FINANCE Indonesia 0313

Page 1

F NANCE BROKER NAKAL BIKIN INVESTOR TEKOR

NONE JAKARTE KOMANDAN TRAMTIB

MEWASPADAI INVESTASI BODONG

INN - INDONESIA NEWS NETWORK x FINANCE x NO. 0313 x MARET 2013

INDONESIA

STRATEGI PENGAWASAN KONGLOMERASI BANK

INAFINANCE.COM

MDH T E S A DAN

FINANCE x inafinance.com

RUPIAH

TRILIUN

MARET 2013

HARGA: IDR 45.000,-

10.000

1

GMN MEDIA

globalmahardika.com


ADVER

MARET 2013

2

inafinance.com x FINANCE


MARET 2013

ADVER

FINANCE x inafinance.com

3


c o n t e n t 47 CHEVY SPIN Menyasar MPV Low End

MULIAMAN D HADAD

MENGAWASI ASET 10.000 TRILIUN RUPIAH

14 UKM bisa IPO

37

50 None Jakarte Komandan Satpol Pp

23 31 24 26

BIEN SUBIANTORO Ekspansi Hingga Luar Negeri

ISLAMIC FINANCE Spin Off Asuransi Syariah Strategi Bersaing Bank Syariah BNI Syariah Fokus Pembiayaan Properti

PUBLISHER & Editor in Chief: Guntur Subagja x Board of Expert: Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat, Dr. Hifni Alifahmi, Dr. Marissa Haque SH, M.Hum, MBA, Iggie

4

inafinance.com x FINANCE

MARET 2013

Achsin, SE x Managing Editor: Encep Saepudin x Board of Editor: Adi Hidayat, Alfian Toni, Aris Eko Sediono, Chepy Saefullah, Evand Madjid, Herry Gunawan, Hidayat Tantan, Suli Muwani x Director: Aris Eko Sediono x Deputy Director: Chepy Saefullah x Advertising & Promotion: Ertina Raisa Pertiwi x Creative Design: Ria Puji Astuti x Secretary: Tivanny Twenrita Poeri x Production & Distribution: Haryadii Nur x Information Technology: Dendy Rizky x Data & Research: IndoStrategic Intelligence & Data Service x Published by: GMN Media & Communication x Patra Office Tower 15th Floor Suite 1505 A Jl. Gatot Subroto Kav.32.34 Jakarta 12950 INDONESIA x Phone:021-5227965, 32122201 x Fax: 021-5227965 x Email: mail@inafinance.com, editor@inafinance x Portal: www.inafinance.com x Indonesia News Network (INN) - www.INN.co.id FINANCE x magazine x digital x online x mobile x event


first GUNTUR SUBAGJA Publisher FINANCE

Investasi Bodong “Bersertifikat Halal”

MARET 2013

A

pa yang diragukan sebagian orang, akhirnya terbukti. Sebuah perusahaan investasi emas melarikan uang nasabahnya senilai Rp 10 triliun. Itulah PT Golden Traders International Syariah (GTIS – www. goldentradersinternational.com) yang menghimpun dana masyarakat sejak tahun 2009. Hebatnya, perusahaan yang didirikan dan dipimpin Michael Ong, yang berasal dari Malaysia ini, menempatkan sejumlah “orang besar” sebagai Penasehat. Diantaranya mencantumkan nama politisi, ulama dan kiyai. Dan perusahaan yang tidak jelas mendapat ijin usaha investasi dari mana itu, mengantongi Sertifikat Halal dari MUI. Nama-nama besar itu yang kerap dijual oleh perusahaan untuk menghimpun dana nasabahnya, selain menjanjikan keuntungan yang luar biasa, seperti bunga/imbal hasil tinggi, jaminan pengembalian investasi (buy back guarantee), dan lainnya. GTIS juga menjalin kerjasama dengan bank syariah. Maka, tidak sedikit masyarakat Indonesia tergiur. Mereka berbondongbondong menanamkan uangnya di emas GTIS, meski harga yang dijual GTIS itu lebih mahal dari harga pasaran sekitar 20 persen. Ujung-ujungnya, investor atau nasabah, dirugikan. Kabarnya, GTIS melarikan duit nasabah hingga Rp 10 triliun. Wowww! Otoritas Jasa Keuangan sudah menerima pengaduan ihwal investasi bodong ini. Saat ini, lembaga tersebut sedang menindaklanjutinya melalui Satgas Waspada Investasi. Ke depan, OJK mestinya tak cukup mengandalkan pengaduan, tapi harus aktif melakukan pencegahan dan penindakan ketika menemukan indikasiindikasi praktik investasi yang tidak benar. Kasus GTIS menambah daftar panjang investasi

