Profil Desa Gunungsari Kuningan

Page 1

PROFIL DESA GUNUNGSARI Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat 2016


Sejarah Desa Legenda Desa (Sasakala) 1.

Pada zaman dulu dan sampai sekarang sebagian besar masyarakat Desa Gunungsari mempunyai

adat

kepercayaan

pada

bulan-bulan

tertentu

tidak

diperbolehkan

menyelenggarakan hajatan pernikahan atau khitanan terutama bulan syura dan syafar jika dilanggar akan kena musibah. 2.

Pada musim panen padi sewaktu membawa hasil panennya diadakan acara pesta iringiringan/diarak dibarengi kesenian Rengkong.

3.

Kalau akan dimulai panen padi diawali dengan menyiapkan sesajen/nyungsung.

4.

Pada bulan Mulud diadakan sukuran dengan menyiapkan makanan di Masjid sambil menabuh Gembyung.

5.

Setiap tahun setelah musim panen diadakan Hajat Bumi.

6.

Ketika Hama tikus datang biasanya diadakan acara Babarit (mengantar tikus ke kali Cisanggarung).

7.

Biasanya bagi anak yang mau disunat/khitan suka diadakan ngembang/nyekar ketempat pemakaman sesepuhnya.

8.

Mapag hujan (menyiram Kepala Desa/Kuwu setelah sholat Jum’at tepatnya pada Jum’at Kliwon) dipercaya akan mendatangkan hujan.

9.

Pada Jum’at Kliwon suka diadakan pembuatan Kalung sapi/kerbau dengan ketupat/leupeut.

10. Babarit (acara sukuran yang dilaksanakan di jalan perempatan). 11. Dari dulu sampai sekarang jika ada orang meninggal sebelum dibawa ke tempat pemakaman sanak saudaranya supaya molodos 3x dibawah orang meninggal.

Terbentuknya Desa Gunungsari Di wilayah Lurah Agung ada sebuah daerah pedalaman yang puncaknya lumayan tinggi, wilayah tersebut letaknya sebelah timur dan jaraknya Âą 12 kilometer dari Ibukota Lurah Agung. Puncak tersebut jika dipandang dari arah lain kelihatannya seperti perahu terbalik (Parahu nangkub) dan dalam legenda puncak tersebut dinamai Gunung Tangkuban Perahu. Sekitar abad 15 diPuncak tersebut terdapat perkampungan yang pada jamannya lumayan terkenal mungkin karena penghuni Puncak tersebut yang termasuk orang-orang yang berjasa di wewengkon Lurah Agung yang dibawah tampuk pimpinan Ki Gedeng Lurah Agung. Konon ketika Susuhunan Jati berkunjung ke Lurah Agung yang disertai isterinya keturunan Cina itu


diperkirakan singgah di Perkampungan Puncak Gunung Tangkuban Perahu sekalian melaksanakan Syi’ar Agama Islam. Dan sampai sekarang Puncak Gunung Tangkuban Perahu/Puncak Manik dianggap sebagai tempat petilasan atau dikeramatkan bahkan ada sebuah pancuran yang tak pernah surut walau musim kemarau yaitu dinamai Pancur Manik Kenti Manik Lumenggang Herang. Petilasan tersebut mungkin dikala Susuhunan Jati mengadakan Syi’ar Agama ada acara bersama yaitu Murak Tumpeng dan merasa sangat nikmat dan semenjak itu Perkampungan tersebut dinamai Puncak Manik sedangkan Pancur Manik Kenti Manik Lumenggang Herang diambil dari kekaguman penghuni kampung Puncak melihat kecantikan Puteri Ong Tien atau Ratu Petis Isteri Susuhunan sewaktu mengambil air wudlu dipancuran tersebut, nama Kenti Manik Lumenggang Herang diambil dari beberapa kata Dewi Kunti yang mengandung makna Ibu yang Bijaksana, Manik merupakan perhiasan sedangkan Lumenggang Herang diambil dari kata merasa kagum melihat kecantikan Puteri Ong Tien dan mempunyai gelar Nyai Kenti Manik Lumenggang Herang sebagai Ibu semua penduduk wilayah Kerajaan Islam Cirebon. Perkampungan Puncak Manik dihuni oleh Tokoh-Tokoh yang berjasa/ternama pada jaman kerajaan Islam Cirebon yang kini telah wafat dan makamnya dikeramatkan sampai sekarang antara lain : 1.

2.

3.

4.

5. 6.

7.

