15th Issue

Page 1

AGUSTUS/SEPTEMBER 2011 DKI JAKARTA RP 27,500.(LUAR PULAU JAWA RP32,500.-)

PERSON OF THE MONTH GURUH SUKARNO PUTRA

IN MY BAND

THE BANERY

SOCIAL BREW

KERETA API INDONESIA : MELAJU (PELAN) MELINTASI JAMAN

ARTWORK BUNCH

JOMPET KUSWIDANANTO ANDITA PURNAMA TITUNDER PANDA PRISKA NUR ASRIANI MARISHKA SOEKARNA SIMON BRUSHFIELD

FOR ANOTHER REASON : THE PROPAGANDA ISSUE

1


2 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


3


part

CONTENT

DISTRIBUTION

03 INDEX // CONTRIBUTORS

AMBARAWA

05 EDITOR’S NOTE

MARUTO AGENCY

BANDUNG

TOGAMAS GRAMEDIA TOKO GUNUNG AGUNG GUNARAYA

06 PERSON OF THE MONTH GURUH SOEKARNO PUTRA

12 ARTWORK BUNCH

BANJARMASIN

JOMPET KUSWIDANANTO ANDITA PURNAMA TITUNDER PANDA PRISKA NUR ASRIANI MARISHKA SOEKARNA SIMON BRUSHFIELD

GRAMEDIA

BATAM

AULIA BATAM JACK BATAM

BENGKULU ZALDI

BOGOR TENGAH

23 NATION ON A MISSION

JOINT AGENCY

RENDY RAKHMADIAN SULU MARPAUNG

CIREBON

INTAN AYUNDAVIRA

GRAMEDIA TOKO GUNUNG AGUNG STARMART KINOKUNIYA LAYSIN BOOK STORE TOGAMAS

52 FAIRY TALES 61 LUCKY NO. 7

JAMBI

INDIEMATIC

ELEISON GLORIA

79 STREET SHOUT GEEKS TO GIG

JAYAPURA

SINAR ANEKA

KENDARI

FEATURES 19 ART REPORT

ADE KENDARI

- DINAS ARTISTIK KOTA - NOW WHAT?

MAKASSAR

TELLY AGENCY

MEDAN

SURYA MEDAN

PADANG

DEDI AGENCY

PALANGKARAYA ANANGSUKRI FATIR AGENCY

PALEMBANG

SRIWIJAYA PUTRA GRAMEDIA

PEKANBARU

ANGKASA BARU

DKI JAKARTA

MONKEY BOOTS

GRAMEDIA LOK BOOKSTORE

TOGAMAS BLOK BOOKSTORE CORSICA AGENCY

50 HEAT N BEAT EXCLUSIVE

MANADO

GRAMEDIA JACK PEKANBARU

DENPASAR

37 KREASICK

MASRUN AGENCY

EQUATOR AGENCY

DEPOK

35 UPCOMING YOUNG

LUWUK (SULAWESI TENGAH)

PONTIANAK

SAMARINDA

GRAMEDIA ANTONIUS TERANG AZIZ

SEMARANG

MAHKOTA AGENCY

SURABAYA

GRAMEDIA TOKO GUNUNG AGUNG

SLEMAN YOGYAKARTA IRFAN AGENCY

SOLO

SENDANG MULIA

SURAKARTA ABC SOLO

YOGYAKARTA CAKRAWALA

66 SOCIAL BREW

KERETA API INDONESIA: MELAJU (PELAN) MELINTASI JAMAN

68 HOT SPOT

BUREAU GASTRO & PUB

70 IN MY ACTIVITIES FIXED GEAR

72 IN MY CLOSET THE BANERY

74 FOREIGN EXCHANGE GRACIOUS LONDON

76 EVENT

- CAPTURE OUR CULTURE FOR FUTURE - WONDERGROUND BY NAFKA

4 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

FAR MAGAZINE 15 PHOTOGRAPHY by

ARDHIAN WISNU PRATAMA

Untuk kalian yang ingin memberi kesan atau pesan, kritik atau saran bisa dikirim ke info.farmagazine@gmail.com

Untuk pemasangan iklan di FAR magazine dapat menghubungi 021-3161072 dengan Aditya Gerhard atau mengirim email ke farmag.marcom@gmail.com


part

INDEX BOUTIQUE & DESIGNER THE GOODS DEPT PT Cipta Retail Prakarsa Plaza Indonesia Extension L4 #14 Jl. M.H Thamrin kav 28-30 Jakarta 10350 DHANNY SANJAYA www.iamdanot.com iamdanot@gmail.com 0819 323 544 64

COLONY

EDITOR IN CHIEF

RANI TACHRIL farmag.tech@gmail.com

ART DIRECTOR

NUR ANIS SETIAWAN farmag.design2@gmail.com

EDITOR

BUNGAWATI farmag.editor2@gmail.com PRIJANTO HARDJOTARUNO farmag.editor@gmail.com

ACCESSORIES

GRAPHIC DESIGN

ELECTICA Voila Store Jl. Panglima Polim V No. 23 Jakarta Selatan 12160

INTERN

PDRP www.facebook.com/pdrp.pamelalima 0812 99 64 678 pdrpshoes@gmail.com

HAIR & MAKE UP

HARYO AJI PRAYOGO RESPATI RIRIT POHACI

MARKETING DIRECTOR ADITYA GERHARD farmag.marcom@gmail.com

ACCOUNT EXECUTIVE

CAMEL ANTONIO EDOARDO farmag.marcom2@gmail.com

PHOTOGRAPHER

ARDHIAN WISNU PRATAMA

ANINDITA DWI LESTARI 0878 8330 9422

FREELANCER

PHOTOGRAPHER

INFO

DITYA METHARANI www.dityametharani.com @dheesign 083873918414

DIGITAL IMAGING ASKO BANILWO 08121360319

RIZKY RAMADAN

info.farmagazine@gmail.com

FINANCIAL DIRECTOR EDDY SUHERRY

PUBLISHER

PT GALAKSI KOMUNIKA UTAMA

CORPORATE HEADQUARTERS PT DUTA MATRA RAMA

FAR MAGAZINE Jl. Wahid Hasyim No. 92 Menteng 10340 Telp. 021 316 1072

FAR MAGAZINE IS PUBLISHED BY PT.DUTA MATRA RAMA. COPYRIGHTS NOVEMBER 2008 ALL RIGHTS RESERVED. SIUP 1.829./1.824.51 NO PART OF THIS MAGAZINE MAY BE REPRODUCED WITHOUT THE WRITTEN PERMISSION OF THE COPYRIGHT HOLDER. FAR MAGAZINE CANNOT ACCEPT RESPONSIBILITY FOR ANY UNSOLICITED MANUSCRIPTS, ARTWORK OR PHOTOGRAPHY, PRICE IN JAKARTA RP.27.500 (INCLUDE GST)

CONTRIBUTORS ANINDITA DWI LESTARI Anindita Dwi Lestari menyelesaikan kuliahnya di Universitas Katolik Parahyangan, dia melanjutkan study di Puspita Martha Make up and beauty school. dengan attitude yang tomboy dia tidak pernah menyadari akan bakatnya menjadi Make up Artist. Pada awal kariernya dia bergabung di Martha tilaar team. Setelah itu Anindita merambah kariernya ke TV , wedding dan memegang beberapa Artis yang sedang naik daun. Tetapi pada dasarnya bagi Anindita tetap “passion for fashion!”. ASKO BANILWO

Lulusan D3 IKJ Desain Komunikasi Visual th 1999. Mulai merambah ke dunia profesional Computer Grafis di Eltra Studio. Sebuah post production yang bergerak di bidang TV commercial. Berbekal kemampuannya di bidang komputer grafis dan animasi 3D, tahun 2004 ia memulai membangun usahanya sendiri, di bawah nama Wizart Animation. Beberapa karya yang pernah dibuatnya adalah animasi Condom Fiesta, Telkomsel serta digital imaging untuk Rinso Aloevera, Domestos, Honda juga Surya Slim. Baginya dunia CG adalah dunia imajinasi tanpa batas, dimana “neverland” dan “Jin” bisa ditransfer secara nyata ke dalam satu media visual. Sulu M. Marpaung Pria kelahiran 27 tahun yang lalu ini telah menekuni dan jatuh cinta terhadap dunia fotografi sejak Desember 2010. Disela-sela waktu senggang ia kerap melakukan travelling baik di dalam maupun luar negeri. Pada kesempatan kali ini ia memperlihatkan beberapa karya foto yang berhasil ditangkapnya saat melakukan perjalanan di Pulau Dewata, Bali. Untuk karyanya kali ini Sulu mencoba melihat kesederhanaan hidup yang ada di Bali menjadi sesuatu yang menawarkan keindahan. Sisi lain dari Bali bisa

anda lihat pada karyanya di rubrik Nation On A Mission edisi kali ini. Sibuk bekerja sebagai staff accounting di salah satu perusahaan swasta, Sulu kini sedang terus mengasah kemahirannya untuk menghasilkan karya terbaiknya. Ibnu Rizal

Pria muda ini tengah menyelesaikan pendidikannya di jurusan Sastra Prancis, Universitas Indonesia. Selain aktif di sejumlah organisasi kebudayaan di Jakarta seperti Komunitas Salihara dan Q! Film Festival, Ibnu juga giat melakukan penelitian dan menulis untuk Ruangrupa. Tulisan-tulisannya yang menjamah lingkup kesenian, kebudayaan dan kesustraan sudah banyak dimuat di berbagai media cetak, bagi media cetak yang mainstream mau pun media-media alternatif. Kini, Ibnu sibuk menjabat posisi asisten direktur artistik untuk OK. Video FLESH - 5th Jakarta International Video Festival 2011. Randy Rakhmadany “Medium yang dapat mengantar kita ke alam metafisik” begitulah makna fotografi bagi Randy Rakhmadany. Tahun 1999 ialah titik awal Randy mengenal fotografi, dari situ lah timbul kecintaannya untuk menangkap keindahan alam dan manusia. Sambil terus aktif memotret di studio pribadinya, Studio Max, Pria yang sudah sejak 2007 menggeluti fotografi komersial ini kini sibuk memimpin sebuah perusahaan media promosi di Banjarmasin. Di rubrik Nation on a Mission edisi ini Randy menggabungkan kedua unsur itu dalam satu bingkai untuk merangkum kata keindahan.

5


6 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


We did a lot of revision on this issue. Revisi yang di maksud tidak hanya untuk FAR itu sendiri tapi juga untuk masing - masing individu.

bersama Anis Wuku Wuk, Art Director FAR Magazine

Di edisi ke 15 kita mendapatkan kesempatan untuk berbicara dan menginterview mas Guruh Sukarno Putra. Ini merupakan suatu hal yang istimewa karena mas Guruh adalah seorang negarawan yang telah memberikan waktunya untuk Indonesia dalam urusan berkarya dan bersuara. Adapun Artwork Bunch kali ini sesuai dengan tema keseluruhan yaitu Propaganda. Diawali oleh karya dari Erik Wirjanata dengan ciri khas nuansa anak - anaknya sebagai penyampaian bentuk pemberontakannya di dunia dewasa ini. Dan di akhiri oleh Simon Brushfield, seorang guru seni yang menggunakan karya karya lukisnya sebagai cara untuk mengekspresikan hasrat dan cinta nya kepada orang-orang disekitar dan kehidupan.

Seperti di edisi - edisi sebelumnya, Nation on A Mission gunanya untuk menenangkan hati. Foto jurnal dari dua kontributor hebat kali ini menangkap keindahan pasar apung dan pulau dewata. Dengan tekhnik editan dan angle yang tepat foto - foto ini mempunyai cerita tersendiri. Tidak kalah di rubrik Beauty yang bermain di komputer grafis. Dengan travel dan lifestyle dary London, The Banery dan komunitas fixed gear. Edisi ini lengkap ibarat 4 sehat 5 sempurna. Isi edisi ini bisa dibilang campur aduk ala gado - gado, tapi gado gado enak kan?

EDITOR IN CHIEF RANI TACHRIL

7


CINTA GURUH UNTUK INDONESIA

GURUH SUKARNO PUTRA “Cinta, cinta, cinta Indonesia laut nan membiru terbentang di langit bertaburan bintang (benderang) Oh ibu pertiwiku nan elok rupawan inilah lagu persembahan Cinta, cinta, cinta Indonesia padamu beta t’lah menyatu padamu beta kan setia (membela) Oh tanah tumpah darah nan suci mulia inilah janjiku padamu..�

R

asanya hampir semua dari kita pernah mendengarkan hingga mendendangkan lagu berjudul Cinta Indonesia tersebut. Liriknya yang sederhana tapi dengan maknanya yang begitu dalam akan arti kecintaan terhadap Indonesia ini mampu membawa kita untuk kembali mengagumi keelokkan Tanah Air. Mungkin cinta yang begitu besar terhadap bangsanya lah yang juga melandasi pria kelahiran Jakarta 58 tahun yang lalu ini hingga menelurkan banyak karya seni dengan selalu menyisipkan unsur Indonesia didalamnya. Guruh Sukarno Putra terlahir sebagai anak terakhir dari dari pasangan Presiden pertama Indonesia Sukarno (Bung Karno) dan sang ibu Fatmawati ini tidak membuatnya menjadi sosok yang jumawa. Walaupun hidupnya tidak pernah jauh dari pengawalan, terikat protokoler, dan serba berkecukupan namun hidup

8 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


person of the month

berdampingan dengan berbagai kalangan dari atas hingga rakyat kecil sudah melekat pada dirinya sejak kecil. Selain merasa hidup normal seperti anak kebanyakkan, Guruh pun merasa atmosfir seni sangat kental berada di lingkungan keluarganya. Sang Bapak dan Ibu (Bunga Karno dan Ibu Fatmawati) diakuinya memiliki jiwa seni yang kuat namun tidak pernah memaksa setiap anaknya untuk menyukai sesuatu hal termasuk seni, ketertarikkan itu lahir dengan sendirinya. Keluarga yang demokratis membuat Guruh bebas memilih jalan hidupnya namun tetap harus memegang tanggungjawab. Guruh kecil telah menunjukkan bakat seninya, sejak usia empat tahun ia mengaku telah mempelajari tari-tari tradisonal Jawa, Sunda, hingga Bali. Bakat seninya terus ia kembangkan diusianya yang sangat muda 14 tahun ia sudah mulai menciptakan lagu Sepasang Merpati merupakan lagu pertama yang ia. Kemudian Guruh membentuk band THE BEAT-G di tahun 1965. Beranjak remaja di awal tahun 70’an Guruh aktif pada berbagai kegiatan seni yang ada di sekolahnya saat itu SMA Perguruan Cikini, diantaranya dengan mengorganisasikan kelompok angklung dan gamelan Jawa serta mempelajari tari Bali pada I Wayan Rindi di Denpasar, Bali. Setelah tamat SMA pria yang gemar wisata kuliner ini memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Universiteit Van Amsterdam, Belanda dengan mengambil jurusan Arkeologi. Ketika kembali ke Tanah Air Indonesia keinginannya untuk berkarya tidak terbendung lagi. Guruh semakin mahir menciptakan lagu, saat itu ia menciptakan beberapa lagu dengan menggabungkan unsur etnik tradisional Bali dengan unsur modern barat. Citacitanya untuk rekaman dan memiris album perdana terwujud saat itu. Di tahun 1975 ia berkolaborasi dengan grup band GIPSY yang beranggotakan Keenan Nasution, Abadi Soesman dan Chrisye yang kemudian hadir dengan nama GURUH GIPSY. Dua tahun kemudian Guruh mendirikan Swara Mahardika sebuah organisasi Pemuda di tahun 1977. Perguliran Guruh dalam dunia seni memang sangat panjang, ia selalu haus untuk menambah ilmu serta tak kehabisan kreatifitas untuk menciptakan karya. Selain menciptakan lagu bakat tarinya sejak kecil membuatnya menjadi seorang koreografer yang cukup

D

diandalkan. Seni kontemporer yang ia tampilkan selalu membuat takjub para alam berkebudayaan penikmat seni kala itu. Guruh tidak pernah kita harus mempunyai mau meninggalkan identitas bangsanya, konsep, dimana di satu sisi dalam setiap menciptakan karya akar kita harus melestarikan seni budaya Indonesia tidak pernah luput kebudayaan secara baik ia hadirkan. Hebatnya adalah walaupun dan selengkap-lengkapnya karena kental dengan unsur tradisi namun warisan budaya sebagai pusaka bangsa karyanya tidak terlihat monoton apalagi kuno, justru jiwa eksperimentalnya yang menggabungkan unsur tradisi dengan unsur modern lah yang membuat karyanya berbicara tentang rasa keindahan. kesempatan untuk berbincang dengan pria Pada tahun 1979 ia kembali menetaskan bernama lengkap Muhammad Guruh Irianto sebuah karya, kali itu Guruh bertindak Sukarno Putra ini dikediamannya yang langsung sebagai seorang koreografer, sejuk dibilangan Sriwijaya, Jakarta Selatan. komposer, sekaligus sutradara pada pagelaran Duduk santai di sudut ruang tamunya, kolosal yang bertajuk “Pergelaran Karya Cipta dengan mengenakan kemeja batik hasil Guruh Sukarno Putra I”. Berlanjut di tahun 1980 buatannya sendiri dan celana blue jeans Guruh ia kembali menggelar pertunjukkan kolosal menyambut dengan baik kedatangan kami. Pergelaran Karya Cipta Guruh Sukarno Putra Perbincangan pun bergulir, sosoknya ternyata II yang berjudul “Untukmu Indonesiaku” dan memang tidak banyak bicara tapi cukup 1984 dengan Pergelaran Karya Cipta Guruh lantang menyuarakan apa yang menjadi Sukarno Putra III dengan mengusung judul prinsip hidupnya. “Cinta Indonesia”. Guruh yang terlahir di Istana Merdeka Jakarta egiatan anda saat ini? ini kembali mendirikan sebuah PT. Gencar Saat ini cukup banyak kesibukkan yang Semarak Perkasa (GSP) di tahun 1988 dimana saya lakukan karena saya mengerjakan GSP ini menjadi sebuah media untuk bisnis beberapa bidang sekaligus. Mulai dari kegiatan pertunjukkan (show biz) dan bidang seni yang berkaitan dengan politik, lalu seni lainnya. Dengan GSP ini Guruh melahirkan budaya, dan juga sosial. Kalau di bidang politik banyak karya yang dipertunjukkan bukan banyak program-program yang ingin saya hanya di Indonesia tapi juga keliling beberapa lakukan ke depannya, sementara di bidang negara seperti Denmark, Swedia, Korea seni budaya saya senang membatik. Untuk Selatan. saat ini sedang meningkatkan kembali fungsi Seiring berjalannya waktu Guruh tidak managemen batik yang telah ada. Sementara hanya berkontribusi dalam karya seni untuk sejak dulu saya selalu berkarya membatik Indonesia, ia pun mulai aktif di bidang politik disamping melukis. Kemudian di bidang pada tahun 1992 dan terpilih sebagai anggota seni pertunjukkan saya rencananya akan legislatif. Kehidupan pribadinya tidak banyak mengadakan pagelaran kolosal di tanggal 21, disorot kepermukaan, sepanjang karirnya 22, 23 Oktober 2011 mendatang dalam rangka Guruh salah satu seniman yang besar bukan 40 tahun saya berkarya. Pertunjukkan kolosal karena sensasi. Guruh pun mengaku belum ini akan didukung oleh sekitar dua ratus orang. mendata kembali berapa banyak lagu yang Beberapa artis yang terlibat diantaranya Vina diciptakan tapi ia memperkirakan sudah Panduwinata, Tompi, Once, Vidi Aldiano, Butet mencapai ratusan judul. Kertaradjasa, Yati Pesek, Erwin Gutawa sebagai Karyanya telah mewarnai hari-hari kehidupan pengolah musik dan masih banyak lagi. dari berbagai lintas generasi. Sosoknya yang begitu karismatik hadir dengan serentetan ejak kapan anda gemar membatik? ide-ide cemerlang yang menempatkan Saya sudah membatik sejak duduk di akar seni dan budaya Indonesia di urutan bangku SMP dan mempelajarinya secara utama setiap karyanya. Pada sore hari yang otodidak. Kemudian saya membeli peralatan cukup bersahabat FAR Magazine mendapat

K

S

9


person of the month untuk membatik dan kebetulan saya memiliki teman satu sekolah yang juga senang membatik jadi kita belajar membatik bersama. Lalu saya memperdalam batik sendiri dengan membaca buku. Kemudian ada sosok yang saya sebut eyang, beliau seorang ahli seni budaya Jawa baik dari seni tari, jamu-jamuan, sekaligus membatik dari beliau lah saya memperdalam batik. Saya memperdalam batik khususnya gaya Keraton Surakarta, tapi disamping itu segala macam bentuk dan gaya batik tetap saya pelajari dan buat. Dari SMP itu saya sempat vakum membuat batik dalam waktu yang lama baru kemudian di tahun 1997 saya mulai membatik kembali, awalnya karya batik saya tidak untuk dijual hanya untuk dipakai sendiri tapi karena semakin banyak yang berminat, mereka mendorong saya untuk menjual agar masyarakat juga bisa menikmati batik karya saya. Dari sejak itu akhirnya saya memproduksi batik lebih banyak untuk dijual dan banyak yang menyukai. hingga pada tahun 1999 saya membuat suatu perusahaan PT Guruh Sukarno Persada (GSP) yang menangani bisnis batik yang saya buat, namun perusahaan tersebut sekitar tahun 2003 sempat tidur dan tidak aktif. Hingga saya aktifkan kembali sekitar tahun 2006, tanpa managemen tersebut saya tetap membatik dan ternyata semakin berkembang hingga saat ini. Dan saya berfikir untuk kembali membangun dan membangkitkan lagi PT. Guruh Sukarno Persada (GSP) hingga kini.

S

ejauh mana jiwa seni dari Bapak Sukarno (Ayah) mempengaruhi anda dalam berkesenian? Alhamdulillah, saya menganggap ayah dan ibu saya seorang seniman. Mereka memiliki jiwa seni. Menurut saya bakat seni yang ada pada saya merupakan bakat yang diturunkan dari kedua orang tua. Disamping berbakat, saya juga menumbuh kembangkan bakat saya di dunia seni. Karena ada beberapa orang yang memiliki bakat tapi tidak berniat untuk mengembangkan bakatnya tersebut, sementara saya mengembangkan bakat yang telah ada dalam diri. Dan bapak dan ibu saya selalu mendukung, ibaratnya

lahir, saat itu sudah menjadi anak presiden yang kehidupannya sudah dikawal dan terikat protokoler. Namun mereka (orang tua) tidak memanjakan saya secara berlebihan walaupun saya anak bungsu. Tidak dengan cara hidup yang berbeda dari kebanyakkan orang. Alam di keluarga kami sangat demokratis dan kekeluargaan. Contohnya saat saya duduk di Taman kanak-kanak, teman-teman sekelas saya bukanlah anak-anak dari pejabat pemerintahan tapi justru anak-anak dari tukang kebun, juru masak, dan supir. Jadi sejak kecil saya bergaul dengan kalangan manapun, walaupun saya tinggal di lingkungan Istana tapi tidak asing dengan kehidupan kampung.

B

agaimana inovasi anda dalam membatik? Saya termasuk orang yang senang bereksperimen, suka coba-coba, begitu juga dalam hal membatik. Saya mencoba segala gaya dan bentuk dari batik. Misalkan saya membatik dengan material kain biasanya orang kebanyakkan membatik di atas kain katun, sutra, ataupun rayon. Tapi kalau saya disamping material kain tersebut saya juga mencoba membatik di poliester, kain wol, kain beludru, bahkan di atas bahan jeans (denim), pokoknya disegala jenis kain. Dan buat saya itu berhasil, saya menyerap semua jenis batik yang ada di indonesia. Saya membuat sebuah tanda untuk setiap batik yang saya buat adalah dengan menyisipkan nama saya di setiap lembaran batik tersebut, dimana nama saya tertulis dalam huruf Jawa, latin atau aksara Bali ini dibuat sebagai ciri-ciri dari batik yang saya buat.

