggal di apartemen di manhattan. Servis? Saya suka lounge dengan servis a la carte, seperti yang ditawarkan Virgin atlantic dan etihad—dua maskapai yang tahu persis cara menawarkan pengalaman transit. Kru kabin? konsep butler di first class etihad berhasil mencuri perhatian. Servisnya bintang lima. tapi, secara umum, China airlines menawarkan layanan yang ramah. Kursi? a380 milik etihad. kelas bisnisnya spektakuler, tapi yang lebih memukau tersaji di first class. kursinya bisa diubah menjadi matras ukuran double bed, sementara televisinya berlayar lebar dan bisa digeser. Amenity? emirates menawarkan parfum bulgari ditambah rangkaian produk seperti alat cukur dan deodoran. di Finnair, kita meminta amenity berdasarkan kebutuhan, jadi sampah bisa direduksi. Makanan? kuliner italia di alitalia. pastanya dimasak sempurna. makanan yang tak kalah lezat ditawarkan Finnair dan Singapore airlines. di kelas bisnis kedua maskapai ini, kita seperti berada di restoran fine dining.
Lounge? untuk makanan, First Class lounge Qantas di Sydney. untuk spa, lounge thai airways di bangkok. Sedangkan the Wing milik Cathay pacific punya ruang mandi yang paling spektakuler. Servis? Saya pernah tertinggal pesawat karena salah membaca jam saat akan roundtrip ke australia menggunakan Virgin. Saat melapor, mereka mengganti tiket, lalu memberi akomodasi karena saya baru terbang esok harinya. Kru kabin? kru Cathay pacific berusaha tidak mengganggu anda, tapi ketika anda menekan tombol bantuan, mereka akan mencoba sebaik mungkin memenuhi kebutuhan anda. Sementara kru Singapore airlines dilatih untuk menawarkan sesuatu sebelum anda merasa membutuhkannya. Kursi? First class di boeing 777 Cathay pacific. meski wujudnya kubikal, penumpang memiliki ruang yang lapang, dan kursinya bisa dijadikan fully flat bed. Amenity? piyama dari Qantas dan Virgin australia. mengenakannya dalam penerbangan jarak jauh membantu saya rileks, sekaligus menjaga baju tetap bersih. Makanan? Fitur book the cook Singapore airlines amat memuaskan. lobster thermidor racikannya sangat lezat. tapi menu terbaik adalah laksanya yang gurih.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
36
view finder rony Zakar i a
Jelang Ajang Suasana Gunung Batok dan Bromo menjelang digelarnya Yadnya Kasada, upacara tahunan yang melibatkan prosesi pemberian sesajen ke kawah Bromo.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
37
Kosmologi CinCin Api Selama delapan tahun, fotografer Rony Zakaria mendokumentasikan relasi kompleks antara manusia, gunung, dan laut. Satu dari segelintir karya “slow photography� di Indonesia. oleh CristiAn rAhAdiAnsyAh
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
38
view finder rony Zakar i a
Di Indonesia, negara kepulauan
dua dunia Kiri: Suasana ritual labuhan Alit di mana warga berdoa dan melarungkan sesajen di Pantai Parangkusumo, Yogya. Bawah: Pria Tengger mengendarai kuda di kompleks kaldera purba. Kanan, dari atas: Parade perahu dalam Sedekah laut, ritual syukuran yang digelar oleh masyarakat pesisir di Jepara; seekor kuda menyusuri pantai mistis Parangtritis di selatan Yogya.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
dalam jaringan cincin api, sangat masuk akal jika tema “manusia, gunung, dan laut� sudah dikupas oleh puluhan fotografer. Tapi, kenyataannya, tema ini justru minim peminat. Mungkin karena terlalu luas cakupannya, juga terlalu mahal dan terlalu menyita waktu prosesnya. Atau mungkin karena memang cuma segelintir fotografer yang sudi mengabdikan energinya untuk menggarap tema jangka panjang yang berbobot. Rony Zakaria adalah satu dari segelintir fotografer itu. Dia memberi tajuk proyeknya: Men, Mountains and the Sea. Rony, peraih penghargaan dalam NPPA Best of Photojournalism, memotret aspek-aspek kebudayaan agraris dan pesisir, mengabadikan prosesi klenik yang berkelindan dengan religi, menempatkan manusia dalam hubungannya yang kompleks dengan gunung dan laut. Tema dengan cakupan yang luas memang. Tak heran durasi reportasenya cukup lama. Rony memulai Men, Mountains and the Sea delapan tahun silam, saat tengah merintis karier sebagai fotografer. Suatu kali, ketika melawat ke Yogyakarta, dia singgah di Gunung
39
Merapi dan Pantai Parangkusumo, lalu menemukan betapa gunung dan laut memiliki tempat khusus dalam spiritualitas warga. “Saya tertarik untuk melihat relasi tersebut dan mendokumentasikannya,” ujarnya. Dari Yogya, dia melacak tempat-tempat lain di Indonesia yang menganut kosmologi serupa, antara lain Tengger, Jepara, Bali, dan Lembata. Sebuah perjalanan panjang yang penuh cerita. Di puncak Merapi, jari-jarinya membeku hingga terpaksa dikencingi agar bisa kembali mengoperasikan kamera. Di Lembata, dia bergaul akrab dengan kaum pemburu paus sampai-sampai mereka pun saling menyapa dengan panggilan “reu” (kawan). Di Yogya, gunung dan laut mewakili dua kutub penguasa alam. Melarungkan sesajen di kedua singgasana spiritual itu penting untuk menjaga perimbangan kekuatan di muka bumi. Daerah-daerah lain tentu menganut praktik yang berbeda. Lalu, apa kriteria yang dipakai dalam menyeleksi lokasi? “Saya merasa larut ketika mengunjungi Merapi dan Parangkusumo, dan saya kemudian mencari tempattempat di mana saya mengalami perasaan yang sama,” jawab Rony. JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
40
view finder rony Zakar i a
tanah Air Atas: Salah seorang partisipan Yadnya Kasada berdoa di atap Gunung Bromo. Kiri: Ritual penyucian topeng barong di Pantai Batu Bolong, Bali. Kanan, dari atas: Puncak Gunung Merapi dengan latar Gunung Sindoro dan Sumbing; kendati berbahaya untuk direnangi, Pantai Parangtritis tak pernah sepi dari wisatawan.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Oleh Rony, wasilah segitiga manusia-gunung-laut agaknya tidak dibakukan menjadi sebuah wacana “antropologi” murni, berbeda dari, misalnya, proyek Genesis yang tersohor itu. Alih-alih, dia memberi porsi yang cukup dominan bagi batinnya untuk memilah dan memilih subjek foto. “Proyek ini,” ujarnya, “juga tentang apa yang saya rasakan ketika berada di lokasi.” Bisa dibilang, Men, Mountains and the Sea adalah sebuah “self-discovery” dalam kerangka dokumenter. “Sebenarnya sah-sah saja jika fotografer mendokumentasikan sesuatu dengan melibatkan subjektivitas perasaan,” ujar Edy Purnomo, pengajar di PannaFoto Institute, lembaga yang mengembangkan fotografi dokumenter dan jurnalistik di Indonesia. “Yang rumit dari subjektivitas ini, publik memiliki perasaan dan pengalaman yang berbeda tentang tempat-tempat yang ditampilkan, karena itu pemaknaannya juga akan berbeda.” Sebagian foto dalam Men, Mountains and the Sea sudah dipamerkan di sejumlah ajang fotografi. Pada 2009, Rony memajangnya di Chobi Mela Festival, Bangladesh. Empat tahun berselang, dia memboyongnya ke Photoquai Biennale, Prancis. Terakhir, November 2015, hasil jepretannya dipamerkan di Photolux Festival, Italia. Berstatus kontributor bagi media ternama semacam The New York Times dan The Wall Street Journal, Rony agaknya tak kesulitan menembus kurator-kurator internasional. Tantangannya mungkin sedikit berbeda untuk memikat publik dalam negeri, terutama saat nanti Men, Mountains and the Sea dibukukan. Edy melihat Rony sebagai fotografer yang berada di antara dua generasi: generasi fotojurnalis klasik semacam Kemal Jufri dan generasi kontemporer seperti Yoppy Pieter. Tipe yang pertama memakai pendekatan denotatif dengan menampilkan realitas secara lugas apa adanya, sedangkan tipe yang kedua lebih konotatif di mana foto lebih bersifat alegoris. “Jika nanti proyek Men, Mountains and the Sea dijadikan buku,” pesan Edy, “Rony sebaiknya memilih satu pendekatan agar metode kuratorialnya tidak membingungkan.” Tentu juga lebih menarik jika kelak Rony bermitra dengan, umpamanya, seorang sosiolog atau antropolog, guna menuliskan pengantar buku yang bisa memberikan konteks akademis bagi foto-fotonya. Terlepas dari pendekatannya yang personal, Men, Mountains and the Sea sejatinya mengusung isu yang “riil”: relasi geografis dan spiritual antara manusia, gunung, dan laut. Relasi yang begitu jamak di sekitar kita, tapi uniknya, jarang dielaborasi di bawah satu judul.
41
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
ADVERTISEMENT
Surga di Barat Jawa Berlokasi di pesisir cantik di tepian barat Jawa, Tanjung Lesung Beach Hotel menawarkan paket menarik bagi mereka yang ingin menikmati liburan pantai bersama keluarga atau pasangan. Setahun Setelah direSmikan Sebagai kawaSan ekonomi khusus berbasis pariwisata oleh Presiden Joko widodo,
hotel meluncurkan paket istimewa bertajuk Sunset Package bagi
tanjung lesung kian bersinar sebagai destinasi liburan bagi warga
tamu pasangan atau keluarga. Cukup membayar rp1.200.000
Jakarta dan sekitarnya. tempat ini menyuguhkan pesisir cantik
per malam, anda bisa menikmati kenyamanan akomodasi di area
yang dibingkai perairan Selat Sunda, perbukitan hijau yang mena-
yang dikelilingi taman serta menikmati sesi afternoon tea sembari
tap lautan, serta penginapan dengan standar internasional.
menatap ritual terbenamnya matahari. Paket ini juga mencakup
beroperasi di bawah manajemen Pt. banten west Java tourism development, tanjung lesung menawarkan area multifungsi seluas 1.500 hektare yang dihuni sejumlah penginapan
Foto: tanjung Lesung Beach hoteL.
merayakan lokasinya yang menawan, tanjung lesung beach
sarapan, voucher diskon 10 persen di fasilitas spa treatment house, welcome drink, serta dua buah kelapa muda. agar liburan lebih berkesan, Sunset Package memberikan pula
prima, fasilitas olahraga rekreasi air, serta area kamping eksklusif
diskon tarif 10 persen untuk aktivitas olahraga air di the beach
green Coral. Salah satu properti andalannya adalah tanjung
Club. kegiatan yang bisa dinikmati antara lain snorkeling, diving,
lesung beach hotel, penginapan yang menjanjikan pengalaman
jetski, banana boat, serta sailing. Sebagai resor yang peduli pada
liburan premium.
lingkungan, tanjung lesung beach hotel menawarkan sejumlah
tanjung lesung beach hotel menaungi 61 cottage atau vila
kegiatan konservasi laut, salah satunya kelas transplantasi karang.
mewah dengan kolam renang pribadi. Properti ini berada di lahan
khusus kegiatan edukatif ini, anda mesti memesannya minimal
asri yang dikepung taman hijau. Vila-vilanya disebar di dekat pantai
satu minggu sebelum kedatangan.
yang membentang sepanjang 13 kilometer. hotel ini terletak di kawasan pesisir cantik yang menatap gunung krakatau. Jaraknya sekitar 180 kilometer dari Jakarta.
Informasi lebih lanjut, hubungi 021/5727-345 atau 5790-4731, atau kunjungi tanjunglesung.com.
43
DISPATCHES
Kala Prada Bicara Budaya tafsir Getir Karya Lost Love dari perupa Damien Hirst menampilkan akuarium berisi perangkat aborsi.
Prada meresmikan sebuah pusat kebudayaan di Milan. Arsitekturnya digarap Rem Koolhaas, kedai kopinya dirancang Wes Anderson. oleh NiNa Hidayat
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
44
DISPATCHES LA nDm Ark
Museum adalah tempat menyimpan dan memajang. Sejatinya memang begitu. Tapi jika museum itu dirancang oleh arsitek terkenal, dibangun dengan biaya kolosal, lalu diberi nama yang seksi dan mahal, maka ia bisa bergaung jauh melampaui fungsinya. Dalam kasus Fondazione Prada, museum bahkan bisa mengubah nasib sebuah daerah. Nasib Largo Isarco. Largo Isarco, kawasan bekas sentra industri di tenggara Milan, kini bagaikan bunga layu yang kembali merekah. Prada datang ke sini untuk membeli bekas pabrik penyulingan wiski, lalu menyulapnya menjadi sebuah museum yang mentereng. Tadinya dilupakan, Largo Isarco berubah menjadi magnet wisata baru. Saya berkunjung akhir tahun lalu. Kawasan yang dulunya diramaikan derap kaki buruh DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Milan ItalIa Roma
Rute Penerbangan ke Milan dilayani antara lain oleh Cathay Pacific (cathay pacific.com) dan Qatar airways (qatarairways. com) . Terletak di kawasan largo Isarco di tenggara kota, Fondazione Prada bisa dijangkau dengan subway jalur 3, trem nomor 24, atau bus jalur 79.
ini sekarang dijejaki langkah santai kaum pencinta seni. Fondazione Prada tampak megah di antara gudang-gudang usang. Telah menjadi adagium, setidaknya di Amerika dan Eropa, bahwa museum harus berdesain cantik guna memikat publik. Fasadnya tak boleh kalah memukau dari koleksi seninya. Untuk Fondazione Prada, tugas tersebut ditangani oleh Rem Koolhaas, arsitek tersohor Belanda. Di lahan seluas empat lapangan sepak bola, Fondazione Prada menampilkan 10 gedung, tiga di antaranya baru. Ketiga gedung yang baru terlihat modern, namun tanpa melupakan kesinambungan desain dengan struktur uzur di sekitarnya. Ibarat tas Prada, mereka adalah seri Saffiano yang luwes beradaptasi di beragam situasi. “Fondazione Prada bukanlah sebuah proyek pelestarian ataupun karya arsi-
45
Prakarsa Prada Dari pojok kiri: Gedung yang dilapisi daun-daun emas 24 karat dengan berat total empat kilogram; interior bergaya retro Bar luce, kedai kopi rancangan sutradara Wes Anderson.
tektur baru. Ia adalah titik temu keduanya,” ujar Koolhaas. Filosofi “titik temu” itu jugalah yang membuat Fondazione Prada seperti berada di antara dua kutub: masa lalu dan masa kini. Pada gedung ekshibisi dan bioskop, Koolhaas mendemonstrasikan hobinya mengolah warna abu-abu dan gaya minimalis. Khusus gedung jangkung yang berfungsi sebagai ruang koleksi permanen, sang arsitek meminjam praktik dekorasi dari masa silam: melapisi permukaan gedung memakai daun-daun emas 24 karat dengan berat total empat kilogram. Hasilnya bagaikan Golden Temple dari abad ke-21. Fondazione Prada bukan satu-satunya ekspansi rumah mode ke dunia museum. Di Paris, Louis Vuitton juga memiliki sebuah museum. Beberapa bulan silam, Armani meres-
informasi Pusat kebudayaan Fondazione Prada (Largo Isarco 2, Milan; 39-02/5666-2611; fondazioneprada.org) beroperasi setiap hari dari pukul 10:00-21:00. Tiket untuk umum dibanderol €10 dan digratiskan khusus pengunjung di bawah 18 tahun dan di atas 65 tahun. Tur dengan pemandu berbahasa Inggris (€80) harus dipesan setidaknya 48 jam sebelum datang. hingga 10 Januari 2016, Fondazione Prada menggelar episode ketiga pameran Trittico, serta Recto Verso dari 3 Desember 201514 Februari 2016.
