2nd Issue

Page 1

JUNI/JULI 2009

DKI JAKARTA RP27,500.(LUAR DKI JAKARTA RP32,500.-)

SOCIAL BREW THEY CALL IT BATAVIA WE CALL IT BETAWI

SWEET SUNSHINE KETIKA MANISNYA WARNA WARNI HIAS KEPALA PENUH DENGAN IMAJINASI DUNIA ANAK - ANAK

ARTWORK BUNCH PM TOH - ELLA WIJT - JIMMY “THE UPSTAIRS” FOREIGN EXCHANGE DOMO ARIGATO! KOOL KYOTO

PERSON OF THE MONTH

SELAMAT PAGI, PAK RADEEENN !!

1


2 FAR JUNE/JULY 2009


T N A R

CYNTHIA//22

Aku suka sama content majalah ini... Beda dari yang lain !! Pokoknya tetep support karya anak/ remaja Indonesia ya !!

MAYANG//19

Majalah yang bikin aku pingin baca berkali - kali karena design, isi dan rubriknya ‘ga ngebosenin

OCHI

WOW..!! Majalah isinya lengkap dari mulai ART sampe Fashion ada semua.... HEBAT!

ISABELLE//21

Unique and suit the younger generation in Indonesia that has forgotten its culture

VITRY//23

Beda, menarik, tapi tipis banget! Banyakin tentang Fashion&Grafis nya donk

JOGI//20

Bagus banget !! Covernya keren terus isinya jarang ada di majalah lain dan kayanya berasal dari dalam negeri semua, bagus banget buat anak anak sekarang

READ ONE

Ihhiiiiihh...... Team FAR Magazine cantik2 deh... Apalagi yang ngedip.... Cihuuuy.. boleh ga sih kenalan?? Space ini diadakan untuk pembaca FAR Magazine yang ingin memberi kesan ataupun pesan, kritik atau saran, dan juga kerjaan usil kalian yang kreatif. Kerjaan - kerjaan tersebut bisa dalam berbentuk tulisan, ilustrasi, ataupun foto. Kalian bisa kirim gambar - gambar dan saran atau pesan kalian ke farmag.tech@gmail.com dengan subject: RANT (EDISI/BULAN TAHUN). ex: RANT JUNE/JULY2009. Tulis nama, umur, pekerjaan/sekolah/kuliah, dan daerah tempat tinggal. Thanks! And we’ll be waiting! :) 3


content

PERSON OF THE MONTH

10

FOREIGN EXCHANGE

70

ART ATTACK

14

IN MY CLOSET

72

STREET SHOUT

73

EVENT

74

SELAMAT PAGI PAK RADEEENN !

ANTAGONIS ROMANTIS

ARTWORK BUNCH PM TOH ELLA WIJT JIMMY “THE UPSTAIRS”

AGNI PRATISTHA K. and Her Closet

15

“DREAMY FEELING” FAR MAGAZINE LAUNCH CLOAK AND DAGGER

FEATURES NATION ON A MISSION ASMARA DONNY MALIKI

18

UPCOMING YOUNG

33

SHORT ATTACK

37

TAINTED FAIRYTALE

38

SWEET SUNSHINE

46

“HELAIAN UBAN SANG BAPAK by NASRULLAH NU’MAN

KETIKA LEMBAR KENANGAN MENJADI SATU - SATUNYA YANG BISA DIPEGANG.

KETIKA MANISNYA WARNA - WARNI HIAS KEPALA PENUH DENGAN IMAJINASI DUNIA ANAK - ANAK.

LUCKY NO. 7

55

SOCIAL BREW

60

PASTEL SUNNY SUNSHINE SPLASH OF POP MOOD BOARD ACCESSORIES

WAYANG GOLEK BETAWI: ”PERCAKAPAN DALAM MIMPI - MIMPI ORANG BETAWI” THEY CALL IT BATAVIA, WE CALL IT BETAWI REALITA YANG HARUS DIJAWAB

HOT SPOT

66

HEAT’N’BEAT

69

TEMPLE TREES INICO TOYS CAFE

THE STREET VENDOR PROJECT by Chamie

4 FAR JUNE/JULY 2009

DOMO ARIGATO! KOOL KYOTO!

FAR THINGS RANT

3

CONTRIBUTORS

6

ED’S LETTER

8

GRACE GUNAWAN, NIKI YUSUF SAPUTRA, MISCHA SITOMPUL, NASRULLAH NU’MAN, ASMARA, DONNY MALIKI, CITRA SYALINDA, REDHO YHOPHANSA, ANANTA OEDAN, OLARIZKY, ANDREAS YUNIAR, CANTI TACHRIL, SONIA PREM JETHNANI


content

ISSUE 2 COVER

Photografer: Redho Yhophansa Make Up: Pak Raden Himself Clothes: Personal own

EDITOR

ADE KURNIA BUNGAWATI

ART DIRECTOR

ACCOUNT EXECUTIVE/ PUBLIC RELATION

ADITYA GERHARD SHELLY SEPTYAS ASTUTY

DYANE BRATAKUSUMAH

FINANCIAL ADVISOR

GRAPHIC DESIGNER

PUBLISHER

NUR ANIS SETIAWAN

FASHION EDITOR ZIA BAAGIL

EDDY SUHERRY

7 WARNA PT.FARABI CENTAUR CHIRON

ADMINISTRASION /FINANCE GITA YUDISTARI

5


contributors

GRACE GUNAWAN

ANNAS NU’MAN

REDHO YHOPHANSA

DONNY MALIKI

CANTI TACHRIL& SONIA PREM JETHNANI

ANANTA HARI NOORSASETYA

SYALINDA CITRA

ASMARA

Pada edisi kedua ini wanita berkulit putih ini bertugas dalam sesi pemotretan untuk fashion spread. Wanita kelahiran Kota Bandung ini kini tengah menempuh kuliahnya di Seattle USA di bidang Jurnalistik. Meneruskan apa yang telah ia ambil sebagai seorang jurnalis Grace pernah berkecimpung sebagai freelance writer dan editor di Jakarta. Tidak berhenti sampai disitu saja kini ia sedang menggandrungi dunia fotografi. Kemahirannya memotret bisa terlihat dari hasil-hasil karyanya yang sangat detail dan menawan di rubrik “Sweet Sunshine”.

Mahasiswa yang berumur 28 tahun ini kini sedang sibuk merampungkan skripsinya di STP Trisakti ini mengakui terjun dalam dunia fotografi sejak 2005 silam. Hingga kini merupakan perjalanan yang panjang serta pengalaman yang tidak sedikit ia dapatkan dari fotografi. Kesempatan kali ini pun ia manfaatkan sebaik mungkin dengan memotret Pak Raden dengan angle-angle yang dapat mempertegas sosok jenaka ini. Pria yang kini turut aktif di komunitas “Rumah Kreatif Pejaten 17” ini ternyata berhasil menyatukan pemikiran dengan tim FAR saat sesi pemotretan Pak Raden.

Kedua gadis remaja ini tidak mau menyianyiakan waktu mudanya hanya untuk bersenang semata. Canti yang baru menginjak usia 15 tahun kini mengisi sebagian waktu luangnya dengan menjadi model. Canti Tachril siswa kelas 3 SMP The Gandhi Memorial School ini sangat mencintai dunia musik. Menyanyi dan main alat musik adalah hobinya kini. Lain halnya dengan Sonia yang lebih memilih home schooling sebagai tempatnya belajar. Kedua paras cantik ini memancing FAR Magazine menjadikan mereka sebagai model pada edisi ini dalam tema ‘Tainted Fairtale’.

Gadis cantik yang lebih akrab disapa Citra ini sedang sibuk menyelesaikan kuliahnya di APU Japan. Tulisannya dalam rubrik foreign exchange edisi ini tidak kalah seru dengan edisi sebelumnya. Gadis kelahiran 22 tahun silam, merupakan sosok yang aktif dalam kesehariannya. Berbagai organisasi telah ia ikuti sejak dibangku sekolah hingga kini. “Roaming over the world” is one of her passion.

CHAMIE

Mischa Sitompul merupakan nama lengkap wanita yang akrab dipanggil ‘Chamie’ ini. Kegemarannya menyandap berbagai macam hidangan lezat ini membuat FAR mengundangnya untuk mengisi dalam rubrik kami kali ini. Wanita yang kini sedang melanjutkan pendidikannya di Fashion Institute Of Technology ini merayakan ulang tahunnya setiap tanggal 16 september. Chamie yang kini sedang sibuk magang ini mengakui sangat tertarik menjadi kontributor di majalah ini untuk edisi-edisi mendatang.

6 FAR JUNE/JULY 2009

Pemuda lulusan salah satu universitas swasta dari Jakarta barat jurusan periklanan ini senang bukan main. Pasalnya tulisan yang ia kirim ke salah satu penulis cerpen terbaik Indonesia, Putu Wijaya, ditanggapi dan ia mendapat email balasan dari idolanya tersebut secara intens. FAR mengerti perasaannya, “Pasti rasanya seperti mendapat jackpot di akhir bulan?”. Sejak itu, pendiri perusahaan web desain bernama ‘Aidea Lab’ ini makin rajin menulis dan secara tidak langsung menjadikan dirinya anak didik Putu Wijaya. Maka dari itu, FAR tidak ragu memberinya ruang untuk mengapresiasi salah satu karyanya yang menangkap satu sudut buram dari riangnya kehidupan anak-anak.

Pria yang akrab dipanggil dengan nama Donny (23th) tengah menyelesaikan tugas akhirnya di Universitas Interstudi Jurusan Komunikasi Visual. Sesekali ia bekerja freelance sebagai graphic design. Pria yang hobi fotografi ini mengakui kegemarannya akan dunia fotografi berawal dari kesenangannya mengabadikan gambar-gambar yang ia sukai. Baginya fotografi adalah sebuah media penyampaian pesan, dimana dengan sebuah foto ia bisa mengungkapkan perasaannya, mengekspresikan diri tanpa harus berkata-kata. Untuk itu pada edisi FAR kali ini Donny ingin berbagi beberapa hasil karya fotonya pada rubrik ‘Nation On A Mission’ yang diharapkan bisa menginspirasi para pembaca.

Pada rubrik Social Brew kali ini, FAR mempercayakan sepenuhnya pada gaya penulisan dan pemikiran yang dimiliki oleh pria berbakat artistik luar biasa ini. Pemilik segudang pengalaman dibidang seni pertunjukkan baik dalam maupun luar negri yang sedikit diantaranya adalah ia pernah menggelar solo exhibition di Sopot Gallery Polandia pada tahun 2003, Pameran Bersama, My world and my Dream, USA dan Polandia tahun 2001, serta Pameran Wayang Revolusi di Museum Wayang tahun 2008. Untuk karirnya dalam teritori jurnalisme pun tidak kalah baiknya, jebolan Lembaga Pelatihan Jurnalistik ANTARA ini masih aktif menulis untuk beberapa media ternama dari yang lokal, nasional hingga koran Polska yang berbasis di Polandia.

Namanya adalah Asmara, dan ia sangat mencintai betul fotografi apalagi foto-foto tentang keseharian kehidupan masyarakat Indonesia.Maka dari itu FAR yang sangat terobsesi akan semua hal dari Indonesia tercinta ini langsung menghubungi pria yang sudah sejak tahun 1997 berkarir di dunia fotografi untuk berkolaborasi. Hasilnya, Nation On A Mission versi anak Indonesia hadir disini.


7


editor’s note

Wish upon the Children

Pada saat tiba dirumah Pak Raden siang itu sejujurnya saya tidak bisa berhenti menggerogoti kuku jempol tangan karena tegang. Sewaktu dia berbicara pada saya dan kru foto kita semua berpikir, “walah, galak bener nih bapak�. Ternyata Pak Raden melepaskan kesan galak tersebut pada saat foto shoot berlangsung. Bercanda dengan tokoh - tokoh si unyil, bonekanya, seakan memang hidup. Hal ini membuat saya mengenang masa - masa kecil dimana kita sering berimajinasi dengan mainan - mainan kesukaan kita. Mengingat ini pula sangat disayangkan bahwa semakin kita bertambah umur kita biasa lupa untuk berimajinasi dalam berkreasi atau berkarya. Karena itu edisi kedua Far ingin mengingatkan imajinasi tersebut melalui warna - warni anak. Dan juga tidak lupa dengan peringatan ulang tahun Ibukota kita Far akan membahas sedikit, namun padat, tentang Jakarta. Kemana orang - orang Betawi asli itu pergi?

8 FAR JUNE/JULY 2009

Rani Tachril


9


Person of The Month:

SELAMAT PAGI, PAK RADEEENN!! Drs Suyadi mungkin paling diingat sebagai seorang pencerita dan pengisi suara sebuah program anak-anak pada akhir tahun 1980 yang hidup di bawah bayang-bayang Pak Raden. Dibalik layar, ia telah mengubah parameter pendidikan untuk anak, dengan cara yang ringan dan sesuai umur, menjadi praktik mendidik anak sedini mungkin. Inilah kisah hidup ksatria yang dulu memberi kita Si Unyil dan membuat anak-anak kota merasa bahagia setiap akhir pekan serasa tinggal di desa. 10 FAR JUNE/JULY 2009


J

angan kaget ya kalau nanti masuk rumah saya. Berantakan sekali mirip bengkel mobil, atau mungkin mirip kandang babi (tertawa),” begitulah kalimat penutup telpon dari Drs. Suyadi ketika FAR mengkonfirmasi jadwal untuk melakukan wawancara eksklusif ini. “Setelah masuk gang, tanya saja orangorang sekitar situ di mana rumah Pak Raden, bukan rumah Suyadi lho ya! Ndak’ ada yang kenal.” Kiprah pria yang kini telah berusia 76 tahun dalam dunia artistik tanah air antara lain pernah menjabat sebagai dosen di Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB), menjadi dosen tamu untuk beberapa perguruan tinggi jurusan seni di Indonesia, penulis, ilustrator, animator dan pelukis. Satu jam setelah pembicaraan terakhir lewat telpon tadi, saya sudah berada di depan rumahnya. Sebuah rumah sederhana dengan beberapa ekor kucing terlihat berlarian di halamannya. “Silahkan, sudah ditunggu Bapak di dalam.” Pria baik hati ini adalah Nanank, asisten Drs. Suyadi yang mengurusi segala keperluan panggung Pak Raden hingga urusan rumah tangga. Ketika saya melangkah masuk, seketika itu pula tercium aroma menyengat dari bau cat minyak bercampur dengan bau khas buku-buku tua yang bertumpukan tidak teratur di atas sebuah meja. Suasana yang mengingatkan saya akan rumah nenek saya. Tiba-tiba dari dalam kamar keluarlah seorang pria besar, mengenakan kemeja batik berjalan sedikit tertatih. Sebelum saya bisa mengenali pria itu melalui wajahnya, saya lantas mengenalinya dari suaranya. “Sepatunya dipakai saja, di dalam kotor,” katanya dengan suara berat. Menakjubkan! tidak berubah dari dulu. “Maaf berantakan sekali buku-buku saya karena tiap kali ada yang mau wawancara dan mau lihat karya-karya saya, saya keluarkan semuanya. Belum selesai dibereskan, datang lagi wartawan. Ya sudah saya tumpuk saja di meja sini,” katanya sambil tertawa kecil. Terlepas dari sosok sangar, sorot mata tajam dan gerak tubuh yang petakil seorang Pak Raden, terlukis kesan sederhana, garis mata yang sendu dan gerakan tertatih dari Drs. Suyadi. “Kalau di depan kamera, action!, saya masih bisa gagah seperti ini. Sesudah cut!!!, lantas loyo lagi” selorohnya sambil memberi contoh gerak Gatot Kaca. Di tembok ruang tamu rumahnya tergantung banyak sekali lukisan dengan tema-tema yang tidak jauh dari tema perwayangan. Garis-garis yang diguratkan dalam kanvas-kanvas tersebut dengan jelas menunjukkan kalau semua lukisan itu berasal dari satu pelukis saja, siapa lagi kalau bukan si pemilik rumah yang melukisnya. “Biasalah, masih sibuk corat-

coret” jawab Suyadi ketika ditanya tentang kesehariannya. Saya lalu diajaknya masuk kedalam sebuah ruangan tempat beliau biasa melukis. Di dalam ruangan itu berjejer lima buah lukisan yang sudah selesai dan satu buah lukisan lagi masih dalam tahap pengerjaan. “Ini lukisan pesanan dari seseorang, sudah lama tapi belum selesai juga. Biasanya kalau saya lagi enak-enak melukis ini, tiba-tiba ada panggilan untuk menjadi pengisi suara, disuruh shooting, macam-macam lah,” katanya mengenai lukisan terbarunya yang membuat saya agak terkesima, “Kanvas-kanvas ini, kalau saya satukan semuanya, akan jadi satu gambar panjang.” Figur penyayang anak-anak ini adalah satu dari sedikit orang yang tersisa yang pernah menjadi saksi dalam perjalanan panjang budaya Indonesia mulai dari yang sifatnya kedaerahan hingga ke kultur modern globalisasi saat ini. Ia terlahir sebagai seorang putra Patih pada 28 November 1932, di Jember, Jawa Timur. Sebagai seorang anak Patih, atau sekarang lebih dikenal sebagai Anak Bupati, Suyadi kecil dengan mudah mendapat segala keistimewaan dalam melewati koridor pendidikan yang baik. “Bapak saya itu dulu Pangreh Praja. Pangreh Praja itu anak emasnya Belanda. Umumnya mereka hidup kecukupan, meski banyak rakyat di sekitar kami menderita.” ujar Drs. Suyadi mengawali cerita masa kecilnya. Sekitar tahun 1930an, Suyadi diwajibkan menuntut ilmu di sekolah Belanda. Semua teman-temannya berkulit putih dan gurugurunya tak satupun orang Indonesia. Namun keputusan sang Ayah menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut bukan karena jiwa nasionalismenya telah tergerus. “Bapak saya mengatakan, ‘Kamu boleh berbahasa Belanda di sekolah, tapi di rumah kamu harus menggunakan bahasa Jawa!’(dulunya belum ada istilah bahasa Indonesia)” Sempat timbul pertentangan dalam diri Suyadi kecil ketika mengetahui perbedaan mencolok antara pendidikan yang didapatnya dengan sistem pendidikan yang diterapkan oleh Ki Hajar Dewantara yang demokratis dan nasionalis, bahwasanya anak-anak Indonesia harus jadi anak Indonesia seutuhnya. “Saya merupakan salah satu dari dua anak berkulit coklat diantara anak-anak kulit putih yang dididik menjadi hambarnya orang Belanda,” kenangnya. “Saya iri lihat anak-anak lain sekolah di Taman Siswa,” gumamnya. Pada jaman penjajahan Jepang, rakyat Indonesia yang sebelumnya masih menderita akibat penjajahan Belanda, dibuat lebih menderita lagi saat diduduki oleh Jepang. Penderitaan lebih besar khususnya didapati oleh keluarga pejabat pemerintah yang memegang tampu pemerintahan saat dikuasai Belanda. “Di jaman penja-

