Sistem Pengawasan Mutu Internal (ICS) dan Sistem Penjaminan Partisipatif (PAMOR)
Untuk Kelompok Tani Organik Dataran Tinggi Krayan
Sistem Pengawasan Mutu Internal (ICS) dan Sistem Penjaminan Partisipatif (PAMOR) Untuk Kelompok Tani Organik Dataran Tinggi Krayan
Panduan ini digunakan oleh pengurus dan anggota kelompok tani sebagai panduan untuk penerapan sistem pengawasan mutu organis atas produksi dan penanganan hasil pertanian organik yang dihasilkan oleh petani-petani anggota. Panduan ini juga menjadi panduan bagi pihak-pihak eksternal; pemerintah, pedagang, lembaga sertifikasi maupun konsumen untuk mengetahui dan memahami bagaimana petani dengan kelompoknya melakukan upaya untuk mengawasi mutu produk yang dihasilkan oleh mereka.
Disusun oleh: Rasdi Wangsa bersama FORMADAT dan WWF Indonesia ©FORMADAT dan WWF-Indonesia 2017 Foto sampul depan: “Panen padi di dataran tinggi Krayan” Foto kredit: ©Robertson Desain dan tata letak: Kupa Media Lestari Diterbitkan pada bulan Juni 2017 oleh WWF Indonesia dan FORMADAT. Setiap reproduksi secara penuh atau sebagian harus menyebutkan judul dan penerbit yang disebutkan sebagai pemilik hak cipta.
Daftar Isi Kata Pengantar
iii
Bab I
1 1 4 7
Pengertian Umum dan Istilah Pengertian Pertanian Organik Sertifikasi Sistem Pengawasan Mutu Internal (ICS Internal Control System) Sistem Penjaminan Partisipatif (PAMOR)
8
Bab 2 Pertanian Tradisional di Dataran Tinggi Krayan Produk Unggulan di Dataran Tinggi Krayan Beras Adan Sorgum Jawawut Garam Gunung
13
Bab 3 Sistem Pengawasan Mutu Internal ICS Resiko Kontaminasi Organisasi ICS Personil ICS dan Tanggung Jawabnya Standar Organik Internal Pendaftaran Petani Inspeksi Internal Perkiraan Panen Prosedur Persetujuan Internal Ketidaksesuaian dan Sanksi Dokumentasi Pasca Panen dan Pengolahan Inspeksi Eksternal dan Sertifikasi
27 27 30 35 38 49 50 51 51 52 53 55 57
Bab 4 PAMOR Krayan
61
19 19 20 22 23
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal i
Kata Pengantar
N
egara-negara dunia menyetujui Sustainable Development Goals (SDGs) pada September 2015 di mana sangat jelas bahwa pembangunan tidak cukup dilihat dari segi ekonomi atau kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakat (dan mestinya semua masyarakat) namun juga lingkungan dan sumber daya alam perlu dilestarikan sebagai tempat kita hidup dan pilar untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Panen padi di Long Layu, Krayan Selatan | Kredit foto: Lene Topp
Pertanian alami sebenarnya sudah sangat lama diterapkan oleh petani-petani di dataran tinggi Krayan dan masih dipertahankan hingga saat ini. Oleh karenanya, produk-produk pertanian organik dari dataran tinggi Krayan, seperti beras adan, dele arur/ ra (sorgum) dan garam gunung sangat disukai oleh konsumenkonsumen, terutama di perkotaan di Indonesia maupun di luar negeri. Hutan di dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, rata-rata masih alami. Kondisi tersebut menjadi jaminan bahwa tanah dan air yang mengalir ke persawahan murni, bersih, dan bebas dari bahan kimia. Di Krayan, pengelolaan pertanian menggunakan bahan alami untuk penyubur tanah. Seperti jerami padi, daun, rumput, dan kotoran ternak seperti kerbau, sapi, babi, ayam dan lain-lain. Selain itu, dalam mengatasi hama tanaman hanya menggunakan racun dari tumbuh-tumbuhan daun, buah-buahan, dan kulit pohon. Artinya, pertanian di Krayan bisa dikatakan pertanian organik. Salah satu produk organik dari dataran tinggi Krayan adalah Padi Adan. Padi Adan putih, hitam, dan merah (pade adan buda mitem dan sia) merupakan bibit lokal hasil budidaya masyarakat dengan ciri khas aroma, cita rasa, dan tekstur yang halus.
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal iii
Pertanian organik adalah pola pertanian yang hanya menggunakan bahan alami demi kesuburan tanah dan memperhatikan keharmonisan dan kelestarian alam. Dalam pertanian organik tidak diperkenankan menggunakan pupuk kimia, pestisida kimia serta bahan lain yang sifatnya mempercepat pertumbuhan secara tidak alami dan memusnahkan hama tanaman. Dalam pola pertanian organik, petani tidak boleh menggunakan bahan-bahan kimia, tetapi menggunakan bahan organik/alami sebagai pupuk dan pengendali organisme pengganggu tanaman. Pertanian organik sudah terbukti mempunyai peranan penting dalam menjamin keberlanjutan pengelolaan lingkungan dan mutu kesehatan pola kehidupan kita. Meningkatnya permintaan akan produk organik saat ini, tentu membuka peluang untuk para petani agar bisa lebih sejahtera lagi. Namun kondisi tersebut kadang disalahgunakan oleh beberapa pelaku di hilir dengan mengatasnamakan produk mereka sebagai organik, namun dalam sisi proses dan jauh dari standar organis. Praktek perdagangan seperti ini kemungkinan bisa merugikan mereka para petani organik. Untuk memastikan konsumen, maka diperlukan sertifikasi sistem pangan organik. Dengan adanya sertifikasi menjamin bahwa produk yang dihasilkan benar-benar organik. Sertifikasi bisa dibuat oleh kelompok tani dengan membentuk organisasi, dan berkomitmen serta mempunyai kesepahaman yang sama dengan menerapkan prinsip- prinsip dasar organis dalam poduk pertanian yang dihasilkan. Hal tersebut biasa disebut dengan Sistem Penjaminan Mutu Internal (ICS). Dengan penerapan sistem ICS, nantinya pengawasan mutu dalam proses produksi akan memberikan keyakinan kepada konsumen tentang keaslian produk organik yang dihasilkan.
Hal iv | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Hamparan sawah yang membentang diantara bukit di dataran tinggi Krayan | Kredit foto: Cristina Eghenter
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal v
B.1 Pengertian umum dan istilah Pengertian Pertanian Organik
P
Hasil pangan di dataran tinggi Krayan | Kredit foto: Ery Bukhorie
ertanian organik adalah pertanian yang sesuai dengan alam dan terintegrasi dengan lingkungan di sekitar lahan pertanian, dimana tanaman berupa padi dan tanaman pangan lainnya ditanam dan dipelihara oleh petani dengan menggunakan sumber-sumber air yang bersih, benih lokal yang telah lama dibudidaya oleh petani sendiri serta menggunakan pupuk organik yang berada di sekitar lahan-lahan pertanian tersebut. Dalam pertanian organik petani mengupayakan caracara alami dalam mengatasi gangguan hama dan penyakit yang sesuai. Pertanian organik hanya menggunakan bahan alami demi kesuburan tanah dan memperhatikan keharmonisan dan kelestarian alam. Dalam pertanian organik, penggunaan pupuk dan pestisida kimia serta bahan lain yang sifatnya mempercepat pertumbuhan secara tidak alami dan memusnahkan hama tanaman tidak diperbolehkan bahkan dilarang. Karena pupuk dan bahan-bahan kimia tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan manusia maupun alam dan lingkungan di sekitar kita, terutama bagi kehidupan petani sendiri. Penelitian terbaru mengenai bahaya pestisida terhadap keselamatan nyawa dan kesehatan manusia sangat mencengangkan. WHO (World Health Organization) dan Program Lingkungan PBB memperkirakan ada 3 juta orang yang bekerja pada sektor pertanian di negara-negara berkembang terkena racun pestisida, dan sekitar 18 ribu orang diantaranya meninggal setiap tahunnya. Pertanian organik sudah terbukti mempunyai
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 1
peranan penting dalam menjamin keberlanjutan pengelolaan lingkungan dan mutu kesehatan pola kehidupan kita. Selain itu, pada kondisi tanah yang kurang subur (seperti banyak tempat di Kalimantan), sistem pertanian organik merupakan salah satu alternatif dalam upaya diversifikasi dan intensifikasi pertanian
Hal 2 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Persawahan di Tang Paye, Krayan Tengah | Kredit foto: Ery Bukhorie
menuju pada sistim pertanian berkelanjutan untuk meminimalisir praktek-paktek pertanian yang merusak alam. Karena penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan justru akan memiskinkan tanah, mengurangi kesuburan, dan menyebabkan meningkatnya serangan hama.
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 3
Peranan Konsumen Kesadaran konsumen akan mutu produk pertanian sudah semakin meningkat, dimana kriteria produk pertanian yang aman untuk dimakan dan aman bagi kesehatan, atau pangan organik, merupakan bagian daripadanya. Di samping itu, dalam kondisi ekonomi yang memburuk, dimana harga pupuk dan pestisida menjadi sangat mahal dan tidak terjangkau lagi oleh petani, pertanian organik merupakan pilihan yang menguntungkan petani karena biaya produksi yang relatif murah dan harga jual yang tinggi. Meningkatnya permintaan akan produk organik saat ini, tentu membuka peluang untuk para petani agar bisa sejahtera lagi. Apalagi, harga produk organik rata-rata lebih tinggi daripada produk biasa atau bukan organik. Namun kondisi tersebut kadang disalahgunakan oleh beberapa pedagang dengan mengatasnamakan produk mereka sebagai organik, namun dari sisi proses jauh dari standar organis. Praktek perdagangan seperti ini kemungkinan bisa merugikan para petani organik. Guna menghindari kecurangan tadi, maka diperlukan sistem sertifikasi pertanian organik.
