11th Issue

Page 1

DESEMBER/JANUARI 2011 DKI JAKARTA RP 27,500.(LUAR DKI JAKARTA RP32,500.-)

SOCIAL BREW AKU INGIN SEMBUH

WHAT FRIENDS ARE FOR

ARTWORK BUNCH

YASSER RIZKY DARBOTZ NADY AZHRY SAMUEL SINAGA PHILIPS AB ANDI RHA RHA RHA

DOMESTIC EXCHANGE PULAU KECIL TRAWANGAN

IN MY CLOSET LADYA CHERYL PERSON OF THE MONTH

SETIAWAN DJODI 1


2 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


3


4 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


5


part

CONTENT

03 INDEX // CONTRIBUTORS 05 EDITOR’S NOTE 06 PERSON OF THE MONTH SETIAWAN DJODI

11 ARTWORK BUNCH YASSER RIZKY DARBOTZ NADY AZHRY SAMUEL SINAGA PHILIPS ANDI RHA RHA RHA

18 NATION ON A MISSION CANDRA NUGRAHA PATRICK RESI BANO

33 UPCOMING YOUNG

MICHAEL JOHN BERGER

44 YANG TERLUPAKAN 52 POETRY UNDERWATER 61 STREET SHOUT

LEVEL ONE LAUNCHING

63 LUCKY NO. 7

TASSEL FOR THE DAZZLE

68 SOCIAL BREW

AKU INGIN SEMBUH WHAT FRIENDS ARE FOR?

FEATURES 72 IN MY CLOSET LADYA CHERYL

74 HOT SPOT

IGA BAKAR MAS GIRI

76 DOMESTIC EXCHANGE

COLONY

EDITOR IN CHIEF

RANI TACHRIL farmag.tech@gmail.com

ART DIRECTOR

NUR ANIS SETIAWAN farmag.design2@gmail.com

EDITORS

BUNGAWATI farmag.editor2@gmail.com PRIJANTO HARDJOTARUNO farmag.editor@gmail.com REGIT AGENG SULISTYO farmag.editor3@gmail.com

INTERN

SAIFUL HAQ (GRAPHIC DESIGNER) ALTAIRAINI THALITA (GRAPHIC DESIGNER) ABDUL HAKIM SANTOSO (PHOTOGRAPHER)

MARKETING DIRECTOR ADITYA GERHARD farmag.marcom@gmail.com

ACCOUNT EXECUTIVE ANASTASIA RENI farmag.pr@gmail.com

CAMEL ANTONIO EDOARDO farmag.marcom2@gmail.com

INFO

info.farmagazine@gmail.com

FINANCIAL DIRECTOR EDDY SUHERRY

PUBLISHER

PT MARTA WIRA ANDIKA

CORPORATE HEADQUARTERS PT DUTA MATRA RAMA

FAR MAGAZINE Jl. Wahid Hasyim No. 92 Menteng 10340 Telp. 021 316 1072

PULAU KECIL TRAWANGAN

78 EVENT

ONROP MUSIKAL JAKARTA ROCKIN LAND SUNDAZE WHITE DAVID FOSTER

FAR MAGAZINE IS PUBLISHED BY PT.DUTA MATRA RAMA. COPYRIGHTS NOVEMBER 2008 ALL RIGHTS RESERVED. SIUP 1.829./1.824.51 NO PART OF THIS MAGAZINE MAY BE REPRODUCED WITHOUT THE WRITTEN PERMISSION OF THE COPYRIGHT HOLDER. FAR MAGAZINE CANNOT ACCEPT RESPONSIBILITY FOR ANY UNSOLICITED MANUSCRIPTS, ARTWORK OR PHOTOGRAPHY, PRICE IN JAKARTA RP.27.500 (INCLUDE GST)

FAR MAGAZINE 11 PHOTOGRAPHER

ABDUL HAKIM SANTOSO

Untuk pemasangan iklan di FAR magazine dapat menghubungi 021-3161072 dengan Aditya Gerhard atau mengirim email ke farmag.marcom@gmail.com Untuk kalian yang ingin memberi kesan atau pesan, kritik atau saran bisa dikirim ke info.farmagazine@gmail.com 6 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


part

INDEX BOUTIQUE & DESIGNER

PULL AND BEAR Grand Indonesia, East Mall Lt. 1&2, Jl. M.H. Thamrin No. 1. Ph. (021) 235 80 418 MAGIC HAPPENS & MYE Grand Indonesia, East Mall level 1 unit 11. Ph. (021) 37478898 MONDAY TO SUNDAY Grand Indonesia, East Mall level 1, lv 1 Ph. (021) 37321212 MATCHBOOK Avaliable at Wonders, Moose,Noin brand, Premium Nation, Norden, OneWay, D-Mars, Noize (Bali), G-CO (Lombok).

HAIR & MAKE UP

ARDINE THALITA VASTI 0817887877 / (021) 92029110

LOCATION

BLUE PHOTOGRAPH Jl. Bungur no 12, Kemang Utara 021-7191835 KOLAM RENANG SENAYAN Jl. Stadion Senayan Jakarta, Indonesia

PHOTOGRAPHER

EUNICE EFFENDI 0816 187 8989 eunice.effendi@gmail.com AGUNG D. RACHWAN 0816 145 0145 planet_diving@yahoo.com MULJADI PINNENG SULUNGBUDI 0811 382 814 pinneng@gmail.com pinneng@alordiver.com

CONTRIBUTORS CANDRA NUGRAHA Candra Nugraha mengawali kariernya di dunia fotografi pada tahun 2004. Doktor di Bidang Pengelolaan Lingkungan Pertambangan ini antara lain memfokuskan karyanya pada foto jenis “street” atau “documentation”. Pameran foto dengan tema “Alam dan Perjalanan” kemudian menjadi agendanya di waktu mendatang di sela-sela kesibukannya sebagai Act. Manager Environment di sebuah perusahaan batubara. Karnyanya dapat dilhat di rubrik Nation on A Mission kali ini. MULJADI PINNENG SULUNGBUDI Minatnya dalam bidang fotografi, khususnya untuk tema-tema “underwater” muncul pertama kali pada tahun 2004. Tepatnya ketika ia sedang menyelam di salah satu tempat diving terkenal di Alor, “Kal’s Dream”. Keindahan alam bawah laut, terutama di sekitar Alor, kemudian mendorongnya untuk mengabadikan “surga bawah laut” Indonesia tersebut. Berbagai prestasi dan publikasi pun telah ia raih, salah satunya dari Wakatobi U/W Photographic Competition. TIFFANY AYU P Mahasiswi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini merangkap berbagai profesi. Mulai dari desainer, asisten fashion stylist, storyboard maker, keyboardist “Bikinies”, sampai road manager “Innocenti”. Tak terkecuali juga reporter. Dan kali ini, ia bekerja sama dengan redaksi FAR Magazine sebagai kontributor untuk rubrik “Heat N Beat”. BRAM MARTIAN GOSAL Pria berumur 24 tahun ini adalah seorang lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), angkatan 2004. Di tengah kesibukannya sebagai desainer grafis, ia pun menyempatkan diri untuk mengisi rubrik “Social Brew”. Bram beranggapan dunia tulismenulis dan desain adalah dua hal yang sama. Ia pun mengakui, ketertarikannya dalam dunia tulis-menulis itu didasari oleh keinginannya untuk saling berbagi (sharing) ide dan pengalaman. PATRICK RESI BANO Patrick bersama teman-temannya mendirikan komunitas fotografi ber-

nama PPC (Photography Project Community) selain itu ia juga bergabung di KLIFONARA (Klub Seni fotografi Bina Nusantara). Dalam dunia fotografi Patrick sangat tertarik untuk mengabadikan sesuatu yang berhubungan dengan model, human interest, still life serta landscape. ia berharap suatu saat nanti bisa menjadi fotografer handal Indonesia. karyanya dapat dilihat pada edisi kali ini.

Tidak cukup berada di belakang kamera, Tannia sering kali menjadi model untuk underwater fashion shots. Ketenangan yang ia miliki saat berpose di dalam air dapat dilihat di FAR mag.edisi ini.

EUNICE EFFENDI Sejak tahun 2008 scuba diving adalah salah satu hobi dari wanita mungil ini. Namun setelah 10 tahun menetap di Australia, ia kembali ke Tanah Air dan sempat mencoba untuk berkarir dalam dunia perbankan di Jakarta. Namun wanita yang mengaku sangat aktif ini pada akhirnya lebih senang untuk memilih traveling dalam hidupnya. Eunice sangat tertarik untuk menelusuri daerah pelosok di Indonesia maupun luar negeri. Tidak lupa ia selalu membawa kameranya untuk mendapatkan keindahan foto baik di darat maupun di dalam air. Hasil jepretannya bisa anda nikmati pada Far Magazine edisi kali ini. AGUNG DJAJA RACHWAN Melalui diving, Agung mulai mengenal fotografi bawah air. Di tahun lalu, ia mulai mendalami fotografi dengan belajar langsung di Canon School of Photography, dengan asuhan langsung dari tangan fotografer senior Kumara Prasetya. Ilmu tersebut tidak sia-sia berbekal keahlian dan ilmu fotografi yang mumpuni, Agung telah menyabet beberapa dari lomba fotografi yang diikutinya. Salah satunya menjadi Juara Harapan Taman Safari International Photo Competition 2010. TANNIA VERA Kecintaan Tannia Vera akan alam dan budaya membuatnya selalu menyempatkan diri untuk berpetualang di sela-sela kesibukannya. Ciptaan Tuhan yang begitu indah di bawah air mendorongnya untuk membuat dokumentasi visual, yaitu melalui foto dan video bawah air. Salah satu penghargaan yang pernah diterimanya adalah runner-up untuk Raja Ampat Underwater Video Competition 2010. 7


8 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


LESSON FROM THE WORDS Di Jakarta terasa perubahan cuaca dari terik panas uang menusuk menjadi hujan badai yang meniuo dahan - dahan pohon sekitar kota. Sejujurnya di musim hujan Jakarta yang kelewatan ini adalah momen pas untuk duduk di sofa yang nyaman sembari baca buku favorit. Cuaca ini membuat pikiran saya mengeksplorasi lebih dari biasanya. Mengingat perasaan dan keadaan sekitar sewaktu masih duduk di bangku kuliah. Saat masa muda labil dalam pendidikan seni maupun kehidupan. Yah, bukan berarti sudah mantap, tetapi jalannya waktu membuat kita lebih yakin dengan apa yang kita pikirkan dan putuskan. Pikiran - pikiran random yang keluar begitu saja lebih tertata dan di saring. Menatapi sampul buku yang saya baca, menggunakan font dan penggunaan layout yang simple tapi menraik saya bertanya pada diri saya, “Typo apa kabar ya?”

Berawal dari hujanpun yang memberikan ide keisengan untuk membuat foto di dalam air. Berkolaborasi bersama fotografer penyelam yang handal, maka terciptalah main - main saya. Sepertinya edisi ini berisi lumayan banyak tentang keegoisan dan main - main saya. Enjoy!

EDITOR IN CHIEF RANI TACHRIL

Edisi ini sedikit mengeluarkan rasa ‘ego’ saya dalam Typography, bukannya merasa jago tapi ini salah satu subjek yang paling saya gemari.

9


10 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


person of the month

SETIAWAN DJODI

SANG MAECENAS: DI ANTARA MUSIK, WANITA DAN 3 PRINSIP POLITIK

T

erlahir dari kalangan kerabat keraton Surakarta dengan nama K.P.H. Salahuddin Setiawan Djodi Nur Hadiningrat pada tanggal 13 Maret 1949, beliau yang lebih dikenal dengan nama Setiawan Djodi ini sukses menjadi seniman dan pengusaha sekaligus. Selain karier kesenimanannya sebagai seorang soloist gitar dan anggota grup musik Kantata Taqwa dan Swami, beliau adalah CEO Grup Setdco (antara lain membidangi perminyakan dan perkapalan) dan MBA lulusan Universitas Wharton 1974 dan S-2 Filsafat dari Universitas California. Simak perbincangan intim FAR dengan Sang Maecenas yang dilakukan di dalam studio musik pribadi di kediamannya di bilangan Kemanggisan, Jakarta Barat.

A

pa aktivitas anda saat ini? Saya sedang menyelesaikan solo album saya yang sempat tertunda. Kamu tahu, kalau saya membuat album itu bisa memakan waktu bertahun-

tahun. Karena saya tidak mencari makan dari musik, tapi saya ingin berkarya, yang paling baik, dari musik, dari melukis. Itu adalah kekayaan utama saya, karya yang mendatangkan kehormatan. Saya menghormati orang dari karyakaryanya. I’m a capitalist in my whole business, you know? Tapi saya lebih senang berkarya secara kolaborasi dengan musisi-musisi dari mulai yang tua sampai yang muda seperti Iwan Fals, Sawung Jabo, Bondan Prakoso dan lain sebagainya. Saya dulu main sama Jelly Tobing. Tapi sekarang dia sudah pensiun main drum. Tidak seperti instrumen lainnya, drum itu yang paling berat mainnya. Apalagi musik saya itu kan heavy rock. Sekarang yang meneruskan itu anaknya, Ikmal.

D

i ruangan ini banyak sekali gitar. Berapa jumlah koleksi gitar anda? Saya punya koleksi gitar itu lebih dari 49 buah, tapi ini yang paling sering saya pakai. Ini gitar seven strings yang dibuat oleh Tom Anderson selama 1,5 tahun. Ini

semua gitar yang lama-lama, vintage, dan hand made semua. Seperti yang itu misalnya, Les Paul tahun 63, Itu juga yang Ibanez. Kamu tahu tidak, gitar itu lebih complicated daripada wanita lho..! Wataknya lain-lain, maka tidak bisa kalau hanya punya satu. Hahahaha... (sambil tertawa terbahak-bahak). Ada kenikmatan tersendiri saat saya melakukan fingering dengan gitar saya. Gitar-gitar ini adalah terapi saya setelah saya berhasil survive dari sakit parah akibat kerusakan pada liver. Saya mendapat donor liver, sehingga saya merasa lebih muda dan lebih berenergi. Dan mungkin karena donornya adalah anak perempuan saya, makanya tidak ada rejection. Bahkan rambut saya yang semula menipis juga perlahan mulai tumbuh lagi. Saya merasa new life with new liver. It’s a miracle!

S

iapa saja musisi yang menginfluence anda? Saya suka Led Zeppelin. Selain itu saya juga suka Steven Val, dan terutama Frank Zappa dan

Jimi Hendrix. Menurut saya, yang paling indah main gitarnya itu Jimi Hendrix. Pentatonik. eksotis. Kalau saya mendengarkan permainan dia itu seperti mendengar nyanyian yang merdu. Kalau orang islam itu seperti mendengar lantinan orang mengaji, atau kalau orang Jawa oti seperti mendengarkan kidung. Permainan saya banyak dipengaruhi oleh gaya permainan mereka. Waktu saya nonton Woodstock tahun 69 itu melihat Jimi Hendrix saya tidak mau main typing seperti Van Hallen. Saya lebih suka tekhnik sweeping dan picking. Gitar yang saya gunakan itu 7 senar, makanya aneh semua chord-nya. Kalau Rolling Stones saya suka riff gitar dari Keith Richard dan kebetulan semua adalah teman - teman saya. Yang paling cocok berdiskusi tentang politik adalag David Bowie, dia bilang sama saya, “Djodi, around the way you play, I’m interested. I support you. And you don’t have to pay me anything. You make event in Bali, I’ll support you”. Waktu itu saya ajak dia ke Solo makan soto di Triwindu. Mau dia. 11


Dia suka hal-hal yang berbau culture. Saya juga ada rencana mau ke New York, menjenguk dia yang sekarang sedang sakit.

B

isa ceritakan sedikit tentang album solo anda ini? Saya mau launching solo album, didukung oleh teman-teman dari Kantata Taqwa. Di album ini saya ingin memaksimalkan ego bermusik saya, misalnya dengan porsi solo gitar yang lebih banyak. Saya juga sempat menulis lirik lagu bersama almarhum Pak Gesang, judulnya “Serambi Cinta”. Melodinya itu Bengawan Solo, tapi saya bawakan penuh distorsi seperti gaya Metallica, dan di bagian akhirnya saya buat seperti Steve Vai. Waktu kemarin acara 30 tahun Ghea berkarya, saya diminta menyumbangkan lagu, ya sudah saya mainkan saja lagu Led Zeppelin yang saya suka, yang judulnya Kashmir. Dan itu ada di album saya ini. Saya akan bayar ke Warner untuk lagu ini. Dan ada juga lagunya Jimi Hendrix. Saya juga ingin memasukkan lagu “Derita” milik Tony Keswoyo. Di antara personil Koes Plus yang lain, saya admiring Tonny Koeswoyo.\Saya suka karyakaryanya. Album ini menceritakan perjalanan hidup saya selama ini, perjuangan saya dan tapi refleksinya pada peristiwa alam.

B

agaimana dengan aktivitas anda di dunia politik? Musik itu adalah profesi yang tidak mengenal istilah pensiun, kecuali pemain drum. Karyakarya musik itu immortal. Seperti lagu saya “Bento” dan “Bongkar”. Sampai sekarang orang masih mendengarkan lagu itu. Dan itu lebih penting daripada karya saya di dunia bisnis. Manifesto politik saya suarakan melalui musik saya. Musik adalah alat perjuangan saya. Dalam berpolitik, saya ingin jalan tengah saja. Sejak zaman Soeharto, Habibie, Megawati, Gus Dur hingga ke Soesilo Bambang Yudhoyono, saya selalu menjaga hubungan

12 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010

baik dengan mereka. Saya punya 3 prinsip, yaitu tidak pernah mau menjadi penggembira, tidak pernah mau menjadi penjilat, dan akhirnya tidak akan menjadi pengkhianat juga. Dan menjaga hubungan baik itu penting. Waktu saya membuat lagu Bento, beliau (Soeharto – red) hanya tertawatawa saja. Itu kan lucu, guyon, parodi. Yang jadi Bento itu kan bisa siapa saja.

B

isa dibilang bahwa sebelum mereka jadi presiden anda sudah berteman baik. Dan setelah mereka jadi presiden anda juga tetap menjada hubungan baik tersebut? Ini saya terbuka. Dulu saya hanya berteman dengan putra - putrinya Pak Harto. Sekarang setelah pak Harto mengundurkan diri, berturut - turut yang jadi presiden itu adalah teman saya. Habibie, Mbak Mega, Gus Dur, Soesilo Bambang Yudhoyon. Saya berteman baik dengan mereka. Dengan pertemanan saya ini saya tetap berpegang teguh pada 3 prinsip saya, yaitu saya tidak mau menjadi penggembira, tidak pernah mau menjadi penjilat, dan akhirnya tidak akan menjadi pengkhianat juga. It”s my motto. Saya ketemu dengan pak SBY satu tahun sekali, saat hari lebaran saja. Sebelum jadi presiden ya sering. Kalau dengan pak Harto lebih sering karena saya waktu masih anak - anak dekat dengan anak anak beliau. Yang baik - baik dari pak Harto kita teruskan.

A

nda mengidolakan Pak Harto? Saya mengikuti filosofi Pak Harto “mikul duwur mendhem jero”.

K

enapa anda tidak terjun di partai? Ada alasan tertentu? Baru kemarin saya diundang berpidato di depan masyarakat telekomunikasi. Saya itu seorang nasionalis yang moderat, yang tidak mengharamkan sekular atau sebaliknya juga tidak

memfokuskan agama yang tidak mengenal pluralisme, seperti eyang saya yaitu Dr. Wahidin Sudirohusodo. What I do is believed my religion and my spiritual. Saya mempelajari tasawuf. Tapi saya tidak mau disuruh oleh kyai-kyai untuk mengharamkan Syech Siti Jenar. Saya ini orang Jawa. Pengaruh islam abangan ada dan mengakar di situ. Nasionalisme saya itu mempertahankan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Konstitusi 1945, NKRI dan satu lagi saya tambahkan, yaitu presiden ter-system yang mengguided demokrasi di negara ini. Sebenarnya Soeharto itu betul, melanjutkan demokrasi terpimpin Soekarno yang meng-guided demokrasi. Mas Amien (Amien Rais – red) juga begitu. Dia itu rock n roll reformasinya. Sekarang ini kan tidak terkendali. Keonarankeonaran yang tidak perlu, bakarbakar ban, bad news, itu selalu ditayangkan di televisi. Itu kan mendidik yang tidak baik. Kalau saya yang jadi presiden, lama-lama saya tempeleng itu yang punya stasiun. Silahkan kamu tulis saja itu. Hahahaha...

J

adi menurut anda bagaimana guided yang ideal itu? Guided yang saya maksud itu yaitu berita-berita yang baik harus sering ditonjolkan, misalnya tentang orang desa yang walaupun hidupnya pas-pasan tapi anaknya bisa terus melanjutkan sekolah, terus berita-berita tentang pendidikan kewiraswastaan dan lain sebaginya. Kemarin itu saya diundang oleh Hanung (Hanung Bramantyo – red) untuk menonton pemutaran film “Sang Pencerah”. Di situ digambarkan bahwa waktu KH. Ahmad Dahlan mau mendirikan Muhammadiyah, Dr. Wahidin juga kan berpesan bahwa dengan pendidikan yang kita gelindingkan terus, maka penjajahan bisa ditenggelamkan. Dan guided seperti ini akan saya lanjutkan. Tapi saya juga tidak bisa membebek beliau. Saya harus

membuat inovasi yang sesuai dengan tantangan zaman. Dulu itu kan abad analog, dan sekarang kan abad digital. Tantangannya juga pasti berbeda.

A

nda pernah “dilamar” oleh partai? Dari dulu, Pak Harto sudah menyuruh saya untuk membuat kartu anggota Golkar, tapi saya tidak mau. Waktu saya diundang The Candidate di Metro TV, mereka bilang bahwa acara ini semuanya menarik. Tapi satu hal yang membuatnya jadi tidak menarik yaitu saya tidak mau dicalonkan jadi presiden. Pandangan politik saya itu yang nasionalis modern itu tadi. Jadi buat apa saya membatasi diri hanya dengan satu partai? Tapi ini juga bukan berarti saya golput. Partai itu tetap perlu untuk menyuarakan aspirasi rakyat di parlemen. Tapi sekarang ini sudah bagus. Presiden dipilih langsung oleh rakyat. Dan ini yang tidak bisa dibeli dengan uang. Kalau kamu punya uang, merebut suara partai itu bisa-bisa saja. Jadi presiden yang dicalonkan oleh partai, memang perlu uang. Tapi siapa saja, termasuk misalnya sahabat saya Aburizal Bakrie, walaupun punya uang sebanyak apapun tetap tidak bisa membeli suara rakyat. Karena rakyat juga bisa melihat, track record kamu itu bagaimana. Rakyat akan menilai dan mengevaluasi, siapa yang punya peran untuk rakyat. Siapa yang berani jujur mengatasi banjir di Jakarta. Siapa yang berani jujur mengatasi kemiskinan yang masih 32 juta rakyat. Tapi tidak usah ada embel-embel ingin jadi presiden. Lebih baik seperti saya ini, jadi presiden Kantata, bisa merintahmerintah Iwan Fals. Hahahaha...

L

agu-lagu anda apakah melulu bicara tentang politik? Waktu tahun 97 orang-orang belum ramai membicarakan tentang issue pemanasan global, saya buat album bersama Kantata Taqwa (Opera Raksasa Biru)


“Saya berharap musik saya ini bisa immortal. Walaupun saya sudah tambah umur.�

13


yang membicarakan tentang hal itu. Lalu Julia Roberts juga datang ke sini. Di ruangan ini dia menunggui saya main gitar. Dan dia mendukung saya untuk membuat karya mengenai ekosistem di Indonesia. Makanya saya bawa dia ke hutan-hutan di Kalimantan. Dia itu bukan hanya cantik di luarnya, tapi juga cantik kepribadiannya.

D

alam waktu dekat ini, ada rencana untuk menggelar pertunjukan lagi? Saya mau membuat pertunjukan lagi seperti tahun 1990 di stadion Senayan. Saya kepingin kira-kira masih ada yang mau nonton atau tidak. Dulu saya kuat nyanyi lagu yang 3 oktaf, tapi sekarang dokter melarang saya melakukan itu. Terakhir saya main itu di Parkir Timur tahun 2003. Dan saya tidak pernah membuat reklame untuk pertunjukan saya. Saya ini maecenas. Saya tidak perlu sponsor pabrik rokok untuk mendanai pertunjukan saya. Suruh saja mereka merokok sendiri. Setiap pertunjukan saya, sponsornya ya saya sendiri.

B

agaimana anda melihat musisi-musisi muda tanah air saat ini? Secara skill, beruntung sekali anak-anak muda zaman sekarang. Sekarang ini zamannya serba mudah, tidak seperti dulu. Kita dengan mudah dapat menemukan lyric lagu dan chord-chord gitar di internet lewat blackberry. Menonton musik pun bisa dilakukan lewat handphone. Apalagi kalau pakai iPad, bisa lebih jelas. Dulu itu susahnya setengah mati. Dan karena berbagai kemudahan itu, makanya anak-anak muda sekarang main musiknya lain dengan yang dulu. Dulu itu ada generasi yang melahirkan Led Zeppelin, Pink Floyd, yang bisa membuat lagu yang 7 menit dan bahkan Jim Morrison bisa main lebih dari 10 menit. Sekarang itu kuncinya 3 menit. Sekarang ini tv-tv komersial tidak mau menayangkan kalau lagunya lebih dari 3 menit. You see? Dan sekarang semuanya seragam, mendayu-dayu. Ini tidak kondusif bagi kebudayaan. Kita harus sadar, dan harus dilakukan pemberontakan. Tapi pemberontakan yang memiliki added value, dan bukan pemberontakan yang destruktif. Mungkin musik kami ini yang fine art-nya, bukan yang komersil-komersilnya. Yang komersil-komersil itu yang ada di tv-tv.

A

pa pesan anda untuk anak-anak muda Indonesia? Era digital ini adalah cultural revolution yang merubah kedaulatan hidup orang termasuk anak-anak muda. Ini harus dimanfaatkan sebaik14 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010

baiknya, dan jangan sampai salah arah, karena cross culture akan semakin parah. Mereka harus lebih kuat, baik dari karya-karya musiknya, karya-karya akademisnya, pikiran-pikiran politiknya, dan kalau di dunia musik harus berani membuat sesuatu yang kontroversial namun positif. Jangan ikut-ikutan pasar. Suatu kontroversi yang melahirkan nilai tambah dan kesadaran. Maka dari itu saya bilang, kesadaran adalah pemberontakan, dan pemberontakan adalah ekspresi kedaulatan hidup yang harus diisi dengan perjuangan, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata.


darbotz

artwork bunch

Dengan graffiti ia merasa memiliki media untuk berkarya tanpa aturan dan batas. Pada awalnya tidak banyak yang tahu soal karyanya di dunia graffiti, tapi pada akhirnya segala bentuk dukungan hadir ketika karya mulai banyak dikenal khalayak. Pria yang akrab disapa Darbotz ini selama enam tahun berkarya telah memilih “Cumi� sebagai sebuah ikon dan ciri khas dalam setiap karyanya. Dalam berkarya Darbotz banyak terinspirasi dari kehidupan sehari-hari yang ia jalani. Sejumlah pameran telah ia ikuti diantaranya: Pameran tunggal pertamanya di D Gallerie, pameran bersama dengan graffiti artist dari Perancis, pameran bersama seniman Yogyakarta di Bali, dan pameran Art Fair di Korea. Dan ia merasa pameran tunggal pertamanya sebagai momen yang paling berkesan, “Akhirnya setelah sekian lama ada juga yang melirik karya saya untuk dijadikan pameran yang serius di sebuah Galeri�, jelasnya. Darbotz menggunakan banyak alat dalam setiap pengerjaan karyanya, cat tembok, cat semprot, pylox, acrylic, ataupun marker. Darbotz pun menuangkan karya graffitinya melalui media yang berbeda mulai dari tembok, kanvas, atau apapun itu yang ada dijalanan. Biasanya dalam kurun waktu 2-3 hari ia bisa menyelesaikan sebuah karya. Berbeda dengan karyanya yang menggunakan kanvas, ia pernah membutuhkan waktu hingga 3 bulan, keterbatasan waktu menjadi salah satu kendalanya. Darbotz memang tidak sepenuhnya terjun dalam graffiti, sebagian besar waktunya terpakai untuk bekerja disebuah advertising agency. Ia mengaku cukup mengagumi beberapa karya graffiti dari Futura 2000 dan Kaws. Tapi pada dasar Darbotz tidak suka mengkotak-kotakkan sesuatu, ia lebih suka mengembalikan penilaian kepada penikmat seni atas setiap karya yang ia buat. (BW)

15


artwork bunch

samuel sinaga

Tidak ada suatu patokan tertentu bagi Samuel Sinaga a.k.a. Flow is King.

Ia ingin segala sesuatu berjalan apa adanya. Karena prinsipnya tersebut,

tak heran jika keisengan, ketidak-sengajaan atau bahkan keadaan mood tertentu seringkali mengilhaminya dalam pembuatan suatu karya. Hal ini bisa dilihat dari judul-judul karyanya seperti “You are so..”, “You’re My Tree House”, dan “For Any Reason”.

Jika kita lihat karya-karya Flow is King, sudut memang menjadi bentuk yang sangat ia hindari. Ia tidak ingin karyanya terlihat kaku. Oleh karena

itulah, karya-karya typography-nya lebih didominasi oleh garis lengkung, dengan paduan warna yang eye-catching. Dan, agar terlihat lebih hidup,

ia pun tak segan-segan untuk menambahkan bentuk mata, pada karyanya yang berjudul “Papaflow” misalnya. Ataupun juga bentuk-bentuk

yang menyerupai tulang. Seperti terlihat pada karya typography-nya yang berjudul “From Blood to the Bone”.

Untuk teknisnya sendiri, ia lebih suka dan sering mengerjakannya lang-

sung di komputer. Proses scanning menurutnya terlalu lama untuk pem-

buatan suatu karya. “Gambar di kertas, scan, lalu dikerjain di komputer. Itu aja udah 3 kali kerja,” imbuhnya. Di samping itu semua, originalitas kemudian menjadi sesuatu hal yang penting baginya. “Ini seperti memb-

awakan lagu orang. Itu bagus! Tapi yaa karya orang, bukan karya sendiri,” ujarnya. (RAS)

16 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


artwork bunch

nady azhry

“Unsur paling penting dalam desain itu ya typo, to type to design”. Atas dasar inilah seorang Nady Azhry merasa ter-challenge untuk mendalami typography. Suatu bidang yang dulu menjadi kelemahannya. Tahun 2008-2009 kemudian menjadi masa di mana ia benar-benar mendalami dunia typography. Mulai dari scanning, tulisan tangan, sampai mural pun ia coba. “Gua itu orangnya bosenan, jadi ketika udah ngerjain sesuatu, gua akan merasa haus. Gua pengen nyoba sesuatu yang belum pernah gw coba!” serunya. Iseng dan seru-seruan memang tampaknya menjadi prinsip Nady Azhry dalam berkreasi. Curahan hati atau luapan perasaan yang saat itu sedang ia rasakan pun seringkali menjadi sumber inspirasinya. Seperti ketika ia pertama kali mencoba typography. “Gua pengen bikin typo, tapi gua ngga bisa typography”. Dari pengalamannya itu slogan “Nothing” pun tercipta, dan sampai sekarang ia gunakan dalam tiap karyanya. Dari segi teknik, Nady Azhry tidak pernah membatasi dirinya hanya menggunakan satu teknik tertentu saja. Semua teknik akan ia coba, termasuk teknik yang bahkan belum pernah dilakukan oleh siapapun. Typography berjudul “Seven” adalah salah satu contohnya. Dengan media dinding kantor, ia membuat sebuah karya Typography yang unik sekaligus sejuk dipandang mata. Siapa yang sangka jika karyanya tersebut ia buat menggunakan type-x dan acrylic? Dan, dari semua karyanya, teknik gambar manual memang tidak pernah ia tinggalkan. Karena menurutnya hal itulah yang membuat sebuah karya terlihat natural. (RAS)

17


artwork bunch

yasser rizky

Yasser Rizky selalu ingin bereksperimen dalam setiap karyanya. Tapi ia juga sangat menghindari karya“instant�. Bagi Yasser pembuatan sebuah

karya membutuhkan proses yang cukup panjang, mulai dari penciptaan ide hingga penggarapannya tidak bisa dikemas secara instant. Mungkin

ini juga yang membuat karya seninya terlihat matang dan tidak asalasalan. Hingga saat ini Yasser terus berusaha untuk menghasilkan setiap

karya yang dapat mencitrakan dirinya. Namun ia mengakui bahwa pada dasarnya ia senang mengolah dan mencintai dunia tipografi. Untuk karya tipografi sendiri hingga kini Yaser telah mencoba menggunakan media

yang beragam, mulai dari kayu, daging, otak sapi, gurita, mata sapi, gypsum, lidah sapi, dan juga stenlistil. Dalam karyanya “Bali In Yasser� yang

menggunakan beberapa organ binatang ini, ia mengaku menemui beberapa kesulitan mengingat bahan baku yang tidak mudah ditemukan,

disamping itu minimnya budget juga menjadi kendala. Tapi yang lebih menantangnya adalah ketika bagaimana Yasser harus secara seimbang mengeluarkan karakter dan tekstur dari organ tersebut dengan bentuk tipografi yang diinginkan. Lingkungan sosial, tempat dimana ia tumbuh,

dan segala peristiwa yang membentuk karakternya berpengaruh kuat pada ide-ide dari karya yang ia hasilkan. Penggemar Andy Warhol dan H.R Giger ini merasa kebanyakan dari karyanya lebih condong pada

aliran sosiokultur, dimana ia selalu mengembangkan sesuatu yang telah ada dan mengeksplor sejauh mana sebuah karya bisa dibuat. Selain ide yang kuat, media yang tidak monoton, bagi Yasser metodologi dianggap salah satu hal yang harus diperhatikan, karena dari metodologi juga bisa mengeluarkan kekuatan karakter dari sebuah karya. Yasser juga merasa beruntung dalam perjalanan karirnya selain menjadi dosen di DKV Universitas Bina Nusantara, sebelumnya ia pernah bekerja bersama Stefan Sagmeister, seorang grafik desainer senior yang ia kagumi. Ia menghargai setiap karyanya seperti ia menghargai setiap momen saat pembuatan setiap karyanya. Setelah banyak mengikuti pameran bersama, Yasser sedang berencana untuk bisa menggelar pameran tunggalnya di tahun mendatang. (BW)

18 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


artwork bunch

phillips a.b

“Seni merupakan tempat rekreasi saya yang dengan mudah saya datangi, dan dia tidak pernah menolak. Sebuah dunia yang sangat memanjakan imajinasi saya”. Demikian persepsi seni dari Phillips Aldimulyo Budiman, seorang perupa muda Jakarta yang belum lama berselang menggelar pameran bersama kelompok SERAT di Rumah Seni Surya Karbela. Dalam karya-karyanya, Phillips gemar bermain-main dengan bentuk. Seperti karyanya yang terbaru yang berjudul “Modern Ways” yang dipamerkan di Rumah Seni Surya Karbela. Phillips memvisualkan pensil yang bertransformasi menjadi kulit pisang yang terbuang bagai sampah. Lewat karyanya ini, Phillips ingin mengungkapkan tentang fenomena teknologi digital yang perlahan-lahan mulai menggeser teknik manual. Phillips menganggap hal ini sebagai tragedi dalam dunia seni rupa, karena karakter seseorang bisa terlihat dari cara dia melakukan teknik manual. Tanpa itu, dia akan kehilangan human touch, kehilangan “jiwa”nya. Emosinya dalam karya tidak bisa terbaca lebih dalam. Sebuah karyanya yang lain yang berjudul “Desperation” juga masih menggunakan idiom pensil, sebagai simbol dari teknik manual, yang dibuat seolah gantung diri. Keduanya masih menyuarakan keprihatinan yang sama. Phillips sepertinya ingin memanusiakan pensil, seolah dia punya jiwa dan emosi. Meskipun demikian, dalam berkarya Phillips juga tidak menutup kemungkinan untuk memanfaatkan teknologi yang lebih canggih, namun dalam eksekusinya ia tetap menggunakan teknik konvensional. Karena ia berasumsi bahwa jika manual sampai hilang, itu adalah sebuah bencana bagi dunia seni. “Saya tidak pernah membatasi diri saya dengan paham-paham yang dianut oleh jaman, dari modern sampai kontemporerisasi, dari manual sampai komputerisasi, baik dalam hal ide, teknik maupun bentuk. Karyakarya saya merupakan pembacaan terhadap lingkungan terdekat di sekitar saya yang benar-benar berinteraksi dengan saya”. (PH)

19


artwork bunch

andi rharharha

“Seks itu bukan tidak perlu, tapi seks itu menjadi solusi evolusi yang tepat saat terjadi bencana untuk keberlangsungan umat manusia” (Carl

Zimmer). Berangkat dari pemikiran ini, maka Andi Rharharha mengkritisi

issue seksualitas tersebut ke dalam karyanya yang paling mutakhir yang

baru saja dipersembahkan pada publik pada pameran A Moment In Abstract di Galeri Canna Jakarta dari tanggal 18 Nopember sampai 5

Desember 2010 bersama para seniman lainnya. Pada pameran kali ini,

Andi memajang dua buah karyanya yang berjudul “Aku Ingin Bercinta Bersama Denganmu Di Atas Kanvas” (Mixed Media Visual Projection On

Canvas) dan “Erotica Evolution Of Human Sexuality” (Mixed Media Video Projection On Canvas) dengan medium Lakban, Spray Can, Drawing On Canvas, Liquid Visual Projection dan Video dengan elemen tekstual.

Kedua karya ini membicarakan tentang hasrat seksualitas. Sebagaimana diketahui bahwa hasrat seksualitas adalah insting dasar dan alami ma-

nusia sebagai homo sapiens. Dan sejak zaman purba, ternyata hasrat seksualitas ini sudah mulai dipelajari dan berkembang menjadi sebuah

pengetahuan, sebagaimana tercantum dalam kitab Kamasutra, Serat

Centhini dan literatur kuno lainnya dari berbagai kebudayaan di dunia. Dan gaya-gaya bercinta juga dapat kita temukan pada berbagai karya

seni purba seperti relief candi, menandakan bahwa hal ini juga sudah ditransformasikan ke dalam budaya visual sejak zaman dahulu kala.

Secara umum pendidikan seks sejak dini itu penting. Tapi orang timur

biasanya enggan membicarakan hal itu karena menurut latar belakang kultural hal itu dianggap tabu. Dan Andi mengangkat soal seksualitas

yang merupakan private area tersebut ke ranah publik melaui karya-

karyanya. “Untuk saat ini, saya sedang intens menggunakan medium lakban, tapi selain itu sebenarnya saya juga gemar menggunakan ber-

bagai medium dalam berkarya, yang saya istilahkan dengan art media super serbaguna”.(PH)

20 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


art report

21


22 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


art report

satu dasawarsa

Ruang publik, kolaborasi, urban, pertemanan, kiblat anak muda dan cultural producer

Apa saja yang akan dibuat untuk me-review satu dasawarsa

Selama ini ada kesan bahwa yang berpameran di Ruang Rupa itu

berdirinya Ruang Rupa?

hanya teman-teman. Tanggapan anda?

Kami membuat 4 pameran di Galeri Nasional yang berisi karya-

Kami menjaga betul hubungan pertemanan dan kami selalu mem-

karya seniman Ruang Rupa yang berkolaborasi dengan seniman

posisikan pertemanan pada tempat yang positif karena kami sadar

lain dari Jakarta, Bandung, Jogja dan seniman internasional. Kami

betul akan nilai-nilai produktif di balik itu, seperti bagaimana saling

mengundang mereka untuk membuat karya baru tapi yang masih

menghargai dan saling memberikan dukungan.

ada hubungannya dengan karya yang sebelumnya. Kuratornya itu

Membangun jaringan juga seperti jika kita berteman. Itu adalah

nanti Agung Hujatnikajenong. Lalu ada pameran arsip. Kami akan

sesuatu yang harus dijaga, di-maintain. Galeri ini buat seniman

membongkar semua arsip Ruang Rupa selama 10 tahun ini. Lalu

muda, yang karya-karyanya kontemporer, urban dan lain seba-

ada 9 workshop yang kami buat bekerjasama dengan komunitas-

gainya. Dan itu kita jelaskan dengan logis. Selama ini banyak yang

komunitas, yang hasilnya nanti akan dipamerkan pada Jakarta

jadi antipati dan punya penilaian yang negatif itu karena tidak

32’C. Lalu ada pameran tentang networking Ruang Rupa. Selama

adanya komunikasi. Dan itu kembali pada bagaimana kita menjaga

ini kami banyak bekerjasama dengan organisasi baik dari dalam

pertemanan.

maupun luar negeri. Dan satu lagi ada pameran multimedia di Taman Ismail Marzuki. Lalu teman-teman dari Jakarta 32’C juga

Ruang Rupa sebagai produk budaya dan atau Ruang Rupa seba-

akan membuat karya-karya intervensi di ruang publik dan juga ada

gai produsen budaya. Bagaimana anda melihat ini?

project presentasi di kawasan Kota Tua. Makanya kami membuat

Selama 10 tahun terakhir, atau katakanlah pasca reformasi 1998

tema “expanding in public space” untuk meluaskan ruang dan

perilaku dan cara pandang masyarakat telah banyak berubah, ter-

kesadaran publik.

masuk juga pada praktek-praktek kesenian. Dalam skala yang lebih besar, benar jika dikatakan bahwa Ruang Rupa merupakan sebuah

Ruang Rupa dikenal sebagai organisasi yang dekat dengan anak

produk budaya, dalam hal ini katakanlah budaya masyarakat

muda khususnya mahasiswa. Bahkan bisa dibilang Ruang Rupa

perkotaan. Dan itu menjadi platform bagi Ruang Rupa untuk be-

juga telah menjadi “kiblat” bagi sebagian dari mereka. Tang-

rada pada level praktek sebagai cultural producer. Wacana terakhir

gapan anda?

yang berkembang saat ini adalah istilah seniman mulai digantikan

Ruang Rupa ini didirikan oleh saya (Ade Darmawan), Hafiz, Ronny

oleh istilah cultural producer. Posisi seniman mulai meluas, karena

Agustinus, Rithmi, Oki Arfie dan Lilia Nursita yang sudah berkawan

memang ada demand untuk itu. Seniman bukan lagi hanya mem-

sejak kami sama-sama masih menjadi mahasiswa. Maka kecintaan

produksi image, seperti lukisan, patung, instalasi dan lain seba-

kami pada mahasiswa itu terlihat dari kegiatan-kegiatan kami.

gainya. Seniman punya posisi kritis sebagai cultural producer.