S

“

�

eniman bila tidak tahu politik juga bisa dibodohi !

10 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

apapun yang ingin kami (anak-anak) selalu dibebaskan untuk menyukai sesuatu hal hingga ingin menjadi apapun. Bapak dan ibu saya tidak pernah menyuruh atau memaksa setiap anaknya untuk mempelajari suatu hal. Seni secara langsung diperkenalkan, seperti kebiasaan di keluarga kami yaitu sejak kecil terbiasa menari daerah tradisional diantaranya Jawa, Sunda, Bali, dan Sumatera. Saya mempelajari tari sejak umur 4 tahun. Untuk belajar menari saya juga tidak pernah dipaksa tapi saya karena melihat kakak-kakak saya terlebih dahulu belajar tari dan ini sudah tradisi keluarga sehingga saya juga terbawa untuk mengikutinya.

C

erita singkat mengenai masa kecil anda? Saya terlahir di Istana Merdeka begitu pula dengan dua orang kakak saya Sukmawati dan Rachmawati. Saya rasa hanya tiga orang ini yang lahir di Istana Merdeka. Dan tentu dari

A

pakah tumbuh di lingkungan Kepresidenan membuat anda tumbuh wajar seperti anak-anak yang lain atau justru anda merasa ada yang hilang dari keceriaan masa kecil? Secara garis besar dan secara umum kehidupan saya saat kecil biasa saja dan berjalan dengan wajar. Hanya satu yang lain dan memang tidak enak serta cukup menganggu adalah dunia yang penuh dengan protokoler di Istana. Sehingga dari kecil kehidupan saya selalu di kawal dan diikuti. Apalagi ketika sudah beranjak remaja, saat ingin bebas dan mencoba hal baru selalu ikuti dan tidak jarang dilarang. Itu yang membuat saya merasa tidak bebas.

L

alu arti “kebebasan� saat ini untuk anda seperti apa? Alhamdulillah, pengalaman saat hidup penuh


terikat dengan pengawalan dan protokoler yang saya rasakan membuat saya pernah menjadi orang yang tidak merdeka dan tidak bebas. Lalu kemudian saat ini saya merasakan menjadi orang yang bebas dan merdeka. Saya sudah merasakan semuanya berada dalam kedua situasi tersebut. Kini saya bisa memberi dan berbagi cerita kepada orang lain mengenai pengalaman tersebut.

S

eni kontemporer yang ada saat ini seperti apa?Apakah sudah pas dihadirkan untuk sisitem sosial yang ada di Indonesia? Menurut saya sudah baik, konsep kebudayaan saya adalah kita ini bangsa yang usianya sudah tua dan sudah berkebudayaan sejak jaman dulu. Jadi dalam berkebudayaan kita harus mempunyai konsep, dimana di satu sisi kita harus melestarikan kebudayaan secara baik dan selengkap-lengkapnya karena warisan budaya sebagai pusaka bangsa. Namun disisi lain manusia sebagai mahluk sosial yang bersifat dinamis membuat manusia tidak bisa tumbuh dari masa lalu saja, tapi manusia juga harus berkembang demikian juga dengan kebudayaannya. Untuk melangkah ke peradaban yang lebih maju itu semua harus berkembang termasuk seni budayanya. Jadi alangkah baiknya apabila putra-putri Indonesia tetap kreatif dan berkreasi mengembangkan seni budaya Indonesia. Hanya saja sebagai warga Indonesia, seharusnya tidak pernah lepas dari akar bangsanya. Sehingga saat berkarya cipta mengacu pada akarnya terlebih dahulu lalu dikembangkan seperti apa apapun boleh. Yang terpenting jangan sampai lepas dari akar hingga tidak mengenal akar bangsa sendiri. suatu kewajiban untuk kita sebagai anak bangsa untuk mengetahui sejarah dari bangsa Indonesia dan itu mutlak serta mampu

mengenal kebudayaan Indonesia. eni tidak boleh mendewakan keindahan semata tapi juga harus memiliki manfaat sosial� Bagaimana menurut anda? Kalau saya memiliki filosofi yaitu seni itu suatu kodrat yang diberikan Tuhan kepada manusia. Oleh karena kita ini manusia yang mempunyai azaz falsafah Pancasila yaitu Gotong Royong dimana ini berarti tentram damai bersama, satu untuk bersama, bersama untuk satu itulah Pancasila. Oleh sebab itu ketika kita menikmati kesenian dan ketika kita menciptakan karya seni itu harus dipersembahkan untuk seluruh umat manusia karena seni itu bersifat universal. Selain bisa dinikmati menurut saya seni juga bisa dapat dipergunakan sebagai alat perjuangan. Bangsa kita saat ini masih berjuang untuk mencapai cita-cita di setiap aspek yang ada diantaranya politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Maka untuk mencapai cita-cita itu seni pun harus menjadi alat perjuangan bukan hanya untuk kepentingan individual. Misalnya ketika saya menciptakan lagu, niat saya bukan hanya mencari keuntungan semata dari lagu tersebut, tapi untuk bisa dinikmati oleh orang lain. Saya sendiri memperbolehkan memakai lagu ataupun karya lain yang saya buat, tapi memang perlu diatur.

S

11


person of the month

S

eni bagi saya seperti bernafas, bukan sesuatu yang dibuat-buat

M

engenai Hak cipta menurut anda seperti apa? Secara pribadi, segala karya cipta saya sebenarnya saya ikhlas untuk dipakai oleh siapa saja. Tapi saya tidak ikhlas bila orang mengklaim dalam arti karya ciptaan saya diakui sebagai ciptaannya. Karena itu tidak adil. Tapi dalam diri saya hak cipta itu hanya untuk membereskan hal tersebut. Tapi ketika suatu karya cipta itu yang akhirnya dipakai oleh banyak orang dan tidak membayar penciptanya untuk saya tidak menjadi masalah. Karena hidup saya mengabdi sehingga semua hasil karya cipta saya selalu dipersembahkan untuk Tuhan sekaligus seluruh untuk umat manusia dan segala ciptaan Tuhan lainnya.

I

nspirasi terbesar anda dalam berbagai tindakan baik seni ataupun politik? Buat saya Inspirasi itu semuanya datang dari Tuhan. Objek yang menginspirasi juga relatif. Inspirasi itu kadang keajaiban yang datangnya tidak kita sangka. Misalnya saat saya membuat busana untuk tari terkadang saya menginginkan warna biru ternyata tibatiba datang ilham agar saya membuat busana tersebut dalam warna merah, secara logika warna tersebut aneh tapi ketika mengikuti ternyata hasilnya justru bagus. Hal-hal seperti itu harus peka. Sejak kecil saya sudah cukup peka dan Alhamdulillah dari sejak kecil hingga saat ini senantiasa tertuntun.

K

arya anda baik seni tari, musik, hingga busana selalu mengakar pada seni dan budaya Indonesia bukan isu-isu yang pop. Apakah anda optimis ini akan mengangkat nama anda hingga nama Indonesia ke kancah Internasional? Saya selalu optimis bahwa Indonesia bisa berjaya dengan syarat hanya dengan sistem Pancasila itu keyakinan saya dan saya optimis untuk itu. Pancasila yang utama.

A

nda menggeluti dua hal yang berbeda “seniman” sekaligus “politikus”, namun bila harus memilih mana yang lebih senang anda jalani?Kenapa? Main set kebanyakkan orang yang harus

12 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

dirubah, itu sebetulnya dikotomi kalau seni tidak bisa dicampur dengan politik atau orang yang berjiwa seni tidak pantas berpolitik dan sebaliknya. Nanti dipikirnya bila seniman menjadi politikus akan terlalu lembek dan tidak tegas, maaf saja menurut saya itu pemikiran yang kuno sudah tidak jaman berpikir seperti itu. Bahwa di dunia itu tergantung bagaimana kita mengaturnya. Semua itu harus ada imbangannya. Menurut saya politikus itu harus berjiwa seni karena buat saya seni itu juga salah satu cara untuk menghaluskan dan mengasah budi pekerti agar lebih peka. Dan sebaliknya seorang seniman harus mengetahui politik jangan hanya berkarya tanpa tahu bangsanya sedang kelaparan, bangsanya sedang diserang oleh budaya asing dan lainnya. Seniman bila tidak tahu politik juga bisa dibodohi. Sekarang jamannya kompetitif, siapa yang kalah pintar, akan cepat tergilas. Semua generasi pewaris bangsa harus menghilangkan pengkotakkotakkan. Karena jaman sekarang semua unsur dikehidupan itu penting tinggal pemakaiannya saja yang disesuaikan dengan waktu dan kebutuhan. Seperti Bung karno sendiri adalah seniman besar hanya saya beliau lebih dikenal sebagai negarawan.

D

ibeberapa karya anda baik musik ataupun tari cukup banyak mengambil ornamen Bali. Apa art penting Bali untuk anda? Sebenarnya tidak selalu demikian, tapi karena kebanyakkan orang tidak mengenal seni sehingga berpikir seperti itu. Dimusik ada laras musik Indonesia dengan ciri khas yang disebut pentatonik. Untuk di gamela istilahnya ada laras pelok, laras lendro Jawa, Bali, dan Sunda. Orang kadang mengira saya selalu memasukkan unsur Bali. Padahal bukan unsur Bali yang saya gunakan tapi mungkin Gamelan Sunda. Saya selalu suka semua unsur yang ada pada akar budaya Nusantara. Selain musik Bali dan saya juga menyukai musik Melayu.

B

agaimana “Originalitas” dalam berkarya menurut anda? Originalitas itu penting, alangkah baiknya setiap hasil karya seseorang harus memiliki ciri khas. Dan biasanya yang bisa melahirkan ciri khas itu pribadi si penciptanya tersebut. Ciri khas dari saya bisa dilihat dan diketahui oleh penikmat seni. Saat berkarya saya berniat selalu persembahkan untuk Indonesia. Dalam mencipta saya selalu mengabdi dan rujukannnya selalu akar

budaya bangsa Indonesia.

S

aya melihat anda begitu mendalami seni tidak setengah-setengah. Apa arti totalitas untuk anda? Itu juga sangat penting. Dulu bapak saya (Bung Karno) pernah berkata “kamu mau menjadi apa saja silahkan (ibaratnya saya mau jadi tukang sapu sekalipun) bapak tidak akan menyuruh kamu untuk menjadi dokter ataupun ahli fisika, tetapi pesannya adalah ketika kamu melakukan sesuatu lakukanlah yang terbaik”. Jadi ketika saya melakukan sesuatu (berkarya) atau apapun maka yang disebut totalitas itu adalah saya harus melakukan sebaik-baiknya. Dalam hal sekecil apapun, seperti memasak telur dadar saja harus dengan hati dan niat yang baik dengan totalitas maka telur dadarnya akan terasa enak. Dan saya rasa bila itu sudah dibiasakan sejak kecil maka akan jadi kebiasaan seumur hidup.

B

agaimana perbedaan idealisme seni saat ini dengan dulu di tahun 70’an ? Itu semua kembali ke filosofi hidup masingmasing, kalau saya seperti yang diajarkan orang tua bahwa hidup itu tidak lain untuk pengabdian kepada Tuhan (memang sepertinya klise, tapi memang harus begitu ), ajaran Bapak (Bung Karno) juga mengatakan bahwa “Manusia tidak dapat mengabdi kepada Tuhan jika dia tidak dapat mengabdi kepada manusia”. Ketika kita mengabdi kepada


Selalu enjoy apapun itu, hingga ‘melamun’ mengenai ide-ide yang berkaitan dengan berkaya saja saya bisa sangat nikmat.

A

rti seni untuk kehidupan anda? Seni bagi saya seperti bernafas, bukan sesuatu yang dibuat-buat. Menurut saya seluruh manusia itu harus mengembangkan rasa seninya. Seperti contohnya banyak anak lelaki saat ini ketika ingin mengembangkan seni khawatir dibilang lemah. Seni selalu diidentikkan dgn kelemahlembutan, sementara lelaki dianggap tidak boleh lemah lembut, bagi saya pemikiran seperti itu sangat kuno. Tapi seharusnya lelaki itu memang lemah lembut namun tetap tegas dan berprinsip itu yang diperlukan begitu pula dengan wanita.

M yang sebesar-besarnya untuk kemaslahatan bersama.

A

nda pernah duduk sebagai anggota DPR, dengan kondisi pemerintahan yang carut marut saat ini apakah di Pemilu yang akan datang anda akan tetap mencalonkan diri?atau memilih bersuara dan bertindak dengan jalur seni untuk Indonesia? Saya melihat negara ini memang sudah bobrok, sedang sakit parah. Artinya di segala bidang semuanya bobrok, ekonomi, moral, pendidikan, seni, semuanya bobrok dan lembaga-lembaganya juga bobrok. Menurut pandangan saya banyak yang harus dirubah. Perjuangan politik saya adalah bagaimana menanggulangi dan membenahi segalanya. Harus ada revolusi untuk perbaikan Indonesia. PR untuk semua warag negara Indonesia cukup banyak untuk memperbaiki keadaan Indonesia.

seluruh umat manusia secara otomatis kita juga telah mengabdi kepada Tuhan. Maka berkarya cipta, berfikir, berbuat, bertindak itu semuanya dalam rangka pengabdian. Idealisme saya tidak berubah dari tahun 70’an hingga saat ini tidak ada yang berbeda semuanya dengan tujuan yang sama untuk pengabdian. Bukan untuk sekedar mencari keuntungan (uang), memang ketika karya seni saya dapat mendatangkan keuntungan karena dihargai. Tapi tetap saja dasar pada saat saya berkarya bukan memikirkan keuntungan semata. Melainkan saya ingin berkarya sebaik mungkin agar setiap karya bisa bermanfaat

P

engertian secara sederhana hidup bahagia menurut anda itu seperti apa? Hidup bahagia menurut saya adalah manakala kita selalu merasa dekat dengan Tuhan. Dengan kita dekat dengan Tuhan maka Tuhan juga akan dekat dengan kita.

P

ernah merasa jenuh dengan segala aktifitas yang ada? Dan saya tidak pernah merasa jenuh dengan kegiatan yang ada selama ini. Saya merasa selalu bahagia. Saya selalu merasa kekurangan waktu karena kesibukan yang ada. Dan saya berprinsip selalu mengerjakan segala sesuatu yang saya suka bila tidak ya jangan dikerjakan.

impi anda untuk Indonesia di 50 tahun yang akan datang baik dari segi seni hingga pemerintahan? Saya tidak mau bermimpi untuk 50 tahun ke depan, tapi untuk yang tercepatnya Indonesia dapat berubah menurut saya ketika orang kembali pada ajaran Bung Karno-Pancasila disitulah dapat mencapai kesentosaan.

S

uatu saat nanti anda ingin lebih dikenal sebagai siapa?pelukis, pembatik, pengarang lagu atau politikus? Suatu saat nanti saya ingin dikenal bahwa Guruh Sukarno Putra yang membawa Indonesia ke kebahagiaan dan kesentosaan.

P

esan untuk putra-putri Indonesia saat ini? Putra-putri Indonesia harus sadar bahwa Negara Indonesia saat ini sedang dijajah kembali, baik oleh unsur asing maupun unsur dari dalam negeri oleh sebab itu harus membebaskan diri dari penjajahan tersebut. Bagaimana caranya? Ya dengan belajar dan memahami, serta banyak mengetahui tentang Indonesia dan keIndonesiaan itu sendiri. Artinya mengenal dan tahu sejarah dan kebudayaan Indonesia. Mempelajarinya pun jangan pasif tapi harus lebih pro-aktif dan terjun langsung. Contohnya saat mempelajari tarian daerah (tradisonal) sekarang bukan hanya tahu asal tarian tersebut dari mana tapi harus tahu juga bagaimana tarinya, gerakannya, dan maknanya. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE & Dokumentasi Guruh Sukarno Putra

13


artwork bunch

Nama Eric Wirjanata mungkin lebih dulu dikenal sebagai penggagas sekaligus penulis sebuah webzine musik Deathrockstar. info. Namun sejak tahun 2008 pria kelahiran Bandung ini memutuskan untuk giat juga menggeluti dunia seni. Alhasil, nama Thunderpanda pun dipilih sebagai pengukuhan niatnya untuk serius berkarya, sebuah nama yang provokatif namun tetap cute yang ditemukannya secara spontan. Pengukuhan niat itu pun tidak jadi sia-sia, segambreng karya dihasilkan dari tangan Eric. Dari mulai Kertas, tembok, kanvas, papercraft, mainan, sampai buku catatan harian milik orang lain pun dijadikan mediumnya dalam berekspresi. Impian, kekurangan diri, dan pemberontak menjadi tema-tema yang kerap diangkat Eric. Selain 14 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

itu, nuansa kekanak-kanakkan selalu menjadi ciri dari setiap karya Eric. Robot, Monster, dan makhluk-makhluk tak lazim lainnya yang dibalut dengan warnawarna pastel nan cerah menjadi karakter penyampai pesan Eric. “Ini adalah bentuk pemberontakan saya pada dunia orang dewasa yang penuh dengan intrik,� begitulah alasan Eric mengenai karya-karyanya yang childish itu. Tiap ilustrasi Thunderpanda biasanya menampilkan satu sosok figur. Teks yang kerap menyertai ilustrasi sepertinya merupakan suara hati mengenai suatu hal yang terjadi dalam keseharian. Jika kita sering mengikuti karya-karyanya, nama Lemi, Alex, Perry dan Kid pasti sudah akrab di telinga. Karakter-karakter tersebut lah yang turut mengantarkan nama ThunderPanda berlalu lalang di

sejumlah pameran, baik kolektif mau pun tunggal. Diantaranya yang paling berkesan baginya ialah pameran Things Aren’t Getting Any Prettier In the Neighborhood pameran solonya yang berlangsung September tahun lalu dan pameran The Wild Thing, Maret 2011, di mana ia berbagi ruang pamer dengan Pamela Halomoan, kekasihnya sendiri. Pengagum Walt Disney, Robert Crumb, dan Aaron Jasinski ini mengaku bahwa saat bengong menunggu lampu merah ialah sumber inspirasinya. Mungkin dari situ jugalah Eric jadi punya mimpi untuk membuat mural di Tugu Monas. (RR)


artwork bunch

Marishka Soekarna atau yang akrab disapa Icrut ini adalah salah satu ibu rumah tangga yang tidak pernah berhenti berkarya. Nama wanita kelulusan seni grafis ITB ini sudah tersebar di sejumlah pameran salah satunya yang paling gress adalah pameran Drawma di tahun kemarin. Bersama dua artis wanita lainnya, Marishka memamerkan karya-karyanya di RuangRupa Jakarta. Kini, Ibu satu anak ini juga tengah mempersiapkan sebuah pameran di akhir Juli ini. Ringan namun surreal, begitulah kira-kira karakter dari karya-karya dari Marishka. Keseharian dan human error menjadi tema yang sering diangkat oleh pengagum Magritte dan Jim Houser ini. Nuan-

sa kekanak-kanakkan begitu kental dalam ilustrasinya. Warna yang dipilih selalu cerah. Garis-garisnya pun sederhana. “Gua emang nggak suka terlalu detail� Ujarnya. Namun, jika telah lebih dalam lagi, gambar sederhana itu tiba-tiba penuh dengan arti. Selain karya-karyanya yang bersifat personal, Marishka juga mengerjakan beberapa proyek komersil. diantaranya adalah ilutrasi buku kumpulan cerita pendek “100 Kata�, cover album mingguan Zeke Khaseli, dan salah satu desain Tshirt Efek Rumah Kaca. Sejumlah ilustrasi untuk buku dan majalah pun kerap digarap Marishka. Saat ini Marishka aktif mengembangkan Mamamonster. Tshirt anak kecil

yang dijualnya secara online. Banyak seniman yang berkolaborasi dengan sesamanya. Begitu pula Marishka. Bedanya, seniman yang ia ajak untuk berkolaborasi adalah Malik, anaknya sendiri yang masih berusia 8 tahun. Bersama Malik, Marishka mengerjakan layout dan ilustrasi sebuah katalog pameran. Walau menggambar masih menjadi medium yang paling nyaman digunakan Marishka untuk berkarya, kini ia memiliki mimpi untuk bisa menciptakan karya video dan patung. Wow, mari kita nantikan karya-karyanya. (RR)

15


artwork bunch

“Spontaneous lines and beyond..” Karyanya terlihat begitu detail dan rumit. Tapi ia justru selalu menikmati setiap proses dari kerumitannya dalam berkarya. Wanita bernama lengkap Priska Nur Asriani atau yang akrab disapa Bojes ini telah mencintai dunia seni sejak kecil. Berkarya dalam bentuk ilustrasi dengan gaya line art memang bukan hal yang mudah, bahkan ia kadang merasa membuat karya sedetail ini terkesan menyusahkan diri sendiri. “Saya suka sesuatu yang detail, bagaimana saya bisa memasukkan banyak cerita dalam satu gambar itu yang membuat saya suka sekali dengan sesuatu yang detail. Terkesan penuh dalam gambar itu lebih baik”, jelas mahasiswi semester 7 DKV Institut Teknologi Bandung (ITB) ini. Bojes tidak bisa menghitung secara pasti berapa jumlah karya ilustrasi yang telah ia hasilkan. Karena ia selalu menggambar dimanapun, kapanpun, 16 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

dan pada media apapun. Ia tidak pernah secara sengaja untuk menghadirkan sebuah ciri khas dalam setiap karyanya tapi ia selalu mencoba untuk memberikan sebuah karya yang fresh dengan pemilihan warna yang lembut dan terkadang vintage. Dalam berkarya biasanya ia terinspirasi dari kehidupan sosial, isu perempuan hingga rasa yang dalam dirinya, itu pula yang membuat objek manusia selalu menarik untuknya. Nilai pesan yang ada pada karya juga dianggap penting untuk Bojes, karna menurutnya karya yang bagus tidak hanya terlihat secara visual tapi juga punya pesan yang berguna untuk orang lain. Selain di kertas ia juga membuat ilustrasi di media kayu dan kanvas. Sedangkan alat untuk ilustrasi ia sangat menyukai drawing pen, untuk pewarnaan sendiri kadang ia menggunakan photoshop (digital art). Ia pun mengaku selalu berevolusi dalam

berkarya dan menyebut semi realis sebagai alirannya. wanita yang juga gemar berpetualang ini kini sedang menyelesaikan magangnya di Leboye, Jakarta. Baginya berkarya dengan bebas berarti ia tidak merasa dikekang, tidak dihakimi, dan apa adanya. “Sejauh ini jika ada keterbatasan maka saya akan merasa bebas saat berkarya, karena saya bisa memberontak melalui karya”. Ia pun menilai eksistensi sebagai seorang seniman bukanlah hal yang utama bagi dirinya, tapi bagaimana bisa berkarya dan terus mengeksplorasi diri di dunia seni adalah hal yang lebih penting untuknya. Mattias Adolffson, Audrey Kawasaki, dan Yoshitaro Isaka adalah beberapa nama seniman besar yang menjadi panutannya dalam berkarya. (BW)


artwork bunch

Menjadi seniman adalah sebuah cara untuk menjadi bagian dari keberlangsungan kehidupan ini, dan buat saya berkesenian adalah sebuah proses untuk memahami kenyataan-kenyataan yang berlangsung di sekitar saya, lalu membagikan pengalamanpengalaman tersebut pada orang lain dengan harapan karya saya bisa memancing dialog yang lebih jauh dan lebih penting dari sekadar benda seni. Dalam karya-karya saya akhirakhir ini, saya membagikan pada publik hasil amatan saya atas kenyataan-kenyataan kultural dan historis masyarakat Jawa dalam hal berinteraksi dengan kebudayaan ‘asing’. Saya kira Indonesia sedang menghadapi masalah dalam memahami kehadiran ‘yang asing’ sehingga muncul kekerasan-kekerasan

terhadap hadirnya identitas tertentu, dan pada akhirnya jatuh korban. Saya tidak memiliki batasan atas pilihan media. Saya selalu berangkat dari satu gagasan tertentu kemudian saya baru mencari media yang paling efisien untuk mengungkapkannya. Saya menggunakan bermacam media, dari video, suara, musik, teater, installasi dan lain-lain. Banyak sekali lapis-lapis persoalan yang bisa diceritakan dari situasi seni kita saat ini. Terutama di seni kontemporer, saya rasa saya bisa bilang bahwa Indonesia memiliki semuanya selain infrastruktur kesenian yang baik. Bagi banyak seniman hal ini bermasalah, bagi yang lainnya tidak, bagi segelintir oportunis situasi seperti ini bisa menghasilkan keuntungan dan

bagi yang lainnya lagi mereka memberdayakan diri dan komunitasnya untuk bersamasama menghadapi dunia. Saya berharap seni semakin bisa menemukan posisi dan perannya dalam menghadapi situasi negara yang carut marut seperti ini. (PH)

17


artwork bunch

“Being an artist is my passion”. Demikian ucap Andita Purnama Sari Putri atau yang lebih akrab dipanggil Dita ini dengan mantap. Meskipun belum lama menekuni dunia seni yaitu ketika ia duduk di bangku kuliah di Jurusan Kria Keramik Institut Kesenian Jakarta pada tahun 1999 dan mulai bekerja sebagai seniman profesional tahun 2005 ketika pindah ke Yogyakarta, namun sudah banyak ajang pameran baik di dalam maupun di luar negeri yang ia ikuti. Bulan Juli kemarin karyanya yang berjudul ‘Lady of The Wood and The Golden Cucumber’ turut meramaikan perhelatan Pameran Besar Patung Kontemporer Indonesia di Galeri Nasional. Selain itu Dita juga tengah sibuk mempersiapkan beberapa karya di studio pribadinya di Yogyakarta untuk sebuah art project di Melbourne tahun depan. Dita mengakui bahwa secara spesifik, tidak banyak orangorang yang memberi pengaruh 18 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

dalam karya seninya. Namun ada beberapa perupa yang justru menginspirasinya dalam kehidupan senirupa misalnya dalam hal bekerja keras, pandangan tentang kehidupan, nilai-nilai, atitude, etika, dan lain sebagainya. Mereka adalah Entang Wiharso, Komroden Haro dan Yani Mariani Sastranegara. Ia juga mengakui bahwa setiap karyanya mempresentasikan ide yang berbeda maka dalam setiap karya tersebut memiliki konsepnya masing masing. Pada periode pertama (20052009), karya-karya Dita banyak berisikan issue-issue lingkungan dan manusia. Dan memasuki periode kedua yaitu 2009 sampai sekarang, karya-karyanya lebih mengacu pada humanity dan musik. “Saya banyak mengeksplorasi bahan, jadi seringkali media yang saya pakai mempunyai korelasi dengan konsep karyanya. Oleh karenanya saya lebih membebaskan karya tersebut menemui jodoh media

bahannya. Dan membuang jauh fanatisme terhadap satu bahan yang menjadikan media tersebut eksklusif. Saya banyak memakai tanah liat untuk sculpture, namun ada juga dari media plastik seperti botol plastik, serta media logam seperti kuningan dan alumunium. Sekarang ini saya sedang mengerjakan soft sculpture dengan menggunakan pita kaset yang dijalin/dirajut.” Namun dari semua karyanya ada benang merah yakni mempunyai kecenderungan instalatif dan eksperimental. “Karya bagi saya sebuah nilai, teks teks kehidupan dan pertanda di zamannya. Bisa dibilang fakta sejarah dari berbagai cerita kompleksitasnya kehidupan. Saya percaya, benih yang ditanam oleh seniman dalam karyanya dapat memberikan kontribusi positif yang menembus batas dan perbedaan di dalam dunia yang penuh peristiwa dan gejolak ini.” (PH)


artwork bunch

Saya mengawali perjalanan kreatif saya sebagai desainer grafis, art director dan direktur kreatif di industri periklanan, penerbitan dan desain. Tapi pada dasarnya, senilah yang mendorong saya untuk membuat desain tersebut. Seni adalah cinta sejati saya. Konsep karya saya banyak dipengaruhi terutama oleh konsep tentang hubungan. Saya suka warna dan menemukan hal-hal menarik, terutama dari budaya dengan latar belakang yang berbeda, karena saya bisa menyaksikan cara hidup dan proses berpikir yang sama sekali berbeda. Dan semua ide-ide ini keluar dalam lukisan saya dengan cara yang unik. Pada dasarnya menghargai orang yang telah memasuki hidup saya untuk alasan apapun. Bahkan lukisan pemandangan abstrak dapat

menjadi ekspresi pemahaman saya tentang orang-orang dan penghargaan mereka terhadap hidup. Inspirasi saya bervariasi setiap hari, tapi mungkin manusia akan menjadi inspirasi utama bagi saya. Menarik bagi saya untuk datang ke Indonesia, karena saya bisa memahami cara hidup yang berbeda. Secara pribadi, lukisan adalah jalan lain bagi saya untuk mengalami kebenaran, keindahan dan kebebasan, karena terkadang kata-kata tidaklah cukup. Lukisan saya memancarkan rasa syukur atas segala sesuatu dalam hidup saya. Saya merasa sangat diberkati dengan apa yang telah Tuhan sediakan bagi saya dan lukisan adalah cara sederhana yang dapat saya lakukan sebagai ucapan terima kasih kepada-Nya. Menurut saya, kita harus

mendasarkan hidup kita pada apa yang kita yakini sebagai kebenaran, karena kita juga dilahirkan sebagai individu yang dianugerahi dengan kebebasan. Lukisan juga merupakan cara saya dalam mengekspresikan hasrat dan cinta untuk orang-orang dan kehidupan. (PH)

19


art report

D

inas Artistik Kota adalah sebuah projek seni yang bertujuan memancing ide, inisiatif, dan wacana kebijakan tentang artistik di ruang Kota. Project ini terbuka bagi mereka yang tertarik dengan kerja-kerja artistik di ruang kota, seperti street artist, seniman mural, arsitek, perancang grafis dan peneliti perkotaan. Digagas pertama kali oleh seniman MG. Pringgotono pada akhir 2009, Dinas Artistik Kota dapat dianggap sebagai gerakan inisiatif bukan kelompok. Siapa saja yang mengaku sebagai warga kota serta memiliki daya artistik dan kepedulian terhadap kotanya bisa turut serta dalam project ini. Harapannya agar warga kota dan pemerintah bisa lebih kritis menyikap ruang kota sebagai wilayah artistik yang bisa terus dikembangkan bagi kepentingan publik

20 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

dan bersama-sama membuat ruang kota menjadi lebih artistik dan bermakna. Siapa pun anda, mari kita meriahkan kota ini menjadi lebih artistik. Silahkan bergabung dengan Dinas Artistik Kota. Sebagai member anda bisa membuat posting anda sendiri menyoal visual kota ini. Baik itu karya mural, taging, grafity, wetpaste, stensil, poster atau sekedar menunjukan foto sudut kota yang menarik, artistik, carut marut atau tembok kota yang perlu direspon dengan karya seni. Silahkan kunjungi website Dinas Artistik Kota di www.dinasartistikkota.webs.com. (PH)


P

eristiwa 11 September 2001 serta-merta menjadi peristiwa global. Televisi menyiarkan detik-detik hangusnya sebuah simbol adidaya itu secara demikian rinci. Peristiwa tersebut begitu dramatis sehingga siapapun mengira ini adalah potongan adegan dari sebuah film Hollywood. Peristiwa itu begitu ajaib sehingga siapapun bertanyatanya: adakah ini nyata? Apakah pandangan mata masih bisa dipercaya? Selang beberapa bulan saja selepas peristiwa itu terjadi, mata kita pun disajikan tontonan yang lain: pesawat-pesawat tempur canggih terbang di atas kota Baghdad yang mencekam. Masjid-masjid rata dengan tanah. Gedung-gedung menjadi kepingan abu. Darah berceceran di sela-sela reruntuhan. Berbagai demonstrasi pecah di banyak negara. Para tawanan disiksa di penjara Abu Ghraib. Sementara para tentara, pemuda-pemuda bermata biru dan berkulit putih itu, menjadi gila dan trauma karena apa yang mereka saksikan

adalah sebuah mimpi buruk yang begitu mengerikan dan melampaui akal sehat. Demikianlah berbagai citraan, suara, dan teks kian menyerbu bagai serdadu di sekitar kita. Dekade ini bahkan dibuka oleh sebuah pertunjukan besar yang dihadirkan lewat jutaan layar monitor televisi dan komputer serta disaksikan oleh milyaran penduduk dunia. Medium audiovisual pun semakin meneguhkan salah satu fungsinya sebagai sarana propaganda. Meskipun demikian, kini pola yang terjadi tidak lagi satu arah. Relasi kuasa telah jauh bergeser melalui hadirnya teknologi komunikasi yang didistribusi dan digunakan secara masif oleh banyak orang. Hal ini tentu tidak terjadi dengan sendirinya, setidaknya di Indonesia. Reformasi 1998 memungkinkan negara ini mengalami ledakan informasi. Keterbukaan membuat siapapun bisa memegang kendali. Stasiun-stasiun televisi swasta baru bermunculan. Kebebasan pers melahirkan ratusan surat kabar dan majalah baru. Hal

ini kemudian diikuti oleh kian bertambahnya pengguna internet di Indonesia dalam satu dekade terakhir. Kita menyaksikan perubahan yang sangat mendasar dalam kehidupan sosial, politik, dan budaya. Kontrol kekuasaan tidak lagi muncul dari satu arah seperti di era sebelumnya. Kontrol kini hadir pada tombol-tombol smartphone, juga khotbahkhotbah yang penuh amarah. Panggung-panggung aspirasi baru bermunculan dalam bentuk jejaring sosial. Satu peristiwa politik bisa dibicarakan, dirayakan, juga dilupakan dalam hitungan jam. Masyarakat terus berpindah, bergerak dari satu isu ke isu yang lain, dalam amnesianya sendiri. * OK. Video Jakarta International Video Festival sejak awal menetapkan posisi untuk melihat hubungan antara

masyarakat kontemporer dengan perkembangan teknologi audiovisual. Video sebagai medium artistik tidak dapat dilepaskan dari konteks di luar dirinya: aspek sosial, politik, dan budaya yang terjadi baik dalam skala nasional maupun global. Pada penyelenggaraannya yang pertama di tahun 2003, OK. Video menawarkan tesis bahwa teknologi komunikasi dan budaya digital akan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.1 Pada 2005, OK. Video kembali hadir lewat sikapnya yang lebih tegas. Tema Sub/Version mewakili kesadaran bahwa teknologi video 1 Apa yang sesungguhnya menjadi semangat utama penyelenggaraan OK. Video pertama di tahun 2003 adalah kesadaran akan kian berkembangnya budaya tontonan (sociĂŠtĂŠ de spectacle) di tengah masyarakat Indonesia sebagai warga negara dunia. Lihat katalog OK. Video 2003, hlm. 11 21


art report

berpotensi menjadi kanal untuk menyampaikan berbagai narasi alternatif yang justru menyempal, menyimpang dari narasi utama.

di tengah kebudayaan populer: siaran berita, iklan sabun mandi, film porno, ceramah agama, kampanye presiden, videogame, dan sebagainya.

Di tahun 2007 pandangan tersebut terus berkembang. Lewat tema Militia, OK. Video hadir dengan kesadaran yang lebih spesifik: bahwa teknologi video dapat menjadi salah satu perangkat yang digunakan oleh masyarakat untuk merefleksikan ruangruang di sekitarnya, sebagaimana

Video dan berbagai citraan mengalami lompatan besar dalam beberapa tahun terakhir. Aspek produksi, distribusi, dan eksibisi citraan (video dan fotografi khususnya) bergerak ke tataran virtual, sebuah ruang yang menyimpan kompleksitasnya

para milisi sipil menggunakan senjata untuk tidak hanya mempertahankan diri, tetapi juga untuk “menanggapi” (to response) segala yang terjadi di sekitarnya. Posisi masyarakat sebagai pihak yang aktif di tengah arus informasi dan teknologi pun kian digarisbawahi. Sejumlah workshop yang melibatkan komunitas dan individu diselenggarakan di dua belas kota di Indonesia. Suatu pendekatan artistik yang muncul dari kesadaran yang mendasar bahwa medium video, secara alamiah, adalah perangkat teknologi audiovisual yang bersifat massal. Video digunakan oleh banyak orang dan hadir dalam berbagai wujud aplikasi

sendiri. Hal ini menciptakan dinamika yang jauh lebih kompleks dari sebelumnya. Pola relasi kuasa yang secara kasat mata tampak menjauh dari totalitarianisme, justru membuka kemungkinan untuk dibaca kembali dengan lebih kritis. Sosiolog Hikmat Budiman menyebutkan dalam esainya bahwa perkembangan teknologi digital menyimpan paradoks: “... sementara perkembangan teknologi digital, dalam satu dan lain cara, telah membantu semangat perlawanan terhadap kuasa rezim-rezim totaliter di banyak negara dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi, pada saat yang sama ia menciptakan ruang bagi beroperasinya kontrol-

22 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

kontrol eksesif oleh firma-firma komersial terhadap warga masyarakat dunia.”2 Dalam pembacaan yang paling aktual terhadap fungsi video di Indonesia, kurator sekaligus pengajar seni rupa, Agung Hujatnikajennong, menangkap gejala ekspansi dari medium ini3. Pertama, video sebagai perantara intimitas sosial. Dalam acara gosip para selebriti di stasiun televisi swasta nasional, misalnya, fungsi lensa kamera berubah menjadi

Cikeusik, Banten, awal 2011 silam banyak memicu gerakan sosial dari masyarakat sipil. Ketiga, video sebagai pelepas hasrat. Seorang anggota korps Brimob di Sulawesi Utara melampiaskan kebosanannya saat berjaga di pos dengan menari dan menyanyi lagu India dalam format lip sync. Ia pun menjadi drag queen yang menghipnotis mata dan telinga masyarakat, bahkan petinggi Polri. Asumsi-asumsi tersebut, meski kerap kali saling beririsan, dapat

mata dan telinga seorang pastur di bilik pengakuan dosa. Ruangruang privat (tangis haru, amarah, histeria) dipaparkan dalam tabungtabung kaca dan disaksikan oleh jutaan pemirsa. Intimitas pun terdistribusi secara massal dalam lingkup nasional. Kedua, video sebagai media politik. Video amatir dari kamera handphone yang merekam pembantaian biadab terhadap jamaah Ahmadiyah di

menjadi pertimbangan untuk mendiskusikan kemungkinankemungkinan lain dari medium video di hari ini dan di masa yang akan datang.

2 Budiman, Hikmat: “Digital, Ruang, Rupa, dan Kuasa: Cerita-Cerita Ringan tentang Kamera”, SIASAT, Decompression #10: ruangrupa’s 10th Anniversary, 2011, hlm. 10-11 3 Hujatnikajennong, Agung: “Video sebagai Piranti Sosial”, Katalog OK. Video Militia – 3rd Jakarta International Video Festival, 2007, hlm. 22

OK. Video FLESH dengan demikian menjadi salah satu strategi percobaan untuk melihat situasi kontemporer ini. Video dan berbagai citraan kian mendarah daging oleh pesatnya kemajuan teknologi audiovisual di tengah masyarakat. Dalam posisinya sebagai sebuah festival video dua tahunan yang telah diselenggarakan selama hampir satu dekade, OK. Video mendokumentasikan berbagai dinamika sosial yang terjadi baik


art report

dalam tataran nasional maupun global dengan pendekatan artistik yang khas. Festival ini mengundang siapapun (para seniman, intelektual, mahasiswa, dan masyarakat luas) untuk membicarakan segala kemungkinan dengan caranya masing-masing. Nia Burks, seorang seniman undangan untuk sesi Private-Public (salah satu sesi presentasi di OK. Video FLESH) yang dikuratori oleh duo kurator muda Rizki Lazuardi dan Mahardhika Yudha, mencoba menerjemahkan lagi ledakan citraan di dunia maya justru dengan merayakannya. Dalam pernyataan artistiknya, Burks mengatakan “Our culture’s desire for the archive, combined with ideas of self-celebrity, originality, proof of existence, and boredom result in a gluttonous and rich world of self generated imagery.� Ketika pola-pola tontonan masyarakat tengah berekspansi ke wilayah virtual, dibutuhkan upaya-upaya eksperimentasi baru dalam melihat perkembangan yang terjadi. Televisi memang belum sepenuhnya ditinggalkan oleh masyarakat. Tetapi perlu dipertanyakan lagi seberapa besar perbandingan antara mereka yang menyaksikan layar TV dengan mereka yang menatap layar Blackberry setiap hari? Represi militer memang tak lagi tampak di depan mata secara telanjang, tetapi bukankah kehadiran ratusan kamera CCTV di sekitar kita adalah sebentuk kontrol yang lain? Dan bukankah sistem prosedur keamanan berlapis-lapis yang diterapkan oleh aparat di banyak

tempat, seperti perkantoran dan pusat perbelanjaan, adalah juga salah satu bentuk ketakutan terhadap sesuatu? Mereka menyebutnya perang melawan terorisme. Tetapi apa yang lebih teror dari ribuan warga korban lumpur Lapindo yang belum juga mendapat ganti rugi? Apa yang lebih teror dari biaya kesehatan dan pendidikan yang kian tidak masuk akal? Apa yang lebih horor dari sinetron dan reklame iklan berhadiah puluhan BMW dan Mercedes Benz di persimpangan jalan? Apa yang lebih teror dari kemacetan dan polusi? Apa yang lebih teror dari korupsi? Transformasi besar yang dialami Indonesia pasca 1998 justru menghendaki kita untuk segera menentukan posisi dan sikap. Arus informasi dan perkembangan teknologi tidak hadir secara gratis. Selalu ada hal yang harus terus dikritisi.

* Reaction Series, Nia Burks, 2011. Karya ini akan ditampilkan dalam sesi Private-Public di OK. Video FLESH - 5th Jakarta International Video Festival 2011, Galeri Nasional Indonesia.

FOTO : DOK. YOUTUBE

* Dick Slang Demo, Nia Burks, 2010.

23


24 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


nation on a mission foto : Rendy Rakhmadian

“pasar ini memiliki keunikan visual warna warni yang menarik, juga masih menggunakan sistem barter barang antar mereka.�

25


nation on a mission

“Pesona alam Indonesia yang kita miliki sangat luas dan tak berbatas, kita memiliki pesona keindahan alam dan keunikan yang tidak dapat ditemui di negara lain�

26 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


27


“saya sadar pasar ini tidak akan ada selamanya,karena modernisasi sudah merambah dengan cepat,saya melihat para penjual disini tidak regenerasi.�

28 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


nation on a mission

mengabadikan momen di sini melalui foto selalu bisa mendapatkan hasil yang berbeda, baik itu karena faktor cuaca, barang yang dibawa, juga komposisi perahu yang tergantung oleh arus.

29


30 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


nation on a mission foto : Sulu Marpaung

Ketika kesederhanaan yang mengagumkan dapat mensinergikan alam dan manusia kepada tuhannya.

31


32 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


nation on a mission

“Pemandangan alamnya yang Indah dan eksotis, budayanya yang menawan. Bunyi lonceng dan doa yang dipanjatkan saat ibadah menjadikan suasana lebih hening dan sarat dengan nuansa religious. Benar-benar kesederhanaan yang mengagumkan.�

33


34 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


35


“Pura Tanah Lot terkenal dengan sunsetnya yang indah. Lokasi yang ideal untuk menikmati keindahan warna cahaya mentari yang perlahan bersembunyi di balik laut. Indahnya gradasi warna semesta pada saat matahari tenggelam di tanah lot. �

36 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


upcoming young

W

anita semampai ini tidak pernah membiarkan waktunya terbuang tanpa berkarya. Selain aktif sebagai salah satu pengajar life drawing di Esmod, freelance sebagai designer di Bloop Endorse, ia juga sedang fokus mengembangkan usaha dibidang pakaian dengan label pribadinya yang bernama “Ayundavira Intan”.

