5 minute read

IF YOU BELIEVE YOU CAN CHANGE

Next Article
THEY SAY

THEY SAY

yang mana?

Banyak orang pikir kalau berubah itu sulit. Yes, betul banget! Berubah ke arah yang benar itu sulit! Berubah itu sulit, tapi ingat sulit bukan berarti nggak bisa!

Advertisement

Lalu, bagaimana caranya supaya kita bisa terus mengalami perubahan dan pertumbuhan? Karena ada orang yang sudah bikin komitmen berulang kali sama Tuhan dan berjanji sama orang-orang yang ia sayang untuk berubah, tapi selalu saja gagal. Kadang kita bisa terus mengulangi kesalahan yang sama sampai-sampai orang lain nggak percaya kalau kita betul-betul mau berubah. Bukan hanya itu, jatuh bangun yang kita alami berulang kali kadang bikin kita sendiri kehilangan kepercayaan bahwa kita bisa berubah.

Jika perubahan itu mungkin terjadi, so bagaimana kita bisa mengalaminya di hidup kita?

kekuatanmu itu terbatas. Ada banyak hal yang sulit kamu ubah, jika bukan Tuhan yang mengubahkan kamu.

“Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.” (1 Korintus 3:6-7) motivasi yang benar hanya menghasilkan kemunafikan.

Prinsipnya jelas, bahwa Allahlah yang memberi pertumbuhan. Kadang yang bikin kita frustasi adalah karena kita berusaha menjadi sumber pertumbuhan itu sendiri. Perubahan menjadi sangat berat karena kita berusaha melakukan apa yang merupakan bagian Allah. Kerjakan bagianmu dan biarkan Allah mengerjakan bagianNya!

Kalau kamu ingin berubah atau kamu ingin orang-orang yang kamu sayang berubah, ingatlah bahwa tugasmu ialah menanam dan menyiram. Sedangkan, tugas Allah ialah memberi pertumbuhan. Oleh karena itu andalkan Tuhan sepenuhnya. Berdoalah! Kamu akan sulit melihat perubahan kalau kamu nggak berdoa. Orang yang nggak berdoa akan selalu menjadi korban keadaan. Orang yang berdoa akan mendatangkan campur tangan Allah dalam hidupnya.

Itulah yang akan terjadi kalau kita tidak memulai perubahan “dari dalam keluar.”

Firman Allah yang kita renungkan setiap hari seharusnya mampu mengubahkan kita dari dalam. Kita harus mengizinkan Roh Kudus bekerja melalui firman-Nya untuk mengubahkan pola pikir kita yang salah tentang Tuhan, diri kita sendiri, orang lain, dan bahkan tentang situasi yang terjadi.

Setiap pengajaran bahkan mujizat yang

Tuhan Yesus lakukan bertujuan untuk mengubah pola pikir seseorang. Seseorang terus-menerus hidup dalam dosa karena di dalam hati dan pikirannya ia meyakini bahwa dosa itu nikmat. Pola pikir (mindset) yang kita hidupi terus-menerus akan menciptakan keyakinan (belief). Di dua area inilah kita perlu memulai perubahan. Mulailah dari mengubah pola pikir (mindset) dan keyakinan (belief) kita.

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak

Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

(Roma 12:2)

Perubahan yang benar itu terjadi dari dalam ke luar (inside-out), bukan dari luar ke dalam. Perubahan perilaku dan tindakan harus dimulai dari perubahan pola pikir (transformed by the renewing of your mind). Orang Farisi menunjukkan perilaku yang taat. Masalahnya, ketaatan tanpa didasari

Kalau ada hal yang ingin kamu ubah dalam dirimu, mulailah dengan mengenali pola pikir yang mendasari sikapmu tersebut. Misalnya, kamu adalah orang yang tidak disiplin dan sering terlambat dalam menyelesaikan tugas. Coba kenali pola pikir apa yang mendasari mengapa kamu sering terlambat menyelesaikan tugas! Apakah tanpa disadari sering muncul di pikiranmu kalimat seperti ini: “Ah, itu nanti aja deh. Gampang. Nanti juga bakalan bisa gue selesaikan. Sekarang gue jalan-jalan (main game) dulu ah!”

Kalau kalimat seperti ini yang muncul dipikiranmu, maka kemungkinan ketidakdisiplinan dan keterlambatanmu disebabkan karena kamu meremehkan sebuah tugas. Kalimat tersebut menggambarkan apa yang ada dipikiranmu dan apa yang sebenarnya kamu yakini. Karena kamu meremehkan (menganggap sepele), akhirnya kamu menunda-nunda. Karena menunda, akibatnya tugasmu tidak selesai pada waktunya.

Mulailah perubahan dengan mengubah pola pikir dan keyakinan Allah. Minta pertolongan Roh Kudus untuk mengenali pola pikir dan keyakinan seperti apa yang perlu kamu ubah. Tulislah kalimat yang sering muncul di pikiranmu, yang menggambarkan pola pikir atau keyakinanmu. Kamu juga bisa meminta bantuan orang-orang tertentu untuk menolong anda mengenali pola pikir dan keyakinan yang perlu diubah.

Apakah kamu ingin lebih sehat karena akhir-akhir ini kamu sering merasa jantungmu nggak enak? Apakah kamu ingin lebih sabar karena kamu sering melukai orang-orang yang kamu sayang karena ketidaksabaranmu?

Kenali arah perubahanmu secara spesifik, sehingga kamu bisa menemukan cara untuk memulai perubahan tersebut.

“Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya.”

(Pengkhotbah 4:9-10)

“Tahun 2023 ini saya ingin menjadi semakin seperti Kristus!”. Kalimat ini sebetulnya tidak salah. Masalahnya, untuk membantu Anda berubah, kalimat ini kurang spesifik. Apa yang ingin kamu ubah dalam dirimu agar semakin seperti Kristus? Kalau arah perubahan kita tidak jelas, maka kita akan sulit untuk mengupayakan perubahan.

Apa yang ingin kamu ubah dalam dirimu? Apakah kamu ingin lebih hemat (tidak boros), supaya kamu bisa melunasi hutang-hutang orang tuamu?

Kamu memerlukan pertolongan orang lain untuk berubah. Seseorang pernah berkata: “Allah memberkati orang-orang melalui orang-orang. Allah menolong orang lain melalui orang-orang.”

Perubahan sering kali merupakan sebuah proses atau perjalanan yang panjang. Kadang di tengah jalan, kita tergoda untuk menyerah karena beratnya tantangan yang ada. Oleh karena itu, kita perlu menyadari dengan rendah hati bahwa kita memerlukan

“support system”. Kita memerlukan mentor, bapa/ibu rohani, teman-teman rohani atau komunitas yang sehat yang dapat membantu kita untuk berubah. Ada orang-orang Kristen tertentu yang mencari mentor hanya untuk “sayang-sayangan”.

Ia hanya ingin dipahami, diperhatiin, ditraktir atau dikirimi makanan, tapi nggak mau dinasehati, ditegur, dan dikoreksi. Kamu nggak akan merasa perlu peran mentor kalau kamu nggak ingin ke mana-mana. Kalau kamu sungguh-sungguh ingin berubah, barulah kamu akan membutuhkan kehadiran seorang mentor. Kehadiran mentor bukan untuk menggantikan

Tuhan di dalam hidupmu! Jangan bergantung pada mentor lebih daripada kamu bergantung kepada Tuhan.

Kehadiran mentor di hidupmu juga bukan supaya mereka mengerjakan tanggungjawabmu. Peran mereka bukan supaya menggantikanmu dalam melakukan apa yang menjadi bagianmu.

Semua untuk kebaikanmu, supaya kamu bertumbuh dan berubah ke arah yang benar. Oleh karena itu, jangan baperan. Jangan gampang tersinggung! Coba kenali hati mereka yang Tuhan pakai untuk menjadi “support system-mu”. Jangan cuma minta dipahami, tapi nggak mau memahami hati orang-orang yang menjadi mentormu. Memang pendapat dan masukan mereka bisa saja salah atau tidak akurat. Namun, berkomunikasilah dengan baik dengan orang-orang yang Tuhan tempatkan untuk menjadi “support system-mu”.

Ada kalanya kamu diperhatiin, ada kalanya kamu sepertinya dibiarkan sendirian. Ada kalanya mereka setuju sama kamu, namun ada kalanya juga mereka akan bertentangan sama kamu.

Ada kalanya kamu disayang, tapi ada kalanya kamu dinasihati dan ditegur dengan keras.

“Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.” (Amsal 24:16)

Perubahan tidak selalu berjalan mulus. Kadang perjalanan menuju perubaan ke arah yang benar disertai dengan pengalaman jatuh-bangun yang menyakitkan. Ingat, berapa kali pun kamu jatuh, selalu putuskan untuk bangkit kembali! Jangan pernah tinggal dalam kejatuhan! Kalau kamu jatuh ke dalam sungai, berusahalah keluar dari sana. Kamu akan tenggelam jika memutuskan untuk tetap tinggal di sana (kejatuhan tersebut). Kamu akan hancur kalau kamu terus-menerus tinggal dalam kejatuhan.

Untuk bisa bangkit lagi diperlukan kesungguhan hati. Mungkin kadang kita merasa lelah, kehabisan tenaga dan sudah nggak kuat lagi. Masalah yang kita alami terlalu berat. Luka yang kita alami akibat kejatuhan terlalu sakit. Sepertinya kita tergoda untuk menyerah dan ingin nyanyi lagu Butiran Debu: “aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi…”

“Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia..." (2 Tawarikh 16:9a)

Setiap kali kamu lemah dan lelah untuk bangkit, ingatlah firman Tuhan ini.

Bahwa Tuhan akan melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap dia. Ada kekuatan yang melimpah dibalik kesungguhan hati. Latihlah dirimu setiap hari supaya memiliki kesungguhan hati dan biasakan diri untuk tidak melakukan apa yang benar setengah hati.

Dan di akhir kata, izinkan saya mengutip perkataan

Dr. John C. Maxwell yang berkata:

This article is from: