Tabloid aviasi edisi 74 thn vii agustus 2014

Page 1

AVIASI A V I A T I O N I S O U R P A S S I O N

www.tabloidaviasi.com

Edisi 74 Thn VII - 5 Agustus 2014

Rp 20.000

E L E VATING S A F E T Y, S E R V IC E , BUS IN E S S

HEADLINES

BONUS POSTER Embraer E2

Bertahan atau Mati Beberapa maskapai penerbangan akhirnya tak mampu bertahan, lalu mati. Kalah bersaing atau biaya operasi yang semakin tidak rasional?

Panji Birama xx xx Melukiskan Objek dan Imajinasi dalam Sketsa Hal 42 31

Jembatan UdaradiTurnamen Bertemu Idola Argentina Bola Di Brazil Hal 20 22-23 Hal

Melancong ke Amsterdam Hal 36-37

Nusantara Air Diperkuat ATR72-500 Lintas Aviasi Hal 4-5

Nilai "Merah" Penerbangan Indonesia Bisnis Aviasi Hal 6-7

Garuda Ekspansi Pasar Domestik Airline Hal 8

Usman Nasir Mengharapkan Indonesia Bisa Kelola Navigasi Sendiri Top Seat Hal 10

Awak Kabin Garuda IndonesiaTerbaik di Dunia

Global 7000 Terasa Seperti di Rumah

Seremonia Hal 12

T3 Menampung 60 Pesawat dan Rumah Bagi Airbus A380 Bandar Udara Hal 14

Rencanakan Perjalanan Anda Lebih Awal!!! Nikmati Kemudahan Reservasi Penerbangan dan Hotel Garuda Indonesia Citilink Indonesia

021 2351 9999 | www.garuda-indonesia.com 0804 1 807 807 0804 1 080 808 | www.citilink.co.id

Accor Hotels

www.accorhotels.com www.accorhotels.com/garudahost

021 255 33 400



Aviasi l Agustus 2014 l 3

AVIASI A V I A T I O N O F I N D O N E S I A

PENERBIT

TREND MEDIA GLOBAL

Dari Redaksi

MESKIPUN sudah lewat sepekan, izinkanlah kami mengucapkan selamat Idul Fitri 1435 H, mohon maaf lahir dan batin. Semoga dalam suasana Idul Fitri ini, Tuhan senantiasa melindungi bangsa Indonesia, khususnya setelah kita memilih dan akan punya presiden baru. Dalam edisi Agustus ini, melalui laporan utama, kami sajikan kepada Anda beragam informasi tentang trend adanya beberapa perusahaan penerbangan yang terpaksa tidak bisa melanjutkan operasinya, karena berbagai sebab. Apa sebenarnya penyebabnya? Salah

ALAMAT REDAKSI

Jl. Pulau Putri Raya LS No. 31 Kota Modern, Tangerang TEL I 021-68903778, 55780849 FAX I 021-55780849 EMAIL ENQUIRIES REDAKSI

Ketika Maskapai Mati

I redaksi@tabloidaviasi.com I

ADVERTISING & MARKETING

marketing@tabloidaviasi.com WEBSITE I www.tabloidaviasi.com

manajemen, biaya operasional yang tinggi atau persaingan yang semakin ketat? Jawaban atas pertanyaan itulah yang coba kami jawab dengan mewawancarai berbagai sumber. Sementara itu di rubrik Fokus, kami sajikan informasi mengenai pengamanan bagasi barang oleh penumpang dan dampaknya bagi keselamatan penerbangan. Di luar itu, kami masih punya sejumlah informasi yang kami pastikan penting dan perlu untuk Anda ketahui.

CORPORATE

I Venita Pardede I Andi Gultom WAKIL PEMIMPIN UMUM I H. Yusuf Supriyatna PENASIHAT I Prof. DR. H. K. Martono, SH, L.L.M DIREKTUR UTAMA PEMIMPIN UMUM

Prof. Dr. H. Priyatna Abdurrasyid,SH,Ph.D Capt. Sonny M. Sasono Capt. Hasfrinsyah Hasan

Foto Cover: Global 7000 Foto: Dok. Bombardier Business Aircraft

Redaksi

EDITORIAL

I Andi Gultom I Tom Maruli

PEMIMPIN REDAKSI REDAKTUR

A.I Nasution I Ir. Haryono Danang Prihantoro, S.Pd KEUANGAN/SEKRETARIS I Nita Nur Azizah MANAGER IKLAN/SIRKULASI I Yunita Pardede, S.Psi MARKETING I Antonio Ester Ida Berliana, SE Martin P. Gultom SIRKULASI I Susanto Achmad Milub DESAIN GRAFIS I Anto WEBSITE I Ian Nugroho PERWAKILAN I Agung (Kota Kinabalu) Sukardiansyah (Balikpapan) Sonoib (Medan) Kifli (Makassar) Bona Tobing (Semarang) Otto (Yogyakarta) Achmad Mantang (Pangkalpinang) Wuryanto (Surabaya) Haryono N (Bandung) STAF REDAKSI

Dari Pembaca

Selamat Idul Fitri SAYA percaya sebagian besar pembaca Tabloid Aviasi adalah umat Muslim yang pada tanggal 28-29 Juli kemarin merayakan Idul Fitri 1435 H setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa. Oleh sebab itu lewat surat ini, saya ucapkan selamat Idul Fitri 1435 H. Mohon maaf lahir batin. Semoga berkah Tuhan senantiasa melimpah kepada kita, juga kepada industri penerbangan di Tanah Air. Abubakar Holid PT Bangun Reksa Abadi Jakarta

Terlambat Lagi BELUM lama ini saya ke Surabaya naik pesawat dari Terminal 1 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Lagi-lagi pesawat berangkat tidak tepat waktu. Saya harus menunggu sekitar setengah jam. Kapan, ya, keterlambatan sirna dari percaturan industri aviasi? Saya naik pesawat ingin cepat, tapi kalau harus berhadapan dengan keterlambatan, ya apa gunanya saya naik pesawat terbang?

Untuk saran, kritik dan komentar kirim email ke:

redaksi@tabloidaviasi.com Redaksi menerima tulisan atau artikel dan foto yang berkaitan dengan dunia penerbangan. Setiap artikel atau tulisan yang dikirim ke redaksi diketik 2 spasi dan maksimum 3.000 karakter. Alamat pengiriman: redaksi@tabloidaviasi.com

Niken Rahayu Komp Harapan Jaya Bekasi Utara

Distribusi Kok di Gramedia Madiun Tabloid Aviasi belum ada ya? Raden Ayu Viona Quinta Jakarta Jangan lupa distribusi ke Aceh ya? Hendri Candra Banda Aceh

Info Berlangganan:

langganan@tabloidaviasi.com PIN: 28F7F165 Info Pemasangan Iklan:

marketing@tabloidaviasi.com 0812 88 737 747

PEMBERITAHUAN Kepada instansi yang akan mengundang Aviasi guna liputan/wawancara, undangan足mohon ditujukan kepada Redaksi Aviasi melalui e-mail: redaksi@tabloidaviasi.com, fax nomor: 021 5578 0849, atau dapat menghubungi melalui 足telepon atau SMS ke 0812 88 737 747. Wartawan Aviasi tidak diperkenankan menerima atau meminta imbalan dalam bentuk apa pun dari nara sumber. Wartawan Aviasi dilengkapi kartu pengenal atau surat keterangan tugas.


Lintas Aviasi

4 l Aviasi l Agustus 2014

Motto dan Semangat Baru TransNusa

Fokker 50. (Foto: Dnn)

D

ENGAN motto baru Strive for Safety and Service, Trans Nusa menghadirkan terobos­ an-terobosan baru guna semakin memantapkan langkahnya di bisnis penerbangan. TransNusa telah mendatangkan armada baru jenis ATR 42600 untuk membuktikan sema­ngat dan komitmennya terhadap pela­ yanan (services) dan juga keselamatan (safety). Pada awal 2013, TransNusa membuka sekolah penerbangan Trans Asia Aviation Training (TAPAT). Sekolah pilot yang didirikan kerja sama dengan Asia Pacific Flight Training (APFT-Malaysia), berbasis di Surabaya dengan Training Base di Bandar Udara Trunojoyo, Sumenep. TAPAT Pilot School menyediakan pelatihan seperti PPL, CPL, IR dan juga endorsement bagi pemegang lisensi dari luar negeri yang ingin berkarier di maskapai penerbangan di Indonesia. (RG)

Susi Air Operasikan Dornier 228

Nusantara Air Diperkuat ATR72-500

Akan Terbangi Rute Tanjung Pinang - Batam (pp) via Matak & Natuna

ATR 72-500. (Foto: Dok. NAC)

N

USANTARA Air Charter, perusahaan penerbangan charter yang terus berkembang dan berkantor pusat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma ini, terus memperkuat jajaran armadanya dengan mendatangkan pesawat ATR 72-500. Pesawat yang mampu mengangkut 66 penumpang ini rencananya akan digunakan untuk melayani penerbangan dengan base operasi Tanjung Pinang. Pesawat akan dikerjasamakan denganPerusahaan Daerah Anambas untuk melayani rute Tanjung Pinang - Matak (Anambas) - Batam (pp) dan rute Tan-

jung Pinang - Natuna - Batam dengan frekuensi penerbangan sebanyak 1 kali sehari dan/atau 6 kali dalam seminggu. Sebelumnya, NAC sudah meng­ operasikan pesawat sejenis yaitu ATR 42-500 sejak Mei 2013 untuk mela­yani penerbangan di Kalimantan Timur dengan rute Balikpapan - Bontang (pp). Pesawat yang berkapasitas 50 penumpang ini mampu mendarat di landasan pendek sekitar ± 1.000 meter. Untuk memenuhi permintaan pasar dan juga yang sudah tertuang dalam rencana bisnis NAC ke depan, maka pada tahun ini akan mendatangkan

KETERBATASAN LAHAN

Dibangun Bandar Udara Mengapung di Semarang

Dornier Do 228. (Foto: Istimewa)

M

askapai penerbangan Susi Air telah mendatangani perjanjian leasing empat unit pesawat Dornier 228-202 dengan Summit Air, maskapai charter asal Kanada. Pesawat bermesin ganda dengan kapasitas 19 penumpang tersebut dimaksudkan untuk menggantikan pesawat Cessna Grand Caravan. Satu pesawat akan dioperasikan pada rute Jakarta/Halim-Cilacap (pp). Sedangkan sisanya akan dioperasikan di Kalimantan, Sumatera, dan Kupang. Tujuan Susi Air mendatangkan Dornier 228 tersebut untuk memberikan solusi transportasi dan meningkatkan kualitas pelayanan serta membangun konektivitas di wilayahwilayah yang tidak terjangkau. Saat ini, Susi air yang beroperasi sejak 2004, adalah operator pesawat 135 (dibawah 30 kursi) terbesar di Indonesia. (GLH)

kembali satu unit ATR 72-500 (tahun pembuatan 2011). Manajemen NAC komit dan ingin mengembangkan perusahaan untuk terjun di dunia charter di lingkungan perusahaan Oil and Gas (OGP), sehingga dengan fokus pada goal bisnis dan didukung dengan network yang baik, maka NUSANTARA AIR akan semakin dikenal dan diminati oleh pengguna jasa penerbangan di seluruh nusantara dan menjadi airline yang siap bersaing secara sehat dengan kompetitor yang sudah ada. (RG)

Konsep bandar udara baru “mengapung” di Semarang. (Foto: Dok. Angkasa Pura I)

A

LASAN Angkasa Pura Airport membangun floating airport di­ karenakan perkara lahan, hampir 90 persen wilayah yang masuk dalam rencana pengembangan, berada di sekitar rawa. Kemudian alasan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dengan mempertahankan ekosistem hayati di terminal baru. Rencananya, terminal akan dibangun di atas tiang pancang yang serupa de­ ngan tol atas laut di Bali. Menurut Tim Corporate Com-

munication Angkasa Pura Airports, di negara lain sudah ada yang menerapkan bandar udara dengan konsep di atas air, seperti di Bangkok, Hong Kong dan Osaka (Jepang). Tapi airport tersebut dibangun dengan cara reklamasi (penambahan lahan). Untuk pembangunannya, Angkasa Pura menginvestasikan anggaran Rp 1,1 triliun. Namun nilai ini terus meningkat seiring penetapan harga lahan hingga perubahan kurs. Perkiraan proyek saat ini mencapai Rp 1,5 triliun.

Kontraktor Paket I adalah KSO Nindya Karya dan Hutawwma Karya yaitu tahap­an pengerjaan lahan dan jalan akses ke lokasi terminal baru. Sementara paket pekerjaan lainnya sedang dalam persiapan tender. Dalam masterplan, konstruksi akan berlangsung selama dua tahun. Ground breaking sendiri telah resmi dilakukan pada 17 Juni lalu. Bagaimana hasil pengkajian pembangunan bandar udara di atas air dari keselamatan penerbangan? Menurut Angkasa Pura Airports, jika ditilik dari aspek keselamatan penerbangan, maka akan lebih banyak berbicara di sisi udara (airside) yakni runway (landas pacu) dan apron (landas parkir). Runway Ahmad Yani – Semarang tetap menggunakan eksisting runway, apron memang akan dibangun baru tapi deng­an metode tanah urugan. Sementara, terminalnya nanti berada di atas air. Angkasa Pura Airports tetap dalam pengelolaan gerbang udara berkode IATA: SRG ini, karena masuk dalam ka­ tegori bandar udara enclave civil, maka operasional melibatkan pihak TNI Angkatan Darat. (Danang)


Aviasi l Agustus 2014 l 5

ANTISIPASI PENUNDAAN

Beda yang Dijual Beda yang Dioperasikan

Landas Pacu Soekarno-Hatta Ditingkatkan

Pergerakan pesawat di landas pacu Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. (Foto: Eky Fajrin)

M

ULAI 26 Juni lalu kapasitas dua landasan pacu di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta meningkat dari 64 pergerakan pesawat per jam menjadi 72 pergerakan pesawat per jam pada pukul 00.00 – 01.30 WIB, lalu 02.00 – 10.30 WIB dan 23.30 – 00.00 WIB. Sementara itu, pada pukul 01.30 – 02.00 WIB kapasitas ditetapkan 54 pergerakan pesawat per jam, sebab hanya satu runway yang beroperasi karena dilakukan inspeksi di satu landas pacu lainnya. Pukul 10.30 – 16.00 WIB, kapasitas hanya 64 pergerakan pesawat

per jam dengan memperhitungkan terbatasnya visibilitas saat senja. Kemudian, pada pukul 16.00 – 22.00 WIB kapasitas 32 pergerakan pesawat per jam seiring dengan dilakukannya kembali inspeksi di satu runway. Pada pukul 22.00 – 23.30 WIB ditetapkan 64 pergerakan pesawat per jam karena berkurangnya visibilitas, lalu mulai pukul 23.30 WIB kembali lagi menjadi 72 pergerakan pesawat per jam. LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia) menetapkan angka optimum waktu okupansi landas pacu bagi

pesawat saat lepas landas dapat ditekan hingga 90 detik dari sebelumnya mencapai 110 detik dan okupansi saat pesawat mendarat bisa hanya 50 detik dari sebelumnya 65 detik. Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S. Sunoko mengatakan melalui peningkatan kapasitas 72 pergerakan pesawat per jam di waktu yang telah ditentukan ini, pihaknya berharap delay (penundaan) keberangkatan atau kedatangan dapat direduksi. Sementara itu, Amran, Direktur Manajemen Lalu Lintas Penerbangan LPPNPI menyatakan dibutuhkan kolaborasi, konsistensi dan kedisiplinan dari seluruh pihak yang terlibat seperti operator bandar udara, maskapai dan LPNNI, untuk menjaga agar program peningkatan kapasitas runway ini dapat berjalan. Saat ini, di Soekarno-Hatta terjadwal sekitar 1.200 penerbangan setiap hari. Jumlah penerbangan tersebut menetapkan CGK masuk ke dalam daftar 10 airport tersibuk di dunia versi Airport Council International. (*)

KECELAKAAN PESAWAT

MH 17 Jatuh di Donetsk, Ukraina sional atas kecelakaan itu. Penumpang pesawat tersebut ada 295 orang, beberapa di antaranya WNI.

Pesawat penumpang lain telah ditembak jatuh antara lain:

(Foto: twimg.com)

K

ASUS hilangnya MH 370 belum terungkap, kini Malaysia Airlines dirundung musibah lagi. Pada 17 Juli lalu, pesawat terbang milik maskapai itu, MH 17, rute Amsterdam Kuala Lumpur jatuh di Donetsk, 60 km dari Ukraina. Sebelumnya kantor berita Rusia Interfax mengabarkan, sebuah pesawat terbang milik Malaysia Airlines jatuh di Ukraina. Malaysia Airlines hanya me­ ngatakan, pihaknya telah “kehilangan kontak” dengan salah satu pesawatnya yang diketahui tengah melintas di wilayah udara Ukraina. Malaysia Airlines menerima pemberitahuan dari otoritas penerbangan Ukraina bahwa mereka telah kehilang­ an kontak dengan pesawat MH17 pada 14.15 GMT sekitar 30 kilometer (20 mil)

dari Tamak waypoint, sekitar 50 km (30 mil) dari perbatasan Rusia-Ukraina. Anton Gerashenko, Penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, mengatakan di halaman Facebook-nya: pesawat terbang pada ketinggian 10.000 meter (33.000 kaki). Dia mengatakan itu ditabrak oleh sebuah rudal yang ditembakkan dari sebuah peluncur, yang dapat menembakkan rudal hingga ketinggian 22.000 meter (72.000 kaki). Sementara, Pemimpin Separatis Andrei Purgin mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia yakin pasuk­ an Ukraina telah menembak pesawat, tapi tidak memberikan penjelasan atau bukti untuk pernyataannya. Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan bisa jadi ini aksi terorisme dan menyerukan penyelidikan interna-

20 April 1978: Korean Airlines Flight 902 dialihkan dari jalur yang direncanakan dalam penerbangan Paris ke Seoul dan menyimpang di atas Uni Soviet. Setelah ditembaki oleh pesawat pencegat, kru melakukan pendaratan darurat di malam hari di danau beku. Dua dari 97 penumpang tewas oleh tembakan musuh. 1 September 1983: Korean Airlines Flight 007 ditembak jatuh oleh rudal setelah Boeing 747 kesasar ke wilayah udara Soviet. Semua 240 penumpang dan 29 awak tewas. 3 Juli 1988: Iran Air Flight 655 ditembak jatuh oleh rudal dari kapal angkatan laut Amerika USS Vincennes. Tercatat 16 awak dan 274 penumpang tewas. (*)

Informasi Kejadian Tipe Pesawat Registrasi Pesawat

Boeing 777-200ER 9M-MRD

Nomor Produksi Pesawat (MSN)

28411/84

Terbang Perdana

17 Juli 1997

Jumlah Penumpang

15 awak pesawat dan 280 penumpang

Sumber: Aviation Safety

Lintas Aviasi

Sumber: lionair.co.id

P

ADA saat menentukan pilihan perjalanan udara, biasanya nama maskapai juga menentukan selera, selain jadwal penerbang­ an maupun waktu keberangkatan. Namun, ada beberapa perbedaan yang dirasakan saat di lapangan. Pada waktu beli (booking) menggunakan merek A, sementara saat terbang menggunakan merek B. Pengalaman Aviasi, Pekanbaru - Jakarta pada 21 Mei lalu yang seharusnya berangkat dengan Lion Air nomor penerbangan JT 297 pukul 21.20 menjadi Batik Air nomor penerbangan ID 6853 pukul 19.30. Selain itu, Jakarta - Palembang berangkat pukul 05.25 tim Aviasi pernah booking atas nama Wings Air, sementara dioperasikan Lion Air. Aviasi juga pernah menjumpai Surabaya - Denpasar yang seharusnya dioperasikan Wings Air, namun yang terbang adalah Lion Air. Pada kesempatan terpisah, dari pantauan Aviasi, sesuai website Lion Air rute Jakarta - Yogyakarta berangkat pada 23 Juli lalu terdapat Wings Air nomor penerbangan IW 2562 pukul 05.00 dengan Boeing 737-900ER. Mengapa demikian? Berkomentar hal tersebut, Hemi Pamuraharjo, Kasubdit Angkutan Udara Berjadwal Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Udara mengatakan, bahwa kita tidak pernah mengizinkan pesawat udara bertenaga propeller (baling-baling) beroperasi dari Soe­ karno-Hatta, dalam hal ini Wings Air beroperasi dengan ATR series. “Pelaksanaan seperti contoh kasus ini adalah code sharing (kerja sama), maskapai satu berperan sebagai ­operating carrier (yang mengoperasikan) dan satunya sebagai marketing carrier (penjualan tiket). Keduanya, kebetulan merupakan satu grup airlines,” paparnya. Ia menambahkan, kerja sama tersebut justru sangat kita anjurkan dalam bisnis penerbangan ini. Namun, agar tidak membingungkan penumpang, dalam papan informasi keberangkatan/kedatangan (flight infromation display) di terminal harus mencantumkan kedua maskapai, misalnya Lion Air JT 001/Wings Air IW 002. (Danang)


Bisnis Aviasi

6 l Aviasi l Agustus 2014

AUDIT ICAO

Nilai “Merah” Penerbangan Indonesia

(Foto: (akamaihd.net))

O

RGANISASI penerbangan sipil dunia ICAO- (International Civil Aviation Organisation) yang menentukan nilai rapor industri aviasi tiap negara melalui audit otoritas pe­ nerbangan atau regulator (pemerintah). Nilai rapor perhubungan udara tersebut berdasarkan kompetensi otoritas penerbangan dalam mengawasi dan meningkatkan keselamatan serta keamanan penerbangan. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara atau DGCA (Directorate General of Civil Aviation) Indonesia mempunyai Lack of Effective Implementation (LEI) berdasarkan Audit Area dari hasil awal (preliminary) ICAO. Pengertian Lack of Effective Imple-

mentation (LEI) adalah sebuah ukuran kemampuan pengawasan keamanan dari suatu negara, dihitung dari setiap elemen secara rinci/detail (critical element) atau untuk setiap area audit (penilaian). Keseluruhan implementasi efektif LEI yang diterbitkan dalam lapor­an audit USOAP adalah rata-rata dari setiap elemen kritis. Penilaian kinerja sesuai USOAP-ICAO terbaru ini menggunakan metode Lack of Implementation (LEI) Score, hasilnya terbagi tiga kelas yaitu paling baik (nilai LEI kurang dari 30 persen), cukup baik (nilai LEI 30 persen-50 persen), buruk (nilai lebih dari 50 persen). Dalam kesempatan terpisah, seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa kelemahan-kelemahan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai pelayan publik maupun regulator mencapai lebih dari 50 persen, hal ini menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam pelaksanaan tugasnya. Lebih lanjut dia mengatakan, lemahnya organisasi pada 88,24 persen telah memperlihatkan adanya penurunan kinerja dan efektifitas karena banyak pimpinan yang menduduki jabatan tidak sesuai dengan kompetensinya atau “wrong man on the right place”. Apa langkahnya? Narasumber ini

menyatakan sangat prihatin akan hal ini, dan masukannya untuk dapat melakukan Corrective Action Plan (CAP) melalui Closing Audit Finding guna perbaikan kinerja Ditjen Hubud dengan melakukan transformasi secara menye­ luruh dan penuh tanggung jawab. Dibutuhkan SDM dan Pemimpin yang mampu dan mau bekerja. Mampu artinya memiliki kualitas dan kompeten atau ahli di bidangnya dan mau artinya memiliki komitmen yang tinggi dalam menjalankan tugas. Gerry Soejatman, pengamat pe­ nerbangan kepada Aviasi mengatakan audit berkisar 70 persen non-com-

pliance (tidak sesuai standar/kurang memenuhi). Kebanyakan masalah kualifikasi personel. Jujur saja kecewa, se­ pertinya ini kemunduran dibandingkan pengembangan yang sudah berjalan dalam beberapa tahun terakhir. Pada kesempatan terpisah, Capt. Avirianto, Kasubdit Operasi Pesawat Udara Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara ­(DKUPPU) Ditjen Perhubungan Udara menyatakan bahwa hasil ICAO harus diketahui secara jelas pada tahap akhir, sehingga kesimpulan dari audit dapat dipertimbangkan lebih lanjut dengan semua pemangku kepentingan. (*)

LEI Pada Delapan Elemen No.

Elemen

Penilaian

Hasil

1.

Primary aviation legislation and civil aviation regulations (LEG) atau peraturan perundang-undangan penerbangan sipil

71,53 persen

Buruk

2.

