Destinasian indonesia march april

Page 1

your window to the world

anniveRsaRy issue

Maladewa balI ItalIa wae rebo

Maret / april 2016

liputan khusus peRnikahan & bulan maDu

Rp 35.000, jawa Rp 39.000, luaR jawa


62

THE SEARCH FOR THE ELUSIVE SHORTCUT. THE ALL-NEW BMW X1.

Turn every obstacle into an adventure with the all-new BMW X1 by embracing versatility and dynamics in equal measure. Creating a bold statement within urban settings and the great outdoors, the all-new BMW X1 combines athletic design with compact exterior dimensions for the many captivating adventures that lie ahead. BMW Call Center (021) 29279677, 09.00-17.00. Mon-Fri. DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


63 The all-new BMW X1

Sheer Driving Pleasure

www.bmw.co.id

YEAR

TIRE

COVERAGE

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD



HERMÈS BY NATURE



PLAZA INDONESIA LEVEL 1 # 39 -42A TEL.: (021) 2992 3758 WWW.LANVIN.COM


19 FEATURES

90 MALADEWA TANPA KOMA Sebagian pulau didedikasikan sepenuhnya bagi pariwisata; sisanya dihuni perkampungan warga. Keduanya terpisah dan memiliki hukumnya masingmasing. Maladewa memang seperti negeri yang terbelah, tapi sebuah yacht mewah kini berikhtiar menjadi jembatan penghubung bagi semuanya.

104

Oleh Cristian Rahadiansyah

81 81 BALI BARU Hampir saban bulan, hotel baru hadir di Pulau Dewata, hingga para kartografer pun dipaksa bergerak cepat untuk memperbarui petanya. Di edisi ini, kami mencicipi dan mengulas delapan hotel baru, mulai dari resor premium kedua di tepi Taman Nasional Bali Barat hingga hotel paling terpencil di Ubud.

90

114

SAMPUL DEPAN

Kelly Tandiono, juri Asia’s Next Top Model, di Four Seasons Landaa Giraavaru, Maladewa. Fotografer: Jerry Aurum / Penata gaya: Gabriela Batti / Busana: Atasan asimetris dari Zayan di Shoppe33.com, celana pendek dengan bordir dari Michael Michael Kors, gelang dari John Hardy.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

104 MANTRA PENJINAK MAKNA Usai menyabet penghargaan dari UNeSco, Wae rebo merekah menjadi objek wisata. Tapi kehadiran turis di kampung ini tak selamanya berarti berkah. Gejala komersialisasi mengemuka dan perlahan mengancam keluhuran budaya.

114 HANTU MASA SILAM Proyek operasi rumah Hantu di italia berhasil melacak sekitar 1.500 desa dan sejuta rumah yang terbengkalai akibat bencana atau migrasi. Setelah upaya restorasi mereka terhambat oleh birokrasi, harapan kini disandarkan uluran uang jutawan-jutawan asing.

Oleh Fatris Mf

Oleh Claudio Agostoni

FoTo, SeArAH jArUM jAM, DAri Kiri ATAS: PUTU SAyoGA; oScAr SiAGiAN; BrUNo ZANZoTTerA; jerry AUrUM. BUSANA KeLLy TANDioNo: BrA DAN ceLANA PUTiH DAri BiASA, KAcAMATA HiTAM DAri cHANeL, KALUNG DAri joHN HArDy.

Foto Oleh Putu Sayoga



19 DEPARTMENTS

36

10 PUBLISHER’S NOTE 16 CONTRIBUTORS & COMMENTS 42 CONTEST 56 SUBSCRIPTION 78 STREET ART Seni rajutan oleh London Kaye 128 SKETCHBOOK Tokyo oleh ristianti ciptayadi

62

43 SPECIAL REPORT empat tema pesta pernikahan, memahami makna bunga, 16 venue kenduri, dan rekomendasi destinasi bulan madu.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

72

62 HERITAGE Belajar cara mengelola kebun raya di Singapore Botanic Gardens, Situs Warisan Dunia pertama di Singapura. 68 ADVENTURE Mengunjungi kawasan selatan Afrika dan menjelajahi keajaiban alamnya, salah satunya air terjun terbesar sejagat. 72 ART SCENE Tahun ini, Arie Smit genap berusia satu abad, tapi jejak yang ditinggalkan sang maestro di Bali jauh melintasi umurnya.

FoTo, DAri Kiri: PUTU SAyoGA (2); LeoNArDUS DePAri.

30 DATEBOOK GOOD TO GO Festival jazz favorit 20 ATTRACTIONS Menjelajahi Antartika indra Lesmana. secara virtual. 32 STYLE FILE 22 SPECIAL DEALS Sebelas perlengkapan kamping. Promo kuliner di Seminyak, diskon 34 INSIDER’S tiket ke eropa. GUIDE Tempat terbaik di 24 IN THE Kinabalu rekomenSPOTLIGHT dasi pakar lokal. richard Daguise, ceo Grup Mesa. 36 EAT & DRINK Tiga restoran khusus 26 LOCAL’S menu lokal di Bali. INSIGHT Delapan tempat 38 ESSENTIALS wisata di Tunisia Kamera mungil pilihan duta besar. untuk aksi ekstrem. 28 CHECKING IN 40 AIRLINE NEWS Properti anyar Sheraton di kawasan Tren desain kabin dan kursi pesawat. jakarta Selatan.

DISPATCHES 57 ABOUT TOWN Bagaimana Melbourne memuncaki daftar “kota layak huni” untuk kelima kalinya secara berturut.



10

PUBLISHER’S NOTE RONaLd LI Em

Tiga Tahun

Di masa ketika informasi berseliweran dengan cepat dan kerap tercampur bias, saya tetap percaya: konten yang berkualitas adalah segalanya; akurasi adalah prinsip yang tak bisa ditawar; kedalaman tulisan dan visual yang menggugah adalah resep terbaik untuk menginspirasi pembaca. Keyakinan itulah yang menuntun DestinAsian Indonesia menapaki usia tiga tahun. Majalah ini menyajikan konten yang ditulis berdasarkan reportase dan wawancara. Seperti yang bisa Anda temukan di edisi ini, baik dalam artikel bertema delapan hotel baru di Bali, warisan seni pelukis Arie Smit, ekspedisi pesiar di Maladewa, atau dokumentasi “rumah hantu� di Italia, semuanya dibuat mengandalkan kaidah-kaidah jurnalisme klasik yang tak lekang dimakan zaman. November tahun lalu, komitmen itu berbuah. Dua artikel DestinAsian Indonesia menerima penghargaan artikel perjalanan terbaik dari Kementerian Pariwisata. Tiga bulan berselang, dua artikel lainnya menerima penghargaan dalam lomba karya tulis yang digelar untuk memperingati Hari Pers Nasional. Prestasi tersebut tentunya tidak terlepas dari kritik dan saran dari para pembaca. Merayakan ulang tahun ketiga DestinAsian Indonesia, saya mengucapkan terima kasih kepada para pelanggan, pembaca, pengiklan, distributor, serta semua pihak yang setia mendukung perjalanan majalah ini.

publisher@destinasian.co.id @ronaldliem

DestinAsiAn.co.iD – mAret / April 2016



12

DestinAsiAn inDonesiA AD sAles ContACt

Maggie M. Halim Chairwoman Ronald Liem Publisher & Managing Director

Francisca Liem Director

Cristian Rahadiansyah Editor-in-Chief

Patty Abidin Director of Operations & Business Development

singapore & other Countries Robert Lau, Paolo Avis 65/6536-1895 rlau@destinasian.com pavis@destinasian.com

Lord Raditya Basuki Assistant to Publisher

meDiA representAtives

Anastasia Rivai Group Art Director Micco Rian Junior Art Director Rezadharana Idris Editor Gabriela Batti Contributing Stylist Pradnya Cendani Editorial Assistant Joe Sabarto Haruns Maharbina Tony Narotama Photographers

Elvida Nataya General Manager Sales (Indonesia) Gracia Martina Betty Regional Sales Senior Manager Sri Neni (Ninies) Sales Manager Insani Silitonga Sales Support Irna Afrillia Putri Senior Marketing Manager Darwin Chang Marketing Manager

Abdul Khalik Mahesa Putra Loegiman Digital Imaging Artists

Deransy Dinar Haliesya Marketing Executive

Adi Wijaya Nuridin Production Executives Heri Yuliana Junior Production Executive

Majalah DestinAsian Indonesia diterbitkan enam kali per tahun dan didistribusikan di Indonesia oleh PT. Tirta Baskara Suwardana dengan lisensi dari DestinAsian Media Pte Ltd. Opini-opini yang tertulis di dalam majalah ini adalah opini dari masing-masing penulis. Penerbit tidak bertanggung jawab atas isi dari opini tersebut. Tidak ada satu bagian pun dari majalah ini yang boleh direproduksi tanpa izin dari penerbit. Semua hak dari merek DestinAsian Indonesia dipegang dan dimiliki oleh PT. Tirta Baskara Suwardana.

Robert Lau Regional General Manager Sales & Online

Sunaryo Junior Photographer

Kusdiana Senior Production Manager

DestinAsian.co.id facebook.com/DestinAsianID twitter.com/DestinAsianID instagram.com/DestinAsianIndonesia pinterest.com/DestinAsianID gplus.to/DestinAsianID youtube.com/DestinAsianMag

indonesia Gracia Martina Betty, Sri Neni (Ninies) 62-21/573-7070 betty@destinasian.com, ninies@destinasian.com

Anjani Setiati Marketing Support Candraditya Putri CRM Executive Vera Siagian Circulation & Distribution Manager Wahyudi Circulation & Distribution Supervisor

DIGITAL MEDIA Yohanes Sandy Online Editor

Dytha Lastra Silalahi Hariyanto Circulation & Distribution Executives

Dimas Anggakara Senior Videographer

Faula Rizkika Distribution Administration Senior Staff

Achmad Fickar Hajar Videographer

Resliana Yosephine Finance & Accounting Senior Manager

Antonius Jeffry Gunawan Online Manager

Liana Phiong Jessyca Gunawan Finance & Accounting Managers

Raden Muhammad Fansauri Junior Web Developer

Untuk membeli atau berlangganan majalah DestinAsian Indonesia, silakan kunjungi situs DestinAsian.co.id atau kirimkan email ke subscribe@ destinasian.co.id. Anda juga bisa menghubungi nomor 021/573-7070, fax 021/574-7733, atau mengirimkan surat ke PO BOX 08 JKPPJ, Jakarta 10210 A, Indonesia.

DestinAsiAn.co.iD – mAret / April 2016

Inneke Sohilait Finance & Accounting Assistant Manager Fitria Nirina Bastian Finance & Accounting Senior Executive R. Diana Purnama Putri Finance & Accounting Executive Maria T. Lebert General Manager HR & GA Laila Karina Agustina HR & GA Senior Executive Kencana Ayudha Zahra MD General Affairs Executive Shilton Hardi IT Staff Atiet Soeharto Office Manager

China • MHI China Ltd. Mary Yao, 86-10/8528-3636 mary@mhichina.com Hong Kong • MediaWorks Asia Ltd. Kim Kenchington, 852/2882-1106 kim@mediaworksasia.com india • RMA media - Mumbai, India Faredoon Kuka, 91-22/2925-3735 91-22/6570-3081 kuka@rmamedia.com Japan • Shinano International Inc. Kazuhiko Tanaka, 81-3/3584-6420 kazujt@bunkoh.com Korea • The Peak Media Co., Ltd. Pearl (Yoon-Joo) Jin, 82-70/4639-3007 pearl@tpmkr.com malaysia • Next Media Jo Shim, 60-3/6148-1810 jo_shim@nextmedia.com.my thailand • N.J. International Media Co., Ltd. Nartnittha Jirarayapong (Noo), 66-2/ 635-5185 ext 14 noo@njintermedia.com United Arab emirates • The MediaVantage Rahul Shivaprakash, 971-4/453-9350 rahul@themediavantage.com



14

where to go

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


15

Onbashira

/ Nagano /

2 April -16 Mei 2016

Inilah pergelaran paling rawan keseleo di Jepang. Dalam Onbashira, puluhan kaum pria akan masuk hutan untuk menebang 16 batang pohon dengan panjang masingmasing 17 meter, kemudian beramai-ramai mengusungnya, lalu menungganginya menuruni pinggang bukit curam dalam kecepatan tinggi. Usai adegan ekstrem tersebut, seluruh gelondongan diarak menuju kuil dan ditancapkan dengan iringan doa. jnto.go.jp. 4-6 Maret / Java Jazz Festival Jakarta

FoTo: KoIChI KAMoShIDA/GETTy IMAGES.

Jika tidak ada kendala, Sting bakal tampil di festival ini. Seperti tahun sebelumnya, Java Jazz Festival akan digelar di JIExpo Kemayoran. Beberapa bintang yang sudah resmi masuk daftar pengisi acara adalah Level 42, Robin Thicke, Boney James, ditambah grup lokal seperti Mocca dan Barasuara. javajazzfestival.com.

dan State Tretyakov Moskwa merayakan ulang tahun mereka dengan saling meminjamkan koleksi lukisan potret. Khusus acara di London, kita bisa melihat wajah filsuf, komponis, dan pujangga paling berpengaruh di Rusia seperti Akhmatova, Dostoevsky, dan Tchaikovsky. npg.org.uk. 29 Maret-3 april / baliSpirit Festival baLi

Festival ini adalah salah satu alasan Ubud dijuluki 7-11 Maret destinasi wisata spiritual. / Eclipse Festival BaliSpirit Festival mekabupatEn Sigi nyuguhkan sekitar 230 acara bertema yoga, Konsep acaranya mirip meditasi, tari, dan musik. DWP, tapi agenda utaDua bintang tamunya manya adalah merayatahun ini adalah Jeffrey kan gerhana matahari. Armstrong, pendiri Vedic Eclipse Festival bakal Academy of Sciences menyuguhkan sekitar 75 & Arts; serta Sri Prem musisi dari aliran musik Baba, master Sachcha. electronica, trance, serta Untuk konser musik, techno. Bintang tamunya bakal tampil Kayah dari antara lain Ray Castle, Polandia serta Nahko Dick Trevor, dan Secret & Medicine for the Cinema. Tiap tahunPeople asal Amerika. nya, Eclipse Festival balispiritfestival.com. selalu berpindah lokasi demi mencari titik ter13-15 april baik untuk menyaksikan / po Shui Jie gerhana. Tahun ini, piYunnan lihan jatuh pada Ngata Baru, sekitar 25 menit Jika Thailand memiliki berkendara dari Palu, Songkran, maka RRC Sulawesi Tengah. menawarkan Po Shui Jie. eclipsefestival2016.com. Digelar untuk merayakan pergantian tahun, 17 Maret-26 Juni festival ini bakal dibuka / russia & the arts oleh pentas seni dan London pameran kuliner di tepi Sungai Mekong, disusul Panasnya suhu politik oleh kompetisi perahu antara Rusia dan Eropa naga, lalu ditutup oleh tidak merembes ke aksi siram-siraman air khazanah seni. National yang melibatkan warga Portrait Gallery London dan turis. en.ynta.gov.cn.

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


16

contributors & comments

114

104 48

58

Sampul majalah menarik, tapi pose dan ekspresi Hamish Daud dalam artikel Rahasia Belanda kurang total. Artikel mengenai Larantuka sangat menggugah dan memperkaya wawasan saya. —Ardo Priangga, semarang

43 90

Dalam tiga buku karyanya, Jerry Aurum (jerryaurum. com; @jerryaurum) mengolah konsep visual tubuh. Di waktu senggangnya, dia memotret satwa bawah laut. Di edisi ini, Jerry mengombinasikan dua keahliannya tersebut saat melakukan pemotretan di Maladewa (hlm.90). “Mengangkat keindahan Maladewa tanpa terjebak dalam gaya visual yang umum merupakan tantangan tersendiri untuk saya,” ujarnya. Tantangan juga dihadapi oleh bruno Zanzottera (parallelozero. com; @parallelozero), fotografer kelahiran Monza, ketika berkelana di Italia (hlm.114) untuk mengabadikan sejumlah rumah dan desa yang terbengkalai akibat urbanisasi ataupun bencana alam. Melakukan pemotretan di Bali adalah sebuah rutinitas bagi Putu sayoga (putusayoga.net; @putu_sayoga), tapi kali ini dia mendapat kesempatan langka yang diimpikan banyak fotografer: memotret Arie Smit (hlm.72), pelukis yang tahun ini genap berusia satu abad. “Liputan yang mengesankan,” jelasnya. “Saya bisa bertemu Arie Smit dan beberapa muridnya, serta mendapat banyak pengetahuan mengenai gerakan young artists yang sayang-

nya kini mulai meredup.” Sebagai penikmat kopi, suhartina sindukusumo (@tinaowyeah) juga mendapatkan kesempatan berharga untuk menyambangi Melbourne (hlm.57), kota yang tersohor akan budaya minum kopinya. “Kultur kopi yang kental, taburan produk berslogan ‘Made in Melbourne,’ dan tentunya keramahan warga lokal, mengundang siapa pun untuk kembali ke Melbourne,” kenangnya. Sementara itu, Leonardus Depari (leonardusdepari. tumblr.com; @leonardus depari) mendokumenta-

sikan tempat piknik keluarganya yang belum lama ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia— Singapore Botanic Gardens (hlm.62). Menjelajahi dan menulis keindahan Flores bukan hal baru bagi Fatris mF (fatrismf.wordpress. com; @fatrismf ), tapi kali ini dia tak berbicara soal keindahan, melainkan bagaimana pariwisata menguji keutuhan budaya di Wae Rebo (hlm.104). “Rumah-rumah di Wae Rebo membuat takjub,” ujarnya, “tapi industri pariwisata yang begitu deras tentu membawa perubahan di masyarakat, menggerus sesuatu yang sebelumnya diyakini sebagai spiritualitas.”

Kami menyambut baik kritik dan komentar Anda. Surat kepada tim redaksi dapat dikirimkan ke: letters@destinasian.co.id, atau melalui pos ke: Editor, DestinAsian Indonesia, P.O.Box 08 JKPPJ, Jakarta 10210 A. Sebelum dimuat di majalah, surat akan diedit demi menjaga standar penulisan dan kuota halaman.

DestinAsiAn.co.iD – mAret / April 2016

Artikel-artikel di edisi Januari/Februari 2016 membahas tuntas sejumlah destinasi wisata dengan informasi yang detail, mencakup tempat kuliner, deskripsi lanskap, serta maskapai. Sajian fotonya pun memikat. Saya selalu antusias membaca majalah DestinAsian Indonesia.

Kali pertama membaca DestinAsian Indonesia, saya jatuh cinta dengan liputan mengenai Utrecht. Koleksi fotonya berkesan. Namun alangkah baiknya jika artikel ini memuat pula interaksi dengan warga lokal. Salah satu memori yang sulit dilupakan dari traveling adalah interaksi dengan penduduk setempat. —Kurniawan budiono, Jakarta

Saya sangat menyukai gaya penulisan majalah ini, terutama tulisan Cristian Rahadiansyah, yang saya ikuti sejak beliau bekerja di majalah sebelumnya. Informasi yang disajikannya sangat inspiratif. —Ardianto, boyolali

—Adi Hersuni, tangerang Terima kasih sebesar-besarnya kepada konsorsium dan CEO, juga para seniman dan pemerintah yang telah membangun kembali Kota Tua, kebanggaan bangsa. Semoga proyek ini berjalan sempurna hingga tuntas. —Lisa Hermaniati soesila via Facebook pada post menyambut Konsep baru Kota tua Jakarta

Mohon bantuan jika ada teman atau tim yang bersedia melakukan pelatihan budi daya karang kepada kami selaku lembaga pemerhati masyarakat pesisir di Halmahera Barat, Maluku Utara. Sampai saat ini kami belum dapat merealisasikan program budi daya karang diakibatkan tidak adanya tenaga ahli yang mengajarkan caranya. Kontak kami di 0812-4141-7004 atau 0812-4141-7005. —muhammad Hi Hasan via DestinAsian.co.id pada artikel 10 rekomendasi Komunitas travel.

Jawaban: Terima kasih atas pertanyaannya. Salah satu program penanaman karang tersukses di Indonesia berlangsung di kawasan Pemuteran, Bali, oleh Yayasan Karang Lestari. Mereka menggunakan teknologi biorock. Jika ingin mencari info lebih lanjut, silakan kontak langsung Yayasan Karang Lestari (karanglestaribali.com).


Book in advance and get the best price (62-21) RESERVATION CENTER

2700027 www.santika.com

BALI - JAVA - MALUKU - NUSA TENGGARA - KALIMANTAN - SULAWESI -SUMATERA AND SINGAPORE


18

on our website DestinAsiAn.co.iD

Dapatkan info travel terbaru dengan menjadi anggota media sosial kami

@destinasian indonesia

facebook.com/ destinasianid

@destinasianid

city scene

4 DestinAsi wAJib Di YokohAMA Sebagai kota terpadat kedua di Jepang, Yokohama memancarkan pesona yang tak kalah menarik dibandingkan Osaka maupun Tokyo. Kami mengupas empat destinasi yang wajib disambangi di kota pelabuhan ini, mulai dari museum ramen hingga kompleks kota futuristik.

gplus.to/ destinasianid

/ Lists /

6 Pantai tersembunyi di bali pinterest.com/ destinasianid

youtube.com/ destinasianMag

Airlines

QAntAs segerA ungkAp isi boeing 787 Dengan konsumsi bahan bakar yang lebih efisien dibandingkan B747 dan daya jelajah menembus 15.000 kilometer, setara jarak JakartaArizona, tak heran jika armada baru B787 menyedot perhatian dunia. Qantas adalah salah satu maskapai yang akan mengoperasikannya, dan wujudnya bakal dilansir ke publik pada April tahun ini.

Art scene

restaurant

Setelah Ciputra, kini giliran konglomerat Haryanto Adikoesoemo yang mendirikan museum. Museum yang rencananya berlokasi di Jakarta Barat itu akan dikepalai oleh Thomas J. Berghuis, mantan kurator benda seni Cina di Guggenheim New York.

Melbourne terkenal akan budaya minum kopinya, dan kedai kopi paling terkenal di sana kini telah hadir di Jakarta. Seperti di Melbourne, cabang Jakarta akan mengusung aliran third wave coffee movement dan koleksi menu premium dengan presentasi apik.

Debut MuseuM MAcAn

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

st. Ali bukA cAbAng Di JAkArtA

untuk MeneriMa travel newsletter kaMi, kiriM eMail ke: newsletter@DestinAsiAn.co.iD seMua topik di halaMan ini bisa diteMukan di: DestinAsian.co.id/ ow15

Foto: Fadil aziz; Yohanes sandY; Qantas; Met studio design/MuseuM MaCan.

Ketika kini banyak pantai di Pulau Dewata sudah tertangkap radar para pengusaha properti, istilah “pantai tersembunyi� memang terdengar bak sebuah mitos. Tapi kontributor kami berhasil menemukan enam pantai klandestin dan hening yang jarang didatangi turis dan belum dilengkapi fasilitas semacam hotel, restoran, bahkan toilet umum. Lokasinya tersebar, mulai dari Jimbaran, Nusa Dua, hingga Karangasem.


Spa at Maya invites you to refresh yourself with our delightful riverside special package with a 30% discount. An exotic 180 minutes traditional package with maya massage followed by your choice of body scrub and flower bath. This pampering package will finish with a rejuvenating facial, leaving you with a feeling of total renewal.

For reservation and further information, please contact spa at maya - 0361 977888 spa@mayaubud.com mayaresorts.com


20

Good

to

Go

Jendela antartika Edukatif Interaktif Pengunjung menyaksikan video berisi kehidupan satwa Antartika. Kanan: Berinteraksi dengan satwa laut lewat layar 4D.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

Phillip Island dan Antartika terpisah jarak 3.000 kilometer. Berkat kehadiran wahana Antarctic Journey (Nobbies Centre, Phillip Island Nature Parks, Victoria, Australia; 613/5951-2825; penguins.org.au), kedua tempat itu kini bisa “bersanding� di satu tempat.

Diciptakan oleh WWF Australia dan Phillip Island Nature Parks, Antarctic Journey adalah wahana interaktif pertama yang memperkenalkan kehidupan liar di benua putih di selatan bumi, sekaligus mengajak kita mengarunginya secara virtual layaknya seorang penjelajah yang datang melalui mesin waktu. Tempat yang diresmikan Desember silam ini terdiri dari tiga lantai. Pengunjung


Foto: CoAst MeDiA/PhilliP islAnD nAture PArKs.

21

awalnya masuk ke lantai paling atas guna menyimak informasi dasar seputar Phillip Island dan Antartika—dua tempat yang berbagai banyak kesamaan dalam hal ekosistem. Turun ke lantai dua, kita bisa membaca informasi tentang kehidupan liar di Antartika, merasakan dinginnya udara di benua terdingin di dunia, serta mendengarkan suara-suara satwa dan meraba tubuh replika mereka. Area lantai dua juga

mengundang kita terlibat dalam penelitian yang sedang berlangsung. Menutup tur di lantai dasar, pengunjung bisa menikmati pengalaman multimedia dengan menonton video ekspedisi National Geographic di Antartika, kemudian “bermain” dengan anjing laut dan pinguin yang dihidupkan oleh layar empat dimensi. Antarctic Journey berada di Phillip Island Nature Parks, suaka konservasi yang

ditinggali beragam satwa khas Australia seperti walabi dan kanguru. Tempat yang berjarak sekitar 90 menit dari Melbourne ini juga merupakan rumah bagi 32.000 pinguin. Menonton burung-burung yang tak bisa terbang tersebut berjalan tertatih di pesisir adalah atraksi yang populer. Pinguin tidak boleh disentuh, apalagi ditangkap, tapi Anda bisa mengadopsinya dengan biaya Rp750.000 per ekor. —SS

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


22

good to go SPECIAL dEALS

/ Bali /

W RetReat & Spa Bali-Seminyak Starfish Bloo, restoran andalan W Retreat & Spa Bali-Seminyak (wretreatbali.com), belum lama menetapkan Matthew McCool sebagai koki barunya. Kini, Anda bisa menikmati kreasinya melalui paket Dream & Dine. Menginap selama minimum tiga malam dengan tarif mulai dari Rp4.600.000 per malam, tamu bisa menikmati beragam bonus seperti sarapan untuk dua orang di restoran Fire; koneksi internet nirkabel; akses 24 jam ke pusat kebugaran FIT; akses 24 jam ke hot stone bath dan cold plunge di spa; serta makan malam untuk dua orang di Starfish Bloo. Penawaran ini berlaku hingga Mei 2016.

Samui

inTerConTinenTal SaMui

eropa

air FranCe Untuk penerbangan jarak jauh ke Paris, andaikan kelas bisnis dirasa terlalu mahal dan kelas ekonomi terlalu melelahkan, maka premium economy adalah solusinya. Jika ingin mencobanya, Air France (airfrance.com) menawarkan tarif spesial Rp35.000.000 neto untuk penerbangan PP Jakarta-Paris, dengan bonus diskon 15 persen untuk tiket anak. Tarif spesial juga tersedia

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

Koh Samui tak cuma membidik segmen pasangan, tapi juga keluarga. Untuk itulah InterContinental Samui Baan Taling Ngam (samui. intercontinental.com) meluncurkan Family Room yang berkapasitas dua orang dewasa dan dua anak. Jika ingin menikmatinya, resor ini memiliki paket Family Pleasure yang mencakup sarapan untuk empat orang, layanan babysitter dua jam per hari, satu sesi spa 60 menit untuk dua orang, serta akses ke kids club. Paket yang berlaku hingga 31 Desember 2016 ini dibanderol mulai dari Rp8.030.000 per malam dengan syarat masa tinggal minimum tiga malam.

Blitar

Tugu BliTar Menampung makam Bung Karno, Blitar selama ini lebih terkenal di kalangan peziarah ketimbang pelancong. Tapi Tugu Blitar (tuguhotels.com) berniat mengubah persepsi tersebut. Melalui paket Hidden Treasures of East Java, hotel ini mengajak Anda menginap di rumah bergaya kolonial dan mengikuti ekspedisi ke Candi Penataran, perbukitan hijau

di sekitar kota, serta kawasan pesisir Jawa Timur. Paket berdurasi empat malam ini berlaku hingga 31 Maret 2016 dan dibanderol mulai dari Rp5.380.000. Hong Kong

Mira Moon Tak banyak orang yang memimpikan bulan madu di Hong Kong, tapi hotel Mira Moon (miramoonhotel. com) telah menyiapkan insentif menarik yang bisa mengubah pendirian Anda. Dengan membeli paket Mira Honeymooner seharga Rp5.730.000 per malam, Anda dan pasangan akan menginap di kamar rancangan desainer tersohor Marcel Wanders dan menikmati bonus satu botol MoĂŤt & Chandon, minibar, serta kredit makan dan minum sebesar Rp880.000 di restoran hotel. Masih ada waktu untuk berpikir, sebab paket ini berlaku hingga 31 Desember 2016.

FoTo: W SeMINyAK; LB PRoDUCTIoN/AIRFRANCe; TUgU BLITAR.

untuk destinasi lain seperti Lisbon, Barcelona, dan Milan. Promosi ini berlaku khusus penerbangan sebelum 5 Juni 2016.



