16th Issue

Page 1

DESEMBER/JANUARI 2012 DKI JAKARTA RP 27,500.(LUAR PULAU JAWA RP32,500.-)

IN MY

CLOSET ENO GITARA RYANTO

SOCIAL

BREW

IRONI KONDISI PANGAN DI TANAH SURGA

ARTWORK

BUNCH

ALI ZAINAL YUDHA THE HUCKLE BUCKLE BOYS MUSHOWIR “BING” SALEH HUSEIN ROTUA MAGDALENA

EROS

DJAROT FOR ANOTHER REASON : ARKULTURASI

1


2 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


3


part

CONTENT

03 INDEX // CONTRIBUTORS 05 EDITOR’S NOTE 07 PERSON OF THE MONTH EROS DJAROT

15 ARTWORK BUNCH

ALI ZAINAL YUDHA THE HUCKLE BUCKLE BOYS MUSHOWIR “BING” SALEH HUSEIN ROTUA MAGDALENA

KOLOM RALAT KOLOM RALAT DARI EDISI 15 (THE PROPAGANDA ISSUE) 1. Nama Rendi Rakhmadian di halaman Nation on A Mission seharusnya Rendi Rakhmadany. 2. Referensi dalam artikel Now What; <?> Apa yang sesungguhnya menjadi semangat utama penyelenggaraan OK. Video pertama di tahun 2003 adalah kesadaran akan kian berkembangnya budaya tontonan (société de spectacle) di tengah masyarakat Indonesia sebagai warga negara dunia. Lihat katalog OK. Video 2003, hlm. 11

37 UPCOMING YOUNG

<?> Budiman, Hikmat: “Digital, Ruang, Rupa, dan Kuasa: Cerita-Cerita Ringan tentang Kamera”, SIASAT, Decompression #10: ruangrupa’s 10th Anniversary, 2011, hlm. 1011 <?> Hujatnikajennong, Agung: “Video sebagai Piranti Sosial”, Katalog OK. Video Militia – 3rd Jakarta International Video Festival, 2007, hlm. 22

39 KREASICK

4. Harga kaos THTC uji hahen white.

33 NATION ON A MISSION MUHAMMAD GHAZALI

MOHAMMAD FAUZI

ROBOTIC A LA AL AZHAR LAMURU PERCUSSION KOMPLOTAN KOMIK METROPOLITAN DANCE DANCE SMAN 70

3. Titunder Panda di cover seharusnya Thunder Panda.

DISTRIBUTION AMBARAWA

MARUTO AGENCY

BANDUNG

TOGAMAS GRAMEDIA TOKO GUNUNG AGUNG GUNARAYA

BANJARMASIN GRAMEDIA

BATAM

AULIA BATAM JACK BATAM

BENGKULU ZALDI

BOGOR TENGAH JOINT AGENCY

CIREBON

DENPASAR

CORSICA AGENCY

JAYAPURA

SINAR ANEKA

KENDARI

ADE KENDARI

FEATURES 26 ART REPORT

MAKASSAR

TELLY AGENCY

MEDAN

SURYA MEDAN

PADANG

DEDI AGENCY

PALANGKARAYA ANANGSUKRI FATIR AGENCY

PALEMBANG

SRIWIJAYA PUTRA GRAMEDIA

PEKANBARU

ANGKASA BARU

ELEISON GLORIA

79 STREET SHOUT GEEKS TO GIG

GRAMEDIA LOK BOOKSTORE

TOGAMAS BLOK BOOKSTORE

DEPOK

JAMBI

61 LUCKY NO. 7

MANADO

GRAMEDIA JACK PEKANBARU

GRAMEDIA TOKO GUNUNG AGUNG STARMART KINOKUNIYA LAYSIN BOOK STORE TOGAMAS

TEBAR PESONA

MASRUN AGENCY

EQUATOR AGENCY

DKI JAKARTA

50 HEAT N BEAT EXCLUSIVE

LUWUK (SULAWESI TENGAH)

PONTIANAK

SAMARINDA

GRAMEDIA ANTONIUS TERANG AZIZ

SEMARANG

MAHKOTA AGENCY

SURABAYA

GRAMEDIA TOKO GUNUNG AGUNG

SLEMAN YOGYAKARTA IRFAN AGENCY

SOLO

SENDANG MULIA

SURAKARTA ABC SOLO

YOGYAKARTA CAKRAWALA

- LIHATLAH! PERCAYALAH! - MENANTIKAN JAKARTA BIENNALE YANG LEBIH MENCAIR DAN MEMBUMI

66 SOCIAL BREW

IRONI KONDISI PANGAN DI TANAH SURGA

68 HOT SPOT

NANNY’S PAVILLON TERRACE

70 IN MY ACTIVITIES PARKOUR

72 IN MY CLOSET

ENO GITARA RYANTO

74 FOREIGN EXCHANGE NIAGARA FALLS

76 EVENT

- FESTIVAL GRAFIS BERSENI

4 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

FAR MAGAZINE 16 PHOTOGRAPHY by

ARDHIAN WISNU PRATAMA

Untuk kalian yang ingin memberi kesan atau pesan, kritik atau saran bisa dikirim ke info.farmagazine@gmail.com

Untuk pemasangan iklan di FAR magazine dapat menghubungi 021-3161072 dengan Aditya Gerhard atau mengirim email ke farmag.marcom@gmail.com


part

INDEX BOUTIQUE & DESIGNER THE GOODS DEPT PT Cipta Retail Prakarsa Plaza Indonesia Extension L4 #14 Jl. M.H Thamrin kav 28-30 Jakarta 10350

ACCESSORIES SEBA SHOES Jl. Mendawai 1 no 84 Jakarta Selatan 021 7257572 www.sebashoes.wordpress.com PLASTIC CULTURE Level One, Grand Indonesia East Mall 1st Floor 021 27299992 TICK TOCK Level One, Grand Indonesia East Mall 1st Floor DEBRA ZEBRA djaya.stephaniw@gmail.com www.LeDebraZebra.com 0818991998

COLONY

CONTRIBUTORS

RANI TACHRIL farmag.tech@gmail.com

ACCOUNT EXECUTIVE

TIZA CAESARA NASUTION Baru saja menuntask an pendidikannya dari jurusan Fashion Business, Lasalle College International Jakarta, Tiza mencoba mengaplikasikan ketertarikannya pada dunia fashion dengan menjadi penata gaya. Salah satu pemilik dari label fashion Porte ini beranggapan bahwa fashion adalah bentuk pengembangan diri yang ditransformasikan dari alam pikiran kepada aplikasi nyata penampilan seseorang. Fashion adalah statement mengenai jati diri, karena itu Tiza lebih suka mengeksplorasi gayanya sendiri ditambah sedikit sentuhan inspirasi dari film-film yang ia tonton ketimbang mengikuti tren tertentu. Kenali lebih dekat gaya andalan penggemar pakaian berpotongan loose dan layer ini melalui website www.portethelabel.com.

PHOTOGRAPHER

EMILY MAY & SALLY ANN

EDITOR IN CHIEF

ART DIRECTOR

NUR ANIS SETIAWAN farmag.design2@gmail.com

EDITOR

BUNGAWATI farmag.editor2@gmail.com PRIJANTO HARDJOTARUNO farmag.editor@gmail.com RIZKY RAMADAN farmag.editor3@gmail.com

GRAPHIC DESIGN

HARYO AJI PRAYOGO

INTERN

RESPATI RIRIT POHACI

MARKETING DIRECTOR ADITYA GERHARD farmag.marcom@gmail.com

CAMEL ANTONIO EDOARDO farmag.marcom2@gmail.com

ARDHIAN WISNU PRATAMA

INTERIOR

INFO

SILLA & HARRINGTON Level One, Grand Indonesia East mall 1st Floor 021 46625809 sillahome@gmail.com www.sillahome.com

FINANCIAL DIRECTOR

PHOTOGRAPHER

PT DUTA MATRA RAMA

EMILY MAY GUNAWAN emilymaygunawan@live.com www.sallyemily.com 0816907421

info.farmagazine@gmail.com

EDDY SUHERRY

PUBLISHER

PT GALAKSI KOMUNIKA UTAMA

CORPORATE HEADQUARTERS FAR MAGAZINE Jl. Wahid Hasyim No. 92 Menteng 10340 Telp. 021 316 1072

FAR MAGAZINE IS PUBLISHED BY PT.DUTA MATRA RAMA. COPYRIGHTS NOVEMBER 2008 ALL RIGHTS RESERVED. SIUP 1.829./1.824.51 NO PART OF THIS MAGAZINE MAY BE REPRODUCED WITHOUT THE WRITTEN PERMISSION OF THE COPYRIGHT HOLDER. FAR MAGAZINE CANNOT ACCEPT RESPONSIBILITY FOR ANY UNSOLICITED MANUSCRIPTS, ARTWORK OR PHOTOGRAPHY, PRICE IN JAKARTA RP.27.500 (INCLUDE GST)

MUHAMMAD GHAZALI Rubrik Nation On A Mission kali ini menampilk an karya-karya hitam putih besutan Muhammad Ghazali. Street photography dan landscape ialah dua bidang fotografi yang digeluti oleh warga Singapura kelahiran 3 Desember 1977 ini. Walau fotografi baginya hanya sebatas hobi namun Ghazali telah berhasil mengukir prestasi-prestasi. Fotonya sudah berlalu lalang di sejumlah komunitas fotografi yang berbasis online.

GUNAWAN

Duo seniman muda kakak-beradik yang dikenal juga sebagai sally/emily ini menangani pemotretan“BOTANIST”, yang memadukan nuansa warna-warni make-up dengan suasana dedaunan di malam hari. “Ini adalah pengalaman yang menarik. Sangat merasa bersyukur dapat mengkontribusikan Beauty Shoot pertama kami di majalah FAR,” ujar Sally, yang lahir pada 12 April 1994. Fotografi mulai digeluti mereka dari hobinya mengabadikan foto-foto travelling. “Pada awalnya, niat memotret kami hanyalah untuk menghasilkan foto pribadi yang bagus dan berbeda. Namun, sungguh bersyukur hingga saat ini kami telah dapat berkarya di berbagai media di Indonesia,” kata Emily, perempuan kelahiran 31 Mei 1991. Telusuri kumpulan karya mereka lainnya, termasuk videography, di www. sallyemily.com

5


rant

FITRIANI PUJI ASTUTI “batu senja”

RUNSI NA “kain tumpul” Canon EOS 500D 6 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


with Anis Wukuwuk (Art Director) & Bungawati (Senior Editor)

Suatu pagi di hari Minggu saya pergi bersama Ibu saya untuk melihat - lihat beberapa rancangan dari fesyen disainer kondang di Jakarta. Melalui jalan yang macet dan underpass yang dipenuhi karya - karya seniman lepas di Jakarta membuat saya tersadar bahwa semua coret -coretan tersebut sudah mencari ciri khas kota Jakarta. Setibanya di toko yang saya tuju, terdapat berbagai macam rancangan dan ciri khas dari berbagai macam kain dari penjuru Indonesia. Sembari mencoba saya mengingat - ingat sejak kapan saya menggunakan ciri khas ini untuk mengekspresikan cara saya berpakaian? Karya pertama saya sewaktu kuliah dulupun menggunakan intrik dan pattern dari batik. Banyak hal yang setiap individu, seniman maupun bukan, apapun yang kita alami dan rasakan membentuk suatu prinsip dan jati diri. Biasanya terciptalah karya yang mengikuti metode social relism atau karya yang di hasilkan melalui mimpi - mimpi yang ada.

Apapun itu metode nya, seni tidak akan lepas dari jati diri, background kita, dari budaya kita. Team FAR Magazine kali ini berfokus untuk mengedarkan, menjelaskan dan menunjukkan keindahan perselingan diantara seni dan budaya. Isi kepala dan bagaimana cara berpikir Eros Djarot dalam menjalani kehidupannya sehari - hari sebagai seorang businessman yang menikmati seni sebagai penenang hati dan pelepas stress. Menunjukkan bahwa menjadi seniman itu ngga harus seperti yang orang - orang bilang, kerjaanya pegang kuas saja atau menulis lagu dan sebagainya. Tapi berkarya itu tulus dari hati dan akan datang dengan sendirinya secara alami tanpa ada paksaan harus terkenal karyanya.

Warna warni edisi ke 16 ini mengingatkan bahwa kita adalah manusia, berbeda di dalam pikiran, tapi bersatu di dalam hati, yaitu seni.

EDITOR IN CHIEF RANI TACHRIL

Adapun Artwork Bunch kita dengan keunikan masing - masing yang mencerminkan siapa mereka dan prinsip apa yang mereka pegang.

7


BADAI PASTI BERLALU BERSAMA TJOET NJA’ DHIEN DAN LASTRI

“awan hitam di hati yang sedang gelisah daun-daun berguguran satu satu jatuh ke pangkuan kutenggelam sudah ke dalam dekapan semusim yang lalu sebelum ku mencapai langkahku yang jauh kini semua bukan milikku musim itu telah berlalu matahari segera berganti gelisah kumenanti tetes embun pagi tak kuasa ku memandang dikau matahari kini semua bukan milikku musim itu telah berlalu matahari segera berganti badai pasti berlalu badai pasti berlalu badai pasti berlalu badai pasti berlalu”

8 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

Berbagai predikat turut melekat pada diri pria tampan yang lahir di Rangkasbitung, Banten, 22 Juli 1950 ini, yaitu budayawan, sutradara film, musisi dan politikus Indonesia. Dia juga sempat menjadi pemimpin redaksi dari tabloid DeTik yang akhirnya diberangus pada tanggal 21 Juni 1994 oleh rezim totaliter Orde Baru.


D

alam berkebudayaan kita harus mempunyai konsep, dimana di satu sisi kita harus melestarikan kebudayaan secara baik dan selengkap-lengkapnya karena warisan budaya sebagai pusaka bangsa

person of the month

M

eskipun ia mengaku tidak pernah mengecap pendidikan musik dan film secara formal, namun sejumlah prestasi musik dan film pernah ia raih yaitu pada FFI 1976 di Bandung dengan merebut piala Citra dalam film “Kawin Lari” (1975) dan pada FFI 1978 di Ujung Pandang dalam film “Badai Pasti Berlalu” (1977) untuk kategori ilustrasi musik terbaik. Album garapannya yang berjudul sama yang merupakan original soundtrack dari film Badai Pasti Berlalu ini menduduki peringkat nomor 1 di dalam daftar “150 Album Indonesia Terbaik” versi majalah Rolling Stone Indonesia bulan Desember 2007. Filmnya yang berjudul Tjoet Nja’ Dhien juga berhasil masuk nominasi dan memborong 8 kategori pada Festival Film Indonesia 1988 yaitu sebagai film bioskop terbaik, sutradara terbaik (Eros Djarot), pemeran utama wanita terbaik (Christine Hakim), skenario terbaik (Eros Djarot), cerita asli terbaik (Eros Djarot), tata sinematografi terbaik (George Kamarullah), tata artistik terbaik (Benny Benhardi), dan tata musik terbaik (Idris Sardi). Simak bincangbincang FAR dengan Eros Djarot di sela-sela kesibukannya mengawasi pembangunan rumahnya di kawasan Gadog, Bogor, Jawa

Barat belum lama ini.

A

pa kesibukan anda sekarang?

Mengkhayal itu kegiatan yang tidak akan pernah berhenti, memikirkan hal-hal yang tidak dipikirkan oleh orang banyak, dan yang pasti sih merenung ya... Akhir-akhir ini saya banyak melakukan perenungan, karena sudah terlalu banyak orang yang bicara. Dan semua orang ribut, di sana, di sini. Mungkin karena saya melihat di Indonesia ada sesuatu yang hilang, yaitu cinta. Dan ini menyedihkan sekali. Saya ingin membuat sesuatu yang konkret yang berguna untuk orang banyak. Menurut saya itu adalah hal yang paling indah yang ingin saya lakukan. Ya sebenarnya pertanyaannya akan kembali pada diri kita masing-masing, kita hidup ini mau apa? Dan menurut saya, bagaimana kita bisa berguna dan tatkala kita dibutuhkan oleh orang banyak, itu adalah hal yang paling indah. Itulah seni-nya hidup. Berkesenian itu sebetulnya kan ekspresi yang sifatnya manifestasi dari apa yang kita pikirkan dan kita rasakan sebelumnya. Kalau seniman yang karya-karyanya belum dibuat sudah memikirkan sisi komersialnya ya mungkin akan beda. Seperti yang saat ini saya laku9


person of the month

“M �

ungkin karena saya melihat di Indonesia ada sesuatu yang hilang, yaitu cinta

kan. Saya membangun rumah ini juga saya konsepsikan juga bukan sebagai rumah, tapi sebagai sebuah karya seni. Kesibukan saya sekarang juga adalah menguji diri, bisa nggak sih? Ternyata nggak gampang ya? Maka dari itu saya sangat menghargai setiap karya seni yang dibuat. Seperti halnya seni arsitektur. Ternyata banyak hal yang harus dipikirkan untuk membangun sebuah rumah. Dan ini adalah karya seni. Apa yang kamu lihat dalam wujud rumah saya ini juga merupakan karya seni.

B

agaimana awal mula anda terjun ke dunia seni? Sebetulnya apa sih pengertian dari kata “terjun ke dunia seni�? Karena rasa seni itu kan datang begitu saja, tanpa kita minta, karena itu adalah sesuatu yang terjadi sebagai suatu proses kejiwaan dalam kehidupan saya pribadi. Kebetulan saya dulu kuliah di bidang engineering di Jerman, tapi karena sesuatu dan lain hal, maka saya putuskan untuk lebih konsentrasi di dunia art, dalam hal ini film. Dan pada waktu kuliah teknik di Jerman itu saya juga sudah punya ketertarikan yang tinggi pada dunia seni. Dan juga karena saya frustasi dengan kondisi di Indonesia waktu itu, di mana anak-anak muda banyak yang terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. Anak muda banyak yang pada ngegele, pada nyuntik. Akhir 60-an itu narkoba di sini kan juga sudah menggila. Nah, saya nggak bisa kayak begitu. Akhirnya saya alihkan itu ke dunia musik. Saya pikir dari pada saya main narkoba mendingan saya main musik. Berkesenian itu juga merupakan pelarian saya dari kondisi sosial di kalangan anak muda pada waktu itu. Lagi pula saya diyakinkan oleh guru-guru saya bahwa seni itu memiliki fungsi yang menarik bagi manusia, yaitu akan melembutkan jiwa dan hati kita. Dan kesenian itu akan membuat kita bisa lebih menghargai kehidupan. Bisa membuat kita lebih santun terhadap orang lain dan lingkungan. Berbagai hal yang kerap kita dengar sehari-hari di media seperti keributan dan bunuh-bunuhan, mungkin juga karena para pelakunya tidak diakrabkan

10 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

dengan kesenian, sehingga mereka menjadi pribadi-pribadi yang pemberang, sedikitsedikit marah, bahkan mungkin membunuh sesama juga sudah menjadi hal yang biasa. Sedangkan kita-kita yang sudah masuk di wilayah kesenian, tanpa kita sadari maka kelembutan hati kita juga akan terjaga. Tidak menyakiti hati orang lain, tidak merampas hak orang lain. Bahkan mungkin juga salah satu cara untuk mencegah tindak korupsi adalah dengan mengakrabkan diri dengan dunia kesenian. Koruptor-koruptor itu juga mungkin nggak ngerti seni, maka hidupnya jadi seperti itu, suka mengambil hak orang lain. Dan masih banyak lagi lah yang lainnya.

B

isa ceritakan tentang album Badai Pasti Berlalu? Kamu ini ada-ada saja, menanyakan sesuatu yang sudah berlalu. Hahahaha... Waktu itu saya masih bujangan. Kamu tau sendiri, yang namanya orang bujangan kan seperti itu, berapi-api dan menggebu-gebu. Kalau membayangkan seseorang yang dia cintai itu total, nggak ada batasan-batasan. Liar sekali. Beda dengan orang yang sudah menikah. Mau membayangkan orang lain saja harus ngumpet-ngumpet, karena takut ketahuan oleh pasangannya. Waktu itu di dunia musik saya juga melihat, koq karyanya hanya gini-gini aja? Liriknya juga koq gitu-gitu aja? Padahal bahasa Indonesia itu kan indah sekali menurut saya, tapi kenapa itu nggak dieksploitasi? Saya sih nggak percaya kalau itu hanya sekadar emosi semata-mata. Proses kreatif itu menurut saya karya intelektual juga. Jadi intelektualitas kita juga akan menentukan juga kadar dan kualitas karya seni kita. Saya percaya bahwa peran otak itu di sini memang tetap diperlukan. Memang benar bahwasanya perasaan itu merupakan penangkap pertama, tapi yang ngolah kan otak kita juga. Jadi balancing antara perasaan dan otak harus betul-betul terjaga. Jangan sampai otak juga terlalu berlebihan, di sisi lain juga perasaan tidak boleh terlalu dominan. Keduanya harus balance. Tapi dalam kesenian, kadang-kadang perasaan juga harus mendapat porsi yang lebih. Tapi itu juga tidak


bisa dijadikan ukuran setiap saat. Hanya pada moment-moment tertentu saja. Nah, di album Badai Pasti Berlalu itu, ada moment-moment tertentu di mana perasaan itu begitu liar. Sehingga saya sekarang di usia setua ini saya dengarkan kembali liriknya, saya membathin, “wah, gila juga anak-anak muda waktu itu ya?� Padahal waktu itu, saya membuat lagu itu tidak ada pikiran komersil. Saya hanya ingin memperdengarkan lagu itu pada cewek yang saya sukai. Eh, ini aku bikin lagu ini buat kamu lho. Ya sudah, hanya sebatas itu saja. Sehingga itu betul-betul coming from my heart. Sesuatu yang datang dari hati. Baru setelah itu diolah oleh pikiran, yaitu dengan melakukan komparasi, melakukan perbandingan. Di album Badai Pasti Berlalu itu, perasaan saya lah yang lebih dominan.

A

nda sendiri sebelumnya tidak pernah menyangka bahwa album Badai Pasti Berlalu tersebut akan immortal dan sefenomenal ini? Orang berkesenian itu nggak pernah mikir bahwa karyanya besok akan disukai oleh orang lain atau tidak. Kalau mau jadi seniman itu harus subjektif. Salah besar itu kalau ada yang mengatakan bahwa jadi seniman itu tidak boleh subjektif. Kalau tidak boleh subjektif ya jangan jadi seniman. Harusnya jadi lurah, atau petugas dinas apa gitu misalnya. Kalau seniman itu ya subjektivitasnya tinggi.

Seperti album Badai Pasti Berlalu misalnya. Waktu itu, album ini ditolak di mana-mana. Label nggak ada yang mau ngedarin. Karena menurut objektivitas pasar waktu itu, album ini tidak bisa dijual. Tapi menurut subjektivitas saya sebagai pencipta, ini bisa. Ini oke. Jadi seniman itu harus subjektif. Tapi subjektif dalam pengertian yang positif, yaitu subjektif dalam berkarya dan mensikapi karyanya. Tapi objektivitas juga tetap diperlukan, yaitu pada saat seniman itu mengukur karyanya dengan yang lain. Seorang seniman harus meyakini nilai-nilai yang dia anggap benar. Karena sebuah karya seni merupakan akumulasi dari nilai-nilai yang dia percayai. Dan dalam konteks yang dia percayai ini, dia subjektif.

L

alu bagaimana tanggapan anda ketika oleh beberapa pihak album anda dirilis lagi dalam format CD, dan juga beberapa kali dinyanyikan dan diaransemen ulang? Saya sebenarnya juga tidak mau ambil pusing. Waktu Agnes (Monica) bilang sama saya, mau menyanyikan lagu saya, ya saya persilakan saja. Tapi saya bilang sama dia, harus lebih baik. Kalau biasa saja, mendingan nggak usah. Dan hasil penjualannya tolong disumbangkan saja pada badan amal. Saya nggak cari makan dari musik. Saya businessman di bidang oil and gas. Buat saya, musik itu buat refreshing. Buat senang-senang saja.

L

alu bagaimana cerita tentang film anda yang berjudul Tjoet Nja’ Dhien? Wah, seru sekali itu. Saya pernah ditantang oleh Teguh Karya untuk bikin film. Ya, saya terima tantangan itu. Dan hasilnya adalah film Tjoet Nja’ Dhien ini. Sebelum proses shooting berjalan, Christine Hakim dan para pemainnya semua selama saya ajak observasi keluar masuk hutan. Kalau nggak begitu, nggak akan dapet penghayatannya. Tapi sebenarnya, saya sempat tidak mau mengikutsertakan film Tjut Nyak Dhien itu di ajang Festival Film Indonesia 1988. Saya sempat nggak percaya diri. Malu. Dulu juga waktu tahun 1976 saya dapet Citra, saya sudah balik lagi ke Jerman. Saya ditelpon dari Jakarta, dan dibilangin bahwa 11


person of the month

“S

aya punya rasa takut, tapi saya tidak pernah hidup dalam ketakutan. Saya punya mimpi, tapi saya tidak pernah hidup dalam impian.

�

saya dapet Piala Citra. Ya saya nggak ngerti, Piala Citra itu apa? Setelah dijelaskan bahwa itu adalah sejenis penghargaan bagi insan film, seperti Piala Oscar di Hollywood, barulah saya mengerti. Saya taruh piala-piala tersebut di sanggar saya, dan bukan di rumah saya. Coba kamu lihat, di rumah saya mana ada pialapiala? Karena menurut saya, piala-piala itu bukan hanya milik saya. Itu adalah hasil kerja tim, makanya saya taruh itu di sanggar saya, agar semua orang yang terlibat dalam proses pembuatan film tersebut bisa ikut memiliki. Bisa ikut bangga.

F

ilm anda yang berjudul Lastri juga sempat menghebohkan masyarakat. Bagaimana tanggapan anda? Saya juga tidak habis pikir, masih ada saja ya orang-orang yang berpikiran sempit seperti itu. Ya mungkin juga karena ketidaktahuan mereka. Dikiranya saya mau menyebarkan ajaran Marxisme atau komunisme. Tapi saya juga nggak mau melawan lah. Buat apa? Saya tahu, di belakang itu ada tentara. Ya nggak akan ada habisnya juga kalau kita melawan tentara. Tapi saya berani bilang, kalau orangorang yang melarang tersebut sebenarnya juga tidak tahu. Kalau saya ajak berdebat juga, apa mereka berani? Apa mereka bisa jawab? Tidak!

S

aat ini, anda masih tertarik untuk membuat film? Saya sedang mempersiapkan sebuah produksi film. Judulnya masih rahasia, tapi film ini bercerita tentang Soekarno. Saya bilang sama investornya, “sudah, kamu nggak usah mikirin kamu mau bayar saya berapa. Yang harus kamu pikirin adalah bagaimana caranya kamu membiayai produksi film ini.

A

nda mengagumi Bung Karno? Buat saya tidak ada alasan untu tidak mengagumi Bung Karno. Kita patut iri dengan orang-orang yang hidup di zaman itu. Siapa 12 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

yang tidak iri dengan Bung Karno, dengan Bung Hatta, Sjahrir, atau Tan Malaka? Mereka punya pikiran-pikiran yang hebat. Sementara orang zaman sekarang, pikiran apa yang telah mereka hasilkan?

A

nda tidak takut film ini bakal dicekal lagi? Saya punya rasa takut, tapi saya tidak pernah hidup dalam ketakutan. Saya punya mimpi, tapi saya tidak pernah hidup dalam impian. Bagi seniman, yang terpenting adalah menghasilkan karya. Terserah bagaimana masyarakat yang nanti akan menilainya.

A

nda juga sempat terjun di kancah politik. Bagaimana ceritanya? Waktu itu, saya diminta untuk mendukung Megawati. Karena yang meminta adalah teman-teman saya juga, ya saya ikut. Tetapi begitu dia sudah naik, sudah jadi, dia terlalu asyik sehingga lupa. Yah, begitulah manusia. Dan menurut saya itu manusiawi sekali. Ya sudah, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti.

K

alau anda boleh memilih, di mana anda akan memposisikan diri: di politik, di musik atau di film? Itu adalah pertanyaan yang tidak bisa saya jawab. Pokoknya begini saja, di mana saya dibutuhkan, maka disanalah saya akan berada. Bagaimana mungkin saya akan berkarya sendiri di rumah, ketika rakyat sedang disiksa oleh rezim penguasa? Ya itu berarti saya harus ke luar. Saya harus turun. Karena prioritasnya memang begitu. Jadi hanya masalah kebutuhan, timing, ruang dan waktu saja. Sekarang ini kondisinya kan kesombongan dalam kebodohan. Tapi menurut saya, itu bisa dilawan. Dan untuk melawan itu, bukan dengan bentuk perlawanan, tapi dengan percontohan. Kita kasih saja dengan contohcontoh yang baik.


S

eni yang dipolitisir. Bagaimana tanggapan anda? Seni yang dipolitisir, sebenarnya ya tergantung aja ya. Saya kalau disuruh mempolitisir seni, ya saya nggak mau. Dan seni yang dipolitisir itu dari dulu sudah dipraktekkan oleh hampir semua penguasa. Tapi menurut saya, yang melakukan itu adalah orang-orang yang berada di luar kepentingan-kepentingan seni. Atau dia memasukkan kepentingankepentingannya sendiri ke dalam seni. Kalau ada yang menganggap seni sebagai alat revolusi, ya menurut saya itu sah-sah saja. Seni itu sendiri juga ada beberapa macam. Ada seni yang berkaitan dengan realita sosial dan ada juga seni yang dari dunia khayalan sematamata. Keduanya ini harus tetap ada dan berjalan berdampingan. Seperti misalnya Bertolt Brecht. Dia itu kan seniman yang memiliki paham social realism. Seniman-seniman yang beraliran kiri yang biasanya bermain di situ dan menganggap bahwa inspirasi yang paling indah adalah yang bersumber pada social realism itu tadi. Sementara ada pihak lainnya yang menganggap bahwa inspirasi yang paling indah adalah yang bersumber dari dunia khayal dan mimpi. Tapi saya tidak mau terjebak pada salah satu paham tersebut. Dua-duanya menurut saya hanya soal pemaknaan saja. Kenapa itu harus dipersempit jadi kiri atau kanan? Sementara menurut saya perputaran hidup itu seperti lingkaran,

sehingga saya tidak akan terkecoh oleh kiri dan kanan, maka saya menjadi seorang nasionalis yang humanis.

K

alau anda punya kesempatan untuk bicara, apa yang akan anda katakan? Saya hanya akan bilang satu hal saja, gimana caranya, yuk kita lakukan sesuatu yang bisa membuat kita kembali bangga sebagai orang Indonesia. Menurut saya itu adalah hal yang paling penting untuk saat ini. Karena yang ada selama ini adalah perbuatan-perbuatan yang bikin kita malu sebagai orang Indonesia. (PH) FOTO DOK. FAR MAGAZINE & google.com

13


14 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


artwork bunch

15


M

uhammad Ali Zainal Abidin atau yang biasa disapa Ali ini adalah pemuda asli Tasik kelahiran 1989. Ketertarikannya terhadap dunia video dimulai saat ia masuk kuliah jurusan Penyiaran di Universitas Padjadjaran. Sejumlah ajang yang berkaitan dengan video dan film pun kerap diikutinya dan bukan tanpa hasil. Tahun 2009 ia berhasil terpilih dalam kontes LA Light indie movie untuk ikut memproduksi film bersama Sigi Wimala. Tak hanya ajang dalam negeri saja, Ali pun sempat mengikutsertakan video buatannya ke kompetisi Democracy Video Challenge yang diadakan oleh Amerika. Saat itu ia mengirimkan dua video. Videonya yang berjudul Democracy is a Way to Reach The Purpose lolos jadi tiga besar perwakilan indonesia, walau cuma bisa lolos sampai tahap Asia Pasific Ali nggak berkecil hati. Video lainnya yang berjudul Democracy is About Quantity justru bisa tembus ke 60 besar OK Video 2011, menyisihkan kurang lebih 500

16 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

video dari 50 negara Video Ali itu sarat akan kritik terhadap dunia politik Indonesia yang carut-marut ini: penuh dengan intrik dan ketidakadilan. Melihat video itu kita akan sadar betapa demokrasi di negeri ini dikendalikan dan didominasi oleh para penguasa. Ditanya mengenai dunia politik di Indonesia, Ali punya satu keresahan “Kok bisa ya, Indonesia yang sebegitu kaya, indah, dan ramah diurus sama para koruptor, mafia, atau apalah,” jawabnya. Sayangnya, semenjak lulus kuliah tahun 2010 lalu, Ali belum memproduksi satu karya video pun. Namun, bukan berarti hasratnya padam. Sambil mengisi keseharian dengan mengurus radio yang dibentuk oleh Ayahnya di Tasikmalaya sana, ia terus mengeksplorasi ide-ide untuk kemudian dituangkan menjadi naskah. “Tetap semangat, jangan terlalu banyak berwacana. Keep roll and action!” begitulah pesan Ali untuk kawan-kawan semua. (RR)


17


U

ntuk mengajarkan sesuatu yang baik itu tidak harus dengan cara yang serius. Video-video besutan pemuda bernama lengkap Anak Agung Ngurah Bagus Kesuma Yudha (Yudha) ini bisa menjadi buktinya. Salah satunya adalah video berjudul Dunia Pembelajaran Etika Moral dan Budi Pekerti. Jika dilihat dari judulnya, video yang lolos seleksi ajang OK Video 2011 ini terlihat sangat baku dan serius. Video berdurasi lima menit ini berisi memang berisi pembelajaran perilaku yang baik, namun kemasannya yang sederhana dan fun membuat kita senang menontonnya. Humor memang menjadi senjata utama bagi pemuda asal Bali ini untuk mengekspresikan diri. Pertentangan, ketidak laziman serta situasi yang hiperbola menjadi amunisi tetapnya. “Karena kupikir orang - orang akan lebih tertarik dengan humor,� ungkap pria yang mengakui gemar membuat orang ketawa ini. Jika kalian berkunjung ke blognya (mediaimajinasi.blogspot.com), coba lihat video yang berjudul 18 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

Video Pembelajaran Bank, Dimana Sepedaku???, dan Pembalasan Terkutuk Manusia Laba-Laba. Ketertarikan Yudha dengan media rekam video ini dimulai saat ia SMA. Saat itu ia tertarik untuk bereksperimen membuat film. Tak disangka film pertama yang dibuatnya dengan otodidak itu disambut dengan undangan pemutaran film di sekolah-sekolah lain. Dari momen itulah, Yudha memutuskan untuk terus menggeluti dunia film dan video. Sejumlah kompetisi dari yang lingkup kecil hingga lingkup nasional pun kerap dimenangkan oleh lulusan Sastra Inggris, Udayana ini. Padahal alat perang Yudha hanyalah handycam atau digicam biasa serta seperangkat komputer rumahan. Melihat karya-karya video Yudha yang penuh humor dan sederhana ini kita akan sadar bahwa tidak selamanya becanda itu main-main. Dari kesederhanaannya itu pun karya-karya menjadi kaya akan makna. (RR)


artwork bunch

19


D

uo seniman Garrick Dorsett dan Zack Rudy asal Harrisburg, Pennsylvania, Amerika Serikat ini menamakan project mereka dengan The Huckle Buckle Boys. Mereka sangat mencintai seni dan kolaborasi ini menjadi sebuah wadah untuk menghasilkan karya seni yang keluar secara bebas dari pemikiran mereka. Dengan dedikasi yang tinggi dan pemikiran yang dalam mereka mencoba untuk melakukan apa yang mereka cintai yaitu dengan berkarya. “We Believe that improvisation and spontaneity are the heartbeat of the underground and we are very excited about the reemergence of the DIY art scene”, jelas mereka mengenai perkembangan seni yang ada saat ini. Garrick dan Zack mengaku tumbuh besar di akhir tahun 80’an dan awal 90’an dimana “DIY (Do it Yourself) Art” sudah merupakan sebuah gaya hidup. Lingkungan tempat tinggal, pergerakan seni yang terjadi, pengalaman hidup, dan tentunya keluarga adalah inspirasi terbesar dalam karya mereka. Idealis mungkin kata ini bisa dipilih untuk menilai cara kerja mereka dalam berkarya sesuai dengan prinsip mereka yaitu “Think Free or Die”. “We have certain characteristics that stay the same through almost all our work, but we go about it differently for each show