Petilasan Buyut Jaksa Patra Kelasa yang terletak di daerah Mungkal Beulah sebelah timur Hulu dayeuh dan beliau mempunyai anak yang bernama Patra Gengge yang meninggal didaerah Bantar Panjang. Kenapa dimakamkan di daerah tersebut katanya ada wasiat biar beliau bisa mudah melihat anak cucu yang ada di sebelah timur. Petilasan Buyut Wana Pandita makamnya terletak didaerah Perandita di Pasir Kuda sebelah timur laut Perkampungan Puncak Manik sekitar 200 m, beliau berkata ingin melihat anak cucunya yang merantau ke luar daerah. Petilasan Buyut Singakerti beliau berasal dari daerah Cipari Cimara yang terkenal dengan sebutan Buyut Odog disebabkan terkenal dengan keberaniannya yang dimakamkan di daerah Cigumawang sebelah selatan Perkampungan Puncak manik karena beliau berkata ingin melihat anak Cucunya yang berada didaerah Cipari Cimara. Petilasan Ki Kalam Jaya, ia tidak terbagi wilayah pemakamannya di Puncak manik karena terkenal kesaktiannya dan tenaga dalamnya maka ia diterbangkan angin jatuh di Cidalem sebelah selatan Puncak Manik yang sekarang Desa Sukadana. Petilasan Buyut Wanapati, beliau ahli dalam hal pertanian ia adik dari Buyut Wana Pandita dan ia dimakamkan di blok Cipaku. Petilasan Buyut Anggreng Jaya, ia seorang ahli dalam keprajuritan dan sebagai kepala keamanan didaerah Puncak manik. Ia dimakamkan di daerah Kigereng (Blok Legok Nyenang). Petilasan Buyut Pangkon, ia dimakamkan diperbatasan antara Desa Gunungsari dengan Desa Margamukti di daerah naga Leumpang/Hulu lebak Cicadas.


Mengingat para tokoh perkampungan Puncak manik meninggal mereka yang masih hidup berunding untuk memindahkan perkampungan ke lembah Tangkuban Perahu, mereka pindah menyebar menurut kehendak masing-masing ada yang kesebelah timur yaitu ke Cimuncang yang sekarang Cimulya ada juga yang ke Bantar Panjang, adapula yang ke sebelah selatan yaitu ke Cirarang, Cipari, sedangkan ke wilayah utara di blok Gedog Panto kampungnya bernama Banasari (Gunungsari). Banasari/Gedog Panto dulunya disebut perkampungan bisa dibilang angker, penduduk sering kehilangan bayi waktu diayunan dan ada pula pengantin sunat hilang ketika sedang direndam (dimandikan) dirasa perkampungannya kurang aman kemudian pindah lagi ke blok Curug Maung. Kemudian di Kampung Banasari ada seorang tokoh yang bernama Buyut Kidin beliau mempunyai keturunan 3 orang anak dari suami pertama yang bernama Buyut Waseng, kedua Buyut Kaspian dan ketiga Buyut Kasjan. Kemudian dari suami kedua yaitu Buyut Samud mempunyai 5 keturunan anak yaitu Ki Ngabihi, Ki Saryan, Ki Parentah, Indeung Karjidan Ki Wasjan. Buyut Samud adalah tokoh utama perpindahan kampung Banasari yang semula diblok Curug Maung pindah ke blok Cipaku sebelah barat Pemakaman Tubansari/Ki Gereng yang sekarang tepatnya di Blok Balai Desa Gunungsari, buyut Samud adalah seorang tokoh yang patuh kepada adat kebiasaan dan nilai tradisional dan beliau berpesan kepada anak cucunya agar nilai-nilai tradisional harus selalu dijaga/dilestarikan dan sampai sekarang masih utuh contoh adat sebagai berikut : 1. 2.

Gotong Royong jika ada warga yang membuat rumah beramai-ramai membantu, Bila seorang pemuda akan mempersunting seorang dara diwajibkan si pemuda mengadakan acara ngadatangan kepada calon mertua yang disebut nyeureuhan/ngadatangan/lamar, dll.

Setelah Buyut Samud meninggal sebagai kepala Kampung Banasari digantikan oleh Buyut Waseng yang dibantu oleh saudara-saudaranya untuk menata dan memerintah kampung Banasari yang waktu itu ada 40 rumah dan salah satu saudaranya sangat cakap dalam kepanitiaan sehingga terkenal dijuluki sebagai Buyut Parentah. Kampung Banasari semakin berkembang dan pendatang dari luar daerah semakin banyak berdatangan ke kampung Banasari. Ketika ada peradaban dari 3 kampung disatukan menjadi nama desa antara lain kampung Cimuncang, Banasari dan Cicadas. Kemudian Banasari dan Cimuncang mekar menjadi sebuah Desa yaitu bernama Desa Gunungsari yang dipimpin Kuwu Waseng dan pemilihan kuwu dengan cara unik langsung. Contoh si Calon berdiri terus si pemilih langsung bergerumbul mendekati si calon dan yang paling banyak orangnya berarti dia yang menang di jadikan sebagai Kuwu.