24

good to go In the SpotLIght

Awalnya beroperasi di Jawa dan Bali, Grup Mesa berevolusi menjadi pemain transnasional di industri perhotelan dengan menangani pemasaran dan promosi dua resor di Spanyol dan Vietnam. Bagi sang CEO, Richard Daguise, perkembangan itu berarti tuntutan yang lebih tinggi dalam hal komunikasi— kemampuan yang telah lama diasahnya. Jauh sebelum menjadi CEO, Richard pernah bekerja sebagai operator telepon hotel. Pria yang menyukai kajian psikologi ini juga pernah berkelana ke banyak tempat di Indonesia dan mempelajari perbedaan budaya. “Kemajemukan budaya di Indonesia menarik. Datang ke Lombok, Sumatera, Bali, atau Bandung, kita berurusan dengan orang-orang yang variatif,” ujarnya. Berkat kemampuan komunikasi itulah Richard mampu menggerakkan timnya di bawah semangat yang sama. “Kita tumbuh bersama mengikuti satu filosofi yang kita ciptakan,” pungkasnya.—RI

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

Foto: tony narotama.

Seni KomuniKaSi



26

good to go LocaL’s insight

Tunisia “Tunisia tidak cuma menawarkan pasir putih dan laut biru,” kata Mourad Belhassen, “tapi juga sejarah dan kebudayaan yang bernyawa.” Duta Besar Tunisia ini menuturkan delapan tempat wisata di negaranya kepada Suhartina SindukuSumo. Hammamet “Indonesia memiliki Bali. Di Tunisia, tempat yang menyerupainya adalah Hammamet,” ujar Mourad. Hammamet, kota pesisir yang dibingkai Laut Mediterania, merupakan destinasi liburan bagi pencinta pantai dan olahraga bahari. Hotel-hotel ternama dan beberapa restoran terbaik di Tunisia bercokol di sini. “Tapi Hammamet tidak cuma menawarkan pantai. Tempat ini juga memancarkan kegembiraan dan energi kehidupan,” tambah Mourad. Semua kombinasi itu yang agaknya memikat sejumlah selebriti dunia—sebut saja Sophia Loren dan Elsa Schiaparelli—untuk mendirikan rumah liburan di sini.

Chott el Jerid “Banyak orang Indonesia mengira hanya negara-negara di Jazirah Arab yang memiliki padang pasir, padahal Tunisia memiliki padang pasir yang pernah dijadikan lokasi syuting Star Wars,” kata Mourad bangga. Gurun yang dimaksudnya bernama Chott el Jerid, hamparan seluas 5.000 kilometer persegi yang melintang di tengah Tunisia dan secara geologis sebenarnya merupakan padang garam di Sahara. Dalam Star Wars, Chott el Jerid ditampilkan sebagai Planet Tatooine, tempat Obi-Wan Kenobi pernah bersembunyi dan Luke Skywalker menghabiskan masa kecilnya. Safari di gurun adalah aktivitas yang sangat populer di Tunisia. Paket turnya umumnya mencakup ekspedisi menaiki unta, mengendarai jip, juga menginap di tenda dan mempelajari kehidupan etnik Berber yang menghuni kawasan Afrika Utara.

Djerba Umat Yahudi merupakan bagian integral dalam peradaban Tunisia, sebuah negara yang 99 persen warganya menganut Islam. Mayoritas warga Yahudi menetap di Djerba, pulau elok yang dihuni bangunan bersejarah Sinagoge El Ghriba. Situs inilah yang lazim diziarahi oleh umat Yahudi dari berbagai negara. Djerba, pulau terbesar di Afrika Utara, juga merupakan destinasi liburan yang populer. Bandaranya melayani penerbangan dari kota-kota besar di Eropa seperti Paris, Brussels, dan Munich. “Pulau ini juga memiliki panorama matahari terbenam yang terbaik di Tunisia,” jelas Mourad.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

Sbeitla “Ini tempat terbaik untuk mempelajari peninggalan Kekaisaran Romawi,” jelas Mourad. Di masa lalu, Sbeitla, kadang disebut Sufetula, merupakan sentra penghasil minyak zaitun. Kemakmuran kota di tengah Tunisia ini tecermin dari beragam strukturnya yang mewah, seperti kolam pemandian, teater, alun-alun yang megah, serta gapura-gapura besar. Sbeitla juga memiliki tempat penting dalam sejarah Islam. Saat dikuasai Kekaisaran Byzantine, kota ini menjadi lokasi perang akbar melawan pasukan dari Semenanjung Arab. Rampung perang, Islam mulai menyebar di Afrika Utara hingga kawasan selatan Eropa.


27

FOTO: SIERPInSKI JACqUES, PATRICK ESCUDERO, JOSÈ FUSTE RAGA, JOn ARnOLD, MAnFRED MEHLIG, BO ZAUnDERS; BODO SCHACHOW, nICOLAS FAUqUé/CORBIS.

Kairouan Kairouan menjadi tempat kekhalifahan Islam di Tunisia mencapai masa keemasannya. Kota yang didirikan pada 670 ini pernah menjadi pusat studi agama yang memikat banyak cendekiawan dari banyak imperium lain. Pada abad ke-9, di bawah Dinasti Aghlabid, Kairouan kian bersinar, terutama di bidang arsitektur. Masjid-masjid di sini didesain begitu mewah dan megah, salah satunya bahkan dipuji UnESCO sebagai sebuah mahakarya arsitektur. “Banyak umat muslim dari berbagai negara melawat ke Masjid Agung Kairouan, salah satu masjid tertua di dunia,” jelas Mourad.

Tunis “Tunis adalah destinasi yang paling merepresentasikan Tunisia,” kata Mourad tentang kota kelahirannya. Melalui museum, pasar rakyat, teater terbuka, juga kafe, Tunis merangkum sejarah dan peninggalan nenek moyang Tunisia. Untuk memulai eksplorasi, Mourad merekomendasikan Bardo Museum, di mana kita bisa melihat mosaik-mosaik orisinal dari zaman kekuasaan Romawi dan Carthaginian. Koleksi mosaik yang pernah diboyong ke sebuah pameran di Los Angeles tersebut terbuat dari marmer, tanah liat, serta kaca. Dari Bardo Museum yang dipenuhi mosaik, Mourad menyarankan turis pergi ke Medina, kawasan kota tua. Medina, anggota Situs Warisan Dunia, menaungi sekitar 700 monumen, mulai dari rumah hingga masjid, yang dihubungkan oleh jalan-jalan sempit. Bentuk rumah di sini masih terpelihara selama ratusan tahun, tapi fungsinya sebagian telah beralih menjadi toko suvenir dan kriya. “Banyak rumah juga sudah dijadikan perpustakaan dan museum, salah satunya rumah milik Dar Ben Abdallah yang telah disulap menjadi museum sekaligus atraksi turis berkat keindahan interior dan eksteriornya.”

Mahdia Pada abad ke-10, Mahdia pernah menjadi pusat politik Dinasti Fatimid, kekhalifahan yang menguasai banyak kawasan di Afrika Utara. Saat itu, politisi terkuatnya membangun benteng yang dilengkapi gerbang bernama Skifa el Kahla (Gerbang Hitam). Dinasti Fatimid juga membangun kota kecil Zouila yang menjadi tempat berkumpulnya kaum intelektual dan seniman. Sekarang, Zouila merupakan kota pelabuhan sekaligus destinasi wisata sejarah dan arsitektur. “Mahdia juga terkenal sebagai penghasil tenun sutra dan kerajinan emas berbentuk tangan Fatima dengan detail yang memukau,” tambah Mourad.

Carthage Sesuai namanya, kota pesisir ini pernah menjadi markas Kekaisaran Carthaginian. Pasca-Perang Punic, tampuk kekuasaan kota berpindah ke Romawi. Dua imperium inilah yang kemudian mewarisi banyak situs bersejarah. “Menepi beberapa kilometer dari Carthage, kita bisa menemukan Sidi Bou Said, desa yang dipenuhi bangunan berwarna biru dan putih hingga menyerupai desa di Yunani,” jelas Mourad. Di desa ini pula Mourad gemar menyeruput secangkir kopi di Cafe des nattes, kedai bergaya Moor yang menawarkan panorama pelabuhan yang ditaburi kapal pesiar.

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


28

good to go checking in

Griya Gandaria Searah jarum jam, dari kiri: Kamar didesain simpel dan formal; Club lounge di lantai 20; zona kerja di tiap kamar; area kolam renang di lantai enam.

kem standar dan formal sebuah business hotel: lobi yang elegan, lantai dan mebel marmer, garisgaris tegas dan komposisi warna yang simpel. Satu suguhan yang menarik tersaji di lobi dalam bentuk instalasi berwujud rantai DNA yang menjuntai.

kamar

Dalam bangunan 20 lantai, Sheraton Grand Jakarta memayungi 293 kamar bergaya kontemporer yang terpecah ke dalam enam tipe. Tiap unitnya dilengkapi jendela besar dan sejumlah fitur baku seperti televisi, peracik kopi dan teh, koneksi internet dengan kecepatan hingga 24Mbps, serta kamar mandi yang dilengkapi shower dan bathtub dengan tirai elektronik. Seperti banyak hotel bintang lima lain, Sheraton memiliki signature matras yang dijuluki Sheraton Sweet Sleeper. Interior kamar bernuansa dewasa dan maskulin berkat penggunaan panel kayu gelap dan dinding berlapis materi curupixa. Pilih kamar nomor 1909 untuk menikmati panorama 180 derajat lanskap Jakarta dari lantai 19. Di lantai ini pula terdapat kamar tipe termewah, Presidential Suite, yang dilengkapi dapur dan meja makan berkapasitas 10 orang.

Hadir Kembali Hengkang dari Jakarta Utara, Sheraton kini memilih Jakarta Selatan untuk mendirikan hotel yang terkoneksi ke mal. oleH Reza idRis

Lokasi

Sheraton Grand Jakarta Gandaria City adalah hotel bintang lima pertama di jalur yang menghubungkan Kebayoran Lama dan Pondok Indah. Konsepnya business hotel, tapi properti ini juga ideal sebagai persinggahan dalam wisata kuliner atau belanja. Di sekitarnya terdapat sejumlah sentra makan.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / APriL 2016

Mal mudah dijangkau, salah satunya bahkan terkoneksi ke hotel, yakni Gandaria City, mal yang dilengkapi teater IMAX.

Anigre Restaurant menyuguhkan menu internasional yang diolah oleh Tomasz Borucki, mantan koki Warsaw Marriott. Hidangannya antara lain bebek Peking, sushi, sup buntut, serta menu inovatif semacam nasi Gandaria. Di The Lobby Lounge, wadah untuk mengudap dan bersosialisasi, tersedia minuman signature wedang Toddy yang diracik dari campuran scotch, red ginger, dan rempah. Bisnis impresariat sedang subur di Jakarta dan hotel ini menangkap peluang tersebut dengan menyediakan ruang serbaguna dengan luas total 3.160 meter persegi. “Nantinya tidak hanya mengakomodasi kebutuhan konferensi atau pernikahan, tapi juga konser atau pertunjukan,� ujar Teresa Wibowo, Director of Sales and Marketing. Fasilitas lain hotel adalah kolam renang outdoor di lantai enam dan pusat kebugaran yang menawarkan kelas yoga gratis.

Desain

Berbeda dari properti Sheraton di Cengkareng yang bergaya resor atau Bandung yang trendi, Sheraton Grand Jakarta fokus menerapkan pa-

Jl. Sultan Iskandar Muda, Jakarta; 021/ 8063-0888; sheraton.com; doubles mulai dari Rp1.900.000.

Foto: HarUnS maHarbina.

FasiLitas



30

good to go datebook

Saat Manly Jazz digelar, seluruh bar itu diubah menjadi wadah konser yang semarak. “Kita bisa menonton sambil minum, sambil makan fish and chips. Suasananya asyik,” jelas Indra. Terinspirasi ajang ini, Indra menciptakan program Mostly Jazz di Sanur, tempat dia kini menetap. Manly Jazz diadakan di musim semi, saat suhu udara di kisaran 22-23 derajat. “Cerah, tapi tidak panas,” kata Indra. “Satu yang juga berkesan adalah penyelenggaranya yang selalu terlihat kasual, tapi sebenarnya profesional.” Jadwal: 25 September-5 Oktober; Sydney; manlyjazz.com.au. Jazz traFFic FeStival Dari sekian banyak festival jazz akbar di Indonesia, Indra memilih Jazz Traffic sebagai favoritnya. Alasannya: “Jazz Traffic itu rapi. Sangat rapi.” Indra punya banyak pengalaman buruk saat pentas, misalnya soal waktu persiapan yang minim atau jadwal cek audio yang molor. Di Jazz Traffic, dia terbebas dari semua problem itu. “Saat sound-check, pintu ditutup dan tidak ada penonton, jadi bebas gangguan. Kelar sound-check, baru pintu dibuka dan penonton masuk. Rapi, jadi kita bisa pentas dengan baik.” Jadwal: 27-28 Agustus; Surabaya; jazztraffic.com.

Indra Lesmana pernah menghadiri beragam festival jazz internasional, tapi hanya sedikit yang membekas di hatinya. kepada NI komaNg ervIaNI, dia menuturkan lima festival favoritnya. North Sea Jazz FeStival Tampil di episode 1994, 1995, dan 2000, Indra mengaku terkesan dengan atmosfernya. “Festival itu artinya festive, pesta. Di North Sea Jazz, suasana festive-nya kuat,” kata Indra. Dari segi skala, North Sea Jazz layak disebut festival internasional, sebab musisi dan penontonnya datang dari penjuru bumi. “Kalau musisinya datang dari berbagai negara, tapi penontonnya lokal, itu bukan festival internasional,” tambah-

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

nya. Bermodal sejarah yang panjang dan reputasi yang cemerlang, North Sea Jazz rutin memikat musisi hebat. “Saking hebatnya, Peter Gontha ingin sekali membuat festival seperti North Sea Jazz, maka dia pun membuat Java Jazz.” Jadwal: 8-10 Juli; Rotterdam; northseajazz.com. MaNly Jazz Manly, area suburban di utara Sydney, memiliki pantai yang dihuni barisan bar.

SiNgaPore Jazz FeStival Lahir pada 2014, festival ini memang masih muda. Tapi, bagi Indra, SingJazz merupakan salah satu teladan untuk urusan penyelenggaraan. Pernah dua kali tampil, Indra memuji profesionalisme panitia dalam memperlakukan musisi. Tak peduli kawakan atau junior, lokal atau asing, semua musisi menerima standar penanganan serupa. “Walau kita dari Indonesia, yang mungkin tidak sekelas dengan musisi Amerika, tapi kita diperlakukan sama,” kenangnya. “Saya merasa sangat dihargai.” Jadwal: 4-6 Maret; Singapura; sing-jazz.com.

Foto: Putu Sayoga/arka Project.

Jambore Jazz

Playboy Jazz FeStival “Keren sekali,” kenang Indra tentang Playboy Jazz. “Hanya ada satu venue, panggungnya hanya satu, tetapi acaranya berlangsung sejak pagi hingga malam. Seharian. Band yang tampil juga keren.” Indra mengenang Playboy Jazz sebagai ajang yang cair dan akrab. Penonton saling menyapa layaknya sahabat lama. “Seperti sudah saling kenal, padahal tidak. Penonton berbagi minuman, berbagi camilan, dan lain-lain. Asyik.” Jadwal: 11-12 Juni; Los Angeles; playboyjazzfestival.com.


A BOLD AWAKENING NO. 66, DOUBLE SIX BEACH SEMINYAK, BALI, INDONESIA 80361 T | +62 (0) 361 730 466 E | INFO@DOUBLE-SIX.COM

WWW.DOUBLE-SIX.COM


32

good to go style file

BMW

Bekal Berkemah

Kamping adalah resep hidup sehat. Itulah konklusi dari penelitian University of Colorado pada 2013. Seminggu tidur di bawah kanvas dan membiarkan diri terekspos mentari ternyata mujarab untuk menormalisasi jam biologis tubuh. Agar misi kamping Anda tercapai, dibutuhkan perlengkapan yang mumpuni. Guna mengangkut keluarga, mobil 2 Series Gran Tourer dari BMW adalah opsi yang ideal. Sebagai pelindung tubuh, gunakan celana Silver Oleh Reza IdRIs FOtO Oleh HaRuns MaHaRbIna Ridge dan sepatu Peakfreak buatan Columbia yang ampuh di segala medan; sweter Banana Republic yang andal menangkal dingin; serta jaket Massimo Dutti yang memiliki interior nyaman. Mudah dibongkar-pasang, tenda Talus 2 dari The North Face cocok bagi siapa saja, sementara kantong tidur Static V2 dari Klymit mudah dikemas berhubung bobotnya cuma 463 gram. Karena peralatan survival adalah bagian integral dalam kamping, jangan lupakan pemasok listrik Solargorilla dari Powertraveller; kacamata Enduro dari Oakley; serta arloji dengan kompas Elementum Terra dari Suunto. Semua peranti ini bisa dibawa memakai tas Alpha Bravo Lejeune dari Tumi yang dilengkapi banyak kompartemen antiair.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


33

the North face Columbia

Columbia tumi

Powertraveller

Klymit Massimo dutti

suunto

oakley

Banana Republic

Tumi (Grand Indonesia, West Mall Lt.G; Jl. MH Thamrin 1, Jakarta; 021/2358-0862; tumi.com). banana Republic (Grand Indonesia, West Mall Lt.G; Jl. MH Thamrin 1, Jakarta; 021/2358-0360; bananarepublic.co.id). Massimo dutti (Grand Indonesia, West Mall Lt.G; 021/23580190; massimodutti.com). Oakley (Optik Seis; Grand Indonesia, East Mall Lt.2; 021/2358-0995; optikseis.com). suunto; The north Face; Powertraveller; Klymit (Zephyr Outdoor Hobbies, STC Senayan LG#137-139, Jl. Asia Afrika Pintu IX, Jakarta; 021/5793-1714). Columbia (Kota Kasablanka Lt.1 Unit 108, Jl. Casablanca Raya Kav.88, Jakarta; 021/2946-5000; columbia.com). bMW (The Plaza Office Tower Lt.21, Jl. MH Thamrin Kav.28-30; 021/2992-3000; bmw.co.id).

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


34

good to go InsIder’s guIde

Jubir Jiran rodney o’brien, experience specialist Le méridien Kota Kinabalu, dijuluki “wali kota tidak resmi” berkat pengetahuannya yang luas. YohAnes sAndY membuktikannya.

Manukan, dan Mamutik. Di sini juga tersedia flying fox terpanjang (250 meter) di Borneo yang menghubungkan dua pulau.

Tempat belajar sejarah lokal? Sabah State Museum & Heritage Village. Tempat yang berdiri sejak 1985 ini memayungi beragam area edukatif, salah satunya dihuni rumahrumah tradisional suku asli Sabah. Pantai terbaik? Tanjung Aru ideal untuk menyaksikan prosesi mentari terbenam dan berbaur dengan warga lokal. Lokasinya pun hanya enam kilometer dari pusat kota.

Distrik kuliner? Gaya Street mengantongi banyak tempat makan dengan menu yang menggiurkan. Menu paling favorit di sini adalah bak kut teh dan mi daging sapi.

Sentra makanan kaki lima? Pasar Malam di Jalan Kampung Air, di dekat pasar suvenir Filipina. Tempat ini menyuguhkan beragam hidangan Asia Tenggara, terutama sajian khas Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Lokasinya di dekat laut. Seluruh menu seafood di sini memakai bahan segar. Sarapan di luar hotel? Fook Yuen, restoran Wisata Kota searah jarum jam, dari atas: Pedagang ayam panggang di Pasar malam; taman rekreasi rumah terbalik; trekking di kawasan tunku Abdul rahman marine Park.

yang menyajikan hidangan prasmanan dan beberapa menu khas kopitiam. Dua menu yang wajib dicoba adalah ayam goreng dan roti kahwin (roti lapis berisi gula dan mentega).

Belanja suvenir? Yang terdekat dari Le

Momen terbaik ke Kota Kinabalu? Mei, saat Harvest Festival digelar. Sepanjang bulan ini, turis bisa menikmati beragam acara budaya dan musik. Salah satu acara yang paling ditunggu adalah kontes kecantikan Unduk Ngadau di mana masing-masing distrik mengirimkan wakilnya. Hangout di malam hari? Kawasan WaterObjek wisata bagi keluarga? Rumah Terba-

Rekomendasi bagi pencinta alam? Klias

lik, atraksi wisata yang dibangun terbalik. Hanya ada lima atraksi semacam ini di dunia. Jika menyukai alam, Rasa Ria Nature Reserve menawarkan interaksi dengan orangutan. Bagi penggemar alam bawah laut, wajib mampir ke Borneo Reef World.

Wetland, hutan bakau yang dihuni banyak bekantan. Opsi lainnya adalah Lok Kawi Wildlife Park yang memayungi kebun binatang dan taman botani; atau Tunku Abdul Rahman Marine Park yang dihuni beberapa pulau, seperti Gaya, Sapi,

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

front. Selain pedagang kaki lima, tempat ini menaungi banyak bar. Opsi lainnya adalah El Centro Cafe & Bar.

Kamar dengan panorama terbaik di Le Méridien? Tipe Deluxe Sea View yang menyajikan pemandangan Laut Cina Selatan. Luas kamar ini mulai dari 41 meter persegi.

Foto: Peter AdAms/corbis; Le méridien KotA KinAbALu.

Méridien adalah Kadaiku. Tapi koleksi suvenir yang lebih lengkap tersaji di Handicraft Market di Jalan Tun Fuad Stephens. Dagangannya beragam, mulai dari patung, alat musik tradisional, hingga mutiara.


INDONESIA #IWILL OPENING SOON! MALL KELAPA GÃÆËÐÉ ¤ MAR’16

RETAIL: s MALL KELAPA GADING 2 UNIT #G-139 GROUND FLOOR (OPENING MARCH 2016) s ONE PACIFIC PLACE UNIT 3-15A , THIRD FLOOR (OPENING APRIL 2016)

www.underarmour.co.id

UnderArmourSEA

UnderArmourID


good to go Eat & drink

Selera NuSaNtara Masakan Indonesia tampil kian premium di Bali. Berikut tiga restoran baru di selatan pulau yang menyuguhkannya. oleh Cristian rahadiansyah

BamBu Membaca buku menunya, kita tahu restoran ini berniat membidik khalayak luas. Tiap menunya ditemani tiga pilihan sambal: sambal matah Bali, sambal hijau Sumatera, dan sambal merah Jawa. Usai memilih (salah satu atau ketiganya sekaligus), tamu akan diminta menentukan level kepedasan: standar, sedang, pedas. Khusus tamu lokal, tersedia level keempat: ekstra-pedas. Bambu menyuguhkan menu autentik Indonesia dengan presentasi yang elegan, di dalam bangunan yang didesain bagi mereka yang lebih menyukai Biyan ketimbang Dior. Daftar menunya simpel. Hanya ada delapan opsi menu pembuka, delapan menu utama, dan delapan menu penutup. Penjelasan geografis tentang asal

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

masakan disertakan. Total ada delapan daerah yang terwakili, antara lain Jawa, Bali, Sumatera Utara, dan Timor. Pemilik restoran bertekad “menyajikan menu warung tradisional dalam kemasan gourmet.” Terjemahan populernya: rasa kaki lima dengan penampilan bintang lima. Pada menu ikan jenggot kuah kuning misalnya, kita akan menemukan potongan ikan belanak dalam kuah yang kaya tekstur, di mana lengkuas dan kunyit berpadu menghadirkan sensasi tajam, sementara irisan jambu air menjaga keseimbangan rasa asam dan manis. Jl. Petitenget 198; 0361/8469-797.

d’roemah Pernah bertahun-tahun memimpin restoran Indonesia di Belanda

(juga menulis 15 buku masak bertema kuliner Nusantara), Lonny Gerungan tahu betul apa yang diharapkan turis darinya: autentisitas. Harapan itulah yang kini hendak diwujudkannya di D’Roemah. Kreasinya antara lain soto ayam, nasi campur, bubur Manado, dan dendeng balado. Tak ada elemen fusion atau molekuler gastronomi. D’roemah mengembalikan masakan Indonesia ke khitahnya dengan harga bersahabat yang juga sesuai dengan khitahnya. Seluruh menu disuguhkan di atas bokor oleh pramusaji yang dibalut kamen Bali. Khusus sate ayam, sang koki akan menggelar live cooking di gerobak berisi kompor. Lonny belajar memasak langsung dari sumbernya. Dia tahu cara mengukus babi dengan batu panas khas Papua. Dia bisa bercerita panjang tentang teknik memasak bebek betutu memakai oven gabah. Dan dia mengulek semua sambal di restorannya. Dalam ikhtiarnya, D’Roemah adalah sebuah pembuktian: untuk memuaskan turis, modifikasi rasa bukan rumus yang selamanya manjur. Jl. Merta Agung 48, Kerobokan; 0812-3999-4365.

Foto: Putu Sayoga/arka Project.

36


37

repuBlik 45 Dalam situsnya, restoran ini

tema indonesia area makan republik 45, restoran Indonesia di kerobokan. halaman kiri, dari pojok kiri: Pramusaji restoran Bambu; menu soto ayam racikan koki selebriti lonny gerungan di D’roemah.

berniat “membawa kuliner Indonesia ke level yang lebih tinggi.” Kata “level” di sini menyangkut beberapa aspek: presentasi, bahan, desain, dan tentu saja, harga. Dapurnya dipimpin Ketut Udiana, koki yang pernah ditempa selama bertahuntahun oleh Chris Salans, salah seorang figur paling berpengaruh di dunia kuliner Bali. Beberapa kreasi Ketut merupakan tafsir segar atas menu tradisional. Menu pangsit bebek misalnya, menampilkan pangsit yang dicetak menyerupai bunga, lalu dijejali irisan sayur dan daging bebek di rongga tengahnya. Republik 45 juga didesain sebagai wadah hangout—kelebihan yang sulit disaingi oleh restoran Indonesia lain di Bali. Selain bar yang ditata apik di pojok area makan, restoran ini memiliki sebuah lounge yang mementaskan live music. Tempat ini seolah didesain untuk menjawab pertanyaan lama banyak orang: adakah restoran yang menyajikan menu Indonesia dengan konsep yang mencerminkan karakter hip kawasan selatan Bali? Jl. Raya Kerobokan 86A; 0878-8866-1945; republik45.com.

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


38

good to go ESSENtIALS

/ Kamera / / Aplikasi /

rekam JeJak GoPro bukan satu-satunya kamera mini yang bisa merekam momen-momen spektakuler di medan ekstrem. Berikut lima pesaing terkuatnya.—ri

SJCam SJ5000X elite memakai perangkat mungil dan praktis keluaran SJCam ini, kita tak perlu lagi cemas hasil dokumentasi akan keruh atau berbayang. Pasalnya, SJ5000X Elite telah dilengkapi fitur anyar Gyro anti-Shake yang berfungsi mengeliminasi efek getaran pada sensor. Berkat teknologi canggih ini pula, kita bisa merekam video berkualitas prima 1080p dalam format slow-mo dengan kecepatan jepret yang luar biasa, 240 frame per detik. sjcamhd.com.

SonY aZ1Vr Dibekali layar terpisah, Sony AZ1VR adalah solusi bagi mereka yang gemar merekam peristiwa unik dari sudut unik. Usai mengaktifkan fitur rekam pada layar eksternal seukuran kotak korek api (yang bisa dilekatkan pada pergelangan tangan), lensa Zeiss pada tubuh kamera ini akan mengabadikan momen dengan perspektif 170 derajat tanpa distorsi berkat kehadiran fitur wide angle. sony.com.

riCoh WG-m1 Didedikasikan bagi kaum petualang tulen, WG-M1 mengusung tubuh perkasa yang dibungkus materi karet dan baja. Perangkat keluaran Ricoh ini tahan banting dari ketinggian dua meter, sanggup menyelam hingga kedalaman 10 meter, serta mampu bertahan di suhu minus 10 derajat celsius. Kendati demikian, kekuatan dahsyat itu harus dikompensasi oleh bobotnya yang lumayan boros: 190 gram. ricoh-imaging.co.uk.

Polaroid Cube+ Kamera berkonsep “point & shoot” ini didesain guna memudahkan mobilitas. tubuhnya dibalut lapisan karet agar tahan banting dan antiair. agar pengguna bisa leluasa memotret, Cube+ dilengkapi kartu memori berkapasitas 128GB. di bagian bawahnya terpasang magnet yang membuat peranti ini bisa dilekatkan di beragam benda logam, termasuk helm, setang sepeda, atau atap mobil. polaroid.com.

makan cara lokal Bagaikan Airbnb untuk makanan, aplikasi PlateCulture (gratis, iOS dan Android) mengajak kita menikmati kuliner lokal yang dibuat oleh koki lokal di rumah warga lokal. Cara kerjanya sederhana: cukup pilih negara yang dituju, maka profil sejumlah koki rumahan akan muncul di layar telepon genggam Anda, lengkap dengan menu-menu andalan dan tarif makannya. PlateCulture hingga kini mengoleksi sekitar 300 koki rumahan yang tersebar di 32 negara, mulai dari Indonesia, Vietnam, Hong Kong, hingga Brazil. Berhubung kursi makan di rumah warga terbatas, sebaiknya lakukan reservasi setidaknya tiga minggu sebelum trip.—ri

Jangan menilai buku dari sampulnya. Kendati mirip kotak korek api, Xiaomi yi sejatinya punya fitur yang impresif. Benda berbobot hanya 72 gram ini dilengkapi kamera 16mP, kemampuan rekam 1080p, serta koneksi nirkabel guna mengoperasikan kamera dari jarak jauh serta mengirimkan hasil jepretannya ke telepon genggam. xiaomi-mi.com.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

Foto: SJCam; Sony; Polaroid; Xiaomi; riCoh.

