SEKAPUR SIRIH
Obat Haus
K
ehausan terhadap informasi yang lengkap dan akurat mulai terlihat. Kepercayaan terhadap kahadiran media yang netral menjadi dambaan masyarakat. Itulah sebabnya majalah bulanan Media Rakyat Dharmasraya senantiasa berupaya mewujudkan harapan banyak kalangan. Sebagai media besutan Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Dharmasraya, jelas akan tampil menjadi referensi kehadiran sebuah media yang sesungguhnya, sehingga dapat menyejukkan kehausan informasi masyarakat, membangun kepercayaan terhadap kehadiran media yang netral dan menjadi autokritik bagi pemerintahan. Pada edisi 15 Oktober sampai 15 November kali ini, Majalah Bulanan Media Rakyat Dharmasraya tampil dengan laporan utama tentang pelayanan kesehatan. Laporan utama ini akan mengetengahkan sajian informasi mengenai upaya pemerintah daerah dalam memperluas jangkauan kesehatan, meningkatkan layanan dan membangun daya saing daerah. Untuk ini, semua personil dari media ini melakukan investigasi ke berbagai pelosok nagari untuk mendapatkan informasi akurat sejauh mana masyarakat merasakan telah dibangunnya sektor kesehatan oleh pemerintah kabupaten. Kemudian persiapan Kabupaten Dharmasraya sebagai tuan rumah Porprov (pecan olahraga Provinsi Sumatera Barat) yang sudah diambang pintu juga akan kami laporkan kepada masyarakat. Untuk informasi yang ini kami angkat dalam lipuan khusus. Liputan khusus ini akan mengetengahkan antara lain persiapan berbagai cabang olahraga, seperti persiapan atlit dan persiapan venue aau tempat penyelenggaraan pertandingan. Untuk melengkapi kedua laporan, kami juga menyajikan rubric pendidikan, perempuan dan keluarga, dapur kita, wakil rakyat dan teknologi. Kesemuanya kami kemas dalam tulisan yang mudah dipahami dan menarik untuk dibaca. Kami senantiasa meningkatkan layanan informasi ini untuk memenuhi kebutuhan informasi pembangunan bagi masyarakat Kabupaten Dharmasraya.
SUSUNAN PENGURUS SUSUNAN PENGURUS Bupati dan Wakil Bupati Dharmasraya PEMBINA Sekdakab Dharmasraya (Ir. H. Benny Mukhtar, MM) PENASEHAT Asisten Pemerintah (Drs. Irsyad, MM) Asisten Ekonomi Pembangunan dan kesra (H. Adlisman, S. Sos, M. Si) Asisten Administrasi Umum (Leli Arni, S.Pd) Ketua PWI Perwakilan Dharmasraya (Maryadi, SE) PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB Kabag Humas dan Protokol ( Budi Waluyo ) DEWAN REDAKSI Budi Waluyo, Dahruzal, Yudha Topan, M. Samin, Yasrizal, Maya Dwi Efendi, Roni Aprianto, Mardiah, Hendri Pratama, Zulfia Anita, Nofri Guntala, dan Syafri Piliang PIMPINAN KEGIATAN Kasubag Publikasi dan Informasi (Dahruzal) KOORDINATOR LIPUTAN Kasubag Peliputan dan Pemberitahuan (Yudha Topan) REDAKTUR PELAKSANA Al Arif REPORTER Benny Mandala Putra, Trio Nanda, Desmayenti, Robi Suhendra dan wartawan di Dharmasraya DISTRIBUSI Afni Ulsi, Linda Irnawati, Enik Muryati, Rica Putri Yuskam, dan Sri Mulyati FOTOGRAFER Sakjen Akral, Andi Masa Putra LAYOUT/DESIGN Budi Hermanto
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
TEROPONG • Gizi Buruk 5 LAPORAN UTAMA Membangun Budaya Hidup Sehat 6-7
OLAH RAGA • ‘Porprov Harga Mati’ 42 • Cabor Tenis Meja Siapkan Diri 43 WAWANCARA • Bupati Adi Gunawan 44
“Kita Harus Meningkatkan Daya Saing Daerah” • Kepak Sayap Puskesmas Koto Besar 8 • Berobat “Lima Langkah” Dari Rumah 9 • Menyediakan Sarana Kesehatan Masyarakat 10-11-12 • Mencukupi Kebutuhan Tenaga Kesehatan 13-14 • Warga Sudah Mulai Percaya 14-15 • Minat Berobat Ke Puskesmas Naik 16-17 • Mendukung Daya Saing Daerah 18-19 • Membangun Minat Untuk Berhaji 20-21 • Juara Kelas, Dapat Hadiah Dari Bupati 22-23 • SMPN 1 PUPU, Tempat Sekolah Para Pemimpin 24-25 PENDIDIKAN • Palanta Polmas, Terobosan Kreatif Berbasis Kearifan Lokal 26 • Bu Izzah “Ingin Melahirkan Buku” 27 TEKNOLOGI • Mendaur Ulang Air Jadi Energi Listrik 28-29 PEREMPUAN & KELUARGA • Genderang KKG PKK KB-Kes Tingkat Kabupaten Dharmasraya Ditabuh 30-31 • Pemda Dharmasraya Targetkan 3.685 Pelayanan KB Tercapai 32-33 • Rindu Tradisi Malamang 34 WAWANCARA • “Insya Allah, Dharmasraya Siap Menjadi Tuan Rumah yang Baik” 35 LIPUTAN KHUSUS • Kiprah PT. TKA Dalam Melestarikan Lingkungan 36-37 • Idenya Langsung dari Hashim 38 • Menjadi Rumah Bagi Flora dan Fauna 39 • Bertabur Prestasi 40 • Hashim Sang Pendekar Lingkungan 41 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
SIAPA DIA • Ketika ‘Oemar Bakri’ Jadi Jutawan 45 RAHASIA DAPUR • Membuat Keripik Keju - Hati Sapi Balado 46-47 JEDA • Tersengat di Pulau Penyengat 48-49 • Lima Dalang dalam Satu Pagelaran 50
TEROPONG
Gizi Buruk m enjadi tamparan telak bagi jajaran kesehatan, menyusul mengapungnya dua kasus gizi buruk yang melanda
kabupaten ini. Sebelumnya ada dua kasus yang sama, sehingga sampai awal Oktober ini sudah empat kasus gizi buruk dibukukan di daerah yang pernah meraih gelar sebagai kabupaten sehat ini. Masyarakat menyoroti kasus ini karena penuh kontradiksi. Betapa tidak, masih segar dalam ingatan beberapa waktu lalu Kabupaten Dharmasraya dinobatkan sebagai kabupaten sehat, namun kasus gizi buruk masih melanda. Kemudian Kabupaten Dharmasraya dijuluki sebagai kabupaten prtrodolar yang kaya raya, kenyataannya masih ada kasus gizi buruk yang melanda. Adalah wajar jika masyarakat mempertanyakan bagaimana pelayanan kesehatan ini digelar oleh pemerintah. Semua mata tentu tertuju pada Dinas Kesehatan. Dinas yang dipimpin Drg. Erina, MKM ini sempat juga menjadi sorotan masyarakat. Mereka mempertanyakan, seperti apa kinerja dinas yang menjadi bungo galeh bupati ini. Namun sesungguhnya, munculnya dua kasus gizi buruk di Dharmasraya, bukan sematamata tanggung jawab Dinas Kesehatan dan jajarannya. Akan tetapi semua pejabat pemerintah harus bertanggungjawab terhadap kasus tersebut. Jika ditelisik lebih dalam, dua kasus gizi buruk itu salah satunya menimpa sebuah
keluarga yang memiliki pendapatan ratarata Rp 2 juta perbulan. Pendidikan orang tuanya hanya tamat SD dan mereka membina rumah tangga masih dalam usia muda. Kemudian satu kasus lainnya menimpa sebuah keluarga yang memiliki pendapatan Rp 800 ribu sebulan. Kepala keluarganya bekerja sebagai buruh potong karet di kebun milik mertuanya. Kedua orang tuanya hanya tamat SD dan saat ini keduanya baru berusia 19 tahun. Tentu pertanyaan selanjutnya adalah mengapa sampai terkena gizi buruk? Pertama disebabkan ketidaktahuan orang tua si Balita terhadap pengetahuan gizi dalam merawat anaknya. Kedua mungkin orang tuanya tidak sanggup membeli bahan pangan bergizi untuk anaknya, ketiga orang tua mereka tertutup terhadap pergaulan sehingga luput dari layanan kesehatan. Dengan pertanyaan seperti itu, jelas Dinas Kesehatan bukanlah satu-satunya yang harus bertanggungjawab terhadap munculnya kasus-kasus gizi buruk, akan tetapi tergantung dari latar belakang permasalahannya itu sendiri. Dua kasus gizi buruk terbaru itu di salah satu kasus adalah kelalaian pemerintahan terdepan. Katakanlah walinagari, adalah mustahil jika tidak memiliki data masyarakatnya yang mengalami musibah itu. sebab, walinagari memiliki perangkat yang namanya kepala jorong yang hanya menjangkau puluhan atau ratusan kepala keluarga. Sulit dipercaya jika seorang walinagari
yang paham tugas dan menjalankannya dengan baik tidak mengetahui warganya yang kurang gizi. Demikian juga dengan camat. Sebagai perpajangan tangan bupati, camat juga tidak bisa lepas tangan begitu saja terhadap kasus gizi buruk dalam wilayahnya. Dalam alur pemerintahan, walinagari setiap bulan memberi laporan tentang pelaksanaan tugasnya kepada bupati melalui camat. Dalam laporannya tentu berisi permasalahan permasalahan yang dihadapi masyarakat nagari. Dari arus laporan ini saja, tidaklah mungkin seorang camat tidak mengetahui permasalahan yang ada di kecamatannya termasuk rakyatnya yang miskin, tidak punya pekerjaan dan kurang gizi. Meskipun demikian, jajaran dinas kesehatan tentu yang paling bertanggungjawab dalam hal ini. Bidan desa atau apalah namanya, seyogyanya memiliki data status gizi masyarakat. Melalui layanan posyandu, atau nagari siaga, permasaahan ini seharusnya bisa terdeteksi sejak dini. Dengan demikian penyelesaiannya sudah harus dilakukan sejak dini pula. Kasus gizi buruk tidak tiba-tiba melanda, akan tetapi sudah merupakan akumulasi permasalahan yang lama. Terlepas dari siapa yang harus bertanggungjawab dalam kasus gizi buruk ini, yang pasti hal itu harus menjadi pelajaran kita semua. Bupati telah memberikan mandat kepada semua aparatur, sudah semestinya aparatur bekerja dengan baik. Apalagi mereka memerima tunjangan daerah yang besar, kelengkapan kerja yang memadai, perjalanan dinas yang cukup. Jikalau ke depan masih ada kasus serupa, maka layak diduga, para pejabat pemerintah tidak dapat memberikan layanan dengan baik dan layak pula bupati mempertanyakan mandat yang diberikan.• jamus kalimosodo
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
LAPORAN UTAMA
Membangun pola hidup sehat jauh lebih aman ketimbang mengobati penyakit. Itulah sebabnya, pemerintahan Adi Gunawan dan Syafruddin. R. menyasar masyarakat dengan menawarkan berbagai program dalan rangka membudayakan pola hidup sehat
U
Untuk membangun pola hidup sehat di tengah-tengah 204.848 penduduk Kabupaten Dharmasraya bukanlah perkara gampang. Dibutuhkan penggerak dan kader-kader kesehatan dan pengorganisasian secara berkesenambungan dan pantang menyerah. Itulah
Membangun Budaya Hidup Sehat sebabnya pemerintahan Adi Gunawan dan Syafruddin. R., memprioritaskan pembangunan pola hidup sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mencapai sasaran pembangunan millenium (MDGs) yang dicanangkan pemerintah pusat. Untuk tingkat pemerintahan terdepan, pemerintah membangun kelembagaan layanan swadaya yang disebut pos pelayanan terpadu (Posyandu). Posyandu ini semula merupakan pusat layanan berbagai instansi, antara lain jajaran kesehatan untuk memantau tingkat kesehatan ibu dan anak, kemudian BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Beren-
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
cana Nasional) kini urusan Keluarga Berencana pada BPML2PPKB untuk penyuluhan KB, pelayanan penyuluhan dari Kementerian Pertanian untuk membudayakan penanaman bahan pangan bergizi bagi keluarga di perdesaan. Kini yang masih konsisten memberi layanan pada Posyandu adalah Dinas Kesehatan, sedangkan dua instansi lainnya tidak lagi memanfaatkannya. Melalui Posyandu ini, petugas kesehatan baik yang berasal dari Puskesmas, Poskesri, Polindes dan Puskesmas Pembantu datang secara periodik di suatu tempat yang disepakati. Disana diberikan layanan penimbangan bayi, konsultansi gizi dan pengobatan bila
LAPORAN UTAMA
kesehatan. “Sangat efektif sekali. Tanpa ada Posyandu, dinas kesehatan akan kesulitan untuk memantau kesehatan masyarakat dan membudayakan pola hidup sehat melalui berbagai upaya penyuluhan,” jelas Erina. Tidak hanya Posyandu yang dikembangkan di tingkat pemerintahan terdepan. Erina dan kawan-kawan juga aktif mendorong terbentuknya nagari siaga. Nagari siaga adalah merupakan upaya membuat masyarakat di nagari memiliki kesiapan dalam menolong sesama warga apabila ada yang sakit. Untuk membangun nagari siaga ini dibutuhkan kesadaran dari masing-masing warga terhadap pentingnya memelihara kesehatan dan dan menolong sesama. Kesadaran ini menumbuhkan budaya masyarakat di nagari untuk menyediakan secara swadaya peralatan pendukung pertolongan di bidang kesehatan, seperti adanya penyediaan ambulan nagari untuk membantu warga apabila secara mendadak terkena serangan penyakit yang membutuhkan pertolongan cepat. diperlukan serta pemberian makanan tambahan buat para bayi usia dibawah lima tahun (Balita). Untuk menyasar kesehatan ibu dan anak, Posyandu memang cukup efektif. Karenannya pemerintahan Adi Gunawan dan Syafruddin. R., mempertahankan keberadaan 244 unit Posyandu. Bahkan di sejumlah nagari, Posyandu ini dibangun permanen melalui dana PNPM mandiri perdesaan. Menurut Erina, kegiatan di Posyandu ini merupakan prioritas layanan bagi jajaran Dinas Kesehatan. Melalui pola itu, pihaknya dapat memetakan tingkat kematian ibu melahirkan, derajat asupan gizi masyarakat, dan dapat pula menjadi media untuk penyuluhan
paling tidak adanya warga yang kesulitan memperoleh bahan makanan bergizi atau bermasalah dengan asupan gizi telah bisa terdeteksi. Mengapa kasus yang menjadi sorotan media masih saja terlambat dideteksi? Kendati demikian, upaya jajaran kesehatan dalam membangun telah mencapai hasil yang tidak sedikit. Derajat kesehatan selama empat tahun ini meningkat secara meyakinkan. Indikasinya, jumlah kematian bayi dari 58/1000 kalahiran bisa ditekan menjadi 32/1000 kelahiran. Jumlah kematian Balita dari 67/1000 Balita bisa dikurangi hingga menjadi hanya 38/1000 Balita. “Angka ini lebih rendah dari target maksimum yang ditetapkan MDGs. “Jadi ini sudah sangat baik,” kata Erina.
“Sudah banyak nagari yang punya ambulan sendiri. Apakah itu berasal dari kendaraan pribadi warga, sumbangan perusahaan, sumbangan tokoh masyarakat dan sumbangan lainnya. Ini harus kita apresiasi,” sebut Erina.
Namun berbagai upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan memang masih belum mencukupi untuk memberikan pertolongan bagi masyarakat yang membutuhkan. Sebut saja kasus gizi buruk yang melanda warga Nagari Tiumang dan Warga Nagari Bonjol. Jika Posyandu berjalan dengan baik dan nagari siaga juga demikian, MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
LAPORAN UTAMA
Kepak Sayap Puskesmas Koto Besar Gedung megah itu berdiri tegar di atas sebuah bukit di komplek perkantoran Kecamatan Koto Besar yang terletak di Nagari Bonjol. Dari gedung itu, 44 personil yang terdiri dari dokter, perawat, bidan dan personil pendukung lainnya mengembangkan program Nagari Siaga. Program ini merupakan andalan bagi jajaran Puskesmas itu dalam meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat di nagari dalam wilayahnya. Sebab pada dasarnya Program Nagari Siaga adalah sebuah upaya membangun kemandirian masyarakat dalam mengelola kesehatannya. Untuk mengembangkan Nagari Siaga, personil Puskesmas Koto Besar secara berkala mengunjungi nagari-nagari yang ada di wilayahnya. Mereka bertemu kader kesehatan yang tinggal di nagari yang bersangkutan. Selain membekali dengan berbagai informasi tentang kesehatan, para kader kesehatan tersebut didorong untuk mampu menggerakkan masyarakat agar lebih peduli dengan sesama warga dalam memasyarakatkan program kesehatan, memberikan pertolongan jika ada warga nagari yang sakit sampai kepada penyediaan sarana kesehatan secara mandiri. Melalui aksi Nagari Siaga ini, dua nagari di Kecamatan Koto Besar sudah memiliki mobil ambulan, yaitu Nagari Koto Ranah dan Nagari Koto Laweh. Mobil ambulan tersebut berasal dari sumbangan tokoh masyarakat. “Jadi jika ada warga yang sakit parah dan membutuhkan ambulan, tidak perlu lagi jauhjauh pergi ke Puskesmas, tetapi sudah bisa dilayani menggunakan mobil ambulan yang dikelola oleh Nagari Siaga,� kata Pimpinan Puskesmas Koto Besar, Lasmita, SKM. Nagari Siaga merupakan salah satu program saja, program lainnya dalam rangka menjangkau sasaran antara lain Posyandu dan
pelayanan di Puskesmas sendiri. Puskesmas Koto Besar yang berdiri sejak tahun 2010 saat ini sedang mempersiapkan diri menjadi Puskesmas rawat inap. Sejauh ini Puskesmas Koto Besar baru menyelenggarakan layanan berupa pemeriksaan kesehatan, rawat jalan dan layanan kesehatan ibu dan anak. Dengan layanan tersebut, rata-rata dalam sehari jumlah kunjungan masyarakat ke Puskesmas sebanyak 35 orang. Ratarata mereka mengeluhkan sakit tenggorokan atau istilah medisnya infeksi saluran pernafasan (Ispa). Jika ada yang sakit lebih parah, maka Puskesmas akan merujuknya ke RSUD Sungai Dareh. Ke depan, Puskesma Koto Besar diharapkan menjadi Puskesmas rawat inap. Lasmita dan kawankawan berharap Puskesmas yang ia pimpin segera dijadikan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Dengan pola tersebut diharapkan Puskesmas Koto Besar akan lebih efisien dalam operasionalnya. Selain itu, Puskesmas Koto Besar yang masih membutuhkan sarana pendukung seperti pagar, kemudian pengangkatan 23 tenaga magang dan fasilitas rawat inap. “Kita berharap Dinas Kesehatan dapat memenuhi fasilitas yang kami butuhkan,� kata Lasmita.