Diusahanya ini ia bertindak langsung untuk mendesain berbagai jenis produk womens wear. Wanita yang akrab disapa Ayu ini, mengaku kegemarannya dalam dunia fashion sudah ada sejak kecil. “Dari kecil saya sudah suka main dan gunting-gunting kain, mengambar boneka dikertas lalu membuatkan pakaian untuk boneka tersebut. Dari kecil pun saya sudah suka bisnis, dulu saya suka menjual gambar hingga kerajinan tangan yang saya buat”, jelas wanita kelulusan ESMOD Jakarta 2009 lalu ini. Label “Ayundavira Intan” miliknya sebenarnya sudah ada sejak tahun 2007. Bermula saat Ayu duduk di kelas 1 Esmod, karya sendiri yang ia pakai banyak digemari oleh temantemannya. Lalu ia semakin terpacu untuk mengembangkan usahanya tersebut. Ia sangat percaya bahwa semua bisnis bisa dimulai dari zero tidak melulu dengan modal yang besar. Dengan ciri khas yang kuat dan desain yang disesuaikan oleh perkembangan jaman Ayu selalu optimis untuk dapat memajukan label pribadinya. “Ciri khas yang ada dalam desain pakaian atau produk lainnya yaitu tranformable terlihat simple tapi tetap unik. Kalau pun ada beberapa produk yang tidak bisa diubah-ubah bentuknya biasanya saya membuat sesuatu

dengan detail yang kuat”, jelasnya. “Ayundavira Intan” memproduksi berbagai macam produk ready to wear diantaranya skirt, pants, tas, blazer, dress, tshirt, dan vest dengan berbagai pilihan warna yang fresh. Bahan-bahan yang biasa ia gunakan dalam berkarya diantaranya satin silk, linen, semi denim, dan katun. Untuk proses pengerjaan karya biasanya ia melewati beberapa tahap, diawal biasanya ia menentukan tema besar untuk koleksi terbarunya, mendesain, lalu kemudian pemilihan warna dan bahan. Ayu mengaku banyak terinspirasi dari film yang ia tonton seperti The Lost Valentine dan An Education. “Saya suka desain yang klasik seperti di tahun 40an hingga 60an ”, tambahnya. Dengan labelnya sendiri ia juga telah mengikuti berbagai peragaan busana salah satunya “Fashion Nation” yang diadakan di Mall Senayan City, Jakarta pada tahun 2010 lalu. Karyanya juga turut memeriahkan fashion show pada acara “Esmod Jakarta Fashion festival” Juni 2011 lalu. Ayu merasa hingga saat ini ia masih berusaha untuk menemukan jati dirinya dalam mendesain maka ia tidak ragu untuk terus mengeksplor diri dan berkreasi sebebas mungkin. (BW)

37


hit n miss Please We’re Not AlienS

Coba bayangkan bagaimana jadinya kalau Jimmy Eat World digabungkan dengan Paramore? Nah, kalau belum terbayang, berarti anda harus mendengar Please Were Not Alien (PWNA). Kordkordnya yang tidak terlalu

ngepunk dan tidak terlalu ngepop dipadu dengan suara vokal wanita yang merdu menjadikan musik mereka easy listening dan anthemic. Begitulah gambaran mengenai band yang di gawangi oleh Mario (gitar), Indra Wijaya (Gitar), Aristi (vokal),dan T.A Anindito (Drum) ini. Lima lagu ciamik mereka dikemas dalam sebuah EP pertama PWNA ini. Sepertinya cinta, dan persahabatan masih menjadi tema utama dalam EP ini, namun pemilihan kata-kata pada liriknya membuat band ini tidak seperti band pop biasa. Dari kelima lagu yang ditampilkan tiga diantaranya berbahasa Indonesia, sisanya menggunakan bahasa inggris. Menyimak album pendek ini, rasanya pantas jika Kehadiran PWNA dibilang membawa nafas baru dalam belantika musik pop Indonesia. Karena mereka bukan alien, maka PWNA ini perlu didengarkan. Enjoy! (RR)

NOXA - Legacy

Lima tahun berselang sejak album Grind Viruses akhirnya band Grindcore papan atas asal Jakarta ini merilis album ketiganya yang bertajuk Legacy, Juli 2011. 19 lagu yang tidak pernah lebih dari

2 menit menjadi menu di album yang sarat dengan kritik sosial, hukum dan politik ini. Jika kita mendengarkan album ini sembari menyimak lirik-liriknya, suasana hati kita pun akan mendadak menjadi geram. Lirik-liriknya akan menyadarkan kita betapa banyaknya ketimpangan yang terjadi di negeri ini. Beat musik yang ‘ngebut’ penuh semangat ini pun tidak pernah berhenti meramaikan telinga, membangkitkan semangat untuk melakukan perlawanan dan perubahan. Album ketiga ini sekaligus menjadi persembahan dari NOXA untuk drummer terdahulu, Robin Hutagaol yang wafat di tahun 2009 karena kecelakaan lalu lintas. Di bagian belakang album terdapat sebuah artwork yang menampilkan sosok Robin tersebut. Setelah kepergian Robin, NOXA diisi oleh Tonny Christian (Vokal), Ade Himernio (Gitar), Dipa Biomantara (Bass), dan Alvin Eka Putra (drum). (RR)

Bebo Best and The Super Lounge Orchestra - Saronno On The Rocks

Sedikit seperti Jojo Effect, Bebo Best juga adalah gadogado musik jazz. Tetapi mungkin bedanya seperti karedok dan gado-gado, sangat tipis. Influence jazz bossa sangat kuat disini, mungkin kedengarannya sedikit seperti soundtrack oceans twelve yang di gubah oleh David Holmes apalagi dalam lagu “Jazz or Nu jazz”. Coba rayu pasangan anda dengan lagu classic jazz yang mendayu, “Now or ever “ dinyanyikan oleh suara crooner Iain Mackenzie, susah tidak merasa sensual mendengar lagu ini, pasangan anda tidak akan bisa apa-apa.(German Wijaya)

100 Peristiwa Yang Bisa Menimpa Kita

PUNK (Fesyen, Subkultur, Identitas)

PUNK itu ada? Bagaimana PUNK itu menjamur dan memiliki pecinta setia di seluruh pelosok dunia?

Sebuah buku karya John Martono dan Arsita Pinandita ini bisa menjawab apa yang anda pikirkan tentang PUNK. Buku yang bertajuk PUNK ini memberi informasi bagaimana PUNK dan kroni – kroninya itu ada. Fesyen, subkultur serta identitasnya pun dijabarkan dibuku ini. PUNK sebuah paham yang layak dipilih semua orang, pikiran itu yang akan timbul setelah anda membaca ini. Tidak semua image PUNK dan keluarganya ini berkesan brutal. Ada alasan yang membuat kita akhirnya mengerti akan sikap dan paham yang mereka pilih. Ilustrasi yang menarik membantu visual pada buku ini lebih menegaskan gaya PUNK itu sendiri. Untuk lebih lengkapnya kami merekomendasikan buku ini untuk dibaca oleh kalian pembaca FAR. Buku yang dipublish oleh Halilintar Books ini diproduksi di Yogyakarta. Untuk pemesanan anda bisa email kehalilintarbooks@gmail.com. Selamat mencoba. (NAS)

38 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

Benny Rachmadi kembali mengeluarkan jurus kejenakaannya melalui gambar kartun dan kata-kata yang mengelitik. Pada buku terbarunya yang berjudul “100 Peristiwa Yang Bisa Menimpa Kita” Benny seolah mengambil setiap kejadian konyol yang memang secara nyata kita alami di kehidupan. Saat membaca buku ini dari membuka halaman awal hingga akhir anda akan

dibuat tertawa dan geli sendiri. Kemudian mungkin dalam hati anda akan berkata “wah saya pernah mengalami hal konyol ini”. Selain kata-kata yang mengelitik, sudah dipastikan gambar kartun yang disajikan akan membuat akan semakin berimajinasi membayangkan kejadian tersebut. Kejadian sepele seperti ketika Mata Bintitan, Didekati Orang Gila hingga Nyaris Mati ditangkap secara cerdas oleh Benny yang kemudian membawa kita larut dalam kekonyolan yang nyaris terjadi dimanapun, kapanpun, dan menimpa siapapun. Buku ini sangat menghibur sekaligus secara jenaka membuat kita menjadi lebih peka dengan kejadian yang ada disekitar kita. Recommended! (BW)


kreasick

SMU 82 JAKARTA

Satu lagi kegiatan seru yang positif ada di SMU 82 Jakarta. Seperti kita tahu SMU yang satu ini selalu hadir dengan deretan prestasi. Siswa-siswi yang cerdas, para guru yang berkompeten hingga fasilitas yang memadai rasanya tidak heran bila menghasilkan murid-murid yang berprestasi. Seperti Kelas Seni Budaya yang terdapat di SMU 82, melalui kelas ini setiap anak akan memperoleh 70% materi dan praktek seni rupa kemudian 30% mengenai seni pertunjukkan. Beberapa kegiatan yang ada dikelas seni ini diantaranya melukis, membatik, mematung, dan berbagai bentuk seni kriya lainnya. “Minat anak-anak untuk kelas seni sangat besar mereka tentu lebih tertarik saat prakterk langsung dibandingkan mempelajari teori”, dikatakan oleh Ibu Yenita selaku pengajar Kelas Seni Budaya. Satu minggu sekali selama 120 menit setiap anak berkesempatan untuk memperoleh ilmu baru serta mempraktekkan seni tersebut. Kelas Seni Budaya ini pada prinsipnya mengajarkan seni dengan kebebasan tanpa paksaan tapi tetap terkontrol agar menghasilkan kreatifitas yang optimal dari siswa-siswi. Seni itu membutuhkan proses untuk disukai dan seni juga bukan hanya lukis saja, untuk itu Ibu Yenita mengembangkan seni tersebut dalam karya seni yang beragam seperti patung, etsa, typography, ornamen, siluet, tie die dan lain sebagainya. “Kelasnya fun karena melewati proses pembuatan karya seni yang seru, aku berharap materi yang diberikan bisa lebih mengasah kreatifitas murid-murid”, pendapat dari Ajeng salah satu murid SMU 82. Seni rupa dan seni pertunjukkan diajarkan hanya untuk kelas 1 saja. Sementara untuk kelas 2 IPA mereka akan fokus mempelajari seni proyeksi dan untuk kelas 2 IPS akan mempelajari seni musik. Dengan adanya kelas ini diharapkan setiap murid tidak hanya dapat menikmati seni tapi juga mengerti akan proses dari karya seni sehingga dapat mengapresiasi karya seni yang ada. (BW) Foto: DOK FAR MAGAZINE

SMAN 1 JAKARTA Secara keseluruhan, di SMAN 1 Jakarta ini terdapat lebih dari 20 jenis ekstra kurikuler, di antaranya futsal, bela diri, paskibra, pecinta alam, fotografi, majalah dinding, teater, paduan suara, tenis meja, bulu tangkis, basket, tari tradisional, modern dance dan lain sebagainya. Berbagai prestasi baik di tingkat kota, provinsi maupun tingkat nasional pernah diraih oleh ekskul SMAN 1 Jakarta ini. Berbagai kegiatan juga pernah diikuti. Seperti misalnya ekskul DTS (Dapur Teater SMA Satu) yang berhasil mendapat penghargaan sebagai make up terbaik, aktor terbaik dan juara favorit dalam Festival Teater Pelajar se-Jakarta Barat, juara II di Alkafest (Al-Azhar Kelapa Gading Festival), juara II di Gong Show. Demikian pula dengan SUANSA (Suara Anak SMA Satu). Ekskul yang berdiri sejak 13 Maret 1998 ini pernah menjadi juara pertama pada Festival Paduan Suara Tingkat SMA dan Perguruan Tinggi Nasional yang diadakan di ITB. SUANSA juga kerap diundang untuk menyanyi di berbagai acara misalnya puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional di Istana Negara, acara-acara di Dinas Pendidikan, walikota Jakarta Pusat dan lain sebagainya. Hal yang sama juga terjadi pada TRADASA (Traditional Dance SMA Satu) yang kerap diundang untuk menari pada berbagai acara seni budaya dari mulai Jakarta hingga ke berbagai provinsi di luar Jawa. Untuk ekskul fotografi yang bernama ONEGRAF, rutin menggelar pameran foto setiap tahunnya, yaitu pada saat peringatan hari ulang tahun sekolah. Kegiatan ekskul ini biasanya berlangsung setiap hari Jum’at siang dan hari Sabtu pagi. Para siswa berharap agar pihak sekolah lebih memberikan perhatian dan dukungan kepada ekskul yang telah ikut mengharumkan nama sekolah di berbagai ajang baik di tingkat lokal maupun tingkat nasional. (PH) 39


40 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


kreasick

TEATER SMA TARAKANITA 1 Mulai berdiri sejak tahun 90-an dengan anggota aktif saat ini berjumlah sekitar 50-an orang yang berasal dari kelas 10, 11 dan 12. Teater SMA Tarakanita 1 Jakarta saat ini sedang menggarap sebuah naskah yang masih dirahasiakan, yang rencananya akan dipentaskan di Graha Bakti Budhaya Taman Ismail Marzuki atau di Gedung Kesenian Jakarta pada bulan Januari 2012 yang akan datang. Kegiatan yang biasa dilakukan dalam ekstrakurikuler yaitu mendalami materi-materi dalam dasar-dasar ilmu teater seperti slow motion, konsentrasi, emosi, mimik dan lain sebagainya yang biasanya diturunkan dari kakak-kakak kelas kepada adik-adik kelasnya. Dan untuk penggarapan naskah, biasanya dimulai dengan proses casting yang dilanjutkan dengan reading atau bedah naskah, drilling, blocking yang dibantu oleh kakak-kakak dari Jurusan Teater Institut Kesenian Jakarta dan lain sebagainya. Beberapa naskah yang pernah ditampilkan di antaranyaThe Sound Of Music, Kuch Kuch Hota Hai, Nagabonar, Asterix dan Obelisk, Kinosuke, dan lain sebagainya. Selain ituTeater SMATarakanita 1 ini juga diundang untuk menggelar beberapa pementasan kecil di Universitas Atmajaya, Mall Citraland, di gereja-gereja dan lain-lain. Yang membedakan Teater SMA Tarakanita 1 dengan ekstrakurikuler sejenis di sekolah-sekolah lainnya yaitu berhubung SMA Tarakanita 1 ini semua muridnya adalah perempuan, maka semua kru dan pemainnya juga adalah perempuan, meskipun untuk peran-peran sebagai laki-laki. (PH)

TEATER USB TRISAKTI Seni nampaknya memang tidak akan jauh dari kehidupan manusia. Dan kini seni cukup memiliki tempat penting sebagai pemenuh kebutuhan sekunder untuk siapapun. Untuk itu Univeritas Trisakti menyediakan Unit Seni Budaya (USB), sebuah wadah untuk menampung bakat dan kreatifitas seni para mahasiswa/i yang terbagi atas 4 bidang seni yang berbeda yaitu seni pagelaran, seni tari, seni musik, dan seni teater yang masing-masing telah menyumbang deretan prestasi sejak tahun 1991.Tionar Ririn A.M selaku Ketua Teater USB berbagi cerita mengenai kegiatan seru dari pasukan “Berani Malu” (anak teater) yang ada di USB Trisakti ini. Ririn menjelaskan bahwa Teater USB Trisakti sangat membuka peluang untuk para mahasiswa/i untuk mengembangkan bakat seni mereka. Kegiatan latihan sendiri biasanya berisi latihan dasar meliputi olah vokal, olah tubuh, olah suara, olah mimik muka serta proses reading naskah bila akan ada pementasan. Pada penerimaan

mahasiswa/i baru biasanya selama tiga bulan (Oktober – Desember) kegiatan lebih fokus untuk pengenalan teori mengenai teater. Kemudian di Januari mereka akan mulai proses reading naskah dan pada bulan Maret mereka akan melakukan pementasan teater untuk lingkup Teater USB. Pada tanggal 25 Juli 2011 lalu Teater USB mementaskan karya berjudul “Ayahku Pulang” untuk nantinya mengikuti ajang bergengsi Festival Teater Jakarta (FTJ) pada Desember mendatang. Sejumlah prestasi yang telah diraih Teater USB diantaranya Juara 1 Jakarta Art 2008, Juara 1 FTJ Jak-bar 2008, Pementasan Tunggal Teater USB 2011, Acara “12 Mei” Metro TV 2011, dan segudang prestasi lainnya. Dukungan penuh dan apresiasi yang baik sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan semangat berkreasi dari generasi muda saat ini. Teater USb membuktikan sebuah kegiatan positif dapat memacu keluarnya prestasi yang berkelanjutan. (BW) Foto: DOK TEATER USB. 41


42 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


heat n beat

CERITA CINTA DARI KAHITNA

Nama besar band Kahitna rasanya sudah tidak perlu diragukan lagi. Dari segala umur dan lintas generasi telah memiliki kenangan tersendiri dengan lagu-lagu indah dari Kahitna. Tidak terasa salah satu band besar Indonesia ini telah memasuki tahun ke-25 dalam berkiprah dan berkarya di dunia musik. Dengan menjamurnya bandband baru di Indonesia, Kahitna nyatanya tetap mampu bersaing dan memiliki tempat khusus dihati endengar musik baik dalam maupun luar negeri baik dalam maupun luar negeri. Untuk itu dalam rangka merayakan ulang tahun yang ke-25 rencananya akan menggelar sebuah konser besar bertajuk “Cerita Cinta 25 Tahun KAHITNA” yang akan terselenggara pada tanggal 15 September 2011 mendatang di Jakarta Convention Center (JCC).

Selain konser, Kahitna juga akan menerbitkan sebuah buku yang merupakan kumpulan ceritacerita pendek yang terinspirasi dari lagu-lagu Kahitna. Berlian Entertaiment bergerak sebagai promotor pada Konser Cerita Cinta Kahitna kali ini. Dengan adanya konser Kahitna ini, Berlian Entertaiment ingin membuktikan bahwa musisi Indonesia juga dapat menampilkan konser musik yang tidak kalah bagusnya dari musisi asing. Lagu-lagu Kahitna yang ear catching merupakan hasil gabungan unsur jazz, pop, fussion, dan etnik dalam berbagai aransemen musik yang dilengkapi dengan lirik yang menyentuh. Tak Sebebas Merpati, Seandainya Aku Bisa Terbang, Andai Dia Tahu, Setahun Kemarin dan masih banyak lagi adalah lagu-lagu cinta yang selalu melekat pasti dihati penikmat musik Indonesia. Band yang digawangi oleh Yovie Widianto (piano, Keyboard), Mario Ginanjar (vokalis), Hedi Yunus (vokalis), Carlo Saba (vokalis), Dody Isnaini (bass), Harry Suhardiman (perkusi), D. Bambang Purwono (keyboard), Budiana Nugraha (drum), dan Andrie Bayuaji (gitar) telah berhasil menyuguhkan musik yang berkualitas. Tentunya konser Cerita Cinta 25 tahun KAHITNA akan memberikan penampilan yang maksimal dengan berbagai kejutan didalamnya. (BW) Foto: DOK FAR MAGAZINE

Memori Diantara “JAKARTA-BANDUNG PP”

RADA BEDA

“Rada Beda - Desain Kontemporer dan Kuasa Kebiasaan” merupakan sebuah pameran unik yang telah berlangsung pada tanggal 15 – 27 Juni 2011 yang lalu bertempat di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Pameran ini memang menampilkan sejumlah karya yang tidak sesuai dengan desain konvensional. Karya-karyanya jauh dari kata kebiasaan, seperti pelampung yang didesain menjadi pendingin botol, ataupun sikat yang dijadikan sebagai tudung saji. Ketika melihat pameran ini maka anda akan dibuat tersenyum sekaligus berpikir dengan bentuk-bentuk aneh dari desain produk yang terdapat pada pameran ini. Pada pameran ini menghadirkan 40 desainer dan kelompok desainer dari Jerman kemudian 20 desainer dari kawasan Eropa di luar Jerman. Dengan adanya seniman yang berbeda-beda cara pandang diharapkan pameran ini bisa mencerminkan wacana desain kontemporer yang bersifat lintas batas. Pameran yang diselenggarakan oleh Goethe Institut ini juga menggandeng 3 desainer Indonesia yaitu Faisal Habibi, Wiyoga Muhardanto dan Yuli Prayitno dimana mereka hadir dengan karya-karya yang tidak kalah unik. Enin Supriyanto selaku kurator pada pameran ini berharap ketiga desainer ini bisa membawa pameran ini ke konteks Indonesia. (BW) Foto: DOK. FAR MAGAZINE Bandung - Jakarta adalah dua kota besar yang tidak terlampau jauh, tidak juga terlalu dekat. Keduanya memiliki kultur dan karakternya masing-masing. Kini jarak Bandung-Jakarta ini menjadi ringkas terasa, penduduk keduanya bisa dengan intens saling mengunjungi. Kunjungan serta perjalanan pulang-pergi pastinya meninggalkan memori tersendiri, tak terkecuali bagi 10 perupa muda lintas media asal Bandung (Ageng Purna Galih, Dave Syauta, Billy Anjing Liar, Diandra Galih, dan William Wahyu Waluyo) dan Jakarta (Ary Buy Shandra, Aditya Rahadi Pratama, Andi Rharharha, Rege Indrastudianto, dan Ritchie Ned-Hansel). Ruang auditorium CCF, Bandung pada 18-30 Juli 2011 dipenuhi oleh kolase, foto, lukisan, patung, instalasi, videoart screening. Hal-hal yang direspon sangat beragam, Andi Rharharha misalnya, mengekspresikan kegelisahannya terhadap fenom-

ena konsumsi anak muda kedua kota akan sebuah produk kuliner. “Jakarta Kotanya Dede-Dede Slurpee. Bandung Kotanya DedeDede Maicih” begitulah tulis Andi dengan medium tape di dinding ruangan. Ageng Purna Galih dan Rege Indrastudianto menggunakan medium fotografi. Keduanya menampilkan potongan ruang dan waktu yang ditemuinya saat perjalanan di Bandung maupun Jakarta. Satu karya yang menarik perhatian adalah instalasi Richie Ned-Hansel yang diberi judul “There Is a Light That Never Goes Out”. Instalasi ini terdiri dari perangkap serangga elektik, di dalamnya terdapat neon ungu yang membentuk tulisan TRAP. Sebuah visualiasasi keterperangkapan citra yang dihadirkan oleh jarak Bandung-Jakarta sepertinya. Seperti halnya sepasang kekasih. Perasaan benci dan cinta bisa silih berganti menghampiri diantara 43 Bandung dan Jakarta. (RR)


heat n beat Good Looking

Ruang Rupa (RURU) bersama The Goods dept. membuat sebuah pameran yang bertema Good Looking pada 29 Juli sampai 11 Agustus 2011. Perupa-perupa yang adadi RURU seperti Aprilia Apsari, Oom-

leo, Marishka Soekarna, Reza Asung, Ade Darmawan, Ary Sendy, Bujangan Urban, Popo, M.G Pringgotono, Robowobo, Syaiful Ardianto, The secret Agents, Ika Vantiani, Julia Sarisetiati, Ricky Baybay, dan lainnya berkontribusi besar dalam pameran ini. Bertempat di The Goods Dept Plaza Indonesia Ext.lantai 4 pameran ini dimeriahkan oleh performa DJ seperti Robot, Dj Asung, ARFX x SARTJE, Oomleo berkraoke, dan Vj Made Fake. Sebuah karya dari M.G Pringgotono menarik perhatian mata kami, sebuah karya yang memparodikan lukisan monalisa yang sedang memakai helm dan duduk diatas motor. Yang membuat kami terkesan, ternyata lukisan ini memiliki misteri sama seperti halnya lukisan monalisa. Ketika dilihat dengan cahaya UV ada sosok tengkorak di dalamnya. Hal ini unik dan sekaligus membuat kami dan para tamu tersenyum heran. (NAS)

ESMOD FASHION FESTIVAL 2011

ESMOD Jakarta kembali menggelar fashion show yang telah diselenggarakan selama 4 hari sejak tanggal 20-23 Juni 2011 yang lalu. Berbeda dengan konsep di tahun-tahun sebelumnya, acara yang ke 14 kalinya digelar ini hadir dengan konsep yang lebih matang serta mengikutsertakan para alumni yang sudah memiliki clothing line dan exist di industri mode Indonesia. Selain keikutsertaan para alumni pagelaran busana kali ini juga banyak berkolaborasi dengan dengan perusahaan besar seperti Batik danar Hadi, Swarovski Elements, Yongki Komaladi, Batik Ki Artik dan lain sebagainya. Acara ini pastinya juga diisi dengan siswa-siswi yang lulus dari program 3 tahun Diploma Internasional dengan spesialisasi WomensWear, MensWear, Childrens Wear sebanyak 46 orang dan 8 orang lainnya merupakan siswa-siswi yang mengambil jurusan Fashion Business Retail. Hasil rancangan mereka telah melalui tahap penjurian pada tanggal 20

44 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

Juni lalu di Espace Promenade dengan total outfit sebanyak 250 yang diperagakan oleh 240 model profesional. Pada penjurian ini juga nama-nama besar yang berkompeten dalam bidang fashion diantaranya Auguste Soesastro (pemilik dari Kraton New York dan Kromo Jakarta), Christian Tournafol (fashion designer teacher ESMOD Paris). “Ground Zero 1.1� merupakan tema utama pada pagelaran kali ini dimana artinya dapat mewakili berbagai aspek seperti mutation, innovation, structure, dan exploison. Rancangan yang ditampilkan selama acara berlangsung sangat kreatif dan original serta tidak lupa untuk memberikan unsure tradisional Indonesia dalam karya mereka. Acara ini disaksikan sekitar 1500 orang yang terdiri dari siswa/i, alumni ESMOD, desainer, perusahaan garmen & tekstil, para sponsor hingga masyarakat umum. Acara ini juga dapat menajdi sebuah inspirasi fashion untuk para tamu yang hadir saat itu. (BW)

Bandung Berisik 2011: Megah dan Berkelas Belasan ribu orang berkumpul di Lapangan Brigif 15, Kota Cimahi, Sabtu (11/6) untuk merayakan sebuah festival musik cadas terbesar se-Asia Tenggara. Tidak cuma metalheads saja yang berkumpul, semua masyarakat dari berbagai kalangan pun tumplek blek di acara yang sudah tak terlihat sejak delapan tahun lalu ini. Sejak pukul 10 pagi acara mulai dibuka menampilkan 22 band berisik dari berbagai aliran, entah itu hardcore, punk, atau pun metal. Band yang tampil pun tidak hanya band asal Bandung, ada juga nama-nama seperti Seringai (Jakarta), Down For Life (Solo), Screaming Factor (Malang), Cranial Incisiored (Jogjakarta), Parau (Bali), dan Critical Defacement (Makasar). Jeruji yang tampil sebelum break maghrib sukses memancing para penonton untuk maju ke depan. Usai break maghrib ialah giliran band cadas papan atas yang tampil. Pengunjung pun beramai-ramai mengisi shaf terdepan di moshpit. Beside, Rosemary, Komunal, Disinfect, Forgotten secara bergantian naik panggung mengiringi ritual moshing di depan. Setelahnya, giliran Seringai dan Jasad tampil. Di penghujung acara, Burger kill punggawa scene underground asal Bandung langsung naik panggung membawakan Darah Hitam Kebencian sebagai lagu pembuka. Crowd semakin riuh ketika Vicky sang vokalis lompat ke hadapan penonton untuk ber-bodysurf ria. Konser ditutup dengan lagu Atur Aku. Setelah itu penonton bubar dengan tertibnya. Ujung Berung Rebels dan Atap Promotion selaku penyelenggara sangat mempersiapkan dengan matang agar acara berjalan dengan aman dan tertib. Menariknya lagi, run down acara pun berjalan dengan lancar dan nyaris sesuai estimasi. Salut! (RR)


heat n beat

JAVA ROCKIN’ LAND 2011 INCUBUS

Ajang musik bergengsi Java Rockin’ Land (JRL) 2011 telah rampung digelar. Acara ini berlangsung selama tiga hari berturut-turut dari tanggal 22-24 Juli 2011, sama seperti tahun lalu JRL kali ini pun bertempat di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara. Sejak hari pertama hingga hari ketiga JRL terus dipadati pengunjung yang secara khusus datang unuk melihat musisi kesayangan mereka. Bila pada hari pertama tanah Ancol sudah diguncang oleh penampilan 30 Second To Mars. Pada hari kedua JRL terlihat tidak kalah padat, ini dikarenakan para pengunjung sangat menantikan penampilan dari grup band asal Irlandia The Cranberries. Kedatangan para penggemar The Cranberries malam itu tidak sia-sia, salah satu band besar dunia tampil dengan kualitas yang sangat prima rasanya telah sukses mengobati rindu para penggemar. Penampilan Dolores sang vokalis memang selalu unik dan mempesona ditambah dengan suara khas yang nyaris sempurna tentu membuat penonton merinding disko. Lagu berjudul “Analyze” dipilih sebagai pembuka konser, Sejak awal penampilan The Cranberries selalu disambut dengan jeritan histeris dari para penggemarnya. Dolores cukup aktif berkomunikasi dengan para penonton. Lagu-lagu andalan lainnya digulirkan. Suasana penuh nostalgia dengan lagu-lagu hits 90’an yang dibawakan The Cranberries. Sejumlah lagu yang dimainkan diantaranya Linger, Just My Imagination, Ode To My Family, Salvation, Zombie dan beberapa lagu lainnya membuat konser tersebut memiliki magnet yang sangat kuat di Java Rockin’ Land malam itu. Ribuan penonton dibuat terpana dengan penampilan grup yang terdiri dari Dolores O’Riordian (vokal), Noel Hogan (gitar), Michael Hogan (bass) dan Fergal Lawler (drum). Setiap lagu seolah membawa masingmasing penonton pada kenangan mereka, suasana terlihat mellow saat lagu Linger dinyanyikan tapi kembali menghentak saat Salvation digulirkan. Konser The Cranberries secara indah ditutup dengan lagu berjudul Dreams yang kembali membangkitkan suasana konser JRL hari kedua malam itu. We Love u The Cranberries!!! Penampilan Good Charlotte, Frente, dan ratusan musisi lain baik dari dalam maupun luas negeri kembali menyematkan sebuah kesuksesan atas terselenggaranya Java Rockin’ Land 2011 kita nantikan kejutan baru di JRL 2012 mendatang. (BW)

Fixed Film Festival 2011

Kerinduan para fans INCUBUS untuk menyaksikan penampilan band rock asal Calabasan, California ini terobati sudah pada malam (26/07/2011). Bertempat di Istora Senayan Jakarta, Showmaxx Entertainment selaku promotor berhasil menyedot para fans untuk menyaksikan kembali penampilan mereka di Indonesia. Band yang dibentuk pada tahun 1991 ini dan dimotori oleh Brandon Boyd (vokal), Mike Einziger (lead gitar), Jose Pasillas (drum), DJ Chris Kilmore (keyboard & turntables), dan Ben Kenney (bass) tampil sangat memukau dan enerjik.Ini kedua kalinya mereka konser di Indonesia setelah pada tahun 2008 silam pernah menggelar konser perdananya. Alhasil antusias para fans sangat besar sekali dan menunggu penampilan mereka kembali.

Dan pada malam itu INCUBUS memulai jalannya konser pukul 21.00 WIB setelah Good Morning Alice menjadi band pembuka. Band yang sudah mengeluarkan 7 album itu sukses membuat ribuan penonton sing a long dengan hits mereka yang cukup dikenal seperti Megalomaniac, Wish You Were Here, dan Drive.Dengan total 19 lagu INCUBUS membawakan lagu Consequence, Pardon Me, Anna Molly, Love Hurts, Circles, Look Alive, Promises Promises, The Warmth, Rogues, Isadore, Glass, Talk Show on Mute, Adolescents, Crow, dan ditutup dengan suasana crowd yang pecah oleh lagu Nice To Know You. Walaupun Brandon tidak terlalu aktif diatas panggung dengan para penonton namun penampilan mereka malam itu sungguh memikat histeris ribuan penonton dan terbayar sudah. Menurut informasi bahwa kedatangan INCUBUS kali ini adalah dalam rangka tur promo album terbarunya yang berjudul “If Not Now, When?” yang dirilis pada bulan ini dan beruntunglah Indonesia karena (khususnya) kota Jakarta adalah kota pertama dalam rangkaian perjalanan turnya mereka karena setelah Jakarta masih banyak negara - negara lain yang harus mereka hampiri. (AWP) Foto: DOK FAR MAGAZINE.

Rolingstone Live dikawasan Ampera dipadati oleh para pengendara Fixed Gear pada 27 Juli 2011 lalu. Mereka merapat untuk menghadiri Fixed Film Festival Indonesia (FXFF) 2011 yang diselenggarakan oleh Fixed Forward. Kurang lebih sembilan Film Pendek tentang Fixed Gear difestivalkan diajang ini. Joko Anwar, Rangga Panji, dan Ipe menjadi Juri dalam FXFF ini. Film Rabu Spesial yang dibuat oleh Life Behind Bars berhasil menjadi pemenang di FXFF Indonesia. Tiga besar FXFF pun akan diikut sertakan ke festival yang bertaraf internasional, mereka direkomendasikan oleh Kompas.com. Di malam itu pun untuk pertama kalinya secara exclusive pemutaran film “to live & ride in LA” di Indonesia. Seperti event - event fixed gear yang sudah ada sebelumnya, selalu mendapat antusias yang tinggi dari para pengendara Fixed Gear. (NAS) 45


heat n beat RECONSIDERING EARTH

Pada tanggal 8 Juli 2011 yang lalu telah berlangsung sebuah pameran berkelas internasional di Galery North Art Space (NAS), Pasar Seni, Ancol Taman Impian. “Pameran ini bertajuk Reconsidering Earth dimana ini merupakan sebuah wujud dari komitmen yang telah dicanangkan untuk memajukan seni rupa Indonesia menembus pasar internasional”, jelas Budi Karya Sumadi, Direktur Utama PT pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJA). Pameran ini diisi oleh 35 seniman yang berasal dari 20 negara termasuk Indonesia. Dimana para seniman ini tergabung dalam Olympia Fine Art Association (OFAA). Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo juga hadir untuk membuka secara langsung pameran tersebut, sekaligus mendukung impian Jakarta sebagai salah satu kota seni di dunia. Selain

karya lukis pada pameran ini juga menampilkan sejumlah karya seni patung dan video art. Tema pameran OFAA kali ini memang menyinggung mengenai pelestarian lingkungan hidup, sekaligus ingin menyentil mengenai rasa kepedulian masyarakat terhadap lingkungan saat ini. “Tema yang diangkat pada pameran OFAA kali ini sesuai dengan kegelisahan yang dialami para seniman sebagai warga dunia terhadap kondisi lingkungan global saat ini”, jelas Rifky Effendy selaku kurator pameran tersebut. Dengan adanya pameran ini juga bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai perkembangan dunia seni yang ada diberbagai negara di dunia saat ini. (BW) Foto: DOK. FAR MAGAZINE

SURTI DAN TIGA SAWUNGGALING

Seperti biasa Teater Salihara selalu menyuguhkan sebuah seni pertunjukkan yangmemiliki kualitas yang tidak diragukan lagi. Pada tanggal 22 – 23 Juli 2011 yang lalu telah berlangsung sebuah pementasan teater berjudul “Surti dan Tiga Sawunggaling”. Bertempat di Jl. Salihara 16 Pasar Minggu, Jakarta pementasan teater ini sangat menyita perhatian penikmat seni. Dimana kekuatan karakter Surti dimainkan seara apik oleh Ine febriyanti yang memang telah memiliki jam terbang yang tinggi di dunia teater Indonesia. Kisah ini sendiri merupakan sebuah gambaran 46 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

DIPERKOSA KOTA Pada tanggal 10 - 18 Juni 2011 di RURU Gallery digelar sebuah pameran yang bertajuk DIPERKOSA KOTA yang menampilkan karyakarya dari 5 perupa dengan karya terbaik pada pameran sebelumnya yaitu JAKARTA 32°C 2010 di Galeri nasional. Kelima perupa tersebuat yaitu Angga Cipta, Dhemas Reviyanto, Ficky Fahreza, Syaiful Ardianto dan Komunitas Pecinta Kertas yang diundang oleh ruangrupa untuk membuat karya-karya baru dengan tema yang mengangkat berbagai fenomena kehidupan masyarakat urban dewasa ini. Dalam pameran yang dikuratori oleh Indra Ameng ini, setiap seniman memiliki media dan bahasa ungkap sendiri dalam memvisualkan gagasan-gagasannya. Ini terlihat dari karya-karya yang dipamerkan yang di antaranya mencakup karya fotografi, mixed media, desain, karya interaktif, instalasi, karya seni grafis dan lain sebagainya. Dari hasil pertemuan dan diskusi yang rutin diadakan sebelumnya, tercetuslah sebuah judul pameran DIPERKOSA KOTA yang merupakan representasi yang dirasa cukup mewakili perspektif masing-masing seniman terhadap kota Jakarta yang kian semrawut, brutal, sangat tidak manusiawi dan sangat tidak ramah terhadap warganya. (PH)

dunia batin perempuan Jawa yang terluka. Dalam pementasan ini menceritakan sosok Surti seorang wanita Jawa yang gemar membatik. Dan Tiga Sawunggaling (burung mitologis yang datang dari sebuah benua yang terbelah) adalah corak kesayangan dari Surti saat membatik. Dari Tiga Sawunggaling tersebut mengingatkan Surti untuk mengenang suaminya, Jen - seorang komandan gerilya yang dibunuh serdadu Belanda. “Segala yang dialami Surti, yang ia pikirkan dan ia rasakan, seolah terpantul ke arah kita: keraguan tentang yang mistik, kegamangan tentang politik dan perjuangan fisik, juga gairah, amarah, cemburu serta rasa kehilangan yang saling bertautan”, Teater Salihara. Kesuksesan pementasan ini juga atas dukungan berbagai pihak yang kuat seperti naskah yang ditulis oleh Goenawan Mohamad, Sitok Srengenge sebagai sutradara sekaligus desain artistik, Dian HP selaku penata musik, kemudian Hartati sebagai pengarah gerak dan sebagainya. Ini merupakan pementasan ulang setelah yang pertama kali “Surti dan Tiga Sawunggaling” pentas pada November tahun lalu dan mendapat sambutan yang sangat baik dari para penonton. (BW) Foto: DOK FAR MAGAZINE


heat n beat BottleSmoker : Konser Playfull penuh kejutan Kamis (28/07) malam terakhir di bulan Juli kemarin menjadi salah satu momen penting bagi Bottlesmoker. Bottlesmoker menggelar konser tunggal pertama mereka di kota asalnya, Bandung. Adalah Maicih, brand kripik pedas, yang menjadi pendukungnya. Bertempat di Gedung Kesenian Dewi Asri, Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) konser yang diberi judul Theater of Mind digelar. Suguhan pertama yang disajikan adalah suasana menenangkan dari musik Teman Sebangku. Selanjutnya, Pemandangan tampil membawakan lagu-lagu yang sederhana nan absurd. Tepat pukul 20.00 Angkuy dan Nobie naik panggung. Secara garis besar,

tampilan Bottlesmoker ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh lagu-lagu dari album Let’s Die Together in 2012 yang cenderung ‘rendah’ dan melankolis. Setelah satu jam tampil, Bottlesmoker turun panggung untuk berganti kostum. Angkuy dan Nobie mengenakan tudung kepala binatang andalan mereka. Di sesi kedua ini lagu yang cenderung up beat banyak dimainkan, seperti Before Circus Over, Free Hugs, dan Love Saturday. Di konser ini Bottlesmoker berkolaborasi dengan beberapa musisi lainnya. Diantaranya adalah Ay dari Katjie & Pirieng dan Iska dari Sparkle Afternoon, The Jakesperiment dan menariknya, Bottlesmoker juga men-

gajak sekumpulan anak kecil yang terkumpul pada CLC Choirs untuk ikut bernyanyi. Untuk meramaikan suasana, Bottlesmoker mengcover lagu musisi lain. Money Making dari The SIGIT, Goodnight Loversnya Depeche Mode dan Langkah Peri dari Cherry Bombshell sukses membuat crowd bernyanyi bersama. Ketika jam penunjukkan angka 10, Bottlesmoker mulai pelan-pelan mengakhiri konser mereka. Lagu Le Voyage didaulat menjadi lagu terakhir mereka. Puluhan balon pink yang sudah menggelantung di atas venue sejak awal dilepas ikatannya membangunkan para penonton yang pada terhipnotis itu. (RR)

JAKARNAVAL 2011 PEMENTASAN TARI PEREMPUAN

Pada tanggal 15 Juni 2011 di Gedung Kesenian Jakarta koreografer Lalu Suryadi Mulawarman bersama kelompok tari yang dipimpinnya, Sak Sak Dance Production mementaskan 2 karya tarinya yang berjudul Perempuan Rusuk Dua dan Lampan Lahat dengan nuansa etnik kontemporer yang berakar pada kisah dan tradisi dari tanah kelahirannya, Lombok. Pementasan tari ini juga sebagai bagian dari Jakarta Anniversary Festival IX. Perempuan Rusuk Dua yang terinspirasi dan bersumber dari novel berjudul sama karya Salman Faris dan Eva Nourma tampil di sesi pertama. Karya ini menceritakan tentang tradisi dalam pernikahan perempuan Sasak. Sementara pada sesi kedua, ditampilkan karya tari berjudul Lampan Lahat dengan naskah yang ditulis oleh Agus Faturrahman mengangkat kisah tentang Wong Menak Jayengrana, seorang tokoh sakti mandraguna yang ingin hidup abadi, namun akhirnya harus menyerah pada ketentuan alam bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang abadi. (PH)

PAMERAN SENI RUPA KELOMPOK 12 PAS FABRIC EXPERIENCE

12 PAS adalah nama dari sekelompok perupa yang berkiprah sejak tahun 2005. Awalnya sebagian besar anggotanya adalah alumnus Fakultas Seni Rupa IKJ – LPKJ. Latar belakang profesi mereka adalah pelukis, pematung, pegrafis juga pelaku fashion. Pameran yang bertajuk ‘Fabric Experience’ digelar di Bentara Budaya Jakarta

mulai tanggal 28 Juli – 7 Agustus 2011 ini menampilkan karya dari enam orang perupa yaitu Kusmei Santo, Martin Thresna Setia, Tipto Supratipto, Jack S Riyadi, Oky Arfie Hutabarat dan satusatunya wanita yaitu Amalia Sigit dengan kurator Benny Ronald Tahalele. Selain itu juga terdapat karya instalasi yang dikolaborasikan dengan komposisi tari kontemporer karya dari koreografer Rita Dewi Saleh dan komposisi musik oleh komposer Achmad Fahmy Alatas. Ekspresi dalam karya-karya personal dipilih, dan diselaraskan untuk mendukung kekuatan karya bersama. (PH)

Acara yang merupakan kalender tahunan Pemprov DKI Jakarta ini pada tanggal 26 Juni 2011 kembali digelar untuk merayakan 484 tahun berdirinya kota Jakarta yang oleh Fatahillah semula dinamakan Jayakarta. Ditandai dengan membunyikan sirene dan pelepasan burung merpati dan balon warna-warni ke udara maka gelaran ini resmi dibuka. Sesuai dengan tema “Jakarta Kita: Kian Tertata Kian Dicinta” maka kegiatan yang sudah dilaksanakan untuk ke-12 kalinya itu kembali menampilkan pawai atraksi budaya dan mobil hias yang diikuti oleh 23 peserta lomba mobil hias dari pihak swasta dan jajaran dinas serta Pemerintah Kotamadya dan Kabupaten pada Pemprov DKI, marching band, pasukan berkuda, komunitas motor besar, motor dan mobil antik serta perwakilan dari berbagai kelompok elemen masyarakat yang menampilkan unsur seni budaya dari daerah masing-masing di tanah air. Rombongan pawai Jakarnaval ini akan menempuh rute mulai dari depan Gedung Balaikota DKI - Jalan MH Thamrin - Bundaran HI - dan berakhir di silang Monas. (PH) 47


heat n beat

Putih

PAMERAN BESAR SENI RUPA KONTEMPORER ISLAMI INDONESIA ‘BAYANG’

Galeri Nasional Indonesia Jakarta bekerjasama dengan Ikatan Alumni – ITB ( IA-ITB) dan Yayasan INISAF menggelar Pameran Besar Seni Rupa Kontemporer Islami Indonesia pada tanggal 27 – Juli 2011 sampai 14 Agustus 2011. Pameran yang bertajuk ‘Bayang’ ini dibuka oleh Menteri Perekonomian RI dan juga Ketua Ikatan Alumni ITB Ir. H. M. Hatta Rajasa, yang menampilkan berbagai karya seni rupa berupa seni lukis, patung, seni grafis, instalasi dan audio visual dari 100 perupa dengan kurator Rizki A. Zaelani dan A. Rikrik Kusmara. Karya seni rupa Islam tidak melulu identik dengan kaligrafi dan ornamen-ornamen timur tengah belaka. Dalam pameran ini, ditampilkan berbagai karya seni rupa dengan eksplorasi artistik dan pemaknaan yang lebih luas dan beragam. Dari pameran ini para pengunjung seolah diajak untuk menjelajahi cakrawala sebagai proses pembelajaran tentang keragaman Islam di Indonesia dan dunia. Pameran ini diharapkan dapat menjadi unsur yang turut memajukan peradaban dan seni rupa Islam di Indonesia bertepatan dengan dinobatkannya Jakarta sebagai Capital of Islamic Culture – in the Asian Region for the Year of 2011 oleh Organisasi Islam Dunia ( ISESCO ). (PH)

Annabelle and The Music Box

Dengan konsep yang tak biasa konser Mocca telah berhasil membius sekitar 2000 penggemar setia band asal Bandung ini.Bertempat di Hall A Basket Senayan, Jakarta pada tanggal 15 Juli 2011 lalu konser tunggal Mocca secara manis hadir dengan konsep cabaret dengan mengusung tema “Annabelle and The Music Box”. Ini merupakan konser tunggal pertama yang digelar Mocca di Indonesia, sekaligus konser perpisahan dikarenakan mereka akan vakum dalam waktu yang belum ditentukan. Untuk itu Mocca benar-benar secara total memberikan persembahan terakhir mereka. Konser malam itu juga dipersembahkan khusus untuk swinging friends yang telah mendukung perjalan karir Mocca selama ini. Konser ini didukung oleh penampilan Cabaret dari SMA 7 Bandung dan menggandeng Ringgo Agus Rahman serta Soleh Solihun sebagai story telling dari cabaret tersebut. Lagu-lagu Mocca pun disesuaikan dengan cerita cabaret yang ada. Tidak hanya itu pada konser tersebut Mocca juga berkolaborasi dengan sejumlah musisi ternama diantaranya White Shoes & The Couples Company, EndahNRhesa, Float, Ade Paloh dan Mondo Gascaro ‘SORE’ yang membuat konser malam itu semakin hangat dan tak terlupakan. Konser ini dihadiri oleh penggemar Mocca tidak hanya dari Jakarta, tapi Bandung, Malang, Palembang, hingga Singapura dan Malaysia pun turut hadir. Sekitar 23 lagu andalan dibawakan pada konser malam itu, semua penonton ikut bernyanyi bersama mengikuti suara merdu Arina sang vokalis. Berdiri sejak tahun 2000 memang bukan hal yang mudah untuk Mocca memutuskan vakum dari industri musik Indonesia. Sehingga The last show Mocca malam itu membuat suasana cukup sedih terlebih saat Arina menitikkan airmata dan berpelukan dengan tiga personil lainnya. Konser Mocca malam itu ditutup dengan sendu tapi memuaskan berbagai pihak. Semoga Mocca akan segera kembali untuk memeriahkan kancah musik Indonesia. (BW) 48 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

Pernah kah anda menengadah ke atas di siang hari, memperhatikan awan, lalu ada satu bentuk awan yang rasanya mirip dengan sebuah objek atau makhluk yang biasa kita jumpai? Bentuk awan adalah sesuatu yang abstrak, namun terkadang sekumpulan imajinasi dan persepsi kita atasnya membuat awan itu bisa menjadi apa pun: kucing, naga, atau bahkan boneka. Hal itu lah yang dikaryakan oleh Septian Harriyoga dalam pameran Putih yang dilaksanakan di Edwin Galeri, Jakarta Art District, pada 4-14 Agustus 2011. Berbahan dasar alumunium, Septian membuat patung-patung berwarna putih yang bentuknya mirip seperti makhluk namun tidak sempurna, sama seperti awan. Heri Hikayat dalam catatan kuratorial menyebutkan bahwa karya-karya Septian “tak ditonjolkan bentuk yang tegas. Seolah bentuk itu siap berubah wujud pada detik berikutnya. Namun, bukan bentuk itu sendiri yang berubah, tapi persepsi kita yang membuatnya berubah-ubah” Pada karya yang diberi judul Curly misalnya, kita bisa saja mempersepsikan itu sebagai kepala anak kecil yang dikepang, atau bahkan gulali. Lalu di pada patung Runner, sekilas patung ini mirip dengan kelinci yang sedang berlari. Tapi, ketidaksempurnaan detilnya membebaskan kita untuk menerjemahkan, sebagai ayam bakar yang disajikan di meja makan misalnya. Karya-karya Septian ini penuh dengan ketidakpastian, seperti halnya realitas kehidupan.