Xiaomi Yi


39

/ Arloji /

KlasiK ElEgan Arloji chronograph umumnya didesain sebagai aksesori bagi pilot dan petualang. Tapi jika jam jenis ini dipadukan dengan gaya klasik, numeralia berlapis emas putih 18 karat, serta strap hitam yang dijahit dengan tangan, maka hasilnya adalah sebuah aksesori elegan yang lebih cocok dipadukan dengan jas dan cufflink. Chronograph 5170G-001 dari Patek Philippe (patek. com) memang berhasil menyuntikkan elemen gaya pada dunia chronograph. Tampilannya simpel, tanpa fitur-fitur ekstra semacam kalender atau date window, tapi justru di situlah kelebihannya. Seri 5170G-001 melayani segmen dewasa yang bisa menemukan keindahan dalam kepolosan.—RI

Mitos Matras Banyak hotel memesan kasur edisi khusus langsung ke pabrikan, lalu memberinya nama-nama seksi guna menggoda tamu. Apa sebenarnya kunci kenikmatan sebuah kasur?—RI Sheraton Sweet Sleeper Manufaktur sealy Jumlah pegas 899 Ketebalan 11,5 inci Seprai 300 thread count Daya tarik Pegas-pegasnya ditempatkan dalam selongsong yang menjulang 30 sentimeter di dalam matras, serta didesain untuk memberi efek orthopedic, artinya bisa mengikuti lekuk tubuh.

Foto: Historical Picture arcHive/corBis; Patek PHiliPPe; columBia.

Sofitel MyBed Manufaktur epeda Jumlah pegas 800 Ketebalan 8 inci Seprai 600 thread count Daya tarik Berkat kemampuannya “memeluk tubuh,” selimut dan bantal myBed

dipakai oleh air France di first class la Première. Marriott Bed Manufaktur Jamison dan serta Jumlah pegas 800 Ketebalan 7 inci dan 11 inci Seprai 300 thread count Daya tarik seprainya tidak berisik saat bergesekan dengan tubuh, sementara pegasnya mampu melokalisasi efek gerakan agar pasangan tidur tak terusik. Westin Heavenly Bed Manufaktur simmons Jumlah pegas 900 Ketebalan 12,5 inci Seprai 250 thread count Daya tarik Pegasnya

mendistribusikan berat tubuh secara optimal, tapi keunggulan Heavenly Bed sebenarnya terletak pada kombinasi seprai dan duvet-nya yang sintal. Four Seasons Bed Manufaktur simmons Jumlah pegas 848 Ketebalan 12 inci Seprai 300 thread count, dengan sejumlah variasi di tiap properti Daya tarik matras ini dilengkapi Gel touch Foam center yang sanggup menyerap panas dan menjaga suhu tubuh tetap stabil baik di siang maupun malam hari.

/ Pakaian /

Pawang PEluh Keringat bukan lagi cucuran air yang mubazir. Dipersenjatai bahan inovatif Omni-Freeze ZERO, Titan Ice Shirt keluaran Columbia (columbia.com) mampu menyerap peluh, kemudian mengubahnya menjadi likuid yang menghadirkan sensasi sejuk di sekujur tubuh. Pakaian yang dirakit dari campuran bahan polyester dan serat sintetis elastane ini cocok tentunya bagi Anda yang hendak trekking menembus hutan lembap atau mengikuti ajang lintas alam di kawasan tropis. Titan Ice Shirt tersedia dalam beragam warna dan memiliki varian untuk pria dan wanita.—RI

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


good to go airline news

Konstelasi Kursi

/ Garuda Indonesia /

Tren interior pesawat menurut Tim Manson, Design Director JPA Design, firma yang merancang kursi Japan Airlines, Cathay Pacific, dan Singapore Airlines.—RI

Tantangan merancang kursi pesawat? Kami tidak hanya merancang untuk masa kini, tapi juga masa depan, dengan cara mengantisipasi kebutuhan, serta memahami tren, gaya hidup, dan teknologi. semua itu penting agar desain kursi tetap relevan dalam lima hingga 10 tahun mendatang. Komponen yang paling rumit? untuk business class, meja adalah bagian tersulit. Meja harus fungsional dan bisa disimpan secara tersembunyi. Wujudnya sebisa mungkin ramping, cantik, dan kuat menahan berat orang dewasa. Bagian lain yang sulit dirancang adalah kompartemen air minum. Bagian ini harus mudah digapai tanpa mengorbankan sisi estetika. Konsep JPa untuk kabin baru garuda indonesia? Kami memulai kerja dengan mempelajari ambisi dan budaya klien. untuk garuda, desainnya akan merayakan budaya indonesia. studio kami tidak asing dengan indonesia. tim kami pernah menggarap grand nikko Bali.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

Keistimewaan kursi DoveTail dari JPA? desainnya mulus, modern, dan elegan. Kursi ini digarap dengan memikirkan efisiensi ruang, teknologi, dan fleksibilitas. Kursinya bisa menjadi matras tidur. Fiturnya menawarkan privasi. Kendati begitu, cukup menggeser partisi di sisi tengah, anda bisa berinteraksi dengan penumpang di samping. seberapa penting permainan warna? Warna memengaruhi persepsi terhadap kenyamanan dan kualitas. uniknya, tidak seperti di rumah, business atau first class pesawat bisa memiliki sekitar 50 varian warna, materi, dan tekstur. tren premium economy akan berlanjut? Kelas ini memungkinkan kita menikmati pengalaman baru. Kendati begitu, tiap maskapai harus berpikir cermat apakah premium economy sesuai dengan strategi dan misi perusahaan. definisi interior yang baik? Kursi dan kabin harus menyenangkan. detail sekecil apa pun berdampak besar. di

pasar yang kompetitif, terutama di dunia jasa, mungkin mudah menawarkan servis yang baik, tapi servis semacam itu menuntut perhatian, keyakinan, presisi, dan gairah. desain kursi impian? Kursi yang memungkinkan penumpang memiliki kontrol penuh pada atmosfer tempat mereka duduk. Kursi, lavatory, dan lorong pesawat harus lebih “pintar,” dalam arti bisa berinteraksi dengan penumpang dan kru agar menghasilkan servis yang optimal. Khusus materi, saya akan lebih banyak memakai graphene yang super-ringan dan kuat. tren desain masa depan? inovasi di dunia gajet membuka peluang interaksi antara penumpang dan kru. di masa depan, kursi akan kian intuitif, pintar, dan responsif. pencahayaan menjadi fokus. Kursi akan lebih mengutamakan atmosfer, dan lampu berperan vital dalam meramu atmosfer. Lampu bukan cuma elemen penunjang saat kita membaca, tapi juga bisa menciptakan ruang yang nyaman.

Haluan HeatHrow Logo Garuda Indonesia (garuda-indonesia.com) memang menghiasi Liverpool, tapi pesawatnya lebih memilih singgah di London. Demi memperkuat jaringannya di Eropa, mulai 31 Maret Garuda memindahkan bandara tujuannya di Inggris dari Gatwick ke Heathrow. Keputusan ini memungkinkan penumpang memiliki opsi lebih beragam dan mumpuni untuk menjangkau destinasi lain di Benua Biru, sekaligus memudahkan mereka untuk memanfaatkan fasilitas lounge milik aliansi SkyTeam di mana Garuda menjadi anggotanya. Rute Jakarta-Heathrow dilayani dengan satu kali transit di Singapura, sementara rute sebaliknya dilayani tanpa transit, menjadikan Garuda satu-satunya maskapai yang menawarkan penerbangan nonstop dari Inggris ke Indonesia. Penerbangan ini dioperasikan lima kali per pekan menggunakan Boeing 777-300ER yang berisi delapan kursi first class, 42 kursi business, dan 268 economy.—RI

Foto: jpa design; garuda indonesia.

40


COLOR GLO

SPECIALISTS IN LUXURY INTERIOR RESTORE & REPAIR 4JODF 64" $PMPS (MP *OUFSOBUJPOBM IBT CFFO SFKVWFOBUJOH MVYVSZ JOUFSJPST BMM BSPVOE UIF XPSME $MFBOJOH SFTUPSJOH SFDPMPSJOH BOE QSPWJEJOH "(& 4501 BOUJ BHJOH QSPUFDUJPO USFBUNFOUT GPS ZPVS QSJ[FE BVUPNPCJMFT BWJBUJPOT NBSJOFT BOE GVSOJUVSFT JOWFTUNFOUT LEATHER SURFACE RESTORATION before after

Color Glo InternaĆ&#x;onal Indonesia Jl. Kedoya Raya No. 1, Kebon Jeruk, DKI Jakarta Oĸce (021) 5804209 | Direct 08558313232

colorgloindonesia.com @colorgloindonesia


contest

MenanGkan: MenGinaP dua MaLaM di Sudamala SuiteS & VillaS, Senggigi, lombok unTuk dua PeMenanG Sudamala, merek yang tersohor akan desainnya yang anggun dan kaya sentuhan budaya, telah melebarkan sayapnya ke Lombok dengan mendirikan sebuah resor di kawasan Senggigi yang dibingkai pantai cantik. Properti ini menaungi 28 suite dan tujuh vila yang dilengkapi kolam privat, ditambah beragam fasilitas seperti Mango Tree Spa dan Olah Olah Restaurant. Guna menghadirkan pengalaman liburan yang berkesan, Sudamala juga menawarkan paket wisata dengan tema-tema menarik, seperti petualangan, seni, dan olahraga bahari.

cukup jawab empat pertanyaan berikut untuk mendapatkan kesempatan memenangkan hadiah berupa menginap dua malam di tipe sudamala suite. Voucher berlaku hingga Desember 2016. 1. Perahu kayu tradisional Maladewa?

Kirimkan jawaban ke DestinAsian Indonesia sebelum 15 April 2016, dengan disertai data pengirim yang mencakup nama lengkap, alamat, dan nomor telepon. Jawaban bisa dikirimkan melalui surat ke: DestinAsian Indonesia, P.o. Box 08 JKPPJ, Jakarta 10210 A; faks: 021/574-7733; email: contest@destinasian.co.id; atau melalui situs DestinAsian.co.id InFoRMAsI DAtA DIRI nama Alamat telepon email status Anda: c Pelanggan c non-pelanggan

Selamat kepada Margarita Riana dan Stefanni Mosiana yang memenangkan voucher menginap di Anantara Seminyak Bali Resort dari Contest edisi Januari/Februari 2016.

2. Nama rumah adat di Wae Rebo?

3. Aliran seni yang dimotori Arie Smit di Bali?

4. Komentar tentang artikel atau tampilan edisi Maret/April 2016?

SyARAt & ketentuAn Satu orang hanya bisa mengirimkan satu jawaban • Contest terbuka bagi pembaca yang berusia minimum 18 tahun dan bukan berstatus karyawan DestinAsian Media Group atau perusahaan sponsor Contest • Hadiah tidak dapat dipindahtangankan dan diuangkan • Pemenang akan diinformasikan 14 hari setelah pengundian dan diumumkan di DestinAsian Indonesia edisi Mei/Juni 2016.


SPECIAL rEPort

Selebrasi Spesial

Foto: KoUICHI IMABAYASHI/AYAnA reSort.

Inspirasi bagi Anda yang hendak menggelar pesta pernikahan dan menikmati bulan madu.

Tepi Tebing Pesta pernikahan di Ayana Villa, vila termewah di Ayana Resort yang bertengger di tepi tebing Jimbaran.


SPECIAL rEPort

konsep pesta

Seremoni Hari Suci

Empat tema pesta pernikahan yang akan membuat momen bahagia Anda kian berkesan dan spesial. Oleh Iman HIdajat, PemimPin Redaksi Weddingku

yang menjadi “wedding of the

pernikahan telah menjadi salah

year� pada 2015. dekorasi

satu industri yang paling krea-

yang begitu indah dengan

tif? Mulai dari gaun pengantin,

taburan bunga berwarna cantik

fotografi pernikahan, kartu

berhasil menciptakan nuansa

undangan, hingga tema dan

romantis yang membuat para

dekorasi pesta, semuanya

tamu terpana. Tema klasik dan

merupakan buah kreativitas

romantis ini memang abadi

yang terus berevolusi.

dan tidak akan pudar ditinggal

Tentu saja, bicara konsep

zaman. dan pastinya ada

pesta pernikahan, negara kita

banyak orang yang menyukai

berada di baris terdepan dalam

tema ini karena sesuai dengan

hal inovasi. Berbagai tema pes-

segala usia dan selera.

ta yang unik, ditambah segala ide brilian yang tertuang di dalamnya, pernah diadakan di

Vintage Elegant

Tema resepsi yang elegan

indonesia. Tak heran jika indus-

menjadi salah satu favorit para

tri pernikahan di Tanah Air

calon pengantin. Warna-warna

menjadi yang terbesar di Asia.

pastel yang lembut mendomi-

Jadi, tema-tema pesta apa

nasi tema ini. Tapi Anda bisa

yang paling populer dan favorit

membuat tema ini lebih hidup

bagi kebanyakan pasangan

dengan sentuhan unsur vintage

yang juga bisa menjadi inspira-

yang bisa membawa Anda dan

si bagi Anda?

para tamu ke sebuah atmosfer

Rustic Country

Tak disangka, tema pesta dengan sentuhan vintage dan country life menjadi yang paling populer sepanjang 2015. Tentu

yang berbeda, sekaligus menjadikan hajatan Anda sebuah momen yang tak terlupakan.

Urban Rooftop

Mendambakan kenduri yang

saja, presentasinya tergantung

kecil, intim, dan berpeman-

pada sang dekorator dalam

dangan indah? Berkat kemun-

meramu kadar rustic yang

culan sejumlah lounge dan

Anda dambakan. Pastinya,

restoran yang bertengger di

tema ini sanggup memberi

atap pencakar langit, konsep

kesan yang hangat, intim, dan

small wedding party bersama

tidak biasa di dalam sebuah

keluarga dan teman dekat kini

pesta pernikahan.

makin populer, terutama bagi

Classic Romance

mempelai muda. dekorasi yang digunakan? hanya dekorasi

siapa yang tidak ingat dengan

minimalis dengan warna-

pesta pernikahan Glenn

warna yang mengentak seperti

Alinskie dan Chelsea Olivia

fuchsia dan jingga.

dArI AtAS: Foto 1: deKorAtor: BUtterFlY event StYlIng; FotogrAFer: edwArd SUHAdI ProdUCtIonS; venUe: Hotel IndoneSIA KeMPInSKI JAKArtA. Foto 2: deKorAtor: grASIdA; FotogrAFer: lIttle CollInS PHoto; venUe: tHe rItz-CArlton JAKArtA, PACIFIC PlACe. Foto 3: deKorAtor: orgAndI deCor; FotogrAFer: PolAr PHotogrAPHY; venUe: MAJA HoUSe.

Kreatif Atraktif dari atas: dekorasi rustic country, tema yang populer sepanjang 2015; konsep urban rooftop yang kian diminati oleh kalangan muda; tema classic romance yang tak pernah lekang dimakan zaman.

TAhukAh AndA JikA PesTA


The SKY is the limit...

Reach for the SKY...

SKY, a spectacular cliff-edge wedding venue: t 8BML EPXO B TFFNJOHMZ FOEMFTT BJTMF UIBU FYUFOET NFUFST PVU GSPN UIF DMJĊ FEHF IJHI BCPWF UIF TQBSLMJOH *OEJBO 0DFBO BOE GFFM PO UPQ PG UIF XPSME BT ZPV FYDIBOHF ZPVS WPXT t 8JUI EFHSFF PDFBO BOE TVOTFU WJFXT 4,: JT B TQFDUBDVMBS TRVBSF NFUFS NVMUJ QVSQPTF FWFOU WFOVF BU ":"/" 3FTPSU BOE 4QB PVU PG XFEEJOH WFOVFT BU UIF IFDUBSF QSPQFSUZ BCPWF +JNCBSBO #BZ t &YQFSJFODF UIF VOSJWBMFE GBDJMJUJFT BOE TFSWJDFT PG #BMJ T POMZ JOUFHSBUFE SFTPSU SPPNT BOE WJMMBT BDSPTT UIF PDFBO GSPOU ":"/" BXBSEFE CZ $POEF /BTU 5SBWFMFS BT "TJB T #FTU )PUFM BOE $// BT 8PSME T #FTU 8FEEJOH 7FOVFT BOE UIF OFX 3*.#" +JNCBSBO #BMJ SFTUBVSBOUT BOE CBST JODMVEJOH UIF JDPOJD 3PDL #BS FYUFOTJWF FWFOU WFOVFT QPPMT BOE XPSME DMBTT 4QB

ĜĒģĒğĘ ĞĒĤ ĖĤĥĒĥĖ ěĒĝĒğ ĜĒģĒğĘ ĞĒĤ ĤĖěĒęĥĖģĒ ěĚĞēĒģĒğ ēĒĝĚ ] ĥ ǿǻ ǼǿǺ Ȁǹǻ ǻǻǻ ] ĨĖĕĕĚğĘĤ!ĒĪĒğĒģĖĤĠģĥ ĔĠĞ


SPECIAL rEPort

tema bunga

Rupa Puspa

Bunga bukan sekadar pemanis ruangan, tapi juga melambangkan ungkapan perasaan. Berikut enam varian yang layak dipilih di hari spesial Anda. Oleh FradHea danIza, PendiRi Wedding oRganizeR aiRy designs

Ranunculus

tamu di akhir acara. Anemone

tapi detailnya lebih kompleks.

ini juga melambangkan

Tampilannya mirip mawar,

Kelopak Ranunculus lebih

tipis dan bertumpuk padat

hingga menyerupai mangkuk. Menawarkan varian warna

cerah, misalnya merah, jingga,

dan kuning, puspa yang lazimnya mekar di pertengahan

berarti pengabdian, tapi bunga keberuntungan dan perlin-

dungan dari kejahatan. Selain warna putih, anemone menawarkan warna biru terang

dan ungu. Anemone idealnya

dipakai untuk acara di dalam

musim semi ini sanggup memberikan sentuhan yang semarak di hari pernikahan. Bunga ini sanggup bertahan selama

tujuh hari dan cocok dijadikan

simbol untuk menyatakan rasa kagum pada pasangan.

makna yang beragam. Mawar

Sweet Pea

merah melambangkan cinta dan kehormatan; putih ber-

Kembang ini menguatkan

arti kesucian dan cinta sejati;

kesan cantik, mengomunikasi-

sementara kuning menyimbol-

kan ungkapan terima kasih

kan kekeluargaan. Dibanding-

atas momen-momen yang

menyenangkan. Saya menye-

Bunga & Makna dari atas: Ranunculus, bunga yang melambangkan rasa kagum pada pasangan; sweet pea, bunga asal Mediterania Timur yang menyimbolkan ungkapan syukur.

but sweet pea sebagai filler

yang menambah efek dramatis dalam sebuah rangkaian

bunga. Warnanya hadir dalam nuansa merah ke jingga, dan putih ke kuning. Sweet pea

yang lembut dan aromanya

yang harum. Bunga ini berasal

dari wilayah Mediterania Timur, persisnya dari daerah Sicilia hingga Crete.

Anemone

Inilah bunga yang cocok di-

bawa mempelai wanita saat

naik ke altar untuk kemudian dilemparkan ke kerumunan

rentan terhadap air hujan,

karena itu lebih cocok untuk acara di ruangan tertutup.

Peony

Bunga ini hanya tumbuh pada ruangan karena teksturnya lembut dan ringkih.

Dahlia

Bunga ini mudah ditanam dan dikembangbiakkan. Dahlia

tergolong bunga tanaman hias yang melambangkan kemu-

matahari yang mencukupi,

bunga ini merekah di musim panas hingga musim gugur. Bagi pasangan yang ingin

melaksanakan pernikahan

di area terbuka, dahlia bisa menjadi aksen pemanis.

liaan dan terlihat elegan lewat

Mawar

kompleks. Memerlukan sinar

aneka macam warna dengan

bentuknya yang megah dan

Kembang ini menawarkan

musim tertentu, tepatnya dari

Agustus hingga Januari. Berkat aromanya yang harum dan

wujudnya yang berkelas, peony ideal sebagai dekorasi dalam pernikahan bertema elegan,

glamor, atau serbaputih. Peony sering menjadi bunga idaman

para pengantin wanita. Makna bunga ini memang luhur:

hubungan yang langgeng dan rezeki yang berlimpah.

Foto: dUSKBABe/Ing IMAge; georgIAnnA lAne/CorBIS.

juga memikat lewat teksturnya

kan bunga lain, mawar sedikit


ar t s uite s & v il l as | p ur nama b e ac h, b al i

a r t sui t e s & vi lla s | pur na m a b e a c h , ba l i

The Royal Purnama art suites & villas, Standing Stones Restaurant and Beach Lounge are idyllically located in the rural oceanfront setting of Purnama Beach. Come and enjoy the unspoiled black sand beach whilst indulging in a delectable lunch or dinner, or cocktails at our pool. Slated to be the choice for honeymooners, couples, and those seeking exceptional hospitality within a refined atmosphere. The Bali of yesterday just down the road from the Bali of today.

@theroyalpurnamabali

theroyalpurnama

theroyalpurnama

Jalan Pantai Purnama (Purnama Beach) Sukawati, Gianyar 80582, Bali, Indonesia T: +62 361 849 3706 | F: +62 361 849 3714 | E: reservations@theroyalpurnama.com W: theroyalpurnama.com


SPECIAL rEPort

Resor Rancak kolam renang di komaneka at Bisma, resor di tengah alam rindang ubud. Bawah: Meja makan di pantai resor Four seasons Maldives at landaa Giraavaru.

bulan madu

Momen Romantis

Lima destinasi bulan madu rekomendasi Yonkie Yanuar Adjie, Vice President of Leisure Product & Market Development Panorama Tours. WAWAnCARA Oleh CrIstIan raHadIansyaH

“Maladewa selalu menjadi

cukup mengurus visa on arrival

merekomendasikan ubud,

negeri kepulauan ini mewakili

favorit banyak orang indonesia,”

di bandara Malé, gerbang

tempat hening yang melahirkan

dengan sempurna imajinasi

jelas Yonkie Yanuar. “Rata-rata

utama Maladewa.

banyak seniman.

(dan fantasi) banyak orang

tamu kami senang berlibur di

tentang destinasi bulan madu.

sana, termasuk untuk bulan

di sinilah kita bisa menikmati

madu, biasanya selama empat

vila mewah yang tertancap di

“selain relatif lebih sepi,

Bali

ubud memiliki banyak resor

Memiliki infrastruktur pariwisata

mewah yang selalu siap

hari.” Proses visa yang mudah

terlengkap di indonesia, Bali

menyambut tamu bulan madu,”

perairan dangkal, pulau tropis

juga menjadi daya tarik Malade-

senantiasa menjadi pilihan

ujarnya. “Paket untuk pasangan

yang dibingkai pantai berpasir

wa. Anda dan pasangan tidak

termudah dan “teraman” bagi

bulan madu juga lengkap,

putih, serta spa dan restoran

perlu dipusingkan oleh beragam

banyak mempelai. untuk men-

biasanya sudah mencakup

yang berbaris menatap lautan

dokumen dan antrean panjang

dapatkan pengalaman bulan

spa, candlelight dinner, dan

berwarna turkuois.

di teras kedutaan, melainkan

madu yang berkesan, Yonkie

honeymoon cake.”

Foto: KoMAneKA At BISMA; JerrY AUrUM.

Maladewa


Wedding. With A View. Pullman Jakarta Indonesia is ready to make your wedding perfect in every way. DEDICATED WEDDING SPECIALIST . FULL WEDDING VENUE SERVICES . ELEGANT WEDDING PACKAGES EXQUISITE WEDDING CAKES . CUSTOMIZABLE WEDDING MENUS . EXCLUSIVE ROOM RATES PULLMA N JAKARTA INDONESI A | JL. M.H. THAMRI N 59 JAKARTA 10350 - INDONE S I A H8491-SB@ACCOR.COM | +62 (21) 31 92 11 11 | W W W.P ULLMANJ AKARTAI NDON E S IA . C O M | W W W. A C C O R HO TE LS . C O M

PULLMAN JAKARTA INDONESIA

@PULLMAN_JKT_IND

PULLMAN.JKT.INDO


SPECIAL rEPort

Tempat menarik lain di Bali yang disarankan Yonkie adalah

Destinasi Vakansi searah jarum jam, dari kiri: Panorama salah satu pantai di koh samui, pulau di sisi timur Thailand; ryokan hiiragiya yang berdiri sejak 1818 di kyoto dan pernah ditinggali peraih nobel Yasunari kawabata; geladak kapal pinisi Alila Purnama yang melayani tur liveaboard di Raja Ampat.

uluwatu, kawasan pesisir yang menawarkan atmosfer yang romantis dan mengoleksi beragam resor premium.

Jepang

dari pengalaman Yonkie, tiga kota yang paling digemari turis indonesia di Jepang adalah Tokyo, kyoto, dan Osaka. dia lebih menyarankan kyoto.

banyak pulau liburan. dua

paket tur ke Thailand,” tambah

pesiar pinisi kian beragam.

“Tokyo dan Osaka karakternya

yang direkomendasikan Yonkie

Yonkie. “kami sempat mencoba

sementara penerbangan ke

lebih metropolitan, sementara

adalah Phuket dan koh samui,

pesawatnya, dan tawaran ini

sorong, gerbang Raja Ampat,

kyoto lebih kultural,” jelasnya.

karena “keduanya mengoleksi

bisa memberi pengalaman yang

sudah dilayani oleh maskapai

resor-resor terbaik di Thailand.”

berbeda bagi wisatawan.”

Garuda indonesia.

Tokyo dan kyoto menawarkan pengalaman kuliner yang

Phuket terapung di perairan

“Meski begitu, peminat Raja

Raja Ampat

Ampat sementara ini masih

“kawasan indonesia Timur,

didominasi oleh orang asing,”

terletak di Teluk siam di sisi

terutama Raja Ampat, makin

tambah Yonkie. salah satu

khas lokal, seperti menginap

timur negeri. kedua pulau ini

populer dalam beberapa tahun

penyebabnya adalah biaya. Tarif

di rumah tradisional ryokan,

mengoleksi banyak properti

terakhir,” jelas Yonkie. kondisi

tur liveaboard di Raja Ampat

mengikuti ritual minum teh, dan

ternama, sebut saja Aman, Four

itu tentunya tidak terlepas dari

misalnya, dibanderol sekitar

berendam di onsen.

seasons, Banyan Tree, hingga

promosi yang gencar, tumbuh-

$2.000 per orang. “Biaya wisata

resor-resor butik merek lokal.

nya investasi, serta perbaikan

di Raja Ampat cukup mahal,

infrastruktur dan akses.

karena itu banyak orang

berkesan, sedangkan di kyoto,

cantik Andaman di sisi barat

mempelai bisa menikmati

Thailand, sementara koh samui

pengalaman budaya autentik

Thailand

“kami juga sudah memiliki

destinasi yang populer bagi

kemitraan dengan perusahaan

warga indonesia ini mengoleksi

private jet untuk melayani

di Raja Ampat misalnya, hotel dan operator tur kapal

indonesia cenderung memilih ke luar negeri sekalian.”

Foto: MUHAMMAd FAdlI/ArKA ProJeCt; FrAnCK gUIzIoU, lUdovIC MAISAnt/CorBIS.

Tapi, khusus turis bulan madu,



SPECIAL rEPort

dIrektorI

Griya Pesta

Dari ratusan venue pernikahan di Indonesia, berikut 15 tempat yang layak dipertimbangkan. Oleh reza IdrIs

Ayana Resort & Spa

Menikah di vila privat atau di kapel kaca yang menatap samudra adalah sebagian tawaran terbaik Ayana, resor yang bersemayam di

The Balé

kawasan Jimbaran. Menambah daya tariknya, pada 2014 properti ini meluncurkan skY, dek berdesain kantilever yang bertengger 35

Menaungi hanya 29 paviliun dan mempraktikkan kebijakan

meter di atas laut dan berkapasitas maksimum 80 orang. Jl. karang

“bebas anak-anak,” The Balé terkenal sebagai resor yang

mas sejahtera, Jimbaran, Bali; 0361/702-222; ayanaresort.com.

menawarkan romantisme dan intimasi. sensasi serupa bakal dirasakan pasangan saat menggelar pernikahan, baik di taman hijau yang menatap lautan. Jl. Raya nusa dua selatan, nusa dua, Bali; 0361/775-111; thebale.com.

Ciputra Golf, Club & Hotel

kapel di properti ini menempati bukit setinggi 15 meter. dari dinding kacanya, mempelai dan para tamu bisa menyaksikan

Jl. Prof. dr. satrio, Jakarta; 021/2988-0888; raffles.com.

Aston Solo

Menampilkan interior bergaya

panorama padang golf dan

kontemporer dengan sentuhan

danau. Jl. CitraLand utama,

batik, sidoluhur Ballroom di

CitraLand, surabaya; 031/

Aston solo menjanjikan pesta

7412-555; ciputragolf.com.

pernikahan bergaya lokal

Hotel Santika Premiere Gubeng hotel ini memiliki Grand

Premiere Ballroom dengan luas

The Royal Purnama Bali

tampungnya 3.500 orang.

608 meter persegi dan daya tampung hingga 1.000 tamu. Jl.

dengan kapasitas 700 tamu. Jl. Brigjend. slamet Riyadi no.373, solo; 0271/7882-000; astoninternational.com.