Demogafi Letak Geografis Desa Gunungsari luas wilayah tanah milik 332.449 Ha dan luas kehutan 778.056 Ha total luas Desa 1.110.505 Ha terdiri dari 3 RW, 15 RT dan 3 Dusun. Yaitu Dusun Puncak Manik (1), Dusun Pakusari (2), dan Dusun Langensari (3), dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Batas

Desa

Kecamatan

Sebelah Utara

Tonjong

Pasaleman - Cirebon

Sebelah Selatan

Margamukti

Cimahi

Sebelah Timur

Cimahi

Cimahi

Sebelah Barat

Cimulya

Cimahi

Jarak dari Desa Gunungsari ke ibu kota Kecamatan Cimahi 3,3 Km, jarak ke ibu kota Kabupaten Kuningan 30 Km, jarak ke ibu kota Provinsi di Bandung 162 Km dan jarak ke ibu kota Negara di Jakarta 369 Km.


Administrasi & Pemerintah Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2016 jumlah penduduk Desa Cimulya adalah terdiri dari 583 KK, dengan Jumlah total 1.785 Jiwa, dengan rincian 869 Laki-laki dan 916 Perempuan. Seperti pada table 2 berikut : Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Usia

Usia 0 – 6 Tahun Usia 7 - 12 Tahun Usia 13 - 18 Tahun Usia 19 - 25 Tahun Usia 26 - 40 Tahun Usia 41 - 55 Tahun Usia 56 - 65 Tahun Usia 65 - 75 Tahun Usia > 75 Tahun Jumlah Total

Laki-Laki

Perempuan

93 94 104 84 172 151 90 81 33

100 92 85 95 184 167 102 91 28

869 Orang

916 Orang

Tabel 2 Mata Pencaharian dan Jumlahnya

Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Petani 256 Buruh Tani 274 Tidak Bekerja 732 Pegawai Negeri Sipil 13 Bidan swasta 1 Pengusaha kecil, menengah dan besar 52 Pedagang Keliling 20 Pembantu rumah tangga 24 Karyawan Perusahaan Swasta 35 Dukun/paranormal/supranatural 2 Jasa penyewaan peralatan pesta 19 Jumlah Total (Orang) 1.662

Jumlah 193 Orang 186 Orang 189 Orang 179 Orang 356 Orang 318 Orang 192 Orang 172 Orang 61 Orang 1.785 Orang


Tabel 3. Data Perangkat Desa

KELAHIRAN TEMPAT TANGGAL 4 5

No

NAMA

JABATAN

1

2

3

1

WARTO

KEPALA DESA

KUNINGAN

11/4/1968

2

CASRANA LEKAENA

SEKRETARIS DESA

KUNINGAN

3/7/1972

3

TASKA

KASI PEMERINTAHAN

KUNINGAN

16/11/1968

4

PUHUN

KASI EKBANG

KUNINGAN

6/3/1969

5

DARUM

KASI KESRA

KUNINGAN

24/05/1971

6

ROYANI

KAUR KEUANGAN

KUNINGAN

20/08/1989

7

LIA FITRIA

KAUR MUM

KUNINGAN

22/03/1992

8

KUSNIAWATI

BENDAHARA

KUNINGAN

18/06/1995

9

RUSTAM

KADUS 1

KUNINGAN

1/5/1963

10

RAHIM

KADUS 2

KUNINGAN

9/9/1971

11

CASMAT

KADUS 3

KUNINGAN

11/2/1970

Tabel 2. DATA BPD

No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9

NAMA 2 DRS.H.SUSWA,M,M.Pd KARMU,M,M.Pd PURNADI DIAN RUSDIANA WANDA DARMA AMIN SAEPUL CASKADI

JABATAN 3 KETUA W.KETUA SEKRETARIS ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

KELAHIRAN TEMPAT 4 KUNINGAN KUNINGAN KUNINGAN KUNINGAN KUNINGAN KUNINGAN KUNINGAN KUNINGAN KUNINGAN

TANGGAL 5 9/9/1961 4/2/1969 17/01/1963 15/10/1984 4/11/1974 24/05/1947 4/2/1969 15/10/1985 10/8/1972


Tabel 5 Nama-nama LPMD Desa Cimulya

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

NAMA

JABATAN

KUSNA,M.Pd MAHFUD KARSA TOTO SUGIARTO,S.Pd JUNAEDI

KETUA WAKIL KETUA SEKRETARIS SEKSI PENDIDIKAN

KASINI RAHMAT RASAM KARSIDI

SEKSI PEMB.PEREMPUAN SEKSI SENI BUDAYA SEKSI PEMUDA & OR SEKSI KEAMANAN KETERTIBAN

SEKSI T.T.G

Tabel 6 DATA PKK KETUA PKK SEKRETARIS PKK BENDAHARA No. 1

2

3

4

POKJA 1 (SATU)

2 (DUA)

3 (TIGA)

4 (EMPAT)

