3 minute read

Energi + Rasa = Arsitektur

The Arbanat Resto

Energi + Rasa = Arsitektur

Advertisement

PENULIS FLORENTINA CLARICE EDITOR CINDY WIDJAYA

Arbanat Resto adalah sebuah restoran yang cukup unik dan menarik perhatian. Berlokasi di Kota bunga, Malang, restoran ini menggunakan nama jajanan tempo dulu yang populer dengan rasanya yang manis, “Arbanat” ingin pengunjung dapat mengingat kenangan manis mereka ketika berkegiatan disana. Terletak di lokasi yang cukup strategis, tidak jauh dari pusat kota dan universitas hingga sekolah menengah membuat restoran ini ramai dikunjungi kalangan muda.

Konsep yang fun, energik dan menawarkan pengalaman rasa ruang yang baru. Tempat ini juga direkomendasikan oleh beberapa platform travelling, jadi tentunya asik untuk hangout bersama teman, ataupun sendirian, karena program yang ditawarkan sangat bervariasi dan menarik apalagi didukung bentuk bangunannya yang juga menarik perhatian. Menawarkan banyak fasilitas dan variasi kegiatan juga menjadi daya tarik tersediri restoran ini, terutama bagi kalangan muda yang sedang gencar mengembangkan diri dan menambah pengalaman baru. Sasaran market The Arbanat memang tidak melulu kaum muda, namun memang daya tarik terbesar ditujukan untuk kaum muda. Menurut sang pekerja, The Arbanat Kitchen-CafeLounge punya paket lengkap buat kaum muda yang ingin menghabiskan waktu di sini. Ada zona dining yang hangat, cafe yang nyaman, dan lounge yang eksentrik. Tempatnya yang besar membuat mampu menampung banyak orang.

View Depan The Arbanat Sumber: Instagram The Arbanat

Ornament Payung Sumber: Instagram The Arbanat

Restoran ini sering mengadakan banyak kegiatan, mulai dari workshop, pelatihan, pameran, hingga bazar kecil kekinian untuk pengusaha muda yang baru saja memulai usahanya. Umumnya para muda mudi ini membuka kelas dan menjadi mentor untuk membagi keahliannya pada anak muda lain bahkan sampai kaum paruh baya.

Dibangun di container yang dimodifikasi dengan dominasi warna hitam dan merah. Ruangannya cukup luas untuk hangout, acara keluarga, hingga mengadakan acara-acara workshop dan kawankawannya. Pengunjung bisa memilih tempat duduk di indoor atau semi outdoor. Kalau di semi outdoor, kita akan makan dengan beratapkan lampion berpayung. Kalau di indoor, kesan mewah ala restorannya dapet banget. Kegiatan seperti workshop, pameran, dan bazar umumnya dilaksanakan di area semi outdoor, seluruh area lantai 2, dan terkadang sampai ke lantai 3.

Desain Resto Sumber: Instagram The Arbanat

The Arbanat juga menyediakan meeting room yang bisa disewakan untuk rapat, acara kumpul-kumpul, reuni, hingga acara ulang tahun. Konsep meeting room simple, chic dan sangat fun untuk berkegiatan. Apalagi letaknya yang ada di lantai 3 bangunan menambahkan kesan unik dari segi view, bisa juga loh bagi generasi muda yang lagi mencari inspirasi. Karena saat tidak ada yang menyewa, ruang ini berfungsi semacam co-working space. Salah satu kegiatan yang sangat menarik perhatian belakangan ini adalah Festival Batik Sibhori. Rangkaian festival ini menyuguhkan pameran, workshop, hingga bazar batik. Selain sangat mengangkat tema budaya Indonesia sekaligus unjuk gigi kemampuan kaum muda jaman ini dalam melestarikanya, festival ini juga mempengaruhi interior The Arbanat. Selama berjalannya rangkaian festival ini, interior restoran dihiasi dengan lembar-lembar dan instalasi kain sibhori, menghasilkan nuansa yang baru dari biasanya, juga semakin instagramable.

Pameran Batik Shibori Sumber: Instagram The Arbanat

Coffee Lounge Sumber: Instagram The Arbanat

Sumber : https://tripadvisor.com Tidak ketinggalan juga nih yang lagi nge-trend banget di kalangan muda mudi Indonesia yaitu ngopi. Mereka juga menyediakan cafe disana dimana kopi bisa dinikmati di seluruh area restoran atau di area cafe dengan suasana santai di bagian depan. Memperkuat suasana, aroma kopi yang wangi semerbak menambah kenyamanan dan membuat pengunjung semakin betah berlama-lama disana. Program mereka yang memiliki banyak variasi dan selalu ada inovasi kegiatan baru tiap bulannya membuat The Arbanat mampu menggaet konsumennya untuk terus kembali kesana.

Disini The Arbanat berusaha menunjukkan bahwa makan adalah aktivitas yang mampu memaknai ruang dan memperlihatkan hubungan manusia dan arsitektur. Hanya dengan makan bersama, berkumpul, atau sekedar nongkrong dapat menghidupkan kembali rasa kebersamaan yang dinaungi oleh arsitektur. Banyak masalah terselesaikan saat kita duduk dan makan bersama, yah karena memang ini jembatan yang tak kasat mata.

Seluruh kegiatan, program, dan tatanan restoran ini saling melengkapi dan membentuk The Arbanat. Banyak energi berbeda yang berusaha disatukan untuk berada berdampingan dan membentuk keunikan rasa yang baru, dan muncullah wadah untuk itu semua yaitu The Arbanat Kitchen-Cafe-Lounge.

This article is from: