4 minute read
Constructing A Network Of Knowledge
Panel 2 – “Demokrasi, Resistensi, dan Algoritma”
Moderator Luthfan Nur Rochman
Advertisement
Pembicara Merlyna Lim (Indonesia/Canada, Akademisi, Canada Research Chair in Digital Media and Global Network Society – Carleton University) Manshur Zikri (Indonesia, penulis dan kurator) Creston Davis (Jerman, pendiri Global Center of Advanced Studies)
Perkembangan internet mengubah gestur manusia dan bagaimana manusia mendapatkan pengetahuan. Ia mendesain koreografi baru bagi bagaimana manusia berinteraksi dan mengaktualisasi dirinya. Perubahan besar yang telah berlangsung sejak abad keduapuluh dikondisikan oleh satu agensi penentu bernama algoritma komputer. Jagat internet yang awalnya diupayakan untuk militerisasi diutilisasi oleh kapital untuk melayani evolusinya yang termutakhir. Kelahiran platform media sosial lebih jauh mengukuhkan kekuatan algoritma yang secara ulang alik mempengaruhi gaya hidup dan daya imajinasi publik.
Algoritma yang awalnya merupakan konsep berpikir abstrak dalam matematika mendapatkan aktualisasi penuhnya dalam fungsi operasional mesin komputer. Mesin-mesin yang mempelajari pola dan memprediksi keputusan manusia kerap digunakan oleh otoritas untuk mengawasi maupun menjual barang pada kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan algoritma membawa perubahan baru terhadap metafisika atau bagaimana hakikat ada itu sendiri. Algoritma kian menguatkan konsep ‘contingency’ atau ‘kemungkinan-kemungkinan’ yang pada masa sebelumnya diisi oleh mitos, agama, dan ilmu pengetahuan. Eksistensi bencana algoritma berbeda dengan bencana alam dan bencana militer (perang), ia dapat terjadi karena kompleksitas yang dapat melampaui kesederhanaan dan kejernihan berpikir si algoritma itu sendiri.
Upaya merumuskan ulang bagaimana bersikap pada algoritma terpusat itu melahirkan aksi-aksi resistansi, salah satunya yang penting adalah kelahiran konsep jejaring atau P2P. Peer to peer (dapat dimaknai juga sebagai Desentralisasi) yang menuntut distribusi kuasa dalam penggunaan internet yang kian mendikte bagaimana dunia ini berputar. Konsep cryptocurrency yang merupakan implikasi desentralisasi menjadi salah satu upaya untuk melawan institusi ekonomi dunia yang mapan. Walaupun pada akhirnya ia tidak lepas dari problematikanya sendiri, salah satunya tidak ramah lingkungan. Aktivisme yang lahir dari konsep desentralisasi ini secara sporadis mencoba membalikkan senjata ke tuannya sendiri.
Bentuk resistansi yang lain juga adalah melihat peluang bahwa algoritma ini dapat melahirkan estetika yang spekulatif. Pandemi yang telah berlangsung selama hampir 2 tahun menyingkap lebih jauh bagaimana algoritma berperan dalam penentuan keputusan individu. Sirkulasi data yang besar dan diatur oleh algoritma pengawasan dan penjualan menjadi area yang dapat dikelabui untuk membuat sebuah pernyataan. Tentu dibutuhkan gerakan kolektif untuk menjadikan upaya pengelabuan ini menjadi masif yang dapat dicapai lewat jejaring dan pendidikan yang membebaskan. Panel ini berniat untuk menginvestigasi bagaimana algoritma mendikte kenyataan teknologi hari ini dan apa yang dapat kita perbuat untuk mengutilisasi atau bahkan mengelabui algoritma dalam semangat demokrasi.
Panel 2 – “Democracy, Resistance and Algorithms”
Moderator Luthfan Nur Rochman
Panelists Merlyna Lim (Indonesia/Canada, scholar and Canada Research Chair in Digital Media and Global Network Society – Carleton University) Manshur Zikri (Indonesia, writer and curator) Creston Davis (Germany, scholar and founder of Global Center of Advanced Studies)
The development of the internet has changed human gestures and how humans acquired knowledge. It designed a new choreography for how humans interact and fully expressed themselves. This great change that has taken place since the twentieth century is conditioned by a single determining agency called computer algorithms. The internet landscape which was originally a military project is now being utilized by capital to serve its latest evolution. The birth of social media platforms further confirms the power of algorithms that repeatedly influence the lifestyle and imagination of the public.
Algorithms which began as an abstract thinking in mathematics gets its full actualization in the operational functions of computer machines. Machines that study patterns and predict human decisions are often used by authorities to monitor and sell us things. It is undeniable that its development brings new changes to metaphysics or how nature exists. Algorithms further strengthen the concept of 'contingency' or 'possibility' which in the past was filled by myth, religion, and science. The existence of algorithmic catastrophe differs from natural disasters and military disasters (war). It can occur when the complexity it produces overwhelms the simplicity and clarity of algorithmic thinking.
Efforts to formulate how to respond to that centralized algorithm produce acts of resistance, one of which is the birth of the concept of peer-to-peer networking. Peer to peer (can also be interpreted as decentralization) which demands the distribution of power in the use of the internet which increasingly dictates how the world rotates. The concept of cryptocurrency which is the implication of decentralization becomes an attempt to resist against the global economic institutions. Although in the end it did not escape its own problems, one of which is bad for the environment. Activism born of this concept of decentralization has sporadically tried to turn the weapons against its own master.
Another form of resistance is to see the opportunity that this algorithm can give birth to a speculative aesthetic. The pandemic that has lasted for almost 2 years is revealing further how algorithms play a role in individual decision making. Big data circulation and regulated by sales and surveillance algorithms became an area that can be tricked into making a statement. Of course, a collective movement is needed to make this deception effort massive, which can be achieved through networking and liberating education. This panel intends to investigate how algorithms dictate today's technological realities and what we can do to exploit or even trick algorithms in the spirit of democracy.
MAY ADADOL MANSHUR ZIKRI MERLYNA LIM