mikan museum miliknya, walau isinya lebih fokus pada fesyen ketimbang seni. Strategi bisnis atau sekadar kekenesan? Sulit menjawabnya. Rumah mode senantiasa mengklaim dagangan mereka sebagai kriya. Mendirikan museum yang merayakan kreativitas adalah pilihan wajar demi memperkuat citra tersebut. Tapi Fondazione Prada sejatinya sudah dirintis sejak lama, lebih dulu ketimbang Fondation Louis Vuitton dan Armani/Silos. Sebagai yayasan, Fondazione Prada dicetuskan pada 1993, jauh sebelum ia berwujud bangunan. (Setelah Milan, Fondazione Prada melebarkan sayapnya ke Venesia). Lalu, untuk apa Prada mendirikan museum? Jawabannya bisa jadi sangat sederhana: hobi. Kedua pemilik Prada—Miuccia Prada dan Patrizio Bertelli—merupakan kolektor benda seni, dan Fondazione Prada adalah lembaga yang ditugaskan mengelola koleksi keduanya. Embel-embel “Prada” pada nama yayasan murni merujuk pada nama sang pemilik, bukan merek luxury goods buatan mereka—sebagaimana Ciputra Artpreneur ditujukan memamerkan lukisan milik Ciputra tanpa ada hubungannya dengan bisnis properti sang taipan. “Fondazione Prada adalah sisi lain dari Miuccia. Dia tidak mau sisi mode dan minatnya pada dunia seni dicampuradukkan,” jelas Beatrice Boatto, staf Fondazione Prada. Benda-benda seni permanen di sini seluruhnya merupakan karya kontemporer. Memasuki ruang pamernya, saya menemukan lukisan dari Jeff Koons, perupa Amerika yang pernah memecahkan rekor lelang Christie’s lewat instalasi anjing jingga raksasa. Di Fondazione Prada, dia menampilkan tiga karya bertarikh 1986 yang bertema minuman keras. Banyak karya lebih berupa permainan bentuk yang membiarkan pemirsa menebaknebak maksudnya. Layaknya karya kontemporer, mereka lebih didesain untuk dirasakan ketimbang dipahami. Satu instalasi yang berhasil mengocok emosi adalah Potato dari Nathalie Djurberg. Melalui video-video pendek yang diputar di gua berbentuk kentang, seniman asal Swedia itu mengajak kita menghayati karakter-karakter yang bergulat dengan isu gender dan seksualitas. Ada gadis muda yang berjuang memahami pelecehan seksual. Ada pula seorang kekasih yang bersalin rupa menjadi serigala. Di tengah perang retorika seputar feminisme di media massa, video buatan JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
46
DISPATCHES LA nDm Ark
Eksposisi Seni Kiri: Pentas Atlante del Gesto yang dipimpin oleh Virgilio Sieni. Atas: Processo Grottesco karya Thomas Demand menampilkan subjek foto sebuah gua yang dibuat dari kertas karton.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
ini untuk mendirikan Bar Luce, kedai kopi yang menjadi ruang rehat bagi pengunjung. Interiornya didominasi warna-warna pastel. Desainnya retro, begitu pula suguhannya: pai buah dan kue sus buatan Marchesi, toko roti milik Prada. Bar Luce sekilas mirip properti yang dicomot dari film Moonrise Kingdom, salah satu karya terbaik Wes Anderson. “Prada berhasil mendekatkan seni pada mereka yang menghargai desain dan keindahan,” kata Johana Hamadakova, pengunjung asal Republik Ceko. “Saat banyak museum masih terkesan kuno, institusi ini berhasil menjadi jembatan bagi kesenian untuk bisa dinikmati khalayak.” Milan lebih dikenal sebagai pusat fesyen dan mebel. Kehadiran Fondazione Prada agaknya menjadi amunisi baru kota ini untuk membidik turis pencinta seni. Dan Anda tak perlu menjadi “devil” yang menenteng Prada untuk menikmatinya.
FoTo: ATTIlIo MARAnzAno (2); elA BIAlKoWSKA/oKno STuDIo (1); FonDAzIone PRADA (2).
Nathalie mengirimkan pesan yang membekas, justru ketika disajikan tanpa suara. Fondazione Prada rutin menggelar pameran temporer. Dulu, sebelum kompleks Milan didirikan, lembaga ini menginisiasi pameran tunggal sejumlah seniman, salah satunya Anish Kapoor pada 1995. Dan tak cuma seniman, sutradara sekaliber Steve McQueen pernah diundang untuk menggelar pameran solo perdananya di Italia. Saya datang saat tempat ini menggelar pameran bertajuk Trittico. Berakar dari prinsip kuno triptych, yakni kombinasi tiga karya yang membentuk satu konteks saat dipajang bersamaan, Trittico memajang karya dari tiga seniman sekaligus dan menggali kesamaan pola di antara ketiganya. Salah satu suguhannya cukup menggigit, yakni lost love dari Damien Hirst, yang menampilkan akuarium ikan berisi perangkat aborsi. Tidak ada kurator tetap di Fondazione Prada, prinsip yang sejalan dengan visi tempat ini untuk mewadahai letupan-letupan kreatif yang beragam. “Ide baru, pemikiran dari berbagai disiplin dan kolaborasi berbagai bidang, adalah inti dari eksistensi Fondazione Prada,” kata Astrid Welter, kepala departemen kuratorial. Astrid bahkan menolak Fondazione Prada dikategorikan sebagai museum. “Bukan museum,” ujarnya, “melainkan institusi budaya tempat bertemunya berbagai ekspresi.” Salah satu ekspresi itu datang dari Wes Anderson. Prada menggaet sutradara kondang
48
DISPATCHES HoT E l rEP orT
Bintang Baru Bandung Mengunjungi dan mengulas empat hotel baru di Kota Kembang. teKs & foto oleh Yohanes sandY
InterContInental Bandung dago Pakar Lokasi adalah aset terbesarnya untuk memikat tamu. Beralamat di dataran tinggi Dago Pakar, hotel ini menyuguhkan panorama kota dan perbukitan, serta menawarkan akses mudah untuk menjangkau banyak sentra hangout terpopuler di Bandung. InterContinental Bandung terletak di dekat Mountain View Golf Club, sedikit di atas Marbella Suites. “Ini hotel bisnis dengan nuansa resor,” ujar Nike April, Communications Manager. Melihat konsep hotelnya, definisi itu mungkin bisa dibaca terbalik: “resor dengan nuansa hotel bisnis.” InterContinental Bandung menyuguhkan desain yang cukup memikat: gedung 16 lantai bergaya minimalis modern yang ditumpuk tiga bangunan berbentuk kontainer di atapnya. Fasadnya yang berwarna abu-abu terlihat kontras dari alam sekitarnya yang dipenuhi pohon
Properti Trendi Atas: satu dari total 18 kamar di oliver’s hostelry, properti butik di Ciumbuleuit. Kiri: Instalasi seni di lobi summerbird, hotel baru dengan permainan desain yang atraktif. Kanan: Kolam renang infinity yang menatap panorama lembah dan perbukitan di InterContinental Bandung.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
rindang. Hotel ini dirancang oleh Aedas, firma bergengsi yang pernah menangani Hotel Indigo Hong Kong dan Langham Place Guangzhou. Total tersedia 206 kamar dan suite. Interior kamar terasa elegan dan hangat berkat kehadiran banyak materi kayu. Kamar mandinya dialasi tegel bercorak batu alami dan dilengkapi bathtub yang menatap panorama di luar. Seluruh kamar tidak dilengkapi balkon. Sebagai gantinya, Aedas menyematkan day bed di pojok ruangan yang didesain kantilever. Bisnis penginapan di Dago Pakar didominasi oleh vila privat, dan InterContinental Bandung menangkap peluang tersebut dengan menawarkan 19 vila. Seluruh vila tidak dilengkapi kolam renang, tapi setidaknya terdapat taman privat dan teras. Khusus segmen MICE, hotel ini menawarkan fasilitas yang mumpuni: ballroom berkapasitas 1.700 tamu dan enam ruang rapat yang masing-masingnya berdaya tampung 25-100
49
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
50
DISPATCHES HoT E l rEP orT
buah hotel butik, Summerbird memiliki keleluasaan untuk mengeksplorasi desain. Penginapan ini terletak di lingkungan yang masih sepi. Lokasinya sedikit tersembunyi, namun tidak terlalu sukar dilacak. Summerbird bermukim di dekat Hilton Bandung, tak jauh dari sentra kuliner Paskal Hyper Square. “Bangunan ini dulunya rumah,” ujar Ellis Lee, staf Summerbird. “Fasadnya dipertahankan, namun isinya kami bongkar untuk dijadikan area lobi dan restoran. Tempat Anda menginap di belakang adalah bangunan baru.” Kata Ellis lagi, Summerbird tidak mengandalkan fasilitas wah untuk memikat tamu, melainkan “pengalaman menginap dengan kearifan lokal.” Mungkin karena masih baru, hotel ini masih harus giat berbenah untuk menunjukkan kearifan lokal tersebut. Pelayanannya kerap kurang cekatan dan koneksi
delegasi. Karena Dago Pakar adalah destinasi pernikahan yang populer, InterContinental Bandung menyuguhkan sebuah aula yang didesain mirip kapel, ditambah sebidang lahan untuk kenduri terbuka di dekat kolam renang. “Biasanya lahan ini dipakai untuk resepsi outdoor atau tempat outbound,” tambah Nike. Hotel yang beroperasi sejak 31 Juli 2015 ini memiliki dua restoran, salah satunya Damai yang menyuguhkan menu internasional racikan Mahesa Nugraha, mantan koki Padma Bandung. “Menu yang laris-manis di sini adalah angus beef steak,” ujar Nike. Jl. Resor Dago Pakar Raya 2B, Resor Dago Pakar; 022/8780-6688; ihg. com; doubles mulai dari Rp1.800.000.
SummerBIrd Bed & BraSSerIe Summerbird adalah sebuah testimoni atas karakter Bandung sebagai kota kreatif yang menghargai desain. Hotel yang beroperasi sejak 1 November silam ini menawarkan hanya 27 kamar. Dari segi kelas, kamarnya terdiri dari tiga tipe: standard, superior, dan deluxe. Tapi dari segi desain, kamarnya terbagi ke dalam empat tema: vintage, French, rustic, dan Scandinavian. Desainnya digarap serius. Arsitek Martin Kandany bermain-main dengan banyak ornamen dan perabot guna menciptakan visual yang atraktif. Kamar tema French misalnya, mengusung desain feminin lewat mebel berwarna lembut dan sentuhan bunga. Sementara tipe rustic kental dengan nuansa industrial berkat penggunaan materi kayu mentah dan dinding polos tanpa cat. Masuk ke lantai dua, kita akan menemukan ruang membaca yang dirancang menyerupai restoran. Layaknya seDestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
51
Crowne Plaza menaungi 270 kamar dan suite yang masing-masingnya dilengkapi mesin peracik kopi dan televisi 42 inci. Jika mendambakan ketenangan, hotel ini memiliki lantai Quiet Zone yang steril dari tamu anak-anak. “Kami juga menyediakan beragam bantal yang bisa dipilih tamu sesuai kebutuhan, termasuk bantal anti alergi,” ujar Widagdo Triyogie Sanyoto, Communications Manager. Crowne Plaza mengoleksi 12 ruang rapat dan sebuah ballroom yang berdaya tampung 1.000 tamu. Fasilitas lainnya adalah pusat kebugaran 24 jam, spa, kids’ club, serta kolam renang sepanjang 25 meter yang bertengger di lantai lima dan bersanding dengan restoran Mountain View. Jl. Lembong 19; 022/3000-2500; ihg.com; doubles mulai dari Rp1.500.000.
olIver’S HoStelry
internetnya tidak stabil. Jl. Ksatriaan 11; 022/6030-228; summerbirdhotel.com; doubles mulai dari Rp500.000.
Crowne Plaza Bandung
desain Urban tangga melingkar menuju ballroom di Crowne Plaza. halaman kiri, searah jarum jam, dari kiri atas: Kamar bertema French di summerbird; kolam renang infinity sepanjang 25 meter di lantai lima Crowne Plaza Bandung; restoran di summerbird memakai banyak ornamen pintu dan jendela bekas.
Crowne Plaza Bandung, bagian dari Grup InterContinental, diresmikan berselang tiga pekan dari InterContinental Bandung Dago Pakar. Berbeda dari kakaknya yang bergaya resor, Crowne Plaza mengusung karakter city hotel— pilihan yang pas dengan lokasi tempatnya berdiri: Jalan Lembong, jalur bisnis Kota Kembang. Bagi pebisnis, Crowne Plaza memang strategis untuk menjangkau kantor-kantor pemerintahan. Tapi, bagi pelancong, hotel bintang lima ini adalah persinggahan ideal untuk melakoni wisata kuliner. Batagor Kingsley hanya terpisah sekitar 200 meter, sedangkan Bakso So’un Lodaya bisa dikunjungi dengan lima menit berjalan kaki.
Ciumbuleuit bagaikan Menteng versi Bandung. Kawasan elite ini menampung rumah artis, ekspatriat, hingga pengacara kondang. Seiring perubahan Bandung sebagai destinasi wisata, Ciumbuleuit berubah menjadi kawasan trendi yang dihuni restoran, kafe, dan penginapan, salah satunya Oliver’s Hostelry yang diresmikan pada 4 September silam. Oliver’s Hostelry berada di area permukiman. Kombinasi jendela tinggi, interior berlapis kayu, dan dinding bata membuatnya terlihat kontras dari rumah-rumah era 90-an di sekitarnya. Fasadnya bahkan lebih menyerupai kafe industrial di kawasan The Rock, Sydney. Arsitektur hotel ini digarap oleh arsitek muda Rengga Desiga, sementara interiornya ditangani oleh Zanun Nurangga yang pernah berpartisipasi dalam Maison & Objet di Paris. Kamarnya hanya berjumlah 18 unit. Masing-masing kamar mengusung desain bertema lagu. Pada kamar Wonderwall, yang namanya diambil dari tembang karya grup Oasis asal Inggris, kita akan menemukan headboard berhiaskan besi baja yang memancarkan kesan dingin dan maskulin. Seluruh ornamen dipikirkan saksama agar sesuai dengan tema. “Inspirasi hotel ini diambil dari musik,” kata Belinda, staf pemasaran Maja Group, perusahaan yang memayungi hotel mungil ini. Fasilitas hotel terbilang minim. Kolam renang dan gym absen. Lobinya digabung dengan restoran yang menyuguhkan sarapan berisi menu a la carte. Restoran yang terbuka untuk umum ini biasanya ramai di akhir pekan. Menunya memang cukup menggiurkan, salah satunya nasi ayam dan paru yang disajikan dalam konsep gyudon. Jl. Panumbang Jaya 5, Cidadap; 022/8206-5241; olivershostelry.com; doubles mulai dari Rp500.000. JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
52
DISPATCHES roAD T rI P
Badai Sudah Berlalu Lima tahun usai diterjang gempa dan tsunami, Tohoku kembali membuka tangannya bagi wisatawan. Apa yang berubah? Teks & foTo oLeh Reza IdRIs
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
53
Tohoku
Jepang Tokyo
Rute Tohoku berada di utara Tokyo dan bisa dijangkau menggunakan kereta peluru shinkansen (jreast. co.jp/e) dalam waktu satu jam. Penerbangan ke Tokyo dilayani antara lain oleh Japan airlines (jal.com) dan Garuda Indonesia (garudaindonesia.com). Untuk menjelajahi Tohoku, Anda bisa menaiki bus atau kereta antarprefektur expressway (e-nexco.co.jp).
zona terlarang. Kita seolah dihadapkan pada Chernobyl versi Asia. Mengesampingkan area verboten itu, Fukushima sejatinya tempat yang sangat menawan. Ikon pariwisatanya adalah pohon sakura. Saya bergabung dengan rombongan asal Korea dan RRC, lalu mendaki bukit untuk menyaksikan pohon sakura paling terkenal di seantero Jepang—Takizakura. Namanya berarti “air terjun.” Rantingnya memang menjurai menyerupai kucuran air terjun. Di sekitarnya, bunga nanohana kuning bermekaran layaknya dayang-dayang yang menemani seorang raja. Raja yang sudah sepuh. Takizakura berusia sekitar 1.000 tahun. Tubuhnya ditopang tiang-tiang kayu, membuatnya seperti kakek renta yang memakai tongkat. Entah sudah berapa gempa yang mengguncangnya, ia masih saja tumbuh subur, masih saja berpose di depan kamera turis. “Paling hanya beberapa batang yang rontok. Sisanya lihat, masih kuat bukan?” ujar Toshi.
Tohoku sudah aman. Sudah aman. Toshi, pemandu saya, terus mengulangi katakatanya. Dia yakin badai sudah berlalu. Horor sudah lewat. Tohoku telah siap kembali menyambut turis. Lima tahun silam, gempa hebat mengguncang tanah ini, lalu memicu tsunami yang menyapu ribuan rumah. Saat air mata masih berlinang, bencana susulan melanda: sebuah reaktor nuklir bocor dan memuntahkan radiasi. Ini tragedi alam terdahsyat dalam sejarah modern Jepang. Bank Dunia mencatatnya sebagai bencana termahal sejagat. Saya datang saat luka itu sudah mengering. Dari Tokyo, kereta peluru membelah perbukitan, menembus perut gunung, hingga akhirnya mendarat di Tohoku. Saya disambut gunung-gunung bercaping salju. Angin sejuk berembus, mentari bersinar hangat. Tohoku berada di utara Tokyo. Luasnya 67.000 kilometer persegi, kira-kira separuh Pulau Jawa. Kawasan ini menampung enam prefektur, semacam provinsi di Jepang. Lanskapnya didominasi bukit dan pantai. Musim di sini bergulir lebih lambat dibandingkan kawasan lain di Jepang. Saat Tokyo atau Kyoto sudah menikmati musim semi, sebagian Tohoku masih terkubur salju. Saya memulai perjalanan dari Prefektur Fukushima, gerbang masuk Tohoku. Namanya sempat menghiasi tajuk media akibat tragedi nuklir. Ancaman radiasi memaksa pemerintah menutup sekitar 10 persen kawasan pesisir di sini, lalu menetapkannya sebagai
Warisan zaman Pelayan merapikan ornamen di pintu kedai. Kiri: Shiroishi umen, menu yang diciptakan 380 tahun silam. Halaman kiri: Fukushima dilihat dari Taman Hanamiyama.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
54
DISPATCHES roAD T rI P
Tingginya 12 meter dengan bentangan sayap mencapai 20 meter. Pada 1922, pohon sakura tertua di Jepang ini dinobatkan sebagai Cagar Budaya oleh pemerintah. Hari ini, saat pohon sakura di Tokyo mulai menggugurkan daun-daunnya, Takizakura masih merekah. “Iklim dingin yang masih membasuh Tohoku adalah faktor utamanya,� kata Toshi seraya menunjuk kabut yang melayang di bukit. Dari pohon sakura sakral berusia satu milenium, saya berpindah ke Hanamiyama yang menawarkan taman bunga yang menghiasi bukit setinggi 200 meter. Awalnya perkebunan pribadi, taman ini berubah menjadi objek wisata populer sejak dibuka untuk publik 57 tahun silam. Dari kejauhan, ia terlihat seperti taman dari negeri dongeng. Shotaro Akiyama, fotografer kawakan Jepang, bahkan menjulukinya Shangri-La versi Fukushima. Saya menjangkaunya dengan mendaki jalan setapak. Bunga-bunga bertaburan di sisi kiri, sementara lembah menganga di sisi kanan. Jalan tanah dan batu ini terus berkelok dan menanjak. Selang 30 menit, saya berhasil menggapai puncak bukit dan disambut pemandangan 360 derajat Fukushima dan pegunungan salju di kejauhan. Rasa lelah di perjalanan terbayar lunas. Ekspedisi menyisir tepian Tohoku berlanjut ke Miyagi, prefektur yang mengalami kerusakan terparah akibat tsunami. Ikon tempat ini adalah Kastel Shiroishi, struktur megah yang didirikan pada abad ke-16. Awalnya dihuni klan penguasa Katakura, kastel
Penginapan Di Prefektur fukushima, satu penginapan yang menarik dicoba adalah surikamitei Ohtori (24-3 Nakanouchi, Iizakamachi; 81-24/5424-184; surikamiteiohtori.com; doubles mulai dari Rp2.012.000), properti yang menawarkan kamar bergaya kombinasi eropa dan Jepang, serta fasilitas kolam air panas onsen. Di Iwate, appi (Appikogen, Hachimantai; 81-19/ 5736-401; appi.co.jp; doubles mulai dari Rp1.628.000) adalah salah satu resor ski terpopuler di Tohoku. aktivitas Tohoku menyajikan beragam aktivitas menarik. Di kota kecil Miharu, kita bisa melihat Takizakura, pohon sakura paling ter-
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
55
sensasi sakura Takizakura, pohon sakura yang berusia sekitar 1.000 tahun. halaman kiri, dari atas: hashimotu hirosi mementaskan tari topeng di fukushima; jalur Aspite Line yang dikawal dinding salju.
kenal di Jepang. Tingginya 12 meter dan usianya sekitar satu milenium. sementara di hanamiyama, kita bisa mendaki bukit yang dibalut taman bunga. suguhan atraktif tersaji di hachimantai berupa jalan magis yang dipagari tembok es— fenomena yang berlangsung selama hanya 20 hari di pertengahan April. setiap oktober, kastel shiroishi menggelar teater yang mengisahkan Perang Boshin. sedangkan di februari dan November, Morioka menyelenggarakan festival makan wanko soba, kuliner yang diciptakan 380 tahun silam. kunjungi situs Biro Pariwisata Tohoku (en.tohokukanko. jp) untuk menemukan paket tur di keenam prefektur di Tohoku.
ini sempat berubah fungsi menjadi markas militer ketika Perang Boshin pecah pada 1868 Mengunjungi Kastel Shiroishi membawa imajinasi saya ke zaman kaum shogun. Usai melewati gerbang yang dipercantik ornamen naga, saya mendarat di sebuah halaman lapang yang dinaungi bangunan kayu. Meski usianya sudah lebih dari lima abad, kastel ini masih terlihat gagah. “Kami mengerahkan lebih dari 20 orang dalam proses revitalisasi. Masing-masing dengan keahliannya tersendiri,” ujar Kishiro, pemandu kastel. Bertolak 187 kilometer ke Prefektur Iwate, udara dingin kian menggigit. Saya singgah di Hachimantai di sisi barat laut Iwate. Sebagian kawasannya berstatus taman nasional. Dari kaki bukit, minibus meraung-raung mendaki rute terjal. Selang 30 menit, pemandangan di balik jendela mulai berubah: dedaunan hijau dan cokelat bersalin menjadi salju putih. “Kita sekarang berada di ketinggian 1.200 meter,” ujar Toshi.
Mobil kemudian bertemu tembok es raksasa. Inilah jalur Aspite Line yang tersohor itu. Tiap Maret, 10 traktor dikerahkan guna menyingkirkan salju dan membuka jalan. Saljunya kemudian ditumpuk di kedua sisi jalan, hingga membentuk dinding putih sepanjang 27 kilometer layaknya sebuah koridor ajaib. Menyusurinya seperti memasuki wahana di taman rekreasi. Hachimantai adalah destinasi ski yang populer, dan tempat ski terpopuler di sini adalah Appi, resor yang menawarkan 21 rute ski dengan lanskap bervariasi. Menjajal rute khusus amatir, saya terkesima dengan debit salju yang menumpuk di musim semi. “Kebanyakan slope menghadap utara, jadi tidak terkena sinar matahari secara langsung. Dari Desember hingga Mei, tamu bisa ski sepuasnya,” ujar staf resor. Hachimantai adalah satu dari segelintir tempat di dunia di mana kita bisa menikmati ski di musim semi. Di hari terakhir, saya mencicipi kuliner tradisional wanko soba di kota kecil Morioka, sekitar 45 menit dari Hachimantai. Menu berbahan mi ini diciptakan 380 tahun silam oleh Nambu Toshinao, pemimpin klan Nambu. Di restoran Azumaya Soba, wanko soba disuguhkan dalam konsep sajian ala kerajaan. Awalnya, tamu diberikan mangkuk-mangkuk mungil yang berisi soba dan tujuh lauk, antara lain tuna sashimi dan suwiran ayam. Usai semuanya tuntas disantap, kita tak perlu beranjak mengambil soba layaknya prasmanan konvensional, sebab para pelayan telah bersiaga di dekat meja. Cukup beri abaaba, mereka akan menghampiri dengan membawa sekitar 20 mangkuk makanan. Ritual makan di sini menganut prinsip “kenyang hingga tidak bisa bergerak.” Prinsip yang dipraktikkan lebih eksesif setiap Februari dan November saat Azumaya Soba menggelar turnamen wanko soba. Rekornya adalah 599 mangkuk untuk pria dan 499 untuk wanita. Toshi agaknya tak berlebihan saat mengklaim badai sudah berlalu di Tohoku. Tempat ini memang belum sepenuhnya melupakan tsunami, dan rasanya tak ada yang bisa melupakan bencana memilukan itu. Tapi warganya setidaknya kini sudah kembali tersenyum. Alam cantik di sini agaknya tak akan membiarkan manusia larut dalam duka. Pohon sakura terus tumbuh, bunga-bunga terus merekah, dan salju kembali berjatuhan di lintasan ski. JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
56
dispatches a dvent ure
Liang Yang Lekang Awalnya tersembunyi di belantara di jantung Vietnam, beberapa gua raksasa kini mulai menampakkan sosoknya pada dunia. oleh Gabrielle lipton foto oleh ryan DebooDt
Gua adalah objek wisata alam yang paling saya remehkan. Saya pernah menyelam jauh demi mencari karang yang sehat, rela menyeret kaki ke puncak gunung demi menyaksikan mentari pagi, sudi membiarkan tubuh menggigil demi menyaksikan gletser. Tapi saya belum pernah sekalipun memasuki gua. Kini, sikap tak acuh saya resmi hilang. Saya berhasil menemukan kenikmatan di sisi tergelap dunia. Kenikmatan itu saya rasakan saat melawat ke Vietnam, persisnya ke Taman Nasional Phong Nha–Ke Bang di Provinsi Quang Binh. Di sinilah, pada 2009, sekelompok penjelajah Inggris berhasil menjadi tim pertama yang memasuki Son Doong, gua terbesar sejagat. Tak lama berselang, Chau Nguyen, pria asli Phong Nha, mendirikan Oxalis, operator tur yang merangkap jagawana bagi kawasan ini. Oxalis mengedukasi warga perihal prinsipprinsip konservasi, juga mendorong pemerintah setempat untuk mengesahkan regulasi perlindungan hutan dan gua. Gerakan mereka menuai banyak simpati. Kini, sekitar 200 orang mengantre untuk bisa bekerja sebagai pemandu, koki, atau porter bagi Oxalis. Dan operator ini punya banyak lowongan untuk menampung mereka, seiring melambungnya pamor Vietnam di kalangan caver. Paket tur dari Oxalis beragam, mulai dari satu hingga lima hari. Karena tur ke Gua Son Doong sudah dipesan banyak orang, saya pun memilih Gua Tu Lan. Tripnya empat hari, mencakup trekking 35 kilometer serta blasak-blusuk enam gua. Perjalanan dimulai dengan menjelajahi padang kering dan menonton kerbau-kerbau pemalas yang berendam di Sungai Rao Nan. Sungai penuh cabang inilah yang selama jutaan tahun mengukir pegunungan kapur dan membentuk lorong-lorong Tu Lan. Salah satu kenikmatan berada di alam liar adalah—meminjam kata-kata novelis Joan Didon—“perubahan berlangsung instan.” Sesaat setelah kami mencapai bukit pertama, DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
57
lorong Waktu Aula megah di interior hang tien, gua raksasa yang diperkirakan terbentuk 550 juta tahun silam.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
58
dispatches a dvent ure
Hanoi
lAos Phong Nha Hue
VIETNAM kAMbojA
Ho Chi Minh City
rute Phong Nha, titik awal pendakian bersama operator oxalis, berjarak sekitar satu jam dari Dong hoi, Provinsi Quang Binh. Penerbangan dari ho Chi Minh City ke Dong hoi dilayani oleh Jetstar (jetstar.com) dan Vietnam airlines (vietnamairlines.com). Kedua maskapai tersebut juga melayani penerbangan ke ho Chi Minh City dari Jakarta. informasi Gua-gua raksasa Vietnam tersebar di area
taman Nasional Phong Nha-Ke Bang. operator tur oxalis (oxalis.com. vn) menawarkan beragam paket ekspedisi, misalnya adventure tours (mulai dari Rp1.200.000 per orang untuk tur sehari ke Gua Tu Lan) dan expedition tours (mulai dari Rp40.000.000 per orang untuk tur ke Gua Son Doong). Penting diingat, beberapa paket tur tidak tersedia di musim hujan yang berlangsung dari September hingga Januari. Datanglah di April untuk cuaca terbaik.
medan ekstrem langsung menghadang. Jalan yang tadinya datar berubah menjadi tanjakan curam. Kami memanjat dan merangkak seraya menghindari daun-daun hijau kekuningan yang rentan memicu gatal selama lima hari. Saat kedua paha saya tengah mengerang kelelahan, jalan perlahan terbuka. Pohon-pohon kian berjarak dan sebuah lubang besar pun muncul di hadapan. Dipadati oleh stalagmit, gua ini bisa dengan mudah dinobatkan sebagai aset wisata andalan sebuah negara. Tapi, bagi kami, ia sejatinya hanya sebuah jalan pintas untuk menjangkau Gua Tu Lan. Pemandu saya adalah pemuda lokal yang menjuluki dirinya sendiri “Jungleman Ken.” Dia berjanji, pemandangan yang lebih menawan sudah menanti di perkemahan. Dia bahkan menyebutnya “bumi perkemahan tercantik sejagat!” Selang satu jam, usai melompat-lompat di antara batu dan akar, kami tiba di area perkemahan. Awan mendung mulai berkerumun. Untungnya, porter kami sudah kelar merangkai terpal, ruang makan, serta toilet kompos berdinding bambu. Semuanya ditata di bantaran sungai. Di kejauhan, sebuah lorong hitam menumpahkan air terjun menuju laguna bertingkat dua. Jungleman Ken tidak berbohong. Ini memang bumi perkemahan tercantik. Martin Holroyd, salah seorang turis di rombongan saya, adalah caver gaek asal Inggris sekaligus kawan lama Deb Limbert, penemu gua fenomenal Son Doong. Sejak 1997, Martin sudah beberapa kali datang ke kawasan ini guna melacak gua-gua baru, dan Gua Hang Ken adalah salah satu temuannya. Kami menghampiri Gua Hang Ken, lalu berenang menyusuri sungai di perutnya. Kami terus merangsek, terus menembus gelap. Bagaikan maling, saya meraba mengandalkan senter seraya menyoroti pahatan-pahatan unik yang diukir oleh air. Tiba di ujung gua, saya menemukan formasi bebatuan yang sangat memukau: pilar setinggi gedung enam lantai dengan permukaan yang menyerupai Braille.
Mungkin berkat tidur pulas semalaman di hammock, atau mungkin karena keindahan Gua Hang Ken masih membayangi kepala, pagi ini saya terbangun dengan perasaan bahagia, dengan tubuh yang tak sabar menanti petualangan di hari kedua. Di Gua Tu Lan, kami mengenakan harness dan menuruni tebing setinggi 15 meter menuju sungai. Selanjutnya, kami menaiki rakit dan mendayung menuju air terjun di rahim gua. Senter dipadamkan dan kami mendengarkan deru air dalam kegelapan yang pekat. Kami lalu berbalik arah dan mendayung ke arah mulut DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
59
gua. Seperti adegan di film, matahari menyinari stalaktit dan membentuk siluet dengan latar belantara berkabut. Di pemberhentian berikutnya, rombongan menikmati makan siang ala DIY: melinting sendiri lumpia berisi jamur hutan. Selanjutnya, kami menembus gunung melalui Gua Hang Kim, singgah di sebuah danau untuk berenang, lalu duduk-duduk malas di kaki jeram dan membiarkan tubuh dipijat oleh siraman air. Perjalanan diteruskan menuju Gua Hung Ton yang dipenuhi stalagmit raksasa hingga menyerupai kulit landak. Jungleman Ken berulang kali mengingatkan trip hari ketiga ini bakal lebih memukau: mendaki 13 kilometer menuju bumi perkemahan yang dilengkapi “kolam renang terindah” di dekat “gua terindah.” Mengenang panorama dari dua hari terakhir, saya tak lagi meragukan sesumbarnya. Kami mendaki dengan santai, berpindah dari satu etape ke etape berikutnya dengan
teroka Gua Sungai mengalir di perut hang Ken, gua yang ditemukan oleh Martin holroyd asal Inggris. Kiri: Peserta tur melewati jembatan kayu yang membentang di dekat kantor oxalis, operator tur yang melayani ekspedisi ke gua-gua di Quang Binh.
transit di tiap sungai dan danau di sepanjang jalan, layaknya manusia yang meniru rutinitas kerbau: berenang, berjalan, makan; berenang, berjalan, makan. Di etape berikutnya, kami menikmati sesi barbeku yang disiapkan oleh porter. Menu malam ini: daging babi, sapi, ayam, tahu goreng, telur rebus dalam saus tomat segar; sop berisi telur rebus dan sayuran; tumis kangkung dan kubis; serta arak lokal. Menikmati sajian yang kaya endorfin itu, saya sebenarnya sudah merasa terpuaskan. Tapi para porter berhasil membuat atmosfer lebih menyenangkan dengan menyanyikan lagu-lagu rakyat Vietnam. Salah seorang porter memimpin kor dengan energik hingga membuat saya terpaku. Tiba-tiba, semua porter berpaling ke arah peserta tur dan meminta kami menyumbangkan lagu. Rombongan saya terdiri dari satu orang Australia, satu Jerman, enam Amerika, dan tiga Inggris. Tidak mudah menentukan lagu yang dipahami bersama. Pilihan akhirnya jatuh pada nomor-nomor populer dari zaman kaset, sebut saja Country Roads, Coming ‘Round the Mountain, serta Hokey Pokey. Pada 1994, musim hujan memaksa Deb mengurungkan salah satu ekspedisinya. Gua dilanda banjir. Seorang pria lalu mengajaknya masuk lewat pintu alternatif—Gua Hang Tien. Gua inilah yang menjadi target terakhir dalam trip saya. Jungleman Ken lagi-lagi benar, Hang Tien adalah gua yang cantik. Usianya ditaksir sekitar 550 juta tahun. Sosoknya seperti istana bagi para dewa. Kami menjangkau mulut gua dengan melewati bebatuan yang seolah terus membesar. Di teras liang, matahari menyinari stalaktit yang bergelantungan sekitar 30 lantai di atas kepala, sementara di kakinya terdapat kolamkolam berbentuk kelopak bunga. Kami menyusuri bilik-bilik di perut bumi, menembus gulita, melakoni apa saja yang lazim dilakoni seorang caver: duduk di interior cemani, menyimak suara kepakan kelelawar, melantunkan gema, mengagumi pahatan alam. Ketika saya berpikir petualangan sudah rampung, Deb meminta kami menjajal jalur sulit di belakang gua. Seperti tengah mengikuti sirkus akrobat, kami menjaga keseimbangan di atas jalur setipis tambang, memasuki aula berisi air, menyelinap di celah sempit, hingga akhirnya mendarat di sebuah danau hijau. Kata Deb, tak seorang pun pernah melampaui danau itu. Dibutuhkan peralatan selam untuk melakukannya. Untuk sementara, Hang Tien tetap menjadi gua yang belum tuntas dipetakan. Dan mungkin lebih baik dibiarkan seperti itu. Sisi tergelap dunia lebih memikat jika dibiarkan dalam kegelapan. JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
60
Street Art NeSpooN
Petualang Kerawang Seorang seniman asal polandia bertekad mempercantik sudut-sudut dunia dengan mengeksplorasi kode estetik yang bersemayam di balik motif renda.