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
Lasmita, SKM Pimpinan Puskesmas Koto Besar
LAPORAN UTAMA
Berobat,
‘Lima Langkah’ Dari Rumah Bukan cuma rumah sang pacar yang jauhnya lima langkah, akan tetapi untuk pergi berobat, kini sudah bisa hanya dengan lima langkah. Memang, pembangunan fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan Poskesri, sampai ke pelosok nagari telah membuat masyarakat yang ingin berobat cukup melangkah lima langkah dari rumahnya dah sampai. Masyarakat di Kabupaten yang berjuluk Ranah Cati Nan Tigo ini yang sebelumnya harus bepergian puluhan kilometer untuk sekedar periksa kesehatan atau berobat menggunakan kendaraan, kini sudah bisa menghemat biaya dengan cuma berjalan kaki beberapa langkah dari rumahnya dan bisa mendapat layanan perawatan kesehatan atau minimal berobat ringan. Inilah yang dialami oleh Ely Suryati, 36 th, warga Jorong Bibit Makmur, Nagari Koto Laweh, Kecamatan Koto Besar. Ibu dua anak ini mengaku, sebelum ada Poskesri, dirinya harus naik sepeda motor diantar suaminya jika ingin periksa kesehatan. Namun setelah adanya Poskesri di dekat rumahnya, maka jika keluarganya sakit cukup periksa ke Poskesri. Untuk sakit ringan bisa diberi obat atau tambahan vitamin di Poskesri. Di Poskesri, selain tersedia obat ringan, juga tersedia perawat atau bidan yang siap melayani pemeriksaan kesehatan, pengobatan ringan, bahkan bisa juga melayani konsultansi kesehatan serta memperoleh informasi
cara hidup sehat.
Pembangunan fasilitas kesehatan oleh Pemkab Dharmasraya itu memang cukup memberi kemudahan bagi warga. Sebab mereka tidak lagi harus merasa cemas jika ada anggota keluarga yang sakit mendadak tengah malam. Mereka juga tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk pergi dan pulang berobat. Dari sisi waktu masyarakat juga diuntungkan. Sebab dekatnya jarak pemukiman warga dengan pusat-pusat layanan kesehatan, maka waktu tempuh yang dibutuhkan juga makin sedikit. Dengan demikian tidak banyak waktu kerja yang tersita akibat mengantarkan keluarga berobat.
Menurut Ely Suryati, memang masih ada warga Sitiung IV yang berobat ke luar daerah kabupaten. Namun umumnya yang berobat ke luar daerah itu orang-orang yang punya kelebihan rezeki. Orang-orang kaya, selain masih berobat ke luar daerah, mareka juga memilih berobat ke klinik swasta. Untuk sekedar jaga imej dengan masyarakat lainnya. Namun harus diakui, sejak dioperasikannya layanan-layanan kesehatan milik pemerintah, orang yang berobat ke luar daerah sudah jauh berkurang. “Sudah banyak yang berobat di tempat kita,� kata Ely.
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
LAPORAN UTAMA
Menyediakan Sarana Kesehatan Masyarakat
Untuk menjamin agar masyarakat tetap sehat, Pemerintahan Adi Gunawan dan Syafruddin. R, memperluas jangkauan layanan kesehatan sampai ke tingkat jorong dengan membangun Poskesri dan Polindes serta menempatkan tenaga kesehatan di sana.
J
angkauan layanan kesehatan memang terus mengalami peningkatan, seiring dengan pertumbuhan dan penyebaran penduduk. Sampai tahun 2014 ini sesungguhnya Pemkab Dharmasraya telah melengkapi sarana dan fasilitas kesehatan yang lengkap dan memadai sampai ke tingkat nagari. Di setiap nagari diapas-
tikan telah tersedia pos kesehatan nagari (Poskesri), bahkan di sejumlah jorong juga telah tersedia poliklinik desa (Polindes). Di setiap Poskesri ditempatkan minimal bidan dan di setiap Polindes telah ditempatkan tenaga khusus untuk membantu persalinan. Data terakhir menunjukkan, jumlah Poskesri yang sudah dibangun pemerintahan Adi Gu-
10 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
nawan dan Syafruddin. R., sebanyak 69 unit. Ini berarti masing-masing nagari sudah memiliki Poskesri, bahkan ada yang lebih dari satu. “Tergantung dari penyebaran penduduk di nagari. Jika penyebarannya terpencar, maka dimungkinkan suatu nagari memiliki lebih dari satu Poskesri,� kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmas-
LAPORAN UTAMA
raya, Drg. Hj. Erina, MKM. Selain Poskesri, Pemkab Dharmasraya juga sudah menyediakan Polindes sebanyak 46 unit. Pusat layanan kesehatan di tingkat nagari itu merupakan upaya untuk memberikan pertolongan bagi masyarakat yang membutuhkan pertolongan cepat, seperti layanan ibu melahirkan, layanan pemeriksaan kes-
ehatan ibu dan anak serta layanan program kesehatan untuk membangun budaya hidup sehat. Dengan menyediakan pusat-pusat layanan kesehatan tersebut, maka masyarakat yang membutuhkan pertolongan kesehatan di tingkat pertama tidak perlu menempuh jarak yang jauh, tetapi cukup berjalan kaki sudah bisa mencapai tempat pelayanan kesehatan.
Jika pusat-pusat layanan kesehatan di tingkat nagari dan jorong tidak bisa memberikan pertolongan lanjutan, maka petugas kesehatannya akan memberi rujukan untuk berobat ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang berada di pusat ibukota kecamatan. Di setiap ibukota kecamatan telah disediakan minimal satu Puskesmas. Sam-
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 11
LAPORAN UTAMA
Ruangan KIA Puskesmas Koto Besar
pai tahun 2014, telah tersedia 13 unit Puskesmas dan 43 Puskesmas Pembantu. Layanan kesehatan yang diberikan Pusksemas ini, selain merupakan layanan lanjutan, juga memberikan layanan pengobatan penyakit. Karena itu, sejumlah Puskesmas menyediakan layanan rawat inap, seperti Puskesmas Koto Baru, Puskesmas Sitiung I dan Puskesmas Sungai Rumbai.
Jika masyarakat mengalami sakit ringan, maka tidak perlu datang ke kabupaten untuk berobat. Pusksemas rawat inap dan Pusksemas Plus bisa memberi layanan buat mereka yang terpaksa dirawat untuk beberapa hari. Disamping layanan kesehatan yang dise-
diakan oleh pemerintah, Pemkab Dharmasraya juga memberikan peluang dan kesempatan bagi kalangan swasta untuk turut serta memberikan layanan kesehatan. Paling tidak, di Kabupaten yang berjuluk Ranah Cati Nan Tigo ini telah ada 21 unit klinik swasta yang memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat secara rofesional. Pada umumnya, klinik swasta ini membuka layanan bersalin sebagai alternative bagi masyarakat yang membutuhkan layanan plus dengan biaya sedikit lebih mahal. Namun apapun bentuk nilai tambahan yang diberikan klinik swasta, keberadaannya jelas turut membantu pro-
“
Jadi untuk fasilitas layanan yang ada saat ini telah mencukupi dan memadai untuk memberi layanan kepada masyarakat kita. Dalam beberapa tahun ke depan jumlahnya tidak akan ditambah, namun kelengkapannnya seperti ruang dan instalasinya terus disempurnakan 12 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
gram pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat luas. Menurut hitungan Dinas Kesehatan, jumlah sarana dan fasilitas kesehatan yang telah dibangun oleh pemerintah, maupun yang didirikan oleh swasta sudah memadai untuk menjangkau layanan kesehatan kepada masyarakat sampai di daerah terpencil sekalipun. “Jadi untuk fasilitas layanan yang ada saat ini telah mencukupi dan memadai untuk memberi layanan kepada masyarakat kita. Dalam beberapa tahun ke depan jumlahnya tidak akan ditambah, namun kelengkapannnya seperti ruang dan instalasinya terus disempurnakan,â€? ujar Erina. • jamus kalimosodo
Ruangan Poli Gigi Puskesmas Sitiung II
LAPORAN UTAMA Pemerintahan Adi Gunawan dan Syafruddin. R., mengangkat tenaga kesehatan mulai dokter, perawat, bidan dan tenaga pendukung untuk memberikan layanan terbaik buat masyarakat. Selain untuk memberikan layanan kesehatan, mereka juga diterjunkan untuk membangun pola hidup sehat.
Mencukupi Kebutuhan Tenaga Kesehatan
K
Keberadaan tenaga kesehatan menjadi kunci dari pemberian layanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu, Pemkab Dharmasraya berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, mulai dari dokter umum, dokter gigi. perawat kesehatan, bidan, apoteker, asisten apoteker, ahli gizi, sanitarian, analis kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat. “Alhamdulillah, sebagian tenaga kesehatan yang kita miliki sudah mencukupi kebutuhan. Dalam waktu beberapa tahun ke depan, kita tidak dipusingkan dengan kekurangan dokter, dokter gigi dan bidan,� tegas Kepala Dinas Kesehatan Kabu-
paten Dharmasraya, Drg. Hj. Erina, MKM. Dalam empat tahun terakhir, pemerintahan Adi Gunawan dan Syafruddin. R., telah mengangkat enam dokter umum, enam dokter gigi, 28 perawat, tiga ahli gizi, 19 tenaga ahli kesehatan masyarakat dan empat analis kesehatan. Dengan jumlah tersebut, maka tenaga kesehatan yang disiapkan untuk memberikan layanan prima kepada masyarakat terdiri atas 43 dokter umum, 18 dokter gigi, 2 apoteker, 121 perawat, 227 bidan, 20 asisten apoteker, 14 sanitarian, 19 ahli gizi, 39 ahli kesehatan masyarakat dan 16 analis kesehatan. “Total personil kita mencapai 509 orang. Itu yang PNS saja, kita juga memiliki tenaga honorer, kontrak dan lain lain yang kita sebut tenaga magang,� imbuh Erina. Ia menjelaskan, jumlah tenaga magang di jajaran Dinas Kesehatan mencapai 256 orang, yang terdiri atas dokter umum dua orang, dokter gigi satu orang, ahli kesehatan masyarakat 10 orang, bidan 111
orang, perawat 83 orang, ahli gizi sembilan orang, rekam medis enam orang, perawat gigi dua orang, farmasi empat orang analis kesehatan enam orang dan sisanya merupakan tenaga pendukung non kesehatan. Menurut Erina, meski untuk tenaga medis dan bidan telah mencukupi, namun sejumlah tenaga pendukung masih sangat dibutuhkan, seperti tenaga perawat, apoteker, asisten apoteker, sanitarian, ahli gizi, ahli kesehatan masyarakat, analis kesehatan dan perawat gigi. Untuk tenaga apoteker masih dibutuhkan 13 orang lagi, asisten apoteker enam orang lagi, perawat delapan orang lagi, sanitarian 12 orang lagi, ahli gizi tujuh orang lagi, ahli kesehatan masyarakat 48 orang lagi, analis kesehatan 12 orang lagi dan perawat gigi enam orang lagi. Tenaga kesehatan yang dipersiapkan untuk melaksanakan tugas pelayanan ini senantiasa ditingkatkan keahliannya. Sejumlah dokter dikirim untuk mengambil
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 13
LAPORAN UTAMA spesalis di berbagai bidang. Ada 13 dokter umum yang dikirim untuk mengikuti pendidikan dokter spesialis, seperti spesialis penyakit dalam, spesialis ilmu patologi klinis, spesialis anak, spesialis syaraf, spesialis paru, spesialis anasthesi, spesialis kardiologi, spesialis bedah, spesialis orthopedic, spsislis THT dan spesialis mata. “Masing-masing satu orang,” sebut Erina. Sedangkan untuk bidang non medis, ada tiga orang yang dikirim tugas belajar, masing-masing untuk mendalami psikologi dan ilmu kesehatan masyarakat. Kelengkapan jumlah dan tingkat keterampilan personil kesehatan memang sangat mempengaruhi tingkat layanan yang diberikan. Oleh sebab itu, Dinas Kesehatan tetap senantiasa berupaya agar personilnya terus diasah keterampilan dan ditambah pengetahuannya. Dengan demikian permasalahan kesehatan di Kabupaten yang populser sebagai daerah petrodollar ini dapat tertangani dan tertanggulangi. “Kualitas layanan menjadi dambaan kami semua,” pungkas Erina. • jamus kalimosodo
Warga Sudah Mulai
Percaya D erasnya arus berobat ke luar daerah memang sempat menjadi trendi di kalangan masyarakat Kabupaten Dharmasraya. Sasarannya adalah ke Kota Muaro Bungo dan Ke Kota Sawahlunto. Konon menurut sebagian kalangan, kedua kota tersebut memiliki rumah sakit yang lengkap, pelayanannya prima, biayanya menenggang dan tersedia dokter spesialis yang mumpuni. Kabar yang beredar dari mulut ke mulut itu begitu cepat beredar, terutama kalangan berduit. Tidaklah mengherankan jika ada warga ekonomi menengah
ke atas lebih memilih mencari pelayanan kesehatan di kedua kota itu, seperti melahirkan, periksa kesehatan dan bahkan untuka keperluan operasi. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Dareh kala itu memang dipandang sebelah mata, terutama bagi mereka yang memiliki ekonomi lebih baik. Pandangan sebagian kalangan memang tidak bias disalahkan. Saat itu, pelayanan di RSUD tipe C ini memang masih dirasakan kurang memuaskan. Ketersediaan dokter spesialis belum memadai, fasilitas yang ada juga tidak layak, air sulit, sampah dimana-mana, para perawat memberlakukan pasien sekehendaknya.
14 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
Pemerintahan Adi Gunawan dan Syafruddin. R. menjadikan RSUD Sungai Dareh sebagai pusat rujukan perawatan kesehatan terkemuka di Bagian Selatan Sumatera Barat, sekaligus menjadikannya bagian dari upaya membangun daya saing daerah.
Lengkap sudah kalimat untuk menggambarkan bagaimana tingkat pelayanan RSUD yang terletak di Jorong Kubang Panjang, Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya. Pemerintahan silih berganti, perbaikan manajemen rumah sakit terus dilakukan. Dalam empat tahun terakhir, kinerja RSUD sudah mulai terlihat. Sarana dan fasilitas yang rusak diperbaiki, yang masih belum ada dibangun baru. System pelayanan juga disempurnakan. Prosedur berobat dipangkas. Pola pembayaran juga disederhanakan. Dokter spesialis yang belum lengkap dilengkapi. “Insyaallah, sekarang sudah mulai mem-
LAPORAN UTAMA perlihatkan tanda-tanda perbaikan layanan,” sebut Direktur RSUD Sungai Dareh dr. Armayani, SpB.
Puncaknya, pemerintahan Adi Gunawan dan Syafruddin. R., merombak total manajemen RSUD dengan menunjuk instansi tersebut untuk melaksanakan pola pengelolaan keuangan (PPK) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pola ini mengisyaratkan pengelolaan rumah sakit secara bisnis, namun tidak mengutamakan keuntungan. Artinya, pengelolaan rumah sakit dilakukan secara professional sebagaimana system bisnis, namun pola itu tidak mengedepankan keuntungan. Dengan pola itu, orientasi rumah sakit tidak lagi pendapatan, namun pelayanan.
Dengan manajemen ala bisnis, maka semua jenis layanan rumah sakit berorientasi pada kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, direktur RSUD membuka komunikasi dengan para pelanggan, masyarakat dan stakeholders untuk mengetahui informasi kepuasan
“
pelanggan. Tiap ada keluhan pelanggan, maka akan ada tindaklanjut penyelesaiannya, karena semua ada prosedur yang sudah dirancang dan ditetapkan. Lagipula, dengan penerapan PPK BLUD di RSUD Sungai Dareh diharapkan ada fleksibilitas pengadaan barang dan jasa. Manajemen RSUD Sungai Dareh dapat memanfaatkan dana yang diperoleh dari pendapatan atas layanan secara langsung tanpa lebih dulu masuk dalam APBD. Keluwesan pengadaan barang dan jasa ini dibutuhkan oleh rumah sakit mengingat lembaga tempat tumpuan berobat ini harus beroperasi sepanjang tahun, tanpa harus diganggu oleh siklus anggaran. Melalui berbagai paket kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan Bupati Adi Gunawan dan Syafruddin. R., kini RSUD Sungai Dareh sudah kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat. Jumlah pasien rawat jalan meningkat cukup pesat. Demiki-
an juga dengan jumlah kunjungan rawat inap juga meningkat cukup tajam. “Sampai akhir Agustus jumlah kunjungan rawat jalan sebanyak 8.562 pasien, kunjungan rawat inap 3.752 orang dan kunjungan IDG mencapai 4.979 orang,” ujar Armayani. Angka tersebut menurut Armayani, sudah mendekati 75 persen dari target yang ditetapkan. Dengan adanya peningkatan pelayanan, maka kunjungan masyarakat ke rumah sakit meningkat tajam. Buntutnya pendapatan rumah sakit juga mendadak meningkat. Tahun ini jumlah pendapatan sudah mencapai 94,48 persen dari target yang ditetapkan. Target pendapatan RSUD tahun 2014 sebesar Rp 7,8 milyar, saat sampai minggu ketiga September sudah terealisasi sebesar Rp 7,4 miliar.
Dengan tingkat pelayanan prima dan kunjungan rumah sakit yang makin besar, maka diyakini, target pendapatan akan tercapai lebih 100 persen. • jamus kalimosodo
Alhamdulillah, sekarang sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda perbaikan layanan
“
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 15
LAPORAN UTAMA
Minat Berobat Ke Puskesmas Naik
k
Tangan perempuan berseragam putih itu cekatan mengobati luka di lutut seorang remaja yang memakai baju SMA. Remaja itu tak henti memegangi lututnya yang robek terluka, karena terjatuh dari motor. Sesekali rintihan terdengar dari mulutnya yang tak henti komat-kamit sambil menahan sakit. Tak berapa lama, anak muda itu dapat tersenyum setelah lukanya dijahit dan diperban. “Ya, cukup banyak juga menangani kasus luka kecelakaan. Yang paling banyak karena jatuh dari motor. Mulai luka lecet, robek, sampai patah,” ujar Reni, salah seorang perawat di Puskesmas Timpeh, Nagari Taratak Tinggi, Kecamatan Timpeh. Perempuan yang telah mengabdi sejak 2008 di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Sijunjung dan Provinsi Riau itu, mengaku telah terlanjur cinta mengabdi di tempat yang sebagian orang menganggapnya terisolir itu. Di Puskesmas itu, terdapat tiga orang dokter umum, seorang dokter gigi, dan sekira 30-an tenaga medis lainnya. “Dalam sebulan, rata-rata ada sekitar 80-an pasien. Keluhan mereka, mulai dari sakit biasa seperti diare, maag, sakit kepala, luka ringan atau sedang, hingga penyakit kronis lainnya,” imbuh Reni. Dari jumlah tersebut, menurut alumnus SMU 1 Sijunjung itu, hanya sekira 20 persen pasien yang dirujuk ke RSUD Sungai Dareh. Bahkan, Puskesmas yang telah memiliki ruang rawat inap itu, kerap menangani penyakit-penyakit kronis lainnya. “Animo warga untuk berobat di sini sangat baik. Itu artinya, keberadaan Puskesmas meski di tempat yang dianggap terpencil ini, sangat dibutuhkan. Kami, sebagai tenaga medis pun sangat sadar, pembangunan kesehatan secara luas, memang dimulai dari jorong dan nagari,” paparnya. Tak berbeda dengan Timpeh, di Puskes-
mas Sitiung II, di Jorong Padang Tengah, Kecamatan Koto Salak, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi, pun demikian. Meski belum memiliki rawat inap, animo warga untuk berobat di sana sangat tinggi. “Dalam sebulan, rata-rata pasien mencapai 300 orang. Yang dirujuk ke RSUD, tidak sampai 10 persen,” ungkap Titin Rustiana, salah seorang petugas di Puskesmas yang dipimpin dr. Fahriza itu. Tidak jarang mereka bahkan menangani pasien dari luar wilayah Dharmasraya. Di tempat itu, terdapat dua dokter umum, dua dokter gigi, dan sekira 60-an paramedis. Banyaknya warga yang berobat di Puskesmas itu, memberikan bukti bahwa keberadaannya sangat diperlukan. “Itu juga menjadi salah satu indikasi, bahwa masyarakat masih ban-
16 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
yak yang membutuhkan perawatan dan pelayanan kesehatan, terutama kesehatan tingkat dasar,” papar Titin. Salah satu pelayanan penting di bidang kesehatan di perdesaan itu, menurut Titin yakni Posyandu serta pemeriksaan kesehatan dan pengobatan ibu dan anak. Sementara itu, di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Dharmasraya drg. Erina, MKM mengakui status kesehatan yang rendah merupakan salah satu masalah yang berpengaruh dalam pembangunan di daerah. “Belum tersedia atau belum berfungsinya sarana pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas, serta pemahaman dan pola hidup sehat masyarakat yang rendah mengakibatkan kualitas kesehatan masyarakat terutama kelompok perempuan di perdesaan menjadi rendah,” ujarnya.