TerimaKasih Pak Raden

Pada 23 Juli 2011 dalam rangka merayakan hari anak, aksara kemang menjadi tempat berkumpulnya anak - anak, remaja, bahkan orang tua muda.Mereka ingin bertemu sosok yang telah lama berkonsisten di dunia anak. Acara ini bertajuk “Terima Kasih Pak Raden”. Semua orang yang hadir disana ingin bertemu dan mendengarkan dongeng dongeng dari Pak Raden. Acara yang dimulai dari jam 13.00 WIB ini dibuat untuk mengapresiasikan rasa terima kasih yang besar atas kontribusi Pak Raden dalam dunia hiburan dan pendidikan anak - anak Indonesia. Selain mendongeng diacara ini kami bisa menyaksikan Pak Raden bernyanyi diiringi oleh Mono (SORE) dan Cholil (Efek Rumah Kaca) serta pelelangan karya lukis, boneka, dan buku hasil tangan Pak Raden. Selain itu kami juga diajak bernostalgia dengan melihat serial film boneka Si Unyil. Dengan semangat yang ekstra Pak Raden pun menemani dan memberikan tanda tangan dan foto bersama kepada para penggemarnya dari yang balita sampai yang dewasa. Terima kasih Pak Raden, karyamu telah banyak bermanfaat untuk anak - anak di Indonesia. (NAS)

Motion/Sensation

heat n beat DUNHILL : SWITCH

Telah berlangsung sebuah acara dengan konsep yang seru di akhir Juli lalu. Dimana acara ini semakin terasa megah karena diadakan di Bistro Boulevard yang memang menawarkan kenyaman. Ini adalah acara dimana DUNHILL merilis sebuah produk terbarunya. DUNHILL Switch, sebuah rokok kapsul baru yang menawarkan eksklusivitas dengan memberikan pilihan kepada konsumen untuk menikmati asa full flavor regular, kesegaran menthol ringan, ataupun keduanya. DUNHILL Switch dihiasi dengan garis putus-putus pada batang rokok yang dijadikan indikator waktu kapan saat yang tepat bagi perokok untuk merubah rasa menjadi menthol. “DUNHILL didedikasikan untuk terus memberikan pengalaman terbaik merokok bagi konsumennya, kami memberikan anda pilihan dengan Dunhill Switch, mereka dapat memilih untuk merokok dengan rasa full flavor, menthol, atau bahkan keduanya”, jelas Andreas Pradhana, Brand Manager

dari DUNHILL. Untuk produk terbaru ini DUNHILL Switch juga dilengkapi dengan pembungkus bagian dalam yang unik disebut RELOC yang akan memberikan perlindungan ganda pada rokok sehingga mampu mempertahankan kualitas tembakau bahkan setelah kemasan dibuka. Pada peluncurannya yang diadakan pada 28 Juli 2011 lalu ini dikemas dengan konsep Party yang seru dengan menampilkan sejumlah permainan yang berlangsung diawal acara. Selain itu acara ini juga diisi dengan peragaan busana oleh para model professional yang membawakan sejumlah rancangan dari beberapa desainer ternama seperti Barli Asmara, Michelle Worth, Priyo Oktaviano, Nina Nikicio, dan Soetjipto Hoeijaja yang ditantang untuk membuat busana dengan tema “Switch on Imagination”. Acara DUNHILL Switch semakin panas dengan iringan musik dari DJ Hogi yang diputar sepanjang acara malam itu. (BW)

JUST MARRIED Gerakan-gerakan yang penuh sensasi. Kira-kira memang itulah kesan pertama yang akan kita dapat ketika melihat karya-karya dalam pameran Motion/Sensation ini. Pameran yang dikurasi oleh Agung Hujatnikajennong ini menampilkan 17 seniman lintas generasi, baik yang memang fokus di seni kinetik mau pun tidak. Heri Dono, Agus Suwage, Mella Jaarsma, dan Hardiman Radjab dari era 1990an. Deden Sambas, Jompet Kuswidananto, dan Handiriwirman Saputra yang muncul di awal 2000an. Bagus Pandega dan Rudi Hendriatno mewakili generasi baru yang kerap menampilkan gerak dalam karyanya. Selain itu, diundang juga Ade Darmawan, Wiyoga Muhardanto, Octora, Lie Fhung, Septian Harriyoga, Yuli Prayitno, Yani Mariani dan ER. Karya-karya yang disuguhkan dalam pameran yang diselengarakan di Jakarta Art District pada 4-21 Agustus 2011 ini cukup beragam bentuk dan sifatnya. Ada memang selalu bergerak, ada juga yang harus digerakkan. Karya Ade Darmawan misalnya, dengan menariknya menampilkan sejumlah Kucing Hoki . Walau Ade melepas badan boneka sehingga yang tersisa hanya rangka dan tangan yang selalu bergerak melambai, kita sama-sama tahu bahwa benda itu adalah boneka kucing yang kerap di taruh di toko-toko karena dianggap membawa keberuntungan. Hardiman Radjab menampilkan mulut yang berbentuk sebuah koper, mulut tersebut selalu bergerak menutup membuka. Karya ini diberi judul NATO (No Action Talk Only) (RR)

Telah berlangsung solo exhibiton dari Amalia Kartika pada tanggal 4 – 14 Agustus yang lalu. Ini merupakan sebuah pameran yang mengusung tema “Just Married”. Amalia dan Yurra Yudhistra yang menggelar karya-karya kolboratif mereka ini memang baru saja melangsungkan pernikahan di bulan Juli lalu. Tapi bukan hanya sekedar itu pameranini nyatanya telah di persiapkan secara matang jauh sebelum pernikahan mereka. Pameran ini bertempat di Puri Art Gallery, Jakarta Art District Exhibition Hall, Grand Indonesia East Mall. Pembukaan pameran di buka oleh Jerry Aurum dan menggandeng seni-

man senior Jim Supangkat sebagai kurator. Pameran ini menampilkan sejumlah karya ilustrasi, instalasi, dan juga video art. “Pameran ini sudah disiapkan jauh sebelum hari pernikahan. Tentunya sesudah kedua perupa memutuskan untu menikah-melampaui going steady selama lima tahu. Karena itu hanya sebagian kecil dari ungkapan yang mereka tampilkan pada pameran ini merupakan tanda-tanda pernikahan mereka. Bagian utama pameran ini adalah “renungan perkawinan” pasangan ini, gejala umum yang hadir pada hampir semua pasangan menikah, tapi masih saja fenomenal”, ungkap Jim Supangkat. Pada pamerannya kali in Amalia Kartika tetap kuta menonjolkan cirri khas dalam setiap karyanya, pemilihan karakter hingga warna pun memang kuat sebagai cirri khas dari karyanya. (BW) Foto DOK. FAR MAGAZINE

49


heat n beat

Beberapa waktu yang lalu saya menemukan satu video di Youtube yang mendokumentasikan Haute Couture Fashion Week tahun dimana saya masih berumur 3-4 tahun, (1992-1993). Di Video itu, Christy Turlington yang masih keliatan muda dan belia memberi reportase pendek. Ia bercerita bahwa sangking sibuknya, model-model harus hadir di 3 show dalam sehari, hal ini tentunya tidak berlaku sekarang karena dunia Haute Couture dilanda krisis yang menyeluruh. Boro-boro 3 show sehari, bahtera dan tokoh fashion Perancis terkenal (salah satu dari 11 Masters dan sudah memegang peran sebagai salah satu Grand Couturier) Christian Lacroix yang pamornya sudah tak terhingga beberapa tahun yang lalu harus terpaksa menutup perjalanannya membuat dunia kita lebih indah, karena Global Financial Crisis. Sekitar pertengahan abad 19 yang lalu pendatang dari Inggris di Paris, Charles Frederick Worth, mengukir sejarah fashion dengan meluncurkan rumah mode ‘House of Worth’ yang merupakan rumah desain Haute Couture pertama di sejarah manusia. Klien tidak lagi minta desain sesuai kemauannya dan mereka pada waktu itu memilih desain Bapak Worth sendiri. Klien hanya diberi kesempatan untuk memilih warna dan bahan gaun pada acara fashion show. Charles Worth juga yang menciptakan Fashion Branding pertama di dunia, karena beliaulah yang pertama kalinya menjahitkan label namanya di gaun-gaun ekslusif itu. Walaupun gerakan ini tidak di pionirkan oleh seorang Perancis, tetapi mereka mengakuinya sebagai tradisi Perancis karena klien pertama Worth adalah socialite perancis yang nyentrik dan fashionable saat itu. Industri Haute Couture semakin marak dan permintaan makin meningkat. Lahirlah Chambre Syndicale de la Haute Couture, yang adalah badan pemerintah dunia fesyen di Perancis. Mengikuti CSHC, aturan50 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

aturan dan hukum mengenai Haute Couture di perkenalkan ke dunia. Yang pertama dan yang paling penting adalah sebuah garmen hanya bisa dibilang Haute Couture kalau sudah mendapat acungan jempol dari CSHC. Garmen tersebut harus dibuat dengan tangan dan dijahit di Perancis dan tidak sama sekali dibuat lebih dari satu. Buruhnya pun tidak sembarangan. Kebanyakan dari artisan atau seamstresses-nya (penjahit) adalah wanita, dan sewaktu kerja mereka diharuskan memakai jas lab warna putih seperti hal-nya pembuat jam tangan atau ilmuwan di laboratorium. Bayaran kerja disini juga tidak sedikit karena semuanya dikerjakan dengan tangan (Valentino pernah mengaku bahwa di Atelier nya dengan seratus ibu-ibu penjahit, hanya ada satu mesin jahit). Jumlah pekerja pun dibatasi, karena Chambre Syndicale menegaskan tidak boleh ada mass production. Tidak heran lagi kalau Haute Couture ditempatkan di kasta paling atas dunia fesyen. Apa lagi factor shocking dari industry yang tidak pernah menguntungkan ini? The list goes on. Ratusan jam didedikasikan untuk menyulam dan membordir crepe de chine atau satin sehalus kulit bayi. Bahan yang dipakai juga tidak murah dan sedikit. Desainer Haute couture paling baru Maxime Simoens pada satu interview mengatakan bahwa dia menggunakan delapan belas meter kain untuk satu mini dress, juga gaun pernikahan Melania Trump yang berbobot 25kg karena ia menyanggah tujuh ratus jam jerih payah payet dan bordiran Kristal Swarovski dan dua ratus meter taffeta satin, fenomenal memang. Deskripsi Haute Couture yang seperti impian pakaian seorang putri juga ditemani dengan harga yang tidak masuk akal untuk sehelai sandang. Konon gaun Melania mencapai enam angka dolar, cukup untuk satu mobil Ferrari ataupun sebuah rumah. (German Wijaya) - all images style.com


hit n miss

Buku Gajah Mada Oleh Langit Kresna Hariadi Young Montana - Limerence (2011) Untuk semua beat junkie album ini tidak begitu mengecewakan, walaupun atmosfir yang di keluarkan sedikit absurd dan seperti kaset rusak. Rusak disini diartikan sebagai broken, dan bisa dibilang Young Montana adalah salah satu pengikut genre broken beat. Hampir seperti Flying Lotus, tetapi mungkin lebih mengarah ke musik elektro daripada hip-hop. Mungkin anda tidak begitu bisa grusakgrusuk jojing mendengar lagu-lagu mereka melainkan bersantai dan sesekali menggedekan kepala mengikuti irama. Lagu “Sacre cool” mengambil sampleyang di distorsikan dari lagu disco pop tahun 80an oleh Chemise bertajuk “She can’t love you”.(German Wijaya)

Tidak banyak orang yang suka dengan pelajaran sejarah saat di bangku sekolah, karena pelajaran sejarah tersebut identik dengan keharusan untuk menghapalkan sejumlah nama, tempat, waktu dan peristiwa. Ada-ada saja yang alasan yang dilontarkan, seperti misalnya susah lah, membosankan lah, belum lahir lah, tak ada gunanya lah, dan lain sebagainya. Apalagi bila temanya tentang sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia. Tapi berbagai anggapan negatif tersebut perlahan akan luntur bila anda telah membaca buku karya Langit Kresna Hariadi ini. Diterbitkan oleh ‘Tiga Serangkai’ yang merupakan pentalogi atau terdiri dari lima 5 judul, yaitu ‘Gajah Mada’, ‘Gajah Mada: Bergelut Dalam Kemelut, Takhta Dan Angkara’, ‘Gajah Mada: Hamukti Palapa’, ‘Gajah Mada: Perang Bubat’ dan ‘Gajah Mada: Madakaripura Hamukti Moksa’, buku ini mencoba meramu sejarah dalam kemasan novel yang dibumbui dengan berbagai intrik dan kisah asmara yang memikat pembaca dari halaman pertama hingga halaman terakhir. Sehingga tanpa disadari, pembaca telah membaca kisah sejarah tanpa perlu mengerutkan kening menghapalnya. Bahkan setiap edisi lanjutannya selalu ditunggu-tunggu dan menjadi topik hangat di dunia maya. Secara garis besar, buku ini mencoba mengisahkan tentang epik Gajah Mada dari mulai awal kariernya, saat menjadi perwira bhayangkara, menjadi patih, peristiwa Bubat hingga akhir masa kejayaan Majapahit dan akhir hayatnya. (PH)

Jojo Effect-Marble Tunes (2011) Untuk anda yang bertelinga elegan, Jojo Effect, satu proyek lounge asal Eropa kembali lagi membawa rayuan musik high class yang sangat halus ditelinga dan tidak kedengaran terlalu tua. Penuh dengan eksperimen jazz dan beat elektronik, crooner (penyanyi jazz tradisional pria) Iain Mackenzie adalah salah satu kolaborator di album ini dari setumpuk talenta lainya. Paling cocok dimainkan bersama teman bercinta anda atau sekadar kawan cocktail hour. Paduan beberapa macam jazz membuat album ini tidak monoton untuk didengar, selalu ada hal yang berbeda dari setiap track.(German Wijaya)

Fab Samperi-Power Bossa (2011) Kata-kata di bahasa Indonesia mungkin kurang cukup untuk mendeskripsikan produser musik asal Italia ini. Goyangan pinggul dan hentakan kaki anda yang mendengar musik ini akan terjadi

otomatis saya jamin, dan ini sudah cukup untuk menjadi definisi Fab Samperi. Musik Bossa dicampur dengan samba, funk dan 60s bubblegum pop, semuanya dikemas oleh beat dan tempo yang tidak sama sekali ketinggalan jaman. Musik trance sedikit membutakan, dub-step terlalu mengerikan, pop R&Bdan hip-hop kadang terlalu liar, dan Katy Perry atau Lady Gaga dan seluruh sensasi pop sekarang masih kurang kreatif untuk membuat dance music (karena semuanya kedengaran sama). Salah satu suara yang paling stylish dan groovy untuk lantai dansa tahun ini. Coba dengarkan lagu “Listen up” dengan sample musik ‘These boots are made for walking’ oleh Nancy Sinatra. (German Wijaya)

51


“selain butuh skill musik itu butuh soul. punya skill tapi nggak ada soul pasti terasa kurang. jadi harus punya dua-duanya. Skill kan bisa dilatih tapi kalau soul itu nggak.”

M

ONKEY BOOTS, adalah sebuah band bernuansa Jamaican sound yang hadir pada paruh akhir 2004. Sejumlah panggung di berbagai kota-kota besar Indonesia pernah disambangi oleh band yang diperkuat oleh Denny (vokal), Adam (gitar), Akbar (gitar), Indra (bas), Ewok (drum), Aldo (saxophone), Edwin (trumpet), dan Acho (trombone). Lagu-lagu hits yang mereka sebar secara gratis lewat dunia maya pun sudah cukup akrab di telinga anak-anak penggemar musik Ska. Singel pertama mereka yang berjudul ‘Tundukkan Hatimu’ saat ini juga sudah bisa didengar di radio-radio. Walau warna musiknya terbilang segmented, namun lagu-lagu mereka yang fun dan bernuansa lokal itu bisa membuat siapa pun bergoyang merespon irama. Sejumlah lagu sudah mereka persiapkan untuk album berjudul ‘Big Monkey’ yang akan di launching akhir tahun ini. Seperti apa mereka dan bagaimana musiknya? Mari kita simak perbincangan intim FAR dengan delapan anggotanya yang hangat, jenaka dan penuh canda tawa. Coba ceritakan tentang awal berdirinya Monkey Boots, dan kenapa memilih nama itu?

52 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

Monkey boots, kalau tidak salah, berdiri pada akhir tahun 2004 dan berawal dari temanteman dekat yang kebetulan punya ketertarikan musik yang sama. Seperti band-band biasa, kami juga pernah beberapa kali gonta-ganti personil. Nah, yang terakhir ya delapan orang ini. Dan ini formasi ini yang paling solid. Sebenerannya kami punya nama dalam bahasa Indonesianya, yaitu Sepatu Monyet,. Tapi biar lebih keren dan biar sok Inggris, kami ganti jadi Monkey Boots. Menurut kalian, apa genre musik Monkey Boots? Monkey Boots sebenarnya bergenre Jamaican sound. Tapi meskipun demikian, kami juga tidak membatasi diri. Roots-nya memang itu, yang di dalamnya terdapat unsur ska, rock steady, reggae, bahkan jazz. Pokoknya benang merahnya adalah Jamaican sound, dan eksplorasinya tetap di situ. Kenapa memilih rocksteady? Ya, karena kami merasa nyaman di situ. Dengan latar belakang musik dari masing-masing personil yang bermacam-macam, kami paling nyaman main di situ. Oh iya, di album ini, kami juga memasukkan unsur kroncong.

Wah, berarti ada muatan lokalnya juga ya? Ya tentu. Harus itu! Walau benang merah kami adalah Jamaican sound, tapi kami ini kan lokal, bukan interlokal. Jadi harus tetap ada muatan lokalnya. Hahahaha... Sejauh ini influence kalian datang dari mana saja? Banyak, dan tiap personil punya influence beda-beda. Secara umum ya Jamaican music dari tahun 60-an sampai sekarang. Jadi kami tidak bisa mematokkan band ini influencenya apa. Campur-campur saja. Tapi tetap, benang merahnya Jamaican sound itu tadi. Sudah pernah main di mana saja? Jawa, Bali, Sumatera Selatan, Lampung. Kalau di Jakarta kami sudah pernah main di semua jenis acara, dari mulai acara komunitas, pensi, pesta perkawinan dan lain-lain. Acara ulang tahun juga pernah. Tapi kalau sinetron, kami belum nih. Hahaha... Dari sekian banyak gigs yang pernah kalian sambangi, adakah yang paling berkesan? Bagi kami semua panggung berkesan, karena itu bagian dari proses. Kami pertama kali

manggung di sini lho. Terus, di panggung ini beda lho, karena yang nonton juga beda-beda. Jadi setiap panggung itu punya kesan masing-masing. Apalagi kalau kami manggung di luar kota. Waktu itu kami pernah road trip 36 jam ke Bali, sebelas orang dalam satu mobil. Anda bayangkan seperti apa rasanya. Tapi justru di situlah letak kebersamaannya. Dan buat kami, itu juga sangat berkesan. Kalau yang paling menyebalkan ada tidak? Hahaha... Iya, ada juga tuh. Jadi ceritanya, kami pernah main di acara tujuhbelasan di daerah Kelapa Gading. Dalam bayangan kami, Kelapa Gading adalah kompleks perumahan mewah. Maka awalnya kami tentu merasa senang diundang main di daerah itu. Tapi dugaan kami meleset. Ternyata bukan Kelapa Gading yang itu. Yang ini tempatnya jauh banget, sampai masuk-masuk ke kawasan pabrik-pabrik gitu. Dan ternyata kami baru dapat jatah main jam 12 malam, dan cuma atinggal 7 orang saja yang masih menonton. Tapi mau bagaimana lagi, ya sudah, kami main saja. Bisa ceritakan tentang album kalian?


heat n beat Kami sudah mempersiapkan 10 track yang kami rekam di studio 267, Kebon Jeruk. Kami juga memakai label mereka. Cover dan distribusi mereka yang urus. Insya Allah bulan September nanti akan kami rilis. Tapi itu belum fix juga sih. Kemungkinan besar setelah lebaran. Tapi lebaran apa dulu nih? Ada lebaran cina, ada lebaran monyet. Hahaha... Pokoknya habis lebaran lah. Tapi lebaran tahun berapa, kami juga belum tahu. Hahahaha... Di album ini, tema-tema apa saja yang kalian angkat? Tema-tema sederhana saja, seperti pengalaman hidup seharihari, dan soal cinta-cintaan. Tidak ada tema-tema yang berbau politik? Hahahaha... Kami tidak doyan itu. Lagi pula kami juga tidak ada pengalaman politik. Mungkin karena belum ada parpol yang merangkul kami. Kalau sudah ada, mungkin akan beda lagi ceritanya. Hahahaha... Oh ya, apa single andalan kalian? Bisa ceritakan sedikit? Kalau yang sudah kita publish itu ‘Tundukkan Hatimu’. Tapi ada beberapa lagu yang kami buat sebelumnya dan kami bagikan secara gratis di 4shared, tapi tidak kami masukkan dalam album ini. Apa saja aktivitas kalian di luar urusan musik? Ya macam-macam. Ada yang kerja, kuliah, dan ada juga yang memang serius di musik. Dan ada juga yang dagang. Dagang chip

poker. Hahahaha... Pernah tidak kalian berkolaborasi dengan musisi lain? Marjinal. Kami pernah berkolaborasi dengan mereka dalam penggarapan album dan video klip. Mereka juga banyak memberikan ide buat kami. Kami juga berencana untuk saling mengcover lagu masing-masing. Kita membawakann lagu mereka, dan mereka membawakann lagu kami. Menurut kalian jalur major atau indie itu berpengaruh tidak? Tidak berpengaruh sih sebenarnya, karena dua-duanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mungkin kalau major cuma menang di distribusi dan permodalan saja. Kalau indie kita bisa lebih bebas. Ekspolarasinya lebih bebas. Tapi sekarang ini teknologi sudah semakin maju. Masyarakat bisa share di mana aja. Mungkin kalau dulu cuma musik major yang bisa menjangkau daerah-daerah. Tapi sekarang, semua orang sudah bisa pakai internet. Jadi, musik major cuma menang di tivi saja. Malah sekarang juga ada TV lokal yang lebih banyak jaringannya. Jadi untuk sekarang indie atau major tidak begitu berpengaruh. Tapi akibat dari teknologi itu menyebabkan orang tidak harus membeli CD-nya. Cukup mengunduh saja dari Internet. Bagaimana tanggapan kalian? Sebenernya jualan CD itu dari dulu tidak menghasilkan untung yang terlalu besar. Pemasukan yang paling besar itu datangnya

dari hasil manggung, bukan jualan CD. Kecuali yang di Glodok itu. Mereka kaya gara-gara jualan CD, bukan gara-gara manggung. Hahaha... Kalau menurut kami, CD bajakan malah membantu untuk promosi. Kadang ada band yang tidak punya cukup modal untuk membuat album, dan hanya cukup untuk membuat single, terus dibagi-bagikan. Secara tidak langsung, kita membajak produk sendiri. Tapi sebenarnya, untuk band-band kecil pembajakan itu justru membantu. Selain itu, kalau dipikir-pikir band-band kecil begini siapa sih yang mau dengar. Iya kan? Keunggulan CD adalah ia lebih collectable. Lebih bangga kalau punya CD aslinya dari pada download-an dari pada download dari internet. Aura yang didapat dari beli CD itu pasti lebih besar dari Aura Kasih.. Hahaha... Bagaimana kalian melihat tren musik saat ini? Pada dasarnya, kami tidak terngaruh oleh trend. Jadi jenis musik apa pun yang sedang trend saat ini, kami akan tetap begini. Waktu kami pertama kamli muncul di tahun 2004, musik seperti kami ini juga sedang tidak trend. Tapi kami tetap main saja. Tidak bisa dipungkiri bahwa trend itu selalu berkembang dan saling mempengaruhi, tapi ya itu, kami akan tetap begini. Sampai kapan pun, musik yang segmented itu akan selalu ada peminatnya. Lagi pula, trend itu hanya bentukan yang dieksploitasi oleh media saja. Media yang punya andil besar dalam menyebarluaskan satu trend

tertentu. Ada keinginan untuk membuat lagu yang lebih mengangkat unsur budaya lokal? Kalau itu pasti ada, tapi sepertinya tidak mungkin hanya fokus ke satu budaya saja. Dan dengan memasukkan keroncong, berarti kami juga sudah mengangkat budaya lokal. Sekarang ini kan banyak bandband yang sealiran dengan kalian. Sama-sama ska. Bagaimana kalian menanggapinya? Saling bersaing itu pasti, tapi selain itu kami juga support. Karena berangkat dari satu genre dan satu komunitas. Ya paling-paling, kami bersaing dalam mencari job manggung. Hahaha.. Dalam waktu dekat ini bakal main di mana lagi? Main di rumah masing-masing. Hahaha... Apa pesan kalian untuk anakanak muda yang akan menggeluti musik? Mainkan saja musik yang kalian suka. Karena selain butuh skill, musik itu juga butuh soul. Punya skill tapi tidak ada soul pasti akan terasa kurang. Jadi harus punya dua-duanya. Skill bisa dilatih tapi kalau soul itu tidak. Jadi kalau kita biasa main rock steady terus disuruh main rock ya kita sih bisa saja, tapi tidak ada soulnya. (PH & RR) FOTO. MONKEY BOOT & FAR MAGAZINE.