jahan Jepang, kita lebih menderita lagi. Tapi saat itu justru kita sangat dibangkitkan rasa kebangsaannya. Musuh Jepang nomor satu itu adalah Pangreh Praja, mereka dianggap antek-anteknya Belanda, termasuk Ayah saya juga,” jelasnya. Untuk menghindari keadaan yang sudah semakin tidak terkendali, akhirnya sang Ayah memutuskan untuk pensiun dini dari jabatannya sebagai Pangreh dan hasilnya berimbas pada kondisi perekonomian keluarga yang menurun drastis. “Ya mau bagaimana lagi, teman-teman Ayah saya sudah banyak yang jadi korban kekerasan Jepang. Tapi saat itu karena kami tidak sendirian, banyak yang sependeritaan, jadi semua tetap terasa ringan,” katanya. Penderitaan setelah jaman Jepang ternyata masih belum seberapa dibanding setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan. “Lalu pecahlah perang melawan Belanda yang dikenal dengan peristiwa 10 November 1949. Kami sekeluarga mengungsi ke Madiun dan keadaan orang-orang lebih sengsara lagi,”ujarnya dengan cepat. Pada tahun yang sama dan dirasanya kondisi sudah kembali normal, keluarga Suyadi kembali ke Surabaya dan akhirnya Suyadi kecil bisa melanjutkan sekolah. Begitu tamat SMA, Drs. Suyadi memutuskan untuk pindah ke Bandung dan melanjutkan studinya dengan kuliah di Fakultas Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB). Lulus dari ITB, ia diterima bekerja menjadi Pegawai Negeri Sipil di Teaching Aids Center (TAC) mengurusi alat-alat bantu untuk pelajaran. Setahun bekerja di TAC, kabar baik yang memang telah ia tunggu-tunggu sejak masih kuliah di ITB tiba-tiba datang, “Suatu hari saya mendapat telpon dari kedutaan Perancis, mereka bilang begini ‘Akhir bulan ini kamu berangkat ke Perancis!’. Saya senang bukan main hari itu,” kenangnya. “Bukankah dulu orang belajar lebih susah dari sekarang?” tanya saya. “Saya rasa ada benarnya ada tidaknya. Saya tiba-tiba ditawari karena di seni rupa ITB itu perpustakaannya lengkap sekali. Gambar-gambar di dalam buku itu bagus sekali, tapi bahasanya Perancis semua. Mau tidak mau saya harus belajar bahasa Perancis. Saya ikut les bahasa Perancis dan pada waktu ujian yang menguji itu orang dari kedutaan, lalu yang menguji bertanya ‘Kamu gak pingin sekolah di Perancis? Kalau kamu mau, bisa kami bantu,” ungkap pria yang setia mengikuti pameran IPGI (Ikatan Perancang Grafis Indonesia) ini. Jadilah Drs. Suyadi akhirnya berangkat ke Perancis untuk belajar animasi dan menjadikan dirinya kian leluasa menebus impian mahal untuk menjadi seperti idolanya, Walt Disney. Sepulangnya dari Perancis, Drs. Suyadi kembali ke tempat kerjanya di TAC dan diminta juga oleh ITB untuk mengajar ilus11


trasi disana. Selang beberapa tahun kemudian, Drs. Suyadi membuat keputusan terbesar dan tersulit dalam hidupnya. “Suatu hari saya memutuskan untuk pindah ke Jakarta karena lama-lama saya kok tidak kerasan kerja jadi PNS terus. Orang-orang sekarang ramairamai ingin menjadi PNS, dan saya merasa aneh,” jelasnya. “Seniman memang tidak bisa disamakan dengan pegawai, Pak,” jawab saya yang langsung membuat pecinta kucing ini tertawa keras. Sesampainya di Jakarta, Drs. Suyadi mendapat tawaran dari PFN (Produksi Film Nasional) untuk menangani sebuah program baru berjudul Si Unyil. “Saya terpaksa harus melepas pekerjaan saya sebagai dosen,” katanya. “Bukan saya menganggap remeh tugas memberi kuliah, tapi saya berpikir kalau mengajar saya berhadapan dengan mahasiswa, tapi kalau menangani Si Unyil, yang saya hadapi anak-anak seluruh Indonesia,” begitu alasannya. Pada tahun-tahun dimana Drs Suyadi terlihat sangat prima, program Si Unyil banyak dipuji masyarakat sebagai program televise anak paling cerdas, membumi dan paling berpengaruh. Kesuksesan Si Unyil ditandai dengan sikap loyal dari semua pihak yang terlibat di dalamnya, sifat dan karakter-karakter boneka yang kuat, serta alur cerita yang tidak pernah sekalipun membosankan. Meski tak jarang tema yang diangkat dalam satu episode adalah tema-tema untuk orang dewasa dan bukan porsi untuk anak-anak. Prinsip Drs. Suyadi ketika itu adalah hal-hal yang sifatnya mendidik harus disampaikan sejak dini, tetapi tetap dengan penyampaian yang menjaga permisifitas komunikasi tentunya. “Si Unyil dulu sudah bicara tentang masalah kependudukan seperti Keluarga Berencana. Tapi tidak langsung membicarakan masalah KB-nya, melainkan dengan pesan bahwa keluarga yang kecil itu lebih sejahtera. Kita perlihatkan dalam figur Cuplis, dia di kelas selalu ngantuk karena sampai larut malam dia harus menjaga adiknya,” kata Drs. Suyadi. “Lalu kita bicara tentang masalah asimilasi. Kita tidak pernah membicarakan ini orang Tionghoa, itu orang pribumi. Tampilkan saja Melanie yang membaur dengan teman-temannya yang anak-anak kampung!” lanjutnya lagi. Dalam rangka memperingati hari anak sedunia yang jatuh pada bulan Juni ini, FAR melakukan wawancara singkat dengan salah satu seniman multi-talenta terbaik negri ini, tokoh penyayang anak-anak sejati ini bercerita tentang Si Unyil, rasa salutnya terhadap Warkop dan Walt Disney, serta bagaimana ia menjadi apriori dengan maraknya reality show yang sekarang banyak melibatkan anak-anak.

12 FAR JUNE/JULY 2009

M

enurut Anda, apa perbedaan terbesar anak-anak sekarang dengan anak-anak era si Unyil klasik? Dengan alat bantu yang segitu banyak, dengan sendirinya anak-anak sekarang menjadi lebih cerdas. Jaman dulu kan orang memilahmilah. Anak umur sekian porsinya sekian. Sementara anak-anak sekarang, informasi bisa datang dari mana saja.

memikirkan dekorasi, cerita, karakter, dan sebagainya. Dulu pernah juga dibuat juga program namanya ‘Unyil Millenium’, tapi saya tidak pernah suka karena disitu Si Unyil kelihatan seperti monster. Matanya bisa bergerak-gerak dan mulutnya bisa menyeringai.. Untuk laptop si Unyil, tayangnya setiap hari. Jadi semua dilakukan terburu-buru, dekorasi desanya Unyil pun tidak dibuat sebesar dulu.

A

H

pa dampak positif teknologi terhadap tumbuh kembang anak-anak? Dampak positif ya anak-anak jadi tahu tentang banyak hal. Anak-anak sekarang jadi cepat mengerti sesuatu dan lebih cerdas.

A

pakah Anda memiliki kekhawatiran dari perkembangan teknologi tersebut? Paling-paling kalau anak sekarang sepertinya lebih banyak di depan komputer sehingga tingkat sosialisasinya berkurang. Kalau anakanak jaman dulu bermain dengan spontan, sekarang sudah tidak lagi seperti itu.

A

dakah kenangan yang tidak bisa anda lupakan selama berhadapan dengan anak-anak? (Drs. Suyadi, terdiam sejenak seraya mengusap kelopak matanya yang terpejam) Kenangan yang baik banyak, tapi yang paling berkesan, entah, saya tidak bisa mengatakan mana yang paling berkesan. Terlalu banyak kenangan indah dalam hidup saya terhadap anak-anak.

S

aat ini banyak sekali acara reality show yang membuat anak-anak jadi artis secara instant. Tanggapan Anda? Ada yang mengatakan itu baik, karena melatih kepercayaan diri dan membuat anak menjadi lebih berani. Tapi menurut saya malah nggak ya, itu terlalu dini. Mereka boleh menyanyi tapi jangan berlomba-lomba untuk menjadi artis. Tidak usah sampai orang tua pontang-panting berusaha supaya anaknya jadi nomor satu. Orang tua sebaiknya jangan mengajarkan supaya anaknya harus selalu jadi nomor satu. Kalau untuk sebuah prestasi itu baik, tapi kalau untuk urusan jadi artis saya kurang setuju. Dan tergantung anaknya juga, kalau si anak memang kepingin dan punya bakat menyanyi, itu bagus. Tapi kalau anaknya tidak ingin jadi penyanyi, ya jangan!

P

rogram Si Unyil klasik, sekarang diadaptasi secara modern menjadi Laptop Si Unyil. Apa perbedaannya? Acara Si Unyil dulu itu untuk menghidupkan satu tokohnya saja dibuat beberapa boneka. Misalnya untuk karakter Unyil, dibuatlah boneka Unyil yang tertawa, marah atau sedih.(Drs. Suyadi lalu memanggil asistennya, Nanank, untuk memeperlihatkan pada saya sebuah papan bergambar dimana disitu terlihat desain-desain wajah dari semua karakter Si Unyil dalam berbagai ekspresi). Jadi sebelumnya memang sudah dirancang dulu ekspresi mukanya. Lalu dibuatkan bonekanya. Jaman dulu kan ditayangkannya seminggu sekali dan kita jadi punya banyak waktu untuk

adirnya tokoh orang gila sepertinya sangat menancap diingatan masyarakat. Sebenarnya apa maksud dan tujuan yang ingin disampaikan lewat karakter orang gila tersebut? Ha ha ha… Itu cuma untuk bikin ramai saja. Saya berpikir di dalam suatu kampung harus ada orang anehnya, saya bikin saja orang gila. Tidak punya fungsi apa-apa. Tidak ada tujuan untuk mendidik, cuma untuk bikin ramai saja.

S

edikit melenceng dari topik. Anda dulu pernah bermain dalam film Warkop DKI. Apa tanggapan Anda tentang mereka? Kita harus berterimakasih pada Warkop DKI bahwa di jaman itu masih ada film Indonesia, karena pada tahun-tahun segitu Indonesia hampir tidak memproduksi film, hampir tidak ada malah. Tapi Warkop dengan kekonyolannya, dengan jorok-joroknya, dengan lelucon slapstick yang tidak masuk nalar, mereka tetap jalan terus. Orang-orang senang karena memang lucu. Warkop adalah komedian yang baik menurut saya. Tapi saya tidak pernah bercita-cita untuk jadi pemain film lho.

L

alu apa cita-cita Anda ketika kecil dulu? Bapak saya pernah tanya ke saya, ‘Kamu mau jadi apa?’ Saya jawab, ‘Kalau tidak jadi semacam Walt Disney, ya jadi dalang’. Bapak saya langsung merengut ketika saya bilang mau jadi dalang.(tertawa)

T

api buat saya, Anda sudah bisa disejajarkan dengan Walt Disney. (tersenyum) Jadi seperti Walt Disney sebenarnya tidak kesampaian, karena saya ingin sekali punya studio film kartun. Tapi kata orang-orang, ‘Toh tercapai juga dalam hal tujuannya, Walt disney kan membuat karyakaryanya diperuntukkan untuk anak anak. Kamu juga!’. Sekarang biarlah impian saya itu diteruskan oleh anak-anak muda yang saat ini banyak yang pintar bikin animasi. Drs. Suyadi atau lebih dikenal sebagai Pak Raden Singomenggollo Jarwo Wono, telah meletakkan kredibilitas dan karir sebagai Pegawai Negeri Sipil demi kecintaannya terhadap anak-anak. Jika saja dulu Drs. Suyadi lebih memilih menjadi PNS, ada kemungkinan hari tuanya menjadi lebih mudah dari sekarang. Namun konsekuensinya, tidak akan pernah tercipta program anak paling bermutu di Indonesia.


“Kalau didepan kamera, action, saya masih bisa gagah seperti ini. Sesudah cut!!!, ya loyo lagi�

13


short attack Teks: Ade Kurnia

ANTAGONIS ROMANTIS “Jaman dulu, di Indonesia kritikan itu sedikit. Tapi kalau jaman sekarang, yang bisa dikritik itu banyak!” celoteh Dwi Koendoro dalam perbincangannya dengan Andy F. Noya di acara Kick Andy. Dwi Koendoro adalah seorang pria paruh baya yang otaknya seperti tiada henti berpikir nakal atas segala kejadian yang ia saksikan. Pencipta dan penulis komik strip “Panji Koming” ini seakan menuturkan bahwa Indonesia semakin kesini semakin banyak warganya yang salah arah. Benarkah?

P

ada saat Indonesia dijajah selama kurang lebih 350 tahun oleh bangsa Eropa, pada saat itulah bangsa kita mulai menyingsingkan lengan baju bersatu mengusir penjajah. Hingga akhirnya Belanda mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Melalui PPKI, kita menetapkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai pondasi yang mengatur jalannya roda pemerintahan Republik Indonesia.

Pada tahun 1950-an, banyak peneliti asing yang meneliti tentang sifat “dinamis” pemuda Indonesia yang seperti pada tulisannya, Jay menuliskan istilah “the guerrilla fighters par-excellence” atau “vanguard for political struggle”. Dalam konsepsi seperti ini, jelas ada gayutan interaksi yang sama dengan semangat dan sifat-sifat yang dimiliki pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 yaitu semangat Sumpah Pemuda.

Masih melekat dalam ingatan saya akan pelajaran Pendidikan Moral Pancasila sewaktu sekolah dasar dulu. Bunyi Pasal 30 UUD 1945 yang mengatakan bahwa : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Guru saya kemudian memberikan interpretasi atas pasal tersebut, “Sebagai pelajar, kita wajib mengisi kemerdekaan dengan cara belajar yang rajin dan tekun” kata beliau. Bagi saya pada saat itu, hal tersebut tentu tidaklah sulit dilakukan mengingat tidak ada lagi yang harus saya pikirkan selain bermain setelah jam sekolah hari ini. Namun ketika memasuki babak lain dalam hidup, pertanyaan bodoh saya pun timbul, “Siapakah nama Guru PMP itu?”. Itu hanya kiasan. Yang saya rasakan sekarang adalah ingin sekali rasanya saya kembali menjadi siswa yang duduk paling depan dan bertanya pada beliau bahwa setelah kita besar nanti, apa yang harus dilakukan untuk mengisi kemerdekaan.

Yang terlupakan dari masa ini ialah lahirnya cikal bakal musik dan attitude rock n roll di Indonesia. The Changcuters, The Brandals, dan sebangsanya atau bahkan kita pun mungkin tidak menyadari bahwa pria sehangat Sam Bimbo bersama bandnya, The Alulas, dulunya bagaikan gergaji mesin yang bergerak tanpa kendali. Seperti yang ditulis oleh Haryono Purwokerto di website-nya, “Malam itu gitar tidak saja dikaitkan pada pundaknya,tapi dibagian lagu yang histeris, gitar tersebut dikesampingkan ke belakang punggung dengan tangannya ke tumit, ia lalu bergoyang kaki maupun pinggulnya, sedang suaranya melengking tinggi, jemarinya menari lincah kesana-kemari. Begitula gaya Samsudin (kini Sam Bimbo) dalam melagukan Be Bop Alula”.

Berikut adalah potret kecil perjalanan pemudapemudi Indonesia. Dinamika Pemuda Indonesia dekade 1950 hingga 1970-an "Rural youth, that is, the teen-age boys and young men, handle themselves toward their society with a great deal of independence. The djaka, or, as they are more often called, the pemuda (a term expressive of their ‘dynamic’ character and the prefered term among modernist), are given powerfull social license by their society to take on the more vigorous, emotionally arousing social tasks requiring brusque, aggressive, even socially violent action … In the eyes of the Javanese the “youth” were the guerrilla fighters par-excellence in the postwar struggle against the Dutch. They have also been consistently the vanguard for political struggle in rural Modjokuto." (Robert R. Jay. Religion and Politics in Rural Java, 1963:

90-93)

14 FAR JUNE/JULY 2009

Era 1960-an di Indonesia adalah era demokrasi terpimpin. Dibawah pimpinan Ir.Soekarno, jargon pemerintahannya yang terkenal ialah “Politik Adalah Panglima”. Dalam dunia politik dan seni, keduanya saling berkaitan hingga terbentuklah dua kubu dalam aliran seni rupa. Yang pertama yakni kubu LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat), merupakan underbow dari PKI yang berhaluan kiri dan kubu kedua ialah Manifesto Kebudayaan yang berada dibawah sokongan Angkatan Darat. LEKRA yang berkiblat ke Moscow dan Beijing, dengan pahamnya “seni oentoek rakjat” sering mengangkat tema-tema lukisannya tentang anti rasialisme barat, ultra nasionalis dan realisme. Salah satu seniman lukis mudanya saat itu bernama Joko Pekik. LEKRA mencap seniman Manifesto Kebudayaan sebagai seniman borjuis dan tidak perduli pada penderitaan rakyat. Pada tahun 1966, para pemuda secara serentak dan serempak, diantaranya dengan menggunakan bendera KAMI dan KAPPI, membabat habis

komunisme-atheisme yang dilakukan oleh PKI. Di daerah pantai barat Amerika, terjadi pergerakan menentang dan protes yang bersifat masif. Protes tersebut dilancarkan oleh anak-anak muda melawan segala bentuk yang terorganisir dengan tujuan merubah sistem sosial dan politik di Amerika. Gerakan ini melahirkan generasigenerasi hippies yang kita kenal dengan cara berpakainnya yang aneh, melampiaskan dan membebaskan dirinya dari kemelut dunia melalui musik, seni, makanan vegetaris, meditasi dan obat bius. Gerakan Hippies pun meluas, di Indonesia sendiri khususnya Jakarta memasuki era kebudayaan baru yang dinamakan “the baby boomers”. Gerakan ini memuja hidup komunalisme ala hippie. Selanjutnya lahirlah era lain lagi yang lebih egois dan self centris, yakni “the post baby boomers”. Seperti yang dituliskan Budiarto Shambazy untuk Rolling Stone,”Generasi baru era ini terdiri dari murid 3 sampai 6 SD serta kelas 1 sampai 3 SMP. Kami secara samar-samar mendengar ingar-bingar perang Vietnam, mendengarkan Led Zeppelin, berani mencoba ganja, berkelahi satu lawan satu, mencuri mobil orang tua saat subuh untuk balapan, apolitis, hingga mati konyol akibat overdosis”. Pola tatanan kehidupan masyarakat kala itu menjadi longgar dari kontrol diri dan sosial. “Judi dilegalkan, klab malam dan panti pijat bertebaran, Bina ria jadi tempat maksiat, korupsi merajalela berkat bisni Ali Baba (kong kalikong antar cukong dan pejabat)” tulis Budiarto masih di majalah yang sama. Dekade ini bisa jadi merupakan awal mula ambruknya nilai moral yang dibangun oleh terminologi “budaya ketimuran” bangsa Indonesia sekarang. Kembali menjadi bangsa yang solid saat ini rasanya sudah teramat utopis. Tanyakan pada teman anda tanggal berapakah hari valentine kemarin, lalu tanyakan lagi apakah bunyi sila ke-3 dalam Pancasila. Ini bukan seberapa besar ingatan kita tentang upacara pengibaran bendera Merah putih yang terakhir kita ikuti, tapi seberapa besar jiwa Nasionalisme yang masih kita sisakan untuk tanah air, bendera merah putih, dan perjuangan bangsa ini memerdekakan dirinya.


artwork bunch

Teks: Ade Kurnia, Foto: www.flickr.com

PM. TOH

Pemain Teater, Pemain Monolog dan Tukang Cerita Agus Key alias PM Toh Lahir pada tanggal 17 Agustus 1969 PM Toh berkelana dari kampung ke kampung di Aceh hingga bermain di Teater Spectakel, Zurich. PM Toh atau Agus Key terinspirasi oleh Tgk Adnan, seorang penjual obat terkenal di Aceh yang selalu memukau orang dengan kisah-kisah lisannya. Saat itu tahun 1991, saat dimana Agus memutuskan cuti dari kuliahnya di Institut Kesenian Jakarta. Namun, jika gurunya itu mengisahkan hikayat-hikayat lama, seperti Hikayat Malem Diwa, Hikayat Raja Beudiu, dan Hikayat Elia Tujuh, Agus membawakan hikayatnya sendiri. Cerita pertama yang ditulisnya adalah Hikayat Anak Emak Mencari Telor, dongeng untuk anak-anak. Namanya mulai dikenal berkat kekecewaannya atas reformasi. Dengan gayanya yang konyol dan unik, Agus melakukan modernisasi seni bertutur hikayat dan sesekali menyempilkan kritikan-kritikan sosial. Jika biasanya hikayat disampaikan dengan pakem sesuai cerita yang diwariskan turun-temurun, Agus mematahkan semua itu. Penonton tergelak saat Agus menggunakan benda-benda keseharian seperti ember, corong minyak, kantung plastik dan alat sederhana lainnya menjelma menjadi sebuah makna yang dalam.

15


artwork bunch

Teks: Ade Kurnia

JIMI MULTHAZAM Pelukis, Penulis, Vokalis, dan Penyiar

Segalanya berawal dari potongan kalimat yang tiba-tiba saja hinggap di kepalanya, “Jadi sebelum gue menghasilkan sebuah karya seni rupa, gue awali dulu dengan tulisan. Nah dari tulisan yang gue buat tadi, dengan ide yang lain gue tuangkan ke musik menjadi lirik, gue lebarkan lagi menjadi cerpen, dan gue potong lebih pendek lagi menjadi visual atau ilustrasi.� jelas penyiar salah satu radio anak muda ini. Mei 2009 yang lalu, dengan dukungan penuh dari Ruang Rupa, Jimi sukses menggelar sebuah pameran tunggal yang merupakan sebuah retrospeksi dari karya-karyanya sejak tahun 2001 sampai 2009 yang bertajuk JIMI! JIMI!JIMI!

16 FAR JUNE/JULY 2009


artwork bunch

MANUELLA WIJAYANTI Pelukis muda berbakat

Lahir pada tanggal 8 Mei 1990 Manuella Wijayanti (19th) gadis belia ini lebih akrab disapa dengan panggilan Ella atau Ella Wijt. Pelukis muda ini sangat identik dengan buah strawberry karena hampir disetiap karyanya pasti menampilkan buah merah ini. Baginya melukis telah menjadi hobinya sejak masih duduk di taman kanak-kanak. Selain bakat diakuinya keinginan yang besar menuntunya menjadi pelukis hingga saat ini. Ella Wijt telah membuktikan eksistensi dirinya dalam dunia seni terutama seni lukis, hal ini dibuktikan dari beberapa pameran yang telah ia ikuti beberapa diantaranya; pameran bersama “Pesona Melonia XXX Day of Glory” di Sahid Jaya Hotel (2-8 Agustus 2005), serta pameran tunggal terbesarnya yang sekaligus memperingati hari ulang tahun-nya yang ke-17 yaitu SOLO PAINTING EXHIBITION yang berjudul “It’s just been started!” di Museum Nasional atau Museum Gajah, Jl. Merdeka Barat, Jakarta Pusat (19-29 Mei 2007). 17


nation on a mission Foto: Asmara

POLARIS Beberapa dari kami sedang berlarian diatas tumpukan sampah dan paku. Tapi malam nanti, kami pasti melihat bintang. Sebelumnya tentu saja ada hidangan pembukanya, Sunset, begitu turis asing menyebutnya. Ohhh... Andai saja beberapa dari kami bisa bersenang-senang seharian tanpa harus bekerja seperti monyet.

18 FAR JUNE/JULY 2009


19


20 FAR JUNE/JULY 2009


21


22 FAR JUNE/JULY 2009


23


24 FAR JUNE/JULY 2009


25


26 FAR JUNE/JULY 2009


nation on a mission

EKSPLISIT

Orang menulis, berbicara dan bertingkah laku pada dekadensi eksplisit bermuatan hipokrit yang mengungkap ketakutan dan kekhawatiran. Seharusnya kita semakin kesana semakin maju. Karena mereka yang ada didalam foto ini, bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya diri mereka. Orang dewasa (kita) lah yang bertanggung jawab untuk menjawabnya.

27


28 FAR JUNE/JULY 2009


29


30 FAR JUNE/JULY 2009


31


32 FAR JUNE/JULY 2009


upcomingTeks: young Ade Kurnia

GARU Purbaru Nauman

Mulai mencari uang dengan hasil keringat sendiri sejak remaja, tepatnya saat ia masih berusia 13 tahun, diakui telah menciptakan mental monster dalam dirinya. Terhitung sudah 16 macam pekerjaan dijalaninya, mulai dari menjadi wiraniaga sebuah supermarket, kurir, penjaga keamanan, pekerja bangunan hingga saat ini pekerjaan terakhirnya yaitu arsitek. Pada usia 17 tahun, ia meninggalkan rumah untuk meraih gelar sarjana Science Architecture di University of Newcastle, Australia. Kemudian di usianya yang menginjak 20 tahun, ia melanjutkan pendidikan arsitekturnya di University of Technology Sydney dan berhasil mendapat gelar Masters of Architecture di usianya yang ke 23. Setelah lima setengah tahun menempuh pendidikan, Sydney menjadi terlalu kecil. Bagai burung yang dilepas dari sangkarnya, ia berangkat ke Jakarta dengan langkah ringan dan mendapat pekerjaan sebagai arsitek di PT. Sekawan DesignInc Arsitek (SDA). Krisis ekonomi global yang melanda dunia pada 2008 kemarin, terpaksa memupus habis semua proyek perusahaan yang sedang dikerjakan Gaz kala itu. Maka untuk pertama kalinya setelah sepuluh tahun melakoni berbagai “pekerjaan canggung” dan berikut gelar Masters-nya, ia sukses menjadi pengangguran. Tanpa pernah kehilangan antusiasme dalam urusan gambar dan desain, pada satu waktu ia bertemu mantan bosnya, peluang baru yang lebih besar muncul dan ia pun kembali menceburkan diri ke dunia yang dicintainya dengan ambisi tak kalah besar. Saat ini ia bekerja sebagai arsitek bertaraf internasional di sebuah proyek pembangunan hotel bintang lima di Al Reem Island, Abu Dhabi. “Desain adalah sembilanpuluh persen energi dan sepuluh persen bakat. Saya melalui sembilan kali kegagalan terlebih dahulu dalam sepuluh kali percobaan. Maka dari itu, saya belajar dari sembilan kesalahan tadi untuk menghasilkan satu yang berhasil,” katanya. “Once you think you know everything, you stop developing in life. Learn! Learn! Learn! Because we are all born dumb!”

33


hit’n’miss Teks: Ade Kurnia dan Bungawati

POLYVORE

FORSHKA

Forshka diadaptasi dari boneka matryoshka yang berasal dari negara pembuat senjata, Rusia. Matryoshka terkenal ke berbagai penjuru dunia sebagai boneka pajangan lucu yang terdiri dari lima buah boneka, dimana empat boneka dapat disimpan di dalam satu boneka yang terbesar. Dash Company membuat dan menamakan boneka Rusia dengan rasa Indonesia ini sebagai Forshka. Terdiri atas tiga kategori berdasarkan pilihan konsumennya, yaitu : -Signature Style of Forska Forshka jenis ini didesain oleh tim dari Dash Company. Beberapa contohnya seperti forshka yang memperlihatkan sebuah keluarga dari Jawa, keluarga penguin, dan lain sebagainya. -Family Edition Forshka Forshka yang dibuat sesuai pesanan dari konsumen. Bisa berupa gambar wajah dari anggota keluarga kita yang nantinya akan dijadikan boneka Forshka. -Life Cycle Edition Forshka Nah, Forshka jenis ini untuk orang yang sedikit narsis. Kenapa? Karena kita bisa memesan boneka forshka yang berbentuk perjalanan hidup kita sejak dari bayi hingga saat ini.

Website ini diperuntukkan buat kamu yang sangat menggilai dunia fashion. Di sini kamu bisa tahu perkembangan dunia fashion yang terbaru maupun yang sudah lama. Web yang satu ini rupanya sudah mencuri hati banyak wanita untuk join dalam group ini. Dalam web ini kamu bisa berkreasi semenarik dan seunik mungkin dalam memadu padankan sejumlah pakaian, sepatu, dan berbagai jenis aksesories. Buat kamu yang mercitacita menjadi designer, web ini bisa dijadikan wadah untuk memoles kreatifitas yang kamu miliki.Tidak hanya informasi yang menarik dari web ini juga bisa menemukan referensi yang unik untuk gaya berpakaian kamu.

MICROSOFT FINGERPRINT READER

Demi keamanan file dan dokumen dalam komputer pribadi memang sudah menjadi suatu keharusan untuk membuat password yang sulit dipecahkan orang lain. Namun jika terlalu banyak password yang harus dihafal jadinya malah menjengkelkan. Entah itu untuk menghidupkan laptop, membuka email, atau mengakses sebuah website. Bagaimana jalan keluarnya? Jawabannya ada pada Microsoft Fingerprint Reader. Alat ini dapat menjadi satu-satunya akses untuk menghidupkan kompter dan membuka program lain. Mudah pengoperasiaannya dan sudah fit-in dengan Microsoft dan software-software lainnya.

DIGITAL CAMERA MASK

Wajib dimiliki bagi anda yang gemar menyelam. Untuk menikmati sekaligus mengabadikan keindahan flora dan fauna yang ada di dalam air, gunakan Digital Camera Mask yang teknologinya sangat canggih ini dengan kualitas gambar 5 pixel dan tahan hingga kedalaman hingga lima meter. Jadi anda bisa memotret ikan dan tanaman laut dengan hasil memukau tanpa perlu repot-repot lagi membawa kamera bawah air yang biasanya berukuran besar itu.

MELISSA VIVIENNE WESTWOOD “ANGLOMANIA”

Mulai bosan dengan sepatu anda yang sudah usang. Melissa Jelly Shoes menawarkan solusinya. Dengan bekerja sama dengan salah satu fashion designer ternama dari inggris Vivienne Westwood untuk kedua kalinya, Melissa mengeluarkan koleksi terbaru yang sangat unik dan cantik ini dengan ciri khas wangi permen karet yang bisa mengganti hari-hari anda yang membosankan menjadi kembali berwarna. Dengan delapan variasi; hijau, putih, hitam, merah, jingga, kuning, biru dan ungu ini pasti tidak akan mengecewakan anda. Bentuknya yang eye catching dengan kenyamanan yang bisa membuat anda betah seharian mengenakan sepatu berbahan dasar plastik ini. 34 FAR JUNE/JULY 2009


hit’n’miss

LUMBA-LUMBA PINK ALBINO VUZIX iWEAR AV230 Masih ingat akan dunia lain yang dimasuki Keanu Reeves dalam film The Matrix. Atau mungkin anda sempat merasakan game virtual dimana anda jadi terlihat autis ketika anda mengenakan penutup kepala yang didalamnya terdapat monitor tempat game tersebut dimainkan. Nah, jika anda menyukai dan ingin merasakan lagi hal yang disebut ‘asik sendiri’ tersebut, maka coba gunakan produk dari Vuzix iWear AV230 berikut ini. Anda dapat menikmati film kesayangan anda dengan langsung menghubungkan alat ini pada ponsel, iPod, camcorder, kamera digital hingga DVD player. Clever, huh? Pakailah alat ini seperti memakai kacamata. Dan nikmati sensasi virtual asik sendiri home theater di kepala anda.

Lumba-lumba, binatang mamalia yang satu ini tentunya sudah tidak asing lagi dimata anda. Tapi tahukah anda binatang yang baik hati ini ada yang berwarna pink. Lumba-lumba hidung botol ini beredar di sekitar danau Lousiana. Seluruh badannya mulai dari moncongnya hingga buntut berwarna merah muda. Gambar yang diambil oleh kapten kapal charter setempat Erik Rue ini mengaku telah memperhatikan lumba-lumba ini sejak lama. Binatang yang menarik perhatian ini ternyata tetap bergabung bersama lumba-lumba lainnya yang berwarna hitam. Dilihat dari warna kulitnya yang lain dari lumbalumba kebanyakan ternyata ia termasuk dalam hewan albino. Buat anda yang penasaran dan ingin melihat secara langsung lumba-lumba pink ini bisa berkunjung ke danau Calcasieu kawasan air payau yang terletak di utara Teluk Meksiko Barat Daya AS. (Sumber Data: Kompas.com)

GALERI SALIHARA Satu lagi yang baru dan berbeda, Galeri Salihara. Galeri yang bertempat dibilangan Pasar Minggu Jakarta ini menawarkan fasilitas yang berbeda, dengan bentuk bangunan silindernya yang tak biasa, dinding dalam yang melingkar dan ruang kosong yang mengesankan luas bisa anda jumpai disini. Tempat ini kini sedang In untuk berbagai acara mulai dari pertunjukan teater, musik, pameran lukisan dan sebagainya. Selain itu kenyamanan lain yang ditawarkan yaitu tempat makanan dan minuman yang bervariasi berikut dengan suasana sejuk pepohonan yang bisa turut anda nikmati.