20 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

and we like challenge”, itulah jawaban mereka ketika ditanyakan mengenai ciri khas. Zack Rudy (38 tahun) adalah seorang ilustrator dengan latar belakang graffiti street art yang kemudian pindah ke seni mural, airbrushing dan desain. Sementara Garrick Dorsett (37 tahun)yang hobi memancing ini adalah seorang seniman kelulusan dari University of The Arts, Philadelphia jurusan Fotografi dan Glass Blowing. Kreativitas mereka yang tak terbendung selalu hadir dalam bentuk karya yang unik dan inovatif. Salah satu karya terspektakuler mereka yaitu saat pameran “Tick Tock” pada Oktober 2010 lalu, dimana mereka membuat karya mural di seluruh dinding dan lantai sebuah ruangan besar yang memakan waktu 280 jam proses pengerjaan dan berhasil menjadi magnet yang mendatangkan sekitar 500 pengunjung pada waktu pembukaan pameran. Dengan konsentrasi tinggi dan konsep yang kuat sebagai kendaraan, mereka selalu yakin untuk mengerjakan setiap karya sekalipun itu tidak mudah dan memakan waktu yang panjang. Melalui street style promotion, merchandise, dan word of mouth dipercaya oleh mereka sebagai faktor yang mendukung untuk promosi karya seni mereka. (BW)


artwork bunch

M U S H O W I R “ B I N G “

21


D

alam berkarya, inspirasi itu bisa datang dari mana saja. Dari nongkrong, dari trend dan fenomena yang ada sekarang, dari apa yang saya lihat, rasakan dan dengar sehari-hari, dari browsing dan lain sebagainya. Dan itu bisa saya angkat sebagai tema, yaitu hal-hal yang dekat dengan keseharian saya. Tapi saya tidak tertarik untuk membuat karya berbau politik, karena menurut saya dunia politik itu kotor dan penuh kecurangan. Influence itu pasti ada, tapi bagi saya itu cuma sebatas referensi. Saya mengagumi hasil karya yang telah mereka buat. Tapi tolong dibedakan antara referensi dengan menjiplak. Dan ini biasanya tak lepas dari pengaruh trend yang sedang berlaku saat ini. Tapi yang terjadi sekarang, trend itu bukan menjadi referensi, tapi dijiplak mentah-mentah oleh banyak pemula, meskipun tidak semuanya. Sehingga yang kemudian terjadi adalah keseragaman. Karya menjadi kehilangan karakter dan seniman

22 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

menjadi kehilangan identitas. Dan saya sangat menyayangkan ini. Karena trend itu bisa kita jadikan referensi yang dapat kita kembangkan untuk membuat trend yang lebih baru lagi. Ini seperti siklus yang tak akan pernah berhenti. Karena dalam seni, tidak ada yang benar-benar baru. Semuanya adalah repetisi. Tapi satu hal yang paling berharga yaitu orisinalitas ide. Itu yang terpenting. Saya tidak membatasi diri dengan gaya, material dan teknik tertentu. Yang penting, itu adalah sesuatu yang saya kuasai. Saya biarkan semuanya berproses dan berkembang. Seni itu esensinya kan membebaskan. Tapi bukan berarti tidak bertanggungjawab. Karena banyak juga yang menjadikan itu hanya untuk gagah-gagahan, atau biar dibilang punya sikap. Seni itu bebas, tapi harus dapat dipertanggungjawabkan. (PH)


23


artwork bunch

A

papun yang saya suka, saya pasti akan menjalaninya dengan suka hati. Seperti halnya seni rupa. Dan ini tidak pernah lepas dari aktivitas dan lingkup keseharian saya. Saat ini saya banyak membuat karya-karya dengan tema self identification yang saya visualkan dalam bentuk-bentuk selfportrait. Ini berangkat dari konsep bahwa setiap individu adalah pencitraan dari apa yang ia serap sehari-hari. Setiap individu adalah hasil dari serangkaian proses yang ia jalani.

melakukan pengkotakan terhadap karya seni yang terkadang cenderung subjektif menurut selera yang bersangkutan. Seniman yang mempengaruhi proses kreatif saya adalah Vincent Van Gogh dan Lucian Freud. Van Gogh banyak bermain dengan warna, sementara Lucian Freud banyak bermain dengan bentuk-bentuk anatomi manusia. Dan ini semua tertuang dalam karya-karya saya, di mana saya bermain dengan bentuk-bentuk anatomi manusia dan banyak warna.

Seni itu bukan hanya sekadar persoalan bentuk atau hal-hal yang bersifat visual, tapi lebih pada esensi yang terkandung di dalamnya. Itu kembali pada pemaknaan terhadap karya seni. Seniman punya otoritas penuh untuk membuat karya, dan sebaliknya, audiens juga punya hak untuk melakukan pemaknaan. Nah, adakalanya pemaknaan yang lebih objektif justru datang dari kalangan masyarakat yang tidak memiliki latar belakang pendidikan seni. Karena masyarakat dengan latarbelakang pendidikan seni biasanya akan mengklasifikasi atau

Trend yang bisa kita baca saat ini yaitu banyak memakai warna, brush stroke tidak tampak, rumit, penggunaan media alternatif di ruang-ruang alternatif dan mengangkat issue-issue kekinian. Hal yang juga pernah dilakukan oleh seniman-seniman ekspresionisme satu abad yang lalu. Tapi kita percaya bahwa suatu saat kelak, street art ini akan mampu menembus ruang galeri yang “layak�. Ukuran juga berpengaruh, karena semakin besar ukurannya maka semakin banyak juga pesan yang bisa dituangkan ke dalam karya. (PH)

24 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


artwork bunch

25


26 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


S

aya senang melalui sebuah proses” pernyataan inilah yang menjelaskan mengapa wanita ramah ini mencintai seni grafis. Bisa dikatakan bakat seninya sudah ada sejak kecil, kemudian pada masa SMA ia sudah mengikuti kursus lukis dan fotografi. Dukungan penuh dari sang ibunda, membuatnya semakin bertekad untuk menekuni dunia seni. Hingga ia memutuskan untuk berkuliah di Institut Kesenian Jakarta. Pada waktu itu jurusan desain grafis lebih banyak diminati, tapi Magda justru lebih tertarik unuk mngambil jurusan seni grafis. “Dulu seni grafis dianggap seni kelas 2, tapi untuk saya dalam seni tidak ada kelas 1 atau 2 semua sama saja. Tapi kreativitas yang dilihat”, jelasnya. Proses yang dilalui setiap belajar seni grafis baginya selalu menyenangkan. Magda berpendapat setiap seniman harus memiliki mental dan motivasi yang kuat. Karya seni untuknya sebagai sebuah bentuk kejujuran yang hadir dari pemikiran, perasaan, dan penglihatan Magda atas apa yang ada disekitarnya. Maka lingkungan terdekat adalah inspirasi paling sederhana yang menyentilnya untuk mengeluarkan ide-ide baru. Ia pun menganggap ketika sedang berkarya adalah saat kebebasan ada untuknya jadi ia

tidak mau kebebasan itu dibatasi. Karena saat hidup di dunia setiap manusia bukanlah mahluk bebas karena pasti memiliki norma yang harus dipatuhi. Bicara soal ciri khas menurutnya ciri khas secara tidak langsung akan terlihat dengan sendirinya. “Saat kuliah dosen saya pernah mengatakan kalau garis setiap karya saya garisnya keras dan mungkin itu ciri khasmu, dan mungkin ini memang berhubungan dengan karakter saya yang keras”,jelasnya. Dalam berkarya Magda selalu berani mengeksplor berbagai media, ide, hingga tehnik.Pada beberapa karyanya ia menggabungkan antara tehnik fotografi, lukis, dan permainan manual layering. Penggabungan ini ia sebut dengan Layered Artography (lapisan seni dan fotografi). Permainan warna pun cenderung lebih memilih warna-warna yang lembut. Perpaduan warna dan komposisi dianggap unsur yang penting tapi konsep yang kuat adalah dasar utama saat menciptakan setiap karyanya. Sudah 17 tahun berkarya, pada bulan April lalu Magda baru saja rampung menggelar pameran tunggalnya bertajuk “The Blessings of Mother Earth” yang menampilkan sekitar 30 karya yang indah. (BW)

27


Berbicara tentang hubungan antara seni dan agama, bahkan lebih luas lagi, spiritualitas, kini tidak bisa lagi berkutat pada kaligrafi, relief pada candi, atau gambar-gambar tentang penebusan dosa pada kaca patri.

Ibnu Rizal

28 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


art report

D

alam konteks kebudayaan kontemporer, agama dan spiritualitas telah bergerak ke tataran yang jauh lebih kompleks dan banyak bersinggungan dengan aspek-aspek di luar dirinya. Salah satunya adalah teknologi audiovisual dan media massa. Masyarakat yang oleh Guy Debord pada dekade 1960-an disebut sebagai society of spectacle (masyarakat tontonan) menjadi ruang bagi spiritualitas untuk terus hidup. Bahkan dirayakan baik sebagai bentuk komitmen atas keimanan maupun sebagai komoditas yang mendatangkan uang. Barangkali keadaan telah jauh berubah. Kini masyarakat tidak hanya menonton tetapi juga ditonton, oleh negara, pemilik modal, penentu keputusan, dan pemegang kepentingan. Acara-acara ceramah agama (yang dulu disebut sebagai acara “siraman rohani� dalam istilah pertelevisian) tidak pernah mati, bahkan cenderung membengkak. Sinetron dan sinema religi memadati layar kaca serta gedung bioskop. Bulan Ramadhan selalu menjadi saksi betapa agama kerap berhenti sebagai acaraacara kuis sahur yang gaduh dan iklan-iklan provider telepon yang secara romantis mempromosikan silaturahmi. Masyarakat Indonesia juga telah menyaksikan bagaimana footage dokumentasi bencana tsunami di Aceh beberapa tahun silam mampu menampilkan dahsyatnya kekuatan media televisi dalam membentuk kesadaran yang utuh atas sebuah peristiwa. Air laut setinggi pohon nyiur yang menerjang daratan, mobil-mobil dan kendaraan lain yang terseret arus yang mengalir di sela-sela bangunan, juga ribuat mayat yang kembung dan pucat bergelimpangan di setiap jengkal tanah gayo. Dengan sangat dahsyat berbagai citraan itu terus menerjang mata penonton di seluruh nusantara, bahkan sama dahsyatnya dengan terjangan tsunami itu sendiri. Siapapun yang memiliki akses terhadap televisi di hari-hari itu akan melihat sebuah pertunjukan tentang ketakutan dan kematian yang dihadirkan secara terus-menerus, berulangulang. Demikian hebatnya intensitas kehadiran footage itu di layar kaca membuat para pemirsa yang berada jauh dari lokasi kejadian turut gentar. Belum lagi, beberapa jam setelah gempa terjadi, televisi memberitakan masjid-

masjid yang tetap kokoh berdiri tak tersentuh gelombang. Tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi. Juga tidak ada yang bisa menjawab mengapa justru berita itu yang mesti disiarkan, di tengah banyak perkembangan terbaru terkait bencana itu. Media massa, dalam hal ini televisi, secara eksplisit dan juga malu-malu telah melempar begitu saja sebuah warta yang menggiring pemirsa pada kesimpulan yang absurd: bahwa gempa dan tsunami tersebut adalah hukuman dari langit kepada umat manusia yang berdosa, dan masjid-masjid yang tetap kokoh berdiri di sela-sela sapuan gelombang itu adalah sebuah mukjizat. Siapapun ingat bahwa media massa nasional juga sempat memberitakan bahwa beberapa jam sebelum bencana terjadi, sedang diadakan sebuah pesta memperingati Natal di Banda Aceh. Bahwa beberapa lokasi di pesisirnya kerap menjadi lokasi prostitusi. Jika diingat kembali, pemberitaan televisi tentang peristiwa tsunami waktu itu menyimpan begitu banyak inkoherensi yang berdampak pada kacaunya persepsi di masyarakat. Apa hubungannya antara bencana gempa dan tsunami dengan perayaan natal di daerah yang dijuluki Serambi Mekah? Apa urusannya pula dengan fakta, jika memang benar demikian, bahwa beberapa titik lokasi di pesisir barat Aceh adalah tempat prostitusi? Mengapa redaktur acara berita itu, secara hampir serempak, memilih untuk mewartakan kabar tentang masjid-masjid yang tetap berada pada tempatnya? Mungkin tidak ada yang dapat menjelaskan. Atau jangan-jangan memang tidak perlu dijelaskan. Tetapi perilaku-perilaku yang ditampilkan oleh media itu jelas mengarah pada satu hal: bahwa media massa nasional adalah lanskap yang centang-perenang. Panorama di mana satu versi kebenaran muncul secara tibatiba dan bergerak dengan brutal. Mitos & Spiritualitas Digital

hinggap di pucuk menara masjid. Berdasarkan keterangan, peristiwa itu terjadi di salah satu desa di Sulawesi dan diabadikan secara amatir oleh warga. Sebuah video merekam ikan pari yang terlentang di atas tikar bambu di sebuah rumah warga. Konon, berdasarkan judul yang menyertai video itu, ikan pari tersebut adalah jelmaan dari seorang anak yang durhaka kepada orang tua dan kemudian direkam, juga dengan kamera amatir, oleh seseorang. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: lantas apa bedanya video tentang kubah masjid yang melayang itu dengan video tentang UFO yang melintas di atas kebun jagung? Apa bedanya video tentang anak durhaka yang berubah menjadi ikan pari itu dengan mitos tentang Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu ratusan tahun lalu? Mereka yang memproduksi dan mendistribusi video-video itu sepertinya bersikeras memvisualisasikan mukjizat dan segala keajaiban yang tidak terjelaskan, justru, sekali lagi, di tengah zaman di mana ruang dan waktu dapat dilipat oleh sebuah klik pada layar monitor. Kemajuan teknologi selalu menyimpan celah bagi hadirnya semacam spiritualitas, dalam pengertian yang luas. Sosiolog Hikmat Budiman mengajukan sebuah contoh yang sangat menarik untuk menjelaskan situasi ini. Ia mengatakan bahwa kini ribuan bahkan jutaan manusia di seluruh dunia menyerahkan perasaan dan pikiran melalui teks, audio, dan bentukbentuk visual kepada jejaring sosial di dunia maya. Hikmat menyebut adanya semacam “penyerahan total� (absolute submission), bukan lagi semata-mata kepada Tuhan tetapi juga pada robot. Praktik-praktik sosial yang terjadi mesti menjadi salah satu pertimbangan untuk melihat hubungan antara seni dengan spiritualitas. Juga untuk memetakan sejauh mana para seniman mampu melihat berbagai gejala sosial yang dituangkan dalam kerja-kerja artistiknya.

Ruang-ruang digital yang telah menjadi kanal baru bagi lalu-lintas audiovisual, seperti foto dan video, juga menjadi saksi atas gejala ini. YouTube menyimpan begitu banyak arsip video yang memperlihatkan hadirnya spiritualitas di tengah era di mana ruang dan waktu dapat diringkus serta dilipat oleh satu gerak jari pada layar komputer dan smartphone. Sebuah video menampilkan kubah yang terbang lalu 29


art report

Author : Dimas Fuady Public Relations : Dewan Kesenian Jakarta

D Peristiwa penghancuran patung Gatot Kaca di pertigaan Comro, patung Semar di pertigaan Bunder, patung Bima di pertigaan Ciwareng dan patung Selamat Datang di perempatan Jalan Martadinata, Purwakarta pada pertengahan September lalu, bak penanda betapa apresiasi masyarakat kita terhadap bentuk kesenian masih rendah. Tidak hanya menimpa seni rupa, bentuk kesenian lain seperti Tari Jaipong, beberapa waktu lalu juga sempat diprotes masyarakat karena dianggap sebagai salah satu bentuk pornografi.

30 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

i kota besar seperti Jakarta, aksi perusakan terhadap karya seni memang jarang terjadi, namun minimnya tingkat pengunjung galeri serta tingkat okupansi gedung-gedung pertunjukan menjadi salah satu indikator bahwa berbagai bentuk kesenian itu, utamanya kesenian non-mainstream masih sangat berjarak dengan masyarakat kota. Padahal layaknya sebuah kota besar dunia, Jakarta diharapkan menjadi barometer kemajuan seni dan budaya sebuah bangsa. Dalam upaya merapatkan jarak antara kesenian dengan masyarakat itu pula, Dewan Kesenian Jakarta sebagai salah satu pemangku kesenian dan budaya pemerintah provinsi DKI Jakarta, berupaya konsisten menghadirkan berbagai program kesenian dalam bentuk yang lebih cair. Salah satu program yang akan diluncurkan sepanjang akhir tahun hingga Januari 2012 nanti adalah

Jakarta Biennale. Tahun ini Jakarta Biennale memasuki kali ke-14, setelah kali pertama diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta pada 1968. Sehingga bila ditilik dari sejarah pergulatannya, Jakarta Biennale bisa dikatakan menjadi pesta seni rupa akbar tertua di Indonesia. Jakarta Biennale terakhir kali diadakan pada 2009 dengan mengusung tema ARENA. Sebuah respon terhadap situasi Jakarta yang sejatinya merupakan sebuah AREA, kini seolah menjadi ARENA (pertarungan) bagi para penghuninya semakin sesak, dan berkebutuhan kompleks. Tahun ini, event dua tahunan itu kembali dengan tema “Jakarta: Maximum City�. Seniman dari lokal dan internasional diundang untuk memamerkan karyanya yang merespon tema tersebut. Karya-karya gigantic dan segar, akan dipamerkan di berbagai sudut kota: mal, taman kota, pusat perbelanjaan, galeri, museum,


art report

terminal hingga jalan raya. Dengan tempat-tempat seperti itu, diharapkan respon dan apresiasi masyarakat terhadap Jakarta Biennale menjadi lebih positif. Tujuan lainnya, agar bentuk-bentuk kesenian dan karya-karya seni yang dihadirkan dalam perhelatan ini bisa dinikmati secara lebih luas lagi oleh segala lapisan masyarakat. Salah satu perupa yang akan memamerkan karya-karyanya di ruang publik dalam ajang ini adalah Heri Dono. Ia adalah perupa kontemporer yang intens dengan kecenderungan bentuk tersendiri dan sering mengeksplorasi medium lain mulai dari performance, instalasi, kinetik

dan sebagainya. Medium yang digunakannya sering merepresentasikan karya instalasi menggunakan materi-materi ‘sehari-hari’ dan berteknologi sederhana. Di dalam figur-figur yang muncul pada karyanya, seringkali bisa dilihat pengaruh kuat terhadap wayang kulit. Heri Dono juga aktif dalam ajang seni internasional ini bisa dikatakan nomaden, terbang dari satu negara ke negara lain untuk memberikan proyek, kuliah, presentasi dan sebagainya . Menantikan Jakarta Biennale Yang Lebih Cair dan Membumi Selain awareness (kesadaran)

akan kehadiran program ini, keterlibatan masyarakat menjadi sangat penting, utamanya agar program ini bisa terus hidup dan dinantikan kehadirannya oleh masyarakat. Oleh sebab itu, perlu sebuah “jembatan” agar Jakarta Biennale yang selama ini dianggap sebagai high art (seni tinggi) menjadi sebuah perhelatan yang lebih membumi dan cair terhadap publik. Sebagai perwujudan upaya itu, maka Jakarta Biennale kali ini juga akan menggelar Kompetisi Video bertajuk “Jakarta Kata Gw!”. Melalui program itu, masyarakat mulai dari kalangan remaja, khususnya siswa SMU ditantang untuk membuat video dengan durasi 1 menit.