LAPORAN UTAMA
Menurutnya, status kesehatan yang rendah itu dapat ditandai dengan kondisi yang mengkhawatirkan di tingkat Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), serta prevelansi kekurangan gizi yang pada akhirnya mengakibatkan kualitas kesehatan yang diukur dengan Angka Harapan Hidup Masyarakat (AHHM) menjadi rendah. “Tingginya angka kematian ibu dan anak dipengaruhi rendahnya persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, rendahnya cakupan kunjungan neonatal, serta belum optimalnya perbaikan gizi masyarakat,” lanjut Erina. Hal itu, antara lain sangat dipengaruhi oleh terbatasnya sumber daya kesehatan yakni rendahnya jumlah distribusi dan kualitas tenaga kesehatan.
Itu sebabnya, pihaknya berupaya mengajukan teroboson upaya percepatan pembangunan kualitas kesehatan berbasis perdesaan itu. Dirinya memandang penting dilakukan rekonstruksi total sistem kesehatan, terutama untuk mengangkat harkat dan martabat serta kualitas kesehatan penduduk perdesaan. Sementara itu, Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan menegaskan dirinya getol mewujudkan lima pilar pembangunan perdesaan sehat. Hal itu yakni ketersediaan dan berfungsinya dokter puskesmas, ketersediaan dan berfungsinya bidan desa, ketersediaan air bersih dan sanitasi bagi setiap rumahtangga, serta ketersediaan gizi seimbang bagi ibu hamil, menyusui dan balita di perdesaan. Dirinya menyadari, bahwa pembangunan kesehatan itu dimulai dari perwujudan
derajat kesehatan warga di perdesaan. “Karena itu, aspek-aspek pembangunan di jorong, nagari, dan kecamatan, harus kita genjot. Kita tengah mengupayakan agar di setiap kecamatan memiliki Puskesmas, setiap nagari memiliki Pustu, setiap jorong terdapat Puskesri,” tegasnya. Selain pembangunan infrastruktur, kebijakan itu, menurutnya, harus diikuti dengan penempatan dan distribusi tenaga medis yang merata. “Jika pembangunan kesehatan kita mulai dari tingkat terendah, kami yakin, pembangunan menuju kabupaten sehat akan terwujud,” imbuhnya. Meski Dharmasraya telah meraih predikat Kabupaten Sehat dari Menteri Kesehatan, namun itu tak lantas membuatnya berhenti berionovasi menyehatkan masyarakat. • (Yudha Topan)
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 17
LAPORAN UTAMA
dr. Armayani, SpB Direktur RSUD Sungai Dareh
Mendukung Daya Saing Daerah
Banyaknya warga masyarakat yang memilih berobat ke rumah sakit di luar kabupaten Dharmasraya kelihatannya menjadi tamparan pedas bagi jajaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Dareh. Pasalnya, rumah sakit milik Pemkab Dharmasraya seolah menjadi rumah sakit yang tidak mampu bersaing dengan rumah sakit setipe milik daerah lain. Padahal, jika rumah sakit yang dikomandani dr. H. Armayani, S.Pb jika dikelola dengan professional, bias menjadi rumahsakit rujukan yang laris manis karena posisinya yang sangat strategis. Bagi Pemkab Dharmasraya, kenyataan tersebut juga menjadi ganjalan luar biasa pedih, sebab rumah sakit yang letaknya di Nagari IV Koto Pulau Punjung itu menjadi salah satu cermin masih rendahnya daya saing daerah. Oleh karena itu, adalah wajar jika Bupati Adi Gunawan memerintahkan jajaran manajemen RSUD Sungai Dareh agar lebih professional dalam mengelola rumah sakit. Menurut Bupati, profesionalesme dalam mengelola rumah
sakit akan mampu meningkatkan daya saing daerah di mata masyarakatnya sendiri. Armayani, seorang ahli bedah yang diberikan amanat mengelola rumah sakit langsung melakukan berbagai pembenahan. Semua kendala dievaluasi dan dicarikan solusinya. Termasuk kendala administrasi yang selama ini mengungkung gerak langkah pelayanan rumah sakit. Setelah mempelajari dengan cermat, Armayani dan kawan-kawan mengajukan konsep baru, yaitu menjadikan rumah sakit terbesar di Dharmasraya itu sebagai BLUD. Gayung bersambut, bupati menyetujui gagasan Armayani dan kawan-kawan. “Ini yang saya tunggu,” sebut Adi Gunawan. Melalui pola BLUD, Armayani dan sejawatnya tentu lebih berpeluang untuk berkreasi dalam meningkatkan daya saing rumah sakit di blantika persaingan antar rumah sakit yang makin ketat. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien, Armayadi menggelar kegiatan kemitraan pengobatan bagi pasien mampu dan pasien kurang mampu. Melalui kegiatan tersebut diharapkan cakupan layanan kesehatan rumah
18 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
sakit menjadi lebih luas dan professional. Untuk menambah cakupan layanan, Armayadi menambah jumlah tempat tidur untuk kelas III sebanyak 20 unit, menambah gedung rawatan kelas III berkapasitas 16 tempat tidur, menambah alat kesehatan dan kedokteran, menambah jumlah dokter spesialis, menambah jumlah produk layanan HCU, penambahan ruang isolasi dan pemilahan ruang bersalin dengan ruang rawat inap. “Daya tamping rumah sakit terus kita tingkatkan, agar bias menampung pasien baik dari kalangan mampu maupun tidak mampu,” tukuk Armayadi. Sementara itu, untuk menjamin kepuasan pelanggan, Armayani melakukan sejumlah langkah, antara lain menyusun standar pelayanan kesehatan rumah sakit, pemenuhan tenaga kesehatan professional, memperbaiki standar asuhan keperawatan dan memberikan layanan penunjang, seperti menyediakan perparkiran yang aman dan nyaman, menyediakan ruang untuk keluarga pasien, pelayanan apotik dan lainnya. Melalui berbagai upaya tersebut, kini RSUD
LAPORAN UTAMA 4 Pulau Punjung. Karenannya pembangunan gedung baru itu dipacu. Bahkan Armayani sudah menjajagi ke-
mungkinan kerjasama dengan swasta untuk mengejar selesainya pembangunan sesegera mungkin. • jamus kalimosodo
Fasilitas RSUD Sungai Dareh 1. Gedung Poliklinik 1 unit 2. Gedung UGD 1 unit 3. Gedung Keperawatan 5 unit, terdiri Kelas III 56 Tempat Tidur, Kelas II 22 tempat tidur, Kelas I 7 tempat tidur, HCU 7 tempat tidur, kelas khusus 17 tem pat tidur, VIP 5 tempat tidur. 4. Gedung Operasi 1 unit 5. Gedung Laboratorium 1 unit 6. Gedung Radiologi 1 unit 7. Gedung Instalasi Gizi dan Laundry 1 unit 8.Gedung Farmasi 1 unit 9. Gedung Fisioterapy 1 unit 10. Gedung Transfusi Darah 1 unit 11.Gedung Genset 1 unit 12.Gedung IPSRS 1 unit 13.Rumah Dinas 5 unit 14.MUshalla 1 unit. Jenis Layanan Rawat Jalan 1. Layanan poliklinik umum tiap hari kerja 2. Layanan poliklinik gigi tiap hari kerja 3. Layanan poliklinik penyakit dalam tiap hari kerja 4. Layanan poliklinik anak tiap hari kerja 5. Layanan poliklinik bedah tiap hari kerja 6. Layanan poliklinik kebudanan tiap hari kerja 7. Layanan poliklinik mata tiap hari kerja
Sungai Dareh sudah bias memberikan lima layanan yang sudah terakreditasi, yaitu layanan administrasi manajemen, layanan medis, layanan gawat darurat, layanan keperawatan dan layanan rekam medis. Dengan akreditasi tersebut, sesungguhnya RSUD Sungai Dareh tidak kalah dengan rumah sakit lain milik sejumlah kabupaten. “Kita sama-sama telah mendapat akreditasi,” sebut Armayani. Oleh karena itu, adalah wajar jika belakangan ini, kunjungan pasien ke RSUD Sungai Dareh sudah jauh meningkat. “Saya diamdiam melakukan survai ke sejumlah rumah sakit baik milik pemerintah, maupun swasta di beberapa daerah. Ternyata hasilnya warga Dharmasraya sudah tidak lagi berobat ke luar. Dulu umumnya warga kita berobet kepada meraka, sekarang sudah jarang. Mereka sudah memilih rumah sakit sendiri,” kata Armayani.
Dengan adanya peningkatan kunjungan pasien dan makin rendahnya angka complain konsumen, menunjukkan bahwa RSUD Sungai Dareh telah mampu bersaing dengan rumah sakit lain. Daya saing rumah sakit itu, sambung Armayani, akan lebih baik lagi jika pada akhir 2015, RSUD Sungai Dareh bias pindah ke gedung baru di KM
Jenis Layanan Gawat Darurat 1. Layanan Dikter jaga (dokter umum) on site 2. Layanan Dokter konsulen (dokter spesialis) on call 3. Layanan ambolan 118 4. Layanan keperawatan Jenis Layanan Rawat Inap 1. Layanan rawat inap anak dan perinatology (kelas II dan kelas III) 2. Layanan rawat inap penyakit dalam (kelas II dan kelas III) 3. Layanan rawat inap bedah dan mata (kelas II dan kelas III) 4. Layanan rawat inap kebidanan (kelas II dan III) 5. Layanan kamar bersalin 6. Pelayanan rawat inap kelas I Jenis Layanan Operasi dan Anestesi 1. Layanan operasi bedah umum 2. Layanan operasi obstetri dan ginekologi 3. Layanan operasi mata 4. Layanan anestesi 5. Layanan keperawatan Jenis Layanan Penunjang 1. Layanan rehabilitasi medic 2. Layanan laboratorium 3. Layanan radiologi 4. Layanan gizi 5. Layanan farmasi 6. Layanan transfuse darah 7. Layanan keluarga miskin 8. Layanan administrasi 9. Layanan rekam medis 10. Layanan konseling gizi dan 11. Layanan Rohis
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 19
PENDIDIKAN
Membangun Minat
Untuk Berhaji “Berhaji adalah panggilan, namun mempersiapkan diri untuk menunaikan rukun Islam kelima itu harus dilakukan sejak kanak-kanak. Karena, selain dapat dimaknai sebagai penyempurnaan dari titel taqwa, ibadah haji juga bisa dimaknai sebagai upaya untuk mendorong umat Islam menjadi bagian dari masyarakat yang berkemampuan fisik dan ekonomi. Itulah sebabnya Pemerintahan Bupati Adi Gunawan dan Syafruddin. R., berupaya membangun minat masyarakat untuk berhaji sejak dini usia.”
membangun kesan yang kuat, peserta peragaan ibadah haji betul-betul melaksanakan apa yang menjadi rukun haji. Mereka diberangkatkan dari Masjid Simpang Tiga Koto Baru menggunakan kendaraan ruda empat. Masing-masing kendaraan tertulis Kloter (kelompok terbang) seolah-olah mereka diberangkatkan seara berkelompok. Malah sebelum berangkat mereka melakukan shalat di masjid menggunakan pakaian ihram. Sepanjang perjalanan, anak-anak TK itu membacakan “Labaik Allah Humma Labaik” bersama para orang tua mereka yang mendampingi. Sesampai di lapangan Padang Tangah, sesuai Koter yang ditetapkan, anakanak TK itu berjalan secara berkelompok dan tidak lagi didampingi orang tuanya dan hanya didampingi sang guru mereka. Jamaah haji jadi-jadian itu kemudian bersiap untuk melaksanakan rukun haji. Dan setelah mereka siap, Bupati Adi Gunawan memberi aba-aba dimulainya peragaan. Satu
A
lila, merengek pada bundanya minta dibelikan es mambo. Sang bunda tentu saja tergopoh-gopoh membelikannya. Maklum, anak kesayangannya merasa haus usai melaksanakan peragaan ibadah haji di Lapangan Padang Tangah, Nagari Pulau Mainan, Kecamatan Koto Salak. Alila yang bersekolah di TK Islam Bhakti Padang Tangah itu terlihat menikmati es mambo di tangannya seraya memperhatikan temantemannya yang belum selesai memperagakan tatacara melaksanakan ibadah haji. Di antara teman-teman Alila ada yang riang gembira, ada yang sesenggukan menangis ada juga yang terbengong-bengong. Sementara itu, suara Rahmawati, S.Pd., terdengar terus menyenandungkan “Labaikallah Huma Labaik” seraya menjadikan acara tahunan yang digelar yayasan TK Islam Bhakti semakin khitmat dan berkesan. Untuk
20 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
persatu Kloter mulai beraksi diawali dengan lempar jumrah, syai dan terakhir berkurban. Rahmawati yang juga Kepala TK Islam Bhakti Padang Tangah itu bertindak sebagai panitia yang mengkoordinasikan acara yang diikuti oleh 1.608 murid TK dari 48 TK. Menurutnya, peragaan ibadah haji itu merupakan kurikulum sekolah TK yang bernaung di bawah yayasan Bhakti. Tujuannya adalah untuk memberikan kesan yang kuat bagi murid TK terhadap pelaksanaan ibadah haji. Melalui pola-pola pendidikan seperti itu, menurut Rahmawati akan memberikan dorongan yang sangat kuat bagi anak-anak TK untuk menunaikan ibadah haji ketika dewasa kelak.
Menyaksikan peragaan tersebut Bupati Adi Gunawan merasa terharu. Apa yang sudah dilakukan oleh Yayasan Bhakti setiap tahun merupakan bagian dari apa yang ia pikirkan selama ini. Tuan Luak Dharmasraya itu mengimpi-
PENDIDIKAN kan terwujudnya pendidikan berkarakter di seluruh pelosok Dharmasraya, mulai sejak PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA. Dengan dimulai dari TK, diharapkan semua lulusan pendidikan di Kabupaten Dharmasraya, selain memiliki intelektualitas yang tinggi, juga menguasai nilai-nilai luhur agama dan budaya lokal. Sebagai ungkapan kegembiraannya, Bupati Adi Gunawan membantu secara pribadi uang Rp 3 juta untuk penyelenggaraan acara. Sebelumnya Adi juga membantu satu ekor sapi. Masyarakat setempat juga secara gotong royong membawa dua bungkus nasi untuk dibagikan kepada semua peserta. “Kita semua menyadari pentingnya pendidikan berkarakter untuk putraputri kita. Ayo, kita bimbing anak-anak kita agar memiliki karakter yang kuat, menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan,â€? sebut Adi Gunawan dalam sambutannya. • jamus kalimosodo.
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 21
PENDIDIKAN
Pemberian beasiswa ini merupakan bentuk apresiasi daerah kepada murid-murid yang juara kelas. Karena kita sadar, nasib Dharmasraya ke depan ada di tangan mereka
Dapat
Juara Kelas, Hadiah Dari Bupati
Raut suka cita tergambar jelas pada wajah belasan murid Sekolah Dasar (SD) se-Kecamatan Padang Laweh. Betapa tidak? Hari itu mereka berkesempatan untuk bertemu langsung dan berjabat tangan dengan orang nomor satu Dharmasraya. Untuk kali pertama Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan berkunjung ke sekolah mereka. Tak hanya berkunjung untuk melihat sekolah mereka, tokoh pemekaran Dharmasraya itu sengaja datang ke sekolah tersebut untuk berdialog dengan para siswa dan wali murid, serta menyerahkan beasiswa berprestasi bagi
sang juara di kelas IV, V dan VI SD di kecamatan itu. Di sana terdapat empat unit SD. Kedatangan Bupati didampingi Leo Julian Komara, Wakil Pemimpin Bank Nagari Cabang Pulau Punjung. Pasalnya, dana beasiswa sebesar Rp125 juta itu berasal dari dana CSR (Corporate Social Responsibility) Bank Nagari. Dana CSR itu merupakan salah satu bentuk kepedulian bank pelat merah itu pada pendidikan anak bangsa. “Pemberian beasiswa ini merupakan bentuk apresiasi daerah kepada murid-murid yang juara kelas. Karena kita sadar, nasib Dhar-
22 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
masraya ke depan ada di tangan mereka,� ujar Bupati saat memberikan sambutan. Menurut tokoh yang peduli pendidikan tersebut, pemberian beasiswa itu sekaligus untuk memotivasi para siswa agar mereka memiliki kebanggaan sebagai siswa Dharmasraya serta memberikan motivasi bagi siswa lainnya. Bupati mengatakan, penyaluran beasiswa berprestasi dengan dana CSR itu telah dilakukan sejak dua tahun silam. Tak hanya siswa SD, beasiswa juga diberikan pada siswa berprestasi di tingkat SLTP dan SLTA se-Kabupaten Dharmasraya. Total-
PENDIDIKAN Pernyataan itu tidaklah berlebihan. Karena memang tampak dari para penerima beasiswa yang bersuka cita. Seperti yang diungkapkan Gusti Dwi Zarafif, murid kelas IV SD 02 Padang Laweh. Dirinya mengaku, baru sekali ini mendapat beasiswa. Apalagi, beasiswa itu diserahkan langsung oleh Bupati Dharmasraya yang disaksikan ibunya. “Saya mau beli buku dan tas sekolah yang baru,” ujarnya sambil tertawa saat ditanya akan dipakai apa uang tersebut. Senada dengan Gusti, murid SD di Kecamatan Koto Baru yang juga mendapatkan beasiswa serupa mengaku bangga den-
gan perhatian Bupati. “Senang rasanya mendapatkan beasiswa ini,” tutur Suci Mahira Kalsum, murid kelas V SDIT Al Bina.