Kami selalu dekat dengan mahasiswa. Kami membuat Jakarta 32’ dan sebagainya itu untuk mahasiswa. Karena kami sendiri pernah

Bedanya Ruang Rupa yang dulu dengan Ruang Rupa yang

mengalami jadi mahasiswa dan kami juga merasa bahwa ide-ide

sekarang?

itu bermunculan dan keeratan hubungan itu tercipta saat menjadi

Bedanya, kalau dulu Ruang Rupa diundang presentasi, maka kami

mahasiswa. Dan itu terus kami jaga dan kami kembangkan. Pada

akan mempresentasikan karya atau project. Tapi sekarang, kalau

awal berdirinya, kami sendiri tidak membayangkan bahwa Ruang

Ruang Rupa diundang presentasi, bahkan di luar negeri, maka

Rupa akan menjadi sebesar dan seberpengaruh ini. Kami banyak

kami akan mempresentasikan organisasi ini sendiri. (PH)

membuat project yang melibatkan anak muda khususnya mahasiswa, sehingga ketika mereka melihat project kami, mereka bisa kontribusi, bisa partisipasi dan bisa menilai bahwa ini memang pas untuk kondisi sekarang.

23


nation on a mission

TANDA WILAYAH foto: Chandra Nugraha

24 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


25


26 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


nation on a mission

27


nation on a mission

28 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


29


30 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


nation on a mission

SUDUT KOTA foto: Patrick Resi Bano

31


nation on a mission

32 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


33


34 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


35


nation on a mission

36 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


37


38 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


upcoming young MICHAEL JOHN BURGER MANGINDAAN Membuat karya pada urinoir (tempat pembuangan air kecil) dan memajangnya di dalam galeri pada sebuah pameran seni rupa untuk tingkat sekolah bukanlah sesuatu hal yang dapat dianggap lazim. Namun hal ini pula yang dilakukan oleh seorang remaja berusia 16 tahun bernama Michael John Burger Mangindaan pada pameran seni rupa tahunan yang diselenggarakan oleh JATI (Jakarta Art Teachers and I), sebuah perkumpulan yang mewadahi para guru seni rupa dari mulai tingkat SD hingga SMU pada beberapa sekolah internasional dan sekolah nasional plus di Jakarta, di galeri elcanna dari tanggal 4 hingga 11 November 2010 yang kali ini menginjak kali keempat dan diikuti oleh ratusan siswa dari 13 sekolah. Menurut Michael yang saat ini ia masih duduk di kelas 11 di Gandhi Memorial International School, konsep karyanya yang berjudul “Watering Trees� ini sebenarnya sangatlah sederhana. Ia ingin menyampaikan sudut pandang yang lain tentang limbah. Michael melukis rimbun pepohonan di dalam ceruk urinoir tersebut, yang ia maksudkan bahwa limbah organik (contohnya air seni) juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami yang dapat menyuburkan pepohonan. Ia ingin mengutarakan suatu pesan bahwa menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup dapat dimulai dari diri sendiri dan dilakukan dengan cara yang juga sangat sederhana. Melalui karya seninya, Michael ingin menyuarakan kepeduliannya pada kelestarian alam dan lingkungan hidup. Seperti pernyataannya, bahwa seni adalah sebuah cara kreatif untuk mengekspresikan emosi dan pikiran kita. Sungguh brilian! Michael yang berdarah Jerman (ayah) dan Menado (ibu) ini mengaku bahwa pamerannya ini merupakan pengalamannya yang paling berkesan sekaligus menarik, karena ini merupakan pamerannya yang perdana, di mana ia juga dapat mendengar berbagai komentar baik yang bernada positif maupun negatif dari orang-orang tentang karyanya tersebut. Seperti misalnya cemooh dari beberapa orang temannya yang mengatakan bahwa karya seperti itu tidak lazim dan tidak layak dipajang di dalam galeri. Sepintas, Michael seperti terpengaruh oleh karya serupa dari Marcel Duchamp yang berjudul “Fountain� di tahun 1917. Namun hal itu justru baru ia ketahui belakangan setelah ia mendapat penjelasan dari gurunya yaitu Phillips Aldimulyo Budiman, seorang perupa muda Jakarta yang juga sangat ia idolakan dan tak henti menyemangati dan menginspirasi dirinya Michael yang bercita-cita ingin menjadi seorang perupa profesional ini mengaku mendapat dukungan penuh dari kedua orangtuanya. Setamat SMU ia juga ingin belajar art and design di bangku kuliah. Kita harapkan beberapa tahun ke depan, kita dapat membaca nama Michael John Burger Mangindaan pada lembar-lembar katalog dan media massa untuk sebuah pameran tunggal. (PH)

39


heat ‘n’ beat MATAH ATI

Bertempat di Esplanade, Singapura pada 22-23 Oktober 2010 telah berlangsung sebuah pentas tari yang bertajuk ‘Matah Ati”. Ini merupakan tarian yang berasal dari Keraton Mangkunegaran di Solo, Jawa Tengah. Ajang ini ada sebuah bentuk lain dalam memperkenalkan pusaka dan warisan budaya Indonesia di mata dunia Internasional. “Matah Ati” sendiri merupakan sebuah kisah mengenai perjuangan cinta seorang gadis desa bernama Rubiyah pada abad ke-18. Dimana Rubiyah juga berjuang menindas keangakara murkaan dan ketidakadilan. Ia sosok yang indah sekaligus pemberani yang mampu mendampingi R.M Said dalam memimpin perang. Rubiyah pun memimpin sekitar 40 prajurit dalam medan perang. Pementasan tari “Matah Ati” ini melibatkan banyak pihak yang memang handal didalam bidangnya, seperti Atilah Soeryadjaya salah seorang cucu dari Mangkunegaran VII, Jay Subyakto sebagai penata artistik dan pementasan ini juga melibatkan 95 penari Jawa dan musisi gamelan. Dalam kurun waktu 1jam 30 menit “Matah Ati” dibawakan kedalam 20 adegan yang sangat indah dan membawa kita seolah hadir pada cerita pada masa itu. (BW)

40 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


heat ‘n’ beat JAKARTA FASHION WEEK 2010

Gema “Jakarta Fashion Week” memang telah usai tapi rasanya ajang ini akan selalu ada diingatan dan selalu dinanti kehadirannya disetiap tahun. “Jakarta Fashion Week” merupakan sebuah ajang dimana seindahan dari fashion Indonesia ditampilkan. Tidak hanya itu dalam penggarapannya JFW 2010 melibatkan banyak pihak terutama para desainer Indonesia, mulai dari yang muda hingga yang tua, yang telah berpengalaman maupun yang masih baru berkecimpung dalam dunia fashion. Seperti “Kraton Auguste” dalam karyanya yang bertajuk “Kemewahan yang terinspirasi tanah air” ini hadir dengan karya yang begitu etnik. Menampilkan sejumlah pakaian dengan warna-warni yang soft dilengkapi dengan detail yang sempurna menjadikan karya dari Auguste Soesastro sangat elegan dan cantik untuk dikenakan oleh wanita Indonesia. Berbeda dengan karya dari delapan desainer La Salle College, mereka yang masih sangat muda belia hadir juga dengan karya yang penuh semangat dan kreatifitas yang sangat mempesona. Seperti karya dari Andhita Siswandi, menampilan rancangan dengan permainan warna-warni permen yang lucu. Dengan cutting, kombinasi material serta jenis kain yang unik karya dari Andhita terlihat begitu eye catching. Karya yang ditampilkan juga sebagai bentuk ungkapan lain dari sebuah optimisme, keceriaan, dan jiwa yang penuh semangat. Berlangsung di Pacific Place sejak tanggal 6-12 November 2010 yang lalu,“Jakarta Fashion Week”mendapat animo yang sangat besar dari masyarakat terutama para fashionista. Dengan hadirnya ajang ini diharapkan akan banyak menginspirasi dan menambah referensi dalam berbusana serta mampu menggembangkan dunia fashion Indonesia. (BW) Foto. FAR MAGAZINE RUMAH PASIR

Siapa yang tidak mengenal kiprah dari pementasan Teater Koma, dimana karyanya telah banyak menginsirasi penikmat teater Indonesia. Pada kali ini mereka kembali dengan mengambil cerita mengenai seorang pria bernama Galileo Kastoebi yang akrab disapa Leo, ia seorang pengusaha muda yang sangat kaya, penuh semangat, romantis, namun sering berganti pacar. Leo menjalani kehi dupan dan pergaulan bebas hingga pada akhirnya ia terjangkit virus HIV. Dari serentetan wanita yang bersamanya hanya Wieske (seorang sekretaris pribadi dari Leo) yang terus mendampinginya hingga akhir hayat. Beruntunglah Leo dikelilingi orang-orang yang sayang kepadanya sekalipun dalam kondisi yang sangat mengenaskan, mereka selalu ada untuk Leo seperti cinta kedua orangtuanya, perhatian Bambang Nirwanto seorang sahabat Leo, dan Tatyana Ridanda seorang dokter dan aktivis yang sangat peduli dalam menangani kasus HIV/AIDS. Pementasan yang berlangsung dari 30 Oktober hingga 6 November 2010 ini merupakan produksi ke120 dari Teater Koma. N. Riantiarno yang bertindak sebagai penulis sekaligus sutradara dan para pemeran didalamnya memang sangat apik dan penuh dengan penjiwaan yang kuat dalam memainkan lakon di “Rumah Pasir”. Dalam waktu kurang lebih 120 menit, pengemasan teater “Rumah Pasir” berhasil mendapat sambutan dan decak kagum dari para penonton malam itu. (BW) Foto. FAR MAGAZINE DJAKARTA ARTMOSPHERE 2010

Djakarta Artmosphere kembali diselenggarakan. Dengan tema “Lintas Generasi, Lintas Kreasi”, Djakarta Artmosphere 2010 berupaya untuk menjembatani ruang kosong yang ada di antara para senior dan musisi muda Indonesia. Upaya ini lantas dihadirkan dalam bentuk kolaborasi yang apik dan mengesankan! Sebut saja kolaborasi antara Mocca, Bonita & the Hus Band, The Trees & The Wild dengan Oddie Agam. Atau antara Leonardo dengan Utha Likumahuwa. Kolaborasi dahsyat, hasil perpaduan riff-riff blues yang groovy ala Gugun Blues Shelter dengan lengkingan Lady Rocker ala Sylvia Saartje pun membuat para penonton tak beranjak dari posisinya. Klimaks acara pun muncul ketika Navicula berkolaborasi dengan dedengkot Rock Indonesia, God Bless. Selain itu, Djakarta Artmosphere tahun ini juga menampilkan beberapa karya dari Galeri Foto Jurnalistik ANTARA. Hasil karya fotografi tersebut merupakan refleksi kehidupan urban di Ibukota ini. Kemerdekaan untuk melihat sisi-sisi kehidupan yang ada di sudut kota kemudian menjadi suatu pesan yang tersirat dari fotofoto yang dipamerkan. Melalui lensa, ke-21 fotografer tersebut lantas mengajak kita untuk menyimak analisis visual yang mereka tampilkan. Perpaduan antara aksi kolaborasi dan pameran fotografi inilah yang saya pikir menjadi gimmick Djakarta Artmosphere 2010 yang diselenggarakan di Balai Kartini. (RAS) 41


heat ‘n’ beat JAKARTA BLUES FESTIVAL 2010

4 Stages, 40+ Band, 2 Days of Blues! Inilah tagline Jakarta Blues Festival (JBF) 2010 yang berlangsung pada tanggal 15-16 Oktober 2010 lalu. Event Blues yang telah tiga kali diselenggarakan ini pun semakin menunjukkan tajinya, sebagai Festival Blues Terbesar se-Asia Tenggara. Tak hanya, dimeriahkan oleh musisi nasional, namun juga musisi internasional. Sebut saja, misalnya, Kevin Borich. Gitaris Blues asal Australia ini sukses memenuhi hasrat para pecinta blues Indonesia di dua panggung berbeda, dengan format yang berbeda pula di masing-masing panggung. Matt Schofield, yang hadir dengan format tanpa bass, pun tak kalah serunya. Para anak muda pun terlihat cukup banyak di festival yang diselenggarakan secara rutin oleh Inablues ini. Mereka pun begitu antusias menyaksikan musisi-musisi blues mancanegara lainnya seperti Anna Popovic (Serbia), Kara Grainger (Australia), Soulmate (India), dan Kim Mok Kyung (Korea Selatan). Di samping itu, berbagai aksi kolaborasi musisi nasional di Red Stage juga mencuri perhatian penonton. Abdee ‘Slank’ and Friends featuring Candil dan John Paul Ivan terbukti membuat penonton tercengang seraya menganggukanggukan kepala mengikuti irama blues-rock yang menghentak. Ditambah aksi dari The S.I.G.I.T dan Gugun Blues Shelter, JBF 2010 pun seperti menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia memiliki talent-talent yang patut diperhitungkan. Berikut crowd-nya yang tiap tahun semakin meningkat. (RAS)

PERGELARAN KARYA CIPTA ISMAIL MARZUKI

Pada tanggal 11 Nopember 2010 yang lalu, Pemerintah Kota Jakarta Pusat dalam hal ini Suku Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bekerja sama dengan Institut Kesenian Jakarta menggelar sebuah acara yang berjudul Pergelaran Karya Cipta Ismail Marzuki. Mempersembahkan lebih dari 10 buah lagu karya Ismail Marzuki dan beberapa komposisi karya komponis musik klasik lainnya, pergelaran ini dimaksudkan sebagai sebuah bentuk penghormatan dan apresiasi terhadap sang maestro yang telah mewarnai musik Indonesia, agar para generasi muda juga dapat lebih mengenal apa, siapa dan bagaimana karya-karya Ismail Marzuki dan semangat juang yang melandasi proses penciptaan karya-karya beliau, dan sekaligus untuk meresmikan berdirinya Orkes Simfoni Institut Kesenian Jakarta. Dan juga dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 Nopember, di mana Ismail Marzuki juga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah RI. Dibuka dengan sebuah nomor-nomor komposisi Surprise Simphony (Joseph Haydn), Minuet from L’arlesienne (G. Bizet), Prelude from Opera Carmen (G. Bizet) dan Winter’s Games (David Foster) dalam iringan orkestra dengan konduktor Hari Purwanto. Beberapa lagu karya sang maestro yang dipersembahkan pada malam itu di antaranya Payung Fantasi, Sepasang Mata Bola, Selamat Datang pahlawan Muda, Gugur Bunga, Juwita Malam, Ole-ole Bandung, Selendang Sutra dan Rayuan Pulau Kelapa yang akhirnya ditutup dengan lagu We Are The Champions (Queen). Pada kesempatan itu, Walikota Jakarta Pusat Dr. H. Syaifullah, MPd memberikan bantuan berupa uang tunai sebesar 25 juta rupiah untuk ibu Rachmi, putri angkat dari Ismail Marzuki yang hingga kini masih menempati rumah kontrakan. Meskipun Ismail Marzuki adalah putera Betawi asli, namun beliau justru tidak pernah menonjolkan kesukuannya dengan menciptakan lagu-lagu Betawi. Lagulagu Olee lee di Kutaraja, Bandaneira, Lenggang Bandung, Bunga Rampai dari Bali dan Irian Samba membuktikan bahwa beliau adalah seorang nasionalis sejati. (PH)

LAUNCHING CD ALBUM ENDAH N RHESA

TYPOGRAPHY EXHIBITION

Bertempat di markas demajors Independent Music Industry di kawasan Cilandak pada tanggal 13 Oktober 2010, “The Dynamic Duo” yang terdiri dari Endah Widiastuti (guitar, lyric, vocal) dan Rhesa Aditya (bass) menggelar acara gathering dalam rangka peluncuran album mereka yang kedua yang bertajuk “Look What We’ve Found”. Acara ini juga merupakan ungkapan terima kasih dari Endah N Rhesa kepada rekan media yang selama ini telah membantu, mengulas, memberi saran maupun kritik untuk mendukung karya mereka. Selain penampilan mereka secara live, mereka juga memutarkan rekaman dokumentasi perjalanan mereka saat tampil di Singapura dan juga proses pengerjaan album di kamar yang disulap sedemikian rupa menjadi studio rekaman. Dalam single pertama yang terdapat dalam album “Look What We’ve Found” ini, Endah n Rhesa menghadirkan nuansa hutan dan pantai. Referensi musik yang mereka tuangkan pada album ini adalah musik dari Afrika dan Karibia. Mereka juga menerjemahkan berbagai macam bunyi alat musik pukul ke dalam instrumen mereka yaitu gitar, bass dan vokal. Album ini berisi sembilan lagu berbahasa Inggris dan satu lagu tanpa lirik (humming). Judul “Tuimbe” sendiri diambil dari bahasa Afrika yang artinya mari bernyanyi (let’s sing). Lagu ini bercerita tentang ajakan untuk bernyanyi dan berdansa bersama-sama dan melupakan masalah kita sejenak. Tuimbe terdapat di track terakhir sekaligus menutup album ini dengan kegembiraan. (PH)

Satu lagi ajang bergengsi telah hadir di Jakarta. Pameran yang dibuka untuk umum ini berlangsung sejak tanggal 1-14 Oktober 2010 di Alun Alun Indonesia, Grand Indonesia, Jakarta. Ini merupakan pameran tipografi yang diselenggarakan oleh The Type Directors Club 56 (TDC). Pada tahun ini Indonesia berkesempatan menjadi salah satu tempat tujuan untuk berlangsungnya pameran yang bertaraf Internasional ini. Pameran ini tentunya sangat telah dinanti oleh para desainer dan penikmat karya typography. The Type Directors Club 56 (TDC) merupakan suatu organisasi Internasional yang bertujuan mendukung kesempurnaan sebuah tipografi, baik dalam bentuk cetak (print) atau pun dalam bentuk layar kaca (screen). TDC sendiri menggelar acara serupa setiap 2 tahun sekali. Untuk tahun 2010 total peserta yang mendaftarkan diri mengikuti TDC sekitar 1500 peserta dari berbagai negara antara lain: Amerika, Australia, Canada, Japan, Korea, Spain dan beberapa negara lainnya turut berpastisipasi. Pada acara yang berlangsung di Jakarta, TDC yang memang sudah dinanti, terbukti dari banyaknya pengunjung yang hadir untuk menyaksikan pameran tersebut. Tidak hanya pameran saja acara ini juga mengadakan beberapa seminar yang mengupas lebih dalam mengenai tipografi dengan narasumber yang berkompeten dibidangnya. (BW) Foto. FAR MAGAZINE

42 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


hit n miss ORCHARDZ HOTEL

Satu lagi yang baru “Orchardz Hotel” hadir untuk memenuhi kebutuhan anda dalam kenyaman sebuah penginapan yang berada di pusat kota. Berlokasi di Jalan Industri Raya No.8 Gunung Sahari, Jakarta “Orchardz Hotel” memang dibuat khusus bagi anda para pengusaha dan juga penikmat wisata kota Jakarta. Hotel ini dirancang dengan bentuk yang sangat nyaman dengan berbagai fasilitas yang memadai segala bentuk kebutuhan anda seperti saluran TV, internet, kolam renang (indoor) serta ruang tidur yang sangat homey dengan interior yang modern sekaligus elegan. Tidak hanya itu di sini juga terdapat “Ritz Café” yang buka setiap harinya selama 24 jam, dengan aneka pilihan rasa lezat makanan dengan cita rasa Asian hingga Eropa. Tempatnya yang cozy bisa menjadi pilihan anda untuk pertemuan bisnis, meeting, ataupun sekedar berbincang dengan teman dan keluarga. Di Orchardz Hotel juga menyediakan “Grand Boutique Spa” spa yang bisa memberikan ketenangan untuk anda yang ditangani oleh tenaga professional dengan fasilitas memadai seperti steam, sauna, dan theater. Melengkapi kegembiraan anda terdapat juga “KD Karoke” tempat karaoke dengan ukuran tempat yang memadai serta fasilitas penunjang yang sangat baik. “Orchardz Hotel” telah hadir sebagai pilihan baru bagi anda yang membutuhkan kenyaman serta kemewahan sebuah tempat penginapan. (BW)

JEJAK LETUSAN GUNUNG MERAPI Indonesia memang sedang dalam ujian yang sangat besar. Banyak bencana alam yang terjadi mulai dari air bah di Wasior, Papua Barat kemudian bencana tsunami yang melanda Mentawai, Sumatera Barat, dan Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober lalu masih meninggalkan duka yang mendalam. Tidak hanya kerugian secara materil yang sangat besar tapi yang paling menyedihkan bencana ini banyak menelan korban manusia. Ini sangat disesalkan mengingat jauh sebelum terjadinya letusan Gunung Merapi sebenarnya sudah ada peringatan dini untuk para masyarakat yang berdomisili disekitar Merapi. Evakuasi pun telah dilakukan namun saying ada saja warga yang tidak mendengarkan peringatan tersebut dengan alsan mereka masing-masing. Letusan yang diiringi dengan awan panas (wedus gembel) ini telah memporak-porandakan daerah sekitar Merapi. Letusan Merapi yang disertai awan panas yang menyambangi rumah warga, setiap sudut tidak ada yang lupat dari tempelan debu. Jejak peristiwa meletusnya Gunung Merapi telah banyak dibekukan dalam bentuk foto ataupun video. Anda bisa melihat beberapa foto pada Denverpost.com yang menampilkan sekitar 38 buah foto pasca letusan Gunung Merapi 2010 yang lalu. Karya-karya ini tidak hanya berbicara mengenai kepedihan tapi semoga juga bisa membuat anda tergerak untuk mengulurkan tangan bagi mereka saudara kita yang sedang berduka. (BW) KARYA ANAK BANGSA

Rasanya Indonesia patut berbangga hati, ditengah bencana dan masalah yang membelitnya ternyata banyak anak bangsa yang menelurkan karya saat ini. Salah satunya adalah Alvin Tjitrowirjo telah menggelar pameran tunggalnya, bertempat di Portico Terrace Bostro, Senayan City, Jakarta ia hadir dengan menampilkan empat buah karya produk desain terbarunya. Ia mendesain secara apik tempat duduk dan menaikkan kembali keindahan dari anyaman rotan. Kali warna hitam dan putih mendominasi pada karya yang Alvin tampilkan. Salah satu yang menarik perhatian banyak pengunjung “Round Table Bench” didesain minimalis berwarna putih dengan menggunakan bahan dasar rotan sintetik, karya yang satu ini bisa berfungsi ganda. Dengan ukuran 1200mm x 300mm anda bisa duduk santai sekaligus meletakkan satu set menu breakfast di atasnya. Dengan bahan yang tahan air ini karya dari Alvin tidak menyulitkan untuk peletakannya, di dalam ataupun di luar ruangan. Pria kelulusan Industrial Design di RMIT University ini telah banyak mengeikuti sejumlah pameran baik di dalam maupun luar negeri, kini ia menetap dan disibukkan dengan bekerja sebagai desainer produk dan interior di Jakarta, Indonesia. (BW) Foto. FAR MAGAZINE

BOOK STAIRCASE Apakah anda seorang pembaca mania? Atau koleksi buku anda sudah melebihi kuota lemari anda? dan ruang anda tidak cukup besar untuk menampung semua koleksi buku anda?. Masalah itu berhasil dipecahkan oleh Levitate Architecture and design. Perusahaan arsitektur di London ini merancang sebuah anak tangga yang memiliki multifungsi sebagai lemari buku. Konsep ini sangat menarik karena dengan begitu daya tampung untuk meletakan dan menyimpan buku menjadi lebih besar. Setiap celah di anak tangga ini dapat di fungsikan sebagai rak buku, tetapi tidak melupakan fungsi utama sebagai anak tangga yang dapat mengantar dan menghubungkan sang penghuni ke lantai bawah dan lantai di atasnya. Dengan desain yang menarik anak tangga ini terlihat unik dan sangat fungsional. Tanpa perlu ruang yang besar anda dapat menyimpan ratusan bahkan ribuan buku dalam satu tempat. Dengan begitu anda akan merasa memiliki perpustakaan sendiri. Rancangan ini bisa memberikan refrensi untuk anda yang tidak memiliki ruang yang besar. Anda tidak perlu membuang bahkan meloakan buku - buku anda yang tidak dapat dimasukan ke lemari atau rak buku anda yang sudah penuh. Masih banyak rancangan – rancangan menarik yang telah di hasilkan oleh Levitate ini. Untuk melihat hasil rancangannya anda bisa mengunjungi www.levitate.uk.com di kala waktu senggang, ditemani teh atau kopi panas dan mulailah berimajinasi ketika anda sudah mendapat refrensi yang menarik setelah melihat situs Levitate ini. Selamat mencoba. (NAS)

AL TEREGO

Al terego studio sebuah lingkup untuk para Illustrator muda yang produktif. Kali ini mereka membuat sebuah mini project yang memiliki konsep menarik, Yaitu buku cerita bergambar berjudul “nyanyian lelaki kecil”. Konsep menarik yang di tampilkan oleh al terego adalah 1 cerita dengan 30 ilustrasi yang berbeda, sesuai dengan suasana yang dituliskan oleh si penulis. Tampan Destawan Subagyo adalah seorang yang bertanggung jawab atas cerita “nyanyian lelaki keci” ini dan dengan dibantu oleh 30 ilustrator muda akhirnya kolaborasi 31 orang ini berhasil membuahkan buku cerita yang menarik. Tehnik ilustrasi yang disuguhkan berbeda satu dengan yang lainnya, dan dicetak dengan warna hitam putih.Selain itu hal yang membuat buku ini menjadi istimewa adalah produksi yang dibuat dengan jumlah yang sangat terbatas. Ilustrator yang terlibat dalam project ini adalah Adhitya Prasetyo, Rio Ari Seno, Raihansans, Tonthowi al Ahyar, Agus Susanto, Dimas Indra Permana, Atreyu A.M, Ardyan Yuniar, Widya Mada, Aiko Marckveratu, La Tessa Dwadiandra, Nurify Gadisgelap, Arya Mularama, Naomi Dame, Rasu Ardie, Adithya Fachrizal Hafiz, Chaterine Natasha, Onny Ranantalice, Dedy Kurniawan, Griksa Gunadarma, dan lainnya. Dengan mengocek uang sebesar Rp.20.000 anda sudah bisa mendapatkan buku ini. Untuk pemesanan buku unik ini bisa melalui web mereka di www. alteregostuff.com. (NAS) 43


heat ‘n’ beat NAGASWARA MUSIC AWARDS 2010

NATURE ON CANVAS

Pada hari Senin 18 Oktober 2010 digelar konferensi pers NAGASWARA Music Awards (NMA) 2010 di Hardrock Cafe Jakarta. Dalam konferensi pers yang dihadiri oleh ratusan wartawan dari berbagai media itu, CEO NAGASWARA Rahayu Kertawiguna menjelaskan bahwa NMA 2010 merupakan bentuk apresiasi terhadap para musisi NAGASWARA dan keterlibatan masyarakat sebagai penikmat hasil karya tersebut, yang rencananya akan berlangsung pada tanggal 6 dan 7 Desember 2010 di Istora Senayan Jakarta. Lewat Hajatan akbar musik ini, setiap artis penyanyi NAGASWARA akan diberi ruang guna menyajikan karya-karya mereka dalam nuansa yang betul-betul berbeda dan spektakuler. Turut hadir pula sejumlah artis penyanyi NAGASWARA seperti Nugie dan Baim TDC, Endank Soekamti, Ruth Sahanaya, Rio Febrian, Ussy Susilowaty, Nixie, Cappucino dan dipandu oleh MC yaitu Aldy Taher dan Alecia Cestaro. Sekedar catatan, bahwa NAGASWARA adalah sebuah label rekaman yang menaungi sekitar 300 artis penyanyi, baik dalam format band, duo maupun solo. Tahun 2010 ini merupakan tahun ke-11 eksistensi NAGASWARA dalam industri musik dan publishing. Senin, 6 Desember, akan digelar berbagai kegiatan musik dan hal yang mendukung lahirnya sebuah lagu hingga dikenal luas di tengah masyarakat. Bukan hanya itu, pengunjung juga dapat melihat bagaimana proses make up artis penyanyi sebelum menjalani syuting video klip, pemotretan cover CD dan lain-lain. Puncak acara NMA 2010 akan dihelat pada Selasa, 7 Desember, yang ditandai dengan pemberian penghargaan kepada artis penyanyinya yang berprestasi, di antaranya adalah kategori berdasarkan genre musik (misalnya untuk artis pop atau rock terbaik), berdasarkan penunjang produksi (desain cover terbaik), dan sejumlah penghargaan khusus untuk lifetime achievement. Acara ini akan dikonsep menarik dan penuh kejutan oleh sutradara Oleg Sancabachtiar dan disiarkan secara live oleh antv. Performa para artis juga didukung penuh oleh iringan Magenta Orchestra pimpinan Andi Ryanto. (PH) FASHION TENDANCE 2011

Pameran yang satu ini bisa dikatakan berbeda dari biasanya. Dibutuhkan kesabaran dan momen yang tepat untuk bisa secara sempurna menangkap objek yang satu ini. Namun Riza Marlon telah membuktikan kemampuannya dengan menggelar pameran foto bertajuk “Nature On Canvas” dimana pembukaannya berlangsung pada tanggal 5 November 2010 yang lalu. Ini merupakan pameran foto dengan objek satwa liar yang terdapat hampir diseluruh wilayah Indonesia. Berbagai jenis satwa dengan cara dan angle yang berbeda bisa terlihat menakjubkan dengan bingkai yang dibuat oleh Riza Marlon. Keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia berada pada urutan kedua di dunia, banyak terdapat satwa liar yang unik dan langka tersebar di wilayah Indonesia. Namun ekploitasi hutan, perdagangan satwa liar dan minimnya buku yang membahas mengenai alam dan satwa liar Indonesia mengerakkan Riza Marlon untuk mengumpulkan foto dan hasil karyanya selama 20 tahun ini kedalam bentuk coffee table book yang berjudul “Living Treasures Of Indonesia” dimana peluncuran buku ini dilaksanakan bersamaan dengan pembukaan pameran foto yang bertempat di Grand Indonesia, Jakarta. Pameran yang berlangsung selama 10 hari sejak tanggal 5 hingga 14 November 2010 ini bisa menjadi salah satu referensi sekaligus pengetahuan bagi para pengunjung. Hampir keseluruhan foto sangat memukau dengan aneka satwa seperti ular, orangutan, elang, harimau dan aneka satwa liar lainnya. (BW) Foto. FAR MAGAZINE

Bertempat di Ballroom Hotel Mulia, Jakarta telah berlangsung Fashion Tendance 2011 “Intertwine”. Acara yang diadakan pada tanggal 22 November 2010 tersebut menampilkan karya indah besutan dari puluhan perancang busana Indonesia. Fashion Tendance ini sendiri merupakan acara tahunan yang telah hadir sejak tahun 1993 hingga saat ini. Program tahunan ini adalah hasil dari bentuk kepedulian Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) kepada dunia mode khususnya di Indonesia. APPMI sendiri merupakan salah satu wadah bagi perancang mode Indonesia yang beranggotakan perancang busana dari berbagai daerah di Indonesia diantaranya: Jakarta, Semarang, Lampung, Bandung, Surabaya, Bali, Padang dan Pontianak. Sedangkan Fashion Tendance adalah sebuah acara peragaan busana tahunan guna memberikan arahan kecenderungan mode kepada masyarakat berupa informasi mode pada tahun depan atau satu tahun yang akan datang. Pada malam itu peragaan busana terbagi atas tiga kelompok yaitu : Muslim Wear, Ready To Wear, dan Evening Wear. Desainer kenamaan Agnes Budhisurya turut hadir menampilkan karya evening wear dengan tema “Langgeng Dahayu”. Busana malam yang indah dan elegan dengan detail yang artistik, pada karyanya kali ini Agnes Budhisurya terinspirasi dari kecantikan bunga Lotus. Agnes mengharapkan wanita tetap cantik di segala usia, dan segala suasana. (BW)

PAMERAN SENI RUPA KELOMPOK “SERAT”

Kelompok SERAT adalah sekumpulan perupa lulusan Fakultas Seni Rupa IKJ yang berdiri dan mulai aktif pada akhir dekade 2000-an. Dalam perjalanannya, mereka juga mengajak beberapa perupa lain di luar IKJ dan secara berkala berkumpul dan merencanakan pameran bersama. Project terakhir mereka adalah pameran bersama di Rumah Seni Surya Karbela pada tanggal 5 hingga 26 Nopember 2010 yang dikuratori oleh Andi “Tidjels” Rharharha. Sengaja mereka memilih judul pameran “Work Art, Play Art” yang merupakan parodi dari semboyan “Work Hard, Play Hard”, karena di luar aktivitas mereka bermain-main dengan seni murni, mereka juga punya pekerjaan “normal” sebagai “orang kantoran”. Tapi mereka mengklaim bahwa bermain-main dengan seni murni itu merupakan pekerjaan utama dan peran sebagai “orang kantoran” itu hanya merupakan pekerjaan sampingan belaka. Pameran “Work Art, Play Art” ini mengangkat issue tentang perbedaan. Fenomena maraknya konflik horizontal yang terjadi belakangan ini salah satunya dipicu karena masyarakat keliru dalam memposisikan kata “perbedaan” tersebut. Perbedaan itu ibarat dua sisi mata uang, meskipun bertolak belakang namun saling berdampingan. Dikotomi itu tercipta bukan untuk dipertentangkan, tapi seyogianya untuk saling melengkapi. Seperti semboyan yang tertulis pada lambang negara, maka demikianlah seharusnya kita memaknai perbedaan. Diikuti oleh 9 perupa, pameran ini menampilkan karya-karya dalam format dua dan tiga dimensi dengan berbagai gaya namun tetap dalam satu kerangka seni rupa, seolaholah ingin memanifestasikan ke”bhinneka tunggal ika”an mereka tersebut. (PH)

PAMERAN SENI RUPA JATI JATI (Jakarta Art Teachers and I) adalah sebuah perkumpulan yang mewadahi guru-guru seni rupa pada beberapa sekolah internasional dan sekolah nasional plus di Jakarta. Digagas oleh Neil Bunting pada tahun 2006, JATI memiliki program workshop dan pameran untuk para siswanya yang diadakan satu tahun sekali. Bertempat di galeri elcanna pada tanggal 4 hingga 11 November 2010 yang menampilkan karya dari para siswa dari mulai kelas I hingga kelas XII, pameran ini merupakan kali keempat penyelenggaraan. Menarik untuk disimak, bahwa dengan segala keterbatasannya ternyata pameran ini mampu menampilkan bakat-bakat luar biasa dalam format lukisan, patung, grafis, keramik, komik, fotografi, desain, drawing, seni multimedia dan instalasi. Nyaris tidak percaya bahwa ini adalah karya dari siswa sekolah dasar dan menengah. Para peserta pameran yang notabene merupakan siswa sekolah internasional dan sekolah nasional plus yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda juga membuat pameran ini menjadi sangat kaya warna, baik dalam hal teknis, format, bahasa ungkap, ide dan konseptual. Bukan tidak mungkin, dari pameran ini kelak akan lahir para perupa handal atau bahkan para maestro. (PH) 44 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


heat ‘n’ beat TUBUH KETIGA

HOT WAVE #1 Acara ini merupakan pameran dan presentasi seniman residensi yang berlangsung sejak tanggal 24-26 November 2010 di Jogja National Museum. Setelah 3 bulan, 3 perupa muda Lotte Geeven (Belanda), Restu Ratnaningtyas (Indonesia), Tim Woodward (Australia), menjalani program masa tinggal (residency) “Hot Wave #1” di Cemeti Yogyakarta. Mereka bekerja, berdiskusi dan mengembangkan ide-ide segar yang mereka wujudkan kedalam karya seni kontemporer mereka. Di bulan pertama mereka mulai membuka diri dan menjajaki dunia kesenian Yogyakarta. Di bulan ke-2 mereka fokus untuk mengadakan sebuah aktivitas kesenian yang melibatkan publik sebagai sebuah edukasi kesenian kepada masyarakat. Lalu di bulan ke-3, tiba waktunya bagi mereka menyajkan sebuah pameran sekaligus presentasi dari karya-karya mereka dalam mengikuti residensi ini. Lotte, mengunakan kota dan ruang studio sebagai laboratorium eksperimental, karya-karyanya banyak menggunakan streofoam, dedaunan, mainan, bunga-bunga, gambar dan anak panah. Restu.R, memberikan judul kepada semua karyanya dengan “The Dining Room Tragedy” , banyak menggunakan media yang lebih jujur yakni “cat air”. Tim.W, ia banyak meneliti tentang hewan luwak dari museum biologi ke pasar wisatawan, dari perkebunan kopi ke ebay lalu dari kotoran ke emas. Dan ia menyumbangkan salah satu karyanya ke Museum Biologi di Yogyakarta. (Tiff ) PASAR SENI ITB 2010

Untuk kali ini lain dari biasanya pengemasan teater ini sangat berbeda. Teater Garasi (Yogyakarta) yang tampil pada 12 & 13 Oktober 2010 yang lalu, meninggalkan ingatan yang cukup kuat mungkin hampir di setiap benak pengunjung saat itu. Bertempat di Galeri Salihara, Pasar Minggu teatrikal ini mengambil cerita yang cukup unik. Dengan setting yang sangat variatif, pada awal pertunjukkan anda seolah-olah dibawa ke pedesaan dengan hamparan sawah yang telah menguning, lalu tiba-tiba anda akan pindah dalam situasi pesta rakyat yang dimeriahkan dengan musik dangdut yang sangat heboh. Pementasan teater ini memang menceritakan kesenian Tarling-Dangdut dan Indramayu. Tarling dangdut adalah sebuah bentuk kesenian yang berkembang di pesisir utara Jawa. Sementara Tarling tumbuh sebagai seni yang problematis karena dianggap bukan seni tradisi tapi juga bukan seni modern. Bisa dikatakan Indramayu kota yang tumbuh di “ruang ketiga” karena tumbuh berdampingan dengan Jawa Tengah (Solo dan Yogyakarta), Jawa Barat (Bandung) dan Jakarta yang masingmasing saling menanamkan pengaruh kebudayaanya. Teatrikal ini sendiri hadir untuk kembali menanyakan kepada kita tentang bagaimana sikap kita dalam menghadapi kebudayaan dan tradisi yang membentuk kita serta perkembangan kebudayaan dan tradisi dari luar yang saat ini sedang mengepung kita saat ini? (BW) Foto: DOK. Witjak

Tahun ini merupakan tahun yang istimewa bagi Institut Teknologi Bandung (ITB). Betapa tidak? ITB memiliki sebuah acara tradisi yang digelar setiap empat tahun sekali sejak tahun 1972 yakni Pasar Seni ITB yang tahun ini merupakan kali kesepuluh, yang diselenggarakan pada tanggal 10 Oktober 2010 selama 10 jam saja. Sejak pagi bahkan sebelum acara secara resmi dibuka, ribuan orang sudah menyemut di persimpangan Jln. Tamansari, persimpangan Jln. Djuanda, sepanjang Jalan Ganeca hingga ke dalam areal kampus ITB tempat acara berlangsung. Sesuai namanya, maka acara ini tidak hanya menampilkan seni rupa saja tapi juga berbagai macam cabang seni yang lain, seperti seni musik, seni tari dan seni pertunjukan, dari mulai yang klasik, tradisional, modern hingga kontemporer. Hari itu, kampus ITB disulap menjadi galeri, menjadi panggung dan menjadi pasar dalam arti harafiah yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli. Masyarakat bisa mendapatkan berbagai macam karya seni langsung dari tangan para senimannya dan dengan harga yang relatif lebih terjangkau dibandingkan mereka membelinya di galeri atau bursa lelang. Menampilkan tidak kurang dari 350 gerai yang terdiri dari stand seniman, delegasi, produk, makanan, souvenir dan lain sebagainya. Selain itu ada pula berbagai panggung pertunjukan, mulai dari panggung rasa, jalan seni, kampung seni tradisi (sawah), jamming area, museum masa depan, wahana montana dan lain-lain yang terbagi menjadi berbagai zona dan blok. (PH) URBAN FEST 2010

Tahun 2010 ini event ke-4 Urban Fest diselenggarakan, saya belum pernah absen untuk tidak hadir ke Urban Fest. Saya selalu menunggu akan ada kejutan apa lagikah di UF yang sekarang. Masih menjadi satu paket: band, bazaar community, sport, perform art, body painting, dan lain-lain. Sebuah content yang menarik sebenarnya apabila dikemas dengan sangat baik. Namun, saya cenderung melihat ditahun ini, bahwa jumlah partisipan bazaar sangat berkurang, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Begitu juga dengan jumlah pengunjung. Ini mungkin karena disaat yang bersamaan banyak event lain diluar sana atau memang kurangnya publikasi. Setidaknya itu yang dapat saya tangkap. Namun, kembalinya kepada line up yaitu “band-band indie” (semuanya) membuat saya begitu lega melihat pengisi acara tahun ini, saya merasa seperti kembali ke UF yang pertama kali. Sesuatu kekayaan dan kebanggaan bahwa bisa menampilkan banyak band indie yang tampil setara untuk dapat bermain di dalam 5 stage yang tersedia. Semoga ditahun-tahun yang akan datang, suasana “festival” itu sendiri dapat lebih terasa lagi di Urbanfest. Lebih banyak community dan variasi. Kemudian untuk kolaborasi Ancol, Kompas, IKJ dan Prambors yang masih bertahan sampai dengan tahun 2010 ini, ditunggu aksi yang lebih dahsyat lagi di tahun berikutnya. (Tiff )

