PROFIL DESA TRI TUNGGAL KECAMATAN SEMATU JAYA KABUPATEN LAMANDAU INT ERVENSI PROGRAM GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM MENDUKUNG PELAYANAN SOSIAL DASAR DESA
1.
Gambaran Umum Desa Desa Tri Tunggal merupakan salah satu desa di Kecamatan Sematu Jaya Kabupaten Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 17.000 ha dengan curah hujan mencapai 2.508 mm/tahun. Pada awalnya desa Tri Tunggal merupakan desa eks transmigrasi dengan luas wilayah 800 Ha berdasarkan Surat Penyerahan Tanah dari Gubernur KDH Tingkat I/Bupati KDH Tingkat II Nomor: AP.3793826.84 tanggal 18 Juni 1984 dengan luas efektif 789 Ha, yang penempatannya dimulai sejak 28 Pebruari 1994 s/d 12 Maret 1994 dengan jumlah kepala keluarga 350 KK = 1.367 jiwa, yang berasal dari daerah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan juga dari daerah lokal/APPDT. Pada masa itu desa Tri Tunggal masih disebut Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Nanga Bulik VI C, yang secara administratif terletak di wilayah kecamatan Bulik, Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah (sekarang telah dimekarkan menjadi Kecamatan Sematu Jaya Kabupaten Lamandau). Seiring dengan berkembangnya penduduk yang ada di UPT tesebut, maka selang beberapa bulan setelah penempatan, status tersebut UPT menjadi desa persiapan hingga tahun 1996 baru menjadi desa definitif, yang pada saat itu dipimpin oleh pejabat kepala desa sementara yaitu Bpk. Kidiyarto, hingga kemudian dilakukan pemilihan kepala desa dan Bapak Kidiyarto kembali terpilih menjadi kepala desa definitif. Sedangkan nama Tri Tunggal sendiri merupakan nama yang disepakati berdasarkan hasil musyawarah desa yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat pada waktu itu. Dan kata “Tri Tunggal� itu sendiri bermakna tiga suku yang melebur menjadi satu kesatuan karena berdasarkan sejarah
masuknya transmigrasi di desa itu berasal dari tiga suku yaitu suku jawa, sunda, dan dayak lokal. Berikut merupakan runtutan Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Tri Tunggal: Tabel. 1.1 Runtutan Kepala desa Tri Tunggal NO 1 2 3 4
NAMA KIDIYARTO KIDYARTO TRIYONO MOH USMAN
TAHUN MENJABAT 1996-2001 2001-2007 2007 -2013 2014 sampai sekarang
2. Keadaan Geografis Desa Tri Tunggal terbagi menjadi 12 Rukun Warga (RW) dan 4 Rukun Tetangga (RT). Luas wilayah menurut penggunaan lahan mencakup luas pemukiman ± 87,5 ha, luas persawahan ± 100, luas perkebunan ± 450 ha dan luas prasarana umum lainnya ± 8 ha. Jarak orbitasi antara Desa Tri Tunggal dengan Ibu Kota Kecamatan ± 10 Km, sementara jarak Desa Tri Tunggal dengan Ibu Kota Kabupaten ± 20 Km dan jarak Desa Tri Tunggal dengan Ibu Kota Propinsi ± 450 km yang semuanya dapat ditempuh dengan menggunakan alat transportasi darat. Batas wilayah sebagai berikut : a. Sebelah utara dengan Kelurahan Bulik b. Sebelah selatan dengan Desa Wonorejo c. Sebelah timur dengan Desa Bina Bhakti d. Sebelah barat dengan Desa Bukit Harum kec. Menthobi Raya 3. Keadaan Demografi Masyarakat Desa Tri Tunggal memiliki beragam karakteristik penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan mata pencaharian. a. Komposisi Penduduk menurut Usia dan Jenis Kelamin Sesuai hasil data yang diperoleh dari BPS Tahun 2013, bahwa penduduk Desa Tri Tunggal berjumlah 1.451 jiwa, yang terdiri dari 384 Kepala Keluarga, dengan jumlah laki-laki 781 jiwa dan perempuan 670 jiwa dengan komposisi sebagai berikut :
Tabel 1.2 Komposisi Penduduk Desa Tri Tunggal menurut Usia dan Jenis Kelamin LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH UMUR (ORANG) (ORANG) (ORANG) 0–4
77
68
145
5–9
63
53
116
10-14
80
69
149
15-19
81
76
157
20-24
65
60
125
25-29
78
72
150
30-34
60
51
111
35-39
58
43
101
40-44
52
57
109
45-49
57
43
100
50-54
43
33
76
55-59
29
22
51
60 ke atas
38
23
61
TOTAL
781
670
1.451
b. Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Komposisi penduduk Desa Tri Tunggal menurut Tingkat Pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.3 Komposisi Penduduk Desa Tri Tunggal menurut Tingkat Pendidikan JENIS KELAMIN TINGKAT NO JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN PENDIDIKAN 1 Tidak Sekolah 221 97 318 2 Tamat SD 418 271 689 3 Tamat SLTP 107 77 184 4 Tamat SLTA 130 96 226 5 Tamat D-I 2 2 6 Tamat D-II 4 4 8 7 Tamat D-III 5 2 7 8 Tamat S-1 9 8 17 9 Tamat S-2 TOTAL
896
555
1.451
c. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian Komposisi penduduk Desa Tri Tunggal menurut jenis mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.4 Komposisi Penduduk Desa Tri Tunggal menurut Jenis Mata Pencaharian
NO
4.