Begitu pun Raihan Al Hafidz, murid kelas VI SDN 16 Koto Baru yang mengaku gembira mendapatkan beasiswa itu. Berbeda dengan teman lainnya, dia ingin menabung uang yang didapat itu. Bahkan dirinya menargetkan untuk mendapatkan beasiswa serupa saat duduk di bangku SMP kelak. “Tarimo kasih Pak Bupati. Senang dan bangga punya pemimpin yang perhatian seperti Bapak,” ungkapnya. • yudha topan
nya, ada sebanyak 5.000 paket beasiswa. Penyaluran bantuan pendidikan tidak hanya melalui dana CSR. Setiap tahun, Pemda Dharmasraya juga menganggarkan beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu dan beasiswa untuk mahasiswa berprestasi melalui dana APBD. “Setiap tahun setidaknya Pemkab Dharmasraya menyediakan dana sekitar Rp200 juta untuk beasiswa pendidikan,” tuturnya. Hingga kini, telah ribuan mahasiswa Dharmasraya yang mendapatkan program itu. Menurut Bupati, soal dana CSR, dirinya bisa saja mengalihkan dana itu untuk kegiatan di bidang lain. Namun dirinya sadar, pembangunan manusia adalah kunci utama pembangunan daerah. “Dalam pandangan saya, beasiswa ini lebih nyata hasilnya. Selain dampak materi, apresiasi ini akan membangkitkan psikologi anak didik sehingga mereka akan belajar lebih semangat lagi,” paparnya. MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 23
PENDIDIKAN
SMPN I PUPU,
Tempat Sekolah Para Pemimpin
Sejarah panjang telah dilewati oleh sekolah yang kini bernama SMP Negeri I Pulau Punjung (PUPU). Selain telah mengalami beberapa kali perubahan nama, ternyata sekolah yang terletak di Jalan Raya Lama, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung itu telah meluluskan sejumlah pemimpin. Tercatat Bupati Dharmasraya, H. Adi Gunawan, Bupati Sijunjung, H. Yuswir Arifin dan Wabup H. Syafruddin. R., pernah mengenyam dan lulusan SMP Negeri I Pulau Punjung. SMP kebanggaan rang Dharmasraya ini memiliki pengalaman panjang dalam menerapkan berbagai pola pendidikan, hingga menjadi SMP favorit, meski Pemkab Dharmasraya tidak menjadikannya sebagai SMP unggul. Seiring dengan perjalanan waktu, perbaikan proses pembelajaran, penyediaan fasilitas belajar dan penataan lingkungan sekolah terus diperbaiki. Untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran, SMP Negeri I Pulau Punjung menerapkan berbagai metoda, mulai dari layanan kelas khusus, layanan kelas peminatan, bimbingan ujian sekolah, bimbingan ektrakurikuler, bina mental dan pencarahan qalbu serta sekolah kembar telah dilakukan. “Kita melakukan berbagai upaya dan metoda, agar terjadi akselerasi pembelajaran bagi siswa dan siswi yang belajar di sekolah ini,” sebut Muhammad Irsyad, M.Pd., Kepala SMP Negeri I Pulau Punjung. Penyediaan fasilitas belajar juga terus ditingkatkan, seperti perbaikan dan rehabilitasi ruang belajar, melengkapi peralatan peraga mengajar, membangun taman sekolah dan yang saat ini sedang dalam pembangunan adalah mushalla. Keberadaan mushalla ini penting mengingat, Pemkab Dharmasraya telah mencanangkan pendidikan berkarakter. Keberdadan mushalla ini diharapkan akan membantu menguatkan karekter anak didik. Irsyad menambahkan, sekolah yang ia pimpin juga turut membangun budaya bersih,
“
“
Jadi lulusan SMP Negeri I Pulau Punjung akan memperoleh ilmu pengetahuan umum dan dilengkapi dengan budaya disiplin, bersih, ramah lingkungan dan agamis. budaya tertib, budaya salam, budaya baca Alquran dan budaya disiplin. Para siswa dibiasakan untuk hidup tertib dan teratur, menghargai waktu, menghargai lingkungan asri dan lestari dan terampil tulis baca Alquran. Kegiatan ini akan melahirkan manusia yang paripurna. “Jadi lulusan SMP Negeri I Pulau Punjung akan memperoleh ilmu pengetahuan umum dan dilengkapi dengan budaya disiplin, bersih, ramah lingkungan dan agamis. Ini yang namanya pendidikan berkarakter itu,” tukuk Irsyad. Dalam penerapannya, Irsyad menjelaskan, pihaknya mengemas semua muatan pendidikan berkarakter tersebut dalam aneka ragam kegiatan ektrakulikuler, seperti kegiatan pramuka, mendirikan club tari, paduan suara dan group kesenian daerah. Untuk mempertajam intelektualitas siswa, juga dibangun club story telling, kelompok olimpiade dan club karya ilmiah. Di bidang olahraga ada club bola voli, bulutangkis, basket, atletik, futsal dan tae kwon do.
SMP Negeri I Pulau Punjung memang tidak memiliki kendala untuk menerapkan pola pengajaran dan pagelaran ekstrakulikuler. Pasalnya, fasilitas yang dimiliki cukup lengkap. Sebagai sekolah tertua, SMP itu memiliki labor multimedia, labor IPA, ruang kesenian, green hause, ruang bimbingan dan konseling, ruang koperasi, kantin sekolah, ruang UKS dan lapangan basket, voli dan takraw. Dengan fasilitas yang dimiliki, semua kegiatan ekstrakulikuler memungkinkan untuk dilaksanakan di sana. Pelayanan pendidikan prima kelihatannya sudah menjadi tradisi di lingkungan SMP Negeri I Pulau Punjung. Dari masa ke masa, peningkatan kualitas pendidikan terus diupayakan. Tidaklah mengherankan jika SMP tertua di Kabupaten Dharmasraya telah mampu melahirkan para pemimpin di masa kini. Bahkan segudang prestasi baik tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi sudah berhasil diraih. • jamus kalimosodo
24 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
PENDIDIKAN
Data Sekolah • • • •
Jumlah siswa = 684 orang Jumlah kelas = 21 orang Jumlah Rombel = 21 Jumlah guru 43 orang
Data Kepala Sekolah • • • •
Nama Kepala Sekolah : Muhammad Irsyad, M.Pd Pendidikan : S2 Teknologi Pendidikan Bidang Sertifikasi : Bahasa Inggris Masa kerja : 19 tahun
Prestasi Kepala Sekolah • • • •
Peringkat II Guru Bahasa Inggris Berprestasi Tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun 1997 Peringkat I Guru SLTA Berprestasi Tingkat Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Tahun 2003 Peringkat I Guru SLTA Berprestasi Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 2008 Peringkat I Kepala Sekolah SLTP Berprestasi Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013.
Prestasi Sekolah • • • • • • • • • • • •
Juara I Tenis Lapangan Tingkat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 Juara II Pidato Agama Tingkat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 Peringkat 7 Lomba Melukis Tingkat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 Juara I Bidang Studi IPA Biologi Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 2004 dan Tahun 2005 Juara I Festival Pop Minang Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 2005 Juara I Lomba Pidato Bahasa Inggris Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 2006 dan Tahun 2007 Juara I Lomba Group Band, Lomba Vokal Group, Lomba Busana Muslim dan Festival Lagu Dangdut Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 2007 Juara I Olimpiade Sain Fisika dan OLimpiade Matematika, Bahasa Inggris Story Stelling, Lomba Drum Band, MTQ, Fashion Show dan Lomba PBB Tingkat Ka bupaten Dharmasraya Tahun 2008 Juara I Olimpiade Sain Matematika, Olimpiade Biologi dan Olimpiade Fisika Tingkat Kabupaten Dharmasraya tahun 2009 Juara I LOmba Melukis, Olimpiade Fisika dan Olimpiade Biologi Tingkat Kabu paten Dharmasraya Tahun 2010 Juara I Tenis Lapangan, Busana Muslim, Baca Puisi Religi dan LOmba Melukis Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 2011. Juara I PBB, Tari Kreasi, Pidato Agama dan Taekwondo Tingkat Kabupaten Dharmasraya Tahun 2013
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 25
PENDIDIKAN
Palanta Polmas,
Terobosan Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Oleh :
AKBP Bondan Witjaksono, SH., SIK., MM Sebagaimana arah kebijakan Kapolri tentang Revitalisasi Polri menuju Pelayanan Prima guna meningkatkan kepercayaan masyarakat dan juga terwujudnya postur Polri sebagai sosok penolong, pelayan dan sahabat masyarakat serta gakkum yang jujur, benar, adil, transparan dan akuntabel guna harkamdagri yang mantap didukung sinergitas polisional dalam rangka keberlangsungan pembangunan nasional, dimana salah satunya yang termasuk dalam kerangka Revitalisasi adalah agar Polri yang berada diwilayah dapat membuat Terobosan Kreatif (Creative Breaktrough). Terkait dengan Terobosan Kreatif (Creative Breaktrough) yang sekaligus merupakan komitmen revitalisasi, maka Polres Dharmasraya (Sat Binmas) berupaya membuat suatu terobosan kreatif dengan program / kegiatannya dinamakan “Palanta Polmas” atau Polisi berdialog Kamtibmas dengan masyarakat di Lapau/Kedai/Kebun untuk mencari solusi terhadap masalah kamtibmas yang merupakan perpolisian dengan mengadopsi kearifan budaya lokal sehingga diharapkan dapat mendekatkan diri kepada masyarakat melalui upaya Preemtif dan Preventif. Palanta dalam bahasa minang yang artinya tempat duduk untuk bersantai-santai sambil menikmati secangkir kopi atau teh dan goreng-gorengan. Bahwa dalam implementasi pelaksanaan dari program tersebut Polres Dharmasraya berkomitmen ataupun berupaya melayani secara proaktif, transparan dan akuntabel sehingga dengan demikian secara eksternal atau keluar Polres Dharmasraya dapat secara langsung menyentuh serta menyatu dengan masyarakat dalam rangka memberikan pelayanan sekaligus dapat bekerjasama dan membangun kemitraan dengan masyarakat / pemangku kepentingan didalam menciptakan kamtibmas yang kondusif ataupun didalam menanggulangi serta mencegah gangguan kamtibmas diwilayah hukum Polres Dharmasraya. Untuk menunjang tercapainya strategi Polres Dharmasraya dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat secara swakarsa, maka dilakukan beberapa upaya antara lain : • Mewujudkan peran serta masyarakat untuk mencegah menangkal dan menanggulangi gangguan kamtibmas dilingkungannya secara swakarsa sekaligus Polri
Kapolres Dharmasraya mencarikan solusi penyelesaian masalah yang terjadi dilingkungan masyarakat. • Mewujudkan kemitraan Polisi dan masyarakat serta instansi terkait lainnya sesuai dengan perannya masing – masing. • Agar warga masyarakat dapat secara langsung merasakan kehadiran Polisi sehingga memberikan kesan bahwa Polri adalah berasal dari rakyat dan bekerja untuk rakyat (masyarakat). Kegiatan Palanta Polmas merupakan kegiatan Polres Dharmasraya dengan melibatkan masyarakat sebagai partner dalam melakukan dialog kamtibmas. Kegiatan ini dilakukan dengan harapan selain terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif, juga informasi yang berkembang di masyarakat baik yang sifatnya umum dan khusus dapat disampaikan langsung kepada Petugas Bhabinkamtibmas / Petugas Polmas Polisi Bumi Mekar / Kapolres / Kapolsek saat berdialog. Kegiatan Palanta Polmas merupakan upaya membangun kemitraan Polri khususnya Polres Dharmasraya dengan masyarakat dengan tujuan : • Menumbuh kembangkan daya tangkal, daya cegah dan daya penanggulangan masyarakat terhadap gangguan kamtibmas; • Meningkatkan efektifitas penyuluhan dan penerangan guna meningkatkan kesadaran hukum, ketaatan warga masyarakat terhadap
26 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
hukum dan perundang-undangan dan partisipasi masyarakat dalam Harkamtibmas; • Memanfaatkan kemampuan yang ada pada mitra Polri baik yang ada pada masyarakat, tokoh masyarakat dan Instansi / pihak –pihak terkait lainnya untuk kepentingan dukungan kelancaran pelaksanaan harkamtibmas. Sasarannya adalah Masyarakat, yang diarahkan kepada kelompok – kelompok masyarakat yang terdapat pada semua elemen, antara lain :
a).
Masyarakat yang dianggap memiliki kerawanan untuk berperilaku menyimpang dari normanorma sosial yang dapat mempengaruhi dan mengganggu situasi dan kondisi Kamtibmas; b). M a s y a r a k a t yang dapat diikutsertakan dalam membangun kemitraan karena kedudukan, Jabatan atau pengaruhnya dalam masyarakat; c). Masyarakat yang kegiatannya berkaitan dengan bentuk-bentuk Pam Swakarsa.
Dan juga sasarannya adalah Lingkungan fisik, yakni Lapau /Kedai /Warung di Kab. Dharmasraya. Pola Kegiatan Palanta Polmas dilaksanakan dengan melibatkan keterpaduan fungsi Binmas dan Polsek. Selain melibatkan keterpaduan fungsi Binmas dan Polsek, kegiatan ini juga dapat dilaksanakan oleh fungsi Binmas dan Kapolsek sejajaran dengan elemen masyarakat sesuai dengan tupoksinya. Demikianlah Program Palanta Polmas di Lingkungan Polres Dharmasraya dibuat untuk diketahui oleh masyarakat luas khususnya masyarakat Kab. Dharmasraya.
PENDIDIKAN
Bu Izzah ”Ingin Melahirkan Buku”
Menjadi guru, ternyata sudah menjadi cita-cita Nur Azizah, S.Pd, M.Si, Kepala Sekolah SMA Unggul Dharmasraya sejak kecil. Itu sebabnya, setamat SMA di Kota Rejang Lebong, Bengkulu, kandidat doktor itu melanjutkan kuliah di Fakultas Kependidikan Universitas Bung Hatta, Padang pada tahun 1993. Dia lalu mengambil jurusan matematika, pelajaran yang disukainya sejak dulu. “Alhamdulillah, setamat kuliah pada 1999 saya akhirnya menjadi guru pada tahun itu juga,” ujar istri dari Widayatmo, SE, itu bercerita. Itu sebabnya, meski kini dipercaya sebagai Kepala SMA Unggul Dharmasraya yang pertama, baginya sama saja: semua tetap menyenangkan karena bisa menjadi guru yang mendidik dan membagikan ilmu untuk anak didik. Begitu katanya. Kehadiran SMA Unggul Dharmasraya di Koto Padang, Kecamatan Koto Baru, Juli tahun ini, patut membanggakan. Betapa tidak? Didukung gedung yang megah lengkap dengan asrama, kehadiran sekolah itu diharapkan dapat menyamai keberadaan empat unit SMA Unggul Sumatera Barat yang telah lama berdiri. Bahkan Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan menargetkan, tahun depan SMA Unggul Dharmasraya dapat menjadi SMA 5 Sumatera Barat. Bagi Izzah, begitu ia biasa dipanggil, amanat menjadi kepala sekolah yang dipercayakan kepadanya memberikan tantangan tersendiri. Setelah belasan tahun menjadi guru, kini dirinya harus mengerjakan tugas rangkap: mendidik dan menjadi manajer sekolah. Berbekal pengalamannya mengunjungi beberapa sekolah di luar negeri, hal itu dijadikannya modal untuk menjadikan sekolah itu menjadi yang terbaik. “Ini tentu saja tidak mudah. Tapi kami ingin membuktikan kesempatan yang diberikan ini untuk melakukan yang terbaik. Kuncinya tidak saja pada kualitas pengajaran di kelas, tetapi juga program pembinaan siswa selama di asrama. Penggabungan inilah yang menjadi fokus kami saat ini,” tutur guru yang telah mengajar hampir 12 tahun itu. Sebelum menjadi kepala sekolah di sana, ibu lima anak ini pernah menjadi Kepala SMP 1 Tiumang. Sebagai guru, telah banyak prestasi yang telah ditorehkan wanita yang memiliki hobi membaca ini. Pada 2008 dirinya masuk 10 besar dalam Story Writing Competition Tingkat Nasional. Setahun setelah itu dia mendapat peringkat ketiga Lomba Keterampilan Mengajar Bagi Guru SLTA se-Sumbar. Puncaknya, pada 2011 lalu, raihan Juara I Guru Berprestasi Tingkat Sumbar berhasil disabetnya. Meski belum menjadi kampiun pada ajang serupa di Tingkat Nasional, pengalaman itu cukup memberikan pelajaran berarti baginya. Selain itu, pada 2009 dirinya berkesempatan mengikuti guru magang di Perth, Australia Barat selama
sebulan. Program yang dibiayai Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar itu untuk melatih guru-guru MIPA agar dapat mengajar di kelas dengan bilingual. Dirinya berhak mengikuti program itu setelah menjadi Juara I Lomba Mengajar Bilingual untuk Guru Tingkat SLTA. Program utamanya adalah mengunjungi sekolah-sekolah dan terlibat langsung di kelas bersama guru di sana. Dirinya juga mempelajari sistem pendidikan di Australia, Ujian Nasional, serta prestasi-prestasi siswa di sana. Pengalaman berikutnya adalah ketika dirinya mengikuti program Teacher Exchange yang diadakan Kedutaan Jepang dalam JENESYS Programme selama dua minggu di Negeri Sakura pada 2009. Dirinya berangkat bersama lima guru lainnya setelah melalui serangkaian tes dan kompetisi ketat dengan para guru se-Indonesia. Di negeri matahari terbit itu, dia berkesempatan mengikuti Konferensi Guru Internasional. Kini, dengan pengalaman itu, dirinya memiliki mimpi untuk melahirkan peserta didik yang cerdas dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berkarakter dan berakhlak mulia, memiliki kecerdasan sosial, kecerdasan spritual, kecerdasan emosional, serta dapat berkompetisi di bidang sains, seni dan olahraga baik tingkat nasional maupun internasional. Untuk mewujudkan mimpi itu, dirinya ingin menjadikan seluruh pendidik di SMA Unggul Dharmasraya menjadi guru model yang patut dan layak diteladani bagi guru yang lain, bertanggungjawab, mengembangkan keunggulan yang dimiliki dan menularkannya pada teman-teman guru lain, mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki siswa, serta memberikan kontribusi positif sebanyak-banyaknya pada dunia pendidikan, organisasi, dan masyarakat sekitar. “Walau tidak mudah, tapi visi dan misi tersebut harus tetap dilaksanakan dan diupayakan dengan penuh kesungguhan. Ini tekad kami,” harap peraih Penghargaan Guru Penuh Prestasi Tingkat Dharmasraya itu. Ke depan, penyuka warna hitam ini menargetkan dapat menulis banyak buku praktis bagi para guru. Dirinya juga memiliki cita-cita agar anak didiknya di SMA Unggul Dharmasraya dapat melanjutkan kuliah di luar negeri. “Inggris, Jepang, Amerika Serikat, dan Australia, memiliki sistem pendidikan yang lebih baik. Tentu siswa harus kita siapkan dari sekarang, tidak hanya knowledge, tapi juga iman mereka,” tandasnya. • yudha topan
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 27
TEKNOLOGI
Mendaurulang Air Jadi Energi Listrik Oleh : Yudha Topan, SP., M.Si
P
Kasubag Peliputan dan Pemberitaan Bagian Humas dan Protokol
ria jangkung itu serius mengamati kolam penampungan air yang berada di depannya. Sesekali tangannya membersihkan dan mengambil daun-daun serta kotoran lain yang mengapung di permukaan air itu. Dari kolam penampungan berukuran 4 x 3 meter tersebut, terdapat sebuah pipa berdiameter 30 sentimeter sepanjang hampir 30 meter yang menjorok ke bawah kolam penampungan itu. Pipa yang mengalirkan air itu lalu ‘berhenti’ di sebuah bangunan kecil. Terdengar perlahan suara mesin dari dalam bangunan itu. “Air dari kolam penampungan dialirkan melalui pipa ini, lalu memutar turbin yang berada di rumah turbin. Turbin itulah yang merubahnya menjadi listrik,” ungkap H. Zulfikar Datuak Pangulu Bosau, pemilik turbin air itu. Pengusaha angkutan itu menjelaskan cara kerja pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) yang berada di kolam ikan miliknya di Jorong Pisang Rebus, Nagari Sitiung, Kecamatan Sitiung. Kolamnya seluas belasan hektar itu setiap detik ‘membuang’ air yang tidak termanfaatkan. “Dari situ saya berpikir bagaimana agar air buangan dari kolam-kolam ini dapat dimanfaatkan,” ungkapnya. Berbekal pengetahuan dari buku-buku dan modal nekat, dirinya lalu membeli seperangkat mesin turbin. Jadilah ia memanfaatkan air buangan itu menjadi sumber listrik. Modal awalnya yang sekitar Rp20 juta, kini telah menghasilkan listrik 10.000 watt. Jumlah itu cukup menerangi kolamnya yang belasan hektar, memutar kincir air kolam, dan penggunaan lainnya. Bahkan beberapa rumah penduduk di sekitar kolam yang belum dialiri listrik PLN, kini menikmati listrik gratis dari PLTMH hasil kreasinya. Air pembuangan dari turbin pun kembali dialirkan ke persawahan warga. Menurut Uwo Atut, begitu ia biasa dipanggil, hampir setiap jengkal tanah di Dharmasraya mengandung air. Baik berupa sungai, saluran irigasi, rawa, dan sumber mata air lainnya. Ketika musim hujan tiba, air berlimpah ruah, bahkan sampai menimbulkan bencana banjir. Sebaliknya ketika musim kemarau datang, sumber air susah didapatkan sehingga masyarakat banyak yang menderita. Menurutnya, jika kita mau memanfaatkan air dengan baik dan mau mempelajari teknologi terapan, bukan mustahil keberadaan air bisa mengubah kehidupan menjadi lebih baik. Dirinya telah membuktikan itu. Kehadiran teknologi mikro hidro telah mampu