Alila Solo

hotel terbaru di solo ini mena-

Merayakan keindahan alam menjadi konsep pernikahan

Raya gubeng no.54, surabaya;

warkan tiga venue pernikahan:

andalan Royal Purnama, kompleks vila privat yang

031/5053-636; santika.com.

largo di dekat kolam; Agra

menatap Pantai Purnama di sisi utara Bali. Pasangan bisa mengucapkan sumpah setia saat mentari baru

Raffles Jakarta

Rooftop yang menatap lanskap kota; serta ballroom terbesar

dian Ballroom, aula terbesar di

di solo yang berkapasitas

dengan latar Gunung Agung dan instalasi seni berbentuk

hotel ini, bisa dipecah menjadi

3.500 tamu. Jl. slamet Riyadi

menara batu. Jl. Pantai Purnama, gianyar, Bali; 0361/8493-

tiga area. luasnya total 2.500

no.562, solo; 0271/6770-888;

706; theroyalpurnama.com.

meter persegi, sementara daya

alilahotels.com.

memancarkan sinarnya, atau menggelar prosesi romantis

Foto: tHe BAlé; KoICHI IMABAYASHI/AYAnA; dedY IronS/tHe roYAl PUrnAMA.

di Pantai Geger yang terkoneksi dengan properti maupun



SPECIAL rEPort

Hyatt Regency Yogyakarta

hotel ini menawarkan area pernikahan di taman luas yang berkapasitas 300 orang. konsep ideal bagi pasangan yang ingin menggelar pesta bertema alam. Jl. Palagan Tentara Pelajar, yogyakarta; 0274/869-123; yogyakarta.regency.hyatt.com.

The Phoenix Hotel Yogyakarta

hotel butik yang menempati bangunan kolonial ini memiliki tujuh ruang untuk pesta pernikahan dengan kapasitas mulai dari 40 hingga 300 tamu. Jl. Jenderal sudirman no.9, yogyakarta; 0274/566-617; mgallery.com.

Tugu Lombok

Pesta pernikahan yang melebur dengan atmosfer pesisir lombok menjadi tawaran utama

Sheraton Grand Jakarta Gandaria City

hotel ini. Anda bisa menggelar

Properti bintang lima yang baru diresmikan Oktober silam ini memiliki ballroom seluas 3.160

pesta di taman, di tepi pantai,

meter persegi yang dinaungi kandil kristal. daya tarik lain sheraton Grand Jakarta Gandaria City

atau di restoran. desa sigar

adalah koleksi menunya yang impresif, mulai dari menu lokal, Amerika, Cina, hingga vegetarian.

Penjalin, Pantai sire, Tanjung,

Koki hotel juga siap melakukan modifikasi menu demi menyesuaikan ekspektasi tamu. Jl. sultan

Lombok; 0370/6120-111;

iskandar muda, kebayoran, Jakarta; 021/8063-0888; starwoodhotels.com.

tuguhotels.com.

The Oberoi Lombok

biasa, The Oberoi menawarkan alternatif lokasi pernikahan yang

lokasi yang strategis di

unik: dermaga romantis di Teluk

kawasan elite ibu kota bukan

Medana yang dikelilingi laut

satu-satunya daya tarik hotel

turkuois. Pantai medana,

ini. Pullman Jakarta juga

Lombok utara; 0370/6138-444;

memiliki Grand on Thamrin

oberoihotels.com.

Ballroom yang berkapasitas 700 orang, serta Poetree lounge yang didesain atraktif layaknya sebuah ruangan

Padma Hotel Bandung

selain Champaca Wedding

fantasi berwarna putih,

Chapel yang menatap lembah,

lengkap dengan instalasi

hotel ini memiliki Champaca

pohon dan taburan kutipan

Room yang sanggup menam-

puisi romantis karya elizabeth

pung 300 tamu. Jl. Ranca

Browning. Jl. m.H. Thamrin.

Bentang no.56-58, Ciumbu-

Jakarta; 021/3192-1111;

leuit, Bandung; 022/2030-333;

pullmanjakartaindonesia.com.

padmahotelbandung.com.

Foto: HArUnS MAHArBInA; ABACAPreSS/BorIS zUlIAnI/PUllMAn JAKArtA.

Pullman Jakarta Indonesia

Jika pantai dan taman terkesan


Bali is always been a perfect wedding destination because of its beautiful nature and exotic places. Not only that, Bali is also famously known as the favorite romantic island for a honeymoon getaway. Understanding this, Berry Amour Romantic Villas is ready to accommodate it.

BOOK “Your Celebration for Two� today by input this Promotional Code:

DESTINAMOUR There is no season for every celebration in your life.

Jl. Batubelig, Kerobokan - Bali P . +62 361 4737405 F . +62 361 4737406 E. info@berryamourvillas.com www.berryamourvillas.com

inspired & managed by

Romantic Experience by Avilla

www.avilla-hotels.com


Berlangganan sekarang dan raih kesempatan mendapatkan voucher menginap dua malam di Well Hotel Bangkok Sukhumvit 20 untuk tiga pemenang. Berdiri di dekat terminal BTS, stasiun MRT, dan tiga mal, Well Hotel Bangkok adalah penginapan yang strategis untuk mengeksplorasi Ibu Kota Thailand. Dalam fasad klasik yang kaya sentuhan art deco hasil garapan firma arsitek BEGRAY, hotel ini memayungi 235 kamar yang masing-masingnya dilengkapi koneksi internet dan smart TV berukuran 46 inci. Fasilitas di Well Hotel Bangkok antara lain pusat kebugaran, kolam renang air asin, dua restoran pimpinan koki Gregory Caplot, serta Pool Bar yang menawarkan area hangout di lantai tujuh.

Paket berlangganan Langganan berlaku mulai edisi Mei/Juni 2016 BERLANGGANAN DESTINASIAN INDONESIA VERSI CETAK + DIGITAL 6 Edisi (1 tahun) 12 Edisi (2 tahun) Rp168.000 Rp315.000 Kirimkan versi digital ke alamat email saya, atau Kirimkan ke (Bpk/Ibu) E-mail:

Nama Alamat Kota Provinsi Telepon (Rumah/HP) E-mail

Kode Pos

Detail Pembayaran Kartu Kredit Visa

MasterCard

*Harga berlaku untuk wilayah JABODETABEK. Untuk wilayah lain, hubungi subscribe@destinasian.com

BERLANGGANAN DESTINASIAN INDONESIA DIGITAL 1 edisi hanya $1.99 6 edisi hanya $9.99 Centang untuk pengguna iOS Apple, $1.99 per order

Masa berlaku kartu (bln/th) Nama pemegang kartu Tanda tangan pemegang kartu **Demi kenyamanan Anda, masa berlangganan akan diperpanjang secara otomatis. Perpanjangan secara otomatis akan mendapatkan diskon 5%. Silakan centang kotak di bawah jika Anda tidak menginginkan perpanjangan masa berlangganan secara otomatis. Untuk pertanyaan lain seputar proses ini, silakan email ke subscribe@destinasian.co.id.

Tidak menginginkan perpanjangan masa berlangganan secara otomatis

Selamat kepada FeDDya yang memenangkan voucher menginap tiga malam di regent Singapore.

Semua data wajib diisi lengkap. Faks formulir yang telah diisi ke 021/574-7733. Opsi lain, kirim formulir via pos ke P.O. Box 08 JKPPJ, Jakarta 10210 A. Anda juga bisa menyampaikan keinginan berlangganan dengan menelepon nomor 021/573-7070, melalui destinasian.co.id atau via email ke subscribe@destinasian.co.id. DestinAsian Indonesia terbit dwibulanan dan didistribusikan ke penjuru Indonesia. Periode berlangganan minimum adalah enam bulan. Masa penawaran berlaku terbatas. Uang tidak bisa dikembalikan. Informasi yang diberikan bersifat rahasia dan digunakan hanya untuk kepentingan berlangganan majalah. PT. Tirta Baskara Suwardana tidak akan menyebarluaskan informasi tanpa izin dari pemberi informasi, kecuali diwajibkan oleh peraturan perundangan-undangan yang berlaku.


57

DISPATCHES kutub komuter Flinders Street Railway Station, stasiun utama yang menghubungkan semua jalur komuter di Melbourne.

Foto: Patrick oberem/getty images.

MoMentuM Melbourne melbourne kembali bertengger di puncak daftar “kota layak huni.� modalnya bukan cuma infrastruktur yang mumpuni. oleh Suhartina SindukuSumo

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


58

DISPATCHES AbouT Town

“Di sini Anda harus membayar retribusi jika ingin mengamen,” ujar Fiona Sweetman, pemandu saya, saat kami melewati musisi jalanan yang mangkal di kawasan pusat kota. “Usai membayar, jadwal mengamen akan diatur, sehingga kompetisi antar-pengamen berlangsung adil.” Fiona kemudian membawa saya ke Union Lane dan Hosier Lane. Kedua jalan ini menyerupai kanvas raksasa bagi para seniman. Banyak dinding di sini dihiasi mural, dan uniknya, semuanya legal. “Pemerintah mendukung aksi para seniman jalanan,” lanjut Fiona. “Saban hari pasti ada mural baru, betapapun kecil ukurannya.” Pengamen ditata. Mural didukung. Sulit membayangkan semua itu terjadi di Jakarta. Betapa banyak emosi yang harus dimuntahkan Ahok untuk mengatur jadwal pentas pengamen. Betapa alot negosiasi dengan Dinas Pekerjaan Umum agar mereka sudi menyediakan dinding untuk dicat seniman. Ini pertama kalinya saya ke Melbourne, dan saya beruntung bisa menemukan pemandu yang tepat. Fiona sudah hampir 10 tahun mengelola operator Hidden Secrets Tours. Sesuai namanya, perusahaannya berniat membawa pelancong ke sudut-sudut kota yang kerap luput dari brosur wisata. Layaknya pusat informasi berjalan, Fiona sangat mengenal kotanya. Sebelum bertemu, kami sempat berkomunikasi via telepon guna menyusun agenda. Usai mengetahui saya tengah menanti di restoran Taxi Kitchen, dia langsung menyarankan: “Coba menu salmon buns dan candied pork.” Dan sarannya jitu. Saya memesan bakpao berisi selembar salmon yang dilumuri crème fraîche dan ditaburi kacang macadamia; disusul oleh daging babi yang dibumbui campuran gula dan daun bawang, lalu disajikan dengan salad kelapa. Bersama Fiona, saya mengarungi kawasan CBD. Kami menyusuri gang-gang cupet yang dijejali kedai kopi dan butik, melewati perpustakaan yang dipercantik area piknik, serta menyimak alunan musik indie dari toko vinil. Melbourne sudah berusia hampir dua abad, tapi kota ini sepertinya enggan beranjak tua. Tren gaya hidup terbaru, termasuk yang berlangsung ribuan kilometer di utara khatulistiwa, bisa ditemukan di sini. Suatu kali, Fiona mengajak saya ke toko musik Basement Discs. Lokasinya sebenarnya di bawah tanah, tapi musik era 70-an yang disetelnya begitu berisik hingga tumpah ke jalan. Memasuki toko, saya disambut poster Blondie dan Led Zeppelin yang bersanding di atas rak CD dan kaset. Entah siapa yang masih membeli kaset di zaman digital. BaseDestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

AuStrAliA

Sydney Melbourne

rute Penerbangan langsung ke melbourne dilayani oleh Garuda indonesia (garuda-indonesia.com) dari Jakarta dan bali. opsi lainnya adalah Qantas (qantas.com.au) via sydney dan Singapore airlines (singaporeair. com) via singapura.

ment Discs seperti tempat yang mengawetkan masa lalu. “Melbourne terkenal dengan budaya kopi dan brunch-nya, tapi memulai hari di Basement Discs bagi saya adalah alternatif yang tak kalah menarik,” bisik Fiona. Bagi saya, Melbourne bagaikan hasil kawin silang antara Singapura yang tertib dan Bandung yang kreatif. Dengan status pusat finansial, Melbourne jelas memiliki aturan yang ketat dan standar keamanan yang prima. Tapi metropolitan ini tidak lantas berubah kaku dengan mengharamkan ekspresi. Itu juga mungkin sebabnya Melbourne dijuluki “pusat budaya” Australia. Bahkan aliran seni Australian impressionism lahir di sini. Saya datang saat Melbourne sedang berbunga-bunga. Akhir tahun silam, lembaga riset Economist Intelligence Unit menempatkannya di posisi wahid dalam daftar Global Liveability Ranking. Ini pencapaian kelima


59

Melbourne secara berturut-turut. Membanggakan tentunya, termasuk bagi Fiona, yang berulang kali mengungkapkan prestasi kotanya itu. Dan warga lebih bangga usai mendapati Sydney berada di peringkat ketujuh. Maklum, kedua kota ini sudah lama bersaing untuk menjadi yang terbaik di Australia. Economist Intelligence Unit menyusun peringkat “kota layak huni” berdasarkan evaluasi atas kualitas kesehatan, keamanan, infrastruktur, lingkungan, dan pendidikan. Di semua aspek itu, Melbourne mencapai nilai nyaris sempurna, mengalahkan kota-kota dengan “peradaban” yang jauh lebih senior semacam Wina, Helsinki, dan Zurich. “Hal semacam ini yang merangsang warga lokal percaya diri untuk membuka usaha,”

Foto: sUhartina sinDUkUsUmo; baD Frankie; kristoFFer PaUlsen/taxi kitchen.

Penginapan Di area southbank, Crown metropol (Whiteman Street 8, Southbank; 61-3/ 9292-6211; crownhotels com.au; doubles mulai dari Rp3.600.000) menawarkan kamar-kamar berdesain atraktif, serta kolam renang indoor yang bertengger di lantai 27. sementara di jantung kota, Brady hotel (Little La Trobe Street 30; 61-3/ 9650-9888; bradyhotels. com.au; doubles mulai dari Rp1.350.000) menyuguhkan lokasi yang strategis untuk menjangkau objek populer seperti Queen Victoria market, state library Victoria, dan kedai-kedai kopi ternama. referensi Jika mencari pengalaman wisata yang berbeda, hidden Secrets tours (hiddensecretstours.com) menawarkan beragam tur tematik yang bisa disesuaikan dengan durasi liburan anda, misalnya tur bertema sejarah, kuliner, serta desain. khusus tur bertema kopi, melbourne Coffee tours (melbournecoffeetours. com.au) wajib dicoba. sementara untuk wisata ke kantong suburban dan kawasan di sekitar melbourne, salah satu operator yang layak disewa adalah Localing tours (localingtours.com.au). Untuk mengetahui objek wisata secara komprehensif, kunjungi visit melbourne.com.

Pesona kota Dari atas: sebastian costello, pemilik bad Frankie, bar yang menawarkan minuman beralkohol buatan lokal; menu cape grim porterhouse di taxi kitchen. kiri: mural di ac/Dc lane, gang yang didedikasikan bagi grup musik ac/Dc.

ujar Maria Paoli, seorang pakar kopi, yang saya temui di persimpangan Flinders Lane. Baginya, status “kota layak huni” berarti terbukanya kesempatan untuk berwiraswasta bagi warga. “Lihat saja kedai-kedai kopi yang kini bertebaran,” tambah Maria, “mereka berhasil memukul bisnis Starbucks.” Ngopi adalah bagian integral dari wisata kuliner di Melbourne, tak ubahnya makan nasi campur di Bali. Di kota ini, kopi diperlakukan serius, termasuk oleh Maria, wanita dengan tato “coffee scoop” di lengannya. Menekuni dunia “perkopian” selama 10 tahun, Maria sudah melatih banyak barista dan pernah mengadakan kompetisi barista pada 2006. Di Brunetti Cafe, dengan ditemani secangkir latte, saya mendengarkan ceramah Maria tentang third wave coffee movement, budaya ngopi yang mewabah di Melbourne (dan kini menular ke Indonesia). “Warga rutin pergi ke kedai kopi yang memiliki mesin cold drip dan mesin sangrai, lalu memesan satu hingga dua cangkir cappuccino, kemudian memilih menu brunch favorit. Sungguh tipikal third wave coffee movement,” jelasnya. Dipandu Maria, saya melakoni tur kopi. Kami melewati kedai-kedai beraliran third wave, menyaksikan orang-orang yang mengagungkan kopi layaknya oenophile memuja wine. Kami singgah di Patricia Coffee Brewers, kafe yang cuma menawarkan tiga opsi kopi—black, white, dan filter—tapi dengan fleksibilitas racikan sesuai selera tamu. “Ketika memesan, kita jarang hanya menyebut black atau white, tapi pasti menambahkan pesanpesan seperti ‘sedikit gula’ atau ‘sedikit creamer.’ Di sini, mereka benar-benar menyimak pesan-pesan tersebut dan menghasilkan gelas-gelas kopi dengan racikan yang persis sesuai permintaan kita,” jelas Maria. Dengan darah bercampur kafein, saya dan Patricia menaiki trem sonder bayar menuju kawasan Southbank, lalu mampir di ST. ALi, kafe butik yang begitu dipuja hingga menyerupai sebuah sekte. Tur kopi di Melbourne tak lengkap tanpa mengunjungi ST. ALi, sebagaimana wisata nasi campur di Bali tak afdal tanpa singgah di warung Bu Weti. Barista ST. ALi, Matt Perger, pernah memenangkan World Brewers Cup 2012. My Mexican cousin, menu andalan kedai ini, telah menginspirasi restoran bernama sama di area yang sama pula. Magnet lain ST. ALi tentu saja stafnya yang berparas rupawan dan berbusana necis—penampilan yang merefleksikan profil sang pemilik, Salvatore Malatesta, mantan perancang busana dan pengacara. Di hari terakhir, saya melawat ke Fitzroy, permukiman kaum gipsi era 60-an yang MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


DISPATCHES AbouT Town

berubah menjadi salah satu kantong urban paling hip di Melbourne. Mengikuti saran Maria, saya menemui Daniel Platt, pendiri Localing Tours, operator dengan spesialisasi kawasan suburban. Daniel pertama-tama membawa saya ke Bad Frankie, bar pertama yang didedikasikan bagi minuman beralkohol buatan Australia. Setelah itu, kami ke PolyEster Books yang dijuluki “toko buku paling absurd sejagat.” Dagangan tempat ini memang absurd. Membaca judulnya, mayoritas buku di sini akan masuk daftar hitam jika dibawa ke Indonesia, sebut saja the Happy Atheist, Art of the Quickie, dan Marijuana Horticulture. Melambungnya pamor Fitzroy tak lepas dari kreativitas orang-orang keturunan imi-

kedai & kuliner searah jarum jam, dari kanan: area semi-terbuka di kedai kopi st. ali; celemek berbahan kulit yang diproduksi oleh desainer lokal ray steels untuk st. ali; menu gyros di Jimmy grants; Federation square, area yang dihuni struktur berdesain kontemporer di pusat kota.

makan & minum taxi kitchen. restoran di tengah Federation square yang menawarkan menu-menu inovatif dan pemandangan 180 derajat kota melbourne. taxikitchen.com.au. Brunetti. kafe yang selalu ramai tidak hanya berkat racikan kopinya, tapi juga koleksi kue, pasta, dan pizanya. brunetti.com.au. Jimmy Grants. restoran milik george calombaris, koki selebriti dan juri MasterChef Australia, yang menyuguhkan beragam masakan kaki lima khas yunani. jimmygrants.com.au. hashtag. kedai yang menawarkan biji kopi dari penjuru bumi, yang kemudian diracik dengan beragam metode. Gradi. restoran italia yang dibesut oleh Johnny Di Francesco, juara World Pizza championship 2014. 400gradi.com.au. Patricia. Walau menyajikan hanya tiga opsi kopi, tempat ini siap memodifikasi racikannya sesuai selera pembeli. patriciacoffee.com.au. om nom kitchen. restoran semi fine dining yang menawarkan dessert degustation berbentuk atraktif, misalnya cokelat berwujud jam dan taman. omnom.kitchen. St. aLi. kedai kopi paling populer di melbourne. kopinya diracik oleh barista andal yang pernah menjuarai World brewers cup. stali.com.au.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

gran. Daniel misalnya, lahir dari keluarga asal Eropa Timur. Di Fitzroy pula, George Calombaris, koki selebriti berdarah Yunani, membuka restoran Jimmy Grants yang meracik menu kaki lima dari tanah leluhurnya. “Daerah seperti Fitzroy menjadikan Melbourne kota yang hangat,” kata Daniel. “Bahkan kaum pendatang seperti orang tua saya begitu mencintai kota ini dan mengajarkan saya untuk terus berkarya bagi Melbourne.” Mungkin semangat semacam itu yang membuat Melbourne bertahan sebagai kota yang layak ditinggali. Ia dibangun dan dirawat oleh warganya sendiri—tak peduli dari mana moyang mereka berasal. Foto-Foto lain Di artikel ini bisa Dilihat Di Destinasian.co.iD

Foto: sUhartina sinDUkUsUmo (3); Jimmy grants.

60



62

DISPATCHES HE rITAgE

Rimba Kota Singapura memiliki Situs Warisan Dunia pertamanya: hutan bersejarah di tengah kompleks beton. Teladan baik tentang cara mengelola kebun raya. Oleh Reza IdRIs FOTO Oleh LeonaRdus depaRI

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


63

“Saya suka memotret burung di sini. Tapi elang itu baru kali ini saya lihat,” ujar Chen sembari menunjuk seekor elang perut putih yang nangkring di sebatang pohon. Pria paruh baya asal Hong Kong itu kemudian membidikkan lensanya dan mulai menjepret. Saya dan Chen tidak sedang berada di Kalimantan ataupun Papua, melainkan di hulu Jalan Orchard, jalur sibuk yang dijejali mal dan kantor. Tak disangka, belantara beton Singapura ini menyimpan suaka hijau yang mengajak kita melebur dengan alam dan melihat satwa. Usianya sudah 157 tahun, jauh lebih tua dari Singapura, tapi keteduhan yang dihadirkannya belum lekang dimakan zaman. Singapore Botanic Gardens (SBG), kebun raya seluas 82 hektare, masih setia melayani turis dan warga yang hendak piknik bersama keluarga, menonton pertunjukan orkestra di ruang terbuka, atau memotret burung, seperti yang dilakukan Chen. Oasis hijau semacam itu, tentu saja, bukan hal langka di kota-kota besar. Kita pasti pernah mendengar Central Park atau Hyde Park. Tapi SBG sebenarnya bukan semata sebuah paruparu kota. Ia telah resmi berstatus cagar dunia. Pada Juli 2015, SBG dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia—sebuah pencapaian yang membuat Singapura, negara kecil dengan sejarah pendek, bisa bersanding dengan negara-negara dengan peradaban tua di daftar elite UNESCO. SBG merupakan kebun ketiga dunia setelah Royal Botanic Garden di Inggris dan Orto Botanico di Italia dalam daftar tersebut. Apa sebenarnya yang membuat SBG begitu spesial di mata dunia? Pertanyaan yang agak chauvinistic, kenapa bukan Kebun Raya Bogor— yang nyata-nyata lebih luas lima hektare dan lebih tua 42 tahun—yang dilantik oleh UNESCO? Eksplorasi saya di SBG dimulai dari gerbang Tanglin. Mula-mulanya saya disambut oleh pagar besi bermotif tanaman. Di dekat gerbang tidak ada pedagang kaki lima dan pengamen. Tidak ada pula lahan parkir liar dan kerumunan angkot. Rapi dan tertib. Khas Singapura. Menyusuri jalan aspal yang membentang lapang, tubuh saya disejukkan oleh angin semilir. Pohon rindang berbaris sepanjang mata memandang. Daun dan dahan saling sengkarut membentuk kanopi yang membendung terik. Di jalur pejalan kaki, sejumlah pelari lalu-lalang. Di lapangan hijau, anak-anak berseliweran menggemakan tawa. “Suasana di sini enak. Cocok untuk keluarga,” ujar fotografer saya, pria Indonesia yang bermukim di Singapura. Dia juga bercerita tentang rutinitas keluarganya berkunjung ke kebun ini. “Paling santai-santai saja dan main di taman. Akhir pekan paling ramai.” Kendati ramai manusia, SBG senantiasa resik, fakta yang menakjubkan mengingat tempat

suaka Flora Seorang turis memotret anggrek di Mist house, bagian dari sentra budi daya anggrek National Orchid Garden. Kiri: seorang pekerja kebun di kaki salah satu pohon kapuk bersejarah di Singapore Botanic Gardens (SBG).

ini beroperasi sejak pukul lima pagi hingga tengah malam, saban hari. Satu-satunya sampah yang saya lihat adalah daun yang berserakan. Itu pun tidak bisa disebut sampah. Oleh pengelola, daun-daun kering tidak dibakar, melainkan diolah menjadi humus penyubur tanah. SBG bagaikan Central Park versi Singapura. Majalah TIME menjulukinya “hutan kota terbaik di Asia.” Tempat ini bukan cuma pabrik oksigen yang menghidupi kota, tapi juga ruang publik yang mengobati kerinduan kita pada gemeresik ranting, ranumnya bunga, juga nikmatnya berteduh di kaki pohon. “Suasananya tenang. Saking luasnya, kita punya banyak tempat untuk menyendiri,” ujar Juliana, wanita lokal yang mengaku gemar menyepi di SBG. Semua itu adalah buah dari upaya perawatan yang serius. Pemerintah Singapura tidak melihat SBG semata sebagai situs sejarah, tapi juga aset untuk meningkatkan daya tarik negeri MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


64

DISPATCHES HE rITAgE

SInGapura Singapore Botanic Gardens

Rute Dari bandara, singapore Botanic Gardens (sbg. org.sg) berjarak sekitar 45 menit berkendara. lokasinya di hulu Jalan Orchard. Anda bisa menjangkaunya dengan menaiki MRT menuju Botanic Gardens Station. aktivitas Dari empat gerbang SBG, Tanglin adalah yang paling menarik. Pengunjung awalnya akan melihat Swan lake dan pohon uzur tembesu, kemudian mendaki tangga bata buatan para tahanan perang, lalu menutup trip di National Orchid Garden, Palm Valley, dan Rain Forest. Melawat di Minggu sore, jangan lewatkan konser di lahan terbuka Shaw Foundation Symphony Stage. Jika datang bersama keluarga, Jacob Ballas Children’s Garden menawarkan program khusus bagi si buah hati. Kelak, SBG akan memiliki learning Forest yang

ini sebagai sebuah hunian. “Kebun ini adalah simbol dari visi Singapura sebagai Kota dalam Taman,” ungkap Dr. Nigel Taylor, Direktur SBG. “Sebuah bentuk dukungan untuk penghijauan kota, serta komitmen demi membantu menciptakan lingkungan tinggal yang nyaman.”

Kisah SBG dimulai dari sebuah ladang budi daya tanaman komersial yang diinisiasi oleh Sir Stamford Raffles, pendiri Singapura. (Raffles jugalah yang mencetuskan ide taman di dekat Istana Bogor). Lokasi awalnya di Fort Canning, empat kilometer dari lokasi SBG saat ini. Pada 1822, Raffles membuka lahan 19 hektare untuk ditanami pala, cokelat, dan cengkih—tiga komoditas yang sangat bernilai tinggi kala itu. Sayang, belum sempat kebun itu menghasilkan laba, Raffles keburu hengkang dari Singapura. Akibat biaya perawatan yang tinggi dan utang yang menggunung, kebun pun diDestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

menaungi hutan dan rawa. SBG beroperasi sejak pukul lima pagi hingga tengah malam. Kebun ini terbuka gratis, kecuali untuk fasilitas khusus seperti Jacob Ballas Children’s Garden dan National Orchid Garden yang mematok tiket SGD$5. penginapan Dengan luas 82 hektare, SBG menuntut lebih dari sehari untuk diarungi hingga tuntas. Salah satu hotel paling strategis sebagai basis penjelajahan Anda adalah Jen Tanglin (1A Cuscaden Road; 65/6831-4333; hoteljen. com; doubles mulai dari Rp2.230.000). letaknya lima menit berjalan kaki dari Gerbang Tanglin SBG. Jen Tanglin menaungi 565 kamar, dua restoran, dan sebuah bar. Properti yang diresmikan Desember silam ini juga memiliki akses langsung ke Tanglin Mall.


65

tutup pada 1829, kemudian lahannya ditempati sekolah, rumah sakit, dan Gereja Armenia. Tiga dekade kemudian, Agri-Horticultural Society melanjutkan mimpi Raffles dengan melansir kebun baru seluas 22 hektare di kawasan Tanglin. Lawrence Niven, pria Skotlandia, ditunjuk sebagai perancangnya. “Kebun botani ini didesain mengikuti topografi tanah,” ujar seorang staf SBG. Niven memang tidak mengusik bukit dan lembah di sini. Dia hanya mempercantiknya dengan memasang jalur pejalan kaki, merapikan posisi pohon, juga mendirikan kebun binatang mini. Penataan yang merujuk pada model “pleasure garden” khas Inggris. Di kebun baru itulah lahir laboratorium botani terpandang dunia. Para peneliti melakukan riset bibit yang hasilnya kemudian dipakai di banyak negara. Tempat ini pernah mengekspor jutaan bibit karet ke sejumlah negara di Asia Tenggara, Afrika, dan Kepulauan Karibia. Berkatnya, tanah-tanah jajahan Inggris, terutama di Semenanjung Malaya, menjadi pemimpin pasar di bisnis karet—sektor yang kemudian meledak berkat pertumbuhan industri otomotif dan meroketnya kebutuhan ban.

Kebun Komunal Konser akhir pekan di Shaw Foundation Symphony Stage yang berada di tepi telaga. Kiri, dari atas: Interior CDl Green Gallery, bangunan ramah lingkungan yang didirikan atas donasi City Developments limited; salah satu koleksi heritage Museum, ruang pamer yang menempati gedung buatan 1921.