Civil aviation organization (ORG) atau organisasi penerbangan sipil

88,24 persen

Buruk

3.

Personnel licensing and training (PEL) atau sertifikasi dan pelatihan setiap personel

66,67 persen

Buruk

4.

Aircraft operations (OPS) atau pengoperasian pesawat udara

63,31 persen

Buruk

5.

Airworthiness of aircraft (AIR) atau kelayakan pesawat udara

41,58 persen

Cukup baik

6.

Aircraft accident and incident investigation (AIG) atau investigasi kejadian dan kejadian serius dari pesawat udara

68,52 persen

Buruk

7.

Air navigation services (ANS) atau pelayanan navigasi penerbangan

44,81 persen

Cukup baik

8.

Aerodromes and ground aids (AGA) atau kebandarudaraan dan di darat

57,05 persen

Buruk

ANGKUTAN BARANG

Kargo dan Ekspor Turun Pertumbuhan Ekonomi Mengalami Kontraksi

Proses loading dan unloading saat penanganan di darat (ground handling) pada Boeing 737-800. (Foto: Tom)

B

ISNIS angkutan udara kargo sa­ngat berkaitan erat dengan fluktuasi perekonomian negara. Tumbuhnya perekonomian akan men­ dorong peningkatan arus barang/kargo. Demikian juga sebaliknya, menurunnya arus barang dapat berdampak pada menurunnya pertumbuh­an ekonomi. Berdasarkan data BPS, tercatat volume kargo domestik pada triwulan I 2014 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya turun sebesar -7,0

persen, demikian juga dengan kargo internasional turun sebesar -12,9 persen. Menurunnya trafik angkutan kargo tersebut telah memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kinerja ekspor nasional di mana kinerja ekspor nasional turun sebesar -16,2 persen. Menurunnya kinerja ekspor berdampak buruk pada perekonomian nasional dan semakin membengkaknya defisit transaksi berjalan. Secara berturut-turut terlihat bahwa kondisi perekonomian menunjukkan tren yang melambat.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2011 tercatat sebesar 6,44 persen. Pada 2012 turun menjadi sebesar 6,33 persen. Pada 2013 turun lagi menjadi sebesar 6,023 persen. Dan di triwulan I 2014 ini turun kembali menjadi sebesar 5,21 persen. Jika kontraksi ini terus berlanjut, di­ tambah krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika dan upaya percepatan peng­ hentian stimulus moneter (Quantitative Easing/QE) oleh Bank Sentral Amerika (The Fed), yang ujung-ujungnya adalah menarik kembali investasi dan upaya penghematan guna lebih mendorong perekonomian dan kredibilitas peme­ rintah, otomatis akan mengakibatkan

menurunnya permintaan. Hal ini bisa menimbulkan perlambatan arus barang khususnya ekspor dan semakin menggerus tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Menguatnya dolar, berarti rupiah pun akan semakin dalam terdepresiasi. Belum lagi dengan me­ningkatnya ketegangan baru di Irak yang dapat memicu kenaikan harga minyak dunia, akan mengakibatkan harga minyak melambung kembali. Menurunnya arus barang/kargo, melemahnya nilai tukar rupiah plus naiknya harga minyak, akan semakin memperberat langkah para pelaku bisnis penerbangan. Selamat datang tantangan global baru. (RG. Rudyto)


Aviasi l Agustus 2014 l 7

GARUDAMILES

Avrist dan Garuda Indonesia Jalin Kerjasama Penambahan Miles

Dua dari kiri: Perry M. Diah,Business Development Director Avrist Assurance dan Amelia Nasution selaku Vice President Customer Relationship Management Garuda Indonesia khusus keanggotaan GarudaMiles. (Foto: Dok. Garuda Indonesia)

P

ADA 25 Juni lalu, peresmian kesepakatan antara Avrist dan Garuda dilakukan oleh Perry M. Diah selaku Business Development Director Avrist Assurance dan Amelia Nasution selaku Vice President Customer Relationship Management Garuda Indonesia khusus keanggotaan GarudaMiles.

GarudaMiles merupakan Program Frequent Flyer sebagai apresiasi dari Garuda Indonesia atas loyalitas pelanggannya. Teristimewa untuk nasabah baru Avrist, dengan minimum jumlah premi Rp 20.000.000 akan memperoleh keanggotaan kartu Silver GarudaMiles dan Miles. Apabila nasabah tersebut

telah memiliki kartu keanggotaan GarudaMiles, maka untuk setiap kelipatan premi Rp 5.000.000, miles akan dikreditkan ke akun yang dimiliki. “Kerja sama yang terwujud dalam pemberian keanggotaan dan penambahan miles GarudaMiles bagi nasabah Avrist ini, sebagai apresiasi dan dukung­an yang kami berikan kepada nasabah yang memiliki aktivitas serta mobilitas tinggi,” ujar Perry, Business Development Director Avrist Assurance. Pada kesempatan yang sama, Amelia Nasution selaku Vice President Customer Relationship Management Garuda Indonesia mengatakan de­ ngan memiliki GarudaMiles, pemegang kartu dapat mengakses layanan dan kemudah­an berkelas di lebih banyak maskapai, mitra, dan airoport di seluruh dunia. Data mileage atau jarak tempuh perjalanan dapat juga ditukar de­ngan manfaat perjalanan dan benefit lain yang tersedia. Program Avrist dan Garuda ini akan berlangsung selama dua tahun ke depan dan ditargetkan di tahun pertama dapat meraih peningkatan premi new business sebesar 50 persen. (*)

KELANGSUNGAN MERPATI

DPR Minta Berhentikan Direksi dan Usut MA-60

Capt. Asep Ekanugraha, Direktur Utama Merpati Nusantara. (Foto: Dennys)

D

ALAM rekomendasi Panitia Kerja (Panja) Komisi VI DPR RI yang ditandatangani Wakil Ketua Komisi VI Erik Sarya Wardhana, DPR meminta segera memberhentikan Direksi PT Merpati Nusantara Airlines karena dianggap tidak mampu mengembangkan perusahaan dan menetapkan kriteria direksi baru yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Direksi Merpati saat ini hanya meny-

isakan Direktur Utama, Asep Ekanugraha dan Direktur Keuangan Daulat Musa. Direksi yang lama menurutnya tidak mampu bekerja dengan baik karena dianggap lemah dalam hal koordinasi misalnya Daulat Musa selaku Direktur Keuangan tidak melakukan verifikasi ketat terhadap transaksi pembayaran tunjangan profesi pilot kepada Asep Ekanugraha yang sudah diangkat menjadi Direktur Utama sehingga

perseroan merugi ratusan juta rupiah. Haryo ­Soerjokoesumo sebagai Direktur Produksi juga tidak jelas, bahkan dia mengaku bergelar captain padahal tidak memiliki latar belakang penerbang. Manajemen dianggap tidak me­ ngontrol secara tepat jumlah aset yang bernilai tinggi seperti mesin Casa 15 unit namun tercatat hanya enam unit, keberadaan CN-235 di Medan, F-100 di Bandung serta di Kupang. Panja juga meminta agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit investigasi pengadaan MA-60 dari Xian Aircraft Industry yang diketahui tindak pidana korupsi. Menurutnya, direksi baru harus memahami bisnis penerbangan yang tertuang dalam Peraturan Menteri ­(Permen) Perhubungan No 28/2013 tentang peraturan keselamatan pe­ nerbangan sipil serta perundang-un­ dangan lainnya. “Selain itu, harus memahami ke­ seluruhan dan tepat permasalahan yang ada di Merpati serta memiliki model bisnis yang nyata guna meng­ aktifkan kembali Air Operation Certificate (AOC) agar Merpati bisa beroperasi sesegera mungkin,” jelasnya pada 7 Juli lalu. (Dnn)

Bisnis Aviasi

KERJASAMA PERBANKAN

Citilink Gandeng Bank Indonesia

Kesepakatan kerjasama. (Foto: Dnn)

C

ITILINK melaksanakan kesepakatan dengan Koperasi Pegawai Bank Indonesia (KOPEBI) Jakarta pada 27 Juni lalu untuk memfasilitasi sekitar 3.500 anggotanya dalam melakukan kegiatan dinas, liburan, ataupun pulang kampung dengan berbagai akses kemudahan lainnya. “Kerja sama ini merupakan langkah strategis lebih mendekatkan Citilink kepada konsumennya dan kepedulian terhadap kegiatan koperasi yang juga merupakan pilar dari ekonomi Indonesia,” kata Arif Wibowo, CEO Citilink Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan Arif Wibowo usai menandatangani perjanjian kerja sama “Corporate Channel” yang disaksikan langsung oleh Deputi Gubernur BI bidang logistik, Hendar (yang juga menjabat sebagai Ketua Pembina KOPEBI) dan Deputi Gubernur BI, Ronald Waas. (*)

Anggota Tigerair Group “Mreteli”

Airbus A320. (Foto: OPU1)

M

ANDALA Airlines (kode IATA: RI) sebagai brand Tigerair Mandala kembali tutup ope­ rasi sejak 1 Juli lalu dan hingga berita ini dimuat belum ada informasi kapan terbang lagi. Namun menariknya, anggota Tigerair lainnya pun mengalami hal serupa, bahkan dijual ke operator lain. Virgin Australia (kode IATA: VA), pada 30 Oktober 2012 mengatakan telah membeli 60 persen saham Tiger Airways Australia (kode IATA: TT) yang merupakan anak usaha dari Tiger Airways Singapore (Tigerair) senilai US$ 44,1 juta (Rp 348 miliar). Tigerair juga telah melakukan perjanjian jual beli dengan nilai tran­ saksi US$ 15 juta pada 10 Februari lalu kepada Cebu Pacific (kode IATA: 5J) untuk mengakuisisi 100 persen saham Tigerair Philippines (kode IATA: DG), termasuk 40 persen saham Tiger Airways Holdings Ltd yang dimiliki oleh Roar Aviation II Pte Ltd. (Sat)


Airline

8 l Aviasi l Agustus 2014

Garuda Ekspansi Pasar Domestik

M

ASKAPAI Garuda Indonesia pada 10 Juli lalu meresmikan penerbangan langsung Banjarmasin - Yogyakarta pp. Rute baru ini dengan Boeing 737-800 berkapasitas 156 penumpang (12 kelas bisnis dan 144 kelas ekonomi). “Kota Banjarmasin dan Yogyakarta merupakan pasar penting bagi Garuda Indonesia. Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan dan Jawa yang terus meningkat, menjadikan keduanya semakin menarik bagi para pebisnis,” tegas Erik Meijer Direktur Pemasaran dan Penjualan Garuda Indonesia. Sebelumnya, pada 2 Juli lalu Garuda Indonesia juga telah meresmikan tiga rute baru yang dilayani melalui hub (pengumpul) Makassar (Sulawesi Selatan) ke Luwuk (Sulawesi Tengah), Bima (Nusa Tenggara Barat) dan Mamuju (Sulawesi Barat). Pada 16 Juli lalu, maskapai ini juga membuka rute intra Jawa Timur yaitu Surabaya ke Jember (Bandar Udara Notohadinegoro) pergi pulang. Penerbangan ini sebagai terpendek karena memakan waktu 35 menit. Rute-rute tersebut dilayani frekuensi satu kali per hari menggunakan ATR 72600 berkapasitas 70 penumpang. (Sat)

Xpressair Terbangi Pontianak - Johor Bahru

Ground handling Boeing 737-500. (Foto: Tom)

P Erik Meijer Direktur Pemasaran dan Penjualan Garuda Indonesia dalam penerbangan ATR 72-600. (Foto: Haryadi)

Informasi Penerbangan Rute Banjarmasin - Yogyakarta Yogyakarta - Banjarmasin Makassar - Luwuk Luwuk - Makassar Makassar - Bima Bima - Makassar Makassar - Mamuju Mamuju - Makassar Surabaya - Jember Jember - Surabaya

No. Penerbangan

Keberangkatan (Waktu Setempat)

Kedatangan (Waktu Setempat)

GA 545 GA 544 GA 4816 GA 4817 GA 4818 GA 4819 GA 4822 GA 4823 GA 4302 GA 4301

12.40 13.50 05.30 07.35 09.45 14.25 16.05 17.30 08.40 09.45

13.05 16.15 07.05 09.15 10.55 15.35 17.00 18.30 09.15 10.15

Sumber: Garuda Indonesia

ADA 14 Juni lalu maskapai berkode IATA: XN ini melayani rute regional barunya dari Pontianak (PNK) menuju Bandar Udara Internasional Senai (JHB), Johor Bahru, Malaysia, menggunakan B737-500 dan B737-300. Waktu tempuh dari Pontianak ke Johor Bahru sekitar 1 jam 20 menit. Siti Khadijah, Direktur Komersial Xpressair menyatakan Johor Bahru telah menambah kota-kota yang dilayani dari dan ke Kalimantan Barat. Siti yang kerap disapa Bunda ini me­ negaskan dengan adanya PNK-JHBPNK, maka secara otomatis armada maskapai ini akan terhubung ke kotakota yang sudah ada seperti Bandung dan Yogyakarta. Penerbangan ke Johor Bahru (pp) dilayani setiap hari Senin, Rabu dan Sabtu. Operator dengan slogan Terbang­ lah Indonesia ini optimis jika permintaan terus meningkat, frekuensi pe­ nerbangan akan dapat dilayani setiap hari. (*)

Sorong dan Timika Lebih Dekat

B

Airbus A320 saat lepas landas dari Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma. (Foto: Danang)

PENERBANGAN DOMESTIK

Dari Halim Perdanakusuma Menuju Solo dan Balikpapan

C

ITILINK terus melakukan ekspansi rute dalam negeri dengan menambah lima pener­bangan pada Juli lalu. Pihak perusahaan berkomitmen untuk melayani dan fokus pada kota-kota terdekat sebelum membuka penerbangan internasional, khususnya dari Jakarta Halim Perdanakusuma (HLP). Arif Wibowo, CEO Citilink Indonesia menyatakan bahwa pihaknya menargetkan 70 slot (jadwal) penerbangan Informasi Penerbangan Rute Jakarta Halim PK-Solo Solo-Jakarta Halim Pk Jakarta Halim Pk-Balikpapan Balikpapan-Jakarta Halim PK Sumber: Citilink.co.id

dari Halim Perdanakusuma dan 80-100 slot dari Soekarno-Hatta Cengkareng (CGK). Pada 18 Juli lalu, Citilink membuka rute baru Jakarta Halim Perdanakusuma ke Surabaya (SU), Balikpapan (BPN) dan Solo (SOC). Sejak 1 Juli lalu, maskapai yang seluruh armadanya Airbus A320 ini juga telah menambah fekuensi dari Jakarta Soekarno-Hatta - Jambi (DJB) PP, Jakarta Soekarno-Hatta - Bengkulu (BKS) PP.

No. Penerbangan QG 150 QG 151 QG 164 QG 165

Keberangkatan (Waktu Setempat) 13.55 15.40 08.40 12.10

Arif menambahkan, tujuan Surabaya dan Balikpapan sudah dilayani dari Bandar Udara Internasional SoekarnoHatta, namun Solo menjadi tujuan baru di Citilink. Dengan demikian, semakin memudahkan perjalanan udara masyarakat. “Jadi, masyarakat Surakarta yang ingin terbang dengan Citilink menuju Jakarta tidak perlu lagi ke Semarang atau Yogyakarta,” paparnya. (Dnn)

Kedatangan (Waktu Setempat) 15.10 16.55 11.50 13.25

Frekuensi 1 kali/hari 1 kali/hari 1 kali/hari 1 kali/hari

ERMODAL 36 pesawat yang terdiri dari 10 Boeing 737300, lima Boeing 737-400, 17 Boeing 737-500 dan empat Boeing 737-800, Sriwijaya Air semakin me­ nguatkan jaringannya. Pada 30 Juni lalu membuka penerbangan Sorong - Timika PP. Ada pilihan penerbangan langsung rute tersebut dalam tiga kali seminggu (Senin, Rabu dan Jumat) berangkat dari Sorong pukul 08.00 WIT, tiba di Timika pada pukul 09.10 WIT. Untuk rute sebaliknya, dari Timika pukul 09.50 WIT, tiba di Sorong pukul 11.00 WIT. Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air, Agus Soe­ djono mengatakan, dioperasikannya penerbangan langsung dari Sorong menuju Timika ini dilakukan seiring dengan terus meningkatnya permintaan pelanggan yang hendak melakukan perjalanan dari Sorong ke Timika ataupun sebaliknya. Dengan adanya rute pener­ bangan langung Timika – Sorong ini, maka pelanggan dari Papua yang hendak melakukan perjalanan ke Makassar, Surabaya dan Yogyakarta menjadi lebih praktis. (*)


Aviasi l Agustus 2014 l 9

Arif Heryanto

Maudy Koesnaedi Artis

Kepala Sub. Seksi Lintas Batas Imigrasi - Kantor Imigrasi Kelas I Palembang

Penerbangan merupakan pilihan transportasi yang cepat, aman dan nyaman. Selama di bandar udara, informasi yang diterima penumpang harus jelas. Kebersihan dan keamanan lebih ditingkatkan lagi. Keterlambatan penerbangan (delay) tampaknya sudah menjadi tradisi, untuk itu perlu perubahan khusus dalam hal ini, karena sangat mengganggu kenyamanan penumpang.

(Foto: Haryadi)

(Foto: Danang)

Hartono Hosea

President Director Sun Motor Group Khususnya agak siang, keba­ nyakan penerbangan di Indonesia sering delay. Ini menggambarkan belum bagus dalam menata jadwal pe­ nerbangan. Sehingga saat di airport, saya merasakan sangat terganggu. Di negeri ini penerbangan ba­ nyak, namun koneksi (lanjutan) ada­ nya rute ke kota-kota kecil sangat terbatas. Untuk itu, perlu pembenah­an dan pembagian rute.

(Foto: Eky Fajrin)

M. Ery Sandy

Kepala Seksi Pengembangan Pasar Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Propinsi Riau Adanya penerbangan ke suatu daerah tentu ada yang dijual. Oleh karena itu, sangat diharapkan sinergi antara maskapai, bandar udara dan peme­ rintah dalam memberikan informasi wisata di suatu kota. Kurangnya sebaran tentang destinasi di bandar udara, akan membuat penumpang bingung saat tiba. Selain itu, selayaknya, cakupan tentang suatu wilayah dimana airport tersebut berada sangat membantu penumpang mengenal lebih jauh.

Frequent Flyer

(Foto: OPU1)

Khususnya bandar udara kelas internasional, imigrasi merupakan fasilitas yang yang akan dan dari luar negeri. Untuk itu, peningkatan sarana ini sang­ at perlu, dengan harapan tidak ada penumpang yang lolos tanpa pemeriksaan. Standar prosedur berlaku di semua bandar udara. Oleh karena itu, wajib mengenali identifikasi kepada pemegang paspor. Selain itu, guna mengantisipasi antrean, perlu dipisahkan antara penumpang berkebutuhan khusus dengan penumpang lainnya. (Dnn)


Top Seat

10 l Aviasi l Agustus 2014

Usman Nasir

Mengharapkan Indonesia Bisa Kelola Navigasi Sendiri

(Foto: Dnn)

B

ERTUBUH ramping, simple dan lebih mudah akrab dengan siapa pun merupakan gambaran pemimpin di lingkungan Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang menjabat sebagai Direktur Direktorat Navigasi Penerbangan ini. Usman Nasir nama lengkapnya. Ia berperan se­ bagai regulator (pemerintah) yang mengawasi seluruh pelayanan lalu lintas di udara lingkup penerbang­ an. “Keselamatan penerbangan secara luas merupakan tanggung jawab pemerintah, namun pengelola navigasi boleh dilakukan lembaga-lembaga lain, se­ perti Freeport di Bandar Udara Mozes Kilangin, Timika dengan catatan prosedur harus sesuai yang ditetapkan,” katanya. Menurut pemimpin yang membawahkan lebih dari 1.500 ATC terdaftar ini mengungkapkan wilayah kedaulatan RI berbeda dengan keselamatan penerbangan. Luas NKRI berbeda dengan tanggung jawab lalu lintas penerbangan. Alumnus Curug 1982 ini mengaku bahwa wilayah Kepulauan Riau dan Natuna secara kedaulatan memang milik RI, tetapi keselamatan penerbangan dikelola Singapura, karena sesuai kemampuan negara dan dulu dibuat perjanjian. “Menanggapi hal tersebut, kami mulai secara bertahap meminta agar wilayah navigasi tersebut dikelola Indonesia melalui kesepakatan ulang (reallignment) pada 1995 antara Singapura dan Flight Information Region Jakarta (tanggung jawab navigasi penerbang­ an),” papar Nasir yang pernah bekerja di airport Batam, Tanjung Pinang, Banjarmasin dan Denpasar. Sebagaimana penjelasannya, pada perjanjian

deng­an Singapura dan Indonesia (Soeharto), ada klausul (pernyataan) di pasal 10 tertulis bahwa a) berlaku apabila kedua belah pihak melakukan reallignment, b) apabila ICAO (International Civil Aviation Organization) setuju berdasarkan seluruh anggotanya (lebih dari 190 negara). Tapi, saat itu satu anggota yaitu Malaysia tidak setuju. Artinya, kesepakatan ulang itu belum efektif (tidak berlaku), sehingga wilayah Kepri dan Natuna masih dikelola Singapura. “Berdasarkan hal itulah, kami sudah berupaya berunding secara baik-baik dengan Malaysia, namun belum membuahkan hasil. Tentunya, kami terus meng­upayakan agar mampu mengelola navigasi secara total dan mandiri,” tegas laki-laki kelahiran 17 April 1958 ini.