memanfaatkan debit air yang ada di sekitar kita menjadi energi listrik. “Meskipun hanya berupa air selokan yang debit airnya tidak terlalu besar, bisa dimanfaatkan menjadi sumber listrik,” ungkapnya. Mikro hidro sebenarnya bukan teknologi baru dan sudah banyak diterapkan oleh beberapa negara di dunia seperti Thailand, India, Pakistan, Vietnam, dan China. Tetapi hal itu belum banyak diterapkan di pedesaan
28 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
terlebih jika desa itu tersedia listrik PLN. “Padahal, PLTMH ini jika dikembangkan di kelompok-kelompok rumah tangga, akan memberikan dampak ekonomi. Selain menghemat biaya listrik, juga ikut menghemat pemakaian energi,” imbuhnya. PLTMH sebagai salah satu sumber energi baru dan terbarukan memiliki potensi besar untuk dikembangkan di pedesaan. Tidak perlu sumber air yang besar. Karena besar
TEKNOLOGI
Meskipun hanya berupa air selokan yang debit airnya tidak terlalu besar, bisa dimanfaatkan menjadi sumber listrik
kan ke generator dengan menggunakan kopling. Generator akan menghasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya. Menurut Ketua LKAAM Dharmasraya itu, instalasi mikro hidro tidak sulit. Namun demikian harus memenuhi ketentuan seperti misalnya adanya sumber air yang bisa dialirkan dengan debit tertentu, adanya pemahaman dari warga setempat dan tentu saja tersedianya dana untuk membeli peralatan pendukungnya. Yang dapat dimanfaatkan misalnya air terjun, air sungai, atau air selokan. “Yang penting debit airnya stabil, ada bak penampungan air untuk disalurkan ke rumah instalasi, dan pembuatan rumah instalasi yang berfungsi sebagai tempat pusat kontrol air yang bisa menggerakkan turbin sehingga bisa mengubah energi mekanik menjadi energi listrik,” paparnya. Dirinya mengungkapkan, PLTMH memiliki beberapa keunggulan. Selain biayanya murah (mikro hidro yang paling kecil harganya hanya berkisar Rp3 jutaan), perawatannya pun cukup mudah. Jika dibandingkan dengan pemakaian genset yang memerlukan bahan bakar dan perawatan lain, biaya pemakaian mikro hidro tentu jauh lebih hemat. Keunggulan lainnya, mikro hidro bisa digunakan selama 24 jam non stop. Karena itu, PLTMH ini sangat cocok diterapkan di daerah terpencil yang jumlah penduduknya terbatas dan sulit dijangkau listrik PLN. Apalagi biaya operasional dan pemeliharaannya yang relatif lebih murah. Selain ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi udara dan suara bising, konstruksi juga sederhana sehingga mudah dioperasikan. “Paling baik, PLTMH ini disinergikan dengan program lainnya seperti irigasi dan perikanan seperti yang saya terapkan ini,” lanjutnya. Jika dikelola dengan baik, dirinya yakin PLTMH ini mampu meningkatkan ekonomi masyarakat di pedesaan. Dirinya berharap PLTMH miliknya ini memberikan inspirasi bagi warga yang ingin belajar membangun instalasi PLTMH. “Bahkan saya sangat senang jika ada warga yang mau datang kemari untuk belajar membangun instalasi ini,” imbuhnya. Meski demikian, dia juga berharap agar warga menyadari betapa pentingnya menjaga lingkungan, seperti menjaga aliran air dan menjaga hutan di hulu sungai agar pasokan air tetap terjaga. Jika itu terus dilakukan, bukan tidak mungkin alam tetap lestari dan kesejahteraan masyarakat terus tumbuh dari waktu ke waktu. ***
atau kecilnya kapasitas aliran air maupun ketinggiannya dari titik instalasi akan menentukan besar atau kecilnya output energi listrik yang dihasilkan. Mikro hidro secara teknis terdiri dari tiga komponen utama yaitu air, turbin, dan generator. Aliran air dengan kapasitas dan ketinggian tertentu disalurkan menuju rumah instalasi (rumah turbin). Selanjutnya instalasi air tersebut akan menabrak turbin, lalu mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputarnya poros turbin. Poros yang berputar tersebut lalu dihubungMEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 29
PEREMPUAN & KELUARGA Serba-Serbi PKK KB-Kes
Genderang KKG PKK KB-Kes Tingkat Kabupaten Dharmasraya Ditabuh
Kegiatan Kesatuan Gerak Pemberdayaan Keluarga dan Keluarga Berencana Kesehatan (KKG PKK KB-Kes) tingkat Kabupaten Dharmasraya telah dimulai. Pencanangan dilaksanakan langsung oleh Wakil Bupati Dharmasraya H. Syafruddin R, yang ditandai dengan pemukulan gong dan penyerahan alat kontrasepsi dan alat kesehatan dari Wakil Bupati kepada ketua panitia Drg. Hj.Erina, MKM. Pencanangan tingkat Kabupaten Dharmasraya ini dilaksanakan di halaman kantor Wali Nagari Lubuk Karak Kecamatan Sembilan Koto, Kamis (09/10). Sekaligus dilaksanakan pencanangan tingkat Kecamatan Sembilan Koto. Menurut Wakil Bupati H. Syafruddin R, pelaksanaan kegiatan KKG PKK KB-Kes ini merupakan penjabaran dan kelanjutan dari percepatan revitalisasi program kependudukan, KB Nasional, kesehatan, dan posyandu. “Pelaksanaan KKG PKK KB-Kes merupakan intensifikasi peran pokok PKK dalam melaksanakan program KB Nasional dan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu dengan lintas sektor pada semua tingkat wilayah, khususnya dalam membangun keluarga yang sejahtera,” terang Wabup. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan yang berkualitas dalam program pemberdayaan kesejahteraan keluarga, keluarga berencana, dan kesehatan sebagai upaya untuk mendukung capaian tujuan pembangunan milenium (MDG’s). KKG PKK KB-Kes yang diselenggarakan rutin setiap tahun adalah dalam rangka untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat khususnya dalam meningkatkan kinerja para kader dan menghidupkan kembali kelompok-kelompok kegiatan PKK sampai ke seluruh lapisan kadernya dimanapun berada. Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga bulan ke depan, mulai dari 1 Oktober hingga 31 Desember 2014 ini terintegrasi dengan tugas pokok dan fungsi SKPD terkait. Yang terjabar dalam program dan kegiatan SKPD, seperti pembinaan, penyuluhan/sosialisasi, pengerahan mobil pintar, dan lain sebagainya.
Dalam tiga bulan ke depan diharapkan mampu memberikan kontribusi melalui capaian sasaran atau target program kependudukan dan keluarga berencana, program kesehatan, serta pelaksanaan sepuluh program pokok PKK di kabupaten pemekaran itu.
Wabup menghimbau kepada semua stake holder terkait untuk dapat menyukseskan program ini, sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud dengan baik. “Kepada seluruh stake holder dan pemangku kepentingan agar senantiasa mendorong dan mensukseskan program ini, sehingga program ini dapat berjalan sukses dan tujuan yang ingin kita capai dapat terwujud, dan hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat,”himbau Wabup H. Syafruddin R. Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Dharmasraya, Hj. At Syafruddin R dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan KKG PKK KB-Kes ini merupakan lanjutan dari program bakti TNI yang berakhir tanggal 30 September ini.
“Selain melaksanakan kegiatan bakti sosial ini, untuk memotivasi dan mengevaluasi para kader, juga dilaksanakan berbagi macam lomba, diantaranya lomba pelaksana terbaik KKG PKK KB-Kes, lomba pelaksana posyandu terbaik, lomba pelaksana terbaik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) di rumah tangga, dan pelaksana terbaik Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS). Dimana para pemenang nantinya akan di ikutsertakan dalam penilaian tingkat Provinsi Sumbar,” ujar Hj. At Syafruddin R. Beliau berharap dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat terwujud masyarakat yang sehat, sejahtera, serta dapat menekan angka kelahiran, angka kematian ibu melahirkan, angka kematian anak dan balita, serta kasus gizi buruk.
“Bagi bapak-bapak dan ibu-ibu, gunakanlah kesempatan yang baik ini untuk memeriksakan kesehatan secara gratis, untuk pelayanan KB, baik berupa IUD, implan, MOW, MOP dan Kondom, sehingga nantinya dapat keluarga yang sehat, keluarga kecil bahagia,” pungkasnya.*** rif
30 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
“
Pelaksanaan KKG PKK KB-Kes merupakan intensifikasi peran pokok PKK dalam melaksanakan program KB Nasional dan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu dengan lintas sektor pada semua tingkat wilayah, khususnya dalam membangun keluarga yang sejahtera H. Syafruddin R
PEREMPUAN & KELUARGA
Wakil Bupati H. Syafruddin R Melakukan Pencanangan KKG PKK KB-Kes 2014
Wakil Bupati H. Syafruddin R Memberikan sambutan di hadapan undangan
Wakil Bupati H. Syafruddin R Menyerahkan alat kesehatan dan kontrasepsi KB MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 31
PEREMPUAN & KELUARGA Serba-Serbi PKK KB-Kes
Pemda Dharmasraya
Targetkan 3.685 Pelayanan
KB Tercapai
Melalui program Kegiatan Kesatuan Gerak PKK KB-Kes yang dilaksanakan selama tiga bulan, mulai dari tanggal 1 Oktober hingga tanggal 31 Desember mendatang. Pemda Dharmasraya bertekad untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana. Dimana tahun ini Kabupaten Dharmasraya dituntut untuk menuntaskan target capaian pelayanan KB. Sehingga dapat menekan angka kelahiran, angka kematian ibu melahirkan dan bayi, angka kematian balita dan gizi buruk. Dengan telah dicanangkannya KKG PKK KB-Kes Tingkat Kabupaten Dharmasraya di Nagari Lubuk Karak Kecamatan Sembilan Koto, Kamis (09/10) yang lalu. Diharapkan program capaian tersebut dapat terlaksana dengan baik. Adapun jumlah traget yang dikejar selama program KKG PKK KB-Kes ini di masingmasing kecamatan antara lain, di kecamatan Pulau Punjung berjumlah 551 sasaran. Dengan rincian IUD 22, MOW 1, MOP 1, kondom 12, implan 320, dan pil 195. Untuk kecamatan Sembilan Koto berjumlah 159 sasaran, dengan rincian IUD 10, MOW 3, MOP 1, kondom 21, implan 88, dan pil 36. Pada saat pencanangan, masyarakat terlihat antusias dengan mendatangi tempat pelayanan. Baru setengah hari pelayanan, sudah terlayani implan sebanyak 40, IUD 3, suntik 2, pil 2, dan kondom 3. Sedangkan di bagaian pelayanan kesehatan umum sebanyak 158 dan di bagaian perlayanan gigi berjumlah 5. Untuk Kecamatan Sitiung, target yang akan dikejar adalah IUD 37, MOW 3, kondom 31, implan 259 dan pil 155 dengan total 485. Di kecamatan Padang Laweh jumlah terget yang harus terpenuhi adalah 228, dimana untuk IUD 21, MOW 1, kondom 21, implan 122 dan pil 63. Untuk Kecamatan Timpeh, targetnya sebanyak 341, dengan rincian, IUD 38, MOW 2, MOP 1, kondom 23, implan 177 dan pil 100. Untuk kecamatan Koto Baru total target sebanyak 415, dengan rincian IUD 40, MOW 2, kondom 19, implan 265, dan pil 89. Sedangkan kecamatan Tiumang, total target 284, dengan rincian IUD 31, MOW 2, MOP 1, kondom 16, implan 134, dan pil 100.
Kecamatan Koto Salak, dengan total target 374, IUD 45, MOW 3, kondom 21, implan 207 dan pil 98. Untuk kecamatan Sungai Rumbai targetnya 365 dengan IUD 48, MOW 4, MOP 1, kondom 12, implan 165 dan pil 135. Target untuk kecamatan Koto Besar berjumlah 258 dengan IUD 57, MOW 5, kondom 12, implan 161 dan pil 23. Sedangkan untuk kecamatan Asam Jujuhan, dengan target 225, dengan rincian IUD 27, MOW 2, kondom 12, implan 161, dan pil 23. “Kita yakin target ini dapat tercapai dalam waktu tiga bulan ini. Ini dapat terlihat dengan antusiasme dari masyarakat yang datang ke tempat pelayanan. Dan kesadaran masyarakat kita untuk peduli kesehatan sudah tinggi,� pungkas Kadis kesehatan, Drg. Hj.Erina, MKM. ***rif
32 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
Kita yakin target ini dapat tercapai dalam waktu tiga bulan ini. Ini dapat terlihat dengan antusiasme dari masyarakat yang datang ke tempat pelayanan. Dan kesadaran masyarakat kita untuk peduli kesehatan sudah tinggi Drg. Hj.Erina, MKM
PEREMPUAN & KELUARGA
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 33
PEREMPUAN & KELUARGA
Rindu Tradisi Malamang
Entah terjadi sejak kapan persisnya, yang pasti tradisi Malamang kian hari kian sulit ditemukan dalam keluarga maupun dalam lingkungan. Kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah membawa angin serba instan, dituding menjadi biang keladi pudarnya tradisi yang sudah turun temurun itu. Kaum hawa masa kini lebih senang membeli penganan keluarga, ketimbang membuatnya sendiri. Benyak tetua adat yang menyesalkan pergeseran nilai ini, namun saying belum ada uang mau turun tangan secara masih untuk mempertahankan budaya luhur yang sarat nilai ini. “Kita bukan saja kehilangan aneka jenis penganan, termasuk lamang, namun juga kehilangan nilai-nilai luhur yang mengiringi tradisi malamang, yaitu gotong royong dan silaturahmi,” kata Neng Suarti, Warga Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kecamatan Pulau Punjung. Lamang merupakan jenis penganan yang terbuat dari bahan beras ketan dan santan kepala. Enak dimakan sebagai kue atau dicampur dengan tapai katan, enak juga dimakan bersama buah durian, atau sekedar dimakan dengan parutan kelapa dicampur gula enau. Pada zaman dahulu, lamang menjadi simbul untuk pesta adat, seperti mendoa sebelum masuk puasa, menyambut hari besar Islam, pesta pernikahan, penobatan penghulu, berkaul dan sebagainya.
Proses pembuatan lamang memang tidak sederhana. Bermula dengan mengumpulkan bahan, antara lain beras ketan, kelapa masak untuk diambil santannya, bamboo muda, daun pisang, kayu bakar dan perlengkapan memasak lainnya. Beras ketan dicuci bersih dan dimasukkan ke dalam bamboo yang sebelumnya telah dipotong seruas demi seruas dan dialas dengan daun pisang muda. Kemudian santan dimasukkan di dalamnya. Berikutnya dipanggang dengan bara api hingga bamboo setengah gosong.
Setelah masak didinginkan sesaat dan kemudian bamboo dibelah serta lamang dipotong-potong sesuai selera. Selanjutnya dihidangkan dalam piring. Lamang juga ada yang digunakan untuk oleh-oleh. Lamang
untuk oleh-oleh biasanya dibiarkan dalam bamboo yang hanya dibersihkan dari arang. Malah tidak jarang bamboo yang berisi lamang dihias dengan benang emas, atar kertas krep atau kertas minyak berwarna-warni. Untuk keperluan pesta adat, penampilan lamang biasanya dihiasi dengan aneka bunga dari kertas.
Kini, lamang untuk simbul, maupun untuk sekedar penganan ringan sudah jarang terlihat. Perubahan peradaban dan pegeseran zaman yang secara perlahan mulai melanda Negeri ini, diduga menjadi salah satu penyebabnya. Kerumitan cara membuat dan tidak praktisnya penyajian, juga menjadi biang keladi pudarnya tradisi bagi masyarakat di Minangkabau sejak zaman dahulu kala itu.
Jika di vonis tradisi ini pudar di Ranah Minang, mungkin tidak. Namun secara perlahan boleh dikatakan “iya”. Buktinya nampak jelas, tradisi malamang yang merupakan ikon penting tidak lagi digadangkan. Pada lebaran haji 1435 H, beberapa waktu lalu misalnya, kepulan asap yang biasanya mengepul dari sudut rumah warga, setidaknya satu hari menjelang lebaran, sudah hampir tidak ada lagi. “Selama 12 tahun belakang ini tidak banyak lagi orang malamang,” kata Neng Suarti Ibu yang lahir ditanah Canti Nan tigo pada era 60 an itu, dengan malu-malu menyetakan, lamang yang ia suguhkan selama ini bukan buatannya sendiri, melainkan ia beli dari pasar. Memang sejak tahun 2000 lalu hingga sekarang, untuk membuat lamang, diakuinya, tidak lagi dilakukannya. Meski dalam proses pembuatannya sedikti ribet dan juga lama. Namun mengingat masa lalu atau sebelum reformasi, menurutnya setidaknya ia sangat mengerti caranya pembuatannya.
“Membuatnya memang lama, tetapi semasa dahulu kaum kerabat dan tetangga dekat saling bahu membahu. Meskipun tidak punya uang, tetapi tetap bisa makan lamang, karena mereka saling membantu dan bergotong royong. Ada yang hanya punya kelapa, ada yang hanya punya beras pulut, ada lagi yang hanya punya bambu. Bahan bahan tersebut dikumpulkan dan
34 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
dibuat lamang secara bersama-sama dan gotong royong” ungkapnya.
Neng Suarti lebih jauh menjelaskan, untuk membuat lamang secara bergotong royong mereka berkumpul di suatu rumah yang sudah disepakati. Disana diorganisir, ada yang memotong bambu, ada yang mengukur dan memeras kelapa, ada juga yang mengisikan dalam bambu yang sudah dilapisi daun pisang muda, hingga membakarnya di halaman depan atau belakang rumah. Dengan kekompakan dalam membuat lamang ini, hingga tak terasa pekerjaan yang tadinya ribet dan lama terasa enteng dan sebentar saja. “Kalau sudah matang dimakan bersama-sama dan dibagi rata,”.lanjutnya. Sementara, Zon Ruslan (63), tokoh masyarakat, Pasar Lama, Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kecamatan Pulau Punjung, mengakui bahwa secara perlahan tradisi malamang ini pudar dari peredaran. “Soraksorai para ibu-ibu sudah tidak terdengar lagi, biasanya habis sholat subuh, kepulan asap dan canda ria kaum hawa lantang terdengar, sembari menyalakan api,”Katanya. Era serba modern yang ditandai serba instan, tata cara malamang yang ribet dan butuh waktu lama belum lagi bergelimang asap dan belepotan arang kayu bakar saat memasaknya berangsur hilangnya. Para ibu rumah tangga sekarang sudah dimanjakan dengan teknologi serba canggih. Kalau memasak tinggal pencet kompor gas, jika malas ke dapur tinggal beli, bahkan banyak pilihan makanan cepat saji atau yang serba instan. Jika taragak lamang, bapak berwajah tegap ini, tidak lagi harus merepotkan keluarganya melainkan cukup membeli di pasar, karena lamang sudah ada yang menjualnya di pasar. “Ya, kalau ingin makan lamang, terpaksa kita beli di pasar, namun kalau untuk di pasarpasar di Dharmasraya tidak ada lagi yang menjualnya, dan harus kedaerah lain,” akunya. meskipun rasa lamang yang tidak dibuat sendiri kurang nikmat rasanya. Sebab lemabg buatan sendiri didalam proses pembuatannya terkandung sebuah makna yang tersirat dan sudah tentu tidak akan tergantikan, yaitu gotong royong, silaturahmi dan kegembiraan. • nofri guntala.