MATA PENCAHARIAN
JENIS KELAMIN LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1
Petani
345
94
439
2
Buruh Tani
24
12
36
3
Buruh Migran
-
-
-
4
PNS/TNI/POLRI
10
12
22
5
Pengrajin
3
-
3
6
Pedagang
10
17
27
7
Montir
4
-
2
8
Tenaga Kesehatan
2
2
4
9
PRT
-
-
-
10
Pensiunan
-
-
-
11
Pengusaha
3
-
2
12
Seniman
-
-
-
Kondisi Sosiografis Aspek-aspek yang dapat menggambarkan kehidupan sosial masyarakat desa Tri Tunggal adalah : a. Institusi/Kelembagaan lokal Institusi/Kelembagaan lokal merupakan kelompok atau group yang bersifat nonformal ataupun formal, didirikan oleh dan untuk para anggota serta masyarakat setempat. Alasan utama pembentukan institusi/kelembagaan lokal ini didasari oleh kepentingan sosial,
ekonomi, pendidikan, kesehatan atau oleh tujuan-tujuan peningkatan solidaritas dan partisipasi warga masyarakat. Institusi/kelembagaan lokal yang ada di Desa Tri Tunggal misalnya seperti: 1) Kelompok Arisan Kelompok arisan adalah sebagai salah satu media silaturahmi dan peningkatan pengetahuan dalam bidang agama, ada media lain yang sejenis di Desa Tri Tunggal yang bertujuan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat, yakni kelompok arisan. Kelompok arisan yang masih aktif dilaksanakan adalah kelompok arisan ibu-ibu yang ditujukan sebagai media untuk menabung dalam jangka pendek, ajang silaturahmi diantara sesama warga dan media dimana para anggotanya dapat memanfaatkan dana sosial apabila terkena musibah. 2) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Institusi/kelembagaan yang tergabung dalam wadah PKK di Desa Tri Tunggal senantiasa aktif di masyarakat, salah satunya dalam bidang kesehatan yakni Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) diperuntukkan bagi kesehatan ibu dan anak. Posyandu di Desa Tri Tunggal dilakukan secara aktif oleh para kader PKK yang kegiatannya antara lain penimbangan balita, pemeriksaan ibu hamil dan pemberian makanan tambahan bergizi bagi balita yang rutin dilakukan sebulan sekali. 5) Kelompok Kepemudaan Kelompok kepemudaan di Desa Tri Tunggal yang biasa disebut sebagai Karang Taruna merupakan salah satu wadah pengembangan kelompok pemuda yang didalamnya mencakup kegiatan yang bersifat edukatif dan rekreatif. Sebagai contoh salah satunya dalam bidang olahraga seperti bola volley dan sepak bola. Kepengurusan kelompok pemuda di Desa Tri Tunggal masih aktif, namun dalam implementasinya masih belum rutin dan hanya melakukan pada waktu-waktu tertentu seperti kegiatan 17 Agustus-an. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya pembinaan dan pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan.