Kompetisi video yang merespon problem keseharian Jakarta seperti, kekerasan dan intoleransi, remaja korban gadget, narsisme dan sebagainya merupakan langkah baru untuk menterjemahkan ide ini menjadi lebih “layak konsumsi” bagi publik luas. Program kompetisi itu sendiri baru akan dirilis pada November hingga Januari mendatang. Namun menariknya, penentuan pemenang kompetisi video ini adalah masyarakat itu sendiri melalui voting karya video yang akan dipajang secara online melalui website. Jadi ajang Jakarta Biennale kali ini layak dinantikan sebagai sebuah pesta akbar kesenian.

31


PENETRASI ISLAM DAN K E A R I FA N LO K A L D I P U L A U J AWA

C

atatan sejarah telah menuliskan bahwa sebelum agama-agama yang dianggap “resmi” seperti Hindu, Buddha, Konghucu, Islam, Kristen Katolik, dan Kristen Protestan, penduduk Nusantara juga telah memiliki agama-agama atau kepercayaan asli, seperti agama Parmalim yang dipeluk oleh masyarakat Batak, kepercayaan TonaasWalian di Minahasa, Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur, agama Kaharingan yang dipeluk oleh masyarakat Dayak, Sunda Wiwitan yang dipeluk oleh

32 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

masyarakat Baduy, agama Buhun di Jawa Barat, agama Naurus di Pulau Seram, agama Tolottang di Sulawesi Selatan, agama Wetu Telu di Lombok, dan lain sebagainya. Setelah Indonesia dikonsepkan sebagai negara, maka agama-agama dan kepercayaan-kepercayaan asli nusantara tersebut dikelompokkan dalam animisme atau aliran kepercayaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa kekuasaan kerajaan-kerajaan yang membentang di sepanjang gugus kepulauan Nusantara turut memberi

andil bagi pembentukan peradaban Indonesia. Terlebih pada masa kejayaan Majapahit yang berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan dan pulau-pulau menjadi sebuah rangkaian ratna mutu manikam yang bernama Indonesia. Majapahit kemudian ditandai sebagai tonggak dalam pembentukan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan sebuah negara. Pada masa Majapahit (1292-1527) dan masa setelahnya proses penetrasi antara unsur kebudayaan asli dengan unsur kebudayaan asing banyak berlangsung.


art report terutama di sepanjang garis pantai utara yang merupakan jalur perdagangan dan pelayaran. Maka sejak saat itu, muncullah komunitaskomunitas muslim China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Demak, Semarang, Tuban, dan Ampel.

Sebagai agama baru, tentu saja Islam membawa nilai-nilai baru. Tapi bukan berarti nilai-nilai baru tersebut berdiri berseberangan dengan nilai-nilai lama (Siwa dan Budha). Di sinilah Wali Songo mulai memainkan perannya sebagai agen perubahan. Terbukti bahwa nilai-nilai baru bisa berdampingan, bahkan dikawinkan dengan nilai-nilai lama. Dengan keluwesannya, nilai-nilai baru tersebut perlahan-lahan mulai disebarkan dan merasuki berbagai sendi kehidupan masyarakat di sepanjang pantai utara Jawa pada saat itu, sehingga terjadilah proses penetrasi budaya berupa akulturasi dan asimilasi antara Siwa – Budha dengan Islam.

Kakawin Nagarakrtagama menyebutkan bahwa agama resmi adalah agama Siwa dan agama Buddha. Majapahit yang berpusat di Jawa mencapai puncak kejayaan pada abad XIV dan setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389 kerajaan ini mulai mengalami kemunduran akibat konflik perebutan tahta. Wilayah-wilayah kekuasaan yang terbagi menjadi kadipaten-kadipaten mulai memisahkan diri dan masing-masing mengklaim sebagai pewaris tahta Majapahit. Pada masa ini, para penjelajah seperti misalnya ekspedisi Cheng Ho dan pedagang-pedagang Gujarat, yang di dalamnya termasuk juga para tokoh penyebar agama Islam yang dikenal dengan sebutan Wali Songo berdatangan dan membawa serta unsur-unsur kebudayaan Islam.

Perlahan-lahan, pengaruh Islam mulai mendapatkan pijakan yang kuat di bumi Majapahit,

Berbagai peninggalan dan tradisi yang masih ada di Jawa pada saat ini merupakan hasil dari proses tersebut, seperti misalnya tradisi Sekaten dan Grebeg Mulud di Yogyakarta. Sekaten berasal dari bahasa Arab yaitu syahadatain yang berarti kesaksian dan pengakuan atas ke-Esaan Allah dan kenabian Muhammad SAW. Syahadat merupakan tanda bahwa seseorang telah menjadi muslim. Tradisi isi merupakan pencampuran antara budaya Islam dan budaya lama yang berupa arak-arakan gunungan sesaji dengan berbagai mitos tentang keberkahannya. Di wilayah bekas kekuasaan keraton Cirebon dan sekitarnya, kita biasa menemukan kesenian rakyat atau lukisan kaca bergambar buroq. Buroq merupakan kendaraan Nabi Muhammad SAW pada saat beliau melakukan perjalanan Isra’ dan Mi’raj untuk menerima perintah shalat. Tapi di sini, buroq diejawantahkan ke dalam wujud sejenis hewan mitologis berbadan kuda yang bersayap putih dan berkepala wanita cantik berambut panjang dan mengenakan mahkota. Di beberapa kota lama di Jawa, pengaturan tata kota menyangkut tata letak alun-alun, pendopo, dan mesjid agung juga merupakan hasil dari akulturasi tersebut. Di masa sebelum masuknya Islam, hanya ada dua unsur pusat yang saling berdampingan dalam tata letak

di pusat kota, yaitu pendopo dan alun-alun yang berupa lapangan luas dengan dua pohon beringin besar di tengahnya. Pendopo sebagai tempat pemimpin (raja atau bupati) bertatap muka dengan tamunya dan alun-alun yang merupakan pusat kegiatan massal, seperti perayaan, latihan perang, upacara keagamaan dan lain sebagainya. Setelah Islam masuk, maka ditambahkan satu unsur lagi, yaitu mesjid agung atau mesjid besar, yang merupakan pusat kegiatan keagamaan. Hal ini dapat kita temui di banyak kota dan kabupaten di pulau Jawa. Kesenian tradisional pun tak lepas dari proses akulturasi tersebut. Misalnya kesenian wayang kulit. Pada masa sebelum masuknya Islam, wayang kulit digambarkan dalam wujud yang realistis. Setelah Islam masuk, maka wayang kulit mengalami proses stilasi (penyederhanaan bentuk) karena syariat Islam melarang pemeluknya untuk menggambarkan makhluk hidup dalam wujud yang sebenarnya. Dalam lakon-lakon wayang juga kerap kita temui adanya unsur Islam, seperti pada lakon Jamus Kalimasadha yang berasal dari kata “Kalimah Syahadat” yang dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga sebagai metode dakwahnya. Nilai-nilai Islam juga mampu berasimilasi dengan kearifan lokal, seperti tradisi bersih desa, tradisi sedekah bumi, tradisi sedekah laut, tradisi ziarah makam, tradisi turun tanah, tradisi potong rambut dan lain sebagainya yang biasanya dimulai dengan pembacaan doa-doa atau pembacaan ayat-ayat suci Al-quran yang mewakili nilai-nilai Islami dan di sisi lain juga ada barang-barang sesaji berupa makanan, hasil bumi, kembang, dan lain sebagainya yang mewakili nilai-nilai non-Islam. Hasil-hasil dari proses penetrasi, akulturasi dan asimilasi ini juga dapat kita temui pada sinkretisme Jawa, bentuk-bentuk arsitektur di beberapa masjid di Pulau Jawa, seperti Masjid Banten, Masjid Demak, Masjid Menara Kudus, Masjid Keraton Surakarta, Yogyakarta dan Cirebon, bentukbentuk keraton, bentuk-bentuk gerbang, bentuk-bentuk makam dan nisan, seni ukir dan pahat, karya sastra, tembang-tembang macapat, tradisi 1 Suro, tradisi selamatan 1 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari dan1000 hari, dan berbagai acara ritual lainnya. (PH) ILUSTRASI: FAR MAGAZINE

33


34 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


nation on a mission foto : Muhammad Ghazali

35


36 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


37


38 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


upcoming young

Ia mengaku baru satu tahun belakangan ini mulai tertarik menggeluti video art. Sejak awal ketertarikannya ini ditularkan oleh rekan-rekannya yang tergabung dalam sebuah kelompok bernama Forum Lenteng. Kini Mohammad Fauzi terus mengeksplor kemampuannya untuk menghasilkan karya video-video yang lebih baik lagi. Dalam satu tahun perjalanannya ia telah berhasil membuat 5 buah video mengangkat isu-isu sosial yang dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia khususnya Jakarta saat ini. Seperti karyanya yang berjudul The Houses, untuk karyanya yang satu ini Fauzi mengambil cerita mengenai kehidupan para pengumpul sampah-sampah plastik (pemulung) yang berada

disekitaran daerah tempat tinggalnya. Video ini berisi mengenai bagaimana keadaan serta proses kehidupan hingga pola kerja dari para pemulung itu sendiri. “Video ini tentang gambaran kehidupan para pemulung dari yang industri kecil hingga tempat penadah yang besar, gue mencoba membingkai dan menjahit itu semua menjadi satu cerita�, jelasnya. Bisa dikatakan ini merupakan video dokumenter yang dibuatnya dengan persiapan dan pengerjaan yang total. Ketika ide muncul Fauzi kemudian melakukan riset selama tiga bulan untuk dapat menyelami kehidupan para pemulung tersebut. Lalu setelah dapat berbaur dengan para pemulung proses pengambilan gambar dimulai yang memakan

waktu hingga 2 minggu. Di tahap akhir Fauzi membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk proses diskusi dan editing. Dari proses pembuatan yang cukup panjang tersebut pria yang kini sedang menyelesaikan kuliah Jurnalistik di IISIP Jakarta ini akhirnya menghasilkan satu buah video yang ia beri judul The Houses. Berdurasi sekitar 15 menit, dari video ini ia mencoba untuk menyampaikan sebuah pesan ringan mengenai arti sebuah kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan serta arti dari menghargai sebuah dedikasi para pemulung. “Gue tinggal di Jakarta dan suka nyampah, tapi gue mencoba untuk melek dan tidak buang sampah sembarangan lagi� jelas Fauzi. Yang unik dari karya videonya kali ini yaitu selu-

ruh pengambilan gambar (proses syuting) dengan menggunakan video hand phone (HP). Karena itu juga hand phone miliknya tersebut mengalami kerusakan dan hingga kini masih dalam proses perbaikan. Bagi Fauzi teknologi hanya membantu sebuah proses kehidupan jadi ia pun tidak mau terpaku oleh peralatan yang canggih saja, media yang sederhana sekalipun dapat menghasilkan sesuatu ketika dikerjakan dengan totalitas. Video berjudul The Houses ini bisa dinikmati pada pameran Ok Video yang akan hadir pada 6-17 Oktober mendatang. (BW)

39


40 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


kreasick

Club yang satu ini bukan hanya berisi kegiatan seru tapi juga menghasilkan karya-karya yang super canggih. Berada di SMA Islam Al Azhar 1 Jakarta Selatan, kegiatan yang termasuk dalam ekstrakulikuler ini menamai diri mereka dengan “Club Robotic Al Azhar�. Beranggotakan 20 siswa, club yang baru terbentuk di tahun 2009 lalu ini terus mencoba untuk membangkitkan kreativitas dengan memproduksi robot-robot dengan bentuk yang variatif. Bukan hanya itu kecanggihan setiap robot pun kian meningkat. Di tahun 2010 lalu club ini pernah berhasil membuat demo Tamiya pada sebuah pertandingan Tamiya yang diadakan di Blok M Plaza. Tidak berhenti sampai disitu, walaupun terbilang baru dalam dunia robotik tapi club ini telah mengikuti beberapa lomba salah satunya “Robotic Day� yang di adakan oleh SMA Negeri 28 Jakarta. Pada lomba tersebut Club Robotic Al Azhar berhasil membuat Robot Linefollowing dan Robot Sumo. Dalam jangka waktu dua tahun club yang terdiri dari siswa kelas 1-2 SMA ini juga telah menghasilkan sejumlah robot lainnya seperti robot kumbang, robot tinju, robot ikan (dapat berenang), dan robot manusia. Saat ini mereka sedang dalam tahap menyelesaikan sebuah robot untuk maskot dari Incredibles yang berukuran besar (life size), dimana robot ini nantinya dapat melambaikan tangan dan bergerak seolah seperti DJ (disc jockey). Melalui club ini SMA Al Azhar berharap para siswa dapat mengikuti perkembangan teknologi, lebih kreatif dan tentunya di kedepannya dapat memenangkan berbagai kompetisi dan menambah jajaran piala dan prestasi untuk sekolah. (BW)

Membaca namanya saja, sudah bisa ditebak kalau komunitas ini berhubungan alat musik pukul. Tapi kita nggak bakal menyangka kalau alat musik yang digunakannya adalah barang-barang yang tidak lazim seperti panci, tong, kaleng cat, galon air, hingga pintu mobil bekas. Lamuru (Lamuru Community Drum) dibentuk di tahun 2002. Lamuru merupakan ide dari Abe dan dua belas teman mainnya. Saat itu, mereka yang masih tingkat satu nekat datang ke sekolah bawa seperangkat barang-barang bekas untuk dimainkan. Respon positif pun diterima dari kawan-kawannya. Di awal terbentuknya, pihak sekolah masih setengah hati mendukungnya. Hingga di 2009 mereka memenangkan sebuah kompetisi antar sekolah yang diadakan oleh sebuah provider telekomunikasi. Sedikit demi sedikit dukungan pun pihak sekolah mulai didapat. Kini, nama Lamuru sudah dikenal di kalangan masyarakat Jakarta. Mengisi acara di sekolah-sekolah lain, acara-acara perusahaan, sampai undangan dari luar negeri pun sudah pernah diterima. Menariknya lagi, Para anggota yang sudah berlabel alumni pun tetap aktif bergiat di Lamuru. Bahkan mereka membentuk grup perkusi sendiri dengan tetap menggunakan nama Lamuru. Salut. Semangat terus, Lamuru! (RR) 41


kreasick

Energi muda sangat terasa saat kita melihat penampilan mereka dengan gerakan yang penuh power diimbangi oleh kostum yang menawan serta paras-paras cantik dipastikan dua tim ini akan selalu menjadi pusat perhatian. Dua tim yang tergabung dalam salah satu ekskul yang terdapat di SMAN 70 Jakarta Selatan yaitu PKC (Persada Karya Cipta) sebuah ekskul yang didirikan pada tahun 1983 silam. PKC terbagi menjadi dua tim yaitu modern dance dan cheerleaders. Setiap angkatan terdiri dari 20 siswi, dimana 15 orang akan masuk di tim cheerleaders dan 5 siswi akan masuk tim modern dance. Kedua tim ini selalu menampilkan perpaduan antar seni tari dengan olahraga, sehingga gerakan yang tercipta tidak hanya indah tapi juga penuh dengan semangat. Dengan bimbingan pelatih profesional ekskul PKC telah memiliki serentetan prestasi mulai dari pengisi cara di ajang-ajang bergengsi hingga lomba pun telah mereka ikuti. Tidak tanggung-tanggung setiap tahunnya sekitar 10 piala selalu diraih. Beberapa diantaranya juara 1 modern dance Skybattle 2010, juara 1 modern dance Daha Cup 2011, juara 2 cheerleaders Partner Stunt ICC Cup 2010, juara 1 modern dance Popmie Cheerleadance 2011 dan sejumlah prestasi lainnya. Mereka mengaku persaingan di luar sekolah selalu memacu semangat untuk giat berlatih dan memberikan penampilan yang maksimal. Pihak sekolah pun selalu mendukung dan bangga dengan prestasi yang ada. Kedua tim selalu termotivasi untuk meningkatkan kualitas. PKC berkembang dengan inovasi dan kreativitas yang fresh dan tentunya prestasi yang gemilang. (BW) Foto DOK. FAR MAGAZINE & SMAN 70

Awalnya dunia maya (baca: facebook) menjadi tempat pertemuan sesama anak Binus yang hobi berkomik-ria ini. Dari kegelisahan akan ruang sharing itulah akhirnya pada Agustus 2011, Aga dan temen-temen dari DKV Binus lainnya ini membentuk Komplotan (Komik Mahasiswa Metropolitan) sebagai anak dari Ruang Luang, komunitas seni visual yang bersifat senang-senang yang sudah terbentuk lebih dulu. “Banyak anak-anak yang suka komik tapi nggak punya wadah, melalui Komplotan ini kita yang merasa satu penderitaan jadi bertemu,” tegas Aga semangat. Salah satu kegiatan rutin Komplotan adalah jamstrip alias bikin komik bareng di satu kertas.Nama Komplotan itu pun dipilih setelah melihat komik-komik mereka yang kebanyakan bertema tentang situasi kota metropolitan. Tidak lama setelah terbentuk, nama Komplotan sudah mejeng di pameran kolaborasi “Kumpul Mahasiswa” pada Creative Jam, Plaza Blok M. Di ajang itu Komplotan berkolaborasi dengan teman-teman dari Desarupa Trisakti. Walau komunitas ini dibentuk oleh anak-anak Binus, bukan berarti Komplotan tidak terbuka untuk umum. “Komplotan ini bentuk kalau kita mau ‘keluar’ dari kampus,” Ungkap Aga lagi. Untuk mengamodasi niat besar itu pun Komplotan berencana untuk merilis sebuah zine yang berisi update kegiatan dan karyakarya komik mereka pastinya. Bukan komunitas seni kalau belum punya mimpi untuk berpameran. Begitu juga Komplotan, mereka bercita-cita untuk memamerkan karya-karya komik mereka melalui sebuah buku kompilasi. Oke, selamat merajut cita-citamu, kawan-kawan Komplotan! Far Magazine akan selalu mendukungmu. (RR)

42 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


hit n miss

Pemilik nama Cassandra Niki ini adalah seorang remaja cantik berusia 21 tahun. Muda, kreatif, dan pintar mungkin tiga kata itu bisa menggambarkan sosoknya. Cassey yang gemar menulis telah aktif mewarnai blog pribadinya dengan kata-kata menarik sejak beberapa tahun lalu. Ternyata tulisanya yang berisi mengenai cinta, fotografi, travelling dan lainlain ini banyak diminati oleh para pembaca blog. Dari curhatannya diblog lahirlah sebuah buku novel yang diangkat dari kisah-kisah pribadinya tentang kehidupannyadi masa remaja. Dua karya ini, blog dan buku yang telah dihasilkan Cassey dan cukup banyak menginspirasi serta menularkan semangat positif dalam dunia menulis untuk remaja saat ini. (BW) http://blog.casseybunn.com/