Satu Operator, Tapi Belum Jadi Satu

Khusus navigasi, di Indonesia sudah terbentuk suatu lembaga single provider (satu pengelolaan) yaitu AirNav Indonesia, sayangnya belum semuanya bergabung menjadi satu. Mengapa demikian? “Saat ini baru ada 26 navigasi dari Angkasa Pura I (13) dan Angkasa Pura II (13). Target penggabungan dengan UPT pada September mendatang, namun masih terkendala, di antaranya dari lebih dari 156 bandar udara UPT dan mencetak tenaga di bidang ini tidak gampang, mereka harus berpengalaman bukan sebatas teori,” tegasnya. Menurutnya, sebelum Peraturan Pemerintah No 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerba­ ngan Indonesia (LPPNPI), dari segi profesional semua pegawai lalu lintas penerbangan punya licensi, yaitu ATC (Air Traffic Controller), AIS (Aeronautical Informa-

tion Services), pemandu komunikasi penerbangan dan telekomunikasi penerbangan. “Tetapi, dari segi status pegawai sebelum adanya lembaga itu, masih berstatus PNS (Pegawai Negeri Sipil) di UPT dan monostatus di Angkasa Pura I serta Angkasa Pura II (BUMN),” paparnya. Lebih lanju dia menjelaskan, dulu layanan navigasi dikelola oleh Angkasa Pura I, Angkasa Pura II dan UPT (Unit Pelaksana Teknis) Ditjen Perhubungan Udara. Karena AP I dan AP II kekurangan tenaga navigasi, maka PNS diperbantukan sesuai Undang-Undang No. 15 Tahun 1992. Setelah ada LPPNPI, karyawan yang monostatus dialihkan ke Perum, namun PNS masih diperbantukan untuk operasional. Karena sudah satu wadah navigasi, tentunya status, pola karier, kesejahteraan harus sama. Selain itu, perlu penyeragaman alat komunikasi dan navigasi. “Perbedaan pendapatan membuat kepincangan kerja, sehingga di lapangan tidak sesuai lagi. Sebagai contoh, untuk pola karier jika PNS naik jabatan 2 tahun sesuai fungsional, sementara di Angkasa Pura (BUMN) 4 tahun, jelas ini latar belakang yang berbeda,” tambahnya. Menurut laki-laki asal Jambi ini, untuk di bandar udara enclave sipil (penggunaan bersama-sama antara militer dan sipil), tetap menggunakan orang sesuai licensi atau pegawai TNI yang sekolah ATC (Air Traffic Controller) dengan mendapatkan licensi. Seperti di Halim Perdanakusuma, Jakarta; Husein Sastranegara, Bandung; Adisutjipto, Yogyakarta; Ahmad Yani, Semarang; Adi Soemarmo, Solo dan lainnya. ‘”AirNav Indonesia ini tetap di bawah pengawasan pemerintah,” pungkasnya. (Dnn)


Aviasi l Agustus 2014 l 11

INTEGRASI PENERBANGAN

Jembatan Fasilitas Darat Saat di Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru

P

enerbangan AK 430 yang dioperasikan AirAsia Malaysia tengah melayani rute internasional Pekanbaru - Kuala Lumpur - Pekanbaru setiap harinya. Rute ini tergolong “gemuk” sekaligus pangsa pasar terbesar ke Negeri Jiran. Mengapa demikian? Bagi masyarakat yang tinggal di Riau, mereka lebih memilih berobat ke Malaysia karena jarak yang lebih dekat dibandingkan menuju Jakarta atau Surabaya. Menurut RS Mahkota Medical Centre Melaka (MMCM), Malaysia, setiap bulan pasien yang datang untuk berobat dan sejenisnya mencapai 1.500 orang. Hal tersebut dibenarkan Heri Zulkifli, Flight Ope­ ration Officer PT Pratitha TitianNusantara (PTN) saat ditemui Aviasi di Pekanbaru, bahwa jarak tempuh 50 menit - 1 jam menuju Kuala Lumpur menjadi pertimbangan masyarakat di Riau. Tidak hanya untuk keperluan kesehatan saja, melainkan penerbangan tersebut juga membawa para pebisnis maupun wisata dari dan ke Pekanbaru. Heri menambahkan kami selaku operator ground handling (layanan saat di darat) berupaya mewujudkan kenyamanan dan ketepatan bagi pelanggan baik orang sakit, pebisnis maupun turis. “Karena penerbangan internasional, standar prosedur penangangan penumpang juga kami sesu­aikan. Dengan demikian, kami dapat memberikan terbaik untuk setiap penumpang, kami berkomitmen menjadi jembatan saat mereka di terminal keberangkatan hingga masuk ke pesawat, begitu juga sebaliknya,” paparnya. Lebih lanjut menurutnya, saat di Bandar Uda-

ra Internasional Sultan Syarif Kasim II kami tetap memenuhi kebutuhan setiap penumpang yang menjadi prioritas utama. Misalnya, bagi yang berkebutuhan khusus, petugas kami selalu siap membantu dengan kursi roda baik saat masuk terminal, masuk ke pesawat hingga mereka turun dari pesawat. PTN sebagai perusahaan pendukung industri aviasi, selalu fokus pada Customer Satisfaction sebagai tingkatan kepuasaan pelanggan baik penumpang dan maskapai. Untuk mencapai dan memertahankan hal tersebut, PTN mengedepankan aspek utama, antara lain: 1. Safety (keselamatan) 2. Secure (keamanan) 3. Convenience (kenyamanan) 4. Punctuality - On Time (ketepatan waktu) 5. Reliability (keandalan pelayanan) Tagline, “P.T.N: Solusi Layanan P.A.S.T.I” (Profesional, Amanah, Santun, Tanggap & Inovasi) PTN Values: 1. Integrity 2. Commitment 3. Learning - Professionalism 4. Communication 5. Care 6. Customer Orientation 7. Team Work 8. Discipline 9. Fair 10. Trust - Respect. (*)

Kantor Pusat:

Jl. Bungur Besar Raya 34H Jakarta 10610 Telepon: +6221 - 4253152 Faks.: +6221 - 4222411 Email: marketing@ptn.co.id, opscenter@ptn.co.id Website: www.ptn.co.id


Seremonia

12 l Aviasi l Agustus 2014

KONTES PENERBANGAN

Awak Kabin Garuda Indonesia Terbaik di Dunia

Emirsyah Satar, Direktur Utama Garuda Indonesia (tengah) menerima penghargaan dari CEO Skytrax, Edward Plaisted. (Foto: Dok. Garuda Indonesia)

P

ADA 15 Juli lalu, flag carrier Indonesia meraih penghargaan internasional sebagai airline dengan “The World’s Best Cabin Crew 2014” dari Skytrax - lembaga pemeringkat penerbangan independen yang berkeduduk­ an di London, mengalahkan Singapore Airlines dan Cathay Pacific Airways. Penyerahan penghargaan “The World’s Best Cabin Crew 2014” tersebut

dilaksanakan dalam acara “The World Airline Awards 2014” yang berlangsung di tengah-tengah pameran penerbangan “Farnborough International

Airshow” di London, Inggris, oleh CEO Skytrax, Edward Plaisted kepada Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar. Penetapan “The World’s Best Cabin Crew 2014” didasarkan “customer satisfaction survey” yang melibatkan lebih dari 18 juta penumpang. Survei dilaksanakan terhadap lebih dari 245 perusahaan penerbangan internasional terbesar hingga penerbangan tingkat domestik mulai Agustus 2013 hingga Mei 2014, dengan meng­ ukur 41 aspek kunci terkait produk dan layanan yang diberikan. Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan bahwa penghargaan tersebut menjadi salah satu milestone penting bagi perusahaan karena merupakan bentuk pengakuan dunia terhadap konsep layanan “Garuda Indonesia Experience” yang mengedepankan keramahtamahan Indonesia dan menyajikan aspek-aspek terbaik dari Indonesia kepada para pengguna jasa. (*)

Penghargaan Sebelumnya Periode Farnborough Airshow 2012

Penghargaan The World’s Best Regional Airline

Paris Air Show 2013

The World’s Best Economy Class, posisi ke-8 The World’s Best Airlines

Sumber: Garuda Indonesia

Airbus Serahkan A380 ke-50

(Foto: Dok. Airbus)

S

EBUAH tonggak utama A380, Emirates dan Airbus pada 10 Juli lalu merayakan pengiriman ke50 dari 136 pesanan di Hamburg, Jerman. Sir Tim Clark, President Emirates mengatakan Emirates telah melihat pertumbuhan yang luar biasa dalam empat tahun terakhir,. “A380 ini menyenangkan operator dengan meningkatkan lalu lintas penumpang, dapat memperkuat ope­rasional dan meningkatkan pangsa pasar mereka,” kata John Leahy, Airbus Chief Operating Officer Customer. Sejak pertama kali memasuki l­ayanan pada 2007, A380 telah dioperasikan 11 airlines dunia. Jet ini mampu menjangkau 8.500 mil laut atau 15.700 kilometer nonstop. Total armada A380 telah mengumpulkan lebih dari 1,4 juta jam terbang di lebih dari 172.000 penerbangan komersial. (*)

40 Tahun Lebih Kiprah Airbus A300B2

PENGIRIMAN PESAWAT

Boeing 747 ke-1.500 (Foto: airheadsfly.com)

V Boeing 747-8i lepas landas dari pabrikan Boeing di Seatle, Amerika Serikat. (Foto: Dok. Boeing)

P

ADA 28 Juni lalu, Boeing telah menyampaikan pengiriman ke-1.500 sekaligus pesawat ke-14 dari Boeing 747-8 Intercontinental. Pada upacara penyerahan di Frankfurt, Jerman, untuk pertama kalinya logo khusus 1.500 ditempelkan. “Pengiriman ini merupakan bukti kemampuan pesawat dan komitmen kami untuk inovasi yang berkelanjutan. 7478 telah memberikan janjinya kepada

pelanggan kami dan kami terus mencari cara untuk membuatnya lebih efisien di masa depan,” kata Eric Lindblad, 747 Vice President and General Manager, Boeing Commercial Airplanes. Boeing 747 adalah pesawat widebody pertama dalam sejarah penerbangan yang mencapai 1.500. Bentuk ikonik membuatnya langsung dikenali dan penumpang secara konsisten memilih pesawat ini favorit saat terbang.

“Pesawat ke-1.500 dihormati karena terbang dengan livery Lufthansa,” kata Nico Buchholz, Executive Vice President, Lufthansa Group Fleet Management. Lufthansa adalah pelanggan peluncuran 747-8 Intercontinental dan meng­ambil pengiriman pesawat pertama pada April 2012. Maskapai ini memiliki 19 pesanan Boeing 747-8 Intercontinental. (*)

ERSI A300B2 diserahkan kepada Air France pada 10 Mei 1974, yang menetapkan dasar untuk keberhasilan global perusahaan dan komitmennya. Sebagai pesawat bermesin ganda widebody pertama di dunia komersial dengan 270 kursi telah menjadikan Airbus fokus pada menggabungkan teknologi yang memberikan manfaat dalam hal efisiensi, operasi dan biaya. Dengan program A300/A310, Airbus juga membentuk reputasi untuk mengembangkan konsep keluarga pesawat (family). Setelah A300B2 ini, seri berikutnya adalah A300B4, kemudian A310-200 danA310-300.. Lebih dari 800 pesawat diberikan ke berbagai basis operator yang global. “Pesawat ini dibangun untuk beroperasi selama 30 sampai 40 tahun,” jelas Gilles Desesquelles, Head of A300/A310 Family Support Programme. (*)


Sejak tanggal 16 Juli 2012, terminal baru Bandara Sultan Syarif Kasim II dioperasikan dengan peningkatan pelayanan, fasilitas dan kenyamanan. Untuk itu, mohon dukungan penerapan penyesuaian Passanger Service Charge (PSC) yang akan kami lakukan untuk pelayanan dan kenyamanan yang jauh lebih baik.


Bandar Udara

14 l Aviasi l Agustus 2014

TERMINAL 3

Menampung 60 Pesawat dan Rumah Bagi Airbus A380

Terminal 3 dengan konsep eco-airport. (Foto-foto: Eky Fajrin)

S

EBAGAI gerbang menuju Indonesia, Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta secara geografis, letaknya di Cengkareng, Tangerang, tak heran jika kode IATA-nya menggunakan CGK. Letak kota Tangerang sangat strategis karena berada di antara ibukota negara Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1976 tentang

Pengembangan Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi), Kota Tangerang merupakan salah satu daerah penyangga Jakarta. Pesatnya pertumbuhan kota Tangerang dipercepat pula dengan keberadaan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta yang sebagian arealnya termasuk ke dalam wilayah administrasi Kota Tangerang. Gerbang perhubungan udara Indonesia tersebut telah mem-

buka peluang bagi pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa secara luas di Tangerang.

Terminal 3, Eco Airport dan Valley Huzain Achmad, Pelaksana Tugas General Manager Terminal 3 Bandar

Informasi Penerbangan Berikut jadwal penerbangan dari Terminal 3 Soekarno-Hatta menuju berbagai kota. Frekuensi yang disajikan untuk periode terbang 31 Agustus 2014. Tujuan Medan Kualanamu (KNO) Pekanbaru (PKU) Yogyakarta (JOG) Surabaya (SUB) Denpasar (DPS) Lombok Praya (LOP) Kupang (KOE) Balikpapan (BPN) Makassar (UPG) Manado (MDC) Ambon (AMQ) Jayapura (DJJ) Singapura (SIN) Kuala Lumpur (KUL) Penang (PEN) Bangkok Don Mueang (DMK)

Publik area layaknya pusat perbelanjaan.

Ruang tunggu domestik.

Pusat ATM.

Udara Internasional Soekanro-Hatta saat ditemui Aviasi menyatakan bahwa sebagai eco airport, bagian depan bangunan utama Terminal 3 terdapat pepohonan yang berfungsi untuk menyerap polutan, menciptakan iklim mikro yang nyaman dan menyaring sinar matahari

Sumber: website @airlines.

Maskapai AirAsia Indonesia Batik Air AirAsia Indonesia Batik Air AirAsia Indonesia Batik Air AirAsia Indonesia Lion Air Lion Air Batik Air Lion Air Batik Air Batik Air Batik Air Batik Air Batik Air AirAsia Indonesia AirAsia Indonesia AirAsia Indonesia AirAsia Indonesia

Frekuensi Terbang 3 kali/hari 2 kali/hari 4 kali/hari 2 kali/hari 5 kali/hari 1 kali/hari 6 kali/hari 13 kali/hari 5 kali/hari 1 kali/hari 1 kali/hari 1 kali/hari 2 kali/hari 3 kali/hari 1 kali/hari 1 kali/hari 4 kali/hari 7 kali/hari 1 kali/hari 2 kali/hari


Aviasi l Agustus 2014 l 15

Bandar Udara

Kondisi pembangunan Terminal 3 Ultimate.

secara langsung terhadap bangunan tersebut. “Sejalan dengan perkembangan terminal ini, guna menambahkan kenyamanan lagi bagi pengguna jasa pe­ nerbangan, sudah ada pusat komersial yang buka hingga 24 jam, karena kami beroperasi 24 jam, sehingga kebutuhan penumpang akan mudah terpenuhi,” katanya. Pihaknya juga mengaku terus melakukan pembenahan fasilitas sisi udara dan di terminal menuju bandar udara kelas dunia (world class airport). Di antaranya free WiFi (bebas layanan internet), fresh area, smoking area (untuk rokok), area bermain anak, charging (colokan) handphone, fasilitas bagi penumpang berkebutuhan khusus dan sebagainya.

Achmad menambahkan bahkan layanan baru di T3 yang sudah disepa­ kati adalah valley untuk meningkatkan pelayanan. Nantinya, penumpang tidak perlu repot mencari parkir kendaraannya, karena kendaraan diparkirkan oleh petugas valet.

Pengguna Jasa Berbicara Muhyiddin, AMC (Aircraft Movement Control) Terminal 3

Tezzy Dahlan, Pensiunan Kepala Dinas Perhubungan Propinsi Riau

Di terminal ini, operasi padat pesawat nampak pada pukul 05.0007.00, pukul 13.00-15.00 dan pukul 16.00-19.00. Walaupun sedang dalam tahap pengembangan di sekitar T3, pantauan maupun pengawasan tetap diutamakan. Pengalaman menarik ya kadang ada kesalahan pesawat saat parkir, yang seharusnya bukan di parking standnya.

Menuju Open Sky, T3 Menjadi Rumah Airbus A380

Achmad menyatakan, Terminal 3 dibangun untuk melayani 4 juta pe­ numpang per tahun, tetapi kenyataannya sekarang 7-8 juta penumpang per tahun. Untuk itu, PT Angkasa Pura II selaku pengelola meningkatkan melalui pengembangan T3 Ultimate. “T3 Ultimate ini diharapkan dapat dioperasikan tahap I pada 2015 mampu menambah kapasitas daya tampung

Beberapa tahun terakhir, pengembangan bandar udara sudah cukup bagus, menjadikan penumpang tambah nyaman. Untuk segi fasilitas terminal sudah cukup terpenuhi, untuk itu perlu peningkatan lagi, sehingga penumpang merasa betah di terminal. Khusus di ruang tunggu harus diperhatikan ruang ibadah (tempat sholat), mengingat waktu di ruang tunggu terbatas, sehingga tidak perlu keluar lagi.

menjadi 21 juta penampung per tahun,” paparnya. Proyek senilai Rp 4,7 triliun ini akan mengakomodasi pesawat super jumbo A380. “Terminal ini bisa melayani pendaratan pesawat berbadan lebar dengan menyediakan fasilitas garbarata (jembatan penghubung antara pesawat dan penumpang di ruang tunggu. Tiga gate (pintu keberangkatan dirancang untuk Airbus A380,” jelasnya. Selain itu, saat ini apron (landas parkir) hanya mampu menampung 19 pesawat, sementara T3 Ultimate bisa untuk 60 pesawat. T3 Ultimate menawarkan ber­bagai fasilitas terbaru penggunaan BHS (baggage handling system), 6 Elegan Island Counter Check in (common use & centralized check in counter), Keseraga-

Annisa Gunncci, Traveler

Terminal 3 jauh lebih bagus, lebih keren dan nuansanya seperti di mal. Pengalaman beberapa kali berangkat dari sini, jam-jam tertentu terjadi penumpukan penumpang. Ini jelas kurang nyaman, belum lagi ditambah penundaan penerbangan. Pengantar juga bisa merasakan suasana dalam terminal, yang dapat mengantarkan hingga depan pintu masuk ruang tunggu. Namun, perlu info lengkap dari petugas di ruang tunggu, agar membantu penumpang yang baru pertama kali terbang dari Terminal 3.

man design tenant yang terintegrasi, pembuatan furniture dengan konsep lokal, koridor bernuansa aqua scape yaitu penumpang/pengunjung dapat berjalan kaki melalui koridor tersebut dengan menikmati suasana bernuansa hijau dan wahana pameran ikan (fauna) yang ada di Indonesia, sebagai interprestasi terhadap negara maritim. Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan Konsorsium Kawahapejaya Indonesia KSO pada 18 Maret 2013. Konsorsium Kawahapejaya Indonesia KSO merupakan gabungan dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk , PT Pembangunan Perumahan (Persero), PT Jaya Teknik, PT Indulexco, PT GMDI, PT Atelier 6 Arsitek, woodhead, Aecum & Kontraktor Hyundai. (Dnn)

Made Angker, Pendidik

Terminal 3 sangat bagus, dari sisi kelayakan sudah menjamin mulai dari penumpang awal maupun yang transit. Pergerakan penumpang sudah otomatis. Namun, untuk infomarsi (pengumuman) diharapkan jangan bertabrakan, karena membuat bi­ ngung calon penumpang. Tampilan terminal sudah cukup, jangan terlalu lux (mewah) karena kurang sesuai dengan negara ini. Di ruang tunggu perlu ditambahkan ATM, membantu penumpang yang belum sempat mengambil uang di bagian depan terminal.


LaporanUtama

16 l Aviasi l Agustus 2014

KENDALA MASKAPAI

Potensi Bisnis Memang Besar Tapi Airlines Sakit apabila setelah 30 hari belum ber­ operasi lagi, maka diberi tenggang waktu 30 hari. Jika tidak beroperasi lagi, maka izin rute dicabut, si airlines baru boleh mengajukan 1 tahun lagi dan berhak mengajukan rute lain.

Apa kebijakan regulator (peme­ rintah)?

Soal harga tiket yang dipatok, kami hanya memberikan tarif batas atas saja, karena untuk melindungi konsumen. Selain itu, pemerintah tidak turut campur saat cari investor dan pengadaan pesawat selanjutnya. Kami hanya mendapatkan informasi/laporan dari maskapai jika ada investor yang baru, karena maskapai wajib melampirkan dalam izin usaha yang diperbarui.

Djoko Murjatmodjo, Direktur Angkutan Udara Direktorat Jenderal Perhubung­an Udara Kementerian Perhubungan RI. (Foto: Danang)

M

ENURUT Djoko Murjatmodjo, Direktur Angkutan Udara Direktorat Jenderal Perhubung­ an Udara Kementerian Perhubungan RI kepada Aviasi menyatakan peluang bisnis penerbangan di Indonesia sangat besar, karena luas negeri ini hampir sama dengan Amerika. Perbedaannya di Amerika mayoritas darat, tetapi sudah ramai penerbangan, sementara di tanah air, jalur udara dinilai lebih cepat untuk transportasi karena wilayahnya terdiri dari kepulauan. Lantas mengapa ada maskapai yang gulung tikar? Berikut kutipan wawancara selanjutnya dengan Djoko mengenai bisnis aviasi di Indonesia.

Bagaimana perbandingan Indonesia dengan Amerika?

Indonesia memiliki jumlah penduduk 250 juta jiwa, namun yang menggunakan pesawat udara baru 75 juta jiwa, di Amerika dengan 350 juta penduduk terserap 900 juta orang sudah menggunakan pesawat. Untuk itu, peluang penerbangan sipil lebih terbuka lebar, yang perlu didukung dengan menciptakan kemampuan daya beli masyarakat.

Apa yang menjadi kendala di Indonesia?

Permasalahannya dinamika ekonomi yang mencapai US$ 4.000 per kapita. Saya yakin, target pertumbuhan ekonomi mampu mencapai 6 persen per tahun. Jika ada peningkatan angka tersebut, maka pengaruh di sektor udara mencapai 12-15 persen. Indonesia memiliki komposisi pe­ numpang kelompok ekonomi menengah 80 juta - 100 juta. Namun pada 2013 penumpang menurun 6 persen, kelas menengah hanya tumbuh 4 persen, sementara kelas atas mencapai 14 persen. Hal itu disebabkan kenaikan bahan bakar, maka belanja masyarakat naik sehingga prioritas digeser, salah satunya keinginan naik pesawat udara

menurun (tidak diutamakan).

Apa yang dialami maskapai?

Pada 2013 penerbangan turun, sehingga airlines turun, yang disebabkan mahalnya harga avtur dan kurs. Semua operator mengalami kondisi sakit. Situasi ini maskapai minta menaikkan tarif batas atas, tetapi tidak juga menopang, tetap saja masyarakat juga tidak naik pesawat udara. Akhirnya, maskapai tidak mampu bertahan. Untuk tetap beroperasi salah satunya dengan geser-geser rute (inovasi rute). Artinya, operator yang

modalnya kuat dan armada banyak bisa bertahan, sebaliknya yang modal kecil dan armada sedikit akan kelabakan, ujung-ujungnya stop operasi.

Kapan maskapai nyerah berope­ rasi?

Sebelum stop operasi, maskapai wajib melaporkan dua atau tiga minggu. Pada umumnya memutuskan suspends (berhenti sementara) karena uang yang tersedia digunakan untuk refund (pengembalian tiket) dan kreditur. Setelah menghentikan operasi, 30 hari maskapai wajib melapor kembali,

Apakah karena persaingan rute?

Pemerintah tidak membatasi maskapai yang beroperasi, karena penerbangan sudah diserahkan ke pasar. Kami tidak mengatur tapi memberikan proteksi (perlindungan). Khusus domestik, terdapat 700 rute, namun baru dilayani 270 rute. Dengan demikian, peluang itu masih ada. Jika maskapai yang tidak mampu bersaing di rute tertentu, maka bisa cari rute lain. Sebagai contoh, di rute Jakarta - Surabaya maskapai tersebut tidak kuat, ya sebaiknya menerbangi rute lain yang cocok dengan pola bisnisnya. (Dnn)

Produksi Penumpang Dalam Negeri Angkutan Niaga Berjadwal Keterangan Jumlah penumpang Pertumbuhan

2009 43.808.033 17,12 persen

2010 51.775.656 18,19 persen

Periode 2011 60.197.306 18,65 persen

2012 71.421.464 18,65 persen

2013 75.767.928 6,09 persen

Sumber: Direktorat Angkutan Udara Niaga Berjadwal

Harga Avtur Domestik (Termasuk PPn 10 persen) dan Internasional serta Kurs USD Terhadap Rupiah (2013) Bulan

Avtur Domestik (Rp)

Januari periode 1 Januari periode 2 Februari periode 1 Februari periode 2

10.653 10.761 10.882 11.035

Maret periode 1 Maret periode 2 April periode 1 April periode 2 Mei periode 1 Mei periode 2 Juni periode 1 Juni periode 2 Juli periode 1 Juli periode 2 Agustus periode 1 Agustus periode 2 September periode 1 September periode 2 Oktober periode 1 Oktober periode 2 November periode 1 November periode 2 Desember periode 1 Desember periode 2 Rata-rata

Perubahan (%)

Avtur Internasional (USC)

-0,54 1,01 1,12 1,41

100,72 101,22 102,46 103,83

11.222

1,69

10.713 10.390 10.322 9.820 9.863 9.939 9.951 10.180 10.248 10.655 10.917 11.263 11.915 12.099 12.131 12.104 11.879 12.183 12.902 11.001

-4,54 -3,02 -0,65 -4,87 0,44 0,77 0,12 2,30 0,68 3,97 2,45 3,18 5,78 1,55 0,27 -0,23 -1,86 2,56 5,91 0,81

Sumber: Direktorat Angkutan Udara Niaga Berjadwal

Perubahan (%)

Kurs BI untuk USD (Rp)

Perubahan (%)

-0,9 0,50 1,23 1,34

9.703 9,670 9,667 9,698

0.4 -0,34 0,07 0,21

105,66

1,76

9,691

-0,07

100,75 97,81 96,63 92,22 92,49 92,95 92,64 93,91 93,93 96,35 96,60 97,50 98,41 96,38 95,18 96,33 94,88 94,78 97,98 97

-4,65 -2,91 -1,20 -4,57 0,29 0,49 -0,32 1,36 0,02 2,57 0,26 0,93 0,93 -2,06 -1,25 1,21 -1,51 -0,11 3,38 -0,13

9.726 9.729 9.719 9.737 9.781 9.830 9,928 9,962 10.155 10.294 10.750 11.202 11,478 11.542 11.236 11.477 11.750 11,977 12.199 10.454

0,36 0,03 -0,10 0,18 0,46 0,50 1,00 0,34 1,94 1,37 4,43 4,21 2,46 0,56 -2,66 2,14 2,38 1,93 1,85 0,99


Aviasi l Agustus 2014 l 17

LaporanUtama

FINANSIAL PENERBANGAN

Tanda-Tanda Bangkrut Divisi Keuangan Mulai Berteriak

Albert Burhan, Chief Financial Officer PT Citilink Indonesia. (Foto: Dnn)

M

ATI dan tumbuhnya perusahaan penerbangan di Indonesia menarik untuk disimak. Siapa yang ikut menentukan operasional maskapai stop atau lanjut? Ternyata bagian finansial turut andil menentukan kebijakan hidup matinya perusahaan. Berikut wawancara eksklusif Aviasi dengan Albert Burhan, Chief Financial Officer PT Citilink Indonesia.

kurang berkembang, akhirnya dikelola swasta, hasilnya jauh lebih bagus. Maka, dalam hal ini, investor lebih berani melakukan tindakan drastis yang diperlukan, misalnya perusahaan bangkrut apakah akan disuntik dana lagi atau dilepas. Maskapai ada di dalam grup atau berdiri sendiri itu sama saja, terpenting adalah kekuatan uang.