: CASNIKA : TARMAH : RINI JABATAN Ketua. Sekretaris Bendahara Anggota Ketua. Sekretaris Bendahara Anggota Ketua. Sekretaris Bendahara Anggota Ketua. Sekretaris Bendahara Anggota

NAMA Witi

Imas Permasih

Euis M

Esih Junesih


GENERASI SEHAT DAN CERDAS Latar Belakang Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, baik dari kalangan pejabat tingkat atas sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu ibu. Ibu mempunyai peran dan tanggung jawab untuk melahirkan generasi yang cerdas dan taqwa sehingga mampu memberi warna bagi negeri tercinta dan mampu menjadikan tunas-tunas bangsa yang siap dan mampu memimpin bangsa (Purwanti, 2004). Kaitannya dengan masalah kesehatan selama masa kehamilan, pemerintah dalam rangka menanggulangi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) menetapkan beberapa kebijakan diantaranya: 1) Penanggulangan ibu hamil KEK dilaksanakan melalui intervensi gizi sensitive terintegrasi lintas sektor, Institusi dan Masyarakat. 2) Penanggulangan ibu hamil KEK dilaksanakan melalui intervensi gizi spesifik secara lintas program, terutama pada pelaksanaan ANC terpadu. Selain kebijakan tersebut, pemerintah menetapkan beberapa strategi yaitu : 1) Melaksanakan advokasi, sosialisasi, promosi dan koordinasi bermitra dengan LSM dan swasta 2) Melakukan penapisan ibu hamil KEK melalui pelayanan ibu hamil terpadu (ANC terpadu) dan melaksanakan rujukan bila diperlukan. 3) Melakukan intervensi/tata laksana gizi ibu hamil KEK 4) Meningkatkan cakupan pelayanan ibu hamil KEK Secara operasional di lapangan, bidan ditugaskan untuk memberikan pelayanan antenatal terpadu yang berkualitas, meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar kehamilan berlangsung sehat. b. Deteksi dini masalah gizi pada ibu hamil. c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman. d. Antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi akibat masalah gizi. e. Penatalaksanaan masalah gizi serta rujukan cepat dan tepat waktu.


f. Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami serta kader dalam menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan apabila terjadi penyulit/komplikasi akibat KEK. Cakupan pelayanan obstetri esensial sebagai pilar keempat masih sangat rendah, dan mutunya belum optimal. Untuk membantu pemerintah dalam mencapai penurunan AKI di Indonesia, maka pemerintah Propinsi Jawa Barat menetapkan Standar Pelayanan Minimal dalam pelayanan antenatal. Kaitannya dengan hal tersebut, pelayanan antenatal diberikan oleh petugas kesehatan baik yang bekerja di instansi pemerintah maupun swasta. Pelayanan antenatal pun diberikan di UPTD Puskesmas yang tersebar di Indonesia. Untuk mengatur upaya tersebut, Menteri Kesehatan mengeluarkan keputusan yang sampai sekarang masih berlaku yaitu Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat dimana tertuang tentang revitalisasi Puskesmas (Walujani, 2009). Puskesmas dalam memberikan pelayanan antenatal hendaknya menggunakan asuhan standar minimal yang telah ditetapkan oleh pemerintah sejak tahun 1999 yang dikenal dengan standar pelyanan “7T” yang kini mangalami penambahan menjadi standar “10T”. Standar minimal ibu hamil “10T” tersebut yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet Fe, pemeriksaan Hb, tes penyakit menular seksual, pemeriksaan pijat tekan payudara, pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil), dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Kaitannya dengan ibu hamil KEK, data yang diperoleh dari pendataan sasaran oleh KPMD dan di perkuat oleh petugas gizi UPTD Puskesmas Cimahi bahwa di desa Gunungsari pada tahun 2016 terdapat ibu hamil KEK sebanyak 7 orang dari total ibu hamil 24. Dengan demikian masih terdapat ibu hamil KEK sebesar 29,16%. Sehingga hal ini secara potensial dapat menimbulkan berbagai masalah dalam tumbuh kembang janin selanjutnya. Salah satu contoh pada bulan lalu, terdapat ibu melahirkan dengan berat lahir rendah (BBLR). Setelah ditelaah, ternyata ibu tersebut menderita kurang energi kronik. Upaya yang dilakukan oleh UPTD Puskesmas Cimahi bersama sama Program Generasi antara lain pemberian makanan tambahan (PMT), pemeriksaan ANC sesuai standar operasional, serta penyuluhan Gizi pada ibu hamil, melalui Kelas Ibu Hamil serta sosialisasi Pemanfaat Lahan Pekarangan dan Taman gizi Keluarga.