RUMAH KREATIF PEJATEN 17

SVS JEWELLERY

Untuk anda yang menyukai berbagai macam aksesories mulai dari kalung, gelang cincin, anting dan sebagainya bisa mencoba buka blog yang satu ini. Aksesories yang ditawarkan tidak hanya menarik tetapi juga unik dan khusus dibuat untuk anda yang Fashionable. Bentuknya yang beragam sangat cocok dipakai ke acara mana pun. Harga yang ditawarkan pun bervariatif, jadi tunggu apalagi. (http://svs-twinderland.blogspot.com/)

Tawa, tangis, bahagia, sedih dan sejuta rasa lainnya dalam hidup kita rasanya selalu memberikan kenangan tersendiri. Setiap momen indah pasti terekam dalam hati kita masing-masing. Tapi bagaimana jadinya bila setiap momen itu bisa anda kenang dan lihat setiap saat. Pasti akan lebih menyenangkan bukan? Untuk itu Rumah Kreatif Pejaten 17 menawarkan sesuatu yang berbeda buat anda. Setiap momen indah akan diabadikan dalam sebuah buku yang tidak biasa. Seperti scrab book, year book, souvenir dan sebagainya. Sesuatu yang unik pasti akan anda dapatkan mulai dari design, isi, hingga pada tahap finishing. Karena dalam setiap pengerjaannya selalu mengkombinasikan antara kecanggihan teknologi dan juga hand made. Selain berinovasi dengan kreatifitas ‘Rumah Kreatif’ selalu ingin adanya diferensasi dalam setiap hasil karya mereka. Tempat ini juga sangat terbuka dengan setiap keinginan dari konsumennya, So tunggu apalagi abadikan setiap momen hidup anda di “Rumah Kreatif Pejaten 17”.i.

35


heat’n’beat Teks: Ade Kurnia dan Bungawati

SEE, HEAR, SAY, SMELL, TOUCH AND WRITE IT DOWN

Blog yang ditulis oleh wanita (23th) ini menyajikan sesuatu yang bukan itu-itu saja. Disini banyak yang bisa anda temui mulai dari beragam info mengenai fashion yang terkini, serta inovasi barang-barang elektronik yang lebih canggih. Bagi anda yang menyukai fotografi disini ada juga beberapa kumpulan info mengenai dunia fotografi. Tidak hanya itu baitan beberapa lagu dan puisi pun turut menghiasi blog ini, jadi tunggu apalagi blog ini bisa jadi tempat anda menemukan apa yang mungkin sedang anda cari. (http://andhitasiswandi.blogspot.com/)

PIMP MY JEANS

Website ini bisa menjadi inspirasi buat anda yang ingin penampilan baru tapi tidak mengeluarkan kocek yang berlebih. Dalam website ini anda akan menemukan ide-ide baru tentang bagaimana mengkreasikan jeans lama anda agar menjadi baru kembali dengan tambahan asesoris, pita, kancing, dan cat warna yang dijamin akan merubah yang lama menjadi baru kembali. Dan anda pun bisa membuatnya sesuka hati karena ini hasil dari kreasimu sendiri. (www.pimpmyjeans.com)

GARUDA DI DADAKU

“Ku Yakin Hari Ini Pasti Menang” Produser : Shanty Harmayn Sutradara : Ifa Isfansyah Penulis skenario: Salman Aristo Bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Bayu (Emir Mahira) yang memiliki hobi tidak berbeda dengan anak-anak lain seusianya yaitu sepak bola. Tapi skill yang dimiliki Bayu ternyata tidak main-main, selain karena ayahnya yang juga pemain sepak bola, setiap pagi dengan penuh semangat Bayu menggiring bola menyusuri gang-gang sempit sekitar rumahnya menuju lapangan bulu tangkis untuk berlatih sendiri disana. Mimpi bocah ini hanya satu, menjadi pemain sepak bola yang baik dan berhasil sehingga membuat Ibu dan Kakeknya bangga. Kesehariannya, Bayu selalu ditemani oleh dua orang sahabatnya. Mereka adalah Heri (Aldo Santani), yang selalu menjadi penyemangat sekaligus ‘pelatih’ Bayu, serta Zahra (Marsha Aruan), anak seorang penjaga makam yang misterius. Bertiga mereka bahu-membahu melewati hari-hari untuk sekedar membuat Bayu dapat berlatih dengan tenang melawan segala kekhawatiran dalam dirinya. Sampai pada suatu hari, Bayu berhasil mendapat beasiswa dari Sekolah Sepak Bola (SSB) Arsenal sehingga jalan menjadi pemain timnas Indonesia U-13 terbuka lebar. Namun usaha keras Bayu tidak direstui oleh kakeknya, Usman ( Ikranagara), yang menentang cita-cita Bayu dan kecewa hingga akhirnya jatuh sakit. Kenyataan itu memukul Bayu, mengancam putusnya tali persahabatan anatara Heri dan Bayu, karena bagaimanapun, Bayu sangat menyayangi kakeknya. Apakah usaha saja belum mencukupi, sehingga mimpi sederhana dalam hidup seorang anak pun harus dipaksa pupus? Dengan iringan lagu kebangsaan sepak bola Indonesia, yaitu lagu Garuda Di Dadaku yang kerap membuat bulu roma naik turun, membuat film ini seperti hantu bagi masyarakat yang merindukan kejayaan sepak bola Indonesia. Saksikan di bioskop terdekat kamu!

YOUTUBE SING-A-LONG

Youtube memang mendunia, video apa saja bisa anda temui mulai dari musik, film, iklan, dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu website ini bisa jadi wadah anda untuk menuangkan berbagai macam ide ataupun bakat yang anda miliki. Seperti yang dilakukan dua kakak beradik Gamaliel dan Audrey yang sengaja merekam suara mereka sambil melantunkan lagu “Just Dance ” yang dipopulerkan oleh Lady Gaga. Diakui oleh mereka menyanyi merupakan hobi dan dengan cara ini bisa menyalurkan hobi mereka sekalian membaginya kepada siapapun yang mau melihatnya. Dan anda tidak akan menyesal melihat aksi mereka berdua, karena bukan hanya bagus suaranya tetapi juga sangat menghibur. Selamat mencoba!! 36 FAR JUNE/JULY 2009

SINEMA INDONESIA

Buat anda yang menggilai perfilman Indonesia dan mau tahu tentang reviewnya disinilah tempatnya. Blog pribadi ini kini telah menjadi sarana publik untuk mendapatkan informasi tentang perfilman di Indonesia. Tidak hanya film-film yang baru tayang saja, tetapi film yang sudah lampau pun bisa anda temui disini. Ini bisa menjadi referensi anda sebelum menonton atau membeli DVD film-film kesukaan anda. (http://www.sinema-indonesia.blogspot.com/)


short attack

Helaian uban sang Bapak

S

iang itu diriku menemanimu Berbincang-bincang mengenai pendekatan diri kepada Sang Kuasa. Perbicangan pun selesai, setengah cangkir kopi susu, kau sisakan untuku. Hah.. Hal itu adalah sebuah isyarat bahwa kau akan beranjak pergi meniggalkan rumah dan akan datang seminggu lagi dan diriku ku pun sengaja ikuti jejak langkah mu, untuk antarkan kepergian mu. Keretamu pun melaju, menyisakan jejak karet hitam, atau jiplakan tanah kering di jalan. Setelah kereta mu tak terlihat lagi. Maka aku segera memeriksa keadaan berharap untuk jadi sepi. Agar tak ada orang yang dapat melihatku, disaat aku mengusap-usap jejak yang tertinggal tadi. Hah… sambil mengusap, aku berucap “tadi bapak dari sini,Minggu depan pasti datang lagi!!” tanpa kusadari akupun berbicara sendiri. Bapak yang kukenal adalah bapak yang berambut putih seperti aktor film barat yang bernama “Richard Gere” kata ibuku. Hahahahaha, hal ini membuat ku tertawa jika mengigatnya. Pernah kau tak datang sampai 2 minggu membuat fisikku melemah, bagaikan manusia yang tak punya gairah dan pada saat itu pulalah, ibu mulai menghubungi mu. Untuk memohon kau dapat hadir dihadapanku. Keesokannya kau tiba, Gilaaaaa!!! Sungguh hebat kebesaran yang kuasa. Hanya dengan melihat mu, aku dapat kembali berdiri. Hanya dengan senyummu, hati ku penuh terisi. Dan saat kau bertanya padaku. “ Kenapa katanya Kamu sakit?” Karena teramat senangnya aku tak dapat berucap, hanya mengangguk menjawab perkataan mu. Karisma mu begitu tinggi bagiku, hanya dirimu yang membuat ku tak berani berbicara, hanya dirimu yang membuat ku tak berani berkata. Pernah disaat kau datang aku berpura-pura untuk tidak tahu, aku berlaga tertidur saat ku dengar langkah mu. Maka disaat kau membuka pintu kamar untuk melongok ku, aku berharap kau menghampiriku untuk mengusap rambut ku. Sebuah kalimat indah tebuang dari mulut mu. Kau berkata pada ibu, Bahwa betapa berharganya diriku bagi mu. Waktu pun berlalu. Sudah banyak bertambah sekarang umurku, begitu juga dengan mu. Helai uban itu bagaikan suatu dogma yang selau mebekas dibenakku. Waktu pun berlalu. Banyak hal yang telah merubah diriku, sehingga merubah perasaanku menjadi ragu. Banyak hal yang merancun di otakku agar diriku membencimu, sehingga tertanam di benakku bahwa tak ada keadilan dari dirimu. Diriku pun berubah, hal yang dulu sering kulakukan tak lagi kupedulikan. Yang ada hanya pelarian, bermain-main bersama

teman. Yang ada hanya pelarian, bermain-main bersama preman. Yang ada hanya pelarian, bermain-main bersama canduan. Saat itu aku tak menyadari, diriku hanya bermain-main dengan perasaan. Seperti yang kukatakan tadi, karisma mu begitu tinggi. Membuat aku tak berani membuka mulut ini, untuk bertanya padamu. Apakah benar? dengan segala ucapan yang ku dengar pada hampir setiap hari? Apakah benar? Bahwa dirimu hanya gunakan birahi, tanpa memakai hati? Ya!! Maka banyak lah pertayaan yang terkunci dalam hati. Merubah hati ku menjadi besi pagar, yang tergembok oleh karat-karat. Merubah rasa senang ku, menjadi rasa benci yang tak dapat dijelaskan atau digambarkan. Walau begitu, aku tetap tak berani memaki. Aku hanya memakimu, melalui pelarianku. Melalui semua tempat persembunyianku. Dari dalam lemari, kolong ranjang berdebu yang terbuat dari besi, ataupun berlama-lama di kamar mandi, untuk mendapatkan suasana sepi berpadu dengan luapan emosi. Tanpa kusadari diriku jadi tak peduli. Tanpa kusadari dirimu jadi tak berharga lagi. Saat tiba waktunya, detik-detik menjelang kehancuran dari semuanya. Saat tiba waktunya, fisikmu tak lagi gagah seperti sebelumnya. Saat tiba waktunya, kau terbaring di ranjang rumah sakit tanpa kenal siapa yang menjengguknya. Saat tiba waktunya, kau terus berucapucap terus menerus memuja yang kuasa. Saat tiba waktunya, kau mengusap-usap semua benda di sekitarmu untuk menyucikan diri. Periiiiiiiiiiih….Sakiiiiiiiiiit…dan Hal yang aneh saat melihatmu seperti itu. Aku hanya bisa berlari, kali ini dengan gadis mungil yang menggunakan hati, karena dengannya diriku bagaikan bermimpi dan jadi lupa diri. Ia adalah candu yang terparah yang pernah kugeluti, sehingga aku terbiasa berlari. Berlari dari kenyataan yang terjadi, dan terus bermimpi. Tiba waktunya pada keesokan pagi. Dering suara telp rumah pun berbunyi. Ibu sedang berbincang dengan kakaknya, dan memanggilku untuk beranjak mengangkat telpon itu. Saat aku mengangkatnya, aku mendengar suara perempuan dengan suara berat… Ia berkata. ”Namaku disebut...Bapak sudah pergi!!!” Aku hanya terdiam. Aku tenggelam...Kali ini aku benar-benar tak bisa berucap. Kali ini peran ku benar-benar bodoh. Kalimat yang keluarpun teramat bodoh. Yang terlontar adalah “Apa benar teh?, ah teteh pasti bohong!!!” Dia menjawab dengan nada yang lebih berat lagi “iyaaa dan namaku disebutnya lagi”. Tanpa kusadari gagang telp yang kugemgam terlapas, menimbulkan suara yang memancing ibu dan kakaknya melihat kearahku. Aku berkata sambil berlari menuju kamar melon-

tarkan kalimat “ Bpk udah ngga ada!” Dahulu aku sangat senang mengantar kepergian mu, tapi sekarang aku tidak sedikit pun ada di saat kepergianmu. Kepergian yang benarbenar pergi. Kepergian yang akan membuat harihari ku akan lebih sepi. Kamarpun sengaja ku kunci, Aku benamkan wajahku kedalam bantal untuk membasahi kainnya dengan genangan air mataku. Aku dekap wajahku sekuat-kuatnya dengan bantal itu, sehingga tak ada lagi udara masuk ke paru-paruku, sehingga mebuat diriku berniat mencari kemana tempat pergi mu. Saat bunyi keras dari gebrakan pintu, maka lepas lah dekapan bantal itu dari wajahku yang mulai membiru. Saat aku bergerak untuk melakukannya lagi, banyak tangan yang menghampiri untuk mencegah tindakan ku tadi. Saat mataku terbuka lagi, terlihat wajah ibu yang beraut sedih. Ia berteriak kepadaku, untuk menyuruh ku untuk mengigat Kuasa Tuhan. Ia berteriak kepadaku, untuk menyuruhku untuk menjadi orang yang kuat. Akupun kembali membenamkan diriku, tapi kali ini kepelukannya. Maka aku mengambil tindakan, untuk segera menggunduli habis rambutku, Karena pada saat itu gaya yang kumiliki adalah gaya seorang pelari. Dengan potongan botak disamping, dan sisa rambut pada bagian tengah kepalaku. Maka hal yang terberat hal setelahnya, dimana aku harus menjemput adik-adiku yang bersekolah. Untuk menyampaikan suatu kabar yang akan melemahkan hati mereka semua. Maka halhal yag lebih berat lagi adalah setelahnya...Setelahnya...Dan setelahnya...Dan setelahnya lagi... SETELAHNYA LAGI!!..SETELAHNYA LAGI!!.. LAGI!!..LAGI!!!..LAGI, DAN LAGIII!!. Lama kelamaan, diriku terbiasa menghadapi. Lama kelamaan, aku kembali menjadi pemimpi, akan tetapi kali ini suatu angan yang mungkin akan menjadi solusi. Tanpa kusadari, ternyata dirimu adalah seorang pelukis yang menumpahkan banyak warna di kain kanvas putih. Ternyata diriku adalah sebuah hasil jadi dari apa yang kau lukis. Kau adalah seniman terhebat yang pernah ada di muka bumi. Kau adalah karya seni terindah yang pernah aku jumpai. Kau membentuk ku merasakan senang, susah, sedih, dan banyak hal yang tak akan ku ucap lagi. Dan kelak aku akan meyusulmu, ketempat di mana engkau pergi Tetapi sebelum itu, aku pun akan mengikuti jejakmu. Tetapi sebelum itu, aku pun akan melukis sepertimu. Aku juga akan menjadi pelukis sama seperti mu, akan tetapi dengan warna dan goresan-goresan yang berbeda Tak sabar jiwa ini untuk bertemu, 37 Wahai Bapakku…


THE UPSTAIRS

B

“Mengembalikan Elemen Punk Rock Yang (tidak) Sengaja Memudar”

and New Wave Disco Punk asal Jakarta, The Upstairs, kembali meresahkan dansa ribuan penggemarnya melalui improvisasi sound yang menjanjikan nuansa psychedelic dengan mengembalikan porsi gitar ke tempat semula ditambah kehadiran keyboardis baru yang berkarakter. Band yang dibentuk pada tahun 2001 ini, beranggotakan Jimi Multhazam(vokal), Andre Idris(gitar), Alfi Chaniago(bass&synth), Dian Maryana(vokal latar), Bawono Adhiantoro(drum) dan keyboardis baru Adink Permana menggantikan Elta Emmanuela. Divisi keyboard dalam band ini adalah yang paling riskan ditinggalkan personilnya sejak awal. Terhitung sudah enam keyboardis pernah bermain untuk The Upstairs. Padahal peranan seorang pemain keyboard untuk genre yang mereka mainkan ini sangat krusial dalam menyentuh nuansa elektonik musiknya. “Tragis!” sahut Jimi ketika ditanya perihal kepergian Elta untuk melanjutkan studinya ke luar negeri. Single Matraman dari album penuh pertama The Upstairs yang juga berjudul Matraman, langsung mendapat perhatian positif dari sejumlah remaja Ibukota. Disela-sela riuhnya komunitas anak band dan panggung musik yang identik dengan warna hitam-hitam pada era emas pentas seni (pensi) sekolah dulu, seketika berubah menjadi gelombang massa berwarnawarni, kadang monochrome ditabrakkan dengan warna primer, membludak di barisan penonton pensi. Merekalah yang dijuluki Modern Darlings, penggemar The Upstairs. “Kalau gue melihat anak-anak muda ini ter-influence dan mereka berusaha menciptakan hal-hal baru” jelas Jimi. “Dulunya gue kaya’ mereka. Liat tone warnanya(fashion), berwarna-warni, bayangin dulu gue sendirian seperti itu diantara maraknya anak band dengan dandanan hitam-hitam.” Saat ini, band yang beberapa waktu lalu sukses menghibur ribuan Modern Darlings Malaysia 38 FAR JUNE/JULY 2009