Airlines dapat berkembang, apa tolok ukurnya?

Tidak sesuai ekspansi rute dan komitmen yang awalnya dalam jangka waktu tertentu membuka rute domestik atau internasional belum terlaksana, banyak pesawat nganggur, misalnya, ada 10 pesawat, yang tujuh nganggur dan tiga beroperasi, walaupun yang tiga untung tapi tetap rugi. Karena maskapai harus bayar biaya sewa pesawat 10 persen dari total biaya, contohnya 7 x 10 persen= 70 persen. Kisaran biaya sewa pesawat itu US$ 300.000 - 350.000 (Rp 5 miliar). Untuk pesawat nganggur, harus diupayakan, misalnya untuk pe­ nerbangan charter. Sementara, margin untung itu hanya 5 persen, maka dalam hal ini 5 persen x 3= 15 persen. Kemudian, si maskapai banyak mengurangi rute. Untuk prosentase 5-10 persen masih wajar, namun jika rute tersebut rugi di atas 20 persen, maka harus ditutup. Contohnya, saat peak season (musim ramai) Jakarta Surabaya biaya satu penerbangan Rp 60.000.000 - Rp 65.000.000 dengan Air-

Berdasarkan pemegang saham, konglomerat atau pemerintah. Latar belakang pemilik saham akan menjadi pertimbangan dari perbankan jika perusahaan akan meminjam uang. Sementara, tipe pemilik saham apakah dari orang penerbangan, sifatnya jangka panjang atau investment bank (perusahaan investasi) yang biasanya berjangka pendek. Menurut JP Morgan, jika pemilik saham adalah perusahaan investasi yang kolektif dari banyak investor, jika perusahaan merugi maka kepemilikan saham segera dicopot.

Lebih baik dikelola pemerintah atau swasta?

Kalau pemerintah pengawasan kurang terlalu peduli (ketat), sementara jika pihak swasta lebih ketat dan efisien. Seperti halnya British Airways dan Malaysia Airlines, dulu dikelola pemerintah

Lalu, apa tanda-tanda jika maskapai akan bangkrut?

bus A320 maka 180 penumpang (kapasitas pesawat) x Rp 600.000 (harga tiket) x 80 persen (tingkat isian penumpang) = Rp 86.400.000. Jadi masih ada selisih Rp 21,4 juta, artinya oke. Bila low season (musim sepi), penghitungannya 180 penumpang x Rp 400.000 x 65 persen= Rp 46.800.000. Artinya, dengan biaya satu penerbang­ an di atas, maka akan merugi. Untuk itu, kurangi frekuensi penerbangan dan meningkatkan di rute lain.

tetapi bila kondisi dua bulan untung dan satu kali rugi masih bisa memungkinkan kepercayaan dari bank. Proses pengajuan ke bank berkisar dua atau tiga bulan. Apabila mencari investor, si investor pun juga akan melihat kondisi keuang­ an juga, bila rugi terus, tentu pertimbangannya ke depan karena beban perusaahaan akan ditanggung investor. Proses rundingan dengan investor kirakira perlu minimal enam bulan.

Apa yang dilakukan bagian keuangan jika tanda-tanda tersebut terjadi?

Bagaimana persaingan Low Cost Carrier? Prinsip Low Cost atau Low Fare?

Membuat cash flow (pergerakan uang), misalnya setiap bulan mengeluarkan Rp 10.000.000, sementara pendapatan hanya Rp 7.000.000-Rp 8.000.000, maka selisih Rp 2.000.000 ini setiap bulan tidak boleh berlama-lama. Perlu estimasi (perkiraan) hingga enam bulan ke depan. Dalam kondisi itu, bagian keuangan memiliki strategi pembayaran, diantaranya menunda pembayaran dari yang tidak penting (sewa kantor), penting (sewa pesawat, bahan bakar atau asu­ ransi), sangat penting (gaji karyawan).

Jadi, lebih baik cari investor atau pinjam ke bank? Jika mencari pinjaman bank, kesulitannya, bank akan melihat kondisi keuangan tiga atau empat tahun terakhir, jika rugi terus ya sulit dipercaya,

Membuat unggul suatu maskapai adalah produk airlines sendiri seperti ketepatan waktu, kenyamanan dan sebagainya. Berupaya membuat penumpang merasa nyaman dan berikutnya bakal terbang lagi. Terpenting juga didukung oleh sumber dana kuat, karena pasti akan perang harga. Fenomena ini, tentu kemungkinan merugi lebih besar. Dengan dana besar, jika suatu rute yang meng­ alami perang harga rugi, maka dapat segera disuntik dana. Low cost itu biaya serendah-rendah­ nya, tetapi dijual dengan harga tinggi. Ini merupakan prinsip yang sering dijalankan. Low fare, dijual rendah namun biaya yang tinggi, ini sangat tidak memungkinkan untuk dijalankan. (Danang)


LaporanUtama

18 l Aviasi l Agustus 2014

Airbus A320. (Foto: Haryadi)

Dilema Maskapai Antara Potensi dan Beban

I

NDUSTRI penerbangan nasional sedang mengalami masa-masa dilematis. Di satu sisi potensi penerbangan terus meningkat, namun di sisi lain, biaya operasional penerbangan juga membengkak akibat tingginya harga avtur dan melemahnya nilai tukar rupiah. Akibatnya beberapa maskapai mengalami kerugian dan terpaksa melakukan terminasi operasi untuk menghindari kerugian yang semakin dalam. Pertanyaannya adalah mengapa beberapa maskapai merugi dan apa yang salah sehingga hal ini terjadi? Realitas menunjukkan bahwa permintaan akan layanan transportasi udara terus meningkat dan direspons oleh beberapa maskapai nasional dengan terus melakukan ekspansi melalui penambahan jumlah armada pesawat udara dan peningkatan frekuensi dan layanan penerbangan untuk menangkap tingginya potensi pasar tersebut. Sejak 5 (lima) tahun terakhir, trafik pe­ numpang terus mengalami peningkat­ an dari tahun ke tahun dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 10 persen per tahun.

Banyak Maskapai Merugi

Seiring dengan meningkatnya biaya operasional pesawat, maka beban maskapai pun semakin meningkat. Beberapa maskapai terpaksa memangkas rute penerbangannya dan melakukan upaya efisiensi termasuk melakukan penyesuaian tarif penerbangan. Namun tampaknya upaya-upaya yang dilakukan maskapai-maskapai tersebut mengalami kebuntuan, sehingga mengakibatkan beberapa maskapai menjadi korban. Perusahaan plat merah Merpati Nusantara terpaksa menghentikan operasionalnya hingga Februari lalu akibat kondisi keuangannya memburuk. Lalu menyusul Sky Aviation yang berhenti operasi hingga 31 Maret dan terakhir Tigerair Mandala yang stop operasi mulai 1 Juli lalu. Jika kondisi ini terus berlanjut, bukan tak mungkin maskapai lainnya juga akan menyusul dan mengalami kebangkrut­ an.

Penyesuaian Tarif Batas Atas

Tarif batas atas yang merupakan besaran tarif maksimal yang diizinkan oleh kementerian perhubungan, disu-

sun oleh pemerintah dan maskapai dengan memperhatikan tiga sektor utama, yaitu jarak yang berpengaruh pada avtur, sparepart serta kurs US dollar. Tarif batas atas dalam penerbangan itu sudah termasuk pajak, iuran wajib asu­ ransi ditambah penerapan surcharge atau tuslah yang disesuaikan dengan harga avtur yang harus seizin Menteri Perhubungan. Bagi maskapai yang melanggar akan dikenakan sanksi. Penerapan tarif batas atas tersebut biasanya digunakan oleh maskapai pada saat musim ramai penerbangan (peak season) untuk meraup keuntung­ an maksimal dan menutup kerugian pada saat sepi penumpang (low season). Saat liburan lebaran dan tahun baru, merupakan momen di mana maskapai akan menjual tiket dengan harga maksimal. Namun mengingat kondisi saat ini biaya juga meningkat, maka pencapaian pendapatan dengan tarif batas atas yang berlaku dirasa kurang mampu mengimbangi kenaikan harga avtur dan sparepart akibat meningkatnya kurs US dollar dan tingginya inflasi. Melalui asosiasi maskapai penerbangan INACA, maskapai meminta agar tarif batas atas dinaikkan karena harga avtur sudah meningkat 10 persen sejak kebijakan tarif tersebut ditetapkan ditambah dampak inflasi sehingga biaya operasional semakin meningkat. Penyesuaian ini perlu segera ditindaklanjuti oleh pemerintah selaku regulator yang didahului dengan sosialisasi ke masyarakat, sehingga maskapai bisa tertolong dan bisa keluar dari ancaman kebangkrutan.

Pentingnya Tarif Batas Bawah

Seiring dengan langkah penyesuaian tarif batas atas tersebut idealnya pemerintah juga melakukan perubahan pada tarif batas bawah. Jika tarif batas atas naik katakanlah 20 persen, otomatis diikuti pula dengan kenaikan tarif

batas bawah dengan besaran yang pa­ ling tidak sama. Tarif batas bawah yang sangat rendah dan “gap”nya terlalu dekat dengan tarif moda transportasi lainnya seperti angkutan laut dan darat juga akan membahayakan maskapai penerbang­ an. Masih terlintas di ingatan kita semua, ketika era penerbangan low cost dimulai pada 2.000-an, akibat rendahnya harga tiket penerbangan, telah terjadi “shifting market” dari moda angkutan darat dan laut ke moda angkutan udara. Akibatnya banyak perusahaan angkutan darat gulung tikar. Namun ternyata dampaknya tidak hanya merugikan moda transportasi darat dan laut, sejarah membuktikan, bahwa kondisi harga yang terlalu rendah telah menciptakan persaingan harga yang tidak sehat antarmaskapai. Pelan tapi pasti, satu per satu ba­ nyak maskapai nasional pun berguguran, seperti Indonesian Airlines, Jatayu, Bouraq, Adam Air, Batavia Air dan sebagainya. Yang belakangan terjadi adalah ambruknya Merpati, Sky dan Tigerair Mandala. Jadi penentuan tarif batas bawah yang wajar sangat diperlukan guna menjaga kelangsungan hidup maskapai penerbangan dan juga eksistensi moda transportasi lainnya. Di samping itu, kesepakatan tarif batas bawah juga bisa menghambat persaingan pemberian harga promo yang sering dilakukan oleh maskapai tertentu. Adalah tidak wajar jika tarif penerbangan di kelas yang sama dan berjarak lebih jauh, harganya justru lebih murah dibandingkan dengan tarif penerbang­ an yang jaraknya lebih pendek. Atau memang kita harus menunggu sampai semua maskapai nasional bangkrut dan lenyap ditelan awan angkasa nusantara. (RG Rudyto)


Aviasi l Agustus 2014 l 19

LaporanUtama

PERSAINGAN OPERATOR

Menerbangi Rute Berdasarkan Mimpi

O

PERASIONAL penerbangan suatu maskapai ditunjang deng­ an rute komersial yang diterbangi. Di dunia penerbangan ada istilah rute gemuk atau rute kurus. Rute gemuk identik dengan padat frekuensi, sementara rute kurus sedikit frekuensi. Berkomentar hal itu, Hemi Pamuraharjo, Kasubdit Angkutan Udara Berjadwal Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengatakan bahwa melayani suatu rute harus melampirkan dalam SIUP-nya, rotasi pesawat (diagram), ke­ tersediaan kru, tarif yang diberikan serta slot time (jadwal) keberangkatan dan tujuan. Menurut dia, fenomena maskapai menutup rute yang berimbas pada kebangkrutan karena airlines itu ratarata tidak memiliki market intelligence survey (analisis pasar). Umumnya, survei dilakukan 6 - 12 bulan. Sementara bagi maskapai asing yang akan terbang, mereka menjajaki suatu rute (pasar) 2 3 tahun. “Airlines domestik yang tidak paham segmentasi pasar dan produk sangat berat di pasar, walaupun bisnis penerbangan terbuka lebar. Mereka (airlines) tidak mengkaji kemampuan pasar, apakah masyarakat mampu beli dan cocok untuk di kelas apa,” jelasnya. Laki-laki asal Jawa Timur ini meng­ ungkapkan rata-rata maskapai menerbangi suatu rute itu berdasarkan mimpi, misalnya ada rute yang sudah ramai diterbangi, maskapai lain mencoba andil di rute itu, akibatnya terjadi perang tarif. Artinya maskapai yang tidak kuat bertahan, pasti mundur atau menutup rute. “Di sisi lain, menerbangi suatu rute itu juga menjadi tren, bukan sebagai kajian pasar, misalnya di suatu daerah sedang terkenal dengan suatu hal, maka berbondong-bondong ke situ. Sementara, di wilayah lain masih belum ada yang menerbanginya,” katanya. Kita juga kerap mendengar maskapai menutup rute, kemudian maskapai lain menerbanginya. Me­ ngapa demikian? Hemi menyatakan bahwa buka tutup rute itu lazim namun periode­nya yang tidak lazim, ini terjadi karena pergerakan penumpang tidak dikaji. Selain rute, maskapai juga ramairamai berebut slot time di golden time (jam padat). Menumpuknya penerbangan di jam ini, juga berimbas pada penundaan penerbangan (delay). Perusahaan penerbangan pun dalam hal ini juga tidak asal membuat jadwal, karena sudah diatur dalam Pera­ turan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: KP 6 Tahun 2014 tentang tata cara pengaturan slot time. “Bahwa pasal 26 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: KM 25 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan angkut­ an udara, rekomendasi slot time dikeluarkan oleh Koordinator Slot,” pungkas Hemi. (*)

Rata-rata maskapai itu tidak memiliki survei pasar yang kuat, sehingga menerbangi rute itu sesuai mimpi. Padahal pengkajian pasar sangat penting untuk menentukan kelas masyarakan dan produk si maskapai itu sendiri Hemi Pamuraharjo Kasubdit Angkutan Udara Berjadwal Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. (Foto: Dnn)


Profil

20 l Aviasi l Agustus 2014

Bertemu Idola di Argentina A

JANG Piala Dunia 2014 di Brazil telah berakhir dengan menyi­ sakan hasil yang luar biasa bagi dunia sepak bola. Jerman keluar se­ bagai juara mengalahkan Argentina 1-0. Nama timnas (tim nasional) sepak bola Argentina sudah populer hingga penjuru dunia. Meskipun kalah, tak ada salahnya kita bicara soal Argentina. Selección de fubol de Argentina adalah tim yang mewakili Argentina dalam kejuaraan sepak bola internasional. Bersama Brazil, tim ini merupakan salah satu tim terkuat di Amerika Selatan dan juga di dunia yang dikendalikan oleh Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA). Rumah Argentina adalah Stadion Antonio Vespucio Liberti dan pelatih sepak bola yang terkenal adalah Alejandro Sabella. Melihat aksinya di lapangan hijau memang tidak cukup, sepertinya Anda harus bertandang langsung ke negara itu, melihat lebih dekat dan bertemu idola di Argentina. Layaknya tim bola yang terkenal, negara ini juga memiliki maskapai ternama yaitu Aerolineas Argentinas. Argentina juga cukup terkenal deng­an tarian ‘tango’nya, terutamanya di kota-kota seperti Buenos Aires. Tarian hot ini amat terkenal di seluruh dunia. Untuk itu, saat di Argentina Anda wajib merasakan sensasi pengalaman Oscar Cilli, Regional Manager Asia Pacific Aerolineas Argentinas. (Foto: Danang)

Airbus A330-300. Aerolineas Argentinas mengoperasikan pesawat berbadan lebar untuk rute-rute jarak jauh. (Foto: flickr.com)

terbang dengan maskapai kebanggannya. Meskipun tidak terbang langsung ke Indonesia, melalui jaringan SkyTeam (grup maskapai dunia) Anda akan terhubung, karena Garuda Indonesia juga anggota SkyTeam.

Pilihan Lebih Banyak

Aerolíneas Argentinas adalah salah satu operator terkemuka Amerika Selatan yang telah terbang Amerika, Eropa dan Pasifik Selatan. Seiring dengan berkembangnya Austral Líneas Aéreas (anak perusahaan), Aerolíneas mengoperasikan pe­ nerbangan ke 35 destinasi di Argentina, ke kota-kota lainnya di wilayah Argentina dibanding maskapai lain. Aerolíneas menyediakan koneksi dinamis antara Argentina dan daerah melalui hub (peng­hubung) yang diluncurkan di Bandar Udara Internasional Jorge Newbery. Oscar Cilli, Regional Manager Asia Pacific Aerolineas Argentinas saat ditemui Aviasi menyatakan sejak bergabung dengan SkyTeam, Aerolíneas Argentinas menandatangani kesepakat­an pada 2012 menjadi yang pertama anggota Sky Team di Amerika Selatan, menambahkan 38 tujuan baru ke jaringan SkyTeam. Upacara penandatanganan berlangsung di Buenos Aires, disaksikan Presiden Republik


Aviasi l Agustus 2014 l 21

Profil

Suporter Timnas Argentina saat FIFA 2014 Brazil. (Foto: flickr.com)

Wisata di Kota Buenos Aires. (Foto: flickr.com)

Fans Timnas Argentina. (Foto: flickr.com)

Jakarta Soekarno-Hatta (CGK) - Bueno Aires Ministro Pistarini Ezeiza (EZE) Berikut Aviasi sajikan pilihan penerbangan untuk periode berangkat 20 Agustus 2014 dan periode kembali 31 Agustus 2014. Berlaku untuk satu orang dewasa. Suasana kota Buenos Aires. (Foto: flickr.com)

Argenitine, Cristina Fernandez de Kirchner. “Sejak 5 Maret lalu, bergabungnya Garuda Indonesia dalam SkyTeam, tentunya memberikan keuntungan ke semua orang guna mempermudah penerbangan dari Indonesia ke Argentina maupun sebaliknya,” paparnya. Untuk kenyamanan penumpang, pada 26 April 2011 Aerolíneas Argentinas meluncurkan kelas baru dari la­yanan “Economy Club” untuk pasar kelas baru yang menawarkan fleksibilitas dari tarif serta perhatian yang lebih cepat di darat bagi penumpang di segmentasi bisnis. Layanan tersebut menambahkan “Condor Club” sebagai kelas bisnis yang sebelumnya melayani penerbangan domestik dan regional.

Menjelajahi Argentina

Aerolineas Argentinas memiliki lounge Salon Condor terletak di Bandar Udara Internasional Ezeiza Terminal C.

Para tamu dapat beristirahat, bekerja atau hanya bersantai sembari menikmati camilan gratis sebelum keberangkatan atau saat transit. Fasilitas tersedia kamar mandi, kursi pijat, pusat bisnis dan area khusus untuk anak-anak. Semua kenyamanan yang Anda butuhkan dalam suasana yang santai dan eksklusif. SkyPriority menawarkan serangkaian manfaat eksklusif untuk meningkatkan pengalaman selama di airport. Manfaat yang tersedia untuk Aerolíneas Plus anggota Platino, anggota SkyTeam Elite Plus, pelanggan Club Condor dan untuk setiap pelanggan first class dan business class mitra SkyTeam, pelanggan Economy Club juga akan memenuhi syarat SkyPriority ketika terbang ke tujuan mana pun dengan Aerolineas Argentinas. “Prioritas juga tersedia pada imigrasi khusus (paspor) dan pemeriksaan keamanan di banyak bandar udara di seluruh dunia,” papar Cilli. (Dnn)

Informasi Perusahaan Didirikan pada Kode IATA/ICAO Kantor Pusat

7 Desember 1950 AR/ARG Torre Bouchard, San Nicolás, Buenos Aires

Bandar Udara Penghubung Utama

Aeroparque Jorge Newbery Ministro Pistarini International Airport

Bandar Udara di Kota Fokus

Ingeniero Ambrosio L.V. Taravella International Airport

Jumlah Kota Tujuan Jumlah Negara Tujuan Keberangkatan Per Hari Jumlah Lounge Jumlah Karyawan Jumlah Penumpang Per Tahun Armada Airbus A330-200 Airbus A340-200 Airbus A340-300 Boeing 737-700 Boeing 737-800 Embraer 190

54 14 244 penerbangan 15 10.928 orang 6,9 juta 69 persawat 4 (24 Club Condor, 248 Economy) 4 (32 Club Condor, 217 Economy) 8 (32 Club Condor, 352 Economy) 22 (8 Club Condor, 120 Economy) 9 (8 Club Condor, 162 Economy) 22 (8 Club Condor, 88 Economy)

Sumber: Aerolineas Argentias 5 Maret 2014

Maskapai Qatar Airways Emirates Japan Airlines-American Airlines Garuda Indonesia- KLM ANA-United Airlines

Rute Jakarta-Doha-Buenos Aires Jakarta-Dubai-Buenos Aires Jakarta-Tokyo Narita-MiamiBuenos Aires Jakarta-Amsterdam-Sao Paulo Guarulhos-Buenos Aires Jakarta-Tokyo Narita-Houston Intercontinental-Buenos Aires

Perjalanan 26 jam 40 menit 27 jam 25 menit

Harga PP US$ 1,884.93 US$ 3,240.33

32 jam 41 menit

US$ 3,588.91

31 jam 10 menit

US$ 3,720.37

30 jam 5 menit

US$ 3,028.91

Sumber: Cheapoair, periode booking pada 6 Juli 2014

Penerbangan Transpolar Pertama

P

ADA 13 Desember 1980 pertama Boeing 747-SP dibeli dari perusahaan Braniff di Amerika Utara. Selanjutnya, penerbangan transpolar pertama dari maskapai komersial ini dimulai pada 7 Juni 1981 dari Buenos Aires ke Río Gallegos melewati Kutub Selatan dan sampai ke Auckland (Selandia Baru), kemudian dilanjutkan ke Hong Kong. Operator ini juga membuat penerbangan nonstop antara Melbourne (Australia) dan Ezeiza dengan Jumbo 747. Pada 12 Juni 1982 Paus Juan Pablo II kembali dari Buenos Aires ke Roma menggunakan Aerolíneas Argentinas Boeing 747. Kemudian pada 12 April 1987 penerbangan kepausan kedua juga dengan Aerolíneas Argentinas saat Paus kembali dari Buenos Aires ke Roma. (*)

Rupiah ke Peso Argentina THE Peso Argentina adalah mata uang dalam Argentina (AR, ARG). Rupiah Indonesia adalah mata uang dalam Indonesia (ID, IDN). Simbol untuk ARS dapat ditulis $. Simbol untuk IDR dapat ditulis Rp. The Peso Argentina dibagi menjadi 100 centavos sementara Rupiah Indonesia dibagi menjadi 100 sen. Nilai tukar untuk The Peso Argentina terakhir diperbarui pada 5 Juli 2014 dari Yahoo Finance. Nilai tukar Rupiah Indonesia terakhir diperbarui pada 3 Juli 2014 dari Dana Moneter Internasional. (*) ARS ke IDR 5.00 10.00 20.00 50.00 100.00 200.00 500.00 1000.00 2000.00 5000.00 Sumber: The Currency Converter

7.350 14.700 29.400 73.500 146.975 293.975 734.925 1.469.875 2.939.725 7.349.325

IDR ke ARS 10.000 20.000 50.000 100.000 200.000 500.000 1.000.000 2.000.000 5.000.000 10.000.000

6.80 13.61 34.02 68.03 136.07 340.17 680.33 1360.67 3401.67 6803.34


Fokus

22 l Aviasi l Agustus 2014

REGULASI

Proses Pemeriksaan Hingga Ruang Tunggu Steril Untuk Liquid, Aerosol dan Gels (LAGs) berupa cairan pada penerbangan internasional boleh membawa asalkan di bawah 100 ml. Sementara, jika penumpang domestik membawa air mineral di atas 100 ml ke pesawat itu tidak apaapa.