KONDISI LAYANAN KESEHATAN Kondisi Layanan No

Jenis Layanan Yang Ada

Jumlah

1

Pustu

1

2

Polindes

0

3

Posyandu

3

4

Klinik Swasta

0

5

Bidan Praktek

2

6

Dokter Praktek

0

(uraikan ketersediaan layanan setiap saat, kemudahan dijangkau, dan kualitas layanan oleh tenaga kesehatan) Pustu desa Gunungsari letaknya di dusun pakusari, dan jaraknya dekat dengan masyarakat.

Fasilitas yang digunakan di dusun Langensari rumah prbadi, dusun Pakusari di pustu dusun Puncakmanik rumah pribadi. Pelayanan posyandu kurang maksimal.

Bidan yang praktek di desa ada 1 orang dan di puskesmas cimahi ada 1 orang.

Dokter

Bidan

Perawat

Tenaga Kesehatan Lainnya (Kader, dll)

0

2

0

20

Jumlah Tenaga Kesehatan di Desa

KONDISI LAYANAN PENDIDIKAN Kondisi Layanan No

Jenis Layanan Yang Ada

Jumlah

1

Taman Bermain / PAUD

1

Bangunan gedung PAUD sudah ada dari PNPM, namun untuk mebeler meja dan kursi kurang sehingga anak-anak belajar di lantai.

2

SD/MI Sederajat

2

Fasilitas kelengkapan di SD 1, 2 masih kurang memadai, dimana SD 1 mebelernya kurang, SD 2 perbaikan MCK

3

SMP/MTS Sederajat

(uraikan ketersediaan layanan setiap saat, kemudahan dijangkau, dan kualitas layanan oleh tenaga Pendidikan)


Guru PNS

Guru Honorer

4

3

Jumlah Tenaga Pengajar di Desa

1.1 Permasalahan Hasil pendataan bulan Januari 2016, dimana masih terdapat ibu hamil KEK sebanyak 7 orang dari total ibu hamil 24 atau 29,16% yang potensial dapat menimbulkan berbagai masalah dalam tumbuh kembang janin selanjutnya. Dan untuk solusi permasalahan di atas “Bagaimanakah Gambaran Kegiatan

penulis mencoba untuk

menelaah

Bidan Desa untuk Penatalaksanaan Ibu Hamil

Terutama Ibu Hamil Kek Dalam Upaya Meningkatkan Kesehatan Keluarga di Desa Gunungsari Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan Tahun 2016?�

1.2 Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran kegiatan bidan desa untuk penatalaksanaan ibu hamil terutama ibu hamil kek dalam upaya meningkatkan kesehatan keluarga di Desa Gunungsari Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran kegiatan bidan desa dalam pemberian pelayanan ANC ibu hamil di desa Gunungsari Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan Tahun 2016. b. Untuk mengetahui gambaran kegiatan bidan desa dalam pelaksanaan kelas ibu hamil di desa Gunungsari Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan Tahun 2016. c. Untuk mengetahui gambaran kegiatan bidan desa dalam sosialisasi pemanfaatan lahan pekarangan dan taman gizi keluarga di desa Gunungsari Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan Tahun 2016.


Kerangka Pikir Pelayanan Ibu Hamil Anemia/KEK terintegrasi Pelayanan Antenatal Terpadu meliputi pemeriksaan antropometri dan laboratorium dilakukan oleh tenaga kesehatan. Kegiatan Dalam Gedung

Kegiatan Luar Gedung

Penatalaksanaan Ibu Hamil KEK

Kelas Ibu Hamil PMT Pemulihan Pemanfaatan Lahan Pekarangan Taman Gizi dan pekarangan rumah serta peran suami dlm pemantauan konsumsi makanan oleh ibu hamil

Pelayanan ANC Ukur Antropometri Laboratorium

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Memberikan Pelayanan ANC 1.

Timbang Badan dan Ukur Tinggi Badan

2.

Ukur Tekanan Darah

3.

Nilai Status Gizi (ukur LiLA)

4.

Ukur Tinggi Fundus Uteri

5.

Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin

6.

Skrining Status Imunisasi TT (dan Pemberian Imunisasi TT)

7.

Pemberian Tablet Besi (90 Tablet selama kehamilan)

8.

Test Lab Sederhana (Hb, Protein Urin) dan atau berdasarkan indikasi (HBsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC

9.

Tata Laksana Kasus

10. Temu Wicara (Konseling) termasuk P4K serta KB PP


Memberikan Pelayanan INC 1.

Pencegahan infeksi pada setiap pertolongan persalinan

2.

Memperkecil trauma sejak lahir dan selama masa anak khususnya dalam 1000 hari pertamafisiologis bayi bekerja.

3.

Persalinan fisiologis memberi kesempatan pada bayi bersentuhan dengan microbiota non patogen yang ada pada jalan lahir yang akan memicu antibody

4.

Memfasilitasi sedini mungkin bounding attachment danInisiasi Menyusu Dini (IMD)

5.

Mencegah hipotermia pada BBL

Memberikan Pelayanan Postpartum sampai usia bayi 2 tahun 1.