Produk kebanggaan lain dari kebun Tanglin itu adalah anggrek hibrida Spathoglottis primrose—inovasi monumental yang turut melecut bisnis ekspor anggrek. Begitu bangganya Singapura dengan pencapaian tersebut hingga gambar anggrek dicetak pada beberapa lembar uang kertas dan koin. Pada 1874, manajemen kebun Tanglin berpindah tangan ke pemerintah, hingga akhirnya kebun ini berevolusi menjadi SBG seperti yang kita kenal sekarang. Secara umum SBG menjalankan fungsi rekreasi dan edukasi. Riwayat penelitian di sini didokumentasikan rapi di Botany Centre. Memasuki kompleks riset ini, saya disambut oleh pohon penaga laut bersejarah yang menjadi ikon tempat ini. Tubuhnya hitam dan kulitnya berkerak. Belasan batangnya mencuat dan membentuk jaring layaknya sarang laba-laba. Sosok menakutkan yang menyimpan kisah mistis. Syahdan, pada masa Perang Dunia II, banyak serdadu Jepang melakukan hara-kiri di bawah pohon tersebut. Rumor hantu gentayangan kemudian beredar, terutama setelah sejumlah alat berat mogok secara misterius dalam proses pembangunan Botany Centre.

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


66

DISPATCHES HE rITAgE

Dari Botany Centre, saya berpindah ke National Orchid Garden, taman yang merekam pencapaian Singapura di bidang riset anggrek. Lebih dari 60.000 jenis anggrek, dengan 2.000 di antaranya tergolong hibrida, tumbuh di lahan seluas tiga hektare. Sentra anggrek ini juga melestarikan bangunan historis Burkill Hall yang berarsitektur anglo-Malay. “Saya suka tempat ini,” ujar Dr. Nigel Taylor. “Rasanya seperti berada di lautan hijau dan anggrek.” Saya kembali menelusuri SBG. Rute kadang mendaki dan berliku. Di area Palm Valley, saya membelah padang luas yang dipayungi pohonpohon palem raksasa. Di Rain Forest, saya meniti jalan tipis berbahan kayu dan menembus hutan lebat. Mengarungi kebun ini terasa lebih menyenangkan berkat absennya mobil dan motor. Satu-satunya kendaraan yang legal beroperasi hanyalah buggy bertenaga baterai yang lazimnya digunakan oleh petugas keamanan

Taman urban Kanan: Sebagian tanda panah di atas bata yang diukir oleh para tahanan perang di masa pendudukan Jepang. Bawah: Joy, instalasi seni hasil donasi warga, yang dipasang pada 2005 di dekat Swan lake.

dan kebersihan, kadang juga untuk mengangkut tamu lansia yang kelelahan. Seperti pohon koleksinya yang terus tumbuh, SBG belum berhenti berbenah. Sejumlah proyek digelar guna menambah daya tariknya. Salah satunya hutan edukasi seluas 14 hektare yang nantinya akan menjadi wadah belajar bagi anak-anak. Satu proyek lainnya berangkat dari keberuntungan. Desember silam, ketika sedang mengeruk tanah, para pekerja menemukan makam dan bungker peninggalan PD II. Area ini masih tertutup saat saya datang. “Masih dalam proses penelitian. Mungkin ke depannya akan jadi atraksi baru,” ujar seorang staf. Sebelum meninggalkan SBG, saya sempat mencari tahu bagaimana kebun ini bisa begitu terpelihara tanpa memungut sepeser pun uang dari tiket masuk. Lazimnya aset bangsa yang bernilai vital, SBG menerima dukungan finansial dari pemerintah. Tapi SBG sebenarnya tidak bersandar sepenuhnya pada uang pajak. Kebun ini juga mengundang partisipasi publik melalui donasi, salah satunya melalui Garden City Fund, lembaga nirlaba garapan Lee Kuan Yew yang menjaring dan mengelola dana amal dari perusahaan atau individu. Jadi, jika kelak Anda melihat pengunjung SBG tertib membuang sampah, itu tak selamanya disebabkan oleh rasa takut akan sanksi denda. Bisa jadi sikap itu lahir dari rasa memiliki. SBG dibiayai dari uang pajak dan sumbangan mereka. Sebuah kebun raya yang dimiliki bersama. FOTO-FOTO lAIN DI ARTIKel INI BISA DIlIhAT DI DeSTINASIAN.CO.ID

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016



68

DISPATCHES ADvE nTur E

AfrikA Autentik Dari safari di suaka margasatwa hingga berenang di bibir air terjun raksasa, kawasan selatan Afrika mengajak kita menemui beragam keajaiban alam khas Benua Hitam. Teks & FoTo oleH Christopher p. hill

Atraksi Alam Panorama Victoria Falls dari jembatan yang melintasi Zambezi Gorge. kanan: Dua ekor zebra merumput di taman Royal livingstone, resor tepi sungai yang berada di dekat Victoria Falls.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


69

Dengan sebagian tubuh terendam di Sungai Zambezi, saya berjuang menjaga keseimbangan dengan berpegangan pada bebatuan licin di tepian Victoria Falls. Tapi rasanya ada yang menggigit kaki saya. Saya berusaha cuek, lalu kembali berjalan dengan kedua tangan yang mulai kepayahan. Tapi, lagi-lagi, ada yang menggigit kaki saya. “Makhluk apa yang hidup di sungai ini?” tanya saya kepada Alpha Omega, pemandu saya. “Paling hanya bayi ikan,” jawabnya sembari menyeka cipratan air dari wajahnya. “Mereka memijat kaki Anda ya?” Bayi ikan? Setidaknya bukan bayi buaya, pikir saya, berusaha menenangkan diri. Saya menyeruak dari air dengan memanjat tepian berbatu, lalu kembali ke Pulau Livingstone yang bertengger di atas air terjun. Livingstone diambil dari nama seorang petualang Skotlandia yang singgah di sini pada 1855 dalam ekspedisinya mengarungi Afrika. Hari ini, Pulau Livingstone dikerubungi sekelompok turis yang hendak menonton Victoria Falls. Puas menonton, mereka biasanya menjajal aktivitas paling menakutkan di objek wisata andalan Zambia ini, yakni berenang di kolam yang berada di bibir air terjun terbesar di dunia. Ada dua kolam yang bisa dipilih. Yang paling terkenal bernama Devil’s Pool. Sayangnya, saat saya datang di Februari, kolam ini ditutup. Curah hujan yang terlalu tinggi membuatnya terlalu berbahaya untuk direnangi. Tapi kolam kedua, Angel’s Pool, siap menerima tamu, dan di sinilah saya, Alpha Omega, dan sepasang pemuda tegap berendam. Belum ada yang tewas akibat aksi nekat itu memang, tapi bukan berarti saya merasa aman. Satu-satunya yang memisahkan saya dari tebing setinggi 100 meter adalah sebaris batu basah. Itu pula sebabnya saya hanya berani berenang selama lima menit. Kedua turis di rombongan saya bertahan lebih lama, terus melolong di atas air seperti anak-anak yang kegirangan di taman rekreasi. Victoria Falls hanyalah satu dari beragam tempat menakjubkan yang saya sambangi dalam trip sembilan hari di kawasan selatan Afrika. Ini kunjungan pertama saya ke Benua Hitam. Rute saya mencakup dua negara, dan saya menginap di tiga hotel milik Grup Sun International, yakni Palace of the Lost City di North West, Afrika Selatan; Table Bay di Cape Town; serta Royal Livingstone di Zambia. Persinggahan pertama saya, Palace of the Lost City, adalah bagian dari megakompleks hiburan Sun City yang dibuka oleh hotelier Sol Kerzner pada 1979. Tempat ini pernah disinggung dalam lirik anti-apartheid karya

angola ZamBIa ZImBaBwe

namIBIa

BotSwana

Johannesburg afrIka Selatan Cape town

rute Gerbang kawasan selatan Afrika, Bandara o.R. Tambo di Johannesburg, dilayani oleh singapore Airlines (singaporeair. com) via singapura, serta Cathay pacific (cathaypacific.com) via Hong kong. Untuk penerbangan lanjutan ke Cape Town dan livingstone, salah satu opsinya adalah south African Airways (flysaa.com).

Steven Van Zandt: “I, I, I, I, I, I ain’t gonna play Sun City.” Dulu, Sun City memang menjadi simbol diskriminasi rasial. Setelah Afrika Selatan memasuki alam demokrasi pada 1994, Sun City berubah menjadi tujuan liburan yang sangat populer. Seperti diperlihatkan dalam film komedi Blended yang dibintangi Adam Sandler, Sun City menampung kasino, lapangan golf rancangan Gary Player, danau jet ski, serta water park berisi pantai artifisial dan kolam raksasa yang mampu memproduksi gelombang setinggi dua meter setiap 90 detik. Fasilitas lainnya adalah zip-line yang diklaim sebagai yang terpanjang dan tercepat; suaka buaya; serta lorong-lorong batu menuju taman yang menyuguhkan bir-bir lokal. Bagi turis Afrika pemula seperti saya, daya tarik terbesar Sun City adalah lokasinya yang bertetangga dengan Taman Nasional Pilanesberg, kawasan konservasi yang relatif kecil, tapi punya koleksi satwa yang lumayan lengkap. Saat langit tenang, tempat ini menarik Maret / april 2016 - Destinasian.co.iD


70

DISPATCHES ADvE nTur E

serta seekor jackal yang berlarian di jalan, kemudian langsung menghilang di balik semak usai mendengar suara mobil.

Usai bertualang

dijelajahi dengan balon udara. Tapi berhubung ingin berada lebih dari satwa, saya pun memilih menaiki Range Rover. Bersama sopir bernama ajaib—Gift—saya memulai safari di pagi yang dingin. Baru sebentar berkendara, warga asli lokal langsung tampak: seekor gajah jantan yang berjalan lamban di padang rumput. Setelah itu muncul rombongan wildebeest dekil dan kawanan impala yang gesit. Mobil kembali melaju dan kami melewati sepasang jerapah yang tengah menyantap daun-daun di ranting teratas pohon acacia. Di waktu yang lain, sopir buru-buru menginjak rem karena belasan zebra mendadak melintas. Kata Gift, yang telah bekerja selama tujuh tahun untuk operator tur Mankwe Gametrackers, Pilanesberg ditinggali macan tutul, namun nyaris mustahil bisa melihat mereka karena bulan ini rumput sedang rimbun. Dalam perjalanan kembali ke hotel untuk makan siang, kami melihat keluarga badak yang sedang merumput di tepian danau, DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

suaka satwa Gift, pemandu safari di Taman Nasional Pilanesberg, Afrika selatan. kanan: Gading artifisial dan patung macan yang menghiasi menara Palace of the lost City.

di Pilanesberg, kunjungan ke Cape Town membuat semangat langsung susut. Safari dan tur kota memang bukan kombinasi yang ideal. Tapi saya tidak bermaksud melecehkan Cape Town. Ini kota yang karismatik, terutama siang ini saat langit musim panas seperti seprai biru tanpa awan. Hotel saya pun tak kalah menawan: Table Bay, properti yang bersemayam di Victoria & Alfred Waterfront. Dari kamar, saya bisa menatap jauh hingga ke Pulau Robben yang menampung penjara Nelson Mandela. Dalam sesi teh sore hari di atrium hotel, panoramanya berganti menjadi dermaga nelayan dan lereng berotot Table Mountain. Saya membuka pagi dengan meluncur ke area Bo-Kaap yang dihuni rumah-rumah berwarna pastel, kemudian ke Signal Hill guna menonton gantole melayang-layang di atas kawasan elite Sea Point. Di kantong kelas pekerja Woodstock, saya membuntuti warga keluar-masuk butik, galeri seni, dan toko barang antik di Old Biscuit Mill, bekas kompleks pabrik yang beralih fungsi menjadi sentra kreatif. Saya juga sempat menghabiskan beberapa jam di Kebun Raya Kirstenbosch, di mana saya mengagumi beragam tanaman, mulai dari cycad (mirip palem) yang berusia satu abad hingga fynbos (tanaman semak) yang memenuhi sebuah taman besar. Tiba di hotel, saya kembali melihat fynbos, tapi kali ini di atas meja makan Camissa. Restoran ini dipimpin oleh Jocelyn Adams, koki yang gemar mengolah bahan-bahan liar khas lokal. Kreasinya luar biasa sedap. Saya mencicipi skilpadjies dengan braaibroodjies (roti isi daging sapi), serta lobster kari gaya Melayu yang disandingkan dengan flatbread dan sambal. Semuanya dipadukan dengan vintage wine buatan Cape Winelands. Saya sempat bertanya kepada sang koki tentang arti dune spinach. “Akan saya tunjukkan,” jawabnya. Dia meninggalkan restoran, lalu kembali dengan menggenggam daun. “Ini saya petik dari lahan parkir,” ujarnya. Benar-benar penggemar bahan lokal. Dalam perjalanan dari Cape Town menuju Livingstone di Zambia, saya bermalam di Johannesburg, persisnya di kawasan bonafide di utara kota di mana hotel-hotel terbaik berkerumun. Penginapan saya, The Maslow, juga bagian dari jaringan Sun International. Saya pernah membaca tentang penurunan tingkat kejahatan di kota terbesar di Afrika Selatan ini. Saya sempat berniat ber-


71

kelana ke pelosok kota guna mengecek kepastian catatan itu, tapi seorang pramusaji (remaja Durban yang mengaku dirampok di pusat kota Jo’burg beberapa bulan silam) dan seorang sopir menyarankan saya mengurungkan agenda tersebut. Sebagai gantinya, saya menyambangi Museum Apartheid. Tempat ini menggambarkan kelamnya kehidupan di bawah rezim apartheid. Salah satu koleksi permanennya adalah 131 tali gantungan yang melambangkan jumlah tahanan politik yang dihukum gantung di bawah undang-undang anti-teror. “Masa yang suram,” ujar Themba, sopir saya. “Tapi sekarang lebih baik, asalkan kita bisa terus menjaga warisan Madiba [Mandela].”

Menaiki pesawat pagi ke Livingstone di ujung selatan Zambia, saya kembali memasuki negeri safari dan langsung menerima sambutan yang mendebarkan. Rampung dengan proses imigrasi, saya dijemput oleh staf Royal Livingstone, lalu dibawa ke sebuah dermaga

penginapan palace of the lost City Sun City, North West, Afrika Selatan; 27-14/5574307; suninternational. com; doubles mulai dari Rp7.500.000. table Bay hotel Quay 6, Victoria & Alfred Waterfront, Cape Town, Afrika Selatan; 27-21/406-5000; suninternational.com; doubles mulai dari Rp6.200.000. the Maslow Cnr. Grayston Dr. and Rivonia Rd., Sandton, Johannesburg, Afrika Selatan; 27-10/2264600; suninternational. com; doubles mulai dari Rp5.100.000. the royal livingstone Mosi-oa-Tunya Rd., Livingstone, Zambia; 260-21/3321-122; suninternational.com; doubles mulai dari Rp12.000.000.

di Zambezi. Perahu saya menembus arus dan jeram, kemudian mendarat di tepi padang rumput di mana seorang pria etnis Lozi dengan rok merah menyanyikan lagu selamat datang. Namanya Edward Minyoni. Jabatannya di hotel: pendongeng. Saya tidak pernah tahu apa tugas resminya, tapi yang jelas, Edward selalu ada untuk menunjukkan meja di restoran atau mengantar saya ke kamar. Royal Livingstone menaungi 173 kamar yang tersebar dalam bangunan dua lantai di meander sungai. Beberapa ekor jerapah dan zebra dibiarkan berkeliaran di hotel. Pohonpohon yang tumbuh di lahannya, misalnya leadwood dan mahoni, senantiasa diramaikan kicauan burung dan obrolan monyet. Hotel ini juga menawarkan banyak aktivitas. Andaikan tamu enggan mencoba sesi pijat di tepi sungai, mereka bisa menyambangi Victoria Falls dengan berjalan kaki selama 15 menit. Suatu sore, saya berpartisipasi dalam tur safari di sungai untuk mengintip kuda nil dan buaya, serta menikmati gin and tonic di perahu. Saya juga sempat mengikuti tur di taman nasional terdekat untuk menyaksikan parade kerbau liar. Di hari lainnya, saya menaiki kereta uap Royal Livingstone Express dan meniti rel yang dibentangkan di sini sebagai bagian dari rute Cape-Kairo rancangan Cecil Rhodes, pendiri Rhodesia. Tur nostalgia ini membawa saya membelah Jembatan Victoria Falls, berhenti sejenak di dekat perbatasan dengan Zimbabwe, serta mengagumi pemandangan air terjun dan Zambezi Gorge yang mengular 128 meter di bawah rel. Di hari terakhir, saya menaiki helikopter dan terbang di atas Victoria Falls. Dari udara, saya bisa menangkap panorama megah air terjun yang berbentuk tirai selebar 1,7 kilometer, serta ngarai zigzag yang diukir sungai selama ribuan tahun. Sepanjang kemarau, Victoria Falls menyusut drastis debitnya hingga terlihat kurus. Tapi, hari ini, ia begitu bergemuruh, terus mengirimkan uap, terus membasahi udara layaknya hujan yang bersumber dari bumi ketimbang langit. Mosi-oa-Tunya, “asap yang menggelegar,” begitu Suku Lozi menamai air terjun ini. Nama yang lebih dramatis ketimbang “nama internasional” yang dipatenkan dalam atlas oleh David Livingstone demi mengagungkan Ratu Inggris. Tapi David tidak sepenuhnya keliru. “Panoramanya begitu elok hingga saya yakin malaikat menatapnya ketika melintas di udara,” tulisnya dulu tentang Victoria Falls. Menatap air terjun ini dari udara, saya mungkin juga akan sepakat dengannya ketika memilih nama. Maret / april 2016 - Destinasian.co.iD


72

DISPATCHES ArT SCE nE

SeratuS tahun Lagi April tahun ini, Arie Smit genap berusia satu abad. Dia tak lagi melukis, tapi warisannya bagi dunia seni rupa Bali masih lestari: warna-warna yang berloncatan di atas kanvas. oleh Wikana Foto oleh Putu Sayoga

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


73

Di kompleks Villa Sanggingan, di sebuah ruangan yang disejukkan kipas, Arie Smit berbaring mendengkur di dipan bambu. Kepalanya diganjal tiga bantal. Badannya kurus dan pipinya tirus. “Harus dibangunkan untuk ingat makan,” ujar I Nyoman Wita, wanita yang merawat Arie sejak 20 tahun silam. Sang begawan terlihat lunglai. Belum lama, prostatnya dioperasi. Setelah sebelah matanya buta, kini sebelahnya lagi ikut buta akibat diserang glukoma. Pendengarannya semakin payah. Sesekali dia dilarikan ke rumah sakit akibat sembelit. Tapi dia sangat terawat untuk ukuran lansia tanpa keluarga. Enam staf bergiliran menjaganya. Misai dan jenggotnya tercukur rapi. Kausnya terlihat resik. April tahun ini, Arie akan berusia 100 tahun. Perintis aliran young artists ini adalah legenda hidup di dunia seni lukis Bali. Pamornya sejajar dengan Rudolf Bonnet dan Walter Spies. Sebagian muridnya masih aktif berkarya, masih menghidupkan warisannya. Saya masih menanti Arie terjaga dari tidurnya. Tak jauh dari dipan, salib kecil teronggok di atas meja. Kata Wita, Arie kini lebih religius. Beberapa bulan sekali, pastor datang untuk membimbingnya berdoa. Kepada Suteja Neka, sahabatnya, Arie pernah meminta dikubur secara Katolik jika kelak wafat. Padahal Neka telah menyiapkan upacara Ngaben, sebagaimana yang diberikan kepada seniornya, Rudolf Bonnet, yang jenazahnya dikremasi bersama bangsawan Ubud, Tjokorda Gde Agung Sukawati.

Begawan Bali Atas: Suteja Neka dengan latar lukisan dirinya yang dibuat oleh Arie Smit. Kiri: Arie Smit menghabiskan masa tuanya di Villa Sanggingan, Ubud. halaman kiri: lukisan terakhir Arie Smit yang dibuat pada 2012.

Gagal berbincang dengan Arie, saya berjalan ke sisi belakang kompleks Sanggingan untuk mengunjungi studionya: bangunan dua lantai bergaya Bali yang kini lusuh. Sejumlah kacanya pecah tertembak peluru senapan angin. Lantainya kotor dan berdebu. Studio ini sudah jauh melewati masa keemasannya. Dulu, di sinilah Arie menikmati periode tersuburnya sebagai juru sungging. “Sekitar 200 lukisan lahir di sini,” ujar Suteja Neka. Satu-satunya yang tak berubah dari studionya adalah panoramanya yang menawan. Dari terasnya, kita bisa melihat Bukit Campuhan yang magis dan Gunung Agung yang menyembul di antara nyiur. Pemandangan seperti inilah yang memikat banyak seniman asing ke Ubud. Pemandangan ini pula yang mengubah pendekatan Arie dalam melukis. Sebelum bermukim di Bali, pria kelahiran Belanda, 15 April 1916, ini melukis dengan gaya impresionis. Memakai warna-warna lembut, Maret / april 2016 - Destinasian.co.iD


74

DISPATCHES ArT SCE nE

dia mengekspresikan atmosfer yang sunyi. Saya sempat melihat lukisan bertajuk RumahRumah di Cideng yang dibuat Arie pada 1947 di Jakarta. Lukisan ini sangat detail, presisi, monokrom, tapi terasa akademis dan kering. Usai mengenal Bali dan menetap di sini sejak 1956, Arie bak kuda Sumba yang lepas dari tunggangan. Kanvasnya begitu hidup oleh aneka objek dan warna. Sejumlah orang masih ingat keseharian Arie di Sanggingan. “Setiap ingin melukis, Arie berucap, ‘selamat pagi Gunung Agung,’” kenang Wita. Usai lukisan rampung, dia keluar dari studionya untuk mencari pendapat. DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

inspirasi Seni Sawah di Desa tegalalang— panorama khas Ubud yang turut menginspirasi seniman young artists. Kanan: lukisan Arie Smit yang berjudul Dreaming Boy di Agung Rai Museum of Art.

“Biasanya ia bertanya, ‘bagus tidak?’ ‘Apa yang kurang?’” tambah Wita. Sanggingan dimiliki oleh Suteja Neka. Kedekatan Arie dan Neka sudah berlangsung lama. Pada 1970-an, Neka membeli dua karya Arie—Blue Landscape dan Shrines Beneath the Banyan—seharga Rp300.000, angka yang tinggi kala itu. Saat itu, Arie tengah kesulitan uang. Dia cuma memiliki uang $100 yang diselipkan di studionya di Karangasem. Ketika mampir ke Ubud dan menerima pembayaran dua karyanya, Arie merasa “terselamatkan.” Kini Arie dan Neka nyaris bertemu saban hari. Di pagi hari, Neka biasanya akan bertamu


75

ke kamar Arie untuk sejenak menyapa dan mengantarkan sarapan. Relasi keduanya berkembang lebih dari sekadar hubungan bisnis antara patron dan senimannya.

Arie meninggalkan jejak panjang dalam dunia seni. Aliran young artists masih diteruskan oleh banyak muridnya. Lewat tangan merekalah Arie bisa hidup 100 tahun lagi. Salah seorang muridnya yang masih aktif berkarya adalah I Nyoman Cakra. Saat pertama kali ditemui Arie, Cakra hanyalah seorang remaja penggembala bebek yang terancam putus sekolah di Desa Penestanan—sebuah

tur Seni Karya young artists buatan Nyoman Cakra, Ketut Soki, Nyoman londo, Wayan Pugur, dan Ketut tagen tersebar di banyak tempat, mulai dari Galeri Nasional hingga Singapore Art Museum. Dua tempat di Bali untuk melihat karya mereka adalah neka art Museum (Jl. Jalan Raya Campuhan, Desa Kedewatan, Ubud; 0361/ 975-074; museumneka. com) dan agung Rai Museum of art (Jl. Raya Pengosekan, Ubud; 0361/976-659). Di Desa Penestanan, tempat Arie Smit membuka kelas melukis, sejumlah eksponen young artists masih aktif berkarya, contohnya Ketut Soki dan Nyoman Cakra. Arie kini menghabiskan masa tuanya di sebuah pondokan di Villa Sanggingan (Jl. Raya Ubud; 0857-3909-9893; sangginganvilla.com), properti yang dimiliki oleh sahabat sekaligus patronnya—Suteja Neka.

desa yang dicitrakan “angker” dan nyaris lowong ditinggal warganya bertransmigrasi. “Jika tak kenal Arie, saya pasti sudah jadi transmigran,” kenang Cakra. Di hari pertama belajar, Cakra diantarkan oleh orang tuanya ke kediaman Arie di tepi sungai. Di minggu-minggu awal, Cakra hanya menggambar sketsa, menggambar apa saja yang dilihatnya sehari-hari. Ajaibnya, bermodalkan ingatan semata, kegiatan masyarakat pedalaman Bali tersketsa dengan sempurna. Setelah muridnya menguasai sketsa, Arie mengajarkan teknik mewarnai. “Kita diajari melukis dengan warna putih, hitam, merah, kuning, dan biru,” jelas Cakra. Seluruh murid bebas berekspresi melalui warna. “Warna langit dibolehkan merah,” tambah I Ketut Soki, murid Arie lainnya. Menurut Putu Fajar Arcana, sastrawan Bali, salah satu sumbangsih terbesar Arie adalah keberhasilannya membangkitkan memori kolektif anak didiknya sebagai manusia Bali. “Tabungan visual itu seketika keluar lewat sketsa-sketsa,” kata Putu. Hasrat kebebasan dan kemurnian jiwa anak-anak sangat terasa dalam karya young artists. Anatomi manusia, misalnya, dibiarkan terpiuh. Anggota tubuhnya terdeformasi: Maret / april 2016 - Destinasian.co.iD


76

DISPATCHES ArT SCE nE

ubah nasib desa mereka. Semula dianggap “keramat,” Desa Penestanan perlahan berkembang menjadi objek wisata. Karya young artists ramai dipesan kolektor—tren yang berlanjut pada masa Orde Baru ketika pariwisata merekah dan turis Eropa menyerbu Ubud. “Paling laris saat 1974,” ingat Cakra tentang masa-masa indah itu. Biasanya, turis memarkir mobil di Hotel Campuhan, lalu mereka berjalan melewati jalan tanah ke Desa Penestanan. Melihat kedatangan turis, warga berlarian ke rumah untuk mengambil lukisan. “Upacara di pura saja bisa ditinggal untuk sambut turis,” tambah Cakra berkelakar. Tanpa disadari, Desa Penestanan membentuk kutub tersendiri dalam jagat seni rupa. Karya-karya rakyat jelata itu menjadi semacam wacana tandingan dari, misalnya, gerakan seni elite “Pita Maha” yang dipelopori oleh Walter Spies dan Rudolf Bonnet.

wajah tanpa mata, tangan tanpa jari. Pengamat merangkum kecenderungan artistik kelompok ini dengan istilah “dekoratif naif.” Arie bukan cuma bertindak sebagai guru, tapi juga maesenas. Dia memberikan kertas, pensil, dan cat warna secara gratis. Dia juga membeli meja-meja ceki guna menyetop tradisi judi pemuda setempat. Setiap sketsa yang telah diberi warna, langsung ditukar dengan sejumlah uang oleh Arie. Tak ketinggalan, dia meminta murid-muridnya membubuhkan tanda tangan dan tahun pembuatan di sudut kanvas. Tanpa disadari, petuah itu menumbuhkan “identitas” pada anak-anak desa. Tawaran mendapatkan uang dari melukis dengan cepat menyebar di Desa Penestanan. Murid Arie pun berlipat, dari dua menjadi 40 orang. Selain membeli karya anak didiknya, Arie memikirkan aspek pemasaran. Dia meminta turis yang singgah di studionya untuk menengok karya murid-muridnya. James Pandy, pemilik Pandy’s Art Gallery, satusatunya galeri seni di Sanur saat itu, kerap membeli karya Cakra dan Soki di studio Arie. Arie bergerilya lebih jauh dengan mengikutkan karya murid-muridnya di sejumlah pameran di luar negeri. Pada 1964, 36 lukisan diboyong ke Museum of Modern Art di San Francisco. Selanjutnya, Smithsonian Institution membawa karya-karya young artists ke sekolah-sekolah menengah di Amerika Serikat. Jauh sebelum babak pariwisata dimulai, lukisan young artists bagaikan brosur yang mempromosikan keindahan Pulau Dewata. Semua terobosan itu tak cuma melambungkan pamor perupa lokal, tapi juga mengDestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


Foto: PUtU SAyoGA/ARKA PRojeCt.

77

Menurut Agus Dermawan T, pengamat seni rupa, young artists menjadi bagian paling penting dalam khazanah seni lukis di Bali. Aliran ini menuai paling banyak pengikut. “Gayanya paling berkarakter,” jelas Agus. Namun, terlepas dari riwayatnya yang gemilang, eksistensi young artists kini sedang terancam. Seni berjasa melambungkan pamor Bali sebagai destinasi wisata, tapi jasa sejarah itu tidak dibalas setimpal. Ubud telah menjadi desa global yang kian sesak. Di Desa Penestanan misalnya, profesi seniman terus kehilangan peminat. Banyak orang lebih memilih berbisnis properti: menyewakan rumah untuk hostel atau membangun bungalo. “Sekarang lukisan tak laku, jadi tak banyak lagi yang mau belajar,” tutur Cakra lirih. Seniman kini lebih berharap pada kolektor asal Jakarta seperti Jusuf Wanandi dan Rini Soemarno. “Belum lama orang Astra membeli lukisan saya seharga Rp95 juta,” kata Soki.