Sertifikasi
Sertifikasi adalah proses untuk memperoleh pengakuan secara tertulis bahwa sistem dan proses produksi yang dilakukan berdasarkan standar sistem pertanian organik. Dengan adanya sertifikasi menjamin bahwa produk yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan standar pertanian organik dan juga melindungi kosumen dari praktek penipuan produk yang bukan organik.
Sertifikasi adalah alat untuk perdagangan atau jual beli yang ditunjukkan dengan adanya lembar sertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi yang telah disahkan atau diakui oleh Pemerintah. Petani-petani atau kelompok tani yang memiliki
Hal 4 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
sertifikasi ini dapat memakai label produknya dengan label yang resmi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama ketika akan menjual produknya ke pasar atau toko besar di kota-kota. Sertifikasi dilakukan agar dapat memenuhi persyaratan pasar dan tetap mendapat kepercayaan dari konsumen terhadap produk organik yang sehat. Serta menjadi hal yang diperhatikan oleh masyarakat atau kelompok tani itu sendiri. Selain itu, untuk mempertahankan nilai pasar yang relatif tinggi untuk produk yang dikelola secara organik dan dijamin mutunya alami. Sertifikasi organik penting ketika petani berkeinginan untuk menjual produknya keluar desanya atau sampai ke kabupaten, propinsi, bahkan ke luar negeri. Sertifikat organik dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) yang telah disahkan oleh pemerintah di masing-masing negara. Lembaga Sertifikasi Organik akan mengirimkan inspektornya untuk memeriksa lahan-lahan petani dan memberikan penilaian apakah petanipetani telah menerapkan pertanian organiknya dengan benar sesuai dengan standar pertanian organik yang ada. Setelah melakukan penilaian maka LSO akan mengeluarkan sertifikat organik yang berlakunya setahun. Tahun-tahun berikutnya akan dilakukan inspeksi yang sama untuk memastikan apakah petani tetap menerapkan standar tersebut. Untuk sertifikat yang akan dikeluarkan oleh LSO ini akan membutuhkan biaya yang besar kecilnya tergantung luas lahan, jumlah petani, dan jarak lahan petani tersebut dari lokasi kantor LSO. Oleh karena mahalnya biaya sertifikasi ini maka telah dikembangkan Model Sertifikasi Kelompok yang dikenal dengan ICS.
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 5
Penjemuran padi di Krayan | Kredit foto: Robertson
Hal 6 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Sistem Pengawasan Mutu Internal (Internal Control System, ICS) Sertifikasi bisa dibuat oleh kelompok tani dengan membentuk organisasi, dan berkomitmen serta mempunyai pemahaman yang sama dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar organis dalam poduk pertanian yang dihasilkan. Hal tersebut biasa disebut dengan Sistem Pengawasan Mutu Internal (Internal Control System ICS). Dengan penerapan sistem ICS, pengawasan mutu dalam proses produksi akan memberikan keyakinan kepada konsumen tentang keaslian produk organik yang dihasilkan. Dalam mempelajari ICS ada tiga belas (13) komponen kunci yang harus dipelajari secara mendalam oleh para petani.
KOMPONEN KUNCI ICS: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
PRINSIP DASAR RESIKO KONTAMINASI STANDAR ORGANIK INTERNAL PENDAFTARAN PETANI INSPEKSI INTERNAL PERKIRAAN PANEN PROSEDUR PERSETUJUAN INTERNAL KETIDAK SESUAIAN DAN SANKSI DOKUMENTASI ORGANISASI STRUKTUR DAN PERSONIL PASCA PANEN DAN PENGOLAHAN INSPEKSI EKSTERNAL DAN SERTIFIKASI
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 7
Sistem Penjaminan Partisipatif (PAMOR) Kepercayaan dan keyakinan merupakan landasan hubungan antar manusia, termasuk hubungan antara petani dan konsumen. Keyakinan terhadap produk (mutu, jumlah, kontinuitas) merupakan landasan kepercayaan konsumen dalam memilih produk. Oleh karena itu sebagai persyaratan sebuah pasar, penjaminan mutu diperlukan untuk memberi keyakinan kepada konsumen bahwa kualitas produk yang dihasilkan petani sesuai dengan standar produksi maupun standar produk yang dibutuhkan konsumen. Penjaminan merupakan pendelegasian keyakinan dan kepercayaan bahwa produk tersebut sesuai dengan harapan konsumen, dan standar organis. Petani organik di seluruh dunia telah mengembangkan cara untuk menjamin integritas keorganisan produk mereka. Saat ini di perdagangan dunia, penjaminan pihak ketiga (sertifikasi) mendominasi penjaminan untuk produk-produk organik. Meskipun demikian banyak petani organis, khususnya di negara berkembang yang kebanyakan adalah petani skala kecil, sulit untuk mendapatkan sertifikasi pihak ketiga ini. Hal ini disebabkan biaya sertifikasi yang tinggi dan prosedurnya rumit sehingga menimbulkan hambatan serius bagi petani berskala kecil untuk bisa mendapatkannya. Untuk itu sejumlah metode penjaminan alternatif untuk menjamin integritas produk organis telah dikembangkan untuk petani kecil yang berkembang cukup pesat. Pada tahun 2004, konferensi yang dimotori oleh MAELA dan IFOAM di Brazil yang dihadiri perwakilan lebih dari 20 negara mempresentasikan sistem penjaminan alternatif yang telah dikembangkan di negara mereka. Saat ini banyak petani skala kecil bergabung dalam program alternatif ini yang dikenal sebagai Sistem Penjaminan Partisipatif (PAMOR) atau Participatory Guarantee System (PGS). PGS, atau PAMOR untuk istilah yang dipakai di Indonesia, adalah inisiatif sistem penjaminan yang sesuai untuk pasar/ konsumen lokal, yang menekankan partisipasi para pihak
Hal 8 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Kerbau di persawahan di Krayan | Kredit foto: FORMADAT
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 9
Kredit foto: FORMADAT
(termasuk petani dan konsumen) dan dijalankan di luar kerangka sertifikasi pihak ketiga. Sistem penjaminan ini bertujuan untuk memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk yang dihasilkan petani memenuhi standar organik yang berlaku atau disepakati bersama. Para pihak yang terlibat dalam proses penjaminan partisipatif idealnya meliputi petani, konsumen, pedagang, koperasi, lembaga swadaya masyarakat, pemerintah dan sebagainya. Para pihak terlibat dalam membangun skema penjaminan organik, mulai dari perencanaan standar dan sistem pengawasan; pelaksanaan hingga evaluasi sistem. Istilah ini menggambarkan adanya keperdulian bersama banyak pihak
Hal 10 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
terhadap kesejahteraan petani, keamanan produk pertanian dan keberlanjutan pertanian dan lingkungan hidup. Sistem penjaminan ini mendukung dan mendorong kelompok tani untuk bekerjasama dan meningkatkan hal-hal yang terkait dengan praktek pertanian melalui berbagi pengetahuan dan pengalaman. Sistem penjaminan ini juga harus sesuai dengan tradisi, kearifan dan kondisi ekologis setempat, dengan menekankan pada aspek sosial dan lingkungan, dan juga memperhatikan mata pencaharian yang berkelanjutan. Penjaminan ini diterapkan dan bersifat spesifik terhadap komunitas individu, geografis, dan pasar. Sistem ini dapat digunakan untuk meningkatkan sosial ekonomi dan kondisi ekologi dengan mendorong proses produksi skala kecil. Jaringan kerja antara konsumen dan petani kecil merupakan pendorong agar petani skala kecil memperkuat untuk memperluas produksi mereka. Fokus utama PAMOR untuk memberikan penjaminan organik bagi pasar lokal. Prosedur penjaminan partisipatif ini lebih sederhana, dan berbiaya murah bagi para petani. PAMOR mengharuskan adanya suatu pendekatan ekologis yang mendasar terhadap pertanian yang tidak menerapkan pemakaian pupuk atau pestisida kimiawi sintetis maupun organisme rekayasa genetika, dan lebih lanjut menunjang para petani dan pekerja dalam sebuah wadah ketahanan ekonomi jangka panjang dan keadilan sosial.