WAWANCARA
‘Insya Allah, Siap menjadi Tuan Rumah yang Baik’
DHARMASRAYA—Pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumatera Barat ke-13 tahun 2014 yang dilaksanakan di Kabupaten Dharmarsaya, tinggal hitungan hari. Dharmasraya sebagai tuan rumah, menjanjikan akan melaksanakan iven olahraga terbesar di Ranah Minang itu menjadi yang termegah sepanjang sejarah. Lantas, bagaimana dan sejauhmana kesiapan Pemda Dharmasraya mewujudkan mimpi besarnya itu? Berikut perikan wawancara Media Rakyat Dharmasraya dengan Wakil Bupati Dharmasraya H. Syafruddin R, baru-baru ini.
Lalu bagaimana sisa kesiapan yang 40 persen lagi? Pada akhir November ditargetkan seluruh venue telah rampung dan siap dipakai. Ini adalah aspek yang terbesar. Jadi kalau soal venue ini rampung, persentasinya akan naik menjadi 80 persen. Sisa yang 20 persen berada di aspek pembukaan dan penutupan, serta kesiapan masing-masing cabor. Ini akan dituntaskan pada minggu pertama Desember, termasuk di antaranya soal juri dan wasit. Jadi, sejauh ini, Dharmasraya sangat siap menjadi tuan rumah yang baik.
Bagaimana dengan penginapan atlet dan official?
H. Syafruddin R
Wakil Bupati Dharmasraya
Bagaimana kabarnya Pak? Alhamdulillah, sehat.
Porprov sudah di depan mata. Hingga bulan Oktober ini, sejauhmana persiapan Dharmasraya menjadi tuan rumah Porprov? Persiapan terus dikebut. Secara umum, ada lima kegiatan yang dilaksanakan. Pertama, merampungkan venue-venue pertandingan. Di antaranya mulai melengkapi sarana hingga prasarananya, termasuk memperbaiki akses jalan menuju ke lokasi venue. Karena sebaran lokasi venue berada di enam kecamatan. Kedua, mematangkan konsep acara pembukaan dan penutupan. Ketiga, menyukseskan persiapan masing-masing cabang olahraga (cabor). Seperti pemusatan latihan, pelengkapan sarana dan prasarana. Keempat, fund rising atau pencarian dana. Kami sadar pelaksanaan iven ini tidak dapat mengandalkan dana APBD saja. Kami juga gigih mencari dana dari pihak lain, seperti swasta. Kelima, publikasi. Ini sudah dilakukan, diantaranya publikasi luas ke masyarakat Dharmasraya tentang pelaksanaan Porprov dan juga publikasi kepada masyarakat di luar Dharmasraya, baik melalui media cetak, elektronik, dan on line. Jadi, secara umum persiapan hingga Oktober sudah di atas 60 persen.
Untuk penginapan, kami menyediakan dua kategori tempat, yakni untuk tamu VIP dan kontingen daerah. Untuk tamu VIP, kami menyediakan rumah dinas Bupati yang sudah siap ditempati. Sedangkan untuk penginapan kontingen, kami menggunakan sekolahsekolah. Saat ini, sekolah-sekolah yang akan dipakai sebagai penginapan sedang dilengkapi sarana MCK-nya. November ini semua tuntas. Di luar itu, hotel-hotel yang ada di Dharmasraya juga siap dipakai.
Kalau boleh tahu, apa kejutan yang akan ditampilkan pada acara pembukaan? Upacara pembukaan Porprov akan dilaksanakan pada malam hari. Selain penampilan tari kolosal yang akan dibawakan siswasiswi Dharmasraya, juga akan menampilkan artis nasional. Selain itu, akan ada atraksi kembang api selama sekitar 10 menit. Ini akan menjadi pembukaan yang akan selalu dikenang. • (Yudha Topan)
S
ampai jumpa pada Tour de Singkarak (TdS) 2015. Tahun depan, Dharmasraya siap menjadi tuan rumah start dan finish. Itulah penggalan kalimat pamungkas yang dilontarkan Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan, dalam closing ceremony finish TdS etape VII di halaman Kantor Bupati Dharmasraya, Pulau Punjung, Jumat (13/6) kemarin. Kalimat itu disambut senyum dan gemuruh tepuk
tangan dan sorak sorai dukungan ribuan warga Dharmasraya yang ikut menyaksikan penyerahan hadiah bagi pemenang iven balap sepeda internasional itu.
“Terima kasih atas kepercayaan dan dukungan Ibu Menteri Pariwisata daan Ekonomi Kreatif dan Gubernur Sumatera Barat kepada Dharmasraya yang telah dipercaya menjadi bagian penyelenggaraan TdS untuk kali kedua. Terima kasih juga atas dukungan dan kerja keras panitia dan masyarakat yang saya cintai, sehingga TdS di tempat kita ini berlangsung aman, lancar, dan sukses. Sampai jumpa pada TdS tahun depan. Insya Allah Dharmasraya siap menjadi tuan rumah start dan finish,” ujar Bupati penuh semangat.
Bupati tak dapat menyembunyikan kebanggaannya pada warga yang antusias menyaksikan TdS meski saat itu bertepatan dengan hari Jumat, yang merupakan hari besar umat Islam. “Awalnya terus terang kami ragu bahwa perhelatan nantinya tidak semeriah tahun lalu, karena bertepatan dengan hari Jumat. Tapi ternyata tidak, karena antusiasme dan animo masyarakat lebih meriah dibanding tahun lalu,” ulas orang nomor satu Dharmasraya itu. Tokoh pemekaran Dharmasraya itu juga memberikan apresiasi atas kerja keras pihak pengamanan yang terdiri atas gabungan TNI, Polri, Pol PP, dinas perhubungan, dinas kesehatan, pemadam kebakaran, pramuka, dan patroli keamanan sekolah, sehingga finish TdS etape VII di bumi Cati nanTigo berlangsung aman dan lancar.
Adapun terkait kesiapan Dharmasraya menjadi tuan rumah start dan finish TdS tahun depan bukanlah tanpa alasan. “Saat ini di Dharmasraya tengah dibangun beberapa hotel dan penginapan dengan jumlah kamar tidak kurang dari 200 unit. Semuanya telah sesuai standar bagi penginapan atlet dari seluruh dunia,” ungkapnya. Selain kesiapan penginapan, dirinya juga telah menyiapkan alternatif tambahan rute untuk TdS jika nantinya dikabulkan menjadi satu etape penuh. “Kesiapan sarana dan infrastruktur jalan dapat kami penuhi sesuai standar. Terbukti, selama di Dharmasraya para pebalap dapat menempuh perjalanan dengan lancar dan aman,” imbuhnya.(Tim/Humas)
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 35
LIPUTAN KHUSUS
Lokasi Hutan Konservasi HSD PT.TKA seluas 2400 hektare, hutan ini merupakan salah satu paru-paru bumi di Sumbar nantinya, dan juga akan didapat dimanfaatkan untuk berbagai objek.
Kiprah PT TKA Dalam Melestarikan Lingkungan PT. Tidar Kerinci Agung (TKA) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan Kelapa Sawit terletak di Kecamatan Asam Jujuhan Kabupaten Dharmasraya, dan beberap bagian kebunnya terletak di wilayah Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, namun pabrik kelapa sawit perusahaan milik Hasyim Sumitro itu berada di wilayah Ranah Cati Nan Tigo ini. Pemilik perusahaan yang juga anak dari ekonom Prof.Sumitro Djoyohadikusumo tersebut sangat peduli dengan lingkungan. Pasalnya dari sekitar 28 ribu hektar lahan Hak Guna Usaha (HGU) nya, seluas 2400 hektar dijadikan hutan konservasi yang dicanangkan mulai tahun 2008 lalu, dan dilakukan penanaman berbagai macam pohon di areal tersebut. Dari jumlah tersebut, memang luar biasa luasnya, karena memang sulit dilihat ada pengusaha kebun yang menjadikan lahannya sebagai hutan. Padahal secara hukum, areal tersebut dapat ditanami dengan komoditi sesuai dengan izin yang dikantonginya. Perusahaan yang bergerak di bidang kebun kelapa sawit dan memiliki pabrik dengan kapasitas 60 ton per jam, memberi nama
hutan tersebut dengan nama Hutan Konservasi Hashim Sumitro Djojohadikusumo (HKSD). Tingginya perhatian manajeman perusahaan tersebut terhadap lingkungan, maka pemerintah memberikan penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup yaitu Kalpataru katagori Pembina lingkungan, pada bulan Juni lalu yang diserahkan oleh Wakil Presiden RI Budiono di istana Wakil Presiden. General Manager (GM) TKA Ir. Herman Pratikno didampingi Wakil GM Bidang Umum Aan Refdi,SH, menjelaskan, dari 2400 hutan konservasi, seluas 100 hektar dibuat miniatur hutan, yang mana 60 hektar berlokasi di Kabupaten Dharmasraya dan 40 hektare berada di Kabupaten Solok Selatan. Dari 60 hektar miniatur hutan tersebut dibagi dalam 17 kelompok yang mana setiap kelompok dikelola oleh satu divisi yang ada di lokasi perusahaan, di tambah Kantor Padang dan Kantor Jakarta serta satu kelompok dikelola yayasan. Dalam setiap kelompok selain yayasan akan dapat menanam 2200 pohon, sedangkan yayasan sengaja ditanami pohon karet agar dapat
36 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
menghasilkan uang terhadap yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan. Untuk Yayasan TKA tersebut kata Herman Pratikno putra minang blasteran ini, adalah untuk menanamkan rasa kepedulian anak didik terhadap lingkungan, karena yang akan menikmati dampak positif hutan tersebut adalah generasinya nanti sebagaimana hutan tersebut adalah paru-paru bumi. Penanaman baru dilakukan saat ini tambah Herman Pratikno yang diamini Aan Refdi, karena pemilik perusahaan Hashim Sumitro ketika berkunjung ke TKA tahun 2008, melihat masih ada hutan dilokasi HGU nya, maka ia meminta pada pihak manajemen perusahaan agar lokasi tersebut jangan ditanami sawit tapi dijadikan hutan konservasi. Maka pihak manajemen perusahaan langsung menyurati Gubernur yang ditembuskan pada Bupati dengan surat No.621/GMTKA/VIII/2008 tanggal 26 Agustus 2008, yang mana tujuannya selain agar mendapat dukungan secara moril dari pemerintah dan juga agar ada permasalahan menyangkut hutan konservasinya dapat membantu pihak perusahaan. Maka selanjutnya dipersiapkan berbagai macam biji bibi tanaman yang dibeli lang-
LIPUTAN KHUSUS
Manager PT. TKA Ir. Herman Pratikno Memberikan Bibit Tanaman Kepada Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan
sung ke Bogor dan disemaikan pada lokasi yang dipersiapkan seluas 2 hektare, jumlah pohon 31 macam dan tanaman buah 26 macam yang dipersiapkan dan pada saat ini sudah dapat ditanam dilokasi hutan konservasi, yang mana tanaman buah setelah berbuah nanti akan dapat menarik berbagai macam hewan atau fauna ke lokasi hutan konsevasi.
Keseriusan pihak manajemen dalam membuat hutan konservasi tidak tanggungtanggung, selain segala pembiayaan yang timbul ditanggungnya, mulai dari tenaga ahli, tenaga sosialisasi pada masyarakat
Manager PT. TKA Ir. Herman Pratikno Menerima Piagam Penghargaan dari Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan
sampai tenaga pengaman untuk menjaga hutan dengan membuat tiga pos pengaman yang mana tenaga sebanyak satu orang manager, 5 orang tenaga sarjana yang bertugas mensosialisasi program tersebut pada masyarakat dan 21 orang tenaga pengaman, yang mana 5 orang tenaga sosialisasi merupakan masyarakat setempat yang baru saja tamat sarjana.
Keseriusan dengan melibatkan masyarakat setempat juga dinampakkan melalui CSR pertanian TKA dengan membagikan bibit gratis jenis kakao pada masyarakat setempat
dengan memanfaatkan pekarangan rumah dan kelompok-kelompok masyarakat yang ada.
Dipilihnya komoditi Kakao kata Herman Pratikno, agar masyarakat tidak kesulitan dalam mencari lahan, karena Kakao dapat memanfaatkan pekarangan rumah saja. Ia berharap dengan adanya niat tulus pemilik perusahaan ini akan dapat didukung oleh semua pihak, begitu pula pihak manajemen tidak menutup pintu jika ada pihak-pihak yang akan memberikan perhatian terhadap gerakan yang dilakukan oleh manajemen TKA.
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 37
LIPUTAN KHUSUS
Idenya Langsung dari Hashim
Kala itu Hashim Sumitro Djoyohadikusumo hanya manggut-manggut menerima laporan General Manajer PT Tidak Kerinci Agung (TKA), Ir. Herman Pratino. Dalam laporannya, Herman memaparkan, bahwa dari jumlah hak guna usaha (HGU) yang diuasai PT TKA seluas 23.065 Hektar sudah teroleh menjadi kebun kelapa sawit sebanyak 17.500 Hektar. Kemudian sekitar 7.500 Hektar telah digunakan untuk membangun fasilitas seberti jalan, bangunan, rawa-rawa, sungai dan merupakan areal yang tak layak dijadikan kebun kelapa sawit. Menurut rencana, seluas 3.000 hektar lagi akan segera dijadikan kebun kelapa sawit menyusul areal lainnya, sehingga genap 20.000 hektar. Selaku General Manajer, Herman berupaya meyakinkan Hashim, bahwa sisa areal yang masih belum tergarap akan segera disulap jadi kebun sawit. Hashim sebagai juragan PT TKA juga ragu, apakah sisa lahan yang hanya sekitar 3.000 hektar itu akan dia manfaatkan juga jadi kebun sawit untuk menggenapi areal kebun yang sudah tertanam. Keesokan harinya, Hashim minta diantar untuk meninjau lokasi yang dilapor-
kan bawahannya itu. Sesampai di lapangan, Hashim melihat ternyata areal yang belum tertanami kelapa sawit itu merupakan hutan perawan yang berada di DAS (daerah aliran sungai) Jujuhan. Melihat kondisi lapangan, Hashim yang memang memiliki kepedulian terhadap lingkungan itu langsung ambil keputusan, bahwa sisa lahan agar dijadikan untuk hutan konservasi.
Ia kemudian memerintahkan anak buahnya untuk segera menyusun rencana membangun hutan konservasi. Herman dan kawan-kawan kemudian melakukan konsuktansi ke ber bagai perguruan tinggi untuk menggali ilmu pengetahuan bagaimana membangun hutan konservasi yang sesungguhnya. Dari para pakar inilah, Herman dan kawan-kawan menyusun proposal pembangunan hutan konservasi. Dalam proposal itu berisi antara lain hasil penelitian vegetasi, topografi, kondisi eksisting flora dan fauna. Dari data dasar tersebut kemudian ditetapkan langkahlangkah membangun hutan konservasi. Kemudian hutan konservasi itu diberi nama Sumitro Djoyohadikusumo untuk mengenang Begawan ekonomi Indonesia
38 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
yang juga orang tua Hashim. “Ide awal berdirinya Hutan Konservasi Soemitro Djojohadikusumo bermula dari suatu kunjungan lapangan Hashim S. Djojohadikusumo di areal PT. Tidar Kerinci Agung ( PT. TKA ), sebagai salah satu perusahaan milik Hashim S. Djojohadikusumo, pada Juli 2008,” kata Ir. Huzri Yedi, Staf PT TKA. PT. TKA yang bergerak dalam bidang usaha Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit memiliki konsesi usaha berupa Hak Guna Usaha seluas 28.065 ha. Pada saat itu sudah tertanam sekitar 17.500 ha dan masih terdapat sekitar 3.000 ha sisa HGU yang belum digarap. Sedangkan yang lainnya sekitar 7.500 an ha merupakan area untuk bangunan, jalan, rawa, sungai dan DAS serta areal yang tak layak tanam. Sisa HGU sekitar 3.000 ha ini pada tahun 2007 mulai dibuka dan berlanjut hingga ke tahun 2008 yang saat itu sudah dibuka seluas 600 ha. Namun pada pertengahan tahun 2008, Hashim S. Djojohadikusumo mempunyai pemikiran untuk menjadikan sisa real seluas ± 2.400 ha dijadikan sebagai areal konservasi. • jamus kalimosodo
LIPUTAN KHUSUS
Menjadi ‘Surga’ Bagi Flora dan Fauna
S
ejak dicanangkan menjadi kasasan hutan konservasi dan diberi nama Kawasan Hutan Konservasi Sumitro DJoyohadiKusumo (HKSD) oleh Hashim S. Djoyohadikusumo tahun 2008 silam, cagar alam itu sudah menjadi surge bagi flora dan fauna endemic lokalita di sana. Beraneka flora dan beragam fauna hidup berdampingan dan menumbuhkan rantai makanan serta sikulih kehidupan yang saling ketergantungan dan bersimbiose. Berdasarkan hasil identifikasi Tim Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Andalas (Unand) medio Pebruari 2014 yang lalu, teridentifikasi kelompok mamalia (16 jenis, 10 di antaranya termasuk hewan dilindungi seperti Harimau Sumatera, Beruang Madu, Owa Ungko, Siamang, Trenggiling, Tapir dan Rusa), Burung (51 jenis, 10 di antaranya termasuk dilindungi seperti Rangkong Badak, Raja Udang, Enggang Uban, Elang Ular Bido, Belibis), Amphibi dan Reptil (6 jenis Amphibi dan 25 jenis Reptil, 6 di antaranya dilindungi),Pisces (21 jenis, didominasi jenis ikan air deras dan berair jernih, jumlah ini relatif banyak jika dibandingkan dengan sungai lainnya di Sumatera Barat), dan Flora (209 species dari 62 Famili, 14 di antaranya kategori tanaman dilindungi seperti Bunga Bangkai, Meranti, Damar, Andalas, Meranti Merah). Menurut Staf General Manajer PT Tidar Kerinci Agung (TKA), Ir. Huzri Yedi, Kawasan HKSD memang dibentuk untuk : melindungi flora dan fauna yang terdapat di dalamnya, sebagai tempat hidup dan berkembangnya flora dan fauna dilindungi, menjaga sumberdaya air karena merupakan hulu dari empat buah sungai, yang bermuara
ke Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Jujuhan, selanjutnya DAS Batanghari, sebagai media pendidikan dan penelitian baik bagi dunia pendidikan maupun pemerhati lingkungan. Sebagai media pendidikan, PT TKA mengajak civitas academika Unand Padang untuk menjadikan HKSD sebagai lading penelitian dan pengembangan keilmuan, baik untuk para dosen, maupun untuk mahasiswa. Hal ini diwujudkan dengan Penandatanganan Kerjasama PT. TKA dengan Jurusan Biologi Fakultas MIPA Unand tanggal 26 Desember 2013, No. 912/EXT/GM-TKA/XII/2013. Kerjasama tersebut memuat antara lain diberikannya kesempatan bagi mahasiswa dan dosen Unand untuk melakukan penelitian di kawasan HKSD. Tidak hanya itu, para mahasiswa yang melakukan penelitian mendapat uang bantuan penelitian sebesar Rp. 15.000.000/tahun untuk 10 mahasiswa. “Konsumsi serta akomodasi selama melakukan penelitian juga dijamin perusahaan,” sebut Yusri Yedi. Sejak dibangun tahun 2008, HKSD telah memberi manfaat bagi puluhan mahasiswa Fakultas MIPA Unand. Tidaklah mengherankan jika kemudian pada tanggal 19 Juli 2014 ada kunjungan lapangan dari Organisasi WWF, Wilayah Sumbar dan Riau. Untuk membantu pengamatan dan peneitian para mahasiswa, sekaligus untuk mengamankan HKSD dari penjarahan, PT TKA memasang sejumlah kamera di lokasi-lokasi tertentu. Sebanyak enam kamera trap telah dipasang dan dioperasikan sejak tahun 2012. Dari pemasangan camera trap ini, November 2012 terekam dua ekor harimau dan Januari 2013, di tempat yang berbeda terekam kembali pergerakan Harimau Sumatera, yang hingga saat ini telah terekam sebanyak 5 kali, termasuk binatang dilindungi lainnya. Untuk mewujudkan cita-citanya mengabdi
pada lingkungan, Hashim Sumitro Djoyohadikusumo tidak pernah kering dari upaya mengguyurkan dana untuk membangun HKSD lebih hebat lagi. Sedikitnya Rp 5 miliar telah dihabiskan untuk membangun dan mengembangkan HKSD sejak tahun 2008. Selain untuk biaya pengamanan, penelitian dan pengembangan, juga dimanfaatkan untuk pembibitan dalam rangka pengayaan flora dan fauna di kawasan itu. Guna menunjang keberagaman tanaman baik dilingkungan HKSD khususnya maupun TKA dan sekitarnya, dibuat lokasi Pembibitan Tanaman Hutan, yang semenjak tahun 2009-2013 telah membibitkan ± 340.000 batang bibit dari 34 jenis tanaman hutan. Setengah dari jumlah bibit tersebut ditanam di kawasan HKSD, DAS yang ada dalam HGU PT. TKA dan setengahnya lagi diserahkan untuk Program CSR perusahaan baik untuk masyarakat maupun instansi pemerintahan. “Jenis tanaman yang dibibitkan di pembibitan seluas 0,75 ha antara lain, Andalas, Bayur, Damar, Gmelina, Gaharu, Mahoni, Manii, Matoa, Meranti Merah, Madang, Pulai, Sungkai, Trembesi, Sengon dan lain-lain,” tutur Huzri Yedi.