Pagi-pagi sekali, saya kembali menjenguk Arie, berharap bisa mencegatnya di jam sarapan. Dia sedang duduk di atas kursi dorong

Juru Sungging Aktivitas di studio Ketut Soki di Desa Penestanan. Kiri, dari atas: lukisan bertajuk Upacara Perkawinan dari Nyoman Cakra; Cakra, murid pertama Arie Smit, yang masih aktif berkarya.

yang tampak kekecilan untuk badannya yang semampai. Dengan telaten, dua perawat mengguyur tubuhnya yang bugil. Arie gelagapan saat air membasuh wajahnya. Perawat mengelap badan Arie, lalu memapah tubuhnya ke sofa yang menghadap jendela. Matanya berkedap-kedip merasakan hangatnya sinar matahari. Selang beberapa menit, busana kebesarannya dikenakan: kaus oblong tanpa lengan, kupluk cokelat, sarung. Wita hendak menggunting kukunya, tapi dia menolak. Wita lalu mengambil lap, meletakkannya di paha Arie, kemudian dengan perlahan mengambil tangan Arie dan mulai memotong kukunya. “Selalu susah jika dipotong kukunya,” ujar Wita. “Mungkin karena trauma.” Konon, di zaman penjajahan, Arie pernah melihat pejuang Indonesia disiksa dengan dicabuti kukunya. Perawat menyodori cangkir plastik berisi sereal. Pelan-pelan Arie memegang gelas dan mengacungkannya ke mulut. Salah satu staf memberi kode kepada saya untuk mulai menyapa. Saya mengucapkan salam dan menjabat tangan Arie. “Beberapa bulan lagi, usia Pak Arie satu abad,” Suteja Neka membuka pembicaraan. Seperti biasa, dia datang menjenguk sahabatnya di jam sarapan. Tapi Arie tidak merespons kata-katanya. Dia hanya menggeleng, menghela napas panjang, dan merengut. Usia yang panjang bukan fakta yang menghibur baginya. Kepada perawatnya, Arie justru kerap mengatakan ingin cepat mati. “Masih ingin melukis?” tanya saya, berusaha mengalihkan tema. Dia masih terdiam, tapi ujung matanya tampak basah. “Pak Arie selalu menangis jika ditanya soal melukis,” Wita menyadarkan betapa saya kurang peka karena bertanya tentang melukis ke maestro yang telah kehilangan penglihatannya. “Masih ingat Desa Penestanan?” saya kembali mencari topik. Kali ini, upaya saya berhasil. “Masih ingat semua. Mereka orang-orang baik,” jawabnya terbata-bata. Saya takjub. Ia masih ingat komunitas yang pernah dibangkitkannya dari kemiskinan. “Masih ingat Cakra, Soki, Pugur?” saya mulai menyebut nama murid-muridnya. “Bukan itu saja. Ada banyak, 20 orang, you tahu itu,” ujarnya dengan pelafalan yang lebih jelas. Selama 15 menit kami saling terdiam. Arie sudah mulai bersiap untuk tidur siang dan saya pun pamit. “Memargi,” katanya, mengucapkan selamat jalan dalam bahasa Bali. Saya meninggalkannya dengan hati lega. Ada perasaan puas telah berhasil menemui figur penting yang tak akan bisa dihapus dari sejarah seni rupa Bali. Maret / april 2016 - Destinasian.co.iD


78

Street Art London KAye

Rajutan tepi jalan Bermodalkan hobi merajut, London Kaye merekah menjadi seniman yarn bombing terpandang.

Awalnya diasosiasikan sebagai hobi kaum sepuh, merajut kini merupakan cabang seni yang digeluti perupa muda, salah satunya London Kaye (londonkaye.com). Wanita yang menetap di New York ini menggeluti rajutan sejak usia 13 tahun dengan membuat aksesori seperti topi dan syal. Keputusan untuk menjadi seniman jalanan diambilnya tiga tahun silam usai bertemu Olek, perupa tersohor di jagat yarn bombing—semacam graffiti, tapi mengandalkan benang ketimbang cat semprot. Memakai benang aneka warna, Kaye menciptakan figur-figur sureal dan permainan bentuk yang teatrikal. “Saya merajut sesuatu

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

yang bisa dipahami dan dinikmati,” ujar seniman berusia 26 tahun ini. Hingga kini, Kaye sudah memproduksi lebih dari 300 rajutan yang tersebar di sejumlah kota. Selain berkarya di jalanan, dia melayani pesanan untuk kafe, butik, juga iklan. Yarn bombing memang sedang populer, terutama berkat fleksibilitasnya dalam memilih medium. Berbeda dari graffiti yang menuntut bidang solid seperti dinding, seni rajutan sanggup bergerak luwes saat melingkari patung atau bergelayutan di pagar kawat. “Semoga apa yang saya lakukan menjadi kejutan bagi mereka yang melihatnya dan menjadikan hari mereka lebih berwarna,” jelas Kaye.

Foto: London Kaye.

oLeh Suhartina SindukuSumo



Keep tabs on the latest travel news and updates at DestinAsian.co.id or follow us on our social networks

@DestinAsianIndonesia

facebook.com/DestinAsianID

gplus.to/DestinAsianID

pinterest.com/DestinAsianID

@DestinAsianID

youtube.com/DestinAsianMag

Also available for download at


81

RepoRtage

Bali Baru Delapan penginapan baru di Pulau Dewata, dari hotel paling terpencil di Ubud hingga resor premium kedua di Taman Nasional Bali Barat. FoTo oleh putu sayoga

mAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


82

reportage bali

Padma uBud hotel dengan ballroom terbesar, jumlah kamar terbanyak, dan lokasi paling terpencil di Ubud. oleh Cristian rahaDiansyah

Satu tanda Anda sudah mendekati Padma Ubud adalah berubahnya lingua franca. Hotel ini berjarak sekitar 40 menit berkendara dari pusat keramaian Ubud, persisnya di Desa Puhu, sebuah permukiman di mana lebih banyak orang berbahasa Bali ketimbang Indonesia, di mana kaum pria menghabiskan sore dengan berkerumun di serambi rumah sembari menggendong ayam petarung. Melihat lokasinya, Padma merupakan hotel paling terpencil DestinAsiAn.co.iD – mAret / April 2016

Daya tarik • Lintasan joging sepanjang 1,5 kilometer di sisi timur properti, persis di samping kolam renang. • Kolam renang infinity sepanjang 89 meter yang menatap lembah hijau dan hutan bambu. • Menu salmon gravlax platter yang terdiri dari irisan tipis salmon, ditambah beetroot babaganus, red miso, dan dressing capers berry.

di Ubud—gelar yang sebelumnya dipegang oleh Ubud Hanging Gardens. Tapi berkat keterpencilannya itulah Padma sanggup menyuguhkan pemandangan yang selama ini kita asosiasikan dengan Ubud: alam agraris yang sejuk. Di pagi hari, kita bisa mengintip puncak Gunung Agung dari balkon kamar, menyaksikan kabut yang tersangkut di dahan-dahan pohon, serta menonton aktivitas para petani di sawah. Di waktu malam, suguhannya berupa orkestra tonggeret dan gemercik sungai yang bersaing memecah hening. Padma berdiri menghadap lembah hijau yang diukir sawah. Kompleks seluas 11 hektare ini menaungi 149 kamar yang terpecah menjadi tiga kategori: premier room, suite berisi satu kamar tidur, dan suite berisi dua kamar tidur. Kamar tipe terendahnya cukup lapang: 59 meter persegi, berselisih sedikit dari kamar deluxe di Alila Ubud. Tiap kamar dilengkapi televisi berukuran 48 inci, bathtub, toiletries merek Archive, serta balkon privat. Pilih kamar yang menghadap timur untuk menikmati panorama tercantik di pagi hari. Menurut staf Padma, lahan di seberang lembah sudah dibeli oleh pemilik resor, sehingga Anda tak perlu cemas kelak bakal menatap bangunan lain dari jendela kamar. “Ini hotel terbesar di Ubud. Kami juga memiliki ballroom terbesar di kawasan ini,” ujar Reza Sunardi, General Manager. “Ini menjadi keunggulan kami. Padma bisa melayani grup-grup insentif dari korporat besar.” Padma mengusung arsitektur Bali kontemporer yang lazim diadopsi oleh resor-resor senior semacam Conrad di Benoa atau Westin di Nusa Dua. Sentuhan desain yang lebih “muda” diterapkan di kamar lewat permainan lampu gantung dan mesin espresso Tre Vergnano yang bergaya retro. Restoran andalannya, Puhu, dipimpin oleh koki andal Ketut Sumerta yang sebelumnya mengabdi untuk Four Seasons Macau. Tempat ini menyuguhkan menu lokal dan internasional yang dipresentasikan cukup atraktif. Untuk pengalaman makan dengan panorama yang menyegarkan, pilihan terbaik adalah Pool Cafe yang menghadap kolam renang bergaya terasering, persis di samping fasilitas terbaik resor, yakni lintasan joging yang berkelok-kelok sepanjang 1,5 kilometer layaknya ular yang memeluk pinggang bukit. Banjar Carik, Desa Puhu, Payangan, Ubud; 0361/3011-111; padma resortubud.com; doubles mulai Rp1.765.000.


83

alila Seminyak Resor termuda dengan gaya paling muda dalam keluarga Alila. oleh Cristian rahaDiansyah

Alila adalah merek bintang lima dengan jumlah properti terbanyak dan cakupan geografis terluas di Bali. Ia hadir di hampir semua kawasan dalam sirkuit utama turis: Ubud, Karangasem, Uluwatu, Tabanan, dan kini, Seminyak. Mungkin itu sebabnya sulit menampik godaan untuk membandingkan Alila Seminyak dari para seniornya, terutama jika Anda seorang “Alila junkie.” Di Bali, Alila Seminyak adalah satu-satunya resor Alila yang dilengkapi lift, kids’ club, dan ballroom.

Daya tarik • Beach Bar, wadah hangout yang menyuguhkan koktail berkelas, panorama Samudra hindia, dan pentas DJ eric Reithler-Barros asal New York. • Sesi yoga gratis yang digelar pagi hari di tepi pantai. • Menu ayam Tabanan, ramen, dan bulgalbi barbequed short beef ribs.

Jika properti Alila lainnya berbentuk kompleks yang eksklusif, Alila Seminyak justru bersemayam di area permukiman, terbelah secara harfiah oleh sebuah rumah, serta menawarkan sebuah restoran persis di tepi jalan raya yang sibuk. “Alila” berarti “kejutan” dalam bahasa Sanskerta, dan Alila Seminyak adalah propertinya yang paling mengejutkan. Alila Seminyak memayungi 240 kamar dan sebuah penthouse yang merupakan satu-satunya kamar dengan kolam renang privat. Superior, kamar tipe terendah, diletakkan di tepi jalan raya. “Kamar ini didedikasikan bagi mereka yang ingin lebih mudah menjelajahi Seminyak,” ujar Devina Hindom, Director of Communications. Berkat fitur yang minimalis, kamarkamarnya terasa lapang. Di tipe ocean suite misalnya, tidak ada meja kerja, tidak ada pemisahan wastafel pria dan wanita yang menjadi ciri khas Alila. Balkonnya dilengkapi sofa untuk bersantai, sementara bathtub-nya diletakan di dekat jendela agar kita bisa berendam seraya menikmati panorama samudra. Resor ini dirancang oleh Gaurang Khemka dari URBNarc, firma yang sebelumnya menangani Indian Heritage Centre di Singapura. Secara umum, karakter desain Alila masih terjaga. Ada lantai batu putih yang anggun, papanpapan kayu yang dibariskan apik, serta kamar-kamar yang merangkul alam berkat pintu kaca yang bisa digeser sepenuhnya. Sesuai filosofi bisnis Alila, resor ini juga menerapkan sejumlah prinsip ramah lingkungan. Sebagian tubuh resor dibuat dari materi daur ulang. Di dalam kamar, AC akan padam otomatis ketika pintu dibuka. Inilah sebagian alasan Alila Seminyak lolos uji EarthCheck dengan poin yang impresif. Fasilitas andalannya adalah Beach Bar bertubuh kayu yang terletak di samping Party Pool. Dari Kamis hingga Minggu, tempat ini memutar nomor-nomor easy listening racikan DJ Eric ReithlerBarros asal New York. Melihat desain, menu, dan hiburannya, Beach Bar jelas berniat menjadi wadah hangout alternatif yang lebih “dewasa” di kawasan Seminyak. Dan mungkin karena membidik segmen yang lebih dewasa, tempat ini tutup lebih awal—pukul 23. Tapi kaum nokturnal tak perlu bingung mencari tempat untuk memuaskan insomnia, sebab Alila Seminyak hanya dipisahkan oleh selembar dinding dari Potato Head Beach Club. Jl. Taman Ganesha 9; Petitenget, Kerobokan; 0361/3021-888; alilahotels.com; doubles mulai dari Rp3.457.000. mAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


84

reportage bali

rumah luwih hotel butik independen yang berniat memulihkan pamor kawasan pesisir selatan Gianyar. oleh reza iDris

Area pesisir selatan Gianyar kerap dijadikan contoh dari dampak buruk reklamasi laut di Bali. Akibat pengurukan perairan Pulau Serangan pada awal 1990-an untuk pembangunan resor, gerak alami arus terganggu, hingga arus pun berbelok, kemudian melabrak dan menggerus banyak pantai yang menjulur di tepian Jalan Profesor Ida Bagus Mantra —jalur sibuk yang menghubungkan kawasan Sanur dan Karangasem. DestinAsiAn.co.iD – mAret / April 2016

Daya tarik • Kamar nomor 233 yang dilengkapi balkon yang menghadap kolam, danau, taman, dan laut. • Luwih Garden, taman seluas 200 meter persegi di sisi barat properti yang bisa disulap menjadi area kenduri. • Kolam renang sepanjang 50 meter yang dihiasi motif buatan hadiprana pada dasarnya.

Di pesisir yang pernah menjadi korban abrasi itulah Rumah Luwih berdiri. Keputusan yang cukup berani memang, tapi hotel ini sebenarnya punya aset yang mumpuni untuk memikat tamu. Dan jika eksperimennya sukses, ia bisa menjadi titik awal dari pulihnya pamor pesisir Gianyar. Rumah Luwih bersemayam di lahan seluas satu hektare di bibir Pantai Lebih (“luwih” berarti lebih) yang berpasir hitam. Lokasinya cukup strategis, sekitar 30 menit dari Sanur. Kendati begitu, kawasannya masih relatif hening. Kecuali sejumlah vila privat, tak ada hotel lain di sekitarnya. Pusat keramaian terdekat adalah Bali Safari & Marine Park, Pasar Seni Sukawati, dan Komune Beach Club yang terpisah jarak delapan kilometer. Mengusung arsitektur rumah kolonial di tepi pantai, sosok Rumah Luwih sejenak mengingatkan kita pada hotelhotel mewah di kawasan Lagoi dan Nongsa. Halaman hotel menjulur ke arah pantai serta menampilkan taman yang dibelah jalur pejalan kaki dan dipercantik danau artifisial. Dari taman ini pula kita bisa melihat Pulau Nusa Lembongan di seberang lautan. Hotel anggun ini didesain oleh Hadiprana, salah satu firma paling senior di Indonesia, yang pernah terlibat dalam proyek Chedi Club Tanah Gajah dan InterContinental Bali. Memasuki Rumah Luwih, tamu akan disambut oleh lobi lapang berdesain semi-terbuka dengan langit-langit tinggi. Interiornya merayakan pesona glamor masa silam melalui kandil megah, pintu dan jendela berukuran besar, serta lantai teraso. Ornamen klasik seperti vas, lukisan, dan mebel kayu jati, berserakan di pojok-pojok ruangan. Hampir semua benda ini, menurut staf hotel, diseleksi secara personal oleh sang arsitek. Rumah Luwih memayungi 75 kamar. Prabanggana, kamar tipe terendah, memiliki luas 40 meter persegi, sedangkan kamar di kategori tertinggi, Aruna Suite, menawarkan area lapang 200 meter persegi, lengkap dengan ruang tamu yang menatap kolam renang infinity. The Dining Room, satusatunya restoran di hotel ini, menyajikan kuliner Peranakan dan Eropa klasik. Fasilitas lain hotel adalah spa yang diasuh oleh Martha Tilaar. Hotel independen yang diprakarsai pengusaha Veroline Kurniawan ini juga membidik segmen resepsi. Aset andalannya adalah kapel di tepi pantai dan taman yang berkapasitas 500 tamu. Jl. Prof. Ida Bagus Mantra Km. 20, Gianyar; 0361/200-5899; rumahluwih.com; doubles mulai dari Rp.1.800.000.


85

Four PointS kuta hotel perdana Four Points di Indonesia yang terletak di sentra wisata pertama di Bali. oleh yohanes sanDy

Menengok lokasinya, kita mungkin merasa skeptis bisa menemukan penginapan berkualitas prima. Four Points by Sheraton Bali, Kuta, teronggok di permukiman padat Banjar Pengabetan. Akses masuknya sempit: hanya cukup dilalui satu mobil. “Menemukan surga memang tidak gampang,” seloroh Masri, General Manager.

Daya tarik • Kolam renang laguna yang dilengkapi kolam khusus anak dan jacuzzi. • Best Brews, “taman bir” yang bercokol di halaman hotel dan menyuguhkan live music saban malam. • Vertigo Rooftop Bar, area bercengkerama yang dilengkapi kolam renang.

Lantai dasarnya dihuni restoran, sementara lobinya bertengger di lantai dua dengan konsep semiterbuka. “Kami ingin menyambut tamu dengan embusan angin sepoi-sepoi,” tambah Masri. Desain hotel mengadopsi gaya modern kontemporer yang jamak di Bali. Lobinya kaya sentuhan natural, mulai dari perabot kayu hingga lampu-lampu gantung berbahan rotan. Arsitektur Four Points Kuta ditangani oleh tim dari Four Points Group, sementara interiornya diotaki oleh Zohra Boukhari, desainer terpandang kelahiran Maroko, yang pernah menggarap DaLa Spa dan Restoran Taman Wantilan di Four Seasons Jimbaran. Mengandalkan kepiawaiannya dalam menata dan memadukan benda antik, Zohra berhasil meramu atmosfer vintage yang memikat. Di restoran misalnya, dia menempatkan cermin besar dengan bingkai kuno, meja-meja yang dibentuk dari besi solid dan kayu mentah, serta serangkaian kursi besi yang dilapisi anyaman rotan. Four Points Kuta menaungi 163 kamar dan 22 suite. Tiap unitnya dilengkapi fitur standar seperti mesin peracik kopi, koneksi internet gratis, dan kotak penyimpanan. Satu fitur unggulannya adalah signature bed Four Points yang sangat nyaman. Tak banyak sentuhan desain yang memukau di kamar, kecuali mungkin area balkon yang dibelah dua guna menampung balkon standar dan balkon berdinding kaca di mana tamu bisa melihat pemandangan tanpa tersengat terik. “Kamarnya didesain bagi turis independen yang fleksibel dan easy going— sesuai dengan napas Four Points,” tutur Masri. “Desainnya simpel, namun menarik. Beberapa fiturnya dirancang untuk memudahkan tamu, misalnya colokan USB untuk mengisi baterai HP.” Four Points Kuta membidik turis yang ingin menikmati kawasan paling semarak di Bali. Hotel ini berjarak hanya selemparan batu dari Jalan Legian. Pantai Kuta bisa dijangkau dengan berjalan selama 10 menit. Andaikan tamu malas beranjak dari hotel, Four Points Kuta telah menyiapkan tiga wadah alternatif untuk membunuh waktu: kolam laguna dengan jacuzzi; rooftop bar Vertigo; serta “taman bir” Best Brews. Vertigo bersemayam di lantai enam dan dilengkapi kolam renang. Sementara Best Brews bercokol di teras hotel serta menyuguhkan live music saban malam. Jl. Benesari, Banjar Pengabetan, Kuta; 0361/8496-606; fourpointsbalikuta. com; doubles mulai dari Rp1.100.000. mAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


86

reportage bali

Plataran menjangan opsi baru di Buleleng bagi kaum petualang dan pencinta alam. oleh reza iDris

Seperti Aman dan Tugu, merek Plataran dicirikan oleh desain bergaya butik, lokasi premium, dan— jika memungkinkan—pengalaman liburan yang mengajak tamunya menyelami alam liar. Semuanya berhasil diwujudkan di properti barunya di Bali. Plataran Menjangan berlokasi di bibir Taman Nasional Bali Barat, suaka seluas 19 ribu hektare yang menampung 160 spesies satwa, termasuk buDestinAsiAn.co.iD – mAret / April 2016

Daya tarik • Wantilan Open Kitchen, tempat sarapan yang menyuguhkan panorama lautan. • Aktivitas seperti trekking dan kayaking yang bisa dinikmati gratis, ditambah tur pesiar yang digelar berdasarkan pesanan. • Oktagon, gedung bata yang memayungi restoran, rooftop lounge, dan kolam infinity.

rung jalak Bali yang merupakan ikon fauna Pulau Dewata. Menjangkau resor ini menuntut kesabaran, sebab TN Bali Barat sebenarnya lebih dekat ke Banyuwangi ketimbang Denpasar. Dari bandara, kita mesti membelah pulau dengan menyusuri jalan berkelok di pinggang perbukitan, kemudian menembus hutan dan jalur setapak berbatu. Waktu tempuhnya sekitar empat jam. Plataran Menjangan baru dibuka November silam. Ini resor premium kedua di kawasan TN Bali Barat. Seniornya, The Menjangan, sudah beroperasi sejak 2002. Kedua properti ini sekarang bertetangga, terpisahkan hanya oleh selembar tembok dan barisan pohon trembesi. “Kami ingin mengakomodasi tamu pasangan dan keluarga,” ujar Yusuf Arif Rahman, Resor Manager. Khusus tamu pasangan, tersedia 20 vila bergaya joglo yang dibariskan di tubir pantai. Sementara untuk tamu keluarga, Plataran Menjangan menawarkan Residence Suite, kompleks berisi tiga bangunan yang memayungi total 42 suite. Fitur standar di kamar antara lain televisi layar datar, iPod dock, serta koneksi internet dengan kecepatan 2,41 Mbps. Tamu memiliki segala fasilitas yang dibutuhkan untuk menikmati liburan di resor, tapi tawaran terbaik tempat ini sebenarnya berada di luar bangunan. Plataran Menjangan menawarkan beragam paket petualangan alam. Tamu bisa melakoni bird-watching sembari trekking menyusuri rute sepanjang tiga kilometer. Tamu juga bisa mencoba kayaking menyusuri hutan bakau, snorkeling di Pulau Menjangan, atau berlayar di Teluk Banyuwedang dengan yacht milik resor. Resor ini didesain oleh Terry Armand Architect. Kreasi teruniknya adalah Oktagon, bangunan berbentuk segi delapan setinggi tiga lantai di sisi timur resor. Struktur berbahan bata merah ini memayungi rooftop lounge, kolam renang sepanjang 20 meter, pool bar, serta restoran yang menyajikan menu Indonesia dan Mediterania. Restoran lainnya, Wantilan Open Kitchen, bersarang di lobi dan mengandalkan menu mango salad dan tom yum talay. Tempat ini juga menyuguhkan sarapan, dan tamu mungkin akan mengenangnya sebagai pengalaman sarapan terbaik di Bali. Sembari menyeruput kopi, kita bisa menyaksikan kawanan rusa berkeliaran, menyerap panorama pagi di Selat Bali, serta mengintip puncak Gunung Raung dan Ijen di pulau seberang. Jl. Raya Seririt, Gilimanuk, Buleleng; 0361/411-388; plataran. com; vila mulai dari Rp6.177.000.


87

alaya kuta Hotel yang membuat Kuta layak dilirik oleh generasi pencinta desain. oleh Cristian rahaDiansyah

Jimmy Gunawan adalah satu dari segelintir hotelier lokal yang berani bereksperimen dengan desain. Awalnya, dia terjun ke bisnis hotel dengan mendirikan Villa de Daun, sebuah wadah retret di tepi jalur gaduh Legian. Setelah itu, dia menghadirkan Tanaya, penginapan B&B dengan desain rumahan yang anggun. Kini, lewat Alaya Kuta, Jimmy mendemonstrasikan permainan desain yang atraktif. Alaya Kuta adalah properti yang lazim kita temukan dalam portofolio Design Hotels. Hotel butik

Daya tarik • Democracy Kills, instalasi karya Pintor Sirait yang dibuat dari seng yang dipenuhi lubang bekas tembakan peluru. • Nasi raja, menu andalan Restoran Sukun, yang berisi antara lain sate lilit, kenus mebase, udang panggang, dan plecing gonda. • Kolam renang yang dinaungi artwork setinggi lima lantai.

ini bagaikan sebuah kolase dari banyak gaya: bohemian, kolonial, Indocina, dan Bali kontemporer. Desainnya kaya permainan bentuk yang membuat bangunan hotel terasa bernyawa. Memasuki lobi, kita akan disambut oleh instalasi mobil Formula1 yang bertuliskan “Democracy Kills.” Karya evokatif ini dibuat dari seng yang dipenuhi lubang bekas tembakan peluru. Penciptanya, Pintor Sirait, berusaha mengkritisi konsep demokrasi Barat yang kerap menyita banyak korban. Sebuah karya yang menggigit untuk standar lobi hotel. Menyusuri lantai-lantai hotel, kita akan menemukan banyak ventilasi yang membuat hotel ramping ini senantiasa terasa lega. Sebagian ventilasi dicetak menarik, misalnya dalam wujud kembang adamantium yang melubangi dinding merah—sentuhan kreatif yang mengingatkan kita pada Barai Spa di Thailand. Sebagian elemen desainnya terinspirasi budaya lokal. Di depan lift terpasang instalasi seni yang dibuat dari perkakas bajak sawah. Sedangkan di kamar, terdapat tanda “do not disturb” yang diukir pada sebatang bambu. Tentu saja, artwork yang paling atraktif adalah dinding lima lantai di dekat kolam renang yang menampilkan ornamen lamak Bali. Sukun, restoran di hotel ini, tak luput dari sentuhan artistik. Plafonnya dilapisi mural, sedangkan area makannya ditaburi kursi buatan Alvin-T. Di kala malam, Sukun diterangi oleh lampu-lampu gantung yang menyerupai bintang laut. “Kami juga mengawinkan fesyen dan hospitality,” tambah Jeffrey Wibisono, General Manager. “Seluruh seragam karyawan dirancang oleh Peggy Hartanto.” Alaya Kuta menaungi 116 kamar, termasuk delapan suite. Seluruh kamar dilengkapi balkon atau beranda privat. Di dalam kamar, kita bisa menemukan gorden yang merefleksikan ombak, papanpapan yang disusun bergelombang di tepi balkon, serta wallpaper yang memajang foto-foto peselancar karya Jason Childs. Semua ini bertujuan merefleksikan reputasi Kuta sebagai destinasi pantai. Alaya Kuta dirancang oleh Made Wijaya dan Grounds Kent Architects—duet yang sebelumnya berkolaborasi di proyek hotel Alaya Ubud. (Sebenarnya, dalam hal desain, Alaya Kuta merupakan penyempurnaan dari kreasi keduanya di Ubud.) Melihat permainan desainnya, Alaya Kuta agaknya turut berjasa membentuk stigma baru Kuta sebagai kawasan yang peduli pada estetika. Jl. Kartika Plaza, Gang Puspa Ayu 99, Kuta; 0361/755380; alayahotels.com; doubles mulai dari Rp3.100.000. mAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


88

reportage bali

mandaPa, a ritz-Carlton reServe Resor yang menempati lahan cantik “terakhir” di tepian Sungai Ayung. oleh Cristian rahaDiansyah

Dengan status “Ritz-Carlton Reserve,” Mandapa memang bertengger di level termewah dalam keluarga besar Ritz-Carlton. Tapi “mewah” sebenarnya kata yang sulit digelembungkan lagi di tepian Sungai Ayung. Ayung bagaikan sebuah episentrum resor. Di bibir sungai inilah hotel-hotel paling prestisius di DestinAsiAn.co.iD – mAret / April 2016

Daya tarik • Kubu, restoran bertubuh bambu yang menyuguhkan menu Mediterania. • Suckling pig yang dimasak selama 36 jam dan disajikan di Sawah Terrace, restoran yang didesain berundak layaknya sawah terasering. • Pondokan spa yang ditata memajang di bantaran Sungai Ayung dan dilengkapi vitality pool.

Ubud bertaburan, sebut saja Alila, Four Seasons, Kupu-Kupu Barong, juga Amandari. Bersaing dengan mereka, Mandapa mengandalkan lanskapnya yang elok. Resor ini menempati sebidang lahan yang menyerupai bet pingpong di tepi sungai—tempat magis yang dulu terpampang di banyak kartu pos. Sebagian orang bahkan menjulukinya “lahan cantik terakhir di Ubud.” Berkat lanskap itu pula, kompleks resor terlihat unik. Jika banyak tetangganya berdiri memanjang di tubir Ayung, Mandapa ditata melingkar mengikuti meander sungai. Mayoritas vilanya ditancapkan di bantaran sungai, begitu pula restoran dan pondokan spa. Lanskap resor ditata oleh John Pettigrew yang pernah menggarap Ubud Hanging Gardens. Mandapa, properti Ritz-Carlton Reserve ketiga di dunia, menyuguhkan 35 suite dan 25 vila. Ukuran suite mulai dari 100 meter persegi, sementara vila mulai dari 430 meter persegi. Opsi terbaik adalah vila yang menatap sungai atau sawah. Interior vila menampilkan kriya yang terinspirasi alam, misalnya sink kayu buatan tangan dan shower bertubuh tembaga. Tapi elemen yang paling menawan adalah lampu-lampunya yang didesain artistik. Ada lampu yang menyerupai tetesan embun. Ada pula kandil yang disusun dari cangkang kerang simping. Semua kriya itu berpadu dengan fiturfitur modern yang lazim kita temukan di sebuah city hotel, misalnya internet TV dan kloset elektrik dengan penghangat. Restoran Kubu menjadi daya tarik lain dari Mandapa. Arsitekturnya merefleksikan tren penggunaan bambu sebagai pengganti kayu. Didesain oleh Miles Humphreys, salah seorang pakar desain tropis, Kubu menampilkan atap berbentuk daun dan barisan pondokan makan berwujud bawang raksasa. Restoran ini meracik menu Mediterania dengan sentuhan gastronomi molekuler. Dapurnya dipimpin oleh Maurizio Bombini, mantan koki Bulgari Bali. Seperti banyak resor di Ubud, Mandapa menyuguhkan beragam aktivitas yang berkutat pada tema kesehatan dan budaya. Anda bisa menonton pentas tari Bali, mempelajari sistem subak di sawah, atau mengikuti sesi yoga gratis saban pagi dan sore. Membunuh waktu dengan membaca di tepi kolam tak kalah menyenangkan, sebab para patih (julukan butler di sini) bakal menyuguhkan minuman gratis yang berbeda setiap jamnya, mulai dari air kelapa hingga moktail tradisional. Jl. Kedewatan, Banjar Kedewatan; 0361/4792-777; ritzcarlton.com; doubles mulai dari Rp6.240.000.