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 11
B.2 Pertanian Tradisional di Dataran Tinggi Krayan
Petani memanen padi di Krayan | Kredit foto: Robertson
Pertanian tradisional adalah pertanian yang selalu menjadikan tradisi budidaya dan kearifan lokal yang telah turun temurun dijalankan oleh komunitas sejak nenek moyang. Pertanian tradisional sawah di dataran tinggi Krayan tentunya telah menjadi tradisi budaya orang Krayan. Dataran tinggi Krayan sangat potensial untuk dijadikan kawasan pertanian organik dalam skala signifikan dengan pendekatan ekosistem yang mengandalkan kekayaan akan sumber daya tumbuhan dan tanaman lokal yang telah lama beradaptasi dengan iklim dan tanah dataran tinggi ini. Begitu banyak varietas lokal dan keanekaragaman sumber pangan seperti: padi sawah dan padi gunung, sorgum (dele arur/ra), jawawut (benamud), tanaman hortikultura, buah-buah lokal dan sayuran hutan, dan garam gunung, adalah produk-produk lokal di kawasan ini sangat potensial untuk dipasarkan sebagai produk organik selain untuk kebutuhan komunitas lokal dataran tinggi Krayan. Ke-5 kecamatan di dataran tinggi Krayan yaitu Krayan Induk, Krayan Timur, Krayan Barat, Krayan Selatan dan Krayan Tengah terletak di dataran tinggi pulau Kalimantan, ketinggian daerah ini antara 700-1500 m dari permukaan laut. Mayoritas penduduk bermata pencaharian pertanian padi dan peternakan. Jumlah penduduk di atas 10.000 jiwa dimana mayoritas tinggal di kecamatan Krayan Induk. Sistem pertanian yang dilakukan oleh
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 13
Carlo Petrini, pendiri Slow Food, dengan Beras Adan Krayan di acara Asio Gusto, Korea, 2015 | Kredit foto: FORMADAT
masyarakat tani adalah pertanian tradisional yang de facto pada umumnya organik. Siklus penanaman padi sawah dan padi gunung satu kali dalam satu tahun. Jenis ternak yang dipelihara adalah kerbau, sapi, kambing, babi, bebek dan ayam. Satu hal sangat penting adalah soal benih dan keanekaragaman benih dan kultivar (padi, buah, dll), bagaimana pertanian organik dan sehat perlu didasari pada kelestarian benih tradisional untuk menjaga ‘genetic variety’ dan varietas lokal. Ini salah satu aspek yang diperjuangkan gerakan Slow Food secara internasional. Beras adan hitam dan garam gunung sudah didaftarkan oleh FORMADAT di ‘Ark of Taste.’
Hal 14 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 15
An event to honor indigenous peoples and local community achievement and build the movement for inclusive climate and development solutions. The Equator Prize 2015 Award Ceremony was held as a highlevel contribution to the historic United Nations Framework Convention on Climate Change 21st Conference of the Parties (UNFCCC COP21) held between 30 November and 12 December 2015 in Paris, France. The goal of the conference was to convene nearly 200 governments from around the world to agree on a binding framework to address climate change. Acara Equator Prize 2015 | Kredit foto: FORMADAT
Praktik pertanian tradisional yang merupakan juga praktik terbaik untuk kondisi dataran tinggi Krayan menjadi juga perhatian EQUATOR PRIZE yang pada tahun 2015 menghargai FORMADAT Indonesia dan Malaysia sebagai salah satu pemenang atas capaian mendorong pembangunan berkelanjutan di dataran tinggi di Heart of Borneo. Kesadaran ini yang mendorong masyarakat dataran tinggi Krayan untuk mengadopsi Deklarasi Organik Krayan dan memperingati tanggal 9 Maret setiap tahun sebagai Hari Pertanian Organik Krayan.
Hal 16 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
DEKLARASI MASYARAKAT ADAT KRAYAN TENTANG PERTANIAN ORGANIK DI WILAYAH ADAT KRAYAN MEMPERHATIKAN BAHWA KEARIFAN TRADISIONAL LELUHUR KAMI MASYARAKAT ADAT KRAYAN DIJANTUNG BORNEO (HEART OF BORNEO) DALAM MEMPRAKTEKKAN MODEL PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN YANG SAMPAI SAAT INI MASIH TERBUKTI UNGGUL, MAKA KAMI DENGAN INI MENYATAKAN : PERTAMA : TETAP MENJUNJUNG TINGGI PRAKTEK-PRAKTEK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN YG TELAH DITERAPKAN OLEH LELUHUR KAMI DIWILAYAH ADAT KRAYAN SEJAK ZAMAN DULU KALA DAN KAMI BERJANJI UNTUK TETAP MEMPERTAHANKANNYA DAN MENGEMBANGKANNYA SEBAGAI SISTEM YG AKAN TERUS KAMI LAKUKAN DIWILAYAH MASYARAKAT ADAT KRAYAN SAMPAI SELAMA LAMANYA. KEDUA : BAHWA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI DATARAN TINGGI KRAYAN JANTUNG BORNEO (HEART OF BORNEO) YANG DIMAKSUDKAN ITU ADALAH UNTUK MEWUJUDKAN PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK, PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN KETAHANAN PANGAN. KETIGA : UNTUK ITU, DENGAN KESADARAN YANG SANGAT TINGGI, KAMI GENERASI PENERUS MASYARAKAT ADAT KRAYAN DIJANTUNG BORNEO (HEART OF BORNEO) BERTEKAD DAN BERKOMITMEN UNTUK : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
TETAP BERTANI DENGAN POLA KEARIFAN TRADISIONAL DAN ORGANIK DISELURUH WILAYAH ADAT KRAYAN TIDAK MENGGUNAKAN PUPUK KIMIA SINTETIK. TIDAK MENGGUNAKAN PESTISIDA KIMIA SENTITIK. SELALU MENGELOLA LAHAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM YANG BERKELANJUTAN DAN TERUS MENJAGA KESEIMBANGAN EKOSISTEM SELALU MENJAGA MANFAAT DAN KUALITAS PRODUK PERTANIAN ORGANIK YG KAMI HASILKAN MEMPERDAGANGKAN PRODUK-PRODUK MASYARAKAT ADAT KRAYAN BERDASARKAN PRINSIP PERDAGANGAN YANG BERKEADILAN.
KEEMPAT : UNTUK MEMPERKUAT DAN MELETAKAN TONGGAK SEJARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK MASYARAKAT ADAT KRAYAN MAKA KAMI BERSEPAKAT MENETAPKAN TANGGAL 09 MARET 2016 SEBAGAI “HARI PERTANIAN ORGANIK MASYARAKAT ADAT KRAYAN” DAN SETIAP TAHUN DIRAYAKAN DENGAN KEGIATAN PAMERAN BERBAGAI HASIL PERTANIAN ORGANIK DAN BUDAYA PERTANIAN MASYARAKAT ADAT KRAYAN DEMIKIAN DEKLARASI INI KAMI IKRARKAN SEBAGAI BUKTI BAGI GENERASI KE GENERASI UNTUK MEMPERTAHANKAN DAN MELESTARIKAN POLA PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN DI WILAYAH ADAT KRAYAN DIJANTUNG BORNEO (HEART OF BORNEO). KRAYAN, 09 MARET 2016 ATAS NAMA MASYARAKAT ADAT KRAYAN : 1. KEPALA ADAT BESAR KRAYAN HULU : LEWI G PARU 2. KEPALA ADAT BESAR KRAYAN TENGAH : KAM PANGERAN 3. KEPALA ADAT BESAR KRAYAN BARAT : ISHAK SURANG 4. KEPALA ADAT BESAR KRAYAN DARAT : M RINING LIANG, SH 5. KEPALA ADAT BESAR KRAYAN HILIR : DANEL SINAU
................................. ................................. ................................ ................................ ................................
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 17
Beras Adan hitam Krayan dalam kemasan | Kredit foto: FORMADAT
Hal 18 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Produk Unggulan di Dataran Tinggi Krayan Sejalan dengan kesadaran untuk menerapkan gaya hidup sehat dan gaya hidup hijau, konsumen perlu juga mengetahui khasanah bahan pangan lokal berdasarkan kandungan nilai nutrisi, nilai budaya, nilai ekonomi, nilai solidaritas, hingga nilai konservasinya. Indonesia memiliki ragam makanan lokal yang sangat kaya. Makanan-makanan tersebut diolah dari bahan pangan yang berasal dari alam Indonesia. Komoditas itu tak sedikit yang dibudidayakan secara tradisional lewat cara-cara yang mempertimbangkan siklus yang berkelanjutan dan menggunakan pupuk non-kimiawi. Maka, dihasilkan produk yang tak hanya unggul secara kualitas, namun juga sehat dan ramah lingkungan karena organik. Keadaan alam di dataran tinggi Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, rata-rata masih baik dan asli. Kondisi tersebut menjadi jaminan bahwa tanah dan air yang mengalir ke persawahan murni, bersih, dan bebas dari bahan kimia. Di Krayan, pengelolaan pertanian pada umumnya menggunakan bahan alami untuk penyubur tanah seperti jerami padi, daun, rumput, dan kotoran ternak seperti kerbau, sapi, babi, ayam dan lain-lain. Selain itu, para petani berupaya untuk hanya menggunakan racun dari tumbuh-tumbuhan daun, buah-buahan, dan kulit pohon dalam mengatasi hama tanaman. Artinya, pertanian di Krayan pada umumnya masih alami. Padi Adan Salah satu produk unggulan dari dataran tinggi Krayan adalah padi Adan. Padi Adan merupakan bibit lokal dengan ciri khas aroma, cita rasa, dan tekstur yang halus. Beras Adan sudah dikenal oleh banyak konsumen, baik itu tingkat nasional maupun internasional. Semakin hari permintaan konsumen akan beras Adan semakin meningkat. Hal ini mendorong FORMADAT untuk membuat standar sertifikasi demi
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 19
memperbaiki dan menjaga mutu dan kualitas beras Adan. Mulai dari proses persiapan lahan, seleksi bibit, penanaman, pasca panen, penggilingan sampai pada proses pengepakan untuk dipasarkan. Beras Adan merupakan varietas padi lokal dari dataran tinggi Borneo, dengan kualitas terbaik di antara varietas padi lokal lain yang hingga saat ini masih dibudidayakan di Krayan dan daerah dataran tinggi Borneo lainnya. Terdapat tiga varietas yang berbeda: putih, merah dan hitam. Beras ini terkenal dengan biji-bijian kecil dan tekstur halus serta rasa yang enak. Tingginya karbohidrat (varietas putih) dan kandungan vitamin B6 (varietas merah) dan mineral (varietas hitam) membuat beras ini mampu memberikan kontribusi untuk nilai gizi yang sangat baik. Beras Adan dibudidayakan sesuai dengan cara-cara tradisional dan organik oleh para petani dataran tinggi Krayan. Air yang bersih dialirkan dari pipa bambu atau parit alami ke sawah. Kerbau setelah panen dilepasliarkan ke sawah sehingga membuat sawah siap diolah untuk musim selanjutnya. Pembibitan biasanya dimulai sekitar bulan Juli dan penanaman dilakukan setelahnya. Musim panen dimulai sejak akhir Desember hingga Februari. Panen beras Adan hanya setahun sekali. Pada tahun 2012, pemerintah Indonesia memberikan sertifikasi Indikasi Geografis (GI) bagi Beras Adan dari Dataran Tinggi Krayan sebagai pengakuan atas karakteristik yang unik untuk beras lokal ini. Hanya beras dari Krayan yang dapat dipromosikan dan dipasarkan dengan nama Beras Adan Krayan. Sorgum atau Dele Arur/Ra Berbicara mengenai pangan, khususnya bahan makanan pokok, kebanyakan dari kita akan menyebutkan beras. Dari sekian banyak sumber pangan lokal di Indonesia, sorgum menjadi salah satu bahan pangan yang tergeser oleh beras. Selain perawatan yang tidak rumit, sorgum juga dinilai memiliki kandungan gula yang lebih rendah daripada padi. Sorgum juga memiliki daya tahan yang bagus terhadap perubahan iklim.