tersebut telah merampungkan full album yang ketiga bertajuk Magnet! Magnet!. FAR melalui Jimi, mendapati bahwa The Upstairs dan album barunya Magnet! Magnet! ingin membuat orang Indonesia meninggalkan kebiasaan sebagai penikmat musik dari negara berkembang. Ketika album pertama, Matraman, label kalian indie. Lalu album kedua, Energy, pindah haluan ke major label. Album ketiga, Magnet! Magnet!, kembali lagi ke indie. Kenapa hanya satu album saja dibawah major label? Dari pertama kita bikin album, itu independent sebetulnya. Produksi, artwork semua independent. Kalo masalah kenapa cuma satu album. Masalah kontrak aja sih, jadi kita dikontrak memang cuma satu album sama major label. Setelah berjalannya satu album, kita tidak memperpanjang dan mereka juga tidak menawarkan untuk perpanjang. Jadi kita sepakat untuk berpisah setelah satu album. Pasca Energy dan sebelum dirilisnya Magnet! Magnet!. The Upstairs sempat membuat mini album. Apa pertimbangannya? Setelah album Energy, seharusnya Magnet! Magnet itu dirilis Juli 2008. Tapi karena kita masih terikat kontrak dengan Warner dan karena ada opsi yang harus mereka pertimbangkan dan pertimbangannya itu sangat lama, sementara fans udah teriak-teriak. Akhirnya kita ngeluarin mini album yang bisa didownload gratis. Single pertama dari album Magnet! Magnet, Kami Datang Untuk Musik, itu bentuk komunikasi musikal supaya Modern Darlings tidak rusuh ya? Sebenarnya itu kaya’ ajakan. Lo bisa perhatiin disitu bahwa lagu ini adalah lagu dengan lirik yang paling gamblang tanpa ada kata-kata yang harus Jimi banget. Gue terpicu untuk menulis lagu ini karena dulu ketika The Upstairs akan manggung di sebuah pensi. Saat itu kita masih ada di markas dan ga sempet berangkat karena tiba-tiba crew kita yang ada disana telefon dan

bilang untuk jangan ke venue karena panggung udah rata sama tanah. Rusuh. Dan gue jadi berpikir, dari jaman gue nonton konser sampai akhirnya gue ditonton, yang tidak berubah itu adalah penontonnya. Selalu ribut!. Jadi gue bikin lagu ini supaya orang-orang dateng ke acara musik memang karena musiknya. Dateng mengapresiasi, pulang terinspirasi. Kapan lagi kita bisa jadi negara maju kalau nonton konser aja masih ribut. Itul ciri khas negara berkembang. Bagaimana rasanya punya banyak die hard fans? Memberi pengaruh itu keren banget. Kita bisa memberikan hal-hal positif kepada anakanak muda. Mereka bisa mendengarkan lirik gue. Sedikit berpromosi, lirik The Upstairs itu menggunakan bahasa Indonesia yang sudah lama tidak dipakai. Jadi mereka semakin tahu bahasa Indonesia, jargon-jargon bahasa Indonesia lama. Itu kan sebenarnya harta karun kita. Cuma orang-orang sekarang banyak melupakan karena Indo-Glish semakin banyak. Kaya’ lirik band-band Indonesia sekarang, yang bagian reffrain-nya Inggris. Bagaimana cara The Upstairs menjaga harta karun itu? Lirik-lirik tadi itu kita yakin banget anak-anak muda yang lagi pada diluar sana itu butuh pahlawan. Sementara mereka-mereka yang lain bermain musik untuk pasar. Kalau kita nggak, kita ingin jadi kawan mereka(fans), bagian dari mereka. Gue bikin lirik itu tentang gue disaat gue seumur mereka, dan buat mereka itu empati. Nah itu yang banyak dilupakan musisi sekarang, mereka tidak menyentil empati. Musisi-musisi yang menyentil empati, akan jadi musisi yang keren. Apa yang menyatukan para personil The Upstairs? Kita disatukan oleh punk rock. Setelah sampai ke album penuh yang ketiga plus dua mini


heat’n’beat

Teks: Ade Kurnia Foto: Dimas Wisnuwardono

album. Dan sudah bersama-sama sekitar delapan tahun. Bagaimana komunikasi antar personil? Ada tahapan yang semakin sulit pernah terjadi. Anak-anak ini kan karakternya ajaibajaib. Jadi sampai ada tahap dimana kita seperti punya perisai masing-masing. Saking banyaknya manggung kemarin-kemarin jadi kita gak bisa mikir rencana apa lagi dan gimmick apalagi. Ya, akhirnya kita mencoba untuk meliburkan dulu The Upstairs ini setelah merekam materi untuk Magnet! Magnet!. Soal keluarnya Elta dan masuknya Adink. Apa yang berubah? Elta itu lebih poppish. Sentuhan-sentuhan dia tuh bikin The Upstairs lebih feminin sebenarnya, nada-nada yang dia ciptakan lebih gampang diterima perempuan. Kalau Adink itu dia lebih mainin nada, mainin phasing dan modulasinya ekstrim. Gue butuh orang seperti itu. Jadi pas Elta cabut dari band, otak gue cuma mikir ‘Adink!’. Dalam proses perencanaan konsep album Magnet! Magnet! ini. Apakah ada pengaruh dari band lain? Apa yang kita dengar, kita lihat dan kita rasa, itu dengan sendirinya akan membangun selera. Lo banyak menonton film, banyak mendengarkan musik, mood dan selera lo akan terbangun. Nah dari situ dengan banyaknya hal yang kita rangkum di kepala, banyak referensi, lalu kita lepasin semuanya di studio. Kita ambil dan keluarin kemurnian di diri kita karena kita sudah punya taste tadi. Jadi bukan dengan meng-copy paste grip orang lain, lalu merubah kuncinya. Jiwanya ga nyatu kesitu. Tapi ini gimana cara kita memainkan instrument masing-masing. Album Magnet! Magnet! untuk mencari pasar baru atau menjaga Modern Darlings? Nah itu dia keunikan The Upstairs. Kita bikin materi sampai merilis materi tersebut, kita yakin semua orang akan suka. Jadi bukan cuma modern darlings yang memang sudah lama dengar, gue yakin akan banyak orang-

orang baru yang akan tertarik. Karena kita benar-benar bikin untuk musik. Kalau orang bikin musik untuk pasar, jadi disposal gitu kan musiknya. Sekali pakai buang. Gue yakin The Upstairs bukan tipe-tipe disposal. The Upstairs itu tipe musik yang gue yakin banget akan abadi, yang akan ditaruh di rakrak CD, diputar lagi dan dengan bangganya orang akan bilang ke anaknya, ‘bokap dulu dengerin ini nih’. Magnet! Magnet ini lebih punk ya? Album-album sebelum Magnet! Magnet! seharusnya lebih gitar. Yang lebih punya ciri itu sebenarnya ada di gitar. Ketika album Energy, sound engineer kita Andi Ayunir sebagai orang yang sangat elektronik membuat sound gitar agak terpinggirkan. Nah di album baru ini kita mau balik ke selera awal kita bahwa band ini adalah band gitar yang hajar-hajaran sama keyboard. Agak bising, tapi punya kenikmatan tersendiri. Apa inovasi yang The Upstairs ciptakan untuk album Magnet! Magnet!? Lebih tepatnya improvisasi yang banyak ditonjolin untuk masalah sound di album ini. Si keyboardis baru ini membawa warna yang lebih psychedelic. Andre lebih noise gitarnya. Cara gue nyanyi juga beda. Kalau dulu lebih raw, sekarang lebih teriak-teriak. Jadi yang kita mainin itu bukan warna musiknya, tapi nuansanya. Bagaimana proses bisa sampai ke Demajors? Setelah kita ketok palu berpisah dari Warner. Gue mencari label yang bisa merilis The Upstairs dalam waktu dekat. Ada beberapa label yang kita tawarin kerjasama, dari semuanya yang paling cepat merespon cuma Demajors, yang lainnya bulan depan, bulan segini, tahun depan. Sementara Demajors nekat dan kita suka orang-orang nekat. Tapi bukankah awalnya Demajors lebih fokus merekrut band atau musisi jazz? Sebenarnya Demajors itu suka musik yang soulful. Musisi yang concern banget sama

musiknya. Kalau masalah jazz, lo tahu sendiri orang jazz seperti apa, concern banget sama musik yang mereka mainin. Dan setelah mereka lihat The Upstairs, mereka melihat The Upstairs ini sangat Demajors banget. Gue rasa itu sih. Sebagai band pertama yang mengusung New Wave-Disco Punk pertama, bisa dibilang The Upstairs tidak punya saingan. Komentarnya? Sebenarnya kalau kita tarik ke tahun 80-an, banyak band yang membuat musik seperti ini. Jockie Suryoprayogo misalnya, pernah bikin album namanya Punk Eksekutif. Fariz RM, dia punya band new wave dengan personil-personilnya yang berlatar belakang jazz. Dodo Zakaria dengan albumnya Malisa. Kalau masalah tidak ada saingan saat ini, secara musikal ini menguntungkan. Sempat ada trend baru tetapi sifatnya jamaah yaitu ketika The Upstairs naik, di luar sana The Bravery muncul, The Killers pun begitu. Apa komentarnya? Nah!, itu juga hal yang membuat gue tertawa. Gue punya pola pikir yang mendahului zaman. Kesannya gue menyombong tapi nggak gitu, gue cuma pingin hal yang baru. Makanya ketika lo mendapatkan konsep musik baru, harus buru-buru rekam dan patenkan. Karena orang-orang di belahan dunia lain, juga lagi melakukan apa yang lo lakukan. Kita bikin sesuatu yang baru dan lo suka, orang juga akan suka. Yakin aja. Magnet-Magnet diharapkan akan seperti apa? Lebih meng-Indonesia. Lebih meluas lagi. Dengan nama magnet! Magnet ini gue yakin ini akan nempel di kepala orangorang Indonesia, dan orang Indonesia akan jadi lebih maju dengan album dan musik ini. Karena bosan juga hidup di negara berkembang terus. Jadi gue punya keyakinan, kalau orang dengar Magnet!Magnet!, kita akan jadi negara maju, kalau bisa jadi negara adidaya malah.

39


Tainted Fairytale KETIKA LEMBAR KENANGAN MENJADI SATU - SATUNYA YANG BISA DIPEGANG Photography by Niki Yusuf Saputra Styling by zia baagil Make up & Hair by Hendro Revco Model Natalie - Fame

40 FAR JUNE/JULY 2009


Natalie, Gaun tule - Jenny Ang. Obi - Rinaldy A. Yunardy for Jenny Ang. Sonia dan Canti (worn through out), Gaun - Jenny Yee for Fashion First. Bando tulle - Meregehese.

41


42 FAR JUNE/JULY 2009

Gaun mini ballerina - Jeanny Ang. Aksesori stylish own. Sepatu model own


Gaun - Barli Asmara for Fashion First. Anting - Rinaldy A. Yunardy for Jenny Ang.

43


44 FAR JUNE/JULY 2009

Gaun tule koleksi Jenny Ang


45


46 FAR JUNE/JULY 2009

Gaun chiffon - Jenny Ang. Anting - Jeanny Ang


Jumpsuit - Barli Asmara for Fashion First. Bando tulle - Meregehese

47


Sweet Sunshine KETIKA MANISNYA WARNA - WARNI HIAS KEPALA PENUH DENGAN IMAJINASI DUNIA ANAK - ANAK Photography by Grace Gunawan Styling by Zia baagil Make up & Hair by Hendro Revco Wardrobe by Dearst Model Ksenia - JIM

48 FAR JUNE/JULY 2009


Bando tulle - Meregehese, Kalung - Tasha D. Gionelli for Fashion First

49


50 FAR JUNE/JULY 2009


Bando hias bulu - Elizabeth Wahyu, Kalung sebagai hias kepala - Barli Asmara for Fashion First Gelang bebatuan sebagai chocker - Tasha D. Gionelli for Fashion First

51


52 FAR JUNE/JULY 2009

Hias kepala - Tasha D. Gionelli for Fashion First, Gelang - Elizabeth Wahyu


Hias kepala dengan tekstur renda - Tasha D. Gionelli, Kalung bebatuan warna hijau - Tasha D. Gionelli

53


54 FAR JUNE/JULY 2009

Bando tulle - Meregehese, Lingkar kalung - Tasha D. Gionelli


Foto : My Polaroid Blog, The Cherry Blossom Girl, Fifi Lapin

55


Balut Pastel

Stylist : Zia Baagil Photograph : Olarizqi Photography

Boyfriend dress Sewn Fab-e Rp.719.000

Piggy pen Art & Papier Rp.80.000

Tas Canvas Living Toimoi Rp. 170.000

Bando Meregehese Rp. 95.000 Pencil Case Leather Dog Toimoi Rp.195.000

Tas V & V Fab-e price by request

Spatu Aplegator Fab-e Rp. 509.000

56 FAR JUNE/JULY 2009


Blast of Rainbow

This is Rome by M Sasek Aksara Rp.198.000

Frame Pikitra Co. Ltd Rp. 30.000

Book mark Art & Papier Rp.20.000

This is San Frasisco by M Sasek Aksara Rp.198.000

Coaster Esthetic Toimoi Rp.155.000

Dompet Paris House Fab-e Rp.244.900

Jewellery Box Art & Papier Rp. 75.000

57


Splash of Pop

Jam dinding Pikitra Co.Ltd Rp. 95.000

Bootie Topshop price by request

Jepit serbaguna Pikitra Co.Ltd @ Rp.5000

Calculator Art & Pepier Rp.300.000

Gugu Bag Toimoi Rp.75.000 Tas Nunik Toimoi Rp.200.000

Steples Buaya Art & Pepier Rp. 300.000

Pensil Kayu Pikitra Co. Ltd Rp.10.000

Tyhco radio Toimoi Rp.1.400.000

58 FAR JUNE/JULY 2009


Spot Your Colour! Hias penampilan dalam warna-warna cantik sebagai suntikan inspirasi baru Anda dalam berpakaian.

Gaun : Zazazu Clothing Line

Foto : the sartorialist, garance dore, jak & jil, kingdom of style, karla closet, stockholm streetstyle, nast magazine, zanita zanita, childhoodflames

59


social brew Teks: Bungawati

REALITA YANG HARUS DIJAWAB Anak adalah anugerah bagi setiap orangtua dan pembawa keceriaan bagi sekitarnya.

S

MASA KECIL = MASA PALING INDAH etiap kita mungkin tidak dapat merekam secara pasti detik, menit, setiap perguliran waktu ketika kita masih kanak-kanak. Namun, keindahan dunia saat kita kecil tidak pernah bisa kita lupakan, memori itu tetap akan terekam di hati masing-masing dengan caranya sendiri. Masa kecil adalah masa dimana kita mendapatkan curahan kasih sayang, perhatian, kebebasan, yang diberikan oleh setiap orang di sekitar kita. Orang tua akan selalu memberikan apa yang terbaik dari dirinya untuk anak-anak mereka, dan kita selalu akan bahagia karena kehidupan terasa tidak berat dan sangat bersahabat. Tidak jarang kita temui, kalau hampir setiap orang sangat mencintai masa kecil mereka. Karena masa kecil dimana kita tidak dituntut dan menuntut, hanya menerima, tidak dipaksakan untuk berpenampilan sehebat apa tapi lebih kepada senyaman apa. Masa kecil juga jauh dari sikap egois, kita selalu senang berbagi, senang bila orang lain senang, tidak marah bila pencapaian kita tidak selalu sama dengan yang lain. Karena yang kita tahu kesenangan itu tidak hanya untuk sendiri tapi untuk dibagikan. Masa kanak-kanak juga merupakan masa ketika cinta, sayang, pengertian, toleransi, dan berbagi menjadi sesuatu yang seharusnya, serta apa adanya. Semuanya masih suci karena belum ada yang dipatahkan oleh sebuah kepentingan dan kemunafikan. Ketika waktu terus berjalan dan kedewasaan dituntut berdampingan dengan tanggung jawab yang lebih besar. Kita akan merindukan masa kecil, masa kanak-kanak yang sangat ringan, ceria, dan bebas apa adanya. Bermain petak umpet, gobak sodor, mandi hujan atau hanya sekedar main rumah-rumahan tetap akan memberikan rasa menyenangkan, yang mana rasa itu akan terus terbawa hingga dewasa. Tetapi kita pun tahu, bahwa masa, waktu akan terus berjalan tanpa mau tahu apakah kita sudah siap untuk ke tahap dimana tuntutan lebih banyak, tanggung jawab yang lebih besar, dan kebebasan yang semakin harus dipertimbangkan dan dibatasi. Maka sepertinya masa kecil adalah masa yang seharusnya indah dan di miliki oleh setiap anak – anak dari kalangan apapun dan dimana pun. Bermain, pendidikan, cinta, kasih sayang, dan lingkungan yang baik adalah beberapa hak yang dimiliki oleh anak-anak. Dewasa ini, zaman semakin berkembang, teknologi maju dengan pesat dan anak-anak pun dimanjakan oleh fasilitas penunjang yang cukup canggih. Mainannya pun kini telah mengalami metamorfosis semuanya jadi serba modern. Orangtua tidak lagi susah mencari tempat atau mainan yang bisa menghibur anak mereka, kini telah ada playstation, game boy, handphone, laptop dan sebagainya. TAK SEMUANYA BERNASIB SAMA Indonesia sebagai Negara berkembang yang kini hampir disetiap sudutnya menunjukkan sebuah kemajuan. Mulai dari gedung-gedung bertingkat yang kian menjulang menghias jalan, kendaraan bermotor yang semakin