MALAM DANA Kepedulian. Itulah kata yang, saya kira, tepat untuk menggambarkan Acara Malam Dana untuk para korban bencana di Wasior, Mentawai, dan Merapi. Bertempat di Nasi Goreng Kemang, acara ini diisi oleh penampilan band, aksi penggalangan dana, serta pelelangan foto karya Hari Bertus; seorang fotografer yang menjadi saksi hidup atas bencana tsunami di Mentawai. Di hari itu, Kamis 4 November 2010, Hari Bertus juga mempresentasikan karya-karya fotonya yang menggambarkan keadaan sebelum dan sesudah tsunami terjadi. Malam Dana ini sendiri terselenggara berkat kerjasama para musisi serta manajemen Electric Cadillac. Respito, Gugun Blues Shelter, Adrian Adioetomo, Bonita &The Hus Band adalah beberapa band yang mengisi acara yang dipandu oleh Ajul Jiung ini. Dengan dukungan teman-teman media, acara yang sama kemudian juga diselenggarakan di MU Café pada hari Minggu 7 November 2010. Sebanyak 20 band pun berpartisipasi dalam aksi solidaritas penggalangan dana bagi korban bencana alam tersebut. (RAS) Foto. Karyagung Dwi Putranto. 45


heat ‘n’ beat

Sore itu, Tim Redaksi FAR mendatangi Ruang Rupa. Bukan untuk menghadiri pameran yang memang biasa diadakan di sana. Namun, untuk mewawancarai sebuah band yang terhitung telah membawa nama Indonesia di dunia internasional. White Shoes And The Couples Company. Yup! Dengan album kedua yang diberi nama “Vakansi”, mereka pun kembali ingin menyegarkan dahaga para penikmat musik Indonesia yang telah dengan setia menunggu band bercitarasa retro ini. Berikut adalah wawancara Tim Redaksi FAR dengan para personil White Shoes And The Couples Company. Di mana, sang manajer, Indra Ameng, menggantikan posisi Ricky yang saat itu hanya bisa mengikuti sesi fotonya saja. Hehe. White Shoes And The Couples Company (WSATCC) baru saja meluncurkan album kedua bertajuk “Vakansi”. Konsep apa yang ditawarkan dalam album ini? Rio: Konsep “Vakansi” adalah berjalanjalan. Album ini ibaratnya buku harian atau kotak-kotak memori. Jadi isinya bermacam-macam. Suka-duka kita, pengalaman-pengalaman baru. Semuanya ada di album ini. Jadi kita lebih ke personal, dari awal nge-band rasanya tuh seperti ini. Kenapa pilih kata “Vakansi”? Sari: Vakansi tuh kata serapan dari bahasa Belanda sebenarnya. Artinya waktu luang, leisure kalau kata orang bule. Artinya banyak sih sebenarnya ga mesti diharuskan liburan ke tempat 46 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010

tertentu. Jadi bisa aja refreshing. Vakansi tuh kata lain dari refreshing, dan refreshing tuh ga mesti pergi keluar kota. Jadi artinya banyak. Dan vakansi sepertinya tuh, orang bule yang baca aja akan ngerti, karena mereka punya kata yang sama “vacation”. Jadi kalau menurut kami sebaiknya vakansi. Berapa lama waktu pengerjaan album ini? Sari: 3 tahun. Ale: Ya kita sambil ngumpuli-ngumpulin, sambil bikin project, ada “Skenario Masa Muda”, EP, dan macem-macem. Rio: 3 tahun, ya ngga tiap hari gitu bikinnya. Sari: Ya kan masing-masing personil, ada kesibukan. Nyicil jadinya. Ameng: Lagu yang pertama direkam ya itu, ada “Kampus Kemarau”, “Zamrud

Khatulistiwa”, dan “Senja Menggila”. Di album ini WSATCC berkolaborasi dengan beberapa musisi jazz? Seperti Oele Patiselano, Riza Arshad, dan Fariz RM. Bagaimana awalnya sampai ide ini bisa terbentuk? Ale: Yang pasti (awalnya) kita suka sama karya-karya mereka. Mungkin di Jazz sendiri udah bisa dibilang guru besar lah untuk gitar dan jazz dan swingnya. Terus Fariz RM, siapa yang ngga kenal dia di dunia pop, dan dia juga memiliki talenta yang jenius. Lalu Riza Arshad di Jazz sendiri juga dan di Simak Dialog semua orang kenal dia. Kita dulu juga dengerin Margy Seger, itu vokalis cewek dari ambon. Terus dia dibuatin album sama Jack Lesmana. Dan di album itu ada tiga gitaris. Salah satunya Oele Pattiselano, lalu Yoppie

Item, dan yaa Jack Lesmana. Kita sering dengerin, kita liat mereka juga di Javajazz. Kita nge-fans banget sama dia, dan suatu saat bisa ngga ya main sama dia. Dan kita akhirnya menawarkan diri, dan dia juga mau.

Lalu kita ktemu Om Oele itu di Djakarta Artmosphere. Kita udah 3 tahun ketemunya, dia juga nanya-nanya terus, kapan nih? Kita malahan yang belum siap. Ada dua seniman waktu itu, satunya lagi Fariz RM, di mana kita juga pernah main di Tiga Dekade-nya Fariz RM,


di Rolling Stones. Kita diajak sama Mas Fariz, White Shoes, Koil, sama Sherina. Mainin dua lagu-dua lagu dari Mas Fariz. Dan begitu juga Mas Fariz mainin lagu kita, Koil, dan Sherina. Dari situ kemudian udah kenal, dan kita sering bawain lagu dia. Lagunya itu kebetulan “Selangkah Ke Seberang”, dan kita nanya ke dia gimana kalau kita bawain. “Oh boleh-boleh, boleh banget, kalau buat White Shoes boleh deh” Yaudah akhirnya kita mainin dan kita juga minta dia untuk mengisi lead synthesizer-nya. Nah kalau Om Oele, kita ada lagu judulnya “Vakansi”, kita minta Om Oele bikin bareng aransemennya. Cuma lagunya udah ada, kira-kira diapain lagi ya. Lalu kita aransemen bareng lagi. Kalau Mas Riza Arshad, dia membantu masalah recording dalam lagu vakansi. Lagu “Vakansi” kita rekamannya di studionya dia, namanya Light Earth Studio, dan formatnya track live. John: (Format track-live) ini karena Mas Riza Arshad terbiasa dengan recording live, terutama di Jazz. Kemudian ada yang nulis lagu juga seperti David Tarigan, “Bila Ku Matahari”. Kemudian ada Om Leo dia bikin lagu “Kisah dari Selatan Jakarta”. Terus ada lagu lagi dari Ade Paloh, dari Sore, di “Good Old Day”. Ada ngga kesulitan dalam berkolaborasi itu? Rio: Kebetulan sih ngga ya. Karena mungkin kita udah lebih dulu berteman. Hubungannya jadi bukan hubungan kerja, lu gue sewa, lu bikin lagu buat gue. Jadi yaa santai. Ngga ada pressure, ngga ada kesulitan (yang) berarti. Album “Vakansi” ini bercerita soal perjalanan WSATCC, termasuk pengalaman go international. Bisa diceritakan ngga seperti apa pengalamannya? Ale: Pengalaman jalan gitu aja sampai sekarang. Selain bermusik, kita juga bikin project-project. Lalu kerjasama dengan beberapa seniman. Bikin single senja menggila, waktu itu kita bikin visual dari audionya. Kita bikinnya di Jogja di LIP bareng sama “Daging Tumbuh”. Kalau pas tur ke Thailand kita diundang. Awalnya dari Javajazz itu tahun 2006. Ada promotor yang liat kita di Javajazz. Mereka kontak kita, lalu disuruh main di festival namanya “Melody of Life”. Jadi, Maret Javajazz, November kita jalan. Kita disana main sama musisi dari Prancis, Taiwan, Korea, macemmacem. Kita mainnya di pelataran mall besar gitu. Kebetulan yang buat acara itu juga punya mall. Kemudian kita main lagi Sanfransisco, New York, Washington, LA. Malaysia, lalu terakhir Singapura. Buat WSATCC, apakah perubahan lirik dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris itu dirasa perlu ketika go international?

Ale: Di sana kita tetap menggunakan bahasa indonesia. Untuk pengantarnya mungkin kita pake Bahasa Inggris. Yaa sama kaya band jepang datang ke sini, merek menggunakan bahasa jepang. Ya sama aja. Kebetulan single pertama kita yang di amerika itu “Tentang Cita.” Dulu kan ada pikiran kalau mau go international harus bahasa inggris dan segala macem. Yaa itu akhirnya bisa ke tepis semua. Lagu Bahasa Indonesia jadi single di sana! Mungkin lidah bahasa Indonesia kita lebih terlihat berbeda dengan band lain ketika diputar di luar.

Mungkin jelas banget sih gambarannya kalau setiap negara diambil untuk image HAM-nya itu. Ameng: Tiap tahun itu dia bikin dua project. Networking-nya itu luas banget. Yang ini sama PEACE, tapi yang ini sendiri. Kita tahun ini ada project sama dia bikin video. Dia minta banyak band untuk bikin videoklip tapi syutingnya di landmark kota masingmasing. Cuma kita belum ngerjain, itu untuk Februari tahun depan. Sutradaranya tuh Anggun Priambodo. Lagu apa yang WSATCC bawakan untuk kompilasi tersebut? Sari: Yaa kita ditawarin untuk bawain lagu baru atau lagu lama tapi di-coverversion, dengan aransemen baru. Karena kita lagi ngebuat album kedua, dan aransemen (buat lagu baru) belum selesai semua, yaa akhirnya kita pilih aransemen lagu cover version, yaitu Jimi Hendrix yang “Crosstown Traffic”.

Bagaimana tanggapan para penikmat musik di sana? Rio: Justru itu, kita udh di highlights kita sebagai band Indonesia. Elu sebagai orang Indonesia kalau rasa, atmosfir yang lu bawa sama dengan band Amerika yaa percuma. Karena kita Indonesia, orang jadi penasaran. Itu balik lagi ke pertanyaan sebelumnya. Lagu lu kalau lu transfer ke Bahasa Inggris rasa Indonesia-nya tuh ngga ada. Justru pas main, tanggapan orang fun-fun aja. Karena ini perform lu ngasih energi ke mereka. Lalu di tengah-tengah pembuatan album ini, WSATCC juga sempat ada proyek-proyek seperti kerjasama dengan Nyonya Meneer, dan Lembaga Amnesti Internasional. Gimana ceritanya? Sari: Sebenarnya sih bukan kerjasama jangka panjang. Cuma diminta untuk memeriahkan buka stand di La Codefin Kemang. Terus mereka menginginkan White Shoes untuk tampil. Dan di samping itu kebetulan saya nge-job gitu. Bikin mural buat Nyonya Meener. Jadi sekalian. Sementara ini jangka pendek aja. Ale: Kalau sama Amnesti Internasional (PEACE) kita emang diminta untuk menyumbangkan lagu. Sari: Jadi dia itu setiap negara hampir di seluruh dunia, diambil semua satu-satu (band-red) sama dia. Ngga satu-satu juga sih, kaya misalkan dari Indonesia itu ada tiga, Efek Rumah Kaca, Mocca, sama White Shoes. Terus ada lagi dari Hongkong, dan lain-lain itu. Karena Amnesty Internationl ini kan udah lama ya. Dia itu yayasan yang bergerak buat HAM. Nah dia cara kampanye tuh beda dari tahun ke tahun. Dan ini adalah cara terbarunya. Lewat musik karena musik paling kena buat anak muda. Untuk perduli sama Amnesty ini mereka bikin kompilasi.

lebih berkembang. Ameng: White Shoes sekarang juga lebih milih panggung-panggung kecil. Daripada panggung-panggung besar. Karena ini ternyata juga terhitung efektif buat meluaskan nama White Shoes dan penjualan merchandise tentunya. Hehe. Waktu itu sempet ditawarin lagi main di event yang tahun lalu kita udah main. Yaa masa White Shoes lagi, orang kan pengen liat yang lain. Kalau dari masing-masing personil lagi sibuk apa nih sekarang? Sari: Mela nih punya band baru. Mela: ya karena saya lulusan musik, jadi saya bikin-bikin project, band baru.

Kenapa “Crosstown Traffic” yang dipilih? Sari: ya karena kita mau mainin lagu yang sederhana aja, maksudnya lagu itu kan udah bagus. Tapi yang karakternya bener-bener berbeda dari White Shoes. Kayanya ngga mungkin kan kalau Jimi Hendrix. Mungkin Orang akan mengira kita akan membawakn The Carpenters, atau yang sewarna lah. Buat kita justru jadi tantangan kalau bawain lagu yang karakternya bertolak-belakang sama kita. Lalu kalau dari segi WSATCC-nya sendiri sebagai band dan manajemen, apa yang membedakan WSATCC dulu dan sekarang?

Sari: Kalau John kemarin ikut ONROP. Terus apalagi John? Koreografi, fotografi, merintis karier lah. Paling di sekitar-sekitar seni rupa dan musik gitu. Ale: Gambar, musik, gambar-gambar, musik, main. Ya begitulah. Lalu diantara personil “Couples Company” siapa nih yang belum dan baru menikah?

Sari: Dari segi intern, crew dan manajemennya sekarang lebih kompak. Secara pribadi orang pasti kan sibuk satu sama lain. Cuma yaa mesti ngerti, gitu aja, kalau kesibukan orang tuh bedabeda. Kalau dulu waktu jaman kuliah, prioritas kalau dapet job-job-an ngeband, prioritasnya yaa ngeband. Kalau sekarang kan udah pada berkeluarga, yaa prioritas udah bukan band lagi.

John: Ale. Hidup sendiri itu memang berani. Tapi hidup berkeluarga itu lebih berani! Hehe. Ale: Itu dari John ya, dari mulut John yang penuh hiruk-pikuk. Haha. Rio: Saya yang baru-baru ini menikah. Makanya mungkin salah satu Editor FAR pengen cepet-cepet nyusul. Kapan rencananya? Pertengahan Desember ya? Hehe.

Dari segi perkembangan musiknya?

Denger-denger salah satu editor FAR Magazine itu punya sejarah ya pada masa awal-awal WSATCC?

Sari: Berkembang sekali. Seperti kita pake instrumen yang belum pernah dipake di album sebelumnya. Trus kita membuka, kaya kita ga terpaku sama satu genre musik, mau lagunya pelan, mau lagunya cepet. Jadi ga terpaku sama band. Itu sangat membuka pikiran sama berbagai aliran musik. Ya mungkin kya misalnya, dulu pendengar kita rata-rata kan SMA, dan kalau sekarang kuliah. Ya sama kita bertambah juga umurnya. Seiring kita berjalan otomatis musik yang kita mainkan juga beda. Mungkin lebih dewasa. Ya gamau ngomong lebih dewasa sih. Mungkin kita lebih playful, kita gamau menghilangkan sisi kekanak-kanakan kita, karena itu lebih menyenangkan gitu. Tapi yang jelas sih

Rio: Wah dia itu punya sejarah yang panjang di White Shoes, terutama gitarnya. Haha. Karena waktu itu di kampus cuma ada satu gitar di kampus, ya gitar dia. Kalau ada band mau bikin lagu, ya pake gitar dia. Sampe sempet beberapa kali juga manggung pake gitar itu. Sari: Hampir semua band. Rio: Sampai akhirnya waktu itu patah apa ilang gitu, karena penghunipenghuni kampusnya udah beda, dan ngga tau sisi historis gitar ini. Dari mulai Upstairs, Kebunku, The Sastro, That’s Rockafeller (semua pake gitar itu).(RAS)

47


POETRY UNDERWATER

48 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


Photography EUNICE EFENDI

AGUNG D RACHWAN MULJADI PINNENG SULUNGBUDI

Stylist RANI TACHRIL

ANASTASIA RENI

Make up and Hair ARDINE THALITA VASTI Model TANNIA VERA

ALIKA MITARI CANTI TACHRIL ARTHUR BROTOLARAS

49


50 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


51


52 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


53


54 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


55


Photography BLUE PHOTOGRAPHY Stylist RANI TACHRIL

ANASTASIA RENI

Make up and Hair BUNLAY Model EMALIA DA SILVA

LUCAS DA SILVA

Illustration by

MONICA HAPSARI

56 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


57


58 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


59


60 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


61


62 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


street shout

JAVA ROCK IN

’ LAND

Event Java Rockin’ Land telah menjadi event yang paling ditunggu-tunggu oleh para pecinta Rock! Ribuan Rock Lover yang memadati Pantai Karnaval Ancol beberapa waktu lalu pun menjadikan event ini sebagai sebuah sesi untuk menyegarkan dahaga mereka akan “Rock”. Tidak hanya dengan niat untuk menikmati sajian musik yang ditampilkan, mereka juga merealisasikan “Rock” dalam hal visual. Termasuk dalam hal fashion. Jaket kulit, jaket jeans, t-shirt band, dan boots menjadi pemandangan yang wajar dalam event Rock tahunan terbesar di Asia Tenggara itu. Berikut dokumentasinya. (RAS) Foto: DOK. FARMAGAZINE

E Z A D N U S

Putih benar-benar menjadi warna sentral malam itu. Semua orang berpakaian serba putih. Polo shirt, t-shirt, dress, dan kets berwarna putih tampak mendominasi. Bahkan ada beberapa yang mengenakan white-short-pants. Semua itu divariasikan dengan bermacam aksesoris yang tampak simpel, casual, dan santai. Hot-pants, skinny-jeans, hingga boots dipadu-padankan dengan dress-code yang serba putih. Hasilnya? Beragam style fashion yang seragam dalam hal warna, namun masih mencirikan beragam karakter masing-masing penonton yang datang ke event tersebut. (RAS) Foto: DOK. FARMAGAZINE 63


64 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


65


PULL AND BEAR Jacket Rp. 799.900,-

MATCHBOOK Black Flannel Rp. 175.000,-

Tassel Tassel For For The The Dazzle Dazzle Photography ABDUL HAKIM SANTOSO Stylist RANI TACHRIL

ANASTASIA RENI

PULL AND BEAR Sweater Rp. 499.900,MATCHBOOK Jacket Rp. 250.000,-

PULL AND BEAR Jacket Rp. 399.900,-

MAGIC HAPPENS Corduromp Blue Rp. 185.000,-

MATCHBOOK Pink stripe Rp. 165.000,-

MAGIC HAPPENS Vest tech white Rp. 180.000,-

66 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


MONDAY TO SUNDAY Black Pans Rp. 499.000,-

MATCHBOOK Short Jeans Rp. 125.000,-

M.Y.E Baby Pink Trou Rp. 275.000,-

PULL AND BEAR Flower T-Shirt Rp. 299.900,-

PULL AND BEAR Grey Denim Rp. 699.900,-

MATCHBOOK Short Pans Rp. 135.000,-

67


PULL AND BEAR Muhammad Ali Rp. 299.900,-

MONDAY TO SUNDAY Black dark Grey Shirt Rp. 399.000,MATCHBOOK Owl T-shirt Rp. 85.000,-

MONDAY TO SUNDAY Khaki Cardigans Rp. 320.000,MONDAY TO SUNDAY Grey Shirt Rp. 325.000,-

MONDAY TO SUNDAY Grey Black Cardigans Rp. 325.000,-

M.Y.E One Shoulder Top Rp. 265.000,-

68 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010

WNM VW Combi Rp. 85.000,-

MATCHBOOK Wolf Sparation Rp. 85.000,-


WNM Chinmi Rp. 85.000,-

WNM Voltron Rp. 85.000,-

MATCHBOOK Green Stripe Rp. 62.000,PULL AND BEAR Flower Brown Shoes Rp. 699.900,-

MATCHBOOK Bumble Rp. 62.000,French Wool Hat Rp. 25.000,-

MAGIC HAPPENS Red Yellow Trucker Rp. 70.000,-

PULL AND BEAR Leather Bag Rp. 499.900,-

French Wool Hat Rp. 25.000,-

PULL AND BEAR Grey Shoes Rp. 599.900,-

69


social brew

D

i hari Sabtu, saya melangkahkan kaki ke RS. Dharmais.

nya tidak akan sama dengan anak sehat lainnya.

Rasa malas seperti sulit untuk pergi sesaat pagi itu. Tapi

Pada hari itu saya juga sempat berbincang langsung dengan salah

toh nyatanya saya sampai juga di tempat tujuan. Laju

satu dokter yang menangani Adzi yaitu Dr. M. Aisyi, SpA. Sang

lift saat itu memudahkan saya untuk segera sampai di

dokter dengan begitu ramah berbagi cerita mengenai kanker

lantai empat bangsal khusus anak penderita kanker.

yang diidap oleh Adzi. Dr. Aisyi menjelaskan Leukemia atau kanker

Sepanjang lorong di bangsal itu saya melihat aneka gambar warna-

darah merupakan keganasan yang terjadi pada sel pembentuk

warni, mata saya langsung dibuat melek. Tapi diwaktu yang bersa-

darah putih (leukosit). Atau lebih jelasnya Leukemia adalah penya-

maan ada tangis kecil yang saya dengar dan sesekali ada saja anak

kit dalam klasifikasi kanker pada darah atau sumsum tulang yang

yang keluar kamar untuk sekedar mondar-mandir di lorong den-

ditandai oleh perbanyakkan secara tak normal atau transformasi

gan bantuan kursi roda. Mereka dengan masker yang menutupi

maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jar-

setengah wajahnya tidak tampak pesimis bahkan sangat ceria. Hati

ingan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih).

saya dibuat tidak karuan, rasa malas yang tadi sempat mengelayuti

Kanker yang terjadi pada anak biasanya karena ketidakstabilan ge-

seketika berubah menjadi rasa lain yang sulit diterangkan.

netik yang hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab utamanya. Beberapa hal yang memungkinkan diantaranya

FIGHT FOR LIFE

disebabkan oleh virus, lingkungan, ataupun faktor keturunan.

Hari itu perjalanan membawa saya singgah ke kamar Mentimun

“Lorong panjang itu seakan bisa menceritakan banyak hal tentangnya. Sekilas tidak ada yang berbeda bahkan mungkin tampak sama, tapi jauh dari tampilan fisik yang terlihat sebenarnya dia sedang berjuang untuk bertahan hidup.”

untuk bertemu dengan seorang anak penderita leukemia, yang

Leukemia sendiri terbagi atas empat tipe, diantaranya:

tetap kuat dan penuh semangat. Dia menjadi salah satu cerita dari

1. Leukemia Limfositik Akut (LLA) ini merupakan tipe leukemia

sekian banyak kisah anak dengan penderita kanker di Indonesia.

yang paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga ter-

Adzi Nurrahman Rusdhian Putra, yang biasa dipanggil Adzi se-

dapat pada orang dewasa terutama yang telah berumur 65 atau

orang anak penderita kanker darah (leukemia) tampak sedang

lebih.

asik bermain dengan jejeran mobil-mobilan milikinya. Di kamar

2. Leukemia Mielositik Akut (LMA) untuk tipe yang ini sering ter-

Mentimun ini sudah hampir 2,5 tahun menjadi rumah kedua untuk

jadi pada dewasa daripada anak-anak. tipe ini dahulunya disebut

Adzi. Kesan pertama yang bisa saya jelaskan saat melihat Adzi,

“Leukemia Nonlimfositik Akut”.

secara fisik ia sama seperti anak lainnya lucu, pipinya bulat seperti

3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK) sering diderita oleh orang de-

bakpau, badannya cukup berisi sekilas Adzi terlihat sangat sehat.

wasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Terkadang juga diderita

Ketika melihat Adzi mungkin anda akan sependapat dengan saya.

oleh anak muda dan hampir tidak ada pada anak-anak.