Pilot Setuju dari Keputusan Petugas Pemeriksaan

Pada kesempatan yang sama, Kuswadi, Junior Manager Public Security Terminal 2 Soekarno-Hatta International Airport menegaskan setiap orang dan barang yang berangkat harus melalui pemeriksaan keamanan pertama (Security Check Point/SCP-1) yang ada paling awal (depan) terminal, sebelum area pelaporan (check-in). Kemudian, tempat pemeriksaan keamanan kedua

(Security Check Point/SCP-2) sebelum masuk ruang tunggu. Di sinilah orang dan barang dinyatakan clear atau aman. “Jika di SCP -2 ini, ada orang yang tidak mau diperiksa, maka kami koordinasikan dengan airlines, kami berhak tidak mengizinkan orang dan barang tersebut tidak terbang, dan pilot pun sangat setuju dengan kebijakan ini,” papar Kuswadi. Hal ini sesuai pasal 6 dalam peraturan tersebut yaitu personel keamanan bandar udara wajib menolak setiap penumpang, personel pesawat udara dan orang perseorangan serta barang bawaan untuk memasuki daerah keamanan terbatas dan/atau ruang tunggu, apabila tidak memiliki izin masuk dan/atau menolak untuk diperiksa. (Dnn)

Barang Berbahaya

M

Kuswadi, Junior Manager Public Security Terminal 2 Soekarno-Hatta International Airport menunjukkan temuan handphone yang menjadi senjata tajam dan alat listrik milik penumpang.

I

NDUSTRI aviasi yang sangat ketat mewajibkan semua pemangku kepentingan seperti pengelola bandar udara, airlines, perusahaan pendukung lainnya saling sinergi dalam mendukung keselamatan penerbangan. Begitu sudah di ruang tunggu (boarding gate), dipastikan penumpang dan barang bawaan “aman dan steril”. Namun, beberapa airport di ruang tunggunya justru ada area komersial (toko, kios atau restoran). Apakah ruang tunggu ini aman? Apakah restoran tersebut yang pasti menggunakan pisau atau benda berbahaya bisa membahayakan keselamatan penerbangan? Waluyo Panut, T2 Terminal Security Manager Soekarno-Hatta Internatinal Airport kepada Aviasi menyatakan di ruang tunggu boleh melangsungkan usaha, asalkan barang-barang (peralatan, barang dijual dan pendukung lainnya) tidak membahayakan penerbangan. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/2765/XII/2010 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat Udara dan Barang Bawaan yang Diangkut Pesawat Udara dan Orang Perseorang­ an. Pada pasal 17 tertulis bahwa ruang tunggu sebagaimana dimaksud harus memenuhi persyaratan: a. memiliki ukuran seoptimal mungkin yang memudahkan untuk dilakukan pengawasan; b. memiliki pembatas fisik yang nyata dari lantai sampai dengan langitlangit ruangan dan tidak dapat disusupi barang dilarang (prohibited items); dan c. dilakukan pengawasan kegiatan

dalam ruang tunggu. Menurut Panut, di Terminal 2 Soekarno-Hatta belum diberlakukan bagaimana melakukan usaha di ruang tunggu. Dia menjelaskan, semua orang dan barang dikatakan aman apabila sudah melewati petugas Aviation Security (Avsec) baik dengan alat maupun manual untuk memastikan seseorang tidak membawa material dangerous goods (barang berbahaya) dan Liquid, Aerosol dan Gels (LAGs). Untuk itu, pihaknya dalam mewujudkan ruang tunggu “steril” terhitung sejak 23 Juli 2012 khusus Terminal D dan 22 Agustus 2012 di Terminal E, sesuai acuan internasional memberlalukan semua metal yang digunakan dan dibawa saat itu (masuk terminal), seperti cincin, kacamata, ikat peinggang, dompet, rokok, handphone, jaket, sepatu yang ada besinya, topi, pulpen dan sebagainya masing-masing harus dimasukkan ke dalam x-tray untuk diperiksa. “Untuk Terminal F khusus domestik belum diberlakukan, dikarenakan bisa menyebabkan antrean penumpang yang panjang,” tegasnya. Beberapa hasil temuan adanya barang berbahaya, penumpang membawa dalam bentuk lain, antara lain gunting yang dilipat seperti kacamata, pisau-pisau kecil di dalam tempat kacamata, pisau bentuknya seperti kartu ATM, pulpen isinya pisau pipih, ikat pinggang dengan ujung besi pisau, listrik (strum) dalam gagang, handphone dengan sumber strum kejut.

ENURUT Asosiasi Angkutan Udara International (IATA) dalam buku Peraturan Barang Berbahaya (Dangerous Goods Regulation) dan Annex 18 tentang The Safe Transport of Dangerous Goods by Air, bahwa kelompok barang berbahaya antara lain: benda-benda berisi gas (compressed gases), benda-benda yang mudah korosi (corrosives), benda-benda yang bisa beroksidasi (oxidizing materials), barang yang mengandung bakteri, virus (etiologic agent), barang-barang yang mudah meledak (explosives), barang-barang yang mudah terbakar (flammable liquids & solids), barang-barang yang mengandung radio aktif (radio-active materials), barang-barang beracun (poisons) serta barangbarang yang mengandung merkuri, magnet, dan lain-lain (mercury, magnetized materials). (*)

Waluyo Panut, T2 Terminal Security Manager Soekarno-Hatta Internatinal Airport menunjukkan hasil temuan dari penumpang berupa ikat pinggang penumpang yang isinya adalah pisau. (Foto-foto: Danang)


Aviasi l Agustus 2014 l 23

Bambang Tjahjono Direktur Direktorat Kebandarudaraan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI

Mengapa menara ATC (Air Traffic Controller) lebih tinggi diban­ dingkan terminal penumpang dan kargo?

Tower atau menara pengawas harus lebih tinggi karena personel harus melihat seluruh kawasan airport termasuk ujung landas pacu. Menara ATC yang permanen memiliki spesifikasi secara sistem yang terstruktur biasanya berdiri di atas bangunan lain di airport untuk memudahkan petugas pemandu lalu lintas

Tower lalu lintas udara di Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman. (Foto: Anto)

udara mengawasi pergerakan pesawat di darat dan di udara. Pergerakan pesawat saat akan take off, landing, saat di taxiway (landas hubung) juga saat di apron (landas parkir) harus terlihat jelas. Tower dibangun bertingkat-tingkat, pada setiap tingkatan digunakan sesuai keperluan suatu bandar udara, mi­ salnya operasional dan briefing office. Kesemuanya tetap berpedoman pada keselamatan penerbangan.

Mengapa di Indonesia pada umumnya nama bandar udara menggunakan nama pahlawan? Bangsa yang besar adalah bangsa

yang menghargai jasa para pahlawannya. Airport merupakan identitas suatu bangsa, bahkan daerah, yang menjadi gerbang utama masuk terutama di Indonesia sebagai negara kepulauan. Dengan demikian lebih memiliki identitas khusus dan semangat nasionalisme. Nama-nama tersebut khususnya di Indonesia berasal dari tokoh penerbang­an (Adisutjipto, Adi Soemarmo, Husein Sastranegara, Iskandar dan lainnya) dari pejuang non penerbangan (Juanda, Sultan Hasanuddin, Radin Inten II, Raja Haji Fisabilillah, Sultan Syarif Kasim II dan sebagainya). Ada juga beberapa bandar udara yang menggunakan nama suatu daerah, suku atau hal menonjol lainnya. Seperti di Palu dengan Mutiara, saat itu kondisi lahan yang gersang Soekarno memberikan nama Mutiara agar bandar udaranya kemilau seperti mutiara. Sementara di Padang menonjolkan suku Minangkabau, di Lombok Praya atau di Kualanamu lebih mengangkat nama asli daerah di mana bandar udara itu berada.

Mengapa keberadaan suatu airport lebih popular dengan nama ibukota provinsi walaupun secara geografis lokasinya bukan di kota tersebut?

Q&A

si. Nama lokasi suatu bandar udara akan lebih mudah diingat dan terkenal dari kota tersebut meskipun bukan persis (tepat) di kota itu. Mengingat, pada umumnya, bandar udara dibangun di kawasan yang jauh dari padat penduduk, biasanya di kabupaten. Guna menjembatani hal tersebut, ada kesepatan antara pengelola bandar udara, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan maskapai menyebutkan ibukota provinsi dan lokasinya, seperti “Pelanggan kami yang terhormat, kita telah mendarat di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Maros,” artinya Makassar sebagai ibukota Sulawesi Selatan dan Maros adalah kabupaten airport itu berada. Contoh lainnya, di Solo atau Surakarta, Adi Soemarmo ternyata berlokasi di Kabupaten Boyolali. Pada 2 Maret 2011, PT Angkasa Pura 1 selaku pengelola Bandar Udara Adi Soemarmo Solo sepakat dengan Pemerintah Kabupaten Boyolali untuk mengganti nama airport itu menjadi “Bandar Udara Adi Soemarmo Kabupaten Boyolali”. Hal tersebut berdasarkan dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 504 Tahun 2010 yang menyatakan fasilitas itu sebagai Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Kabupaten Boyolali. (Dnn)

Pebisnis dan wisatawan mayoritas akan memasuki kota dari suatu provin-

Tips

Membawa Liquid, Aerosol dan Gels (LAGs) pada Penerbangan Internasional

M

EMBAWA liquid, aerosol dan gels pada seluruh penerbang­an internasional di Indonesia berasal dari Surat ICAO Nomor: AS 8/1106/100 perihal Recommended Security Control Guidelines for Screening LAGs, yaitu hanya dapat membawa barang bawaan ke dalam kabin (cabin baggage) dari bahan dasar diatas maksimum 100 ml per kemasan. Selain itu, dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/43/III/2007 Tanggal 6 Maret 2007 dapat berupa, minuman, perlengkapan kosmetik, obat-obatan dan lain-lain. Liquid, aerosol dan gels yang boleh dibawa oleh penumpang ke dalam kabin, pertama untuk kapasitas wadah atau tempat liquid, aerosol dan gels maksimum 100ml per kemasan. Kedua, wadah berisi liquid, aerosol dan gels tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan ukuran 30cm x 40cm dengan kapasitas 1000ml atau 1 (satu) liter atau ukuran sejenis dan disegel ulang. Ketiga, hanya diperboleh­ kan membawa maksimum 1 (satu) kantong plastik transparan yang berisi liquid, aerosol dan gels. Tetapi perlu diingat bahwa persyaratan liquid,

aerosol dan gels ini tidak berlaku pada Obat-obatan medis, Makanan/minuman/susu bayi, Makanan/ minum­an penumpang untuk program diet khusus Adapun prosedur yang diberlakukan penyeleng­ gara bandar udara internasional adalah sebagai berikut:

1

Dapat menunjukkan bukti pembelian (struck pembelian) Hal ini dimaksudkan agar pihak penyelenggara bandar udara melalui divisi aviation security dapat memastikan bahwa barang-barang berupa liquid, aerosol dan gels yang telah dibeli penumpang benar-benar berasal dari dalam terminal yang sudah diperiksa keamanannya sebelum memasuki terminal penumpang internasional dan tidak dibeli dari luar terminal penum­pang internasional.

2

Kantong plastik transparan berukuran 30 cm x 40 cm Setiap barang dalam bentuk liquid, aerosol dan gels harus dimasukkan dalam kantong plastik

transparan yang menandakan barang-barang tersebut telah diperiksa dan dapat diangkut ke dalam kabin pesawat udara, kantong plastik transparan ini disediakan oleh penyelenggara bandar udara.

3

Segel kemasan masih baik Barang-barang berupa liquid, aerosol dan gels harus dipastikan segel pada kemasan masih dalam kondisi baik (tidak rusak). Hal ini untuk memastikan liquid, aerosol dan gels yang dibawa sesuai wujud aslinya tidak berupa komponen-komponen lain yang dapat membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan.

4

Dititipkan kepada cabin crew (khusus alcohol) Seorang penumpang yang membawa minuman beralkohol yang berupa liquid tidak terlalu banyak meminum minuman tersebut yang dikhawatirkan dapat menyebabkan penumpang tersebut kehilangan kesadarannya dalam kabin sehingga bisa mengancam kondisi keselamatan dan keamanan penerbangan. (Fery Ardiansyah)


On The Spot

24 l Aviasi l Agustus 2014

MEWUJUDKAN MIMPI

Enam Pilihan Penerbangan Jakarta - Amsterdam

B

ELANDA memiliki daya tarik tersendiri. Anthony Gerard Fokker yang berasal dari Kediri berhasil mendirikan pabrik pesawat. Selain itu, benang merah adanya industri aviasi tanah air juga tak bisa dipisahkan dari Negeri Kincir Angin ini. Bagi Anda yang demam sepak bola, Liga Belanda juga menjadi sorotan setiap pertandingan internasional. Daya tarik itulah yang mendorong sebagian orang ingin berkunjung ke Netherland. Bagaimana dengan Anda? Berikut pilihan maskapai yang dapat membawa terbang Anda mewujudkan mimpi untuk menelusuri Belanda.

3

China Southern (CZ/CSN)

Operator ini menawarkan untuk singgah di Beijing Capital, dari Jakarta menuju Beijing menggunakan Boeing 737-800, penerbangan selanjutnya ke Schipol dengan Airbus A330. Berkantor pusat di Baiyun District, Guangzhou, Guangdong, China, maskapai ini memulai penerbang­ an sejak 1988. China Southern memiliki lebih 400 armada dengan hub (pengumpul) di Beijing Capital International Airport dan Guangzhou Baiyun International Airport, terbang ke 193 destinasi.

1

Garuda Indonesia (GA/GIA)

Maskapai tertua dari Indonesia menawarkan penerbangan langsung sejak 30 Mei lalu. Perjalanan memakan waktu selama 14 jam dan menempuh jarak 14.490 km tanpa henti menggunakan Boeing 777-300ER berkapasitas 314 penumpang (8 First Class, 38 Business Class, dan 268 Economy Class). Sebelumnya, airlines ini telah melayani Jakarta– Amsterdam dengan satu persinggahan di Abu Dhabi mengandalkan Airbus A330-200.

2

Etihad Airways (EY/ETD)

Beroperasi sebagai flag carrier Uni Emirates Arab, Etihad menawarkan penerbangan dari Indonesia deng­an transit di Abu Dhabi, kemudian dilanjutkan penerbangan ke Schipol. Sejak beroperasi 2003, maskapai ini telah memiliki lebih dari 1.000 penerbangan per minggu dengan tujuan Asia, Eropa, Afrika, Amerika, Australia dan Timur Tengah.

menuju ke kotanya, dari Indonesia menawarkan perjalanan udara dengan singgah di Kuala Lumpur. KLM berkantor pusat di Amstelveen, maskapai ini pada Mei 2004 merger (gabung) dengan Air France menjadi Air France - KLM Group.

Boeing 777-300ER. (Foto: wikimedia.org)

6

Turkish Airlines (TK/THY)

Airbus A330-300. (Foto: wikimedia.org)

4

Emirates (EK/UAE)

Anda ditawarkan untuk singgah di Dubai untuk melanjutkan ke Amsterdam. Berangkat dari Jakarta dengan Boeing 777-300, kemudian dari basis Emirates Anda kan dibawa terbang oleh Airbus A380. Mulai terbang sejak 1985, Emirates dikenal sebagai maskapai yang memiliki banyak rute nonstop, ke Los Angeles, San Francisco, Dallas/Fort Worth dan Houston, demikian menurut Gulfnews.

5

Maskapai ini memiliki hub (pengumpul) di Istanbul Atatürk Airport, Esenboğa International Airport, Sabiha Gokcen International Airport dan Adnan Menderes Airport. Turkish Airlines mulai ber­ operasi pada 20 Mei 1993, menawarkan 41 rute domestik dan 206 internasional termasuk ke Amsterdam. Dari Jakarta, jika mengudara dengan maskapai ini akan transit terlebih dulu di Istanbul Ataturk Airport. (Sat)

KLM (KL/KLM)

Airlines yang dikenal sebagai Royal Dutch Airlines ini didirikan 7 Oktober 1919 bermarkas di Bandar Udara Internaional Schipol, Amsterdam. Untuk

Boeing 777-200LR. (Foto: suasanadolu.com)

Jadwal Penerbangan

Boeing 777-200LR. (Foto: Flickr.com)

Maskapai Garuda Indonesia Etihad Airways China Southern Emirates KLM Turkish Airlines

Rute Jakarta - Amsterdam Jakarta - Abu Dhabi - Amsterdam Jakarta - Beijing Capital - Amsterdam Jakarta - Dubai - Amsterdam Jakarta - Kuala Lumpur - Amsterdam Jakarta - Istanbul - Amsterdam

Sumber: Cheapoair.com periode booking 17 Juli 2014

Penjelasan Garuda Indonesia

S

ehubungan dengan situasi terkait penerbang­an Malaysia Airlines MH17, maka sambil menunggu konfirmasi lebih lanjut berkaitan dengan penerbangan tersebut, Garuda Indonesia menyampaikan simpati atas kejadian tersebut; dan melalui kesempatan ini kami sampaikan bahwa penerbangan Garuda Indonesia yang melayani rute penerbangan dari Amsterdam ke Jakarta tidak melewati Ukraina. Penerbangan Garuda Indonesia dari Amsterdam ke Jakarta dilaksanakan melalui jalur penerbangan: Amsterdam - Budapest (Hungaria)Istanbul (Turki) - Kuwait - Dubai (Uni Emirat Arab) - Muscat (Oman) - India - Sri Lanka-Jakarta; yang sama sekali berbeda dengan jalur penerbangan melalui Ukraina. Saat ini Garuda Indonesia melayani penerbang­an langsung Jakarta-Amsterdam pp sebanyak lima kali dalam seminggu.

Boeing 777-300ER di landas parkir Bandar Udara Internasional Schipol, Amsterdam. (Foto: Tom)

Lama Perjalanan 13 jam 30 menit 15 jam 10 menit 18 jam 80 menit 14 jam 55 menit 15 jam 35 menit 17 jam 55 menit

Harga Termurah US$ 1,657.23 US$ 1,632.23 US$ 1,227.40 US$ 1,357.30 US$ 1,505.30 US$ 1,749.15


Aviasi l Agustus 2014 l 25

Iptek

TEKNOLOGI PENERBANGAN

Layar Ketepatan Waktu Keberangkatan dan Kedatangan Pesawat Flight in Sight menginformasikan kepada penumpang untuk melihat persis di mana pesawat berada dan seberapa cepat kemungkinan tiba tanpa harus bergantung pada waktu keberangkatan yang disesuaikan oleh maskapai.

P

ENGALAMAN perjalanan Anda kini semakin mudah dengan pengenalan sistem Flight in Sight, yang menyediakan informasi real time (tepat waktu) pada pesawat tiba (kedatangan), di pintu terminal kedatang­ an maupun keberangkatan. Informasi penerbangan tersebut ditampilkan pada monitor resolusi tinggi yang bergantian antara status penerbangan dan radar cuaca yang disediakan melalui Destination Cuaca Live. Layar menampilkan penerbangan termasuk ketinggian, kecepatan, jarak dari pesawat, serta waktu kedatangan sesuai jadwal. Destination Weather Live menyediakan peta cuaca nasional dan peta lokal tujuan. Ini menunjukkan bagaimana cuaca dapat mempengaruhi keberangkatan dan kedatangan waktu penerbangan. Sistem baru ini juga meningkatkan layanan pelanggan untuk menjawab pertanyaan yang lebih spesifik saat mengurus check-in di setiap penerbang­an.

Tampa International Airport, Amerika Serikat adalah pelopor untuk teknologi ini, juga telah memperbarui sistem WiFi, sehingga lebih cepat dan lebih banyak pengguna untuk meng­ akses. Didukung oleh FlightView, Flight in Sight adalah inovasi terbaru di airport yang bertujuan menyediakan wisatawan melalui self service (layanan sendiri). Dengan menunjukkan posisi pesawat masuk secara visual pada peta, Flight in Sight memungkinkan wisatawan untuk melihat persis di mana pesawat berada dan seberapa cepat kemungkinan tiba tanpa harus bergantung pada waktu keberangkatan yang disesuaikan oleh perusahaan penerbangan. Doug Wycoff, Manager of Innovation & Infrastructure Support Tampa International Airport menyatakan sistem ini membantu pelanggan untuk memastikan keberangkatannya atau bagi yang menunggu akan mengetahui kapan pesawatnya tiba. Selama ini, rasa kurang nyaman selalu dirasakan jika

penerbangan mengalami delay. FlightView mengharapkan maskapai dan pengelola bandar udara dapat menerapkan Flight in Sight. Penggunaan sistem ini diprediksi meningkat pada 2013-2014. Sebuah survei baru dari 3.186 wisatawan mengungkapkan bahwa 69 persen telah menghargai kemampuan inovasi ini untuk melacak lokasi pesawat. FlightView adalah software la­ yanan dan solusi yang diandalkan oleh pemerintah Amerika Serikat, operator penerbangan terbesar di dunia, airport, perjalanan profesional, perusahaan transportasi darat dan kantor berita. Didirikan pada 1981, dan berkantor pusat di Boston, Massachusetts, FlightView memiliki lebih dari 20 tahun peng­ alaman dalam membangun dan mendukung sistem kritis untuk FAA (Federal Aviation Administration) dan Volpe Center. Untuk mengakses informasi penerbangan real time online, kunjungi FlightView Flight Tracker atau FlightView Ponsel Flight Tracker. (Danang)


New Fleet

26 l Aviasi l Agustus 2014

Global 7000

TerasaSepertidiRumah Persawat bisnis ini menyediakan kelapangan kabin yang tak tertandingi, mewah dan nyaman. Kursi sangat ideal yang dipadu jendela kabin terbesar di kelasnya. Nikmati pengalaman bersantap di meja untuk enam orang. Global 7000 mampu melakukan perjalanan nonstop antara kota-kota utama seperti London ke Singapura.

(Foto-foto: Dok. Bombardier Business Aircraft)


Aviasi l Agustus 2014 l 27

Ruang kemudi.

P

ABRIKAN pesawat terbang asal Montreal, Kanada memang terkenal sebagai pembuat moda transportasi, terutama di penerbangan. Tidak hanya pesawat komersial reguler, juga pesawat untuk kalangan bisnis. Tren pesawat baru di industri aviasi ini tampaknya sudah menjadi kebutuh­ an, pasar menuntut teknologi terkini yang lebih cocok. Bombardier telah menjawab tantangan ini dengan merilis Global 7000. Bombardier Aerospace pada 12 Mei lalu mengumumkan pencapaian tonggak utama pengembangan produk Global 7000 dengan dimulainya produksi dan perakitan struktur utama untuk Flight Test Vehicle (FTV1) dari pesawat ini. “Kita sedang memasuki fase menarik dari Global 7000 sebagai program pesawat terbaru. Program ini berjalan deng­an baik dalam tahap desain rinci (DDP) dengan mayoritas gambar produksi sudah dirilis. Awal perakitan struktur besar pertama kami merupakan langkah yang signifikan,” papar Bassam Sabbagh, Vice President and General Manager, Global 7000 and Global 8000. Sistem struktur dan pemasok utama, serta berbagai lokasi manufaktur Bombardier Aerospace terlibat dalam perakitan pesawat untuk FTV1. Bagian

Ruang tidur (istirahat)

belakang pesawat dan kokpit saat ini sedang dirakit di fasilitas manufaktur Bombardier Aerospace di Querétaro, Meksiko dan St-Laurent, Kanada, bagian bagian tengah pesawat sedang dirakit di fasilitas manufaktur Aerolia di Meaulte, Prancis, dan sayap dirakit di fasilitas Triumph di Red Oak, Texas. Menurut Bombardier Business Jet, Global 7000 bakal masuk pasaran pada periode 2016/2017. Pihaknya mengklaim bahwa jet ini memiliki kemampuan untuk menjangkau lebih banyak tujuan nonstop dari tipe pesawat udara sebelumnya, memberikan tingkat kinerja, fleksibilitas dan kenyamanan. Bahkan, manufaktur merancang penerbang­an tanpa henti London ke Singapura.