60 FAR JUNE/JULY 2009

padat merayap, teknologi yang tiap saat semakin canggih, tingkat kesibukan masyarakat yang meninggi itu semua merupakan pemandangan yang bisa kita temui dan kita lihat pada Negara kita saat ini khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta. Namun dari hinggar binggar kemewahan, kemajuan dan perekonomian yang terlihat semakin membaik ternyata ini tidak melulu dirasakan oleh semua masyarakat. Justru bagi sebagian masyarakat kemunduran sangatlah jelas terasa. Menjulangnya gedung bertingkat bagi mereka tidak ada artinya, kendaraan bermotor hanya memenuhi hari-hari mereka dengan kabut asap yang menyesakkan dada, dan perekonomian yang semakin sulit memaksa mereka untuk hidup dibawah garis kemiskinan. Dampak yang hadir dari semua ini ternyata turut mengambil keceriaan para anak-anak bangsa. Bagaimana tidak kemiskinan membuat mereka harus tinggal ditempat yang tidak layak, kemiskinan membuat mereka tidak dapat menikmati makanan dengan asupan gizi 4 sehat 5 sempurna seperti yang seharusnya mereka dapatkan, yang lebih menyedihkan mereka tidak dapat merasakan sebuah pendidikan yang mana itu bisa membuatnya menjadi pintar dan membekali mereka untuk di kehidupan mendatang. Tetapi itu semua tidak dengan mudah mereka dapatkan, mereka justru dipaksa berjuang untuk menafkahi kehidupan mereka sendiri. Seperti yang sering kita jumpai di setiap sudut kota, dipinggir jalan, anak-anak mengamen, mengemis kepada siapapun yang melewati atau dilewatinya demi mendapatkan uang receh yang di kumpulkan mereka dikit demi sedikit untuk nantinya dipergunakan untuk kelansungan hidup mereka. Pada kenyataannya tidak semua anak beruntung memiliki kasih sayang yang penuh dari orangtuanya terlebih fasilitas yang baik untuknya sehari-hari. Dunia pendidikan yang sangat penting pun tidak dengan mudah diperoleh setiap anak. Menimba ilmu adalah hak setiap anak, agar ia dapat mengetahui dunia dan dapat berkembang demi kelangsungan hidupnya. Namun pendidikan di Indonesia rupanya sangat pilih kasih, hanya yang mampu secara ekonomilah yang bisa mengecap ilmu pengetahuan. Sedangkan, anakanak yang berada pada level bawah sangat susah menggapai mimpinya unuk menimba ilmu di sekolah. Padahal, mereka tidak berbeda, sama-sama memiliki kemauan, hak, dan citacita yang ingin dicapai. Hanya saja nasib mereka yang berbeda, tetapi apakah ini harus menjadi permasalahan yang tidak terselesaikan? Tentu selalu ada jalan keluar selama masih tersimpan keinginan dan harapan yang besar. MEREKA YANG PEDULI Hal inilah yang dilakukan oleh para sukarelawan muda yang mau membagi sedikit waktu dan keberuntungannya untuk bisa merubah dan membantu anak Indonesia. Dik Doank (41th), pria yang sudah tidak asing dimata masyarakat ini memiliki wadah untuk anak Indonesia mendapatkan ilmu dengan gratis. Baginya anak


itu merupakan cikal bakal penentu bagaimana bangsa Indonesia pada masa ke depan. Menurut Dik, anak – anak bangsalah yang akan menentukan apakah bangsa ini akan menjadi bangsa peniru atau bangsa pencipta. Dari sanalah Dik Doank ingin semua anak Indonesia menjadi pintar, bukan hanya dalam pelajaran disekolah tetapi juga dalam pergaulannya, dan juga dalam seni. Untuk menwujudkan itu semua ia membangun fasilitas sekolah alam yang dikenal dengan nama “ kandank Jurank Doank “ sekolah ini bukan layaknya sekolah formil biasa tetapi lebih dari itu. Di sini anak-anak mendapatkan semua haknya. Mulai dari mendapatkan ilmu, bermain, kasih sayang, tanggung jawab, penyaluran bakat dan juga berbagi. Dan yang lebih menyenangkan lagi khusunya bagi orangtua murid tidak perlu pusing memikirkan biaya sekolah karena semuanya “ GRATIS “. Keunikan lain dari sekolah ini, ruang kelasnya pun tidak didalam gedung atau bangunan. Tetapi alam menjadi ruangan untuk mereka yang ingin belajar. Anakanak pun terlihat sangat menikmati cara belajar yang tidak seperti biasanya mereka dapatkan. Tidak hanya itu mereka yang bersekolah di sini tidak pernah mengenal derajat ataupun strata social. Seperti yang diungkapkan Dik Doank, bahwa sekolah ini selalu dipenuhi oleh cinta. Cinta yang tidak mudah dibelokkan oleh kemiskinan dan kebodohan. Dari semua ini Dik hanya ingin membagi kepada siapapun khususnya anakanak, yaitu ketika kita hidup jangan pernah takut akan mimpi. Karena mimpi adalah jembatan untuk kita menjadi lebih baik dan dengan bermimpi kita akan termotivasi untuk selalu mau berjuang dan berusaha. Dan ilmu adalah salah satu jalan untuk kita bias melewati kehidupan ini, dengan ilmu kita akan menjadi orang yang selalu baik dan lebih baik lagi. THE CURE FOR TOMORROW Komunitas yang dibentuk untuk para remaja yang peduli akan sekitarnya ini berdiri sejak pertengahan tahun 2006. Dimulai dari dua orang anak yaitu Alanda dan Aisha, yang merasa bahwa kepedulian seseorang tidak bisa dilihat dari umur seseorang, maka terbentuklah komunitas ini. Berawal dari penolakan yang dilakukan lembaga social untuk bantuan bencana alam yang diterima keduanya saat umur mereka belum mencapai 17 tahun. Hanya karena umurnya yang belum dibilang dewasa maka mereka harus mengurungkan niat memberikan bantuan tenaga, materi dan moril untuk saudara sebangsanya. Tetapi penolakan itu justru tidak pernah menghentikan langkah kecil mereka, bagi mereka umur bukanlah persoalan justru lebih kepada niat dan keinginan yang tulus untuk melakukan sebuah bantuan kepada siapapun yang sedang membutuhkan. Secara bertahap komunitas ini berdiri dari hanya 2 orang kini anggotanya telah mencapai 100 orang. Bukankah ini sebuah pencapaian yang tidak mudah. Mengiring anak remaja yang masih lebih besar keinginannya untuk menyenangkan diri sendiri dan mencoba hal-hal baru menjadi remaja yang lebih peduli dengan sesama dan mau berbagi untuk kelangsungan hidup sesama agara lebih baik. Itu semua telah dicapai oleh komunitas ini. Bila diluar sana komunitas motor, mobil, bahkan fans club artis pun ada, gebrakan yang tidak biasa berani mereka lakukan yaitu dengan adanya komunitas remaja yang peduli sesama. Apa saja yang telah mereka lakukan untuk membantu sesama Tidak sedikit yang telah mereka lakukan, pada bencana alam di yogyakarta mereka turut andil memberikan bantuan. Selain itu, mereka juga sangat peduli dengan pendididkan anak-anak yang kurang mampu. Mereka biasanya melakukan kegiatan sosial bagi anak-anak jalanan dan yatim piatu. Pendidikan yang diberikan juga terbilang tidak sulit namun diharapkan mempunyai manfaat untuk mereka pada suatu saat nanti. misalnya mereka mengajarkan kepada anak-anak pengetahuan mengenai Global warming, apa saja penyebabnya dan bagaimana pencegahannya, pengetahuan mengenai kesehatan seperti pentingnya cuci tangan, melukis, mendaur ulang barang-barang bekas menjadi berguna kembali. Dan semua itu diajarkan dengan penuh ketulusan dan harapan yang besar akan sebuah niat untuk membantu tanpa menunggu waktu terbuang dengan percuma. Ketika waktu hidup yang kita punya masih ada dan tidak pernah kita tahu berhentinya detik nafas itu ketika kapan. Maka hal bijak yang bisa kita lakukan selama menunggu waktu itu tiba salah satunya adalah membantu sesama dan berbuat sesuatu yang bermanfaat. Hingga kita pun akan bahagia karena bersama kita banyak cinta yang turut dari apa yang telah kita perbuat. 61


social brew Teks: Andreas Junian

They call it BATAVIA We call it BETAWI Dan segala kemasifan di tubuhnya

Lenong tanjidor. “Si Doel Anak Sekolah”. Kerak telor. Roti buaya. Ondel-ondel. Apa kesimpulan persamaan yang dapat ditarik dari beragam rupa itu? BETAWI punya jawabnya.

S

ebuah kota besar dengan beragam keunikan dan sejarah panjangnya. Betawi adalah ragam hidup yang tidak pendek dari sebuah perubahan unik masyarakat yang kompleks. Kini Betawi adalah rujuk rupa Jakarta. Megapolitan nan bersahaja dengan rintik modern di dalamnya. Tapi, masihkah kota yang kini menjadi pusat politik, pemerintahan, sosial, hiburan hingga budaya di Indonesia ini “berbaur” dengan keasliannya?. Bagaimana dengan mereka yang mengisi hari-harinya? Masihkah berbangga?. Warga Jakarta kini, tidak semua Betawi asli. Itu sebuah hukum kewajaran yang tentu pantas dimaklumi dari sebuah kota besar yang membuka pintu ‘selebar-lebarnya’ untuk mereka para pendatang. Mimpi sukses, bergelimang uang, ketenaran, perbaikan nasib, dan kesempatan emas adalah angan-angan yang siap dilontarkan para urban. Jakarta dianggap pencerahan untuk itu semua. Ketidakberhasilan ‘dipelintir’ menjadi sebuah kesempatan untuk mencoba, terus dan terus. Kota yang keras, tanpa belas ampun bila terjegal.Jakarta dengan pesona ragam sejarah, adalah masa depan dari Betawi di masa lampau. Tepat 479 tahun usia kota ini. Tak tampak tua, tak tampak seperti arena konservatif. Isinya yang kompleks dan terus bergerak maju dengan cepat dalam segala bidang kehidupan menjadi “obat” awet muda bagi kota yang hanya berawal dari sebuah bandar kecil di muara Ciliwung ini. Sebagai sebuah pencerahan untuk terus mewarnai kota Jakarta, FAR mengajak Anda pembaca, menoleh sejenak ke belakang dengan melintasi waktu untuk “berkenalan” dengan Betawi dan segala unek-unek di tubuhnya. ‘KUASA’ FATTAHILAH Banyak naskah, pendapat, maupun pelbagai perdebatan tentang sejarah Jakarta. Beragam definisi yang berasal dari sumber-sumber sejarahwan tentu merujuk pada satu hal, sebuah sikap peduli terhadap berjalannya perubahan di setiap sudut kota ini. FAR mengemasnya lebih fleksibel, ‘memerasnya’ dari berbagai sumber, dan berharap kekaguman kami terhadap muasal Betawi dapat mengilhami tiap-tiap kedip mata di pelosok negeri tercinta Indonesia. Lance Castle, seorang sejarahwan Australia di masa lampau menyebut kaum Betawi baru muncul pada tahun 1930, itu terjadi saat sensus yang dilakukan pemerintah jaman kolonial yang mengambilnya berlatarbelakang berdasar etnis atau keturunan. Namun, mundur jauh ke belakang, abad ke-12, Betawi muncul atas partisipasi banyak orang asing. Di Sunda Kelapa, sebuah pelabuhan internasional besar kala itu, kapalkapal asing banyak singgah, dan memulai semuanya dari perdagangan, bisnis, hingga berbaurnya kebudayaan yang kelak mengukir kayanya kota ini. Saat Sunda Kelapa dikuasai Portugis abad ke-14 dan 15 , kebudayaan mereka sangat berpengaruh pada pola budaya lokal Betawi yang sudah lebih dulu menetap. Pada 1526, Pangeran Fatahillah dan kerajaannya menyerbu Sunda Kelapa. Ia menguasai Sunda Kelapa dan menamainya Jayakarta pada 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang akhirnya menjadi hari jadi kelahiran kota Jakarta. Saat ‘kuasa’ Fatahillah meraja, Jayakarta banyak dihuni orang-orang Banten, yang merupakan keturunan asal Demak dan Cirebon. Jayakarta saat itu menjanjikan sebuah titik awal percampuran budaya kehidupan masyarakat yang menjadi nenek moyang Betawi kini. Lalu, muncul sosok asing dalam diri Jan Pieterzoon Coen. Seorang Belanda yang menjabat Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang keempat dan keenam. Pada masa jabatan pertama ia memerintah antara tahun 1619 – 1623, dilanjutkan dengan masa jabatan yang kedua berlangsung antara tahun 1627 – 1629. JP Coen merebut Jayakarta pada 30 Mei 1619 dan mendirikan nama Batavia (Batavieren) sebagai penerus ‘tenggelamnya’ Jayakarta di bawah tangan Fatahillah. Sebutan Betawi adalah perpanjangan tangan dari Batavia ini. Di saat inilah perdagangan menjadi sosok penting dan utama khas kota Batavia. Kapal-kapal asing, para pedagang dan turis-turis mulai menghirup udara nyaman untuk menetap lama di situ. Kota yang kuat 62 FAR JUNE/JULY 2009

dengan benteng-benteng pertahanan yang siap mempertahankan diri dari serangan Inggris, musuh bebuyutan Belanda saat itu. Warga pedagang asal Tionghoa, serta saudagar-saudagar Arab yang dikenal rajin dan ulet dalam bidang ekonomi membaur dengan penduduk lokal, pun begitu dengan penduduk daerah Nusantara lain yang saat itu menjadi buruh-buruh dalam jual-beli rempah. Mereka kawin dan beranak cucu. Singkatnya, kelompok yang disebut Betawi merupakan hasil pembauran budaya itu. Mereka terdiri dari orang-orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, India, Portugis, Belanda dan Melayu. Maka tak heran di daerah Condet, Jatinegara, dan Tanah Abang, masih banyak keturunan Arab dan India. Untuk keturunan Portugis, Kampung Tugu di Jakarta Utara adalah contoh lingkup masyarakat yang masih bertahan di Jakarta hingga kini. Namun dahulu, dalam pergaulan seharihari mereka lebih sering menyebut diri berdasar lokalitas hidup, seperti “orang Kemayoran”, “orang Senen”, atau “orang Rawa Belong”. GOLONGAN ORANG BETAWI Sejarah menyatu menjadi orang yang disebut “Betawi” baru muncul saat Muhamad Husni Thamrin (16 Februari 1894-11 Januari 1941), seorang politikus keturunan Inggris-Betawi, mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi . Sebagai putra Bangsa yang nasionalis dan anak asli kota Betawi, MH. Thamrin mengajak orang Betawi tidak berpikir sebagai orang yang hidup sendiri-sendiri di lingkup masing-masing, tetapi sebuah golongan bernama golongan Orang Betawi. Dari sinilah kekuatan dan kesatuan ragam sebagai Orang Betawi mengakar dalam diri para warganya. Sepertinya realitas ini abadi, dan patut di contoh orang-orang yang hidup negeri ini dalam kadar nasional yang lebih tinggi, sebagai bagian Nusantara pastinya. DARI TANJIDOR SAMPE BABEH BEN Dari segi orientasi budaya, dengan bercampurnya budaya dan etnis yang hadir di Batavia kala itu, tentu mempengaruhi budaya asli Betawi dan memunculkan budaya baru yang kaya nilai seni dan menaikkan taraf etnis orang-orang Betawi itu sendiri. Contoh nilai budaya Betawi yang “terinspirasi” dari muatan luar tercermin pada budaya penyalaan petasan, kesenian lenong, gambang kromong hingga pakaian nikah yang serba merah ala Tionghoa. Musik gambus dalam pergelaran marawis, tanjidor ,dan rebana yang terkenal dari Betawi ialah “campur tangan” orang-orang keturunan Arab.


Sementara kita mengenal keroncong Tugu yang ternyata adalah buah ‘kawin silang’ dengan musik-musik etnis Portugis. Panganan macamnya ketoprak, kerak telor, roti buaya, tahu gejrot sampai ketupat nyiksa, juga sebuah kesederhanaan yang berorientasi pada kayanya budaya Betawi. Ondel-ondel dan kuda andong adalah buah karya seni lainnya yang tak hilang seiring berubahnya jaman. So far, barang tentu ini jelas menyempurnakan budaya Betawi hingga bercitra internasional karena terus dipertahankan hingga kini. Lewat tokoh-tokoh seni dan budaya asal Betawi yang terkenal sangat nyentrik dan ceplas-ceplos mengeluarkan ide-ide subur, khasanah budaya Betawi tetap eksis hingga kini. Kita tentu tidak dapat melupakan nama (Alm.) H. Benyamin Suaeb. Babeh Ben, panggilan akrabnya, telah menjadi ikon budaya dan seni Betawi lewat karya ciptanya dalam produksi lagu, film dan musik. Ide-ide gila namun membangun ini menjadi sebuah masterpiece bagi kejayaan Betawi, ia memperkaya dan mensosialisasikan Betawi ke penjuru nasional dan internasional. Ada lagi, (Alm.) H. Natsir, yang dianggap sebagai bapak tokoh-tokoh lenong dan topeng Betawi. Pendiri kelompok kesenian “Sinar Jaya” ini turut mempopulerkan nama Siti, Bokir dan Mandra sebagai putra-putri penerus budaya dan seni Betawi. Muncul pula Rano Karno, Bang Haji Bolot, Atun, dan sebagainya. Konteksnya tentu mereka yang punya banyak jasa hebat di dunia seni dan mengharumkan nama Betawi khususnya. Melestarikan sesuatu di Republik ini adalah suatu budaya yang sulit. Pemikiran dan kepedulian mulai acuh bergeser dari cinta menjadi “biasa”. Betawi pun merasakan imbasnya. Gedung bertingkat berdiri dimana-mana serasa tak ada tempat untuk tradisi, hujan menelurkan banjir, waktu habis hanya untuk memendam emosi kala macet, budaya sok borjuis, modernisasi kelewat batas berintrik pornografi dan perburuan harta, jadi ‘santapan’ yang justru melumpuhkan kepedulian akan Betawi dan segala bobotnya. Tak ada ruang untuk orang Betawi mengeksplorasi seni, budaya dan gaya hidupnya lagi. Namun kini Betawi tetapi mengakar di tubuh Jakarta. Banyak wilayah dan organisasi yang eksis dalam rangka melestarikan kota ini. Selain wilayah Kampung Tugu, Condet atau Jatinegara yang masih banyak orang Betawi asli, pemerintah juga menjadikan Setu Babakan di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan sebagai wilayah konservasi budaya, objek wisata dan pemeliharaan masyarakat Betawi. Kawasan cagar budaya Betawi yang diresmikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso pada 2004 ini, terdiri dari sebuah perkampungan yang menampung hampir 3000 kepala kelurga yang asli Betawi, ditambah sejumlah pendatang asal Jawa Barat dan Kalimantan yang sudah 30 tahun hidup disana. Ditempat inilah kita juga masih bisa mendengar dialek Bahasa Betawi dilafalkan, juga melihat pelestarian kebudayaan orang Betawi dimainkan dan dipertunjukkan, macam seni tari, seni musik, seni drama, hingga ke bentuk-bentuk bangunan rumah khas Batavia dulu yang dipertahankan pemiliknya. Betawi kini adalah Jakarta. Perubahan masif adalah buah dari terbukanya pemikiran dan kecintaan menerima hal-hal baru. Budaya yang patut dicintai para Orang Betawi kini, termasuk mereka yang bukan asli Betawi dan kaum mudanya. Karena ranah yang mereka injak di Jakarta ini, yang kerap menghadirkan sejuta pesona dan pelangi realita, adalah sebuah karya panjang sejarah aneka bidang kehidupan di dalamnya. Seperti orang Betawi bilang dalam idiom mereka yang terkenal, “Betawi punye gaye!. Betawi punye cerite!”. Betawi belum selesai menuliskan kisah besarnya dan tidak akan usai untuk itu.