89

Suarga Padang Padang Rumah baru bagi kaum peselancar yang peduli pada lingkungan. oleh yohanes sanDy

FOTO: PuTu SAyOGA/ARKA PROjecT.

Pernah bergelut di bisnis tekstil, Frederik Wittesaele tahu betul bencana yang akan menimpa jika sebuah perusahaan mengabaikan prinsip-prinsip ramah lingkungan. Kesadaran itu pula yang dicamkannya ketika mencetuskan Suarga Padang Padang, resor yang terletak di atas pantai selancar Padang Padang. Berikhtiar menghadirkan kemewahan yang bersahabat dengan alam, Frederik menggunakan

Daya tarik • Dugong Restaurant & lounge yang menawarkan aneka hidangan lezat yang diracik dari bahanbahan lokal. • Kolam renang infinity yang menyuguhkan panorama Samudra hindia dari bibir tebing. • Tipe Paviliun yang dihiasi sejumlah kriya dan dilengkapi kamar mandi lapang beralaskan kayu.

banyak bahan daur ulang untuk merangkai resornya. Guna mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dia memasang panel surya sebagai sumber listrik. Dan karena “ramah lingkungan” juga mencakup “lingkungan sosial,” pria asal Belgia itu berbelanja kebutuhan harian resor dari para pemasok lokal. “Resor ini ramah lingkungan, berkontribusi pada kehidupan sosial masyarakat, namun di saat yang bersamaan ia juga merupakan bisnis yang berorientasi pada laba,” tutur Frederik. Suarga mengantongi 36 pilihan akomodasi yang terbagi dalam tiga tipe: kamar, paviliun, dan vila. Desainnya memancarkan karakter rustic yang hangat dan bersahaja, terutama berkat dominannya penggunaan materi kayu, baik pada dinding, atap, maupun lantai. Kata Frederik, kayu-kayu itu didatangkan dari sejumlah daerah, seperti Kalimantan, Bandung, dan Surabaya. “Usianya mencapai puluhan tahun,” ujarnya. “Biasanya merupakan kayu bekas jembatan yang sudah tak terpakai atau bekas rumah tua.” Tipe paviliun merupakan magnet terbesarnya. Desainnya mengadopsi gaya rumah panggung yang beratapkan ilalang. Interiornya dipercantik hiasan kalung buatan Papua dan foto suku-suku pedalaman di Indonesia. Daya tarik lainnya adalah kamar mandinya yang beralaskan kayu dan berdinding batu asal Sumba. Area lapang ini juga dilengkapi wastafel yang dibuat dari kayu sepanjang hampir dua meter bekas jembatan di Gresik. Di kamar, beberapa fitur standar hotel absen, sebut saja televisi. AC tersedia, walau Anda mungkin akan lebih memilih menyejukkan kamar mengandalkan semilir angin laut. Kulkas juga tersedia, dan isinya adalah botol-botol berisi air minum dari Tanah Lot. “Kami tak menawarkan kemewahan yang superlatif, tapi kami menjanjikan pengalaman menginap yang berkesan,” ucap Frederik berpromosi. Suarga memayungi satu restoran dan satu lounge yang ditempatkan dalam sebuah bangunan megah yang dikangkangi atap bambu dan bersanding apik dengan kolam renang infinity. Sejalan dengan prinsip “hijau” resor, seluruh menu di restoran diracik dari bahanbahan lokal yang tersedia dalam radius 50 kilometer. “Kami tidak menyediakan sajian berbahan daging sapi karena tidak ada produsen wagyu dalam radius tersebut,” pungkas Frederik. Jl. Pantai Labuan Sait, Pecatu; 0361/4725-088; suargapadangpadang.com; doubles mulai dari Rp3.721.000. mAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


90

Bahtera Maladewa Model dan aktris Kelly Tandiono di atas dhoni, bahtera tradisional Maladewa yang kini lazim difungsikan sebagai dive boat. Jumpsuit, syal, dan gelang, seluruhnya koleksi Hermès.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


91

Maladewa Tanpa KoMa Maladewa buKan cuMa sOal resOr MewaH. negeri ini juga MenawarKan eKsPedisi yang aKan MeMbawa KiTa MenyaPa raKsasa lauTan, MenyaMbangi Pulau TaK berTuan, serTa MenginTiP realiTas HiduP yang luPuT dari bingKai insTagraM. OleH

C r i s ti a n r a h a d i a n s ya h FOTO OleH

J e r ry au ru M PenaTa gaya

Ga B r i e l a Bat ti arTwOrK OleH

K a r J e w e lle ry MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


92

Marine Magis berenang bersama whale shark, ikan terbesar sejagat, di perairan Pulau Maamigili— salah satu atraksi yang populer di Maladewa. Kanan: Kru Four seasons explorer mempersiapkan perlengkapan menyelam di buritan kapal.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


93

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


94

Pesiar Premium bambang, kapten Four seasons explorer, di anjungan kapal; salah satu water villa di Four seasons Kuda Huraa, resor yang terletak di atol north Male. bikini putih dari auria di shoppe33. com. Kanan: explorer suite, kamar termewah di explorer.

“Di sana!” teriak segani. “Lompat sekarang. Sekarang!” Mengenakan sepatu katak dan masker, semua orang menceburkan diri. Selang beberapa detik, sesosok bayangan hitam menyeruak dari air keruh. Orang-orang berenang melawan gelombang untuk menghampirinya. Tapi tak lama, sebab sosok hitam itu lekas raib ke laut dalam. Kembali ke speedboat, segani melayangkan pandangan ke lautan, berupaya melacak jejak di balik ombak. “Di sana!” lagi-lagi dia berteriak dan suasana pun buncah. Semua orang bergegas terjun ke air layaknya Pasukan Katak yang hendak menyergap penyusup. Sosok hitam itu kini lebih jelas terlihat. Panjangnya sekitar lima meter. Tubuhnya kelabu dengan motif polkadot. Perkasa, walau parasnya dungu: bibirnya tebal, kepalanya gepeng. Whale shark, ikan terbesar sejagat, bagaikan produk cinta segitiga antara paus, hiu, dan dalmatian. Sudah lama saya ingin melihatnya. Satwa yang lazim disebut “hiu tutul” itu bak sebuah anomali. Kendati satu rumpun dengan hiu, ia bukan penggemar daging, melainkan plankton. Entah kenapa badannya bisa mekar begitu besar. DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

Hari kian terik. Semua orang kembali ke speedboat, lalu meluncur ke sebuah yacht. Tiba di buritan, kelasi membagikan handuk dan minuman dingin, sementara saya beranjak ke restoran untuk menambal lapar. Ini hari yang menguras napas sekaligus mendebarkan. Hari yang tidak saya sangka bisa saya alami di Maladewa. Tapi ini sesungguhnya hari yang normal di atas Four Seasons Explorer.

Pulau berserakan seperti teratai di kolam tenang. Di tepinya, laut bergradasi pirus-biru, bagaikan giok yang luntur ke samudra. Sebagian pulau ditumbuhi pepohonan. Sebagian hanya berbentuk cincin karang tanpa sebidang tanah pun untuk dipijak. “Salah satu keajaiban dunia,” begitu Ibnu Battuta melukiskan tempat ini enam abad silam. Ini kali pertama saya mengunjungi Maladewa, sebuah negeri yang bersinonim dengan “liburan romantis.” Mendengar namanya, benak kita pasti dipenuhi foto pulau yang dibingkai pasir putih dan barisan vila di laut dangkal. Maladewa bagaikan sebuah kata yang terjelaskan dengan sendirinya. Tapi saya tidak datang untuk merayakan romantisme. Dalam ekspedisi berdurasi lima hari,


95

saya akan mengarungi perairan di jantung Maladewa, bersauh di halaman pulau-pulau kecil, serta memanjakan diri dengan kemewahan sebuah hotel terapung. Tapi bukan cuma itu. Saya sebenarnya juga berniat mencari tahu: adakah tawaran lain Maladewa di luar resor-resor mewah? Mungkinkah negeri elok ini ditafsirkan berbeda? Tubuhnya putih, menantang birunya laut. Fasadnya lancip, mengilat, seperti Lamborghini di atas air. Four Seasons Explorer, yacht yang melayani tur liveaboard, bagaikan sebuah antitesis. Ketika banyak orang menerjemahkan Maladewa sebagai surga relaksasi, Explorer justru mengajak kita mengetes hasrat petualangan. Berolahraga mengejar whale shark hanyalah salah satu atraksi utamanya. Pesiar saya dimulai dari pelataran Pulau Landaa Giraavaru. Areef, Cruise Director, pria lokal yang jenaka, membuka tur dengan membeberkan aturan dasar di atas kapal. Aturan pertama sederhana: melepas alas kaki. Aturan kedua mudah dipahami: jangan melompat saat kapal sedang bergerak. Aturan ketiga cukup menghibur: waktu dimajukan sejam. “Supaya pagi dimulai lebih dini dan kita punya banyak waktu untuk beraktivitas,� ujarnya.

Pertama-tama, Explorer merayap ke selatan, menerjang ombak yang membuatnya limbung seperti orang mabuk. Dalam perjalanannya, yacht rancak ini senantiasa dibuntuti sebuah dhoni, bahtera tradisional Maladewa yang sudah dialihfungsikan menjadi dive boat. Haluannya dihiasi pemecah ombak yang melengkung seperti busur. Sekilas mirip perahu sandek khas Suku Mandar. Eksterior Explorer tampak dingin dan berjarak, tapi interiornya bersahabat. Seluruh 25 krunya tangkas mempraktikkan prinsip servis Four Seasons yang sepertinya terilhami sabda Yesus: “Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.� Kru favorit saya tentu saja Vikrant, kelasi yang lihai menebak kapan saya membutuhkan kopi panas sebelum saya merasa membutuhkannya. Lazimnya pesiar, semua penumpang akrab dan ramah: saling menyapa, bertukar nama, berbagi cerita. Hari ini, selain rombongan saya, Explorer mengangkut satu keluarga asal Amerika, pasangan asal Australia, serta Will, seorang kakek asal Rhode Island. Dari seluruh penumpang, turis Indonesia paling luwes beradaptasi. Ada banyak nama dan wajah yang familiar di kapal ini. Ruang kemudi diMAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


96

lidah lokal Makan siang berisi menu lokal di Four Seasons Explorer, yang terdiri dari selada, coleslaw ala Maladewa, ayam kari, ikan kari, sayur masala, nasi, dan chapati.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


97

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


98

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


99

pimpin oleh Kapten Bambang, penyuluhan keselamatan diperagakan oleh Pak Indra, mesin dikontrol oleh Pak Imam. Maladewa rasa Nusantara. Menjelang senja, usai lima jam dikocok ombak, Explorer tiba di pemberhentian pertamanya: Atol Rasdhoo. Penumpang berkumpul di buritan, lalu berpindah ke dhoni untuk kemudian menyelam. Penyelaman pertama cukup menguji stamina. Awalnya kami disambut oleh beberapa ekor belut moray dan ratusan ikan. Beberapa menit kemudian, arus berembus deras dari dasar laut, memaksa kami berpegangan pada karang dengan posisi kepala di bawah dan kedua kaki melayang-layang seperti benang tertiup angin. Melelahkan, tapi inilah momen terbaik untuk melihat predator laut. Sekitar lima ekor hiu berpatroli di sekitar kami. Dua di antaranya lebih panjang dari tubuh saya. “Maladewa nyaman untuk menyelam. Lautnya terawat,” jelas Will, saat saya melepas lelah dengan menyeruput segelas Saint-Thibeaud di dek. Meski sudah sepuh, Will hobi melaut dan memancing. Dia bahkan pernah mengikuti ekspedisi National Geographic dari Seychelles ke Sri Lanka. “Penyelam di sini juga tidak terlalu banyak, jadi bisa leluasa menikmati pemandangan.” Dari Atol Rasdhoo, Explorer melompat dari satu pulau ke pulau lain. Acap kali kapal menikung tajam guna menghindari pulau-pulau pasir. Maladewa disusun oleh 1.200 pulau dengan hanya 200 di antaranya yang berpenghuni. Pulaupulau inilah yang berkelompok dalam formasi yang disebut atol—satuan geografis yang kira-kira setara dengan provinsi di Indonesia. Uniknya, pulau-pulau di satu atol kadang tidak sepenuhnya terpisah. Suatu kali saya melihat empat pulau yang saling terkoneksi oleh lidah pasir sepanjang ratusan meter. “Para bujang kadang melintasi ‘jembatan pasir’ itu untuk menjangkau pulau lain dan mencari pacar,” jelas Areef, pria kelahiran Atol Ari. Berhari-hari di lautan, saya kian menyadari Maladewa sesungguhnya konsep negara yang sulit di-

Pulau Pelesir demo memasak di Pulau dhigurah. Kiri: Kelly Tandiono, juri asia’s next Top Model, di Pulau Meerufenfushi dengan latar Four seasons explorer. atasan jaringjaring dari biasa, bikini dari auria di shoppe33. com, sandal dari jasmine elizabeth.

pahami. Di sini tidak ada sungai, tidak ada sawah, tidak ada gunung. Puncak tertingginya hanya menjulang 2,4 meter. Kecuali pasukan pengaman presiden, semua serdadunya berstatus angkatan laut. Saya seperti membayangkan Kepulauan Seribu sebagai negara yang berdaulat. Tapi ini “Kepulauan Seribu” yang terpelihara. Mayoritas pulaunya steril dari sampah. Lautnya sehat. Salah satu atolnya sudah dinobatkan sebagai UNESCO Biosphere Reserve. Berlibur di negeri ini, turis juga diwajibkan membayar pajak konservasi bernama “green tax” sebesar $6 per hari. Dibandingkan Raja Ampat dan Wakatobi, karang di sini kalah megah, tapi populasi satwa lautnya cukup mencengangkan. Dari tujuh kali menyelam, pada enam di antaranya saya berjumpa kawanan hiu—pemangsa yang menjadi salah satu tolok ukur kualitas ekosistem laut. “Negeri ini diuntungkan oleh posisi geografisnya,” jelas Ben, marine biologist yang dibawa Explorer sebagai sumber informasi ilmiah bagi penumpang. “Maladewa berjarak jauh dari banyak negara lain. Terlalu mahal untuk dihampiri pemburu hiu.” Berkat alam yang lestari itulah roda pariwisata berputar. Lebih dari separuh devisa negeri ini mengalir dari kocek turis. Siapa sangka, Maladewa, kepulauan penghasil kelapa dan ikan, merupakan negara makmur dengan pendapatan per kapita $13.300, melampaui Indonesia dan Filipina. Di atas Explorer, menyelam adalah aktivitas utama. Sepertinya tiada hari tanpa memanggul tangki, mengisap selang, menyelinap di antara ikan dan karang. Tapi kapal ini tidak didesain bagi penyelam ambisius yang mengejar target dive log. Explorer juga mengajak penumpangnya memancing, mendayung kayak, serta piknik di pulau kosong di mana kami dijamu begitu banyak makanan hingga sulit berjalan. Satu kegiatan yang juga menarik adalah kunjungan ke desa—trip yang sulit dilakoni jika kita hanya menginap di resor. Sabtu sore, kapal melego jangkar di pelataran Pulau Dhigurah, kemudian MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


100

penumpang diundang bertamu ke desa setempat. Dari dermaga, saya merandai jalan pasir yang dipayungi nyiur, kemudian memasuki permukiman yang bersih dan teduh. Bau got tidak terendus, sebab semua saluran pembuangan melintang di bawah tanah. Barangkali pemandangan asri seperti ini pula yang dulu disaksikan oleh Ibnu Battuta. “Jalan-jalan mereka, yang senantiasa resik karena rutin disapu, dipayungi pepohonan agar pejalan kaki merasa sedang berada di sebuah kebun,” tulis musafir asal Maroko itu dalam Rihla, jurnal yang memperkenalkan Maladewa kepada dunia. Namun Dhigurah bukanlah petilasan yang membeku dalam catatan tua. Ia juga bukan desa penghasil santan yang dikisahkan Battuta. Alih-alih, Dhigurah adalah buah yang merekah dari pohon pariwisata. Perekonomiannya digerakkan oleh bisnis guesthouse, suvenir, juga restoran. Sebagian keluarga memiliki anak yang bekerja di resor, sementara kaum ibu menambal kas dengan menjual atap pelepah kelapa ke resor, sebab memang cuma resor DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

yang masih setia memakainya. Di sekitar saya, semua rumah beratapkan seng dan disejukkan AC. Godaan sektor pariwisata juga membuat profesi nelayan kehilangan peminat. Kaum pemuda malas menggasak ombak ketika uang mudah didapat dengan menyulap rumah menjadi penginapan. Dan dengan itu Maladewa pun berubah. Kehadiran guesthouse bertarif murah membuka pintu bagi masuknya turis ke kampung-kampung sekaligus menciptakan peluang bagi perjumpaan budaya beserta segala kejutannya. “Jika ada iPhone baru seharga $1.000, orang di sini akan membelinya tanpa berpikir panjang,” ujar seorang pria yang saya temui di Bodu Huraa, pulau yang jauh lebih modern dari Dhigurah. “Lihat rumah itu,” katanya lagi sembari menunjuk sebuah rumah sederhana bercat jambon, “seluruh panel elektriknya memakai layar sentuh.” Cahaya senja terakhir kian redup dari angkasa dan saya kembali ke Explorer untuk menikmati makan malam. Di geladak, meja-meja sudah ditata apik. Dengan iringan tembang-tembang padang


101

india

SRi lanka

penerbangan per hari ke Maladewa. Tiba di Male, anda akan dibawa ke resor dengan menaiki speedboat atau pesawat amfibi. Penting diingat, pesawat amfibi hanya beroperasi pada siang hari.

Pesiar ekspedisi liveaboard bersama Four seasons rute explorer (fourseasons. ada banyak maskapai com) ditawarkan dalam yang melayani rute tiga opsi durasi: tiga ke Maladewa. Penermalam (mulai dari bangan dengan rute $2.550), empat malam termudah dan terce($3.400), dan tujuh pat dioperasikan oleh malam ($5.950). Yacht singapore airlines katamaran sepanjang (singaporeair.com) 39 meter ini berkapasidengan frekuensi dua tas 22 penumpang, kali per hari. Opsi lain- dengan fasilitas antara nya adalah terbang lain perpustakaan, dive dengan singapore center, restoran, area airlines ke singapura, spa, serta bar. selain kemudian melanjutkan menyelam, penumperjalanan dengan pang bisa snorkeling, silkair (silkair.com) kayaking, memancing, yang juga memiliki dua dan tur ke desa. maladeWa

seluruh makanan, termasuk saat barbeku di pulau tak berpenghuni, sudah inklusif di dalam tarif. Four seasons mengoleksi dua resor di Maladewa, dan explorer memulai dan mengakhiri perjalanannya di salah satu resor tersebut. Four seasons Kuda huraa (North Male Atoll; mulai dari $900) memancarkan atmosfer yang akrab, sementara Four seasons landaa Giraavaru (Baa Atoll; mulai dari $1.100) mengombinasikan dengan apik desain urban dan sentuhan rustic. di luar servisnya yang nyaris tanpa cela, kedua resor itu begitu bersinar berkat komitmennya mendukung upaya konservasi melalui program transplantasi karang dan penelitian manta.

ekspedisi Bahari searah jarum jam, dari kiri: explorer berlabuh di dekat dhigurah; manifes penumpang; replika rumah lokal di Four seasons Kuda Huraa. atasan dan celana renda dari Miguelina di shoppe33.com.

pasir yang mendayu, pramusaji meletakkan mangkuk-mangkuk berisi asortimen menu Timur Tengah yang kaya bumbu. Galibnya menu yang kaya bumbu, rasanya lebih sedap dari tampilannya. Explorer kini berlabuh di laut tenang. Mengisi menit-menit terakhir sebelum tidur, saya hinggap di kursi bar, sementara Vikrant, kelasi dengan kemampuan seorang peramal, berhasil menebak apa yang saya butuhkan saat ini: secangkir kopi panas. Di kejauhan, pulau-pulau berbagi dingin. Bulan becermin pada riak lautan. Saya masih bisa menatap Dhigurah, membayangkan seperti apa kehidupan malam di sana. Saya kira inilah sumbangsih terbesar Explorer: membuka mata, memberi tafsir berbeda. Menaiki kapal ini, liburan di Maladewa tidak melulu berarti mengagumi lautan dengan punggung membelakangi daratan. Pagi baru datang dan Explorer bergerak menuju pemberhentian terakhirnya. Tapi trip saya belum rampung. Saya ingin melihat wajah Maladewa tanpa segala keindahannya. Maladewa tanpa pariwisata. MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


102

“Warga Maladewa peminum kopi atau teh?” tanya saya kepada Waseem, pria India yang sudah delapan tahun bekerja di negara ini. Bagi saya, preferensi minuman bisa menjelaskan watak suatu bangsa, menerangkan tabiatnya, termasuk sejarah garis perdagangannya. “Bukan keduanya,” jawab Waseem. “Mereka peminum Red Bull.” Negara macam apa yang hobi menenggak Red Bull? “Jika ingin melihat wajah asli Maladewa, pergilah ke Male,” saran Waseem. Male, di kota inilah saya menghabiskan hari terakhir di Maladewa. Karena bandara berada di pulau yang terpisah dari ibu kota dan turis umumnya langsung digiring ke resor, Male pun menjadi kota yang sering diabaikan. Sejatinya, ia memang bukan kota wisata, terutama jika kita menerjemahkan wisata sebagai serangkaian objek yang harus dilahap sejak pagi hingga malam. Male cuma memiliki museum, masjid tua, dan taman kota. Di luar itu, tak banyak yang bisa dinikmati. Kecuali jika Anda sudi menggali lebih dalam. Male adalah kota kaya warna yang selalu berada dalam tarik-menarik antara tertib dan kaos. Lazimnya ibu kota negara berkembang, Male merangkap sebagai pusat politik dan ekonomi. Dari sekitar 400.000 populasi Maladewa, lebih dari sepertiganya bermukim di sini. Beban yang berat tentunya bagi sebuah kota yang tuntas dikelilingi dengan berjalan kaki sejauh empat kilometer. Kota ini cukup resik. Tidak ada aroma busuk. Sesuai standar Maladewa, semua got melintang di bawah tanah. Namun kota ini juga semrawut. Sepeda motor dan mobil berebut tempat di jalan cupet. Secara umum, orang Maladewa senantiasa terlihat santai, tipikal warga kepulauan. Tapi, saat berada di kendaraan, mereka selalu terlihat tergesagesa. Itu sebabnya menyeberang jalan di sini menuntut sedikit rasa nekat. Male jugalah neon yang menggoda laron. Mereka yang ingin menapaki karier di profesi-profesi DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

tanah tetirah salah satu sudut Male, ibu Kota Maladewa, tempat sepertiga warga negeri ini menetap. Kanan: Pantai di resor Four seasons Kuda Huraa. atasan wrap dari biasa, celana potongan lebar dan sandal dari Michael Michael Kors.

urban—bankir, arsitek, dosen—berkerumun di sini. Mereka yang ingin memiliki gelar sarjana, menaiki taksi, menonton sepak bola, berkencan di bioskop, mencicipi piza atau hamburger, juga datang ke sini. “Itu sebabnya tanah kelewat mahal. Apartemen dua kamar tidur, tanpa mebel, bertarif $900 per bulan,” gerutu pemandu saya, Shaaman, pria asli Male. Kota ini memiliki dua rumah sakit, satu universitas, tiga bioskop, 32 masjid, puluhan apartemen. Di Maladewa, kecuali masjid, semua itu hanya bisa ditemukan di Male. Pendidikan dan kesehatan gratis, tapi kebutuhan lainnya melambung. Sepeda motor bebek Honda dibanderol $3.500. Rokok $2,8 per bungkus. Makan di restoran kelas menengah menghabiskan $60, tanpa bir atau wine, karena alkohol diharamkan di seantero kota. Belum lama, sejumlah media Barat menyoroti kebangkitan sayap konservatif di Maladewa, negara yang hanya mengakui Islam sebagai agama resmi. Tapi ajaran Islam sesungguhnya dipraktikkan cukup longgar di sini. Di Male, Jumat libur dan hari kerja dimulai di Ahad. Pasangan tanpa surat nikah dilarang bermalam di hotel. Mayoritas toko tutup pada waktu salat dan kehidupan malam tidak eksis sebab semua tempat wajib tutup pada pukul 22. Kendati begitu, Facebook halal. Situs porno tidak diblokir. Cara remaja berpacaran, bisik pemandu saya, tidak berbeda dari kota-kota lain. Di Male juga ada lebih banyak wanita tanpa jilbab dibandingkan pulau-pulau lain. Dan jika Anda melihat banyak pria berjenggot lebat, itu tak selamanya merupakan simbol kesalehan. “Tidak ada hubungannya dengan sunah Rasul,” kata Shaaman yang juga berjenggot. “Saya hanya malas bercukur.” “Jadi, Shaaman, kamu juga penggemar Red Bull?” tanya saya. Dia tertawa sinis, seperti merasa direndahkan, lalu menjawab: “Saya penikmat kopi. Kopi Italia.” Dan dia ngopi sembari mengudap kapur sirih. FOTO-FOTO lain di arTiKel ini bisa diliHaT di desTinasian.cO.id


103

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


Griya Purba 104tujuh Satu dari rumah adat di Wae Rebo, kampung di pedalaman Flores.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


oleh

Fatr i s M F

105

Foto oleh

Os c a r s i aG i a n aRtWoRk oleh

K a r J e we lle ry USai diRekonStRUkSi, RUmah-RUmah adat di Wae Rebo meRebUt peRhatian dUnia. tapi, Setelah paRiWiSata meRekah, kampUng SakRal ini jUStRU teRancam beRgeSeR menjadi taman RekReaSi dan kehilangan daya magiSnya.

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


106

“Roh nenek moyang telah hilang dari Wae Rebo,” Macel Nala membuka pagi dengan kata-kata ketus seputar kampung halamannya. Saya menemuinya di sebuah warung di Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai. Dari sini, kami akan menempuh perjalanan 80 kilometer ke Wae Rebo, sebuah kampung adat yang sedang dipuji-puji dunia; sebuah kampung yang dihuni tujuh rumah purba. Usai meraih penghargaan tertinggi di bidang konservasi budaya dari UNESCO, Wae Rebo diserbu turis. Foto-fotonya marak menghiasi media sosial. Namanya tercantum dalam paket-paket tur yang membawa kita ke sebuah permukiman eksotis di pedalaman Indonesia. Sebuah Negeri Hobbit dari tanah Flores, begitu orang kadang menjulukinya. Apa yang bisa dikeluhkan dari tempat seindah ini? “Atas alasan tamu dan wisatawan, jadwal ritual telah diubah,” jawab Macel. Dia menghirup kopi, lalu melanjutkan ceritanya. “Seperti Barong Wae, ritual pemanggilan roh leluhur yang dilakukan pada sore hari itu, sekarang malah kerap diadakan pada waktu pagi. Sekarang saya bertanya, roh nenek moyang mana yang datang pagi hari?” Saya tak menjawab pertanyaannya. Lagi pula, bagaimana mungkin saya tahu arwah moyangnya punya jadwal kunjungan. “Tapi saya belum pernah ke Wae Rebo, saya ingin ke sana,” kata saya setengah memelas kepada Macel. Hanya itu yang bisa saya kemukakan mengenai niat saya ke kampungnya. Tak jauh dari warung, dua unit angkutan telah siap berangkat ke Kampung Denge, gerbang untuk memasuki Wae Rebo. Saya tak sabar untuk pergi. Bagi orang yang datang dari kota terik di pesisir barat Sumatera seperti saya, Ruteng bagaikan sebuah siksaan fisik. Angin dari lembah bertiup saban waktu. Kala senja tiba, kabut putih akan melingkupi seantero kota bagaikan sebuah selimut raksasa. Saya tak tahu perasaan Macel usai mengetahui saya hendak ke kampungnya sebagai “tamu,” juga sebagai “wisatawan,” sebagai orang yang membuat kampungnya memodifikasi jadwal ritual. Saya tak berani bertanya. Saya hanya ingin memasuki angkutan umum dan meluncur ke Wae Rebo.