Apa yang dilakukannya tidaklah baru. Sudah banyak perupa yang mengolah benda-benda sehari-hari menjadi karya seni. Yang membuat NeSpoon (behance.net/NeSpoon) memikat adalah pilihan objeknya. Renda, kriya ornamental yang lazim memaniskan taplak, kini menginvasi ruang-ruang publik untuk berdialog dengan khalayak. Renda buatannya mempercantik dinding kusam yang terbengkalai, batang-batang kayu yang sekarat, juga aspal yang retak atau lempengan logam yang berkarat. Metode kerjanya partisipatif. Dia menggandeng seniman lokal untuk mendesain pola dan memilih lokasi. Dimulai dari kam-
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
pung halamannya, Warsawa, NeSpoon kini telah melebarkan gerakan “rendanisasi” dunia hingga ke lima benua. “Melalui seni, saya berkelana dan menemukan jati diri yang positif, lalu menularkannya kepada orang lain,” jelasnya. Tapi, kenapa renda? NeSpoon percaya renda adalah benda yang universal, dengan begitu tak akan menghadapi kendala budaya untuk dicerna. Selain itu, dia menganggap renda menyimpan kode estetik yang bermakna luhur. “Dalam tiap renda kita menemukan keselarasan, sejenis tata dan harmoni,” ujarnya. “Bukankah itu yang kita dambakan secara naluriah?”
Foto: NeSpooN.
oleh Suhartina SindukuSumo
MenAngkAn: MenginAP DuA MAlAM Di AnAntArA SeMinyAK BALi reSort untuk DuA PeMenAng Menatap pantai dan berada di antara sentra hangout terpopuler di Bali, Anantara Seminyak Bali Resort menawarkan lokasi ideal bagi mereka yang ingin berlibur di Pulau Dewata. Resor bintang lima ini memayungi 59 suite yang mengawinkan dengan apik ornamen modern dan unsur tradisional Bali. Salah satu suite-nya, Anantara Ocean Suite, menyuguhkan ruang lapang seluas 80 meter persegi yang dilengkapi teras privat, Bose DVD Player, dan koneksi internet nirkabel.
Cukup jawab empat pertanyaan berikut untuk mendapatkan kesempatan memenangkan hadiah berupa menginap dua malam di tipe Anantara Ocean Suite. Voucher berlaku dari Maret hingga Desember 2016. 1. Menara gereja tertinggi di Belanda?
Kirimkan jawaban ke DestinAsian Indonesia sebelum 15 Februari 2016, dengan disertai data pengirim yang mencakup nama lengkap, alamat, dan nomor telepon. Jawaban bisa dikirimkan melalui surat ke: DestinAsian Indonesia, P.O. Box 08 JKPPJ, Jakarta 10210 A; faks: 021/574-7733; email: contest@destinasian.co.id; atau melalui situs DestinAsian.co.id INFORMASI DATA DIRI Nama Alamat Telepon Email Status Anda: c Pelanggan c Non-pelanggan
Selamat kepada Grery Rondonuwu dan Lia Afriani yang memenangkan voucher menginap di Singapore Marriott Tang Plaza Hotel dari Contest edisi November/Desember 2015.
2. Julukan bagi pemburu paus di Lamalera?
3. Arsitek Fondazione Prada di Milan?
4. Komentar tentang artikel atau tampilan edisi Januari/Februari 2016?
SyARAT & keTeNTuAN Satu orang hanya bisa mengirimkan satu jawaban • Contest terbuka bagi pembaca yang berusia minimum 18 tahun dan bukan berstatus karyawan DestinAsian Media Group atau perusahaan sponsor Contest • Hadiah tidak dapat dipindahtangankan dan diuangkan • Pemenang akan diinformasikan 14 hari setelah pengundian dan diumumkan di DestinAsian Indonesia edisi Maret/April 2016.
Keep tabs on the latest travel news and updates at DestinAsian.co.id or follow us on our social networks
@DestinAsianIndonesia
facebook.com/DestinAsianID
gplus.to/DestinAsianID
pinterest.com/DestinAsianID
@DestinAsianID
youtube.com/DestinAsianMag
Also available for download at
63
RepoRtage Bila Bali Berarti Belanja Kompilasi produk premium buatan Pulau Dewata bagi Anda yang mendambakan wisata belanja yang autentik dan terapi retail rasa lokal. oleh NiNa Hidayat Foto oleh GoviNda Rumi
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
reportage bali
• John Hardy. Banjar Baturning, Mambal, Abiansemal; 0361/469-888; johnhardy.com. • uC Silver. Jl. Raya Batubulan, Gang Candrametu No.2, Gianyar; 0361/461-511; ucsilverbali.com. • tulola. Jl. Petitenget, Gang Cenderawasih 2, Kerobokan; 0361/4730-261; shoptulola.com. • Suarti. Jl. Nusa Indah 88, Ketewel; 0361/296-849; suarti.com.
perak
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
aksi terry terry, gajah paling cerdas di Bali Zoo, yang lazim terlibat dalam sesi foto pranikah dan program pelatihan pawang Mahout for a Day. Selain gajah Sumatera, Bali Zoo mengoleksi antara lain singa, harimau, dan orangutan. Info produk: Gelang perak John hardy dari koleksi Bamboo, Classic Chain, Naga, dan Dot.
loKASI: BAlI Zoo, Jl. RAyA SINGAPADu, BANJAR SeSeh, SuKAwAtI, GIANyAR; 0361/294-357; BAlI-Zoo.CoM.
64
65
• Jenggala. Jl. uluwatu II, Jimbaran; 0361/703-311; jenggala.com • Kevala Ceramics. Jl. Mertasari 21, Suwung Kangin, Denpasar; 0361/720718; kevalaceramics.com • Gaya Ceramic & design. Jl. Raya Sayan, ubud; 0361/976-220; gayaceramic.com • tekuni Keramik. Nyuh Kuning 2 (di dalam warung Sopa Garden), Pengosekan, ubud; 0811-3811-232.
keramik
Gerojok Gerombong Air terjun Gerombong menampilkan tiga cucuran air dan sebuah laguna luas. objek wisata andalan Kabupaten Buleleng ini terletak di Desa lemukih serta terhubung ke sejumlah air terjun lain melalui tangga-tangga curam yang membelah lembah hijau. Info produk: Perangkat minum teh dari Jenggala.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
reportage bali
• Biasa+. Jl. Raya Seminyak 34; 0361/730-308; biasagroup.com • Farah Khan. Seminyak Village, Jl. Kayu Jati Basangkasa, Seminyak; 0361/4741818; farahkhan.com • Little Joe Woman by Gail Elliott. Jl. Petitenget 198, Seminyak; 0361/4735-964; littlejoewoman.com • magali Pascal. Jl. Kayu Aya oberoi 177x, Seminyak; 0361/736-147; magalipascal.com • the Story of. the library, Jl. Raya Seminyak 37; 0361/736-149 • Paul Ropp. Jl. Raya Seminyak 39; 0361/734-208; paulropp.com • uluwatu. Bypass Ngurah Rai 59, Suwung; 0361/8497-095; uluwatu.co.id.
busana
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Sentra Kriya Instalasi kuda besi bersayap yang dibuat oleh I Putu Suarjana di studionya di Desa Mas, sentra seniman dan perajin di ubud. Awalnya hanya dikenal lewat kerajinan kayunya, Desa Mas kian memikat berkat kehadiran sejumlah perupa kontemporer. Info produk: Gaun dan kalung Biasa dari koleksi musim gugur 2015/2016.
loKASI: GAleRI louD, Jl. RAyA MAS, BANJAR BAtANANCAK, uBuD; 0361/974-606
66
67
• Blue Glue Bikinis. Jl. Raya Seminyak 34; 0361/731-130; blue-glue.com. • Niconico mare. Bikiniland, Jl. Basangkasa 88, Seminyak; 0361/732-800; niconicoswimwear.com. • olenka. Jl. Kayu Aya, oberoi, Seminyak; 0361/7855-005; olenka-olenka.com. • 69 Slam. Jl. Kayu Aya 30, Seminyak; 0819-3438-5001; 69slam.com.
baju renang
Bahtera Bali Jukung, perahu tradisional nelayan Bali, dicirikan oleh cadik ganda dan sebuah layar berbentuk segitiga. Sejak pariwisata merekah, banyak jukung beralih fungsi menjadi atraksi turis, seperti yang terlihat di pantai kawasan Sanur. Info produk: Bikini seri Khao San dan sandal Khun dari koleksi thaikila keluaran Blue Glue Bikinis.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
68
reportage bali
• East Bali Cashews. Jl. Padang Galak 20A, Kesiman Petilan, Denpasar; 0361/4721-486; eastbalicashews.com • Granola Creations. Denpasar; 0812-3787-8366; granola-creations.com • Hatten Wines. the Cellardoor, Kompleks Pertokoan Dewa Ruci 3, Bypass Ngurah Rai, Kuta; 0361/767-422; hattenwines.com • Big tree Farms. Jl. Raya Sibang Kaja, Desa Sibang Kaja, Abiansemal; 0361/8463-327; bigtreefarms. com • Bali Bon Bon. Bypass Ngurah Rai 246C , Sanur; 0361/8497-256; balibonbon.com • Kopi Bali. Bypass Ngurah Rai 405e, Pertokoan Graha Niaga Sanur 4, Sanur; 0361/270-990; kopibali.com.
kuliner
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Sawah Subak Sawah terasering dengan sistem irigasi subak di Desa Jatiluwih, tabanan. Info produk (searah jarum jam, dari kiri bawah): Big tree Farms; east Bali Cashews; hatten wines; Granola Creations; Kopi Bali; Bali Bon Bon. Semuanya tersedia di hardy’s (gruphardys.com) atau Pepito (pepitosupermarket.com).
69
• Niluh djelantik. Jl. Petitenget 88, Seminyak; 0361/8484-722; niluhdjelantik.com • Lilla Lane. Jl. Bumbak 14, Banjar Anyar Kelod, Kerobokan; 0851-0022-2043; lillalane.com • 2nd Skin. Jl. Petitenget 147, Seminyak; 0851-0012-0899; 2ndskinonline.com • Papillon Shoe Boutique. Jl. Raya Seminyak 40; 0361/734-967; papillonshoes.com.
sepatu
tepi tebing tebing terjal uluwatu yang senantiasa diterjang ombak ganas Samudra hindia. lanskap menawan inilah yang menjadikan uluwatu salah satu destinasi selancar terpopuler, sekaligus kawasan favorit para hotelier untuk mendirikan resor atau vila. Info produk: Sepatu bot Juarez dari Niluh Djelantik.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
70
reportage bali
• Bathe. Jl. Batu Belig 88, Kuta utara; 0811-388-640; bathestore.com. • Sensatia Botanicals. Seminyak Village, unit F21, Jl. Kayu Jati Basangkasa, Seminyak; 0361/738097; sensatia.com. • Enfants Paradis. Jl. Basangkasa 56, Seminyak; 0361/737-923; enfantsparadis. com. • Salt. wanderlust, Jl. Kayu Aya 78, oberoi, Seminyak; the-saltstore.com
peraWatan kulit
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
telaga tua tamblingan, satu dari tiga danau yang menempati kaldera purba di Buleleng. Selain menyuguhkan panorama yang melankolis, danau ini menawarkan wisata ziarah ke pura-pura di sekitarnya. Info produk: tropical Collection dan Men’s Collection dari Bathe; krim, losion, serta pembersih wajah dari Sensatia Botanicals.
71
peta belanja pulau Dewata
11 Gaya Ceramic & design. Jl. Raya Sayan, ubud; 0361/976-220; gayaceramic.com. 1 2nd Skin. Jl. Petitenget 147, Seminyak; 0851-0012- 12 Granola Creations. Denpasar; 0812-3787-8366; 0899; 2ndskinonline.com. granola-creations.com. 2 69 Slam. Jl. Kayu Aya 30, Seminyak; 0819-3438- 13 Hatten Wines. the Cellardoor, Kompleks 5001; 69slam.com. Pertokoan Dewa Ruci 3, 3 Bali Bon Bon. Bypass Bypass Ngurah Rai, Ngurah Rai 246C , Kuta; 0361/767-422; Sanur; 0361/8497-256; hattenwines.com. balibonbon.com. 14 Jenggala. Jl. uluwatu II, 4 Bathe. Jl. Batu Belig 88, Kuta utara; 0811-388-640; Jimbaran; 0361/703-311; jenggala.com. bathestore.com. 5 Biasa+. Jl. Raya Seminyak 15 John Hardy. Banjar Baturning, Mambal, 34; 0361/730-308; Abiansemal; 0361/469biasagroup.com. 888; johnhardy.com. 6 Big tree Farms. Jl. Raya 16 Kevala Ceramics. Sibang Kaja, Desa Sibang Jl. Mertasari 21, Suwung Kaja, Abiansemal; Kangin, Denpasar; 0361/8463-327; 0361/720-718; bigtreefarms.com. kevalaceramics.com. 7 Blue Glue Bikinis. 17 Kopi Bali. Bypass Jl. Raya Seminyak 34; Ngurah Rai 405e, 0361/731-130; Pertokoan Graha Niaga blue-glue.com. Sanur 4, Sanur; 0361/2708 East Bali Cashews. 990; kopibali.com. Jl. Padang Galak 20A, 18 Lilla Lane. Jl. Bumbak Kesiman Petilan, Denpasar; 0361/4721-486; 14, Banjar Anyar Kelod, Kerobokan; 0851-0022eastbalicashews.com. 2043; lillalane.com. 9 Enfants Paradis. 19 Little Joe Woman by Jl. Basangkasa 56, Gail Elliott. Jl. Petitenget Seminyak; 0361/737-923; 198, Seminyak; 0361/4735enfantsparadis.com. 964; littlejoewoman.com. 10 Farah Khan. Seminyak 20 magali Pascal. Village, Jl. Kayu Jati Jl. Kayu Aya oberoi 177x, Basangkasa, Seminyak; Seminyak; 0361/736-147; 0361/474-1818; magalipascal.com. farahkhan.com.
21 Niconico mare. Bikiniland, Jl. Basangkasa 88, Seminyak; 0361/732-800; niconicoswimwear.com. 22 Niluh djelantik. Jl. Petitenget 88, Seminyak; 0361/8484-722; niluhdjelantik.com. 23 olenka. Jl. Kayu Aya, oberoi, Seminyak; 0361/7855-005; olenka-olenka.com. 24 Papillon Shoe Boutique. Jl. Raya Seminyak 40; 0361/734-967; papillonshoes.com. 25 Paul Ropp. Jl. Raya
Seminyak 39; 0361/734208; paulropp.com 26 Salt. wanderlust, Jl. Kayu Aya 78, oberoi; the-saltstore.com 27 Sensatia Botanicals. Seminyak Village, unit F21, Jl. Kayu Jati Basangkasa, Seminyak; 0361/738-097; sensatia.com. 28 Suarti. Jl. Nusa Indah 88, Ketewel; 0361/296849; suarti.com. 29 tekuni Keramik. Nyuh Kuning 2 (di dalam warung Sopa Garden), Pengosekan, ubud; 0811-3811-232.