Hal 20 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Sorgum atau dalam bahasa Lundayeh disebut dele ra atau dele arur | Kredit foto: Ery Bukhorie
Sorgum, atau dalam bahasa Lundayeh disebut dele ra atau dele arur, telah lama dibudidayakan di dataran tinggi Krayan. Secara tradisional disemai di ladang perbukitan di sepanjang sungai kecil (karena itulah disebut arur yang berarti sungai dalam bahasa Lundayeh) atau digunakan juga sebagai penanda batas antara ladang. Dalam tradisi masyarakat Lundayeh, sorgum bukan pengganti nasi sebagai makanan pokok, tapi disajikan dan dikonsumsi sebagai camilan, dimasak menggunakan bambu dan dicampur dengan nasi ketan. Secara tradisional, madu atau air sari tebu ditambahkan sebagai pemanis.
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 21
Jawawut (Setaria italica) atau benamud dalam bahasa Lundayeh | Kredit foto: Ery Bukhorie
Jawawut atau Benamud Jawawut (Setaria italica) atau benamud dalam bahasa Lundayeh telah lama dibudidayakan di dataran tinggi Krayan. Secara tradisional disemai di ladang perbukitan bersama dengan tanaman padi. Jawawut memerlukan waktu lebih lama sampai siap untuk dipanen dan biasanya dipanen setelah padi. Dalam tradisi masyarakat Lundayeh, benamud bukanlah pengganti nasi sebagai makanan pokok, namun sebagai makanan tambahan, camilan, atau pencuci mulut dicampur dengan nasi ketan/sorgum dan dimasak dalam bambu.
Hal 22 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Garam Gunung Garam gunung berasal dari air yang memiliki salinitas tinggi yang mengalir dari dalam tanah. Air tersebut terdapat di dalam tanah sejak jutaan tahun yang lalu ketika dataran tinggi Borneo masih ditutupi oleh laut. Seiring berjalannya waktu, masyarakat setempat telah mampu mengidentifikasi mata air garam yang dapat dikonsumsi oleh manusia (main) dan mata air garam yang dikonsumsi oleh satwa liar (rupan), dan telah mengubah air yang memiliki salinitas tinggi menjadi garam dan dapat dijual ke daerah lain. Melalui catatan etno-historis kita dapat mengetahui bahwa garam merupakan salah satu komoditas yang paling berharga serta mampu diperdagangkan dari dataran tinggi Krayan ke daerah lain di pedalaman Borneo, sejak dulu. Proses produksi garam terjadi sepanjang tahun, namun menjadi lebih intensif seiring dengan periode siklus penanaman padi. Masyarakat secara bergiliran mengolah garam, menghabiskan dua hingga tiga minggu di lokasi produksi pada suatu waktu jika lokasinya cukup jauh dari desa tempat mereka tinggal. Perempuan memiliki peranan penting dalam proses produksi garam. Garam menjadi sebuah komoditas utama untuk dikonsumsi sehari-hari dan untuk dijual. Metode pengolahan sepenuhnya menggunakan metode tradisional dan dikembangkan secara lokal, dengan satu-satunya penggunaan barel logam (stainless) sebagai teknologi baru untuk memasaknya dalam jumlah yang lebih besar dan dapat membuat garam dalam waktu yang lebih singkat. Garam dikemas secara tradisional, yaitu dengan memasukkan garam ke dalam bambu di atas tungku api dan kemudian membungkusnya menggunakan daun. Biasanya garam disimpan dalam tumpukan kayu bakar di atas perapian di dapur. Dengan cara ini balok-balok garam akan tetap keras dan kering, serta dapat digunakan selama bertahun-tahun. Proses produksi garam gunung adalah bagian penting dari warisan sejarah dan budaya masyarakat yang tinggal di dataran
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 23
Garam gunung | Kredit foto: FORMADAT
tinggi Borneo. Baru-baru ini, garam gunung Krayan terdaftar di Ark of Taste Slow Food. Ini merupakan sebuah pengakuan produk yang tidak hanya memiliki karakteristik unik dan cita rasa lokal, namun juga sebuah produk yang termasuk langka dan istimewa.
Hal 24 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 25
B.3 Sistem Pengawasan Mutu Internal - ICS Resiko Kontaminasi Resiko atau sesuatu yang mungkin terjadi dalam hal menjaga mutu pertanian organik adalah pencemaran produk organik yang sangat perlu diperhatikan sehingga kita dapat menghindari terjadi pencemaran produk tersebut. Dengan bahasa yang lain, kita perlu menyediakan tindakan pencegahan sebelum terjadinya pencemaran tersebut. Perkiraan terhadap suatu resiko dapat dibagi menjadi dua (2) yakni perkiraan resiko dasar dan titik kritis resiko dalam pertanian organik. Perkiraan resiko dasar Di bawah ini beberapa hal penting yang dapat dijadikan alasan mengapa perkiraan resiko dalam pertanian organik itu penting, yakni:
Proses produksi garam gunung | Kredit foto: Ery Bukhorie
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pada saat pemeliharaan tanaman dikhawatirkan petani menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia untuk memberantas hama dan penyakit pada tanaman Kemungkinan tanaman yang dipanen oleh petani belum matang Pada waktu panen dan penyimpanan ada pencampuran jenis tumbuhan yang organik dengan bukan organik karena tergiur harga yang lebih baik Tempat/wadah untuk penjemuran sudah tercampur dengan bahan kimia atau komoditi lain yang bukan organik, karena kurang hati-hati dan dianggap sepele Sebagian petani dikhawatirkan belum memahami sistim usaha tani organik Terjadi pencemaran lingkungan atau pencemaran dari kebun petani lain yang menggunakan bahan kimia, karena kemungkinan sebagian petani kebun tetangga belum mau ikut kelompok pertanian organik
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 27
Titik kritis dalam pengontrolan dan mengatasi resiko tersebut Meskipun sesungguhnya hampir sebagian besar petani belum terbiasa dalam menggunakan bahan kimia untuk keperluan usaha tani, namun perkiraan titik kritis yang perlu diperhatikan bersama dalam usaha tani oleh anggota kelompok organik sebagai bagian dari ICS terutama para Inspektor Internal, adalah sebagai berikut: No
Titik Kritis
Solusi
1.
Kemungkinan Petani memebersihkan gulma pada lahan dengan bahan kimia
Perlu ada pengawasan dari petugas lapangan/petani kebun tetangga
2.
Kemungkinan terjadi pencemaran bahan kimia dari kebun tetangga
Membuat selokan/parit pada batas kebun
3.
Kemungkinan sebagian petani melakukan panen sistim jolok
Buat aturan panen sistim pilih buah yang matang dan jatuh sendiri
4.
Tidak disadari bahwa tempat penyimpanan dari bekas bahan kimia
Tempat penampung/penyimpanan perlu disepakati dan menggunakan label organik
5.
Sebagian petani belum memahami pertanian organik
Diberi pelatihan teknis dan Evaluasi setiap periode tentang budidaya, pascapanen dan pengolahan hasil
6.
Penjualan hasil pertanian dicampur dengan milik petani non Anggota
Buat surat kontrak dan aturan serta sangsi
Hal 28 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Contoh-contoh resiko kontaminasi: Mesin penggiling berada di bawah lumbung, berpeluang adanya kontaminasi asap mesin ke gabah yang berada di atas.
Lumbung Pak Hasan di Buduk Kubul
Botol oli dan jerigen bekas solar di bawah lumbung. Sisa oli dan solar berpeluang mencemari gabah atau beras yang sedang/ sudah digiling.
Pemisahan gabah di dalam lumbung. Jenis gabah padi disimpan di lumbung yang dibagi ke dalam empat kotak. Penyimpanan gabah padi harus dipisahkan jenisnya agar tidak bercampur sehingga kemurnian jenis padinya tetap terjaga.