Memastikan bayi mendapatkan ASI Eksklusif dan melakukan

2.

Pendidikan Kesehatan tentang : a.

Pemenuhan Gizi

b.

Pencegahan infeksi pada 1000 HPK ďƒ bayi prematur sangat rentan terhadap infeksi

c.

Stimulasi tumbuh kembang

d.

Tanda bahaya pada bayi

3.

Melakukan deteksi dini dan intervensi tumbuh kembang

4.

Melakukan pemantauan tumbuh – kembang secara teratur.

5.

Memastikan bayi mendapatkan Immunisasi dasar lengkap.

6.

Memastikan ibu mendapat dukungan dari keluarga

7.

Memfasilitasi ibu menggunakan kontrasepsi

Sosialisasi pemanfaatan lahan pekarangan dan taman gizi keluarga 1.

Bersama sama program Generasi ikut serta mensosialisasikan Pemanfaatan Lahan Pekaran dan Taman gizi Keluarga

2.

Ikut memberikan pengarahan bersama-sama khususnya ibu ibu kader dan masyarakat dalam pengoptimalisasian lahan pekarang sebagai upaya penyediaaan produksi pagan agar tercapainya nilai asupan gizi yang beragam, bergizi seimbang


serta peningkatan kesejahteraan bagi rumah tangga, juga sebagai sumber pendapatan keluarga.

PEMBAHASAN

Gambaran kegiatan bidan desa dalam pemberian pelayanan ANC ibu hamil di desa Gunungsari Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan Tahun 2016. Bidan desa dalam memberikan pelayanan ANC sesuai dengan kebijakan tentang pelayanan ANC yaitu : 1.

Menimbang berat badan ibu hamil Pada dasarnya ibu hamil dianjurkan untuk makan empat sehat lima sempurna. Karena kebutuhan akan protein dan bahan makanan tinggi, dianjurkan tambahan sebuah telur sehari. Nilai gizi ibu hamil dapat ditentukan dengan bertambahnya berat badan sekitar 6,5 sampai 15 kg selama hamil. Berat badan diukur dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian yang seringanringannya. Berat badan yang bertambah terlalu besar atau kurang perlu mendapatkan perhatian khusus karena memungkinkan terjadi penyulit kehamilan. Kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari ½ kg/minggu segera rujuk (Standar Pelayanan Kebidanan, 2002:127).

2.

Mengukur tekanan darah Mengukur tekanan darah dengan posisi ibu hamil duduk atau berbaring, posisi tetap sama pada pemeriksaan pertama maupun berikutnya. Letakkan tensimeter di permukaan yang dasar setinggi jantungnya. Gunakan ukuran manset yang sesuai. Tekanan darah di atas 140/90 mmHg atau peningkatan distol 15 mmHg/lebih sebelum kehamilan 20 minggu atau paling sedikit pada pengukuran dua kali berturut-turut pada selisih waktu 1 jam berarti ada kenaikan nyata dan ibu perlu dirujuk (Standar Pelayanan Kebidanan, 2002:129).


3.

Mengukur tinggi fundus uteri Pertumbuhan janin dimulai dari tingginya fundus uteri. Semakin tua umur kehamilan, maka semakin tinggi fundus uteri; namun pada umur kehamilan 9 bulan fundus uteri akan turun kembali karena kepala janin telah turun/masuk panggul. Pada kehamilan 12 minggu fundus uteri biasanya sedikit di atas tulang pubis. Pada kehamilan 24 minggu fundus uteri teraba bulat. Secara kasar dapat dipakai pegangan bahwa setiap bulannya fundus naik 2 jari, tetapi perhitungan tersebut sering kurang.

4.

Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap Imunisasi TT diberikan 2x yaitu pada kunjungan pertama dan kemudian interval 4 mg, tanpa melihat usia kehamilan. Bila pernah menerima TT 2x pada kehamilan terdahulu, maka hanya diberi TT 1x imunisasi TT bertujuan melindungi bayi dan ibu terhadap penyakit tetanus. Vaksin TT diberikan sedini mungkin dengan dosis pemberian 0,5 cc I.M (intramuskulair) di lengan atas/paha/bokong. Khusus untuk calon pengantin diberikanimunisasi TT 2x dengan interval 4 minggu. Usahakan TT1 dan TT2 diberikan sebelum menikah.

5.

Pemberian tablet zat besi WHO menganjurkan pemberian ferro sulfat 320 mg (setara dengan 60 mg zat besi) 2 kali sehari bagi semua ibu hamil. Jika Hb 9 gr% atau kurang dari pada salah satu kunjungan tingkatkan tablet zat besi menjadi 3 kali 1 tablet/hari sampai akhir masa kehamilannya.

6.