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 39
LIPUTAN KHUSUS
U
Bertabur Prestasi
Usaha keras dan komitmen yang kuat dari Pemilik, Jajaran Manajemen PT. TKA serta para pelaksana yang telah ditunjuk dalam mengelola kawasan HKSD telah memberikan hasil yang memuaskan. Taburan piagam penghargaan dan bahkan supremasi sebagai pengelola lingkungan terbaik nasional berhasil disabetnya Menurut Staf General Manager PT Tidar Kerinci Agung (TKA), Ir. Husri Yedi , piagam penghargaan yang sudah berhasil dikantongi antara lain piagam penghargaan sebagai Pelaku Usaha Peduli Pembangunan Kehutanan dalam Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Wana Lestari tahun 2010 dari Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan dengan Surat Keputusan No. SK 608/MENHUT – IX /2010 tertanggal 28 Oktober 2010.\ Selain menerima Piagam, PT TKA milik
Hashim Sumitro Djoyohadikusumo itu juga menedapatkan Plakat dan Lencana Emas Wana Lestari. PT TKA dinobatkan sebagai satu-satunya perusahaan yang bergerak di bidang usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit di Tingkat Nasional yang telah berhasil mengelola dan mengembangkan hutan konservasi yang sangat luas. Sebelumnya PT. TKA juga memperoleh Piagam Penghargaan dari Gubernur Sumatera Barat, Marlis Rahman atas prestasi Pemenang I Kategori Dunia Usaha dalam rangka Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam, Tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun 2010, dengan nomor 552-203-2010 tertanggal 7 Juni 2010. Pada 5 Juni 2014, Presiden Republik Indonesia menganugrahkan Piala Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan kepada PT. TKA, yang diterima oleh Dirut PT. TKA Hashim S. Djojohadikusumo, diserahkan oleh Wapres DR. Boediono. Kemudian Piagam Penghargaan Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan dari Menteri Lingkungan Hidup.
40 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
Kemudian berturut-turut pada 16 Juni 2014, Piagam Penghargaan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, sebagai Pemenang Kalpataru 2014, Kategori Pembina Lingkungan, yang diserahkan oleh Gubernur Sumatera Barat, Prof. Irwan Prayitno dan pada tanggal 23 Juni 2014 dari Bupati Dharmasraya, Ir. Adi Gunawan berupa Penghargaan Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan dalam Pelestarian Lingkungan Hidup pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2014.
“Selain itu tulisan tentang kegiatan kawasan HKSD ini telah dimuat dalam Buku Model Corporate Social Responsibilty Bidang Lingkungan, yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup,” ujar Huzri Yedi. Dalam buku yang dikeluarkan tahun 2014, pada Bab IV. Konservasi Energi dan Sumberdaya Alam, halaman 159, dengan judul tuliisan “Hutan Konservasi Sumitro Djojohadikusumo”, yang merupakan bagian dari 44 tulisan dari berbagai perusahaan di seluruh Indonesia. • jamus kalimosodo
LIPUTAN KHUSUS
Hashim
Sang Pendekar Lingkungan
K
epeduliannya kepada lingkungan diapresiasikan lewat usahannya yang tidak pernah menyerah membangun kawasan hutan konservasi di lingkungan perkebunan kelapa sawit miliknya. Pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup disadari penuh, mengingat semua mahkluk hidup di atas bumi ini sangat tergantung pada kualitas lingkungan di sekitarnya, termasuk usaha perkebunan kelapa sawit PT Tidar Kerinci
Agung (TKA) miliknya. Hashim Soemitro Djojohadikusumo lahir di Jakarta pada tanggal 5 Juni 1954. Ia merupakan putra bungsu dalam empat bersaudara pasangan Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, seorang Begawan Ekonomi Indonesia, dengan Dora Sigar. Selain itu, Hashim Djojohadikusumo juga merupakan salah satu cucu dari pendiri Bank BNI di tahun 1946, yaitu Margono Djojohadikusumo. Tiga orang kakaknya adalah Biantiningsih Djiwandono (istri dari mantan Gubernur BI
Sudrajat Djiwandono), Maryani Le Maistre dan Prabowo Subianto.
Selain peduli kepada kelestarian lingkungan hidup, Hashim juga sangat peduli terhadap kelestarian benda-benda kepurbakalaan. Ia merupakan salah satu tokoh terkemuka yang menjadi kolektor bendabenda kepurbakalaan. Di rumahnya yang mewah ia membangun museum probadi untuk menampung koleksinya yang dia datangkan dari berbagai penjuru dunia. • jamus kalimosodo
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 41
OLAH RAGA
“Porprov Harga Mati” Mensukseskan pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumbar 16-26 Desember mendatang, adalah harga mati dan tidak bisa ditawar tawar lagi.”Kegiatan yang sudah di agendakan oleh daerah, semua elemen masyarakat harus mensukseskannya,”tutur Ketua DPRD Kabupaten Dharmasraya, H.Masrul Maas Dijelaskannya, kegiatan yang sudah diagendakan oleh Pemkab Dharmasraya, mau tidak mau harus disukseskan, apalagi Porprov merupakan iven tingkat provinsi. Ia berjanji masalah Porprov ini akan dijadikan agenda penting bagi DPRD untuk mempertanyakan kepada panitia
sebagai penyelenggara, maupun KONI yang mempersiapkan atlitnya.”Kita akan heraing dengan panitia Porprov dan KONI Dharmasraya,”imbuh Masrul Maas yang juga Ketua DPD Golkar Dharmasraya ini. Sebagai wakil rakyat ia mengajak masyarakat untuk mendukung terlaksana dan suksesnya kegiatan Prorpov yang akan digelar Desember mendatang. “Berikanlah yang terbaik bagi tamu tamu dari daerah lain nantinya, karena tujuan Dharmasraya sebagai tuan rumah tidak hanya sekedar sebagai pelaksna, tetapi bagaimana memberitahu masyarakat luar Dharmasraya bahwa warga Dharmasraya orangnya ramah,” katanya.
42 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
Mantan anggota DPRD Dharmasraya periode pertama ini, mempertanyakan kalau ada oknum pegawai atau pejabat Dharmasraya yang tidak mendukung sukseskan Porprov di Dharmasraya, karena sukses Porprov merupakan sukses masyarakat Dharmasraya, malu Dharmasraya sebagai tuan rumah adalah malunya masyarakat Dharmasraya. “Dua sukses harus diraih pada porprov nanti, sukses pelaksanaan dan sukses prestasi, kedua terletak pada panitia dan KONI serta dukungan seluruh elemen masyarakat,”tutup Masrul Maas. • maryadi
OLAH RAGA
“
Sekarang persiapan atlet kita baru sebatas pelatihan saja. Target medali, mungkin akan tergambar saat TC berjalan nanti. Membidik perolehan medali, itu sudah pasti. Terlebih di setiap kesempatan Porprov sebelumnya, atlet kita juga sudah sering meraih medali. Kalaupun tidak emas, minimal perak atau perunggu
“
G
Cabor Tenis Meja Siapkan Diri
una suksesnya alek Porprov XIII pada pertengahan Desember 2014 nanti, pengurus cabang olahraga (Cabor) tenis meja, terus melakukan persiapan dan pembenahan diri.Ketua Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Kabupaten Dharmasraya, Ramilus mengemukakan, segala kesiapan yang menyangkut pertandingan terus dimatangkan. “Kita capai target sukses. Alhamdulillah, semoga tercapai,” sebut Ramilus seraya menambahkan pihaknya saat ini terus mempersiapkan diri.Dikatakan Ramilus, salah satunya adalah persiapan atlet. Ia menyebutkan, persiapan atlet tenis meja untuk menghadapi Porprov sudah mencapai 80 persen. Malah, atlet-atlet yang bakal diturunkan sekarang
ini, terus bersitungkin mengkuti latihan. “Ada 10 atlet tenis meja yang akan kita turunkan, yakni 5 atlet putri dan 5 atlet putra,” katanya.
ditanya berapa terget medali yang ingin dicapai pada pesta olahraga provinsi itu, Ramilus belum bisa sesumbar. Karena, gambaran target itu baru akan terlihat saat TC berjalan. “Sekarang persiapan atlet kita baru sebatas pelatihan saja. Target medali, mungkin akan tergambar saat TC berjalan nanti. Membidik perolehan medali, itu sudah pasti. Terlebih di setiap kesempatan Porprov sebelumnya, atlet kita juga sudah sering meraih medali. Kalaupun tidak emas, minimal perak atau perunggu,” tegasnya lagi.
Menyangkut venue pertandingan tenis meja, sambungnya, akan ditempatkan di Gedung Auditorium Kantor Bupati Dharmasraya. Berdasarkan rencana awal, venue tenis meja ditempatkan di gedung auditorium, sama dengan tarung derajat.”Namun hari pelaksanaan pertandinganya tentu berbeda. Bisa jadi jadwal pertandingan tenis meja lebih dulu dibandingkan dengan tarung derajat,” ulasnya. Untuk peralatan pertandingan, saat ini masih menunggu dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). Karena untuk peralatan pertandingan menjadi tanggungjawab Dinas Pendidikan.”Yang pasti saat ini, peralatan yang kita punya, khususnya untuk lapangan tenis meja, hanya ada dua yang layak pakai,” tukuknya. • yasrizal
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 43
WAWANCARA
Bupati Adi Gunawan “Kita Harus Meningkatkan Daya Saing Daerah� Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Dharmasraya yang tinggi menjadi incaran daerah lain untuk memasarkan produk-produknya. Termasuk persoalan layanan kesehatan. Tidak sedikit masyarakat Kabupaten nan berjuluk Ranah Cati Nan Tigo ini yang berobat di rumah sakit yang dikelola oleh daerah tetangga. Padahal, di daerah sendiri telah memiliki rumah sakit yang juga tak kalag besarnya. Mengapa hal ini menjadi trendi di lingkungan masyarakat Kabupaten Dharmasraya? Untuk menggali lebih jauh Jamus Kalimosodo dan Juru Kamera Al Arif mewawancarai Bupati Dharmasraya H. Adi Gunawan, berikut petikannya
Banyak warga Dharmasraya lebih senang berobat ke luar daerah. Mengapa hal ini bisa terjadi ?
ani dengan baik tanpa harus susah-susah pergi ke luar daerah. Ini tanggung jawab kita bersama.
Terkadang saya juga mengurut dada jika mendengar kabar demikian. Tetapi saya mengambil hikmah positifnya saja. Mungkin rumah sakit di daerah lain lebih bagus pelayanannnya, dokternya lebih lengkap, peralatannya juga lebih baik. Oleh karena itu saya berfikir, ke depan kita harus meningkatkan daya saing daerah kita, daya saing rumah sakit kita, daya saing pelayanan, daya saing profesionalisme tenaga medis, paramedis dan pendukungnya. Untuk itu kesemuanya kita benahi, supaya masyarakat dapat terlay-
44 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
Bagaimana sebetulnya kondisi rumah sakit kita ? Rumah sakit kita sedang dalam pembenahan secara besar-besaran. Tidak hanya rumah sakit, Puskesmas juga iya. Mulai dari urusan kecil seperti penataan tempat parkir kendaraan. Bagaimana keluarga pasien dapat meletakkan kendaraannya secara nyaman dan aman. Kemudian peralatan, kita juga sedang melengkapi peralatan rumah sakit, agar masyarakat memeriksakan kesehatannya den-
gan hasil yang lebih cermat. Dokternya juga terus kita didik. Ada yang melalui bimbingan interen, ada yang melalui kursus, bahkan untuk dokter puskesmas banyak yang kita kirim untuk ambil pendidikan spesialis. Pada dasarnya kita ingin pelayanan kesehatan ini mampu bersaing dengan daerah lain, sehingga daya saing daerah kita bisa lebih baik. Tetapi sesungguhnya yang paling penting, persepsi masyarakat kita terhadap layanan daerah sendiri juga secara berangsur harus kita luruskan.
Berobat ke luar daerah itu hanyalah sebuah pemborosan dan bukan untuk menaikkan harga diri di depan warga lainnya. Kita mengharapkan, masyarakat kita kesemuannya menjadi ujung tombak promosi. Kita katakan kepada teman-teman kita bahwa rumah sakit kita sekarang sudah lebih baik.
Banyak jenis penyakit yang sudah bisa disembuhkan di rumah sakit kita. Jangan malah kita sendiri yang menggosip keburukan milik kita sendiri. Saya kira itu perlu, ya.
Rumah sakit kita yang baru koq masih saja belum selesai ? Penyelesaian pembangunan rumah sakit baru kita prioritaskan. Kita ingin rumah sakit tersebut cepat selesai dan pelayanan kesehatan segera kita pindahkan ke sana. Oleh karena itu kita harus jeli mencari sumber dananya. Sebelum ini kita selalu mendapat suntikan dana dari APBN. Terkadang malah di anggaran APBN perubahan, jadi waktu pelaksanaannya sempit. Kemarin saya dapat laporan dari Direkturnya, bahwa ia bisa mengusahakan tahun 2015 akhir gedung baru tersebut sudah bisa digunakan. Mudah mudahan ini bukan hanya cara dia ambil muka sama saya. Tapi saya yakin koq, direktur sekarang mampu untuk itu. Dia orangnya profesional. ***
SIAPA DIA
Ketika ‘Oemar Bakri’ Jadi Jutawan Nasib guru tidak selamanya seperti Oemar Bakri
s
osok guru tempo dulu yang digambarkan penyanyi legendaris Iwan Fals, merana dan sengsara. Ternyata, seorang guru bisa jadi jutawan. Itu berkat ketekunannya melakoni dua peran, yaitu sebagai abdi Negara yang taat dan sebagai seorang wirausahawan yang sukses. Sukban, S.Pd adalah salah satu yang mampu membalikkan nasib ‘Oemar Bakri’ menjadi seorang jutawan yang hidup mewah tanpa harus mengurangi kadar pengabdiannya dalam menjalani profesi yang sangat mulia.
Tidak terbayangkan memang bagi Sukban muda di tahun 1989 bakal memperoleh sebutan jutawan. Saat itu dengan gaji pas-pasan, Sukban memulai meniti karier sebagai guru di SMP Negeri Sungai Dareh sebutan SMP Negeri I Pulau Punjung saat itu. Kebiasaannya berkebun sewaktu muda dia kembangkan di Pulau Punjung, tempat memulai karir sebagai guru. Mulanya Sukban membeli sekavling kebun kelapa sawit seharga Rp 15 ribu seluas dua hektar. Sejak itu ia kerap menerima tawaran membeli kavling kebun kelapa sawit.
Dari tabungannya yang dia sisihkan buat membeli kebun, Sukban kemudian ikut memborong lahan, yang kala itu masih
berupa semak belukar. Kini seiring perjalanan waktu, nilai tanah yang dibelinya sejak muda sudah naik berlipat-lipat. Untuk kebun kelapa sawit saja sekavling sudah mencapai harga Rp 100 juta. Sementara lahan belukar yang dikuasai Sukban kini dikavling-kavling untuk m e m bangun perumahan. Harganyapun s u d a h naik berpuluhkali lipat. Dari hasil bisnis yang ia tekuni, sebulan Sukban menerima hasilnya paling sedikit Rp 40 juta. Untuk bisa
hidup di Pulau Punjung, pendapatan Rp 40 juta perbulan sudah lumayan mewah. Untuk Sukban, tentu masih ditambah dengan penghasilan dia sebagai seorang guru, yang menerima gaji pokok, tunjangan fungsional, tunjangan daerah, tunjangan sertifikasi dan tunjangan rupa rupa lainnya. Walhasil, Sukban kini bisa lebih konsentrasi menjalankan tugasnya sebagai pendidik yang harus mengajar setiap hari, memberi contoh perilaku yang baik, membantu siswa yang kurang mampu. “Beliau termasuk guru yang berdedikasi dan berdisiplin tinggi,” kata Muhammad Irsyad, Kepala SMP Negeri I Pulau Punjung. Tidak mudah memang berperan ganda, menjadi pendidik dan bisnismen. Oleh karena itu, pemilihan lahan bisnis harus disertai pertimbangan akurat. “Kita cari lahan bisnis yang tidak mengganggu tugas. Berkebun seperti saya ini, tidak mengganggu tugas, karena tidak setiap hari melakukan kontrol. Hanya perlu waktu sekali seminggu dah cukup dan penghasilannnya lumayan besar,” kata Sukban. Tentu, untuk menjadi wirausahawan sukses dan menjadi guru yang berdedikasi dibutuhkan kedisiplinan, terutama dalam membagi waktu dan pemikiran, jangan sampai bertentangan keduanya. • jamus kalimosodo
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 45
RAHASIA DAPUR
Membuat Keripik Keju Afni Ulsi, S. Sos Staf Bagian Humas dan Protokol
Bahan Membuat Keripik Keju: •
250 g tepung terigu
•
25 g tepung tapioka
•
75 g keju parut
•
1 butir telur
•
50 ml santan
•
1/4 sdt soda kue
•
50 g wijen
•
1 sdt garam
•
1/2 sdt merica bubuk
Hati Sapi Balado OLeh : Afni Ulsi, S.Sos Staf Bagian Humas dan Protokol Bahan : •
1/4 kg hati sapi
•
1/2 kg kentang
•
65 mL santan instan
•
10 biji cabe merah, diiris serong
•
2 lembar daun salam, dicuci bersih
•
3. Potong berbentuk karakter binatang atau bentuk lain yang lucu. Panaskan minyak, goreng keripik hingga kuning keemasan. Angkat dan tiriskan.