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 29
Organisasi ICS Untuk menjalankan sistem ICS diperlukan adanya organisasi atau kelembagaan yang akan memastikan berjalannya sistem tersebut dengan baik dan benar. Adapun contoh struktur dasar organisasi ICS secara umum adalah sebagai berikut: KOMISI PERSETUJUAN
KOORDINATOR ICS SEKRETARIS MANAJER MUTU
INSPEKTOR/ PENGAWAS
PETUGAS PEMBELIAN & PENGOLAHAN
ANGGOTAANGGOTA
Berdasarkan hasil beberapa lokakarya dan pertemuan-pertemuan di Long Bawan (Krayan), Tang Payeh, Kurid (Krayan Barat) dan Binuang (Krayan Tengah) disepakati struktur Organisasi ICS di dataran tinggi Krayan dimana FORMADAT menjadi penanggung jawab.
Hal 30 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Struktur organisasi ICS dataran tinggi Krayan ICS PADI TANG PAYEH
KEL. TANI BUKIT BANGKIT
ICS PADI KURID
KEL. TANI LONG PUAK
KEL. TANI BUDUK KUBUL
KOORDINATOR ICS KRAYAN FORMADAT
KEL. TANI BALIKU
ICS KRAYAN TENGAH
ICS GARAM PA KEBUAN
KEL. TANI BINUANG
KEL. TANI LONG PADI
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 31
Kredit foto: Ery Bukhorie
Ada struktur ICS dataran tinggi Krayan secara umum yang terdiri dari organisasi ICS di masing-masing lokasi yang bertanggung jawab untuk memastikan mencegah resiko kontaminasi dan menjamin keorganikan produk di lokasi-lokasi tersebut. Adapun organisasi-organisasi ICS di masing-masing lokasi tersebut adalah sebagai berikut: Struktur organisasi ICS Tang Paye; kelompok petani organik ‘Air Bunga’ Tang Paye, 2011 KOMISI PERSETUJUAN 1. TIMO 2. MARSON
KETUA JONFRET
WAKIL KETUA TIMO
SEKRETARIS FENTRI
INSPEKTOR MORES
INSPEKTOR JONFRET
Hal 32 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
ANGGOTA 1. MINA LIBUT 2. RIATI DANEL 3. NORYANTI MARTEN 4. MARSON
Struktur organisasi ICS Kurid, 2014 KOMISI PERSETUJUAN
KETUA
INSPEKTOR AMOS TURAN
INSPEKTOR PANGERAN KAPUNG
INSPEKTOR JOHAN BRAM
INSPEKTOR YUSRAN PANAI
INSPEKTOR MAGDALENA
INSPEKTOR MARIANI
Struktur organisasi ICS Krayan Tengah, 2016 Lokasi Binuang KOMISI PERSETUJUAN 1. JONI DARUL 2. MIKEL 3. MARLON
KETUA DONI
SEKRETARIS RONI
INSPEKTOR 1. SLUDI 2. HENDRI 3. DONI
BENDAHARA SINGA
PEMBELIAN & PEMASARAN 1. LESMIATI 2. FALINDA 3. ELIS
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 33
Lokasi Long Padi KOMISI PERSETUJUAN 1. JEFRI R 2. JON SAUEL 3. PITA
KETUA RONSON
SEKRETARIS HALIN
BENDAHARA BEN
INSPEKTOR 1. MAELAN 2. JONFRI 3. RODI
PEMBELIAN & PEMASARAN 1. MORNI 2. OTNEL
Lokasi Ba’liku KOMISI PERSETUJUAN 1. JON SILAS 2. JEFRI 3. ELIA
KETUA SELIKI
SEKRETARIS DONI
INSPEKTOR 1. ZUDAN 2. KIMLI
BENDAHARA JUANFRI
PEMBELIAN & PEMASARAN 1. EBEN 2. WELSON 3. JULIANA
Hal 34 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Personil ICS dan Tanggung Jawabnya Koordinator ICS Krayan (FORMADAT): Mengorganisir kelompok tani di seluruh dataran tinggi Krayan melalui Ketua-Ketua ICS di empat (4) lokasi; Pa’ Kebuan dan Kelompok Garam di lokasi lainnya, Tang Paye, Kurid dan Krayan Tengah. Mewakili kelompok untuk urusan ke dalam dan ke luar Krayan. Memfasilitasi pemasaran pembelian hasil padi, benamud, dan dele arur/ra ke luar Krayan. Ketua ICS di Lokasi: Mengorganisir kelompok tani di lokasi masing-masing. Menyiapkan administrasi (registrasi, inspeksi). Melakukan registrasi sawah/kebun petani. Merekap data register sawah kebun petani. Membuat peta umum atau sketsa peta keberadaan lahan padi, benamud dan dele arur. Memfasilitasi untuk kegiatan pembelian hasil padi, benamud dan dele arur di kelompok. Mengawasi inspeksi di lapangan. Inspektur Internal Untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan dalam kelompok, seorang Inspektur Internal tidak boleh melakukan inspeksi pada kebun milik petani yang masih ada hubungan: • Hubungan langsung bapak – anak – ipar – keponakan • Hubungan profesi: atasan – bawahan dalam lembaga kerja • Hubungan teman/sahabat: sesama teman dekat/karib Tugas dari inspektur adalah: 1. Mengawasi penggunaan bahan kimia di kelompok 2. Melakukan kunjungan ke kebun petani setiap musim 3. Membuat catatan dan rekomendasi dari hasil pemeriksaan 4. Membuat laporan hasil pemeriksaan kepada ketua ICS 5. Bersama ketua ICS membuat keputusan atas pelanggaran di lapangan 6. Melakukan pengawasan pembelian dan penjualan
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 35
Komisi persetujuan (Pembuat keputusan organik) Untuk menangani permasalahan yang terjadi dan membuat keputusan organik dalam kelompok ICS, ketua kelompok bersama inspektur internal dan wakil anggota kelompok yang tergabung dalam Komisi Persetujuan, dapat mengambil keputusan tegas sesuai dengan tingkat kesalahan yang dibuat oleh anggota kelompok berdasarkan aturan yang sudah disepakati bersama. Petugas lapangan (Penyuluh lapangan/Penasehat di lapangan) Petugas penyuluh lapangan mempunyai beberapa tugas antara lain: • Memfasilitasi pelatihan dan pencataan profil lahan/ ladang/sawah/kebun petani • Identifikasi kebutuhan petani • Membuat bimbingan teknis (perawatan dan pengolahan hasil) Pelatihan untuk Staf ICS Dalam menjalankan kegiatan dalam kelompok diperlukan staf yang berkemampuan dan profesional sehingga dapat menjalankan tugas sesuai bidangnya masing-masing. Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan staf, maka direncanakan untuk mengikuti latihan dan magang pada beberapa tempat yang dianggap layak untuk memperoleh tambahan keterampilan/kemampuan. Beberapa staf yang akan mengikuti latihan dan magang, adalah: • Seksi pembelian hasil • Tenaga lapangan • Tenaga inspeksi • Tenaga registrasi
Hal 36 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Kredit foto: Robertson
Pelatihan Untuk Petani Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak sesuai dengan misi program ini, maka perlu dilakukan pelatihan bagi petani mengenai: 1. Sosialisasi jenis komoditi 2. Pelatihan pupuk organik dan pestisida organik 3. Kursus perawatan jenis komoditi 4. Pelatihan panen dan pasca panen Kegiatan ini merupakan kerjasama dengan Dinas Perkebunan/ Pertanian, Dinas Industri dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, yang minimal akan dibuat 1 kali dalam setahun.
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 37
Standar Organik Internal Standar organik internal adalah standar, ketetapan, atau aturan internal yang disusun dan disepakati oleh kelompok tani dalam menjalankan usaha tani organiknya. Dalam penyusunan standar organik internal, kelompok tani harus mengetahui juga kemana produk organik yang dihasilkannya akan dipasarkan. Jika pemasarannya hanya tingkat lokal saja, misalnya hanya di sekitar desanya saja, maka tidak diperlukan untuk mempelajari standarstandar lain yang berlaku untuk produk yang dipasarkan secara meluas ke wilayah atau negara lain. Beberapa standar yang harus dipelajari adalah: • • • •
SNI 01/2002/revisi 2012 untuk semua petani dan produk yang akan dijual di Indonesia EU – Regulation 2092/91 untuk semua petani atau produk yang akan dijual ke Eropa USDA NOP STANDARD untuk semua petani atau produk yang akan dijual ke Amerika Bio Suisse (Swiss) untuk semua petani atau produk yang akan dijual ke Swiss
Standar organik internal petani organik dataran tinggi Krayan Dari hasil diskusi dengan anggota kelompok di Krayan, maka disepakati beberapa aturan yang harus dipenuhi oleh anggota kelompok. Terkait aspek teknis: 1. Kebun yang sudah terdaftar dalam sertifikat organik tidak dijual ataupun dipindah-tangan/gadai kepada orang lain 2. Benih atau bibit harus dari pohon induk yang organik dan memenuhi syarat pohon induk yang layak 3. Lahan/ladang/sawah/kebun dalam wilayah organik harus bebas dari pupuk dan pestisida kimia serta bahan herbisida kimia
Hal 38 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
4. 5. 6. 7. 8.
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
20.