Dari Ruteng, hanya ada satu angkutan umum menuju Denge, yakni truk yang dijejali barisan bangku di bak belakang hingga terlihat menyerupai bus. Orang-orang menyebutnya “oto.” Berbeda dari bus umumnya, oto tidak memiliki jendela dan atapnya hanyalah sebuah terpal tebal. Bangkunya terbuat dari papan dan bisa dibongkarpasang. Perempuan tua dan muda begitu cekatan saat menaiki oto dengan enam roda ini. Saya duduk di tengah, terjepit oleh kerumunan manusia dan DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

wajah wae rebo Seperti banyak desa pegunungan di Flores, Wae Rebo menekuni bisnis kopi. kanan: thomas pakur, sesepuh Wae Rebo, kampung yang tengah bersinar sebagai objek wisata.

beragam kargo, mulai dari sayur-mayur, ayam, termos, rak piring, hingga ban sepeda motor. Posisi bak cukup tinggi dan tangga tidak tersedia. Itu sebabnya proses naik-turun oto kerap menyerupai sebuah akrobat. Dua kali kepala saya disundul oleh payudara ibu-ibu. Suatu kali, saat oto belum berhenti sepenuhnya, seorang ibu memaksa naik. Sebelah kakinya sudah berpijak di bak, sementara sebelah lagi tertinggal di luar. Saat oto akhirnya berhenti, tubuh si ibu terhuyung ke wajah saya. “E, maaf anak!” katanya usai meletakkan kepala saya di belahan payudaranya. “Maaf untuk apakah, mama?” saya bertanya. “E, pakai bertanya. Maaf saja sudah!” jawabnya dengan disambut tawa semua penumpang. Dengan iringan musik bervolume tinggi dari beragam musisi, mulai dari Bon Jovi hingga Rinto Harahap, oto melaju di jalan berbatu, dengan jurang dalam di satu sisi dan tebing terjal di sisi yang lain, juga mendaki tanjakan dan melesat di tikungan yang tak kalah tajam dari badik orang Bugis. Pukul empat sore, saya mendarat di Kampung Denge. Mendung menggantung di langit dan hujan agaknya bakal segera turun. “Jangan dipaksakan, tinggal saja dulu di sini,” kata Blasius Monta sembari menunjuk penginapan miliknya. “Besok pagi baru berangkat ke Wae Rebo.” Di homestay-nya, Blasius bercerita tentang tanah moyangnya yang tak lama lagi akan saya kunjungi. Berbeda dari Macel yang saya temui di Ruteng, Blasius bertutur penuh rasa bangga. Syahdan, belasan tahun silam, setelah antropolog Catherine Allerton mengunjungi Wae Rebo,


107

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


Budaya tua 108gong alat musik yang tersimpan di salah satu rumah di Wae Rebo. kanan: Salah satu rumah adat yang berdiri di pinggang bukit, di kawasan hutan lindung todo Repok.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


109

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


110

Labuan Bajo

Ruteng

Wae Rebo

rute Wae Rebo terletak di kabupaten manggarai, nusa tenggara timur. Untuk menjangkaunya, anda bisa terbang menggunakan trans nusa (transnusa.co.id) menuju Ruteng, lalu meneruskan perjalanan dengan menyewa mobil menuju kampung denge, gerbang untuk memasuki Wae Rebo. opsi lain adalah terbang menaiki Garuda indonesia (garudaindonesia.com) ke labuan bajo di ujung barat Flores, lalu Blasius berniat melambungkan pamor kampungnya ke seantero bumi. Dengan penuh dedikasi, dia memperbanyak foto Wae Rebo, lalu menempelkannya di dinding-dinding hotel, di balkon-balkon penginapan, di perempatan-perempatan yang ramai. Usahanya berbuah: turis mulai berdatangan. Wae Rebo menyimpan rumah-rumah tradisional Manggarai dalam versi orisinal. Namanya mbaru niang. Bentuknya kerucut, mirip topi nenek sihir dalam dongeng. Atapnya ditutup ijuk dan ilalang, sementara interiornya dipartisi menjadi lima lantai, masing-masingnya dengan fungsi berbeda. Tujuh mbaru niang kini menjulang kokoh di Wae Rebo, berbaris membentuk formasi setengah lingkaran dalam kepungan belantara yang lebat dan pekat. Hanya di Wae Rebo rumah adat Manggarai ini masih berdiri. Di banyak tempat lain, mbaru niang nyaris punah sepenuhnya. Melestarikan rumah adat adalah perkara sulit. Layaknya rumah gadang Minang atau tongkonan Toraja, mbaru niang menuntut teknik konstruksi yang rumit dan biaya yang mahal. Menurut Blasius, mbaru niang Wae Rebo juga pernah nyaris hancur. Sesuai kaidah, satu kompleks hunian harus berisi tujuh rumah, karena tujuh merupakan angka keramat dalam kosmologi lokal. Tujuh mencerminkan tujuh daya kuasa yang melindungi kampung dari bala. Dulu, beberapa rumah di Wae Rebo lapuk dimakan usia. Pada 2008, hanya empat unit yang tersisa dengan dua di antaranya sudah sekarat. Mendengar tragedi itu, sejumlah arsitek terpanggil untuk mengulurkan bantuan. Arsitek terpandang Yori Antar bersama beberapa koleganya datang ke Wae Rebo, menyaksikan warisan budaya DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

Nusa TENggaRa TimuR

meneruskan perjalanan ke denge dengan mobil sewaan. ada banyak rental mobil di labuan bajo. tarif sewa mulai dari Rp700.000, termasuk jasa sopir.

waerebolodge.com; mulai dari Rp250.000). dari penginapan, anda bisa berangkat pada pagi hari menuju Wae Rebo dengan mendaki selama empat hingga lima jam. biaya pemanPenginapan du rata-rata Rp150.000, di denge, anda bisa sementara biaya masuk menginap di homestay kampung adat Wae wejang asih (0813Rebo Rp325.000 per 3935-0775; mulai dari orang bila menginap Rp200.000) milik dan Rp150.000 bila balsius monta. dintor, hanya berkunjung. kampung tetangga Siapkan uang tunai dan denge, juga memiliki jangan lupa membawa penginapan, salah mantel, sebab hujan di satunya waerebo lodge dataran tinggi Flores ini (0852-3934-4046; susah diperkirakan.


111

yang tergerus zaman, kemudian menggalang donasi dan tenaga untuk merekonstruksinya. Singkat kata, Wae Rebo pulih pada 2011 dan diganjar penghargaan oleh UNESCO setahun berselang. Kampung terpencil ini kemudian merekah jadi magnet wisata baru. Ia tertera dalam sirkuit turis di Flores, bersama objek-objek populer lain seperti Gunung Kelimutu dan Taman Nasional Komodo. Arus pelancong pun meningkat. Pada 2014, Blasius mencatat 2.600 kunjungan dari belasan negara. “Itu baru yang tercatat,” katanya berapi-api. mbaru niang dibuat dari kayu dan bambu. Bahan-bahan ini tidak dirangkai dengan paku, melainkan pasak dan tali rotan. Rumah-rumah dari dunia kuno ini menghadap ke susunan batu, semacam tempat sakral, di mana persembahan diletakkan dalam ritual-ritual yang penuh mitologi. Saya tidak ingat di mana ujung cerita Blasius, sebab cahaya bohlam akan segera padam. Selewat pukul sepuluh malam, mesin penyalur listrik dimatikan dan kampung ini terkurung gelap. Tapi saya masih ingat kata-kata ketus Macel Nala di Ruteng: roh nenek moyang telah hilang dari Wae Rebo.

Dari Denge, saya meniti jalan setapak yang dipenuhi tanjakan dan tikungan selama berjam-jam menuju Wae Rebo, desa adat yang dijuluki Kuni Agu Kalo—sang tanah kelahiran, kampung asal yang sakral. Di perjalanan, satu keluarga Prancis membuntuti saya. Mereka tampak gembira menjalani “ritus” pendakian yang menguras tenaga ini.

Desa wisata air terjun yang berjarak sekitar satu kilometer dari Wae Rebo. kiri, dari atas: atap rumah dibuat dari kombinasi ilalang dan ijuk; seorang wanita menenun di kolong rumah.

Matahari belum melek saat saya memulai ekspedisi. Dengan degup jantung yang menderu, saya mengira-ngira kembali: apa yang dicari para turis di sini? Apa pula yang dikeluhkan oleh Macel Nala? “Selamat pagi. Selamat datang di Wae Rebo. Nama saya...,” seseorang menyalami saya sambil menyebutkan namanya. Tidak berapa lama, saya berpapasan dengan orang lain yang mengucapkan salam serupa. Begitu seterusnya. Anda akan takjub dengan keramahan orang Flores ketika menyambut tamu, tetapi Anda akan lebih takjub lagi dengan sambutan yang seragam di Wae Rebo. Kampung ini memang telah dididik untuk melayani turis “dengan sebaik-baiknya.” Entah kenapa, keramahan itu terasa janggal. Saya kini telah tiba di halaman Wae Rebo. Kampung yang mendulang takjub ini bertengger di ketinggian 1.100 meter. Angin dari lembah di tepi kampung berkesiur membawa kabut. Melalui jalan setapak, saya menghampiri kampung, tapi saya tak bisa begitu saja memasukinya. Sesuai aturan setempat, saya wajib melapor, tak peduli meski tubuh saya sudah lepek diguyur hujan. Di dalam salah satu rumah, Nenek Caterina berdiam menunggu tamu. Usai saya merogoh kantong, dia mendoakan saya—tahapan pelaporan yang dialami turis lainnya. Dia sempat bertanya asal-usul saya sebelum berdoa. “Saya dari Minangkabau,” jawab saya setengah berbisik. “O.. kami juga dari Minangkabau,” timpal Nenek Caterina. “Empo Maro, nenek moyang orang Wae Rebo, datang dari Minangkabau pada tahun-tahun tak tercatat,” katanya memulai hikayat. Alkisah, nenek moyang dari Minangkabau berlayar ke sini ketika gunung berapi di tengah Sumatera masih sebesar telur itik, ketika laut menyelimuti sekujur bumi. Mereka tiba di Flores dan membangun Wae Rebo. “Lalu, tidak adakah tempat untuk saya yang juga jauh-jauh datang dari Minangkabau? Tetap harus ‘melapor’ dulukah saya?” kata saya mencoba merayu Nenek Caterina. Semua tamu harus “melapor.” Dan di “pos pelaporan,” ada syarat yang mesti ditunaikan: uang. Nenek Caterina menggenggam lembaran-lembaran uang kertas, lalu memukul-mukulkannya ke udara sembari melafalkan mantra singkat, di mana nama saya disebut di ujungnya agar dikaruniai keselamatan. Sebuah “karunia prabayar.” Kejadian itu mengingatkan saya pada Stamford Raffles. Pada awal abad ke-19, perwira tinggi utusan Inggris itu berkunjung ke pedalaman Minangkabau. Saat hendak memasuki sebuah kampung, Raffles juga harus membayar dengan biaya yang tidak tanggung-tanggung kepada dewan penghulu: tujuh tayam emas. Tapi saya tidak sedang berada di Minangkabau. Saya kini berada di “Minangkabau” yang terletak di pedalaman Flores. Rampung urusan di pos lapor, saya masuk ke sebuah rumah adat yang atapnya membubung MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


112

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


113

kompleks berisi tujuh mbaru niang ini. Bila jadwal sekolah tiba, mereka kembali ke kampung mereka di Kombo, Todo, atau kampung-kampung lain di bawah perbukitan sana. Di hari libur ini, Wae Rebo bagaikan sebuah wahana wisata yang menjanjikan kesenangan. “Hanya orang-orang uzur di sini, dan anak-anak,” kata Erna meningkahi. “Padi dan sawah kami ada di Kombo, kampung di balik bukit sana. Tapi kami harus bertahan di sini.” Apa yang hendak dipertahankan? “Di sini rezekinya lain,” jawab Erna. Malam datang berkelebat dengan cepat. Malam yang membuat risau, setidaknya bagi saya, yang gagal menemukan alasan yang pasti untuk mendatangi tempat ini. Apa yang hendak saya cari? Malam begitu sepi, begitu dingin. Tak ada seorang pun yang bisa diajak berbincang ketika kantuk belum merambat. Dengkur turis yang tidur satu ruangan dengan saya begitu santer, mungkin karena mereka lelah mendaki. menunjuk langit. Ada tulisan di pintu masuknya: “Rumah Asuh. 4 Juni 2011 Tirta Gena Maro Danone Aqua.” Tulisan ini menjelaskan siapa sponsor yang mendanai rekonstruksi mbaru niang tersebut. Dalam pandangan saya, Wae Rebo sepertinya tak lebih dari sebuah resor yang teronggok di pedalaman yang asri. Padahal ini kampungnya Empo Maro, moyang sakti yang menurut Balsius berasal dari Minangkabau. Moyang sakti yang namanya diabadikan di salah satu rumah, di mana saya kemudian tidur meringkuk dalam pagutan dingin. Ketika pertama memasuki mbaru niang, wanita-wanita terlatih dengan segera menyediakan minuman dan makanan hangat. Angin lembah bertiup lagi, menembus atap rumah, membawa embun yang sejuk. Di dalam rumah, Wae Rebo terasa begitu sepi. Saya mulai menyantap mi instan. Betapa lucu. Di dalam rumah dari dunia lama ini, saya justru menyantap kuliner dari dunia maju. Suara gaduh dari luar rumah membuyarkan pikiran-pikiran buruk saya. Rupanya si turis asal Prancis sedang membagikan permen kepada anakanak kampung. Seperti semut yang mengerubungi gula, anak-anak saling berebut, dan si Prancis mungkin merasa seperti Sinterklas di atrium mal. Anak-anak saling sikut. Salah seorang sempat menangis karena pangkal telinganya tersikut temannya. Si turis mencoba menenangkan kerumunan dengan berkata kalau permen bawaannya cukup untuk semua orang. “Ini sangat menyenangkan,” kata si turis dengan wajah semringah. Di hari libur, kata Alexander Ngadus, Ketua Adat Wae Rebo, anak-anak memang ramai memenuhi

“Selamat pagi,

seni & tradisi alat musik gendang dan aksesori pentas warga Wae Rebo. kiri: Seorang wanita dan anaknya berjalan menembus hujan seusai bekerja di kebun.

saya Thomas Pakur,” kata seorang pria sepuh seraya menyalami saya—sapaan yang persis sama dengan sapaan siapa saja di kampung ini. Kami menikmati hidangan. Kali ini hanya ada kopi, tanpa mi cepat saji. Di kolong rumah, perempuan-perempuan menenun dan anak-anak berkejaran. “Ini hari Minggu,” kata Thomas, “ini hari Tuhan.” Di hari Tuhan, beberapa orang lokal, yang sebetulnya menetap di kampung lain, datang ke Wae Rebo. Melihat saya mondar-mandir seraya terus bertanya, banyak perempuan tampak risi. Saya bertanya tentang makna motif yang tertera di tenunan, kenapa tidak ada ukiran di dinding rumah, kenapa mereka tidak mengenakan kain tenun, kenapa kain tenun mereka memakai benang Cina, kenapa, kenapa, kenapa... Saya memang terlalu banyak bertanya. Terlalu ingin tahu. Terlalu usil. Tentu tidak demikian adanya bagi turis asing. Bagi mereka, Wae Rebo merupakan tempat santai yang menyenangkan. Turis-turis Prancis, misalnya, kini menggamit lengan Thomas Pakur dengan mesra, lalu mengabadikannya dalam bidikan kamera. Jauh di bawah lapisan bukit sana, oto sudah menunggu saya, lengkap dengan iringan musiknya yang menggetarkan langit subuh. Saya akan dibawa kembali ke Ruteng, lalu ke Jakarta, kemudian terbang ke Sumatera Barat, ke tanah leluhur orang Wae Rebo. Entah di mana roh-roh nenek moyang kampung purba ini sekarang bersemayam. Saya sudah lelah bertanya. Foto-Foto lain di aRtikel ini biSa dilihat di deStinaSian.co.id

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


114

oLeh

C l au d i o ag oS to n i foTo oLeh

B ru n o Z a n Zot te r a arTwork oLeh

K a r J e w e lle ry

Lebih dari SaTu juTa “rumah hanTu” berhaSiL didokumenTaSikan di iTaLia. mereka berCeriTa TenTang permukimanpermukiman Tua yang raib dari peTa, juga TenTang peLiknya upaya meLeSTarikan wariSan zaman.

Sisa Bencana Tanah longsor pada 1963 memicu eksodus warga Craco. Setelah penghuni terakhirnya hengkang pada 1981, tempat ini pun resmi menyandang status kota hantu.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


115

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


116

“The wind blows round” adalah pe-

legenda tua dari foto paling atas: borgo Schirò, desa yang dibangun di zaman kekuasaan rezim fasis, kemudian terbengkalai sejak 2000; puing altar di kota hantu Toiano yang kini ditinggali hanya oleh satu keluarga.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

patah bangsa Occitan yang bermakna, “semua yang telah pergi pasti kembali.” Pepatah itu pula yang dipilih oleh sutradara Italia Giorgio Diritti sebagai judul filmnya yang mengisahkan perjuangan segelintir kaum lansia di sebuah desa pegunungan yang terus kehilangan warganya. Fenomena pahit dalam film itu sebenarnya berlangsung di banyak tempat di Italia. Di banyak desa yang bertengger di lereng curam dan kota kecil yang bersarang di bukit terpencil, populasi manusia terus menyusut hingga akhirnya ludes. Realitas serupa melanda sentra-sentra peternakan di sepanjang Lembah Po dan pulau-pulau di Gugusan Venesia. Pergerakan manusia telah menciptakan tanahtanah yang telantar. Sebuah “abandonation.” Menggunakan Google Earth, sekitar 1.500 desa telantar berhasil dipetakan. Desa-desa ini tadinya sukar dilacak bahkan memakai sistem navigasi satelit tercanggih sekalipun. Proyek pemetaan mereka— disebut “Operasi Rumah Hantu”—bergulir selama tujuh tahun. Hasilnya adalah sebuah gambaran dampak dramatis urbanisasi dan migrasi di Italia. Operasi Rumah Hantu juga menginventarisasi 1,26 juta rumah. Mayoritas berbentuk rumah petani atau pondokan yang berkerumun di kota-kota historis yang kini tak lagi bertuan. Data itu memperlihatkan betapa banyak desa telah raib, bersalin rupa menjadi hutan, tanpa menyisakan pelang, gapura, atau markah apa pun di atas peta. Mereka seakan musnah ditelan zaman. Desa-desa tersebut mungkin pernah diguncang gempa atau diterjang banjir, barangkali tenggelam akibat pembangunan


117

waduk atau bendungan, atau murni terbengkalai akibat dilupakan warganya. Pastinya, bendera Italia tak lagi berkibar di sana. Umat manusia menginvasi dan menduduki alam, kemudian menulis risalah dan merangkai peradaban di atas tanah tersebut. Sekarang, kita melihat banyak kasus di mana ikatan batin dan fisik antara penduduk dan tanah dudukannya telah terputus. Dalam abandonation, alam seolah membalas dendam: mengambil alih bumi. Kolonisasi berubah menjadi naturalisasi. Karena tak lagi ditebangi, pohon-pohon tumbuh subur hingga melahirkan belantara yang lebat

Suvenir Sejarah dari atas: benda yang tersisa usai eksodus warga desa borgo Schirò, Sicily; terbengkalai pada 1962, Consonno sempat diubah menjadi kompleks resor, tapi desa ini kembali hening usai diterjang tanah longsor; franco ribet, satu-satu orang yang tersisa di desa balbencia.

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


118

Memori tragedi reruntuhan gereja di poggioreale, desa yang berangsur lowong usai diguncang gempa pada 1968. DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


119

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


120

Bahkan ketika sebuah permukiman hancur oleh bencana alam, kita masih bisa melemparkan tanggung jawab pada kealpaan manusia dalam mengelola alam.

artefak teratak Searah jarum jam, dari kanan: rumah mendiang pietro, warga terakhir desa brondino; seorang pria yang kembali ke porence usai desa ini ditelantarkan warganya; terisolasi dari jalur utama akibat konstruksi jalan raya baru, desa Col di favilla kini terpuruk dan dilupakan.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


121

elegi Migrasi dari foto paling atas: giuseppe Spagnuolo, satusatunya orang yang bertahan di roscigno Vecchia, desa yang terancam longsor; benda peninggalan pietro, manusia terakhir di desa brondino.

dan pekat. Proses itu berpengaruh pada perilaku satwa. Babi hutan misalnya, kian menjadi wabah. Sementara mamalia berkuku (ungulate) semacam rusa terus beranak-pinak. Sejumlah penelitian ornitologi juga mencatat terjadinya tren peningkatan jenis burung hutan. Setelah manusia berhenti mengolah lahan pertanian dan peternakan, semua burung yang lazim berkembang biak dalam iklim agrikultur, misalnya burung murai dan kutilang, perlahan lenyap. Sejatinya tak ada yang mubazir dari proses migrasi manusia. Ruang-ruang yang mereka tinggalkan diambil alih satwa. Menara lonceng menjadi ruang bersarang bagi burung-burung hutan. Jalanjalan kota yang terkubur rumput tebal menjadi restoran prasmanan bagi satwa herbivora. Sementara pondok-pondok ringsek menjadi rumah masa depan bagi gerombolan anjing liar atau kawanan kelelawar. Hasilnya adalah sebuah koeksistensi yang romantis antara dua dunia: struktur dan natur.

Ada beragam alasan mengapa desa atau kota hantu bermunculan. Tapi jika kita usut akar masalahnya, pangkal penyebabnya tetaplah sama: manusia. Bahkan ketika sebuah permukiman hancur oleh bencana alam, kita masih bisa melemparkan tanggung jawab pada kealpaan manusia dalam mengelola alam. Kasus ini bertaburan di Italia. MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


Situs Sepuh Setelah122 warganya hengkang pada 1950-an, permukiman gua di kawasan Scurati berkembang menjadi situs wisata sejarah.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016


123

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


124

San Martino selama hampir delapan abad berstatus desa tertinggi di Eropa. Usai ditelantarkan penghuninya pada Juni 1967, desa ini disulap menjadi museum terbuka.

Struktur uzur atas: penutupan tambang membuat Carmelo menganggur dan desa righi krisis manusia. kiri: pasca-perang dunia ii, warga borgate di massello bermigrasi demi mencari pekerjaan hingga meninggalkan banyak rumah hantu.

DestinAsiAn.co.iD – MAret / April 2016

Antropolog Vito Teti pernah menelurkan istilah “dual villages,” yakni permukiman yang didirikan di pesisir dengan menyadur konsep yang diterapkan selama berabad-abad di pegunungan. Tapi mayoritas permukiman baru semacam itu pun ditinggalkan karena memang tak lagi dibutuhkan. Desa-desa tambang di timur laut Italia adalah contohnya, misalnya San Martino di South Tyrol. Bertengger di ketinggian 2.355 meter, San Martino selama hampir delapan abad berstatus desa tertinggi di Eropa. Usai ditelantarkan penghuninya pada Juni 1967, desa ini disulap menjadi museum terbuka yang menuturkan tradisi pertambangan lokal. Sebuah tempat yang menarik dikunjungi. Contoh lainnya mungkin tak terlalu menarik: Vallucciole, museum bagi sejarah kebejatan manusia. Desa ini dihancurkan dan dibakar oleh serdadu Jerman pada April 1944. Para agresor membunuh 108 wanita, anak-anak, juga manula. Vallucciole adalah kasus sempurna di mana “kota hantu” berubah menjadi “kota mati.” Sekitar 70 tahun usai tragedi nahas itu, Vallucciole kembali bernyawa. Rumah-rumah petani mulai bermunculan. San Martino, Vallucciole, dan banyak permukiman lainnya adalah segelintir contoh betapa desa dan kota hantu adalah aset masa silam yang bernilai. Merestorasi seluruh artefak itu jelas penting, dan biayanya pun tidak terlalu mahal. Sekadar


125

contoh, seantero Valle Piola, desa yang terbengkalai sejak 1977, kini dijual dengan harga sekitar Rp8,5 miliar. Lalu, kenapa proyek restorasinya mandek? Biaya rupanya bukan isu utama. Problem paling pelik justru terletak pada rumitnya proses restorasi dan birokrasi. Itulah sebabnya warga Italia tak tertarik membeli desa atau kota hantu. Mereka paham betul sulitnya mendapatkan izin restorasi dan memenuhi semua klausul regulasi. Proyek restorasi aset masa silam justru lebih memikat jutawan asal Prancis, Amerika, atau Norwegia—sebuah kenyataan yang mungkin berujung pada kesimpulan getir: penggalan-penggalan sejarah Italia akan berada di tangan orang asing.

foTo: bruno zanzoTTera/paraLLeLozero.

foTo-foTo Lain di arTikeL ini biSa diLihaT di deSTinaSian.Co.id

Korban Zaman usai tambang di Sardinia ditutup, buruh mengungsi dan rumah mereka di asproni berubah menjadi kandang ternak; Castelnuovo dei Sabbioni kian lapuk akibat tak bertuan sejak 1970-an; kompleks benteng di atas desa rocca Calascio yang terbengkalai usai gempa pada 1703.

MAret / April 2016 - DestinAsiAn.co.iD


connections

info & penawaran dari klien destinasian indonesia

kompleks kenduRi Menggelar pesta pernikahan di taman lapang yang romantis atau di pantai cantik dengan latar lautan adalah impian banyak orang, dan Padma Resort Legian berniat mewujudkan mimpi itu melalui dua paket atraktif. Untuk pesta intim bersama keluarga atau teman dekat, tersedia paket Elegant Wedding. Sementara untuk kenduri berskala besar, tersedia paket Glamour. Kedua paket ini sudah mencakup menginap satu malam di Presidential Suite, kamar terluas dan termewah di resor ini. Informasi lebih lanjut hubungi 0361/752-111 atau kunjungi padmaresortlegian.com.

Vakansi Famili Menampung resor dan dua taman rekreasi, Tokyo Disney Resort adalah tempat ideal untuk menikmati liburan keluarga. Di taman rekreasi Tokyo DisneySea, Anda bisa mengarungi kanal dengan menaiki gondola, menyusuri gua layaknya Indiana Jones, serta menonton teater tiga dimensi. Wahana di Tokyo Disneyland tak kalah memikat, misalnya aula bertema Cinderella, rollercoaster Big Thunder Mountain, serta layar interaktif yang membawa Anda memasuki dunia Star Wars. Informasi lebih lanjut hubungi 81-45/3305-211 atau kunjungi tokyodisneyresort.jp.

Ruang Relaksasi Lokasi yang strategis di Jalan Orchard bukanlah satu-satunya daya tarik Singapore Marriott Tang Plaza. Pada 16 Februari lalu, properti ini telah melansir Executive Lounge, wadah relaksasi bergaya kontemporer dengan luas 268 meter persegi dan kapasitas 90 orang. Desainnya digarap oleh Mark Ormsby yang sebelumnya menangani interior The Haven Lounge di Changi dan F1 Paddock Club. Bertengger di lantai 27, lounge anyar ini mengajak tamu menikmati aneka koktail dan camilan sembari menyaksikan panorama lanskap kota. Informasi lebih lanjut hubungi

legian menawan Kawasan Kuta dan Legian menawarkan beragam kafe dan kelab malam. Tapi jika Anda mendambakan tempat bercengkerama yang lebih berkelas, IP Bar layak dipertimbangkan. Bar yang terletak di lantai tiga Pullman Bali Legian Nirwana ini mengusung desain terbuka, berada persis di samping kolam renang bergaya infinity, serta menawarkan tempat yang sempurna untuk menikmati koktail seraya menyaksikan prosesi terbenamnya matahari. Informasi lebih lanjut hubungi 0361/762-500 atau kunjungi pullmanhotels.com.

Foto: Padma ResoRt Legian; geoFF Lung/singaPoRe maRRiott tang PLaza; tokyo disney ResoRt; PuLLman BaLi Legian niRwana.

65/6735-5800 atau kunjungi marriott.com.


FOR ADVERTISING INQUIRIES, PLEASE CALL: 62-21/573-7070


128

SKETCHBOOK R i ST i an Ti Ci p Tayadi

TOKYO

Menara Tua Tokyo Tower, simbol kebangkitan Jepang pascaperang, diresmikan 13 tahun setelah Negeri Sakura menyerah pada Sekutu.

DestinAsiAn.co.iD – mAret / April 2016

“Di tengah kepadatan kota, Tokyo Tower yang merupakan simbol kota selalu menjadi pusat perhatian,” ujar Ristianti Ciptayadi (behance.net/riri_ris tianti), seniman muda kelahiran Bandung. Kendati statusnya sebagai struktur terjangkung di Jepang sudah digeser oleh Tokyo Skytree, Tokyo Tower terus memiliki tempat di hati warga sebagai monumen kebanggaan negeri ini. Tokyo Tower diresmikan pada 1958, hanya 13 tahun

usai Negeri Sakura takluk dari Sekutu dalam PD II. Fungsi dasarnya memancarkan gelombang komunikasi, tapi makna politisnya kala itu jauh lebih luas, yakni sebagai lambang kebangkitan Jepang dari puing sekaligus keseriusan negeri ini dalam mengejar masa depan. Tokyo Tower juga merupakan objek wisata yang populer. Menara ini memiliki tinggi 333 meter, sembilan meter lebih semampai dari Eiffel Tower. Di tubuhnya terdapat dua dek observasi di mana turis bisa menyaksikan lanskap kota hingga Gunung Fuji di kejauhan. Warna-

nya yang khas juga menjadi daya tarik. Dicat putih dan merah (istilah resminya “international orange”) sesuai dengan regulasi penerbangan masa lalu, Tokyo Tower terlihat kontras dari bangunan di sekitarnya. Di edisi ini, Ristianti, wanita yang bekerja sebagai desainer interior di Q Space, menampilkan Tokyo Tower dalam sebuah sketsa yang menyiratkan kegagahan menara ini di tengah belantara beton kota. “Karya ini terinspirasi oleh keteraturan tata letak bangunan di Tokyo,” jelasnya. “Tokyo yang padat namun teratur.”




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.