Secara singkat, Salamatahari adalah sebuah zine berbentuk postingan blog yang terbit secara online di setiap Kamis. Zine yang pertama kali terbit November 2009 ini dikelola oleh seorang penulis wanita bernama Sundea yang tinggal di Bandung. “Small things are magical” begitulah tulis Sundea dalam Salamatahari. Melalui matanya, Sundea menangkap keseharian, melirik-lirik hal-hal kecil nan sederhana yang bisa menginspirasi. Dari mulai kisah perjalanan kantong kresek, obrolan anak kecil yang ditemuinya di angkutan umum, ulasan karya seni rupa dan musik, serta wawancara dengan orang-orang yang unik dan memiliki passion besar di bidangnya. Karena zine ini adalah zine nirlaba dan dikerjakan oleh Sundea seorang, tak ayal jika tulisan-tulisannya sangat personal. Tak jarang juga, Sundea menampilkan cerita-cerita pendek yang imajinatif yang kental dengan nuansa kekanak-kanakkan. Salah satu seri yang sering ditayangkan adalah seri cerita Anak Beruang yang berkisah tentang pengalaman-pengalaman seru seorang anak beruang dalam menjalani harinya. Seperti halnya matahari, gaya tutur cerita dan tulisan-tulisan Salamatahari yang santai, sederhana, namun tetap penuh makna ini selalu akan membuat hati kita hangat dan cerah. (RR)

Pada saat emas ditemukan di California pada pertengahan abad XIX, banyak orang-orang Eropa yang datang untuk dan menambang dan mengeksploitasi secara besar-besaran yang dikenal dengan “Gold Rush”. Para penambang membutuhkan pakaian berbahan kuat yang tidak mudah robek. Kemudian seorang pria bernama keturunan Yahudi bernama Leob Strauss yang kemudian mengganti namanya menjadi Levi Strauss melihat ini sebagai peluang bisnis. Maka pada 1853 ia pindah dari New York ke San Francisco untuk memulai bisnis pakaian untuk para penambang ini. Dan pada 1891 ia mempatenkan celana produksinya dengan nama Levi Strauss & Co.’s. Banyak orang mengira bahwa blue jeans atau denim berasal dari Amerika, karena celana jeans ini memang identik dengan para koboy di negeri Paman Sam. Tapi tahukah anda bahwa denim ini berasal dari daratan Eropa. Secara etimologis, denim diambil dari kata “de Nîmes”. Nîmes adalah sebuah kota di Perancis di mana bahan jenis ini dibuat dan jeans diambil dari kata Genoa atau orang Perancis menyebutnya “Gênes”, yaitu sebuah kota di Italia di mana bahan pakaian jenis ini pertama kali dibuat menjadi celana. Pada awalnya celana jeans yang berbahan denim ini dipasarkan di sepanjang pesisir Mediterania sebagai pakaian para pelaut.

Popularitas denim dan blue jeans dimulai pada 1930-an ketika Hollywood mulai memproduksi film-film bertema western. Dalam film-film tersebut digambarkan bahwa para cowboy mengenakan celana jeans. Hal ini juga menginspirasi James Dean yang menjadi idola remaja pada 1950-an untuk mengenakan celana jeans pada setiap penampilannya baik di TV atau di film. Dan sejak saat itu, denim atau blue jeans menjadi populer di kalangan anak muda di seantero dunia, hingga saat ini. (PH) FOTO : http://www.pulsarwallpapers.com/

43


hit n miss

Para pegiat dan pengagum street photography bakal senang mendengar kabar ini. Ya, 20 September ini Nick Turpin, salah satu street photographer angkatan tua, membuat sebuah film dokumenter berjudul InSight. Film sepanjang 38 menit ini berisi rekaman fotografer yang tergabung dalam In-public (in-public. com) sedang melakukan ritual motret di jalanan sekitaran London, New York, Melbourne dan Rotterdam. Melalui film ini kita bisa mempelajari pendekatan serta metode yang digunakan oleh para fotografer. Apalagi kamera perekamnya ditaruh di hot shoe si fotografer. Mantap bukan?. Dengan kocek sebesar $ 8.62 kita bisa langsung mengunduh film ini melalui blog pribadinya Nick, http://www.nickturpin.com.

Mosquad, kependekan dari Moslem Squad adalah grup rap yang digawangi oleh dua orang yang sudah tidak asing lagi di kalangan pecinta musik rap, yaitu Jimmy Prameswardhono alias Doniel, personel grup rap Neo yang sempat nge-hip di era 90-an akhir, dan Fahrur Rozi (Faro) yang sudah dikenal lebih dulu dengan singel-nya yang berjudul Kipas Angin dan Gue Anak Motor.. Jika sebelumnya musik Rap dan Hip Hop identik dengan bahasan gaya hidup semata, maka di tangan Mosquad musik Rap dijadikan medium untuk menyampaikan dakwah-dakwah religi. Single berjudul Muslim menjadi buktinya. Penggunaan bahasa pergaulan sehari-hari dalam lagu membuat ‘dakwah’ ini akan ramah di telinga para kawula muda. Melalui lagu ini Mosquad mengingatkan hakikat seorang muslim.

Musik ceria dan enerjik menjadi pesona yang ditebar oleh Tebar Pesona melalui album keduanya yang berjudul Raih Impian ini. Album yang berisi 10 lagu ini memang sangat kental dengan beat-beat cathcy dan anthemic ala genre pop punk. Selain itu, liriknya yang sederhana membuat lagu-lagunya bakal mudah dinyanyikan. Single Raih Impian menjadi lagu pembuka. Selanjutnya lagu-lagu yang menarik untuk disoroti lagi ialah Maafkan Diriku dan Artikel. Secara garis besar, isi lirik lagu-lagunya tidak jauh dari tema-tema harapan, kisah cinta, serta cerita kehidupan sehari-hari yang khas anak muda. Album yang digarap di studio Firecatz dan didistribusikan oleh DeMajors ini bisa dibilang rapih dan bersih. Komposisi tiap elemen suaranya seimbang. Sehingga walau musiknya berdistorsi dan rada nge-beat, lagulagunya tetap enak didengar. Pokoknya kalian yang sedang membutuhkan lagu-lagu ceria yang bisa memberikan motivasi untuk bisa terus menjalani hidup album besutan Zeffanya (vocal, gitar), Johan (Gitar, Vocal), Lazuardi (Bass, Vocal), dan Elfas (drum) ini sangat direkomendasikan. (RR) 44 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

Musik yang ‘memukul’ semangatmu. Sudah pernah dengar dua lagu Ras Muhammad feat Deddy T yang bertajuk Prosa Tinju Lima Jari dan Nyabinghi ? Jika sudah kalian pasti akan merasakan hal yang sama dengan saya: semangat serta kesegaran untuk menjalani hari. Kedua lagu ini memang sangat kental dengan beat-beat santai namun penuh gairah ala jamaican music . Liriknya yang penuh dengan motivasi pun menambah aura positif lagu-lagu ini. Pada Prosa Tinju Lima Jari mereka bercerita tentang bagaimana musik bisa ‘memukul’ semangat. Lalu melalui cerita tentang kultur di tanah Rastaman sana lagu Nyabinghi mengajak kita untuk terus bersikap positif. Walau basic musik besutan Ras Muhammad dan Deddy T ini adalah reggae, bukan berarti lagulagunya segmented. Kita semua dijamin akan terhibur mendengarkannya. Enjoy!.


hit n miss Membaca namanya saja kita pasti sudah bisa membayangkan seperti apa corak dari album ke-5 Superglad. Ya, di album Cinta dan Nafsu ini Superglad menyuguhkan lagu-lagu yang nggak jauh dari bahasan perempuan, percintaan, gairah, dan nafsu lengkap dengan bumbu maskulinitas yang kental. Album yang berada di bawah bendera DeMajors ini terdiri dari 11 lagu yang seluruhnya berbahasa Indonesia termasuk single Rajah Sayap Malaikat. Selain Rajah Sayap Malaikat, lagu Mas Tur & Mba Sri, Cinta dan Nafsu dan Tuan & Nyonya Tangan menjadi lagu yang ‘bahaya’ di album kelima Superglad ini. Gerungan-gerungan gitar ala musik punk rock dengan manisnya mewarnai tiap lagu. Di sini lah letak kepiawaian Superglad menurut saya. Semua orang yang mendengarkan album ini dijamin dengan mudahnya jatuh hati. Tidak ada satu pun lagu yang tidak anthemic. Liriknya sederhana namun maknanya istimewa. Selain itu, walau tetap penuh distorsi musiknya sangat bersahabat di kuping. Penasaran ingin mendengar? Silahkan dibeli albumnya.

Teknologi layar penyaji gambar tiga dimensi memang lagi heboh digembar-gemborkan. Tak hanya di layar bioskop saja, sekarang pun TV sudah menyediakan fitur 3D didalamnya. Yang paling heboh adalah gadget gaming kecil satu ini, Nintendo 3DS. Rilisan terbaru Nintendo ini dilengkapi dengan dua layar dan salah satunya bisa menampilkan gambar tiga dimensi. Tak hanya itu, selain kamera kecil penghasil gambar 3D yang disajikan di bagian depannya, fitur builtin motion sensor dan gyro sensor akan membuat games bakal semakin seru dan nyata. Nintendo 3DS yang dibandrol dengan harga $ 169 ini hadir dalam 3 pilihan warna Aqua Blue, Flame Red dan Cosmo Black. (RR) FOTO: nintendo.com

Nilam Zubir seorang penulis remaja yang baru saja kembali mengeluarkan buku terbarunya yang berjudul “Kecil-kecil Jadi Wayang, another gokil story”. Remaja kelahiran tahun 1996 ini begitu mencintai seni dan kebudayaan Indonesia. Pada bukunya kali ini ia mencoba menyampaikan cerita Wayang Orang dalam bahasa yang lebih ringan dan mudah dipahami oleh remaja seusianya. Dalam 136 halaman buku ini menceritakan bagaimana pengalaman seorang remaja (Nilam) yang terjun langsung bermain Wayang Orang. Yang menarik adalah bagaimana cerita Wayang Orang yang cenderung hanya diminati orang tua kini mungkin bisa disenangi kawula muda setelah membacanya. ahasa yang digunakan cukup komunikatif, informatif, dan inspiratif. Di era saat ini banyak masuknya kebudayaan pop dan modern sedikit demi sedikit mengikis seni dan budaya tradisional Indonesia di kalangan anak muda. Buku ini sebagai salah satu cara untuk tetap mempertahankan eksistensi Wayang Orang karena cerita Wayang sebenarnya bukan hanya sekedar aksi panggung tapi juga sebuah tuntunan hidup dengan nilai-nilai luhur dan suri tauladan yang hadir dari kearifan budaya Indonesia. Hal itu pula yang coba disampaikan oleh Nilam Zubir dalam bukunya. Selamat Membaca! (BW)

Forum Lenteng bekerja sama dengan Saidjah Forum memproduksi sebuah film dokumenter berjudul Dongeng Rangkas. Film berdurasi 75 menit ini mengisahkan tentang keseharian dua orang penjual tahu di kota Rangkasbitung, Kiwong dan Iron. Film ini berhasil merrangkum budaya, mimpi, serta keseharian kota Rangkasbitung. Keseharian Kiwong dan Iron benar-benar ditampilkan dengan sederhana dan apa adanya. Wawancara-wawancara yang dilakukan dengan kedua tokoh itu pun terdengar sangat bersahabat. Mereka dengan gamblangnya menceritakan pengalaman-pengalaman serta konsep diri mereka. Saya sepakat untuk menyebut Dongeng Rangkas ini adalah sebenar-benarnya reality show. Tidak ada dramatisir suasana dengan tangisan pura-pura, eksploitasi kemiskinan, serta narasi pembawa acara yang melebih-lebihkan seperti yang biasa kita saksikan di TV. Melalui keserderhaaan dan kegamblangan ini lah penonton diajak untuk menerjemahkan sendiri realitas yang ditampilkan untuk kemudian menggali nilai moralnya. Film yang disutradarai oleh Andang Kelana, Badrul “Rob” Munir, Fuad Fauji, Hafiz, dan Syaiful Anwar ini pertama kali diputar pada 28 Juli 2011 di Goethe Haus, Jakarta. Pada 9-23 September 2011 pun Kineforum menggelar acara pemutarannya yang diiringi dengan diskusi. Sejumlah tempat di berbagai kota juga akan disambangi oleh tim Dongeng Rangkas ini. Maju terus perfilman Indonesia! (RR). 45


heat n beat 21 Ramadhan 1432 H atau 21 Agustus 2011 yang lalu sebuah organisasi sosial yang di kenal sebagai Generasi Peduli (GeLi) mengadakan sebuah acara sosial di kawasan Klender, Jakarta Timur. Yayasan Seiya Sekata menjadi tempat di selenggarakan acara sosial mereka. Rangakain acara yang di kemas ini penuh dengan rasa kekeluargaan. Mulai dari Games, musik, sampai ke penyegaran rohani. Selain berbuka puasa dan menyantuni anak - anak yatim di Yayasan Seiya Sekata, GeLi juga merayakan 10 tahunnya organisasi ini berdiri. Selama 10 tahun GeLi yang di kelola oleh para pemuda pemudi yang memiliki satu visi dan misi ini bergerak dengan konsisten di bidang sosial, mulai dari menyantuni anak yatim piatu, para veteran sampai ke para korban bencana. GeLi tidak berhenti di sini, mereka akan terus menjalankan misi mereka untuk saling berbagi kepada sesama. (NAS)

Untuk kalian yang doyan telpon-telponan tapi tidak mau rugi, Indosat memberikan sebuah persembahan kepada pelanggannya melalui program Pulsa Langsung Kembali. Jadi, setiap kita melakukan panggilan ke operator mana pun kita akan mendapat pulsa kita kembali sesuai dengan durasi telponnya. Misalkan kita nelpon 5 menit maka kita akan mendapat gratis pulsa bicara selama 5 menit juga. Terbukti kan, nelpon berkali-kali, untung bertubi-tubi. Program ini berlaku untuk penggunaan telpon pada pukul 12.00-00.00. Nah, bonus yang kita dapat itu bisa kita gunakan sepanjang hari dari pukul 00.00-17.00. Menariknya lagi, untuk bisa mendapatkan bonus ini kita tidak perlu registrasi dan tidak ada syarat pulsa minimalnya. Walau program ini hanya ditargetkan hingga akhir Oktober saja, Indosat akan melakukan penambahan jangka waktu promosi jika respon pelanggannya baik. Gimana? Masih merasa kurang? Coba cek bonus-bonus Indtsat lainnya di www.indosat.com (RR).

Siapa diantara kita yang tidak suka shopping? Rasanya hampir kebanyakan dari kita menyukai belanja. Mulai membeli barang-barang yang memang kita butuhkan hingga membeli hanya untuk kesenangan dengan berbelanja seperti menimbulkan kesenangan tersendiri. Pusat-pusat perbelanjaan di Ibukota Jakarta kian menambah, masing-masing hadir dengan konsep yang menarik konsumen. Belum lama ini pada tanggal 19-20 Agustus 2011 yang lalu telah berlangsung sebuah bazaar seru yang dihadiri namyak pecinta fashion. Bertempat di Maestro Function Hall, Plaza Indonesia, Lantai 4 Alley 29 Bazaar hadir menawarkan berbagai jenis produk mulai dari pakaian, aksesoris, tas, sepatu, mainan, kamera hingga makanan yang tersedia dari 38 merchant. Barang-barang yang dijual pun terbilang unik dan tidak pasaran. Mengingat tempat diselenggarakannya maka bazaar ini pun memiliki target pengunjung wanita dan pria dari usia 14-45 tahun. Selain itu pada Alley 29 Bazaar juga menampilkan beberapa busana dari empat desainer muda yang dikemas dalam bentuk fashion show mini. Beberapa desainer tersebut diantaranya Classyopedia, Retha, Kiora and Shaya, dan Agree to Shop. Dengan melihat minat yang besar dari pengunjung yang datang maka Alley 29 Bazaar ini rencananya akan kembali hadir pada bulan November mendatang. (BW) Foto DOK. FAR MAGAZINE 46 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


heat n beat

Dalam rangka berbagi kasih di bulan suci Ramadhan kelompok sosialita yang tergabung dalam CantiQ.com menggelar acara buka bersama dengan 100 anak yatim pada 16 Agustus 2011 yang lalu. Acara yang berlangsung di Ballroom Grand Hyatt, Jakarta ini juga dimeriahkan oleh sejumlah artis ibukota diantaranya Ricky Harun, Indra L. Brugman, Sesha Indris, Baim Wong, Ibrahim Khalil Alkatiri (Baim Kecil), dan juga Nadine Alexandra (Putri Indonesia 2010). Pembacaan ayat suci Al Quran, buka bersama, pembagian hadiah untuk para anak yatim, quiz berhadiah, fashion show, serta ceramah dari Ustad Yusuf Mansyur menjadi serangkaian acara yang syarat akan keakraban dan penuh manfaat pada malam itu. Dengan adanya acara buka bersama ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa saling berbagi, menumbuhkan kasih sayang serta menjalin silaturahmi yang baik antara sesama umat manusia. (BW) Foto DOK. FAR MAGAZINE

Komunitas Lomonesia dan Klastic berduet mengadakan sebuah pameran yang bertajuk “JAKARTA...” pada 2425 September 2011. Art Center, Museum Bank Mandiri dipilih sebagai tempat hajatan ini berlangsung. Pilihan tempat yang tepat, keunikan serta kelawasan gedung selaras dengan karakter foto yang dipamerkan Sekitar 140 foto dipajang diatas papan hitam yang sesekali diberi gambar-gambar dari kapur. Semua foto yang ditampilkan tidak lebih besar dari ukuran 4R. Kecuali 20 foto yang terpilih untuk dilombakan. Ketika kita tiap fotonya, kata Jakarta pasti akan terus menjadi patokan kita untuk menangkap makna. Kemacetan lalu lintas, suasana angkutan umum yang hiruk pikuk, serta simbol-simbol kota Jakarta seperti gedung tinggi, monas, patung selamat datang, menjadi ‘selebritis’ yang sering tampil di pameran ini. Pokoknya, semua kemegahan serta selak-beluk Jakarta itu dihadirkan ulang dengan imaji yang penuh kesederhanaan serta penyimpangan-penyimpangan warna. Ini lah Jakarta dari mata kamera lo fi. Selain pameran, kita juga disuguhi booth-booth yang menjajakan barang-barang seputara fotografi analog. Workshop yang diadakan di ruang satunya lagi pun nggak kalah seru dan penting. Bahasan mengenai fotografi lo fi dari basic sampe intermediete menjadi topik workshopnya. Pokoknya, berkunjung ke pameran ini, kita seperti diajak tamasya visual bersama Klastic dan Lomonesia di “Jakarta...” (RR).