Pemeriksaan Hb Ibu hamil sering menderita anemia karena kekurangan zat besi. Kekurangan besi menimbulkan penyakit defisiensi yang disebut anemia gizi besi (AGB). Kadar Hb normal berbeda-beda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin sebagimana nampak pada tabel sebagai berikut :


Tabel 2.1 Kadar Haemoglobin normal untuk kelompok umurdan jenis kelamin Kelompok Umur

Kadar Hemoglobin

Anak balita 11 gram % Anak usia sekolah 12 gram % Wanita dewasa 12 gram % Pria dewasa 13 gram % Ibu hamil 11 gram % Ibu menyusui 12 gram % Sumber : Gizi dalam angka. Dir. Jen. BinaKesMas,2003.

7.

Tes terhadap penyakit menular seksual Pelayanan kebidanan berkaitan erat dengan penyakit melalui hubungan seksual.Penyakit ini tidak hanya berpengaruh terhadap ibu akan tetapi juga terhadap bayi yang dikandung atau dilahirkan. Penyakit hubungan seksual perlu diperiksa/ditangani karena dapat menyebabkan: abortus, cacat bawaan, bayi berat lahir rendah, dan IUFD (bayi mati dalam kandungan). Jika pemeriksaan penyakit hubungan seksual dilakukan sejak dini pada ibu hamilkemungkinan masih dapat diobati untuk mencegah terjadinya komplikasi terhadapibu dan bayi yang dikandungnya.

8.

Perawatan payudara Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian penting yang harus Ibu perhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya. Saat kehamilan payudara akan membesar dan daerah sekitar puting akan lebih gelap warnanya dan juga lebih sensitif. Semua ini terjadi untuk persiapan tubuh ibu hamil memberikan makanan pada bayinya kelak.

9.

Pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil) Senam hamil dilakukan jika kandungan mencapai 6 bulan ke atas, lakukan senam hamil, kecuali ada kelainan tertentu pada kehamilan. Sebelum memutuskan mengikuti senam hamil, diskusikan kondisi kehamilan dengan dokter atau bidan.


Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat menjalani persalinan dengan lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik-baiknya sehingga proses persalinan normal berlangsung relatif cepat.

10. Temu wicara pada persiapan rujukan Persiapan-persiapan dan informasi yang dapat dimasukkan dalam rencana rujukan: a.

Siapa yang akan menemani ibu atau bayi baru lahir.

b.

Tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga (jika ada lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan).

c.

Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mendampingi mengendarainya. Transportasi harus tersedia segera, baik siang maupun malam.

d.

Orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika tranfusi darah diperlukan.

e.

Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahan bahan, atau pendanaan dari Generasi.

f.

Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu tidak dirumah (Asuhan Persalinan Normal, 2003:81).

Gambaran kegiatan bidan desa dalam pelaksanaan kelas ibu hamil

di

desa

Gunungsari

Kecamatan

Cimahi

Kabupaten

Kuningan Tahun 2016.

Data jumlah kepesertaan kelas ibu hamil di desa Gunungsari tahun 2016 sebanyak 27 orang. Pendanaannya berasal dari Generasi, Hal ini telah memenuhi harapan, tetapi isi materi yang disampaikan terkadang monoton sehingga terasa menjemukan. Kemungkinan penyebabnya karena masih minimnya kesadaran ibu hamil tentang manfaat kelas ibu hamil, manfaat Gizi ibu hamil, serta materi tentang P4K.


Data hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis beserta bidan desa Gunungsari, pada bulan Desember 2015 terhadap 10 orang ibu hamil yang berkunjung ke Pukesmas Cimahi. Usia ibu hamil kurang dari 25 tahun sebanyak 7 orang dan lebih dari 25 tahun sebanyak 3 orang. Pekerjaan ibu hamil semuanya sebagai ibu rumah tangga dan pendidikan ibu semuanya lulusan SD. Hasil wawancara dapat diketahui bahwa 8 orang diantara mereka tidak tahu manfaat kelas ibu hamil. Kaitannya dengan hal tersebut penulis beserta bidan desa berkoordinasi dengan Kobidan Desa memberikan solusi agar materi tidak monoton, maka untuk kelas ibu hamil selanjutnya akan diadakan demonstrasi pembuatan makanan tambahan kudapan lokal dan senam bagi ibu hamil yang kehamilannya sudah mencapai 6 bulan keatas.. Hal ini dapat memberikan suatu terobosan agar ibu hamil tertarik dengan kegiatan kelas ibu hamil. Kemudian penulis mempunyai gagasan dan di setujui oleh bidan desa agar dalam pemberian PMT Pemulihan pada ibu hamil KEK, ada petugas pemantau atau pendamping kader untuk memastikan apakah PMT yang diberikan disukai atau tidak, dimakan habis atau ada sisa.

Gambaran

kegiatan

dalam

Sosialisasi

Pemanfaatan

Lahan

Pekaran dan Taman Gizi Keluarga di desa Gunungsari Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan Tahun 2016.