Layaknya di Rumah

“Ketika kami meluncurkan Global 7000 pada 2010, itu adalah langkah sang­at berani yang didefinisikan se­ bagai jet jarak jauh bagi pelanggan kami. Kami merancang sesuai kebutuhan pelanggan, karena pesawat ini sesuai dengan gaya hidup. “Rasanya seperti Anda berada di rumah.” kata Eric Martel, President of Bombardier Business Aircraft. Walaupun pesawat belum jadi, Bombardier pada 20 Mei lalu meluncurkan

New Fleet

Ruang makan.

mock up penuh Global 7000 saat European Business Aviation Conference and Exhibition (EBACE) di Jenewa, Swiss. Pelanggan merasakan langsung seperti di dalam kabin sesungguhnya, karena menampilkan kelapangan tak tertandingi kemewahan dan kenyama­n­ an selama berada di pesawat. Dengan empat ruang yang berbeda, Global 7000 adalah jet bisnis yang memungkinkan penumpang untuk

bekerja, makan, tidur dan bersantai di lingkungan yang nyaman. Pesawat ini juga memiliki fitur total luas jendela terbesar, sehingga pengaturan cahaya alami lebih baik. Menurut catatan pembukuan Bombardier, mock up Global 7000 telah menghasilkan pesanan melalui pa­ meran yang didorong dari kampanye pemasaran. (Danang)

Maskapai Pemesan Periode Pesan 21 Oktober 2010 14 Desember 2010 2 Maret 2011 21 Juni 2011 21 Juni 2011 27 November 2012

Maskapai London Air Service Comlux NetJets VistaJets AVWest VistaJets

Tipe Pesawat Global 7000 Global 8000 1 2 10 10 10 4 2 6

Sumber: Bombardier Business Aircraft

Perbandingan dengan Sekelasnya Keterangan Panjang Pesawat Tinggi Pesawat Panjang Kabin Lebar Kabin Tinggi Kabin Maksimum Payload (Muatan) Ketinggian Jelajah Jangkauan Jelajah Sumber: Bombardier Business Aircraft

Global 7000 33,71 meter 8,14 meter 18,17 meter 2,11 meter 1,91 meter 2.585 kg 51.000 kaki (15.545 meter) 9.445

Global Express 29,5 meter 7,7 meter 12,94 meter 2,11 1,91 meter 2.560 kg 51.000 kaki (15.545 meter) 9.350 km


Classic

28 l Aviasi l Agustus 2014

PESAWAT BALAP UDARA

Percival Gull, Sebuah Monoplane dari Seorang Insinyur Australia Pesawat ini merupakan single engine monoplane dari Inggris yang terbang perdana pada Maret 1932, sebagai pengembangan dari jenis sebelumnya yaitu Vega Gill dan The Proctor. Salah satu logbooks perjalanan dari pesawat, telah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Kementerian Udara Britania Raya dan Irlandia Utara. (Foto: edcoatescollection.com)

P

ERCIVAL Gull adalah pesawat pertama diproduksi di Percival Aircraft Company, didirikan pada 1932 oleh Edgar Wikner Percival. Ini merupakan pesawat dengan desain low wing yang terbuat dari kayu dengan penutup kain. Mengutip dari National Museum Australia, pada 1932, perusahaan mulai memproduksi Gull dengan tiga seater (kursi), bersayap rendah serta memiliki aerodinamis dari kayu ringan yang ditutupi dengan doped atau dipernis kain. Ditambah dengan pilihan empat mesin atau enam silinder. Ini lebih cepat daripada pesawat angkatan udara. Varian Gull semuanya menggunakan lima jenis mesin yang berbeda, tetapi memiliki kesamaan yaitu jenis pendingin udara inline yang terbalik dengan baling-baling dua bilah. Pada fuselage (badan pesawat) belakang berbentuk persegi dengan ujung bulat. Kabin dirancang lebih mengkilap, sehingga lebih nyaman walaupun di pesawat mungil. Ruang kemudi tergabung dengan kursi penumpang. Bagian bawah utama pesawat memiliki roda yang dipasang di tiga penopang, serta ada roda pada ekor kecil yang dapat dikendalikan.

Rekor Penerbangan Baru dan Menarik Keberanian Pilot

Keberhasilan desain monoplane Percival terinspirasi produsen pesawat lain pada saat biplanes masih mendominasi langit. Varian ini cepat membangun reputasi dengan kinerja tinggi, menarik pilot untuk berani terbang “balap” di era ini, serta membantu untuk menginspi-

rasi minat publik dalam penerbangan. Percival Gull awalnya dioperasikan untuk kepentingan balap udara maupun militer. Balap udara ataupun pemecahan rekor, dimulai pada 9 Juli 1932, EW Percival menerbangkan prototype Gull (G-ABUR) pada ajang King’s Cup Race, di mana pesawatnya mampu mengudara dengan kecepatan 143 mph (230 km/jam). Kemudian pada 4 Oktober 1933, Charles Kingsford Smith memulai pe­ nerbangan dengan Gull Four (G-ACJV) dari Lympne, Inggris menuju Darwin di Australia tiba pada 10 Desember 1933 setelah menempuh perjalanan selama 7 hari 4 jam 44 menit. Selanjutnya, pada 17 Juni 1935, EW Percival kembali menerbangkan sebuah Gull Six (G-ADEP) dari Gravesend, Inggris menuju Oran di Algeria dan mendapatkan penghargaan dari Oswald Watt Gold Medal. Sedangkan untuk kepentingan militer (angkatan udara), Percival Gull dioperasikan oleh AU Kerajaan Inggris (Royal Air Force England). Awalnya ha­nya sebuah Gull Six (G-ADEU) yang telah dievaluasi oleh AU, kemudian mengoperasikan enam unit tipe yang sama untuk ditempatkan di Inggris, Mesir dan India. (Gusti Fikri Noor)

Karakteristik umum • • • • •

Kru: 1 orang Kapasitas: 2 penumpang Panjang pesawat: 24 ft 9 in (7.54 meter ) Bentang sayap: 36 ft 2 in (11.02 meter) Tinggi: 7 ft 4½ in (2.25 meter)

• • • •

Wing area: 169 ft2 (15.70 m2) Berat kosong: 1,170 lb (531 kg) Berat kotor: 2,050 lb (930 kg) Mesin: 1 × Cirrus Hermes IV dengan 4 silinder termasuk inline aircooled, 130 horsepower (tenaga kuda) (97 kW) Performa Kecepatan maksimum: 145 mph

• • • •

(233 km/jam) Kecepatan jelajah: 125 mph (201 km/jam) Jarak jangkau: 700 miles (1.126 km) Ketinggian jelajah: 16,000 ft (4.877 meter) Rate of climb: 850 ft/min (7.3 meter/ detik). (*)

Melestarikan Desain Burung Camar

T

HE National Museum Gull Six Monoplane, dengan pendaftaran (registrasi) G-AERD, dibuat pada 1936 di Gravesend di Kent, Inggris. Seorang wanita Swiss, Ariane Dufaux, untuk keperluan pribadinya membeli pesawat dan membawanya ke Swiss, kemudian registrasi menjadi HB-OFU. Empat puluh tahun kemudian, pesawat itu dijual ke seorang kolektor di Inggris, di mana pesawat dioverhoul (perbaikan besar) dan menjadi populer di sirkuit pertunjukan udara. Pesawat itu terlibat dalam beberapa kecelakaan dan melewati serangkaian pemilik sebelum Museum Nasional Australia membelinya pada 1986. The National Museum Gull Six belum pernah diterbangkan di Australia tetapi telah diatur perawatannya dalam kondisi layak terbang. Pekerjaan restorasi (pengembalian seperti keadaan semula) dilakukan setelah pesawat ini banyak mengalami kecelakaan di beberapa kerangka pesawat. The Gulls adalah produk primer yang diproduksi oleh Percival Aircraft dengan menampilkan logo perusahaan dalam sebuah ilustrasi penerbangan. Sebuah artikel London Sketch pada 1938, Percival menjelaskan keputusannya menggunakan judul ‘Gull’ untuk monoplanesnya: “Aku memilih nama “Gull” karena begitu sempurna terbang. Camar (Gull) adalah burung anggun, ia memiliki nama satu suku kata yang mudah diingat, dan ada sebuah keluarga yang baik yang memungkinkan nama tersebut berturut-turut digunakan.” Guna menghormati kisah pesawat ini, menurut Godfurnon, Nicolas.”Percival Gull.”Brussels Air Museum Restoration Society (BAMRS), bahwa Gull Four G-ACGR berada di Brussels Air & Space Museum, Gull Six G-ADPR (Jean Batten) di Auckland Airport serta Gull Six G-AERD di National Museum of Australia. (GFN)


Aviasi l Agustus 2014 l 29

Tokoh Penerbangan

Adi Soemarmo Wirjokusumo

Perintis AURI dan Pendiri Sekolah Radio Telegrafis Udara rachman Saleh, Opsir Muda Udara I Adi Soemarmo. Pesawat udara Dakota VT-CLA saat itu dalam perjalanan pulang dari Si足 ngapura menuju Yogyakarta, yang sedang membawa bantuan obat-obatan, ditembak jatuh pesawat udara P-40 Kitty Hawk Belanda yang berasal dari pangkalan Kalibanteng Semarang, yang dipiloti oleh Letnan Satu B.J. Reusink dan Sersan Mayor W.E. Erkelens. Pesawat jatuh di dusun Ngoto,

(Foto: Istimewa)

S

IAPA tak mengenal tokoh pahlawan bangsa dan salah satu perintis AURI yang satu ini. Namanya semakin harum, seiring meningkatnya kualitas dan status bandar udara yang menggunakan namanya. Adi Soemarmo Wirjokusumo adalah salah satu dari tiga perintis AURI yang gugur dalam peristiwa jatuhnya pesawat udara Dakota VT-CLA yang ditembak jatuh oleh pesawat udara Belanda pada 29 Juli 1947. Adi Soemarmo pria kelahiran Blora 31 Maret 1921, sebelum bergabung di Dinas Perhubungan Jawatan Penerbang足an adalah mantan flight radio operator dari Netherland Eart Ladius Air Force (NELAP) yang bertugas di Australia. Adi Soemarmo kembali ke Indonesia dan bergabung dengan PHBAURI. Adi Soemarmo adalah pendiri sekolah Radio Telegrafis Udara yang pertama kali di lingkungan Angkatan Udara dan merupakan embrio dari Sekolah Radio Udara di kemudian hari. Peran radio AURI sangat besar karena mampu membuka mata dunia terhadap perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Namun kariernya di Angkatan Udara begitu singkat, Adi Soemarmo mendapat perintah menjadi Radio 足Operator pesawat VT-CLA yang terbang ke India dalam upaya mengambil bantuan obat-obatan yang diberikan oleh Palang Merah Malaya dan India. Pada 29 Juli 1947, pesawat udara Dakota VT-CLA pulang menuju Maguwo, Yogyakarta. Pesawat udara Dakota dikemudikan oleh Pilot Alexander Noel Constantine (Australia) dan Co-pilot Roy L.C. Hazlehurst bersama Komodor, serta Juru Teknik Bhida Ram berkebangsaan India. Dalam pesawat udara Dakota terdapat penumpang lain yaitu Beryl Constantine (Inggris) istri Alexander Noel, Zainul Arif, Abdul Gani Handonotjokro, serta tiga tokoh AURI, yaitu Komodor Muda Udara Adi Sutjipto, Komodor Muda Udara Abdul-

Bantul Yogyakarta. Awak pesawat dan beberapa penumpang gugur dalam peristiwa yang menyedihkan itu, termasuk tiga orang perintis AURI, yaitu Adi Soemarmo, Adisucipto dan Abdulrachman Saleh. Satu-satunya penumpang yang selamat adalah Abdul Gani Handonotjokro. Untuk mengenang kejadian tanggal 29 Juli 1947 tersebut, sejak tahun 1955 dijadikanlah hari itu sebagai Hari Berkabung AURI.

Opsir Muda Udara I Adi Soemarmo dimakamkan di pemakaman Semaki, yang kemudian berubah menjadi Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara Semaki. Pada 9 November 1974, Pemerintah Indonesia menetapkan Adi Soemarmo sebagai Pahlawan Nasional berdasar Keputusan Presiden No. 071/ TK/1074. Namanya kemudian diabadikan Bandar Udara Panasan, Surakarta, menjadi Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo, hingga kini. (RG Rudyto)


Kupas

30 l Aviasi l Agustus 2014

PESAWAT RAKITAN

Casa 212, Menjalankan Misi Menyatukan Nusantara

Casa 212-200. Pesawat baling-baling ini memiliki sejarah panjang dalam penerbangan Indonesia, dioperasikan Merpati sebagai jembatan udara nusantara. (Foto: wikimedia.org)

Capt. Denny Satrio Mantan Direktur Operasi Merpati

P

ADA 17 Agustus ini, Indonesia merayakan 69 tahun kemerdekaan. Di industri penerbang­an, Indonesia berjaya karena sukses membuat pesawat terbang Casa 212. Pesawat bermesin turboprop (baling-baling) ini awalnya dirancang dan diproduksi di CASA Spanyol untuk keperluan sipil dan militer. Pesawat je­ nis ini juga telah diproduksi di Indonesia di bawah lisensi PT Dirgantara Indonesia. Pada Januari 2008 EADS CASA memutuskan untuk memindahkan seluruh fasilitas produksi C-212 ke PT DI di Bandung. Pabrikan Indonesia adalah satu-satunya yang mempunyai lisensi untuk memproduksi pesawat jenis ini di luar pabrik pembuat utamanya. Pengoperasiannya juga tak kalah jayanya berkat Merpati Nusantara Airlines. Hal ini sesuai pernyataan Capt. Denny Satrio, mantan Direktur Operasi Merpati. “Awalnya, Merpati mengoperasikan Casa 212 karena perusahaan BUMN, sementara Casa dirakit di IPTN yang

juga BUMN, jadi Casa diharuskan menghidupkan BUMN. Pesawat ini diandalkan untuk penerbangan perintis wilayah tengah dan barat Indonesia. Casa itu lebih di medium zone yaitu terbang dengan daerah datar, perairan dan pegunungan tertentu,” katanya saat ditemui Aviasi. Penerbang yang memiliki pengalaman 18 tahun bersama Casa ini menyatakan pesawatnya sudah berstandar, teknologi terutama pada flight instrument (panel kokpit khusus saat terbang) sudah seperti pesawat Boeing dan Airbus, juga dilengkapi ILS (Instrument Landing System) dan navigation. Tetapi bentuk dan berat kosong kurang efisien, di antaranya konsumsi bahan bakar lebih banyak dan perlu panjang landas pacu perintis saat itu 400-600 meter. Tahukah Anda, ternyata peran dan fungsi pesawat ini luar biasa dan membanggakan. Berdasarkan pengalaman Capt. Denny yang bekerja di Merpati 24 tahun ini Casa telah menjalankan misi negara dan menyatukan nusantara. “Saya pernah ditembak hingga tujuh lubang di pesawat saat kerusuhan Ambon dan Ternate. Saat kerusuhan Singkawang, evakuasi dengan armada ini dan maskapai yang terbang adalah Merpati, tidak ada airlines lain,” tegasnya. Ada cerita seru dari laki-laki yang

pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pilot Merpati selama tujuh tahun ini, Casa pernah kehabisan bahan bakar, kemudian memutuskan mencari tempat pendaratan akhirnya mendarat di Pulau Wetar, Maluku Tenggara. “Saya yang mengambil pesawat tersebut, upayanya pun tidak mudah, karena harus babat alas untuk buat landas pacu, menuju ke Wetar dari Saumlaki sangat jauh, dengan kapal laut perlu 16 jam,” paparnya. Ia menambahkan, pada 2013, anggaran perintis Rp 300 miliar diharapkan untuk Merpati, karena digunakan untuk membeli Casa 212-400, yang sebe­ lumnya Merpati mengoperasikan Casa 212-200.

Hujan Buatan

Menurut pabrikan pesawat ini, Casa 212 juga kerap terbang rendah guna mendekati objek yang dipantau, tidak jarang pesawat terbang 100 kaki (30,48 meter) dari atas permukaan laut. Secara umum, seri 212-200 MPA dapat terbang nonstop selama enam jam dengan jangkauan maksimum 710 nm (nautical mile) atau sekitar 1.349 km. Casa 212-200 yang digunakan dalam operasional hujan buatan dilengkapi dengan Weather Radar (Radar Cuaca) untuk mengidentifikasi sifat internal dan dinamika awan yang akan disemai, sehingga sangat membantu

Varian Casa 212 Seri 100 (C212A, C212-5, C212-5 series 100M) C-212AV C-212B - 6 C-212A, C-212C C-212D - 2 C-212A NC212-100 dan NC212-200

Keterangan Untuk militer Untuk versi transportasi VIP Versi sipil orisinal Untuk keperluan pelatihan navigasi Diproduksi di Indonesia

300

Lebih modern dan sayap dilengkapi winglset (lekukan ujung sayap)

400

Lebih besar (upgrade)

untuk menentukan awan mana yang akan dijadikan sebagai sasaran penye­ maian sekaligus sebagai panduan safety penerbangan dan dan Global Positioning System (GPS) diperlukan guna merekam, mencatat posisi dan track pesawat, sehingga memberi penjelasan tempat dilakukannya eksekusi penye­ maian awan. (Marthunis)

Karakteristik Pesawat • • • • • • • • •

Kru: Dua pilot Kapasitas: sampai 20 orang, 12 liter, atau kargo 2.820 kg Panjang: 16,15 meter Bentang sayap: 20,28 meter Tinggi: 6,60 meter Area sayap: 41 m² Berat kosong: 4.400 kg Maksimum berat lepas landas (MTOW): 8.000 kg Mesin: 2xGarett AiResearch TPE331-10R-513C. (*)

Untuk Sipil dan Militer

P

T Dirgantara Indonesia (PTDI) menjalin kerja sama jangka panjang dengan Airbus Military untuk bersama meluncurkan Airbus Military Cassa 212-400 versi up grade. Pesawat baru yang diberi nama New Cassa 212 (NC212) ini akan ditawarkan kepada pelanggan sipil maupun militer. NC212 upgrade ini dilengkapi dengan avionik digital dan sistem auto pilot terkini. Pesawat ini ini juga memiliki interior sipil terbaru yang mampu mengangkut 28 penumpang atau lebih banyak dari versi saat ini yang hanya bisa membawa 25 orang. (*)


Aviasi l Agustus 2014 l 31

Pilot Lounge

Terbang dengan Single Engine dan Twin Engine

Cessna TTx. (Foto: Dok. Cessna Aircraft Company)

Hampir semua penerbang memulai pendidikan menjadi penerbang dari pesawat bermesin piston tunggal. Pabrikan pesawat menciptakan pesawat bermesin ganda bahkan lebih untuk memberikan tenaga dorong tambahan

Pesawat Bermesin Tunggal (Single Engine) Hampir semua penerbang, memulai pendidikan menjadi penerbang dari sebuah pesawat bermesin piston balingbaling tunggal seperti Cessna 172. Pesawat tersebut cukup mudah untuk diterbangkan — instrumen serta tombol yang ada di dalam cockpit

(ruang kemudi) cukup sederhana dan tidak terlalu banyak. Anda juga tidak usah memusingkan undercarriage (landing gear), apakah sudah menurunkan atau belum, bahkan apabila tidak dapat diturunkan. Pesawat tersebut juga terbang relatif pelan, sehingga memberikan waktu kepada Anda untuk berpikir serta tidak menghabiskan jarak landasan untuk take off maupun landing. Salah satu yang perlu diingat, hampir semua pesawat baling-baling bermesin tunggal, pada saat Anda ingin menambah kecepatan baling-baling mesin, efek dari slipstream baling-ba­ ling serta momentum dari perputaran yang dihasilkan dari oleh baling-baling Anda akan menberikan momen yaw (pergeseran hidung pesawat) ke arah kiri, sehingga Anda harus menekan rudder kanan untuk tetap menjaga hidung pesawat lurus.

Pesawat Bermesin Ganda (Twin Engine) Banyak orang berpikir, dengan

Keluarga Besar PROFLIGHT Pilot School Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1435 H Mohon Maaf Lahir & Batin

Q

K

ITA semua tahu bahwa nyawa dari sebuah pesawat terbang adalah mesin. Mesin pesawat diciptakan untuk menghasilkan thrust (gaya dorong) sehingga tercipta airflow untuk menghasilkan lift (gaya angkat). Seiring dengan jalannya waktu, inovasi di dunia penerbangan terus berkembang demikian pesat hingga hari ini. Bayangkan saja, dimulai dari sebuah pesawat sederhana yang diterbangkan oleh Wright Bersaudara dengan mesin seberat 270 kg serta 12 tenaga kuda kemudian mesin pesawat terbesar yang dimiliki Boeing 777 deng­ an berat 8.230 kg, hingga pesawat yang memiliki 12 mesin, yakni Dornier X.

adanya mesin ganda, pesawat akan dianggap lebih aman. Lagi pula, apabila salah satu mesin pesawat Anda mati, Anda masih bisa terbang dengan yang satunya lagi yang masih hidup bukan? Belum tentu. Apabila salah satu mesin mati, Anda bisa kehilangan banyak gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin pesawat. Lalu, mengapa pabrikan pesawat menciptakan pesawat bermesin ganda bahkan lebih? Itu dibuat untuk memberikan tenaga tambahan. Beberapa masalah yang akan ditemui pada saat mesin pesawat Anda mati adalah deng­ an diperolehnya seluruh gaya dorong dari mesin yang masih hidup, pesawat akan yawing ke arah mesin yang mati. Baling-baling pada mesin yang mati juga dapat memberikan gaya hambat yang cukup signifikan dari balingbaling yang windmilling. Cara yang cukup mudah untuk menentukan mesin mana yang mati adalah dengan kalimat ‘dead engine, dead foot’. Misalkan, pada saat Anda sedang cruising, mesin sebelah kanan Anda mati. Sehingga, untuk mempertahankan arah pesawat, dibutuhkan tambahan rudder kiri yang ditekan oleh kaki sebelah kiri untuk mempertahankan arah pesawat. Maka, kaki sebelah kanan yang diam atau diumpamakan mati adalah sama dengan posisi mesin yang juga mati. Masalah yang timbul pada saat penerbangn dapat menghampiri siapa pun, kapan pun dan di mana pun. Sebagai seorang penerbang, Anda harus dapat meminimalisasi risiko ke tingkat yang serendah-rendahnya apa pun cara maupun prosedurnya. Persiapan sebelum terbang yang baik, keputusan yang cermat, berdoa akan membuat terbang anda lebih aman dan menyenangkan. Happy landing! (FO Bintang R. Sakti)

www.proflight-indonesia.com


Hukum & Regulasi

32 l Aviasi l Agustus 2014

Kenaikan Tarif Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi (5)

Tarif Referensi agar Maskapai Bisa Tetap Eksis

Prof. DR. H. K. Martono, SH, LL. McSc

Suasana penumpang di Terminal 3 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. (Foto: Eky Fajrin)

U Dr Ariawan Gunadi SH MH

Jika Anda berminat silakan hubungi: Sugiarto (085695583553)

U No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan tidak menentukan tarif batas bawah, namun demikian berdasarkan Pasal 465 yuncto 464 UURI No.1 Tahun 2009 berlaku keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 Tahun 2006 yang mengatur tarif referensi. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 Tahun 2006 tersebut dalam rangka menjaga kelangsungan usaha jasa angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri dan adanya kenaikan biaya operasi pesawat udara yang cukup signifikan, perlu diatur tarif referensi untuk penumpang angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri kelas ekonomi. Tarif referensi penumpang angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri kelas ekonomi setiap rute penerbangan dicantumkan secara rinci dalam keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 Tahnu 2006. Tarif referensi merupakan salah satu alat pengawasan bagi Direktur Jenderal Perhubungan Udara, terhadap perusahaan angkutan udara berjadwal dalam negeri. Tarif tersebut tidak akan mempe­ ngaruhi mekanisme harga yang telah tercipta dalam pasar. Dalam penetapan harga jual tiket, perusahaan angkutan udara niaga berjadwal harus memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan penerbangan, persaingan usaha yang sehat. Harga tiket dan perubahannya harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum diberlakukan. Perusahaan angkutan udara niaga berjadwal bertanggung jawab terhadap harga jual tiket baik yang dilakukan sendiri atau oleh mitra penjualan. Di atas disebutkan bahwa tarif re­ ferensi sebagai salah satu sarana pe­ ngawasan yang dilakukan oleh Direktur

Jenderal Perhubungan Udara. Pengawasan tersebut dengan menggunakan alat bukti harga jual yang tercantum di dalam tiket dan/atau bukti pembayaran lainnya, pemberitaan agen (agent news) dalam media cetak dan/atau elektro­ nika serta dalam brosur/selebaran atau iklan dalam media cetak dan/atau elektronik, informasi dan/atau laporan dari pengguna jasa, perusahaan angkutan udara dan/atau organisasi yang terkait di bidang transportasi udara. Tarif referensi merupakan batas bawah penetapan harga jual tiket angkutan udara niaga kelas ekonomi. Bilamana perusahaan penerbangan menetapkan harga jual tiket lebih rendah dibandingkan dengan tarif referensi, maka Direktur Jenderal Perhubungan Udara segera melakukan pengawasan khusus terhadap perusahaan angkutan udara niaga berjadwal yang bersangkutan. Pengawasan tersebut berupa tindakan pengecekan langsung secara intensif dan ekstensif terhadap perusahaan angkutan udara niaga berjadwal tersebut baik organisasi, keuangan maupun aktifitas perawatan dan pengoperasian pesawat udara dengan mengacu pada peraturan yang berlaku di bidang ang­ kutan udara, keamanan, keselamatan dan pelayanan penerbangan. Apabila dalam pengawasan dan evaluasi khusus terbukti adanya pelanggaran ketentuan keamanan dan keselamatan penerbangan, diberikan tindakan korektif sesuai dengan peratur­an perundang-undangan yang berlaku di bidang penerbangan, dan apabila terbukti melanggar ketentuan di bidang angkutan udara diberikan tindakan korektif dengan mencabut rute penerbangan yang bersangkutan. Hasil pengawasan khusus akan diinformasikan kepada instansi yang berwenang dalam pengawasan persaingan

usaha (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, namun demikian pengawasan khusus tersebut tidak meniadakan pengawasan rutin dan berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tarif referensi akan dievaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan atau apabila terjadi perubahan yang sangat signifikan terhadap biaya operasi pesawat udara.