Penyanyi cantik yang berasal dari Australia ini tentu sudah tidak asing dimata anda. Suara khasnya yang nyaring dan ceria pasti juga sering mampir ditelinga para penikmat musik Indonesia. untuk itu setelah berhasil menggelar beberapa konsernya di Asia, pada 5 Oktober 2011 mendatang Lenka akan menggelar konsernya di Gandaria City – Skeenoo Hall, Jakarta Selatan. Penyanyi wanita yang terkenal melalui hits-nya yang berjudul “The Show” dan “Trouble is a friend” ini memang telah memiliki banyak penggemar di Indonesia. Di tahun 2011 Lenka kembali hadir dengan album keduanya berjudul “Two” yang berisi lagu-lagu cinta namun kental dengan unsur elektronik. Di album terbarunya ini Lenka berkolaborasi dengan banyak nama besar beberapa diantaranya David Kosten (Bat for Lashes) dan Guy Sigsworth (Bjork, Madonna, Frou Frou) membuat album ini lebih matang dengan lagu-lagu yang pastinya easy listening. Beberapa lagu andalan di album terbaru ini adalah “Heart Skip a Beat”, “Two”, dan “Roll With The Punches” ayo siapkan diri anda untuk bernyanyi bersama dengan keceriaan yang akan dibawa dalam konser Lenka pada Oktober mendatang. Don’t miss it! (BW) 47


48 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


heat n beat L.A. Lights Java Soulnation Festival 2011 telah sukses digelar selama tiga hari berturut-turut pada tanggal 23, 24, 25 September lalu. Pada hari pertama penampilan dari RAN, Maliq & D’Essentials, Raisa, Valerius dan beberapa band lainnya cukup kuat mengiring massa. Terlebih untuk penampilan special show dari Nelly yang sangat hot dan mengagumkan banyak pecintanya di Tanah Air. Lagu “Hot in Here” dan “Dilemma” yang dibawakan Nelly pada malam itu seolah membawa penonton pada kenangan pada lagu-lagu tersebut. Di hari kedua suasana kian meriah, di sore hari duo jazz asal Jepang – Depapepe hadir yang kemudian dilanjutkan pnampilan dari Twenty First Night. Di pukul 20.30 Mike Posner tampil menarik perhatian ribuan remaja melalui hitsnya yang berjudul “Please Don’t Go”. Bersamaan itu penampilan Homogenic di Soulnation Stage dan Gamaliel, Audrey & Cantika di panggung Tebs tetap memiliki penggemarnya tersendiri. Puncak acara di hari kedua itu terletak di pukul 23.00 yang menampilkan LMFAO sebagai special show malam itu. Penampilan LMFAO di L.A. Lights Main Stage sudah ditunggu jauh sebelum acara dimulai. Antrian panjang terlihat hampir disetiap pintu masuk hall. Walaupun padat tapi kondisi tetap kondusif, ketika personil LMFAO memulai aksinya serentak jeritan penonton beradu dengan musik up beat yang menghentak. Penampilan LMFAO malam itu sangat spektakuler diiringi lebih dari lima orang dancer handal, LMFAO memang pantas untuk dinanti. Sepanjang show duo electro hop asal Amerika Serikat ini selalu melakukan gerakan shuffle dance yang diikuti oleh seluruh penonton. Saat mereka menyanyikan Party Rock Anthem ini menjadi puncak acara yang dinanti-nanti. Dihari terakhir tentunya kehadiran Sophie Ellis Bextor dan Public Enemy serta sejumlah penampilan lainnya menutup Java Soulnation tahun ini dengan rasa puas para pengunjung dan tentunya menanti kejutan lain di tahun depan. (BW) Foto DOK. FAR MAGAZINE

Ada berbagai macam cara untuk merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia, salah satunya ialah dengan menampilkan ulang memori perjuangan kemerdekaan melalui foto-foto, seperti yang dilakukan oleh Galeri Foto Jurnalisik Antara (GFJA). Sejumlah 66 foto hasil jepretan Mendur bersaudara dan rekanrekan di Indonesian Press Photo Service (IPPHOS) ditampilkan sejak 20 Agustus hingga 19 September 2011. Foto-foto ini merangkum perjalanan perjuangan Indonesia dari hari proklamasi di Pegangsaan hingga perayaan hari kemerdekaan di istana merdeka (Rijswijk) pada 17 Agustus 1950. Berbeda dengan pameran dengan tema serupa yang pernah diadakan GFJA dua tahun lalu, 66 foto yang ditampilkan di pameran ini adalah foto-foto yang jarang atau bahkan belum pernah di-publish, baik di media massa mau pun di buku-buku sejarah yang biasa kita temui. Melalui fotografi, Mendur bersaudara bersama IP-

PHOS bukan sekedar mendokumentasikan momenmomen bersejarah Indonesia, tetapi juga mencoba mengangkat semangat serta optimisme masyarakat. Terasa benar jika kita melihat foto-foto yang selalu menampilkan suasana bahagia, keakraban dan kebersatuan antara rakyat dan para pemimpin bangsa serta ekspresi-ekspresi semangat juang para tentara. Foto-foto itu juga sekaligus membawa citra positif Indonesia di mata dunia. Tak ayal, jika disebut bahwa kamera adalah salah satu senjata perjuangan Mendur bersaudara dan rekan-rekan. Acara diskusi mengenai “fotografi sejarah dan refleksinya terhadap kreatifitas”yang dibawakan oleh Yudhi Soerjoatmodjo pada 11 September membuat rangkaian acara ini menjadi sempurna. Semoga dengan melihat memori perjuangan ini, bangsa Indonesia akan terus berjuang memajukan Indonesia yang kini tengah porak poranda. (RR). FOTO: FAR Magazine 49


heat n beat

Pada seri kuliah umum filsafat kali ini Komunitas Salihara memilih sastra untuk dikaji. Tema besarnya ialah Pemikiran Keindonesian dalam Sastra. Kuliah umum ini diadakan pada Rabu di tiap minggunya sepanjang 14 September – 5 Oktober. Ada pun materinya adalah: Pramoedya dan Pemikiran Kebangsaan, dibawakan oleh Ignas Kleden; Kesusastraan Sebelum Perang Kemerdekaan, dibawakan oleh Sapardi Djoko Damono; Keindonesiaan dalam Pemikiran Sastrawan Perempuan yang dibawakan oleh Manneke Budiman; dan Pemikiranan Keindonesiaan dalam Sastra yang dibawakan oleh Arif Bagus Prasetyo. Secara umum kuliah umum ini berisi bahwa setelah Sumpah Pemuda, bahasa dan sastra Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pemikiran mengenai indonesia dan kemerdekaan. Pada sesi kuliah Pramoedya dan Pemikiran Kebangsaan misalnya, Ignas Kleden mengutarakan perspektif-perspektif dalam membaca novel Tetralogi Buru karya Pramoedya. Ignas Kleden juga banyak memaparkan permasalahan gender dalam novel tersebut, dimana wanita selalu diposisikan sebagai orang yang baik dan patuh, sementara kejahatan dan perilaku antagonis selalu dilakukan oleh pria. (RR)

50 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

AWESOME! Ya kata itu yang bisa diluapkan para fans Paramore ketika mereka menggelar konsernya di Pantai Karnaval Ancol (19/08/2011) kemarin. Akhirnya mereka datang ke Indonesia karena ribuan permintaan para fans mereka disini. Showmaxx Entertainment selaku promotor berhasil menggaet band yang berasal dari Franklin, Tennessee, Amerika Serikat ini untuk menggelar konsernya di Indonesia. Dan Bali yang pertama menjadi tujuan konser mereka. Tepat pukul 19.00 wib gate dibuka, dan The Swellers yang ditunjuk sebagai band pembuka dalam rangkaian tour tersebut. Tak lama setelah The Swellers tampil, suasana panggung menjadi gelap dan satu persatu personil Paramore memasuki panggung. Yaitu, Hayley Williams (vocal), Jeremy Davis (bass), dan Taylor York (gitar) mereka tetap tampil bertiga dan ada penambahan tiga orang additional player. Yang cukup disayangkan adalah, Paramore tampil di Indonesia setelah kehilangan dua personilnya yaitu Josh Farro dan Zac Farro. Farro bersaudara memutuskan untuk keluar dari band yang bersama mereka bentuk pada tahun 2004 ini pada akhir tahun 2010. Euphoria penonton pun pecah ketika lagu “Ignorance”, “Feeling Sorry”, dan “That’s What You Get” dibawakan, dan Hayley Williams tampil sangat energik sekali pada malam itu dengan tanktop hitam dan jeans two-tone. “Siapa yang sudah pernah menonton Paramore sebelumnya?.. Bagus dan terimakasih karena sudah mau datang kembali. Sekarang, siapa yang baru pertama kali menyaksikan Paramore? Well, selamat datang di keluarga besar Paramore”. kata penyambutan Hayley Williams kepada penonton. Sedikit meredam tempo, Paramore tampil dengan akustik lagu seperti “When It Rains”, “Where The Lines Overlap” dan “Misguided Ghost” dibawakan dengan sempurna. Setelah set akustik selesai, semua personil pun keluar dari panggung. Mereka tak lama meninggalkan panggung dan Hayley CS kembali naik. Ada sedikit yang beda disini, ternyata Hayley mengenakan Blangkon di kepalanya dan lagu “Crush Crush Crush” dibawakan. Sebelum encore lagu “The Only Exception” pun dibawakan, lagu balada bertempo lambat ini dan membuat pantai Karnaval, Ancol ber-sing a long bersama. Kemudian “Brick By Boring Brick” dan sebagai lagu puncak “Misery Business” pun mereka bawakan sebagai penutup konser malam itu. Dan Hayley pun mengajak 3 orang penonton ke atas panggung untuk bernyanyi bersamanya. (AWP)

Bienal Sastra Utan Kayu-Salihara kembali diadakan, kali ini pada 08-39 Oktober 2011. “Klasik nan Asyik” menjadi tema yang akan diangkat pada gelaran keenamnya ini. Selain sebagai bentuk perayaan kembali sejarah yang membentuk kesusastraan kita hari ini, acara ini juga diharapkan bisa memeberikan pendekatan dan perspektif baru demi membangun kesusastraan masa depan. Rangkaian yang akan dilaksanakan adalah: pentas dan bincang sastra bersama sastrawan dalam dan luar negeri, pementasan musik yang dibuat berdasarkan tafsir atas karya sastra, loka karya baca sastra untuk guru dan umum, serta Gerakan Indonesia Membaca Sastra. Selain bertempat di Galeri Salihara, ada rangkaian acara yang akan dihelat di Taman Ismail Marzuki. Untuk menambah suasana interaktif, penyelenggara akan menghadirkan Pohon Sastra. Melalui Pohon Sastra ini, pengunjung dapat saling berbagi kutipan sastra favoritnya dengan cara menulis dan menggantungkannya di pohon tersebut. Tak sabar menunggu bukan? Pantau terus perkembangannya di www.salihara.org (RR).


heat n beat Bertempat di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Ken Zuraida sebagai sutradara menggelar sebuah pertunjukan teater karya Rendra berjudul Mastodon Dan Burung Kondor pada tanggal 11-14 Agustus 2011. Mastodon Dan Burung Kondor merupakan salah satu karya Rendra yang fenomenal. Pertama kali dipentaskan pada 1973 di Yogyakarta, lalu menyusul Bandung dan Jakarta di tahun yang sama. Tapi setelah itu, karya Rendra ini seolah tenggelam dan tidak pernah dipentaskan lagi. Mastodon Dan Burung Kondor bercerita tentang kondisi sosial politik di sebuah negeri imajiner di kawasan Amerika Latin yang penuh dengan korupsi, ketimpangan sosial, kebohongan publik dan berbagai kebobrokan lainnya. Sebuah kondisi yang juga memiliki relevansi dengan apa yang tengah terjadi di negeri kita. Menonton pertunjukan Mastodon Dan Burung Kondor ini, seolah kita bercermin dan di cermin tersebut menampilkan betapa buruk wajah kita sebagai bangsa bermental korup yang tak segan-segan membunuh, merampas dan memperkosa hak-hak rakyat dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuantujuan pribadi. (PH)

Galeri Nasional Indonesia Jakarta menggelar Pameran Seni Rupa 50 TAHUN SANGGAR BUMI TARUNG pada tanggal 22 September hingga 2 Oktober 2011. Pameran ini dibuka oleh Ketua MPR RI Bpk Taufik Kiemas yang juga dimeriahkan oleh pertunjukan kesenian rakyat yaitu tari topeng dan debus, yang menampilkan berbagai karya seni rupa berupa seni lukis, patung dan seni grafis dengan berbagai ukuran dan media yang bertema perjuangan Indonesia, kesenjangan sosial, kritik dan sejarah Sanggar Bumi Tarung itu sendiri dari perupa yang di masa rezim Orde Baru dicap “kiriâ€?. Didirikan oleh Amrus Natalsya, Sutopo, Suhardjija Pudjanadi, Kuslan Budiman, Misbach Tamrin, Haryatno, Djoko Pekik, Isa Hasanda, Adrianus Gumelar, Harmani, Ng Sembiring, dan Sabri Djamal pada tahun 1961 di Yogyakarta, Sanggar Bumi Tarung ini menggelar pameran pertama di Balai Budaya Jakarta pada tahun 1962. Selain pameran, juga v berbagai mata acara seperti workshop, peluncuran dan bedah buku, dan juga pemutaran film dokumenter tentang Sanggar Bumi Tarung. (PH)

Komunitas Salihara kembali menggelar festival film alternatif Q Film Festival. Festival yang sudah rutin digelar sejak 2002 ini akan berlangsung pada 1-7 Oktober 2011. Sebagai bentuk apresiasi serta dukungan terhadap kebebasan berekspresi manusia, Q Film Festival akan memutarkan film-film yang mengangkat wacana lesbian, gay, bisexual serta transvestites (LGBT). Selain Komunitas Salihara, Q Film Festival juga akan diselenggarakan di CCF Salemba, Erasmus Huis, Ruangrupa, Kontras, Kineforum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara. Selama penyelenggaraannya Q Film Festival sudah memutar lebih dari 800 judul film dan dihadiri oleh sekitar 160.000 pengunjung. Tak ayal jika saat ini Q Film Festival menjadi film bertema LGBT terbesar di Asia dalam jumlah hal jumlah film dan durasi festival. Sejak tahun 2006 pun festival ini sudah diakui sebagai bagian dari Teeddy Award Section di Berlin Film Festival: program Teddy on Tour. Melihat keberhasilannya, sepertinya tidak ada alasan untuk kita tidak datang menyaksikannya. (RR). 51


heat n beat

JANGAN TAKUT UNTUK BERMIMPI!

S

atu lagi band alternative rock hadir untuk ikut meramaikan peta musik tanah air. Band asal Jakarta yang terdiri dari Lazuardi Febryan a.k.a Ryan (bass), Zefanya Legrans a.k.a Efan (vocal gitar), Joe Johan a.k.a Joe (gitar) dan Elvas Mediaga a.k.a Elvas (drum) ini menamakan diri sebagai TEBAR PESONA. Penasaran seperti apa mereka? Simak bincang-bincang FAR Magazine dengan empat pria pemimpi ini, beberapa hari setelah peluncuran album mereka yang bertajuk RAIH IMPIAN...

Sejak kapan TEBAR PESONA berdiri? Dan bagaimana awalnya?

Tebar pesona berdiri pada akhir 2002. Kita awalnya adalah temanteman nongkrong, dan kebetulan kita punya minat musik yang sama. Ya udah, akhirnya sejak saat itu kita mulai membentuk TEBAR PESONA ini. 52 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

Mengapa memilih nama TEBAR PESONA? Apakah kalian sedemikian yakinnya bahwa kalian adalah priapria yang mempesona?

Hahaha..., ya nggak gitu juga. Sebenarnya sih, biar simple dan gampang diingat aja. Ini kan unik juga, Indonesia banget. Dan juga biar bikin orang-orang yang belum tahu jadi penasaran. Ini apa sih? Tapi bukan berarti kami cowok-cowok nakal lho. Ya itu tadi alasannya, biar gampang diingat aja.

Kalau menurut kalian, apa sebenarnya aliran musik dari TEBAR PESONA ini? Pada dasarnya, kami berangkat dari punk rock. Tapi pada perjalanan selanjutnya, kami juga mulai merambah wilayah alternative rock. Menurut kami itu lebih universal, karena kami juga nggak mau membatasi diri pada jenis aliran tertentu aja.

Siapa saja musisi yang menginfluence TEBAR PESONA? Ya..., banyak juga kalau disebutkan satu persatu. Kalau yang dari luar, misalnya Blink 182, New Found Glory, Rufio dan masih banyak lagi yang lainnya. Kalau artis lokal, semua kami suka. Mereka juga jadi panutan buat kami untuk terus produktif berkarya.

Kalau ada kesempatan, adakah artis lokal yang ingin kalian ajak untuk berkolaborasi? Dan jelaskan alasannya... Ada beberapa, misalnya Indra Lesmana. Karena dia itu musisi yang jenius. Lalu ada Ebiet G. Ade, karena dia punya kekuatan dalam penulisan lyric yang mampu menggugah emosi pendengarnya. Yang berikutnya ada Koes Plus, karena mereka adalah legenda hidup dalam dunia musik Indonesia. Mereka

sangat inspiratif, dan kami ingin seperti mereka. Bayangkan, sudah berapa puluh tahun yang lalu mereka berdiri dan mengalami masa kejayaannya, tapi hingga hari ini, masih banyak orang bahkan anak-anak muda yang menggandrungi musik mereka. Kami berharap, lagu-lagu kami juga bisa everlasting seperti lagu-lagu mereka. Dan yang terakhir yaitu Iwan Fals, karena dia kharismatik dan sangat berpengaruh bagi peta musik tanah air. Lagu-lagunya mampu menyuarakan aspirasi rakyat, dan sampai detik ini masih relevan dengan kondisi sosial politik Indonesia. Dia lebih mampu mewakili isi hati rakyat Indonesia dari pada para pejabat di gedung parlemen.

Dari sekian banyak aliran musik, mengapa memilih aliran alternative rock?

Karena menurut kami ini sangat universal. Punk-nya ada, pop-


nya ada dan rock-nya juga ada. Semuanya berusaha kami ramu dan kami kemas dalam TEBAR PESONA. Jadi musik kami ini nggak segmented, dalam artian bisa masuk ke kuping semua orang dari berbagai komunitas dan berbagai kalangan. Kata alternative itu sendiri kan bisa punya banyak arti. Dan kami kembalikan lagi ke masyarakat untuk menilai dan mengartikannya.