63


social brew Oleh : Anata O edan

WAYANG GOLEK BETAWI

Percakapan mimpi - mimpi orang betawi

A

pa jadinya kalo tokoh-tokoh pewayangan seperti arjuna diganti dengan tokoh betawi seperti bang pitung atau bang Jampang , atau bisa kah anda bayangkan kalau dewi sinta yang cantik jelita dalam epos pewayangan Ramayana itu diganti oleh nyai Dasima ? ya, jadilah pertunjukan wayang itu wayang dari Betawi. Selama ini kebanyakan kita hanya mengenal dunia pewayangan identik dengan suku Jawa. Suku jawa memiliki metode atau cara tutur pewayangan yang khas melalui kesenian wayang kulitnya. Ini terlihat dari bahasa yang dipakai, personal penampilan dalangnya yang khas Jawa, narasi ceritanya berasal dari mitologi yang akrab dalam masyarakat Jawa seperti Ramayana dan maha barata. Begitupun Wayang golek dari jawa bagian barat. Namun ternyata kebiasaan bertutur dengan metode pewayangan Ini tidak hanya didominasi oleh subkultur jawa saja . Orang betawipun punya wayang nya sendiri . Namanya wayang golek betawi. Dari segi fisik wayang betawi berkategori jenis wayang golek. Sama dengan wayang yang biasa dimainkan oleh suku sunda. Hanya saja secara fisik wayang betawi lebih terlihat seperti boneka-boneka yang tidak berbentuk arikatural mistis seperti halnya wayang pada umunya. Yang fisisknya seperti sosok dari ”negeri peri”. Semisal hidungnya yang tidak proporsional. Bentuk tangan yang aneh, dan karakter wajah yang lebih banyak merupakan symbol-sismbol yang implisit. Wayang betawi tampilannya lebih eksplisist. Bentuk karakter yang ditampilkan simpel dan lugas, dan berusaha mengadopsi relitas kehidupan kedalam ‘relitas pewayangan itu sendiri’. Ceritanya dalam wayang golek betawi ini diangkat dari berbagai legenda/kisah pahlawan betawi dan cerita rakyat setempat. Adapun tokoh-tokoh wayang golek lenong betawi: Abang Jampang, Fatimah, Pak Haji, Opsir Belanda, oglek, si Dadap, si Rabib, Ibnu, Mamat Kodok, Demang Master, Ki Oleng, Mirin, Kompram, Rabiah, Mayang Sari, si meme, Giok Niok, Nona Nency, Inspektur Frans, Sehot Heangs, Kapten Simon, Ki Jiung, Jupri, Ayung, Haji Manong dan Babah Acong, mereka semua menokohkan sejarah terkenal seperti pendekar yang membela kebenaran atas penindasan yang dilakukan serdadu Belanda, seorang jagoan yang bernama Abang Jampang dan kekasihnya Fatimah sebagai tokoh utama dalam cerita pementasan wayang golek lenong Betawi, tak luput tokoh pak Haji pun di pentaskan sebagai sosok tokoh Agama. Serta dalam mendalang pun sepenuhnya menggunakan bahasa Betawi sehari-hari, yang membuat penonton terhibur dengan gaya nge’lenong yang penuh guyonan dan membanyol. Mitologi yang dikembangkan kerap merupakan cerita cerita yang berasal atau berbasisi dari sejarah, tidak semetafisik wayang jawa. Pada umunya di sisi obsesi tentang kemerdekaan, kehidupan ideal terpapar dalam narasinya yang khas ‘lugasnya orang betawi’. Cara penggambaran ruang dan waktu pun sangat spesifik. Wayang dengan gaya ngelenong membuat ruang menjadi lebar. Mebuat penonton menjadi bagian dari realitas mitos yang diceritakan. Seakan-akan pewayang ini terpisah dari kata “konon” tapi justru meletakkan ‘dulu’ sebagai pintu gerbang epoch untuk menuturkan mitologi itu secara realistis dan terbuka. Ini menyeret para penontonnya masuk dalam imajinasi sejarah bukan imajinasi

64 FAR JUNE/JULY 2009

metafisik seperti kalau kita menonton wayang jawa yang penuh mistisme itu. Sehingga kita merasa mejadi bagain dari cerita itu.. Pada dasarnya cerita wayang Betawi ini merupakan suatu penanda bagi pandangan-pandangan ideal dasar masyarakat Betawi. Dalam tutur pewayangan Betawi, cerita dan karakter wayang adalah simbolisasi identitas diri orang-orang suku asli Ibu kota ini. Pada narasinya digambarkan pula pola nilai dan pola interaksi berupa contoh-contoh dan metafora identitas sosial yang kompleks. Bagaimana peran-peran sosial itu dihadirkan dan berperilaku atau bagaimana pandangan-pandangan gender, cinta dan lain-lain. Meski pun terbilang barang baru, wayang betawi bisa menjadi sebuah artefak kebudayaan untuk menyampaikan pesan untuk generasi berikutnya. Berupa nilai-nilai ideal dan kebaikan-kebaikan yang pernah ada dalam interaksi masyarakat Betawi yang kini jumlahnya makin sedikit dan terpinggirkan. Ini seperti sebuah dokumentasi kebudayaan yang dimiliki oleh budaya betawi sendiri.


Perkembangan Jakarta sebagai salah satu kota metropolitan di dunia membuat kehidupan didalamnya menjadi suatu bagian dari desa global. Arus budaya asing yang terus mengalir melalui hegemoni industri kultural yang bersembunyi dibalik jubah budaya populer dan budaya massa menggeser berbagai Kesenian tradisional yang dulu kerap di-

tayangkan dan tumbuh subur di masyarakat betawi pada khususnya dan masyarakat Jakarta pada umumnya. Kini jarang sekali terdengar ada pertunjukan lenong, topeng, atau berbagai kegiatan kesenian, termasuk wayang ini. Kendati wayang golek betawi ini sebenarnya adalah produk anyar dari sintesa budaya Betawi sendiri. Bagaimana kemudian narasi-narasi dan mitologi dari masyarakat betawi menaturalisasi dirinya dalam suatu tontonan budaya masa yang presentasional dalam tutur pewayangan. Dimana narasi ini dihidupkan untuk pewarisan budaya. Ini jelas bersanding dengan berbagai imajinasi populer seperti Superman, batman dan lain-lain. Suatu imajinasi artifisial yang asing bagi kita. Suatu imajinasi yang sebenarnya dangkal moral ketimbang mitologi tradisional Indonesia sendiri. Namun masalahnya kesenian sejenis ini kemudian “kalah” oleh arus invasi budaya populer asing. Bagimana kemudian sosok si pitung di”tendang” oleh superman atau bahkan sosok nyai dasimah yang di gambarkan cantik ala betawi berpakaian tertutup dan sopan (dalam wayang betawi) digantikan oleh sosok Lara craoft atau barb wire yang “berantem” hanya menggunakan celana dalam dan tank top saja. Perbedaannya jelas terlihat bahwa tontonan asing ala superman atau barb Wire tidak berisi narasi yang bervisi moral tertentu. Mereka hanya karakter rekaan yang hadir dari konstruksi visual masyarakat kapitalis. Suatu konstruksi yang berorientasi pada unsur kesenangan (hedonisme) belaka tanpa visi moral tertentu. Wayang Golek betawi sebagai bentuk kesenian asal Betawi yang mempunyai ciri khas tersendiri dalam menceritakan segala macam perilaku masyarakat Betawi dan menyajikan banyak aspek visi budaya dari kebudayaan betawi itu sendiri, kini hanya bisa ditemukan membisu di salah satu sudut etalase pameran Museum wayang di daerah Kota Tua Jakarta. Tidak ada lagi lakon yang dimainkanya. Bukan karena suku betawinya sudah punah, tapi lebih kepada peminatnya dan pengiat kesenian ini yang kemudian “punah”. Apakah Ini juga mungkin suatu pertanda akan punahnya eksitensi budaya lokal yang kemudian menghasilkan generasi yang tak bervisi sama sekali? Wayang merupakan salah satu kekayaan kebudayaan Indonesia. Di kategorikan sebagai seni pertunjukan yang sudah lama dikenal dunia, namun sayangnya generasi muda Indonesia enggan mempelajarinya.

Sangat ironis memang, kesenian asli Indonesia dimata dunia Internasional sangat dihargai, tetapi di negeri sendiri malah termaginalkan. Tidak tanggung-tanggung UNESCO, salah satu badan dunia PBB yang bergerak mengurusi ilmu pengetahuan dan budaya pada tanggal 17 November 2003 memproklamirkan bahwa wayang Indonesia dijadikan sebagai Masterpiece of The Oral dan Intangible Humanity yang artinya sebagai warisan karya budaya leluhur yang sangat tinggi nilainya bahkan sangat agung. Tapi apakah pewayangan entah itu wayang golek betawi atau varian wayang laianya akan tegar di hantam badai waktu. Atau akan di ganti oleh sosok super hero yang diciptakan oleh pabrik kebudayaan barat yang begitu sarat dengan banalitas (*sia sia). Atau akan kah kita membiarkan nyai dasima hadir dengan menggunakan tank top dan hot pants? jawabannya ada pada masyarakat pemilik eksistensi budaya itu sendiri mau tergerus dan larut, hilang sama sekali, atau mulai berfikir tentang arti eksitensi budaya. Semua adalah pilihan dan pilihan ada pada kita betawi, “Indonesia”.

65


hot spot Teks: Bungawati

Batik Doll Sand Rp 15.000,-

TEMPLE TREES Alamat : Jl. Senopati No. 66 Kebayoran Baru Jakarta 12110 Jam Buka: 10.00 – 19.00 11.00 – 17.00 (weekend)

B

Lampu Radiant Spanyol Rp 375.000-975.000,-

ila menginginkan sentuhan warna warni khas Asia untuk barang-barang anda di sinilah tempatnya. Temple Trees butik di bilangan daerah Senopati ini menjual berbagai macam produk yang anda butuhkan mulai peralatan rumah tangga, kamar, asesoris, mainan anak, dan lain-lain. Butik dengan 3 lantai ini di dekor dengan warna warni yang hangat khas Asia yang memberikan kesan nyaman untuk siapa pun yang berada di dalamnya. Setiap barang disusun dengan rapi hingga memudahkan anda untuk mencari barang yang anda inginkan. Kenyamanan pengunjung sangat diperhatikan di tempat ini untuk itu pelayanan yang baik diutamakan seperti keramahan pelayan, suasana yang nyaman, delivery order, dan juga free wrapping gift. Harga yang ditawarkan juga sangat bervariatif, begitu pula dengan barang-barangnya mulai dari bantal, boneka, gantungan kunci, tas, baju, patung, gelang, anting, piring, gelas dan masih banyak lagi. Warna warni ceria yang mendominasi ternyata tidak hanya pantas untuk anak-anak, tetapi orang dewasa pun bisa indah dengan warna yang ceria ini. Butik ini memang unik karena barang yang dijual pun tidak ada dibanyak tempat. Mulai dari bentuk, pemilihan warna, semuanya dibuat seunik mungkin. Temple Trees tempat yang pas untuk anda mempercantik setiap sudut rumah atau pun memberikan hadiah untuk orang yang anda sayangi. 66 FAR JUNE/JULY 2009

Tea Cosy With Elephant Rp 275.000,-


Animal Floor Mat Rp 250.000-

Animal Pillow Case Rp 250.000,Pillow Rp 60.000,-

Rattan Bag Rp 200.000-Rp 350.000,-

Patung Tasha D. Gionelli Rp 1.200.000,-

Purse for coins Price by request

67


hot spot Teks: Bungawati

INIKO TOYS CAFE

C

Alamat: Jl. Gunawarman No. 11A, Kebayoran Baru – Jakarta Selatan (021 - 7220267) Jam Buka : 11.00 – 22.00 11.00 – 24.00 (weekend)

afé yang satu ini punya sesuatu yang berbeda dari yang lain. Tempat yang menyajikan tidak hanya menu makanan yang lezat tetapi juga atmosfer ceria di setiap sudut. Café yang berdiri sejak akhir tahun 2008 ini memilih konsep Intertaiment Dining, mulai dari dekorasi ruangan dengan berbagai jenis Animated Toys , pencahayaan yang nyaman dan juga pelayanan yang sangat baik. Tempat yang menyenangkan untuk hang out ini memiliki berbagai fasilitas seru yang bisa anda coba, mulai dari teka-teki berhadiah, beraneka mainan, play station dan juga free wi-fi. Tidak hanya itu makanan dan minuman yang ditawarkan juga sangat beragam yang menggabungkan cita rasa Indonesia, Amerika, dan China.

Triple Decker Wagyu Beef Paties Rp 85.000,-

Strawberry Tea

Resep rahasia yang dimiliki Toys Café merupakan resep turun temurun keluarga Rp 20.000,yang hanya bisa anda dapatkan di tempat ini. Harga yang ditawarkan sangat bervariatif, tempat ini juga menyediakan Paket Hemat yang bisa jadi alternatif pilihan menu untuk anda. Beberapa menu andalan Toys Café diantaranya: Mexican Meatloaf (daging gulung oven dengan isi keju mozzarella, telur ayam, dilengkapi dengan kentang goring dan sayuran), Pizza gulung yang berbeda dari yang lain, berbagai dessert seperti Choco Cheese Pancake (pancake gurih dengan coklat dan keju didalamnya, saus coklat diluar ditambah ice cream coklat yan lezat). Bahan-bahan masakan yang digunakan selalu fresh dan bebas dari bahan pengawet. Sehingga sangat sehat dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu dari jumlah kapasitas yang mencapai 100 orang ini, Toys Café juga bisa digunakan untuk berbagai acara seperti ulang tahun, arisan, dan lain-lain. Toys Café untuk anda yang ingin menikmati santapan dengan suasana yang berbeda. 68 FAR JUNE/JULY 2009

Hot Latte Rp 20.000,-

BBQ Ribs Rp 43.000,-

Blackforest Pancake Rp 32.500,-


heat‘n’beat

Teks: Chamie

THE STREET VENDOR PROJECT B

aso, Mie Ayam, Kue Cubit, dan Martabak, adalah contoh – contoh jajanan kaki lima ala Indonesia, jangan kaget kalau di Amerika Serikat pun juga ada yang namanya jajanan kaki lima atau terkenal dengan sebutan Street Vendors. Street Vendors biasa ditemukan didaerah metropolitannya Amerika Serikat, salah satu contohnya adalah kota New York. New York memiliki lebih dari 3,000 jajanan kaki lima (street vendors), mulai dari hot dog, pretzel, kacang-kacangan, makanan pagi sampai desserts ala restaurant bintang lima. Semua ini dikelolai oleh masyarakat New York yang ingin memiliki bisnis dengan modal yang kecil. Mereka biasanya orang immigrant yang hidup susah di kota New York. Kerjaan mereka pun sama saja beratnya dengan para penjual kaki lima di Indonesia, mereka bisa mulai berdagang pada pukul 6 pagi hingga 12 malam. Untuk mengucapakan terima kasih pada pedagang – pedagang ini diciptakanlah suatu organisasi bernama The Street Vendor Project yang bernaung dibawah organisasi non profit Urban Justice Center. Sejak lima tahun yang lalu, The Street Vendor Project mengadakan acara dimana para pedagang ini bisa bersaing untuk mendapatkan piala best vendor awards. Pada tahun ini nominasinya sangat bervariasi. Biriyani Cart, daganan yang cukup terkenal didaerah bisnis kota New York ini menjual makanan2 halal dari India dan Pakistan yang dimodernisasi dengan lidah para New Yorker, mulai dari nasi biryani dengan telur dan sambal ala India sampai nasi ayam dengan saus teriyaki, semua ada di dagangan ini. Kwik Meal adalah salah satu saingan Biriyani Cart, mereka bertempat didaerah yang sama, namun Kwik Meal lebih memfokuskan makananannya untuk para vegetarians. Menu paling terkenalnya adalah Falafel with yogurt sauce – adonan yang terbuat dari sejenis kacang-kacangan yang kemudian digoreng dan dibumbui dengan saus yogurt. Calexico Carne Asada bisa dibilang dagangan kaki lima yang paling terkenal dikalangan para selebriti. Scarlett Johannson dan Martha Stewart sangat suka membeli hidangan mexico ini, tacos dan burritosnya mereka sangat bercita rasa dan authentic. Mereka juga selalu memastikan bahwa bahan yang digunakan berkualitas tinggi, bersih, namun tetap dengan harga murah. Dessert truck, namanya pun sudah cukup menjelaskan bukan? Truk ini memang sangat unik, mereka menyajikan hidangan penutup ala restaurant bintang lima dengan harga kaki lima. Menu favoritenya adalah Chocolate Bread Pudding – kue coklat yang hangat dan berlimpah dengan saus coklat serta dihiasi cream dan saus vanilla. Melihat semangatnya para penduduk New York untuk membantu para pedagang ini untuk semakin maju bisa menjadi contoh untuk kalangan kita mengadakan acara yang serupa, sehingga para pedagang kaki lima di Indonesia juga bisa terus berbisnis serta menghibur kita dengan jajanan-jajanan yang menggiurkan dan bervariasi.