30 the Story of. the library, Jl. Raya Seminyak 37; 0361/ 736-149. 31 tulola. Jl. Petitenget, Gang Cenderawasih 2, Kerobokan; 0361/4730261; shoptulola.com. 32 uC Silver. Jl. Raya Batubulan, Gang Candrametu No.2, Gianyar; 0361/ 461-511; ucsilverbali.com. 33 uluwatu. Bypass Ngurah Rai 59, Suwung; 0361/8497-095; uluwatu.co.id.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
72
Utrecht telah lama kehilangan statUsnya sebagai kota terpenting di belanda, namUn pesonanya sejatinya tak pernah pUdar. hamish daUd menemUkan alasannya. C r i s ti a n r a h a d i a n s ya h / Foto oleh d o n a n g Wa h y u penata gaya Pe te r Z e We t / artwork oleh ta n i a M i r e ll a /th e d i s ti lle ry a s i a oleh
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
73
Kompleks Katedral pandhof, taman di samping st. martin’s cathedral. kemeja berhiaskan kerang dan celana, seluruhnya oleh biyan pour homme.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
74
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
75
“Kota ini diciptakan ratusan tahun silam, tapi hingga kini masih berhasil menjadi tempat hidup yang nyaman,” ujar Hamish Daud tentang Utrecht. “Sebuah kota tua yang kecil dan damai.” Utrecht adalah Amsterdam pada pukul tiga pagi. Ia memiliki fasilitas hidup yang lazim ditawarkan sebuah kota besar, sembari di saat yang sama mempertahankan keheningan khas kota kecil. Hidup di sini bergulir lambat. Mayoritas restoran dan butik dibuka pada pukul 10, acap kali molor hingga jam makan siang. Saban Senin, hari termalas di sini, kadang mereka tidak beroperasi sama sekali.
situs sejarah kanal tua di dekat kediaman mantan paus asal Utrecht. jaket, atasan turtleneck, dan celana, seluruhnya oleh hermès. kiri: railway museum menampung beragam lokomotif dari abad ke-19. jas wol, atasan lengan panjang, dan celana, seluruhnya oleh hermès.
Di Utrecht, sepeda melaju lebih pelan, setidaknya jika dibandingkan dengan Amsterdam. Banyak lift hotel tidak dilengkapi tombol “tutup”—ciri khas sebuah kota yang tidak terburu-buru. Court Hotel, penginapan Hamish, bahkan mengunci pintunya selepas tengah malam, hingga kita harus mengetuk untuk masuk. Jika Amsterdam adalah gadis urban yang tampil glamor di barisan VIP, Utrecht adalah kakaknya yang duduk santun di kursi belakang. Hamish mendarat di sini pada minggu terakhir September, saat daun-daun menguning dan musim JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
76
gugur bersiap-siap membuka jalan bagi datangnya salju. Ini kunjungan pertamanya ke Utrecht. Kota terbesar keempat di Belanda ini didiami 300.000 jiwa. Luasnya seperenam Jakarta. Kawasan pusat kotanya didominasi bangunan sepuh, dialasi jalan-jalan batu, serta dibelah-belah kanal anggun di mana perahu-perahu turis hilir mudik setiap harinya. Salah satu struktur tertua di sini, St. Martin’s Cathedral, bercerita banyak tentang masa lalu Utrecht sebagai pusat agama Katolik. Salah satu putra daerahnya, Adriaan Boeyens, bahkan pernah terpilih sebagai Paus. DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
ruang Publik wilhelminapark, taman berisi restoran paling fotogenik di Utrecht. setelan jas wol motif kotak dan kaus hitam, seluruhnya oleh etro. kanan: gedung academiegebouw di samping st. martin’s cathedral. setelan jas wol motif paisley, kemeja, dan celana, seluruhnya etro.
Hamish sempat memasuki St. Martin’s Cathedral. Aktor yang gemar merenung di pura ini mengaku merasakan “pengalaman yang emosional” di katedral. “Interiornya menakjubkan. Saya terkesan dengan pilar-pilarnya, dekorasinya, serta kualitas akustiknya,” ujarnya. “Lebih kagum usai menyadari semua itu diciptakan berabad silam.” St. Martin’s Cathedral lahir saat Utrecht berpredikat kota terpenting di Belanda. Status itu digeser oleh Amsterdam pada abad ke-17 saat Belanda memasuki era perdagangan internasional. Posisi strategis yang masih diemban Utrecht
77
BelAndA
Amsterdam Utrecht
JermAn
BelgiA
rute Utrecht tidak memiliki bandara. Untuk menjangkaunya, anda bisa terbang dulu ke amsterdam, lalu meneruskan perjalanan dengan kereta selama 40 menit. penerbangan ke amsterdam dilayani oleh banyak maskapai, salah satunya KlM (klm. com) via kuala lumpur. Untuk transportasi di pusat kota, sebaiknya gunakan sepeda, sebab jalan-jalan di sini terlalu cupet untuk mobil. Penginapan berada sangat dekat dari central station, apollo hotel (Vredenburg 14; 31-30/2331-232; apollohotelsresorts. com; mulai dari Rp1.929.000) adalah pijakan pertama yang ideal untuk mengenal Utrecht. kamarnya relatif luas untuk standar eropa, kontras dari liftnya yang sempit dan lebih menyerupai kotak telepon umum. jika ingin lebih mudah mengeksplorasi kawasan pusat kota, Court hotel (Korte Nieuwstraat 14; 31-30/2330-033; courthotel.nl; mulai dari Rp2.189.000) menawarkan lokasi yang strategis: tiga menit berjalan kaki dari dom tower. hotel ini bertetangga dengan Utrecht archives (gedung arsip) yang mendokumentasikan sejarah kota lewat diorama yang atraktif. referensi informasi seputar festival dan objek wisata di Utrecht bisa dibaca di situs resmi utrecht tourism (visit-utrecht. com) atau situs netherlands Board of tourism and Conventions (holland.com).
hingga kini adalah perannya sebagai jantung perkeretaapian nasional. Prestasi tersebut didokumentasikan rapi di Railway Museum, kompleks berisi lokomotif-lokomotif dari abad ke-19. Utrecht memang kalem, tapi kota ini sejatinya tidaklah senyap. Ia mengoleksi pergelaran tahunan terbanyak kedua setelah Amsterdam. Hamish datang saat Utrecht sedang menjadi pusat perhatian. Ajang Nederlands Film Festival tengah berlangsung. Kala para sineas sibuk menonton film, persis pada 27 September, bendera start Singelloop Marathon diangkat. Beberapa hari sebelumnya, Miffy Art
Parade rampung digelar. Ajang ini bertujuan merayakan 60 tahun kelahiran Miffy, semacam Hello Kitty versi Belanda. Salah satu karakter lain Utrecht yang ditangkap Hamish adalah kreativitasnya. “Di satu sudut kita bisa menemukan restoran rumahan yang didesain atraktif. Di sudut yang lain terdapat studio desain,� ujar selebriti yang juga mengelola firma arsitektur tersebut. “Kreativitas yang sepertinya terkait dengan banyaknya mahasiswa di sini.� Sekitar 20 persen populasi Utrecht berstatus mahasiswa. Universitas terbesar di Belanda bermukim JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
78
di sini. Hamish sempat menyelami kehidupan kampus di De Uithof, kompleks megah yang menampung Science Park dan Utrecht University. Dia berpose di depan dua struktur unik: Johanna, asrama mahasiswa yang didesain oleh firma Onix; serta Sixpack Powerstation yang menurut Hamish “bagaikan rumah Sumba versi modern.” Di De Uithof pula, Hamish menikmati momen bersepeda di tepi peternakan domba. Sebuah momen menyenangkan yang mengingatkannya pada pengalaman berkuda di Sumba, tempatnya menghabiskan beberapa tahun masa kecil dengan belajar tentang “hutan, laut, dan petualangan.” Menaiki sepeda juga merupakan pengalaman khas Utrecht. Sekitar 33 persen perjalanan manusia di sini dilakukan dengan sepeda. Utrecht bahkan tercantum dalam daftar “kota sepeda” terbaik di dunia versi Cnn. Bukan tanpa alasan kota ini terpilih sebagai titik tolak Tour de France 2015. Jika sepeda terlihat lebih banyak dari manusia, itu disebabkan sepeda adalah benda yang paling rentan hilang. Saat meniti jalan-jalan kota, Hamish menyaksikan bagaimana warga senantiasa waspada menjaga sepedanya. Sepeda yang terparkir selalu dikunci bannya, kadang ditambah balutan rantai yang dilibatkan ke batang pohon. “Dulu, waktu berkuliah di sini, saya kehilangan sembilan sepeda dalam setahun,” ujar seorang pramusaji sambil merantai kursi dan meja di teras restorannya (karena kursi dan meja ternyata juga rawan dicuri). Salah satu daya tarik Utrecht yang jarang dibahas adalah kuliner. Kota ini mengoleksi banyak restoran berkualitas prima. Selama empat hari, Hamish mencicipi antara lain tapas Spanyol, sate kambing Indonesia, couscous Maroko, kroket khas lokal, lalu menutup tiap sajian dengan minuman favoritnya—grappa. “Kualitas makanan di sini luar biasa,” ujar peselancar yang mengaku foodie ini. Hamish memiliki perhatian tinggi pada makanan. Dia selalu membaca tekun buku menu sebelum menjatuhkan pilihan. Kemudian, setelah makanan tersaji, dia meminta penjelasan spesifik tentang setiap elemen di atas piring dan menanyakan rekomendasi wine padanan yang ideal. Sikap atentif itu terkait dengan pengalaman masa lalunya. Ketika masih kecil, Hamish belajar banyak soal khazanah kuliner dari ayahnya. “Saya tumbuh dengan makanan lezat,” kenangnya. “Jika sedang punya uang, ayah akan merayakannya dengan makanan dan minuman yang mewah. Jika sedang tidak punya uang, dia akan berbelanja di pasar, lalu memasak di rumah.” Suatu kali, di Sumba, Hamish dan ayahnya pergi mencari bahan masak langsung di alam. Ayahnya memancing, sementara dia kebagian tugas mencari bulu babi. Sore harinya, semua bahan dikumpulkan dan diolah. “Hingga kini, setiap kali makan, saya selalu ingin tahu apa yang disajikan di atas piring, penasaran dengan proses di belakangnya.” DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
79
Pacu Pedal Bersepeda di De Uithof, kompleks berisi Science Park, Utrecht University, dan kampus vokasi Hogeschool. Kemeja kotakkotak dan celana oleh Etro; tas selempang kulit oleh Il Bisonte.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
80
Bagi Hamish, makan bukan sekadar tindakan konsumsi, tapi ritual yang terpaut nostalgia. Selama di Utrecht, tentu saja, Hamish juga mengunjungi kanal. Layaknya kota-kota di Belanda, Utrecht menjadikan kanal sebagai magnet wisata. Tapi kanal di kota ini memiliki keunikan yang sulit disaingi. Di Belanda, air kanal umumnya sejajar dengan jalan, karena mayoritas kawasan di negeri ini memang berada setara atau di bawah permukaan laut. Tapi di Utrecht, air kanal dibendung hingga susut. Bidang yang tercipta kemudian dimanfaatkan banyak pengusaha untuk membuka DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Kota Kampus asrama mahasiswa yang didesain merefleksikan awan oleh firma onix. kemeja bermotif dan celana oleh biyan pour homme. kanan: sixpack powerstation, instalasi pembangkit listrik di de Uithof. sweter motif kotak-kotak dan celana trainer oleh hermès.
restoran. Meja dibariskan di tepi kanal, tiga meter di bawah permukaan jalan, sementara dinding kanal dilubangi sebagai area dapur. “Kanal seperti ini hanya ada di Utrecht,” ujar Iris, seorang pemandu. Di jantung kota, Dom Tower menjulang semampai layaknya mercusuar yang menaungi kota. Menara gereja terjangkung di Belanda ini memiliki ketinggian 112 meter. Begitu tinggi hingga Hamish terpaksa rela kehilangan hobinya “tersesat saat traveling.” “Saat mengunjungi suatu tempat, saya sebenarnya gemar tersesat, karena dari situ saya belajar banyak tentang tempat yang saya
81
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
82
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
83
Makan & Minum • Bis restoran yang mengusung menu tapas. Untuk pengalaman yang lebih komprehensif, pilih paket menu untuk dua hingga empat orang. bis-utrecht.nl. • The Basket namanya menjelaskan posisinya: persis di bawah lapangan bola basket. restoran ini mengoleksi menu yang cukup variatif, mulai dari couscous, lamb shank, hingga hamburger. utrecht.thebasket.nl. • MaS lakukan reservasi sebelum datang, karena tempat ini sangat laris. mas menyuguhkan masakan internasional yang kaya rasa dalam presentasi yang imajinatif. masrestaurant.nl. • Restaurant Wilhelminapark restoran paling fotogenik di Utrecht: di kaki pohon-pohon rindang, di tepi danau elok, di tengah taman yang namanya diambil dari nama ratu belanda. wilhelminapark.nl. • Luden satu dari sedikit tempat di Utrecht yang menyuguhkan candlelight dinner. setiap menu dilengkapi rekomendasi wine. ludenutrecht.nl. • Loof berjarak 10 langkah dari dom tower, loof menawarkan pengalaman unik makan di bawah naungan menara. restaurantloof.nl. • Blauw saat kangen pada masakan indonesia, blauw solusinya. gado-gadonya terlalu manis, tapi sate kambingnya rawan membuat ketagihan. restaurantblauw.nl.
datangi,” ujarnya. “Tapi di sini ada Dom Tower. Dari semua sudut kota saya bisa melihatnya dan menjadikannya patokan untuk kembali ke hotel.” Dom Tower dibangun hampir tujuh abad silam. Arsitekturnya bergaya Gotik, sekilas menyerupai menara tempat Gandalf dikurung oleh Saruman. Andaikan Anda tak bisa melihat sosok menara, suara loncengnya yang nyaring senantiasa menjalar ke penjuru kota. Dom Tower dilengkapi 14 lonceng besar dan 50 bel yang didentangkan secara manual. “Saya ingin menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengenal warga lokal,” ujar Hamish saat
Praja tua. area kota tua Utrecht. jas motif ikat, atasan hitam, dan celana, seluruhnya oleh ikat indonesia pour homme by didiet maulana. kiri: restoran kanal khas Utrecht. jas motif ikat, atasan, dan celana, seluruhnya oleh ikat indonesia pour homme by didiet maulana.
ditanya apa yang akan dilakukannya jika kelak kembali ke Utrecht. Dia mengaku penasaran dengan kehidupan riil kota ini. “Perekonomian Utrecht digerakkan oleh kampus dan pariwisata, tapi semua orang tampak melakoni pekerjaan yang berbeda. Saya ingin lebih mengenal mereka, mengeksplorasi lapisan-lapisan terdalam kota ini.” Kata-kata yang wajar dari orang yang mendefinisikan traveling sebagai “medium untuk mempelajari hal baru dalam hidup.” Foto-Foto lain di artikel ini bisa dilihat di destinasian.co.id
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
84
Pulau Pemburu Tulang raksasa lautan teronggok di pantai berbatu Kenafatang di Desa Lamalera.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
85
LamaLera berbicara TenTang raKsasa penghuni samuDra, LasKar pemburu yang canDang, serTa Tanah gersang yang TaK menawarKan banyaK piLihan. Kisahnya DiabaDiKan DaLam seTiap heLai Tenun yang DirajuT perempuan-perempuan TeLaTen Di Tepian LauT sawu. OLeh
Fatr i s M F / FOTO OLeh Os c a r s i ag i a n / arTwOrK OLeh E FFi E H E r d i/tH E d i s ti llE ry a s i a
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
86
Lima tahun silam, di Larantuka, seorang perempuan membentangkan sehelai tenun ikat ke hadapan saya. Sehelai tenunan dengan cerita yang membeku pada motif. “Perhatikan motifnya,” katanya, “mereka berburu raksasa hanya dengan sampan kecil!” Hari ini, saya melawat ke tempat para pemburu raksasa itu hidup, ke tempat di mana kisah mereka dirajut pada kain layaknya sebuah dongeng yang ditulis di atas kertas. Tapi saya datang saat tenun ikat bukan lagi sekadar kain yang bercerita. Tenun ikat telah memiliki makna lain yang dibentuk oleh mode dan dipertukarkan oleh pasar. Kain ini menjadi tren fesyen; dipakai gadis-gadis peraga yang melenggak-lenggok di atas lantai adibusana; memicu kagum perancang busana sekelas Oscar Lawalata. Kain ini juga terpajang di etalase butikbutik mewah dalam beragam potongan, dengan harga yang digelembungkan oleh kata-kata dan persepsi. Satu kemeja saja bisa dibanderol jutaan rupiah. Apa yang membuat tenun ikat begitu mahal? Bagaimanakah kehidupan orang-orang di tanah kelahiran tenun ikat ini? Hampir seluruh pulau di Nusa Tenggara Timur menghasilkan tenun ikat. Termasuk di Lembata, pulau tujuan saya hari ini. Pulau yang lebih dekat ke Darwin ketimbang Jakarta. Pesawat berbaling-baling bising mendaratkan saya di Labuan Bajo. Selanjutnya, saya meniti jalan panjang yang mengocok perut: sempit, menanjak dan menurun mendadak, berlubang, berbelok-belok seperti ular yang membelah sabana yang melapisi bukitbukit di sini. Jarak tempuh riil kendaraan bisa berlipatlipat dari jarak di atas peta. Kadang, saya bermalam di jalan, menanti para pekerja memindahkan longsoran yang mengubur aspal. “Kakak sopir, kenapa pelan sekali?” tanya saya saat mobil meniti jalan sempit. “Ei adik. Ti lihat kah itu jurang di samping? Ih, kalau mobil ini jatuh, 15 kali lagu Indonesia Raya belum sampai kita di dasarnya.” “Jurang apa itu, kok dalam sekali dasarnya?” tanya saya lagi. “Ti ada dasarnya, adik! Langsung sampai neraka sudah!” Tiba di Larantuka di pojok timur Flores, saya meDestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
cita Kriya Di samping rumahnya, seorang ibu menenun kain bermotif manta. Kanan: sanga, seorang lemafa atau juru tikam raksasa lautan —"Kapten ahab" dari timur.