Yang melatar belakangi Pemanfaatan Lahan Pekaran dan Taman Gizi Keluarga diantaranya : a.

Hidup sehat,aktif dan produktif secara berkelanjutan adalah cerminan tercapainya ketahanan pangan di suatu wilayah

b.

Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dg perseorangan yg ketersediaanya cukup baik jumlah maupun mutunya

c.

Memenuhi kebutuhan dasar manusia secara adil,merata dan tidak bertentangan dg agama dan keyakinan masyarakat (adanya proses penyediaan, distribusi dan konsumsi pangan)

d.

Masih banyak lahan pekarangan di desa yang belum di optimalkan


Kaitannya dengan hal tersebut, bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi (predisposing factors). Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi. Sehinga dari uraian tersebut, juga sesuai dengan kompetensi bidan desa bersama sama fasilitator

Generasi dan dinas pertaniaan dan peternakan sebagai sektor lainnya yang ikut terlibat sudah menjadi kewajibannya untuk ikut meningkatkan pengetahuan dan pengubahan prilaku masyarakat khususnya ibu hamil melalui penyebarluasan informasi kesehatan kepada ibu hamil tentang manfaat taman gizi bagi ibu hamil. Sesuai dengan pedoman pelayanan kesehatan di Puskesmas dan pengembangan program kegiatan Generasi yang tidak saja bergerak dalam hal kuratif tetapi dalam kegiatan preventif dan promotif perlu dilakukan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Gambaran kegiatan bidan desa dalam pemberian pelayanan ANC ibu hamil di desa Gunungsari

Kecamatan

Cimahi

Kabupaten

Kuningan

Tahun

2016,antara

lain

melaksanakan pelayanan ANC “10T� sesuai standar operasional. 2. Gambaran kegiatan bidan desa dalam pelaksanaan kelas ibu hamil di desa Gunungsari Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan Tahun 2016 antara lain : memberikan materi tentang manfaat kelas ibu hamil, manfaat Gizi ibu hamil, serta materi tentang P4K, serta demo masak sehat. 3. Gambaran kegiatan bidan desa dalam Sosialisasi Pemanfaatan Taman Gizi dan pekarangan rumah di desa Gunungsari Kecamatan Cimahi Kabupaten Kuningan Tahun 2016,antara lain dengan ikut meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu hamil melalui penyebarluasan informasi kesehatan kepada ibu hamil tentang pemanfaatan lahan pekarangan dan taman gizi bagi ibu hamil.


Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1.

Bagi Tenaga Kesehatan Sehubungan dengan masih banyaknya ibu hamil yang belum mengetahui tentang manfaat kelas ibu hamil, gizi ibu hamil, dan P4K disarankan bagi petugas kesehatan lainnya untuk memberikan informasi yang lengkap dan jelas mengenai hal tersebut.

2.

Bagi UPTD Puskesmas Cimahi Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan pada semua ibu hamil yang berorientasi pada pemanfaatan lahan pekaranan taman gizi dan pekarangan melalui berbagai media penyebaran informasi baik berupa penyuluhan maupun berupa penyebaran leaflet serta motifasi terhadap peran suami dalam pemantauan sumber gizi yg di konsumsi oleh ibu hamil .

Perlu adanya bentuk kegiatan kerjasama lintas sektoral dengan program Kesehatan, Generasi, Dinas pertanian dan Peternakan, Dan bila program berakhir diharapkan dalam hal ini Pemerintahan Desa untuk bisa menjembatani terkait keberlanjutan kegiatan ini guna meningkatkan keluarga sehat, khususnya Desa Gunungsari umumnya Kecamatan Cimahi.


DOKUMENTASI KEGIATAN :

Kegiatan yang telah dilakukan Bidan Desa :

Penyuluhan Kelas Ibu Hamil


Kasus ibu hamil kek pada saat di temukan pertama kali trimester I LILA 20cm ,setelah dilakukan pendekatan peran keluarga dan pemanfaatan pekarangan /taman gizi pengukuran lila pada saat trimester II menjadi 21cm

Bentuk kegiatan pemantauan bayi bblr terhadap kasus riwayat bumil KEK dan anemia :


Bentuk Kegiatan Pelayanan Terhadap Bayi Prematur dengan riwayat ibu hamil KEK+Anemia

Pemanfaatan Lahan Pekarangan


Bentuk kepedulian lingkungan sekitar yg mau membantu pemanfaatan pekarangan


Bentuk Kegiatan kerjasan lintas sektoral dgn Program Generasi, Dinas pertaian, Dinas Peternakan melalui Pelatihan Kader Posyandu dan Kadus dengan Tema Kebun Gizi


Uji Praktek Membandingkan Penggunaan Pupuk Organik dengan Pupuk buatan melalui Uji penerangan Lampu Buhlam

Praktek Pembuatan kompos dan media Tanam yang tepat


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.