69


foreign exchange

Teks: Syalinda Citra

KYOTO, JEPANG

Kota yang dulu jadi ibu kota Jepang ini terkenal karena kultur budayanya yang masih sangat kental. Walau begitu, bukan berarti kota ini cuma dipenuhi dengan kuil-kuil saja. Campuran modernisme dan kultur di Kyoto menjadikannya kota dengan perpaduan yg unik.

SNO:LA 303 Naraya-cho, 3-Jo Sagaru Kawaramachi Dori, Nakagyo-ku Tel: +81 75-212-7839 Jam Buka: 12.30 – 21.30 (Minggu - Kamis) 12.30 – 22.00 (Jumat - Sabtu) Sno:la menyediakan frozen yogurt yang super yummy serta kaya akan kandungan protein dan kalsium. Tersedia dalam 6 rasa (Italian Tart, Chocolate Cremita, Sour Cherry, Pumpkin, Pomegranate, dan Dulce de Leche) serta dilengkapi dengan lebih dari 20 pilihan topping dan sauce. Top-seller nya adalah Chocolate Cremita, paduan yogurtnya tidak mengurangi kekentalan rasa coklatnya..Hmm.. Sno:la store sangat eco-friendly, semua kemasan snola terbuat dari bahan-bahan daur ulang. Interior dan furniture-nya pun terbuat dari bahan-bahan ramah lingkungan pula. Dekorasi dindingnya dihias dengan kayu daur ulang, lantainya dicat menggunakan soypaint. Mejanya terbuat dari kayu eucalyptus, kursi dan sofanya terbuat dari kardus yang sangat nyaman untuk diduduki berlama-lama.

70 FAR JUNE/JULY 2009


ACE CAFE Kiyamachi Dori, 3-Jo Sagaru, Nakagyo-ku, Emipre Biru 10th floor Tel: +81 75-241-0009, Jam Buka: 12.00 – 03.00 Salah satu tempat paling hip untuk hang-out di Kyoto. Dari luar, cafe yg terletak di lantai 10 Empire Building ini terkesan biasa-biasa saja. Namun, ketika sudah berada di dalamnya, terasa sekali nuansa kental era 50’s/60’s dengan sofa-sofa retro yang nyaman, diiringi laid-back tunes pilihan staff dan pemandangan kota Kyoto. Menu andalannya adalah Smoked Chicken Salad, Fried Potato Chips with Carbonara, dan Tiramisu Affogato. Ace Cafe juga menyediakan pilihan cocktails yang sangat variatif dan house wine yang berbeda setiap bulannya. A perfect place to chill the night away.

UNIQLO 216 Shinmoto-machi, Nakadachiuri, Omiya Nishi Iru Tel: +81 75-417-2003 Toko baju ini sebenarnya ada di seluruh Jepang, terkenal karena kualitas barangnya yang tinggi namun dengan harga yang sangat terjangkau. Koleksi Uniqlo terkesan sedikit minimalis namun hadir dalam warna-warni yang colorful. Selain itu, Uniqlo juga melakukan kolaborasi dengan SEGA, Capcom, Taito, Hudson, Namco Bandai dan Sony untuk membuat kaos bertema game. Tidak hanya kaos game saja, tiap tahunnya Uniqlo memang selalu mengadakan kolaborasi, baik dengan designer muda Jepang, atau juga designer luar. Tahun 2009 ini Uniqlo juga berhasil menggaet designer Jil Sander dan menjadikannya sebagai creative directornya. Let see how it goes..

MANNEKEN WAFFLE

KIYOMIZU TEMPLE Kiyomizu-michi, Higashiyama-ku Jam Buka: 06.00 – 18.00 Atau yang biasa disebut “Kiyomizu-dera” ini merupakan salah satu kuil Buddha di Jepang yang termasuk dalam “UNESCO World Heritage Sites”. Ditemukan oleh Monk Enchin pada tahun 778 dan kuil utamanya dibangun pada tahun 1633. Uniknya, pembangunan kuil ini sama sekali tidak menggunakan paku! Kompleks Kiyomizudera cukup luas, on the way menuju kuil, banyak sekali toko-toko yang menjual pernak-pernik dan kue-kue tradisional khas Kyoto. Sesampainya di atas kuil, kita bisa melihat pemandangan seluruh kota Kyoto. Kiyomizu-dera juga terkenal dengan ‘love-stone’ nya. Dua buah batu dihadapkan dengan jarak masing-masing kurang lebih 18 meter, dan barangsiapa yang bisa berjalan dari batu 1 ke batu 2 dengan mata terpejam tanpa melalui rintangan apapun, dipercaya orang tersebut akan segera menemukan true love-nya. Disini juga banyak dijual segala macam jimat unik dan lucu, dari mulai jimat cinta sampai jimat agar lulus ujian. Ada yang berminat mencoba love-stones dan jimatnya?

YOUTH HOSTEL Untuk yang travelling sama temanteman atau backpacking, youth hostel adalah pilihan terbaik buat menginap. Kenapa? Harganya terjangkau dan mereka memberikan special price untuk long-term stay. Selain itu di YH sangat terasa susasana kebersamaan dan kekeluargaannya, kita bisa saling berkenalan dengan para backpackers lain, staff YH pun biasa super ramah dan bisa berbahasa Inggris. Biasanya, hostel di Jepang memberikan 2 pilihan kamar: Western-style (bed) dan Japanese-style (futon – kasur busa ala Jepang, dan tatami – lantai tikar). Fasilitas lainnya yang bisa digunakan bersama adalah, dapur, living room/lounge dengan akses internet dan telivisi, laundry room, serta ofuro (bak mandi air panas ala Jepang). Budget Inn dan Tour Club Kyoto adalah 2 Youth Hostel yg bernuansa kental Japanese, mereka bahkan punya zen garden di dalamnya. Sangat cocok buat yang mau explore Jepang lebih dalam. Minimum price with maximum pleasure.

Terletak di dalam Kyoto Station, waffle asal Belgia ini sangat terkenal akan cita rasa dan aromanya yang sangat menggiurkan. Siapapun yang mencium aromanya pasti akan menyempatkan diri untuk berhenti dan menegok ke dalam toko. Antrian di toko waffle mungil ini layaknya antrian menunggu kereta, terlebih pada pagi hari. Tersedia dalam berbagai macam pilihan rasa, dan tentunya Japanese speciality, matcha.

OTUTUMI LHEE ENVERAAK Toko ini khusus menjual “Furoshiki”, kain pembungkus khas Jepang yang biasa digunakan untuk membungkus bento (Japanese lunch box). Toko ini terbilang baru, namun yang membedakannya dari toko furoshiki lainnya adalah motif kain-kain ENVERAAK yang simpel tapi merupakan hasil variasi motif tradisional dan modern. Oleh karena itu, fokus konsumen ENVERAAK adalah teenager. Tersedia dalam berbagai macam ukuran, furoshiki di ENVERAAK tidak hanya untuk membungkus bento tapi juga bisa dijadikan slayer, bungkus kado, bouquet-wrapper, sampai tas.

KYOTO HANATOROU Arashiyama-ku atau Higashiyama-ku Jama Buka: 18.00 – 21.30 (10 hari di bulan Desember dan Maret) Illumination! Festival ini cuma diadakan 2X setahun, di bulan Desember untuk merayakan berakhirnya musim gugur, dan di bulan maret yang ditandai dengan mekarnya pohon sakura. Di sepanjang jalan, akan diletakan berbagai macam lantern, dari yg terbuat dari kertas, bambu, sampai keramik dan juga tak lupa berbagai model rangkaian bunga khas Jepang (Ikebana). Selain itu, ada juga live performance tarian klasik Gheisa yang diiringi musik tradisional gitar dan saku-hachi flute. 71


in my closet Teks: Bungawati

AGNI PRASASTIA

P

utri Indonesia tahun 2006 Agni Prastistina akan berbagi cerita mengenai barang-barang yang menjadi koleksinya. Di usianya yang masih belia sudah banyak pencapaian yang membanggakan telah ia raih, menjadi Putri Indonesia dan mengikuti ajang bergengsi Miss Universe pun telah ia lewati. Pengalaman yang didapat pun begitu beragam mulai dari keliling berbagai daerah, bertemu dengan banyak orang dan juga berbagai kegiatan social. Wanita yang bercita-cita menjadi fashion designer ini ternyata memiliki kemampuan menjahit yang bisa diperhitungkan. Mengikuti les menjahit sejak di bangku SMA hingga kuliah membuat Agni menjadi mahir menjahit maka tak heran beberapa dress yang dipakai adalah buatan tangganya sendiri. T-shirt, jeans, dan boots adalah gaya yang dipilh Agni untuk seharihari. Sepatu boots merupakan salah satu koleksi dari wanita bertubuh jenjang ini.

Apa saja yang menjadi koleksi kamu? Aku sangat menyukai sepatu mulai dari high heels hingga boots. Selama itu nyaman aku pasti senang memakainya. Merek sepatu yang paling kamu suka? Guess, Nine West, Leo Part, Betsey Johnson, vierra Gomma dan Roxy Sepatu mana yang paling sering kamu pakai? Sepatu Roxy yang Ugg Boot karena bahanya empuk dan lembut sekali sehingga nyaman dipakai kemana pun. Sepatu mana yang membelinya dari hasil penghasilan kamu sendiri? Sepatu Verra Gomma karena aku belinya harus nabung sedikit demi sedikit dari penghasilanku. Kamu paling tidak suka memakai jenis sepatu apa? Flat shoes karena aku merasa tubuhku pendek kalau memakai ini. Merek tas yang kamu suka? Guess, DKNY, Betsyville, etc. Apakah kamu suka membaca? Iya, aku sangat menyukai membaca karena dengan kita membaca bisa banyak pengetahuan yang bisa kita dapat. Perawatan yang biasa kamu lakukan untuk semua barang yang dikoleksi? Seminggu sekali aku bersihkan dengan kain dan diangin-anginkan.

72 FAR JUNE/JULY 2009


streetTeks:shout Bungawati

TIKA//17//DORAEMON

AVRIDYA//17//KING JULIAN

ADE HANNY//29//MULAN

RYO WINIHARTA//18//BUZZ LIGHTYEAR

CINDY//22//SAILOR MOON

CODEFIN MODISH Kota besar Jakarta selalu ramai dengan gemerlap lampu dimalam hari serta hinggar binggar kehidupan masyarakatnya. Pemandangan ini juga bisa anda temui saat weekend tiba. Anak muda Jakarta membludak memadati tempattempat hang-out yang bisa jadi tempat mereka berkumpul menghabiskan waktu. Seperti pada edisi ini tim FAR mendatangi La codefin yang terletak dibilangan daerah Kemang untuk melihat tempat-tempat nongkrong yang asik buat anak muda Jakarta. Tempat yang didominasi dengan lampu temaram ini dikelilingi dengan beraneka counter makanan dan minuman, di sudut lain terdapat bazaar pakaian serta sebuah club ‘Barcode’ yang terletak dilantai paling atas tempat ini. Tempat ini tidak hanya enak untuk nongkrong tapi juga bisa menjadi pilihan anda untuk diskusi, nge-date atau pun hanya untuk sekedar mengisi perut. Tempat hang out ini juga bisa jadi tempat rekomendasi kamu dalam berpenampilan. Karena kebanyakan penampilan yang berkunjung ke tempat ini sangat fashionable. Butuh tempat hang out plus bisa sekalian cuci mata, La codefin bisa jadi tempat alternative yang asik buat anda. Selamat Mencoba!!

MAURA MAGNOLIA//14//PATRICK THE STAR

AYU WIDI//20//NOBITA

MARINDA//17

BIONDI//20

AGE//18//MARIO BROS.

JASMINE AMANDA//17//PRINCESS JASMINE

MASAHYU SHAHNAZ//17//JERRY

73


event

Teks: Bungawati

CLOAK& DAGGER

Pameran yang diselengarakan oleh sepuluh mahasiswa seni rupa ITB ini dimulai dari tanggal 16 – 26 mei 2009 di Galeri Salihara Jakarta Selatan. Hasil karya dari mahasiswa ITB ini menampilkan karya-karya yang beragam mulai dari lukisan, dan berbagai macam instalasi. Tidak hanya sekedar pameran saja tetapi juga turut menyampaikan sejumlah pesan dari setiap karya mereka. Seperti Wastuwidyawan (23th) dalam karya lukisnya yang mengambil objek wanita ini ingin menyampaikan pesan mengenai bagaimana wanita remaja dalam konteks urban life saat ini. Lain halnya dengan Karisma Prawira (22th) yang menampilkan instalasi sebuah toilet ini lebih ingin menyampaikan bahwa kamar mandi terkadang tidak terlalu diperhatikan namun disini ia melihat dari sudut yang berbeda. Pameran ini berlansung cukup sukses melihat antusias pengunjung yang datang selalu meningkat setiap harinya. 74 FAR JUNE/JULY 2009


far fantasy

Akhirnya FAR MAGAZINE menggelar acara launching edisi perdananya yang diselenggarakan di hotel Grand Hyatt pada tanggal 18 April 2009. Acara berlangsung dengan meriah ini turut dihadiri oleh Bapak Dino Patidjalal & istri, Ibu Ali Alatas, Raden Sirait (perancang busana), Addry Danuatmadja (PD OZ Radio) dan para tamu undangan. Fashion designer ternama Agnes Budhi Surya menampilkan sejumlah busana hasil karya rancangannya untuk fashion show yang berjalan disela-sela acara Far Magazine. Acara ini berakhir dengan sejuta harapan selanjutnya akan ada acara anniversary untuk Far yang pertama, kedua, kesepuluh dan seterusnya. Semoga Far Magazine bisa mewarnai hari-hari anda dengan ilmu, informasi dan cinta yang indah. Wish us the best! 75


index

ACESSORIES Elizabeth Wahyu Jl. Kemang Selatan VIII No. 51B Jakarta 12370, Indonesia Telp. 021 70624154 www.elizabethwahyu.com

Pikitra Co. Ltd Jl. Kemang Timur No. 97 Jakarta 12510 Telp. 021 7180623, 24 www.pikitra.com

Meregehese Meira-Rese Telp. 0811247937 rese.meregehese@gmail.com

Toimoi Jl. Kemang Raya No. 27 Jakarta 12730 Telp. 021 7198371

Tasha D. Gionelli Roemah Roepa Jl. Kemang Selatan VIII No. 55 Unit F Jakarta Selatan 12150 Telp. 021 71793971

www.toimoi.co.id

BOUTIQUE & DESIGNER

Grace Gunawan Hp. 0818 08818158 grace.gunawan@gmail.com

Dearst nia.inggita@gmail.com

Fab-e Jl. Benda Raya No. 35-37B Kemang, Jakarta Selatan 12560 Telp. 021 7892402 www.fab-e.com Fashion First Senayan City Lt. 1 Kav 12 Jl. Asia Afrika Telp. 021 72781444 Jeanny Ang Jl. Pluit Barat I No. 6 Jakarta Barat, 14450 Telp. 021 6692878, 6692817

BOOK

(ak.’sa.ra) Jl. Kemang Raya No. 8B Jakarta 12730, Indonesia Telp. 021 7199283, 7199288 www.aksara.com

HAIR & MAKE-UP Hendro Telp. 0815 1661114

INTERIOR

Art & Papier Plaza Indonesia Lt. 2 # 108A Jl. MH. Thamrin Kav. 30-31 Telp. 021 3107195

76 FAR JUNE/JULY 2009

LOCATION

Studio Kresensius Pondok Indah

PHOTOGRAPHER

Niki Yusuf Saputra Hp. 021 93715074, 0818163738 nikiyusufsaputra@yahoo.com Olarizqi Photography Telp. 0812 9277217 www.olarizqi.com Rumah Kreatif Pejaten 17 Jl, Pejaten Raya Kav, 17

Jakarta Selatan, 12510 Telp: 021 99050297


Bagi ingin berlangganan silahkan mengisi formulir dibawah ini: Nama : Tempat/Tangal lahir : Alamat kirim : Kota : Telepon/HP : Pekerjaan : Email :

Jenis Pembayaran a/n PT. DUTA MATA RAMA : Bank Capital, Jakarta, a/c 15.00.00.00999.6 CREDIT CARD*

VISA

MASTER

No. Kartu : Nama Pemilik Kartu : Masa Berlaku : Tanda Tangan Pemilik Kartu :

BULAN

6 Bulan

12 Bulan

Rp 150.000,-

Rp 300.000,-

Untuk wilayah lainnya dikenakan ongkos kirim yang berbeda-beda tiap wilayahnya. Keterangan lebih lanjut, hubungi hotline pelanggan: (021) 3161072 KIRIM FOMULIR LANGGANAN KE FAR MAGAZINE JL. WAHID HASYIM NO. 92 MENTENG, JAKARTA 10340 ATAU FAX (021) 3161072

77


PT. DUTA MATA RAMA Jl. Wahid Hasyim no. 92 Menteng, Jakarta 10340

78 FAR JUNE/JULY 2009


79


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.