naiki kapal kayu yang berangkat pagi hari menuju Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata. Musim kering tengah melanda dan memoles bukit-bukit dalam warna cokelat. Mendarat di Kota Lewoleba, jalan-jalan rusak parah. Berjam-jam saya terguncang di atas jok, melewati desa-desa yang terserak di lereng perbukitan berkarang, sejak siang hingga sore hari. Uber atau GrabTaxi belum sampai di sini. Hanya ada truk beroda enam dengan bak yang diisi tempat duduk. “Taksi” saya tiba di sebuah gapura bergambar raksasa lautan, lengkap dengan serakan tulangbelulangnya. Bagai memasuki tanah kanibal, hidung saya disengat amis darah. Perempuan-perempuan menjunjung bakul penuh air di atas kepala, tersenyum menyeringai, memperlihatkan gigi yang merah setengah hitam. Rumah-rumah beralaskan tanah dan papan, berdinding anyaman bambu, berhiaskan jaring dan pukat. Di sekeliling rumah, daging raksasa dijemur di atas bilah-bilah bambu yang melintang panjang. Di sini, bau amis mendatangkan aroma wangi kehidupan. Saya kini memasuki Kampung Lamalera. Kampung bertanah kering yang disusun dari karang dan batu, di mana rumah-rumah tertancap di lereng dan menghadap Laut Sawu. Menanam padi adalah mimpi yang tak pernah terwujud, sebab tanah di sini hanya sudi menumbuhkan ketela dan jagung. Kaum pria mengasah mata tempuling. Perempuan-perempuan tua menyilangkan benang. Pukul enam sore, gelap menyergap dan lampu-lampu menyala. “Dulu listrik menyala dari siang hingga malam. Tapi, kami tidak mau,” tukas lelaki berbadan legam sembari mengasah tempuling. “Kalau listrik menyala panjang, ei, itu mama-mama tak akan banyak kerja. Kerja mereka akan menonton TV saja. Itu sinetron Jakarta, aih, demi Tuhan, aihh, Bapa Yesus.” Clara, perempuan yang sedari tadi terdiam, sekarang bekerja merapikan tenunan. Motif-motif raksasa lautan yang dirajutnya belum tuntas. “Seminggu lagi selesai sudah,” katanya. “Di sini perempuan tidak pernah pergi berburu. Dilarang. Kita hanya menggambarnya dalam tenunan.
87
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
Kampung Kain 88wanita seorang penenun di Lamalera. Kanan: Kapas bahan tenun ikat tengah dijemur. bahan tradisional ini sedang terancam oleh kehadiran benang asal rrc.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
89
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
90
Pulau Lembata
Lamalera
TImor-LEsTE
TImor Kupang
rute Tradisi perburuan paus berlangsung di Lamakera di pulau solor dan Lamalera di sisi selatan pulau Lembata, nusa Tenggara Timur. untuk mencapai Lamalera, anda harus terbang dulu ke Kupang dengan menaiki antara lain garuda indonesia (garuda-indonesia. com) dan Batik air (batikair.com), kemudian meneruskan perjalanan dengan transnusa (transnusa.co.id) atau susi air (fly.susiair.com) menuju Lewoleba. Dari sini, anda bisa menyewa mobil menuju Lamalera. Penginapan bisnis hotel belum tumbuh di Lamalera. salah satu penginapan “resmi” yang bisa dicoba adalah Ben guru guest House
Dan laki-laki tidak boleh memakai tenunan bergambar ini,” sambung Evi Bediona, putri Clara. Di rumah Clara tempat saya menginap, beberapa perabotan terbuat dari tulang-belulang raksasa. Suaminya, Eliyas Bediona, adalah seorang lemafa, juru tikam raksasa lautan. Raksasa yang terpatri dalam motif tenun; raksasa yang saban tahun melewati Laut Sawu di depan kampungnya. Eliyas berumur 70-an tahun, tapi jangan tanya kehebatannya dalam menaklukkan raksasa. Saksikan bagaimana tubuhnya yang kurus melompat dari ujung perahu sembari menggenggam bambu sepanjang 10 meter yang dipersenjatai tempuling. Evi, seorang guru SD, memasak beragam jenis ikan dan sayur. Sayur, beras, jagung, dan bawang didapat dari pasar. Tapi bukan pasar yang lazim, sebab uang tidak berlaku. Pasar barter, begitu dunia menyebutnya. Satu ekor ikan terbang selebar tiga jari dapat ditukar dengan tiga tunggul jagung atau seikat besar sayur. Lima ekor ikan terbang setara satu botol moke, cairan bening memabukkan yang DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
(0813-3905-8831; mulai dari Rp200.000). Tapi anda sebenarnya juga bisa menginap di rumah warga dengan tarif sukarela. jangan berharap ada restoran di kampung melarat yang berbahagia ini. bila menginap di guest house atau rumah warga, anda akan disuguhi makan tiga kali per hari dengan menu seafood yang tak lazim, misalnya pari, paus, hingga hiu. perburuan paus dimulai dari awal mei hingga september. Tenun ikat bisa dibeli langsung dari perajinnya, dan anda bisa melihat proses pembuatannya. hampir tiap rumah memproduksi tenun ikat. harganya beragam, mulai dari rp500.0003.000.000 per helai, tergantung kerumitan motif dan jenis benangnya.
disuling dari buah lontar. Daging raksasa harganya lebih tinggi dan bisa dibarter dengan tembakau. Sekali seminggu orang-orang dari pegunungan datang membawa sayur dan “komoditas orang daratan” lainnya. Pertukaran komoditas “alam bawah” dan “alam atas” ini berlangsung tanpa terpengaruh kebijakan suku bunga, dan mungkin akan terus berlangsung andaikan rupiah dan dolar tidak lagi dicetak. Semua pihak puas. Orang gunung mendapatkan ikan, orang pantai merasa mujur bisa makan sayur. Impas.
Pagi hari, lima laki-laki yang berselimut sarung Misa Minggu sejumlah wanita yang berbalut tenun ikat khas Lamalera sedang menuruni tangga gereja usai mengikuti misa.
berjalan tanpa alas kaki menuju sebuah bukit sakral. Mereka datang dengan tempuling dan dedaunan. Iegereng adalah ritual untuk memanggil segala arwah nenek moyang, termasuk arwah segala raksasa yang bersemayam di rahim lautan. Mereka hendak menemui Tuhan lewat ajaran lama. Usai meninggalkan batu sakral yang teronggok di atas bukit, mereka berkeliling kampung, lalu
91
berkumpul di pantai berpasir hitam yang menghadap ke selatan, ke Laut Sawu. Mereka merapal mantra, menitipkan kalimat-kalimat purba pada gelombang yang bergulung. Sore hari, pantai yang dianggap gerbang laut ini ramai. Seisi kampung datang. Lelaki dan perempuan, anak-anak dan kakek-nenek, semua orang berkumpul. Misa Arwah, begitu upacara ini disebut, adalah ritual tua yang disublimasi dengan ajaran Katolik yang merasuk tiga abad silam. Warga memberi penghormatan pada laut, juga pada roh yang bersemayam di lautan: roh para penikam raksasa yang menemui ajal saat berburu. Sebagian korban dikubur di kampung; sebagian hilang ditelan laut. Tapi tidak ada yang menyebut mereka “hilang,” melainkan “diselamatkan” oleh laut. Tradisi hari berikutnya dinamai Misa Leva. Leva berarti musim turun ke laut, musim perburuan raksasa. Di mimbar, kor mengalun dari bibir-bibir merah perempuan tua pengunyah sirih dan lakilaki berkulit legam. Penduduk satu kampung du-
serat ikat motif tenun ikat ikonis Lamalera menampilkan paus dan pledang, yakni perahu tradisional yang lazim digunakan dalam berburu.
duk di atas pasir, berkelompok-kelompok, dipisahkan berdasarkan jenis kelamin layaknya jemaah di masjid. Romo, mereka menyebutnya imam, membaca sederetan nama yang akan di-“misa”-kan, yakni nama para lelaki yang gugur di laut. Daftarnya panjang, dimulai dari mereka yang mangkat pada tahun-tahun sebelum kemerdekaan hingga beberapa tahun silam. Setelah para almarhum didoakan, para yatim berdiri. Lelaki atau perempuan yang bapaknya “diselamatkan” lautan, membawa lilin dan sebuah perahu kecil, kemudian melepas lilin-lilin ke lautan. Entah kenapa lilin tetap saja menyala di tengah embusan angin. “Saya tidak pernah bertemu saya punya bapa. Bapa meninggal saat saya berumur delapan bulan dalam kandungan saya punya mama,” kata Marcelinus Ratu, salah seorang yatim. Ayahnya berpulang 40 tahun silam usai dihantam raksasa. Ayahnya seorang lemafa, sang penikam yang juga bernama Marcelinus Ratu. Selain mewarisi nama sang JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
92
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
93
ayah, Marcelinus Ratu kini menggantikan posisinya sebagai penikam raksasa. Pada 1995, lanjut Marcelinus, ada pledang (perahu) yang diseret raksasa hingga ke pesisir Australia. Tidak sedikit yang ditarik hingga ke dasar laut, karena tempuling yang tertancap di tubuh raksasa terikat ke pledang. Tidak sedikit pula kejadian di luar logika, misalnya tentang seorang pria yang raib ditarik raksasa, lalu muncul kembali setelah tiga jam tenggelam! Lamalera menganut kosmologi yang unik. Sulit menemukan pria yang tidak minum arak. Namun, ketika musim berburu tiba, seorang lemafa mesti puasa arak dan melakoni selibat. Berburu adalah sebuah laku suci. Aturannya berlapis dan mengikat. Seorang penombak akan mendapatkan bagian dari hasil buruannya, lalu melimpahkan bagiannya itu kepada ibunya. Ia tidak boleh memakan sepotong pun daging hasil kerja kerasnya. Bila sang ibu menukarkannya dengan jagung misalnya, ia juga tidak boleh menyantap jagung tersebut. Sesuatu yang telah diberikan tidak dapat ditarik kembali. Tabu. Lemafa berguguran, tapi lemafa baru terus diangkat, seperti Yose yang baru berumur 22 tahun. Apa kriteria memilih mereka? “Dinilai dari kecakapannya di tengah laut, kehebatannya menghunjamkan tempuling. Tapi, yang paling penting, harus tabah,” Dion menjawab pertanyaan saya sembari mengunyah daging rebus. Tiap sore, pantai ramai oleh perempuan. Laki-laki saling berbincang membelakangi laut, duduk-duduk, menenggak tuak dan moke. Mereka bersantai seperti sultan di atas permadani. Anakanak saling berkejaran, sesekali kena tempeleng akibat melangkahi makanan. “Kalau romo, suster, atau pendeta yang lewat di depan kami, tentu akan kami hormati. Tapi, bila paus yang lewat? Ei, jangan biarkan! Kita tikam itu paus,” kata seorang lelaki seraya menenggak moke. Lamalera hanyalah sebuah desa tempat orangorang menggantungkan hidup pada gelombang, menyambung hidup pada asinnya lautan. Lamalera tak lebih dari sebuah desa kaum nelayan. Tapi, kondisinya berbeda musim ini. Dari Mei hingga
Prosesi Pesisir nelayan sedang bersiap-siap berlabuh di pesisir Lamalera. Kiri: warga Lamalera mengikuti prosesi misa pembukaan musim melaut.
Agustus raksasa-raksasa melewati kampung. Salah satunya seguni. Tubuhnya hitam-putih seperti panda, tapi keganasannya mirip serigala. Paus pembunuh ini berada di puncak rantai makanan. Kawanan seguni bahkan sanggup mempermainkan hiu sebelum kemudian membunuhnya. Lemafa juga memburu koteklema (paus sperma), manta, lumba-lumba, dan hiu macan. Aturan-aturan perlindungan dari LSM tidak berlaku di sini. Berburu adalah kebutuhan hidup, juga bagian dari tradisi. Tapi bukan berarti perburuan sepenuhnya brutal. Lemafa misalnya, dilarang membunuh anak paus. Pelanggaran atas kaidah ini bisa berbuah larangan melaut. Semua raksasa lautan mereka taklukkan bermodalkan sampan kayu, bambu, dan tempuling. Ditikam di tengah lautan, seekor raksasa tentu tidak begitu saja pasrah. Hampir saban tahun, korban manusia berjatuhan. Musim Leva adalah momen pertaruhan nyawa di tengah Laut Sawu. Orang Lamalera jarang yang meninggal karena sakit. Kalau tidak mati diterjang paus dan pari, berarti ia mati karena berolok-olok—begitu lelucon setempat mengolok-olok kematian. Di musim berburu, hari-hari dilewati dengan siaga. Warga senantiasa bersiap seandainya para raksasa lautan melewati selat yang menyerong di hadapan kampung mereka. Hanya dengan seruan “baleo,” suasana akan buncah. Kampung kecil yang berpenduduk kira-kira seribuan orang ini akan dipenuhi laki-laki yang berteriak dan berlarian, menghela pledang, mengembangkan layar, mendayung, menghunus tempuling. Pertarungan di tengah lautan, sekali lagi, adalah pertaruhan hidup dan mati. Di Lamalera, tidak susah menemukan lelaki dengan satu kaki, satu tangan, atau tubuh dengan luka sayatan. Dibutuhkan beberapa lemafa untuk menumbangkan seekor paus. Dibutuhkan puluhan pendayung untuk mengejar paus. Dibutuhkan berjam-jam untuk menunggu paus merelakan tubuh besarnya diseret. Dan saat sang raksasa akhirnya menyerah, dibutuhkan 12 anak tangga untuk mendaki punggungnya dan memotong-motong tubuhnya. JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
94
Setelah itu, para perempuan datang dengan bakul besar guna menampung hasil buruan. Dari daging pari, hiu, hingga paus yang dibagi dengan cara yang rumit itu, ribuan kepala menyandarkan harapan, ribuan anak menggantungkan masa depan, ribuan pasang bibir menuntut sirih, ribuan kerongkongan menagih moke. Di pasar, mereka akan mencari jagung, beras, dan arak yang diangkut warga dari dataran tinggi, kemudian membarter semua itu dengan hasil buruan. Kehidupan diputar para raksasa. Kematian ditentukan para raksasa. Pada koteklema, pada seguni, Lamalera menggantungkan hidup. Tanah di sini tidak menjanjikan banyak harapan. Pada tiap lapis daging hasil buruan, ada jatah janda-janda, lelaki-lelaki uzur yang kehilangan anggota tubuh, anak-anak yang ditinggal mati bapaknya. Di Lamalera, tidak ada kepemilikan privat dalam pengertian modern. Semua orang dapat bagian, semua dapat jatah. Konsep distribusi sosial yang membuat saya berpikir ulang dari tanah mana Marxisme sebenarnya dilahirkan. Saya bertemu Kotaro Kojima, antropolog Jepang yang telah lebih dari dua dekade meneliti tradisi perburuan di Lamalera. Dia tengah menenggak moke. “Tidak ada yang lebih panas dari moke. sake bukan tandingannya,� ia berkelakar.
tradisi tenun Kanan: perkakas pintal benang untuk bahan pembuatan tenun ikat. bawah: seorang perempuan sedang menenun di sebelah rumahnya. halaman kanan: para romo memimpin ritual misa pembukaan musim melaut.
Menurut Kotaro, 2005 dan 2006 adalah momen kelam, karena tak seekor paus pun bermigrasi di jalur buruan. Penyebabnya, merujuk alam berpikir warga, sederhana saja: ritual tidak sempurna dan terlalu banyak cekcok di kampung. Introspeksi diri itu berbuah. Pada 2007, lanjut Kotaro, mereka berhasil menangkap 51 ekor paus—tangkapan terbanyak dalam 20 tahun terakhir. Pada malam hari, saya menghabiskan waktu di pantai, bercakap-cakap dengan pria yang menenggak tuak dan moke. Malam ini, purnama menyirami lautan dengan cahaya. Dalam keadaan begini terang, ikan susah didapat. Orang-orang berpaling dari laut dan memilih menghabiskan hari dengan bersenda gurau. Kecuali saat turis berdatangan. Dua kali dalam sebulan, kapal-kapal pinisi berlabuh di perairan Lamalera. Pelancong menjejakkan kaki mereka di sini, sementara Clara dan para penenun lain menggelar tenun ikat. Tenun yang menceritakan tradisi perburuan Kapten Ahab dari timur Indonesia. Arus turis memberikan alternatif pendapatan. Motif-motif purba berubah menjadi suvenir yang mendatangkan uang. Tapi uang membawa konsekuensi. Uang membawa aspirasi dan mimpi: menciptakan kebutuhan yang sebelumnya tidak eksis. Dari berdagang tenun ikat, kantong ibu-ibu akan berisi uang dan gadis-gadis remaja Lamalera akan membeli celana jin, daster, krim pemutih, lipstik. Karena sinyal seluler makin bagus di Lamalera, warga juga akan membeli telepon genggam, perangkat yang memungkinkan mereka memotret perburuan layaknya tenun merekam kehidupan. FOTO-FOTO Lain Di arTiKeL ini bisa DiLihaT Di DesTinasian.cO.iD
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
95
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
96
Rimba Kamboja Panorama pegunungan rimbun Cardamom di Provinsi Koh Kong, sisi barat Kamboja.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
T e R a n G
C a R d a m o m
oleh
Denise Hruby / Foto oleh HannaH reyes / artworK oleh THe DisTillery asia
Cardamom telah lama menjadi medan pertarungan antara peneliti dan pemburu satwa, antara petualang dan pembalak hutan. sekarang, pegunungan di barat kamboja ini mulai giat memikat wisatawan sekaligus menawarkan penghasilan alternatif bagi warganya.