FINANCE x inafinance.com

bodong dan penipuan sejenis di Indonesia. Mereka ada yang berbadan hukum perusahaan terbatas (PT), koperasi, dan mengandeng sejumlah lembaga atau organisasi terkemuka. Umumnya juga mereka menjual nama-nama besar. Parahnya lagi, GTIS ini juga menjual nama syariah dan sertifikat halal MUI. Memang, perusahaan investasi bodong ini beroperasi di area abu-abu. Mereka kerap memanfaatkan celah yang lengah dari pengawasan perbankan, lembaga keuangan, dan investasi resmi. Dari sejumlah kejadian itu, umumnya pemerintah tidak menyelesasikan persoalannya secara mendasar. Nasabah pun hanya bisa mengadukan nasibnya kepada polisi sebagai penipuan. Karena tidak ada penanganan mendasar dan pengawasan yang cermat dari pemerintah, maka tidak heran bila modus investasi semacam itu terus terjadi dengan nama perusahaan, model bisnis, dan kedok baru. Setidaknya ada lima lembaga negara yang harus semakin ketat dan intens mengawasi investasiinvestasi semacam ini, yaitu Otoritas Jasa Keuangan, bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koperasi dan UKM. Pemerintah dan lembaga negara tidak bisa lepas tangan dengan menganggap kasus ini hanya sebagai risiko investasi bagi nasabah atau investor. Adalah kewajiban negara untuk melindungi rakyatnya melalui edukasi dan sosialisasi, regulasi, pengawasan, dan penindakan. Masyarakat kini harus semakin cermat. Jangan lagi mudah percaya pada investasi yang menjanjikan bunga, return, atau imbal hasil yang tinggi, di atas kewajaran keuntungan investasi pada umumnya. Masyarakat juga jangan mudah percaya pada investasi yang menjanjikan tidak ada risikonya. Ingat prinsip dalam investasi yang menyatakan “high return, high risk”.

5


Foto :old.indonesiafinancetoday.com

mampu menunjukkan performance terbaiknya meskipun harus menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Selama 12 bulan di tahun 2012, perseroan mampu menyalurkan kredit hingga Rp145,4 triliun atau tumbuh 16 persen dari tahun sebelumnya Rp125,7 triliun. Begitu pula dengan pengumpulan dana pihak ketiga (giro, deposito, dan tabungan) tumbuh 15 persen menjadi Rp.151,02 triliun di akhir 2012. Adapun NPL bruto CIMB Niaga sebesar 2,29 persen, Net interest margin (NIM) 5,87 persen, 3,18 persen. red

Foto : www.ibtimes.com

briefing

P

T Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) membukukan laba sebesar Rp4,23 triliun atau tumbuh 32 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp3,18 triliun. Pertumbuhan laba ini dikarenakan tumbuhnya pendapatan operasional sebesar 24 persen atau menjadi Rp12,88 triliun. Pendapatan fee base income (FBI) memberikan kontribusi besar bagi pendapatan operasional sebesar 29 persen menjadi Rp 3,17 triliun. Dalam penjelasannya di Jakarta, beberapa waktu lalu, Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid mengatakan, Bank CIMB Niaga tetap

Reksadana Mandiri Investasi - Citibank

M

andiri Investasi menjalin kerjasama dengan Citibank Indonesia untuk menjual produk investasi, yaitu Mandiri Investa Equity Movement (MIEM) dan Reksa Dana pasar uang Mandiri Investa Pasar Uang (MPU). Kerjasama Mandiri Investasi dan Citibank ini diharapkan dapat menjaring dana kelolaan sebesar Rp 1 triliun Jalinan kerjasama ini dituang-kan dalam penandatanganan kerjasama dalam menyajikan layanan wealth management kepada nasabah, di