Bagaimana konsep dari album kalian yang bertajuk RAIH IMPIAN ini? Melalui album ini, kami ingin menginspirasi dan mengajak orang-orang untuk tidak takut meraih impian. Kita pasti bisa, kalau kita mau dan berusaha.

Kapan dan di mana acara launching untuk album kalian ini?

Album ini kami rilis 9 September 2011. Ini adalah album kedua. Album pertama sudah kami rilis pada 12 Juni 2010. Kalau untuk launching-nya, tempat dan waktu belum bisa kami pastikan, karena masih ada beberapa proses lagi yang harus kami lalui dengan pihak label. Tapi berbeda dengan launching album pertama di mana TEBAR PESONA bersama dengan SUPERMAN IS DEAD membuat sebuah acara pertunjukan musik untuk fansfans kami, untuk album kedua ini mungkin kami akan lebih fokus pada teman-teman dari media.

Di luar personil TEBAR PESONA sendiri, adakah musisi lain yang terlibat dalam penggarapan album ini?

Ada, yaitu Dadi dari Superglad. Dia mengisi part-part gitar dan backing vocal, dan juga ikut menulis lyric.

Apakah kalian juga adalah para pemimpi?

Ya, kami semua adalah para pemimpi. Dan album kedua ini juga adalah hasil dari mimpimimpi kami yang kami tuangkan

sebagai tema, lalu menjadi musik dan lyric, sehingga terciptalah album kedua ini.

Selain itu, tema-tema apa lagi yang biasanya diangkat dalam lyric lagu kalian?

Tentang cinta. Menurut kami, cinta itu kan universal. Bukan cuma soal hubungan dengan lawan jenis, tapi juga cinta dalam arti yang lebih luas. Cinta pada lingkungan, cinta pada alam, cinta pada orang tua, cinta pada persahabatan, dan sebagainya.

Apa mimpi terbesar kalian?

Kami ingin agar TEBAR PESONA bisa diterima oleh masyarakat pecinta musik di Indonesia. Selain itu kami juga punya mimpi bahwa suatu saat nanti, dunia akan mengenal TEBAR PESONA sebagai sebuah band yang bagus dari Indonesia. Mantaaappp... Hahahaha...

Bagaimana usaha kalian untuk mewujudkan mimpi tersebut?

Rajin, disiplin, solid, berusaha keras, dan tentu saja disertai dengan doa. Dan satu hal yang tidak kalah penting, yaitu nasib. Ini adalah faktor x yang kerap kali di luar perhitungan, tapi turut berpengaruh dalam proses meraih impian. Ya, menurut kami, segala hal itu juga punya faktor x yaitu nasib. Makanya dalam usaha meraih impian harus disertai juga dengan doa, agar dapat merubah nasib. Hahahaha...

Bagaimana kalian menilai scene music punk di tanah air?

Saat ini, penjelajahan kreatif musik punk sudah semakin luas dan modern. Para musisi sudah tidak ragu-ragu lagi untuk memadukan punk dengan jenis musik lain, seperti pop, disco, bahkan dengan unsur musik lokal seperti keroncong, yang membuat musik punk menjadi lebih kaya dengan warna.

mengikuti saja selera pasar?

Kita lihat ke depannya aja. Kami tidak mau munafik. Intinya, kami akan melakukan yang terbaik untuk TEBAR PESONA. Kami tidak menutup kemungkinan, selama itu adalah langkah yang terbaik, maka akan kami lakukan. Toh nanti publik sendiri yang akan menilainya.

Seandainya ada label besar yang mau merangkul kalian, tapi dengan berbagai intervensi, apakah kalian mau?

Kenapa enggak? Kalau memang output-nya akan lebih baik bagi perkembangan TEBAR PESONA di masa yang akan datang, kami sih oke-oke saja.

Kalian tidak takut dibilang tidak punya idealisme?

Menurut kami, idealisme itu juga punya arti luas. Idealisme itu kan pondasi untuk membangun sesuatu. Makanya, sebelum membangun sesuatu, pondasinya harus kuat dulu. Idealisme juga bisa berarti ciri khas. Kalau ada label besar yang mau merangkul kita, berarti kan label tersebut sudah menilai bahwa TEBAR PESONA memang punya ciri khas, dan ciri khas itu terbentuk dari idealisme.

Pernah main di mana saja?

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang Banten dan Bandung. Selain itu juga di beberapa stasiun TV lokal.

Apa arti aksi panggung bagi kalian?

Di jalur entertainment ini, tujuan kita kan untuk menghibur publik. Nggak mungkin juga kalau kita di atas panggung cuma statis aja. Banyak hal yang bisa kita lakukan di atas panggung dengan tujuan untuk menghibur. Interaksi dengan audiens adalah cara kami untuk saling berkomunikasi di atas panggung. (PH) FOTO: FAR MAGAZINE

Kalian akan tetap konsisten di jalur musik ini, atau akan 53


Crop top by PORTE, at www.portethelabel.com

54 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


55


Pleated top by FBUDI at Voila Earrings stylist’s own

56 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


Earrings stylist’s own 57


Floral necklace worn as headpiece by ONLY I, at Voila Patterned top by ANIAKI, at Voila Drapery skirt by PORTE, at www.portethelabel.com 58 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


Floral necklace worn as headpiece by ONLY I, at Voila Patterned top by ANIAKI, at Voila

59


Floral top, stylist’s own

60 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


Crop top by PORTE, at www.portethelabel.com Silver necklace by CHEAP MONDAY, at Tribute Hair and Make up : Shabura Sebastian Styiling : Tiza Caesara Model : Nadedja Kovba / DAMN! Inc. 61


62 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


63


Lucky No 7

TICK TOCK Cycle Black Rp 480.000

SOBER DENIM Ikat Frame Blazer Red Rp 650.000

DEBRA ZEBRA Mini Instax 50s Rp 1.630.000

CLEMENTINE Abigail Army Green Rp 328.000

PLAY WITH TONE TICK TOCK Wooden Glasses Harpot Rp 500.000

DEBRA ZEBRA The Journey Rp 168.000

64 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

TICK TOCK Truck Coffe Table Rp 3.950.000


THE BALLET CATS TGD - STOY Half Puss Rp 205.000

PLASTIC CULTURE Munny V4 White & Custom Rp 350.000

PLASTIC CULTURE Ugly Tin Truck “Wage & babo Breakfast Rp 200.000

MELISSA Enjoying Pink Nude Rp 800.000

TICK TOCK Mini Japan Post Rp 250.000

ACCUPUNTO Candle Holder Pao Fosil Medium Rp 330.000

TICK TOCK Clock Rc 26 Rp 375.000

65


CAYENNE Under Bed Orange Rp 119.000

DEBRA ZEBRA Shoes bag Rp 42.000

(X) S.M.L Orange Motif Rp 1.119.000

TICK TOCK Lantern Black Rp 95.000

Tick Tock Vintage Table Clock Rp 2.250.000

CLEMENTINE Computer Sleeve Bag Rp 328.000 66 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

DEBRA ZEBRA Film Rilakuma & Film Wide Rp 120.000


PLASTIC CULTURE Mictlan Rp 750.000 AKSARA Abitare Rp 1.020.000

SEBA SHOES Spain Green Rp 550.000

PLASTIC CULTURE Ugly Tin Robot Rp 120.000 DEBRA ZEBRA Lubitel Key chain Rp 78.000

DEBRA ZEBRA Film Toy Story Rp 145.000

CAYENNE Pillow tenun Rp 369.900

67


social brew

D

i tahun 70-an Koes Plus menciptakan lagu Kolam Susu. Sebuah lagu manis yang bercerita tentang kemakmuran Tanah Air Indonesia. “Orang bilang tanah kita tanah Surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman,� begitulah salah satu bait liriknya. Kini, 30 tahun setelahnya, saya mendengarkan lagu itu. Masih manis terdengar memang, namun, jika bait-bait liriknya saya hubungkan dengan situasi sekarang kok seperti ada yang mengganjal. Sebutan sebagai negara agraris sepertinya belum lepas dari Indonesia, tapi mengapa isu-isu tentang kelaparan, kekurangan gizi dan kemiskin selalu ramai menjadi berita? Ketika saya menuliskan ini, belum genap sebulan kita menyudahi bulan Ramadhan. Tak ayal jika nuansa serta memorinya masih lengket hinggap di kesaharian kita. Isu kuliner seolah menjadi selebritis yang kerap dibicarakan di bulan yang katanya penuh berkah itu. Dari mulai makanan sahur, kolak untuk buka puasa, sirup rasa buah, kue lebaran, opor ayam, hingga beras untuk zakat kerap bulak-balik dalam pikiran. Sejumlah ritual makan bersama pun tidak pernah luput mewar68 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

nai gaya hidup kita masyarakat perkotaan. Makanan menjadi medium untuk kita berkumpul mengatasnamakan silaturahmi. Buka puasa bersama di restoran mewah, acara sahur on the road, hingga open house saat lebaran. Sayangnya, kemewahan makanan selama perayaan bulan puasa hanya menjadi milik kaum berada saja, tidak bagi kaum bawah. Mengenai hal ini, ada satu memori yang melekat di benak saya yaitu berita mengenai acara bagi-bagi zakat - baik berupa uang tunai atau sembako - dari hartawan kepada masyarakat. Berbondongbondong masyarakat kelas bawah pun datang. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, bisa sampai ribuan. Karena pengaturan yang kurang baik membuat kondisi tidak terkontrol, tak jarang akhirnya acara itu berakhir ricuh, bahkan ada yang sampai memakan korban. Alih-alih bagi-bagi berkah kegiatan ini malah membawa mala petaka. Sedihnya lagi, berita ricuh di acara bagi-bagi zakat masih belum seberapa. Hati saya pun masih terasa ngilu kalau mengingat berita di Poskota beberapa waktu lalu. Di sebuah daerah ada anak yang hanya diberi makan nasi berlauk kerupuk. Awal Septem-


social brew

ber lalu pun, situs-situs berita gencar memberitakan bencana kelaparan yang menimpa warga NTT. Peristiwa-peristiwa ini secara tegas menujukkan bahwa kondisi pangan di Indonesia masih tidak merata. Desa Sejahtera, salah satu LSM yang fokus mengaji persoalan pangan, melansir data dari FAO. Menurut data tersebut, saat ini ada 1.000.000.000 orang tidur dengan perut lapar. Masyarakat miskin di pedesaan, di perkotaan dan para korban bencana adalah kelompok terbesar yang menderita. Sebagian besar kaum miskin itu tinggal di pedesaan di negaranegara berkembang. Di Indonesia sendiri krisis pangan ini melanda lebih kurang 65,34 juta penduduk. Menyedihkan. Lalu apa yang harus kita lakukan? Untuk menjawab pertanyaan ini, Bapak Tejo Wahyu Jatmiko, Koordinator Aliansi untuk Desa Sejahtera, menyebutkan beberapa hal. Pertama, kita harus bisa merubah pola konsumsi kita. Jangan terlalu tergantung pada beras untuk makanan pokok. “Kita harus bisa lepas dari doktrin bukan manusia kalau nggak makan beras.

Dengan pola konsumsi seperti itu berdampak pada petani lokal melainkan yang lebih global,” Ungkap Pak Tejo. “Tingkat konsumsi beras di Indonesia itu 139 kg perorang tiap tahunnya. Tertinggi ketiga di dunia. Padahal tidak semua daerah bisa menghasilkan beras,” Tambahnya. Oleh karena itu, kita harus bisa mencoba makanan karbohidrat lainnya seperti singkong, jagung atau pun gandum. Gaya hidup konsumtif kita sebagai masyarakat urban pun patut menjadi sorotan juga dalam persoalan ini. Pasalnya, kita kerap memandang makanan bukan lagi sekedar dilihat dari fungsi biologisnya. Makanan menjadi medium untuk bersenang-senang. Makanan ialah gaya hidup. Perilaku konsumtif yang kerap melekat pun membuat selalu membeli sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Jadilah, makanan-makanan yang terbuang pun semakin banyak. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan FAO menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari seluruh makanan yang diproduksi untuk manusia terbuang. Pola makan yang konsumtif ini sudah seharusnya dikurangi, Pak Tejo pun mengatakan bahwa jika dikonsumsi secukupnya kelebihan

pangan itu bisa menanggung tiga milyar orang yang kekurangan pangan. Perilaku konstumtif itu pun menjadi salah satu alasan mengapa Indonesia yang subur ini masih saja harus impor bahan pangan. Angka impor negeri kita sangat tinggi, loh. Dari mulai beras, kedelai, garam. Tiap tahunnya kita mengimpor 11,33 juta ton bahan makanan. Sementara nilai ekspornya kalah jauh. Pak Tejo mengatakan, salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi angka impor ini adalah mengubah cara pikir kita terhadap makanan impor “Mindset bahwa pangan impor jauh lebih bagus, lebih sehat dan lebih berkelas itu harus dibuang.” Ujarnya. Aksi-aksi ini pun masih belum cukup. Peran pemerintah juga perlu digalakkan lagi untuk memperhatikan kesejahteraan para penghasil pangan (petani, nelayan dan peternak). “Indonesia itu kan negara pertanian tapi kesejahteraan petaninya kurang perhatian. Saat butuh pupuk persediannya tidak ada. Petani indonesia pun cuma punya lahan 0,3 hektar. Tidak cukup untuk menghidupi mereka. Selain itu Alih fungsi lahan, dari lahan pertanian ke lahan

perumahan pun semakin cepat,” keluh Pak Tejo. Jika hal-hal itu tidak diperhatikan pemerinta, kita tidak mungkin mencetak bahan pangan baru. Nah, setelah mengetahui faktafakta mengenai persoalan pangan ini, mari kita berintropeksi. Tidak perlu saling tuding-menuding. Pelajari seluk-beluk mengenai bahan pangan alternatif serta cara pengembangannya. Dengan begitu kita tidak akan menjadi bangsa yang kaya namun tidak tahu apa saja kekayaannya. Kesejahteraan yang merata pun bukan lagi menjadi mimpi. (RR) ILUSTRASI : FAR MAGAZINE.

69


nanny’s Pavillon TERRACE

Sogo Central Park Jl. Letjend S. Parman kav 28 Jakarta Barat Ph. 021-56998 5750 / 5698 5751 Weekdays : 10.00 - 22.00 Weekend : 10.00 - 24.00 Ketika anda sudah lelah berkeliling Central Park Mall, Jakarta Barat dan ingin menikmati aneka makanan nikmat dan minuman segar tempat inilah yang pas untuk anda singgahi Nanny’s Pavillion. Restaurant ini merupakan cabang kelima yang hadir dengan tema fresh dan unik yaitu teras (terrace) bagian lain dari Nanny’s Pavillion setelah di cabang sebelumnya bertemakan bathroom, living room, Garden, dan library. Dengan tema ini ketika masuk ke dalam area restaurant anda akan dibuat seperti benar-benar berada pada sebuah teras rumah yang sejuk dan nyaman. Dengan konsep American Culture, Nanny’s Pavillion didominasi oleh warna putih dan hijau apel yang ceria namun menenangkan, kemudian elemen kayu mendominasi furniture yang ada, dilengkapi dengan aneka pohon yang membuat nuansa teras semakin hidup. Dekorasi yang kuat juga menghadirkan bangku ayunan yang dihiasi tanaman bersulur yang merambat menjadi daya tarik tersendiri. Nanny’s Pavillion Terrace terbagi menjadi dua area yaitu in70 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


Sangria Gwen’s Guava

Blueberry Lemonade

door dan outdoor, pada bagian indoor selain bangku ayunan juga terdapat mini bar pada sudut depan restaurant dimana anda dapat melihat secara langsung bagaimana proses penyajian dari aneka hidangan yang terdapat di restaurant ini. Sedangkan untuk di bagian luar, pembatas area dikelilingi oleh pagar kayu putih yang rendah, bangku-bangku besi dilengkapi dengan semilir angin yang membuat anda merasa berada di teras ala American Culture. Selain hadir dengn konsep terrace yang tidak biasa, Nanny’s Pavillion tentunya juga memiliki aneka hidangan dan minuman yang pastinya tidak kalah unik. Dengan taste French American dipastikan kenyaman anda akan makin terasa pas dengan menyantap hidangan lezat. Seperti Nanny’s Chicken Salad yang segar nan sehat berisi romaine lettuce, grilled chicken breast, sunny side up dan garlic bread disiram dengan dressing khusus ala Nanny’s Pavillion. Untuk menu yang satu ini dijamin akan membuat anda merasa begitu istimewa Blueberry Cheese Roll Pancake, dua buah pancake gulung berisi cream cheese gurih yang dilengkapi dengan vanila ice cream dengan blueberry sauce yang membaurkan rasa manis, gurih dan asam menjadi satu

sajian yang fantastik. Untuk pasta Mom’s Green Spaghetti dengan irisan smoke beef dan bumbu khusus ini memang bisa menjadi salah satu menu favorit untuk anda. Selain itu anda bisa mencoba aneka baked rice ataupun steak. Terdapat juga menu khusus untuk anak yang dihidangkan dengan bentuk yang menarik. Makanan yang lezat semakin sempurna dilengkapi dengan aneka minuman segar yang melegakan tenggorokan. Nanny’s Cocktail dalam dua pilihan rasa mango atau blueberry, untuk minuman yang satu ini disajikan dalam ukuran besar untuk 4 orang, anda juga bisa mencicipi Sangria gwen’s Guava dengan rasa yang special dilengkapin potongan buah segar ataupun aneka Fresh Blend Lemonade untuk minuman yang ini citarasa buah-buahan berbaur dengan kesegaran soda pas untuk diminum saat siang hari. Nanny’s Pavillion selalu hadir dengan memberikan kenyaman dengan konsep yang unik dilengkapi dengan aneka makanan dan minuman yang pastinya lezat hingga membuat anda merasa selalu ingin kembali datang dan berpetualang menyicipi setiap atmosfir berbeda yang ditawarkan oleh setiap tema di Nanny’s Pavillion. Recommended! (BW) Foto DOK. FAR Magazine & DOK. Nanny’s Pavillion

Strawberry Lemonade Mom’s Green Spaghetti

Guava Lemonade

Blueberry Cheese Roll Pancake

Nanny’s Chicken Salad

71


in my activity “Berawal dari ikut ayahnya yang seorang pemadam kebakaran latihan melewati halang rintang, David Belle kemudian mengaplikasikan teknik-teknik tersebut di lingkungan seharihari di Prancis sana. Dari situ lah, Parkour sebagai seni berpindah tempat yang mengutamakan efisiensi dan efektifitas berkembang. Hingga kini, disiplin ini sudah ditularkan nyaris ke semua negara, termasuk di Indonesia.”