Gelap TeRanG CaRdamom
G e l a p 97
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
98
Di atas perahu, sinyal terus menyusut. Di pojok kanan layar telepon genggam, hanya dua balok hitam yang tersisa. Semenit kemudian, satu balok hilang. Di samping saya, belukar bergesekan, memecah hening. Mungkin ada buaya di sana, kata juru mudi, tapi bisa juga kancil, mamalia mungil yang terancam punah di hutan ini. Saya kembali memelototi telepon genggam. Sinyal kini sepenuhnya raib. Sungai Tatai sepertinya hendak menutup saluran komunikasi saya dengan dunia luar. “Sinyal tak akan pulih,” kata juru mudi sembari cekikikan. Desa terdekat berjarak beberapa jam lagi ke arah hulu. Andaikan perang pecah di luar sana, beritanya butuh waktu berhari-hari untuk sampai ke sini, ke Pegunungan Cardamom, sebuah dunia yang seolah terpisah dari orbit peradaban. “Semua turis yang ke sini pasti merasa cemas,” kata juru mudi lagi. “Dan wajah mereka terlihat persis seperti Anda.” Dia kembali cekikikan. Saya melempar pandangan ke lambung perahu, kemudian ke rimba lebat di mana ranting dan daun saling sengkarut membentuk dinding tebal. Saya menarik napas panjang, mengisi paru-paru dengan udara segar, menghirup aroma melati dan anggrek yang menyegarkan. Tubuh saya rileks. Pikiran tenang. Saya tak lagi peduli pada sinyal telepon. Saya tengah memasuki dunia tersembunyi Cardamom, Kamboja. Pegunungan rimbun di Provinsi Koh Kong ini menampung hutan hujan luas yang menghidupi beragam fauna dan flora, serta menyimpan begitu banyak rahasia alam. Hanya segelintir orang yang pernah melancong ke kawasan pelosok ini, dan mereka yang akhirnya datang menerima ganjaran sepadan: lanskap yang begitu memukau hingga memaksa kita merenungkan proses penciptaan bumi. Hutan seluas 809.000 hektare ini ditumbuhi pinus, bakau, conifer, serta 17 spesies pohon yang terancam punah. Mereka tersebar dari dataran rendah hingga atap-atap gunung yang menjulang lebih dari 1.000 meter. Kawasan ini juga mengoleksi banyak air terjun; sebagian hanya bisa dicapai dengan mendaki selama beberapa hari. Jauh di dalam rahim hutan, spesies liar dan elusif berkeliaran. Banyak dari mereka kondisinya kritis, mendekati kepunahan. Beberapa merupakan satwa asli Asia Tenggara, misalnya gajah Asia, owa, beruang madu, dan tenggiling. Di semak-semak, laba-laba merajut sarang dengan terampil, sementara ular melompat lincah dari dahan ke dahan. Burung-burung bersiul, berkicau, menciptakan komposisi rusuh yang merayap di puncak-puncak berkabut. Cardamom membawa saya lari dari peradaban, walau petualangan sebenarnya belumlah dimulai. Beberapa hari ke depan, saya akan menaiki kayak dan menelusuri hutan bakau, selanjutnya mendaki gunung dan mandi di kaki air terjun. DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
99
Susur Sungai seorang turis menikmati kayaking di tatai, sungai yang membelah hutan Cardamom. kiri, dari atas: pagoda di desa nelayan koh solao; interior rumah warga nelayan di tepian sungai tatai.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
100
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
101
laoS
thailand
Kamboja
Koh Kong Phnom Penh
Vietnam
Rute Dari Phnom Penh, anda bisa menaiki taksi (rp1.100.000 sekali jalan) atau angkot minivan (rp180.000 sekali jalan) menuju Koh Kong dengan waktu tempuh 4-5 jam. Mayoritas hotel bisa membantu menyiapkan kendaraan. Penerbangan ke Phnom Penh dilayani antara lain oleh Singapore airlines (singaporeair.com) via Singapura, serta airasia (airasia.com) dan malaysia airlines (malaysiaairlines.com) via Kuala lumpur. penginapan Salah satu resor di Koh Kong, 4 Rivers Floating lodge (Tatai, Koh Kong; 855-97/6434-032; ecolodges.asia; doubles mulai dari Rp3.138. 000), menaungi selusin tenda yang mengambang di tepian Sungai tatai. Fasilitasnya antara lain kamar mandi dengan shower, televisi, serta dek berjemur. Di
sini, beragam menu disajikan di sesi sarapan, camilan disuguhkan selama menginap, dan dua opsi paket menu ditawarkan di jam makan malam. Selain servisnya nyaris tanpa cela, resor ini sangat nyaman. aktivitas Kebanyakan resor menawarkan paket tur yang dikemas rapi, mencakup penjemputan, pemandu berbahasa Inggris, serta makan siang. Berdurasi antara setengah hari hingga tiga hari, tur biasanya mencakup ekspedisi ke lembah areng, aktivitas birdwatching, serta mendaki Gunung ta Kiev. Sempatkan waktu melawat desa terpencil guna mengenal adat lokal dan mempelajari bagaimana warga hidup bersandar pada alam. Cicipi juga atraksi bermain kayak menyusuri hutan bakau. (Kayaking, memancing, dan trip perahu melihat sunset bisa dinikmati gratis di 4 rivers.)
Selang 20 menit, hutan kian rapat. Perahu menikung dan saya melihat barisan tenda putih. Kami telah mendarat di 4 Rivers Floating Lodge, penginapan ramah lingkungan yang menaungi 12 tenda yang ditata mengikuti meander sungai. Saya melompat ke ponton, menikmati segelas teh serai dingin, sementara staf resor membongkar muatan perahu. Perahu ini mengangkut keju, wine, serta benda-benda lain yang mustahil diproduksi di hutan. “Kami membatasi jadwal trip perahu maksimum dua kali per hari, supaya alam tidak terlalu terusik,” ujar Anna Pawlik-Szocs. Dia dan suaminya, Valentin, merintis 4 Rivers pada 2009. “Sejak awal kami berniat menciptakan bisnis berskala kecil yang berkelanjutan,” tambah wanita
Sunyi Senyap Seorang anak Kamboja di desa nelayan di Cardamom. Kiri: Seorang turis melompat dari tebing air terjun di dekat 4 rivers Floating lodge, resor termewah di Koh Kong.
Filipina itu lagi. Dia menunjukkan satu aplikasinya: penggunaan energi terbarukan. Di siang hari, tenda-tenda resor menggunakan listrik tenaga surya, sementara di malam hari mengandalkan listrik biofuel yang dihasilkan dari limbah. Kisah Anna dan Valentin di Koh Kong dimulai jauh sebelum mendirikan 4 Rivers. Keduanya pernah bersahabat dengan seorang konservasionis, dan kadang pergi menemaninya ke hutan pada akhir pekan. “Waktu itu kami tidur di hammock, karena memang tidak ada penginapan. Pengalaman yang berkesan sekaligus misterius. Kami merasa memiliki tempat retret rahasia,” kenang Anna. Retret rahasia itulah yang kemudian menjadi moto 4 Rivers. Anna dan suaminya ingin menciptakan penginapan tersembunyi yang menawarkan keheningan. Agar tempat retret ini langgeng, keduanya memilih konsep properti ramah lingkungan yang berfaedah bagi masyarakat setempat. “Inilah komitmen kami untuk Koh Kong,” ujarnya. Komitmen itu tidak selalu mudah diwujudkan. Di masa-masa awal, Anna bertekad mempekerjakan warga lokal, namun tak seorang pun bisa berbahasa Inggris ataupun berpengalaman di bidang perhotelan. Sebagian warga bahkan merasa skeptis akan konsep resor. Banyak orang bertanya-tanya, apa gunanya mendirikan tenda di atas sungai? JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
102
“Mulanya kami mengira mereka agak gila,” kata Vy Chea Roda, salah seorang staf senior 4 Rivers. “Saat mereka pertama kali menjelaskan konsep resor, saya sama sekali tidak mengerti.” Vy terlibat dalam pendirian resor. Selama tiga bulan, dia dan rekan-rekannya menghabiskan waktu dengan berendam di sungai. Mereka menanam batang-batang besi, merangkai tenda-tenda putih, menyambungnya dengan jembatan, terus bekerja bahkan kala badai menerjang. “Tukang-tukang dari luar daerah mungkin sudah menyerah dalam hitungan hari. Kami memulainya di musim kemarau, saat air keruh, jadi kami tidak bisa melihat dengan jelas,” kenang Vy. “Tapi kami terbiasa dengan medan itu. Kami dibesarkan di sini, terbiasa berenang dan menyelam di sungai.” Dusun kecil tempat Vy hidup berada tepat di seberang 4 Rivers. Dia mengajak saya melintasi sungai dan berkunjung ke rumahnya. Pria berusia 26 tahun ini ingin bercerita tentang masa lalunya, juga tentang beratnya hidup di kawasan terpencil di tepi Kamboja ini. Sekolah berjarak begitu jauh, hingga orang tua Vy hanya sanggup membiayai pendidikannya selama empat tahun. Usai menguasai kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung—pencapaian luhur bagi seorang petani di Koh Kong—Vy mulai
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Bumi Belantara Dari kiri: Pondokan nelayan di tubir Sungai tatai; serangga yang ditemukan saat trekking di rimba Cardamom.
bekerja di sawah guna menopang kas keluarga, walau dia kemudian menyadari bakat terbesarnya adalah menangkap kepiting di sungai. Dulu, saat hendak berbelanja, penduduk kampung mengumpulkan uang sekali per minggu, lalu mengutus seseorang ke pasar terdekat—yang jaraknya sekitar lima jam dengan perahu! Kondisinya sekarang lebih baik. Sebuah jembatan telah dibentangkan. Sebuah pasar yang lebih dekat juga sudah dibuka. “Semua orang juga telah memiliki mata pencaharian yang menjanjikan,” ujar Vy saat kami memasuki rumahnya. “Saya lebih beruntung. ‘Kantor’ saya sangat dekat dari rumah.” Bersama istri dan anaknya yang masih bayi, Vy tinggal di sebuah rumah kayu yang separuhnya berada di atas sungai. “Ketika saya masih kecil, orang-orang hanya bisa mengandalkan daun untuk melapisi atap,” katanya. Sekarang, mayoritas atap berbahan kayu, sehingga interior rumah tetap kering selama musim badai. Secara umum, dusun berisi 12 keluarga ini hidup mandiri dengan mengandalkan apa saja yang disajikan bumi: ayam, padi, kacang mete, nanas, serta durian. Air untuk memasak diambil dari sungai, sementara air minum dari air terjun terdekat. Kepiting juga merupakan sumber uang dan gizi yang populer. Vy mengangkat tutup barel di dekat
103
rumahnya dan memperlihatkan puluhan ekor kepiting yang tengah bergulat berebut tempat. Desa ini sebenarnya terpisah jauh dari Teluk Siam, tapi kepiting mudah ditemukan di sekitarnya. Saban hari, air pasang mengirimkan arus, mencampur air asin dan tawar, hingga menciptakan habitat yang ideal bagi kepiting. Di dekat rumah Vy, 20 orang telaten menambal jaring, sementara seorang nenek tekun mencabuti cangkang kepiting. Kehadiran 4 Rivers membuka peluang baru bagi dusun tersebut. Warga kini bisa bersandar pada pariwisata. Resor ini mempekerjakan 10 warga, sisanya didatangkan dari provinsi lain. Tapi kehadiran 4 Rivers sebenarnya punya makna yang lebih penting dari sekadar memberi gaji bulanan. Tempat ini menyadarkan warga tentang pentingnya merawat lingkungan: bahwa alam yang terjaga merupakan aset yang bisa mendatangkan uang. Dulu, sebelum resor didirikan, sebelum warga mengenal bahasa Inggris, banyak orang menambal kas dengan berburu satwa. “Kami semua berburu. Semua pria, termasuk saya,� ujar Vy.
Sesi Santai Sejumlah siswa di desa nelayan Koh Solao sedang menikmati waktu istirahat di halaman sekolah.
Satwa-satwa liar Cardamom telah lama menjadi target operasi kaum pemburu. Harimau berada di ambang kepunahan, sementara gajah mulai memasuki kondisi genting. Begitu pula tenggiling, hewan bersisik yang punya tempat khusus dalam tradisi pengobatan Cina. Seorang tetangga Vy menunjukkan peralatan berburunya yang sudah usang. Ada beberapa tombak dan jaring, serta sebuah senapan yang dirakit dari batang kelapa dan potongan besi bekas. Berburu, ujarnya, adalah pekerjaan yang berat dan berbahaya. Satu misi perburuan biasanya melibatkan empat pria yang dipecah menjadi dua tim. Selama berhari-hari, mereka berjalan menyisir hutan dengan bekal tempat tidur gantung, air minum, juga nasi bungkus. Acap kali mereka kembali dengan tangan hampa. Kadang, mereka tidak kembali sama sekali. Tapi jika sebuah perburuan moncer, hasilnya bisa menafkahi seisi kampung lebih dari sebulan. Tenggiling, kancil, dan landak— tiga satwa yang dilindungi hukum Kamboja— dihargai beberapa ratus dolar di pasar gelap. JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
104
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Tendai Tatai tenda-tenda putih 4 rivers dibariskan mengikuti meander Sungai tatai. Kanan, dari atas: Mantan pemburu yang kini bekerja sebagai pemandu wisata; senapan rakitan yang dulu dipakai untuk berburu satwa liar di Cardamom.
105
Banyak aktivis terjun ke desa guna membuka wawasan warga tentang dampak perburuan. Bagi ahli biologi, Cardamom adalah suaka yang dipenuhi keajaiban. Spesies baru ditemukan saban tahun. Sayangnya, ekologi tempat ini terus saja terkikis. Tapi perburuan bukanlah satu-satunya masalah. Banyak satwa kian terdesak akibat invasi manusia. Para pembalak terus menggerogoti pohon. Sebuah perusahaan asal RRC tengah membangun bendungan dan instalasi listrik tenaga air. Mesinmesin mereka mengisap pasir dari dasar sungai. Sejumlah pengembang mengerek hotel mewah. Melihat kondisi itu, para pemerhati lingkungan memukul lonceng bahaya. Salah satu hutan terluas di Asia Tenggara, kata mereka, sedang berada di persimpangan nasib. “Tempat ini bakal raib,” kata Neang Thy, herpetolog terpandang di Kamboja. Neang, seorang konservasionis di LSM Conservation International, telah mengidentifikasi 25 spesies baru di Cardamom, dan statistik itu masih bisa bertambah. “Pastinya masih bisa bertambah,” ujarnya. “Sementara ini, kami memilih lokasi penelitian secara sporadis. Tapi bahkan dengan cara itu saja kami bisa menemukan setidaknya tiga spesies baru per bulan.” Bersama beberapa ilmuwan, Neang kini mendata populasi gajah Asia dengan mengambil sampel feses dan memetakan DNA pemiliknya. Hasilnya diharapkan bisa menjawab pertanyaan banyak pihak: benarkah Koh Kong menampung populasi gajah liar terbanyak di Asia Tenggara? Pendataan itu bakal menjadi amunisi baru dalam menggencarkan upaya konservasi, walau Neang sebenarnya cemas gajah-gajah di Koh Kong tak sanggup menunggu data kelar diolah. Dia berkejaran dengan waktu. Penebangan pohon terlalu marak. Konstruksi jalan dan bendungan telah melahap banyak habitat satwa. “Jika gajah-gajah kurang gesit bermigrasi, mereka akan punah,” jelas Neang.