1/2 siung bawang bombay yang kecil, diiris tipis
•
2 sendok makan gula merah cair
•
garam secukupnya
4. Simpan dalam stoples kedap udara.
•
bumbu penyedap secukupnya
Untuk 8 porsi
•
1 sendok makan mentega
TIPS : Keripik keju merupakan kreasi dari cheese stick yang lebih kaya akan keju dan wijen. Keju membuat snack ini terasa gurih dan renyah. Wijen dapat juga diganti dengan jenis kacang-kacangan lain, seperti pistachio, kacang mete, atau kacang tanah.
•
minyak goreng, untuk menumis
Cara Membuat Keripik Keju: 1. Campur tepung terigu, tepung tapioka, keju, soda kue, garam, dan merica. Aduk rata. 2. Masukkan telur dan santan, uleni hingga kalis. Tambahkan wijen lalu giling adonan dan tipiskan hingga setebal 1 mm.
46 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
Bumbu halus : • 15 biji cabe merah, dipotong kasar •
5 siung bawang merah, dipotong kasar
•
5 siung bawang putih, dipotong kasar
•
1 buah tomat yang kecil, dikupas kulitnya,
RAHASIA DAPUR dipotong kasar •
4 biji kemiri, dipotong kasar
•
2 batang serai, diiris bulat tipis
•
1 sendok teh ketumbar
•
2 iris jahe
•
sedikit pala
•
2 sendok makan air asam jawa
Cara Membuat Balado Hati Sapi
1. Hati dicuci bersih lalu direbus sampai berubah warna. Angkat, tiriskan lalu dipotong-potong sebesar dadu. Sisihkan. 2. Kentang dikupas lalu dipotong-potong panjang ukuran 2 cm menggunakan pisau yang bergerigi. Lalu cuci bersih dan goreng hingga kentang terasa renyah. Sisihkan.
3. Semua bahan untuk bumbu halus dicuci bersih, lalu digiling halus menggunakan blender. 4. Siapkan wajan, panaskan minyak goreng dengan mentega, tumis bawang bombay dan bumbu halus tadi hingga harum. 5. Masukkan hati, irisan cabe merah, gula merah cair, daun salam dan santan. Beri garam dan bumbu penyedap. Aduk rata. 6. Masak hingga minyaknya bening. Biarkan dingin. 7. Setelah dingin dan sudah saatnya disajikan, baru masukkan kentangnya, lalu aduk rata, sajikan di piring cantik.
Tips : - Kentang dimasukkan terakhir saat akan disajikan saja, hal ini dimaksudkan agar kentangnya tidak menjadi lembek. - Jika tidak habis dalam sehari, dipanaskan setiap dua hari sekali. Pesan : Selamat Menikmati...!!!
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 47
JEDA
Tersengat di Pulau Penyengat
A
Awal mulanya bernama Pulau Air Tawar. Pulau yang sangat dikenal oleh pelaut zaman lampau karena kandungan air tawar yang melimpah di dalamnya. Armada-armada dagang dunia menjadikan pulau ini sebagai tempat persinggahan utama untuk mengambil air tawar sebelum akhirnya kembali berlayar melintasi selat Malaka dan Pulau Bintan. Lalu, kisah patriotik itu terjadi, Engku Putri atau Raja Hamidah melarang keras pasukan kolonial Belanda memasuki dan menguasai pulaunya yang dipenuhi sumur-sumur air tawar. Air tawar, sesuatu yang jarang ditemui di antara gugusan kepulauan selat Malaka ketika itu. Pasukan koloni dagang itu tak mengindahkan larangan Engku. Dengan jumawa, mereka memaksa masuk pulau dan menimba air tawar dari sumur kebanggaan penduduk pulau. Bukan tak hendak melawan, namun penduduk pulau percaya jika pantangan raja yang dilanggar akan terima laknat. Benar saja, belumlah sempat air diambil, pasukan lain, yang tak pernah disangka oleh pasukan kolonial dagang datang menyerang. Sepasukan penyengat dengan bisa yang mematikan datang menyerang. Pasukan tercerai berai, beberapa tewas meregang nyawa. Sejak saat itu nama Pulau Air Tawar lebih dikenal dengan nama Pulau Penyengat atau Pulau Penyengat Inderasakti, hingga saat ini. Pulau Penyengat hanya berjarak kurang lebih lima belas menit perjalanan dari Kota Tanjung Pinang di Pulau Bintan. Perahu Pancung atau pompong sebutan penduduk setempat untuk perahu mesin berukuran kecil menjadi alat transportasi utama menuju pulau Penyengat ini. Perahu kecil ini menjadi urat nadi bagi kehidupan penduduk pulau Penyengat, selain sebagai alat transportasi, melalui perahu inilah diangkut berbagai penunjang kebutuhan hidup penduduk, mulai dari sepeda motor, bahan makanan, pakaian dan banyak hal lain. Hari ke-dua dalam lawatan kunjungan kerja
ke Kepulauan Riau, tepatnya di kota Batam dan Pulau Bintan, saya dan rombongan Bamus se-Kabupaten Dharmasraya menyempatkan singgah di pulau penuh sejarah ini. Satu jam perjalanan kapal boat kencang dari Kota Batam ke Tanjung Pinang. Sampai di Tanjung Pinang, tanpa menunggu lama rombongan melanjutkan perjalanan ke pulau kecil yang tampak dari ujung dermaga, Pulau Penyengat. Tiga perahu pompong atau tiga pancung telah disewa, perahu kecil inilah yang akan menyebrangkan rombongan ke pulau tujuan. Cerita pengantar tentang Pulau Penyengat yang telah disampaikan pemandu sebelumnya membuat saya dan rombongan tak sabar untuk segera sampai. Seolah, kubah dan menara kuning Masjid Sultan Riau yang tampak dari kejauhan telah melambai dan memanggil, pompong melaju membelah riak,
bangunan masjid ini. Dari cerita yang kami dapat dari imam Masjid, untuk memperkuat struktur bangunan masjid, terutama untuk memperkuat beton kubah, menara dan bagian masjid lainnya, digunakan bahan perekat dari campuran putih telur dan kapur. Itulah sebabnya, masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Putih Telur. Beberapa peninggalan Raja Abdurrahman masih tersimpan dengan baik di kompleks masjid ini, sebuah perpustakaan yang berisi kitab-kitab kuno berada di bagian belakang masjid, di antara koleksi tersebut, terdapat sebuah Al-Qur’an tulisan tangan Raja Abdurrahman. Untuk menjaga koleksi kitab-kitab ini agar tetap awet, pengunjung dilarang menyentuh dan mengambil foto koleksi kitab-kitab kuno yang ada. Akhirnya, kami meninggalkan masjid.
“Penyengat, kami datang” Kami sampai di dermaga panjang Pulau Penyengat. Di saat bersamaan, adzan ashar menggema dari menara masjid. Tak ada yang menyiakan kesempatan ini, seluruh anggota rombongan dari Dharmasraya bergegas dan sholat Ashar berjamaah Masjid Sultan Riau. Usai sholat Ashar, saya dan rombongan menikmati suasana masjid. Abdul Kahar, penduduk asli pulau Penyengat, menemani saya berkeliling masjid. Beberapa informasi mengenai masjid ini saya dapatkan dari beliau. Masjid Sultan Riau mulai dibangun pada tanggal 1 Syawal 1249 H (1832 M) atas inisiatif Raja Abdurrahman, Yang Dipertuan Muda Riau VII. Tanpa lelah, siang malam penduduk saling membantu dalam pem-
Abdul Kahar, yang sangat paham dengan sejarah masjid dan Pulau Penyengat, dengan senyum menawannya melepas kami hingga ke pelataran masjid. Rombongan akan beranjak menuju komplek makam bangsawan Kerajaan Melayu Riau. Di antara rombongan Bamus Dharmasraya, entah siapa, berceletuk, “Di Dharmasraya juga banyak masjid tua, juga dengan sejarah panjang seperti halnya di sini”. Gambaran tentang masjid dan sejarah di kampung melintas sekilas. Ah, kesadaran akan sejarah yang mesti terus ditingkatkan. Menuju komplek pemakaman Raja Kesultanan Riau, rombongan diantar menggunakan bentor. Alat transportasi berupa becak motor yang sengaja disediakan Pemerintah Daerah setempat untuk melayani wisatawan
48 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
JEDA yang datang ke Pulau Penyengat. Perjalanan dari Masjid menuju komplek pemakaman Raja hanya memakan waktu lima menit. Satu becak motor ini mampu membawa dua penumpang, kebetulan saya satu becak dengan mas Budi Waluyo, Kabag Humas dan Protokol Pemkab Dharmasraya. Becak kami dikendarai oleh Pak Samiun, lelaki paruh baya yang (juga) paham dengan cerita sejarah di Pulau Penyengat ini. Cerita di awal tulisan mengenai sejarah pulau Penyengat saya dapatkan dari pak Samiun. Di sela gerung motor becak, kami; saya, mas Budi dan pak Samiun, bercerita banyak. Sesekali mas Budi menuliskan sesuatu di buku catatan kecilnya. Sekilas, beberapa baris tulisan tampak dalam catatan kecilnya, “Siguntur, Siluluak, Padang Laweh, Sungai Dareh, Koto Besar, Pulau Punjung, dll. DHARMASRAYA”. Entah apa yang sedang dipikirkan mas Budi. Sedang saya, berbagai hal tentang Dharmasraya juga langsung berkeliaran di kepala. Tentang sejarah Dharmasraya yang panjang, tentang pembangun sebuah peradaban di Minangkabau, tentang apa saja. ah, entahlah. Benarlah pulau ini kiranya, Pulau Penyengat; menyengat siapapun yang berkunjung, bukan hanya karena keelokannya, tapi juga karena pelajaran dan hikmah yang singgah. *** Lima menit perjalanan seolah tak berasa, kami sampai di Komplek pemakaman bangsawan kerajaan Melayu Riau. “Penyengat for Word Heritage” sebuah papan sederhana menyambut di komplek ini. Atap komplek pemakaman berbentuk persegi enam. Di bagian dinding depan, gaya bangunan menyerupai mahkota dicat berwarna kuning. Menurut Cecep, pemandu perjalanan, Bagian bangunan utama makam di bagi menjadi dua bagian, bagian pertama dulunya merupakan tempat untuk menunaikan shalat. Sedangkan bagian kedua merupakan bangunan yang dibangun belakangan sebagai makam Engku
Putri Raja Hamidah. Engku Putri Raja Hamidah merupakan putri dari Raja Haji Yang Dipertuan Muda Riau ke IV atau Raja Haji Fisabilillah. Pulau Penyengat merupakan mas kawin dari Sultan Mahmud yang hendak meminang Engku Putri Raja Hamidah. Engku Putri pernah memegang tampuk kerajaan. Di era Raja Hamidah, Pulau Penyengat maju dalam berbagai bidang. Berbagai karya sastra bermunculan dan penyeberan agama Islam berkembang pesat. Puncaknya adalah saat Pulau Penyengat menjadi salah satu pusat budaya dunia. Di sekeliling dinding bagian dalam makam Engku Putri Raja Hamidah terukir bait-bait Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji seorang pujangga besar Melayu. Raja Ali Haji dimakamkan di komplek yang sama dengan Engku Putri Raja Hamidah. Makamnya dinaungi
atap y a n g t e rpisah dari bangunan utama komplek pemakaman. Hampir semua mengenali beliau sebagai pujangga yang menulis karya agung Gurindam Dua Belas yang bertutur tentang agama, budi pekerti, pendidikan, moral dan tingkah laku. Tutur baitnya memberikan tunjuk ajar bagi para pembaca, hingga saat ini. Setelah mengunjungi dan berziarah di makam bangsawan Melayu Riau, tujuan terakhir perjalanan di Pulau Penyengat adalah Balai Adat Melayu Indera Perkasa yang lokasinya berhadapan langsung dengan pantai. Balai adat ini merupakan replika rumah melayu pada zaman dahulu, yang seluruh bangunannya terbuat dari kayu. Sesuai namanya, bangunan ini digunakan masyarakat setempat sebagai tempat pertemuan adat dan
upacara-upacara adat. Menurut pak Samiun, di balai adat ini juga pernah dilaksanakan pertemuan tokoh-tokoh melayu, termasuk dari negara-negara seberang, seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. Balai adat merupakan sebuah komplek besar, yang di dalamnya terdapat satu bangunan utama berupa rumah adat melayu dengan ukuran besar. Di sekelilingnya, terdapat lima bangunan adat yang lain, yang ukurannya lebih kecil. Memasuki balai utama, pengunjung disambut dengan deretan Syair Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji, foto-foto Sultan Kerajaan Melayu Riau yang terpampang di dinding bagian atas Balai Utama dan juga beberapa pelaminan di bagian ujung. Tak lupa, seperti halnya di tempat-tempat yang lain di pulau penyengat, rombongan Bamus Dharmasraya menyempatkan diri berfoto di balai utama. Di bagian bawah balai utama, terdapat sebuah sumur air tawar yang sangat menyengarkan. Beberapa pengunjung membasuh muka dan minum air tawar dari sumur itu. Barangkali, sumur inilah yang dulu menjadi tujuan singgah para pelaut. Masih di dalam komplek Balai Adat Melayu Indera Perkasa, terdapat sebuah panggung kecil. Saat kunjungan, beberapa anakanak sedang latihan kesenian melayu di panggung ini. “Selain menjaga tempat dan sejarah, Pulau ini mengajarkan kita untuk tetap menjaga generasi. Pendidikan kebudayaan lokal mengajarkan kearifan dan membangkitkan kebanggaan” ujar Datuk Gumantan, Ketua Bamus Nagari Sialanggaung sambil menyaksikan anak-anak yang sedang latihan tari.
Balai adat merupakan tempat kunjungan terakhir rombongan Bamus Dharmasraya di pulau Penyengat, rombongan akan menyeberang kembali ke Tanjung Pinang. Rombongan terbagi dalam beberapa kelompok kecil dalam ketika melintasi dermaga dengan berjalan kaki. Pancung atau pompong yang telah menanti di ujung dermaga. Percakapan tentang penyengat terus terdengar diantara langkah kaki rombongan Bamus Dharmasraya. “Kalau bisa, bukan hanya foto yang kita bawa pulang ke Dharmasraya”, ujar Aman Darus, Ketua Bamus Abai Siat. Mas Budi tertinggal jauh di belakang, dengan ransel di punggung dan catatan kecil yang tak pernah lepas dari tangannya. Seolah terlihat lagi tulisan itu, “Siguntur, Siluluak, Padang Laweh, Sungai Dareh, Koto Besar, Pulau Punjung, dll. DHARMASRAYA”. Semua terasa lebih jelas, dada yang berisi kebanggaan akan Dharmasraya dan kampung halaman tersengat di sini, di Pulau Penyengat. • didik antarikso
MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014 49
JEDA
Lima Dalang dalam Satu Pagelaran
“
Dua dalang yang tampil secara bersamaan dalam satu pagelaran merupakan suatu inovasi yang sebenarnya sudah sering dilakukan dalam pagelaran seni wayang kulit, tetapi ini baru kali pertama dilakukan di Dharmasraya
P
agelaran Wayang yang diselenggarakan oleh Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Provinsi Sumatera Barat di Jorong Piruko Utara, Nagari Sitiung, Sabtu (29/9) malam berlangsung sukses. Ratusan warga tumpah ruah menyaksikan penampilan lima dalang dari berbagai daerah di Sumatera Barat ini. Penonton bukan saja datang dari wilayah Sitiung atau Dharmasraya saja, beberapa bahkan sengaja datang dari Jambi dan luar Kabupaten untuk menyaksikan pertunjukan ini. Lakon Gatotkaca Winisudho dibawakan oleh lima dalang secara bergantian pada pagelaran kali ini. Kelir lebar pagelaran memungkinkan pertunjukan dibagi menjadi dua bagian, dua dalang tampil bersama dalam dua frame sebelum bergantian dengan dalang yang lainnya. Slamet Riadi, ketua pelaksana pagelaran menerangkan, “Dua dalang yang tampil secara bersamaan dalam satu pagelaran merupakan suatu inovasi yang sebenarnya sudah sering dilakukan dalam pagelaran seni wayang kulit, tetapi ini baru kali pertama dilakukan di Dharmasraya”. Lima dalang yang tampil pada malam itu ialah, Dalang Sriyanto dari Padang Panjang, Slamet Carito dari Sawahlunto, Jumari dari Dharmasraya, Tarjo dari Dharmasraya dan seorang dalang lagi dari Pasaman. Pemilihan lakon Gatotkaca Winisudha bukanlah tanpa alasan, lanjut Slamet. Keadaan karut marut politik Indonesia saat ini seolah tergambar dari lakon yang sebenarnya sudah ada sejak ratusan tahun silam. Alkisah, Kerajaan Pringgodani mengadakan suksesi kepemimpinan. Brajadenta, kakak lelaki dari Arimbi, istri Bima, harus menyerahkan kekuasaan kepada Gatotkaca, putra Bima dan Arimbi. Secara hukum tidak ada yang salah dengan pengalihan kekuasaan ini, karena sebelumnya Brajadenta telah berjanji akan menyerahkan kekuasaan kepada Arimbi (atau keturunannya) karena Bima telah berhasil mengalahkannya dalam sebuah peperangan. Namun, selalu saja ada Sengkuni sebagai tukang hasut yang memperkeruh keadaan negara. Ujung cerita, kebijaksanaan dari semua pihak dibutuhkan untuk mengatasi hasutan Sengkuni. Inti dari lakon malam ini ada tiga, ujar Dalang Karjo sembari menunggu giliranya tampil kembali, pertama; Sopo salah, seleh. Sengkuni dan Pandito Durno menghasut orang menuju jalan kejahatan, namun kejahatan tak akan menang melawan kebaikan dan kebenaran. Kedua, teguh janji walau apapun yang terjadi. Bukankah yang bisa dipegang dari manusia hanyalah omongannya, hanya jan-
50 MEDIA RAKYAT DHARMASRAYA EDISI 15 OKT-15 nOV 2014
jinya? Ketiga, Menjadi pimpinan harus berani, melindungi rakyat, mengambil resiko dan mempertanggung jawabkannya: Gatotkaca berani melawan pamannya sendiri karena dia raja yang harus mengayomi rakyatnya dari tindak angkara murka, meski harus membunuh pamannya sendiri. Selanjutnya lakon ini juga mengajarkan tentang kebijaksanaan. Kebijaksanaan anak manusia, apapun jabatannya atau perannya dalam kehidupan ini harus selalu berusaha bijaksana dalam tutur kata, tindakan, dan juga pemikiran. Pagelaran malam itu sebenarnya merupakan salah satu rangkaian acara Musyawarah Besar Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Provinsi Sumatera Barat. Pepadi mengadakan Mubes untuk memilih kepengurusan baru PEPADI periode 2014 – 2019. Sriyanto asal Padang Panjang, seorang dalang dan pengajar di sebuah perguruan tinggi seni di Sumatera Barat, terpilih menjadi ketua PEPADI Sumatera Barat pada mubes kali ini. Pagelaran usai menjelang pagi. Lima dalang telah tampil saling membantu dalam satu lakon pagelaran. Kantuk mulai menyerang penonton dan satu-persatu penonton beringsut pulang. Namun kisah patriotik Gatotkaca dan tokoh lain serta pagelaran istimewa lima dalang wayang kulit menjadi satu cerita istimewa malam ini, dalam kekayaan khasanah Indonesia, dalam keragaman budaya Dharmasraya. • Didik Antarikso