53


54 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


SHE WAITS IN DARK SHE’S LIKE A SPARK THE FAIRY SHE SEEK HIDES BETWEEN PISTIL AND POLLEN WAITING FOR YE TO BLOOM Photography DITYA METHARANI CG Artist ASKO BANILWO Make up and Hair ANINDHITA Model DELLA DARTYAN

Fashion Designer LINDA MARIANI

55


56 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


57


58 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


59


60 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


61


62 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


63


VICTOR BANKS maurice multi purpose letter Rp.350.000

SABRE run away Rp.195.000

LABEL INK office book A5 Rp.350.000

PDRP peep toe chunky heels Rp.480.000

ELECTRICA tulle Rp.175.000

ONLINE WARDROBE white blouse Rp.350.000

64 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


lucky no 7 AKSARA graphics and space Rp.195.000

PDRP sandal wedges Rp.695.000

ELECTRICA lace Rp.125.000

SABRE dead famous Rp.99.500

ELECTRICA pom-pom Rp.175.000

AEDI ruler calculator blue Rp.99.000

DANOT sometimes live is not easy Rp.125.000

65


lucky no 7

TEA LABEL hot lemon tea at south america Rp.164.900

THTC uji hahen white Rp.1.900.000

PDRP electric pink Rp.575.000

KPG 100 peristiwa yang bisa menimpa anda Rp.48.000

DANOT the rocker Rp.120.000

66 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


SILLA day tripper bag down Rp.1.900.000

MONSTER monstore doll brown Rp.120.000

DANOT swept away Rp.125.000

PDRP flat shoes Rp.385.000

67


social brew

A

Dari penjajah untuk penjajah. Kereta api pertama diciptakan di Inggris pada awal 1815, yang didasari oleh penemuan mesin uap oleh James Watt. 30 tahun setelah

kepada Nederlandsh - Indische Spoorweg Mattashcapij (NISM). Dari situlah ditetapkan bahwa titik awal pembangunan jalur dimulai dari Semarang. Pencangkulan pertama dilakukan pada 17 Juni 1864. Tiga tahun setelah itu, 10 Agustus 1867, jalur kereta api sepanjang 26 kilometer dari Semarang hingga Desa Tangoeng dibuka. Stasiun pertama yang kita miliki adalah stasiun Semarang, berlokasi di Tambaksati (Kemijen). Namun di tahun 1914, stasiun ini kemudian di hancurkan dan diganti dengan stasiun Tawang yang hingga kini masih ada. Jalur kereta pun terus dikembangkan dari tahun ke tahun. Kendali tidak lagi dipegang oleh NISM. Muncul sejumlah perusahaan yang ikut berinvestasi, salah satunya adalah Staat

kompeni untuk pembangunan ini. Sejumlah nyawa menjadi korban kerasnya sistem kerja yang diberlakukan saat itu. Selain kereta api, di Indonesia juga sempat ada trem. Bentuknya nyaris sama seperti kereta api, hanya bedanya trem diletakkan di jalan raya bersamaan dengan lalu lintas darat lainnya. Trem di bangun di kota-kota besar seperti Batavia, Semarang, Aceh, dan Surabaya. Di Batavia sendiri keberadaan trem mulai ada sejak tahun 1899. Jalur yang pernah beroperasi antara lain: Jatinegara – Ancol, dan Kemayoran – Tanah Abang. Bisa dibilang trem ini adalah Transjakarta-nya zaman dulu. Sayang, karena dianggap sudah tidak cocok lagi, di tahun 60an pemerintah menon-aktifkan trem ini. Kereta Api di Era Kebangkitan Nasional

itu, barulah kereta api masuk ke Indonesia. Pembangunan sistem transportasi kereta api di Indonesia dimulai oeh pemerintah Hindia Belanda. Kolonel Jhr. Van Der Wijk adalah orang pertama yang mengusulkan gagasan ini pada 15 Agustus 1840. Tentu saja, motif awalnya adalah untuk kepentingan penjajahan. Saat itu Belanda menerapkan sistem tanam paksa (cultuurstelsel), sehingga hasil bumi semakin meningkat. Kereta akan menjadi solusi bagi Belanda untuk mengangkut hasil bumi tersebut ke pelabuhan untuk kemudian di ekspor ke Eropa. Selain itu, kereta api membawa keuntungan di bidang pertahanan. Setelah melalui berbagai perundingan dan perdebatan dalam penentuan jalur yang harus dilalui akhirnya di tahun 1862 pemerintah Belanda memberikan konsesi

Spoorwagen (SS). Pembangunan pun semakin pesat. Jika di tahun 1870 panjang rel yang kita miliki hanya 110 kilometer, maka di tahun 1900 meningkat drastis menjadi 3338 kilometer. Suatu perkembangan yang mencengangkan. Tak hanya di Jawa, kereta api pun mulai dibangun di kota-kota lain, terutama yang memiliki potensi bumi yang melimpah, seperti Sawah Lunto dan Ombilin, Sumatera Barat sebagai penghasil batu bara, Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sulawesi (1922) dan berbagai propinsi lainnya. Walaupun di kemudian hari, keberadaan sepur (sebutan kereta api di masa penjajahan) ini membawa keuntungan untuk pribumi namun perlu menjadi catatan juga bahwa kemajuan pembangunan kereta api ini tidak lepas dari derita yang dialami bangsa kita. Sistem tanam paksa dan kerja rodi menjadi “bahan bakar”

Sejak awal keberadaannya, perkeretaapian Indonesia terus dipegang oleh para penjajah. Entah itu Belanda maupun Jepang. Baru setelah kemerdekaan diproklamirkan, karyawan kereta api yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) melakukan perebutan kekuasaan kereta api dari tangan Jepang. Hasilnya, 28 September 1945 kita berhasil memenangkan kekuasaan. Tanggal tersebut sekaligus ditetapkan sebagai Hari Kereta Api Indonesia serta hari terbentuknya Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI). Titik awal kereta api di tangan Indonesia pun dimulai. Serangkaian pembangunan serta perubahan akhirnya dilakukan lagi. Hingga tahun 1950, panjang rel di Indonesia mencapai angka 5910 KM. Tidak cuma itu, untuk mempermudah proses perakitan dan

lat transportasi sepanjang masa. Sepertinya istilah itu cocok diberikan kepada kereta api. Bagaimana tidak, kereta api bukan saja memobilisasi manusia dan barang, tetapi juga membawa peradaban bangsa. Begitu banyak sejarah dan kenangan yang tersimpan di setiap putaran rodanya. Awalnya, kereta api menjadi alat transportasi yang utama bagi masyarakat Indonesia, namun kini, dibanding transportasi darat lainnya, kereta api cenderung dianaktirikan.

68 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


perawatan, di tahun 1981 Indonesiapun mendirikan pabrik kereta apinya sendiri, PT Industri Kereta Api Indonesia (PT Inka) yang ditempatkan di kota Madiun. Nama DKARI juga beberapa kali mengalami perubahan. Dari mulai Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA), Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) hingga pada 1 Juni 1999 PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan menjadi nama yang dipakai hingga sekarang. Kereta api kini Animo masyarakat terhadap kereta api sebenarnya cukup besar, karena jika dibandingkan dengan alat transportasi darat lain, kereta memiliki sejumlah keuntungan. Selain biayanya lebih murah, ia juga lebih cepat dan dapat melaju tanpa hambatan. Terbukti, kereta api, baik antar-kota maupun dalam kota, selalu dipenuhi penumpang. Di era serba canggih ini membuat teknologi kereta api di Indonesia naik kelas secara perlahan. Kereta-kereta yang sudah uzur digantikan. Kereta api yang kita gunakan sekarang adalah kereta api diesel, dan beberapa tipe yang digunakan adalah CC 201, CC 203, dan CC 204. Untuk kereta penumpang kita memiliki tiga jenis: Argo Eksutif, Bisnis Eksekutif dan Ekonomi. Jika pada awal keberadaannya kereta api menjadi pilihan utama dalam bertransportasi, kini kereta harus berbagi ruang dengan kendaraan-kendaraan darat lainnya. Terutama kendaraan pribadi yang kian membuat jalanan menjadi padat. Kita pasti masih ingat dengan berita penghentian operasional kereta Parahyangan yang melayani jalur BandungJakarta pada 2010 kemarin karena kehilangan penumpang. Walaupun akhirnya ada penggantinya, namun peristiwa ini menjadi bukti bahwa kereta api mulai kalah dengan transportasi darat lainnya. Keberadaan kereta listrik (commuter) wilayah Jabodetabek memang membawa angin segar bagi lalu lintas ibukota, apalagi 2008 kemarin PT KAI Commuter Jabodetabek dibentuk sebagai perusahaan yang fokus mengurur KRL ini. Namun, tetap saja perlakuan pemerintah terhadap perkereta-apian belum maksimal. Keamanan, permasalahan teknis, keterlambatan, permasalahan tiket, menjadi keluhan umum para pengguna kereta. “Gak enaknya naik kereta api itu kalo udah datang telat, terus mogok atau gangguan sinyal, ac mati, jendela gak bisa dibuka” Ungkap Hulaesuddin, salah satu pelanggan KRL sejak tahun 2005 ini. “Pemerintah masih menganak-tirikan kereta

api,” Ungkap Aditya, anggota Indonesian Railways Preservation Society (IRPS). Dan apa yang dikatakan Aditya memang benar adanya. Pemerintah sangat memanjakan kendaraan darat milik pribadi. Pembangunan jalan tol dan jalan layang terus menerus dilakukan. Tak hanya itu, subsidi bahan bakar kendaraan pun belum juga dilepas. Padahal jika subsidi dan biaya pembangunan tersebut dialihkan untuk penambahan jalur kereta api dalam kota serta peningkatan pelayanannya maka kemacetan lalu lintas pun dapat teratasi. “Pembangunan jalan raya malah akan membuat Jakarta semakin macet. Semakin banyak jalan raya, semakin banyak mobil. Banyak kepentingan yang bermain di situ. Jadi lebih diutamakan. ” tambah Aditya lagi. Dalam hal ini, Aditya berharap agar Indonesia bisa mencontoh Jepang. “Dulu perkeretaapian Indonesia sempat lebih maju dari pada Jepang. Tapi tidak sekarang. Seharusnya Indonesia bisa seperti Jepang, di mana hampir setiap kota terhubung dengan kereta” Menambahkan Adit, Gurnito, masih dari IRPS, juga berpendapat bahwa perlu adanya penyesuaian rel kereta api “Kini, kereta kita sebenarnya udah cukup baik, tapi sayang, rel keretanya tidak memadai, jadi kereta pun tidak bisa melaju dengan maksimal” Ungkapnya. Bagaimana pun kondisinya saat ini, kereta api tetap menjadi alat transportasi yang berharga bagi kita. Sejumlah cerita dan kenangan ikut melaju di tiap perjalanannya dari dulu hingga kini. Kenangan berkereta api begitu kental dalam benak kita. Di antara alat transportasi lain, lagu

bertemakan kereta api lebih banyak dan lebih populer. Lagu Stasiun Balapan dan lagu Naik Kereta Api misalnya. Orang Indonesia mana yang tidak hapal dengan lagu tersebut. Untuk itu, mari kita jaga dan lestarikan perkereta apian Indonesia agar bisa terus melaju menembus zaman. ….Ayo temanku lekas naik Keretaku tak berhenti lama (RR) FOTO: www.jimmyzakaria.com, www. railfanskulonrailways.blogspot.com

69


hot spot

Jl. Metro Pondok Indah Pondok Indah Plaza II BA-27 Jakarta 12310 P. 021 751 0412 F. 021 751 1895

B

ureau Gastro & Pub sebuah tempat alternatif baru untuk anda menikmati hidangan lezat serta aneka minuman segar tanpa harus mengeluarkan kocek yang banyak. Berada di bilangan Pondok Indah Bureau Gastro & Pub hadir dengan konsep yang benar-benar fresh dan unik. Ketika memasuki tempat ini anda akan melihat warna hitam yang mendominasi hampir seluruh dinding ruangan dipadu dengan furniture kayu yang akan melengkapi kenyaman. Tempat ini terdiri dari 2 lantai, dimana setiap lantai memiliki mini pub di setiap sudutnya. Untuk di lantai satu 70 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

tempatnya di desain untuk anda yang ingin menyantap makanan atau sekedar menikmati aneka kopi, sementara di lantai dua tempatnya lebih santai ini untuk anda yang ingin berbincang-bincang ringan ataupun mengadakan meeting kecil. Memiliki kapasitas 100 seat dengan konsep french classic and industrial dari Bureau Gastro & Pub dipastikan akan membuat anda merasa cozy dan betah berlama-lama di tempat ini. Tidak hanya sekedar hadir dengan memberikan kenyamanan tapi Bureau Gastro & Pub tentunya juga memiliki aneka hidangan special untuk mengoyang lidah anda. Hadir dengan kelezatan cita


escargot canapes Rp. 35.000,-

rasa ala Prancis yang di mix dengan sentuhan rasa ala Asia membuat berbagai pilihan makanan di Bureau Gastro Pub terasa tak biasa dan sudah pasti bikin ketagihan. Anda bisa mencoba Escargot Canapes daging bekicot yang empuk dibalut dengan bumbu gurih dihidangkan bersama roti dengan saus tomat yang yummy. Lalu Wagyu Wellington dengan classic beef Wellington dibungkus canapes dengan saus pepper corn, untuk menu ini dijamin lezat. Atau mencicipi salah satu menu favorit Oz Lamb Chops daging kambing gurih yang disajikan bersama mashed potato, french fries dan jamur segar disiram dengan black pepper sauce. Bureau Gastro & Pub juga menawarkan menu komplit untuk makan siang anda, hanya dengan Rp. 55.000,- anda bisa menikmati apptizer (classic caesar salad/tofu asiatic/clear chicken soup) kemudian main course (beef yakiniku/ fish and chips/hot dog) dessert (french toast/crepes with caramelized fruit/apple struddle) plus free

flow (ice tea/mineral water). Untuk di pub sendiri menyediakan aneka minuman segar cokctail, martini, dan juga bir impor yang dapat dipilih sesuai kesukaan anda seperti Cooling Crushed. Ataupun kopi Nespresso yang dapat diolah dalam aneka pilihan rasa vanilla, caramel, oreo, mocca, tiramisu, mint ataupun avocado. Bureau Gastro & Pub memang ingin memanjakan pengunjung tidak hanya dengan tempat yang cozy serta aneka makanan dan minuman yang enak tapi juga ditambah lagi dengan live music yang selalu hadir untuk menemani anda. Mulai dari musik classic disco, akustik, hingga RnB pun ada yang dilengkapi dengan penampilan dari Disc Jockey (DJ) dipastikan membuat suasana santap anda lebih hidup. Bureau Gastro & Pub hadir memberikan cara baru untuk anda menikmati hari-hari dengan menyantap hidangan lezat dengan harga pas sesuai kantong anda. Selamat Mencoba! (BW)

wagyu wellington Rp. 49.000,-

oz lamb chops Rp. 145.000,-

nespresso coffee

cooling crushes Rp. 57.000,-

71


in my activity

Bersepeda, rupanya telah menjadi virus yang kembali menjangkiti kaum urban. Sejak pertama kali diciptakan di Perancis pada awal abad 18 lalu disempurnakan lagi oleh Baron Karls Drais von Sauerbronn pada tahun 1818, sepeda dengan berbagai modelnya yang pada awalnya diciptakan sebagai alat transportasi, kemudian berkembang sebagai alat olah raga, benda koleksi yang prestisius, fashion statement dan bagian dari gaya hidup. Dari zaman ke zaman, sepeda juga selalu menjadi trend di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Salah satunya adalah Fixed Gear Bike atau disingkat Fixie.

F

ixie ini bukanlah jenis sepeda biasa. Sepeda ini pada awalnya digunakan oleh para atlit balap sepeda di lintasan velodrome. Lalu para pengantar pos / surat kabar / majalah di kota New York yang sangat sibuk dan padat juga mulai memanfaatkan fixie, karena sepeda jenis inilah yang dirasa paling pas dan memuaskan untuk kondisi tersebut. Fixed gear ini memiliki gir di bagian roda belakang yang terkunci mengikuti pedal, yang membuat sepeda bisa mundur atau berhenti jika dikayuh ke belakang. Sehingga sepeda fixie ini tidak perlu menggunakan rem, cukup mengandalkan kekuatan otot kaki untuk menghentikan laju sepeda. Sepeda

72 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

fixie juga identik dengan gaya minimalis, fahionable, dan trendy yang khas anak muda di perkotaan. Para pesohor tanah air juga tidak mau ketinggalan. Tercatat beberapa nama seperti Tora Sudiro, Randy Nidji, Konde Samsons, Merry Putrian, Desta, Vincent Rompies, Sari dan Ale White Shoes, dan lain sebagainya juga menggunakan fixie sebagai bagian dari gaya hidup keseharian. Dan para pengendara fixie ini biasanya tergabung dalam komunitas-komunitas. Beberapa nama di antaranya yaitu CIXIE (Cikini Fixie) yang mayoritas anggotanya adalah anak-anak IKJ, Fixtive (anak-anak


Universitas Bina Nusantara), Tremorz (Tora, Desta dan Vincent CS), Mafia Riders (Makassar Fixed Gear Activity), GFM (Gowes Fixie Medan),Bandung Fixie Various, KUFIE (Kutaraja Fixie Banda Aceh), Rolling Door (anak-anak Cempaka Sari V) dan lain sebagainya. Penggunaan fixie di masyarakat saat ini juga sudah mulai meluas, melampaui batas-batas gender dan usia. Pada umumnya mereka menggunakan fixie untuk mengikuti tren yang sedang berlaku, karena sepeda jenis ini dirasakan sangat cocok dengan selera anak muda.

untuk alat transportasi atau alat olah raga belaka belaka, tapi sudah merambah ke wilayah yang lebih jauh lagi yaitu gaya hidup. Apalagi dengan maraknya issue pemanasan global yang gencar dikampanyekan akhir-akhir ini. Terbukti bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kualitas lingkungan hidup juga semakin menunjukkan peningkatan. Dengan bersepeda, selain menyehatkan, ternyata juga menyenangkan. (PH)

Dan juga, sepeda fixie ini bukan lagi digunakan hanya sekadar 73


in my band

B

and yang digawangi lima orang personil diantaranya Rafly (Bass - Vokal), Egi (Lead Gitar – Vokal), Yudhi (Gitar – Vokal), Oddo (Keyboard – Vokal), dan Adam (Drum) ini hadir dengan menyuguhkan warna baru yang unik dikancah musik Indonesia saat ini. Dengan mengusung aliran musik Indo Sunshine Pop, The Banery mencoba untuk memberikan musik yang ceria namun tetap dengan lirik yang menceritakan beragam rasa mengenai cinta yang memang nyata ada di kehidupan manusia. Dibeberapa lagu lirik yang ngamuk-ngamuk tapi terdengar sangat menyenangkan karena dibungkus dengan musik ceria yang membuat pendengar akan bergoyang. Nama The Banery mulai naik saat menjadi pemenang di L.A Lights Indiefest 2008 lalu. Band yang terinpirasi dari grup legend The Beatles ini kini sedang mempersiapkan materi untuk album ke-2 mereka yang rencananya akan keluar di tahun ini. Dengan ciri khas dasi kupu-kupu The Banery berharap bisa semakin maju hingga go internasional suatu saat nanti.

RAFI (Bass – Vokal) Sebagai salah satu pendiri awal The Banery ia selalu optimis untuk kemajuan band yang telah dibangunnya dari nol ini. Kecintaannya terhadap The Beatles pula yang mengantarkannya pada kesuksesannya saat ini. Dengan lagu berjudul Karena Dia ciptaannya nama The Banery mulai dikenal dan disukai masyarakat luas. Lirik yang galau diramu dengan musik yang ear catching membuat lagu Karena Dia dengan cepat diterima hingga diingat pendengar musik Indonesia. Penampilan The Banery memang tidak lepas dari dasi kupukupu. Maka Rafly pun secara spontan mengoleksi dasi kupu-kupu yang kini jumlahnya sudah mencapai 20 buah. Selain warna yang beragam, corak yang dipilih Rafly untuk koleksinya pun berbeda-beda, kemudian untuk bahan mulai katun hingga sutra pun ada. “Pernah beli di Mangga Dua harga 1 dasi hanya 10000 saya sampai borong 6 buah, pokoknya kalau dapat yang murah meriah pasti saya borong dengan memilih warna atau corak yang berbeda-beda”, aku dari bapak dua anak ini. Ada beberapa koleksinya hasil dari pemberian sahabat ataupun managernya. Mulai dari produk Indonesia hingga luar negeri seperti Vietnam dan Singapore sudah ia miliki. Selain dasi Rafly juga memiliki belt kesayangan dengan bentuk The Beatles di bagian ujungnya. Belt seharga 20 dolar tersebut ia beli saat sedang Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Singapore tahun 2006 lalu. Selian belt ia juga memiliki buku biografi, kaset, poster, pin, CD mengenai The Beatles. Sang istri pun ternyata juga mengidolakan The Beatles. Bagi Rafly Beatles sangat besar mempengaruhi inspirasinya dalam bermusik hingga kini.

74 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

ODDO (Keyboard – Vokal) Ia menjadi anggota paling terakhir yang bergabung di The Banery pada tahun 2006 yang lalu. Queen dan The Beatles dua nama yang ia sebut sebagai inspirasi terbesarnya dalam bermusik hingga menciptakan lagu. Bukan hanya gitar, ia pun menguasai piano sejak SMA. So Sad salah satu lagu yang ia ciptakan berdasarkan pengalaman pribadinya. Berbicara soal koleksi pria kelulusan Tehnik Mesin Universitas Indonesia ini tanpa ragu mengeluarkan sekaligus tiga jenis koleksi yang berbeda. Ia mengaku sangat menyukai tokoh kartun Dragon Ball sejak kecil. Saat SMP ia mulai tertarik untuk mengumpulkan komik Dragon Ball hingga saat ini. Demi koleksinya ia mencari hingga ke toko buku bekas di daerah Depok, hingga kini ia belum berhasil mendapatkan komik seri terakhir yang ke-42. Selain komik baru-baru ini ia juga tertarik untuk mengumpulkan action figure dari Dragon Ball. Membeli tokoh Bezita untuk action figure pertamanya. Selain mecari di toko mainan ia juga sering membeli secara online beberapa koleksinya. Selain itu sejak SMA Oddo juga sudah mengoleksi Hot Wheels jenis muscle cars. Hingga kini ia memiliki sekitar 40 buah mobil dengan harga dan warna yang bervariasi. Oddo sangat senang untuk mengotak-atik mobil maka hot wheels dianggapnya sebagai bentuk kecintaannya terhadap dunia otomotif. Sementara untuk koleksi ketiganya jatuh pada sepatu Doc Martens. Untuk koleksinya yang satu ini bisa dikatakan juga menjadi style-nya sehari-hari. Telah memiliki 5 jenis Doc Martens dan kini ia ingin menambah koleksinya dengan membeli Doc Martens jenis steel toe. Semua koleksi yang ia miliki selalu di sesuaikan dengan budget yang ada.