minimnya
b. Nilai Budaya Rafael Raga Maran menyatakan bahwa kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungannya, yakni cara manusia membangun alam guna memenuhi keinginan-keinganan serta tujuan hidupnya, yang dilihat sebagai proses humanisasi. Unsur-unsur kebudayaan menurut C. Kluckhohn adalah
peralatan dan perlengkapan
hidup; mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi; sistem kemasyarakatan; bahasa; kesenian; sistem pengetahuan dan religi. Ada beberapa nilai budaya yang ada di Desa Tri Tunggal, misalnya : 1) Bahasa Masyarakat Desa Tri Tunggal dalam kesehariannya menggunakan bahasa Jawa mengingat warga desa Tri Tunggal sebagian besar merupakan suku Jawa. Penggunaan bahasa ini biasanya disosialisasikan secara turun temurun didalam keluarga. 2) Sistem kemasyarakatan Kerukunan dan kebersamaan serta gotong-royong antar penduduk masih menjadi ciri masyarakat Desa Tri Tunggal, salah satunya dapat dilihat dengan adanya partisipasi yang spontan (contohnya menjenguk apabila ada yang sakit dan melayat apabila ada yang meninggal dunia dengan memberikan bantuan materi maupun non materi). 3) Mata pencaharian hidup Sistem mata pencaharian hidup masyarakat Desa Tri Tunggal paling dominan berkenaan dengan sektor perkebunan. Hal ini dicerminkan dengan sebagian besar luas wilayahnya merupakan daerah perkebunan. Artinya bahwa struktur perekonomian Desa Tri Tunggal lebih dominan pada sektor perkebunan, walaupun masih banyak mata pencaharian hidup disektor lain yang juga digeluti oleh masyarakat Desa Tri Tunggal.
4) Sarana dan Prasarana Sarana merupakan sesuatu yang dapat dipakai atau digunakan sebagai media dalam mencapai tujuan tertentu, sedangkan prasarana adalah suatu perangkat penunjang utama
suatu
proses
usaha
agar
maksud
dan
tujuan
dapat
tercapai.
Sarana dan prasarana yang ada di Desa meliputi sarana dan prasarana dalam bidang pemerintahan, komunikasi, peribadatan, olah raga, kesehatan dan pendidikan. Berikut adalah daftar prasrana yang ada di desa Tri Tunggal : Tabel 1.5 Prasarana yang ada di Desa Tri Tunggal NO
ASPEK
1
Pemerintahan
2
Peribadatan
3
4
5
Olah Raga
Kesehatan
Pendidikan
JENIS PRASARANA - Kantor Desa
JUMLAH 1 unit
- Balai Desa
1 unit
- Masjid
1 unit
- Mushola
9 unit
- Gereja
2 unit
- Lap. Volley Ball
5 unit
- Lap. Sepak bolla
1 unit
- Lap. Bulu Tangkis
4 unit
- Puskesmas Pembantu
1 unit
- Polindes
1 unit
- Posyandu
1 unit
- Poskesdes
-
- TK
1 Unit
- SD
1 Unit
- SMP SATAP
1 Unit
5. Program Generasi Sehat dan Cerdas Program generasi sehat dan cerdas hadir di desa Tri Tunggal pada tahun 2014 dengan alokasi dana BLM Rp. 66.865.000 , Tahun 2015 alokasi dana BLM Rp.87.021.000 dan tahun 2016 alokasi BLM Rp .65.538.000 dengan kegistan yang telah dilaksanakan sebagai berikut: 1. Biaya bersalin 2. PMT balita 3. PMT Bumil
4. PMT pemulihan 5. Sarana prasarana PAUD 6. Sarana prasarana POSYANDU 7. Sarana Prasarana Sekolah 8. Insentif kader posyandu 9. Transport guru honor 10. Penyuluhan Gizi 11. PHBS 12. Kelas ibu Hamil 13. Penyuluhan Holtikultura 14. Parenting Anak, Bayi/balita Kegiatan program GSC berpengaruh besar terhadap keaktipan Posyandu terbukti dengan adanya lomba posyandu tingkat kabupaten pada tahun 2015 posyandu desa Tri tunggal mendapat penghargaan dan juara I tingkat kecamatan. Bantuan seragam bagi siswa kurang mampu juga sangat membantu meringankan beban warga yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan. Pemberian PMT untuk balita dan ibu Hamil juga sangat membantu meningkatkan kualitas Sumber daya manusia yang sangat warga sukuri ada disediakan di posyandu jadi ibu hamil tidak khawatir dengan asupan gizi bayi yang dia kandung . posyandu bukan saja tempat menimbang bayi tetapi banyak informasi dan ilmu yang bisa diperoleh disini dengan adanya penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan program GSC bekerjasama dengan dinas layanan kesehatan untuk menambah kapasitas orang tua dalam pemenuhan gizi anak didalam rumag tangga. Kesehatan yang tidak baik juga sangat berpengaruh terhadap daya tahan generasi termasuk anak sekolah . kesehatan yang kurang baik menyebabkan anak tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik untuk itu program GSC bekerjasama dengan dinas layanan kesehatan mengadakan penyuluhan PHBS din sekolah dasar untuk meningkatkan pengetahuan anak bagaimana menjaga pola hidup bersih dan sehat untuk menunjang pertumbuhan dan pendidikan generasi penerus bangsa.