Pengendalian hama/penyakit harus dilakukan secara alamiah dan menggunakan kearifan lokal Setiap anggota kelompok tidak boleh menyimpan bahan kimia di rumah, kebun dan gudang penyimpanan Tidak menerima proyek dari luar yang menggunakan paket kimia atau membeli sendiri dari toko Pembersihan gulma tidak boleh menggunakan bahan kimia Setiap anggota wajib mengontrol kebunnya dan kebun tetangga serta bersedia diperiksa oleh petugas dan sesama anggota baik di rumah, kebun dan tempat penyimpanan Petani anggota wajib memiliki data tentang sawah/ kebunnya Tidak boleh menyimpan hasil pertanian pada tempat atau wadah bahan kimia Menyimpan terpisah antara hasil pertanian organik dan bukan organik baik petani maupun pengurus Setiap anggota dilarang menjual secara sendiri-sendiri ke pihak lain walaupun ada persaingan sesaat Tidak menerima hasil pertanian dari orang lain yang bukan anggota atau kebun yang tidak terdaftar dalam sertifikat organik Setiap anggota kelompok wajib mengikuti pertemuan atau penyuluhan dari pihak manapun terkait dengan pertanian organik Pengurus kelompok dan petugas ICS melakukan tugasnya secara jujur dan transparan Hamparan lahan pertaninan perlu dibuatkan blok milik anggota agar tidak menimbulkan keracunan jika terjadi pencemaran Pembelian, penyimpanan, pengepakan produk hasil pertanian berdasarkan blok yang telah disepakati Tidak menggunakan alat semprot bekas bahan kimia Setiap anggota wajib mengelola ternak (besar dan kecil) secara alamiah dengan menggunakan model kandang yang sesuai dan tidak menimbulkan dampak pencemaran terhadap lahan organik Tidak dibenarkan memberikan makanan ternak yang berasal dari lahan bukan organik
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 39
21. Setiap anggota wajib menjaga ternak yang masuk dari luar daerah 22. Ternak sakit yang membutuhkan pegobatan pada kulit luar, maka tidak diperkenankan menggunakan obat kimia semprot untuk proses penyembuhan 23. Jika mengalami kesulitan dalam pengelolaan organik, dapat berkonsultasi dengan penyuluh dan petugas lapangan Terkait aspek administrasi: 1. Setiap anggota berhak memberikan suara dalam memberikan usul saran serta hak memilih dan dipilih menjadi pengurus 2. Anggota dapat mempelajari administrasi pengurus jika membutuhkan 3. Setiap anggota saling memberi peringatan jika ada anggota lain yang melanggar 4. Setiap anggota harus mengikuti aturan yang sudah disepakati bersama dan jika melanggar akan diberi sanksi Konversi 36 bulan dari tanggal pemakaian bahan kimia 5. Setiap anggota harus membuat surat pernyataan serta menandatanganinya dan mentaati aturan dan keputusan kelompok
Aturan Tambahan: 1. Lahan milik anggota yang ada di luar desa asal kelompok harus dikelola secara organik 2. Padi yang ada di luar desa asal kelompok tidak dicampur ke kelompok meski dikelola organik 3. Petani yang memiliki lahan di luar desa asal kelompok perlu membuat dan menandatangani surat pernyataan
Hal 40 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Standar organik internal untuk padi, dele arur/dele ra dan benamud Contoh Aturan Organik Kelompok, Kelompok ICS Organik Kelompok Tani Organik Krayan, Buduk Kubul, 29 Mei 2014.
Persiapan lahan Dilarang menggunakan bahan kimia (racun rumput/herbisida kimia) seperti Gramoxson dll, dalam perbersihan lahan sawah/gulma. Dianjurkan menggunakan peralatan tradisional seperti parang, cangkul dan alat lainnya dalam pembersihan lahan sawah. Pembibitan dan penyemaian Dianjurkan menggunakan karung baru atau karung bekas yang telah dibersihkan pada saat pembenihan. Harus ada pemisah yang jelas dalam penyimpanan benih padi Adan varietas putih, merah dan hitam, dari benih padi lainnya. Sebaiknya pada setiap wadah atau karung tempat penyimpanan benih diberikan tanda, label, atau tulisan. Benih yang digunakan berasal dari sumber yang jelas, yaitu benih lokal yang berasal dari petani beras Adan dataran tinggi Krayan, sehingga diketahui kemurnian benih dan kesehatan benih tersebut hasil pembenihan organik.
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 41
Proses seleksi benih secara organik dilakukan dengan cara memilih/mengambil benih dari tanaman padi yang sehat dan diambil di tengah sawah (bukan dari tanaman padi di pinggir jalan). Sebelum benih ditaburkan, terlebih dahulu benih tersebut dimasukkan ke dalam karung/bakul yang bersih, kemudian direndam selama satu hari satu malam, lalu diangkat dan disimpan di bawah pondok dan dibiarkan selama kurang lebih dua (2) hari sampai akarnya muncul lalu ditebarkan di tempat penyemaian benih. Pemeliharaan Tidak boleh menggunakan bahan kimia selama pemeliharaan, jika tanaman padi terserang hama (keong, tikus) dan membersihkan rumput di pematang sawah. Setelah padi ditanam, dilakukan pengamatan atau pemantauan rutin di lahan, untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan tanaman tetap baik, dan mengetahui kondisi kesehatan tanaman. Jika ada serangan hama dan penyakit tanaman maupun kerusakan lainnya akibat hama ulat, maka air ditambahkan ke dalam sawah agar ulat tersebut hanyut oleh aliran air. Dan jika hama tidak bisa dikendalikan, maka dilakukan penyemprotan secara alami yang menggunakan tanaman atau tumbuhan yang bisa mematikan hama seperti kemangi, tebayan, lombok dan jeruk. Tumbuhan-tumbuhan tersebut ditumbuk hingga halus baru dicampur dengan air kemudian siap disemprotkan ke tanaman padi yang terserang hama.
Hal 42 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Panen dan pasca panen Saat panen ada banyak petani yang menggunakan perahu sebagai media untuk perontokkan padi di dalam sawah dan sebagai media pengangkutan padi dari dalam sawah ke pondok/tenda tempat penyimpanan padi sementara. Perahu dan tikar yang digunakan untuk tempat perontokan dan pengangkutan harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotorankotoran yang ada. Untuk yang tidak pakai perahu, membuat tempat perontokan untuk masing-masing jenis padi harus terpisah supaya tidak terjadi pencampuran jenis padi Adan dengan jenis padi yang lainnya. Pada masa panen petani menggunakan peralatan yang biasa digunakan seperti arit, dan lain-lainnya dan dipastikan sudah bersih dari kotoran atau terkena oli dan lain-lainnya. Karung yang digunakan untuk alas/tempat perontokan harus karung baru atau karung bekas yang sudah dibersihkan terlebih dahulu. Wadah/tempat gabah hasil panen, harus dijaga kebersihannya agar tidak terkontaminasi/tercemar dengan bahan kimia dan tidak tercampur dengan varietas padi lainnya. Dianjurkan agar padi setelah dipanen kemudian dijemur di tempat penjemuran dengan menggunakan alas berupa terpal atau tikar yang bersih dan tanpa ada sisa padi yang dijemur sebelumnya pada alas jemur yang sama. Dan dianjurkan untuk lokasi penjemuran agak jauh dari jalan raya. Penjemuran dilakukan selama 6-7 jam jika cuaca baik atau sampai gabah/padi sudah cukup kering, kemudian gabah/padi tersebut disimpan di lumbung.
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 43
Penyimpanan gabah/padi Karung yang digunakan untuk menyimpan gabah/padi Adan putih, merah dan hitam harus dipastikan bersih dan tidak tercemar atau terkena bahan kimia dan kotoran lainnya. Karung tempat menyimpan gabah sebaiknya diberi tanda/ label atau tulisan mengenai isi dari karung. Gabah/padi kering yang disimpan menggunakan karung harus diberi jarak sekitar 10 cm dari dinding. Jika tempat penyimpanan hanya menggunakan satu ruangan, maka jarak antar karung yang berbeda jenis padi dipisahkan dengan jarak 30 cm dan karung tersebut harus ditandai agar tidak tercampur. Dianjurkan agar tidak melakukan penyimpanan dalam bentuk beras, karena beras Adan putih, merah dan hitam tidak tahan lama jika disimpan dalam bentuk beras. Ini untuk menghindari agar tidak dimakan kutu beras. Gabah yang disimpan dalam lumbung padi, sebaiknya selalu dikontrol untuk memastikan bahwa gabah tidak dimakan dimasuki oleh tikus, rayap, semut, kecoa atau hewan lainnya. Untuk pengendalian hama di lumbung/gudang penyimpanan tidak boleh menggunakan bahan kimia. Pengeringan/penjemuran persiapan penggilingan) Dilarang menggunakan plastik/karung bekas pembungkus bahan kimia atau pembungkus bahan beracun lainnya. Dianjurkan menggunakan tikar yang dianyam dan bersih untuk menjemur padi.
Hal 44 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Dilarang menjemur gabah/padi di pinggir jalan atau pada tempat dimana resiko kontaminasi tinggi. Dianjurkan lama penjemuran adalah 1-3 jam pada siang hari. Gabah/padi yang sudah kering akan disimpan/dibiarkan selama 12 jam terlebih dahulu baru digiling. Penggilingan Mesin dan tempat pengilingan harus dibersihkan terlebih dahulu agar aman dari kotoran tikus, ayam, anjing, debu dan sisa padi/beras saat penggilingan sebelumnya. Diusahakan agar padi digiling pada mesin penggilingan khusus yang sudah ditetapkan untuk penggilingan padi Adan putih, merah dan hitam agar sesuai dengan permintaan pasar (kulit beras harus tetap berwarna merah/hitam dan tidak ada campuran putih dalam beras merah ataupun hitam). Bila menggunakan jasa penggilingan umum, beras diambil sekitar 20 kg pertama untuk memastikan bahwa padi yang digiling tidak tercampur dengan padi jenis lainnya (sebagai pembilas). Saat penggilingan dilakukan harus ada pengawasan yang ketat untuk menjaga tidak terjadinya pencampuran jenis padi yang lain agar hasilnya betul-betul memenuhi standar pasar dan organis. Diharuskan menggunakan karung baru atau karung bekas yang sudah dibersihkan untuk menyimpan beras. Jika ada pesanan maka beras diantar ke sekretariat FORMADAT, dan satu (1) minggu sebelumnya padi sudah dijemur dan digiling agar tidak lama disimpan dalam bentuk beras. Untuk mendukung pesanan dan pemasaran beras dibutuhkan koordinasi dan komunikasi yang baik/lancar antara kelompok tani dengan FORMADAT di Long Bawan.