Ditemani sang ayah (Rusfi Wujudi), Adzi terlihat riang bermain di

4. Leukemia Mielositik Kronis (LMK) biasanya terjadi pada orang

atas ranjangnya. Tidak ada keluhan yang keluar dari mulut mungil-

dewasa. dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit.

nya. Sesekali saja ia merengek “Ayah ayo main lagi”. Sementara itu saya mendapat kesempatan untuk berbincang dengan sang ibu

Sedangkan menurut Dr.Aisyi, Adzi menderita leukemia tipe LLA

(Dhian Eka. S). Dari raut wajah sang ibu terlihat sedikit lelah tapi

(Leukemia Limfositik Akut) dimana tipe leukemia ini yang sering

lebih banyak dihias dengan semangat yang mungkin juga ditular-

terjadi pada anak-anak. Sebenarnya dengan perkembangan ilmu

kan dari Adzi. Ia menceritakan secara singkat kronologis penyakit

kedokteran saat ini kesembuhan untuk penderita kanker dengan

kanker darah yang akhirnya diderita oleh anak sulungnya itu.

tipe Leukemia Limfositik Akut ini rata-rata peluang kesembuhan

Kisahnya bermula sekitar dua tahun yang lalu, di usia 2 tahun Adzi

mencapai 70%-80%, dengan catatan pasien harus berobat secara

tumbuh menjadi anak yang sangat lucu dan menyenangkan. Tapi

teratur dan memang akan membutuhkan biaya yang cukup besar.

di pertengahan tahun 2008 keceriaannya seketika hilang, secara

Dr. Aisyi juga menambahkan anak penderita kanker harus dibuat

tiba-tiba telapak tangan dan kaki Adzi menjadi pucat dalam waktu

merasa senyaman mungkin, rasa nyaman akan memberikan mer-

sekitar empat jam. Tanpa pikir panjang, sang ibu (Dhian) segera

eka peluang untuk lebih kuat menghadapi penyakit tersebut.

melarikan Adzi ke Rumah Sakit Hermina, Jatinegara. Sesampainya

Adzi yang telah mengidap Leukemia selama dua tahun ini tentu-

di rumah sakit, Adzi segera mendapat penanganan dokter dan

nya sudah menjalani serangkaian fase pengobatan. “Adzi termasuk

harus menjalani serangkaian tes termasuk tes darah. Saat itu jum-

pasien yang patuh dalam setiap rangkaian pengobatan, biasanya

lah leukosit yang dimiliki Adzi sebesar 330.000, dimana jumlah ini

banyak yang tidak disiplin dalam berobat mungkin karena faktor

jauh dari jumlah normal untuk seorang anak. Tes darah pun hingga

biaya yang terbilang cukup besar, ketidakdisiplinan ini yang da-

dua kali dilakukan untuk memastikan hasil yang lebih akurat, dan

pat menyebabkan semakin berkembangnya kanker tersebut tapi

ternyata hasilnya sama. Setelah melihat hasil tersebut Adzi dinya-

untungnya orangtua Adzi sangat disiplin”, jelas Dr Aisyi. Tiga jenis

takan positif menderita kanker darah (leukemia).

fase pengobatan, (induksi, konsolidasi, dan maintenance) ini telah

Mungkin hari itu menjadi hari yang sangat ingin dihapus dari

dilewati oleh Adzi. Seharusnya keadaanya segera pulih namun

ingatan sang ibu. Tak banyak kata yang bisa menggambarkan

ternyata selama menjalani pengobatan Adzi telah mengalami re-

kekecewaannya saat itu, Ia sangat terkejut dengan hasil tes itu.

laps untuk kedua kalinya. Dijelaskan sang dokter, re-laps adalah

Pada awalnya ia sempat menyangkal hasil tersebut, tapi setelah

kondisi dimana sang penderita kembali ke kondisi awal seperti

melakukan tes sebanyak dua kali ternyata hasilnya sama. Dengan

sebelum dilakukan pengobatan. Kondisi ini cukup mengkhawat-

hati yang hancur ia coba untuk bangun agar tetap tegar demi kes-

irkan bagi Adzi, untuk itu harus segera dilakukan transplantasi

embuhan Adzi. Saat itu Adzi dirujuk untuk mendapat penanganan

sumsum tulang agar bisa segera memulihkan kondisinya.

lebih intensif di RS. Dharmais. Tanpa pikir panjang sang ibu berge-

Tapi tindakan transplantasi sumsum tulang bukan semudah mem-

gas membawa Adzi untuk segera ditangani.

balikkan telapak tangan, didalamnya tersebut jumlah nominal

Dengan harapan yang besar sang ibu dan ayah menyerahkan pen-

yang sangat mencengangkan 1,5 Miliar Rupiah.

gobatan anak tercintanya kepada tim dokter di RS. Dharmais. Anak

70 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010

sekecil Adzi ternyata sudah harus memikul sakit yang sedikit ban-

EVERYBODY LOVES ADZI

yak akan membuatnya kehilangan keceriaan masa kanak-kanak.

Dengan jumlah nominal yang sebesar itu, tidak heran sempat

Namun Adzi sendiri tetap menjalani hidup seperti biasa, tidak ada

menciutkan hati kedua orangtua Adzi. Mereka memutar otak

yang terlihat berkurang dari semangat bocah riang ini. Tapi Adzi

untuk mendapatkan biaya itu, tapi rupanya banyak cinta untuk

tahu bahwa ditubuhnya ada penyakit yang membuat masa kecil-

Adzi yang rela membantu demi kesembuhannya. Beruntung RS.


Dharmais sendiri telah bekerjasama dengan YPKAI (Yayasan Pita

juga menciptakan atmosfir belajar yang baik guna merangsang mi-

itu tentu belum bisa menahan keinginannya akan suatu hal salah

sang ibu. Dalam satu lorong di bangsal anak ini memiliki 30 tempat

Kuning Anak Indonesia) atau yang lebih dikenal dengan C3 (Com-

nat belajar anak dan fleksibilitas sistem pendidikannya yang dapat

satunya adalah untuk makan mie. “Kalau dia lagi minta mie, saya

tidur, mereka sudah seperti keluarga antara satu dengan yang

munity for Children with Cancer). Yayasan ini telah berdiri sejak 26

disesuaikan dengan kondisi anak-anak penderita kanker. Melalui

harus pintar-pintar mengalihkan pembicaraannya. Biasanya saya

lainnya. Dengan perjuangan yang sama untuk bertahan hidup

April 2007, dimana YPKAI ini merupakan yayasan yang memiliki visi

Sekolah Semai Benih (SSB) Adzi tetap bisa belajar, karena mengin-

mengajak dia jalan keluar dari kamarnya, bermain dengan teman-

Adzi dan anak-anak penderita kanker lainnya selalu ada dengan

untuk mengupayakan dan membantu anak-anak penderita kanker

gat sebagian waktunya banyak dihabiskan di dalam RS.Dharmais.

nya. Walaupun terkadang lelah tapi demi Adzi saya berusaha untuk

dukungan dalam kapasitasnya masing-masing.

yang ada di Indonesia agar mereka memilki kesempatan untuk

Lokasi SSB sengaja dibuat khusus dan yang berada di bangsal

melawan rasa itu”, ujar sang ibu.

Adzi hingga saat ini masih menjalani kemoterapi 3 kali dalam

sembuh lebih besar dan dapat menjalani pengobatan dengan

anak lantai empat RS. Dharmais. Tentunya ini memudahkan Adzi

Setelah bosen bermain, Adzi beranjak dari kamarnya. Ditemani

seminggu. Sesekali ia turun ke lobi rumah sakit untuk menghitung

tanpa kehilangan kegembiraan yang merupakan hak yang pal-

dan teman-temannya sesama penderita kanker untuk bisa belajar

Kak Erwin salah seorang pengurus dari YPKAI, Adzi berkeliling

mobil yang lewat atau yang berada di parkiran, ini salah satu keg-

ing mendasar dari seorang anak. Melalui YPKAI ini orangtua

sambil bermain di SSB.

menyusuri lorong bangsal anak tempatnya dirawat. Yang saya

iatan yang Adzi lakukan untuk membunuh jenuh. Sebagai seorang

Adzi merasa mendapat bantuan untuk bernafas. Mereka bersatu

Adzi, memang cukup menyedot perhatian. Ia hadir dengan segala

lihat setiap tawa yang keluar dari Adzi selalu lepas, dia memang

kakak, Adzi sangat menyayangi adik yang tentunya tidak tinggal

mengupayakan berbagai usaha penggalangan dana agar segera

bentuk keluguan seorang anak kecil tapi dengan semangat besar

jarang murung justru senang bercanda menurut sang ibu. Saya

bersamanya di rumah sakit. Hal ini biasanya menimbulkan rasa

dapat mengumpulkan uang sebesar 1,5 Miliyar untuk membiayai

untuk tetap bisa menjadi anak pintar seperti anak lain seusianya.

ikut menyusuri lorong bersama Adzi dan Kak Erwin, hingga tiba di

rindu yang cukup besar pada Adzi. “Adzi pernah nangis jam satu

transplantasi sumsum tulang Adzi.

Tidak heran banyak yang menyayanginya, Adzi rupanya sangat

sebuah ruangan yang cukup besar penuh dengan mainan, gambar

malam minta bertemu sama adiknya, saat itu juga saya pulang ber-

Pandji Pragiwaksono seorang rapper dan host Indonesia, merupa-

senang bernyanyi dan bercanda, “Jangan Menyerah” dari D’Masiv

dan sangat nyaman. Rupanya ini adalah sekolah tempat Adzi dan

sama Adzi ke rumah, ketika akhirnya bertemu Adzi terlihat sangat

kan salah seorang pendiri dari YPKAI. Pandji disini bersama seluruh

adalah salah satu lagu yang sangat ia sukai dan rupanya Adzi pun

adik-adik penderita kanker untuk mengisi waktu luang mereka.

senang bermain dengan adiknya”, ujar sang ibu. Rupanya sang

tim telah bergerak untuk menggalang dana untuk Adzi. Beberapa

mengagumi kelucuan dari sosok komedian Sule. Beruntungnya

Sekolah Semai Benih Bangsa Pita Kuning (SSB), ini adalah sekolah

adik salah satu suntikkan pemacu semangat untuk Adzi.

kegiatan penggalangan dana untuk Adzi telah dilakukan, salah

lagi Adzi sudah bisa berjumpa langsung dengan dua sosok yang

yang menjadi salah satu fasilitas untuk anak penderita kanker di RS.

Hari itu saya merasa senang bisa tertawa bersama Adzi, anak seke-

satunya pada tanggal 22 Oktober 2010 yang lalu bertempat di

ia sukai yaitu Ryan D’Masiv dan komedian Sule.

Dharmais. Tempatnya memang dibuat sangat nyaman, sehingga

cil dia bisa banyak memberikan arti untuk banyak orang, mulai dari

anak-anak bisa merasa tenang dan betah belajar sekaligus bermain

temannya, orangtua, saya dan mungkin juga anda. Tidak banyak

Bondies Café, Pada penggalangan hari itu ternyata uang yang terkumpul masih jauh dari jumlah yang ditargetkan. Informasi tera-

HOPE

ditempat ini. “Di tempat ini, anak-anak bisa belajar dengan metode

keinginan yang keluar dari bibirnya, Ia tahu kalau penggalangan

khir dana yang terkumpul baru mencapai Rp.80.000.000,- rupiah

Sekitar pukul 11.00 siang, Adzi terus sibuk dengan mainannya.

yang khusus dirancang untuk para anak penderita kanker, serius

dana masih terus ada untuknya. Adzi selalu bilang “Ayo kumpulin

nominal ini tentunya masih sangat jauh dari 1,5 Miliyar yang diper-

Saya mencoba untuk bisa duduk di samping ranjangnya agar bisa

tapi santai dengan pola ini anak-anak bisa belajar sekaligus ber-

uang buat beli obat”. Keinginannya yang paling utama adalah

lukan. Untuk itu gerakkan penggalangan dana untuk Adzi masih

mengenal Adzi lebih dalam. Seperti anak kebanyakan, ia tidak mau

main. Di Sekolah ini juga mereka dilatih untuk kebersamaan dan

kesembuhan, karena dengan kesembuhan ia bisa kembali ke ru-

terus dilakukan hingga saat ini oleh YPKAI sebagai pihak yang

kalau keasikkanya bermain diganggu. Untuk itu saya mencoba ikut

membangun semangat mereka untuk tetap menjadi anak yang

mahnya, bermain dengan adiknya, kembali menjalani kehidupan

membantu. Seharusnya transplantasi akan dilakukan pada akhir

bermain bersama Adzi. Setelah saya sedikit berjuang, Adzi mulai

pintar demi masa depan”, ujar Kak Erwin.

normal layaknya seorang anak dan terbebas dari segala bentuk

bulan November 2010 di Indonesia, tapi mengingat biaya yang

membuka dirinya. Pada dasarnya ia anak yang sangat supel hanya

Pada hari itu, Adzi harus menjalani pemindahan jalur infus. Bila

pengobatan yang selama ini harus ia jalanin. Adzi masih ingin bela-

tak kunjung mencapai angka yang diperlukan maka penggalangan

saja sedikit pemalu. Kami main bersama, koleksi mobil-mobilan

sebelumnya infus diletakkan di dadanya, hari itu infus akan dip-

jar giat dan menggapai cita-citanya sebagai seorang Pilot. Dengan

terus dilakukan, dengan harapan di awal tahun 2011 Adzi sudah

miliknya cukup banyak. Sesekali kami main balapan, dan belajar

indahkan ke daerah tangannya. Walaupun Adzi anak yang kuat

segala yang telah dilakukan baik penanganan dari tim dokter, jasa

bisa melakukan transplantasi sumsum tulang.

berhitung, tawa itu lepas dari Adzi. Saya yang justru dibuat terus

namun dia tetaplah anak kecil yang takut dengan jarum suntik.

para volunteer dan proses penggalangan dana, semuanya juga

Tidak hanya dalam bentuk bantuan penggalangan dana, Yayasan

berfikir, anak ini punya suntikkan semangat darimana? Tak pernah

Walaupun jarum suntik, infus, kemoterapi, dan segala macam obat-

memiliki harapan yang sama semoga Adzi bisa cepat sembuh dari

Pita Kuning Anak Indonesia juga berjuang untuk membantu anak-

satu keluhan pun keluar atas penyakit yang dideritanya. Adzi

obatan telah lalu-lalang dalam hidupnya selama 2,5 tahun tapi Adzi

kanker darah (leukemia) yang dideritanya dan bisa menjadi jalan

anak penderita kanker dalam dunia pendidikan melalui Sekolah

yang saat itu mengenakan masker bergambar Doraemon, sung-

tetap didera rasa takut yang luar biasa. Saat dibawa ke ruang tinda-

untuk anak-anak penderita kanker (leukemia) lainnya agar bisa

Semai Benih Bangsa Pita Kuning. Hadir dengan sistem pendidikan

guh membawa saya larut dalam semangatnya yang tidak pernah

kan, Adzi mendadak jadi rewel, tapi sekali lagi Adzi tidak pernah

sembuh. Tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini, begitu

melalui suatu model pendidikan pra-sekolah yang berbasis karak-

redup. Ia terus bergerak walaupun dengan selang infus yang

sendiri. Ditemani oleh kedua orangtuanya, dua orang suster, dan

juga dengan kesembuhan. Buat kami terus tersenyum dengan se-

ter secara holistik, yang melibatkan tiga aspek yaitu mengetahui,

terletak pada dadanya, Adzi terkadang lupa beruntung ada ayah

dua orang volunteer dari YPKAI (Kak Ifah dan Erwin) mereka hadir

mangatmu. Terus Berjuang Adzi!! (BW) Foto. DOK FAR MAGAZINE.

mencintai, dan melakukan kebajikan pada anak penderita kanker

dan ibunya yang selalu mengingatkan Adzi untuk berhati-hati

untk mendampingi Adzi. Bahkan para volunteer tidak pernah ke-

usia pra-sekolah. Model ini pun dirasa tepat untuk pula diberikan

dalam bergerak.

habisan lelucon lucu untuk bisa mengalihkan perhatian Adzi dari

kepada anak berkebutuhan khusus lainnya, dalam hal ini adalah

Menurut sang ibu “mie” adalah makanan favorit Adzi, tapi sayang

sakitnya jarum suntik. “Padahal kalau temannya mau disuntik atau

anak penderita kanker karena model ini adalah sebuah model yang

sekali hari itu Adzi harus berpuasa karena ada sedikit masalah pada

dipasang infus, Adzi selalu datang memberi semangat, dia suka

bukan hanya memberikan rasa aman dan nyaman pada anak tetapi

lambungnya. Ia hanya boleh minum air putih dan susu, anak sekecil

bilang “Jangan nangis” untuk menguatkan teman lainnya”, cerita

Ini bermula saat saya menjalani kegiatan praktikum dari kampus sampai akhirnya terlibat langsung sebagai volunteer di beberapa kegiatan YPKAI. Saat menjadi volunteer saya merasa senang karena bisa memiliki teman baru yaitu adik-adik penderita kanker yang selalu ceria dan bersemangat. Banyak sekali kenangan selama menjadi volunteer, terkadang rasa sedih itu datang ketika ada adik penderita kanker yang meninggal. Tapi disisi lain saya juga merasa senang mereka sudah tidak perlu lagi merasakan sakit dari kanker yang diderita. Hal yang juga paling membuat senang saat saya bisa membantu memnuhi “last wish” dari adik-adik. Harapan saya buat adik-adik penderita kanker: mereka bisa terus semangat untuk sembuh, selalu tersenyum, dan tidak menyerah. Karena mereka memang memiliki kanker, tapi kanker tidak akan memiliki mereka

Saya pada awalnya menjadi volunteer karena ada tugas skripsi yang mengharuskan untu mencari data di RS. Dharmais. Saya sebetulnya mencari data di bangsal dewasa, tapi karena saya piker di bangsal dewasa itu orang-orangnya tidak terlalu friendly, sehingga saya memutuskan untuk masuk ke bangsal anak-anak. Di bangsal ini saya mulai mengenal banyak anak-anak penderita kanker, saya merasa senang karena pada dasarnya saya memang suka sama anak anak. Dari mereka (adik-adik) saya punya semangat yang lebih besar apalagi untuk menyelesaikan skripsi. Tapi yang paling menyedihkan kalau saya mendapat kabar kalau ada salah satu anak yang kondisinya sedang drop ataupun meninggal dunia. Harapan saya tentunya semoga adik-adik penderita kanker khususnya yang berada di RS. Dharmais bisa cepat sembuh.

Saya salah satu relawan di YPKAI, mulai bergabung sebagai relawan pada bulan Februari 2010. Awalnya saya bergabung di YPKAI untuk melakukan praktikum. Karena saya sangat berminat pada bidang kesehatan dan pendidikan anak, maka saya memilih YPKAI yang banyak melakukan aktifitas di bangsal anak RS. Kanker Dharmais. Kesan saya menjadi relawan di sini: Amazing! Undescribing banget menjadi seorang relawan. Banyak sekali pelajaran hidup yang bisa saya mabil di sini, bahkan terlalu banyak. They have cancer, but cancer doesn’t have them. Kelak mereka akan menjadi generasi penerus bangsa yang berkarakter dan lebih menghargai hidup. Untuk seluruh anak Indonesia “semoga menjadi anak-anak berkarakter yang bisa membangun Indonesia kedepannya. Tetap semangat dan tidak menyerah apapun yang terjadi

Kanker yang terjadi pada anak memang sulit dicegah karena hingga detik ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Tapi yang bisa dilakukkan sejak dini adalah menyegerakan untuk diteksi gejalanya sejak dini. Memang perlu perjuangan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat pengetahuan mengenai kanker yang masih dilakukan hingga saat ini. Harapan saya Adzi bisa melakukan transplantasi sumsum tulang secepatnya. Dengan keberhasilan Adzi bisa menolong anak-anak penderita leukemia lainnya. Saya selalu optimis untuk kesembuhan Adzi.

71


72 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


social brew

S

uatu malam di sebuah social place di bilangan kuningan,

tersebut akan menjadi renggang atau bahkan putus sama sekali.

sosial seseorang dengan bangsanya. Sikap seperti inilah yang

semakin padat dan kebutuhan yang berbeda membuat banyak

berkumpul banyak kaum ekspatriat yang berasal dari ber-

Biasanya kepentingan ini seringkali didasari oleh kepentingan

dapat menjauhkan diri dari falsafah modern seperti, individualitas,

orang kini lebih mendahulukan kepentingan pribadi diatas ke-

bagai kalangan dan background pekerjaan yang beragam.

materi, pekerjaan, atau bahkan kepentingan politik. Menurut

matrealistis, hedonistis yang semakin membuat orang memiliki

pentingan sosial.