YUDHI (Gitar - Vokal) Pria yang satu ini cukup lekat dengan logat Betawi ketika berbicara. Ia telah aktif bergabung dalam The Banery sejak tahun 2004 silam. Lirik lagu Cemburuisme yang begitu berapi-api dengan aransemen musik yang jenaka adalah hasil kreatifitasnya. Selain keluarga dan The Banery, ia juga mengaku jatuh cinta pada tokoh super hero asal Jepang Kamen Rider atau yang lebih dikenal Ksatria Baja Hitam. Mulai mengikuti serial televisi Kamen Rider sejak duduk di bangku SD lalu ia seolah semakin terbawa akan kecintaannya dengan sosok tersebut hingga kini. Di tahun 2005 untuk pertama kalinya ia membeli koleksi action figure Kamen Rider (seri The First 1971 era Showa) dari fee manggung pertamanya dengan The Banery seharga Rp 99.000 rupiah. Sejak itu ia terus menambah koleksi action figure-nya hingga memiliki sekitar 500 buah dari berbagai seri, bentuk, ukuran, hingga harga. “Untuk hobi yang satu ini cukup menguras uang karena saya mau membeli action figure yang asli. Biasanya yang asli itu buatan Banpresto atau Bandai”, jelasnya. Kisaran harga untuk setiap action figure miliknya mulai dari 25000 – 500.000 rupiah. Dari mall hingga tempat loak pernah ia datangi untuk berburu koleksi kesayangannya. Saat ini ia sedang menantikan film terbaru yang berjudul “Go Kamen Rider” yang akan rencananya rilis tahun 2011 ini. Dengan koleksinya ini ia berharap hingga tua nanti ada kenangan yang tidak terlupakan dari Kamen Rider.

EGI (Lead Gitar – Vokal) Mengagumi karya musik The Beatles sudah sejak SMP, bukan hanya karena jenis musiknya yang kaya tapi bagi Egi lirik-lirik pada lagu grup musik asal Inggris ini juga terbilang jenius. Maka tidak heran bila The Beatles cukup besar menyulut kreatifitas Egi dalam bermusik. Setelah menulis lirik soal cinta kini Egi merasa perlu untuk menulis lirik yang menyangkut isu-isu sosial agar lebih melek dengan keadaan sekitar. Bakat seni diakuinya telah mengalir dari sang ayah yang merupakan seniman keroncong. Egi kecil telah terbiasa dan menyukai alunan musik keroncong bahkan hingga tertidur saat mendengarkannya. Hingga ia secara otodidak belajar bermain gitar yang sesekali dibantu sang ayah. Lalu untuk soal koleksi pribadinya Egi membawa beberapa kaos andalannya. Ia memang gemar mengoleksi kaos dengan gambar profil idolanya. Bukan hanya The Beatles, ia juga memiliki kaos dengan profil Bob Dylan, The Stroke, Mick Jagger, Jim Morrison, dan beberapa lagi pemusik idolanya. Selain kaos ia juga mengoleksi kaset, cd, pin, belt, dan pick gitar yang berhubungan dengan The Beatles. Untuk koleksinya ini Egi pernah rela mengeluarkan kocek yang cukup besar untuk membeli kaos asli The Beatles yang ia titip beli diseorang temannya yang sedang berada di Liverpool, Inggris. Hingga kini kaos hitam kesayangan yang satu itu belum pernah dipakai. “Sejak awal beli belum pernah saya lepas dari plastiknya, baru-baru ini saja akhinya saya lepas tapi tidak pernah saya pakai”, jelas pria yang kini sedang disibukkan untuk menyelesaikan skripsinya ini. Untuk kaos The Beatles sendiri ia memiliki sekitar 20 buah ditambah dengan beberapa kaos dengan profil pemusik lainnya. Olahraga futsal menjadi pilihannya saat ada waktu luang. Selain sukses dimusik pria yang gemar berkebun ini berharap dapat segera menjalankan beberapa bisnis yang diimpikannya.

ADAM (Drum) Ia merasa selalu kompak dengan 4 personil lainnya sejak bergabung di tahun 2005 dengan The Banery. Menyukai alat musik drum sejak SD dan pertama kali mempelajari drum dari lagu Kirana – Dewa 19. Ia memiliki kisah unik saat mempelajari drum ia terbiasa menutup mata dan tangannya bergerak-gerak seolah-olah sedang bermain drum. “Hingga sekarang kebiasaan menutup mata saat main drum masih terbawa, dengan begitu saya bisa meresapi, konsentrasi dan mengontrol nafas”, jelasnya. Pria berambut keriwil ini menunjukkan koleksinya yang terbilang berbeda dari keempat personil lainnya. Ia menyebut headset sebagai koleksi kesayangannya sejak tahun 2005 hingga kini. Untuk koleksinya ini Adam selalu mengutamakan kualitas yang terbaik. Ini berarti ia juga siap dengan harga yang terbilang tidak murah sekitar 100.000 – 300.000 rupiah untuk setiap koleksinya. Ia merasa headset adalah teman setianya untuk dipakai sehari-hari saat bermotor. Ia juga bercerita tentang pengalaman buruknya saat headset kesayangannya rusak karena digigit oleh tikus. Dari kejadian itu kini Adam selalu berusaha menyimpan semua koleksi headset-nya dengan lebih baik lagi. Adam juga mengaku bukan orang yang menyiapkan budget khusus di setiap bulannya untuk menambah koleksi headset-nya. 75


foreign exchange

L

ondon adalah ibukota Inggris yang menjadi salah satu kota metropolitan dan perkotaan terbesar di Uni Eropa. Salah satu fakta mengenai London adalah kota ini terdiri dari dua kota kuno yang tergabung menjadi satu kota besar. Kota besar ini digabung dari kota London dikenal sebagai ‘The City’ yang merupakan jantung bisnis dan keuangan bagi Inggris. Kota inipun dikenal sebagai Square Mile yang dulunya adalah pemukiman rakyat Romawi asli (Londinium) dan merupakan kota tertua semenjak 1000 tahun silam pada saat menara London dibangun. Dan kota Westminister, dimana parlemen dan sebagian kantor pemerintah ada. Di daerah ini terletak Istana Buckigham, tempat kediaman Ratu dan keluarga kerajaannya. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa London is the centre of the world. Tak mengherankan orang – orang yang pernah mengunjungi kota ini berpendapat begitu. London yang merupakan salah satu kota terbesar

di Inggris dan Eropa, menempati lebih dari 620 mil persegi. Mempunyai populasi sekitar 7 juta penduduk dan menjadi pusat kursi pemerintah di negaranya. Memiliki sekitar lebih dari 100 teater di London yang 50 diantaranya terletak di West End. Dan Negara pertama yang memiliki jalur kereta api bawah tanah yang dikenal sebagai Tube.

Transportasi. Untuk pergi ke negara ini dapat dilakukan melalui udara, yaitu pesawat terbang dan darat, yaitu kereta api. Sayangnya kereta api ini hanya tersedia untuk daerah sekitar Eropa. Ada 3 bentuk transportasi untuk mengelilingi kota besar ini, yaitu taksi, bis dan Tube (kereta bawah tanah). The Tube merupakan cara tercepat untuk jalan – jalan di London. Jalur kereta ini merupakan jaringan terluas yang dapat digunakan untuk para turis. Tube termasuk aman, tetapi ada hari – hari tertentu bila beberapa jalur ditutup dengan alas an perbaikan atau acara yang dapat mempersulit penggunaan Tube.

Shopping District. 1. Oxford Street & Regent Street. Dua daerah ini merupakan daerah tersibuk. Di Oxford terdapat toko – toko suvenir kecil ataupun departemen store besar yang menjual beragam macam pakaian dan perlengkapan lainnya. Dekat dengan Regent street ke arah timur setelah Liberty department store terdapat Carnaby street yang merupakan area perbelanjaan khusus untuk pejalan kaki. 2. Knightsbridge Area Knightsbridge ini adalah pusat perbelanjaan terbesar di seluruh Inggris. Daerah inipun dikenal dengan departemen store nya, yaitu Harrods. Dimana sebagian besar butik terkenal ada di departemen store ini. Gedung nya mencakup kurang lebih 330 toko. 3. Covent Garden Tempat hiburan di sisi jalan yang penuh dengan pasar lokal, kafe – kafe yang harus dikunjungi dan butik – butik kecil. 4. Brick Lane Salah satu daerah di London yang wajib dikunjungi. Tidak hanya makanannya yang harus dicicipi tetapi daerah inipun dikenal karena Flea Marketnya. Daerah ini juga merupakan sarang dari fashion, musik dan seni visualnya. 76 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


Sight See. 1. Tower of London Menara ini dikenal sebagai penjara, gudang rahasia atau bahkan kebun binatang. Tempat inipun dikenal sebagai tempat hukuman mati bagi para pidana di masanya. Menara ini menyimpan mahkota raja dan ratu Inggris dari awal hingga yang terbaru. Harga tiket: Dewasa: £18.00 Anak: £9.50

1 Maret - 31 Oktober Kamis-Sabtu: 09.00-18.00
 Minggu-Senin: 10.00-18.00
 1 November - 28 Februari:
 Selasa-Sabtu: 09.00-17.00
 Minggu-Senin: 10.00-17.00
 Tutup: 24-26 Desember, 1 Januari Tower Hill
London EC3
Tel: 0844 482 7777

2. Westminster Abbey Dekat dengan sungai Thames dan bisa dijangkau dengan jalan kaki. Gereja yang harus dilihat dan terangkat namanya karena pengguna gerejanya yang menarik perhatian. Adapun yang dimakamkan di gereja ini termasuk diantaranya Charles Dickens, Charles Darwin dan Geoffrey Chaucer. Tiket: Dewasa: £16.00 Anak: £6.00 Westminster Abbey
London SW1P 3PA
Tel: +44(0)20 7222 5152 Senin - Jumat: 09:30 - 16:30
 Sabtu: 09:30 - 14:30

 Tutup: Setiap hari Minggu, 24th-25th December, Good Friday dan bilamana bangunan ini dipakai untuk acara. seni visualnya. 3. London Bridge 2-4 Tooley Street
London SE1 2PF

Tel: 0800 043 4666 Senin-Jumat: 10.00-17.00 (jam terakhir 17.00) Sabtu-Minggu: 10.00-18.00 (jam terakhir 17.00) 
 Desember 24-1 Januari: 
11.00-16.00 (jam terakhir 16.00)
 Tutup: 25 Desember dan 26 Desember Harga Tiket: Dewasa: £23.00 Anak: £16.95

5. Big Ben and House of Parliament

4. Buckingham Palace

7. Trafalgar Square 8. Hyde Park 9. St. Paul Cathedral Senin-Sabtu: 08.30-17.00 (Jam terakhir: 16.00)
 St Paul’s Cathedral 
St Paul’s Churchyard
London EC4
Tel: 020 7236 4128 Harga Tiker: Dewasa: £14.50 Anak: £5.50

6. National Gallery

10. Thames River Perahu berangkat dari Westminster Pier, London Eye Pier, Tower Hill Pier and Greenwich Pier. 
Tel: 020 77 400 400. Kapal beroperasi setiap hari dari pukul 10.00 kecuali hari natal. Kapal pesiar inipun merupakan salah satu cara terbaik untuk melihat London, mengitari begitu banyak atraksi di sekitar kota yang melalui jantung kota. Harga Tiker: Dewasa: £13.50 Anak: £6.50 77


event

Satu lagi acara seru yang telah berhasil diwujudkan oleh mahasiswa-mahasiswi Universitas Trisakti, Jakarta. Acara yang dinamai Pentas Seni Trisakti (PENITI) ini merupakan hasil dari kreatifitas mahasisiwa/i yang tergabung dalam Unit Seni Budaya (USB).

Dimana USB adalah salah satu UKM Seni yang ada di Universitas Trisakti yang telah berdiri sejak 22 Desember 1991. USB sebagai wadah untuk menampung kreatifitas seni para mahasiswa/i yang telah menghasilkan segudang prestasi mulai dari seni music, tari modern, tari tradisional, hingga teater. Sesuai dengan misi dari USB yang ingin membangun budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke untuk itu PENITI yang sudah diadakan sejak tahun 2005 ini hadir kembali kali ini dengan mengusung tema “Capture Our Culture For Future”. Acara ini sendiri berlangsung selama dua hari berturut-turut dari tanggal 22 – 23 Juli 2011 yang bertempat di Gelanggang Mahasiswa (GEMA) Universitas Trisakti, Jakarta Barat. 78 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

Acara di hari pertama meliputi Dance Competition dengan tema “Show Your Dance Style” kemudian di hari selanjutnya acara semakin seru diantaranya lomba tari kreasi daerah untuk anak-anak dimana pesertanya berasal dari beberapa sekolah dan sanggar tari, Lalu festival band musisi jalanan. Para pemenang dari dua kompetisi tersebut mendapatkan hadiah dengan total jutaan rupiah. Lalu dilanjutkan dengan beberapa penampilan dari mahasiswa/i dari USB diantaranya Tari Lenggang Nyai, Tari Zapin, Teatrikal, Chesscoustic, dan lain sebagainya. pada acara puncak di malam harinya grup band The Banery tampil memukau dengan lagu-lagu andalan mereka. Selama dua hari acara berlangsung kita di

ajak untuk bernostalgia dengan tersedianya beraneka ragam jajanan masa kecil seperti es potong dan kue cubit. Acara PENITI ini memang mengedepankan seni dan budaya Indonesia untuk diketahui dan dilestarikan oleh generasi muda sebagai penentu dan pewaris kekayaan seni dan budaya Indonesia. Sesuai dengan Visi USB yaitu “Budaya Kita, Budaya Indonesia” maka acara seperti PENITI ini dapat secara perlahan tapi pasti mengembangkan dan tentunya melestarikan seni dan budaya Indonesia. PENITI telah berhasil memberikan satu suguhan pentas seni budaya yang mampu menarik minat kawula muda untuk berpartisipasi secara positif. (BW) Foto: DOK. USB TRISAKTI


event

“Nafka” sebagai sebuah label yang mengkhususkan diri dengan aneka produk karya desainer dan seniman yang bermitra dengan perajin dan UKM, menyelenggarakan sebuah pameran yang bertajuk “Wonderground” pada hari Sabtu 4 Juni 2011 yang bertempat di Danes Art Veranda, Denpasar. Pameran yang menyajikan prototipe produk “Responsible Lifestyle” dengan memanfaatkan limbah sebagai media dasar ini diikuti oleh 18 seniman dan desainer Indonesia dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Bali.

P

ameran ini dibuka oleh David B. Berman, desainer asal Kanada yang menulis buku “Do Good Design”, yang dalam sambutannya mengungkapkan rasa bangga atas upaya desainer Indonesia dalam mengolah limbah menjadi produk berfaedah yang memiliki karakter design yang kuat. Desainer Indonesia dapat berbangga akan hal ini tanpa harus mengacu kepada Milan atau New York. One Dollar For Music Foundation yang dibantu oleh Nostress band sebelumnya juga membuka workshop musikal pada anak-anak panti asuhan “Seeds of Hope” yang keduanya pada saat pembukaan menampilkan lagu dengan menggunakan botol dan perkakas bekas sebagai instrumen musik. Dan setelah itu Khatulistiwa band juga ikut tampil menyuguhkan pertunjukan musik dengan menggunakan plastik dan instrumen tradisional Indonesia. Wonderground memang bukan sekadar sebuah pameran produk, jika makna harafiahnya berarti keindahan dan inspirasi yang memijak bumi, ini adalah upaya eksplorasi dan eksperimentasi dalam menawarkan produk-produk yang melekatkan estetika desain, fungsi dan kualitas dari sebuah proses yang menggabungkan community development dan kesadaran lingkungan. Wonder-

ground adalah pameran karya prototype oleh desainer dan artis dari berbagai latar yang kelak akan dilabeli konsep merk Nafka. Responsible lifestyle yang menjadi area bermain Nafka yang mensyaratkan penggunaan materi limbah atau organic, selain itu proses dan manajemen produksi juga menggunakan prinsip fair trade, menghindari penggunaan energi dan produksi karbon berlebih. Kolaborasi yang diciptakan Nafka lebih dari sekadar hubungan pembuat desain dan pelaksana produksi, kedua pihak akan saling berbagi dan melengkapi. Desainer bertugas mengeksplorasi material, desain dan pasar yang didiskusikan bersama artisan untuk dapat memroduksi produk dengan teknis tingkat kesulitan dan kualitas yang disyaratkan dalam serangkaian aktifitas manajemen produksi. Kelak, model kolaborasi ini akan menjadi pembelajaran dan model pengembangan yang dapat diduplikasi dan diterapkan di berbagai tempat. Melalui jaringan desainer ini Nafka berencana memiliki sebuah design institute yang siap menjadi wahana bertukar pengalaman dan pengetahuan antar desainer maupun artisan. Prinsip Nafka Design Institute berkonsentrasi pada transformasi

informasi dan edukasi bagi desainer dan artisan yang meminati pengembangan produk dengan mengedepankan community development, desain publik dan semangat fair trade. Nafka memilih mengkhusus dalam pengembangan responsible lifestyle product yang diciptakannya dengan mengajak kalangan desainer dan artisan memaknai istilah design for impact yang menjadi tuntutan dalam kontribusi penciptaan kehidupan sosial, lingkungan dan ekonomi yang lebih baik di negeri ini. Berbagai kalangan terutama para desainer, seniman dan beberapa perwakilan dari Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di dalam bidang daur ulang dan pengelolaan limbah juga tampak hadir memadati area pameran dan sangat antusias memberikan respon yang positif dan mengajukan keinginan untuk turut serta dalam project selanjutnya. Pameran yang digelar hingga tanggal 10 Juni 2011 ini terbukti mampu menghadirkan karya-karya yang menimbulkan inspirasi dan ideide segar dan merangsang para desainer dan seniman lainnya untuk membuat karya dengan desain yang lebih inovatif lagi. Beberapa desainer dan seniman peserta pameran Wonderground ini di antaranya yaitu Putu Restiti, Safianto, Indah Esjepe, Iqbal Rekarupa, Aty Budiman, Ika,

Tegep Octaviansyah, Fitorio Leksono, Desain 9, Veny Lydiawati, Ayip, Bram Satya, Alma dan Roy, Irwan Ahmett, DP.Arsa, Achmad Sopandi, Enrico Halim, Monez Gusmang dan lain-lain. (PH)

79


event

K

OPI KELILING (KOPLING) kembali hadir dengan volume yang ke-3. Dengan deretan 9 seniman ilustrasi yang baru, ‘KOPLING’ menampilkan 18 karya terbaik masih dengan tema ‘Kopi’. Ke-9 seniman itu adalah: Ario Anindito, Artkelso, Cecillia Hidayat, Diela Maharanie, Dika Toolkit, Eko Bintang, Prasajadi Laskito, Rensi Ardinta dan Talitha Maranila. Selainseniman ilustrasi, seperti biasa ‘Kopling’ juga menampilkan para musisi berbakat. Untuk kaliini ada Sundae Sunday dan Adithia Sofyan pada saat Opening Day, dan juga ada The ExtraLarge dan Sunday at

80 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

Twelve pada saat Closing Day yang semuanya tampil dalam formatakustik. Kegiatan lain seperti ‘Photo Corner’, ‘Mari Menggambar’, dan ‘Artist & Coffee Talks’juga tetap hadir dalam rangkaian acara ‘Kopling’yang digelar dari tanggal 11 hingga 25 Juni 2010 di ‘The Coffee & Co’ Jl. Wijaya IX No.4A Jakarta Selatan. ‘Kopling’ merupakan sebuah acara yang hadir dan dikemas dengan penuh keakraban untuk lebih mendekatkan dan memasyarakatkan seni khususnya seni ilustrasi dan budaya minum kopi sebagai bagian dari gaya hidup kaum muda Jakarta. (PH)


street shout

Ajang yang rutin diadakan setiap setahun sekali ini kembali berhasil digelar. ESMOD Jakarta Fashion Festival 2011 telah berlangsung sejak tangA Juni 2011 yang lalu. gal 20-23 Bertempat di Pacific Place Jl. Jend Sudriman, Jakarta Selatan acara berlangsung begitu luxurious dan prestige. Acara pagelaran busana yang berlangsung selama 4 hari ini menampilkan ratusan busana

indah dan unik dari 54 siswasiswi Esmod, sejumlah alumni Esmod, serta beberapa nama designer ternama Indonesia. Ajang ini mendapat sambutan yang begitu besar, ini terbukti dengan banyaknya tamu yang hadir pada fashion show berlangsung. Para tamu yang didominasi kawula muda ini terlihat begitu antusias, mereka pun tidak mau kalah ketinggalan untuk berpenampilan

se-fashionable mungkin. Jiwa muda yang selalu energik dan tidak monoton bisa terlihat dari gaya berpakaian mereka yang fun dan eye catching. Ajang seru ini seperti sebuah rangkuman keindahan trend busana saat ini. (BW) Foto: DOK FAR MAGAZINE

Geeks to gig

KEGIATAN SAAT INI : Gue lagi sibuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jakarta dan mengikuti kegiatan tari. MENGISI WAKTU LUANG DENGAN : Gue ikut kegiatan menari di salah satu sanggar tari di Jakarta. GAYA BERPAKAIAN SEHARI-HARI : Gue lebih suka pakaian yang casual dan santai. Gue juga menyesuaikan gaya berpakaian dengan keadaan. MEREK SEPATU YANG BIASA DIGUNAKAN : Gue suka pakai sepatu boots seperti Dr. Martens, tapi selain itu gue juga nyaman memakai flat shoes. MEREK PAKAIAN YANG MENJADI FAVORIT : Untuk pakaian gue paling nyaman dan suka menggunakan pakaian dari Forever 21 dan Berskha.

81


art tutorial Pembuatan FILM Print desain yang sudah dibuat & Oleskan minyak sayur pada hasil print, di sisi belakang

bahan - bahan - Printol - Binder jerman - Rubber colour - Pasta GB - Top coat - Afdruk (AFD ) - Gelas kecil/wadah - Sendok - Screen - Rakel - Kaca bening - Kaos polos - Busa - Semprotan air - Triplex - Lem meja - Cat/Tinta khusus sablon

proses afdruk Siapkan Screen yang sudah di ratakan dengan Afdruk dan tunggu sampai kering. *Hindarkan dari cahaya

cetak film ke screen Letakan gambar yang sudah di print di antara Screen yang sudah ditutup dengan busa dan kaca. Jemur Screen dengan posisi kaca di atas, menghadap sinar matahari (+/- 10 detik)

campur cat dan bahan - bahan lainnya

tracing Screen Cuci dan semprot screen mengikuti pola gambar dengan semprotan air hingga bersih

Proses Sablon Gunakan triplek yang sudah dioleskan lem meja sebagai tatakan kaos yang ingin di sablon. Letakan Screen diatas kaos, Tuang cat di atas Screen kemudian Tarik Rakel +/- 4x bulak -balik untuk meratakan cat 82 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011

Campur Cat, Rubber Color, Pasta GB dan sedikit Medium Metal Campurkan 2 tutup Binder Jerman dan 1 tutup Printol, Aduk rata

finishing Angkat dan keringkan Setelah kering, setrika kaos dari sisi dalam Selesai!


83


84 FAR AGUSTUS/SEPTEMBER 2011


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.