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 45
Pengangkutan Saat pengangkutan perlu diperhatikan kebersihan pembungkus beras atau karung yang akan dipakai, dan sebaiknya menggunakan dua lapisan karung agar air serta kotoran lainnya tidak mudah tembus ke dalam karung/beras. Dalam upaya pengangkutan, agar beras jangan diangkut secara bersamaan dengan jenis barang yang lainnya, seperti bahan bakar minyak, semen dan lainnya. Bila pengangkutan beras menempuh jarak yang jauh, maka beras tersebut harus ditutup untuk menghindari kontaminasi udara saat pengangkutan dilakukan. Alat angkut yang digunakan, sudah dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk mengangkut.
Sanksi Bila ada kelompok tani yang tidak mematuhi/mengikuti aturan standar organik internal ini maka produknya tidak dapat dikatakan organis dan tidak dapat dipromosikan atau dipasarkan sebagai beras Adan Krayan yang organis. Catatan: 1. Peraturan ICS ini berlaku untuk kelima kelompok tani ICS khususnya dan petani Krayan umumnya. 2. Setiap tahun peraturan ICS akan dievaluasi dan didiskusikan untuk perbaikan atas hal-hal yang dirasakan dan dipandang penting.
Hal 46 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Standar organik internal untuk garam gunung Aturan Organik Internal Garam Gunung Organik Krayan No
Aturan Organik
1.
Tidak diperbolehkan menggunakan wadah drum dalam pengolahan garam
2.
Selalu mengupayakan kelestarian lingkungan di sekitar rumah pengolahan
3.
Menggunakan baskom stainless steel
4.
Menggunakan karung baru dan atau karung bekas garam dalam sebagai kemasan garam
5.
Tidak boleh membakar bahan yg dapat mencemari garam yg disimpan di drum
6.
Menggunakan tikar sier sebagai alas penjemuran garam
7.
Menggunakan plastik sesuai standar pangan dalam kemasan
8.
Tempat penyimpanan garam harus di tempat yang aman terhindar dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari
Kategori Sanksi B
B
Sanksi Produknya Non Organik
Produknya Non Organik
B
Produknya Non Organik
B
Produknya Non Organik
B
Produknya Non Organik
B
Produknya Non Organik
B
Produknya Non Organik
B
Produknya Non Organik
9.
Sumur garam harus diberikan penutup
B
Produknya Non Organik
10.
Drum tempat masak garam diberikan penutup
B
Produknya Non Organik
11.
Peralatan memasak garam harus selalu bersih
B
Produknya Non Organik
Keterangan : B = Berat, S= Sedang, R= Ringan
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 47
Standar/aturan organik internal organisasi ICS Krayan Tengah Binuang, 10 September 2016 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Menetapkan waktu yang tepat untuk penanaman benamud agar terhindar dari serangan hama Dilarang keras menggunakan bahan kimia/racun dalam bentuk apapun Tidak boleh menjemur padi, benamud dan dele arur memakai karung plastik Jangan sampai beras, benamud dan dele arur tercemar bahan-bahan kimia; asap, oli, solar, bensin dan lain-lain Tidak boleh menjemur gabah padi, benamud dan dele arur dekat jalan raya Asap yang berasal dari mesin pengiling padi, benamud dan dele arur tidak boleh mencemari pada saat pengilingan Tidak boleh mengunakan karung bekas dalam penyimpanan padi Adan, benamud dan dele arur Dilarang mengunakan kendaraan atau alat angkut yang kotor Dilarang mengunakan kemasan, kotak atau karung bekas bahan kimia
Kredit foto: Ery Bukhorie
Hal 48 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Pendaftaran Petani Registrasi Petani Dalam melakukan registrasi atau pendaftaran, prosedur yang harus dilalui adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan formulir kontrak, formulir registrasi, dokumen aturan-aturan serta sanksi 2. Pemberitahuan kepada petani bahwa akan diadakan pertemuan untuk register 3. Pertemuan bersama anggota untuk menjelaskan tujuan register, penandatanganan kontrak, dan membuat jadwal kunjungan ke masing-masing petani 4. Mendatangi rumah petani untuk diskusi tentang pertanian organik 5. Pembuatan sketsa kebun 6. Kunjungan lapangan bersama petani untuk cross-check data dan melihat batas-batas kebun dari petani dan kebun tetangga 7. Pengisian data register dan format yang telah disediakan 8. Petani diberi kesempatan untuk mencermati hasil registrasi 9. Penandatanganan formulir registrasi oleh petani dan ICS 10. Pengarsipan dokumen oleh ICS Catatan: 1. Pelatihan Staf ICS untuk melakukan registrasi: dilakukan sebelum musim tanam 2. Pertemuan dengan anggota untuk penentuan jadwal registrasi dilaksanakan 1 (satu) minggu sebelum melakukan registrasi petani 3. Persiapan Formulir registrasi dan formulir kontrak: dibuat sebelum pertemuan penentuan jadwal registrasi 4. Registrasi Petani: dilakukan oleh petugas yang sudah dilatih dan dilaksanakan berdasarkan kesepakatan jadwal melalui Blok hamparan
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 49
Inspeksi Internal Dalam melakukan inspeksi internal, prosedur yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan formulir inspeksi 2. Pemberitahuan kepada petani akan diadakan pertemuan untuk inspeksi 3. Pertemuan anggota untuk menjelaskan tujuan inspeksi, dan membuat jadwal kunjungan ke masing-masing petani 4. Ambil data register di ICS 5. Kunjungan lapangan untuk cross-check data dan melihat batas-batas kebun 6. Pengisian data inspeksi dalam formulir/format yang telah disediakan 7. Penandatanganan formulir inspeksi oleh petani dan ICS 8. Penetapan daftar nama petani sebagai anggota 9. Hasil keputusan diumumkan kepada petani Syarat Internal Inspektor Petugas Inspeksi Internal harus memenuhi syarat minimal, sebagai berikut: 1. Dapat membaca dan menulis dengan baik 2. Tegas dan teliti serta bebas dari konflik interest dalam kelompok 3. Berkemauan baik, komitmen terhadap usaha perjuangan kelompok 4. Bertanggung jawab 5. Mampu mengunjungi kebun petani dalam medan topografi yang sulit 6. Memiliki waktu yang cukup untuk memeriksa kebun petani Catatan: 1. Pelatihan staf ICS untuk melakukan inspeksi: dilakukan sebelum musim tanam 2. Persiapan formulir inspeksi: dibuat sebelum pertemuan penentuan jadwal inspeksi 3. Inspeksi kebun petani dilakukan oleh petugas yang sudah dilatih dan dilaksanakan berdasarkan kesepakatan jadwal melalui blok hamparan
Hal 50 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Perkiraan Panen Dari hasil diskusi dengan petani, maka perkiraan hasil yang perlu dibuat: 1. Data produksi mingguan/bulanan/tahunan dari setiap petani 2. Data tentang luas lahan, jumlah pohon, dan umur tanaman 3. Perkiran hasil per blok/kelompok/dusun/tahun 4. Jumlah lahan/ladang/sawah/kebun
Prosedur Persetujuan Internal Pengambilan keputusan dalam kelompok dapat dipertimbangkan melalui dua (2) cara, yakni: 1. Berdasarkan tingkat kepentingan umum: Keputusan yang bersifat umum dapat dilakukan dalam bentuk musyawarah bersama seluruh anggota kelompok. Keputusan diambil secara partisipatif. Keputusan tersebut tidak berdampak pada kualitas produksi. Misalnya keputusan tentang jadwal pertemuan kelompok, pembuatan sketsa peta wilayah organik, dll. 2. Berdasarkan kepentingan khusus organik: Keputusan ini hanya dilakukan oleh Komisi Persetujuan yang telah dibentuk dalam kelompok. Tim yang duduk dalam Komisi Persetujuan, antara lain: Koordinator ICS, Koordinator Bayangan, Ketua Kelompok, Wakil Inspektor dan wakil petani 1 orang
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 51
Ketidaksesuaian dan Sanksi Bagi anggota petani organik yang tidak memenuhi persyaratan yang sudah diatur dalam kelompok akan dikenakan sanksi apakah dalam bentuk konversi I, II, III ataupun konvensional. Hal ini dilakukan untuk menghindari kontaminasi produk organik dan bukan organik. Daftar pelanggaran dan sanksi No
Jenis Pelanggaran
Sanksi
1.
Menggunakan bahan kimia pertanian yang tidak sesuai dengan prinsip pertanian organik
• asil komoditi selama tahun tidak dijual di kelompok • Keluar dari kelompok apabila tetap melakukan hal yang sama • Akan didenda sesuai dengan hukum adat yang berlaku
2.
Menjual hasil komoditi tidak melalui kelompok
• Diberi peringatan sebanyak 2 kali oleh komisi persetujuan • Apabila pada point 1 di atas tidak diindahkan oleh yang bersangkutan maka di serahkan kepada komisi persetjuan untuk dipertimbangkan
3.
Sengaja memasukkan dan menjual hasil komoditi dari luar wilayah ke dalam kelompok organik
• Yang bersangkutan diberikan peringatan oleh komisi persetujuan • ak menjual hasil komoditi ke dalam kelompok selama musim produksi berjalan dibatalkan
4.