P

“Seni Gerak Yang Kaya Nilai”

arkour mulai dikenal Indonesia di tahun 2007. Di tahun pertamanya, Malang, Bandung, Yogya, Surabaya dan Jakarta menjadi lima kota pertama yang mulai menggeluti kegiatan Parkour ini. Melalui obrol-obrol lewat forum di dunia maya akhirnya mereka bersatu membentuk Parkour Indonesia. Dari situlah 17 Juli 2007 pun dimantapkan sebagai hari jadi Parkour Indonesia. Kini, nyaris disetiap kota-kota besar di Indonesia memiliki organisasi Parkour-nya.

Parkour 72 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


Di Jakarta sendiri, komunitas Parkour-nya dimulai oleh segelintir orang saja. Di antaranya adalah Fadli dan Daniel. Dari segelintir orang tersebut, kini mereka sudah menarik peminat lebih banyak. Menurut pendataan yang dilakukan pada Mei kemarin, ada sekitar 60 anggota tetap yang tergabung. Kalau dihitung jumlah orang ikut berlatih, Daniel menyatakan jumlahnya bisa lebih dari seribu orang. Menariknya lagi, para anggota ini tidak dibatasi umur dan jenis kelaminnya. Bahkan anak kelas 1 SD pun pernah gabung latihan. Mengambil tempat di Gelora Bung Karno, Senayan anak-anak Parkour Jakarta ini rutin latihan tiap Minggu pagi. Nah, bagi kita yang tertarik untuk gabung mencoba seperti apa sih Parkour itu kita bisa langsung datang ke sana. Tidak ada pungutan biaya sama sekali. Cukup datang bawa diri. Di sana kita bakal diajarkan teknik-

teknik dasar Parkour. Bukan cuma latihan rutin aja yang diadakan oleh komunitas ini. Untuk saling memupuk rasa persaudaraan, para anggota parkour tiap kota ini sering melakukan jamming, melalui ajang ini mereka saling bertukar informasi dan saling mengajarkan teknik-teknik terkini. Pertengahan September kemarin pun, diadakan Jamming Nasional di Yogyakarta. Komunitas Parkour dari tiap kota berkumpul disana. Kebayangkan gimana ramai dan serunya. Sekilas parkour memang terlihat sebagai olahraga ektrim. Apalagi kalau kita liat aksi yang sering dilakukannya. Melompat dari ketinggian, berguling-guling di tanah, memanjat tembok hingga melompati mobil. Tapi ternyata, Parkour bawaan David Belle ini tidak bisa disebut sebagai cabang olahraga. “Parkour itu tidak bisa dikotak-kotakkan sebagai olahraga. Lebih tepatnya parkour disebut sebagai suatu disiplin atau

seni,� ungkap Daniel. Sebagai disiplin yang bukan cabang olahraga, nggak ada tuh yang namanya kompetisi-kompetisi. Parkour sangat menjunjung tinggi nilai kebersamaan, dan semangat saling berbagi. kompetisi hanya akan membuat para anggota parkour jadi bersaing untuk jago-jagoan teknik. Semua nilainilai itu terrangkum dalam slogan Parkour, yaitu etre fort pour etre utile’ yang artinya menjadi kuat dan berguna. Jadi, kekuatan yang didapat dari Parkour harus bisa diaplikasikan di kehidupan seharihari. Nah, setelah kita lihat dan kenali lebih dalam lagi, kita bakal tahu kalau parkour itu bukan sekedar aktivitas nekat-nekatan yang cuma mengandalkan nyali semata. Banyak nilai dan filosofi dari bisa kita ambil dari sini. Untuk bisa melewati rintangan dengan efektif dan efisien itu diperlukan

kreatifitas, kita perlu peka melihat celah. Selain itu, melawan rasa takut dan kemauan untuk bangkit dari kegagalan menjadi hal dilatih melalui parkour ini. Dengan terbiasa melewati rintangan melalui parkour kita juga bakal terbiasa melewati masalah-masalah dalam kehidupan. Betul nggak? Tertarik untuk gabung melintasi rintangan di komunitas Parkour Indonesia? Kalian bisa langsung kunjungi www.parkourindonesia. co.id. (RR). Selamat mencoba. foto by : Parkour Jakarta dan Fadli bullseye

73


in my closet

K

ualitasnya dalam bermusik tentu tidak diragukan lagi. Eno Gitara Ryanto atau yang biasa di kenal sebagai Eno “Netral� sang penabuh drum handal yang kini tidak hanya aktif sebagai pemain musik, tapi ia pun terjun langsung untuk mengajar drum di sekolah musik miliknya. Selain bermusik pria yang memiliki beberapa tindik ditubuhnya ini ternyata memiliki hobi seru. Maka khusus di edisi ini Eno berbagi cerita seputar koleksi, fashion dan kehidupannya saat ini.

Kegiatan saat ini?

seperti apa?

Sedang dalam proses menyelesaikan album terbaru (ke-11) dari Netral. Ada side project musik bersama SOB dan beberapa side project musik lainnya. Sekarang juga sedang sibuk di sekolah drum EDS (Eno Drums School) di sekolah itu gue juga turun langsung mengajar untuk private class selain itu tetap ngurusin toko Racerkids.

Gue biasanya lebih sering pakai T-shirt dan celana pendek. Kalau untuk bermain drum pasti memakai yang nyaman dan tidak menyusahkan diri sendiri, biasanya gw pakai kaos tanpa lengan. Sepatu juga lebih memilih kets. Untuk acara formil biasanya menyesuaikan saja yang penting rapi tapi santai.

Influences dalam bermusik siapa saja? Sejak gue kecil bokap suka dengerin musik-musik rock jaman dulu seperti Led Zeplin, The Police, Deep Purple yang bikin gue suka juga sampai sekarang. Selain itu gue juga suka dengerin Blink 182, Angels and Airwaves, dan berbagai jenis musik indie. Untuk di dalam negeri sendiri gue suka dengerin band-band yang punya ciri khas seperti Naif, Pas Band, dan Slank. Gue dengerin semua aliran musik biar wawasan musiknya luas, tapi untuk Netral tetap di genre Punk Rock.

Untuk gaya (style) keseharian 74 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

Merek sepatu yang paling nyaman dipakai? Gue paling nyaman memakai beberapa merek seperti DC, Rip Curl, Vans, dan Hush puppies.

Aksesoris yang suka dipakai? Gue terbiasa memakai topi, beberapa merek yang suka gue pakai diantaranya Racerkids, DC, dan Famous.

Barang jenis apa saja yang menjadi koleksi? Gue koleksi action figure mulai dari SMP kelas 3. Gue suka action figure yang memang benabenar gue tahu, misalnya dari tokoh-tokoh dari film, musisi, atau karakter-karakter lain yang


gue suka. Gue selalu mencari action figure yang ngga pasaran (limited edition) dan mengutamakan kualitas yang baik. Biasanya mencari di acara-acara toys fair, atau kadang kalau sedang di luar negeri seperti waktu ke Australia tau Singapore disempetin mampir di toko-toko mainan. Terkadang suka juga nitip sama teman yang sedang di luar negeri. Tapi kebanyakkan sih beli di Jakarta.

Gue suka yang oldschool, untuk laser disc sekarang sudah susah ngedapetinnya tapi kalau vinyl biasanya gue suka nyari di sunday market kalau lagi jalan-jalan di Australi.

Koleksi terakhir yang dibeli?Jumlah koleksi saat ini?

Merek parfum yang suka dipakai?

Sauron salah satu tokoh di Lord of the Rings adalah action figure terakhir yang gue beli di Bandung. Gue tertarik karena detailnya menarik dan kualitasnya bagus. Jumlah koleksi action figure gue sekitar 50 buah, dari ukuran dan harga yang bervariatif. Untuk budget paling mahal sekitar 2 juta, kalau diatas itu gue masih mikir-mikir buat ngebelinya.

CK Be (Calvin Klein) atau Burberry.

Koleksi selain action figure?

Film terakhir yang ditonton? Captain America dan Rise of the Planet of the Apes.

Hal yang dilakukan untuk killing time? Kongkow bareng temen, nonton, ngurusin sekolah dan toko, atau jalan-jalan ke pantai. (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE

Dari SMP gue suka ngumpulin laser disc dan mulai mengoleksi piringan hitam (vinyl) sejak SMA.

75


foreign exchange

niagara falls

D

Niagara Falls adalah air terjun yang paling terkuat dan terbesar di Amerika Utara. Produktif air terjun ini terletak di sungai Niagara yang mengalir ke danau Erie menyambung ke danau Ontario, dan membentuk perbatasan Internasional antara Negara bagian New York dan provinsi Kanada Ontario yang membentuk ujung dari bagian selatan taman Niagara. Air terjun ini terletak diantara kota – kota kembar Ontario dan New York yang mempunyai lebar 17 mil (27 km) utara – barat laut dari daerah Buffalo, New York dan 75 mil (121 km) selatan – tenggara dari daerah Toronto.

76 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

engan bantuan kemajuan teknologi yang pesat daerah sekitar Niagara sudah dipenuhi dengan restoran mewah, hotel berkelas, atraksi yang memukau, kasino modern, konser hingga kehidupan malam. Adapun tersedia lapangan golf, spa dan winery bagi pecinta anggur. Daerah ini merupakan tempat hiburan yang cocok untuk yang berpasangan, keluarga maupun anak – anak. Pendidikan atraksi yang disediakan disini seperti Butterfly Conservatory dan Marineland yang menyenangkan untuk keluarga dan anak – anak. Dan juga petualangan dari Maid of The Mist dimana para turis diajak untuk mendekati Niagara Falls itu sendiri dengan ferry. Di Niagara Falls inilah anda mendapatkan berbagai macam cara untuk mengalami salah satu keajaiban dunia. Terletak hanya 20 menit dari Buffalo International Airport dan satu jam dari daerah Toronto, Canada. Liburan yang mudah dan menyenangkan untuk direncanakan. Untuk menyebrang ke Toronto, Kanada dari Buffalo, New York Amerika ataupun sebaliknya akan diperlukan passport dan visa.


Maid of The Mist Harga Dewasa $13.50 (USD) $16.50 (CAD) Anak – Anak $7.85 (USD) $10.10 (CAD) Dibawah 5 thn Gratis Kurang dari 10% air yang mengalir di American Falls ini berkeseimbangan dengan air yang mengalir melalui Horseshoe Falls di Toronto. Dengan volum yang cukup besar inilah yang memberikan efek warna kehijauan dalam air. Cave of The Wind Cave of The Wind ini membawa anda lebih dekat dengan perairan Niagara Falls, dengan mengguna-

kan lift yang tingginya 53 meter dan menggunakan ponco yang disediakan anda akan dibawa turun kedalam gua mendekati perairan air terjun tersebut. Mengikuti pemandu yang mengantar anda untuk menapak ke “Hurricane Deck” yang terkenal. Jarak anda dari siraman air terjun Bridal Veil Falls hanya 6 meter, dengan tiupan angin kencang “Hurricane” – nya. (RT). FOTO DOK: FAR MAGAZINE.

77


hit‘n’miss

HELLO GIGGLES sebuah website baru yang didirikan oleh Zooey Deschanel seorang aktris dan musisi cantik bersama kedua rekannya Sophia Rossi sebagai producer dan Molly Mcaleer yang bertindak sebagai penulis/ internet sensation. Warna merah dan hijau tosca dipilih sebagai warna utama disetiap laman. Ketika anda membuka web ini sejumlah informasi mengenai film, musik, aktris dan aktor, fashion, pernak-pernik hingga ke info makanan pun tersedia. Yang dikemas dalam bentuk yang menarik dan up-to date. HELLO GIGGLES memang dihadirkan dengan tujuan untuk memberikan informasi dengan bentuk yang menghibur tapi mencerdaskan setiap orang yang mengunjungi website tersebut. Illustrated Tweet Of The Day adalah salah satu bagian yang menarik dari web ini dimana ilustrasi keren dengan kata-kata konyol yang bisa membuat anda tersenyum saat membacanya. (BW) http://hellogiggles.com/

Apakah anda salah satu kolektor pick gitar? Pasti anda akan merasa senang jika pick yang anda punya berbeda dari yang lain. Jika itu yang anda rasakan maka benda ini wajib untuk anda perhitungkan. Hole Punch ini sangat menarik, di karenakan benda ini bisa mencetak pick. Bahan yang di perlukan sangat mudah. Cari kartu kredit, kartu perdana atau kartu ATM yang sudah tidak di pakai lagi, lalu masukan ke dalam hole punch dan tekan. Sebuah pick gitar yang unik menjadi milik anda. (NAS) http://projectconversation.tumblr.com 78 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

Bosan dengan hiruk-pikuk keseharian dan butuh ketenangan? Teman Sebangku punya jawabannya. Melalui EP-nya yang bertajuk Menari Bersama ini Teman Sebangku akan selalu siap menemani kita untuk menari-nari kecil menikmati kehidupan dengan tenang dan penuh senyuman. EP pertama duo asal Bandung ini berisi empat lagu bernuansa keseharian yang dibalut dengan musik yang sederhana pula yaitu Menari, Sing About You, Do dan Berhenti Sejenak. Musik Teman Sebangku memang hanya diisi oleh suara vokal Sarita Rahmi dan petikan gitar klasik dari Doly Harahap. Namun melalui tangan Teman Sebangku kesederhanaan itu diracik menjadi musik easy listening yang begitu indah dan manis. Keindahan dalam kesederhanaan itu pun disajikan pada CD albumnya, kita akan mendapati sebuah foto sepasang kakek-nenek dengan latar pedesaan yang berpose berdampingan. Sungguh manis. Rasanya tidaklah rugi untuk mengeluarkan kocek Rp 25.000 untuk membeli EP yang didistribusikan oleh Ape and Monkeys ini. klik www.myspace.com/temansebangku untuk mendapatkan info lebih lanjutnya. (RR)


event

FESTIVAL GRAFIS BERSENI Institut Teknologi Bandung (ITB) memang tidak pernah absen untuk menyuguhkan sebuah acara yang syarat akan kreativitas dan semangat kawula muda. Seperti acara yang sedang berlangsung saat ini, Festival Grafis Berseni (FGB) yang merupakan sebuah acara yang digelar khusus untuk menampilkan kreativitas dari para pecinta seni grafis Indonesia. Festival Grafis Berseni hadir dalam beberapa rangkaian acara diantaranya pameran, workshop dan group discussion. Pembukaan pameran sendiri telah berlangsung pada tanggal 15 September 2011 lalu yang terbilang sangat berhasil dengan dihadiri banyaknya penikmat seni tidak hanya dari Bandung tapi juga dari Jakarta. Dimana pameran memang menjadi acara utama dalam Festival Grafis Berseni kali ini. Puluhan karya grafis yang ditampilkan berasal dari

open submission, seniman, komunitas undangan, serta arsip koleksi dari karya grafis seniman Indonesia yang terdahulu. FGB telah menjadi sebuah wadah yang mampu menampung berbagai perbedaan pandangan mengenai perkembangan seni grafis Indonesia hingga saat ini. Tidak hanya menyulut kreativitas dan produktivitas tapi juga sebagai cara lain untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat luas tentang seni grafis, hingga mengapresiasi karyakarya seni grafis yang ada. Dengan adanya berbagai macam kategori yang turut serta dalam memeriahkan pameran ini diharapakan dapat meleburkan berbagai kalangan untuk saling belajar, beropini dan berkumpul baik dari para seniman senior, junior, yang lahir dari akademik maupun atodidak. Festival yang berlangsung hingga 6 Oktober 2011 di

Lawangwangi Art & Science Estate, Dago Giri, Bandung, ini mengusung tema Reframing Printmakin. “Festival Grafis Berseni ingin mengajak para pegiat seni grafis dan juga masyarakat untuk bercermin, melihat kenyataan, menengok apa yang telah membentuk kita hari ini, mengintrospeksi diri, dan kemudian menyusun kembali seni grafis dengan harapan akan membawa kemajuan perkembangan seni grafis Indonesia, kini dan nanti�, panitia FGB. Festival Grafis Berseni telah memberikan sebuah warna baru untuk kita memahami kembali perkembangan seni grafis Indonesia. Berlangsung ditempat dingin yang indah, FGB juga mampu menghadirkan puluhan karya seni grafis yang menakjubkan. Maju terus seni grafis Indonesia! (BW) FOTO DOK. FAR MAGAZINE

79


80 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


street shout

Java Soulnation 2011

Ajang bertaraf International yang secara rutin digelar setiap tahun ini telah berhasil menyedot perhatian khalayak. Seperti tahuntahun sebelumnya L.A. Lights Java Soulnation selalu menyuguhkan bukan hanya pemusik lokal yang handal tapi juga pemusik International yang berkelas. Selama tiga hari berturut-turut penikmat musik dimanjakan oleh puluhan penampilan diantaranya Nelly, LMFAO, Public Enemy, Shaggy

Dog, Naughty By Nature, Ras Muhamad, dan lain sebagainya. Beragamnya genre yang ada juga menghadirkan bervariasinya penonton yang datang begitu juga terlihat pada gaya berpakaian (fashion) mereka yang sangat berwarna. Dengan corak, style, dan kenyaman masing-masing para penonton ternyata mempersiapkan gaya khusus untuk datang pada Java Soulnation 2011 ini. (BW) FOTO: FAR MAGAZINE

geeks to gigs Via ( Mahasiswi, 20 tahun ) Kaos

: Local brand

Tas

: Zara

Cincin

: Forever 21

Anting : Local Brand Sepatu : Doc Martens

81


art tutorial

papertoys Bahan - bahan Print out design, Lem kertas, Cutter ,gunting ,tongkat kecil / pensil, Mistar ( penggaris besi )

i. Print out design Buat design ( garis dan ukuran harus tepat ) dan print out design menggunakan kertas art paper atau art karton.

5.

2.

Potong semua obyek (seperti kepala, badan dan tangan) yang sudah di print out dengan mengikuti alur / garis potong.

6. 3.

Lem dan tempelkan sisi luar ke bagian dalam obyek. ratakan dan tekan perlahan dengan menggunakan ujung pensil atau tongkat kecil agar lem merekat dengan baik.

Gunakan bagian belakang cutter untuk membuat garis lekuk agar rata dan mudah di lipat.

Setelah semua bagian obyek jadi, atur posisi obyek sesuai keinginan dan tempel semua obyek tersebut dengan lem kertas.

7. Dan jadilah Paper toys dengan design dan karakter sendiri . (HAP) FOTO: FAR MAGAZINE

4. Lipat kedalam maupun keluar bagian yang bergaris tadi sesuai potongan atau bentuk gambar yang akan di tempelkan.

82 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011

YOUR OWN SELF MADE TOY !!


83


84 FAR OKTOBER/NOVEMBER 2011


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.