Ya, malam itu saya mendatangi sebuah peluncuran buku

Robert Bierstedt hubungan individu dibedakan menjadi beberapa

sifat acuh dan apatis terhadapat apa yang terjadi di lingkungan

Terjalinnya sebuah hubungan dengan banyak orang adalah keun-

yang ditulis oleh seorang career coach ternama.

kelompok, antara lain kelompok statistik, kemasyarakatan, sosial,

sekitarnya.

tungan yang tak ternilai, bukan di lihat dari sisi hanya ‘keuntungan’

Saya yakin mereka yang datang ke acara tersebut pasti sudah sal-

dan asosiasi. Kelompok statistik merupakan kelompok organisasi

Individualitas, matrealistis, hedonistis ini tanpa sadar kadang

saja melainkan juga keuntungan kita untuk mendapatkan teman

ing mengenal satu sama lain, entah berawal dari relasi bisnis atau

yang tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis misal

juga tercermin dari sikap kita sehari-hari. Tanpa sadar kadang kita

berbagi dalam berbagai hal. Menurut kodratnya manusia adalah

memang terjalin karena pertemanan yang tidak disengaja. Mereka

kelompok penduduk dalam satu wilayah. Kelompok kemasyaraka-

menominalkan sikap tolong-menolong kita terhadap orang lain.

mahkluk sosial atau mahkluk bermasayarakat, oleh sebeb itu

yang datang juga dengan maksud dan tujuan yang berbeda-beda,

tan yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak adanya

Tanpa sadar juga kadang kita membangun hubungan dengan

manusia diberikan akal pikiran yang dapat berkembang serta da-

ada sebagian yang menghadiri karena dia kenal betul dengan sang

organisasi dan hubungan sosial diantara anggotanya. Kelompok

orang lain atas dasar “kepentingan-kepentingan� yang bernilai

pat dikembangkan. Dalam hubunganya dengan manusia sebagai

penulis, ada yang menhadiri ke acara tersebut karena hanya ingin

sosial ialah kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis

matrealistis, seperti akses jabatan, uang, dan lain sebagainya.

mahkluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia

dipandang, ada pula yang datang keacara tersebut karena ingin

dan berhubungan satu dengan yang lainnya tetapi tidak terikat

Terkadang kita juga berteman dengan seseorang, karena dia

lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu

memperluas link dan menambah kenalan. Sepintas ada beberapa

dalam ikatan organisasi, misal kerabat atau komunitas. Sedang-

memiliki kebisaan atau keahlian tertentu yang bisa kita gunakan

menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan

wajah yang saya kenal, mereka yang bekerja di industri broadcast,

kan kelompok asosiasi merupakan kelompok yang anggotanya

di kemudian hari.

sendirinya manusia akan bermasyarakat dalam kehidupannnya.

media cetak, public figure, fotografi, pebisnis muda, creative

memiliki kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi

Padahal sebenarnya ada hal-hal yang lebih bernilai dari suatu

Manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial juga karena pada diri

agency, model, sampai karyawan kantoran biasa. Mereka semua

maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya

hubungan sosial. Ini kembali lagi kepada rasa tepo-seliro. Du-

manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dan

terbaur dalam satu ruangan yang diselimuti temaram lampu

melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memi-

kungan, rasa senasib-sepenanggungan, kepedulian, kadang kala

berinteraksi dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup

bernuansa kuning pudar sambil dimanjakan dengan suguhan

liki ikatan organisasi formal.

kita lupakan. Karena mungkin kita terbiasa dengan pola hidup

sebagai manusia kalau manusia tidak hidup ditengah-tengah

matrealistis akibat arus globalisasi yang begitu hebatnya. Di mana

manusia lainnya. Tanpa bantuan manusia lain, tidak mungkin bisa

wine dan iringan live accoustic. Semua terlarut dalam suasana dan percakapan masing-masing, mulai dari perbincangan mengenai

Kelompok Asosiai inilah yang banyak ditemukan di kota besar

arus globalisasi ini juga membawa nilai-nilai budaya masyarakat

berjalan sendiri. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena

perjalanan karir, kesuksesan perusahaan, popularitas, hingga prob-

seperti Jakarta. Semakin berkurangnya kesadaran akan pentingnya

Barat yang telah berkembang sedemikian kompleksnya ke dalam

beberapa alasan. Manusia tunduk pada aturan dan norma sosial,

lematik yang terjadi saat ini. Semua bentuk ekspresi saling beradu

nilai sosial itu sendiri di masyarakat modern membuat konsep

masyarakat kita. Dengan kondisi masyarakat kita yang belum men-

perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain,

saut menyaut. Tapi entah kedekatan mereka benar-benar terjalin

tepo saliro atau tenggang rasa yang merupakan nilai leluhur

capai ke dalam taraf perkembangan yang begitu kompleksnya,

manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang

atas dasar ketulusan hubungan pertemanan atau hanya formalitas

budaya secara turun temurun bangsa Indonesia kini dirasa sudah

maka individualisme dan materialisme ini diasumsikan secara

lain dan yang terakhir manusia memiliki potensi yang akan terus

karena tuntutan sebagai rekan kerja dan sebuah kepentingan

semakin luntur. Sering kali kita melihat adanya bentuk pamrih

mentah-mentah oleh masyarakat kita. Maka terbentuklah realitas

berkembang bila ia hidup ditengah-tengah manusia lainnya.

semata. Ini adalah salah satu problematik sosial yang sering kali

yang terjadi di masyarakat ketika ingin memberikan pertolongan

sosial seperti yang telah kita bahas dan tidak jarang juga kita lihat

Perkembangan teknologi yang kian melaju pesat juga ikut

diperbincangkan. “ah dia kan deket kalau ada maunya aja�, “males

atau sumbangan kepada mereka yang membutuhkan. Tanpa sadar

dalam kehidupan sehari-hari.

mengambil andil dalam hubungan sosial antar individu, semakin

gue sama dia, klo nggak karena dia klien gwe, gak bakal deh gue

biasanya ada nilai balas budi, entah dalam bentuk materi atau jasa.

berkembanganya situs jejaringan sosial (SNS = social network ser-

ngobrol� , “bisa-bisanya dia cari muka di depan banyak orang� dan

Terkadang juga diukur berdasarkan perhitungan strategis. Misal

vice) seperti friendster, facebook, twitter, foursquare dan yang lain-

hujatan-hujatan lainnya yang kerap kali terdengar.

orang tersebut kenal dan dekat dengan salah seorang yang ber-

nya di media internet kini menjadi konsumsi segala usia. Membuat

Seperti cerita salah satu teman saya, Carol. Dia merasa salah satu

peran penting sehingga memudahkannya dalam berbagai aspek

kita juga semakin mudah untuk menjalin hubungan dengan siapa

rekanan yang pernah menjalin hubungan kerja bersamanya 2 bu-

tertentu atau juga kita melihat kemampuan khusus yang dimiliki

saja dimana saja dan kapan saja. Ditambahnya dengan semakin

lan yang lalu hampir tidak mengenalinya lagi. Padahal sebelumnya

oleh orang tersebut sehingga bisa dimanfaatkan di kemudian hari

maraknya puluhan merek smartphone yang berperang di pasaran

orang tersebut merupakan sosok orang yang baik dan ramah.

untuk sebuah tujuan.

berusaha mencuri perhatian publik dengan menjual nilai lebihnya

“Gila ya tuh cewek, gue senyumin..eeehh dia buang muka!� Tukas

Ada beberapa konsep hubungan seseorang dengan yang lainnya,

melalui fitur SNS. Akhirnya membuat orang semakin berpikir untuk

Carol dengan nada yang cukup tinggi

bisa berupa apatis, simpati, dan empati. Seseorang yang apthy

tetap bisa berkomunikasi dengan cara dan biaya yang sangat ter-

“Kenapa emangnya?� Tanya saya penasaran

tidak perduli dengan urusan orang lain, dia berkutat pada urusan

“iya, maksud gue tuh baik senyum mau nyapa dia duluan, karena

pribadinya. Acuh tak acuh dengan penderitaan orang lain, tidak

Maraknya berbagai pemberitaan mengenai aksi-aksi solidaritas,

membuat cara instan dan mudahlah yang akan dijadikan pilihan.

sebelumnya gwe pernah ngobrol tuh sama dia pas lagi ngerjain

mengakui kelebihan dan eksistensi yang lainnya. Sifat manusia

baik yang dilakukan oleh individu, kelompok masyarakat, organ-

Cara inilah yang kini lebih banyak digunakan oleh kebanyakan

projek yang sama..eeh tau dia bakal buang muka, gak bakal deh

yang simpati merasakan kasihan dengan orang lain yang sedang

isasi sosial, sampai ke organisasi dan partai politik secara sadar atau

orang untuk tetap bisa menjalin suatu hubungan sosial. Tidak ada

gue sapa. Malu gue, kesannya jadi sok kenal� gerutu carol dengan

terkena musibah tetapi dia sendiri tidak merasakan penderitaanya.

tidak juga berpengaruh. Aksi-aksi solidaritas yang dipertontonkan

alasan lagi bagi kita melupakan nilai-nilai sosial yang kini mulai

nada sebal.

Seseorang yang mempunyai rasa empati biasanya ikut merasakan

itu seakan-akan mempersepsikan bahwa kepedulian itu hanya

ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Kita perlu merenung,

apa yang diderita oleh orang lainnya. Sifat empati dan tepo-seliro

dinilai dari bantuan-bantuan yang bersifat material. Jarang sekali

kita memang diciptakan sebagai mahkluk yang paling sempurna

Hubungan sosial antar individu kini sering terjadi biasanya didasari

memiliki keterikatan yang kuat. Istilah tepo-seliro berarti mengenal

bantuan yang bersifat non-material. Sekalipun ada, tidak jarang

dibandingkan dengan mahkluk ciptaan yang lainnya. Kita hanya

atas kepentingan tertentu, entah mereka yang pernah menjalin

diri sendiri dan juga mengenal orang lainnya. Ini adalah falsafah

juga menampilkan lambang-lambaang atau identitas tertentu.

salah satu dari enam milyar manusia yang hidup di bumi. Bahkan

hubungan kerja atau karena motif ingin memanfaatkan sumber

hidup, suatu sikap hidup yang memandang orang lain sebagai

daya manusia yang ada. Mereka bisa saja menjadi rekanan kerja

bagian hidup yang perlu dihargainya. Menjadi dasar tindakan

Begitulah secuil realitas sosial yang kerap kali terjadi. Semuanya

jutaan matahari di dalamnya. Kita perlu sadar bahwa bumi adalah

yang baik tapi belum tentu bisa menjadi rekanan teman yang baik

seseorang untuk tidak mengutamakan kepentingan pribadi diatas

harus ada timbal balik yang memberikan nilai dan hasil yang

tempat kita hidup, diri kita pun adalah pusat kehidupan di bumi.

pula. Kondisi seperti inilah yang cukup mengkhawatirkan bagi

kepentingan bersama.

menguntungkan. Banyak pertimbangan yang harus diperhitung-

Kita harus berupaya agar setiap orang yang bertemu harus bisa

suatu hubungan person to person. Apabila suatu kepentingan itu

Tepo Saliro mengandung arti ikut menghargai perasaan sesama

kan sebelum melakukan sebuah tindak aksi sosial dikarenakan

merasakan kedamaian dan ketenangan. So what friends are for?

sudah tercapai, bukan tidak mungkin hubungan person-to-person

manusia. Sikap ini sangat erat hubungannya dengan hubungan

tingkat individualisme yang semakin tinggi akibat kesibukan yang

(Bram Martian Gosal)

jangkau. Pola rutinitas kehidupan kota besar yang semakin padat

bumi pun hanya setitik debu di alam semesta yang mempunyai

73


in my closet

M

ungkin tidak banyak yang tahu secara dekat karakter asli wanita mungil bernama Ladya Cheryl. Melihat beberapa peran yang ia mainkan cukup membentuk opini bahwa sosok Ladya dekat dengan kata sendu, diam, dan misterius. Tapi ketika kami mampir ke rumahnya beberapa waktu yang lalu, opini itu berubah seketika. Ladya bisa dibilang wanita cantik, pintar, humoris, tapi sosoknya terbungkus begitu sederhana. Tidak butuh waktu yang lama untuk dapat berbicara banyak mengenai kehidupannya. Ladya sangat terbuka dan memiliki antusias yang cukup tinggi saat menceritakan sejumlah kegiatannya saat ini. Wajah ayunya memang tidak sering mampir diberbagai iklan, acara, apalagi sinetron, Ia lebih suka kehadirannya yang hanya sesekali itu tetap dengan kualitas terbaik dan selalu dengan peningkatan pada setiap film baru yang ia mainkan. Tapi ini memang jadi senjata yang cukup ampuh, setiap film baru yang ia perankan selalu mencuri perhatian. Justru karena wajahnya jarang tampil, kehadirannya selalu ditunggu dan membuat penasaran banyak orang terutama penggemarnya. “Sebenarnya saya tidak pilih-pilih peran, tentu saja saya ingin kualitas akting saya berkembang. Makanya saya selalu memilih peran yang berbeda dan bersyukurnya tawaran yang datang kepada saya tidak pernah sama”, jelasnya. “Merajut” menjadi hobi baru Ladya saat ini, setelah hampir satu tahun menekuni hobi barunya, Ladya justru tambah jatuh cinta. Merajut bukan hal baru dalam hidupnya, saat duduk dibangku Sekolah Dasar, sebuah bandana dan gelang rajutan pernah ia hasilkan dengan tangannya sendiri. Dengan kenangan itu ia kembali merajut, pada awalnya ia belajar merajut dari seorang sahabatnya, saat ini ia juga mengikuti sebuah les untuk menambah kemampuannya dalam merajut. Perkembangan zaman ternyata diikuti juga dengan perkembangan dari peralatan dan bahan dari rajutan. Ladya mengakui ia senang dengan pilihan gradasi warna yang variatif, dan jenis jarum dan peralatan penunjang yang kian canggih menambah giat Ladya dalam merajut. “Buat Ladya kenikmatan dan seninya adalah ketika bisa membuat dari awal hingga akhirya rajutan itu selesai dan bisa digunakan, saya selalu merasa happy dengan hasil karya saya”, papar wanita bermata indah ini. Syal, topi, dan baju

rajutan sudah ia hasilkan, hasil karnya tidak selalu ia nikmati sendiri tidak jarang ia bagikan untuk orang-orang terdekatnya. Sang nenek dihadiahkan syal merah saat perayaan Tahun Baru Imlek dan ladya memberikan topi rajutannya untuk kekasihnya. Walaupun merajut identik dengan pekerjaan orang usia lanjut, tapi Ladya tidak merasa demikian. Justru ia menikmati setiap proses dalam merajut, karena ini bukan pekerjaan yang sulit tapi dibutuhkan ketekunan dan niat yang kuat untuk terus mau belajar. Bagi wanita penyuka segala jenis makanan ini “Merajut salah satu cara untuk Killing time yang sangat berguna”, akunya. Beranjak kembali ke dunia akting yang digeluti wanita kelahiran Jakarta, 11 April 1981 ini memang tidak ada habisnya untuk ditelusuri. Ia mendapat kesempatan belajar akting di film pertamanya “Ada Apa Dengan cinta?” di tahun 2002, saat umurnya 19 tahun. Kemudian di film “Biarkan Bintang Menari” pada tahun 2003 ia kembali mendapatkan acting coach secara mendalam. Setiap pelajaran akting yang ia dapat, Ladya akhirnya lebih mengerti, membuka diri dan mencoba untuk lebih jujur dengan diri sendiri. “Karena yang saya tahu ketika memainkan sebuah peran, kita harus percaya bahwa kita adalah dia (peran) yang kita mainkan dan saat itu kita akan nyaman dengan berbagai bentuk karakter”, ungkap wanita yang pernah berprofesi sebagai guru TK ini. Dalam berpakaian dikesehariannya memang tidak banyak “gaya”, ia lebih suka serba simple dan kasual. Tapi kebaya serta batik tulis pemberian dari sang nenek menjadi perpaduan favorit Ladya ketika sedang ingin tampil beda dari biasanya. Selain mengoleksi beberapa kebaya dan kain batik, aneka lampu dengan bentuk yang beragam juga menjadi koleksinya. Selain merajut, membaca buku juga hobi dari Ladya, “Korupsi” karya dari Pramoedya Ananta Toer merupakan salah satu favorit dari sekian banyak buku yang ia koleksi. Saat ini Ladya sedang disibukkan dengan berbagai riset dan persiapan untuk pembuatan film terbarunya. Ia mengaku risetnya kali ini sangat berhubungan erat dengan dunia hewan, hampir tiga kali dalama seminggu Ladya berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan. Ia membedah secara dalam untuk perannya kali ini. Rasanya film “Postcard From The Zoo” akan menambah deret prestasi dan bentuk peningkatan kualitas akting Ladya Cheryl. (BW) Foto. FAR MAGAZINE

Ladya Cheryl 74 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


75


hot spot

R

asanya Bandung memang memberikan sejuta tawaran menarik untuk siapapun yang bertandang ke kota kembang ini. Mulai dari tempat rekreasi, tempat belanja (outlet), sampai aneka wisata kuliner tersedia dengan rasa dan harga yang bervariatif. Buat anda yang penasaran dengan kelezatan kuliner di kota Bandung, mungkin rumah makan yang satu ini bisa jadi pilihan yang tidak kalah menarik. Bertempat di bilangan Martadinata terdapat Rumah Makan “Iga Bakar Mas Giri”. Ini merupakan masakan dengan resep khas dari Lamongan yang berdiri sejak tahun 1996 dan telah memiliki 7 buah cabang yang tersebar dibeberapa kota di Indonesia. Bandung merupakan cabang yang terbaru, dengan konsep minimalis modern rumah makan ini memang hadir untuk memenuhi kebutuhan anda menyantap aneka makanan lezat. Dari namanya saja tentu anda sudah tahu kalau rumah makan ini menjadikan iga bakar sebagai menu special yang tentunya berbeda dari iga bakar pada umumnya. Dengan beragam rempah dan dimasak dengan tehnik khusus iga bakar yang tersedia di sini sangat gurih dan dijamin empuk. Belum lagi ditambah dengan sambal kecap yang pedas dan nasi putih hangat pasti akan membuat anda terus ketagihan. Selain iga bakar “Rumah Makan Mas Giri” juga mengolah iga dalam bentuk yang beraneka. Tersedia “Sate Daging Iga” dengan sambal kacang yang sangat lezat, kemudian “Oseng Iga Lombok Hijau” yang cukup pedas,

76 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010

ataupun “Nasi Goreng Iga”. Tidak hanya itu hidangan penunjang lainnya juga bisa menjadi menu favorit anda seperti “Buntut Penyet” dimana daging buntut sangat empuk dan renyah, “Ayam Bakar” yang juga bisa menambah selera anda, terdapat juga beberapa pilihan lain sperti: “Aneka Steak”, “Sop Buntut”, “Cah Cangkung”, “Bakso Iga”, dan “Cah Brokoli” semuanya tersedia dengan cita rasa yang sangat cocok dengan lidah Nusantara. Setelah menyantap berbagai hidangan sebagai menu utama, anda juga bisa mencicip aneka jus buah yang sangat fresh, “Sup Buah” adalah salah satu menu dessert favorit di Iga Bakar Mas Giri, sup buah berisi berbagai macam potongan buah segar kemudian disiram oleh sirup dan susu kental manis. Atau anda bisa mencicipi “Es Rujak” dimana rasa manis, asam, dan pedas bercampur dilengkapi dengan es batu yang sangat cocok disantap di siang hari yang terik. Suasana kota Bandung yang indah ditambah dengan udara sejuk akan sangat pas ketika anda mengisi kekosongan perut dengan singgah bersama keluarga ataupun sahabat ke Rumah Makan “Iga Bakar Mas Giri”. Tidak hanya karena makanan yang lezat dan minuman yang menyegarkan, tapi harganya yang dipatok untuk setiap makanan dan minuman bisa dibilang sangat terjangkau. “Iga Bakar Mas Giri” akan selalu memberikan pelayanan terbaik dengan tetap menjaga kualitas rasa dengan suasana nyaman untuk anda penikmat kuliner Indonesia. (BW) Foto: FAR MAGAZINE


Alamat : Jl. RE. Martadinata Telepon : 022 4261451 Buka : 11.00 - 23.00 WIB

Buntut Penyet Rp. 27.000,-

Oseng Iga Lombok Rp. 27.000,-

Sate Daging Iga Rp. 27.000,Cah Kang-Kung Rp. 11.000,-

Ayam Bakar/Penyet Rp. 19.000,Sop Buntut Rp. 27.000,-

Brokoli Rp. 18.000,-

Tahu Goreng Rp. 9.000,Sup Buah Rp. 14.000,-

Proses Penyajian Makanan

77


PULAU KECIL TRAWANGAN

P

ulau kecil yang disebut Gili Trawangan ini terletak di pulau Lombok. Gili Trawangan adalah salah satu pulau terbesar dari tiga Gili yang ada disana, yaitu Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Pulau ini berukuran panjang 3 km dan memiliki lebar 2 km, yang kurang lebih dapat menampung 700 orang. Pulau terpencil ini selalu dikunjungi wisatawan dari luar negeri karena tidak adanya kendaraan bermotor, polisi dan dikelilingi perairan yang biru. Dengan keadaan yang amat santai namun dipenuhi restoran dan tempat – tempat hiburan lainnya, seperti kafe cinema, bar dan lainnya, bisa dibilang bahwa Gili Trawangan is a little heaven.

How?