Jakarta, Rabu (6/2). Hadir dalam acara ini, yaitu Kedua produk ini ditawarkan kepada nasabah Citigolid. Kehadiran dua produk reksadana ini agar nasabah dapat menentukan pilihan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan investasinya. Direktur Utama Mandiri Investasi Muhammad Hanif, Direktur Mandiri Investasi Wendy Isnandar, dan Director of Retail Investment & Consumer Treasury Head Citibank Indonesia Harsya Prasetyo. red

inafinance.com x FINANCE

MARET 2013

6

Fee Based Income CIMB Niaga Rp 3,17 T


Foto : kontan.co.id

LPS Raup Premi Penjaminan Rp 6,2 T

MARET 2013

S

epanjang tahun 2012, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat pendapatan operasi dari premi penjaminan sebesar Rp6,20 triliun atau tumbuh 23,08 persen dari sebelumnya Rp5,03 triliun (2011). Disisi lain, pendapatan premi dipastikan akan fluktuatif seiring akan diberlakukannya premi differensial. Menurut Direktur Keuangan LPS Mirza Mochtar di Jakarta, beberapa waktu lalu, penerapannya menunggu waktu yang tepat. Penerapannya ini untuk memenuhi permintaan industri perbankan agar besaran premi diturunkan. Ia menerangkan, lembaganya membukukan surplus setelah pajak sebesar Rp6,69 triliun atau tumbuh 23,43 persen dari sebelumnya sebesar Rp5,42 triliun. Peningkatan ini bersamaan dengan peningkatan nilai ekuitas

FINANCE x inafinance.com

perusahaan sebesar Rp23,42 triliun atau tumbuh 40,05 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp16,72 triliun. Hingga kini, modal awal pemerintah masih tetap sebesar Rp 4 triliun. Cadangan tujuan sebesar Rp3,88 triliun atau naik 52,65 persen dari sebelumnya sebesar Rp2,54 triliun. Begitu pula dengan cadangan penjaminan menjadi Rp 15,54 triliun atau naik 52,63 persen dari sebelumnya Rp 10,18 triliun. Selama periode 2005-2012, LPS telah menyelesaikan penjaminan simpanan terhadap 34 bank dari 47 bank yang BI cabut izin operasinya. Total nominal dana pihak ketiga (DPK) yang ditanggung sebesar Rp1,15 triliun. Total kewajibannya sebesar Rp1,67 triliun dan total simpanan sebesar Rp1,15 triliun. Pjs Direktur Penjaminan dan Manajemen Risiko LPS Noor Cahyo mengatakan, penyelesaian likuidasi bank membutuhkan waktu rata-rata dua tahun empat bulan. red

7


Pencapaian tersebut melebihi target atau favourable sebesar 0,27 persen. Aset mengalami pertumbuhan 12,71 persen, yaitu dari Rp8,5 triliun per ank Sulselbar makin September 2011 menjadi Rp9,6 meningkatkan porsi triliun. Sementara porsi pinjakredit produktifnya man terhadap dana pihak ketiga dibandingkan kredit konsumtif. mencapai 82,42 persen untuk Saat ini, porsi kredit produktif posisi per November 2012. rasio dan konsumtif masing-masing kecukupan modal sebesar 20,78 adalah 40:60. Pemberian persen. kredit pada usaha mikro, kecil, Untuk meningkatkan dan menengah (UMKM) yang pelayanan pada nasabah sesuai berdampak pada perekonomian amanat BRC (BPD Regional di Sulawesi Selatan dan Champion), Direktur Utama Sulawesi Barat menjadi fokus Bank Sulselbar Ellong Tjanutamanya. dra mengatakan, perseroan Mengenai laba, perusahaan berencana membentuk Service membukukan laba sebesar Rp Quality Departement. Saat ini, 379 miliar perusahaan mempunyai 1.074 (unaudited) per Desember karyawan dan jaringan yang 2012. Pencapaian ini telah terdiri dari 1 kantor pusat, 33 melebihi target sebesar 4,16 kantor cabang, 2 kantor cabang persen dari yang ditetapkan pembantu, 38 kantor kas, dan 6 Rp364 miliar. titik pembayaran. red

B

Foto : kontan.co.id

Bank Sulselbar Naikan Porsi Kredit Produktif BSM Gandeng HIPMI untuk Pembiayaan UMKM