Tarif Non-Ekonomi

Berbeda dengan tarif penumpang pesawat udara pelayanan kelas ekonomi penerbangan dalam negeri yang diatur oleh Menteri Perhubungan, maka tarif pelayanan penumpang nonekonomi angkutan udara niaga berjadwal dan angkutan kargo berjadwal dalam negeri mengacu pada konsep ideologi liberal, karena itu pemerintah hanya menentukan prosentase kapasitas tempat duduk kelas non-ekonomi, sedangkan besaran tarif ditentukan oleh peusahaan angkutan udara niaga yang bersangkutan berdasarkan mekanisme pasar (supply and demand). Kebijakan liberal ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan penerbangan dengan memperoleh dana yang lebih besar langsung dari penumpang, sedangkan tarif angkutan udara niaga untuk penumpang tidak berjadwal dan angkutan kargo dalam negeri ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa angkutan. Tarif penumpang angkutan udara niaga berjadwal dan angkutan kargo berjadwal luar negeri ditetapkan deng­ an berpedoman pada hasil perjanjian angkutan udara bilateral atau multila­ teral. (Bersambung)


Aviasi l Agustus 2014 l 33

Safety

Larangan Masuk ke Cockpit Selama Penerbangan (Foto: deviantart.net)

Tjuk Sudarsono Instruktur Transportasi Udara & Praktisi Penerbangan

K

ASUS penumpang yang menggedor pintu cockpit pada penerbang­an VA-41 Virgin Australia rute Brisbane – Singapore, Jumat 25 April lalu pukul 13.05 WIB (oleh Matt Christoper 28 tahun warga negara Australia), menambah daftar panjang penumpang yang melakukan tindakan melawan hukum (unlawful interference) dalam penerbangan. Kriteria seseorang yang melakukan tindakan melawan hukum dalam pe­ nerbangan telah diatur melalui pasal 54 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1(satu) Tahun 2009 masing-masing huruf (b) “pelanggaran tata-tertib dalam penerbangan” dan huruf (e) “perbuatan yang mengganggu ketenteraman”, penumpang yang membuat keonaran dalam penerbangan biasa disebut sebagai “unruly/disruptive passengers.” Dalam melakukan pengangkutan, airline berhak untuk tidak mengangkut (menolak) seorang penumpang dan barang bawaannya yang menurut penilaian dapat mengganggu ketenteraman, sehingga membahayakan keamanan dan keselamatan penerbang­ an.

Penilaian tersebut diperoleh ketika seorang calon penumpang melakukan proses pelaporan keberangkatan (check-in) beserta barang bawaannya, yang oleh petugas check-in staff wajib dilakukan prosedur “passenger and baggage profiling check” (pencocokan data diri sampai dengan pertanyaan menyangkut keamanan/security questioner), sehingga diketahui seorang penumpang dan barang bawaannya layak untuk diangkut atau ditolak. Penumpang yang berbuat onar dalam penerbangan umumnya sedang tidak stabil jiwanya (unstable), mungkin sedang dalam tekanan (stress) ataupun terganggu kesadarannya (mabuk). Prosedur penanganan terhadap penumpang yang sedang memiliki kasus hukum tertentu atau yang sedang dalam kondisi tidak stabil, harus termuat dalam “Aircraft Operator Security Programme (AOSP)” dan satu salinan/ copy wajib disampaikan kepada penye­ lenggara bandar udara yang diterbangi. Larangan masuk ruang kemudi (cockpit compartement), serta tindakan pengaman pintu ruang kemudi (cockpit compartemen door) khususnya bagi pesawat udara pengangkut penum­ pang dengan kriteria tertentu telah diatur secara internasional melalui ANNEX 6 ICAO paragraft 13.2.2 yang bunyinya: From 1 November 2003, all passengercarrying aeroplanes of a maximum certificated take-off mass in excess of 45.500 kg or with a passenger seating capacity greater than 60 shall be equipped with an approved flight crew compartment door that is designed to resist penetration by small arms fire and grenade shrapnel, and to resist forcible intrusions by unauthorized persons. This door shall be capable of being locked and unlocked from either pilot’s station. Konvensi Tokyo 1963 yang telah diratifikasi ke dalam Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1976 menyatakan, ketika terjadi tindakan yang membahayakan keselamatan pesawat udara, seseorang, harta benda atau yang

membahayakan ketertiban & disiplin dalam pesawat udara, kewenang­an itu berada pada Pilot In Command (PIC); Kewenangan dan hak hukum kapten penerbang mengambil tindakan untuk menjamin keselamatan, keter­ tiban dan keamanan penerbangan juga telah diatur dalam pasal 55 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009, serta teknis operasionalnya diatur melalui pasal 80 Peraturan pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan & Keselamatan Pe­ nerbangan: Wewenang Kapten Penerbang (1) Dalam melaksanakan tugas selama terbang, Kapten Penerbang Pesawat Udara bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan penerbang­an. (2) Dalam melaksanakan tugas se­ bagaimana dimaksud dalam ayat (1), Kapten Penerbang mempunyai wewenang untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan terjadinya gangguan keamanan dan keselamatan pe­nerbangan. (3) Tindakan pencegahan se­ bagaimana dimaksud dalam ayat (2), meliputi a. mengambil tindakan peng­amanan terhadap penumpang atau kondisi darurat lainnya yang dapat mengganggu atau membahayakan keamanan dan keselamatan penerbang­an; b. menurunkan dan/atau menyerahkan pelaku yang diduga mengganggu atau membahayakan keamanan dan keselamatan pe­ nerbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, kepada pejabat yang berwenang pada bandar udara terdekat. Kewenangan Kapten Penerbang sebagaimana tersebut didelegasikan kepada “petugas operasi pesawat udara” yang “on board” mengingat kapten penerbang berkonsentrasi di dalam ruang kemudi, oleh karenanya apa yang dilakukan oleh aircrew yang sedang bertugas dalam penerbangan

adalah sebagai pelaksanaan sebagian kewenangan Pilot In Command/ PIC (on behalf the captain). Pada pasal 81 Peraturan Pemerintah (PP) nomor 3 tahun 2001, dijelaskan tentang Wewenang Personel Operasi Pesawat Udara dan Personel Kabin: (1) Selama melaksanakan tugas, personel operasi pesawat udara dan/atau personel kabin wajib membantu Kapten Penerbang atas keamanan dan keselamatan penerbangan. (2) Dalam keadaan darurat selama penerbangan, personel operasi pesawat udara dan/atau personel kabin dapat berbuat atau bertindak di luar peraturan yang berlaku, atas perintah Kapten Penerbang. Penerbangan niaga berjadwal internasional masa kini umumnya melengkapi diri dengan petugas peng­ amanan dalam penerbangan atau yang lazim disebut sebagai “In Flight Security Officer/Air Marshal”, mereka adalah petugas yang telah terdidik oleh negara anggota ICAO, bahkan dibenarkan membawa senjata api berdasarkan perjanjian dua negara (bilateral agreement) antarnegara yang diterbangi. Selama “ground stop time” di bandar udara tujuan, mereka (air marshal) wajib melapor kepada petugas Bea & Cukai di ruang khusus bandara sembari menyerahkan senjata api beserta peluru yang dibawa (petugas bea & cukai sebagai representasi CIQ/Custom, Imigration & Quarantine). Dari uraian di atas, maka tindakan kapten penerbang VA-41menurunkan penumpang di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali sebagai tindakan yang tepat menurut regulasi yang berlaku secara universal sepanjang negara tersebut tercatat sebagai anggota ICAO, dengan demikian arogansi seseorang dalam penerbangan tidak memiliki ruang lagi, karena petugas operasi pesawat udara memiliki beberapa hak-hak hukum mewakili kapten penerbang yang diberi wewenang oleh negara dimana pesawat udara tersebut didaf­ tarkan. (*)


MRO

34 l Aviasi l Agustus 2014

Mimpi Menjadi Pusat MRO Regional dan Asia Pasifik

P

ERTUMBUHAN jumlah penumpang angkutan udara tahun ini diprediksi sedikit lebih rendah dibandingkan 2013 yang meningkat sebesar 11 persen dan 2012 yang sebesar 18 persen, karena melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkisar antara 5-6 persen per tahun.

mencapai 18,4 miliar Euro atau setara 230 triliun rupiah. Grand total jumlah pesawat Lion kedepan untuk Boeing dan Airbus adalah 517 unit, belum termasuk pesawat MD 80, bardier dan ATR yang dioperasikan oleh anak perusahaannya, Wings Air. Ditambah dengan maskapai nasional yang ada seperti Sriwijaya, AirAsia, Xpress, TransNusa dan maskapai lainnya, termasuk perusahaan charter yang terus berkembang, maka pasar angkutan udara akan terus tumbuh pesat dan berarti prospek pasar MRO (maintenance, repair, overhaul) ke depan cukup menjanjikan. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas MRO dalam negeri guna meningkatkan daya saing industri, berupa:

• Namun tingginya animo pengguna jasa angkutan penerbangan, maka jumlah penumpang 2014 akan mampu tumbuh rata-rata sebesar 10 persen per tahun. Prospek pertumbuhan angkutan penerbangan kedepan masih terbuka lebar. Hal ini didukung oleh rilis dari Kementerian Perhubungan, yang menyebutkan baru 270 rute penerbangan domestik atau sekitar 40 persen rute yang dilayani oleh maskapai dari total jaringan induk di dalam negeri yang mencapai 670 rute penerbangan. Masih terbukanya peluang peningkatan diatas, maka kedepan perusahaan penerbangan diperkirakan akan terus tumbuh dan juga jumlah pemesanan pesawat juga akan semakin bertambah. Maskapai Garuda, saat ini mengoperasikan sekitar 110 pesawat yang terdiri atas Boeing 777-300 untuk jarak menengah, Airbus A330-200/300, Boeing 737800 untuk jarak pendek, Bombardier CRJ 1000 dan ATR untuk remote area. Pada 2015, Garuda menargetkan akan memiliki jumlah pesawat sekitar 219 unit, termasuk 25 ATR Prancis dan 50 pesawat yang akan dioperasikan Citilink (Saat ini Citilink mengoperasikan sekitar 20 pesawat Airbus). Sedangkan maskapai Lion Air, pada 2007 telah memesan 178 pesawat Boeing yang akan diselesaikan hingga tahun 2017. Lalu pada 18 November 2011 di Bali dengan disaksikan Presiden AS, Barack Obama di sela-sela acara KTT-APEC, Lion kembali melakukan pemesanan pembelian 230 unit pesawat Boeing senilai 21,7 miliar dolar AS atau setara 195 triliun rupiah. Jadi total, Lion Air telah membeli 408 pesawat Boeing yang akan didatangkan secara bertahap hingga tahun 2025. Langkah besar Lion ternyata masih berlanjut, ketika pada 18 Maret 2013 lalu, Lion kembali menyepakati pemesanan 234 Airbus yang terdiri dari 109 unit jenis A230, 65 unit jenis A320, dan 60 unit jenis A321. Nilainya

Peningkatan jaminan kualitas layanan perawatan pesawat. Menerapkan standar kualitas dan standar Compliance Index Meauserement dengan berfokus pada Standar Performance Compliance, Quality Delivery Cost dan Supply Chain Management. Tarif perawatan pesawat yang kompetitif. Saat ini biaya man hour perawatan pesawat di Indonesia cukup kompetitif, berkisar antara $ 30-50 per man-hour. Di negara lain tarifnya lebih tinggi yaitu sekitar $ 50-80 per man-hour. Peningkatan jumlah SDM di bidang teknisi dan tenaga ahli perawatan pesawat. Sebelumnya, Asosiasi Perawatan Pesawat Indonesia (Indonesia Aircraft Maintenance Shop Association/IAMSA) menyatakan, Indonesia masih minim tenaga ahli perawatan pesawat yang sebenarnya berpotensi untuk berkembang. Saat ini jumlah teknisi dan tenaga ahli perawatan pesawat di Indonesia diperkirakan di bawah 3.000 orang. Padahal kebutuhan industri perawatan pesawat untuk lima tahun ke depan mencapai 6.000 orang dengan asumsi kapasitas MRO nasional mening­kat menjadi 50-60 persen. Institusi pendidikan yang ada sekarang hanya mampu menghasilkan maksimal 600 orang teknisi.Akibat minimnya SDM di bidang teknisi dan tenaga ahli perawatan pesawat. Pasar MRO nasional saat ini hanya mampu menyerap 30 persen, sementara 70 persen pe­ rawatan pesawat di luar negeri. Peningkatan kapabilitas MRO dalam negeri. Deng­an bertambahnya jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia, maka perusahaan pemeliharaan pesawat terbang (MRO) yang ada di Indonesia seperti GMF, MMF, Indopelita dan

sebagainya harus terus mengembangkan kemampuan dan fasilitas perawatannya. Seperti di­ketahui, saat ini MRO lokal hanya memiliki approval dari DKUPPU sehingga hanya bisa melayani pe­rawatan pesawat yang dibeli secara penuh oleh airlines di Indonesia. Padahal sebagian besar maskapai nasional, mendatangkan armada pesawatnya secara leasing, dimana dibutuhkan approval atau lisensi dari Federal Aviation Administration (FAA) dari Amerika Serikat (AS) dan European Aviation Safety Agency (EASA) sebagai requirement yang harus dipenuhi dalam perawatan pesawatnya. Pihak IAMSA menyatakan, approval atau lisensi perawatan pesawat merupakan kunci dalam menjalankan bisnis MRO, khususnya approval dari FAA (AS) dan EASA (Eropa) yang banyak diminta maskapai penerbangan. Namun mahalnya biaya investasi untuk mendapatkan approval menjadi kendala tersendiri. Rata-rata biaya untuk peroleh­ an approval dari FAA nilainya mencapai US $ 14 ribu dan EASA mencapai EUR € 57 ribu. Peningkatan kapasitas produksi. Untuk menaik­ kan tingkat produksi, maka perlu dilakukan penambahan kapasitas station/hanggar pera­ watan pesawat. Juga jika memungkinkan bisa menyediakan service line maintenance di setiap bandar udara di Indonesia. Dengan meningkatnya produksi perawatan, maka pencapaian nilai Turn Around Time (TAT) dan Quality Delivery Cost (QDC) diharapkan juga meningkat.

Menurut IAMSA, Indonesia merupakan “driver” pasar perawatan pesawat di ASEAN seiring dengan terus bertambahnya jumlah pesawat yang dioperasikan di Indonesia, dimana sekitar 21 persen dari total pasar perawatan pesawat di ASEAN ada di Indonesia. Pertumbuhan nilai perawatan pesawat di Indonesia diperikirakan sekitar 10-11 persen per tahun, atau lebih tinggi dari rata-rata di ASEAN yang hanya sebesar 8,4 persen per tahun. Mengingat besarnya peluang dan potensi pertumbuhan industri penerbangan dan perawatan pesawat ini, MRO lokal diharapkan mampu menangkap peluang tersebut, sehingga pasar perawatan pesawat yang semula hanya mampu terserap sebesar 30 persen atau senilai US$ 300 juta, bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi. Apalagi jika mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri, maka potensi pendapatan yang sekitar US$ 700 juta dapat diambil dan dinikmati oleh Indonesia. Jika seluruh pelaku industri perawatan pesawat nasional mampu meningkatkan daya saingnya, bukan tidak mungkin, kelak MRO nasional bisa menjadi pusat perawatan pesawat di regional ASEAN pada khususnya dan di lingkup global Asia Pasifik pada umumnya. (RG Rudyto)


Aviasi l Agustus 2014 l 35

Medika

Dehidrasi dalam Penerbangan

Beberapa penumpang tertidur dalam penerbangan Jakarta - Tanjung Pinang dengan Boeing 737-800. (Foto: Eky Fajrin)

M

Dr. Wendri Wildiartoni Pattiawira Pelupessy, OHP, AME Praktisi Kesehatan Kerja & Kesehatan Dirgantara Owner - Occupational Health Advisor Dr. Pelupessy and Associates Ph. + 62 813 2270 1326 PIN 23095FCF

Masalah kesehatan yang umum terjadi pada penumpang kabin pesawat lebih sering disebabkan oleh rendahnya tingkat kelembaban dalam kabin pesawat yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi.

ELAKUKAN perjalanan dengan pesawat terbang merupakan salah satu pilihan yang cepat dan nyaman, namun dapat memberikan beberapa dampak. Beberapa masalah kesehatan yang umum terjadi pada penumpang kabin pesawat lebih sering disebabkan oleh rendahnya tingkat kelembaban dalam kabin pesawat yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi. Udara dalam kabin pesawat umum­ nya memiliki tingkat kelembaban sebesar 10-20 persen — lebih rendah dibandingkan kelembaban dalam ruang­an sebesar 30-65 persen. Dehidrasi dapat menyebabkan masalah dalam bentuk gangguan kenyamanan ringan seperti kulit kering dan mata gatal hingga masalah yang dapat mengancam jiwa semisal masalah pernafasan pada seseorang yang memiliki kondisi penyakit seperti asma. Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menjaga tingkat hidrasi tubuh Anda saat dalam penerbangan adalah sebagai berikut. Minum air yang banyak. Dehidrasi dapat dihindari dengan meminum cairan selama penerbangan. Siapkan perjalanan Anda dengan memiliki sebotol besar air minum sebelum masuk pesawat dan minumlah sepanjang waktu. Banyak yang menyarankan untuk meminum segelas air putih setiap jam saat terbang. Namun harus diwaspadai bahwa tidak semua jenis minuman baik untuk Anda. Minuman kesehatan yang dibuat untuk mengganti elektrolit dapat menjadi pilihan terbaik dalam beberapa kondisi, namun tidak diperlukan saat Anda hendak menjaga status hidrasi Anda. Sebagai tambahan, beberapa minuman semisal minum mengandung alkohol atau kafein, dapat memberikan dampak yang tidak baik. Alkohol dapat memperberat kondisi dehidrasi dan hendaknya dihindari. Minuman berkafein semisal kopi, teh dan kola, dapat mencetus terjadinya dehidrasi.

Siapkan pelembab yang baik. Udara dalam kabin pesawat dapat

menimbulkan berbagai masalah pada kulit, semisal kulit kering, kulit pecah, dan kulit gatal. Anda dapat menjaga kelembaban kulit Anda dari dalam deng­an meminum air yang banyak dan dari luar dengan memakai pelembab pada wajah dan tangan — di mana pun Anda dapat menjaga kelembaban kulit. Simpan lotion pelembab favorit seukuran tas pinggang setiap waktu dan gunakan sesering mungkin selama

penerbangan guna melindungi kulit Anda dari hilangnya kelembaban. Anda juga dapat membeli penyemprot air ukuran kecil untuk menjaga wajah Anda tetap lembab dan menghindari dari kekeringan selama penerbangan. Bawa tetes mata. Tetes mata larut­ an garam fisiologis atau tetes mata dengan resep dokter, tetes mata dapat menjadi penolong dalam kabin pesawat, khususnya jika Anda mengenakan lensa kontak. Pertimbangkan semprot hidung. Udara dalam kabin yang kering menyebabkan ketidaknyamanan pada rongga hidung dan dapat menyebabkan mimisan pada sebagian orang. Jika hidung Anda menjadi kering akibat rendahnya kelembaban udara dalam kabin saat bepergian dengan pesawat terbang, pertimbangkan untuk membawa tetes hidung atau semprot hidung yang me­ ngandung larutan garam fisiologis. Periksa selalu obat asma Anda. Bila Anda memakai inhaler steroid, diskusikan dengan dokter Anda untuk mengetahui obat Anda cukup selama perjalanan, atau bila obat Anda perlu diganti atau ditambah dosisnya. Beberapa tips diatas dapat menolong Anda untuk tetap berada dalam kondisi cukup cairan tubuh sehingga penerbangan Anda akan menjadi lebih nyaman. (*)


Destinasi

36 l Aviasi l Agustus 2014

JEJAK PROKLAMASI

Merapat di Bengkulu Rumah Pengasingan dan Ibu Negara

ini menyimpan saksi perjalanan Soe­ karno berupa rumah pengasingan. Lokasinya berada di pusat kota, sehingga Anda mudah menemukannya. Tepatnya di Jalan Jeruk (sekarang Jalan Soekarno-Hatta) Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu. Bentuk bangunannya empat persegi panjang tidak berkaki yang bercirikan gaya Eropa tempo dulu. Belum diketahui kapan rumah ini pertama kali didirikan, namun diperkirakan dibangun awal abad ke-20.