Membuka hari, saya melompat dari ponton, lalu membenamkan kaki dalam lapisan hangat dan dingin Sungai Tatai—sebuah kombinasi unik yang dihasilkan dari campuran air asin dan tawar. Capung dan burung melesat gesit sembari mencakar-cakar permukaan sungai. Sinar surya mengecat hutan dengan warna kuning lembut. Hari ini, saya akan mendaki Gunung Ta Kiev —ekspedisi yang sudah lama saya nantikan. Selagi remaja, hampir setiap akhir pekan saya mendaki Pegunungan Alpen. Jalur pendakiannya tertata, hingga saya bisa menggapai puncak tanpa dituntun kakek. Di sepanjang jalur juga terdapat pospos yang memajang deskripsi flora dan fauna. Dengan tekun memandangi papan-papan informasi, saya belajar banyak hal, misalnya tentang bagaimana pohon oak menjadi habitat bagi 1.000 spesies serangga, atau bagaimana cemara sapih bisa mencapai usia 800 tahun. JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
106
Kondisinya jauh berbeda di Koh Kong. Jalur pendakian tidak tersedia, apalagi papan informasi yang menjelaskan keanekaragaman hayati hutan. Kami membelah pematang sawah menuju kaki Gunung Ta Kiev, mengikuti suara lengkingan owa yang memantul-mantul di dinding gunung. Kupukupu berputar-putar di sekitar kepala saya seolah hendak memamerkan kecantikannya. Sembari setengah memanjat, Naren, pemandu saya, terus mengayunkan parang untuk membabat semak, berusaha memastikan saya tidak terjerat jaring laba-laba beracun. Sesekali, dia menunjukkan makhluk-makhluk mungil, salah satunya lelompat daun (leafhoppers) yang berwarna jingga dan hijau—kombinasi corak elok yang justru menandakan bahaya. Pendakian Ta Kiev cukup merepotkan. Kami seperti membaca dalam gelap. Jika pun ada jalur pendakian, bentuknya hanyalah jalan setapak samar yang dibuat oleh jagawana atau pemburu. Dalam beberapa hari ke depan, hutan akan mengubur jalan itu dengan daun dan ranting, menghapus bukti-bukti kehadiran manusia. Saat kami merangkak di pinggang gunung, Naren mengaku bahwa dia sebenarnya berasal dari luar Koh Kong. Dulu, selama bertahun-tahun, pemuda bengal ini bekerja sebagai buruh bangunan di Phnom Penh. Ketika sebuah perusahaan RRC menawarinya upah harian yang lebih tinggi dengan bekerja di sebuah proyek resor di Koh Kong, dia pun memutuskan pindah. Setelah beberapa jam, kami berhasil menaklukkan puncak Ta Kiev. Dari ketinggian di atas 1.000 meter, hutan terlihat sama rapatnya seperti di kaki gunung. Matahari, yang tadinya baru mengintip di ufuk timur, kini bersinar terik di atas kepala. Saya pun mulai memahami seberapa luas hutan ini sebenarnya. Sejauh mata memandang, bukit dan gunung bersaing menggapai langit. Melalui punggung Ta Kiev, kami turun menuju sungai sempit, lalu berjalan kembali ke Tatai dan 4 Rivers. Naren kini menuturkan kisahnya sebagai pemandu. Katanya, 4 Rivers telah menjadi keluarga barunya, sebuah tempat yang mengajarinya cara hidup baru yang lebih menyenangkan. “Saat saya mengabdi untuk perusahaan konstruksi, saya tidak pernah memikirkan konsekuensi dari pekerjaan saya,” ujarnya. Kala itu, Naren hanya ingin menikmati buah dari kerja kerasnya: upah harian yang layak dan makanan hangat tiga kali sehari—kemewahan hidup yang jarang dinikmati saudara sebangsanya. Tempat Naren bekerja dulu adalah perusahaan RRC bernama Union Development Group. Perusahaan ini mendapatkan konsesi lahan 45.000 hektare di zona taman nasional. Bermodalkan investasi senilai $3,8 miliar, mereka membuka hutan untuk membangun sebuah resor mewah yang dilengkapi lapangan golf, kasino, dan landasan heliDestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
pindah profesi Pemburu yang beralih profesi menjadi pemandu seiring merekahnya bisnis pariwisata. Kanan: warga desa nelayan merajut jaring untuk menangkap ikan dan kepiting.
kopter. Lokasi proyek tersebut berjarak beberapa jam dari Tatai, tapi para pakar melihatnya sebagai ancaman ekologi terhadap seantero Cardamom. Naren mengaku ingin menetap di Koh Kong, karena hidup di sini lebih nyaman dibandingkan di kota. Dia juga tidak ingin kembali menjadi buruh bangunan. “Apa yang saya lakukan sekarang jauh lebih baik; saya bisa turut menjaga alam.” “Lihatlah,” ujarnya seraya memutar kepala, “di sini tidak ada mobil, tidak ada jalan bising. Tidak ada yang peduli tentang model pakaian yang Anda kenakan atau berapa gaji yang Anda hasilkan.” Itulah yang memikat dari Koh Kong, sebuah tempat yang sederhana dan asri. Naren tak yakin resor berisi kelab malam bisa membawa kebaikan pada tempat yang terpencil ini. “Sebuah klub malam?” tanyanya penuh amarah. Di hadapan kami, seekor elang menukik ke sungai, menyelam selama sepersekian detik, lalu menyeruak dengan ikan tercapit di paruhnya. “Kelab malam hanya akan membawa kebisingan, musik yang bising.” “Sebagian orang mungkin menyukainya,” lanjutnya sembari menatap barisan bakau yang berkilauan disiram sinar mentari, “tapi di sini, kami lebih menyukai keheningan.” Foto-Foto laIn DI artIKel InI BISa DIlIhat DI DeStInaSIan.Co.ID
107
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
connections
info & penawaran dari klien destinasian indonesia
Teruji Tangguh Durabilitas hanya bisa diuji di lapangan, karena itulah perusahaan perlengkapan outdoor Columbia Sportswear mengetes produkproduknya langsung di alam liar Pacific Northwest, Amerika Utara. Di bawah supervisi Gert Boyle, sang pemilik Columbia Sportswear, proses tes ini bergulir di beragam medan dan kondisi, baik di bawah hujan deras, di tengah badai salju, maupun di hadapan angin kencang. Seluruh produk yang lolos uji coba kemudian diberi tanda Tested Tough. Sejak musim gugur 2015, slogan ini telah dikampanyekan di 63 negara melalui beragam media. Kampanye terbesar yang pernah dilakukan oleh Columbia Sportswear ini juga bisa dengan mudah diikuti di beragam media sosial lewat tagar #TestedTough. Informasi lebih lanjut hubungi 021/2942-7761.
WakTu rehaT Natal dan tahun baru sudah lewat, tapi bukan berarti paket-paket promo liburan sudah berakhir. Hingga 28 Februari, Dorsett Hospitality International menawarkan promo spesial bertajuk Take A Break di mana tamu bisa mendapatkan diskon tarif hingga 38 persen pada hotel-hotel di bawah jaringan Dorsett di lima destinasi, yakni London, RRC, Singapura, Hong Kong, dan Malaysia. Untuk menikmati promo tersebut, caranya sangat mudah: saat Anda melakukan pemesanan kamar secara daring, masukan kode promo “TakeABreak.” Dorsett Hospitality International mengoperasikan 22 hotel dengan jumlah kamar melebihi 8.600 unit. Grup yang dirintis pada 2007 ini membawahi tiga merek, yakni Dorsett, d.collection, dan Silka. Informasi lebih lanjut kunjungi dorsett.com.
Di Seoul, kafe bukan sekadar wadah hangout, tapi juga atraksi wisata. Ibu Kota Korea ini menawarkan setidaknya empat kafe tematik yang atraktif. Kafe pertama, Air Café, mengangkat tema pesawat melalui interior dan sajian yang ditata layaknya sebuah maskapai komersial. Mengusung tema kamping, Something Out merotasi desain interiornya mengikuti siklus musim, menjajakan perlengkapan kamping, serta menyajikan kuliner yang lazim dijumpai saat berkemah. Tema unik juga dihadirkan Mom’s Cookie, kafe yang menjajakan beragam biskuit berbahan ramah lingkungan serta menawarkan kelas menghias biskuit. Sementara di Needle Story, kita bisa berbelanja aneka benang dan bahan, lalu mengikuti kelas menjahit. Informasi lebih lanjut hubungi 021/5785-3030 atau kunjungi visitkorea.or.kr.
Foto: Columbia; Dorsett; Korea tourism organization.
unik TemaTik
Berlangganan sekarang dan raih kesempatan mendapatkan voucher menginap tiga malam di Regent Singapore untuk satu pemenang Regent Singapore menawarkan lokasi ideal untuk menikmati tawaran terbaik Singapura. Hotel bintang lima ini berjarak hanya 10 menit berjalan kaki dari Botanic Gardens, Situs Warisan Dunia satu-satunya di Singapura; serta Orchard Road, jalur belanja favorit wisatawan. Seluruh kamar dilengkapi fasilitas baku hotel premium, dan smartphone dengan konektivitas data 3G sonder bayar. Hotel ini juga mengoleksi tujuh gerai F&B, di antaranya restoran Italia Basilico, restoran Jepang Tenshin, restoran Cina Summer Palace, serta bar Manhattan yang tercantum dalam daftar The World’s 50 Best Bars 2015 dan Top 10 Best International Hotel Bars.
PaKet berlangganan Langganan berlaku mulai edisi Maret/April 2016 BERLANGGANAN DESTINASIAN INDONESIA VERSI CETAK + DIGITAL 6 Edisi (1 tahun) 12 Edisi (2 tahun) Rp168.000 Rp315.000 Kirimkan versi digital ke alamat email saya, atau Kirimkan ke (Bpk/Ibu) E-mail:
Nama Alamat Kota Provinsi Telepon (Rumah/HP) E-mail
Kode Pos
Detail Pembayaran Kartu Kredit Visa
MasterCard
*Harga berlaku untuk wilayah JABODETABEK. Untuk wilayah lain, hubungi subscribe@destinasian.com
BERLANGGANAN DESTINASIAN INDONESIA DIGITAL 1 edisi hanya $1.99 6 edisi hanya $9.99 Centang untuk pengguna iOS Apple, $1.99 per order
Masa berlaku kartu (bln/th) Nama pemegang kartu Tanda tangan pemegang kartu **Demi kenyamanan Anda, masa berlangganan akan diperpanjang secara otomatis. Perpanjangan secara otomatis akan mendapatkan diskon 5%. Silakan centang kotak di bawah jika Anda tidak menginginkan perpanjangan masa berlangganan secara otomatis. Untuk pertanyaan lain seputar proses ini, silakan email ke subscribe@destinasian.co.id.
Tidak menginginkan perpanjangan masa berlangganan secara otomatis
Selamat kepada iwan Kusuma, FarieDa KanDowangKo, dan anDra novenDra yang memenangkan voucher menginap dua malam di alila Seminyak. Semua data wajib diisi lengkap. Faks formulir yang telah diisi ke 021/574-7733. Opsi lain, kirim formulir via pos ke P.O. Box 08 JKPPJ, Jakarta 10210 A. Anda juga bisa menyampaikan keinginan berlangganan dengan menelepon nomor 021/573-7070, melalui destinasian.co.id atau via email ke subscribe@destinasian.co.id. DestinAsian Indonesia terbit dwibulanan dan didistribusikan ke penjuru Indonesia. Periode berlangganan minimum adalah enam bulan. Masa penawaran berlaku terbatas. Uang tidak bisa dikembalikan. Informasi yang diberikan bersifat rahasia dan digunakan hanya untuk kepentingan berlangganan majalah. PT. Tirta Baskara Suwardana tidak akan menyebarluaskan informasi tanpa izin dari pemberi informasi, kecuali diwajibkan oleh peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
110
photo album jakarta
Pesta Pengusaha Pada 5 Desember 2015, Entrepreneurs’ Organization Indonesia menggelar pesta penutup tahun di Nip & Dram, Jakarta. Acara meriah yang dihadiri oleh lebih dari 100 tamu VIP ini mengusung tema Hollywood, baik dalam dekorasi maupun busana tamu yang terinspirasi film-film Hollywood ternama semacam The Great Gatsby, Star Trek, dan Cleopatra. Pesta diawali dengan makan malam dan pemberian penghargaan Best Hollywood Costume, disusul ajang lelang voucher yang disumbangkan oleh 19 anggota Entrepreneurs’ Organization Indonesia. Beberapa voucher yang dilelang adalah satu halaman
iklan di majalah kesehatan dan gaya hidup, perawatan kulit PPP Laser Clinic, paket menginap di Sheraton Bali Kuta Resort, cerutu premium, serta tiket penerbangan Jakarta-Singapura dengan Garuda Indonesia untuk dua orang. Entrepreneurs’ Organization Indonesia merupakan cabang dari Entrepreneurs’ Organization, institusi yang didirikan 29 tahun silam oleh sejumlah wiraswastawan sebagai wadah bertukar pengalaman, berbagi pengetahuan, serta pengembangan jaringan bisnis. Anggota organisasi ini mencapai sekitar 11.000 pengusaha yang tersebar di 48 negara. —RI
3
5
2
4
/apa+sIapa/ 1. Bogdan Vlase. 2. Mario Velez, Imelda Harsono. 3. Hans Leo, Jean Louis. 4. Dari kiri: Kwik Wan Tien, Frances Taslim, Novita Herdanto, Mariza Pangemanan. 5. Roland Staehler, Ronald Liem.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Foto: sunaryo.
1
jakarta photo album
111
ApresiAsi KAryA Pada 17 November 2015, bertempat di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, DestinAsian Indonesia menerima dua Piala Menteri Pariwisata dalam ajang Anugerah Pesona Bahari 2015. Piala diberikan langsung oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Anugerah Pesona Bahari adalah ajang apresiasi yang diadakan oleh Forum Wartawan Pariwisata dan Kementerian Pariwisata bagi karya-karya jurnalistik bertema wisata bahari yang dipublikasikan di 2015. Penghargaan terbagi ke dalam tiga kategori: surat kabar, majalah, dan online. Untuk kategori majalah, DestinAsian Indonesia menyabet posisi pertama dan kedua. Posisi pertama didapat oleh artikel berjudul Misteri Tomini yang dimuat di edisi Mei/Juni, sementara posisi kedua ditempati oleh artikel Tanah Nisbi Gwanabai yang tayang di edisi Juli/Agustus.
1
Posisi ketiga di kategori majalah ditempati oleh Kartini. Untuk kategori surat kabar, posisi pertama dan kedua direbut oleh Kompas, kemudian Koran Tempo di posisi ketiga. Sementara di kategori online, posisi pertama ditempati oleh Liputan6.com, disusul oleh FloresBangkit.com dan TribunJateng.com. Anugerah Pesona Bahari diikuti oleh media massa di Indonesia yang mengirimkan total 209 karya. Seluruh karya dievaluasi oleh dewan juri yang terdiri dari Didien Junaedy (Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia), Raymond T. Lesmana (Ketua Yayasan Cinta Bahari Indonesia), Krishna Nur Pribadi (Pengurus Badan Promosi Pariwisata Indonesia), Arifin Hutabarat (wartawan pariwisata) dan Esthy Reko Astuty (Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara). —CR
2
Foto: Kementerian Pariwisata.
3
/apa+siapa/ 1. Hiburan tarian kontemporer Papua di aula Gedung Sapta Pesona. 2. Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan trofi kepada Cristian Rahadiansyah dari DestinAsian Indonesia. 3. Para juara dalam ajang Anugerah Pesona Bahari 2015.
JAnuAri / FebruAri 2016 - DestinAsiAn.co.iD
112
SKETCHBOOK Mar i a CH uMaK
Pondicherry
Pesisir Pondy Lukisan kaya warna Pantai Auro di Pondicherry, kota pesisir yang menghadap Teluk Bengal.
DestinAsiAn.co.iD – JAnuAri / FebruAri 2016
Dalam adegan-adegan awal Life of Pi, film petualangan fantasi karya Ang Lee, kita menyaksikan Pondicherry sebagai perpaduan kontras antara kebudayaan India dan rumah-rumah berarsitektur kolonial Prancis. Tapi, di kalangan wisatawan, kota pesisir yang menghadap Teluk Bengal ini lebih terkenal akan keindahan pantaipantainya. Di salah satu pantai inilah Maria Chumak (mariachumak.com), seniman berbakat kelahiran Saint Petersburg, menuangkan kreativitasnya di atas kertas. Pada 15 September 2015, Maria berkunjung ke Pantai Auro dan melukis dua wanita lokal, beberapa batang nyiur, dua buah perahu, serta sebuah rumah yang baru kelar dicat. Semuanya dibuat memakai kombinasi cat air, pena, dan pensil warna. Wanita yang mempelajari seni di Rusia dan Prancis ini sudah lima tahun bekerja sebagai dosen merangkap ilustrator lepas di India, sebuah negeri yang menurutnya “telah menginspirasi banyak orang lewat keragaman budayanya, toleransinya, filosofinya, serta keindahan desa-desanya.” Tentu saja, India bukan negeri yang selamanya tersenyum. Di Pondicherry misalnya, ketika berjalanjalan di pantai sembari menikmati senja, Maria menyaksikan jejak-jejak tragis tsunami yang menghantam kawasan ini pada 2004. “Ada sisa-sisa perahu yang teronggok begitu jauh dari garis pantai, ada pula reruntuhan rumah yang menyisakan hanya dua bidang dinding,” ujarnya. “Sisasisa bencana ini agaknya telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari lanskap kota.”