A

nggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menerima kucuran pembiayaan sebesar Rp250 miliar dari Bank Syariah Mandiri (BSM). Hal ini dituangkan dalam penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara HIPMI dan BSM di Jakarta, Februari lalu. Menurut Ketua Kompartemen Pengembangan Usaha dan Riset HIPMI Rommy Lesmana, organisasinya sedang mengupayakan formula pinjaman tanpa jaminan kendaraan atau surat tanah. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan akses usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada sumber pendanaan, termasuk dana yang diperoleh dari kerjasama ini. Direktur Komersil Bank Syariah Mandiri Amram Nasution mengharapkan kerjasama ini dapat mendukung kemajuan usaha anggota HIPMI diberbagai daerah, terutama yang skala UMKM. Dukungan ini sebagai komitmen untuk memajukan UMKM di Indonesia. red

MARET 2013

8

inafinance.com x FINANCE


MARET 2013

FINANCE x inafinance.com

9


trend+analysis

YAP TJAY SOEN, Direktur Keuangan BNI

PAHALA MANSURY Direktur Bank Mandiri

SOFYAN BASYIR, Direktur Utama Bank BRI

Pengawasan terhadap industri jasa keuangan bakal semakin ketat. Otoritas Jasa Keuangan akan mengatur konglomerasi industri jasa keuangan secara terintegrasi. n

ENCEP SAEPUDIN

P

erbankan tampaknya mulai menggenjot penyaluran dananya. Indikasinya, penempatan dana bank di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) nalam tiga tahun terakhir, dana bank yang terparkir di SBI terus menurun. Rata-rata penurunannya sebesar 26,94 % per tahun. Pada 2009, volume SBI sempat menembus Rp 212,116 triliun. Kini, bank seperti berlari kencang dalam menyalurkan dananya. Per 31 Desember 2012, volume SBI menyisakan Rp 81,159 triliun. Penyaluran dananya bukan hanya melalui pembiayaan melalui kantor cabangnya, melainkan juga anak perusahaan. Perusahaan asuransi, perusahaan sekuritas, dan bank-bank skala menengah dan kecil menjadi pilihan. Ekspansi ini bukan hanya menumbuhkan kinerja bank, juga konglomerasi bank. Dari kelompok 10 bank terbesar, hanya Bank BTN yang belum mempunyai anak perusahaan. Perusahaan asuransi diantara incaran bank untuk dijadikan anak perusahaan. Per Desember 2012, total kerjasama pemasaran produk asuransi dengan bank

(bancassurance) sebanyak 449 produk. Bank juga giat melirik perusahaan sekuritas. Dari perusahaan ini akan melahirkan cucu-cucu perusahaan. Kebijakan keharusan modal minimum Rp 100 miliar bikin bank-bank menengah kecil pusing. Bank-bank besar pun berupaya memenuhinya melalui penguasaan sahamnya. Bank kelas menengah menjadi incaran PT Bank Mandiri Tbk. Bank ini akan dijadikannya untuk meraih nasabah segmen tertentu. Anggaran, kata Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Pahala Mansury, telah disediakan sebesar Rp 10 triliun untuk merealisasikan rencana strategis perseroan selama tahun 2013. Saat ini, bank terbesar di Indonesia ini telah menguasai sejumlah bank, yaitu Bank Mandiri Europe Limited London (BMEL), Bank Sinar Harapan Bali (BSHB), dan Bank Syariah Mandiri (BSM). Perusahaan jasa pengiriman uang berbendera Mandiri International Remittance (MIR). Perusahaan lain yang sahamnya dikendalikan Bank Mandiri, yaitu Mandiri Sekuritas (sekuritas), Mandiri Tunas Finance (pembiayaan

Foto : bankbni.co.id/infobanknews.com/stimewa

MENCERMATI KONGLOMERASI INDUSTRI JASA KEUANGAN


otomotif), AXA Mandiri Financial Services (asuransi jiwa), Mandiri Investasi (manajer investasi) PT Bank BRI tidak tinggal diam. Menurut Direktur Utama Bank BRI Sofyan Basyir, belum ada niat mundur dari akuisisi sejumlah perusahaan sekuritas dan bank. Bahana Securities tetap menjadi incaran. Bank kelas menengah juga menjadi target incarannya. Anak perusahaan yang sudah dikuasainya, yaitu dalam kelompok adalah Bank BRI Syariah dan Bank BRI Agroniaga. Juga, menyediakan jasa pengiriman uang melalui Bringin Remittance. Lain lagi dengan bank plat merah lain, Bank BNI. Sepertinya masih malu-malu. Menurut Direktur Keuangan BNI Yap Tjay Soen, banknya masih memperhitungkan kesempatan dan peluangnya. Akusisinya kemungkinan mengincar