M

udah caranya untuk berkunjung ke Gili Trawangan, melalui pesawat yang memakan waktu kurang lebih 1 jam 45 menit ini mendarat di bandara penerbangan Mataram. Lalu tak jauh jaraknya dari bandara, mengendarai mobil atau taxi ke pelabuhan memakan waktu sekitar 30 menit. Dan naik speed boat kecil, yang biasa dikenal sebagai water taxi, ke pulau terpencil ini. Perahu yang mengantar dari pelabuhan ke pulau biasanya tergantung bila tempat akomodasi menyediakan atau tidak. Cara lain untuk menyebrang bila tidak ada water taxi ini adalah perahu umum yang beroperasi dari jam 09.00 – 16.00. Jadi alangkah baiknya bila jadwal tiba di Mataram sebelum jam 16.00. Pesawat yang mendarat di Mataram, Lombok adalah Garuda dan Lion Air. Adapun beberapa pengunjung yang lebih memilih mendarat dengan pesawat di Denpasar, lalu dengan speed boat yang berharga sekitar Rp 500,000 – Rp 700,000 akan mengantar ke tujuan memakan waktu 2 jam.

Transportasi sekitar pulau Setibanya disana transportasi yang disediakan penduduk lokal untuk menjelajahi pulau adalah sepeda dan cidomo. Sepeda ini biasa disewakan oleh penduduk lokal dan hotel – hotel disekitar pulau, berharga kurang lebihRp 20,000 – Rp 30,000 per harinya. Lalu ada cidomo yang biasa dikenal sebagai delman, dengan harga Rp 100,000 biasanya sudah bisa membawa penumpang keliling pulau. Harga ini pun biasanya mereka berani turunkan sampai Rp 70,000 bila musim di pulau belum ramai.

78 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


Entertainment lainnya yang bisa didapatkan disinipun selain menyelam antara lainnya adalah bar dan layar tancap, bersepeda keliling pulau dan cidomo.

Snorkeling

Bagi para pengunjung pulau yang tidak bisa diving, snorkelling pun memuaskan hati. Bukan berarti berenang di permukaan tidak dapat melihat keindahan ragam ikan dan terumbu karang. Biasanya bagi mereka yang beruntung terkadang ada sekitar 2 – 4 penyu yang berhenti di antara anemon laut di kedalaman 5 meter atau berenang ke permukaan.

Turtle Conservation

Di Gili Trawangan pun terdapat konservasi penyu, yang biasanya tiap tahunnya mereka lepaskan kembali ke laut pada saat umur bayi – bayi penyu ini sudah memenuhi syarat untuk dilepaskan. Tempat konservasi ini terbuka untuk umum yang memudahkan para wisatawan untuk mengunjungi dan mengobservasi.

Restaurant and Bars

Jangan salah persepsi tentang berlibur di pulau kecil. Gili Trawangan dipenuhi dengan aneka ragam bar dan restoran. Dari makanan internasional sampai makanan lokal, dari restoran eksklusif sampai warung tegal. Adapun pasar makan yang tetap ramai sampai jam 03.00. Bar di pulau inipun ragam alirannya, dari Reggae sampai House music bar.

Cinema and Sunset Bay

Setelah melakukan aktifitas penuh dengan water sport, relax dipinggir pantai atau menyantap seafood spesial di restoran – restoran tersedia. Untuk menghabiskan waktu sampai tiba untuk makan malam, duduk di pinggir pantai dan menyaksikan sunset di Sunset Bay merupakan salah satu pilihan untuk wisatawan pulau ini.

Jangan salah hanya karena kita berlibur di pulau kecil bukan berarti tidak bisa menikmati hiburan dengan menonton di “bioskop” selayaknya di kota besar. Di Gili disediakan cinema dengan berbentuk layar tancap di beberapa kafe. Dengan membeli minum apa saja atau cemil – cemilan kita bisa duduk menonton film yang ditayangkan selama 2.5 jam. Film yang ditayangkanpun up to date! Accommodation Akomodasi yang tersedia di pulau inipun berbagai macam bentuknya. Dari yang berharga paling mahal sekitar Rp 150,000 per hari sampai paling mahalnya Rp 750,000 per hari. Lokasinya pun dapat dipilih, didekat atau jauh dari keramaian. Biasanya untuk orang – orang yang lebih memilih kesunyian dan ketenangan mereka akan memilih akomodasi yang terletak di bagian samping pulau. Salah satu yang menarik di antara akomodasi yang tersedia, adalah tidak adanya air tawar untuk mandi. Terkadang ada beberapa tempat yang menyediakan bakul air tawar, tapi tidak di semua tempat. Bentuk akomodasi ada yang berupa lumbung padi, seperti ciri khas lombok. Ada juga yang berbentuk bangunan jawa, seperti rumah joglo. Adapun hanya berupa losmen atau kamar – kamar yang berjejer di sebelah kamar lainnya. Rasanya Gili Trawangan cukup menjanjikan untuk dijadikan sebuah paket liburan yang super menarik. Di sini tidak hanya keindahan laut tapi alam pun seolah menyapa anda dengan keramahannya. Belum lagi serangkaian fasilitas penunjang yang bisa membawa anda kedalam liburan yang sangat sempurna. Tunggu apalagi, tahun 2010 akan segera berakhir, anda pasti ingin melewatkan Tahun Baru dengan suasana berbeda dari biasanya bukan? Gili Trawangan adalah satu jawaban untuk me-

79


K

ehadiran “Onrop Musikal” te- berba kat yang telah terpilih. Melalui gerlah membuat gempar jagat akan tari yang energi, indah dan penuh hiburan Indonesia khususnya deng an semangat Eko dan para penari kota Jakarta. Jauh sebelum akan membahasakan jalan cerita Onrop drama panggung musikal ini Musik al dalam bentuk yang berbeda dipentaskan “Onrop” memang telah rayaitu tari. Onrop Musikal tidak hadir semai diperbincangkan oleh banyak pihak . cara instan, tapi melalui proses panja ng Mulai dari berbagai situs seperti twitte r yang tidak mudah dan dibutuhkan perdan facebook hingga perbincangan dari juangan serta kedisplinan. Terpilihnya 65 mulut ke mulut “Onrop” ternyata telah orang pemain setlah melalui 8 tahap aumembuat penasaran. Hingga tiba wakdisi yang ketat dengan 1000 peserta dari tunya terhitung mulai tanggal 13-21 Noberbagai wilayah di Indonesia. Mereka vember 2010 pementasan “Onrop” yang yang terpilih dianggap memiliki kemamsangat ditunggu telah meredakan rasa puan berekspresi dengan menggabungpenasaran yang berganti dengan kegkan kepiawaian gerak dan tarik suara. Ini embiraan hingga kekaguman akan karya telah terbukti pada pertunjukan Onrop drama musikal yang satu ini. Bertempat Musikal yang berlangsung selama semdi Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, bilan hari, seluruh tim baik pemain dan Jakarta “Onrop” bisa dikatakan menjadi penari semuanya begitu energik, dengan tempat favorit baru untuk masyaraka t kualitas suara mereka yang sangat stabil , kota Jakarta. Karya yang melibatkan Afi dilengkapi acting yang dikemas secar a Shamara (Produser), Joko Anwar (Sutra apik dan bermutu tentu ini jauh dari kata dara), Eko Supriyanto (koreografer) ini mengecewakan. Onrop Musikal tamp il hadir dengan menyuguhkan rangkaian begitu maksimal diiringi dengan musik cerita komedi satir dengan tema cinta. ala Broadway yang digarap oleh Joko Sang sutradara sendiri, Joko Anwar menAnwar bersama Aghi Narottama, Bamb y jelaskan bahwa ide cerita “Onrop” datang Gusti, dan Ramondo Gascaro yang didari berbagai peristiwa lucu yang terjad i mainkan oleh Nusantara Symhony Ordi negeri ini, yaitu tentang kehidupan chestra dengan 8 orang anggota choir masyarakat yang penuh dengan peradan 31 cast, menghasilkan irama musik turan moral yang ketat, tenggelamnya yang sangat pas disatukan dengan setarti kebijakan dan cinta. Joko Anwa r iap adegan dalam Onrop Musikal. Ditam sendiri adalah seorang sutrada handal bah lagi dengan penataan cahaya yang yang telah menghasilkan sejumlah karya indah dan dekorasi panggung yang sediantaranya: Janji Joni, Kala, dan Pintu lalu berubah, ini juga membuat tidak terTerlarang, yang merupakan tiga buah jebak rasa bosan walapun lamanya perfilm dengan kualitas yang sangat baik. tunjukan kurang lebih 120 menit. Onrop Dan ketika ide cerita “Onrop” datang Musikal telah hadir dengan pilihan baru Joko pun sangat antusias untuk mem - untuk masyarakat Indonesia, deng an buat sebuah drama musikal dan mem - perpaduan apik sebuah drama musik al bangun gairah masyarakat Indonesia yang juga telah menghasilkan bibit-bibit untuk menikmati seni lain melalui dram a baru dalam dunia seni Indonesia dengan musikal. “Saya melihat ide cerita ini tekualitas yang patut diacungi jempol. pat untuk sebiha pertunjukan musikal Dengan adanya Onrop Musikal telah medan cocok digambarkan dalam bentu k nambah sebuah karya baru dari hasil keparody dan musik”, jelas Joko Anwa r. cerdasan anak bangsa. Tentunya Onro p Eko Supriyanto seorang penari dan koMusikal tidak hanya hadir untuk tahun ini reografer yang telah menjelajahi duni tapi juga akan ada selalu di tahun-tahun Internasional pun digandeng oleh Joko berikutnya dengan kemasan ceita, musik Anwar untuk terjun langsung sebagai dan pemain yang lebih mengejutkan dan koreografer untuk menangani 26 penari menghibur. (BW) Foto.FAR MAGAZINE

80 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


events

8,9,10 OCTOBER 2010 KARTA CARNAVAL BEACH ANCOL JA

JAVA

B

eceknya lapangan karena hujan yang cukup lebat di hari pertama Java Rockin’ Land (JRL) 2010, ternyata tidak menyurutkan antusiasme sekitar puluhan ribu pengunjung event rock tahunan terbesar di Asia Tenggara ini. Buktinya, para penonton langsung berhamburan ke Gudang Garam Intermusic Stage, ketika /rif naik ke atas panggung. Lalu lalang penonton di tengah lapangan yang luas itu juga menunjukkan kalau mereka tidak peduli dengan hujan yang baru saja terjadi. They just wanna rock! Malam itu Smashing Pumpkins memang menjadi headline di hari pertama JRL 2010. Menjelang tampilnya Billy Corgan dkk, Pantai Karnaval pun tampak semakin ramai. Adrenaline pun terpacu ketika Datarock berhasil menghibur para penonton dengan aksi panggungnya yang atraktif. Lagu-lagu mereka seperti “Fa-fa-fa” dan “I Used to Dance with My Daddy” memang terbilang pumpin’. Pukul 23.00 WIB menjadi waktu yang ditunggu-tunggu para fans Billy Corgan. Dihiasi oleh dua buah kincir angin di belakang panggung, “Today” langsung berkumandang di Pantai Karnaval. Para penonton pun tampak ber-singalong ria. Namun, seperti komentar-komentar para pengunjung JRL, tepat setelah Smashing Pumpkins mengakhiri konsernya, mereka memang tampil agak mengecewakan malam itu. Billy Corgan pun terbilang tidak komunikatif dengan penonton. Konser menjadi semakin membosankan ketika mereka tidak memberikan encore satu lagu pun. Hari kedua JRL 2010 tampak tak kalah ramainya. Para

pengunjung pun langsung disuguhi Slank di panggung utama. Dengan beberapa pesan sosialnya, Kaka cs tampil menggebrak dengan hits-hits lawasnya. The S.I.G.I.T kemudian juga terbilang sukses mencuri perhatian para rocker dengan penampilannya yang enerjik. Sekitar pukul delapan, penonton pun kembali memadati panggung utama untuk menyaksikan Dashboard Confessional. “Stolen”, “Vindicated”, dan “Hands Down” menjadi hits yang membuat seisi Pantai Karnval berteriak riuh. Memang apresiasi dan antusiasme penonton malam itu begitu tinggi. Hingga band yang besar di tahun ’90-an, seperti Arkarna, takjub melihatnya. Band yang tampil setelah Carabba cs. pada malam itu pun tampak begitu komunikatif. Bahkan sang vokalis, Ollie Jacobs, sempat merekam sorak-sorai para fans menggunakan kamera sakunya. Stereophonics kemudian menjadi penutup konser di panggung utama Gudang Garam Intermusic. Dengan gitar yang dipajang di sisi panggung, Kelly Jones CS tampil cool malam itu. Local Boy in the Photograph, Mr. Writer, Maybe Tomorrow pun dibawakan. Hari Ketiga Java Rockin’ Land 2010 lalu menjadi klimaks yang dahsyat dengan hadirnya band-band full distorsi. Andra & the Backbone membuka konser di panggung utama, ketika matahari masih terik. Puncak hingar-bingar lalu dimulai ketika The Vines naik ke panggung Langit Musik. Sang vokalis, Craig Nichols, tampak ‘sadar’ malam itu. Sehingga lagu-lagu yang ia bawakan pun nyaris tanpa cacat. Tetapi, walaupun tampil tanpa mabuk, aksi destruktif yang ditunggu-tunggu penonton tetap dilaku-

kan. Usai lagu terakhir “Fuck the World” dibawakan, Nichols membanting gitarnya ke lantai panggung, melemparkannya ke udara, dan memukulkannya ke drum set. Tak lama setelah itu, ribuan penonton langsung berpindah memadati panggung utama Gudang Garam Intermusic untuk menyaksikan Wolfmother. Band yang sempat ingin membatalkan konsernya karena sponsor rokok ini pun tampil gemilang. Riff-riff gitar khas ’70-an, vokal yang melengking, dan suara Hammond yang menyalak, bersaut-sautan dari awal hingga akhir konser. Pada konser malam itu pun mereka berhasil memuaskan penonton dengan hits-hitsnya seperti Dimension, Woman, Joker and the Thief, dan White Feather. Penampilan Mutemath di Langit Musik Stage setelah Wolfmother kemudian juga patut diacungi jempol. Para penonton tampak menikmati musik alternative rock yang dipenuhi bunyi-bunyi sampling elektronik. Setelah Mutemath, Stryper pun tampil di panggung utama. Para personil yang kini tidak muda lagi terbukti tampak begitu powerful di atas panggung. Bahkan vokalis Matthew Sweet sesekali berlari ke arah bibir panggung untuk menyapa para penggemarnya. Setelah Styper turun panggung, acara pun belum selesai. Netral dan Superman is Dead masih meramaikan venue yang berada di pinggir laut tersebut. Ketika sebagian penonton beranjak pulang, sayup-sayup Deadsquad bahkan masih terdengar. Sungguh merupakan konser rock yang luar biasa!

81


R

DAVID FOSTER

asa penasaran yang menghinggapi masyarakat di Indonesia telah terjawab sudah. Penampilan David Foster pada 27 Oktober 2010 yang lalu pada akhirnya dapat memberikan kenangan indah bagi para penonton yang hadir malam itu. Kreadibilitas seorang musisi dan produser yang legendaris ini tentunya tidak perlu diragukan lagi. David Foster yang mendapat julukan The Hitman, tidak hadir sendirian pada konser eksklusifnya sesuai dengan tema “A Special Evening With David Foster & Friends” ia membawa serta beberapa penyanyi ternama dunia seperti Natalie Cole, Peter Cetera, Charice, Ruben Studdard dan Canadian Tenors yang turut memeriahkan konser akbar tersebut.Konser yang berlangsung di Ritz Carlton Pacific Place terbilang cukup sukses, dilihat dengan tiket yang terjual sold out sejak bulan September lalu, yang berhasil menyedot perhatian sekitar 3000 penikmat musik di Indonesia. Walaupun harga tiket yang terbilang tinggi dimulai dari kelas Bronze seharga Rp 1.000.000,- hingga kelas Super Diamond yang bernilai Rp 25.000.000,- ternyata tidak menyurutkan para penonton yang menilai penampilan spektakuler dari David Foster dan kawankawan layak dengan harga setinggi itu. Tentu saja David Foster dan kawan-kawan pun tampil sangat maksimal malam itu, menghibur dan komunikasi yang terjalin dengan penonton sangat interaktif. Penampilan pertama David Foster berkolaborasi dengan Canadian Tenor menampilkan 3 buah lagu salah satunya adalah “The Prayer”, kualitas suara yang baik dilengkapi dengan wajah tampan keempat personil dengan iringan musik dari David Foster melarutkan perhatian penonton malam itu. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan si hitam manis Natalie Cole dengan beberapa lagu diantaranya “Fiber”, “Miss You Like Crazy”, “Unforgetable”, dan “Just Will Be”, Natalie rupanya telah memiliki tempat tersendiri di hati penonton malam itu dengan suara yang sangat lembut bersama iringan dari David Foster rasanya kita dibawa turut dalam alunan lagu yang indah tersebut. Lalu penampilan Ruben studdard pemenang American Idol 2003 membuat penonton takjub dengan kualitas suaranya yang sangat baik Ruben mem-

82 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010

bawakan sejumlah lagu yang tidak asing ditelinga para penonton diantaranya: “I Swear”, “After The Love Is Gone”, “Home”. Terlebih saat Ruben berduet dengan Natalie Cole membawakan lagu “When I Fall In love” suasana malam itu kian hangat. Di sela-sela konser yang dipadati penonton yang semarak dan sangat antusias, David Foster sesekali menyapa penonton pada konser termegah 2010. Kemeriahan belum berhenti sampai disitu, penyanyi lawas Peter Cetera juga mendapat sambutan yang meriah dari penonton, ia hadir dengan menampilkan 4 buah lagu diantaranya: “You’re The Inspiration”, “Hard To Say I’m Sorry”, “If You Leave Me Now”, dan “Glory of Love” yang membawa penonton kembali pada masa kejayaan Peter Cetera di tahun ’80-an. Musik memang nyatanya bisa menjadi media yang mempersatukan banyak perbedaan. Konser akbar ini menjadi salah satu buktinya karena hadir dengan menjembatani antara beberapa generasi baik dari penonton yang bervariatif, para pengisi konser pun terbagi dari beberapa generasi yang saling bersatu dalam alunan musik yang indah. Charice gadis cantik diusianya yang masih sangat muda ia turut berkolaborasi dengan David Foster. Suaranya yang sangat tinggi membuat seluruh penonton terkesima dengan lagu-lagu cinta yang begitu romantis diantaranya: “The Power Of Love”, “To Love You More”, “All By My Self”, “Always Love You”. Charice menyanyikan semua lagu dengan penuh penghayatan sehingga mampu menyihir sekitar 3000 orang penonton malam itu. Konser “Hitman – A Special Evening With David Foster & Friends” yang didukung penuh oleh Surya 16 Citra Eksklusif dan dipromotori oleh Berlian Entertaiment telah berlangsung dengan begitu megah. Konser akbar ini pun sering dibanjiri standing applause oleh para penonton yang sangat terhibur dengan penampilan dari David Foster dan kawan-kawan. Selain itu beberapa bencana alam yang terjadi di Indonesia menggerakkan panitia penyelenggara untuk menyumbangkan sebagian keuntungan malam itu untuk membantu meringankan penderitaan para korban yang terdapat di Yogyakarta, Wasior, dan Mentawai. (BW) Foto: DOK. FAR MAGAZINE


Events

M

engulang sukses pada penyelenggaraan acara serupa di Segarra Beach tahun 2008 dan di Epicentrum Walk Kuningan pada bulan Mei 2010 lalu, pada hari Minggu tanggal 7 Nopember 2010 bertempat di Merlin Beach Putri Duyung Ancol, Adroitz sebagai party organizer ternama bekerjasama dengan Marlboro Lights kembali menggelar Sundaze dengan tema white. Dengan konsep dance music party dalam nuansa pantai yang chill out, stylish dan modern yang memanjakan mata dan telinga para pengunjung yang didominasi oleh kalangan muda, Marlboro Lights at Sundaze White 2010 mempersembahkan dua panggung yang menampilkan DJ ternama serta musisi nasional dan internasional. Sundaze Stage sebagai panggung utama menampilkan Ralf Gum feat Monique Bingham dan para DJ ternama Indonesia yaitu Jhudeth, Ade Ferdian, Johannes Taufan, Anto Polski, Reza Ecilo, Maliki dan MC P Double. Sementara penampilan musisi jazz Simon Grey, Alexa, Groovology dan Calvin Jeremy memeriahkan panggung Jazzed Dub. Selain suguhan musik, pengunjung juga dapat berbelanja barang-barang unik dan seru serta memanjakan lidah dengan berwisata kuliner pada stand-stand Ramen 38, Fatburger, 365EcoBar Kitchen dan Segarra yang terdapat di dalam venue. Ada beberapa hal yang membingungkan para pengunjung yaitu di depan loket ada sponsor yang membagikan soft drink secara gratis, tapi begitu mau masuk, ternyata minuman tersebut tidak boleh dibawa ke dalam dan harus ditinggalkan di depan pintu masuk. Sangat disayangkan karena minuman-minuman itu menjadi mubazir dan terbuang percuma. Dan satu lagi yaitu selain media, pengunjung dilarang membawa masuk kamera DSLR ke dalam venue. Namun di luar itu, dengan harga tiket masuk IDR 100.000 (presale) dan IDR 180.000 (reguler), Marlboro Lights at Sundaze White 2010 sukses menyedot antusiasme para partygoers Jakarta yang datang dengan busana bernuansa putih. Dan kesuksesan acara ini semakin meneguhkan eksistensi Adroitz sebagai party organizer handal dengan event-nya yang selalu dinanti-nanti oleh kaum urban metropolitan.

83


84 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


85


86 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2010


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.