Keistimewaan rumah ini tersimpan benda-benda peninggalan Bung Karno yang memiliki nilai sekaligus menemani Bung Karno dalam menyusun strategistrategi perjuangan selama di penga­ singan. Tata letak dan susunan interior maupun koleksi benda bersejarah sangat teratur. Anda dapat melihat sepeda ontel Bung Karno, sejumlah foto di beberapa ruangannya, surat cinta Bung Karno untuk Fatmawati, koleksi buku Het Post Zegelboek, Jong Java’s Lief en Leed, The Automatic Letter Writer, Plammarion-in Het Stervensuur, Mia Bruyn-Buwehand, de Rhynmonders dan Katholieke Jeugdbubel. Selain itu, terdapat meja, kursi, tempat tidur dan perlengkapan rumah tangga yang digunakan Bung Karno. Di salah satu ruangannya, Anda akan menjumpai mesin jahit antik yang biasa dipakai Fatmawati. Berada di Bengkulu, jangan lewatkan juga mengunjungi Rumah Fatmawati (bercirikan rumah tradisional) berjarak 600 meter dari rumah peng­ asingan Bung Karno yang berlokasi di sekitar Bundaran Simpang Lima, depan Kantor Walikota Bengkulu. Di sini, Anda dapat menemui peralatan dan barangbarang milik Fatmawati, salah satunya mesin jahit yang digunakan untuk menjahit Bendera Merah Putih Proklamasi 17 Agustus 1945. (Sat)

mengunjungi Makam Bung Karno se­ bagai pilihan wisata sejarah di Kelurah­ an Bendogerit, Kecamatan Sanawetan, sekitar 3 km dari pusat kota. Cukup mudah untuk menuju ke lokasi ini. Makam Bung Karno bercirikan sebuah joglo, yaitu bentuk seni rumah khas Jawa. Cungkupnya (bagian atap bangunan) diberi nama Astono Mulyo dengan motif ukiran yang indah. Makam tersebut berada di antara pusaran kedua orang tuanya, sebelah kiri makam R. Soekeni Sosrodihardjo (ayahanda) dan sebelah kanan makam ibundanya, yaitu Ida Aju Njoman Rai. Di atas makam diletakkan sebuah batu nisan yang terbuat dari batu pualam hitam yang bertuliskan: ”Di sini dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Republik Indonesia. Penyambung Lidah

Rakyat Indonesia.” Selain berziarah, di area Makam Bung Karno, Anda juga dapat memperkaya pengetahuan dengan berkunjung ke perpustakaan Bung Karno yang menyediakan banyak koleksi buku. Pada salah satu sudut di halaman luar terdapat Gong (alat musik Jawa) yang berbentuk modern dipadu hiasan di bagian depannya dan tulisan yang berbunyi World Peace Gong atau Gong Perdamaian Dunia. Selama di Blitar, jangan lupa mencicipi nasi pecel khas Blitar, pecel punten (di utara alun-alun, tepatnya di pojokan kantor Bupati Blitar), dawet serabi, es pleret, soto khas Mblitar yang unak dan nasi jagung (di kaki gunung Betet). Untuk oleh-oleh ada sambel pecel, geti, wajik klethik, berbagai olahan belim­ bing dan sebagainya. (Danang)

(Foto: googleusercontent.com)

B

AGI Anda yang baru pertama kali mendarat di gerbang udara Bengkulu, pasti akan terpesona dengan nama Fatmawati Soekarno. Nama ini terpatri dalam sebuah bandar udara. Di kota inilah, Bung Karno,

Sang Proklamator bertemu dengan Fatmawati, gadis asli Bengkulu yang kemudian menjadi istrinya. Provinsi yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dan berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia

Informasi Perjalanan Anda dapat memilih perjalanan udara menuju Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu (BKS). Selanjutnya dapat menggunakan taksi, bus, atau mobil sewaan. Rute Jakarta - Bengkulu Batam - Bengkulu

Maskapai Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air, Lion Air Wings Air

WISATA SEJARAH

MenapakiKotaBlitar

(Foto: iberita.com)

P

ADA 17 Agustus ini, Indonesia berbangga merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 sebagai tonggak sejarah kemerdekaan. Bangsa ini awalnya dipelopori Ir Soekarno sebagai

presiden pertama dan wakilnya Drs Mohammad Hatta. Untuk itu, sepatutnya kita kembali napak tilas sang proklamator Republik Indonesia. Salah satunya, Anda dapat

Informasi Perjalanan Dari berbagai kota, Anda dapat menuju Bandar Udara Abdulrahman Saleh, Malang (MLG), kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik bus Malang (Terminal Arjosari) – Blitar (Terminal Kota Patria), sewa taksi atau sewa mobil. Rute Jakarta - Malang Banjarmasin - Balikpapan - Malang Denpasar - Malang

Maskapai Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Citilink Kalstar Aviation Wings Air


Aviasi l Agustus 2014 l 37

Destinasi

FESTIVAL DIENG

Melihat Kawasan Sakral danBersemayamnyaDewaDewi

G

UNA memperkaya pengalaman wisata Anda, alam dan budaya sangat sayang jika Anda lewatkan. Untuk itu, kunjungilah Dieng Culture Festival V (DCF V) pada 30-31 Agustus ini. Ajang ini dimeriahkan acara khas jalan sehat sembari menikmati hangatnya purwaceng (minuman herbal khas Dieng), pertunjukan wayang kulit di tengah hawa dingin, pameran kerajinan, festival film indie pelajar, pesta balon dan lampion serta meriahnya pagelaran jazz di atas awan. Paling menarik dan dinanti khalayak ramai adalah ruwat rambut gimbal. Menurut kepercayaan setempat, rambut gimbal anak Dieng dipercayai sebagai titipan penguasa alam gaib dan baru bisa dipotong setelah adanya permintaan dari anak tersebut. Ritual doa acara tersebut di Candi Dwarawati, kompleks Candi Arjuna, Sendang Maerokoco, Candi Gatot Kaca, Telaga Balai Kambang, Candi Bima, Kawah Sikidang, kompleks Pertapaan Mandalasari (gua di Telaga Warna), Kali Pepek dan tempat pemakaman Dieng. Malam harinya dilanjutkan upacara Jamasan Pusaka yaitu pencucian pusaka yang dibawa saat kirab anak-anak rambut gimbal untuk dicukur. Dalam prosesi upacara tersebut, akan dilakukan penyerahan permintaan si anak gimbal sebelumnya. Para abdi upacara kemudian menghanyutkan

(Foto: wordpress.com)

potongan rambut gimbal ke Telaga Warna yang mengalir ke Sungai Serayu dan berhilir ke Pantai Selatan di Samudera Hindia. Mereka percaya, dengan pelarung­ an potongan rambut gimbal ke sungai menyimbolkan pengembalian bala (kesialan) yang dibawa si anak kepada para dewa. Secara geografis, Dataran Tinggi Dieng berada di dua kabupaten seka­ligus, masyarakat tersebar di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan sebagian lagi berada di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Menurut Dieng Culture Festival, Dataran tinggi Dieng bagaikan ‘negeri di atas awan’ di ketinggian 2.000 meter yang membuat udaranya sejuk dan ditutupi kabut tebal. Karena keindahannya yang menakjubkan inilah maka diyakini bahwa Dieng dipilih sebagai kawasan sakral dan tempat bersema­ yamnya Dewa Dewi. (Dnn)

(Foto: pendopotour.com)

Informasi Penerbangan Menuju Dieng, dari berbagai kota terlebih dahulu dapat menuju Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang (SRG). Rute Jakarta - Semarang Bandung - Semarang Cilacap - Semarang Surabaya - Semarang Batam - Semarang Pontianak - Semarang Ketapang - Semarang Pangkalan Bun - Semarang Sampit - Semarang Banjarmasin - Semarang Balikpapan - Semarang Denpasar - Semarang Lombok - Semarang Singapura - Semarang

Dari website masing-masing maskapai

Maskapai Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Sriwijaya Air Wings Air Susi Air Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Wings Air Lion Air Kalstar Aviation Kalstar Aviation Kalstar Aviation, Trigana Air Kalstar Aviation Lion Air Lion Air Garuda Indonesia, Wings Air Lion Air SilkAir

INTERNASIONAL

Melancong ke Amsterdam

B

(Foto-foto: Tom)

ELANDA, negara dengan sebutan negeri kincir angin sudah tidak asing lagi bagi wisatawan. Walaupun luas negara ini tidak seberapa dibanding Indonesia, berbagai daya tarik dan keunikannya menggoda untuk dikunjungi wisatawan dari manca negara. Meskipun kondisi geografisnya yang berada di bawah permukaan rata-rata air laut, negara yang terkenal dengan bunga tulipnya ini membangun kanalkanal yang membelah kota, sehingga menjadi jalur transportasi bahkan sarana wisata mengelilingi kota. Bangunan bersejarah terpelihara dengan baik dan banyak dijadikan museum yang memberi pengetahuan sejarah dan sensasi abad pertengahan. Amsterdam sebagai kota terbesar menawarkan sarana tranportasi yang dapat digunakan mengelilingi kota. Selain menggunakan bus, kereta, canal boat, sepeda adalah alat transportasi terbanyak digunakan warga Amsterdam dan para turis. Pemerintah kota Amsterdam memberi perhatian yang cukup tinggi bagi pejalan kaki dan pe­ ngendara sepeda. Selain berbagai arsitektur khas

Eropa, Belanda juga memiliki arsitektur modern, misalnya bandar udara Schipol yang terkenal sibuk namun tetap nyaman. Bagi wisatawan Indonesia yang merencanakan wisata ke Belanda, khususnya dan Eropa umumnya, kini terdapat penerbangan langsung yang ditawarkan maskapai nasional Garuda Indonesia dengan waktu tempuh Jakarta-Amsterdam kurang lebih 13 jam 30 menit tanpa transit, menggunakan Boeing 777-300 ER. Bagi penumpang Garuda Indonesia yang akan melanjutkan penerbangan ke berbagai negara lain di Eropa akan diteruskan oleh maskapai jaringan aliansi SkyTeam, mengingat Bandar Udara Internasional Schipol adalah hub (pengumpul) terbesarnya. Menurut pengamatan Aviasi, sejak penerbangan ini dibuka tingkat isian rute ini menjadi tinggi. Penumpang pada umumnya lebih menyukai pe­ nerbangan langsung ini karena tidak mengganggu istirahat. Belum lagi penumpang direpotkan turun naik di bandar udara transit dan pemeriksaan ulang sebelum naik pesawat yang kadang memakan waktu lama. (Tom)


Hotel

38 l Aviasi l Agustus 2014

BERMALAM DI LUAR NEGERI

Menikmati Borobudur

Nuansa Prancis Hadir di Sofitel So Singapura

(Foto: Dok. Sofitel So Singapore)

D

ENGAN memadukan budaya dan kuliner yang khas, seni dan arsitektur, Sofitel So diklaim didesain oleh satu-satunya perancang asal Prancis di Singapura, MIAJA Design Group, oleh desainer terkemuka, Isabelle Miaja. Hotel ini memperkenalkan 134 kamarnya dengan mewah yang berlokasi

di bagian So Hipdan bagian So Heritage. Fitur-fitur yang menarik termasuk lightfilled atrium untuk menyambut para tamu di lobi dengan karya seni unik dan instalasi lampu hexagonal yang mena­ rik, yaitu L’Hexagone, sebuah ‘bed-table’ mewah di dalam restoran dan kolam renang. Berlokasi strategis di dekat Raffles

di Grand Artos Aerowisata Hotel & Convention Place, di pusat kawasan bisnis Singapura, Sofitel So hanya berjarak beberapa menit dari landmark Singapura yang paling iconic. General Manager, Tony Chisholm mengatakan, “Kami telah mengembangkan sebuah konsep Singapura yang berbeda dengan Sofitel So Singapore. Dengan didukung pengalaman hospitality terbaik dari Sofitel dan dipadukan dengan kemewahan berlabel ‘So’, kami optimis bahwa Sofitel So Singapore akan menjadi tolok ukur di industri hospitality untuk layanan, desain, gastronomi dan pengalaman budaya Singapura yang menakjubkan.” Cobalah di Xperience, restaurant signature dan bar di Sofitel So Singapore membawa para tamu pada pengalaman kuliner yang dipadu musik modern dan irama dari para DJ. Selain itu, Rooftop bar, HI-SO, sangat ideal bagi para sosialita muda Singapura yang fashionable dan glamour. Para tamu akan memperoleh layanan mewah terbaik, dengan sajian cocktails unik dan menu yang memanjakan lidah. Tamu dapat menikmati suasana santai di cabana di samping kolam renang yang memiliki golden-tiled satu-satunya di Singapura. (*)

(Foto: Dok. Aerowisata Hotel)

T

ERLETAK di segitiga emas jalan utama Jawa Tengah yang dikelilingi oleh pemandangan alam yang indah, terciptalah Grand Artos Aerowisata Hotel & Convention, hotel bintang 4 yang tidak hanya menawarkan kenyamanan, tetapi juga keindahan Magelang. Lokasi strategis yang hanya perlu waktu 60 menit dari Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta dan 45 menit dari stasiun kereta api Tugu Yogyakarta. Mengunjungi Borobudur hanya 15 menit berkendara. Tamu juga dapat bermain golf hanya butuh waktu 5 menit dari hotel. Hotel yang dikelola Aerowisata Hotel Management ini menawarkan 191 pilihan kamar yang terdiri superior, grand superior, deluxe, junior suite, executive suite, royal suite dan presidential suite. (Dnn)

Harris Hotel Pontianak

PERAWATAN TUBUH

Mengangkat Kekayaan Lokal Melalui Bintan Tropical

(Foto: Eky Fajrin)

A

DA hotel ada spa, begitulah layanan akomodasi yang saling berkaitan. Sante par aqua yang artinya sehat melalui terapi air me­ negaskan bahwa semua tempat yang disebut spa harus memiliki fasilitas hidroterapi. Salah satunya di wilayah tersembunyi di Bintan, dan Anda dapat merasakan spa internasional. Anindya Spa by Andaru yang berlokasi di Nirwana Gardens Kawasan Lagoi

Pulau Bintan mengangkat berbagai karakter spa dengan sentuhan lokal melalui variasi perawatan yang langsung dekat dengan alam. Yohanna Prieda, Coordinator Sales Account Executive Aninday Spa by Andaru saat ditemui Aviasi di Bintan menyatakan layanan yang diberikan berkelas internasional dengan konsep memperkenalkan sentuhan dari kekakayaan budaya tanah air ke dunia

melalui perawatan tubuh dan minuman kesehatan. Tercatat 90 persen tamu hotel dan spa berasal dari mancanegara. Kondisi Lagoi yang masih “perawan” sangat mendukung dalam media spa. “Anindya Spa by Andaru menawarkan empat layanan yaitu beach, in room, health club dan villa spa dengan pemandangan taman alami dan pantai di Mayangsari Beach Resort,” paparnya. Keistimewaannya tertuang pada tahapan treatment seperti massage, scrub, bath, lotion hingga ukup dengan mandi rempah. Menur perawatan beragam yaitu royal javanese, balin ese exotic, prameswari, ratus, ukup, rejuvinating tropical. Khusus spa di villa, tersedia paket savitri herbal, 7 flowers, ragi beras merah, south sea mine ral influse, borneo treatment serta mud clay thermal. Menu perawatan Bintan Tropical Package untuk menghilangkan racun badan dengan penguapan herbal, pijat dan masker ekstrak tumbuhan. Ada juga Bintan Tropical Body Scrub untuk mencerahkann kulit, Bintan Tropical Essential Oil sebagai antiseptik serta The Lagoi Beach Massage untuk memijat/ relaksasi. (Danang)

(Foto: blogspot.com)

P

ADA Juni lalu, hotel ini memaknai momen bersejarahnya deng­an upacara topping off. Turut hadir dalam acara tersebut TAUZIA Hotel Management sebagai operator, pemilik hotel, kontraktor dan konsultan. Terletak di jantung kota tepatnya di J. Gajah Mada, Harris Hotel Pontianak menawarkan 151 kamar. Hotel juga akan dilengkapi dengan Harris Café, Harris Juice Bar, Ballroom, Ruang Rapat, Business Lounge, Fitness Center, Spa, Kids Club dan kolam renang. Hotel ini juga akan mengintegrasikan toko buah lokal terkenal ‘Istana Buah’, yang sejalan dengan konsep gaya hidup sehat Harris Hotel. “Pontianak merupakan ibukota yang terus berkembang dengan potensi pertanian dan industri yang sang­at menjanjikan. Lokasi hotel yang strategis ini akan memenuhi kebutuhan pelancong bisnis, baik dari perusahaan maupun pemerintah, serta individual yang semakin mening­kat,” papar Christophe Glass, Brand Director Harris Hotel. (*)


Aviasi l Agustus 2014 l 39

KESIAPAN CAPT AVIRIANTO MENJADI PENASEHAT FEDERASI PILOT DALAM REGULASI

PENDATANGAN MOU BPSDM, BOBBY MAMAHIT DENGAN FEDERASI PILOT INDONESIA

DENGAN ASOSIASI PELAUT INDONESIA. DILAUT ADA PUTRI DUYUNG – DILANGIT ADA BIDADARI

Keluarga Besar Federasi Pilot Indonesia ( FPI ) Mengucapkan

CAPT. GENTUR HADIR PADA ACARA INDONESIA LAWYER CLUB

MENYATUKAN PEMBERITAAN SATU DALAM KEDIRGANTARAAN

Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1435H Mohon Maaf Lahir & Batin KABADAN BPSDM, EDDI MEMBERI ARAHAN TERPADU

AGENDA BERSAMA MASYARAKAT TRANPORTASI INDONESIA

DISKUSI DENGAN PENASEHAT FEDERASI CAPT. ADI GUNAWAN DAN CAPT MANOTAR M

BERSAMA KITA BISA. STPI, PPSDM, APHI, LITBANG, ATC DAN IAW

DIKUSI INACA, APHI, ATC DAN REKAN2 PILOT (CAPT. YUNUS SEKJEN APHI, TENGKU BURHANUDDIN SEKJEN INACA, AZME ATC )

BERSAMA BAMBANG SUSANTONO WAMEN (BAMBU RUNCING 45)

TERIMA SALAM HORMAT KAMI UNTUKMU DIRGANTARA - INDONESIA

BERSAMA DIRJEN PERHUD HARRY BAKTI, CEO MASKAPAI INDONESIA DAN DPRRI-KOM V


Hobi

40 l Aviasi l Agustus 2014

Adi Satria, Vice President Sales Marketing and Distribution Accor Malaysia, Indonesia and Singapore (kiri) saat pembukaan ibis Pillow Hunt di Jakarta. (Foto-foto: Dok. Cognito)

Pillow Hunt dari Hotel Turun ke Jalan K

EBERSAMAAN tim tidak hanya dirasakan saat bekerja saja, namun dalam komunitas di luar agenda kerja pun harus tetap kompak. Seperti halnya komunitas di Accor (operator hotel terbesar kawasan Asia Pasifik), pada Juni lalu serentak menggelar acara Car Free Day ibis Family Pillow Hunt di Jakarta dari ibis Jakarta Tamarin menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI). Maskot-maskot ibis Pillow Hunt terus bergerak dan bergoyang-goyang mengikuti irama musik yang sengaja ditampilkan persis di depan Hotel Pullman Jalan Sudirman Jakarta Pusat. Selain itu, acara dimeriahkan sejumlah permainan seperti fun walk, games, photo competition dan flash mob. Herna Lesmana, PR & Communication Coordinator Accor Malaysia - Indonesia - Singapore kepada Aviasi menyatakan ibis Family Pilllow Hunt mulai diadakan sejak November 2013, dilaksanakan serentak di tujuh kota Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Solo, Malang dan Bali, serta di Malaysia dan Singapura sejak 16 hingga 24 November 2013. “Program acara bervariasi di masingmasing daerah. Contohnya di Surabaya dan Jakarta, ibis Pillow Hunt diadakan dalam car free day dan menggelar senam aerobik bersama masyarakat luas. Ini masih berbentuk pengenalan kembali (menumbuhkan awareness) kepada khalayak ramai,” papar Herna. Saat ditemui Aviasi, Herna me­ negaskan khususnya di Jakarta dengan

adanya car free day ini guna menarik perhatian banyak publik yang berkumpul dengan berjalan sehat bersama para maskot brand Keluarga ibis serta salah satu komitmen bahwa Accor mendukung program hidup sehat. Menariknya, ibis Pillow Hunt ini direkomendasikan oleh para anggota atau “fans” ke teman-teman yang tergabung dalam jaringan pertemanan facebook dan juga melalui facebook page hotel-hotel Accor dalam regional Indonesia, Malaysia dan Singapura. “Pillow Hunt” adalah terminologi (istilah) marketing yang digunakan dalam marketing dan PR (Public Relations) program Keluarga ibis untuk memperkenalkan kembali Keluarga ibis kepada masyarakat sebagai brand ekonomi hotel yang paling dinamis dan terjangkau. Program “ibis Family Pillow Hunt” awalnya dipergunakan dalam program online marketing, di mana para pelanggan dan fans Keluarga ibis dapat berfoto dengan maskot-maskot ibis Pillow dan kemudian mengunduh ke Accorhotels.com facebook page dan aplikasi ibis Pillow Hunt yang bisa didownload dari masing-masing perangkat telepon atau gadget berkoneksi internet. “Aplikasi ini dapat diakses melalui link bit.ly/ibispillowhunt atau https:// www.facebook.com/Accorhotels.id/ app590527941037750. Pelanggan yang mengunduh foto-foto terbanyak saat progam tersebut diadakan akan mendapatkan beragam hadiah,” pungkasnya. (Danang)


Aviasi l Agustus 2014 l 41

Royal Brunei Airbus A319 Lokasi: Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng Camera: Nikon D3100 By: Sha Fuji

Wings Air ATR72-500 Lokasi: Bandar Udara Aroepalla, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan Camera: Nikon D7000 By: Mikaeli Permana

Etihad Airways Airbus A330-200 Lokasi: Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng Camera: Canon EOS 350 By: Rahadhi Pratama

Gallery

Kirimkan hasil karya foto dirgantara Anda! Sertakan keterangan lengkap foto dan data diri ke: gallery@tabloidaviasi.com Setiap edisi, Aviasi akan menampilkan hasil foto terbaik.


Day Off

42 l Aviasi l Agustus 2014

Panji Birama Melukiskan Objek dan Imajinasi dalam

SKETSA

(Foto: Danang)

“Bahwa sketsa itu sebagai seni menggambar dan melukis yang dilakukan dengan ide kreativitas yang tinggi.”

M

ENOREHKAN pena dalam tulisan sepertinya sudah biasa dilakukan ke dalam buku hari­ an atau suatu naskah, namun meng­ goreskan pensil dalam kertas tampaknya susah bagi yang tidak punya minat. Tetapi bagi Panji Birama, menggambar itu sudah menjadi hal biasa dan mudah. Penerbang yang satu ini mengaku senang dengan hobi membuat sketsa sejak kecil, orang tua pun mendukung, karena beberapa kali berprestasi dalam bidang ini. Aktivitas dilakukannya sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) bergabung dengan redaksi majalah sekolah. “Saya juga sempat kuliah di arsitektur, walaupun nggak sempat selesai. Di arsitektur ini juga dapat ilmu sketsa, dengan demikian hobi saya semakin berkembang. Apalagi, untuk ilmu ini saya sempat menjadi asisten dosen, sehingga lebih mantap dan percaya diri,” paparnya. Di saat libur, ketika tidak ada aktivitas lain, Panji sapaan akrabnya selalu sketsa suatu objek di atas kertas A4 di rumah. Menurutnya, selain mengurangi stres, juga menambah pergaulan jika ada teman yang minta digambar. “Dengan hobi ini, saat day off, jika ada bepergian pun saya bisa lalukan

dengan menggambar di atas tablet, jadi lebih praktis tanpa kertas banyak dan pensil seperti dilakukan di rumah,” tambahnya. Ketika ditemui Aviasi di kawasan Margonda, Depok, di sebuah taman ia mewujudkan hasil imajinasinya wajahwajah orang. Sungguh menarik...! Di sela-sela menggambar wajah, ia menjelaskan pelan-pelan dan butuh kesabaran untuk belajar sketsa wajah. Jika terdapat kesalahan sedikit saja, maka hasil sketsa akan tampak sekali berbeda dengan objek atau imajinasi. “Untuk objek hidup seperti orang, maka saya perintahkan orang tersebut untuk diam dan tidak banyak bergerak. Sebab yang terlalu banyak bergerak akan membuat hasil sketsa tidak sempurna karena terganggu dan kurang fokus mengamati setiap detail orang tersebut, berbeda dengan objek mati yang lebih gampang,” paparnya. Ia kemudian melanjutkan menggambar gedung kota dari atas sebuah apartemen. Saat itu, ia tertarik dengan tiga bangunan tertinggi di wilayah itu. Tidak hanya mengisi waktu luang saja, hasil goresannya di saat libur, ternyata ia ikutkan dalam kompetisi, kadang-kadang ada hasilnya. Di sam­ ping itu, teman yang meminta pun juga

memberikan uang. Laki-laki penggemar Takehiko Inoue, seniman sekaligus komikus asal Jepang ini mengungkapkan di waktu liburnya juga digunakan untuk meng­ asah kemampuannya terutama teknik sketsa. Ilmu didapatkan dari komunitas, internet dan buku. Kopilot kelahiran Probolinggo, 27 Januari 1989 ini juga memiliki hobi nyanyi, main keyoboard, masak dan digital art. Biasanya, dilakukan saat libur atau di sela-sela saat RON (Remain Over Night) atau bermalam di suatu kota. Di kala senggang pun, Panji bisa berlatih sedikit demi sedikit di rumah atau di tempat-tempat yang mengundang inspirasi. Penyuka warna hitam, putih, merah ini menegaskan bahwa sketsa itu sebagai seni menggambar dan melukis yang dilakukan dengan ide kreativitas yang tinggi. Orang yang menggeluti ini tentu harus pandai berimajinasi sehingga apa yang orang tersebut buat, nyata dan indah hasilnya. Suatu saat nanti Panji sepertinya harus memperkaya ilmunya dengan terbang dan berkunjung ke Koge Museum of Sketches (Museum Sketsa Koge) di Denmark. (Dnn)



FAW-Colours.pdf

1

7/8/14

3:48 PM

C

M

Y

M

Y

Y

MY

K

Dapatkan Penawaran Harga Terbaik Cendrawasih Room & Pienary Hall Jakarta Convention Center 12 - 14 September 2014

Kunjungi dan dapatkan :

• Special discount dan harga khusus untuk seluruh rute penerbangan* • Happy hour promo • Program khusus bagi GarudaMiles member • Cicilan 0% 3 & 6 bulan untuk pemegang kartu BNI • Door prize ticket ke berbagai destinasi • Beragam penawaran menarik lainnya Nikmati kenyamanan terbang di atas yang lain ke lebih dari 70 destinasi di seluruh dunia bersama Garuda Indonesia. *Syarat dan ketentuan berlakua

Organized by :

Sponsored Partner : powered by

Bank Partner :


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.