bank-bank menengah. Tiga bank tadi adalah bank BUMN. Bank-bank swasta besar pun melebarkan bisnis dengan menguasai kepemilikan pada lembaga keuangan lain. Setelah gagal menarik perusahaan asuransi selama tahun 2012, akhirnya Bank BCA mendirikan perusahaan asuransi sendiri tahun ini. Modal yang disediakan hampir Rp 100 miliar. Lain lagi dengan keputusan Bank CIMB Niaga untuk membesarkan bisnis asuransinya, yaitu CIMB Sun Life, patungan antara CIMB Group, CIMB Niaga, dan Sun Life Financial Inc. Pilihan ini, menurut Direktur Strategi dan Finansial PT Bank CIMB Niaga Wan Razly Abdullah, karena banyak produknya yang dapat dihubungkan dengan produk perbankan seperti meng-cover kredit perumahan, kredit modal, dan kredit korporasi.

Sebenarnya, kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, bank-bank yang mempunyai anak perusahaan tidak banyak jumlahnya. Hanya pada bank-bank yang besar saja. “Jumlahnya hanya sekitar 24 % dari total bank yang ada,� kata dia. Persoalannya bukan pada jumlah, melainkan pada volume usahanya yang menguasai 70 % dari seluruh sektor keuangan. Kalau mereka dapat beroperasi dengan baik dan kinerjanya bagus, maka kondisi sektor keuangan aman. Akan bermasalah bila ada anak perusahaannya yang sakit dan sampai mengganggu bank induknya. Ini dapat menekan sektor keuangan lain. Peraturan diperlukan agar permasalahan di anak perusahaan tidak merembet ke perusahaan lain dalam satu grup. n

K

MARET 2013

onglomerasi bank selayaknya ditinjau dari sisi positif. Banyak faktor yang menyebabkan bank menjadi banyak anak perusahaannya. Diantaranya sebagai strategi bisnis dan efisiensi untuk menghadapi kompetisi industri keuangan. Berikut petikan pendapat Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono atas rencana peng- aturan regulasi konglomerasi bank. OJK sedang menyiapkan kebijakan-kebijakan untuk mengatur konglomerasi industri jasa keuangan, termasuk bank. Komentar Anda? Pada prinsipnya kami akan mendukung kebijakan yang akan OJK keluarkan untuk perbankan.

FINANCE x inafinance.com

Foto : istimewa

Perlu Aliansi Strategis Bank Besar-Bank Kecil Apakah Perbanas sudah diundang OJK untuk membicarakan masalah konglomerasi bank ini? Sampai sekarang, belum. Kami siap saja bila diundang. Tentunya kami akan sampaikan suara-suara dari perbankan. SIGIT PRAMONO, Ketua Umum Perbanas

Apa pendapat Anda tentang makin agresifnya bank dalam mengembangkan ekspansinya. Saya pikir, pasar bank masih besar. Tidak mungkin bank bersaing antar bank. Bank besar juga akan berhitung kalau mau membidik segmen bawah. Nanti malah nggak efisien. Padahal nantinya bank harus efisien untuk dapat berkompetisi. Penambahan modal juga suatu keharusan agar makin longgar dan

luas ekspansi bisnisnya. Kebutuhan modal bisa dipenuhi dari mana saja. Bisa diputuskan aliansi strategis bank besar dengan bank yang kecil. Secara alamiah, nantinya akan tumbuh bank ini segmennya disini. Ada bank yang masuk segmen menengah. BPR bermainnya di kelas kecil/mikro. Nantinya juga koperasi dan BMT yang di sektor informal. n

11


MARET 2013

FINANCE x inafinance.com

13


Foto : istimewa

MARET 2013

BIEN SUBIANTORO, Direktur Utama Bank BJB 22

inafinance.com x FINANCE


MARET 2013

30

inafinance.com x FINANCE


Edisi Lengkap Majalah FINANCE dapat dibaca melalui : SCOOP, SCANIE, WAYANG FORCE. untuk Tablet/Android/Ipad

DAPATKAN EDISI CETAK, LANGGANAN : Telp : 021-5227965 Email : globalmahardika@gmail.com



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.