Menggunakana pengobatan penyakit ternak dengan obat kimia dan atau bahan kimia lain yang tidak sesuai dengan prinsip pertanian organik
• Yang bersangkutan diberikan peringatan oleh komisi persetujuan • Dilarang menjual hasil komoditi ke dalam kelompok selama musim produksi berjalan
5.
Anggota yang menggadaikan lahan ke pihak lain
• Diberikan peringatan oleh ketua kelompok dan komisi persetujuan terhadap lahan yang sudah digadaikan (bagi yang memiliki lahan lebih dari satu) • arus menjamin bahwa kebun yang digadaikan harus dikelola secara organik bagi penerima gadai • Dikeluarkan dari anggota kelompok (bagi anggota kelompok yang lahan organik hanya satu)
Hal 52 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Dokumentasi Kelompok harus memiliki administrasi yang jelas atau semua kegiatan kelompok harus terdokumentasi dengan baik. Mulai dari sistem, budidaya, hingga pasca panen dan pengolahan hasil serta distribusi dan pemasaran. Berbagai pengalaman kelompok perlu didokumentasikan dengan baik untuk melihat tingkat perkembangan kegiatan kelompok dalam hubungan dengan produksi organik. Dokumentasi ICS bisa dalam bentuk laporan narasi, data lapangan, foto kegiatan, laporan hasil registrasi dan inspeksi internal. Diharapkan dokumentasi tersebut dapat memberi informasi bagi kelompok untuk pengembangan kegiatan kelompok organik serta pihak lain yang berkepentingan. Mekanisme pemberitahuan kepada Petani (Persetujuan Komisi) Terhadap anggota kelompok yang melanggar ketentuan organik secara tim, dalam komisi persetujuan, melakukan diskusi internal dan hasil rekomendasi dari komisi persetujuan disampaikan kepada pegurus kelompok dalam pertemuan bersama pengurus. Selanjutnya dipercayakan kepada ketua kelompok, salah satu anggota komisi persetujuan untuk menyampaikan hasil keputusan bersama kepada anggota kelompok.
Kredit foto: Robertson
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 53
Contoh dokumentasi Petani di Tiang Lumbung | Kredit foto: Robertson
Hal 54 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Pasca Panen dan Pengolahan Skema Pembelian
PETANI
PETANI
KELOMPOK
EKSPORTIR/ PENGUSAHA
PETANI
Prosedur pengolahan dan pembelian 1. Kelompok membeli hasil komoditi milik anggota kelompok yang sudah diinspeksi dan disetujui oleh komisi persetujuan 2. Hasil komoditi dari anggota yang berstatus konversi dan konvensional tidak dibeli oleh kelompok 3. Kelompok membeli hasil komoditi pada tahun pertama dalam bentuk gelondongan yang telah disortir oleh anggota berdasarkan grade (A,B,C,D) 4. Hasil komoditi dari masing-masing kelompok dikumpulkan oleh petugas pembeli, dan diberi label organik pada karung untuk masing-masing kelompok, dengan kapasitas tampung yang sudah ditentukan 5. Hasil komoditi dalam bentuk siap olah/gabah yang dijual oleh anggota kelompok, harus dalam keadaan kering sesuai standar permintaan pembeli yang disepakati antara kelompok dan pembeli dari luar (eksportir)
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 55
6.
7. 8. 9.
Jika terdapat hasil komoditi yang belum kering, namun sudah dijual ke kelompok, maka anggota harus menjemur kembali di lantai jemur yang disiapkan oleh kelompok maupun lantai jemur tiap anggota yang bebas bahan kimia Saat penjualan ke kelompok, petani harus membawa kartu penjualan untuk ditandatangani saat penjualan Kartu penjualan diadakan/disiapkan oleh kelompok Bukti hasil penimbangan harus ditandatangani oleh petugas penimbang dan pemilik kartu penjualan, demikian pula bukti pembayaran harus ditandatangani oleh petugas pembayar dan penjual
Prosedur penyimpanan dan penanganan penjualan 1. Gudang penyimpanan di kelompok harus bebas dari bahan kimia dan terpisah dari komoditi lain 2. Karung yang berisi hasil komoditi yang telah dibeli kelompok harus ditempatkan berdasarkan blok hamparan yang sudah ditetapkan 3. Karung berlabel hasil komoditi setelah dilakukan pengepakan harus diberi nomor urut karung dan diparaf oleh petugas pengepak sebelum didistribusikan ke pihak eksportir 4. Mekanisme pengangkutan atau pengiriman akan didiskusikan dengan pembeli/eksportir dan dibuat kesepakatan dengan mepertimbangkan kosekuensi pembiayaan yang tidak merugikan kelompok 5. Penjualan dari kelompok ke pihak luar (eksportir) dijadwalkan satu kali setiap minggu
Hal 56 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Inspeksi Eksternal dan Sertifikasi Prosedur Inspeksi Eksternal: 1. Koordinator ICS dan Inspektur Internal harus melaksanakan inspeksi internal 100% dari jumlah petani peserta program sertifikasi organik sebelum dilakukan Inspeksi Eksternal 2. Koordinator ICS mempersiapkan peta wilayah, peta lokasi organik dan bukan organik, sketsa lahan petani organik, data-data dasar petani/hasil registrasi, data-data hasil inspeksi internal dan dokumentasi keputusan dari Komisi Persetujuan Organik 3. Koordinator ICS menyusun dan menyepakati jadwal inspeksi eksternal dengan Inspektor dari LSO (Lembaga Sertifikasi Organik) yang diakui atau terakreditasi oleh pemerintah 4. Koordinator ICS dibantu Inspektur Internal melakukan sosialisasi tentang Inspeksi Eksternal kepada seluruh petani peserta program sertifikasi organik 5. Inspektor Eksternal dari LSO (Lembaga Sertifikasi Organik) yang diakui atau terakreditasi oleh pemerintah melakukan inspeksi sesuai dengan prosedur dari LSO PATEN didampingi oleh Koordinator ICS 6. Inspektor Eksternal dari LSO (Lembaga Sertifikasi Organik) yang diakui atau terakreditasi oleh pemerintah membandingkan hasil inspeksi dengan hasil inspeksi internal dibantu Koordinator ICS 7. Berdasarkan hasil Inspeksi Eksternal, LSO (Lembaga Sertifikasi Organik) yang diakui atau terakreditasi oleh pemerintah memutuskan apakah kelompok tani berhak mendapat sertifikat organik atau tidak
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 57
Kredit foto: Robertson
Hal 60 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
B.4 PAMOR Krayan Penjaminan atau sertifikasi oleh komunitas atau petani sendiri adalah bentuk penjaminan yang paling tinggi tingkat kepercayaannya untuk konsumen-konsumen produk organik. Sertifikasi atau penjaminan ini hanya mengalami kendala ketika produk organik tersebut diperjual belikan di pasar yang lebih luas, terutama jika dipasarkan ke negara-negara lain. Salah satu bentuk penjaminan komunitas yang sedang berkembang saat ini adalah Penjaminan atau Sertifikasi PAMOR. PAMOR KRAYAN adalah sebuah skema atau sistem sertifikasi komunitas yang dikembangkan untuk kawasan dataran tinggi Krayan untuk memberikan penjaminan atau sertifikasi produk organik yang dihasilkan dari kawasan ini. PAMOR Krayan dibentuk dan dideklarasikan pada perayaan Hari Pertanian Organik Krayan pada tanggal 09 Maret 2017 di Long Bawan, Krayan, Kalimantan Utara, oleh Tim Formatur yang bersepakat untuk membentuk PAMOR Krayan ini sebagai sebuah kelembagaan yang akan memberikan penjaminan dan sertifikasi atas produk-produk organik yang dihasilkan di dataran tinggi Krayan. FUNGSI dan TUJUAN Fungsi PAMOR Krayan adalah memberikan sertifikat atau penjaminan terhadap produk organik yang dihasilkan oleh petanipetani Krayan dan sekaligus membantu mempermudah petanipetani Krayan dalam memperoleh berbagai sertifikat organik lain yang diperlukan dalam mendukung pemasaran produk-produk tersebut. Disamping itu juga, PAMOR Krayan berfungsi untuk melakukan pendampingan petani melalui Organisasi ICS Dataran Tinggi Krayan (FORMADAT) dan organisasi-organisasi ICS di
Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif | Hal 61
STRUKTUR Organisasi PAMOR Krayan KOORDINATOR
ADMIN & DATABASE
UNIT INSPEKSI
UNIT PENDAMPING
HUMAS & PROMOSI
masing-masing lokasi. Fungsi lain dari PAMOR adalah melakukan promosi serta pemasaran produk yang dilakukan oleh divisi terpisah dengan divisi penjaminan atau inspeksi dan sertifikasi. PAMOR Krayan kemudian akhirnya menjadi Organisasi Induk dari Sistem Penjaminan Mutu Organik di dataran tinggi Krayan. Ketua PAMOR bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan berjalannya sistem penjaminan atau sertifikasi di dataran tinggi Krayan. Artinya PAMOR mengawasi atau meng-audit apakah sistem ICS sudah berjalan dengan baik atau belum, lalu kemudian mengeluarkan keputusan atau pernyataan bahwa produk organik dari kelompok-kelompok tani tersebut sudah organik atau belum. Dengan bahasa yang lain, PAMOR adalah Lembaga Sertifikasi Organik Komunitas Krayan.
Hal 62 | Sistem Pengawasan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Partisipatif
Pencetakan buku ini dimungkinkan atas dukungan dana dari WWF-Indonesia